STRATEGI PRODUKSI PRODUCTION HOUSE IMAJI BENTENG SELARAS DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING PROGRAM REALITY SHOW BACKSTREET PERIODE MARET 2009
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Dharma Iranti
NIM
: 44105010139
Program Study
: S1 Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Dharma Iranti
NIM
: 44105010139
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009
Jakarta, Agustus 2009 Mengetahui, Pembimbing
Feni Fasta, SE, M.Si
2
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Dharma Iranti
NIM
: 44105010139
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009
Jakarta, Agustus 2009
1. Ketua Sidang Nama : Dra. Tri Dhiah Cahyowati, M.Si
(……………………………)
2. Penguji Ahli Nama : Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn (……………………………)
3. Pembimbing Nama : Feni Fasta, SE, M.Si
(……………………………)
3
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Dharma Iranti
NIM
: 44105010139
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009
Jakarta, Agustus 2009
Disetujui dan Diterima oleh Dosen Pembimbing
Feni Fasta, SE, M.Si
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Program Studi
Dra. Diah Wardhani, M.Si
Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M. Comn
4
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Dharma Iranti
NIM
: 44105010139
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ketua Program Studi
Feni Fasta, SE, M.Si
Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M. Comn
5
UNIVERSITAS MERCU CU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BROADCASTING
ABSTRAK DHARMA IRANTI (44105010139) STRATEGI PRODUKSI PRODUCTION HOUSE IMAJI BENTENG SELARAS DALAM MENINGKATKAN SHARE DAN RATING PROGRAM REALITY SHOW BACKSTREET PERIODE MARET 2009 vii + 102 halaman, 21 refrensi (1996 – 2005) + 3 situs internet
Televisi mempunyai peranan yang sangat penting dalam arena televisi yang mampu mempengaruhi persepsi khalayak. Pihak stasiun televisi dan production house harus memiliki ide yang kreatif dan inovatif, agar dapat menghasilkan suatu program yang menarik untuk pemirsanya. Program reality show adalah salah satu program yang berkembang pesat saat ini, ini dapat dibuktikan dengan banyaknya program sejenis yang bermunculan di stasiun televisi lainnya. Program Backstreet adlaah satu runtutan acara reality show yang diproduksi oleh Production House Imaji Benteng Selaras dan ditayangkan oleh stasiun televisi SCTV. Namun program Backstreet sedang mengalami penurunan share dan rating di bulan Maret 2009, di karenakan telah mengalami pergantian pembawa acara dan perubahan jam tayang. Karena itulah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan pada program Backstreet dalam meningkatkan share dan rating. Strategi adalah program umum terhadap pencapaian suatu manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Pada penelitian ini proses yang digunakan adalah proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka terlebih dahulu dengan menggunakan tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi. Adapun penelitian ini bersifat deskriptif kualiatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus yang memberikan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah indepth interview atau wawancara secara mendalam dengan narasumber yang berkompeten, yaitu tim produksi Backstreet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi produksi program reality show Backstreet ini terdapat 3 tahapan produksi yang merupakan bagian dari strategi produksi, yang meliputi pra produksi yang didalamnya terdapat empat strategi diantaranya strategi program, strategi promosi, strategi show, strategi organisasi dan SDM. Yang kedua adalah produksi yang meliputi strategi perencanaan syuting dan syuting dan strategi pengambilan gambar. Dan yang terakhir adalah pasca produksi yaitu evaluasi program. Dengan perencanaan dan persiapan yang baik, maka hasil penelitian tentang program Backstreet adalah share dan rating program Backstreet naik 1% yang semula 1,5% dengan share 11,6% menjadi 1,6% dan share 12,5%. Ini membuktikan bahwa penggunaan strategi program yang sudah ditetapkan dalam rapat produksi berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
i 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, hanya karena rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009” telah dapat penulis selesaikan. Setiap langkah dalam hidup tidak terlepas dari hambatan dan rintangan. Begitu pula dalam menyelesaikan skripsi ini. Meskipun demikian dengan adanya dukungan dari beberapa pihak maka penulis dapat mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Feni Fasta, SE, M.Si, selaku Pembimbing penulis haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah berkenan memberikan bimbingan dan berbagai ilmu kepada penulis. 2. Bapak Ponco Budi Sulistyo, S.Sos. M.Comn, selaku Ketua Jurusan Broadcasting yang senantiasa memberikan dukungan kepada setiap mahasiswa Broadcasting. 3. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jakarta. 4. Ibu Dra. Tri Dhiah Cahyowati, M.Si selaku Ketua Sidang 5. Untuk alm. Ayah dan Ibu beserta keluarga, yang selama ini tanpa pamrih memberikan motivasi kepada penulis.
ii 7
6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah berkenan mengajarkan mata kuliah komunikasi dan berkenan membagi ilmunya kepada penulis. 7. Ibu R. Ariani selaku HRD Production House Imaji Benteng Selaras dan tim program Backstreet : Fany Noviany, Khaerunisa, Sigit, Ion, Rudi, Prima, Cipto, Rista, Sendy, Neny, Dody, Haikal, Nana, Risma, Indri, Ikbal, Dirboy, Basuki, Idris, Murdock, Kanda dan lain-lain yang memberikan informasi bagi penulis. 8. Untuk teman-teman penulis : Sukma, Raras, Umi, Mega, Dian, Ebon, Pipit dan Heri kalian adalah sahabat terbaik penulis. 9. Untuk berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dan tidak bisa penulis sebutkan satu per satu penulis ucapkan mohon maaf dan terima kasih. Penulis
berharap
skripsi
ini
dapat
bermanfaat
bagi
mahasiswa
Broadcasting. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan berharap isi skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dibidang broadcasting.
Jakarta, Agustus 2009
Penulis
iii 8
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1 1.2 Peruusan Masalah..................................................................... 6 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 6 1.4 Signifikansi Penelitian.............................................................. 7 1.4.1 Signifikansi Akademis..................................................... 7 1.4.2 Signifikansi Praktis.......................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi............................................................................... 8 2.2 Komunikasi Massa ................................................................... 9 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ........................................ 9 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa .................................... 12 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa .............................................. 14 2.3 Media Massa............................................................................. 16 2.3.1 Pengertian Media Massa.................................................. 16 2.3.2 Macam-macam Media Massa.......................................... 17
iv 9
2.4 Program Televisi ...................................................................... 20 2.4.1 Sifat-sifat Televisi ........................................................... 21 2.4.2 Fungsi Media Televisi ..................................................... 22 2.5 Reality Show ............................................................................ 22 2.5.1 Jenis-jenis Reality Show.................................................. 25 2.5.2 Syarat-syarat Reality Show ............................................. 25 2.5.3 Dampak Tayangan Reality Show .................................... 27 2.6 Khalayak................................................................................... 28 2.6.1 Pengertian Khalayak ....................................................... 28 2.6.2 Karakteristik Khalayak.................................................... 30 2.7 Strategi...................................................................................... 31 2.7.1 Strategi Program.............................................................. 32 2.7.2 Tahap Pelaksanaan Produksi ........................................... 34 2.7.3 Pasca Produksi................................................................. 38 2.8 Fungsi Manajemen ................................................................... 39 2.9 Share dan Rating....................................................................... 44 2.9.1 Konsep Rating ................................................................. 44 2.9.2 Audien Share ................................................................... 45 2.9.3 Fungsi Share dan Rating.................................................. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian.......................................................................... 46 3.2 Metode Penelitian..................................................................... 47 3.3 Definisi Konsep ........................................................................ 48 v 10
3.4 Fokus Penelitian ....................................................................... 49 3.5 Narasumber............................................................................... 51 3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 52 3.6.1 Data Primer...................................................................... 52 3.6.2 Data Sekunder ................................................................. 53 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................... 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan...................................................................... 55 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan.............................................. 55 4.1.2 Logo Production House Imaji Benteng Selaras............... 56 4.1.3 Visi dan Misi PH. Imaji Benteng Selaras........................ 56 4.1.4 Data Perusahaan PH. Imaji Benteng Selaras................... 57 4.1.5 Program PH. Imaji Benteng Selaras................................ 57 4.1.6 Susunan Organisasi PH. Imaji Benteng Selaras .............. 59 4.1.7 Job Desk .......................................................................... 60 4.1.8 Peralatan Produksi PH. Imaji Benteng Selaras................ 62 4.2 Hasil Penelitian......................................................................... 67 4.2.1 Program Reality Show Backstreet................................... 67 4.2.2 Tahapan Produksi Program Backstreet ........................... 69 4.2.3 Waktu Penayangan .......................................................... 70 4.2.4 Format Acara Program .................................................... 70 4.2.5 Segmentasi Audien.......................................................... 70 4.3 Strategi Produksi Program Backstreet...................................... 71 vi 11
4.3.1 Planning (Perencanaan)................................................... 71 4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) ....................................... 73 4.3.3 Actuating (Pengarahan) ................................................... 75 4.3.4 Controlling (Pengawasan) ............................................... 76 4.4 Faktor Penting dalam Produksi Program Backstreet................ 77 4.4.1 Sarana Produksi Program Backstreet .............................. 77 4.4.2 Tahapan Pelaksanaan Produksi Program Backstreet....... 78 4.4.2.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan)......... 78 4.4.2.2 Produksi .............................................................. 85 4.4.2.3 Pasca Produksi .................................................... 89 4.5 Pembahasan .............................................................................. 94 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan............................................................................... 99 5.2 Saran ......................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA
vii 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup sendirian, karena secara kodrati manusia yang harus hidup bersama orang lain. Baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya maupun demi keturunannya. Jelasnya manusiaharus hidup bermasyarakat. Masyarakat bias berbentuk kecil, kecil rumah tangga yang hanya terdiri dari dua orang, yaitu suami dan istri, bias juga berbentuk lebih besar, misalnya kampong, desa, kecamatan, kota, propinsi, sampai Negara. Dalam berinteraksi dengan sesamanya manusia kerap melakukan komunikasi. Komunikasi adalah suatu aktifitas manusia yang diakui setiap orang, namun hanya sedikit yang dapat mendefinisikan secara memuaskan. Komunikasi ialah berbicara satu sama lain, bias televisi. Bisa juga penyebaran informasi. Pentingnya komunikasi karena permasalahan, permasalahan yang timbul akibat komunikasi, semakin besar suatu masyarakat yang berarti semakin banyak masalah yang timbul. Hakikat komunikasi ialah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan
1
adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. 1 Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu komunikasi antar personal dan komunikasi massa. Karakteristik komunikasi antar personal ialah komunikator dan komunikannya bertatap muka dan diantara mereka saling berbagi ide dan sikap. 2 Jadi umpan balik langsung bisa diterima oleh komunikator. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak atau audience yang besar dengan menggunakan media massa. 3 Dalam hal ini media massa mencakup media cetak dan elektronik. Untuk media cetak misalnya Koran, majalah, tabloid, dan media lainnya yang dapat diserap melalui indra penglihatan. Sdangkan untuk media elektronik ialah media yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran misalnya radio. Maupun yang dapat dinikmati melalui indra penglihatan dan pendengaran yaitu televisi. Manusia membutuhkan hiburan dalam hidupnya. Kebutuhan akan hiburan mendorong tumbuhnya media hiburan. David Croteun dan William Hoynes mengatakan bahwa mengapa manusia menghabiskan banyak waktu dengan media massa adalah karena hal tesebut menghibur. 4 Salah satu cara
1
Onong Uchjana Effendi.Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Hal.27 2 Elviharo Ardianto dan Lukita Komala Erdinaya, Komunikasi Masa Suatu Pengantar (Bandung:Simniosa Rekatama Media, 2004), Hal. 2 3 Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, 1996,Hal.16 4 David Croteun & William Hoynes.”Media /Society: Industries, Image And Audience”, Pine Forge Press. California, 2000 Hal. 225
2
yang banyak dilakukan oleh mansuia dalam mencari hiburan adalah dengan menghabiskan waktu di depan televisi. Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia berjalan dengan pesat sehingga saat ini. Permulaan munculnya televise swasta pertama yaitu mengudaranya RCTI di tahun 1989, kemudian di ikuti oleh SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar. Puncaknya, setelah orde baru berakhir, bergantina dengan era refeormasi dan diikuti kebebasan pers di tahun 1998, bertambah lagi stasiun TV swasta nasional, yaitu Metro TV, Trans TV, Trans7, Lativi, global TV, dan yang terakhir adalah TVone. Stasiun-stasiun televisi ini kemudian membutuhkan banyak programprogram acara untuk mengisi jam siarannya, terutama sekali tentunya adalah program acara yang bersifat
menghibur. Kebutuhan ini mendorong
tumbuhnya industri hiburan seperti rumah produksi yang membuat program acara hiburan drama (sinetron dan film televisi) dan non drama (varienty show, reacity show, kuis, music, talk show), biro iklan. Artist and modeling agency, artist management dan event organizes. Meningkatnya aktivitas pada industri hiburan membuat semakin banyak kemungkinan berita-berita tentang acara televise berikut artis-artis yang biasa dijual kepada khalayak. Selain kehidupan para artis dan selebritis, akhir-akhir ini kehidupan dan kejadian nyata disekitar
kita dan masyarakat kelas bawah juga menjadi
komoditas yang mendapat sambutan hangat dari khalayak pemirsa televisi. Acara televisi yang berkembang saat ini yaitu infortaiment. Variety show, kuis dan yang sedang popular saat ini adalah program reality show. Pengertian reality show adalah suatu acara yang diselenggarakan di televise
3
dan temannya bisa bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat, hingga menjebak kekasih dan kawan. Yang membedakannya dari acara-acara televise lainnya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disapkan sebelumnya dan orang-orang yang telribat didalamyna pun bukanlah actor atau artis. Di Indonesia reality show baru dikenal sejak tahun 2000-an. 5 Acara-acara yang berbentuk reality show di antaranya Termehek-mehek, Orang Ketiga, Religi (Trans TV), Playboy Kabel, Cinta Lokasi, Backstreet, Cinta Monyet, Kontak Jodoh,
Cinta Lama Bersemi Kembali (SCTV),
Katakana Cinta, Mata Mata (RCTI). Di Indonesia jumlah reality show
belum seberapa jumlahnya di
banding Amerika dan ari segi konsep reality show Amerika lebih funtastik. 6 Contoh reality show buatan Amerika, yaitu The Bachelor, the Rich Girl, Survivor America’s Funiest, Home Vdan The Osbournes. Semua kategori tersebut pada hakikatnya sama yaitu ingin menampilkan reaksi paling asli pesertanya. 7 Alasan penulis mengambil judul tersebut adalah karena program acara reality show di Indonesia sedang menjamur dan banyak diminati oleh para pemirsanya. Dan saat ini yang sedang popular adalah Backstreet. Program berdurasi 1 jam ini mulainya setiap hari selasa pukul 15.30 di SCTV. Awalnya acara ini dipandu oleh Hesti Purwadinata dan Pandji Pragiwaksono, namun sejak setahun terakhir ini acara tersebut di pandu oleh Mario
5
Http : Ilid. Wikipedia.Org/Wiki/Reality Show Indonesia. Judul Artikel Reality Show Http : II.Kompas,Com/Kompas,Cetak /0311/07muda/074156.Html.Judul Artikel :Makingila Makin Ditonton, Jumat 7 November 2003 Di Akses Kamis 14 Mei 2009. 7 Ibid 6
4
Irwiensyah dan Sabria S. Kono. Pada episode perdananya Backstreet mendapatkan rating yang tinggi yaitu 6,5% dengan snare 25,3%. Tetapi mulai bulan Maret 2009, Backstreet pindah jam tayang lagi menjadi hari selasa pukul 13.30WIb dan di pandu oleh Hesti Purwadinata dan Al Fathir Muchtar. Semenjak pindah jam tayang sekarang ini acara Backrsreet ratingnya menjadi turun, mungkin karena penonton setia yang sama belum mengetahui jam tayang Backstreet yang sekarang. Rating Backstreet menjadi turun semenjak pindah jam tanyang 1,5% dengan share 11,6%. Untuk itulah penulis memilih periode bulan Maret 2009, dimana rating yang didapat rendah sekali. Untuk itulah peran dari strategi produksi harus lebih di tingkatkan lagi untuk menarik kembali para penonton atau Backstreet lovers (sebutan untuk para pemirsa yang menonton acara tersebut). Untuk tetap menonton acara tersebut meskipun sudah pindah jam tayang. Tayangan Backstreet merupakan salah satu dari reality show tentang cinta di SCTV. Yang berawal dari ide pihak SCTV yang ingin mengisi acaranya dengan program reality show tenang cinta. SCTV mencetuskan kata-kata
tentang cinta diantaranya; Pacar Pertama, Cinta Lokasi, Cinta
Monyet, Kontak Jodoh, Cinta Lama Bersemi Kembali, Backstreet, dan Mak Comblang. Setelah melakukan dengan rumah produksi
atau production
house, jadilah kata-kata itu menjadi sebuah program-program reality show tentang cinta. Alasan SCTV memilih reality show tentang cinta karena reality show tentang cinta banyak peminatnya dan program bisa bertahan lama, seperti
5
Katakan Cinta (RCTI), Play Boy Kabel, Harap-Harap Cemas (SCTV), selain itu reality show tentang cinta juga mempunyai data jual terhadap pengiklan. Inti dari program reality show Backstreet sebenarnya
adalah
membantu seorang klient yang kesulitan dalam mengungkapkan hubungan cintanya dari orang-orang terdekat mereka, seperti dari orang tua, teman, kakak atau bahkan mantan client tersebut yang belum mau putus. Backstreet akan membantu semaksimal mungkin untuk membantu klientnya agar bisa menjalankan hubungan cintanya tanpa Backstreet. 8
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, yang menjadi pokok masalah skripsi ini dalam perumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana strategi produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam meningkatkan share dan rating dalam program reality show Backstreet periode bulan Maret 2009”.
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini yakni untuk mengetahui
tentang strategi Produksi Production House. Imaji benteng
selaras dalam meningkatkan share dan rating pada program reality show Backstreet periode bulan Maret 2009.
8
Http://Www.Hotpeeps. Info/2008/12/Backstreet.Html
6
1.4. Signifikansi Penelitian Adapun kegunaan atau signifikansi dalam penelitian ini : 1.4.1. Signifikansi Akademis Secara akademis manfaat penelitian ini sebagai bahan refrensi bacaan penelitian dan penelitian lainnya. Selain itu diharapkan penelitian ini bisa di jadikan bahan rujukan dalam mempelajari bidang Broadcasting. Signifikansi akademis terpilah menjadi tiga bagian yaitu : 1. Dapat memberikan suatu kontribusi pengembangan ilmu komunikasi massa, khususnya dalam hal strategi program. 2. Diharapkan berguna dalam menambah pengetahuan tentang tayangan program reality show ditelevisi. 3. Dapat memberikan informasi serta gambaran yang jelas bagi peneliti lain mengenai strategi produksi Production House Imaji benteng selaras dalam meningkatkan share dan rating pada program reality show Backstreet periode bulan Maret 2009. 1.4.2. Signifikansi Praktis Manfaat praktis signifikansi dalam penulisan skripsi ini berguna sebagai bahan refrensi bagi pihak yang memproduksi program acara reality show. Production house dan stasiun televisi untuk dijadikan bahan evaluasi dalam memperkuat strategi production house Imaji benteng selaras dalam meningkatkan share dan rating pada program reality show Backstreet periode bulan Maret 2009. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Manusia hidup tidak bisa lepas dari komunikasi, mulai dari bangun tidur, menjalankan aktifitas, hingga pergi tidur pun manusia tidak lepas dari komunikasi. Apakah arti komunikasi ? Ilmu komunikasi apabila di aplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa, antar ras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi. 9 Komunikasi menjadi penting karena permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi. Manusia tidka bias hidup sendirian. Dalam pergaulan hidup manusia masing-masing individu satu sama lainnya beraneka ragam yang kemudian terjadilah sebuah interaksi yang saling mempengaruhi demi kepentingan terjadilah saling
dan kehidupan pribadi masing-masing. Kemudian mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk
percakapan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pihak atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya.10
9
Onong Uchjana Effendi, Opcit, Hal27 Ibid, Hal 28
10
8
Dalam ‘bahasa’ komunikasi”pernyataan”dinamakan pesan mengenai pesan
yang
dibahas
dalam
pembahasan
selanjutnya.
Orang
yang
menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikasi. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. 11
Proses
komunikasi mempunyai enam unsur, yakni komunikator (pernyampaian pesan), pesan, media komunikasi (penerima pesan), efek dan umpan balik (feed back) 12 Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori. Yaitu komunikasi antar personal artinya proses pengiriman pesan dan penerimana pesan antara dua orang atau diantara sekelompok orang yang komunikasi massa yaitu pengiriman pesan melalui media massa, (Blake dan Haroidsen, seperti yang dikutip komala dkk, 1999). 13
2.2 Komunikasi massa 2.2.1
Pengertian komunikasi massa Komunikasi massa menurut pakar komunikasi Jalaludin Rakhmat, diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak, surat kabar, majalah dan media elektronik yaitu radio dan televise. Komunikasi massa mempelajari tentang
11
Ibid, Hal 28 Elvinaro Ardianto Dan Luki Ati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung Simbiosa Rekatama Media, 2004) Hal.2 13 Ibid, Hal. 2 12
9
komunikasi massa (pers, radio, televise, dan film), isinya bersifat umum astua terbuka (bukan rahasia atau bukan masalah pribadi) sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan media massa. Dengan kata lain komunikasi massa, menekankan pada isi atau pesan dengan penggunaan media. Jadi singkatnya komunikasi massa atau mass communication adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. 14 Menurut Malvin Defluer cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Didalamnya tercakup 8 (delapan) komponen proses komunikasi massa yaitu : Source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, massa medium device (sarana media massa), dan feed back device (sarana penyampaian umpan balik).
14
Jaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya Bandung 2002. Hal. 34
10
Gambar. 10 Model Shannon dan Weaver Mass medium device
Source
transmitter
Channel
receiver
destinantional
Noise
Source
transmitter
Channel
receiver
Feedback device
Sumber : teori komunikasi massa Malvin Deefluer Keterangan Gambar : Soucer
: Sumber pengirim
Transmitter
: Alat pengolah informasi
Channel
: Saluran
Receiver
: Penerima
Destinantion
: Tujuan
Noise
: Gangguan yang terjadi
Massa medium device : Tanggungan yang terjadi Feed back device
: Perangkat umpan balik
11
destinantional
Model komunikasi Defluer dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada
penerima
pertama-tama
akan
terlibat
dalamproses
pengolahan atua pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan suatu symbol yang bermakna. Symbol ini kemudian disampaikan melalui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga teribat dalam proses pengolahan dan pengertian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini berlangsung secara dinamis dan berjalan secara timbale balik. Namun dalam prakteknya proses komunikasi yang tidak terjadi tidak bias luput dari adanya gangguan –gangguan, gangguan bias timbul pada unsure pengirim, transmitter, saluran yang digunakan, pihak penerima atua pada pengertian makna tujuan. Namun, menurut De Fluer, adanya gangguan ini adalah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi lebih dinamis. 15
2.2.2
Karakteristik komunikasi massa Karakteristik komunikasi massa disini ada lima jenis media massa yang dikenal sebagia “the big five of mass media” yakni surat kabar, malaah, radio dan film. Berikut adalah penjelasan secara konseptual dari karakteristik komunikasi massa :
15
Sasa Djuarsa Sedjaja,Pengantar Komunikasi. Universitas Terbuka, Jakarta 2002, Hal 66
12
a. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya di tunjukkan kepada khalayak luas, heterogen, anonim. Khalayak yang heterogen adalah khalayak atau masyarakat luas yang bermacam-macam
tidka
dibatasi
oleh
latar
belakang
pendidikan, penghasilan, dan status sosialnya. Khalayak bersifat anonim diantara satu dengan yang lain adalah terpisah dan tidak saling kenal. Diantara pembaca Koran, pembaca majalah, pendengar radio atau pemirsa televise satu dengan yang lain terpisah. b. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut
kepentingan orang banyak, tidak
hanya untuk kepentingan adalah kegiatna –kegiatan yang berkaitan dengan operasi suatu media massa akan mencakup orang banyak yang terorganisasi oleh media. c. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, tidak terbatas baik secara goegrafis karena karakteristik media massa disebut sebagai message
multiplier (yang memiliki kemampuan untuk
menyampaikan pesan secara cepat dan menjangkau khalayak luas).
13
d. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik atau tangganapan dari pihak penerima (khalayak) berlangsung secara tertunda. e. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. Komunikasi pada media massa bekerja melalui organisasi danpembagian kerja yang jelas. Isi pesan yang disampaikan media massa dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (social, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain). 16 2.2.3
Fungsi komunikasi massa Wright 1960, menyebutkan fungsi komunikasi massa beguna untuk menghibur. Mandelson berpendapat lain, dia menyebutkan fungsi komunikasi massa dalam hal untuk menghibur akan berpengaruh terhadap transisi budaya dan menjauhkan kerapuhan masyarakat. Media massa memiliki nilai edukasi sebagia salah satu fungsi. 17 Dan dasar ide dan gagasan para ahli diatas, rangkaian fungsi komunikasi massa untuk mayarakat terdiri sebagai berikut : 1. Informasi Fungsi informasi terdiri dari : a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
16 17
Ibid.Hal 159-161 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.
14
b. Menunjukkan hubungan kekuasaan c. Memudahkan lokasi, adaptasi dan kemajuan. 2. Korelasi Fungsi korelasi sebagai berikut: a. Menjelaskan,
menafsirkan,
mengomenteri
makna
dan
informasi. b. Menunjang otoritas dan norma-norma c. Melakukan sosialisasi d. Mengkoordinasikan beberapa kegiatan e. Membentuk beberapa kesepakatan f. Menentukan urutan, prioritas dan memberikan status relatif. 3. Kesinambungan Fungsi kesinambungan terdiri dari : a. Mengekspresikan
budaya
dominant
dan
mengakui
keberadaan khusus (sub culture) serta perkembangan budaya baru. b. Meningkatkan dan melestarikan nilai –nilai. 4. Hiburan Fungsi hiburan terdiri dari : a. Menyediakan hiburan, pengalihan, perhatian dan sarana rekreasi. b. Merendahkan ketegangan social
15
5. Obligasi Fungsi obligasi terdiri dari : Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang,
pengembangan
ekonomi,
pekerjaan
dan
kadangkala juga dalam bidang agama.
2.3 Media Massa 2.3.1
Pengertian media massa Media
massa (massa media ) adalah sarana komunikasi
massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (public) secara serentak. Ciri –ciri (karakteristik) media massa adalah di sebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontrinuitas), dan berisi hal-hal yang baru (aktualitas). Jenis-jenis media massa adalah media massa cetak (printed media), media massa elektronik (elektrinik media) dan media online (Cybermedia) yang termasuk media elektronik adalah televisi, radio dan film. Sedangkan media cetak berdasarkan formatnya terdiri dari Koran, surat kabar, tabloid, newsletter, majalah, dan buku. Media
16
online adalah website internet yang berisikan informasi–informasi yang actual layaknya media cetak. 18
2.3.2
Macam-macam media massa 1. Koran Koran dari bahasa Belanda : Krant, dari bahasa prancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah di buang. Biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut
kertas Koran, yang berisi berita-berita
terkini dalam
berbagia topic. Topiknya bias berupa event politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, dan cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS (Teka –teki silang) dan hiburan lainnya. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggembar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa Negara. Selain itu juga terdapat surat kabar mingguan yang baisanya lebih kecil dankurang prestisius dibandingkan dengan
surat kabar harian dan isinya
biasanya lebih bersifat hiburan. Kebanyakan Negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit diseluruh bagian Negara. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS. Pemilik surat
18
Http://Romeltea. Wordpress.Com/2007/08/25 Dasar-Dasar Jurnalistik.
17
kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit. Orang yang bertanggungjawab terhadap isi surat kabar disebut editor. 2. Majalah Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacammacam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topic popular yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah di mengerti oleh banyak orang.publikasi akademis yang manulis artikel pada ilmu disebut jurnal. 3. Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman snyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bias juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (molukel udara). Gelombang radio adalah satu bentuk radiasi elektromagnetik dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik di modulasi (dinaikkan frekuensinya) pada
frekuensi yang terdapat dalam frekuensi
gelombang (RF) dalam suatu spectrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 Hertz (HZ) sampai beberapa giga hertz (GHZ), dan radiasi
18
elektromagnetiknya
bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetic. Gelombang elektromagentik
lainnnya,
gelombang radio meliputi
yang
memiliki
frekuensi
diatas
sinar gamma, sinar X, inframerah,
ultraviolet dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio di pancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listirk dan megnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak balik dan voltase didalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi singnal audio atau lainnya yang membawa informasi. Meskipun kata “radio” dignakan untuk hal –hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang
suara, namun transmisi
gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televise, radio, radar dan telepon genggam pada umumnya. 4. Televisi Televisi merpuakan media stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak yang memberikan efek respon dari stimulus yang akna diterimanya. Dengan asumsi tersebut maka program acara setidaknya dapat dipandang sesuai teori S.O.R (stimulus organisme respon), sehingga program acara sebagaimana sarana hiburan benarbenar keeksistensinya sangat membantu pihak stasiun televisi dalam mempengaruhi efek pemirsanya. 19 Siaran televisi adalah pemancar sinar listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system
19
Sasa Djuarsa Sendjaja. Dkk. Teori Komunikasi. Bandung, Remaja Rosdakarya.2001 Hal. 6
19
lensa dan suara. Pancaran signal ini diterima oleh antenna televise untuk kemudian diubah kembali menjadi gambaran atua suara. Untuk menyelenggarakan siaran televise maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogy televise, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau trasmisi, dan pesawat penerima yaitu televise. 20
2.4 Program Televisi Program televise adalah suatu acara yang dikonsumsi untuk khalayak luas dan biasanya diproduksi oleh stasiun televise sendiri atau kerjasama dengan PH (Prodcution house). Secara umum program televise
dibagi
menjadi dua jenis, yaitu film cerita dan film non cerita. Cerita terbagi menjadi cerita fiksi dan cerita non fiksi memproduksi serial (sinetron dan FTV) dan non fiksi memproduksi film documenter, pendidikan, profile, kuis, serta berita. Berbagai jenis program televisi ada dua, yaitu : 1. Program informasi (berita) terdapat dua jenis berita, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. 2. Program hiburna di antaranya adalah terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukkan.
20
J.B. Wahyudi, Jurnalistik Televise, Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Penerbit Alumni, Bandung 2001
20
Menurut Van Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atua memilih daya tarik dari suatu program. Adapun yang dimaksud
dengan daya tarik disini
adalah bagaimana suatu program
mampu menarik audiencennya. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program ini bersifat factual atau fiktif. Factual antara lain meliputi : Program berita, documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif adalah program drama dan komedi. 21 2.4.1 Sifat atau Ciri Dari Televisi Televisi merupakan sarana komunikasi massa dimana terjadi komunikasi antar komunikator dan komunikan. Sebagai media komunikasi massa. Memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a. Informasi
disampaikan
kepada
komunikasi
melalui
proses
pemancar dan trasmisi b. Isi pesan audio visual dapat didengar dan dilihat secara bersamaan pada waktu siaran. c. Bersifat periodic dan tidk dapat diulang d. Bersifat transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya biasa dilihat dari dengar secara sekilas e. Serentah dan global
21
Edwin T. Vane, Lynne S.Gross, Programming For TV, Radio, Cabel, Focal Press, Boston. London, 2000
21
f. Tujuan
akhir dari penyampaian
pesan untuk menghibur,
mendidik, control social dan menggabungkan sebagai bahan informasi. 22
2.4.2 Fungsi Media Televisi Televisi sesuai dengan fungsinya, sebagai alat informasi, hiburan dan pendidikan melalui programnya, dapat dianggap sebagai penyampaian pesan, khususnya pesan yang menunjang pembangunan di Negara ini. Namun khalayak yan dituju berbeda karakteristik, maka program acara yang dibuat sedemikian rupa agar khalayak
tetap
merasa terhibur. Bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai –nilai dan penelitian normative yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.5 Reality show Dewasa ini media massa khususnya
televisi memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Semua hal ini bias disiarkan secara luas melalui televise. Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa. Peristiwa, maka kesibukan yang utama bagi media massa adalah mengkonstruksikan berbagai realitas yang disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi sehingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Realitas bukan hanya dalam
22
JB. Wahyudi: Dasar-Dasar Jurnalistik Televise dan Radio Graffiti, Jakarta 2001, Hal 8-9
22
pemberitaan saja., tetapi bias dikemas dalam suatu acara yang menghibur, yang saat ini lebih dikenal dengan program acara reality show. John Hartley (1992) berpendapat bahwa sebuah usaha kapitalitas, alat kontrol sosial, sekaligus sumber kesenangan yang popular.23 Televisi memberikan kesenangan bagi khalayak. Dan program kesenangan itu biasa sering disebut program hiburan atau entertainment paling dinikmati atau diminati khalayak. Reality show dianggap salah satu program yang dapat memberikan kesenangan bagi khalayak. Reality TV adalah genre suatu acara yang menampilkan situasi yang dramatis, tidak adanya naskah, dokumentasi kejadian yang sebenarnya, atau cerita tentang kehidupan sebenarnya seseorang. 24 Kata genre definisi utamanya mencakup program yang bekerja pada suatu formula yang memasukkan karakteristik , peran utama, tema, latar belakang, serta situasi yang berulang-ulang. Pengertian genre lainnya ialah suatu kategori
yang kebanyakan lebih longgar dimana tidak ada yang
menyerupai satu formula yang substansial, melainkan hanya gambaran yang berulang-ulang dan sangat umum. Produk-produk genre utama yang relevan dengan gagasan ikhwal kesenangan (pleasure) pemirsa. 25 Kenyataan begitu banyak produk televise yang bias dikategorisasikan televisi sangat signifikasi ditinjau dari segi pemahaman hubungan antara khalayak dengan produk televise serta unsure komersial yang dihasilkan.
23
Graeme Burton, Op.Cit,Hal 116 Http://Encyclopedia. The Free Dictionary Com/Reality +Television. 25 Graeme Burton, Op.Cit,Hal 141 24
23
Genre adalah ekspresi budaya pop yang paling tampak, ekspresi kesenangan bersama, ekspresi media modern yang berinteraksi sebagia lawan dari produksi individual yang relative dan kesenangan yang lebih. 26 Reality show berbeda dengan acara televisi lainnya, maksudnya tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat didalamnya bukanlah actor atau aktris. 27 Reality show adalah suatu format acara televise yang bersifat realitas kehidupan manusia atau sekelompok orang yang natural atau tidak dibuatbuat. Yang mau dijual dari sebuah reality show adalah sisi kehidupan yang menarik dan segi emosional. 28 Berbicara soal emosional, Roland Barthes (1977) mengatakan bahwa mengucurkan air mata karena terbawa situasi dalam acara televise
bias digambarkan sebagai Jovissance semacam
kesenangan yang mendala, yang spontan dan terkait dengan emosi. 29 Reality show atau reality programming tentunya merupakan acara TV yang murah tetapi juga merupakan acara TV yang
sangat popular dan
ditayangkan pada saat Prime time. Salah satu alasannya adalah karena reality show tidak dapat di pungkiri bias mengintai, memberikan pandangan mendalam terhadap kehidupan seseorang dan tragedy personal orang lain. 30 Penulis menyimpulkan bahwa reality show adalah suatu format acara televisi yang isinya berdasarkan kenyataan, tidak berdasarkan scenario dan
26
Grame Burton, Op.Cit, Hal. 56 Http// Id. Wikipedia. Org/Wiki/Reality Show Indonesia 28 Wawancara Dengan A.Satiro, Sutradara Backstreet 29 Graeme Burton, Op,Cit. Hal 121 30 Audrew Boodwin”Riding With Ambulance: Television And It Uses “ (Media Studes Reader, London. 1997) Hal. 4 27
24
gambaran yang ada, serta ekspresi yang ditampilkan dalam acara tidak dibuatbuat (direkayasa). Karena bersifat nyata, maka penonton merasakan kedekatan dengan tayangan yang sering disebut intimacy atau keintiman. 2.5.1
Jenis-jenis reality show Terdapat beberapa penggolongan dari reality show, antara lain : 31 1. Program yang berisi rekaman kehidupan seseorang atau sekelompok orang dengan sepengetahuan objek yang direkam. Contohnya: tantangan, dunia lain, the osbourne, ekspedisi alam ghaib. 2. Berisi
rekaman
tersembunyi
atas
perilaku
orang
yang
mengejutkan, atau dalam kondisi yang direkayasa, seperti : spontan, paranoid, harap –harap cemas, play boy kabel, mykin orang panic.(MOP). 3. Program pencarian bakat melalui kompetisi tertentu. Contohnya : AFI, Indonesian Idol, Kontes dangdut TPI (KDI), atau Indonesian model. 4. Program amal (Charity), konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain. 32 2.5.2
Syarat-syarat Reality Show Syarat-syarat dari reality show ialah : 1. Tayangan itu harus menampilkan sisi emosional, artinya pada tayangan ada tawa, sedih, haru. Soal emosional Roland Barthes
31
Gugun Gumilar. Program Studi Ilmu Komunikasi Unickom Www.Artikel @ Gumilar Center.Com 32 Ibid
25
(1977) mengatakan bahwa mengucurkan air mata
karena
terbawa tiuasi dalam acara televise bias digambarkan sebagai Jovissance semacam kesenangan yang mendalan, sesuatu yang spontan dan terkait dengan emosi. 33 2. Tayangan harus menarik artinya ada yang membuat pemirsa menonton tayangan relality show, sehingga setelah menonton acara tersebut khalayak merasa terhibur. 34 3. Tayangan berformat hidden camera (kamera tersembunyi) maksudnya nara summer atau peserta mengetahui dan sadar kalau dia sedang berada dalam acara reality show. Contoh program yang reality show yang hidden camera, yaitu spontan, play boy kabel, sedangkan contoh yang tidak hidden camera adalah Backstreet. 4. Tayangan harus menampilkan realitas atau kehidupan sebenarnya
yang
yang tidak dibuat-buat, sesuai dengan namanya
reality. Maksudnya apa yang dilakukan oleh para pesertanya. Atau narasumber bersifat nyata dan tidak dibuat-buat. 35 5. Tayangan berkaitan dengan masyarakat umum, maksudnya sebuah tayangan berkaitan atau dekat dengan kehidupan masyarakat. Misalnya, tolong
33
Ibid.Hal 121 Wawancara Dengan Fani Noviany, Produser Backstreet 35 Wawancara Dengan Fani Novainny, Produser Backstreet 34
26
6. Tayangan bersifat menghibur masyarakat (entertaining) artinya jika pemirsa menonton sebuah tayangan reality show dia merasa sedang dan terlihibur. 7. Ekspresi seseorang, maksudnya wajah seseorang, entah dia menangis, tertawa, terharus dll. Gambar diambil secara close up agar ekspresi terlihat jelas dan menyentuh pemirsa. Close up adalah pengambilan gambar dengan menampilkan wajah utuh hingga baru
dan pengambilan gambar secara close up juga
berguna untuk menambah
kedekatan atau intimacy antara
penonton dengan tokoh di televise. 36 2.5.3
Dampak Tayangan Reality Show Seperti tujuan semua dari semua reality show yaitu untuk hiburan, maka tayangan reality show dapat memberikan aspek hiburan untuk melepaskan diri dari permasalahan yang berkembang. Reality show dapat menumbuhkan rasa social dikalangan pemirsa, terhadap orang lain yang menderita yang ditampilkan
dalam
tayangan tersebut. Seperti yang diharapkan dalam charity reality show. Reality show memberikan pengajaran kepada pemirsa untuk tidak cepat menyerah apabila mendapatkan kesulitan, dan tidak mementingkan diri sendiri. Menjadi salah satu jalan untuk mencapai cita-cita sebagian masyarakat menjadi seseorang bintang melalui
36
Paul Kriwaczek, Documentary Of The Small Screen (London:British Library, 1997) Hal 95
27
reality Show yang bertajuk kontes bakat atua pencarian bintang. Berikut ini beberapa pelajarna professional berdasarkan reality show the apprentice. 37 Reality menjadi satu fenomena dalam tayangan teelvisi di Indonesia, saat ini hamper semua televise menayangkan tayangan acara reality. Diantara begitu banyaknya orang yang
menyukai
tayangan reality show, muncul pula kecaman terhadap reality show. Kecaman bertubi-tubi ini berkenaan dengan dampak buruk dan contoh kasus yang berkenaan dengan tayangan reality show, show di Indonesia. 38 1. Tayangan reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis Tayangan reality show
berbentuk tekanan emosi dan
psikologis ternyata memberikan efek yang cukup besar terutama untuk objek penderitanya. Mereka yang “dijahili” atau ditakuttakuti banyak yang bermasalah secara psikologis, tidak jarang efeknya berupa trauma yang terus dirasakan oleh objke penderita tadi.
2.6
Khalayak 2.6.1
Pengertian khalayak Khalayak (audience) juga merupakan factor penentu keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai
37 38
Ibid Ibid
28
patokan keberhasilan upaya komunikasi yang dilakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima sampai ke khalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator. Karena itulah dalam merancang suatu kegiatna komunikasi personal atua memilih media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak sasaran (audience oriented). Oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikatornya. 39 Khalayak dari penelitian ini adalah audience
yang
menyukai program reality show backstreet. Audience menerima hiburan dengan cara melihat dan mendengarkan pada program acara itu, berarti audience
yang memperhatikan acara tersebut
telah memperoleh rangsangan lewat panca indranya, kemudian di olah didalam dirinya sehingga menjadi tersendiri. Jadi khalayak dapat menyaksikan acara it uterus menerus sehingga dapat mempeoleh suare dan rating terhadap program yang dibuat oleh Production House Imaji Bentang Selaras. Dan itu menjadi strategi Production House Imaji Bentang Selaras menciptakan reality show dengan penuh kreativitas.
39
Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi: Unvirsitas Terbuka. 2002 Hal 55
29
2.6.2
Karakteristik khalayak Khalayak sebagiapenanggarap informasi terjadi pada pihak penerima (khalayak) bersifat selektif. Pihak penerima pesan saat berhadapan dengan bentuk informasi maka akan melakukan decoding (penerima atau penginter pretasikan kode), khalayak sebagia problem solver. Khalayak tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi mereka masing-maisng, tujuan optimal tentunya meniadakan keseluruhan permasalahan tujuan minimal meringankan
timbulnya
beban
yang
ditimbulkan
oleh
permasalahan yang ada khalayak sebagia mediator. Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan
pertama.
Penyebaran informasi biasa melalui barisan dan bertahap. Khalayak yang menjadi pembela, hal ini terjadi karena adanya suatu yang baru dan mempengaruhi keyakinan ataukarena factorfaktor
lainnya. Khalayak sebagai anggota kelompok yang
dimaksud kelompok adalah formal disini antara lain, misalnya ABRI, KORPRI, dan serikat buruh. Sedangk kelompok seperti kelompok pecinta alam, kelompok olaharaga termasuk kedalam kelompok informal. Selera khalayak adalah manusiawi sifatnya apabila setiap orang mempunyai selera yang berbeda satu sama lainnya. Media massa cetak seperti surat kabar dan majalah dan media elektronik.
30
Khalayak sebagia kelompok masyarakat terdiri dari kelompok – kelompok yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Bila menyangkut cirri demografis, seperti jeniskelamin, usia, pekerjaan ,asal kesukuan, dan lain-lain. 40
2.7
Strategi Rencana strategi atau strategi plan di rancang untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas yaitu mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi. Strategi adalah program umum untuk pencapain tujuan –tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi “program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manager dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi serta memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempengaruhi strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit.
40
Ibid Hal 93
31
Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengna tantangan dan resiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan. 41 2.7.1
Strategi Strategi program menurut Vane Gross dalam “element of successful programming” Part 1 mengatakan bahwa ada beberapa kunci sukses dari programming yaitu : 1. Memperluas jaringan audience /pemirsa Dengan memperluas jaringan audience, peluang untuk mendapatkan penonton lebih besar, dengan demikian peluang untuk mendapatkan iklan semakin luas. Pada Indonesia
awal
perkembangan
industri
penyiaran
di
pengelola media penyiaran pada umumnya
membidik audiencenya
secara intvisif yaitu berdasarkan
pemikiran saja. Mereka mengira tahu persis siapa audiencenya dan apa yang menjadi kebutuhan audien. Khalayak umum audience memiliki sifat yang sangat heterogen, maka akan sulit bagi
media penyiaran utnuk
melayani semuanya. Oleh karenanya harus dipilih segmensegmen audience tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya. Bagian atua segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki cirri-ciri
41
Ibid, Hal 10
32
anggota sama dan
cocok dengan kemampuan stasiun penyiaran utnuk memenuhi kebutuhan mereka. 2. Menentukan target audience yang spesifik (segmented) Pada dasarnya segmentasi pasar audience adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audience penyiaran dan pemasaran program. Ericn Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmen pasar sebagai “dividing up a market into distinct group that 1) hav common heed and 2) will response sinilary to a market achon”
42
(membagi suatu pasar
ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasarna). Dengan demikian,jika ditinjau dariperspektif audience penyiaran maka segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi
atau
mengleompok-kelompokan
audience
kedalam kotak-kotak yang lebih homogen. Target audience adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi focus kegiatan –kegiatan pemasaran program dan promosi. Pemilihan target uudience dimana media penyiaran akan berkompetensi yangmerupakan bagian penting dari strategi program dan memiliki implikasi langsung bagi kegiatan iklan dan promosi. 42
Eric N. Berkowitz, Roger A. Kerin Dan William Rodelius Marketing, 6th Edition, Irwin /MC. Grawhill, 2000
33
Pengiklan lebih tertarik untuk memasang iklan sesuai dengan target pasar. Karena itu pengiklan akan memilih program yang pemirsanya sesuai dengan target sales. a. Membangun image Stasiun televise bisa menayangkan sebuah program yang tidak mendapatkan pemirsa yang besar dengan tujuan memperoleh nilai lebih sebagai stasiun televise. Hal ini dilakukan sebagai PR ing maupun bentuk obligasi yang harus dipenuhi kepada pihak tertentu. b. Memperoleh penghargaan /award Penghargaan /award dicari oleh stasiun televise dengan tujuan untuk meningkatkan jaringan. c. Memiliki tujuan untuk kepentingan local / nasional Setiap pasar (audience) memiliki masalah di daerah masing-masing, yang merupakan tanggung jawab dari stasiun televise untuk menampilkan program yang terkati dengan masalah - masalah tersebut.
2.7.2
Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi dan juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisine. Setiap tahap harus jelas
34
kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapn suatu program televise tedirid ari tiga bagian yang lazim disebutstandart operating procedure (SOP) seperti dibawah ini : 43 1. Pra produksi (perencanaan dan persiapan) Proses pra produksi
adalah dari mengadakan rapat
redaksi yang mencakup rapat proyeksi dan evaluasi. Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, bagian pekerjaan dari produksi yang direncanakna akan berjalan lancer. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, seperti berikut : a. Penemuan ide Tahap
ini
dimulai
ketika
seorang
produser
menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan dating, atau juga disebut sebagia tahap perencanaan. 44 b. Perencanaan Tahap ini meliputi persiapan seluruh peralatan liputan, dari kamera, lokasi, property, narasumber , resporter, dan presenter, penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah merupakan bagian 43 44
Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Program Televise Grasindo Jakarta 2000 Hal 39 Sastro Subroto, Darwanto. Produksi Acara Berita, Duta Wacana University, Yogyakarta,2000
35
dariperencanaan
yang perlu dibuat secara hati-hati dan
teliti untuk melaksanakan produksi. c. Persiapan Tahap ini meliputi
pemberesan semua kontrak,
perijinan dan surat menyurat latihan para artis dan pembuat setting,
meneliti
dna
melengkapi
peralatan
yang
diperlukan. Semua persiapan ini palng baik diseleksikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan. 2. Produksi Sesudah melakukan perencanaan dan persiapan selesai, kemudian pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara, produser, creative director, scrip writer
dan crew lainnya untuk
mewujudkan apa yang recanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script ) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene). Dalam penyutradaraan
televise,
perlu
dikaji
hubungan
antara
kebutuhan artistic dan kebutuhan teknis dimana dalam industri televise kita mengenal system rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multicamera. 45
45
Ibid. Hal 157
36
Disini peran sutradara, cameramen, dan pencatat waktu (Time code) sangat penting, dikarenakan keberhasilan program sangat ditentukan, baik penataan cahaya dikamera suara presenter dengan mempertimbangkan. Mike dengan benar agar suara-suara yang lain tidak mengganggu serta yang lain akan menunjang keberhasilan program tersebut. Produksi adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan bentuk audio visual untuk televise. 46 3. Pasca Produksi Pada tahap ini, merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaand ari bahan baik yang berupa pita auditif atau pita audio visual, maupun
menggunakan satu atau lebih
kameranya. Tahap-tahap penyelesaian meliputi : a. Melakukan editing baik suara maupun gambar b. Pengisian grafik atua insert visualisasinya c. Pengisian narasi d. Pengisian sound efek dan ilustrasi e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi
46
Ibid, Hal 159
37
2.7.3
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama : Editing off line, editing on line, mixing. 1. Editing off line Setelah shooting selesai, juru kamera membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambr. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar). Hasil pengambilan gambar setiap shoot dicatat. Kemudian petugas pengisi acara merekam suara / voice over kedalam kaset sesuai dengan uraian narasi. Selanjutnya
naskah dan kaset hasil
shooting asli kaset narasi di serahkan kepada editor untuk editing on line 2. Editing on line Berdasarkan naskah editing. Editor mengedit hasil shooting asli sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula suara asli dimasukan dalam level sempurna. Setelah editing on line proses berlanjut dengan mixing. 3. Mixing Suara narasi atau ilustrasi musik yang sudah direkam digabungkan kedalam pita hasil online sesuai dengna petunjuk atau ketentuan
yang tertulis dalam
38
naskah editing.
Keseimbangan antara sound effect suara asli, suara narasi, dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagiany ang terpenting dalam post production sesudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai, setelah itu diadakan preview sebelum program diperbaiki, maka program tersebut siap untuk ditayangkan.
2.8
Fungsi Manajemen Pada media penyiaran
manager umum (general manager)
bertanggung jawab kepada pemilik atau pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manager umum pada dasarnya bertanggung jawba dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemenya, manager umum melaksanakan empat fungsi dasar. 47 Yaitu diambil dalam bukunya Gorge R. Rery dalam bukunya yang berjudul “Principle of management” yang merumuskan fungsi –fungsi dari pada manajemen yang disingkat menjadi POAC, yakni : 1. Planning
(Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian) 3. Actuating
(Pergerakan, pengarahan, dan memberikan pengetahuan)
4. Controlling (Pengendalian dan pengawasan) 47
Peter Priangle, Hal 12
39
1. Planning (Perencanaan) Perencanaan ialah tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan –persiapan daripada pelaksanaan suatu
tujuan.perencanan
mencakup
kegiatan
penentuan
tujuan
(Objectives) media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tesebut. Setiap tujuan kegiatan dapat disebut dengan sasaran (Goals) atau target. Sebelum organisasi menentukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan visi dan misi. Pada umumnya, tujuan media penyiaran dapat dibagi kedalam tiga hal yang terdiri atas : 1. Tujuan Ekonomis Mencakup hal-hal yang terkait dengan posisi keuangan media penyiaran, yang besangkutan dengan perhatian utamanya tertuju pada target pendapatna, target pengeluaran, target keuntungan, dan target rating dan share yang ingin dicapai. 2. Tujuan pelayanan Mencakup kegiatan penentuan program yang dapat menarik audience, penentuan program yang dapat memenuhi minat dan kebutuhan audience sekaligus penyiaran ditengah masyarakat.
40
kegiatan penentuan peran media
3. Tujuan Personal Tujuan individu yang bekerja pada media penyiaran yang bersangkutan dan menginginkan tujuan lainnya, misalnya : mendapatkan pengalaman keahlian, kepuasan kerja dan mendapatkan penghasilan.
2. Organizing (Pengorganisasian ) Pengorganisasian yaitu pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini di atur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaanya, macam atau jenis serta sifat pekerjaan dan juga unit-unit kerjanya (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan,apa alat-alatnya, bagaimana keuangannya dan faislitas-fasilitasnya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departemenetalisasi
dan
pembagian
kerja.
Departementalisasi
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubugnan dan dapat dikerjakan besama. Pembagian kerja adalah pemerinci tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Di dalam organisasi media penyiaran terdapat : Pimpinan ialah general manager, pada stasiun berskala nasional, pimpinan tertinggi ini juga disebut Direktur utara yang bertanggung jawab yaitu menetapkan sasaran (target) pemasaran dan mengendalikan
41
pengeluaran. Struktur organiasi menurut willis dan Aldrigde (1991) stasiun penyiaran memiliki empat fungsi dasar (Areas of opration) : teknik, program,pemasarna dan administrasi menurut Peter Priangle, pada kebanyakan media penyiaran komersil memiliki departemen sebagai berikut : Departemen penjualan atau pemasaran, department program, departemen teknik, departemen Administrasi
atau bisnis,
promosi, traffic dan continuity.
3. Actuating (pergerakan, pengarahan dan memberikan pengarahan) Setelah rencana yang telah diatur tentang segala sesuatunya, maka di gerakan agar mereka mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya
tujuan bersama. Fungsi
mengarahkan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju pada
upaya
untuk
merangsang
antusiasime
karyawan
untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu : Pemberian motivasi ialah semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan
maka kemungkinan semakin
karyawan
memberikan banyak kontribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan suatu stasiun penyiaran, komunikasi ialah faktor yang sangat penting untuk dapat melaksanakan fungsi manajemen secara efektif. Kepemimpinan merupakan
kemampuan
yang
dipunyai
seseorang
untuk
memepngaruhiorang lain agar bekerja dengan tekun demi mencapai
42
tujuan dan sasaran, pelatihan mencakup manager umum haus memastikan bahwa pelatihan yang diberikan diawasi oleh personil yang kompeten, salah satu keuntungannya adalah pemberian kesempatan kepada karyawan
untuk mempersiapkan diri dalam mengantisipasi
perkembangan atau kemajuan stasiun penyaiaran. Kelemahan pelatihan sambil bekerja adalah karyawan pada umumnya tidak mendapatkan dasar-dasar atau filosofis dari suatu pekerjaan. Pelatihan jenis ini lebih menekankan pada kemampuan menggunakan peralatan saja.
4. Controlling (pengendalian atau pengawasan) Terdapat banyak sebutan untuk fungsi pengawasan antara lain evaluasi, penilaian, danperbaikan. Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apa saja tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai apa belum. Melalui perencanan stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuany ang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencdana dan tujuan sudah dicapai atua diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Definisi pengawasan di kemukakan oleh Robert J. Mockler (1972) berikut ini dapat memperjelas unsure-unsur esensial proses pengawasan. Menurut Mockler, pengawasan managemen adalah suatu unsure sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuantujuan pelaksanaan atau perencanana, merancang system informasi, umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang sudah
43
di siapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan – penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2.9
Share dan Rating 2.9.1
Konsep Rating Sydney Head dan Christopher Sterling mengartikan “A Comperative estimate of set tunning in any given market”, yaitu perkiraan kompratif
dari jumlah pesawat televise yang sedang
dignakan pada suatu wilayah siaran tertentu. Menurut Head – Sterling, bagaimanapun menariknya suatu program acara, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh rumah tangga untuk menyaksikan program itu. Rating adalah suatu karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televise yang digunakan oleh satu kelompok audience yang dijadikan sample, dan sampel
tidak akan pernah
menghasilkan ukuran yang mutlak (absolute) tetapi hanya perkiraan. Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya memabgi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi disuatu wilayah siaran tertentu. 48
48
Ibid,Hal. 194
44
2.9.2
Audien share Jumlah audien stasiun televise juga dihitung berdasarkan persentase rumah tangga yang sedang menggunakan pesawat televise atua households using television (HUT), share dari suatu stasiun menyaksikan acara televise A dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televise. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul –betul menyaksikan acara televise A atau bagian dari audien yang betul-betul menyaksikan acara televise A, dan hasil pembagian ini disebut Audience Share. 49
2.9.3
Fungsi rating dan share Share dan rating sangat mempengaruhi perolehan iklan. Perusahan pengiklan konon hanya mau atau cenderung akan beriklan di suatu stasiun (atau program acara) jika diketahui jumlah penontonnya banyak. 50 Hasil perhitungan audien share, biasanya lebih disukai oleh pengelola stasiun televise untuk menarik pemasang iklan daripada rating. Selain karena angkanya lebih tinggi daripada rating, juga karena audien share memberikan informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi suatu stasiun televise terhadap televise lainnya. 51
49
Erica L. Panjaitan Dan Tm. Dhani Iqbal Matinya Rating Televisi , Yayasan Oboro Indonesia 2006, Hal. 21 50 Morrisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi, PT. Rasdina Prakrasa, 2005, Hal 195. 51 Effendy Op.Coit, Hal. 32
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian dengan judul “Strategi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009” adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana menurut Isaac Michael, penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 52 Penelitian ini terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga mengungkapkan fakta, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambar secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan
52
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 22
46
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 53
3.2 Metode Penelitian Penelitian dengan judul “Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet periode Maret 2009”. Ini menggunakan metode kualitatif yaitu studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas) suatu program atau suatu situasi sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Mereka sering menggunakan berbagai metode: wawancara (riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, hasil survey dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. 54 Studi kasus bertujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti.55 Studi kasus juga mempunyai beberapa
keuntungan.
Lincoln
dan
Guba
mengemukakan
bahwa
keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut : 1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian, yakni menyakinkan pandangan subjek yang diteliti.
53
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 6 54 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan Ketiga, Bandung, 2003 hal. 21 55 Deddy, ibid, hal. 21
47
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang hampir mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. 3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden. 4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan (trust worthiness). 5. Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian dan transferabilitas. 6. Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut. 56 Penelitian memilih studi kasus karena ingin menelaah sebanyak mungkin data yang diperoleh dengan wawancara langsung kepada tim atau kru yang terlibat dalam program reality show Backstreet. Data yang diperoleh terfokus pada strategi produksi program Backstreet yang kemudian diuraikan secara rinci dan mendalam. Penggunaan studi kasus juga akan memberikan hubungan bagianbagian ini dalam strategi produksi yang digunakan dalam program Backstreet menjadi lebih jelas diamati.
3.3 Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dan diperlukan adanya penjelasan mengenai istilah-istilah dari konsep yang ada, sehingga definisi konsepnya adalah : 56
Deddy, ibid, hal. 21-22
48
1. Strategi
adalah
(management)
suatu untuk
perencanaan mencapai
(planning)
tujuan
tertentu
dan
manajemen
dalam
praktek
operasionalnya. 2. Share dan rating adalah patokan ukuran yang digunakan oleh stasiun televisi untuk mengetahui seberapa besar program dapat diterima oleh pemirsanya. 3. Program reality show Backstreet adalah merupakan suatu program yang di produksi oleh Production House Imajina Benteng Selaras untuk memenuhi kebutuhan pemirsa dalam pelayanan program hiburan.
3.4 Fokus Penelitian Sesuai dengan sifat dan metode penelitian yang telah penulis tetapkan, fokus yang akan diamati oleh penulis dalam penelitian mengenai “Strategi Produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode bulan Maret 2009” meliputi : 1. Planning (Perencanaan) Tahap ini dimulai dengan rapat, yang meliputi penyampaian ide atau gagasan dalam menentukan tema atau content dalam setiap episode penayangannya. 2. Organizing (Pengorganisasian) Setelah dilakukan perencanaan, maka tahap berikutnya adalah pembagian kerja untuk seluruh bagian dalam program reality show
49
Backstreet mulai dari produser, sutradara, creative, scripwriting dan lain sebagainya. 3. Actuating (pengarahan) Pengarahan dilakukan kepada semua tim untuk bekerja secara efisien dan efektif. Dalam tahap ini meliputi penulisan naskah dan rundown, dalam proses editing juga diperlukan pengarahan dari produser agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Controlling (pengawasan) Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah program reality show Backstreet sesuai dengan target yang diinginkan, maka perlu dilakukan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan dilakukan pada saat rapat evaluasi yang biasanya dilakukan pada saat acara selesai ditayangkan atau juga bisa dilkukan pada saat produksi berikutnya : Dalam tahapan produksi, yakni : a. Tahap pra produksi -
Strategi program
-
Strategi promosi
-
Strategi show
-
Strategi organisasi dan SDM
b. Tahap produksi -
Strategi perencanaan syuting
-
Strategi pengambilan gambar
50
c. Tahap paska produksi -
Evaluasi program
3.5 Narasumber (Key Informan) Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, maka diperlukan penemuan narasumber. Dalam kaitannya dengan penelitian mengenai “Strategi Production House Imaji Benteng Selaras dalam Meningkatkan Share dan Rating Program Reality Show Backstreet Periode Maret 2009”. Maka narasumbernya adalah : 1. Fanny Noviany selaku Produser Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksana pra produksi, produksi, pasca produksi program reality show Backstreet. 2. A. Satrio selaku Sutradara Orang yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan suatu program, memilih content dari tayangan dan memutuskan content yang akan ditayangkan. 3. Rudi Ferdiansyah selaku Kreatif Bertanggung jawab dalam berkoordinasi dengan sutradara untuk memutuskan content apa yang akan ditayangkan dari segi kreatifitas dan pada saat hari syuting berkoordinasi dengan artis dan piñata artistik untuk lokasi syuting.
51
4. Khaerunisa selaku scripwriter Orang yang bertugas dalam membuat naskah atau script, mempersiapkan rundown beserta treatmentnya. 5. Atin selaku Casting Director Orang yang bertugas dalam mencari memilih dan menyeleksi siapa saja yang menjadi cast atau talent. 6. Haryo Budiono dan Sigit Handoko selaku Cameramen Orang yang bertugas mengambil gambar yang diperlukan dalam shooting dan bertanggung jawab atas tata letak kamera sehingga dapat menghasilkan gambar yang seimbang, bagus dan menarik. 7. Prima Arya Maulana selaku Editor Bertugas dalam kegiatan pasca produksi yang melakukan penyuntingan dan penyelarasan video dan audio menjadi satu tayangan siap saji.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis melakukan dua macam cara pengumpulan data, yaitu : 3.6.1 Data Primer Data primer dari penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam (indepeth interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada narasumber yang telah ditentukan dan jawaban-jawaban narasumber tersebut dicatat atau direkam.
52
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur. Pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, dan disesuaikan dengan keadan dan ciri yang unik dari responden. Wawancara ini digunakan untuk menanyakan sesuatu secara lebih mendalam pada subjek tertentu. 57 Subjek yang dimaksud adalah mengenai strategi produksi Production House Imaji Benteng Selaras dalam meningkatkan share dan rating program reality show Backstreet periode Maret 2009.
3.6.2 Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari studi dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku teks, catatan-catatan selama kuliah, surat kabar, artikel, internet dan dokumentasi dari library and research Production House
Imaji
Benteng Selaras. Dan refrensi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat peneliti.
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensistensiskannya, mencari dan menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kada orang lain. 58
57 58
Lexy, op.cit, hal. 191 Lexy, ibid, hal. 248
53
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Jadi triangulasi berarti merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan berhubungan dari berbagai pandangan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan jalan : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2. Mengeceknya dengan sumber data. 3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. 59
59
Lexy, ibid, hal. 332
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Production House Imaji Benteng Selaras 4.1.1 Sejarah Singkat Production House Imaji Benteng Selaras Production House Imaji Benteng Selaras selaras didirikan pada tahun 2001 di Jakarta oleh Bapak Henricus Herianto, Bapak Lilik Oetomo. Bapak Hendro Saputro dan Mr. Paul K. Nontasak sebagai managing director yang bertugas memantau dan meihat semua kegiatan yang ada di perusahaan. Production House Imaji Benteng Selaras sudah hampir 9 tahun menjalani bisnis ini dan berkembang dengan 60 karyawannya untuk melakukan kegiatan produksi dibantu dengan alat-alat yang lengkap berstandar broadcast dari produksi. Produksi sampai pasca produksi. Berawal dari membuat produksi bergenre game show seperti game zone di stasiun TPI, tetapi kini Production House Imaji Benteng Selaras semakin berkembang dengan membuat acara-acara reality show yang segmentnya untuk anak muda atau remaja. Dan sampai sekarang program yang diproduksi adalah reality show Backstreet.
55
4.1.2 Logo Production House Imaji Benteng Selaras
I M A JI BENTENG SELARAS 4.1.3 Visi dan Misi Production House Imaji Benteng Selaras Visi dari Production House Imaji Benteng Selaras adalah fun and learn, yang menjadi media yang dapat memberikan hiburan dan pembelajaran kepada pemirsa. Dengan begitu masyarakat Indonesia mendapatkan pengetahuan, imajinasi, kreatif dan sosial dalam kehidupannya. Misi dari Production House Imaji Benteng Selaras adalah dapat menjadi suatu media yang berisi anak-anak muda yang siap menerima tantangan dan bersaing dalam membuat suatu program yang berkualitas dalam memberikan hiburan bagi pemirsa sekaligus dan dapat menjadi media yang terefektif bagi agencies dan pemasang iklan.
56
4.1.4 Data Perusahaan Production House Imaji Benteng Selaras Nama Perusahaan : Production House Imaji Benteng Selaras Alamat
: Wisma Ariani, Jalan Raya Kebon Jeruk Lt. 3 No. 6 Jakarta Barat
Telepon
: (021) 530-7591
Fax
: (021) 532-5848
4.1.5 Program-program yang Diproduksi oleh Production House Imaji Benteng Selaras 1. Etis Bak Eigthies
variety
TV7
2. Alam Bawah Sadar
drama
Demo
3. In the Dark
game show
TPI
4. Game zone
game show
TPI
5. Game seru
game show
TPI
6. Treasure Hunt
game show
Trans TV
7. Spy Game
game show
TPI
8. Rumpian reman
reality comedy
Demo
9. Masih ada Kesempatan
reality
TVRI
10. Masih ada Kesempatan
reality
TV One
11. Jayuzz, please dong, ah!!
comedi
Tv7
12. Cerita Cinta
reality
Global TV
13. Tangkap
reality comedi
Trans TV
57
14. Tangkap (rerun)
reality comedi
ANTV
15. Tangkap 2
reality comedi
ANTV
16. Thai Boxing
sport
Lativi
17. Backstreet
reality show
SCTV
18. Cari-cari Pacar
reality show
Global TV
19. Pasrah
reality comedi
ANTV
20. Maafin dong!
reality show
ANTV
21. Bukan reality
reality show
Demo
22. Galau
reality show
Demo
23. Pria Bicara
Talk show
TV One
58
4.1.6 Susunan Struktur Organisasi Production House Imaji Benteng Selaras Devi Monica Lumanaw Direktur Utama
Paul K. Nontasak Managing Director
R. Ariani
R.A. Tjokrodiharjo
A. Satrio
HRD
Finance manager
Program director
Pra Production
Production
Post Production
Fanny
Sucipto
Prima
Produser
Chief of cameramen
Editor
Haryo Budiono
Nurman
Cameramen
Editor
Sigit Handoko
Diva
Cameramen
Editor
M. Iqbal
Murdock
Cameramen
Editor
Atin
Rudi Ferdiansah
Melisa
Talent and cobrainator
Creative director
Creative director
Dodi
Risma
Haikal
Indri
Creative
Creative
Creative
Creative
Neny
Khaerunisa
Bajaj
Pocong
Creative
Creative
Creative
Creative
Tony
Idris
Basuki
Rohman
General Affair
General Affair
General Affair
General Affair
59
4.1.7 Job Desk di Production House Imaji Benteng Selaras 1. Produser Bertanggung jawab atas semua manajemen divisi produksi dan divisi kreatif. Memanajemen jadwal, budget, financial dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi. 2. Sutradara Adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan suatu program, memilih content yang akan dituangkan. 3. Programme Director Adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran jalannya suatu proses acara televise. Pengarah acara bekerja di control room dan melaksanakan rundown yang dibuat oleh produser. 4. Casting Director Adalah seseorang yang bertugas mencari, memilih dan menyeleksi siapa saja yang menjadi cast atau talent dalam suatu program. Seperti host, bintang tamu, pengisi acara dan sebagainya. 5. Creative Director Adalah berkoordinasi dengan sutradara untuk memutuskan content apa yang akan ditayangkan dari segi kreatifitas dan pada saat hari syuting, berkoordinasi dengan artis dan piñata artistic untuk setting dan lokasi syuting.
60
6. Floor Director Adalah orang yang bertanggung jawab mengatur tempat syuting, mengisi sekuen ke cameramen ataupun ke pemain dan memberikan instruksi yang diberikan program director kepada semua kru yang ada di lokasi syuting. 7. Art Director Adalah orang yang bertanggung jawab pada setting, lokasi dan property untuk keperluan setting dan membuat dekorasi yang indah dan bernilai seni. 8. Director of Photography Adalah orang yang bertanggung jawab atas tata letak kamera, sehingga gambar yang dihasilkan seimbang dan bagus atau disebut juga piñata artistik. 9. Technical Director Bertanggung jawab untuk mempersiapkan hal-hal teknis yang berhubungan dengan produksi. 10. Prop’s master Bertanggung jawab atas property acara, bukan sekedar permintaan saja, tetapi mempunyai peranan penting dalam memutuskan jenis property apa yang bagus dan pas dengan format acara.
61
11. Lighting Designer Bertanggung jawab dalam menata cahaya yang bagus dan pas pada suatu karakter program dan juga mengatur kualitas cahaya selama cara berlangsung. 12. Wardobe Bertanggung jawab menyiapkan kostum sebuah acara. Bukan sekedar permintaan saja, tetapi mempunyai peranan penting dalam memutuskan kostum apa yang bagus dan pas dengan format suatu acara. 13. Sound Engineer Bertanggung jawab dalam menyiapkan peralatan audio selama produksi dan juga mengatur kualitas suatu program. 14. Editor Bertugas dalam mengedit hasil produksi dengan menyelaraskan hasil video dan audio menjadi satu tayangan siap saji.
4.1.8 Peralatan Produksi Production House Imaji Benteng Selaras a. Peralatan studio yang terdiri dari : Lighting 1. Par light
: 100 unit
2. Fresenel 2 K
: 25 unit
3. Fresenel 1 K
: 10 unit
4. Moving Head Mac 2000
: 4 unit
62
5. Blonde
: 4 unit
6. Kinoflow
: 2 unit
7. Red Head
: 4 unit
8. HMI 20 K
: 2 unit
9. Lighting konsul mixer liputer CX 12
: 66 channel
10. Dimmer pack aspect b. Peralatan Audio, yakni : 1. Senheizer stuio clip on mic + transmitter
: 13 pair
2. Senheizer Mic Wireless
: 2 unit
3. Shure SM 57
: 5 unit
4. Shure SM 58
: 5 unit
5. Eurodesk MX 9000 mixer
: 1 unit
6. Limitter DBX 1231
: 1 unit
7. Compressor audio multicom MDX 4400
: 1 unit
8. Stereo integrated amplifier 200 W A technic
: 1 unit
9. Active speaker Yamaha MS 400
: 4 unit
10. Het set alwa
: 8 unit
11. Handy talkie
: 6 unit
c. Peralatan Video Production House Imaji Benteng Selaras tidak mempunyai peralatan video sendiri untuk produksi di dalam studio. Tetapi Production House Imaji Benteng Selaras mempunyai beberapa mini DV camera untuk produksi di luar studio.
63
Peralatan tersebut sudah masuk dalam standar broadcast untuk digunakan dalam studio yang biasanya kami sewa dari PT. Sindu Griya Sinemas salah satu tempat penyewaan peralatan video terbesar di Indonesia. Peralatan-peralatan yang disewa dari PT. Sindu Griya Sinemas : 1. Camera betacam camera
: Sony D 35 or D 50
2. Camera Control Unit (CCU)
: JVC
3. Jimmi Jib
: 3-12 meter length ducth roll
4. Colour Video Monitor
: Sony PVW 9020 ME 20’ inch
5. Colour Video Monitor
: Sony PVW 9020 ME 8’ inch
6. Video switcher 7. Video phase contol 8. Video vectorscope 9. Betacam recorder
: Sony PV W 2800
10. Betacam recorder
: Sony PV W 7500
11. Betacam recorder portable
: Sony PV W 2850
12. Betacam player
: Sony PV W 2650
13. 2 DV recorder
: Sony DSR-45p
Peralatan Video Production House Imaji Benteng Selaras 1. Camera DV Panasonic AGD VX 100 p
: 2 unit
2. Camera DV Sony DSR 250 p
: 1 unit
3. Camera DV Sony PD 170
: 1 unit
4. Camera DV Sony PD 10
: 1 unit
64
d. Peralatan Pasca Produksi Tim pasca produksi bertanggung jawab mengedit suatu program dan memberikan sentuhan akhir seperti musik, grafik, efek, suara dan setiap detail programnya dibentuk sedemikian rupa. Studio 1 1. Processor
: Intel Pentium 4.860 Mhz dual
2. Mother board
: MSI
3. Memory
: 1 GB
4. Monitor
: Viewsonic Professional Series G 90 F 19”
5. VGA card
: Matrox Millenium G 550
6. Editing card
: Matrox Digisuit LE Max
7. HDD
: 200 Gb
8. Raid
: Adaptec AHA Raid 200 Gb
9. Editing software
: Premiere pro 1,5
10. Graphic software
: Adobe Photoshope CS after effect 6,5
11. Audio software
: Cool edit pro 2
Studio 2 1. Processor
: Intel Pentium 4, 3, 2 GHz dualcore
2. Motherboard
: Asus P5 WD premium
3. Memory
: 2 GHz
65
4. Monitor
: Viewsonic Professional Series G90F
5. VGA card
: Nvidia winfast Px 6600 TD
6. Editing card
: Decklink SP
7. HDD
: 272 Gb
8. Raid
: Medea Video raid 500 GB
9. Editing software
: Primiere Pro 2,0
10. Graphic software
: Photoshop CS After effect 7,0 Partical ilusions
11. Audio software
: Adobe audition
Studio 3 (Aplle G4) 1. Processor
: IBM 800 Mhz
2. Memory
: 1,5 Gb
3. Monitor
: Viwsonic professional series G 90 F
4. VGA card
: Nvidia Ge Force 4 Mx
5. Editing card
: Targa Cinemave
6. HDD
: 200 Gb
7. Raid
: Atto Expres 300 Gb
8. Editing software
: Final cut pro 3
9. Graphic software
: Photoshop 7,0 after effect 5,5
10. Audio software
: peak DV for FCV
66
1. Betacam player Sony PVW 2600
: 1 unit
2. Betacam player Sony PVW 2650
: 1 unit
3. Betacam recorder Sony PVW 2800
: 2 unit
4. DV player / recorder Sony DSR-45 P
: 1 unit
5. Monitor Sony 14’
: 1 unit
6. Monitor Sony 10’
: 1 unit
7. Mixer Mackie 12 track
: 3 unit
8. TV monitor
: 3 unit
9. Active speaker generic
: 2 unit
10. Active speaker bose
: 1 unit
11. VHS / recorder Paasonic 4 head
: 2 unit
12. CD / VCD bumer
: 1 unit
13. DVD burner
: 1 unit
14. Microphone wireless senheizer
: 1 unit
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1
Program Reality Show Backstreet Reality show adalah suatu format acara televise yang berisikan tentang realitas kehidupan manusia atau sekelompok orang yang natural dan tidak dibuat-buat, karena tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya. Dan orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah bukan seorang aktor dan aktris. 60 Salah satu alasan
60
http://id.wikipedia.org.wiki/realityshowindonesia
67
televisi membuat program reality show adalah tidak dapat dipungkiri bisa mengintai, menjebak dan memberikan pandangan mendalam terhadap kehidupan seorang dan tragedy personal orang lain. Jadi dengan menonton reality show, pemirsa bisa mengetahui dan masuk dalam kehidupan orang-orang yang tampil dalam reality show. Program reality show Backstreet adalah merupakan salah satu dari reality show tentang cinta di SCTV. Yang berawal dari ide pihak SCTV yang ingin mengisi acaranya dengan program reality show tentang cinta. SCTV mencetuskan kata-kata tentang cinta, diantaranya Kontak Jodoh, Cinta Lokasi, Pacar Pertama, Cinta Monyet, Main Hati, Backstreet dan Cinta Lama Bersemi Kembali. Setelah melakukan pertemuan dengan rumah produksi atau production house, jadilah katakata tersebut menjadi sebuah program yang tergabung dalam LEMON TEA asam, pahit dan manisnya cinta di SCTV. 61 Alasan SCTV memilih reality show tentang cinta, karena acara tersebut banyak sekali pemirsanya dan program pasti akan bertahan lama. Seperti acara Katakan Cinta (RCTI), Harap-harap Cemas (H2C) dan Playboy Kabel (SCTV). Karena reality show tentang cinta mempunyai daya jual terhadap pengiklan. Program Backstreet adalah acara reality show ditelvisi yang cukup digandrungi oleh pemirsanya. Sesuai dengan nama acaranya Backstreet bertujuan membantu client yang kesulitan mengungkap
61
Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
68
hubungan cintanya dari orang-orang terdekat mereka. Seperti dari orang tua, kakak, sahabat bahkan dari mantan client yang tidak mau putus. Backstreet akan membantu client untuk bisa menjalankan hubungan cinta mereka tanpa harus Backstreet lagi. 62 Adapun acara ini dibuat yaitu ingin mengulang kesuksesan program serupa sebelumnya. Yaitu Play Boy Kabel, Harap-harap Cemas (H2C), dan Katakan Cinta yang telah booming beberapa tahun lalu yang telah menjadi perhatian pemirsanya.
4.2.2
Tahapan-tahapan Produksi Program Backstreet
PRA PRODUKSI - Strategi program - Strategi promosi - Strategi show - Strategi organisasi / SDM
Strategi Produksi
PRODUKSI - Strategi perencanaan syuting - Strategi pengambilan gambar PASCA PRODUKSI - Evaluasi program
62
http://www.Hotpeeps. Info/2008/12/Backstreet.html
69
Share dan rating meningkat
4.2.3
Waktu Penayangan Berdasarkan rundown terbaru, program ini hadir setiap hari selasa pukul 13.30 WIB. Acara ini kini dipandu oleh Hesti Purwadinata dan Fathir Muchtar.
4.2.4
4.2.5
Format Acara Program 1. Jenis
: Reality show
2. Sifat
: Drama reality
3. Setting
: Indoor dan outdoor
4. Durasi
: 1 jam
5. Jam tayang
: Hari Selasa pukul 13.30 WIB
Segmentasi Audience Pemirsa adalah bagian yang terpenting dalam industri televisi, tanpa pemirsa program acara televisi tidak akan berarti apa-apa. Sehingga penulis akan memaparkan karakteristik dan ciri-ciri pada program reality show backstreet. Pemirsa program backstreet yang paling potensial adalah B dan C1.
70
4.3 Strategi Produksi Program Backstreet 4.3.1
Planning (Perencanaan) Perencanaan dalam pembuatan program diperlukan untuk mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang dibutuhkan, menetapkan tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai. Demikian juga dalam produksi program backstreet. Program backstreet pernah beberapa kali mengalami pergantian pembawa acara (host) dan perubahan jam tayang. Namun perubahan dalam program backstreet pada intinya tidak mempengaruhi inti konsep, yang tetap membantu client dalam menyelesaikan masalah cintanya tanpa harus backstreet lagi. Fanny Noviany mengatakan : “Pada intinya perubahan tersebut tidak mempengaruhi inti konsep program….”. 63
Tahap pra produksi program backstreet adalah menyeleksi orang-orang yang telah mendaftarkan diri untuk menjadi pelapor (client). Casting director di sini sangat berperan penting dalam melakukan casting terhadap para pelapor yang ingin menjadi client dan mengikuti program backstreet. Dalam melakukan pekerjaannya casting director dibutuh oleh tim kreatif. Setelah client sudah terpilih, kemudian pihak dari kreatif memanggil si pelapor tersebut untuk mengadakan briefing dengan
63
Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
71
sutradara. Guna membicarakan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan, namun langkah-langkah tersebut tetap berpedoman kepada rundown yang dibuat oleh scripwriting. Setelah pelapor sudah ditetapkan masuklah ke dalam tahap perencanaan program backstreet, tahapan perencanaan ini diawali dengan rapat produksi yang membahas tentang tema atau content yang akan diangkat. Rapat produksi biasanya diikuti oleh produser, sutradara, tim kreatif dan cameramen. Rapat ini biasanya berisi tentang seleksi, proyeksi dan evaluasi. Melalui pengamatan penulis bahwa rapat ini dilakukan untuk membahas semua yang berkaitan dengan program yang akan ditayangkan. Perencanaan merupakan hal yang paling penting karena semua tim harus bisa merencanakan isi program backstreet ini secara keseluruhan dalam penayangan program tersebut. Apabila dalam perencanaannya kurang matang, maka ketika melakukan produksi pasti akan ada kekurangannya. Sehingga ketika melakukan perencanaan ini seluruh tim harus benar-benar fokus pada bagiannya masing-masing, itu semua dilakukan demi memberikan yang terbaik bagi pemirsanya.
72
4.3.2
Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian menurut Fanny Noviany adalah membuat susunan struktur kerja yang tersusun rapi. Sehingga dari setiap bagian tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam setiap program pasti membutuhkan tim untuk melakukan produksi, dimana tim ini akan membuat sebuah program yang bisa disajikan dan disaksikan oleh penonton.
Struktur Tim Produksi Program Backstreet (sumber : Production House Imaji Benteng Selaras, 2009) Produser
: Fanny Noviani
Sutradara
: A. Satrio
Kreatif
: Rudi Ferdiansyah Haikal Sanad Risma Jayanti Mutiara Arista Aprianty Indarti Adi Pocong Bajaj Dody Sujarwo
Scripwriting
: Khaerunisa Neni Nurani
Koordinator Talent
: Atin
73
Pengarah Lapangan
: Sona Wiguna
Cameramen
: Haryo Budiono Sigit Handoko Sendy Rinaldy M. Iqbal Dirboy Kanda
Penata Suara
: Aldi
Penata Cahaya
: Aseng
Penata Set dan Prop’s
: Schade Angin
Penata Rias
: Puri Indah Sari
Desain Grafis
: Pepenk
Time Code
: Ranty
Editor
: Prima Arya Maulana Dipa Murdock Ryan Nurman
Masing-masing tim produksi proragm backstreet memiliki nilai professional yang tinggi yaitu selalu ingin memberikan yang terbaik bagi penontonnya. Penjelasan tersebut akan dijabarkan oleh Fanny Noviany selaku produser :
74
“Seluruh anggota dari bagian tim produksi program backstreet memiliki nilai professional yang tinggi dalam pekerjaannya. Semua ini dilakukan agar penonton merasa puas.” 64
Kinerja dari seluruh tim selalu dipantau oleh produser terjadi suatu masalah atau kendala maka akan diselesaikan dengan cara musyawarah. “Apabila ada kendala atau gangguan yang di luar dugaan, biasanya kami melakukan musyawarah secara bersama-sama dengan seluruh tim produksi dengan harapan bisa mengatasi semua kendala atau gangguan yang ada.” 65
Seluruh tim produksi backstreet selama ini selalu memberikan hasil yang terbaik, karena pada dasarnya hasil dari sebuah program acara merupakan hasil dari kerja tim secara keseluruhan.
4.3.3
Actuating (Penggerakan dan Pengarahan) Menurut Fanny Noviany yang dimaksud dengan penggerakan dan pengarahan (actuating) adalah memberikan bimbingan, mengatur dan mengarahkan segala kegiatan terhadap orang-orang yang telah diberi tugas di dalam melaksanakan kegiatan produksi. Penggerakkan
dan
pengarahan
(actuating)
disini
lebih
menjelaskan kepada proses produksi tayangan backstreet. Setelah semua dibahas dalam rapat produksi mengenai tema atau content acara, bagian dari prop’s master juga harus menyiapkan segala
64 65
Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009 Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
75
kebutuhan teknis mulai dari lighting, audio, property yang akan digunakan, wardrobe dan make up. Selama prop’s master melakukan penjadwalan untuk keperluan teknis, sementara itu kreatif dan pengarah lapangan menghubungi pendukung acara atau yang biasa disebut sponsor. Scripwriting mulai membuat script beserta rundown secara keseluruhan yang akan digunakan oleh host dan talent. Setelah semua persiapan selesai tim produksi sudah bisa memulai produksinya. Dalam melakukan produksi, diawal acara biasanya terdapat kata-kata mutiara yang dilontarkan oleh host dengan tujuan sebagai pembuka diawal acara program backstreet sesuai dengan tema yang diangkat. Hal-hal yang dilakukan dalam produksi dijelaskan oleh A. Satrio selaku sutradara : “Dalam melakukan produksi ini akan lebih menekankan kepada prop’s master, audio, penata cahaya atau lighting karena di sini lebih melibatkan kepada teknisi dibandingkan dengan teorinya”. 66
4.3.4
Controlling (Pengawasan) Pengawasan (controlling) menurut Fanny Noviany adalah untuk menyesuaikan sampai dimanakah program atau rencana yang telah disepakati itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang diinginkan atau tidak.
66
Wawancara dengan A. Satrio selaku Sutradara Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
76
Dalam pengawasan atau controlling ini lebih membahas terhadap evaluasi. Evaluasi yang dilakukan setelah melakukan proses editing. Karena setiap program acara yang dibuat harus di evaluasi semuanya dengan maksud agar mengetahui kekurangan apa saja yang terdapat dalam program tersebut, sehingga kekurangan tersebut tidak akan terjadi kembali. Setelah melakukan evaluasi, semua kekurangan akan segera diketahui oleh editior dan dapat menemukan jalan keluarnya. Semua ini dimaksudkan agar untuk episodenya selanjutnya dapat memberikan yang terbaik bagi penontonnya. Tujuan yang paling utama dari semua itu adalah tidak jauh untuk meningkatkan share dan rating, karena share dan rating merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan suatu program tersebut berhasil atau tidak.
4.4 Faktor Penting dalam Produksi Program Backstreet 4.4.1
Sarana Produksi Program Backstreet Sarana atau peralatan sangatlah penting dalam menunjang proses produksi program backstreet. Sarana yang digunakan oleh tim produksi backstreet adalah : 1. Peralatan produksi (syuting) a. Kamera b. Kaset mini DV
77
c. Durex d. Wireless e. Clip on f. Simplex g. Microfon 2. Peralatan taping a. Betacam SP b. VTR c. Monitor d. Lighting e. Clip on 3. Peralatan editing a. Komputer b. Hardisk c. VTR
4.4.2
Tahapan Pelaksanaan Produksi Program Backstreet Produksi Program Backstreet terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan produksi tersebut meliputi : 4.4.2.1 Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahapan pra produksi merupakan tahapan yang menentukan keberhasilan tahapan-tahapan produksi selanjutnya. Tahapan ini meliputi perencanaan dan persiapan.
78
A. Tahap Perencanaan Tahapan perencanaan ini dibahas dengan mengadakan rapat produksi. Rapat produksi ini membahas mengenai stategi-strategi apa saja yang akan digunakan dalam meningkatykan share dan rating program backstreet. Ada empat strategi yang akan digunakan dalam pembuatan program backstreet guna mencapai share dan rating TV yang dominan. Oleh karena itu strategi produksi dalam pencapaian tujuan tersebut harus memenuhi kriteria dalam berbagai hal, yaitu : 1. Strategi Program Program yang akan disampaikan kepada penonton harus dapat bersaing (competive) dengan program acara reality show ditelevisi lain. Dimana tugas seorang scripwriting adalah mempersiapkan sebuah script atau cerita dengan sebagus mungkin yaitu dengan membuat kasus-kasus backstreet yang lebih unik, lebih ekstrim dan tidak seperti biasanya sehingga menarik untuk ditonton. Pra produksi program reality show backstreet adalah persiapan aktivitas menuju tahap produksi yang terdiri dari planning, budgeting dan scripwirting. Pra produksi merupakan semua tahapan persiapan sebelum produksi dimulai. Makin baik perencanaan produksi maka akan memudahkan nantinya
79
dalam produksi. Ketika tahap ini terlewati maka sebenarnya sudah lima puluh persen tahapan keseluruhan produksi. a. Production Planning Meeting Pada rapat perencanaan produksi tahap awal, produser sebagai orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungans uatu produksi, memaparkan konsep acara yang sudah disepakati sebelumnya bersama tim kreatif. Dipertemuannya berikutnya masing-masing penanggung jawab memaparkan segala persiapan, mulai dari sutradara yang bertanggung jawab atas content yang akan digunakan scripwriting membuat script, rundown, breakdown serta treatment untuk host dan talent. Production planning meeting bisa dilakukan beberapa kali, intinya semua kru yang terlibat harus paham betul akan konsep acara, tujuan acara dan sasaran yang ingin dicapai. b. Script Untuk acara-acara tertentu seperti dialog, kuis, variety
show
dan
reality
show
biasanya
hanya
menggunakan outline yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh talent, host dan fasilitas yang digunakan serta VT (video tape).
80
c. Scripwriter Semua
hal
yang
ingin
ditayangkan
dalam
penayangan program backstreet akan dilampirkan dalam sebuah rundown dimana rundown ini dibuat oleh scripwriting. Scripwriting sendiri memiliki tugas yaitu membuat keseluruhan acara dalam sebuah rundown mulai dari segment by segment hingga treatmennya tentang apa saja yang harus dilakukan oleh host dan talent. Rundown dibuat berdasarkan hasil meeting yang telah dilaksanakan bersama seluruh tim. Fanny Noviany menjelaskan : “Scripwriter bertugas dalam membuat script, rundown hingga treatmennya, karena script di sini sangat berperan penting dalam melakukan suatu produksi”. 67 Scripwriter sendiri memiliki beberapa pedoman dalam
menentukan
urutan-urutan
dalam
pembuatan
rundown, selain itu scripwriting juga harus memikirkan unsur-unsur apa saja yang harus disesuaikan dengan tema yang hendak diangkat. Adapun langkah-langkah penulisan sebuah program acara yang terdiri dari :
67
Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
81
1) Merumuskan ide 2) Riset 3) Penulisan outline 4) Penulisan synopsis 5) Penulisan treatment 6) Penulisan naskah draft 7) Review naskah 8) Naskah akhir atau final Treatment berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi, setting, waktu, property dan adegan.
2. Strategi Promosi Strategi promosi yang dilakukan oleh tim backstreet meliputi : a. Sebagai produser program harus betul-betul jeli terhadap trend yang sedang berkembang, sehingga kegagalan akan program lebih dapat dihindari agar memperoleh share dan rating cukup besar. b. Tim kreatif melakukan promosi, yaitu dengan membuat promo-promo cuplikan dari tayangan backstreet yang menurut produser memiliki nilai jual yang cukup tinggi. c. Sebuah program yang dibuat harus mendapatkan iklan atau sponsor.
82
3. Strategi Show Pengemasan tayangan acara reality show Backstreet haruslah dari segi content, script, host dan grafis. Pembawa acara harus terlihat matang dan smart dalam membawakan acara, sedangkan talent (si pelapor) harus bisa berakting dengan baik dan bagus sesuai dengan alur cerita masalah yang dihadapinya. Hal ini penting sekali agar pesan yang ingin disampaikan dalam program tersebut dapat diterima oleh penonton dirumah. Selain itu dari segi grafis harus dibuat semenarik
mungkin
sehingga
pemirsa
tertarik
untuk
menontonnya. Di dalam strategi show ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya : a. Ketika berdialog talent dan host harus benar-benar mengikuti script yangs udah dibuat scripwriting, hal ini bisa dipelajari terlebih dahulu oleh talent dan host. b. Ketika mengharuskan adegan secara detail, misalnya perpindahan talent dari satu posisi ke posisi lainnya. Ini juga untuk mempermudah cameramen dalam pengambilan gambar. c. Ketika acara tersebut memerlukan VT (video tape) yang harus ditayangkan. d. Ketika durasi waktu harus benar-benar dijaga.
83
Membangun sebuah set dilokasi yang akan dijadikan tempat untuk syuting sangat perlu dilakukan. Pop’s master di sini berperan dalam membuat setting ditempat syuting, diantaranya membuat design yang cocok dengan kebutuhan shot serta harus memperhatikan dimana letak kamera, lighting dan audio.
4. Strategi Organisasi dan SDM Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam strategi produksi. Sumber daya yang berkualitas tinggi menghasilkan output yang maksimal. Untuk menjangkau program Backstreet yang sudah diketahui oleh penontonnya, pihak Production House Imaji Benteng Selaras (IBS) memiliki beberapa tim kreatif yang handal dalam menyeleksi dan memilih client, dan scripwriting yang handal dalam membuat script. Di dalam proses terjadinya kinerja keras yang positif, maka diperlukan suatu organisasi instruktur yang kuat yang dapat penunjang kesejahteraan sumber daya manusia (SDM).
B. Tahapan Persiapan 1. Pembagian tugas dalam membuat script yaitu membuat script, rundown, breakdown dan treatmennya sesuai dengan masalah
84
atau tema yang ingin diangkat oleh si pelapor atau si client tersebut. 2. Casting director menghubungi si pelopor untuk menentukan jadwal untuk melakukan proses syuting. 3. Pengarahan lapangan mencari lokasi atau tempat untuk syuting sesuai dengan tema atau content yang akan ditayangkan. 4. Cameramen mempersiapkan peralatan yangd iperlukan untuk syuting. Yaitu mempersiapkan kamera apakah layak atau tidak, memeriksa kebesihan lensa kamera, memastikan baterai cukup untuk melakukan proses syuting, serta mempersiapkan kaset yang akan digunakan untuk syuting. 5. Sutradara dan cameramen melakukan koordinasi tentang angleangle apa saja yang akan diambil. 6. Menghubungi bagian transportasi untuk mengantar tim produksi untuk syuting. Fanny Noviany menjelaskan : “Dengan perencanaan dan persiapan yang matang akan mempermudah pelaksanaan proses selanjutnya sehingg akan mengurangi timbulnya permasalahan”. 68
4.4.2.2 Produksi Program Backstreet Tahapan produksi dalam program Backstreet memiliki dua strategi, yakni : 68
Wawancara dengan Fanny Noviany selaku Produser Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
85
1. Strategi perencanaan syuting Tahapan produksi akan mudah direalisasikan dengan perencanaan dan persiapan yang matang. Produksi tersebut dilaksanakan berdasarkan dengan perencanaan dan persiapan yang telah ditentukan dalam tahapan pra produksi. Produksi
progam
Backstreet
adalah
shooting
yaitu
pelaksanaan dari proposal pra produksi yang sudah ditetapkan dengan perencanaan yang tepat sehingga menghasilkan sistem produksi yang dapat menuju tahapan selanjutnya. Strategi ini dilakukan agar kesalahan pada saat shooting berlangsung bisa diminimalisir bahkan diharapkan tidak akan ada sedikit kesalahan pun nantinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi perencanan adalah : a. Timing Produksi televisi akan menyangkut waktu (timing), estimasi waktu harus bisa diprediksi seakurat mungkin. Panduan waktu adalah rundown yang sudah dibuat pada saat produksi. b. Briefing performers Salah satu elemen bagus atau tidaknya suatu program televisi adalah bagaimana pembawa acara bisa secara total dalam melakukan serta dialog sesuai naskah. Agar hal demikian bisa tercapai diperlukan briefing pada pembawa acara
86
dan si pelapor. Briefing dilakukan sedetail mungkin, karena dalam beberapa contoh kasus bahkan briefing tidak hanya pada masalah content, tetapi terkadang masalah teknis yang perlu diketahui oleh para talent dan host. c. Prop’s master Property sebagai bagian dari tata artistik yang harus dipersiapkan pada saat syuting.
2. Strategi Pengambilan Gambar Berdasarkan pembekalan yang telah dilakukan dalam rapat produksi dan script yang sudah dipersiapkan olehs cripwriting berdasarkan tema atau content yang akan diangkat, tim siap berangkat. Tim berangkat dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk shooting. Cameramen mempersiapkan microfon dan kamera apakah layak pakai atau tidak, memeriksa kebersihan lensa kamera, memastika apakah baterai cukup untuk melakukan shooting serta mempersiapkan kaset dan tripod yang akan digunakan untuk shooting. Selain itu, sutradara dan kameramen terlebih dahulu melakukan koordinasi mengenai angel apa yang akand iangkat sehingga antara content atau tema yang dibuat oleh scripwriting dan ketersediaan gambar yang akan diambil cameramen akan sesuai.
87
A. Satrio menjelaskan : “Intinya sebelum shooting discuss terlebih dahulu dengan cameramen…cameramen mo bikin angle shooting seperti apa…ya kita ambil sesuai dengan naskah atau content yang sudah dibuat oleh scripwriting.” 69 Selama proses shooting berlangsung tanggung jawab berada di tangan sutradara, namun tetap ada koordinasi dengan produser jika terhadi hal-hal tertentu di luar apa yang telah dibahas dalam rapat produksi. Selama proses shooting, cameramen bertugas melakukan pengambilan gambar sesuai dengan apa yang telah didiskusikan sebelumnya dengan sutradara. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kekurangan gambar pada saat proses editing atau ketidaksesuaian antara naskah dan gambar yang dikarenakan tidak adanya gambar yang diinginkan oleh content yang disebut scripwriting. Setelah selesai melaksanakan shooting, seluruh tim kembali ke kantor. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam strategi pengambilan gambar, diantaranya : a. Shoot Arrangement Pengaturan shoot sudah bisa dilakukan pada saat syuting, selalu menegcek area shoot yang sesuai atau tidak
69
Wawancara dengan A. Satrio selaku Sutradara Program Backstreet, tanggal 15 Juli 2009
88
dengan semua yang telah direncakana. Dengan pengaturan shoot ini dapat juga melihat penataan set design sudah sesuai dengan yang diharapkan. b. Audio dan Lighting Sebagai bagian dari produksi audio dan lighting harus diperhatikan, yaitu dengan melakukan pengecekan apakah audio sudah berjalan dengan benar apa tidak. c. Time code Dalam melakukan produksi program, bagian yang terpenting adalah time code. Yaitu mencatat seluruh adegan sesuai script yang terdapat dalam rundown. Hal ini dilakukan guna membantu editor dalam proses editing.
4.4.2.3 Pasca Produksi Program Reality Show Backstreet Setelah tahapan produksi selesai barulah masuk pada tahapan pasca produksi yaitu proses editing. Proses editing dilakukan oleh editor dengan berpegang pada naskah atau script yang dibuat oleh scripwiting. Kegiatan editing diawali dengan capture, yaitu proses emindahkan gambar dari kaset ke dalam hardisk komputer. Setelah proses capture selesai, barulah masuk ke dalam proses editing, yaitu mencari dan memilih gambar yang sesuai dengan naskah serta durasi yang telah ditentukan.
89
Prima Arya Maulana selaku editor menjelaskan : “Proses editing yang pertama adalah capture dan memasukkan hasil shooting ke dalam hardiks, yang kemudian masuk ke dalam proses editing dan mencari gambar-gambar yang sesuai dengan naskah dan durasi yang ditentukan”. 70
Pihak research and development ibu R. Ariani memberikan tanggapannya mengenai share dan rating. R. Ariani menjelaskan : “Share dan rating program backstreet sedang mengalami penurunan tetapi apabila strategi yang sudah ditetapkan dapat berjalan dengan baik maka share dan rating yang diperoleh bisa tinggi”. 71
Evaluasi di adakan agar mengetahui apakah target yang diinginkan diawal perencanaan sudah tercapai atau belum, yang pertama kita lihat adalah target audience yang diinginkan adalah kelas B dan C1. Di dalam hal ini lebih membahas kepada evaluasi-evaluasi yang dilakukan setelah program tersebut ditayangkan. Karena setiap program acara yang dibuat harus terlebih dahulu dievaluasi semuanya, itu semua dilakukan agar mengetahui kekurangan apa yang terdapat dalam setiap penayangannya sehingga kekurangan tersebut tidak akan terjadi penayangan episode selanjutnya.
70
Hasil Wawancara dengan Editor Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009 71 Hasil Wawancara dengan Research and Development Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009
90
Pengawasan yang paling utama dilakukan oleh produser dimana beliau selalu mengawasi setiap hasil kerja tim produksi. Salah satu pengawasna yang dilakukan adalah melakukan evaluasi mulai dari produksi, personal, sehingga kualitas acara secara keseluruhan. Fanny Noviany mengatakan : “Evaluasi pasti selalu ada di dalam setiap program acara yang akan dibuat, proses evaluasi dalam program backstreet adalah proses editing. Yaitu penyelarasan video dan audio menjadi satu tayangan siap saji.” 72
Tahap evaluasi akan membaha mengenai kelebihan dan kekurangan pada setiap episode program Backstreet, ini semua dapat diketahui melalui segmen by segmen dan tanggapan dari produser dan sutradara. Evaluasi dilakukan setiap proses syutings udah selesai dan melibatkan banyak pihak antara lain produser, sutradara, kreatif dan research and development. Evaluasi ini lebih kepada performances host dan client ditelevisi. Evaluasi produksi juga bisa dilakukan dengan mengimbangkan dengan konsep yang ada, evaluasi personal bisa dilihat dari performance pendukung acara. Kualitas host juga perlu diperhatikan, adegan-adegan dari si client, dan kinerja para crew juga perlu diperhatikan. Setelah melakukan evaluasi dari proses editing semua kekurangan dan kelebihan akan segera diketahui oleh editor dengan
72
Hasil Wawancara dengan Prosedur Program Backstreet, di Studio Penta SCTV, Jakarta Barat, tanggal 16 Juli 2009
91
segera menemukan jalan keluarnya agar dalam penayangan episode selanjutnya akan memberikan yang terbaik bagi penontonnya. Tujuan dari memberikan tayangan yang lebih menarik sematamata tidak jauh untuk meningkatkan share dan rating, karena share dan rating merupakan hal yang paling penting untuk dinilai dalam membuat sebuah program. Apabila share dan rating yang dihasilkan baik, maka tidaklah mengherankan acara yang dibuata kan selalud inantikan oleh para penontonnya, karena share dan rating merupakan sebuah patokan bagi seluruh stasiun televisi dalam membuat sebuah program. Program Backstreet memiliki pandangan yang sama mengenai share dan rating, di lihat dari penjelasan sebelumnya penulis juga ingin mengetahui mengenai share dan rating program Backstreet. Ini semua akan dijelaskan oleh Fanny Noviany selaku produser. “Share dan rating program backsreet tergantung kepada strategii-strategi yang sudah ditetapkan sebelumnya, host, client dan content acara secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik atau tidak.” 73
Seperti penjelasan produser program Backstreet bahwa share dan rating progam Backstreet memperoleh hasil yang rendah, di sini penulis ingin lebih mengetahui bagaimana cara meningkatkan share dan rating.
73
Hasil Wawancara dengan Prosedur Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009
92
Fanny Noviany menjelaskan : “Cara meningkatkan apabila share dan ratingnya rendah adalah dengan emperbaiki sisi mana yang terlihat lemah. Itu bisa diketahui dari catatan segment by segment yang kami miliki dan semuanya dilahirkan dalam evaluasi program melalui proses editing”. 74
Penulis sudah mengetahui mengenai kelebihan yang ada dalam program Backstreet, tetapi sebuah program acara pastikan memiliki kekurangan, sehingga penulis merasa perlu mengetahui kekurangan apa yang terjadi dalam program Backstreet : Fanny Noviany menjelaskan : “Kelemahan dari program reality show backstreet adalah performance dari si pelapor (client) tersebut yang tidak bisa membawa para penonton yang ada di rumah ikut merasakan hal-hal yang dialami oleh si client tersebut”. 75
Hal serupa juga dikatakan oleh Scripwriting dan tim kreatif yang benar-benar paham atas kekurangan program Backstreet yang bisa menjadi kelemahan bagi tayangan Backstreet sendiri. Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan program tersebut, penulis juga ingin membahas mengenai strategi yang digunakan dalam meningkatkan share dan rating program Backstreet. Fanny Noviany menjelaskan : “Dalam pembuatanprogram acara yang akan dibuat pastinya harus memiliki strategi khusus dalam meningkatkan strategi programnya. Strategi program backsreet dibagi menjadi empat 74
Hasil Wawancara dengan Prosedur Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009 75 Hasil Wawancara dengan Prosedur Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009
93
bagian, yaitu strategi program, strategi promosi, strategi show dan strategi SDM.” 76
4.5
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada narasumber yang berkompeten, yaitu Fany Noviany selaku produser, A. Satrio selaku sutradara, Khaerunisa selaku scripwriting, Atin selaku casting director, Rudy Ferdiansyah selaku kreatif, Haryo Budiono dan Sigit Handoko selaku cameramen dan Prima selaku editor. Sebagai data primer ditambah dengan studi dokumentasi yang diperoleh dari mempelajari buku-buku, internet dan dokumentasi yang berhubungan dengan subjek penelitian, sebagai data sekunder maka peneliti dapat melakukan analisa strategi produksi program Backstreet dalam meningkatkan share dan rating. Program Backstreet adalah salah satu program reality show tentang cinta yang ditayangkan SCTV. Alasan SCTV membuat program reality show tentang cinta adalah karena program tersebut mampu bertahan lama karena memiliki banyak penonton atau audience yang menyukai program tersebut. Program ini pun mampu dalam menarik pengiklan. Adapun acara ini dibuat yaitu ingin mengulang kembali kesuksesan program Katakan Cinta (RCTI), Playboy Kabel (SCTV) dan Harap-harap Cemas (SCTV) yang sudah menyita banyak pemirsanya.
76
Hasil Wawancara dengan Prosedur Program Backstreet, di kantor Production House Imaji Benteng Selaras, tanggal 15 Juli 2009
94
Program Backstreet telah mengalami bebeapa pergantian pembawa acara dan perubahan jam tayang, tetapi tidak mengalami perubahan inti konsep program tersebut. Yaitu membantu client yang kesulitan mengungkapkan masalah cintanya dari orang-orang terdekat mereka. Seperti dari orang tua, kakak, sahabat bahkan mantan client yang tidak mau putus. Backstreet akan membantu client untuk bisa menjalankan hubungan cinta mereka tanpa harus Backstreet lagi. Program Backstreet tayangan setiap hari Selasa pukul 13.30 di stasiun televisi SCTV. Sebelum mengalami perbahan program Backstreet pernah mendapatkan rating yang sangat tinggi yaitu 6,5% dengan share 25,3%. Tetapi setelah mengalami pergantian pembawa acara dan perubahan jam tayang, rating dan share yang didapat sangat rendah yaitu 1,5 dengan share 11,6%. Dalam meningkatkan share dan rating program Backstreet harus melalui tahapan perencanaan, dimana dengan perencanaan tersebut sudah ditenukan maksud, tujuan, strategi yang akan digunakan dan target yang ingin dicapai. Dengan menggunakan strategi yang sudah ditetapkan oleh produser. Diantaranya, strategi program, strategi promosi, strategi show dan strategi organisasi dan SDM. Diharapkan mampu dalam meningkatkan share dan rating. Tanpa adanya organisasi pelaksana atau tim yang terlibat, program Backstreet tidak akan terwujud. Tim produksi terdiri dari produser, sutradara, prop’s master, scripwriting, 3 cameramen dan editor. Tim
95
produksi Backstreet harus benar-benar paham mengenai konsep acara, tujuan acara dan sasaran yang ingin dicapai. Penentuan tema atau content merupakan langkah awal yang penting untuk dibahas. Karena tanpa adanya content progam Backstreet tidak akan bisa diproduksi. Tema atau content yang akan ditampilkan harus yang berhubungan dengan si pelapor yang sudah terpilih untuk mengikuti program Backstreet. Setiap tema atau content yang akan ditayangkan pasti akan dibahas mengenai kelayakan serta nilai-nilai yang ada sehingga layak di produksi. Setelah materi atau tema sudah ditentukan, maka dilakukan pembagian tim untuk melakukan produksi. Sebelum melakukan produksi pembawa acara dan talent diberikan pengarahan oleh sutradara tentang tema atau content yang akan ditayangkan. Pengarah lapangan harus sudah menemukan lokasi yang akan digunakan untuk syuting. Peralatan merupakan faktor penting dalam produksi yang akan digunakan. Pemeriksaan meliputi apakah kamera layak untuk dapat digunakan, memeriksa kebersihan lensa kamera, memastikan baterai cukup untuk melakukan syuting serta mempersiapkan kaset yang akan digunakan. Tim yang akan melakukan proses produksi akan diantar oleh seorang driver dengan menggunakan mobil yang merupakan fasilitas dari kantor. Kamera yang digunakan adalah Soni PD 170 dan kasetnya adalah mini DV. Di lokasi syuting sutradara dan cameramen melakukan koordinasi sebelum melakukan shoot, cameramen harus tahu angel apa saja yang harus
96
ia ambil nantinya. Jangan sampai gamba ryang diinginkan oleh sutradara tidak ada. Hal ini akan menyulitkan saat proses editing. Setelah syuting selesai, tim kembali ke kantor untuk menyerahkan hasil syuting kepada editor. Kegiatan editing diawali dengan capture, yaitu proses memindahkan gambar dari kaset ke dalam hardisk komputer. Setelah proses capture selesai barulah masuk ke dalam proses editing, yaitu mencari dan memilih gambar yang sesuai dengan naskah serta durasi yang telah ditentukan. Peralatan yang diperlukan untuk proses editing adalah komputer, hardisk dan VTR. Setelah editor selesai melakukan edit gambar, sutradara melihat hasilnya apakah sudah sesuai antara gambar dengan content yang dibuat. Setelah itu produser yang melihat hasil editan tersebut dan menentukan apakah perlu diperbaiki atau tidak. Dengan tahapan perencanaan dan persiapan yang sesuai dengan menggunakan strategi-strategi yang sudah ditetapkan oleh produser, yang kemudian dijalankan oleh seluruh tim produksi atau kriu yang terlibat. Ternyata membawa titik terang. Karena strategi yang digunakan guna mencapai tujuan yang diinginkan mampu dalam meningkatkan rating program Backstreet yang semula 1,5% dengan share 11,6%. Menjadi 1,6% dan share 12,5% meskipun hanya naik 1% tetapi itu tidak menjadi suatu masalah, melainkan itu akan menjadi suatu motivasi yang berharga untuk seluruh tim program Backstreet.
97
Dari semua tahapan tersebut dapat dilihat bahwa program Backstreet telah mengalami peningkatan, itu dapat membuktikan bahwa program reality show Backstreet diproduksi dengan terencana melalui tahapantahapan produksi. Perencanaan tersebut dilakukan mulai dari penetapan tujuan, sasaran serta penggunaan strategi dalam mengemas tema atau content program. Dalam pemilihan tema atau content juga diperhatikan dan disesuaikan dengan segmentasi pemirsanya. Tim yang kompak dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas juga merupakan bagian dari tahapan pengorganisasian yang tepat dan pengawasan yang baik dari produser.
98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis melampirkan pada bab penutup dari skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa penelitian pada bab sebelumnya dan juga berisi tentang sarana yang akan diberikan penulis sebagai peneliti pada program reality show Backstreet. 5.1 Kesimpulan Program reality show Backstreet adalah program yang diproduksi oleh Production House Imaji Benteng Selaras, yang merupakan salah satu tayangan dari beberapa program reality show tentang cinta yang ditayangkan oleh stasiun televisi SCTV. Yang mengambil segmentasi B dan C, selama penayangannya program Backstreet telah mengalami beberapa kali dalam pergantian pembawa acara dan perubahan jam tayang. Namun pada intinya perubahan tersebut tidak mempengaruhi inti konsep. Dalam program reality show Backstreet penulis membahas mengenai strategi program Backstreet, melalui dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Hal yang paling menonjol dalam program ini adalah pernah mengalami beberapa kali pergantian pembawa acara dan perubahan jam tayang, sehingga program ini mendapatkan share dan rating yang sangat rendah sekali pada periode Maret 2009. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, proses produksi program reality show ini memenuhi empat fungsi dasar manajemen, seperti
99
yang digambarkan oleh George R. Terry dalam buku pengantar jurnalistik karangan Kustadi Suhandang tahun 2004. Empat fungsi dasar manajemen yang merupakan bagian dari strategi produksi meliputi : 1. Planning (Perencanaan) Pada tahapan perencanaan program reality show Backstreet ditentukan tujuan, sassaran dan target serta strategi produksi untuk mencapai tujuan setelah itu ditentukan tema atau content apa yang akan diangkat. Tema atau content biasanya berasal dari si pelapor, setiap content atau tema akan dibahas mengenai kelayakan serta nilai-nilai yang ada sehingga materi tersebut layak diproduksi. 2. Organizing (Pengorganisasian) Ketepatan dalam pengorganisasian merupakan tahapan yang sangat penting
dalam
program
reality
show
Backstreet.
Tahapan
pengorganisasian tersebut dimulai dari rapat produksi yang membagi tugas untuk scripwriter dalam membuat rundown ke dalam segmen-segmen. Kemudian akan ditentukan pula cameramen yang akan mengambil gambar. 3. Actuating (Pengarahan) Fungsi pengarahan dilakukan oleh produser mulai dari diadakan rapat produksi. Setelah dilapangan, tanggung jawab ditangan tim yang bertugas khususnya sutradara.
100
4. Controlling (Pengawasan) Fungsi pengawasan program dilakukan dengan mengadakan rapat evaluasi pada pasca produksi, evaluasi dilakukan setelah melakukan proses editing. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui kekurangan apa saja yang terdapat dalam program tersebut, sehingga kekurangan tersebut tidak akan terjadi kembali. Selain itu proses produksi program reality show Backstreet ini masih memiliki faktor penting dalam produksinya, diantaranya : 1. Sarana produksi Peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi meliputi untuk kegiatan proses shooting yaitu kamera Sony PD 170, kaset mini DV, baterai, microfon, tripod serta kamera foto untuk dokumentasi. Sedangkan untuk proses editing menggunakan komputer, hardisk dan VTR. 2. Tahapan pelaksanaan produksi Tahapan proses produksi yang dilalui oleh program Backstreet meliputi pra produksi, produksi serta pasca produksi. Pada tahapan pra produksi lebih membahas mengenai perencanaan dan persiapan tentang tema atau content apa yang akan diproduksi. Tahapan produksi merupakan tahapan perwujudan materi menjadi gambar dan video, yaitu dengan melakukan shooting sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Sedangkan tahapan pasca produksinya adalah proses editing.
101
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti ajukan pada progam Backstreet. Saran yang peneliti ajukan hanya bersifat masukan yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas produksi program Backstreet. 1. Penulis menyarankan kepada produser reality show Backstreet harus betulbetul jeli terhadap trend yang sedang berkembang, sehingga kegagalan akan program lebih dapat dihindari agar memperoleh share dan rating yang cukup besar. Produser juga harus mampu dalam membuat strategistrategi yang lebih baik lagi dari sebelumnya guna meningkatkan share dan rating. 2. Untuk scripwriter yang bertugas dalam membuat suatu script atau naskah diharapkan dapat membuat suatu kasus-kasus Backstreet yang lebih menarik
dan
unik
sehingga
menontonnya.
102
mampu
menarik
audience
untuk
DAFTAR PUSTAKA Ardianto Elvinaro dan Lukita Komala Erdinaa. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung Berkowitz Eric N, Roger A. Kerin dan William Rudelius. 2002. Marketing. 6th Edition, Irwin IMC Grawhill Crasswell John. 2002. Research Design Qualititave and Quantative. Approaches, KIK Press, Jakarta Croteun David dan William Hoynes. 200. Media / society : Industries Images and Audience. Pine Forge Press. California Djuarsa, Sasa Sendjaja. 2002. Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta Goodwin Andre. 1997. Riding With Ambulances : Television it Uses. Media Studies. London Kuswandi Wawan. 1996. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta L. Panjaitan Erica dan TM. Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi. Yayasan Obor, Indonesia Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Morissan. 2005. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. PT. Ramdina Prakarsa Mulya Deddy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Ketiga, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Rakhmat Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung Subroto, Darwanto, Sustro. 2000. Produksi Acara Berita. Duta Wacana University, Yogyakarta Suprayoga Imam dan Tobrani. 2001. Metodologi Sosial / Agama. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
103
T. Vane Edwin dan Lynne. S Gross. 2000. Programming For Televisi, Radio, Cabel, Focal Press. London Uchjana Onong Effendy. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung Wahyudi J.B. 2001. Dasar-dasar Jurnalistik Televisi dan Radio, Graffiti, Jakarta ________. 2001. Jurnalistik Televisi tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI. Penerbit Alumni, Bandung Wibowo Fred. 2000. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Grasindo, Jakarta
Sumber lain : Gumilar Gugum. Program Studi Ilmu Komunikasi.
[email protected] http : // encyclopedi.thfreedictionary.com/reality+television http : // id.wikipedia.org/wiki/realityshowindonesia. Judul artikel : reality show indepth interview terhadap semua orang yang terlibat dalam proses produksi program Backstreet
104
DRAFT WAWANCARA
Produser (Fanny Noviany) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai program Backstreet? 2. Pada tahun berapa program Backstreet tayang ? 3. Apa latar belakang dari pembuatan acara reality show Backstreet ? 4. Setelah mengalami perubahan jam tayang dan pembawa acara (host) share dan rating yang didapat sangat rendah. Apakah ada strategi khusus yang digunakan tim Backstreet dalam meningkatkan share dan rating ?
Scripwriting (Khaerunisa) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang scripwriter? 2. Materi apa saja yang perlu anda siapkan untuk kebutuhan progam Backstreet ? 3. Faktor-faktor apa saja yang menentukan urutan-urutan dalam pembuatan rundown ?
Kreatif (Rudi Ferdiansyah) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang kreatif ? 2. Dalam membuat suatu konsep program, materi apa saja yang anda perlu siapkan untuk kebutuhan program Backstreet ? 3. Bagaimana cara memasarkan program reality show Backstreet ?
105
Casting Director (Atin) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai casting director ? 2. Apakah anda pernah mengalami kesulitan atau kendala dalam mencari seorang talent, pembawa acara dan pengisi acara ?
Cameramen (Haryo Budiono dan Sigit Handoko) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai cameramen ? 2. Langkah-langkah apa saja yang anda gunakan dalam pengambilan gambar ? 3. Dalam meningkatkan share dan rating program Backstreet, apakah ada strategi khusus yang digunakan dalam pengambila gambar dan angle-angle apa saja yang dianggap penting yang harus diambil ?
Editor (Prima Arya Maulana) 1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang editor ? 2. Apakah anda pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam mengedit hasil shooting ?
106
PERTANYAAN-PERTANYAAN SECARA KESELURUHAN KEPADA TIM PROGRAM BACKSTREET
1. Jelaskan mengenai program Backstreet dan pengertiannya ? 2. Bagaimana format program Backstreet itu ? 3. Mengapa membuat format seperti itu ? 4. Mengapa program Backstreet memperoleh share dan rating yang rendah pada periode Maret 2009 ? 5. Siapakah target audiencennya ? 6. Apa perbedaan program reality show Backstreet dengan program reality show lainnya ? 7. Bagaimana cara memasarkan progam Backstreet ? 8. Apakah ada sponsor tetap di program Backstreet ? 9. Berapa budget untuk 1 episode progam Backstreet ? 10. Apa saja alaty atau equipment yang digunakan untuk produksi ? 11. Apa POAC yang ada di dalam program Backstreet ? 12. Apa strategi Production House Imaji Benteng Selaras dalam memperoleh share dan rating ?
107
TRANSKRIP WAWANCARA Nama
: Fanny Noviany
Jabatan
: Produser
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai program Backstreet? Jawab : Job description saya sebagai produser Backstreet adalah sebelum melakukan sebuah produksi dilakukan saya memimpin team produksi untuk melakukan meeting, dimana meeting ini membahas mengenai konsep apa yang akan dilakukan dalam setiap episode yang akan dproduksi. Selain itu saya bertanggung jawab dalam memanajemen jadwal, budgte, financial dair pra produksi, produksi dan pasca produksi program.
2. Pada tahun berapa program Backstreet tayang ? Jawab : Program Backstreet tayang pada bulan Agustus 2007
3. Apa latar belakang dari pembuatan acara reality show Backstreet ? Jawab : Yang melatarbelakangi pembuatan program backstreet adalah karena program acara reality show sekarang banyak diminati oleh pemirsanya dan program tersebut dapat bertahan lama.
108
4. Setelah mengalami perubahan jam tayang dan pembawa acara (host) share dan rating yang didapat sangat rendah. Apakah ada strategi khusus yang digunakan tim Backstreet dalam meningkatkan share dan rating ? Jawab : Dalam meningkatkan share dan rating program, saya sebagai produser memiliki empat strategi khusus, yaitu : a. Strategi program Dimana seorang scripwriting harus mempersiapkan script yang lebih bagus dengan kasus-kasus yang lebih ekstrim. b. Strategi promosi Yaitu dengan membuat promo tentang cuplikan-cuplikan dari tayangan backstreet yang menurut saya mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. c. Strategi show Yaitu dimana seorang talent dan host harus dapat berakting dengan baik dengan arahan yang diberikan oleh sutradara d. Strategi organisasi dan SDM Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam strategi produksi. Karena dengan sumber daya yang berkualitas tinggi dapat menghasilkan output yang maksimal.
109
Nama
: Khaerunisa
Jabatan
: Scripwriting
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang scripwriting ? Jawab : Job description saya yaitu membuat script, rundown serta treatment apa saja yang akand ilakukan oleh host dan talent.
2. Materi apa saja yang perlu anda siapkan untuk kebutuhan progam Backstreet ? Jawab : Untuk materinya saya menyiapkan kaset betacam yang isinya tentang VIT (video tape) para cast atau talent yang nantinya akan di insert sesuai dengan rundown. Membawa stop wacth untuk mengukur durasi agar tidak over durasi.
3. Faktor-faktor
apa
saja
yang
menentukan
urutan-urutan
dalam
pembuatan rundown ? Jawab : Faktor-faktor yang menentukan dalam pembuatan rundown adalah strategi promosi dari program off air karea promo ini yang mengetahui kelebihan dan kelemahan dari setiap episodenya. Yang kedua pendukung acara inilah faktor terpenting yang menentukan urutan sebuah rundown dan tema yang akan diangkat pada setiap episodenya. 110
Nama
: Rudi Ferdiansyah
Jabatan
: Kreatif
Jabatan
: Scripwriting
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang kreatif ? Jawab :
Job description saya sebagai kreatif yaitu membuat suatu konsep program di setiap episodenya dan membantu scripwriting dalam membuat rundown persegment dan treatmentnya.
2. Dalam membuat suatu konsep program, materi apa saja yang anda perlu siapkan untuk kebutuhan program Backstreet ? Jawab :
Untuk materinya saya menyiapkan kaset betacame yang berisi tentang VT (video tape) para talent yang terlibat dalam program backstreet.
3. Bagaimana cara memasarkan program reality show Backstreet ? Jawab :
Cara
memasarkan
program
backstreet
tidak
dikarenakan program ini sudah ada pemirsanya.
111
terlalu
sulit
Nama
: Atin
Jabatan
: Casting Director
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai casting director ? Jawab : Job description saya sebagai casting director adalah melakukan casting untuk siapa saja yang ingin mengikuti syuting harus melalui audisi (casting) terlebih dahulu. Setelah mengetahui siapa saja yang lulus dalam casting biasanya saya langsung menghubungi lewat via telepon.
2. Apakah anda pernah mengalami kesulitan atau kendala dalam mencari seorang talent, pembawa acara dan pengisi acara ? Jawab : Kalo kendala yang saya alami pasti ada contohnya kurang cocok dengan talent atau host bary, karena harus menyocokan kembali karakter. Biasanya talent dan host baru itu kurang bisa berakting dengan baik sesuai dengan keinginan produser dan sutradara.
112
Nama
: Haryo Budiono dan Sigit Handoko
Jabatan
: Cameramen
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai cameramen ? Jawab : Job description kami berdua sebagai seorang cameramen adalah bertanggung jawab atas tata letak kamera, agar menghasilkan gambar yang seimbang dan bagus.
2. Dalam meningkatkan share dan rating program Backstreet, apakah ada strategi khusus yang digunakan dalam pengambila gambar dan angleangle apa saja yang dianggap penting yang harus diambil ? Jawab : Prioritas utama dalam pengambilan gambar adalah si pelapor (client) yang sedang beradegan dengan korban yang dituju, dengan bagaimana cara mengambil gambar secara pure atau tidak direkayasa. Sehingga pemirsa yang menontonnya dapat ikut merasakan dan menghayati semua adegan-adegan yang diperankan oleh si pelapor tersebut.
113
Nama
: Prima Arya Maulana
Jabatan
: Editor
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2009
Tempat Wawancara
: Kantor Production House IBS
1. Apa sajakah job description atau tugas-tugas anda sebagai seorang editor? Jawab : Tugas saya sebagai seorang editor adalah meralisasikan naskah cerita dan hasil materi produksi dengan menyelaraskan video dan audio menjadi satu cerita
utuh dan menarik yang siap untuk
ditayangkan.
2. Apakah anda pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam mengedit hasil shooting ? Jawab : Ya pernah, salah satunya ketika apa yang diminta dalams cript tidak didapatkan pada materi syuting.
114
CURRICULUM VITAE
Full Name
: Dharma Iranti
Nick Name
: Ranty
Place / Date of Birth
: Jakarta, December 19th 1987
Home Address
: Jl. Keamanan Dalam II Rt. 012 Rw. 06 No. 46 A Jakarta Barat 11130
E-mail Address
:
[email protected]
Phone Number
: 021 – 99923073
Marital Status
: Single
Health
: Good
Interest
: Travelling, Singing and Watching Movie
•
2002 – 2005
: Senior High School of 17 Glodok, Jakarta
•
1999 – 2002
: Junior High School of 54 Glodok, Jakarta
•
1993 – 1999
: Elementary School of Al-Muttaqien, Jakarta
•
December 16th, 18th 2005 : Broadcasting Leadership and Smart Training (BLAST) at Cisarua, Bogor
•
January 2006 : Information Technology Course at Mercu Buana University
115
•
May 16th 2006 : Seminar Nasional “Cegah Tayangan Kekerasan, Pornografi dan Mistik di Televisi” at Mercu Buana University.
•
May 28th 2008 : National Forum, “National Television : Among Regulation, Decentralitation and Corporation” at Mercu Buana University.
•
July 12th 2008 : Workshop About “Self Motivation, Strategi Menembus Kerja” at Mercu Buana University.
•
November 28th, Seminar Komunikasi dan Study Media to Metro TV Program Kick Andy
•
September 2005 to July 2006 : English Conversation Course at LIA
•
Reporter of “ORANGE MEDIA”, periode 2005 – 2006 Mercu Buana of University
•
Member of “Paduan Suara” periode 2006 – 2007 Mercu Buana of University
•
Member of Koperasi Mahasiswa 2005, Mercu Buana of University
116