AKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS PT PFIZER INDONESIA DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN KOMUNITAS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu (S1)
Disusun Oleh :
Nama
: AGUNG WIDIATMOKO
Nim
: 04203-004
Jurusan
: PUBLIC RELATIONS
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI Agung Widiatmoko (04203-004) Aktivitas Community Relations PT Pfizer Indonesia Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Komunitas 96 halaman + 32 lampiran Bibliografi 25 acuan (1985-2006)
Community Relations merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations suatu perusahaan dengan community yang bertujuan untuk menjalin atau menciptakan hubungan baik dan berkesinambungan bagi kedua belah pihak. Berdasarkan anggapan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji PT Pfizer Indonesia dalam usahanya membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Usaha yang dilakukan ialah dengan melakukan aktivitas Community Relations atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial bagi komunitas lokal yang berada di sekitar wilayah perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui aktivitas Community Relations yang dilakukan PT Pfizer Indonesia dalam usahanya membina hubungan baik dengan penduduk sekitar pada periode Maret 2007 sampai dengan Oktober 2007. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study), dengan tipe penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulkan datanya dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) bertujuan untuk memperoleh data dan fakta atas aktivitas Community Relations yang telah dilakukan. Penelitian ini mengambil dua informan yang berkompeten dari PT Pfizer Indonesia, dua orang tokoh masyarakat setempat dan juga dua orang perwakilan dari pemerintah. Untuk analisa datanya menggunakan metode triangulasi untuk membandingkan hasil wawancara dari nara sumber PT Pfizer Indonesia dengan dua orang tokoh dari masyarakat setempat serta dua orang perwakilan dari pemerintah. Aktivitas Community Relations yang dilakukan bertempat di tiga wilayah yang berbeda di Jakarta Timur yaitu, kecamatan Ciracas, Cimanggis dan juga Pekayon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas Community Relations yang dilakukan PT Pfizer Indonesia mencakup beberapa program kegiatan antara lain; perbaikan fasilitas sekolah dasar, pemberian edukasi pola hidup sehat, pelatihan manajemen sekolah sehat, capacity building, outreach, sponsorship dan kegiatan amal.
i
KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirrobilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. berkat rahmat, hidayah serta ridho-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Aktivitas Community Relations PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan komunitas”, sebagai salah satu syarat kelulusan pada jurusan Public Relations, fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan baik mengenai isi maupun penyajiannya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan segala kritik, saran dan masukannya untuk penulisan skripsi ini. Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh pihak lain baik moril maupun materi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada : 1. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, sekaligus sebagai dosen pembimbing I atas bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis dalam penuyusunan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Ispawati Asri, M.Si. selaku dosen pembimbing ke II yang juga telah membantu memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis sehingga penulis dapat belajar mengerti dan memahami masalah yang peneliti teliti. 3. Ibu Marheni. F. Kurniawati S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
ii
4. Ibu Daisy Primayanti (Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia), mbak Siska, Ibu Nia Pratiwi, mbak Jiel, Loren terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis, masukannya, dukungan serta bimbingannya dalam membimbing penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dan semua pihak PT Pfizer Indonesia yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 5. Mas Hery, mbak Fima, untuk semua kebaikan, bimbingan, masukannya, persahabatan serta ilmunya, sehinggga penulis dapat tahu banyak & banyak tahu tentang berbagai hal yang sangat berharga bagi penulis dan semua Team AIRIS Konsultan yang tidak dapat disebutkan. 6. Kedua orang tua penulis yang tercinta, kakak serta adik-adikku yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta do’a-nya yang tak pernah putus untuk keberhasilan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. My Special Girl Rani Sulistianingrum, yang selalu memberikan dorongan semangat, thank’s for All…. 8. Noval, Fadil, Danu, Kiwil, Bang Ozi, Yuda, Lisa, Dini, Iyan, Gita, Nila, Indah, Denty, Aso yang selalu memberikan dorongan, masukan, dan bantuan kepada penulis selama kuliah sampai sekarang, serta teman-teman seperjuangan, khususnya jurusan Public Relations angkatan’ 03 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap, penelitian ini tidak hanya bermanfaat hanya untuk penulis, tetapi juga kepada para pembaca. Semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi setiap penulis selanjutnya. Jakarta, April 2008 Agung Widiatmoko
iii
DAFTAR ISI ABSTRAKSI ……………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………..
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………..
iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….
iv
BAB 1
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………
1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….
12
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………..
12
1.4 Signifikansi Penelitian…………………………...
12
1.4.1 Signifikansi Akademis …………………
12
1.4.2 Signifikansi Praktis …………………….
13
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Komunikasi …………………………..
14
2.2 Public Relations ….……………………………….
19
2.3 Community Relations ……………………………..
25
METODELOGI 3.1 Tipe Penelitian …………………………………….
37
3.2 Metode Penelitian …………………………………
39
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………..
39
3.3.1 Data Primer ……………………………..
39
3.3.2 Data Skunder ……………………………
41
3.4 Definisi Konsep ……………………………………
42
3.4.1 Komunitas …………………………….....
42
3.4.2 Community Relations …………………..
42
3.4.3 Aktivitas Community Relations ………..
42
3.5 Fokus Penelitian ………………………………….
43
3.6 Metode Analisis Data……………………………..
45
iv
BAB IV
BAB V
HASIL PENELITIAN 4.1 PT Pfizer Indonesia ……………………………….
48
4.1.1 Sejarah Perusahaan ……………………..
48
4.1.2 Visi dan Misi ……………………………
48
4.1.3 Filosofi Koperasi …………………………
48
4.1.4 Nilai Luhur Pfizer Indonesia ……………
50
4.1.5 Deskripsi Public Affairs …………………
52
4.1.6 Struktur Organisasi ………………………
55
4.2 Hasil Penelitian ……………………………………
56
4.2.1 Merumuskan Komunitas ………………...
60
4.2.2 Menentukan Tujuan Program ……………
65
4.2.3 Menyusun Sebuah Pesan …………….......
67
4.2.4 Memilih Metode Penyampaian Pesan ……
69
4.2.5 Melaksanakan Program Community ……..
72
4.2.6 Menganalisis Hasil ……………………….
77
4.3 Analisa Data ………………………………………..
83
PENUTUP 5.1 Kesimpulan …………………………………………
93
5.2 Saran ………………………………………………..
96
5.2.1 Saran Akademis …………………………..
96
5.2.2 Saran Praktis ………………………………
96
Daftar Pustaka Lampiran
v
DAFTAR LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT Pfizer Indonesia 2. Surat keterangan dari PT Pfizer Indonesia 3. Surat permohonan pengumpulan data skripsi 4. Hasil wawancara dengan Daisy K. Primayanti, Director of Public Affairs 5. Hasil wawancara dengan Herry Cahyono, AIRIS Konsultan 6. Hasil wawancara dengan Edi Suehedi, Tokoh masyarakat sekitar 7. Hasil wawancara dengan Mulyadi, Tokoh masyarakat sekitar 8. Hasil Dokumentasi kegiatan Community Relations 2007 9. Curiculum Vitae
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan penerapan konsep tanggung jawab sosial corporate terasa semakin kuat dan terdengar di seluruh penjuru dunia. Korporasi diminta untuk mewujudkan tanggung jawab sosialnya dan tidak lagi semata-mata bekerja untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik modal atau pemegang saham, melainkan juga memberikan manfaat pada masyarakat pada umumnya dan komunitas pada khususnya. Di Eropa misalnya, komisi masyarakat eropa menyebutkan ada empat aktor yang mendorong perkembangan tanggung jawab sosial komunitas yakni, kepedulian dan harapan baru dari masyarakat, konsumen, otoritas public dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala besar, kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen maupun investor, meningkatkan kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan ekonomi, dan transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media, teknologi komunikasi dan informasi moderen.1 Apa yang terjadi di berbagai belahan dunia, tentu menjalankan tanggung jawab sosial korporat pun berkembang di Indonesia.
1
Disampaikan dalam Workshop ; Commision of the European Communities Promoting a European Framework for Corporate Social Responsibility. Brussels : European Community. Hal. 4
1
2 Hal tersebut terlihat dari adanya pembahasan serta telah disahkan-nya undangundang tentang perseroan terbatas ( PT ) oleh DPR dan juga pemerintah Indonesia bersama Tim Sinkronisasi pada bulan Juni 2007 yang mengeluarkan kebijakan kepada setiap PT untuk wajib menyisihkan dana untuk kegiatan sosial dan lingkungan. Dalam kebijakan tersebut pemerintah menginginkan agar setiap perusahaan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan di mana perusahaan itu melakukan kegiatan usahanya. Dan hal ini sesuai dengan isi pasal 74 yang disepakati oleh Tim Sinkronisasi Panja Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas ( PT ) yang berisikan :2 1. Perseroan wajib mengalokasikan sebagian laba bersih tahunan perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial & lingkungan 2. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perudangan. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagiamana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah Lebih lanjut ditambahkan dalam pasal 15 (b) UU tentang penanaman modal yang menyebutkan tanggung jawab perseroan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perseroan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.3
2
Sentosa Sembiring. Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas disertai dengan Pembahasan singkat. Bandung : Nuansa Aulia, 2007. Hal 16-17 3 Ibid. Hal. 17
3 Hubungan serasi dengan komunitas di sekitarnya menjadi keharusan bagi perusahaan di manapun agar tidak dilanda oleh gejolak-gejolak atau bahkan terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan masyarakat setempat yang akan mengganggu kelancaran usaha. Perlunya keserasian hubungan dengan masyarakat setempat berlaku bagi suatu perusahaan, namun hal ini terlebih lagi bagi perusahaan yang berada di lingkungan komunitas atau masyarakat sekitar. Pengertian komunitas itu sendiri secara khusus adalah sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan lokalitas tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.4 Kegiatan Community Relations merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan komunitas, untuk menjalin serta menciptakan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak, dan menghasilkan efek yang positif bagi masing-masing pihak. Kegiatan Community Relations dari community ke organisasi atau perusahaan merupakan pengaruh dari kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Karena alasan- alasan inilah maka suatu perusahaan atau organisasi harus menerima tanggung jawab terhadap community di tempat perusahaan beroperasi. Tidak hanya menyediakan pekerjaan dan membayar pajak, tetapi juga menjadi warga yang baik. Berperan aktif dalam kehidupan community, membantu pendidikan, meningkatkan kesehatan community, memberikan berbagai sarana dan lain sebagainya.
4
Bentuk
dari
kegiatan
Community
Relations
bisa
dengan
Perry, Stewart E. dalam Yosaal Iriantara. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. (Bandung : Simbioda Rekatama Media, 2004). Hal. 24
4 menyelengggarakan suatu kegiatan baik itu secara rutin ataupun secara berkala yang bertujuan untuk menarik perhatian community yang menjadi sasaran atau target perusahaan. Manfaat adanya program Community Relations adalah memberikan informasi pada community mengenai kebijakan kegiatan perusahaan untuk menjaga hubungan baik dan harmonis antara pihak organisasi atau perusahaan dengan community. Bagaimanapun juga komunitas atau masyarakat luas ikut menentukan eksistensi perusahaan. Perusahaan tidak mungkin dapat beroperasi secara normal bila komunitas setempat antipati terhadap perusahan tersebut. Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan stakeholders lainnya, bisa dipastikan dalam waktu dekat mereka mengalami kerugian secara sosial dan ekonomi, akibat berbagai tekanan dan klaim yang menyudutkan keberadaan perusahaan mereka, bahkan keberlanjutan dan reputasi perusahaan mereka.5 Dukungan tersebut tidak terbentuk dengan sendirinya. Hal tersebut tentu mengalami proses melalui usaha-usaha yang direncanakan dengan matang. Dari fenomena tersebut muncul konsep mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility ( CSR ). Maka perusahaan perlu menjalankan konsep CSR untuk menjawab permasalahan yang sekaligus merupakan tantangan bagi perusahaan. Salah satunya yaitu dengan melakukan kegiatan Community Relations.
5
Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito, Corporate Social Responsibility Jawaban bagi Model Pembangunan Indonesia Masa kini. Jakarta : ICSD, 2004. Hal. 80
5 Hal ini merupakan tanggung jawab praktisi Public Relations yang mana fungsinya adalah untuk membina hubungan yang harmonis dengan publik eksternal atau stakeholdernya. Publik eksternal adalah kelompok masyarakat yang berada di luar organisasi yaitu para anggota masyarakat, pelanggan, pers, pemerintah dan pemuka masyarakat. Public Relations (PR) yang merupakan fungsi manajemen bertanggung jawab mendukung pencapian tujuan organisasi terutama dalam membentuk citra positif dan memelihara reputasi baik. Dinamika perkembangan fungsi dan kedudukan Public Relations telah menempatkan fungsi PR bukan hanya sebagai fungsi teknisi namun sudah berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dengan stakeholdernya. Peran dan fungsi ini menuntut PR tidak hanya berhenti kepada orientasi hasil akhir seperti simbol, image atau citra, namun lebih dari itu harus mengarah kepada adanya suatu relasi jangka panjang dengan publiknya.6 Untuk itu pimpinan perusahaan akan banyak mengharapkan Public Relations yang biasa menangani hal tersebut, yaitu dengan melakukan program kegiatan Community Relations untuk bisa menjalin hubungan jangka panjang dengan publiknya Hal itu juga yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi milik Amerika Serikat. Dalam menjalankan usahanya, PT Pfizer Indonesia mempunyai visi menjadi perusahaan yang unggul dan terbaik dalam industri farmasi, karena kekuatan inovasi dan sumber daya kami (perusahaan). Di samping itu berdasarkan nilai luhur
6
Ridwan Nyak Baik, Irmulan Sati T, Erwin Lebe dalam Koalisi Dominan :Refleksi Kritis Atas Peran dan Fungsi Public Relations dalam Manajemen. (Jakarta : BPP PERHUMAS , 2004). Hal. 69
6 perusahaan, PT Pfizer Indonesia di dalam menjalankan aktivitas bisnis mempunyai komitmen untuk mempersembahkan hanya yang terbaik saja.
Berawal dari survey yang dilakukan oleh Pfizer Indonesia kepada beberapa pemangku kepentingan stakeholders, ternyata output yang diterima mengisyaratkan bahwasannya aktivitas Community yang selama ini dilakukan, dianggap belum maksimal. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan Community Relations yang dijalankan tidak terdengar oleh stakeholders lainnya. Untuk itu perlu dilakukan sebuah program kemasyarakatan yang sifatnya kontinyu dan sesuai dengan core competence sebagai salah satu perusahaan farmasi multinasional terbesar di Indonesia. Sesuai dengan nilai luhur yang dimiliki olehnya, yakni Community, Pfizer Indonesia merasa perlu untuk secara aktif ikut serta dalam mengkampanyekan pola hidup sehat di masyarakat. Karena, bangsa dengan kualitas hidup sehat akan menjadi dasar dari terciptanya bangsa yang kuat.7
Berkaitan dengan ini, PT Pfizer Indonesia telah menjalankan program tanggung jawab sosial dengan melakukan kegiatan Community Relations disekitar lingkungan pabrik. Sebagai bentuk realisasi dari konsep tersebut PT Pfizer Indonesia pada tahun 2004 meluncurkan program kemasyarakatan Employee Volunterism Program (EVP) atau biasa juga disebut “Bangga Jadi Relawan”. Program ini adalah wujud komitmen Pfizer Indonesia terhadap nilai luhur (core value) “community” yang dimilikinya. Pfizer percaya, untuk mewujudkan bangsa yang kuat harus dibangun dari kualitas hidup yang sehat. Untuk itulah, Pfizer merasa perlu aktif dalam mengkampanyekan hidup sehat di masyarakat. 7
http : / www.pfizerpeduli.com
7 Program “Bangga Jadi Relawan” adalah sebuah program yang melibatkan secara aktif karyawan-karyawan Pfizer Indonesia, untuk terjun secara langsung (Outreach) memberikan edukasi kesehatan di sekolah-sekolah dasar yang berada di sekitar pabrik Pfizer Indonesia, di Gandaria (Jakarta Timur). Hal ini dilakukan karena Pfizer Indonesia percaya bahwa pendidikan gaya hidup sehat sebaiknya dimulai sedini mungkin, sehingga diharapkan kebiasaan ini akan terus dilakukan dikemudian hari dan dapat ditularkan kepada keluarga dan lingkungannya. Disamping itu Pfizer memfokuskan kegiatan di lokasi tersebut, mengingat komunitas daerah itu adalah tetangga terdekat PT Pfizer Indonesia. Program kegiatan ini dimulai pada tahun 2004 yang terdiri dari tiga tahap, yang kesemuanya melibatkan para relawan. Tahap pertama adalah tahap renovasi sekolah yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2004. Yaitu pemberian bantuan perbaikan fasilitas kesehatan sekolah seperti perbaikan MCK, santitasi air, UKS serta kantin sekolah, hal ini dilakukan agar lingkungan sekolah menjadi lebih sehat. Dalam tahap ini Pfizer Indonesia memberikan peluang bagi sekolah-sekolah dasar tersebut untuk menentukan kebutuhan masing-masing dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, dengan mengajukan proposal yang disertai dengan kebutuhan serta biaya yang telah ditentukan sebelumnya oleh Pfizer Indonesia. Dari tahap pertama tersebut, SD-SD seperti ; SDN Pekayon 18 pagi, SDN Pekayon 02 petang, SDN Pekayon 04 petang, SDN Pekayon14 petang, dan SDN Kalisari 08 petang kini telah memiliki lingkungan yang lebih sehat dengan diperbaikinya fasilitas MCK, sanitasi, UKS dan kantin.
8 Tahap kedua, dimulai pada tahun 2005. Tahap ini adalah tahap dimana Pfizer memberikan edukasi dasar mengenai kesehatan kepada anak-anak sekolah dasar tersebut. Kegiatan ini dipandu langsung oleh karyawan Pfizer Indonesia. Sebelumnya, Pfizer Indonesia melakukan survey untuk mengetahui secara pasti kondisi, kebutuhan, dan karakter dari sekolah masing-masing. Hasil survey tersebut dirangkum menjadi sebuah modul, yang disusun oleh tim relawan Pfizer Indonesia. Modul tersebut berisikan 14 topik, mulai dari menjaga kebersihan badan, menjaga kebersihan tangan dan kuku, kesehatan gigi, makanan bergizi, sampai dengan apakah jajan itu sehat. Modul ini juga mendapat masukan sekaligus dukungan dari Pakar Pendidikan Anak, Seto Mulyadi, M.Si (kak Seto). Dan tahap ketiga atau tahap terakhir dimulai dengan pelatihan manajemen sekolah sehat bagi para guru SD-SD tersebut, yang diwakili oleh 6 guru dari masingmasing sekolah. Pelatihan yang memakan waktu dua hari pada tanggal 4-5 Juli 2006 ini adalah hasil kerjasama Pfizer Indonesia dengan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani dan Departemen Pendidikan Nasional. Sesi pelatihan ini menghadirkan pembicara mulai dari pakar pendidikan nasional Arief Rahman, sampai dengan LSM yang perduli terhadap pendidikan, selain itu juga pembicara dari Departemen Pendidikan Nasional. Dari materi yang disampaikan selama pelatihan tersebut, masing-masing sekolah diharapkan dapat menyusun program kerja manajemen sekolah sehat. Sehat disini bukan hanya berarti fisik sekolah, namun juga sehat dalam mengelola manajemen sekolah masing-masing. Karena dengan manajemen pengelolaan yang
9 baik, pada akhirnya diharapkan akan mendukung terciptanya lingkungan fisik yang sehat.8
Tidak itu saja, program kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia turut andil dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial seperti, memberikan bantuan obat-obatan kepada panti-panti sosial, korban bencana alam dan lain sebagainya yang bekerja sama dengan beberapa organisasi sosial seperti LKC ( Layanan Kesehatan Cuma-Cuma), Mer C (Medical Emergency Rescue Committee) dan lain sebagainya. Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan serta komunitas yang ada disekitarnya maupun diluar.
Diawal tahun 2007 ini tepatnya pada bulan Maret 2007, PT Pfizer Indonesia meluncurkan program kemasyarakatan Employee Volunterism Program (EVP) untuk periode yang ke-dua. Program ini merupakan program kegiatan kontinue atau lanjutan dari program sebelumnya yang telah dijalankan. Dari 10 sekolah dasar yang telah di survey dan mengajukan proposal perbaikan fasilitas sekolah, Pfizer telah menentukan 5 sekolah yang dipilih untuk mendapatkan bantuan renovasi perbaikan fasilitas kesehatan sekolah. Sekolah tersebut antara lain ; SD I Baiturahman, M.I Sa’adatuddarain, SDN Pekayon 12 Pagi, SDN Pekayon 05 Pagi, dan SDN Kalisari 05 Pagi. Program ini memakan waktu kurang lebih 1 bulan, sehingga di bulan Juli 2007 Pfizer telah berhasil menjalankan kegiatan dengan memberikan bantuan renovasi perbaikan kondisi fisik fasilitas kesehatan sekolah untuk 5 sekolah tersebut. Dari tahap pertama untuk periode ke-dua tahun 2007 ini, SD-SD tersebut kini telah 8
www. Pfizerpeduli.com
10 memiliki lingkungan yang lebih sehat dengan diperbaikinya fasilitas MCK, sanitasi, UKS dan juga kantin.
Setelah selesainya kegiatan perbaikan fasilitas kesehatan sekolah untuk periode ke-dua tahun 2007, Pfizer Indonesia melanjutkan kegiatannya dengan membentuk sebuah forum yang diberi nama “FORKOM SEKOHAT” yang kepanjangan dari Forum Sekolah Sehat. Kegiatan pembentukan Forum ini dibentuk pada tanggal 18 Juni 2007, yang dilaksanakan di pabrik Pfizer Indonesia di Gandaria (Jakarta Timur). Forum sekolah sehat ini merupakan forum yang dibentuk oleh sekolah-sekolah mitra Pfizer yang sebelumnya telah menerima bantuan kegiatan yang diberikan oleh PT Pfizer Indonesia. Forum ini merupakan wadah untuk saling bertukar pengalaman antar anggota, baik itu anggota yang lama maupun anggota yang baru saja bergabung. Setiap sekolah diwakili oleh dua orang guru sekolah yang incharge dalam kegiatan sekolah mitra Pfizer di masing-masing sekolah. Dari kegiatan ini telah terpilih seorang ketua, bendahara dan sekertaris yang dipilih berdasarkan kemufakatan diantara anggota yang hadir. Forum ini juga berperan sebagai jembatan penghubung antara Pfizer dengan mitra sekolahnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti aktivitas Community Relations yang dilaksanakan oleh Public Affairs PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan komunitas. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilaksanakan bisa dikatakan sebagai kegiatan baru atau belum lama dijalankankan. Bentuk kegiatan Community Relations yang dijalankan PT Pfizer Indonesia merupakan salah satu bentuk program dari Public Affairs yang dilakukan dengan
11 tujuan untuk meningkatkan kepedulian akan kondisi masyarakat sekitar dan sekaligus memperlihatkan bentuk konkret akan kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk masalah sosial dan kesehatan masyarakat sekitar. Selain itu keikutsertaan penulis yang ikut terjun langsung menjalankan program tersebut menjadikan ini sebagai ketertarikan untuk melakukan penelitian tersebut. Dan hal ini akan menciptakan image tentang perusahaan yang peduli akan lingkungan dan juga masyarakat.
Usaha ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu memuaskan community yang terlibat atau terkait untuk berperan serta, baik untuk meningkatkan pengetahuan maupun menarik simpati, serta empati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak, dan akhirnya dapat meningkatkan citra (image) positif dari community terhadap perusahaan. Begitu pentingnya kegiatan Community Relations bagi suatu organisasi atau perusahaan dalam upayanya untuk menjalin hubungan baik serta membangun citra perusahaan diantara community, nantinya diharapkan akan tumbuh suatu pandangan dan pemahaman yang positif dari community terhadap kinerja perusahaan tersebut, sehingga tanpa dimintapun community akan memberikan dukungannya, dan hal tersebut akan memperlancar proses kerja organisasi atau perusahaan tersebut, serta akan tetap terjaga citra perusahaan di mata community.
12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dan agar lebih terpusat pada masalah yang akan dibahas, maka permasalahan yang akan di teliti yaitu : “Bagaimana aktivitas Community Relations PT Pfizer Indonesia dalam usahanya memelihara dan membina hubungan baik dengan komunitas.” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan dari aktivitas Public Affairs PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar sebagai usaha untuk membentuk suatu citra perusahaan yang positif.
1.4 Signifikasi Penelitian Signifikasi ini dikelompokkan dalam signifikasi akademik dan signifikasi praktis, yaitu : 1.4.1
Signifikasi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perkembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang Public Relations dalam konsep PR berkaitan dengan aktivitas Community Relations dalam hal membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar yang dijalankan oleh perusahaan. Disamping itu penelitian ini merupakan suatu kajian dibidang kehumasan yang diharapkan dapat melengkapi literature tentang aktivitas Community Relations.
13 1.4.2
Signifikasi Praktis Agar dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan saran bagi PT Pfizer Indonesia khususnya dan institusi organisasi sejenis umumnya dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Dalam hal ini dengan melakukan berbagai macam aktivitas kegiatan Community Relations.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.9 Sedangkan pengertian komunikasi menurut Denis Mc Quail dan Sven Windahl adalah penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seseorang ataupun kelompok kepada yang lain (atau lain-lainya) terutama melalui simbolsimbol.10Kenyataannya dalam berkomunikasi kita memang menggunakan simbolsimbol, baik dengan bahasa verbal maupun bahasa non verbal yang nantinya akan disampaikan melalui pesan yang menggunakan media tertentu kepada si penerima. Definisi komunikasi tersebut, merupakan suatu pola yang mengandung tujuan tertentu. Tujuan dari menyampaikan pesan yakni menimbulkan reaksi dalam bentuk efek kepada sasaran (komunikan). Rumusan tersebut mengandung upaya terjadinya arus balik tanggapan dari komunikan kepada komunikator.
9
Djuarsa, Sasa, Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, 2003. Hal 1.3 Denis Mc Quail dan Sven Windahl, Model-model Komunikasi. Logman, 1981. Hal. 4
10
14
15 Jadi dalam pengertian luas atau umum, komunikasi menunjukan adanya sebuah pengiriman, sebuah saluran pesan, hubungan antara pengirim dan penerima, sebuah efek dan konteks di mana komunikasi berlangsung dan sebuah rangkaian sesuatu yang dapat disebut “pesan”.
11
Tetapi tidak selalu ada satu maksud tertentu
atau tujuan untuk berkomunikasi atau menerima. Komunikasi bisa merupakan salah satu atau keseluruhan dari sebuah tindakan terhadap orang lain. Faktor yang harus diingat sebelum menjalankan komunikasi dan proses komunikasi adalah tujuan melakukan komunikasi itu sendiri. Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana adalah menimbulkan: a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan sosial (social change) d. Perubahan prilaku (behavior change) Selain tujuan komunikasi, faktor yang harus diingat dalam komunikasi adalah fungsi komunikasi, yang terdiri dari: a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to intertain) d. Mempengaruhi (to influence)12 Ditegaskan di sini bahwa komunikasi adalah suatu proses, suatu kelangsungan yang berkesinambungan. Dalam kelangsungannya harus ada orang yang menyampaikan pesan dan harus ada orang lain yang menerima pesan tersebut. Jadi, dalam berkomunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur, dua di antaranya adalah manusia dan pesan.
11 12
Ibid. Hal. 4 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung : Remaja Rosada Karya, 1994. Hal. 10
16 Lebih lanjut Gode memberikan definisi komunikasi yaitu suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang ( monopoli seseorang ) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.13 Definisi komunikasi dari Gode memberikan penekanan pada proses penularan pemilikan. Artinya, dari yang semula hanya dimiliki satu orang kemudian menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Dari semua definisi diatas penulis memberikan kesimpulan bahwasannya komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan yaitu, membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Satu hal yang perlu ditambahkan di sini bahwa komunikasi tidak selalu harus terjadi dalam arah, timbul saling pengertian, timbul sikap mendukung, dan lainlain. Komunikasi juga dapat terjadi dalam arah, sifat dan konteks yang bervaliensi negatif dan netral.14 Dalam sosiologi, kata komunikasi mengandung pengertian yang luas, oleh karena itu dipakai kata komunikasi sosial. Jadi kata komunikasi sosial mempunyai arti tersendiri yang berkaitan dengan hal ihwal pemberitahuan dalam lingkup masyarakat luas. Secara definitif, komunikasi sosial ialah suatu proses interaksi di mana seseorang atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya pihak lain itu dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampai.15 Menurut Hendropuspito seperti dikutip dari buku Sutaryo mengatakan, komunikasi sosial dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis antara lain :
13
Djuarsa, Sasa, Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, 2003. Hal 1.11 Ibid.1.12 15 Sutaryo. Sosiologi Komunikasi, Perspektif Teoritik. Arti Bumi Intara, Yogyakarta 2005. Hal. 23 14
17 1. Komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung Komunikasi langsung (direct communications) disebut juga komunikasi dari muka ke muka (face to face). Bentuk komunikasi inilah yang paling sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi jenis ini menciptakan suasana tersendiri, akrab dan
saling
percaya.
Sedangkan
komunikasi
tidak
langsung
(indirect
communications) terjadi apabila dalam berkomunikasi dipakai satu atau lebih perantara
untuk
menghubungkan
komunikator
dengan
komunikan.
Jenis
komunikasi ini digunakan karena berbagai pertimbangan, antara lain karena jarak dank arena sifat amanat itu sendiri yang dirasa kurang sesuai jika disampaikan secara pribadi. 2. Komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik Komunikasi satu arah (one way communications) terjadi apabila penyampaian amanat itu datang hanya dari satu jurusan. Sedangkan komunikasi timbal balik (two way communications) terjadi jika pihak penerima amanat dapa memberikan jawaban langsung kepada pemberi. 3. Komunikasi bebas dan komunikasi fungsional Komunikasi bebas (nonorganik) tidak pada formalitas tertentu yang harus ditaati. Sedangkan komunikasi fungsional (institutional) terikat pada peraturan institusi yang bersangkutan. Komunikasi ini bersifat fungsional dan struktural. 4. Komunikasi individual dan komunikasi missal Komunikasi individual ditunjukan kepada satu orang atau beberapa orang yang sudah dikenal. Sedangkan komunikasi missal (mass communication atau general
18 communication) ditunjukan kepada umum yang tidak dikenal. Pihak komunikan terdiri dari massa dengan berbagai sosio-kultural, ras dan usia.16 Sehingga dapat disimpulkan disini bahwa komunikasi dalam perspektif sosiologi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antarmanusia di adalam masyarakat, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung makna, dan dapat dilakukan dengan menbus ruang dan menyimpannya dalam dimensi waktu. Disamping itu komunikasi itu merupakan proses mentransmisikan (mewariskan) fakta-fakta, keyakinan-keyakinan, sikap-sikap, dan reaksi-reaksi emosional. Jadi jelas bahwa komunikasi bagi sosiologi bukan sekedar berisi informasi, melainkan meliputi juga ungkapan-ungkapan pikiran dan perasaan yang pada umumnya dialami umat manusia di dalam masyarakat. Lebih lanjut dapat ditambahkan bahwa dalam kegiatan komunikasi biasanya akan menimbulkan efek. Karena efek adalah unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi. Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat dibedakan atas efek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (tingkah laku). Efek komunikasi dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan, sikap, dan tingkah laku sebelum dan sesudah komunikasi menerima pesan. Karenanya efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang diinginkan.17
16
Ibid. Hal. 42 Dani, Vardiansyah. Pengantar Ilmu komunikasi (Pendekatan Taksonomi Konseptual). Ciawi-Bogor : Ghalia Indonesia, 2004. Hal. 110
17
19 Dalam perspektifnya dapat dinyatakan bahwa motif komunikasi mendorong seseorang melakukan tindakan komunikasi dengan menyampaikan pesan. Pesan yang sampai pada komunikan menimbulkan efek, sehingga persoalan utama dalam komunikasi efektif adalah sejauh mana motif komunikasi komunikator terwujud dalam diri komunikannya. 18 Hal ini merupakan bagian dari tugas seorang public relations untuk menyampaikan suatu pesan kepada publiknya agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif. Sehingga pesan yang disampaikan ke publik bisa menimbulkan efek yang diinginkan. Karena dari efek tersebut akan dapat diketahui berhasil atau tidak komunikasi yang diinginkan.
2.2 Public Relations Menurut Rex Harlow dalam bukunya berjudul : A model for Public Relations Education for Profesional Practice yang diterbitkan oleh International Public Relations Association (IPRA) 1978 sebagaimana dikutip dari buku Rosady Ruslan menyatakan bahwa definisi dari public relations adalah : Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama ; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini public; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta tekhnik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.19
18
Ibid. Hal. 111 Rosady Ruslan : Manajemen PR & Media Komunikasi ; Konsep dan Aplikasi Edisi Revisi (Jakarta, PT Rajawali Grafindo Persada 2005) Hal. 16 19
20 Sedangkan definisi Public Relations yang lebih singkat dan dinamakan The Statement of Mexico mendefinisikan public relations adalah; Seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisa kecenderungan, mempredikasi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.20 Lebih lanjut Frank Jefkins mendefinisikan humas/public relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.21 Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka terdapatlah pengertian di dalam public relations itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari public maupun badan khusus ataupun masyarakat pada umumnya. Dalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dengan public yang memberikan kesan yang menyenangkan sehingga timbul opini public yang menguntungkan bagi kelangsungan perusahaan tersebut. Selain pengertian tersebut, Public Relations juga mempunyai peran dan fungsi pokok dalam menjalankan tugasnya. Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, University of Oklahoma Press), yang dikutip dari buku Rosady Ruslan terdapat 3 fungsi utama public relations22 :
20
Ibid. Hal.17 Frank Jefkins, Public Relations, Ahli Bahasa Haris Munandar, Erlangga. 1995. Hal. 8 22 Rosady Ruslan. Op.Cit.Hal. 18 21
21 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Sedangkan menurut pakar Humas International, Cutlip & Centre and Canfield (1982) yang juga dikutip dari buku Rosady Ruslan, fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut23 : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga / organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antar badan / organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan / organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Lebih lanjut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis” mengemukakan fungsi dari public relations officer.24 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal.
23 24
Ibid. Hal.19 Ibid. Hal. 9
22 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini public kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasionalisasi dan public relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun pihak publiknya. Oleh karena itu Public Relations mempunyai fungsi timbal balik, keluar dan dalam. Ke luar artinya seorang Public Relations officer harus mengusahakan tumbuhnya sikap gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi. Ke dalam artinya berusaha mengenali dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat.25 Adapun
ruang
lingkup
tugas
Public
Relations
dalam
sebuah
organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:26 1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Pihak-pihak yang berada di dalam organisasi atau perusahaan antara lain ; pemegang saham, manajemen/ Top manajemen, karyawan dan keluarga karyawan.
25
F. Rachmadi, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1994) Hal. 22 26 Op.Cit. Hal. 23
23 2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang
dimakasud
publik
eksternal
adalah
public
umum
(masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Publik eksternal perusahaan adalah anggota masyarakat di luar perusahaan. Contoh dari publik eksternal perusahaan adalah pelanggan, komunitas, pemerintah, pers, distributor, dan lain-lain. Hubungan yang dapat berjalan baik dengan publik eksternalnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan yang dicapai oleh organisasi.27 Dalam publik eksternal terdapat istilah yang dinamakan sebagai public affairs. Public Affairs dapat didefinisikan sebagai : A specialized part of public relations that build and maintains governmental and local community relations in oerder to influence public policy. (Bidang khusus public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik).
28
Definisi ini menunjukan bahwa terdapat dua
pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs yaitu pemerintah dan masyarakat lokal, pemerintah meliputi pemerintah pusat dan daerah. Dalam kegiatannya Public Affairs melahirkan tiga bidang kekhususan yaitu, community relations, government relations, dan terakhir adalah industrial relations.29
27
Loina perangi-angin, Humas Membina Hubungan Baik dengan Public. Bandung, CV lalolo, 2001. Hal 16 Scoot M Cutlip, Allen H Center, Glen M Broom, dalam Morissan. Pengantar Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional. Penerbit Ramdina Prakarsa Jakarta. 2006. Hal. 3 29 Morissan. Pengantar Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional. Penerbit Ramdina Prakarsa Jakarta. 2006 Hal. 28-29 28
24 a. Community Relations mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang tinggal atau berada disekitar perusahaan (pabrik). Perusahaan tertentu memberikan penekanan pada aspek ini dalam aktivitas kehumasannya karena perusahaan atau pabrik berada ditengah lingkungan masyarakat dimana pengertian dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tujuan perusahaan. b. Government Relations yang khusus terfokus dalam hubungannya dengan aparat pemerintah. Lembaga tertentu memiliki unit ini karena mereka banyak melakukan proyek yang harus terus menerus bekerjasama atau berkoordinasi dengan pemerintah. c. Industrial Relations khusus menangani kelompok buruh atau pekerja. Perusahaan tertentu akan lebih menekankan pada aspek perburuhan ini karena, misalnya, sebagaian besar usaha perusahaan sangat ditentukan oleh adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dan buruh. Adapun ketiga hubungan eksternal tersebut sangat mempengaruhi keberadaan suatu perusahaan serta harus dibina sebaik mungkin. Sebagai konsekuensinya, seorang public relations harus mampu membangun hubungan yang harmonis dengan ketiga kelompok tadi dengan persuasive agar perusahaannya memperoleh penilaian positif. Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran public relations tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan ke luar (outward looking).
25 Community Relations merupakan bagian kegiatan atau aktivitas eksternal public relations pada khususnya dan perusahaan pada umumnya. Hal ini perlu dilakukan karena community merupakan salah satu public eksternal yang memberikan pengaruh terhadap diterima atau tidaknya keberadaan suatu perusahaan atau organisasi.
2.3 Community Relations Komunitas adalah masyarakat yang tinggal, hidup dan berusaha di sekitar lokasi pabrik, kantor atau perusahaan.30Orang-orang yang hidup dalam komunitas dengan organisasi atau perusahaan membuat mereka saling bergantungan satu dengan yang lainnya. Mereka tidak hanya menikmati kehidupan yang baik tanpa organisasi atau perusahaan tersebut. Begitu pula lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin dan dukungan mereka. Dalam pelaksanaan fungsi Public Relations, komunitas dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang memberikan manfaat timbal balik. Dan hubungan timbal balik tersebut bukanlah selalu berarti bahwa komunitas adalah kumpulan orang yang saling berbagi dalam memanfaatkan suatu fasilitas. Lebih jauh komunitas adalah organisme sosial yang saling berinteraksi. Sehingga dapat dikatakan komunitas dapat memberikan kontribusi bagi suatu perusahaan. Sekecil apapun yang diberikan akan sangat berarti bagi perusahaan, karena itu komunitas memiliki perhatian tersendiri kepada perusahaan. Hubungan serasi dengan komunitas di sekitarnya menjadi keharusan bagi perusahaan di
30
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta 2003. Hal. 65
26 manapun agar tidak dilanda oleh konflik dengan masyarakat setempat yang nantinya akan menggangu kelancaran usaha. Perlunya keserasian hubungan dengan masyarakat setempat berlaku umum bagi perusahaan yang berada di lingkungan penduduk atau masyarakat. Istilah Community Relations menurut Frezer Moore dalam Public Relations adalah hubungan antara sekelompok orang yang hidup di tempat sama, pemerintahan sama dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun.31 Berbeda dengan Jerold yang mendefinisikan Community Relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemashalatan bersama bagi organisasi dan komunitas.32 Satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui Community Relations adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Setelah perusahaan memperoleh dukungan publisitas dari masyarakat khususnya, peran dan fungsi Public Relations tidak
berhenti
sampai
di
situ,
diperlukan
pembinaan
hubungan
yang
berkesinambungan dengan masyarakat. Maka di sini Public Relations berperan agar bagaimana dapat diusahakan atau diiktiarkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan komunitasnya melalui kegiatan PR. Rencana yang baik tak akan berarti dan berdampak apa pun terhadap organisasi bila tidak di implemintasikan dengan baik. Begitu juga halnya dengan program atau kegiatan Public Relations yang berwujud program atau kegiatan Community Relations. Implementasi menurut Wheelen dan Hunger yang dikutip dari buku Yosal Iriantara pada dasarnya adalah himpunan kegiatan dan pilihan yang 31
Frazier Moore. Humas Prinsip, Kasus dan Masalah. PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2002. Hal. 5-6 Jerold dalam Yosal Iriantara. Community Relations; Konsep dan Aplikasinya. Bandung; Simbioda Rekatama Media, 2004. Hal. 20 32
27 diperlukan untuk menjalankan rencana. Lebih lanjut dia mengatakan untuk memulai implimentasi, ada tiga pertanyaan yang menurut wheeelen dan Hunger mesti dijawab yaitu, (1). Siapa orang yang akan menjalankan rencana strategis itu, (2). Apa yang mesti dilakukan, (3). Bagaimana cara melakukan apa yang diperlukan. Sedangkan menurut De Martinis seperti dikutip dalam buku Yosal Iriantara menjelaskan langkah-langkah dalam menjalankan program Community Relations sebagai salah satu bentuk kegiatan PR dan sekaligus merupakan implementasi dari CSR maka program Community Relations akan melalui langkah-langkah sebagai berikut33 : a. Merumuskan komunitas organisasi Permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat cukup banyak.Untuk itu organisasi atau perusahaan bekerjasama dengan kelompok-kelompok harus bisa mengetahui apa yang penting pada satu segmen komunitas. Adapun cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi kelompok – kelompok utama komunitas adalah dengan membuka interaksi pada komunitas tersebut. b. Menentukan tujuan program community relations organisasi Didalam menentukan tujuan program tersebut, perusahaan harus mengetahui apa yang ingin dicapai perusahaan pada masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut. Memberikan bantuan, melakukan pendampingan, membuka peluang kemitraan dan lain sebagainya.
33
Ibid. Hal. 87-88
28 c. Menyusun pesan yang hendak disampaikan Pesan yang disusun bisa saja berbeda-beda untuk setiap kelompok komunitas dan masing-masing pesan dirancang untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hal ini mengacu pada sasaran pesan pada kelompok khalayak. d. Memilih metode dalam penyampaian pesan Pesan bisa disampaikan melalui berbagai bentuk media, bisa disampaikan secara personal atau menyelenggarakan kegiatan khusus, yang penting pesan tersebut bisa disampaikan kepada khalayak. e. Melaksanakan program community relations organisasi Membuat perencanaan sangat diperlukan. Namun hendaknya energi tidak dihabiskan pada saat perencaanan belaka melainkan yang terpenting, saat rencana itu diimplimentasikan. Pada tahap implementasi ini sering kali terjadi kegagalan. f. Menganalisis hasil Biasanya hasil merupakan paduan antara keberhasilan dan kegagalan. Artinya, ada sisi-sisi yang menunjukan keberhasilan dan ada juga yang menunujukan kegagalan. Karena itu, pada saat melakukan program community relations, organisasi akan banyak belajar tentang khalayaknya dan akan lebih berhasil pada community relations berikutnya. Hubungan dengan masyarakat atau komunitas berorientasi kepada (action oriented) yakni kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini kehumasan sebagai pelaksananya yang bersifat partisipatif.34 Dengan partisipatif itu, maka keuntungan bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tetapi pada lingkungan di sekitarnya. 34
Ton Kertapati, Dasar-dasar Publistik. Jakarta ; Gramedia, 1986. Hal. 6
29 Dalam pelaksanaan fungsi Public Relations, komunitas dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang memberikan manfaat timbal balik. Dan hubungan timbal balik tersebut bukanlah selalu berarti bahwa komunitas adalah kumpulan orang yang saling berbagi dalam memanfaatkan suatu fasilitas. Lebih jauh komunitas adalah organisme sosial yang saling berinteraksi. Dapat dilihat bahwa hubungan masyarakat community relations adalah bagian dari hubungan eksternal Public Relations yang memerlukan masyarakat dengan cara melayaninya dengan sebaik mungkin, serta membina hubungan dengan masyarakat dan membutuhkan kesan dan pandangan positif. Semua aktivitas Community Relations yang dilakukan itu mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Secara umum, tujuan dari program Community Relations menurut Onong Uchjana adalah35 : 1. Memberikan informasi kepada community mengenai kebijaksanaan, kegiatan dan masalah perusahaan. Misalnya tanggung jawab perusahaan terhadap community, pembayaran pajak, informasi mengenai jumlah pekerja, serta berapa besar sumbangan bagi community. 2. Memberikan penjelasan atau jawaban terhadap pertanyaan atau tanggapan negative dari community. 3. Memberikan bantuan kepada lingkungan melalui perusahaan setempat dan turut serta dalam masalah lingkungan. 4. Bekerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi dengan menyediakan bahanbahan pendidikan serta sasarn dan fasilitasnya. 5. Mendukung program-program kesehatan. 35
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Jakarta 1992. Hal. 107
30 6. Mendukung kegiatan olahraga, budaya dan reaksi. Kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh perusahaan ini diharapkan dapat mencapai tujuan sesuai dengan harapan perusahaan. Kegiatan ini direalisasikan melalui media-media yang dianggap dapat mewakili aspirasi baik dari perusahaan ke komunitas maupun dari komunitas ke perusahaan. Sedangkan tujuan dari Community Relations menurut kebijakan perusahaan Pfizer Indonesia adalah36: 1. Melibatkan komunitas di dalam masyarakat di mana perusahaan beroperasi. 2. Berperan aktif dalam mendukung program-program kesehatan di mana perusahaan berada. 3. Menjadikan masyarakat setempat sebagai rekan kerja untuk duta besar Pfizer. 4. Bekerjasama dengan sekolah dengan menyediakan bahan-bahan pendidikan serta sasaran dan fasilitasnya. 5. Sebagai bukti komitmen Pfizer dalam membangun hubungan untuk menciptakan kesehatan dunia. 6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat. 7. Menjadikan sebuah komunitas tertentu sebagai agen perubahan pada lingkungannya dalam menjalankan pola hidup sehat. Tujuan lain dari kegiatan community relations adalah untuk mengurangi kesejangan sosial yang disebabkan oleh perbedaan kondisi kehidupan yang begitu jauh berbeda antara perusahaan dengan masyarakat lingkungan sekitar atau
36
Community Outreach Program Pfizer Indonesia. Jakarta ; 2004
31 komunitas. Dengan adanya perbedaan kondisi tersebut, maka tidak dipungkiri akan terjadi kesenjangan sosial antara perusahaan dan komunitas.37 Tujuan dari program Community Relations sangat dipengaruhi oleh besarnya community dan kebutuhannya, seperti sumber penghasilan dan sasaran hubungan masyarakat. Adapun yang mendukung program-program hubungan community adalah organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sedangkan peranan bagian hubungan community dalam organisasi atau perusahaan adalah melakukan perencanaan dan mengembangan program, mengkordinasikan berbagai kegiatan community kepada yang terkait serta melakukan evaluasi kegiatan. Pentingnya kegiatan Community Relations adalah agar keberadaan suatu organisasi atau perusahaan tersebut dapat diterima dengan baik oleh community, baik itu mengenai kebijaksanaan, kegiatan maupun masalah organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu sangat penting bagi organisasi atau perusahaan untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan communitynya agar dapat terus menerima dan memberikan dukungan yang positif bagi kegiatan organisasi atau perusahaan tersebut. Oleh karenanya perusahaan harus mampu menjadi warga yang baik dengan community serta mampu menjalankan tanggung jawabnya, yakni berperan aktif dalam kehidupan community, membantu pendidikan, meningkatkan kesehatan dan lain sebagainya.
37
Neni Yulianita. Dasar-dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM UNISBA) 2003. Hal. 76
32 Perubahan praktik organisasi dalam menjalankan bisnis dan tekanan sosial pada organisasi bisnis untuk memainkan peran yang menunjukan tanggung jawab sosial, sesungguhnya melahirkan sejumlah manfaat bagi kedua belah pihak. Rogovsky (2000:5) menyusun sebuah table tentang manfaat keterlibatan komunitas organisasi bisnis seperti tampak pada table.38
Komunitas pada organisasi
Organisasi pada komunitas
1. Reputasi dan citra organisasi yang
1. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan
lebih baik. 2. Lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. memanfaatkan
pengetahuan
dan
pelatihan. 2. Pendanaan investasi komunitas, pengembangan infrastruktur.
tenaga kerja lokal 4. Keamanan yang lebih besar.
3. Keahlian komersial.
5. Infrastruktur dan lingkungan sosial-
4. Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat.
ekonomi yang lebih baik. 6. Menarik berkaliber
dan
menjaga
personil
5. Representatif bisnis sebagai juru
untuk
memiliki
promosi bagi prakarsa-prakarsa
tinggi
komunitas.
komitmen yang tinggi. 7. Menarik
tenaga
kerja,
pemasok,
pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu. 8. Laboraturium
pembelajaran
untuk
inovasi organisasi.
38
Yosal Iriantara. Community Relations, Konsep dan Aplikasinya. ( Bandung : Simbioda Rekatama Media, 2004). Hal. 69-70
33 1. Manfaat bagi organisasi penerima program a. Mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tak dimiliki organisasi atau tak memiliki dana untuk mengadakannya. b. Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah. c. Memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis. 2. Manfaat bagi perusahaan a. Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas bekerja bersama komunitas. b. Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas c. Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal. d. Meningkatkan citra dan profil perusahaan para karyawan menjadi duta besar bagi perusahaan. Uraian tersebut menunjukan bahwa manfaat Community Relations yang dibangun berdasarkan visi tanggung jawab sosial korporat itu memang bisa diperoleh kedua belah pihak. Karena itu penting untuk di sadari bahwa programprogram Community Relations bukanlah program dari perusahaan untuk komunitas melainkan program untuk perusahaan dan komunitas. Kegiatan Community Relations yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan, sesungguhnya merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya.
34 Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroperasinya korporat. Berdasarkan Trinidad dan Tombaco Bureau of Standar (TTBS) menyatakan bahwa corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara luas.39 Sedangkan dalam Green Paper komisi masyarakat Eropa dinyatakan bahwa kebanyakan definisi tanggung jawab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholder-nya. Hal ini berarti, terdapat dua hal yang terkait dengan definisi tanggung jawab sosial korporat, yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi suka rela.40 Lebih lanjut Chambers mendefinisikan tanggung jawab sosial korporat (CSR) sebagai melakukan tindakan sosial (termasuk lingkungan hidup) lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan.41 Dalam perkembangannya, corporate social responsibility yang dipraktekkan oleh korporat memiliki istilah atau nama yang kadang-kadang berbeda. Muslim Basya menyebutkan beberapa istilah digunakan yang tidak selalu sama dan terus
39
Arif Budimanta,Adi Prasetjo,Bambang Rudito,Corporate Social Responsibility Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini.(Jakarta:ICSD,2004) Hal.80 40 Ibid. Hal.82 41 Chambers dalam Yosal Iriantara. Community Relations, Konsep dan Aplikasinya. ( Bandung : Simbioda Rekatama Media, 2004). Hal. 49
35 berubah apabila membicarakan CSR seperti, etika bussines, good corporate citizenship, tanggung jawab sosial perusahaan dan berkesinambungan.42 Dalam konteks PR, tanggung jawab sosial korporat itu diimplementasikan dalam program dan kegiatan Community Relations. Bisa juga dinyatakan, Community Relations merupakan bentuk tanggung jawab sosial korporat. Wajar bila berbagai perusahaan di Indonesia kini sudah menjalankan tanggung jawab sosialnya itu dalam berbagai bentuk program dan kegiatan Community Relations. Ada yang memberikan beasiswa, memberikan bantuan buku, merehabilitasi lingkungan hidup, atau membantu usaha kerajinan masyarakat.43
Dalam konsep tanggung jawab corporate di atas, dapat dilihat bahwa salah satu bidang perwujudan tanggung jawab sosial adalah menjalin hubungan dengan komunitas. Maka disini PR berperan agar bagaimana dapat diusahakan atau diiktiarkan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan komunitasnya melalui kegiatan Public Relations. Kotler dan Lee mengidentifikasi enam (6) pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial perusahaan. Enam (6) program tersebut adalah : 1. Cause promotions. Dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah- masalah sosial tertentu seperti bahaya narkotika.
42
Muslim Basya, Perhumas Dalam Warna Menyusun Strategi, Membangun korporasi dan Menjaga Reputasi. (Bandung: BPP PERHUMAS, 2004). Hal. 9 43 Yosal Iriantara.Op.Cit. Hal.47
36 2. Cause related marketing. Bentuk Kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu. 3. Corporate social marketing. Disini perusahaan membentuk pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negative, seperti misalnya kebiasaan berlalulintas yang beradab. 4. Corporate philantrophy. Adalah inisiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai. 5. Community voluntreeing. Dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membentuk masyarakat setempat. 6. Socially responsible business pratices. Ini adalah sebuah inisiatif di mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan melindungi lingkungan.44 Enam (6) pilihan program yang diidentifikasi menurut Kotler dan Lee di atas menunjukan bahwa ada upaya, baik dari masyarakat maupun perusahaan untuk sama-sama menjalankan kegiatan yang memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi kedua belah pihak.
44
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility Doing The Most Good For Your Company and Your Cause. (New Jersy : John Wiley & Sons. Inc, 2005). Hal. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki.41 Lebih lanjut penelitian deskriptif ditunjukan untuk42 : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Alasan digunakan penelitian deskriptif ini semata-mata hanya ingin menggambarkan aktivitas Community Relations serta langkah-langkah yang dilakukan oleh Public Affairs PT Pfizer Indonesia dalam mengkampanyekan hidup sehat di lingkungan masyarakat serta membina hubungan baik dengan komunitas sekitar. Periode penelitian dilakukan selama bulan Maret sampai dengan Oktober 41
Handari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial.Gadjah Mada University, Cetakan kesebelas. 2005 Hal. 31 42 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung ; PT Remaja Rosdakarya. 2000. Hal. 121
37
38 2007. Periode ini digunakan oleh penulis dikarenakan program kegiatan ini merupakan program lanjutan untuk periode yang ke-dua yang sebelumnya telah dijalankan di awal tahun 2004 sampai dengan 2006. Sehingga paling tidak data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dapat mempermudah penulis dalam proses penelitian yang dijalankan. Penelitian ini akan dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu kantor pusat Pfizer Indonesia di Wisma GKBI Jl. Jend Sudirman dan masyarakat di sekitar pabrik Pfizer Indonesia di daerah Gandaria Jl. Raya Bogor ( Jakarta Timur). Adapun pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menngunakan pendekatan kualitatif. Menurut penulis buku penelitian kualitatif Denzim dan Lincoln yang dikutip dari buku Lexy J. Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.43 Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data. Sehingga dapat disimpulkan di sini bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis akan lebih banyak memanfaatkan data dari wawancara, pengamatan dan juga hasil dokumentasi sebagai pengumpulan data.
43
Ibid. Hal. 5
39 3.2 Metode Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti yaitu mengunakan metode penelitian yang bersifat studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasi sosial.44Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebayak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Lebih lanjut peneliti ini sering menggunakan berbagai metode seperti wawancara (riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survey, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. Metode ini digunakan oleh penulis karena, peneliti ingin menguraikan dan menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam menjalankan program kegiatan beserta aktivitas Community Relations yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan berupaya menelaah sebanyak mungkin data subjek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih banyak mengambil data dari hasil wawancara, pengamatan dan juga penelaahan dokumen pada PT Pfizer Indonesia dalam menjalankan aktivitas Community Relationsnya.
3.3 Tehnik Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer Dalam penelitian data primer metode penelitian yang akan digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam ( Indepth Interview ) kepada sumbersumber yang relevan dan berkopeten. Narasumber atau key informan merupakan sebagian atau wakil unit analisis. Pencarian nara sumber ini didasarkan atas 44
Deddy Mulyana. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung ; PT Remaja Rosdakarya 2006. Hal. 201
40 orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan Community Relations, karena setiap kegiatan Community Relations yang dilakukan sangat tergantung pada sosialisasi dari para nara sumber. Adapun nara sumber yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah : a. Daisy K. Primayanti, Director of Public Affairs PT Pfizer Indonesia, dipilih sebagai key informan karena beliau merupakan pencetus program kegiatan yang berhubungan dengan Community Relations. Sehingga beliau mengetahui banyak tentang program kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini dapat memberikan informasi yang penulis butuhkan. b. Herry Cahyono, Senior Consultant (PT AIRIS MEDIKOM) dipilih sebagai key informan karena beliau merupakan Project Leader yang dipercaya oleh PT Pfizer Indonesia untuk merancang dan menyusun serta menjalankan program kegiatan tersebut. d. Bapak Mulyadi, Kepala sekolah SD I Baiturahman Alasannya beliau merupakan salah satu kepala sekolah yang telah menerima bantuan perbaikan fasilitas kesehatan sekolah untuk periode kedua dalam kegiatan Community Relations, khususnya untuk program renovasi kesehatan sekolah dan juga pembentukan organisasi sekolah sehat. Di samping itu,beliau juga merupakan tokoh masyarakat yang ada di sekitar pabrik PT Pfizer Indonesia.
41 e. Edi Suhaedi, tokoh masyarakat di wilayah Pekayon Jak-Tim Alasannya beliau adalah ketua dari kegiatan forum sekolah sehat (FORKOM SEKOHAT) atau ketua perkumpulan community di sekitar pabrik Pfizer dan baru saja dibentuk pada tahun 2007 yang termasuk dalam kegiatan Community Relations Pfizer Indonesia. Hal ini akan mempermudah penulis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan penulis. f. Purnomo Ananta, Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Keterampilan Hidup dan Kesehatan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani DEPDIKNAS. Alasannya karena beliau adalah perwakilan stakeholder dari pemerintah yang juga ikut dilibatkan dalam kegiatan tersebut. g. Anis Abdul Muis, Penyuluh Kesehatan Ahli Departemen Kesehatan. Alasanannya karena beliau adalah perwakilan stakeholder dari departemen kesehatan yang juga ikut dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder digunakan untuk memperkuat dalam melengkapi penulisan yaitu dengan melakukan studi kepustakaan. Studi pustaka disini yaitu peneliti melakukan pengumpulan data dengan riset perpustakaan, yakni dengan membaca dan mempelajari tulisan-tulisan yang berasal dari buku-buku, karangan ilmiah, catatan perkualiahan, dokumen yang berkaitan dengan penelitian, serta sumbersumber data lain yang diperoleh. Penelitian dengan cara ini dilaksanakan untuk memperoleh berbagai teori sehingga dapat memberikan pengertian secara teoritis yang berhubungan dengan masalah aktivitas Community Relations yang diteliti.
42 3.4 Definisi Konsep Definisi konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak.45Untuk memperoleh pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya rancangan kategorosasi. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut : a. Komunitas (Community) Komunitas adalah sekelompok orang yang memiliki ciri yang relative sama serta berada disekitar wilayah operasi suatu organisasi atau perusahaan yang bisa berupa pabrik, areal penambangan, kantor dan lain sebagainya. Komunitas juga merupakan bagian dari suatu masyarakat. b. Community Relations Community Relations adalah kegiatan yang dilakukan oleh public relations suatu organisasi atau perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat tertentu yang berada disekitar area wilayah operasi suatu perusahaan. c. Aktivitas Community Relations Aktivitas Community Relations adalah Usaha yang dilakukan oleh sebuah perusahaan terhadap komunitas dengan cara melakukan berbagai bentuk kegiatan yang bersifat sosial serta dipandang sebagai bagian dari langkah untuk mengatasi permasalahan umum yang sedang terjadi disekitar komunitas atau masyarakat setempat.
45
Masri Singaribun. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES, 1998. Hal. 82
43 3.5 Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah mengamati dan mengetahui langkah-langkah aktivitas yang berkaitan dengan program community relations yang dilaksanakan public relations (Public Affairs) dalam melaksanakan aktivitas Community Relations pada PT Pfizer Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat langkah-langkah dalam melaksanakan aktivitas Community Relations yaitu : No. 1.
Langkah-langkah Pelaksanaan Community Relations Merumuskan komunitas perusahaan
Actions a. Pengenalan
terhadap
komunitas
perusahaan. b. Mengenali karakteristik komunitas. c. Menentukan sasaran komunitas. 2.
Menetukan tujuan program
a. Mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (Core Values). b. Mengkampanyekan hidup sehat pada komunitas sekitar. c. Membantu pengadaan fasilitas kesehatan. d. Kepedulian terhadap lembaga-lembaga sosial. e. Reputasi dan citra perusahaan yang baik.
3.
Menyusun sebuah pesan
a. Saat Anda dan Pfizer Peduli. b. Saat Anda dan Pfizer berbagi bahagia. c. Buka Hati Bantu Sesama. d. Bangga Jadi Relawan.
4.
Metode penyampaian pesan
a. Menggunakan metode face to face. b. Menggunakan slogan di spanduk. c. Menyelenggarakan kegiatan khusus. d. Menggunakan iklan layanan masyarakat.
44 5.
Pelaksanaan program (Action)
a. Sponsorship, yaitu pemberian dukungan baik berupa dana atau barang bagi suatu kegiatan atau event tertentu seperti pemberian sponsor seminar ataupun workshop. b. Philantrophy, merupakan kontribusi dari perusahaan terhadap lingkungan seperti ; 1. Pembuatan MCK sekolah dasar (SD) 2. Pembuatan UKS 3. Perbaikan ruang kelas 4. Pembuatan saluran air sekolah 5.
Pemberian
pendidikan
dan
pelatihan
kepada murid sekolah dasar. 6. Pelatihan manajemen sekolah sehat.
6.
Evaluasi (menganalisi hasil)
Dalam hal ini tujuan utama dari penilaian ialah untuk mengetahui apakah program atau kegiatan
Community
Relations
yang
dilaksanakan berhasil diterima masyarakat dengan baik atau sebaliknya. Selain itu, apakah kegiatan ini akan terus berlanjut atau dihentikan. Semua itu dapat dilihat dari keberhasilan
perusahaan
kegiatan tersebut.
menjalankan
45 3.6 Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.46 Sedangkan analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutip dari buku Lexy. J. Maleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisitensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dipihak lain analisis data kualitatif menurut Seiddel, prosesnya berjalan sebagai berikut : a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisitensikan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuantemuan umum.47
46 47
Lexy. J. Maleong Op.Cit.Hal. 280 Ibid. Hal. 248
46 Dari
definisi-definisi
tersebut
dapatlah
dipahami
bahwa
ada
yang
mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam suatu analisis data. Karenanya setelah memperoleh data dan fakta yang telah dikumpulkan dengan cara wawancara dengan para nara sumber yang terdiri dari beberapa pihak yang dipilih oleh penulis sebagai nara sumber, kemudian akan dianalisis dan dihadapkan dengan kriteria yang terdapat dalam kategorisasi konsep. Metode analisis data yang digunakan dalam hal ini adalah Triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : (1). membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara ; (2.) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3.) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau
47 teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan jalan48 : (1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; (2) mengeceknya dengan berbagai sumber data; (3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
48
Ibid. Hal. 332
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 PT Pfizer Indonesia 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Pfizer Indonesia didirikan pada tahun 1969 dan menjadi perusahaan public tahun 1983. Pfizer Corporation (Panama), yang dimiliki sepenuhnya oleh Pfizer Inc., saat ini menguasai 68,24% saham. Heinrich Mack Nachf, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Jerman mempunyai 11,76% saham, sementara 20% jumlah saham sisanya dimiliki public. Sekarang ini PT Pfizer Indonesia 100% dimiliki oleh Pfizer Inc,Panama. Sebagian besar produk obat resep diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sebagian lagi merupakan produk yang diimpor, baik sebagai barang setengah jadi maupun kemasan jadi, Seperti halnya Viagra, Glucontrol XL, Cefobid, merupakan serangkaian produk obat peresepan yang diproduksi di Indonesia. Untuk pasar Indonesia, produk-produk tersebut didistribusikan melalui distributor-distributor lokal. Produk-produk obat resep didistribusikan melalui PT Anugrah Argon Medica. 4.1.2 Visi dan Misi Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi, PT Pfizer Indonesia mempunyai visi yaitu, “Kami seluruh jajaran Pfizer Indonesia, bertekad untuk menjadi unggul dan terbaik dalam industri farmasi, karena kekuatan inovasi dan sumber daya kami serta nilai-nilai 48
49 luhur yang menjadi landasan kerja kami. Kami (perusahaan) bertekad memberikan yang terbaik bagi para pemegang saham. Kami akan terus tumbuh menjadi perusahaan pilihan, karena kami memelihara lingkungan kerja dimana hanya yang terbaik yang dapat ikut berkembang. Kami akan menjadi mitra pilihan, karena integritas dan kemampuan kami menjadi yang terbaik”. Untuk mewujudkan visinya tersebut, PT Pfizer Indonesia juga mempunyai sebuah misi yaitu melalui dedikasi yang berkesinambungan terhadap keunggulan dalam bidang industri farmasi, Pfizer Indonesia akan mencapai hasil kinerja yang penting di tahun-tahun mendatang. Adapun misi utama dari PT Pfizer Indonesia adalah “Untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari industri, dan memberikan produk-produk terbaik di kelasnya, untuk kepentingan rakyat Indonesia” 4.1.3 Filosofi Korporasi Disamping visi dan misi yang dimilikinya, PT Pfizer Indonesia juga memiliki filosofi korporasi yaitu “Bertekad untuk meningkatkan mutu perawatan kesehatan di Indonesia dengan memberikan solusi terapi yang inovatif kepada masyarakat dan melalui jalinan kerja sama dengan mitra kerja mengupayakan pemecahan-pemecahan baru dalam perawatan kesehatan”.
50 4.1.4 Nilai Luhur Pfizer Indonesia a. Respect For People Kami merupakan
menyadari penentu
bahwa
sumber
kesuksesan
daya
manusia
perusahaan.
Karena
perusahaan memandang keragaman sebagai sumber kekuatan kami dan bangga akan konsistensi Pfizer dalam memperlakukan karyawannya dengan penuh rasa hormat. b. Performance Kami berupaya untuk terus menerus memperbaiki kinerja perusahaan memantau hasil yang dicapai secara seksama dan memastikan bahwa integritas dan penghargaan terhadap sesama tidak pernah diabaikan. c. Community Kami berperan aktif dalam menciptakan tempat kerja dan tinggal yang menyenangkan di negara di mana kami berada. Kami menyadari bahwa vitalitas komunitas yang tak pernah putus memiliki pengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan. . d. Leadership Kami
percaya
memberdayakan
bahwa
orang-orang
pemimpin disekitarnya
kami dengan
dapat cara
membagi pengetahuan dan memberikan penghargaan bagi prestasi individual yang menonjol. Kami berdedikasi untuk memberi peluang pada setiap level
51 organisasi untuk menjadi pemimpin. e. Innovation Inovasi merupakan kata kunci untuk meningkatkan kesehatan manusia, sekaligus mempertahankan pertumbuhan serta profatibalitas perusahaan. f. Customer Focus Adalah komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami, dan senantiasa menaruh perhatian penuh pada kepuasan pelanggan atau konsumen. g. Teamwork Kami sadar bahwa agar perusahaan sukses, kami harus bekerja sama, menghilangkan batasan organisasi dan geografis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang senantiasa berkembang. h. Intergrity Kami menghendaki diri kami sendiri serta lingkungan kami untuk menerapkan standar etika tertinggi, serta menjamin bahwa proses serta produk yang kami hasilkan memiliki kualitas terbaik49.
49
Annual Report Pfizer Indonesia 2001
52 I. Quality Sejak 1849, nama Pfizer telah identik dengan andalan dan kepercayaan sebagaimana arti kata kualitas. Jaminan kualitas telah menjadi urat nadi didalam pekerjaan karyawan kami dan nilai-nilai luhur Pfizer. Kami mempersembahkan kualitas yang terjamin untuk kepentingan kesehatan diseluruh dunia. Dalam berbisnis ataupun bisnis proses Pfizer pun dirancang untuk menghasilkan kualitas yang terjamin yang melebihi harapan para pasien, pelanggan, karyawan, investor, instansi pemerintah dan mitra bisnis. Kami mempunyai semangat yang tinggi untuk senantiasa menjaga kualitas dalam segala hal yang kami lakukan. 4.1.5 Deskripsi Pekerjaan Direktur Public Affairs PT Pfizer Indonesia A. Tanggung Jawab Utama Direktur Public Affairs Direktur Public Affairs memiliki tanggung jawab untuk membangun strategi dan program-program didalam mendukung pelaksanaan kinerja dari Top Manager. Fokus pekerjaannya meliputi : 1. Menjalin hubungan baik dengan Pemerintah 2. Menjalin hubungan komunikasi dengan media yang berhubungan langsung dengan perusahaan maupun produk. 3. Menciptakan dan memelihara citra perusahaan serta menjalin hubungan baik dengan komunitas serta masyarakat, di mana perusahaan berada. 4. Menjalin hubungan dengan industri / pabrik.
53 Tujuan utama dari fokus kegiatan diatas adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang berkesinambungan untuk aktivitas usaha serta bisnis PT Pfizer dalam meningkatkan kinerja perusahaan, dengan : a. Bersikap partisipatif serta mengembangkan prinsip kemitraan dengan pemerintah dalam pembuatan kebijakan dibidang kesehatan. b. Meningkatkan image perusahaan dan menjalin hubungan baik dengan komunitas serta masyarakat di mana perusahaan berada. c. Membangun hubungan strategis dengan stakeholder (pemangku kepentingan)
seperti
pejabat
pemerintah,
otoritas
medis,
kelompok pasien, media dan golongan konsumen.
B. Tugas –tugas dan tanggung jawab utama dari Direktur Public Affairs PT Pfizer Indonesia a. Mengidentifikasi kunci kebijakan otoritas seperti, legislative, tantangantantangan politik dan peluang untuk bisnis lokal. b. Mengidentifikasi isu-isu Affairs Public yang mempunyai potensi untuk melindungi dan menjaga P & L ( Profit & Loss) atau Rugi-Laba. c. Cepat tanggap terhadap perkembangan kebijakan public dan peraturanperaturan yang memiliki pengaruh terhadap P & L (Profit & Loss) d. Mengembangkan dan menerapkan program dan strategi hubungan dengan pemerintah untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik serta peluang usaha yang lebih luas.
54 e. Berkordinasi dengan melakukan strategi melobi kepada para stakholders yang termasuk didalamnya : 1. IPMG (International Pharmaceutical Manufacturing Group) dan MIAP (Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan) 2. Organisasi Bisnis. C. Pengembangan dan Penerapan Program dan Strategi komunikasi oleh Direktur Public Affairs PT Pfizer Indonesia meliputi : a. Mengembangkan program dan strategi komunikasi untuk meningkatkan citra perusahaan Pfizer. b. Implementasi atau penerapan rencana secara konsisten. c. Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan wartawan, para pemimpin pendapat dan akademis. D. Tugas Direktur Public Affairs sebagai pendukung Eksekutif a. Mengatur dan menyusun pertemuan-pertemuan external dan wawancara untuk kunjungan Top Manager dari induk perusahaan. b. Membantu Top Manager melalui dialog, wawancara dengan media dan aktivitas publik lain yang memerlukan dukungan dari Public Affairs. E. Prinsip Hubungan Kerja Direktur Public Affairs PT Pfizer Indonesia a. Bekerja sama dengan Top Manager untuk mengoptimalkan struktur organisasi secara keseluruhan. b. Menjalin kerjasama dengan JAALA (Japan, Asia & Latin America).
55 c. Menjalin kerjasama dengan devisi marketing, medical, sumber daya manusia (HRD) dan divisi fungsional lainnya yang ada didalam perusahaan.
4.1.6 Struktur Organisasi PT Pfizer Indonesia Berikut ini adalah struktur organisasi PT Pfizer Indonesia secara keseluruhan, dimana kedudukan Public Relations atau di dalam perusahaan PT Pfizer disebut dengan Corporate Affairs berada dibawah Country Manager atau Top Manager dan bertanggung jawab langsung kepadanya. Disamping itu, posisi Corporate Affairs berada sejajar dengan Director dari berbagai divisi antara lain ; Marketing & Strategic Planning Director, Sales Director, R&D Director, HR Director, Finance Director, Legal Affairs Director, dan juga Business Technology Director. Ini menandakan bahwa, Public Relations atau Corporate Affairs memiliki tanggung jawab yang sama dengan divisi lain untuk turut serta membangun dan menjaga citra perusahaan. Selain itu, Public Relations atau Corporate Affairs juga mempunyai wewenang untuk ikut serta mempengaruhi kebijakan dari perusahaan. Hal ini merupakan posisi ideal bagi sebuah departemen Public Relations atau Public Affairs yang independent.
56
Struktur Organisasi PT Pfizer Indonesia
4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi uraian penulis mengenai hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan
dengan
menggunakan
metode
triangulasi,
artinya
peneliti
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan juga membandingkan apa yang dikatakan oleh pihak Pfizer dengan apa yang dikatakan oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan beberapa key informan atau nara sumber dari pihak Pfizer Indonesia seperti Daisy K. Primayanti, selaku Corporate Affairs Director, Herry Cahyono selaku Senior Consultant AIRIS dan juga penulis melibatkan beberapa orang nara sumber dari perwakilan stakeholder pemerintah serta masyarakat (community) di sekitar lokasi pabrik PT Pfizer Indonesia di wilayah kecamatan Cimanggis, Ciracas dan Pekayon Jakarta Timur berkaitan dengan topik penelitian yang berjudul “Aktivitas Community Relations PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan komunitas”, diantaranya Mulyadi yang merupakan perwakilan tokoh masyarakat di kecamatan Ciracas, dan Edi
57 Suhaedi ialah perwakilan warga masyarakat di daerah kecamatan Cimanggis yang dipercaya oleh Pfizer untuk menjadi ketua dari Forum sekolah sehat untuk daerah Cimanggis, Ciracas dan Pekayon Jakarta Timur. Disamping itu peneliti juga melibatkan perwakilan stakholder dari pemerintah yaitu Purnomo Ananta selaku Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan dan Kesehatan Pusat dan Anis Abdul Muis selaku Penyuluh Kesehatan Ahli Departemen Kesehatan yang mana mereka sangat membantu untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk melengkapi data-data hasil penelitian. Proses wawancara penulis lakukan dari tanggal 15 November sampai dengan 15 Desember di lokasi pabrik Pfizer Indonesia Jl. Raya Bogor Km.27, Gandaria Jak-Tim. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas para nara sumber serta sulitnya menyesuaikan jadwal dari para nara sumber yang penulis libatkan dalam penelitian ini. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti membahas
kedudukan
Public
Relations
dalam
organisasi,
kebijaksanaan
manajemen menghadapi penduduk sekitar serta aktivitas Community Relations yang dijalankan PT Pfizer Indonesia. Masyarakat lokal yang berada di sekitar lingkungan pabrik PT Pfizer Indonesia ini sangat bervariasi, dari tingkat pendidikan sampai dengan tingkat penghasilan. Masyarakat sekitar PT Pfizer Indonesia atau biasa disebut dengan publik eksternal terdiri dari berbagai macam segmentasi dengan tingkat pendidikan, tingkat kehidupan, dan tingkatan-tingkatan lainnya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tentu saja dalam menghadapi public eksternal tersebut, seorang praktisis Public Relations harus memiliki dan mempunyai strategi yang
58 berbeda pula, sesuai dengan karakteristik segmentasinya. Demikian halnya ketika harus berhubungan dengan masyarakat sekitar. Berbagai kegiatan Community Relations umumnya dilakukan oleh suatu perusahaan dengan berbagai tujuan sesuai dengan kepentingan dari masing-masing perusahaan dan diwujudkan dalam berbagai event atau kegiatan, seperti yang diungkapkan oleh nara sumber dari pihak PT Pfizer Indonesia. Menurut Daisy K. Primayanti selaku Director of Public Affairs mengatakan: “Tujuan utama program kemasyarakatan Pfizer Indonesia adalah untuk mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (Core Values) yakni Community into action. Kami mempunyai kewajiban moral dan social untuk walk the talk of our values. Mengapa Pfizer menjalankan program ini, karena Pfizer percaya bahwa untuk menjadi bangsa yang kuat diperlukan kualitas hidup yang sehat. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, Pfizer berusaha ikut serta secara aktif mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat. Keseluruhan kegiatan ini berada di bawah payung Saat Anda dan Pfizer Peduli”. Disamping itu ini merupakan sebuah pembuktiaan kepada para stakeholder bahwasannya, Pfizer juga sebenarnya sudah menjalankan program yang dinamakan sebagai tanggung jawab sosial sebagai sebuah perusahaan.” 50 Dari data dan fakta yang diperoleh dari tahap analisa situasi tersebut dapat diketahui bahwasannya yang melatar belakangi PT Pfizer Indonesia melakukan kegiatan kemasyarakatan tersebut salah satunya adalah untuk mewujudkan nilai budaya perusahaan yakni Community. Sehingga PT Pfizer Indonesia mempunyai kewajiban moral dan sosial untuk menjalankan kegiatan tersebut dan berusaha untuk ikut secara aktif mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat.
50
Hasil wawancara dengan Daisy K. Primayanti, Director of Public Affairs pada tanggal 10 Desember 2007
59 Lebih lanjut Daisy K. Primayanti mengatakan langkah dan proses dalam melaksanakan kegiatan kemasyarakatan tersebut adalah : “Untuk sasarannya adalah komunitas sekeliling pabrik Pfizer, khususnya lagi sekolah dasar. Mengapa Pfizer memilih khlayak sasaran tersebut, karena Pfizer merupakan bagian dari lingkungan mereka, dan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 30 Maret sampai dengan 6 April 2007 di daerah Ciracas dan Cimanggis Jakarta Timur, menempatakan pola hidup sehat dan edukasi sebagai urutan pertama untuk diatasi. Dan Pfizer memilih untuk fokus di area ini.”Adapun tujuan dari diadakan kegiatan tersebut adalah menciptakan TRUST atau kepercayaan itu sendiri dengan para calon mitra atau stakeholders khususnya sejak awal program. Selanjutnya kami menentukan sebuah pesan yang tepat sasaran dan sesuai program kegiatan yang kami jalankan. Hal ini kami lakukan agar langkah-langkah yang diambil sesuai dengan apa yang dinamakan sebagai sebuah konsep kerja Public Affairs.” 51 Perencanaan dan pemprograman yang didapat dari tahap penetapan khalayak sasaran sampai dengan penetapan tujuan inilah yang akan dijadikan pedoman bagi Public Relations untuk mengambil langkah yang tepat di dalam menjalankan suatu kegiatan Community Relations tersebut, sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Setelah perencanaan dan pemprograman dibuat sedemikian rupa, barulah Public Relations melakukan komunikasi dengan memilih media yang tepat dan juga penggunaan tehnik-tehnik Public Relations secara cermat, melalui kegiatan Community Relations yang ditujukan kepada masyarakat sekitar di wilayah Cimanggis dan Ciracas, sehingga diharapkan dapat terjalin hubungan yang baik antara pihak perusahaan dan Community-nya.
51
Ibid.
60 Oleh karena itu peneliti akan membahas tentang peranan Public Relations PT Pfizer Indonesia mengenai pelaksanaan kegiatan Community Relations dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar atau komunitas di mana PT Pfizer berada. Kegiatan Community Relations tersebut berdasarkan proses perencanaan kerja Public Relations yang meliputi merumuskan komunitas perusahaan, penetapan tujuan, menyusun sebuah pesan, memilih metode penyampaian pesan, pelaksanaan program (actions) serta evalusi atau menganalisis hasil. Penentuan kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh Public Relations PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan komunitasnya, dilakukan melalui tahap-tahap :
4.2.1. Merumuskan Komunitas Perusahaan Sebelum melakukan aktivitas Community Relations, Public Relations PT Pfizer Indonesia terlebih dahulu melakukan survey serta investigasi yang dilakukan pada tanggal 30 Maret sampai dengan 6 April 2007 oleh tim dari Airis konsultan dan juga perwakilan dari beberapa karyawan Pfizer yang terlibat dalam program kegiatan ini mengenai situasi-situasi internal maupun eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Penyelidikan tersebut lebih terfokus kepada sasaran khalayak yang akan dituju untuk menjalankan suatu program kegiatan yaitu sekolah dasar yang berada dekat dengan pabrik PT Pfizer Indonesia. Hal ini untuk memudahkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan apa yang sesuai dengan target sasaran khalayaknya. Adapun metode yang digunakan dalam merumuskan komunitas tersebut yaitu dengan terjun langsung ke lapangan dan melihat kondisi serta situasi
61 yang ada di sekitar daerah pabrik Pfizer di Gandaria sampai dengan wilayah kecamatan Cimanggis, Ciracas dan juga Pekayon Jakarta Timur. Menurut Hery Cahyono, selaku PR Consultant yang dipercaya oleh Pfizer untuk menjalankan program kegiatan community ini mengatakan : “Iya, sebelum melakukan aktivitas Community Relations tersebut, terlebih dahulu kami membuat rencana program, yang dilakukan di bulan Maret 2007 tepatnya saya lupa tanggalnya. Hal pertama yang dilakukan adalah Tim komunikasi Pfizer bertemu tim Airis Health untuk berdiskusi sekaligus pemberian brief tentang rencana Pfizer Indonesia untuk menyusun sebuah Community program mulai dari siapa komunitasnya, menentukan apa tujuan programnya, menyusun serta metode penyampaian pesannya, sampai dengan melaksanakan program tersebut dan mengevaluasinya. Lalu berdasarkan diskusi dan brief yang diterima dari tim komunikasi Pfizer tersebut, tim Airis kemudian melakukan diskusi internal dan brainstorming untuk membuat konsep, strategi, rencana kegiatan, dan jadwal kegiatan Pfizer’s Community program. Langkah selanjutnya adalah tim Airis Health mempresentasikan konsep dan rencana kegiatan tersebut kepada tim komunikasi Pfizer Indonesia. Setelah kedua belah pihak sepakat dengan konsep dan rencana kegiatan yang ditawarkan tim Airis Helath kemudian tim Airis Health memulai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.” 52 Untuk memahami situasi dan masalah yang ada, Public Affairs dari PT Pfizer Indonesia memberikan tugas kepada Tim AIRIS sebagai pihak konsultan dan beberapa karyawan yang ikut terlibat termasuk peneliti yang di berikan kepercayaan untuk melakukan pengamatan atau observasi dalam mencari dan menemukan data tersebut. Dalam melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2007, peneliti dan juga Tim AIRIS langsung mendatangi daerah-daerah di sekitar pabrik Pfizer di wilayah kecamatan Ciracas, Cimanggis dan juga Pekayon Jakarta Timur. Hal ini dilakukan karena wilayahwilayah tersebut masih termasuk ke dalam kategori komunitas atau tetangga dekat Pfizer Indonesia. Karena kegiatan yang akan dilaksanakan berfokus kepada pola
52
Hasil wawancara dengan Hery Cahyono, tanggal 14 Desember 2007
62 hidup sehat sejak dini, maka survey yang dilakukan dengan mendatangi sekolahsekolah di sekitar pabrik Pfizer Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan pendapat pihak sekolah-sekolah tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia, serta mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari masing-masing sekolah. Berdasarkan survey tersebut ditemukan sejumlah masalah yang sedang dihadapi komunitas diantaranya: 1. Masih kurangnya kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. 2.Masih banyak sekolah yang tidak mempunyai MCK yang memadai. 3.Minimnya sarana kesehatan di sekolah-sekolah seperti UKS, kantin, sanitasi air, dan juga ruang kelas. 53 Ternyata masalah tersebut lebih didasarkan kepada minimnya anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun pusat untuk lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas yang ada pada sekolah-sekolah dasar. Disamping itu kebanyakan masyarakat lokal yang ada di sekitar lingkungan PT Pfizer Indonesia memiliki tingkat penghasilan dan pendidikan yang rendah. Sehingga menyebabkan minimnya kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Hal tersebut diperkuat oleh tanggapan dari Suwarso selaku wakil kepala sekolah SDN Pekayon 12 Pagi yang mengatakan: “Memang, kendala kami disini adalah masih sangat minimnya anggaran yang diberikan oleh pemerintah. Kami selaku pihak sekolah juga tidak bisa berbuat banyak, kami juga tidak mau menambah beban orang tua murid-murid hanya untuk memperbaiki atau menambah fasilitas-fasilitas yang belum ada. Kami juga pihak sekolah sudah sering mengajukan beberapa kali proposal untuk merenovasi sekolah kami, ya…paling tidak memperbaikilah apa-apa yang rusak.Tapi sampai sekarang juga belum ada kabar baik dari pihak pemerintah. Sebenarnya sih banyak 53
Hasil survey Corporate Affairs PT Pfizer Indonesia 2007
63 faktor juga, ngak hanya minimnya anggaran dari pemerintah, tetapi juga unsur dari SDM-nya juga dalam hal ini para wali murid. Yang saya tahu sih, kebanyakan dari para wali murid di sini mulai dari tingkat penghasilan sampai dengan tingkat pendidikan bisa dikatakan rendah.” 54 Hasil Survey di wilayah kecamatan Ciracas dan kecamatan Pasar Rebo. No.
Tanggal
Nama Sekolah
Keterangan
1.
30 Maret 2007
SD I Baiturahman
Tidak ada fasilitas MCK yang memadai,
dan
sanitasi
air.
Kondisinya rusak berat. 2.
30 Maret 2007
SDN Pekayon 12 Tidak ada fasilitas MCK, kantin, Pagi
dan
UKS
yang
memadai.
Kondisinya rusak berat. 3.
30 Maret 2007
SDN 16 Pagi
Belum memiliki kantin sekolah.
4.
1 April 2007
SDN 17 Pagi
Belum memiliki kantin sekolah.
5.
1 April 2007
SDN Kalisari 09 Tidak ada fasilitas UKS. Petang
6.
1 April 2007
SDN 10 Pagi
Tidak ada fasilitas MCK, Kantin dan UKS.
7.
2 April 2007
SDN Pekayon 05 Tidak ada fasilitas UKS dan Pagi
8.
2 April 2007
SDN Pekayon 12 Tidak ada fasilitas MCK, UKS dan Pagi
9.
2 April 2007
Kantin.
kantin.
SDN kalisari 07 Tidak ada fasilitas MCK dan Pagi
masih ada ruang kelas yang rusak parah.
Sumber : Hasil survey Corporate Affairs Data tahun 2007
54
Hasil wawancara dengan Suwarso, selaku wakil kepala sekolah SDN pekayon 12 Pagi, tanggal 16 November 2007.
64 Menurut Mulyadi, selaku perwakilan dari masyarakat setempat mengatakan: “ Memang PT Pfizer pernah mengirimkan karyawannya untuk melakukan survey ke sekolah-sekolah untuk melihat kondisi fisik dan juga fasilitas yang ada. Memang ada beberapa sekolah yang masih minim fasilitasnya, macam MCK dan UKS. Kalau menurut saya sih sangat bagus, yak karena selain membantu memperbaiki lingkungan sekolah juga dapat meringankan beban sekolah, ya karena biasanya budget untuk memperbaiki sekolah ini juga sangat terbatas. Paling tidak dengan adanya bantuan dari PT Pfizer ini sekolah menjadi lebih baiklah, terutama untuk MCK, sanitasi air, UKS, ya pokoknya yang berhubungan dengan kesehatan.” 55 Masih menurut Mulyadi, ia mengatakan : “Kalau dibilang sudah sesuai dengan sasaran komunitasnya sih, ya emang udah sesuai. Karena Pfizer sendiri yang bisa dibilang adalah perusahaan farmasi, yak kan..memberi bantuan yang emang sesuai dengan latar belakang perusahaan tersebut yang mungkin ingin menjadikan lingkungan menjadi sehat dan bersih.” 56 Karenanya sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mengenali dan membatasi khalayaknya karena sebesar apapun organisasi tidak mungkin menjangkau semua orang. Dengan jenis dan jumlah khalayak yang lebih terbatas, suatu organisasi atau perusahaan akan lebih efisien dalam pelaksanaanya, apalagi jika ini dikaitkan dengan keterbatasan sumber daya. Dari penentuan khalayak sasaran tersebut, maka Public Relations dapat menetapkan siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan Community Relations PT Pfizer Indoensia. Penentuan khalayak sasaran dilakukan agar lebih efisien dan lebih terfokus kepada sasarannya. Dan berdasarkan hasil penelitian, yang dijadikan khalayak sasaran oleh PT Pfizer Indonesia dalam melakukan kegiatannya adalah masyarakat kecamatan Cimanggis, Ciracas, dan Pekayon Jl. Raya Bogor Km. 27
55 56
Hasil wawancara dengan Mulyadi, selaku tokoh masyarakat setempat tanggal 5 Desember 2007. Ibid.
65 Jak-Tim yang merupakan Community dari perusahaan. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan daerah yang paling dekat dengan pabrik Pfizer Indonesia.
4.2.2. Menentukan Tujuan Program Setiap tujuan organisasi atau perusahaan memerlukan suatu program tindakan yang terencana dengan matang, dan hal itu akan mudah dicapai jika dalam usaha pencapaiannya disertai dengan kegiatan-kegiatan Public Relations, baik itu yang dilakukan oleh Public Relations internal maupun yang eksternal. Oleh karena itu, Public Relations harus membuat skala prioritas untuk memilih sebagian diantaranya yang relatif paling penting dan mendesak. Seperti yang telah di katakan oleh Corporate Affairs Director PT Pfizer Indonesia Daisy K. Primayanti bahwasannya tujuan utama program kemasyarakatan Pfizer Indonesia adalah untuk mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (Core Values) yakni Community into action. Di mana Pfizer Indonesia mempunyai kewajiban moral dan sosial untuk walk the talk of our values terhadap komunitas di wilayah kecamatan Ciracas, Cimanggis, dan juga Pekayon. Adapun tujuan lain dari program kemasyarakatan PT Pfizer Indonesia yaitu untuk mengkampanyekan hidup sehat pada komunitas sekitar yang dimulai sejak dini, artinya Pfizer berusaha memulai dari program tingkat sekolah dasar, sehingga diharapkan anak-anak yang telah diberikan pendidikan dan juga pengetahuan tentang hidup sehat dapat ditularkan kepada orang-orang di sekitarnya. Disamping itu, Pfizer juga mencoba merealisasikan tujuan tersebut dengan membantu pengadaan fasilitas kesehatan dan juga fasilitas olah raga untuk menunjang program
66 kampanye hidup sehat. Hal itu dilakukan dengan memberikan fasilitas seperti, peralatan UKS, obat-obatan, buku-buku tentang kesehatan dan juga peralatan penunjang lainnya. Tidak sampai disitu saja, tujuan dari program Community Relations perusahaan, Pfizer juga berusaha untuk tetap peduli terhadap lembagalembaga sosial seperti panti asuhan, LKC (layanan Kesehatan Cuma-cuma), dan juga Mer-C (Medical Emergency Committee) yang diperuntukan untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan kesehatan secara cuma-cuma. Hal ini juga merupakan bentuk kepedulian PT Pfizer Indonesia terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan khususnya dalam hal kesehatan. Dan pada akhirnya tujuan utama yang paling penting dicapai oleh PT Pfizer Indonesia adalah tetap terjaganya reputasi dan citra positif perusahaan dari komunitas melalui aktivitas Community Relations yang dilakukan. Lebih lanjut Daisy K. Primayanti mengatakan: “Bagi kami benang merah dari semua kegiatan kemasyarakatan yang kami parkasai maupun kami lakukan berpulang pada VALUE IN ACTION. Core values yang dikumandangkan di seluruh jajaran perusahaan tidak hanya berupa slogan dan poster yang dipasang di kantor. Tetapi harus menjadi aksi nyata. “57 Penetapan tujuan yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang layak diberikan untuk komunitas atau masyarakat sekitar khususnya yang berada di wilayah kecamatan Ciracas, Cimanggis dan juga Pekayon. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh PT Pfizer Indonesia yaitu agar terjalin hubungan yang erat serta harmonis antara perusahaan
57
Hasil wawancara dengan Daisy K. Primayanti, Corporate of Public Affairs tanggal 10 Desember 2007
67 dengan komunitas sekitar sehingga akan terbentuk citra positif dari komunitas melalui aktivitas Community Relations yang dilakukan.
4.2.3 Menyusun Sebuah Pesan Tahap berikutnya adalah menyusun pesan yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan Community Relations yang dilaksanakan oleh PT Pfizer Indonesia. Beberapa pesan yang dibuat oleh PT Pfizer di dalam menjalankan kegiatan Community Relations yaitu dalam bentuk slogan-slogan yang dapat mewakili setiap program kegiatan yang dijalankan. Slogan-slogan tersebut antara lain ; “Saat Anda dan Pfizer Peduli”, slogan ini dipilih karena program ini dilaksanakan bersama oleh Pfizer, karyawankaryawannya dan juga secara aktif melibatkan masyarakat dan pihak yang menerima bantuan. Bentuk dari program ini meliputi perbaikan fasilitas kesehatan sekolah dasar, pemberian latihan manajemen sekolah sehat kepada guru-guru sekolah dasar. Intinya dari bentuk slogan ini adalah bersama-sama melibatkan karyawan Pfizer dan masyarakat secara aktif. Bentuk slogan yang kedua yaitu “Saat Anda dan Pfizer Berbagi Bahagia”, slogan ini dibuat karena bentuk program ini lebih berfokus kepada kegiatan amal untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terkena musibah dengan memberikan bantuan berupa barangbarang seperti perlengkapan olah raga, kebutuhan sembako, obat-obatan maupun pakaian untuk panti-panti sosial. Bentuk slogan lain yang dibuat oleh Pfizer yaitu “Buka Hati Bantu Sesama”, program kegiatan yaitu lebih berfokus kepada bantuan untuk para korban bencana alam seperti Banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya.
68 Yang terakhir adalah slogan yang berbunyi “Bangga Jadi Relawan”, program ini adalah salah satu kegiatan sosial Pfizer Indonesia dibawah payung “Saat Anda dan Pfizer Peduli”. Bangga Jadi Relawan adalah program EVP (Employee Volunteersm Project) yang melibatkan karyawan Pfizer sebagai relawan. Dengan mengikuti program ini diharapkan karyawan dapat ikut berkontribusi nyata kepada masyarakat dan menjadi bangga karenanya. Hal ini diperkuat oleh Daisy K. Primayanti selaku Corporate Affairs Director yang mengatakan: Semua slogan ini dibuat karena program ini dilaksanakan bersama oleh Pfizer, karyawan-karyawannya dan juga secara aktif melibatkan masyarakat dan pihak yang menerima bantuan. Dan slogan-slogan lain yang dibuat oleh PT Pfizer Indonesia ini untuk dapat membedakan setiap program kegiatan yang dijalankan.” 58
Pesan yang dibuat oleh Pfizer dalam menunjang kegiatan ini paling tidak telah mewakili komunitas yang menjadi khalayak sasaran yang dituju di dalam menjalani kegiatan tersebut. Adapun pesan yang disampaikan untuk PT Pfizer Indonesia dari perwakilan Stakeholder pemerintah khususnya dari kepala bidang Pengembangan Pendidikan Keterampialan Hidup dan kesehatan Pusat yaitu Purnomo Ananta berpesan: “Kalau bisa program itu diperluas wilayahnya, jangan hanya di Jakarta, pinggiran-pinggiran sekolah di luar Jakarta, syukur-syukur bisa keluar jawa, itu akan lebih bagus lagi. Kemudian, apa namanya,..baik itu secara kualitas dan juga kuantitas, itu saya pikir lebih ditingkatkan lagi akan lebih bagus lagi cakupannya, yang tadinya 10 sekolah jadi 20 sekolah. Yang kedua sosialisasi disampaikan. Kemuadian juga setelah melakukan program jangan hit and run pesan saya ke Pfizer. Artinya kasih program tinggal, tetapi ada pemantauan, itu yang saya pikir.” 59
58 59
Ibid. Hasil wawancara dengan Purnomo Ananta, 26 November 2007.
69 Lebih lanjut Anis Abdul Muis selaku Penyuluh Kesehatan Ahli Departemen kesehatan menambahkan: “Kalau masyarakat tahu apa yang menjadi programnya perusahaan, saya pikir tidak perlu pakai pesan-pesan segala tetapi cukup dengan melibatkan masyarakat untuk ikut bekerja dalam program tersebut dari saat identifikasi, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. Kan ada tuh motonya PT Pfizer : …Bla..bla..”PT Pfizer peduli sesama bangga jadi relawan” kalau bisa tambahin dengan kata “Bersama Masyarakat” kemudian kalau itu tidak cukup buatlah filter 30 detik yang ditayangkan di TV, atau pesan melalui media cetak tentang kepedul;ian PT Pfizer terhadap Hidup bersih dan Sehatnya calon pemimpin bangsa.” 60 Hal tersebut secara tidak langsung akan mempererat tali silahturahmi dan persaudaraan diantara keduanya. Dan juga masyarakat sekitar akan mendukung keberadaan dari PT Pfizer Indonesia.
4.2.4 Memilih Metode Penyampaian Pesan Metode penyampaian pesan yang digunakan untuk menunjang kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia lebih banyak menggunakan metode face to face atau tatap muka langsung kepada sasaran khalayak setempat melalui pertemuan dengan community yang menjadi target kegiatan, baik itu yang dilakukan melalui tanya jawab dengan masyarakat sekitar maupun pertemuan yang diadakan di pabrik Pfizer Indonesia dengan mengundang media cetak maupun elektronik. Di samping menggunakan metode face to face, PT Pfizer juga melakukan beberapa metode lain seperti pemasangan spanduk maupun umbul-umbul yang bertulisan slogan-slogan kesehatan maupun himbauan tentang pola hidup sehat di lingkungan wilayah yang akan di jadikan program kegiatan tersebut, membuat iklan 60
Hasil wawancara dengan Abdul Muis, 5 Desember 2007.
70 layanan masyarakat di stasiun radio seperti Female FM, dan juga di stasiun TV seperti Elshinta. Sehingga kegiatan yang telah dibuat oleh PT Pfizer Indonesia dapat diketahui oleh masyarakat sekitar dan masyarakat sekitar mau turut serta mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Pfizer Indonesia yang secara tidak langsung dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat. Menurut Daisy K. Primayanti selaku Diretor of Public Affairs mengatakan: “ Sejauh ini kami lebih banyak menggunakan media tatap muka langsung, karena menurut kami metode itulah yang pada saat ini paling efektif untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan pada lingkungan di sekitar kami. Media cetak dan elektronik juga kami lakukan untuk mendukung program tersebut seperti Female radio, untuk yang tahun lalu program kami juga di muat di surat kabar seputar Indonesia, dan elshinta TV. Disamping itu kami juga melakukan beberapa kegiatan khusus yang kami lakukan bertempat di pabrik Pfizer yaitu dengan mengundang perwakilan dari masyarakat setempat yang biasanya maksud dari pertemuan itu membahas tentang program kegiatan yang akan dijalankan maupun yang sudah pernah dijalankan oleh Pfizer. Sehingga diharapakan meraka tahu apa-apa saja yang telah dilakukan oleh PT Pfizer. Kami juga memasang spanduk dan umbul-umbul yang berisikan hibauan tentang pentingnya menjaga kesehatan pada setiap lingkungan yang kami bantu.” 61 Lebih lanjut Hery Cahyono menambahkan: “ Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan adalah yang pertama, tatap muka langsung melalui Forum Sekolah Sehat yang dibentuk oleh sekolah dasar peserta program Saat Anda dan Pfizer Peduli-Bangga Jadi Relawan. Yang kedua, Melalui sejumlah kegiatan yang diselenggarakan di masing-masing sekolah peserta program dengan mengundang media cetak maupun elektronik, dan yang terakhir yaitu melalui pertemuan regular karyawan Pfizer dengan penduduk sekitar pabrik PT Pfizer Indonesia.” 62
61 62
Hasil wawancara dengan Daisy K. Primayanti, Tanggal 10 Desember 2007. Hasil wawancara dengan Hery Cahyono, Tanggal 6 Desember 2007.
71 Apapun yang digunakan dalam menyampaikan sebuah pesan, yang terpenting adalah pesan tersebut bisa diterima oleh target sasaran kegiatan tersebut khususnya serta masyarakat pada umumnya. Sehingga paling tidak komunikasi yang terjalin antara pihak perusahaan dengan komunitas setempat dapat terus terbina dan terjalin secara harmonis. Penyampaian pesan tidak hanya dilakukan oleh pihak perusahaan dengan masyarakat setempat, tetapi harus ada pesan yang di sampaikan kepada stakeholder lain yaitu pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mempererat hubungan dengan pemerintah, karena program kegiatan yang dijalankan PT Pfizer Indonesia menyangkut program kegiatan pemerintah juga tentang perbaikan fasilitas sekolah dasar sehingga perlu ada kordinasi antara perusahaan dengan pemerintah, sehingga paling tidak program yang dijalankan oleh Pfizer Indonesia sedikit membantu tugas pemerintah untuk menciptakan generasi yang lebih berkualitas. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari perwakilan stakeholder pemerintah yaitu Purnomo Ananta selaku Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan dan kesehatan Pusat, beliau mengatakan : “Harus ada cara lain dalam menyampaikan pesan tersebut, karena tidak harus Pfizer dengan pihak sekolah saja tetapi harus ada komunikasi antara pihak Pfizer dengan pemerintah juga untuk mengetahui kebijakan apa yang harus dilakukan. Dan hal tersebut memang sudah dilakukan oleh pihak Pfizer. Untuk itu harus ada komunikasi antara pihak Pfizer dengan pemerintah, baru sekolah, itu akan lebih baik lagi.” 63
63
Hasil wawancara dengan Purnomo Ananta, Tanggal 26 November 2007.
72 4.2.5 Melaksanakan Program Community Relations (Action) Dalam melaksanakan program kegiatan Community Relations-nya, PT Pfizer Indonesia mempunyai berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan. Secara garis besar kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Kegiatan yang bersifat sponsorship Kegiatan ini lebih banyak dilakukan terutama untuk tujuan-tujuan yang bersifat pemberian dukungan baik berupa dana atau barang bagi suatu kegiatan atau event, seperti seminar mengenai maraknya peredaran obat palsu, ataupun workshop kesehatan tentang perang global melawan obat palsu. Pemberian sponsor yang dilakukan oleh Pfizer Indonesia tidak hanya langsung memberikan sponsor begitu saja, tetapi juga dilihat dari aktivitas maupun kegiatan yang dilaksanakan, apakah sesuai dengan latar belakang perusahaan sebagai sebuah perusahaan farmasi yang bergerak di bidang kesehatan atau tidak. b. Kegiatan yang bersifat Philantropy Kegiatan ini merupakan wujud nyata akan kepedulian perusahaan terhadap keberadaan masyarakat setempat di sekitar perusahaan. Wujud kepedulian tersebut diimplementasikan atau direalisasikan dengan mengadakan kegiatankegiatan seperti ; Perbaikan fasilitas sekolah dasar yang mencakup MCK, UKS, sanitasi air, kantin dan juga ruang kelas. Di samping itu Pfizer juga memberikan pelatihan tentang manajemen sekolah sehat yang melibatkan 10 sekolah dasar yang ada di sekitar perusahaan di wilayah kecamatan Ciracas, Cimanggis, dan Pekayon Jakarta Timur, program Capacity Building untuk guru-guru sekolah
73 dasar, dan program Outreach karyawan Pfizer untuk mengajar pendidikan kesehatan bagi murid-murid sekolah dasar. c. Kegiatan Amal Kegiatan ini lebih bersifat kemanusiaan, umumnya dilakukan pada saat terjadinya musibah yang menimpa warga masyarakat di sekitar perusahaan maupun yang ada di luar perusahaan yang membutuhkan uluran tangan dengan pengumpulan dana, obat-obatan, donor darah, baik itu untuk korban bencana alam, anak-anak terlantar dan juga panti-panti sosial. Hal ini dilakukan juga oleh Pfizer Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial sebuah perusahaan terhadap lingkungan sekitar. d. Open House di dalam pabrik PT Pfizer Indonesia pada tahun 2006, tentang peninjauan lokasi maupun aktivitas kegiatan di dalam pabrik Pfizer. Kegiatan ini merupakan wujud keterbukaan dari Pfizer Indonesia terhadap masyarakat khususnya yang berada di sekitar perusahaan yang ingin mengetahui secara lebih jauh tentang latar belakang ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan penuturuan dari Corporate Director Affairs, Daisy K. Primayanti yang mengatakan : “Bentuk-bentuk kegiatan Community Relations yang sudah dilakukan oleh Pfizer Indonesia mencakup; Program “Bangga Jadi Relawan” yaitu program community yang berkelanjutan, “Buka Hati Bantu Sesama (BHBS)” yaitu Charity program (program amal) yang kesemuanya tergabung dalam payung Saat Anda dan Pfizer Peduli. Kami juga pernah mengadakan open house yang dilaksanakan pada tahun 2006 kemarin untuk masyarakat sekitar, tetapi itu juga masih terbatas jumlahnya mengingat hal ini dikhawatirkan takut mengganggu aktivitas karyawan lainnya. Disamping itu dalam kegiatan ini kami juga melibatkan para karyawan untuk terjun langsung membantu dan mendukung program kegiatan tersebut.” 64 64
Hasil wawancara dengan Dasiy K. Primayanti, tanggal 10 Desember 2007.
74
TIMELINE SCHOOLS RENOVATIONS 2007 PERIODE MARET - JUNI Maret April
No.
ACTIVITY
1.
Pembentukan anggota tim
2.
Prepare surat & formulir
3.
Survey sekolah
4.
Penerimaan Proposal
5.
Pengembalian Proposal
6.
Penentuan penerima dana bantuan
7.
Survey Toko material
8.
Kunjungan ke sekolah penerima bantuan
9.
Pelaksanaan renovasi
I
II
III
IV
I
II
III
Mei IV
I
II
III
Juni IV
Sumber : Corporate Affairs PT Pfizer Indonesia 2007
Begitu juga penuturan Senior Consultant, Hery Cahyono : “ Kegiatan yang tercakup dalam program “Saat Anda dan Pfizer Peduli – Bangga Jadi Relawan” yang diperankan dan dijalankan oleh Airis Health adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan Fasilitas Kesehatan sekolah dasar di kawasan Cimanggis dan Ciracas. 2. Pembentukan Forum Komunikasi Sekolah Sehat (FORKOM SEKOHAT) bagi sekolah dasar peserta program Saat Anda dan Pfizer Peduli – Bangga Jadi Relawan. 3. Mengatur dan mengkordinir program outreach, melalui program ini para relawan yang merupakan karyawan PT Pfizer Indonesia mengajar pendidikan kesehatan di masing-masing sekolah dasar. 4. Program Capacity Building,melalui program ini Airis Health melakukan pemberdayaan kapasitas guru-guru sekolah dasar yang terlibat dalam program “Saat Anda dan Pfizer Peduli – Bangga Jadi Relawan”. Semua kegiatan tersebut masuk ke dalam kategori kegiatan yang bersifat Philantropy. 65
65
Hasil wawancara dengan Hery Cahyono, tanggal 6 Desember 2007.
I
II
III
IV
75 SCHOOL DATABASE No
School
1.
SDN Pekayon 04 Petang
2.
SDN Kalisari 08 Petang SDN Pekayon 18 Pagi
3.
4.
SDN Pekayon 14 Petang
5. 6.
SDN Pekayon 02 Petang SD I Baiturahman
7.
M.I Sa’adatudarain
8.
SD Kalisari 07 Pagi
9.
SDN Pekayon 12 Pagi
10.
SDN Pekayon 05 pagi
Alamat
PIC
Jl. Gandaria I RT 008 RW 09 kel. Pekayon Kec. Ps. Rebo Jak-Tim Jl. Raya Kalisari RT 10/01 Kec. Ps. Rebo Jl. Tipar RT 001 / 07 No. 66 Pekayon Kec. Ps. Rebo JakTim
Bpk. Suwardi
Jl. Pendidikan RT 04/09 Pekayon, Kec. Pasar Rebo Jak-Tim Jl. Raya Bogor Km. 27 JakTim. Jl. Komplek POLRI No. 03 Ciracas Jak-Tim Jl. Masjid Al Maghfiroh RT 002 RW. 09 Kelurahan Pekayon Kec. Ps. Rebo JakTim Jl. Raya Kalisari Ps. Rebo Jak-Tim Jl. Asrama Yonif 201 Gandaria. Jl. Raya Bogor Km. 28 Kel. Pekayon Kec. Ps. Rebo JakTim
Ibu Dra. Endang Winangsih
Bpk. Drs. Sahlan Suprapto Bpk. Drs. Karokaro
Ibu Tin Riyantiningsih Bpk. Mulyadi S,Pd Bpk. Muhamad kartono
Bpk. Djama Bpk. Fx. Suwarso Bpk. Rustam
Sumber : Corporate Affairs PT Pfizer Indonesia 2007
Disetiap menjalankan suatu kegiatan, tentunya menemui kesulitan maupun kendala-kendala, baik yang secara tekhnis maupun non tekhnis. Hal itu juga dirasakan oleh Pfizer Indonesia dalam menjalankan kegiatannya. Kendala-kendala tersebut jika tidak diselesaikan dapat menghambat kelancaran suatu kegiatan. Menurut Hery Cahyono selaku Project Coordinator mengatakan :
76 “Kendala yang sering dijumpai antara lain : a. Pada tahap awal pelaksanaan program atau tahap survey sering dijumpai stakeholder yang bersikap agak apatis dengan rencana program PT Pfizer Indonesia. Menurut hemat kami hal ini mungkin karena selama ini banyak pihak yang menjanjikan program sejenis namun tidak kunjung dilaksankan atau bisa juga karena banyaknya tindakan penipuan yang meng-atas namakan program bantuan sosial. b. Sering terjadi miskomunikasi antara pihak komunitas sekolah dalam hal ini guru dan petugas lain dengan Airis selaku konsultan Public Relations PT Pfizer Indonesia. Hal ini mungkin karena keterbatasan waktu dan pengetahuan beberapa guru di beberapa sekolah. c. Tidak semua guru dan kepala sekolah memiliki komitmen tinggi untuk memajukan sekolah mereka. Terkadang ada guru / kepala sekolah yang sangat antusias untuk melaksanakan program kegiatan, di sisi lain ada juga guru / kepala sekolah yang terkesan pasif dan kurang memberikan respon terhadap program yang ditawarkan Pfizer. 66 Bentuk dari semua kegiatan pastinya memerlukan biaya atau dana. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan Community Relations juga memerlukan biaya atau dana yang tidak sedikit. Karenanya anggaran atau budget ini sangat penting jika dikaitkan dengan program kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Anggaran sebaiknya harus diatur sedemikian rupa oleh Public Relations PT Pfizer Indonesia dalam hal penentuan pengeluaran dana, sehingga bisa mencegah terjadinya pemborosan dan pengeluaran yang berlebihan. Namun menurut Corporate Director Public Affairs menerangkan: “Untuk masalah budget memang sebenarnya tidak ada anggaran khusus. Tetapi paling tidak semua memerlukan biaya untuk melakukan setiap kegiatan, Kami selalu berkordinasi dengan bagian Finance sebelum akhirnya disetujui oleh atasan. Dan ini merupakan tanggung jawab sosial perusahaan juga, yang mau tidak mau perusahaan harus mendukung program kegiatan tersebut.” 67
66 67
Ibid. Hasil wawancara dengan Daisy K. Primayanti, tanggal 10 Desember 2007.
77 Berbagai bentuk kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan seharusnya dijadikan sebagai program rutin kegiatan perusahaan. Hal ini dikarenakan, kegiatan Community Relations tidak bisa dilakukan hanya sekali waktu saja, tetapi terus berlanjut. Begitu juga halnya dengan PT Pfizer Indonesia. Menurut Corporate Director Public Affairs, Daisy K. Primayanti mengatakan “Kegiatan-kegiatan tersebut memang telah menjadi agenda kerja tahunan perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang. Dan bahkan untuk program Bangga Jadi Relawan adalah agenda kerja dua tahunan.” 68: Hal tersebut mendapat dukungan dari perwakilan stakeholder pemerintah yaitu Bapak Anis Abdul Muis yang mengatakan : “Kalau boleh saya katakan semua perusahaan sudah seharusnya melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosial dan bermanfaat, tetapi tidak menjurus kepada budaya pengemis, karena contoh seperti yang dilakukan PT Pfizer di sekolah-sekolah, kita tahu anggaran untuk operasional pendidikan di sekolahsekolah di Republik ini saja masih sangat kekurangan, apalagi untuk perbaikanperbaikan fisik kalau dari sisi kesehatan merupakan sebuah keharuasan, untuk itu tentunya program ini perlu dijadikan program rutin seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.” 69
4.2.5 Menganalisis Hasil Tahap terakhir setelah semua kegiatan yang dilakukan oleh pihak PT Pfizer Indonesia adalah menganalisis hasil atau mengevaluasi hasil kegiatan. Hasil dari kegiatan ini dievaluasi apakah sudah berjalan sesuai rencana atau tidak. Pihak Public Relations PT Pfizer Indonesia beserta pihak konsultan melakukan evalusi dari hasil kegiatan untuk dijadikan tolok ukur bagi kegiatan lainnya di masa yang akan datang seperti yang diungkapkan oleh Daisy K. Primayanti :
68 69
Ibid. Hasil wawancara dengan Abdul Muis, 5 Desember 2007.
78 “Setiap selesai etape program kami melakukan evaluasi. Hal ini untuk mengetahui apakah semua kegiatan yang telah di jalankan mendapat respon yang baik atau tidak. Dan tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan kegiatan di program berikutnya.” 70 Evaluasi yang dilakukan oleh Public Relations PT Pfizer Indonesia sangat berarti untuk kemajuan PT Pfizer Indonesia dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Karena semua kegiatan Community Relations akan diperbaiki terus untuk masa yang akan datang. Aktivitas Community Relations yang dilaksanakan PT Pfizer Indonesia memberikan dampak nyata yang dapat dirasakan oleh perusahaan, seperti yang diungkapkan oleh Senior Consultant Hery Cahyono : “Sejauh yang kami tahu, hubungan kerjasama antara PT Pfizer Indonesia dengan masyarakat setempat cukup baik. Masyarakat sekitar pabrik Pfizer menganggap perusahaan ini memberi perhatian yang besar terhadap kondisi masyarakat sekitar, baik itu kondisi pendidikan, ekonomi, dan sosial.” 71
Hal tersebut sesuai dengan tanggapan dari Mulyadi selaku perwakilan dari community yang mengatakan : “Kerjasamanya cukup baik, bahkan sangat baik, antara perusahaan dengan masyarakat khususnya untuk lingkungan di sekitar pabrik Pfizer terutama bagi kesehatan sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya. Dan kalau kata saya sih itu adalah bagian dari kepedulian perusahaan.” 72
70
Op.Cit.Daisy K. Primayanti, 10 Desember 2007. Hasil wawancara dengan Herry Cahyono, tanggal 14 Desember 2007. 72 Hasil wawancara dengan Mulyadi, selaku tokoh masyarakat setempat tanggal 5 Desember 2007. 71
79 Lebih lanjut, Edi Suhaedi Spd selaku ketua FORKOM SEKOHAT dan juga perwakilan community mengatakan : “Hubungan kami sama PT Pfizer, terutama dengan Bu Daisy nya selaku Corporate Director sampai saat ini berjalan terus, sampai hari ini tidak putusputus. “73
KEGIATAN COMMUNITY RELATIONS PERIODE MARET-OKTOBER 2007 Sumber : Corporate Affairs PT Pfizer Indonesia 2007
No. 1.
Aktivitas
Terget Komunitas
Renovations Sekolah-sekolah
School
dasar
Program. (Bantuan
di
wilayah
Pelaksanaan
Hasil kegiatan
April – Juni
Perbaikan 5 sekolah
2007
dasar yang meliputi ;
perbaikan Ciracas, Pekayon dan
fasilitas
fisik
seperti
MCK,
SD I Baiturahman,
sekolah Cimanggis. Jak-Tim.
M.I
UKS, Max. Radius 5 Km.
Sa’adatudarain,
SDN Kalisari 07 Pagi,
kantin, ruang kelas, dan dari pabrik Pfizer.
SDN
Pekayon
12
sanitasi air)
pagi, SDN pekayon 05 Pagi.
2.
Educating the students Siswa/i sekolah dasar on health Program. Memberikan
di wilayah Ciracas,
pelatihan Pekayon,
dan
Juli –
5 sekolah dasar yang
Agustus
terlibat yaitu : SD I
2007
Baiturahman,
M.I
tentang pola hidup sehat Cimanggis.
Sa’adatudarain, SDN
kepada siswa/i Sekolah
Kalisari 07 Pagi, SDN
Dasar.
Pekayon SDN
12
pekayon
pagi, 05
Pagi. Masing–masing sekolah diwakili oleh 30-40 murid.
73
Hasil wawancara dengan Edi Suehedi, tanggal 5 Desember 2007.
80 3.
Pembentukan
forum Sekolah-sekolah
sekolah sehat.
dasar
di
Juni 2007
wilayah
Melibatkan
10
sekolah dasar yang
Ciracas, Pekayon dan
telah
mendapat
Cimanggis. Jak-Tim.
bantuan
perbaikan,
antara lain ; SDN Pekayon 04 Petang, SDN
Kalisari
08
Petang, SDN Pekayon 18
Pagi,
SDN
Pekayon 02 Petang, SDN
Pekayon
14
SD
I
Petang,
Baiturahman,
M.I
Sa’adatudarain, SDN Kalisari 07 Pagi, SDN Pekayon
12
pagi,
SDN
pekayon
05
Pagi.
Kegitan
ini
dilaksanakan pabrik
PT
di Pfizer
Indonesia. 4.
Capacity Guru-guru
Program
dasar
Building. Memberikan dan
di
sekolah
Agustus –
10
wilayah
September
mengikuti
pelatihan Ciracas, Pekayon dan
pemberdayaan Cimanggis. Jak-Tim.
kapasitas sekolah dasar.
guru-guru
2007
sekolah
yang yang
masing-masing sekolah diwakili oleh 2 orang guru yaitu kepala sekolah dan seorang
guru.
Sehingga total guru yang
mengikuti
program ini berjumlah
81 20 orang. 5.
Program
Volunteer Di wilayah Ciracas,
September –
Jumlah
Outreach.
Pekayon
Oktober
Pfizer
2007
terlibat
Karyawan
dan
Pfizer Cimanggis. Jak-Tim.
memberikan
pelatihan
karyawan yang
ikut dalam
program ini berjumlah
dan pendidikan kepada
26 orang.
murid-murid kelas II SD.
6.
Di wilayah Gandaria
(Kegiatan Amal) Bakti
Maret 2007
sosial, kec. Pasar Rebo Jak-
Sebanyak sosial
10
panti
yang
telah
pengumpulan dana, obat- Tim.
diberikan
bantuan
obatan untuk panti-panti
berbentuk
donasi
asuhan
obat-obatan, pakaian,
anak
terlantar,
dan juga korban banjir
makanan
yang
perlengkapan lainnya.
bekerja
sama
dan
juga
dengan lembaga sosial LKC
(Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma) dan juga Mer-C (Medical Emergency
Rescue
Committee). 7.
Di wilayah Gandaria
April –
Female Radio FM,
yang kec. Pasar Rebo Jak-
Oktober
Elshinta
Publisitas Media Hasil dimuat
publisitas oleh
media- Tim.
2007
Radio,
Elshinta TV, Seputar
media, baik yang cetak
Indonesia,
maupun elektronik.
daily,
dan
Investor Suara
Karya, yang memuat berita acara tersebut.
82
Kegiatan Community Relations yang telah dilakukan PT Pfizer Indonesia menguntungkan kedua belah pihak, seperti yang diungkapkan Edi Suhaedi selaku ketua
Forum
FORKOM
SEKOHAT
dan
juga
wakil
dari
community
mengungkapkan : “ Menurut saya, PT Pfizer itu sangat peduli terhadap lingkungan yang ada di sekitar pabrik. Secara keseluruhanya sangat peduli, kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Inti dari pandangan saya, pada dasarnya kami sudah merasa puas, merasa bangga, merasa berbesar hati. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan itu sangat peduli, ibaratnya kenapa harus lingkungan orang lain kalau lingkungan sendiri belum atau harus dibenahi.” 74 Sedangkan menurut Mulyadi yang juga perwakilan dari community menggungkapkan : “Satu hal apabila PT Pfizer ada niat baik dari awal, mungkin kepedulian manajemennya bagus sekali, karena membantu orang yang sedang kesusahan. Kemudian kalau dilihat dari ekonomi, bahwa ekonomi adalah menunjang kesejahteraan umat dan menampung beberapa karyawan, itu juga bagus. Kalau tahu menjaga kesehatan adalah wajib, maka dia punya nilai positif, yaitu menyerahkan kewajiban membantu masyarakat. Kalau dilihat dari nilai-nilai perjuangannya, maka ada nilai plus dan positif dari Pfizer.” 75 Disamping menguntungkan kedua belah pihak, kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia juga mendapat respon dan tanggapan yang positif dari perwakilan stakeholder pemerintah seperti yang diungkapkan oleh Anis Abdul Muis selaku Penyuluh Kesehatan Ahli Departemen Kesehatan yang mengatakan :
74 75
Hasil wawancara dengan Edi Suedi, tanggal 5 Desember 2007. Hasil wawancara dengan Mulyadi, tanggal 5 Desember 2007.
83 “ Secara pribadi menurut saya program tersebut sangat baik dan bagus, karena perusahaan tentunya tidak hanya memikirkan profit saja, tetapi profit itu mereka pikirkan untuk kemaslahatan sekelilingnya yang bermanfaat.” 76 Sedangkan menurut Pengembangan
Purnomo Ananta, MM selaku Kepala Bidang
Pendidikan
Keterampilan
Hidup
dan
Kesehatan
Pusat
mengungkapkan : “Secara umum sudah cukup bagus, karena memang kegiatannya fokus dengan manajemen sekolah sehatnya, hanya mungkin harus ditambahkan intensitasnya dan juga dukungan yang lebih, pemantauan yang harus terus ditingkatkan.” 77
4.3 Pembahasan dan Analisa Data
Pada bagian ini penulis melakukan analisa data dengan membandingkan hasil penelitian melalui wawancara dengan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa pentingnya melaksanakan aktivitas Community Relations adalah agar keberadaan suatu organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar, diantaranya mengenai kebijaksanaan, kegiatan maupun masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, organisasi atau perusahaan hendaknya senantiasa menciptakan dan membina hubungan baik serta menjaga hubungan tersebut dengan masyarakat sekitar, agar masyarakat sekitar dapat terus menerima dan selalu memberikan dukungan positif bagi kegiatan organisasi atau perusahaan. Sehingga
76 77
Hasil wawancara dengan Anis Abdul Muis, tanggal 5 Desembar 2007. Hasil wawancara dengan Purnomo Ananta, tanggal 26 November 2007.
84 tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Begitu juga halnya dengan PT Pfizer Indonesia yang ingin menunjukan bahwa keberadaannya di tengah-tengah komunitas adalah suatu hal yang positif serta memberikan kontribusi besar bagi kemajuan masyarakat sekitar. Aktivitas Community Relations yang dilakukan merupakan wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, erat, berkesinambungan serta saling menguntungkan kedua belah pihak, hal ini paling tidak dapat mengurangi kesenjangan sosial yang disebabkan oleh perbedaan kondisi kehidupan yang berbeda antara perusahaan dengan masyarakat lingkungan sekitar atau komunitas yang akan berpengaruh terhadap citra PT Pfizer Indonesia di mata masyarakat sekitar. Disamping itu ini merupakan bagian dari bentuk nyata PT Pfizer kepada para stakeholder yang selama ini beranggapan kegiatannya belum terlihat maksimal sehingga perlu sebuah program kegiatan yang nyata. Melakukan kegiatan Community Relations merupakan kewajiban dan menjadi tugas penting dari Corporate Affairs atau Public Relations PT Pfizer Indonesia dalam menjalin dan membina hubungan baik dengan public eksternalnya, disamping juga sebagai sarana publikasi organisasi terhadap publiknya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari dampak-dampak negatif dari operasional pabrik yang dapat menimbulkan opini negative dan sikap antipati dari masyarakat.
85 Aktivitas Community Relations yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia, diawali melalui proses perumusan komunitas organisasi. Hal ini dikarenakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat cukup banyak, untuk itu perusahaan harus bisa mengetahui apa yang penting pada satu segmen komunitas. Adapun cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok utama komunitas adalah dengan membuka interaksi pada komunitas tersebut. Dan hal itu dilakukan oleh Pfizer Indonesia dengan membuka interaksi, dengan cara turun langsung ke masyarakat yang menjadi target sasaran untuk program Community Relations tersebut. Kegiatan interaksi tersebut dilakukan dalam kurun waktu satu bulan untuk masa periode 2007. Hal tersebut dilakukan untuk menggali apa yang menjadi permasalahan sosial yang terdapat di dalam masyarakat tersebut, hingga akhirnya diketahui beberapa permasalahan diantaranya adalah masih minimnya fasilitas sekolah dasar seperti UKS, MCK, kantin, ruang kelas, dan juga sanitasi air yang ada di wilayah dekat pabrik PT Pfizer Indonesia. Masyarakat yang ada di sekitar lingkungan pabrik juga masih minim pengatahuan akan pola hidup sehat. Sehingga hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi Pfizer Indonesia untuk mengatasi permasalahan
tersebut
yaitu
dengan
mengimplementasikan
program
kemasyarakatan tersebut. Setelah proses perumusan komunitas dilakukan, maka proses selanjutnya adalah dengan menentukan tujuan dari program Community Relations yang dijalankan. Di dalam menentukan tujuan program tersebut, perusahaan harus mengetahui apa yang ingin dicapai oleh perusahaan pada masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut dan hal itu pun yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia.
86 Tujuan utama dari program Community Relations yang dijalankan adalah untuk mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (Core Values) yakni Community into Actions. Di samping itu, tujuan lain yang ingin dicapai adalah Pfizer berusaha ikut serta secara aktif mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat. Tujuan tersebut paling tidak telah diimplementasikan dengan menjalankan program kemasyarakatan tersebut sebagai bukti bahwasannya PT Pfizer Indonesia telah menjalankan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar. Proses selanjutnya yaitu dengan menyusun sebuah pesan yang akan disampaikan kepada komunitas perusahaan. Pesan yang disusun bisa saja berbedabeda untuk setiap kelompok komunitas dan masing-masing pesan dirancang untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hal ini akan mengacu pada sasaran pesan pada kelompok khalayak. Beberapa pesan yang dibuat oleh PT Pfizer Indonesia di dalam menjalankan kegiatan Community Relations yaitu dalam bentuk sloganslogan yang dapat mewakili setiap program kegiatan yang dijalankan. Sloganslogan tersebut antara lain; “Saat Anda dan Pfizer Peduli”, “Saat Anda dan Pfizer Berbagi Bahagia”, Buka Hati Bantu Sesama”, dan yang terakhir adalah “Bangga Jadi Relawan”. Pesan yang dibuat oleh Pfizer Indonesia dalam menunjang kegiatan ini paling tidak telah mewakili komunitas yang menjadi khalayak sasaran yang dituju di dalam menjalani kegiatan tersebut.
87 Setelah penyusunan pesan, proses selanjutnya adalah dengan memilih metode penyampaian pesan tersebut. Pesan bisa disampaikan melalui berbagai bentuk media, dan juga bisa disampaikan secara personal atau menyelanggarakan kegiatan khusus, yang terpenting adalah pesan tersebut bisa disampaikan dan dimengerti oleh khalayak. Adapun metode penyampaian pesan yang digunakan oleh PT Pfizer dalam menunjang kegiatan Community Relations-nya lebih banyak menggunakan metode face to face atau tatap muka langsung kepada komunitas setempat, disamping melakukan beberapa metode lain seperti pemasangan spanduk dan juga umbul-umbul yang bertulisakan slogan-slogan kesehatan maupun himbauan tentang pola hidup sehat. Untuk selanjutnya adalah proses pelaksanaan atau action program Community Relations tersebut. Dalam melaksanakan program kegiatan Community Relations, PT Pfizer Indonesia mempunyai berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan dan secara garis besar kegiatan tersebut mencakup, kegiatan yang bersifat sponsorship, philantrophy, dan juga kegiatan amal. Tahap terakhir setelah semua kegiatan telah dilakukan adalah dengan menganalisis hasil atau mengevaluasi program. Dan hal ini telah dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia dengan mengevaluasi, apakah sudah berjalan sesuai rencana atau tidak. Dan hasil akhir dari proses evaluasi tersebut adalah kesemua kegiatan tersebut telah berjalan sesuai dengan target sasarannya, tujuan program, rumusan pesannya, penyampaian pesannya, sampai dengan pelaksanaan program tersebut.
88 Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan para nara sumber atau key informan yang dapat dipercaya, maka jika dilihat dari sisi ke PRnya, memang bisa dikatakan Public Relations PT Pfizer Indonesia masih kurang maksimal dalam melakukan kegiatan Community Relations. Hal ini karena masih minimnya kegiatan yang dilakukan oleh Pfizer Indonesia dan juga masih ada beberapa masyarakat sekitar yang belum merasakan dan belum mendapat kesempatan dari kegiatan Community Relations yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia. Jika dilihat dari struktur organisasi PT Pfizer Indonesia, kedudukan Public Relations disini sudah bisa dikatakan sangat ideal. Karena Public Relations berada langsung di bawah Manager Country atau Top Manajer. Sehingga fungsi, tugas dan peran Public Relations untuk menciptakan image atau kesan yang baik kepada public eksternal maupun stakeholdernya seharusnya mendapatkan hasil yang maksimal. Public Relations pada PT Pfizer Indonesia bisa dikatakan sebagai pengendali dari semua kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Walaupun bisa dikatakan sebagai pengendali dari semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan hubungan dengan para stakeholdernya, tetapi tidak semua peran tersebut di jalankan penuh oleh divisi Public Relations. Oleh karena itu divisi Public Relations juga menggunakan serta mempercayakan jasa dari konsultan ke-PRan.
89 Pelayanan yang diberikan oleh jasa konsultan dalam menjalankan tugasnya di PT Pizer Indonesia khususnya dalam menghandle program kegiatan Community Relations yaitu hanya sebatas memberikan masukan serta merumuskan konsep untuk kegiatan Community Relations yang dijalankan. Disamping itu, konsultan PR tersebut juga menciptakan jalur-jalur komunikasi dengan khalayak dari PT Pfizer Indonesia, dan juga memberikan saran-saran kepada PT Pfizer Indonesia khususnya dalam hal kegiatan Community Relations yang dijalankan. Dilihat dari sisi tanggung jawab sosial perusahaan khususnya dalam menjalankan kegiatan Community Relations, maka bisa dikatakan cukup berhasil jika ditinjau dari tujuan perusahaan. Artinya kebijakan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh DPR dan juga pemerintah Indonesia yang mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyisihkan dana untuk kegiatan sosial dan lingkungan telah dijalankan dengan baik oleh PT Pfizer Indonesia. Hal ini ditinjau dari sudut tujuan perusahaan yang sesuai dengan core values Community-nya yaitu untuk menciptakan lingkungan sekitar yang sehat dan dalam membina hubungan yang baik, erat, berkesinambungan serta saling menguntungkan. Ini bisa dilihat dari tanggapan masyarakat disekitarnya yang sangat mendukung dan mengharapkan kegiatan-kegiatan Community Relations lainnya agar lebih sering dilakukan, dan menjadi kegiatan rutin perusahaan.
90 Dari seluruh kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia dalam periode tahun 2007, jika dikaitkan dengan kerangka pemikiran bahwasannya disini secara garis besar mulai dari penentuan komunitas sampai dengan tahap evaluasi bisa dikatakan berhasil. Berhasil dalam arti kesemua tahap fungsi ataupun tugas-tugas PR-nya secara umum seperti tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir hampir semua telah dilakukan. Hanya saja disini berkaitan dengan kegiatan Community Relations yang mereka lakukan, kegiatan-kegiatan masih sangat minim dan belum begitu banyak. Hal ini dikarenakan hanya berfokus pada bidang kesehatan saja, mengingat Pfizer Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, sehingga kegiatannya lebih kepada pola hidup sehat. Akan tetapi dari hasil akhir yang diperoleh sudah cukup bagus, ini terlihat dari persepsi serta tanggapan dan dukungan positif yang diperoleh dari stakeholder, terutama dari masyarakat atau community setempat dan juga pihak pemerintah. Indikator kepuasan community sekitar pabrik PT Pfizer Indonesia jika diakaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan, mereka terlihat sangat antusias sekali dan mereka mau terlibat secara langsung dalam kegiatan tersebut. Adanya keinginan community agar kegiatan-kegiatan tersebut diperbanyak lagi dan bisa dilakukan di lingkungan yang lain yang belum mendapatkannya. Mekanisme informasi yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia dalam kegiatan Community Relations adalah bersifat one communication. Artinya perusahaan menjalin komunikasi dengan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatankegiatan Community Relations secara intensif. Dalam hal ini perusahaan yang lebih gencar melakukan pendekatan serta terjun langsung apa yang menjadi kebutuhan
91 dari masyarakat sekitar melalui kegiatan-kegiatan Community Relations dan masyarakat hanya bersifat menerima saja tentang kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan. Kebijaksanaan manajemen Corporate Affairs (Public Relations) PT Pfizer Indonesia sebagai sebuah perusahaan multinasional dalam menghadapi penduduk sekitar memiliki prinsip suitansable development atau pembangunan yang berkelanjutan dan kepedulian yang bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Pesan yang tersirat dalam penelitian ini adalah PT Pfizer Indonesia peduli dengan warga setempat. Kepedulian tersebut ditunjukan dengan cara memberikan bantuan dan sumbangan kepada warga sekitar Pabrik Pfizer di Gandaria. PT Pfizer Indonesia sangat menyadari bahwa warga setempat memiliki andil yang cukup besar dalam kesuksesan yang diperoleh perusahaan. Dengan begitu akan mendorong terciptanya kondisi yang memungkinkan untuk berproduksi dengan baik. Kegiatan Community Relations tidak hanya menguntungkan warga sekitar saja tetapi juga menguntungkan pihak perusahaan, terciptanya saling pengertian dikedua belah pihak yang menumbuhkan rasa saling membutuhkan dan menghormati. Dengan melakukan evaluasi yang baik, maka perusahaan akan memperoleh hasil yang terukur. Dengan hasil yang terukur perusahaan dapat menilai apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun demikian memang masih ada sedikit kekurangan prihal kegiatan Community Relations tersebut, yaitu masih kurangnya kegiatan-kegiatan yang diselengggarakan. Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang diselengggarakan memungkinkan masyarakat atau community akan lebih dekat dan merasa memiliki.
92 Dengan melakukan aktivitas tersebut berarti perusahaan telah membuat alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana PR. Seperti kita ketahui bahwa tujuan PR adalah menciptakan citra serta kesan perusahaan yang baik, yaitu citra positif yang berlaku yang diberikan pihak-pihak luar kepada perusahaan. Lebih lanjut dengan melakukan kegiatan Community Relations berarti perusahaan yang dalam hal ini PT Pfizer Indonesia telah menjalankan kewajiban dan tanggung jawab sosial sebagaimana diwajibkan oleh pemerintah yang ditahun 2007 ini mengeluarkan kebijakan kepada setiap perusahaan untuk wajib menyisihkan dana untuk kegiatan sosial dan lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Menjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya merupakan hakekat kegiatan dari Public Relations. Dukungan yang positif dari public terhadap perusahaan adalah suatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan perusahaan serta pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan menyadari bahwa mereka harus memelihara komunitas perusahaannya yang diwujudkan ke dalam program Community Relations ini dengan mengikutsertakan perusahaan dalam membantu masyarakat setempat. Dari uraian hasil bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas Community Relations yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan public eksternal PT Pfizer Indonesia dan dilaksanakan oleh Public Affairs. Maka hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diperoleh sebagai berikut : 1. PR PT Pfizer Indonesia menjalankan penentuan kegiatan Community Relations menggunakan rencana kerja PR melalui proses analisa situasi yaitu dengan penentuan komunitas perusahaan, penetapan tujuan program, penentuan pesan, penyampaian pesan, pelaksanaan program, dan yang terakhir adalah menganalisa hasil atau evaluasi program. Ini merupakan rencana kerja program PR yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia.
93
94 2. Pada tahap penentuan komunitas perusahaan, PR PT Pfizer Indonesia melakukan survey dan investigasi (penyelidikan) serta pengamatan secara langsung ke lapangan sehingga dapat diketahui data dan fakta sebenarnya. Sehingga sangat menunjang sekali bagi kelancaran dari kegiatan Community Relations yang dilakukan PT Pfizer Indonesia. 3. Pada tahap penetapan tujuan, tujuan utama yang hendak dicapai oleh PR PT Pfizer Indonesia adalah mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (core values) yakni
Community
into
Action
yaitu
dengan
ikut
serta
secara
aktif
mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat disamping sebagai wujud nyata kepada para stakeholder. Dan hal tersebut telah diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan yang telah dijalankan. 4. Pada tahap penyampaian pesan disini, PR PT Pfizer Indonesia lebih banyak menggunakan media face to face atau tatap muka langsung kepada masyarakat yang dijadikan sasaran komunitasnya. Disamping itu ada juga pesan yang disampaikan menggunakan slogan-slogan yang dipasang pada spanduk-spanduk kegiatan. Penyampaian informasi tersebut dimaksudkan agar masyarakat setempat menjadi tahu tentang program kegiatan Community Relations yang dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia, di mana tujuan yang terpenting dari program ini adalah terciptanya hubungan yang baik, erat dan berkesinambungan antara pihak perusahaan dengan masyarakat atau komunitas setempat. 5. Pada tahap pelaksanaan program (action) yang dijalankan oleh PR PT Pfizer Indonesia bisa dikatakan sebagai program pengembangan yang berkelanjutan, artinya pelaksanaan programnya tidak hanya diberikan bantuan lalu di tinggal,
95 tetapi ada tahap-tahap selanjutnya yang diberikan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu menjadikan lingkungan yang sehat pada komunitas. 6. Untuk tahap evaluasi yang dilakukan PR PT Pfizer Indonesia yaitu dengan cara mengkaji ulang setiap kegiatan yang telah dijalankan. Pengkajian ulang tersebut disusun dalam bentuk laporan tertulis dan pada akhirnya akan disampaikan kepada pihak manajemen PT Pfizer Indonesia. 7. Semua aktivitas Community Relations yang dilakukan oleh Public Relations PT Pfizer Indonesia pada periode Maret – Oktober 2007 dari informasi yang didapat melalui hasil penelitian mulai dari nara sumber dari pihak stakeholder pemerintah maupun masyarakat setempat bisa dikatakan telah berhasil. Ini terbukti dengan adanya respon yang diberikan dari para stakeholder yang sangat mendukung program kegiatan tersebut dan juga diharapkan agar program kegiatan tersebut bisa dikembangkan dan diperbanyak jangkauan wilayahnya. Dengan adanya respon antusias dan harapan yang positif ini secara tidak langsung akan menumbuhkan pandangan yang positif terhadap keberadaan PT Pfizer Indonesia, sehingga dengan sendirinya nama baik perusahaan akan tetap terjaga dimata stakeholder dan juga community.
96 5.2 Saran Dari kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang berupa saran akademis dan saran praktis. 5.2.1 Saran Akademis Bagi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi khususnya bidang Public Relations bahwa penelitian ini adalah sebagai upaya untuk meninjau kinerja Public Relations dalam melaksanakan aktivitas Community Relations yang sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai jembatan penghubung bagi public eksternalnya. Diharapakan penelitian yang sama sekiranya bisa melakukan pendekatan yang berbeda dan dapat lebih banyak menggali secara mendalam dengan bukti-bukti yang konkret. 5.2.2 Saran Praktis 1.
Aktivitas Community Relations yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia terhadap public eksternalnya akan lebih efektif jika program-program kegiatannya lebih diperkaya dan banyak variasinya pada setiap tahun, seperti mengadakan perlombaan karya ilmiah tentang pentingnya pola hidup sehat sejak dini untuk tingkat sekolah dasar, pemberian beasiswa untuk muridmurid yang berprestasi, mengadakan open house & tour facilities, mengadakan special event sampai dengan perlombaan lingkungan sehat tingkat kecamatan, sehingga tidak terlihat monoton. Artinya kegiatan yang setiap tahun dijalankan tidak sekedar memberikan bantuan perbaikan fasilitas kesehatan sekolah berupa barang saja. Disamping itu kegiatan Community Relations yang dijalankan sekiranya bisa diperluas ke luar daerah.
97 2.
Menginformasikan media-media sosialisasi dari program-program yang berhubungan dengan aktivitas Community Relations kepada masyarakat sekitar seperti monsosialisasi nomor telepon, fax ataupun website yang bisa dihubungi jika sekiranya nanti masih ada daerah-daerah yang belum memiliki lingkungan yang sehat ataupun yang belum mendapat kesempatan untuk diberikan bantuan.
3.
Keseriusan Public Affairs PT Pfizer Indonesia selama melaksanakan kegiatan Community Relations sekiranya bisa terus diagendakan secara rutin sebagai wujud nyata kepedulian perusahaan dalam mengkampanyekan hidup sehat di masyarakat atau terhadap keberadaan Community di sekitarnya agar tetap terjaga hubungan yang baik, harmonis dan berkesinambungan.
4.
Mengaktifkan kembali media internal sebagai media informasi bagi karyawan agar dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang dilakukan. Hal ini bisa dilakukan di papan pengumuman atau media-media internal yang ada di PT Pfizer Indonesia. Sehingga paling tidak informasi ini bisa diterima oleh semua Divisi dan karyawan tentang apa saja kegiatan yang sedang dijalankan oleh Divisi Public Affairs.
5.
Disamping aktivitas Community Relations bersifat formal, hendaknya juga ditempuh jalur-jalur non-formal, seperti mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para tokoh masyarakat setempat dan juga warga sekitar setiap beberapa bulan sekali. Dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan diharapakan terbentuk komunikasi yang efektif antar kedua belah pihak. Sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan, keinginan, serta permasalahan yang dihadapi
98 oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu pihak Public Relations PT Pfizer Indonesia dapat menindaklanjutinya dengan membuat program kegiatan Community Relations yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari masyarakat sekitar, serta diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar dan masyarakat dapat terus mendukung keberadaan dari PT Pfizer Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Basya, Muslim ; Perhumas Dalam Warna Menyusun Strategi, Membangun Korporasi dan Menjaga Reputasi. Bandung: BPP PERHUMAS, 2004. Budimanta, Arif, Prasetjo, Rudianto, Bambang ; Corporate Social Responsibility, Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: ICSD 2004. Commision of the European Communities Promoting a European Framework For Corporate Social Responsibility, Brassels : European Community. Djuarsa, Sasa, Sendjaja, Dkk ; Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, 2003. Effendy, Onong Uchjana ; Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung : Remaja Rosda karya, 1994 Http/ www.pfizerpeduli.com
Iriantara, Yosal ; Community Relations, Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbioda Rekatama Media 2004. Jefkins, Frank, Ahli bahasa ; Munandar, Aris : Public Relations. Jakarta : Erlangga 1995
Khasali, Rhenald . Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indoneia. Jakarta : Pusaka Utama Grafiti, 1994. Kertapati, Ton ; Dasar-dasar Publistik. Jakarta : Gramedia 1986.
Kotler, Philip, dan Lee, Nancy ; Corporate Social Responsibility Doing The Most Good For Your Company and your Cause. ( New Jersy : John Wiley & Sons Inc, 2005). Maleong, Lexy ; Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2000.
Mc Quail, Denis, Sven Windhal ; Model-model Komunikasi. Logman 1981. Moor, Frazier ; Humas Prinsip, Kasus dan Masalah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002. Moor, Frazier ; Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004. Morissan ; Pengantar Public Relations ; Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta : Ramdina Prakarsa 2006. Mulyana, Deddy ; Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2006.
Nawawi, Handari ; Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University, cetakan kesebelas ; 1985. Perangi-angin, Loina ; Humas Membina Hubungan Baik dengan Public. Bandung : CV Lalolo 2001. Rachmadi, F ; Public Relations Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1994. Nyak Baik,Ridawan, Irmulan Sati T, Erwin Lebe ; Dalam Koalisi Dominan Refleksi Kritis atas Peran dan Fungsi Public Relations dalam Manajemen. Jakarta : BPP PERHUMAS, 2004. Ruslan, Rosady ; Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasinya, Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005. Sembiring, Sentosa. Undang0undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas disertai dengan Pembahasan singkat. Bandung : Nuansa Aulia, 2007.
Singaribun, Masri ; Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT Pusta LP3ES, 1998.
Sutaryo ; Sosiologi Komunikasi, Perspektif Teoritik. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran, 2005.
Vardiansyah, Dani ; Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi konseptual. Ciawi-Bogor : Ghalia Indonesia 2004.
Yulianita, Neni ; Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Islam Bandung, 2003.
Sumber lain : Annual Report PT Pfizer Indonesia, Jakarta 2001 Bisnis Indonesia, Juni 2007 Company Profile PT Pfizer Indonesia, Jakarta 2007 Community Outreach Program Profile PT Pfizer Indonesia, Jakarta 2004 Website PT Pfizer Indonesia (http:/ www.pfizerpeduli.com), Jakarta 2007
DRAFT WAWANCARA
A. Pertanyaan diajukan untuk Director of Public Affairs PT Pfizer Indonesia ( Ibu Daisy K. Primayanti (Tanggal 10 Desember 2007) 1. Apa yang melatar belakangi program kegiatan Community Relations yang di jalankan oleh PT Pfizer Indonesia ? Jawab : “Tujuan utama program kemasyarakatan (CSR) Pfizer Indonesia adalah untuk mewujudkan salah satu nilai budaya perusahaan (Core Values)- Yakni Community into action. Kami mempunyai kewajiban moral dan social untuk walk the talk of our values. Mengapa Pfizer menjalankan program ini, karena Pfizer percaya bahwa untuk menjadi bangsa yang kuat diperlukan kualitas hidup yang sehat. Sebagai perusahaan yang bergerak farmasi, Pfizer berusaha ikut serta secara aktif mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat. Keseluruhan kegiatan ini berada di bawah paying Saat Anda dan Pfizer Peduli. Disamping itu ini merupakan sebuah pembuktian kepada para stakeholder bahwasannya, Pfizer juga sebenarnya sudah menjalankan program yang dinamakan sebagai tanggung jawab sosial sebagai sebuah perusahaan.” 2. Siapa saja yang menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan tersebut ? Jawab : “ Sasarannya adalah komunitas sekeliling pabrik, khususnya lagi sekolah dasar. Mengapa Pfizer memilih khalayak sasaran tersebut, karena Pfizer merupakan bagian dari lingkungan mereka, dan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 30 Maret sampai dengan mmm…6 April 2007 di daerah Ciracas dan Cimanggis Jakarta Timur, menempatkan pola hidup sehat dan edukasi sebgai urutan pertama untuk diatasi. Dan Pfizer memilih untuk fokus di area ini. Adapun tujuan dari diadakan kegiatan tersebut adalah menciptakan Trust atau kepercayaan itu sendiri dengan para calon mitra atau stakeholders khususnya sejak awal program. Selanjutnya kami menentukan sebuah pesan yang tepat sasaran dan sesuai program kegiatan yang kami jalankan.”
3. Mengapa memilih khalayak sasaran tersebut ? Jawab : “Karena Pfizer merupakan bagian dari lingkungan mereka, dan hasil survey stakeholders menempatakan masalah pola hidup sehat dan edukasi sebagai urutan pertama untuk diatasi. Pfizer memilih untuk fokus di area ini.” 4. Apakah Pfizer Indonesia memiliki Community Relations sendiri ? Jawab : “Cara Pfizer membina hubungan kemitraan sebetulnya tidak khusus. Tapi kunci utama di sini adalah meletakan landasan dan azas saling menguntungkan (Win-win platform) dalam tiap bentuk hubungan. Karenanya kami senantiasa berusaha mendengarkan dengan seksama dan memahami kepentingan mereka, serta mencarikan bentuk kemitraan yang saling menguntungkan. Dan azas ini berlaku dalam tiap engagement dengan siapapun.”
5. Tujuan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan pada program kegiatan Community Relations tersebut ? Jawab : “Yang kami rasakan tantangan paling besar adalah menciptakan TRUST itu sendiri dengan para calon mitra/stakeholders sejak awal program. Tapi begitu sikap saling percaya sudah tumbuh semua menjadi begitu mudah.” 6. Apakah tujuan program tersebut merupakan kebijakan dari perusahaan ? Jawab :
“Bagi kami benang merah dari semua kegiatan kemasyarakatan yang kami parkasai maupun kami lakukan berpulang pada VALUE IN ACTION. Core values yang dikumandangkan di seluruh jajaran perusahaan tidak hanya berupa slogan dan poster yang dipasang di kantor. Tapi harus menjadi aksi nyata.” 7. Bentuk-bentuk kegiatan Community Relations apa saja yang sudah dilakukan oleh Pfizer Indonesia ? Jawab : “Bentuk-bentuk kegiatan Community Relations yang sudah dilakukan oleh Pfizer Indonesia mencakup program Bangga Jadi Relawan yaitu program Community yan gberkelanjutan, Buka Hati Bantu Sesama (BHBS) yaitu Charity program (program amal) yang kesemuanya tergabung dalam paying Saat Anda dan Pfizer Peduli. Kami juga pernah mengadakan open house yang dilaksanakan pada tahun 2006 kemarin untuk masyarakat sekitar, tetapi itu juga masih terbatas jumlahnya mengingat hal ini dikhawatirkan takut mengganggu aktivitas karyawan lainnya. Disamping itu dalam kegiatan ini kami juga melibatkan para karyawan untuk terjun langsung membantu dan mendukung program kegiatan tersebut.” 8.
Apakah kegiatan-kegiatan tersebut merupakan agenda kerja tahunan, atau secara spontan ? Jawab : “Ya, agenda kerja tahunan dan bahkan yang banjir adalah agenda dua tahunan.”
9. Siapa saja stakeholder yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut ? Jawab : “DepKes, DepDiknas, Kanwil setempat, masyarakat setempat dan semua Sekolah Dasar yang menjadi binaan Pfizer.” 10. Bagaimana cara penyampaian pesan kepada masyarakat tersebut ? Jawab :
“Effective Media relations melalui media engagement, mengundang media melakukan kunjungan ke sekolah yang di bantu, dan melakukan story pitch.”
11. Sejauh ini lebih banyak menggunakan media apa dalam penyampaian pesan tersebut? Jawab : “Sejauh ini kami lebih banyak menggunakan media tatap muka langsung, karena menurut kami metode itulah yang pada saat ini paling efektif untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan pada lingkungan di sekitar kami. Media cetak dan elektronik juga kami lakukan untuk mendukung program tersebut seprti female radio, untuk yang tahun lalu, program kami juga di muat di surat kabar seputar Indonesia, dan elshinta TV. Disamping itu kami juga melakukan beberapa kegiatan khusus yang kami lakukan bertempat di pabrik Pfizer yaitu dengan mengundang perwakilan dari masyarakat setempat yang biasanya maksud dari pertemuan itu dibahas tentang program kegiatan yang akan dijalankan maupun yang sudah pernah dijalankan oleh Pfizer. Sehingga diharapkan mereka tahu apa-apa saja yang telah dilakukan oleh PT Pfizer. Kami juga memasang spanduk dan umbul-umbul yang berisikan himbauan tentang pentingnya menjaga kesehatan pada setiap lingkungan yang kami bantu.” 12. Apa pesan yang hendak di sampaikan kepada masyarakat tersebut ? Jawab : “Pesan saya kepada masyarakat setempat, khususnya bagi pihak sekolah-sekolah, mudah-mudahan, kegiatan ini dapat bermanfaat, ya…paling tidak mempunyai manfaat besar bagi kesehatan di sekitar lingkungan di mana PT Pfizer Indonesia berada. Dan saya berharap mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat akan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar”.
13. Apakah pihak perusahaan dalam hal ini Public Affairs selalu melakukan evaluasi dari hasil kegiatan yang telah dijalankan ? Jawab : “Setiap selesai satu etape program, kami selalu melakukan evaluasi. Hal ini untuk mengetahui apakah semua kegiatan yang telah dijalankan mendapat respon yang
baik atau tidak. Dan tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan kegiatan di program berikutnya.”
14. Berapa budget yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan setiap kegiatan Community Relations tersebut ? Jawab : “Sebenarnya untuk masalah budget ataupun dalam hal ini biaya yang dikeluarkan pada kegiatan ini, khususnya yang menyangkut kegiatan dengan Community Relations, di sini divisi Public Affairs membudgetkan, ya… nominalnya lebih kurang 100 juta rupiah. Ya.. itupun sebenarnya masih kurang, tetapi paling tidak saya di sini mewakili perusahaan mau mencoba memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat setempat khususnya dalam hal pendidikan dan kesehatan.”
B. Hasil Wawancara dengan Bapak IR. Anis Abdul Muis ( Penyuluh Kesehatan Ahli Departemen Kesehatan ) (Tanggal 5 Desember 2007). 1. Apakah selama ini Bapak mengetahui program kegiatan Community Relations yang dilaksanakan oleh PT Pfizer Indonesia ? Jawab : “Belum tahu sebelumnya, baru di tahun 2007 ini saya turut diundang oleh PT Pfizer untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh Pfizer.Dan saya tahu program CSR-nya PT Pfizer sejak Perusahaan tersebut melakukan launching kegiatan yang sudah dijalankan di 10 sekolah dasar di wilayah PT Pfizer.” 2. Bagaimana menurut pendapat Bapak mengenai program kegiatan tersebut ? Jawab : “Secara pribadi menurut saya program tersebut sangat baik dan bagus, karena perusahaan tentunya tidak hanya memikirkan profitnya saja, tetapi profit itu mereka fikirkan untuk kemashalatan sekelilingnya yang bermanfaat.”
3. Menurut bapak, apakah program kegiatan yang dijalankan oleh PT Pfizer Indonesia perlu dijadikan program rutin perusahaan ? (alasannya) Jawab : “ Kalau boleh saya katakana semua perusahaan sudah seharusnya melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosial dan bermanfaat, tetapi tidak menjurus kepada budaya pengemis,karena contoh seperti yang dilakukan PT Pfizer di sekolah-sekolah, kita tahu enggaran untuk operasional pendidikan di sekolah-sekolah di Republik ini saja masih sangat kekurangan apalagi untuk perbaikan-perbaiakn fisik. Kalau dari segi kesehatan merupakan keharusa, untuk itu tentunya program ini perlu dijadikan program rutin seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.”
4. Menurut Bapak, bagaimana cara penyampaian pesan yang efektif untuk masyarakat ? ( khususnya pada khalayak sasaran pada program tersebut ). Jawab : “ Kalaumasyarakat agar tahu apa yang menjadi programnya perusahaan , saya pikir tidak perlu pakai pesan-pesan segala, tetapi cukup dengan melibatkan masyarakat untuk ikut bekerja dalam program tersebut dari saat identifikasi, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evalusi. Kan ada tuh mottonya PT Pfizer :……PT Pfizer peduli sesama, “Aku Bangga jadi relawan”, kalau bisa tambahin dengan kata “bersama masyarakat”. Kemudian kalau itu tidak cukup, buatlah filler 30 detik yang ditanyangkan di TV, atau pesan melalui media cetaktenatng kepedulian PT Pfizer terhadap hidup bersih dan sehatnya calon pemimpin bangsa.”
5. Apakah sejauh ini program kegiatan yang dijalankan oleh Pfizer Indonesia sudah bisa dikatakan efektif ? Jawab : “ Walau saya baru tahu, saya pikir sangat efektif karena tidak memberikan uang tunai, tetapi memberikan barang, sarana, dan prasaran, sehingga kecil kemungkinan ada kebocoran atau penyelewengan. Sedikit yang perlu ada perbaikan adalah seperti yang saya katakana di atas harus melibatkan masyarakat.”
6. Apa pesan yang hendak disampaikan kepada PT Pfizer Indonesia ? Jawab : “Maju terus…tingkatkan kegiatan CSR-nya akan lebih baik lagi. PT Pfizer dapat membantu anak didik melalui program bea siswa kepada eiswa yang keadaan orang tuanya kekurangan atau miskin, sehingga dapat membantu program pemerintah wajib belajar 9 tahun.”
7. Sejauh ini bagaimana hubungan antara pihak Pfizer dengan pemerintah ? Jawab : “Hubungan Pfizer dengan pemerintah cukup baik, komunikatif artinya Bu Daisy mewakili Pfizer dan saya mewakili pemerintah”.
C. Hasil Wawancara dengan tokoh masyarakat sekaligus Kepala Sekolah SD I Baiturahman ( Bapak Mulyadi ) (Tanggal 5 Desember 2007) 1. Apakah selama ini bapak mengetahui program kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Pfizer Indonesia pada masyarakat sekitar ? Jawab : “Sudah, saya sudah pernah denger, bahkan waktu pertama program tersebut dilaksanakan, PT Pfizer telah menawarkan ke sekolah kami, dan saya pun awal pertama kali denger dari Bapak H. Madid yang juga guru SDN Pekayon 04 Petang. 2. Bagaimana pendapat Bapak tentang program kegiatan tersebut ? Jawab : “Kalau menurut saya sih, sangat bagus. “ya karena selain membantu memperbaiki lingkungan sekolah juga dapat meringankan beban sekolah. “Ya, karena biasanya budget untuk memperbaiki sekolah ini juga sangat terbatas. Paling tidak dengan adanya bantuan dari PT Pfizer ini sekolah kami menjadi lebih baiklah,terutama untuk MCK, UKS, sanitasi air, ya pokoknya yang berhubungan dengan kesehatan.” 3. Sudah berapa lama perusahaan Pfizer Indonesia memberikan bantuan kepada masyarakat ? Jawab : “Yang saya tahu sih,kalau ngak salah dari tahun 2004 dan sampai tahun ini, jadi kurang lebih hampir 4 tahunan. Karena di tahun 2004 pada program yang pertama, sekolah kami belum dapat bantuan tersebut. Baru di tahun ini sekolah kami mendapat bantuan ini dari Pfizer”.
4. Menurut Bapak,kegiatan untuk masyarakat sekitar seperti apa saja yang pernah dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia di sekitar wilayah tersebut ? Jawab :
“Yang pernah kita ikuti di PT Pfizer bahwa, bukan hanya membantu fisik, tetapi juga membantu sukarelawan di luar kota Jakarta, seperti Jawa Timur yang kena tsunami,kena gempa. Itu informasi yang di dapat dari Mbak Daisy”. 5. Apakah selama ini masyarakat sudah merasa puas dengan apa yang telah di berikan pihak perusahaan kepada masyarakat ? Jawab : “Manusia sih sifatnya tidak ada puas-puasnya. Kalau puas sih belum, tapi udah ada tambahan, bagus artinya sudah ada komunikasi yang baik, itu yang paling saya senang, ada komunikasi, ada hubungan telepon dan sebagainya. Itu yang ada kemasyarakatan, itu kan bagian dari kepedulian”. 6. Bagaiamana hubungan kerja sama antara pihak perusahaan dengan masyarakat setempat ? Jawab : “Kerjasamanya cukup baik, bahkan sangat baik antara perusahaan dengan masyarakat khususnya untuk lingkungan di sekitar pabrik Pfizer, terutama bagi kesehatan sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya. Dan kalau saya sih, itu adalah bagian dari kepedulian perusahaan”. 7. Apa pendapat Bapak tentang PT Pfizer Indonesia ?
Jawab : “Satu hal apabila PT Pfizer ada niat baik dari awal, mungkin kepedulian manajemennya bagus sekali, karena membantu orang yang sedang kesusahan. Kemudian kalau dilihat dari ekonomi, bahwa ekonomi adalah menunjang kesejahteraan umat dan menampung beberapa karyawan, itu juga bagus. Kalau tahu menjaga kesehatan adalah wajib, maka dia punya nilai positif, yaitu menyerahkan kewajiban membantu masyarakat. Kalau dilihat dari nilai-nilai perjuangannya, maka ada nilai plus dan positif dari Pfizer.
8. Apakah program kegiatan yang dilakukan oleh Pfizer Indonesia sudah sesuai dengan sasaran komunitasnya ? Jawab : “Kalau dibilang sesuai sih, ya emang udah sesuai. Karena Pfizer sendiri yang bisa dibilang adalah perusahaan farmasi, ya kan. Memberi bantuan yang emang sesuai dengan latar belakang perusahaan tersebut, yang mungkin ingin menjadikan lingkungan menjadi sehat, bersih dan lain-lain. 9. Apakah kegiatan tersebut juga perlu dijadikan program rutin perusahaan untuk Community di sini ? Jawab : “ Kalau menurut saya emang harus rutin, karena program ini adalah program yang baik. Ibaratnya amal sholeh, bisa menjadi amal zariah”. 10. Harapan apa yang ingin anda sampaikan kepada pihak perusahaan ? Jawab : “ Ya, harapannya selalu membimbinglah, terutama bimbingan dalam program ini. Seperti dokter kecil dan lain-lain. Kalau bisa acaranya jangan hanya di PT Pfizer, tetapi di luar, seperti di sekolah-sekolah, gantian. Sehingga sekolah-sekolah yang diberi bantuan oleh PT Pfizer, bisa saling mengenal tempatnya, saling mengisi, saling memberikan motivasi. D. Hasil Wawancara dengan tokoh masyarakat sekaligus Ketua Forum FORKOM SEKOHAT ( Bapak Edi Suhaedi Spd. ) (Tanggal 5 Desember 2007) 1. Apakah selama ini bapak mengetahui program kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Pfizer Indonesia pada masyarakat sekitar ? Jawab : “ Ya, saya tahu, Program Pfizer yang pertama adalah bantuan renovasi sekolah, realisasinya dari PT Pfizer, kami banyak mendapatkan manfaat yang lebih banyak terutama membantu kami dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, yang
intinya adalah membantu kami di dalam hal pelaksanaan untuk program sekolah sehat tingkat propinsi”. 2. Bagaimana pendapat Bapak tentang program kegiatan tersebut ? Jawab : “Secara umum sangat bagus sekali, karena sangat membantu untuk setiap sekolah yang memang sangat membutuhkan”.
3. Sudah berapa lama perusahaan Pfizer Indonesia memberikan bantuan kepada masyarakat ? Jawab : “Hampir kurang lebih 4 tahun-an, itu yang saya tahu. Dan kebetulan juga sekolah kami adalah sekolah yang pertama menerima bantuan oleh PT Pfizer untuk program sekolah sehat”. 4. Menurut Bapak,kegiatan untuk masyarakat sekitar seperti apa saja yang pernah dilakukan oleh PT Pfizer Indonesia di sekitar wilayah tersebut ? Jawab : “Yang saya tahu sih, adanya program perbaikan sekolah. Terus juga pemberian donasi ke panti-panti asuhan. Itu yang pernah saya dengar. Dan kebetulan saya merasakan bantuan yang dikasih dari Pfizer”. 5. Apakah selama ini masyarakat sudah merasa puas dengan apa yang telah di berikan pihak perusahaan kepada masyarakat ? Jawab : “ Kalau dibilang puas, ya ngak ada puasnya. Tapi kalau menurut saya secara keseluruhan sudah sangat memuaskan. Dan pas saya tanyakan kepada anggota yang lain, mereka juga merasa puas. Paling tidak manfaatkanlah yang sudah diberikan oleh Pfizer.
6. Bagaimana hubungan kerja sama antara pihak perusahaan dengan masyarakat setempat ? Jawab : “Hubungan kami sama PT Pfizer, terutama dengan Bu Daisy-nya selaku Director, apa itu…?? sampai saat ini berjalan terus, sampai hari ini tidak putus”. 7. Apa pendapat Bapak tentang PT Pfizer Indonesia ? Jawab : “ PT Pfizer itu sangat peduli, menurut saya terhadap lingkungan yang ada di sekitar pabrik, secara keseluruhannya sangat peduli. Kepedulian sebuah perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Inti dari pandangan saya, pada dasarnya kami sudah merasa puas, merasa bangga, merasa berbesar hati, kepedulian perusahaan terhadap lingkungan itu sangat peduli. Ibaratnya kenapa harus lingkungan orang lain, kalau lingkungan sendiri belum atau harus masih di benahi”. 8. Apakah program kegiatan yang dilakukan oleh Pfizer Indonesia sudah sesuai dengan sasaran komunitasnya ? Jawab : “Mmmm….,iya bisa dibilang sudah sesuai. apalagi Pfizer merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, bukan”?. “Mungkin karena perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan ini, maka yaa…,sasarannya menjaga lingkungan biar menjadi sehat. Udah gitu, program yang dijalankannya dimulai dari sekolah dasar”. 9. Apakah kegiatan tersebut juga perlu dijadikan program rutin perusahaan untuk Community di sini ? Jawab : “Ya…memang harus rutin, karena yang namanya program atau kegiatan seperti itu kan ngak sekedar sementara saja, tetapi harus terus berkelanjutan. Apalagi masih banyak-kan sekolah-sekolah yang masih serba kekurangan”.
10. Harapan apa yang ingin anda sampaikan kepada pihak perusahaan ? Jawab : “Harapannya sih, ngak muluk-muluk lah. Semoga Pfizer tetap terus menjalankan program seperti ini. Kalau bisa lebih ditingkatkan lagi dan diperluas lagi ke daerah-daerah yang belum mendapatkan bantuan seperti itu”