Strategi ISSN : 2089-6948
ANALISIS PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 5 PALEMBANG H.Siswoyo Haryono dan Nur Ahmadi*), Zainul Arifin**) Dosen MM UTP*) dan SMPN 5 Palembang **)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail :
[email protected]
ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, motivasi dan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, baik secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diajukan (1). Diduga terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, (2). Diduga terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, (3). Diduga terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, (4). Diduga terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 5 Palembang yang berjumlah 34 orang, sampel penelitian menggunakan Sampling Jenuh dengan perincian sampel untuk uji coba instrumen maupun sebagai sampel analisis data sebanyak 34 responden. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan konstruksi yang dirangkum dari berbagai teori yang diwujudkan kedalam variabel operasional, sedangkan pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data dilakukan melalui uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi Square, dan uji linearitas yang menggunakan One-Way Anova. Selanjutnya dilakukan pula uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikolinearitas dengan menggunakan uji koefisien alpha, uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson, serta uji heterokedastisitas yang menggunakan correlation coefficients Spearman. Analisis data menggunakan regresi berganda dan koefisien determinasi dengan persaman : Yˆ a b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 e . Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara parsial terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat. Sedangkan uji-F untuk mengetahui pengaruh dari ketiga variabel bebas disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara simultan terhadap kinerja guru sebagai variabel terikat. Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang dengan nilai Sig. F = 0.000 < α = 0.05 melalui persamaan regresi : Yˆ 2,525 0,433 X 1 0,199 X 2 0,311X 3 e (2). Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja secara parsial terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.000 < α = 0.05, (3). Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi secara parsial terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.016 < α = 0.05, dan (4). Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi secara parsial terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang dengan nilai Sig. t = 0.001 < α = 0.05.
Keywords : Disiplin Kerja, Motivasi dan komunikasi
PENDAHULUAN
Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Pasal 39 Ayat (2) UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang dinamis disertai dengan peningkatan taraf hidup dan pendidikan
1
masyarakat; ditambah dengan berkembangnya kemajuan di bidang teknologi dan informatika meningkatkan proses empowering dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pelayanan birokrasi di sektor pendidikan juga diharapkan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan dinamis sebagaimana yang terjadi di masyarakat. Dimana dari monolog harus berani diubah menjadi fleksibel, kolaboratif, alighment dan dialogis. Kinerja adalah prestasi atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas organisasi yang diberikan berdasarkan tugas, wewenang, tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Bagi guru, kinerja yang optimal penting dalam rangka mencapai tujuan guru seperti pemenuhan sertifikasi dan karir. Sedangkan bagi organisasi, kinerja yang
Strategi ISSN : 2089-6948
optimal merupakan salah satu instrumen dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi (Usman, 2002). Permasalahan kinerja yang ada di SMP Negeri 5 Palembang saat ini, adalah kinerja guru belum menunjukkan hasil yang maksimal, walaupun Pemerintah telah memberikan program sertifikasi guru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru. Permasalahan tersebut seperti kurang pemahaman guru mengenai teknologi, kompetensi yang tidak linear, kurangnya motivasi guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga mempunyai pandangan yang luas untuk dapat menjadi panutan dan motivator bagi peserta didiknya. Permasalahan lain yang juga masih menjadi tantangan bagi manajemen SDM SMP Negeri 5 Palembang adalah masih rendahnya inisiatif dan kreatifitas dari guru untuk menjadi lebih produktif, mandiri dan inovatif dalam meningkatkan kinerjanya dan tercapainya tujuan oganiasi. Hal ini tercermin dari masih rendahnya guru yang menunjukkan prestasinya dalam pekerjaan, masih rendahnya keinginan guru untuk meningkatkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional, serta masih kurangnya kesadaran guru terhadap profesinya sebagai tenaga pendidik profesional. Karakteristik psikologis individu (seperti guru) sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru, yaitu masalah disiplin kerja. Guru yang memiliki disiplin kerja yang tinggi, senantiasa memiliki dorongan untuk bekerja gigih guna mencapai prestasi, hal ini disebabkan mereka memiliki kontrol kerja yang baik sehingga tidak memerlukan pengawasan yang ketat dalam mencapai tingkat kualitas kerja yang telah ditentukan. Selain aspek psikologis seperti motivasi dan kedisiplinan yang tinggi, untuk meningkatkan kinerja guru, atasan perlu senantiasa menciptakan kondisi yang memungkinkan terjalinnya komunikasi efektif antara atasan dengan bawahan dan antara guru itu sendiri serta antara guru dengan anak didik dan orang tua/wali. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, suasana kerja dapat berlangsung secara nyaman,
pendelegasian tugas dapat berlangsung secara jelas, hubungan antar guru, anak didik dan orang tua/wali dapat terjalin dengan baik sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja guru di sekolah. Kegiatan pembinaan yang diberikan kepada guru secara terus menerus dengan jelas, terarah, transparan dalam upaya meningkatkan disiplin kerja dan motivasi yang tinggi yang dimiliki guru serta kemampuan komunikasi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kinerja guru. Sehubungan dengan hal itu melalui pembinaan dan peningkatan disiplin kerja dan motivasi serta komunikasi merupakan salah satu alternatif yang tepat sebagai upaya meningkatkan kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kinerja dan Disiplin guru SMP Negeri 5 Palembang masih belum optimal, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya motivasi dan pengetahuan para guru tentang teknologi dan kompetensi yang dimiliki guru kadangkala tidak linear dengan mata pelajaran yang diajarkan serta masih terdapat beberapa guru yang masih suka terlambat mengajar serta lingkungan kerja yang kurang kondusif. 2. Masih sedikitnya program pendidikan dan pelatihan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensinya. 3. Masih terbatasnya sarana dan pasarana yang dapat menunjang tugas-tugas guru dalam mengajar, seperti alat peraga untuk praktek atau alat teknologi sperti laptop dan lain-lain. 4. Kurang maksimalnya fungsi pengawasan untuk menindaklanjuti laporan karena keterbatasan SDM, anggaran, keahlian dan sebagainya.
2
Strategi ISSN : 2089-6948
PEMBATASAN MASALAH
atau pekerjaannya. Dengan mengetahui kinerja dirinya, maka individu tersebut dapat melihat kemampuan dan kesanggupannya untuk melakukan suatu pekerjaan dibandingkan dengan tanggung jawab yang diserahkan kepadanya atau terhadap orang lain. Melalui kinerja ini juga seseorang dapat melihat konsep akuntabilitas yang menuju kepada tanggung jawab dan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu. Sejalan dengan itu Handoko (2002, h. 46) mengatakan kinerja dapat dianggap sebagai suatu sifat atau karakteristik dari individu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya yang tidak bisa diamati atau diukur secara langsung. Hal itu baru bisa diamati dalam keadaan atau situasi yang lain sehingga dapat mendasari kinerja tersebut. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efisien dan efektif (Susilo, 1994, h. 83). Lebih lanjut dikatakan penilaian kinerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Berdasarkan uraian dari para ahli bahwa evaluasi kinerja bagi seseorang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi kerja melalui penyediaan informasi mengenai tingkat kinerja dan kemungkinan penugasan di kemudian hari oleh organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, fungsi dan tujuan evaluasi kinerja adalah untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi atasan dan bawahan dalam hal peningkatan program pelatihan, rencana karir, pemberian insentif, kepuasan, dan motivasi kerja. Dengan informasi ini bawahan dan atasan dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kerjasama tim didorong untuk menetapkan standar kerja para anggotanya untuk mengidentifikasi konsekuensi kinerja yang rendah. Dalam kaitan ini semua persoalan akan menjadi tanggung jawab dan keputusan tim tersebut, artinya apakah dalam suatu tim jika terjadi adanya keterlambatan anggotanya, bagaimana konsekuensi maupun tindakannya menjadi keputusan bersama tim tersebut.
Berdasarkan mengidentifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dibatasi pada Analisis Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang . PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang ? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : Pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Hariandja (2002, h. 195) kinerja atau unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi. Siagian (2001, h. 162) mengatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi atau kemampuan seseorang yang mencakup unsur-unsur keandalan, prakarsa, inovasi, ketelitian, hasil kerja, kehadiran, sikap, kerja sama, kerapian, mutu pekerjaan dan lain-lain. Kinerja (performance) menunjuk pada prestasi pegawai terhadap tugas yang diberikan. Sukmalana (2005, h.1) memberikan pengertian kinerja: "sebagai sesuatu yang dikerjakan dan dihasilkan dalam bentuk produk maupun jasa dalam periode tertentu dan ukuran tertentu oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada kecakapan, kemampuan, pengetahuan maupun pengalamannya”. Menurut Dharma (2001, h. 25), kinerja adalah sebagai alat untuk memberi informasi kepada pegawai atau pekerja dan atasannya bagaimana seseorang telah melakukan tugas
3
Strategi ISSN : 2089-6948
Untuk melihat kinerja guru, penilaian yang dilakukan meliputi (1). Kemampuan guru membuat dan melaksanakan program kerja, (2).Standar mutu kerja yang dipersyaratkan, (3). Kemandirian seorang guru, (4). Kemampuan bekerja dalam kelompok, (5). Minat untuk memperbaiki diri. Dari pendapat para ahli bahwa penilaian kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya dapat dilihat dari kemampuan yang dimilikinya. Hal ini juga dapat terjadi pada kinerja guru, dimana kemampuan yang dimilki oleh seorang guru yang diperolehnya melalui pelatihan, pendidikan, pembinaan dan lain sebagainya tentunya akan memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru sebagai tenaga pendidik yang profesional. Oleh karenanya penilaian kinerja guru dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki guru dalam membuat dan melaksanakan program kerja yang telah ditentukan. Sutisna dalam kutipannya (2003, h.97) Good’s Dictionary of Education , mengemukakan tentang disiplin sebagai berikut : 1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalin keinginan, dorongan atau kepentinganuntuk mencapai suatu cita – cita atau untuk mencapai suatu tindakanyang lebih efektif, 2) pencarian tentang suatu cara bertindak yang gigih, aktif diharapkan untuk diri sendiri sekalipun menghdapi tantangan, 3) Pengendalian perilaku yang langsung dengan cara otoritermelalui hukuman atau ahadiah, 4) Pengekangan dorongan yang sering timbul melalui cara yang tidak mengenakan atau menyakitkan. Pada bagian lain Suradinata (1997, h. 127) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses perilaku, hormat kepada ketentuan peraturan dan norma yang berlaku. Apabila nilai – nilai disiplin kerja sudah tertanam dalam hati seseorang, maka sikap atau perbuatan yang dilakukannya tidak lagi menjadi beban, melaikan sutu kebiasaan , yang apabila tidak dilakukannya justru menjadi beban. Proses dan sikap perilaku dalam disiplin kerja terbentuk melalui pembinaan keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengaruh
dari keteladanan dalam kehidupan lingkungannya. Oleh karena itu apabila disiplin kerja tertanam dengan baik, akan membedakan hal – hal apa saja yang harus dilakukan dan hal – hal apa saja yang wajib dilakukan. Disiplin kerja yang mempunyai aspek sebagaimana diuraikan diatas sangat erat berhubungan dengan sikap mental dalam sistim nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kehidupan organisasi. Siagian (1991, h.305) mengemukakan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi dalam amemenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. dengan perkataan lain, disiplin kerja adalah salah satu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap mental, kemampuan dan perilaku guru/pegawai sehingga para guru/pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja kooperatif dengan para pegawai lain. Menurut Handoko (2000,h.56) mengartikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Selanjutnya, Winardi (2001, h.6) berpendapat bahwa motivasi adalah: "Suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan."
Menurut Anoraga (2002, h.34) meskipun para ahli mendefinisikan motivasi dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, bahwa motivasi merupakan: 1) suatu kekuatan (power atau tenaga (forces) atau daya (energy); atau 2) suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion,
4
Strategi ISSN : 2089-6948
motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Lebih lanjut Anoraga (2002, h.35) mengatakan "motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja, oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja." Berdasarkan beberapa teori tentang defnisi motivasi, dan motivasi kerja disimpulkan motifasi kerja merupakan kekuatan, daya dorong yang menimbulkan semangat, antusiasme, persistensi dan arah dalam melaksanakan suatu pekerjaan. William James sebagaimana dikutip oleh Winardi (2001, h.2), melalui risetnya tentang motivasi menemukan fakta bahwa pegawai yang bekerja paruh waktu dapat mempertahankan pekerjaan (tidak di PHK) apabila mereka bekerja kurang lebih 20 hingga 30 persen dari kemampuan yang ada pada mereka. Namun apabila pegawai sangat termotivasi (memiliki motivasi tinggi, maka mereka bekerja 80 hingga 90 persen dari kemampuan mereka. Begitu juga Siagian (1999, h.57) mengatakan bahwa dengan motivasi yang tepat para pegawai akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula. Berdasarkan kutipan di atas terlihat betapa penting dan berperannya motivasi dalam mengoptimalkan kemampuan serta membuat kinerja lebih baik bagi seseorang dalam bekerja. Menurut Panyarikan (1996, h.13) berdasarkan sifatnya, motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Menurut Longman Dictionary of Contemporary English dikutip oleh Gurnitowati dan Maliki (2000, h.5) definisi kata communicate adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Arti lain yang dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to
exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya. Sedangkan communication diartikan sebagai tindakan atau proses berkomunikasi. Komunikasi adalah penyampaian (transfer) informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi merupakan cara menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain (Soelaiman Sukmalana, 2007, h.225) Ada banyak yang menarik dalam teori komunikasi, terlebih menyangkut defenisi komunikasi itu sendiri. Sederet nama ahli komunikasi terkenal, seperti Shannon, Weaper, Wilbur Scrhamm, ataupun Lazarsfeld dan masih banyak lagi ahli komunikasi dunia mencoba mendefinisikan apa itu komunikasi. Kesemua tokoh komunikasi ini mengungkap definisi yang berbeda antar satu dengan lainnya. Kendati ada perbedaan antar satu defenisi dengan defenisi komunikasi lainnya, namun kita dapat menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi yang tampaknya mendapat tekanan yang terbesar dalam defenisi-defenisi yang tipikal. Berelson dan Steiner menyebut seperti yang dikutif Aurbrey Fisher (1986,h.10), Komunikasi merupakan penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya, melalui penggunaan simbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain.
Komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih yang dapat meninbulkan pemahaman dalam suatu masalah. Sedangkan dalam prakteknya terdapat empat arus komunikasi dalam suatu perusahaan menurut Sukmalana (2007, h. 226) yaitu ; Komunikasi Kebawah merupakan wahana bagi pimpinan untuk menyampaikan berbagai informasi kepada bawahanya seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasehat dan teguran. Cara mengatasi hambatan dalam komunikasi menurut Sukmalana (2007, h.226 ) dapat melalui : - Komunikasi ke bawah (downward communication). Komunikasi kebawah datang dari individu di tingkat atas kepada orang-orang ditingkat bawah. komunikasi
5
Strategi ISSN : 2089-6948
ke bawah dalam suatu organisasi artinya menunjukkan bahwa merupakan aliran dari wewenang yang lebih tinggi kewewenang yang lebih rendah (instruksi kerja) - Komunikasi horisontal (horizontal communication). jenis ini sering diabaikan dalam mendesai organisasiseperti komunikasi antara departemen dengan departemen . - Komunikasi ke atas. Komunikasi ini lebih dapat diterima, jika para bawahan/ karyawan dapat menerima tugas dan tujuannya sesuai dengan yang diharapkan, agar para karyawan /bawahan akan termotivasi dan menanggapi dengan kooperatif - Komunikasi Diagonal (diagonal communication) komunikasi ini jarang dipakai dalam organisasi, saluran ini penting dalam situasi dimana para karyawan tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya. Contohnya auditor keuangan menyampaikan laporan khusus secara langsung kepada auditor keuangan itu, dan bukan melalui saluran dalam departemen pemasaran. Kartini Kartono (2001,h.86) mendefinisikan komunikasi sebagai kapasitas individu atau kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu dan kelompok lain. Sigit (2003, h.152) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu bentuk pemrosesan informasi sosial, yang pihak pertama informasi atau yang dihubungi harus menafsirkannya untuk mengerti artinya. Jadi dalam komunikasi, terjadi proses menghasilkan, mengalihkan dan menerima pesan-pesan. Terdapat 7 (tujuh) kunci agar komunikasi menjadi lancar, yaitu : 1) Meningkatkan Umpan Balik 2) Empati 3) Pengulangan 4) Menggunakan Bahasa Yang Sederhana 5) Penentuan Waktu Yang Efektif 6) Mendengarkan Secara Aktif 7) Mengatur Arus Informasi
HIPOTESIS PENELITIAN Beberapa hipotesis penelitian ini diantaranya : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. METODE PENELITIAN Waktu penyusunan dan penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai sejak bulan Desember 2012 dan selesai pada bulan Maret 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Palembang. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Deskriptif a. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memperoleh gambaran karakteristik yang menyeluruh terhadap populasi yang diteliti, diperlukan analisis statistik deskriptif. Analisis data dilakukan terhadap jawaban 34 responden terhadap setiap butir pertanyaan dari setiap variabel yang diteliti. Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekwensi populasi. Distribusi frekwensi populasi dalam statistik deskriptif meliputi : range, mean, median, standar deviasi, kuartil, desil dan dilengkapi dengan grafik atau diagram. Dengan dilakukannya analisis statistik deskriptif, diharapkan temuantemuan dalam penelitian secara deskriptif dapat disajikan dan dibaca lebih mudah. b. Analisis Butir Instrumen Setelah dilakukan tabulasi terhadap setiap butir pertanyaan/pernyataan pada setiap variabel yang diteliti, maka dilakukan analisis butir-butir pertanyaan/pernyataan. Analisis dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap butir pertanyaan/pernyataan. Dengan dilakukannya analisis butir pertanyaan, maka dapat diketahui dimensi dan indikator mana yang
6
Strategi ISSN : 2089-6948
masih lemah dari setiap instrumen variabel yang diteliti. Kegunaannya adalah untuk memberikan saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati. Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran seperti pada tabel 1 berikut ini:
Asymtotic Significance yang diperoleh dengan nilai α = 0,05. Apabila Asymp.Sig.> 0,05, maka data dinyatakan normal. 2). Uji Homogenitas Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Ujii homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan menetapkan signifikansi 5%( =0,05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen.
Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator No.
Interval Nilai
Penafsiran
1. 2. 3. 4. 5.
0 < 1,00 < 2,00 < 3,00 < 4,00 -
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
2. Analisis Statistik Inferensial a. Uji Persyaratan Uji persyaratan analisis dilakukan terhadap data penelitian dari sampel 34 orang guru. Dengan mempertimbangkan bahwa semua data hasil penelitian akan diolah dengan statistik parametris, maka sesuai dengan pendapat Santoso (2001, h.96) salah satu konsep penting dalam statistik inferensi adalah apakah sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal), maka diperlukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sugiyono (2000, h. 69) bahwa penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Apabila data tidak normal, homogen dan linear, maka statistik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis.
3). Uji Linearitas Uji Linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh “berarti“ apabila digunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisi . Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan One-way Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika sig. F > 0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear. b. Analisis Regresi Berganda 1) Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis regresi linier berganda, akan dilakukan uji asumsi klasik yang mendasari penggunaan persamaan model regresi linier berganda. Jika asumsi dasar terpenuhi, maka estimator ordinary least square (OLS) dapat memenuhi harapan sebagai penduga BLUE yang merupakan singkatan dari Best Linier Unbiased, Estimator. Sehingga data-data yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis telah terbebas dari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik, yaitu fungsi linier dari random Y dalam model dan efisien dimana ia tidak bias dan memiliki varian yang minimum. Uji ini bermanfaat untuk melihat apakah model regresi linier berganda tersebut
1). Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk apakah sebaran data hasil penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Tujuan dilakukannya uji normalitas untuk mengetahui apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, penulis menggunakan uji Kolmograf-Smirnov dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai
7
Strategi ISSN : 2089-6948
telah dibuat dengan tidak melanggar asumsi klasik yang berlaku dalam suatu persamaan regresi linier klasik (Gujarati, 2003, h. 77-85).
c). Uji Heteroskedastisitas Untuk uji Heteroskedastisitas, seperti halnya uji Normalitas, cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya dengan melihat pada Scatter Plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah Heteroskedastisitas atau tidak, seperti misalnya Uji White, Uji Park, Uji Glejser, rank korelasi dari Spearman (Gujarati, 1997). Disini akan menggunakan salah satu uji Heteroskedastisitas yang mudah yang dapat diaplikasikan di SPSS, yaitu rank korelasi dari Spearman. Adapun hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut : Ho: ρ = 0: Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Ha: ρ ≠ 0: Terdapat hubungan yang sistematik antara variabel yang dijelaskan dan nilai mutlak dari residunya. Apabila menggunakan bantuan program SPSS, maka perhitungan yang diperlukan dua tahap, yaitu menghitung nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antara nilai variabel dengan nilai residual absolutnya.
a). Uji Multikolinieritas Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan varabel bebas lainnya. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebas (independent) akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pangaruh masing-masing variabel bebas (independent) terhadap variabel dependennya. Oleh karena itu kita harus dapat menyatakan, bahwa tidak terjadi adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas (independent) tersebut.(Haryono, h.237). Adapun hipotesis yang akan diuji untuk membuktikan ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas dinyatakan sebagai berikut :ρ Ho: ρ = 0: tidak ada hubungan antar variabel bebas (independent) Ha: ρ ≠ 0: terjadi hubungan antar variabel bebas (independent) b). Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran mempunyai varians tidak minimum (Gujarati, 1977). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini hanya diguankan untuk autokorelasi tingkat satu (first order outocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel penjelas. Hipotesis yang diuji adalah: Ho: ρ = 0: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan Ha: ρ ≠ 0: terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi .
2) Model Regresi Berganda Model Regresi Linear Ganda untuk mengukur Pengaruh Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru (Y). ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : a = Konstanta regresi b1,b2 ,b3 = Koefisien regresi e = Residual Y = Variabel Kinerja Guru X1 = Variabel Disiplin Kerja X2 = Variabel Motivasi X3 = Variabel Komunikasi
8
Strategi ISSN : 2089-6948
H0: x2 y = 0, Tidak terdapat pengaruh
UJI HIPOTESIS STATISTIK
yang signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x2 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
1. Hipotesis Pertama: Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0 : x1x2 x3 y = 0, Tidak terdapat
signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05.
pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x1x2 x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh
1. Hipotesis Keempat: Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x3 y = 0, Tiadak terdapat pengaruh
yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. F < 0,05. H0 diterima, apabila sig. F ≥ 0,05.
yang signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05.
2. Hipotesis Kedua: Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x1 y = 0, Tidak terdapat pengaruh
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x1 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
Deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang beberapa karakteristik dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel terikat yaitu Kinerja maupun variabel bebas yaitu Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi. Karakteristik yang dimaksud berupa distribusi skor variabel yang diwujudkan dalam bentuk nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi serta varians.
signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. . b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05.
A. Analisis Deskriptif Pada bagian ini dideskripsikan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, baik data tentang variabel bebas yang terdiri dari Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan
3. Hipotesis Ketiga: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian :
9
Strategi ISSN : 2089-6948
Komunikasi (X3) maupun variabel terikat Kinerja (Y). Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket yang disebarkan kepada 34 responden dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dan dibuat sendiri oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan pula analisis butir instrumen yang dimaksudkan untuk memberi saran dalam rangka memperbaiki kondisi dari variabel yang diamati.
c)
d)
1. Deskripsi Variabel Kinerja (Y) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 34 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Kinerja ditunjukkan pada tabel 2 : Tabel 2. Data Statistik Desriptif Variabel Kinerja (Y) Kinerja (Y)
N
Valid
34
e)
Missing
0 Mean 86.56 Std. Error of Mean .346 Median 87.00 Mode 87 Std. Deviation 2.018 Variance 4.072 Skewness -.079 Std. Error of Skewness .403 Kurtosis -.700 Std. Error of Kurtosis .788 Range 7 Minimum 83 Maximum 90 Sum 2943 a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah dengan bantuan Program SPSS
f)
g)
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 34 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Kinerja 86.56 dengan standard error of mean 0,346. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Kinerja
h)
menjadi : 86.56 (2x 0,346) = 85.868 sampai 87.252. Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 87,00 menunjukan bahwa 50% skor Kinerja adalah 87,00 keatas dan 50% adalah 87,00 kebawah. Standar deviation adalah 2.018 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 4.027. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Kinerja terhadap rataratanya adalah : 86.56 (2 x 2.018) = 82.524 sampai 90.596. Ukuran Skewnes adalah - 0,079. Untuk analisis diubah menjadi angka skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = 0,079/0,403 = - 0,196. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Ukuran Kurtosis adalah - 0,700 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,700/0,788 = - 0,888. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 90 dan nilai minimum adalah 83 sehingga range sebesar 7. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 2943.
Pada tabel 3 memperlihatkan bahwa distribusi skor terendah dan tertinggi dari variabel kinerja memiliki frekuensi yang sama yaitu sebanyak 3 responden, sedangkan frekuensi tertinggi terletak pada nilai tengah atau median yaitu sebanyak 7 responden. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi skor variabel kinerja adalah normal seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini :
10
Strategi ISSN : 2089-6948
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja (Y)
16
Kinerja
Valid
83 84 85 86 87 88 89 90 Total
Frequency 3 3 4 6 7 5 3 3 34
Percent 8.8 8.8 11.8 17.6 20.6 14.7 8.8 8.8 100.0
17 Valid Percent 8.8 8.8 11.8 17.6 20.6 14.7 8.8 8.8 100.0
Cumulat iv e Percent 8.8 17.6 29.4 47.1 67.6 82.4 91.2 100.0
18
19 20 21
b. Analisis Butir Instrumen Tabel 4. Analisi Butir Instrumen Variabel Kinerja (Y) N o 1
2
3 4
5 6
7
8
9 10 11
12
13
14
15
Total
Pernyataan Saya membuat tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas. Saya menyusun persyaratan kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas. Saya menyusun jadwal kegiatan. Saya menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan belajar mengajar. Saya membuat laporan hasil pelaksanaan tugas. Saya melaksanakan proses belajar mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Saya bekerja harus mencapai suatu hasil kerja tercapai sesuai standar. Saya menghasilkan kerja memenuhi kuantitas yang diisyaratkan. Saya melaksanakan tugas sesuai uraian tugas. Saya melaksanakan tugas secara mandiri Saya menyesuaikan dan menilai tugas saya dalam menunjang tujuan organisasi Saya dapat berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan tugas. Saya mengisi waktu kosong untuk mendiskusikan tugas dengan guru lain. Saya menanyakan kepada guru-guru lainnya tentang masalah yang saya hadapi Saya dapat bekerja sama dengan rekan kerja.
137
Nilai Rata Rata 4
141
4.1
141
4.1
140
4.1
140
4.1
128
3.8
138
4.1
134
3.9
138
4.1
133
3.9
135
4
136
4
131
3.9
136
4
124
3.6
Nilai
22
Saya dapat menyampaikan gagasan kepada orang lain. Saya dapat mengatur pekerjaan dengan baik dalam melaksanakan tugas. Saya sadar akan kekurangan dalam diri, sehingga perlu senantiasa belajar. Saya mewujudkan hal yang inovatif dan kreatif. Saya belum puas dengan hasil yang telah dicapai. Saya tidak akan tersinggung jika ada teman yang mengkritik. Saya memberikan petunjuk jika ada teman yang mempunyai masalah dalam tugas. Nilai rata-rata
133
3.9
133
3.9
135
4
133
3.9
129
3.8
128
3.8
118
3.5
3.9
rasio Diolah : oleh peneliti Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Kinerja (Y) di atas dapat dikatakan bahwa Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) kemampuan guru membuat dan melaksanakan program kerja; 2) standar mutu pekerjaan yang dipersyaratkan; 3) kemandirian seorang guru; 4) kemampuan bekerja dalam kelompok; 5) minat untuk memperbaiki kemampuan diri sendiri menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4, artinya terkategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel kinerja di atas, masih terdapat indikator kinerja yang belum optimal, yaitu item no. 6, 8, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21 dan 22, yaitu : Guru melaksanakan proses belajar mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, Guru menghasilkan kerja memenuhi kuantitas yang diisyaratkan, Guru melaksanakan tugas secara mandiri, Guru mengisi waktu kosong untuk mendiskusikan tugas dengan guru lain, Guru dapat bekerja sama dengan rekan kerja, Guru dapat menyampaikan gagasan kepada orang lain, Guru dapat mengatur pekerjaan dengan baik dalam melaksanakan tugas, Guru mewujudkan hal yang inovatif dan kreatif, Guru belum puas dengan hasil yang telah dicapai, Guru tidak akan tersinggung jika ada teman yang mengkritik, Guru memberikan petunjuk jika ada teman yang mempunyai masalah dalam
11
Strategi ISSN : 2089-6948
Tabel 5. Data Statistik Desriptif Disiplin Kerja (X1)
tugas. Indikator-indikator tersebut masih memiliki nilai di bawah skor rata-rata, sehingga masih memiliki peluang untuk diperbaiki dan ditingkatkan dalam rangka mencapai kinerja guru yang optimal. Sedangkan indikator kinerja yang sudah terkategori sangat baik (berada pada interval 4 < 5) adalah item no. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14 dan 18 yaitu : Guru membuat tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas, Guru menyusun persyaratan kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan tugas, Guru menyusun jadwal kegiatan, Guru menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan belajar mengajar, Guru membuat laporan hasil pelaksanaan tugas, Guru bekerja harus mencapai suatu hasil kerja tercapai sesuai standar, Guru melaksanakan tugas sesuai uraian tugas, Guru menyesuaikan dan menilai tugas saya dalam menunjang tujuan organisasi, Saya dapat berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan tugas, Guru menanyakan kepada guru-guru lainnya tentang masalah yang saya hadapi, Guru sadar akan kekurangan dalam diri, sehingga perlu senantiasa belajar. Indikator-indikator tersebut memiliki nilai diatas skor rata-rata, sehingga hal ini merupakan kekuatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja para guru SMP Negeri 5 Palembang.
N
Valid Missing
Disiplin Kerja (X1) 34 0
Mean 88.76 Std. Error of Mean .394 Median 89.00 Mode 89 Std. Deviation 2.297 Variance 5.276 Skewness -.076 Std. Error of Skewness .403 Kurtosis -.542 Std. Error of Kurtosis .788 Range 9 Minimum 84 Maximum 93 Sum 3018 a Multiple modes exist. The smallest value is shown Sumber : diolah peneliti dengan bantuan program SPSS
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan sebagai berikut : a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 34 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Disiplin Kerja 88.76 dengan standard error of mean 0.394. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Disiplin Kerja menjadi : 88.76 (2x 0.394) = 87.972 sampai 89.548 c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 89,00 menunjukan bahwa 50% skor Disiplin Kerja adalah 89.00 keatas dan 50% adalah 89.00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.297 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 5.276. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Disiplin Kerja terhadap rata-
2. Deskripsi Variabel Disiplin Kerja (X1) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 34 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Disiplin Kerja sebagai berikut :
12
Strategi ISSN : 2089-6948
ratanya adalah : 88.76 (2 x 2.297) = 84.166 sampai 93.354. e) Ukuran Skewnes adalah - 0,076. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = - 0,076/0,403 = - 0,188. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah - 0,542. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,542/0,788 = - 0.688. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 93 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 9. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3018. Pada tabel 6 memperlihatkan bahwa distribusi skor terendah dan tertinggi dari variabel disiplin kerja memiliki frekuensi yang hampir sama, sedangkan frekuensi tertinggi terletak pada nilai tengah atau median yaitu sebanyak 6 responden. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi skor variabel disiplin kerja adalah normal.
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16
17 18 19 20 21
22
Disipl inKerja
Valid
84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 Total
Percent 2.9 5.9 8.8 11.8 14.7 17.6 14.7 11.8 5.9 5.9 100.0
Valid Percent 2.9 5.9 8.8 11.8 14.7 17.6 14.7 11.8 5.9 5.9 100.0
132
3.9
136
4
136
4
136
4
136
4
133
3.9
138
4.1
137
4
141
4.1
145 138
4.3 4.1
142
4.2
137
4
137
4
134
3.9
131
3.9
135
4
135
4
4
Sumber: diolah peneliti dengan program exel
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja (X1) Frequency 1 2 3 4 5 6 5 4 2 2 34
sebagaimana yang telah ditetapkan Saya taat pada peraturan organisasi dan kedinasan. Saya juga taat terhadap jadwal kerja saya Saya mampu menyusun uraian tugas. Saya melakukan tugas sesuai uraian tugas. Saya memahami pedoman dalam memberikan penyuluhan. Saya memerlukan pedoman untuk melaksanakan penyuluhan. Saya dapat memahami pedoman penyuluhan yang harus saya laksanakan Saya memberikan penyuluhan sesuai pedoman. Kantor tempat saya bekerja memiliki standar kerja Saya memahami standar kerja. Saya bekerja berdasarkan standar kerja. Pekerjaan yang saya lakukan sudah sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan Saya melakukan evaluasi atas proses pekerjaan. Saya melakukan evaluasi hasil kerja saya Saya melakukan perbaikan dalam proses kerja. Saya melakukan perbaikan terhadap hasil kerja. Saya dan rekan kerja melakukan pertemuan rutin membahas program kerja kelompok/unit kerja. Saya dan pimpinan melakukan pertemuan rutin membahas program kerja kelompok/unit kerja. Nilai rata-rata
Brdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Disiplin Kerja (X1) di atas dapat dikatakan bahwa Disiplin Kerja para guru SMP Negeri 5 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) patuh terhadap tata tertib , 2) patuh terhadap peraturan – peraturan, 3) mantaati semua pedoman kerja, 4) memenuhi standar kerja, 5) mempertahankan standar kelompok secara konsisten menunjukkan nilai rata-rata sebasar 4 berarti berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Disiplin Kerja di atas, secara keseluruhan indikator disiplin kerja berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5, sehingga masalah disiplin kerja menjadi faktor kekuatan SMP Negeri 5
Cumulat iv e Percent 2.9 8.8 17.6 29.4 44.1 61.8 76.5 88.2 94.1 100.0
Sumber : diolah oleh peneliti dengan program SPSS
b. Analisis Butir Instrumen Tabel 7. Analisis Butir Instrumen Variabel Disiplin Kerja (X1) Total Nilai N Pernyataan Nilai Ratao Rata 1 Saya melaksanakan tugas tepat 139 4.1 waktu 2 Saya menkoreksi kembali pekerjaan 144 4.2 yang telah selesai dikerjakan 3 Saya memakai atribut organisasi / 128 3.8 lemaga dalam melaksanakan tugas. 4 Saya mengenakan pakaian dinas 141 4.1
13
Strategi ISSN : 2089-6948
Palembang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kinerja para guru secara optimal. Namun masih ada beberapa indikator disiplin kerja yang masih perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatkan, yairu item no. 3, 5, 10, 19 dan 20, yaitu : Guru memakai atribut organisasi/lemaga dalam melaksanakan tugas, Guru taat pada peraturan organisasi dan kedinasan, Guru memerlukan pedoman untuk melaksanakan penyuluhan, Guru melakukan perbaikan dalam proses kerja, Guru melakukan perbaikan terhadap hasil kerja. Indikator-indikator tersebut masih memiliki nilai dibawah skor rata-rata, sehingga masih berpeluang untuk dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam upaya mencapai kinerja guru yang optimal.
c)
d)
3. Deskripsi Variabel Motivasi (X2) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 34 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Motivasi sebagai berikut : e)
Tabel 8. Data Statistik Desriptif Variabel Motivasi (X2) Motivasi (X2) N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
34 0
34 0 89.76 .455 90.00 89(a) 2.652 7.034 -.134 .403 -.437 .788 11 84 95 3052
f)
g)
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel 8 dapat dijelaskan sebagai berikut : a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 34 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Motivasi 89.76 dengan standard error of mean 0,455.
h)
Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar ratarata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Motivasi menjadi : 89.76 (2x 0,455) = 88,85 sampai 90,67 Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 90,00 menunjukan bahwa 50% skor Motivasi adalah 90,00 keatas dan 50% adalah 90,00 kebawah. Standar deviation adalah 2.652 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 7.034. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Motivasi terhadap rataratanya adalah : 89.76 (2 x2.652) = 84,456 sampai 95,064. Ukuran Skewnes adalah - 0,134. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = - 0,134/0,403 = - 0,332. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Ukuran Kurtosis adalah - 0,437. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = - 0,437/0,788 = - 0,554. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 95 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 11. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3052.
Pada tabel 20 memperlihatkan bahwa distribusi skor terendah dan tertinggi dari variabel disiplin kerja memiliki frekuensi yang sama yaitu sebanyak 1 responden, sedangkan
14
Strategi ISSN : 2089-6948
16
frekuensi tertinggi terletak pada nilai antara median yaitu sebanyak 6 responden. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi skor variabel motivasi adalah normal.
17
18
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi (X2) Motivasi
Valid
84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 Total
Frequency 1 1 2 3 3 6 4 6 1 5 1 1 34
Percent 2.9 2.9 5.9 8.8 8.8 17.6 11.8 17.6 2.9 14.7 2.9 2.9 100.0
Valid Percent 2.9 2.9 5.9 8.8 8.8 17.6 11.8 17.6 2.9 14.7 2.9 2.9 100.0
19
Cumulat iv e Percent 2.9 5.9 11.8 20.6 29.4 47.1 58.8 76.5 79.4 94.1 97.1 100.0
Saya senang bekerja sebagai guru karena memberikan kepuasan lahir dan batin. Saya senang dengan pekerjaan saya karena menghasilkan gaji yang besar Saya betah berda di sekolah ini karena ruang kerjanya nyaman dan menyenangkan Fasilitas kerja di SMP Negeri 5 Palembang di harapkan dapat memuaskan saya. Nilai rata-rata
161
4.7
154
4.5
152
4.5
145
4.3
4.7
Sumber : diolah peneliti dengan program exel
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Motivasi (X2) di atas dapat dikatakan bahwa Motivasi guru di SMP Negeri 5 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) semangat yang tinggi untuk berprestasi, 2) ingin mendapat pengakuan, 3) mendapatkan kompensasi 4) merasa puas dalam bekerja, 5) lingkungan kerja sesuai harapan menunjukkan nilai ratarata sebesar 4.7, artinya Motivasi para guru SMP Negeri 5 Palembang berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel Motivasi di atas, tidak terdapat indikator Motivasi yang belum optimal. Secara keseluruhan indikator Motivasi berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5. Artinya Motivasi para guru SMP Ngeri 5 Palembang merupakan faktor kekuatan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru yang lebih optimal.
b. Analisis Butir Instrumen Tabel 10. Analisis Butir Instrumen variabel Motivasi (X2) Total Nilai No Pernyataan Nilai RataRata 1 Sebagai guru, saya bekerja dengan 159 4.7 penuh semangat untuk berprestasi. 2 Sebagai guru, saya bekerja dengan 160 4.7 penuh semangat untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan 3 Saya bekerja dengan penuh disiplin 162 4.8 4 Saya bekerja dengan semangat 165 4.9 komitmen yang tingi 5 Saya bekerja dengan baik agar dapat 165 4.9 pengakuan dari atasan/pimpinan sekolah. 6 Saya bekerja dengan baik karena 164 4.8 ingin mendapatkan pengakuan dari para guru lainnya. 7 Saya bekerja dengan baik karena 164 4.8 ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat. 8 Saya bekerja dengan baik karena 166 4.9 ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial. 9 Saya bekerja keras untuk 163 4.8 memperoleh gaji yang layak. 10 Saya bekerja untuk memperoleh 165 4.9 insentif. 11 Saya bekerja dengan baik karena ingin 161 4.7 memperoleh kenaikan pangkat. 12 Saya bekerja dengan baik karena ingin 163 4.8 memperoleh promosi jabatan. 13 Saya bekerja karena ingin 165 4.9 memperoleh kebangaan dari keluarga 14 Saya bekerja karena ingin 162 4.8 memperoleh kebangaan dari lingkungan sosial 15 Saya senang bekerja sebagai guru 156 4.6 karena memberikan kepuasan bekerja sesuai yang dikerjakan
4. Deskripsi Variabel Komunikasi (X3) a. Analisis Statistik Deskriptif Dari hasil analisis jawaban yang diberikan oleh 34 orang yang menjadi sampel penelitian, diperoleh data statistik deskriptif mengenai Komunikasi sebagai berikut : a) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 34 data, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. b) Mean atau rata-rata skor Komunikasi 89.03 dengan standard error of mean 0,432. Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan standard error
15
Strategi ISSN : 2089-6948
of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Komunikasi menjadi : 89.03 (2x 0,432) = 88,166 sampai 89,894.
g) Range adalah nilai maksimum dan minimum. Nilai Maksimum adalah 94 dan nilai minimum adalah 84 sehingga range sebesar 10. h) Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses yaitu sebesar 3027.
Tabel 11. Data Statistik Deskriptif Variabel Komunikasi (X3) Komunikasi (X3) N
34 0
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
34 0 89.03 .432 89.00 89 2.516 6.332 -.132 .403 -.748 .788 10 84 94 3027
Pada tabel 12 memperlihatkan bahwa distribusi skor terendah dan tertinggi dari variabel komunikasi memiliki frekuensi yang sama yaitu sebanyak 1 responden, sedangkan frekuensi tertinggi terletak pada nilai median yaitu sebanyak 6 responden. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi skor variabel komunikasi adalah normal. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Komunikasi (X3) Komunikasi
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
c) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 89,00 menunjukan bahwa 50% skor Komunikasi adalah 89,00 keatas dan 50% adalah 89,00 kebawah. d) Standar deviation adalah 2.516 dan variance yang merupakan kelipatan Standar deviation adalah 6,332. Penggunaan Standar deviation adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran data terhadap rata-ratanya. Untuk itu, dengan Standar deviation tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data populasi Komunikasi terhadap rata-ratanya adalah : 89.03 (2 x 2.516) = 83,998 sampai 94,062. e) Ukuran Skewnes adalah -0,132 Untuk analisis diubah menjadi angka rasio skewnes. Atau dalam kasus ini rasio skewnes = -0,132/0,403 = -0,327. Sebagai pedoman jika rasio skewnes berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. f) Ukuran Kurtosis adalah -0,748. Untuk analisis diubah menjadi angka rasio Kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = -0,748/0,788 = -0,949. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal.
Valid
84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 Total
Frequency 1 2 4 3 3 6 4 5 4 1 1 34
Percent 2.9 5.9 11.8 8.8 8.8 17.6 11.8 14.7 11.8 2.9 2.9 100.0
Valid Percent 2.9 5.9 11.8 8.8 8.8 17.6 11.8 14.7 11.8 2.9 2.9 100.0
Cumulat iv e Percent 2.9 8.8 20.6 29.4 38.2 55.9 67.6 82.4 94.1 97.1 100.0
Sumber : diolah oleh peneliti dengan program SPSS
b. Analisis Butir Instrumen Tabel 13. Analisis Butir Instrumen variabel Komunikasi (X3) No 1.
2
3 4
5 6 7
8
9
10
16
Pernyataan Komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan saya dengan kualitas keterampilan yang baik Dalam penyampaian pesan, pimpinan saya menyampaikannya dengan sikap yang baik. Penyampain pesan oleh pimpinan dapat saya terima dengan baik Media saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan di SMP N 5 Palembang berfungsi dengan baik Saya menerima pesan dengan sikap yang baik Penerimaan pesan oleh para karyawan diterima dengan baik Penyampaian pesan tentang informasi kebijakan, dilakukan melalui kontak secara tatap muka Penyampaian pesan tentang informasi kebijakan, juga dilakukan melalui pertemuan kelompok pengawas Komunikasi yang dilakukan melalui perteman dengan para pimpinan (Top Manager) dilakukan secara periodik Di SMP Negeri 5 Palembang ada program “Speak up”, dimana para guru diberikan nomor telepon para pimpinan untuk memanggil atau menghubungi.
Total Nilai 151
Nilai RataRata 4.4
152
4.5
157
4.6
157
4.6
162
4.8
162
4.8
163
4.8
165
4.9
160
4.7
161
4.7
Strategi ISSN : 2089-6948
11 12
13 14 15 16 17 18 19
Di SMP Negeri 5 Palembang ada kotak saran dan pendapat Komunikasi di SMP Negeri 5 Palembang juga dilakukan melalui pertemuan para pegawai setiap tahun. Komunikasi juga dilakukan melalui perintah berantai Komunikasi juga dilakukan melalui buletin dinding dan poster Komunikasi juga dilakukan melalui surat kepada karyawan Komunikasi dilakukan dengan pedoman kerja yang ada. Di SMP Negeri 5 Palembang tersedia rak informasi saya harus menyusun laporan tahuan Saya dan guru lain membahas tentang laporan tahunan Nilai Rata-Rata
159
4.7
162
4.8
167
mengetahui apakah data populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dari program SPSS, normalitas distribusi data dapat dihitung berdasarkan nilai Asymtotic Significance. Kriteria pengujian adalah : H0 diterima jika Asymtotic Significance.yang diperoleh lebih besar dari dan H0 ditolak jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0 menyatakan data berdistribusi nornal, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan normal atau tidaknya distribusi data adalah dengan taraf 0,05 Dari hasil uji didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Kinerja (Y) sebesar 0.751, untuk variabel Disiplin Kerja (X1) didapat nilai sebesar 0.889, variabel Motivasi (X2) didapatkan nilai sebesar 0.921, serta variabel Komunikasi sebesar 0.778. Nilai Asymp. Sig keempat variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Kinerja, Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi berdistribusi normal. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji normalitas ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 14 berikut :
4.9
160
4.7
160
4.7
161
4.7
159
4.7
154 149
4.5 4.4 4.7
Sumber diolah peneliti dengan program exel
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel Komunikasi (X3) di atas dapat dikatakan bahwa Komunikasi pada SMP Negeri 5 Palembang dari seluruh dimensi variabel yang mencakup : 1) komunikator, 2). Penerima pesan, 3). Komunikasi peawai kepada atasan, 4). Komunikasi atasan kepada guru menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.7, artinya Komunikasi bagi para guru di SMP Negeri 5 Palembang berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5. Berdasarkan analisis butir instrumen variabel komunikasi di atas, tidak terdapat indikator komunikasi yang belum optimal. Secara keseluruhan indikator komunikasi berada pada kategori sangat baik, yaitu berada pada interval 4 < 5. Artinya komunikasi para guru SMP Ngeri 5 Palembang merupakan faktor kekuatan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru yang lebih optimal.
Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No. 1 2 3 4
B. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan dilakukan pada 34 orang guru sebagai sampel penelitian. Data penelitian diolah dengan statistik parametris yang bekerja dengan asumsi data setiap variabel membentuk distribusi normal, homogen dan linear. Bila data tidak normal, homogen dan linear, maka statistik parametris tidak dapat digunakan sebagai alat analisis, sehingga perlu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk
Variabel Y X1 X2 X3
Asymp. Sig 0.751 0.889 0.921 0.778
(0,05) 0,05 0,05 0,05 0.05
Keterangan
Kesimpulan
Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05
Normal Normal Normal Normal
Sumber : Data diolah Peneliti melalui Program SPSS
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dimaksud adalah untuk menguji homogenitas varians antara kelompok data Y yang dikembangkan berdasarkan kesamaan nilai X . Pengujian persyaratan ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square Test dari program SPSS.
17
Strategi ISSN : 2089-6948
Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila tingkat signifikan lebih besar dari pada dan tolak H0 jika Asymp. Significance lebih kecil dari pada . H0 menyatakan sebaran data homogen, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan dengan homogen atau tidaknya sebaran data adalah dengan taraf 0,05 . Dari hasil uji homogenitas didapatkan nilai Asymp. Sig untuk variabel Kinerja (Y) sebesar 0.766, untuk variabel Disiplin Kerja (X1) didapat nilai sebesar 0.619, variabel Motivasi (X2) didapat nilai sebesar 0.164 sedangkan variabel Komunikasi (X3) didapatkan nilai sebesar 0.499. Nilai Asymp. Sig keempat variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Kinerja, Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi adalah homogen. Dengan demikian pengujian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan. Hasil uji homogenitas ketiga variabel dapat dilihat pada tabel 15 berikut :
diperoleh nilai sig deviation from linearity sebesar 0.811 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Disiplin Kerja (X1) dengan Kinerja (Y) linear. b. Uji linearitas antara Variabel Motivasi dengan Kinerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas untuk variabel Motivasi (X2) terhadap Kinerja (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0,945 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Motivasi (X2) dengan Kinerja (Y) linear. c. Uji linearitas antara Variabel Komunikasi dengan Kinerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas (lampiran 28) untuk variabel Komunikasi (X3) dengan Kinerja (Y) diperoleh nilai sig deviation from linerity sebesar 0,781 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Komunikasi (X3) dengan Kinerja (Y) linear. 4. Uji Asumsi Klasik Penggunaan teknik statistik analisis Regresi Linear Berganda (RLB) adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) terhadap Kinerja (Y). Namun sebelum dapat dilakukan analisis RLB terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi klasik yakni tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi Autokorelasi dan tidak terjadi Heteroskedastisitas. Oleh karena itu maka dilakukan uji multikolinearitas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas. a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Pengujian Multikolinearitas antar variabel bebas dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas korelasi antara Disiplin Kerja (X1) dengan Motivasi (X2) diperoleh nilai Sig. sebesar
Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas No.
1 2 3 4
Variabel
Y X1 X2 X3
Asym p. Sig 0.766 0.619 0.164 0.449
Keterangan
Kesimpulan
Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05 Asymp Sig > 0,05
Homogen Homogen Homogen Homogen
(0,05) 0,05 0,05 0,05 0.05
Sumber : Data diolah Peneliti melalui Program SPSS
3. Uji Linearitas Penggunaan teknik statistik analisis regresi untuk menguji hubungan antar variabel harus memenuhi persyaratan antara lain bahwa variabel-variabel tersebut harus bersifat linier. Jika sifat ini tidak terpenuhi, maka teknik analisis regresi dan pengaruh tidak dapat dilakukan. Uji linearitas variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan one-way anova dengan tarif signifikansi 5% (α = 0,05) a. Uji linearitas antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari Program SPSS untuk variabel Disiplin Kerja (X1) terhadap Kinerja (Y)
18
Strategi ISSN : 2089-6948
0,051, korelasi antara Disiplin Kerja (X1) dengan Komunikasi (X3) nilai Sig. adalah sebesar 0,091 dan korelasi antara Motivasi (X2) dengan Komunikasi (X3) diperoleh nilai Sig. sebesar 0,196. Karena semua nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Hasil Uji Multikolinearitas dengan program SPSS disajikan pada tabel 16 berikut ini:
terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing dengan nilai Sig. sebesar 0,876 untuk korelasi variabel X1 dengan absx1, nilai Sig. sebesar 0,454 untuk korelasi variabel X2 dengan absx2 dan nilai Sig. sebesar 0,656 untuk korelasi variabel X3 dengan absx3. Karena ketiga variabel bebas Disiplin Kerja (X1) Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) diperoleh nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan program SPSS berdasarkan Koefisien Alpha disajikan dalam tabel 18 berikut ini :
Tabel 16. Hasil Uji Multikolinearitas Keterangan X1-X2 X1-X3 X2-X3
Signifikansi 0.051 0.091 0.196
α (Alpha) 0.05 0.05 0.05
Kondisi
Kesimpulan
Sig > α Sig > α Sig > α
Tidak terjadi korelasi yg signifikan antar variabel bebas
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
b. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi ini dipergunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara data pengamatan. Pengujian Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai DurbinWatson pada program SPSS dengan ketentuan jika nilai Durbin-Watson > 2 , maka tidak terjadi Autokorelasi (korelasi antar data pengamatan). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.588. Karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari nilai 2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi (Korelasi antar data pengamatan). Hasil Uji Autokorelasi dengan program SPSS disajikan pada tabel 17 berikut ini :
Tabel 18. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Koefisien Alpha (α) Keterangan X1 – aX1 X2 – aX2 X3 – aX3
Model Summaryb R .852a
R Square .726
Adjusted R Square .699
St d. Error of the Estimate 1.107
Alpha (α) 0.05 0.05 0.05
Kondisi
Kesimpulan
Sig > α Sig > α Sig > α
Ho diterima Ho diterima Ho diterima
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
Tabel 17. Hasil Uji Autokorelasi
Model 1
Signifikansi 0.876 0.454 0.656
DurbinWat son 2.588
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Motiv asi, DisiplinKerja b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : diolah peneliti dengan program SPSS
c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan data masing-masing variabel bebas untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan nilai absolutnya. Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman pada program SPSS dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05). Kriteria pengujian adalah menerima H0 apabila Sig > 0,05. Ho menyatakan tidak
a. Analisis Statistik Inferensial 1. Pengaruh Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) Secara BersamaSama Terhadap Kinerja (Y) a. Analisis Regresi Linear Berganda Untuk menetapkan rumusan persamaan regresi linear pengaruh variabel Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y) perlu dilakukan analisis koefisien regresi linear berganda. Dengan menggunakan fasilitas program SPSS, maka hasilnya ditampilkan pada tabel 19 berikut ini : Tabel. 19.
Koefisien Regresi dan Uji Signifikansi Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DisiplinKerja Motiv asi Komunikasi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 2.525 9.474 .433 .093 .199 .078 .311 .082
St andardized Coef f icients Beta .493 .262 .388
t .266 4.683 2.549 3.786
Sig. .792 .000 .016 .001
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data diolah peneliti dengan program SPSS
19
Strategi ISSN : 2089-6948
Tabel 20. Koefisien Korelasi dan Determinasi
Berdasarkan hasil koefisien regresi linear berganda pada tabel di atas, maka persamaan regresi linear berganda pengaruh Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) terhadap Kinerja (Y) adalah :
Model Summaryb Model 1
R .852a
R Square .726
Adjusted R Square .699
St d. Error of the Estimate 1.107
DurbinWat son 2.588
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Motiv asi, DisiplinKerja b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data diolah peneliti dengan program SPSS
Yˆ 2,525 0,433 X 1 0,199 X 2 0,311X 3 e
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta regresi adalah 2,525. Artinya jika mengabaikan variabel Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi maka skor Kinerja sebesar 2,525. Koefisien regresi Disiplin Kerja (X1) adalah 0,433, artinya setiap penambahan satu satuan skor Disiplin Kerja akan meningkatkan skor Kinerja sebesar 0,433 dengan menjaga skor Motivasi (X2) dan skor Komunikasi (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Motivasi (X2) adalah 0,199, artinya setiap penambahan satu satuan skor Motivasi akan meningkatkan skor Kinerja sebesar 0,199 dengan menjaga skor Disiplin Kerja (X1) dan skor Komunikasi (X3) tetap/konstan. Koefisien regresi Komunikasi (X3) adalah 0,311, artinya setiap penambahan satu satuan skor Komunikasi akan meningkatkan skor Kinerja sebesar 0,311 dengan menjaga skor Disiplin Kerja (X1) dan skor Motivasi (X2) tetap/konstan. Dari persamaan regresi linear ganda di atas memperlihatkan bahwa variabel Disiplin Kerja (X1) lebih dominan pengaruhnya terhadap Kinerja dibandingkan variabel Motivasi dan Komunikasi. Sedangkan variabel Komunikasi lebih dominan pengaruhnya dibandingkan variabel Motivasi terhadap Kinerja. Sehingga untuk meningkatkan Kinerja para guru SMP Negeri 5 Palembang secara optimal, maka yang harus lebih dahulu diperhatikan untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah masalah Disiplin Kerja dan Komunikasi selanjutnya masalah Motivasi.
Berdasarkan Tabel 20 di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) variabel Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) secara bersama dengan Kinerja (Y) adalah 0,852, artinya korelasi antara Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara bersama dengan Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan bersifat positif. c. Analisis Determinasi Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (Rsquare) yaitu 0,726 yang memberikan pengertian bahwa 72,6 % variasi Kinerja (Y) Guru SMP Negeri 5 Palembang dapat dijelaskan oleh variabel Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) dalam model regresi yang dihasilkan, yaitu : Yˆ 2,525 0,433 X 1 0,199 X 2 0,311X 3 e . UJI HIPOTESIS STATISTIK 1. Hipotesis Pertama : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara bersama-sama terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0 : x1x2 x3 y = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x1x2 x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh
b. Analisis Korelasi Untuk melihat kekuatan pengaruh antara variabel Disiplin Kerja (X1), Motivasi (X2) dan Komunikasi (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y) perlu dilakukan analisis korelasi, hasil koefisien korelasi ditampilkan pada tabel 20 berikut ini :
yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara
20
Strategi ISSN : 2089-6948
bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. F < 0,05. H0 diterima, apabila sig. F ≥ 0,05.
a). Formula Pengujian : H0: x1 y = 0, Tidak terdapat pengaruh
Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik : terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara simultan terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis regresi jamak Y atas X1, X2 dan X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 21 berikut ini :
signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. . b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: terdapat pengaruh Disiplin Kerja secara parsial terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X1 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 30. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara parsial variabel Disiplin Kerja bisa menjelaskan skor Kinerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. Dengan kata lain, makin tinggi Disiplin Kerja guru SMP Negeri 5 Palembang, maka makin tinggi pula Kinerja yang dihasilkan oleh para guru. Sebaliknya, makin rendah Disiplin Kerja, maka makin rendah pula Kinerja yang diperlihatkan oleh para guru. Kesimpulan: Hipotesis kedua adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dan positif Disiplin Kerja terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang.
yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x1 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
Tabel. 21. Uji Signifikansi Pengaruh X1, X2 dan X3 Terhadap Y ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 97.596 36.787 134.382
df 3 30 33
Mean Square 32.532 1.226
F 26.530
Sig. .000a
a. Predictors: (Const ant), Komunikasi, Motiv asi, DisiplinKerja b. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan hasil Sig.F di dapat nilainya 0,000 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara simultan variabel Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara simultan berpengaruh sangat nyata terhadap Kinerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama diterima. Dengan kata lain, makin baik Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara bersama-sama yang diterapkan para Guru SMP Negeri 5 Palembang, maka makin tinggi pula Kinerja yang dihasilkan oleh para guru tersebut. Sebaliknya, makin buruk Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara bersama-sama yang diterapkan para guru, maka makin rendah pula Kinerja yang diperlihatkan oleh guru. Kesimpulan: Hipotesis pertama adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja, Motivasi dan Komunikasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang.
3. Hipotesis Ketiga Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x2 y = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang.
2. Hipotesis Kedua Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang.
21
Strategi ISSN : 2089-6948
H1: x2 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
Motivasi secara parsial terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. Untuk mengetahui kekuatan pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X3 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 30. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,001 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara individu variabel Komunikasi bisa menjelaskan skor Kinerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga diterima. Dengan kata lain, tinggi rendahnya Komunikasi dapat mempengaruhi Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang Kesimpulan: Hipotesis keempat adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang.
signifikan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: tidak terdapat pengaruh positif Motivasi secara parsial terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. Untuk mengetahui kekuatan pengaruh tersebut digunakan analisis sederhana Y atas X2 yang hasilnya ditampilkan pada tabel 30. Berdasarkan hasil Sig.t di dapat nilainya 0,016 < 0,05, berarti pada tingkat keyakinan 95% H0 ditolak atau secara parsial variabel Motivasi bisa menjelaskan skor Kinerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. Dengan kata lain, tinggi rendahnya Motivasi tidak mempengaruhi Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang Kesimpulan: Hipotesis ketiga adalah benar adanya, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 5 Palembang.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara simultan antara variabel disiplin kerja, motivasi dan komunikasi memiliki pengaruh sangat nyata terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. F = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang melalui persamaan regresi linear berganda yang dihasilkan:
4. Hipotesis Keempat Terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi terhadap Kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. a). Formula Pengujian : H0: x3 y = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. H1: x3 y ≠ 0, Terdapat pengaruh yang
Yˆ 2,525 0,433 X 1 0,199 X 2 0,311X 3 e
2. Secara parsial antara variabel disiplin kerja memiliki pengaruh sangat nyata terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.000 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. 3. Secara parsial antara variabel motivasi memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang,
signifikan komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. b). Level of Significance 95% ( = 0,05) c). Kriteria Pengujian : H0 ditolak, apabila sig. t < 0,05. H0 diterima, apabila sig. t ≥ 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis maka secara statistik: tidak terdapat pengaruh positif
22
Strategi ISSN : 2089-6948
karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.016 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. 4. Secara parsial antara variabel komunikasi memiliki pengaruh sangat nyata terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang, karena hasil analisis menunjukkan nilai sig. t = 0.001 < α = 0.05, dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang. 5. Variabel Disiplin kerja mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja guru SMP Negeri 5 Palembang dibandingkan variabel Motivasi dan Komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta Jakarta Anoraga, Panji, 1998, Psikologi Kerja, PT Rineka Cipta, Jakarta Aurbrey Fisher. B. 1986. Teori-teori Komunikasi. CV Remaja Karya, Bandung Cherrington, 1995. Fundamental of Management. Needham Heights, Allyn and Bacon. Dharma, Agus,2001. Manajemen Prestasi Kerja, Rajawali Press, Jakarta. Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Haryono, Siswoyo, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Teori dan Aplikasi. Badan Penerbit MM UTP Palembang. Kartono, Kartini, 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Keith Davis, 1995. Human Behavior at Work Organizational Behavior, EnglewoddCliff, New Jersey. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya, Bandung. Nasir, M, 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Gadjah Mada University Press Panyarikan, Ktut Sudiri, 1996, Motivasi dalam Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia, PPPG IPS, Malang. Prawirosentono, Suyadi, 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE Yogyakarta. Santoso, Singgih, 2001. SPSS Statitistik Multivariat. Elek Media Komputindo. Jakarta. Soelaiman Sukmalana, 2005, Langkah dan Kebijakan Evaluasi Kinerja, Universitas Tridinanti, Palembang. Siagian, Sondang, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksaara, Jakarta.
SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti dipaparkan sebelumnya, ada beberapa saran penelitian ini diantarnya : Bagi para guru di SMP Negeri 5 Palembang, agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja yang sudah terlaksana sangat baik saat ini dengan cara meningkatkan dan mengembangkan disiplin kerja, motivasi dan komunikasi masing-masing guru, karena berdasarkan hasil analisis ternyata peningkatan kinerja guru ternyata dapat dipengaruhi oleh kemampuan ketiga variabel tersebut yang dimilkiki oleh para guru. Peningkatan kinerja guru terutama dalam hal berikut : Guru melaksanakan proses belajar-mengajar sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, memenuhi kuantitas yang diisyaratkan, melaksanakan tugas secara mandiri, mengisi waktu kosong untuk mendiskusikan tugas dengan guru lain, dapat bekerja sama, dapat menyampaikan gagasan kepada orang lain, dapat mengatur pekerjaan dengan baik, mewujudkan hal yang inovatif dan kreatif, belum puas dengan hasil yang telah dicapai, tidak akan tersinggung jika ada teman yang mengkritik, serta memberikan petunjuk jika ada teman yang mempunyai masalah dalam tugas
23
Strategi ISSN : 2089-6948
Sigit, Suhardi, 2003. Perilaku Organisasi. BPFE, Yogyakarta. Singaribun, M, 2005. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametris. CV . Alfabeta Bandung Suradinata, Ermaya, 1997, Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan dalam Motivasi Kerja, Ramadhan, Bandung. Susilo, Maryoto, 1994, Manajemen dan Proses Pengambilan Keputusan , Ramadhan, Bandung. Sutisna, Oteng, 2003, Administrasi: Dasar Teorits untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung.
24