Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
ANALISIS PENGARUH DANA YANG DIHIMPUN, MODAL SENDIRI DAN TINGKAT BUNGA KREDIT TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PT. BANK SUMSEL CABANG PEMBANTU KOL. ATMO PALEMBANG Meti Zuliyana Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang ; Telp.0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Website : www/tridinanti.ac.id ; E-mail :
[email protected]
ABSTRACT This study examines the effect basically the funds raised, equity, credit and interest rate on the credit growth in PT. Bank of South Sumatra branch Kol. Palembang Atmo. The study population amounted to 5 years (2005 to 2009). Secondary data collection techniques. Data were analyzed with descriptive statistics and inferential statistics (correlation and regression). T-test hypothesis test for partial correlation and multiple F test for correlation. 95% significance level (> 0,05). Media data processing SPSS version 17. Results of data analysis there is a correlation between the funds collected to the credit of the development of 0,242 and there is a correlation between the development of capital credit of 0.314. And there is a correlation to the growth rate of mortgage interest credit of 0,105. Multiple correlation was also a correlation between the funds collected, equity and interest rate on credit growth by 0.391. R Square 0.153, meaning 15.3% of credit growth is explained by the variables collected funds, equity and interest rate loans, while the rest is explained by other factors not examined in this research model. Dipoeroleh regression equation Y = -8.389+0.096X1-0.454X2+0.865X3+e. After the analysis process using the methods above we can conclude there are significant funds collected on the development of credit, equity, credit and interest rate. It is recommended to enhance the development of the necessary increase in funds collected credit, equity and interest rate. Keywords: Compiled Funds, Equity, Interest Rate, Credit and Interest Rate.
PENDAHULUAN
mengendalikan Negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan sangat dibutuhkan pemerintah dan masyarakat. Menurut undang-undang Nomor. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarap hidup rakyat banyak. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah : 1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, aksudnya bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. 2. Menyalurkan dana kemasyarakat maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Selain peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara. Bank dapat dikatakan sebagai “darahnya” perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam
408
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
3.
ISSN : 2089-6948
Memberikan jasa-jasa bank lainnya antara lain : pengiriman uang atau transper, kliring, inkaso, letter of kredit.
dalam bentuk pendapatan bunga. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit disebabkan oleh : 1. Sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dan unit defisit. 2. Penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan 3. Posisinya dalam kebijaksanaan moneter. 4. Sumber dana utama bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Data dibawah ini menunjukkan Perkembangan kredit, Modal sendiri, Dana yang dihimpun dan tingkat bunga kredit pada PT. Bank Sumsel selama 5 tahun.
Dengan kata lain bank merupakan lembaga perantara keuangan masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Sebagai perantara keuangan bank akan memperoreh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan ini dikenal dengan istilah Spread Based. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana bank untuk penyaluran kredit ini mencapai 70 s.d 80 % dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit
Perkembangan Dana Yang Dihimpun PT. Bank Sumsel Tahun 2005 s.d 2009. (Rp juta) Tahun Dana yang dihimpun Pertumbuhan Rp % 2005 249.595 110.123 56.32 2006 415.429 165.834 66.44 2007 851.571 436.142 104.99 2008 1.240.496 388.925 45.67 2009 1.414.115 173.619 14 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Sumsel Dana himpun merupakan sumber modal utama bagi bank yang belum go publik. Biasanya dana yang dihimpun lebih besar dibandingkan dengan modal sendiri. Pada tahun 2005 dana himpun sebesar Rp 249.595 dengan persentase pertumbuhan 56.32%. Dana himpun ini mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2009, pada tahun 2009 dana himpun sebesar Rp 1.414.115 dengan
persentase pertumbuhan 14%. Hal ini memberikan arti bahwa besarnya jumlah dana yang dihimpun mengalami penurunan pertumbuhan yaitu dengan pertumbuhan 14%. Penurunan pertumbuhan memberikan arti kecilnya pemberian kredit. Hal ini disebabkan karena pemberian kredit bergantung pada dana yang dihimpun.
409
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
Perkembangan Modal Sendiri PT. Bank Sumsel Tahun 2005 s.d 2009 (Rp juta) Tahun Modal Sendiri Pertumbuhan Rp 2005 69.179 20,01 2006 91.580 22.401 2007 117.117 25.537 2008 130.865 13.748 2009 234.659 103.794 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Sumsel Modal merupakan sejumlah dana yang ditanamkan oleh para pemiliknya untuk pembentukan badan usaha (Pudjo Muljono, 2002 :227). Dalam perkembangannya modal dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-keuntungan yang diperolehnya. Perkembangan modal ditahun 2005 sebesar Rp 69.179 mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar Rp 91.580. Hal ini dapat dilihat di tahun tersebut pertumbuhan modal sendiri mengalami peningkatan dari 30,12% menjadi 32,38%. Kenaikan ini menujukkan arti bahwa modal mengalami peningkatan karena keuntungan. Perkembanagan modal yang tertinggi yaitu di tahun 2009 sebesar Rp
% 30,12 32.38 27.88 11.74 79.31
234.659 dengan persentase pertumbuhan juga mengalami peningkatan dari tahuntahun sebelumnya yaitu sebesar 79,31 %. Ini memberikan arti bahwa modal terus menerus berkembang mengalami peningkatan karena keuntungan-keuntungan yang diperoleh bank tersebut. Pentingnya modal bagi suatu bank karena modal berfungsi bagi manajemen untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi. Disamping modal perlu pula melihat perkembangan dana himpun. Begitu pula tingkat bunga kredit. Tingkat bunga kredit perkembangannya dapat dilihat seperti berikut ini :
Perkembangan Tingkat Bunga Kredit Bank Di Sumatera Selatan tahun 2005 - 2009 Tahun Bank Rakyat Indonesia 2005 21 % 2006 19 % 2007 17 % 2008 16 % 2009 16 % Sumber : Hasil wawancara
PT. Bank Sumsel 21 % 20 % 17 % 17 % 16 %
Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan tingkat bunga kredit selama 5 tahun dari tiga bank. Pada tahun 2005 tingkat bunga kredit yang tertinggi yaitu BCA sebesar 22%. Pada tahun 2006 masingmasing ketiga bank tersebut tingkat bunganya bervariasi. Penetapan tingkat
Bank Central Asia 22 % 19.5 % 18 % 17 % 17 %
bunga kredit ini masing-masing mempertimbangkan laba yang diinginkan dan cadangan risiko kredit macet. Tingkat Bunga kredit perkembangannya dapat dilihat pada tabel berikut :
410
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
Perkembangan Kredit Tahun 2005 s.d 2009 (Rp juta) Tahun
Pertumbuhan
Kredit yang diberikan
Rp
2005 95.716 2006 105.791 2007 257.861 2008 548.174 2009 867.335 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Sumsel
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kredit tahun 2005 sebesar Rp 95.716 dengan persentase pertumbuhan sebesar 7,21%. Pada tahun 2006 kredit yang diberikan sebesar Rp 105.791 dengan persen pertumbuhan sebesar 10,53%. Ditahun ini terjadi kenaikan perkembangan kredit. Kenaikan perkembangan kredit yang tertinggi yaitu di tahun 2007, ditahun ini kredit yang diberikan sebesar Rp 257.861 dengan persentase 143,75. Kenaikan ini dikarenakan keinginan untuk menabung masyarakat yang relatif tinggi dengan harapan adanya pengembalian tingkat bunga yang tinggi pula. Pada tahun 2008 kredit yang diberikan sebesar Rp 548.174 dengan persentase pertumbuhan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, penurunan ini dikarenakan tingkat bunga yang diharapkan relatip kecil sehingga masyarakat lebih memilih untuk konsumsi produk atau barang misalnya pembelian surat-surat berharga dari pada menabung. Penurunan pertumbuhan kredit sangat diperlukan modal yang sehat. Bila dilihat realisasi kredit atau kredit yang diberikan bank sumsel, bank sumsel selalu mengalami peningkatan kredit dari tahun ke tahun. Kondisi diatas tentunya ditunjang oleh jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh bank, dana yang dihimpun dari masyarakat dan tingkat bunga kredit yang ditetapkan. Pengertian modal bank menurut pak mei 29, 1993 dibedakan antara modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat
% 8.01 10.075 152.070 290.313 19.161
7,21 10.53 143.75 112.59 58.22
di Indonesia dan modal bagi kantor cabang bank berkedudukan diluar negeri, fungsi modal bank antara lain : memberikan perlindungan kepada nasabah, mencegah terjadinya kejatuhan bank, memenuhi kebutuhan kantor dan inventaris, dan memenuhi ketentuan permodalan minimum. Kecukupan modal sendiri merupakan hal penting yang harus diperhatikan manajemen karena menggambarkan kekuatan dan kesehatan bank. Hal lain yang menunjang pemberian kredit yaitu dana yang dihimpun dari masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan dana yang disimpan di bank dalam bentuk : Giro, tabungan dan Deposito, Pinjaman dana murah berupa kredit likuiditas dari Bank Indonesia, yang merupakan bantuan pembiayaan dari pemerintah atas proyek-proyek prioritas yang menjadi program pembangunan. Dana yang dihimpun ini sangat menunjang kesehatan bank dalam penyaluran kredit yang diberikan. Dan terakhir yang menambah kesehatan bank adalah tingkat bungan kredit yang diberikan. Dalam perjalananya Bank, untuk memperkuat daya saing perbankan, ketentuan modal minimum bagi pendirian bank baru adalah sebesar Rp 3 triliun. Selain itu dengan banyaknya kredit yang bermasalah (non performing loan) bank diwajibkan memiliki capital adequacy ratio (CAR) sebesar 8 %. Semuanya ini ditujukan untuk memperkuat kondisi Bank. Berdasarkan fenomena diatas, maka
411
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
dilakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengaruh Dana Yang Dihimpun, Modal Sendiri, Dan Tingkat Bunga Kredit Terhadap Perkembangan Kredit PT. Bank Sumsel Cabang Pembantu Kol. Atmo Palembang. Dari Identifikasi Masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri, dan tingkat bunga kredit terhadap perkembangan kredit PT. Bank Sumsel Cabang Pembantu Kol. Atmo Palembang secara parsial ? Apakah terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri, dan tingkat bunga kredit terhadap perkembangan kredit PT. Bank Sumsel Cabang Pembantu Kol. Atmo Palembang secara simultan?
fakta-fakta atau keterangan-keterangan secara faktual. Berdasarkan fakta-fakta tersebut diharapkan akan diperoleh kejelasan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat melalui suatu pengujian hipotesis (Hypotesisi testing) (Sekaran, 2006 :127-129). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah laporan keuangan PT. Bank Sumsel sejak berdirinya sampai dengan sekarang (saat ini ). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Sumsel selama 5 tahun (Tahun 2005-2009). Pada penelitian ini menggunakan Purvosive sampling, yaitu suatu penarikan sample dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan sampel yaitu data secara urut waktu yang memudahkan untuk memperolehnya dan terjadi peningkatan perkembangan kredit pada masa pengamatan yaitu di tahun 2005 – 2009. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabelvariabel ini diteliti untuk menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari : Dana yang dihimpun, Modal sendiri, dan tingkat bunga kredit sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah pemberian kredit. Masingmasing variabel bebas diberi siumbol (X ), sedangan variabel terikat diberi symbol (Y). Metode Pengumpulan Data antara lain : Studi lapangan, studi kepustakaan. Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan secara langsung berupa laporan keuangan bulanan PT.Bank Sumsel. Hipotesis: Terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit terhadap jumlah pemberian kredit baik secara parsial maupun secara simultan pada PT. Bank Sumsel Cabang Pembantu Kol. Atmo Palembang. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data. Sebelum melakukan analisis data regeresi, terlebih dahulu kita lakukan uji
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Manajemen Keuangan. 2. Untuk memberikan masukan PT. Bank Sumsel dalam membuat keputusan yang tepat dalam penetapan jumlah pemberian kredit pada masa yang akan datang 3. Semoga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah verificative research dengan metode penelitian explanatory research. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan kejelasan atas pengaruh variabel dana yang dihimpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit terhadap jumlah pemberian kredit PT. Bank Sumsel Cabang Pembantu Kol. Atmo Palembang. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey, yaitu dengan mengadakan penyelidikan terhadap variabelvariabel yang diteliti untuk memperoleh
412
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
asumsi klasik untuk memenuhi kriteria pengolahan regresi. Asumsi-asumsi yang mendasari regresi adalah uji asumsi multikoliniaritas dan uji asumsi heteroskedastisitas. Setelah uji asumsi yang penting dalam regresi terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan analisis regresi. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Tolak Ho/Terima Hi : : Jika Sig. F ≤ α (0,05) Sig. F = 0,000 < 0,05
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Dana Yang Himpun (X1) terhadap perkembangan kredit (Y). Berdasarkan hasil uji t didapat harga t hitung sebesar 1,897 signifikan = 0,043 yang berarti lebih kecil dari α=0,05 maka pengaruh dana himpun terhadap perkembangan kredit adalah posistip dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis teruji Ho ditolak dan Ha diterima yang berrarti terdapat pengaruh signifikan dana himpun (X1) terhadap perkembangan kredit (Y). Dengan kata lain, makin tinggi tingkat dana himpun makin baik perkembangan kreditnya. Sebaliknya makin rendah dana himpun maka makin rendah perkembangan kreditnya. Koefisien korelasi sebesar 0,242 menunjukkan korelasi yang berarti (kuat) dan bersipat positip (searah) antara variabel dana himpun (X1) dengan perkembangan kredit (Y). Untuk melihat berapa besar kekuatan pengaruh tersebut, maka dapat dilihat dari koefisien determinasi 2 (R ) sebesar 0,058 memberi pengertian bahwa 5,8% perkembangan kredit (Y) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor dana himpun (X1) sedangkan sisanya yang sebesar 94,2% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Standard error of the estimate adalah 3,796 lebih kecil dari standar deviasi variabel perkembangan kredit sebesaar 3,878 maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor perkembangan kredit dari pada rata-rata skor perkembangan kredit itu sendiri. Bentuk pengaruh dana himpun (X1) terhadap perkembangan kredit (Y) dengan persamaan regresi Y= 4,006 + 0,305 X1 + e diartikan bahwa setiap kenaikan 1 unit dana himpun (X1) diikuti oleh kenaikan skor perkembangan kredit sebesar 0,305 unit dengan konstanta sebesar 4,006.
Y 0 1 X1 2 X 2 3 X 3 e Dimana : X1 = Dana yang dihimpun X2 = Modal sendiri X3 = Tingkat bunga kredit
0
= Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi e = Kesalahan pengganggu Uji Hipotesis: Hipotesis 1 : Ho : β1 = 0 ;Tidak terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit secara terhadap jumlah pemberian kredit PT. Basnk Sumsel. . H1 : β 1 ≠ 0; Terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit terhadap jumlah pemberian kredit PT. Bank Sumsel Kriteria pengujian : Terima Ho : Jika Sig., t > α (0,05) Tolak Ho : /Terima H1 : Jika Sig. t ≤ α (0,05). t Sig. = 0,000 < 0,05. Hipotesis 2 : Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0, Tidak terdapat pengaruh dana yang dihimpun. Modal sendiri dan tingkat bunga kredit terhadap jumlah pemberian kredit PT. Bank Sumsel. Hi : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0, Terdapat pengaruh dana yang dihimpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit terhadap jumlah pemberian kredit PT. Bank Sumsel. Kriteria Pengujian : Terima Ho : Jika Sig. F > α (0,05)
413
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
pengaruh tingkat bunga kredit (X 3) terhadap perkembangan kredit adalah posistip dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis teruji Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan tingkat bunga kredit (X3) terhadap perkembangan kredit (Y). Dengan kata lain, makin tinggi tingkat bunga kredit makin baik perkembangan kredit. Sebaliknya makin rendah tingkat bunga kredit maka makin rendah perkembangan kreditnya. Koefisien korelasi sebesar 0,105 menunjukkan korelasi yang berarti (kuat) dan bersipat positip (searah) antara variabel tingkat bunga kredit (X3) dengan perkembangan kredit (Y). Untuk melihat berapa besar kekuatan pengaruh tersebut, maka dapat dilihat dari koefisien 2 determinasi (R ) sebesar 0,011 memberi pengertian bahwa 1,1% perkembangan kredit (Y) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor tingkat bunga kredit (X 3) sedangkan sisanya yang sebesar 98,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Standard error of the estimate adalah 3,890 lebih kecil dari standar deviasi variabel perkembangan kredit sebesaar 3,898 maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor perkembangan kredit dari pada rata-rata skor perkembangan kredit itu sendiri. Bentuk pengaruh modal sendiri (X3) terhadap perkembangan kredit (Y) dengan persamaan regresi Y= -2,710 + 0,462 X2 + e diartikan bahwa setiap kenaikan 1 unit tingkat bunga kredit (X3) diikuti oleh kenaikan 1 unit perkembangan kredit sebesar 0,462 unit dengan konstanta sebesar -2,710.
Pengaruh modal sendiri (X2) terhadap perkembangan kredit (Y). Berdasarkan hasil uji t didapat harga t hitung sebesar -2,523 signifikan = 0,014 yang berarti lebih kecil dari α=0,05 maka pengaruh modal sendiri (X2) terhadap perkembangan kredit adalah posistip dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis teruji Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan modal sendiri (X2) terhadap perkembangan kredit (Y). Dengan kata lain, makin tinggi tingkat modal sendiri makin baik perkembangan kredit. Sebaliknya makin rendah modal sendiri maka makin rendah perkembangan kreditnya. Koefisien korelasi sebesar 0,314 menunjukkan korelasi yang berarti (kuat) dan bersipat positip (searah) antara variabel modal sendiri (X2) dengan perkembangan kredit (Y). Untuk melihat berapa besar kekuatan pengaruh tersebut, maka dapat dilihat dari koefisien determinasi 2 (R ) sebesar 0,099 memberi pengertian bahwa 9,9% perkembangan kredit (Y) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor modal sendiri (X2) sedangkan sisanya yang sebesar 90,1% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Standard error of the estimate adalah 3,713 lebih kecil dari standar deviasi variabel perkembangan kredit sebesaar 3,878 maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor perkembangan kredit dari pada rata-rata skor perkembangan kredit itu sendiri. Bentuk pengaruh modal sendiri (X2) terhadap perkembangan kredit (Y) dengan persamaan regresi Y= 6,279 - 0,393 X2 + e diartikan bahwa setiap kenaikan 1 unit modal sendiri (X2) diikuti oleh penurunan 1 unit perkembangan kredit sebesar -0,393 unit dengan konstanta sebesar 6,279.
Pengaruh dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) secara bersama-sama terhadap perkembangan kredit (Y). Berdasarkan hasil uji F didapat harga F hitung sebesar 3,372 signifikansi = 0,025 yang berarti lebih kecil dari α=0,05. Oleh karena taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis teruji Ho ditolak dan Ha
Pengaruh tingkat bunga kredit (X3) terhadap perkembangan kredit (Y). Berdasarkan hasil uji t didapat harga t hitung sebesar 0,802 signifikan = 0,046 yang berarti lebih kecil dari α=0,05 maka
414
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) secara bersama-sama terhadap perkembangan kredit (Y). Ini juga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berganda Y=-8,389 + 0,096X1 - 0,454 X2 + 0,865 + e adalah signifikan sehingga dapat dipertanggung jawabkan dalam mengambil kesimpulan mengenai pengaruh dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) secara bersama-sama terhadap perkembangan kredit (Y). Koefisien korelasi sebesar 0,391 menunjukkan korelasi yang berarti (kuat) dan bersifat positif (searah) antara variabel dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) dengan perkembangan kredit (Y). Untuk melihat berapa besar kekuatan pengaruh dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) secara bersama-sama terhadap perkembangan kredit (Y) maka 2 dapat dilihat dari koefisien determinasi (R ) sebesar 0,153. Ini memberi pengertian bahwa 15,3% perkembangan kredit (Y) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit (X3) sedangkan sisanya yang sebesar 84,7% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Standar eror of the estimate adalah 3,664 lebih kecil dari standar deviasi variabel perkembangan kredit 3,878 maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor perkembangan kredit dari pada rata-rata skor perkembangan kredit itu sendiri. Dari model persamaan regresi Y = -8,389 + 0,096 X1 0,454 X2 + 0,865X3 + e. Ini dapat diartikan bahwa apabila tidak ada dana himpun (X1), modal sendiri (X2), tingkat bunga kredit maka perkembangan kredit sebesar -8,389 satuan. Jika dana himpun (X1) meningkat 1 unit maka skor perkembangan kredit meningkat sebesar 0,096 unit dengan kriteria modal sendiri (X2) konstan dan jika tingkat bunga kredit (X3) meningkat 1 unit skor maka perkembangan kredit meningkat 0,865 unit
skor dengan kriteria dana himpun (X 1) konstan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dana himpun terhadap perkembangan kredit. Hal ini dilihat dari hasil uji t hitung sebesar 1,897 signifikansi =0,043 yang berarti lebih kecil dari α=0,05. Besarnya pengaruh adalah 5,8%. 2. Terdapat pengaruh yang sinifikan modal sendiri terhadap perkembangan kredit. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t hitung sebesar -2,523 signifikansi=0,014 yang berarti lebih kecil dari α=0,05 maka pengaruh ini adalah signifikan. Besarnya pengaruh 9,9%. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat bunga kredit terhadap perkembangan kredit. Hal ini dilihat dari hasil uji t hitung sebesar 0,802 signifikansi 0,046 lebih kecil dari alpha sebesar 0,05, besarnya pengaruh sebesar 1,1%. 4. Terdapat pengaruh yang sinifikan dana himpun, modal sendiri, tingkat bunga kredit terhadap perkembangan kredit. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F hitung sebesar 3,372 signifikansi=0,046 yang berarti lebih kecil dari α=0,05 maka pengaruh ini adalah signifikan. Besarnya pengaruh sebesar 15,3%. Setelah melihat pengaruh variabel baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama maka perkembangan kredit dapat ditingkatkan melalui peningkatan dana himpun, modal sendiri dan tingkat bunga kredit Peningkatan dana himpun dengan cara banyak menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan sejenisnya, peningkatan modal sendiri dengan cara meningkatkan modal setiap terjadi penambahan kredit sesuai dengan CAR yang ditentukan sebagai
415
Strategi Volume 3, No. 5, Oktober 2013
ISSN : 2089-6948
prasyarat oleh Bank Indonesia. Peningkatan tingkat bunga kredit dengan cara yang menguntungkan.
Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Gafindo Persada, Jakarta. Mulyono, Teguh P, 2003, Manajemen Perkereditan Bagi Bank Komersial, Yogyakarta: BPFE.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002, Metode Penelitian, BPFE, Yogyakarta.
Arthur J. Keown, David F Scoot, JR Jhon D Martin, Petty William J, 2001, DasarDasar Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
PT. Bank Sumsel, Laporan Tahunan 20052009, Bank Sumsel Palembang. Riyanto, Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, 2000, Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu SP, 2002, Ekonomi Pembangunan Dan Perekonomian Indonesia, Edisi Revisi, Bandung: Amico.
UU RI No. 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan Di Indonesia.
Husnan, Suad Dan Enny Pujiastuti, 2000, Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: UPP AAMP YKPN
UU RI No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan Di Indonesia. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
416