SIDa.F.47
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU Ramos Hutapea, MEng
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012
LATAR BELAKANG • Kab. Kapuas Hulu memiliki berbagai potensi pariwisata baik alam (nature tourism), budaya (culture tourism) maupun petualangan (adventure tourism).
• Pelestarian lingkungan jadi isu penting bagi Kab. Kapuas Hulu, karena merupakan kabupaten konservasi dengan lebih dari 71% wilayahnya adalah kawasan hutan, dan memiliki 2 taman nasional, yakni TN Danau Sentarum dan TN Betung Kerihun yang merupakan bagian dari wilayah HoB (Heart of Borneo). Dengan sebagian besar wilayah Kab. Kapuas Hulu merupakan kawasan hutan, perkebunan juga menjadi sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.
• Sayangnya potensi pariwisata dan perkebunan yang sangat besar tersebut, masih banyak yang belum tergarap secara optimal. Padahal pengembangannya mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta berfungsi juga untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan. • Melalui perencanaan dan pengembangan yang berbasis pada pengembangan kawasan secara terpadu, industri pariwisata dan perkebunan dapat menjadi salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Konsep yang paling sesuai dalam pelaksanaan pengembangan kawasan adalah dengan pendekatan klaster industri. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN • Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi kepariwisataan yang sangat besar, baik secara alam maupun budaya, tetapi potensi tersebut belum termanfaatkan secara optimal sehingga Kabupaten Kapuas Hulu masih termasuk ke dalam kabupaten tertinggal; • Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain: banyak daya tarik wisata yang belum dikelola dan ditata secara profesional, akses jalan ke objek wisata relatif belum memadai, infrastruktur dasar dan infrastruktur kepariwisataan belum memadai, peran/ kesadaran masyarakat terhadap pariwisata masih relatif rendah dan lain-lain; • Potensi Kabupaten Kapuas Hulu dalam sektor perkebunan pun sangat besar, dengan komoditas seperti karet, kelapa sawit, kopi dll. Tetapi daya saing nya masih rendah, terutama untuk komoditas kelapa sawit peningkatan daya saing sangat dibutuhkan mengingat daerah ini berbatasan langsung dengan Malaysia yang merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan
Studi RPJMD Kab. Kapuas Hulu; identifikasi potensi dan pendukung obyek wisata & produk perkebunan unggulan; identifikasi rencana pengembangan kawasan wisata dan produk perkebunan; pemetaan pelaku klaster industri pariwisata dan perkebunan; analisis lingkungan usaha dan analisis perkuatan lingkungan usaha; analisis pohon tujuan pengembangan klaster industri pariwisata dan perkebunan; penyusunan rencana aksi pengembangan klaster industri pariwisata dan perkebunan. Fokus Kegiatan Pengembangan klaster industri pariwisata dan perkebunan Desain Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan klaster industri, melalui tiga tahapan yaitu: tahapan inisiasi dan koordinasi; tahapan eksplorasi & analisis; dan tahapan perumusan strategi & implikasi kebijakan Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan Tahapan dari pelaksanaan kegiatan terdiri dari: inisiasi; pengembangan tim prakarsa; eksplorasi/ analisis; identifikasi isu-isu strategis; identifikasi klaster kunci; konsensus prakarsa; pembentukan kelembagaan kolaborasi dan struktur operasional; perumusan strategi dan implikasi kebijakan; perencanaan aksi; dan konsensus rencana Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
HASIL KEGIATAN Perkembangan dan Hasil Kegiatan Peta pelaku klaster industri pariwisata & perkebunan; hasil analisis lingkungan usaha; hasil analisis penguatan lingkungan usaha; hasil analisis pohon tujuan dan rencana aksi yang mencakup empat strategi dalam pengembangan klaster industri pariwisata dan perkebunan (strategi pertama peningkatan wisatawan; strategi kedua peningkatan daya tarik wisata; strategi ketiga adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; dan strategi keempat promosi pariwisata)
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Kesepakatan bersama antara Pemerintah Kab. Kapuas Hulu dan BPPT tentang Pengkajian, Penerapan Dan Pemasyarakatan Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, dan ditindak lanjuti dengan pembentukan kelompok kerja penguatan SID, dan pengembangan klaster industri pariwisata. Nama lembaga yang diajak koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kab. Kapuas Hulu Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Koordinasi dalam rangka penyesuaian antara fokus kegiatan dgn tema prioritas RPJMD, dalam hal ini tema prioritas “Pembangunan Ekowisata Berbasiskan Masyarakat”, dengan Bappeda dan SKPD terkait Kabupaten Kapuas Hulu. Telah disusun matriks rencana tindak pengembangan klaster industri pariwisata dgn pemerintah Kab. Kapuas Hulu, yang berdasarkan instruksi lisan dari Sesda Kab. Kapuas Hulu kepada seluruh kepala SKPD, agar digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program/ kegiatan mulai tahun anggaran depan (2013), sehingga diperoleh sinergi yang baik antara lembaga terkait. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Berdasarkan tiga pertimbangan utama dalam penentuan klaster industri, yang perlu untuk diprioritaskan implementasinya dalam jangka menengah adalah: dokumen MP3EI; kebijakan industri nasional; dan kapasitas litbang pemerintah Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan
Dilakukannya review RPJMD dengan memasukkan kerangka kebijakan sistem inovasi; tersusunnya dokumen strategis sistem inovasi daerah; dimanfaatkan nya rencana aksi sebagai acuan dalam penyusunan kegiatan SKPD terkait pada tahun anggaran 2013-2015; dan digunakannya rencana aksi sebagai acuan dalam penyusunan RIPPADA Kabupaten Kapuas Hulu 2013-2025 Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Sedang dilakukan review RPJMD dengan memasukkan kerangka kebijakan SIDa dan penyusunan dokumen strategis SIDa (rencana selesai tahun 2012); Telah terbentuk pokja penguatan SIDa Kab. Kapuas Hulu dengan SK Bupati; Instruksi lisan Sesda kepada Kepala SKPD terkait agar rencana kegiatan tahun 2013 ke depan disusun mengacu pada matriks rencana aksi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan
Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi, dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar kawasan pusat pertumbuhan ekonomi; mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional; mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy. Strategi Pengembangan ke depan Berdasarkan bagan sistem inovasi model Arnold Kuhlman, dengan mendorong interaksi antar sub sistem dalam mendukung penguatan sistem inovasi Tahapan Pengembangan ke depan Berdasarkan tahapan pengembangan klaster industri, yaitu tahapan implementasil; tahapan pecapaian milestone; tahap pengelolaan sinergi dan tahapan pemantauan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
logo lembaga
TERIMA KASIH Ramos Hutapea, MEng Drs. Murman Hidayat, MEc Ir. Bhisma Kusnardi Ir. Wawan Setiawan Herwanto Sidik P, SE. ME