Strategi Pengembangan Klaster Industri Ekowisata untuk Penguatan SIDa di Kabupaten Banyuwangi dengan Pendekatan Spasial-MCDM 1 November 2013
Edwin Taufiqrahman Hermawan (2509100041) Dosen Pembimbing 1 : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng. Sc. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. I Ketut Gunarta, MT.
Sistem Inovasi Daerah Perubahan persepsi pengembangan ekonomi daerah : Pengembangan Berbasis Resource
Pengembangan Berbasis Inovasi
Pengembangan tiap-tiap daerah dilakukan dengan cara yang berbeda, karena keunikan dan potensi dari masing-masing daerah yang berbeda
Potensi Kabupaten Banyuwangi
Perlu pengembangan potensi sektor pariwisata tapi tetap mempertahankan pendapatan sektor pertanian
Pentingnya SIDa Kabupaten Banyuwangi Rancangan penguatan SIDa di Banyuwangi belum terlaksana dengan baik walaupun sudah direncanakan sejak tahun 2011 Lokasi Banyuwangi sangat strategis karena berada dekat dengan Bali yang merupakan kiblat wisata Indonesia Banyuwangi memiliki wisata alam dan budaya yang melimpah dan berpotensial untuk dikembangkan
Usulan Inovasi SIDa Kabupaten Banyuwangi
Pengembangan klaster industri yang mendukung pariwisata
Pengembangan obyek pariwisata secara parsial
Perlunya Inovasi Klaster Industri Pariwisata merupakan suatu sektor yang pengembangannya pasti melibatkan sektor-sektor lain Pengembangan akan lebih bermanfaat jika dilakukan dari seluruh sektor yang saling mendukung Potensi industri Banyuwangi sangatlah besar dan kuat untuk mendukung pariwisata Banyuwangi
Perumusan Masalah ……. bagaimana membentuk suatu klaster industri yang dapat memajukan ekowisata Banyuwangi serta langkah strategis untuk meningkatkan kualitas klaster ekowisata untuk dapat mendukung penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) khususnya pada Kabupaten Banyuwangi
Tujuan 1
2
3
4
• Identifikasi kriteria kualitas ekowisata dan preferensinya dengan DEMATEL dan ANP
• Identifikasi prioritas ekowisata yang akan dikembangkan menjadi inti klaster industri
• Menentukan lokasi wisata yang paling potensial untuk dikembangkan dalam konsep klaster industri dengan Spatial-MCDM
• Memberikan usulan kebijakan pengembangan klaster industri yang mendukung ekowisata
Manfaat Keilmuan
Pemerintah
Dapat mengetahui kriteria yang berpengaruh tinggi terhadap kualitas dari ekowisata
Sebagai pedoman dan acuan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam merumuskan strategi
Memberikan gambaran hubungan keterkaitan industri yang berpengaruh sebagai klaster industri ekowisata
Mengetahui klaster industri yang berpotensial untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut sehingga menjadi brand Kabupaten Banyuwangi Menjadi langkah awal dalam penguatan SIDa di Kabupaten Banyuwangi
• Klaster yang dibangun hanya yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi. • Tahapan clustering hanya sampai identifikasi kesiapan klaster. • Strategi yang dibuat hanya sampai pada usulan kebijakan.
Asumsi
Batasan
Ruang Lingkup Penelitian • Tidak terdapat perubahan tata ruang selama penelitian berlangsung. • Tidak terjadi perubahan kebijakan daerah ataupun nasional pada obyek amatan. • Pelaku klaster memahami pentingnya klaster dan memiliki komitmen peningkatan daya saing bersama.
Langkah – Langkah Penelitian
Penentuan Prioritas Pengembangan Ekowisata Inti Klaster Industri
Penentuan Prioritas Pengembangan Wilayah Klaster Industri Paling Potensial
Perancangan Usulan Kebijakan Pengembangan Klaster Industri Ekowisata
Penentuan Prioritas Pengembangan Ekowisata Inti Klaster Industri Pengumpulan Data Standarisasi Ekowisata Indecon
Penyebaran Kuesioner Preferensi Pengembangan Ekowisata
Pengolahan Data Identifikasi Keterkaitan Kriteria dengan DEMATEL
Perhitungan Bobot Kriteria dengan ANP
Perankingan Alternatif Ekowisata
Proses Penyebaran Kuesioner Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan
Dinas Koperasi dan UMKM
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan
Nilai Keterkaitan Antar Kriteria x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 R
x1 0.67 0.77 0.77 0.67 0.69 0.70 0.72 0.75 0.73 0.75 0.70 0.77 0.81 0.74 10.24
D-R
x2 0.81 0.81 0.87 0.77 0.79 0.76 0.83 0.84 0.84 0.86 0.77 0.87 0.91 0.82 11.55
x3 x4 0.81 0.78 0.87 0.83 0.77 0.83 0.75 0.66 0.77 0.76 0.75 0.73 0.80 0.79 0.81 0.78 0.81 0.78 0.82 0.80 0.77 0.74 0.85 0.83 0.88 0.86 0.79 0.77 11.23 10.95
x5 0.78 0.83 0.83 0.74 0.69 0.75 0.80 0.81 0.79 0.81 0.75 0.83 0.85 0.77 11.02
x6 0.85 0.90 0.89 0.78 0.80 0.72 0.85 0.86 0.86 0.87 0.80 0.87 0.92 0.85 11.81
x7 x8 x9 0.75 0.79 0.80 0.82 0.85 0.86 0.81 0.82 0.84 0.71 0.72 0.73 0.73 0.75 0.76 0.73 0.74 0.76 0.71 0.80 0.82 0.80 0.73 0.83 0.79 0.81 0.75 0.80 0.82 0.84 0.72 0.74 0.77 0.79 0.81 0.83 0.84 0.84 0.87 0.77 0.79 0.81 10.77 11.02 11.25
Positif = Memberikan pengaruh yang besar Negatif = Mendapat pengaruh yang besar
x10 0.85 0.91 0.87 0.77 0.80 0.79 0.84 0.86 0.86 0.80 0.80 0.87 0.92 0.86 11.80
x11 0.74 0.79 0.77 0.69 0.71 0.69 0.76 0.76 0.76 0.76 0.65 0.78 0.82 0.74 10.42
D+R
x12 0.73 0.78 0.78 0.69 0.71 0.68 0.72 0.73 0.72 0.74 0.70 0.70 0.80 0.72 10.20
x13 0.84 0.89 0.88 0.77 0.80 0.78 0.82 0.83 0.84 0.86 0.79 0.88 0.83 0.82 11.63
x14 0.72 0.76 0.75 0.65 0.67 0.66 0.72 0.73 0.73 0.74 0.68 0.74 0.78 0.65 9.98
D 10.91 11.67 11.47 10.09 10.44 10.25 10.97 11.11 11.07 11.26 10.37 11.42 11.92 10.90
D+R D-R 21.15 0.67 23.22 0.12 22.71 0.24 21.05 -0.86 21.47 -0.58 22.05 -1.56 21.74 0.21 22.13 0.09 22.31 -0.180 23.06 -0.546 20.79 -0.049 21.62 1.217 23.55 0.297 20.88 0.927
Besar = Memiliki hubungan yang besar Kecil = Memiliki hubungan tapi kecil
Hasil Network Relationship Map DEMATEL 1.50 1.00
x14 x1
0.50 0.00
x7 x11
-1.50
x3
x8
x2
x13 x13
x9
-0.50 -1.00
Key Factor
x12
x10
x5 x4
x6
-2.00
Faktor x2 (keindahan dan keunikan obyek wisata), x3 (dukungan untuk konservasi alam) dan x13 (kualitas fasilitas yang selalu terjaga, bersih dan aman) merupakan kriteria yang paling berpengaruh
Bobot Kriteria Kualitas Ekowisata ANP Variabel
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
Kriteria Keselamatan wisatawan selama wisata Keindahan dan keunikan objek wisata Dukungan untuk konservasi alam Kesadaran dalam pengelolaan konsumsi energi dan sumber daya alam Kesadaran dalam pengelolaan limbah padat selama kegiatan wisata Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal Peningkatan kesejahteraan ekonomi Partisipasi masyarakat lokal untuk terlibat dalam kegiatan wisata Upaya peningkatan budaya lokal Preferensi menurut persepsi wisatawan Konten pendidikan dalam aktivitas dan fasilitias Komitmen untuk mendukung konservasi alam Kualitas fasilitas yang selalu terjaga, bersih dan aman Keramahan
Bobot
0.05193 0.05855 0.08626 0.08405 0.08465 0.08775 0.08004 0.08194 0.08362 0.05985 0.05282 0.07837 0.05057 0.05898
Keterangan : Pro Community Environmental Friendly Tourist Friendly
Penilaian Kualitas Ekowisata Banyuwangi 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500
2.830
2.825
3.071
2.943
2.557
2.906
1.000 0.500 0.000
Wisata Pantai
Wisata Pulau
Wisata Hutan
Wisata Agro
Total Nilai
Wisata Air Terjun
Wisata Alam Lainnya
Analisis Sensitivitas Kriteria Sensitif • Kriteria kesadaran dalam pengelolaan konsumsi energi dan sumber daya alam (x4) naik sebesar 24% • Kriteria kesadaran dalam pengelolaan limbah padat selama kegiatan wisata (x5) naik sebesar 30% • Kriteria komitmen untuk mendukung konservasi alam(x12) naik sebesar 49% • Kriteria kualitas fasilitas yang selalu terjaga, bersih dan aman (x13) naik sebesar 29% • Kriteria keramahan (x14) naik sebesar 29%
Kriteria Robust • Semua penurunan kriteria kualitas ekowisata • Penaikan kriteria kualitas ekowisata selain kriteria sensitif
Penentuan Prioritas Pengembangan Ekowisata Inti Klaster Industri Taman Nasional Meru Betiri Taman Wisata Alam & Cagar Alam Ijen
Posisi Stakeholder Klaster Industri Ekowisata
Wana Wisata Watu Dodol
GIS
Wana Wisata Grajagan
Wana Wisata Rawabayu
Taman Nasional Alas Purwo
Identifikasi Stakeholder Klaster Industri Ekowisata
Wisata Hutan Potensi Pengembangan Kawasan Klaster Industri
Identifikasi Stakeholder Klaster Industri Makanan dan Minuman
Kelompok Pemandu
Transportasi Umum
Industri Kerajinan dan Kesenian
Produk Unggulan Daerah
Wisatawan Domestik
Wisata Hutan : 1. Taman Nasional Alas Purwo 2. Taman Nasional Meru Betiri 3. Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Kawah Ijen 4. Wana Wisata Rawabayu 5. Wana Wisata Watudodol 6. Wana Wisata Grajagan
Agen Travel Pemasaran Internet Rental Kendaraan
Investor
Objek Ekowisata Sekitar
Tim Keselamatan (SAR)
Pusat Informasi Wisatawan
Jasa Penginapan Hotel
Kearifan Lokal
Polri
Jasa Penginapan Home Stay
Air Bersih
Pemerintah Daerah
Layanan Kesehatan
Layanan Kebersihan
Lembaga Pendidikan
Olahragawan
Peneliti
Jasa Telekomunikasi
Asuransi
Indecon
Wisatawan Mancanegara
Pecinta Alam
Media Masa
Layanan Masyarakat
KPH Banyuwangi
Energi / Listrik
Tata Ruang Kota / Jalan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Keterangan :
Industri inti
Industri Terkait
Pemasok
Pembeli
Industri Pendukung
Lembaga Pendukung
Proses Pengambilan Keputusan Spasial
Digitasi data GIS
Konversi layer data vektor menjadi data raster
Memberikan bobot pada masingmasing faktor
Analisa Overlay
Faktor Pengolahan Data Spasial Obyek Wisata Sekitar Jaringan Transportasi Jaringan Listrik Jaringan Pipa PDAM Jaringan Telepon Kedekatan Jalan Jenis Jalan Kualitas Ekowisata
Jangkauan Klaster Industri Wisata Hutan
Asumsi jarak jangkauan radius 10 km
Obyek Wisata Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Jaringan Transportasi Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Jaringan Listrik Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Jaringan Telepon Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Jaringan Pipa PDAM Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Jenis Jalan Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Kedekatan Jalan Dalam Jangkauan Wisata Hutan
Penilaian Kualitas Wisata Hutan
Jenis Wisata Hutan Taman Nasional Meru Betiri Taman Nasional Alas Purwo Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Kawah Ijen Wana Wisata Grajagan Wana Wisata Watu Dodol Wana Wisata Rawabayu
Total Nilai 3.757 3.718 3.399 2.307 2.251 2.152
Ranking 1 2 3 4 5 6
Atribut Non Spasial
Konversi Data Vektor Menjadi Data Raster
Data Raster digunakan untuk dapat melakukan analisa overlay karena terdapat nilai pada setiap data pixel
Raster Jumlah Obyek Wisata Sekitar
Raster Jumlah Jaringan Transportasi
Raster Jaringan Listrik
Raster Jaringan Telepon
Raster Jaringan Pipa PDAM
Raster Jenis Jalan
Raster Kedekatan Jalan
Raster Kualitas Ekowisata
Perhitungan Bobot Faktor Spasial
Faktor Kualitas Ekowisata Jumlah Wisata Sekitar Kedekatan Jalan Jenis Jalan Jumlah Jaringan Transportasi Rencana Jaringan Telepon Jaringan Listrik Rencana Jaringan Pipa PDAM
Bobot 0.361 0.249 0.116 0.116 0.064 0.044 0.031 0.019
Model Spasial MCDM
Analisa Overlay
Solusi pengambilan keputusan spasial Kawasan Taman Nasional Alas Purwo
Perancangan Usulan Kebijakan Pengembangan
Rantai Nilai Kondisi Klaster Infrastruktur Umum → Akses yang sulit untuk menuju lokasi klaster karena berada jauh di selatan pusat kota dan pintu masuk Banyuwangi. Memiliki fasilitas jaringan telepon, listrik dan PDAM yang kurang baik. Infrastruktur yang kurang mendukung dalam penghubung antar stakeholder klaster. Kurangnya fasilitas pendukung di beberapa lokasi wisata dengan kondisi bangunan dan sarana prasarana yang tidak terawat. HR Management → Kurangnya tour guide berlisensi dan perilaku masyarakat yang belum mendukung lingkungan pariwisata walaupun telah terdapat beberapa resource yang menggunakan masyarakat sekitar sebagai tour guide, tour operator atau penyedia fasilitas pendukung pariwisata. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membantu pengembangan ekowisata Banyuwangi Akomodasi → Penginapan berupa wisma wisata yang berada di Plengkung dan mess di Pasaranyar serta camping ground yang berada di Pancur, namun tidak didukung pemasaran akomodasi yang baik dan tidak tercantum dalam penginapan yang terdaftar di pemerintah sehingga memiliki fasilitas dan jumlah yang sangat minim. Konsumsi → Makanan khas Banyuwangi yang dominan dan mudah didapat yaitu rujak soto, pecel rawon, sego tempong, gecok lucu, jangan banci, jangan klopo, dan ndok pindang. Berbagai jenis jajanan khas sebagai oleh-oleh adalah kue bagiak, jenang selo, dan pisang sale. Tapi belum terdapat makanan atau minuman yang berasal dari hasil kebun yang disajikan bersama dengan hutan yang didukung oleh pemandangan alam pada wisata hutan tersebut. Transportasi → Terdapat 3 alternatif jalur menuju ke wisata hutan ini yaitu dari pintu Rowobendo dan pintu Bedul dengan menggunakan beberapa angkutan umum yang menggunakan jalur darat dan pintu Plengkung dengan menggunakan speed boats dari Bali. Tapi untuk mencapai lokasi dibutuhkan beberapa kali transit kendaraan umum Inbound Logistic • Pendataan wisatawan yang datang dengan menggunakan tiket masuk • Pembekalan wisatawan dengan peta wisata Taman Nasional Alas Purwo
Aktivitas Wisata Utama • Wisata Susur Mangrove • Pesona Satwa Feeding Ground Sadengan • Biking • Bird Watching • Pesona Pantai • Wisata Ritual • Wisata Budaya dan Sejarah • Wisata Surfing • Fishing • Model desa konservasi
Outbound Logistic • Belum terdapat produk khas dari klaster ini sehingga wisatawan tidak mendapatkan souvenir setelah melakukan wisata untuk cinderamata
Sales & Marketing • Pemasaran ekowisata melalui web (online) • Kerjasama pemasaran ekowisata dengan travel agent • Pemasaran ekowisata dilakukan di hotel-hotel dan tempat makan di Banyuwangi • Mengadakan event nasional dan internasional untuk mengenalkan ekowisata kawasan Taman Nasional Alas Purwo
Service • Tersedia Tour Guide • Terdapat visitor center • Tersedia jasa kesehatan • Tersedia money changer • Penyewaan kendaraan untuk menikmati
M A R G I N
Usulan Kebijakan Pengembangan Klaster Grand Strategi Pengembangan Klaster Industri Ekowisata Pengembangan pariwisata melalui pendekatan klaster untuk meningkatkan nilai tambah ekowisata dan mendorong klaster industri ekowisata menjadi unggulan Banyuwangi
Pengembangan Pasar
Pengembangan Obyek Wisata
Pengembangan Human Resource
• Kerjasama pemasaran ekowisata dengan travel agent • Melakukan pemasaran ekowisata pada Banyuwangi dan sekitarnya • Pemasaran dilakukan melalui media online • Mengadakan event nasional dan internasional • Mendirikan pusat oleh-oleh yang berasal dari produk unggulan sekitar lokasi
• Melakukan pengembangan model desa konservasi • Mendirikan pusat edukasi mangrove • Membangun area outbound • Menyediakan kendaraan wisata • Menambahkan jasa pendukung wisata untuk penambah daya tarik ekowisata • Menyediakan pelatihan surfing untuk wisatawan • Menyediakan produk souvenir khusus dari klaster
• Memberikan fasilitas pelatihan tour guide, pelayanan penginapan, driver wisata • Melakukan edukasi pariwisata kepada masyarakat sekitar untuk dapat berkontribusi dalam kemajuan pariwisata Banyuwangi • Kegiatan edukasi ke sekolahsekolah untuk memberikan pengetahuan pariwisata sejak dini • Pelatihan pengembangan usaha pembuatan souvenir • Menyediakan jasa seniman
Pengembangan Fasilitas Umum
• Menyediakan jasa transportasi hingga tiba di lokasi ekowisata • Memperbaiki jaringan listrik, telepon dan air PDAM • Melakukan perawatan berkala pada bangunan dan sarana prasarana ekowisata • Melakukan pembangunan jalan penghubung antar stakeholder klaster • Menyediakan penginapan home stay di lokasi ekowisata
SIMPULAN Bobot kualitas ekowisata terbesar pada kriteria peningkatan kesejahteraan lokal yang diikuti oleh kriteria dukungan untuk konservasi alam dan kriteria kesadaran dalam pengolahan limbah padat selama wisata.
Prioritas pengembangan ekowisata menjadi inti klaster industri adalah wisata hutan.
Wisata hutan yang paling potensial untuk dilakukan pengembangan dalam konsep klaster industri adalah klaster industri kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
Usulan kebijakan yang cocok untuk diterapkan dalam pengembangan klaster industri yang mendukung ekowisata dapat dibagi ke dalam 4 bagian yaitu strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan wisata, strategi pengembangan human resource, dan strategi pengembangan fasilitas umum.
SARAN Perlu dilakukan studi kelayakan dalam pengembangan klaster industri ekowisata ini.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan usulan kebijakan menjadi suatu strategi roadmap
Diperlukan penelitian lanjutan pemodelan sistem inovasi daerah agar dapat menjelaskan lebih dalam peranan masing-masing stakeholder klaster. Perlu dilakukan controlling dan evaluasi untuk pelaksanaan strategi pengembangan klaster industri Taman Nasional Alas Purwo sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan secara berlanjut. Pemerintah perlu membantu dalam memberikan edukasi mengenai konsep klaster industri agar para pelaku klaster dapat memiliki pemahaman dan komitmen yang sama dalam membangun klaster.
TERIMA KASIH