STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI PROGRAM MAGAZINE LAPTOP SI UNYIL DI TRANS|7 DALAM MEMBERIKAN TAYANGAN YANG BERSIFAT EDUKATIF (Periode Maret-April 2008)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama : Mareta Muliandini NIM : 4410401-041 Jurusan : Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI BROADCASTING
Nama Nim
: Mareta Muliandini : 4410401-041 Strategi Manajemen Produksi Program Magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 Dalam Memberikan Tayangan yang Bersifat Edukatif (Periode Maret-April 2008) Bilbiografi : 93 Halaman; 2 Gambar + 1 Tabel + Lampiran 23 Acuan (Tahun 1994-2008)
ABSTRAKSI Bagi sebuah stasiun pertelevisian, program acara merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidup. Berbagai jenis program-pun ditawarkan kepada khalayak luas, salah satunya adalah program Magazine yang lebih dikenal dengan majalah udara. Layaknya sebuah majalah, program Magazine menyuguhkan berbagai macam jenis tayangan. Salah satu program Magazine yang di produksi dan ditayangankan pada stasiun televisi Trans|7 adalah Laptop Si Unyil. Tayangan ini mempunyai misi memberikan sebuah tayangan yang sehat dan mendidik untuk anak dengan menitik beratkan pada tema Science dan Teknologi. Boneka Si Unyil yang telah populer pada tahun 80-an hadir kembali dengan format yang berbeda. Program yang hadir setiap hari Senin hingga Jumat pukul 13.00 WIB ini menghadirkan boneka Si Unyil sebagai Host yang mengamati dan bercerita secara bertutur kepada pemirsa mengenai apa yang sedang ia lihat. Dengan menggunakan Laptop pintar, boneka Si Unyil menjelaskan kepada penonton tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan science dan teknologi secara mudah dan sederhana. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah memaparkan bagaimana strategi manajemen produksi yang dilakukan pada program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 dalam memberikan tayangan yang bersifat edukatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan menyimpulkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) kepada para narasumber yaitu Produser, Ass. Produser, Reporter, Camera Person, Editor, dan pengisi suara boneka. Penelitian ini juga disertai dengan pengamatan langsung dilapangan dan lokasi kerja para narasumber. Selain itu, untuk keabsahaan penelitian peneliti juga mewawancarai praktisi broadcast dan masyarakat yang terdiri dari anak usia 7-10 tahun dan orang tua sang anak untuk memberikan pendapat dan pandangan tentang tayangan Laptop Si Unyil. Strategi Manajemen Produksi program Laptop Si Unyil adalah tetap konsisten dalam memberikan tayangan anak yang sehat dan mendidik secara sistematis dan atraktif. Tayangan anak dengan format magazine yang dimiliki oleh Laptop Si Unyil adalah tayangan yang bersifat edukatif dan menghibur.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ’alamin, akhirnya karya ilmiah yang disusun dalam skipsi dengan judul ”Strategi Manajemen Produksi Program Magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 Dalam Memberikan Tayangan Yang Bersifat Edukatif” dapat selesai dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1), Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari, sangat sulit untuk menyelesaikan karya ilmiah ini dengan berbagai cobaan dan godaan yang penulis hadapi. Namun mengingat tanggung jawab penulis terhadap orang tua yang telah membiayai penulis sejak masih didalam kandungan hingga saat ini, menjadikan motivasi tersendiri untuk terus melangkah maju dan menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Tanpa dukungan dari semua pihak yang telah membantu, penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada mereka yang telah membantu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas dorongan moril maupun materil ; 1. Heri Budianto, S. Sos, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi 2. Drs. Riswandi., M.Si, ketua bidang studi Broadcasting, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 3. Seluruh Kru Laptop Si Unyil; (Produser) Dewi Laila, Vini Muktini, Cahyo Wibowo, (Ass. Produser) Ilham Hasan, Kurnia Firdaus, Lies Indria Permana, Dhian N. Utami, (Reporter) Wisnu Mursabdo, Berliana Keesi, Dini Palupi, Dasnita M. Sinaga, Dikfa Nurhadi, Ditta Rachmawati, Marliana Fitriyah, (Camera Person) Mukti Ali, Feri Rizqi, Arisna Istiadji, Andi Angga, Tubagus
FP, Windah Mustikawati, Gancar Wicaksono, (Production Assisten / Riset) Yuqi Savitri, (UPM) Intan Joanita, (RCD) Handy Syahputra. Terima kasih banyak atas waktu, ilmu, dan kesempatan yang telah diberikan. 4. Seluruh key informan dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih atas informasi dan kesempatan yang telah diberikan. 5. Kedua orang tua penulis; Edy Ruswanto, SE dan Rumenti 6. Kedua adik penulis; Djulita Amalia (Lita) dan Firman Abdul Ghani (Gani) 7. Kedua Kakek dan Nenek Penulis; (Alm) Letda Purn. Salimoen Hardjo Suwito dan Ropi’ah Salimoen Hardjo Suwito serta (Alm) Riwan Purwanto dan HJ. Sopiah Riwan Purwanto 8. Dra. Diah Wardani, M.si; sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Univ. Mercu Buana 9. Dra. Agustina Zubair, M.Si; sebagai Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Univ. Mercu Buana 10. Ahmad Mahdi; Kakak dan juga guru yang selalu membimbing penulis dalam proses pencarian key informan karya ilmiah ini 11. Irfan Fadli; motivator penulis 12. Martinus Budi Lesmono, S. Sos. Broadcast 2003 13. Teman-teman Fikom Broadcast 2004 Univ. Mercu Buana 14. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materiil. Jakarta, 10 Juni 2008
Mareta Muliandini
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI......................................... i TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI............................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.................................. iv ABSTRAKSI................................................................................................... v KATA PENGANTAR..................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................ xi BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah............................................................ 9
1.3
Tujuan Penelitian................................................................ 9
1.4
Signifikansi Penelitian........................................................ 9 1.4.1 Signifikansi Akademis............................................... 9 1.4.2 Signifikansi Praktis.................................................... 9
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Massa................................................................. 10 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa.....................................
11
2.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa.......................................... 11 2.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa......................... 13 2.2 Televisi Sebagai Saluran Media Massa.................................. 15 2.3 Program Siaran Televisi......................................................... 17 2.4 Program Acara Magazine....................................................... 20 2.5 Tayangan Edukatif................................................................. 21 2.6 Strategi Manajemen Produksi Televisi................................... 22 2.6.1 Pengertian Strategi......................................................... 22 2.6.2 Pengertian Manajemen.................................................. 23 2.7 Fungsi Manajemen Produksi Televisi.................................... 24 2.7.1 Perencanaan.................................................................. 25
2.7.2 Pengorganisasian........................................................... 28 2.7.3 Pengawasan.................................................................... 31 2.7.4 Evaluasi......................................................................... 33 2.8 Strategi Produksi Program Magazine..................................... 33 2.8.1 Materi Produksi............................................................. 34 2.8.2 Sarana Produksi............................................................. 34 2.8.3 Biaya Produksi.............................................................. 35 2.8.4 Tahap Pelaksanaan Produksi......................................... 35 2.9 Bagian Pemberitaan Televisi.................................................. 38
BAB III
METODOLOGI 3.1 Tipe / Sifat Penelitian............................................................. 42 3.2 Metode Penelitian................................................................... 43 3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 44 3.3.1 Data Primer................................................................... 44 3.3.2 Data Sekunder............................................................... 44 3.4 Narasumber / Key Informan................................................... 45 3.5 Definisi Konsep...................................................................... 46 3.6 Fokus Penelitian..................................................................... 47 3.6.1 Tahap Perencanaan....................................................... 47 3.6.2 Tahap Pengorganisasian................................................ 48 3.6.3 Tahap Pengarahan......................................................... 48 3.6.4 Tahap Pengawasan........................................................ 48 3.6.5 Tahap Evaluasi.............................................................. 49 3.7 Teknik Analisa Data............................................................... 49 3.8 Keabsahan Hasil Penelitian.................................................... 50
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum.................................................................... 51 4.1.1 Gambaran Umum Stasiun Televisi Trans|7................... 51 4.1.2 Gambaran Umum Program Laptop Si Unyil................. 54 4.1.2.1 Struktur Organisasi Program Laptop Si Unyil..... 56 4.2 Hasil Penelitian....................................................................... 58
4.2.1 Perencanaan (Planning)................................................. 58 4.2.1.1 Perencanaan Materi/Tema Program...................... 58 4.2.1.2 Perencanaan Narasumber Program....................... 63 4.2.1.3 Perencanaan Penempatan Segmen Program......... 64 4.2.1.4 Perencanaan Pendanaan Program......................... 65 4.2.1.5 Perencanaan Segmentasi Penonton Program........ 67 4.2.2 Pengorganisasian (Organizing)..................................... 68 4.2.2.1 Penerapan Fungsi dan Wewenang Masing-masing Jabatan................................................................... 68 4.2.3 Pengarahan (Directing).................................................. 70 4.2.4 Pengawasan (Controlling)............................................. 75 4.2.5 Evaluasi......................................................................... 82 4.3 Pembahasan............................................................................ 83 4.3.1 Perencanaan Produksi Program Laptop Si Unyil.......... 84 4.3.2 Pengorganisasian Produksi Program Laptop Si Unyil... 87 4.3.3 Pengarahan Produksi Program Laptop Si Unyil............ 88 4.3.4 Pengawasan Produksi Program Laptop Si Unyil.......... 88 4.3.5 Evaluasi Produksi Program Laptop Si Unyil................. 89
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan............................................................................. 91 5.2 Saran....................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Logo Trans|7............................................................................. 52
Gambar 2
Logo Program Laptop Si Unyil................................................. 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Proyeksi tayang bulan Maret..................................................... 69
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, di antara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi dalam konteks publik secara lokal, nasional, regional dan global atau melalui media massa.1 Penyebaran informasi melalui media massa seperti surat kabar, televisi, radio dan film telah membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupannya. Kegunaan media massa telah dirasakan oleh masyarakat, bahkan telah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Media massa telah hadir setiap saat tanpa memandang waktu dan jarak. Bahkan mungkin kehadiran media massa dapat mempengaruhi cara hidup dan perilaku seseorang.2 Aspek penting yang tidak bisa dilepaskan dari hal diatas adalah komunikasi massa. Sebagai salah satu tipe komunikasi manusia, komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).3
1
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), hal 1.6 Ibid., hal.7.1 3 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa , (Malang: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal.3-4 2
1
2
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.4 Dewasa ini, informasi sangatlah penting untuk manusia. Kebutuhan akan informasi terus berjalan dengan perkembangan yang terjadi pada media-media massa. Salah satunya adalah media televisi. Karena televisi merupakan media massa yang sangat efektif di dalam proses penyebaran informasi kepada khalayak. Televisi mampu mengirim informasi atau pesan dalam bentuk audio-visual (gambar dan suara). Televisi-pun memiliki peranan besar dan penting di dalam kegiatan penyebaran informasi di banding media massa lainnya, salah satunya disebabkan karena media ini memiliki jangkauan yang luas dan dapat langsung menyentuh penglihatan dan pendengaran manusia. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.5 Perkembangan pertelevisian di Indonesia diawali oleh hadirnya Televisi Republik Indonesia (TVRI) selaku stasiun televisi pertama milik pemerintah pada tahun 1962. Hampir selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi.6 Barulah pada tahun 1989, RCTI mengudara walaupun dengan penyelenggaraan siaran yang terbatas. Kehadiran TV Swasta
4
Ibid., hal. 9 Undang-undang Penyiaran 2002, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, No.32 Pasal 1 Butir 4 6 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2004), hal.3 5
3
tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat, khususnya di daerahdaerah yang terjangkau oleh siaran RCTI. Kehadiran TV swasta tersebut di awali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen/1987 tentang saluran siaran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.7 Setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, kemudian berturut-turut muncul televisi-televisi swasta lainnya di Indonesia, seperti SCTV (24/8/1990), TPI
(23/1/1991),
ANTV
(7/3/1993),
Indosiar
(11/1/1995),
Metro
TV
(25/11/2000), Trans TV (25/11/2001), selain itu muncul pula TV 7 dan Global TV.8 Serta beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai program dalam dan luar negeri.9 Perindustrian penyiaran di Indonesia berkembang sangat pesat. Sesuai dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan. Hal ini menuntut sumber daya manusia yang mampu berkreatifitas dan berfikiran kritis untuk menyuguhkan tayangantayangan yang bermutu dan berkualitas. Setiap harinya, stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Berbagai jenis program tersebut dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi kedalam dua jenis, yaitu berita keras (hardnews) yang merupakan laporan berita terkini dan harus segera disiarkan, dan berita lunak (softnews) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. 7
Tommy Suprapto, Berkarir di bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), hal. 21-22 8 Ibid, hal. 22 9 Morrisan, Media Penyiaran, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), hal. 8
4
Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama, permainan (game show) dan pertunjukan.10 Sejak hadirnya beberapa televisi swasta nasional dan juga beberapa televisi lokal, komunitas, serta televisi berlangganan menambah maraknya bisnis televisi di tanah air. Dan pada gilirannya masyarakat akan dihadapkan pada pilihan program yang menarik dan tentu saja yang diuntungkan adalah pemirsa televisi itu sendiri. Pemirsa akan memiliki banyak sekali pilihan tontonan yang menarik seperti yang bersifat informatif, edukatif, bahkan hiburan. Berbagai stasiun televisi mempunyai target masing-masing dalam menjaring audiens melalui program-program yang ditawarkan. Salah satunya adalah program Informasi (berita), yaitu segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi), dan informasi itulah yang dijual kepada audien.11 Magazines adalah salah satu program Informasi yang termasuk kedalam softnews. Magazines dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara yang tidak hanya menyoroti satu pokok permasalahan saja, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dll yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format yang beragam, misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Sebagaimana dengan feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke rubrik yang lain.12 Banyak kemungkinan yang dapat dibuat dengan program magazine. Magazine dan feature merupakan dua format program yang sangat kaya dan
10
Ibid, hal. 100 Ibid, hal. 101 12 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yokyakarta: Pinus, 2007), hal.196-197 11
5
sungguh bercorak audio visual, yaitu cepat, bervariasi, kaya, mendalam, dan menarik. Oleh karena itu, program tersebut sebenarnya menarik minat banyak penonton sekaligus bermanfaat. Namun, memproduksi program semacam ini dengan hasil maksimal cukup mahal dan tidak mudah.13 Melihat perkembangan industri televisi dan semakin maraknya tayangan magazine di layar kaca, tentunya menciptakan iklim persaingan diantara setiap stasiun televisi dalam merebut hati pemirsa. Setiap stasiun televisi kini dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengembangkan program-program yang hadir untuk mengisi siaran mereka, termasuk juga dalam program magazine. Bagi para stasiun televisi yang memproduksi program magazine, kondisi ini memaksa mereka untuk terus berupaya menyajikan dan mengemas tayangan magazine dengan lebih baik lagi agar dapat disukai dan tidak membosankan. Salah satu stasiun televisi yang mengemas program Magazine adalah TRANS|7. Trans|7 telah menayangkan beberapa program magazine yang telah mendapat tempat di hati pemirsa, seperti “Selamat Pagi” dan “Selamat Pagi Ceria”, “Si Bolang”, “Cita-Citaku”, “Wanita dalam Berita”, “Asal-Usul”, “CipikaCipiki”, “Wisata Belanja”, dll. Semua program tersebut berada di dalam Divisi News di Departemen Magazine & Documentary. Selain itu, Trans|7 memiliki program Magazine dengan kemasan yang berbeda, yaitu LAPTOP SI UNYIL. Pada tahun 2007, karakter Si Unyil ditampilkan kembali dengan nama Laptop Si Unyil oleh Trans|7. Si Unyil mengudara pertama kali di TVRI pada tanggal 5 April 1981, dengan total 603 episode. Si Unyil hadir di layar televisi dalam kurun waktu 12 tahun (1981-
13
Ibid, hal. 202
6
1993).14 Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan, kecuali beberapa yang diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman. Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" kini menjadi "Gopek dulu dong", dan Unyil didampingi temannya “Ipat” membahas hal-hal pendidikan (edukasi) dengan laptop yang dimiliki teman Unyil tersebut.15 Program magazine Laptop Si Unyil adalah program anak yang memberikan ilmu pengetahuan umum dan hiburan yang mendasar bagi anak-anak. Tidak hanya melalui sekolah formal, melalui program Laptop Si Unyil hal-hal yang sebenarnya sulit dipahami, dapat disampaikan dengan penjelasan yang sederhana, menarik dan lugas, sehingga lebih mudah dipahami. Bahkan pertanyaan anak yang terkadang sulit dijawab oleh orang tua. Tim kreatif Trans|7 sejak awal ingin memasukkan tema pendidikan yang sarat dengan perkembangan teknologi. Akhirnya, dipilih Laptop sebagai salah satu kata dalam judul tayangan.16 Trans|7 memiliki komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, yang menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia, maka tim kreatif Trans|7 menghadirkan Unyil kembali. Berangkat dari ide memproduksi tayangan pendidikan anak, pilihan Trans|7 pun jatuh pada cerita Si Unyil yang pernah tayang di TVRI pada tahun 1980-an.17 Tahun 2001, bersama dengan Helmy Yahya, PPFN berusaha mengangkat kembali cerita boneka Si Unyil ini ke layar kaca. Si Unyil dipermodern, dan bagi anak-anak di masa tersebut, cerita boneka Si Unyil ternyata tidak mampu menarik
14
Website Blogspot, http://Lapanpuluhan.blogspot/hompimpah-unyil-kucing.html Website Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil 16 Website Republika : http://www.republika.co.id/Aksi_Si_Unyil 17 Ibid, Website Republika 15
7
perhatian mereka. Si Unyil terkalahkan dengan kartun-kartun impor dari Jepang yang lebih ekspresif. 18 Program Laptop Si Unyil yang hadir setiap hari Senin-Jumat pukul 13.00 WIB ini, menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan, uji ilmiah yang berkaitan dengan benda dan lain sebagainya yang merupakan konten tayangan ini.19 Konten tayangan tersebut terbagi dalam 3 segmen tayangan, yaitu segmen Taping Panggung dan Taping Ipat, Liputan pabrik, serta Animasi dan Permainan Anak. Tokoh–tokoh yang ditayangan tetap sama yaitu Unyil dengan karakternya yang pintar dan baik, Pak Raden yang galak, Pak Ogah yang pemalas, pengganggu dan lucu. Tayangan tersebut dapat dijadikan tontonan alternatif yang mendidik khususnya bagi anak–anak. Dengan segmentasi audiens yang meliputi anak-anak usia 7-10 tahun ini tidak saja menyajikan hiburan tapi juga tayangan yang mendidik bagi pemirsa. Penulis memilih tayangan Laptop Si Unyil sebagai objek penelitian karena hadirnya boneka Si Unyil ke layar kaca dengan format magazine merupakan hal yang menarik, mengingat boneka Si Unyil adalah tayangan film anak yang tidak lagi ditayangkan stasiun televisi publik TVRI. Periode penelitian yang dilakukan adalah bulan Maret 2008 hingga April 2008. Alasan pemilihan periode ini karena, pada tanggal 19 Maret 2008 Laptop Si Unyil telah hadir selama 1 tahun dan telah melakukan strategi produksi dengan menghadirkan tayangan yang bervariatif dan dinamis yaitu dengan perubahan-perubahan penempatan segmen tayangan. Perubahan-perubahan segmen tayangan tersebut salah satunya terjadi pada 18 19
Website Blogspot, op.cit. Website Trans|7: profil, http:/www.trans7.co.id
8
tanggal 10 Maret 2008 dan tanggal 11 Maret 2008. Pada tanggal 10 Maret 2008, Laptop Si Unyil menghadirkan segmen drama panggung dan pada segmen 2 terdapat animasi, sedangkan pada tanggal 11 Maret 2008 drama panggung tidak dihadirkan dan animasi berada pada segmen 3. Selain itu perubahan penempatan segmen salah satunya juga terjadi paga tanggal 8 April 2008 dan tanggal 9 April 2008. Pada tanggal 8 April 2008 terdapat aksi drama panggung dan liputan pembuatan mobil di pabrik. Sedangkan pada tanggal 9 April 2008 tidak terdapat drama panggung dan tidak ada liputan pabrik melainkan cara pengeboran tambang. Perubahan-perubahan yang menandakan strategi program tersebut terus dilakukan untuk membuat tayangan yang bervariatif, untuk meraih penonton agar meningkatkan rating dan share ditengah banyaknya kompetitor-kompetitor pada jam tayang Laptop Si Unyil. Berdasarkan deskripsi diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti secara deskriptif mengenai strategi produksi tayangan program Magazine LAPTOP SI UNYIL di Divisi News Departement Magazine & Documentary TRANS|7, dilihat dari tahap proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi yang meliputi unsurunsur strategi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi.
9
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Strategi manajemen produksi program magazine LAPTOP SI UNYIL di TRANS|7 dalam memberikan tayangan yang bersifat edukatif (Periode Maret 2008 hingga April 2008)”.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manajemen produksi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi program tayangan Magazine LAPTOP SI UNYIL di TRANS|7.
1.4. Signifikansi Penelitian
1.4.1
Signifikansi Akademis Sebagai
sumbangan
pengetahuan
bagi
perkembangan
dunia
broadcasting, khususnya mengenai strategi produksi program Magazine di televisi, dan perkembangan ilmu komunikasi pada umumnya.
1.4.2
Signifikansi Praktis Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi produksi Laptop Si Unyil
dalam memproduksi tayangan yang bersifat edukatif serta para broadcaster yang bekerja di belakang layar, sehingga dapat memproduksi tayangan secara efektif dan efisien, serta menjaring audiens, hingga mencapai pada peningkatan rating dan share.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Massa Manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak lahir ke dunia. Tindakan komunikasi ini terus-menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana bentuk dan corak kehidupan manusia di dunia ini seandainya saja jarang atau hampir tidak ada tindakan komunikasi antara satu orang/sekelompok orang dengan orang/kelompok orang lainnya.20 Salah satu tipe komunikasi yang digunakan oleh manusia adalah komunikasi massa. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.21 Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media massa dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern.22 Media massa yang merupakan saluran dari komunikasi massa antara lain media elektonik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film.23
20
Pengantar Komunikasi, op.cit., hal 1.3 Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), hal 1.26 22 Pengantar Komunikasi Massa , op.cit., hal.3,4 23 Ibid, hal.5 21
10
11
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Menurut De Fleur dan Dennis, Bahwa Komunikasi massa adalah suatu proses
dimana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.24 Dengan munculnya definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh ahli komunikasi, maka pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa cetak maupun elektronik.
2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Media massa merupakan saluran dari komunikasi massa. Dan berikut adalah ciri-ciri dari komunikasi massa:25 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga. Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Misalnya wartawan, merupakan salah satu bagian dari sebuah lembaga. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen. Artinya, penonton televisi terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi.
24 25
Pengantar Komunikasi, op.cit., hal.7.3 Pengantar Komunikasi Massa, op.cit., hal. 19-31
12
3. Pesannya Bersifat Umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus atau tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah. Komunikasinya berjalan satu arah. Tidak dapat langsung memberikan respons kepada komunikatornya. Jika bisa, sifatnya pun tertunda. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan. Serempak berarti khalayak dapat menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu dapat bersifat relatif, jika media cetak seperti majalah yang pengirimannya berada di wilayah jangkauan berbeda, maka akan terjadi perbedaan penerimaan. Akan tetapi, komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan informasinya secara serentak. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / palang pintu / penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Dan berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
13
2.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa Sama halnya dengan definisi Komunikasi Massa. Tujuan dan fungsi komunikasi massa juga memiliki latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun satu pendapat dengan pendapat yang lainnya berbeda, namun titik tekan mereka kemungkinan sama. Inilah garis besar dari tujuan dan fungsi komunikasi massa :26 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi disamping fungsifungsi yang lain. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masyarakat Indonesia menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga. 3. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan contoh tulisan persuasif.
26
Ibid, Pengantar Komunikasi Massa, hal. 66
14
4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. 5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. 6. Pengawasan Menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat, dan sebagainya. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaintannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian masyarakat yang lain).
15
8. Pewarisan Sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya. 10. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak yang tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan
kepentingan
masing-masing
pihak.
Disinilah
tugas
komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut.
2.2. Televisi Sebagai Saluran Media Massa Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Unsur esensial dari
16
kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan.27 Bermula dengan ditemukannya electrisce telescope sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin, Paul Nipkow, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 18831884. Prestasi Nipkow ini menjadikan ia diakui sebagai “Bapak Televisi”. Televisi mempunyai arti kata dari tele berarti jauh, sedangkan visio berarti pandangan. Berdasarkan asal kata tersebut maka dapat diartikan bahwa televisi berarti melihat jauh. Melihat jauh ini diartikan dengan gambar atau suara yang diproduksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perlengkapan dan perangkat penerima.28 Sajian yang diberikan oleh televisi dalam bahasa audio visual, lebih mudah diingat. Televisi pun mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan. 29 Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogi televisi yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi dan pesawat penerima yaitu televisi.30
27
Teknik Produksi Program Televisi,op.cit., hal.17 Jurnalistik Televisi Mutakhir, op.cit., hal.2 29 Teknik Produksi Program Televisi,op.cit., hal. 19 30 Jurnalistik Televisi Mutakhir, op.cit., hal.2-3 28
17
Sifat media penyiaran televisi sebagai salah satu bentuk media massa memiliki cirinya tersendiri. Dalam upaya menyampaikan informasi, televisi juga memiliki kelebihan dan tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut :31 Kelemahan televisi: 1. Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran 2. Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali 3. Daya rangsang sangat tinggi 4. Elektris 5. Sangat mahal 6. Daya jangkau besar Televisi sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak mengusai waktu. Artinya, televisi dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu). Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat maka siaran televisi tidak dapat memuaskan semua lapisan penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat jengkel dan rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu program mungkin disukai oleh kelompok masyarakat terdidik namun program tersebut akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya.32
2.3. Program Siaran Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Namun kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam 31 32
Media Penyiaran, op.cit., hal.9 Ibid, hal.10
18
dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi. Bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara pada suatu stasiun penyiaran televisi adalah bagian atau departemen program. Bagian ini mempunyai tugas membawa audiens kepada suatu stasiun penyiaran melalui berbagai programnya, agar dapat menarik minat audiens.33 Setiap harinya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:34 a. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hardnews) dan berita lunak (softnews). Berita Keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. Sebagian orang menyebut berita keras dengan istilah straight news. Sedangkan Berita Lunak adalah segala informasi yang
33 34
Ibid, hal.97 Ibid, hal. 101-108
19
penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. b. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien. Program hiburan dibagi kedalam beberapa bentuk jenis program, yaitu: 1. Drama, yaitu pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. 2. Permainan atau Game Show, merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, dengan cara menjawab pertanyaan atau memenangkan sesuatu dalam bentuk permainan. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis (quiz show), ketangkasan dan reality show. 3. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
20
4. Pertunjukan, adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audiens televisi. Pertunjukkan tersebut dapat berupa lawak, sulap dan juga pertunjukan lain seperti ketoprak, wayang, dan sebagainya.
2.4. Program Acara Magazine35 Saat ini stasiun televisi lebih menitik beratkan untuk menyajikan program hiburan untuk masyarakat. Karena program tersebut lebih banyak diminati dan menarik minat audiens untuk menontonnya, sehingga stasiun televisi tersebut akan mendapatkan pemasukan pendapatan yang meningkat dari para pemasang perusahaan iklan yang tertarik dari jumlah terbesar Sharing dan Rating. Tidak banyak program televisi yang menyiarkan program hiburan yang bernilai, karena dewasa ini masyarakat berfikiran kritis dan protektif terhadap pilihan tontonan mereka, agar program yang mereka lihat dapat menghibur dan bermanfat bagi kehidupan. Berbagai stasiun televisi mempunyai target masing-masing dalam menjaring audiens melalui program-program yang ditawarkan. Salah satunya adalah program magazine, yang dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, magazine yang merupakan bagian dari soft news memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan produser. Program magazine juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi bahasanbahasan. Program tersebut mirip dengan program feature. Perbedaannya, jika 35
Teknik Produksi Program Televisi, op.cit., hal.196-197
21
program feature membahas satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine tidak hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format. Sejumlah stasiun televisi yang menyiarkan program magazine diantaranya adalah; RCTI dengan “Unik”, INDOSIAR “Gaya Hidup Sehat”, TRANS TV “Sisi Lain”, ANTV “Berbagi Cerita”, SCTV “Pijar”, Global TV “Sekitar Kita”, dan lain-lain. Biasanya program magazine berdurasi antara 30 sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda-beda, misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antar rubrik yang satu ke rubrik yang lain.
2.5. Tayangan Edukatif Media massa, terutama televisi merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak secara luas. Saat ini, media audio visual seperti televisi telah menjadi kebutuhan sosial yang paling efisien dan paling bisa diterima. Interaksi masyarakat terutama anak-anak terhadap tayangan televisi sangatlah tinggi, dalam sehari anak-anak menghabiskan rata-rata 3 jam untuk menonton televisi.36 Tayangan edukatif (mendidik) merupakan tayangan yang menyampaikan informasi untuk memberikan kecerdasan bagi si penonton. Hal 36
Website AGB Nielsen Media Research, http://www.agbnielsen.net/newsletter
22
tersebut sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara”. Tayangan edukatif untuk anak menurut Muhammad Soleh/Praktisi Broadcast adalah harus memberikan sesuatu yang entertaint (menghibur), jangan memindahkan pelajaran di sekolah kedalam televisi, cari suatu alternatif bagaimana mengemas program agar menarik.
2.6. Strategi Manajemen Produksi Televisi 2.6.1. Pengertian Strategi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.37 Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media.
37
Onong Uchjana Effendy, “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 32
23
2.6.2. Pengertian Manajemen Manajemen adalah usaha serentak dn sistematis untuk mencapai suatu tujuan bersama,38 sedangkan menurut G.R. Terry, manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapai hasil yang diinginkan dengan menginginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia.39 Manajemen strategik menurut Pearce dan Robinson, merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formasi dan implementasi serta rencana yang di desain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.40 Manajemen strategik merupakan suatu cara mensistematiskan berbagai keputusan bisnis yang paling penting. Faktor tersebut dalah implementasi bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuan utamanya. Bentuk dari permasalahan itu antara lain dapat berupa kekuatan dalam perusahaan, kenyatan sumber daya perusahaan dan hubungan kekuasaan intern, sistem penilaian dari eksekutif puncak dan kesadaran manajemen tentang keputusan masa lampau dan perkembangan perusahaan. Proses manajemen strategis akan berhasil pada batas-batas tertentu apabila manajemen puncak berperan dalam merumuskan tujuan tersebut, dan dalam hal bahwa tujuan ini mencerminkan nilai-nilai manajemen dan kenyataan situasi organisasi.41
38
Kartini Kartono, “Pemimpin dan Kepemimpinan”, (Jakarta: Rajawali Pers, PT. Raja GrafindoPersada, 2005), hal.167 39 Ibid, hal.168 40 Husein Umar, “Studi Kelayakan Bisnis Manajemen” Metode dan Kasus, (Jakarta: Gramedia, 1997) hal.157 41 Ibid, hal 166
24
2.7. Fungsi Manajemen Produksi Televisi Fungsi-fungsi manajemen adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sama dimana saja, dalam seluruh organisasi dan pada waktu kapan saja. Fungsi-fungsi manajerial ini sama untuk perusahaan besar, kecil, maupun multinasioanal, organisasi-organisasi kemasyarakatan atau semi kemasyarakatan, kelompok-kelompok hobi, dan sebagainya.42 Tujuan program televisi pada umumnya adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin penonton. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya. Program siaran juga harus bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu.43 G.R. Terry misalnya, berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi empat peristiwa yang disingkat dengan P.O.A.C., yaitu:44 1. Planning (perencanaan) 2. Organizing (pengorganisasian)
42
Handoko, T.Hani, “Manajemen”, (Yogyakarta: BPFE, 1995), hal.3 Media Penyiaran, op.cit., hal.167 44 Kartini Kartono, Op.Cit, hal. 170-171 43
25
3. Actuating (penggerakan, aktualisasi) 4. Control (pengawasan)
2.7.1. Perencanaan Segala tipe organisasi di dalam menjalankan kegiatannya sangat mutlak membutuhkan perencanaan. Perencanaan menentukan terlebih dahulu kegiatankegiatan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan siapa yang harus melaksanakan semua kegiatan. Perencanaan atau planning adalah kegiatan menentukan sebelumnya sasaran yang ingin dicapai, dan memikirkan cara serta sarana-sarana pencapaiannya.45 Di dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak yng sangat luas di masyarakat. Perencanaan disini meliputi : 1. Perencanaan siaran termasuk di dalamnya perencanaan produksi dan pengadaan materi siaran yang dibeli dari rumah produksi (production houses), serta menyusunnya menjadi rangkaian mata acara, baik harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya, sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai. 2. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (hardware). 3. Perencanaan administrasi termasuk di dalamnya perencanaan dana, tenaga pemasaran dan sebagainya. Para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik akan memperlancar proses produksi dan
45
Ibid, hal.78
26
penyiaran, serta memberikan mekanisme kontrol. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan Organisasi penyiaran (radio/televisi) memiliki perencanaan utama/induk yang dijabarkan menjadi perencanaan masing-masing unit kerja. Perencanaan unit kerja tidak boleh menyimpang dari perencanaan utama/induk, karena perencanaan utama/induk disusun berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Perencanan dilakukan oleh ketiga unsur utama manajemen penyiaran, yaitu manusia pengelola siaran, teknik dan administrasi. Pada dasarnya, perencanaan adalah fungsi pimpinan/manajer. Seorang pemimpin manajer berdasarkan: a. Tujuan, misi, fungsi, tugas b. Status organisasi c. Kemampuan dana, tenaga, dan sarana d. Masukan lain pada input. Untuk mencapai keadaan yang diinginkan, perlu direncanakan tahap-tahap pelaksanaan dengan jelas setiap tahapan yang dikerjakan, termasuk: a. Jangka waktu penyelesaian b. Siapa yang harus dihubungi c. Siapa penanggung jawab setiap tahapan kerja d. Apa yang hendak dicapai Dengan demikian, untuk dapat membuat perencanaan dengan sempurna seorang pemimpin/manajer harus mengetahui: a. Tujuan yang hendak dicapai b. Situasi dan kondisi masa kini c. Kemampuan yang dimiliki
27
d. Tantangan yang dihadapi e. Hambatan yang ada f. Strategi yang tepat untuk pelaksanaan. Di dunia penyiaran tingkat persaingan yang ketat, karena memiliki sasaran khalayak yang sama. Maka dari itu, di dunia penyiaran perencanaan harus luwes/flexible yang dapat berubah sesuai selera khalayak. Oleh karena, dunia penyiaran memerlukan tenaga-tenaga profesi yang dinamis, berdedikasi, disiplin, dan kreatif. Pada dasarnya, semua perencanaan akan melalui tahapan seperti diatas, agar perencanaan menjadi sempurna akan sangat membantu proses produksi, serta akan memberikan mekanisme kontrol. Untuk membentuk organisasi produksi dan penetapkan personel untuk meninjau lokasi liputan adalah yang pertama-tama dilakukan yaitu rapat program (program meeting). Pembahasan pada rapat program lebih bersifat teknis, khususnya teknis memproduksi tidak menyinggung masalah kebijakan lagi. Bila dianggap perlu, kerabat kerja teknik dapat meminta waktu untuk menyelenggarakan rapat teknis (technical meeting).
2.7.2. Pengorganisasian Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Chester I. Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.46 Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan 46
Kartini Kartono, op.cit, hal.51
28
lingkungan yang melingkupinya. Proses pengorganisasian adalah cara dalam manajemen kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantaranya para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.47 Organisasi sebagai wadah bersifat statis, tetapi sebagai proses bersifat dinamis. Stuktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan dengan penerapan pembagian tugas/pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut bidang masing-masing disertai batas-batas kewenangan dan tanggung jawab. Organisasi yang dibentuk untuk mengelola bidang penyiaran disebut organisasi penyiaran. Dengan demikian, organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (Siaran – Teknik – Administrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang di dalamnya terdapat 2 (dua) unsur, yaitu: a. Perangkat Keras Perangkat keras disini adalah sarana dan prasarana penunjang siaran, seperti: 1. Studio dan perangkatnya, 2. Transmisi/pemancar, 3. Prasarana, seperti gedung, jalan, gudang, dan lain-lain. Perangkat keras di atas dirancang sedemikian rupa, sehingga membentuk satu keterpaduan yang akan memperlancar jalannya proses perencanaan, produksi, dan penyiarannya sekaligus.
47
Mamduh, M. Hanafi, ”Manajemen”, UPP AMP YKPN, 1997, hal.167
29
b. Perangkat Lunak Perangkat keras di atas, baru dapat berfungsi bila ada perangkat lunaknya, seperti manusia pengelola, peraturan-peraturan, mata acara siaran (program). Sedangkan dalam manajemen penyiaran terdapat: 1. Manusia pengelola siaran 2. Manusia pengelola teknik (sarana dan prasarana) 3. Manusia pengelola administrasi Dengan demikian dalam manajemen penyiaran terdapat 2 (dua) kelompok besar, yaitu: a. Kelompok Siaran Dalam kelompok siaran ini, terdiri dari: perencanaan siaran, produksi atau pelaksana siaran, dan fasilitas siaran. Juru kamera berita masuk dalam kelompok ini. b. Kelompok Penunjang Dalam
kelompok
ini,
antara
lain:
manusia
pengelola
teknik
dan
administrasi/ketatalaksanaan, seperti keuangan, kepegawaian, fasilitas umum, humas dan lain-lain. Kelompok siaran dengan dukungan kelompok penunjang (teknik dan administrasi), merencanakan, memproduksi/mengadakan materi siaran yang baik, dan sekaligus menyiarkannya. Kerja sama antara kelompok siaran dan penunjang tersebut berlandaskan saling menghargai dan pengertian serta jujur dan terbuka dalam berorientasi pada tujuan tersebut. Secara lebih lengkap mekanisme kerja antara kelompok siaran dan kelompok penunjang adalah isi pesan siaran yang ditujukan kepada khalayak
30
harus berimpit dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, warna siaran akan ditentukan oleh status organisasi penyiaran yang dibentuk. Manajemen penyiaran selain memiliki tugas utam merencanakan, memproduksi dan atau mengdakan materi siaran, serta menyiarkannya sekaligus juga harus mampu menciptakan: 1. Iklim kerja yang harmonis (fungsi humas) 2. Kreativitas kerja yang dinamis 3. Sistem kerja yang luwes/flexible 4. Mekanisme kontrol yang efektif 5. Saling asih, asah, dan asuh 6. Suasana kerja di atas kesadaran, bukan ketakutan 7. Sikap terbuka dan jujur Mengingat penyiaran merupakan kerja yang didukung produk teknologi informasi yang memiliki ciri khas kecepatan, maka organisasi penyiaran perlu menerapkan sistem informasi manajemen dalam pengelolanya, dan sudah harus meninggalkan sistem manual. Sistem informasi manajemen dalam tubuh organisasi penyiaran akan mampu mendukung kelancaran informasi, sehingga memperlancar setiap perencanaan yang akan dilaksanakan. Di zaman teknologi informasi dewasa ini, kecepatan tindak merupakan kunci keberhasilan usaha dan merupakan senjata utama dalam menghadapi persaingan. Siaran sebagai output organisasi penyiaran dapat dikatakan sebagai organisasi profesi. Bila sudah demikian, pembentukan organisasi dan pemilihan tenaga-tenaga profesi juga harus dilakukan secara profesional. Manajemen yang
31
diterapkan dalam organisasi penyiaran harus sesuai dengan sifat-sifat penyiaran itu sendiri.
2.7.3. Pengawasan Menurut G.R. Terry, pengawasan atau controlling adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi, dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-
penyimpangan.48 Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Hal ini berkenaan dengan cara-cara bagaimana membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan. Proses pengawasan biasnya terdiri paling sedikit 5 (lima) tahap, yaitu: 1. Penetapan standar pelaksanaan 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata 4. Pembanding
pelaksanaan
kegiatan
dengan
penyimpangan 5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan 48
Handoko, T.Hani, op.cit, hal.360
standar
dan
analisa
32
Pengawasan menjadi tugas pimpinan/manajer di segala tingkatan. Untuk itu pimpinan/manajer harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat melakukan pengawasan secara efektif dan efisien. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila sistem kontrol dilakukan secara pengendalian oleh semua pimpinan/manajer di semua tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Dengan kata lain,
pengawasan
preventif/pencegahan
(pengendalian) jauh
lebih
tepat
diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih baik bila kesalahan itu diketahui saat materi itu sedang disiarkan. Harus disadari bahwa dalam dunia penyiaran, ralat sangat tidak efektif karena sifatnya yang sekilas. Selain itu, ada pengawasan yang menggunakan arus balik sebagai bahan koreksi langkah, ada juga yang menggunakan sistem pandangan ke depan (Feedforward System). Dua-duanya dapat dipergunakan secara efektif dan efisien. Dalam dunia penyiaran, langkah pengawasan feedforward system lebih tepat diterapkan secara akurat, khususnya sebelum materi disiarkan, sementara feedback system dipergunakan untuk lebih menyempurnakan langkah-langkah berikut dengan tujuan agar siaran dapat lebih baik lagi, dan atau kesalahan yang terjadi tidak sampai terulang lagi. Dunia penyiaran memerlukan langkah ekstra hati-hati, karena ”bila siaran baik akan dianggap wajar oleh khalayak, tetapi bila siaran jelek bahkan salah maka khalayak akan menghakiminya”. Dalam dunia penyiaran, pengawasan ditujukan pada penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak. Pengawasan pada penggunaan perangkat keras, misalnya melalui sistem SOP, pencatatan penggunaan, waktu pemeliharaan bertujuan untuk menjaga
33
peralatan itu bila ada kerusakan dapat diketahui secara dini dan memperpanjang usia pakai. Sedangkan pengawasan perangkat lunak jauh lebih kompleks, karena disini proses administrasi, perencanan, produksi, dan siaran dilakukan. Tetapi jika kesalahan itu terletak pada proses perencanaan, produksi/pengadaan materi siaran, serta siarannya sendiri akan berpengaruh luas pada masyarakat.
2.7.4. Evaluasi Suatu tahapan hasil yang diperoleh dan merupakan tolak ukur dari seluruh kegiatan untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program. Evaluasi adalah sistem untuk mengumpulkan dan mengelola informasi mengenai sasaran dan tujuan program dalam mencapai tujuan.49 Semua hasil kerja dilihat kembali serta dibahas satu demi satu, dengan tujuan dapat diperbaiki bila terdapat suatu kesalahan serta menemukan seatu keunikan yang harus dipertahankan, atau acuan bagi tayangan yang akan datang.
2.8. Strategi Produksi Program Magazine Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa-apa tanpa tersedianya program untuk disiarkan. Media penyiaran
dikenal
oleh
khalayak
dari
berbagai
program
yang
ditayangkannya. Program dapat diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan
49
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, (Jakarta: Garamedia, 2004), hal 213
34
istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat oleh pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu.50 Merencanakan sebuah produksi program televisi, berarti akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.51
2.8.1. Materi Produksi Materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide, yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk sebuah program. Tema ataupun konsep program tersebut kemudian diwujudkan menjadi treatment, yang merupakan langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Treatment tersebut akan diciptakan sebuah naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot dan muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.52
2.8.2. Sarana Produksi53 Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar 50
Media Penyiaran, Op.cit., hal.265 Teknik Produksi Program Televisi, op.cit., hal. 23 52 Ibid, hal. 24-25 53 Ibid. 51
35
yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan.
2.8.3. Biaya Produksi54 Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Harus dapat difikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented. Financial Oriented, yaitu perencanaan biaya keuangan yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Jika keuangan terbatas berarti tuntutantuntutan tertentu untuk membutuhan produksi harus pula dibatasi. Sedangkan Quality Oriented, yaitu perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan.
2.8.4. Tahap Pelaksanaan Produksi55 Tahap pelaksanaan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut: a. pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan) b. produksi (pelaksanaan) c. pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan) 54 55
Ibid, hal. 29 Ibid, hal. 39-44
36
a. Pra-produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1) Penemuan Ide Tahap menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan penulisan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2) Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara teliti. 3) Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan suratmenyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Hal tersebut diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
b. Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
37
Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row foot-age) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.
c. Pasca-Produksi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua,editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer. 1) Editing off dengan teknik analog Membuat editing kasar dengan copy video VHS sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Setelah editing kasar selesai, hasilnya dilihat seksama dalam screening. 2) Editing online dengan teknik analog Berdasarkan
naskah
editing,
editor mengedit
hasil
shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses selanjutnya dengan mixing. 3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
38
saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. 4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier: Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacammacam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle–Matrox–Canupus,dll. Dengan alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan, seperti: Adobe Premiere–Three D Max–After Effect dan banyak program lainnya. 5) Editing online dengan teknik digital Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal menyempurnakan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik illustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan.
2.9. Bagian Pemberitaan Televisi Sebagaimana suatu perusahaan, stasiun televisi memiliki struktur organisasi yang sama seperti perusahaan lain pada umumnya. Namun bagian pemberitaan (news department) sebagai salah satu unit dalam perusahaan televisi memiliki struktur dan sifat yang tidak sama dengan unit lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada pola kerja bagian pemberitaan yang tidak sama dengan bagian yang lain. Struktur organisasi bagian pemberitaan (news programme) stasiun televisi biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari reporter, juru
39
kamera, koordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan (news director).56 Bagian pemberitaan selain mengutamakan kepuasan khalayak juga mengutamakan kecepatan. Karya jurnalistik memerlukan tenaga-tenaga jurnalis yang memiliki sense of news yang kuat dan tidak sekedar hanya dapat menulis berita. Dan inilah profesi dalam karya jurnalistik:57 a. Executive Producer, adalah seorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan. Dia harus mempunyai kemampuan menuangkan ide/pemikirannya dalam pembuatan program, selain itu mampu mengelola dan melakukan koordinasi, kontribusi, dan distribusi pekerjaan/produksi secara sistematis, efektif, dan efisien. b. Produser, adalah seorang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (Executive Producer) untuk melaksanakan apa yng dikehendaki oleh Produser Pelaksana. Oleh karena itu seorang Produser harus memiliki kemampuan berfikir dan menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terkait. c. News Director, adalah eksekutif senior yang bertanggungjawab di departemen pemberitaan stasiun televisi. Ia memiliki keputusan final untuk menentukan semua item berita, wawancara, documentary dan program siaran khusus televisi. News Director mempunyai hak untuk menentukan apakah peristiwa itu akan diliput, bagaimana meliputnya, dan kapan akan dipresentasikan ke publik. 56 57
Jurnalistik Televisi Mutakhir, op.cit., hal.275 Berkarir di bidang Broadcasting, op.cit., hal. 60-84
40
d. Asisten News Director, bertanggungjawab menyeleksi dan menugaskan reporter, menulis naskah dan komentator untuk berita dan peristiwa khusus, mengatur setiap hari operationalisasi newsroom, mengkoordinasikan pengiriman berita melalui sistem wireless, jaringan berita, insert audio dan video, penulisan naskah berita baik dari penulis berita lepas dan reporter. e. Penulis Naskah Berita (News Writer), bertugas menulis dan mengedit berita, membuat komentar berita, menyusun kesinambungan kata/kalimat berita, membuat pengantar dan uraian isi berita yang akan diangkat dalam presentasi berita sesuai dengan jadwal siaran berita. Tugas utamanya adalah menulis berita untuk disiarkan, sedang untuk penyajian program masalahmasalah public (public affairs) dan program documentary diproduksi oleh departemen pemberitaan. f. Asisten Redaksi (Desk Assistant), bertugas membantu semua pekerjaan di newsroom, melakukan tugas-tugas kantor secara umum di newsroom. Termasuk menjawab pertanyaan melalui telepon dan menerima pesan dari anggota staf newsroom serta mendistribusikan surat, menghantarkan surat kabar dan majalah, menerima pesanan kantor serta mengelola naskah berita dan surat-surat yang masuk. g. Telangkai Berita (Anchorperson), adalah merangkai mata acara dari berbagai sumber atau tempat yang berbeda. Dalam tugasnya sebagai host, anchorperson melaporkan suatu peristiwa dan atau kejadian di kelilingnya dari lain tempat dan biasanya ia hanya menyampaikan secara singkat laporannya dengan mengambil intisari dari isi berita tersebut. h. Reporter, bekerja sebagai jurnalis yang bertugas mengumpulkan berita dari beberapa sumber yang berbeda, mengorganisasikan setiap laporan, dan
41
sewaktu-waktu menuliskan dan melaporkannya melalui stasiun. Di beberapa stasiun, reporter juga berperan sebagai produser dalam peliputan berita spesifik. i. Camera Operator (Kamerawan), adalah bertanggung jawab untuk mengoperasikan kamera televisi selama produksi program televisi. Ia mengoperasikan kamera dengan menggunakan tripod dan atau dolly baik dengan menggunakan kamera mini atau electronic News Gathering (ENG) yang digunakan diluar studio atau dilokasi shooting.
BAB III METODOLOGI
3.1. Tipe / Sifat Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.58Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana suatu gejala terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan tentang strategi produksi program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 dalam memberikan tayangan yang bersifat edukatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk :59 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melakukan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
58
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal.24 59 Ibid, hal.25
42
43
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu, bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.60
3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study), penelitian studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.61 Metode penelitian studi kasus ini dilakukan untuk memperoleh informasi melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada Produser, Assisten Produser, Reporter, Camera Person, Editor dari Program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7. Studi kasus berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan “how” (bagaimana) dan “why” (mengapa), serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan “what” (apa/apakah), dalam kegiatan penelitian.62
60
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 6 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 201 62 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif , (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 109 61
44
3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian mengenai strategi manajemen produksi program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 penulis akan menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu:
3.3.1. Data Primer Data primer atau data utama merupakan kata-kata atau tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto, atau film. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam kepada narasumber/key informan, yaitu kepada Produser, Assisten Produser, Reporter, Camera Person, Editor, dubber/pengisi suara program magazine Laptop Si Unyil. Pada proses wawancara penulis dengan narasumber, penulis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara detil untuk mendapatkan data yang diinginkan dan sesuai dengan format penelitian.
3.3.2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data tertulis seperti kepustakaan, buku-buku, Koran, majalah, arsip-arsip, dokumen pribadi atau dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian mengenai strategi manajemen produksi program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 diperoleh dari dokumen dan arsip-arsip Trans|7, buku-buku yang relevan dengan penelitian, serta artikel di internet.
45
3.4. Narasumber / Key Informan Narasumber atau key informan yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah: 1. Dewi Laila selaku Produser, yaitu orang yang bertanggung jawab dalam keseluruhan proses produksi, mulai dari pra-produksi hingga pasca produksi, bertugas dalam mengembangkan dan menentukan konsep program yang akan dibuat. 2. Ilham Hassan selaku Ass. Produser, yaitu orang yang bertugas membantu Produser dalam setiap pelaksanaan produksi program. 3. Dasnita M. Sinaga dan Wisnu Mursabdo selaku reporter yang bertugas menyiapkan bahan materi tayang yang didapatkan, baik dari hasil pencarian lewat internet, maupun media massa lainnya. 4. Mukti Ali selaku Camera person, adalah bertugas menyiapkan bahan materi tayang melalui proses shooting atau pengambilan gambar. 5. Salim, selaku Video Editor, bertugas dalam penyuntingan gambar dan pengemasan program sehingga layak tayang. 6. Hanimah, sebagai dubber untuk pengisi suara boneka Si Unyil dalam setiap tayangan Laptop Si Unyil. 7. Drs. Suyadi, sebagai pengisi suara Pak Raden. Ia juga yang menciptakan karakter Si Unyil, dkk. 8. A. Hamid, sebagai dubber untuk pengisi suara boneka Pak. Ogah dalam setiap tayangan Laptop Si Unyil. 9. Muhammad Soleh dan Siti Nur Aisyiyah, adalah seorang dosen dan praktisi dibidang broadcasting. Beliau mengungkapkan pendapat dan pandangannya mengenai tayangan Laptop Si Unyil untuk anak-anak.
46
10. Pendapat Masyarakat, yaitu terdiri dari 3 orang ibu atau bapak dan 3 orang anak usia 7 hingga 10 tahun yang akan memberikan pendapatnya tentang tayangan Laptop Si Unyil.
3.5. Definisi Konsep Untuk lebih menjelaskan konsep-konsep yang menjadi pembahasan atau fokus utama dalam penelitian ini, menjelaskan sebagai berikut: 1. Strategi produksi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan oleh tim produksi Laptop Si Unyil. Sebuah cara atau metode yang diterapkan lewat perencanaan yang baku dalam membuat suatu produksi tayangan tersebut sesuai dengan standarisasi broadcasting dalam menghasilkan tayangan yang maksimal. 2. Produksi adalah upaya untuk menghasilkan sesuatu. Dalam penelitian ini produksi merupakan sebuah program televisi. Tahap pelaksanaannya meliputi pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan), produksi (pelaksanaan), dan pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan). Proses tersebut menggunakan sumber daya-sumber daya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 3. Program magazine Laptop Si Unyil adalah tayangan yang diproduksi oleh Divisi News Departement Magazine & Documentary
stasiun
televisi TRANS|7. Program yang ditayangkan setiap hari pada pukul 13.00 WIB ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi,
47
permainan daerah, kerajinan tangan, uji ilmiah yang berkaitan dengan benda dan lain sebagainya yang merupakan konten tayangan ini. 4. Tayangan Edukasi merupakan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur dengan membahas hal-hal yang bertema pendidikan seperti memberikan ilmu pengetahuan umum serta IPTEK. Sebagai contoh, tayangan tersebut memberikan perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah yang berkaitan dengan benda, dan lain-lain.
3.6. Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada strategi perencanaan produksi program LAPTOP SI UNYIL di Trans|7, dimana tahapan-tahapan dari proses produksi program yaitu tahap pra-produksi, produksi, dan pasca produksi akan diteliti secara sistematis berdasarkan unsur-unsur strategi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi.
3.6.1
Tahap Perencanaan Berupa tahapan dimana sebuah perencanaan awal dimulai. Menentukan
ide dan konsep dalam menentukan materi program. Semua elemen yang terlibat membahas dalam menentukan konsep program tayang, meliputi: a. Perencanan materi/tema tayangan b. Perencanaan narasumber tayangan c. Perencanaan penempatan segmen tayangan d. Perencanaan pendanaan program e. Perencanaan target/segmentasi penonton
48
3.6.2
Tahap Pengorganisasian Perencanaan yang sudah dibuat kemudian diaplikasikan ke dalam
produksi. Kegiatan produksi merupakan bagian yang paling penting dan menentukan dalam kesuksesan suatu program acara televisi, namun pastinya untuk menghasilkan sebuah produksi dibutuhkan orang-orang yang bertugas untuk membuatnya sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pengorganisasian dalam stasiun televisi juga sangat dibutuhkan karena sumber daya-sumber daya tersebut merupakan bagian dari sistem. Pengorganisasian tersebut meliputi: a. Penerapan fungsi dan wewenang masing-masing jabatan b. Penjadwalan masing-masing jabatan
3.6.3
Tahap Pengarahan Merupakan pengarahan yang diberikan oleh Produser kepada seluruh tim
untuk
penyempurnaan
dari
keseluruhan
kegiatan
produksi
yang
telah
dilaksanakan. Tahapan pengarahan tersebut meliputi: a. Pengarahan Pra produksi b. Pengarahan Produksi c. Pengarahan Pasca Produksi
3.6.4
Tahap Pengawasan Dalam memproduksi sebuah program Laptop Si Unyil, pengawasan
program sepenuhnya dilakukan oleh Produser. Produser bertanggung jawab atas akibat berita yang ditayangkan. Adapun pengawasan yang dilakukan meliputi: a. Pengawasan produksi program Laptop Si Unyil b. Pengawasan Terhadap Kompetitor dan Tayangan Sejenis
49
3.6.5
Tahap Evaluasi Berupa tahapan paling akhir, semua hasil kerja dilihat kembali serta
dibahas satu demi satu, dimana bertujuan dapat memperbaiki bila terdapat suatu kesalahan serta menemukan suatu keunikan yang mesti dipertahankan, atau acuan bagi tayangan yang akan datang. Evaluasi dalam tayangan Laptop Si Unyil meliputi: a. Evaluasi pada rapat program b. Evaluasi dilapangan yaitu pada post production atau editing
3.7. Teknik Analisa Data Analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.63 Proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dikumpulkan untuk kemudian jawaban-jawaban dari hasil wawancara tersebut kemudian dianalisa dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Tujuan dari analisis data di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul perihal objek penelitian.
63
Metode Penelitian Komunikasi, op.cit., hal. 130
50
Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara secara mendalam, maka kemudian jawaban-jawaban dari hasil wawancara tersebut di analisis untuk dibuat suatu kesimpulan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
3.8. Keabsahan Hasil Penelitian Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan dengan menggunakan semua pancaindra termasuk pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Cara yang paling penting dan mudah adalah dengan melakukan triangulasi, hal tersebut dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan.64
64
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal. 256-257
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Stasiun Televisi Trans|7 65 Trans|7 memiliki komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans|7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. Trans|7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan
dan
Perindustrian
Jakarta
Pusat
dengan
Nomor
809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans|7. Dibawah naungan PT TRANS CORPORA yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, Trans|7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif. Logo Trans|7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan
65
Website Trans7, op.cit., index
51
52
batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat diantara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa Trans|7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. Gambar 1
Logo Trans|7
DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama
:
Chairul Tanjung
Komisaris
:
1. Agung Adiprasetyo 2. Ishadi SK 3. Asih Winanti
DEWAN DIREKTUR Direktur Utama
: Wishnutama
Wakil Direktur Utama
: Atiek Nur Wahyuni
Direktur Keuangan dan Sumber Daya
: Ch. Suswati Handayani
ALAMAT TRANS|7 PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Menara Bank Mega Lt. 20 Jln. Kapt. P. Tendean Kav. 12-14A Jakarta 12790 Telp. (021) 79177000 Fax. (021) 79184684 Hot line: (021) 93531777 www.trans7.co.id
53
STASIUN TRANSMISI Trans|7 saat ini memiliki 26 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia.66 Jakarta
49 UHF
Bandung
44 UHF
Semarang
41 UHF
Yogyakarta / Solo
46 UHF
Surabaya
56 UHF
Madiun
40 UHF
Kediri
45 UHF
Malang
60 UHF
Denpasar
45 UHF
Medan
41 UHF
Palembang
22 UHF
Lampung
22 UHF
Pekanbaru
30 UHF
Makassar
41 UHF
Manado
32 UHF
Pontianak
31 UHF
Samarinda
49 UHF
Banjarmasin
22 UHF
Purwokerto
22 UHF
Tegal
53 UHF
Cirebon
47 UHF
Garut
32 UHF
Jayapura
22 UHF
Kupang
36 UHF
Balikpapan
22 UHF
Padang
23 UHF
66
http://id.wikipedia.org/wiki/Trans7
54
4.1.2 Gambaran Umum Program Laptop Si Unyil Stasiun televisi Trans|7 memiliki salah satu konsentrasi pada program pendidikan anak, salah satunya adalah tayangan Bocah Pertualang atau biasa disebut dengan Si Bolang. Dengan semakin eksis-nya Si Bolang di tengah-tengah masyarakat, maka Trans|7 menginginkan program pendidikan anak lainnya dengan target usia 7 hingga 10 tahun untuk semua kalangan ekonomi yang dapat menjadi pilihan tontonan anak-anak dan tidak membuat para orang tua khawatir jika menonton tayangan tersebut. Karena itulah tayangan Laptop Si Unyil akhirnya dibuat. Laptop Si Unyil adalah program anak dengan format Magazine. Pada tahun 1981, Si Unyil pernah tayang di TVRI dalam kurun waktu 12 tahun (19811993) dengan total 603 episode. Program Laptop Si Unyil hadir dengan tujuan memberikan tayangan yang bersifat edukatif, mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga. Pemilihan boneka Si Unyil untuk menjadi Host dalam tayangan ini memang sangat menarik, karena bagi para orang-orang yang telah lebih dulu mengenal boneka Si Unyil di tahun 80-an dapat mengobati rasa kangen para ibuibu dan orang-orang dewasa yang dahulu menyukai Unyil, sekaligus dapat mengenalkan kepada anak-anak zaman sekarang pada boneka yang memiliki ciri khas menggunakan peci dan sarung yang diselempangkan pada baju kokoh orange-nya ini. Kehadiran sebuah tayangan anak yang mendidik di stasiun televisi nampaknya sangat penting untuk mendampingi tayangan yang sudah ada. Hal ini dikarenakan sebuah tayangan mendidik untuk anak dengan format magazine memiliki beberapa kelebihan, diantaranya pemirsa dapat mengetahui informasi
55
tentang perkenalan benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan, uji ilmiah yang berkaitan dengan benda dan lain sebagainya. Gambar 2
Logo program Laptop Si Unyil
Dalam tayangan ini, Si Unyil menjelaskan kepada penonton tentang cara pembuatan sesuatu dan manfaatnya. Agar tidak membingungkan penonton, Unyil yang berasal dari dunia panggung ditemani oleh seorang anak lelaki bernama Ipat. Ipat adalah brigging (brige = jembatan) yang menghubungkan antara dunia panggung dengan dunia manusia. Dengan penjelasan dari laptop pintar, Ipat memberi tahu segala sesuatu yang ingin diketahui oleh Unyil. Dari laptop pintar itulah, akhirnya tayangan ini diberi nama Laptop Si Unyil. Adanya penjelasan secara historis tentang suatu benda atau hal-hal terkait lainnya juga disuguhkan dalam tayangan ini berupa animasi 2 dimensi selama kurang lebih 2 menit. Hal ini dimaksudkan agar penonton lebih memahami informasi yang telah diberikan. Tempat pembuatan suatu benda seperti pabrik atau pengrajin-pengrajin tradisional dihadirkan untuk melengkapi tayangan ini, hal tersebut dimaksudkan agar para penonton mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang hal yang sedang dibahas.
56
Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar. Begitu juga dengan tayangan Laptop Si Unyil, selain menyuguhkan informasi tentang pendidikan tayangan ini juga memberikan informasi tentang permainan anak yang berkaitan dengan tema yang dibahas. Pada segmen tersebut, Unyil menjelaskan cara membuat permainan dan tata cara permainannya. Laptop Si Unyil yang hadir setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 13.00 WIB merupakan salah satu program unggulan yang dimiliki Trans|7. Sejak awal penayangannya pada tanggal 19 Maret 2007 perolehan rata-rata share adalah 25% hingga 26%. Namun seiring dengan munculnya kompetitor-kompetitor pada jam tayang yang sama, perolehan share Laptop Si Unyil menjadi 12% hingga 14%, perolehan share tersebut masih memenuhi target share 14%. Walaupun begitu, Trans|7 tetap konsisten memberikan tayangan yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk anak-anak.
4.1.2.1 Struktur Organisasi Program Laptop Si Unyil di Trans|7 Program Laptop Si Unyil berada di bawah Departement Magazine & Documentary Divisi News Trans|7. Kerabat kerja yang tergabung dalam tim Laptop Si Unyil antara lain : Ketua Dewan Redaksi
: Wishnutama
Pemimpin Redaksi
: Titin Rosmasari
Wakil Pemimpin Redaksi
: Pracoyo Wiryoutomo
Eksekutif Produser
: M. Gatut Mukti
Produser
: Dewi Laila Vini Muktini Cahyo Wibowo
57
Assisten Produser
: Ilham Hasan Kurnia Firdaus Lies Indria Permana Dhian N. Utami
Reporter
: Wisnu Mursabdo Berliana Keesi Dini Palupi Dasnita M. Sinaga Dikfa Nurhadi Ditta Rachmawati Marliana Fitriyah
Camera Person
: Mukti Ali Feri Rizqi Arisna Istiadji Andi Angga Tubagus FP Windah Mustikawati Gancar Wicaksono
Production Assisten / Riset
: Yuqi Savitri
UPM
: Intan Joanita
RCD
: Handy Syahputra
Pengisi Suara Unyil
: Hanimah
Pencipta Tokoh Boneka
: Drs. Suyadi
58
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan (Planning) Peneliti mengacu kepada kerangka pemikiran dalam Strategi suatu program tayang. Perencanaan merupakan awal konsep sebelum melakukan suatu produksi guna mengarahkan suatu kinerja agar berjalan dengan baik dan lancar. Hal seperti inilah yang dilakukan Laptop Si Unyil dalam merencanakan kinerja yang dimulai dari awal konsep produksi. Dalam menguraikan hasil penelitian, perencanaan program Laptop Si Unyil meliputi; Perencanaan Materi/Tema, Perencanaan
narasumber,
Perencanaan
penempatan
segmen
tayangan,
Perencanaan Pendanaan dan Perencanaan Target atau segmentasi Penonton.
4.2.1.1 Perencanaan Materi/Tema Program Laptop Si Unyil Tahapan perencanaan produksi materi/tema tayang yang dilakukan oleh tim Laptop Si Unyil merupakan pedoman awal melaksanakan tugas rutin tim. Pada tahap ini hal pertama yang dilakukan tim Laptop Si Unyil adalah melakukan riset tema. Riset tema dapat dicari melalui berbagai macam sumber, seperti dari Internet, Majalah, Buku, Koran, dll. Dalam pencarian data tersebut, mereka berupaya untuk mencari tema apa yang akan diliput, seperti; ide tema, lokasi liputan, narasumber serta contact person. Data yang mereka cari meliputi 3 segmen yang terdapat pada Laptop Si Unyil yaitu, segmen Taping Panggung dan Taping Ipat, Liputan pabrik, serta Animasi dan Permainan Anak. Dari 3 segmen tersebut tim Laptop Si Unyil akan menghasilkan tayangan yang edukatif untuk anak. Selanjutnya, setelah proses riset tema selesai tim melakukan tahap rapat kerja program. Rapat yang diadakan 2 minggu sekali ini membahas tentang
59
evaluasi tayangan minggu lalu dan proyeksi tayangan, Rapat tersebut dihadiri oleh: Produser, Assisten Produser, Reporter, Camera Person, Production Assistant, Research & Creative Development. Dalam rapat proyeksi, masing-masing dari seluruh tim Laptop Si Unyil berkewajiban memberikan ide tema untuk 3 segmen tersebut. Para Reporter dan Camera Person serta seluruh tim melakukan presentasi tentang tema yang akan diliput, seperti yang telah mereka dapatkan pada hasil riset tema sebelumnya, yaitu; ide tema, lokasi liputan, narasumber serta contact person. Dari semua tema yang dipresentasikan, Produser memberikan penilaian tentang tema tersebut apakah layak untuk ditonton oleh anak-anak dan layak atau tidak untuk diliput. Seperti yang disampaikan oleh Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil berikut ini : ”Kita hanya ada rapat 2 (dua) kali sebulan. Untuk menentukan topik. Jadi setiap reporter dan campers harus memberikan materi apa yang mau mereka liput, jadi seperti presentasi, saya mau meliput ini, daerahnya disini, menarik karena begini, contact person-nya ini. Itu kita bahas di rapat, dia (narasumber) approve atau tidak, kalau dia enggak approve cari yang lain. Kita punya 7 (tujuh) tim, tujuhtujuhnya harus memberikan 3 (tiga) topik. Selain membahas materi, disitu juga evaluasi, tayangan apa yang kurang, apa yang harus kita perbaiki.”67 Pada tahap penentuan tema atau topik yang akan diangkat, tim Laptop Si Unyil mengangkat berbagai macam tema yang hangat dan menarik untuk anak, yaitu pendidikan science dan teknologi. Berdasarkan pertimbangan dari segi penonton yaitu anak-anak yang dalam masa pertumbuhan harus mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka dalam tayangan ini juga tidak menutup kemungkinan untuk membahas tentang pendidikan moral. Pendidikan moral tersebut salah satunya diberikan dalam aksi panggung Unyil dan kawankawannya. Seperti yang disampaikan Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil, berikut ini : 67
Hasil wawancara dengan Dewi Laila, Produser Program Laptop Si Unyil, pada tanggal 6 Maret 2008
60
”Sebenarnya bicara tentang pendidikan anak itu banyak, ada pendidikan moral, pendidikan budaya, pendidikan etika, pendidikan kebangsaan, dan lain-lain. Maka, kita tidak ingin nge-blur seperti itu. Titik berat kita di science dan teknologi. Misalnya kita membahas pembuatan bola, tapi tidak menutup kita membahas tentang moral. Seperti taping panggung boneka sebenarnya banyak pelajaran moralnya. Misalnya Pak Ogah, seperti yang kamu (peneliti) lihat terakhir, berbohong. Ada pelajaran bahwa Pak Ogah itu suka berbohong, kalau kita sering bohong orang akan mengecap kita sebagai tukang bohong, makannya kita jangan bohong. Tapi sisi beratnya di science dan teknologi itu.” Perencanaan tema atau materi program disusun sedemikian rupa agar anak-anak tertarik untuk menonton. Setiap tema yang direncanakan haruslah saling berhubungan antara segmen 1 dengan segmen selanjutnya. Misalnya pada episode ”Patroli” tgl. 10 Maret 2008, tim menyiapkan materi Patroli pada segmen 1 (satu) yaitu, tentang Patroli hutan di Riau dengan menggunakan Gajah, agar para gajah liar tidak masuk ke lingkungan penduduk dan merusak lingkungan sekitar penduduk. Selanjutnya pada segmen drama panggung juga membahas tentang Patroli yaitu mengenai jam milik Pak Raden hilang sehingga Pak Lurah menginginkan penambahan patroli hansip di sekitar Desa Suka Maju. Lalu pada segmen selanjutnya, Laptop Si Unyil membahas tentang Patroli air oleh Polisi air. Pada segmen animasi, membahas tentang sejarah pentungan yang jika dibunyikan pertanda adanya patroli dan membahas tentang patroli udara di setiap negara. Pada segmen terakhir, tayangan ini menyajikan Ipat yang memberikan informasi kepada Unyil tentang kegiatan patroli di air, darat dan udara serta sebagai penutup para anak-anak kecil turut serta dalam patroli udara oleh polisi untuk memantau kemacetan di Jakarta. Selain itu, dalam perencanaan materi tema juga terlihat berdasarkan observasi peneliti dilapangan pada proses taping Ipat yang dilakukan Tgl. 12 April 2008 di Aquatic Fantasy Telaga Golf Sawangan, Depok. Taping Ipat yang biasa dilakukan pada siang hingga sore hari ini biasanya menggunakan tempat wisata
61
anak atau tempat hiburan keluarga, hingga 9 episode dengan lokasi yang berbedabeda pada 1 tempat yang sama. Lokasi Aquatic Fantasy Telaga Golf dipilih sesuai dengan tema yang akan dibahas, yaitu pada episode tanggal 16 April 2008, dengan Judul ”Kenapa Benda Bisa Terapung...?” tim berupaya untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang salah satu benda yang dapat terapung yaitu, ban plastik yang digunakan Ipat ketika berenang di lokasi tersebut. Tampilan secara fisik yang lucu dan pembawaannya yang ceria merupakan salah satu penilaian casting dari tim untuk menjadikan Ipat seorang brigging Unyil. Juara 2 (dua) lomba menyanyi di salah satu televisi swasta ini diharapkan akan disukai penonton. Ipat harus berusaha tampil maksimal dan luwes ketika sedang berinteraksi dengan boneka Si Unyil dihadapan kamera. Pengalamannya belajar presenter di Jogyakarta sedikit banyak membantu Ipat menjadi brigging dalam tayangan ini. Ipat yang didampingi oleh sang ibu (Herlyana) datang bersama-sama ke lokasi taping dengan tim Laptop Si Unyil, terlihat sangat senang untuk melakukan proses taping Ipat. Menurut Herlyana, kegiatan taping Ipat ini tidak mengganggu aktivitas pendidikan Ipat di Sekolah, karena biasa dilakukan pada akhir pekan saja. Hal tersebut juga diutarakan oleh Patria Putrapratama/Ipat yang saat ini duduk di kelas 1 SMP Negeri 19 Mayestik, Jakarta Selatan yang pernah mewakili sekolahnya pada Olimpiade IPA dan Matematika, sebagai berikut: ”Bisa menyeimbangkan sih. Syutingnya selalu Sabtu Minggu, paling enggak pulang sekolah. Kalau ada pelajaran yang ketinggalan nanya teman dan guru. Rencananya kelas 2 mau masuk kelas unggulan.”68 Jika seluruh tema yang telah direncanakan sudah disetujui, Produser melakukan perencanaan waktu tayang program dan pembagian tugas liputan 68
Hasil wawancara dengan Patria Putrapratama/Ipat, brigging program Laptop Si Unyil pada tanggal 12 April 2008
62
kepada setiap tim liputan. Selain itu, Produser juga merencanakan waktu untuk taping panggung dan taping Ipat. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan seluruh hasil liputan, taping panggung, dan taping Ipat dalam bentuk package adalah hingga akhir masa deadline yaitu, 2 minggu. Package untuk Laptop Si Unyil dibuat secara mendalam namun tetap dapat dimengerti oleh anak-anak. Dalam package tersebut berisi latar belakang suatu masalah mengapa mengangkat tema tersebut dan juga berfungsi agar penonton mengerti duduk permasalahan sebelum menuju perumusan masalah. Biasanya, drama panggung Si Unyil dan kawan-kawan berada pada segmen ini. Kemudian perumusan masalah pada segmen ini biasa terjadi dengan Ipat sang brigging dengan Laptop pintarnya beserta boneka Si Unyil. Selanjutnya untuk pemecahan masalah tim liputan-lah yang turun ke lapangan untuk memberikan informasi selengkapnya kepada penonton. Animasi juga disisipkan dalam package tersebut untuk menceritakan historis dari suatu permasalahan, dan selanjutnya adalah permainan anak. ”Kriteria package (paket) adalah tersedia banyak data yang berbobot, begitupula tersedia gambar yang bervariatif dan menarik, baik hasil liputan saat itu maupun dokumentasi. Paket biasanya terdiri dari bagian-bagian, seperti natural sound (natsound), SOT, grafik, dan stand up yang kesemuanya merupakan satu rangkaian yang utuh. Tidak boleh ada satu pengulangan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.”69 Tim Laptop Si Unyil berupaya meningkatkan kesadaran penonton akan pentingnya informasi pendidikan dengan menayangkan hampir setiap hari. Tujuannya adalah agar selalu dapat memenuhi kebutuhan pemirsa khususnya anak-anak akan keingintahuan mereka tentang informasi science dan teknologi yang disajikan secara mendalam namun mudah dimengerti. Hal tersebut juga
69
Jurnalistik Televisi Mutakhir, op.cit., hal. 130
63
sesuai dengan pendapat Praktisi Broadcast, Muhammad Soleh yang juga sebagai dosen Broadcasting di Universitas Indonesia dan STIKOM Interstudi mengenai pendapatnya tentang tayangan untuk anak-anak berikut ini : ”Karena target audience-nya ini anak-anak tentunya adalah tayangan yang sifatnya mendidik karena anak masih perlu belajar, dia perlu sesuatu yang sifatnya imitasi, mengikuti apa yang ada di tayangan itu. Kemudian sifatnya dengan pendidikan harus berkelanjutan, itu adalah salah satu ciri dari tayangan untuk pendidikan. Jadi, tidak hanya sekali berhenti tapi tayangan itu harus satu, kita harus menciptakan pola menonton bagi si anak, artinya kalau ditayangkan pada jam sekian, ya secara rutin ditayangkan. Pola penonton akan terbentuk.”70
4.2.1.2 Perencanaan Narasumber Program Laptop Si Unyil Perencanaan dalam menentukan narasumber di dalam Rapat Proyeksi adalah sesuai dengan tema yang akan di produksi. Cara menghubungi narasumber dapat melalui telpon, fax, ataupun bank data yang dimiliki Trans|7. Kendala yang biasa mereka hadapi dengan narasumber adalah ketika mereka tidak mendapatkan izin liputan didalam pabrik. Hal ini dapat diatasi dengan mencari narasumber pabrik cadangan. Apabila narasumber cadangan juga tidak memberikan izin untuk meliput,
biasanya
Reporter
mencari
alternatif
lain
yang
sebelumnya
dikonsultasikan dengan Produser. Misalnya pembuatan dari para pengrajinpengrajin tradisional atau home industry. Alasan utama atas tidak diberikan izin meliput didalam pabrik juga dapat disebabkan oleh persaingan antar sesama produk industri yang sangat kencang. Hal ini menjadi kendala ketika harus meliput hal yang terkait langsung dengan tema yang sudah dijadwalkan. Namun hal ini bisa disiasati dengan pendekatanpendekatan melalui berbagai macam penawaran, seperti yang diutarakan Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil berikut ini :
70
Hasil wawancara dengan Praktisi Broadcast, M. Soleh pada tanggal 2 Mei 2008
64
”Itu tergantung, misalnya sikat gigi. Kita akan kebeberapa pabrik, ke sikat gigi formula, pepsodent, tergantung siapa yang approve, yang pasti kita tidak menggunakan uang. Kita hanya bilang, mau meliput cara pembuatan sikat gigi, mau apa tidak intinya. Jika mereka mau kita akan liputan, kalau tidak ya tidak akan kita liput, mau apa tidaknya tergantung kebijakan perusahaan. Kita juga sering ditolak pabrik, karena pabrik kompetisinya kuat sekali, jadi suka tidak mau mengeluarkan rahasia perusahaan. Tapi ada trik-triknya untuk membuat mereka mau. Misalnya ada nama pabriknya, jadi bisa promosi atau mereka sedang menjual produk terbaru, nanti produk knowledge-nya di blow up, dan lain-lain.”71 Sedangkan mencari narasumber anak-anak, tim mendapatkannya melalui bank data. Untuk mendapatkan hasil liputan yang maksimal, biasanya para tim liputan melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan anak-anak agar sesuai dengan harapan. Seperti yang diungkapkan oleh Dasnita M. Sinaga, Reporter Laptop Si Unyil, berikut ini : “Ada anak-anak yang pintar dan enggak, ada yang berani dan bandel, ada yang pernah lihat kamera dan enggak. Biasanya kita harus pendekatan terlebih dahulu dengan anak-anak, kita ajak ngobrol dulu biasanya. Namun terkadang musim hujan seperti ini waktu kita terbatas untuk liputan, misalnya sore akan hujan jadi kita tidak sempat pendekatan dengan anak-anak, begitu bertemu dengan anakanaknya langsung syuting jadi hasilnya juga tidak maksimal, dibandingkan dengan yang sudah pendekatan dengan anak-anak, liputan hasilnya pasti bagus.”72
4.2.1.3 Perencanaan Penempatan Segmen Program Laptop Si Unyil Laptop Si Unyil memiliki 3 segmen dalam setiap penayangnnya, yaitu terdiri dari segmen Taping Panggung dan Taping Ipat, Liputan pabrik, serta Animasi dan Permainan Anak. Untuk menghindari kejenuhan penonton, tim merencanakan strategi penempatan segmen tayangan. Dari 3 segmen yang ada, tidak harus selalu berurutan sesuai dengan segmen tayangannya, adakalanya taping panggung tidak ada atau liputan tentang cara pembuatan sesuatu tidak harus selalu di pabrik, seperti pembuatan oleh pengrajin-pengrajin tradisional atau
71
Hasil wawancara dengan Dewi Laila, Produser Program Laptop Si Unyil, pada tanggal 6 Maret 2008 72 Hasil wawancara dengan Dasnita M. Sinaga, Reporter Program Laptop Si Unyil pada tanggal 14 Maret 2008
65
home industry. Hal tersebut adalah salah satu strategi perencanaan Laptop Si Unyil yang diutarakan dalam rapat, agar ketika Reporter membuat naskah dapat sesuai dengan urutan segmen tayangan yang telah diutarakan oleh Produser. Perencanaan penempatan segmen tayangan tersebut salah satunya terlihat pada episode ”Sikat” tgl. 7 Maret 2008. Awal penayangan menceritakan tentang boneka Si Unyil dan Pak Ogah membantu petugas Kebun Binatang untuk memandikan tubuh Gajah dengan cara menyikatnya dengan serabut kelapa, kemudian Unyil dan Pak Ogah menuju pabrik pembuatan sikat gigi. Lalu pada segmen selanjutnya menceritakan tentang sejarah sebuah sikat gigi yang dijelaskan melalui animasi 2 dimensi. Dan pada segmen terakhir, Unyil dan beberapa anak kecil membersihkan kolam pancuran dengan cara di sikat agar tidak menjadi sarang nyamuk dan menyebabkan penyakit demam berdarah. Lalu sebagai penutup, anak-anak kecil tersebut belajar membuat kolam hiasan untuk dirumah dengan menggunakan semen. Pada episode tersebut jelas terlihat tidak terdapat segmen drama panggung dan interaksi Ipat dengan Unyil. Namun tayangan Laptop Si Unyil tetap memberikan informasi pendidikan walaupun terjadi perubahan-perubahan penempatan segmen tayangan. Hal tersebut merupakan salah satu strategi perencanaan penempatan segmen.
4.2.1.4 Perencanaan Pendanaan Program Laptop Si Unyil Suatu
program
dapat
berjalan
disebabkan
adanya
dukungan
materi/pendanaan. Tanpa dana, Laptop Si Unyil tidak akan dapat di produksi menjadi sebuah program tayang. Berbeda dengan tayangan hiburan yang pada umumnya di produksi dari rumah produksi/Production House (PH). Pendanaan
66
tayangan Laptop Si Unyil berasal dari Department News/bagian pemberitaan sehingga pendanaan sudah terencana setiap waktu. Sama halnya dengan tayangan berita pada umumnya, pendanaan program berasal dari bagian keuangan Trans|7. Sumber uang didapat dari pemasukan sejumlah pemasang iklan. Setiap program dituntut untuk mendapatkan hasil yang baik. Biasanya program yang baik dalam arti mendapatkan penonton dengan jumlah yang banyak, terlihat dari perolehan hasil rating dan share program tersebut. Semakin tinggi perolehan angka rating dan share-nya berarti mendapatkan jumlah penonton yang banyak. Dari perolehan angka tersebutlah, para pemasang iklan akan memasangkan iklannya, karena dinilai pada jam tertentu banyak yang menyaksikan tayangan program tersebut. Dalam setiap produksinya, Laptop Si Unyil merencanakan biaya Financial Oriented dan Quality Oriented. Financial Oriented, yaitu perencanaan biaya keuangan yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Jika keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk membutuhan produksi harus pula dibatasi. Sedangkan Quality Oriented, yaitu perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan.73 Untuk memilimalisir budget liputan menurut Wisnu Mursabdo, Reporter program Laptop Si Unyil mereka telah melakukannya dengan sebaik, seperti yang diutarakannya berikut ini: “Kalau di dalam kota, saya rasa budget kita sudah minimal. Karena budget liputan hanya mengeluarkan uang untuk bensin, driver di luar kita. Yang keluar terkadang kita menjamu narasumber atau anak, atau terkadang kita memberikan berupa uang. Saya rasa sudah minimal, karena sebelum liputan kita sudah membicarakannya dengan Produser, misalnya saya mau liputan pengrajin rotan, 73
Teknik Produksi Program Televisi, op.cit., hal. 29
67
orang itu tidak mampu, kita harus menyita waktu produksinya. Nah konsekuensi itu terkadang kita harus memberikan kompensasi, beberapa juga kita tidak memberikan kompensasi apa-apa. Contohnya pabrik, kita tidak ada kewajiban membayar pabrik, karena take and give kan. Kita mendapat liputan, dan mereka secara tidak langsung mendapat promosi. Nah itu sudah budget yang minimal, apalagi kita liputan menggunakan 2 boneka, artinya ada taping panggung dan non panggung, yang ini sudah efisien sekali. Kita memainkan boneka artinya sudah mengurangi cost untuk bayar dalang, cost untuk lighting, audioman, sewa studio. Kita sudah hemat.”
4.2.1.5 Perencanaan Target/Segmentasi Penonton Program Laptop Si Unyil Setiap program televisi memiliki tujuan yang diharapkan untuk menuju keberhasilan. Dalam mengupayakan pencapaian tersebut, Laptop Si Unyil tidak menjadikan konsumsi bagi kalangan komunitas tertentu. Disini Laptop Si Unyil berusaha menjadi program anak yang dikosumsi bagi semua kalangan dari aspek sosial dengan usia 7-10 tahun. Pada tahap perencanaan target segmentasi penonton, penentuan tema atau topik yang akan diangkat haruslah yang hangat dan menarik untuk anak, yaitu pendidikan science dan teknologi. Dari segi format tayangan, tim Laptop Si Unyil membuat format tayangan anak yang berbeda dari program anak lainnya di televisi lain. Laptop Si Unyil merupakan program yang fokus kepada news for kid, karena dalam program ini tidak hanya memberikan pelajaran tentang science dan teknologi namun juga terdapat news value-nya (nilai berita). Nilai berita tersebut dikemas secara menarik agar anak-anak tidak jenuh. Selain itu, dalam tayangan ini juga terdapat pelajaran moral untuk anak yaitu pada setiap isi narasi boneka Si Unyil dan drama boneka panggung. Menurut pendapat Praktisi Broadcast, Siti Nur Aisyiyah bahwa tayangan dengan target audience anak-anak haruslah menayangkan tayangan yang sesuai dengan zaman dimana mereka berada, berikut adalah hasil petikan wawancaranya:
68
“Jadi prinsipnya, tayangan yang baik untuk anak-anak adalah tayangan yang bisa menginterpretasikan zaman dimana mereka berada. Kalau misalnya sekarang mereka hidup di dunia era online, era digital, era interpretasi yang multidimensi dalam segala hal, dalam segala bentuk maka tayangan-tayangan atau programprogram televisi yang baik dalam tanda kutip relatif disini adalah tayangantayangan yang bisa membawa mereka berfikir, berimajinasi sesuai dimana zaman mereka berada.”
4.2.2 Pengorganisasian Suatu program dapat berjalan dengan baik disebabkan karena terdapat suatu pengorganisasian yang baik pula. Tim produksi, merupakan sebuah organisasi kecil, meski demikian perlu pengaturan yang baik pula demi kelancaran program. Dalam pengorganisasian, Laptop Si Unyil memiliki tim yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenangnya. Diantaranya; wewenang penanggung jawab produksi secara keseluruhan yaitu Produser, tim kerja liputan, tim kerja taping Ipat dan taping panggung, hingga post production.
4.2.2.1 Penerapan Fungsi dan Wewenang Masing-masing Jabatan Suatu organisasi dapat berjalan bila didalamnya memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing sehingga segala tujuan dapat tercapai. Begitu pula dengan Laptop Si Unyil yang merupakan tim produksi kecil yang hanya terdiri dari beberapa bagian saja. Laptop Si Unyil memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Produser, Assisten Produser, Reporter, Camera Person, Production Assistant/PA, dan Editor. Setiap jabatan memiliki tugas dan perannya masing-masing, namun satu sama lain harus saling mendukung demi keberhasilan program Laptop Si Unyil. Penjadwalan setiap masing-masing tugas kerja juga tercatat dalam jadwal proyeksi tayang.
69
Tabel 1.1 Proyeksi tayang bulan Maret dengan jadwal nama tim liputan PANGGUNG
NON PANGGGUNG
PANGGUNG
PANGGUNG
NON PANGGUNG
DITA
DINI/ANGGA
WISNU/DAUS
DITTA/ARIS
ANGGA/DIKFA
SENIN 10 MARET
SELASA 11 MARET
RABU 12 MARET
KAMIS 13 MARET
JUMAT 14 MARET
PATROLI
DURIAN
Rpckgd Listrik
KINCIR
PESAWAT 2
Patroli hutan Patroli air (punya dita) patroli udara/wisata
Wisata Durian Permen durian. Kreasi durian/kuliner
Pabrik bohlam Sepeda matahari PLTA
Permainan kincir. Pabrik kopi dgn kincir kincir angin
Riset Pabrik pesawat Miniature pesawat.
1.2/11.3 PANGGUNG WISNU/WINDA
1.3/14.0 NON PANGGUNG DIKFA/ANGGA
1.6/12.2 PANGGUNG
1.9/16.7 NON PANGGUNG DITA/ MUKTI
1.4/11.3 PANGGUNG ANGGA /DIKFA
SENIN 17 MARET
SELASA 18 MARET
RABU 19 MARET
KAMIS 20 MARET
JUMAT 21 MARET
KEPITING
Rpckgd Bundar
TAMBANG
HOROR
SEPEDA 2
Berburu kepiting Kepiting Lunak Ketam Kenari
Permainan ban Pabrik Bola Topi Ti’ilanga
Toko roti horror Rumah sakit hantu Toko Pernak horor
Wisata sepeda Pabrik Helm Sepeda Sepeda Lipat
1.8/15.9
1.6/14.0
Permainan tambang Pembuatan tambang kapal Kreasi dari tambang 1.2/10.3
1.7/12.4
1.7/12.4
Pada proses liputan pabrik, organisasi kecil dalam tim liputan yang terdiri dari Reporter dan Campers bekerja sama untuk membuat liputan dengan maksimal. Hal ini terlihat dari hasil observasi peneliti di lapangan pada tanggal 14 Mei 2008 yang berlokasi di Pabrik permen kenyal Yupi, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Dengan didampingi oleh narasumber dari pabrik tersebut, Reporter mewawancarai tahap demi tahap cara pembuatan sebuah permen kenyal Yupi serta melihat proses pembuatannya. Selain itu, tahapan proses pengambilan gambar didalam pabrik yang dilakukan oleh Campers pun juga atas informasi dari narasumber. Boneka Si Unyil yang pada saat itu didampingi oleh boneka Melanie bertindak sebagai pengamat yang akan bertutur dan bercerita kepada pemirsa mengenai apa yang sedang mereka lihat didalam pabrik. Dalam setiap aksinya Si Unyil akan sangat atraktif, hal ini disesuaikan dengan umur anak-anak usia 7
70
hingga 10 tahun yang selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu hal yang baru, seperti misalnya peci yang digunakan boneka Si Unyil terjatuh ketika ia kan mengambil suatu barang atau Unyil terjepit diantara barang-barang. Ketika para Reporter dan Camera Person bertugas meliput, maka Produser dan Assisten Produser serta tim liputan lainnya bertugas membuat taping Ipat, taping panggung, dan animasi grafis. Sebelum melakukan taping Ipat, Production Assistant/PA telah menghubungi lokasi taping Ipat yang akan digunakan. Biasanya lokasi tersebut menggunakan alam terbuka seperti tempat hiburan anakanak atau tempat wisata keluarga. Hal tersebut dipilih agar memudahkan pada saat penempatan blooking kamera. Selain itu, akan menjadi sebuah tayangan yang dinamis ketika Ipat berinteraksi dengan boneka Si Unyil. Pemimpin dapat mengorganisasikan bawahannya dengan baik, dengan tujuan dapat menuju pencapaian yang ingin diraih. Setiap bagian harus dapat saling mengisi kekurangan yang ada, sebab walaupun memiliki tugas dan wewenang masing-masing namun Laptop Si Unyil mengharapkan dapat menguasai semua posisi yang ada.
4.2.3
Pengarahan (Directing) Pengarahan dalam manajemen strategi produksi diartikan sebagai suatu
bentuk upaya yang dilakukan pemimpin produksi dalam mengarahkan seluruh elemen yang ada didalam tim produksi program Laptop Si Unyil. Fungsi pengarahan sangat penting, dimana arahan dilakukan oleh produser program yang bertindak secara langsung dalam pelaksanaan produksi sehari-hari.
71
Fungsi pengarahan ini dilakukan di seluruh tahapan yang ada dalam kegiatan produksi program Laptop Si Unyil, diantaranya meliputi Pengarahan PraProduksi, Pengarahan Produksi, dan Pengarahan Pasca Produksi. 1. Pengarahan Pra Produksi Didalam pengarahan pra-produksi persiapan awal yang biasa dilakukan adalah riset tema yang dapat dicari melalui berbagai macam sumber, seperti dari Internet, Majalah, Buku, Koran, dll. Selanjutnya adalah dalam rapat proyeksi tayang yaitu pemilihan tema, editing serta pendanaan. Dalam Laptop Si Unyil biasanya rapat program tersebut dilakukan dalam 2 minggu sekali. Pengarahan Pra-Produksi yang dilakukan oleh Produser agar tim dapat tetap memberikan tayangan yang terbaik kepada penonton dirumah. Dalam pelaksanaannya, Produser juga selalu memberikan pengarahan berupa larangan kepada tim produksi saat melaksanakan tugas liputan di lapangan yaitu sangat dilarang keras untuk memberikan janji-janji kepada narasumber ataupun menerima imbalan. Hal ini sangat penting sekali karena berkaitan dengan citra perusahaan atau stasiun televisi itu sendiri. Dari hasil observasi penulis dilapangan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 7 April 2008 bertempat di ruang rapat divisi News Trans|7, ketika rapat program berlangsung seluruh tim Laptop Si Unyil yang hadir mendengarkan arahan dari Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil. Dewi telah memberikan arahan kepada salah satu tim liputan yang pada saat itu sedang melakukan Dinas Luar Kota (DLK),
arahan
tersebut
diberikan
melalui
percakapan
dari
alat
telekomunikasi yang meliputi jangka waktu kerja, biaya produksi, dan mengarahkan materi liputan yang baik dan benar. Pengarahan yang selalu
72
diberikan kepada Produser untuk tim produksinya merupakan suatu masukan, saran dan kritik agar tim tetap menghasilkan yang terbaik.
2. Pengarahan Produksi Tim liputan yang sedang bertugas dilapangan tetap selalu mendapat pengarahan dari Produser, hal ini dikarenakan agar tim tetap dapat menghasilkan tayangan yang informatif untuk anak dan pemirsa lainnya. Pengarahan tersebut biasanya dilakukan oleh Produser melalui alat telekomunikasi atau handphone, Produser memberikan arahan apa saja yang harus dilakukan seperti materi tema, budgeting, dll. Selain itu, pengarahan juga diberikan oleh tim kepada brigging Unyil yaitu Ipat. Berdasarkan observasi peneliti di lapangan pada produksi taping Ipat pada Tgl. 12 April 2008 di Aquatic Fantasy Telaga Golf Sawangan, Depok, Sebelum melakukan taping Ipat, Ipat melakukan reading naskah yang dibantu oleh pengarahan dari tim Laptop Si Unyil. Ipat dibantu dalam bernarasi yang baik dan penjedaan kalimat naskah yang bertutur, agar memudahkan penonton mencerna informasi yang telah dijelaskan oleh Ipat. Naskah taping Ipat dibuat sedemikian rupa agar anak-anak dapat mengerti.
3. Pengarahan Pasca Produksi Setelah semua materi di tahap produksi selesai dikerjakan, tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan pasca produksi. Namun sebelumnya, materi tersebut harus melalui proses pengecekan ulang atau preview yang dilakukan oleh tim produksi dan kemudian diberikan kepada Produser dan Ass, Produser. Produser akan melihat materi tersebut apakah sudah sesuai dengan
73
perencanaan yang ada dalam rapat program dan melihat apakah terdapat kekurangan yang perlu untuk di cek kembali kebenarannya. Seperti naskah yang dibuat oleh Reporter yang harus melewati proses edit naskah oleh Produser atau Ass. Produser dan begitu juga dengan type of shot gambar yang diambil oleh Campers yang harus melewati proses preview gambar. Naskah untuk Laptop Si Unyil dibuat dengan cara bertutur seperti gaya berbicara anak-anak pada umumnya serta menyederhanakan bahasa. Hal ini, atas pertimbangan agar penonton mengerti dan tidak membingungkan pada saat menonton. Menurut Dasnita M. Sinaga, Reporter Laptop Si Unyil membuat naskah tentang cara pembuatan sesuatu di pabrik jauh lebih mudah karena sudah ada alur cerita dari pembuatan barang tersebut, seperti yang disampaikan oleh Dasnita M. Sinaga, Reporter Laptop Si Unyil berikut ini : ”Naskah, bertutur total. Jadi, cara bicaranya anak-anak. Kalau naskah redaksi itu singkat padat jelas, sedangkan Unyil bertutur, lalu gaya bahasanya juga gaya bahasa anak-anak, seperti misalnya menggunakan, ”iya kan...” atau ”oh ya...”. Jadi, lebih ke bahasa anak-anak supaya anak-anak mengerti. Akan menjadi aneh kalau kita membuat gaya bahasa redaksi, anak-anak akan bingung. Kalau di pabrik justru lebih mudah karena sudah ada alur cerita, untuk naskah informasinya. Jadi, misalnya kita membahas tentang es, 1 (satu) paket liputan itu harus benar-benar membahas tentang es, bagaimana cara membahas tentang es, es itu ditemukan tahun berapa, kenapa sih bisa ada es.”74 Naskah liputan, naskah drama panggung ataupun naskah taping Ipat juga merupakan hasil riset dari berbagai sumber, sehingga informasi yang diberikan sangat akurat. Pembuatan naskah taping panggung tidak diwajibkan dibuat oleh tim Laptop Si Unyil, adakalanya tim dari divisi Production-lah yang membuat dan juga atas ide dasar tema yang dibuat oleh tim Laptop Si Unyil. Berikut penuturan Reporter Laptop Si Unyil, Wisnu Mursabdo berikut ini:
74
Hasil wawancara dengan Dasnita M. Sinaga, Reporter Program Laptop Si Unyil pada tanggal 14 Maret 2008
74
”Dulu diusulkan untuk taping panggung, Reporter yang membuat naskah. Tapi ternyata kita (reporter) keteteran juga, sekarang panggung bukan kewajiban kita. Tetap dari Produser, tetapi tidak diharapkan kita memberikan usulan, dalam arti Reporter itu tidak hanya bertanggung jawab kepada naskah liputan tetapi ada naskah taping panggung, taping ipat, dan liputan. Naskah jelas tanggung jawab kita, animasi itu tidak 100% kewajiban kita. Kalau dulu semuanya iya, dari panggung, taping Ipat, animasi, liputan, tanggung jawab Reporter. Tapi sekarang naskah panggung tidak wajib, kita tidak perlu membuat tetapi kalaupun kita mengusulkan ya boleh saja tapi tetap yang bertanggungjawab di naskah panggung adalah Produser.”75 Selain itu pengarahan kepada Camera Person seperti dalam teknik pengambilan gambar yang dilakukan secara berulang-ulang, ini dikarenakan sesuai dengan standar pengambilan gambar yang memang harus diambil pada angle yang berbeda-beda yaitu pada setiap sudut gambar. Hanya salah satu gambar yang paling menarik dan bagus yang akan ditayangkan dan bisa dinikmati pemirsa. Dalam proses pengambilan gambar pada taping Ipat membutuhkan multy camera sedangkan pada proses liputan pabrik atau liputan permainan anak hanya menggunakan single camera. Dalam pengambilan gambar setiap adegan, type of shot yang dipilih baik untuk liputan, taping Ipat, dan taping panggung lebih diutamakan Close Up dan Medium Close Up. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa mayoritas penonton anak-anak lebih menyukai pengambilan gambar secara detil, sehingga tidak membosankan dan membingungkan penonton. Pengambilan gambar di studio taping boneka panggung pun diatur sedemikian rupa agar menarik. Hal ini dilakukan agar anak- anak tidak jenuh. Type of shot yang digunakan ketika liputan pembuatan suatu benda di pabrik atau ditempat pengrajin-pengrajin tradisional adalah semua jenis type of shot seperti long shot, medium close up, dan close up namun yang lebih 75
Hasil wawancara dengan Wisnu Mursabdo, Reporter Program Laptop Si Unyil pada tanggal 14 Maret 2008
75
diutamakan adalah detil gambar dengan menggunakan medium Close Up atau Close Up. Hal ini dilakukan karena anak-anak lebih menyukainya dan tidak membosankan. Berikut penuturan Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil berikut ini : ”Kenapa harus pabrik? Bagaimana anak-anak supaya menarik lihat pabrik? Dulu saya juga berpendapat sama. Harus pabrik ya? Saya bilang dulu sama Pak. Gatut karena dulu beliau ingin sekali ada pabrik, memang itu menarik? Karena saya sendiri yang meragukan bahwa pabrik itu menarik, tapi ternyata hasil AC Nielsen dari Tgl. 19 Maret besok Unyil setahun sampai sekarang sudah Maret lagi, pabrik selalu paling tinggi (share-nya), jadi anak-anak suka. Nah itu tadi, strateginya mungkin kalau gambarnya wide tidak menarik ya, maka kalau di pabrik kita banyak gambar-gambar detil yang close up-close up. Nah ternyata, mungkin ya kalau prediksi kita sih itu yang membuat anak-anak suka.”76 Pengambilan gambar secara Roll juga dilakukan namun itupun tergantung dari keadaan ruangan apakah memungkinkan untuk bloking kamera. Sejauh ini, Laptop Si Unyil lebih mengutamakan pengambilan gambar secara cut to cut agar mendapatkan detil suatu gambar. Untuk memperlihatkan keindahan dari kekayaan gambar, Camera Person juga menggunakan berbagai macam angle-angle gambar yang menarik. Camera Movement atau pergerakan kamera berdasarkan arah gerakan terbagi atas; Pan kanan, Pan kiri, Tilt Up, Tilt Down, Zoom In, Zoom Out, dan Track.77 Trans|7 menggunakan istilah Roll untuk Camera Movement.
4.2.4
Pengawasan (Controlling) Pengawasan (controlling) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
melihat dan memonitor suatu pelaksanan yang sedang dilakukan. Dimana dalam pengertiannya, suatu program mempunyai nilai utama adalah informasi, sehingga sebuah berita yang berinformasi harus mempunyai standarisasi apakah berita tersebut layak untuk dilihat oleh khalayak luas. 76
Hasil wawancara dengan Dewi Laila, Produser Program Laptop Si Unyil, pada tanggal 6 Maret 2008 77 Jurnalistik Televisi Mutakhir, op.cit., Hal. 181
76
Dalam produksi Laptop Si Unyil pengawasan program sepenuhnya dilakukan oleh Produser. Produser bertanggung jawab atas akibat berita yang ditayangkan. Adapun pengawasan yang dilakukan meliputi: 1. Pengawasan Produksi Laptop Si Unyil Dalam pengawasan produksi, Produser Laptop Si Unyil selalu melakukan perkerjaan harian secara proposional. Dimana dalam peran kerjanya, tim membuat liputan, taping Ipat dan taping panggung, serta animasi yang selalu mendapat pengawasan oleh Produser ataupun Ass. Produser. Pengawasan yang dilakukan oleh Produser dilakukan secara terus-menerus, baik dari materi yang tersusun, naskah yang telah tersusun rapi dalam setiap segmen tayangannya, dubbing untuk paket utuh tayangan, hasil editing, semuanya di kontrol oleh Produser yang turut dibantu oleh Ass. Produser hingga akhirnya materi tersebut tayang dan dapat diterima oleh khalayak luas. Dalam kesempatan observasi penulis dilapangan, yaitu pada taping boneka panggung yang dilakukan pada Tgl. 5 Maret 2008 di Studio Wisma Mampang. Para pengisi suara melakukan dubbing/pengambilan suara yang diarahkan langsung dari floor director. Sebelum melakukan taping panggung, para pengisi suara pun juga melakukan proses reading untuk menghasilkan dubbing dengan narasi yang sesuai penjedaan sebaik mungkin agar para penonton anak-anak mengerti. Ketika proses dubbing/pengambilan suara berlangsung, para dalang menggerakkan tubuh-tubuh boneka yang diarahkan langsung oleh floor director panggung. Dalang-dalang boneka panggung, khusus didatangkan langsung dari tim Drs. Suyadi. Untuk taping panggung, tim Laptop Si Unyil yang berada
77
dibawah divisi News, menyerahkan kegiatan taping tersebut kepada tim divisi Production Trans|7. Namun tetap atas pengawasan dari tim Laptop Si Unyil. Pengawasan tim pada tahap Pasca produksi Laptop Si Unyil dilakukan dengan tujuan agar penonton puas dalam menikmati tayangan dan mendapatkan informasi selengkap mungkin. Dalam proses pengawasan dubbing/pengambilan suara boneka Si Unyil untuk sebuah paket utuh berupa tayangan magazine dilakukan di Trans|7 oleh dubber/pengisi suara. Pengawasan tersebut biasa dilakukan oleh Produser ataupun Ass. Produser untuk Reporter yang sedang mendampingi Dubber/pengisi suara karakter boneka Si Unyil pada proses pengambilan suara. Dubber/pengisi suara karakter boneka Si Unyil tidak dilakukan oleh dubber/pengisi suara yang terdahulu, melainkan oleh orang baru hasil pencarian dari tim Laptop Si Unyil melalui proses casting, yaitu Hanimah. Hanimah yang juga pernah mengisi suara pada salah satu program di stasiun televisi Trans TV ini merasa cocok dengan karakter suara boneka Si Unyil yang ia perankan, yaitu suara anak lelaki yang agak sedikit nakal. Berikut penuturan Hanimah/pengisi suara boneka Si Unyil pada program Laptop Si Unyil, tentang gaya bahasa yang ia perankan: ”Awalnya saya berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, istilahnya seperti itu. Lalu kemudian ada masukan sedikit dari pihak sini (tim Unyil). Ini agak beda, agak nakal.Ya sudah kalau begitu sih karakter saya sekali, maksudnya sering dubbing (mengisi suara) seperti itu.” Dubber/pengisi suara boneka Si Unyil untuk tayangan Laptop Si Unyil memiliki ciri khas dan karakter tersendiri. Hal ini merupakan salah satu strategi, seperti yang disampaikan oleh Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil: ”Dubber unyil tidak harus sama dengan Unyil yang dahulu. Punya ciri khas sendiri. Pertimbangannya, usia Unyil 10 tahunan kalau kita menggunakan anak umur 10 tahun, ketika ia berusia 11 atau 12 tahun pecah suara kita harus mencari lagi yang mirip. Padahal suara dalam sebuah tayangan itu mempengaruhi sekali.
78
Misalnya Nobita, sudah sering mendengar suara Nobita lalu suara Nobita diganti. Kita jadi tidak merasa menonton Nobita. Sama seperti Si Unyil. Unyil karakter utama, kalau pecah suara gawat juga ya, makan kita pakailah suara orang dewasa yang bersuara anak laki-laki.” Sedangkan Dubber/pengisi suara karakter boneka yang terdahulu seperti boneka Pak Raden dan Pak Ogah masih tetap dipertahankan. Ini dikarenakan Drs.Suyadi/Pak.Raden dan A.Hamid/Pak.Ogah memiliki kemampuan proses dubbing/pengambilan suara dengan kualitas yang bagus. Agar kualitas suara Drs. Suyadi tetap bagus dan maksimal maka beliau menjaga suaranya dengan tidak banyak berbicara sebelum pengambilan suara berlangsung. Sedangkan A. Hamid tidak memiliki pantangan apapun dalam menjaga kualitas suaranya, karena sebenarnya boneka Pak Ogah memang dibuat berdasarkan bentuk wajah A. Hamid dan karakter suara yang diperankan sesuai dengan karakter suara beliau sendiri. Setelah dubbing selesai maka dilanjutkan dengan pengawasan proses editing, proses ini dilakukan untuk membuat keseluruhan package utuh yang siap tayang. Proses editing tidak dilakukan diruang editing Trans|7 melainkan menggunakan jasa vendor luar yaitu rental editing di Jl. Hang Jebat, Jakarta Selatan. Hal tersebut dilakukan karena ruang editing yang tersedia di Trans|7 tidak mencukupi. Alat yang digunakan untuk proses editing adalah dengan menggunakan non linear editing yaitu dengan Edius dari Software Cannopus. ”Non Linear Editing; materi mentah dipindahkan atau disimpan terlebih dahulu kedalam komputer yang memiliki software editing gambar. Keuntungan dari teknik ini adalah hasil pengambilan gambar bisa diatur ulang kapan saja sebelum potongan terakhir direkam ke dalam kaset. Kelemahannya ketika proses pemindahan gambar (capture) dari materi mentah ke dalam komputer membutuhkan waktu relatif lama. Materi mentah dengan durasi 1 (satu) jam memerlukan waktu satu jam pula untuk membuatnya menjadi digital.”78
78
Ibid., hal. 236
79
Ketika proses editing berlangsung, tim liputan yang telah meliput tayangan tersebut wajib mendampingi editor dari pihak vendor untuk memberikan pengawasan hasil editing
yang ingin dibuat. Namun terkadang tim liputan
berhalangan jika mereka sedang berada di luar kota. Hal tersebut juga diutarakan oleh Wisnu Mursabdo/Reporter Laptop Si Unyil berikut ini: ”Idealnya kita harus ikut, karena kita yang liputan, mulai dari riset sampai paska produksi-nya kita bertanggung jawab. Idealnya kita ikut editing tapi kalau diluar kota, itu keterbatasan kita tidak bisa ikut editing.” Untuk memudahkan editor dalam memotong dan menyusun gambar menjadi sebuah paket utuh, Wisnu membuat time code dan catatan lainnya sebagai petunjuk proses editing, berikut penuturan Wisnu Mursabdo/Reporter Laptop Si Unyil : ”Ada catatan dari time code. Naskah terdapat 2 kolom, kolom visual dan audio. Supaya tidak rancu, di dalam naskah diberikan keterangan dengan menyebutkan nama, menggunakan baju apa, mesin seperti apa dan lain-lain harus terdapat time code. Agar editor tidak bingung. Kadang kala ketika ikut serta dalam proses editing, kita beritahukan ke editor seperti inilah alatnya. Kalau kita diluar kota, keterangan dari time code tersebut akan membantu.” Selain itu Ass. Produser juga berkewajiban hadir untuk memberikan pengawasan, mengontrol dan memeriksa hasil editing pada setiap segmen-nya, hingga proses finishing dan print master edit. Pada proses editing, pemilihan gambar-gambar yang digunakan adalah gambar yang bagus dan menarik untuk dilihat oleh penonton. Selain itu, sequent gambar yang benar sangat dibutuhkan dalam tayangan ini, gambar-gambar yang lucu dan ceria sangatlah diutamakan. Untuk penambahan ilustrasi musik-pun dipilih yang ceria sesuai dengan anakanak “Sequent/sekuen adalah rangkaian dari sejumlah shot dari satu kegiatan. Dengan kalimat lain sekuen adalah kompilasi beberapa shot dari aksi yang sama
80
atau rangkaian shot yang memiliki cerita yng dapat dimengerti oleh orang yang melihat tanpa perlu harus dijelaskan lagi dengan kata-kata (narasi).”79 Penambahan efek gambar dalam editing sangat jarang sekali dalam tayangan ini, karena ide dasar Laptop Si Unyil adalah membuat tayangan senatural mungkin yang dapat dicerna oleh kacamata anak-anak, dalam arti disesuaikan dengan segmentasi penonton. Hal ini juga diutarakan oleh Salim salah satu editor Laptop Si Unyil, berikut ini: “Kita tidak menggunakan After Efect sama sekali. Kita hanya edit saja, kalau gambar bagus kita tidak pernah menambahkan apa-apa. After efect itu cenderung jarang digunakan, tidak pernah digunakan, kecuali program lain.”
2. Pengawasan Terhadap Kompetitor dan Tayangan Sejenis Selain melakukan pengawasan terhadap produksi program Laptop Si Unyil, Produser juga melakukan pengawasan terhadap program sejenis di televisi lain. Hal tersebut dimaksudkan agar Laptop Si Unyil dapat menjadi yang terbaik diantara program sejenis lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Laptop Si Unyil yang hadir pada hari Senin hingga Jumat pukul 13.00 WIB memiliki kompetitor pada jam tersebut antara lain TVRI (Berita Parlemen), RCTI (Idola Cilik), SCTV (Drama Remaja), TPI (Takeshi Castle), ANTV (Star Kids), Indosiar (Drama Spesial), Metro TV (Metro Realitas), Trans TV (Ceriwis), Global TV (Kartun Chalkzone), TV One (Discovery Channel). Program-program yang ditayangkan kompetitor tersebut tidak ada yang berjenis tayangan pendidikan anak, kalaupun ada adalah program hiburan anak. Oleh karena itu, Laptop Si Unyil menjadi satusatunya program pendidikan anak yang terfokus pada science dan teknologi serta bertujuan untuk menjadi tontonan alternatif pada jam tersebut. 79
Ibid., hal. 195
81
Peneliti juga melakukan observasi terhadap program sejenis yang berbeda dari segi waktu penayangannya di televisi lain, diantaranya ”Main Yuk” di Trans TV setiap hari Minggu pukul 08.00 WIB, ”After School” di RCTI setiap hari Sabtu pukul 15.30 WIB, ”Dora The Explorer” di Global TV setiap hari Seninminggu pukul 04.30 WIB, dan ”Masa Kalah Sama Anak-anak” di TV One setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 WIB. Dari segi format, keempat program tersebut sama-sama memberikan ilmu pengetahuan berpendidikan. Letak perbedaan Laptop Si Unyil dengan program tersebut terletak dari boneka Si Unyil yang menjadi Host, terfokus pada News for kid, dan tayangan yang bervariatif dengan format tayangan berjenis magazine merupakan ciri khas Laptop Si Unyil yang berbeda dengan tayangan lain, sehingga diharapkan dapat menjadi tontonan alternatif pada jam tayangnya. Upaya dalam menimbulkan ciri khas sesuai dengan pendapat Fred Wibowo yang mengatakan: ”Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap inilah kekhasan dan keunikan dari produksi. Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja. Tidak memukau dan mempesona. Tidak mampu stop the eyes and the ears.”80 Menurut Dewi, tayangan Main Yuk di Trans TV memiliki sedikit persamaan dengan tayangan Laptop Si Unyil di Trans|7 namun dengan adanya karakter Unyil yang lebih bisa menarik anak dan anak mau menonton, barulah disebut dengan tayangan. Tayangan bagus tetapi orang tidak mau menonton sama saja tidak ada artinya karena tayangan itu untuk ditonton. Hal ini sesuai dengan pendapat Morissan, yang mengatakan bahwa: ”Program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.”81 80 81
Teknik Produksi Program Televisi, op.cit., hal. 24 Media Penyiaran, op.cit., hal. 97
82
4.2.5
Evaluasi Evaluasi merupakan proses paling akhir, semua hasil kerja dilihat kembali
serta dibahas satu demi satu, dimana bertujuan dapat memperbaiki bila terdapat suatu kesalahan serta menemukan suatu keunikan yang mesti dipertahankan, atau acuan bagi tayangan yang akan datang. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin tanggal 7 April 2008 bertempat di ruang rapat divisi News Trans|7, ketika rapat evaluasi berlangsung seluruh tim Laptop Si Unyil secara bergilir membahas tayangan minggu lalu yang kurang dari harapan, seperti; data yang diinginkan terpenuhi atau tidak, proses liputan, taping panggung, taping Ipat, animasi, naskah, editing, budget apakah sesuai dengan keinginan, serta lain sebagainya. Produser sebagai pemimpin dan penanggung jawab program tersebut secara keseluruhan, perkewajiban memberikan masukan dan saran kepada seluruh tim agar dapat lebih baik lagi pada tayangan berikutnya. Tahap evaluasi juga biasa dilakukan pada proses post production, tim Laptop Si Unyil juga melakukan terhadap tayangan sebelumnya untuk memaksimalkan
tayangan
selanjutnya,
menyempurnakan
tayangan,
dan
meminimalisir kekurangan sehingga penonton lebih menikmati tayangan dan tidak berpindah saluran serta tetap mempertahankan dan meningkatkan share agar tetap menjadi tontonan alternatif yang sehat dan mendidik untuk anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat masyarakat, Ibu Budi mengenai pendapatnya tentang tayangan Laptop Si Unyil untuk tontonan kedua anaknya Riska dan Lia, sebagai berikut : ”Iya, saya menemani anak-anak menonton televisi terutama acara anakanak, kadangkala seperti pelajaran anak agar mereka mengerti. Terkadang memberikan gambaran yang ini bagus dan yang seperti ini kurang baik. Si Unyil
83
bagus, lalu Si Bolang, Space Toon juga bagus. Pokoknya acara anak-anak, paling tidak suka kalau pada nonton sinetron.”82
4.3 Pembahasan Setelah penulis melakukan penelitian dengan teknik wawancara mendalam (indept interview) dan observasi lapangan, maka dalam pembahasaan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran serta teori-teori yang digunakan, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Dalam memproduksi suatu program acara, pihak stasiun televisi melakukan berbagai macam pertimbangan dan kebijakan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor yang menjadi penentu dan faktor bisnis yang mendominasi. Laptop Si Unyil memang bukan satu-satunya tayangan anak di televisi namun Laptop Si Unyil merupakan inovasi terbaru tayangan anak dengan format magazine yang terfokus pada news for kid dan menitik beratkan pada informasi pendidikan science dan teknologi yang dikemas secara mudah dan sederhana untuk anak. Pengelolaan strategi yang baik dapat menentukan keberhasilan program, dalam buku karangan J.B Wahyudi “Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran” dijelaskan bahwa pengelolaan organisasi penyiaran yang didalamnya terdapat kegiatan mengelola suatu informasi menjadi sebuah output atau tayangan acara perlu melihat sejumlah faktor yang dapat digunakan sebagai pertimbangan input diantaranya:83 1. 2. 3. 4. 82
Filosofi, Ideologi, Tujuan, Misi, Fungsi, dan Tugas Norma Etika, Estetika, Adat Istiadat, dan Nilai Budaya yang dianut Peraturan perundang-undangan yang berlaku Kode Moral dan Kode Etik Profesi
Hasil wawancara dengan Masyarakat, Ibu Budi tentang program Laptop Si Unyil pada tanggal 25 April 2008 83 Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, op.cit., hal. 46
84
5. Situasi dan Kondisi Bangsa 6. Kemampuan Sarana, Dana, Tenaga 7. Status Penyiaran dan lain-lain Penulis mengamati langkah-langkah produksi Laptop Si Unyil yang dilakukan oleh tim adalah sebagai berikut:
4.3.1
Perencanaan Produksi Program Laptop Si Unyil Perencanaan produksi Laptop Si Unyil di Trans|7 adalah karena salah satu
konsentrasi Trans|7 yaitu memberikan tayangan berpendidikan. Menurut Produser Laptop Si Unyil, Dewi Laila bahwa Trans|7 menginginkan program-program anak lain setelah sebelumnya mereka memiliki tayangan anak Si Bolang yang telah eksis lebih dulu, sehingga Trans|7 bisa menjadi pilihan anak-anak menonton dan ibu-ibu juga tidak menjadi khawatir. Kemunculannya kembali boneka Si Unyil pada program Laptop Si Unyil di Trans|7 adalah hal yang sangat menarik karena boneka Si Unyil yang dahulu pernah menjadi tontonan favorit anak-anak di tahun 80-an. Alasan hadirnya boneka Si Unyil di Trans|7 karena dinilai mempunyai peluang untuk meraih penonton Trans|7. Formatnya pun dibuat berbeda dengan yang terdahulu, Unyil kini hadir menjadi Host dan menggunakan Laptop untuk mencari tahu sesuatu hal dengan sebuah tayangan berjenis magazine yang sehat dan mendidik. Hadirnya kembali boneka Si Unyil di televisi dengan tema baru, turut diutarakan Praktisi Broadcast Siti Nur Aisyiyah sebagai berikut : “Jadi prinsipnya, tayangan yang baik untuk anak-anak adalah tayangan yang bisa menginterpretasikan zaman dimana mereka berada. Kalau misalnya sekarang mereka hidup di dunia era online, era digital, era interpretasi yang multidimensi dalam segala hal, dalam segala bentuk maka tayangan-tayangan atau programprogram televisi yang baik dalam tanda kutip relatif disini adalah tayangantayangan yang bisa membawa mereka berfikir, berimajinasi sesuai dimana zaman mereka berada. Jadi, bagaimana akal mereka, imajinasi mereka itu diarahkan
85
dengan pengetahuan-pengetahuan yang relefan dengan zamannya ya. Tidak bisa lagi bicara tentang Unyil zaman dulu yang hanya didalam satu ruangan, interior sampai beberapa tahun SD melulu tidak naik-naik kelas gitu misalnya, tapi sekarang Unyil harus trasformasi, dia mengalami metamorfosis, dimana sekarang Unyil berada di zamannya yaitu, Unyil yang hidup di era online, game, dunia yang interaksinya serba cepat, era digital, anak-anak itu juga harus mengerti.”84 Dewi Laila juga menambahkan bahwa tayangan anak dengan genre seperti Laptop Si Unyil, sampai saat ini memang tidak banyak. Sehingga Laptop Si Unyil menjadi tayangan anak yang terfokus pada news for kid dan ditayangan secara bervariatif dengan penjelasan tema science dan teknologi secara sederhana dan mudah. Kehadiran boneka Unyil di layar kaca Trans|7, ternyata bukanlah hal mudah. Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil menjelaskan pihaknya harus membeli dahulu hak program ini kepada lembaga Pusat Film Nasional yang menjadi pemilik lisensi Si Unyil. Penulis mengamati, bahwa hal demikian mengacu pada buku karangan J.B. Wahyudi yaitu “Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran“ bahwa salah satu input yang menjadi faktor lain adalah unsur dari Filosofi, Ideologi, Tujuan, Fungsi dan Tugas. Laptop Si Unyil memiliki 3 segmen yaitu, segmen Taping Panggung dan Taping Ipat, Liputan pabrik, serta Animasi dan Permainan Anak dari daerah. Tayangan ini tidak hanya mengulas informasi pendidikan saja namun juga tayangan hiburan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dan fungsi komunikasi massa, yaitu memberikan Informasi, Hiburan, Transmisi Budaya, Mendorong Kohesi Sosial, dan Pewarisan Sosial.85 Namun ditengah kesuksesan program Laptop Si Unyil yang telah hadir selama 1 tahun lebih ini, hadirlah kompetitor-kompetitor tayangan anak ataupun 84 85
Hasil wawancara dengan Praktisi Broadcast, Siti Nur Aisyiyah pada tanggal 26 April 2008 Pengantar Komunikasi Massa, op.cit., hal. 66
86
tayangan lain yang menggunakan jam tayang yang sama yang menarik perhatian pemirsa. Hadirnya Si Entong, Idola Cilik, drama remaja ataupun Infotainment membuat Laptop Si Unyil harus terus melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam setiap tayangannya agar penonton tetap tertarik menonton. Hadirnya kompetitorkompetitor tersebut juga diutarakan oleh Produser Laptop Si Unyil, Dewi Laila berikut ini: ”Berkaitan dengan munculnya kompetitor-kompetitor lain, kita terganggu memang. Seperti Si Entong, Idola Cilik, di SCTV ada sinetron remaja. Jadi penonton di jam Unyil itu tidak hanya anak-anak, jadi ada orang dewasa, ada nenek-neneknya juga, kakek-kakek juga. Dulu di awal-awal kita bisa dapetin semua kalangan ini, share kita bisa besar hingga 25% sampai 26%. Nah begitu ada Go Spot, Si Entong, ibu-ibunya dan nenek-nenek beralih ke program-program lain, penonton anak-anaknya Alhamdulillah tetap di Unyil. Tapi jumlah penontonnya sudah pada pergi, akhirnya itu menurunkan share jadi 13% sampai 14%, tapi anak-anak di jam itu tetap menonton Unyil. Jadi artinya kita masih jadi pilihan buat anak-anak.” Dengan hadirnya kompetitor tersebut, Laptop Si Unyil terus melakukan perencanan strategi produksi seperti misalnya dari ketiga segmen yang ada tidak harus selalu berurutan dalam penempatan segmen tayangannya, atau drama panggung hanya hadir 8 sampai 10 kali, selain itu Ipat hadir lebih atraktif dengan melakukan sesuatu hal yang menarik bersama boneka Si Unyil, misalnya Ipat tidak menggunakan Laptop melainkan mempraktikkan suatu benda yang berkaitan dengan tema tayangan. Dari hasil penjabaran, bahwa program Laptop Si Unyil memiliki unsur penting yaitu, pendidikan melalui tayangan bervariatif dengan tema science dan teknologi yang terfokus pada news for kid serta menjadi tayangan yang menghibur untuk anak dan keluarga. Hal tersebut mengacu pada teori menurut De Fleur dan Dennis, Bahwa Komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas,
87
dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.
4.3.2
Pengorganisasian (Organizing) Produksi Program Laptop Si Unyil Tim produksi merupakan sebuah organisasi kecil, meski demikian perlu
pengaturan yang baik pula demi kelancaran program. Laptop Si Unyil memiliki kru kerja ± 25 (dua puluh lima) orang yang didalammya terdapat 7 tim liputan yaitu Reporter dan Camera Person untuk mengerjakan tayangan secara stripping. Struktur organisasi tersebut terdiri dari Produser, Assisten Produser, Reporter, Camera Person, Production Assisten/Riset, UPM, dan RCD. Masing-masing memiliki peranannya, namun satu sama lain harus mendukung demi keberhasilan program. Masing-masing mempunyai tugas dan wewenang, diantaranya; membahas penerapan Fungsi, wewenang Tim Kerja dan Penjadwalan tugas tim Laptop Si Unyil. Dalam pengorganisasian, penulis mengamati bahwa pada program Laptop Si Unyil dalam melakukan kegiatan tim produksinya selalu pada organisasi yang terbuka, dimana semua pihak harus dapat saling berkoordinasi. Hal ini menurut Dewi Laila, Produser Laptop Si Unyil bahwa cara seperti ini dapat menghasilkan suatu tayangan yang berkualitas dan berkompetitif dengan yang lainya. Semua tim harus memberikan ide dan saran namun tetap atas pertimbangan Produser. Penulis mengamati bahwa dalam koordinasi, Produser secara langsung berkoordinasi dengan bawahannya secara terus menerus. Produser dalam berkoordinasi selalu dilakukan dengan berbicara secara langsung tatap muka
88
ataupun menggunakan alat komunikasi. Komunikasi sangat penting untuk menciptakan pengorganisasian yang baik.
4.3.3
Pengarahan (Directing) Produksi Program Laptop Si Unyil Pengarahan dalam program Laptop Si Unyil di dominasi oleh Produser
karena dalam fungsinya, Produser adalah orang yang paling berwenang dalam pertanggungjawaban
keseluruhan
produksi
Laptop
Si
Unyil.
Produser
memberikan arahan kepada setiap anggotanya melalui berbagai cara, seperti dalam komunikasi langsung dengan tatap muka atau menggunakan alat telekomunikasi. Pengarahan tersebut diberikan dalam setiap produksi Laptop Si Unyil, yaitu pada tahap Pra Produksi, Produksi hingga Pasca Produksi. Produser dibantu Ass. Produser dalam memberikan pengarahan ke pada setiap tim, baik didalam ruangan kerja atau di lapangan.
4.3.4
Pengawasan (Controlling) Produksi Program Laptop Si Unyil Pengawasan dilakukan untuk melihat kinerja dan efektif tim produksi
dengan tujuan agar program dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Apabila terjadi hambatan, melalui pengawasaan dapat memperkecil dampak kesalahan yang terjadi. Dalam Laptop Si Unyil, pengawasan dilakukan terhadap Perencanaan, Materi atau isi berita dan produksi secara keseluruhan. Selain itu pengawasan terhadap program sejenis ataupun program yang menggunakan jam tayang yang sama dengan Laptop Si Unyil juga dilakukan oleh Produser program. Hal ini dilakukan agar Laptop Si Unyil tetap menjadi program edukatif yang terbaik di tengah banyaknya kompetitor-kompetitor lain.
89
Menurut J.B Wahyudi dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, kegiatan pengawasan perlu dilakukan berdasarkan 3 (tiga) tahapan yaitu:86 1. Pengawasan Preventif / Pencegahan (Pengawasan Awal) 2. Pengawasan Pengendalian (Saat Pelaksanaan) 3. Pengawasan Umpan Balik (Saat Evaluasi) Penulis mengamati bahwa, strategi Laptop Si Unyil cenderung menggunakan apa yang tercantum dalam buku JB. Wahyudi. Dimana Produser mengamati kinerja perencanaan semua tim produksinya, mulai dari pengawasan perencanaan Produksi produksi hingga pengawasan terhadap kompetitor program lain.
4.3.5
Evaluasi Produksi Program Laptop Si Unyil Evaluasi merupakan proses paling akhir, disinilah semua hasil kerja dilihat
kembali serta dibahas satu demi satu, dengan tujuan dapat memperbaiki bila terdapat suatu kesalahan serta tidak akan terulang lagi pada kinerja yang akan datang. Hasil evaluasi Laptop Si Unyil yang penulis amati umumnya dilakukan dalam rapat kerja 2 minggu sekali oleh seluruh kerabat kerja. Produser memberikan kritik, saran, serta ide kepada tim agar tetap memberikan tayangan yang bersifat edukatif untuk anak serta tetap memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan target share 14 %. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada tahap Pasca Produksi yang menggunakan jasa vendor luar. Evaluasi tersebut biasanya terjadi pada tahap editing agar tidak mengulangi kesalahan seperti yang sebelumnya. Tim yang
86
Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, op.cit., hal. 93
90
mengawasi dan mendampingi editor dari pihak luar tersebut memberikan masukan, saran, dan kritik demi kebaikan program Laptop Si Unyil. Share menjadi ukuran yang dipakai oleh Trans|7 untuk mengetahui seberapa besar program dapat diterima oleh pemirsa. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Morrisan, M.A., dalam bukunya ”Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, yang mengatakan bahwa: ”Hasil penghitungan audience share biasanya lebih disukai pengelola stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan dari pada rating, selain karena angkanya yang lebih tinggi daripada rating, juga karena audience share memberikan informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi suatu stasiun televisi terhadap televisi lainnya.”87
87
Ibid, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, hal. 194-195
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian dengan metode wawancara mendalam dan observasi lapangan mengenai strategi manajemen produksi program magazine Laptop Si Unyil di Trans|7 dalam memberikan tayangan anak yang bersifat edukatif dan menghibur, maka hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti membahas mengenai strategi produksi program tersebut yang meliputi proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi berdasarkan
unsur-unsur
strategi
manajemen
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi. Maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Perencanaan: adalah hasil penerapan suatu kebijakan Produser program. Penerapan strategi produksi tersebut untuk menghasilkan program Laptop Si Unyil yang bersifat edukatif seperti yang dibahas pada bab hasil penelitian. 2. Pengarahan: hasil yang didapat meliputi pengarahan yang dilakukan oleh Produser pada tim kerjanya dalam mengupayakan hasil yang maksimal dan tidak keluar dari jalur prinsip utama dalam suatu program untuk menjadi sumber daya pokok dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. 3. Pengorganisasian: hasil yang didapat bahwa meski terdiri dari tim kecil, namun Produser Laptop Si Unyil mengorganisasikan tim-nya antara satu 91
92
dengan yang lain, berjalan dengan bersama dan saling mendukung. 4. Pengawasan: Produser Laptop Si Unyil secara mutlak dilakukan untuk memonitor produksi hasil yang didapat pada setiap tahap Produksi. Selain itu, pengawasan yang dilakukan oleh Produser terhadap program lain atau kompetitor juga dilakukan, hal ini dimaksudkan agar Laptop Si Unyil mempunyai strategi-strategi khusus agar tetap menjadi pilihan tontonan alternatif bagi anak. 5. Evaluasi: dalam menghasilkan tayangan yang diharapkan maka Laptop Si Unyil selalu mengadakan evaluasi rutin untuk upaya meminimalisir segala kesalahan yang ada, demi terciptanya tujuan. Tahapan hasil yang diperoleh merupakan tolak ukur dari seluruh kegiatan untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh program Laptop Si Unyil di Trans|7 dalam memberikan tayangan yang bersifat edukatif, yaitu : 1. Tetaplah konsisten dalam menghadirkan tema edukatif science dan teknologi, karena hal ini merupakan kekuatan program Laptop Si Unyil ditengah banyaknya tayangan anak masa kini yang hanya selalu menghadirkan tayangan hiburan. 2. Laptop Si Unyil mempunyai kendala dengan adanya 7 tim yang mengerjakan tayangan ini secara stripping. Penulis menyarankan untuk segera menambah tim.
93
3. Selama 1 tahun lebih ini untuk Post-Production editing dilakukan dengan menggunakan jasa rental editing. Untuk lebih meminimalisir budget sebaiknya segera menggunakan fasilitas kantor. 4. Laptop Si Unyil adalah tayangan yang mendidik untuk anak, sehingga ketika proses liputan dengan menggunakan jasa anak-anakpun usahakan agar tidak memberikan timbal balik dengan memberikan sejumlah uang. Sepertinya memang sulit untuk memberikan pengertian kepada anak-anak ataupun orang tua sang anak karena mereka telah membantu proses liputan pada stasiun televisi komersil. Namun dengan begitu tim telah memberikan contoh yang baik bahwa imbalan berupa uang kepada anakanak untuk melakukan sesuatu hal adalah tidak mendidik. Sebaiknya memberikan sebuah souvenir Unyil, perlengkapan pendidikan, atau sertifikat dari program tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Bungin. “Analisis Data Penelitian Kualitatif”. Jakarta. RajaGrafindo Persada. 2005. . “Penelitian Kualitatif”. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2007. Effendy, Onong Uchjana. “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2005. Hani, T. Handoko. ”Manajemen”. BPFE Yogyakarta.1995. Kartono, Kartini. ”Pemimpin dan Kepemimpinan”. Jakarta. Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada. 2005. Mamduh. M, Hanafi. “Manajemen”. UPP AMP YKPN. 1997. Mulyana, Deddy. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006. Morrisan. “Jurnalistik Televisi Mutakhir”. Jakarta. Ramdina Prakarsa. 2004. . “Media Penyiaran”. Jakarta. Ramdina Prakarsa. 2005. Naratama. ”Menjadi Sutradara Televisi”. Jakarta. Garamedia. 2004. Nurudin. ”Pengantar Komunikasi Massa”. Malang. PT RajaGrafindo Persada. 2007. Rakhmat, Jalaludin. “Metode Penelitian Komunikasi”. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2005. Sendjaja, Sasa Djuarsa. “Pengantar Komunikasi”. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2003. . “Teori Komunikasi”. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2003. Suprapto, Tommy. “Berkarir di bidang Broadcasting”. Yogyakarta. Media Pressindo. 2006. Umar, Husein. ”Studi Kelayakan Bisnis Manajemen”. Metode dan Kasus. Gramedia Jakarta. 1997. Wahyudi J.B. ”Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran”. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. 1994. Wibowo, Fred. ”Teknik Produksi Program Televisi”. Yogyakarta. Pinus. 2007.
Sumber lain : Undang-undang Penyiaran 2002 No.32 Website Blogspot
:http://Lapanpuluhan.blogspot/hompimpah-unyil-kucing.html
Website Republika :http://www.republika.co.id/Aksi_Si_Unyil Website Trans|7 Website Wikipedia
:http://www.trans7.co.id :http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Unyil