STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : Nama
: Yelly Lidia Wungkana
Nim
: 0420311043
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2007
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Nama
: Yelly Lidia Wungkana
NIM
: 0420311-043
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul
: STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN
Mengetahui,
Pembimbing
( Drs. Tri Heru. Rahardjanto. M.Sc )
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Yelly Lidia Wungkana
NIM
: 0420311-043
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul
: STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN
Jakarta, September 2007 Ketua Sidang : Ponco Budi Sulistyo. S.Sos. M.Comm.
( ……………………….)
Penguji Ahli : Irmulan. Sati. Tomohardjo. SH. M.Si
(……………………….)
Pembimbing : Drs. Tri. Heru. Rahardjanto. M.Sc
(……………………….)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Yelly Lidia Wungkana
NIM
: 0420311-043
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul
: STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN
Jakarta, September 2007 Ketua Sidang : Ponco Budi Sulistyo. S.Sos. M.Comm.
( ……………………….)
Penguji Ahli : Irmulan. Sati. Tomohardjo. SH. M.Si
(……………………….)
Pembimbing : Drs. Tri. Heru. Rahardjanto. M.Sc
(……………………….)
iv
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Yelly Lidia Wungkana
NIM
: 0420311-043
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul
: STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, September 2007 Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing
( Drs. Tri. Heru. Rahardjanto. M.Sc ) Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
( Dra. Diah. Wardhani. M.Si )
( Irmulan. Sati. Tomohardjo. SH. M.Si ) v
Program StudiHubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Yelly Lidia Wungkana ( 0420311 -043 ) STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN 5 Bab, 83 Halaman, 1 Tabel, 32 Lampiran, Bibliografi ( 1981 – 2006 ) ABSTRAKSI Pemerintah adalah pengatur negara yang memiliki wewenang atas dunia usaha yang meliputi kebijakan pajak, kualitas produk, pemasaran, transportasi, komunikasi, pelestarian lingkungan.Untuk memfokuskan penciptaan komunikasi yang baik dengan pemerintah, suatu organisasi perlu membuat departemen Government Relations. Government Relations adalah kegiatan Public Relations yang ditujukan kepada pemerintah. Dalam rumusan masalah yang diangkat adalah melihat strategi yang diterapkan oleh Government Relations Austasia Group dalam rangka membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. Penelitian ini didasarkan pada konsep – konsep yang berkaitan dengan strategi secara umum dan juga penerapan kegiatan government relations sebagai cara untuk melihat strategi yang diterapkan. Kegiatan Government Relations menurut Nurainun Simamora dalam buku yang berjudul Public Relations Dalam Sebuah Kegiatan, meliputi; memberikan sponshorship, kunjungan secara tetap, menerima kunjungan pemerintah, kerjasama kegiatan social, paket informasi, direct mail, komunikasi informal. Penelitian ini menggunakan penelitian tipe deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus.. Teknik pengumpulan data menggunakan in-depth interview sebagai data primer dan riset perpustakaan,studi data sebagai data sekunder. Key informan yang dipilih adalah Head of Government Relations dan Government Relations Officer Austasia Group. Wawancara pendukung juga dilakukan kepada 1 orang dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Strategi Government Relations yang dijalankan oleh Austasia Group dalam rangka membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian meliputi pengumpulan data dan fakta, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Data dan fakta dijadikan sebagai landasan untuk menetapkan perencanaan tindakan yang akan di ambil sesuai dengan sasaran dan tujuan. Tahap pelaksanaan yaitu dimana segala bentuk aktifitas government relations dijalankan seperti, kunjungan kepada pemerintah, paket informasi, kerjasama kegiatan social, menerima kunjungan dari pemerintah, komunikasi formal, direct mail dijalankan dan disesuaikan dengan tujuan. Evaluasi diadakan untuk melihat apakah aktifitas tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Strategi Government Relations Austasia Group yang sudah dilaksanakan dalam rangka membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertaninan sudah baik . vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kemampuan serta berkat penyertaan dan bimbingan tangan-Nyalah maka penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu ( S -1 ) Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana. Terlepas dari segala kendala maupun halangan yang menghalangi penyelesaian penelitian ini, penulis sangat menyadari betapa besar bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak atas selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Bpk. Drs. Tri Heru Rahardjanto M.Sc, selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan semangat dan bimbingan sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik 2. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana 3. Seluruh dosen serta staf tata usaha Fakultas Ilmu Komunikasi yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu penulis selama kuliah maupun saat penyusunan skripsi ini. 4. Suami dan anak saya tercinta, Sutarno dan Stephanie, yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Thank you for all love, support and pray.
vii
5. Ibu. Jeanette Sunarti, selaku Head of Government Relations, Austasia Group. 6. Ibu Yoyoh, selaku Government Relations Austasia Group 7. Ibu. Hartati dari kantor Direktorat Jenderal Peternakan.
Semoga hasil studi ini dapat bermanfaat dan menambah kajian tentang Government Relations, serta sebagai wacana dan penambah wawasan mahasiswa komunikasi bahkan siapapun yang telah menyempatkan untuk membaca skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2007
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
ii
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
iii
PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI
iv
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
v
ABSTRAKSI
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
BAB. I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah
1
1. 2. Rumusan Masalah
8
1. 3. Tujuan Penelitian
8
1. 4. Signifikansi Penelitian
9
BAB. II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi 2.1.1. Definisi dan Fungsi Komunikasi
10
2.1.2. Komunikasi Persuasif
12
ix
2.2. Public Relations 2.2.1. Hubungan Konsep Public Relations dengan
12
Ilmu Komunikasi dan Komunikasi Organisasi 2.2.2. Pengertian Public Relations
18
2.2.3. Fungsi Public Relations
20
2.2.4. Tugas Public Relations
22
2.2.5. Strategi Public Relations
23
2.2.6. Khalayak Public Relations
34
2. 3. Government Relations
38
2.3.1. Strategi Government Relations
41
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian
49
3.2. Metode Penelitian
50
3.3. Teknik Pengumpulan Data
51
3.4. Key Informan atau Narasumber
52
3.5. Definisi Konsep
53
3.6. Fokus Penelitian
54
3.7. Teknik Analisa Data
55
x
BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian
57
4.2. Hasil Penelitian
62
4.2. Analisa Data
73
BAB. V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
79
5.2. Saran
81
Daftar Pustaka Transkrip Wawancara Lampiran
xi
1
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan penting dalam dunia Public Relations terjadi dalam hubungan yang erat antara perusahaan dengan khalayak baik internal maupun eksternal yang memiliki keterlibatan dengan perusahaan.Publik eksternal ini termasuk didalamnya pemerintah. Public Relations dalam menjalankan aktivitasnya harus dapat mengatur dan menciptakan komunikasi yang baik ke semua khalayaknya. Khalayak (public) bukan bermakna masyarakat secara keseluruhan, melainkan kelompok – kelompok tertentu dalam masyarakat yang penting atau berkepentingan dengan perusahaan. Dalam artian lain khalayak adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan organisasi baik secara eksternal dan secara internal1. Khalayak Public Relations menurut Frank Jefkins adalah : masyarakat, karyawan, top manajemen, pemasok, penanam modal, distributor, konsumen, pemerintah dan media massa.2
1 2
Anggoro, Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, 2005 hal. 18 Jefkins,Frank Public Relations, Jakarta, Erlangga, 2003 hal 80
1
2 Menurut Rhenald Khasali, public eksternal merupakan unsur – unsur yang berada diluar kendali perusahaan, yang sangat sulit untuk dikendalikan secara langsung oleh perusahaan, sehingga petugas Public Relations harus mengenali kompleksitas lingkungan dan stabilitas lingkungan perusahaan3. Berdasarkan kedua peranan tersebut, jelas terlihat bahwa kegiatan Public Relations bersifat dua arah, yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan keluar (outward looking). Pemerintah adalah khalayak eksternal perusahaan yang juga memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu organisasi. Untuk memfokuskan penciptaan komunikasi yang baik dengan pemerintah, maka suatu organisasi perlu membentuk suatu divisi yang khusus menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah yaitu divisi Government Relations Government Relations merupakan spesialisasi dari Public Relations yang khusus menangani hal – hal yang berhubungan dengan pemerintah. Fungsi Government Relations adalah mampu memantau secara berkala kebijakan pemerintah ( baik yang membatasi maupun yang memberi peluang tertentu ), membina hubungan baik dengan pejabat pemerintahan dan melakukan lobi untuk mempercepat dan mempermudah suatu perijinan4.
3
Kasali, Rhenald Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Grafitti, hal 75 4 . Ibid, Hal. 185
3 Fungsi Government Relations sangat penting karena memiliki fungsi yang sangat berat dimana menjadi tugas Government Relations untuk menciptakan komunikasi yang baik agar bisa terbina hubungan yang baik dengan pemerintah, karena jika terdapat hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah dan organisasi maka kegiatan operasional organisasi itu akan tidak berjalan dengan baik, baik dalam hal perolehan ijin operasional, kepentingan perpajakan, keuangan serta hal lainnya yang berhubungan dengan pemerintah Suatu perkembangan penting dalam PR terjadi dalam hubungan yang lebih erat antara perusahaan dengan pemerintah dan keterlibatan yang lebih besar dari perusahaan atau lembaga - lembaga/ organisasi – organisasi swasta dalam permasalahan masyarakat. Sikap para pelaksana bisnis terhadap pemerintah nampak berubah, contohnya, sekarang ini ketidakpercayaan dan kecurigaan kepada pemerintah sedikit demi sedikit mulai berubah. Pergeseran arah ini dapat berlangsung karena mutu komunikasi pemerintah – bisnis ditingkatkan dengan satu harapan bahwa hasil akhir dari pengembangan suatu kerjasama yang menguntungkan antara pemerintah dan pihak perusahaan. Selanjutnya, kepentingan bisnis dan pemerintah menjadi satu dengan kepentingan umum, sehingga para pebisnis tidak lagi menganggap pemerintah sebagai lawan melainkan sebagai mitra kerja. Pada hakekatnya, setiap
4 perusahaan memerlukan dukungan dari pemerintah demi kelangsungan jalannya perusahaan. Dukungan tersebut perlu didapatkan oleh sebuah perusahaan, karena pemerintah merupakan pengatur negara atau wilayah serta memiliki wewenang atas dunia usaha,yang meliputi kebijaksanaan pajak, kualitas produk, pemasaran,
transportasi,
komunikasi,
kebijaksanaan
yang
menyangkut
pelestarian lingkungan.5 Dukungan dari pemerintah merupakan hal yang esensial bagi perusahaan, karena dukungan yang kuat memiliki dampak langsung terhadap keberlangsungan operasional kegiatan perusahaan. Good Image dan citra baik perusahaan, akan muncul secara langsung apabila adanya dukungan yang baik dari pemerintah, selain itu kemudahan dalam menjalankan kegiatan perusahaan pasti akan didapatkan. Dukungan dari pemerintah tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan ada upaya yang harus dilakukan. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan perlu dilaksanakan secara baik dan benar serta berkesinambungan. Proses kerjasama tersebut sangat tergantung bagaimana upaya Public relations lewat divisi Government Relations mengkomunikasikan pesan – pesan perusahaan kepada pemerintah dengan tujuan melakukan pendekatan kepada pemerintah.
5
.Mahmud, Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, Jakarta : Universitas Terbuka,1993,Hal 56
5 Pendekatan disini maksudnya adalah penyampaian pesan yang menyangkut perusahaan atau masalah kepada pemerintah. Hampir setiap jalannya bisnis dipengaruhi oleh pemerintah, yang menetapkan peraturan dan menentukan iklim dimana bisnis harus berfungsi. Sebagai salah satu perusahaan PMA, yang menjalankan kegiatan operasionalisasinya di Indonesia6 secara otomatis campur tangan pemerintah Indonesia pasti ada. Lingkup usaha Austasia Group yaitu dalam bidang peternakan. Berdasarkan hal tersebut maka secara birokrasi Austasia Group harus melakukan hubungan dengan Direktorat Jenderal Peternakan sebagai salah satu elemen pemerintah yang menangani hal – hal yang berhubungan dengan Peternakan. Untuk itulah dalam menjalankan usahanya, Austasia Group perlu melakukan hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan. Hal ini penting karena Austasia sebagai perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis peternakan akan selalu melibatkan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian dalam setiap kegiatan usahannya, yaitu dalam hal perolehan ijin impor, karantina dan lain – lain. Jika hubungan antara Austasia dan Direktorat Jenderal Peternakan ini tidak terjalin dengan baik, maka akan menghambat aktifitas kerja di Austasia, dimana segala kegiatan kerja dilingkungan Austasia dimulai dengan masuknya
6
. Company Profile Austasia 2005
6 sapi bakalan dan seterusnya diproses sampai pada penjagalan. Jika ijin impor tidak dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan maka secara otomatis kegiatan operasional di Austasia tidak akan berjalan. Hubungan yang baik pasti akan membawa dampak positif bagi Austasia, sebaliknya, jika hubungan yang terjalin tidak baik, maka akan timbul opini negatif dari pemerintah, sehingga hal tersebut bisa mempersulit Austasia Group dalam menjalakan kegiatannya. Austasia Group merupakan salah satu perusahaan yang menempatkan Government Relations sebagai salah satu Department dalam struktur organisasinya. Pembentukan Department of Government Relations di Austasia Group selain sebagai fungsi kontrol untuk stakeholder eksternal khususnya pemerintah, fungsi lain dari Government Relations ini adalah untuk menjaga reputasi organisasi dimata pemerintah. Reputasi organisasi yang baik adalah nilai tambah yang sangat penting bagi organisasi. Pada dasarnya salah satu fungsi dan tugas dari seorang Public Relations adalah untuk menggiring persepsi atau opini publik terhadap perusahaan yang diwakilinya untuk memperoleh identitas dan reputasi atau citra perusahaan (corporate identity and good image) Government Relations menjadi ujung tombak perusahaan khususnya dalam hal yang berhubungan dengan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan.
7 Austasia Group tidak memiliki Public Relations melainkan spesialisasi dari Public Relations yaitu Government Relations. Hal ini menarik untuk dibahas karena tidak semua perusahaan memiliki Government Relations. Justru ada perusahaan yang memiliki Government Relations namun berada dibawah Departemen Public Relations Hal yang menarik lainnya adalah posisi Government Relations ini berada dalam level top management dimana Government Relations dikepalai oleh seorang Head of Government Relations. Justru hal – hal yang berhubungan dengan stakeholder lain seperti konsumen,
distributor,
merupakan
area
kerja
Marketing
Department.
Stakeholder eksternal seperti bank dan investor relations masuk dalam area kerja oleh Department of Finance. Hal – hal yang berhubungan dengan community relations dan internal relations masuk dalam lingkup kerja Human Resources Department. Government Relations juga adalah divisi yang berkepentingan dengan media atau Media Relations, hal ini menurut penulis menjadi point yang menarik untuk dibahas dalam penelitian ini. Periodisasi riset yaitu Maret 2006 – Maret 2007, karena ada terjadi perubahan manajemen yang terjadi dalam rentang waktu tersebut yaitu pada awal Maret 2006. Dengan terjadinya perubahan dimanajemen ini maka secara tidak langsung ada beberapa hal yang ikut berubah diantaranya pandangan terhadap kinerja Government Relations serta budgeting Government Relations.
8 1.2. Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang masalah diatas, penulis mencoba merumuskan masalah agar penelitian ini lebih terfokus. Adapun beberapa hal atau masalah yang akan penulis teliti lebih dalam adalah berkaitan dengan : 1. Strategi apa yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan Government Relations di Austasia Group dalam membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian ? 2. Apa saja kegiatan - kegiatan yang dilakukan Government Relations Austasia Group sebagai implementasi dari strategi Government Relatios yang telah ditentukan dalam rangka membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis menetapkan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui strategi yang diterapkan Austasia Group dalam rangka membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian serta apa saja kegiatan – kegiatan Government Relations Austasia Group dalam menjalankan upaya tersebut.
9 1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan pengetahuan di bidang komunikasi pada umumnya dan juga bidang Public Relations dan Government Relations pada khususnya. Strategi Government Relations pada pembahasan ini akan memberikan aktualisasi aktivitas strategi yang dijalankan oleh Austasia Group dalam pelaksanaan kegiatan government relationsnya.
1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Government Relations Austasia Group
Penulis berharap dengan penelitian ini, strategi
Government Relations dapat dilakukan lebih terfokus Sehingga image positif di mata pemerintah dapat tercipta dengan baik.
10 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi 2.1.1 Definisi dan Fungsi Komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin, Communis yang berarti sama. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama,membahas masalah definisi komunikasi akan terdapat berbagai macam definisi dan kebenaran masing – masing definisi tersebut sangat tergantung pada permasalahan apa yang akan dibahas.7 Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan telah muncul diawal abad 20, Sekalipun penting pula untuk dipahami bahwa kemunculan kajian ilmu komunikasi pada periode ini tidak dapat dilepaskan pada era dominannya era propaganda. Figur Wilbur Schramm menjadi penting dalam proses pelembagaan ilmu komunikasi. 8 Ada juga yang mengelompokkan bahwa kajian komunikasi pada awalnya telah dikenal retorika (speech) dan jurnalistik. Baru kemudian dikenal kemunculan Ilmu Komunikasi.
7
Mulyana, Dedi, Ilmu Komunikasi Sebagai Satu Pengantar, Rosdakarya, Bandung,, 2001, hal 42 8 http ://inheren.brawijaya.ac.id/vlm/file.php/21/definisi.htm
10
11 Komunikasi selain sebagai ketrampilan atau seni juga merupakan fenomena ilmu pengetahuan. Karena ilmu komunikasi memiliki metode seperti content analysis, uses & gratification, agenda setting, cultivation analysist, experiments, dan sebagainya. Pendekatan eksperimen telah dilakukan oleh Carl Hovland yang meneliti mengenai komunikasi persuasif.9 Penelitian content analysist telah dilakukan Harold D.Lasswell dan Bernard Berelson untuk mengkaji propaganda pada dekade 40-an di Amerika. Penelitian survay telah dilakukan Paul F. Lazarfeld, Elihu Katz, dan sebagainya yang membuahkan temuan two steps flow of communication. 10 Berdasarkan gambaran diatas kita dapat mengenali ciri-ciri komunikasi sebagai
ilmu
pengetahuan,
terutama
yang
berkaitan
dengan
metode
penelitiannya. Dari situ tampak bahwa komunikasi sebagai fenomena ilmu pengetahuan dapat diterima sebagaimana dapat dibuktikan dengan munculnya jurnal komunikasi, hasil penelitian komunikasi, dan buku-buku komunikasi. Fungsi komunikasi menurut Thomas M Scheidel11 -
komunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri
-
membangun kontak social disekitar
-
mempengaruhi orang lain untuk merasa,berpikir,berprilaku sesuai dengan yang kita inginkan
-
mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita
2.1.2. Komunikasi Persuasif 9
.
www.ekawenats.blogspot.com/2006_06_01_archive.html . www.colostate.edu/Depts/Speech/rccs/theory85.htm - 15k 11 . Mulyana, Dedi, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya ,Bandung, 2001 10
12 Komunikasi diisyaratkan sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, misalnya membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu.12 Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan 1 arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat persuasive.13 Saah satu tokoh yang mengajukan konsep komunikasi persuasive adalah Carl I. Hovland : komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang ( komunikator ) menyampaikan rangsangan ( biasanya lambang - lambang verbal ) untuk mengubah perilaku orang lain ( komunikan )14.
2.2.Public Relations. 2.2.1. Hubungan Konsep Public Relations dengan Ilmu Komunikasi dan Komunikasi Organisasi a. Hubungan Konsep Public Relations dengan Ilmu Komunikasi. Kegiatan Public Relations pada hakikatnya merupakan kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis komunikasi lainnya, kegiatan
komunikasi didalam Public Relations memiliki ciri – ciri tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat organisasi dimana Public Relations tersebut berada, sifat – 12
. www.totohernawo.blog.m3-access.com/posts/11668_Tentang-Komunikasi.html - 116k . Ibid 14 . Ibid 13
13 sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang menjadi sasaran, factor – factor eksternal yang mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas.15 Ciri hakiki dari komunikasi didalam Public Relations adalah komunikasi yang bersifat timbal balik. Komunikasi ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan Public Relations dan terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam Public Relations16 Salah
satu pendekatan yang dapat dipergunakan untuk memahami
hubungan ilmu komunikasi dengan Public Relations adalah pendekatan S – M – R ( source – message – receiver )17 Dalam pengertian teoritis, Public Relations merupakan salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi suatu organisasi didalam melaksanakan fungsi manajemen, secara structural Public Relations merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri. Public Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya lembaga tersebut. Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
15
. Rachmadi, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta, 1996 . Ibid 17 Seitel, P. Fraser, The Practice of Public Relations, Ptentice Hall, 1995 16
14 saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebijakan, dan tindakan lembaga tersebut18. Relations memiliki fungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Sifat komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk disukai oleh publiknya adalah hal – hal yang menyangkut soal hubungan harmonis. Menurut Melvin Sharpe, menggunakan istilah komunikasi harmonis dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan publiknya dimana terdapat lima prinsip untuk menjalankan hubungan yang harmonis ini, antara lain : 1. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas 2. Keterbukaan dan konsisten terhadap tindakan dan kepercayaan 3. Tindakan yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill (kemauan baik) 4. Komunikasi dua arah dilakukan secara continue untuk mencegah alienasi (pengucilan) dan membangun hubungan. 5. Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan dan penyesuaian yang diperlukan bagi hubungan sosial yang harmonis19.
18
. Op cit Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvirnaro, Dasar – dasar Public Relations, Rosdakarya, Hal. 15 19
15 b. Hubungan Konsep Public Relations dengan Komunikasi Organisasi. Berbicara tentang Public Relations maka kita tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai organisasi. Organisasi adalah satu kesatuan social dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota dalam organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing – masing, yaitu sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dengan batas – batas yang jelas , sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. 20 Pada dasarnya sebuah organisasi terdiri dari 2 sumber daya penting yaitu teknologi dan manusia, jika berbicara tentang organisasi maka kita dihadapkan pada kenyataan bahwa tiap – tiap individu memiliki keterbatasan dan keterbatasan tersebut dapat diatas jika individu tersebut mau saling bekerja sama. Organisasi secara rutin melakukan interaksi dan berhubungan dengan lingkunganya, dimana lingkungan tersebut menaruh harapan pada organisasi dan kadang – kadang kesenjangan antara apa yang diharapkan dan kenyataan menjadikan konflik yang harus dipahami dan dikelola.21 Disinilah fungsi Public Relations dalam organisasi menjadi sangat penting, karena menjadi tugas Public Relations untuk mengelola konflik ataupun issue manajemen berdasarkan budaya komunikasi organisasi tersebut dengan tujuan untuk meredakan konflik yang terjadi. Public Relations harus
20
. Myers, M, Tolela, and Gail E, Myers, Managing by Communications an Organizational, Approach, Mc Graw Hill, Kogakusha, 1981, hal 5 21 . Ibid, hal 6
16 mengetahui system komunikasi seperti apa yang perlu untuk diterapkan dan tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan organisasi. Ada beberapa pola komunnikasi dalam organisasi : 22 1. Atasan – Bawahan /Downward Communication 2. Peer/Horizontal Communication 3. Bawahan – Atasan/Upward Communication Dalam komunikasi organisasi ada suatu teori yaitu teori system dimana inti dari pemahaman teori ini adalah setiap bagian berpengaruh pada keseluruhan atau sesuatu tidak dapat ada tanpa keberadaan yang lain, sebuah organisasi tidak dapat hanya menganggap penting masalah struktur dan job description saja tetapi juga harus memperhatikan maslah prilaku, sikap, fungsi dan peran, moralitas serta kepribadian dari sub system yang ada 23. Berjalannya suatu organisasi pastilah memiliki ketergantungan dengan organisasi atau lembaga lain yang memiliki arti penting dalam kelanjutan organisasi tersebut. Misalnya organisasi berupa Bank pasti memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan lembaga keuangan milik pemerintah yaitu Departemen Keuangan,demikian juga dengan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan todak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada aturan atau policy yang harus dipatuhi, aturan atau kebijakan tersebut dibuat oleh Dirjen Peternakan dibawah departemen Pertanian.
22
. Ibid . Ibid
23
17 Kedua organisasi yang memiliki ketergantungan ini, tidak bisa dipisahkan karena memiliki keterkaitan yang kuat sehingga antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan membutuhkan.
24
Open system theory menurut Andrews, P.H. dan Herschel, R.T25 "A view of organizations that focuses on the arrangement of roles and responsibilities, internal operations, and boundary-spanning activities that enable the organization to persist and evolve over time."
24
. www.accel-team.org .Andrews, P.H. dan Herschel, R.T. 1996. Organizational Communication. Empowerment in a Technological Society.Boston: Houghton Mifflin Company, hal 20 25
18 Menurut French W Kast dan Rosenzwieg 26 "Organizations are open systems in interaction with their environment. A system is an organized unitary whole composed of two or more interdependent parts, components, or subsystems and delineated by identifiable boundaries. Organizations, as open systems, receive inputs, transform these inputs in certain ways, and return outputs to their environments."
2.2.2. Pengertian Public Relations. Untuk lebih memahami permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu hubungan baik antara Public Relations dan pemerintah, maka terlebih dahulu akan mengemukakan satu definisi Public Relations. Menurut Frank Jefkins, Public Relations adalah : “ Public Relations atau Hubungan Masyarakat adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam ataupun keluar, antara suatu organisasi dan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian 27 “ Menurut IPR, dilangsungkan
Public Relations adalah keseluruhan upaya yang
secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya28
26
.French, W., Kast, F. & Rosenzweig, J. 1985. Understanding Human Behavior in Organizations. N.Y.: Harper & Row,hal 16 27. 28
Frank, Jefkins, Public Relations Bisnis E + R, Jakarta : Erlangga, 1992, hal 9 Kamus IPR, November 1987
19 Public Relations adalah suatu ilmu terapan yang mempelajari bagaimana cara memecahkan masalah yang di hadapi dengan mewujudkan pengertian umum, kepercayaan umum, bantuan umum dan kerja sama umum.29 Public Relations selalu berhubungan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan muncul perubahan yang berdampak. Dengan demikian, Public Relations merupakan bentuk komunikasi yang berlaku di semua jenis organisasi baik yang bersifat komersial atau non komersial di sektor publik (pemerintahan) maupun swasta. Makna Public Relations tergantung pada bagaimana setiap individu dalam menafsirkannya. Public Relations bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sesaat, tetapi perlu direncanakan terlebih dahulu dalam suatu pendekatan manajemen kepada target – target publik tertentu. Menurut Rachmadi, Public Relations adalah salah satu bidang komunikasi praktis yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi dalam melaksanakan fungsi manajemen dalam bentuk komunikasi dua arah30. Public Relations menurut Marston bahwa Public Relations adalah seni untuk membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen dan penyalurnya31
29
30
31
Djanaid, Djanalis, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Penerbit Indopurel Training, Edisi VII Malang, 1993, Hal. 1 Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvirnaro. Dasar – dasar Public Relations, Penerbit Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, Hal.11 Khasali, Rhenald, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Penerbit Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003. Hal. 6
20 Dari definisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen yang kegiatannya bertujuan untuk meraih pengertian dan dukungan public. Public Relations mempunyai tugas menciptakan hubungan baik dengan public untuk mendapatkan dukungan dari public tersebut.
2.2.3. Fungsi Public Relations. Public Relations merupakan wakil dari organisasi yang berhubungan dan mengadakan komunikasi dua arah dengan khalayaknya, yang tujuannya adalah untuk membangun citra positif bagi perusahaan atau organisasi yang diwakilinya. Fungsi Public Relations menurut H. Frazier Moore adalah : “ Penentu sikap public terhadap organisasi, menilai pesan – pesan mereka, mencari apakah public mengetahui tentang tujuannya, pelayanannya, dan pelaksanaannya menentukan kesalahpahaman yang terjadi, melaksanakan penelitian opini yang sangat penting unutk menyusun kebijaksanaan, perencanaan, dan penilaian efektifitas kegiatan hubungan masyarakat 32 “. Menurut Onong Uchjana Effendy, fungsi Public Relations, antara lain : a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
32
. H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus, dan Masalah Dua, Bandung : Remadja Rosdakarya, 1998, hal 196
21 b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal atau publik eksternal. c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. e. Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari publiknya33 Public Relations menurut Djanalis Djaniad memiliki dua fungsi utama yaitu 1. Sebagai fungsi konstruktif yaitu Public Relations berfungsi sebagai alat untuk memelihara kelangsungan hidup, pengaruh dan kewibawaan dari suatu lembaga atau organisasi. 2. Sebagai fungsi korektif, yaitu Public Relations berkewajiban untuk membetulkan hal – hal yang tidak baik, menjawab celaan atau kritik-kritik dari masyarakat dan untuk menghilangkan/meniadakan pendapat-pendapat, desas desus
33
Effendy, Onong Uchjana, Humas Suatu Studi Komunikologis, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, Hal. 18
22 serta laporan-laporan yang tidak benar dan merugikan bagi perusahaan34. Merujuk pada pendapat tersebut diatas, maka secara singkat dapat disimpulkan bahwa Public Relations berfungsi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan menciptakan mutual understanding .
2.2.4. Tugas Public Relations. Tugas Public Relations menurut A. W. Widjaja adalah “ “ Melakukan kegiatan komunikasi lewat kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terus menerus. Kegiatan tersebut meliputi ketrampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, obyektif, punya daya pengaruh yang kuat guna berhasilnya mencapai sasaran yang ditetapkan 35 Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Public Relations pada hakekatnya berusaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga dengan public, serta berusaha menciptakan pengertian, goodwill dan penerimaan public terhadap organisasi. Keberadaan Public Relations pada setiap perusahaan ataupun organisasi merupakan suatu keharusan dalam rangka memperkenalkan aktivitas dan kegiatan kepada khalayak. Public Relations merupakan alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta pemnyebaran informasi kepada khalayak.
34
Djaniad, Djanalis, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Penerbit Indopurel Training, Edisi VII Malang, 1993Hal. 24 35 . A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara, 1993 Hal 72
23 Menyampaikan pesan atau informasi baik lisan maupun tulisan kepada khalayaknya merupakan tugas Public Relations, dengan tujuan agar publik memperoleh pengertian yang tepat dan benar mengenai kondisi perusahaan, tujuan dan kegiatannya. 36 Selain hal tersebut, melakukan studi dan analisis terhadap reaksi serta tanggapan publik terhadap kebijakan langkah, langkah, tindakan perusahaan, merupakan tugas seorang Public Relations. Selain keahlian atau skill perseorangan, dalam menjalankan tugas dan kerjanya membutuhkan team yang solid agar tujuannya bisa lebih mudah tercapai. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang praktisi Public Relations sering kali berhubungan dengan pemerintah. Praktisi Public Relations diharapkan mampu mengembangkan interaksi yang positif dengan pemerintah melalui divisi Government Relations.
2.2.5. Strategi Public Relations. “ Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan37. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan “
36
Rachmadi, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta, 1996, hal 10 . Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, Amrico Bandung, 1986, hal 10
37
24 Untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan panduan perencanaan komunikasi ( communication planning ), dengan manajemen komunikasi ( communication management ) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Peranan Public Relations sangat penting dalam membuat suatu strategi jika ingin tujuan – tujuan organisasi itu tercapai dan menguntungkan. Public Relations melaksanakan proses kerjanya secara kontinyu dan melakukan usahausaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari khalayaknya baik internal maupun eksternal Humas dalam hal ini sangat berperan penting dalam membuat suatu strategi , jika ingin tujuan organisasi bisa tercapai serta menguntungkan. Seperti yang diungkapkan Oemi Abduraccchman38 : PR is the continuing by which management and eavors to obtain goodwill and understanding of it consumer, its employee and the public at large, inwardly through all means expressions Strategi
komunikasi ini
harus
mampu
menunjukan
bagaimana
opearionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi, untuk melakukan pendekatan itu memang berbeda – beda karena itu strategi
38
Omni Abdurachman, Dasar – dasar PR, Alumi, Bandung, 1979, hal 24
25 komunikasi itu harus mampu melihat situasi dan kondisi yang terjadi yaitu dengan : 39 a. Perencanaan Strategi Merupakan bagian penting dalam usaha memperoleh opini public yang menguntungkan,perencanaan ini merupakan bisang yang cukup penting karena
menghubungkan
kegiatan
komunikasi
dengan
kepentingan
organisasi, serta harus mempunyai kemapuan untuk menghubungkan masalah social, politik, dengan masalah manajemen, atau marketing apabila perusahaannya bergerak dibidang penjualan barang atau jasa b. Manajemen strategi Merupakan suatu proses pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi yang menyangkut sesuatu kelemahan atau kekuatan yang dimiliki lembaga yang bersangkutan, hingga pelaksanaan fungsi – fingsi manajemen kehumasan yang aktifitasnya untuk menangkap peluang yang ada secara langsung
atau tidak langsung bertujuan menciptakan
persepsi yang positif baik yang diberikan secara individual maupun penilaian opini public yang menguntungkan terhadap organisasi Dalam menjalankan strategi kehumasan, F. rachamdi menjelaskan langkah – langkah yang harus dilakukan adalah : 40
39
Onong, Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal 32 40 Rachmadi, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta, 1996, hal 112
26 1. Merumuskan apa tujuan yang harus dicapai ketika mengirim pesan – pesan 2. Mengolah data yang diperoleh tentang berbagai faktar social, politik, ekonomi yang sekiranya diperlukan 3. Merumuskan bagaimana pesan itu disebarkan 4. Menentukan teknik komunikasinya 5. Memeriksa kesempurnaan informasi yang diperolehnya 6. Membandingkan pengalaman pihak – pihak lain dengan organisasi guna memperoleh langkah terbaik 7. Mengadakan
analisa
terhadap
informasi
yang
diperoleh
serta
merumuskannya dengan program kerja, yaitu sesuai dengan situasi ataupun tempat. Menurut Rosadi Ruslan landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi Public Relations secara garis besar harus memenuhi factor – factor sebagai berikut : 1.
Melakukan
atau merancang S.W.O.T, yaitu memprediksi
sejauh mana sumber – sumber daya kekuatan atau kelemahan dilihat dari segi internanya, kemuadian sejauh mana pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada dan bahkan berupa ancaman eksternalnya.
yang datang dari segi
27 2.
Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengoraganisasian, koordinasi, pelaksanaan, pengkomunikasian dan pencapaian tujuan yang diharapkan dimasa – masa datang khususnya dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi pada umumnya
3.
Melaksanakan manajemen dan aktifitas Humas berdasarkan pengumpulan data, perencanaan, komunikasi dang evaluasi
4.
Penyampaian analisis fakta secara actual yang beredar dimasyarakat baik mengenai persepsi, sikap, opini berdasarkan pengamatan, atau penyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan
dimedia,
bahan
publikasi
perusahaan
dan
mengadakan wawancara deng tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tertentu.41 Sebagai landasan acuan dalam melaksanakan segala kegiatan, program dan strategi Public Relations, Scot M Cutlip dan Allen H Centre mengatakan ada empat tahapan yang harus dilalui yaitu42 : 1. Fact Finding. Pada tahap Fact Finding ( Pengumpulan Fakta ), penelitian yang berkaitan
dengan
opini,
sikap
dan
reaksi dari mereka
yang
berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan – kebijaksanaan suatu
41
Rosadi Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi ( Konsep dan Aplikasinya), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1999 hal 121 42 . Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, Edisi revisi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hal 149.
28 organisasi. Kemudian melakukan pengevaluasian dari fakta – fakta dan informasi yang masuk untuk menetukan keputusan berikutnya. 2. Planning Pada tahap Planning ( Perencanaan ), sikap , opini, ide – ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta termasuk menetapkan kegiatan kerja yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan – keinginan pihak yang berkepentingan. 3. Action. Tahap Action ( Pelaksanaan ) adalah tahap untuk menjelaskan sekaligus mendramatisir mengenai langkah – langkah yang akan dilakukan, sehingga mampu menimbulkan kesan – kesan yang secara efektif untuk dapat mempengaruhi
pihak – pihak yang dianggap penting dan
berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya. 4. Evaluation. Pada tahap yang terkahir ini, Public Relations mengadakan penilaian terhadap hasil – hasil dan kegiatan kegiatan kerja Public Relations yang telah dilaksanakan, serta keefektifitasannya dan teknik – teknik manajemen dan komunikasi yang telah digunakan.
29 Menurut Silih Agung Wasesa, langkah – langkah yang harus diambil oleh Public Relations ketika menghadapi isu yang berkaitan dengan public secara langsung adalah : 43 1. Pendalaman data dan fakta Melakukan riset secara mendalam mengenai isu yang berkembang dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Opinion leader map analysis ( pandangan stakeholder, media dan pembuat opini public ) b. Media analysis ( peta pencitraan mengenai issue,sumber informasi, karakter informasi yang dikembangkan ) c. Mengembangkan alternative sehubungan dengan krisis issueyang berkelanjutan serta cara – cara penanganan yang sesuai dengan karakter organisasi 2. Menyiapkan paket informasi Menyiapkan paket informasi ( information sheet ) standar yang berisi tentang informasi yang akan diberikan oleh PR kepada semua stakeholder,
termasuk
pola
pendekatan
yang
dilakukan
untuk
menyalurkan informasi tersebut. Pendekatan tersebut bisa berupa Media Relations, Government relations, Community Relations atau pendekatan lain yang bersifat spesifik.
43
. Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta, Gramedia, 2006, hal 38
30 3. Membuat batasan isu dan dampaknya Menganalisis dan membuat batasan setiap isutentang dampak yang mungkin ditimbulkan , membuat batasan informasi apa saja yang akan dikembangkan, selanjutnya mengembangkan informasi tersebutsecara efektif dan efisien agar public tidak kesulitan menangkap pesan yang akan disampaikan, lebih baik mengirim sedikit pesan tapi mengenai sasaran ketimbang banyak tapi tidak efektif 4. Posisikan citra perusahaan Pastikan bagaimana citra perusahaan akan diposisikan dihadapan public berkaitan dengan isu yang berkembang. Karena seringkali citra perusahaan yang kuat bisa dipisahakan dari individu atau produk yang berada dibawah perusahaan tersebut. 5. Siapkan Tim Crisis Center Siapakan crisis center dan tim yang siap pakai ketika krisis benar – benar terjadi, serta buat simulasi untuk melihat kemungkinan – kemungkinan lain yang akan terjadi atau bahkan bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk secara tepat dan cepat menyelesaikan krisis. 6. Menunjuk Unofficial Spoke Person Crisis center sebaiknya tidak hanya melibatkan internal perusahaan ( official person ) tapi juga pihak lain yang direkrut untuk menyelesaikan krisis. Pihak terakhir ini bisa dilihat dalam perannya sebagai spokeperson perusahaan yang bukan pihak internal atau manajemen
31 perusahaan. Orang ketiga tersebut akan berperan sebagai juru bicara tidak resmi, karena bagaimanapun kredibilitas dan obyektifitas orang ketiga dimata public lebih baik ketimbang pihak internal perusahaan. Dengan begitu, tim ini dapat memanfaatkan jalur informasi yang beragam sesuai audiensnya secara lebih optimal. Orang ketiga ini juga bisa dimanfaatkan kapasitasnya
untuk menghasilkan expertise
judgement, opinion leader statement, ataupun juru runding perusahaan dengan public ataupun pihak kedua lainnya yang sedang berkonflik. Persyaratan orang ketiga yang dipilih adalah seseorang yang memiliki kapabilitas dan dapat dipercaya baik oleh coporate maupun public. Menurut Rhenald Kasali ada beberapa tugas secara umum dengan pihak pemerintah yang harus dikerjakan oleh praktisi Public Relations yaitu : “ memberikan informasi mengenai keseluruhan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Sebagai perusahaan yang professional, maka setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan diinformasikan kepada pemerintah sebagai bukti bahwa perusahaan bersifat tranparan dala setiap kegiatan dan adakalanya pemerintah ingin sekali memantau sejauh mana perusahaan berjalan 44 “. Keempat tahap diatas merupakan tahapan – tahapan kerja Public Relations dalam melaksanakan tugas kehumasannya. Selanjutnya dalam menjalankan tugas sebagai Public Relations, seorang praktisi harus mengetahui bagaimana melakukan strategi komunikasi yang tepat, agar apa yang hendak
44
. Rhenald Kasali, Manajemen PR, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Grafiti, 1994, hal 122.
32 disampaikan bisa tepat sasaran sehingga tujuan dari komunikasi itu bisa tercapai. Adapun strategi yang digunakan Public Relations, dalam hal ini strategi komunikasi adalah Two Way Symmetric Communication. Model komunikasi ini adalah model komunikasi yang menginterpretasi keinginan khalayak dan public, saling memahami antara organisasi dan public begitu juga sebaliknya. Model komunikasi ini adalah model komunikasi telling the truth. Strategi Public Relations tergantung pada jenis khalayak yang menjadi targetnya, hal ini dapat diketahui dengan terlebih dahulu melaksanakan keempat tahap tersebut diatas. Ada 6 tahap perencanaan kerja PR, yaitu : 1. Pengenalan situasi Pengenalan situasi merupakan tumpuan perencanaan logis. Artinya, segenap prosedur penyusunan rencana harus di dasarkan pada tujuan. Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. 2. Penetapan tujuan Penetapan tujuan diperlukan karena terdapatnya keterbatasan keterbatasan di segala bidang, terutama dana. Untuk itulah, kita perlu memprioritaskan tujuan agar perencanaan yang disusun dapat dijalankan.
33 3. Definisi khalayak Sebesar apapun organisasi yang ada, tidaklah mungkin dapat menjangkau semua stakeholdernya. Untuk itu perlu di lakukan pemetaan khalayak sesuai dengan karakteristiknya masing – masing. 4. Pemilihan media dan Teknik – teknik Humas Hal ini diperlukan agar kegiatan dari perencanaan dapat tepat sasaran sesuai dengan karakteristik media dan teknik yang dipilih. 5. Perencanaan anggaran Perencanaan anggaran sangat penting, agar perencanaan yang kita susun tidak terbengkalai karena kekurangan dana pada saat program / kegiatan dijalankan. 6. Pengukuran hasil Pengukuran hasil berfungsi sebagai tolak ukur seberapa jauh / apa yang maksimal kita harapkan tercapai dari perencanaan ini.45
Manajemen
strategi
Public
Relations
merupakan
suatu
proses
pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi
45
Anggoro, Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, 2005. Hal. 77 - 83
34 menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, hingga pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yang aktivitasnya untuk menangkap peluang yang ada secara langsung ataupun tidak langsung yang bertujuan untuk menciptakan persepsi atau kesan – kesan yang positif, baik yang diberikan secara individual maupun penilaian opini publik yang menguntungkan organisasi.
2.2.6. Khalayak Public Relations. Khalayak adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Setiap organisasi memiliki khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah organisasi senantiasa menjalin komunikasi baik lisan maupun tulisan. Khalayak Public Relations adalah46 : 1. Masyarakat ( community ) Komunitas yang berada disekitar organisasi merupakan khalaya Public Relations yang juga mempengaruhi kegiatan organisasi. Terjalinnya hubungan yang baik dengan komunitas sekitar tentunya akan membawa dampak yang baik bagi kelangsungan organisasi.
46
. Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga , 2003, hal 80
35 2. Karyawan ( employee ) Karyawan merupakan aset penting suatu organisasi. Kelangsungan sebuah organisasi bergantung pada baik tidaknya sumber daya manusia yang ada didalam organisasi tersebut. Pentingnya membangun hubungan baik, baik antar karyawan maaupun antara karyawan dan top manajemen adalah hal yang patut untuk dijalankan. 3. Top Manajemen Top Manajemen adalah penentu segala keputusan dan kebijakan didalam suatu organisasi. Khalayak yang satu ini merupakan khlayak Public Relations yang perlu juga ditangani dengan baik. 4. Pemasok ( Supplier ) Kelanjutan kegiatan operasionalisasi suatu perusahaan tidak akan lepas dari khalayak yang satu ini. Hal – hal yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalisasi perusahaan kita dapati lewat khalayk ini, karena itu adanya kepercayaan dan hubungan baik antara organisasi dan supplier akan membawa hal yang menguntungkan bagi organisasi 5. Penanam Modal ( Investor ) Penanam Modal atau Investor ini memiliki faktor penting dalam organisasi. Apabila tidak ada investor maka tentunya perusahaan akan susah untuk menjalankan bisnisnya bahkan tidak mungkin bisa
36 memperluas usahanya apabila tidak ada dukungan modal usaha dari Investor. 6. Distributor Kegiatan operasional perusahaan perlu menggunakan distributor untuk mendistribusikan
hasil
produksi
perusahaan
kepada
konsumen.
Distribusi yang baik tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi organisasi. 7. Konsumen Konsumen merupakan khalayak yang penting dalam organisasi. Tidak adanya konsumen maka tidak akan ada pendapatan bagi organisasi. Apalah gunannya jika produk kita bagus namun tidak ada pembelinya. Disinilah kita perlu menjaga hubungan
baik dengan konsumen,
karena konsumen merupakan faktor penting dalam kelanjutan suatu oraganisasi 8. Pemerintah ( Government ) Khalayak yang satu ini merupakan penentu kebijakan didalam pemerintahan yang secara otomatis berpengaruh didalam organisasi. Terjalinnya hubungan baik dengan Pemerintah akan membawa dampak yang positif bagi organisasi.
37 9. Media massa. Media massa merupakan khalayak yang harus diperhatikan oleh Public Relations. Menjalin hubungan yang baik dengan media akan membawa keuntungan bagi organisasi. Menurut Arifin Abdurachman, seperti dikutip oleh I.G. Wursanto, hubungan eksternal dapat dibagi dalam dikelompokan sebagai berikut : 1.
Government Relations yaitu hubungan antara organisasi / perusahaan dengan pemerintah.
2.
Community
Relations
yaitu
hubungan
dengan
masyarakat di sekitar perusahaan. 3.
Customer Relations yaitu hubungan antara pimpinan organisasi dengan para relasi atau pelanggan dengan tujuan untuk mencari dan mempertahankan pelanggan.
4.
Press / Media Relations yaitu hubungan antara pemimpin organisasi dengan pers / media massa.47
Alasan mengapa khalayak ini ditetapkan adalah48 : 1. Untuk mengidentifikasi segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program Public Relations. 2. Untuk menciptakan skala prioritas , berkaitan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber – sember daya lainnya. 47
Wursanto, I.G, Pokok – pokok Pengeritan Human Relations dan Manajemen, Penerbit Pustaka Dian, Jakarta, 1985. Hal. 45 - 46 48 . Ibid 86
38 3. Untuk memilih media dan teknik Public Relations yang mana yang sekiranya paling sesuai. 4. Untuk mempersiapkan pesan – pesan sedemikina rupa agar efektif dan mudah diterima.
2.3. Government Relations ( Hubungan Pemerintah ). Government Relations adalah kegiatan Public Relations yang ditujukan kepada kelompok – kelompok yang ada dipemerintahan, baik pusat maupun daerah. Menurut Rhenald Kasali : “ Pemerintah sering diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai kekuasaan untuk membuat peraturan – peraturan dan sebagai penguat keputusan penting serta penentuan iklim usaha 49 “ Menurut Muslim Basya, pemerintah sebagai khalayak Public Relations terbagi atas tiga kategori yaitu : a. Operations state. Yaitu pemerintah yang membawahi wilayah tempat perusahaan beroperasi termasuk didalamnya kecamatan, kabupaten dan sebagainnya. b. States with Other Relevan Company Facilities.
Yaitu
pemerintah
yang
memiliki
keterkaitan
dengan
operasional
perusahaan, seperti propinsi dan sebagainnya.
49
. Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Grafitti, Hal 49
39 c. Country. Yaitu pemerintah Negara yang membawahi wilayah tempat perusahaan beroperasi. Dalam hal ini pemerintah pusat negara 50 “ Ketiga teori diatas disebutkan Country, yaitu merupakan pemerintah pusat negara dimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya. Dalam hal ini pemerintah pusat merupakan prioritas utama
dengan
tujuan agar perusahaan mendapatkan perhartioan lebih dan dukungan dari pemerintah pusat. Menurut Rhenald Kasali, pemerintah memiliki kepentingan terhadap dunia usaha yaitu sebagai berikut : 1. Kepentingan Perekonomian. Dunia usaha atau perusahaan membantu pemerintah sebagai penggerak pembangunan dan memutar roda sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan perekonomian negara. 2. Kepentingan Pajak. Sebagian besar pendapatan ( income ) pemerintah berasal dari pajak. Dengan majunya dan besarnya perusahaan maka akan besar pula pajak yang akan disetorkan kepada pemerintah. 3. Kepentingan Mengolah Sumber Daya Alam. Perusahaan sebagai pihak yang tepat dalam membantu pemerintah mengolah sumber daya alam yaitu mengelola hasil bumi dan kekayaan negara, yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah.51 50
. Muslim Basya, Perhumas Dalam Warna, Menyusun Strategi Koorporasi dan Menjaga Reputasi, Bandung : BPP PERHUMAS Bidang Komunikasi xyz, 2003, hal 30. 51 . Rhenald Kasali, Op. Cit, hal 118.
40 Membina hubungan baik dengan pemerintah dinilai menjadi suatu hal yang penting dewasa ini, karena pemerintah adalah pengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat dan pemerintah adalah pembeli komoditas yang sangat besar. Tujuan pendekatan dengan pemerintah adalah : 1. Meningkatkan komunikasi dengan pejabar pemerintah dan lembaga tinggi Negara 2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha perusahaan 3. Mempengaruhi undang – undang yang berdampak pada ekonomi rakyat dan pelaksanaannya 4. Meningkatkan pemahaman antara para pembuat keputusan dan pelaku bisnis 5. Mengurangi ketidak pastian karena tidak dapat membaca tanda – tanda peraturan 6. Mempercepat keluarnya keputusan yang menguntungkan perusahaan 7. Mencegah keluarnya peraturan yang merugikan perusahaan atau setidaknya menunda peraturan tersebut hingga perusahaan benar – benar siap 8. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan pada saat perusahaan menghadapi krisis Perusahaan sebaiknya memberitahu pemerintah yang terkait setelah peristiwa krisis untuk 2 hal berikut ini :
41 a. Mencegah intervensi pemerintah yang terlalu jauh pada masalah yang menimpa perusahaan akibat tekanan masyarakat b. Meminta dukungan pemerintah dalam menghadapi situasi krisis dan menghadapi masyarakat serta korban –korban krisis pada khususnya52 Dari pernyataan – pernyataan tersebut diatas,
maka jelas peran
pemerintah sangat pentin,g disinilah tugas Government Relations sebagai wakil organisasi untuk berupaya menjalin hubungan baik dengan pemerintah karena pemerintah adalah khalayak eksternal yang mempengaruhi secara besar lancarnya atau tersendatnya kegiatan operasional perusahaan.
2. 3.1. Strategi Government Relations. Menurut John White dan Laura Mazur, kegiatan hubungan pemerintah atau Government Relations,sesuai dengan target seperti pada table berikut 53 :
No
Kegiatan Public Relations
Target
1.
Memonitor kebijakan pemerintah : a. Mengajukan proposal ke kalangan pemerintah b. Menghubungi dan me – lobby kalangan LSM
Pemerintah Pusat
2. 3.
Melobi partai – partai politik dan pemuka masyarakat Memonitor dan melobi peraturan – peraturan pemerintah ditingkat propinsi kebawah.
Parpol dan Tokoh Masyarakat Pemerintah Propinsi, kabupaten dan kecamatan.
Kegiatan membina hubungan baik dengan pemerintah menurut James E. Grunog dan Todd Hunt : 52
Rusadi, Ruslan, Seri-1, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999 53 . John White and Laura Mazur, Strategic Communications Management PR Work, New York, Addison Weskey Publishing Company, 1995, hal 185.
42 1. lobbying within trade associations 2. communicate company position to government agencies 3. lobby at government level 4. change company information system 5. frequent visit to government
Menurut Silih Agung Wasesa secara spesifik pendekatan langsung Public Relations kepada pemerintah sering disebut sebagai ajang lobi, dengan demikian hokum lobbyist pun berlaku, siapa yang memiliki lobi paling kuat, merekalah yang akan terwakili kepentingannya dipemerintahan 54. Sebaliknya lobi yang kurang kuat hanya akan menyebabkan terabaikannya kepentingan – kepentingannya. Ada banyak kajian – kajian yang melihat lobi dari sudut pandang yang berbeda, tetapi secara umum lobi juga bisa diterjemahkan sebagai penyesuaian kebutuhan manajemen dengan kebutuhan ( pejabat ) pemerintahan 55 Hal yang harus bisa dilakukan pelobi adalah memilih pendekatan yang akan dilakukan, apakah pendekatan formal dengan masuk kedalam system pemerintahan, atau pendekatan pribadi , yaitu dengan terlebih dahulu mendekati orang – orang disekitar pejabat pemerintahan tersebut. Setelah menentukan pendekatan yang akan dilakukan , langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan pendekatan tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan baik jam kerja pejabat tersebut maupun jam senggang pejabat tersebut.56 54
. Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta, Gramedia, 2006, hal 169 . Ibid 56 . Ibid, hal 170 55
43 Lobi menuntut ketrampilan atau seni persuasi dan bahkan tidak jarang harus disertaidengan tindakan represi yang santun agar pejabat yang bersangkutan sadar akan dampak negative yang mungkin muncul terhadap kebijakan yang akan diambil. 57 Hal – hal yang harus dilakukan pelobi yang memiliki nilai strategis adalah 58 : 1. Melakukan monitor terhadap setiap kebijakan dan peraturan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan bidang gerak perusahaan. Monitoring dilakukan dengan menempatkan orang – orang yang berada didepartemen bersangkutan. Istilah “ menempatkan “ sebenarnya identik dengan menjalin hubungan baik dengan pejabat tingkat dua atau tiga yang memiliki akses dengan kebijakan peraturan pemerintah. 2. Memberikan bocoran kepada media mengenai kebijakan yang akan keluar, termasuk latar belakang kebijakan tersebut. 3. Memberikan data – data tambahan kepada tim ahli pejabat dan dan pejabat itu sendiri berkaitan dengan kebijakan – kebijakan yang akan diambil, data tersebut diolah dan dikembangkan agar mudah dibaca dan dicerna sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pemerintah 4. Menjadi penghubung bagi manajemen dan pemerintah hingga terus menerus memiliki akses terhadap perkembangan setiap 57
. Ibid . Ibid
58
44 kebijakan yang akan dikeluarkan, juga sekaligus menunjukan itikad baik dari manajemen kepada pejabat pemerintah yang bersangkutan. 5. Mengisi celah – celah positif disela – sela lobi dengan memberikan visi dan misi perusahaan yang berkaitan dengan kebijakan
public
yang
akan
dikeluarkan
oleh
pejabat
pemerintahan setempat
Mengenai membina hubungan baik dengan pemerintah yang dilakukan oleh Government Relations dalam bentuk pendekatan – pendekatan kepada pemerintah, maka lebih lanjut akan diketahui mengenai bentuk bentuk strategi dalam membina hubungan baik dengan pemerintah.
a. Memberikan Sponsorship. Dalam melaksanakan kegiatan – kegiatannya, pemerintah sering kali membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan sering kali menyediakan dana untuk mensponsori kegiatan yang diadakan ,seperti perayaan HUT RI, acara social, hari besar keagamaan.Bantuan ini bias berupa materi ataupun berupa perlengkapan administrative. Kebanyakan sponshorship yang dilakukan bertujuan membantu dan memperoleh opini yang baik dimata pemerintah, dan berharap agar pemerintah memberikan kemudahan berupa izin usaha kepada perusahaan.
45 b. Kunjungan Secara Tetap. Hal ini perlu untuk dilaksanakan, karena ini merupakan media penghubung antara perusahaan dan pemerintah. Kegiatan ini bisa dilakukan secara formal maupun informal. Formal dalam hal ini melalui undangan sedangkan informal merupakan inisiatif dari Government Relations perusahaan. Upaya ini menurut Nurainun Simamora dalam bukunya Public Relations dalam sebuah kegiatan menerangkan bahwa :“ secara rutin melakukan kunjungan ke instansi pemerintah guna mendapatkan informasi tentang perusahaan itu sendiri dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah 59 “. Kunjungan ke instansi pemerintah ini sangat penting, karena dengan hal tersebut kita bisa mengetahui informasi mengenai perusahaan dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Lewat kunjungan tersebut kita juga bias mendapatkan informasi – informasi dari pemerintah.
c. Menerima Kunjungan Pemerintah. Dengan mengundang atau mengizinkan pemerintah dating mengunjungi perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan adalah hal yang baik. Karena dengan hal tersebut pihak pemerintah dapat secara langsung melihat kondisi perusahaan, proses oprasionalnya. Government Relations disini akan bertindak sebagai guide yang akan menemani pejabat pemerintah dan penjelasan mengenai perusahaan dan 59
. Nurainun, Simamora, Public Relations Dalam Sebuah Kegiatan, Jakarta : Universitas Indonesia 2001, hal 71.
46 kegiatannya. Dengan kunjungan ini, menurut Howard Stephson, diharapkan pemerintah dapat mengerti tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan dan sudut pandang perusahaan.
d. Kerjasama Kegiatan Sosial. Kerjasama ini dapat dikategorikan sebagai upaya yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah dalam bidang social, hal ini akan mempererat hubungan antara perusahaan dengan pemerintah. Hal ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan kegiatan – kegiatan pemerintah. Hal ini penting karena merupakan nilai tamabah yang penting dalam memperoleh reputasi yang baik dimata pemerintah.
e. Paket Informasi. Merupakan tugas Government Relations untuk memberikan paket informasi mengenai segala aspek yang berkaitan dengan perusahaan, karena pemerintah perlu mengetahui segala kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan. Hal ini penting agar perusahaan tidak terkesan menutup nutupi atau tidak tranparan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Paket informasi ini bisa berkala harian, mingguan, bulanan dalam bentuk warta, bulletin, majalah atau dokumentasi foto yang dibuat khusus untuk pihak pemerintah.
47 f. Direct Mail. Korespondensi atau direct mail adalah salah satu bentuk komunikasi wajib yang dilakukan oleh perusahaan dengan pemerintah. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemerintah yang sekaligus merupakan apresiasi. Direct mail ini menyangkut kegiatan seperti undangan,, donator kegiatan, dan kunjungan yang akan dilakukan. Komunikasi formal ini dibuat dan didokumentasikan oleh Government relations sebagai report atau bukti ke pihak manajemen perusahaan.
g. Komunikasi Informal. Untuk membangun hubungan yang harmonis dengan pemerintah, tidak hanya lewat upaya – upaya formal namun juga dalam bentuk upaya – upaya informal dalam hal ini komunikasi informal. Hal ini bertujuan untuk mebangun jaringan atau network yang baik dalam pemerintah. Melaksanakan kegiatan baik formal maupun informal, kegiatan komunikasi informal tersebut dilakukan ditengah – tengah pertemuan formal. Pada saat pertemuan formal sulit diperoleh kata sepakat, maka dilanjutkan dengna pertemuan informal yang bisa berupa : a. komunikasi telepon b. personal lobby c. olah raga dan makan bersama d. ucapan selamat.
48 Melakukan komunikasi secara aktif terhadap instansi pemerintah untuk kepentingan perusahaan yang dilakukan secara informal melalui kegiatan atau kontak pribadi dengan pejabat pemerintah akan mempermudah suatu urusan .
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tipe Penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip – prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala – gejala social dalam masyarakat60 dan tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Yang digambarkan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah situasi dan peristiwa. Pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretative dan naturalistic terhadap pokok kajiannya.61 Menurut Craswell terdapat beberapa asusmsi
dalam pendekatan
kualitatif yaitu : 1.Peneliti lebih memperhatikan proses dari pada hasil 2.Peneliti lebih memperhatikan interpretasi 3.Peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan aaanalisis data, terjun kelapangan dan melakukan observasi partisipasi aadilapangan.
60
Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format Kuantitatif Kualitatif, Universitas Airlanggan Press, Surabaya, 2001 61 Ibid
49
50 4.Menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi aadata dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar 5.Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membuat konsep, aahipotesa dan teori berdasarkan data lapangan yang diperoleh serta terus aamengembangkannya dilapangan Menurut Lexi J Maleong penelitian deskriptif adalah : “ Penelitian yang hanya menggunakan karakteristik ( cara – cara )individu, situasi, atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis yang rumit atau penyajian hipotesis tertentu62 Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap strategi Government Relations yang dilaksanakan Austasia Group dalam rangka membina hubungan baik dengan Departemen Peternakan.
III.2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang merupakan salah satu teknik penelitian untuk mengembangkan analisis mendalam tentang suatu kasus atau kasus majemuk dengan pendekatan kualitatif63
62
. Lexi J Maleong, Metode Penelitian Kwalitatif, Bandung, PT. Remadja Rosdakarya, 2000, hal
3 63
. Tri Juwono, Modul Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta, Universitas Mercubuana, 2005 hal 1
48
51 Penggunaan metode penelitian studi kasus ini untuk memperoleh data dari berbagai sumber investigasi secara sistematik terhadap individu, kelompok, organisasi atau kegiatan ( event ), case study ( studi kasus ) dapat digunakan untuk memperoleh pengertian ( pemahaman ) atau untuk memperoleh penejelasan dari suatu fenomena64 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai strategi Government Relations Austasia Group dalam rangka menajalin hubungan baik dengan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan.
III.3. Teknik Pengumpulan Data. 1. Data Primer. Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data primer adalah melakukan wawancara ( indepth interview ), dengan para narasumber ( key informan ): individu – individu yang merupakan sumber informasi yang potensial yang berkaitan dengan topik permasalahan sehingga data dapat diterima secara langsung dan dapat memberi masukan secara tertulis Menurut Drs. Suharsini Arikunto : “ Interview yang dilakukan oleh pewawancara dan dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang
64
. Ibid, hal 2
52 dimaksud
dalam
interview
terstruktur.
Instrument
yang
digunakan data – data adalah pedoman wawancara atau interview guide. 2. Data Sekunder Rekaman Data Penelitian akan melakukan rekaman data sebagai teknik pengumpulan data sekunder. Rekaman data ini diperoleh lewat Company Profile Austasia Group, laporan kerja Government Relations serta rekaman data lain yang bisa dijadikan bahan penunjang dalam pengumpulan data.
II. 4. Key Informan atau Narasumber
Dalam penelitian ini yang menjadi nara sumbernya berjumlah 3 orang. Adapun narasumber tersebut adalah : 1. Jeanette Sunarti, selaku Head Of Government Relations Austasia Group. Alasan penulis memilih narasumber ini karena dinilai memiliki wewenang untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan oleh Government Relations Austasia Group.
53 2. Yoyoh Masruroh, selaku Government Relations Officer Austasia Group. Alasan penulis memilih narasumber ini karena narasumber ini sebagai pelaksana
dan
sekaligus
memiliki
keterlibatan
langsung
serta
mengetahui secara detil setiap kegiatan Government Relations 3. Hartati,selaku staff Divisi Perijinan Direktorat Jenderal Peternakan Alasan penulis memilih narasumber ini karena narasumber ini merupakan wakil dari Direktorat Jenderal Peternakan yang sering berhubungan langsung dengan Government Relations Department Austasia Group
III.5. Definisi Konsep “ Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan “ . Government Relations adalah spesialisasi dari Public relations yang khusus menangani hal – hal yang berhubungan dengan pemerintah. Government Relations memiliki peranan penting dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan pemerintah Adapun kegiatan Government Relations yang ditujukan kepada kelompok – kelompok yang ada dipemerintahan, baik pusat maupun di daerah.
54 Strategi government relations meliputi 4 tahapan yaitu pengumpulan data dan fakta, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, tahapan ini dilakukan guna mencapai tujuan kegiatan Government relations itu sendiri yang mengacu pada tujuan organisasi.
3.6. Fokus Penelitian Untuk membatasi masalah pada apa yang akan diteliti oleh peneliti adalah tujuan dari fokus penelitian, adanya fokus maka seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang perlu untuk dikumpulkan dan mana yang tidak perlu Fokus dari penelitian ini adalah melihat strategi apa yang dijalankan oleh objek penelitian.Adapun tahapan – tahapan dalam pelaksanaan strategi tersebut adalah : 1. Pengumpulan data dan fakta 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan 4. Evaluasi
55 III.7. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisa data triangulasi, dimana peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif, terdapat pendekatan triangulasi di mana dalam triangulasi data, teknik yang digunakan adalah dengan membedakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda65. Tahap-tahap proses pelaksanaan teknik triangulasi dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Peneliti melakukan in depth interview dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data. Peneliti harus memastikan apakah telah terhimpun catatan hasil wawancara dengan informan serta catatan harian observasi dan hasil kuesioner sebagai data sekunder.
2. Setelah itu dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan tersebut
untuk
memastikan
tidak
ada
informasi
yang
bertentangan antara catatan hasil wawancara, hasil observasi dan hasil penyebaran kuesioner. Apabila ternyata antara datadata tersebut ada yang tidak relevan, peneliti harus melakukan konfirmasi perbedaan itu kepada informan.
65
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001, hal 178
56 3.
Hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi sebelumnya karena besar kemungkinan hasil konfirmasi itu bertentangan
dengan
informasi
yang
telah
dihimpun
sebelumnya. Apabila ada yang berbeda, peneliti terus menelusuri
perbedaan-perbedaan
menemukan
sumber
dan
materi
itu
sampai
perbedaan,
peneliti kemudian
dilakukan konfirmasi dengan sumber-sumber lain.66
Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap benar adalah apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau stakeholder.67
66
Bungin, Burhan (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.191 67 Ibid, hal.193
57 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Austasia Group Meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi protein, terutama protein yang dihasilkan oleh hewan, hal ini menempatkan daging sapi sebagai bahan makanan kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. “ Beef is the second most popular animal protein in Indonesia with annual consumption of 2.3 kg percapita “ 68 Pemerintah kemudian menganjurkan kepada para pengusaha peternakan untuk menunjang kebutuhan akan daging sapi
cara mendirikan tempat
penggemukan dan budidaya sapi ( cattle fattening or feedlot industry ). Dalam menanggapi hal tersebut Austasia yang berdiri pada bulan Agustus 1991, yang juga merupakan perusahaan penanaman modal asing yaitu antara Australia dan Indonesia tidak melewatkan kesempatan ini dengan kemudian mendirikan feedloter.69
68
. Company Profile Austasia 2005 . Ibid
69
57
58 Pada awal berdirinya Austasia masih berada dibawah Japfa Group, namun seiring perkembangan usahanya dimana segmen produk Austasia bukan pada perunggasan maka kemuadia Austasia dibentuk dengan manajemen yang berdiri sendiri, namun dalam kegiatan operasionalnya Japfa dan Austasia masih merupakan sister company70 Saat ini Austasia telah menjadi produsen daging terbesar, dan hal ini memberikan tantangan bagi Austasia untuk selalu meningkatkan produksi dan juga diikuti dengan peningkatan kualitas produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan standar internasional. “ Today Austasia is the largest integrated beef producer in Indonesia, integration from feed production, cattle fattening, to beef processing has given Austasia the competitive advantage in producing cost effective and quality product to meet domestic demand as well as exacting internatiol standard”.71 Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang peternakan, aktifitas kerja Austasia tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam hal ini Direkotrat Jenderal Peternakan. Hubungan ini tentunya mempunyai maksud yang penting, karena Direktorat Jenderal Peternakan merupakan wadah dari pemerintah yang menangani perusahaan – perusahaan feedloter, juga termasuk dalam hal ijin – ijin impor sapi bakalan ( cattle ) untuk selanjutnya digemukan di Indonesia. Saat ini Austasia merupakan market leader dalam usah penggemukan sapi dengan memiliki 3 feedloter terbesar diIndonesia yaitu di Lampung dan
70
. Indepth interview dengan Jeanette Sunarti, Head of Government Relations Austasia Group , Juli 2006. 71 . Ibid
59 Probolinggo dengan kapasitas tampung masing – masing 20.000 ekor sapi dan 7.000 ekor sapi, serta feedlot yang baru baru ini dibuka yaitu Feedlot ke 2 didaerah Lampung dengan kapasitas 10.000 ekor sapi. Produk yang dihasilkan selain life cattle ( sapi hidup ) Austasia juga merupakan produsen daging ( fresh meat ) yang memiliki konsumen – konsumen besar seperti Carefour, Hero, Giant, Hypermart, serta hotel – hotel besar seperti Le Meridien, Grand Hyatt, Hilton,serta hotel lain dan juga restoran – restoran lain didaerah Jakarta72 Produk olahan dan produk lain produksi Austasia group diantaranya : 1. Santori beef 2. Susu Greenfields ( Skim, Low Fat, Fresh Milk ) 3. Susu Bantal Real Good ( di distribusikan oleh Japfa ) 4. Sosis ( didistribusikan oleh Japfa ) 5. Pupuk Better Grow 6. Pakan Ternak 7. Sapi hidup ( life cattle ) Produk – produk tersebut diatas ada yang didistribusikan langsung oleh Austasia, ada juga produk yang didistribusikan lewat Japfa Food.
72
. Sales Report, Austasia, 2005
60 Menempatkan diri sebagai produsen life cattle,fresh meat, milk dan juga daging olahan lain, maka Austasia membutuhkan bantuan dari pihak pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Disinilah kinerja Government Relations dibutuhkan, dalam rangka menjalin hubungan baik dengan pihak pemerintah. Austasia yakin bahwa dengan terjalinnya hubungan baik dengan pemerintah maka dengan demikian akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Tugas dan tanggung jawab Government Relations disini sangat penting karena dengan terjalinya hubungan yang baik dengan pemerintah maka dengan demikian Austasia akan lebih mudah lagi dalam menjalankan kegiatan operasionalisasinya terutama dalam hal – hal yang berhubungan dengan ijin impor life cattle. Dengan didapatnya kemudahan – kemudahan tersebut diatas, maka keuntungan atau profit akan didapat oleh perusahaan. Hal tersebut akan membawa dampak positif bagi kelangsungan organisasi juga bagi orang – orang yang berada didalam perusahaan.
61 IV.1.2. Struktur Organisasi 73 Struktur organisasi di Austasia adalah sebagai berikut :
DIREKTUR
Financial Controller
Head of Sales and Marketing
Head of Government Relations
Head of HR and GA
Head of Purchasing and Procurenment
Government Relations Staff
Posisi Government Relations pada Austasia Group berada pada level top management, dimana posisinya berada langsung di bawah direktur dan sejajar dengan level top management lain. Dengan berada pada posisi ini, peran Government Relations menjadi sangat penting, juga memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Menjadi department yang berdiri sendiri membawa keuntungan bagi Government Relations, karena lingkup kerjanya jelas.Government Relations juga ikut serta dalam kegiatan media relations di Austasia Group.
73
. Indepth Interview dengan Jeanette Sunarti, Head of Government Relations Austasia Group , Juli 2006.
62 IV.2. Hasil Penelitian. Bab ini merupakan hasil dari penelitian yang penulis lakukan pada Austasia Group. Dari hasil penelitian yang diperoleh, akan dideskripsikan dan kemudian dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah pengumpulan data melalui indepth interview atau wawancara dengan Ibu. Jeanette Sunarti, selaku Head of Government Relations Austasia Group. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Head of Government Relations Austasia Group yaitu Ibu. Jeanette Sunarti yang bertempat di Head Office Austasia Group di Wisma Millenia lt. 6, Jl. MT Haryono Kav. 16, Jakarta Selatan, dalam membahas hasil penelitian, penulis membagi dalam empat pokok bahasan sesuai dengan proses kerja Public Relations, yaitu, Pengumpulan Data dan fakta , Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi.
1. Pengumpulan data dan fakta Austasia Group adalah perusahaan agribisnis peternakan dimana perusahaan ini merupakan PMA yang lingkup usahanya adalah peternakan sapi.Perkembangan Austasia saat ini tidak terlepas dari dukungan para khalayaknya baik internal maupun eksternal. Pemerintah sebagai khalayak eksternal perusahaan ikut serta juga dalam menunjang berkembangnya Austasia. Reputasi Austasia Group di mata pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan sudah cukup baik
63 Pendapat ini diberikan oleh Ibu Hartati dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan : “ Sejauh ini tidak ada permasalahan yang kami hadapi dengan pihak Austasia, karena semua kegiatan dijalankan sesuai dengan ketentuan, baik dalam hal impor sapi maupun karantina “74 Pendapat tersebut tidak ditampik oleh pihak Austasia dalam hal ini Head of Government Relationsnya seperti disampaikan Jeanette Sunarti berikut ini : “ Sejauh ini tidak ada kendala berarti yang kami hadapi, hal ini mungkin karena hubungan yang terjalin sudah cukup baik dan sama – sama membawa dampak positif bagi masing masing pihak”75 Lebih lanjut beliau menjelaskan : “ Government Relations di Austasia Group memiliki tugas untuk menciptakan hubungan baik dengan pihak pemerintah. Karena Austasia bergerak dalam bidang peternakan maka menjadi tugas dan tanggung jawab Government Relations untuk menjalin hubungan yang baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan sebagai institusi pemerintah yang menangani hal – hal yang berhubungan dengan peternakan. Selain hal tersebut, tugas yang lain adalah mementau kebijakan pemerintah yang menyangkut peternakan “76 Terjalinya hubungan yang baik tentunya akan membuat reputasi yang baik di mata pemerintah. Reputasi yang baik tersebut dikarenakan Austasia senantiasa menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga tidak memicu konflik yang justru akan membawa dampak negative bagi Austasia, seperti yang disampaikan oleh Ibu. Hartati :
74
Indepth Interview dengan Ibu Hartati , Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Indepth Interview dengan Ibu J. Sunarti, Head of Government Relations Austasia Group 76 Ibid 75
64 “ Sejauh ini tidak ada permasalahan yang kami hadapi dengan pihak Austasia, karena semua kegiatan dijalankan sesuai dengan ketentuan, baik dalam hal impor sapi maupun karantina “77 Reputasi yang telah didapat saat ini tentunya tidak didapat begitu saja melainakan lewat aktifitas Government Relations yang telah direncanaka Untuk melihat apakah strategi yang diterapkan penulis mencoba mengungkapkan semua yang berkaitan dengan strategi yang diterapkan melalui perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
2. Perencanaan Dalam melaksanakan setiap kegiatan atau aktifitas diperlukan suatu perencanaan. Dalam merencanakan suatu strategi harus disesuaikan dengan tujuan – tujuan yang hendak dicapai.Tujuan dari Divisi Government Relations Austasia Group adalah untuk menciptakan hubungan yang baik dan harmonis dengan pemerintah adalah hal ini Direktorat Jenderal Peternakan sehingga mempermudah kegiatan Austasia khususnya dalam upaya perolehan ijin. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu. Jeanette Sunarti : “ yang menjadi tujuan dari membina hubungan baik dengan adalah dengan sendirinya Austasia akan memperoleh kemudahan dalam ijin impor, karantina serta bisa ikut memantau kebijakan – kebijakan pemerintah menyangkut peternakan “
77
Indepth Interview dengan Ibu Hartati , Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
65 Tujuan tersebut sepertinya juga telah berhasil karena dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan juga tidak menampik hal itu, seperti yang disampaikan oleh Ibu. Hartati : “ sejauh ini hubungan antara Autasia dan Dirjen Peternakan terjalin cukup baik “78 Government relations merupakan spesialisasi dari Public relations yang bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan pemerintah, upaya ini dilakukan karena pemerintah merupakan pengatur negara yang memiliki wewenang atas dunia usaha, sehingga sangat penting untuk menciptakan hubungan baik dengan pemerintah. Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Ibu. Jeanette Sunarti : “ Government relations di Austasia Group memiliki tugas untuk menciptakan hubungan baik dengan pemerintah, karena Austasia bergerak dibidang peternakan maka menajdi tugas dan tanggung jawab Government relations untuk menjalin hubungan yang baik dengan Direktorat Jenderal peternakan sebagai institusi pemerintah yang menangani hal – hal yang berhubungan dengan peternakan,selain hal tersebut tugas yang lain adalah memantau kebijakan pemerintah menyangkut peternakan “79 Lebih lanjut beliau menjelaskan : “ adapun cara kami memantau kebijakan tersebut adalah memperoleh secara langsung dalam bentuk memorandum ataupun surat edaran baik yang diantarkan maupun yang diambil sendiri dikantor Dirjen Peternakan “80 Perencanaan budget juga perlu, karena aktifitas Government Relations akan berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan budget yang memadai.
78
Indepth Interview dengan Ibu. Hartati , Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian Indepth Interview dengan Ibu. J.Sunarti, Head of Government Relations Austasia Group 80 Ibid 79
66 Budget untuk kegiatan Government relations Austasia Group telah dianggarkan oleh manajemen, seperti yang di ungkapkan oleh ibu Sunarti : “budget departemen government relations austasia group yang tentunya telah disetujui oleh manajemen ada untuk setiap tahunnya “81 Perencanaan yang matang akan membawa dampak positif pada saat implementasi kegiatan tersebut Dalam menjalankan strategi Government Relations, setelah melakukan pengumpulan data dan fakta serta membuat perencanaan maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan,dimana pada tahap ini penulis akan memaparkan kegiatan atau aktifitas Government relations yang telah dijalankan oleh Government Relations Department Austasia Group
3. Pelaksanaan Setelah mengumpulkan data dan fakta serta melakukan perencanaan, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Tahap ini akan berjalan dengan baik apabila tahap perencanaannya sudah cukup baik. Apabila perencanaan sudah cukup matang maka upaya untuk mencapai tujuan kegiatan Government relations dapat tercapai. Kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan oleh departemen government relations Austasia periode Maret 2006 – Maret 2007 terlihat pada penjelasa berikut : 81
Ibid
67 a. Memberikan Sponshorship. Kegiatan sponshorship sampai saat ini belum dilaksanakan oleh Pihak Austasia seperti yang disampaikan oleh Ibu. Jeanette Sunarti ; “ Austasia tidak pernah melaksanakan kegiatan sponshorshipdengan Dirjen Peternakan, karena hal tersebut sangat sensitive jika disalah Artikan bisa fatal, apalagi banyak isu KKN “ 82 b. Kunjungan Secara Tetap Kunjungan secara tetap telah dilaksanakan oleh pihak Austasia baik datang berdasarkan undangan maupun inisiatif dari Austasia sendiri. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu. Jeanette Sunarti : “ mengenai visit ke kantor Direktorat Jenderal Peternakan biasanya dalam seminggu 3 sampai 4 kali “83 c. Menerima Kunjungan Pemerintah Kunjungan Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian ke pihak Austasia sudah terealisasi dimana dalam 1 tahun bisa 2 sampai 3 kali dalam 1 tahun. Kunjungan Direktorat Jenderal Peternakan ke Austasia yaitu ke unit kerja Lampung dan
Probolinggo. Pihak Direktorat Jenderal Peternakan yang kesana adalah Direktur Jenderal Peternakan dan Menteri Pertanian.Hal tersebut tidak
82 83
Ibid Ibid
68 ditampik oleh pihak Direktorat Jenderal Peternakan seperti yang disampaikan ibu Hartati : “ Untuk kunjungan Direktorat Jenderal Peternakan ke Austasia Biasanya tidak ke kantor pusat melainkan langsung ke unit Seperti Lampung dan Probolinggo”84 d. Kerjasama Kegiatan Sosial Kerja sama antara pihak Austasia dan Pihak Direktorat Jenderal Peternakan telah dilaksanakan yaitu pada saat pemusnahan daging sapi illegal. Yang ikit serta dalam kegiatan ini adalah ,Departemen Bea Cukai, Departemen Kesehatan dan pihak Kepolisian. Pada kegiatan Austasia bertindak sebagai penyedia lahan untuk pembakaran daging sapi illegal tersebut. e. Paket Informasi Paket informasi yang disampaikan kepada pihak Direktorat Jenderal Peternakan adalah majalah internal Austasia dan Japfa, majalah ini terbit setiap bulannya. sedangkan dari pihak Direktorat Jenderal peternakan, mereka memberikan paket informasi berupa majalah Agribisnis Peternakan. Paket informasi yang lain adalah berupa jumlah sapi yang rencananya akan diimpor oleh pihak Austasia
84
Indepth Interview dengan Ibu. Hartati, Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
69 f. Direct Mail Bentuk komunikasi wajib ini telah dilaksanakan seperti dijelaskan oleh Ibu Hartati: “ komunikasi dalam bentuk surat biasanya berisi mengenai permohonan ijin impor…..” 85 Kegiatan surat menyurat dilakukan dalam upaya perolehan surat Ijin impor ternak sapi dari Australia,dalam seminggu terdapat 2 sampai 3 surat tergantung pada frekwensi impor sapi itu sendiri . g. Komunikasi Informal Selain komunikasi formal , kegiatan komunikasi informal juga telah dilaksanakan oleh pihak government relations Austasia diantaranya : 1. Komunikasi telepon , contohnya untuk mengucapkan selamat pada hari raya keagamaan, ataupun hanya sekedar menanyakan kabar, dan juga mengucapkan bela sungkawa jika ada kerabat dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan yang meninggal dunia 2. Makan bersama, dimana pihak Austasia pernah mengundang pihak Direktorat Jenderal Peternakan untuk acara buka puasa bersama, serta makan malam bersama komisi dagang dari Mesir
85
Ibid
70 3. Ucapan selamat dilakukan oleh pihak Austasia, jika ada pengangkatan pejabat baru di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dalam hal ini pejabat tinggi seperti kepala dinas ,maka pihak Austasia mengucapkan selamat lewat media yaitu lewat majalah peternakan seperti Trobos dan Agrina. Selain itu ucapan bela sungkawa jika ada dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan yang meninggal yaitu berupa karangan bunga. Ucapan selamat pada hari raya keagamaan biasanya dibarengi juga dengan pemberian paket Lebaran berupa daging sapi dan susu. Selain kegiatan diatas, Asuatsia juga aktif ikut serta dalam kegiatan pameran agribisnis peternakan Indo Livestock yang diselenggarakan oleh Departemen Pertanian. Berikut
adalah
table
aktifitas
Government
Relations
Austasia
Groupyangterealisasi dan yang belum dalam kurun waktu 1 tahun yaitu mulai Maret 2006 sampai Maret 2007 :
4. Evaluasi Tahap terakhir adalah evaluasi. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat kegiatan atau aktifitas tersebut telah selesai dijalankan. Evaluasi berupa pertanggungjawaban secara formal dapat dilihat jika surat permohonan ijin tersebut bisa disetujui atau tidak. Ibu Jeanette menjelaskan :
71 “ …..dan mengenai dievaluasi atau tidak kinerja Government Relations memang dievaluasi lewat penilaian secara langsung….sejauh ini kita melihat upaya menjalin hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan telah berjalan dengan baik dan hubungan yang telah terbina ini tentunya akan kita maintain secara terus – menerus “86 Hal ini tidak ditampik oleh pihak Direktorat Jenderal Peternakan seperti dijelaskan Ibu Hartati : “ Hubungan yang terjalin saat ini dengan pihak Austasia cukup baik, kedua pihak berusaha memelihara hubungan baik yang telah terjalin ini agar tetap terjaga…saling membantu satu sama lain dalam rangkan menciptakan iklim kerja yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas peternakan di Indonesia yang lebih baik “87 Evaluasi sangat diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan suatu program dan juga sebagai suatu pembelajaran bila mengadakan kegiatan di lain hari. Keberhasilan penerapan strategi Government Relations telah membuahkan hasil yaitu tercapainya tujuan dimana telah tercipta hubungan yang harmonis antara Austasia dan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
4.3. Analisa Data Aktifitas Government Relations pada suatu organisasi merupakan bentuk dari upaya Public Relations dalam membina hubungan baik dengan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kemudahan izin pada setiap kegiatan operasional perusahaan maupun untuk mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan
86 87
Indepth Interview dengan Ibu. J. Sunarti, Head of Government Relations Austasia Group. Indepth Interview dengan Ibu Hartati, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian
72 Sangat penting bagi Austasia Group untuk membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian agar dalam kegiatannya Austasia akan selalu mendapat dukungan dari instansi pemerintah tersebut. Tujuan dari segala bentuk aktifitas Government Relations ini bertujuan untuk menciptakan hubungan baik,erat dan berkesinambungan serta saling menguntungkan bagi masing – masing pihak. Bidang usaha Austasia group merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan dari campur tangan Direktorat Jenderal Peternakan. Hal – hal yang dilakukan oleh Government Relations Austasia Group akan menciptakan persepsi atau opini yang positif di mata pihak Direktorat Jenderal Peternakan sehingga perolehan ijin akan mudah untuk didapat, sebaliknya jika tidak terdapat hubungan yang harmonis dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian maka akan menyebabkab munculnya opini yang negative terhadap Austasia. Berdasarkan hasil penelitian melalui indepth interview dengan para nara sumber diketahui bahwa kegiatan Government Relations Austasia Group yaitu melakukan kegiatan seperti kerjasama kegiatan social, kunjungan secara tetap, direct mail dan komunikasi informal seperti komunikasi telepon, ucapan selamat, makan malam bersama serta memberikan ucapan selamat. Kegiatan seperti sponshorship sampai saat ini belum dilaksanakan, karena adanya pertimbangan – pertimbangan tertentu. Selanjutnya mengenai
73 komunikasi telepon, direct mail maupun kunjungan telah dilaksanakan oleh pihak Government Relations Austasia Group. Kegiatan lobby, pernah dilakukan oleh pihak governmnet relations. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah jumlah sapi yang ingin diimpor diIndonesia, serta untuk program karantina yang kadang kala prosesnya terlalu berbelit – belit serta pada saat munculnya kebijakan pemerintah mengenai larangan impor sapi karena penyakit sapi gila dan penyakit mulut dan kuku. Formal meeting sering dilakukan antara pihak Direktorat Jenderal Peternakan. Hal ini biasanya untuk membahas kebijakan – kebijakan baru yang akan dikeluarkan oleh pemerintah menyangkut hal yang terkait dengan feedloter. Komunikasi lewat telepon ini biasanya untuk membahas perihal ijin yang telah diajukan atau juga untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan proses expor impor sapi bakalan. Selain itu kegiatan seperti makan bersama serta ucapan – ucapan selamat pada setiap moment tertentu juga telah dilaksanakan, hal tersebut membawa dampak yang positif bagi perusahaan. Hal tersebut dilakukan lewat telepon maupun lewat kartu ucapan dan karangan bunga jika ada dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan yang meninggal, yang sering berhubungan dengan Austasia Group Kegiatan makan malam bersama dilakukan saat buka puasa bersama dan itu merupakan acara temu akrab antara kedua belah pihak, sedangkan makan
74 malam di hotel dengan pihak Dirjen Peternakan, pihak Kadin dan pihak asing lebih kepada upaya menjalin kerja sama dagang. Acara kunjungan baik ke pihak Direktorat Jenderal Peternakan ataupun sebaliknya juga dilaksanakan oleh Government Relations Austasia Group. Government Visit ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menjalin keakraban sekaligus untuk menyelesaikan hal – hal
menyangkut ijin impor. Dengan
mengadakan kunjungan ke unit kerja Austasia, maka setidaknya dapat diperoleh data dan fakta dilapangan mengenai kegiatan operasional Austasia. Pemberian paket informasi telah dilaksanakan oleh pihak Government Relations Austasia Group. Paket informasi ini berisi mengenai data impor yang bertujuan untuk menyesuaikan data sehingga tidak ada kekeliruan, juga berupa majalah internal perusahaan. Ikut serta dalam pameran Indolivestock yang diadakan setiap tahunnya oleh Departemen Pertanian juga dilakukan oleh Austasia Group. Paket informasi yang diberikan juga sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Paket informasi berupa majalah internal juga diberikan dengan tujuan agar Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian bisa mengetahui apa saja yang menjadi kegiatan di Austasia Dalam kegiatannya strategi Government Relations telah dilaksanakan oleh pihak Austasia :
75 1. Pengumpulan data dan fakta (Fact Finding) Dalam rangka menjalin hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan, Government Relations Austasia Group mengumpulkan informasi ataupun fakta menyangkut kebijakan – kebijakan yang akan dikeluarkan Direktorat Jenderal Peternakan yang memiliki hubungan dengan Austasia, melihat apakah kebijakan tersebut membawa dampak positif atau justru merugikan Austasia, serta siapa individu dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan yang bisa dihubungi dalam hal kebijakan tersebut, hal ini dilakukan untuk menetukan tindakan apa yang akan diambil selanjutnya
2. Perencanaan (Planning) Setelah data dan informasi yang dibutuhkan telah diperoleh, maka proses selanjutnya adalah merencanakan tindakan seperti apa yang perlu diambil. Contohnya jika informasi mengenai pelarangan impor sapi karena penyakit mulut dan kuku, maka pihak Government Relations
Austasia Group akan menyiapkan opini dan langkah yang tepat berkaitan dengan kebijakan pelarangan impor tersebut, serta menetapkan kegiatan kerja yang sejalan dengan kebijakan tersebut.
76 3.
Pelaksanaan ( Action).
Tahap selanjutnya adalah menjalankan tindakan atau langkah – langkah yang telah direncanakan agar supaya kebijakan tersebut tidak membawa dampak negative bagi Austasia sebagai salah satu perusahaan pengimpor sapi di Indonesia.
Langkah – langkah berupa pembuatan health
certificate dari kantor karantina daerah Queensland, Australia. Hal ini disiapkan agar proses perolehan ijin dapat dilaksankan. Paket informasi ini penting karena merupakan bukti kesehatan ternak sapi yang akan dikirimkan ke Indonesia. Selain itu komunikasi formal serta kunjungan ke Direktorat Jenderal Peternakan merupakan hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya menjalin komunikasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan, juga untuk mengetahui sejauh mana proses permintaan ijin tersebut bisa terpenuhi atau tidak.
4. Evaluasi (Evaluation) Setelah melakukan pemberian paket informasi serta komunikasi formal lewar telepon juga kunjungan ke Direktorat Jenderal Peternakan, maka
dievaluasi apakah semua aktifitas Government Relations tersebut membawa dampak positif bagi Austasia, apakah tujuan yang diinginkan tercapai atau tidak, kalau tidak apa yang perlu diperbaiki agar kejadian tersebut tidak terjadi dimasa datang.
77 Upaya dari segala kegiatan Government Relations Austasia Group ini cukup maksimal karena tujuan dari kegiatan ini jelas sehingga kegiatan tersebut tepat sasaran dan berjalan dengan baik. Dengan tercapainya tujuan dari setiap kegiatan Government Relations ini maka upaya untuk membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian dapat terlaksana dengan baik sehingga membawa dampak positif bagi kelangsungan perusahaan.
78 BAB. V. PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Strategi Government Relations pada sebuah perusahaan, lembaga atau organisasi merupakan bentuk dari upaya Public Relations dalam upaya membina hubungan baik dengan pemerintah. Upaya tersebut dilaksanakan sebagai suatu pendekatan perusahaan terhadap pemerintah dengan tujuan memperoleh kemudahan ijin import dan ijin lain yang berkaitan dengan kegiatan operasionalisasi Austasia Group. Pentingnya menjalin hubungan baik ini agar pemerintah bisa secara terus menerus memberikan dukungan secara positif bagi Autasia Group dalam menjalankan usaha dan kegiatannya. Yang menjadi tujuan dari kegiatan Government Relations ini adalah untuk memciptakan hubungan yang baik juga berkesinambungan, hal ini dengan sendirinya akan membentuk opini positif sehingga proses perijinan pada setiap kegiatan dapat diperoleh dengan mudah. Penulis bisa menyimpulkan bahwa strategi Government Relations yang digunakan oleh Government Relations Austasia Group membawa hasil yang positif dalam upaya menjalin dan membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan. 79
79 Pencantuman nama Austasia Group dalam index perusahaan agribisnins terkemuka di situs Departemen Pertanian merupakan hal yang membawa dampak positif bagi Austasia, karena dengan demikian makin banyak orang mengetahui keberadaan Austasia sehingga membuka peluang bisnis bagi Austasia Keikutsertaan Austasia dalam pameran IndoLivestock yang merupakan event tahunan Departemen Pertanian merupakan kegiatan yang mendatangkan dua keuntungan sekaligus yaitu terbinanya hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian dan sekaligus membuka peluang usaha bagi Austasia Group Hal tersebut juga ditunjang dengan kegiatan – kegiatan komunikasi baik formal maupun informal yang membawa dampak yang baik bagi kelangsungan kegiatan operasionalisasi perusahaan. Dilihat dari upaya keseluruhan yang dilaksanakan oleh Government Relations Austasia bisa dilihat telah tercipta hubungan yang baik, erat dan berkesinambungan antara pihak Direktorat Jenderal Peternakan dan Austasia Group.
80 5.2
SARAN 1. Saran Akademis Setelah melakukan penelitian ini, penulis merasakan ada beberapa hal yang perlu dijadikan masukan dari segi akademis, yaitu : a. Diharapkan ada mata kuliah yang khusus membahas mengenai Government Relations, karena saat ini jarang sekali dalam perkuliahan membahas mengenai Government, padahal Government adalah satu elemen penting didalam suatu organisasi. b. Pada perkuliahan, hendaknya dihadirkan praktisi langsung, sehingga mahasiswa dapat mampu berkomunikasi dan bertanya langsung mengenai kegiatan public relations pada umumnya dan government relations secara lebih rinci
2. Saran Praktis Penulis memberikan saran kepada Government Relations Austasia Group: 1. Kegiatan sponshorship bisa dilakukan di masa yang akan datang. Tidak selamanya sponshorship ini berkaitan dengan uang atau dana, bisa saja kegiatan berupa 17 Agustus yang dilaksanakan dikalangan Direktorat Jenderal Peternakan, pihak Austasia ikut serta menjadi sponsor bukan dengan uang, melainkan dengan pemberian produk minuman ataupun makanan, ataupun untuk acara buka puasa bersama dikalangan Dirjen Peternakan, pihak
81 Austasia
ikut menyumbang produk olahan Austasia untuk
dikonsumsi 2. Untuk kerjasama kegiatan sosial
khususnya pada hari
keagamaan seperti hari raya Qurban pihak Austasia bisa bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan memberikan hewan qurban dalam hal ini sapi bagi masyarakat disekitar lingkungan Austasia maupun Direktorat Jenderal Peternakan. 4. Dimasa yang akan datang kegiatan komunikasi informal seperti makan bersama, tidak hanya untuk acara buka puasa saja, ada baiknya pihak Austasia mengundang Direktorat Jenderal Peternakan
saat
mengadakan
launching
produk
olahan
terbaru.Untuk kegiatan informal lainnya seperti olah raga bersama, ada baiknya jika dilaksanakan dimasa yang akan datang, selain mempererat hubungan, hal tersebut juga membawa dampak positif yaitu untuk kesehatan. 5. Strategi Government Relations yang ada saat ini ada baiknya lebih ditingkatkan, dan pembuatan program aktifitas Government Relations yang terencana setiap tahunnya merupakan hal penting juga agar nantinya bisa mengukur kinerja Government Relations apakah semakin baik setiap tahunnya atau justru tidak, dan ini bisa dijadikan tolak ukur di masa yang akan datang untuk meningkatkan yang sudah ada serta untuk mengkoreksi hal – hal
82 mana sajakah yang perlu dirubah agar tujuan dari Government Relations ini bisa tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, Amrico Bandung, aaaaa1986. Basya, Muslim. Perhumas Dalam Warna, Menyusun Strategi Koorporasi dan Menjaga Reputasi, Bandung : BPP PERHUMAS Bidang Komunikasi,2003. Burhan, Bungin (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, aaaaaaaJakarta, Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format Kuantitatif Kualitatif, Universitas aaaaaaaAirlangga Press, Surabaya, 2001 Djanalis, Djanaid, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Penerbit Indopurel aaaaaaaTraining, Edisi VII Malang, 1993 Gozali Dodi, Communications Measurement, Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja aaaaaaPublic Relations,Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2005 H. Andrews & Herschel, R.T. . Organizational Communication. Empowerment in a Technological Society, Boston: Houghton Mifflin Company,1996 Kast, French, F. & Rosenzweig, J. Understanding Human Behavior in Organizations. New.York.: Harper & Row,1985 Jefkins, Frank. Public Relations Bisnis E + R, Jakarta : Erlangga, 1992.
Kim Chan W, Mauborgne Renee, Blue Ocean Strategy, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, ccccccc2006 Kasali, Rhenald. Manajemen PR, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Grafiti, 1994. Linggar, Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, 2005 Mahmud, Mahidin. Pengantar Hubungan
Masyarakat, Jakarta : Universitas
Terbuka,1993. Maleong,J Lexi, Metode Penelitian Kwalitatif, Bandung, PT. Remadja Rosdakarya, 2000 Moore, Frazier. H, Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus, dan Masalah Dua, Bandung : Remadja Rosdakarya, 1998. Mulyana, Dedi Ilmu Komunikasi Sebagai Satu Pengantar, Rosdakarya, Bandung,, 2001 Myers, M, Tolela, and Gail E, Myers, Managing by Communications an Organizational, aaaaaaApproach, Mc Graw Hill, Kogakusha, 1981 Onggo Bob Julius, Cyber Public Relations, Jakarta, Gramedia, 2004 Rahmadi, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Gramedia, Jakarta Ruslan, Rosadi. Manajemen PR dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, Edisi
revisi,
Ruslan, Rusadi, Seri-1, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan aaaaaaPemulihan Citra,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999
Jakarta : PT. Raja Grafindo
aaaaaaaPersada, 2002. Seitel, P. Fraser, The Practice of Public Relations, Ptentice Hall, 1995
Suhandang Kustadi, Public Relations, Kajian , Program dan Implementasi, Bandung Nuansa Cendekia, 2004 Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvirnaro. Dasar – dasar Public Relations, Penerbit aaaaaRemaja Rosda Karya, Bandung, 2003, Hal.11 Wasesa Silih Agung, Strategi Public Relations, Jakarta, Gramedia, 2006 White, John and Mazur, Laura. Strategic Communications Management PR Work, New York, Addison Weskey Publishing Company, 1995. Wiloto Chritovita, The Power of Public Relations, Jakarta, Power PR Global Publising, aaaaaa 2006 Widjaja,A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara, 1993 Wursanto, I.G, Pokok – pokok Pengeritan Human Relations dan Manajemen, Penerbit aaaaaaaPustaka Dian, Jakarta, 1985. Yosal, Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Penerbit Ghalia Indonesia, aaaaaaJakarta, 2004,
Sumber Lain : Company Profile Austasia Indepth Interview dengan Head of Government Relations Austasia Group, Jakarta Juli 2006 Indepth Interview dengan Hartati, Staf Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta, Januari aaaaaaa2007. www.accel-team.org www.colostate.edu www.deptan.go.id www.ditjennak.go.id www.disnakkeswan-lampung.go.id www.ekawenats.blogspot.com www.google.com www.inheren.brawijaya.ac.id www.info.austasia.biz www.totohernawo.blog.m3-access.com www.trobos.com www.wiloto.com
Transkrip Wawancara dengan Head of Government Relations Austasia Group Ibu. Jeanette Sunarti . 1. Apa sajakah tugas – tugas Government Relations di Austasia Group ? “ Government Relations di Austasia Group memiliki tugas untuk menciptakan hubungan baik dengan pihak pemerintah. Karena Austasia bergerak dalam bidang peternakan maka menjadi tugas dan tanggung jawab Government Relations untuk menjalin hubungan yang baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan sebagai institusi pemerintah yang menangani hal – hal yang berhubungan dengan peternakan. Selain hal tersebut, tugas yang lain adalah mementau kebijakan pemerintah yang menyangkut peternakan “ 2. Bagaimana cara memantau kebijakan tersebut ? “ Adapun cara kami memantau kebijakan – keijakan tesebut adalah dengan memperoleh secara langsung dalam bentuk memorandum ataupun surat edaran baik yang diantarkan maupun diambil di kantor Dirjen Peternakan, dan kami juga berupaya menjalin komunikasi baik formal maupun informal dengan staf di Dirjen Peternakan jadi jika ada ketentuan atau kebijakan baru bisa diberitahukan kepada kami “ 3. Apa yang dilakukan setelah menerima informasi mengenai kebijakan tersebut ? “ Setelah memperoleh informasi maka hal tersebut disampaikan kepada atasan , jika berupa surat edaran atau memorandum akan langsung diberikan kepada atasan dengan tujuan ingin memperoleh pendapat ataupun tanggapan dari atasan mengenai kebijakan tersebut:
“ Jika kebijakan tesebut dinilai mendatangkan dampak yang negative bagi perusahaan, maka pimpinan akan berupaya untuk meminimalkan hal tersebut lewat upaya lobby, lobby tersebut dilakukan baik dengan langsung datang ke kantor Direktorat Jenderal Peternakan, juga lewat surat resmi kepada Direktorat Jenderal Peternakan yang berisi mengenai alasan mengapa perusahaan merasa keberatan akan kebijakan tersebut “. 4. Apa tujuan dengan upaya pembinaan hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan ? “ Yang menjadi tujuan dari membina hubungan baik ini adalah dengan sendirinya Austasia akan memperoleh kemudahan dalam ijin impor, karantina hewan serta bisa ikut memantau kebijakan – kebijakan pemerintahmenyangkut hal peternakan. Upaya pembinaan hubungan baik ini dilakukan dengan cara selalu melakukan komunikasi dengan pihak Direktorat Jenderal Peternakan baik secara formal maupun informal,melakukan visit ke kantor Direktorat Jenderal Peternakan dan sebaliknya menerima kunjungan dari pihak Direktorat Jenderal Peternakan “. 5. Bagaimana frekwensi komunikasi dengan Dirjen Peternakan ? Frekwensi komunikasi secara formal bisa setiap hari yaitu lewat telepon sedangkan komunikasi informal tidak se-intens komunikasi formal, biasanya dilakukan dalam waktu tertentu, contohnya ucapan selamat hari raya “.
6. Apakah Austasia melakukan kunjungan ke kantor Direktorat Jenderal Peternakan dan dalam rangka apa ? Mengenai visit ke kantor Direktoat Jenderal Peternakan biasanya dalam seminggu 3 sampai 4 kali, dan biasanya dalam rangka mengurus ijin import dan karantina, sedangkan kunjungan pihak Direktorat Jenderal Peternakan ke Austasia biasanya ke feedloter di daerah Probolinggo dan Lampung yang dalam setahun 2 sampai 3.kunjungan dan knjungan ini dilakukan olen Direktur Jenderal Peternakan dan Menteri Pertanian “. 7. Apa sajakah kegiatan – kegiatan Government Relations banyak dilakukan oleh Government Relations Austasia Group: “ Lobby, formal meeting, kunjungan kerja bersama dengan pihak Direktorat Jenderal Peternakan ke daerah, ikut serta dalam rapat dengar pendapat dengan komisi DPR, Austasia juga ikut serta dalam pameran agribisnis peternakan yang diselenggarakan oleh Departemen Pertanian yaitu Indo Livestock,serta kegiatan lain yang bersifat informal seperti ucapan selamat pada hari raya keagamaan dan ucapan bela sungkawa “ 8. Apa yang biasanya di lobby ? “ Hal – hal yang biasanya di lobby adalah mengenai jumlah sapi bakalan yang diimpor, mengenai formal meeting biasanya membahas mengenai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peternakan dalam hal ini ternak sapi.Adapun formal meeting ini dilakukan jika ada kebijakan baru ataupun meeting mengenai rencana impor sapi bakalan dan juga hal lain seperti rencana karantina
terhadapsapi bakalan yang akan didatangkan dari Australia, juga membahas mengenai sertifikasi sehat atau Health Certificate sapi bakalan “ 9. Mengenai Rapat dengar kerja dengan komisi DPR apa saja yang dilakukan disana dan bagaimana hasilnya ? Hal ini dilakukan saat ada rencana pemerintah untuk melarang impor sapi Autralia karena adanya PMK ( penyakit mulut dan kuku ) serta penyakit sapi gila ( mad cow ), juga dengan pendapat mengenai kenaikan biaya bea cukai untuk impor hewan dalam hal ini sapi” Mengenai masalah larangan impor sapi, para pengusaha Feedloter dalam hal ini termasuk Austasia mendapat ijin impor karena animal health certificate telah diperoleh dari Negara asal, sedangkan bagi perusahaan fedloter yang akan mengimpor sapi tanpa health certificate dilarang dan akan diberi sangsi jika terbukti, dengan didapatnya ijin impor membawa dampak positif bagi Austasia karena sebelumnya dilarang mengimpor sapi “. 10. Apakah ada budget khusus dari manajemen untuk Government Relations Austasia ? “ Budget departemen Government Relations Austasia Group yang tentunya telah disetujui oleh manajemen ada untuk setiap tahunnya,budget ini bukan hanya untuk kegiatan atau aktifitas dengan Direktorat Jenderal Peternakan melainkan aktifitas Government Relations Austasia dengan instansi pemerintah lainnya, seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Imigrasi, Kadin serta untuk kegiatan yang diikuti oleh asosiasi – asosiasi seperti APFINDO dan Nampa dan APSPI “
kegiatan
11. Strategi seperti digunakan oleh Government Relations Austasia Group dalam rangka menjalin hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan ? “ Strategi yang digunakan adalah menjalankan segala jenis kegiatan perusahaan
sesuai
dengan
prosedur
yang
berlaku
serta
tidak
menyembunyikan hal – hal yang tidak baik, selain itu upaya – upaya pendekatan informal serta formal dilakukan juga sebagai strategi untuk membina hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan “ 12. Bagaimana mengenai pendekatan infornal yang dilakukan Austasia? “ Hal tersebut contohnya berupa undangan buka puasa bersama, ataupun makan malam bersama, kami pernah mengundang Dirjen Peternakan untuk acara buka puasa bersama dikantor kami, selain sebagai ajang silaturahmi, juga untuk lebih kepada upaya membina hubungan baik dengan pihak Direktorat Jenderal Peternakn “ 13. Apakah Austasia melakukan kegiatan sponshorship dan kegiatan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan, ? “ Austasia tidak pernah melaksanakan kegiatan sponshorship dengan Direktorat Jenderal Peternakan, karena hal tersebut sangat sensitif jika disalah artikan bisa fatal apalagi banyak isu – isu KKN “ Hal ini tidak dilakukan karena biasanya sponshorship biasanya berhubungan dengan support dana, sejauh ini tidak ada kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan yang disupport dana oleh Austasia,selain memang tidak pernah
diminta,kami pun berusaha melakukan segala upaya pembinaan hubungan tidak hanya dengan uang “. “ Kalau mengenai kegiatan kerja sama, ada beberapa kegiatan yang dilakukan secara bersama antara pihak Austasia Group dengan Direktorat Jenderal Peternakan yaitu salah satu contohnya adalah pemusnahan daging ilegal, serta upaya penyuluhan untuk pemberantasa penyakit mulut dan kuku ( PMK) pada sapi.” Austasia bertindak sebagai penyedia lahan tempat untuk membakar daging sapi impor illegal tersebut, kegiatan ini dilakukan saat ditemukannya daging sapi tanpa sertifikat halal dan sertifikat sehat oleh pihak bea cukai Tanjung Priuk kira kira pada awal tahun 2005 “. 14. Siapa sajakah pihak – pihak yang terlibat didalam proses pemusnahan daging illegal? “ Austasia, pihak Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Kesehatan, Kantor Bea Cukai serta ada dari pihak kepolisian “ 15. Apa keuntungan yang diperoleh oleh Austasia lewat kegiatan tersebut? “ Tentunya perusahaan kita memperoleh image positif dari aktifitas tersebut, sebagai perusahan peternakan yang sehat dan menaati segala kebijakan yang telah diatur oleh pemerintah, sehingga nantinya dalam kegiatan operasional perusahaan dalam hal ini kegiatan impor sapi Austasia bisa memperoleh kemudahan
tentunya
dengan
memenuhi
meningkatkan penjualan daging sapi Austasia “
segala
ketentuan,
serta
bisa
16. Apakah Austasia melakukan kunjungan ke Direktorat Jenderal Peternakan dan sebaliknya apakah
pihak Direktorat Jenderal Peternakan melakukan kunjungan ke
Austasia Group ? “ Kira – kira 3 sampai 4 kali dalam 1 minggu tentunya pada hari kerja, pihak Government Relations Austasia berkunjung ke Direktorat Jenderal Peternakan, kunjungan ini bersifat formal karena untuk mengurus ijin impor dan surat – surat ijin lain untuk keperluan karantina. Selain itu sering
juga
ada
meeting
yang diadakan disana dan Government Relations Austasia diundang untuk ikut serta, biasanya meeting ini tidak jauh dari hal – hal yang menyangkut bidang peternakan .Untuk kunjungan Direktorat jenderal Peternakan ke Austasia Group, biasanya tidak ke kantor pusat, melainkan langsung ke unit seperti Probolinggo dan Lampung “. 17. Apa sajakah paket informasi yang diberikan kepada Direktorat Jenderal Peternakan? “ Kalau paket informasi, bisanya kita hanya berupa laporan berapa ekor sapi yang tiba dipelabuhan untuk disesuaikan dengan ijin impor yang dikeluarkan sebelumnya,, juga pemberian informasi dalam bentuk In House Magazine Japfa dan Austasia “. 18. Apakah Austasia melakukan kegiatan surat menyurat apa sajakah isi surat tersebut? “ Surat menyurat biasanya untuk hal – hal formal seperti surat
permohonan
ijin impor dan karantina ““Biasanya kegiatan komunikasi selain surat menyurat juga dilakukan lewat telepon, fax maupun email. Kegiatan komunikasi lewat telepon lebih banyak digunakan dibanding yang lain, hal ini dilakukan secara
intensif, biasanya dalam 1 hari jika akan ada import, kita bisa menelepon 4 sampai 5 kali dalam 1 hari “. 19. Bisa di jelaskan mengenai kegiatan komunikasi lewat telepon? “ Komunikasi lewat telepon biasanya untuk mengecek kelengkapan surat –surat ijin, menanyakan mengenai kelanjutan surat ijin import, kalau komunikasi lewat telepon untuk kegiatan informal ya biasanya untuk mengucapkan selamat pada tiap – tipa hari raya, ataupun jika ada yang meninggal dan orang tersebut kita kenal biasnaya mengucapkan turut berduka cita lewat telepon dan juga mengirimkan karangan bunga turut berduka cita “ 20. Apakah dalam upaya menjalin hubungan baik, pihak Austasia pernah melakukan makan malam dengan pihak Direktorat Jenderal Peternakan ? “ Saya pernah makan malam dengan Dirjen Peternakan, makan malam itu untuk acara buka puasa bersama yang diadakan oleh perusahaan kami, dan untuk acara makan malam lain..oh ya pernah juga
pihak Direktorat Jenderal
Peternakan dalam hal ini Dirjen Peternakannya makan malam bersama dengan komisi dagang dari Mesir juga Menteri Pertanian dan wakil dari Kadin di salah satu hotel dikawasan Kuningan “ “ Kegiatan makan malam seperti buka puasa bersama ini tidak memiliki tujuan khusus hanya acara temu akrab, kalau makan malam di salah satu hotel itumemang membicarakan kerja sama dagang dengan pihak Mesir, karena sebelumnya saya juga pernah ke Mesir bersama dengan rombongan Bapak presiden SBY dalam rangka misi kerja sama dagang dengan Mesir “
21. Apakah ada kendala dalam melaksanakan kegiatan Government Relations ? “ Sejauh ini tidak ada kendala berarti yang kami hadapi, hal ini mungkin karena hubungan yang terjalin sudah cukup baik dan sama – sama membawa dampak positif bagi masing masing pihak, dan mengenai dievaluasi atau tidak kinerja Government Relations Austasia ini..ya memang dievaluasi, namun
evaluasinya
hanya lewat penilaian secara langsung tidak lewat survey atau hal semacam itu. Sejauh ini kita melihat upaya menjalin hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan telah berjalan dengan baik dan hubugan yang terbina ini tentunya akan kita maintain secara terus menerus “
Transkrip Wawancara dengan Direktorat Jenderal Peternakan, Ibu Hartati. 1. Bagaimana hubungan antara Austasia dan Dirjen Peternakan saat ini? “ Sejauh ini hubungan antara Austasia dan Dirjen Peternakan terjalin
cukup
baik“ Sejauh ini tidak ada permasalahan yang kami hadapi dengan pihak Austasia, karena semua kegiatan dijalankan sesuai dengan ketentuan, baik dalam hal impor sapi maupun karantina “ “ Hubungan ini telah terjalin cukup lama, dari sejak berdirinya Austasia, karena ada beberapa hal yang mau tidak mau Austasia harus melibatkan Dirjen Peternakan didalamnya “.
2. Mengenai hal – hal apa saja yang biasanya melibatkan Dirjen Peternakan ? “ Hal – hal yang berhubungan dengan ijin impor sapi, karantina hewan“ 3. Apa sajakah yang telah dilakukan Austasia dalam menjalin hubungan baik dengan Direktorat Jenderal Peternakan ? “ Sejauh ini hal – hal seperti komunikasi formal baik dalam bentuk surat maupun telepon, pertemuan resmi masih sering dilakukan “ “ Komunikasi dalam bentuk surat biasanya berisi pemberitahuan mengenai permohonan ijin impor dari Austasia, sedangkan komunikasi telepon biasanya tidak jauh juga hubungannya dengan pertanyaan mengenai proses pembuatan surat ijin impor dan karantina. Komunikasi berupa surat resmi kepada pihak Austasia biasanya berupa pemberitahuan jika ada persyaratan ijin import yang belum lengkap, hal tersebut juga bisa disampaikan lewat telepon “ 4. Bagaimana mengenai kunjungan resmi
ke Austasia dan dari Austasia beliau
menjelaskan : “ Wakil dari Direktorat Jenderal Peternakan pernah juga berkunjung ke Feedloter milik Austasia, sebaliknya Government Relations Austasia berkunjung ke kantor Direktorat Jenderal Peternakan, biasanya
sering
dalam rangka
membuat surat ijin impor ataupun karantina “ 5. Bagaimana mengenai kunjungan resmi pihak Austasia ke Dirjen Peternakan? “ Kunjungan yang dilakukan oleh pihak Austasia jika mereka mengajukan permohonan ijin impor ataupun pemberitahuan karantina, ataupun hasil permohonan ijin yang telah disetujui ”
6. Pernahkah
Pihak Direktorat Jenderal Peternakan, makan malam dengan pihak
Austasia “ Biasanya makan malam tersebut dihadiri Bapak Dirjen,dan makan malam tersebut berupa buka puasa bersama yang diselenggarakan pihak Austasia “ 7. Apa saja paket informasi yang diberikan dan juga didapat dari Austasia ? “ Paket informasi yang berasal dari Dirjen Peternakan berisi hal – hal tata cara pengajuan ijin impor dan karantina, serta peraturan – baru yang dikeluarkan pemerintah yang
yang
peraturan
berhubungan dengan peternakan “
“Mengenai paket informasi yang didapat dari Austasia biasanya berupa pemberitahuan mengenai jumlah sapi yang akan diimpor dari Australia, dan mereka memberikan kepada kami majalan internal group “ 8. Apakah pihak Austasia pernah melakukan kegiatan lobby dan apa saja yang biasanya dilobby? “ Biasanya lobby dilakukan dalam rangka impor dalam hal ini jumlah sapi yang akan diimpor,karena acap kali sapi yang datang melebihi jumlah dari ijin impor yang dikeluarkan, dan biasanya hal tersebut terjadi karena tersebut telah terlanjur sampai di Indonesia ,dan tidak bisa dikembalikan, selain itu mengenai permasalah kebijakan pemerintah yang waktu itu melarang impor sapi karena penyakit sapi gila dan penyakit mulut dan kuku “
9. Sejauh ini bagaimana menurut anda hubungan antara Austasia dan Direktorat Jenderal Peternakan ? “ Hubungan yang terjalin saat ini dengan pihak Austasia cukup baik, dan kedua pihak berusaha memelihara hubungan baik yang telah terjalin ini agar
tetap
terjaga, tentunya hubungan ini jauh dari unsur – unsur KKN , melainkan saling membantu satu sama lain dalam rangka menciptakan iklim kerja yang baik dalam rangka meningkatkan kwalitas peternakan di Indonesia yang lebih baik “
CURICULLUM VITAE
Name
: Yelly Lidia Wungkana
Place/date of birth
: Winebetan, Juli 8th 1981
Marital Status
: Married
Address
: Tomang Tinggi 1/29 K Tomang, Jakarta
Formal Educations
:
1. SMK N 1 Langowan, Manado
( 1997 – 1999 )
2. SLTP N 1 Langowan, Manado
(1995 – 1997 )
3. SD Kristen Paulus Winebetan, Manado
( 1989 – 1995 )
4. TK Kristen Nazareth Winebetan, Manado
( 1988 – 1989 )
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda – tangan dibawah ini : Nama
: Yelly Lidia Wungkana
NIM
: 0420311 – 043
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Fakultas
: Ilmu Komunikasi, Universitas Mercubuana
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ STRATEGI GOVERNMENT RELATIONS AUSTASIA GROUP DALAM RANGKA MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN “ , adalah benar skripsi yang ditulis oleh saya sendiri.
Jakarta, September 2007
Yelly Lidia Wungkana