TINJAUAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KLASTER DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DI SUMATERA UTARA
KLASTER DI PROPINSI SUMATERA UTARA DI MULAI PADA TAHUN 2006 2006, YAITU : 1. KLASTER PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN CPO 2. KLASTER PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KARET
KLASTER MERUPAKAN STRATEGI EKONOMI MIKRO UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KINERJA EKONOMI SUATU DAERAH ATAU KEGIATAN KLASTER AKAN MEMBANGUN SUATU SINERGI YANG SALING MENGUNTUNGKAN PADA SEMUA ELEMEN DARI KLASTER TERSEBUT. SINERGI INI YANG AKAN MENINGKATKAN DAYA SAING HARAPAN DARI KEGIATAN KLASTER : 1. NETWORK YANG SOLID 2 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU 2. 3. INOVASI 4 REORGANISASI INDUSTRI 4. 5. PENINGKATAN PENDAPATAN PROVINSI
SASARAN UTAMA : •
MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN NILAI TAMBAH DARI KEGIATAN PALING HULU SAMPAI KEGIATAN PALING AKHIR
•
MENDORONG SPESIALISASI KOMPETENSI INTI AGAR KOMPETITIF
KONSEP KLASTER MELIBATKAN 4 ELEMEN KUNCI : 1. KLASTER 2. NILAI TAMBAH ( VALUE ADDED)) DAN MATA RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) 3. PEMASOK 4. INFRASTRUKTUR
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KLASTER A. PENGUATAN STRUKTUR INDUSTRI MELALUI ; 1. PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF 2. PENINGKATAN STANDAR MUTU PRODUK 3. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI 4. PEMBERDAYAAN BALAI-BALAI LITBANG 5. PROMOSI INVESTASI SUPPORTING INDUSTRI B. PENINGKATAN AKSES PASAR DAN OPTIMALISASI PASAR DALAM NEGERI MELALUI ; 1. FASILITAS PROMOSI PRODUK 2. PENGAMANAN PASAR DALAM NEGERI 3. PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI 4. PENINGKATAN AKSES PASAR EKSPOR
KOMPETENSI INDUSTRI INTI MEMPUNYAI KEMAMPUAN :
DI
SUMATERA
UTARA
• KEMAMPUAN MEMBUKA AKSES PADA VARIASI PASAR YANG LEBIH LUAS • KEMAMPUAN MEMBERIKAN KONTRIBUSI NYATA KEPADA PELANGGAN TERHADAP BARANG DAN JASA YANG DI TAWARKAN • KEMAMPUAN MENGHASILKAN BARANG DAN JASA YANG UNIK DAN SULIT DI TIRU • KEMAMPUAN MELAKUKAN KOORDINASI YANG KOMPLEKS DARI BERBAGAI MACAM TEKNOLOGI
GAPKINDO
INSTITUSI PENYEDIA ENERGI
ASOSIASI PENGUSAHA SARUNG TANGAN
PEMDA KABUPATEN ASOSIASI KELOMPOK PEKEBUN
ASOSIASI PENGUSAHA BAN DAN VULKANISIR
KLASTER INDUSTRI KARET
GAFEKSI G S
PENELITIAN & PENDIDIKAN
INSTITUSI KEUANGAN PEMDA PROPINSI INSTITUSI KEAMANAN
ASOSIASI IMPORTIR
No
Kabupaten
Luas (ha)
01
Langkat
29.328
02
Simalungun
10.886
03
Tapanuli Tengah
16.524
04
Nias
11.727
05
Tapanuli Selatan
22.826
06
Labuhan Batu
63.048
07
Asahan
19.941
08
Mandailing Natal
32 768 32.768
09
Serdang Bedagai
8.534
Perkebunan Rakyat Luas ± 333.909 ha Bahan tanaman seedling Tanaman tua Produktivitas 400 – 600 kg/ha/thn Produk bermutu rendah
Perkebunan Perusahaan Besar Luas ± 150.980 ha Bahan tanaman klonal Tanaman teratur regenerasi Produktivitas 800 – 1.400 kg/ha/thn Produk bermutu tinggi
No
Perusahaan
Jenis produk
Kap.terpasang (Ton/thn)
01
PT. Adey Crumb Rubber Industry
SIR 5,10,20
36.000
02
PT Agro Muko
SIR 10,20, 3CV60
3.715
03
PT Agro g Rubberindo Industryy
SIR 10,20 ,
21.600
04
PT Anugrah Sibolga Lestari
SIR 10 SIR 20 SIR 10VK SIR 20VK
2.400 6.000 4800 4800
05
PT Asahan
SIR 10,20,20VK
24.000
06
PT. Batanghari Tebing Pratama
SIR 10,20
18.000
07
PT Bakrie Sumatera Plantation
Latek pekat SIR 10,20,3L,3CV, 10VK,20VK
15.000 21.000
08
PT. Bridgestone Sumatera Plantation
SIR 10,20
75.000
09
PT Darmasindo Inti Karet
SIR 10,20
18.000
10
PT Fairco Bumi Lestari
SIR 10,20
2.500
11
PT Gotong Royong Jaya
Latek Pekat SIR 20
12
PT Hadi Baru
SIR 5 SIR 10 SIR 20
21.600 21.600 21.600
13
PT Kapuas Besar
SIR 20
24.000
14
PT Kirana Sapta
SIR 20
30.000
15
PT. PP London Sumatra
RSS-1, SIR 10, 3CV60, 3L, 20
25.000
480.000 ltr 6 000 6.000
No
Perusahaan
Jenis i produk
Kap.terpasang (Ton/thn) ( / )
16
PT Madjin
SIR 10,20
24.000
17
PT Nusira
SIR 10,20 10 20
36 000 36.000
18
PT Pantja Surya
SIR 20
36.000
19
PT PD Paya Pinang
Latek
1.300
20
NV Perimex NV.
SIR 10,20 10 20
6 000 6.000
21
PT Perkebunan Sumatera Utara
RSS
2.300
22
PT Perkebunan Nusantara II
RSS-1,2,3, SIR 3L,10,20
8.000
23
PT Perkebunan Nusantara III
Latek pekat SIR 10,20, RSS-1,2,3
60 000 60.000
24
PT Rubber Hock Lie
SIR 10,20
44.000
25
PT Semadam
RSS
1.500
26
PT Sentang Raya Indonesia
SIR 20
24.000
27
PT Socfin-Indonesia
SIR 3CV,3L,5,10
11.500
28
PT Tolan Tiga g ((Sipef) p )
RSS -1,2 ,
2.148
29
PT Virginia Indonesia Rubber Company
SIR 10,20
22.000
30
PT Wipolimex Raya
SIR 10 SIR 20
2.400 21.600
Total Kapasitas
400.664.823
No
Perusahaan
Produk
Jumlah
01
PT Sihotang Raya Baru
Ban Vulkanisir Ban dalam dan selendang Ban kenderaan
02
PT ABS Rubber Works
Ban luar sepeda motor Ban dalam sepeda motor Ban luar sepeda Ban dalam sepeda
03
PT Girvi Gi i Mas M
Tapak T k sepatu t Sepatu karet
04
PT Indorubber Industri
Sarung tangan karet
90.720.000 pasang
05
PT Medisafe Technologies
Sarung tangan karet
70.000.000 pasang
06
PT Latexindo Toba Perkasa
Sarung tangan karet
37.500.000 pasang
07
PT Hammiko Pratita
Sarung tangan karet
18.900.000 pasang
08
PT Health Care Glovindo
Sarung tangan karet
144 000 000 pasang 144.000.000
09
PT Medisafe Technologi
Sarung tangan karet
140.000.000 pasang
10
PT WRP Buana Multicorp
Sarung tangan karet
399.500.000 pasang
11
PT Shamrock Manufacturing
Sarung tangan karet
129 800 000 pasang 129.800.000
12
PT Eka Latexindo
Sarung tangan karet
Na
13
PT Citra Latex Lestari
Sarung tangan karet
Na
14
PT Maja Agung Latexindo
Sarung tangan karet
Na
15
PT Mandiri Inti Buana
Sarung tangan karet
Na
16
PT Latex Technologies
Sarung tangan karet
Na
45.000 bh 150.000 bh 25.000 bh 150.000 150 000 bh 150.000 bh 2.000.000 bh 2.000.000 bh 40.000 40 000 pasang 900.000 pasang
No
Perusahaan
Produk
Jumlah
17
PT Smart Gloves
Sarung tangan karet
Na
18
PT Garuda Mas Perkasa
Sepatu p karet Sandal sepatu Karet busa
19
CV Sederhana
Vulkanisir ban
7.200 buah
20
PT Persahabatan
Vulkanisir i i ban
6 000 buah 6.000
21
CV Perdamaian
Vulkanisir ban
24.000 buah
22
PT Persaudaraan
Vulkanisir ban
7.000 buah
23
PT Putra Arezda Prima
Vulkanisir ban
8.500 buah
24
PT Putra Persahabatan
Vulkanisir ban
9.000 buah
25
PT Bintang Persahabatan
Vulkanisir ban
10.500 buah
26
PT Industri Karet Deli
Ban luar sepeda motor Ban dalam sepeda motor Ban luar sepeda Ban dalam sepeda Ban luar mobil Ban dalam mobil Sepatu karet Rubber Compound
27
PT Intan Havea Industry
Sarung tangan
28
PT Perkebunan Nusantara III
Sarung tangan karet Alat teknik dari karet Conveyor belt Karet gelang Compound Benang karet
750.000 lusin 2.000.000 lusin 100.000 lusin
1.368.000 bh 1.368.000 bh 6.500.000 bh 6.500.000 bh 703 000 bh 703.000 703.000 bh 1.965.000 psg 87.360 bh 1.080 ton 144.000.000 ps 18.000.000 ps 559.000 kg 1.440.000 kg 600.000 kg 1.200.000 kg 6.735.000 kg
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BERBASIS CPO DI SUMATERA UTARA Perkebunan dan Pengolahan Pabrik Oleokimia Dasar
PT Perkebunan Nusantara III PT.
Flora Sawita Chemindo, PT
Parasawita, PT
Area kebun sawit : 88.287 ha
Lokasi : Deli serdang, Sumut
Lokasi : Deli Serdang, Sumut
Jumlah Pabrik
CPO 10 unit
Produksi
CPO: 399.858 ton PKO: 95.836 ton
Produksi
Kapasitas (Ton/thn)
-Fatty acid -Glycerin
60.000 5.400
Produksi
Kapasitas (Ton/thn)
-Fatty acid -Glycerin
Musim Mas, PT
Smart Oleochemical Co., PT
Lokasi : Medan, Sumut
Lokasi : Medan, Sumut
Produksi
Kapasitas (Ton/thn)
-Fatty acid -Glycerin
120.000 12.000
Produksi
PT. Perkebunan Nusantara IV
30.000 5.400
Area kebun sawit : 119.585 ha
Kapasitas (Ton/thn)
-Glycerin -Stearic acid
Jumlah Pabrik
CPO: 16 unit Fraksinasi: 1 unit Exspeller: 4 unit
P d k i Produksi
CPO 365.081 CPO: 365 081 ton PKO: 31.115 ton RBD Olein: 72.750 ton Crude Stearin: 20.370 ton Fatty Acids: 2.910 ton
12.000 60.000
Citra Janesia Persada, PT
Bumi Makmur Lestari, PT
Dutamulti Intiagro Plantation, PT
Lokasi : Sumut S m t
Lokasi : Medan, Medan SSumut m t
PMDN (Labuhan Batu, Sumut)
Produksi
Kapasitas (Ton/thn)
-Stearic acid
24.000
Sinar Olechemical Internationall (SOCI), PT Lokasi : Medan, Sumut Produksi -Fatty acid -Glycerin Glycerin
Kapasitas (Ton/thn) `120.000 15 000 15.000
Produksi -Stearic acid
21.600
CPO: 56.700 ton/th PKO: 12.150 ton/th
Ramos Agro Makmur, PT PMDN (Asahan, Sumut)
Lokasi: Kuala Tanjung, Sumut
Kapasitas
Produksi -Fatty acid -Fatty slcohol -Glycerin Gl i
Lokasi : Medan dan Batam
-Fatty acid -Fatty alcohol -Glycerin -Methyl ester
Kapasitas
Domas Agrointi g Prima,, PT
Ecogreen Oleochemicals, PT
Produksi
Kapasitas (Ton/thn)
Kapasitas ( (Ton/thn) h ) 105.000 120.000 24.000 10.000
Kapasitas (Ton/thn) 56.760 33.000 12 540 12.540
CPO: 36.000 ton/th PKO: 9.000 ton/th
Pabrik Minyak Goreng Musim Mas, PT
Singamas Jaya Perdana, PT
Ivo Mas Tunggal, PT
Lokasi : Medan, Sumut
Lokasi : Medan, Sumut
Lokasi : Medan, Sumut
Kapasitas: 539.000 ton/th
Kapasitas: 325.000 ton/th
Kapasitas: 312.400 ton/th
Siringo-ringo, PT
Multimas Nabati Asahan, PT
Asianagro Agung Jaya, PT
Lokasi : Medan, Sumut
Lokasi : Medan, Sumut
Lokasi : Medan, Sumut
Kapasitas: 90.000 ton/th
Kapasitas: 450.000 ton/th
Kapasitas: 71.020 ton/th
FAKTOR KEBERHASILAN : FAKTOR KEBERHASILAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KLASTER DAN JARINGAN BISNIS YAITU DENGAN ADANYA PARTISIPASI AKTIF DARI SEMUA STAKEHOLDER. STAKEHOLDER
FAKTOR PENTING : 1 KETERKAITAN DENGAN PASAR YANG DINAMIS 1. 2. KETRAMPILAN SPESIFIK (KHAS) 3 KEMAMPUAN MANEJERIAL DALAM ORGANISASI YANG MANDIRI 3. 4. DUKUNGAN PEMERINTAH LOKAL DAN ATAU REGIONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER 5. KETERKAITAN KLASTER DENGAN INSTANSI –INSTANSI TERKAIT, LEMBAGA-LEMBAGA LEMBAGA LEMBAGA TRANSFER INOVASI SERTA JARINGAN BISNIS
KEUNGGULAN SUMATERA UTARA
KEUNGGULAN DAN DAYA SAING KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA : • PRODUKTIVITAS SANGAT TINGGI DIBANDING TANAMAN PENGHASIL MINYAK LAINNYA • BIAYA PRODUKSI RENDAH • HARGA LEBIH RENDAH DIBANDING MINYAK NABATI LAIN • LAHAN COCOK UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT 18 5 JUTA • KAPASITAS PKS YANG TERPASANG CUKUP ( 18,5 TON / TAHUN) • KEPASITAS INDUSTRI HILIR (KHUSUS MINYAK GORENG) CUKUP BESAR
KELEMAHAN SUMATERA UTARA • INFRASTRUKTUR KE DAN DARI PKS BELUM MEMADAI JADI BERDAMPAK TERHADAP KUALITAS CPO • PRODUKTIVITAS RENDAH (2,9 TON CPO/ HA) • KUALITAS BAHAN BAKU BELUM OPTIMAL • SUMBER DANA INVESTASI TERBATAS • KUALITAS SDM RELATIF RENDAH • SEBAGIAN INDUSTRI HILIR MASIH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LAMA SEHINGGA KURANG EFISIEN • AREAL PENGEMBANGAN TERBATAS • ADAPTASI TEKNOLOGI BARU LAMBAN • DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN CPO TERBATAS • ADANYA BIBIT PALSU
PERMASALAHAN INDUSTRI HULU (PERKEBUNAN UMUM) :
- PRODUKTIVITAS RENDAH - SDM: ADOPSI TEKNOLOGI RENDAH & LAMBAT - AKSES S S PENDANAAN - AKSES BENIH ( 60 % TIDAK LEGITINI) DAN SARANA PRODUKSI ( PUPUK SULIT DAN MAHAL)
PERMASALAHAN INDUSTRI HULU (PERKEBUNAN RAKYAT)
- Harga tidak proposional - Kelembagaan petani lemah, aspirasi belum tersalur - Akses Ak bahan b h ttanaman sulit lit d dan mahal h l - Bahan tanaman 60% illegitim, bahan tanaman legitim sulit dan mahal - Harga pupuk meningkat & langka - Adopsi teknologi rendah - Infrastruktur kurang memadai (sarana jalan dan pelabuhan) - Tanaman banyak yang sudah tua (banyak di atas 20 thn) - Penegakan Hukum kurang berjalan dengan baik j , retribusi,, kebijakan j Pemerintah masih tumpang p g tindih - Pajak,
No
Jenis Perda
Lokasi
Nomor
01
Iji Usaha Ijin U h Perkebunan P k b
Kab. K b Labuhan L b h batu b t Kab. Tapanuli Selatan
35 tahun t h 2002 8 tahun 2006
02
Retribusi Ijin Tempat Usaha
Kab. Tapanuli Selatan
17 tahun 2001 dan 7 tahun 2006
03
Retribusi Perdagangan
Kab. Tapanuli Selatan
19 tahun 2001
04
Retribusi Ijin Gangguan
Kab. Langkat Kab. Deli Serdang Kab. Simalungun Kab Asahan Kab.
36 tahun 2002 08 tahun 2000 12 tahun 2001 16 tahun 2000
05
Retribusi Ijin Bangunan
Kab. Langkat
6 tahun 2002
06
Retribusi Pengelolaan Air
Kab. Langkat Kab. Simalungun Prop. Sumatera Utara Kab. Labuhan Batu Kab. Asahan
07
j Penyediaan y Tenaga g Listrik Retribusi Ijin
Kab. Labuhan Batu
2 tahun 2005
08
Retribusi Ijin Penimbunan BBM
Kab. Asahan Kab. Labuhan Batu
5 tahun 2002 43 tahun 2002
09
Retribusi Pemeriksaan alat Pemadam k b k kebakaran
Kab. Simalungun K b Asahan Kab. A h
7 tahun 2002 19 tahun h 2000
10
Retribusi Norma K3
Kab. Asahan Kab. Deli Serdang Kab. Tapanuli Selatan
18 tahun 2001 5 tahun 2001 11 tahun 2004
11
Retribusi Ketenagakerjaan
Kab. Simalungun Kota Medan
20 tahun 2001 15 tahun 2002
12
Retribusi Angkutan Hasil Alam
Kab. Serdang Bedagai
39 tahun 2005
40 tahun 2002 27 tahun 2001 SK Gubsu No.246.2/2270/K/2003 8 tahun 2003 06 tahun 2000
No
Jenis Perda
Lokasi
Nomor
13
R t ib i Pembuangan Retribusi P b Ai Limbah Air Li b h
Kab. K b Labuhan L b h Batu B t Ka. Labuhan Batu Kab. Deli Serdang Kab. Asahan
35 tahun t h 1998 54 tahun 2002 6 tahun 2000 18 tahun 2001
14
R ib i Pemakaian Retribusi P k i Kekayaan K k D Daerah h (jalan) (j l )
Kab. K b Labuhan L b h Batu B Kab. Asahan Kab. Deli Serdang Kab. Simalungun Kab Asahan Kab. Kab. Tapanuli Selatan
2 tahun h 2001 18 tahun 2000 11 tahun 2000 23 tahun 2001 13 tahun 2004 07 tahun 1998
15
Retribusi Penebangan Kayu Karet
Kab. Serdang Bedagai Kab. Langkat Kab Deli Serdang Kab.
35 tahun 2005 04 tahun 2004 10 tahun 2000
16
Retribusi Penggunaan Tanah
Kab. Deli Serdang
25 tahun 1998
17
Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian g C Golongan
Kab. Tapanuli Selatan Kab. Labuhan Batu
10 tahun 2001 42 tahun 2002
18
Sumbangan Wajib Karet
Kab. Asahan
29 tahun 2000
19
Sumbangan Fihak III rutin bulanan
Propinsi SUMUT Kab. Dairi
09 tahun 1992 10 tahun 2000
20
Retribusi Pasar karet sheet
Kab. Langkat
03 tahun 2000
21
Pajak Produksi hasil Perkebunan Negara/Swasta dan perkebunan rakyat (Karet, K. Sawit, Kakao, Tembakau dan Tebu) Tembakau,
Kab. Deli Serdang
27 tahun 2000
22
Penerangan Jalan non PLN
Kab. Labuhan Batu
06 tahun 1998
23
Retribusi Angkutan Hasil Alam
Kab. Tapanuli Selatan
12 tahun 2006
• Perkembangan e e ba ga da dalam a te teknologi o og budidaya bud daya pada perkebunan pe ebu a rakyat hampir tidak ada sehingga tidak mampu mengoptimalkan produktivitas lahan • Hubungan antara perkebunan rakyat dengan industri pengolahan hanya sebatas transaksional. Industri pengolahan kurang peduli dengan ketertinggalan perkebunan rakyat • Tingkat pendidikan masih cukup rendah sehingga perlu pendidikan tambahan khususnya perkebunan karet
• Produk yang diekspor masih dominan dalam bentuk bahan baku untuk industri hilir sehingga nilai tambah lokal masih rendah • Banyaknya perda membebani industri sehingga diperlukan evaluasi terhadap perda tersebut • Perlu formalisasi kelompok pekebun rakyat dalam bentuk k l kelompok k tanii terdaftar d f atau koperasi k i untuk k memudahkan d hk kolaborasi dengan industri pengolahan • Perlu P l pengaturan t t h d usaha terhadap h pengumpul/tengkulak l/t k l k berupa b ijin usaha terdaftar demi memudahkan penerapan SNI • Pemetaan potensi produksi wilayah dalam propinsi Sumatera Utara untuk memudahkan alokasi bahan baku untuk industri pengolahan
Sukses klaster industri tergantung pada : • Dorongan terus menerus dari pemerintah • Intervensi pemerintah dalam pendanaan awal operasi klaster • Seleksi anggota klaster secara ketat atau hanya yang termotivasi • Seleksi S l k i SDM personil il klaster kl agar terpilih ilih yang kuat k motivasi i i membangun daya saing dan kesejahteraan bersama • Bangun frame work bersama dalam klaster sehingga industri dan pendukung memiliki tujuan yang sama
TERIMA KASIH