STRATEGI HUMAS TVRI DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN WARTAWAN SURAT KABAR IBUKOTA
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Public Relations
Nama Nim Jurusan
: RUSMAN FEBRIANSYAH : 04203 – 095 : Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS Rusman Febriansyah (04203-095) Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota (iv-99 Halaman; 32 Referensi 1974-2005; Lampiran; Artikel; Biografi) ABSTRAKSI Peranan Public Relations (PR) atau Humas TVRI dirasakan sangat penting sebagai publisitas juga komunikator internal dan eksternal dalam mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi atau lembaga TVRI. Salah satunya membina hubunganbaik dengan wartawan surat kabar ibukota. Dengan hubungan yang baik dan melalui PR atau Humas, kiranya TVRI dapat membangun citra dan reputasi yang baik. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi konsep Humas menurut Cultip and Center dan Yosal Irianata yang berfokus pada strategi media relations yang antara lain meliputi; Fact Finding, Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkomunikasian, Pengontrolan dan Evaluasi. Tipe penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, teknik pengumpulan data dengan indepth interview. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang dilaksanakan oleh Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota ditetapkan guna menopang tujuan dalam menginformasikan sebagai publisitas kegiatan TVRI terhadap publiknya. Strategi yang digunakan Humas TVRI adalah melalui pendekatanpendekatan langsung atau relationship, dan memelihara hubungan baik dengan lembaga dengan pihak eksternal. Salah satunya adalah wartawan sebagai mitra kerja Humas yang berazaskan itikad baik dan keterbukaan atas kejujuran suatu informasi.
v
KATA PENGANTAR Sebuah kebanggaan bagi penulis saat dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semuanya itu atas berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan tuntunan, akal dan pikiran, dan kemauan untuk bekerja keras, sehingga tercapailah suatu tahapan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan dan salah satu dari tahapan itu adalah skripsi. Mengingat bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun setidaknya penulis telah berusaha untuk melewati segala rintangan, hambatan serta cobaan yang ada selama penulis mengerjakan skripsi ini, maka inilah hasil dari sebuah proses untuk menuju masa depan yang diinginkan. Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa penyusunan skripsi ini adalah demi memenuhi syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan (S1) pada Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana, Jakarta. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bnatuan berbagai pihak yang sanat berarti, baik secara moril maupun materiil. Dan penghargaan, dan juga bantuan untuk memberikan materi penulisan disertai data-data yang berkaitan dengan judul skripsi. Karena itu pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak A. Rahman, M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama, terima kasih karena telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi dan mengajari penulis hingga selesai dengan baik. 2. Ibu Endri Listiani, M.Si selaku Pembimbing II, terima kasih karena telah meluangkan waktu tenaga dan pikirannyauntuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga dapat selesai dengan baik. 3. Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 4. Ibu Marhaeni Kurniati, Ssos, M.Si Ketua Bidang Studi Jurusan Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. Terima kasih telah memberikan izin penulis untuk menyusun skripsi. 5. Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. Terima kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan, dalam melakukan wawancara mendalam. 6. Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI. Terima kasih banyak atas waktu dan pikirannya yang telah membantu penulis dalam wawancara mendalam dan data-datanya.
vi
7. Bapak Nurmaman selaku Staff TVRI. Terima kasih banyak atas waktu dan pikirannya yang telah membantu penulis dalam wawancara mendalam dan data-datanya. 8. Bapak Anton Kustedja, Bapak Agung Hermawan, dan Ibu Nurhidayati, sebagai perwakilan wartawan dari media KOMPAS, MEDIA INDONESIA, DAN SINDO. 9. Para dosen Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana yang telah mengajar, dan memberikan pengalaman yang bermanfaat selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. 10. Para Staf TU FIKOM Pak Hari, Mas Mawi, Mas Erfan, Mba Lila, terima kasih atas bantuannya mengenai surat-surat permohonan dan perizinan. 11. Kedua Orang Tua dan Keluarga penulis, terima kasih atas segala saran dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 12. Teman-teman penulis angkatan 2003 khususnya jurusan public relations, dan temanteman penulis yang lainnya baik selama perkuliahan, maupun selama penulis mengerjakan skripsi, THANKS A LOT!!! 13. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pencarian data skripsi yang tidak mungkin dapat disebutkan satu-persatu.
Jakarta, oktober 2006
Rusman Febriansyah
vii
DAFTAR ISI Hal LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI……………………………….............i LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI.............................................................ii LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI.................................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.............................................................................iv ABSTRAKSI .....................................................................................................................v KATA PENGANTAR ……………………………..………………...............................vi DAFTAR ISI ..................................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................1 1.2. Perumusan Masalah..............................................................................9 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................10 1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................10 1.4.1. Manfaat Akademis....................................................................10 1.4.2. Manfaat Praktis.........................................................................10
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi.........................................................................................11 2.1.1. Pengertian Komunikasi.............................................................11 2.2. Public Relations..................................................................................13 2.2.1. Pengertian Humas.....................................................................13 2.2.2. Tujuan & Fungsi Humas...........................................................15 2.3. Strategi Humas....................................................................................18 2.4. Media Relations..................................................................................24 2.4.1. Tujuan & Fungsi Media Relations............................................26 2.4.2. Membina Hubungan Baik Dalam Media..................................27 2.5. Wartawan Surat Kabar........................................................................33
viii
2.5.1. Wartawan.................................................................................33 2.5.2. Surat Kabar..............................................................................35 2.5.3. Tugas Utama Wartawan..........................................................35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian....................................................................................37 3.2. Metodologi Penelitian.........................................................................37 3.3. Teknik Pengumpulan Data..................................................................38 3.4. Definisi Konsep..................................................................................39 3.5. Fokus Penelitian..................................................................................41 3.6. Key Informan......................................................................................41 3.7. Teknik Analisa Data...........................................................................43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan……………………………….............44 4.1.1. Latar Belakang Bedirinya TVRI…………………...............…44 4.1.2. Pembangunan Stasiun Penyiaran TVRI....................................45 4.1.3. Pembangunan Stasiun Produksi Keliling..................................45 4.1.4. TVRI di Era Order Baru...........................................................45 4.1.5. TVRI di Era Reformasi.............................................................46 4.1.6. TVRI Dewasa Ini......................................................................47 4.1.7. Visi Dan Misi LPP TVRI..........................................................49 4.1.8. Struktur Organisasi...................................................................49 4.2. Divisi Humas LPP TVRI....................................................................58 4.2.1. Visi Dan Misi Humas TVRI.....................................................58 4.2.2. Program Kerja Humas TVRI....................................................58 4.2.3. Struktur Humas TVRI...............................................................59 4.3. Hasil Penelitian...................................................................................62 4.3.1. Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota.................................63 4.3.2. Pengumpulan Data Dan Informasi..........................................65
ix
4.3.2.1. Humas Membuat Analisa dari kegiatan / program kerja yang berhubungan dengan pers, berkaitan dengan citra TVRI............................................................................67 4.3.3. Perencanaan............................................................................69 4.3.3.1. Pelaksanaan Program...........................................................72 4.3.4. Komunikasi.............................................................................74 4.3.5. Evaluasi...................................................................................78 4.4. Pembahasan.........................................................................................80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan.........................................................................................88 5.2. Saran...................................................................................................89 5.2.1. Saran Akademis........................................................................89 5.2.2. Saran Praktis.............................................................................89
DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran II
: Surat Keterangan telah mengadakan penelitian pada TVRI
Lampiran III : Panduan Wawancara Lampiran IV : Transcript wawancara dengan Manager TVRI Lampiran V
: Transcript wawancara dengan Staff TVRI dan Wartawan Surat Kabar KOMPAS, MEDIA INDONESIA, SINDO
Lampiran VI : Contoh Surat Permintaan pergantian logo baru LPP TVRI kepada Pemimpin Redaksi Media Indonesia Lampiran VII : Kliping media cetak yang dilakukan oleh LPP TVRI
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Globalisasi yang semakin transparan tidak terhindarkan dan tidak pelak akan
mengakibatkan dunia secara umum dan Indonesia secara khusus terasa semakin sempit dan saling bersaing. Persaingan yang terjadi disemua aspek kehidupan juga merambah ke dalam ruang lingkup organisasi khususnya organisasi penyiaran pada stasiun televisi. Sebuah organisasi yang berkembang harus dapat menjaga kehidupan dinamika organisasinya baik karena perkembangan organisasi maupun karena adaptasi dengan perubahan lingkungan. Sistem komunikasi, yang pada awalnya efektif dapat menjadi kurang efektif dalam perkembangan lebih lanjut, karena organisasi mengalami perubahan, tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar, lebih kompleks dan mengalami perubahan struktur kepemimpinan dan kondisi lingkungan organisasi banyak berubah terutama karena persaingan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai cara oleh pihak TVRI untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Salah satunya adalah dengan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan pihak media cetak. Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesanpesan visual, yang berfungsi untuk memberikan informasi serta menghibur dan media
2
tersebar luas dan dapat dibaca oleh masyarakat luas diberbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut merupakan harapan dari sebuah perusahaan untuk mendapat dukungan dari kelompok yang berkepentingan langsung dengan perusahaan, salah satu faktor keberhasilan perusahaan bukan hanya karena manajemen tetapi juga karena hubungan baik yang dimiliki kepada organisasi yang berperan penting didalamnya. Untuk menghadapai persaingan tersebut maka sebuah perusahaan atau organisasi terkadang harus mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapinya. Strategi tersebut biasanya terdiri dari jangka panjang dan strategi jangka pendek yang biasanya selalu mengacu kepada visi dan misi perusahaan atau organisasi kemudian dari strategi tersebut diimplementasikan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan. Humas melakukan strategi tersebut biasanaya mengarah kepada program dan aktivitas manajemen perusahaan salah satu aktivitas Public Relations dalam mensupport manajemen perusahaan. Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Humas dilapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilnya dengan publiknya atau stakeholder. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (good will), saliang menghargai (mutual appretiation) antara kedua belah pihak. 1
1
Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunkasi, Konsepsi dan Aplikasi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo, 2003. Hal 125
3
Dengan hasil yang diharapakan maka strategi di dalam perusahaan merupakan suatu unsur penting dalam menyertai perjalanan suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan meningkatkan citra perusahaan, maka strategi Humas semestinya diarahkan pada upaya bagaimana membina hubungan baik dengan surat kabar ibukota. Objective goals (tujuan sasaran) merupakan suatu pertanyaan mengenai apa yang harus dicapai, dan kapan hasil akan tercapai. Suatu program merupakan suatu rangkaian langkah atau kegiatan yang dibuat untukmencapai tujuan utama. Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, memberikan batasan pengertian tentang strategi PR atau Humas adalah “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations atau Humas dalam rangka suatu rencana (Public Relations Plan). 2 Public yang menjadi sasaran kegiatan dari startegi Humas terdiri dari Public Internal dan eksternal. Strategi yang dilakukan oleh seorang humas baik dari kegiatan internal maupun eksternal dalam rangka mendukung proses manajemen dan proses pembentukan citra perusahaan melalui hubungan baik yang harmonis salah satunya dengan surat kabar ibukota. Dalam rangka pembinaan hubungan dengan surat kabar, khususnya dengan pembinaan hubungan baik dengan media cetak terutama pers perlu mendapatkan perhatian yang istimewa karena media massa berfungsi sebagai kontrol yang dalam pemberitaannya meliputi segala situasi perusahaan yang ada. Humas
2
Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunikasi. Jakarta 2005, PT. Raja Grafindo Persada, Hal 123 - 124
4
melalui hubungan dengan wartawan surat kabar ibukota maka dapat menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi yang bersangkutan. Melihat kenyataan yang ada, maka media relations mempunyai peranan penting bagi pelaksanaan tugas praktisi Humas, peranan media bagi organisasi atau lembaga antara lain adalah menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan organisasi atau lembaga, membangun image atau reputasi positif organisasi lembaga dihadapan public dan lainnya. Media dipergunakan untuk mendorong terjadinya komunikasi dua arah. Selain itu, liputan-liputannya memiliki bahasan yang lengkap, sehingga lebih dapat dipercaya dari pada iklan, yang dibayar dan biaskan. Dengan menguanakan media yang efektif, maka praktisi Humas tidak hanya akan meningkatkan reputasi klien atau yang memperkerjakannya, tetapi juga diri mereka sendiri dan membangun hubungan yang baik dengan surat kabar ibukota. Terlebih kepada karyawan yang akan melayaninya dengan baik dimasa yang akan datang. Black and Sharpe menjelaskan bahwa hubungan dengan media tidak dapat disangsikan lagi karena bagian terpenting dari humas dan hubungan media merupakan pekerjaan eksak, yakni yang dikerjakan dengan hati-hati dan pertimbangan matang. 3 Pentingnya hubungan dengan media di dalam sebuah organisasi atau instansi tidak terlepas dari setiap aktivitas yang dijalankan oleh seorang Humas pada setiap harinya. Pada dasarnya Humas sangat membutuhkan pihak media untuk
3
Sam Black and Malvin L. Sharpe, Ilmu hubungan Masyarakat praktis, Penerbit Intermesa : Jakarta, 1998. Hal 40
5
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan perusahaan guna mendapatkan dukungan positif dan opini dari masyarakat. Salah satunya hubungan praktisi Humas dengan wartawan sesungguhnya sangat erat dan keduanya bisa saling mendukung, tetapi saat lain mereka bisa saling berlawanan. Hubungan dengan media pada dasarnya adalah saling menguntungkan karena Humas membutuhkan fungsi dan peran media massa untuk menunjang setiap aktivitas Humas yang dijalankan. Sedangkan media sangat membutuhkan humas sebagai narasumber informasi yang dibutuhkan. Humas memegang peranan penting dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan. Maka dari itu, Humas merupakan suatu fungsi strategi dalam manjemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan dari publik internal maupun eksternal. Dalam proses penerimaan publik ini, perusahaan perlu memperhatikan hubungan harmonis dengan media massa, seperti : terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri. Pendekatan yang tepat terhadap publik eksternal perlu ditingkatkan guna menanamkan citra positif bagi perusahaan. Apabila citra perusahaan positif dimata publik eksternal lainnya, maka timbul kepercayaan yang kuat dari pihak publik eksternal terhadap perusahaan. Hubungan baik juga perlu dilakukan dengan pihak media massa, seperti : Media cetak. Melalui hubungan tersebut, media cetak mau meliput dan menempatkan berita yang tentunya bersifat positif mengenai perusahaan, sehingga dengan banyaknya publik yang positif maka TVRI akan semakin dikenal sebagai perusahaan yang memilki citra positif.
6
Melihat pernyataan di atas jelas tampak bahwa hubungan dengan media cetak merupakan unsur yang paling penting dan tidak dapat diabaikan dalam kegiatan kehumasan. Karena, pada dasarnya Humas sebuah perusahaan membutuhkan pihak pihak media cetak untuk menyampaikan informasi-informasi tentang perusahaan guna menciptakan dukungan positif dan opini publik dari masyarakat melalui tulisantulisan yang dimuat dalam surat kabar. TVRI merupakan salah satu stasiun pertama dan tertua di Indonesia. TVRI berdiri tepatnya pada Agustus 1962, yang terletak di jalan Gerbang Pemuda senayan, Jakarta selatan. Untuk menjalin hubungan baik dengan publiknya, TVRI memasukan Public Relations atau Humas dalam struktur perusahaannya, yang berada dibawah naungan Sekretaris Perusahaan. Mengingat bahwa Humas TVRI baru diterapkan dan baru berjalan satu tahun lebih, boleh dikatakan pelaksanaan kehumasan yang dilakukan belum menggambarkan kegiatan kehumasan secara menyeluruh. TVRI dalam melakukan strateginya untuk membina hubungan baik dengan publiknya dalam hal ini wartawan surat kabar ibukota, TVRI membagi keberadaan PR atau Humas TVRI terbagi menjadi dua sebagai Protokoler dan kehumasan. Protokoler bertugas untuk menunjang tugas kehumasan secara menyeluruh, protokoler diperlukan dalam hal pengaturan dalam acara atau kegiatan : 1.
Pertemuan resmi intern TVRI yang diikuti oleh seluruh karyawan, Direksi dan unsur pimpinan baik di pusat maupun di daerah.
2.
Upacara yang berkaitan dengan event tertentu di lingkungan TVRI.
7
3.
Pertemuan resmi dengan lembaga-lembaga di luar TVRI termasuk media massa (Konferensi Pers).
4.
Produksi Acara TVRI baik rekaman maupun siaran langsung yang melibatkan pejabat pemerintahan, tamu undangan atau penonton. Sedangkan kegiatan kehumasan masih dilakukan secara sederhana, baru
terbatas kepada pelaksanaan konferensi pers, pelayanan informasi kepada media massa, pembuatan leaflet tentang acara TVRI. Karena divisi Humas baru berjalan satu tahun lebih, menyebabkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran dan fungsi Humas TVRI. Selain itu keterbatasan optimalisasi SDM mempengaruhi hubungan pers dengan PR atau Humas sebatas pelayanan informasi. Selama ini pers atau wartawan surat kabar dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi atau berita bertindak langsung wawancara narasumber. Seringkali yang terjadi dilapangan banyak wartawan surat kabar ibukota yang mencari berita tanpa mengikuti prosedur yang sudah dibuat atau ditetapkan oleh pihak Humas, juga tidak menggunakan prosedur yang sudah ditetapkan seperti penggunaan ID Card dan menyerahkan surat tugas. Hal tersebut disebabkan karena para wartawan merasa tidak dibantu oleh pihak Humas TVRI, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan melihat strategi apa yang dilakukan oleh pihak Humas TVRI, dalam rangka membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota selama periode 2007 - 2008. Strategi yang terarah akan menghasilkan suatu goal akhir yang akan membantu pencapaian tujuan positif TVRI itu sendiri. Dalam membentuk suatu
8
strategi akan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah visi dan misi, lingkungan, dan tujuan dari suatu pola yang menjadi dasar Corporate Culture. Perencanaan strategi yang tepat akan membantu terwujudnya hasil maksimal, tetapi sebaliknya perencanaan yang tidak terarah akan membuat hasil yang kurang baik. untuk dapat melakukan suatu tindakan yang strategis, arah dari Public Relations activity harus bersinergi dengan visi dan misi dari perusahaan dan tentunya bekerjasama dengan berbagai divisi lainnya. Diharapkan dengan terjalinnya hubungan baik antara pihak Humas TVRI dengan wartawan surat kabar ibukota, dapat mempermudah terlaksananya peran dan tugas Humas dalam mempermudah akses kerja wartawan dan menjalankan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak humas. Selain melakukan melakukan pendataan wartawan yang meliput, juga untuk menghindarkan apabila terdapat suatu informasi yang negatif yang merugikan perusahaan, ada kemungkinan wartawan surat kabar ibukota
yang
sudah
memperoleh
informasi
tersebut
terlebih
dahulu
mengkonfirmasikan kepada Humas TVRI mengenai benar atau tidak benarnya berita tersebut. Salah satu tugas Humas adalah melakukan suatu komunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal dalam membangun dan menciptakan hubungan yang harmonis dan menjaga serta menciptakan image positif bagi perusahaan atau organisasinya. Salah satu kegiatan eksternal yang dilakukan oleh humas, diantaranya adalah ”melakukan kegiatan dengan wartawan surat kabar, karena wartawan termasuk salah satu publik eksternal dari Humas”.
9
TVRI di pilih sebagai tempat penelitian, karena TVRI merupakan salah satu stasiun yang berdiri ditengah-tengah jantung Ibu Kota yang tetap eksis dan mempertahankan citranya sampai diusianya yang ke-52 tahun. Dan mengapa hanya media cetak saja? Alasan dipilihnya media cetak yakni karena penyampaian pesannya tertulis secara rinci dan ilmiah yang bersifat persuasif dan menyentuh pikiran, sehingga dapat dibaca khalayak luas secara berulang dan mudah dipahami, serta aktivitas media di TVRI lebih tertuju kepada media cetak, Kompas, Media Indonesia dan Sindo termasuk media cetak yang sering mengikuti aktivitas media relations yang diselenggarakan TVRI. Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis membuat judul skripsi ” Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota”, karena strategi Humas sangat dibutuhkan untuk menciptakan suatu pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Sehingga perlu diteliti lebih jauh bagaimana strategi Humas yang dilakukan Humas TVRI dalam menjalin hubungan baik tersebut.
1.2
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diambil satu permasalahan
yang dianggap penting yaitu : ”Bagaimana Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota.
10
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota.
1.4
Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan di bidang komunikasi khususnya dalam kajian studi ilmu kehumasan yang berkaitan dengan strategi Humas dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi refernsi bagi mahasiswa khususnya Jurusan Humas Fakultas Ilmu Komunikasi.
2. Secara Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan masukan bagi pihak Humas TVRI dalam melakukan Strategi hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota.
11
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 2.1.1
Komunikasi Pengertian Komunikasi Saat ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya komunikasi. Dengan
adanya komunikasi, maka diharapkan akan terbentuk makna, interpretasi, pemikiran, dan opini yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Komunikasi merupakan syarat utama dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa tanpa adanya komunikasi, karena dengan tidak adanya komunikasi, interaksi antara manusia baik individu, kelompok maupun organisasi tidak dapat berjalan. Dalam membina hubungan antara Humas dengan publiknya yaitu internal dan eksternal, Humas melakukannya dengan cara berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan tidak hanya komunikasi secara lisan atau verbal, tetapi dengan simbolsimbol pun juga merupakan berkmunikasi. Komunikasi ada karena pesan yang ingin disampaikan komunikator dapat samapi kepada komunikan dengan mudah, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan pribadi dan untuk melakukan kontak-kontak sosial. Berarti komunikasi merupakan hal penting untuk melakukan proses pertumbuhan, bergaul dan bersahabat. Dengan kata lain
12
komunikasi dapat membuat kita mengenal diri sendiri dengan orang lain. Dengan demikian komunikasi menurut Lxicographer menunjuk pada : ”Suatu upaya yang bertujuan berbagai untuk mencapai kebersamaan”. 4 Dedy Mulyana menjelaskan, ”dalam menyampaikan pesan komunikasi, komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seorang (lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. 5 Lebih lanjut Onong menjelaskan istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication dan bersumber dari kata communis yangberarti sama, sama disini adalah sama makna. 6 Dalam pengertian paradigmatis istilah komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka atau melalui media, baik media massa maupun non-massa. Jadi, komunikasi dalam pegertian paradigmatis, bersifat internasional mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Melalui penyampaian informasi tersebutlah komunikasi yang berlangsung diharapkan akan mencapai saling pengertian diantara komunikator dan komunikan. Apabila tercipta saling pengertian, maka tujuan komunikasi sudah tercapai.
4
Bactiar Aly, Teknik Hubungan Masyarakat, Jakarta Utara, 1995. Hal 41 Dedy mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. hal 61. 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003. Hal 9. 5
13
Pada prinsipnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Proses penyampaian pesan atau informasi ini menggunakan media dan mengharapkan adanya timbal balik setelah mendapatkan pesan atau informasi tadi. Jika melihat dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting bagi perusahaan atau organisasi karena suatu perusahaan atau organisasi yang baik dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan dapat dilihat dari cara mereka melakukan komunikasi.
2.2 2.2.1
Public Relations Pengertian Humas Dalam suatu organisasi diperlukan suatu wadah yang khusus untuk
menangani masalah yang berkaitan dengan komunikasi baik untuk public internal maupun eksternal. Wadah tersebut adalah humas yang bertujuan untuk menegakan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan bagi organisasi atau instansi, terhadap sasaran public internal dan eksternal. Hubungan masyarakat atau biasa disebut Humas, dengan ruang lingkup kegiatan yang mencakup khalayak sasaran (public), baik internal maupun eksternal dan semua kegiatan yang diselenggarkan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasinya. Humas mencakup berbagai macam hubungan atau relations dengan banyak pihak, termasuk dengan wartawan media baik cetak maupun elektronik.
14
Kebutuhan akan kehadirannya tidak dapat dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. 7 Pengertian Humas menurut Onong Uchjana Effendy adalah: Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari budi yang dijalankan secara berkesinambunagn dan berencana, dengan mana organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkutannya, dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan mereka, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepntingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas. 8 Menurut definisi kamus terbitan Institute Of Public Relations (IPR) terbitan bulan November 1987, “ Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalyaknya “. 9 Definisi Humas menurut S.K Bonar ialah usaha untuk mengembangkan hubungan yang akrab, pantas dan oleh karena itu menguntungkan untuk kedua belah pihak, seperti antara sesuatu perusahaan, industri atau organisasi dengan masyarakat di lingkungannya. 10 Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Humas adalah rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sebagai suatu rangakain kampanye 7
M. Linggar Anggoro, 2002. Teori & Profesi Kehumasan serta apklikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara hal 1. 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Pen. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1992. Hal 134 9 M. Linggar. Anggoro, 2002. Teori & Profesi Kehumasan serta apklikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara hal 1-2. 10 S.K Bonar, 1983, Hubungan Masyarakat Modern, PT. BIna Aksara, Jakarta, Hal 11
15
atau program terpadu dalam usaha untuk mengakrabkan atau mengembangkan hubungan yang lebih baik menguntungkan antara perusahaan dengan publiknya secara berkesinambungan.
2.2.2
Tujuan dan Fungsi Humas Menurut Bertrand R Canfield dalam buku ”Public Relations Principles and
Problems” sebagaimana dikutip Frank Jefkins dalam buku ”Public Relations”, mengemukakan bahwa fungsi Humas antara lain: 1.
Mengabdi kepada kepentingan umum, tugas seorang Humas adalah melayani publik yang hubungannya harus dibina sehingga menjadi harmonis.
2.
Memelihara komunikasi yang baik, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang komunikatif antara petugas Humas dengan publiknya yang dilandasi rasa empati, sehingga menimbulkan rasa simpati.
3.
Menitik-beratkan moral dan perilaku yang baik. Karena Humas adalah sebagai wakil organisasi yang berhubungan dengan publik. 11 Menurut F. Rachmadi, mengemukakan tentang tugas Humas sebagai berikut :
1.
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tulisan, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
11
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations, Jakarta: Pen. Erlangga, Hal 36
16
2.
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat.
3.
Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan atau lembaga, maupun segala macam pendapat (public accaptance dan non accaptance).
4.
menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh publik favour, publik opini, dan perubahan sikap. 12 Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat penulis pahami bahwa Humas
mempunyai tugas sebagai berikut : 1.
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi baik lisan, tulisan atau melalui gambar kepada publik mengenai tujuan dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tau lembaga.
2.
Memonitor, merekam dan mengevaluasi pendapat umum.
3.
Mempelajari dan melakukan analisis rekasi publik terhadap kebijakan pemerintah.
4.
Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan dan perubahan sikap. Dalam kosepnya, fungsi Public Relations Officer ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator.
12
Rachmadi. F. 1996. Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 23
17
Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukuya, Hubungan Masyarakat suatu komunikologis adalah sebagai berikut: a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal. c. Menciptakan komuniaksi dua arah dengan menyebarkan informasin dari organisasi kepada publiknya dan menyelurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan demi kepentingan umum. e. Operasionalisasi dan organisasi PR adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untu mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya. 13 Dari uraian di atas maka penulis berpendapat bahwa fungsi Humas adalah membantu dan mendukung fungsi manajemen, dalam rangka membina hubungan baik dengan khalayak internal dan eksternal perusahaan. Dari penjelasan di atas apabila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian penulis, maka salah satu fungsi Humas adalah membina hubungan harmonis publik eksternal dalam hal ini wartawan surat kabar, dari menciptakan komunikasi dua arah timbal balik guna menyebarkan informasi mengenai perusahaan kepada wartawan surat kabar ibukota. 13
Rosady Ruslan. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
18
2.3
Strategi Humas Selain komunikasi yang mempunyai peranan mendasar dalam proses dalam
membina suatu hubungan, diperlukan suatu strategi, dimana dengan adanya strategi suatu perusahaan dapat membuat komunikasi dalam membina hubungan yang baik dalam membentuk dan menciptakan image positif. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjang bagaimana taktik operasionalnya14 . Sebagaimana diketahui sebelumnya, Humas atau Public Relations bertujuan menegakan dan mengembangkan ”citra yang menguntungkan” bagi organisasi atau perusahaan atau produk barang dan jasa terhadap para stakeholdernya (khalayak sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi kegiatan Humas atau Public Relations diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholdernya sebagai tempat akarnya sikap tindak dan persepsi mereka. Strategi media relations merupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan membina hubungan dengan mengacu pada tujuan organisasi. 15
14
Effendy. Onong Uchjana, 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 32 15 Irianata, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, Bandung; PT. Simbiosa Rekatama Media, hal 90
19
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan membina hubungan dengan pers, dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu: 1. Meningkatkan kesadaran publik. 2. Mengubah sikap publik dari anti menjadi netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi. 3. Mendorong tindakan publik untuk mendukung kebijakan organisasi. Taktik-taktik yang dikembangkan dari strategi untuk mencapai tujuannya meliputi: 1. Terus menerus mengembangkan materi PR atau Humas untuk media massa. 2. Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. 3. Membangun dan memlihara kontak dengan media massa. 4. Memosisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu. 5. Memosisikan pimpinan organisasi sebagai juru atau ketua dalam asosiasi profesi. 6. Selalu berkoordinasi dengan bagian lain dalam organisasi sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir. Strategi sebagai dan memberi penjelasan atas metode yang dipakai untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kegiatan media relations sebagai salah satu kegiatan PR atau Humas, dilaksanakan melalui tahapan-tahapan dalam proses PR.
20
Empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses PR atau humas menurut Cultip dan Center. 16 1. Fact Finding (Definisikan Permasalahan) Dalam tahap ini PR atau Humas perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu PR atau Humas perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan organisasi. Pada tahap ini ditentukan ”What’s happening now?”. 2. Perencanaan dan Program Pada tahap ini PR atau Humas sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. PR atau Humas penting untuk mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan, karena kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian. Tahap ini akan memberi jawaban atas pertanyaan ”What should we do and why?”. 3. Aksi dan Komunikasi Aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan ”How do we do it and say it?” 4. Evaluasi Program
16
Rhenald Kasali,1994, MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta; PT Pustaka Utama Grafiti,hal 84
21
Tahap ini melibatkan pengukuran atas hasil tindakan. Pengukuran ini menjawab pertanyaan ”How did we do?”. Proses media relations melalui tahapan-tahapan yang mencakup sebagai berikut: 17 a. Perencanaan (merupakan usaha untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi atau tidak terjadi pada masa depan, termasuk memperhitungkan tindakan yang akan dilakukan dan sumber daya manusia seta daya financial yang diperlukan). 1. Dimana posisi organisasi kita saat ini? 2. Siapa khalayak kita? 3. Apa yang kita inginkan atau apa tujuan kita? 4. Bagaimana mencapai tujuan itu? 5. Taktik apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut? 6. Bagaimana kita mengevaluasinya? b. Pengorganisasian (memprioritaskan dari temuan penelitian / data / informasi, yang kemudian dikoordinasikan). 1. SDM yang mengkoordinasikan pembuatan rencana operasional media relations dan pelaksanaan evaluasinya. 2. Mekanisme pengorganisasiannya. 3. Pandangan khalayak terhadap PR atau Humas serta lembaga TVRI 4. Isu dan himbauan yang sesuai untuk khalayak PR atau Humas TVRI.
17
Irianata, Yosal. 2005, MEDIA RELATIONS Konsep Pendekatan dan praktis. Bandung, PT Simbiosa Rekatama Media, hal 47-67
22
c. Pengkomunikasian (tindakan pelaksanaan mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga pelaksanaan program tidak menyimpang jauh dari objektif yang sudah ditetapkan sebelumnya). 1. Hubungan PR atau humas dengan media dan proses hubungannya. 2. Prinsip-prinsip hubungan PR atau Humas dengan media. 3. Proses pembinaan hubungan PR atau Humas dengan media. 4. Pemahaman PR atau Humas dalam melayani media dengan baik. 5. Proses PR atau Humas dalam menyediakan salinan verifikasi / pembuktian atas kebenaran setiap materi yang berhubungan dengan kondisi-kondisi lembaga TVRI. 6. Proses hubungan PR atau Humas dalam memperkokoh hubungan personal dengan media. 7. Proses PR atau Humas dalam pengembangan materi untuk media massa. 8. Macam dan bentuk media yang digunakan PR atau Humas dalam menyampaikan pesan kepada publik. 9. Proses PR atau Humas dalam membangun dan memelihara kontak dengan media massa. 10. Posisi lembaga TVRI sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu. 11. Proses PR atau Humas dalam berkoordinasi dengan divisi lain dalam lembaga TVRI sehingga selalu mendapatkan informasi muthakhir.
23
d. Pengontrolan
(upaya
membangun
sistem
peringatan
dini
bila
terjadi
penyimpangan program dari tujuan yang sudah ditetapkan) 1. SDM yang melaksanakan program komunikasi PR atau humas, sehingga berlangsung dengan baik dan efektif. 2. SDM yang mengontrol program komunikasi PR atau Humas. e. Evaluasi (sangat penting keberlanjutan atau perbaikan program / kegiatan pada masa depan) 1. Tujuan atau sasaran kegiatan komunikasi PR atau Humas yang hendak akan dicapai lewat program ini melalui komponen-komponen komunikasinya. 2. Mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi program PR atau Humas melalui strategi membina hubungan dengan pers/media, dan SDM yang melakukan evaluasi sebagai mengukur output komunikasi. 3. Proses mengukur hasil kegiatan / program, dan dampak komunikasi PR atau Humas melalui strategi membina hubungan dengan pers / media. 4. Proses mengukur evaluasi kegiatan PR atau Humas berhubungan dengan pencapaian tujuan lembaga TVRI, sehingga dapat dikatakan proses strategi PR atau Humas dalam membina hubungan pers / media dengan proses organisasi saling menunjang satu sama lain. 5. Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) Seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pimpinan organisasi, dan melaksanakan program yang
24
terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum. PR atau Humas bertindak sebagai komunikator, membantu (backup) mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi / lembaga, membangun hubungan baik dengan berbagai publik dan hingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan.
2.4
Media Relations Dalam setiap kegiatan maupun aktivitasnya Humas perlu membina hubungan
yang akrab dengan orang-orang media agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada publik eksternal berjalan lancar. Media pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh Humas dengan berbagai cara, antara lain Press Release, Press Conference, Advertising dan lain-lain. Media Relations menurut Frank Jefkins adalah ”Media Relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan. 18 Media Relations menurut Onong Uchjana Effendy, media relations adalah komunikasi secara timbal balik yang dilakukan oleh Public Relations suatu organisasi
18
Jefkins, Frank. 1992. Hubungan Masyarakat, Jakarta, Pen. Intermesa
25
dengan para wartawan bagi kepentingan bersama yang dilandasi atas saling pengertian dan saling mempercayai. 19 Soemirat
dan
Ardianto
dalam
buku
Dasar-dasar
Public
Relations
mendefinisikan ”media relations yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar/majalah) dan media elektronik (televisi/radio). 20 Black dan sharpe menjelaskan ”media relations tidak hanya dapat disangsikan lagi merupakan bagian terpenting dari Humas. Hubungan dengan media adalah pekerjaan eksak apabila dikerjakan dengan hati-hati dan dengan pertimbangan matang. 21 Dari beberapa definisi diatas penulis menarik kesimpulan bahwa media relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pemahaman dan pengetahuan yang dilandasi atas saling pengertian dan mempercayai dalam membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak secara timbal balik.
19
Effendy , Onong Uchjana, 1981. Humas Suatu Studi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 25 20 Soleh. Soemirat & EElvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations. PT Remaja Rosdakarya. Bandung, Hal 25 21 Sam Black & Malvin L Sharpe, Ilmu Hubungan Masyarakat. Penerbit Intermesa. Jakarta 1998, Hal 40.
26
2.4.1
Tujuan Dan Fungsi Media Relations Tujuan media relations menurut F. Rachmadi, antara lain:
1.
Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenaikegiatan serta langkah lembaga atau organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2.
Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan,laporan, ulasan, tajuk yang wajar, objektif, dan seimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan lembaga atau organisasi).
3.
Untuk memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan lembaga atau organsasi.
4.
Untuk Melengkapi data atau informasi bagi pimpinan lembaga atau organsasi untuk keperluan pembuatan penilaian (assessment) secara tepat mengenai permasalahan yang mempengaruhi kecemasan kegiatan lembaga.
5.
Mewujudkan hubungan yang siap dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati. 22 Dimata praktisi Humas, pers adalah suatu institusi atau lembaga media yang
memiliki massa atau creadible (terpercaya). Karena kredibilitasnya itu, ia mampu meneruskan informasi atau publisitas untuk kepentingan tujuan dan strategi Humas yang dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.
22
Rachmadi.F. 1994, Public Relations Dalam Teori Dan Praktik, Aplikasi Dalam Badan Usaha Swasta danLembaga Pemerintahan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Hal 56
27
2.4.2 Membina Hubungan Baik Dalam Media Pengertian hubungan baik menurut penulis adalah membina, menciptakan, membangun suatu hubungan yang baik yang elok, patut dan teratur, baik dengan pihak internal maupun eksternal secara bersama-sama yang bertujuan untuk terciptanya suatu keadaan berhubungan yang harmonis yang dilandasi oleh saling pengertian, menghormati, percaya dan menghargai antara perusahaan atau lembaga dengan wartawan surat kabar ibukota. Hubungan harmonis menurut Kustadi Suhandang sebagai berikut : Hubungan yang harmonis dalam arti saling pengertian dan saling menguntungkan satu sama lain, suatu hubungan ”take and give” antara kedua belah pihak sehingga terjalin suasana keakraban yang favorable di antara perusahaan dengan publiknya itu. Suasana yang mendorong ke rah majunya perusahaan atau badan yang bersangkutan. 23 Penulis memahami bahwa hubungan baik merupakan hubungan yang harmonis dalam arti saling pengertian sehingga terjalin suasana yang menyenangkan dan menguntungkan serta saling memberi dan menerima satu sama lain yang mendorong majunya perusahaan. F. Rachmadi mengemukakan salah satu kegiatan Humas yang penting yaitu ”menyelenggarakan hubungan yang baik dengan media massa terutama pers mempunyai peran penting dalam menyebarkan informasi atau berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah atau pejabat-pejabat pemerintah dan dalam pembentukan pendapat umum. 24
23 24
Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, PT Karya Nusantara, Bandung 1974, Hal 28 Ibid, Hal 53
28
Selanjutnya mengenai hubungan dengan pers, Dja’ffar H. Assegaff mengemukakan bahwa : ”Hubungan pers yaitu hubungan yang terjalin antara pejabat humas dengan orang-orang pers atau wartawan surat kabar ibukota di dalam kegiatan menyebarkan informasi. 25 Pernyataan di atas menjelaskan bahwa hubungan wartawan surat kabar ibukota merupakan hubungan yang terjalin antara pejabat-pejabat Humas dengan wartawan surat kabar ibukota dalam penyebaran informasi. Hubungan pers menurut Frank Jefkins adalah sebagai berikut : ”usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari perusahaan. 26 Dari pendapat diatas terlihat bahwa hubungan pers atau wartawan adalah usaha untuk mencapai publikasi atas suatu pesan atau informasi dalam menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan. Dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota, menurut Dja’ffar Assegaff ada 6 pegangan yang harus di taati oleh Humas yaitu : 1. sikap berterus terang. 2. Berikan pelayanan yang sebaik-baiknya. 3. Jangan mengemis atau menjilat. 4. Jangan meminta untuk menutup informasi.
25 26
Dja’ffar. Assegaff, Hubungan Masyarakat dalam Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, Hal 37 Frank Jefkins, Op Cit, Hal 98
29
5. Jangan membanjiri media dengan publisitas. 6. Usahakan membuat daftar wartawan yang anda hubungi. 27 Penulis setuju dengan pendapat di atas bahwa ada 6 pegangan yang harus di taati oleh petugas Humas dalam menciptakan hubungan baik antara Humas dengan pihak wartawan, yaitu : Informasi harus berdasarkan fakta, Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wartawan, Humas hendaknya jangan mengemis atau menjilat wartawan, Jangan meminta wartawan untuk menutup-nutupi informasi, Informasi yang diberikan mengandung nilai berita, Membuat daftar nama wartawan agar mudah dihubungi. Lebih lanjut Frank Jefkins mengungkapkan ”Inti hubungan pers adalah proses memberi dan melayani bukannya meminta sesuatu, kepada kalangan pers yang harus dijalani oleh para petugas Humas. 28 Sedangkan F. Rachmadi menjelaskan hubungan Humas dengan publik luar dalam hal ini adalah wartawan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya. 1.
Melalui kontak pribadi Seorang Humas di dalam berhubungan langsung dengan publik harus bersikap
ramah, sopan, selalu bersedia mendengarkan apa yang dikatakan dan ditanyakan oleh publik, sabar dalam melayani mereka, dan tidak menangguhkan sesuatu pelayanan yang segera dapat dilakukan. 2. 27
Melalui media massa meliputi :
Dja’far Assegaf. Op. Cit, Hal. 41 Frank Jefkins, Public Relations, Edisi IV, Alih Bahasa Haris Munandar, Erlangga, Jakarta 1995. Hal 101
28
30
•
News sevice
•
Contigency plan
•
Press release
•
Konferensi pers
•
Dan Press tour. 29 Dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa dalam mengadakan hubungan
dengan wartawan dapat dilakukan melalui cara, kontak pribadi, service, contigency plan (untuk menghadapi hal yang mendadak seperti persiapan permintaan wawancara dengan pejabat-pejabat), press release (siaran pers), konferensi pers, dan press tour. Dari uraian di atas mengenai hubungan baik yang terjalin antara petugas Humas dengan wartawan maka model komunikasi yang relevan adalah hubungan sumber – reporter Gieber dan Jhonson, yaitu:
A
C
Hubungan dalam gambar diatas dapat diterangkan sebagai berikut : Rangka acuan A dan C bertumbang tindih; kedua komunikator bekerjasama dalam menjalankan peran komunikasinya dan, dalam beberapa hal, mempunyai kesamaan nilai yang mendasari tindakan dan peran komunikasi mereka. Partisipasi bekerjasama satu sama lain dan membentuk persepsi yang disetujui bersama tentang
29
Rachmadi. F. Op. Cit, Hal 56 - 57
31
fungsi mereka masing-masing. Adapun tujuan-tujuan yang satu lagi ingin memperoleh berita untuk memuaskan keinginan editornya. 30
Beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh setiap praktisi Public Relations atau Humas dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang baik. 31 a. Memahami dan melayani media : dengan berbekal pengetahuan diatas maka seorang praktisi PR atau Humas akan mampu menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. b. Membangun Reputasi : sebagai orang yang dapat dipercaya : para praktisi PR atau Humas harus senantiasa siap menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat dimana saja dan kapan saja hak itu dibutuhkan.hanya dengan cara inilah ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara. c. Menyediakan salinan yang baik. Misalnya saja menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung melalui komputer (teknologi ini sangat memudahkan kreksi dan penyusunan ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita atau news release), penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang secara cepat menjadi semakin penting.
30
Dennis McQuail dan Steven Windahl, 1981, Model-model Komunikasi, Longman Inc, New York, Hal 107 31 Frank Jefkins, op.cit,. 101
32
d. Bekerja sama dalam penyediaan materi : sebagai contoh, petugas PR atau Humas dan jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu. e. Menyediakan fasilitas verifikasi : para praktisi PR atau Humas juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima.contoh konkretnya, para jurnalis itu diizinkan untuk langsung menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan. f. Membangun hubungan personal yang kokoh : suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerjasama dan sikap paling menghormati profesi masingmasing. 32 Prinsip-prinsip sebagai landasan praktisi Public Relations atau Humas dalam menjalin hubungan dengan pihak pers dilapangan, sebagai berikut: 33 a. Mutlak adanya kejujuran, dan keterusterangan. b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers / media. c. Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers / media, misalnya agar press release bisa dimuat padahal nilai beritanya tidak ada sama sekali. d. Tidak menutup saluran informasi, misalnya pihak PR atau Humas mengucapkan, no comment, tidak tahu dan tolong jangan dimuat, hingga off the record kepada 32
Ibid,. 101 Rosady Ruslan, 2005, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta ; PT Raja Grafindo Persada, hal 165
33
33
pihak pers. Kalau ditutup saluran informasi tersebut, maka pers akan mencari informasi tidak resmi, tetapi beritanya tidak dapat lagi terkontrol oleh pihak PR atau Humasnya. e. Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas di media massa yang tidak jelas tujuannya atau sasarannya yang hendak dicapai. f. Selalu meng-up date setiap daftar nama reporter, tugas peliputannya, alamat dan telepon redaksi dan sebagainya, agar saling mengenal dengan baik antar kedua belah pihak dalam upaya membangun ”good pers relationship”.
2.5
Wartawan Surat Kabar
2.5.1
Wartawan Menurut Onong Uchjana Effendy wartawan adalah, ”Seorang petugas media
massa, surat kabar, majalah, radio, atau televisi yang profesinya mengelola pemberitaan yakni meliputi peristiwa yang terjadi dimasyarakat, menyusun kisahkisah dan menyebarkan berita yang sudah tuntas kepada khalayak. 34 Penulis sependapat dengan pernyataan di atas bahwa wartawan adalah seorang petugas media massa, surat kabar, majalah, radio atau televisi yang profesinya mengelola pemberitaan yakni meliputi peristiwa yang terjadi di masyarakat, menyusun kisah-kisah, dan menyebarkan berita yang sudah tuntas kepada masyarakat.
34
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung 1989, Hal 195
34
Menurut
Harimurti
Kridaklaksana
wartawan
adalah,
”orang
yang
pekerjaannya mencari dan mengumpulkan berita, menyusun dan menyunting berita untuk disiarkan dalam surat kabar, majalah, radio atau televisi. 35 Yanuar Abdullah menjelaskan wartawan adalah, ”manusia yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai pencari dan pemburu berita, pengumpulan berita, pembawa berita, penyusun berita, penyiar berita, juga pengajak berfikir, tukang ingatkan (kontrol) serta tukang hibur dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai medianya. 36 Penulis dapat memahami pendapat di atas bahwa wartawan adalah manusia yang melakukan kegiatan sebagai pencari, pemburu, pengumpul, pembawa, penyusun, penyiar, serta pengontrol dan penghibur dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai medianya. Dari penjelasan di atas mengenai wartawan, penulis mengambil kesimpulan yang dimaksud dengan wartawan adalah orang yang yang mengambil kesimpulan yang pekerjaannya mencari, mengumpulkan dan menyiarkan berita selengkaplengkapnya untuk disiarkan dalam surat kabar, majalah, radio atau televisi untuk mencari, mengumpulakan dan mengelola bahan berita dalam bentuk berita, pendapat, ulasan, dan gambar-gambar yang bersumber dari perusahaan atau lembaga untuk disiarkan dan bertanggung jawab atas kebenaran berita tersebut.
35
Harimurti Kridaklaksana, Leksikon Komunikasi, Pradnya Paramitha, Jakarta 1984, Hal 106 Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktek, Angkasa Raya, Padang 1992. Hal 16
36
35
2.5.2
Surat Kabar Dja’far H. Assegaff memberikan pengertian surat kabar yaitu ”penerbitan
berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan terbit secara tahap atau periodik dan dijual untuk umum. 37 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, surat kabar adalah: Lembaran-lembaran yang memuat laporan yang terjadi dimasyarakat, terjadi dimasyarakat, isinya aktual dan bersifat umum, isinya termasa aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia, yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca. 38 Dari pernyataan diatas penulis memahami bahwa surat kabar adalah lembaran-lembaran yang berisi karangan-karangan, iklan, berita-berita yang terjadi dimasyarakat, isinya aktual dan bersifat umum, mempunyai nilai untuk diketahui khalayak pembaca, terbit secara tetap atau periodik, dicetak dan dujual kepada umum.
2.5.3
Tugas Utama Wartawan Dalam melakukan pekerjaannya, seorang wartawan mempunyai tugas yang
sangat penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Riyati Irawan dan Teguh Mainanda menjelaskan tugas utama seorang wartawan adalah: 1. 37
memberikan fakta-fakta pembaca
Dja’far H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Paraktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia, Jakarta 1983. Hal 140 38 Onong Uchjana Efffendy, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung 1989. Hal 241
36
2.
Menafsirkan arti fakta-fakta tersebut dalam suatu kerangka yang jelas dan jika mengkin menarik kesimpulan dari fakta-fakta tersebut
3.
mempromosikan, artinya memajukan hal itu agar pembaca mendapat kesan selengkap-lengkapnya dari pada apa yang ditulisnya. 39 Dari penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa tugas seorang
wartawan adalah mencari berita untuk diberitakan kepada masyarakat dengan memberikan fakta-fakta pembaca, menarik arti fakta-fakta tersebut dan menarik kesimpulannya serta mempromosikan agar pembaca mendapat kesan kesan selengkap-lengkapnya dari apa yang sudah ditulis oleh seorang wartawan.
39
Riyanti Irawan dan Teguh Meinanda, Tanya Jawab Dasar-dasar Jurnalistik, Armico Bandung, 1981. Hal 81
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini terbatas
hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan , tidak menguji atau membuat prediksi. 40 Menurut Koentjaraningrat 41 penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat suatu individu. Keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala lainnya dalam masyarakat. Dengan penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menginterpretasikan atau mendeskripsikan secara lebih dalam atau mendetail mengenai strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota.
3.2
Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam meneliti strategi humas
TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota adalah dengan menggunakan metode penelitian studi kasus (case study). Secara umum studi
40
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, cetakan Keenam, Pen. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1998, Hal 24 41 Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : LP3ES, 1981), Hal 42
38
kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan suatu penelitian bekenaan dengna How dan Why. 42 Dengan kata lain studi kasus merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek yang dimana data dikumpulkan dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Penelitian disini masuk dalam pendesainan untuk studi kasus tunggal. Alasan utama studi kasus tunggal, yaitu: 43 1. Sebuah rasional untuk kasus tunggal, manakala kasus tersebut menyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah disusun dengan baik. 44 2. Kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstern atau unik. 3. Untuk studi kasus tunggal adalah penyikapan itu sendiri. 45
3.3
Teknik Pengumpulan Data Untuk menganalisis strategi Humas yang berkaitan dengan upaya TVRI
membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota, penulis membutuhkan data-data yang mendukung, khususnya informasi atau data-data yang berasal dari dalam perusahaan. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan 2 macam pendekatan, antara lain:
42
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Model, cetakan ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Hal 1 Ibid, Hal 47 44 Ibid, Hal 48 45 Ibid, Hal 49 43
39
1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari sumber individual atau perorangan, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam atau Depth Interview. Wawancara mendalam atau tidak berstruktur (Depth Interview), digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. 46 2. Data Sekunder Merupakan data-data yang dijadikan sebagai pelengkap melancarkan proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui: •
studi kepustakaan
•
literatur-literatur yang berhubungan dengan judul, seperti bahan seminar, makalah, buku, surat kabar.
•
dokumen-dokumen,.
3.4
Definisi Konsep
•
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjang bagaimana taktik operasionalnya.
46
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2001. Hal 139
40
•
Strategi Humas harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Media Relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan.
Hubungan yang harmonis dalam arti saling pengertian dan saling menguntungkan satu sama lain, suatu hubungan ”take and give” antara kedua belah pihak sehingga terjalin suasana keakraban yang favorable di antara perusahaan dengan publiknya itu. Suasana yang mendorong ke rah majunya perusahaan atau badan yang bersangkutan.
wartawan adalah, ”manusia yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai pencari dan pemburu berita, pengumpulan berita, pembawa berita, penyusun berita, penyiar berita, juga pengajak berfikir, tukang ingatkan (kontrol) serta tukang hibur dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai medianya.
Surat kabar adalah lembaran-lembaran yang memuat laporan yang terjadi dimasyarakat, terjadi dimasyarakat, isinya aktual dan bersifat umum, isinya termasa aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia, yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca.
41
3.5
Fokus Penelitian Fokus penelitian ini mengenai data-data real, segala bentuk kegiatan dan
program informations service yang berhubungan dengan strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota yang meliputi: A. Fact Finding (melaporkan temuan data penelitian) B. Perencanaan (merupakan usaha untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi atau tidak terjadi pada masa depan, termasuk memperhitungkan tindakan yang akan dilakukan dan sumber daya manusia serta sumber daya financial yang diperlukan). C. Aksi dan Pengkomunikasian (tindakan pelaksanaan mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga pelaksanaan program tidak menyimpang jauh dari objektif yang sudah ditetapkan sebelumnya). D. Evaluasi (sangat penting keterlanjutan atau perbaikan program / kegiatan pada masa depan).
3.6
Key Informan (Narasumber) Sumber-sumber
yang
berkompeten
untuk
dimintai
informasi
yang
berhubungan dengan penelitian strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota, antara lain : 1.
Ibu Meggy Th. Rares, sebagai Manajer Kelembagaan Hukum dan Humas TVRI. Alasan Memilih Narasumber Manajer Humas, karena manajer Humas merupakan yang mempunyai jabatan tertinggi di bagian Humas dan
42
Pemegang keputusan dalam melaksanakan dan menjalankan program dan kegiatan Humas. 2.
Ibu Usi Karundaeng, sebagai Kordinator Humas TVRI yang mengetahui banyak tentang TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartwan surat kabar ibukota. Alasan memilih Ibu Usi karundaeng sebagai narasumber, karena beliau merupakan kordinator Humas yang melakukan dan menjalankan kegiatan dan program Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan.
3.
Bapak Nurmaman, sebagai karyawan Staff Humas TVRI. Alasan memilih Bapak Nurmaman sebagai narasumber karena beliau merupakan karyawan Humas yang membantu manajer dan kordinator Humas dalam melaksanakan dan
menjalankan
kegiatan
Humas
TVRI
dalam
menyebarkan
dan
mempublikasikan informasi kepada media yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. 4.
Wartawan Surat kabar ibukota Media Indonesia , Anton Kustedja. Alasan memilih narasumber Anton Kustedja, karena beliau merupakan wartawan surat kabar yang sering di ikut sertakan dalam kegiatan Humas dalam membuat suatu event yang berhubungan dengan dalam membina hubungan baik dengan media surat kabar.
5.
Wartawan Kompas, Nur Hidayati (Yayah). Alasan memilih narasumber Nur Hidayati, karena beliau merupakan salah satu wartawan media surat kabar yang sering di ikut sertakan oleh Humas TVRI dalam Penyampaian informasi
43
yang dilakukan oleh TVRI dalam membina hubungan baik dengan media surat kabar. 6.
Wartawan Sindo, Agung Hermawan. Alasan memilih narasumber tersebut, karena beliau merupakan salah satu wartawan yang sering di undang oleh TVRI dalam setiap acara. Alasan memilih ketiga media surat kabar tersebut, karena ketiga media
tersebut mewakili beberapa media yang sering diikut sertakan dalam kegiatan media relations dalam rangka penyebaran informasi berkaitan dengan penciptaan hubungan baik yang dilakukan oleh Humas TVRI.
3.7
Teknik Analisa Data Tujuan analisa dalam penelitian adalah penyempitan dan membatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada objek penelitian. Dalam mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah dengan mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Dengan kata lain, penulis hanya memaparkan kondisi apa adanya. Pemeparan tersebut adalah megenai strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik wartawan surat kabar ibukota.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Latar Belakang Berdirinya TVRI Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutudkan untuk memasukan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di vawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menpen maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saatitu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut: 1. Membangun studio di eks AAPEN di Senayan (TVRI sekarang). 2. Membagun dua pemancar : 100 watt dan 10 kw dengan tower 80 meter. 3. Mempersiapkan sofware (program dan tenaga). Lalu, pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan bebkekuatan 100 watt. 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acra siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. 20
45
Oktober, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
4.1.2 Pembangunan Stasiun Penyiaran TVRI Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyioaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang, Manado, Denpasar dan Balikpapan (Bantuan Pertamina).
4.1.3
Pembangunan Stasiun Produksi Keliling Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibukota Propinsi dibentuklah
Stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari: SPK Jayapura, Ambon, Kupang, Malang (tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya), Semarang, Bandung, Banjarmasin, Pontianak, Banda Aceh, Jambi, Padang, Lampung. 4.1.4 TVRI di Era Order Baru Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggunga jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departeman Penerangan Republik Indonesia.
46
Sebagai
alat
komunikasi
Pemerintah,
tugas
TVRI
adalah
untuk
menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah. Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untukmembngun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan mesyarakat yang aman, adil, tertib, dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah mental spritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserata programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studiostudio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass madia Pemerintah. Tahun
1975,
Dikeluarkan
SK
Menpen
No.
55
Bahan
siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang deterapkan yaitu manajemen perkantoran/birikrasi.
4.1.5 TVRI di Era Reformasi Bulan Juni 2000, ditebitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara
47
kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggunga jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober 200`1, diterbitkan Peraturan Pemerintah No 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI dibawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN. TVRI merupakana stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun daerah dan 1 stasiun pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya di bangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, bandung, dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
4.1.6 TVRI Dewasa Ini Dengan perubahan status TVRI dari Perjan ke TV Publik sesuai Undangundang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa Transisi
48
selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSEROAN atau PT. Melalui PERSEROAN ini Pemeriontah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bdang Marketing, struktur organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya penurangan SDM atau penambahan modal, karena semua itu harus memenudi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui juml;ah SDM yang dibutuhkan, berdasrkan kemapuan masing-masing iondividu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui Restrukturisasi akan diketahui apakah untuk mengisi fungdi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat dimanfaatkan sumner daya TVRI yang tersedia. Dalam bentuk PERSEROAN selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan p[ihak luar baik swasta maupun BUMN serta meningkatkan profesional karyawan.
49
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang diisyaratkan oleh Undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV Publik dengan sasran Khalayak yang jelas.
4.1.7 Visi dan Misi LPP TVRI 1. Visi ” TV Pilihan yang berakar pada budaya bangsa ”
2. Misi a.
Menjadi media komunikasi bagi kepentingan nasional yang berlandaskan persatuan dan kesatuan.
b.
Memberikan informasi yang terpercaya, mencerdaskan serta menyajikan hiburan bermutu bagi masyarakat.
c.
Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha.
d.
Membentuk lingkungan kerja yang sehat, harmonis dan profesioanl bagi karyawan dan mitra kerja.
4.1.8
Struktur Organisasi Struktur Organisasi LPP TVRI terdiri dari kantor Pusat, TVRI stasiun
penyiaran dan sektor Transmisi, dan Balai pendidikan dan Latihan Televisi. Dalam kaitan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis hanya akan menguraikan secara garis besar struktur organisasi LPP TVRI yakni sebagai berikut:
50
a.
Direktur Utama Bertugas memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas para anggota direksi
dalam menjalankan tugas sesuai dengan bidang masing-masing, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur dilingkungan TVRI. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur Utama mempunyai fungsi sebagai berikut: 1).
Pengkoordinasian tugas para anggota Direksi.
2).
Pengaturan tugas para anggota Direksi.
3).
Pengawasan pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan TVRI.
Untuk melakasanakan tugas dan fungsi dimaksud, Direktur Utama dibantu oleh: 1).
Satuan Pengawas Intern (SPI).
2).
Sekretaris Perusahaan.
3).
Temaga ahli.
b.
Direktorat Berita Bertugas
menetapkan
kebijakan,
melaksanakan
pembinaan
dan
menyelenggarakan kegiatan di bidang berita. Untuk menyelengarakan tugas tersebut, Direktur Berita, menpunyai fungsi sebagai berikut: 1). Penetapan kebijakan di bidang pendukung produksi dan dokumentasi acara pemberitaan. 2). Pembinaan penyelengaraan produksi dan siaran berita seluruh datuan kerja di lingkungan TVRI.
51
3). Pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan tugas penyelenggaraan produksi dan siaran beriota seluruh satuan kerja di lingkungan TVRI. Direktorat Berita, terdiri dari: 1). Bidang Pemberitaan. 2). Bidang Produksi Pem,beritaan. 3). Kelompok Fungsional. c.
Direktorat Teknik Bertugas
menetapkan
kebijakan,
melaksanakan
pembinaan
dan
menyelenggarakan kegiatan di bdang teknik. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut: 1).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian pengadaan peralatan teknik dan prasarana.
2).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian operasioanl dan pengguanaan peralatan teknik.
3).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian pemeliharaan peralatan teknik.
4).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian pengembangan peralatan teknik.
5).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian SDM teknik.
6).
Perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kerjasama teknik denga berbagai pihak.
52
Direktorat teknik, terdiri dari: 1). Bidang teknik Transmisi dan Prasrana. 2). Bidang Teknik Produksi dan Penyiaran. 3). Bidang kerjasama Teknik dan teknologi informasi. 4). Sekretariat. 5). Kelompok Fungsional. d.
Direktorat Keuangan Bertugas
menetapkan
kebijakan,
melaksankan
pembinaan
dan
menyelenggarakan kegiatan di bidang keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1).
Perencanaan anggaran TVRI meliputi anggaran program, non program, permodalan dan investasi.
2).
Perencanaan dan pengusulan sumber dana untuk pengelolaan kegiatan operasioanal perusahaan.
3).
Perencanaan jasa konsultan di bidang keuangan.
4).
Perencanaan pengelolaan anggaran kas dan modal kerja perusahaan termasuk pengelolaan hutang dan piutang perusahaan.
5).
Pengkoordinasian mekanisme pengelolaan keuangan dan akuntansi, serta laporan keuangan dari seluruh satuan kerja.
Direktorat Keuangan, terdiri dari: 1). Bidang anggaran. 2). Bidang keuangan dan investasi.
53
3). Bidang akuntansi dan perpajakan. 4). Sekretriat. 5). Kelompok fungsional. e.
Direktorat Umum Bertugas
menetapkan
kebijakan,
melaksankan
pembinaan
dan
menyelenggarakan kegiatan di bidang umum dan SDM. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1). Penetapan kebijakan proses pengadaan barang, pengadaan jasa, dan pendistribusian. 2). Penetapan kebijakan pengembangan, pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana umum serta pengeloalan aset. 3). Penetapan kebijakan pengelolaan SDM. 4). Pembinaan kegiatan di bvidang umum dan personalia seluruh satuan kerja di lingkungan TVRI. 5). Pengkoordinasian dan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kegiatan umum dan seluruh satuan kerja di lingkungan TVRI. Direktotar Umum, terdiri dari: 1). Bidang pengadaan dan logistik. 2). Bidang Prasarana umum 3). Bidang SDM. 4). Sekretariat. 5). Kelompok Fungsional.
54
f.
Satuan Pengawas Intern (SPI) Kepala Satuan Pengawas Intern, Bertugas melaksanakan pemerikasaan intern
keuangan, operasional TVRI, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada TVRI serta memberikan saran-saran perbaikan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala SPI mempunyai fungsi sebagai berikut: 1). Penyusunan Program Kerja Pemerikasaan Tahunan (PKPT), dibidang keuangan dan operasional, meliputi rencana pemerikasan rtin/reguler, dan pemerikasaan khusus. 2). Pengkoordinasian pelaksanan pemeriksaan dengan tujuan mencegah terjadinya kerugian TVRI dengan sedini mungkin menemukan penyimpangan atas pelaksanaan terhadap peraturan di bidang keuangan maupun operasional dan penunjang operasional dengan memberika saran perbaikan. 3). Pengkoordinasiaan pembuatan laporan hasil pemeriksaan sesuai jadwal terhadap pemeriksaan seluruh satuan kerja. 4). Pengkoordinasian penyampaian laporan hasil pemeriksaan dan saran tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan kepada Direktur Utama dan masing-masing Direktur serta satuan kerja terkait. 5). Pengkoordinasian permintaan laporan pelaksanaan tindak lanjut atas temuan pemeriksaan kepada satuan kerja terkait.
55
g.
TVRI Stasiun Daerah Kepala TVRI Stasiun Daerah, Bertugas menetapkan kebijakan operasional
penyiaran di daerah dan pemancar luasan siaran nasional serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan Direksi. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Stasiun Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut: 1). Penyelenggaraan penyusunan rencana kerja dan anggaran stasiun. 2). Penyelenggaraan kegiatan produksi dan penyiaran program. 3). Penyelenggaraan kegiatan produksi dan penyiaran berita. 4). Penyelenggaraan kegiatan teknik. 5). penyelenggaran kegiatan keuangan. 6). Penyelenggaraan kegiatan umum dan SDM. 7). Pembinaan teknis administrasi perkantoran. h.
TVRI Sektor Transmisi Kepala TVRI Sektor Transmisi, bertugas melakukan pengoperasian,
perawatan, dan perbaikan
pemancar, prasarana, melakukan administrasi dan
keuangan, serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanannya sesuai dengan kebijakan Direksi. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Kepala TVRI Sektor Transmisi mepunyai fungsi sebagai berikut: 1). Perencanaan dan pelaksanan pengoperasian pemancar.
56
2). Perencanan dan pelaksanan perawatan dan perbaikan peralatan pemancar, prasarana sipil dan utilitas, elektrikal dan mekanikal. 3). Perencanaan dan pelaksanaan pengurusan administrasi dan keuangan. 4). Pengkoordinasian satuan-satuan transmisi. 5). Pembuatan dan penyampaian laporan. i.
Balai Diklat Bertugas merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi jasa pelatihan
di bidang pertelevisian serta jasa pemenfaatan fasilitas sarana produksi baik untuk kepentingan TVRI maupun untuk umum, serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Kepala Pendidikan dan Latihan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1). Penetapan kebijaksanaan teknis pendidikan dan pelatihan serta promosi dan pemasaran diklat untuk umum termasuk mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya. 2). Penetapan kebijaksanaan proses penyelenggaraan diklat baik internal maupun eksternal serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya. 3). Penetapan kebijaksanaan penyiapan dan pengembangan fasilitas sarana dan prasarana diklat baik internal dan eksternal serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya.
57
j.
Sekretariat Perusahaan Sekretariat Perusahaan di dalam struktur organisasi LPP TVRI berada diantara
Direktur Utama dan Dewan Direksi lainnya. Sekretariat Perusahaan dipimpin oleh seorang sekretaris. Sekretaris perusahaan berperan sebagai penghubung dalam komunikasi antara BOD (Borth Of Direksi = Dewan Direksi), senior manajemen dan pemegang saham, penghubung antara pihak manajemen dengan pihak ketiga di dalam penanganan masalah-masalah non teknis serta berperan sebagai penghubung bagi Direktur Utama dalam hal terjadi pertentangan antara manajemen dengan unit kerja lain dibawahnya. Adapun fungsi Sekretaris perusahaan dalam menyelenggarakan tugasnya adalah sebagai berikut: 1). Penyediaan layanan administrative dan saran kepada BOD. Tim manajemen atau badan lain dalam TVRI yang membutuhkan. 2). Penediaan saran pemecahan bagi Direktur utama dalam menghadapi masalah TVRI. 3). Penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh Direktur Utama. 4). Perancangan prinsip dan tindakan yangsesuai dengan kebutuhan dan harapan pemegang saham. 5). Persiapan dokumen penting terutama yang berkaitan dengan masalah hukum. 6). Pembuatan konsep pidato dan surat keputusan yang diperlukan oleh Direktur Utama.
58
Sekretariat Perusahaan, terdiri dari: 1). Seksi Humas. 2). Seksi Hukum. 3). Kelompok fungsional.
4.2
Divisi Humas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI
4.2.1
Visi Dan Misi Humas LPP TVRI
Visi Humas LPP TVRI ” Meningkatkan citra perusahaan serta mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaannya ”. Misi Humas LPP TVRI ” Upaya menjain dan memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan karyawan, masyarakat, mirta kerja, lembaga pemerintahan/non pemerintahan termasuk media massa.
4.2.2 Program Kerja Humas LPP TVRI 1). Menjalin dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI yang tercakup didalamnya yaitu pemirsa, pemasok pemerintah/investor, dan karyawan melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI. 2). Untuk menyelenggarakan tugasnya, sebagaimana Humas juga mempunyai fungsinya sebagai berikut:
59
Perencanaan dan pengkoordinasian Program Kehumasan.
Artinya menyeluruh dan luas termasuk didalamnya menegmbangkan dan mengimplementasikan ide-ide, aktivitas promosi, mendukung hubungan baik dengan pihak luar TVRI.
Mewakili TVRI.
Artinya dalam pertemuan lokal, nasional, maupun internasional dan mempromosikan program TVRI.
Publikasi program TVRI
Artinya aktivitas TVRI melalui berbagai media massa.
Pengelolaan aspek Kehumasan.
Artinya hal yang terjadi pada situasi krisis.
Pengelolaan Dokumentasi.
Artinya publikasi dan tugas-tugas keprotokolan yang berhubungan dalam TVRI.
4.2.3 Struktur Humas TVRI a.
Sekretariat Perusahaan Sekretariat Perusahaan di dalam struktur organisasi LPP TVRI berada diantara
Direktur Utama dan Dewan Direksi lainnya. Sekretariat Perusahaan dipimpin oleh seorang sekretaris. Sekretaris perusahaan berperan sebagai penghubung dalam komunikasi antara BOD (Borth Of Direksi = Dewan Direksi), senior manajemen dan pemegang saham, penghubung antara pihak manajemen dengan pihak ketiga di dalam
60
penanganan masalah-masalah non teknis serta berperan sebagai penghubung bagi Direktur Utama dalam hal terjadi pertentangan antara manajemen dengan unit kerja lain dibawahnya. Adapun fungsi Sekretaris perusahaan dalam menyelenggarakan tugasnya adalah sebagai berikut: 1). Penyediaan layanan administrative dan saran kepada BOD. Tim manajemen atau badan lain dalam TVRI yang membutuhkan. 2). Penediaan saran pemecahan bagi Direktur utama dalam menghadapi masalah TVRI. 3). Penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh Direktur Utama. 4). Perancangan prinsip dan tindakan yangsesuai dengan kebutuhan dan harapan pemegang saham. 5). Persiapan dokumen penting terutama yang berkaitan dengan masalah hukum. 6). Pembuatan konsep pidato dan surat keputusan yang diperlukan oleh Direktur Utama. Sekretariat Perusahaan, terdiri dari: b.
Seksi Humas Menjain dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI
dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI yang tercakup didalamnya yaitu pemirsa, pemasok pemerintahan/investor, dan karyawan melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI. Humas juga mempunyai fungsinya sebagai berikut:
61
Perencanaan dan pengkoordinasian program-program kehumasan.
Artinya menyeluruh dan luas, termasuk didalamnya mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide dan aktivitas promosi dan mendukung hubunganbaik dengan pihak luar TVRI.
Mewakili TVRI.
Artinya
dalam
pertemuan
lokal,
naional,
dan
internasional
dan
mempromosikan program-program TVRI.
Publikasi program TVRI.
Artinya aktivitas TVRI melalui berbagai media.
Pengelolaan aspek kehumasan.
Artinya hal terjadi pada situasi krisis.
Pengelolaan dokumentasi.
Artinya publikasi, dan tugas-tugas keprotokolan yang berhubungan dengan TVRI.
c.
Seksi Hukum Seksi
Hukum
dipimpin
oleh
Manager,
Manager
Hukum
berrugas
melaksanakan telaahan, pertimbangan, bantuan hukum dan hubungan kelembagaan seta hal-hal lain yang terkait dengan masalah hukum. Manager Hukum mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan telaahan hukum dan peraturan perudang-undangan yang berkaitan dengan tugas pokok TVRI.
62
2. Pemberian pertimbangan hukum dan saran-saran hukum kepada satuan kerja di lingkungan TVRI. 3. Pemberian bantuan hukum kepada datuan kerja di lingkunagn TVRI mengenai masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TVRI. 4. Pelaksanaan hubungan kelembaggan dengan instansi/lembaga dan mitra kerja. 5. Pelaksanaan pengurusan kelembambagaan dengan instansi/lembaga dan mitra kerja. 6. Pelaksanaan penyusunan/pembuatan surat perjanjian kerjasama tentang tenaga kerja, pengadaan barang jasa, jasa produksi, penyiaran, jasa non siaran serta jasa lainnya. 7. Pelaksanaan evaluasi tentang perapan dan pelaksanan peraturan-peraturan yang berlaku di dalam TVRI. 8. Pelaksanan dokumentasi dan inventarisasi p[eraturan-peraturan yang menyangkut TVRI serta kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direksi. 9. Pelaksanaan pengumpulan dan penyimpanan serta pengadaan peraturan perundang-undangan dan dokumen huku lainnya. 10. Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direksi kepada semua suasana kerja di lingkungan LPP TVRI.
4.3
Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan berkenaan dengan Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik
63
Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota. Penyusunan hasil penelitian didasarkan atas penelitian lapangan dan wawancara yang tersusun dalam bentuk kualitatif. Wawancara dilakukan dengan Manager Humas TVRI yakni Ibu Meggy Th. Rares, Ibu Usi Karundaeng selaku koordinator Humas TVRI, dan 1 (satu) Staff Humas TVRI yang sering melakukan hubungan dengan wartawan surat kabar ibukota yakni Bapak Nurmaman, serta 3 (tiga) perwakilan wartawan surat kabar ibukota diantaranya Bpk. Anton kustedja wartawan Media Indonesia, Bapak Agung Hermawan wartawan Sindo, Ibu Nurhidayati (Yayah) wartawan Kompas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Wawancara ini dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data secara kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan diuraikan secara deskriptif, yaitu sebagai berikut:
4.3.1
Strategi Humas TVRI Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Wartawan Surat Kabar Ibukota. Terciptanya situasi kondusif, harmonis dan terbentuknya citra positif
masyarakat adalah tujuan jangka panjang Humas TVRI. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah masyarakat mengerti dan memahami program dan kegiatan TVRI. Di sini tujuan dan startegi Humas membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota ditetapkan guna menopang tujuan dalam mengkomunikasikan atau menginformasikan kegiatan-kegiatan TVRI terhadap masyarakat sesuai dengan visi dan misi TVRI.
64
Permasalahan, kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran dan fungsi PR atau Humas TVRI, serta tidak adanya prosedur tetap yang berlaku untuk pihakpihak yang akan meminta informasi dan konfirmasi mengenai kegiatan dan lembaga TVRI. Sehingga pihak pers dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi bertindak langsung mewawancarai narasumber. Kurang optimalnya fungsi dan peran PR atau Humas TVRI sebagai pemberi informasi terhadap pihak eksternal karena terbatasnya anggaran. Hal tersebut diasumsikan mempengaruhi bagaimana cara PR atau Humas TVRI dalam membina hubungan dengan pers, dalam upaya menjaga citra positif TVRI.. Pertanyaan pertama penulis adalah pengertian strategi, menurut Ibu Meggy Th. Rares Manager Humas TVRI bahwa pengertian strategi adalah ”Suatu cara atau taktik bagaimana kita mencapai suatu tujuan. Jadi cara kita mencapai tujuan yaitu bagaimana kita mengatur dan bagaimana tujuan itu dapat tercapai”. Sedangkan pernyataan dari Ibu Usi Karudeng sebagai Koordinator Humas dan Protokol menambahkan ”Strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, dan strategi merupakan suatu unsur penting dalam perjalanan suatu perusahaan atau lembaga khususnya TVRI, termasuk didalamnya langkah-langkah yang diambil untuk membuat perusahaan atau lembaga tetap eksis dalam menjalankan kesinambungan perusahaan yang tentunya bertolak pada visi dan misi perusahaan, dan bagi saya pribadi strategi itu sangat penting guna menentukan langkah apa yang harus saya ambil didalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang tentunya berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang baik guna kelancaran suatu pekerjaan”. Bapak Nurmaman sebagai Staff Humas TVRI menambahkan pernyataan mengenai strategi.
65
”Strategi boleh dibilang cara mendekati sesuatu dengan bijak dan cerdas”.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat dijelaskan pengertian strategi adalah bagaimana suatu perusahaan atau organisasi mencapai suatu tujuan organisasi.
4.3.2 Pengumpulan Data dan Informasi (Fact Finding) Proses PR atau Humas TVRI dalam membangun dan memelihara kontak dengan media massa, khusunya media cetak menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares Manager Humas TVRI. ”Untuk saat ini pemeliharaan kontak Humas dengan media massa sudah berjalan dengan baik, baik secara informal maupun personal seperti wawancara pers, press release dan konferensi pers. Tapi kendala yang dialami TVRI sekarang ini yaitu kurangnya anggaran yang diberikan kepada humas sehingga kegiatan yang dilakukan oleh Humas tidak sepenuhnya optimal. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa pemeliharaan kontak atau hubungan yang dilakukan oleh Humas TVRI sudah berjalan dengan baik, baik itu secara informal dan personal. Akan tetapi kendala yang dialami oleh TVRI yaitu kurangnya anggaran sehingga kegiatan yang dilakukan oleh Humas tidak sepenuhnya optimal. Selama ini upaya pihak Humas menjaga mempertahankan citra positif masyarakat terhadap kegiatan lembaga TVRI. Berdasarkan hasil analisa pemberitaan di media massa citra lembaga TVRI selama ini positif di mata khalayak. Selama ini pandangan khalayak Humas sesuai kutipan dari pernyataan wartawan yang penulis temui, yang isi medianya memuat berita tentang TVRI.
66
Ibu Nur Hidayati, wartawan Kompas Berpendapat. ”Selama ini Humas dan TVRI citranya cukup baik dalam penyampaian informasi. Namun masukan dari saya, fungsi Humas perlu ditingkatkan lagi dan Humas diharapkan lebih Proaktif lagi dalam pemberian informasi baru yang ada di TVRI tidak hanya sebatas menunggu wartawan. Bapak Anton Kustedja wartawan Media Indonesia berpendapat. “Sejauh ini Humas TVRI citranya cukup baik. Namun mereka banyak yang belum tahu perkembangan? TVRI sekarang ini, karena sudah dimanja dengan kegemilangan industri televisi swasta nasional. Sedangkan Bapak Agung Hermawan, wartawan Sindo memberikan pendapat. ”Ya selama ini citra TVRI posotif ya. Baik itu dalam menyampaikan dan memberikan informasi kepada pihak pers yang berkenaan tentang TVRI itu sendiri. Karena mereka itu kan menjual jasa dan mereka itu harus baik hati dengan wartawan yang mereka undang. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa wartawan surat kabar, dapat dikatakan bahwa selama ini citra TVRI dimata masyarakat positif. Akan tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahui perkembagang TVRI sekarang ini sehingga fungsi Humas TVRI perlu ditingkatkan lagi dan lebih proaktif lagi dalam memberikan informasi baru yang ada di TVRI tidak hanya menunggu wartawan. Humas TVRI dalam melakukan mekanisme pengorganisasian yang berkaiatan dengan TVRI menurut Ibu Meggy Th. Rares Manager Humas TVRI. ”Dalam pengorganisasian yang berhubungan dengan informasi dan komunikasi tentunya berdasarkan hasil pilahan informasi / berita.
67
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan Humas TVRI melakukan penelitian mengenai fakta, data dan informasi melalui kliping berita-berita yang dimuat surat kabar Ibukota.
4.3.2.1 Humas membuat analisa dari kegiatan / program kerja yang berhubungan dengan pers, berkaitan dengan citra TVRI. Mekanisme pengorganisasian Humas dalam membuat analisa program kerja yang berhubungan dengan pers, berkaitan dengan citra TVRI. Menurut Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI. ”Walaupun secara kelembagaan kami diberi wewenang dalam memberikan informasi langsung kepada pihak pers, tapi saya menghimbau agar informasi itu dikoordinasikan terlebih dahulu, kalau kita tidak tahu kita cari orang yang berkompeten dan tepat untuk memberikan penjelasan. Karena semuanya itu menyangkut kepada pencitraan kelembagaan TVRI.”
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa dari hasil pilahan informasi / berita yang dikliping, dianalisa, dan hasilnya didiskusikan bersama pimpinan untuk pembahasan klarifikasi atas informasi selanjutnya. Terutama, difokuskan pada informasi negatif atau hal-hal yang berkaitan dengan pencitraan TVRI. Tujuan atau sasaran kegiatan komunikasi yang hendak dicapai oleh Humas TVRI melalui komponen-komponen komunikasinya, menurut Ibu Meggy Th. Rares.
68
”Tujuan / sasaran komunikasi Humas agar seluruh program informasi dapat diketahui oleh sasaran Humas yaitu pers, masyarakat dan khalayak luas. Sehingga melalui kerjasama antar komponen-komponen komunikasi dapat tercapai tujuan Humas dalam pembentukan opini dan citra dimata khalayak. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa, melalui kerjasama antar komponen-komponen komunikasi dapat tercapai tujuan Humas lewat programnya dalam pembentukan opini dan citra positif TVRI dimata khalayak. Sehingga, sesuai tujuan / sasaran komunikasi Humas agar seluruh program informasi dapat diketahui oleh sasaran Humas yaitu pers, pemirsa dan masyarakat luas. Adapun yang mengevaluasi dan menganalisa program kerja / kegiatan Humas di Lembaga TVRI, dalam membina hubungan dengan pers sebagai output komunikasi, menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares Manager Humas TVRI. ”Yang mengevaluasi dan analisa dilakukan oleh Humas dan Humas melaporkan kepada pimpinan. Mekanisme yang digunakan khususnya dalam membina hubungan dengan surat kabar dan sebagai tolak ukur (output) komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun program dan langkah kerja dalam pemberian informasi kepada pers. 2. Menghimpun kliping dari berbagai media cetak yang berkaitan dengan pemberitaan TVRI, sebagai temuan data. 3. Menyiapkan press release / bahan-bahan pemberitaan tentang kegiatan TVRI jelas dan akurat mungkin. 4. Melaksanakan kooordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan pengkomunikasian informasi. 5. Melakukan evaluasi dan analisa atas suatu pemberitaan. 6. Mencoba klarifikasi dari suatu informasi serta memberikan saran dan pertimbangan kepada yang bersangkutan. 47 Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa yang melakukan evaluasi dan analisa adalah Humas dan Humas melaporkan kepada atasannya. Mekanisme yang digunakan sebagai tolak ukur komunikasi terbagi menjadi 6 bagian. 47
Hasil wawancara dengan Ibu Meggy Th. Rares, Manager Kelembagaan Hukum & Humas TVRI
69
1. Menyusun program dan langkah kerja dalam pemberian informasi kepada pers. 2. Menghimpun kliping dari berbagai media cetak yang berkaitan dengan pemberitaan TVRI, sebagai temuan data. 3. Menyiapkan press release / bahan-bahan pemberitaan tentang kegiatan TVRI jelas dan akurat mungkin. 4. Melaksanakan kooordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan pengkomunikasian informasi. 5. Melakukan evaluasi dan analisa atas suatu pemberitaan. 6. Mencoba klarifikasi dari suatu informasi serta memberikan saran dan pertimbangan kepada yang bersangkutan.
4.3.3
Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan usaha untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi atau
tidak terjadi pada masa depan, perhitungan tindakan yang akan dilakukan dan sumber daya manusia dan sumber daya financial yang diperlukan. Untuk mencapai tujuan strategi PR atau Humas TVRI dalam membina hubungan dengan media, khususnya media cetak menggunakan strategi, menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares manager Humas TVRI. ”Strategi yang kita gunakan yaitu dengan melakukan relationship yaitu pertemanan dan kita saling berhubungan kalau ada hal-hal yang ingin kita publikasikan, kita tinggal kontek mereka pasti datang. ”Untuk mencapai tujuan strategi membina hubungan dengan pers melalui penjabaran tugas pokok fungsi humas antara lain:
70
1. Menjalin dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI. 2. Perencanaan dan pengkoordinasian program kehumasan. 3. Mewakili TVRI artinya dala pertemuan lokal, nasional maupun internasional dan mempromosikan program TVRI. 4. Publikasi program TVRI artinya aktivitas melalui berbagai media massa. 5. Pengelolaan Dokumentasi artinya publikasi dan tugas-tugas keprotokolan yang berhubungan dalam TVRI. 6. Menghimpun kliping dari berbagai media terutama kegiatan TVRI. 7. Memberikan bahan-bahan pemberitaan untuk pers. Berdasarkan kutipan di atas, Manager Humas TVRI memahami betul fungsinya sebagai mediator antara lembaga TVRI dengan pihak eksternal. Adapun strategi yang sudah terlaksana diantaranya relationship yaitu pertemanan dan saling berhubungan dalam menyebarluaskan informasi positif melalui media massa khususnya media cetak. Humas TVRI mempunyai sasaran publik dan publik ini sangat penting untuk TVRI, dan TVRI mengharapkan pandangan yang seperti apa dari sasaran publik tersebut. Menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Semua orang yaitu pemirsa dan pers. karena kalau tidak ada pemirsa siapa yang akan menonton acara TVRI. Dan mengapa pers juga menurut kita sangat penting, karena sebagai mitra kerja dan penyebar informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga TVRI. Tentu yang kita harapkan yang positif, yang baik-baik, yang bagus-bagus. Nanti mereka beranggapan TVRI majulah, itu yang kita harapkan seperti itu. Berdasarkan kutipan di atas maka yang menjadi khalayak sasaran Humas adalah masyarakat / pemirsa dan pers merupakan elemen penting dalam kegiatan membina hubungan baik dengan pers, tentunya sesuai fungsi dan kepentingan serta perlakuan komunikasi yang berbeda-beda. Pers butuh informasi Humas, juga sebagai
71
penyebar luas informasi, masyarakat / pemirsa adalah yang menonton acara TVRI dan memberikan pandangan terhadap lembaga TVRI Kedewasaan dan kematangan berpikir sangat dibutuhkan dalam pribadi Humas. Sebagai filterisasi rencana evaluasi strategi membina hubungan dengan wartawan surat kabar. Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI memberikan penjelasan. ”Rencana dalam evaluasi melalui komunikasi dengan pihak internal yang bersangkutan maupun berkomunikasi dengan pihak pers, kemudian akan dipilahpilah antara informasi positif dan informasi negatif. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa yang dilakukan oleh Humas TVRI dalam melakukan rencana evaluasi yaitu memilah-milah informasi positif dan negatif kemudian dikomunikasikan kepada pihak internal yang bersangkutan maupun dengan pihak pers. Pemilihan isu dan imbauan tentunya disesuaikan dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat mengenai program-program yang dihasilkan oleh TVRI. Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI memberikan penjelasan. ”Isu dan imbauan yang penting untuk masyarakat tentunya karena lembaga ini bersifat jasa atau pelayanan (Public service) masukan tentang harapan keinginan yang dicapai oleh masyarakat seperti apa, yang nantinya akan dibahas dan menjadi dorongan untuk TVRI agar lebih maju lagi untuk kedepannya. Berdasarkan kutipan di atas maka dapat dikatakan bahwa isu dan imbauan sangat penting untuk masyarakat karena masukan tentang harapan keinginan apa yang diharapakan masyarakat akan menjadi dorongan untuk TVRI agar lebih maju lagi kedepannya.
72
4.3.3.1 Pelaksanaan Program Atas pertimbangan fungsi kehumasan sebagai jembatan antara pihak internal dan eksternal, maka Humas sebagai Koordinator pembuatan rencana dan evaluasi opersional pembuatan media relations dalam strategi kegiatan membina hubungan dengan wartawan surat kabar ibukota. Menurut penjelasan Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI. ”Koordinasi pembuatan rencana dan evaluasi dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers adalah pihak Humas TVRI. Hal ini atas pertimbangan fungsi Humas sebagai jembatan antara pihak internal dan eksternal. Diibaratkan Humas sebagai penjaga gawang yang senantiasa menjaga situasi kondisi lembaga tetap kondusif dengan pihak eksternal khususnya pers demi tercapainya tujuan lembaga TVRI.” Berdasarkan kutipan di atas maka dapat dikatakan yang melakukan pembuatan rencana dan evaluasi dalam membina hubungan dengan wartawan surat kabar dilakukan oleh pihak Humas. Hal ini karena fungsi Humas sebagai jembatan bagi pihak internal dan eksternal dalam menjaga situasi kondisi TVRI agar tetap kondusif dan demi tercapainya tujuan TVRI. Dalam proses pelaksanaan strategi Humas dalam membina hubungan dengan wartawawan surat kabar, khususnya media cetak. Menurut pernyataan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Selama ini hubungan kita baik. proses hubungan dengan media cetak kita sebagai mitra kerja ya dan Hubungan personal kita juga baik, ya bisa say hallo kalau kita ketemu, Jadi saling menghormati satu sama lain. Ya standar etika bagaimana menghormati profesi orang lain saling menjunjung etik. Wartawan punya kode etik jurnalistik ya kita menghormati semua itu”.
73
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa Humas TVRI dalam menjalin hubungan dengan wartawan surat kabar ibukota, khususnya media cetak yaitu sebagai mitra kerja dan saling menghormati serta menjungjung tinggi kode etik masing-masing. Dalam melayani media pun Humas harus mengetahui pemahaman karena Humas menyadari wartawan atau pers senantiasa sebagai alat komunikasi dalam memcapai tujuan organisasi TVRI. Menurut pernyataan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Humas akan terus berusaha memahami pihak pers kaitannya dalam pelayanan informasi data dan dokumentasi photo kegiatan TVRI. Karena Humas menyadari pers senantiasa sebagai alat komunikasi dalam mencapai tujuan lembaga TVRI dalam mempublikasikan informasi kepada masyarakat”. Berdasarkan kutipan di atas maka, Humas TVRI akan terus berusaha memahami pihak pers dalam pelayanan informasi data dan dokumentasi photo kegiatan TVRI. Humas TVRI menyadari senantiasa pers sebagai alat komunikasi dalam mencapai tujuan lembaga TVRI. Sedangkan dalam pengembangan materi, Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI menjelaskan. ”Pihak Humas menyadari senantiasa memberikan informasi adanya hal-hal yang baru yang penting untuk diketahui oleh masyarakat melalui media massa. Biasanya kami akan mengundang wartawan akankah itu kami mengadakan konferensi pers atau memberikan pers release kepada mereka. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan, Humas senantiasa menyadari dan memberikan informasi mengenai hal-hal yang baru untuk dipublikasikan kepada
74
masyarakat baik itu melakukan konferensi pers atau memberikan press release kepada wartawan. Sedangkan SDM yang melaksanakan program komunikasi PR atau Humas sehingga berlangsung dengan baik dan efektif menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”SDMnya adalah manajer Humas yang dibantu oleh oleh bawahanya yaitu staff-staff Humas. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia yang melakukan program komunikasi adalah pihak Humas. Saat ini Humas TVRI dianggap mampu berkomunikasi dan mengkoordinasikan kegiatan TVRI antara pimpinan atau pihak yang terkait, selain memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan demi kelancaran pelaksanaan.
4.3.4
Komunikasi (Communicating) Humas dalam membina hubungan dengan media massa, khusunya media
cetak. Harus berazaskan prinsip tidak memihak, memberikan bantuan, tidak membanjiri media dengan publisitas dan selalu melakukan pembaharuan. Menurut Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Selama ini kami Humas dan pers memahami, mengerti etika profesi masingmasing. Humas berusaha tidak memihak terhadap salah satu pihak, namun Humas hanya menyerang mana data informasi yang perlu ditahan dulu dan mana informasi / data yang memang penting / segera diinformasikan sesuai kebutuhan khalayak. Kami pihak Humas pun berusaha seimbang dalam pemberian materi kepada pers, bukan saja untuk kepentingan publisitas melainkan juga untuk klarifikasi dan melakukan pembaharuan untuk materi informasi kepada pers. Dengan harapan pers mengerti
75
dan membantu menciptakan suasana kondusif atas publisitas / pemberitaan informasi tersebut. Berdasarkan kutipan di atas maka, Humas TVRI dengan pers memahami dan mengerti etika profesi masing-masing. Pihak Humas berusaha seimbang dalam pemberian materi kepada pers. Tidak hanya untuk kepentingan publisitas melainkan juga untuk klarifikasi dan melakukan pembaharuan. Sedangkan dalam pembinaan hubungan dengan media, menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Dalam membina hubungan dengan pers selama ini sudah baik, lancarlancar saja dan masih berjalan seperti biasa dan terus dijaga berlandaskan keterbukaan, mendukung transparansi suatu informasi dan memfasilitasi para pihak pers. Memelihara hubungan baik antara lembaga TVRI dengan pers. Hal ini karena baik pemberitaan positif maupun negatif tentunya akan berdampak terhadap kelanggengan citra TVRI. Melalui pembinaan hubungan tersebut Humas mengharapkan terciptanya tujuan komunikasi dalam pembentukan opini positif khalayak. Berdasarkan kutipan di atas maka pembinaan hubungan dengan pers selama ini sudah baik yang berlandaskan keterbukaan dan mendukung transparansi suatu informasi. Selain upaya memfasilitasi pers melalui komunikasi dan informasi. Melalui pembinaan hubungan dengan wartawan surat kabar ibukotayang dilakukan Humas selama ini, diharapkan tercapainya tujuan komunikasi dalam pembentukan opini positif khalayak. Humas dalam memperkokoh hubungan secara personal, menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Dalam memperkokoh hubungan secara personal ya kita dengan relationship. Kalau secara personalkan kita ingin berkawan, ya mau tidak mau kita
76
jaga hubungan itu. Ee... kontak personal juga atau say hello atau tanya bagaimana kabar yang seperti itu kita untuk menjalin secara personal”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa, untuk menjaga citra TVRI dimata khalayak agar tetap baik dan positif. Humas TVRI memperkokoh hubungan dengan wartawan surat kabar ibukota atau pers yaitu dengan relationship karena kalau secara personal kita ingin berkawan. TVRI memposisikan sebagai sumber informasi yang handal untuk media massa dalam bidang tertentu, menurut Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Posisi lembaga TVRI yang kita ketahui sebagai perlengkapan perangkat pemerintahan khususnya dalam bidang penyiaran yang bertujuan untuk mendidik dan sebagai pemersatu bangsa. Tentunya, kami berupaya dapat menjadi sumber informasi handal terhadap pihak khalayak TVRI khususnya pers dalam penyampaian segala bentuk program dan kegiatan TVRI untuk dipublikasikan kepada khalayak luas. Ditambahkan pula penjelasan Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI. ”Kita berusaha untuk memberikan apa yang pers butuhkan, namun untuk halhal yang menjadi rahasia tentunya kita musyawarahkan dulu sebelum diinformasikan.” Ada beberapa kali teman-teman wartawan mengontek saya untuk menanyakan ada hal-hal yang baru di TVRI, kadang-kadang ada hal-hal yang bukan kapasitas saya untuk menjawab. Misalnya itu kapasitas direktur atau pimpinan, saya minta waktu kepada mereka untuk bicara dan saya kasih bicara langsung jadi wartawan yang bersangkutan silahkan berbicara langsung kepada narasumber yang bersangkutan. Tentunya, kami berupaya dapat menjadi sumber informasi handal terhadap pihak khalayak TVRI khususnya pers dalam penyampaian segala bentuk informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh TVRI. Karena kami tidak ingin ada sesuatu citra negatif baik itu dari luar maupun dari dalam.
77
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa, posisi TVRI akan berupaya menjadi sumber informasi yang handal terhadap pihak khalayak, khususnya media atau pers dalam penyampaian segala bentuk program dan kegiatan TVRI. Dan berusaha memberikan apa yang pers butuhkan. Sedangkan proses Humas dalam menyediakan salinan verifikasi / pembuktian atas kebenaran setiap materi yang berhubungan dengan kondisi-kondisi lembaga TVRI, menurut Bapak Nurmaman selaku Staff Humas TVRI. ”Keakurasian data itu harus karena sifatnya data. Efeknya, keakuratan data ini akan berdamapak negatif atau positif bagi si penerima berita tersebut. Prosesnya adalah dengan pendekatan komunikasi yang berlandaskan keterbukaan, kejujuran dan itikad baik. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa, Wartawan yang datang ke Humas menanyakan pembuktian atas kebenaran suatu materi. Keakuratan data akan berdampak pada negatif atau positif bagi penerima berita. Media yang digunakan PR atau Humas dalam menyampaikan pesan kepada publik , khususnya media cetak. Menurut penjelasan Bapak Nurmaman selaku Staff Humas. ”Surat kabar banyak ya yang kita gunakan. Bahkan kita berlangganan berbagai surat kabar itu lebih banyak yang berskala nasional ya tentunya. Tentu juga ada yang lokal dan daerah, tapi jumlahnya lebih banyak yang berskala nasional, kenapa, karena cakupan beritanya itu ya. Kalau boleh saya sebut seperti kompas, media indonesia, poskota, berita kota, Sindo dan sebagainya ya. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan karena cakupan berita yang cukup luas TVRI dalam menyampaikan pesan kepada publiknya menggunakan
78
berbagai surat kabar baik itu yang berskala nasional maupun lokal seperti Kompas, Media Indonesia dan lain sebagainya. Humas dalam berkoordinasi dengan divisi lain dalam lembaga TVRI sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir dan up to date, menurut Ibu Usi Karundeng selaku Koordinator Humas TVRI. Kalau masalah intern disini ya, ya setiap ada meeting biasanya PR di undang dan hadir. Disitu kita tahu apa yang dibicarakan secara internal. Pokoknya itu diinformasikan kepada staff-staff yang lain, apa sih yang diinformasikan dalam meeting internal tersebut. Baik dalam satu unit kerja maupun unit kerja lainnya. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa, Humas diundang dan hadir dalam meeting internal yang dilaksanakan oleh TVRI. Dalam meeting tersebut Humas tahu apa yang dibicarakan dalam meeting, baik dalam satu unit kerja maupun unit kerja lainnya.
4.3.5
Evaluasi (Evaluating) Sedangkan sebagai pengontrol program komunikasi PR atau Humas, menurut
Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Yang melaksanakan pengawasan adalah Manajer Humas. Karena fungsi Manajer Humas adalah memberi petunjuk pelaksanaan tugas termasuk pengendalian dan pengawasan terhadap bawahan. Namun demikian manajer Humas tetap melaporkan perkembangan kepada pimpinan sebagai atasan”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi pengontrol, pengendalian dan pengawasan informasi dan komunikasi Humas adalah Manager Humas. Karena fungsinya adalah memberikan petunjuk pelaksanaan tugas
79
pengendalian dan pengawasan terhadap bawahan, akan tetapi Humas tetap melaporkan kepada Pimpinan. Mengukur hasil kegiatan atau program dan dampak komunikasi PR atau Humas melalui strategi media relations, menurut Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Dampak strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers dalam pengkomunikasian informasi Humas dirasakan cukup baik, tolak ukur pencapaiannya melalui hasil kegiatan evaluasi dan analisa kliping pemberitaan kegiatan dan program TVRI. Biasanya setiap 6 bulan. Ada banyak hal mengenai TVRI yang dibahas dimuat di media cetak. Media cetak mana yang sudah menginformasi mengenai TVRI tersebut, dievaluasi dan dianalisa kemudian didiskusikan dengan pimpinan. Berdasarkan kutipan di atas maka dampak strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar dalam pengkomunikasian dirasakan sudah cukup baik. tolak ukur pencapainnya melalui hasil kegiatan evaluasi dan analisa kliping pemberitaan kegiatan dan program TVRI selama 6 bulan sekali. Sedangkan yang mengukur evaluasi kegiatan PR atau Humas berhubungan dengan pencapaian tujuan lembaga TVRI Sehingga dapat dikatakan proses strategi media relations PR atau Humas dan proses organisasi saling menunjang satu sama lain. Menurut penjelasan Ibu Meggy Th. Rares selaku Manager Humas TVRI. ”Proses kegiatan Humas dan proses organisasi saat ini dikatakan cukup baik dan positif. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi berita tentang TVRI yang dikliping diberberbagai surat kabar. Hal ini menandakan sudah cukup baik dalam pembinaan hubungan dengan surat kabar atau pers. Berdasarkan evaluasi ini, seluruh program dapat dilaksanakan sesuai dengan rancangan dan kalaupun ada kekurangan dijadikan perbaikan untuk kedepannya.” Strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers dalam pelaksanaanya tidak sepenuhnya berhasil dan pers tetap memberikan kritikkritik dan saran terhadap TVRI.
80
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa proses kegiatan Humas dan organisasi saat ini dikatakan sudah cukup baik dan positif. Hal ini terlihat dari evaluasi berita TVRI yang dikliping dari berbagai surat kabar dan kaluapun terdapat kekurangan akan dijadikan perbaikan untuk TVRI kedepannya. Strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar tidak sepenuhnya berhasil dan mereka tetap memberikan saran dan kritik kepada TVRI. Sedangkan hasil hubungan dengan media, khusunya media cetak sampai saat ini, menurut Ibu Meggy Th. Rares selaku manajer humas TVRI. Dalam membina hubungan dengan media khususnya media cetak, Sampai sekarang ini hasilnya tetap positif dan mudah-mudahan akan terus berjalan seperti ini. Berdasarkan kutipan di atas maka dalam membina hubungan dengan media samapai sekarang ini tetap positif dan mudah-mudahan akan terus berjalan seperti ini.
4.4
Pembahasan. Dari hasil penelitian ini diketahui gambaran seorang praktisi Humas dalam
menyusun strategi yang dipergunakan untuk menjangkau khalayak sasaran guna mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dalam program atau kegiatan Humas TVRI dalam membina hubungan dengan pihak pers. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pemikiran dan analisa yang kuat. PR atau Humas dipandang memiliki peran kunci, maka fungsi dan sktrukturnya akan diletakan sedekat mungkin dengan level tertinggi. Karena, hal ini
81
berkaitan dengan akses PR atau Humas untuk mendapatkan informasi segala divisi dengan segala tingkat kerahasiaan. Fungsi koordinasi dengan divisi lain dan fungsi PR atau Humas TVRI menempatkannya pada posisi yang benar. Fungsi PR atau Humas TVRI sebagai jembatanisasi bagi publik internal maupun eksternal dalam menyampaikan informasi, sehingga ada kesamaan informasi dalam TVRI. Walaupun setiap personil diberikan keenangan dalam memberikan informasi mengenai TVRI kepada khalayak, itu dilakukan setelah koordinasi terlebih dahulu. Untuk strategi Humas dirancang guna terciptanya situasi yang kondusif, harmonis dan terbentuknya citra positif masyarakat adalah tujuan jangka panjang Humas TVRI. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah masyarakat mengerti dan memahami program dan kegiatan TVRI. Di sini tujuan dan startegi Humas membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota ditetapkan guna menopang tujuan dalam mengkomunikasikan atau menginformasikan kegiatan-kegiatan TVRI terhadap masyarakat sesuai dengan visi dan misi TVRI. Sesuai temuan data, program kerja Humas belum optimal. Karena terbatasnya anggaran. Hal ini mempengaruhi kinerja dan strategi Humas TVRI dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers. Berdasarkan hasil penelitian pada perencanaan pembuatan strategi yang dilakukan Humas TVRI dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers melalui empat tahapan yaitu : pengumpulan data, perencanaan, pengkomunikasian dan evaluasi.
82
Dari hasil temuan data tersebut dijadikan sebagai acuan strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Hal ini ditetapkan
guna
menopang
tujuan
dalam
mengkomunikasikan
atau
menginformasikan kegiatan-kegiatan dan program TVRI terhadap masyarakat. Dalam kegiatan perencanaan biasanya diperhitungkan tindakan yang akan dilakukan, sumber daya manusia, sumber daya finansial, juga memperhitungkan aspek internal dan aspek eksternal organisasi. 48 Informasi ini, baik berupa isu atau imbauan akan disampaikan kepada seluruh khalayak sasaran PR atau Humas TVRI seperti pers, pemirsa dan masyarakat luas. Sesuai kebutuhan dan kepentingan masing-masing khalayak secara transparansi mendapatkan informasi mengenai TVRI. Dengan demikian terjaga citra positif dan terpeliharanya pembentukan opini positif masyarakat terhadap kinerja TVRI. Dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers, praktisi PR atau Humas menentukan strategi yang akan digunakan. Strategi media relations merupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan membina hubungan dengan mengacu pada tujuan organisasi. 49 Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan membina hubungan dengan pers, dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu: a. Meningkatkan kesadaran publik.
48
Yosal Iriantara, 2005. Media Relations Konsep[, Pendekatan dan Praktik, Bandung; PT. Simbiosa Rekatama Media, hal. 47 49 Yosal Iriantara, 2005. Media Relations Konsep[, Pendekatan dan Praktik, Bandung; PT. Simbiosa Rekatama Media, hal 90
83
b. Mengubah sikap publik dari anti menjadi netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi. c. Mendorong tindakan publik untuk mendukung kebijakan organisasi. Taktik-taktik yang dikembangkan dari strategi untuk mencapai tujuannya meliputi : 1. Terus menerus mengembangkan materi PR atau Humas untuk media massa. 2. Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan kepada publik. 3. Membangun dan memlihara kontak dengan media massa. 4. Memosisikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu. 5.
Memosisikan pimpinan organisasi sebagai juru atau ketua dalam asosiasi profesi.
6. Selalu berkoordinasi dengan bagian lain dalam organisasi sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir. Humas TVRI mempunyai strategi dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Strategi ini ditetapkan oleh pihak Humas mengacu pada tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan informasi dan komunikasi. Bila dilihat dari strateginya, Humas TVRI sudah cukup memahami strategi apa yang sesuai untuk dilaksanakan guna mencapai tujuan dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota. Dalam pelaksanaan dan pengkomunikasian kegiatan Humas TVRI dengan pihak internal dan eksternal, menggunakan taktik-taktik tertentu melalui berbagai
84
media baik cetak maupun elektronik. Taktik yang digunakan oleh pihak Humas TVRI sudah mendekati kepada taktik atau strategi sesuai teori yang telah diuraikan diatas. Prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh setiap praktisi Humas dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang baik. 50 a. Memahami dan melayani media. b. Membangun reputasi. c. Menyediakan salinan yang baik. d. Bekerjasama dalam penyediaan materi. e. Menyediakan fasilitas verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi. f. Membangun hubungan personal. Prinsip-prinsip sebagai landasan praktisi PR atau Humas dalam menjalin hubungan dengan pihak pers dilapangan, sebagai berikut. 51 a. Mutlak adanya kejujuran, dan keterusterangan. b. Memberiakn pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers / media. c. Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers / media. d. Tidak menutup saluran informasi. e. Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas di media massa yang tidak jelas tujuannya atau sasaran yang hendak dicapai.
50
Frank Jefkins, 1992, Public Relations edisi keempat, Jakarta, PT. Erlangga, hal 101 Rosady Ruslan, 2005, Manajemen Public Relations dan Media KOmunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 65
51
85
f. Selalu meng-update setiap daftar nama reporter, tugas peliputannya, alamat telepon redaksi, agar saling mengenal dengan baik anatar kedua belah pihak dalam upaya membangun ”good press relationship”. Pada prakteknya, Humas TVRI sudah berdasarkan prinsip-prinsip dasar dalam membina hubungan baik dengan pers. Namun Terbatasnya anggaran yang diberikan kepada Humas. Hal tersebut mempengaruhi cara / teknik PR atau Humas TVRI dalam membina hubungan dengan wartawan surat kabar melalui program kerja Humas. Tanpa melalui pihak Humas, pihak pers sendiri lebih suka menemui langsung narasumber karena informasinya diaanggap lebih original. Dalam memperhatikan dimensi teknis atau prinsip yang berkenaan dalam membina hubungan dengan wartawan surat kabar, yang perlu diperhatikan adalah dimensi etis. Karena etika profesi Humas maupun pers bisa melahirkan praktik yang bermartabat, menjalin relasi dan komunikasi demi kemaslahatan bersama (mutual benefit). Suatu kegiatan informasi dan komunikasi program Humas akan berjalan lancar sesuai tujuan, jika adanya upaya pengontrolan. Hal ini dilakukan sebagai peringatan dini bila terjadi penyimpangan program dari tujuan yang sudah ditetapkan. Demikian halnya dengan kegiatan dalam membina hubungan baik wartawan surat kabar, perlu adanya pengawasan dan pengendalian. Selama ini Manager Humas beserta bawahannya melaksanakan program Humas sesuai fungsinya. Sehingga diharapkan kegaiatan ini berjalan dengan baik dan efektif.
86
Untuk pengawasan dan pengontrolan dilakukan oleh Manager Humas TVRI dalam pengendalian dan monitoring langsung terhadap bawahannya. Namun hal ini dikomunikasikan kepada pihak internal yaitu pimpinan. Perbaikan program atau kegaitan Humas dalam membina hubungan dengan pers dimasa depan, tentunya berdasarkan hasil evaluasi. Melalui komponenkomponen
komunikasinya,
Humas
TVRI
selama
ini
cukup
mampu
mengkomunikasikan seluruh program informasi kepada pihak pers, pemirsa dan khalayak luas. Evaluasi dan analisa dalam mekanisme dalam membina hubungan dengan wartawan surat kabar dilakukan oleh Manager Humas dan dikomunikasikan kepada pimpinan, sebagai tolak ukur (out put) dari komunikasi Humas. Dampak dari strategi Humas dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar dirasakan sudah cukup baik. Sesuai hasil kegiatan evaluasi kegiatan dan analisa kliping pemberitaan kegiatan dan program TVRI setiap bulan, triwulan, 6 bulanan dan setiap tahun, dievaluasi dan dianalisa kemudian didiskusikan dengan pimpinan. Berdasarkan dari hasil evaluasi menyatakan Proses kegiatan Humas dan proses organisasi saat ini dikatakan cukup baik dan positif. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi berita tentang TVRI yang dikliping dari berberbagai surat kabar. Hal ini menandakan sudah cukup baik dalam pembinaan hubungan dengan surat kabar atau pers. Berdasarkan evaluasi ini, seluruh program dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dan kalaupun terdapat kekurangan akan dijadikan perbaikan untuk kedepannya.
87
Dengan demikian, apabila memutuskan untuk menjaga citra positif TVRI sebagai tujuan utama fungsi kehumasan TVRI, pembinaan hubungan baik dengan wartawan surat kabar adalah persyaratan yang utama. Hanya saja pada prinsipnya, menjaga citra positif TVRI artinya terbuka pada publik sekaligus kejelian Humas menganalisa isu informai atau berita apa yang berkembnag pada persepsi publik atas lembaga TVRI.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Strategi yang digunakan oleh Humas TVRI dalam membina hubungan dengan
wartawan surat kabar ibukota yaitu dengan cara yang sederhana yaitu dengan relationship. Untuk mencapai tujuan strategi membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota melalui penjabaran tugas pokok fungsi humas, antara lain : 1. Menjalin dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI. 2. Perencanaan dan pengkoordinasian program kehumasan. 3. Mewakili TVRI artinya dala pertemuan lokal, nasional maupun internasional dan mempromosikan program TVRI. 4. Publikasi program TVRI artinya aktivitas melalui berbagai media massa. 5.
Pengelolaan Dokumentasi artinya publikasi dan tugas-tugas keprotokolan yang berhubungan dalam TVRI.
6. Menghimpun kliping dari berbagai media terutama kegiatan TVRI. 7. Memberikan bahan-bahan pemberitaan untuk pers.
89
Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota, yaitu wartawan. Salah satunya adalah dengan menjadikan wartawan surat kabar ibukota sebagai mitra kerja humas TVRI.
5.2
Saran Penulis memberikan beberapa saran dan masukan mengenai strategi yang
telah dijalankan. A.
Akademis Penelitian ini merupakan suatu upaya bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi
Jurusan Humas untuk meninjau kinerja Humas dalam melaksanakan strategi sesuai dengan fungsi kehumasannya. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah didapat khususnya mengenai strategi Humas TVRI dalam membina hubungan baik dengan wartawan surat kabar ibukota.
B.
Praktis Melihat pentingnya membina hubungan dengan wartawan surat kabar
berpengaruh dalam kegiatan Humas TVRI, itu bila dikaitkan dengan sumber informasi yang dipandang terpercaya oleh khalayak maka penulis menyarankan : 1. Perlunya pelatihan dan seminar yang berkaitan dengan ilmu kehumasan untuk menambah wawasan dan kemampuan praktisi Humas dalam menyelenggarakan event yang bernilai berita, inovatif, baru dan distingtif.
90
2. Perlunya jalinan hubungan Humas dengan wartawan surat kabar ibukota yang baik sebagai relasi tugas maupun relasi pribadi. Humas juga sebaiknya selalu meng-up date setiap daftar nama reporter, tugas peliputannya, alamat dan telepon redaksi dan sebainya. 1. Seorang praktisi Public Relations yang profesional harus memenuhi kualifikasi sebagai praktisi public yang baik antara lain memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik atau wartawan (mengetahui tentang dunia pers/jurnalistik, fotografi), kemampuan mengorganisasi, kepribadian yang jujur, serta imajinasi yang kuat dalam membina hubungan yang baik dengan pers terutama kepada pihak redaktur dan wartawan.
DAFTAR PUSTAKA Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunkasi, Konsepsi dan Aplikasi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo, 2003. Rosady Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunikasi. Jakarta 2005, PT. Raja Grafindo Persada. Sam Black and Malvin L. Sharpe, Ilmu hubungan Masyarakat praktis, Penerbit Intermesa : Jakarta, 1998. Bactiar Aly, Teknik Hubungan Masyarakat, Jakarta Utara, 1995. Dedy mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003. M. Linggar Anggoro, 2002. Teori & Profesi Kehumasan serta apklikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Pen. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1992. S.K Bonar, 1983, Hubungan Masyarakat Modern, PT. Bina Aksara, Jakarta. Jefkins, Frank. 1995. Public Relations, Jakarta: Pen. Erlangga. Rachmadi. F. 1996. Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rosady Ruslan. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Effendy. Onong Uchjana, 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Irianata, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, Bandung; PT. Simbiosa Rekatama Media. Rhenald Kasali,1994, MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta; PT Pustaka Utama Grafiti. Irianata, Yosal. 2005, MEDIA RELATIONS Konsep Pendekatan dan praktis. Bandung, PT Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank. 1992. Hubungan Masyarakat, Jakarta, Pen. Intermesa Effendy, Onong Uchjana, 1981. Humas Suatu Studi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Soleh. Soemirat & EElvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Rachmadi.F. 1994, Public Relations Dalam Teori Dan Praktik, Aplikasi Dalam Badan Usaha Swasta danLembaga Pemerintahan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, PT Karya Nusantara, Bandung 1974. Dja’ffar. Assegaff, Hubungan Masyarakat dalam Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982. Frank Jefkins, Public Relations, Edisi IV, Alih Bahasa Haris Munandar, Erlangga, Jakarta 1995. Dennis McQuail dan Steven Windahl, 1981, Model-model Komunikasi, Longman Inc, New York. Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung 1989. Harimurti Kridaklaksana, Leksikon Komunikasi, Pradnya Paramitha, Jakarta 1984. Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktek, Angkasa Raya, Padang 1992. Dja’far H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar Ke Paraktek Kewartawanan, Ghalia Indonesia, Jakarta 1983. Riyanti Irawan dan Teguh Meinanda, Tanya Jawab Dasar-dasar Jurnalistik, Armico Bandung, 1981. Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, cetakan Keenam, Pen. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1998. Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : LP3ES, 1981). Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Model, cetakan ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2001.
PEDOMAN WAWANCARA
Fact Finding & Perencanaan 1. Apa pengertian strategi? 2. Dimana posisi divisi PR atau Humas TVRI saat ini? 3. Apa yang PR atau Humas inginkan, dan apa tujuan divisi PR atau Humas TVRI? Baik jangka pendek maupun jangka panjang? 4. Siapa sasaran publik PR atau Humas TVRI? kenapa publik ini penting? Pandangan publik terhadap organisasi yang seperti apa yang diharapkan oleh PR atau Humas? 5. Bagaimana mencapai tujuan strategi PR atau Humas TVRI dalam membina hubungan dengan media, khususnya media cetak? Strategi apa yang digunakan? 6. Bagaimana rencana evaluasi PR atau Humas TVRI? 7. Siapa saja yang mengkoordinasikan pembuatan rencana opersional media relations dan pelaksanaan evaluasinya? Kenapa dan atas pertimbangan apa? 8. Bagaimana mekanisme pengorganisasiannya? 9. Bagaimana pandangan khalayak/publik terhadap PR atau Humas TVRI? 10. Isu dan imbauan penting seperti apa untuk khalayak/publik PR atau Humas TVRI?
Pengkomunikasian 1. Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media dan seperti apa proses hubungan tersebut? Kenapa? 2. Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media khususnya media cetak berazaskan prinsip tidak memihak, memberikan bantuan, tidak membanjiri media dengan publisitas dan selalu melakukan pembaharuan? 3. Bagaimana pembinaan hubungan PR atau Humas dengan media, selama ini? kenapa? 4. Bagaimana pemahaman Humas dalam melayani media dengan baik? 5. Bagaimana proses PR atau Humas dalam menyediakan salinan verifikasi / pembuktian atas kebenaran setiap materi yang berhubungan dengan kondisi-kondisi lembaga TVRI? 6. Bagaimana hubungan PR atau Humas dalam memperkokoh hubungan personal dengan media? kenapa? 7. Bagaimana PR atau Humas dalam pengembangan materi untuk media massa, khususnya media cetak? 8. Bagaimana proses PR atau Humas dalam membangun dan memelihara kontak dengan media massa, khusunya media cetak? 9. Bagaimana memposisikan lembaga TVRI sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu? 10. Siapakah SDM yang melaksanakan program komunikasi PR atau Humas sehingga berlangsung dengan baik dan efektif?
Evaluasi 1. Siapakah sebagai pengontrol program komunikasi PR atau Humas? kenapa? 2. Apa tujuan atau sasaran kegiatan komunikasi PR atau Humas? Apa yang hendak dicapai lewat program ini melalui komponen-komponen komunikasinya? 3. Bagaimana mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi program media relations PR atau Humas? Siapa yang melakukan evaluasi sebagai mengukur output komunikasi tersebut? 4. Bagaimana mengukur hasil kegiatan / program dan dampak komunikasi PR atau Humas melalui strategi media relations? 5. Bagaimana mengukur evaluasi kegiatan PR atau Humas berhubungan dengan pencapaian tujuan lembaga TVRI? Sehingga dapat dikatakan proses strategi media relations PR atau Humas dan proses organisasi saling menunjang satu sama lain. 6. Sampai sekarang bagaimana hasilnya hubungan dengan media, khusunya media cetak?
•
Ibu Meggy Th. Rares (Manager Kelembagaan Hukum dan Humas LPP TVRI)
Hasil wawancara Fact Finding & Perencanaan T :
Apa pengertian strategi?
J
”Suatu cara atau taktik bagaimana kita mencapai suatu tujuan. Jadi cara kita mencapai tujuan yaitu bagaimana kita mengatur dan bagaimana tujuan itu dapat tercapai.
:
T :
Dimana posisi divisi PR atau Humas TVRI saat ini?
J
:
”Posisi Humas sekarang ini berada dibawah direktorat umum secara struktur organisasi, yang dibawahi oleh GM-GM.
T :
Apa yang PR atau Humas inginkan, dan apa tujuan divisi PR atau Humas TVRI? Baik jangka pendek maupun jangka panjang?
J
:
”Sebenarnya yang Humas inginkan adalah terciptanya situasi kondusif, citra positif dimasyarakat. Tujuannya agar semua program yang kita sampaikan masyarakat mengerti dan memahami fungsi dan tugas TVRI yang dikomunikaikan melalui PR atau Humas TVRI. Jangka panjang diharapkan tumbuh citra positif terhadap kelembagaan TVRI. Tetapi sekarang ini di TVRI belum menjalankan sebagai mestinya karena bagaimana pun hal itu menyangkut dana. Tapi pada dasarnya kita sudah lakukan itu walaupun belum maksimal.
T :
Siapa sasaran publik PR atau Humas TVRI? kenapa publik ini penting? Pandangan publik terhadap organisasi yang seperti apa yang diharapkan oleh PR atau Humas?
J
:
”Semua orang yaitu pemirsa dan pers. karena kalau tidak ada pemirsa siapa yang akan menonton acara TVRI. Dan mengapa pers juga menurut kita sangat penting, karena sebagai mitra kerja dan penyebar informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga TVRI. Tentu yang kita harapkan yang positif, yang baik-baik, yang bagus-bagus. Nanti mereka beranggapan TVRI majulah, itu yang kita harapkan seperti itu.
T :
Bagaimana mencapai tujuan strategi PR atau Humas TVRI dalam membina hubungan dengan media, khususnya media cetak? Strategi apa yang digunakan?
J
:
”Untuk mencapai tujuan strategi membina hubungan dengan pers melalui penjabaran tugas pokok fungsi humas antara lain: 1. Menjalin dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI.
2. Perencanaan dan pengkoordinasian program kehumasan. 3. Mewakili TVRI artinya dala pertemuan lokal, nasional maupun internasional dan mempromosikan program TVRI. 4. Publikasi program TVRI artinya aktivitas melalui berbagai media massa. 5. Pengelolaan Dokumentasi artinya publikasi dan tugas-tugas keprotokolan yang berhubungan dalam TVRI. 6. Menghimpun kliping dari berbagai media terutama kegiatan TVRI. 7. Memberikan bahan-bahan pemberitaan untuk pers. ”Strategi yang kita gunakan yaitu dengan melakukan relationship yaitu pertemanan dan kita saling berhubungan kalau ada hal-hal yang ingin kita publikasikan, kita tinggal kontek mereka pasti datang. T : J
Bagaimana rencana evaluasi PR atau Humas TVRI?
: ”Rencana dalam evaluasi melalui komunikasi dengan pihak internal yang bersangkutan maupun berkomunikasi dengan pihak pers, kemudian akan dipilahpilah antara informasi positif dan informasi negatif.
T :
Siapa saja yang mengkoordinasikan pembuatan rencana opersional media relations dan pelaksanaan evaluasinya? Kenapa dan atas pertimbangan apa?
J
:
”Orang yang terlibat dalam koordinasi pembuatan rencana evaluasi dalam hubungan dengan pers adalah pihak Humas. Hal ini atas dasar pertimbangan fungsi Humas sebagai jembatan antara pihak internal dan eksternal. Diharapkan Humas sebagai penjaga gawang yang senantiasa menjaga situasi dan kondisi lembaga tetap kondusif dengan pihak eksternal, khususnya pers demi tercapainya tujuan lembaga.
T :
Bagaimana mekanisme pengorganisasiannya?
J
”Dalam pengorganisasian yang berhubungan dengan informasi dan komunikasi tentunya berdasarkan hasil pilahan informasi / berita.
:
T :
Bagaimana pandangan khalayak/publik terhadap PR atau Humas TVRI?
J
:
”Khususnya pers terhadap Humas selama ini sejalan dan saling memahami, sejauh ini pandangan dari pihak pers maupun masyarakat positif terhadap Humas dan lembaga TVRI.
T :
Isu dan imbauan penting seperti apa untuk khalayak/publik PR atau Humas TVRI?
J
:
”Masyarakat dan pers berhak mendapatkan informasi, isu dan imbauan mengenai apa saja kegaiatan-kegaiatan TVRI berikut program-program yang telah dihasilkan oleh TVRI berupa tayangan-tayanag yang disiarkan oleh TVRI.
Pengkomunikasian T : J
:
T :
Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media dan seperti apa proses hubungan tersebut? Kenapa? ”Proses Hubungan Humas dengan pers selama ini sebagai mitra dalam mengkomunikasikan segala bentuk informasi. Pers membutuhkan informasi atau berita dan Humas membutuhkan publisitas dalam memberikan informasi terhadap khalayak luas. Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media khususnya media cetak berazaskan prinsip tidak memihak, memberikan bantuan, tidak membanjiri media dengan publisitas dan selalu melakukan pembaharuan?
J
:
”Selama ini kami Humas dan pers memahami, mengerti etika profesi masingmasing. Humas berusaha tidak memihak terhadap salah satu pihak, namun Humas hanya menyerang mana data informasi yang perlu ditahan dulu dan mana informasi / data yang memang penting / segera diinformasikan sesuai kebutuhan khalayak. Kami pihak Humas pun berusaha seimbang dalam pemberian materi kepada pers, bukan saja untuk kepentingan publisitas melainkan juga untuk klarifikasi dan melakukan pembaharuan untuk materi informasi kepada pers. Dengan harapan pers mengerti dan membentu menciptakan suasana kondusif atas publisitas / pemberitaan informasi tersebut.
T :
Bagaimana pembinaan hubungan PR atau Humas dengan media, selama ini? kenapa?
J
:
”Dalam membina hubungan dengan pers selama ini sudah baik, lancar-lancar saja dan masih berjalan seperti biasa dan terus dijaga berlandaskan keterbukaan, mendukung transparansi suatu informasi dan memfasilitasi para pihak pers. Memelihara hubungan baik antara lembaga TVRI dengan pers. Hal ini karena baik pemberitaan positif maupun negatif tentunya akan berdampak terhadap kelanggengan citra TVRI. Melalui pembinaan hubungan tersebut Humas mengharapkan terciptanya tujuan komunikasi dalam pembentukan opini positif khalayak.
T :
Bagaimana pemahaman Humas dalam melayani media dengan baik?
J
”Humas akan terus berusaha memahami pihak pers kaitannya dalam pelayanan informasi data dan dokumentasi photo kegiatan TVRI. Karena Humas menyadari pers senantiasa sebagai alat komunikasi dalam mencapai tujuan lembaga TVRI dalam mempublikasikan informasi kepada masyarakat.
:
T :
Bagaimana proses PR atau Humas dalam menyediakan salinan verifikasi / pembuktian atas kebenaran setiap materi yang berhubungan dengan kondisikondisi lembaga TVRI?
J
:
”Prosesnya adalah melalui pendekatan yang komunikatif dan dialogis. Dimana pihak wartawan yang datang ke Humas menanyakan atas kebenaran suatu materi ditanggapi denganbaik. Apabila yang berhubungan dengan kondisi-kondisi kelembagaan tergantung dari sifat kerahasiaannya. Artinya, tetap terbuka dalam informasi, hanya yang sifatnya masih kajian dan rahasia biasanya informasi itu ditunda dulu”.
T :
Bagaimana hubungan PR atau Humas dalam memperkokoh hubungan personal dengan media? kenapa?
J
:
”Dalam memperkokoh hubungan secara personal ya kita dengan relationship. Kalau secara personalkan kita ingin berkawan, ya mau tidak mau kita jaga hubungan itu. Ee... kontak personal juga atau say hello atau tanya bagaimana kabar yang seperti itu kita untuk menjalin secara personal.
T :
Bagaimana PR atau Humas dalam pengembangan materi untuk media massa, khususnya media cetak? ”Pihak Humas menyadari senantiasa memberikan informasi adanya hal-hal yang baru yang penting untuk diketahui oleh masyarakat melalui media massa. Biasanya kami akan mengundang wartawan akankah itu kami mengadakan konferensi pers atau memberikan pers release kepada mereka.
J
:
T :
Bagaimana proses PR atau Humas dalam membangun dan memelihara kontak dengan media massa, khusunya media cetak?
J
:
”Untuk saat ini pemeliharaan kontak humas dengan media sudah berjalan dengan baik, baik hubungan kontak secara informal dan personal seperti membuat press release, konferensi pers dan wawancara pers sudah berjalan dengan baik. . Tapi kendala yang dialami TVRI sekarang ini yaitu kurangnya anggaran yang diberikan kepada humas sehingga kegiatan yang dilakukan oleh Humas tidak sepenuhnya optimal.
T :
Bagaimana memposisikan lembaga TVRI sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu? ”Posisi lembaga TVRI yang kita ketahui sebagai perlengkapan perangkat pemerintahan khususnya dalam bidang penyiaran yang bertujuan untuk mendidik dan sebagai pemersatu bangsa. Tentunya, kami berupaya dapat menjadi sumber informasi handal terhadap pihak khalayak TVRI khususnya pers dalam penyampaian segala bentuk program dan kegiatan TVRI untuk dipublikasikan kepada khalayak luas.
J
:
T :
Siapakah SDM yang melaksanakan program komunikasi PR atau Humas sehingga berlangsung dengan baik dan efektif?
J
:
”SDMnya adalah manajer Humas yang dibantu oleh oleh bawahanya yaitu staffstaff Humas.
Evaluasi
T :
Siapakah sebagai pengontrol program komunikasi PR atau Humas? kenapa?
J
:
”Yang melaksanakan pengawasan adalah Manajer Humas. Karena fungsi Manajer Humas adalah memberi petunjuk pelaksanaan tugas termasuk pengendalian dan pengawasan terhadap bawahan. Namun demikian manajer Humas tetap melaporkan perkembangan kepada pimpinan sebagai atasan.
T :
Apa tujuan atau sasaran kegiatan komunikasi PR atau Humas? Apa yang hendak dicapai lewat program ini melalui komponen-komponen komunikasinya?
J
:
”Tujuan / sasaran komunikasi Humas agar seluruh program informasi dapat diketahui oleh sasaran Humas yaitu pers, masyarakat dan khalayak luas. Sehingga melalui kerjasama antar komponen-komponen komunikasi dapat tercapai tujuan Humas dalam pembentukan opini dan citra dimata khalayak.
T :
Bagaimana mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi program media relations PR atau Humas? Siapa yang melakukan evaluasi sebagai mengukur output komunikasi tersebut?
J
:
”Yang mengevaluasi dan analisa dilakuakan oleh Humas dan Humas melaporkan kepada pimpinan. Mekanisme yang digunakan khususnya dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers dan sebagai tolak ukur (output) komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun program dan langkah kerja dalam pemberian informasi kepada pers. 2. Menghimpun kliping dari berbagai media cetak yang berkaitan dengan pemberitaan TVRI, sebagai temuan data. 3. Menyiapkan press release / bahan-bahan pemberitaan tentang kegiatan TVRI jelas dan akurat mungkin. 4. Melaksanakan kooordinasi dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan pengkomunikasian informasi. 5. Melakukan evaluasi dan analisa atas suatu pemberitaan. 6. Mencoba klarifikasi dari suatu informasi serta memberikan saran dan pertimbangan kepada yang bersangkutan.
T :
Bagaimana mengukur hasil kegiatan / program dan dampak komunikasi PR atau Humas melalui strategi media relations?
J
:
”Dampak strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers dalam pengkomunikasian informasi Humas dirasakan cukup baik, tolak ukur pencapaiannya melalui hasil kegiatan evaluasi dan analisa kliping pemberitaan kegiatan dan program TVRI. Biasanya setiap bulan / triwulan / 6 bulanan / setiap setahun. Ada banyak hal mengenai TVRI yang dibahas dimuat di media cetak. Media cetak mana yang sudah menginformasi mengenai TVRI tersebut, dievaluasi dan dianalisa kemudian didiskusikan dengan pimpinan.
T :
Bagaimana mengukur evaluasi kegiatan PR atau Humas berhubungan dengan pencapaian tujuan lembaga TVRI? Sehingga dapat dikatakan proses strategi media relations PR atau Humas dan proses organisasi saling menunjang satu sama lain.
J
:
”Proses kegiatan Humas dan proses organisasi saat ini dikatakan cukup baik dan positif. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi berita tentang TVRI yang dikliping diberberbagai surat kabar. Hal ini menandakan sudah cukup baik dalam pembinaan hubungan dengan surat kabar atau pers. Berdasarkan evaluasi ini, seluruh program dapat dilaksanakan sesuai dengan rancangan dan kalaupun ada kekurangan dijadikan perbaikan untuk kedepannya.” Strategi Humas dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers dalam pelaksanaanya tidak sepenuhnya berhasil dan pers tetap memberikan kritik-kritik dan saran terhadap TVRI.
T :
Sampai sekarang bagaimana hasilnya hubungan dengan media, khusunya media cetak?
J
:
Dalam membina hubungan dengan media khususnya media cetak, Sampai sekarang ini hasilnya tetap positif dan mudah-mudahan akan terus berjalan seperti ini.
Ibu Usi Karundeng (Koordinator Humas LPP TVRI) Bapak Nurmaman (Staff Humas LPP TVRI) Ibu Nurhidayati (Wartawan Kompas) Bapak Anton Kustedja (Wartawan Media Indonesia) Bapak Agung Hermawan (Wartawan Sindo)
Hasil Wawancara
T :
Apa pengertian strategi menurut anda?
J
”Strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, dan strategi merupakan suatu unsur penting dalam perjalanan suatu perusahaan atau lembaga khususnya TVRI, termasuk didalamnya langkah-langkah yang diambil untuk membuat perusahaan atau lembaga tetap eksis dalam menjalankan kesinambungan perusahaan yang tentunya bertolak pada visi dan misi perusahaan, dan bagi saya pribadi strategi itu sangat penting guna menentukan langkah apa yang harus saya ambil didalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang tentunya berdasarkan atas pertimbanganpertimbangan yang baik guna kelancaran suatu pekerjaan”. Sedangkan Bapak Nurmaman sebagai Staff Humas TVRI menambahkan
:
pernyataan mengenai strategi ”Strategi boleh dibilang cara mendekati sesuatu dengan bijak dan cerdas”.
T :
Siapa sasaran Khalayak PR atau Humas TVRI? kenapa khlayak ini penting? Pandangan khalayak terhadap organisasi yang seperti apa yang diharapkan oleh PR atau Humas?
J
:
Masyarakat Indonesia sangat penting bagi TVRI, stakeholder, legislatif, eksekutive dan yang paling utama adalah pers. Karena publik tersebut dapat menunjang visi dan misi TVRI sedangkan pers merupakan sarana untuk Humas dapat mempublikasikan dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak luas. Humas adalah pembawa citra bagi organisasi, tentunya yang kita harapkan adalah yang positif ya. Bapak Nurmaman menambahkan PR / Humas tentunya berhadapan dengan berbagai kalangan ya, dari anak-anak samapi orang dewasa dan orang tua. Tentunya yang termasuk publik dan termasuk skala prioritas.
T :
Bagaimana rencana evaluasi PR atau Humas TVRI?
J
:
T :
”Evaluasi kita lihat apakah info yang dilakukan oleh wartawan, besoknya kita lihat secara sederhana apakah berita tersebut ada atau tidak dimuat di media, apakah informasi yang diharapkan sampai atau tidak. Apa yang PR atau Humas inginkan, dan apa tujuan jangka divisi PR atau Humas TVRI? Baik jangka panjang maupun jangka pendek!
J
:
”Tujuan jangka panjang terhadap nilai citra positif TVRI, dan jangka pendeknya adalah kami semua dapat menunjukan kinerja yang baik di mata seluruh anggota sehingga dari awal sampai akhir penugsan kami tidak ingin ada sesuatu citra negatif khususnya penyampaian informasi kegiatan-kegiatan TVRI. Sedangkan Bapak Nurmaman menambahkan ”Kalau tujuannya secara umum tentunya menyampaikan pesan kepada publik dengan cara yang cerdas dan selalu menginformasikan dalam bentuk kerjasama dengan pers. Ee.. apa sih yang kita inginkan kepada publik dengan hubungan yang timbal balik tapi memang harus aktif. Saat ini posisi Divisi Humas TVRI menurut kutipan penjelasan Staff Humas. ”Sebenarnya posisinya amat sangat penting. Yang saya tahu perkembangannya, sebuah institusi baik swasta maupun pemerintah bukan Cuma dikita di negri lain juga posisi PR sangat penting dan mendapat porsi sangat penting. Bahkan yang saya lihat dibeberapa negara PR dan marketing menjadi satu.
T :
Siapa saja yang mengkoordinasikan pembuatan opersional media relations dan pelaksanaan evaluasinya? Kenapa dan atas pertimbangan apa?
J
:
”Koordinasi pembuatan rencana dan evaluasi dalam membina hubungan dengan surat kabar atau pers adalah pihak Humas TVRI. Hal ini atas pertimbangan fungsi Humas sebagai jembatan antara pihak internal dan eksternal. Diibaratkan Humas sebagai penjaga gawang yang senantiasa menjaga situasi kondisi lembaga tetap kondusif dengan pihak eksternal khususnya pers demi tercapainya tujuan lembaga TVRI.”
T :
Bagaimana mekanisme pengorganisasiannya?
J
:
”Walaupun secara kelembagaan kami diberi wewenang dalam memberikan informasi langsung kepada pihak pers, tapi saya menghimbau agar informasi itu dikoordinasikan terlebih dahulu, lebih-lebih yang efeknya menyangkut kepada pencitraan kelembagaan TVRI.”
T :
Bagaimana pandangan khalayak / publik terhadap PR atau Humas serta lembaga TVRI?
J
:
”Selama ini pandangan khalayak terhadap lembaga TVRI sudah cukup baik, begitu juga citra TVRI selama ini positif. Walaupun secara kelembagaan kami diberi kewenangan dalam memberikan informasi langsung kepada pihak pers,
tapi saya menghimbau agar informasi itu dikoordinasikan terlebih dahulu, lebihlebih yang dampaknya menyangkut kepada pencitraan kelembagaan.” Sesuai kutipan pernyataan dari ketiga wartawan (Kompas, Media Indonesia, Sindo) yang ditemui penulis ditempat terpisah mengemukakan bahwa pandangan khalayak atau publik terhadap Humas TVRI. Ibu Nur Hidayati, wartawan Kompas Berpendapat. ”Selama ini Humas dan TVRI citranya cukup baik dalam penyampaian informasi. Namun masukan dari saya, fungsi Humas perlu ditingkatkan lagi dan Humas diharapkan lebih Proaktif lagi dalam pemberian informasi baru yang ada di TVRI tidak hanya sebatas menunggu wartawan. Bapak Anton Kustedja wartawan Media Indonesia berpendapat. “Sejauh ini Humas TVRI citranya cukup baik. Namun mereka banyak yang belum tahu perkembangan? TVRI sekarang ini, karena sudah dimanja dengan kegemilangan industri televisi swasta nasional. Sedangkan Bapak Agung Hermawan, wartawan Sindo memberikan pendapat. ”Ya selama ini citra TVRI posotif ya. Baik itu dalam menyampaikan dan memberikan informasi kepada pihak pers yang berkenaan tentang TVRI itu sendiri. Karena mereka itu kan menjual jasa dan mereka itu harus baik hati dengan wartawan yang mereka undang. T :
Isu dan imbauan penting seperti apa untuk khalayak PR atau Humas TVRI?
J
”Isu dan imbauan yang penting untuk masyarakat tentunya karena lembaga ini bersifat jasa atau pelayanan (Public service) masukan tentang harapan keinginan yang dicapai oleh masyarakat seperti apa, yang nantinya akan dibahas dan menjadi dorongan untuk TVRI agar lebih maju lagi untuk kedepannya.
:
Aksi & Pengkomunikasian T :
Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media khususnya media cetak dan seperti apa proses hubungan tersebut?
J
:
”Selama ini hubungan kita baik. proses hubungan dengan media cetak kita sebagai mitra kerja ya dan Hubungan personal kita juga baik, ya bisa say hallo kalau kita ketemu, Jadi saling menghormati satu sama lain. Ya standar etika bagaimana menghormati profesi orang lain saling menjunjung etik. Wartawan punya kode etik jurnalistik ya kita menghormati semua itu.
T :
Bagaimana hubungan PR atau Humas dengan media berzaskan prinsip tidak memihak, memberikan bantuan, tidak membanjiri media dengan publisitas dan selalu melakukan pembaharuan?
J
:
Selama ini hubungan kami dengan pers dirasakan sudah baik. Akan tetapi kalau kita berbicara masalah kaidah, memang kita harus obyektif. Wartawan atau pers itu sebagai perantara saja sebagai media yang dikatakan si A diberitakan oleh wartawan begini seperti dengan si A. Tetapi dalam kenyataan dilapangannya dengan berbagai kepentingan dan peristiwa cukup banyak wartawan yang tidak obyektif itu kenyataannya.
T :
Bagaimana pembinaan hubungan PR atau Humas dengan media, selama ini? kenapa?
J
:
”Pers sebagai mitra kerja. Kami membutuhkan media atau pers untuk mempublikasikan informasi kepada masyarakat, karena memang pers yang melaksanakan informasi terhadap khalayak luas.
T :
Bagaimana proses PR atau Humas dalam menyediakan salinan verifikasi / pembuktian atas kebenran setiap materi yang berhubungan dengan kondisikondisi lembaga TVRI?
J
:
”Keakurasian data itu harus karena sifatnya data. Efeknya, keakuratan data ini akan berdamapak negatif atau positif bagi si penerima berita tersebut. Prosesnya adalah dengan pendekatan komunikasi yang berlandaskan keterbukaan, kejujuran dan itikad baik.
T :
Bagaimana hubungan PR atau Humas dalam memperkokoh hubungan personal dengan media? kenapa?
J
:
”Kalau secara personal kita tidak mengenal secara personal. Tidak tahu kalau dengan yang lain, saya pribadi ada beberapa orang yang saya kenal. Ya terlepas kita kenal secara personal atau tidak yang penting kita saling menghormati dan menjaga etika satu sama lain.
T :
Apa saja media yang digunakan PR atau Humas dalam menyampaikan pesan kepada publik (Khususnya media cetak)?
J
:
”Surat kabar banyak ya yang kita gunakan. Bahkan kita berlangganan berbagai surat kabar itu lebih banyak yang berskala nasional ya tentunya. Tentu juga ada yang lokal dan daerah, tapi jumlahnya lebih banyak yang berskala nasional, kenapa, karena cakupan beritanya itu ya. Kalau boleh saya sebut seperti kompas, media indonesia, poskota, berita kota, Sindo dan sebagainya ya.
T :
Bagaimana memposisikan lembaga TVRI sebagai sumber informasi handal untuk media massa dalam bidang tertentu?
J
:
”Kita berusaha untuk memberikan apa yang pers butuhkan, namaun untuk halhal yang menjadi rahasia tentunya kita musyawarahkan dulu sebelum diinformasikan.” Koordinasi Humas (Ibu Usi Karundeng) menambahkan Ada beberapa kali teman-teman wartawan mengontek saya untuk menanyakan ada hal-hal yang baru di TVRI, kadang-kadang ada hal-hal yang bukan kapasitas saya untuk menjawab. Misalnya itu kapasitas direktur atau pimpina, saya minta waktu kepada mereka untuk bicara dan saya kasih bicara langsung jadi wartawan yang bersangkutan silahkan berbicara langsung kepada narasumber yang bersangkutan. Tentunya, kami berupaya dapat menjadi sumber informasi handal terhadap pihak khalayak TVRI khususnya pers dalam penyampaian segala bentuk informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh TVRI. Karena kami tidak ingin ada sesuatu citra negatif baik itu dari luar maupun dari dalam.
T :
Bagaimana PR atau Humas dalam berkoordinasi dengan divisi lain dalam lembaga TVRI sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir dan up to date?
J
:
Kalau masalah intern disini ya, ya setiap ada meeting biasanya PR di undang dan hadir. Disitu kita tahu apa yang dibicarakan secara internal. Pokoknya itu diinformasikan kepada staff-staff yang lain, apa sih yang diinformasikan dalam meeting internal tersebut. Baik dalam satu unit kerja maupun unit kerja lainnya.
T :
Siapakah SDM yang melaksanakan program komunikasi PR atau Humas, sehingga berlangsung dengan baik dan efektif? kenapa?
J
:
”SDMnya adalah Humas. Karena sesuai fungsi dan tugasnya memberikan informasi / publisitas baik kepada pihak internal maupun pihak eksternal seperti pers.
Evaluasi T :
Siapakah sebagai pengontrol program komunikasi PR atau Humas? kenapa?
J
:
pengontrol program Humas kalau secara internal adalah pimpinan selaku pengontrol semua program-program termasuk program divisi Humas TVRI. Akan tetapi kalau dari luar adalah masyarakat.
T :
Apa tujuan atau sasaran kegiatan komunikasi PR atau Humas? Apa yang hendak dicapai lewat program ini melalui komponen-komponen komunikasinya?
J
:
”Tujuan / sasaran komunikasi Humas agar seluruh program dan informasi yang dipublikasikan dapat diketahui oleh sasaran Humas yaitu pers, masyarakat dan khalayak luas. Sehingga melalui kerjasama antar komponen-komponen
komunikasi dapat tercapai tujuan Humas dalam pembentukan opini dan citra dimata khalayak. T :
J
:
T : J
:
T :
J
:
Bagaimana mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi program media relations PR atau Humas? Siapa yang melakukan evaluasi sebagai mengukur output komunikasi tersebut? ”Mekanismenya berita yang dimuat dan dikliping oleh Humas dianalisa. Yang mengukur output tersebut adalah Humas dan melaporkan serta mendiskusikan dengan pimpinan lembaga TVRI. Bagaimana mengukur hasil kegiatan / program, dan dampak kmunikasi PR atau Humas melalui strategi media relations? ”Mengukur hasil kegiatan ini penting karena berkaitan dengan dampak yang akan timbul. Akan tetapi kami berusaha menyampaikan informasi itu dan menangani serius tentang pemberitaan negatif yang berkaitan sekali dengan pencitraan TVRI.” Bagaimana mengukur evaluasi kegiatan PR atau Humas berhubungan dengan pencapaian tujuan lembaga TVRI? Sehingga dapat dikatakan proses media relations PR atau Humas dan proses organisasi saling menunjang satu sama lain. ”Saat ini pencapaian tujuan kegiatan Humas sudah cukup baik dan saling menunjang satu sama lain, sehingga tercapai tujuan organisasi khususnya dengan citra TVRI dan pembentukan opini positif kepercayaan dari masyarakat.
Rusman Febriansyah Sari Bumi Indah D3 No 15, Binong-Curug-Tangerang Telp. (021) 99015944 Email :
[email protected]
Biodata I.
DATA DIRI Nama Tempat / Tgl Lahir Alamat sekarang Status Agama Kewarganegaraan
II.
PENDIDIKAN 1. 2. 3.
III.
SD Islamic Village SLTPN 9 Tangerang SMUN 1 Curug KEAHLIAN
• • IV.
: Rusman Febriansyah : Jakarta, 25 Februari 1986 : Sari Bumi Indah Blok D 3 No 15 Binong – Curug Tangerang : Belum Menikah : Islam : Indonesia
Mampu mengoperasikan MS Office, Exel, Macromedia Flash, Firework, Photoshop Mampu Berbahasa Inggris Pasiv PENGALAMAN KERJA
1. Tahun 2007, Magang di TVRI sebagai Public Relations 2. Tahun 2008, Bekerja di Media Banc Group sebagai Media Executive