perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat” (Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah)
Oleh : YONATAN SATRIA YUDHA D0206109
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO HIDUP
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya Yohanes 15:7
Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu Nehemia 8:11
Untuk segala sesuatu ada waktunya Pengkhotbah 3:1-15
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk :
Jesus Christ My Lord Penyertaan Mu Sempurna, Rancangan-Mu Penuh Damai
Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam setiap langkah hidupku. Terimakasih atas segala keiklhasan, kesabaran, doa yang tak hentihentinya untuk kesuksesanku. Semangat Bapak dan Ibu akan selalu hidup dalam sanubariku. Kiranya hanya Sang Pencipta yang mampu membalas semua kemulian tersebut
Alm. Nenek Tersayang “Mbok Yah”
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur yang mendalam penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat” guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki. Meskipun begitu penulis
sudah
berusaha
semaksimal
mungkin
dan
keberhasilan
dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang telah membantu penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus atas kehendak-Nya saja penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi ini. 2. Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hamid Arifin, M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Dra. Hj. Sofiah M.Si selaku dosen pembimbing dan akademik yang dengan sabar selalu memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk penulisan skripsi ini. 6. Pihak PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap, Sigit Indrayana selaku Manger Community Relations, Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer, dan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator, serta seluruh staff Departemen Community Relations yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan kepada penulis. Pihak Perhutani, Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur Cilacap, Badrudin selaku KRPH Cilacap dan Kursad selaku Mandor Petik daun kayu putih dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang banyak membantu penulis dalam penelitian ini. 7. Kedua Orang Tuaku Bapak Astriman dan Ibu Sri Ningsih, Kedua Kakakku Samuel Wahyu Jatmiko dan Julius Andy Cahyono, terimakasih yang sebesar-besarnya. 8. Alm. Nenekku “Mbok Yah”, terimakasih atas dukungan semangat, dan rasa sayang “Mbok Yah”. Takkan terlupakkan untuk selama-lamanya. 9. Keluarga baru di Cilacap, Keluarga Bapak Imam Udiantoro, Keluarga Budhe Ettie terimakasih telah menyediakan diri untuk menjadi orang tua kedua bagi saya di Cilacap. Terimakasih atas bantuan yang telah diberikan selama ini. 10. Ria Rahajeng, terimakasih atas perhatian yang diberikan selama ini, dukungan dan semangat yang diberikan, terimakasih! Kamu lulus duluan! commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Prasetyo Budi Utomo, terimakasih atas persahabatan yang telah berubah menjadi sebuah persaudaraan. Terimakasih atas segala bantuan dan motivasinya. Terimakasih banyak sudah mau mendengar semua keluh kesahku tanpa mengeluh. Tetap semangat, terus berjuang lakukan yang terbaik! 12. Doku-Doku production (Meggi, Freddy, Aji, Adit, Anis, Lopy, Ari, Dara, Mutiara, Galuh) terimakasih atas segala kenangan di akhir perkuliahan dan persahabatan yang terjalin selama ini. Teman-Teman yang selalu memberi bantuan dukungan dan semangat kepada penulis Ria Pu, Naomi, Huda Zus. 13. Teman-Teman Jurusan Komunikasi angkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Ave Komunikare! Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin...
Surakarta, 08 Februari 2011
commit to user
viii
Yonatan Satria Yudha
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii MOTTO .......................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xv ABSTRAK ...................................................................................................... xvi ABSTRACT .................................................................................................... xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah .......................................................................... 12
C.
Tujuan Penelitian ........................................................................... 13
D.
Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
E.
Kerangka Teori .............................................................................. 15 1. Pengertian Public Relations dalam Kajian Komunikasi .......... 15 2. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 29 3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan CSR ...... 33 4. Bentuk Program Community Development ............................. 38 5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan Community Development ........................................................ 41
F.
6. Evaluasi Program CSR............................................................. 43 commit to user Kerangka Pemikiran ....................................................................... 48
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G.
Konsep-Konsep .............................................................................. 49
H.
Metode Penelitian .......................................................................... 52 1. Jenis Penelitian......................................................................... 52 2. Lokasi Penelitian ..................................................................... 54 3. Jenis Data ................................................................................. 55 4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 56 5. Teknik Sampling ...................................................................... 59 6. Validitas Data ........................................................................... 62 7. Analisis Data ............................................................................ 64
BAB II A.
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap 1. Sejarah PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ............................. 69 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................. 69 1.2. Visi Misi dan Logo Perusahaan ....................................... 74 1.3. Struktur Organisasi ........................................................... 76 1.4. Sumber Daya Manusia ..................................................... 82 1.5. Fasilitas Karyawan ........................................................... 83 2. Produk Perusahaan ................................................................... 85
B.
Departemen Community Relations 1. Sejarah Departemen Community Relations ............................. 86 2. Visi Misi Departemen Community Relations .......................... 89 3. Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 89 4. Tujuan Departemen Community Relations .............................. 94
C.
Corporate Social Responsibility PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 1. Enam Pilar dan Prinsip CSR .................................................... 94 2. Program Community Development PT. HI Tbk. Cilacap ........ 97 3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan PT. HI Tbk. Cilacap ................................................................. 99 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III A.
digilib.uns.ac.id
PENYAJIAN DATA Sajian Data ..................................................................................... 103 1. Data Konteks a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program CD Penyulingan Kayu Putih........................................................ 104 b. Tujuan Program CD Penyulingan Kayu Putih ...................... 111 c. Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih............................................................................. 113 d. Perencanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ...................................... 116 e. Strategi yang Diterapkan dalam Program CD Penyulingan Kayu Putih............................................................................ 125 2. Data Input a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 129 a.1. Pelaksana CD Penyulingan Kayu Putih ......................... 130 1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja Pelaksana Program .......................................... 131 2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program ... 133 b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program ............................... 135 3. Data Proses a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program .................... 140 b. Pengorganisasian Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 143 c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program CD Penyulingan Kayu Putih ..................... 145 d. Monitoring Program CD Penyulingan Kayu Putih ............... 150 e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program CD penyulingan kayu putih ......................................................... 153 commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Data Produk/Hasil a. Evaluasi terhadap Program CD Penyulingan Kayu Putih ..... 157 a.1. Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program CD Penyulingan Kayu putih .......................................... 158 b. Efek Program CD Penyulingan Kayu Putih Di Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani ........... 163 b.1. Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 164
BAB IV A.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa Data 1. Analisa Data Konteks ............................................................... 172 2. Analisa Data Input .................................................................... 180 3. Analisa Data Proses .................................................................. 187 4. Analisa Data Produk/Hasil ....................................................... 196
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................... 203
B.
Saran............................................................................................... 206
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1.
Ruang Lingkup Program Community Development ................. 39
Tabel 1.2.
Model Pelaksanaan Community Development Bidang Ekonomi ...................................................................................... 40
Tabel 2.1.
Modal Pendirian PT Semen Nusantara ....................................... 71
Tabel 2.2.
Jumlah Karyawan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............... 83
Tabel 3.1.
Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja Pelaksana
Program
Community
Developmnet
Penyulingan Kayu Putih ............................................................. 132 Tabel 3.2.
Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana Program Community Development Penyulingan Kayu Putih ............... 134
Tabel 3.3.
Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih ....................................... 139
Tabel 3.4.
Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010 ......... 160
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1. Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi ........................... 17 Gambar 1.2. Proses Transfer pada kegiatan Public Relations ......................... 28 Gambar 1.3. Tri Sector Partnership ................................................................. 37 Gambar 1.4. Kerangka Pemikiran Proses Komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih .................................................................................. 48 Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data) ......................................................... 64 Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman ................. 68 Gambar 2.1 Logo Holcim ............................................................................... 76 Gambar 2.2 Produk-Produk Holcim ............................................................... 85 Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru ........................................................... 100 Gambar 3.1. Strategi Implementasi Program Community Development PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ............................................. 128 Gambar 3.2 Kegiatan Community Development Penyulingan Kayu Putih ............................................................................................ 163
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1.
Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ........... 82
Bagan 2.2.
Model Segitiga Suistainable Development .............................. 89
Bagan 2.3.
Struktur Organisasi Departemen Community Relations .......... 90
Bagan 3.1.
Perencanaan Partisipatoris Melalui CCC ................................. 119
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Yonatan Satria Yudha, D0206109, ”Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat (Studi Kasus : Proses Komunikasi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam Membina Hubungan Dengan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011. Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR). Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own need” telah mengubah paradigma perusahaan dalam melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari charity menuju community development. Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat sekitar adalah program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan di Kelurahan Kutawaru Cilacap, Jawa Tengah. Penelitian ini akan melihat program CSR yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilihat dari proses komunikasi Departemen Community Relations melalui tahapan managerialnya. Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan kayu putih, bagaimana perencanaan program, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan, pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program yang terjadi di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Pendekatan kualitatif dilakukan peneliti untuk mengumpulkan datadata yang berwujud kata-kata dalam kalimat yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Teknik analisa data menggunakan metode analisis interaktif (interactive model of analysis) dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari pengumpulan data dan analisa yang dilakukan, diketahui bahwa secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Penerimaan masyarakat ini dikarenakan program community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di usulkan oleh commit to user yang dilakukan komunikator masyarakat Kelurahan Kutawaru. Perencanaan
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru sendiri. Hasil riset tersebut disampaikan kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani. Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program community development penyulingan kayu putih adalah melalui pertemuanpertemuan yang dilakukan antara perusahaan dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community Communication Channel (CCC) maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani. Pengorganisasian program penyulingan kayu putih juga dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan masyarakat Kelurahan Kutawaru Sebagai sebuah proses komunikasi, pelaksanaan community development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan positif masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai mitra terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk atas kegiatan penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi.
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Yonatan Satria Yudha, D0206109, “Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap In Developing Relationship With Community” (Case Study: Communication Process by Community Relations Department PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Through Community Development Eucalyptus Distillery In Developing Relationship With Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah), Thesis, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret, Surakarta, 2011. One attempt to established good relationships between corporate with the communities and the environment is through programs known as Corporate Social Responsibility (CSR). The emergence of the concept of sustainable development formulated by the World Commission on Environment and Development, as " development meets the needs of the present without compromising the ability of futures generations need to meet their own" had changed the paradigm of the corporate in implementing Corporate Social Responsibility (CSR) of charity towards community development. Nowadays more and more community development approach was applied, because it was more closer to the concept of empowerment and sustainable development with enhance the capacity of local communities. One form of implementation of CSR by PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap is a community development eucalyptus distillery program that performed in the Kutawaru Sub-District Cilacap, Jawa Tengah. This research will look at CSR programs implemented PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap viewed from the communication process by Community Relations Department through the managerial stages. Through this research the researchers wanted to know how public acceptance of community development eucalyptus distillery programs, how to planning program, media used in conveying messages, organizing the program and to determine the effects of the program that occurred in the community Kutawaru Sub-District and stakeholders of PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. This research used a qualitative approach with case study method. Sampling was done with a purposive sampling technique. A qualitative approach was conducted by researcher to collect data that form the words in sentences that have more meaning than just the number or amount. Data analysis technique using an interactive analysis method had done through data reduction, data presentation and conclusion. From data collection and analysis, it is known that in general, the implementation of community development eucalyptus distillery programs was received and greeted positively by the community Kutawaru Sub-District. Public acceptance in this program because community development eucalyptus distillery is a program proposed by the community in Kutawaru Sub-District. Planning done by communicators in this case PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap initiated to user through the results of research commit conducted by the community Kutawaru Sub-
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
District. The research results were presented to the company by the representatives of the community through Community Channel Communications institutions (CCC) then followed up by conducting joint survey by community Kutawaru Sub-District and Perhutani. Media used in conveying messages about community development eucalyptus distillery programs is through meetings conducted between companies and representatives of the community from Community Communication Channel (CCC) and the Forest Village Community Institution (LMDH). Organizing community development eucalyptus distillery programs is done by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by partnering with Perhutani. Organizing eucalyptus distillery programs also carried out by PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap by forming LMDH as a container for organizing community Kutawaru Sub-District activities. As communication process, implementation of community development eucalyptus distillery programs have been regarded as a positive effect on PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Positive responses of community Kutawaru SubDistric and Perhutani as partner program to PT Holcim Indonesia Tbk. over the eucalyptus distillery programs have shown indicators of corporate success in the communication process.
commit to user
xix
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini pertumbuhan dunia usaha pada sektor industri ekstraktif yang mengolah sumber daya alam di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perusahaan yang bergerak dalam sektor tersebut menjadi sebuah industri yang memberi pengaruh besar terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap perusahaan selalu berusaha agar produktivitas perusahaan meningkat. Namun, dalam usaha meningkatkan produktivitas sering tanpa disadari perusahaan mengabaikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Banyak rentetan data kasus yang terjadi seperti peristiwa luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas, menunjukkan perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam memberikan dampak negatif pada tatanan masyarakat dan lingkungan. Akibat dari kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan, perusahaan harus menanggung kerugian yang cukup besar hingga menutup usahanya. Para pelaku sektor usaha kini mulai semakin menyadari antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Perusahan dituntut tidak hanya mementingkan keuntungan belaka namun harus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan agar kegiatan dan eksistensi perusahaan tetap dapat berjalan. Pendapat Milton commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Friedman yang menyatakan bahwa tujuan korporasi adalah memperoleh profit semata kini semakin ditinggalkan. Sebaliknya, konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang digagas John Elkington semakin masuk mainstream etika bisnis perusahaan 1 . Pendapat tersebut didasari bahwa dalam setiap aktivitas maupun kegiatannya, sebuah perusahaan baik secara langsung maupun tidak, akan bersinggungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar dimana perusahan tersebut berada. Salah satu usaha untuk menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan adalah melalui program-program yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR). Pada intinya CSR merupakan wujud kesadaran perusahaan sebagai upaya meningkatkan hubungannya dengan masyarakat dan lingkungannya. CSR dipandang bukan hanya merupakan kegiatan pelengkap (artificial) saja, sebagaian perusahaan besar telah menempatkan CSR sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Melalui program CSR perusahaan dapat menunjukan komitmennya kepada masyarakat sebagai wujud nyata rasa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan. Pemenuhan praktek kegiatan CSR perusahaan pada akhirnya akan memberikan keuntungan bukan hanya bagi sasaran program saja, tetapi juga bagi perusahaan. Seringkali tanpa disadari masyarakat sekitar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mendukung maupun menghambat perusahaan. Masyarakat sekitar turut berpengaruh dalam menjaga stabilitas keamanan sekitar perusahaan. commitSocial to user Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi, Intrans Publishing, Malang, 2008 hal.132 1
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Kondisi keamanan yang kondusif tentu akan membuat perusahaan tersebut lancar dalam melaksanakan kegiatannya. Melalui kegiatan CSR yang dilaksanakan sebuah perusahaan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik, baik konflik fisik maupun konflik laten yang merupakan faktor potensial terjadinya kerusakan-kerusakan fasilitas produksi seperti sabotase oleh pihak yang merasa dirugikan oleh keberadaan perusahaan tersebut. Melalui kegiatan CSR perusahaan dapat membangun citra positif di tengah-tengah masyarakat dalam kaitannya dengan kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya selain menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal ini tentu saja akan memberikan keuntungan secara tidak langsung terhadap volume unit produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang besar terhadap peningkatan laba perusahaan. Sebagai sebuah investasi sosial, CSR akan memberikan keuntungan dua arah bagi perusahaan dan masyarakat. Karena sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan dalam kaitannya beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait2. Di Indonesia sendiri, regulasi tentang CSR sudah termaktub dalam UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang mengatur tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berbunyi3:
2
Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.180 3 commit to userTeori dan Kenyataan. Media Pressindo, Reza Rahman, Corporate Social Responsibility Antara Yogyakarta, 2009, hal.108
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
a) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan b) Tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran c) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Praktek penerapan CSR di Indonesia sebelum adanya UU no 40/2007 memang telah ada. Pada awal perkembangannya, pelaksanaan CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan (donasi/charity), terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat sekitar korporasi beroperasi. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya tidak melembaga, CSR pada tataran ini hanya sekedar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik4. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Suprapto pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 209 atau 55,75% perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan meliputi; kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), sumbangan pada lembaga
user Perusahaan di Indonesia, Pustaka Dr. Mukti Fajar ND, Tanggung commit Jawab toSosial Pelajar,Yogyakarta, 2010, hal.265 4
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
agama (50 perusahaan), sumbangan pada yayasan sosial (39 perusahaan), dan pengembangan komunitas (4 perusahaan)5. Berdasarkan
hasil
survei
tersebut
menunjukkan
kecenderungan
pelaksanaan program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini kebanyakan hanya sebatas bentuk bantuan (assistance) dan kurang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan. Program-program CSR yang dilaksanakan kurang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan minat masyarakat (need, desire, interest), sehingga program CSR terkesan seperti pemberian bantuan amal (charity) kepada masyarakat sekitar tanpa mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Yanti Koestoer Direktur Eksekutif Indonesia Business Links berpendapat bahwa CSR bukan sekedar charity atau donasi, sebaiknya CSR dilakukan dengan community development sehingga masyarakat merupakan mitra sejajar dari korporasi6. Seperti salah satu perusahaan semen di Indonesia yakni PT Indocement yang pada tahun 2009 meraih “Penghargaan Emas” dan “Penghargaan Terbaik 1″ untuk Sektor Industri dan Manufaktur pada Bidang Sosial dan Lingkungan dari Departemen Sosial. Penghargaan tersebut diperoleh atas keberhasilan Indocement dalam melakukan program community development penanaman lahan bekas tambang dengan tanaman jarak pagar (Jathropa curcas) dan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi biogas. Melalui program community development-nya 5
Dr. Sukarmi, Artikel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dan commit to user Iklim Penanaman Modal di Indonesia, Jurnal Legislasi Vol 5 No. 2. 6 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit. hal.266
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indocement berhasil memberdayakan masyarakat sekitar dalam
mengatasi
ketergantungan terhadap energi7. Munculnya konsep sustainable development yang dirumuskan oleh World Commision on Environment and Development , sebagai “development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own need” telah mengubah
paradigma perusahaan
dalam
melaksanakan kegiatan CSR dari charity menuju community development. Dewasa ini pendekatan community development
semakin banyak diterapkan
karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development dan dianggap mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal8. Salah satu perusahaan yang program CSR-nya dilaksanakan melalui program community development adalah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Perusahaan berskala internasional yang bidang usahanya mengolah sumber daya alam berupa batu kapur dan tanah liat menjadi semen ini, telah melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masayarakat dan lingkungan sejak tahun 2002 sebelum UU No 40/2007 tersebut disahkan. Sebagai bagian dari group perusahaan semen dunia, kebijakan yang digariskan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah menjalankan usaha dengan konsep
pembangunan
berkelanjutan,
mendorong
pertumbuhan
ekonomi,
tanggungjawab terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.
7
http://harian-metro.net, Indocement Raih Emas “CSR Award” 2008, edisi 05 Maret 2009. commit to user Susiloadi, Implementasi CSR Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008, hal. 128 8
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
Kegiatan community development menjadi salah satu program prioritas di PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap. Community development merupakan realisasi tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR) terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama yakni, bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan. Dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar pabrik, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah mengembangkan berbagai program strategis community development di bidang ekonomi, salah satu program tersebut adalah program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru. Program penyulingan kayu putih ini merupakan sebuah program kemitraan yang terjalin antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Melalui program community development penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani mengembangkan usaha produktif penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan, pemanenan pohon kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai produk hasil penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan harapan dapat membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program community development penyulingan kayu putih ini selain bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal juga menunjang program konservasi lahan yang ada di daerah tersebut. Sehingga program ini mensinergikan economic dan ecological value dalam satu unit usaha9. Kegiatan community development penyulingan kayu putih PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ini dilaksanakan langsung oleh Departemen Community Relations (Comrel) yang di dalamnya terdapat staff yang berfungsi sebagai Public Relations (PR) yang disebut Community Relations Officer (CRO). Dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini peran PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui PR-nya sangat diperlukan dalam mendukung terlaksananya program community development penyulingan kayu putih yang mana melibatkan kemitraan ketiga belah pihak. PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dituntut tidak hanya berperan memberikan bantuan kepada masyarakat namun juga dituntut untuk dapat mempersuasi dan mengorganisir pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk mendukung apa yang disampaikan Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Melalui kegiatan CSR-nya, PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan mampu memahami permasalahan yang ada di sekitar masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan memberikan solusi bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada sebagai wadah untuk memberdayakan masyarakat sekaligus menyampaikan tujuan perusahaan sehingga pada akhirnya akan menciptakan pemahaman bagi stakeholder commit to user 9
Data Dokumen PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap
yang tujuan akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
menciptakan suatu hubungan harmonis dan terciptanya citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagai mahasiswa komunikasi, fenomena kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui community development penyulingan kayu putih dalam bentuk kemitraan ini menarik untuk diteliti melalui proses komunikasi yang dilakukan perusahaan selaku komunikator kepada masyarakat serta stakeholder selaku komunikan dengan membawa pesan untuk mencapai satu tujuan bersama. Faktor yang cukup penting atau sebagai penentu dalam hal berhasil atau tidaknya tentang pelaksanaan program PR tersebut yaitu bagaimana perencanaan kerja dan komunikasi dari PR (how to be communicator), peranan untuk pelaksanaannya, menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik dalam penyampaian pesan (message), mengolah dan menyalurkan arus informasi (communication channel) kepada publiknya (komunikan), dengan tujuan untuk mencapai citra positif (effect) bagi perusahaan yang diwakilinya10. Kegiatan CSR ini merupakan sebuah proses komunikasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk mengimplementasikan tanggungjawab sosial perusahaan agar dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder. Sebagai sebuah proses komunikasi, kegiatan CSR ini menjadi daya tarik tersendiri untuk melihat bagaimana program ini direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, siapa saja yang terlibat dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program community development penyulingan kayu putih. Dalam perspektif 10
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi,PT. Raja Grafindo Persada, commit to user Jakarta, 2001, hal. 32
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
komunikasi penelitian ini ingin mengetahui efek yang terjadi pada masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih. Efek menurut Onong Uchjana Effendy merupakan respon atau reaksi setelah proses komunikasi berlangsung, dan dapat menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya, negatif11. Efek sebagai sebuah kajian komunikasi dalam bidang PR menjadi sangat penting, mengingat pada dasarnya kegiatan CSR sebagai bentuk komunikasi perusahaan kepada masyarakat melalui PR-nya menginginkan terjadinya efek positif kepada publik sebagai sasaran kegiatannya. Efek yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan kegiatan community development penyulingan kayu putih pada dapat dilihat dari pemahaman maupun tanggapan yang timbul pada masyarakat maupun stakeholders yakni masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran program maupun Perhutani sebagai mitra kerja, terhadap setiap aktivitas yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Program community development penyulingan kayu putih ini sudah dilaksanakan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap sejak tahun 2009 hingga sekarang. Meskipun program community development penyulingan kayu putih dirasakan bermanfaat bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat yang pada akhirnya memberikan keuntungan positif, yaitu diperolehnya dukungan dari masyarakat dalam setiap aktivitas dan citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan
11
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, commit to user hal.10
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
stakeholders secara tidak langsung, namun sejauh ini belum ada penelitian yang mengkaji pelaksanaan program ini. Berkaitan dengan hal ini maka permasalahan tersebut dalam perspektif komunikasi akan diteliti menggunakan metode studi kasus yang memusatkan perhatian pada kasus tunggal (embedded case study) dengan mencoba mengetahui persamaan dan perbedaan yang ada di antara kasus-kasus yang diteliti dan menghubung-hubungkan satu dengan lainnya dengan tetap berpegang pada prinsip holistik dan kontekstual12. Dengan metode studi kasus ini memungkinkan peneliti untuk dapat menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif serta fokus terhadap program community development penyulingan kayu putih yang dijalankan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap melalui kemitraan tiga belah pihak tersebut dengan mengevaluasi keberhasilan program dengan evaluasi model context, input, process, product (CIPP). Evaluasi dalam penelitian ini dimaksudkan agar di kemudian hari, apabila PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melaksanakan suatu kegiatan CSR melalui community development tidak akan dijumpai kendala yang sama. Dengan evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam penyusunan rencana maupun program community development berikutnya. Evaluasi diperlukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai tolak ukur untuk menilai apakah tujuan pelaksanakan program tersebut telah tercapai atau belum. Melalui evaluasi, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 12
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal. 141
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerimaan masyarakat terhadap program community development penyulingan kayu
putih,
bagaimana
perencanaan
program,
media
yang
digunakan,
pengorganisasian program serta untuk mengetahui efek pelaksanaan program yang terjadi di tengah stakeholders terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah 1. Secara umum bagaimana program community development penyulingan kayu putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru? 2. Karena program ini dilihat sebagai proses komunikasi, secara khusus maka: a. Bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap membuat
perencanaan
tentang
program
community
development
penyulingan kayu putih? b. Media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam menyampaikan
pesan
tentang
program
community
development
community
development
penyulingan kayu putih? c. Bagaimana
pengorganisasian
program
penyulingan kayu putih? d. Bagaimana efek program community development penyulingan kayu putih di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui secara umum bagaimana program community development penyulingan kayu putih sebagai proses komunikasi diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru 2. Secara khusus : a. Untuk mengetahui bagaimana komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap membuat perencanaan tentang program community development penyulingan kayu putih b. Untuk mengetahui media apa yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam menyampaikan pesan tentang program community development penyulingan kayu putih c. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih d. Untuk mengetahui bagaimana efek program community development penyulingan kayu putih di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder
D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa kegiatan CSR melalui community development merupakan sebuah usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar, sehingga eksistensi perusahaan di tengah masyarakat sekitar tidak selalu berdampak buruk tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk memberikan masukan dan saran bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih yang dijalankan melalui kemitraan ini sehingga menjadi solusi yang bermanfaat. 3. Memberikan masukan dan saran bagi Perhutani dalam menjalin kemitraan dalam program community development penyulingan kayu putih ini agar tidak mencari keuntungan sendiri namun juga mempertimbangkan aspirasi masyarakat Kelurahan Kutawaru yang terlibat didalamnya 4. Memberikan gambaran dan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk dapat melaksanakan program-program CSR yang disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menjadi solusi bagi masyarakat sekitar itu sendiri. 5. Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa dalam dunia akademis mengenai pentingnya praktek kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
E. Kerangka Teori 1. Pengertian Public Relations Dalam Kajian Komunikasi Komunikasi merupakan bagian mendasar dalam kehidupan manusia untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama dan lingkungannya. Rogers dan Lawrence Kincad dalam Cangara mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam13. Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat perusahaan perlu menyadari aktivitas dan perkembangan organisasi tersebut tidak dapat terlepas dari pengaruh dan dukungan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat perusahaan harus mampu melihat dan senantiasa menyesuaikan diri dengan masyarakat dengan melakukan komunikasi. Oleh karena itu dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat perusahaan perlu menempatkan pihak yang ditunjuk untuk menjembatani hubungan komunikasi perusahaan yang sering dikenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR). Istilah PR menurut kamus IPR (Institute of Public Relations) adalah: “keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya 14 .” Sedangkan menurut Frank Jefkins, PR adalah “Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi 13 14
commitPT. to Raja userGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 19 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Frank Jefkins, Public Relations Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1995, hal.8
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian15. Definisi PR juga dikemukakan Danny Griswold, Public Relations diartikan sebagai fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikapsikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan programprogram komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik16. Dari beberapa definisi dan pengertian di atas dapat terlihat jelas bahwa PR mempunyai upaya yang terencana dan berkesinambungan. PR merupakan satu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan terencana, adanya komunikasi yang bersifat dua arah, berorientasi pada organisasi/lembaga dan sasarannya adalah publik.17. Publik dalam PR merupakan khalayak sasaran dari kegiatan public relations. Khalayak sasaran ini merupakan kumpulan orang-orang maupun lembaga dan instansi yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Sasaran kegiatan public relations terbagi atas publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, meliputi para karyawan, pemegang saham, direksi dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan, meliputi penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pers, dan komunitas18.
15
Ibid. hal.9 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7 17 commit to user Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT Ghalia Indonesia Jakarta, 2002,. hal. 15 18 Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 63 16
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi PR bukan kegiatan yang bersifat sembarangan karena tujuan utama dari kegiatan PR adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian. Jika definisi PR di atas dilihat dari kajian komunikasi maka dapat disimpulkan bahwa PR merupakan sebuah proses komunikasi, seperti terlihat dalam formulasi komunikasi yang dikemukakan Lasweel yang dilukiskan dengan pertanyaan-pertanyaan: who, says what, in which channel, to whom, with what effect.. Sedangkan yang termasuk komponen-komponen komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan dan efek19. Setidaknya suatu kegiatan PR dikatakan sebagai komunikasi apabila telah mengandung tiga komponen, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With what Effect
S
M
C
R
E
Gambar. 1.1 Formulasi Lasweel dalam Proses Komunikasi20 Jika kegiatan PR dijabarkan ke dalam kegiatan proses komunikasi, maka akan nampak elemen-elemen komunikasi dalam formulasi Lasweel sebagai berikut21: a. Who says (siapa mengatakan) : komunikator Dalam proses komunikasi, Public Relations sebagai komunikator dapat dibagi dua, berupa komunikator individu maupun lembaga/organisasi tertentu. Sebagai komunikator lembaga, PR harus mampu menjalankan fungsi 19
C. Sardjono & Pawito, Teori-Teori Komunikasi, BPK Komunikasi FISIP UNS, UNS Press 1998, hal.85 20 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, commit to user Jakarta, 1999, hal. 23 21 Ibid. hal. 22-28
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manajemen dalam kegiatan atau aktivitas program kerja kepada publiknya, sekaligus bertindak sebagai mediator untuk mewakili perusahaan terhadap publik dan sebaliknya. b. Says what (mengatakan apa) : pesan Pesan yang disampaikan kepada penerima yang berupa ide, gagasan, informasi, aktivitas, atau kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau dipromosikan untuk diketahui, dipahami, dan dimengerti yang sekaligus diterima oleh publiknya. c. In which channel : saluran Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Media atau alat khusus untuk keperluan PR digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut : 1. Media umum, yakni sarana-sarana seperti surat-menyurat, dan sebagainya 2. Media masssa, berupa media yang memiliki efek serempak dan cepat dan mampu mencapai audience dalam jumlah besar dan tersebar luas di berbagai tempat secara bersamaan seperti media cetak maupun elektronik seperti koran, majalah, telvisi, radio dll. 3. Media khusus, seperti, iklan, logo, nama perusahaan, ataupun produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif 4. Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan terbatas
dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktivitas PR.
Jenisnya seperti
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. House Journal seperti majalah bulanan (in house magazine), profil perusahaan (company profile), laporan tahunan perusahaan (annual report), prospectus, bulletin dan tabloid b. Printed materials seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi berupa booklets, pamphlet, leaflet, memo, kalender c. Spoken and visual words, seperti audio visual, video record, slide film, broadcasting media, perlengkapan radio dan televisi. d. Media pertemuan, seperti seminar, rapat, pertemuan, diskusi, pameran, special events, sponsorships, dan gathering meet. d. To whom ( kepada siapa) : komunikan Yakni publik yang menjadi sasaran dalam komunikasi secara langsung ataupun tidak. Dalam berkampanye, PR lebih menekankan pengertian, kesadaran, saling percaya, toleransi, dan saling kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperoleh dukungan publik. Pada akhirnya akan memperoleh citra atau kepercayaan dari komunikan, yakni melalui perjuangan keras, proses waktu, dukungan teman kerja , pimpinan, dan dana secara terus menerus. e. With what effect (dengan efek apa) : efek dan dampak Efek atau dampak merupakan respon atau rekasi setelah proses komunikasi tersebut berlangsung apakah mampu mempengaruhi tanggapan (process of influence), terhadap sikap (perilaku), dukungan (atau menolak), memotivasi atau dapat menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk opini publik sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun menggunakan media. Menurut Onong Uchjana efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi 22: 1. Efek kognitif (cognitive effect), efek yang timbul pada komunikan dan menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya. 2. Efek afektif (affective effect), tujuan komunikator bukan hanya sekedar tahu tetapi juga tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, dari tidak senang menjadi senang 3. Efek konatif behavioral (conative behavioral effect), apabila berkaitan dengan perilaku, dari hal negative menjadi perilaku yang lebih positif Berkaitan dengan unsur-unsur proses komunikasi diatas, maka proses komunikasi yang diaplikasikan dalam kegiatan PR dapat dilihat sebagai berikut23 : a. Sumber
: perusahaan/lembaga/organisasi
b. Komunikator : bidang/divisi Public Relations c. Pesan
: kegiatan-kegiatan Public Relations
d. Komunikan
: publik-publik Public Relations
e. Efek
: citra publik terhadap perusahaan/lembaga/organisasi
Dalam kaitannya dengan penelitian ini proses komunikasi PR PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap akan lebih membicarakan PR sebagai komunikator yang mewakili lembaga atau organisasi. PR sebagai state of being merupakan perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang dilembagakan ke dalam bentuk bagian manajemen dimana terdapat pejabat PR yang memimpin suatu
22
Onong Uchjana E, Human Relations dan Public Relations Dalam Management, CV Mandar Maju, Bandung, 1989, hal. 16. 23 commit to Relations, user Soemirat, MS dan Ardianto, Dasar-Dasar Public PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.118
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelembagaan tersebut24. Sebagai alat manajemen sebuah lembaga atau organisasi, maka secara struktural PR merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut. Sebagai bagian dari
manajemen, fungsi
PR lembaga/perusahaan
menunjukkan suatu tahap pekerjaan, berkaitan dengan fungsi PR Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi public relations meliputi hal-hal berikut25: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi. 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya. 3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilnya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Sedangkan menurut Bertrand R. Canfield seperti yang dikutip Onong, public relations mengemban tiga fungsi26 : 1. Mengabdi kepada kepentingan umum Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah publik internal dan publik eksternal yang harus dibina hubungannya 2. Memelihara komunikasi yang baik Komunikasi yang baik diartikan sebagai hubungan komunikatif dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam memelihara hubungan ini public relations tidak memandang seseorang dari kedudukan, umur, pekerjaannya, semuanya patut dihargai sama sebagai manusia 3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik Hal ini dapat dipahami karena seorang kepala bagian public relations pada dasarnya mewakili organisasinya sehingga citra yang baik dari seseorang
24
Rosady Ruslan, Manajemen Hubungan Masyarakat dan Manajemen Komunikasi, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2005, hal.34 25 commit to user Ibid. hal.19 26
Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepala humas akan membawa citra yang baik pula terhadap organisasi yang diwakili Berdasarkan pengertian di atas maka fungsi PR bersifat melekat pada manajemen
perusahaan,
komunikasi
dua arah
yakni
bagaimana
PR
timbal
balik (two
ways
dapat
menyelenggarakan
communication) antara
organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Komunikasi yang bersifat timbal balik ini sangat penting dan mutlak harus ada dalam kegiatan PR, melalui proses komunikasi timbal balik inilah, individu maupun kelompok dapat menyampaikan dan atau bertukar informasi kepada lembaga atau organisasi perusahaan dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual understanding), saling
menghargai
(mutual
appreciation),
saling
mempercayai
(mutual
confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan public (public support), dan terciptanya feedback merupakan prinsip pokok dalam komunikasi public
relations
demi
tercapainya
citra
yang
positif
bagi
suatu
lembaga/perusahaan27. Pengembangan dari saling pengertian ini dapat diperhatikan melalui empat tahapan atau langkah-langkah proses komunikasi PR dalam manajemen meliputi28: 1. Mendefinisikan Permasalahan (Defining Problems) Tahap ini PR diarahkan kepada usaha mengumpulkan data terhadap sasaran komunikasi, misalnya meneliti siapa komunikannya, bagaimana situasi dan kondisinya serta harus mengetahui apa yang dibutuhkan komunikan. Langkah ini biasa dikenal dengan istilah fact finding 27
Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.. 23 commitdalam to user Dr. phill. Astrid S. Susanto, Komunikasi Teori dan Praktek. Jilid III: Hubungan Masyarakat dan Periklanan,Binacipta,Bandung,1989, hal.125 28
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
2. Perencanaan dan Program (Planning and Programming) Setelah menganalisa pendapat, sikap dan reaksi publik serta penyusunan daftar masalah berdasarkan data dan fakta yang ditemukan, lalu diintegrasikan atau diserahkan dengan kebijakan dan kegiatan organisasi. Pada tahap ini dapat ditemukan pilihan yang diambil serta menentukan orang-orang yang akan mengerjakan pelaksanaannya nanti. 3. Aksi dan Komunikasi (Action and Communication) Dalam tahap ini PR melakukan tindakan untuk mengkomunikasikan rencana-rencana yang telah dipersiapkan kepada semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini menjelaskan tindakan yang diambil dan tujuan jatuhnya pilihan tersebut. Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR harus mampu mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya 29 . Jika dikaitkan dengan komunikasi yang dilakukan PR, Astrid (1982) dalam bukunya Komunikasi Kontemporer menyebutkan komunikasi akan lebih efektif apabila menggunakan bahasa yang lebih cocok dengan situasi komunikasi maupun menggunakan bentuk dan gaya bahasa yang paling menarik dan bernilai bagi komunikan 30 . Selain itu pesan yang
29
Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hal.16 30 to user Tommy S dan Fahrianoor, Komunikasicommit Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek, Arti Bumi Intaran, Yogyakarta, 2004, hal. 25
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disampaikan juga disesuaikan dengan kondisi komunikan itu sendiri. Wilbur Schramm seperti yang dikutip Onong menampilkan apa yang disebut the condition of success in communication yaitu kondisi yang harus dipenuhi agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut 31: 1. Pesan dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan 2. Pesan disampaikan menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan 3. Pesan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki Untuk mengembangkan proses komunikasi timbal balik, PR dapat melakukan berbagai metode dan teknik komunikasi secara langsung (face to face communication) kepada komunikannya , meliputi32: 1. Komunikasi antar persona Komunikasi antar persona atau interpersonal communication adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan (dyadic communication) atau antara seorang komunikator dengan dua orang komunikan (triadic communication). Komunikasi sifatnya dialogis secara tatap muka dan umpan balik terjadi secara langsung (immediate feedback). Maka komunikasi ini sering dipergunakan untuk melakukan persuasi (persuasive communication), yaitu komunikasi yang melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar merubah tingkah laku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampaian pesan. 2. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang secara tatap muka. Berdasarkan kelompok ciri dan sifat kelompok dalam hubungannya dengan proses komunikasi, komunikasi kelompok dibedakan menjadi; 31 32
Ibid, hal.29 Onong Uchjana E, Op. Cit hal. 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
a. Komunikasi kelompok kecil Yaitu sejumlah orang, tiga orang atau lebih, tetapi sedemikian kecilnya sehingga mereka dapat berinteraksi secara pribadi dengan kesadaran akan dirinya masing-masing dan dengan kesadaran akan tujuan dan masalah bersama. b. Komunikasi kelompok besar Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi dengan sejumlah besar komunikan, yang karena banyaknya anggota kelompok itu hampir tidak terdapat kesempatan pada mereka untuk tanggapan secara verbal. 4. Penilaian (Evaluation) Tahap selanjutnya dalam proses komunikasi dalam manajemen PR adalah melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Evaluasi mengarah kepada usaha untuk menilai kembali sejauh mana pesan-pesan komunikasi yang disampaikan kepada publik dapat diterima. Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja PR karena akan memberikan kesimpulan mengenai keberhasilan program PR yang dijalankan dinilai dari segi-segi berhasil dan tidaknya, apa penyebabnya, apa yang sudah dicapai, apa faktor keberhasilan dan penghambatnya. Hal ini diperlukan untuk dijadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini empat langkah proses manajemen PR di atas dilihat pada usaha komunikator dalam hal ini PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam menyampaikan pesan melalui pelaksanaan program CSR community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan dengan menjalin kemitraan dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai komunikan. Dalam penelitian ini dampak (efek) dari proses komunikasi to user perubahan manakala komunikasi yang dilakukan perusahaan akan commit menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
terjadi secara efektif sehingga komunikan memahami gagasan komunikator yang dapat dilihat dari respon/tanggapan (feedback) masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Pada pelaksanaannya bentuk-bentuk komunikator PR perusahaan ini berkesesuaian dengan tingkatan komunikasi yang terjadi. Menurut Grunig, perkembangan PR dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi terdapat empat model komunikasi yang dijalankan PR (Four typical ways of conceptual and practicing communication) yakni 33: 1. Model Press Agentry/Publicity Model ini didasarkan pada prinsip komunikasi satu arah yang biasanya dipakai pada aktivitas kampanye atau propaganda. Karena bersifat sat arah model ini tidak memperhitungkan kebenaran informasi dan hanya berusaha menyebarluaskan publisitas secara sepihak. PR/humas hanya berusaha menyebarluaskan informasi yang menguntungkan organisasi. 2. Model Public Information Pada model ini PR/humas berperan seperti seorang wartawan dalam menyebarkan informasi, atau bekerjasama dengan media untuk mengendalikan informasi. Pola komunikasi yang terjadi masih satu arah, sehingga unsur kebenaran informasi masih berada dalam genggaman komunikator 3. Model Two - Way Asymetric Pola komunikasi telah bersifat dua arah, meskipun dominasi dari komunikator masih besar. Inisiasi komunikasi dan pengembangan hubungan masih berpusat pada sumber. Aktivitas komunikasi ditujukan agar khalayak menerima keputusan, terbuka dan dapat bekerja sama dengan organisasi. PR/humas berusaha menyampaikan pesan kepada khalayak berdasarkan kebenaran yang diperoleh dari riset serta penggunaan strategi komunikasi secara ilmiah. Umpan balik (feedback) dari khalayak diperhatikan serta ditanggapi oleh komunikator dengan materi komunikasi yang diperoleh dari khalayak. 4. Model Two – Way Symmetric Pada model ini, pola komunikasi yang terjadi bersifat seimbang dan dua arah. Model ini mampu menyelesaikan konflik antara organisasi dan khalayak. Karena keseimbangan komunikasi, organisasi bukan hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. Organisasi dan khalayak menjadi partner untuk menciptakan kesepahaman dan commit to userdan Komunikasi, Raja Grafindo Persada Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations Jakarta, 2003, hal.103 33
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal balik (reciprocal benefits). 1.1 Citra Sebagai Efek Dari Proses Komunikasi PR Perusahaan Sebagai pendukung fungsi manajemen yang bertugas untuk membina hubungan dengan publik internal maupun eksternal perusahan, PR memiliki beberapa kegiatan dan sasaran, antara lain34: 1. Building corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 2. Facing
Crisis,
yaitu
menangani
keluhan-keluhan,
membentuk
manajemen krisis (PR recovery of image), dan memperbaiki lost of image and damage
Adanya kegiatan dan sasaran ini menunjukkan bahwa kegiatan public relations erat hubungannya dengan pembentukan citra (image) di mata khalayak (publics). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu khalayak public relations adalah komunitas. Maka citra perusahaan dimata komunitas pun harus dibina dan dipertahankan. Citra perusahaan menurut Frank Jefkins adalah kesan atau impresi mental atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri35 Menurut Frank Jefkins, ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia public relations, yaitu36:
34
Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23 commit to user Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352 36 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Op.Cit, hal. 17 35
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Citra bayangan (mirror image) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. 2. Citra yang berlaku (current image) Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi 3. Citra yang diharapkan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen 4. Citra perusahaan (corporate image) Citra dari suatu organiasai secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayannya 5. Citra majemuk (multiple image) Citra yang melekat pada masing-masing unit dan individu sehingga citra yang muncul belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan. Dalam usaha untuk menjaga citra perusahaan, PR menghadapi empat situasi sulit (negatif, yaitu sikap permusuhan (ketidakcocokan), prasangka buruk (kecurigaan), ketidakpedulian dan ketidaktahuan publik, yang harus dirubah menjadi positif, yaitu kesesuaian/simpati, penerimaan/dukungan, minat/perhatian dan pemahaman public melalui komunikasi. Tujuan utama dari keseluruhan proses perubahan itu adalah untuk memperoleh pengertian bersama antara perusahaan dan publiknya. Permusuhan
Simpati
Prasangka
Penerimaan
Ketidakpedulian
Minat
Ketidaktahuan
Pemahaman
Gambar 1.2 Proses Transfer pada kegiatan Public Relations37
commit to user 37
Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 29
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada pelaksanaannya kegiatan yang dilakukan PR harus seimbang, artinya PR tidak boleh hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga harus memperhatikan publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh masyarakat. Pentingnya keseimbangan ini mengingat perusahaan berusaha untuk mendapatkan goodwill serta kepercayaan dari karyawan dan masyarakat dalam rangka membentuk citra positif. Eksistensi PR melalui kegiatan-kegiatannya tersebut tentu saja bukan ditujukan guna mengangkat citra pejabatnya, namun lebih dari yaitu mengangkat citra lembaganya dimata khalayak. Bila saling pengertian dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan komunitas telah dibangun dan dipertahankan, maka diharapkan akan terbentuk citra perusahaan.
2. Corporate Social Responsibility (CSR) Salah satu publik yang dihadapi public relations adalah komunitas. Rhenald Khasali dalam bukunya Manajemen Public Relations mendefinisikan komunitas sebagai : ”Masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah disekitar pabrik, kantor, gedung, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan. Intinya adalah komunitas merupakan kelompok kesatuan yang tinggal di sekitar lokasi baik pabrik/perusahaan maupun asetnya38.” Terkait dengan komunitas maka tugas public relations disini adalah mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik termasuk di dalamnya adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka 39 . Salah satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Jerold mendefinisikan 38
Rhenald Khasali, Op.Cit, hal. 127 Ibid. hal. 80
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas40. Salah satu bentuk komunikasi perusahaan dalam rangka mewujudkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar (community relations) adalah dengan melaksanakan program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Dilihat dari kajian komunikasi program-program CSR yang dilaksanakan perusahaan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi,
komunikasi karena
melalui kegiatan CSR ini dijadikan sebagai alat bagi perusahaan untuk menyampaikan pesan dari perusahaan kepada masyarakat agar diperoleh saling pengertian. Melalui kegiatan CSR perusahaan masyarakat diajak, didorong dan diikutsertakan untuk saling menyalurkan ide, aspirasi dan pendapat terkait apa yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing pihak. Beberapa definisi maupun konsep CSR telah berkembang pengertiannya, namun hakekatnya sama yaitu membawa kemajuan bukan hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Seperti yang dinyatakan Business for Social Responsibilty/BSR (2002), BSR mendefinisikan CSR sebagai : “Business practice that strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all stakeholders41”. Melalui definisi tersebut BSR menyatakan bahwa perilaku bisnis yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan memelihara lingkungan
40
Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2 41 commit to user Management dan Implementasi di Dwi Kartini, CSR: Transformasi Konsep Sustainability Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung , 2009, hal.2
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Sedangkan The Commision for European Communities seperti yang disampaikan dalam dokumen The Green Paper sebagai merumuskan CSR sebagai : “essentially concept whereby companies decide voluntarily to contribute to a better society and a cleaner environment” 42 . Selanjutnya organisasi ini menilai bahwa perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial bukanlah perusahaan yang semata-mata memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya menurut aturan hukum melainkan perusahaan yang melaksanakan kepatuhan melampaui ketentuan hukum serta melakukan investasi lebih dibidang human capital, lingkungan hidup dan hubungan dengan para stakeholder. Dari definisi tersebut, terumuskan bahwa CSR merupakan salah satu etika perusahaan. Secara moral dan etika, perusahaan mengadakan komunikasi dengan masyarakat sekitar, karena perusahaan juga bagian dari warga masyarakat dimana perusahaan berdiri. Pada intinya konsep CSR merupakan konsep dimana perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar melalui berbagai program-program kepedulian yang dijalankan. Namun demikian terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai CSR bahwa berbagai kegiatan CSR yang telah diimplementasikan oleh perusahaan didasarkan atas kesukarelaan. Kesukarelaan bukan semata-mata karena belas kasihan, namun karena pengertian yang mendalam tentang hubungan yang erat antara pencapaian tujuan masyarakat dengan pencapaian tujuan perusahaan. commit to user 42
Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 3
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Curt Werden seperti yang dikutip Parsudi Suparlan43, menjelaskan bahwa perusahaan yang memaknai CSR sebagai bentuk corporate social investment akan mengambil kebijakan dari sekedar menyumbang (charity/philantrophy) menjadi bagian dari investasi. Kegiatan CSR itu dilakukan dengan motivasi yang beragam, tergantung pada cara perusahaan melihat dan memaknai CSR itu sendiri. Dalam prakteknya di lapangan, suatu kegiatan perusahaan disebut CSR ketika memiliki sejumlah unsur berikut 44: 1.
Continuity and sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan merupakan unsur vital dari CSR. CSR merupakan hal yang bercirikan pada long term perspective dan bukan berdasar trend
2.
Community empowerment atau pemberdayaan komunitas, salah satu indikasi dari suksesnya sebuah program CSR adalah dengan adanya kemandirian yang lebih pada komunitas, dibandingkan dengan sebelum program CSR hadir.
3. Two ways, artinya program CSR bersifat dua arah. Korporat bukan lagi berperan sebagai komunikator belaka tetapi juga harus mampu mendengarkan aspirasi dari komunitas.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan CSR, Kartini dalam bukunya CSR: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia, menjelaskan beberapa indikator kinerja kunci dalam melihat implementasi CSR yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan yakni dapat dilihat dari 45: 43
Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.30 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14 45 Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55 44
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Leadership (kepemimpinan), program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan top management, terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program 2. Proporsi bantuan, CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka anggarannya harus besar 3. Transparansi dan Akutabilitas, terdapat laporan tahunan (annual report) 4. Cakupan Wilayah (Coverage Area), terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang ditentukan 5. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi 6. Pelibatan Stakeholder (stakeholder engagement) 7. Keberlanjutan (Sustainability), terjadi alih peran dari perusahaan ke masyarakat, tumbuhnya rasa memiliki program pada diri masyarakat 8. Hasil Nyata (Outcome), memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis, terjadi penguatan komunitas.
3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan Corporate Sosial Responsibilty (CSR) Salah satu ruang lingkup kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan dipraktekan perusahaan adalah dengan melibatkan komunitas sekitar dengan kegiatan pengembangan masyarakat lokal atau community development. Masyarakat lokal yang dimaksud disini adalah masyarakat yang berada di sekitar operasi perusahaan dan tidak memiliki hubungan secara kontraktual dengan perusahaan. Kegiatan CSR melalui community development diupayakan agar mampu memberdayakan potensi masyarakat lokal sehingga dapat memberi manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat itu sendiri. Budimanta 46 mendefinisikan community development sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana, dan
commit to user 46
Reza Rahman, Op.Cit. hal.8
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik. Secara hakikat community development merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, terhadap komunitas lokal. Artinya, perusahaan adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen yang ada dalam masyarakat. Sebagai salah satu elemen, perusahaan masuk dalam struktur sosial masyarakat setempat dan berpengaruh terhadap elemen lain yang ada. Dengan kesadarannya, perusahaan harus dapat membawa komunitas lokal kearah kemandirian tanpa merusak tatanan sosial budaya yang sudah ada. Dalam Journal of International Social Research Volume 2/9 halaman 204 Fall 29 dengan Corporate Social Responsibility And Its Role In Community Development: An International Perspective oleh Maimunah Ismail disebutkan bahwa : “Pemberdayaan masyarakat merujuk pada inisiatif yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan kemitraan dengan organisasi eksternal atau korporasi untuk memberdayakan individu dan kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghasilkan perubahan di komunitas mereka sendiri” Pelaksanaan CSR melalui community development menurut AB Susanto47 dapat dilakukan dengan siklus pengembangan komunitas yang dimulai dengan berprinsip pada development, yakni pengembangan konsep, tujuan, dan sasaran program berdasar community needs analysis atau analisa kebutuhan komunitas. Dalam melakukan analisis kebutuhan, perusahaan harus benar-benar dapat memenuhi kebutuah (Needs Analisis), dan bukan sekedar membuat daftar commit to user 47
Reza Rahman, Op. Cit, hal. 34
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan harus dilakukan secara cermat agar dapat menggali kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan merupakan keinginan beberapa orang saja, apakah tokoh masyarakat, atau kepala desa yang mempunyai kewenangan menentukan keputusan48. Dalam melaksanakan tahap ini komunitas yang menjadi sasaran dilibatkan/didorong untuk berpartisipasi aktif (involve). Tahap selanjutnya adalah sosialisasi (socialize) program kepada seluruh komunitas, sehingga sebagai sasaran program komunitas merasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan serta keberhasilan program. Dalam tahap sosialisasi ini merupakan tahap yang penting, sosialisasi hendaknya melalui media dengan pesan komunikasi yang tepat. Selanjutnya program yang disajikan untuk direalisasikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas (cater). Perusahaan harus mampu mengakomodasi tentang needs, desire, interest, dan wants yang muncul dalam komunitas dan terkait dengan pelaksanaan proyek, korporat sebaiknya menggunakan tenaga kerja setempat (utilize). Tahap terakhir adalah socialize, yang berarti sosialisasi program community development kepada pihak luar melalui aktivitas PR. Kegiatan CSR yang dilakukan PR perusahaan melalui community development mengandung upaya untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki (participating and belonging together) terhadap program yang dilaksanakan,
dan
harus
mengandung unsur pemberdayaan
masyarakat.
commit to user 48
Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
Sebagaimana dikemukakan Jim Ife dan Frank Tesoriero 49 bahwa partisipasi sebagai suatu konsep dalam community development merupakan sebuah konsep sentral dan prinsip dasar dari community development. Peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social empowerment), secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pelaksanaan program yang dilakukan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program community development yang dilaksanakan perusahaan dapat dijalankan melalui beberapa pendekatan yakni : 1. Perencanaan dengan sistem “top down planning” artinya adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pemberi gagasan awal serta perusahaan berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berwal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh. 2. Perencanaan dengan sistem “bottom up planning” artinya adalah perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan sedangkan perusahaan hanya sebagai fasilitator dalam suatu jalannya program. Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan community development membutuhkan kemitraan diantara stakeholders seperti pemerintah dan masyarakat (civil society) atau yang dikenal dengan istilah Tri-
49
Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, commit to user Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sector Partnership 50 . Melalui kemitraan ini diharapkan program community development yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang tindih. Pemerintah
Masyarakat, Institusi Pendidikan
Korporasi
Gambar 1.3. Tri Sector Partnership Dengan melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni pemerintah, masyarakat dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam pola kemitraan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling berkolaborasi dalam mengembangkan program community development. Sebagai bentuk konsep yang membangun masyarakat sekitar kehadiran CSR yang dilaksanakan perusahaan melalui community development mampu memberikan kontribusi dan manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat sasaran dan perusahaan pelaksana. Pada umumnya community development dianggap sebagai sarana yang tepat untuk melaksanakan aktivitas CSR. Menurut Soetomo51 hal ini ditunjukan dari beberapa pertimbangan. Pertama, sesuai dengan karakteristik melalui program community development dapat dikembangkan dan dimanfaatkan unsur modal sosial baik yang dimiliki dunia usaha maupun masyarakat. Perusahaan dapat membangun citra sehingga dapat berdampak pada 50 51
Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52 commit to Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229
user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perluasan jaringan dan peningkatan trust. Sementara itu bagi masyarakat lokal, dapat dikembangkan dan dimanfaatkan solidaritas sosial, kesadaran kolektif, mutual trust dan resiprokal untuk mendorong tindakan bersama guna meningkatkan kondisi kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat. Kedua, melalui community development diharapkan adanya hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk bantuannya dengan potensi yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, CSR bukan sematamata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas masyarakat secara berkesinambungan dan terlembagakan. Ketiga, aktivitas bersama antara dunia usaha dengan masyarakat, terutama masyarakat lokal melalui community development dapat difungsikan berbagai sarana komunikasi. Apabila komunikasi sudah terlembagakan, berbagai persoalan dalam hubungan dunia usaha dengan masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk mengakomodasi kepentingan semua pihak.
4. Bentuk-Bentuk Program Community Development Pada dasarnya bentuk program community development yang dilaksanakan antar yang satu perusahaan dengan yang lain berbeda dan disesuaikan dengan landasan kebijakan yang diemban perusahaan tersebut. Mengingat bahwa tidak ada program baku yang well implemented di setiap perusahaan maka berikut disajikan beberapa contoh lingkup program community development52:
commit to user 52
Reza Rahman, Op.Cit, hal.225
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.1. Ruang lingkup program community development Bidang
Muatan
Sosial
Pendidikan/pelatihan,
kesehatan,
kesejahteraan
sosial,
kepemudaan/kewanitaan, keagamaan, kebudayaan,penguatan kelembagaan, dll Ekonomi
Kewirausahaan, pembinaan UKM, Agribisnis, Pembukaan lapangan kerja, Sarana dan prasarana ekonomi, Usaha produktif, dll
Lingkungan
penghijauan, pengelolaan air, pelestarian alam, penyehatan lingkungan, dll
Dalam bidang ekonomi, model kegiatan yang dapat dilakukan dalam membangun hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar yang lebih berkualitas adalah melalui pengembangan usaha produktif yang disesuaikan dengan kemampuan sumber daya masyarakat tersebut. Dalam kaitan ini, kepedulian perusahaan besar akan memberi manfaat kepada kedua belah pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai akibat adanya kecemburuan sosial. Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui comunity development dapat dilaksanakan dengan : (1) Perusahaan memberikan penguatan kapasitas masyarakat (capacity building), (2) Perusahaan melakukan program kemitraan (collaboration) dalam bentuk pemberdayaan ekonomi, (3) commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perusahaan penerapan inovasi yang kreatif yang berdimensi pada kearifan lokal dengan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan ramah lingkungan53. Berikut ini contoh model program community development bidang ekonomi yang pernah dilaksanakan perusahaan multinasional di Indonesia : Tabel 1.2. Model pelaksanaan community development bidang ekonomi Perusahaan
Pelaksanaan
PT Unilever Indonesia
Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam : Mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi pemasok
pabrik
Kecap
Bango.
Dengan
cara
mendampingi dan memberikan bibit kedelai hitam terbaik,
pengarahan
mengenai
penanaman,
dan
pinjaman tanpa bunga54 PT INCO
Program Pertanian Ulat Sutera : Memacu
ekonomi
pertanian lokal dengan memberikan bantuan alat dan pelatihan hortikultura55 PT Medco Energi
Program Micro Financing Service (MFS) : Memberikan bantuan pendanaan usaha mikro masyarakat dengan sistem dana bergulir56
53
Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.132 Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 332 55 commit to Ibid. hal. 337 56 Ibid. hal. 349 54
user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
5. Penyulingan Kayu Putih Sebagai Alternatif Kegiatan Community Development Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan dukungan lahan subur/areal seluas 400 hektar milik Perum Perhutani yang belum termanfaatkan, PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang berkomitmen mewujudkan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate sosial responsibility) berusaha memahami apa yang menjadi setiap permasalahan masyarakat sekitar melalui program community development yang dilaksanakan. PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap bersama masyarakat Kutawaru dengan menggandeng Perhutani KPH Banyumas Jawa Tengah menjalin kemitraan dengan mengolah lahan tersebut untuk ditanami pohon kayu putih sebagai bahan baku untuk diolah menjadi minyak kayu putih yang merupakan potensi sumber daya alam yang terbarukan dan bernilai ekonomis tinggi selain itu pada sela-sela tanaman kayu putih masih bisa ditanami tanaman semusim secara tumpangsari, sehingga lahan dapat menghasilkan tambahan selain dari tanaman kayu putih tersebut. Minyak kayu putih berasal dari jenis pohon seperti Melaleuca leucadendron dan eucalyptus sp. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka serta tahan terhadap kebakaran. Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi, dapat tumbuh di dekat commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Daun kayu putih melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan*. Secara umum proses pengambilan atau pengolahan minyak kayu putih dibagi menjadi 4 cara : 1. Destilasi dengan air Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan direbus langsung di dalam air, minyak akan menguap bersama air kemudian diembunkan dan dipisahkan 2. Destilasi dengan air dan uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan diletakkan langsung di atas air yang mendidih, minyak akan terbawa air yang menguap kemudian diembunkan dan dipisahkan 3. Destilasi uap Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan dilewati uap air (steam), minyak akan terbawa steam kemudian diembunkan dan dipisahkan 4. Destilasi dengan pelarut Pengambilan minyak atsiri dengan cara bahan ditambah pelarut tertentu (alkohol dll) kemudian diuapkan, minyak akan terbawa oleh pelarut kemudian diembunkan dan dipisahkan. Kegiatan CSR penyulingan kayu putih sangat prospektif untuk dikembangkan, selain karena tanaman kayu putih mudah untuk dibudidayakan termasuk pada lahan kritis sekalipun, hal ini juga masih banyaknya permintaan akan minyak kayu putih yang belum dapat dipenuhi. Kegiatan CSR penyulingan kayu putih akan memberikan manfaat tersendiri bagi pelaksananya baik perusahaan maupun masyarakat/stakeholder. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi investasi jangka panjang perusahaan dalam membina hubungan baik dengan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat diharapkan dapat memenuhi
*
commit to user Data dokumen Perhutani
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebutuhan akan program serta memberikan tambahan pendapatan dari kegiatan CSR kepada masyarakat. Namun, salah satu persoalan untuk melaksanakan kegiatan penyulingan kayu putih adalah adanya kendala yang dihadapi masyarakat terkait pengadaan sarana/alat penyulingan kayu putih. Untuk mendukung program tersebut, keterlibatan masyarakat maupun stakeholder sangat berpengaruh dalam memberikan sosialisasi mengenai program yang akan dilaksanakan perusahaan. Melalui opinion leader maupun lembaga yang dibentuk perusahaan, masyarakat yang menjadi sasaran program mengetahui adanya program yang akan dijalankan sehingga masyarakat merasa dilibatkan yang pada akhirnya terdapat kesepahaman antara pelaksana dengan sasaran kegiatan CSR.
6. Evaluasi Program CSR Kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan perlu dilihat lebih jauh bagaimana hasil yang dicapai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan bagi masyarakat maupun perusahaan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi. Dalam konteks PR Lindenmann menyebut evaluasi PR adalah “setiap dan semua penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relative sebuah program, kegiatan atau strategi PR dengan mengukur keluaran (output), atau dampak (outcome) program, kegiatan atau strategi itu berdasarkan sejumlah tujuan (objective) yang sudah ditetapkan sebelumnya57.
commit to user 57
Iriantara Yosal. Op.Cit, hal. 148
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
Evaluasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi sebuah program. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambilan keputusan (decision maker). Evaluasi dapat dipakai untuk menyelidiki seberapa luas program itu berhasil sehingga dapat dibuat keputusankeputusan, seperti58: 1. Menghentikan program karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksanan sebagaimana diharapkan. 2. Merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan 3. Melanjutkan program karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat 4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, bermanfaat dan perlu dilaksanakan lagi di lain waktu serta di tempat lain.
Terkait dengan hasil evaluasi program, dalam Journal penelitian yang diterbitkan Human Resource Planning Journal 30(1), pp. 30-35 dengan judul “Corporate Social Responsibility in Global Health Fellows International Volunteering Program” oleh Taryn Vian, M.Sc disimpulkan bahwa : "Evaluasi atas program Pfizer Global Health Fellows menemukan bahwa program tersebut telah memberikan dampak positif pada organisasi penerima, dan telah meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional pekerja dalam program tersebut. Temuan evaluasi menunjukkan bahwa program GHF bisa diperluas, baik dalam Pfizer atau melalui kerja sama dengan perusahaan tambahan, untuk meningkatkan dampak program. Sebuah program diperluas akan meningkatkan manfaat bagi perusahaan yang berpartisipasi serta Organisasi Mitra di negara berkembang. Evaluasi program ini sendiri dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis tergantung dari tujuan evaluasi dan fase kegiatan yang dievaluasi yaitu: commit to userPedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal.8 58
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Evaluasi awal (Pre-programme Evaluation) Yaitu evaluasi sebagai alat analisa guna memperbaiki rencana kegiatan atau rancangan suatu proyek. 2. Evaluasi Proses (On Going Programme Evaluation) Yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung 3. Evaluasi akhir (Expose Programme Evaluation) Yakni evaluasi yang digunakan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang digunakan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang direncanakan dalam hubungan efisiensi, efektivitas, dan kemungkinan-kemungkinan dampak hasil Penelitian tentang program community development penyulingan kayu putih yang dilakukan oleh Departemen Community Relations PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap tergolong Evaluasi proses (On Going Programme Evaluation) karena program community development penyulingan putih ini sudah berakhir perencanaannya, namun program tersebut masih berjalan hingga sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Pendekatan CIPP ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan program yang secara keseluruhan memperhitungkan keterkaitan antar faktornya (CIPP). Pendekatan model CIPP dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan kawan-kawannya yang tergabung dalam kelompok ilmuwan Phi Delta Kapha (1967) di Ohio State University Amerika Serikat, dengan empat sasaran penelitian, yaitu59: 1. Penilaian tentang konteks (Context) Penilaian konteks adalah penilaian yang mengarah pada konteks kebutuhan yang terkait dengan lingkungan. Jadi yang dinilai di sini adalah terkait latar belakang program, tujuan program, sasaran program serta kebutuhan-kebutuhan apa yang belum terpenuhi atau yang 59
Ibid, hal.39-40
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperkirakan akan diperlukan tapi belum terpenuhi terkait dengan spesifikasi lingkungan. sebagaimana terkait dengan program, penilaian konteks diperlukan untuk menilai apakah tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan dan apakah telah disesuaikan dengan kebijakan pelaksana program. 2. Penilaian tentang masukan (Input) Meliputi pertimbangan tentang sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program. Informasiinformasi yang terkumpul selama tahap penilaian, seharusnya digunakan oleh pengambil keputusan untuk menentukan sumber dan strategi di dalam keterbatasan dan hambatan yang ada. Dalam evaluasi program community development penyulingan kayu putih ini, penilaian input mengarah pada penilaian kemampuan pelaksana program (software), penilaian fasilitas, sarana dan dana (hardware) 3. Penilaian tentang proses (Process) Penilaian proses adalah penilaian yang mengarah pada proses pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan program. Dalam penilaian proses diperlukan catatan kejadian-kejadian yang muncul selama program berlangsung. Catatan tersbut digunakan untuk menentukan kelemahan dan kekuatan pendukung dan penghambat program jika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuannya adalah membantu penanggungjwaban pemantauan agar lebih mudah mengetahui kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek untuk kemudahan dapat dengan mudah melakukan perbaikan 4. Penilaian tentang hasil (Product) Penilaian yang dilakukan oleh penilai di dalam mengukur pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian ini berfungsi membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program. Penilaian hasil memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penggunaan model CIPP dilakukan, karena secara keseluruhan model CIPP memperhatikan keterkaitan secara menyeluruh dari konteksnya yang meliputi informasi dari beberapa faktor mengenai kondisi dan karakteristik konteks sebelum dilaksanakan. Masukan yang diberikan sebagai persiapan pelaksanaan program supaya berjalan lancar. Proses bagaimana program dilaksanakan dari awalnya dengan pendekatan apakah sesuai konteks dan merupakan proses yang tepat untuk mencapai tujuan program. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
Dalam hal ini program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat dikatakan berhasil apabila program tersebut memberikan efek positif bagi sasarannya. Untuk melihat hal tersebut, digunakan parameter indikator eksternal berdasar sasaran dan tujuan dari program yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Indikator tersebut meliputi 60: ·
·
60
Indikator Ekonomi §
Tingkat pertambahan kualitas dan prasarana
§
Tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat
§
Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan
Indikator Sosial §
Frekuensi terjadinya gejolak
§
Tingkat hubungan kualitas sosial antar perusahaan dengan masyarakat
commit to CSR. user Fascho Publishing, Gresik, hal.151 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap : memiliki tujuan menjalin hubungan baik dengan masyarakat
Public Relations Departeman Community Relations
Program CSR Community Development Penyulingan Kayu Putih : Memberdayakan masyarakat , Citra positif perusahaan
Proses komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui tahapan manajerial (fact finding, planning, communicating, evaluation)
Publik Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan menjalin kemitraan dengan Perhutani
Efek/Respon Dapat berupa tanggapan positif maupun negatif dari publik terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.Cilacap
Saran/Masukan bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
Gambar 1.4. Skema Penelitian Proses Komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui Community Development Penyulingan Kayu Putih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
G. KONSEP-KONSEP 1. Komunikasi Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dalam penelitian ini komunikasi akan dilihat sebagai sebuah proses manajerial PR (fact finding, planning, communicating, evaluation) yang dijalankan Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan melalui program CSR community development penyulingan kayu putih kepada publik (komunikan) yakni masyarakat kelurahan Kutawaru dan Perhutani dengan tujuan tercipta saling pengertian yang pada akhirnya menciptakan efek berupa tanggapan yang terjadi di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani sebagai bentuk umpan balik (feedback) dari proses komunikasi tersebut. 2. Corporate Social Responsibility (CSR) CSR merupakan suatu konsep mengenai tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Seperti definisi CSR yang dinyatakan Business for Social Responsibilty/BSR (2002), sebagai : “Business practice that strengthen accountability, respecting, ethical values in the interest of all stakeholder. Salah satu pilar dari CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah peran serta masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selalu berusaha mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat (community development). Salah satu program CSR bidang ekonomi yang dijalankan adalah community development penyulingan kayu putih yang menjalin kerjasama dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dan instansi pemerintah dalam hal ini Perhutani. Melalui community development penyulingan kayu putih ini masyarakat Kelurahan Kutawaru mengembangkan usaha produktif penyulingan kayu putih mulai dari penanaman, perawatan, pemanenan pohon kayu putih hingga proses penyulingan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak kayu putih sebagai produk hasil penyulingan ini nantinya dapat dijual oleh masyarakat dengan harapan dapat membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Dalam penelitian ini CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk dipandang sebagai sebuah kegiatan komunikasi yang didalamnya terkandung aspek pesan dari komunikator kepada komunikan. Melalui kegiatan CSR penyulingan kayu putih ini, komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap selain bertujuan memberdayakan masyarakat juga bertujuan menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada masyarakat yang tujuan akhirnya adalah tercipta saling pengertian dan tebina hubungan yang harmonis.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Publik Publik adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat beberapa publik yang dihadapi perusahaan salah satunya komunitas. Dalam penelitian ini publik yang dimaksud adalah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam program CSR community development penyulingan kayu putih yakni masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dan Perhutani.
4. Efek/Respon Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang tejadi pada diri komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun menggunakan media. Dalam penelitian ini efek/respon dilihat dari sikap perilaku, dukungan, umpan balik (feedback) berbentuk tanggapan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai khalayak sasaran baik secara positif atau negatif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai akibat proses komunikasi yang dilakukan komunikator PT. Holcim Indonesia Tbk melalui program CSR penyulingan kayu putih. Tanggapan berupa kepuasan-kepuasan kelompok dalam masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan indikator keberhasilan proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati untuk mendukung penyajian data61. Secara umum, studi kasus dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan pada saat muncul pertanyaan “bagaimana” atau “kenapa”, ketika peneliti hanya memiliki sedikit kontrol terhadap peristiwa, dan fokus penelitiannya adalah fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata62. Menurut Patton 63 , studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan kemudian mengorganisasikan serta menganalisis data, tentang kasus–kasus tertentu berkenaan dengan permasalahan–permasalahan yang menjadi perhatian peneliti, untuk kemudian data tersebut dibanding–bandingkan atau dihubung– hubungkan satu dengan yang lainnya (dalam hal lebih dari satu kasus) dengan tetap berpegang pada prinsip holistik dan kontekstual. Sedangkan yang dapat diangkat menjadi kasus adalah individu, kelompok, organisasi, institusi, corak budaya, dan bahkan wilayah.
61
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal.3 user Persada, Jakarta 2003, hal.1 Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode),commit PT. RajatoGrafindo 63 Pawito, Op.Cit, hal. 141 62
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lantaran studi kasus pada hakekatnya adalah penelitian kualitatif, maka peneliti biasanya tidak bermaksud membuat preposisi-preposisi yang berlaku umum (generalisasi). Perbandingan (mencoba mengetahui persamaan dan perbedaan yang ada) di antara kasus-kasus yang diteliti, dan menghubunghubungkan satu dengan lainnya merupakan cara analisis yang lazim digunakan dalam studi kasus64. Melalui metode studi kasus dalam penelitian ini, peneliti berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji proses komunikasi yang dilaksanakan melalui tahapan manajerial Departemen Community Relations PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam rangka membina hubungan dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perhutani melalui pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih, dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian sehingga diperoleh uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana proses komunikasi melalui tahapan manajerial yang dijalankan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih dilihat dari keberhasilan pencapaian tujuan dan hasilnya serta efek/respon berupa tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru.dan Perhutani yang timbul sebagai akibat proses komunikasi yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap.
64
Pawito, Op.Cit, hal. 144
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian studi kasus ini peneliti menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, program, organisasi atau peristiwa yang diteliti secara sistematis65. Karenanya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara
mendalam,
observasi
partisipan,
dokumentasi-
dokumentasi, bukti-bukti fisik dan lainnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP), seperti yang telah diuraikan sebelumnya dengan pertimbangan lebih sistematis, terarah dan mudah dimengerti melalui komponen-komponen tahapannya. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dipilih karena perusahaan ini melaksanakan kegiatan CSR melalui program community development. Salah satunya program community development penyulingan kayu putih yang dijalankan dalam bentuk kemitraan. dengan Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru sehingga menarik untuk diteliti.Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan penelitian di Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap dan di Kelurahan Kutawaru sebagai tempat pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih.
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, commit to user Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal. 65 65
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
3. Jenis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yang membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan, yaitu: a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari hasil wawancara dengan pelaksana, mitra maupun sasaran program, yakni pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna. Untuk mendapatkan data yang mendalam, peneliti melakukan in-depth interview dengan para informan. Dalam melakukan in-depth interview peneliti mendatangi para informan beberapa kali dengan durasi wawancara yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Hasil wawancara dengan informan ini kemudian direkapitulasi dan dijadikan sebagai data utama dalam penelitian ini. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan-keterangan dari sumber lain seperti company profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang diperoleh dari Departemen HRD yang diambilkan dari server www.holcim.co.id, proposal, artikel, maupun dokumen dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap. Dalam penelitian ini peneliti banyak menggunakan data dokumen dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, data dokumen tersebut sangat membantu peneliti dalam mendukung informasi yang disajikan. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing) Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interviewing) dengan pertanyaan yang bersifat ”open ended” tidak secara formal terstruktur dan mengarah pada kedalaman informasi66. Dalam penelitian ini digunakan wawancara terbuka, dimana subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara tersebut 67 . Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah : 1. Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, yang terdiri dari Manager Community Relations, Community Development Coordinator, Community Relations Officer 2 (CRO 2) 2. Pihak Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, yang terdiri dari Asper BKPH Rawa Timur, KRPH Cilacap dan Mandor PHBM, dan 3. Masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam hal ini yang menjadi sasaran program community development penyulingan kayu putih; terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota LMDH Rawa Kuna Cilacap. 66
HB. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, commit Sebelas Maret University Press,Surakarta, 2002,, to hal.user 59 67 Lexy J. Moleong, Op.cit, hal.137
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemilihan informan masyarakat sasaran program ini didasarkan atas keanekaragaman profesi yang mereka jalankan dalam program ini sehingga diharapkan didapatkan data yang bervariasi. b. Observasi Peneliti melakukan observasi partisipan dalam jenis observasi yang nampak (overt observation) 68 pada kantor Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun kantor Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap. Dalam observasi ini peneliti teridentifikasi secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar bahwa mereka sedang diobservasi. Dalam observasi yang dilakukan peneliti, pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sangat suportif dalam membantu peneliti mengerjakan penelitian ini yakni dengan memposisikan peneliti bukan sebagai mahasiswa peneliti namun lebih menempatkan posisi yang sejajar sebagai staff Departemen Community Relations dengan sering melibatkan peneliti dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap seperti; mengajak peneliti melakukan kunjungan maupun pengecheckan langsung ke Kelurahan Kutawaru sebagai lokasi/tempat pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih dan dilibatkan dalam penilaian PROPER Kementrian Lingkungan Hidup 2010 yang pada saat itu juga melakukan kunjungan untuk menilai program ini, peneliti juga terlibat langsung dalam pelaksanaan Community Advisory Panel (CAP) 2010 sebagai 68
Rachmat Kriyantono, Op. Cit. hal. 109
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wadah komunikasi antara masyarakat dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk mengevaluasi
program yang telah dan akan
dilaksanakan. Pihak Perhutani dalam hal ini Mandor PHBM juga memberikan support dengan membantu peneliti menjangkau informan yang sebenarnya sangat sulit dijangkau karena pada dasarnya masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih ini tinggal dan hidup di tengah hutan belantara. Mandor PHBM membantu peneliti dengan mempertemukan informan dari pihak masyarakat sasaran program satu per satu sesuai dengan yang telah ditentukan peneliti . Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi dan situasi tempat/lokasi pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru, Cilacap Jawa Tengah. c. Dokumen Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dokumen, arsip, laporan, maupun literatur lainnya dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data melalui studi dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data penelitian terutama data-data yang tidak bisa dikumpulkan melalui wawancara maupun observasi. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Teknik Sampling Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dalam mencari informasi peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, puluhan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data 69. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa orang sebagai informan, yakni pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih melalui kemitraan tersebut, yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap, dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna Adapun informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam penelitian ini terdiri dari : a. Sigit Indrayana selaku Manager Community Relations PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap b. Kusdiharto selaku Community Development Coordinator PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap c. Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap
commit to user 69
HB Sutopo, Op.Cit , hal. 56
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
Sementara itu informan dari Perhutani yang dijadikan mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanankan program community development penyulingan kayu putih yakni : a. Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Perhutani Rawa Timur Cilacap b. Badrudin selaku KRPH Rawa Timur Cilacap c. Kursad selaku Mandor PHBM Sedangkan informan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran program community development penyulingan kayu putih, meliputi : a. Busro Hadi Susanto, lelaki 62 tahun yang tinggal di daerah Cipete ini merupakan pensiunan Perhutani yang dipercaya oleh masyarakat Kutawaru untuk menjadi Ketua LMDH Rawa Kuna, selain sebagai Ketua LMDH Rawa Kuna Busro H.S juga merangkap sebagai kepala pabrik dalam program community development penyulingan kayu putih. b. Achmad Rif’an, lelaki 35 tahun yang tinggal di daerah Sembir ini berprofesi sebagai Guru SLTP Al-Manar Kutawaru, selain sebagai guru Achmad Rif’an juga merupakan Sekretaris LMDH Rawa Kuna sekaligus Community Communication Channel (CCC) PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap wilayah Kelurahan Kutawaru c. Basrun, lelaki 40 tahun ini yang tinggal di daerah Perkuyan merupakan penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Basrun berprofesi sebagai nelayan d. Rajim, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Cigadung ini merupakan penyuling kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
development penyulingan kayu putih Rajim berprofesi sebagai penyadap getah karet. e. Satijan, lelaki 45 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan pemetik daun kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Satijan berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain. f. Tukiran, lelaki 42 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan pengrajin
kayu
bakar
untuk
kegiatan
community
development
penyulingan kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Tukiran berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain. g. Suripto, lelaki 30 tahun yang tinggal di daerah Perkuyan ini merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Suripto berprofesi sebagai Satpam di Jakarta. h. Warso, lelaki 65 tahun yang tinggal di daerah Jambusari ini merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Warso berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain. i. Kasna, lelaki 59 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru ini merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Kasna berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
j. Ruswandi, lelaki 53 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru
ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Ruswandi berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain k. Wartaji,
lelaki 64 tahun yang tinggal di daerah Kutawaru
ini
merupakan petani kayu putih, dahulu sebelum ikut dalam program community development penyulingan kayu putih Wartaji berprofesi sebagai penggarap sawah milik orang lain
6. Validitas Data Dalam penelitian ini data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat
dalam
kegiatan
penelitian,
harus
diusahakan
kemantapan
dan
kebenarannya. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk meyakinkan bahwa data
yang
diperoleh
dapat
dipertanggungjawabkan
maka
untuk
lebih
memantapkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data70. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dikutip oleh Sutopo 71 , Patton menyatakan ada empat macam teknik triangulasi, yaitu (1) triangulasi data (2) triangulas peneliti (3) triangulasi metodologis (4) triangulasi teoritis. Triangulasi didasari pola pikir fenomenologi
70 71
HB. Sutopo, Op.Cit, hal. 79 Ibid. hal. 78
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data/sumber. Triangulasi data/sumber menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Dalam hal ini peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber lain. Sehingga data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa informan sumber data yang berbeda yakni pihak pelaksana program dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap serta pihak yang dijadikan mitra dan sasaran program yakni Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pendapat mereka akan di ujikan dari satu
sumber
untuk
dibandingkan
dengan
sumber
lain.
Penulis
juga
menggabungkan data dokumen yang diperoleh dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani dan sumber tertulis lainnya untuk semakin memantapkan data.
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wawancara
Informan Pelaksana Program Informan Mitra dan Sasaran Progam
Observasi
Data
Pelaksanaan Program CD Penyulingan Kayu Putih
Data dokumen
Gambar 1.5. Triangulasi Sumber (Data)
Proses triangulsi tersebut di atas dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonfrimasikan kepada informan.
7. Analisa Data Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematik semua data dan bahan yang telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna yang telah dikemukakannya, dan dapat menyajikannya kepada orang lain secara jelas. Di dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive models of analysis), seperti yang dikemukakan Miles dan Huberman72 yang mana bergerak di tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dimana aktivitas ketiga komponen tersebut bukanlah linier namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja interaktif yang diuraikan seperti dibawah ini : a. Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti utamanya menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) agar mendapatkan informasi yang utuh dan mendalam. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi partisipan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani BKPH Rawa Timur Cilacap serta melakukan observasi secara langsung terhadap pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru Cilacap Jawa Tengah. Dalam proses pengumpulan data, peneliti terkadang mengalami kekurangan data. Untuk mengatasi kekurangan data tersebut peneliti beberapa kali menghubungi informan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yakni Harry Kusnanto dan Kusdiharto melalui telepon sebanyak 2 kali, hal yang sama juga peneliti lakukan dengan pihak Perhutani yakni Yudhi Noviar, Badrudin dan Kursad melalui telepon sebanyak 3 kali. Bahkan peneliti melakukan wawancara tambahan dengan mendatangi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan 72
H.B Sutopo, Op.Cit, hal. 95
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
masyarakat sasaran program sebanyak satu kali setelah penelitian ini selesai dilaksanakan. b. Reduksi Data Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian. Setelah data dari hasil wawancara diperoleh, peneliti kemudian melakukan transkrip wawancara untuk kemudian dijadikan sebagai data penelitian. Peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap data hasil wawancara dengan para informan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani, dan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang telah ditranskrip untuk mengetahui bagian mana yang sesuai dengan topik penelitian dan bagian mana yang kurang relevan dengan penelitian. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dengan tujuan pokok permasalahan yang diteliti lebih terfokus. c. Penyajian Data Setelah memilah dan memilih data yang relevan dan mereduksi data yang tidak sesuai dengan penelitian ini, peneliti melakukan penyajian data, berupa kutipan hasil wawancara dan data dokumen dalam bentuk gambar/skema dan tabel. Agar mudah dipahami dan tidak keluar dari penelitian, peneliti menggabungkan data yang sudah direduksi tersebut dengan narasi dari peneliti. Penyajian data yang dikolaborasikan dengan narasi peneliti, selanjutnya dilakukan analisa dengan teori-teori yang relevan. Pada penelitian ini, commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peneliti menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian sehingga menghasilkan analisa yang tajam dan dapat dipercaya. Akhirnya, proses analisa yang melibatkan teori dengan data penelitian (hasil wawancara dan data dokumen) tersebut mampu menghasilkan kesimpulan dari penelitian ini. d. Penarikan Kesimpulan Dari data yang telah tersusun peneliti mulai mengerti apa arti dari halhal yang ditemui dengan melakukan pencatatan, pola-pola, pernyataanpernyataan dan proporsi-proporsi sehingga langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan. Kemantapan kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data penelitian berakhir. Dari kesimpulan tersebut, dapat diketahui saran-saran yang sekiranya mampu memberikan masukan positif bagi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terkait pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini. Aktivitas dari ketiga komponen tersebut diatas berbentuk interaksi dengan proses pengambilan data yang menggunakan proses siklus. Apabila dalam penelitian, data yang terkumpul dirasa masih belum mencukupi untuk menguatkan atau mendukung proses analisis maka peneliti dapat menyusun data kembali. Dengan demikian, diharapkan analisis yang dihasilkan cukup mantap. Adapun untuk memperjelas proses analisa data model interaktif Miles dan Huberman73 ini dapat digambarkan seperti di bawah ini: commit to user 73
Ibid. hal 96
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengumpulan data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 1.6. Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap* 1. Sejarah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. atau dahulu dikenal dengan nama PT. Semen Nusantara didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 Jo UU No. 11 tahun 1970. Berdasarkan rapat BKPN pada tanggal 20 Desember 1973 telah dinyatakan feasibel terhadap proyek proposal pendirian pabrik semen di Cilacap Jawa Tengah dalam rangka PMA. Persetujuan dari Bapak Presiden RI dengan SK No. B-76/PRES 3/1974 tertanggal 4 Maret 1974 telah diperoleh sesuai permohonan dari pemegang saham yang terdiri dari : 1. PT. Gunung Ngadeg Djaya (30% saham) Pengusaha Swasta Nasional. 2. Onoda Cement Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang 3. Mitsui Co.Ltd (35% saham) Pengusaha Swasta Jepang Yang telah terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari BKPN dengan Nomor: B 183/bkpn/II/1974 dan kemudian oleh Menteri Perindustrian RI dikeluarkan ijin Pendirian Industri Semen di Cilacap dengan surat Nomor: 126/M/SK/3/74. PT. Semen Nusantara sebagai badan hukum secara resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris Kartini Mulyadi SH di Jakarta, dengan register Nomor: 133 tanggal 18 Desember 1974 dengan usulan akte perubahan No.
*
commit to user Company Profil PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
46 tanggal 11 Maret 1975, dalam bentuk Perseroan Terbatas dan berstatus Penanaman Modal Asing/Join Venture, kemudian dikukuhkan dengan surat Menteri Kehakiman RI No.V.A/5/96/25 tanggal 23 April 1975. Pulau Nusakambangan yang tadinya sebagai lokasi tertutup telah dicabut SK Presiden RI No. 38 tahun 1974. Dengan demikian dimungkinkan bagi PT. Semen Nusantara untuk memanfaatkan sebagian areal Pulau Nusakambanagan sebagai lokasi penambangan batu kapur yang merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan semen, dan sebagai salah satu usaha perwujudan pasal 33 UUD 1945. kemudian realisasinya PT. Gunung Ngadeg Djaya sebagai pemegang saham pihak Indonesia mendapat ijin penambangan daerah Gubernur Daerah KDH TK 1 Jawa Tengah untuk : 1. Konsensi penambangan batu kapur di Pulau Nusakambangan seluas 1000 hektar sejak tahun 1975. 2. Konsensi penambangan tanah liat di Desa Tritih Wetan seluas 250 hektar. 3. Lokasi Pabrik semen di Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara dengan luas 26,5 hektar. 4. Lokasi perumahan di Kelurahan Gunung Simping dengan luas 10 hektar. 5. Lokasi service station/shipping distribution lengkap dengan loading facility seluas 3,5 hektar (status kontrak dengan Perum Pelabuhan III cabang Cilacap).
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.1 Modal Pendirian PT. Semen Nusantara Data
Semula
Tahun 1984
Modal Dasar Perseroan
$ 21.000.000
$ 21.000.000
Modal Peminjaman
$ 84.000.000
$ 92.000.000
Jumlah
$ 105.000.000
$ 113.000.000
Peletakan batu pertama pendirian Pabrik Semen Nusantara dilakukan oleh Bupati KDH tingkat II kabupaten Cilacap, yaitu Bapak H. RYK Mukmin pada tanggal 19 Juni 1975. Pembangunan fisik dimulai tanggal 1 Juli 1975 dan selesai tanggal 5 April 1977. Dalam pembangunan Pabrik Semen Nusantara, sebagai konsultan perencanaan dan pembangunan pabrik adalah Naigai Consultant dan Co., Ltd, Jepang. Suplier mesin-mesin dan pengawas pembangunan adalah F.L Smith, Prancis dengan peralatan dari Jerman, Prancis, Denmark dan Jepang. Civil Engineering dilakukan oleh PT. Jaya Obayashi Gumi dan instalasi listrik oleh PT. Promits. Selama pembangunan pabrik tersebut telah mempekerjakan kira-kira 1800 orang tenaga kerja Indonesia dan 150 orang tenaga asing yang bertindak sebagai tenaga ahli yang berasal dari Prancis, Jerman, Denmark, dan Jepang. Pada tanggal 1 Juli 1977, PT. Semen Nusantara sudah mulai berproduksi dan produksi komersial telah ditetapkan sejak tanggal 1 September 1977. Jenis semen yang dihasilkan adalah semen Portland Type 1 dengan logo Candi Borobudur dan Bunga Wijaya Kusuma sedangkan pengawasan mutu dilakukan oleh Technical Asisitant
dari Onoda Jepang dan Lembaga penelitian Bahasa Departemen
Perindustrian dan Kimia Bandung. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejak tanggal 10 Juni 1993, PT. Semen Nusantara telah memiliki status baru yaitu dengan pengambilan saham 100% oleh Indonesia, yang kemudian oleh PT. Semen Cibinong Tbk. Diakuisisi sebagai unit IV dari grup Semen Cibinong pada tanggal 14 Juli 1993 dan diberi nama PT. Semen Cibinong Tbk. Di Pabrik Cilacap terdiri dari dua sentral produksi CP 1 (pabrik lama) dan CP 2 (pabrik baru). Pemenuhan kebutuhan pasar khusunya di daerah Jawa Tengah dan DIY dilakukan oleh PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap dengan cara memperbesar kapasitas produksi melalui: 1. Pengadaan pregrinding sehingga dapat mempercepat penggilingan yang diharapkan kapasitas produksi bertambah hingga 500.000 ton/tahun sehingga produksi menjadi 1.500.000 ton/tahun dan mulai operasi pada Juni 1995. 2. Perluasan dengan menambah 1 unit pabrik sekaligus merupakan unit kelima yang dibangun di kawasan Industri Cilacap II dengan kapasitas sebesar 2,6 juta ton/tahun. Proyek pembangunan CP-2 dimulai pada bulan Januari 1995 dan selesai pada bulan April 1997, sehingga kapasitas total PT. Semen Cibinong Pabrik Cilacap adalah 4,1 juta ton/tahun. Pada tahun 2005 semenjak terdiri kenaikan BBM, maka pabrik CP-1 ditutup karena biaya operasi di CP-1 melebihi budget yang telah disediakan oleh pabrik sehingga pabrik mengalami kerugian. Biaya operasi naik karena di CP-1 menggunakan pembangkit listrik generator yang commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berbahan bakar IDO (Industry Diesel Oil). Selain itu kapasitas pabrik CP-1 pada kenyataannya hanya sepertiga dari Pabrik CP-2. Pada tahun 2000, PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap setuju untuk diadakan restrukturisasi hutang dengan para kreditor. Hutang perseroan telah dikurangi sebesar $500 juta, selain itu PT. Tirtamas Maju Tama sebagai pemegang saham terbesar telah menjual seluruh sahamnya pada perusahaan Holcim dari Swiss, sehingga pemegang saham terbesar saat ini adalah: 1. Holcim 77,33 % 2. Kreditor 16,1 % 3. Umum 6,6 % Pada tanggal 13 Desember 2001, Holcim Ltd. Menjadi pemegang saham utama dengan total 77,33 %. Holcim atau Holderbank didirikan oleh Jacob Schmidheiny pada tahun 1838, seorang penenun sutera, anak dari seorang penjahit miskin di desa Balgach (Swiss). Holderbank berkembang pesat oleh puteraputeranya yaitu Jacob dan Ernst Schmidheiny. Pada tahun 1933, perusahaan telah berekspansi ke Belanda, Mesir, Prancis, Jerman, Lebanon, dan Yunani. Holcim beroperasi di lebih dari tujuh puluh negara, hadir di lima belahan dunia yaitu : Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Asia Pasifik, dan Afrika. Saat ini group Holcim memperkerjakan lebih dari 50.000 karyawan
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tanggal 30 Desember 2004 Holcim Participation Ltd. menjual seluruh saham tersebut kepada induk perusahaannya yaitu Holderfin B.V. pemegang saham mayoritas PT. Semen Cibinong dengan kepemilikan 5.925.921.820 lembar itu terjual seluruh penyertaan kepada Holderfin B.V dengan nilai transaksi sebesar Rp. 2,5 Trilyun (USD 256,48juta). Holderfin yang berkedudukan di Belanda tersebut merupakan induk perusahaan sekaligus pemegang saham Holcim yang berkedudukan di Mauritus. Pengalihan kepemilikan saham Semen Cibinong oleh Holcim kepada Holderfin itu, menurut Timothy Mackay, adalah bagian dari rekonstruksi internal Holderfin. Mulai tanggal 1 Januari 2006, nama PT. Semen Cibinong diganti dengan nama PT. Holcim Indonesia Tbk. Sesuai dengan keputusan yang diperoleh pada rapat yang diadakan pada tanggal 24 April 2005. 1.2 Visi, Misi dan Logo Perusahaan Perubahan nama dan identitas perubahan yang terjadi secara tidak langsung akan merubah segala kebijakan yang telah ada selama ini. Adapun Visi dan Misi PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut: VISI Menjadi perusahaan Indonesia dengan kinerja terbaik dan dihormati di kalangan industri semen, berada dalam peringkat terbaik di group Holcim. MISI PT. Holcim Indonesia Tbk. melalui hasil produksi dan penjualan semen, beton agregat dan pengembangan SDM, ikut mendukung dalam membangun masa depan Indonesia.
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam usaha mencapai visi akan dilakukan: 1. Memuaskan pelanggan, pemasok, dan pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. 2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan. 3. Menjadi warga yang bertanggungjawab dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar. 4. menerapakan sistem kinerja lingkungan hidup yang berkesinambungan. 5. Keselamatan kerja adalah mutlak, tidak dapat ditawar. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius dalam sikap penuh toleransi, keterbukaan, kesungguhan hati, kejujuran, dan integritas dalam setiap tindakan. 7. Ketepatan dalam menepati janji melalui tindakan dan bertanggung jawab terhadap hasil kerja. 8. Bangga dan percaya diri terhadap keberhasilan, namun tidak pernah berhneti belajar. 9. Mendorong dan menghargai inovasi, kreativitas, kerja sama tim, keterbukaan dan kinerja yang baik. 10. Saling menghargai sesama, baik pada perusahaan, pemegang saham dan lingkungan sekitar tempat kita tinggal dan bekerja. 11. Kita berusaha memastikan bahwa bekerja pada perusahaan merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Holcim Logo perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah perpaduan antara Huruf H dan C yang bersatu. Arti dari logo ini adalah H merupakan perlambangan dari Holcim dan huruf C merupakan lambang bahwa Holcim terbuka untuk semua orang di berbagai dunia. 1.3 Struktur Organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Secara Umum organisasi pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengikuti garis Staff Manager yang mempunyai mempunyai wewenang eksekutif yang jelas sebagai pelimpahan tanggung jawab atasannya pada batas-batas tertentu. PT. Holcim Indonesia Tbk. Dipimpin oleh seorang direktur yang bertanggung jawab langsung pada dewan komisaris yang berkedudukan di Swiss. Presiden direktur membawahi delapan direktur, yaitu : 1. Legal and Corporate Affairs Director Direktur ini bertugas untuk menangani urusan perijinan, mengeluarkan peraturan-peraturan yang akan berlaku pada perusahaan, bertanggung jawab tentang semua masalah yang berkaitan dengan hukum.
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Finance Director Direktur ini bertugas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan, berkewajiban memberikan laporan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan serta bertanggung jawab pada presiden direktur dan berkedudukan di Jakarta. 3. Manufacturing Director Direktur ini berkedudukan di Narogong, Bogor, Jawa Barat. Bertugas untuk mengawasi jalannya produksi pabrik Narogong dan pabrik Cilacap mulai dari pengiriman bahan baku sampai dengan keluarnya produk semen di pasaran. Direktur ini bertanggung jawab akan lancarnya produksi dan berkewajiban memberikan laporan yang berkaitan dengan produksi semen. 4. Logistics and Exports Director Direktur ini bertanggung jawab atas manajemen operasi rantai pasokan multi fungsi serta bertanggung jawab untuk memperluas pemasaran dengan ekspor ke luar negeri. 5. RMC and Agregates Director Direktur ini bertanggung jawab dalam hal pemasran Ready Mix Concrete di pasaran dengan nama Holcim Beton yang merupakan anak perusahaan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Direktur ini juga bertanggung jawab dalam penyediaan dan pemasaran agregat sebagai bahan baku pembuatan concrete/beton. commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Human Resources Director Direktur ini berkedudukan di Jakarta, membawahi para Human Resources Manager yang berada di masing-masing pabrik. Bertugas untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara para karyawan baik dengan atasan, rekan kerja, ataupun dengan dunia luar, bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat luar yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan dan berkewajiban menciptakan iklim kerja yang kondusif demi tercapainya hubungan yang baik. 7. Marketing and Inovation Director Direktur ini berkedudukan di Jakarta, mempunyai tugas untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk semen Holcim ke pasaran, bertanggung jawab untuk menaikkan profit perusahaan dengan mengembangkan cara-cara pemasran yang baru. 8. Business Development and Strategic Reserach Director Direktur ini bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi bisnis baru,
sehingga
keuntungan
dapat
diperoleh
perusahaan,
serta
mengadakan riset strategis tentang kebutuhan pasar dan melaporkannya ke presiden direktur. Sedangkan untuk bidang produksi pabrik Cilacap dapat dispesifikasikan lagi menjadi tujuh departemen dan dipimpin oleh seorang Plant Manager. Departemen-departemen tersebut antara lain :
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Quarry Department Mempunyai tugas bertanggungjawab pada masalah penambangan batu kapur di Pulau Nusakambangan , tanah liat di Tritih Wetan, Jeruk Legi, Cilacap. Quarry Department dipimpin oleh Quarry Manager yang dibantu oleh 4 orang Superintendent (SI) yaitu: a. L/S Quarry Operation and Transport Superintendent bertanggungjawab pada peledakan (blasting), pengeboran dan operator alat berat, penyediaan alat transport batu kapur dan tanah liat ke pabrik yang berupa tongkang. b. L/S Quarry and Transport Equipment Maintenance Superintendent, bertanggungjawab atas pemeliharaan listrik, alat berat, dan alat transportasi. c. Quarry Dev. And Quarry Superintendent, bertugas menjaga kualitas dari daerah yang akan ditambang, menentukan daerah yang akan ditambang dan dampaknya bagi lingkungan sekitar serta penanggulangannya, dan hasil tambang yang dihasilkan. d. Clay Quarry and Raw Material Superintendent, bertanggungjawab pada penambangan tanah liat dan pengiriman material. 2. Production Department Departemen produksi dipimpin oleh seorang Manager Produksi yang mempunyai tanggungjawab mengawasi perencanaan bahan baku, mengawasi proses produksi dan keselamatan karyawan, serta menangani kelancaran produksi semen dari penenrimaan bahan baku sampai menjadi produk semen ataupun clinker. Tugas-tugas manager produksi dibantu oleh Administration Support dan membawahi : a. b. c. d.
Production Shift Manager Production Superintendent CP-2 Shift Superintendent Production Planning Superintendent
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
3. Maintenance Department Departemen ini dipimpin oleh seorang Maintenance Manager yang mempunyai tugas mengadakan perawatan,
pemeliharaan mesin,
perbaikan mesin dan seluruh sarana yang berkaitan dengan peralatan pabrik termasuk menyediakan sarana utilitas yang meliputi penyediaan air yang digunakan untuk pendingin mesin maupun penyediaan listrik yang diperoleh dari PLN. Dalam menjalankan tugasnya, Maintenace Manager dibantu oleh lima orang Suoerintendent diantaranya : a. b. c. d. e. f.
Maintenace Planning Superintendent Mechanical Superintendent CC-1 Electrical & Instalation Superintendent Utility Superintendent Mechanical Superintendent CC-2 Realibility Maintenance Manager
4. Technical Department Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager Teknik (Technical Manager) yang bertugas melakukan test/quality control dan menangani complain pelanggan serta melakukan penelitian dan pengembanagan (Riset and Development) untuk kemajuan pabrik. Departemen ini membawahi : a. Laboratorium yang meliputi Quality Control, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. b. Proses Engineering 5. General Administration Departemen ini dipimpin oleh seorang Administration Superintendent yang bertugas menangani bagian umum dengan tanggungjawab commit to user menyediakan alat transportasi, menerima tamu beserta akomodasinya,
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyediakan alat tulis untuk departemen lain dalam batas-batas tertentu. Dalam menjalankan tugasnya Administration Superintendent dibantu oleh Administration Service Team Leader yang meliputi Administration Service, Housing Service, Cleaning & Office Contractor dan Transportation
Team
Leader
yang
meliputi
Transportation
Administration, Driver, Transport Maintenance. 6. Plant Accounting Department Departemen ini dipimpin oleh Plant Accounting Superintendent yang bertugas mengelola keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang berkaitan dengan aktifitas pabrik, misalnya : gaji karyawan, pajak, pembayaran kepada relasi, penjualan semen, persebaran barang-barang yang dibeli. Tugas Plan Accounting Superintendent dibantu oleh Cost Analysis Payroll & Expenses Administration. 7. Safety, Environment, and Quality System Department Departemen ini dipimpin oleh Safety, Environment, and Quality System Department Manager yang bertugas mengadakan pengawasan dan menjaga mutu produk dari bahan baku sampai menjadi semen yang mengacu pada sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001 serta menanganai dampak lingkungan yang timbul dari proses produksi di PT. Holcim Indonesia
Tbk.
Cilacap.
Dalam
menjalankan
tugasnya,
Safety
Environment and Quality System Manager membawahi: a. Safety & Fire Superintendent yang membawahi Safety Officers dan Shiff Fire Brigade b. Environmental Superintendent yang membawahi Enviromental commit to Officers dan Land Scaping & user Gardening Contractor
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Quality System
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap
1.4 Sumber Daya Manusia (SDM) Jam kerja yang berlaku di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap karyawan kantor dan staff adalah sebagai berikut: a. Senin-Kamis
: 07.30-16.00 WIB, istirahat : 12.00-13.00 WIB
b. Jum’at
: 07.30 -16.00 WIB, istirahat : 11.30-13.00 WIB
Karyawan lapangan dibagi menjadi tiga shift : a. Shift I
: 07.30-15.30 WIB
b. Shift II
: 15.30-23.30 WIB
c. Shift III
: 23.30-07.30 WIB commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyerap tenaga kerja sebanyak 1333 orang yang terdiri dari karyawan tetap dan kontraktor. a. Karyawan tetap
: 754 orang
b. Kontraktor
: 529 orang yang sifatnya borongan (kontrak kerja
Tabel 2.2 Jumlah Karyawan PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap No
Directorate
Jenis Kelamin L
P
Total
1.
Manufacturing
558
14
572
2.
Logistic & Export
116
1
117
3.
Finance
3
2
5
4.
Human Resources
14
1
15
5.
Corporate Engineering
9
1
10
6.
Occupational Health Safety
21
1
22
7.
Information Technologies
6
-
6
8.
Corporate Purchasing
6
1
7
TOTAL
754
1.5 Fasilitas Karyawan Fasilitas yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk kesejahteraan karyawannya diantaranya: 1. Perumahan Perumahan karyawan terletak di Gunung Simping Kecamatan Cilacap Utara dengan luas 10 Ha. Karyawan yang mempunyai hak untuk menempati rumah dinas adalah golongan III B ke atas, namun masih terbatas. Bagi karyawan yang ingin memiliki rumah, perusahaan commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membantu dengan memberikan pinjaman uang sebesar lima kali upah kerja per bulan yang di angsur selam tiga tahun. 2. Pengobatan Fasilitas pengobatan yang diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah: a. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di rumah sakit swasta sebesar 100% b. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga
karyawan yang
dirawat di rumah sakit swasta sebesar 100% dari biaya pengobatan. c. Penggantian biaya pengobatan bagi karyawan yang dirawat di rumah sakit umum sebesar 100% d. Penggantian biaya pengobatan bagi keluarga
karyawan yang
dirawat di rumah sakit umum sebesar 100% dari biaya pengobatan 3. Sumbangan a. Sumbangan perkawinan anak pertama b. Sumbangan anak pertama c. Sumbangan kematian anak, orang tua, mertua d. Sumbangan kematian isteri atau suami e. Sumbangan untuk musibah yang menyebabkan kehilngan rumah 4. Koperasi Karyawan Karyawan dapat membeli barang-barang dengan harga yang ralatif murah dan dapat diangsur di koperasi karyawan. Koperasi ini juga commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melayani kegiatan pengelolaan kantin, katering serta menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. 5. Tempat Olahraga Karyawan diperkenankan untuk mengikuti senam pagi setiap hari selasa dan jum’at adapun instruktur yang bertugas membimbing karyawan melakukan senam, dikontrak langsung dari pusat senam aerobik yang ada di Kabupaten Cilacap. 6. Tempat Ibadah Karyawan
dapat
dengan
lancar
melaksanakan
ibadah
sesuai
kepercayaannya. Bagi karyawan yang mayoritas beragama islam fasilitas mushola ada di setiap departemen 2. Produk Perusahaan Produk yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah semen tipe 1 Ordinary Portland Cement (OPC), Special Portland Cement (SPC), Pozzoland Portland Cement (PPC). Selain semen Holcim memiliki produk andalan lain seperti Clinker, Holcim Beton , dan Holcim Solusi Rumah.
Gambar 2.2 Produk-produk Holcim commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Departemen Community Relations 1. Sejarah Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan satu diantara banyak perusahaan multinasional yang memiliki keinginan untuk tampil menjadi yang terbaik di mata masyarakat luas. Keinginan untuk dapat menjadi yang terdepan dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, diantara usahanya untuk mewujudkan mimpinya itu adalah dengan jalan berusaha untuk memperbaiki mutu produk (semen) serta menjalin hubungan baik dengan perusahaan dan stakeholders, baik pihak intern perusahaan (karyawan dan keluarga) maupun pihak ekstern perusahaan seperti pemerintah, masyarakat maupun konsumen dalam rangka penciptaan citra positif perusahaan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan serta untuk mengetahui harapan publik (internal/eksternal) terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapitu sendiri khususnya. Untuk itu, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap membentuk Departemen Kehumasan untuk melakukan fungsi tersebut. Departemen Kehumasan dalam PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ini disebut sebagai Departemen Commrel (Community Relations Department) Mengingat kedudukan strategis yang dimiliki Humas dalam menentukan keberhasilan tujuan suatu lembaga, maka idealnya baik secara taktis dan teknis administratif dan operasional, kedudukan Humas perlu ditempatkan dekat dengan Top Manajemen. Dengan demikian akan memudahkan koordinasi dalam menghadapi setiap permasalahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
87 digilib.uns.ac.id
Pada struktur organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Community Relations berada di bawah Departemen Adminstrasi. Namun demikian, secara garis besar koordinasi Departemen Community Relations dapat melakukan koordinasi langsung dengan fungsi-fungsi terkait bila diperlukan. Selain itu, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menerapkan kebijakan one door policy yang mengatakan bahwa yang berhak mengeluarkan statement yang berkaitan dengan segala sesuatu tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan kegiatannya kepada pihak ketiga adalah Community Relations, sehingga hanya ada satu suara yang keluar dri perusahaan dan dapat menghindari kesimpangsiuran data atau keterangan yang beredar di dalam maupun di luar perusahaan. Community Relations dalam PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada pelaksanaannya diasumsikan untuk berpegang pada fungsi komunikasi yakni untuk menciptakan mutual understanding antar berbagai pihak khususnya untuk membina hubungan baik dengan masyarakat karena peranan komunikasi dua arah (two way communication) dalam manajemen perusahaan dewasa ini adalah menjadi “nomor satu” seperti untuk melaksanakan komunikasi antara manajemen dan karyawan, anatara jajaran pimpinan dengan pemilik perusahaan serta termasuk komunikasi timbal balik antara perusahaan atau organisasi dengan publik atau khalayak yang menjadi sasarannya dan sebaliknya. Secara umum komunikasi seringkali menjadi masalah pelik sehubungan dengan terbatasnya media-media modern yang dapat menjadi jembatan informasi, sarana transportasi serta jauhnya jarak antara satu kota dengan kota lainnya dan masih tingginya masyarakat daerah sekitar berdirinya PT. Holcim Indonesia Tbk. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cilacap yang belum sepenuhnya mengenal pendidikan sebagaimana mestinya bahkan ada beberapa kalangan yang masih menderita buta huruf. Hal tersebutlah yang acap kali menjadi sumber batasan bagi berlangsungnya komunikasi yang terbuka dan luas serta memunculkan kendala bagi pemasaran terutama produk semen. Community Relations yang berdiri sejak 20 Mei 2002 (semula bergabung dengan Departemen Umum dan Administarsi (UDA) ) ini memiliki tugas dan wewenang untuk mengatasi masalah batasan komunikasi tersebut dengan pendekatan-pendekatan komunikasi. Hubungan baik menurut Community Relations merupakan sebuah langkah awal dimana keberhasilan dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tersebut dapat terasa nyata. Public Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari saat ini perusahaan tengah memasuki era kemasyarakatan dimana mau tidak mau segala bidang usaha harus memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar. Pengakuan dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap baik untuk hasil pemasaran maupun perkembangannya, karenanya PR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam hal ini Community Relation, harus dapat menciptakan citra (image) positif di masyarakat guna mendukung kelancaran operasional perusahaan.
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Visi dan Misi Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam usahanya mencapai visi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Departemen Community Relations memiliki misi untuk membangun secara berkesinambungan lingkungan diman perusahaan beroperasi sebagai tanggung jawab sosial. Selain itu dalam kegiatannya, Departemen Community Relations selalu mengacu pada Segitiga Sustainable Development sebagai wujud dari tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas Lingkungan
Tanggung Jawab Sosial
Bagan 2.2 Model Segitiga Sustainable Development
3. Struktur Organisasi Departemen Community
Relations PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap Departemen Community Relations dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki fungsi jabatan untuk memimpin dan mengelola kegiatan kehumasan meliputi pembinaan hubungan ekstern dan intern, protokoler, formalitas, publikasi/penerbitan,
pengelolaan
data
serta
tertib
administrasi
untuk
menumbuhkan citra/image yang baik/positif guna mendukung kelancaran commit to user operasional perusahaan.
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
General Administration & Community Relations Manager
CC General Mangaer
Secretary
General Administration
Government Relations Officer
Community Relations Officer 1
Community Development Coordinator
Community Relations Officer 1
Nusakambangan Engagement
Community Relations Officer 1
Corporate Communication Manager
Corporate Communication Officer
Community Relations Officer 1
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Departemen Community Relations
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, Manajer Community Relation merupakan pimpinan tertinggi di Departemen Community Relation selanjutnya membawahi 5 (lima) bagian yang memiliki tugas yang lebih terperinci, yaitu: 1. General Administration Tugas ini dipegang oleh seorang staf yang memiliki fungsi jabatan untuk menangani administrasi/surat-menyurat, mengerjakan laporan mingguan commit to user dan bulanan, mengerjakan cash expense untuk ke Accounting, kerjasama
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
Departemen
Accounting
dan
Departemen
Administrasi,
membantu manajer dan CRO serta turut membantu dalam kegiatan dan acara-acara penting Departemen Community Relations. 2. Government Relations & Land Management (GRLM) Officer Memiliki tugas antara lain: a. Mendukung segala aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap b. Mendukung kegiatan Community Relations Department c. Mendukung aktivitas GRLM Department d. Memelihara hubungan baik dengan pemerintah setempat e. Land Management 3. Community Development Coordinator Memiliki tugas antara lain: a. Mendesign
dan
mengimplementasikan
program
Community
Development di area Comrel: ·
CRO 1 : meningkatkan program keuangan mikro
·
CRO 2 : meningkatkan kapasitas program “kayu putih”
·
CRO 3 : menyelesaikan berbagai pembangunan gedung serba guna
·
CRO 4 : mengembangkan dan menerapkan Posdaya
b. Merealisasikan anggaran berdasarkan pada perencanaan program c. Menjalankan ke-22 Posdaya d. Melaksanakan prinsip OPI to berkesinambungan commit user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Melaksanakan tugas khusus: ·
Penghapusan gangguan jarring apung
·
Merevitalisasi Forum CSR Cilacap
Community Development Coordinator membawahi 4 orang Community Relations Officer dengan wilayah kerja yang telah ditentukan yakni: a. Community Relations Officer 1 Area kerjanya meliputi wilayah di Kecamatan Cilacap Selatan meliputi
:
Kelurahan
Tambakreja,
Cilacap,
Tegalreja,
Tegalkamulyan, Sidakaya b. Community Relations Officer 2 Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Tengah meliputi : Kelurahan Kutawaru, Donan, Gunung Simping, Sidanegara, Lomanis. c. Community Relations Officer 3 Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Cilacap Utara meliputi :
Kelurahan Karangtalun, Mertasinga, Gumilir, Tritih
Kulon, Kebonmanis. d. Community Relations Officer 4 Area kerjanya meliputi wilayah Kecamatan Tritih Lor & Kesugihan meliputi : Kelurahan Tritih Lor, Tritih Wetan, Brebeg & Jangrana
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas pokok dari Community Relations Officer (CRO) mencakup 3 bidang utama yakni melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sesuai dengan area kerjanya masing-masing. 4. Nusakambangan Engagement Coordinator Salah satu staf di Departemen Community Relations yang bertanggung jawab terhadap Manajer Comrel, memiliki tugas: a. Memastikan bahwa sumber material sudah memenuhi persyaratan perusahaan b. Membuat hubungan baik dengan instansi yang memberi ijin dan memaintain-nya c. Menjalin hubungan dengan stakeholder di Nusakambangan 5. Corporate Communication Officer Memiliki tugas antara lain: a. Mengatur hubungan dengan media yang ada di daerah Jawa Barat, Tengah dan Timur b. Bersama-sama
dengan
Corporate
Comunication
yang
mengatur hubungan untuk mencapai tujuan perusahaan c. Menyediakan dukungan komunikasi bagi departemen lain
commit to user
lain
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
4. Tujuan Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Dalam setiap kegiatannya, Departemen Community Relations selalu memiliki tujuan untuk: 1. Pencapaian citra positif tentang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di mata masyarakat khususnya masyarakat sekitar perusahaan. 2. Mempromosikan pelayanan dan produk. 3. Mencegah dan mengatasi masalah-masalah. 4. Mengatasi kesalahpahaman dan prasangka. 5. Pembinaan hubungan yang baik antara organisasi dengan publik internal, eksternal dan kepemerintahan. 6. Dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap di satu pihak dan di pihak lainnya adalah menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi publiknya dengan komunikasi yang baik dan harmonis serta timbal balik.
C. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap 1. Enam Pilar dan Prinsip Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. dipahami sebagai bentuk kebijakan yang menetapkan hubungan yang baik, baik hubungan internal PT. Holcim Indonesia Tbk. itu sendiri maupun hubungan eksternal kepada masyarakat sekitar, pemerintah maupun stakeholder lain yang berhubungan dengan kegiatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Hal tersebut dapat commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlihat dari 6 pilar dan prinsip mengenai CSR yang telah diimplementasikan oleh PT. Holcim di seluruh dunia yaitu : 1. Kode Etik Bisnis (Bussiness Conduct) Dalam suatu perusahaan, kode etik bisnis berfungsi untuk Komisaris Independen, Internal Audit, Manajemen Perubahan dan Tim Audit yang pelaksanaannya antara lain partisipasi mereka dalam pemberantasan korupsi internal maupun dengan mitra usaha dan juga dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. 2. Kebijakan Ketenagakerjaan (Employment Practices) Pilar
ketenagakerjaan
berfungsi
bagi
serikat
pekerja
yang
pelaksanaannya dengan penilaian bobot pekerja, KKB. Untuk sumber daya manusia pelaksanaannya dengan TMP – pelatihan. MDA, LDP dan untuk manajemen ini pelaksanaannya dengan cara berdialog. Partisipasi pekerja dalam menunjang kegiatan CSR: a. Pekerja secara independen dan kolektif melalui wadah Serikat Pekerja Nasional (SPN) telah turut aktif berpartisipasi dalam program CSR. b. Program kegiatan sosial; bantuan bencana alam, kerja bakti di lingkungan masyarakat. c. Program kegiatan pendidikan; GOTA. d. Program kegiatan spiritual; pendirian majelis taklim di lingkungan masyarakat. commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Keselamatan dan kesehatan Kerja Berfungsi
untuk
manajemen
lingkungan
dan
manajemen
K3,
pelaksanaannya dengan menggunakan kebijakan sistem manajemen K3 dan pelatihan K3. PT. Holcim Indonesia mempersyaratkan setiap orang yang masuk (pekerja maupun tamu) untuk mendapatkan pengenalan K3 dan bahayabahaya yang ada di pabrik, dan untuk kontraktor mendapatkan akses masuk perusahaan harus lulus tes setelah mengikuti induksi. Hanya mereka yang mengerti dan memiliki komitmen terhadap K3 yang dapat bekerja di area PT. Holcim Indonesia Tbk. 4. Peran serta masyarakat (Community Involvement) Bagi Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap melaksanakan pembangunan kemitraan dan hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan. 5. Hubungan mitra usaha, customer dan supplier Untuk penjualan, pasar, inovasi produk dan manajemen pengadaan. Pelaksanaannya menggunakan channel management, TSO, dan sistem sentralisasi pengadaaan. Manajemen kontraktor dan Supplier: a. Meningkatkan kemampuan dan kecakapan tenaga kontraktor dengan pelatihan. b. Prioritas perusahaan lokal Cilacap yang profesional. c. Declaration of Human Right (Tidak mempekerjakan pekerja di bawah umur. Penggajian/UMR) commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Implementasi K3 e. Asuransi (Jamsostek, ASTEK) 6. Pemantauan
dan
pelaporan
kinerja
(monitoring
and
reporting
performance) Berfungsi untuk kegiatan Community Relations, RKL/RPL yang pelaksanaannya berupa CAP, Stakeholder Dialogue, Audit Sosial, Penerbitan kinerja CSR. 2. Program Community Development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Salah satu pilar dari Corporate Social Responsibility adalah peran serta masyarakat (community involvement). PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacapsebagai perusaahaan yang memiliki komunitas di sekitar area kegiatannya selalu berusaha mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat
(community
development).
Melalui
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat ini, Holcim berusaha agar terjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan melibatkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pemberdayaannya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan kegiatan kemitraan. Sebagai pelaksana dalam program pemberdayaan masyarakat di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah Community Relations Officer yang memiliki cakupan area pemberdayaan yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, Holcim memiliki Visi dan Misi yang jelas agar kegiatan pemberdayaan yang dilakukan memiliki tujuan dan sesuai dengan harapan masyarakat. Visi dan Misi commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah sebagai berikut : Visi Mewujudkan masyarakat sejahtera mandiri melalui kemitraan yang harmonis antara Perusahaan, Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Misi a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan aset ekonomi b. Mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sejalan dengan Visi dan Misi pemberdayaan masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah melakukan pemberdayaan masyarakat yang mencakup 3 bidang utama yakni 1. Bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan hidup Partisipasi dalam kegiatan renovasi infrastruktur berdasarkan kebutuhan masyarakat melalui kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat seperti: pembuatan
jalan
setapak,
perbaikan
drainage,
poskamling,
pembangunan kantor desa. 2. Pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan Aktif berpartisipasi dalam gerakan orang tua asuh kerjasama dengan GNOTA kabupaten dan depdiknas, menyediakan program KKL bagi siswa dan mahasiswa, melaksanakan program latihan keterampilan (Eve commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
), melaksanakan program pengobatan massal, partisipasi dalam kegiatan sosial dan olahraga di tingkat kecamatan kabupaten maupun nasional, menyelenggarakan bakti sosial dalam rangka hari besar 3. Ekonomi dan livelihood Menyediakan dana bergulir bagi UKM dan kegiatan masyarakat, membuat koperasi untuk mengatur dana bergulir bagi masyarakat pemetik manfaat, menyediakan lifeskill training/pelatihan keterampilan untuk masyarakat, mengadakan program kerjasama dengan lembaga pemerintah, LSM, Universitas dalam bidang pemberdayaan.
3. Kelurahan Kutawaru sebagai Lingkungan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cilacap Cilacap Jawa Tengah. Secara geografis Kelurahan Kutawaru terletak disebelah barat kota Cilacap dan dipisahkan oleh laut. Berdasarkan data monografi desa, topografi ke tiga kelurahan tergolong dataran rendah, ketinggian tanah dari permukaan laut sekitar 1 meter dengan suhu rata-rata 32º dan curah hujan antara 2000-3000mm. Kelurahan Kutawaru memiliki daerah yang heterogen, terdiri dari daerah pantai, perswahan dan perbukitan dengan luas wilayah ± 2.282,292 Ha terdiri dari 338,8 Ha tanah sawah, 1337,569 Ha tanah kering, 105 Ha tanah basah, 493,008 Ha tanah hutan dan perkebunan, dan sisanya 7,915 Ha tanah untuk fasilitas umum seperti lapangan dan kuburan. Jumlah kepadatan penduduk Kelurahan Kutawaru mencapai 10.177 jiwa dengan rincian commit to user 5.105 jiwa berjenis kelamin laki laki dan 5072 perempuan.. Kelurahan Kutawaru
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun batas batas wilayah kelurahan Kutawaru adalah sebagai berikut: Sebelah Barat
: Desa Ujungmanik
Sebelah Utara
: Desa Watukumpul, Desa Brebeg
Sebelah Timur
: Laut
Sebelah Selatan
: Laut
Desa Brebeg
Desa Ujung manik
Gambar 2.3 Peta Kelurahan Kutawaru Kelurahan Kutawaru merupakan kelurahan yang wilayahnya dibatasi oleh laut, bisa dikatakan wilayah kelurahan Kutawaru adalah desa kotatip yang terisolir dari kecamatan Cilacap Tengah yang merupakan pusat administratif. Sarana transportasi utama yang digunakan masyarakat Kutawaru untuk bepergian dari dan ke kota Cilacap hanya dengan menggunakan perahu, yang ditempuh dengan waktu ± 15 menit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
Kehidupan perkonomian dan sosial masyarakat Kelurahan Kutawaru bisa dibilang rendah, mata pencaharian warga sebagian besar adalah sebagai nelayan dan sebagian bertani. Nelayan di kelurahan Kutawaru merupakan nelayan yang masih tergolong tradisional, mereka hanya menggunakan peralatan sederhana dan beracuan pada musim yang mereka istilahkan “ngangkat-ngember” begitu juga dengan petaninya yang masih tergolong sederhana. Sarana transportasi yang digunakan di wilayah Kutawaru adalah sepeda dan sepeda motor, tidak terdapat sarana transportasi umum seperti angkot maupun bus. Kondisi jalan yang sangat buruk menyebabkan wilayah ini hanya dapat dilalui dengan menggunakan sepeda maupun sepeda motor meskipun terdapat jalan yang sudah di aspal namun hanya beberapa kilometer saja. Kondisi jalan yang demikian menjadikan kendala bagi masyarakat dalam hal pengangkutan hasil panen ditambah lagi hanya beberapa warga masyarakat yang memiliki mobil bak terbuka dan jumlah nya sangat sedikit sekali. Dari segi tingkat pendidikan, masyarakat Kutawarupun masih tergolong rendah, sebagian besar masyarakat hanya mencapai pendidikan dasar. Ketersediaan sarana dan prasarana di kelurahan Kutawaru juga sangat minim. Sarana komunikasi seperti telepon umum, wartel, kantor pos sangat jarang ditemui bahkan tidak ada. Dari segi kepemilikan telepon selluler (ponsel) cukup rendah hanya orang-rang tertentu saja yang memiliki selain karena banyak yang kurang paham akan penggunaannya juga disebabkan di daerah Kutawaru minim akan penerimaan sinyal ponsel. Meskipun demikian listrik sudah ada di kelurahan Kutawaru sehingga masyarakat dapat menerima informasi dari televisi maupun commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
radio. Selain melalui media massa masyarakat memperoleh informasi melalui perkumpulan-perkumpulan baik di tingkat RT maupun kelurahan. Berdasarkan kondisi fisik dan keadaan yang ada di kelurahan Kutawaru inilah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk memahami apa yang menjadi permasalahan yang dialami masyarakat Kutawaru. Sebagai perusahaan yang beroperasi di sekitar masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari perlunya dukungan masyarakat agar kegiatan usahanya tetap dapat berjalan. Sebagai bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengadakan berbagai kegiatan community development yang tujuannya adalah memberdayakan masyarakat Kutawaru menuju kemandirian. Salah satunya adalah program community development penyulingan kayu putih yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Kutawaru dengan mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih yang bernilai ekonomis. Program ini terwujud atas kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna Kelurahan Kutawaru dan Perhutani.
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan. Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan faktafakta yang telah peneliti temukan terkait proses komunikasi yang dijalankan Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam program community development penyulingan kayu putih melalui tahapan manajerialnya. Setelah fakta-fakta terkait proses komunikasi dalam program community development penyulingan kayu putih yang dijalankan melalui kemitraan dengan Perhutani KPH Banyumas Barat dan masyarakat Kelurahan Kutawaru diperoleh, kemudian peniliti menganalisis hasil dari temuan fakta tersebut untuk kemudian peneliti mengevaluasi dari hasil analisa tersebut. Dari evaluasi ini, nantinya akan terlihat bagaimana efek yang terjadi di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai akibat proses komunikasi perusahaan dengan melihat tanggapan maupun respon masyarakat terhadap perusahaan. A. SAJIAN DATA 1. DATA KONTEKS Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan penilaian konteks yang terbagi dalam lima komponen yakni untuk mengetahui bagaimana latar belakang pelaksanaan program, tujuan, sasaran, perencanaan dan strategi yang diterapkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam program ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development Penyulingan Kayu Putih a.1. Kondisi Awal Sebelum Adanya Program Community Development Penyulingan Kayu Sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dalam rangka membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki konsep latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Tepat atau tidaknya sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga tidak dapat terlepas dari adanya research yang dilakukan oleh perusahaan terhadap suatu kebutuhan (needs) maupun keinginan (wants) masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan membuat program CSR di tengah masyarakat. Hal yang demikian juga terjadi pada program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang pelaksanaannya disesuaikan dengan adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru akan adanya sebuah kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih. ·
Kurangnya kepedulian masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap hutan sekitar Program community development penyulingan kayu putih berawal dari
kurang pedulinya masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap kelestarian hutan dengan ditandai adanya illegal logging yang marak terjadi pada tahun 2003-2004 di Kelurahan Kutawaru dimana banyak pohon-pohon yang menjadi tanaman pokok di ambil masyarakat untuk kayu bakar. Sebagaimana penuturan Achmad commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
105 digilib.uns.ac.id
Rifan selaku sekretaris LMDH : “Program kayu putih itu memang kan diawali dari kepedulian masyarakat terhadap hutan itu kan masih kurang, banyak pohonpohon yang menjadi tanaman pokok dihutan itu rusak karena untuk bahan bakar untuk macem macem lah untuk keperluan masyarakat74.” Berawal dari peristiwa tesebut pemerintah melalui Perum Perhutani mengeluarkan kebijakan S.K Direksi No.136/KPTS/DIR2001. SK Gubernur No.24/2001 mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Dengan adanya PHBM ini, kawasan hutan yang ada di wilayah Kutawaru dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah. Untuk meminimalisir penjarahan kayu bakar oleh masyarakat, perwakilan masyarakat mengusulkan kepada Perhutani agar tanaman pokok yang ditanam adalah kayu putih. Seperti penuturan Achmad Rifan selaku sekretaris LMDH : “Kemudian disitu kami meminta kepada perum Perhutani khusunya BKPH Rawa Timur, agar tanaman pokok yang diperbanyak itu tanaman kayu putih, dengan alasan yang pertama kayu putih merupakan hasil hutan non kayu yang bisa dikatakan untuk meningkatkan apa namaya perekonomian masyarakat sekitar lebih cepat, kalau tadi saya bilang kalau kayu itu lama mas kalau itu kan lebih cepat mas, otomatis dengan satu tahun bisa panen dua kali panen lah mas walaupun maksimal itu 9 bulan tapi minimal 6 bulan itu sudah panen daun75.” Namun demikian, untuk dapat mengolah kawasan hutan/lahan milik pemerintah dalam hal ini Perhutani, masyarakat Kelurahan Kutawaru diwajibkan Perhutani memiliki sebuah lembaga yang disebut Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang digunakan sebagai wadah untuk mengkoordinasikan masyarakat dalam kegiatan PHBM. Menanggapi hal tersebut pada tahun 2006
74 75
commit to user Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 Ibid.
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat Kutawaru membentuk wadah guna memperoleh kewenangan untuk mengolah lahan milik Perhutani, untuk memperlancar pembentukan wadah tersebut masyarakat Kutawaru meminta bantuan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk melakukan pembentukan lembaga tersebut dengan melibatkan akta notaris. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “LMDH itu bukan maunya Holcim, hanya saja awalnya kita punya kegiatan yang berkaitan dengan nelayan yakni alih profesi dari nelayan jaring apung ke nelayan tambak, disana tambak yang ada milik Perhutani sehingga mau tidak mau kita sebagai institusi harus punya hubungan yang legal dengan institusi yang lain Holcim dengan Perhutani. Itu awal mulanya terbentuknya LMDH atas saran Perhutani, mereka menyarankan yakni dengan adanya LMDH76.” Dengan
terbentuknya
LMDH
yang
bernama
Rahayuning
Wana
Kuncaraning Bawana (Rawa Kuna) di Kelurahan Kutawaru, secara aturan masyarakat yang tergabung didalamnya dapat mengelola lahan milik pemerintah secara legal, legal baik dari sisi Perhutani maupun aturan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Perhutani. Dengan demikian masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menggunakan lahan garapan untuk bercocok tanam sesuai dengan yang mereka inginkan, namun untuk tetap menjaga kelestaraian ekosistem hutan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang ikut mengelola lahan pemerintah diharuskan Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih yang ada di areal lahan garapan mereka, sehingga diantara tanaman-tanaman kayu putih terdapat tanaman palawija yang ditanam oleh masyarakat dengan sistem tumpang sari. Sebagaimana penuturan Busro selaku Ketua LMDH : “Penanaman kayu putih yang jarak commit to user 76
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanaman nya 3x2 meter
itu dibawah tegakkan masih bisa ditanami palawija
seperti jagung, padi gaga, kacang tanah, cabe dsb77.” ·
Masalah masyarakat dalam mengolah hasil panen daun kayu putih Pada awalnya program penanaman kayu putih ini memang kurang
diterima oleh masyarakat, karena pada akhirnya dianggap hanya menguntungkan dari sisi tanaman palawija yang mereka tanam daripada tanaman kayu putih. Hal ini dikarenakan hasil panen daun kayu putih harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru. Karena harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru masyarakat mengeluhkan biaya transportasi yang tinggi, para petani kayu putih ini pada akhirnya memilih untuk mematikan tanaman kayu putih yang mereka tanam. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH : “Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja, cuman karena masyarakat biar oleh Perhutani boleh bertani disitu terus seolah olah ditanam tapi habis itu diinjek terus mati, ditanam diinjek terus mati78” ·
Usaha mendirikan pengolahan minyak kayu putih Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat memiliki inisiatif untuk
mengusulkan pendirian pengolahan kayu putih di wilayah Kelurahan Kutawaru. Namun karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ada, masyarakat Kelurahan Kutawaru tidak dapat mendirikan pengolahan kayu putih sendiri. Melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Kutawaru,
77 78
to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
108 digilib.uns.ac.id
dengan diwakili oleh tokoh masyarakat setempat masyarakat mengajukan usulan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk dapat membantu permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Saya dulu itu kan orang Perhutani saya yang ditraining di Gundih, setelah pensiun kenapa sih saya tidak bisa mendirikan pabrik? karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal79” Dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru tersebut diketahui akan adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengembangkan suatu usaha produktif berupa kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Setelah kita ada kegiatan dengan nelayan, masyarakat sekitar hutan tanaman keras ini juga kepengin diberdayakan oleh Holcim, mereka dulunya sudah potensi tanaman kayu putih, sementara mereka sampaikan tanaman kayu putih harus dijual ke luar wilayah Kutawaru dan itu menjadi sumber utama bagi kilang-kilang yang ada di luar Kutawaru padahal secara kewilayahan Kutawaru itu bisa didirkan kilang kayu putih sendiri tanpa harus mensuplai kebutuhan kilang diwilayah lain, dari dasar itu akhirnya kita bantu dengan kilang.80.” Dari penjelasan di atasa diketahui bahwa pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini merupakan inisiatif yang muncul dari pihak masyarakat kelurahan Kutawaru serta tidak terdapat unsur paksaan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, sehingga program ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Program ini sudah sesuai dengan masyarakat dan Holcim tidak 79 80
to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
109 digilib.uns.ac.id
memaksakan kepada masyarakat, sehingga pendapatan selain dari petik daun pendapatan juga berasal dari penjualan tanaman palawija sehingga bisa diterima oleh masyarakat81.” ·
Kebijakan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam melaksanakan CSR penyulingan kayu putih Perusahaan memandang Kelurahan Kutawaru memiliki sumber daya alam
yang sangat potensial untuk pengembangan kegiatan penyulingan kayu putih ini, sehingga sebagai salah satu perusahaan yang berkembang di tengah masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menanggapi secara serius apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya dengan harapan hubungan baik yang telah terjalin dengan baik tetap terjaga. Kepedulian PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terhadap masyarakat sekitar melalui program community development penyulingan kayu putih tersebut telah disesuaikan dengan visi misi pemberdayaan yang tertuang dalam kebijakan CSR Holcim dimana kebijakan yang digariskan Holcim dalam kegiatan operasinya berusaha untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya melalui berbagai bentuk program community development dimana salah satunya adalah program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Community Relations Officer 2 (CRO 2): “Pelaksanakan program ini sudah sesuai dengan visi dan misi kebijakan Holcim Corporate karena dengan adanya penyuling di Kutawaru yang jelas akan meningkatan pendapatan mereka82.
81 82
to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misi dan kebijakan CSR yang diterapkan Holcim telah di legalkan menjadi sebuah kebijakan tertulis yang dijunjung tinggi dalam setiap operasional Holcim tidak hanya di Cilacap namun di seluruh Holcim Corporate di dunia. Misi dan kebijakan tertulis CSR Holcim tersebut berbunyi : “Kami melakukan pekerjaan dengan semua pemangku kepentingan, membangun dan memelihara hubungan saling menghormati dan percaya.
Kami bertujuan untuk berkontribusi
memperbaiki kualitas hidup dari pekerja kami, keluarga mereka dan komunitas sekitar kami.83” Munculnya konsep 3 bottom line (3P), yakni Profit, People, Planet. yang dikemukakan oleh John Elkington juga dinilai telah menjadi dasar operasional Holcim dalam melakukan aktivitas perusahaan. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Kita punya dasar operasional Holcim itu 3 bottom line, three angel house jadi operasionalnya Holcim dimana berada diseluruh dunia harus berdasar three angel house itu, jadi sudut yang pertama itu creating value jadi operasionalnya Holcim harus berujung pada keuntungan, itu yang angel atas, yang angel bawah kanan, itu suistainable environment operasionalnya Holcim harus memperhatikan lingkungan, yang angel kiri namanya CSR jadi corporate social responsibilty, jadi operasional Holcim harus bertanggungjawab kepada masyarakat, jadi inilah yang mendasari operasionalnya Holcim, sehingga Comrel kebagian angel yang kiri kebagian CSR.84.” Dalam setiap kegiatan operasional Holcim pada hakikatnya adalah mencari keuntungan (profit) yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan lingkungan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berkomitmen untuk berupaya memberikan
83 84
commit to user Pernyataan Misi dan Kebijakan CSR Holcim Corporate Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat, 26 November 2010
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manfaat kepada masyarakat yang dituangkan dalam berbagai bentuk kepedulian yang menyentuh kebutuhan masyarakat dimana salah satu bentuknya adalah kegiatan community development penyulingan kayu putih. b. Tujuan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebuah program CSR yang dilaksanakan perusahaan tentunya memiliki tujuan baik internal maupun eksternal. Dari hasil observasi data dokumen dan wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa pada intinya, tujuan program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dibagi menjadi 2 bagian yakni tujuan eksternal dan tujuan internal. ·
Memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui usaha penyulingan kayu putih Dalam pelaksanaannya tujuan eksternal program community development
penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru adalah berusaha untuk menumbuhkan kemandirian warga melalui usaha produktif berupa kegiatan penyulingan kayu putih. Dengan adanya usaha penyulingan kayu putih yang berkelanjutan diharapkan akan memberikan penambahan pendapatan yang nyata (riil) yang dapat dirasakan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Selain itu, dengan adanya program penyulingan kayu putih yang didalamnya terdapat organisasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) diharapkan dapat menjadi wadah berkumpulnya masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengakomodir setiap kegiatan yang akan commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan telah dilaksanakan terkait dengan kegiatan penyulingan kayu putih maupun kegiatan PHBM. Program penyulingan kayu putih ini memang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 dan masih berlanjut hingga sekarang. Program ini oleh pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga untuk saat ini upaya yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap adalah mengembangkan program ini agar lebih sustain dan membantu masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kegiatan penyulingan kayu putih ini. Upaya pemberdayaan yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mengembangkan progam community development di tahun 2010 adalah membantu masyarakat memenuhi target minimal produksi minyak kayu putih yang ditetapkan Perhutani pada tahun 2010 yakni sebesar 2 ton minyak kayu putih melalui pendampingan peningkatan kapasitas alat produksi kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaima penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “….yang menentukan target produksi bukan Holcim tapi yang menentukan Perhutani, karena apa, hasil produk mereka ada ketentuan harus dijual kepada Perhutani dengan target produksi tahunan, tujuan untuk memacu aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target85”.
commit to user 85
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Menciptakan hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masayarakat Kelurahan Kutawaru Tujuan internal dari dilaksanakan program ini lebih mengarah pada
terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan harapan akan tercapainya image/citra positif PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Tujuan dari program ini adalah memberdayakan masyarakat, kepentingan Holcim hanya ingin memberdayakan mereka karena mereka berada di sekitar aktivitas pabrik kita, sebagai wujud tanggung jawab sosial Holcim saja, kami tidak memiliki kepentingan lain selain berusaha memberdayakan mereka Tujuan program pemberdayaan ini untuk meningkatkan kesejahteraan sustain aja, artinya kalau sustain mereka sudah bisa menikmati keuntungan, secara sosial terjalin hubungan yang baik86.” c. Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih ·
Kebijakan sasaran community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Program community development penyulingan kayu putih merupakan
upaya nyata perusahaan dalam melaksanakan CSR seperti yang telah diamanatkan UU No 40/2007 serta sebagi bentuk komunikasi dalam menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Bentuk komunikasi perusahaan melalui kegiatan CSR memiliki beragam motif tergantung dari kebijakan perusahaan yang melaksanakannya. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sendiri telah memiliki kebijakan baku dalam menentukan sasaran dari kegiatan-kegiatan CSRnya. commit to user 86
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kebijakan dari manajemen Holcim sendiri adalah fokus kegiatan community development itu pada daerah-daerah di sekitar daerah aktivitas kita, yang meliputi aktivitas transportasi bahan baku produk, aktivitas proses produksi bahan baku penambangan, intinya kegiatan operasional Holcim, salah satu daerah yang bersentuhan aktivitas kita itu Kutawaru87.” Adanya kebijakan yang tertulis dan jelas terkait sasaran program, menunjukkan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah perusahaan yang ingin selalu memiliki penampilan yang baik di tengah publiknya. Terkait dengan sasaran program community development penyulingan kayu putih ini diketahui bahwa sasaran program ini adalah masyarakat Kelurahan Kutawaru khususnya yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna. Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Untuk program community development penyulingan kayu putih ini sasarannya merupakan masyarakat Kutawaru yang telah tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna88.” ·
Kelurahan Kutawaru sebagai daerah terdampak aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Kelurahan Kutawaru dijadikan sebagai sasaran kegiatan CSR PT. Holcim
Indonesia dikarenakan Keluarahan Kutawaru merupakan salah satu daerah yang terdampak oleh kegiatan operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dimana wilayah Kelurahan Kutawaru merupakan daerah yang terlewati alur sungai Donan yang mana setiap harinya kapal-kapal pengangkut bahan baku pembuatan semen 87 88
commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(clinker) dan batu bara sebagai bahan bakar untuk menunjang kegiatan operasional PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melewati alur Sungai Donan. Sungai Donan sendiri merupakan salah satu sungai yang oleh kebanyakan masyarakat nelayan Kutawaru dijadikan tempat untuk menggantungkan hidupnya dengan menjaring ikan-ikan yang ada disekitar alur sungai. Sehingga untuk menghindari konflik kepentingan perusahaan yang memanfaatkan alur Sungai Donan maka perusahaan menyadari perlunya melakukan kegiatan community development di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru agar hubungan baik antara keduanya tetap terjalin dan terbina dengan baik. Masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai partisipan program diberi keleluasaan dalam menentukan program yang akan dijalankan. Hal ini dilakukan karena perusahaan menilai bahwa sebuah program yang dilaksanakan bukan dari keinginan masyarakat akan menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi di dalam pelaksanaannya. Sehingga program community development penyulingan kayu putih ini dilaksanakan bukan semata-mata keinginan PT Holcim Indonesia Tbk namun dilandasi adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO2) : “Program ini sudah sesuai dengan masyarakat karena masyarakat sendiri yang membutuhkan
jadi
kita
memenuhi
apa
yang
menjadi
kebutuhan
masyarakat/komunitas89.”
commit to user 89
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Pelaksanaan
program
penyulingan
kayu
putih
ini
merupakan
pengembangan dari program-program CSR yang sebelumnya telah dijalankan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru. Perlu diketahui bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatan CSR di Kelurahan Kutawaru sejak tahun 2002, sehingga siklus komunikasi yang telah terbina dan terbangun sejak lama tersebut turut membantu mempermudah PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam merencanakan program dan menyampaikan sebuah program yang akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Pada kenyataannya memang sebelum perusahaan lain mewujudkan CSR Holcim sudah lebih dulu memang pada tahun 2002, waktu itu melalui LPM Ngudi Raharjo kita membina lele, mina terna sudah pernah 90” ·
Perencanaan awal melalui Community Communication Channel (CCC) Dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu
putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak serta merta merencanakan program secara sepihak, namun perusahaan melakukan perencanaan bersama dengan pihak-pihak yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini. Perencanaan program-program community development di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dilaksanakan melalui opinion leader yang sudah dilembagakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang disebut Community commit to user 90
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
117 digilib.uns.ac.id
Communication Channel (CCC).. Seperti yang dituturkan Achmad Rif’an selaku CCC sekaligus sekretaris LMDH : “Kami menampung usulan dari semua masyarakat, dengan kita mengumpulkan semua elemen masyarakat yang ada di tingkat Kelurahan, lalu kita melaui forum itu dikomunikasikan menampung ususlan-usulan itu, hampir tiap tahun setiap CCC dibentuk itu ada pertanggungjawaban ke masyarakat setelah ada pertanggungjawaban dari CCC tentang kegiatan 3 bidang itu juga menampung usulan untuk program tahun depan berikutnya91” CCC merupakan lembaga yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ditingkat Kelurahan Kutawaru dan terdiri atas kumpulan dari representasi masyarakat seperti tokoh masyarakat, pengurus RT/RW maupun masyarakat yang mengajukan diri untuk bersedia menjadi CCC. Dalam program ini CCC yang ditunjuk dan dipercaya untuk mewakili aspirasi masyarakat Kelurahan Kutawaru adalah Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH. CCC memiliki tugas sebagai fasilisator penghubung komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat dalam hal ini masyarakat Kutawaru. Melalui CCC ini masyarakat merumuskan kebutuhan dan menyampaikan aspirasi terkait kegiatan yang dibutuhkan masyarakat banyak. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Kita menyeleksi yang bener-bener menjadi dasar kebutuhan masyarakat yang penting banget, pokoknya kita ada pertimbanagn kalau ada usulanusulan dari masyarakat karena kita juga ada keterbatasan dana, yang penting bisa menyentuh masyarakat miskin, setelah kita bicarakan kita usulkan ke Holcim92” CCC inilah yang kemudian menyampaikan usulan-usulan mengenai kebutuhan maupun kegiatan yang diinginkan masyarakat untuk kemudian 91 92
commit to user Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diajukan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari penjelasan diatas diketahui bahwa perencanaan awal program ini berasal dari masyarakat Kelurahan Kutawaru sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri93.” Opinion leader melalui CCC ini dijadikan oleh perusahaan sebagai alat komunikasi untuk menjembatani kepentingan masyarakat dan perusahaan sekaligus penyampai informasi utama kepada masyarakat selain perusahaan sendiri. Dalam program ini, selain opinion leader yang diwakili oleh CCC terdapat juga opinion leader di tengah masyarakat yang turut menentukan keberhasilan pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini yakni Ketua LMDH dalam hal ini Busro H.S. Berdasarkan observasi data dokumen yang dilakukan peneliti diketahui mengenai prinsip perencanaan partisipatoris antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui CCC yang tergambar dalam diagram di bawah ini :
commit to user 93
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
119 digilib.uns.ac.id
Bagan 3.1 Perencanaan Parstisipatoris Melalui CCC ·
Pelibatan Perhutani dalam pemetaan potensi community development penyulingan kayu putih Setelah masyarakat melakukan survei terkait apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginannya akan sebuah program, maka hhasil survei ei mengenai usulan pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih yang dilakukan masyarakat kemudian disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui proposal yang diajukan. Perusahaan dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian k menindaklanjuti usulan tersebut dengan melakukan survei/pemetaan sosial ial (social mapping) di lapangan secara bersama antara PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap, perwakilan LMDH Rawa Kuna, dan perwakilan Perhutani. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
“Namun di semua kegiatan pemberdayaan baik infrastrukutur, ekonomi dan sosial pasti sebelumnya kami melakukan survei juga, dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 94.” Pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian menindaklanjuti dengan melakukan pemetaan potensi (potency mapping). Pemetaan potensi ini juga dilakukan secara bersama oleh ketiga pihak melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bersama masyarakat dan Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Sebelum memberikan bantuan Holcim melakukan survei ke masyarakat, tentang bagaimana penyulingan, keuntungan bagaimana, dampak ke masyarakat bagaimana, sampai meminta dukungan 50 orang masyarakat95” Kegiatan survei pemetaan potensi ini bertujuan untuk menginventarisasi potensi yang ada di Kelurahan Kutawaru, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang tersedia yang erat kaitannya dengan keberlangsungan pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih. Inventarisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah potensi sumber daya alam dan ketersedian sumber daya manusia layak untuk melaksanakan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2 ): “Kita lakukan identifikasi untuk melihat potensi yang ada, artinya begini, kalau kilang itu didirikan di Kutawaru itu layak atau tidak kira-kira, layak dalam arti apakah bisa
94 95
commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
121 digilib.uns.ac.id
berjalan sesuai dengan sebagai mestinya bisa sustain apa tidak, kan berkaitan dengan suplai bahan baku96.” ·
Hasil identifikasi pemetaan potensi oleh ketiga belah pihak Inventarisasi potensi yang dilakukan bersama oleh ketiga pihak
menghasilkan temuan sebagai berikut*: a. Luas lahan untuk penanaman kayu putih Untuk luas lahan penanaman pohon kayu putih Perhutani meminjamkan lahan seluas 473 Ha kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kemudian yang disiapkan untuk tanaman kayu putih adalah 210 Ha. b. Sumber Daya Manusia (SDM) Ketersedian sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Kutawaru untuk pelaksanaan kegiatan community development penyulingan kayu putih ini sangat cukup memadai. Sumber daya manusia yang akan terlibat dalam program community development penyulingan kayu putih ini melibatkan sekitar 700-an warga masyarakat Kelurahan Kutawaru yang sebelumnya telah tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna. c. Peluang pasar Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna diwajibkan menjual hasil pengolahan daun kayu putih berupa minyak kayu putih kepada PGT Cimanggu Perum Perhutani Unit 1 Jateng dengan aturan bagi hasil (sharing) jumlah minyak kayu putih x commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
96 *
perpustakaan.uns.ac.id
122 digilib.uns.ac.id
87,5 % x Rp. 90.000. Hal ini disesuaikan dengan MoU yang telah disepakati bersama antara LMDH Rawa Kuna dengan Perhutani. d. Kapasitas produksi Hasil inventarisasi yang dilakukan memperoleh temuan bahwa dengan kapasitas dandang tungku 1 ton dengan waktu penyulingan 5-6 jam dan 2 kali penyulingan dalam satu hari kegiatan ini dapat menghasilkan ratarata 10 liter minyak kayu putih. e. Bahan bakar produksi Bahan bakar yang digunakan untuk proses penyulingan daun kayu putih diambil dari limbah ranting pohon kayu putih yang tidak terpakai. f. Desain peralatan produksi minyak kayu putih Peralatan penyulingan kayu putih diperlukan untuk keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih ini. Hasil dari pemetaan potensi yang dilakukan ketiga pihak tersebut diketahui bahwa berdasarkan temuan-temuan yang ada lapangan, diketahui bahwa terdapat potensi sumber daya alam lokal berupa tanaman kayu putih yang dapat dikembangkan masyarakat sebagai kegiatan produktif serta ketersedian lahan milik Perhutani yang dapat dimanfaatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna untuk penanaman kayu putih namun belum tersedianya sarana/fasilitas untuk mengolah daun kayu putih di daerah Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Salah satu hasil dari identifikasi dan pemetaan mereka adalah adanya commit to user potensi kayu putih yang bisa dikembangkan kemudian itu menjadi usulan
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada Holcim agar Holcim bisa membantu merealisasikan atau membantu mendorong potensi yang ada disana, potensi kayu putih tersebut97.” ·
Kesediaan
PT.
Holcim
Indonesia
memberdayakan
masyarakat
Kelurahan Kutawaru Melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan namun terkendala permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kemudian melakukan perencanaan melalui rapat dan dialog dengan perwakilan masyarakat yang tergabung dalam LMDH Rawa Kuna dan Perhutani. Melalui dialog serta pertemuan-pertemuan yang diadakan ini beberapa kali ini, perusahaan berupaya menggali aspirasi atau keinginan masyarakat dalam merealisasikan program yang telah direncanakan bersama dengan Perhutani sebagai pihak yang nantinya juga akan terlibat didalam program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Holcim sendiri untuk mengawali kegiatan tersebut kira-kira hanya melakukan pertemuan 4-6 kali saja, kita selalu bertemu dengan 3 pihak ini98.” Dalam
program
penyulingan
kayu
putih
ini
perusahaan
juga
memanfaatkan tenaga kerja masyarakat kelurahan Kutawaru dalam membangun pabrik penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Saya ikut disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya ini terus mbangun ini lalu nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu pertama disini saya mulai bekerja99.” 97
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 99 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 98
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterlibatan masyarakat serta pihak Perhutani dalam perencanaan ini juga tak lepas dari tujuan perusahaan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga melalui perencanaan ini diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk menciptakan harmonisasi hubungan antara perusahaan dengan komunitas. Melalui perencanaan yang
dilakukan,
memberdayakan
PT.
Holcim
masyarakat
Indonesia melalui
Tbk.
program
Cilacap
bersedia
community
untuk
development
penyulingan kayu putih dengan berkontribusi dalam pembangunan pabrik penyulingan kayu putih termasuk di dalamnya membantu ketersediaan alat-alat untuk menunjang kegiatan penyulingan daun kayu putih serta pendampingan dalam pelaksanaan program. Dari kegiatan perencanaan ini diketahui bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang berdiri disekitar masyarakat menunjukan adanya komitmen dan kepedulian dengan memberikan solusi kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam mengembangkan sebuah kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut100.” commit to user 100
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tahap perencanaan ini, upaya perusahaan untuk terlibat dalam perencanaan program dengan masyarakat menunjukan adanya itikad baik perusahaan dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru agar hubungan baik yang selama ini tercipta tetap terjaga. Selain itu dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan perencanaan ini diharapkan program yang dijalankan dapat diterima oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru.
e. Strategi yang Diterapkan dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih ·
Pemahaman terhadap kondisi demografis masyarakat Kelurahan Kutawaru Strategi pelaksanaan merupakan hal yang paling penting dan mendasar
untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan sebuah program. Setiap daerah yang menjadi sasaran program CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki karakter masyarakat yang berbeda satu sama lainnya, hal ini dikarenakan kondisi geografis dan budaya masyarakatnya, untuk itu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki pola pendekatan yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan sebuah program pemberdayaan. Wilayah Kelurahan Kutawaru dipandang oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai wilayah pemberdayaan yang unik sehingga pola pendekatan pemberdayaan yang dilakukan juga disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru itu sendiri. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selakau Manager Community Relations : commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Kutawaru itu daerah yang unik mempunyai masyarakat nelayan disisi luar daerahnya,masuk kedalam sedikit penduduknya sudah bekerja dibidang agraris, sebaliknya penduduknya sebagian juga ada yang menjadi TKI jadi tinggal pemuda atau laki laki yang tinggal disana untuk kita berdayakan berdasarkan sumber daya lokal, bagaimana pendekatan kita untuk memberdayakan yang nelayan tadi dipinggiran maupun yang agak ke tengah yang agraris tadi, Kutawaru itu contoh pemberdayaan yang sangat kompleks bagi kami101” Untuk menghadapi berbagai kultur masyarakat yang berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memiliki strategi baku yang selalu diterapkan dalam melaksanaan program community development, strategi inilah yang dipakai dan diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih. ·
Pembentukan
LMDH
sebagai
wadah
mengorganisir
masyarakat
Kelurahan Kutawaru Strategi utama yang diaplikasikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih adalah dengan melakukan pengorganisasian yang baik. Strategi baku yang diterapkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tersebut meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut; penyadaran akan program pemberdayaan, pengorganisasian dengan membentuk lembaga lokal, kaderisasi, dukungan teknis dan pengelolan sistem. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Untuk mengakomodir setiap kegiatan masyarakat, kita membentuk kelompok-kelompok atau organisasi sebagai wadah dimana masyarakat dapat berkumpul untuk melakukan sebuah kegiatan program pemberdayaan, commit to user 101
Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id
127 digilib.uns.ac.id
pembentukan kelompok maupun organisasi ini mengacu pada prinsip memanfaatkan kelembagaan lokal, karena organisasi ataupun kelompok merupakan sarana yang memungkinkan masyarakat untuk bertemu dan berkumpul sehingga memungkinkan mereka untuk berdaya102.” Keterlibatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di bawah akta notaris merupakan sebuah proses komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak dan merupakan wujud nyata kepedulian dan keseriusan perusahaan untuk mendukung terlaksananya program ini. Perusahaan menganggap dengan adanya organisasi LMDH yang terbentuk di tengah masyarakat, diharapkan dapat menjadi sebuah kontak point yang akan mengikat masyarakat dalam sebuah kegiatan community development sehingga melalui organisasi tersebut masyarakat dapat saling bertukar pikiran mengenai kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana Manager Community Relations : “Kita percaya dalam pemberdayaan masyarakat itu harus terorganisir, artinya tidak efektif kalau kita deal dengan satu orang satu orang tapi kita dengan organisasi karena dengan organisasi itulah masyarakat bisa terberdayakan dengan baik, artinya mereka terikat dengan organisasi karena mereka terikat dalam suatu organisasi, kelompok ini kan memungkinkan ada kontak pointnya103.” Melalui organisasi LMDH yang telah terbentuk, perusahaan meyakini akan terdapat kepengurusan dalam lembaga tersebut yang kemudian menjadi kader-kader pemberdayaan yang nantinya akan mengambil alih tugas daripada fungsi PR itu sendiri. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : 102 103
commitselaku to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto CRO 2, Senin 15 November 2010 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan104.” Dukungan teknis yang diberikan oleh perusahaan baik dalam bentuk dukungan fisik dan non fisik juga diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan program community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan data dokumen yang peneliti peroleh, strategi implementasi program community development penyulingan kayu putih yang diterapkan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap dapat digambarkan sebagai berikut: Pengorganisasian 3
2
Kaderisasi Sistem masyarakat yang terkait dengan sistem yang
Penyadaran
lain, 1
yang
tidak
4
selalu
tersedia dan atau terpenuhi Dukungan Teknis
di tingkat lokal 5
Pengelolaan sistem
Gambar 3.1. Strategi Implementasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih
commit to user 104
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. DATA INPUT a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Community Development Penyulingan Kayu Putih Dalam melaksanakan sebuah program community development, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa pihaknya tidak dapat melaksanakan program community development sendiri. Untuk membantu mencapai tujuan program community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap selalu melibatkan pihak-pihak yang berkompeten untuk mendukung kelancaran sebuah program community development seperti LSM, Perguruan Tinggi hingga Pemerintahan. Demikian juga dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menjalin kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Rawa Timur Cilacap. Perum Perhutani dijadikan mitra dalam pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Perhutani memiliki kompetensi terkait dengan pelaksanaan teknis program community development penyulingan kayu putih sehingga kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka105.”
Secara organisasional, program community development penyulingan kayu putih pada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilaksanakan secara langsung oleh Departemen Community Relations yang berfungsi sebagai PR yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan eksternal termasuk segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru. Untuk melihat Input yang diberikan oleh pelaksana program baik dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun Perhutani, dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan hal-hal apa saja yang diupayakan oleh pihak pelaksana program dalam mendukung terlaksananya program community development penyulingan kayu putih ini. Input dalam penelitian ini akan dilihat dari sejauh mana
perusahaan
menempatkan
staff
pelaksananya
(software)
serta
sarana/fasilitas (hardware) apa saja yang diberikan perusahaan kaitannya dalam menunjang terlaksananya program. a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih Untuk melihat bagaimana perusahaan maupun pihak yang dijadikan mitra menempatkan staffnya dalam program ini maka peneliti akan melihat dari 4 (empat) indikator yakni tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, masa kerja, dan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pelaksana program community development penyulingan kayu putih. commit to user 105
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja Pelaksana Program Tingkat dan latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program merupakan unsur yang sangat penting dan berpengaruh dalam pelaksanaan program. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan
secara
intelektual, pola pikir, dan keterampilan pelaksana program dalam melaksanakan program sedangkan latar belakang pendidikan juga berpengaruh terhadap keseuaian pendidikan dengan bidang yang di laksanakan. Masa kerja juga dinilai berpengaruh dalam menilai tingkat pengalaman pelaksanaan dalam menjalankan program community development penyulingan kayu putih. Semakin lama masa kerja maka semakin banyak pengalaman yang di dapat. Tingkat pengalaman akan berpengaruh besar terhadap keterampilan pelaksana dalam menjalankan program community development penyulingan kayu putih. Berdasarkan hasil wawancara diketahui data mengenai tingkat dan latar belakang pendidikan dari pelaksana dan mitra program community development penyulingan kayu putih.
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Tingkat dan Latar Belakang Pendidikan serta Masa Kerja Pelaksana Program Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih* No
Nama
Jabatan
Pendidikan
Masa Kerja
1.
Harry
Community
S1 Ilmu Hukum - 32 Tahun
Kusnanto
Relations
Universitas
Wijaya
Officer 2 (CRO Kusuma Purwokerto 2) 2.
Sigit
Manager
S1 Teknik Kimia - 6 Tahun
Indrayana
Community
Universitas Airlangga
Relations
Surabaya S2
General
Manajemen - Institut Teknologi Bandung 3.
4.
Kusdiharto
Community
S1 Teknik Sipil - 17 Tahun
Development
Universitas Atma Jaya
Coordinator
Yogyakarta
Yudhi
Asper KBKPH S1
Noviar
Rawa Timur
Kehutanan
Universitas
– 18 Tahun
Gadjah
Mada 5.
Badrudin
KRPH Cilacap
SLTA
22 Tahun
6.
Kursad
Mandor PHBM
SLTA
20 Tahun
*
commit to user Hasil wawancara yang diolah peneliti
perpustakaan.uns.ac.id
133 digilib.uns.ac.id
2. Pelatihan yang Pernah Diikuti Pelaksana Program Tingkat keterampilan pelaksana program tidak hanya diukur dari lamanya masa kerja, tetapi dapat dinilai juga dengan banyaknya pelatihan yang diikuti. Semakin banyak pelatihan yang diikuti juga dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam pelaksanaan program. Dalam kaitannya dengan program community development penyulingan kayu putih ini jenis pelatihan yang dianggap relevan dalam program bagi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi kepada publik. ·
Pelatihan CFCD sebagai syarat utama Comrel PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Secara berkala PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memberikan berbagai
pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan karyawannya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan bagi pihak Perhutani pelatihan yang relevan tentunya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis tanaman maupun hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lahan. Dalam melaksanakan program community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menetapkan syarat utama yang harus dimiliki staf Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yakni telah mengikuti pelatihan Community Development For Corporate (CFCD). Selain syarat wajib tersebut, staff pelaksana maupun Manager yang bergabung di dalam Departemen Community Relations dibekali dengan pelatihan dalam rangka commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peningkatan kemampuan (skill) dalam berkomunikasi seperti pelatihan analisa bisnis, negosiasi, training public relation, building trust, dan self confidence. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator: “Salah satu requirement bagi CRO adalah kemampuan bernegosiasi, untuk para CRO dalam melaksnakan tugasnya dalam program pemberdayaan itu banyak bekal yang diberikan. Kami banyak training dalam hal pemberdayaan salah satunya CFCD training, ada 2 tingkat basic dan advanced selain CFCD ada training negosiasi , communication, social mapping, public relations, analisa bisnis, building trust, self confidence tapi basicnya adalah CFCD106.” Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti, diperoleh data mengenai training yang pernah diikuti oleh pelaksana program community development penyulingan kayu putih sebagai berikut : Tabel 3.2 Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Pelaksana Program Community Development Penyulingan Kayu Putih* No
Nama
Jabatan
Pelatihan Yang Diikuti
1
Harry
Community Relations -
Community
Kusnanto
Officer 2 (CRO 2)
Corporate; Strategy and Technique -
Development
Community Corporate; CDO’s
Development The
And
New Solution
For
For
Competency Operating
Procedure 2
Manager Community -
Community
Development
commit user Coordinator, Jumat 26 November 2010 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku to Comdev Hasil wawancara yang diolah peneliti
106 *
Sigit
The Improvement of Capacity Officer For
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
Indrayana
Relations
Kusdiharto
Community
Corporate; Strategy and Technique -
Development Coordinator
Community
Development
For
Corporate; Strategy and Technique -
Training
Corporate
Social
Responsibility
4.
5.
-
The Improvement of Capacity Officer
-
Managing Execution
Yudhi
Asper KBKPH Rawa -
Budidaya Tanaman Keras
Noviar
Timur
-
SJDI Hukum
Badrudin
KRPH Cilacap
-
Persemaian, Pemeliharaan,
Tanaman,
Produksi
6.
Kursad
Mandor PHBM
-
Persemaian, Pemeliharaan,
Tanaman,
Produksi, Pengelolaan Lahan
b. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Program Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih dibutuhkan sarana/fasilitas yang memadai. Dalam pelaksanakan program community development penyulingan kayu putih ini bentuk sarana/fasilitas yang digunakan commit berasal to dari 3 pihak yang terlibat didalamnya user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yakni dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan swadaya masyarakat. ·
Swadaya
masyarakat
Kelurahan
Kutawaru
dalam
community
development penyulingan kayu putih Dalam mendukung pelaksanaan program ini, perusahaan tidak hanya memberikan sarana dalam bentuk fisik kepada masyarakat, namun juga sarana yang sifatnya non fisik. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Secara fisik ya tentunya tanah, bangunan untuk pembuatan kilang kayu putih, serta alat-alatnya, sementara yang untuk non fisik kami melakukan pengorganisasian sehingga terbentuk organisasi LMDH kita memfasilitasi terbentuknya LMDH, bentuk fasilitasinya adalah kita melakukan pembentukan organisasi dari pengurus, kemudian melakukan pendaftaran anggota, kita juga fasilitasi pendirian LMDH melalui akta notaris107.” Sarana dan dana yang diberikan oleh perusahaan dalam program ini memang tidak diberikan secara penuh. masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai partisipan program juga diminta partisipasinya dalam mendukung terlaksananya program. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung ketersediaan sarana dalam program ini adalah dengan berpartisipasi melakukan swadaya dalam pendanaan
pembangunan
pabrik
penyulingan
kayu
putih.
Sebagaimana
dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti : “…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang ditangani oleh kita bersama, (…) lahannya ini dari Holcim seluas 1 hektar, ini milik Holcim seharga 70 juta untuk apa saja paling sebelah kiri untuk pemasakan gula merah, rumah sementara untuk penjaga, untuk tempat hewan kambing dan sapi yang didepan untuk pembenihan bibit macem-
commit to user 107
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
137 digilib.uns.ac.id
macem kayu putih, mangga dll digunakan mendukung aktivitas kayu putih terutama untuk pabrik ini semua bantuan Holcim108.” Adanya sarana yang harus diswadayakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program ini bukan tanpa alasan. Perusahaan memandang dengan adanya swadaya dari masyarakat dalam pelaksanaan program diharapkan akan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap program yang dilaksanakan. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Community Relations Manager : “Didalam pelaksanaannya program pemberdayaan masyarakat kita tidak pernah menggunakan dana 100 % dana dari Holcim artinya kita selalu melibatkan partisipasi masyarakat, karena ruhnya pemberdayaan adalah pasrtisipasi masyarakat sehingga mereka juga punya tanggung jawab untuk menjaga usaha tersebut109.” ·
Kontribusi Perhutani dalam community development penyulingan kayu putih Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa program ini merupakan
bentuk kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan masyarakat Kelurahan Kutawaru, sehingga program ini juga tidak dapat berjalan jika tidak mendapat dukungan sarana dari pihak Perhutani. Dalam program ini Perhutani sebagai pihak yang memiliki lahan serta pihak yang memiliki kemampuan teknis terkait kegiatan penyulingan kayu putih telah memberikan sarana yang cukup berarti bagi keterlaksanaan program. Sarana yang diberikan Perhutani yakni berupa lahan yang dipinjamkan oleh masyarakat untuk digunakan sebagai tempat penanaman kayu putih dan
108 109
commit to user Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id
138 digilib.uns.ac.id
kegiatan pertanian masyarakat. Perhutani juga memberikan bibit tanaman kayu putih sebagai pendukung kegiatan community development penyulingan kayu putih. Selain itu pelatihan-pelatihan teknis terkait pemetikan tanaman kayu putih hingga penyulingan daun kayu putih juga diberikan oleh Perhutani. Sebagaimana penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur : “Terkait perhutani kontribusi Perhutani ya sangat besar sekali terutama bahan baku itu kan ditanam di lahan kita kan ada LMDH yang jadi pesanggem, jadi mereka bisa tanam tumpangsari, jadi Perhutani sebagai penyedia bahan baku tanaman kayu putih dan lahan ± 260 hektar110” ·
Pendanaan community development penyulingan kayu putih Selain tersedianya sarana/fasilitas yang memadai, keberhasilan sebuah
program juga sangat ditunjang oleh ketersediaan dana yang mencukupi. Dalam program ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki anggaran yang disediakan khusus bagi pelaksanaan program-program community development. Anggaran dana bagi program community development yang salah satunya dalah program penyulingan kayu putih ini berasal dari keuntungan perusahaan (cast flow) dengan prosentase 2,7% dari keuntungan perusahaan. Hal ini didasarkan atas pernyataan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Untuk dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait rencana program, batasanbatasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak ada, tapi kalau kita ikut patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 % dari Ediba*, untuk Holcim membudgetkan 2,7% dari keuntungan111.”
110
Kutipan wawancara dengan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 November 2010 * commit keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajakto user 111 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengenai anggaran dana yang digunakan dalam program community development penyulingan kayu putih tersaji sebagai berikut : Tabel 3.3 Rincian Dana dan Sarana dalam Program Community Development Penyulingan Kayu Putih* No A I II III I II III IV V
Description Biaya Pembangunan Persiapan pembangunan Pondasi Kilang Pembangunan KIlang Foundation Construction work Roofing Work Penyelesaian Bak Pendingin
Qty
Unit Total 1.450.000 3.689.661 10.186.372 23.380.700 7.729.500 2.759.400 900.000
Total Contigenty 10% B
Alat Penyulingan Unit kilang oil atsiri 1 Unit kilang oil atsiri 2
*
Total Unit kilang oil atsiri 1 complete Unit kilang oil atsiri 2 complete
commit to user Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
5.009.563 55.105.196
1.00 unit 1.00 unit
47.500.000 55.000.000 102.500.000
1.00 unit 1.00 unit
102.600.000 110.100.000
Total C
50.095.633
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. DATA PROSES a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Program
community
development
penyulingan
kayu
putih
yang
dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar hubungan yang selama ini terjalin tetap terjaga dengan baik. Melalui program ini telah terjadi sebuah proses komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tujuannya adalah penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa perusahaan ingin turut serta berpartisipasi dalam membantu mengembangkan sumber daya lokal yang ada di Kelurahan Kutawaru melalui program penyulingan kayu putih dengan harapan akan membantu memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat Kelurahan Kutawaru. ·
Pesan dalam community development penyulingan kayu putih Sebagai sebuah proses komunikasi, program penyulingan kayu putih ini
tentunya mengandung komponen komunikasi didalamnya yakni media sebagai wadah yang digunakan perusahan untuk menyampaikan pesan maupun segala informasi yang berkaitan tentang pelaksanaan program ini. Melalui program ini perusahaan pada initnya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat agar memahami
arti
sebuah
program
pemberdayaan,
dimana
perusahaan
mengharapkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menjaga dan melaksanakan program secara berkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kemanfaatan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
141 digilib.uns.ac.id
program. Sebagaimana penuturan Sigit Indrayana selaku Manager Community Relations: “Karena kami tidak bisa menjangkau seluruh desa yang ada di Cilacap yang sejumlah 216. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan program pemberdayaan yang kita berikan dengan sungguh-sungguh. Holcim itu pengen sedikit banyak berkontribusi untuk memberdayakan masyarakat dibidang bidang yang pemerintah memiliki keterbatasan disitu, sebenarnya kan tugas pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.112” ·
Penyampaian pesan melalui perwakilan CCC maupun LMDH Terkait dengan media yang digunakan perusahaan dalam menyampaikan
pesan, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak menyampaikan pesan pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat sasaran program. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian konteks, bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melakukan perencanaan dengan menggunakan perwakilan dari masyarakat yang disesbut dengan CCC. Begitu juga dalam penyampaian pesan kepada masyarakat, perusahaan senantiasa memanfaatkan opinion leader yang diwakilkan dari elemen masyarakat dan ditujuk sebagai anggota CCC. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Masyarakat sudah diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan, (…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan113.” CCC maupun perwakilan masyarakat dari LMDH inilah yang nantinya akan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui dialog, pertemuanpertemuan rutin setiap bulan yang dilakukan oleh LMDH sebagai wadah masyarakat untuk mengorganisir kegiatan ini. Sehingga fungsi dari adanya
112 113
commit to user Kutipan wawancara dengan Sigit Indrayana selaku Manager Comrel, Rabu 1 Desember 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LMDH yang juga dibentuk oleh perusahaan sangat berguna dalam membantu penyampaian pesan perusahaan kepada masyarakat.. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “(…) ada kumpulan sosialisasi ke masyarakat bahwa penanaman kayu putih ini ditanam dilahan Perhutani, masyarakat menerima karena akan diuntungkan selain bisa memanen daun kayu putih masyarakat juga bisa menanam palawija sehingga akan menambah pendapatan mereka. Masyarakat juga diminta untuk bisa menjaga program kayu putih tetap berlanjut114.” Masyarakat
Kelurahan
Kutawaru
memperoleh
informasi
terkait
pelaksanaan program penyulingan kayu putih melalui LMDH maupun dari informasi dari mulut-ke mulut oleh sesama masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan, nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah, dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu115.” Hal yang hampir senada juga dikemukakan Tukiran, dirinya memperoleh informasi akan adanya kegiatan penyulingan kayu putih ini dari sesama anggota LMDH. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saya sudah tahu ada penyulingan kayu putih ini sejak satu tahun yang lalu, dulu Tahu kayu putih ini dari temen-temen sih116.” Digunakannya opinion leader oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui CCC maupun melalui LMDH dalam penyampaian pesan merupakan
114
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 commit to userkayu putih, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling 116 Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 115
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebuah cara yang dipandang efektif oleh perusahaan. Seperti terlihat dari penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Sebelum kerja disini dulu-dulunya saya di desa Jambusari saya bekerja sebagai penyadap kayu karet ngambil getah karet terus pergi ke sini 1,5 tahun terus langsung kerja disini, bapak saya asli Cigintung kebetulan anggota LMDH. Saya kan anaknya yang bekerja disini kan yang boleh anggota LMDH tapi saya kan anaknya jadi boleh, saya mewakili bapak saya saya bekerja disini ya mulai dari nol sampe sekarang ini117.” Selain dikarenakan keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran program, kesibukan masyarakat sasaran program yang sebagain besar adalah bertani merupakan faktor kendala perusahaan untuk mengumpulkan masyarakat. Sehingga penyampaian pesan melalui melalui opinion leader dalam LMDH ini diharapakan mampu menjangkau seluruh masyarakat sasaran program. Opinion leader ini juga dipandang perusahaan lebih mengerti karakteristik dan sifat masyarakat sekitar sehingga penyampaian pesan akan lebih efektif. b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu Putih ·
Perhutani sebagai pelaksana teknis program penyulingan kayu putih Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini memang tidak dapat
terlepas dari Perhutani. Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada pihak ketiga. Untuk menjaga agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan,
perusahaan
melakukan
pengorganisasian
program
dengan
melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas dalam program ini dimaksudkan commit to user 117
Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perusahaan agar tidak terdapat kejelasan peran dari masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Secara umum peran pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah melakukan pendampingan terhadap jalannya program serta membantu dalam hal fasilitas terutama ketersediaan alat-alat penyulingan kayu putih, selain itu perusahaan juga memiliki peran untuk memotivasi masyarakat agar program ini dapat terus berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Tugas CRO utamanya adalah fasilitator, motivator, mempertemukan berbagai pihak, memberikan arahan-arahan supaya bahwa ini adalah kegiatan yang berkelanjutan menyadarkan masyarakat tentang program ini, bagi yang memiliki lahan agar bisa ditanami kayu putih118.” Sedangkan pembagian tugas dalam hal teknis terkait penanaman, perawatan maupun pelatihan pemanenan tanaman kayu putih hingga proses pelatihan penyulingan kayu putih dilaksanakan pihak Perhutani. KRPH Cilacap sebagai pelaksana dari pihak Perhutani bertugas untuk memberikan pelatihan pengetahuan teknis, seperti cara merawat, dan memangkas daun kayu putih hingga penyulingan daun kayu putih. KRPH Cilacap ini dibantu oleh seorang Mandor Petik daun kayu putih untuk mengawasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan program. Perusahaan sendiri menilai dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini menjadikan program yang dilaksanakan lebih terarah. Perusahaan memandang adanya target produksi minyak kayu puth yang ditetapkan Perhutani kepada commit to user 118
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
145 digilib.uns.ac.id
masyarakat merupakan hal yang positif. Selain merupakan cara agar program yang telah dijalankan tetap berkelanjutan juga dengan adanya target produksi masyarakat sasaran program akan lebih terpacu dalam pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “yang menarget Perhutani tujuan untuk memacu aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target119”. c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Untuk mendukung kelancaran program penyulingan kayu putih ini Perusahaan dan Perhutani melakukan berbagai kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sasaran program. Pada dasarnya masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih telah memiliki kemampuan teknis dalam hal menanam, merawat, hingga memanen tanaman kayu putih karena basic mereka adalah sebagai petani. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Untuk pelatihan yang diberikan langsung praktek, modelnya on the job training, langsung praktek dilapangan, lagipula masyarakat sudah mengetahui bagaimana cara menanam pohon kayu putih untuk itu kendala tidak ada karena secara alam masyarakat sudah paham, proses menanam memetik dan memanen sudah biasa, hanya saja di bagian proses penyulingan sedikit kurang bisa untuk itu masyarakat dilatih dan diberikan pembelajaran120.” Modal inilah yang dinilai perusahaan yang menjadi faktor keberhasilan program. Meskipun sudah memiliki pengetahuan dasar akan hal teknis tersebut, 119 120
commitselaku to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto CRO 2, Senin 15 November 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
namun masyarakat sasaran program dinilai belum memiliki kemampuan mengolah daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, selain itu masyarakat dinilai kurang mengerti dalam hal pemetikan daun kayu putih secara baik dan benar. Sehingga perusahaan dan Perhutani memandang perlu diadakan suatu kegiatan pelatihan yang tujuannya untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat terkait hal tersebut. Bentuk kegiatan dalam meningkatan kemampuan sumber daya ini berupa study banding ke pabrik penyulingan kayu putih dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan sasaran program community development penyulingan kayu putih. ·
Studi banding ke pabrik penyulingan kayu putih Kegiatan studi banding merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mendukung terlaksananya program community development penyulingan kayu putih. Dalam kegiatan studi banding ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengajak beberapa perwakilan dari masyarakat yang tergabung dalam LMDH untuk melakukan studi banding ke pabrik pengolahan kayu putih yang berada di wilayah Kawunganten. Dalam kegiatan studi banding ini perwakilan masyarakat dari LMDH Rawa Kuna di ajak untuk melihat bagaimana pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Untuk peningkatan kemampuan masyarakat kami diajak studi banding melihat pabrik pengolahan kayu putih di Kawunganten, hanya beberapa perwakilan dari masyarakat saja tidak semua121. commit to user 121
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Pelatihan teknis terkait tanaman kayu putih Pelatihan teknis terkait pemangkasan daun kayu putih hingga pengolahan
daun kayu putih menjadi minyak kayu putih merupakan salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan pengetahuan sumber daya manusia yang terlibat dalam program community development ini. Kegiatan pelatihan ini secara teknis dilakukan oleh Perhutani dan didampingi pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan sumber daya manusia ini merupakan bagian yang cukup penting untuk menunjang terlaksananya program community development
penyulingan kayu putih. Pelatihan yang diberikan
kepada masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih dilakukan secara informal dalam bentuk kerja langsung praktek (on the job training). Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa Kuna: “Kemarin kita difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama dengan pihak Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penyulingan minyak kayu putih122.” Metode pelatihan yang diberikan secara on the job training bukan tanpa alasan, hal ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikan masyarakat sasaran program yang kebanyakan tidak tamat pendidikan dasar sehingga pelatihan yang diberikan pun menyesuaikan. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap: “Kalau untuk yang paling bawah itu kan bahasanya yang sederhana tapi
commit userSekretaris LMDH, Jumat 19 November Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an to selaku 2010 122
perpustakaan.uns.ac.id
148 digilib.uns.ac.id
langsung dipraktekan ditunjukan ini lo caranya begini mereka lebih paham123” Dengan metode langsung praktek trainer memberikan pengarahan terkait materi pelatihan kepada masyarakat peserta program kemudian dilanjutkan dengan cara memberikan contoh secara langsung yang kemudian diikuti oleh masyarakat peserta program. Pelatihan secara informal ini juga disesuaikan dengan bagian pekerjaan yang diambil oleh masyarakat, karena pada dasarnya di dalam program community development ini, terdapat berbagi profesi yang bisa dipilih oleh masyarakat mulai dari petani kayu putih, pemetik daun kayu putih hingga penyuling minyak kayu putih. Dengan adanya keberagaman bagian dalam program ini maka materi yang diberikan dalam pelatihan ini juga bermacammacam namun pada intinya berkaitan dengan hal-hal teknis dalam hal pemangkasan hingga pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih. Masyarakat sasaran program menilai pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat dan membantu mereka dalam menunjang pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Ruswandi selaku petani daun kayu putih : ”Materi yang diberikan tentang pemangkasan, cara metik yang bener gitu, bermanfaat lah dulunya ga tahu sekarang jadi tahu cara pangkasnya yang bener124.” Berbeda dengan Ruswandi, Basrun selaku penyuling kayu putih menyatakan:
123 124
to user Kutipan wawancara dengan Badrudincommit selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 Kutipan wawancara dengan Ruswandi selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
149 digilib.uns.ac.id
”Pelatihan yang diberikan ya tentang cara nyuling daun kayu putih menjadi minyak kayu putih, “Kalau dulu nya ya memang belum paham tapi karena latihan ya jadi bisa jadi latihan dulu, yang ngasi pelatihan ya dari orang Perhutani pelatihannya cukup sekali satu hari karena enggak susah sangat mudah saya dari awal di latih langsung bisa, prosesnya gampang, ya karena cuman begitu gitu aja125.” ·
Keberlanjutan pendampingan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam program Keberlanjutan pelaksanaan program community development penyulingan
kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat tidak hanya pada sebatas pelatihan, namun juga pendampingan dalam hal teknis terkait alat penyulingan. Perusahaan berkomitmen melakukan pendampingan terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan memberikan bantuan berupa perbaikan alat penyulingan dan peningkatan kapasitas alat produksi. Perbaikan alat-alat penyulingan kayu putih ini dilakukan perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas produksi dan membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam mencapai target minimal produksi minyak kayu putih yang ditetapkan Perhutani sebesar 2 ton pada 2010. Bantuan perbaikan tersebut telah dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agusutus 2010 dan diserahkan kepada masyarakat pada 7 Oktober 2010. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi126.”
125 126
commit to user Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Monitoring Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagai bagian dari proses komunikasi, maka program CSR perusahaan yang baik tentunya akan terdapat sebuah monitoring yang dilakukan secara bersama-sama. Hal yang demikian ini terjadi pada pelaksanaan program commu ity development penyulingan kayu putih. Monitoring dalam program ini dilakukan tidak hanya dari pihak Perhutani saja namun juga melibatkan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat sasaran program. Monitoring program merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui monitoring ini terdapat sebuah hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. ·
Monitoring program oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Terkait dengan monitoring pelaksanaan program community development
penyulingan kayu putih diketahui bahwa masyarakat yang tergabung dalam LMDH melakukan monitoring untuk kemudian dilaporkan kepada PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap dan Perhutani. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :” …kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang diolah, dan berapa minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan laporan tersebut kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan kita ada target produksi minyak kayu putih per tahun nya127.” Pihak perusahaan melakukan monitoring dengan menerima laporan dari masyarakat untuk mengetahui kemajuan serta kendala yang dihadapi masyarakat. commit to user 127
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
151 digilib.uns.ac.id
Dalam monitoring perusahaan juga melakukan pengecheckan langsung di lapangan untuk melihat kondisi nyata yang terjadi terkait program penyulingan kayu putih. Sebagaimana dikemukakan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Monitoringnya kita serahkan kepada masyarakat, masyarakat yang membuat laporan untuk dilaporkan kepada kami, termasuk melaporkan apakah ada kendala atau tidak, kami juga melihat langsung ke lapangan128.” ·
Monitoring program penyulingan kayu putih oleh Perhutani Monitoring juga dilakukan oleh pihak Perhutani dengan menerjunkan
Mandor PHBM untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya program community development penyulingan kayu putih secara langsung. Mandor PHBM ini juga bertugas untuk membantu masyarakat sasaran program jika menemui kendala teknis terkait tanaman kayu putih dilapangan. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap :” Di lapangan kan ada mandor kayu putih, Mandor itu nanti yang mengawasi kegiatan kayu putih, seumpama petani ada kendala teknis bisa langsung tanya ke mandor kayu putih. Mandor kayu putih itu lebih tau mulai dari persemaian, pembibitan, pengangkutan, pemangkasan sampai penyulingan tau semua, istilahnya yang ngontrol lah129.” Terkait tugas pengawasan ini Mandor PHBM yang diterjunkan Perhutani ini juga memiliki tugas untuk menjamin kegiatan community development penyulingan kayu putih mulai dari pemetikan, pengangkutan hingga penyulingan berjalan lancar. Sebagaimana penuturan Kursad selaku Mandor PHBM : ” Saya 128 129
commitselaku to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto CRO 2, Senin, 15 November 2010 Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
152 digilib.uns.ac.id
disitu istilahnya ngontrol. Ikut sama-sama petani dan perampal, setelah dirampal ditumpuk, dikasih di tempat penampungan sementara darurat, bisa ditimbang di lokasi tergantung pabrik, (…) nanti ada yang ngangkut sendiri, ngangkut pake mobil bisa pake motor bisa130.” Adanya kegiatan monitoring yang baik ini menunjukan bahwa program community development penyulingan kayu putih meiliki pengorganisasian yang bisa dikatakan baik. Terkait pengevaluasian program community development penyulingan kayu putih ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. mengevaluasi berdasarkan hasil laporan monitoring yang dilakukan masyarakat maupun penge-check-an secara langsung dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Dari hasil wawancara peneliti terhadap Community Relations Officer 2 diketahui bahwa pengevaluasian secara formal dilakukan setahun sekali yakni pada akhir tahun untuk membahas secara detail program yang telah dilaksanakan ataupun untuk membahas rencana pengembangan program ke depan melalui kegiatan Community Advisory Panel (CAP). Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 : “(...) untuk evaluasi kan terus menerus, (...) dari laporan mereka kita akan lakukan evaluasi. Untuk evaluasi yang formal memang dilakukan akhir tahun melaui kegiatan Community Advisory Panel (CAP) yang disana kita melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dan menampung aspirasi terhadap program yang akan dilaksanakan termasuk pengembangan program131.
130 131
commit to user Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin 29 November 2010 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
153 digilib.uns.ac.id
e. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development penyulingan kayu putih Meskipun dalam pelaksanaannya program community development penyulingan kayu putih mendapat dukungan dari masyarakat, namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat maupun pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diketahui kendala dalam memaksimalkan tujuan dan mengembangkan program ini. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa salah satu tujuan program pemberdayaan yang dilakukan perusahaan adalah memberikan dampak positif berupa adanya pendapatan dari program ini. Kendala tersebut yakni adanya aturan bagi hasil (sharing) yang ditetapkan dalam perjanjian atau MoU yang dilakukan antara LMDH dengan Perhutani. Pada awal perencanaan program ini pada dasarnya masyarakat maupun perusahaan telah menyepakatii adanya aturan bagi hasil yang ditetapkan oleh Perhutani. Dalam perjanjian aturan bagi hasil (sharing) tersebut ditetapkan kesepakatan bahwa masyarakat yang tergabung dalam LMDH harus menjual hasil minyak kayu putih kepada Perhutani dengan perhitungan penjualan 87,4% x Rp. 96.000. Sebagaimana penuturan Yudhi Noviar selaku Asper KBKPH Rawa Timur : “Hasil penyulingan kayu putih itu harus dijual ke Perhutani engga boleh ke pihak lain, kan kita kerjasama, ibaratnya Perhutani yang punya kawasannya, LMDH ini yang melakukan pengolahan hasil yang dibeli sesuai dengan proporsi sharing, 87, 4% itu milik LMDH sisanya yang 12,6% Perhutani132”
to userAsper KBKPH Rawa Timur, Senin 29 Kutipan wawancara dengan Yudhi commit Noviar selaku November 2010 132
perpustakaan.uns.ac.id
·
154 digilib.uns.ac.id
Aturan bagi hasil dinilai memberatkan masyarakat Kelurahan Kutawaru Aturan bagi hasil (sharing) tersebut didasarkan atas peraturan dari
Perhutani dan kesepakatan bersama mengenai aturan sharing yang diberlakukan kepada masyarakat yang ikut memanfaatkan lahan milik Perhutani. Seiring berjalannya waktu, masyarakat sasaran program merasa aturan bagi hasil (sharing) dalam perjanjian/Mou yang diberlakukan dinilai memberatkan masyarakat, hal ini dikarenakan penentuan harga minyak kayu putih sepenuhnya menjadi kewenangan Perhutani, sedangkan harga jual minyak kayu putih di pasaran lebih tinggi daripada harga jual yang ditetapkan oleh Perhutani. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo133.” Aturan bagi hasil yang telah disepakati memang tidak dapat dihapus sama sekali, hal ini karena masyarakat memanfaatkan lahan Perhutani untuk kegiatan ini. Namun, masyarakat masih berharap kepada Perhutani agar aturan bagi hasil yang telah disepakati tersebut dapat berubah sedikit agar tidak begitu memberatkan masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :
commit userSekretaris LMDH, Jumat 19 November Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an to selaku 2010 133
perpustakaan.uns.ac.id
155 digilib.uns.ac.id
“Maksud saya dari segenap lembaga nanti ingin duduk bersama mau rembug bersama karena masih keberatan dari pihak pengelola pabrik, rencana akhir tahun mau duduk bersama mau merubah sharing yang dulunya 87,4% x 100.000 semoga Perhutani bisa menyadari ada penguranagan daripada sharing tersebut134” Masyarakat juga berharap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat ikut serta dalam membantu masyarakat untuk membahas perubahan aturan bagi hasil tersebut. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : ” Harapan kita sih Holcim ikut berperan dalam negosiasi dengan pihak perhutani hubungannya dengan perubahan MoU masalah kenaikan harga itu lo mas135” ·
Kendala teknis yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru Selain kendala perjanjian/MoU yang diberlakukan, berdasarkan observasi
dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap masyarakat sasaran program community development penyulingan kayu putih diketahui beberapa kendala yang dihadapi masyarakat dalam kegiatan community development penyulingan kayu putih. Kendala yang dihadapi masyarakat tersebut berupa kendala teknis, seperti kurangnya bibit tanaman kayu putih yang diperlukan untuk menutupi kerapatan tegakan lahan agar dapat menunjang keberlanjutan program ini, dimana lahan yang disediakan Perhutani seluas 210 Ha baru tertanami pohon kayu putih seluas 190 Ha. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Ada kekurangan, dalam hal kerapatan tegakan tanaman kayu putih, karena lahan seluas 210 Ha baru ditanam 190 Ha, sehingga diperlukan penambahan bibit plances kayu putih, untuk tempat penimbunan bahan baku kan juga masih manual136.”
134
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November commit to user 2010 136 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 135
perpustakaan.uns.ac.id
156 digilib.uns.ac.id
Selain itu kondisi fisik pabrik tempat pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih juga perlu dilakukan pembenahan terutama di tempat penampungan daun kayu putih dan tempat pengolahan limbah hasil penyulingan minyak kayu putih. Tempat penampungan daun kayu putih sebagai bahan baku pengolahan minyak kayu putih masih berada di tempat terbuka sehingga menyebabkan daun kayu putih terkena hujan yang pada akhirnya menurunkan kualitas minyak kayu putih itu sendiri. Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Kalau mengenai program ini mungkin ya masih banyak kekurangan apa ini ya halamannya kurang bisa dicor, kalau bisa dicor sampai jalan kan ga sampe becek-becek kayak gitu, kalau sudah di cor kan kita bekerja jadi lebih enak, semisal kita mau njemur itu bahan bakar kan enak daun daunnya kan ga kemana mana kalu dari pabriknya sudah cukup fasilitasnya137.” Hal senada juga diungkapkan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar untuk keperluan pengolahan kayu putih : “Untuk masalah penyimpanan kayu kurang memadai tempatnya, masih istilahnya kayu kadang masih kehujanan tempatnya memang tidak ada138.”
137 138
commit to user Kutipan wawancara dengan Basrun selaku penyuling kayu putih, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. DATA PRODUK/HASIL a. Evaluasi terhadap Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagai dari rangkaian proses komunikasi perusahaan kepada masyarakat, kegiatan penyulingan kayu putih ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada masyarakat sasaran program. Manfaat pelaksanaan program penyulingan kayu putih diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru namun lebih dari itu perusahaan berharap program ini memberikan dampak nyata berupa penambahan pendapatan dari program. ·
Parameter keberhasilan program community development penyulingan kayu putih Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program dapat dilihat dari
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program penyulingan kayu putih ini dinilai oleh perusahaan telah berhasil mencapai tujuan sesuai yang telah ditetapkan yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH melalui kegiatan produktif penyulingan kayu putih, sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2): “Jika dilihat dari hasilnya program ini sudah sesuai dengan tujuan awal yakni memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkannya dalam kegiatan penyulingan kayu putih, hasil nyatanya adalah produk kayu putih dan masyarakat memiliki penambahan penghasilan sehingga mereka lebih terberdayakan, bisa dilihat penerima manfaat seperti petani, pengolah dan penjual139.”
commit to user 139
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam program ini keberhasilan yang dinilai perusahaan adalah adanya keberlanjutan program dan adanya impact positif kepada masyarakat sasaran program. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Communty Development Coordinator: “Keberhasilan yang dinilai Holcim tentang sebuah program adalah bahwa program tersebut mempunyai impact positif kepada masyarakat secara rupiah maupun berapa yang menikmati, kalau saya liat dari yang penerima manfaat dari program itu sukses karena lebih dari 700 orang yang merasakan manfaat nya dan ada tambahan penghasilan dari itu rata rata 400ribu perbulan jadi impactnya itu sangat bagus140.” a.1 Manfaat Yang Dirasakan Masyarakat Sasaran Program Secara
umum
dengan
adanya
program
community
development
penyulingan kayu putih dinilai telah berhasil menumbuhkan sebuah kegiatan usaha yang produktif dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan penyulingan kayu putih yang masih berjalan dan memberikan hasil nyata berupa minyak kayu putih sebagai hasil proses penyulingan daun kayu putih. ·
Terwujudnya usaha produktif penyulingan kayu putih Masyarakat maupun Perhutani menilai dengan adanya kontribusi PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih turut mengatasi masalah yang selama ini dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam menjual hasil panen daun kayu putih. Seperti dituturkan Kursad selaku Mandor PHBM : “Bantuan ini bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat sekitar hutan, untuk penggarap-penggarap ditanduri kayu putih terus
commit to user 140
Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku ComDev Coordinator, Jumat 26 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
159 digilib.uns.ac.id
dipetik dan ada pabrik bisa diolah, kalau dulu kan itu agak bingung kalau panen141.” Melalui kegiatan penyulingan kayu putih yang telah berjalan sejak 2009 hingga sekarang, menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Kutawaru mendukung pelaksanaan program ini dengan turut berpartisipasi dalam berbagai profesi dalam kegiatan penyulingan kayu putih ini. Dukungan dalam bentuk partisipasi mengikuti program community development penyulingan kayu putih terlihat dari penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : ” ya kan saya ikut di sini, ya pasti saya ikut mendukung program ini142.” Hal senada juga dituturkan Busro selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini dan saya mendukung sekali program penyulingan ini143.” ·
Minyak kayu putih sebagai hasil nyata program Adanya kegiatan community development yang melibatkan masyarakat
Kelurahan Kutawaru telah menunjukan hasil nyata berupa produksi minyak kayu putih. Dari kegiatan penyulingan kayu putih ini diketahui bahwa target produksi minyak kayu putih yang ditetapkan Perhutani minimal 2 ton pada 2010 telah tercapai. Hasil observasi peneliti terhadap data dokumen terkait pencapaian target ini diketahui bahwa target minimal produksi kayu putih sebesar 2 ton telah tercapai pada bulan Oktober 2010, target ini tercapai setelah dilakukan perbaikan tungku api dan cerobong asap yang diperbaiki oleh pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Pencapaian target tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
141
Kutipan wawancara dengan Kursad selaku Mandor PHBM, Senin, 29 November 2010 to userkayu bakar, Selasa16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Tukiran commit selaku pengrajin 143 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 142
perpustakaan.uns.ac.id
160 digilib.uns.ac.id
Tabel 3.4 Produksi Minyak Kayu Putih LMDH Rawa Kuna 2010* Bulan Volume Harga Produksi Harga Daun Pembelian Minyak Kayu Putih Penjualan (kg) (Rp) (kg) (Rp) Januari 63.864 15.996.000 454 35.731.710 Februari 59.749 10.762.000 215 16.922.790 Maret 30.073 7.518.250 203 15.716.250 April 27.642 6.910.500 128 10.752.000 Mei 30.228 7.557.000 109.5 9.187.448 Juni 20.355 5.088.750 114.5 9.607.008 Juli 43.914 10.978.500 215 18.039.360 Agustus 50.779 12.694.750 323 27.132.000 September 27.703 6.925.750 132 11.075.328 Oktober 89.295 22.323.750 495 41.532.480 ·
Penambahan pendapatan masyarakat Kelurahan Kutawaru Dengan adanya hasil nyata berupa produk minyak kayu putih yang dijual
masyarakat Kelurahan Kutawaru ke pihak Perhutani menunjukan bahwa program community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah memberikan manfaat dalam menambah pendapatan riil masyarakat dari sisi tanaman kayu putih. Melalui program ini, dinilai tidak hanya memberikan manfaat bagi petani kayu putih saja, namun juga masyarakat yang terlibat di luar pertanian kayu putih seperti bagian pengangkut daun kayu putih. Sebagaimana penuturan Satijan pemetik daun kayu putih: “Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil144.”
*
commit to user Data Dokumen PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010
144
perpustakaan.uns.ac.id
161 digilib.uns.ac.id
Manfaat program juga dirasakan oleh Tukiran selaku pengrajin kayu bakar untuk keperluan pabrik. Tukiran merasakan manfaat dengan adanya program CSR PT. Holcim Indonesia di Kelurahan Kutawaru turut menunjang penghasilan sehari-harinya. Selain ikut dalam program penyulingan kayu putih, Tukiran juga memperoleh bantuan dari perusahaan untuk usaha ternak kambing yang dikelola oleh kelompok. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar menuturkan : “Kalau bagi saya pribadi sih ada menurut saya program ini ya ada manfaatnya, manfaatnya itu ya selain menunjang penghasilan saya itu juga istilahnya buat penghasilan sehari-hari saya itulah jadi ada yang bisa diharapkan. Ada ternak kambing juga, ternak kambing ini milik kelompok ada bantuan dari Holcim145.” Melalui program ini, selain menanam kayu putih masyarakat yang diberi kewenangan untuk mengolah lahan milik Perhutani juga memanfaatkan lahan untuk ditanami palawija sesuai dengan keinginan mereka. Sehingga pemanfaatan lahan untuk ditanami palawija ini memberikan tambahan pendapatan tersendiri bagi masyarakat. Serta turut mengurangi pengangguran yang ada di Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih : “Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta146.”
145 146
commit to userkayu bakar, Selasa16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani kayu putih, Senin 29 November 2010
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Community
development
penyulingan
kayu
putih
sebagai
mata
pencaharian baru masyarakat Kelurahan Kutawaru Dengan adanya program community development penyulingan kayu putih ini telah menjadi sebuah mata pencaharian baru bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program yang melibatkan kurang lebih 714 masyarakat Kutawaru yang tergabung dalam LMDH, masyarakat yang terlibat ini berpartisipasi antara lain sebagai penyuling kayu putih, petani kayu putih (pesanggem), penebang daun, pengangkut daun, pembuat bahan bakar untuk kegiatan community development penyulingan kayu putih. Program ini juga dinilai turut membantu melestarikan hutan yang ada di Kelurahan Kutawaru dari penjarahan. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Sangat bermanfaat yang pertama adalah tujuan visi misi lembaga adalah meningkatkan pendapatan taraf hidup masyarakat, yang kedua adalah melestarikan hutan, yang ketiga mengurangi pengangguran kan terserap yang khusunya Kelurahan Kutawaru khusunya petani hutan147.” Pernyataan senada terkait terjaganya hutan di Kelurahan Kutawaru dengan adanya program ini juga diungkapkan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH: “Ya membawa manfaat Insya Allah, ya tadi yang saya sampaikan membawa manfaat walaupun belum sesuai harapan, artinya tanaman kayu putih juga swadaya bertambah, otomatis dengan swadaya tanaman kayu putih itu bertambahnya hutan yang rusak berkurang kan gitu, adanya yang bisa mendapat penghasilan yang di pabrik dan dilahan148.
147
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 commit userSekretaris LMDH, Jumat 19 November Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an to selaku 2010 148
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3.2 Kegiatan Community Developmnet Penyulingan Kayu Putih
b. Efek Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Di Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani Program penyulingan kayu putih merupakan serangkaian bentuk komunikasi perusahaan melalui berbagai tahapan managerial perusahaan mulai dari perencanaan, aan, pengorganisasian hingga pengevaluasian. Sebagai sebuah proses komunikasi dari perusahaan kepada masyarakat maka program penyulingan kayu putih ini tentunya akan memberikan efek maupun feedback. feedback Efek maupun feedback tersebut terlihat dari keberhasilan pelaksanaan program. Untuk mengetahui efek keberhasilan program yang dilaksanakan perusahaan di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat dilihat dari tanggapan maupun pernyataan masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai ssasaran program maupun Perhutani sebagai mitra yang digandeng oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan berupa kepuasan kepuasan-kepuasan kepuasan kelompok dalam masyarakat sebagai bentuk umpan balik terhadap perusahaan ini dapat dijadikan indikator keberhasilan pros proses komunikasi yang dijalankan perusahaan.
commit to user
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.1 Tanggapan Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Adanya manfaat nyata yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan adanya program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan akan semakin membina hubungan baik yang selama ini telah terbentuk. ·
Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan Perhutani Keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih
yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan Perhutani
dan
masyarakat
Kelurahan
Kutawaru
hingga
sekarang
ini
mengindikasikan adanya interaksi sosial antara ketiga pihak tersebut. Dari indikasi kegiatan yang masih berlangsung ini terlihat bahwa hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru saja namun juga stakeholder lainnya yakni Perhutani. Seperti terlihat dari penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap : “kan kita udah menjalin kemitraan ini berarti kan udah harmonis149.” Terpeliharanya hubungan baik dengan Perhutani juga terlihat dari usaha PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin komunikasi dengan Perhutani. Upaya tersebut diwujudkan dengan selalu mengundang Perhutani dalam pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan perusahaan untuk saling memberi
commit to user 149
Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
165 digilib.uns.ac.id
masukan dan memberikan informasi terkait aktivitas yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap: “Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja150” ·
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru Tidak adanya konflik yang terjadi maupun hal-hal yang merugikan antara
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru, menandakan bahwa kehadiran serta kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk dalam turut serta memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh penerimaan dan sambutan yang sangat positif. Masyarakat menilai dengan adanya program penyulingan kayu putih ini telah menunjukkan kepedulian perusahaan. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : ” Menurut saya ya bagus Holcim, Holcim itu perusahaan yang peduli sama masyarakat Kutawaru, untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup 151” Kepedulian perusahaan dengan ikut terlibat dalam memberdayakan masyarakat telah menumbuhkan citra positif perusahaan sebagai perusahan yang peduli terhadap kondisi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Kepedulian perusahaan terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru memang tidak hanya pada pelaksanaan program kayu putih ini saja tetapi pada program-program lain yang juga
150 151
to user Kutipan wawancara dengan Badrudincommit selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010 Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
166 digilib.uns.ac.id
dijalankan oleh perusahaan seperti program pertanian terpadu maupun ternak kambing. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan keolompok budidaya kerapu meskipun ada kegagalan yang kena penyakit white spot, waktu itu ndatangkan juga dari Unsoed dan Bali oleh Holcim nyatanya juga engga bisa nanganin tapi sekarang yang masih bisa berjalan meskipun swadaya yang KUWIKUT itu152.” Program-program yang telah dijalankan PT. Holcim Indonesia ini sedikit banyak telah menunjukan itikad baik perusahaan untuk dapat membaur dengan masyarakat dan membantu mengembangkan potensi yang ada di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sehingga tidak heran jika hubungan yang telah terbina baik ini memberikan hasil pencitraan positif perusahaan yang baik di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya kan dengan adanya pabrik kan petani juga berjalan yang di pabrik kan juga bisa menikmati hasilnya petani-petani juga bisa menjual hasil daripada tanamannya dengan adanya pabrik yang dari bantuan Holcim itu153.” Tidak adanya balas jasa maupun imbalan yang diharapkan perusahaan dalam melaksanakan program community development ini telah memberikan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Kepercayaan masyarakat terhadap keseriusan dan komitmen perusahaan 152
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November commit to user 2010 153 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
167 digilib.uns.ac.id
dalam melaksanakan program telah dibuktikan melalui berbagai program yang dijalankan di Kelurahan Kutawaru. Tanggapan positif terhadap kegiatan CSR PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di Kelurahan Kutawaru juga terlihat dari penuturan Busro H.S Hal selaku Ketua LMDH : “Sangat luar biasa untuk Holcim, Holcim tidak meminta sepeserpun dari hasil yang kita dapat Holcim sangat sosial kepada kami.154.” ·
Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Upaya perusahaan melalui proses komunikasi yang dijalankan sejak
beberapa tahun melalui kegiatan community development inilah yang membuat masyarakat menerima setiap aktivitas operasional yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Komunikasi yang terbina antara perusahaan dan masyarakat Kelurahan Kutawaru ini juga telah mencapai pada suatu tahap yang berhasil menciptakan hubungan timbal balik antara keduanya. Masyarakat Kelurahan Kutawaru semakin memahami bahwa melalui program community developmentnya perusahaan juga ingin dipahami dalam setiap aktivitas operasionalnya. Sehingga masyarakat juga memberi dukungan kepada perusahaan baik secara tindakan nyata maupun perkataan. Seperti penuturan Busro selaku Ketua LMDH : “Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus155.” 154 155
commit to user Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat juga nampak dari sikap dan perbuatan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan. Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap perusahaan sebagai bagian dari tetangga mereka sehingga dengan menjaga sikap dan perbuatan diharapkan hubungan tetangga yang telah terbina akan semakin harmonis. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH :”Seperti hubungan bertetangga setiap bertemu dengan Holcim bagaimana saya berusaha untuk bertetangga yang baik, kan mereka tidak terganggu secara fisik dari tangan maupun lisan dari kita, kalo saya seperti itu prinsipnya156” Dukungan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap perusahaan juga diwujudkan masyarakat dengan menjaga keamanan sekitar. Sebagaimana penuturan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Saling menjaga keamanan lah, menjaga keamanan sekitar selain ucapan terimakasih ya saling menjaga kemanan sekitar dan Holcim sama-sama157. Sebagian masyarakat Kelurahan Kutawaru yang menjadi sasaran program menyatakan wujud hubungan timbal balik dengan mengungkapkan rasa terimakasih kepada perusahaan atas kepedulian yang selama ini telah diberikan sehingga turut membantu perekonomian masyarakat. Seperti penuturan Wartaji petani kayu putih : “Saya ya orang bodoh lah, tanggapannya sangat baik, jadi bener-bener
156
membantu
masyarakat
Kutawaru,
saya
banyak-banyak
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November commit to user 2010 157 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berterimakasih lah bantu orang-orang Kutawaru yang kurang ekonominya saya ucapkan terimakasih158” ·
Harapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui program community development penyulingan kayu putih ini,
masyarakat Kelurahan Kutawaru juga berharap terhadap perusahaan agar program-program CSR yang telah dilaksanakan dapat terus berlanjut dan berkesinambungan, termasuk dalam keberlanjutan program penyulingan kayu putih. Masyarakat menginginkan hubungan harmonis yang tercipta dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui kontribusi yang diberikan dalam program agar terus dilaksanakan. Seperti dituturkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar : “Masalah kegiatan-kegiatan sosial yang untuk masyarakat sini yah semoga terus menerus berkesinambungan lah berkelanjutan ya, jadi seumpamanya ada kerusakan ya mohon dibantu159.” Melihat keberhasilan dalam pelaksanaan program ini, masyarakat juga berharap
agar
PT.
Holcim
Indonesia
Tbk.
Cilacap
dapat
membantu
mengembangkan program dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih lagi. Seperti dituturkan Busro H.S selaku Ketua LMDH : ”Kami mencoba untuk mengajukan proposal pengajuan tempat penyulingan lagi agar produktivitas meningkat. Karena kalau ada pabrik lagi pengembangannya akan luar biasa, sudah saya bicarakan dengan Holcim mungkin bulan desember akan bertemu dengan Holcim, dengan adanya pabrik diharapkan pengangguran akan terangkat lagi160.”
158
Kutipan wawancara dengan Wartaji selaku petani kayu putih, Sabtu 20 November 2010 commit to userkayu bakar, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku pengrajin 160 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 159
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pemaparan di atas terlihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam upaya untuk memberdayakan potensi lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru menghasilkan sebuah efek positif yang dterlihat dari pernyataan-pernyataan positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru telah mampu menunjukan komitmen dan itikad baik dalam membina hubungan dengan masyarakat. Melalui program-program community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah menunjukkan diri sebagai perusahaan yang tidak hanya mementingkan keuntungan, namun juga memandang masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai satau kesatuan yang utuh yang juga perlu diperhatikan. Dilihat dari tanggapan dan keluh kesah serta kendala yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pelaksanaan program ini setidaknya dapat dijadikan masukan dan saran bagi perusahaan untuk mengembangkan program yang telah dijalankan serta membersi solusi yang positif bagi kemajuan program community development penyulingan kayu putih yang telah dilaksanakan.
commit to user
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas dan menyajikan analisa dari hasil penelitian tentang program community development penyulingan kayu putih yang telah disesuaikan dengan rumusan masalah yang dibuat. Untuk menjelaskan analisa data ini, peneliti akan membagi pembahasan menjadi 2 pokok bahasan utama yang disesuaikan rumusan masalah dengan tetap menggunakan instrument CIPP (Contex, Input, Procces, Product) : 1. Penerimaan
Masyarakat
Terhadap
Program
Community
Development
Penyulingan Kayu Putih 2. Sebagai proses komunikasi maka akan menjelaskan : a. Perencanaan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program community development penyulingan kayu putih b. Media yang digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam menyampaikan
pesan
tentang
program
community
development
penyulingan kayu putih c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih d. Efek program community development penyulingan kayu putih di kalangan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun stakeholder. Dalam pembahasannya peneliti juga akan membahas kesesuaian kegiatan community development PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan konsepcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
172 digilib.uns.ac.id
konsep CSR. Sehingga dalam analisis ini peneliti memasukkan teori-teori serta cuplikan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 1. Analisa Data Konteks a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagai sebuah bentuk kegiatan komunikasi, program community development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan realisasi tanggung jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibilty (CSR) terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan community development yang dilaksanakan PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap ini memiliki fokus dalam 3 (tiga) bidang utama yakni, bidang ekonomi, bidang pendidikan, pelatihan, sosial kemasyarakatan dan bidang infrastruktur dan pelestarian lingkungan. ·
Pemahaman PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap akan permasalahan kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru Masyarakat Kelurahan Kutawau sebagai salah satu publik eksternal PT.
Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian tak terpisahkan perusahaan. Wilayah Kelurahan Kutawaru yang berada di sekitar operasional perusahaan menuntut perusahaan untuk memperhatikan dan memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar. Sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan operasional di tengah-tengah masyarakat, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terus berusaha untuk selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Hubungan yang baik tersebut diwujudkan dengan adanya upaya-upaya perusahaan untuk memahami apa yang menjadi permasalahan masyarakat Kelurahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
173 digilib.uns.ac.id
Kutawaru kaitannya untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui programprogram community development. Program penyulingan kayu putih pada dasarnya diawali dari adanya kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan sebuah kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH: “Karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal 161 ” Melihat adanya permasalahan yang dihadapai oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam mengembangkan sebuah usaha produktif namun terkendala dalam hal teknis maupun biaya, maka perusahaan sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat berusaha untuk memahami apa yang menjadi permasalahan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pemahaman perusahaan terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru tersebut diwujudkan dengan membantu masyarakat dalam pendirian pabrik pengolahan kayu putih serta pengembangan program dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Melalui pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya memperhatikan kepentingan publik internal perusahaan saja namun telah mengarah kepada fungsi menjalankan pengabdian kepada kepentingan umum. Sebagaimana dikemukakan Bertrand R. Canfield162 dalam kegiatan PR ruang
161 162
commit to user Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Onong Uchjana, Op.Cit. ha1. 35
172 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lingkup
kepentingan
umum
yang
dimaksud
adalah
kepentingan
masyarakat/komunitas. Dalam kasus ini kepentingan umum yang diperhatikan PT. Holcim Indonesia adalah kepentingan masyarakat Kelurahan Kutawaru akan sebuah usaha produktif penyulingan kayu putih. ·
Kesesuaian program penyulingan kayu putih dengan kebijakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Melalui program penyulingan kayu putih PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap berusaha untuk menunjukkan kemanfaatannya, dimana dalam setiap kegiatan operasionalnya Holcim tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia telah mengacu pada kebijakan CSR Holcim dan visi misi pemberdayaan masyarakat yakni mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan aset ekonomi, mengembangkan sumber daya alam dan lingkungannya, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan visi dan misi pemberdayaan yang diemban oleh perusahaan, tujuan dari pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini adalah memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui sebuah kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih. Melalui program ini diharapkan memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kita selalu berfikir bagaimana kita bisa memberikan solusi, artinya mulai dari kegiatan dari hulu hingga hilir menjadi fokus kegiatan kita, katakanlah begini dari hulunya kita dorong mereka untuk bisa melakukan kegiatan yang produktif, kemudian sukur-sukur dibagian hilirnya mereka bisa memasarkan sendiri, tapi kalau tidak bisa kita juga bantu hilirnya, beri kesempatan mereka untuk bisa memasarkan produknya. Kemudian kita juga berusaha untuk membantu mereka di bagian lain supaya kegiatan yang dilakukan bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
173 digilib.uns.ac.id
sustain. Seperti contohnya kita memantau perkembangan mereka apa sih yang menjadi kendala selama perjalanan kegiatan tersebut163.”
Jika dilihat dari konsep Triple Bottom Line 3P (profit, planet, people) yang dikemukakan oleh John Elkington sebagai suatu persyaratan jika perusahaan yang ingin berkelanjutan maka perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan (Profit) namun juga memberikan kontribusi kepada masyarakat (People) dan Lingkungan sekitar (Planet)164. Sesuai dengan pernyataan tersebut, fokus PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melaksanakan program penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru telah mengaplikasikan prinsip 3P dengan memberikan kontribusi terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru. Bentuk kontribusi perusahaan diwujudkan dengan kesediaan perusahaan untuk membantu memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan melaksanakan program community development penyulingan kayu putih. Meskipun pada awalnya program penanaman kayu putih ini tidak di terima namun dengan adanya kontribusi perusahaan dengan mendirikan pabrik penyulingan kayu putih membuat masyarakat mau menerima dan melaksanakan program penanaman kayu putih. Dengan adanya pabrik penyulingan kayu putih masyarakat tidak perlu menjual hasil panen daun kayu putih keluar daerah Kutawaru namun bisa diolah di Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH :
163 164
commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit. hal.134
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja165.” Perwujudan nyata tanggung jawab sosial perusahaan, dalam membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai memberikan solusi yang sangat tepat dan menjawab permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Melalui program community development penyulingan kayu putih ini masalah yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru terkait penjualan dan pengolahan daun kayu putih menjadi teratasi. Adanya program ini dinilai memberikan suatu kondisi perubahan yang baik
di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru jika dibandingkan sebelum
adanya pendirian pabrik pengolahan kayu putih. Sehingga masyarakat menerima dan menyambut program ini secara positif. b. Perencanaan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Istilah PR Sebagaimana dikemukakan Danny Griswold, merupakan fungsi manajemen
yang
melakukan
evaluasi
terhadap
sikap-sikap
publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik166. Berkaitan dengan pengertian tersebut, perencanaan program community development penyulingan kayu putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap merupakan bagian yang terpenting dalam 165
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 toKonsep user dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Rhenald Khasali, Manajemen Public commit Relations: Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 7 166
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menentukan keberlanjutan program. Melalui perencanaan komunikasi yang matang maka peluang untuk mencapai keberhasilan program serta dampak yang positif dari proses komunikasi akan semakin besar. ·
Perencanaan
awal
program
didasarkan
kebutuhan
masyarakat
Kelurahan Kutawaru PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dalam program CSR penyulingan kayu putih ini, menerapkan perencanaan program yang mengacu pada hasil research masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui Community Communication Chanel (CCC). Seperti terlihat dari pernyataan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kami punya perwakilan dalam melaksanakan program pemberdayaan, kami mempunyai perwakilan yang ada di masyarakat yang disebut CCC di masing-masing kelurahan, CCC tersebut yang melakukan proses identifikasi proses pemetaan sosial (social mapping) dan sebagainya, (…) jadi tahap awal yang melakukan survei itu adalah masyarakat itu sendiri167.” Dalam melakukan perencanaan program, perusahaan harus benar-benar dapat memenuhi kebutuhan (Needs Analysis), dan bukan sekedar membuat daftar keinginan (list of Wants) yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan sebagaimana dikemukakan AB Susanto, harus dilakukan secara cermat agar dapat menggali kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan merupakan keinginan beberapa orang saja168. Perencaanan yang mengacu pada research awal melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) diniliai sangat tepat. Melalui lembaga CCC tersebut masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dapat menyampaikan aspirasi terkait 167 168
commit to user Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103
perpustakaan.uns.ac.id
176 digilib.uns.ac.id
usulan program untuk disampaikan kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Melalui perencanaan yang disesuaikan dengan usulan-usulan kebutuhan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru, perusahaan telah menerapkan perencanaan program dengan pendekatan bottom up. Perencanaan program CSR secara bottom up memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk membuat program-program yang akan dijalankan169. Masyarakat Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan pengevaluasian program yang telah dilaksanakan sedangkan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap bertindak sebagai fasilitator dalam pendampingan jalannya perogram ini. Perusahaan melihat bahwa program penyulingan kayu putih yang diusulkan masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat memberi manfaat mengenai penambahan pendapatan masyarakat sehingga hasil riset yang diampaikan kepada perusahaan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “(…) dalam program penyulingan kayu putih ini survei dilakukan 3 pihak yakni perhutani LMDH dan Holcim 170.” Perusahaan menyadari keberlangsungan sebuah program community development adalah adanya partisipasi dari masyarakat. Tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat Kelurahan Kutawaru program community
commit to user Reza Rahman, Op.Cit, hal 103 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
169 170
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bisa gagal bahkan tidak berjalan sama sekali. Pelibatan Perhutani sebagi mitra yang nantinya akan terlibat dalam pelaksanaan program ini merupakan suatu hal yang sangat tepat. Dengan melibatkan Perhutani akan memudahkan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan pengorganisiran program community development penyulingan kayu putih Adanya survei bersama dalam perencanaan program merupakan upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui siklus komunikasi untuk menjamin keberlangsungan dan keberlanjutan program. Selain itu, melalui survei bersama ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap juga ingin menjalin komunikasi dan membina hubungan baik dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perhutani. ·
Partisipasi masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan proyek Dalam
melaksanakan
program
alangkah
baiknya
perusahaan
menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat. Sebagaimana dikemukakan AB. Susanto, community development dapat terwujud melalui pemanfaatan tenaga kerja dalam membangun proyek (utilize). Dalam program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap juga memanfaatkan tenaga kerja
masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam membangun pabrik penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih : “Saya ikut disini mulai dari nol mulai dari bikin tempatnya ini terus mbangun ini lalu nyuling. Dulu saya tahunya sudah ada peletakan batu pertama disini saya mulai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
178 digilib.uns.ac.id
bekerja171.” Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pembangunan pabrik penyulingan kayu putih merupakan langkah tepat yang diambil perusahaan untuk memberdayakan masyarakat. Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan program community development penyulingan kayu putih merupakan suatu upaya memberdayakan masyarakat secara lebih berarti dan meningkatkan peran masyarakat dalam memberikan inisiatif pelaksanaan program. Partisipasi sebagai suatu konsep dalam community development sebagaimana dikemukakan Jim Ife dan Frank Tesoriero172 merupakan prinsip dasar dari community development. Melalui pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan dan pelaksanaan program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memiliki fokus pada peningkatan kemampuan masyarakat. Fokus PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan partisipasi masyarakat bukan hanya sekedar mencapai tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan program ini merupakan sebuah proses jangka panjang yang relatif lebih aktif dan dinamis. Melalui perencanaan partisipatoris yang dilakukan, secara tidak langsung PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah melaksanakan sebuah model komunikasi partisipatif yang tidak melihat pengirim dan penerima pesan atau harapan-harapan dan kepentingannya sebagai yang pertama, melainkan berusaha melihat pengirim pesan pada tingkat yang sama, dan proses komunikasi dipahami sebagai peristiwa antara dua yang setara. Dari kegiatan perencanaan program community 171
Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 commit todiuser Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294 172
perpustakaan.uns.ac.id
179 digilib.uns.ac.id
development ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah menerapkan model komunikasi Public Relations Two – Way Symmetric. Seperti dikemukakan Grunig dimana pada model Two – Way Symmetric, terjadi pola komunikasi yang bersifat seimbang dan dua arah173. Keseimbangan komunikasi yang terjadi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam perencanaan program, menjadikan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap bukan hanya sebagai komunikator tetapi juga sebagai komunikan. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat Kelurahan Kutawaru telah menjadi partner untuk menciptakan kesepahaman dan pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal balik (reciprocal benefits). ·
Alih peran program dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru Dibentuknya LMDH sebagai wadah yang digunakan masyarakat
Kelurahan Kutawaru untuk berkumpul bertukar pikiran dan mengorganisir dalam kegiatan PHBM merupakan salah satu upaya perusahaan untuk membantu dalam pengorganisasian kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Dalam setiap organisasi atau kelompok itu kan biasanya ada ketua ataupun kader didalamnya karena dalam setiap program pada hakekatnya memiliki keharusan mempersiapkan kader-kader pengembang keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas sehingga diharapakan kader ini menjadi pemimpin yang medukung keberlanjutan program pemberdayaan174.” Dengan adanya organisasi LMDH, perusahaan berharap akan terbentuk kader kepengurusan yang melaksanakan program penyulingan kayu putih. 173
Reza Rahman , Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Media Pressindo, commit to user Yogyakarta, 2009, hal. 73 174 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010
180 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagaimana dikemukakan Kartini bahwa implementasi kegiatan CSR yang baik adalah terjadi alih peran dari perusahaan kepada masyarakat175. Sesuai dengan pernyataan tersebut, melalui pembentukan LMDH inilah perusahaan bertujuan menciptakan alih peran program dari PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui kader kepengurusan yang terbentuk dalam organisasi LMDH. Dengan adanya kader-kader pengembang keswadayaan ini diharapkan program akan menjadi lebih mandiri dalam kepengurusannya sehingga harapan kedepannya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap hanya bertugas untuk melakukan monitoring pelaksanaan program.
2. Analisa Data Input a. Perhutani sebagai mitra PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam pelaksana program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia menggandeng
Perhutani
sebagai
mitra
untuk
mendukung
keberhasilan
pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Kita tidak memilik pengetahuan secara teknis tentang apa yang dilakukan, kita selalu bekerjasama dengan pihak ketiga, apapun kegiatan kita banyak kegiatan, seperti budidaya sapi, kita tidak punya pengetahuan tentang sapi, kita bekerjasama dengan pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan pendampingan, karena ini berkaitan dengan tanaman dan yang punya kompetensi adalah perhutani maka dari itu untuk hal-hal yang berkaitan dengan teknis adalah Perhutani yang akan membantu mereka176.” 175 176
commit to user Dwi Kartini, Op.Cit, hal. 54-55 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan melibatkan Perhutani sebagai mitra dalam program ini merupakan langkah tepat yang dilakukan perusahaan. Kompetensi Perhutani dalam pengetahuan kemampuan teknis tanaman kayu putih dinilai turut membantu PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan program ini. Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan community development sebagaimana dikemukakan oleh Kartini, membutuhkan kemitraan diantara stakeholders seperti pemerintah dan masyarakat (civil society) atau yang dikenal dengan istilah Tri-Sector Partnership177. Hal yang demikian juga terjadi pada pelaksanaan program penyulingan kayu putih,
melalui
kemitraan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, Perhutani dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru ini diharapkan program community development yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang tindih. Dengan melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni pemerintah, masyarakat dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam pola kemitraan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling berkolaborasi dalam mengembangkan program community development. a.1 Pelaksana Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya pelaksana program penyulingan kayu putih dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dilakukan sepenuhnya oleh Departemen Community Relations. Departemen Community Relations sebagai pelaksana program community development penyulingan kayu commit to user 177
Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
putih memang sudah sangat tepat, karena departemen ini memang dikhususkan untuk menangani tidak hanya hubungan internal namun juga hubungan eksternal PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan stakeholdersnya termasuk di dalamnya bertugas melaksanakan program-program community development di 19 desa yang ada di Kota/Kabupaten Cilacap. Dengan demikian konsentrasi untuk pengembangan program dan kinerja dapat dilakukan secara optimal dan tidak bersinggungan dengan kegiatan utama perusahaan dalam mencari keuntungan. Adanya fokus yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community development dengan menunjuk Departemen Community Relations sebagai pelaksana program, merupakan sebuah bukti kesungguhan bahwa program community development yang dilaksanakan memang menjadi prioritas dan digariskan sebagai bagian dalam setiap kegiatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. ·
Ketidaksesuaian
latar
belakang
pendidikan
pelaksana
program
penyulingan kayu putih Melalui kemitraan dalam program penyulingan kayu putih ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah memberikan komitmen dengan menempatkan Departemen
Community
Relations
untuk
melaksanakan
program
ini.
Sebagaimana data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya terkait tingkat dan latar belakang pendidikan serta masa kerja pelaksana program diketahui bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki staff pelaksanan dari perusahaan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
183 digilib.uns.ac.id
Kompetensi pelaksana dalam program CSR ini penting karena CSR, seperti halnya community development, bukanlan pekerjaan asal-asalan atau “amatiran’ yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memahami filosofi, prinsip dan metoda yang harus diterapkan. Siapapun yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam perumusan kebijakan dan atau implementasi kegiatan CSR sebagaimana pernyataan yang dikemukan Totok Mardikanto, harus memiliki kompetensi khusus di bidang community development178. Dalam pelaksanaan program community development ini, pelaksana dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki tingkat pendidikan yang tinggi namun latar belakang pendidkan pelaksana program tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Meskipun dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terjadi ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang dilakukan pelaksana program , namun masa kerja yang tinggi serta pelatihanpelatihan terkait dengan pengetahuan community development telah diberikan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sedangkan pelaksana teknis dari pihak Perhutani memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dalam mendukung kelancaran program ini. Pihak Perhutani memiliki kompetensi yang sangat baik dalam mendukung kelancaran pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih ini.
178
Majalah Bisnis &CSR, Edisi Khusus 40 Tahun Totok Mardikanto Menjadi Penyuluh;Dari commit to user Penyuluh Pertanian Mengembangkan CSR, hal.223
perpustakaan.uns.ac.id
184 digilib.uns.ac.id
a. Sarana dan Pendanaan yang Diberikan Perusahaan dalam Program ·
Swadaya masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai usaha menumbuhkan rasa memiliki program Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih
pada dasarnya dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan Perhutani. Kolaborasi terkait kontribusi penyediaan sarana oleh kedua pihak pelaksana program dinilai cukup baik dalam mendukung terlaksananya program penyulingan kayu putih ini. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya adanya swadaya masyarakat dalam mendukung terlaksananya program merupakan langkah bijak yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana dikemukakan Busro H.S selaku Ketua LMDH seperti : “…ini kami membangun habis 83 juta dari swadaya pengurus lembaga yang ditangani oleh kita bersama179.” Adanya sarana yang harus diswadayakan masyarakat dalam program ini merupakan langkah tepat untuk membuat masyarakat berpartisipasi. program CSR melalui community development ebagaimana dikemukakan oleh Kartini180 harus mampu menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) program pada diri masyarakat. Pelibatan masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pendanaan swadaya program penyulingan kayu putih ini dinilai telah mampu menimbulkan rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap program penyulingan kayu putih yang dijalankan. Seperti terlihat dari pernyataan
179 180
to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52
185 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Saya terlibat dengan program kayu putih ini dan saya mendukung sekali program penyulingan ini181.” ·
Pendanaan program penyulingan kayu putih berasal dari keuntungan perusahaan Dana merupakan hal yang sangat penting bagi pelaksanaan program
community development penyulingan kayu putih. Tanpa ada dukungan dana yang memadai sebuah program tidak mungkin dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang demikian juga berlaku
dalam program community
development penyulingan kayu putih. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah mengalokasikan dana khusus untuk berbagai program community development yang dilaksanakan, termasuk untuk memperkuat kapasitas program community development kayu putih. Adanya kebijakan pengalokasian dana tersendiri bagi pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih menunjukan bahwa PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap tidak hanya siap dalam hal pelaksana program namun juga dana. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Untuk dana yang terkait CSR setiap tahun ada budget terkait rencana program, batasan-batasan mengenai berapa persen jumlahnya itu tidak ada, tapi kalau kita ikut patokan BUMN biasanya membudgetkan sekitar 2-5 % dari Ediba*, untuk Holcim membudgetkan 2,7% dari keuntungan182.”
181
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 commit keuntungan perusahaan sebelum dikurangi pajakto user 182 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat 26 November 2010 *
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adanya penyediaan dana yang diambil dari keuntungan perusahaan menunjukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam memahami arti penting sebuah tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility). Sebagaimana dikemukanan Curt Werden
seperti yang dikutip Parsudi Suparlan, perusahaan yang memaknai CSR sebagai bentuk corporate social investment akan mengambil kebijakan dari sekedar menyumbang (charity/philantrophy) menjadi bagian dari investasi183. PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap memiliki pemahaman yang tinggi tentang CSR sebagai bagian dari investasi jangka panjang di tengah masyarakatnya, yang diwujudkan dengan mengembangkan berbagai program di tengah masyarakat yang salah satunya program community development penyulingan kayu putih di Kelurahan Kutawaru. Progam community development penyulingan kayu putih ini dinilai telah menciptakan hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk bantuannya dengan potensi yang ada di dalam masyarakat Kelurahan Kutawaru. Dengan demikian, kegiatan CSR yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program community development penyulingan kayu putih bukan semata-mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas masyarakat secara berkesinambungan dan terlembagakan.
183
Dr. Mukti Fajar ND, Op.Cit, hal.303
commit to user
187 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Analisa Data Proses a. Media yang Digunakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam Menyampaikan Pesan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Sebagai bagian dari
manajemen, fungsi
PR lembaga/perusahaan
menunjukkan suatu tahap proses komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Cutlip dan Center bahwa salah satu
fungsi
penting dari PR
adalah menciptakan
komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak184. Sesuai dengan pernyataan tersebut PT. Holcim Indonesia dalam pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini berusaha untuk melakukan komunikasi dua arah timbal balik kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru. Dengan menjalin komunikasi dua arah melalui pelaksanaan program community development merupakan salah satu cara untuk memperoleh saling pengertian antara kedua belah pihak. ·
Pertemuan sebagai media penyampaian pesan program Media sarana atau alat dalam menyampaikan pesan oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap sebagai komunikator dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti yang diekmukakan Rosady Ruslan185 media yang digunakan PR dalam menyampaiakn pesan salah satunya melalui media internal berupa pertemuan-pertemuan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial. Perusahaan menyadari dalam mengkomunikasikan pesan, pihaknya tidak dapat 184 185
Rosady Ruslan, Op.Cit. hal.19 Ibid. hal. 22-28
commit to user
188 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjangkau seluruh publiknya yang dalam program community development ini adalah
masyarakat
Kelurahan
Kutawaru.
Untuk
mewujudkan
dan
mengembangkan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menggunakan media penyampaian pesan melalui pertemuan-pertemuan dengan lembaga CCC maupun LMDH yang telah dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 (CRO 2) : “Masyarakat sudah diwakili LMDH, kita tidak mungkin memberikan sosialisasi secara perorangan, (…) organisasi LMDH selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulan186.” Sebagai komunikator sebuah lembaga atau perusahaan, PR harus dapat mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah terdapat aspek relasi yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau organisasi. PR harus mampu mengintegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya187. Hal ini pula yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk melalui lembaga CCC dan LMDH, melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan secara internal oleh perusahaan dengan melibatkan perwakilan masyarakat
tersebut
perusahaan
menyampaikan
pesan-pesannya
kepada
masyarakat. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Selama ini kita komunikasi sering banget dengan Holcim mungkin kita kelurahan paling sering berkomunikasi dibanding kelurahan lain, karena kita
186
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 commit to user Ilmu Hubungan Masyarakat, Usaha Hamdan Adnan dan Hafin Cangara, Prinsip-Prinsip Nasional, Surabaya, 1996, hal.16 187
189 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudah sejak awal program sudah berkomunikasi sehingga kedekatan kita lumayan dekat untuk menyampaikan program-program yang ada di Kutawaru188” ·
Perwakilan masyarakat sebagai jembatan komunikasi dari PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru Melalui perwakilan masyarakat Kelurahan Kutawaru (opinion leader) ini
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berusaha untuk bertukar informasi melalui komunikasi kelompok yang dilakukan baik secara formal maupun informal. Untuk
mengembangkan
proses
komunikasi
timbal
balik,
sebagaimana
dikemukakan Onong PR dapat melakukan berbagai metode dan teknik komunikasi secara langsung (face to face communication) kepada komunikannya melalui komunikasi kelompok. Begitu juga dalam penyampaian pesan yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui perwakilan masyarakat dalam CCC dan LMDH, melalui komunikasi ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
melakukan sebuah komunikasi kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Keterlibatan
perwakilan
masyarakat
(opinion
leader)
yang
direpresentasikan oleh Ketua LMDH memberi pengaruh yang sangat besar terhadap penyampaian dan penerimaan pesan perusahaan kepada masyarakat. Sebagaimana penuturan Basrun selaku penyuling kayu putih : “Saya sudah ikut di penyulingan kayu putih ini 2 tahun, sebelum ikut disini saya kerjaannya nelayan,
commit to user 188
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010
190 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nelayan di TPI sana. Ya agak merasa bosen jadi nelayan, ya ganti haluan lah, dulunya saya ada yang ngajak ketua 1 LMDH Pak sangidin itu189.” Masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergolong masyarakat pedesaan sangat mempercayakan opinion leader sebagai informasi terpercaya mereka disamping juga menjadi panutan, tempat bertanya dan meminta nasihat bagi anggota masyarakatnya. Selain itu opinion leaders dianggap lebih mengetahui sifat dan karakteristik masyarakat daripada komunikator. Sehingga pesan dari PT. Holcim
Indonesia
Tbk.
Cilacap
yang
disampaikan
kepada
opinion
leaders/perwakilan dari LMDH nantinya akan disampaikan melalui pertemuanpertemuan rutin yang dilaksanakan oleh LMDH akan lebih tepat sasaran. Kegiatan community development sebagaimana dikemukakan merupakan Soetomo190 sarana yang tepat untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat. Aktivitas bersama antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui community development penyulingan kayu putih ini telah dapat difungsikan sarana komunikasi. Melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) yang dibentuk oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menjadikan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru menjadi terlembagakan, sehingga berbagai persoalan dalam hubungan perusahaan dengan masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk mengakomodasi kepentingan semua pihak.
189 190
commit to userkayu putih, Selasa 16 November 2010 Kutipan wawancara dengan Basrun, selaku penyuling Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229
191 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih merupakan model kegiatan CSR yang dilakukan dalam membangun hubungan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang lebih berkualitas melalui pengembangan usaha produktif yang disesuaikan dengan kemampuan sumber daya masyarakat Kelurahan Kutawaru tersebut. ·
Kolaborasi PT. Holcim Indonesia Tbk. dan Perhutani dalam program Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap
menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada pihak ketiga dibutuhkan stakeholders untuk membantu realisasi program. Untuk mengorganisir kegiatan ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melibatkan Perhutani sebagai mitra dalam membantu masyarakat Kelurahan kutawaru utamanya terkait hal-hal teknis tanaman kayu putih. Dalam program ini keterlibatan Perhutani dalam membantu terwujudnya program dapat dikatakan sangat besar. Melalui pengorganisasian ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan Perhutani berkolaborasi memberikan pelatihan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan teknis terkait tanaman kayu putih. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH Rawa Kuna: “Kemarin kita difasilitasi pelatihan cara pangkas yang baik lah kerjasama dengan pihak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
192 digilib.uns.ac.id
Perhutani dan Holcim untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penyulingan minyak kayu putih191.” Selain memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, upaya PT. Holcim Indonesia melalui pengorganisasian dalam mendukung keberlanjutan program penyulingan kayu putih adalah memberikan pendampingan dengan mengatasi permasalahan seperti kerusakan alat penyulingan yang digunakan sebagai pendukung utama program community development penyulingan kayu putih ini. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Holcim selalu memberikan pendampingan, dan menanyakan apakah ada masalah atau kendala dalam program ini, seperti kemarin terdapat kendala mengenai tungkunya itu kurang bagus sehingga ada rehab, dibantu Holcim lagi berapa juta itu saya tidak tahu, tahunya tungku nya sudah jadi192.” Seperti yang dikemukakan oleh Reza Rahman suatu kegiatan perusahaan disebut CSR ketika memiliki unsur continuity and sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan193. Adanya pendampingan nyata berupa bantuan perbaikan/rehab alat penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap pada bulan Agustus 2010 merupakan wujud kepedulian dan komitmen perusahaan untuk tetap mendukung kelancaran dan keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih. Kegiatan CSR penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap telah mencirikan pada long term perspective dan bukan berdasar trend. Monitoring
191
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 193 Reza Rahman, Op.Cit, hal 13-14 192
193 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam kegiatan CSR monitoring program menjadi hal yang penting untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam program. Begitu juga dengan kegiatan community development penyulingan kayu putih ini. Dalam program penyulingan kayu putih ini monitoring dilakukan dengan melibatkan oleh ketiga belah pihak pelaksana. Pelaksana program dalam hal ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan Perhutani melakukan monitoring dengan menerima laporan rutin bulanan dari masyarakat. Seperti terlihat dari penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH :” …kita setiap hari harus membuat laporan berapa daun yang diolah, dan berapa minyak yang dihasilkan. Nanti di total tiap bulan kita serahkan laporan tersebut kepada Holcim dan Perhutani. Jadi ada pertanggungjawaban, kan kita ada target produksi minyak kayu putih per tahun nya194.” Selain itu untuk melihat kondisi nyata program tak jarang PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melakukan pengecheckan langsung di Kelurahan Kutawaru. Dari pihak Perhutani melakukan monitoring program dengan menerjunkan Mandor PHBM dilapangan. Dengan adanya kegiatan monitoring bersama dalam program ini, hubungan komunikasi antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap akan terus terjaga dan terbina. Selain itu dengan adanya monitoring juga menunjukkan bahwa program tersebut berkelanjutan dan tidak hanya sesaat.
commit to user 194
Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010
194 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Aturan bagi hasil Perhutani dalam program community development penyulingan kayu putih ·
Perhutani kurang memahami makna CSR Kendala dalam sebuah pelaksanaan program memang bukanlah suatu hal
yang tidak wajar. Adanya kendala dalam sebuah pelaksanaan program dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan dengan menyempurnakan program. Sebagaimana telah dipaparkan peneliti pada bab sebelumnya diketahui bahwa dalam program penyulingan kayu putih ini, masyarakat mengeluhkan aturan bagi hasil (sharing) yang diterapkan antara LMDH dengan Perhutani. Istilah CSR yang dikemukakan BSR mengandung pengertian bahwa perilaku bisnis yang bertanggungjawab adalah dengan menghormati dan memelihara lingkungan hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat dan melakukan investasi di masyarakat dimana perusahaan beroperasi195. Mengacu pada definisi tersebut Perhutani sebagai mitra dalam kegiatan community development belum memahami sepenuhnya makna dari sebuah kegiatan CSR. Aturan bagi hasil yang diterapkan Perhutani dinilai menjadikan pencapaian tujuan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi kurang maksimal. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Harga jual minyak kayu putih itu kita masih terbentur dengan MoU perum Perhutani jadi penjualannya ke Perum Perhutani. hanya 87,4% dikalikan tonase kali seratus ribu rupiah. Seratus ribu rupiah itu potongannya di pabrik itu empat ribu rupiah, jadi dikalikan sembilan puluh enam ribu rupiah. Masalahnya kan perhutani merasa tanah itu kan tanah milik Negara sedangkan bibit dulu sebagian memang dari Perhutani, swadaya dari commit to user 195
Dwi Kartini, Op.Cit, hal.2
perpustakaan.uns.ac.id
195 digilib.uns.ac.id
masyarakat memang sudah ada namun karena di lahan Perhutani jadi tetep minyak masuknya ke Perum Perhutani gitu mas, padahal kalau kita melihat keluar sana kan harga minyak kayu putih itu kan Rp. 150.000-Rp. 180.000 per kilo196.” Pada dasarnya aturan bagi hasil (sharing) tersebut memang tidak dapat secara mutlak ditiadakan hal ini dikarenakan masyarakat yang tergabung dalam LMDH menggunakan lahan milik Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih maupun tanaman palawija. Namun alangkah baiknya jika Perhutani sebagai mitra dalam program ini juga memperhatikan aspirasi masyarakat dengan bersedia duduk bersama dengan ketiga belah pihak untuk membahas perubahan aturan bagi hasil tersebut. Dengan melakukan pembahasan ulang terkait aturan bagi hasil (sharing) ini diharapkan akan tercapai win-win solution, sehingga pola kemitraan yang terjalin antara ketiga belah pihak tidak memberatkan satu pihak namun dapat memberikan manfaat secara maksimal kepada semua pihak. ·
Kendala teknis program penyulingan kayu putih yang belum teratasi Selain kendala aturan bagi hasil, dalam program ini juga ditemui kendala
teknis seperti seperti kurangnya rapatan tegakan tanaman kayu putih, dan kondisi fisik pabrik yang dinilai masih kurang seperti belum adanya tempat penyimpanan daun kayu putih. Bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui comunity development sebagaimana dikemukakan Isa Wahyudi dapat dilaksanakan perusahaan dengan memberikan penguatan kapasitas masyarakat (capacity building)197. Sesuai dengan pernyataan tersebut dengan melihat adanya kendala yang masih dihadapi masyarakat sasaran program, alangkah lebih baik
196 197
commit to user Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit hal. 209
196 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai pelaksana program segera mengatasi kendala tersebut melalui penguatan kapasitas masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan memberikan bantuan nyata kepada masyarakat. agar pencapaian tujuan dan keberlanjutan program community development penyulingan kayu putih dapat berjalan secara maksimal
4. DATA PRODUK/HASIL 4.1 Efek Program Community Development Penyulingan Kayu Putih Di Kalangan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Maupun Perhutani Keberhasilan perusahaan melaksanakan program ini juga tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi yang diupayakan perusahaan sehingga terjalin kerjasama secara baik antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kegiatan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program penyulingan kayu putih telah menunjukkan kegiatan komunikasi PR yang seimbang, artinya perusahaan tidak hanya menitikberatkan pada publik internal saja, melainkan juga memperhatikan publik eksternal yang dalam hal ini diwakili oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru198. ·
Manfaat
penambahan
pendapatan
yang
dirasakan
masyarakat
Kelurahan Kutawaru secara berkelanjutan Keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui program community
development
penyulingan
kayu
putih
dengan
memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru merupakan salah satu faktor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
197 digilib.uns.ac.id
yang turut membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dalam menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan serta memberdayakan potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana dikemukakan Totok Mardikanto pada dasarnya seberapa hebatnya sebuah program community development harus memiliki nilai positif untuk memperoleh dukungan dari penerima manfaat dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang lain199. Hal yang demikian terlihat dalam pelaksnaan program penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Adanya hasil nyata dari program berupa kegiatan usaha produktif yang berkelanjutan menunjukan bahwa program community development penyulingan kayu putih telah memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru sebagai sasaran program. Dengan adanya program ini, masyarakat merasakan manfaat berupa adanya tambahan pendapatan secara riil. Seperti penuturan Satijan pemetik daun kayu putih: “Ya bermanfaat ya begitulah ada pabrik ya senang lah, ga ada kerjaan bisa kerja disini, lagi ada kerjaan ya sibuk sendiri cari kerja sendiri, saya kerja disini sesuai keinginan saya, kalo kerja disini ya dapet uang tapi kalo ga kerja disini ya ga dapet uang. Kalau panen sekitar 5 kuintal kalau daun kayu putih metik satu hari mencapai 4 kuintal sekilo dihargai 200 rupiah nyampe pabrik, ya dibayarnya nanti nunggu hasil200.” Selain penambahan pendapatan dari hasil menanam tanaman kayu putih, masyarakat juga memperoleh hasil dari tanaman palawija yang mereka tanam. Sehingga melalui program ini masyarakat memperoleh manfaat ganda dari pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Suripto selaku petani kayu putih :
199 200
Totok Mardikanto, Op. Cit, hal. 223 commit to user Kutipan wawancara dengan Satijan selaku pemetik daun kayu putih, Selasa 16 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
198 digilib.uns.ac.id
“Iya kan bermanfaat kalau disini kan banyak sekali pengangguran jadi mengurangi pengangguram daripada pada nganggur kan bisa kerja di kayu putih maupun di ladang, Kalau kayu putih ditebang sendiri saya dapet 200 rupiah sekali panen kayu putih 1 ton ya tergantung tumbuhnya kalo banyak ya bisa lebih. Untuk tanaman kacang saya jual per hektar biasanya ada yang beli ditempat jadi satu hektar itu 5 juta ga tau hasilnya seberapa ya dibeli 5 juta201.” ·
Terciptanya hubungan harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan Perhutani dan Masyarakat Kelurahan Kutawaru Komunikasi dua arah yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan
menjadikan hubungan antara keduanya harmonis. Tidak adanya konflik yang terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai indikator sosial telah menunjukkan adanya hubungan harmonis yang tercipta antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Sebagaimana penuturan Badrudin selaku KRPH Cilacap: “Kalo Holcim setahu saya tidak merugikan khusunya ke perhutani lo, malah tercipta hubungan harmonis, Holcim kalau ada apa-apa kami diundang mas, sama-sama kasih masukan, diundang ikut Holcim bahwa asap yang keluar dari pabrik Holcim kalau asap putih ini tidak membahayakan, termasuk Perhutani, lembaga dan instansi yang lain, ya bagus lah kalo Holcim menurut saya, baik-baik saja202” Tidak adanya sikap penolakan maupun keluhan dari masyarakat Kelurahan Kutawaru yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan menunjukkan kualitas hubungan yang baik tercipta. Kehadiran PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacp di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai memberikan kontribusi dalam mengembangkan potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru.
201 202
commit to kayu userputih, Senin 29 November 2010 Kutipan wawancara dengan Suripto selaku petani Kutipan wawancara dengan Badrudin selaku KRPH Cilacap, Senin 29 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id
·
199 digilib.uns.ac.id
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat Kelurahan Kutawaru Masyarakat Kelurahan Kutawaru menganggap keberadaan PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap tidak merugikan namun malah memberikan kontribusi. Kontirbusi perusahaan yang terwujud tidak hanya dalam program community development penyulingan kayu putih. Kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru tidak hanya terwujud pada program community development penyulingan kayu putih saja, namun programprogram pemberdayaan yang menyentuh kebutuhan masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH : “Selain kayu putih yang jelas program kambing yang peka jaman, yang dikelola P4S kunang-kunang berupa pertanian terpadu, nelayan kelompok budidaya kerapu203” Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas seperti dikemukakan Jerold dapat dilakukan melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas204. Adanya kontribusi nyata PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui program-program CSRnya telah menunjukkan partisipasinya di tengah masyarakat serta menciptakan saling pengertian antara masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap setiap aktivitas PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Komunikasi yang dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui kegiatan community development penyulingan kayu putih membuahkan hasil 203
Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 commit to user Iriantara Yosal, Community Relations : Konsep dan Aplikasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 2 204
perpustakaan.uns.ac.id
200 digilib.uns.ac.id
nyata berupa saling pengertian yang tercipta antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang terlihat dari timbal balik. Sebagaimana dikemukakan Rhenald Khasali perusahaan melalui PR-nya harus mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka termasuk di dalamnya mendidik komunitas agar mereka dapat berhubungan timbal balik205. Hubungan timbal balik antara masyarakat Kelurahan Kutawaru kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terlihat dari pernyataan Busro selaku Ketua LMDH : “Karena Holcim usahanya membuat semen saya membantu pemasarannya menjaga aset yang dimiliki Holcim, anak saya yang di Banjarnegara saya promosikan kalau semen Holcim baik bagus, saya bisa sampai ngedrop semen Holcim sampai berapa truk karena Holcim telah membantu saya kualitas semennya juga bagus206.” ·
Citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru Melalui kegiatan community development penyulingan kayu putih ini,
Departemen Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai mampu menjalankan proses komunikasi yang baik melalui fungsi manajemen PR. Seperti yang dikemukakan Rosady Ruslan, PR sebagai pendukung fungsi manajemen yang bertugas untuk membina hubungan dengan publik internal maupun eksternal perusahan PR memiliki kegiatan dan sasaran yakni building corporate identity image, yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif207. Melalui kegiatan community development ini citra PT. Holcim
205
Ibid. hal. 80 to user Kutipan wawancara dengan Busro H.Scommit selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 207 Rosady Ruslan, Op.Cit, hal.23 206
perpustakaan.uns.ac.id
201 digilib.uns.ac.id
Indonesia Tbk. Cilacap dimata masyarakat Kelurahan Kutawaru pun harus dibina dan dipertahankan Upaya PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk terus menjalin komunikasi dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan ikut terlibat dalam kegiatan pengembangan kemampuan lokal masyarakat Kelurahan Kutawaru, dinilai berhasil memperoleh tanggapan dan citra positif masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Hal ini terlihat dari penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih: ” Menurut saya ya bagus Holcim, Holcim itu perusahaan yang peduli sama masyarakat Kutawaru, untuk pabrik ini saya rasa sudah cukup 208
”
Pernyataan senada juga diungkapkan Tukiran selaku pengrajin kayu bakar: “Ya kalau pendapat saya itu kalau Holcim memang juga memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, kalau menurut saya pribadi saya sendiri nih. Soalnya dalam bidang sosial dia sangat perhatian kepada masyarakat sekitarnya, contohnya semacam Holcim membantu mendirikan pabrik kayu putih istilahnya untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitarnya209.” Dilihat dari tanggapan-tanggapan yang dilontarkan masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menunjukkan adanya kepercayaan, dukungan dan hubungan yang harmonis antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dan masyarakat kelurahan Kutawaru. Sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins citra perusahaan adalah kesan atau impresi mental atau suatu gambaran perusahaan di mata para khalayaknya yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengamatan mereka sendiri210. Melalui kegiatan 208
Kutipan wawancara dengan Rajim selaku penyuling kayu putih, Selasa, 16 November 2010 commit to user Kutipan wawancara dengan Tukiran selaku Pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010 210 Frank Jefkins, Op.Cit, hal. 352 209
202 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
community development yang dilakukan, citra positif PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dinilai telah terbentuk di mata masyarakat Kelurahan Kutawaru. Meskipun pencapaian tujuan program dalam memberikan penambahan penadapat belum maksimal dikarenakan terdapat aturan bagi hasil yang ditetapkan Perhutani. Secara umum melalui program ini, PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai bagian dari masyarakat Kelurahan Kutawaru dinilai mampu memberi solusi atas permasalahan kebutuhan yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kutawaru serta membawa persepsi yang baik di tengah para stakeholders-nya.
commit to user
203 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan melihat analisis yang telah dilakukan peneliti, maka di dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara umum, pelaksanaan program community development penyulingan kayu puti ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Penerimaan masyarakat akan program ini dikarenakan program community development penyulingan kayu putih merupakan program yang di usulkan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Pelaksanaan program penyulingan kayu putih oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan (need) dan keinginan (wants) masyarakat Kelurahan Kutawaru juga membuat program ini diterima masyarakat. 2. Dilhat dari proses komunikasinya secara khusus dapat disimpulkan : a. Pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diimplementasikan melalui strategi pola perencanaan partisipatoris dengan melibatkan perwakilan masyarakat melalui lembaga Community Communication Channel (CCC) yang dibentuk PT. Holcim Indonesia Tbk. Perencanaan yang dilakukan komunikator dalam hal ini PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diawali melalui hasil riset yang dilakukan oleh masyarakat commit to user
204 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelurahan Kutawaru sendiri. Kemudian hasil riset tersebut disampaikan kepada perusahaan oleh perwakilan masyarakat melalui lembaga CCC, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survei bersama oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dan Perhutani. Pendekatan perencanaan yang diterapkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam program penyulingan kayu putih ini mengarah pada pendekatan bottom up dimana pengembangan program dilaksanakan atas inisitaif dari bawah sehingga masyarakat Kelurahan Kutawaru lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi dan monitoring program yang dijalankan. b. Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan tentang program community
development
penyulingan
kayu
putih
adalah
melalui
pertemuan-pertemuan yang dilakukan antara PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan perwakilan masyarakat dari lembaga Community Communication Channel (CCC) maupun perwakilan dari LMDH. Penggunaan media ini didasarkan bahwa perusahaan tidak mampu menjangkau seluruh masyarakat sasaran program sehingga melalui perwakilan masyarakat (opinion leader) dalam CCC maupun LMDH pesan perusahaan dapat tersampaikan. c. Pengorganisasian program community development penyulingan kayu putih dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan menjalin kemitraan
dengan
Perhutani.
Perhutani
dijadikan
mitra
dalam
pengorganisasian program karena memiliki kompetensi terkait teknis commit to user
205 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanaman kayu putih. Selain itu pengorganisasian program penyulingan kayu putih dilakukan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dengan membentuk LMDH sebagai wadah tempat mengorganisir kegiatan masyarakat Kelurahan Kutawaru. d. Sebagai sebuah bentuk kegaiatan komunikasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru, kegiatan community development penyulingan kayu putih dinilai telah memberikan efek positif terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Tanggapan-tanggapan positif masyarakat terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk dan kegiatan penyulingan kayu putih yang dilakukan telah menunjukkan indikator keberhasilan perusahaan dalam melakukan proses komunikasi. Tanggapan positif yang terbentuk di tengah masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap ini tidak dapat dilepaskan dari adanya kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan adanya program penyulingan kayu putih ini. Tidak adanya konflik yang terjadi antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap sebagai indikator sosial menunjukkan keberadaan dan kontribusi PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam memberdayakan potensi masyarakat Kelurahan Kutawaru memperoleh tanggapan yang positif.
commit to user
206 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. SARAN Dari kesimpulan di atas maka peneliti memiliki bebrapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan dalam melakukan program community development di masa mendatang 1. Kepada pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap : Melihat keberhasilan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dalam melaksanakan program community development penyulingan kayu putih dilihat dari segi manfaat bagi masyarakat Kelurahan Kutawaru maupun Perusahaan, maka peneliti menyarankan : a. Program community development penyulingan kayu putih ini hendaknya terus dilaksanakan secara keberlanjutan, mengingat manfaat program yang dirasakan dan respon positif dari masyarakat. PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap diharapkan tetap membantu masyarakat Kelurahan Kutawaru dalam pendampingan program community development penyulingan kayu putih ini b. Alangkah lebih baik lagi jika PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap mengembangkan program community development penyulingan kayu putih dengan mendirikan lagi pabrik pengolahan kayu putih di Kelurahan Kutawaru mengingat antusias masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan dan perencanaan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat secara lebih matang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
207 digilib.uns.ac.id
c. Pendampingan dalam hal perbaikan sarana/fasilitas pengolahan kayu putih seperti belum adanya tempat penampungan daun kayu putih, tempat penampungan kayu harus segera dilakukan. Masyarakat sasaran program juga perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kendala yang dihadapi masyarakat secara berkesinambungan agar pencapaian tujuan dan keberlanjutan program melalui kegiatan ini dapat maksimal. d. PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap diharapkan turut membantu masyarakat dalam proses perubahan aturan bagi hasil (sharing) antara masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam LMDH dengan Perhutani. Hal ini dikarenakan masyarakat merasa keberatan dengan aturan bagi hasil yang telah disepakati sehingga dengan aturan bagi hasil yang baru diharapkan dapat mencapai tujuan pelaksanaan program secara maksimal dan tidak memberatkan salah satu pihak.
2. Kepada Perhutani : Melihat tanggapan masyarakat Kelurahan Kutawaru terkait aturan bagi hasil yang disepakati bersama antara masyarakat Kelurahan Kutawaru dengan Perhutani dalam program ini, maka peneliti menyarankan : a. Dalam mendukung pencapaian tujuan program community development penyulingan kayu putih secara maksimal perlu diadakan perubahan aturan bagi hasil (sharing) yang telah disepakati sebelumnya antara masyarakat Kelurahan Kutawaru yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rawa Kuna dengan Perhutani agar aturan sharing yang commit to user
208 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baru dapat memberikan saling pengertian kedua belah pihak dan tidak memberatkan masyarakat. b. Masih adanya kendala yang dihadapi masyarakat dalam hal kekurangan rapatan tegakan tanaman kayu putih dapat dijadikan koreksi Perhutani untuk mempersiapkan sarana/fasilitas secara matang dan sebagai masukan untuk segera mengatasi kendala tersebut secara sepihak maupun bekerjasama dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap maupun masyarakat
sehingga
program
community
development
ini
bisa
berkelanjutan (sustain).
3. Kepada masyarakat sasaran program : Mengingat keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terkait pendanaan
program-program
community
development,
maka
peneliti
menyarankan kepada masyarakat Kelurahan Kutawaru agar program community development yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap agar dapat dijaga dan dipelihara sebagai kegiatan yang berkelanjutan (sustainable).
4. Kepada dunia akademisi : Melihat keberhasilan pelaksanaan program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap, diharapkan dunia akademisi dapat mengembangkan kajian-kajian teoritis baru yang berkaitan dengan ilmu komunikasi yang erat kaitannya dengan programprogram Corporate Social Responsibility CSR perusahaan. Sumbangan pemikiran commit to user
209 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dunia akademisi diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi para praktisi Humas/Public Relations untuk mengembangkan pelaksanaan program-program CSR perusahaan. 5. Bagi Peneliti lain : Penelitian ini belum mampu menggali lebih dalam keberhasilan program community development penyulingan kayu putih dari segi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara kuantitatif, sehingga disarankan kepada peneliti lain supaya dapat mengembangkan penelitian ini dengan teknik penelitian yang berbeda, mengingat penelitian ini masih jauh dari sempurna.
commit to user