PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT STRES KERJA WARTAWAN SURAT KABAR HARIAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: P. Priangga Bayu Martiar 039114099
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINGKAT STRES KERJA WARTAWAN SURAT KABAR HARIAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: P. Priangga Bayu Martiar 039114099
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.
SKRIPStr
TINGKAT STRESKERJA WARTAWAF{ SURATKABAR HARIAN
Disu*mole.h: F. hianggaBayuMartiar NIM :039114099
22 Febmari 2008
(M. L. AnantasariS.Psi.,M.St
ll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI TINGKAT STRES KERJA WARTAWAII SURAT KABAR HARIAN
Disusunoleh : P. PrianggaBayu Martiar NIM
:039114099
Telah dipertahank-anrdi,$:p*panitia penguji ' '
pada tanggal l0 Maret 2008 dan dinyatuf.uq t***uhi
syarat
Ketua Sekretaris Anggota
. " - ":,.,..,;.' : .-..,,,'l'', yo#ukarta, ?I. Agr*I.lgpl
itas SanataDharma
llt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pain… No Gain… If You Want To Win Then Try Harder Nothing Free Here
Tw `t|ÉÜxÅ Wx| ZÄÉÜ|tÅ
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi ini aku persembahkan untuk: Bapak dan mamaku terkasih Kedua adikku, Arya dan Bima Serta untuk Negriku tercinta
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERI\'YATAAI\ PERSETUJUAI{ PUBLIKASI KARYA ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangandi bawah ini, sayamahasiswaUniversitas SanataDharma Nama: P.PrianggaBayu Martiar No. Mahasiswa: 039114099 Demi pengembanganilmu pengetahuan,sayamemberikankepadaPerpustakaan Universitas Sanata Dharrna karya ilmiah saya yang berjudul : Tingkat Stres Kerja Wartawan Surat Kabar Harian besertaperangkatyang diperlukan(bila ada). Dengan demikian sayamemberikankepadaPerpustakaanUniversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanyadalam bentuk pangkalandata,mendistribusikansecaraterbatas,dan mempublikasikannyadi Internet atau media lain untuk kepentinganakademis tanpa pedu meminta ijin dari saya mauplm memberikan royalti kepada saya selamatetapmencantumkannamasayasebagaipenulis. Demikian pernyataanini yang sayabuat dengansebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Padatanggal 28 Maret 2008 Yang Menyatakan n
Wl*rtr)
t t tv
f
L / I
a
v a '
, t , , A / f t tvMv
(P. PrianggaBayu Martiar)
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2008 Penulis
P. Priangga Bayu Martiar
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Abstrak Tingkat Stres Kerja Wartawan Surat Kabar Harian Oleh: P. Priangga Bayu Martiar Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian dimana saat menjalankan tugasnya para wartawan tersebut selalu berhadapan dengan keadaan-keadaan yang penuh dengan tekanan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan subyek berjumlah 97 orang yang kesemuanya adalah wartawan surat kabar harian. Data yang diperoleh berasal dari skala tingkat stres kerja yang disusun oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para wartawan surat kabar harian mengalami stres pada kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh yaitu sebanyak 78 orang subyek (80,41%) berada pada tingkat stres sedang dan 19 orang subyek (19,59 %) berada pada kategori rendah.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Abstract The Degree Of Daily Newspaper Journalist’s Job Stress By: P. Priangga Bayu Martiar This research was purposed to describe the degree of daily newspaper journalist’s job stress who is working the duty they always face the stressful conditions. The kind of this research was quantitative descriptive with 97 daily newspaper journalist as the subject. The data was collected by the degree of job stress scale which was arranged by researcher. The result showed that the journalist have stress at a medium category. It could be saw from the data which is 78 subject (80.41 %) at medium stress, and 19 subject (19.59 %) at low stress.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dimana kuasanya bekerja atas diri semua manusia sehingga atas berkat serta penyertaanNya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis merasa tidak akan mampu meyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan orang lain, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada: 1. Sang Penguasa Alam Raya, atas berkat nafas kehidupan yang telah diberikan. Hidup memang indah jika kita mengerti dimana letak keindahannya… 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu M.L. Anantasari S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing saya, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, wejangan, masukan, waktu, pikiran serta tenaga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Maaf ya Bu kalo saya termasuk anak bimbingan ibu yang malas. 4. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si dan ibu Agnes Indar Etikawati S.Psi., Psi., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas masukan dan bimbingan yang telah diberikan. 5. Mas Gandung, Mbak Naniek, Mas Muji, Mas Doni yang telah banyak membantu di sekretariat Psikologi, lab dan Ruang Baca. Terimak kasih sudah banyak direpotin. Buat pak Gie, terima kasih buat senyum tulus yang selalu diberikan bagi kami semua setiap hari.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Untuk mama dan bapak, terima kasih untuk didikan, nasehat, dukungan moral, spiritual dan finansial yang telah diberikan…sori ya bos kalo molor terus kuliahnya… 7. Mbak Rini Jawa Pos / Radar Yogya, bapak Yobal Republika, bapak Aswandi Media Indonesia / Metro TV, bapak Marga Raharja Kontan, bapak Rusli Suara Pembaruan, Mbak Mei Indo Pos, bapak Endang Rakyat Merdeka, dan ibu Ida Pos Kota, penulis sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan sehingga proses pengambilan data dapat berlangsung dengan lancar. 8. Para wartawan dari berbagai media surat kabar yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket penelitian, terima kasih atas kerja sama yang diberikan 9. Keluarga Pakdhe Marga, terima kasih ya Pakdhe atas inspirasi, motivasi serta bantuan dan dukungan yang diberikan. Buat budhe Happy, maaf ya budhe dah banyak direpotin. Buat my sist and bro, Atid & Seno, hehehe…aku lulus lho, ngga nyampe 2009…oia, tx banget
Sen, dah
bolak-balik nganterin ambil angket. 10. Anak-anak kost beserta kroni-kroni nya, Frans Oholucu Dwi Nugroho, Bryan Soe Harry Sutaman, Florensius Shane-O, Yoannes Sumaryan Simbah Doni, Paulus Bethet Narendra Utama, Titus Wibi Bakwan Punto Kurniawan, Yohanes Si YoYo, Feriawan Peri Murti, Fx. Joko Si Bos Krisdyanto, Eko Mpik Widhi Martanto, Yoko Cino Sentosa, Y.B Sumar Soemarjiyanto, Abu Aboee Sujatmiko, Pasifikus Christa Kang Jay Wijaya, Nikolas Ube Agung,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dll….buat semuanya, tx banget bro atas kebersamaan baik susah atau senang, bantuan, dukungan baik moral, spiritual (iyo po…?hehehe) dan utangan yang diberikan (sori kalo ada yang belum lunas)…oia, thanks juga buat gelas demi gelas yang tertuang, Home sweet home Terrace: Friday Night Habit, cerita demi cerita tak terlupakan dan pengalamanpengalaman yang mengesankan… you all are my really brothers. 11. Mas Siswo Wiwit Widyatmoko, atas saran serta masukan yang pernah diberikan. Terima kasih buat pinjaman bukunya…sori ngga jadi dipake. 12. Anak-anak KKN kel-21, pak ketu Nanda, djenk Vero, Djenk Eta, Josephine, Yeyen, Siro, Mando, Emi, Helen dan Lia…tiga minggu masa pengasingan yang mengesankan dan tak terlupakan. Buat djenk Eta, aku duluan ya, hehehe… 13. Untuk cerita yang telah berlalu...singkat namun memberiku banyak pelajaran yang berarti…tx ya… 14. Untuk belalang tempurku The Old Iron AE 3982 A yang tidak pernah lekang oleh jaman, tx boy dah setia nganterin kemana-mana…sori kalo akhir-akhir ini kurang takperhatiin… 15. Conrad, Kadek dan V-gol, my first friend at Psychology, terimakasih buat persahabatan yang terjalin sampai sekarang dan sampai kapanpun. Hidup Deprigan!! hehehe… 16. Anak-anak Psychology Adventure Team dimananpun berada…terima kasih
untuk
kebersamaan
dalam
menakjubkan.
xii
petualangan-petualangan
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Teman-teman Psikologi’03 baik yang sudah lulus maupun yang sedang masih berusaha untuk lulus, terima kasih buat pengalaman, dinamika ataupun hubungan interdependensi yang pernah terjadi. 18. Temen-temen sebimbingan mami Ari: Tante, Mba’ Dewiq, Ndut, Marin…terima kasih untuk masukan, motivasi ataupun semangat yang telah diberikan. Akhirnya selesai, hehehe… 19. Anton, Suneo, Yeye Saha, dll yang selalu menemani bermain futsal hampir tiap sore. Bravo Joga Bonito! 20. Jalur
Lapar
Darurat:
Burjo
Komeng&Agus,
tempat
nongkrong
senongkrong-nongkrongnya: angkringan Agung, terima kasih selalu setia menemani disaat penyakit lapar menyerang walaupun pagi buta. 21. Untuk cerita yang sedang berjalan… hidup memang ngga bisa dihitung, diraba maupun dipastikan, perjalanan yang aneh…(iya ngga?)…makasih ya ndut buat perhatian, kesabaran, kasih sayang, dan banyak hal lain yang tidak mungkin disebut…maaf lo kalo sering nyusahin, hehehe… 22. Maaf buat nama yang belum disebutkan, tidak ada maksud untuk melupakan, hanya keterbatasan peneliti saja. You all always in my heart. Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari semurna, maka berbagai saran dan kritikan yang bersifat membangun, akan senantiasa diterima dengan senang hati. It’s over now… Yogyakarta, 22 Februari 2008
Penulis
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. . ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... . iii HALAMAN MOTTO..................................................................................... . iv HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. . . . . v Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis.. . . . . . . . . . . . . . . . .……………...................................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi Pernyataan Keaslian Karya.............................................................................. vii Abstrak........................................................................................................... . viii Abstract............................................................................................................ ix Kata Pengantar............................................................................................... . . x Daftar Isi......................................................................................................... . xiv Daftar Tabel................................................................................................... . . xviii Daftar Gambar............................................................................................... .. xix Daftar Lampiran............................................................................................ . . xx
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... . . 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... . . . . 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... . . . 7 C. Tujuan Penelitian....................................................................... . . 7 D. Manfaat Penelitian..................................................................... . . 8
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... .. 9 A. Wartawan................................................................................... . .. 9 1.Pengertian Wartawan ............................................................ 9 2.Jenis Wartawan....................................................................... . 9 3.Tugas Jurnalistik Wartawan.................................................... . 11 4.Resiko Wartawan................................................................... . . 13 B. Stres Kerja................................................................................. . .. 17 1.Pengertian Stres....................................................................... . 17 2.Pengertian Stres Kerja............................................................ . . 18 3.Sumber Stres Kerja.................................................................. .19 4.Gejala Stres Kerja.................................................................... . 20 5.Konsekuensi / Akibat Stres..................................................... . 22 6.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres............................... . 24 C. Tingkat Stres Kerja Wartawan……............................................ . . 26
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ . . 32 A. Jenis Penelitian........................................................................ . . .. 32 B. Variabel Penelitian.................................................................. . . . . 32 C. Definisi Operasional................................................................ . . . . 32 D. Subyek Penelitian.................................................................... . . . . 33 E. Metode dan Alat Penelitian...................................................... . . . 34 F. Validitas dan Reliabilitas......................................................... . . . . 36 1.Validitas.............................................................................. . . . . . 36
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.Reliabilitas.......................................................................... . . . . . 38 G. Metode Analisis Data............................................................. . . . . 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. . . . 42 A. Persiapan Penelitian................................................................ . . . .. 42 1.Perijinan Penelitian............................................................. . . . . . 42 2.Lokasi Penelitian................................................................ . . . . . . 42 3.Subyek Penelitian.............................................................. . . . . . . .43 4.Uji Coba Penelitian........................................................... . . . . . . . 44 B. Pelaksanaan Penelitian............................................................ . . . . . 44 C. Hasil Penelitian........................................................................ . . . . 45 1.Uji Normalitas.................................................................... . . . . . 45 2.Deskriptif Data Penelitian................................................. . . . . . . 46 3.Data Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian............................................................................... . . . . . .. 47 4.Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian............................................................................... . . . . . . . 47 5.Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian.................................................................... . . . . . .. 48 D. Pembahasan......................................................................... . . . . . . . 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. . . . ... 53 A. Kesimpulan......................................................................... . . . . . . . 53
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran...................................................................................... . . . . . 53 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. . . . . 55 LAMPIRAN SURAT IJIN PENELITIAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Blueprint Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum Uji Coba................................................................................... . . . . . . . . 35 Tabel 3.2. Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum Uji Coba.................................................................... . . . . . . . . .36 Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Yang Gugur............................................................................. . . . . . . . . . 38 Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Setelah Uji Coba..................................................................... . . . . . . . . . .38 Tabel 3.5. Norma Kategorisasi Jenjang................................................... . . . . . . . . . . 40 Tabel 3.6. Kategori Skala Tingkat Stres Kerja......................................... . . . . . . . . . 41 Tabel 4.1. Uji Normalitas......................................................................... . . . . . . . . . 45 Tabel 4.2. Statistic Descriptive............................................................... . . . . . . . . . . 46 Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian....... . . . . . . . . . 47 Tabel 4.4. Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian....... . . . . . . . . .. 47 Tabel 4.5. Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian.......................................................................... . . . . . . . ... .48
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan antara Stres dan Performansi........................................... 23 Gambar 2. Skema Alur Stres Kerja Wartawan................................................... 31
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A 1. Data Try Out.............................................................................................. . . . . . 57 2. Reliabilitas Try Out................................................................................... . . . . . 69 3. Skala Try Out............................................................................................. . . . . . 71 Lampiran B 1. Data Penelitian.......................................................................................... . . . . . . 79 2. Reliabilitas Penelitian................................................................................ . . . . . 97 3. Data Statistik Deskriptif........................................................................... . . . . . . 99 4. Data Penggolongan Tingkat Stres Kerja................................................... . . . . . 100 5. Uji Normalitas.......................................................................................... . . . . . . 114 6. Skala Penelitian........................................................................................ . . . . . . 115
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat luas. Suhandang (2004) dalam bukunya mengatakan bahwa saat ini informasi merupakan komoditi yang paling berharga bagi semua pihak dalam meniti pergaulannya. Beberapa penelitian menyebutkan, informasi kini menduduki urutan ke 10, setelah 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat yang sudah ada sebelumnya (Djuroto, 2004). Berkembangnya teknologi di bidang komunikasi membuat dunia menjadi sempit, sehingga informasi apapun mudah diperoleh kapan saja diperlukan (Suhandang, 2004). Masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi yang diinginkan melalui media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi dan internet. Menurut Djuroto (2004), bisnis informasi semakin marak dan menjadi trend di awal millennium III sehingga berbagai media massa baik cetak, elektronik maupun interaktif semakin berpacu dalam menggapai audience- nya. Hal ini tentu saja semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi. Teknologi komunikasi tidak akan bisa berkembang bahkan tidak akan bisa bermanfaat tanpa tangan-tangan terampil dan bijak. Dalam hal ini perlu adanya orang-orang yang mau dan mampu menggunakannya demi tersebarnya informasi yang tepat guna bagi kesejahteraan hidup umat manusia (Suhandang, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Aliansi Jurnalis Independen (2007) mengemukakan bahwa profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa disebut dengan jurnalis. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan. Menurut Persatuan Wartawan Indonesia, pendefinisian wartawan berhubungan dengan kegiatan tulis menulis yang diantaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi tulisannya. Djuroto (2004) menyatakan bahwa wartawan merupakan ujung tombak dari sebuah media massa. Mereka yang paling banyak mensuplai bahan berita untuk penyajian tiap harinya. Jenis wartawan dapat dibedakan sesuai dengan jenis media massa tempat bekerja. Wartawan yang menyiarkan beritanya melalui radio atau televisi disebut wartawan radio atau wartawan televisi sedangkan wartawan yang menyiarkan beritanya melalui penerbitan surat kabar atau majalah disebut wartawan media cetak. Ada beberapa bentuk media cetak yaitu: surat kabar (koran), majalah, tabloid, buletin dan buku (Djuroto, 2004). Dalam penelitian ini yang yang akan menjadi subyek penelitian adalah wartawan yang bekerja pada surat kabar (koran) yang terbit teratur setiap hari. Setiap melaksanakan tugasnya, wartawan surat kabar harian selalu berhadapan dengan deadline berita. Marga Raharja (2007), seorang wartawan Harian Kontan mengemukakan bahwa deadline adalah batas tenggang waktu untuk para wartawan dalam mengumpulkan laporan berita secara tertulis. Hal ini merupakan suatu kewajiban bagi wartawan karena hasil laporan beritanya sangat berpengaruh pada target berita dari suatu media massa. Jangka waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengumpulan laporan mengenai berita tentu saja terbatas dan tidak bisa ditawartawar, apalagi jika media massa tempat wartawan tersebut bekerja adalah media massa yang terbit secara harian, dimana dalam satu hari tersebut wartawan harus mengumpulkan laporan berita yang telah diliput. Saat melakukan pencarian berita, tidak selamanya menjadi hal yang mudah bagi seorang wartawan. Faktor kooperatif dari narasumber sangat mempengaruhi kelancaran tugas wartawan. Apalagi jika berita yang hendak diliput berkaitan dengan isu-isu tidak sedap yang sedang marak dibicarakan oleh masyarakat. Para narasumber yang terkait biasanya akan berusaha menghindar, mengelak ataupun memberikan jawaban yang berbelit-belit. Selain itu, seorang wartawan dituntut untuk menguasai masalah yang akan diangkat dalam tulisannya. Hal ini tentu menjadi sebuah hambatan tersendiri bagi wartawan, ketika ia harus tetap mendapatkan berita dengan cepat untuk memenuhi deadline (Marga Raharja, 2007). Naning (2005) dalam tulisannya mengemukakan bahwa menjadi penulis dituntut untuk mampu menulis cepat, maka yang diwajibkan adalah berfikir dan bertindak cepat dan tepat atau akurat, sebab tidak akan bermanfaat apabila bertindak cepat tetapi tidak tepat. Kesalahan dalam menulis untuk media massacetak (majalah, koran atau tabloid) akan menimbulkan kerugian, atara lain: memberi informasi yang salah kepada pembaca, menurunkan bobot majalah, dan bila fatal akan mengakibatkan polemik atau mengundang pro dan kontra. Tugas sebagai wartawan juga penuh dengan resiko. Berbagai macam resiko harus dihadapi seperti penolakan, tudingan miring, mendapat ancaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
bahkan mendapat perlakuan kasar atau kekerasan dimana tidak sedikit yang telah menjadi korban. Belum lagi resiko kecelakaan di lapangan yang disebabkan oleh human error ataupun kondisi lingkungan yang tidak baik atau berbahaya. Para wartawan seringkali kurang memikirkan keselamatannya sendiri dalam mencari dan meliput berita. Tragedi tenggelamnya KM Levina I di Tanjung Priok yang menewaskan kameramen Guntur, Suherman dan anggota penyidik dari Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polri menjadi tragedi kecelakaan kerja yang menjelaskan resiko menjadi seorang wartawan (Moses, 2007). Tindak kekerasan terhadap wartawan juga sering terjadi. Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) mengemukakan bahwa selama rentang waktu tahun 2000-2001 telah terjadi 83 kasus penganiayaan terhadap wartawan (Hanggoro; Iriawati, 2006). Kasus Fuad Muhammad Syarifuddin yang kerap dipanggil Udin, seorang wartawan Harian Bernas, Yogyakarta yang dianiaya hingga akhirnya meninggal dunia pada tanggal 16 Agustus 1996 serta Ersa Siregar seorang wartawan RCTI yang ditemukan meninggal tanggal 29 Desember 2003 saat meliput konflik di Aceh menjadi juga menjadi bukti beratnya tugas seorang wartawan (http://id.wikipedia.org, 2006). Selain keselamatan secara fisik, wartawan juga berhadapan dengan resiko trauma psikis. Hal ini terjadi pada wartawan yang bertugas meliput konflikkonflik seperti peperangan ataupun kerusuhan. Dart Centre for Journalism & Trauma, (2006) mengemukakan bahwa wartawan-wartawan yang berada di garis depan beresiko mengalami serangkaian masalah emosional dan kesehatan mental yang berkisar dari kecemasan, depresi, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
kesulitan-kesulitan hubungan dalam beberapa kasus, Gangguan Stres PascaTraumatis (PTSD). The American Psychiatric Association (2006) menandai PTSD sebagai sedikitnya satu bulan dari kejadian dan mengingat kembali secara intrusif peristiwa-peristiwa, mati rasa secara emosional serta menghindari orang-orang dan tempat-tempat yang mengingatkan akan peristiwa tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Chris Cramer, President of CNN International Networks, yang menyatakan bahwa sangatlah alami jika seorang wartawan merasakan dampak / efek trauma, oleh karena itu para pemilik media harus menerima eksistensi dari dampak tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk menyediakan konseling untuk para stafnya (Dart Centre for Journalism & Trauma, 2006). Permasalahan ekonomi juga tidak luput dari kehidupan wartawan, apalagi dengan keadaan seperti sekarang ini dimana semua kebutuhan untuk hidup menjadi semakin mahal. Hasil penelitian Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tentang kesejahteraaan wartawan pada tahun akhir tahun 2005 mengungkapkan penghasilan rata-rata wartawan antara 900 ribu dan 1,4 juta perbulan, yang lebih menyedihkan masih dijumpai wartawan dengan gaji di bawah 200 ribu perbulan. Penelitian ini melibatkan responden 400 wartawan dari 80 media massa di 17 kota di Indonesia (Hanggoro; Iriawati, 2006). Berbagai hambatan, resiko, tuntutan serta tanggung jawab yang menjadi konsekuensi dalam menjalankan tugas menyebabkan tekanan dalam diri wartawan dimana hal tersebut akan memicu timbulnya stres. Looker & Gregson (2004) mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang dialami individu ketika terjadi sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
untuk mengatasinya. Tuntutan-tuntutan yang diterima oleh individu disebut dengan stressor. Sarafino (1990) menyatakan bahwa stressor akan menghasilkan ketegangan dalam proses-proses fisiologis dan psikologis individu sehingga tubuh akan akan meresponnya dengan respon fisik, mental, dan emosi, serta juga berpengaruh pada sistem atau hubungan sosial individu. Hardjana (1994) menjelaskan bahwa lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres karena beberapa alasan, antara lain tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, rasa kurang memiliki pengendalian, hubungan antar manusia yang buruk, peningkatan jenjang karier dan rasa kurang aman dalam bekerja. Bagi wartawan, stres dapat menyebabkan gangguan baik secara fisiologis, psikologis, dan sosial. Hardjana (1994) menyebutkan secara psikologis, orang yang mengalami stres akan menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi dan perilaku menjadi kacau. Secara fisiologis, kegugupan dan kegelisahan itu menggejala pada degup jantung yang cepat, perut mual, mulut kering dan keringat mengucur di sekujur tubuh. Stres kerja adalah fenomena normal yang banyak ditemui di berbagai lapangan pekerjaan. Namun begitu, stres adalah suatu pengalaman yang subyektif. Artinya, tingkat / kadar stres tiap individu berbeda. Hal ini tergantung sumber daya yang ada pada diri individu tersebut dalam memandang suatu hal, peristiwa atau keadaan. Hardjana (1994) mengemukakan, ada dua faktor pokok yang mempengaruhi penilaian kita yaitu, faktor pribadi dan situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian, sedangkan faktor situasi meliputi beberapa bentuk, yaitu : bentuk pertama, bila hal, peristiwa, orang dan keadaan itu mengandung tuntutan berat dan mendesak, yang kedua, bila hal itu berhubungan dengan perubahan hidup, seperti mulai masuk kerja, menikah, menjadi orang tua. Bentuk ketiga adalah ketidakjelasan dalam situasi, misalnya di tempat kerja fungsi tidak jelas, tugas kabur. Bentuk keempat adalah tingkat diinginkannya suatu hal dan bentuk kelima adalah, kemampuan orang untuk mengendalikan hal yang membawa stres. Wartawan sebagai pribadi yang memiliki sumber daya berdasarkan kemampuan dan pengalaman masing-masing tentu berbeda dalam menghadapi berbagai bentuk stressor yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka. Dapat dikatakan bahwa wartawan memiliki tingkat stres yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana tingkat stres kerja yang dialami oleh para wartawan surat kabar harian dalam menjalankan tugasnya.
B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran tingkat stres kerja yang terjadi pada wartawan surat kabar harian.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan tingkat stres kerja yang pada wartawan surat kabar harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tingkat stres kerja pada wartawan dan dapat dipergunakan sebagai literatur dalam penelitian yang relevan di masa yang akan datang, khususnya bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan penerbitan pers / media massa Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan kesejahteraan wartawan sehingga dapat menunjang peningkatan mutu jurnalistik. b. Bagi wartawan Selain menambah wawasan, penelitian ini dapat dipergunakan wartawan sebagai bahan refleksi dalam rangka memahami kondisi diri sehingga diharapkan wartawan mampu mengatasi gejala-gejala stres yang terjadi pada dirinya sejak dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Wartawan 1. Pengertian Wartawan Wartawan adalah seseorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang menciptakan laporan sebagai profesi untuk disebarluaskan atau dipublikasikan dalam media masa seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi dan internet, sedangkan jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang
yang
pekerjaanya
berhubungan
media
massa
(http://id.wikipedia.org/Wiki/Wartawan, 2007). Djuroto, (2004) mendefinisikan wartawan adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan wartawan adalah orang-orang yang menciptakan laporan dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi berita untuk disebarluaskan melalui media massa.
2. Jenis Wartawan Djuroto (2004) membedakan wartawan menjadi tiga golongan berdasarkan status pekerjaannya, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
a. Wartawan tetap, artinya wartawan yang bertugas di satu media massa (cetak atau elektronik) dan diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut. Karyawan tetap adalah adalah mereka yang mendapat gaji tetap, tunjangan, bonus, fasilitas kesehatan dan sebagainya serta diperlakukan sebagaimana karyawan lainnya dengan hak dan kewajiban yang sama. b. Wartawan pembantu adalah wartawan yang bekerja di suatu perusahaan pers (cetak atau elektronik), tetapi tidak diangkat sebagai karyawan tetap. Mereka diberi honorarium yang disepakati, diberi surat tugas (kartu pers) serta diberi tugas sesuai kemampuannya dan dapat mewakili penerbitannya bila meliput satu peritiwa. c. Wartawan lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada satu perusahaan media massa baik cetak maupun elektronik. Wartawan golongan ini bebas mengirimkan beritanya ke berbagai media massa. Wartawan lepas mendapat honorarium jika berita atau tulisannya dimuat. Suhandang (2004) membedakan wartawan menjadi dua golongan berdasarkan tugas dan karyanya, yaitu reporter dan editor. a. Reporter adalah jurnalis atau wartawan yang bertugas mencari dan mengumpulkan informasi atau bahan pemberitaan melalui peliputan peristiwa yang terjadi. b. Editor adalah jurnalis yang bertugas mengedit, dalam arti menilai dan mempertimbangkan kelayakan dan kepentingan hasil karya para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
reporter untuk dijadikan berita atau komentar dan menyusunya kembali menjadi produk jurnalistik yang siap cetak.
3. Tugas Jurnalistik Wartawan Secara garis besar, tugas wartawan adalah meliput berita, mengolah dan melaporkan berita atau informasi dengan jelas serta terperinci seseuai dengan fakta yang terjadi di lapangan (menulis berita). Dalam melaksanakan tugas tersebut, wartawan terikat dengan deadline yang telah diatur oleh redaktur. Zaenuddin (2007) menyebutkan bahwa deadline adalah batas waktu terakhir naskah berita dapat dipertimbangkan pemuatannya dalam media cetak atau elektronik. Deadline di tiap-tiap media berbeda-beda tergantung pada jenis media dan periodisasinya. Dalam menjalankan tugasnya tesebut wartawan perlu senantiasa membuka mata dan telinga dalam mencari berbagai informasi di sekelilingnya. Upaya tersebut berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuannya sehingga selalu mampu mengikuti perkembangan situasi. Suhirman (2006) menyebutkan bahwa ketrampilan dan pengetahuan umum seorang wartawan/ eporter mutlak dimiliki. Seorang wartawan harus peka terhadap keadaan sekelilingnya. Semua info yang didapat harus segera dicari darimana sumbernya dan dicek kebenarannya. Setiap berita yang akan dibuat harus padat dan sesuai fakta. Kesalahan dalam proses peliputan ataupun saat penulisan berita bisa berakibat fatal. Jika berita yang disiarkan salah atau tidak berdasarkan fakta yang ada maka dapat berakibat pada pencemaran nama baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dari orang atau institusi yang diberitakan tersebut. Hal ini, tentu akan menurunkan bobot dari media massa dan mengundang pro serta kontra atas pemberitaan tersebut (Naning, 2005). Setiati (2006) mengemukakan bahwa sebelum melakukan peliputan wartawan harus mempunyai kerangka acuan atau TOR (term of reference) mengenai berita yang hendak diliput. Hal ini dimaksudkan agar wartawan mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan. Berikutnya, wartawan diwajibkan untuk menguasai topik pembicaraan, dengan demikian wartawan tidak buta terhadap pokok persoalan yang akan ditanyakan dengan narasumber. Mempelajari dahulu peristiwa yang hendak diangkat untuk melihat nilai suatu berita (news value) juga perlu dilakukan oleh wartawan. Hal ini terkait juga dengan ”pertimbangan keuntungan” bagi perusahaan, apakah berita tersebut memiliki nilai jual di masyarakat atau tidak. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan wartawan adalah kesesuaian berita dengan kode etik media massa tempat wartawan bekerja. Pada kasus-kasus tertentu, wartawan harus melakukan liputan investigasi untuk mengetahui kebenaran informasi suatu berita sebelum disiarkan kepada masyarakat. Wardhana (dalam Setiati, 2006) mendefinisikan liputan investigasi sebagai reportase yang dilakukan wartawan atau sekelompok wartawan terhadap masalah yang menyangkut kepentingan dan penting untuk diketahui masyarakat umum, tetapi ingin ditutupi oleh satu pihak luar. Unsur utama liputan investigasi adalah adanya ketidakberesan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
pelanggaran, atau penyelewengan yang merugikan masyarakat, misalnya manipulasi, korupsi dan nepotisme. Dalam melaksanakan kegiatan jurnalistiknya, wartawan tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan wawancara. Wawancara sangat penting dalam tugas jurnalistik wartawan karena merupakan sarana atau teknik pengumpulan data dan informasi. Setiap peliputan hampir selalu membutuhkan wawancara dengan sumber informasi. Wawancara adalah teknik meliput, selain terjun langsung ke lapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur (kepustakaan). Sebelum melakukan wawancara, wartawan harus bersikap obyektif. Wartawan juga dituntut untuk bisa mendalami permasalahan yang ingin diketahui, mempelajari latar belakang tokoh yang akan diwawancarai, serta melemparkan pertanyaan yang tajam dalam melumpuhkan narasumbernya (Setiati, 2006). Setiati (2006) menambahkan, untuk meningkatkan keahlian dalam mewawancarai narasumber, wartawan harus menambahkan pengetahuan umum tentang berbagai masalah yang menyangkut kepentingan masayarakat luas. Pertanyaan-pertanyaan yang berlandaskan pengetahuan akan membuat narasumber semakin terbawa untuk mengungkapkan informasi penting.
4. Risiko Wartawan Zaenuddin (2007), mengemukakan bahwa wartawan harus mampu bekerja di bawah tekanan. Hal ini berhubungan dengan masalah waktu. Wartawan harus siap bekerja di bawah tekanan waktu. Artinya, pekerjaan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
wartawan baik dalam statusnya sebagai reporter ataupun redaktur pasti selalu dibatasi oleh waktu. Dalam istilah jurnalistik disebut dengan deadline. Untuk wartawan batas waktu ini berkaitan dengan penyerahan berita ke redaktur. Reporter, koordinator liputan, redaktur, bahkan pemimpin redaksi senantiasa dikejar-kejar waktu. Wartawan yang sedang manulis berita biasanya diingatkan oleh redakturnya agar segera diselesaikan, bahkan tidak jarang sampai didesakdesak, dibentak dan dimarahi supaya cepat menyelesaikan beritanya tersebut. Pelanggaran terhadap deadline berakibat menghambat proses kerja redaksi dan bisa merusak produk. Penentuan deadline ini juga berpengaruh pada proses percetakan sampai proses pendistribusian surat kabar. Kelalaian dalam proses ini bisa berakibat fatal. Untuk itu, para wartawan harus bisa mengatur waktu agar tidak melanggar deadline. Zaenuddin (2007) juga menyebutkan bahwa para reporter seringkali merasa tertekan manakala waktu deadline hampir tiba, sementara berita belum selesai dibuat atau diliput. Inilah situasi yang disebut bekerja di bawah tekanan. Situasi ini berlangsung nyaris setiap hari. Dalam kesehariannya, wartawan harus siap bekerja setiap saat. Kapan saja wartawan harus siaga meliput berbagai peristiwa untuk ditulis atau disiarkan sebagai berita. Misalnya ada di tengah malam terjadi pengeboman atau di pagi hari terjadi peristiwa kebakaran, wartawan harus siap meliputnya. Kecuali sedang mengambil cuti atau berhalangan karena sakit, wartawan harus siap ditugaskan kapan saja untuk meliput suatu berita (Zaenuddin, 2007). Berdasarkan hasil wawancara terhadap Marga Raharja (2007), seorang wartawan harian Kontan, mencari berita bukanlah hal yang selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
mudah dilakukan oleh seorang wartawan. Ada beberapa hal yang dapat memepengaruhi tugas jurnalistik dari wartawan. Salah satunya adalah faktor kooperatif dari narasumber. Apalagi jika berita yang hendak diliput berkaitan dengan isu-isu tidak sedap yang sedang marak dibicarakan oleh masyarakat. Para narasumber yang terkait biasanya akan berusaha menghindar, mengelak ataupun memberikan jawaban yang berbelit-belit. Tugas sebagai wartawan penuh dengan bahaya. Berbagai bentuk kekerasan baik secara fisik maupun non fisik terhadap wartawan juga kerap terjadi. Masduki (2005) mengungkapkan bahwa salah satu cara pengusaha dalam rangka pengendalian pers adalah dengan melakukan tekanan fisik melalui penyerbuan kantor media pers, penganiayaan hingga penculikan wartawan atau pimpinan redaksinya. Salah satu contohnya adalah penyerbuan kantor majalah Tempo pada tahun 2003 oleh kelompok massa asuhan Tommy Winata yang merupakan kasus paling aktual yang pernah terjadi. Resiko kecelakaan mendapatkan
berita
para
di lapangan adakalanya terjadi. Untuk wartawan
seringkali
kurang
memikirkan
keselamatannya sendiri. Tragedi tenggelamnya KM Levina I di Tanjung Priok yang menewaskan kameramen Guntur, Suherman dan anggota penyidik dari Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polri menjadi tragedi kecelakaan kerja yang menjelaskan resiko menjadi seorang wartawan (Moses, 2007). Pekerjaan wartawan yang nyaris sepanjang waktu dan dengan tuntutan yang sangat tinggi bisa berdampak buruk pada kesehatan. Tuntutan pekerjaan seperti mengejar deadline, mengejar narasumber, menulis berita di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
bawah tekanan waktu, seringkali mengakibatkan wartawan beresiko stres tinggi. Banyak wartawan senior, yang terbiasa dengan hidup kacau terserang penyakit seperti ginjal, hati, paru-paru dan jantung. Wartawan-wartawan pemula juga paling sering terkena stres karena menghadapi tuntutan deadline dan rutunitas. Konsekuensi peling sering terjadi adalah dampak buruk akibat kurang tidur atau tidur tidak teratur. Misalnya, banyak wartawan harus begadang untuk menyelesaikan laporan utama suatu tabloid (Zaenuddin, 2007). Masalah kesejahteraan juga termasuk faktor penghambat bagi wartawan dalam berkarya. Beban tanggung jawab dan segala resiko yang harus dihadapi oleh wartawan ternyata kurang mendapat penghargaan yang baik secara ekonomi. Hal ini sering kali dimanfaat pihak-pihak yang sedang menjadi incaran berita. Masduki (2005) mengungkapkan rendahnya gaji ini ikut merusak standar profesional yang mengacu pada kode etik terutama pelaksanaan sikap anti sogokan. Aceng Abdullah (dalam Masduki, 2005) bahkan menyebutkan bahwa salah satu mitos yang melekat pada wartawan adalah wartawan selalu komersial. Sosok wartawan selalu lekat dengan amplop. Ada persepsi buruk bahwa berhubungan dengan wartawan selalu membutuhkan dana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
B. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Zautra (dalam Passer & Smith, 2004) mendefinisikan stres sebagai respon terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan munculnya emosi-emosi negatif. Looker & Gregson (2004) mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang dialami individu ketika terjadi sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya Sarafino (dalam Smet, 1994) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang. Stres didefinisikan sebagai sebuah pola dari penilaian kognitif, respon fisiologis dan kecenderungan perilaku yang muncul ketika menanggapi sebuah ketidakseimbangan yang dirasakan antara permintaan situasional dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut (Passer&Smith, 2004). Menurut Santrock (2003), stres adalah respon individu terhadap stressor, keadaan atau peristiwa yang mengancam dan mempengaruhi kemampuan coping. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres adalah respon individu baik secara kognitif, fisiologis maupun perilaku yang muncul karena terjadi ketidakseimbangan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
tuntutan-tuntutan yang diterima dengan sumber daya atau kemampuan yang ada.
2. Pengertian Stres Kerja Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu Ancaman ini dapat berasal dari tuntutan pekerjaan itu atau karena kurang terpenuhinya kebutuhan individu. Stres kerja ini muncul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerjanya (Diahsari, 2001). Karasek’s (Landy&Conte, 2004) menyatakan bahwa kombinasi antara tuntutan pekerjaan yang tinggi dengan rendahnya kontrol terhadap pekerjaan akan menghasilkan tegangan pekerjaan yang tinggi dimana berpengaruh terhadap munculnya gangguan pada kesehatan. Beehr dan Newman (dalam Diahsari, 2001) mengatakan bahwa stres kerja adalah interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun psikis yang normal. Definisi ini menunjukkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak mampu diimbangi oleh kemampuan karyawan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
adalah
sebuah
kondisi
dimana
terjadi
ketidakseimbangan
/
ketidakharmonisan antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari pekerjaan dengan kemampuan yang ada individu yang ditandai dengan munculnya perubahan fungsi fisik maupun psikis menjadi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3. Sumber Stres Kerja Luthan (dalam Susiyatri, 2004), menyebutkan bahwa sumber stres berasal dari empat faktor yaitu: a. Sumber dari luar organisasi, yang meliputi perubahan sosial, teknologi, keluarga, kondisi ekonomi dan finansial, kelas dan ras, serta kondisi lingkungan. b. Sumber dari dalam organisasi, yang meliputi strategi dan kebijaksanaan administrasi, desain dan struktur organisasi, proses organisasi dan kondisi kerja. c. Sumber kelompok, yang dikategorikan menjadi tiga area, yaitu: kurangnya kohesifitas kelompok, kurangnya dukungan kelompok, dan inter-individual (interpersonal dan intergroup conflict). d. Sumber dari diri karyawan itu sendiri, misalnya peran yang ambigu, adanya konflik peran dan kepribadian individu yang mempengaruhi individu dalam bekerja. Margolis,
Kroes
&
Quinn
(dalam
Shcultz&Shcultz,
1990)
mengatakan bahwa para psikolog menggunakan kata overload dalam mengidentifikasi dua tipe penyebab stres kerja, yaitu: Quantitative Overload, ialah kondisi dimana tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sangat tinggi. Sebagai contoh, sebuah penelitian terhadap pasien serangan jantung usia muda menemukan bahwa tujuh puluh persen dari mereka bekerja lebih dari enam puluh jam per minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Qualitative Overload, ialah tingginya tingkat kesulitan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Hardjana (1994) dalam bukunya menjelaskan bahwa terdapat dua sumber stres yaitu : sumber stres yang berasal dari dalam diri (internal sources), misalnya menderita suatu penyakit, konflik internal dan sumber stres yang berasal dari lingkungan luar (eksternal sources), baik lingkungan kerja maupun lingkungan sekeliling. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah faktorfaktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Hal ini didasarkan pada hasil yang ingin diungkap oleh peneliti yaitu tingkat stres kerja yang banyak dipengaruhi oleh situasi pada pekerjaan subyek dimana pada situasi tersebut menimbulkan adanya tuntutan dan tekanan yang harus dipenuhi. Situasi tersebut antara lain deadline, tekanan dari atasan, resiko fisik, psikis serta sosial.
4. Gejala Stres Kerja Spector (dalam Widyarani, 2006) menjelaskan tiga jenis reaksi/gejala yang dialami seseorang ketika menghadapi situasi yang menekan. Ketiga jenis reaksi/gejala tersebut adalah: a. Reaksi Psikologis Reaksi psikologis adalah reaksi psikis terhadap stres yang dialami. Biasanya gejala ini terjadi secara bersamaan dengan intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
yang cukup tinggi. Contoh dari reaksi psikologis adalah cemas, frustasi, daya ingat menurun, kecewa, gelisah, sulit memecahkan masalah dan lesu. Behr&Newman (Jasinta, 2002) menyebutkan gejala stres berdasarkan aspek psikologis seperti adanya ketegangan, perasaan bingung, marah, serta sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri, kehilangan spontanitas dan kreativitas. b. Reaksi Fisiologis Reaksi fisik yang muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan disebut reaksi fisiologis. Bagian fisik yang paling sering terasa sakit adalah daerah kepala dan perut. Contoh dari reaksi fisiologis yaitu sakit kepala, sakit perut, tekanan darah meningkat dan sebagainya. c. Reaksi Perilaku Ketika
seseorang
menunjukkan
perilaku
tertentu
yang
intensitasnya meningkat atau menurun secara drastis sewaktu mengalami stres itu maka itu disebut reaksi perilaku. Contoh dari reaksi perilaku adalah merokok, berdoa, dan sulit tidur. Behr&Newman (Jasinta, 2002) menambahkan gejala stres berdasarkan aspek perilaku antara lain, menunda ataupun menghindari pekerjaan, penurunan prestasi dan produktifitas, perilaku sabotase,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), penurunan berat badan secara drastis, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi (ngebut, judi), meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, serta kecenderungan bunuh diri.
5. Konsekuensi / Akibat Stres Landy&Conte (2004) membagi membagi konsekuensi / akibat stres menjadi tiga kategori yaitu: a. Perilaku Akibat stres pada perilaku dibagi menjadi dua bagian yaitu: yang pertama, pemrosesan informasi (information processing), dimana stres berpengaruh buruk pada memori, waktu reaksi, akurasi dan performansi terhadap tugas. Individu yang mengalami stres memiliki kesulitan dalam memfokuskan perhatiannya. Bagian kedua adalah performansi kerja (job performance). Yerkes dan Dowson (dalam Landy&Conte, 2004) mengemukakan bahwa hubungan antara stres dengan performansi adalah berbentuk U (gambar 1) terbalik dimana semakin tinggi tingkat stres maka performansi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Namun, peningkatan ini hanya sampai pada titik tertentu setelah melewati titik tersebut performansi akan menurun. Stres yang meningkat sampai titik optimal merupakan stres yang baik, yang menyenangkan, disebut dengan eustress. Melewati titik optimal stres disebut distress, peristiwa atau situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
dialami sebagai ancaman yang mencemaskan karena stres yang tidak menyenangkan justru akan merusak jika disebabkan oleh ketakutan, luka fisik yang menahun, dikeluarkan dari pekerjaan, rugi dalam usaha dan lainlain (Tunggal, dalam Susiyatri, 2004).
b. Psikologis Konsekuensi stres secara psikologis antara lain kecemasan, depresi, burnout, kelelahan, tekanan pekerjaan, ketidakpuasan terhadap pekerjaan dan hidup (Kahn; Byosiere, dalam Landy&Conte, 2004). Burnout adalah sebuah bagian ekstrem dari tekanan psikologis yang merupakan hasil dari respon berkepanjangan terhadap stressors pekerjaan yang melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. c. Fisiologis Beehr dan Newman (dalam Jasinta, 2002) mengemukakan yang termasuk gejala fisik akibat stres adalah detak jantung dan tekanan darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
meningkat, sekresi adrenalin dan nonadrenalin meningkat, Gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung, kelelahan fisik, mudah terluka, kematian, gangguan kardiovaskuler, timbulnya masalah respirasi, keringat berlebihan, gangguan kulit, sakit kepala, kanker dan gangguan tidur. Dari berbagai penelitian, stres paling banyak berpengaruh pada sistem pembuluh jantung dan perut serta berperan dalam gangguan tidur dan menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan Behr&Newman (dalam Diahsari, 2001).
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Menurut Hardjana (1994), ada dua faktor yang mempengaruhi stres yaitu: a. Faktor pribadi, meliputi unsur intelektual, motivasi, dan kepribadian. 1. Unsur intelektual berkaitan dengan sistem berfikir. Individu yang condong berfikir negatif dan pesimis, dan berkeyakinan irasional lebih mudah terkena stres daripada orang yang berfikiran positif, optimis dan berkeyakinan rasional. 2. Unsur motivasi, jika peristiwa yang mendatangkan stres itu mengancam cita-cita hidup, individu yang menghadapi peristiwa tesebut akan menghadapi stres lebih berat. 3. Unsur kepribadian, salah satu yang paling penting adalah harga diri (selfesteem). Orang yang memiliki harga diri rendah, mudah merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
memiliki kemampuan untuk mengatsi stres yang datang kepadanya. Sebaliknya, orang yang memiliki harga diri tinggi lebih tahan terhadap stres. b. Faktor situasi, dapat tampil dalam dalam beberapa bentuk: 1. Bila hal, peristiwa, orang, dan keadaan itu mengandung tuntutan berat dan mendesak. 2. Bila hal itu berhubungan dengan perubahan hidup, seperti masuk kerja, menikah, menjadi orang tua. 3. Ketidakjelasan (ambiguity) dalam situasi. Misalnya, di tempat kerja fungsi tidak jelas, tugas kabur, ukuran penilaian kerja tidak ada. 4. Tingkat diinginkannya suatu hal (desirability). Hal yang diinginkan kurang mendatangkan stres daripada hal yang diinginkan. Misalnya, di PHK. 5.
Kemampuan
orang
mengendalikan
hal
yang
membawa
stres
(controlability). Orang yang mampu mengendalikan, pada umumnya kurang terkena stres daripada orang yang kurang mampu mengendalikan stres. Smet
(1994)
mengemukakan
faktor-faktor
yang
mengubah
pengalaman stres adalah sebagai berikut: 1. Variabel dalam kondisi individu: umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen,
faktor-faktor
genetik,
inteligensi,
kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik
pendidikan,
suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2. Karakteristik kepribadian: ekstrovert-introvert, satabilitas emosi secara umum, tipe A, ketabahan (hardiness), locus of control, kekebalan dan ketahanan. 3. Variabel sosial-kognitif: dukungan sosial yang dirasakan, jaringsn sosial dan kontrol pribadi. 4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial. 5. Strategi coping. Sarafino (1994) mendefinisikan coping sebagai suatu proses yang terjadi ketika individu berusaha untuk mengontrol adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dengan sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya dalam situasi stres.
C. Tingkat Stres Kerja Wartawan Karasek’s (Landy&Conte, 2004) menyatakan bahwa kombinasi antara tuntutan pekerjaan yang tinggi dengan rendahnya kontrol terhadap pekerjaan akan menghasilkan tegangan pekerjaan yang tinggi dimana berpengaruh terhadap munculnya gangguan pada kesehatan. Hal ini didukung oleh Looker & Gregson (2004) yang mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang dialami individu ketika terjadi sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan-tuntutan yang diterima oleh individu disebut dengan stressor. Margolis, Kroes & Quinn (dalam Shcultz&Shcultz, 1990) mengidentifikasi dua tipe penyebab stres kerja, yaitu: Quantitative Overload, ialah kondisi dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sangat tinggi dan Qualitative Overload, ialah tingginya tingkat kesulitan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Berkaitan dengan tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan, wartawan memiliki kewajiban menepati deadline. Deadline adalah batas waktu terakhir naskah berita dapat dipertimbangkan pemuatannya dalam media cetak atau elektronik (Zaenuddin, 2007). Tentu saja pelanggaran terhadap deadline berakibat menghambat proses kerja redaksi dan bisa merusak produk. Untuk itu wartawan harus bisa mengatur waktu agar tidak melanggar deadaline. Namun, pada saat melaksanakan tugasnya, wartawan sering mendapat banyak hambatan. Misalnya, faktor kooperatif dari narasumber menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran tugas dari wartawan (Marga Raharja, 2007). Seringkali narasumber tidak mau diwawancarai, mengelak ataupun menghindar dari para wartawan yang ingin mengklarifikasi suatu kasus. Selain itu, tugas sebagai wartawan memiliki resiko yang besar. Berbagai tindakan kekerasan, ancaman, penculikan bahkan sampai pembunuhan sering menimpa wartawan saat bertugas. Aliansi Jurnalis Independen (dalam Masduki, 2005) mencatat bahwa pada tahun 2001 terjadi 104 kasus kekerasan baik fisik maupun non fisik pada wartawan. Resiko kecelakaan saat bertugas juga
harus siap
dihadapi oleh wartawan. Tidak jarang resiko kecelakaan saat bertugas membawa korban jiwa bagi kalangan wartawan, seperti yang terjadi dalam tragedi kapal Levina I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Dalam menuliskan berita yang didapatkannya pun, wartawan masih mendapat tekanan dari redaktur agar cepat-cepat menyelesaikan berita tesebut. Tidak jarang pada saat menulis berita, wartawan di desak-desak bahkan sampai dibentak dan dimarahi karena dianggap lelet dan melanggar deadline. Dalam kesehariannya, wartawan harus siap bekerja setiap saat. Kapan saja wartawan harus siaga meliput berbagai peristiwa untuk ditulis atau disiarkan sebagai berita. Misalnya ada di tengah malam terjadi pengeboman atau di pagi hari terjadi peristiwa kebakaran, wartawan harus siap meliputnya. Kecuali sedang mengambil cuti atau berhalangan karena sakit, wartawan harus siap ditugaskan kapan saja untuk meliput suatu berita (Zaenuddin, 2007). Beratnya kewajiban, tanggung jawab dan resiko yang menjadi beban wartawan ternyata kurang mendapatkan timbal balik yang seimbang, khususnya dari segi ekonomi. Luthan (dalam Susiyatri, 2004) menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab stres yang berasal dari luar organisasi adalah masalah kondisi ekoniomi dan finansial. Masduki (2005) mengungkapkan rendahnya gaji ini ikut merusak standar profesional yang mengacu pada kode etik terutama pelaksanaan sikap anti sogokan. Aceng Abdullah (dalam Masduki, 2005) bahkan menyebutkan bahwa salah satu mitos yang melekat pada wartawan adalah wartawan selalu komersial. Uraian di atas adalah gambaran kewajiban serta resiko yang menjadi konsekuensi tugas sebagai seorang wartawan dimana hal tersebut berpotensi sebagai stressor yang mengacu terjadinya stres kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Spector (dalam Widyarani, 2006) menjelaskan tiga jenis gejala yang dialami seseorang ketika menghadapi situasi yang menekan. Ketiga jenis reaksi tersebut adalah: pertama, reaksi Psikologis, yaitu reaksi psikis terhadap stres yang dialami. Contoh dari reaksi psikologis adalah cemas, frustasi, daya ingat menurun, kecewa, gelisah, sulit memecahkan masalah dan lesu. Kedua, reaksi Fisiologis, yaitu reaksi fisik yang muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan disebut reaksi fisiologis. Bagian fisik yang paling sering terasa sakit adalah daerah kepala dan perut. Contoh dari reaksi fisiologis yaitu sakit kepala, sakit perut, tekanan darah meningkat dan sebagainya. Ketiga, reaksi Perilaku, yaitu ketika seseorang menunjukkan perilaku tertentu yang intensitasnya meningkat atau menurun secara drastis sewaktu mengalami stres itu maka itu disebut reaksi perilaku. Contoh dari reaksi perilaku adalah merokok, berdoa, dan sulit tidur. Namun, setiap manusia memiliki sumber daya sendiri-sendiri dalam merespon stres yang dialami. Hal ini juga berlaku bagi setiap wartawan. Hardjana (1994) mengemukakan, ada dua faktor pokok yang mempengaruhi penilaian kita yaitu, faktor pribadi dan situasi. Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian. Sedangkan faktor situasi meliputi beberapa bentuk, yaitu : bentuk pertama, bila hal, peristiwa, orang dan keadaan itu mengandung tuntutan berat dan mendesak, yang kedua, bila hal itu berhubungan dengan perubahan hidup, seperti mulai masuk kerja, menikah, menjadi orang tua. Bentuk ketiga adalah ketidakjelasan dalam situasi, misalnya ditempat kerja fungsi tidak jelas, tugas kabur. Bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
keempat adalah tingkat diinginkannya suatu hal dan bentuk kelima adalah, kemampuan orang untuk mengendalikan hal yang membawa stres. Faktor-faktor di atas mempengaruhi tingkat stres bagi masing-masing wartawan dalam merespon stressor-stressor yang terdapat dalam tugasnya. Smet (1994) juga menambahkan tiga faktor lagi selain faktor individu dan karakteristik kepribadian, yaitu faktor variabel sosial-kognitif, meliputi dukungan sosial, jaringan sosial, kontrol pribadi, faktor hubungan dengan lingkungan sosial, dan faktor strategi coping. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan 1 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Wartawan Tugas : Meliput berita, mengolah dan melaporkan berita atau informasi dengan jelas serta terperinci seseuai dengan fakta yang terjadi dilapangan dalam rangka memenuhi target berita surat kabar
Stressor dari situasi pekerjaan 1. Deadline yang harus ditepati Pelanggaran deadline berpengaruh pada proses kerja redaksi, bisa merusak produk, terhambatnya proses percetakan dan terlambatnya proses pendistribusi an 2. Bekerja dibawah tekanan waktu 3. Tekanan dari atasan, seperti sering didesak atasan (redaktur) supaya cepat menyelesaikan pekerjaan 4. Siap bekerja siang-malam 5. Resiko fisik, psikis serta sosial
Stres Kerja
Tinggi
Sedang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres 1. Faktor pribadi, meliputi unsur intelektual, pendidikan, umur, jenis kelamin, motivasi, suku, kebudayaan, status ekonomi serta kondisi fisik dan karakteristik kepribadian seperti ekstrovert-introvert,satabilitas emosi, ketabahan (hardiness), ketabahan dan ketangguhan 2. Faktor situasi: seperti sesuatu yang mengandung tuntutan hidup, hal-hal yang berhubungan dengan perubahan hidup, ketidakjelasan situasi, tingkat diinginkannya suatu hal, dan kemampuan orang mengendalikan hal yang membawa stres. 3. Variabel sosial-kognitif: dukungan sosial, jarinagan sosial dan kontrol pribadi 4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial, integrasi dalam jaringan sosial 5. Strategi coping
Rendah
Gambar 2. Skema Alur Stres Kerja Wartawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian ini tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, membuktikan hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan makna dan implikasi (Suryabrata, 2006). Pada penelitian ini keadaan yang hendak digambarkan adalah tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian.
B. Variabel Penelitian Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, jadi tidak ada kontrol terhadap variabelnya. Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian.
C. Definisi Operasional Tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian adalah sebuah kondisi ketidakseimbangan antara aspek psikologis, fisiologis dan perilaku yang diakibatkan oleh adanya stressor pada pekerjaan yang dialami oleh para wartawan yang bekerja pada surat kabar harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Stres dari segi psikologis dapat diartikan sebagai tingkat keseringan atau seberapa sering subjek merasakan gejala stres berupa cemas, frustasi, daya ingat menurun, kecewa, gelisah, sulit memecahkan masalah dan lesu. Stres dari segi fisiologis, diartikan sebagai tingkat keseringan atau seberapa sering subjek merasakan gejala stres dalam hal fisik seperti sakit kepala, sakit perut, tekanan darah meningkat. Sedangkan stres dari segi perilaku dapat diartikan sebagai tingkat keseringan atau seberapa sering subjek merasakan gejala stres dalam hal berperilaku seperti meningkatnya frekuensi merokok, berdoa dan sulit tidur. Adapun data dari ketiga aspek tersebut diperoleh dari pengukuran melalui skala tingkat stres kerja dimana dalam hal ini tidak diberi batasan pasti mengenai tingkat keseringan munculnya gejala stres kerja yang terjadi pada subjek namun diserahkan pada penilaian subjektif dari para subjek.
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan dengan karakteristik: a. Wartawan yang bertugas mencari dan mengumpulkan informasi atau bahan pemberitaan melalui peliputan peristiwa yang terjadi di lapangan. Tidak termasuk redaktur serta editor. b. Wartawan yang bekerja pada surat kabar harian. Wartawan yang bekerja pada surat kabar harian dan memiliki kewajiban mengumpulkan berita sesuai dengan jadwal deadline setiap hari. Teknik pemilihan subyek yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pemilihan sekelompok subyek di dasarkan atas ciri-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).
E. Metode dan Alat Penelitian Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran skala yang diisi oleh subjek. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tingkat stres kerja yang disusun berdasarkan teori Spector yang memuat 3 aspek, yaitu psikologis, fisiologis dan perilaku.. Skala ini digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya tingkat stres kerja pada wartawan surat kabar harian. Skala tersebut dibuat berdasarkan metode rating yang dijumlahkan (method of summated rating) yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Dalam skala ini, subyek diminta merespon pernyataan-pernyataan yang dirumuskan secara dan unfavorabel tentang suatu obyek. Obyek skala yang dimaksud adalah tingkat stres kerja. Pernyataan favorabel adalah pernyataan yang mendukung secara teknis atau memihak obyek (sikap) yang akan diukur, sedangkan pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang tidak mendukung atau berlawanan terhadap obyek (sikap) yang hendak diukur. Setiap item yang hendak diukur memuat empat kategori jawaban yaitu, Tidak Pernah (TP), Jarang (J), Sering (S), dan Sering Sekali (SS). Pemberian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pada setiap item tergantung pada jenis pernyataan. Untuk item favorabel kategori jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1, Jarang (J), diberi skor 2, Sering (S) diberi skor 3, Sering sekali (SS) diberi skor 4, sedangkan untuk item unfavorabel kategori jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 4, Jarang (J), diberi skor 3, Sering (S) diberi skor 2, Sering sekali (SS) diberi skor 1. Skor untuk masing-masing item pada skala dijumlahkan sehingga menjadi skor total. Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek, menunjukkan bahwa subyek memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subyek, menunjukkan bahwa subyek memiliki tingkat stres yang rendah.
Tabel 3.1 Blueprint Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum Uji Coba No 1 2 3
Aspek Stres Psikologis Fisiologis Perilaku TOTAL
Favorabel 10 10 10 30
Item Unfavorabel 10 10 10 30
Jumlah 20 20 20 60
Berdasarkan blueprint skala tingkat stres kerja pada wartawan diatas, berikut adalah tabel diatribusi item menurut masing-masing aspek dan kategori sifat favorabel dan unfavorabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Sebelum Uji Coba No
Aspek Stres
1
Psikologis
2
Fisiologis
3
Perilaku TOTAL
Item Favorabel Unfavorabel 1,4,8,12,13,16, 5,9,18,26,35,36, 17,20,27,31 38, 40,51,59 2,14,19,22,28, 21,24,25,32,33, 29,41,44,47,50 34,45,52, 53,56 3,6,7,11,23,30, 10,15,37,39,43, 42,46,48,49 54,55,57, 58,60 30 30
Jumlah 20 20 20 60
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas sering dikonsepkan sebagai sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subyek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya (Azwar, 2004). Validitas dalam penelitian ini diukur melalui dua cara, yaitu : a. Validitas isi Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawababnya dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi) (Azwar, 2004). Validitas ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1. Validitas muka Validitas muka adalah validitas yang di dasarkan pada format penilaian tes. Validitas muka penting artinya guna membangun kredibilitas tes dan selanjutnya meningkatkan motivasi individu untuk menjawab tes (Azwar, 2004). 2. Validitas logik Validitas ini menunjukkan pada sejauh mana isi tes merupakan wakil dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan dalam kawasan ukur (Azwar, 2004). b. Seleksi Item Item yang baik adalah item yang memiliki daya beda tinggi, yaitu mempunyai kemampuan untuk memberikan indikasi apakah seseorang mempunyai sikap positif atau tidak. Teknik yang dipakai dalam menyeleksi item dalam penelitian ini adalah penggunaan koefisien korelasi dengan mengkorelasikan skor item dengan skor item total. Pengkorelasian antara skor item dengan skor item total akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Koefisien korelasi yang baik adalah ≥ 0.3, jadi item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0.3 dinyatakan gugur (Azwar, 2003). Untuk itu, dilakukan uji coba terhadap item-iten skala stres kerja yang telah dibuat. Hasil pengujian terhadap 60 item skala stres kerja menunjukkan bahwa dari 60 item tersebut gugur sejeumlah 9 item. Namun dari 51 item yang sahih tersebut harus digugurkan sejumlah 3 item lagi untuk menyeimbangkan bobot item per aspeknya. Item yang sengaja digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
tersebut dipilih berdasarkan nilai korelasi item total (rit) yang paling rendah per aspeknya. Jadi jumlah item yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 48 item. Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Yang Gugur No
Aspek Stres
Item
Favorabel 1,4,8*,12,13,16*, 17**,20,27,31 2 Fisiologis 2,14,19,22*,28, 29,41,44**,47,50 3 Perilaku 3,6*,7,11,23,30, 42,46,48,49* TOTAL 30 * ) item-item yang gugur setelah uji coba **) item-item yang sengaja digugurkan 1
Psikologis
Unfavorabel 5,9,18,26,35,36, 38, 40*,51,59 21,24,25,32,33**, 34,45*,52, 53,56 10,15,37,39,43*, 54*,55,57, 58,60 30
Jumlah 20 20 20 60
Table 3.4 Distribusi Item Skala Tingkat Stres kerja Pada Wartawan Setelah Uji Coba No
Aspek Stres
1
Psikologis
2
Fisiologis
3
Perilaku TOTAL
Item Favorabel 1,4,10,11,16,22,26
Unfavorabel 5,7,14,21,29,30,32, 40,47 2,12,15,23,24,34,37, 17,19,20,27,28,41,42, 39 44 3,6,9,18,25,35,36,38, 8,13,31,33,43,45, 46,48 8 8
Jumlah 16 16 16 48
2. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel. Reliabilitas merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
salah satu ciri atau karakter utama instrument pengukuran yang baik (Azwar, 2003). Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan pendekatan konsistensi internal yang didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu bentuk skala sikap pada sekelompok responden (single-triad administration). Pengukuran koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Uji reliabilitas terhadap 60 item pada uji coba skala stres kerja yang telah dilakukan menghasilkan koefisien alpha sebesar 0, 953. Angka koefisien alpha hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa kuesioner stres kerja tersebut dapat diandalkan untuk pengambilan data penelitian.
G. Metode Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, oleh karena itu data-data dalam penelitian ini berupa angka. statistik deskriptif berusaha menjelaskan/ menggambarkan berbagai karakteristik data seperti mean, modus, median, variasi kelompok melalui rentang data dan standar deviasi. Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Modus adalah penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sering muncul dalam kelompok, sedangkan median adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil dampai terbesar atau sebaliknya, dari yang terbesar sampai yang terkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Keadaan kelompok dijelaskan berdasarkan mean, median, modus dan tingkat variasi data yang terjadi pada kelompok tersebut. Tingkat variasi data dapat dilakukan dengan melihat rentang data dan standar deviasi/simpangan baku dari kelompok data. Penentuan kategori tingkat stres kerja didasarkan pada kategori jenjang. Tujuannya adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdarkan atribut yang diukur (Azwar, 2001). Penentuan kategorisasi jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut: X minimum teoritik : skor paling rendah yang mungkin diperoleh subyek pada skala, yaitu : 1 X maksimum teoritik : skor paling tinggi yang mungkin diperoleh subyek pada skala, yaitu : 2 Range : luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai minimum Standar Deviasi (σ) : luas jarak sebaran yang dibagi ke dalam 6 satuan deviasi standar Mean (µ) : mean teoritis yaitu rata-rata teoritis dari skoe maksimum dan minimum Tabel 3.5 Norma Kategorisasi Jenjang Norma (µ + 1 σ) ≤ X (µ - 1 σ ) ≤ X (µ + 1 σ ) X < (µ - 1 σ )
Kategori Tinggi Sedang Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Keterangan: X : Skor total subyek µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor maksimum σ : Standar Deviation, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 standar deviasi Bila dimasukkan dalam hitungan akan diperoleh hasil sebagai berikut : X min : 48 x 1 = 48 X mak : 48 x 4 = 192 Range : 192 – 48 = 144 SD
: 144 / 6 = 24
µ
: (192 + 48) / 2 = 120
Dengan demikian jika nilai SD (σ) adalah 24 dan Mean (µ) adalah 120, maka akan diperoleh kategori sebagai berikut : Tabel 3.6 Kategori Skala Tingkat Stres Kerja Norma (120 + 1x24) ≤ X (120 – 1x24) ≤ X < (24 + 1x120) X < (120 – 1x24 )
Skor 144 ≤ X 96 ≤ X < 144 X < 96
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Analisis data dilakukan dengan memasukkan skor masing-masing subyek pada kategori di atas dan dihitung dalam prosentasenya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Perijinan Penelitian Perijinan untuk melaksanakan penelitian dikeluarkan oleh kampus dengan nomor 138 a /D/KP/Psi/USD/XI/2007 yang disahkan oleh Dekan Fakultas Psikologi. Perijinan penelitian ini mendapat tanggapan berupa ijin melakukan penelitian oleh kantor surat kabar harian yang dituju dan mendapat surat
keterangan
122/PR.SP/XII/07
telah dari
melaksanakan Harian
Umum
penelitian Suara
dengan
nomor
Pembaruan,
04/IP-
Red/Jkt/XII/2007 dan Surat Keterangan Penelitian (tanpa nomor) dari Harian Bisnis dan Investasi Kontan, sebagai bukti bahwa benar-benar telah dilakukan penelitian.
2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Jakarta dengan pertimbangan bahwa sebagian besar surat kabar yang berskala nasional berpusat di kota ini dan juga di kota ini jumlah surat kabar harian memiliki jumlah yang cukup banyak sehingga akan menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan pers yang berdampak pada tingginya tekanan terhadap wartawan dalam mencari berita. Adapaun surat kabar harian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Surat Kabar Harian Umum Suara Pembaruan, Surat Kabar Harian Indo Pos, Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Kabar Harian Pos Kota, Surat Kabar Harian Rakyat Merdeka dan Surat Kabar Harian Bisnis dan Investasi Kontan.
3. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah wartawan dengan karakteristik: pertama, wartawan yang bertugas mencari dan mengumpulkan informasi atau bahan pemberitaan melalui peliputan peristiwa yang terjadi di lapangan, dalam hal ini tidak termasuk redaktur serta editor. Kedua, wartawan yang bekerja pada surat kabar harian. Wartawan yang bekerja pada surat kabar harian dan memiliki kewajiban mengumpulkan berita sesuai dengan jadwal deadline setiap hari. Dalam penelitian ini terkumpul sampel sejumlah 97 orang dari beberapa surat kabar di Jakarta. Berdasarkan proses identifikasi yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut,
sebanyak 94 orang (96,91%)
memiliki tingkat pendidikan sarjana/S1 sedangkan sisanya yaitu 3 orang (3,09%) memiliki tingkat pendidikan diploma III. Selain itu, subyek yang diperoleh memiliki tingkat lama bekerja yang berbeda-beda. Data yang berhasil dikumpulkan menyebutkan bahwa wartawan yang baru bekerja kurang dari dua tahun sebanyak 28 orang (28, 87%), untuk yang telah bekerja lebih dari dua tahun sampai dengan kurang dari empat tahun sebanyak 41 orang (42,26%) dan yang telag bekerja lebih dari empat tahun sebanyak 28 orang (28,87%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
4. Uji Coba Penelitian Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada bulan November 2007 dengan menyebar skala uji coba pada beberapa wartawan dari berbagai surat kabar yang berbeda di Yogyakarta dan sekitarnya. Skala yang diujicobakan meliputi 60 item yang terdiri dari 30 item favourable dan 30 item unfavourable. Jumlah subyek dalam tahap uji coba ini berjumlah 46 orang.
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2007. Skala penelitian terdiri dari 48 item yang sahih, terdiri dari 24 item favourable dan 24 item unfavourable. Responden dalam penelitian ini berjumlah 97 orang dari beberapa surat kabar harian di Jakarta, yaitu surat kabar harian umum Suara Pembaruan, Surat kabar harian Indo Pos, surat kabar harian Pos Kota, surat kabar harian Rakyat Merdeka dan harian ekonomi dan bisnis Kontan. Penyebaran skala dilakukan secara bertahap. Hal ini dikarenakan jam kerja wartawan yang tidak pasti sehingga sulit untuk sulit mendapatkan subyek dengan jumlah banyak dalam waktu singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
C. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Tabel 4.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test total N
97
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
104.74
Std. Deviation
20.966
Absolute
.161
Positive
.105
Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.161 1.587 .013
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov yang menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (P > 0.05) maka sebarannya normal. Berdasarkan analisis teknik Kolmogorov-Smirnov SPSS versi 13.00 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.13. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil berasal dari sebuah distribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2. Deskriptif Data Penelitian Tabel 4.2 Statistics Descriptive total N
Valid Missing
97 0
Mean
104.74
Median
109.00
Mode Std. Deviation Variance Range
97(a) 20.966 439.568 82
Minimum
49
Maximum
131
Sum
10160
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Dari deskripsi data dapat diterangkan sebagai berikut : i.
N menunjukkan jumlah subyek dalam penelitian, yaitu 97 orang.
ii.
Mean Empirik, yaitu rata-rata dari skor subyek penelitian, yaitu sebesar 104,74. Skor ini masuk dalam kategori “sedang”.
iii.
Mode adalah yang paling banyak frekuensinya, yaitu 97. Skor ini termasuk kategori “sedang”.
iv.
Standar Deviasi atau simpangan baku, yang menujukkan variasi jawaban, yaitu sebesar 20,966.
v.
Varian adalah kuadrat dari SD sebesar 439,568.
vi.
Range adalah jarak atau selisih skor maksimum dan skor minimum, yaitu 82.
vii. Skor maksimum empirik adalah skor paling tinggi yang diperoleh subyek, yaitu 131. viii. Skor minimum empirik adalah skor paling rendah yang diperoleh subyek, yaitu 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
3. Data Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Wartawan Pada Surat Kabar Harian Tingkat Pendidikan Frekuensi (0rang) Sarjana (S1) 94 Diploma (D3) 3
Persentase (%) 96,91 % 3,09 %
Berdasarkan proses identifikasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian besar Wartawan Pada Surat Kabar Harian memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S1) yaitu 94 orang (96,91 %). Sedangkan sisanya yaitu 3 orang (3,09 %) memiliki tingkat pendidikan Diploma 3.
4. Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian Tabel 4.4. Data Lama Bekerja Wartawan Pada Surat Kabar Harian Lama Bekerja < 2 tahun 2 - 4 tahun > 4 tahun Proses
Frekuensi (0rang) 28 orang 41 orang 28 orang
identifikasi
lama
bekerja
Persentase (%) 28,87 % 42, 26 % 28,87 % yang
telah
dilakukan
memperliatkan bahwa sebagian besar wartawan telah bekerja diatas 2 tahun. Persentase terbesar berada pada tingkat lama bekerja antara 2 sampai 4 tahun, yaitu 41 orang (42,27 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
5. Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian Kategori tingkat stres kerja diperoleh dengan memasukan skor total yang diperoleh subyek ke dalam norma kategorisasi skala tingkat stres kerja yang telah ada. Berikut ini adalah hasil dari pengkategorisasian disertai persentase jumlah subyek dari tiap-tiap kategori: Tabel 4.5 Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Pada Wartawan Surat Kabar Harian Normatif
Rentang Nilai
Kategori
(120 + 1x24) ≤ X (120 – 1x24) ≤ X < (24 + 1x120 X < (120 – 1x24 )
144 ≤ X 96 ≤ X < 144 X < 96
Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi (orang) 0 78 19
Persentase (%) 0% 80,41 % 19,59 %
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa subyek penelitian paling banyak berada pada tingkat kategori “sedang” yaitu 78 orang (80,41 %).19 subyek berada pada kategori “rendah” (19,59 %).
D. Pembahasan Berdasarkan pengkategorisasian data tiga jenjang yang telah dilakukan, terlihatkan bahwa sebagian besar wartawan surat kabar harian mengalami stres kerja dengan kategori sedang, yaitu 78 orang (80,41%), sedangkan 19 orang (19,59 %) berada pada kategori rendah. Jumlah total subyek adalah 97 orang. Hasil pengkategorisasian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa subyek tidak terlalu mengalami keadaan stressful yang tinggi. Hal ini didasarkan pada tidak adanya subyek yang masuk dalam kategori tingkat stres yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Namun, dari data pengkategorisasian yang telah dilakukan juga memperlihatkan bahwa keadaan stressfull tersebut tetap ada, subyek tetap mengalami keadaan-keadaan yang menekan dalam pekerjaannya (80,41 % berada pada tingkat stres sedang). Berdasarkan wawancara informal dengan Marga Raharja (2007), seorang wartawan senior dari Harian Bisnis dan Ekonomi Kontan, tekanan paling besar yang dihadapi wartawan adalah deadline. Deadline wajib dipatuhi
oleh
setiap
wartawan
dan
redaktur.
Zaenuddin
(2007)
juga
mengungkapkan bahwa tidak boleh ada pelanggaran deadline, sebab dapat menghambat proses cetak surat kabar dan dampaknya bisa merembet pada keterlambatan pendistribusian surat kabar. Resiko terburuknya adalah masyarakat tidak mau membeli surat kabar tersebut karena sering terlambat. Tingkat stres pada masing-masing individu adalah berbeda. Smet (1994) mengemukakan bahwa tidak ada kriteria obyektif yang dapat mengukur situasi yang penuh stres, karena setiap individu memberikan respon yang berbeda terhadap stres. Berbagai faktor dapat mempengaruhi tingkat stres tersebut. Secara konseptual, Hardjana (1994) mengemukakan bahwa terkena tidaknya stres terhadap seseorang dipengaruhi oleh ketangguhan diri (hardiness). Orang yang berpribadi kurang tangguh lebih mudah terkena stres daripada orang yang berpribadi tangguh. Ketangguhan diri yang baik akan mendukung wartawan dalam mengatasi segala kesulitan serta hambatan yang ditemui. Hardjana (1994) menjelaskan bahwa ketangguhan pribadi merupakan keadaan diri yang membuat individu memiliki ketabahan dan ketahanan. Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
yang tangguh mampu menghadapi dan menerima kesukaran, kesulitan dan masalah dengan tabah. Orang yang tangguh akan memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan. Selain itu, orang yang memiliki ketangguhan tidak akan mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan. Hardjana (1994) juga menyebutkan bahwa individu dengan hardiness yang baik akan memiliki sense of purpose dalam hidupnya, oleh karena itu ia akan memiliki arah serta tujuan yang jelas dan dijalani dengan penuh keyakinan. Segala kesulitan serta tantangan pekerjaan akan dihadapi sebagai sebuah tantangan bukan sabagai hambatan. Hal itu didukung oleh pernyataan Zaenuddin (2007) yang mengatakan bahwa wartawan harus seorang yang menyukai tekanan. Ia mengungkapkan aspek lain yang sering dicantumkan dalam iklan rekrutmen calon wartawan adalah ”siap bekerja di bawah tekanan”. Bagi yang tidak siap, sebaiknya cepat-cepat saja mengubur cita-citanya menjadi wartawan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang berprofesi sebagai wartawan adalah orang – orang yang memiliki ketahanan mental yang baik. Susiyatri (2004) mengatakan bahwa individu yang memiliki ketahanan mental yang baik akan mudah meyesuakan diri dengan lingkungan pekerjaan naik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Individu tersebut yakin bahwa ia akan berhasil dan menerapkan strategi secara lebih efektif sehingga ia akhirnya menunjukkan kinerja yang lebih baik. Dalam hal ini individu tidak mengalami ketegangan fisik dan psikis sehingga dapat bekerja secara optimal. Hal ini didukung oleh Sarafino (1990) yang menyatakan bahwa ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan stres, individu akan mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
melakukan usaha-usaha tertentu untuk beradaptasi dengan situasi tersebut untuk mengatasi stres. Adaptasi ini bisa dilakukan dengan coping. Sarafino mendefinisikan coping sebagai suatu proses yang terjadi ketika individu berusaha untuk mengontrol adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dengan sumberdaya - sumberdaya yang dimilikinya dalam situasi stres. Individu
yang
mengalami
tingkat
stres
kerja
yang
sedang
mengindikasikan bahwa individu tersebut sangat mungkin masih dalam pada tahap eustress. Gregson&Looker (2004) juga menjelaskan bahwa eustress dapat dialami ketika kemampuan yang kita rasakan untuk mengatasi melebihi tuntutantuntutan yang dirasakan. Situasi eustress membangkitakan rasa percaya diri, menjadi terkontrol dan mampu mengatasi dan menangani tugas-tugas, tantangantantangan dan tuntutan-tuntuan. Yerkes dan Dowson (dalam Landy&Conte, 2004) mengemukakan bahwa hubungan antara stres dengan performansi adalah berbentuk U terbalik dimana semakin tinggi tingkat stres maka performansi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Stres yang meningkat sampai titik optimal merupakan stres yang baik, yang menyenangkan. Tingkat stres yang berada pada ketegori sedang pada wartawan memperlihatkan bahwa wartawan berada pada level eustress dimana mereka mengerjakan semua tuntutan pekerjaan walaupun dalam kondisi penuh tekanan serta resiko dengan rasa percaya diri akan kemampuannya mengatasi semua permasalahan. Susiyatri (2004) mengemukakan bahwa individu dengan tingkat stres kerja yang rendah akan memulai aktivitasnya dengan perasaan senang, menyerahkan usaha yang lebih besar, dan bertahan pada aktivitas tersebut meskipun dia menemukan kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tingkat pendidikan juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres yang terjadi pada seseorang. Sesuai data penelitian yang didapat, sebagian besar subyek memiliki tingkat pendidikan sarjana (S1), yaitu 94 orang (96,91 %). Smet (1994) yang dalam bukunya menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mengubah pengalaman stres adalah variabel dalam kondisi individu, dimana didalamnya terdapat inteligensi serta tingkat pendidikan. Hardjana, (1994) mengemukakan
bahwa
pendidikan
akan
membuat
seseorang
memiliki
pengetahuan praktis dalam hidup pribadi serta pengetahuan teoritis yang mendasari praktik hidup dalam berbagai bidang. Semua pengetahuan praktis dan teoritis yang dimiliki akan membuat seseorang menghadapi, mengatasi dan dan mengelola stres yang datang. Tingkat lama bekerja juga menjadi faktor yang diperhitungkan terhadap tingkat stres kerja yang dialami. Dalam penelitian ini, subyek wartawan memiliki lama bekerja rata-rata diatas 2 tahun, sehingga dapat dikatakan para wartawan tersebut telah menyesuaiakan diri dengan segala tuntutan dan rutinitas dalam pekerjaan. Hal ini didukung oleh Zaenuddin (2007) yang menyebutkan bahwa wartawan yang paling sering terkena stres menghadapai tuntutan dan rutinitas adalah wartawan pemula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa para wartawan surat kabar harian mengalami stres pada kategori sedang. Hal ini terlihatkan dari data yang diperoleh yaitu 78 orang subyek (80,41%) berada pada tingkat stres sedang. Sedangkan 19 orang subyek (19,59 %) berada pada kategori rendah. Jumlah total subyek adalah 97 orang. Data diatas mengindikasikan bahwa wartawan surat kabar harian tetap mengalami kondisi stressfull, namun belum pada tingkat yang tinggi.
B. Saran 1. Bagi Wartawan Bagi wartawan hendaknya terus memperhatikan keadaan diri sendiri saat bekerja, dengan begitu kondisi tubuh akan selalu terpantau sehingga jika mengalami keadaan-keadaan akibat stres kerja yang berlebihan dapat segera ditangani. Selain itu, hendaknya para wartawan tetap berusaha untuk menambah wawasan mengenai stres kerja dan cara menanganinya, misalnya dengan saling membuka diri dan saling bertukar pikiran dengan sesama rekan seprofesi. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
berfungsi sebagai usaha preventif untuk menanggulangi stres kerja yang berlebihan. 2. Bagi Perusahaan Pers Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwa para wartawan yang bekerja pada surat kabar harian berada pada kondisi yang ideal. Oleh karena itu, perusahaan pers hendaknya tetap memperhatikan keadaan para wartawannya serta selalu menjaga kondisi yang telah dicapai wartawan seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada kemungkinan bahwa bagi wartawan tetap diperlukan sebuah keadaan penuh tantangan untuk menjaga kinerja supaya tetap baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi
peneliti
selanjutnya,
hendaknya
lebih
memperhatikan
karakteristik-karakteristik wartawan lebih jauh sehingga data yang ditemukan akan lebih bervariatif dan lebih detail. Selain itu, hendaknya peneliti selanjutnya lebih mengontrol proses pengambilan data, sehingga diharapkan dapat mengurangi faking jawaban serta mengurani jumlah data yang tidak lengkap. Pada penelitian ini terdapat kelemahan dalam hal penggunaan kalimat yang kurang tepat pada beberapa item skala yang digunakan, oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan lebih mencermati pemilihan kata dalam pembuatan kalimat item skala, sehingga diharapkan tidak mempengaruhi arti dari item tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. (2001).Statistik. Jilid 1.Yogyakarta. Andi Azwar, Saifuddin. (2004).Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Azwar, Saifudding. (2003). Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Diahsari, Erita, Y. (2001). Kontribusi Stres Pada Produktifitas Kerja. Anima, Indonesian Psychological Journal Vol. 16. No. 4, 360-371. Djuroto, Totok. (2004). Manajemen Penerbitan Pers. Bandung. Remaja Rosda Karya. H. M. Zaenuddin. (2007). The Journalist: Buku Basic Wartawan, Bacaan WajibPara Wartawan, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher. Hadi, Sutrisno. (2004).Statistik. Jidid 2. Yogyakarta. Andi. Hardjana, Agus, M. (1994). Stres tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta. Kanisius. Karmila Sari, K. W. (2004). Perbedaan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat Dilihat dari Karakteristik Tugas di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Landy, Frank, J & Conte, Jeffrey, M. (2004). Work In The 21st Century: An Introduction To Industrial And Organizational Psychology. New York. Mc Graw Hill Companies, Inc. Looker, T & Gregson, O. (2004). Managing Stress: Mengatasi Stres Secara Mandiri. Yogyakarta. Baca. Masduki. (2005). Kebebasan Pers & Kode Etik Jurnalistik. Yogyakarta. UII Press. Sarafino, Edward, P. (1990). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. USA. John Wiley & Son. Santrock, John,W. (2003). Psychology. Update Seventh Edition. New York. Mc Graw Hill Companies, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Schultz, Duane, P & Schultz Sydney, E. (1990). Psychology And Industry Today: An Introduction to Industrial & Organizational Psychology. Fifth Edition. New York. MacMillan Publishing Company. Setiati, Eni. (2005). Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan. Strategi Wartawan menghadapi Tugas Jurnalistik.Yogyakarta. Andi Offset. Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Bandung. Nuansa. Suhirman, Imam. (2006). Menjadi Jurnalis Masa Depan. Bandung. Media Hidayah Publisher. Suryabrata, Sumandi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Susiyatri, Andriyani. (2004). Hubungan Stres Kerja Dengan Produktifitas Kerja Karyawan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta. Grasindo. Passer, Michael, W & Smith, Ronald, E. (2004). Psychology: The Science of Mind Behavior. New York. Mc Graw Hill Companies, Inc. Widyarani, Roberta. (2006). Stres Kerja Pada Perawat yang Bekerja di Rumah Sakit Ketregantungan Obat Jakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Ersa_Siregar http://id.wikipedia.org/wiki/Fuad_Muhammad_Syafruddin http://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan http://www.rayakultura.net http://www.tempointeraktif.com http://www.indymedia.org/newswire.php www.google.com (Dart Centre For Journalism & Trauma, 2006)