STRATEGI COMMUNITY RELATIONS PT. GMF AA (GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA) DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT SEKITAR (Periode Tahun 2008 ) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memeperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama Nim Bidang Studi
: Radius Irvan SD : 04201-092 : PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG PUBLIC RELATIONS 2008
ABSTRAKSI Radius Irvan SD ( 04201- 092 ) Strategi Community Relations PT. GMF AA ( Garuda Maintenance Facility Aero Asia ) Dalam membangun Hubungan Dengan Baik Masyarakat Sekitar 64 halaman + 13 Lampiran Bibliografi 20 acuan ( 1983 – 2004 )
Strategi Community Relations merupakan kegiatan Public Relations dalam upaya memelihara hubungan dengan baik dengan masyarakat atau komunitas perusahaan itu berdiri. Organisasi bisnis tak lagi memandang dirinya sebagai institusi ekonomi belaka melainkan juga merupakan institusi sosial. Karena itu organisasi bisnis pun mulai bersentuhan dengan persoalan – persoalan yang secara langsung tidak ada kaitannya dengan kegiatan bisnis. Adapun perumusan masalah yang akan dijelaskan adalah untuk mengetahui bagaimana strategi Community Relations yang dilakukan oleh PT. GMF AA dalam membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar tempat perusahaan tersebut berdiri. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskritif dengan pendekatan kualitatif, maksud dari penelitian deskritif ini adalah hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus , teknik pengumpulan data dengan indepth interview. Hasil dari penelitian ini adalah PT, GMF AA telah melakukan strategi Community Relations berdasarkan pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan aksi komunikasi dan evaluasi. Hingga terbentuknya taman baca Planet Baca. Adapun saran dari penelitian agar kegiatan Community Relations ditingkatkan tidak sebatas kegiatan belajar – mengajar dan meningkatkan partisipasi komunitas secara langsung tidak hanya sebatas kepada tokoh masyarakat saja.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil, alamin. Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “ STRATEGI COMMUNITY RELATIONS PT. GMF AA ( Garuda Maintenance Facility Aero Asia) DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT SEKITAR” Penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Mengingat hanya Allah SWT yang Maha Sempurna penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan untuk perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan, semangat dan bimbingan serta petunjuk dalam penulisan skripsi ini khususnya kepada : 1. Bapak Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. selaku pembimbing pertama , atas bimbingannya dan masukan – masukan yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat belajar, mengerti, dan memahami masalah yang penulis teliti.
2. Ibu Emilia Bassar S.Sos, M.Si selaku pembimbing kedua atas bimbingannya selama ini kepada penulis, sehingga penulis dapat belajar, mengerti dan memahami masalah yang penulis teliti. 3. Dra Ida Anggraeni, SS, M.Si selaku pembimbing akademik yang memberi saran dan masukan selama ini. 4. Ibu Marhaeni Fajar K, S.Sos, M.si selaku Ketua Bidang Studi Humas Universitas 5. Bapak Dwi Prasmono Adjie selaku Kepala TSC PT GMF AA 6. Bapak Muhammad Aviv selaku Kepala Staff TSC PT GMF AA beserta staf – stafnya. 7. Bapak Nursidi dan Bapak Syarief selaku warga pintu Kapuk Bojong Renged 8. Seluruh warga lingkungan Bojong Renged yang membantu penulis dalam mengumpulkan data 9. Bapak Akp Faturrahman Kanit Reserse Narkoba Polda Manado 10. Bapak Kompol Piot Ginting Ditdokpol Polda Manado 11. Ibu Ipda Dewi Kanit Lantas Polda Manado 12. Kedua Orang tua ku yang telah memberikan pengorbanan, kebaikan baik bersifat moral maupun materil dan doa serta semangat yang telah berikan. Semoga kelak saya dapat memberikan harapan – harapan yang Bapak dan Ibu serta membuat mereka bangga 13. Keluarga besar ku Bolang, Nondong, Bibi Nurliana, Patengah Thamrin, Patengah Hendri dan semuanya di Binjai , Medan.
14. Untuk Abangku Iman, Nina , Reza, Kiki, terima kasih atas dukungan dan bantuannya 15. Untuk kawan rumah Agung, Erik, Nita Putri, Dimas, dan Kawan – kawan ontel, Mba Sri Rental Mercu Buana yang telah membantu pengetikan skripsi
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membuat skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2008
Radius Irvan SD.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBARPENGESAHAN .................................................................... ............... i ABSTRAKSI..........................................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1 1.2 Perumusan masalah...............................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5 1.3.1 Signifikasi Akademis...........................................................5 1.3.2 Signifikasi Praktis................................................................5
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Komunikasi.........................................................................6 2.2. Proses Komunikasi .......................................................................... 7 2.3. Fungsi dan Peran Humas ................................................................. 13 2.3.1 Fungsi Humas.......................................................................... 10 2.3.2 Peran Humas............................................................................ 14
ix
2.4. Khalayak Public Relations................................................................ 15 2.4.1 Khalayak Internal .................................................................... 16 2.4.2 Khalayak External ................................................................... 18 2.5. Strategi Community Relations ......................................................... 19 2.6. Definisi Community Relations ......................................................... 21 2.6.1 Kegiatan Community Relations ............................................... 25 2.6.2 Manfaat Community Relations ................................................ 26 2.7. Media Community Relations ........................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian ....................................................................... 30 3.2 Metode Penelitian................................................................................ 31 3.3 Nara Sumber ..................................................................................... 31 3.4 Definisi Konsep ................................................................................ 32 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33 3.6 Fokus Penelitian................................................................................... 34 3.7 Teknik Keabsahan Data .................................................................... 35
BAB IV SEJARAH PT. GMF AA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Sejarah PT. GMF AA ....................................................................... 36 4.2. Hasil Penelitian ............................................................................... 47 4.2.1 Kegiatan Community ............................................................... 48 4.2.1.1. Pengumpulan Fakta ..................................................... 49
x
4.2.1.2 Perumusan Masalah ...................................................... 51 4.2.1.3 Perencanaan dan Pemograman ..................................... 52 4.2.1.4 Aksi dan Komunikasi ................................................... 55 4.2.1.5 Evaluasi ....................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN 5.1
Kesimpulan…………………………………………………...... 63
5.2
Saran………………………………………………………........ 63 5.2.1 Saran Akademis…………………………………….......
64
5.2.2 Saran Praktis.................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
1
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Hubungan dialektis antara organisasi bisnis dan komunitas banyak mengubah praktek bisnis yang dijalankan berbagai perusahaan. Salah satu di antaranya perubahan praktik community relations yang dijalankan organisasi bisnis. Community relations tak lagi dijalankan untuk kepentingan organisasi bisnis belaka seperti untuk mendapatkan laba dan meminimalkan risiko gangguan dari komunitas, melainkan organisasi bisnis diajak untuk terlibat langsung menangani permasalahan yang muncul pada komunitas. Perubahan tersebut kemudian semakin menemukan bentuknya, tatkala konsep tanggung jawab sosial korporat diimplementasikan. Organisasi bisnis tak lagi memandang dirinya sebagai institusi ekonomi belaka melainkan juga merupakan institusi sosial. Karena itu, organisasi bisnis pun mulai bersentuhan dengan persoalan- persoalan yang secara langsung tidak ada kaitannya dengan kegiatan bisnis seperti lingkungan hidup, pengembangan masyarakat, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Tetapi intinya muncul kesadaran untuk menjaga keberlanjutan organisasi. Keberhasilan tersebut tak dapat diwujudkan bila organisasi bisnis hanya memandang dirinya sebagai institusi ekonomi belaka Hubungan antara organisasi dan komunitas lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab organisasi. Nilai-nilai sosial tersebut muncul dalam bentuk mulai meningkatnya perdebatan tentang isu-isu sosial. Akibatnya, organisasi
2
dituntut untuk mematuhi tanggung jawab hukum yang baru. Berbeda dengan sebelumnya, khususnya sekitar revolusi industri. Pada sisi lain, ekspetasi publik terhadap organisasi bisnis agar secara sosial memiliki akuntabilitas terasa semakin meningkat. Mencuatlah isu-isu sosial seperti memberikan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan, soal pendidikan dan modal usaha. Dengan begitu, organisasi jadi dipandang dari dua sisi. Sebagai lembaga yang mencari keuntungan, organisasi bisnis dipandang sebagai sebagai lembaga ekonomi. Namun, pada sisi lain, organisasi dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat. Dengan demikian, organisasi dituntut untuk menjalankan kedua peran tersebut. Konsep tangggung jawab sosial korporat sendiri melahirkan tantangan bagi para praktisi public relations. Melalui konsep ini, citra atau reputasi organisasi harus diikhtiarkan agar tetap terjaga dalam membina hubungan dengan komunitas. Community relations sebagai salah satu publik sasaran dari kegiatan eksternal public relations yang harus diperhatikan dan dijaga kerharmonisannya dengan berbagai macam kegiatan community relations agar terciptanya kemaslahatan kedua belah pihak. Komunitas sebagai kelompok pertama yang mengalami dampak negatif dari kegiatan suatu perusahaan, kelompok pertama pula yang mengalami pencemaran polusi udara, polusi air, polusi tanah, yang semua itu dapat membawa petaka bagi kehidupan masyarakat sekitar perusahaan atau pabrik.
3
Menciptakan community relations memiliki peranan yang sangat signifikan bagi kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa community relations merupakan suatu sistem satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Community relations dapat dipandang sebagai penyedia sumber daya perusahaan, pendukung kenyamanan dan keamanan berusaha, sumber informasi bagi kemajuan usaha atau keadaan geografi keadaan wilayah tersebut, penyambung akses perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bila suatu ketika dapat berubah menjadi serangan yang dapat merugikan perusahaan seperti pengrusakan, penjarahan, menteror, atau membuat segalanya menjadi tidak aman dan nyaman, dikarenakan tidak terpenuhinya keinginan komunitas. Adapun berbagai macam kegiatan community relation yang biasa dilakukan oleh suatu perusahan bisnis sekaligus sebagai intitusi sosial antaranya ialah dari segi pendidikan, perusahaan biasanya memberikan program bea siswa bagi masyarakat yang kurang mampu, memperbaiki gedung-gedung sekolah yang tidak
layak,
memberikan
kesempatan
untuk
magang
agar
dapat
meimplementasikan, membangun taman bacaan. Dari segi ekonomi perusahaan memberikan modal untuk kegiatan UKM, memberikan kesempatan bekerja, memberi pelatihan ketrampilan, dan yang tidak kalah penting ialah dari segi kesehatan dimana perusahaan memberikan pengobatan gratis, sunat massal dan mensosialisasikan pentingnya hidup sehat dan bersih. Begitu pula perusahaan yang melakukan kegiatan community relations ialah anak perusahaan Garuda yakni PT GMF AA( Garuda Maintenance facility
4
Aero Asia). Berdasarkan visi, misi dan objektive perusahaan yang tertulis bahwa PT GMF AA sangat berkomitmen untuk menjadi salah satu perusahaan yang memperhatikan lingkungan eksternalnya.1 Karena berpendapat bahwa keberadaan perusahaan semula telah mengambil lahan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang pindah kepinggiran karena tanah mereka telah diubah fungsikan. Sehingga mereka melakukan unjuk rasa. Inilah yang melandasi perusahaan tersebut untuk melakukan kegiatan sosial dengan menjalankan program community relations. Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka langkahlangkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. PR di sini lebih dimaknai sebagai
kegiatan organisasi dan proses
komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publiknya dengan beberapa pendekatan yang dilakukan agar tujuan tercapai dengan efektif. Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalanpersoalan sosial yang nyata yang dihadapi komunitas sekitar perusahaan. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha mengidentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan, dalam hal ini fokusnya adalah permasalahan yang dihadapi komunitas yakni mengatasi kehidupan yang ironis yang menerpa masyarakat sekitar perusahaan PT GMF Aero Asia. Dampak penyelesaikan dari masalah yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh perusahaan,
1
Buku Panduan GMF AA
5
mengingat program-program community relations pada dasarnya dikembangkan untuk kemaslahatan bersama organisasi dan komunitas . I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis di dalam penelitian ini adalah: Bagaimana strategi community relations PT.GMF Aero Asia dalam membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar. I. 3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana strategi community relatios PT GMF Aero Asia dalam membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar. I. 4 Signifikasi Penelitian I.4.1 Signifikasi Akademis Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang humas bahwa hubungan antara perusahaan dan komunitas (community relations) merupakan wujud tanggung jawab perusahaan. I.4.2 Signifikasi praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi PT GMF AA sebagai acuan atau referensi dalam mengatasi masalah ataupun dalam rangka meningkatkan program kegiatan membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Asia.
6
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian
kata
komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
yaitu,
“communication” yang memiliki arti pemberitahuan atau pertukaran pikiran dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur persamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian antara komunikator dengan komunikan.2 Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yaitu suatu proses melalui seseorang (komunikator menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah
atau
membentuk
perilaku
orang-orang
lain
(khalayak).
Sedangkan Gabner, komunikasi adalah “sebuah tindakan terhadap orang lain, sebuah interaksi dengan orang lain dan sebuah reaksi terhadap orang lain”. Maksudnya adalah suatu kegiatan pemindahan informasi, gagasan, sikap dari seorang kepada orang lain. Mengenai tujuan komunikasi, Onong Uchjana Effendi menyatakan ada empat hal yaitu: social change, social participations, attitude change, opini change, behaviour change.3 Komunikasi dalam konteks
masalah
ini
adalah
suatu
proses
penyampaian isi pesan berupa informasi atau hiburan lewat media internal dalam bentuk sistem penyiaran langsung maupun tidak langsung. Adanya kegiatan komunikasi maka akan dapat merubah adanya perubahan sosial 2 3
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992, Hal 48 Ibid, Hal 49
7
partisipasi sosial, dapat terlihat perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok, adanya perubahan pendapat\ hasil pikiran seseorang dan juga dapat merubah sikap.
2.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan adanya (feedback) untuk mencapai saling pengertian ( mutual understanding) antara kedua belah pihak. a. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Wilbur Schram, seorang ahli komunikasi kenamaan dalam karyanya,”Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan ( frame of ference). Menurut Schram, bidang pengalaman (Field of Experience )merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Umpan balik positif adalah tanggapan atau response atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan
8
komunikatornya sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya.4 b. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televisi, film, umpan balik akan terjadi. Dengan lain perkataan, komunikator mengetahui tanggapan komunikan-jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Pentingnya peran media dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan, misalnya surat kaba, radio, televisi, internet merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya. Dari pemahaman proses komunikasi di atas, dapat ditarik unsur pokok yang berpijak pada “ paradigmatic komunikasi” yang terkenal dan ditampilkan oleh Harold D. Lasswell yang berbunyi, “who says what in which channel to whom with what effect”. Komponen-komponen komunikasi tersebut di atas berkorelasi secara fungsional dan kalau dijabarkan unsur-unsurnya sebagai berikut: Who says (siapa mengatakan), says what ( mengatakan apa), message (pesan), in which channel (melalui saluran apa) to whom ( kepada siapa), with effect (dengan effect apa). Model ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan 4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994, Hal 10
9
( komunikator) mempunyai keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima ( komunikan) karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persepsi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat positif maupun negatif.5 Pendapat Lasswel ini dikenal juga dengan model proses komunikasi S-M-C-R-E. Apabila digambarkan dalam model proses komunikasi Laswwel adalah sebagai berikut: Model ProsesKomunikasi S-M-C-R-E6
Source (Sumber)
Message (Pesan)
Channel (Media)
Receiver (Penerima)
Effects (Efek)
Jika dijabarkan kedalam kegiatan Public Relations 1. PR sebagai komunikator menyampaikan pesan-pesan organisasi atau perusahaan yang sekaligus bertindak sebagai moderator antara perusahaan dengan publik. Misalnya mempersuasif publik, memberikan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan menjadikan publik percaya pada organisasi atau perusahaan.
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994. Hal 22 6 Ibid. hal 63
10
2. Pesan merupakan sesuatu yang disampaikan komunikator melalui teknikteknik komunikasi dan media yang dipilih,berupa ide, gagasan, informasi, kegiatan tertentu agar diketahui, dipahami, dan dimengerti. 3. Media merupakan alat unutk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Beberapa media PR yang lazimdigunakan sebagai berikut: (1) media pers, surat kabar, majalah dan media cetak lainnya yang beredar umum maupun dikalangan khusus (2) audio visual, slide, kaset video atau berupa film-film dokumenter (3) radio, baik yang berskala lokal maupun nasional (4) Televisi (5) pameran merupakan media yang umum digunakan dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR dan juga untuk memperkenalkan suatu produk baru ( 6) Barang-barang cetakan dan lainnya. 4. Komunikan publik yang menjadikan sasaran dalam komunikasi secara langsung atau tidak 5. Efek ( dampak) merupakan respon atau reaksi setelah proses komunikasi tersebut berlangsung yang bisa menimbulkan umpan balik yang berbentuk positif atau sebaliknya negatif. Hal tersebut tergantung dari korelasi logis dari bauran komponen komunikasi. Misalnya berhasil atau tidaknya komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan melalui media yang sudah dipilih dan seleksi. Jika berhasil, maka kegiatan komunikasi PR dalam mencapai tujuannya. Misalnya pemahaman publik sasarannya. Jika tujuannya tidak tercapai, mungkin salah satu komponen tidak bekerja dengan baik.
11
2.2 Definisi Public Relations Banyak definisi Public Relations yang ditulis oleh para pakar kehumasan. Akan diuraikan beberapa diantaranya untuk disimpulkan. Menurut Jefkins7, Public Relations ialah: “Upaya serba terencana dan dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik serta sikap saling pengertian yang bersifat timbal balik antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” Dilain pihak, Onong Effendi menetapkan dua aspek hakiki yang harus melekat pada PR. Apabila tidak ada kedua aspek ini, maka kegiatan tersebut bukanlah PR. Kedua aspek tersebut ialah, pertama, sasaran PR adalah publik intern dan ekstern. Kedua, kegiatan PR adalah komunikasi dua arah timbal balik (two ways traffic communications). John E. Marston memberikan definisi humas yang sangat umum yaitu “Public Relations is planned, persuasif communications designed to influence significant public.”8 Pengertian yang diambil ialah bahwa, humas merupakan suatu kegiatan yang terencana dengan menggunakan pendekatan komunikasi tertentu. Kegiatan yang dijalankannya itu bertujuan untuk mempengaruhi khalayak sasaran Definisi humas selanjutnya diberikan oleh Philip Lesley menurutnya “Public Relations is a mean to achieve mutual adjustment between institution and group, stabilishing smoother relationship that benefit the public.”
7 8
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi ke-4, Jakarta, PT Erlangga, 1996.Hal 9 Ibid, Hal 12
12
Humas merupakan suatu fungsi untuk mencapai saling pengertian antara institusi dan kelompok. Kelompok tersebut ialah kelompok yang interest dengan organisasi. Howard Bonham memberikan definisi humas yang dikutip Oemi Abdurahman yaitu “ Humas sebagai suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik tehadap seseorang atau organisas”9 Seperti yang dikemukakan SK10 Bonar ialah “untuk membina dan memperoleh suatu kepercayaan, pengertian dan penghargaan dari suatu lembaga atau instansi dan khususnya masyarakat yang menjadi publik sasaran” Oleh karena itu diharapkan humas dapat menciptakan suatu opini publik yang menguntungkan bagi perusahaan dengan membina suatu hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat atau sebaliknya, melalui komunikasi timbal balik dalam upaya menciptakan saling menghargai, pengertian, mempercayai dan toleransi. Pemikiran SK Bonar diatas diperkuat lagi oleh J.C Hoofman yang menyatakan bahwa, “dalam upaya membangkitkan opini publik yang positif terhadap suatu badan publik, maka seharusnya publik diberi penerangan yang komprehensif serta obyektif mengenai kegiatan yang menyangkut kepentingan badan tersebut. Konsekuensinya diharapkan akan timbul pengertian bahwa pendapat dan saran dari publik seyogyanya harus diperhatikan dan dihargai”.11 Pada dasarnya keberadaan humas diperusahaan atau organisasi berarti menyangkut kepentingan perusahaan tersebut dan publiknya dalam mencapai 9
Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung, PT Citra Aditya Bakti.1995, Hal 46 10 SK Bonar, Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta, Hal 25
13
tujuan yang diinginkan. Tujuan akhir yang diinginkan ialah respon yang positif terhadap perusahaan. Humas dapat diibaratkan sebagai jembatan antara perusahaan dengan publiknya. 2.3
Fungsi dan Peran Humas
2.3 1. Fungsi Humas Humas didalam suatu organisasi atau perusahaan sangat berperan penting dalam mempertahankan atau meningkatkan citra perusahaan. Aktivitas Humas merupakan bagian tersendiri didalam disiplin komunikasi terapan kehumasan. Humas menjalankan fungsi dan peranan dijajarkan masing-masing lembaga atau organisasi.Peranan Humas dalam struktur organisasi yang lebih luas, memberinya kesempatan yang besar untuk bertindak sesuai dengan fungsinya. Fungsi utam humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya,baik publik intern maupun publik ekstern dalam rangka menanamkan pengertian,menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.12 Menurut pakar Humas, Cutlip & Center fungsi dari humas itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan pihak publiknya sebagai khalayak sasarannya. 12
Rachmadi F, Pyblic Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum 1994 hal 21
14
3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang mewakili atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbangan yang diwakilinya atau sebaliknya. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi komunikasi, publikasi, serta pesan dari lembaga atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercipta hubungan baik kedua belah pihak.13
2.3.2 Peranan Humas Untuk menjalin komunikasi yang harmonis antara organisasi dengan publikn ya bukanlah sesuatu yang mudah, karena itulah peranan Humas didalam suatu wadah seperti perusahaan atau organisasi dalam rangka menciptakan kerjasama yang baik yang didasari oleh hubungan yang harmonis, mencakup kepada arti: 1. Humas harus menciptakan kerjasama diantara publik yang mempunyai kepentingan. 2. Humas harus dapat menumbuhkan saling pengertian diantara pihak yang mempunyai kepentingan. 3. Humas harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama diantara publik yang berkepentingan.
13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations, Grafindo Jakarta 1999, Hal 20
15
Didalam aktivitasnya, Humas melaksanakan dua fungsi, yaitu fungsi internal
dan
fungsi
eksternal.Humas
intern
berfungsi
untuk
menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan kerja atau perusahaan, membangkitkan gairah kerja dan dapat menggugah loyalitas kerja dalam diri karyawan.Sementara Humas ekstern, upaya mempengaruhi khalayak atau publik agar mereka melakukan apa yang menjadi tujuan humas. 2.4 Khalayak Humas Publik atau khalayak, menurut ilmu komunikasi disebut dengan audience adalah sasaran setiap organisasi Humas, baik yang bertujuan mencari keuntungan (profit making) maupun yang tidak bertujuan mencari keuntungan (non profit). Khalayak luar sebagai sasaran kegiatan Humas disebut dengan target audience atau khalayak sasaran. Khalayak itu sendiri dibagi dua, yang dikenal khalayak dalam, yaitu mereka yang bekerja di dalam suatu organisasi. Sementara yang lainnya disebut dengan khalayak luar atau eksternal public ,orangorang yang terdapat di luar perusahaan.14
14
Mahmud Mahidin, Pengantar Hubungan Masyarakat. Jakarta Universitas Terbuka, 1993 hal 6
16
2.4.1 Khalayak Internal Khalayak internal adalah publik atau pihak-pihak yang berada didalam suatu perusahaan atau organisasi.Unsur-unsur dalam khalayak internal adalah sebagai berikut: 1. Pemegang saham Pemilik mempunyai peranan yang sangat besar karena walaupun sudah go public, mayoritas saham masih dikuasai oleh pemilik lama.Tugas seorang
Humas
adalah
memahami
karakter
pemilik
beserta
keluarganya dan bersamaan dengan itu menanamkan pemahaman kepadanya tentang ruang lingkup pekerjaan Humas. Aktifitas komunikasi dengan pemegang saham: a. Komunikasi formal, rapat pemegang saham (penyampaian laporan perkembangan organisasi) serta peluang usaha organisasi. b. Komunikasi informal, undangan acara-acara organisasi 2. Investor Investor relations , merupakan kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan disiplin ilmu komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada investor dan calon investor/ a. Menyediakan informasi bagi pasar modal, sehingga harga atau nilai saham perusahaan dapat mencerminkan nilai dan harapan pendapatan di masa mendatang.
17
b. Memelihara kepercayaan, citra dan likuiditas saham perusahaan (emitem), yang diperdagangkan di pasar bursa. c. Menjaga hubungan baik dengan pasar modal (BEJ dan BES), rekan bisnis, kreditor, para pedagang perantara. 3. Manajer dan top eksekutif a. Manajer merupakan sumber berita majalah bisnis dan ekonomi, pendapatnya sering diminta oleh pers berkaitan dengan peristiwa ekonomi makro, reaksi pesaing dalam industri dan kegiatan perusahaan itu sendiri. b. Manajer
ialah
sasaran
pembajakan
bagi
perusahaan
lain.
Kedekatannya dengan pers atau instansi pemerintah mengangkat nilai manajer tersebut dalam bursa head hunter,. Dalam sektor perbankan, hubungan yang baik antara seorang mantan manajer dengan almamater banknya merupakan hal yang penting. 4. Karyawan Alasan perlunya menjalin hubungan baik dengan karyawan adalah 1. Karyawan adalah ujung tombak perusahaan 2. Jumlahnya terbesar dan secara struktural kedudukannya rendah dan lemah, sehingga mereka membutuhkan dukungan untuk kepentingan mereka. 3. Tingkat pendidikannya rendah, sehingga mereka mudah dipicu 4. Sumber suara potensial di dalam pemilihan umum. 5. Sumber simpati dari pers dan media
18
2.4.2 Khalayak Eksternal Publik Eksternal adalah orang-orang atau pihal-pihak yang berada di luar struktur
organisasi
dan
memiliki
kepentingan
langsung
maupun tak langsung dan diduga mempunyai kepentingan dengan organisasi. Unsur-unsur dalam publik eksternal: 1. Pelanggan a. Pelanggan merupakan aset perusahaan yang paling berharga b. Sumber penjualan ulang dan sumber utam pelanggan baru. c. Biaya dan waktu yang digunakan lebih sedikit. 2. Masyarakat Merupakan kelompok orang yang bermukim atau mencari nafkah disekitar pabrik, kantor gudang, tempat pelatihan, tempat peristirahatan atau disekitar aset tetap perusahaan. Aktifitas hubungan dengan masyarakat a. Kunjungan ramah tamah ( manajemen ke komunitas atau sebaliknya komunitas sebagai tamu undangan ke perusahaan dalam suatu peristiwa. b. Pembuatan acara-acara hiburan atau sosial c. Mendirikan fasilitas umum 3. Pemerintah Alasan mengapa diperlukannya menjalin hubungan baik denganh pemerintah.
19
a. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk membuat peraturan, serta menentukan iklim usaha. b. Pemerintah dengan pendapatan dari masyarakat membantu menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung usaha, bisnis perusahaan 4. Media Hubungan dengan media mempunyai arti yang luas, yaitu mencakup semua media berita baik media cetak ( surat kabar, majalah) maupun media audio visual ( radio dan televisi ). Alasasn mengapa diperlukannya menjalin hubungan baik dengan media. a. Media massa mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi opini publik. b. Media juga mampu membentuk citra perusahaan c. Media sebagai alat untuk memberikan pengakuan masyarakat terhadap suatu lembaga. d. Media dapat digunakan sebagai agenda setting perusahaan dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
2.5 Strategi Community Relations Berdasarkan pendekatan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan community relations organisasi pun akan melalui tahapan-tahapan berikut.15
15
Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa, Bandung hal 80
20
1. Pengumpulan fakta Permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat cukup banyak.Mulai dari permasalahan pencemaran lingkungan, rendahnya tingkat pendidikan, minimnya dunia kerja. Kita bisa mengumpulkan fakta mengenai permasalahansosial dari berbagai sumber. Misalnya dari berita media massa, data stastik, obrolan warga masyarakat atau keluhan langsung dari warga masyarakat. 2. Perumusan masalah Masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat. 3 Perencanaan dan pemprograman Sesuatu yang akan terwujud atau terjadi kemudian hari itu adalah tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. 4. Aksi dan komunikasi Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak kegiatan community relations dalam konteks sasaran eksternal. Watak PR-nya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Seperti yang diketahui sebelumnya, PR pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis. Karena itu, dalam program community relations selalu
21
ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan pada komunitas, serta melalui media apa dan dengan cara apa. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut itu bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
2.6 Definisi Community Relations Wilbur J.Peak dalam karyanya, Community relations16 yang dimuat dalam lesly’s Public Relations Handbook, mendefinisikan hubungan dengan komunitas sebagai: “Community Relations, as apublic relations function, is a institution’s planned active and continuing participationwith and within a community to maintain and enchance its enveironment to the benefit of both the institution and community.” Terjemahannya adalah sebagai berikut : Hubungan dengan komunitas sebagai salah satu fungsi hubungan masyarakat merupakan partisipasi suatu lembaga yang terencana, aktif dan berkesinambungan didalam suatu komunitas untuk memelihara dan membina lingkungan demi keuntungan dua pihak, baik organisasi maupun komunitas. Definisi Peak itu menunjukan bahwa hubungan dengan komunitas berorientasi pada kegiatan yakni kegiatan yang dilakukan organisasi yang bersifat partisipasi yang memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. 16
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, h. 187
22
Kegiatan
ini
dilakukan
dengan
perencanaan
matang,
aktif
dan
berkesinambungan. Komunikasi dan evaluasi turut menentukan berhasil tidaknya hubungan dengan komunitas. Teknik komunikasi dan media yang akan digunakan bergantung pada komunitas yang terdapat di sekitar organisasi. Komunitas memiliki dinamikanya sendiri. Oleh sebab itu, kegiatan evaluasi perlu dilakukan secara intens. Komunitas yang terdapat di sekitar organisasi terdiri dari kelompok dan individu yang beragam dengan kepentingan yang berbeda, dilihat dari jenis kelamin, usia, sosial ekonomi, pendidikan, latar budaya dan lain-lain. Komunitas berubah karena interaksi antar individu dan kelompok secara dinamis, yang pada suatu ketika mengambil sikap bersama. Sikap ini tercetus dalam perilaku terhadap suaut organisasi berupa aksi, baik positif, maupun negatif. Apabila terjadi sesuatu yang dirasakan merugikan komunitas, maka sikap reaksi individu bisa menyatu menjadi sikap kelompok yang pada gilirannya berpadu menjadi sikap komunitas. Ada sikap komunitas terhadap organisasi teramat luas sehingga sulit terkontrol. Cutlip and Center dalam bukunya, Effective Public Relations, mengatakan bahwa dalam pelaksanaan hubungan dengan komunitas, penting diketahui apa yang didambakan komunitas bagi kesejahteraan, dan apa yang dilakukan organisasi unutk memenuhi harapan itu, dan nilai kontribusi tersebut yaitu: kesejahteraan komersil, lapangan kerja, fasilitas pendidikan yang memadai, hokum, ketertiban dan keamanan, perumahan dan fasilitas yang sesuai, kebutuhan berekreasi dan bekebudayaan, perhatian terhadap keselamatan
23
umum, penanganan kesehatan yang progresif, partisipasi kemasyarakatan. Sama halnya dengan ungkapan Wilbur Peak, Cutlip dan Center juga menitikberatkan pentingnya partisipasi yang nyata. Partisipasi organisasi dalam komunitas berkisar pada pemenuhan unsur-unsur diatas. Partisipasi dapat bermacam bentuk dan kegiatannya, sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Santoso S. Hamidjojo, Msc dan A. Iskandar dalan penerbitan khusus. P & K berjudul Beberapa Catatan tentang Partisipasi Masyarakat17 antara lain :partisipasi pendapat dalam berbagai pertemuan, anjangsana dan rapat, partisipasi tenaga dalam berbagai kegiatan, partisipasi materi, partisipasi ketetampilan dan partisipasi sosial. Dari paparan diatas, partisipasi tidak melulu berupa tenaga dalam menyelesaikan sesuatu karena selain tidak cukup waktu juga tidak efektif dan efisien. Dalam partisipasi pikiran, sosial, benda dan lain-lain. Bentuk partisipasi tidak begitu penting. Hal yang terpenting adalah organisasi berpartisipasi. Pentingnya partisipasi sebagai pelaksanaan hubungan komunitas adalah sebagai perwujudan kebijakan bertetangga. Bertetangga yang baik berarti memiliki bantuan terdekat di saat mengalami kesukaran atau musibah. Hakikat hubungan dengan komunitas adalah menitipkan diri pada masyarakat sekitar agar saling menjaga. Harapan yang didambakan itu tidak akan terjadi bila masyarakat tidak merasa diperhatikan. Untuk mengetahui kepentingan masyarakat, perlu pengakraban diri, tidak hanya pihak humas, namun juga pimpinan. Kedekatan 17
Santoso S. Hamidjojo dan A. Iskandar, Beberapa Catatan tenteng Partisipasi Masyarakat,Dekdikbud ,1998 h. 3
24
saling mengenal ini akan memudahkan penyelesaian suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Jadi komunikasi sangat berperan dalam hal ini. Pentingnya komunikasi dalam pembinaan hubungan dengan komunitas antara lain untuk menyakinkan partisipasi baik benda, materi, tenaga, pikiran, maupun keterampilan komunitas terhadap kegiatan organisasi. Kegiatan sosial seperti peringatan Proklamasi, hari besar dan hari raya agama, perlombaan, kerja bakti dan lain-lain.Dari segi pendidikan, kegiatan tersebut ialah memperbaiki gedung-gedung sekolah, memberikan bea siswa bagi mereka yang tidak mampu, memberikan kesempatan untuk magang. Dari segi ekonomi, kegiatan berupa pemberian modak UKM, kemitraan, memberikan ketrampilan. Oleh sebab itu, hubungan dengan komunitas perlu dioperasionalkan setiap tahunnya dengan program, anggaran yang jelas lengkap dengan antisipasi terhadap persoalan yang mungkin muncul. Mengingat pentingnya hubungan dengan komunitas, maka komunitas itu perlu diidentifiksikan dengan tujuan mengenal kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran kegiatan kehumasan yang tepat, menyiapkan pesan yang komunikatif, informatif dan persuasif. Jika komunitas tidak diidentifikasi, maka akan timbul kerugian seperti segenap usaha dana yang dikeluarkan menjadi tidak efektif dan efisien, pesan yang dikirimkan tidak dimengerti sebagaimana mestinya, jadwal kegiatan terganggu, tujuan yang hendak dicapai luput dari jangkauan.
25
Oleh sebab itu, PT GMF AA sebagai organisasi bisnis membina hubungan baik dengan anggota komunitas dimana ia berada. Pendukung terbesar sebuah organisasi kemungkinan besar adalah orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
2.6.1 Kegiatan Community Relations Kegiatan community relations merupakan langkah-langkah yang sangat efektif dalam menjalin hubungan harmonis dan efektif guna menerapkan upaya tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar yang sangat berperan dalam tingkat kesuksesan suatu perusahaan dan sekaligus merupakan sasaran dari khalayak eksternal Publik Relation. Jefkin, menganalogikan bahwa community relations ialah “komunitas sebagai tetangga. Bila diperlakukan dengan baik maka akan menjadi kawan dan bila diperlakukan buruk bisa menjadi lawan”18 Beberapa contoh konkret membangun hubungan dalam program community relations ialah memberikan bantuan untuk keluarga-keluarga berpendapatan rendah dan sedang, memberikan pelatihan ketrampilan pada masyarakat
sekitar
atau
menunjang
kepentingan-kepentingan
budaya,
sponsorship, pendidikan berupa pemberikan bea siswa, membangun gedung sekolah, memberi kesempatan magang, kesehatan berupa sunatan massal, fogging, pengobatan gratis. Dari segi ekonomi bisa berupa mengembangkan hubungan yang bersifat kemitraan antara perusahaan dan komunitas, juga berupa modal dalam bentuk UKM dan memberikan kesempatan kerja, 18
Frank Jefkins, Public Relations Edisi ke4. PT Erlangga 1996 Hal 11
26
2.6.2 Manfaat community relations Manfaat komunitas pada organisasi19 1. Reputasi dan citra perusahaan organisasi yang lebih baik 2. Lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. Memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal 4. Keamanan yang lebiah besar 5. Infrastruktur dan lingkungan sosioekonomi yang lebih baik 6. Menarik dan menjaga personel berkaliber tinggi 7. Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa 8. Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi Manfaat organisasi pada komunitas 1. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan 2. Pendanaan investasi komunitas, pengembangan infrastruktur 3. Keahlian komersial 4. Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat 5. Representatif bisnis sebagai juru promosi
2.7 Media community relations Menurut Frazier moore,20 media yang efektif digunakan dalam program community relations ialah sebagai berikut: 1. Gelanggang terbuka dan wisata perusahaan atau pabrik Cara yang efektif untuk memberikan informasi kepada komunitas yang berkepentingan 19
dengan
bisnis adalah dengan mengundang mereka
Op cit Hal 75 Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2004 Hal 428 20
27
mengunjungi pabrik atau perusahaan untuk menyaksikan kegiatannya (Open House). Wisata pabrik dapat memperlihatkan dengan menyakinkan bahwa suatu perusahaan menaruh perhatian kepada kesejahteraan karyawan.Hal itu memberikan gambaran bisnis yang tepat kepada komunitas dan karenanya merupakan suatu cara yang efektif dalam membina pengertian 2. Pertemuan dengan pemuka pendapat Untuk meningkatkan pengertian yang lebih baik mengenai kebijakan perusahaan, banyak perusahaan mengadakan pertemuan dengan pemuka komunitas sekitar pabrik atau perusahaan bisnis, seperti guru, pendeta, pejabat, sesepuh, ketua adat. 3. Kunjungan para pengusaha ke lembaga-lembaga komunitas Atas undangan organisasi sekolah dan pelayanan sosial, para pelaksana bisnis mengunjungi lembaga-lembaga komunitas untuk mengetahui pekerjaan dan masalahnya 4. Iklan Iklan surat kabar kelembagaan merupakan salah satu media pokok komunikasi dengan orang-orang dalam komunitas pabrik atau perusahaan. Surat kabar ini mencapai sebagian besar komunitas dengan harga per pembaca yang terhitung murah. Meskipun surat kabar merupakan media massa, iklan surat kabar menawarkan tingkat selektivitas pembaca yang masuk akal melalui pemilihan surat kabar, posisinya pada surat kabar itu, dan jadwal penyiaran. Juga memperkenalkan seorang pemasang iklan
28
untuk mengkhususkan pada suatu komunitas tertentu untuk mencapai satu bagian khusus dari komunitas umum 5. Publisitas Publisitas merupakan unsur hubungan komunitas yang amat penting. Hubungan pribadi dengan kerabat kerja surat kabar, televisi dan radio setempat amatlah berguna bagi manajer pabrik atau kepala hubungan komunitas
untuk
menjamin
publisitas
setempat.
Juga,
publikasi
perusahaan yang disebarkan kepada pemuka pendapat tertentu merupakan media nyata untuk jenis-jenis publisitas tertentu. Bagian hubungan masyarakat pada kantor pusat mempersiapkan siaran berita yang berasal dari kantor induk dan langsung mengirimnya ke media setempat. Beritaberita pabrik tentang bangunan baru, personel, keamanan, hubungan karyawan promosi, pemindahan dan masalah lainnya demi kepentingan setempat dipersiapkan oleh kepala hubungan komunitas setempat. Bagian hubungan masyarakat kantor pusat mempersiapkan buku pedoman publisitas untuk menunjukkan kepada para kepala hubungan komunitas pabrik bagaimana menyajikan berita dan mempersiapkan siaran berita yang dapat diterima oleh redaktur dan pengarah berita pada media setempat.
6. Pidato umum
29
Komunikasi lisan yang resmi dangan komunitas pabrik atau perusahaan berbentuk pidato umum yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dihadapan perkumpulan kemasyarakatan setempat, kelompok para pertemuan makan siang, himpunan professional, majelis sekolah, serta organisasi kerohanian dan persaudaraan. Bagian hubungan komunitas dapat diserahi tanggung jawab mendirikan biro ahli pidato. 7. Kunjungan para pengusaha ke lembaga-lembaga komunitas Atas undangan organisasi-organisasi sekolah dan pelayanan sosial, para pelaksana bisnis mengunjungi lembaga-lembaga komunitas ini untuk mengetahui pekerjaan dan masalahnya. Pada business educations day, para pelaksana bisnis kembali ke sekolah sebagai tamu pemimpin sekolah untuk jamuan makan siang dan membicarakan berbagai masalah sekolah dan rencana pembangunan masa mendatang. 8. Film Pertunjukan film dan slide yang
menggambarkan berbagai aktivitas
perusahaan merupakan media informasi dan pendidikan yang penting. Film yang menggambarkan sejarah perusahaan, proses pemabrikan, penelitian, kondisi pekerjaan dan bangunan pabrik dipertunjukan kepada organisasi sekolah, perkumpulan kemasyarakatan.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe/ Sifat Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara
terperinci
menganalisisnya
fenomena serta
sosial
tertentu
dan
menginterpretasikan melalui
kemudian data
yang
terkumpul. Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, akan tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu agar bisa menggambarkan secara tepat fenomena sosial tersebut.21 Menurut Mohammad Nazir22 mengemukakan bahwa tipe deskriptif sebagai suatu tipe dalam penelitian status, sekelompok manusia, suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dihubungi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif lebiah menekankan pada pencarian struktur hubungan yang ada dalam masyarakat, pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisa yang sifatnya mendalam. 21 22
Lexy Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya. Bandung. 2004 Hal 2 Mohammad Nazir, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta 1998. Hal 63
31
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih oleh penulis adalah metode penelitian yang bersifat study kasus ( case study ) yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Study kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk meneliti, memberi gambaran secara lengkap dan menjelaskan secara realita keadaan suatu perusahaan khususnya PT GMF AA dalam menyelenggarakan strategi community relations dan langkahlangkahnya.23 3.3 Nara sumber/Key Informan Penentuan nara sumber yang purposif yaitu dengan memilih orangorang tertentu, karen dianggap memiliki kriteria berdasarkan nilai-nilai tertentu mewakili signifikani. Nara sumber ini didasarkan atas orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan community relations. Mereka adalah sumber yang relevan bagi informasi dalam kegiatan community relations ini. A. Nara sumber/Key Informan Primer 1. Bpk Dwi Prasmono Adjie General Manager Corporate Communication/TSC Alasannya karena beliau adalah orang yang terlibat langsung dalam setiap
proses
kegiatan
community
relations
yang
telah
diselenggarakan oleh PT GMF AA 2. Bpk Mohammad Aviv Staf TSC PT GMF AA
23
Yin Robert K. Study Kasus ( Desain dan Metode) Raja Grafindo Persada. Jakarta 1997 Hal 1
32
Alasannya, beliau adalah Staf TSC yang menangani masalah administrasi kehumasan, menerima proposal berbagai kegiatan sebelum disetujui oleh pimpinan. Sebagai sentral dari arus komunikasi informasi. B. Nara Sumber/ Key Informan Sekunder ( Komunitas/Masyarakat sekitar) 1. Bpk Nursidi, beliau adalah orang yang dipercayakan masyarakat bojong reged untuk mengurusi kegiatan community relations setempat. 2. Bpk Safrie, beliau adalah ketua kepemudaan pembangunan daerah masyarakat bojongrenged. 3. Beberapa masyarakat yang tidak ingin diketahui identitasnya. 3.4 Defini Konsep 3.4.1 Strategi Community Relations Adapun langkah-langkah strategi community relations meliputi 5 tahap: 1. Pengumpulan fakta 2. Perumusan masalah 3. Perencanaan dan Pemprograman 4. Aksi dan Komunikasi 5. Evaluasi
3.5 Teknik Pengumpulan Data
33
Penelitian Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran. Data berasal dari wawancara dengan nara sumber yang terlibat secara langsung dalam proses penyelenggaraan Strategi Community Relations PT GMF AA dan wawancara dengan nara sumber perwakilan dari masyarakat penerima kegiatan community relations, Bpk Nursidi dan Bpk Safrie. Adapun nara sumber disini adalah: a. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam ( In depth interview ). Adapun nara sumber yang saya ambil yaitu Bpk Dwi Prasmono Adjie selaku General Manager TSC dan Bpk Mohammad Aviv selaku Staf TSC, serta perwakilan dari masyarakat Bojongrenged yakni Bpk Nursidi dan Bpk Syafrie. b. Data Sekunder Data
sekunder
digunakan
untuk
memperkuat
data
dalam
melengkapi penulisan, yaitu dengan melakukan study kepustakaan terhadap berbagai referensi, buku-buku, makalah kuliah dan dokunentasi dari Unit TSC
3.6 Fokus Penelitian
34
Secara strategis program community relations adalah perencanaan srategis yang bisa melahirkan dampak atau outcome bukan sekedar hasil atau output. Adapun langkah-langkah strategi community relations menurut Philip Lesly (1991) 1. Pengumpulan Fakta Fakta dapat diperoleh dari berbagai sumber misalnya dari media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat beserta keluhan-keluhan mereka dan dari fakta tersebut, maka akan didapatkan permasalahanyang sebenarnya misalnya permasalahan lingkungan, ekonomi. 2. Perumusan masalah Dalam merumuskan masalah yang akan ditangani melalui kegiatan community relations, haruslah masalah yang diperkirakan dapat diatasi melalui kegiatan dan program
tersebut.
Lebih
mendahulukan
masalah
yang
mendesakdan
memfokuskan pada komunikasi orgnisasi. 3. Perencanaan dan Pemprograman Rencana merupakan sebuah prakiraan yang yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatuyang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Setiap program diisi dengan kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkahlangkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 4. Aksi dan komunikasi
35
Menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan bagaimana. Sedangkan aksi sebagai sebagai implementasi program yang sudah direncanakan. 5. Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi itu dapat diketahui apakah program tersebut dapat dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan. 3.7 Teknik Keabsahan Data Analisa data kualitatif menurut ( Bogdan dan Biklen ) dikutip dari Lexy j. Moleong.” Adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengoordinasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain24” Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data secara triangulasi, yaitu teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam teknik ini berarti penulis membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil waancara.
BAB IV
24
Lexy Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya. Bandung 2004 Hal 243
36
SEJARAH PT GMF AA DAN HASIL PENELITIAN
4.1
Sejarah PT GMF Aero Asia Sejak tahun 1984 Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia telah beroperasi sebagai salah satu divisi penting di PT Garuda Indonesia yang menangani Maintenance and Repair Center pesawat terbang. Perkembangan GMF sangat signifikan, sehingga berkembang menjadi pusat perawatan dan perbaikan pesawat terbang ultra modern terbesar di asia. Pada tahun 1996 GMF terbagi menjadi dua divisi, yang pertama adalah Strategic Business Unit (SBU) yang bertanggung jawab untuk base, engine, dan component maintenance.Sedangkan divisi kedua yaitu Garuda engginering dan maintenance bertanggung jawab terhadap line maintenance,
engineering,
contact
management
dan
supplier
management. Adapun pembentukan kedua divisi ini bertujuan untuk menjaga availability on this performance pesawat-pesawat PT Garuda Indonesia. Selain bertanggung jawab atas kinerja pesawat terbang milik PT Garuda Indonesia, GMF dituntut pula untuk memberikan pelayanan perawatan dan perbaikan pesawat terbang kepada operator non PT Garuda Indonesia. Dan sebagai kelanjutan dari perkembangan fasilitas yang merupakan salah satu divisi dalam PT Garuda Indonesia pada tahun 2002
37
GMF resmi memisahkan diri (Spin Off) dari perusahaan induknya dan menjadi salah satu anak perusahaan dengan nama PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan berdiri di kawasan bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Bidang kerja PT GMF Aero Asia menyangkut pengadaan komponen penting pesawat terbang serta bidang lain yang terdiri dari: mesin pesawat, perawatan kabin pesawat, perawatan dan pengadaan perlengkapan keselamatan pesawat (life fest) ,pengecatan body pesawat dan jasa lainnya yang berhubungan dengan pesawat terbang. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia berdiri diatas area seluas 115 Ha, serta didukung oleh 2.486 tenaga kerja professional yang tersebar di sepuluh (10) kantor cabangnya di seluruh Indonesia dan tiga (3) perwakilannya di luar negeri, GMF juga memiliki beberapa fasilitas infrastruktur pendukung seperti: component workshop, engine workshop, gedung test cell, gedung water and waste management dan lain-lain. Keseluruhan fasilitas tersebut dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menjamin pelayanan serta kepuasan customer. Dalam meningkatkan pelayanan perawatan terhadap berbagai pesawat milikl berbagai perusahaan penerbangan, GMF telah memiliki sertifikasi dari berbagai lembaga antara lain:
1. DSKU (Direktorat Sertifikasi Kelayakan Udara) 2. TNI Angkatan Udara
38
3. FAA ( Amerika Serikat) 4. CAAS (Singapura) 5. DCA ( Nigeria) 6. CAAC ( Pakistan) 7. CAA (Bangladesh) 8. DOA ( Thailand) 9. Manufaktur (Litton, Rolls Royce, Honeywell) 10. JAA ( Japan) 11. GCAA (Ghana) 12. CAA Sudan( Sudan) 13. CAA Papua Nugini( Papua Nugini) 14. CAA South Africa ( South of Africa) Adapun customer dari PT GMF AA antara lain: A. Internasional 1. AIR NUGINI 2. GLOBAL AIR 3. CATHAY PASIFIC 4. BIZ AFRICA 5. PHUKET AIR 6. MK AIRLINES 7. SAHARA AIR 8. LOGISTIC AIR 9. IRAN ASSEMAN
39
10. LYBIAN ARAB AIRLINES 11. ANSETT 12. KABO AIR 13. ORIEN THAI AIRWAYS 14. KLM 15. AIR QUARIUS ( SOUTH AFRICA) 16. SKY AVIATION 17. YEMENIA PRESIDENTIAL 18. FINOVA B. Domestik 1. GARUDA INDONESIA 2. AIRFAST 3. BOURAQ 4. MANDALA 5. MERPATI NUSANTARA 6. PELITA AIR SERVICE 7. INDONESIAN AIRLINES 8. LION AIR 9. JATAYU 10. BATAVIA AIR 11. ANI PT 12. STAR AIR 13. REPEX
40
14. NURMAN AIR 15. BALI AIR 16. HIEBERT 17. INIDONESIA AIR ASIA Kegiatan Perusahaan GMF bergerak dibidang yang mempunyai kegiatan serta lingkup kerja: 1. Perawatan, perbaiakan dan overhaul untuk airframe, component dan engine pesawat. 2. Kalibrasi Tool dan Equipment 3. Pembuatan dan perawatan sarana pendukung pesawat 4. Engineering dan service Aspek Produksi Secara umum produk dan jasa GMF adalah sebagai berikut: 1. Perawatan pesawat terbang 2. Perawatan komponen kalibrasi 3. Perawatan engine dan APU (Auxiliary Power Unit) 4. Pembuatan dan sarana pendukung 5. Engineering dan service 6. Usaha-usaha lain yang mendapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. GMF menempati area seluas 115 Ha di sekitar bandara Soekarno Hatta Cengkareng dengan bangunan yang terdiri dari:
41
1. Hangar 1 Luasnya 21.450 m2, dapat menampung sekaligus dua buah pesawat berukuran sedang seperti MD 82. Hangar 1 dilokasikan untuk perawatan besar ( D dan E-Check) 2. Hangar 2 Luasnya 22.500m2, mempunyai kapasitas untuk menampung sekaligus tiga buah pesawat terbang berbadan lebar dan tiga buah pesawat berbadan kecil. Hangar 2 dilokasikan untuk perawatan berbadan lebar dan kecil 3. Hangar 3 Hangar ini diperuntukkan untuk perbaikan pesawat-pesawat berbadan besar. 4. Workshop 1 Dengan luas area 10.785 m2 dimanfaatkan untuk perbaikan overhaul berbagai macam komponen. Wokshorp ini merupakan bengkel untuk perawatan\perbaikan dari 1. Perlengkapan pelayanan kabin 2. Sheet Metal 3. Roda Pendarat 4. Proses Kimia 5. Machining 5. Workshop 2
42
Luas area11.814 m2 terdiri dari bengkel instrument, electronic, radio dan bengkel alat-alat aksesoris dan emergency. Workshop ini bertanggungjawab atas perawatn dan perbaikan alat-alat sistem komunikasi, navigasi,instrument di kokpit, termasuk alat perekam data kondisi penerbang awak pesawat di kokpit yang disebut Flight Data Record, voice recorder yang dikenal dengan istilah Black Box, 6. Bengkel Mesin Pesawat Terbang Bengkel ini bertugas untuk melaksanakan perawatan dan perbaikan mesin pesawat terbang termasuk pengujian kemampuannya sebagaimana diperlukan pada waktu tinggal landas, terbang, jelajah dan mendarat. Bengkel ini mempunyai peralatan lengkap yang diperlukan baik untuk perawatan dan perbaikan ringan maupun berat, terutama untuk mesi APU (Auxiliary Power Unit) yang dipakai pada pesawat berbadan lebar maupun kecil. Untuk mesin pesawat berbadan lebar ( A 300, DC 10, MD 11 dan B 747) masih dalam batas-batas perbaikan dan perawatan ringan sehingga pada penerbangan selanjutnya diharapkan akan mampu melaksanakan perawatan pada mesin dan APU ( Auxiliary Power Unit) untuk berbagai macam jenis pesawat.
7. Fasilitas pendukung lainnya
43
GMF memiliki fasilitas pendukung lainnya seperti gudang suku cadang, gedung serba guna, gedung pengolahan limbah serta gedung manajemen.Dan juga fasilitas pendukung lainnya yang ada di sekitar areal perusahaan. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia mempunyai komitmen untuk mendukung perkembangan transportasi udara dalam rangka mendukung perkembangan ekonomi dengan menyediakan pelayanan perawatan pesawat untuk domestik dan Regional Airlines.
Visi dan Misi Perusahaan Visi PT GMF Aero Asia 1. To be a dominant player in the regional market by 2008 2. To become a dominant player of customer choice by 2013 3. To be dominant player in the world market by 2018
Misi PT GMF Aero Asia To provide integrated & reliable aircraft maintenance solutions for a safer sky and secured quality of life of mankind. Melalui fasilitas intranet dan email, maka tidak ada halangan lagi bagi arus informasi dan komunikasi antara karyawan,share holder, serta customer dan rekan bisnis. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia itu sendiri bergerak di bidang ( B TO B) bisnis, dalam arti bidang usaha yang dijalankan lebih terfokus pada pencarian rekan bisnis.
44
Di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia itu sendiri terdapat satu unit Public Relations yang bernama TSC\ Corporate Communications. Latar belakang didirikannya unit ini adalah karena pada awalnya GMF beroperasi tanpa adanya Corporate Communications, hasilnya tanggung jawab komunikasi dan informasi menjadi terpisah dan tidak efektif. Pembentukan
Corporate
Communications
ini
disebabkan
karena
pelaksanaan program komunikasi terkadang kurang fokus dan tidak terkoordinasi karena tidak ada mekanisme yang tepat untuk mendefinisikan pesan kunci perusahaan. Sehingga pada akhirnya para karyawan kurang mendapatkan informasi dan mendapatkan edukasi tentang kebijakan dan strategi perusahaan. Misi komunikasi dari Unit TSC itu sendiri adalah untuk meningkatkan kualitas kerja dan kemampuan untuk berinteraksi dengan pihak luar perusahaan dengan cara mengadakan internal komunikasi karyawan dan manajemen GMF Aero Asia. Sedangkan objective dari Corporate Communications GMF Aero Asia itu sendiri adalah untuk memastikan komunikasi yang berlangsung Di GMF Aero Asia terkoodinasi dengan baik, dikelola secara efektif dan responsive terhadap bermacam informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder. Strategi untuk mencapai tujuan ( Visi dan Misi) perusahaan dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu:
1. Fokus pada internal aktifitas yang melibatkan manajemen dan karyawan
45
2. Mengatur aktifitas eksternal, yaitu dengan rekan bisnis, komunitas, wartawan dan pemerintah 3. Melaksanakan aktifitas melalui kerjasama dengan pihak ketiga Fungsi dari Unit TSC atau Corporate Communications adalah untuk merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi strategi dan program komunikasi internal dan eksternal perusahaan sesuai dengan Policy yang ditetapkan oleh VP Strategic and Corporate Secretary
Adapun fungsi internal dari Unit TSC adalah 1. Merumuskan dan mengkoordiniri konsep strategi komunikasi internal perusahaan dalam rangka menumbuhkan sikap positif karyawan untuk mendukung kebijakan perusahaan 2. Merumuskan dan mengkoordinir pembuatan sambutan perusahaan untuk kegiatan internal 3. Merumuskan dan mengkoordinir pembuatan makalah perusahaan 4. Merumuskan dan mengkoordinir materi media internal dan media intranet 5. Merumuskan dan mengkoordinir kliping berita dan informasi yang berhubungan dengan GMF AA 6. Merumuskan dan mengkoordinir pelaksanaan tatap muka manajemen dengan karyawan dengan bekerjasama dengan Garuda Employees Club (GEC)
46
7. Membantu merumuskan dan mengkoordinir program kegiatan edukasi bagi karyawan GMF 8. Merumuskan hasil monitoring issue yang sedang dan yang akan berkembang di dalam perusahaan Sedangkan fungsi eksternal dari Unit TSC ini adalah 1. Merumuskan konsep strategi komunikasi eksternal untuk menjaga citra perusahaan 2. Merumuskan dan mengkoordinir pembuatan berita pers 3. Merumuskan
dan
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan dengan media\wartawan seperti menyediakan press kit, stand point 4. Merumuskan dan mengkoordinasikan pembuatan makalah perusahaan, analisa isi berita media massa, analisa issue perusahaan, pembuatan tema analisa publisitas pesaing 5. Merumuskan dan mengkoordinasikan laporan krisis manajemen atau krisis komunikasi 6. Meumuskan dan mengkoordinasikan pembuatan analisa media contact value, pembuatan tema ralat\ sanggahan berita di media massa 7. Merumuskan
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
pembinaan
hubungan kemitraan dengan institusi media massa, organisasi\ asosiasi penerbangan 8. Merumuskan dan mengkoordinir pelaksanaan hearing\ pertemuan dengan DPR-RI
47
9. Merumuskan dan mengkoordinasikan acara-acara di eksternal yang berhubungan dengan GMF khususnya komunitas 10. Merumuskan hasil monitoring issue yang sedang dan akan berkembang di luar perusahaan
4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis menguraikan hasil penelitian yang penulis peroleh berdasarkan hasil wawancara dengan 2 nara sumber dari pihak Unit TSC PT GMF AA yakni Bapak Dwi Prasmono Adjie selaku General Manager TSC dan Bapak Mohammad Aviv selaku staf TSC. Penulis juga melibatkan beberapa orang nara sumber sebagai perwakilan dari masyarakat sekitar perusahaan PT GMF AA. Komunitas wilayah perusahaan seperti Benda Baru RT 02/ Rw 07 Desa Rawarenges Kecamatan Kosambi dan Pintu Kapuk RT 24/ Rw 11 Bojong Renged Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keterlibatan masyarakat dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh data yang penulis dapatkan dari Bapak Dwi Prasmono Adjie memiliki persamaan dengan hasil nyata yang penulis dapatkan melalui wawancara dengan masyarakat sekitar perusahaan, dimana pertanyaan yang diajukan kepada pihak komunitas lebih diutamakan kepada program kegiatan komunitas. Hal itu disebabkan proses pengumpulan data dilakukan hanya pada tahun pertama kegiatan. Sesuai dengan teknik keabsahan data secara Triangulasi.
48
4.2.1 Kegiatan Community Relations Setiap kegiatan Humas ( Public Relations) umumnya dilakukan dalam bentuk program dan dalam setiap penyelenggaraannya melalui 5 tahapan dimana tahapan-tahapan tersebut merupakan strategi penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan di samping sebagai proses
aktifitas
Humas.
Begitu
juga
Communication / TSC yang menjadikan
dengan
Corporate
ke 5 tahapan tersebut
merupakan strategi yang penting seperti yang diungkapkan oleh Bapak Dwi Prasmono Adjie selaku General Communication / TSC PT GMF AA didalam kegiatan Community Relations. “ Ada 5 tahapan penting dalam setiap penyelenggaraan program kegiatan seperti Pengumpulan fakta, Perumusan Masalah, Perencanaan dan Pemprograman, Implementasi dan komunikasi serta yang terakhir Evaluasi”25 Kegiatan Community relations Taman Bacaan menjadi salah satu kegiatan TSC PT GMF AA untuk komunitasnya seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie, “Saya akan memberikan gambaran mengenai program Taman Bacaan yang merupakan salah satu kegiatan Community Relations yang dimulai sejak tahun 2004 dan hingga saat ini masih berlangsung.”26
25 26
Wawancara Bpk Adjie.6 Mei 2008 Ibid
49
4.2.1.1 Pengumpulan Fakta Pada tahap ini Humas menentukan wilayah mana saja yang akan dijadikan fokus sasaran kegiatan Community Relations seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie, “ Fakta-fakta yang dikumpulkan berasal dari penduduk masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan kami tepatnya RW 07 Kecamatan Kosambi dan RW 11 Kecamatan Teluk Naga sekitar bulan Juli 2004.”27 Ada banyak cara
bagi seorang petugas Humas dalam
memperoleh fakta yang ada di lapangan salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Fakta diperoleh melalui penyelenggaraan pertemuan semi formal di salah satu tempat warga masyarakat”28 Mengenai kapan dan dimana diselenggarakannya pertemuan tersebut berlangsung, juga diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Pertemuan tiga bulanan dan diadakan di rumah Bapak Nursidi yang merupakan warga komunitas setempat dan beliau yang bertanggung jawab sebagai penerima kegiatan community relations” Mengenai peserta yang diundang di dalam pertemuan tersebut Bapak Adjie mengutarakan bahwa, “Dalam pertemuan tersebut kami mengundang perwakilan dari masyarakat sekitar seperti aparat desa ( Rt, Rw), tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya yang berperan besar dalam masyarakat.”29 Beberapa sumber dari masyarakat yang tidak mau identitas diketahui mengatakan bahwa, 27
Ibid Ibid 29 Ibid 28
50
“ Pihak GMF AA memang cukup sering mengadakan pertemuan dengan masyarakat kami, terlebih di saat mereka ingin mengadakan kegiatan-kegiatan kesosialan, namun mereka jarang mengundang kami untuk melakukan pertemuan di kantornya”30 Mengenai
tujuan
mengapa
pertemuan-pertemuan
tersebut
diselenggarakan. Bapak Adjie mengemukakan pendapatnya bahwa, “ Tujuan kami mengadakan pertemuan-pertemuan tersebut selain sebagai ajang silaturahmi, kami juga selalu berusaha maksimal menampung aspirasi dan masukan masyarakat yang diwakili oleh orang yang berkompetensi”31 Bapak Adjie mengutarakan bahwa beliau sendiri yang sendiri yang bebicara dalam pertemuan dengan topik Taman Bacaan dan beliau juga menjelaskan mengenai mekanismenya. “ Dalam pertemuan tersebut kami menyampaikan bahwasannya perusahaan kami peduli atas keberadaan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dan meringankan beban masyarakat sekitar dengan bentuk wujud nyata”
Bapak Adjie mewakili perusahaan menjelaskan keluhan-keluhan yang disampaikan oleh masyarakat dalam pertemuan tesebut, “ Rt/Rw mewakili komunitas mengemukakan bahwa mereka merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena terhimpit permasalah ekonomi, pekerjaan dan tingkat pendidikan yang minim” Bapak Safrie selaku salah satu penanggung jawab di komunitas tersebut mengiyakan peryataan di atas.
30 31
Op.Cit Wawancara dengan Komunitas Tangal 3 Mei 2008 OP. Cit Wawancara dengan Bpk Adjie tgl 6 Mei 2008
51
“Kami selalu merasa tertindas, bodoh, tak ada pekerjaan, pendidikan rendah dan kami mengharapkan agar perusaahaan garuda itu mau tolong kami yang miskin ini”32 Wujud nyata tanggung jawab sosial perusahaan terhadap komunitas sekitar perusahaan direalisasikan dalam kegiatan Strategi Community Relations seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie, “Setelah keinginan masyarakat tesebut kami dapatkan dan pahami, kami langsung mengkomunikasikann kepada pihak manajemen”33 Dari hasil wawancara di atas mengenai tahapan pengumpulan fakta.Corporate Communication TSC melalui aktifitasnya dalam mengumpulkan fakta yang tertera diatas melalui beberapa pertemuan yang dilakukan di rumah salah satu masyarakat komunitas yakni Pak Nursidi yang sekaligus ketua pembina masyarakat setempat.
4.2.1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam sebuah masyarakat begitu banyak dan kompleks, serta menyangkut berbagai macam aspek begitu juga dengan komunitas perusahaan PT GMF AA seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie. “ Dari seluruh masalah yang ada pada saat itu kami mencoba meringankan beban masyarakat secara satu persatu dan pada saat itu permasalahan yang lebih dahulu kami angkat adalah permasalahan pendidikan melalui program taman bacaan Planet Baca” Pada hakekatnya kegiatan Humas yang pertama khususnya untuk komunitas adalah mendahulukan masalah pendidikan dengan harapan mempunyai bekal ilmu untuk pekerjaan yang lebih baik. 32 33
Ibid Op. Cit wawancara dengan dengan Bpk Adjie tgl 6 Mei 2008
52
Mengenai sikap dan diadakannya Program Taman Bacaan ini beberapa nara sumber yang identitasnya tidak ingin diketahui mengungkapkan, “ Apapun bentuk bantuan kegiatan dari perusahaan, kami senang. Itu membuktikan bahwa perusahaan sangat peduli dengan kami” Dalam mensukseskan setiap bentuk kegiatan pihak Humas atau TSC harus secara aktif melakukan pendekatan dengan pihak manjemen begitu juga dalam proses perumusan masalah.yang dibantu oleh pihak manajemen. Dari hasil wawancara di atas mengenai tahapan Perumusan Masalah ini Humas/ TSC PT GMF AA berupaya menjawab permasalahan yang ada didalam lingkup komunitasnya. Meskipun disadari oleh mereka bahwa permasalahan yang ada begitu kompleks dan tidak dapat dipecahkan dalam waktu singkat, tetapi humas / TSC PT GMF AA mencoba mengangkat permasalah tersebut secara satu persatu dengan mendahulukan permasalahan yang lebih penting. Dimana kegiatan bantuan ini pada intinya untuk membekali ilmu agar memperoleh pekerjan yang lebih baik. Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan sangat berarti dan mereka senang menerimanya. 4.2.1.3 Perencanaan dan Pemprograman Setiap perencanaan didasarkan atas realitas yang didapatkan di lapangan seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Setiap perencanaan dibuat berdasarkan fakta-fakta dan informasi yang didapat di lapangan” Setiap kegiatan Community Relations diwujudkan melalui rencana operasional dan dibuat oleh Bapak Adjie sendiri seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa,
53
“ Rencana operasional diwadahi dalam bentuk program kerja rencana yang terdiri dari rincian kegiatan yang dilakukan termasuk permohonan dana yang akan diajukan kepada pihak manajemen” Mengenai waktu dari dibuatnya perencanaan tersebut seperti yang dijelaskan oleh Bapak Adjie , Bahwa “ Rencana operasional dibuat dan diajukan awal Februari 2005”
Mengenai program kerja humas/TSC dapat dilihat pada bagian di bawah ini.
Proposal Program Kerja Sosial
Nama Program Tujuan Program
: Bantuan Pendidikan : Membina Hubungan Baik dengan Masyarakat Sekitar Perusahaan
Lokasi
: Pintu Kapuk RT 24/ RW 11 Bojongrenged, Kecamatan Teluk Naga
Target Publik
: Masyarakat Bojongrenged
Anggaran
: Rp. 22.000.000 ( Dua Puluh Dua Juta Rupiah)
Dewan Pengurus
: 1. Penanggung Jawab : Dwi Prasmono Adjie 2. Sekretaris
: Mohammad Avivi
3. Bendahara
: Trisna
4. Anggota
: Dian Trisna
54
Setelah perincian susunan tugas telah dibuat, tugas berikutnya adalah mempresentasikannya kepada pihak manajemen seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Seluruh rincian kegiatan kemudian disusun dalam bentuk proposal berikut permohonan dana yang diajukan kemudian dipresentasikan kepada pihak manajemen “ Agar seluruh rencana yang telah disusun dapat direalisasikan oleh pihak manajemen. Humas menggunakan strategi tertentu yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Kami berusaha meyakinkan pihak manajemen bahwa dengan menyelenggarakan kegiatan ini akan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak guna membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar” Mengenai besar dana yang diajukan dan kapan dapat direalisasikan juga dijelaskan oleh Bapak Adjie, “ Seluruh dana yang kami ajukan dalam proposal seluruhnya dapat direalisasikan, dalam kurun waktu sekitar 2 Minggu”
Bapak Adjie juga mengatakan bahwa umumnya setiap proposal yang diajukan tidak selalu dapat direalisasikan pada waktu yang diinginkan. Terlebih dahulu dipelajari oleh pihak manajemen, serta tergantung kondisi perusahaan. Dari hasil wawancara di atas mengenai tahap Perencanaan dimana rencana operasional yang diwadahi dalam bentuk program kerja, yakni proposal. Dalam rincian tersebut hal penting lainnya yang harus disertakan adalah berapa besar jumlah dana yang dibutuhkan dimana dana untuk kegiatan ini sepenuhnya berasal dari intern perusahaan. Setelah rencana tersebut disusun dalam bentuk proposal baru kemudian dipresentasikan kepada pihak manajemen. Humas berusaha
55
mensukseskan rencana tersebut dengan menyakinkan kepada pihak manajemen bahwa kegiatan ini baik dalam membina hubungan komunitas.
4.2.1.4 Aksi dan Komunikasi Dalam tahap ini pihak penyelenggara beserta seluruh elemen penting dalam proses operasionalisasi menjalankan dan mengkomunikasikan kegiatan dengan baik seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Proses implementasi kegiatan didasarkan atas rencana yang telah disusun” Kami berusaha mengkomunikasikan dengan cara tatap muka dengan masyarakat penerima program kegiatan tersebut dan juga kami membuat plang Planet Baca di tempat taman bacaan tersebut. Bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata perusahaan terhadap keberadaan komunitas guna membina hubungan baik” Mengenai waktu direalisasikannya program ini seperti yang dijelaskan oleh Pak Adjie bahwa, “ Untuk persiapan dilakukan setelah dana direalisasikan hingga peresmiannya pada bulan Februari 2005” Bapak Nursidi dan bapak Syarief selaku nara sumber dari pihak komunitas masyarakat Bojongrenged membenarkan pernyataan diatas, bahwa program ini dimulai sejak Februari 2005. Mengenai implementasi kegiatan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Implementasi kegiatan hampir seluruhnya berjalan sesuai dengan apa yang kami harapkan sebelumnya dan sesuai dengan ketentuan yang dibuat pada saat perencanaan” Pernyataan bahwa kegiatan ini telah berhasil atau tepat sasaran tentunya harus berdasarkan ukuran secara pasti seperti yang dijelaskan oleh Bapak Adjie,
56
“ Dengan ukuran datangnya para warga sekitar yang antusias, terutama yang menjadi target sasaran yakni para remaja, anak-anak bahkan orang tua yang buta huruf” Mengenai strategi untuk dewan pengurus kegiatan, Bapak Adjie menjelaskan bahwa, “ Saya memberikan penekanan kepada para anggota saya secara terperinci agar tidak kehilangan arah dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan” Bapak Adjie menambahkan bahwa tak ada masa batasan kegiatan taman bacaan selama masyarakat masih membutuhkan dan antusias terhadap kegiatan kami. Mengenai kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan Planet Baca, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Aviv bahwa, “ Ya, saya melakukan monitoring “ Serta mengetahui untuk perkembangan dari kegiatan Planet baca, Bapak Aviv menambahkan juga bahwa, “ Kami meminta pengurus dari pihak komunitas untuk memberi laporan kegiatan beserta dokumentasi kegiatan belajar berlangsung” Dari hasil wawancara mengenai tahapan Aksi dan Komunikasi, Humas GMF AA mengimplementasikan dan mengkomunikasikan kegiatannya secara maksimal mungkin sesuai dengan rencana yang disusun pada tahap sebelumnya dengan ukuran bahwa target publik tepat sasaran. Dalam tahap yang keempat ini, Humas menggunakan strategi menyakinkan penekanan kepada para anggota agar tidak ada kehilangan arah dalam mencapai tujuan, sasaran perusahaan, serta melakukan kegiatan monitoring terhadap pelaksanaannya. Juga meminta
57
masyarakat dari komunitas yang terlibat dalam kepengurusan untuk memberi laporan perkembangannya.
4.2.1.5 Evaluasi Tahap Evaluasi adalah proses yang terakhir dimana proses inilah yang akan menentukan kelanjutan atau dihentikannya kegiatan bantuan pendidikan, bukan hanya itu Humas juga mengevaluasi sikap komunitas, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Adjie bahwa, “ Evaluasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil dari kegiatan tersebut, apakah diteruskan atau harus ada perubahan yang dilakukan serta yang terburuk sekalipun penghentian program kegiatan” Sedangkan untuk pelaksanaannya Bapak Aviv mengungkapkan bahwa, “ Pada awalnya evaluasi dilakukan per 6 bulan sekali, namun kini evaluasi dilakukan per 1 tahun sekali” Sedangkan evaluasi sendiri dilakukan bersama dengan pengurus dalam pertemuan diskusi di tempat taman bacaan Planet Baca yang terletak di Bojongrenged. Menyangkut adanya perkembangan dari kegiatan tesebut, Bapak Adjie menjelaskan bahwa, “ Kami bersyukur bahwa kegiatan ini telah berkembang hingga pembagunan taman bacaan di Rawarenges” Teknik Keabsahan data Analisa data penulis pada penelitian ini adalah teknik keabsahan data data secara Triangulasi yaitu membandingkan hasil penelitian berupa wawancara dengan pihak penyelenggara kegiatan (PT GMF AA) dengan hasil wawancara
58
kepada pihak komunitas penerima kegiatan yang bertempat tinggal di Pintu Kapuk RT 24/ Rw 11 Bojongrenged, Kecamatan Teluk Naga. Perusahaan yang menganggap penting arti komunitas adalah perusahaan yang mengutamakan dan memperhatikan keberadaaan lingkungan sekitarnya, semakin baik hubungan dengan komunitas maka semakin baik pula hubungan diantara keduanya, melalui penyelenggaraan kegiatan community relations banyak keuntungan yang akan didapat oleh komunitas sebagai penerima program dan juga tentunya bagi perusahaan sebagai pihak penyelenggara kegiatan. Demikian juga dengan PT GMF AA yang menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan eksternal komunikasi kehumasannya dimana mereka menganggap komunitas merupakan sesuatu yang memiliki nilai lebih yang harus diberi perhatian lebih, hubungan yang terjalin baik dengan mereka akan menciptakan sisi positif dimata mereka. Corporate Social Rensposibility atau wujud tanggung jawab sosial perusahaan menjadi landasan pemikiran yang harus diilhami oleh setiap perusahaan begitu juga dengan PT GMF AA merupakan hal yang wajib dilakukan disamping menjadi tujuan utama kegiatan yaitu terbinanya suatu hubungan yang baik dan harmonis, saling mendukung serta saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan tujuan itu berarti Unit TSC/Humas GMF AA telah mewujudkan harapan masyarakat sekitar mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar perusahaan. Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan sosial pada umumnya strategi community relations yang ditempuh melalui 5 tahapan penting seperti Tahap
59
Pengumpulan fakta, Perumusan masalah, Perencanaan dan Pemprograman, Aksi dan Komunikasi, dan yang terakhir tahap kelima adalah Evaluasi. Masing-masing tahapan tersebut merupakan tahapan-tahapan yang penting dalam setiap kegiatan community relations. Begitu juga dengan program bantuan pendidikan untuk komunitas yang menjadi salah satu kegiatan GMF AA yang hingga saat ini masih terus berjalan. Dalam tahap pengumpulan fakta, Pintu Kapuk RT 24/ RW 11 Bojongrenged Kecamatan Teluk Naga, merupakan wilayah penduduk yang terdekat dengan perusahaan PT GMF AA. Wilayah tersebutlah yang hingga kini masih tercatat sebagai objek penerima bantuan pendidikan dan hal diatas dibenarkan juga oleh komunitas. Bermula dari keluhan masyarakat yang disampaikan melalui forum pertemuan yang diselenggarakan pihak perusahaan dalam topik bantuan sosial perusahaan
untuk
masyarakat
sekitar
perusahaan,
pertemuan
tersebut
diselenggarakan disalah satu rumah warga yang dapat dikatakan sebagai tokoh masyarakat setempat.Beliau juga menambahkan bahwa peserta undangan adalah Rt/RW, tokoh masyarakat, tokoh kepemudaan. Hal ini juga dibenarkan oleh pihak perwakilan komunitas setempat. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Adjie bahwa forum pertemuan yang diselenggarakan oleh mereka sebagai wadah untuk menyampaikan keinginan pihak perusahaan,silaturahmi dan menekankan bahwa pihak perusahaan peduli akan keberadaan komunitas sekaligus menampung aspirasi masyarakat.Hal itu dibenarkan oleh masyarakat.
60
Pernyataan Bapak Adjie
mengenai alasan mengapa
komunitas
mengaspirasikan keinginannya juga dibenarkan oleh pihak komunitas. Alasan bahwa mereka menginginkan agar perusahaan sekitar mereka melakukan tindakan realita sosial seperti lapangan pekerjaan, memberikan pendidikan dan modal usaha. Atas keluhan masyarakat tersebut kemudian pihak penyelenggara membentuk suatu susunan tim yang dilanjuti dengan kegiatan mensurvey ke masyarakat. Hal itu juga dibenarkan oleh pihak komunitas bahwa pengumpulan data itu terjadi pada beberapa tahun yang lalu. Dari berbagai bentuk permasalahan yang dikeluhkan oleh komunitas sekitar perusahaan, Humas GMF AA merasa ikut andil dan merasa peduli terhadap permasalahan komunitas dengan mengangkat persoalan secara satu persatu dalam tahap perumusan permasalahan dengan lebih mendahulukan masalah yang prioritas. Tak ada komunitas dimanapun yang merasa tidak senang bila diberi bantuan oleh perusahaan
yang berdiri disekitar mereka. Begitu juga dengan
seluruh komunitas GMF AA bahwasannya bantuan pendidikan tersebut merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap mereka dengan begitu tujuan perusahaan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar tercapai. Dalam tahap perencanaan yaitu, bahwa perencanaan dibuat oleh petugas humas sendiri yaitu Bapak Adjie dimana perencanaan dibuat berdasarkan fakta yang didapat dilapangan. Rencana operasional yang diwadahi dalam bentuk program kerja yang terdiri dari rincian kegiatan yang akan dilakukan satu hal yang
61
terpenting yang diajukan oleh tim penyelenggara yakni berapa besar dana yang diajukan
karena
dari
dana
tersebutlah
maka
program
tersebut
dapat
dioperasionalisasikan. Mengenai perincian lainnya seperti apa nama program, tujuan program, dimana
program
akan
dilangsungkan,
waktu
pelaksanaan,
bagaimana
prosedurnya, dimana rincian tersebut kemudian disusun dalam bentuk proposal untuk kemudian dipresentasikan kepada pihak manajemen. Dalam proses ini tim yang dipimpin oleh Bapak Adjie berupaya menyakinkan kembali pihak manajemen bahwa melalui program bantuan pendidikan ini akan memberi dampak yang sangat besar terhadap keberlangsungan perusahaan. Pada tahap aksi dan komunikasi bahwa proses implementasi kegiatan ini telah disusun secara terencana, yang mana dalam tahap ini penyelenggara berkomunikasi dengan cara tatap muka mendatangi masyarakat penerima program tersebut. Dan pernyataan tersebut dibenarkan oleh pihak perwakilan komunitas. Implementasi kegiatan hampir seluruhnya berjalan dengan sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya dan sesuai dengan ketentuan yang dibuat pada saat perencanaan.Dengan ukuran datangnya para warga masyarakat sekitar yang begitu antusias terutama target publik para anak-anak, remaja-remaja. Bapak Adjie mengakui bahwa mereka melakukan pemonitoringan pelaksanaan kegiatan tersebut, kami meminta kepada para pengurus taman bacaan Planet Baca yang terdiri dari masyarakat memberi laporan kegiatan beserta dokumentasi kegiatan.
62
Dalam tahapan terakhir yaitu tahapan evaluasi, tim penyelenggara kegiatan tidak hanya mengevaluasi bagaimanakah jumlah pengunjung dan yang terdaftar sebagai peserta taman bacaan
setiap bulan dan bagaimana
perkembangannya tapi juga mengevaluasi bagaimana sikap masyarakat dan sikap pihak manajemen mengenai keberlanjutan atau keberhentian program kegiatan ini. Hal itu cukup membuktikan bahwa PT GMF AA yang diwakili oleh Humas/ Unit TSC telah menjalankan fungsi sesungguhnya dalam membina hubungan baik dengan salah satu publik eksternalnya yakni komunitas sekitar perusahaan beroperasi. Pada intinya sesuai dengan tugas dan fungsi penting kehumasan, Humas GMF AA telah menjalankan peranannya dengan baik, dalam hal ini khususnya kegiatan community relations yang sudah berjalan beberapa belakangan ini pada akhirnya berdampak positif terhadap keberlangsungan perusahaan seperti iklim yang kondusif, lingkungan yang aman serta terjalin kerjasama yang baikhubungan harmonis. Dan telah mengupayakan pencapaian Visi, Misi perusahaan melalui salah satu kegiatan komunikasi eksternal melalui penyelenggaraan kegiatan community relations.
63
BAB V PENUTUP 5.I Kesimpulan 1. Organisasi bisnis tak lagi memandang dirinya sebagai institusi ekonomi belaka melainkan juga merupakan institusi sosial. Bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang secara langsung tidak ada kaitannya dengan kegiatan bisnis seperti lingkungan sekitar. 2.Humas PT GMF AA telah melaksanakan strategi community relations dalam upaya melaksanakan hubungan baik dengan masyarakat sekitar berupa mendirikan taman bacaan Planet Baca.
5.2 Saran Dari pembahasan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diambil, maka sekiranya penulis dapat memberikan saran – saran yang memungkinkan bermanfaat bagi perkembangan perusahaan dan bagi penulis selanjutnya. Adapun saran – saran sebagai berikut.
5.2.1 Saran Praktis Dari hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang sudah didapat, maka penulis menyarankan beberapa hal yang mungkin bias dipertimbangkan sebagai bahan masukan bagi PT GMF AA, yakni agar kegiatan Community Relations lebih ditingkatkan tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar mengajar dan humas
64
dapat meningkatkan partisipasi komunitas secara langsung bukan hanya sebatas pada tokoh masyarakat .
5.1.2 Saran Akademis Pada akhir kesimpulan disini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dibidang hubungan komonitas ( Community Relations ) dalam upaya membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar perusahaan tersebut berdiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Oemi Dasar – dasar Public Relations, Bazndung PT. Citra Aditya Bakti, 1995 Buku Panduan GMF AA Bonar, SK Hubungan Masyarakat Modern , Jakarta, Bumi Aksara 1983 F, Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta Gramedia Pustaka Umum, 1994 Iskandar , A dan Hamidjojo, Santoso , Beberapa Catatan Partisipasi Masyarakat, Depdikbud, 1998 Jefkins, Frank , Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti, 1995 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations, Jakarta, Grafindo, 1999 Mahadin , Mahmud, Pengantar Humas , Jakarta, Universitas Terbuka, 1993 Iriantara, Yosal, Community Relations Konsep dan Aplikasinya , Bandung, 2000 Iskandar A dan Hamidjojo, Santoso, Beberapa Catatan Tentang Partisipasi Masyarakat, Depdikbud, 1998 Moore, Frazier, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.2004 Nazir, Muhammad , Metode Penelitian , Jakarta, Ghalia Indonesia , 1998 K. Yin Robert , Study Kasus Desain dan Metode, Jakarta, Raja Grafindo Persada 1997