STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA
ELSIANA BRIKMAR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA, MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 5 Agustus 2008
Elsiana Brikmar C44104024
ABSTRAK ELSIANA BRIKMAR. Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. Dibimbing oleh NARNI FARMAYANTI dan ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah koperasi perikanan yang melayani nelayan dan masyarakat pesisir yang berada di Muara Angke. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan, mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal maupun eksternal dan merumuskan alternatif–alternatif strategi. Perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya dari tahun 2002-2006 meningkat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah anggota, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahanya dan adanya unit usaha ekonomi dan unit sosial yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan koperasi. Kekuatan utama yang dimiliki koperasi adalah harga ikan di TPI yang tinggi dan kelemahan utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas. Hasil analisis matriks IFE diperoleh nilai indeks kumulatif 2,4505, menggambarkan posisi internal koperasi lemah. Peluang yang paling dominan adalah pinjaman modal dari bank. Sedangkan ancamannya adalah kurangnya kesadaran dalam berkoperasi. Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif 2,7753, menunjukkan posisi eksternal koperasi kuat. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, Koperasi Perikanan Mina Jaya berada dalam sel V. Strategi yang dapat dilaksanakan adalah pertahankan dan pelihara. Hal yang paling tepat adalah melaksanakan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil perhitungan matriks QSP menunjukkan prioritas strategi adalah mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume produksi unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal.
Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Koperasi Perikanan, Internal, Eksternal
© Hak cipta milik Elsiana Brikmar, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopi, microfilm dan sebagainya.
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
OLEH: ELSIANA BRIKMAR C44104024
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
SKRIPSI Judul
: Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara.
Nama
: Elsiana Brikmar
NIM
: C44104024
Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
Disetujui,
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Ir. Narni Farmayanti, M.Sc NIP. 131918658
Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si NIP. 131841724
Diketahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131578799
Tanggal Lulus : 5 Agustus 2008
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul ”Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 April sampai 30 April 2008. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, Ir. Anna Fatchiya, M.Si dan Etty Eidman, SH sebagai dosen penguji. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada H. Syarifudin Baso selaku ketua umum Koperasi Perikanan Mina Jaya yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. Terima kasih kepada semua pegawai UPT Muara Angke, Jakarta Utara yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam pengumpulan data sehingga penelitian dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dan tidak lupa kepada Ayahanda Marthen Brikmar, Ibunda Juliana Loyono, kedua adik tercinta Iin dan Wendi dan keluarga besar atas dukungan, doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangannya. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bogor, 5 Agustus 2008
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Halmahera Tengah pada tanggal 30 April 1986 dari pasangan Bapak Marthen Brikmar dan Ibu Juliana Loyono. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui adalah SMU Negeri 1 Kupang. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Penulis memilih program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif di organisasi mahasiswa yaitu HIMASEPA IPB (2006-2007) sebagai staf internal. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Perikanan, penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara”.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR . .................................................................... .......
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... .......
xiv
I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 1.4. Kegunaan Penelitian ..............................................................
1 3 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1. Koperasi ................................................................................ 2.1.1. Pengertian Koperasi ................................................... 2.1.2. Koperasi Perikanan .................................................... 2.1.3. Pengembangan Koperasi ........................................... 2.2. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ........................................... 2.3. Manajemen Strategis .............................................................
6 6 6 6 7 8 8
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI .............................................
13
IV. METODOLOGI .............................................................................. 4.1. Metode Penelitian .................................................................. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 4.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 4.4. Metode Analisis Data ............................................................ 4.4.1. Analisis Rasio ............................................................. 4.4.2. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ........ 4.4.3. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) .. 4.4.4. Analisis Matriks Internal External (IE) ......................... 4.4.5. Analisis Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) ............................................... 4.4.6. Analisis Matriks Quantitatif Strategic Planning (QSP) ..
16 16 16 16 17 18 20 22 24
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 5.1. Sejarah Berdiri Koperasi Perikanan Mina Jaya ....................... 5.2. Visi dan Misi ................................................................... ....... 5.3. Keanggotaan .......................................................................... 5.4. Unit Usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya ........................... 5.5. Analisis Lingkungan Koperasi Perikanan Mina Jaya............... 5.5.1. Analisis Lingkungan Internal ........................................ 5.5.1.1. Organisasi ..................................................... 5.3.1.2. Sumberdaya Manusia ..................................... 5.3.1.3. Unit Usaha ..................................................... 5.3.1.4. Keuangan ..................................................... 5.6. Analisis Rasio ......................................................................... 5.6.1. Rasio Likuiditas ...........................................................
28 28 28 29 31 32 32 33 37 38 47 49 49
25 26
Halaman 5.6.2. Rasio Solvabilitas ................................................................ 5.6.2.1. Rasio Total Hutang dengan Total Harta ........ 5.6.2.2. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri .... 5.6.3. Rasio Rentabilitas ........................................................ 5.6.3.1. Return On Investment ................................... 5.6.3.2. Rentabilitas Modal Sendiri ............................. 5.7. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan .................................... 5.7.1. Kekuatan ..................................................................... 5.7.2. Kelemahan .................................................................. 5.8. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .................... 5.9. Analisis Lingkungan Eksternal................................................. 5.9.1. Ekonomi ...................................................................... 5.9.2. Kebijakan Pemerintah ................................................. 5.9.3. Sosial Budaya .............................................................. 5.9.4. Teknologi ..................................................................... 5.9.5. Pesaing ....................................................................... 5.10. Identifikasi Peluang dan Ancaman ....................................... 5.10.1. Peluang ..................................................................... 5.10.2. Ancaman ................................................................... 5.11.Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ............... 5.12.Analisis Matriks IE .................................................................. 5.13.Analisis Matriks SWOT ........................................................... 5.14.Analisis Matriks QSP ...............................................................
49 50 51 52 52 53 53 53 54 54 56 56 57 58 59 59 59 59 60 60 61 63 67
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 69 6.1. Kesimpulan ............................................................................. 69 6.2. Saran ...................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
71
LAMPIRAN ..........................................................................................
73
DAFTAR TABEL Halaman 1. Penilaian Bobot Faktor Internal Organisasi ........................... ........
21
2. Faktor-Faktor Internal .....................................................................
21
3. Faktor-Faktor Eksternal ..................................................................
23
4. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Organisasi .................................
24
5. Matriks IE .......................................................................................
24
6. Matriks SWOT ................................................................................
25
7. Matriks QSP ...................................................................................
27
8. Perkembagan Jumlah Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ...........................................................................
30
9. Jumlah Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ............................................................................
31
10. Komposisi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya Berdasarkan Jabatan dan Jenjang pendidikan.....................................................
38
11. Jumlah Produksi Unit Perdagangan Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ................................................................... ....... 39 12. Pendapatan Koperasi Perikanan Mina Jaya Berdasarkan Unit Usaha Jasa Tahun 2002-2006 ........................................................
42
13. Jumlah Dana dan Laba Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 .........................
43
14. Perkembangan Produksi, Nilai Produksi, Retribusi dan Peningkatan Retribusi TPI Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 .......................................................................... 46 15. Perkembangan Dana Asuransi, Dana paceklik, Dana Tabungan Nelayan Dan Bakul Yang Dibagikan Tahun 2002-2006 ..................
47
16. Perkembangan Pemodalan Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ...........................................................................
48
17. Rasio Lancar Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006.....
49
18. Rasio Hutang dengan Harta Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ...........................................................................
50
19. Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri .....................................
51
20. Return On Investment Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ..........................................................................
52
21. Rentabilitas Modal Sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 ...........................................................................
53
Halaman 22. Matriks IFE Koperasi Perikanan Mina Jaya ....................................
55
23. Matriks EFE Koperasi Perikanan Mina Jaya ..................................
61
24. Matriks IE Koperasi Perikanan Mina Jaya ......................................
62
25. Matriks SWOT ................................................................................
66
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Diagram Kerangka Pendekatan Studi .................................................. 15 2. Proses Pelelangan Ikan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke ........ 45
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Wilayah Kerja Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara .. ...................................................................................... 74 2. Struktur Organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya ............................. 75 3. Penilaian Bobot Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya Untuk Responden 1 ..................................................................... 76 4. Penilaian Bobot Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya Untuk Responden 2 ..................................................................... 77 5. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya Untuk Responden 1 ..................................................................... 78 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya Untuk Responden 2 ....................................................................
79
7. Neraca Koperasi Perikanan Mina Jaya ..............................................
80
8. Penentuan Bobot dan Rating Rata-Rata Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya ...........................................................
81
9. Penentuan Bobot dan Rating Rata-Rata Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya ...........................................................
82
10. Matriks QSP Koperasi Perikanan Mina Jaya ......................................
83
11. Gambar Gedung dan Unit Usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya .....
85
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Indonesia tidak lepas dari pembangunan masyarakat yang menjadi dasar bagi keberhasilan pembangunan Indonesia. Pembangunan masyarakat Indonesia mencakup pembangunan di seluruh aspek masyarakat seperti ekonomi, budaya, yang bergerak dalam lingkup sektor industri, pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan, dan lainnya (Hendrojogi 2004). Pada dasarnya banyak permasalahan yang dihadapi, salah satunya pada sektor perikanan. Menurut Dahuri 2003, sektor perikanan mengalami beberapa permasalahan seperti kerusakan fisik habitat ekosistem pesisir dan perairan, penurunan kualitas perairan, gejala tangkap lebih (overfishing), rendahnya kemampuan penanganan dan pengolahan hasil perikanan, tidak stabilnya harga faktor produksi, persaingan pasar yang semakin ketat, masalah kemiskinan dan permodalan. Selain itu, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi juga menambah permasalahan pembangunan perikanan. Hal tersebut di atas berlaku juga pada nelayan yang dihadapkan pada berbagai masalah dan kendala dalam melakukan aktivitas perikanan yang merupakan kegiatan utama mereka. Salah satu wadah masyarakat yang dapat menampung dan menyalurkan berbagai kegiatan yang dapat menunjang kehidupan pelaku perikanan adalah koperasi perikanan. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 disebutkan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam tata perekonomian Indonesia yaitu usaha negara, usaha swasta, dan koperasi. Koperasi pada dasarnya merupakan wadah organisasi sosial yang mengutamakan kepentingan sosial dan ekonomi anggota dengan melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota yang bersifat membina dan memperluas ketrampilan mereka yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (Hendrojogi 2004). Koperasi perikanan merupakan alternatif yang dapat dipilih oleh nelayan untuk ikut bergabung di dalamnya. Selain itu, nelayan juga akan memperoleh pelayanan dari koperasi, dapat meningkatkan kesejahteraan, menjadikan koperasi perikanan sebagai wadah untuk berorganisasi, memperluas wawasan serta informasi demi kepentingan nelayan itu sendiri.
2
Salah satu koperasi perikanan yang ada adalah Koperasi Perikanan Mina Jaya yang terletak di Muara Angke, Jakarta Utara. Koperasi ini memiliki anggota yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan masyarakat pesisir yang berada di sekitar lokasi. Kegiatan koperasi ini meliputi penyediaan kebutuhan nelayan/pemilik kapal sehari-hari, pelelangan ikan, serta fasilitas simpan pinjam. Koperasi perikanan mempunyai ciri-ciri keanggotaan yang sukarela, gotong royong, mempunyai penghargaan sosial yang tinggi dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Dari berbagai ciri, konsep dan dinamikanya, koperasi perikanan membutuhkan peran dan partisipasi aktif dari anggotanya untuk memajukan koperasi dan mencapai tujuan dari koperasi itu sendiri. Muara Angke, Jakarta Utara, adalah suatu kawasan pinggir Teluk Jakarta yang memiliki berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar termaksuk nelayan dan masyarakat pelaku perikanan lainnya. Kondisi Teluk Jakarta yang semakin memburuk, persediaan sumberdaya yang otomatis ikut tercemar dan menjadi berkurang, keamanan dan ketertiban, ketersediaan alat dan prasarana lain yang minim serta kurangnya teknologi yang memadai bagi masyarakat nelayan Muara Angke merupakan permasalahan utama yang dihadapi mereka. Pada akhirnya kondisi ekonomi masyarakat perikanan di Muara Angke menurun (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan 2006). Adanya Koperasi Perikanan Mina Jaya menjadi tumpuan bagi masyarakat perikanan khususnya para nelayan. Koperasi Mina Jaya telah berdiri aktif sejak tahun 1974, namun dengan berbagai perubahan sesuai kebijakan dari pemerintah, maka Koperasi Perikanan Mina Jaya disahkan dengan Badan Hukum No.172/BH/PAD/KWK.9/VI/1996. Berbagai prestasi telah diraih Koperasi Perikanan Mina Jaya, diantaranya adalah menjadi anggota Dewan Koperasi Indonesia Tingkat Nasional dengan nomor anggota 09040025 pada tahun 2001, juara I (pertama) Koperasi berprestasi Tingkat Propinsi DKI Jakarta dan mendapat penghargaan dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta Utara, sebagai peserta Pameran Agribisnis dan Festival Hasil Hutan pada tahun 2002, selain itu pada Tahun 2005 Koperasi Perikanan Mina Jaya mendapatkan penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan, sebagai juara ketiga (Koperasi Perikanan Mina Jaya, DKI Jakarta 2006).
3
Mengingat keberhasilan koperasi dapat dicapai dengan pengembangan manajemen, partisipasi anggota, dan kegiatan unit-unit usaha yang ada, maka penelitian strategi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya agar lebih berkembang dan lebih bermanfaat bagi anggota.
1.2 Perumusan Masalah Koperasi Perikanan Mina Jaya merupakan suatu badan usaha yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai suatu organisasi ekonomi Koperasi Perikanan Mina Jaya harus menjalankan prinsip ekonomi yang sehat untuk mempertahankan hidup dan menciptakan kesejahteraan serta tetap memiliki peran yang penting dalam kehidupan masyarakat sekitarnya. Masalah yang dihadapi oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah jumlah modal yang dimiliki masih kurang. Koperasi perikanan masih mengandalkan modal luar untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatan koperasi. Kurangnya partisipasi anggota dalam mendukung koperasi melalui simpanan wajib dan simpanan sukarela mengakibatkan modal sendiri yang dikumpulkan masih rendah. Unit-unit usaha yang belum dikembangkan secara optimal, padahal kawasan Muara Angke merupakan sentra perikanan di Jakarta Utara dan di DKI Jakarta yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Anggota yang tidak menepati perjanjian simpan pinjam atau melakukan penunggakan pengembalian pinjaman menjadi salah satu masalah yang juga dihadapi koperasi hingga sekarang. Salah satunya adalah jumlah piutang yang menunjukkan angka sebesar Rp 158.702.650,00 yang menumpuk sejak tahun 1990 hingga 2000 yang sulit koperasi tarik kembali dari anggota hingga sekarang. Selain itu Unit Simpan Pinjam Swa Mitra Mina I juga mengalami kerugian sebesar Rp 32.965.973,46 pada tahun 2006. Masalah lain yang dihadapi adalah sarana fisik yang dimiliki saat ini belum memadai, seperti gedung kantor koperasi yang sempit dan tidak dilengkapi dengan aula untuk menunjang kegiatan koperasi misalnya kegiatan rapat anggota maupun pengurus. Kurangnya inovasi atau pengembangan usaha juga terjadi di koperasi ini. Ada beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi
4
seperti unit usaha abon, fiber, dan cumi-cumi. Sebagai koperasi yang sering mendapatkan prestasi, seharusnya bisa mengembangkan sumberdaya dan potensi yang ada dengan baik. Pengembangan koperasi dapat dilakukan dengan mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal koperasi sehingga dapat diketahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman koperasi tersebut. Melalui analisis faktor internal dan eksternal diharapkan koperasi mampu tumbuh sebagai organisasi yang mampu mendayagunakan potensi yang ada yaitu mengelola semua unit usaha yang ada sehingga dapat menghasilkan keutungan. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara? 2. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal apa yang menjadi peluang dan ancaman di Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara? 3. Alternatif strategi apa yang tepat bagi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: 1. Mengetahui perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. 2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. 3. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
5
2. Bagi penulis, sebagai media untuk berlatih mengasah kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan metode penelitian untuk menganalisis strategi pengembangan di Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. 3. Bagi fakultas, diharapkan berguna sebagai bahan informasi ilmiah yang berhubungan dengan strategi pengembangan koperasi. 4. Bagi pengurus koperasi, yakni memberikan saran yang berguna bagi Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. 5. Bagi pemerintah khususnya bagi pemerintah DKI Jakarta, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan informasi dalam memberikan perhatian dan upaya pengembangan dalam kemajuan Koperasi Perikanan Mina Jaya khususnya, dan seluruh Koperasi di DKI Jakarta pada umumnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1
Pengertian Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Bab I Pasal 1 ayat 1,
koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Chaniago (1984) diacu dalam Sitio dan Halomoan (2001) mengemukakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan pada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Koperasi menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja diacu dalam Hendrojogi (2004) adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. Koperasi menurut Prof. Marvin. A. Schaars diacu dalam Hendrojogi (2004) adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya.
2.1.2
Koperasi Perikanan Menurut Firdaus dan Agus 2002, koperasi perikanan adalah koperasi
yang anggota-anggotanya terdiri atas pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh/nelayan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha perikanan. Jenis Koperasi Perikanan terbagi atas dua, yaitu Koperasi Perikanan Darat dan Koperasi Perikanan Laut/Nelayan. Koperasi Perikanan ini mempunyai lapangan usaha antara lain:
7
1. mengusahakan pembelian alat-alat perikanan, 2. mengusahakan modernisasi teknik dan perluasan pemeliharaan dan penangkapan ikan, 3. mengusahakan pembuatan sendiri bahan-bahan atau alat-alat, 4. mengusahakan penjualan hasil dengan organisasi pelelangan ikan yang baik, 5. mengusahakan pengolahan dan pengawetan ikan, 6. menyediakan kredit. Tujuan Koperasi Perikanan sama seperti tujuan koperasi pada umumnya (Pasal 3 Undang-Undang No. 25 tahun 1992) adalah: 1. Untuk memajukan kesejahteraan anggota 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
2.1.3
Pengembangan Koperasi Pemerintah negara-negara berkembang menunjang pembentukan
organisasi-organisasi koperasi modern dan membentuk lembaga pemerintah khusus untuk itu (seperti departemen, direktorat, dinas-dinas khusus, dan instansi). Lembaga tersebut mendorong pengembangan koperasi yang memperoleh dana dari negara dan swasta untuk membelanjai kegiatankegiatannya menjadi organisasi-organisasi (swadaya) koperasi yang berusaha secara efisien dan berorientasi kepada anggota. Banyak koperasi yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau lembaga tersebut masih berada dalam tahap awal dalam pengembangan struktural atau organisasinya, belum mampu bertahan sebagai organisasi koperasi swadaya yang otonom tanpa bantuan langsung keuangan dan manajemen dari pemerintah atau lembaga atau bantuan dari luar negeri. Hal tersebut disebabkan kurangnya informasi dan pendidikan yang rendah (Partomo dan Abdul 2004). Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Faktor lingkungan internal koperasi adalah sarana dan sumberdaya yang ada dalam koperasi yang secara langsung mempengaruhi perkembangan kemajuan koperasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal antara lain organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan. Sedangkan faktor lingkungan eksternal koperasi
8
adalah faktor-faktor luar organisasi koperasi yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan kemajuan koperasi. Faktor-faktor tersebut adalah ekonomi, kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi, dan pesaing.
2.2 Visi dan Misi Organisasi Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang organisasi, tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Dirgantoro 2001). Menurut David (2004) visi adalah pernyataan masa depan yang mungkin terjadi dan didambakan oleh kelompok. Visi diperlukan untuk memotivasi tenaga kerja secara efektif. Pernyataan misi pada hakikatnya mendefinisikan desain, tujuan atau arahan kelompok. Misi lebih berkaitan dengan tingkah laku masa kini. Misi merupakan deklarasi ”alasan keberadaan suatu organisasi”. Pernyataan misi menjelaskan alasan pokok berdirinya organisasi dan membantu mengesahkan fungsinya dalam masyarakat atau lingkungan. Dalam bentuk yang sederhana, pernyataan misi menjawab pertanyaan, aktifitas apa yang akan dilakukan organisasi agar sosok yang diharapkan dalam visi dapat tercapai (David 2004).
2.3 Manajemen Strategis Strategi secara harfiah berarti siasat. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Chandler 1962, diacu dalam Rangkuti 2003). Menurut Kotler (1997), strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainnya, setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Dirgantoro (2001) strategi adalah hal menetapkan arah kepada ”manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di perusahaan untuk menggunakan atau
9
menangkap peluang yang ada guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan (Dirgantoro 2001). Yusanto dan Widjajakusuma (2003) menyusun tahapan kegiatan perencanaan strategi ke dalam suatu model. Model ini dikenal dengan Manajemen Strategis. Dengan sifatnya yang dinamis dan mudah berubah, setiap perubahan dalam salah satu komponen utama dalam model manajemen stategis akan memaksa perubahan dalam salah satu atau bahkan keseluruhan komponen dalam model. Dalam model tersebut, proses manajemen strategis terbagi menjadi empat tahapan utama. Tahapan manajemen strategis tersebut adalah: Pertama, tahapan analisis lingkungan organisasi. Tahapan ini mencangkup analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis lingkungan internal juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing organisasi. Analisis ini meliputi: organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan. Organisasi. Pada umumnya dapat diketahui dari struktur organisasi perusahaan. Desain struktur organisasi perusahaan tersebut menggambarkan kelebihan maupun kekurangan serta potensi yang dimiliki. Struktur organisasi ini merupakan kekuatan internal perusahaan yang bersangkutan (Rangkuti 2003). Sumberdaya manusia. Masalah sumberdaya manusia sering menjadi fokus utama dalam sebuah perusahaan. Menurut Dirgantoro (2001) manajemen sumberdaya manusia terdiri dari beberapa aktivitas yang terlibat dalam perekrutan, pengangkatan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi. Manajemen sumberdaya manusia mempengaruhi keunggulan bersaing di perusahaan melalui perannya dalam menentukan ketrampilan dan motivasi karyawan dan biaya pengangkatan serta pelatihan. Unit usaha. Menurut Undang-Undang No.25/1992 pasal 43 unit usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Koperasi harus mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar. Keuangan. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing organisasi dan daya tarik keseluruhan bagi investor.
10
Menetapkan kekuatan keuangan suatu organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan alternatif strategi secara efektif. Analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas dipakai untuk menganalisis keuangan organisasi. - Analisis Rasio Analisis rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisis ini kita dapat mengetahui gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Angka-angka penting (kunci) dalam laporan keuangan atau catatan koperasi dilaporkan sebagai persentase atau pecahan dari angka yang satu terhadap angka yang lain. Rasio seperti ini memungkinkan penilaian dengan cepat atas kondisi keuangan koperasi. Analisis rasio terdiri dari analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas usaha koperasi. Berdasarkan perhitungan analisis rasio tersebut diharapkan dapat diketahui efisiensi finansial dan maju mundurnya usaha yang dijalankan oleh koperasi pada tahun yang bersangkutan. Analisis lingkungan eksternal dibagi dalam kelompok makro yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kinerja organisasi serta kelompok lingkungan industri atau persaingan bisnis yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap organisasi. Analisis lingkungan eksternal meliputi: ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi, pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar-menawar konsumen, kekuatan tawar-menawar pemasok, ancaman produk substitusi. Ekonomi. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu organisasi beroperasi. Faktor ekonomi mempunyai daya tarik langsung pada daya tarik potensial dari berbagai strategi. Faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan usaha adalah pola konsumsi, laju inflasi, suku bunga primer. Faktor ekonomi ini dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan organisasi dan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan strategi (Pearce dan Robinson 1997). Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat memberikan ancaman dan peluang bagi dunia usaha. Kebijakan pemerintah tersebut dapat berupa Undang-Undang baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten yang
11
menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Kebijakan pemerintah merupakan pertimbangan penting bagi para pemimpin dalam merumuskan strategi organisasi. Teknologi. Menurut Yusanto dan Widjajakusuma (2003) perkembangan IPTEK yang berlangsung cepat dan telah merambah ke dalam berbagai bidang tentu memberikan pengaruh dalam pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam kegiatan usaha. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Sosial. Interaksi yang terjadi dalam masyarakat memiliki corak warna yang khas yang biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup masyarakat tersebut. Menurut Dirgantoro (2004) komponen sosial menjelaskan karakteristik dari masyarakat di mana organisasi berada. Pesaing. Menurut Porter (1997), diacu dalam Yusanto dan Widjajakusuma (2003) tingkat persaingan dipengaruhi oleh 6 faktor, yakni jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya (produksi) tetap yang besar, kapasitas produksi, besarnya hambatan keluar yang berupa aset maupun idealisme bisnis. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Ancaman Pendatang Baru. Masuknya sejumlah pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi usaha bisnis yang sudah ada, kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan market share serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Menurut Yusanto dan Widjajakusuma (2003) ada sejumlah faktor penghambat bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri atau pasar yang sering disebut dengan hambatan masuk, yakni skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya, peraturan pemerintah. Kekuatan tawar-menawar konsumen. Maksudnya adalah pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Contoh kondisi yang memungkinkan hal tersebut adalah ketika pembeli membeli dalam jumlah besar, pembeli mampu membuat produk yang diperlukan, sifat produk yang tidak diferensiatif dengan banyak pemasok dan produk perusahaan dipandang tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli mudah berpaling pada produk substitusi (Yusanto dan Widjajakusuma, 2003).
12
Kekuatan tawar-menawar pemasok. Selain pembeli pemasok juga dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk. Pemasok akan kuat bila beberapa kondisi ini terpenuhi, antara lain jumlah pemasok sedikit, produk yang ada adalah unik dan mampu menciptakan biaya peralihan, tidak ada produk subtitusi, pemasok mampu melakukan integrasi usaha ke depan, perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok. Ancaman produk substitusi. Walaupun produk subtitusi memiliki karakteristik yang berbeda, namun ia dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Karenanya, produk substitusi yang berharga lebih rendah akan mengancam produk yang ada. Kedua, Tahapan Formulasi Strategi. Formulasi ini ditujukan untuk menghasilakan nilai-nilai utama dan orientasi strategi organisasi, strategi induk di tingkat korporasi dan strategi fungsional. Ketiga, Tahapan Implementasi Strategi. Tahapan ini adalah tahap dimana strategi yang telah diformulasikan tersebut diimplementasikan. Pada tahap ini beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang mendapat penekanan antara lain adalah menetapkan tujuan dan kebijakan, motifasi karyawan, menetapkan struktur organisasi, menyiapkan modal, mendayagunakan sistem informasi. Keempat, Tahapan Evaluasi Strategi, yaitu tahap akhir dalam proses manajemen strategis. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektifitas dari implementasi strategi. Tahap ini mencangkup aspek penilaian kinerja yang berlanjut dengan berjalannya proses pemberian umpan balik. Penilaian kerja evaluasi dilakukan sesuai dengan prosedur organisasi yang dikembangkan, yakni mengacu pada tolok ukur strategis dan operasional. Hal ini guna mendapatkan kepastian akan ketepatan pencapaian strategi induk organisasi. Apapun hasilnya, akan menjadi rekomendasi untuk perbaikan atau penyempurnaan strategi dan implementasi berikutnya.
BAB III KERANGKA PENDEKATAN STUDI Proses manajemen strategis diawali dari visi dan misi yang dibangun oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang koperasi, tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pernyataan misi memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Analisis lingkungan internal dan eksternal untuk menetapkan strategi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara yang tepat agar dapat meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal Koperasi Perikanan Mina Jaya berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, yang meliputi: organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan. Analisis rasio dipakai untuk menganalisis keuangan organisasi. Analisis lingkungan eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi, yang meliputi: ekonomi, kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi, dan pesaing. Proses selanjutnya dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan matriks IFE sedangkan untuk faktor eksternal dengan matriks EFE. Matriks IFE bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki Koperasi Perikanan Mina Jaya lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya. Matriks EFE bertujuan untuk mengetahui apakah Koperasi Perikanan Mina Jaya mampu memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman yang ada. Berikutnya dalam tahap pemaduan data, digunakan matriks IE dan matriks SWOT. Matriks IE diperoleh dari total skor pada matriks IFE dan EFE yang bertujuan untuk melihat posisi Koperasi Perikanan Mina Jaya berdasarkan tiga kelompok strategi yaitu tumbuh dan kembangkan, jaga dan pertahankan dan tuai atau divestasi. Kemudian memetakan hasil analisis lingkungan Koperasi Perikanan Mina Jaya dalam matriks SWOT dengan mengkombinasikan kekuatan dan kelemahan Koperasi Perikanan Mina Jaya untuk menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang.
14
Tahap selanjutnya adalah pengambilan keputusan untuk menentukan strategi yang paling tepat diantara alternatif strategi yang ada sesuai dengan kondisi eksternal dan internal Koperasi Perikanan Mina Jaya. Tahap ini memerlukan alat bantu yang berupa QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Matriks QSP merupakan alat pemetaan antara alternatif strategi yang akan dipilih dengan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap strategi-strategi tersebut. Pada matriks ini dilakukan pembobotan yang identik dengan matriks IFE dan EFE berdasarkan tingkat kepentingan relatif faktor-faktor tersebut terhadap Koperasi Perikanan Mina Jaya yang kemudian diberi skor berdasarkan tingkat kemungkinan strategi tersebut diterima atau tidak sehubungan dengan faktor yang disorot, demikian sebaliknya. Penjumlahan skor masing-masing strategi memperlihatkan bahwa prioritas strategi yang paling cocok diterapkan terlebih dahulu pada koperasi tersebut adalah yang memiliki skor terbesar. Hasil yang diperoleh melalui matriks QSP ini akan menghasilkan alternatif strategi Koperasi Perikanan Mina Jaya yang diperlukan. Setelah itu adalah tahap implementasi strategi. Untuk lebih jelasnya secara skematis disajikan dalam Gambar 1.
15
Koperasi Perikanan Mina Jaya
Visi dan Misi Koperasi Perikanan Mina Jaya
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Organisasi Sumberdaya Manusia Unit Usaha Keuangan
Ekonomi Sosial Budaya Teknologi Pesaing Kebijakan Pemerintah Analisis Rasio
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE, Matriks SWOT
Matriks QSP
Prioritas Strategi
Implementasi Strategi
Gambar 1. Diagram Kerangka Pendekatan Studi Keterangan
: : Ruang Lingkup
Evaluasi Strategi
BAB IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, dengan satuan kasusnya adalah Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara. Studi kasus adalah studi mengenai suatu objek yang dilakukan dengan berpedoman pada kuisioner dan pengamatan langsung terhadap hal-hal yang tidak tercakup pada kuisioner (Nazir 1998). Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat-sifat khas dari kasus atau status individu, yang kemudian sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi ini dipilih karena terdapat koperasi perikanan dengan eksistensi yang cukup baik. Hal ini ditujukan oleh banyaknya masyarakat perikanan sekitar Muara Angke yang bergabung menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya. Berbagai penghargaan pun diperoleh, salah satunya adalah penghargaan sebagai koperasi terbaik tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2002, selain itu Koperasi Perikanan Mina Jaya secara aktif mengikuti berbagai acara yang menyangkut mengenai perkoperasian yang diadakan oleh pihak luar seperti mengikuti kegiatan Rapat Anggota Tahunan IKPI (Induk Koperasi Perikanan Indonesia) setiap tahunnya dan berbagai pertemuan mengenai usaha dan peningkatan Sumberdaya Manusia nelayan dan masyarakat perikanan lainnya. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian ini dari tanggal 10 April sampai 30 April 2008.
4.3 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan jenisnya, data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa text dan image. Menurut Fauzi (2001), text adalah data yang berbentuk alphabet maupun angka numerik. Sedangkan image adalah data yang memberikan informasi mengenai keadaan tertentu melalui foto, diagram dan sebagainya. Data text yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data keuangan
17
pengelola, data jumlah anggota, data jumlah SDM koperasi. Sedangkan data image yang berhasil diperoleh adalah foto kegiatan nelayan di TPI, unit-unit usaha dan denah lokasi penelitian. Berdasarkan sumbernya, data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan penelitian langsung di lapang dan wawancara. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan cara menyediakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada Ketua Umum, Ketua I, Sekretaris Pengawas, tiga orang karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya. Dan untuk penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternal maupun nilai daya tarik dalam QSPM dilakukan oleh Ketua Umum dan Ketua I Koperasi Perikanan Mina Jaya. Responden yang dipilih karena dianggap mengetahui aktivitas yang dijalankan koperasi. Wawancara juga langsung dilakukan dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian seperti anggota koperasi yang berjumlah sepuluh orang dan dua orang staf UPT (Unit Pelayanan Teknis) Muara Angke. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini digunakan karena dapat memilih orang-orang yang dinilai paling tepat dan mengetahui aktivitas yang dijalankan koperasi. Hasil dari wawancara digunakan untuk analisis SWOT yang dihadapi Koperasi Perikanan Mina Jaya. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Data sekunder diperoleh dari kegiatan mencatat dan menyalin serta menginterpretasikan dokumen atau laporan-laporan lima tahun terakhir yang bersumber dari buku Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) serta catatan laporan keuangan lainnya yang tersedia di Koperasi Perikanan Mina Jaya. Data sekunder juga diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti: UPT. Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan, Muara Angke, Jakarta Utara.
4.4 Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara manual dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel kemudian dijelaskan secara dekskriptif. Dari hasil penelitian, perkembangan koperasi dijelaskan secara dekskriptif. Kemudian untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal menggunakan
18
Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) kemudian ditabulasikan dan selanjutnya dianalisis dengan analisis SWOT untuk merumuskan alternatif-alternatif strategi. Analisis Matriks QSP digunakan untuk mengetahui prioritas strategi dari hasil analisis SWOT. Untuk melihat perkembangan pengelolaan modal dan usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya, melalui laporan neraca yang digunakan untuk analisis rasio.
4.4.1
Analisis Rasio Analisis rasio adalah analisis yang membandingkan pos-pos neraca dan
rugi laba Koperasi Perikanan Mina Jaya. Analisis ini bertujuan untuk menilai tingkat kemampuan dan pengembangan pengelolaan modal dan usaha koperasi berdasarkan perbandingan beberapa tahun terakhir secara berurutan atas dasar rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Rumusan perhitungan yang digunakan bagi berbagai kriteria keuangan ini diambil dari Munawir (1996). a.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Likuiditas adalah kemampuan Koperasi dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya tepat pada waktunya. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Termasuk rasio ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio).
Rasio Lan car =
Harta Lancar ..............................................................
Hutang Lan car
(1)
Rasio Lancar merupakan perbandingan antara harta lancar dengan hutang lancar. Batas minimum adalah 2:1, artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar koperasi harus diimbangi oleh harta lancar yang dimiliki minimum Rp 2,00. Namun batasan tersebut bukan merupakan satu syarat mutlak tetapi merupakan keadaan umum yang masih perlu dilihat dari posisi keuangan secara keseluruhan.
b.
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan Koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun hutang jangka panjang, dengan harta yang dimiliki dan mengukur seberapa besar koperasi dibiayai oleh pihak luar. Tujuan rasio ini adalah untuk mengetahui tingkat
19
kemampuan koperasi dalam melunasi hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Rasio Total Hutang De ngan Total Harta =
Total Hutang .................. (2) Total Harta
Standar maksimum untuk rasio ini adalah sebesar 0,50 yang artinya setiap Rp 1,00 total harta yang dimilki koperasi boleh diimbangi oleh total hutang maksimum sebesar Rp 0,50. Rasio Total Hutang Dengan Moda l Sendiri =
Total Hutang .......... (3) Modal Send iri
Rasio ini menggambarkan besarnya modal pinjaman yang dipakai dalam usaha koperasi dibandingkan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk kreditur dalam mempertimbangkan pemberian kredit atau pinjaman. Standar maksimum untuk rasio ini adalah sebesar 1 yang artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 1,00 total hutang koperasi.
c.
Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya melalui modal yang dimilikinya yang dinyatakan dalam persentase. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen pengelolaan koperasi. Nilai yang baik untuk rasio ini adalah lebih dari enam persen. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Return on Investment =
SHU x 100% ...............................(4) Total Harta
Perhitungan ini digunakan untuk mengukur efektifitas keseluruhan usaha koperasi. Rentabilit as Modal S endiri =
SHU x 100% .................. (5) Modal Send iri
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas yang dicapai dari penggunaan modal sendiri. Semakin besar nilai rentabilitas modal sendiri menunjukkan penggunaan modal sendiri yang semakin baik. Nilai yang baik untuk rasio ini adalah lebih dari 15 persen. Hal ini dapat dipergunakan sebagai penelitian terhadap penggunaan modal sendiri oleh pengelola koperasi dalam menunjang kegiatan usaha.
20
4.4.2
Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Analisis matriks IFE merupakan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan internal yang dapat dikelompokkan ke dalam lingkungan organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan. Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang ini. Menurut David (2006) tahap-tahap menentukan faktor-faktor lingkungan dalam analisis matriks IFE adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1.
2.
Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah (Kinnear and Taylor 1991): 1= jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal, 2= jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal, 3= jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal. Bobot setiap faktor dapat diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor tersebut terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus: xi ai = n ............................................................................ (6) ∑ xi i=1
Keterangan : ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1, 2, 3, ......., n n = jumlah variabel (n = 14) Bentuk penilaian pembobotan faktor internal koperasi dapat dilihat pada Tabel 1. 3.
Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan yaitu rating 1 = sangat lemah dan rating 2 = lemah. Untuk kekuatan rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat. Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan rating 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat rating 1 atau 2.
21
Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Internal Organisasi Faktor Eksternal
A
B
C
...
N
Total
Bobot
A B C ... N Total Sumber : Kinnear and Taylor 1991
4.
Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupan skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.
5.
Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor internalnya.
Untuk lebih jelasnya format Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Internal Kekuatan 1 2 : 7
Bobot
Rating
Bobot x Rating
Kelemahan 1 2 : 7 Total 1,0 Sumber : Rangkuti, 2003
Total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Total rata-rata di bawah 2,5 menggambarkan organisasi lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. (David 2006)
22
4.4.3 Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Analisis matriks EFE merupakan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal yang dapat dikelompokkan ke dalam lingkungan ekonomi, kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi, dan pesaing. Menurut David (2006) tahap-tahap menentukan faktor-faktor lingkungan dalam analisis matriks EFE adalah sebagai berikut: 1.
Menyusun faktor-faktor eksternal dalam kolom 1. Minimal 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman yang mempengaruhi organisasi. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman.
2.
Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah (Kinnear and Taylor 1991): 1= jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal, 2= jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal, 3= jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal. Bobot setiap faktor dapat diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor tersebut terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus: xi ai = n ............................................................................ (7) ∑ xi i=1
Keterangan : ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1, 2, 3, ......., n n = jumlah variabel (n = 10) Bentuk penilaian pembobotan faktor eksternal koperasi dapat dilihat pada Tabel 3. 4. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai 4, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang dan ancaman yaitu rating 1 = respon rendah, 2 = respon sedang, 3 = respon tinggi, 4 = respon sangat tinggi.
23
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Organisasi Faktor Internal
A
B
C
...
K
Total
Bobot
A B C ... J Total Sumber : Kinnear and Taylor
1.
Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.
2.
Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya.
Untuk lebih jelasnya format Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Faktor-faktor Eksternal Faktor-faktor Bobot Eksternal Peluang 1 2 : 6 Ancaman 1 2 : 4 Total 1,0 Sumber : Rangkuti, 2003
Rating
Bobot x Rating
Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk organisasi adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Total rata-rata di bawah 2,5 menggambarkan koperasi lemah secara eksternal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi eksternal yang kuat.
24
4.4.4
Analisis Matriks Internal External (IE)
Gabungan kedua matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks InternalExternal yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan dari penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu: 1.
Strategi tumbuh dan kembangkan yang terdiri dari sel 1, 2 dan 4. Stategi yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
2.
Strategi jaga dan pertahankan yang terdiri dari sel 3, 5 dan 7. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini.
3.
Strategi panen atau disvestasi yang terdiri dari sel 6, 8 dan 9.
Untuk lebih jelasnya ada pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks IE Total Skor IFE
Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Total Skor EFE Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 Sumber : David, 2006
Nilai-nilai IFE dikelompokkan ke dalam kuat (3,0-4,0), rata-rata (2,0-2,99) dan lemah (1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam tinggi (3,0-4,0), menengah (2,0-2,99) dan rendah (1,0-1,99) (David 2006). 4.4.3
Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal
25
perusahaan yang telah dikenal luas. Analisis SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Analisis ini akan diawali dengan mengidentifikasi variabel lingkungan internal dan eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya. Variabel lingkungan internal akan dijadikan rujukan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan koperasi. Variabel lingkungan eksternal akan dijadikan rujukan dalam penentuan peluang dan ancaman yang dihadapi koperasi.
Tabel 6. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal
Daftar Kekuatan
Daftar Kelemahan
(Strengths)
(Weaknesses)
Daftar Peluang
Strategi Kekuatan-Peluang
Strategi Kelemahan-
(Opportunities)
(SO)
Peluang (WO)
Gunakan kekuatan untuk
Gunakan kelemahan
memanfaatkan peluang
dengan memanfaatkan peluang
Daftar Ancaman
Strategi Kekuatan-
Strategi Kelemahan-
(Threats)
Ancaman (ST)
Ancaman (WT)
Gunakan kekuatan untuk
Minimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
hindari ancaman
Sumber : David, 2006
Analisis SWOT dilakukan berdasarkan asumsi sederhana, yaitu suatu strategi yang efektif akan mampu memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara tepat, asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang besar dan berpengaruh dalam proses perancangan suatu strategi yang berhasil. Penerapan strategi sederhana pada koperasi diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi koperasi, baik dalam hal pencapaian keuntungan yang lebih besar maupun semakin kuatnya posisi koperasi didalam lingkungan yang sejenis. Peluang dan ancaman secara sistematis dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan dalam pendekatan yang terstruktur. Hal ini akan memunculkan empat pola strategi yaitu strategi SO, WO, ST dan WT sebagai hasil perpaduan situasi internal dan eksternal koperasi. Pendekatan ini dapat ditampilkan dalam sebuah matriks SWOT. Tujuan dari alat analisis ini adalah menghasilkan strategi
26
alternatif yang layak, bukan untuk memilih atau menerapkan strategi yang mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.
4.4.6 Analisis Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis QSPM merupakan teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik. Matriks QSP ini terdiri dari kolom faktor kunci eksternal dan internal yang diperoleh dari matriks EFE, matriks IFE, bobot, baris teratas terdiri dari strategi alternatif yang layak dan dibagi dalam kolom-kolom dimana setiap kolomnya berisi Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores) dan Total Daya Tarik (Total Attractiveness Scores), serta baris paling bawah yaitu Jumlah Nilai Total Daya Tarik (Tabel 7). Untuk kolom bobot dan Nilai Daya Tarik diisi sesuai dengan nilainya atau hasil dari pengelompokkan faktor-faktor sesuai kepentingannya. Nilai Daya Tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari suatu strategi atas strategi lain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai Daya Tarik dimulai dari 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Jika faktor sukses kritis tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat, maka tidak perlu memberikan Nilai Daya Tarik pada strategi dalam sel tersebut. Total Nilai Daya Tarik merupakan hasil kali dari kolom bobot dan Nilai Daya Tarik dalam setiap baris. Total Nilai Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor sukses kritis dari baris tersebut. Semakin tinggi nilai Total Daya Tarik, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut. Jumlah Total Nilai Daya Tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap strategi, dengan cara menjumlahkan Total Nilai Daya Tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu semakin menarik dengan mempertimbangkan semua faktor sukses kritis relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategi. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah strategi yang dapat diperiksa sekaligus menggunakan QSPM. Suatu QSPM dapat disesuaikan
27
untuk digunakan oleh organisasi kecil dan besar yang mencari laba dan yang nirlaba dan praktis dapat diterapkan pada tipe organisasi apapun.
Tabel 7. Matriks QSP Faktor-Faktor
Kekuatan 1 2 : 7 Kelemahan 1 2 : 7 Total bobot Peluang 1 2 : 6 Ancaman 1 2 : 4 Total bobot
Bo bo t
Strategi 1
Alternatif Strategi Strategi 2 Straregi ...
Strategi 9
AS
AS
TAS
TAS
TAS
AS
TAS
AS
1, 0
1, 0
Jumlah Total Nilai Daya Tarik Sumber : David 2006
Keterbatasan alat analisis ini adalah selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif. Keterbatasan lain dari QSPM adalah konsep ini hanya dapat sebaik informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan yang menjadi landasannya (David 2006).
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sejarah Berdiri Koperasi Mina Jaya
Sebelum amalgamasi (tindakan penggabungan), di Jakarta terdapat lima koperasi primer yaitu koperasi Kepulauan Seribu, Kamal Muara, Bintang Mas, Kalibaru dan Marunda. Pada bulan Desember 1960 Koperasi Primer tersebut membentuk Koperasi Pusat Perikanan Laut disingkat KPPL Djakarta Raya, yang diberi pengesahan Hak Badan Hukum pada tanggal 2 Maret 1963 Nomor 471/BH/I. Selanjutnya terjadi perkembangan dengan diselenggarakannya rapat anggota pada tanggal 14 Agustus 1968 untuk melakukan penyesuaian struktur Koperasi dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1967. Hasil dari rapat anggota berdasarkan Undang-Undang yang baru tersebut, maka disahkan dengan Badan Hukum Nomor : 471/BH/I/12-67 pada tanggal 24 Oktober 1968 dengan nama Gabungan Koperasi Perikanan (GKP) Daerah Khusus Ibukota Djakarta. Rapat Anggota Khusus Gabungan Koperasi Perikanan DKI Jakarta tanggal 30 Desember 1974 yang memberikan hasil berupa keputusan untuk melakukan amalgamasi bagi seluruh Koperasi Perikanan di DKI Jakarta. Setelah melakukan amalgamasi, terjadi perubahan pada anggaran dasar Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang merupakan titik awal terbentuknya Koperasi ini. Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memiliki Hak Badan Hukum No. 471.a/BH/I/12-6 yang disahkan pada tanggal 9 Juni 1975. Rapat Anggota untuk merubah Anggaran Dasar kembali dilakukan pada tangga 21 Desember 1995 untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Perubahan anggaran dasar disahkan dengan Badan Hukum No.172/BH/PAD/KWK.9/VI/1996 dan tetap bernama Koperasi Perikanan Mina Jaya Propinsi DKI Jakarta.
5.2 Visi dan Misi
Visi dan Misi dalam suatu koperasi dijadikan pedoman dalam membangun koperasi yang lebih baik dimasa depan. Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri belum memiliki visi yang tertulis dengan jelas pada struktur organisasi.
29
Koperasi Perikanan Mina Jaya memang belum mempunyai visi yang jelas, tetapi pada dasarnya koperasi ini mempunyai misi yang sama seperti koperasi lain yang ada di Indonesia. Misinya yaitu untuk mensejahterakan anggotanya melalui kegiatan usaha koperasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota koperasi yang dipimpin oleh pengurus.
5.3 Keanggotaan
Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri atas nelayan pemilik alat perikanan, pengolah ikan, ABK, bakul/padagang ikan, pedagang klontong, dan masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di wilayah kerja Koperasi, yaitu daerah Jakarta Utara secara keseluruhan. Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya sampai tahun 2006 berjumlah 2.095 orang. Untuk menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya, ada beberapa syarat yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Syarat utama untuk menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi beberapa syarat: a.
Warga negara yang meliputi berbagai golongan atau lapisan masyarakat yang bertempat tinggal di Jakarta Utara dan sekitarnya seperti nelayan pemilik alat perikanan, pengolah ikan, nelayan ABK, bakul/padagang ikan, pedagang klontong, dan masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di wilayah kerja Koperasi.
b.
Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa).
c.
Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib.
d.
Menyetujui Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Koperasi Perikanan Mina Jaya. Setiap anggota mempunyai kewajiban, yaitu:
a.
Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan keputusankeputusan Rapat Anggota.
b.
Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan oleh Rapat Anggota.
c.
Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi.
30
d.
Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan.
e.
Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap anggota mempunyai hak, yaitu:
a.
Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota.
b.
Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
c.
Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan yang berlaku.
d.
Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e.
Mendapatkan pelayanan yang sama antar sesama anggota.
f.
Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
g.
Mendapatkan bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan jasa usaha masingmasing anggota terhadap Koperasi. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam daftar anggota dengan cara mengajukan surat permintaan kepada pengurus. Keanggotaan berakhir bilamana anggota: a. Meninggal dunia b. Minta berhenti atas permintaan sendiri c. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan dan tidak mengindahakan kewajiban sebagai anggota atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
Tabel 8 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Anggota (orang)
Tahun Wanita
Pria
Jumlah
Perkembangan Jumlah Anggota (%)
2002
114
1.706
1.820
2003
112
1.897
2.009
10,38
2004
131
1.922
2.053
2,19
2005
126
1.952
2.078
1,22
2.095
0,82
2006 127 1.968 Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
-
Pada Tabel 8, jumlah anggota pria Koperasi Perikanan Mina Jaya dari 2002-2006 lebih besar dari jumlah anggota wanita. Biasanya satu keluarga nelayan diwakili oleh kepala keluarga untuk menjadi anggota koperasi. Anggota
31
koperasi yang wanita biasanya memiki pekerjaan sebagai bakul. Bila dilihat dari perkembangannya, jumlah anggota meningkat pesat pada tahun 2003 mencapai 2009 orang (10,38%), hal ini disebabkan oleh berdirinya Swamitra Mina I sebagai wadah bagi anggota koperasi untuk mendapatkan pinjaman modal usaha.
Tabel 9 Jumlah Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2006 No
Jenis Pekerjaan
Jumlah (Orang)
1
Nelayan Pemilik
613
2
Nelayan ABK
435
3
Bakul/Pedagang Ikan
421
4
Pengolah Ikan
439
5
Pedagang Klontong
93
6
Lain-lain
94
Jumlah Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2006
2095
Umumnya anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah masyarakat Muara Angke yang bekerja di bidang perikanan. Pekerjaan anggota umumnya sebagai nelayan pemilik, ABK, pedagang ikan, pengolah ikan, pedagang kelontong dan masyarakat sekitar Muara Angke. Anggota dengan jenis pekerjaan sebagai nelayan pemilik adalah yang terbesar sebanyak 613 orang. Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya yang mempunyai jenis pekerjaan sebagai nelayan pemilik terdiri dari pemilik jaring gillnet, jaring rampus, jaring kembung dan alat tangkap perikanan lainnya. Selain itu terdapat pula anggota yang bekerja sebagai pedagang kecil yang menjual barang-barang diluar barang perikanan seperti bahan pokok rumah tangga dan sebagainya merupakan anggota dengan jumlah terkecil sebanyak 93 orang.
5.4 Unit Usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya
Undang-Undang No. 25/1992 Pasal 43 menjelaskan bahwa Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraannya. Koperasi Perikanan Mina Jaya dibentuk sebagai media untuk mencapai dan mewujudkan kesejahteraan anggotanya dan juga masyarakat sekitar. Unit usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri dari unit usaha ekonomi dan unit sosial. Unit usaha ekonomi merupakan unit usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sedangkan
32
unit sosial dilakukan untuk membantu kesejahteraan hidup anggotanya. Unit usaha ekonomi terdiri atas unit perdagangan, unit jasa, unit simpan pinjam Swamitra Mina I dan unit pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Unit sosial mencakup pembagian dana asuransi nelayan, dana paceklik, dan dana tabungan nelayan dan bakul.
5.5 Analisis Lingkungan Koperasi Perikanan Mina Jaya 5.5.1
Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan terhadap beberapa variabel di dalam koperasi yang dapat menjadi sumber kekuatan dan kelemahan bagi Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri. Analisis ini memfokuskan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan serta kelemahan koperasi di bidang organisasi, sumberdaya manusia, unit usaha dan keuangan.
5.5.1.1 Organisasi
Kekuatan dan kelemahan koperasi dapat dilihat dari struktur organisasi yang terbentuk. Struktur Organisasi menentukan bagaimana sumberdaya dialokasikan agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis. Penerapan fungsi ini dapat dilihat dari struktur organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya. Struktur organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya mengatur secara terperinci tugas dan wewenang setiap unsur. Pembagian tugas tersebut memudahkan pelaksanaan aktivitas koperasi. Struktur organisasi yang terdapat dalam Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri atas Rapat Anggota, Pengawas, Pengurus dan dibantu oleh beberapa karyawan yang sesuai dengan pasal 21 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Selain itu, Koperasi Perikanan Mina Jaya membentuk Dewan Penasehat untuk memberikan saran dan nasehat kepada pengurus dan pengawas.
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat Anggota di Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri atas Rapat Anggota Tahunan, Rapat Anggota Luar Biasa dan Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar. Rapat Anggota Tahunan adalah rapat anggota yang diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan pertanggungjawaban
33
pengurus dan pengawas. Pelaksanaannya paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun lampau. Pembagian Sisa Hasil Usaha anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya juga dilakukan saat RAT. Anggota yang hadir dalam RAT adalah anggota undangan yang dinilai memiliki partisipasi atau melakukan transaksi kepada unitunit usaha koperasi. Jumlah yang hadir pada RAT ke-32 tahun buku 2006 hanya sekitar 250 orang atau hanya berkisar 11,93 % dari jumlah anggota yang terdaftar. Rapat Anggota Luar Biasa adalah rapat anggota yang diselenggarakan bila koperasi berada dalam keadaan yang mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat diselenggarakan atas kehendak pengurus, pengawas, dan atas permintaan tertulis dari minimal 10 % jumlah anggota. Rapat ini belum pernah dilakukan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya hingga saat ini. Rapat anggota perubahan anggaran dasar diselenggarakan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar dengan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah yang berlaku. Rapat ini dilaksanakan agar pelaksanaan kegiatan koperasi dapat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rapat ini terjadi pada tanggal 21 September 1995 saat perubahan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga yang merupakan penyesuaian dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992.
2. Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dalam rapat anggota untuk masa jabatan 5 (lima) tahun. Pengurus menerima pelimpahan wewenang dari anggota dalam hal pengelolaan koperasi. Kewajiban dan hak pengurus dalam mengelola koperasi diatur dalam AD/ART Koperasi Perikanan Mina Jaya, diantaranya: 1.
Pengurus harus segera membuat catatan dalam daftar anggota tentang masuk dan berhentinya anggota
2.
Pengurus harus segera membuat catatan pada waktu awal dan akhir jabatan pengurus
3.
Setiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada pengawas dalam melaksanakan tugasnya, dan diwajibkan untuk memberikan keterangan yang diperlukan serta memperlihatkan segala buku, warkat,
34
persediaan barang, alat-alat perlengkapan atau inventaris, dan uang yang ada pada koperasi 4.
Pengurus diwajibkan dapat menjelaskan ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota lainnya kepada anggota
5.
Pengurus dapat memelihara kerukunan diantara para anggota
6.
Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota.
7.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, pengurus dapat menggunakan fasilitas, sarana, maupun dana yang tersedia sesuai dengan keputusan rapat anggota
8.
Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan rapat anggota
9.
Pengurus berhak menerima bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan rapat anggota. Untuk melaksakan seluruh aktivitas Koperasi Perikanan Mina Jaya,
pengurus diberi gedung kantor milik Pemda DKI Jakarta dan belum diserahkan sepenuhnya kepada koperasi. Luas ruangan kantor yang kurang memadai dan tidak dilengkapi dengan aula pertemuan juga menjadi hambatan dalam kegiatan koperasi. Dalam menjalankan kewajibannya, pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya dibantu oleh manajer dan karyawan yang bergerak di bidang-bidang usaha dan kegiatan operasional. Manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus berdasarkan keputusan rapat pleno pengurus dan pengawas. Di Koperasi Perikanan Mina Jaya ini ada terdapat 2 (dua) orang manajer yang masing-masing bertugas mengelola Tempat Pelelangan Ikan dan Unit Simpan Pinjam. Tugas, wewenang, tanggung jawab, dan gaji serta pendapatan lainnya ditetapkan dalam suatu kontrak kerja. Tugas pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah sebagai berikut: a.
Mengelola koperasi dan usahanya
b.
Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi
c.
Mewakili koperasi dihadapan dan diluar pengadilan
d.
Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, dafar pengurus, buku-buku lain yang diperlukan
35
e.
Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur
f.
Menyelenggarakan rapat anggota
g.
Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya
h.
Mengajukan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
Selain kepada anggota, pengurus juga harus bertanggungjawab kepada pemerintah selaku pembina yang mendukung kegiatan koperasi seperti DKP, BUKOPIN, dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Dari hasil wawancara dan pengamatan, pengurus maupun pegawai tidak tepat waktu dalam hal kehadiran. Kantor koperasi yang seharusnya mulai aktif dari pukul 8.00 pagi sampai pukul 15.00 setiap harinya, kecuali hari sabtu karena libur, terlihat karyawan maupun pengurus mulai aktif sekitar pukul 10.00. Hal ini tentunya sangat manghambat pelayanan yang diberikan kepada anggota maupun masyarakat. Tetapi secara umum pengurus sudah cukup menunjukkan usaha dan kinerja yang baik bagi kemajuan Koperasi Perikanan Mina Jaya. Pengurus bersama anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya setiap tahunnya dalam Rapat Anggota Tahunan selalu mengadakan penyusunan perencanaan kerja. Dan dalam RAT pula dapat dinilai realisasi perencanaan kerja tahun sebelumnya. Sehingga anggota dapat menilai kinerja dari pengurus yang ada.
3. Pengawas
Pengawas dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi serta membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasanya terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh koperasi. Hasil laporan pengawas tersebut akan dicantumkan dalam laporan akhir tahun koperasi. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi itu sendiri untuk masa jabatan 5 (lima) tahun. Sifat dan perilaku yang baik didalam maupun diluar koperasi dan wawasan yang luas akan perkoperasian merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki seorang anggota pengawas.
36
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, pengawas berwenang untuk menggunakan fasilitas, sarana, maupun dana yang tersedia sesuai dengan keputusan rapat anggota. Selain itu, pengawas juga berwenang untuk meneliti segala catatan, berkas, barang-barang, uang serta bukti-bukti lainnya yang ada pada koperasi. Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan rapat anggota. Berkenaan dengan tugas dan kewajiban pengawas Koperasi Perikanan Mina Jaya, pengawas sudah menjalani kewajibannya dengan cukup baik. Pengawasan dilakukan setiap tiga bulan sekali dan membuat laporan pengawas yang diserahkan kepada pengurus dan pemerintah daerah. Pengawas selalu melaksanakan kegiatan seperti konsultasi dengan pengurus mengenai pelaksanaan kinerja pengurus, kegiatan koperasi, serta mengenai anggota. Selain itu, kegiatan bimbingan kepada penata buku akuntansi guna memberikan pengertian dan pengawasan dibidang tugasnya juga dilakukan oleh pengawas. Saran dan usul akan disampaikan kepada pengurus untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam segala bidang.
4. Dewan Penasehat
Selain pengawas, terdapat dewan penasehat yang dibentuk untuk membantu jalannya kegiatan koperasi. Dewan penasehat diperlukan untuk memberikan saran dan masukkan baik untuk pengawas maupun pengurus termaksuk anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya dalam pelaksanaan kegiatannya. Rapat Anggota dapat mengangkat orang bukan anggota yang mempunyai keahlian sesuai dengan kepentingan koperasi untuk menjadi dewan penasehat. Anggota dewan penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota maupun rapat pengurus. Anggota dewan penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan rapat anggota. Selain itu, dewan penasehat dapat memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan koperasi baik diminta maupun tidak diminta. Peran penasehat terlihat saat ketua umum Koperasi Perikanan Mina Jaya yang sebelumnya Bapak H. Fachruddin AR meninggal dunia tanggal 14 Maret 2007. Dewan penasehat memberikan saran dan usul saat Rapat Anggota Tahunan tanggal 28 Maret 2007 untuk segera mencari pengganti yang akan menduduki posisi Ketua Umum Koperasi Perikanan Mina Jaya. Peran
37
penasehat dalam koperasi cukup memberikan informasi dan solusi yang turut dipertimbangkan oleh pengawas dan pengurus.
5.5.1.2 Sumberdaya Manusia
Pengembangan sumberdaya manusia di Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri dari pengembangan ketrampilan pengurus, karyawan maupun anggota. Pengurus terdiri dari ketua umum, ketua I, ketua II, sekretaris dan bendahara. Karyawan yang ada pada Koperasi Perikanan Mina Jaya saat ini berjumlah 39 orang dengan pembagian tugas yang jelas serta wewenang masing-masing juga jelas yang tercantum dalam struktur organisasi. Dalam perekrutan karyawan dilakukan test menjadi karyawan dengan keahlian masing-masing. Dengan adanya perekrutan seperti itu, dapat dihindari sistem kekeluargaan yang akan merugikan pihak Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri. Keahlian yang ada pada karyawan bisa dikatakan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Misalnya untuk karyawan TPI yang dibutuhkan adalah kecepatan dalam menghitung hasil pelelangan, agar tidak terjadi kesalahan perhitungan pada saat pelelangan. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, pengurus memberi kesempatan kepada karyawan dan anggota untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan. Selain itu, pengurus juga mengadakan studi banding dengan koperasi lain salah satunya dengan Koperasi Mandiri Inti Mina Fajar Sidik, Subang. Karyawan maupun pengurus sering mengikuti berbagai pelatihan diantaranya pelatihan manajemen usaha terpadu koperasi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta. Bagi anggota pun pengurus telah mengambil langkah dengan memberi pelatihan sekaligus penyuluhan tentang pemasaran garam dan unit usaha lainnya. Untuk anggota yang berprofesi sebagai nelayan dan ABK juga mendapat pelatihan hasil kerjasama Koperasi Perikanan Mina Jaya dengan BPPT dalam hal pelaksanaan teknologi penangkapan ikan. Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan, pengurus juga mengirim karyawan TPI untuk mengikuti studi banding di TPI Cilacap, Jawa Tengah. Diharapkan dengan diadakannya studi banding ini karyawan TPI dapat mempelajari sistem keamanan terpadu, sistem penyetoran retribusi dan teknik penyelenggaraan pelelangan sehingga bisa meningkatkan pelayanan yang ada di TPI Muara Angke.
38
Tabel 10 Komposisi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya Berdasarkan Jabatan dan Jenjang Pendidikan No 1 2 3 4 5 6
Jabatan Manejer TPI Manejer Unit Simpan Pinjam Pengelola Unit Usaha Staf Kantor Pusat Karyawan TPI Karyawan Unit Simpan Pinjam Jumlah
Jumlah (orang) 1 1 1 7 21
Jenjang Pendidikan
Jumlah (orang)
Strata 2 (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda (D3) SMA SMP
1 5 2 29 2
Jumlah
39
8 39
Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2006
Dari Tabel 10, komposisi karyawan yang paling banyak di Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah karyawan TPI sebanyak 21 orang. Sedangkan manajer dan pengelola unit usaha masing-masing sebanyak 1 orang. Jenjang pendidikan karyawan yang tertinggi adalah Strata 2 (S2) yang berjumlah 1 orang dan jenjang pendidikan terendah adalah SMP berjumlah 2 orang.
5.5.1.3 Unit Usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya
Unit usaha koperasi adalah unit usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan kesejahteraan. Lokasi Koperasi yang strategis yang berada di wilayah Muara Angke, Jakara Utara sangat mendukung kegiatan pemasaran di wilayah ini. Unit usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya terdiri dari unit usaha ekonomi dan unit sosial. Keberadaan unit usaha perdagangan dan sosial memberikan kemudahan kepada masyarakat dan nelayan dalam memenuhi kebutuhannya. Anggota lebih mudah dalam mendapatkan sarana produksi, kepastian menjual hasil produksi dan mendapatkan kepuasan harga jual maupun harga beli. Selain itu, anggota juga memperoleh kemudahan dalam peminjaman modal usaha. Pada saat musim paceklik, anggota mendapat bantuan berupa dana sosial. Dana ini dirasakan sangat bermanfaat karena anggota bisa menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika tidak bisa melaut pada musim paceklik karena gelombang laut yang tinggi sehingga nelayan tidak mendapatkan penghasilan.
39
A. Unit Usaha Ekonomi
Unit usaha ekonomi terdiri dari unit usaha perdagangan, simpan pinjam Swamitra Mina I, jasa dan unit pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan. Unit usaha ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
a. Unit Perdagangan
Salah satu unit usaha yang dijalankan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah usaha perdagangan. Usaha perdagangan ini dijalankan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasi dan masyarakat setempat. Unit usaha perdagangan yang ada yaitu unit penjualan garam, minyak tanah, air PAM, oli, abon, cumi-cumi dan fiber. Koperasi juga pernah mempunyai unit usaha Waserda Jaya tetapi hanya sampai tahun 2001. Ini disebabkan karena kurangnya pembeli dikarenakan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di Waserda ini lebih mahal dari yang dijual di luar koperasi. Selain itu barang-barang yang tersedia juga kurang bervariasi hal ini menyebabkan kurangnya daya beli masyarakat pada Waserda Jaya. Pengurus berusaha untuk dapat mengembangkan unit-unit usaha yang ada. Sebagai buktinya, pengurus berencana melakukan kerjasama dengan PT AGB ICE dalam pemasaran es sebagai bentuk pelayanan kepada anggota.
Tabel 11 Jumlah Produksi Unit Perdagangan Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Tahun Garam (Kg)
Minyak Tanah (Ltr)
Unit Usaha Air PAM Oli (M3) (Ltr)
Cumi-cumi (Kg)
Abon (Kg)
Fiber (Buah)
2002
186.024
683.850
14.342
52
250
735
85
2003
161.379
695.000
13.857
68,5
-
150
140
2004
127.999
695.000
12.926
18
-
-
-
2005
59.991
675.000
28.254
47
-
-
-
2006
69.518
590.000
12.497
47
-
-
-
Jumlah 604.911 3.338.850 81.876 232,5 Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
250
885
225
Jumlah produksi unit garam Koperasi Perikanan Mina Jaya tahun 20022006 terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pemasok garam yang semakin berkurang. Tetapi untuk menaikkan jumlah produksi garam sejak awal tahun 2006, pengurus berusaha untuk mengadakan pendekatan dengan
40
para pemasok garam yang sebagian besar adalah anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya untuk mengadakan kerjasama. Kondisi dunia usaha sektor perikanan dengan tingginya harga BBM mengakibatkan tingginya harga produksi yang harus dikeluarkan pemilik kapal/nelayan. Sehubungan dengan hal ini membawa dampak negatif terhadap aktifitas unit usaha yang dikelola oleh koperasi. Minyak tanah dan oli yang dijual pun mengalami pengurangan volume karena tingginya harga. Air PAM yang dikelola oleh koperasi yang melayani masyarakat di pemukiman Muara Angke mengalami penurunan dari tahun 2005. Hal ini disebabkan adanya persaingan penjualan air PAM dengan penyedia air PAM lain. Unit usaha cumi-cumi dan abon yang tidak berjalan masing-masing sejak tahun 2003 dan 2004 disebabkan karena pasokan bahan baku yang tidak stabil atau tidak selalu tersedia. Ini menyebabkan produksi pun berkurang. Masalah modal yang kurang juga bepengaruh terhadap perkembangan ketiga unit usaha yaitu cumi-cumi, abon dan fiber. Karena tidak memberikan kontribusi yang cukup untuk pemasukan koperasi maka unit usaha ini ditutup. Garam, minyak tanah, air PAM, dan oli dijual di kawasan Muara Angke seperi PHPT (Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional), pelabuhan dan dock. Harga yang ditetapkan oleh koperasi terhadap keempat unit perdagangan ini yang dirasakan anggota paling murah adalah unit garam. Harga garam koperasi lebih murah dibandingkan di tempat lain. Tetapi untuk unit minyak tanah, air PAM dan oli harga yang ditetapkan lebih mahal dibandingkan harga di luar koperasi
b. Unit Jasa
Unit jasa yang disediakan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya merupakan salah satu bentuk pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk memenuhi kebutuhan anggota. Jasa yang disediakan oleh koperasi adalah: b.
Jasa kerjasama antara Koperasi Perikanan Mina Jaya dengan KPN Dinas Peternakan, Perikanan dan kelautan DKI Jakarta. Koperasi menerima retribusi dari hasil kerjasama dengan KPN Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta. Kerjasama yang dilakukan mencangkup keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan disekitar wilayah kerja koperasi.
c.
Jasa tenaga kerja bongkar muat
41
Pendapatan koperasi salah satunya berasal dari retribusi yang bersumber dari jasa tenaga kerja bongkar muat. Koperasi Perikanan Mina Jaya bertugas mengkoordinir pekerja bongkar muat agar menjadi tertib dalam bekerja di pelabuhan. d.
Jasa gudang Koperasi Perikanan Mina Jaya mempunyai pendapatan berdasarkan hasil pembayaran sewa gudang milik koperasi yang terletak di sekitar Muara Angke.
e.
Jasa Penyediaan Lapak Koperasi Perikanan Mina Jaya memiliki 4 (empat) lapak yang disewakan kepada pedagang. Lapak ini disewakan dengan harga sewa Rp 1.000.000,00 per bulan.
f.
Jasa wartel Koperasi Perikanan Mina Jaya mempunyai unit usaha wartel (warung telekomunikasi) yang menyedikan pelayanan telekomunikasi, yaitu telepon lokal, interlokal, internasional, dan layanan faksimili.
g.
Jasa MCK (Mandi Cuci Kakus) Unit jasa lain yang disediakan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah usaha Mandi Cuci Kakus (MCK). MCK ini disertai dengan pelayanan menggunakan air PAM untuk penggunaan MCK tersebut. Biasanya MCK banyak digunakan oleh pemasar yang bekerja di wilayah Muara Angke.
h.
Jasa pinjaman kredit Pinjaman kredit ini ditujukan untuk anggota yang membutuhkan pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pinjaman kredit ini berjalan melalui sistem unit simpan pinjam Swamitra Mina I.
i.
Jasa trays Jasa trays banyak digunakan oleh bakul/pedagang ikan. Trays ini digunakan untuk meletakkan ikan dan hasil tangkapan serta barang dagangan hasil laut. Dengan adanya trays memudahkan bagi bakul ikan yang ingin mengangkut ikan keluar daerah TPI Muara Angke. Jumlah trays yang dimiliki dan disewakan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya hingga saat ini sebanyak 250 buah. Penyewaan trays dikenakan biaya sebesar Rp 700,00 per trays.
42
j.
Jasa pelatihan tenaga kerja IKPI (Induk Koperasi Perikanan Indonesia) Jasa ini merupakan jasa pelatihan tenaga kerja pelabuhan bekerja sama dengan IKPI. Pada Tabel 12, kesembilan unit jasa semuanya beroperasi di tahun 2005,
namun ada beberapa unit yang tidak/belum beroperasi ditahun-tahun sebelumnya. Unit usaha wartel dan trays mulai berjalan di tahun 2003 dan 2004 dan masih aktif hingga sekarang. Untuk unit usaha jasa tenaga kerja IKPI di tahun 2004 tidak beroperasi karena kurangnya sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.
Perkembangan unit usaha ini juga naik-turun, perkembangan tertinggi pada tahun 2003 sebesar 36,36 %. Tetapi pada tahun 2006 menurun sampai 0,59 %. Penurunan perkembangan tidak diikuti oleh penurunan penerimaan pada unit jasa.
Tabel 12 Pendapatan Koperasi Perikanan Mina Jaya Berdasarkan Unit Usaha Jasa Tahun 2002-2006 Unit Usaha
2002
2003
Jasa kerjasama KPN 19.481.250 11.070.000 DP/DKI Jasa tenaga kerja bongkar 3.800.000 4.000.000 muat Jasa gudang 6.590.000 6.530.000 Jasa lapak 10.600.000 12.000.000 Jasa pinjaman kredit 6.470.100 19.610.919 Jasa wartel 1.955.000 Jasa MCK 1.356.000 14.070.000 Jasa trays Jasa tenaga kerja IKPI 5.231.350 3.756.000 Jumlah 53.528.700 72.991.919 Perkembangan 36,36 Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
Tahun (Rp) 2004
2005
2006
19.604.000
13.355.000
14.940.000
6.000.000 8.400.000 12.000.000 10.817.500 1.233.000 7.070.000 24.392.000 89.516.500 22,64
5.000.000 14.075.000 12.150.000 30.826.000 800,000 4.000.000 23.642.000 7.105.000 110.953.000 23,95
6.000.000 14.525.000 11.000.000 27.382.000 992.865 5.980.000 25.315.000 5.475.000 111.609.865 0,59
C. Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I
Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I ini ditujukan untuk melayani kegiatan penyimpanan dan peminjaman uang anggota koperasi. Fasilitas kredit diberikan kepada anggota untuk membantu pangadaan permodalan usaha mereka. Baik pedagang ikan, pengolah ikan, nelayan pemilik, maupun ABK pernah meminjam uang sebagai modal usaha koperasi. Sebelumnya pada tahun 2001 Unit Simpan Pinjam Mina Jaya masih bekerjasama dengan pihak ketiga
43
(perorangan) yang juga anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya dengan pengelolaan sistem manual. Namun pada tahun 2003 tepatnya tanggal 11 Juli 2003 Unit Simpan Pinjam Mina Jaya bekerjasama dengan PT. Bank Bukopin dalam bentuk Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I yang bertujuan untuk membantu usaha anggota. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Deputi VI Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Pengelolaan Unit Simpan Pinjam ini dengan mengunakan sistem komputerisasi online dengan Swamitra yang ada di DKI Jakarta. Berikut disajikan dalam Tabel 13 mengenai jumlah dana dan laba dari Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006.
Tabel 13 Jumlah Dana dan Laba Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Perkembangan Laba Dana (Rp) (%) 2002 170.394.360,00 14.547.085 2003 167.772.374,56 -1,54 54.795.827.18 2004 634.547.229,72 278,22 47.314.712,02 2005 948.830.509,82 49,53 68.872.461,13 2006 633.195.554,14 -33,26 -32.965.973,46 Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Tahun
Dana (Rp)
Perkembangan Laba (%) 276,68 -13,65 45,56 -147,87
Jumlah dana dan laba yang diperoleh unit perkreditan mengalami flutuasi dari tahun 2002-2006. Tahun 2004 dana yang digunakan meningkat sampai 278,22% tetapi laba yang diperoleh menurun sebesar Rp 47.314.712. Pada tahun tersebut Swamitra Mina lebih banyak menggunakan dana untuk merekrut karyawan baru dan melakukan pelatihan. Tahun 2006 dana yang diperoleh menurun 33,26 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 948.830.509 menjadi Rp 633.195.554,14. Dan pada tahun yang sama Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I tidak memperoleh keuntungan bahkan rugi sebanyak Rp 32.965.973,46. Kerugian disebabkan karena adanya kredit macet. Belum maksimalnya pemahaman dan ketaatan anggota mengenai tata cara simpan pinjam di Swamitra Mina I, terutama ketepatan dalam meyelesaikan kewajibannya menjadi kendala yang dihadapi pengurus sampai saat ini.
d. Unit Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan
Tempat Pelelangan Ikan merupakan sarana bagi nelayan dan pengguna sarana TPI seperti bakul dan pemasar ikan mendapatkan kemudahan untuk
44
menjual dan membeli hasil tangkapan. Koperasi Perikanan Mina Jaya mendapatka ijin untuk mengelola TPI pada tahun 1999 berdasarkan: a.
Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Daerah
b.
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor: 3 tahun 1999 tanggal 26 Januari 1999 tentang petunjuk pelaksana penyelenggara pelelangan ikan oleh Koperasi Primer Perikanan di DKI Jakarta
c.
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 3277/1999 tanggal 29 Juni 1999 tentang penunjukkan Koperasi Perikanan Mina Jaya sebagai penyelenggara pelelangan ikan di TPI Muara Angke
d.
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1072/2005 tentang penunjukkan kembali Koperasi Perikanan Mina Jaya sebagai penyelenggara pelelangan ikan di TPI Muara Angke untuk jangka waktu 3 tahun. Terhitung mulai tanggal 30 Juni 2005 sampai 29 Juni 2008 dan apabila memungkinkan dapat diperpanjang kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unit usaha TPI dimaksudkan untuk menciptakan kondisi harga yang stabil
dan diusahakan tercapainya harga yang setinggi-tingginya sehingga mampu menutupi biaya operasional melaut. Pada saat pelelangan, kerjasama antar karyawan dalam TPI mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam menimbang, menawarkan harga serta pencatatan penjual dan pembeli. Prosedur pelelangan ikan yang terjadi di TPI Muara Angke di mulai dari proses bongkar ikan yang dilanjutkan oleh penyortiran menurut jenis dan mutu ikan. Selanjutkan ikan hasil penyortiran ditimbang dan diberi label. Pelelangan dimulai oleh juru lelang dan pemenang lelang atau bakul langsung membayar hasil lelangnya ditambah retribusi sebesar 2 %. Sedangkan untuk nelayan/pemilik ikan menerima hasil penjualan ikan setelah dipotong retribusi sebesar 3 %. Dari 5 % retribusi yang diperoleh dalam proses pelelangan ini, 2 % masuk dalam kas Koperasi Perikanan Mina Jaya dan 3 %nya masuk dalam kas Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Sistem retribusi yang ditetapkan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya ini berdasarkan SK Gubernur nomor: 2074/2000. Untuk Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri memperolah bagian sebesar 2% dari nilai produksi yang dihasilkan. Dalam pelelangan ini, Koperasi Perikanan Mina Jaya membayar tunai kepada nelayan yang menjual hasil tangkapannya di TPI Muara Angke. Sedangkan para bakul yang membeli ikan membayar kepada koperasi secara
45
tunai maupun kredit. Proses pelelangan pada Koperasi Perikanan Mina Jaya ini jelasnya seperti pada Gambar 2.
Kegiatan Bongkar Ikan
Penimbangan
Pelelangan
Distribusi dan Pemasaran
Pemenang Lelang
Nelayan menerima hasil penjualan setelah dipotong retribusi 3 % dan bakul membayar hasil lelang ditambah retribusi 2%
Kasir TPI Bendahara menyetor hasil retribusi ke kas PEMDA DKI Jakarta Gambar 2 Proses Pelelangan di TPI Muara Angke
Penyelenggaraan pelelangan yang dilakukan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya dibawah pengawasan UPT Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta. Dengan adanya penunjukkan kembali Koperasi Perikanan Mina Jaya sebagai penyelenggara pelelangan ikan membuktikan keberhasilan pengurus dalam pengelolaan pelelangan. Kepercayaan Pemerintah Daerah DKI Jakarta terhadap Koperasi Perikanan Mina Jaya merupakan suatu kesempatan besar untuk meningkatkan pendapatan bagi koperasi. Fasilitas yang ada di TPI Muara Angke yang mendukung kegiatan perikanan yaitu fasilitas dermaga pelabuhan, tempat pengepakan ikan, pasar grosir maupun pasar pengecer, cold storage, gudang alat-alat perikanan, bengkel alat kapal, kios dan pabrik es. Setiap harinya TPI melayani kurang lebih 15 sampai 45 kapal yang membongkar hasil tangkapannya. Produksi hasil tangkapan nelayan tergantung pada faktor cuaca, musim, dan jumlah kapal yang membongkar hasil tangkapannya di TPI. Pada Tabel 14 bisa dilihat
46
perkembangan Produksi, Nilai Produksi dan Retribusi TPI Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006.
Tabel 14 Perkembangan Produksi, Nilai Produksi dan Retribusi TPI Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Retribusi Koperasi 2%
Perkembangan Retribusi Koperasi (%)
Tahun
Produksi (Kg)
Nilai Produksi (Rp)
Retribusi 5%
2002
8.472.899
31.010.341.545
1.550.517.077
620.206.831
-
2003
8.162.741
32.305.832.805
1.611.866.893
644.746.158
3.96
2004
8.109.197
33.186.963.330
1.630.334.853
664.133.941
3.01
2005
9.727.969
36.586.881.510
1.829.344.075
731.737.630
10.18
2006 10.625.824 35.782.322.780 1.789.116.139 Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
715.646.456
-2.20
Pada Tabel 14, dapat dilihat bahwa produksi ikan tahun 2006 sebanyak 10.625.824 kg adalah produksi tertinggi dari 5 tahun terakhir, tetapi tidak diikuti oleh kenaikan nilai produksi. Nilai produksi tahun 2006 mencapai Rp 35.782.322.780,00. Hal ini terjadi karena jumlah kapal yang masuk pada tahun 2006 sebanyak 3.043 kapal, menurun dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 dimana jumlah kapal yang masuk sebanyak 3.429 kapal. Dengan demikian mempengaruhi retribusi sebesar 5% yang akan disetor ke PEMDA DKI Jakarta dan 2 % dari nilai produksi yang merupakan bagian untuk Koperasi Perikanan Mina Jaya. Tahun 2006, retribusi yang disetor ke PEMDA DKI Jakarta sebesar Rp 1.789.116.139,00 dan yang masuk ke kas koperasi sebesar Rp 715.646456.00. Dapat dilihat bahwa perkembangan retribusi koperasi tahun 2006 menurun sebesar 2,20 %. Kegiatan promosi yang dilakukan pengurus koperasi selama ini untuk memperkenalkan produk unit-unit usaha yang ada masih kurang. Kegiatan promosi yang dilakukan masih dalam bentuk kalender, penyebaran brosur dan leaflet. Pengurus sendiri belum berani menggunakan media yang lain seperti media elektronik karena modal yang belum memadai.
B. Unit Sosial
Unit sosial merupakan unit usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu kesejahteraan hidup anggotanya. Unit sosial meliputi pembagian dana asuransi nelayan, dana paceklik dan dana tabungan nelayan maupun bakul. Dana untuk unit sosial berasal dari retribusi
47
TPI. Retribusi yang diterima koperasi dari hasil pengelolaan TPI digunakan untuk biaya penyelenggaraan pelelangan (55%), dana sosial (25%) dan digunakan untuk biaya administrasi perkantoran (20%). Dana asuransi diberikan kepada karyawan maupun anggota yang telah diasuransikan. Dalam hal ini pihak koperasi melakukan kerjasama dengan AJB Bumiputra. Dana paceklik dan dana tabungan dibagikan ke anggota sebagai wujud kepedulian koperasi terhadap anggota yang sebagian besar adalah nelayan. Pada musim paceklik nelayan tidak dapat melaut sehingga dana yang diberikan dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berikut disajikan perkembangan dana asuransi, dana paceklik dan dan tabungan nelayan dan bakul yang dibagikan tahun 2002-2006.
Tabel 15 Perkembangan Dana Asuransi, Dana Paceklik, Dana Tabungan Nelayan Dan Bakul Yang Dibagikan Tahun 2002-2006 Tahun
Dana Asuransi
Dana Paceklik (Rp)
Dana Tabungan (Rp)
(Rp) 2002
83.838.162
80.257.163
58.453.984
2003
116.227.769
119.3843769
87.927.657
2004
140.559.814
143.261.715
74.579.517
2005
125.964.349
137.275.280
79.987.087
2006
53.673.484
53.673.484
71.564.645
Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
5.5.1.4 Keuangan
Koperasi memerlukan modal untuk melaksanakan usaha-usaha yang mempengaruhi kelangsungan dan perkembangan koperasi. Menurut UndangUndang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Semakin berkembangnya kegiatan koperasi semakin besar pula dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha tersebut, baik yang berasal dari dana intern (modal sendiri) maupun modal ekstern (modal luar/pinjaman). Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri membiayai kegiatan usahanya dengan menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, dan donasi. Jumlah simpanan pokok yang harus dibayar pada saat menjadi anggota koperasi adalah sebesar Rp 30.000,00. Sedangkan simpanan wajib sebesar Rp 5.000,00 tiap bulannya.
48
Modal luar atau modal pinjaman Koperasi Perikanan Mina Jaya berasal dari pemerintah, bank dan lembaga keuangan lainnya. Pinjaman dari pemerintah berasal dari Departemen Koperasi DKI Jakarta serta Bank DKI maupun Bank Bukopin lewat Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I juga turut ikut ambil bagian dalam pemberian pinjaman modal.
Tabel 16 Perkembangan Jumlah Modal Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Tahun
Modal Sendiri
Jumlah Modal (Rp)
Modal Luar
Perkembangan Jumlah Modal (%)
2002
Jumlah (Rp) 148.884.135
Persentase (%) 18,66
Jumlah (Rp) 648.800.383
Persentase (%) 81,34
797.684.518
-
2003
183.582.492
20,00
734.031.115
80,00
917.563.607
15,03
2004
225.796.721
22,48
778.542.238
77,52
1.004.338.959
9,46
2005
283.194.418
26,13
800.539.118
73,87
1.083.733.536
7,91
2006
338.972.954
29,36
815.625.387
70,64
1.154.598.341
6,54
Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006
Berdasarkan Tabel 16, persentase antara modal sendiri dan modal luar Koperasi Perikanan Mina Jaya dari tahun 2002-2006 menunjukkan bahwa koperasi ini masih mengandalkan modal luar untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatannya. Hal ini diakibatkan oleh jumlah anggota aktif yang berjumlah kurang lebih 300 orang dari 2095 anggota yang tercatat. Modal sendiri pada tahun 2006 sebesar Rp 338.972.954,00 atau sebesar 29,36 %, modal yang berasal dari luar koperasi sebesar Rp 815.625.387,00 atau sebesar 70,64 % dan total modalnya Rp 1.154.598.341,00 dengan perkembangannya 6,54 %. Persentase modal sendiri tiap tahun mengalami kenaikan, bertambahnya anggota koperasi tiap tahun juga mempengaruhi modal yang ada. Hal ini menunjukkan adanya usaha pengurus untuk memperkecil pinjaman dari luar. Perkembangan permodalan yang dimiliki Koperasi Perikanan Mina Jaya terus mengalami penurunan kenaikan setiap tahunnya meskipun jumlah anggota bertambah setiap tahun. Hal tersebut disebabkan oleh anggota yang seringkali terlambat atau menunggak dalam pengembalian pinjaman, ini mempengaruhi penurunan kenaikan modal Koperasi Perikanan Mina Jaya.
49
5.6 Analisis Rasio
Analisis Rasio bertujuan untuk menilai tingkat kemampuan dan pengembangan pengelolaan modal dan usaha koperasi berdasarkan perbandingan beberapa tahun terakhir secara berurutan. Analisis rasio terdiri atas rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Dengan melakukan analisis ini, pengurus dapat mengetahui kelemahan-kelemahan koperasi sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan.
5.6.1
Rasio Likuiditas
Pengukuran likuiditas pada Koperasi Perikanan Mina Jaya dilakukan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih atau dalam jangka pendek. Dengan melakukan analisis rasio likuiditas pengurus koperasi dapat mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan. Pengukuran likuiditas pada koperasi ini menggunakan rasio lancar.
5.6.1.1 Rasio Lancar
Rasio Lancar paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja koperasi yang merupakan perbandingan harta lancar dan hutang lancar. Hasil perhitungan rasio lancar Koperasi Perikanan Mina Jaya tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Rasio Lancar Koperasi Perikanan Mina Jaya tahun 2002-2006 Tahun
Harta Lancar (Rp)
Hutang lancar (Rp)
Rasio Lancar
2002
708.079.652,00
591.857.525,00
1,20
2003
838.759.316,00
677.088.257,00
1,23
2004
1.014.215.360,00
721.599.380,00
1,40
2005
1.073.369.700,00
743.596.260,00
1,44
2006
1.183.418.266,00
758.682.529,00
1,56
Rata-rata Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun (diolah) 2002-2006
1,37
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa rata-rata rasio lancar Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah 1,37. Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar koperasi dijamin dengan Rp 1,37 harta lancar yang dimilkinya. Dari rasio ini dapat dilihat bahwa koperasi memiliki rata-rata rasio lancar yang lebih kecil dari standar minimun yaitu 2. Artinya kemampuan Koperasi Perikanan Mina Jaya masih lemah dalam menjamin hutang lancar dengan menggunakan harta
50
lancarnya. Sebagian besar harta yang dimiliki digunakan untuk kegiatan operasional koperasi.
5.6.2
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan Koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mengukur solvabilitas dapat menggunakan rasio total hutang dengan total harta dan rasio total hutang dengan modal sendiri.
5.6.2.1 Rasio Total Hutang dengan Total Harta
Rasio Total Hutang dengan Total Harta menunjukkan berapa bagian dari harta yang digunakan untuk menjamin hutang. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Rasio Hutang dengan Harta Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Tahun
Total Hutang (Rp)
Total Harta (Rp)
Rasio Total Hutang dan Total Harta
2002
648.800.383,00
887.612.377,00
0,73
2003
734.031.107,00
1.027.027.735,00
0,71
2004
778.542.238,00
1.173.464.617,00
0,66
2005
800.539.118,00
1.251.061.991,00
0,64
2006
815.625.387,00
1.346.549.790,00
0,61
Rata-rata Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun (diolah) 2002-2006
0,67
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa angka rata-rata rasio total hutang dengan total harta Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah 0,67. Artinya setiap Rp 1,00 total harta yang dimiliki koperasi dapat digunakan untuk menjamin total hutang sebesar Rp 0,67. Dari rasio ini dapat dilihat bahwa koperasi memiliki rasio hutang dengan harta yang lebih besar dari standar maksimum yaitu 0,50. Artinya Koperasi Perikanan Mina Jaya dalam membiayai seluruh kewajibannya masih lemah, sehingga perlu ditingkatkan jumlah hartanya agar mampu membiayai kewajiban-kewajiban yang ada. Gambaran total harta Koperasi Perikanan Mina Jaya terlihat semakin meningkat dari tahun ke tahun yang diimbangi dengan total hutang yang meningkat pula. Hal ini harus diantisipasi pihak koperasi agar hutang tidak
51
bertambah terus. Pihak pengurus koperasi harus memberikan penyuluhan bagi anggotanya untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam membayar simpanan maupun pinjaman untuk dapat menjamin hutang-hutang Koperasi.
5.6.2.2 Rasio Total Hutang dengan Modal Sendiri
Rasio ini merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya. Hasil perhitungan rasio hutang dengan modal sendiri koperasi ini dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Rasio Hutang dengan Modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Modal Sendiri (Rp)
Rasio Total Hutang dan Modal Sendiri
Tahun
Total Hutang (Rp)
2002
648.800.383,00
148.884.135,00
4.36
2003
734.031.107,00
183.582.492,00
4,00
2004
778.542.238,00
225.796.721,00
3.45
2005
800.539.118,00
283.194.418,00
2.83
2006
815.625.387,00
338.972.954,00
2.41
Rata-rata Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun (diolah) 2002-2006
3,41
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa angka rata-rata rasio total hutang dengan modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah 3,41. Artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp 3,41 total hutang koperasi. Rata-rata rasio total hutang dengan modal sendiri juga berada di atas rasio standar maksimum yaitu 1,00. Dari rasio ini dapat dilihat bahwa Koperasi Perikanan Mina Jaya belum mampu menjamin seluruh kewajiban/hutang dengan menggunakan modal sendiri. Faktor-faktor yang menyebabkan jumlah hutang lebih banyak dari modal sendiri adalah masih banyaknya jumlah piutang yang belum dibayar oleh anggota, baik di unit usaha perdagangan, unit usaha simpan pinjam dan TPI. Modal sendiri dapat ditingkatkan dengan cara penagihan pinjaman dan simpanan wajib. Selain itu koperasi juga harus menungkatkan kinerja usaha melalui peningkatan pelayanan pada anggota sehingga dengan meningkatnya pelayanan yang diberikan diharapkan akan dapat meningkatkan jumlah keuntungan Koperasi Perikanan Mina Jaya setiap tahunnya.
52
5.6.3
Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah ukuran kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya melalui modal yang dimilikinya yang dinyatakan dalam persentase. Perhitungan rasio rentabilitas ini dapat menggunakan Return On Investment dan Rentabilitas Modal Sendiri.
5.6.3.1 Return On Investment
Analisis Return On Investment dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu analisis keuangan yang bersifat menyeluruh. Hasil perhitungan rasio laba atau Sisa Hasil Usaha atas total harta dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Return On Investment Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002-2006 Tahun
SHU (Rp)
Total Harta (Rp)
Return On Investment (%)
2002
89.927.859,00
887.612.377,00
10,13
2003
109.464.128,00
1.027.027.735,00
10,65
2004
169.125.658,00
1.173.464.617,00
14,41
2005
167.328.455,00
1.251.061.991,00
13,37
2006
191.951.449,00
1.346.549.790,00
14,26
Rata-rata Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun (diolah) 2002-2006
12,56
Rasio ini mengukur kemampuan Koperasi Perikanan Mina Jaya menghasilkan SHU atas seluruh invetasi yang ada. Nilai rata-rata ROI Koperasi Perikanan Mina Jaya sebesar 12,56%, artinya setiap Rp 1,00 dari total harta yang diinvestasikan akan menghasilkan SHU sebesar 12,56% atau Rp 0,12. Selama periode 5 tahun ini nilai ROI Koperasi Perikanan Mina Jaya berada di atas nilai standar minimum yaitu 6%. Hal ini menunjukkan Koperasi Perikanan Mina Jaya mampu menghasilkan SHU yang cukup tinggi dari total harta yang dimilikinya. Koperasi Perikanan Mina Jaya sebagai lembaga ekonomi harus mampu untuk berproduksi lebih besar lagi dalam perkembangan usahanya. Karena dengan meningkatnya SHU maka dana cadangan akan bertambah besar sehingga dapat menguatkan posisi modal sendiri.
53
5.6.3.2 Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas dengan modal sendiri digunakan untuk mengetahui besarnya laba yang dicapai Koperasi Perikanan Mina Jaya dari penggunaan modal sendiri. Nilai yang baik untuk rasio ini adalah lebih besar dari 15%. Hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 2002 sampai 2006 dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Rentabilitas modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun 20022006 Tahun
SHU (Rp)
Modal sendiri (Rp)
2002 89.927.859,00 148.884.135,00 2003 109.464.128,00 183.582.492,00 2004 169.125.658,00 225.796.721,00 2005 167.328.455,00 283.194.418,00 2006 191.951.449,00 338.972.954,00 Rata-rata Sumber: Koperasi Perikanan Mina Jaya Tahun (diolah) 2002-2006
Rentabilitas Modal Sendiri (%) 60,40 59,63 74,90 59,09 56,63 62,13
Dari Tabel 21, rata-rata rentabilitas modal sendiri Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah 62,13%, berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri yang ditanamkan menghasilkan SHU sebesar Rp 0,62. Selama 5 periode tahun buku ini, nilai rentabilitas modal sendiri lebih dari 15%. Hal ini menunjukkan Koperasi Perikanan Mina Jaya mampu menghasilkan SHU yang cukup tinggi dari modal sendiri yang dimilikinya.
5.7 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan 5.7.1 Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya antara lain (1) program kerja yang jelas, program kerja ini disusun oleh anggota dan pengurus dalam RAT (2) pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik, pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 triwulan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan koperasi (3) adanya kesempatan mengikuti pelatihan dan pembinaan, kesempatan ini diberikan kepada pengurus, karyawan maupun anggota (4) keberadaan Tempat Pelelangan Ikan yang ditangani oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya, pengelolaan ini memberikan kontribusi yang besar bagi koperasi (5) lokasi koperasi yang strategis, dimana koperasi terletak di kawasan Muara Angke yang merupakan sentra perikanan di Jakarta Utara dan DKI Jakarta (6) harga ikan di TPI yang tinggi, harga yang ditetapkan dimaksudkan untuk menciptakan
54
kondisi harga yang stabil dan mampu menutupi biaya operasional melaut (7) rasio rentabilitas yang baik, dimana koperasi mampu menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya melalui modal yang dimilikinya.
5.7.2 Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya antara lain (1) kehadiran pengurus maupun karyawan yang tidak tepat waktu, hal tentunya menghambat pelayanan kepada anggota maupun masyarakat (2) luas ruangan kantor yang kurang memadai, ruangan kantor yang ada belum diserahkan sepenuhnya oleh Pemda Jakarta kepada koperasi (3) kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I, sebagian besar anggota yang meminjam uang belum taat dalam menyelesaikan kewajibannya (4) kurangnya promosi (5) jumlah modal yang dimiliki koperasi sangat terbatas (6) rasio lancar dan rasio solvabilitas yang lemah (7) beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi.
5.8 Analisis Matriks Evaluation Factor Internal (IFE)
Analisis matriks IFE dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang ada pada Koperasi Perikanan Mina Jaya yang terbagi menjadi kekuatan dan kelemahan. Hasil analisis matriks IFE Koperasi Perikanan Mina Jaya diperoleh nilai indeks kumulatif 2,4505. Dalam hal ini kondisi Koperasi Perikanan Mina Jaya secara internal dapat dikatakan dalam kondisi lemah. Pada Tabel 22, dapat dilihat bahwa kekuatan utama Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah harga ikan di TPI yang tinggi dengan skor sebesar 0,3024, hal ini terlihat dari adanya kegiatan bongkar ikan di TPI Muara Angke yang berjalan setiap harinya. Faktor kedua yaitu program kerja yang jelas dan rasio rentabilitas yang baik dengan skor yang sama yaitu sebesar 0,2968.
Program kerja
dirancang dan dievaluasi pengurus maupun anggota saat RAT.
Hal ini agar
realisasi dari program kerja tahun sebelumnya bisa dinilai dan perencanaan program kerja untuk tahun berikutnya jelas. Sedangkan nilai rentabilitas yang baik menunjukkan bahwa koperasi mampu dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya melalui modal yang dimilikinya.
Faktor ketiga adalah
keberadaan TPI yang ditangani oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya dengan skor 0,2856. Adanya kepercayaan dari PEMDA DKI Jakarta terhadap keberadaan TPI yang dikelola oleh koperasi tentunya juga menjadi kekuatan, karena bisa
55
menambah pemasukan.
Faktor keempat yaitu lokasi koperasi yang strategis
(skor 0,2356), lokasi koperasi yang dekat dengan pelabuhan dan tempat pendaratan ikan menjadi suatu kekuatan tersendiri bagi pihak pengurus. Faktor kelima yaitu adanya pelatihan dan pembinaan (skor 0,1731), kegiatan ini ditujukan baik kepada pengurus, karyawan maupun anggota koperasi. Dan yang terakhir adalah pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik dengan skor sebesar 0,1650.
Tabel 22 Matriks IFE Koperasi Perikanan Mina Jaya No
Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Rata-rata
Rata-rata
Skor
KEKUATAN A
Program kerja yang jelas
B
Pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik
C
Adanya pelatihan dan pembinaan
D
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
E
Lokasi koperasi yang strategis
F
Harga ikan di TPI yang tinggi
G
Rasio rentabilitas yang baik
0.0742
4
0.2968
0.0550
3
0.1650
0.0577
3
0.1731
0.0714
4
0.2856
0.0673
3,5
0.2356
0.0756
4
0.3024
0.0742
4
0.2968
0.0714
1,5
0.1071
0.0632
2
0.1264
0.0866
1
0.0866
0.0673
1,5
0.1010
0.0769
1
0.0769
0.0838
1
0.0838
0.0756 1
1,5
KELEMAHAN H
Kehadiran pengurus maupun karyawan yang tidak tepat waktu
I
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
J
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I
K
Kurangnya promosi
L
Jumlah modal yang dimiliki koperasi sangat terbatas
M
Rasio lancar dan rasio solvabilitas yang lemah
N
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi
0.1134 2.4505 Sumber : Wawancara dengan pihak pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya, 2008 TOTAL
Kelemahan utama Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi sangat terbatas dengan skor sebesar 0.0769.
56
Keterbatasan dana membuat pengembangan unit-unit usaha yang ada di koperasi menjadi terhambat. Kelemahan kedua adalah rasio lancar dan rasio solvabilitas yang lemah dengan skor 0,0838, hal ini menunjukkan bahwa Koperasi Perikanan Mina Jaya belum mampu dalam menjamin hutang lancar dengan menggunakan harta lancarnya maupun total harta. Kelemahan ketiga yaitu kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I (skor 0,0866), ini menunjukkan kelemahan pengurus dalam hal menagih pinjaman. Kelemahan keempat adalah kurangnya promosi (skor 0,1010). Kelemahan kelima adalah kehadiran pengurus maupun karyawan yang tidak tepat waktu dengan skor 0,1071, sehingga menghambat kegiatan pelayanan terhadap anggota maupun masyarakat. Kelemahan yang keenam adalah beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi (0,1134). Dan yang terakhir adalah luas ruangan kantor yang kurang memadai dengan skor 0,1264, hal ini bisa dilihat dari tidak tersedianya aula sebagai tempat mengadakan rapat.
5.9 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan terhadap beberapa variabel di luar koperasi yang dapat menjadi sumber peluang dan ancaman bagi Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri. Analisis ini memfokuskan pada identifikasi dan evaluasi peluang serta ancaman koperasi di bidang ekonomi, kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi, dan pesaing.
5.9.1 Ekonomi
Kelemahan di bidang ekonomi yang sampai saat ini belum sepenuhnya bisa diselesaikan oleh pemerintah adalah penciptaan iklim yang kondusif untuk dunia usaha, apalagi untuk Koperasi maupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Keterbatasan dana dan investasi mengakibatkan pelaksanaan rencana pengembangan koperasi menjadi terhambat. PEMDA mempunyai rencana untuk mengembangkan suatu sektor ekonomi disisi lain anggaran yang tersedia tidak sanggup untuk merealisasikan rencana tersebut. Pemerintah pusat sendiri khususnya Departemen Koperasi dan UMKM berupaya untuk dapat memberikan bantuan dalam bentuk pelayanan kelompokkelompok usaha KUMKM agar menjadi lebih baik. Salah satu tindakan nyata yaitu dengan dibentuk LPDB-KUMKM (Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Pembentukan lembaga ini
57
bertujuan agar pengelolaan dana bergulir dilakukan lebih transparan, akuntabel, efektif dan profesional. Selain itu juga mendukung program pemerintah yaitu memberi kemudahan untuk memperoleh sumber pendanaan melalui dana bergulir dan fasilitas pinjaman kredit dari pihak bank bagi KUMKM yang mengajukan permohonan kredit tapi kekurangan agunan. Keadaan ekonomi yang tidak stabil dimana harga-harga semakin naik mengakibatkan biaya hidup masyarakat juga semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan usaha koperasi yang tidak dapat berkembang dengan baik. Contohnya dengan kenaikan BBM yang mengakibatkan banyak pemilik kapal yang tidak melaut. Otomatis akan mempengaruhi pemasukan unit usaha yang ada di Koperasi Perikanan Mina Jaya. Hal inilah yang menjadi ancaman bagi pengurus dalam mengembangkan unit-unit usaha yang ada.
5.9.2
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah melalui peraturan yang secara khusus mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan koperasi. Pemerintah memiliki kepentingan atas keberadaan dan kegiatan koperasi. Kepentingan pemerintah itu antara lain keinginan pemerintah untuk membangun dan membesarkan gerakan perkoperasian di masyarakat agar kegiatan ekonomi mayarakat berjalan dengan baik dan lancar. Selain itu juga terdapat kepentingan pemerintah yang berkaitan dengan pemasukan bagi pemerintah. Pemerintah mengeluarkan peraturan yang secara khusus mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya, seperti dalam Rakornas Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2000 yang mengatur tentang kebijakan untuk mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada karyawan dan anggota koperasi mina. Peraturan pemerintah yang mendukung pengembangan koperasi mina dengan dikeluarkannya dana BBM bergulir berupa bantuan kredit sebesar seratus juta rupiah untuk koperasi. Peraturan ini didasarkan pada Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.16/KEP/M.KUKM/1/2002 tentang Pemberian Dana BBM Bergulir Kepada Usaha Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah untuk pengembangan usaha.
58
Hal ini menjadi peluang bagi Koperasi Perikanan Mina Jaya untuk bisa mengembangkan usaha dengan harapan agar tercapai tujuan koperasi sendiri yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota.
5.9.3
Sosial Budaya
Setiap manusia akan memenuhi kebutuhan hidupnya, apabila sumberdaya yang dimilikinya kurang. Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya nelayan Muara Angke yang menjadi anggota koperasi. Apalagi dengan melihat kebutuhan dan permintaan masyarakat akan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang semakin bertambah, koperasi tampil dengan unit-unit usaha yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Walaupun tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan anggota maupun masyarakat Muara Angke tetapi Koperasi Perikanan Mina Jaya sudah berupaya memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan melihat gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang semakin tinggi menjadi peluang pengembangan usaha. Salah satu upaya yang dilakukan pengurus adalah dengan mengadakan penyuluhan dan meningkatkan pelayanan. Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I didirikan sebagai bukti eksistensi koperasi dan untuk memenuhi kebutuhan anggota maupun masyarakat akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat. Keberhasilan dari suatu program yang dijalankan ditentukan oleh adanya partisipasi aktif dari semua pihak. Partisipasi aktif anggota koperasi dapat dilihat dari berbagai unsur dan kegiatan yang merupakan sarana anggota untuk berpartisipasi aktif. Berbagai unsur tersebut mencangkup partisipasi dalam kegiatan RAT, permodalan, kepengurusan, pelayanan koperasi, pembinaan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Secara umum, partisipasi dari anggota sangat kurang, hal ini karena kurangnya kesadaran dan kemauan untuk ikut aktif dalam kegiatan perkoperasian. Formalin sebagai bahan pengawet ikan, sejak beberapa waktu lalu banyak digunakan oleh nelayan dan pengolah ikan. Kondisi ini dirasakan semakin mengkhwatirkan karena berpengaruh terhadap penjualan produk perikanan. Hal ini memberi kesan negatif, bahwa seluruh produk perikanan mengandung formalin. Muara Angke sebagai salah satu tempat yang mempunyai Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan ikut merasakan dampaknya.
59
5.9.4
Teknologi
Sistem teknologi merupakan modal awal untuk mengembangkan usaha. Seiring dengan perubahan jaman, maka sistem teknologi berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu. Penggunaan teknologi serba mesin atau komputerisasi mendukung perkembangan koperasi dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan pelayanan yang cepat. Pihak perbankan pun sudah menggunakan sistem pengelolaan dengan menggunakan sistem komputerisasi online dalam memberikan pelayanan. Contohnya adalah PT. Bank Bukopin dalam bentuk Unit Simpan Pinjam Swamitra. Koperasi pun tidak mau ketinggalan dalam hal penggunaan teknologi. Dalam membuat laporan keuangan koperasi sudah menerapkan sistem laporan keuangan akuntansi komputer. Dengan demikian, laporan keuangan dapat dengan cepat dikerjakan. Sebelumnya banyak koperasi yang masih mengolah laporan keuangan secara manual. Dan Koperasi Perikanan Mina Jaya sendiri sudah menerapkan penggunaan teknologi dalam pengelolaannya.
5.9.5
Pesaing
Dari hasil pengamatan lapang dan wawancara dari berbagai narasumber seperti Ketua Umum dan anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya dapat disimpulkan faktor persaingan sangat berpengaruh terhadap perkembangan koperasi. Pesaing yang dihadapi Koperasi Perikanan Mina Jaya yang bergerak dalam bidang perikanan dan memiliki produk yang sama yaitu Koperasi Putri Salju yang juga menjual BBM dan pemasaran es untuk memenuhi kebutuhan nelayan Muara Angke dan Koperasi Perikanan Mina Makmur yang terletak di Muara Baru, Jakarta Utara. Untuk unit TPI yang memberikan kontribusi terbesar untuk koperasi juga harus bersaing dengan TPI lain yang ada di Jakarta misalnya TPI Cilincing, TPI Kali Baru, dan TPI Muara Kamal. Tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh karena TPI Muara Angke memiliki fasilitas terlengkap jika dibandingkan dengan yang lain.
5.10 Identifikasi Peluang dan Ancaman 5.10.1 Peluang
Peluang yang dimiliki oleh pihak koperasi antara lain (1) adanya pinjaman modal dari bank (2) adanya kebijakan pemerintah untuk pelatihan dan
60
pembinaan, dari kebijakan ini karyawan maupun anggota bisa mengetahui cara memanajemen dan arti penting dari koperasi itu sendiri (3) adanya dana BBM bergulir dari pemerintah, hal ini menjadi peluang untuk bisa mengembangkan usaha dari anggota dengan harapan agar tercapai tujuan koperasi sendiri yaitu meningkatkan kesejahteraan (4) penggunaan sistem komputerisasi, dilakukan pengurus sebagai modal dalam mengembangkan usaha (5) kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat (6) permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari.
5.10.2 Ancaman
Ancaman yang dimilki oleh pihak koperasi adalah (1) adanya persaingan (2) biaya hidup masyarakat semakin tinggi, ini disebabkab karena keadaan ekonomi yang tidak stabil dimana harga-harga semakin naik dan mengakibatkan usaha koperasi yang tidak dapat berkembang dengan baik (3) kurangnya kesadaran dalam berkoperasi (4) kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin, kondisi ini dirasakan semakin mengkhwatirkan karena berpengaruh terhadap penjualan produk perikanan.
5.11 Analisis Matriks Evaluation Factor External (EFE)
Analisis matriks EFE terhadap faktor-faktor eksternal dari Koperasi Perikanan Mina Jaya terbagi menjadi peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE dapat disimpulkan bahwa kondisi eksternal dari Koperasi Perikanan Mina Jaya diatas rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari nilai total skor yaitu 2,7753. Berdasarkan Tabel 23, terlihat bahwa adanya pinjaman modal dari bank mendapat skor tertinggi sebesar 0,3987. Kebijakan dari pemerintah untuk mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi pengurus, karyawan maupun anggota mendapat skor sebesar 0,3696. Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah sebagai bantuan modal bagi anggota koperasi yang menjalankan usaha mendapat skor 0,3084. Penggunaan sistem komputerisasi dalam Unit Simpan Pinjam Swamitra Mina I dan dalam pembuatan laporan keuangan yang juga memperoleh skor 0,3084. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat juga menjadi peluang bagi koperasi dengan skor 0,2832. Dan permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari menjadi peluang yang juga dapat dimanfaatkan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya (0,2832).
61
Tabel 23 Matriks EFE Koperasi Perikanan Mina Jaya No
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Rata-rata
Rata-rata
Skor
PELUANG A
Adanya pinjaman modal dari bank
B
Adanya kebijakan pemerintah untuk pelatihan dan pembinaan
C
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
D
Penggunaan sistem komputerisasi
E
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat
F
0.1139
3,5
0.3987
0.1056
3,5
0.3696
0.1028
3
0.3084
0.1028
3
0.3084
0.0944
3
0.2832
0.0944
3
0.2832
0.0917
2
0.1834
0.1028
2
0.2056
0.1028
2,5
0.2570
0.0889
2
0.1778
permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari ANCAMAN
G
Adanya persaingan
H
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
I
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
J
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin TOTAL
1 2.7753 Sumber : Wawancara dengan pihak pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya, 2008
Ancaman yang harus dihadapi Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi juga menjadi ancaman (skor 0,2570). Masyarakat pada umumnya masih memiliki kemauan dan kesadaran yang rendah terhadap aktifitas koperasi. Selain itu, biaya hidup masyarakat yang semakin tinggi dengan skor 0,2056. Masyarakat tentunya akan mengurangi tingkat pembelian yang akan berdampak bagi unit-unit usaha yang dijalankan koperasi. Adanya persaingan dengan skor 0,1834. Faktor terakhir yang juga menjadi ancaman yaitu adanya kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin (skor 0,1778). Kondisi ini dirasakan semakin mengkhwatirkan karena berpengaruh terhadap penjualan produk perikanan.
5.12
Analisis Matriks Internal External (IE)
Matriks IE diperoleh dari hasil matriks IFE dan EFE (Tabel 24). Nilai ratarata IFE sebesar 2,4505 dan EFE sebesar 2,7753 sehingga menempatkan
62
Koperasi Perikanan Mina Jaya pada sel V. Posisi ini menggambarkan bahwa Koperasi Perikanan Mina Jaya berada dalam kondisi internal rata-rata dan respon terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapi tergolong menengah.
Tabel 24 Matriks IE Total Skor IFE
Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Total Skor EFE Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99
Strategi yang sebaiknya diambil adalah strategi pertahankan dan pelihara. Umumnya alternatif strategi yang disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi pertama dari strategi pertahankan dan pelihara adalah strategi penetrasi pasar. Strategi penetrasi pasar merupakan pencarian pangsa pasar yang lebih besar atau peningkatan pangsa pasar akan produk atau jasa koperasi yang sudah ada melalui peningkatan usaha pemasaran. Peningkatan usaha pemasaran seperti dengan mengadakan kegiatan promosi yang lebih gencar melalui berbagai media yang dinilai efektif. Promosi bisa dilakukan lewat koran maupun radio lokal Jakarta. Pengurus juga dapat menjalin kerjasama dengan para pemasok dan koperasi lainnya. Promosi ini dilakukan untuk mengenalkan unit-unit usaha yang ada pada koperasi sehingga menarik anggota agar lebih berpartisipasi dalam kegiatan unit usaha yang ada. Alternatif strategi kedua dari strategi pertahankan dan pelihara adalah strategi pengembangan produk atau jasa. Strategi pengembangan produk atau jasa merupakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki kualitas produk dan pelayanan di masing-masing unit usaha atau mengembangkan produk baru. Strategi pengembangan produk atau jasa dapat dilakukan dengan menambah unit usaha baru misalnya produk olahan perikanan dan mengaktifkan kembali unit-unut usaha yang pernah ada.
63
5.13 Analisis Matriks SWOT
Berbagai macam alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT. Keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal. Strategi utama yang dapat disarankan terdapat empat macam yaitu : strategi SO, ST, WO dan WT. Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE di atas. Berdasarkan Tabel 25, diperoleh hasil analisis matriks SWOT dengan alternatif strategi sebagai berikut: 1. Memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk pelatihan dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja pengurus dan karyawan yang berdampak pada peningkatan pelayanan kepada anggota Dengan adanya pelatihan, pengurus maupun karyawan diberi bekal kemampuan manajemen yang baik. Pengurus dan karyawan pun dapat menguasai teknologi berupa komputer yang mendukung kegiatan koperasi. Sehingga kebutuhan anggota maupun non anggota seperti pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat bisa terpenuhi. 2. Mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume penjualan dari unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal Unit-unit usaha yang ada di Koperasi Perikanan Mina Jaya harus dapat ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas dengan memanfaatkan pinjaman modal dari luar dan modal sendiri. Volume penjualan dapat ditingkatkan melalui kerjasama dengan pemasok-pemasok unit perdagangan sehingga dapat memenuhi permintaan masyarakat sekitar. Dan tentunya dengan menetapkan harga barang di unit-unit usaha dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan di luar koperasi. Selain itu, jasa berupa pelayanan yang baik juga menjadi salah satu daya tarik pembeli. Bila sudah memperoleh keuntungan, koperasi bisa mendirikan atau mengusahakan unit usaha pengolahan produk. Hal ini bisa dilakukan mengingat keberadaan TPI yang masih dikelola oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya.
64
3. Memperjelas struktur organisasi dan menetapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran Struktur organisasi penting sekali, hal ini sebagai dasar dari organisasi yang bertujuan untuk menjelaskan tugas dan wewenang dari pengurus maupun karyawan. Bila ada pelanggaran sebaiknya ada tindakan tegas berupa sanksi sehingga kepentingan anggota dan non anggota tetap bisa terpenuhi. 4. Menganalisis pengajuan kredit anggota Dengan menganalisis pengajuan kredit anggota sebelum memberi pinjaman harus dilakukan untuk menghindari kredit macet. Koperasi pun harus terus memantau perkembangan usaha mereka agar terus berjalan. Pembinaan dan pemantauan harus rutin dilakukan sehingga usaha yang dilakukan anggota tidak merugi seperti yang terjadi pada tahun 2003 dan 2004 pada unit usaha Cumi-cumi, Abon dan Fiber. Dengan begitu kredit macet bisa ditekan dan pengembalian pinjaman bisa teratur sehingga bisa digunakan oleh anggota yang lain. 5. Mengaktifkan kembali unit usaha dan meningkatkan promosi Dengan melihat permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari memberi suatu peluang yang harus dimanfaatkan oleh pengurus untuk dapat mengaktifkan kembali unit usaha seperti Waserda yang tidak berjalan lagi. Tentunya harga barang-barang yang ditawarkan juga lebih murah dibandingkan dengan harga di luar koperasi. Usaha ini dapat dibarengi dengan kegiatan promosi dengan menggunakan media cetak atau media elektronik. Koperasi Perikanan Mina Jaya bisa memasang iklan di koran dan radio lokal untuk menarik anggota. Selain itu, koperasi juga bisa berpartisipasi sebagai sponsor dalam kegiatan nelayan dan masyarakat sekitar Muara Angke. 6. Memberikan penyuluhan dan melibatkan anggota dalam programprogram koperasi Pengurus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait seperti pemerintah maupun perguruan tinggi dalam memberikan penyuluhan mengenai arti penting berkoperasi dan berbagai kegiatan pemasaran. Penyuluh sebagai fasilitator antara anggota dan pengurus. Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan dengan anggota. Diharapkan dengan adanya penyuluhan
65
anggota mampu melihat permasalahan yang ada, menyadarkan anggota untuk melihat peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil dari kegiatan koperasi. Misalnya, tidak menggunakan formalin untuk mempertahankan kesegaran ikan. Hal ini dikarenakan penggunaan formalin dapat menyebabkan penyakit kanker. Penyuluh maupun pengurus harus bisa menanamkan hal ini kepada anggotanya. Selain itu, pengurus pun harus melibatkan anggota maupun non anggota dalam program-program yang khusus dibuat untuk anggota. Hal ini dilakukan agar anggota lebih mengenali koperasi secara lebih dekat dan merasakan keuntungan menjadi anggota koperasi. 7. Meningkatkan pelayanan terhadap anggota maupun non anggota Peningkatan pelayanan kepada anggota maupun non anggota dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efisien ketika transaksi di setiap unit usaha, seperti pembayaran secara tunai kepada anggota yang menjadi pemasok di unit-unit usaha yang ada, bersikap ramah dan menerima saran dan kritik dari anggota. Pelayanan yang baik juga harus diberikan kepada kepada non anggota yang juga merupakan calon anggota koperasi. 8. Mendayagunakan sumberdaya yang ada dengan baik Sumberdaya yang ada di koperasi digunakan dengan baik agar bisa menghindari pengeluaran yang besar. Misalnya kebutuhan sarana gedung yang lebih luas, pengurus bisa mendayagunakan ruang yang ada untuk kegiatan perkantoran saja dan untuk kegiatan rapat tahunan yang membutuhkan ruangan yang lebih besar bisa mengusahakan lewat penyewaan gedung. Pengurus juga berusaha mengajukan permohonan kepada PEMDA DKI Jakarta agar bisa mengusahakan gedung yang lebih luas untuk menunjang kegiatan koperasi. 9. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran anggota dalam berkoperasi Partisipasi anggota bisa ditingkatkan dengan cara lebih melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan dalam RAT maupun rapat-rapat, mengembangkan unit usaha dengan melengkapi dan menambah variasi barang-barang yang dijual sesuai kebutuhan anggota.
66
Tabel 25 Matriks SWOT Faktor Internal
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
1. Program kerja yang jelas 2. Pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik 3. Adanya kesempatan mengikuti pelatihan dan pembinaan 4. Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ 5. Lokasi koperasi yang strategis 6. Harga ikan di TPI yang tinggi 7. Rasio rentabilitas yang baik.
1. Kehadiran pengurus maupun karyawan yang tidak tepat waktu 2. Luas ruangan kantor yang kurang memadai 3. Kredit macet pada USP Swamitra Mina I 4. Kurangnya promosi 5. Jumlah modal yang dimiliki koperasi sangat terbatas 6. Rasio lancar dan rasio solvabilitas yang lemah 7. Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi.
Strategi SO
Strategi WO
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities) 1. Adanya pinjaman modal dari bank 2. Adanya kebijakan pemerintah untuk pelatihan dan pembinaan 3. Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah 4. Penggunaan sistem komputerisasi 5. Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat 6. Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari.
Ancaman (Treats) 1. Adanya persaingan 2. Biaya hidup masyarakat semakin tinggi 3. Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi 4. Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin
1.
Memanfaatkan kebijakan 1. pemerintah untuk pelatihan dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja pengurus dan karyawan yang berdampak pada peningkatan 2. pelayanan kepada anggota. (S1, S2, S3, S7, O2, O4, O5) 2. Mempertahankan kualitas pelayanan dan terus 3. meningkatkan volume penjualan dari unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal. (S1, S3, S4, S5, S6, S7, O1, O3, O6)
Memperjelas struktur organisasi dan menetapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran (W1, W2, O1, O2, O5) Menganalisis pengajuan kredit anggota (W3, W5, W6, O1, O2, O3,O4) Mengaktifkan kembali unit usaha dan meningkatkan promosi. (W4, W7, O1, O2,O6)
Strategi ST
Strategi WT
1.
1.
2.
Memberikan penyuluhan dan melibatkan anggota dalam program-program koperasi (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, T2, T3, T4) Meningkatkan pelayanan terhadap anggota maupun non anggota. (S3, S4, S6, T1)
2.
Mendayagunakan sumberdaya yang ada dengan baik (W1, W2, W3, T1) Meningkatkan partisipasi dan kesadaran anggota. (W3, W4, W5, W6, W7, T2, T3, T4)
Sumber : Wawancara dengan pihak pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya, 2008
67
5.13
Matriks Quantitatif Strategic Planning (QSP)
Matriks QSP adalah alat yang direkomendasi bagi peneliti untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor utama internal dan eksternal pada matriks IFE, EFE, IE serta matriks SWOT. Penentuan alternatif strategi yang dimasukkan pada matriks QSP berdasarkan penilaian atas kondisi Koperasi Perikanan Mina Jaya. Alternatif yang didapat pada matriks SWOT akan dinilai dengan matriks QSP. Dari hasil perhitungan matrik QSP dengan mengalikan bobot masingmasing faktor dengan nilai daya tarik (Attractive Score) dihasilkan total nilai daya tarik (Total Attractive Score) yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Dihasilkan alternatif strategi yang terpilih yaitu strategi 2 yaitu ” Mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume penjualan unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal” dengan nilai TAS sebesar 7,0122. Alternatif terkecil sebesar 4,8607 adalah strategi 8 yaitu ”Mendayagunakan sumberdaya yang ada dengan baik”. Berdasarkan Lampiran prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan pertama dengan nilai TAS tertinggi sampai urutan terakhir dengan nilai TAS terendah menghasilkan prioritas strategi sebagai berikut : 1.
Mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume penjualan unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal (7,0122)
2.
Memberikan penyuluhan dan melibatkan anggota dalam programprogram koperasi (6,4334)
3.
Memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk pelatihan dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja pengurus dan karyawan yang berdampak pada peningkatan pelayanan kepada anggota (6,1123)
4.
Mengaktifkan kembali unit usaha dan meningkatkan promosi (6,0406)
5.
Meningkatkan pelayanan terhadap anggota maupun non anggota (6,0383)
6.
Menganalisis pengajuan kredit anggota (5,7808)
7.
Memperjelas struktur organisasi dan menetapkan sanksi tegas terhadap pelanggaran (5,6884)
8.
Meningkatkan partisipasi dan kesadaran anggota (5,5639)
9.
Mendayagunakan sumberdaya yang ada dengan baik (4,8607).
68
Strategi mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume penjualan dari unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal merupakan salah satu strategi pertumbuhan Koperasi Perikanan Mina Jaya. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan dan penjualan produk di unit-unit usaha, sehingga keuntungan maksimal dan tujuan Koperasi Perikanan Mina Jaya tercapai. Dengan mengusulkan stretegi ini, diharapkan pengurus dapat meningkatkan produksi yangt berpengaruh pada keuntungan uang dicapai. Strategi yang dipilih merupakan prioritas strategi yang mewakili kebutuhan Koperasi Perikanan Mina Jaya dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam koperasi. Diharapkan strategi ini akan dapat mengatasi permasalahan yang selama ini dihadapi oleh koperasi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya dari tahun 2002-2006 mengalami peningkatan.
Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah
anggota tiap tahunnya, perolehan keuntungan dari kegiatan usaha melalui modal yang dimilikinya dan adanya unit usaha ekonomi dan unit sosial yang memberikan
kontribusi
besar
terhadap
perkembangan
koperasi
dan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
2. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, kekuatan utama yang dimiliki Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah harga ikan di TPI yang tinggi dan kelemahan utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas. Sedangkan hasil analisis matriks EFE menunjukkan peluang yang paling dominan adalah adanya pinjaman modal dari bank dan ancamannya adalah kurangnya kesadaran dalam berkoperasi.
3. Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP, prioritas strategi yang dapat dijalankan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya adalah strategi mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan volume penjualan dari unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman modal.
6.2 Saran
1. Perlunya peningkatkan kualitas SDM yang ada dengan cara mengikutsertakan pengurus, karyawan maupun anggota dalam pelatihan dan pembinaan tentang perkoperasian dan pengelolaan unit-unit usaha secara rutin. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan terutama mengenai organisasi, adminstrasi, teknik pengambilan keputusan, teknik pembuatan laporan yang akuntabel dan interpretasi data, teknik analisis kredit, ketrampilan pemasaran, kemampuan membuat perencanaan dan kepemimpinan.
70
2. Perlu adanya peningkatan aktifitas dan disiplin kerja pengurus maupun karyawan, sehingga dapat meningkatkan kinerja Koperasi Perikanan Mina Jaya.
3. Guna mewujudkan partisipasi aktif anggota, perlu diupayakan peningkatan pelayanan di setiap unit usaha yang ada secara optimal. Penetapan harga barang dan jasa yang disamakan dengan harga dari pemasok luar dan kelengkapan dan variasi barang juga harus diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar anggota ikut ambil bagian dalam kegiatan unit-unit usaha yang dijalankan koperasi. Dengan demikian koperasi dapat memperoleh keuntungan dan memperkuat cadangan yang menjadi sumber modal koperasi.
4. Tetap mempertahankan prinsip koperasi yaitu keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka sehingga anggota yang masuk tidak dibebani unsur paksaan.
DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116. Dahuri R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan: Orasi Ilmiah. Bogor: Institut Pertanian Bogor. David. F. R. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-10. Ichsan Setiyo Budi. Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan Dari Buku: Strategic Management. Dirgantoro C. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Firdaus M, Agus S. 2002. Perkoperasian, Sejarah, Teori dan Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia. Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas-Asas, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jauch L, William G. 1999. Manajemen Strategis. Ed ke-2. A. R. Hanry Sitanggang. Penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan Dari Buku: Strategic Management. Kartono K. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Kinnear and Taylor. 1991. Marketing Reaserch, an Applied Method. USA: Mc Graw-Hill Koperasi Perikanan Mina Jaya Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2002-2006. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi Perikanan Mina Jaya. Jakarta: Koperasi Perikanan Mina Jaya. Koperasi Perikanan Mina Jaya Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2006. Profil Koperasi Perikanan Mina Jaya. Jakarta: Koperasi Perikanan Mina Jaya. Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran. Julid I. Hendra Teguh, Ronny A Rusli dan Benyamin Molan. Penerjemah. Jakarta: Penerbit Prenhallindo. Terjemahan Dari Buku: Marketing Management. Munawir S. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
72
Muyasaroh S. 2004. Kajian Strategi Pengembangan KUD Mandiri Mina Karya Bhukti Desa Blanakan Kabupaten Subang. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Partomo TS, Abdul RS. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Raka IG. 1981. Koperasi Indonesia. Jakarta: Departemen Koperasi, Direktorat Penyuluhan Koperasi. Rangkuti F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sagimun. 1983. Koperasi Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sitio A, Halomoan T. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga. Yusanto MI, Widjajakusuma MK. 2003. Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Penerbit Khairul Bayaan.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Wilayah Kerja Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara
Sumber : Koperasi Perikanan Mina Jaya, 2008
Lampiran 2 Struktur Organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya Rapat Anggota
Pengawas
Pengurus
Dewan Penasehat
Manajer
Tenaga Pelaksana
Anggota
Sumber : Koperasi Perikanan Mina Jaya Keterangan Garis Tanggung Jawab :
Garis Koordinasi
:
Garis Pelayanan
:
Garis Partisipasi
:
Pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya periode 2006-2010 : Ketua Umum : H. Syarifudin Baso Ketua I
: Mahdi Yunus. B. Eng
Ketua II
: H. M Amin
Sekretaris
: Subiyakto
Bendahara
: H. Fayumi Naning
Pengawas Koperasi Perikanan Mina Jaya periode 2006-2010: Ketua
: H. Ujang Marjuki
Sekretaris
: Andi Jefludin Bsc
Anggota
: Jaenudin Jantok
Dewan penasehat Koperasi Perikanan Mina Jaya periode 2006-2010 : 1. H. Yan M Winatasasmita 2. H. Dini Laisa 3. Maad Sari
Lampiran 3 Penilaian Bobot Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya Responden 1 No 1
Faktor Penentu Program kerja yang jelas
2
Pengawas yang melakukan pemeriksaan
A
B 3
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
Total
Bobot
3
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
25
0.0687
2
3
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
22
0.0604
2
2
2
1
2
2
2
3
2
1
1
23
0.0632
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
28
0.0769
2
1
1
2
1
2
2
2
2
23
0.0632
2
2
3
2
2
2
2
2
28
0.0769
2
3
1
2
2
2
1
28
0.0769
3
1
2
2
2
2
26
0.0714
1
3
2
2
3
24
0.0659
2
2
2
2
32
0.0879
1
1 2
1
20 26
0.0549
secara periodik 1 3
Adanya pelatihan dan pembinaan
4
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
5
Lokasi yang strategis
6
Harga ikan di TPI yang tinggi
7
Rasio rentabilitas yang baik
8
Kehadiran pengurus dan pegawai yang
1
2
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
1
3
2
2
2
3
2
1
2
1
1
1
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2 2
2 2
1 2
1 2
2 2
2 2
2 2
2 2
1 2
2 2
3
tidak tepat waktu 9
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
10
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I
11
Kurangnya promosi
12
Jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas
0.0714
1
13
Rasio lancar yang rendah
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
14
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan
2
2
3
2
2
2
3
2
1
2
3
3
2 2
30
lagi Total
0.0824
29
0.0797 364
1
Lampiran 4 Penilaian Bobot Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya Responden 2 No 1
Faktor Penentu Program kerja yang jelas
2
Pengawas yang melakukan pemeriksaan
A
B 3
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
3
2
2
3
3
3
2
1
1
3
1
1
2
1
1
1
3
1
1
2
1
1
secara periodik 1 3
Adanya pelatihan dan pembinaan
4
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
5
Lokasi yang strategis
1
6
Harga ikan di TPI yang tinggi
7
Rasio rentabilitas yang baik
8
Kehadiran pengurus dan pegawai yang tidak
3
2
2
2
2
2
3
3
2
1
3
3
2
1 2
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
2
3
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
1
1
2
3
1
3
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
1
3
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
1
2
1
1
1
2
2
tepat waktu 9 10
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
N 2
Total
Bobot
29
0.0797
18
0.0495
19
0.0522
24
0.0659
26
0.0714
27
0.0742
26
0.0714
26
0.0714
22
0.0604
31
0.0852 0.0797
2
29 30
2
31
2 2 2 3 2 1
2 2
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I 3
11
Kurangnya promosi
12
Jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas
3 1
2 3
3 3
2 3
2 2
3 3
2 2
1 2
2 3
3 2
2
13
Rasio lancar yang rendah
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
14
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
Total
2
2 2
2
2 2
26 364
0.0824 0.0852 0.0714 1
Lampiran 5 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya Responden 1 No
Faktor Penentu
1
Adanya pinjaman modal dari bank
2
Adanya kebijakan untuk pelatihan dan pembinaan
3
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
4
Penggunaan sistem komputerisasi
5
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
3
2
3
2
2
2
2
2
2
20
0.1111
2
2
3
3
1
2
3
2
19
0.1056
2
2
3
2
2
2
3
20
0.1111
3
3
3
2
2
2
20
0.1111
2
2
2
1
2
15
0.0833
2
1
2
2
17
0.0944
2
2
2
15
0.0833
3
2
20
0.1111
2
17
0.0944
17
0.0944
1 2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
3
2
1
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
Bobot
mudah dan cepat 6
Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari
7
Adanya persaingan
8
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
9
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
10
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin Total
2
180
1
Lampiran 6 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya Responden 2 No 1
Faktor Penentu Adanya pinjaman modal dari bank
2
Adanya kebijakan untuk pelatihan dan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
2
2
3
2
3
2
3
2
2
21
0.1167
2
3
3
3
2
2
1
1
19
0.1056
2
2
2
2
2
1
2
17
0.0944
2
2
3
2
2
2
17
0.0944
2
2
3
2
3
19
0.1056
2
2
2
3
17
0.0944
2
2
3
18
0.1000
2
3
17
0.0944
2
20
0.1111
15
0.0833
pembinaan 2 3
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
4
Penggunaan sistem komputerisasi
5
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
1
1
1
mudah dan cepat 6
Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari
7
Adanya persaingan
8
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
9
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
10
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin Total
2
180
1
Lampiran 7 Neraca Koperasi Perikanan Mina Jaya Per 31 Desember Tahun 2002-2006 No
1. 2. 3. 4.
5. 6.
7.
8. 9. 10.
Perkiraan
2002
2003
2004
2005
2006 (Rp)
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Bank dan setaranya Piutang Barang Dagang Jumlah
12.879.186 143.842.056 547.398.810 33.934.600 708.079.652
10.271.781 117.281.171 687.613.294 26.593.070 838.759.316
2.608.472 511.321.741 477.628.647 22.656.500 1.014.215.360
1.535.952 554.500.746 480.475.252 36.857.750 1.673.369.700
3.371.531 490.179.793 598.950.442 90.916.500 1.183.418.266
AKTIVA TETAP Bangunan Peralatan Jumlah
113.538.825 43.270.725 156.809.550
102.184.943 63.676.338 165.862.081
91.573.948 43.768.971 135.342.919
82.414.553 71.371.400 153.785.953
74.951.588 77.273.598 152.225.186
PENYERTAAN Aneka Simpanan
22.723.175
22.406.338
23.906.338
23.906.338
JUMLAH AKTIVA
887.612.377
1.027.027.735
1.173.464.617
1.251.061.991
1.346.549.790
PASSIVA PASSIVA LANCAR Hutang Usaha Hutang Lain-lain Aneka Dana Jumlah
110.273.753 119.021.350 362.562.422 591.857.525
49.711.528 136.959.527 490.416.702 677.088.257
38.419.968 151.983.172 531.196.240 721.599.380
38.419.968 192.137.153 513.039.139 743.596.260
38.419.968 257.922.998 462.339.563 758.682.529
56.942.858
56.942.858
56.942.858
56.942.858
56.942.858
148.884.135
183.535.492
225.796.721
283.194.418
338.972.954
89.927.859
109.464.128
169.125.658
167.328.455
191.951.449
797.684.518
917.566.607
1.004.338.959
1.083.733.536
1.154.598.341
887.612.377
1.027.027.735
1.173.464.617
1.251.061.991
1.346.549.790
11.
HUTANG JANGKA PANJANG Aneka Hutang
12.
MODAL Modal Sendiri
13.
SHU SHU JUMLAH PASSIVA JUMLAH
10.906.338
Lampiran 8 Penentuan Bobot Dan Rating Rata-Rata Faktor Internal Koperasi Perikanan Mina Jaya Bobot No
Faktor Internal
1
Program kerja yang jelas
2
Pengawas yang melakukan pemeriksaan
Rating
4
4
Ratarata 4
0.0550
3
3
3
0.0522
0.0577
3
3
3
0.0769
0.0659
0.0714
4
4
4
0.0632
0.0714
0.0673
3
4
3,5
0.0769
0.0742
0.0756
4
4
4
0.0769
0.0714
0.0742
4
4
4
0.0714
0.0714
0.0714
1
2
1,5
0.0659
0.0604
0.0632
2
2
2
0.0879
0.0852
0.0866
1
1
1
0.0549
0.0797
0.0673
2
1
1,5
0.0714
0.0824
0.0769
1
1
1
0.0824
0.0852
0.0838
1
1
1
0.0797
0.0714
0.0756
2
1
1,5
1
1
1
R1
R2
0.0687
0.0797
Ratarata 0.0742
0.0604
0.0495
0.0632
R1
R2
secara periodik 3
Adanya pelatihan dan pembinaan
4
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
5
Lokasi yang strategis
6
Harga ikan di TPI yang tinggi
7
Rasio rentabilitas yang baik
8
Kehadiran pengurus dan pegawai yang tidak tepat waktu
9
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
10
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I
11
Kurangnya promosi
12
Jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas
13
Rasio lancar yang rendah
14
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi Total
Lampiran 9 Penentuan Bobot Dan Rating Faktor Eksternal Koperasi Perikanan Mina Jaya Bobot NO 1
Faktor Eksternal
R2
R1
Ratarata
R2
Adanya pinjaman modal dari bank
2
R1
Rating Ratarata
0.1111
0.1167
0.1139
3
4
3,5
0.1056
0.1056
0.1056
4
3
3,5
0.1111
0.0944
0.1028
3
3
3
0.1111
0.0944
0.1028
3
3
3
0.0833
0.1056
0.0944
3
3
3
0.0944
0.0944
0.0944
3
3
3
0.0833
0.1000
0.0917
2
2
2
0.1111
0.0944
0.1028
2
2
2
0.0944
0.1111
0.1028
2
3
2,5
0.0944 1
0.0833 1
0.0889 1
2
2
2
Adanya kebijakan untuk pelatihan dan pembinaan
3
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
4
Penggunaan sistem komputerisasi
5
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat
6
Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari
7
Adanya persaingan
8
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
9
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
10
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin Total
Lampiran 10 Matriks QSP Koperasi Perikanan Mina Jaya Faktor Strategi
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Alternatif Strategi Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS
AS
Strategi 4 TAS
Kekuatan Program kerja yang jelas
0.0742
3
0.2226
4
0.2968
4
0.2968
3
Pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik
0.0550
2
0.1100
4
0.2200
3
0.1650
3
0.165
Adanya pelatihan dan pembinaan
0.0577
3
0.1731
4
0.2308
4
0.2308
4
0.2308
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
0.0714
4
0.2856
3
0.2142
3
0.2142
3
0.2142
Lokasi yang strategis
0.0673
2
0.1346
3
0.2019
2
0.1346
2
0.1346
Harga ikan di TPI yang tinggi
0.0756
4
0.3024
3
0.2268
3
0.2268
3
0.2268
Rasio rentabilitas yang baik
0.0742
3
0.2226
4
0.2968
3
0.2226
3
0.2226
Kelemahan Kehadiran pengurus dan pegawai yang tidak tepat waktu
0.0714
3
0.2142
4
0.2856
4
0.2856
3
0.2142
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
0.0632
2
0.1264
3
0.1896
3
0.1896
2
0.1264
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I
0.0866
4
0.3464
4
0.3464
3
0.2598
4
0.3464
Kurangnya promosi
0.0673
2
0.1346
3
0.2019
2
0.1346
3
0.2019
Jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas
0.0769
3
0.2307
3
0.2307
3
0.2307
3
0.2307
Rasio lancar yang rendah
0.0838
3
0.2514
4
0.3352
3
0.2514
3
0.2514
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi
0.0756
3
0.2268
3
0.2268
2
0.1512
2
0.1512
Adanya pinjaman modal dari bank
0.1139
3
0.3417
3
0.3417
2
0.2278
4
0.4556
Adanya kebijakan untuk pelatihan dan pembinaan
0.1056
4
0.4224
4
0.4224
3
0.3168
3
0.3168
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
0.1028
4
0.4112
3
0.3084
3
0.3084
3
0.3084
Penggunaan sistem komputerisasi
0.1028
3
0.3084
4
0.4112
3
0.3084
4
0.4112
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat
0.0944
3
0.2832
4
0.3776
4
0.3776
3
0.2832
Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari
0.0944
3
0.2832
3
0.2832
2
0.1888
2
0.1888
Adanya persaingan
0.0917
2
0.1834
3
0.2751
3
0.2751
3
0.2751
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
0.1028
4
0.4112
4
0.4112
2
0.2056
2
0.2056
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
0.1028
3
0.3084
4
0.4112
3
0.3084
3
0.3084
0.0889
2
0.1778
3
0.2667
2
0.1778
1
0.0889
0.2226
Peluang
Ancaman
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin Total
6.1123
7.0122
5.6884
5.7808
Faktor Strategi
Bobot
Strategi 5 AS TAS
Strategi 6 AS TAS
Alternatif Strategi Strategi 7 AS TAS
AS
Strategi 8 TAS
Strategi 9 AS TAS
Kekuatan Program kerja yang jelas
0.0742
4
0.2968
4
0.2968
3
0.2226
3
0.2226
3
Pengawas yang melakukan pemeriksaan secara periodik
0.0550
3
0.165
3
0.165
3
0.165
2
0.11
3
0.165
Adanya pelatihan dan pembinaan
0.0577
3
0.1731
3
0.1731
3
0.1731
3
0.1731
3
0.1731
Keberadaan TPI yang ditangani oleh KPMJ
0.0714
2
0.1428
3
0.2142
3
0.2142
3
0.2142
4
0.2856
Lokasi yang strategis
0.0673
3
0.2019
3
0.2019
2
0.1346
2
0.1346
2
0.1346
Harga ikan di TPI yang tinggi
0.0756
3
0.2268
4
0.3024
4
0.3024
3
0.2268
3
0.2268
0.0742
3
0.2226
4
0.2968
3
0.2226
3
0.2226
3
0.2226
Kehadiran pengurus dan pegawai yang tidak tepat waktu
0.0714
3
0.2142
3
0.2142
3
0.2142
3
0.2142
3
0.2142
Luas ruangan kantor yang kurang memadai
0.0632
2
0.1264
3
0.1896
2
0.1264
3
0.1896
2
0.1264
Kredit macet yang terjadi pada USP Swamitra Mina I
0.0866
3
0.2598
3
0.2598
3
0.2598
3
0.2598
4
0.3464
Kurangnya promosi
0.0673
4
0.2692
4
0.2692
4
0.2692
2
0.1346
3
0.2019
Jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas
0.0769
3
0.2307
3
0.2307
3
0.2307
3
0.2307
3
0.2307
Rasio lancar yang rendah
0.0838
3
0.2514
3
0.2514
3
0.2514
3
0.2514
3
0.2514
Beberapa unit usaha yang tidak berjalan lagi
0.0756
2
0.1512
2
0.1512
3
0.2268
2
0.1512
2
0.1512
Adanya pinjaman modal dari bank
0.1139
3
0.3417
3
0.3417
4
0.4556
3
0.3417
3
0.3417
Adanya kebijakan untuk pelatihan dan pembinaan
0.1056
4
0.4224
4
0.4224
3
0.3168
2
0.2112
3
0.3168
Adanya dana BBM bergulir dari pemerintah
0.1028
3
0.3084
4
0.4112
3
0.3084
3
0.3084
2
0.2056
Penggunaan sistem komputerisasi
0.1028
3
0.3084
3
0.3084
3
0.3084
1
0.1028
1
0.1028
Kebutuhan akan pelayanan pinjaman yang mudah dan cepat
0.0944
3
0.2832
3
0.2832
3
0.2832
1
0.0944
3
0.2832
Permintaan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari
0.0944
3
0.2832
2
0.1888
3
0.2832
2
0.1888
2
0.1888
Adanya persaingan
0.0917
4
0.3668
3
0.2751
3
0.2751
3
0.2751
3
0.2751
Biaya hidup masyarakat semakin tinggi
0.1028
3
0.3084
3
0.3084
3
0.3084
2
0.2056
4
0.4112
Kurangnya kesadaran dalam berkoperasi
0.1028
3
0.3084
4
0.4112
3
0.3084
3
0.3084
3
0.3084
Kesan negatif masyarakat terhadap produk perikanan yang mengandung formalin
0.0889
2
0.1778
3
0.2667
2
0.1778
1
0.0889
2
0.1778
Rasio rentabilitas yang baik
0.2226
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Total
6.0406
6.4334
6.0383
4.8607
5.5639
Lampiran 11 Gambar gedung dan unit usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya
Gedung kantor
Unit usaha wartel
Kegiatan di TPI sebelum Pelelangan
Ruang kerja
Unit usaha WC umum
Pelelangan di TPI Muara Angke