PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE
MUHAMMAD ANGGI NATAPRAJA
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta di Muara Angke adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2010 Muhammad Anggi Natapraja
ABSTRAK MUHAMMAD ANGGI NATAPRAJA. C44052517. Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta di Muara Angke. Dibimbing oleh YOPI NOVITA dan VITA RUMANTI KURNIAWATI. Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta (KPNDP) adalah salah satu galangan yang terletak di komplek UPT BTPI Muara Angke Jakarta. Saat ini, kegiatan yang dilakukan di galangan kapal KPNDP hanya melayani kegiatan reparasi kapal bagi kapal-kapal yang berada di sekitar Muara Angke dan kapal-kapal yang singgah di Muara Angke. Banyaknya kapal yang melakukan reparasi, menimbulkan antrian di galangan. Lamanya waktu reparasi kapal dan proses antrian tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepuasan para pemilik kapal dan berpengaruh pula pada produktivitas galangan. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya peningkatan teknologi yang dapat memperbaiki mekanisme reparasi kapal dan memperpendek waktu reparasi kapal. Namun sebelumnya, perlu dilakukan penilaian terhadap tingkat teknologi yang ada di galangan kapal KPNDP. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware (perangkat keras), humanware (perangkat pelaku), infoware (perangkat informasi), dan orgaware (perangkat organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2008 dengan menggunakan studi kasus sebagai metode penelitian di galangan kapal KPNDP. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan teknik reparasi kapal di galangan kapal KPNDP. Selanjutnya, untuk menilai tingkat teknologi pada galangan digunakan model teknometrik dengan menilai kontribusi komponen teknologi yang diterapkan di galangan, meliputi komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Tahapan reparasi di galangan kapal KPNDP terdiri atas: persiapan, pemeriksaan, pembersihan, penggantian kayu yang rusak berat, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan. Nilai kontribusi komponen technoware memiliki nilai kontribusi terendah sebesar 0,328 sedangkan komponen humanware memiliki kontribusi tertinggi sebesar 0,626. Nilai TCC dari galangan kapal KPNDP sebesar 0,415 menunjukkan bahwa teknologi di galangan tersebut sudah wajar dan dapat dikatakan tingkat teknologi galangan kapal tersebut berada pada level semi modern. Kata kunci : galangan, teknologi, model teknometrik
© Hak cipta IPB, Tahun 2010 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.
PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE
MUHAMMAD ANGGI NATAPRAJA
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta di Muara Angke
Nama
: Muhammad Anggi Natapraja
NRP
: C44052517
Mayor
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Vita Rumanti K, S.Pi, M.T. NIP: 19820911 200501 2 001
Yopi Novita, S.Pi, M.Si. NIP: 19710916 200003 2 001
Diketahui: Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Dr. Ir. Budi Wiryawan, M.Sc. NIP: 19621223 198703 1 001
Tanggal Lulus: 16 Agustus 2010
KATA PENGANTAR Skripsi dengan judul Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta di Muara Angke ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Yopi Novita, S.Pi, M.Si. dan Vita Rumanti Kurniawati, S.Pi, M.T. selaku komisi pembimbing atas segala saran, arahan, perhatian, dan motivasi yang sungguh tidak ternilai harganya selama penelitian ini berlangsung; 2. Dr. Ir. Budi Wiryawan, M.Sc. selaku Ketua Departemen PSP dan Dr. Ir. Mohammad Imron, M.Si. selaku komisi pendidikan Departemen PSP; 3. Fis Purwangka, S.Pi, M.Si. selaku penguji tamu atas kesediaan waktu, serta saran, arahan, dan masukannya; 4. Pak Sidik, Pak Budijanto, Pak Hadinata, Pak Agus, Pak Suaidi, Pak Fusifit dan seluruh staf UPT BTPI serta karyawan di galangan kapal KPNDP atas seluruh bantuannya saat pengambilan data; dan 5. Pihak terkait yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, Agustus 2010 Muhammad Anggi Natapraja
UCAPAN TERIMA KASIH 1.
Kedua orang tua, Bapak Ahmad Djauhar Arif dan Ibu R. Tetty Hartiati yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, perhatian, pengertian, kesabaran, ketabahannya dan motivasi agar selalu sabar menjalani hidup ini;
2.
Kakak dan adik, Adhita Era Fautiah dan Muhammad Aira Syarofal Zein atas kasih sayang, perhatian, dan motivasinya;
3.
Ika Fatmawati yang selalu memberi perhatian dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai;
4.
Seluruh dosen dan staf Departemen PSP yang telah memberikan arahan dan dukungan guna terselesaikannya penulisan skripsi ini;
5.
Teman-teman seperjuangan di Departemen PSP, khususnya Angkatan 42 atas kekompakkan dan kebersamaan yang indah selama ini;
6.
Achmad Fauzan, Bramantyas Febriyansyah dan Arief Mullah yang bersama penulis saling membantu saat pengambilan data di Muara Angke Jakarta; dan
7.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada tanggal 28 Agustus 1987 dari pasangan Bapak Ahmad Djauhar Arif dan Ibu R. Tetty Hartiati. Penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 10 Bogor pada tahun 2005 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Seleksi
Penerimaan
Mahasiswa
Baru
(SPMB).
Penulis diterima di Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selain mengikuti perkuliahan mayor, penulis juga mengikuti perkuliahan Minor Kebijakan Agribisnis. mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. organisasi
Himpunan
Mahasiswa
Pemanfaatan
Selama menjadi
Penulis aktif dalam
Sumberdaya
Perikanan
(HIMAFARIN) menjabat sebagai anggota Departemen Kewirausahaan periode 2007-2008. Selain itu, penulis juga aktif sebagai anggota di organisasi Himpunan Mahasiswa Perikanan Tangkap Indonesia (HIMPATINDO) periode 2007-2008. Tahun 2008 hingga 2009, penulis melakukan penelitian dengan judul ”Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta di Muara Angke” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3 1.3 Manfaat ................................................................................................... 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi ................................................................................................ 4 2.1.1 Teknologi tradisional ..................................................................... 6 2.1.2 Teknologi modern .......................................................................... 7 2.2 Galangan Kapal ....................................................................................... 8 2.2.1 Fasilitas galangan........................................................................... 9 2.2.2 Reparasi kapal ...............................................................................10 2.3 Penilaian Teknologi .................................................................................12 2.4 Model Teknometrik .................................................................................14 2.4.1 Pengukuran komponen teknologi ...................................................14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................17 3.2 Alat .........................................................................................................18 3.3 Jenis Data ................................................................................................18 3.4 Pengumpulan Data...................................................................................18 3.5 Pengolahan Data ......................................................................................19 3.6 Analisis Data ...........................................................................................19 2.4.1 Analisis deskriptif ..........................................................................19 3.6.1 Model teknometrik .........................................................................19 4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produktivitas Galangan ............................................................................30 4.2 Organisasi ...............................................................................................34 4.3 Sumberdaya Manusia ..............................................................................35 4.4 Sarana dan Prasarana ...............................................................................36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Teknik Reparasi di Galangan Kapal KPNDP ...........................................40 5.1.1 Tata cara pelayanan reparasi ..........................................................40 5.1.2 Tahapan reparasi kapal...................................................................42
ix
Halaman 5.2 Tingkat Teknologi di Galangan Kapal KPNDP ........................................53 5.2.1 Estimasi derajat kecanggihan .........................................................54 5.2.2 Pengkajian state of the art (SOTA) ................................................56 5.2.3 Penentuan kontribusi komponen ....................................................63 5.2.4 Pengkajian intensitas kontribusi komponen ....................................65 5.2.5 Penghitungan TCC .........................................................................66
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .............................................................................................68 6.2 Saran .......................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................69 LAMPIRAN .....................................................................................................72
x
DAFTAR TABEL Halaman 1
Penilaian kualitatif TCC ..............................................................................16
2
Teknik wawancara berdasarkan komponen teknologi .................................18
3
Kriteria pemberian skor derajat kecanggihan komponen teknologi .............20
4
Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi ..........................21
5
Matriks penilaian kriteria komponen technoware ........................................22
6
Matriks penilaian kriteria komponen humanware ........................................23
7
Matriks penilaian kriteria komponen infoware ............................................23
8
Matriks penilaian kriteria komponen orgaware ...........................................24
9
Skala tingkat kepentingan relatif untuk menghitung intensitas kontribusi komponen ...................................................................................27
10 Penilaian kualitatif berdasarkan selangTCC ................................................28 11 Tingkat teknologi TCC ...............................................................................29 12 Galangan kapal yang berada di lingkungan UPT BTPI ................................31 13 Produksi galangan kapal KPNDP dan produksi seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI pada tahun 2008.....................32 14 Alokasi tenaga kerja di galangan kapal KPNDP ..........................................36 15 Peralatan yang digunakan pada galangan kapal KPNDP ..............................37 16 Waktu pelayanan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP.........................40 17 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi ..........................54 18 Matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware................................. 57 19 Matriks hasil penilaian kriteria komponen humanware................................. 59 20 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware......................................60 21 Matriks hasil penilaian kriteria komponen orgaware.................................... 62 22 Nilai kontribusi komponen teknologi ..........................................................63 23 Nilai intensitas kontribusi komponen teknologi ...........................................65 24 Hasil penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen, dan nilai TCC galangan kapal KPNDP ...............................................................................66 25 Hasil penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen, dan nilai TCC Dok Pembinaan UPT BTPI .........................................................................66
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Interaksi dinamis antara komponen teknologi .............................................. 5
2
Peta lokasi penelitian ..................................................................................17
3
Prosedur penghitungan TCC menggunakan model teknometrik ...................29
4
Perbandingan produksi galangan kapal KPNDP dengan produksi seluruh galangan di lingkungan UPT BTPI .......................33
5
Struktur organisasi galangan kapal KPNDP.................................................34
6
Layout galangan kapal KPNDP ...................................................................39
7
Tata cara pelayanan reparasi di UPT BTPI ..................................................41
8
Diagram alir proses reparasi kapal di galangan kapal KPNDP .....................43
9
Peralatan yang digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway...............44
10 Posisi kapal di atas slipway .........................................................................46 11 Aktivitas dan peralatan yang digunakan pada saat pembersihan...................47 12 Penggantian kayu pada lambung kapal ........................................................48 13 Alat dan bahan pada aktivitas pemakalan ....................................................49 14 Aktivitas pembakaran permukaan kayu pada badan kapal ...........................50 15 Aktivitas pendempulan pada badan kapal ....................................................51 16 Aktivitas laminasi pada badan kapal............................................................52 17 Aktivitas pengecatan pada badan kapal .......................................................53
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Data produksi bulanan galangan kapal KPNDP tahun 2008 .........................73
2
Kondisi galangan kapal KPNDP..................................................................85
3
Contoh Surat Keterangan Naik Dok ............................................................88
4
Contoh blangko pengecekan perbaikan Kapal .............................................89
5
Matriks penilaian hasil survei kriteria komponen teknologi dan penghitungan rating state of the art .............................................................90
6
Contoh penghitungan kontribusi komponen teknologi .................................97
7
Penilaian intensitas kontribusi komponen dan consistency ratio ..................98
xiii
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Galangan kapal merupakan unsur penunjang
yang keberadaannya
diperlukan sebagai sarana untuk membangun, merawat dan memperbaiki kapal. Salah satu kegiatan yang dilakukan di galangan kapal adalah kegiatan perawatan dan pemeliharaan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal tetap baik.
Kondisi kapal yang baik sangat diperlukan untuk
menjamin keselamatan awak kapal selama pengoperasian. Kegiatan perawatan dan pemeliharaan dilakukan dengan pemeriksaan atau pengecekan secara teratur dan terencana, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan yang fatal. Selain itu, dengan perawatan dan pemeliharaan kapal dan mesinnya, akan dapat menambah umur pakai kapal dan mesin itu sendiri.
Galangan memerlukan
dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang memadai dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini dikarenakan kemampuan galangan untuk membangun dan mereparasi kapal bergantung kepada sumberdaya manusia dan teknologi yang dimilikinya. Galangan kapal di Indonesia yang memproduksi kapal perikanan pada umumnya didominasi galangan kapal yang dikategorikan sebagai galangan tradisional. Galangan yang dikategorikan sebagai galangan tradisional memiliki teknik atau cara pembuatan kapal yang mengikuti tradisi secara turun-temurun serta tidak memiliki pengaturan pekerjaan dan perencanaan dalam setiap kegiatannya. Umumnya galangan tersebut hanya memakai peralatan sederhana yang sangat sedikit tersentuh oleh teknologi modern dalam proses produksinya. Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke Jakarta adalah salah satu dari galangan kapal tradisional. Galangan kapal tersebut merupakan salah satu dari empat galangan yang berada di komplek UPT Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke Jakarta. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal tersebut adalah reparasi kapal bagi kapal-kapal yang berada di sekitar Muara Angke dan kapal-kapal yang singgah di Muara Angke. Kegiatan pembangunan kapal sudah tidak dilakukan lagi. Hal ini dikarenakan biaya produksi yang relatif tinggi, sehingga minim pembeli. Biaya
2
untuk mendatangkan kayu ke galangan ini cukup tinggi, sehingga pembeli beralih ke galangan kapal di daerah lain yang memiliki sumber kayu melimpah dengan harga yang relatif lebih murah. Proses reparasi tiap kapal di galangan kapal KPNDP berbeda-beda tergantung pada kerusakan yang dialami oleh kapal. Demikian juga dengan waktu yang dibutuhkan untuk reparasi kapal.
Banyaknya kapal yang melakukan
reparasi, menimbulkan antrian di galangan. Lamanya waktu dan proses antrian tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepuasan para pemilik kapal dan tentu saja berpengaruh pula pada produktivitas galangan. Dengan demikian perlu dilakukan upaya peningkatan teknologi yang dapat memperbaiki mekanisme reparasi kapal dan memperpendek waktu reparasi kapal. Namun sebelumnya perlu dilakukan penilaian terhadap tingkat teknologi galangan kapal KPNDP tersebut. Hal ini bertujuan mendiagnosis kapasitas teknologi dan inovasi, kebutuhan dan peluang perusahaan,
serta
membantu
perusahaan
dalam
mengembangkan
dan
meningkatkan persaingan. Menurut Fuadi (2007), teknologi adalah pengembangan dan penggunaan dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Teknologi dapat diartikan bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan dan pengetahuan tentang apa yang bisa diproduksi. Sebagian besar pandangan orang terhadap teknologi hanya dalam arti sempit, yang hanya memandang teknologi dari segi metode dan keteknikan saja. Sebenarnya teknologi merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponenkomponen perangkat keras dan lunak yang secara totalitas dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan (Jaya, 2004). Oleh karena itu, dalam penelitian ini tingkat teknologi dari suatu galangan akan dikaji dari empat komponen teknologi, yaitu: technoware (perangkat keras), humanware (perangkat pelaku), infoware (perangkat informasi), dan orgaware (perangkat organisasi). Penilaian tingkat kecanggihan teknologi galangan dilakukan untuk mengukur sejauh mana komponen-komponen teknologi memberikan kontribusi total dalam galangan kapal.
3
1.2 Tujuan 1) Mendeskripsikan proses reparasi kapal perikanan di galangan kapal KPNDP Muara Angke Jakarta; dan 2) Menentukan tingkat teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke Jakarta berdasarkan komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware.
1.3 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada pihak yang terkait yaitu pihak Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta mengenai tingkat teknologi galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke Jakarta. Hasil penelitian tingkat teknologi ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan atau masukan bagi pihak galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta untuk pengembangan teknologi dan kemajuan galangan kapal.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata cara
atau
sistem
tertentu
dan
menggunakannya
untuk
menyelesaikan
permasalahan (Maryono & Istiana, 2007). Teknologi dapat dikatakan sebagai sebuah proses kreatif yang melibatkan manusia, pengetahuan, dan sumber-sumber material untuk meningkatkan efisiensi (Hall et al., 1994 vide Indrawati, 2003). Teknologi dalam prosesnya merupakan peralatan dan cara berpikir untuk mempermudah pengadaan, perbaikan atau penyempurnaan suatu industri yang menyatukan tiga unsur sekaligus, yaitu: sumber daya manusia, sumber daya alam dan mesin.
Teknologi bertujuan untuk mempercepat proses produksi,
memperbesar volume produksi, menyempurnakan hasil produksi, dengan harga produk terendah di pasaran dan selalu mencari perolehan ekonomi yang paling besar (Purwasasmita, 2000). Selain itu teknologi juga dapat diartikan sebagai cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia (Undang-Undang (UU No.18, 2002).
Menurut Suryansyah (2005), teknologi
dapat berupa teknik, metode atau cara serta peralatan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan suatu rancangan transformasi input menjadi output dengan sasaran tertentu yang didasarkan atas hasil ilmu pengetahuan (science) dan rekayasa (engineering) tercapai. Menurut United Nation-Economic and Social Comission for Asia and The Pasific (UN-ESCAP, 1989 vide Budikania, 2008), teknologi terdiri dari empat komponen dasar yang saling terkait dan berinteraksi secara dinamik dalam suatu proses transformasi yang dapat menjelaskan tingkat kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi. Adapun keempat komponen tersebut adalah perangkat teknologi (technoware), organisasi (orgaware), tenaga kerja (humanware), dan informasi tentang teknologi yang dimiliki (infoware).
Identifikasi tingkat kecanggihan
teknologi dapat dilakukan dengan melihat interaksi dinamis yang terjadi di antara
5
komponen-komponen tersebut.
Gambar interaksi dinamis antara komponen
teknologi disajikan pada Gambar 1. 1) Technoware; teknologi yang melekat pada obyek (object embodied technology) meliputi seluruh fasilitas fisik yang diperlukan dalam operasi transformasi, seperti instrumen, peralatan, permesinan, alat pengangkutan, dan infrastuktur fisik; 2) Humanware; teknologi yang melekat pada manusia (person embodied technology) meliputi seluruh kemampuan (abilities) yang dimiliki dan diperlukan dalam operasi transformasi seperti pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kebijakan (wisdom), kreativitas (creativity), dan pengalaman (experience); 3) Infoware; teknologi yang melekat pada dokumen (document embodied technology) mencakup seluruh fakta dan gambar-gambar yang diperlukan dalam operasi transformasi seperti informasi tentang proses (process), prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan (observation), serta keterkaitan (relation); dan 4) Orgaware; teknologi yang melekat pada kelembagaan (institution embodied technology) mencakup kerangka kerja yang diperlukan pada operasi transformasi seperti praktek manajemen (management practice), pertalian (linkage)
dan
pengaturan
organisasi
(organizational
arrangement).
Sumber: Indrawati, 2003
Gambar 1 Interaksi dinamis antara komponen teknologi.
6
Pemanfaatan dari empat komponen teknologi tersebut harus berjalan secara efektif pada fasilitas transformasi. Sebagai contoh technoware memerlukan operator dengan kemampuan tertentu. Humanware harus diperbaiki dan ditingkatkan sesuai perkembangan technoware, infoware merupakan akumulasi dari pengetahuan harus selalu ditingkatkan. Sementara itu, keterlibatan orgaware diperlukan untuk menghadapi perubahan lingkungan di luar aktivitas transformasi (UN-ESCAP, 1989 vide Budikania, 2008). Technoware adalah inti dari setiap sistem transformasi yang dikembangkan, diinstalasi, dioperasikan, dan ditingkatkan oleh humanware. Humanware adalah inti dari suatu operasi transformasi, keberadaan humanware mendorong technoware menjadi lebih produktif. Humanware bekerja berdasarkan panduan dari infoware. Ketersediaan infoware dan karakteristik orgaware mempengaruhi tingkat aktivitas yang dapat dilakukan dalam proses transformasi. Humanware turut berperan dalam menghasilkan infoware yang lebih baik guna memperbaiki utilitas technoware. Infoware menggambarkan akumulasi pengetahuan manusia yang selalu berkembang secara berkelanjutan dan perlu diperbaharui dalam menunjang kerja efektif humanware dan technoware.
Orgaware diperlukan
dalam mengkoordinasi infoware, humanware, dan technoware dalam menjalankan operasi transformasi. Jika efektifitas orgaware meningkat, maka produktivitas dari komponen lainnya cenderung meningkat. Hubungan yang terbentuk diantara komponen-komponen teknologi memiliki dampak terhadap pemilihan teknologi yang digunakan pada fasilitas transformasi (UN-ESCAP, 1989 vide Indrawati, 2003). 2.1.1 Teknologi tradisional Menurut Jalius HR (2009), tradisional berasal dari Bahasa Latin: traditio, ”diteruskan” atau kebiasaan. Tradisional adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Istilah tradisional dapat diartikan sebagai sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat. Tradisional juga dapat diartikan sebagai sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai, norma yang berlaku dalam masyarakat dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun atau menurut tradisi (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
7
Pengembangan Bahasa, 1999).
Teknologi tradisional sesungguhnya adalah
teknologi yang sangat sedikit terkena sentuhan teknologi (Sa’id et al., 2001). Teknologi yang dimaksud disini adalah masih menggunakan peralatan sederhana atau tradisional, tanpa ada pemutakhiran.
Kegiatan atau aktivitasnya masih
berpegang teguh pada adat serta kebiasaan yang secara turun temurun dilakukan. 2.1.2 Teknologi modern Modern adalah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999). Menurut Jalius HR (2009), istilah atau kata modern berasal dari kata latin yang berarti ”sekarang ini”. Kata modern selalu memiliki pengertian yang baru atau mutakhir. Salah satu ciri dari kehidupan modern adalah kesadaran akan suatu cara hidup baru yang lebih baik dan dimiliki bersama serta berlainan dengan cara hidup nenek moyang. Dengan demikian, manusia diharapkan mampu menghasilkan suatu cara, metode ataupun proses baru yang lebih baik dan berbeda dengan cara hidup generasi sebelumnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman. Teknologi mutakhir atau modern adalah teknologi yang sangat mengikuti perkembangan teknologi yang ada (Sa’id et al., 2001). Enam ciri utama teknologi modern menurut Suryana (2008), yaitu: 1) Teknologi modern adalah teknologi yang telah melepaskan dirinya dari pasokan energi alam (seperti air dan angin); 2) Teknologi modern lahir oleh hasrat menguasai alam; 3) Teknologi modern dicirikan oleh orientasi yang serba komersial. Orientasi komersial teknologi modern ini dapat dijumpai pada beberapa bidang.
Teknologi menjadi sangat bernilai tinggi setelah ia dapat
mempercepat dan memperbanyak hasil proses produksi, karena itu teknologi menjadi komoditi yang laku diperjualbelikan. Dengan kata lain, percepatan penemuan dan pengembangan teknologi modern untuk sebagian didorong oleh tuntutan pasar; 4) Teknologi modern dicirikan oleh sistem hak individual yang dilegalisasikan oleh paten. Sistem kepemilikan pada teknologi modern adalah
kompensasi
biaya
dan
membutuhkan
pendidikan
dan
8
keterampilan tinggi yang harus dikeluarkan dalam proses menemukan dan mengembangkan teknologi modern; 5) Teknologi modern memiliki nilai jual yang tinggi. Itulah sebabnya banyak yang tidak segan menginvestasikan modal untuk melakukan penelitian dasar agar berhasil menciptakan dan mengembangkan sebuah teknologi baru; dan 6) Teknologi modern menjadi salah satu faktor pendorong ekspansi perusahaan-perusahaan internasional yang telah melampaui kedaulatan negara. Berbagai penemuan dan pengembangan teknologi modern yang terkait dengan proses produksi memungkinkan berbagai perusahaan multinasional membuka pabrik di negara-negara Asia Tenggara setelah ia menerapkan sistem dan berjalan pada manajemen produksinya. 2.2 Galangan Kapal Galangan kapal adalah suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore), dan bangunan terapung (floating plant) untuk kebutuhan pelanggan (owner, perusahaan, dan pemerintah) (Stroch, 1995). Galangan kapal merupakan bangunan atau tempat yang terletak di tepi pantai perairan laut atau di tepi sungai yang berfungsi sebagai tempat untuk membangun dan memperbaiki atau mereparasi kapal.
Pada
umumnya, galangan diklasifikasikan sebagai galangan untuk pembangunan baru (shipbuilding yards) yaitu galangan yang memproduksi kapal baru dan galangan untuk perbaikan dan perawatan (shiprepair yards) yang kegiatan utamanya adalah untuk perbaikan dan perawatan kapal atau untuk keduanya (Mazurkiewich, 1981 vide Prawitaningrum, 2002). Menurut Pulungan (1986), lokasi galangan dan dok kapal harus mempunyai nilai strategis untuk keperluan produksi.
Oleh karena itu,
pembangunan galangan dan dok harus direncanakan pada lokasi yang mempunyai syarat-syarat tertentu, diantaranya : 1) Di sekitar pinggiran pantai atau di muara-muara sungai; 2) Di sekitar laut di mana banyak beropersi kapal-kapal perikanan; 3) Daerah yang dekat dengan ekspor-impor, agar dalam transportasi peralatan yang diimpor semakin cepat penyediaannya; dan
9
4) Daerah yang penduduknya banyak dan mempunyai keterampilan dalam industri logam. Hal ini akan mempermudah dalam mendapatkan tenaga kerja, apabila banyak terdapat pesanan. 2.2.1 Fasilitas galangan Menurut A. Korniak vide Pulungan (1986), untuk kapal-kapal perikanan, ada dua jenis instalasi doking yang sering digunakan, yaitu: 1) Slipway untuk kapal-kapal perikanan yang berukuran sampai 350 GT; dan 2) Dok apung (floating dock) untuk kapal-kapal perikanan yang berukuran sampai 500 GT. Sedangkan jenis instalasi doking terdiri atas tiga macam, yaitu: 1) Dok kolam (graving dock); merupakan suatu bangunan dari beton bertulang dengan bentuk seperti kolam dan dilengkapi dengan pintu kedap di mulut galangan dan pompa sebagai modal utama dalam pengoperasiannya; 2) Dok apung (floating dock); merupakan suatu bangunan dari baja berbentuk ponton dilengkapi pompa dan crane, cara pengoperasiannya dengan mengisi air dan membuang air di dalam tangki dengan alat utama pompa; dan 3) Landasan tarik (slipway); merupakan bangunan beton yang terdiri dari pondasi beton dan diberi rel memanjang dari darat ke laut dengan ukuran sesuai dengan ketentuan.
Landasan tarik terdiri dari dua macam, yaitu : landasan tarik
melintang dan landasan tarik membujur.
Kedua jenis landasan tarik ini
biasanya digunakan untuk perawatan dan perbaikan kapal-kapal yang berukuran kecil (Hartati, 1995). Menurut Storch et al. (1995), suatu galangan kapal pada umumnya mempunyai beberapa fasilitas khusus ditata untuk memfasilitasi aliran bahan dan rakitan. Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh galangan kapal adalah sebagai berikut: 1) Kantor; 2) Fasilitas perancangan; 3) Gudang material; 4) Bengkel pelat dan pipa; 5) Bengkel mesin dan listrik;
10
6) Tempat untuk pembangunan kapal; dan 7) Tempat untuk mereparasi kapal. 2.2.2 Reparasi kapal Menurut Aurelia (1997), kegiatan-kegiatan reparasi atau perbaikan dan perawatan kapal di galangan meliputi: 1) Perbaikan badan kapal, yaitu dengan memakai dempul pada sambungansambungan antar papan yang bocor; 2) Perawatan kapal, berupa bottom cleaning dan pengecatan ulang yang dilakukan secara berkala setiap tiga bulan; dan 3) Perbaikan dan perawatan mesin, meliputi skir klep, over haul, perbaikan panel listrik, dinamo genset dan lain-lain. Perbaikan kapal adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kapal,
dimana
kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membuat atau mempersiapkan kapal kembali dalam kondisi semula atau normal, agar dapat dioperasikan kembali (Japan International Coorporation Agency, 1991 vide Prawitaningrum, 2002). Kapal-kapal yang sudah dibangun akan membutuhkan fasilitas reparasi (dockyard) yang baik dari segi teknis dan dekat dengan tempat pemeliharaan dan reparasi kapal (Pulungan, 1986). Menurut Korniak (1970) vide Pulungan (1986), kebutuhan untuk perbaikan kapal timbul karena: 1) Keusangan normal akibat umur kapal yang lanjut; 2) Kesalahan operasi dan prosedur pemeliharaan; 3) Mutu material yang jelek digunakan untuk konstruksi; 4) Mutu bahan bakar (minyak dan pelumas) yang jelek; dan 5) Bencana alam. Menurut Fauziyah (1997), klasifikasi perbaikan kapal dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1) Badan kapal; meliputi perbaikan kapal pada umumnya (perbaikan jangkar, baling-baling, perkayuan, dan pengecatan);
11
2) Mesin kapal; meliputi perbaikan mesin utama dan mesin bantu, instalasi pipa, cerobong dan tangki-tangki, instalasi dan perawatan elektrik, serta peralatan pengukur; dan 3) Instalasi khusus; meliputi perbaikan alat penangkap ikan, peralatan navigasi dan penelitian, instalasi pendingin, instalasi pengangkutan, dan perlengkapan processing hasil tangkapan. Perawatan atau pemeliharaan kapal dimaksudkan untuk menjaga agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi, baik bagian dalam maupun bagian luar kapal, serta untuk menjaga keamanan dan kesinambungan operasi penangkapan. Bahan kapal terutama yang terbuat dari kayu akan cepat lapuk karena pengaruh air laut dan binatang-binatang laut yang menempel, seperti kapang dan teritip (Simbolon vide Sutyawan, 1998). Menurut Simbolon (1992) vide Fauziyah (1997), perawatan kapal baik untuk kapal kayu maupun kapal besi pada umumnya terdiri dari empat bagian utama, yaitu: pemeliharaan rutin, pemeliharaan tahunan, dok besar, dan pemeliharaan darurat. Penguraian keempat bagian tersebut sebagai berikut: 1) Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari baik saat kapal berada di pelabuhan maupun sedang berlayar atau berada di tengah laut. Perawatan tersebut meliputi: a. Kebersihan dek (penyiraman dek) yang dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari; b. Pembersihan dinding-dinding kapal dan bagian luar kapal lainnya; dan c. Pemeliharaan alat-alat perlengkapan kapal tetap, alat navigasi, alat penangkap ikan, alat penolong dan alat lainnya yang bersifat mudah aus (korosif). 2) Pemeliharaan tahunan adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan seluruh bagian kapal baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan air serta pengecatan kapal. Periodenya adalah 10-12 bulan sekali. Perawatan itu meliputi: a. Pembersihan buritan dan pengecatan seluruh bagian kapal; dan b. Pemeriksaan kulit kapal, mesin induk dan mesin bantu, alat-alat navigasi, alat tangkap beserta alat bantunya, dan perlengkapan kapal tetap.
12
3) Dok besar dilakukan empat kali setahun. Perawatan itu meliputi: a. Pemeriksaan atau pengeboran kulit kapal dan penggantian kulit kapal bila perlu; b. Semua pekerjaan dalam pemeliharaan tahunan; dan c. Overhaul mesin induk, mesin bantu, dan peralatan lainnya. 4) Pemeliharaan darurat adalah perawatan dalam keadaan darurat, misalnya terjadi kerusakan akibat tabrakan, kandas, dan lain-lain. Pemeliharaan darurat dilakukan jika perlu, sesuai dengan kerusakan kapal. Lebih lanjut lagi disebutkan bahwa selambat-lambatnya 1 bulan sebelum habisnya masa berlaku sertifikat kesempurnaan, kapal sebaiknya direparasi sebagai syarat untuk mengajukan permintaan sertifikat kesempurnaan yang baru.
Menurut
Simbolon vide Sutyawan (1998), pada kapal kayu terdapat pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap 6 bulan sekali, meliputi: 1) Mencuci bagian buritan kapal 2) Mengganti kulit kayu yang sudah busuk atau rusak akibat dimakan oleh binatang-binatang air. 3) Pengecatan semua bagian kapal, khususnya yang berada di bawah garis air. Dilakukan sebelum turun dok, menggunakan ter atau anti teritip (anti fauling). 4) Pemeriksaan atau perbaikan mesin, misalnya mengganti suku cadang. Ketika melakukan proses reparasi kapal, pada umumnya bagian kapal yang sering mengalami pergantian kayu adalah lunas kapal. Hal ini disebabkan pada bagian tersebut merupakan bagian yang mengalami resistance yang besar. Kerusakan lain terjadi pada bagian lambung kapal, bagian buritan dan haluan kapal, sehingga harus mengalami pergantian kayu (Fauziyah, 1997). 2.3 Penilaian Teknologi Penilaian teknologi merupakan tinjauan teknologi yang teratur tentang kekuatan dan kelemahan teknologi yang berkaitan dengan produk dan proses (dalam konteks bisnis saat ini dan di masa mendatang). Penilaian teknologi dapat berupa: melakukan pemeriksaan dan audit terhadap teknologi yang digunakan serta melakukan perbandingan dengan dasar bench-marking antara teknologi yang digunakan terhadap praktek industri terbaik. Penilaian teknologi menurut Lowe (1995), bertujuan untuk:
13
1) Menjelaskan dan menilai teknologi yang sedang digunakan; 2) Melakukan evaluasi biaya dan nilai tambah dari teknologi yang digunakan; 3) Melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan dari operasi teknologi perusahaan; 4) Menunjukkan cara membangun atau meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan melalui pemanfaatan yang lebih baik dari teknologi yang ada; 5) Melakukan identifikasi teknologi yang ada dan tersedia yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam produk dan operasi bisnisnya; 6) Menentukan dampak dan nilai tambah dari suatu penggunaan teknologi baru (dampak teknologi yang terjadi pada lingkungan dan masyarakat); dan 7) Menilai pilihan teknologi yang mungkin bagi perusahaan. Menurut Dussage (1997), audit teknologi merupakan proses identifikasi dan evaluasi kemampuan teknologi suatu perusahaan.
Audit teknologi bertujuan
untuk: 1) Mendiagnosis kapasitas teknologi dan inovasi, kebutuhan dan peluang perusahaan, serta membantu perusahaan dalam mengembangkan dan meningkatkan persaingan; 2) Melakukan bench-marking antar perusahaan serta evaluasi posisi persaingan perusahaan dan mendorong peningkatan kinerja yang berkelanjutan; dan 3) Mendefinisikan jasa yang ditawarkan oleh infrastruktur teknologi, konsepsi program dan orientasi kebijakan perusahaan terhadap industri, sehingga mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan riil perusahaan. Penilaian teknologi dapat menggunakan beberapa pendekatan model, diantaranya adalah model teknometrik (UN-ESCAP,1989), model audit teknologi (GRACIAARREOLA), dan model audit teknologi (SELADA-VELOSO). Pada penelitian ini tingkat teknologi dari suatu galangan akan dikaji dengan menggunakan model teknometrik.
14
2.4 Model Teknometrik UN-ESCAP (1989) menjelaskan bahwa model teknometrik adalah model yang digunakan untuk menilai dan mengukur kandungan teknologi.
Model
teknometrik mengukur kontribusi gabungan dari masing-masing komponen teknologi menuju pada kecanggihan teknologi yang dioperasikan pada fasilitas transformasi. Selain itu, model ini menilai empat komponen pembentuk teknologi yang secara bersama-sama berperan memberikan kontribusi dalam suatu transformasi input menjadi output.
Model ini digunakan untuk menilai dan
mengukur kandungan teknologi melalui keempat komponen teknologi menurut United Nation-Economic and Social Commision for Asia and the Pasifik (UNESCAP, 1989 vide Hany, 2000). Teknologi merupakan alat yang sangat vital dan sangat berperan. Technoware membutuhkan humanware dengan kemampuan tertentu, begitu juga humanware harus ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan perkembangan technoware. Infoware sebagai suatu informasi yang memberikan pemahaman dan peningkatan kinerja juga perlu secara teratur diperbaharui, sedangkan orgaware perlu terus ditingkatkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi. 2.3.1 Pengukuran komponen teknologi Model
teknometrik
mendefinisikan
koefisien
kontribusi
teknologi
(technology contribution coefficient) yang disebut TCC dalam suatu fasilitas transformasi dan diberikan menurut persamaan (UN-ESCAP 1989): TCC = T βt × H βh × I βi × O βo.............................................................(1) Dimana T, H, I, O adalah kontribusi dari masing-masing komponen teknologi dan β merupakan intensitas kontribusi dari masing-masing komponen terhadap koefisien TCC. TCC tidak memungkinkan bernilai nol karena tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi. Artinya, fungsi TCC tidak memungkinkan T, H, I, O bernilai nol. Menurut UN-ESCAP (1989) vide Hany (2000), terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai T, H, I, O, βt, βh, βi, βo, yaitu:
15
1) Estimasi derajat kecanggihan Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Penentuannya dilakukan dengan cara: a. Pengumpulan data derajat kecanggihan komponen teknologi dilakukan dengan pengamatan kualitatif komponen teknologi dan pengumpulan informasi teknologi yang relevan dengan penggunaan teknologi; b. Identifikasi seluruh komponen technoware dan humanware pada fasilitas transformasi, sedangkan untuk infoware dan orgaware evaluasi dilakukan pada tingkat perusahaan; dan c. Penentuan batas bawah dan batas atas derajat kecanggihan masing-masing komponen teknologi. 2) Pengkajian state of the art State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Menurut Hany (2000), penentuan status komponen teknologi terhadap state of the art-nya memerlukan pengetahuan teknis yang dalam. Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji state of the art komponen teknologi didasarkan pada kriteria generik. Generik adalah kriteria yang dikembangkan dengan sistem rating state of the art keempat komponen teknologi. Setiap kriteria diberi skor nol untuk spesifikasi terendah dan skor 10 untuk spesifikasi terbaik. Skor untuk nilai spesifikasi diantaranya dilakukan dengan bantuan interpolasi. 3) Penentuan kontribusi komponen Kontribusi komponen ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah diperoleh dari batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art. Nilai kontribusi merupakan nilai yang dapat digunakan untuk menduga besarnya kontribusi masing-masing komponen teknologi terhadap nilai TCC. 4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen Intensitas kontribusi komponen dapat dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process. Prosedur estimasinya sebagai berikut: a. Keempat komponen teknologi diatur secara hierarki dengan urutan kepentingan meningkat.
Nilai β yang berkaitan dengan komponen-
komponen ini diatur dalam urutan kepentingan yang sama;
16
b. Nilai-nilai tersebut ditransformasikan ke dalam prosedur perbandingan berpasangan; dan c. Perbandingan berpasangan harus memenuhi syarat konsistensi, artinya memenuhi aturan ordinal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila suatu komponen memiliki urutan tingkat kepentingan lebih besar dari komponen lainnya, maka β komponen tersebut akan lebih besar dari yang lainnya. 5) Penghitungan TCC Berdasarkan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, koefisien kontribusi teknologi (TCC) dapat dihitung.
Nilai TCC maksimum satu.
Nilai TCC dari suatu
perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output. Menurut Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004), nilai dari TCC dapat menunjukkan level teknologi pada suatu perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Penilaian kualitatif TCC Nilai TCC 0,1 0,3 0,5 0,7 0,9 1,0
Klasifikasi Sangat rendah Rendah Wajar Baik Sangat baik Kecanggihan mutakhir
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Maxfield vide Nazir (2003), studi kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personal. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 hingga Desember 2009, mulai dari pengambilan data sampai pengolahan data.
Pengamatan dan
pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2008 dan bulan Oktober 2009 di Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) Muara Angke, Jakarta. Pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai Desember
2009.
Peta
lokasi
penelitian
disajikan
Gambar 2 Peta lokasi penelitian
pada
Gambar
2.
18
3.2 Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dan kamera digital. Obyek penelitian adalah galangan kapal KPNDP DKI Jakarta di Muara Angke. 3.3 Jenis Data Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lapangan sesuai dengan tujuan studi. Data primer terdiri atas: 1) Data keadaan umum galangan kapal; 2) Data aktivitas reparasi kapal; dan 3) Data yang terkait dengan komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu sumber publikasi (pihak lain yang mengumpulkan dan mengolahnya).
Data sekunder yang
dikumpulkan berupa data produktivitas galangan kapal KPNDP. 3.4 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu manajer dan para pekerja yang bekerja di galangan kapal tersebut. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai teknik reparasi kapal serta komponen teknologi dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Data yang berhubungan dengan komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware didapatkan dengan melakukan wawancara kepada narasumber seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Teknik wawancara berdasarkan komponen teknologi Penilaian Komponen
Jenis Responden
Jumlah
Technoware
Seluruh pekerja
17
Humanware
Seluruh pekerja
17
Infoware
Seluruh pekerja
17
Orgaware
Manajer, korlap, mandor
3
19
3.5 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data hasil wawancara dengan narasumber berdasarkan jenis komponen teknologi ke dalam tabel penilaian dasar komponen teknologi.
Pengelompokan data tersebut
dimaksudkan untuk kemudian dilakukan analisis data (tabulasi data). 3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Menurut Sevilla et al. (2003), tujuan utama dari deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari sutu gejala tertentu.
Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk
mendeskripsikan proses reparasi kapal perikanan di galangan kapal KPNDP. 3.6.2 Model teknometrik Penilaian tingkat teknologi galangan kapal KPNDP DKI Jakarta diukur dengan menggunakan model teknometrik (UN-ESCAP 1989). Model ini menilai tingkat teknologi berdasarkan empat komponen pembentuk teknologi yang secara bersama-sama berperan memberikan kontribusi dalam suatu transformasi input menjadi output.
Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi
teknologi (technology contribution coefficient) dalam suatu fasilitas transformasi. Kriteria komponen teknologi yang diteliti mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004). Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yaitu: 1) Estimasi derajat kecanggihan; 2) Pengkajian state of the art; 3) Penentuan kontribusi komponen; 4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen; dan 5) Penghitungan TCC.
20
1) Estimasi derajat kecanggihan Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Estimasi derajat kecanggihan dilakukan dengan mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan UN-ESCAP (1989). Untuk menentukan derajat kecanggihan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria pemberian skor derajat kecanggihan komponen teknologi Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi Technoware Humanware Infoware Orgaware Fasilitas manual Kemampuan Fakta Kerangka (manual mengoperasikan pengenalan kerja usaha facilities) (operating (familianzing (striving abilities) facts) frameworks) Fasilitas tenaga Kemampuan Fakta Kerangka penggerak memasang penguraian kerja ikatan (power (setting-up (describing (tie-up facilities) abilities) facts) frameworks) Fasilitas Kemampuan Fakta Kerangka serbaguna pengkhususan kerja mereparasi (general (repairing (specifying fact) bertindak purpose abilities) berani facilities) (venturing frameworks) Fasilitas Kemampuan Fakta Kerangka penggunaan reproduksi penggunaan kerja khusus (special (reproducing (utilizing facts) proteksi purpose abilities) (protecting facilities) frameworks) Fasilitas Kemampuan Fakta Kerangka otomatisasi mengadaptasi pemahaman kerja (automatic (adaptation (comprehending stabilitasi facilities) abilities) facts) (stabiling frameworks) Fasilitas Kemampuan Fakta Kerangka terkomputerisasi mengembangkan pembiasaan kerja (computerized (improving (generalizing perluasan facilities) abilities) facts) cakrawala (prospecting frameworks) Fasilitas Kemampuan Fakta Kerangka integrasi inovasi pengkajian kerja (integrated (innovation (assessing memimpin facilities) abililities) facts) (leading frameworks) Sumber: Indrawati, 2003
Skor 1 2 3
2 3 4
3 4 5
4 5 6
5 6 7
6 7 8
7 8 9
21
Tabel 3 digunakan untuk menentukan batas bawah (lower limit) dan batas atas (upper limit) setiap komponen teknologi.
Identifikasi seluruh komponen
technoware dan humanware pada fasilitas transformasi, sedangkan untuk komponen infoware dan orgaware dilakukan pada tingkat perusahaan. Transformasi dalam hal ini adalah proses reparasi kapal. Nilai batas bawah menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling rendah (sederhana) pada masing-masing komponen teknologi. Sementara itu, nilai batas atas menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling tinggi (kompleks) pada masing-masing komponen teknologi.
Sebagai contoh
seperti pada Tabel 3 derajat kecanggihan di atas, komponen technoware yang masih menggunakan fasilitas manual saja, tanpa dilengkapi fasilitas lainnya yang lebih kompleks memiliki nilai batas bawah 1 dan batas atas 3. Sedangkan untuk komponen technoware yang memiliki fasilitas manual tersebut dan dilengkapi dengan fasilitas tenaga penggerak maka nilai batas bawahnya adalah 1 dan nilai batas atasnya 4. Prosedur ini berlaku juga untuk ketiga komponen teknologi lainnya. Nilai batas bawah dan batas atas ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai kontribusi masing-masing komponen teknologi. Nilai dari batas bawah dan batas atas kemudian dimasukkan ke dalam Tabel 4. Tabel 4 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi Limit Komponen
Lower
Upper
Technoware
LT:
UT:
Humanware
LH:
UH:
Inforware
LI:
UI:
Orgaware
LO:
UO:
Keterangan: LT = batas bawah technoware UT = batas atas technoware LH = batas bawah humanware UH = batas atas humanware
LI UI LO UO
= batas bawah infoware = batas atas infoware = batas bawah orgaware = batas atas orgaware
22
2) Pengkajian state of the art (SOTA) State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum dilakukan pengkajian terhadap rating state of the art setiap komponen teknologi, terlebih duhulu dilakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria pada setiap komponen teknologi. Kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 5, 6, 7, dan 8. Tabel 5 Matriks penilaian kriteria komponen technoware No 1 2
Kriteria Komponen Technoware Tipe mesin yang digunakan Tipe proses yang diterapkan
3
Tipe operasi yang diselenggarakan
4
Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal Frekuensi untuk perawatan mesin
5
6
Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin
7
Pemeriksaan pada setiap pekerjaan
8
Pengukuran pada setiap pekerjaan
9
Tingkat keselamatan dan keamanan kerja
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Keterangan Manual (0); mekanik (5); otomatis (10) Sederhana: hanya satu operasi diterapkan dalam tiap proses (2,5); kombinasi lebih dari satu operasi yang sama pada satu pekerjaan (5); kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan (7,5); progresif: lebih dari satu operasi yang diselenggarakan paralel pada pekerjaan yang berbeda pos (10) Tiap poin 2,5: pemotongan; pembengkokkan; penggambaran; penekanan 0% (10); 6-10% (5); 25%(0)
Pemeliharaan preventif (10); sering tetapi tidak secara periodik (5); pemeliharaan pemulihan (0) Tidak perlu keahlian teknis (10); perlu tingkat keterampilan tertentu (5); perlu keahlian teknis yang spesifik (0) Pemeriksaan terkomputerisasi (10); pemeriksaan manual (5); tidak diperlukan pemeriksaan (0) Kompleks dan terkomputerisasi (10); sederhana dan sketsa tangan (0) Aman (10); wajar (5); bahaya (0)
Skor
23
Tabel 6 Matriks penilaian kriteria komponen humanware No 1 2
Kriteria Komponen Humanware Kesadaran dalam tugas
8
Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah Kemampuan memelihara fasilitas produksi Kesadaran bekerja dalam kelompok Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo Kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan Kemampuan bekerja sama
9
Kepemimpinan
3 4 5 6 7
Keterangan
Skor
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) 100% (10); <50% (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Tabel 7 Matriks penilaian kriteria komponen infoware No Kriteria Komponen Infoware 1 Bentang informasi manajemen
2
3 4 5
6
Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan Jaringan informasi di dalam perusahaan Prosedur untuk komunikasi antara anggota di perusahaan Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Keterangan Bentang informasi termasuk perusahaan eksternal (10); informasi sebagian (5); bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal (0) Selalu (10); tidak pernah (0)
Online (10); offline (0) Mudah dan transparan (10); rumit (0) Akses global (10); akses nasional (7.5); akses lokal (5); tidak ada (0) Terkomputerisasi (10); manual (5); tidak terarsip (0)
Skor
24
Tabel 8 Matriks penilaian kriteria komponen orgaware No Kriteria Komponen Orgaware 1 Otonomi perusahaan 2
Visi perusahaan
3
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
4
5
6 7
8
Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar
Keterangan Otonomi penuh (10); kontrol dari perusahaan induk (0) Mengorientasi masa depan (10); tidak ada (0) Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Skor
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0) Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Penentuan skor pada tabel di atas berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dan wawancara. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan state of the art komponen teknologi didasarkan pada kriteria generik, yaitu kriteria yang dikembangkan dengan sistem rating of the art keempat komponen teknologi. Setiap kriteria diberi skor 0 untuk spesifikasi terendah dan skor 10 untuk spesifikasi terbaik. Penilaian kriteria dimana skornya tidak tertera pada acuan, maka dilakukan interpolasi dari nilai yang ada di atas dan bawahnya. Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing kriteria komponen teknologi di atas, maka pengkajian state of the art dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:
25
Technoware
ST1
=
tik 1 k 10 kt
……………………….................................................(2) k = 1,2,...,kt kt = Jumlah kriteria komponen technoware Dimana t adalah nilai kriteria ke-k dari technoware kategori i. ik
Humanware hij 1 l ………………………...............................................(3) SHj = 10 lh
l = 1,2,...,lh lh = Jumlah kriteria komponen humanware Dimana h adalah nilai kriteria ke-i dari humanware kategori j. ij
Infoware fm 1 m ………..……………….................................................(4) SI = 10 mf
m = 1,2,3,...,mf mf = Jumlah kriteria komponen infoware Dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware pada tingkat perusahaan.
Orgaware on 1 n SO = ………………………..................................................(5) 10 no
n = 1,2,3,...,no no = Jumlah kriteria komponen orgaware Dimana O adalah nilai kriteria ke-n dari orgaware pada tingkat perusahaan. n
26
Pembagian state of the art dengan angka 10 pada keempat persamaan di atas bertujuan untuk menormalisasi penilaian menjadi berkisar antara 0 dan 1, sekaligus menyatakan bahwa kriteria yang digunakan memiliki bobot yang sama. 3) Penentuan nilai kontribusi setiap komponen: Penentuan
nilai
kontribusi
setiap
komponen
dilakukan
dengan
menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art yang diformulasikan dalam persamaan berikut:
T =
1 LT + ST(UT – LT)………………………………………………(6) 9
H=
1 LH + SH(UH – LH) ……………………………….……………(7) 9
I =
1 LI + SI(UI – LI) ……………………………………………..…(8) 9
O=
1 LO + SO(UO – LO) ……………………….……………………(9) 9
Keterangan: LT = batas bawah technoware ST = SOTA technoware UT = batas atas technoware LH = batas bawah humanware SH = SOTA humanware UH = batas atas humanware
LI SI UI LO SO UO
= batas bawah infoware = SOTA infoware = batas atas infoware = batas bawah orgaware = SOTA orgaware = batas atas orgaware
Nilai T menunjukkan kontribusi dari komponen technoware, nilai H menunjukkan kontribusi dari setiap komponen humanware, nilai I menunjukkan kontribusi komponen infoware, serta nilai O menunjukkan kontribusi komponen orgaware. Penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai batas atas dan batas bawah pada komponen teknologi adalah berdasarkan kriteria skor derajat kecanggihan. Kriteria pada batas bawah diberi skor 1 untuk spesifikasi terendah dan pada batas atas diberi skor 9 untuk spesifikasi terbaik. Pembagian dengan angka 9 dilakukan agar kontribusi oleh setiap komponen pada state of the art bernilai satu.
27
4) Penilaian intensitas kontribusi komponen Data intensitas kontribusi komponen teknologi diperoleh dengan melakukan wawancara dimana yang menjadi narasumber yaitu manajer galangan mengenai tingkat kepentingan dari komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware.
Penghitungan nilai intensitas kontribusi masing-masing komponen
teknologi dilakukan dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). Tabel 9 Skala tingkat kepentingan relatif untuk menghitung intensitas kontribusi komponen Intensitas Definisi Keterangan Kepentingan Dua aktivitas memberikan 1 Sama pentingnya kontribusi yang sama terhadap sebuah tujuan Suatu aktivitas terbukti lebih penting dibandingkan aktivitas 3 Agak lebih penting daripada lainnya, tetapi kelebihan tersebut kurang meyakinkan atau tidak signifikan Terdapat bukti yang bagus dan kriteria logis yang menyatakan 5 Lebih penting daripada bahwa salah satu aktivitas memang lebih penting daripada aktivitas lainnya Salah satu aktivitas lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya 7 Jauh lebih penting daripada dapat dibuktikan secara meyakinkan Suatu aktivitas secara tegas Mutlak lebih penting 9 memiliki kepentingan yang daripada paling tinggi Nilai tengah diantara dua Dibutuhkan kesepakatan untuk 2,4,6,8 pendapat yang menentukan tingkat berdampingan kepentingannya Sumber: Saaty, 1991
Penghitungan nilai intensitas kontribusi menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess). Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbaikan penilaian kepentingan oleh manajer galangan dilakukan dengan konsisten atau tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:
28
CR ≤ 0,1 : konsisten CR > 0,1 : tidak konsisten 5) Penghitungan TCC Dengan menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, technology coefficient contribution (TCC) dapat dihitung menggunakan persamaan: TCC = T βt × H βh × I βi × O βo…………………………………………….(10) Keterangan: TCC = technology contribution coefficient T = nilai kontribusi komponen technoware βt = nilai intensitas kontribusi komponen technoware H = nilai kontribusi komponen humanware βh = nilai intensitas kontribusi komponen humanware I = nilai kontribusi komponen infoware βi = nilai intensitas kontribusi komponen infoware O = nilai kontribusi komponen orgaware βo = nilai intensitas kontribusi komponen orgaware Nilai TCC tidak memungkinkan nol karena tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi.
Artinya, fungsi TCC tidak
memungkinkan T, H, I, O bernilai nol. Nilai TCC maksimum satu. TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output.
Menurut Fauzan et al. (2009), nilai TCC dapat akan
dibandingkan dengan Tabel 10 dan Tabel 11 yang merupakan modifikasi dari Tabel 1. Tabel 10 Penilaian kualitatif berdasarkan selang TCC Nilai TCC 0
Klasifikasi Sangat rendah
0,1
Rendah
0,3
Wajar
0,5
Baik
0,7
Sangat baik
0,9
Kecanggihan mutakhir
Sumber: Fauzan et al. (2009)
29
Tabel 11 Tingkat teknologi TCC Nilai TCC
Tingkat teknologi
0
Tradisional
0,3
Semi modern
0,7
Modern
Sumber: Fauzan et al. (2009)
Secara sistematis, prosedur penghitungan nilai TCC disajikan pada Gambar 3.
Identifikasi komponen teknologi
Kriteria penentuan derajat kecanggihan
Kriteria penilaian state of the art
Penentuan derajat kecanggihan komponen teknologi
Penentuan state of the art komponen teknologi
Penentuan intensitas kontribusi komponen
Penentuan kontribusi komponen teknologi (T,H,I,O)
Penghitunga n Gambar 3 Prosedur penghitungan TCC menggunakan model teknometrik.
4 KEADAAN UMUM GALANGAN 4.1 Produktivitas Galangan Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) merupakan galangan kapal yang terletak di komplek Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke (PPI Muara Angke). Galangan ini berada di wilayah komplek UPT. Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke. Jumlah galangan kapal yang berada di lingkungan UPT. BTPI sebanyak empat galangan.
Keempat
galangan tersebut adalah Dok Pembinaan UPT BTPI, Fan Marine Shipyard (FMS), Karya Teknik Utama (KTU), dan Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP). Seluruh galangan tersebut hanya melayani kegiatan reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP merupakan satu dari empat galangan yang aktif melayani kegiatan reparasi kapal.
Galangan kapal KPNDP sudah tidak
melakukan kegiatan membangun kapal.
Tidak adanya aktivitas tersebut
disebabkan tingginya biaya produksi untuk membangun kapal. Kayu sebagai bahan baku utama untuk pembuatan kapal kayu didatangkan dari luar Jakarta. Kayu tersebut dipesan dari pulau Kalimantan. Hal tersebut yang mengakibatkan harga kayu menjadi semakin mahal.
Oleh karena itu, banyak pembeli yang
memesan kapal di daerah yang memiliki sumber kayu lebih melimpah, sehingga harga kapal menjadi lebih murah. Kemampuan galangan kapal KPNDP berbeda dengan galangan-galangan yang berada di komplek UPT BTPI. Galangan kapal KPNDP merupakan salah satu galangan di lingkungan UPT BTPI yang memiliki kapasitas terpasang paling besar sehingga mampu menaikan kapal dengan bobot mencapai 200 GT. Hal ini berarti bahwa kapal-kapal dengan bobot di atas 200 GT tidak dapat dilayani di galangan ini. Sesuai dengan jumlah slipway yang dimiliki, jumlah kapal yang dapat dilayani di galangan ini maksimal sepuluh kapal. Empat kapal untuk kapal besar atau di atas 30 GT, dan enam kapal untuk kapal-kapal di bawah 30 GT. Galangan ini umumnya melayani kapal yang terbuat dari kayu dan merupakan kapal perikanan yang mempunyai home base di PPI Muara Angke. Namun, tidak menutup kemungkinan juga melayani kapal fiber atau kapal kayu yang dilaminasi
31
dengan fiber. Kapal-kapal tersebut umumnya berasal dari luar PPI Muara Angke. Kapal-kapal di Muara Angke umumnya memiliki bobot ≤ 30 GT dan merupakan kapal kayu. Beberapa galangan kapal berserta jenis kegiatan, kapasitas, fasilitas dan jumlah slipway yang berada di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Galangan kapal yang berada di lingkungan UPT BTPI Nama galangan Jenis kegiatan
KPNDP
Reparasi kapal
Dok. Pembinaan Reparasi kapal
FMS
KTU
Reparasi kapal
Reparasi kapal
Kapasitas
Fasilitas yang dimiliki
Jumlah Slipway
10 kapal
Slipway, kantor, mess karyawan dan gudang
8 buah
6 kapal
Slipway, kantor, bengkel bubut, las dan bongkar pasang mesin (overhaul)
3 buah
6 kapal
Slipway, kantor
4 buah
5 kapal
Slipway, kantor bengkel las, bubut, bongkar pasang mesin (overhaul)
4 buah
Galangan kapal KPNDP merupakan galangan yang menjadi tujuan bagi para pemilik kapal untuk mereparasi kapal, khususnya kapal-kapal yang memiliki bobot antara 30-200 GT. Hal ini dikarenakan galangan kapal KPNDP salah satu galangan di komplek UPT BTPI yang memiliki fasilitas untuk melayani kapalkapal dengan ukuran yang besar.
Tidak jarang kapal-kapal tersebut harus
mengantri beberapa hari untuk mendapatkan layanan reparasi kapal di galangan ini. Data produksi galangan kapal KPNDP dan produksi seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Tabel 13.
32
Tabel 13 Produksi galangan kapal KPNDP dan produksi seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI pada tahun 2008 No
KPNDP
Seluruh Galangan
Bulan 1 s.d 10 (GT)
11 s.d 20 (GT)
21 s.d 30 (GT)
31 s.d 50 (GT)
> 50 (GT)
Jumlah
1 s.d 10 (GT)
11 s.d 20 (GT)
21 s.d 30 (GT)
31 s.d 50 (GT)
> 50 (GT)
Jumlah
1
Januari
-
1
14
3
13
31
1
2
17
4
15
39
2
Februari
-
1
12
3
16
32
2
3
26
4
17
52
3
Maret
1
1
15
1
10
28
5
4
24
2
11
46
4
April
-
-
12
2
12
26
2
-
33
4
15
54
5
Mei
-
-
10
2
18
30
2
1
22
2
22
49
6
Juni
1
-
5
2
19
27
9
2
14
4
20
49
7
Juli
-
-
12
2
15
29
2
3
29
2
19
55
8
Agustus
-
-
18
-
12
30
4
4
32
2
14
56
9
September
-
-
6
3
16
25
1
4
21
5
19
50
10
Oktober
-
-
13
1
13
27
3
1
30
2
17
53
11
November
-
1
10
2
14
27
3
2
26
4
16
51
12
Desember
1
2
13
-
6
22
10
5
24
2
9
50
3
6
140
21
164
334
44
31
298
37
194
604
Jumlah
Rata-rata
28
50
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
Galangan kapal KPNDP mempunyai nilai produksi yang lebih tinggi diantara galangan-galangan yang berada di lingkungan UPT BTPI. Berdasarkan data produksi galangan kapal KPNDP yang ditunjukkan pada Lampiran 1, diketahui bahwa rata-rata setiap bulannya dapat melayani 28 kapal, dengan jumlah tertinggi pada bulan Februari sebanyak 32 kapal dan terendah pada bulan Desember sebanyak 22 kapal. Jenis kapal yang direparasi adalah kapal perikanan dan kapal non perikanan yang memiliki volume ≤ 200 GT. Kapal-kapal yang direparasi tersebut berasal dari PPI Muara Angke, PPS Muara Baru, dan kapalkapal lainnya yang berasal dari luar Jakarta yang sedang singgah atau bongkar muat di PPI Muara Angke. Setelah proses reparasi selesai dilakukan biasanya tidak pernah ada keluhan dari pemilik kapal, namun jika dihitung dalam satu tahun rata-rata galangan kapal KPNDP mendapat keluhan dari empat pemilik kapal yang kapalnya masih mengalami kebocoran setelah direparasi. Kebocoran tersebut dapat disebabkan kurang sempurnanya proses pemakalan atau kebocoran pada saat peluncuran
33
kapal. Grafik perbandingan produksi galangan kapal KPNDP dengan produksi galangan-galangan di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Gambar 4.
Jumlah kapal
35 30 25 20 15 10 5 0 KPNDP
Pembinaa
FMS
KTU
Gambar 4 Perbandingan produksi galangan kapal KPNDP dengan produksi galangan-galangan di lingkungan UPT BTPI. Tingginya jumlah produksi ini disebabkan oleh jumlah slipway dan tenaga kerja yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP.
Galangan kapal KPNDP
memiliki jumlah slipway paling banyak dibandingkan dengan galangan lainnya, sehingga dapat menaikan kapal ke atas slipway dengan jumlah banyak. Para pemilik kapal telah mengetahui kualitas dan pelayanan yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP.
Oleh karena itu, banyak para pemilik kapal yang
mereparasi kapalnya di galangan kapal KPNDP. Waktu yang dibutuhkan untuk reparasi kapal disetiap galangan berbedabeda.
Fasilitas yang dimiliki oleh galangan kapal KPNDP memungkinkan
galangan tersebut mampu mereparasi kapal dalam waktu yang lebih singkat. Waktu reparasi untuk kapal yang memiliki bobot di bawah 30 GT mencapai 3 hari dan kapal dengan bobot 30 GT - 200 GT mencapai 15 hari. Sementara itu, waktu mereparasi kapal di galangan lainnya dengan bobot yang sama dapat mencapai 6 20 hari. Enam hari untuk mereparasi kapal yang memiliki bobot di bawah 30 GT dan dua puluh hari untuk mereparasi kapal dengan bobot 30 GT - 200 GT.
34
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh galangan kapal KPNDP cukup baik, terbukti dengan minimnya keluhan dari para pelanggan. Bahkan di antara mereka justru mempromosikan galangan kapal KPNDP.
Dalam rangka memenuhi
kebutuhan material, galangan kapal KPNDP tidak terikat dengan pemasok (supplier) tertentu. Hal ini dikarenakan kebutuhan material dibeli langsung oleh pemilik kapal.
Seluruh kebutuhan untuk melakukan reparasi seperti jasa
perbengkelan dan toko suku cadang sudah ada di lingkungan UPT BTPI, sehingga pemilik kapal mudah untuk memenuhi kebutuhan reparasi kapal. 4.2 Organisasi Galangan kapal KPNDP dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan DKI Jakarta. Galangan kapal KPNDP memiliki 21 tenaga kerja.
Tenaga kerja tersebut terdiri dari
manajer galangan, koordinator lapangan, staf administrasi, mandor, juru mesin, juru selam, juru cat, juru las, juru alur.
Pemilik kapal yang kapalnya akan
direparasi harus terlebih dahulu melapor kepada koordinator lapangan, kemudian koordinator lapangan bertugas mengatur penempatan kapal di atas slipway. Para pekerja yang bertugas sebagai juru selam mampu merangkap bekerja sebagai juru cat, apabila juru cat membutuhkan bantuan ataupun kekurangan orang, begitupun sebaliknya. Visi galangan kapal KPNDP adalah ingin mengefektifkan teknologi sehingga dapat mempersingkat waktu reparasi dan memperpendek antrian kapal. Struktur organisasi galangan kapal KPNDP disajikan pada Gambar 5. Ketua Koperasi KPNDP
Manajer Dok
Staf Administrasi
Koordinator Lapangan
Mandor
Juru Mesin
Juru Selam
Juru Cat
Juru Las
Juru Alur
Gambar 5 Struktur organisasi galangan kapal KPNDP.
35
4.3 Sumberdaya Manusia Pekerja yang berada di lingkungan galangan kapal KPNDP terdiri dari pekerja tetap galangan kapal KPNDP dan pekerja tidak tetap (bukan pekerja dari galangan kapal KPNDP). Pekerja tetap galangan kapal KPNDP merupakan para pekerja dari galangan kapal KPNDP yang mempunyai tugas untuk menaikan dan menurunkan kapal dari slipway serta dapat bertugas sebagai juru cat kapal. Pekerja tidak tetap merupakan pekerja yang berasal dari luar galangan kapal KPNDP atau bukan pekerja dari galangan kapal KPNDP. Pekerja tidak tetap tersebut pada umumnya merupakan pekerja yang langsung diminta oleh pemilik kapal untuk mereparasi kapalnya dan telah menjadi langganan para pemilik kapal. Pekerja tidak tetap tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan para pemilik kapal dan bukan tanggungan dari galangan kapal KPNDP. Sumberdaya manusia yang berada di galangan kapal KPNDP terdiri atas berbagai macam latar belakang pendidikan yang ditempuh.
Manajer kapal
memiliki latar belakang pendidikan tertinggi dengan pendidikan terakhir S1, dan pada saat ini manajer tersebut sedang menempuh pendidikan S2. Pendidikan para pekerja galangan mayoritas berada pada tingkat SD. Latar belakang pendidikan yang bervariasi, tidak mempengaruhi kemampuan seluruh pekerja untuk melakukan kerjasama dalam proses transformasi. Pekerja galangan telah bekerja sesuai dengan pengalaman kerja pada bidangnya masing-masing. Pengalaman kerja para pekerja sudah tidak diragukan lagi, karena pengalaman para pekerja rata-rata sudah bekerja pada bidangnya selama 10 tahun, bahkan ada beberapa pekerja yang sudah bekerja pada bidangnya selama 16 tahun.
Tingkat
keberhasilan atau kecepatan pelaksanaan dalam bekerja dapat sesuai dengan waktu tempuh untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya pekerjaan yang tidak selesai dikerjakan dengan waktu yang telah ditentukan. Kesadaran, gotong royong dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan serta kemampuan untuk berfikir kritis sudah cukup baik. Kemampuan tersebut tidak hanya mereka dapat dari pendidikan formal yang mereka telah jalani.
Akan tetapi juga diperoleh melalui pelatihan-pelatihan soft skill yang
diberikan oleh UPT BTPI setiap satu tahun sekali. Pelatihan-pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada
36
di galangan kapal KPNDP. Pelatihan tersebut diantaranya adalah: management team work pelatihan keselamatan dalam bekerja di galangan, pelatihan para tukang pakal dan pelatihan mengenai tata cara reparasi. Alokasi tenaga kerja di galangan kapal KPNDP disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Alokasi tenaga kerja di galangan kapal KPNDP No
Nama
Pekerjaan
Pendidikan
Pengalaman Kerja (tahun)
1
Budijanto
Manajer
S1
16
2
Hardinata
Koordinator lapangan
SMA
16
3
Ahmad Agus M
Administrasi
SMA
12
4
Suaidi
Mandor
SD
16
5
Sahid
Juru mesin
SD
15
6
Suratno
Juru mesin
STM
9
7
Dana
Juru mesin
SD
14
8
Safin
Juru las
SD
16
9
Sutrisno
Juru alur
SMP
9
10
Fusifit
Juru selam
SD
7
11
Darmanto
Juru selam
SD
12
12
Tayana
Juru cat
SD
5
13
Darga
Juru cat
SD
10
14
Nursa
Juru selam
SD
5
15
Sukahar
Juru selam
SD
10
16
Faizin
Juru selam
SD
5
17
Ali Gufron
Juru alur
SMP
9
4.4 Sarana dan Prasarana Galangan kapal KPNDP memiliki landasan tarik (slipway) dengan 8 buah jalur sepanjang 90 meter dengan kapasitas sepuluh buah kapal untuk satu kali naik dok. Slipway pada bagian tengah dan bagian salah satu ujung galangan kurang panjang sehingga hanya dapat menampung satu kapal. Sedangkan 2 slipway lainnya mampu menaikan 2 kapal sekaligus dalam satu landasan tarik, untuk kapal berbobot di bawah 30 GT. Empat slipway lainnya dipergunakan untuk kapal berbobot 30-200 GT.
Tepi pantai di bagian depan galangan (water front)
memiliki kemiringan yang curam, sehingga pada tahun 2007 dilakukan penimbunan
untuk dapat
memperkecil
kemiringan
landasan tarik
dan
mempermudah dalam proses penarikan atau penurunan kapal. Dengan adanya
37
upaya penimbunan tersebut, maka kemiringan landasan tarik menjadi 12. Kemiringan tersebut dibuat landai untuk memudahkan penarikan kapal ke atas slipway.
Peralatan yang digunakan pada galangan kapal KPNDP umumnya
menggunakan tenaga manual dan tenaga penggerak. Penggunaan alat-alat modern yang menggunakan tenaga penggerak pada proses reparasi mempermudah pekerja untuk melakukan kegiatan reparasi. Beberapa peralatan yang digunakan pada galangan kapal KPNDP, baik peralatan manual dan peralatan yang sudah menggunakan tenaga penggerak disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Peralatan yang digunakan pada galangan kapal KPNDP No
Peralatan yang digunakan
Jenis peralatan (manual/tenaga penggerak)
Kegunaan
1
Mesin penarik
Tenaga penggerak
A
2
Gerinda mesin
Tenaga penggerak
B
3
Gergaji mesin
Tenaga penggerak
B
4
Bor listik
Tenaga penggerak
B
5
Sekrap
Manual
B
6
Pahat
Manual
B
7
Palu
Manual
B
8
Dongkrak hidrolik
Tenaga penggerak
B
9
Meteran
Manual
B
10
Kapak
Manual
B
11
Kuas cat
Manual
B
12
Gergaji
Manual
B
13
Alat bakar
Manual
B
14
Pahat besi
Manual
B
15
Kompresor
Tenaga penggerak
A
16
Mesin las
Tenaga penggerak
B
17
Mesin adukan semen
Tenaga penggerak
B
18
Linggis
Manual
B
19
Alat bantu lainnya
Manual
A
Ket: A = penarikan/penurunan kapal B = reparasi kapal Peralatan yang digunakan sudah ada yang menggunakan tenaga penggerak. Akan tetapi masih ada peralatan yang dioperasikan secara manual. Pengoperasian
38
mesin dan alat-alat yang menggunakan tenaga penggerak tidak membutuhkan keahlian teknis tertentu sehingga seluruh pekerja dapat mengoperasikannya. Berdasarkan kegunaan dari setiap jenis peralatan, sekitar 84 % dari peralatan yang ada di galangan kapal KPNDP dipergunakan untuk kegiatan reparasi kapal.
Dari ke
dua jenis peralatan yang digunakan untuk kegiatan
penarikan atau penurunan kapal, sekitar 42 % dari jumlah peralatan tersebut dioperasikan secara mekanik. Adapun dari ke dua jenis peralatan yang digunakan untuk kegiatan reparasi, sekitar 58 % dari jumlah peralatan tersebut dioperasikan secara manual. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan dalam fasilitas transformasi dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk menghindari kerusakan alat. Perawatan dilakukan dengan cara membersihkannya setiap selesai pakai dan perawatan rutin pada beberapa peralatan yang bersifat mekanik, seperti pemberian oli, dempul dan penggantian bagian-bagian yang telah aus atau rusak. Perawatan rutin tersebut dilakukan setiap satu bulan sekali. Lahan yang digunakan galangan kapal KPNDP merupakan milik Pemda DKI dengan luas area 9000 m2.
Galangan ini menggunakan landasan tarik,
sehingga waktu penaikkan dan penurunan memanfaatkan air laut pasang. Hal ini disebabkan karena pada saat air laut surut, posisi lori berada di atas bagian kapal paling bawah. Sedangkan untuk keperluan penarikan kapal ke atas slipway, posisi lori harus berada di bawah bagian kapal paling bawah. Galangan ini memiliki gudang yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan peralatan dan bahanbahan yang diperlukan untuk reparasi. Galangan ini juga menyediakan mess untuk para pekerja.
Layout galangan disajikan pada Gambar 6.
Selain itu,
dokumentasi yang menunjukkan kondisi galangan kapal KPNDP dapat dilihat pada Lampiran 2.
39
Keterangan gambar: 1. Rumah mesin 2. Mesin penarik 3. Tali sling untuk menarik lori 4. Landasan tarik (slipway)
9. Pelataran dok 10 . Kolam galangan 11. Tembok pembatas galangan 12. Gudang
5. Lori 6. Rantai penghubung lori 7. Bantalan kapal 8. Kapal di atas lori
13. Mess karyawan Patok loper Loper (pengatur sling)
Gambar 6 Layout galangan kapal KPNDP Muara Angke
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Teknik Reparasi di Galangan Kapal KPNDP 5.1.1 Tata cara pelayanan reparasi Proses reparasi di lingkungan UPT BTPI Muara Angke terdiri atas administrasi perizinan dan proses reparasi kapal.
Pemilik kapal yang telah
melakukan reparasi mendapat Surat Keterangan Naik Dok (SKND) dari galangan kapal. SKND tersebut menjadi persyaratan untuk memperpanjang pas tahunan. Contoh Surat Keterangan Naik Dok (SKND) dapat dilihat pada Lampiran 3. Waktu yang dibutuhkan untuk reparasi adalah tiga sampai lima belas hari, bahkan dapat mencapai satu bulan terhitung dari proses penaikkan sampai penurunan kapal tergantung dari kerusakan yang dialami kapal. Perincian waktu reparasi kapal disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Waktu pelayanan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP No
Kegiatan
Waktu
1
Permohonan naik dok
1 hari
2
Surat persetujuan naik dok
1 hari
3
Reparasi kapal di atas dok
Ringan : 3 hari Berat : 15 hari
4
Surat Keterangan Naik Dok
1 hari
Tahapan administrasi dalam kegiatan reparasi adalah sebagai berikut: 1) Pengurus atau pemilik kapal melapor ke pos terpadu dengan membawa: a. Surat Penangkapan Ikan (SPI); b. Ijin Usaha Penangkapan Ikan (IUP); dan c. Pas Tahunan Kapal. 2) Pos terpadu mengeluarkan surat pengantar doking sebanyak dua lembar; 3) Pengurus atau pemilik kapal menyerahkan surat pengantar doking yang asli ke UPT BTPI sedangkan fotokopinya dibawa ke galangan kapal yang dituju; 4) Pemilik galangan mengajukan permohonan persetujuan naik dok kepada UPT BTPI dengan melampirkan surat-surat kapal;
41
5) UPT BTPI mengeluarkan surat persetujuan naik dok dengan ketentuan wajib membayar retribusi alur maupun fasilitas sesuai dengan PERDA No.1 tahun 2006 tentang Retribusi Daerah, atau disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku; 6) Setelah selesai reparasi, pemilik atau pengurus kapal membawa fotokopi surat pengantar doking yang sudah diketahui oleh galangan kapal ke UPT BTPI untuk memperoleh surat keterangan selesai doking; dan 7) Pengurus atau pemilik membawa surat keterangan doking kembali ke pos terpadu untuk memperoleh surat izin berlayar. Secara sistematis, tahapan administrasi reparasi kapal di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Gambar 7.
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2008
Gambar 7 Tata cara pelayanan reparasi di UPT BTPI.
42
5.1.2 Tahapan reparasi kapal Reparasi tiap kapal berbeda-beda tergantung dari kerusakan yang dialami oleh kapal.
Proses reparasi di galangan kapal KPNDP terdiri atas dua jenis
reparasi, yaitu reparasi ringan dan reparasi berat.
Reparasi ringan biasanya
dilakukan untuk memperbaiki kapal yang mengalami kerusakan ringan. Prosesproses dalam reparasi ringan diantaranya adalah: penambalan pada bagian-bagian yang rusak, penambalan ke rongga antar papan dengan memasukan serat goni (mak’jun), penggantian paku, pendempulan, pengecatan. Reparasi berat biasanya dilakukan untuk mengganti bagian konstruksi kapal yang mengalami kerusakan berat. Proses-proses dalam reparasi berat diantaranya adalah: penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal, linggi haluan, dan linggi buritan. Kapal dengan bobot di bawah 30 GT dan akan melakukan reparasi berat diletakkan di bagian depan karena membutuhkan waktu reparasi yang lebih lama dibandingkan dengan kapal yang melakukan reparasi ringan.
Hal ini dilakukan agar tidak
mengganggu antrian kapal yang akan melakukan reparasi. Secara umum kegiatan reparasi kapal di galangan kapal KPNDP dilakukan dalam delapan tahapan kegiatan yang terdiri atas: persiapan, pemeriksaan, pembersihan, penggantian kayu yang rusak berat, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan. Tahapan reparasi disajikan pada Gambar 8.
43
Persiapan
Reparasi ringan
Pemeriksaan
Reparasi berat
Pembersihan
Pembersihan
Pemakalan
Penggantian kayu yang rusak berat (pecah, retak, lapuk)
Pembakaran Pemakalan Pendempulan Pembakaran Pengecatan
Ya Proses Laminasi Pendempulan
Tidak Pelapisan Fiber Pendempulan
Pengecatan Selesai (kapal siap diturunkan)
Gambar 8 Diagram alir proses reparasi kapal kayu di galangan kapal KPNDP.
44
Deskripsi setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Persiapan Proses persiapan dilakukan dengan mempersiapkan kapal dan alat yang akan digunakan untuk menarik kapal. Hal ini bertujuan untuk memperlancar proses penarikan kapal. Langkah awal untuk melakukan reparasi kapal yaitu mempersiapkan kapal yang akan di reparasi dengan menaikkan kapal di atas kereta luncur (lori) yang terdapat pada slipway.
Proses persiapan ini
membutuhkan beberapa komponen untuk menaikan kapal ke atas landasan tarik (slipway). Komponen yang dibutuhkan dalam proses penaikkan kapal yaitu: a. Mesin penarik (Yanmar 4TDGEC 4 silinder 52 PK); b. Winch; c. Sling; d. Lori; e. Loper; f. Rantai (penghubung antar lori); dan g. Klem sling. Gambar peralatan yang digunakan untuk menaikan kapal ke atas slipway disajikan pada Gambar 9. Bantalan
Rantai
Lori
Gambar 9 Peralatan yang digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway.
45
Mesin
Klem sling
Winch
Loper
Sling
Gambar 9 Lanjutan. Sebelum dinaikkan ke atas slipway posisi kapal tidak boleh miring, tangkitangki perbekalan dalam keadaan kosong, dan perlengkapan kapal yang mudah bergerak diturunkan dari kapal. Pengosongan perbekalan melaut dimaksudkan untuk mengurangi beban dan menghindari terjadinya kecelakaan pada waktu reparasi. Langkah selanjutnya adalah persiapan landasan tarik (slipway) dengan kereta peluncur (lori) dan bantalan untuk menaikkan kapal ke atas galangan. Sebelumnya juru selam masuk ke dalam air untuk memeriksa landasan tarik dan memastikan tidak ada sesuatu yang dapat mengakibatkan kereta luncur macet. Setelah itu, juru selam memasang loper ke lori di dalam air. Kapal diposisikan tegak lurus dengan lori dan dinaikkan ke atas lori sesuai ukurannya. Sebagai contoh, apabila kapal yang akan dinaikkan memiliki length over all (LOA) 13 meter, maka jarak linggi lunas ke lori sebesar 0,5 meter dengan jarak antara lori depan dan belakang sebesar 5 meter dan disesuaikan dengan panjang kapal. Pengukuran ini didapatkan berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari pekerja galangan. Ilustrasi posisi kapal di atas slipway disajikan pada Gambar 10.
46
13 m
5m
0,5 m
Gambar 10 Posisi kapal di atas slipway. Bagian haluan kapal diposisikan pada lori bagian depan. Lunas harus berada tepat di titik tengah lori depan agar kapal tidak terguling saat naik ke atas slipway. Ketika posisi lunas sudah tepat di tengah lori depan, kapal ditarik menggunakan mesin penarik, dan berhenti pada saat lori depan (bagian haluan) berada di atas permukaan air. Selanjutnya dilakukan pengganjalan antara badan kapal dengan lori bagian depan agar posisi kapal tidak miring, kemudian kapal ditarik lagi sampai bagian buritan kapal kandas pada lori belakang, tepat di tengah lori. Setelah itu, dilakukan pengganjalan kembali antara sisi kiri kanan badan kapal dengan lori bagian belakang, kapal ditarik lagi sampai keseluruhan badan kapal berada di atas permukaan air. Kapal besar atau kapal yang memiliki bobot diatas 30 GT membutuhkan tiga buah lori, satu lori untuk bagian haluan dan dua lori untuk bagian buritan kapal. Penarikan kapal dihentikan dan kereta luncur (lori) dikunci setelah kapal berada di atas slipway. Posisi pengganjal diperbaiki dan ditambah balok penyangga samping yang dipasang pada lambung kanan dan kiri kapal.
Pengganjalan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kapal dan
menjaga keselamatan pekerja selama melakukan reparasi.
47
2) Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan dengan teliti terhadap konstruksi kapal secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan tingkat kerusakan konstruksi kapal baik di atas maupun di bawah garis air. Hasil pemeriksaan ini dijadikan dasar untuk tindakan reparasi lebih lanjut dan menentukan kapal masuk dalam reparasi ringan atau reparasi berat. Blangko pemeriksaan atau pengecekan kapal dapat dilihat pada Lampiran 4. 3) Pembersihan Proses pembersihan dilakukan dengan membersihkan badan kapal dari binatang yang menempel dengan menggunakan alat.
Pembersihan bertujuan
untuk membersihkan badan kapal dari binatang laut, tumbuhan laut yang menempel dan sisa cat yang sudah rusak. Bagian-bagian kapal yang mengalami kerusakan akan terlihat ketika kapal sudah dalam keadaan bersih. Peralatan yang digunakan untuk proses pembersihan terdiri atas: sekrap (sekop kecil), sapu ijuk, sikat baja, sikat kuningan, dan gerinda mesin. Peralatan yang digunakan dalam aktivitas pembersihan kapal disajikan pada Gambar 11. Sekrap
Sikat kawat baja
Gerinda mesin
Gambar 11 Aktivitas dan peralatan yang digunakan pada saat pembersihan.
48
Sekrap digunakan untuk menyekrap atau membersihkan bagian-bagian yang berkarat, berteritip, atau untuk merontokkan cat-cat lama yang sudah rusak. Sapu ijuk digunakan untuk menyikat bagian-bagian tertentu yang tidak terjangkau dengan tangan. Sikat kawat baja digunakan untuk membersihkan bagian-bagian kapal yang berkarat. Sikat kuningan digunakan untuk menyikat bagian-bagian yang halus, misalnya as, baut kuningan, atau bagian-bagian yang lebih lunak dibandingkan dengan bahan baja. Gerinda mesin digunakan untuk membersihkan kapal dari teritip yang menempel pada kulit atau badan kapal. 4) Penggantian kayu pada reparasi berat Kapal yang mengalami kerusakan berat seperti kerusakan badan kapal, akan dilakukan reparasi berat. Pada reparasi berat biasanya dilakukan penggantian kayu pada bagian-bagian tertentu kapal seperti penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal, linggi haluan, linggi buritan, dan pondasi mesin. Proses ini terdiri atas beberapa jenis operasi, diantaranya adalah: a. Pemotongan; dilakukan untuk memotong kayu atau papan yang rusak atau rapuh dengan menggunakan gergaji; b. Pembengkokkan; dilakukan untuk membengkokkan papan yang digunakan untuk mengganti papan pada lambung kapal.
Sebelum dilakukan
pembengkokkan, dibuat pola menggunakan mal lengkung agar hasil pembengkokkan sesuai dengan yang dibutuhkan; dan c. Penekanan/pendesakan; jenis operasi ini biasanya dilakukan pada saat proses penggantian papan lambung kapal.
Gambar 12 Penggantian kayu pada lambung kapal.
49
5) Pemakalan Pemakalan dilakukan dengan cara memasukkan serat goni (mak’jun) ke dalam celah-celah papan, baik papan lambung maupun papan geladak. Bersamaan dengan proses ini juga dilakukan penggantian paku yang sudah aus. Penggantian paku dilakukan dengan memaku tepat disamping bagian paku yang sudah aus atau membuat lubang yang baru. Pemasangan paku baru pada badan kapal, harus tembus ke gading-gading kapal. Jika lubang terlalu lebar, maka mak’jun dapat dililitkan pada paku untuk memperkecil rongga di sekitar paku. Proses pakal bermanfaat untuk menutup sambungan antar papan dan mengganti paku yang sudah aus. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemakalan adalah sebagai berikut: a. Martil; digunakan untuk memasang paku baru pada badan kapal dan mengangkat bagian yang berkarat pada kapal; b. Pahat besi; digunakan untuk memasang pakal atau mak’jun pada sela-sela sambungan kayu geladak atau lambung; c. Mak’jun; digunakan untuk mengisi celah antar papan serta melilitkan paku yang digunakan untuk mengganti paku yang sudah aus; dan d. Bor listrik; digunakan untuk melubangi badan kapal sebagai tempat paku baru yang akan digunakan. Alat dan bahan yang digunakan pada proses pemakalan disajikan pada Gambar 13.
Pahat
Bor listrik
Gambar 13 Alat dan bahan pada aktivitas pemakalan.
50
Martil
Mak’jun
Paku
Gambar 13 Lanjutan. 6) Pembakaran Proses ini dilakukan untuk membakar teritip, lumut dan binatang laut lainnya yang masih menempel dan tersisa pada lambung kapal. Sekeliling kulit pada lambung kapal di bakar secara perlahan sampai binatang yang menempel terlepas atau mati. Manfaat dari proses pembakaran ini adalah untuk mematikan kutu kayu (teritip) dan menghilangkan lumut yang masih menempel pada badan kapal. Pembakaran menggunakan daun kelapa yang sudah kering atau karung yang direndam minyak tanah atau solar yang disambungkan ke pipa besi (untuk sepuluh karung membutuhkan dua puluh liter solar). Selain dengan menggunakan alat tersebut, proses pembakaran juga bisa menggunakan pipa yang dihubungkan ke tabung gas. Aktivitas pembakaran disajikan pada Gambar 14.
Gambar 14 Aktivitas pembakaran permukaan kayu pada badan kapal.
51
7) Pendempulan Bagian-bagian yang telah dipakal selanjutnya dilapisi dengan dempul. Pendempulan pada bagian yang mengalami kerusakan ringan dilakukan dengan menggunakan serbuk dempul yang dicampur dengan solar secukupnya. Sedangkan pendempulan pada bagian yang mengalami kerusakan berat menggunakan campuran semen putih dan lem kayu karena campuran tersebut memiliki daya rekat yang lebih tinggi. Tujuan dari proses pendempulan ini adalah untuk meratakan permukaan kayu dan mendapatkan hasil kerja yang lebih rata dan rapi. Aktivitas pendempulan disajikan pada Gambar 15.
Gambar 15 Aktivitas pendempulan pada badan kapal. Setelah proses ini selesai, apabila pemilik kapal menginginkan kapalnya tersebut melakukan proses laminasi maka kapal-kapal tersebut dilaminasi. Laminasi dilakukan dengan melapisi badan atau lambung kapal menggunakan fiber. Pelapisan ini dimaksudkan untuk menambah kekuatan kulit atau lambung kapal dari korosi air laut dan melindungi kulit kapal dari binatang yang menempel pada badan kapal yang dapat merusak kulit kapal. Proses laminasi ini dapat menambah biaya dan waktu perbaikan kapal, sehingga hanya sebagian kapal saja yang melakukan proses laminasi. Biasanya kapal yang dilaminasi adalah kapal berbobot di atas 30 GT dan kapal yang melakukan reparasi berat. Aktivitas laminasi disajikan pada Gambar 16.
52
Gambar 16 Aktivitas laminasi pada badan kapal. 8) Pengecatan Permukaan konstruksi kapal yang sudah bersih dapat segera dilakukan pengecatan. Proses pengecatan bertujuan untuk melapisi dan menjaga agar papan tidak tembus air serta untuk memberi dasar dan perlindungan terhadap kulit kapal dari korosi air laut dan penimbunan jasad laut. Alat yang digunakan dalam proses pengecatan yaitu kuas cat dan kuas rol. Prosedur dalam proses pengecatan adalah sebagai berikut: a. Cat yang digunakan khusus untuk kapal (marine paint); b. Cat dasar berupa meni (anti karat); Lapisan pertama untuk 1 liter cat kayu dapat digunakan untuk pengecatan seluas kurang lebih 4 m2, untuk lapisan kedua setiap 1 liter cat dapat digunakan mengecat permukaan seluas kurang lebih 7 m2. c. Cat pelindung; Cat ini dikenal dengan nama cat protektif (protective paint). Seperti halnya cat meni pengecatan ini pun menggunakan warna lain, sehingga memperoleh kepastian agar permukaan yang sudah dicat meni telah tertutup oleh cat pelindung ini. d. Cat anti fouling; dan Cat ini mempunyai formula khusus agar teritip tidak menempel, sehingga tepat digunakan pada bagian konstruksi di bawah garis air. e. Cat luar Cat luar dikenal dengan cat top side, digunakan untuk menutup konstruksi kapal yang sudah dicat dengan cat pelindung.
53
Kuas rol
Gambar 17 Aktivitas pengecatan pada badan kapal. Berakhirnya proses pengecatan, berarti proses reparasi kapal sudah selesai. Kapal siap diluncurkan untuk beroperasi kembali. Namun sebelumnya pemilik kapal harus mengurus proses administrasi. Pemilik atau pengurus kapal dapat mengambil Surat Keterangan Naik Dok (SKND) dari UPT BTPI. Persyaratan administrasi untuk memperoleh SKND, sebagai berikut: 1) Fotokopi surat-surat kapal (IUP, SPI, Pas tahunan) Tujuan dilampirkannya fotokopi surat-surat kapal adalah: a. Untuk menentukan besarnya retribusi alur dan fasilitas; b. Untuk mengetahui bahwa kapal tersebut tidak bermasalah; c. Untuk pendataan kapal yang melakukan kegiatan reparasi; d. Untuk membantu mengingatkan para pemilik atau pengurus kapal agar segera memperpanjang surat-surat kapalnya apabila masa berlaku suratsurat kapal tersebut sudah habis; dan e. Arsip. 2) Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLK) 3) Surat Pengantar Doking 5.2 Tingkat Teknologi di Galangan Kapal KPNDP Penentuan tingkat teknologi di galangan kapal KPNDP menggunakan metode scoring berdasarkan penilaian subyektif terhadap kriteria komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Kemudian untuk selanjutnya barulah dihitung nilai kontribusi masing-masing komponen menggunakan model teknometrik.
Model teknometrik digunakan untuk menghitung nilai TCC
54
(technology contribution coefficient). Nilai TCC merupakan nilai total kontribusi keempat komponen teknologi dalam proses transformasi di galangan kapal KPNDP. Terdapat lima langkah untuk mengestimasi nilai TCC. 5.2.1 Estimasi derajat kecanggihan Penilaian hasil estimasi derajat kecenggihan mengacu pada Tabel 3. Berdasarkan hasil penilaian derajat kecanggihan diperoleh nilai pada masingmasing komponen seperti terlihat pada Tabel 17. Tabel 17 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi Limit Komponen
Lower
Upper
Technoware
1
4
Humanware
1
7
Infoware
1
6
Orgaware
2
4
Berdasarkan tinjauan di lapangan, diketahui bahwa fasilitas produksi di galangan yang terkait dengan komponen technoware terdiri dari fasilitas manual (manual facilities), dan fasilitas tenaga penggerak (power facilities). Mengacu pada Tabel 3 maka nilai derajat kecanggihan komponen technoware galangan kapal KPNDP berada pada batas bawah 1 dan batas atas 4. Ini menunjukkan bahwa meskipun fasilitas galangan telah menggunakan tenaga penggerak, akan tetapi masih terdapat fasilitas galangan yang dioperasikan secara manual. Fasilitas yang sudah menggunakan tenaga penggerak diantaranya adalah mesin penarik, bor listrik, gergaji listrik, gerinda mesin, mesin las, genset dan kompressor.
Fasilitas transformasi yang masih menggunakan tenaga manual
adalah fasilitas yang digunakan dalam proses skrap, pengecatan dan pemakalan seperti alat skrap, kuas cat dan palu. Terdapat keragaman kemampuan pada komponen teknologi humanware. Komponen humanware pada galangan memiliki kemampuan mengoperasikan (operating abilities), kemampuan memasang (setting-up abilities), kemampuan mereparasi (repairing abilities), kemampuan reproduksi (reproducing abilities), dan kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities). Mengacu pada Tabel 3
55
maka nilai derajat kecanggihan komponen humanware galangan kapal KPNDP berada pada batas bawah 1 dan batas atas 7.
Hal ini menunjukan bahwa
kemampuan yang dimiliki oleh pekerja sudah sampai pada kemampuan mengadaptasi. Walaupun tidak semua pekerja memiliki kemampuan tersebut. Para pekerja yang memiliki kemampuan sampai batas merawat/mereparasi fasilitas galangan yaitu sekitar 64,7 %. Dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah, kemampuan ini mereka miliki berdasarkan atas pengalaman mereka selama bekerja.
Selain itu pekerja yang sudah sampai batas kemampuan
reproduksi, sekitar 17,6 %.
Kemampuan tersebut didapat berdasarkan
pengalaman dan tingkat pendidikan yang mereka tempuh.
Kemampuan
mengadaptasi dimiliki oleh beberapa orang yang bekerja di galangan, kemampuan tersebut berdasarkan atas tingkat pendidikan yang sudah ditempuh. Kemampuan mengadaptasi dimiliki oleh manajer galangan, staft administrasi, dan koordinator lapangan. Kemampuan mengadaptasi sangat dibutuhkan dalam sebuah proses transformasi sehingga galangan dapat mengaplikasikan teknik baru untuk proses transformasi yang lebih baik. Berdasarkan tinjauan di lapangan terhadap komponen infoware diketahui bahwa pada galangan tersebut terdapat fakta pengenalan, fakta penguraian, fakta pengkhususan, dan fakta penggunaan. Mengacu pada Tabel 3 maka nilai derajat kecanggihan komponen infoware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Hal ini menunjukkan bahwa galangan kapal KPNDP sudah dalam tahap kemampuan menggali informasi untuk penggunaan fasilitas secara efektif dengan pemahaman yang baik karena cukup tersedianya informasi di dalam perusahaan. Berdasarkan tinjauan di lapangan terhadap komponen orgaware diketahui kerangka kerja di galangan kapal KPNDP merupakan kerangka kerja ikatan. Mengacu pada tabel kriteria pemberian skor derajat kecanggihan maka nilai derajat kecanggihan komponen orgaware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 2 dan batas atas 4. Hal ini menunjukkan adanya kerangka kerja ikatan galangan kapal KPNDP dengan KPNDP pusat, sehingga perizinan untuk pendanaan kegiatan operasional galangan dan peningkatan fasilitas produksi
56
membutuhkan persetujuan dari KPNDP pusat. Galangan kapal KPNDP wajib melaporkan peningkatan usaha dan produktivitas galangan kepada KPNDP pusat. Jika dilihat dari penilaian batas atas (upper limit) dan batas bawah (lower limit) di atas. Maka rentang nilai terbesar diperoleh oleh komponen humanware dan infoware. Rentang nilai yang besar tersebut menunjukkan variasi yang tinggi pada kemampuan sumberdaya manusia yang ada di galangan dan galangan KPNDP sudah mampu menggali informasi untuk penggunaan fasilitas secara efektif. Komponen technoware dan komponen orgaware memiliki rentang nilai yang paling kecil di antara keempat komponen teknologi.
Hal tersebut
dikarenakan fasilitas yang dimiliki oleh galangan belum didukung oleh fasilitas mutakhir yang dapat melancarkan kegiatan di galangan. Selain itu organisasi atau kelembagaan galangan kapal KPNDP masih bergantung kepada KPNDP pusat, baik dalam perizinan maupun dalam hal pendanaan. Hal ini disebabkan, tidak adanya kerjasama dengan pemasok maupun dengan pihak lain yang mampu melancarkan kegiatan di galangan, dalam hal ini peningkatan fasilitas dan pemasokan bahan baku untuk kegiatan reparasi kapal. 5.2.2 Pengkajian state of the art (SOTA) Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh nilai state of the art pada masingmasing
komponen
technoware,
humanware,
infoware,
dan
orgaware,
sebagaimana terlihat pada Tabel 18, 19, 20 dan 21. Hasil kuisioner yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Dapat dilihat pada tabel matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware (Tabel 18), menunjukkan bahwa kriteria komponen technoware yang tertinggi terdapat pada kriteria keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin. Kriteria tersebut mencapai spesifikasi tertinggi dengan nilai 9. Hal ini menunjukkan bahwa para pekerja di galangan kapal KPNDP dapat mengoperasikan mesin dengan baik.
Sedangkan spesifikasi terendah terdapat
pada kriteria pengukuran pada setiap pekerjaan dengan nilai 2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengukuran dan perencanaan kerja pada galangan masih sederhana, tidak menggunakan pengukuran dan perencanaan yang kompleks serta terkomputerisasi. Hal inilah yang diduga menjadi sebab masih adanya timbul kesalahan pada saat pengerjaan.
57
Tabel 18 Matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware No Kriteria Komponen Technoware 1 Tipe mesin yang digunakan 2 Tipe proses yang diterapkan
3
4 5
6
7 8 9
Tipe operasi yang diselenggarakan
Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal Frekuensi untuk perawatan mesin
Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin Pemeriksaan pada setiap pekerjaan Pengukuran pada setiap pekerjaan Tingkat keselamatan dan keamanan kerja Jumlah Rata-rata SOTA
Keterangan Mekanik Kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan Pemotongan, pembengkokkan, penggambaran, dan penekanan < 2% Tidak secara rutin, namun tujuannya preventif Hampir semua mesin tidak perlu keahlian teknis Pemeriksaan manual Sederhana dan sketsa tangan Cukup aman
Skor 5,00 7,50
7,50
7,50 7,50
9,00 5,00 2,00 7,50 58,50 6,50 0,650
Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen technoware sebesar 6,50 menunjukkan bahwa kriteria-kriteria komponen technoware memiliki skor yang cukup tinggi. Sebanyak 66,7 % kriteria komponen technoware berada di atas nilai rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut cukup tinggi adalah kemudahan mengoperasikan mesin, tipe proses yang diterapkan, tipe operasi yang diselenggarakan, kesalahan pada saat reparasi kapal, frekuensi untuk perawatan mesin, serta tingkat keselamatan dan keamanan kerja yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata. Kriteria yang berada di bawah nilai rata-rata yaitu tipe mesin yang digunakan, pemeriksaan pada setiap pekerjaan, dan pengukuran pada setiap pekerjaan. Tipe mesin utama yang digunakan di galangan adalah mesin yang dioperasikan secara mekanik, yaitu mesin penarik Yanmar 4TDGEC 4 silinder 52 PK.
Mesin tersebut digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway dan
58
menurunkan kapal dari slipway. Seluruh proses reparasi dilakukan di galangan kapal KPNDP dengan kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan, sehingga dalam melakukan suatu operasi tidak harus menunggu operasi yang lainnya selesai. Jika dilihat dari rata-rata kesalahan dalam proses reparasi, kesalahan tersebut sangat jarang terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kesalahan yang terjadi kurang dari 2%. Kesalahan tersebut berupa kebocoran kapal setelah selesai direparasi.
Frekuensi untuk perawatan mesin ada yang
dilakukan secara periodik dan ada yang dirawat tidak secara periodik. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan mesin. Jika dilihat dari keahlian teknis operator yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin, maka kriteria tersebut mendapat nilai yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan hampir semua pekerja di galangan mampu mengoperasikan mesin dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan pada setiap pekerjaan dilakukan secara manual oleh koordinator lapangan. Berdasarkan ketetapan yang sudah diberlakukan oleh galangan kapal KPNDP, tingkat keselamatan dan keamanan kerja yang sudah cukup aman. Akan tetapi tidak semua pekerja di galangan memakai semua alat keselamatan kerja, seperti: helm, sarung tangan, sepatu boot, wearpack dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya tingkat kesadaran para pekerja dalam pentingnya alat keselamatan. Salah satu kecelakaan yang pernah terjadi seperti tergulingnya kapal, sling terputus yg mengakibatkan tembok rusak dan dapat membahayakan pekerja. Kriteria pada komponen technoware masih mempunyai nilai yang masih rendah. Upaya untuk meningkatkan nilai pada kriteria tersebut dapat dilakukan dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi. Hal ini berhubungan dengan investasi yang dimiliki oleh galangan harus ditingkatkan. Selain itu galangan harus meningkatkan kompleksitas pada tingkat pemeriksaan dan pengukuran kerja. Salah satu fasilitas yang harus dimiliki oleh galangan yaitu dengan penyediaan komputer sebagai sarana untuk dapat meningkatkan
pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan lebih terkomputerisasi.
Namun tetap disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya yang ada.
59
Tabel 19 Matriks hasil penilaian kriteria komponen humanware No Kriteria Komponen Humanware 1 Kesadaran dalam tugas Kesadaran kedisiplinan dan tanggung 2 jawab Kreativitas dan inovasi dalam 3 menyelesaikan masalah Kemampuan memelihara fasilitas 4 produksi 5 Kesadaran bekerja dalam kelompok Kemampuan untuk memenuhi tanggal 6 jatuh tempo Kemampuan untuk menyelesaikan 7 masalah perusahaan 8 Kemampuan bekerja sama 9 Kepemimpinan Jumlah Rata-rata SOTA
Keterangan Cukup tinggi
Skor 7,50
Tinggi
8,00
Cukup tinggi
7,00
Rata-rata
6,00
Sangat tinggi
10,00
Sangat tinggi
9,00
Rata-rata
6,00
Tinggi Tinggi
8,00 8,00 69,5 7,72 0,772
Tabel di atas menunjukkan hasil skoring dari kriteria komponen humanware. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kesadaran bekerja dalam kelompok mendapat skor tertinggi sebesar 10. Nilai ini menunjukkan bahwa kesadaran karyawan galangan kapal KPNDP dalam bekerja secara kelompok sangat tinggi.
Hal ini terlihat dari kecenderungan mereka
menyelesaikan pekerjaan dan masalah-masalah pada saat melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Kriteria kemampuan memelihara fasilitas produksi dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan merupakan kriteria yang mendapat skor terendah sebesar 6. Skor tersebut menunjukkan bahwa kemampuan karyawan masih rata-rata dalam menyelesaikan masalah perusahaan.
Hanya beberapa
karyawan yang memiliki kemampuan cukup tinggi untuk kriteria tersebut. Skor rata-rata untuk seluruh kriteria komponen humanware sebesar 7,72 menunjukkan bahwa kemampuan sumberdaya manusia di galangan kapal KPNDP tinggi. Dari kriteria komponen humanware, sebanyak 7 kriteria memiliki nilai di atas rata-rata sebesar 77,8 %. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab, kesadaran bekerja dalam kelompok, kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo, kemampuan
60
bekerjasama, kepemimpinan yang berada di atas skor rata-rata, serta sumberdaya manusia di galangan kapal KPNDP sudah mampu berfikir kritis terhadap lingkungan kerjanya dan memiliki kesadaran tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kesadaran dalam tugas, kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah, kemampuan karyawan memelihara fasilitas produksi, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Nilai-nilai pada komponen humanware masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi. Upaya untuk meningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia seperti meningkatkan intensitas pelatihan soft skill agar para pekerja mampu berfikir lebih kritis serta mengadakan pelatihan penggunaan dan pemeliharaan fasilitas produksi.
Pelatihan-pelatihan tesebut berguna untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang ada. Tabel 20 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware No 1
2
3 4 5 6
Kriteria Komponen Infoware Bentang informasi manajemen
Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan Jaringan informasi di dalam perusahaan Prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali
Jumlah Rata-rata SOTA
Keterangan Bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal Selalu
Skor 0,00
10,00 offline Mudah dan transparan Akses nasional
0,00 10,00
Data tersimpan dengan rapi tetapi tidak terkomputerisasi
5,00
7.50
32,50 5,42 0,542
Hasil scoring dari kriteria komponen infoware pada tabel di atas menunjukkan bahwa kriteria perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan serta kriteria prosedur
61
untuk komunikasi antar anggota di perusahaan sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan mendapat skor tertinggi yaitu 10.
Skor ini
menunjukkan bahwa galangan kapal KPNDP selalu menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera kepada karyawan serta prosedur untuk komunikasi antar anggota mudah dan transparan.
Kriteria bentang informasi
manajemen dan jaringan komunikasi di perusahaan mendapat skor terendah sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa bentang informasi manajemen di galangan tersebut tidak termasuk galangan di luar galangan kapal KPNDP dan jaringan komunikasi di dalam galangan masih offline. Penyimpanan dan pengambilan data mengenai galangan kapal KPNDP sudah dilakukan dengan baik dan rapi tetapi tidak terkomputerisasi. Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen infoware sebesar 5,42. Nilai tersebut masih rendah dibandingkan dengan skor rata-rata kriteria komponen teknologi lainnya. Berdasarkan Tabel 20, terlihat bahwa 3 kriteria dari 6 kriteria komponen infoware yang memiliki nilai skor di atas rata-rata. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan dengan memperbaiki jaringan informasi di galangan dengan jaringan online, memperluas bentang informasi manajemen serta meningkatkan penyimpanan dan pengambilan data secara terkomputerisasi. Tidak adanya komputer di galangan kapal KPNDP sangat berpengaruh besar terhadap penilaian dan sistem administrasi serta untuk aktivitas hal-hal penting lainnya, sehingga perlu adanya fasilitas komputer pada galangan kapal KPNDP. Matriks
hasil
penilaian
kriteria
komponen
orgaware
(Tabel 21)
menunjukkan bahwa kriteria komponen orgaware yang mempunyai skor tertinggi adalah kriteria visi perusahaan dan kriteria kemampuan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan sebesar 10. Skor tersebut menunjukkan visi galangan sudah berorientasi pada masa depan dan kemampuan galangan menjalin hubungan dengan pemilik kapal sangat tinggi. Visi dari galangan adalah meningkatkan teknologi di galangan demi mengefisienkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan reparasi dan untuk mempercepat antrian. Kemampuan menjalin hubungan dengan pelanggan yang sangat tinggi dapat ditunjukkan dengan fakta bahwa kapal-kapal yang melakukan reparasi di galangan kapal KPNDP sangat banyak.
Umumnya kapal-kapal yang menjadi pelanggan di galangan kapal
62
KPNDP berasal dari daerah sekitar galangan, pulau Jawa, bahkan sampai luar pulau.
Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kriteria kemampuan
perusahaan untuk membina hubungan dengan supplier dengan skor 0. Hal ini menunjukkan kemampuan galangan untuk menjalin kerjasama dengan supplier sangat rendah, terlihat dari tidak adanya kerjasama galangan dengan supplier dalam hal memasok kebutuhan reparasi kapal.
Hal ini disebabkan yang
berhubungan dengan supplier adalah pemilik kapal. Tabel 21 Matriks hasil penilaian kriteria komponen orgaware No Kriteria Komponen Orgaware 1 Otonomi perusahaan 2
Visi perusahaan
3
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
4
5
6 7
8
Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar Jumlah Rata-rata SOTA
Keterangan Kebijakan manajemen diatur sendiri Mengorientasi masa depan Rata-rata
Skor 7,50 10,00
5,00 Tinggi 7,50 Rata-rata 5,00 Sangat rendah
0,00
Sangat tinggi 10,00 Rata-rata 5,00 50,00 6,25 0,625
Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen orgaware sebesar 6,25. Mengacu pada nilai rata-rata tersebut, maka sekitar 50 % dari kriteria komponen orgaware masih berada di bawah nilai rata-rata. Nilai tersebut di nilai masih rendah, sehingga perlu dilakukan peningkatan untuk memperbesar nilai rata-rata
63
kriteria komponen orgaware.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengambil alih pemenuhan kebutuhan material untuk reparasi, sehingga dapat langsung bekerjasama dengan supplier. Dengan demikian, kebutuhan bahan baku untuk mereparasi kapal dapat disediakan tepat waktu dan ada kemudahan dalam proses pembayaran bahan baku tersebut. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah penyesuaian kebijakan di dalam galangan dengan kondisi lingkungan bisnis. 5.2.3 Penentuan kontribusi komponen Penilaian kontribusi setiap komponen diperoleh dengan menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art. Nilai tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus (6), (7), (8), (9).
Nilai kontribusi komponen
teknologi untuk masing-masing komponen terlihat pada Tabel 22.
Hasil
penghitungan kontribusi komponen dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 22 Nilai kontribusi komponen teknologi Komponen
Kontribusi
Technoware
0,328
Humanware
0,626
Infoware
0,412
Orgaware
0,361
Nilai kontribusi komponen technoware sebesar 0,328 menjadi nilai kontribusi yang paling kecil bila dilihat dari pentingnya komponen technoware dalam proses transformasi pada galangan. Penyebab kecilnya nilai kontribusi tersebut karena masih digunakannya fasilitas manual dalam kegiatan reparasi walaupun terdapat fasilitas-fasilitas yang sudah menggunakan tenaga penggerak dan dioperasikan secara mekanik.
Tidak adanya fasilitas komputer sebagai
fasilitas serbaguna berpengaruh terhadap tipe operasi yang diselenggarakan. Nilai kontribusi tertinggi terdapat pada komponen humanware sebesar 0,626.
Hal ini disebabkan karena sumberdaya manusia di galangan tersebut
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap tempat kerja.
Loyalitas tersebut
ditunjukkan dengan kepekaan untuk bekerja dengan baik dan mampu untuk
64
memelihara dan merawat fasilitas produksi.
Selain itu, suasana kerja yang
berbasis kekeluargaan dan gotong royong membuat para pekerja mampu bekerja secara kelompok dengan baik. Pekerja yang ada di galangan kapal KPNDP selalu bekerja tepat waktu, karena hampir sebagian besar para pekerja tinggal di mess karyawan yang terdapat di galangan.
Para pekerja sangat menyadari bahwa
bekerja di galangan kapal KPNDP sangat beresiko besar jika terjadi kesalahan sekecil apapun. Oleh karena itu, pentingnya kerja tim yang baik di antara para pekerja galangan. UPT BTPI sering mengadakan pelatihan untuk para pekerja galangan mengenai tata cara reparasi serta management team work. Pelatihanpelatihan tersebut memberikan dampak yang sangat baik terhadap peningkatan kemampuan sumberdaya manusia di galangan. Hal itu terbukti dengan tingginya nilai kontribusi komponen humanware. Nilai kontribusi komponen infoware sebesar 0,412. Nilai yang cukup besar tersebut dikarenakan
pihak
galangan
selalu
menginformasikan masalah
perkembangan galangan kepada karyawannya.
Prosedur komunikasi antar
anggota di galangan mudah dan langsung. Penyimpanan dan pengambilan data rapi. Jaringan informasi di dalam perusahaan masih offline dan informasi manajemen terbatas dalam lingkup UPT BTPI. Namun pada galangan ini perlu adanya fasilitas komputer untuk penyimpanan dan pengambilan data galangan. Nilai kontribusi orgaware sebesar 0,361 menjadi nilai kontribusi yang cukup dikarenakan pihak galangan dapat mengatur sendiri kebijakan manajemen untuk mengembangkan fasilitas galangannya.
Terdapat visi perusahaan yang
mengorientasikan masa depan dengan mengefektifkan teknologi. dinilai mampu untuk memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
Galangan Namun
untuk perluasan galangan sendiri sudah tidak bias, disebabkan karena lahan di sekitar galangan sudah tidak ada yang kosong.
Adapun kemampuan untuk
beradaptasi dengan lingkungan bisnis dinilai kurang. Hal ini dikarenakan pihak galangan tidak melakukan promosi untuk menjaring pelanggan. Berdasarkan nilai kontribusi pada setiap komponen di atas, kontribusi komponen teknologi dapat diurutkan sebagai berikut: H > I > O > T. Nilai kontribusi komponen orgaware dan technoware perlu dilakukan peningkatan, yaitu dengan cara pembenahan struktur organisasi, mengkaji ulang kesepakatan
65
kerjasama, membeli fasilitas produksi yang memiliki tenaga penggerak dan halhal lainnya yang dapat meningkatkan nilai kontribusi komponen orgaware dan technoware.
Selain itu, kontribusi komponen humanware dan infoware juga
dapat ditingkatkan dengan terus melaksanakan pelatihan sumberdaya manusia yang dapat meningkatkan kemampuan pekerja di galangan dan pengunaan sistem informasi manajemen sehingga kontribusi komponen humanware dan infoware dapat meningkat. 5.2.4 Pengkajian intensitas kontribusi komponen Penentuan intensitas kontribusi setiap komponen teknologi dilakukan menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess).
Nilai
intensitas kontribusi komponen teknologi untuk masing-masing komponen terlihat pada Tabel 23. Hasil penilaian intensitas kontribusi komponen dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 23 Nilai intensitas kontribusi komponen teknologi Komponen
Intensitas
Technoware
0,399
Humanware
0,304
Infoware
0,082
Orgaware
0,215
Consistency ratio
0,050
Nilai intensitas komponen teknologi memiliki nilai yang berbeda setiap komponennya. Komponen technoware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0,399 dan nilai intensitas terendah pada komponen infoware sebesar 0,082. Adapun intensitas komponen humanware dan orgaware masing-masing sebesar 0,304 dan 0,215. Penentuan intensitas kontribusi berdasarkan hasil penilaian kepentingan oleh manajer galangan. Bila diurutkan, maka nilai intensitas masingmasing komponen menurut manajer galangan tersebut sebagai berikut: βt > βh > βo > βi. Berdasarkan penilaian manajer galangan, technoware memiliki tingkat kepentingan yang paling tinggi di antara keempat komponen teknologi.
66
Nilai Consistency ratio sebesar 0,05 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0,1. 5.2.5 Penghitungan TCC Berdasarkan hasil perhitungan estimasi derajat kecanggihan, state of the art, kontribusi komponen dan intensitas kontribusi komponen diperoleh nilai koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) yang disebut TCC, yang disajikan pada Tabel 24. Tabel 24 Hasil penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen, dan nilai TCC galangan kapal KPNDP Limit TCC Komponen SOTA Kontribusi Intensitas Lower Upper Technoware
1
4
0,650
0,328
0,399
Humanware
1
7
0,772
0,626
0,304
Infoware
1
6
0,542
0,412
0,082
Orgaware
2
4
0,625
0,361
0,215
0,415
Nilai TCC sebesar 0,415 menunjukkan bahwa tingkat teknologi di galangan kapal KPNDP berada pada tingkat wajar bila dibandingkan dengan Tabel 9. Sedangkan bila dibandingkan dengan Tabel 10 maka dapat dikatakan tingkat teknologi di galangan kapal KPNDP sudah berada pada tingkat semi modern. Pengkajian mengenai nilai TCC pernah dilakukan pada Dok Pembinaan UPT BTPI. Berdasarkan Achmad Fauzan et al. (2009), hasil penilaian TCC pada Dok Pembinaan UPT BTPI disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Hasil penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen, dan nilai TCC Dok Pembinaan Limit Komponen SOTA Kontribusi Intensitas TCC Lower Upper Technoware
1
5
0,678
0,412
0,355
Humanware
1
7
0,733
0,600
0,316
Infoware
1
6
0,583
0,435
0,087
Orgaware
2
4
0,563
0,347
0,242
0,447
67
Jika nilai pada Tabel 24 dan Tabel 25 dibandingkan, maka terlihat bahwa nilai TCC galangan kapal KPNDP memiliki nilai yang lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai TCC Dok Pembinaan UPT BTPI yang memiliki nilai TCC 0,447. Nilai-nilai dari komponen TCC (nilai estimasi derajat kecanggihan, state of the art dan kontribusi) pada komponen technoware dan komponen infoware pada Dok Pembinaan UPT BTPI memiliki nilai yang lebih besar. Nilainilai tersebut dipengaruhi oleh tersedianya komputer pada galangan.
Hal ini
berpengaruh terhadap jaringan informasi di dalam perusahaan dan tipe operasi yang diselenggarakan.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Tahapan dari proses reparasi kapal di galangan kapal KPNDP Muara Angke terdiri atas: persiapan, pemeriksaan, pembersihan, penggantian kayu yang rusak, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan; 2) Nilai kontribusi dari keempat komponen teknologi adalah sebagai berikut: technoware sebesar 0,328; humanware sebesar 0,626; infoware sebesar 0,412; serta orgaware sebesar 0,361; dan 3) Nilai TCC dari galangan kapal KPNDP Muara Angke sebesar 0,415 menunjukan bahwa teknologi di galangan tersebut sudah wajar dan dapat dikatakan tingkat teknologinya berada pada level semi modern.
6.2 Saran Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Perlu ditingkatkannya kontribusi komponen teknologi yang masih rendah, agar kontribusi komponen teknologi di galangan kapal KPNDP dapat meningkat. 2) Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai tingkat teknologi yang diterapkan pada galangan-galangan kapal yang berbeda agar dapat mengetahui kualitas tingkat teknologi galangan-galangan kapal di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Aurelia NMD. 1997. Pengelolaan Doking Kapal di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Ujung Pandang. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 6. Budikania TS. 2008. Analisis Kontribusi Teknologi Pada Industri Kecil dan Menengah Komponen Elektronika. Tesis. [terhubung tidak berkala]. www.itb.ac.id [31 Maret 2009]. Hal: 11-18. Dussage P., Stuart H, dan Ramantsoa B. 1997. Strategic Technology Management. [terhubung tidak berkala]. www.itb.ac.id [31 Maret 2009]. Fauzan A., Novita Y, dan Kurniawati VR. 2009. Penilaian Tingkat Teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Volume XVIII No.1. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 93-101. Fauziyah. 1997. Pengoperasian Dok Kapal di PT. Citra Karya Utama Pelabuhan Ratu, Sukabumi [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 4-42. Fuadi S. 2007. Pengetahuan Dalam Arus Teknologi. [terhubung tidak berkala]. www.contohskripsitesis.com [18 April 2009]. Hany I. 2000. Analisis Kandungan Teknologi Terhadap Performansi Bisnis Industri Skala kecil. Tesis. [terhubung tidak berkala]. www.itb.ac.id [31 Maret 2009]. Hal: 7-50. Hartati K. 1995. Pengelolaan Dok Kapal di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Unit Galangan Jakarta II. [Praktek lapang]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 5-8. Indrawati SW. 2003. Analisis Pengaruh Komponen Teknologi Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware Terhadap Faktor Utama Daya Saing Industri Kecil. Tesis. [terhubung tidak berkala]. www.itb.ac.id [31 Maret 2009]. Hal: 23-42. Jalius
HR. 2009. Pengertian Modern. [terhubung www.jalius12.wordpress.com [18 Desember 2009].
tidak
berkala].
70
Jaya RI. 2004. Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Terhadap Kinerja Sistem Percetakan Surat Kabar Harian Umum Sumatera Ekspress Dengan Metode Teknometrik. [terhubung tidak berkala]. www.musi.ac.id [26 Juni 2008]. Lowe P. 1995. The Management of Technology: Perception and Opportunities. Chapman & Hall. [terhubung tidak berkala]. www.itb.ac.id [31 Maret 2009]. Maryono dan Istriana. 2007. Teknologi informasi & komunikasi. Bogor: Quadra (Yudhistira). Hal: 3. Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Cetakan ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal: 51-74. Nurani TW. 2002. Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). Bogor: IPB Press. 47 hal. Prawitaningrum L. 2002. Docking Kapal dan Jaringan Kerjanya di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Unit Produksi Jakarta III Jakarta Utara. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 7-14. Pulungan P. 1986. Suatu Studi Tentang Galangan dan Dok NV Menara Trading Coy di Tegal [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 8-75. Purwasasmita M. 2000. Konsep Teknologi. Bandung: Penerbit ITB. Hal: 23-36. Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Komplek (Terjemahan dari Decision Making for Leader the Analytcal Hierarchy Process for Decisions in Complex Word). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Hal: 85-86. Sa’id EG., Rachmayanti dan Muttaqin MZ. 2004. Manajemen Teknologi Agribisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal: 18-44. Sevila CG., Ochave JA., Punsalan TG., Regala BP, dan Uriarte GG. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Hal: 71-81. Suryana A. 2008. Sosiologi Alih Teknologi. Universitas Terbuka. [terhubung tidak berkala]. www.ut.ac.id [18 April 2009]. Storch RL., Hammon CP., Bunch HM, dan Moore RC. 1995. Ship Production. Cornel maritime express: Maryland. Hal: 4-194.
71
Suryansyah Y. 2005. Kriteria Teknologi Perikanan dan Kelautan Untuk Pengembangan Pulau Kecil di Wilayah Perbatasan [Tesis]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 16-17. Sutyawan F. 1998. Kegiatan Doking Kapal Perikanan di Kabupaten Batang Jawa Tengah. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal: 6-29. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Cetakan ke-10. Jakarta: Balai Pustaka. Hal: 662-1069. Undang-Undang (UU) No.18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. [terhubung tidak berkala]. www.p3skk.litbang.depkes.go.id [18 Maret 2009]. UNESCAP. 1989. Technology Atlas Project. A Framework For Technology Based Development: Technology Content Assessment & Technology Climate Assessment, Volume 2 & 3. Asian and Pasific Center For Transfer Of Technology, India. Hal: 2-10. [UPT BTPI] Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan. 2008. Tata Cara Doking Kapal Ikan di Kawasan UPT BTPI Muara Angke Jakarta. [UPT BTPI] Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan. 2009. Data Produksi Dok di Lingkungan UPT BTPI Muara Angke Jakarta. Wiraatmaja IW dan Ma’ruf A. 2004. The Assesment of Technology in Supporting Industry Located at Tegal Industrial Park. Proceddings of Marine Transportation Engineering Seminar. Hal: 1-10.
LAMPIRAN
73
Lampiran 1 Data produksi bulanan galangan kapal KPNDP tahun 2008 (1) Bulan Januari No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. LAUT SUBUR - 5
23-Des
2-Jan
Purseine
126
390 / Ia
TONY T
2
KM. SINAR ARINDO - 36
24-Des
3-Jan
Long line
122
330 / Fp
ASMANDI
3
KM. KURNIA JAYA
28-Des
2-Jan
Bouke ami
30
967 / Gge
RUDY
4
KM. BINTANG SAMUDRA
29-Des
2-Jan
Bouke ami
29
1724 / Da
DJAMAL
5
KM. BIDADARI
31-Des
5-Jan
Gill Net
29
3237 / Bc
YONGKY
6
KM. DANAO TOBA
31-Des
5-Jan
Long line
148
2340 / Bc
HORISON S
7
KM. MARGO NUGROHO
1-Jan
11-Jan
Purseine
144
52 / Gc
PT. PANCA
8
KM. BAGAN WIJAYA - II
2-Jan
6-Jan
Gill Net
28
211 / PPf
MULYADI
9
KM. SAHABAT INDAH
2-Jan
7-Jan
Long line
74
1913 / Bc
JULIANDIE H
10
KM. INFINITY - 8
3-Jan
9-Jan
Purseine
125
3241 / Bc
SUGIARTO S
11
KM. GEMILANG
4-Jan
9-Jan
Bouke ami
26
704 / Bc
SULISTYO
12
KM. ALFA SAMUDRA
5-Jan
10-Jan
Gill Net
83
2330 / Bc
TIE ROBIN
13
KM. HARAPAN JAYA - XI
6-Jan
8-Jan
Bouke ami
48
1616 / Bc
AMAT
14
KM. TANJUNG PESONA
6-Jan
11-Jan
Bouke ami
28
240 / Bc
ANTON H
15
KM. WINDU SEJAHTERA
8-Jan
12-Jan
Long line
98
3277 / Bc
KOP. WINDU
16
KM. SINAR ARINDO - 6
9-Jan
17-Jan
Long line
121
626 / Fp
ANTON G
17
KM. SENTOSA LESTARI
9-Jan
15-Jan
Bouke ami
30
369 / PPf
BUDIMAN T
18
KM. INDAH KAIL
11-Jan
19-Jan
Long line
138
1279 / Fp
MARHALIM
19
KM. SIMAMPALU - 3
11-Jan
16-Jan
Gill Net
30
1082 / Da
JABIR S
20
KM. AMAT JAYA
11-Jan
15-Jan
Bouke ami
33
330 / Hha
JOHAN
21
KM. GILIRANG JAYA
12- Jan
15-Jan
Long Line
98
3278 / Bc
KOP. GILIRANG
22
KM. ARCO BAHARI
12-Jan
16-Jan
Bouke ami
29
3286 / Bc
KHIM T
23
KM. TUNAS HARAPAN
15-Jan
19-Jan
Bouke ami
29
253 / Rre
SUGIANTO
24
KM. SAMUDRA SUKSES
15-Jan
20-Jan
Bouke ami
42
1077 / Da
ISMAN K
25
KM. BINTANG MAS - II
16-Jan
20-Jan
Gill Net
26
1835 / Bc
YULIANTO L
26
KM. ANTAR MINA
18-Jan
22-Jan
Long Line
137
931 / Fp
ANTON G
27
KM. FILLADELFIA
19-Jan
26-Jan
Purseine
83
389 / Ft
SUKIJAT
28
KM. PALAPA - I
21-Jan
26-Jan
Bouke ami
29
2553 / Bc
MISBALI D
29
KM. GUNUNG TUJUH
23-Jan
27-Jan
Bouke ami
28
65 / Bb
HAL KANS
30
KM. TANJUNG INDAH - III
24-Jan
28-Jan
Muro Ami
19
300 / Eed
JUNLI H
31
KM. ANDIKA BAHARI - 02
24-Jan
29-Jan
Bouke ami
29
3208 / Bc
SADIKIN T
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
74
Lampiran 1 Lanjutan (2) Bulan Februari No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. SINAR ARINDO - 16
26-Jan
16-Feb
Long Line
98
651 / Fp
Ir. BUSTAM
2
KM. TORNADO
26-Jan
31-Jan
Angkut
122
-
H. ABDUL R
3
KM. TRI JAYA - 09
27-Jan
30-Jan
Bouke Ami
57
2709 / Bc
Ng. MULIONO
4
KM. TRI JAYA - VIII
30-Jan
3-Feb
Purseine
112
2343 / Bc
Ng. MULIONO
5
KM. TIMBUL JAYA - I
30-Jan
3-Feb
Muro Ami
28
1440 / Bc
TJIANG E
6
KM. BINTANG MUTIARA
30-Jan
3-Feb
Bouke Ami
26
2567 / Bc
CHANDRA
7
KM. PASTI JAYA
31-Jan
5-Feb
Bouke Ami
59
1705 / Bc
RIYADI H
8
KM. TRI JAYA - 07
3-Feb
6-Feb
Purseine
127
1980 / Bc
Ng. MULIONO
9
KM. INTAN LAUT - 2
3-Feb
9-Feb
Muro Ami
27
312 / Bc
TJANG W
10
KM. BERKAH
5-Feb
9-Feb
Gill Net
29
2924 / Bc
ADI Putra
11
KM. SABAR SUBUR
5-Feb
11-Feb
Jaring Cumi
29
2877 / Bc
HARDI
12
KM. MILENIUM - 2000
5-Feb
11-Feb
Long Line
128
1763 / PPb
TIU B
13
KM. TRI JAYA - XXI
6-Feb
10-Feb
Purseine
137
1493 / Bc
Ng. MULIONO
14
KM. OCEAN - II
10-Feb
15-Feb
Purseine
108
2305 / Bc
BURHAN W
15
KM. SUBUR JAYA
10-Feb
17-Feb
Bouke Ami
28
740 / Bc
SUKARNI
16
KM. MARLIN JAYA
10-Feb
13-Feb
Bouke Ami
29
54 / Bb
SIEN WIJAYA
17
KM. NELAYAN PATRIA
11-Feb
16-Feb
Long Line
87
3103 / Bc
KP. NELAYAN
18
KM. SURYA MANTAP
11-Feb
19-Feb
Purseine
75
1351 / Fp
KISYANTO S
19
KM. CHARLY TN WIJAYA
12-Feb
18-Feb
Long Line
138
2925 / Bc
DESSY
20
KM. BINTANG - V
12-Feb
15-Feb
Bouke Ami
34
668 / Bc
CIE
21
KM. MATAHARI - 2
12-Feb
20-Feb
Angkut
14
1200 / Bc
SANUSI S
22
KM. PUTRA BUNGSU
16-Feb
21-Feb
Bouke Ami
31
693 / Fp
ISMAN K
23
KM. SINAR ILLAHI
16-Feb
21-Feb
Long Line
88
103 / Gb
MARCUS
24
KM. SUMBER MAKMUR
17-Feb
22-Feb
Bouke Ami
28
2528 / Bc
HASRAT A
25
KM. RUKUN ARTA
18-Feb
24-Feb
Purseine
95
405 / Gge
H. SUMARNO
26
KM. YAMATOBA - 07
19-Feb
24-Feb
Bouke Ami
29
79 / Bb
HORISON S
27
KM. PUTRA BAHARI
19-Feb
26-Feb
Bouke Ami
30
1115 / Ft
RAMLAN P
28
KM. LANTERA
21-Feb
25-Feb
Jaring Cumi
21
170 / RRc
SUGIANTO
29
KM. BINTANG SAMUDRA
21-Feb
26-Feb
Bouke Ami
72
2475 / Bc
LISWATI L
30
KM. BINTANG SAMUDRA
24-Feb
28-Feb
Purseine
119
2322 / Bc
ISWANDI K
31
KM. BINTANG MARS
4-Feb
11-Feb
Bouke Ami
33
2592 / Bc
SUKARNI
32
KM. SAMUDRA PASIFIK
10-Feb
14-Feb
Bouke Ami
29
983 / Ft
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
TJOA SUJA
75
Lampiran 1 Lanjutan (3) Bulan Maret No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. UNION ABADI
24-Feb
1-Mar
Bouke Ami
92
580 / Fp
ANDERS
2
KM. BTNG SAMUDERA
26-Feb
1-Mar
Bouke Ami
74
2121 / Bc
LISWATI L
3
KM. HALUAN PERKASA
26-Feb
2-Mar
Bouke Ami
23
746 / Gge
HALOMOAN
4
KM. BINTANG MAS
29-Feb
3-Mar
Angkutan Ikan
17
711 / Bc
SURYANI
5
KM. DANAO TOBA
29-Feb
5-Mar
Purseine
164
1683 / Bc
SUSANTO S
6
KM. BANDAR NELAYAN
1-Mar
5-Mar
Bouke Ami
34
184 / PPf
KAMIL
7
KM. SUN JAYA - IV
2-Mar
7-Mar
Purseine
155
1824 / Bc
Ng. BOBBY F
8
KM. SAMUDERA ABADI
4-Mar
9-Mar
Bouke Ami
29
113 / Bb
ISMAN K
9
KM. WIDIANTO - I
5-Mar
12-Mar
Bouke Ami
29
3209 / Bc
WIDIANTO
10
KM. PRIMA UTAMA
5-Mar
10-Mar
Long Line
118
2068 / Bc
JUSMAN A
11
KM. CAHAYA MADINAH
6-Mar
10-Mar
Angkutan Ikan
6
1039 / J.8
ANBO S
12
KM. ANUGERAH
7-Mar
12-Mar
Bouke Ami
29
213 / HHc
TJAM A LIK
13
KM. HARMONI - V
7-Mar
12-Mar
Long Line
100
2512 / Bc
PT. TIGA SB
14
KM. REMAJA PUTERA - B
8-Mar
13-Mar
Bouke Ami
29
772 / Bc
BASUKI
15
KM. HAETERI JAYA
10-Mar
14-Mar
Purseine
83
721 / Fp
SUGENG H
16
KM. SUMBER MAKMUR
10-Mar
16-Mar
Bubu
29
2346 / Bc
MURPIAH
17
KM. KENCANA MAS
12-Mar
21-Mar
Long Line
86
2144 / Bc
SURJANDI
18
KM. TETAP JAYA – II
15-Mar
19-Mar
Bouke Ami
28
2552 / Bc
Ir. HERRY M
19
KM. BANDAR NELAYAN
16-Mar
22-Mar
Bouke Ami
28
50 / Bb
20
KM. EMAN PUTERA
18-Mar
21-Mar
Angkutan Ikan
25
1422 / Da
KANDAR
21
KM. HAETERI BARU
19-Mar
24-Mar
Bouke Ami
30
583 / Da
KAMIL
22
KM. KARYA SAMPURNA
19-Mar
24-Mar
Bouke Ami
28
1745 / Bc
JUSRIYANI
23
KM. BINTANG MUTIARA
19-Mar
23-Mar
Bouke Ami
28
58 / Bb
CHANDRA
24
KM. BANDAR NLYN UTM
21-Mar
26-Mar
Bouke Ami
28
55 / Bb
KAMIL
25
KM. JIMMY WIJAYA - 17
21-Mar
26-Mar
Long Line
119
146 / Fp
GOEI FANNY
26
KM. BANYU URIP - I
21-Mar
24-Mar
Bouke Ami
30
787 / Bc
Ny. DEWI S
27
KM. ROSNI - I
22-Mar
27-Mar
Bouke Ami
27
2582 / Bc
TAN PEK N
28
KM. SUN JAYA - III
24-Mar
28-Mar
Long Line
157
1668 / Bc
Ng. BOBBY F
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
KAMIL
76
Lampiran 1 Lanjutan (4) Bulan April No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. BINTANG MUTIARA
27-Mar
30-Mar
Bouke Ami
28
2566 / Bc
CHANDRA
2
KM. JAWA INDAH
27-Mar
30-Mar
Angk. Ikan
78
858 / Fp
TJAWANTI
3
KM. KENCANA MAS - II
30-Mar
4-Apr
Long Line
73
375 / Ia
SURJANDI
4
KM. YAMATOBA - 02
30-Mar
3-Apr
Bouke Ami
27
1062 / Da
HORISON S
5
KM. SAM JAYA
1-Apr
11-Apr
Bouke Ami
29
48 / Bb
SUMIYATI
6
KM. SUMBER JAYA - 28
2-Apr
6-Apr
Long Line
96
1153 / Pd
MERRIJ N
7
KM. KAWAN LAMA
4-Apr
9-Apr
Gill Net
28
2916 / Bc
Ir. ANDY S
8
KM. INTAN JAYA
6-Apr
10-Apr
Gill Net
64
739 / PPb
SIN HIAP
9
KM. SUJONO JAYA
6-Apr
10-Apr
Gill Net
28
127 / Bb
SUWARSI
10
KM. SUMBER BAHARI
7-Apr
12-Apr
Angk. Ikan
119
1233 / Bc
SARTONO
11
KM. BERINGIN JAYA - IV
9-Apr
16-Apr
Gill Net
29
402 / Fp
HIDAYAT S
12
KM. PUTRA MAKMUR - I
9-Apr
16-Apr
Long Line
116
713 / Fp
ANDREAS W
13
KM. PRIMA UTAMA
12-Apr
16-Apr
Angk. Ikan
78
3271 / Bc
TJAWANTI
14
KM. PEMUDA IDAMAN
13-Apr
16-Apr
Long Line
32
16 / Ia
SUKIRTO
15
KM. MUNCUL LESTARI
15-Apr
20-Apr
Bouke Ami
29
69 / Bb
TJOE SANTOLI
16
KM. SRI WIJAYA
15-Apr
19-Apr
Gill Net
28
798 / Bc
SUHARTONO
17
KM. JALA MINA
16-Apr
22-Apr
Purseine
74
249 / Ia
CV. KARYA MINA
18
KM. JIMMY WIJAYA - 9
16-Apr
22-Apr
Long Line
163
1433 / Bc
PT. CHARLY W.T
19
KM. ELANG SEPAKAT
16-Apr
22-Apr
Purseine
98
3666 / Bc
ANDI
20
KM. HASANUDIN JAYA
20-Apr
25-Apr
Gill Net
45
3070 / Bc
ONG CIKAWATI
21
KM. KAIL REJEKI
20-Apr
27-Apr
Gill Net
30
876 / Ga
AMRAN
22
KM. KEMALA SARI – II
21-Apr
25-Apr
Gill Net
27
1783 / Bc
TIO ADEK
23
KM. MITRA HARAPAN
22-Apr
26-Apr
Purseine
75
1436 / Fp
KISYANTO
24
KM. MITRA JAYA – I
22-Apr
30-Apr
Bouke Ami
55
122 / Bb
HAYANTO
25
KM. NAGA MAS
25-Apr
30-Apr
Bouke Ami
28
536 / Bc
SUPARDI
26
KM. TUNAS WIBAWA
26-Apr
30-Apr
Gill Net
29
607 / Fp
HIDAYAT S
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
77
Lampiran 1 Lanjutan (5) Bulan Mei No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Naik
Turun
1
KM. CITRA EXPRES - VII
21-Apr
2
KM. JIMMY WIJAYA - 6
3 4
26-Apr
Purseine
162
2401 / Bc
SUKARDI
22-Apr
28-Apr
Long Line
150
1371 / Bc
PT. CHARLY
KM. BINTANG JAYA - 1
28-Apr
5-Mei
Purseine
170
2045 / Bc
DELIANA
KM. MITRA MANTAP
30-Apr
6-Mei
Purseine
86
876 / Fp
SIM LIE
5
KM. HARAPAN JAYA - A
1-Mei
19-Mei
Long Line
124
618 / Ft
BUNTAT
6
KM. KOYONG JAYA - II
1-Mei
7-May
Long Line
60
30 / Qa
Ny. MELI
7
KM. TAO TOBA JAYA
3-Mei
8-May
Bouke Ami
84
191 / Ft
SUSANTO S
8
KM. METRO JAYA
5-Mei
12-Mei
Bouke Ami
121
2246 / Bc
DESSY
9
KM. BINTANG PELITA
7-Mei
13-Mei
Bouke Ami
28
2587 / Bc
WANTO A
10
KM. ALAM SEMESTA
7-Mei
13-Mei
Long Line
28
153 / Bc
EFFENDI
11
KM. MITRA JAYA
8-Mei
12-Mei
Bouke Ami
52
947 / Ft
TONY W H
12
KM. TAO TOBA JAYA - X
8-Mei
13-Mei
Bouke Ami
122
814 / Bc
SUSANTO S
13
KM. CENTRAL REJEKI
12-Mei
16-Mei
Bouke Ami
135
2031 / Bc
DESSY
14
KM. NAGA JAYA – III
12-Mei
16-Mei
Long Line
34
108 / PPb
KASLIM
15
KM. ANABEL
12-Mei
16-Mei
Jaring
29
3453 / Bc
FEDRIK K
16
KM. HARAPAN BARU
13-Mei
18-Mei
Bouke Ami
28
3247 / Bc
SUMANTONO
17
KM. ALAM SAMUDRA
13-Mei
19-Mei
Bouke Ami
30
150 / Bb
KOK TJU
18
KM. SUMBER JAYA - VI
13-Mei
20-Mei
Long Line
125
2181 / Bc
AMID KIMAN
19
KM. JIMMY WIJAYA - 28
16-Mei
21-Mei
Long Line
112
273 / Bc
PT. CHARLY
20
KM. SATRIA BARU
16-Mei
20-Mei
Bouke Ami
30
1280 / Bc
YANTO
21
KM. TIP – 102
16-Mei
17-Mei
Long Line
86
205 / Ft
PT. TUNA RAYA
22
KM. PULAU BATAM
17-Mei
25-Mei
Long Line
98
281 / Bc
INSAN A
23
KM. SURYA HASIL LAUT
18-Mei
25-Mei
Bouke Ami
27
227 / Eed
ALI JOHAN
24
KM. BINTANG BARU – I
19-Mei
23-Mei
Long Line
29
3204 / Bc
ALADIN
25
KM. BNTG SUKSES MAM
19-Mei
24-Mei
Purseine
98
1266 / Bc
ELISON AGUSDI
26
KM. HORISON
20-Mei
25-Mei
Bouke Ami
140
1252 / Bc
MERRIJ N
27
KM. TAN JAYA – 5
20-Mei
25-Mei
Bouke Ami
29
11 / Bb
28
KM. BANDAR NELAYAN
20-Mei
23-Mei
Bouke Ami
34
3289 / Bc
KAMIL
29
KM. GABUNGAN JY
20-Mei
24-Mei
Bouke Ami
29
285 / HHc
RISU INTONI
30
KM. MITRA ARINDO
8-Mei
12-Mei
Long Line
59
1650 / Bc
ASMAN
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
Pemilik/ Pengurus
TAN PEK N
78
Lampiran 1 Lanjutan (6) Bulan Juni No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. CHARLY TUNA
24-Mei
3-Jun
Long Line
136
2759 / Bc
TJETJEP
2
KM. DANAO TOBA
24-Mei
1-Jun
Pancing Cumi
140
1232 / Bc
HENGKY S
3
KM. BAHARI
26-Mei
1-Jun
Pancing Cumi
128
2152 / Bc
TJETJEP
4
KM. USAHA MANDIRI
26-Mei
1-Jun
Pancing Cumi
108
2412 / Bc
INDRA TANDI
5
KM. ANDIKA BAHARI
28-Mei
2-Jun
Gill Net
29
3263 / Bc
SADIKIN T
6
KM. TUNAS HARAPAN
29-Mei
1-Jun
Pancing Cumi
168
3692 / Bc
SURYANI
7
KM. JIMMY WIJAYA
31-Mei
4-Jun
Long Line
171
2145 / Bc
PT. CHARLY PT. PAHALA
8
KM. ANUGRAH JAYA
1-Jun
7-Jun
Pancing
6
59 No.1878
9
KM. TEGUH JAYA
1-Jun
5-Jun
Bouke Ami
31
6 / Ia
PHI BUN T
10
KM. TWINDO – 38
2-Jun
9-Jun
Pancing Cumi
98
3272 / Bc
Ir. BUSTAM
11
KM. HARAPAN JAYA
4-Jun
9-Jun
Pancing Cumi
124
2236 / Bc
CV. HARAPAN
12
KM. TWINDO – 28
5-Jun
10-Jun
Pancing Cumi
80
3642 / Bc
Ir. BUSTAM
13
KM. DANAO TOBA
8-Jun
13-Jun
Pancing Cumi
148
1258 / Bc
HENGKY S
14
KM. TWINDO – 88
9-Jun
13-Jun
Pancing Cumi
138
3499 / Bc
Ir. BUSTAM
15
KM. JIMMY WIJAYA
10-Jun
15-Jun
Long Line
189
2418 / Bc
TJETJEP
16
KM. YAMATOBA - 01
10-Jun
14-Jun
Bouke Ami
27
1061 / Da
HORISON S
17
KM. UTAMA JAYA - I
13-Jun
18-Jun
Pancing Cumi
85
2026 / Bc
RIYADI HERU
18
KM. ANDIKA
13-Jun
18-Jun
Pancing Cumi
147
2191 / Bc
SADIKIN TINUS
19
KM. MINA JAKARTA
14-Jun
19-Jun
Gill Net
30
2067 / Ba
PEMDA DKI
20
KM. ABADI MAJU
14-Jun
20-Jun
Purseine
138
2241 / Bc
PAIRAN
21
KM. TWINDO – 78
18-Jun
23-Jun
Pancing Cumi
139
3500 / Bc
Ir. BUSTAM
22
KM. TWINDO – 98
18-Jun
24-Jun
Pancing Cumi
158
3405 / Bc
Ir. BUSTAM
23
KM. SUMBER ABADI
20-Jun
25-Jun
Bouke Ami
32
2551 / Bc
ANG EFFENDY
24
KM. ULTRA
21-Jun
25-Jun
Gill Net
24
179 / RRc
SUGIANTO
25
KM. TRYONE
25-Jun
30-Jun
Bubu
30
666 / Gga
VERAWATI
26
KM. FORTUNA – III
23-Jun
29-Jun
Angkutan Ikan
123
1373 / Bc
SUDIANTO
27
KM. PRIMA UTAMA
25-Jun
29-Jun
Pancing Cumi
97
3104 / Bc
KASLIM
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
79
Lampiran 1 Lanjutan (7) Bulan Juli No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. BINTANG
25-Jun
2-Jul
Bouke Ami
104
2001 / Bc
DESSY
2
KM. CAMAR
27-Jun
2-Jul
Fish Net
29
2514 / Bc
DICKY L
3
KM. SUMBER JAYA
29-Jun
5-Jul
Gill Net
28
2545 / Bc
AMID K
4
KM. MITRA ARINDO
29-Jun
4-Jul
Long Line
81
1155 / Fp
ANTON G
5
KM. TIP – 103
29-Jun
11-Jul
Angkutan Ikan
97
701 / Bc
PT. TUNA RIP
6
KM. NAILI - B . 04
2-Jul
6-Jul
Bouke Ami
133
3308 / Bc
WENY Y
7
KM. MINA ARINDO
3-Jul
11-Jul
Long Line
117
445 / Fp
IR. BUSTAM
8
KM. MITRA UNITED
4-Jul
13-Jul
Purseine
86
779 / Fp
IR. SUSANTO
9
KM. SAMUDRA INDAH
5-Jul
10-Jul
Fish Net
30
1450 / Bc
10
KM. BINTANG MINA
10-Jul
18-Jul
Bouke Ami
26
523 / Fp
WIBOWO
11
KM. SURYA
10-Jul
19-Jul
Angkutan Ikan
56
287 / Eed
ALI JOHAN
12
KM. UTAMA JAYA
11-Jul
17-Jul
Bouke Ami
86
2114 / Bc
RINTONO H
13
KM. BERKAT SAHABAT
11-Jul
18-Jul
Long Line
70
616 / Qa
SARJONO
14
KM. PELITA HARAPAN
12-Jul
24-Jul
Bouke Ami
33
1416 / Bc
TAMRIN H
15
KM. ARMADA JAYA – II
16-Jul
24-Jul
Bouke Ami
28
960 / Bc
JAP GIOK L
16
KM. BAHTERA KASIH
16-Jul
21-Jul
Bouke Ami
29
2747 / Bc
ENNY S
17
KM. ASIA BAGUS - 28
17-Jul
22-Jul
Jaring Cumi
127
1986 / Bc
MARTONO
18
KM. UNION ABADI
18-Jul
26-Jul
Bouke Ami
92
580 / Fp
ANDERS
19
KM. SAFIR ALAM - IV
19-Jul
24-Jul
Gill Net
34
786 / Bc
NARDI
20
KM. RATU PURNAMA
19-Jul
25-Jul
Bouke Ami
29
3078 / Bc
LENA P
21
KM. YAMATOBA - 8
19-Jul
26-Jul
Bouke Ami
29
80 / Bb
HORISON S
22
KM. REZEKI
20-Jul
28-Jul
Bouke Ami
24
2631 / Bc
ANG CAU L
23
KM. JIMMY WIJAYA - 29
20-Jul
26-Jul
Long Line
97
284 / Bc
TJETJEP
24
KM. ASIA PRIMA – 1
22-Jul
26-Jul
Long Line
136
2170 / Bc
PT. PERSADA
25
KM. JITU WAHID
24-Jul
28-Jul
Gill Net
29
707 / Bc
ASMIN
26
KM. MAJU JAYA – 02
24-Jul
29-Jul
Bouke Ami
30
9 / Gb
27
KM. PRIMA JY UTAMA
25-Jul
29-Jul
Bouke Ami
29
2786 / Bc
ANTONO
28
KM. JIMMY WIJAYA - 36
26-Jul
30-Jul
Long Line
164
2248 / Bc
PT. CHARLY
29
KM. BINTANG ARINDO
26-Jul
31-Jul
Long Line
146
1196 / Fp
ANTONY
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
ANG CAU L
M. HANAFIAH
80
Lampiran 1 Lanjutan (8) Bulan Agustus No
Nama Kapal
Tanggal Naik
Turun
1
KM. SURYA MANTAP
28-Jul
6-Agst
2
KM. VIVA GLORIA
29-Jul
3
KM. MUARA INDAH
4
KM. SRI MARIANA
5
KM. FERNANDO – II
6
GT
Tanda Selar
Purseine
75
1351 / Fp
KISJANTO S
5-Agst
Bouke Ami
28
928 / Bc
SADIKIN T
31-Jul
4-Agst
Fish Net
28
1036 / Bc
SUYANTO
1-Agst
6-Agst
Long Line
109
2274 / Bc
DESSY
2-Agst
6-Agst
Purseine
187
3994 / Bc
NG. IRAWATI
KM. MEKAR WIJAYA
2-Agst
9-Agst
Bouke Ami
30
125 / Ia
SOFYAN SARI
7
KM. BINTANG BARU
5-Agst
12-Agst
Long Line
29
1213 / Bc
SUANLI M
8
KM. SUN RISE – I
5-Agst
10-Agst
Long Line
136
1178 / Bc
Ng. INHOK
9
KM. JIMMY WIJAYA
6-Agst
11-Agst
Long Line
117
116 / Fp
10
KM. SETIA
6-Agst
12-Agst
Bouke Ami
24
2483 / Bc
TEHING
11
KM. PURI SANGIANG
6-Agst
13-Agst
Bouke Ami
29
2785 / Bc
RUSLAN
12
KM. COLUMBUS
7-Agst
15-Agst
Bouke Ami
24
85 / RRc
M. UMAR
13
KM. PERINTIS PUTRA
7-Agst
12-Agst
Bouke Ami
30
738 / Bc
LU ENG H
14
KM. REJEKI GARUDA
9-Agst
18-Agst
Bouke Ami
30
627 / SSd
Ir. CIPTA
15
KM. JIMMY WIJAYA
11-Agst
18-Agst
Purseine
148
1421 / Bc
GOEI FANNY
16
KM. NAILI – VIII
12-Agst
16-Agst
Angkutan Ikan
129
1241 / Bc
WENI Y
17
KM. JAYA KALBAR
12-Agst
20-Agst
Bouke Ami
29
2917 / Bc
RUDI
18
KM. HERU JAYA - III
13-Agst
18-Agst
Bouke Ami
29
2867 / Bc
RIYADI HERU
19
KM. NELAYAN MAJU
14-Agst
22-Agst
Bouke Ami
24
1323 / Bc
HERMANTO
20
KM. SINAR
16-Agst
21-Agst
Angkutan Ikan
30
929 / HHd
ABDUL M
21
KM. MITRA - II
16-Agst
23-Agst
Bouke Ami
29
81 / PPn
WANTO A
22
KM. MALINDO
16-Agst
21-Agst
Long Line
120
2271 / PPb
TJENG PENG
23
KM. SRI MARIANA -
18-Agst
24-Agst
Long Line
97
2084 / Bc
TJETJEP
24
KM. INDO KAIL
20-Agst
25-Agst
Long Line
120
798 / Fp
25
KM. CIPTA SUKSES
20-Agst
27-Agst
Bouke Ami
29
2591 / Bc
SYARIF T
26
KM. SUMBER JAYA
21-Agst
26-Agst
Long Line
75
2615 / Bc
SUHARTO
27
KM. IMANUEL
21-Agst
29-Agst
Bouke Ami
29
2639 / Bc
DEVIANA N
28
KM. NANDO JAYA
22-Agst
26-Agst
Long Line
69
2221 / Bc
HENDI R
29
KM. PERINTIS JAYA
23-Agst
29-Agst
Bouke Ami
26
631 / Bc
OEY KAH H
30
KM. SINAR BINTANG
23-Agst
28-Agst
Purseine
29
2636 / Bc
SUKAMTO
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
Alat Tangkap
Pemilik/ Pengurus
PT. CHARLY
PT. PERSADA
81
Lampiran 1 Lanjutan (9) Bulan September No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. SAFIR ALAM - II
24-Agst
28-Agst
Gill Net
34
725 / Bc
MARDI
2
KM. JIMMY WIJAYA - I
24-Agst
29-Agst
Long Line
126
1049 / Bc
PT. CHARLY
3
KM. GABUNGAN JY
25-Agst
30-Agst
Long Line
97
358 / Fp
SALIM A
4
KM. BANDAR
27-Agst
3-Sep
Bouke Ami
28
1687 / Bc
KAMIL
5
KM .SUMBER JAYA – II
27-Agst
31-Agst
Long Line
60
1741 / Bc
AMID KIMAN
6
KM. NAILI - VI
28-Agst
1-Sep
Long Line
122
874 / Bc
SUASAN
7
KM. JIMMY WIJAYA
29-Agst
2-Sep
Long Line
127
1911 / Bc
PT. CHARLY
8
KM. RAJAWALI SFI – II
30-Agst
4-Sep
Angk.Ikan
206
2918 / Bc
YVONNE W
9
KM. GABUNGAN JY
30-Agst
8-Sep
Long Line
118
294 / Fp
CANDRAWAN
10
KM. PLANET JAYA - III
30-Agst
6-Sep
Bouke Ami
26
2593 / Bc
EFFENDY
11
KM. SURYA PERMATA
31-Agst
8-Sep
Bouke Ami
29
2667 / Bc
SAMSUL B
12
KM. BINTANG
3-Sep
9-Sep
Long Line
148
2002 / Bc
DESSY
13
KM. PULAU MAKMUR
3-Sep
6-Sep
Gill Net C
31
241 / PPf
TAN BENG H
14
KM. INFINITY – II
4-Sep
9-Sep
Long Line
108
2742 / Bc
PT. GEM
15
KM. SAMUDRA INDAH
5-Sep
12-Sep
Bouke Ami
23
271 / Ft
HENDRO S
16
KM. PULAU MAKMUR
6-Sep
10-Sep
Gill Net C
30
242 / PPf
TAN BENG H
17
KM. RATU JALANIDI - I
6-Sep
12-Sep
Bouke Ami
78
42 / Bc
18
KM. SUMBER JAYA – V
8-Sep
12-Sep
Long Line
95
2059 / Bc
AMID KIMAN
19
KM. SUMBER JAYA – I
9-Sep
13-Sep
Long Line
131
3254 / Bc
MERRIJ N
20
KM. CHARLY TUNA
10-Sep
17-Sep
Long Line
109
2875 / Bc
GOEI FANNY
21
KM. CHANDRA
12-Sep
18-Sep
Bouke Ami
68
2149 / Bc
ROBIN
22
KM. BUBU JAYA
14-Sep
21-Sep
Long Line
24
2467 / Bc
SUGIANTO H
23
KM. PULAU MAKMUR
15-Sep
19-Sep
Gill Net C
38
2104 / Bc
TAN BENG H
24
KM. REMAJA ABADI
17-Sep
21-Sep
Bouke Ami
89
360 / Fp
DJONI S
25
KM. CHARLY TUNA
17-Sep
23-Sep
Long Line
125
2861 / Bc
GOEI FANNY
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
RUSLAN
82
Lampiran 1 Lanjutan (10) Bulan Oktober No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. TAN JAYA - 5
16-Sep
24-Sep
Bouke Ami
29
11 / Bb
TAN PEK N
2
KM. KENCANA MAS - 3
18-Sep
26-Sep
Long Line
28
400 / Ia
SUPRIONO
3
KM. HANINDO - 4
19-Sep
26-Sep
Gill Net
28
4256 / Bc
SUMITRO
4
KM. HALOGEN STAR
20-Sep
24-Sep
Purseine
70
2996 / Bc
Ng. IRAWATI
5
KM. SENTOSA - VI
21-Sep
25-Sep
Bouke Ami
75
2087 / PPb
BUDIJONO L
6
KM. SUN RISE - VI
23-Sep
27-Sep
Purseine
150
1286 / Bc
Ng. IN HOK
7
KM. TANJUNG
5-Okt
11-Okt
Bouke Ami
28
240 / Bc
ANTON H
8
KM. HASANUDIN
6-Okt
10-Okt
Gill Net
38
1879 / Bc
ONG CIKA
9
KM. SINAR BONE
7-Okt
18-Okt
Angkutan Ikan
52
165 / Bb
MUCHTAR T
10
KM. SIMAMPALU - II
9-Okt
13-Okt
Angkutan Ikan
29
1779 / Bc
JABIR S
11
KM. PUTRA SAMUDRA
9-Okt
20-Okt
Bouke Ami
29
322 / PPf
HENDI S
12
KM. BINTANG JAYA
10-Okt
15-Okt
Bouke Ami
24
2523 / Bc
SAMSIR
13
KM. ASIA PERKASA
11-Okt
17-Okt
Long Line
74
1129 / PPb
IJIJ KIAT
14
KM. UTAMA JAYA - V
13-Okt
19-Okt
Angkutan Ikan
129
2462 / Bc
RINTONO H
15
KM. MITRA SEJATI
14-Okt
24-Okt
Purseine
95
66 / Fp
SALAM
16
KM. KERUKUNAN
14-Okt
21-Okt
Purseine
29
2376 / Bc
HESTY S
17
KM. BIDADARI
16-Okt
21-Okt
Bouke Ami
29
3200 / Bc
TONI
18
KM. BALI INDAH - VIII
18-Okt
23-Okt
Gill Net C
29
583 / Ft
19
KM. TIP -107
18-Okt
22-Okt
Long Line
144
2334 / Bc
KASLIM
20
KM. CHARLY TUNA 12
19-Okt
23-Okt
Long Line
94
2886 / Bc
DESSY
21
KM. MITRA JAYA
19-Okt
24-Okt
Purseine
61
889 / Ga
KISYANTO S
22
KM. ALAM MAKMUR
20-Okt
24-Okt
Gill Net
30
141 / Bb
EDY S
23
KM. USAHA ABADI
21-Okt
25-Okt
Bouke Ami
63
1692 / Bc
INDRA TANDI
24
KM. PULAU BATAM
22-Okt
28-Okt
Long Line
126
2247 / Bc
INSAN ANTA
25
KM. CHARLY TUNA - 3
23-Okt
27-Okt
Long Line
67
2676 / Bc
PT. CHARLY
26
KM. MINA JAYA
24-Okt
27-Okt
Bouke Ami
30
434 / Fp
MULIA T
27
KM. SARTIKA SARI
24-Okt
27-Okt
Jaring Tangsi
21
4136 / Ba
TIO ADEK
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
MUDIAN A
83
Lampiran 1 Lanjutan (11) Bulan November No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. CITRA ARINDO
25-Oct
4-Nov
Long Line
109
250 / Fp
ANTON G
2
KM. BINTANG
27-Oct
1-Nov
Long Line
102
2003 / Bc
PT. TUNA
3
KM. SINAR
27-Oct
30-Oct
Jaring Tangsi
15
6453 / Ba
EFFENDI
4
KM. CITRA LINE
28-Oct
1-Nov
Angkutan Ikan
94
228 / Ppe
LISWANI
5
KM. PELITA JAYA
1-Nov
11-Nov
Long Line
125
593 / Fp
ASMANDI
6
KM. JIMMY WIJAYA
1-Nov
6-Nov
Long Line
96
662 / Hha
PT. CHARLY
7
KM. SIMAMPALU - III
1-Nov
5-Nov
Gill Net
30
1028 / Bc
JABIR S
8
KM. MEGARIA
1-Nov
14-Nov
Bubu
31
38 / Mp
SIONG BIE
9
KM. MARGO NUGROH
4-Nov
14-Nov
Purseine
144
52 / Gc
PT. PANCA
10
KM. MINA GRAHA
5-Nov
11-Nov
Bouke Ami
30
1414 / Bc
TEGUH S
11
KM. JIMMY WIJAYA
6-Nov
12-Nov
Purseine
149
1272 / Bc
PT. CHARLY
12
KM. MINA ANUGRAH
7-Nov
11-Nov
Long Line
115
3475 / Bc
MEIFI S
13
KM. SINAR BULAN
8-Nov
12-Nov
Bouke Ami
29
2972 / Bc
SUKRISNANTO
14
KM. BAGAN WIJAYA
11-Nov
16-Nov
Bouke Ami
24
211 / PPf
MULYADI
15
KM. SAPUTRA JAYA
11-Nov
16-Nov
Bouke Ami
26
916 / Bc
SUNJAYA S
16
KM. BINTANG
11-Nov
15-Nov
Bouke Ami
72
1689 / Bc
GIA
17
KM. JIMMY WIJAYA - 3
13-Nov
18-Nov
Long Line
127
1911 / Bc
PT. CHARLY
18
KM. FAUNA SAMUDRA
14-Nov
10-Nov
Bouke Ami
45
3239 / Bc
HANDY K
19
KM. BINTANG
15-Nov
22-Nov
Bouke Ami
29
2547 / Bc
WANTO A
20
KM. BINTANG
15-Nov
18-Nov
Bouke Ami
29
3017 / Bc
CHANDRA
21
KM. SURYA HSL LAUT
15-Nov
25-Nov
Bubu
25
2460 / N
ALI JOHAN
22
KM. SUBUR JAYA
17-Nov
20-Nov
Bouke Ami
27
1434 / Bc
MARJANI H
23
KM. JIMMY WIJAYA
18-Nov
24-Nov
Long Line
199
1897 / Bc
PT. CHARLY
24
KM. UTAMA JAYA - II
20-Nov
24-Nov
Angkutan Ikan
86
2113 / Bc
RINTONO H
25
KM. SUMBER REJEKI
20-Nov
25-Nov
Bouke Ami
30
1641 / Bc
HARIJANTO J
26
KM. DANAO TOBA
24-Nov
28-Nov
Long Line
148
2340 / Bc
HORISON S
27
KM. BAHAGIA – II
24-Nov
29-Nov
Angkutan Ikan
110
3318 / Bc
OEI HIAN EK
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
84
Lampiran 1 Lanjutan (12) Bulan Desember No
Nama Kapal
Tanggal
Alat Tangkap
GT
Tanda Selar
Pemilik/ Pengurus
Naik
Turun
1
KM. SUMBER MAKMUR
27-Nov
1-Dec
Bouke Ami
28
2528 / Bc
HASRAT A
2
KM. SINAR ARINDO
28-Nov
6-Dec
Longline
145
1247 / Fp
Ir. BUSTAM
3
KM. PELANGI JAYA
4
KM. SINAR ARINDO
30-Nov
5-Dec
Bouke Ami
29
301 / Ge
M. HANFIAH
1-Dec
13-Dec
Longline
143
681 / Fp
Ir. BUSTAM
5
KM. YULIA BARU
2-Dec
7-Dec
Bouke Ami
29
662 / Bc
HARTONO
6
KM. BINTANG ABADI
3-Dec
7-Dec
Bouke Ami
29
1423 / Bc
HENCRO W
7
KM. BERUNA
5-Dec
12-Dec
Bouke Ami
25
1108 / Bc
GUNAWAN T
8
KM. MEGAH
6-Dec
18-Dec
Longline
94
114 / Fp
Ir. BUSTAM
9
KM. PUTRA BAHARI
7-Dec
14-Dec
Bouke Ami
30
111 / Ft
RAMLAN P
10
KM. SINAR BAHARI
7-Dec
13-Dec
Bouke Ami
29
226 / Eed
GUNAWAN A
11
KM. PALAPA – I
9-Dec
21-Dec
Bouke Ami
29
2553 / Bc
MISBALI D
12
KM. IRENE
10-Dec
14-Dec
Gill Net
28
146 / Bb
HENDRA W
13
KM. SURYA CITRA
13-Dec
21-Dec
Bouke Ami
29
1017 / Dda
ASAN M
14
KM. CAHAYA SETIA
13-Dec
21-Dec
Longline
139
2453 / Bc
YACOBUS Ir
15
KM. ARGO MINA - 01
13-Dec
21-Dec
Longline
82
2047 / Bc
PT. SINAR
16
KM. CHANDRA
14-Dec
17-Dec
Angkutan Ikan
15
3465 / Bc
CHANDRA
17
KM. CHANDRA
14-Dec
17-Dec
Angkutan Ikan
15
3468 / Bc
CHANDRA
18
KM. MARLIN JAYA
14-Dec
19-Dec
Bouke Ami
29
54 / Bb
SIEN WIJAYA
19
KM. HARAPAN INDAH
14-Dec
23-Dec
Angkutan
105
-
WAHAP
20
KM. SOPO NGIRO - 1
16-Dec
20-Dec
Gill Net
6
674 / J. 15
M. MAKRUF
21
KM. SERIWIJAYA
17-Dec
23-Dec
Bouke Ami
29
1541 / Gge
RUMINAH
22
KM. SUMBER LANCAR
21-Dec
24-Dec
Bouke Ami
26
1152 / Ha
DRg. RATNA
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2009
85
Lampiran 2 Kondisi galangan kapal KPNDP 1) Lokasi galangan kapal KPNDP
Galangan kapal KPNDP
606′25.08″ LS dan 10646′38.22″ BT 2) Kantor galangan kapal KPNDP
86
Lampiran 2 Lanjutan 3) Galangan kapal KPNDP
87
Lampiran 2 Lanjutan
88
Lampiran 3 Contoh Surat Keterangan Naik Dok
KOPERASI PEGAWAI DINAS PERIKANAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jln. Mandala Bahari No. 1 Muara Angke Jakarta Utara 14450 Telp. 6685447 - 9105378
SURAT KETERANGAN NAIK DOCK
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa : Nama Kapal
: Km. Dinasti Makmur - IA
Jenis Kapal
: Perikanan
Tanda Selar
: 3181 / Bc
Tonage Kotor (GT)
: 46
Tanggal Naik
: 12 Juni 2008
Tanggal Turun
: 19 Juni 2008
Nama Pemilik
: Ucok Iswadi
Alamat
: Jl. Kiara I / 32 Tambora, Jakarta
Kapal tersebut telah melakukan perbaikan sebagai berikut : 1. Penyekrapan / pembersihan lambung kapal bagian bawah garis air. 2. Pemakalan dan pendempulan body kapal. 3. Pengecatan anti Foulling lambung kapal bagian bawah garis air. 4. Pengecatan seluruh body kapal. 5. Ganti sebagian papan yang rusak dan penambahan paku. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Jakarta, 23 Juni 2008 KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS PERIKANAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
BUDIJANTO, SH Manager
89
Lampiran 4 Contoh blangko pengecekan kapal BLANGKO PENGECEKAN PERBAIKAN KAPAL 1. DATA DOCK : Nama dock
: ( KPNDP / KTU / FMS / Pembinaan * )
Tanggal naik dock
: ………………………………………………………………………
Tanggal turun dock
: ………………………………………………………………………
2. DATA KAPAL :
3.
4.
5.
Nama Kapal
: ………………………………………………………………………
Tanda Selar
: ………………………………………………………………………
Gross Tonage (GT)
: ………………………………………………………………………
Alat Tangkap
: ………………………………………………………………………
Jenis Kapal
: ( Nelayan / Non Nelayan * )
Pemilik/Pengurus
: ………………………………………………………………………
Alamat
: ………………………………………………………………………
KELENGKAPAN SURAT KAPAL : a.
IUP
a.
( ada / tdk ada * )
b.
SPI / SIPI
b.
( ada / tdk ada * )
c.
Pas Tahunan
c.
( ada / tdk ada * )
a.
…………… Liter
MUATAN / BEBAN KAPAL : a
Solar
b
Air
b.
…………… Liter
c
Alat tangkap
c.
( ada / tdk ada * )
d
Ikan
d.
( ada / tdk ada * )
e
Pelampung ( buoy life )
e.
( ada / tdk ada * )
f
Tabung pemadam kebakaran
f.
( ada / tdk ada * )
JENIS PERBAIKAN : a Penyekrapan / pembersihan lambung kapal bagian bawah garis air
a.
( Ya / tidak * )
b
Pemakalan / pendempulan body kapal
b.
( Ya / tidak * )
c
Pengecatan anti fouling lambung kapal bagian bawah garis air
c.
( Ya / tidak * )
d
Penambahan paku
d.
( Ya / tidak * )
Perbaikan ( baling-baling / kemudi kapal * )
e.
( Ya / tidak * )
f
Penggantian pohot as
f.
( Ya / tidak * )
g
Pengecatan seluruh body kapal
g.
( Ya / tidak * )
h
Penggantian papan
h.
( Ya / tidak * )
Penggantian lunas
i.
( Ya / tidak * )
j
Penggantian baut lunas
j.
( Ya / tidak * )
k
Penggantian linggi ( depan / belakang * )
k.
( Ya / tidak * )
l
Penggantian gading
l.
( Ya / tidak * )
………………………………………………………
m.
( Ya / tidak * )
e
i
m
( * Coret yang tidak perlu ) Jakarta, ……………….. 2009 Petugas,
( …………………… )
90
Lampiran 5 Matriks penilaian hasil survei kriteria komponen teknologi dan penghitungan rating state of the art (1) Penilaian kriteria komponen technoware
1.
Kriteria Komponen Technoware Tipe mesin yang digunakan
2.
Tipe proses yang diterapkan
3.
Tipe operasi diselenggarakan
No.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
yang
Rata – rata kesalahan yang terjadi pada saat perbaikan kapal Frekuensi untuk perawatan mesin
Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin
Pemeriksaan pekerjaan
pada
Pengukuran pekerjaan
pada
Tingkat keselamatan keamanan kerja
setiap
setiap
dan
Hasil Survei Mekanik (Yanmar 4TDGEC 4 silinder 52 PK) Kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan 1. Pemotongan untuk memotong kayu pada badan kapal, lunas, dan gading-gading. 2. Pembengkokan dilakukan untuk membengkokkan kayu.. 3. Penekanan, penetapan ukuran, pukulan,tempa panas. Dalam satu tahun maksimal 4 kapal yang mengalami cacat dalam perbaikan, misal kapal masih bocor setelah turun dock, 4/334 < 2% Tujuan dilakukannya perawatan untuk mencegah kerusakan tetapi tidak semua mesin dirawat secara periodik Secara umum mesin dapat dioperasikan semua pekerja, namun ada beberapa mesin yang hanya dapat dioperasikan oleh beberapa pekerja. Pemeriksaan dilakukan manual oleh koordinator lapangan dan mandor Dihitung sederhana berdasarkan pengalaman masing-masing pekerja Secara keseluruhan keselamatan dan keamanan pekerja aman, namun pernah beberapa kali terjadi kecelakaan kerja
Skor 5 7.5
7.5
7.5
7.5
9
5
2
7.5
91
Lampiran 5 Lanjutan Penghitungan rating state of the art technoware Technoware tik 1 k ST1 = 10 kt
k = 1,2,...,kt Dimana t adalah nilai kriteria ke-k dari technoware kategori i. ik
ST1 =
1 5 7.5 7.5 7.5 7.5 9 5 2 7.5 10 9
ST1 =
1 58.5 10 9
ST1 = 0.650
92
Lampiran 5 Lanjutan (2) Penilaian kriteria komponen humanware No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kriteria Komponen Humanware Kesadaran dalam tugas
Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab
Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah Kemampuan memelihara fasilitas produksi
Kesadaran bekerja kelompok
dalam
Kemampuan memenuhi tanggal tempo
untuk jatuh
8.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan Kemampuan bekerja sama
9.
Kepemimpinan
Hasil Survei Secara umum alasan pekerja bekerja di galangan karena tidak mendapat kerja di tempat lain, namun mereka tidak malas bekerja dan mampu mengerjakan tugas dengan baik Semua pekerja memiliki tanggung jawab yang tinggi terbukti dengan seringnya mereka lembur, karena naik dan turun kapal dilakukan hingga malam hari di luar jam kerja. Kreativitas pekerja untuk menyelesaikan masalah dinilai cukup kemampuan pekerja untuk memelihara fasilitas produksi dinilai rata-rata karena tidak semua pekerja mampu memelihara fasilitas produksi galangan Seluruh pekerja galangan lebih menyukai bekerja secara kelompok hal ini di dukung oleh suasana kerja yang mengutamakan gotong royong Kemampuan seluruh pekerja galangan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo sangat baik, hal ini terbukti dengan pekerjaan yang hampir tidak pernah melewati tanggal jatuh tempo Kemampuan pekerja untuk menyelesaikan masalah perusahaan berada pada tingkat rata-rata Seluruh pekerja galangan mampu bekerja sama Kepemimpinan masing-masing pekerja galangan cukup tinggi
Skor
7.5
8
7
6
10
9
6
8 8
93
Lampiran 5 Lanjutan Penghitungan rating state of the art humanware Humanware hij 1 l SHj = 10 lh
l = 1,2,...,lh Dimana h adalah nilai kriteria ke-i dan humanware kategori j. ij
SHj =
1 7.5 8 7 6 10 9 6 8 8 10 9
SHj =
1 69.5 10 9
SHj =
0.772
(3)Penilaian kriteria komponen inforware No. 1. 2.
3. 4. 5.
6.
Kriteria Komponen Inforware Bentang informasi manajemen Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan Jaringan informasi di dalam perusahaan Prosedur untuk komunikasi antara anggota di perusahaan Sistem informasi manajemen untuk mendukung aktivitas perusahaan Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali
Hasil Survei Bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal Galangan selalu menginformasikan pada karyawan Offline Mudah, transparan, dan langsung
Skor
0 10
0 10
Akses nasional 7.5 Data tersimpan rapi, tetapi tidak terkomputerisasi
5
94
Lampiran 5 Lanjutan Penghitungan rating state of the art infoware Infoware fm 1 m SI = 10 mf
m = 1,2,3,...,mf Dimana fm adalah the kriteria ke-m for dari infoware pada tingkat perusahaan. SI =
1 0 10 0 10 7.5 5 10 6
SI =
1 32.5 10 6
SI = 0.542
95
Lampiran 5 Lanjutan (4) Penilaian kriteria komponen orgaware No. 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
Kriteria Komponen Orgaware Otonomi perusahaan
Visi perusahaan
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas
Keterangan Untuk kebijakan manajemen diatur sendiri, untuk perbaikan fasilitas galangan harus menunggu persetujuan KPNDP pusat Terdapat visi perusahaan yang mengorientasi masa yang akan datang, dengan mengefektifkan teknologi sehingga dapat mempersingkat waktu reparasi Manajer galangan selalu mengintruksikan kepada para pekerja untuk menghormati hak warga yang ada di sekitar galangan. Kapasitas produksi galangan sudah baik, untuk perluasan galangan sudah tidak bisa Manajer dinilai mampu untuk memotivasi pekerja dan membuat suasana kerja nyaman dan kekeluargaan Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis dinilai cukup
Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal Kemampuan perusahaan untuk Saat ini sudah tidak ada bekerjasama dengan supplier kerjasama dengan supplier Kemampuan perusahaan untuk Galangan dinilai mampu untuk memelihara hubungan dengan memelihara hubungan baik pelanggan dengan pemilik/pengurus kapal yang melakukan reparasi di galangan KPNDP Kemampuan perusahaan untuk Segala kebutuhan untuk mendapat dukungan menunjang kegiatan reparasi di sumberdaya dari luar Dok KPNDP dilakukan oleh Koperasi sendiri.
Skor
7.5
10
5
7.5
5
0
10
5
96
Lampiran 5 Lanjutan Penghitungan rating state of the art orgaware Orgaware on 1 n SO = 10 no
n = 1,2,3,...,no Dimana O adalah kriteria ke-n dari orgaware pada tingkat perusahaan n
SO =
1 7.5 10 5 7.5 5 0 10 5 10 8
SO =
1 50 10 8
SO = 0.625
97
Lampiran 6 Penghitungan kontribusi komponen teknologi
T =
1 LT + ST(UT – LT) 9
T =
1 1+ 0.650(4 –1) 9
T = 0.328
H=
1 LH + SH(UH – LH) 9
H=
1 1+ 0.772(7 – 1) 9
H = 0.626
I =
1 LI + SI(UI – LI) 9
I =
1 1+ O.542(6– 1) 9
I = 0.412
O=
1 LO + SO(UO – LO) 9
O=
1 2+ 0.625(4 – 2) 9
O = 0.361
98
Lampiran 7 Penilaian intensitas kontribusi komponen dan consistency ratio Penilaian dan penghitungan intensitas kontribusi komponen Komponen teknologi
T
H
I
O
TOTAL
Intensitas kontribusi (Bobot)
T
1
2
3
2
1,8612
0,399
H
1/2
1
4
2
1,4142
0,304
I
1/3
1/4
1
1/4
0,3799
0,082
O
1/2
1/2 Jumlah
4
1
1,0000 4,6553
0,215
Total T = 4(1 x 2 x 3 x 2 ) = 1,8612
Bobot T = 1,8612/4,6553 = 0,399
Total H = 4(1/2 x 1 x 4 x 2 ) = 1,4142
Bobot H = 1,4142/4,6553 = 0,304
Total I = 4(1/3 x 1/4 x 1 x 1/4 ) = 0,3799
Bobot I = 0,3799/4,6553 = 0,082
Total O = 4(1/2 x 1/2 x 4 x 1 ) = 1,0000
Bobot O = 1,0000/4,6553 = 0,215
Menentukan Consistency ratio menggunakan PHA (AHP) : T
H
I
O
T
1
2
3
2
0,43
0,53
0,25
0,38
0,40
H
1/2
1
4
2
0,21
0,27
0,33
0,38
0,30
I
1/3
1/4
1
1/4
0,14
0,07
0,08
0,05
0,08
O
1/2
1/2
4
1
0,21
0,13
0,33
0,19
0,21
Total
2,33
3,75
12
5,25
MD T = 1/Total = 1/ 2,33 = 0,43
Matriks Dinormalisasi
VP
VP T = 0,43+0,53+0,25+0,38 = 0,40 4
99
Lampiran 7 Lanjutan T (0,40)
H (0,30)
I (0,08)
O (0,21
VA
T
1
2
3
2
0,40
0,60
0,24
0,42
1,66
H
1/2
1
4
2
0,20
0,30
0,32
0,42
1,24
I
1/3
1/4
1
1/4
0,13
0,07
0,08
0,05
0,33
O
1/2
1/2
4
1
0,20
0,15
0,32
0,21
0,88
Aij x VP
VA T = 0,40+0,60+0,24+0,42 = 1,66
Menghitung nilai VB VA
VP
VB
1,66
0,4
4,15
1,24
0,3
4,13
0,33
0,08
4,12
0,88
0,21
4,19
VB = VA/VP
Menghitung λ maks = VB = 4,15+4,13+4,12+4,19 = 16,59 n 4 4 Indeks konsistensi (CI) CI = λ maks – n = 4,15 – 4 = 0,15 = 0,05 n–1 4–1 3 Rasio Konsistensi : CR = 0,05 = 0,055 0,9 CR ≤ 0,1 : konsisten CR > 0,1 : tidak konsisten
Konsisten