KEBIASAAN MAKANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DIPERAIRAN MANGROVE SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA FOOD HABITS HAUL OF THE FISH IN MANGROVE WATERS OF ANGKE ESTUARY WILDLIFE Titin Herawati, Masjamsir, Winda Elfa Tracey Simanjuntak Universitas Padjadjaran Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan dan
ketersediaan pakan di perairan Muara Angke terutama pada lokasi yang di tumbuhi mangrove yang meliputi indeks preponderan, indeks pilihan, tingkat trofik dan luas relung. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan 6 kali pengambilan sampel dengan selang waktu 3 hari yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2013. Jumlah Ikan yang tertangkap di perairan Mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke sebanyak 74 ekor yang terdiri dari 8 spesies termasuk ke dalam famili Chanidae, Lutjanidae, Ophiochephalidae, Mugilidae, Scatophagidae, Gobiidae, Hemiramphidae dan Eleotridae. Indeks of Preponderan berkisar antara 1,18 sampai dengan 72,32, pakan utama pada umumnya bervariasi mulai dari fitoplankton, zooplankton dan bagian tumbuhan. Luas Relung berkisar antara 1,67 sampai dengan 3,71 yang berarti bahwa sebagian ikan mampu beradaptasi terhadap sumber daya makanan yang tersedia dalam perairan. Ikan yang dapat beradaptasi terhadap perubahan sumber daya makanan adalah ikan Bloso (Glossogobius giuris) yang memiliki luas relung yang tinggi dan bersifat generalis. Ikan julung memiliki luas relung paling sempit dan memiliki sifat spesialis terhadap sumber daya makanan yang tersedia dalam perairan. Kata kunci: Hasil Tangkapan, Kebiasaan Makanan, Suaka Margasatwa Muara Angke. Abstract: The aim of this research was to know the foot habits of fish and food nature in Angke waters especially at location of the overgrown mangrove including index of preponderance, index of electivity, trofic level and niche breadth. The research which using survey method with six times with a sampling interval 3 days which had been conducted in Februay 2013. Species of fish caught in The mangrove waters of Angke estuary wildlife as much as 74 fishes cinsisting of 8 species include into the family Chanidae, Lutjanidae, Ophiochephalidae, Mugilidae, Scatophagidae, Gobiidae, Hemiramphidae and Eleotridae. Index of Preponderance of fish samples ranged from 1,18 to 72,32, the main feed in general is varies from phytoplankton, zooplankton and plant parts. Niche breadth ranged from 1,67 to 3,71, which means that some fish are able to adapt to the availability of food resources in the waters. Fish are able to adapt to changes in food resource is Bloso fish (Glossogobius giuris) which has a high and broad niches are generalist. Julung fish which had a narrow and broad niches are specialized nature of food resources. Keywords: Haul, Food habits, Angke estuary wildlife Program Sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan Email :
[email protected]
berbagai jenis ikan, crustasea, moluska
PENDAHULUAN Indonesia merupakan wilayah
dan lain – lain.
perairan yang memiliki luas sekitar
Tumbuhan Mangrove yang
78%, sehingga laut dan pesisir pantai
secara umum tumbuh pada lingkungan
(coastal zone) merupakan lingkungan
muara dan tepi pantai yang merupakan
fisik yang mendominasi. Menurut
tempat penumpukan sedimen yang
FAO (2005), Indonesia merupakan
berasal
salah
kemampuan
satu
pusat
perkembangan
dari
sungai,
untuk
memiliki
menyerap
ekosistem mangrove di dunia karena
memanfaatkan
memiliki 15% dari total luas mangrove
terbawa di dalam sedimen sebagai
dunia,
sumber hara yang dibutuhkan untuk
meskipun
kerusakan
hutan
demikian
laju
mangrove
yang
melakukan
terjadi sudah sangat mengkhawatirkan.
metabolisme
Hutan
Kondisi
mangrove
mengalami
di
penyusutan
Indonesia hingga
mencapi 50.000 ha (16%) per tahun. Ekosistem mangrove dikenal
logam
berpengaruh
–
proses
(Handayani,
mangrove
menyerap
berat
dan
logam
yang
yang
proses 2006). mampu
berat
terhadap
juga adanya
hubungan timbal balik dengan flora
dengan tempat hunian bagi berbagai
dan fauna disekitarnya.
jenis fauna yang menggantungkan
Luas
hutan
mangrove
di
hidupnya pada vegetasi dalam hutan.
wilayah Kamal dan Muara Angke pada
Seperti pada perakaran hutan dan
tahun 1990 sekitar 1.144 ha, namun
estuari yang menjadi tempat hidup
karena kebijakan pemerintah sebagian
besar kawasan mangrove dikonversi
Keadaan
mangrove
Muara
menjadi pemukiman. Hingga akhirnya,
Angke yang semakin menyusut ini
status Cagar Alam Muara Angke pada
sangat mempengaruhi biota di dalam
tahun 1998 diubah menjadi Suaka
perairan. Besarnya populasi ikan di
Margasatwa
Surat
dalam perairan akan ditentukan oleh
Keputusan Menteri Kehutanan dan
kualitas dan kuantitas makanan yang
Perkebunan dengan luas lahan menjadi
tersedia.
25,02 ha. Selain mengalami penurunan
merupakan sumber makanan yang baik
kuantitas, kawasan mangrove Muara
serta didukung oleh kondisi abiotik
Angke juga terus mengalami tekanan
lingkungannya seperti suhu, cahaya,
berupa pencemaran limbah rumah
ruang, dan luas permukaan. Keadaan
tangga, limbah industri, penebangan
perairan Muara Angke yang sudah
liar, dan sampah padat, padahal secara
tercemar
mengakibatkan
ekologis, kehadiran hutan mangrove
populasi
semakin
dikawasan
mengakibatkan persaingan ikan-ikan
berdasarkan
ini
berfungsi
untuk
melindungi pantai dari abrasi. Areal hutan mangrove terakhir di Jakarta ini juga
berfungsi
untuk
Sumber
makanan
alami
kepadatan
berkurang
dan
dalam mencari pakan. Penelitian ini bertujuan untuk
melindungi
mengetahui ketersediaan pakan dan
keanekaragaman hayati pesisir yang
kebiasaan makanan dari jenis-jenis
tersisa di Jakarta.
ikan yang ada di perairan mangrove Suaka Margasatwa Muara Angke.
ikan,
METODE
timbangan
Ohauss
dengan
Penelitian telah dilaksanakan
ketelitian 0,1 gram, untuk menimbang
di Suaka Margasatwa Muara Angke
bobot ikan, peralatan bedah terdiri dari
yang di tumbuhi mangrove pada bulan
gunting, pisau, dan pinset untuk
februari
membedah
2013.
pencernaan
Analisis
ikan
organ
dilakukan
perut
ikan
dan
di
mengeluarkan isi organ pencernaan
Laboratorium Fisiologi Hewan Air
ikan, wadah sampel untuk menyimpan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
organ pencernaan ikan yang telah
Universitas Padjadjaran Jatinangor.
diberi formalin 4 %, gelas ukur volume 10 ml untuk mengukur volume pengenceran isi alat pencernaan ikan,
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam
cawan Petri untuk menampung isi alat
penelitian ini adalah sampel ikan yang
pencernaan ikan, mikroskop binokuler
diperoleh dari perairan Muara Angke
untuk mengamati organisme dalam
sebagai bahan yang akan diteliti,
usus, pipet tetes untuk mengambil
larutan formalin 4% sebagai pengawet
contoh isi organ pencernaan ikan, hand
organ
sampel
counter sebagai alat bantu untuk
Plankton dan Bentos yang diambil dari
menghitung jumlah organisme dalam
perairan Muara Angke.
organ pencernaan ikan, plankton net
pencernaan
Alat-alat
ikan,
yang
digunakan
no 25 untuk mengambil plankton di
pada penelitian ini adalah penggaris
perairan, Secchi Disk untuk mengukur
untuk mengukur panjang total tubuh
kecerahan perairan, termometer untuk
mengukur suhu perairan, pH meter
pencernaannya.
untuk mengukur derajat keasaman air,
pencernaan
Eckman
kedalam wadah, kemudian diawetkan
Grab
untuk
mengambil
Kedua,
tersebut
Organ
dimasukkan
sampel benthos di sedimen muara.
menggunakan larutan formalin 4%,
Metode Penelitian
kemudian wadah tersebut diberi label
Metode pengambilan sampel
yang
berisi
keterangan
lokasi
yang digunakan adalah metode survey
penangkapan, panjang, bobot, nama
(non
Metode
spesies, dan jenis kelamin. Ketiga, Isi
makanan
usus makroskopis dan mikroskopis
biologi
dipisahkan, isi usus yang dipisahkan
eksperimental).
penelitian
kebiasaan
menggunakan perikanan
dan
metode dianalisis
secara
deskriptif. Untuk mengetahui kebiasaan
kemudian mikroskop,
diperiksa jenis
dibawah
organisme
yang
ditemukan dalam organ pencernaan
makan ikan maka dilakukan analisis
ikan
diidentifikasi
terhadap isi pencernaan ikan. Adapun
jumlahnya.
dan
dihitung
langkah-langkah yang akan dilakukan
Pengukuran kualitas perairan
adalah pertama, Ikan yang akan diteliti
yang diteliti di perairan Muara Angke
kebiasaan makanannya adalah ikan
terutama sekitar lokasi yang ditumbuhi
yang tertangkap, Ikan hasil tangkapan
mangrove meliputi aspek fisik dan
diukur panjang dan bobot tubuhnya,
kimia yang terdiri dari parameter suhu,
kemudian dibedah dan diambil organ
tingkat
kecerahan,
dan
derajat
keasaman (pH).
data kebiasaan makan (Hheispenheide, 1975 dalam Tjahjo, 2000).
Identifikasi ikan berdasarkan pada buku taksonomi identifikasi
ikan
dan kunci
karangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saanin
Ikan yang tertangkap selama
(1984). Kebiasaan makan dianalisis
penelitian
dengan
Margasatwa Muara Angke tepatnya
menggunakan
indeks
Effendie
(1979).
preponderan
yang
di
berlokasi
Perairan
Suaka
disekitar
pesisir
Preferensi tiap organisme atau jenis
mangrove yang dilakukan pada bulan
plankton yang tedapat dalam alat
Februari 2013 pada musim hujan
pencernaan
ditentukan
menggunakan jaring lempar (kecrik)
berdasarkan indeks pilihan (indeks of
dengan meshsize 1 cm berjumlah 74
electivity). Untuk mengetahui tingkat
ekor, yang terdiri dari 8 famili dan 8
trofik ikan, ditentukan berdasarkan
spesies
pada hubungan antara tingkat trofik
Lutjanidae,
organisme
pakan
Mugilidae, Scatophagidae, Gobiidae,
makanan
ikan
ikan
dan
kebiasaan
sehingga
yaitu:
Famili
Chanidae,
Ophiochephalidae,
dapat
Hemiramphidae dan Eleotridae. Ikan
diketahui kedudukan ikan tersebut
yang tertangkap dominan berukuran
dalam ekosistem. Luas relung pakan
ikan yang dapat dikonsumsi, seperti
dianalisis dengan menggunakan indeks
ikan Bandeng dan Belanak dengan
Levin yang dirumuskan pada informasi
rata-rata ukuran 23 cm. Ikan yang paling banyak tertangkap yaitu ikan
Bandeng sebanyak 35,1 %. Urutan
berwarna hitam,
kedua terbanyak yang tertangkap yaitu
terkontaminasi
jenis belanak sebanyak 24,32%.
maupun cair yang berasal dari industri
Suhu penelitian Suaka
air
yaitu
pada
pesisir
Margasatwa
wilayah
Angke
oleh
limbah
padat
terdekat.
Mangrove
Muara
hal ini diduga air
Hasil Keasaman
pengukuran (pH)
Derajat
pada
wilayah
memiliki nilai kisaran antara 28 –
penelitian, yaitu berkisar antara 7,02 –
30oC. Suhu yang baik untuk ikan yang
7,81. Menurut Boyd (1990) dalam
hidup di daerah tropis yaitu berkisar
Taofiqurohman
25 – 32 oC (Boyd, 1990 dalam Sumijo,
perairan yang ideal bagi kehidupan
2011). Sehingga suhu lokasi penelitian
ikan yaitu sebesar 6,5-9,0, sehingga
merupakan suhu yang cukup baik
dapat disimpulkan nilai kisaran pH di
untuk
perairan
kehidupan
ikan
dalam
berkembang biak.
pada
pesisir
(2007)
mangrove
pH
Suaka
Margasatwa Muara Angke berada pada
Hasil pengukuran kecerahan perairan
dkk
wilayah
pesisir
Mangrove Suaka Margasatwa Muara
kisaran cukup ideal pada tiap lokasi pengamatan. Hasil
analisis
kebiasaan
Angke yaitu antara 60 - 62 cm.
makanan ikan, pakan dikelompokkan
Kedalaman
menjadi lima kelompok pakan yaitu
perairan
pada
stasiun
pengamatan berkisar antara 1,5 - 2 m.
fitoplankton,
zooplankton,
bagian
Kondisi perairan di lokasi terlihat
tumbuhan, bagian hewan dan detritus.
Berdasarkan hasil penelitian, Index of
ukuran sangat kecil dan lambung tidak
Preponderan ikan sampel berkisar
berisi makanan, akan tetapi, ikan yang
antara 1,18% sampai 72,32%. Tidak
berukuran
semua ikan yang tertangkap dapat
pencernaannya ada makanan dapat
diteliti
diidentifikasi
kebiasaan
makanannya
dikarenakan beberapa ikan memiliki
besar
dan
masing
di
didalam
–
masing
kebiasaan makanannya.
Gambar 1. Grafik Indeks of Preponderan Ikan Berdasarakan
hasil
utamanya fitoplankton. Ikan Bloso
perhitungan indeks preponderan, Ikan
makanan
bandeng makanan utamanya adalah
zooplankton. Ikan Julung makanan
fitoplankton.
Tanda-tanda
utamanya adalah bagian tumbuhan.
adalah
Ikan Betutu makanan utamanya adalah
makanan
Ikan utamanya
fitoplankton. Ikan Gabus makanan utamanya adalah zooplankton. Ikan
utamanya
adalah
zooplankton. Kelompok
plankton
yang
Belanak makanan utamanya adalah
terdapat pada perairan terdiri atas 8
fitoplankton. Ikan Kiper makanan
famili terdiri dari Baccilariophyceae,
Cyanophyceae, Crustacea,
Dynophyceae, Polychaeta,
Bacillariophyceae,
Dynophyceae,
Ciliata,
Cyanophyceae, Crustacea, Polychaeta,
Hydrozoa, Stadia Larvae. Kelompok
Ciliata, Hydrozoa dan satu famili lain
yang dimanfaatkan oleh ikan sebagai
yang tidak ditemukan dalam perairan
makananya adalah 7 famili yaitu
pengambilan sampel yaitu Calanoida.
Gambar 2. Grafik Indeks Pilihan Ikan Berdasarkan Indeks pilihan menunjukkan bahwa rata-rata ikan yang tertangkap selama penelitian kurang menyukai pakan alami berupa plankton yang ada di dalam periran, kecuali ikan bandeng dan belanak menyukai plankton yang sama dari Gambar 3. Tingkat Trofik Ikan famili Bacillariophyceae. atau material dari energi seperti yang Tingkat Trofik adalah urutantergambarkan dalam rantai makanan. urutan tingkat pemanfaatan makanan
yang termasuk golongan omnivora, Ikan-ikan
yang berada di
sedangkan ikan Bloso dan ikan Betutu
pesisir mangrove Suaka Margasatwa
merupakan
ikan
Muara
golongan
omnivora
Angke menempati tingkat
yang
termasuk cenderung
trofik antara 2,11 – 2,84. Berdasarkan
karnivora. Ikan Kiper yang termasuk
hasil perhitungan tingkat trofik, dari 8
golongan
spesies ikan yang tertangkap dapat
omnivora memiliki nilai tingkat trofik
dianalisis bahwa, 3 spesies yaitu ikan
2,31 serta ikan Beloso dan ikan Betutu
Bandeng,
termasuk
merupakan
Julung ikan
dan
Belanak
yang
termasuk
golongan herbivora, dan 1 spesies yaitu ikan Kiper merupakan ikan yang termasuk
golongan
herbivora
cenderung
golongan
omnivora
cenderung karnivora memiliki nilai tingkat trofik 2,8 dan 2,84. Luas
relung
ikan
selama
herbivora
penelitian di perairan Mangrove Suaka
cenderung omnivora. Ikan Tanda-
Marga Satwa Muara Angke dapat
tanda dan ikan Gabus merupakan ikan
dilihat pada gambar.
Gambar 4. Grafik Luas Relung Ikan Luas relung ikan-ikan yang terdapat
pada
perairan
terdiri
dari
3
kelas
fitoplankton
mangrove
sebanyak 8 genus dan zooplankton
Suaka Margasatwa Muara Angke yaitu
terdiri dari 5 kelas sebanyak 12 genus.
berkisar antara 1,67 – 3,71. Relung
Zooplankton terdiri
yang paling luas yaitu ikan Bloso
sebanyak
bernilai 3,67 yang berarti ikan Bloso
sebanyak 3 genus, Ciliata sebanyak 2
dapat memanfaatkaan makanan yang
genus, Hydrozoa sebanyak 1 genus,
tersedia dalam jumlah besar (generalis)
Larvae sebanyak 1 genus. Fitoplankton
dan dapat menyesuaikan diri terhadap
terdiri atas Bacillariophyceae sebanyak
ketersediaan makanan dalam perairan.
4 genus, Cyanophyceae sebanyak 2
Ikan yang memiliki luas relung paling
genus dan Dynophyceae sebanyak 2
kecil adalah ikan julung dengan nilai
genus. Total kelimpahan plankton di
1,67. Hal ini dikarenakan ikan julung
perairan
sangat
Satwa
selektif
makanan
dalam
memilih
yang tersedia diperairan
(spesialis).
terdapat Suaka
pada
plankton
perairan
Margasatwa
yang
mangrove
Muara
Angke
genus,
mangrove Muara
Polychaeta
Suaka
Angke
Marga
yaitu
181
individu per Liter. Fitoplankton yang paling
Komposisi
5
atas Custacea
tinggi
kelompok
didominasi
kelas
oleh
Bacillariophyceae
yaitu 45 individu per Liter. Pada zooplankton
yang
paling
rendah
kelimpahannya
terdapat
kelompok
Veliger
kelas
pada yaitu
1
individu per Liter.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ketersediaan pakan alami dalam perairan masih
Pengamatan organisme bentos
mencukupi. Ketersediaan pakan alami
pada sedimen yang diambil sekitar
yang terdapat di perairan terdiri dari 8
pesisir mangrove Suaka Margasatwa
famili
yaitu
Bacillariophyceae,
Muara Angke dengan menggunakan
Cyanophyceae,
Dynophyceae,
alat Eckman Greb tidak ditemukan
Crustacea,
organisme makrozoobentos. Substrat
Hydrozoa, Veliger (Stadia larvae).
yang di dapat berupa lumpur dan tanah
Pakan alami yang dimanfatkan ikan
liat. Pengamatan tanaman air selama
yang teridentifikasi teridiri dari 7
penelitian yang dilakukan di perairan
famili
mangrove Suaka Margasatwa Muara
Dynophyceae,
Angke yaitu tanaman eceng gondok
Crustacea,
yang
perairan
Hydrozoa dan 1 famili lain tidak
sekitar 30 % selain komponen utama
ditemukan di perairan pengambilan
vegetasi di Suaka Margasatwa Muara
sampel yaitu Calanoida. Ikan yang
Angke yaitu mangrove.
tertangkap
lebih
mendominasi
Polychaeta,
yaitu
Ciliata,
Bacillariphyceae, Cyanophyceae,
Polychaeta,
di
perairan
Ciliata,
sekitar
Mangrove Suaka Margasatwa terdiri SIMPULAN DAN SARAN
dari 8 spesies
dengan kebiasaan
Simpulan
makanan (food habits) yang bervariasi. Kebiasaan makanan ikan Belanak
(Mugil sp), ikan Bandeng (Chanos
yaitu 3,14, ikan Kiper yaitu 3,06, ikan
chanos), ikan Julung (Dermogenys
Bandeng yaitu 2,23, ikan Betutu yaitu
pusilla)
adalah
dengan
2,17, ikan Belanak yaitu 1,84, dan
tingkat
trofik
2,23,
2,28.
yang memiliki luas relung terkecil
ikan
Kiper
yaitu 1,67 bersifat spesialis adalah ikan
(Scatophagus argus) adalah herbivora
julung. Tidak ditemukan organisme
cenderung omnivora dengan tingkat
makrozoobentos.
Kebiasaan
herbivora 2,11,
makanan
trofik 2,31. Kebiasaan makanan ikan
Kualitas air di perairan masih
Tanda-tanda dan Ikan Gabus (Channa
memiliki nilai batas normal untuk
striata)
pertumbuhan
ikan.
Kedalaman
tingkat trofik 2,53 dan 2,74. Kebiasaan
perairan
lokasi
pengamatan
makanan ikan Bloso (Glossogobius
berkisar antara 1,5 - 2 m. Kecerahan
giuris) dan ikan Betutu (Oxyeleotris
perairan
marmorata)
omnivora
Mangrove Suaka Margasatwa Muara
cenderung karnivora dengan tingkat
Angke yaitu antara 60 - 62 cm. Suhu
trofik
air pada wilayah penelitian yaitu
adalah
omnivora
adalah
dengan
2,79 dan 2,84. Ikan yang
memiliki luas relung terbesar
pada
pada
wilayah
pesisir
yaitu
pesisir Mangrove Suaka Margasatwa
3,67 bersifat generalis adalah ikan
Muara Angke memiliki nilai antara 28
Bloso, kemudian disusul oleh ikan
– 30oC. Hasil pengukuran Derajat
Gabus yaitu 3,46, ikan Tanda-tanda
Keasaman
(pH)
pada
wilayah
penelitian yaitu berkisar antara 7,02 – 7,81. Saran 1.
Perlunya penelitian mengenai kebiasaan
makanan
ikan
pada
musim kemarau dengan waktu yang
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Mulyadi. 2010. Evaluasi dan Karakterisasi Fauna Akuatik Yang Berasosiasi dengan Ekosistem Mangrove Di Suaka Margasatwa Muara Angke. Laporan akhir program Insentif Peneliti dan Rekayasa LIPI tahun 2010.
lebih lama. 2.
Perlu mengenai
dilakukan
penelitian
struktur
komunitas
makrozoobentos di perairan Suaka Margasatwa kaitannya
Muara dengan
Angke
ketersediaan
pakan alami.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. H. Masjasir. MS., selaku ketua komisi pembimbing dan dosen wali serta Dra. Titin Herawati, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Sidauruk, W. 2001.Struktur Komunitas Makrozoobentos Pada Daerah Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis. L) di Muara Kamal Teluk Jakarta. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Taofiqurohman, A., Nurruhwati, I., Hasan, Z. 2007. Studi Kebiasaan Makanan Ikan (Food Habbit) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) Di Tarogong Kabupaten Garut. Laporan Penelitian (dipublikasikan). Website Google. 29 hlm.