perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI DI GUGUS KENANGA KECAMATAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012
SKRIPSI
Oleh : ROHMAH HIDAYATI K7108217
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU OENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Rohmah Hidayati
NIM
: K7108217
Jurusan/Program
: FKIP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI DI GUGUS KENANGA KECAMATAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Rohmah Hidayati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI DI GUGUS KENANGA KECAMATAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012
Oleh : ROHMAH HIDAYATI K7108217
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-lah hendaknya kamu berharap”. (QS. Insyirah : 6-8)
“ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-orang yang khusyu”. (QS. Al Baqarah : 45)
“Kerjakanlah apa yang mampu kamu kerjakan, jamgam berhenti karena merasa tidak mampu”. (Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta Doamu yang tiada putus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tiada terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yamg seindah kasih sayangmu. MbakQ tercinta Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangatmu. MasQ tercinta Terima asih atas doa dan kasih sayang tulus yang telah diberikan Sahabat-sahabatQ tersayang Terima kasih atas kebersamaan, semangat, perhatian dan kerjasamanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rohmah Hidayati. PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI DI GUGUS KENANGA KECAMATAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang berarti dari penggunaan model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan eksperimental. Desain penelitiannya adalah Prettest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012 Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling. Teknik Cluster Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah secara acak yang berfungsi sebagai kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri o3 Sukoharjo dan kelas kontrol adalah kelas IV SD Negeri 04 Sukoharjo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Kesimpulan dari penelitian ini adalahterdapat pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Se-Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012. Hal ini terbukti dengan hasil ratarata nilai pos-tes kelompok eksperimen 78,32 sedangkan rata-rata untuk kelas kontrol adalah 64,20 dan perhitungan dengan uji t diperoleh harga statistik 2,70 dengan daerah kritik DK = . Karena
maka
ditolak, berarti terdapat perbedaan hasil
belajar antara siswa yang diberi model Contextual Teaching and Learning dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Model Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar Matematika. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACK Rohmah Hidayati. THE EFFECT OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL AND DRILL LEARNING MODEL FOR THE RESULT ON LEARNING MATHEMATIC OF THE STUDENTS IN GUGUS KENANGA ELEMENTARY SCHOOL, SUKOHARJO REGENCY ACADEMIC YEAR OF 2012. Minitheis, Faculty of Education and Teacher Training Sebelas Maret University, June 2012. The objective of this report is to know the significant effect from Contextual Teaching and Learning model using for the result on learning Mathematic of the 4th graders in Gugus Kenanga elementary school, Sukoharjo regency academic year of 2012. This research is quantitative research with the experimental approach. The design of this research is Prettest-Posttest Control Group Design. Population of the research is all of the 4th graders in Gugus Kenanga elementary school, Sukoharjo regency academic year of 2012. Sample taking technique is using Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling technique is used for choosing the school randomly – for the experiment class and control class. The experiment class is the 4th graders of SD Negeri 03 Sukoharjo and the control class is the 4th graders of SD Negeri 04 Sukoharjo. Technique of collecting data is test technic. Technique of data analysis is t test. The conclusion of the research is found a significant positive effect from the Contextual Teaching and Learning model using for the result of learning mathematic of the 4th graders in Gugus Kenanga elementary school, Sukoharjo regency academic year of 2012. It is proven by the post-test average mark experiment group is 78,32, meanwhile the average mark of class control is 64,20 and the calculation of t test is statistic price thitung = 2,70 with critic area , because thitung = , therefore is rejected, it means that there is a difference of the students learning result which is taught by Contextual Teaching and Learning model and the students which is taught by conventional learning model. Key word : Contextual Teaching and Learning model, the Result of Learning Mathematic.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan.
Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Matemetika Siswa SD Negeri Se-Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo Tahun Ajaran 2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. H. Furqon H, M. Pd selaku Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret .
2.
Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku ketua jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku ketua program PGSD FKIP UNS.
4.
Prof. Drs. St. Y. Slamet, M.Pd. selaku dosen pembimbing I.
5.
Drs. Djaelani, M.Pd. Selaku dosen pembimbing II.
6.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Sukoharjo dan Kepala Sekolah SD Negeri 04 Sukoharjo yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Sukoharjo, Juni 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................i Halaman Pernyataan...................................................................................................ii Halaman Pengajuan ....................................................................................................iii Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................................iv Halaman Pengesahan Penguji ....................................................................................v Halaman Motto...........................................................................................................vi Halaman Persembahan ...............................................................................................vii Abstrak .......................................................................................................................viii Kata Pengantar ...........................................................................................................x Daftar Isi.....................................................................................................................xii Daftar Tabel ...............................................................................................................xv Daftar Gambar. ...........................................................................................................xvi BAB 1. PENDAHULUAN A........................................................................................................ L atar Belakang Masalah .............................................................................1 B. ....................................................................................................... I dentifikasi Masalah ..................................................................................4 C. ....................................................................................................... P embatasan Masalah ..................................................................................5 D........................................................................................................ P erumusan Masalah ....................................................................................5 E. ....................................................................................................... T ujuan Penelitian ........................................................................................6 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. ....................................................................................................... M anfaat Penelitian .......................................................................................6 BAB 2. LANDASAN TEORI A. ....................................................................................................... T injauan Pustaka .........................................................................................8 1. .................................................................................................. H akikat Hasil Belajar Matematika a. ............................................................................................. P engertian Belajar ..........................................................................8 b. ............................................................................................. P engertian Hasil Belajar........................... ......................................8 c. ............................................................................................. P engertian Matematika ............... ...................................................9 d. ............................................................................................. P embelajaran Matematika di SD ....................................................10 e. ............................................................................................. H akikat Hasil Belajar Matematika ..................................................11 2. .................................................................................................. H akikat Model Contextual Teaching and Learning a. ............................................................................................. P engertian Model Pembelajaran. ....................................................12 b. ............................................................................................. P engertian Contextual Teaching and Learning. .............................13 c. ............................................................................................. P rinsip Contextual Teaching and Learning. ...................................15 d. ............................................................................................. K omponen Model CTL. ..................................................................16 e. ............................................................................................. K arakteristik CTL. ..........................................................................18 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. ............................................................................................. L angkah-langkah Pembelajaran CTL .............................................19 3. .................................................................................................. H akikat Pembelajaran Konvensional ....................................................19 B. ....................................................................................................... P enelitian yang Relevan .............................................................................22 C. ....................................................................................................... K erangka Berfikir ........................................................................................24 D. ....................................................................................................... P erumusan Hipotesis ..................................................................................25 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN A........................................................................................................ T empat dan Waktu......................................................................................26 B. ....................................................................................................... P opulasi dan Sampel ..................................................................................26 C. ....................................................................................................... T eknik Sampling ........................................................................................27 D........................................................................................................ V ariabel Penelitia ........................................................................................28 E. ....................................................................................................... T eknik Pengumpulan Data .........................................................................28 F. ....................................................................................................... R ancangan Penelitian ..................................................................................28 G........................................................................................................ I nstrumen Penelitian ..................................................................................30 H........................................................................................................ U ji Validitas dan Reliabilitas ......................................................................30 I. ........................................................................................................ T eknik Analisis Data ..................................................................................34 commit to user
.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4. HASIL PENELITIAN A. ............................................................................................................ D eskripsi Data Penelitian ..................................................................................40 B. ............................................................................................................ U ji Keseimbangan Kemampuan Awal ..............................................................46 C. ............................................................................................................ P engujian Hipotesis ..........................................................................................47
BAB 5. SIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN DAN SARAN A. ............................................................................................................ S impulan...........................................................................................................51 B. ............................................................................................................ I mplikasi Penelitian .........................................................................................51 C. ............................................................................................................ S aran .................................................................................................................53 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................54 LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
HALAMAN Tabel 3.1 Pola Rancangan Penelitian
29
Tabel 4.1Data Kemampuan Awal (pretest) Kelompok Eksperimen
41
Tabel 4.2 Data Kemampuan wal (pretest) Kelompok Kontrol
42
Tabel 4.3 Hasil Belajar (posttest) Kelompok Eksperimen
43
Tabel 4.4 Hasil Belajar (posttest) Kelompok Kontrol
45
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kemampuan Awal (pretest)
46
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Awal (pretes)
46
Tabel 4.7 Hasil Uji Keseimbangan dengan t-test
47
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar (posttest) commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Hasil Belajar (posttest)
48
Tabel 4.10 Uji Hipotesis dengan t-test
50
DAFTAR GAMBAR HALAMAN Gb 2.1 Kerangka Berpikir
25
Gb 4.1 Histogram Kemampuan Awal Eksperimen
41
Gb 4.2 Histogram Kemampuan Awal Kontrol
42
Gb 4.4 Histogram hasil belajar kelompok Eksperimen
44
Gb 4.5 Histogram hasil belajar kelompok Kontrol
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dan sangat berperan dalam perkembangan kehidupan manusia, terutama dalam hal pengembangan potensi dasar yang dimiliki. Dengan pendidikan yang baik, manusia diharapkan dapat menyesuaikan diri hidup di masyarakat yang selalu mengalami perkembangan. Secara garis besarnya, pendidikan sangat berkompeten dalam kehidupan, baik kehidupan itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun kehidupan bangsa dan negara. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 3 menyebutkan tujuan dari Pendidikan Nasional yang berbunyi : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dari pernyataan di atas tujuan dan fungsi pendidikan adalah untuk memberikan bekal yang diperoleh oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara. Matematika adalah ilmu yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang edukatif (Menurut Soedjadi 2007:1) Objek matematika yang abstrak dapat dipelajari dengan baik apabila dalam mengajarkannya dengan memanipulasi objek-objek abstrak matematika dengan to user kognitif, peserta didik SD masih benda konkret. Apalagi dari usia commit perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terikat dengan objek konkret yang penerapannya perlu menggunakan alat bantu berupa benda-benda nyata yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat bantu tersebut berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah sehingga dalam pembelajaran matematika terutama di SD anak harus lebih banyak mengalami sendiri bukan hanya sekedar menghafal sehingga diperlukan praktek secara nyata. Tujuan dari kegiatan praktek matematika di SD agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep matematika dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (2) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap matematika, (3) Mengembangkan
ketrampilan
proses
untuk
menyelidiki
konsep-konsep
matematika dan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (4) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan matematika. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang rata-rata hasilnya rendah adalah matematika. Hal ini dikarenakan kurang diminatinya mata pelajaran yang identik dengan angka tersebut, mereka menganggap matematika sebagai suatu pembelajaran yang sangat rumit dan memerlukan pemikiran yang ekstra dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain sehingga peserta didik tidak tertarik untuk mencobanya. Dari faktor gurupun sangat berpengaruh didalam pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi ajar dan didalam menyampaikan pembelajaran dianggap kurang jelas oleh siswa karena guru masih menerapkan
model
pembelajaran
dill
didalam
pembelajaran,
hal
ini
menyebabkan siswa sulit untuk menangkap pelajaran yang telah disampaikan. Akibatnya hasil belajar matematika menjadi rendah. Berdasarkan kemampuan awal kelompok kontrol yaitu SD Negeri 04 Sukoharjo dan kelompok eksperimen yaitu SD Negeri 03 Sukoharjo masih ada siswa yang belum mencapai KKM (60). Hasil tes kemampuan awal di SD Negeri 04 Sukoharjo menunjukkan dari 20 siswa terdapat 7 siswa memiliki nilai dibawah KKM atau 35 dari jumlah siswa commit to user kelompok kontrol memperoleh nilai tidak tuntas. Demikian pula hasil tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan awal di SD Negeri 03 Sukoharjo menunjukkan dari 31 siswa terdapat 10 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM atau 33
dari jumlah siswa
kelompok eksperimen memperoleh nilai tidak tuntas. Dengan perolehan data nilai pre-tes pada kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh nilai terendah adalah 36 dan nilai tertinggi adalah 96, data nilai pre-test dapat dilihat pada lampiran 13 hlm 110-111.
Sedangkan untuk nilai post-tes pada kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100, data nilai post-tes dapat dilihat pada lampiran 17 hlm 117-118. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan hal ini berarti hasil belajar matematika siswa masih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Dalam pembelajaran matematika perlu dikembangkan materi dan proses learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together in palace and harmony sehingga anak diharapkan memiliki pemahaman terhadap matematika, anak diharapkan mau mempraktekkan matematika agar tidak terjadi verbalisme sehingga anak dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri akhirnya anak mempunyai rasa percaya diri dan hasil belajarnya pun dapat memuaskan sehingga anak mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dalam matematika serta mampu menghargai pendapat orang lain. Dalam kenyataannya guru belum memaksimalkan sumber belajar yang ada di sekitar baik itu dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Se-Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo mengatakan bahwa pembelajaran pada materi pecahan masih bersifat abstrak. Guru belum menggunakan “dunia nyata” sebagai sarana untuk memperjelas materi dalam proses pembelajaran karena guru masih terbiasa mengajar secara konvensional yaitu guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan drill pada saat pembelajaran dari pada melibatkan peserta didik secara langsung dan proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Dalam proses pembelajaran
peserta didik hanya mendengarkan lalu
mencatat apa yang didengarkan atau sering kali guru hanya memberi soal commit to user kemudian anak disuruh untuk mengerjakannya. Anak seringkali kurang paham
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
apa yang dijelaskan guru sehingga hasil belajarnya tidak memenuhi KKM karena guru dalam memberi contoh belum dapat menghubungkan dengan situasi dunia nyata peserta didik. Apalagi materi pecahan yang diajarkan dianggap sulit oleh peserta didik kelas IV. Jika pemahaman peserta didik terhadap materi pecahan rendah maka akan berdampak pada kesulitan dalam memecahkan soal dalam kehidupan sehari-hari serta hasil belajar peserta didik juga akan rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peserta didik yang memperoleh nilai ulangan harian tentang pecahan di bawah 60 dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik tersebut agar dalam proses pembelajaran anak tidak cepat merasa jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran matematika sehingga tercipta rasa senang terhadap mata pelajaran matematika khususnya pecahan dan membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, salah satunya melalui metode yang tepat. Dalam proses pembelajaran matematika, ada beberapa komponen yang penting agar peserta didik dapat belajar secara optimal yaitu guru, peserta didik, materi pelajaran matematika, pengelolaan kelas, sumber belajar, model pembelajaran, dan lingkungan sekolah. Komponen pembelajaran tersebut saling terkait satu sama lain. Dalam komponen pembelajaran tersebut tidak boleh ada komponen yang diabaikan agar tujuan pembelajaran dapat dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif dalam KBM juga menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan memberikan pengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan dan memberikan pengaruh dalam keberhasilan pembelajaran yaitu model Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari ( Martinis Yamin 2008: 151). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI DI GUGUS KENANGA KECAMATAN SUKOHARJO TAHUN PEJARAN 2012”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan kurang diminatinya pelajaran matematika,
siswa menganggap bahwa matematika itu
memerlukan pikiran yang ekstra sehingga peserta didik tidak tertarik untuk mencobanya. 2. Pembelajaran pada materi pecahan masih bersifat abstrak. Guru belum menggunakan “dunia nyata” sebagai sarana untuk memperjelas materi dalam proses pembelajaran karena guru masih terbiasa mengajar secara konvensional. 3. Anak seringkali kurang paham apa yang dijelaskan guru sehingga hasil belajarnya tidak memenuhi KKM karena guru dalam memberi contoh belum dapat menghubungkan dengan situasi dunia nyata peserta didik. 4. Guru belum memaksimalkan sumber belajar yang ada di sekitar baik itu dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Pembelajaran yang digunakan adalah contextual teaching and learning (CTL) dalam pembelajaran matematika.
2.
Materi materi pembelajaran matematika dibatasi pada pecahan.
3.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam pembelajaran commit to user matematika.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Rumusan Masalah Berdasarkan
identifikasi masalah dan pembatasan masalah, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model pembelajaran drill ?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model pembelajaran drill?
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bersifat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). b. Penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama. c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan
ketertarikan
mengikuti
pembelajaran
matematika
sehingga tercipta rasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajar commit to user matematika terutama materi pecahan menjadi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna.
b. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk menggunakan metode pembelajaran yang tepat demi tercapainya tujuan belajar mengajar pada pokok bahasan pecahan. 2) Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajarkan matematika khususnya pecahan sehingga tercipta guru yang profesional. 3) Menambah wawasan dan informasi tentang pembelajaran matematika. c. Bagi Sekolah Memberi sumbangan yang positif bagi sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SD Negeri Se-Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA 1. HAKIKAT HASIL BELAJAR MATEMATIKA a. Pengertian Belajar Belajar
adalah
serangkaian
kegiatan
jiwa
raga
untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2008: 13). Martinis Yamin (2008: 168) belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Hitzman mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme ( manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (Muhibbin Syah, 1977: 90). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan pada diri seseorang yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman individu yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor yang akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan seseorang. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pembelajaran yang merupakan suatu tolak ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran karena dengan mengetahui hasil belajar maka akan diketahui kekurangan atau kelebihan dari suatu pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dengan kondisi yang berbeda (Uno dan Nina Lamatenggo, 2010: 75). Menurut Martinis Yamin (2008: 168) hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi santun. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010: 13) hasil belajar adalahpencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Berdasarkan
beberapa
pendapat
diatas,
maka
peneliti
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan
yang
dapat
diukur
dalam
bentuk
perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. c. Pengertian Matematika Ada beberapa pengertian tentang matematika: matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat (Soedjadi, 2000: 11). Rusffendi mengemukakan matematika adalah bahasa simbol; ilmu dedukatif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keturunan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau pospulat, dan akhirnya ke dalil (Heruman, 2007: 1). Russel mendefinisan matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Sedangkan Soedjadi berpendapat matematika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif ( Uno, 2009: 108). Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu terstruktur dan terorganisasi yang memiliki objek tujuan yang abstrak sebagai bahasa simbolis serta memiliki pola pikir dedukatif yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. d. Pembelajaran Matematika di SD Merajuk pada berbagai pendapat para ahli matematika SD dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi peserta didik, maka guruhendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum pada dan pola pikir peserta didik. Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan peserta didik berbeda-beda serta tidak semua peserta didik menyenangi mata pelajaran matematika. Tujuan akhir pembelajaran matematika di SD agar peserta didik terampil dalam menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang sesuai kemampuan peserta didik dan lingkungan peserta didik. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika: 1) Penampakan
konsep
dasar
(Penanaman
Konsep)
yaitu
pembelajaran suatu konsep dasar baru matematika, ketika peserta didik belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep tersebut dari kurikulu. Pembelajaran menanamkan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir peserta didik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pemahaman
Konsep,
yaitu
pembelajaran
lanjutan
dari
penanaman konsep, yang bertujuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep matematika. 3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep.
Pembelajaran
pembinaan konsep bertujuan agar peserta didik terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika (Heruman, 2007: 2). Dalam pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Tujuannya untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai
kemampuan
intelektual
peserta
didik,
merangsang
keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka. e. Hakikat Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan capaian dari usaha-usaha yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Menurut Wina Sanjaya (2010: 13) Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Kegiatan belajar dapat diketahui hasilnya dengan alat ukur yang tepat. Hasil belajar biasanyaditentikan dengan memberikan nilaiau penghargaan.
Nilai hasil belajar dapat berupa angka-angka
(kuantitatif) juga dapat diberikan secara kualitatif. Untuk menentukan hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan membandingkan hasil belajar seseorang dengan orang lain atau dengan membandingkan hasil belajar dengan patokan standar yang telah ditetapkan. Peserta didik dikatakan berhasil dalam belajar apabila mampu menguasaikompetensi belajar yang ditetapkan dalam batas waktu tertentu.
Apabila dalam batas waktu tersebut peserta didik tidak
mampu menyelesaikan beban belajarnaya, dikatakan peserta didik commit to user tersebut mengalami kegagalan. Hasil belajar matematika diartikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan belajar dan dikuasi peserta didik dalam standar kompetensi mata pelajaran matematika. Ada tiga ranah yang menjadi objek penilaian hasil belajar, antara lain (1) ranah kognitif yaitu yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, (2) ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan interaksi, (3) ranah psikomotor yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak (Nana Sudjana, 2011: 22-23).
Ketiga ranah tersebut
menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil
belajar
matematika
siswa
dapat
diukur
dengan
menggunakan penilaian formatif. Menurut Nana Sudjana (2011: 5) penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan penelitian formatif diharapkan guru
dapat
memperbaiki
program
pengajaran
dan
strategi
pelaksanaannya serta mengetahui pencapaian hasil belajar siswa secara signifikan. Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika adalah hasil belajar yang diperoleh dari berbagai kegiatan dengan menggunakan keterampilan proses untuk mencapai ketuntasan belajar dan mampu dikuasai peserta didik dalam standar kompetensi pada mata pelajaran matematika dan dapat diukur dengan menggunakan penilaian formatif. 2. Hakikat Model pembelajaran CTL a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Winataputra dalam Sugiyanto (2010: 3) model commit tokonseptual user pembelajaran adalah kerangka yang melukiskan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sistematis dalam dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Triyanto (2007: 1) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Ciri-ciri model pembelajaran antara lain: (1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, (2) mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, (3) dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, (4) memiliki bagianbagian model yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah pembelajaran, (b) adanya prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial, (d) sistem pendukung, (5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, (6) membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2011: 136) Killen dan Depdiknas dalam Sugiyanto (2010: 4) menjelaskan delapan prinsip dalam memilih model pembelajaran yaitu: (1) berorientasi pada tujuan, (2) mendorong aktivitas siswa, (3) memperhatikan aspek individual siswa, (4) mendorong proses interaksi, (5)nmenantang siswa untuk berpikir, (6) menimbulkan inspirasi siswa untuk siswa untuk berbuat dan menguji, (7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, (8) mampu memotivasi siswa belajar lebih baik. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang digunakan oleh guru yang mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan seperti tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam pembelajaran, lingkungan belajar dan pengelolaan kelas. b. Pengertian Contextual Teaching and learning (CTL) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wina Sanjaya (2008: 109) menjelaskan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menggabungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut Martinis Yamin (2008: 151) menjelaskan bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam
kehidupan
mereka
sehari-hari.
Proses
pembelajaran CTL berlangsung alamiah (natural) berupa kegiatan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Menurut Baharudin , Moh.Makin (2009: 210) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungann antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengkehendaki keterkaitan antara pengetahuan dan kehidupan nyata, maka hal itu akan mempermudah peserta didik untuk membuat sebuah formulasi atau batasan-batasn mengenai pengetahuan yang dipelajari. Menurut (Berns and Erickson 2001 ) mengungkapkan bahwa: “CTL help student connect the content they are learning to the life contexts in which that content could be used.
Student then find
meaning in the learning process. As they strive to attain learning goals, they draw upon their previous experiences and build upon user existing knowledge. commit By tolearning subjects in an grated,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
multidisciplinary manner and in appropriate contexts, they are able to use the acquired knowledge and skills in applicable contexts”. Artinya CTL membantu siswa menghubungkan konten yang mereka pelajari dengan konteks kehidupan nyata mereka. Siswa dapat menemukan makna dalam pembelajaran proses,
karena mereka
berusaha untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, mereka memanfaatkan pengalaman sebelumnya dan membangunnya diatas pengetahuan yang telah ada. Dengan belajar mata pelajaran secara terpadu, disiplin yang sesuai dengan konteks, menggunakan
mereka dapat
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya
kemudian menerapkannya kedalam kehidupan nyata mereka. Tujuan
pembelajaran
kontekstual
pada
dasarnya
adalah
membekali siswa dengan pengetahuan secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan kepermasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lainnya. Diharapkan peserta didik bukan hanya canggih dalam menjawab permasalahan secara teoritis, tapi juga tangguh memecahkan problematika kehidupan nyata secara jitu. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan, dapat disimpilkan bahwa model pembelajaran CTL adalah model pembelajaran yang menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia siswa yang bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan sehingga peserta didik mampu menangkap makna dalam materi akademis yang diterimanya dan diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar tahu melaikan dapat menerapkannya didalam kehidupan nyata mereka. c. Prinsip CTL Para pendidik yang menyetujui pandangan bahwa alam semesta ditopang oleh tiga prinsip saling bergantungan, diferensiasi dan pengaturan diri sendiri, seharusnya menerapkan pandangan dan cara berfikir baru mengenai pembelajaran dan pengajaran. Menurut Johnson tiga pilar dalam sistem CTL, yaitu: commit to user 1) CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip ini mengajak para pendidik untuk melihat sekolah sebagai suatu sistem kehidupan, yang komponen-komponennya seperti peserta didik, para guru, tenaga administrasi, tukang kebun, orang tua, masyarakat,ada dalam satu jaringan yang menciptakan lingkungan belajar. 2) CTL mencerminkan prinsip diferensiasi Dengan prinsip diferensiasi peserta didik harus menghormati adanya
perbedaan
dan
berusaha
bekerjasama
sehingga
menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, yang akan memperkaya pengalaman balajar. Secara alami, keberagaman akan memajukan kreativitas, keunikan, dan kerjasama. 3) CTL mencerminkan prinsip pengaturan diri Prinsip ini memberi inspirasi para pendidik untuk mendorong para peserta diri agar mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Ketika peserta didik menghubungkan materi
pembelajaran demngan konteks keadaan pribadinya, maka ia terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip pengaturan diri (Sri Anitah, 2009: 50). Landasan
filosofis
CTL
adalah
kontruktifisme,
yaitu
pembelajaran mengkontruksi (membangun) sendiri informasi yang diterimanya.
Dalam pendekatan kontekstal, proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk peserta didik yang bekerja dan mengalami. d. Komponen Model Pembelajaran CTL Pembelajaran CTL Menurut Baharudin , Moh.Makin (2009: 213218) terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung guna mencapai tujuan, antara lain: 1) Kontruktivisme Bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. to user Manusia haruscommit mengkontruksi pengetahuan dan memberi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
makna melalui pengalaman nyata. Untuk dapat dengan mudah mengkontruksi sebuah pengetahuan, pembelajar harusmencari dan mengalami sendiri sebuah pengetahuan tertentu. 2) Menemukan (Inquiri) Penerapan asas inquiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingi dipecahkan, dengan cara mendorong peserta didik untuk menemukan masalah sampai sampai merumuskan kesimpulan. Kegiatan menemukan dapat berupa kegiatan menemukan sebuah definisi, klasifikasi, atau bisa juga kesimpulan. 3) Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inquiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: (a) observasi
(b)
bertanya
(c)
mengajukan
dugaan
(d)
pengumpulan data (e) penyimpulan. 4) Bertanya (Questioning) Pengetahuan manusia sesungguhnya dibsngun dan diperoleh dari hasil bertanya. Manusia bertanya mengenai sesuatu karena dia merasa membutuhkan jawaban dari pertanyaan iyu. Dan jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan adalah pengetahuan baru bagi kita. Ekspansi ilmu pengetahuan akan selalu terjadi karena proses questioning. Questioning memang harus disadari merupakan kebutuhan pokok bagi perkembangan ilmu pengetahuan. 5) Masyarakat Belajar (Learning Community) Substansi Learning Community adalah proses dan hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Learning
Community
bisa
terjadi
apabila
ada
proses
komunikasi dua arah. Jika seorang guru mengajari siswanya, bukan contoh masyarakat belajar, karena hanya terjadi one way commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
communcation. Komunikasi dalam hal ini bisa terjadi antar peserta didik maupun dengan pendidik. Interaksi edukasi yang terjadi dalam Learning Community semestinya adalah peserta didik aktif melakukan investigasi ke pihak-pihak lain (teman, guru atau orang lain) yang mungkin dapat
membantunya
menemukan
jawaban
dari
keingintahuannya tentang satu hal. 6) Pemodelan (Modeling) Merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh peserta didik. Dengan demikian modelling merupakan asas penting dalam pembelajaran CTL karena melalui CTL peserta didik dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat teoritik-abstrak. 7) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang telah kita lakukan di masa lampau. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. 8) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memeberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Autentic assessment merupakan penilaian yang menekankan pada
kompetensi
performansi. mengetahui
nyata
siswa,
bukan
hanya
sekedar
Aksentuasi autentic assessment adalah ingin kemampuan
riil
atau
kemampuan
yang
sebenarnya dari peserta didik mengenai suatu materi yang telah disajikan. Komponen tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran CTL selalu terkait dengan kegiatan yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk menemukan jawaban dari apa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipelajari melalui dunia nyata peserta didik dan membangunnya menjadi ilmu yang baru bagi peserta didik. e. Karakteristik Contextual Teaching and Learning Menurut Sri Anitah (2009: 53) karakteristik CTL antara lain adalah: 1) Membuat hubungan yang bermakna 2) Mengerjakan pekerjaan yang signifikan 3) Belajar mengarahkan diri sendiri 4) Berkolaborasi 5) Berpikir kritis dan kreatif 6) Memacu secara individual 7) Mencapai standar yang tinggi 8) Menggunakan penilaian yang autentik. f. Langkah-langkah pembelajaran CTL Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis besar adalah: (1) mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, (2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, (3) mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya, (4) menciptakan masyarakat belajar, (5) menghadirkan model sebagai contoh didalam pembelajaran, (6) melakukan refleksi di akhir penemuan, (7) melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
untuk
mengetahui kemampuan peserta didik. g. Hakikat Model Pembelejaran Drill Menurut Sri Anitah (2009: 118) Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajarai peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu, drill wajar digunakan digunakan untuk kecakapan (1) motorik, misalnya menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertukaran, dan sebagainya), (2) kecakapan
mental, misalnya:
menghafal, menjumlahkan, mengalikan, membagi, dan sebagainya. Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka
keterampilan
akan
lebih
disempurnakan
(http://jindauksw.blogspot.com/2009/11/metode-drill-dan penggunaannya.html, di unduh pada 22 juli 2012). Metode Drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. Menurut Suwarna (2005: 11), metode ini sering digunakan ketika ingin mengajarkan keterampilan motorik maupun keterampilan mental. Keterampilan motorik merupakan keterampilan dalam menggunakan alat, untuk kegiatan dalam matematika, misalnya bagaimana
terampil
dalam
menggunakan/menampilkan
media
pembelajaran. Sedangkan keterampilan mental antara lain meliputi keterampilan menghitung, menambahkan, mengurangi, mengalikan, membagikan,(http://blog.unisri.ac.id/syutaridho/desainpembelajaran/metode-pembelajaran-drill/merdetail/17567,diunduh pada tanggal 22 jili 2012). Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam penggunaan model pembelajaran drill: 1) Tujuan harus dijelaskan kepada peserta didik sehingga 2) selesai latihan peserta didik diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai tujuan yang diharapkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga peserta didikmengetahui apa yang harus dikerjakan 4) Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik 5) Selingilah latihan agar tidak membosankan 6) Perhatikan kesalaha-kesalahan umum yang dilakukan peserta didik untuk perbaikan secara klasikal, sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan juga. (Sri Anitah, 2009: 119). Kelebihan dan kelemahan : 1) Kelebihan (a) Pengertian peserta didik lebih luas melalui latihan berulang-ulang. (b) Peserta didik siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. 2) Kelemahan (a) Peserta didik cenderung belajar secara mekanis (b) Dapat menyebabkan kebosanan (c) Mematikan kreasi peserta didik (d) Menimbulkan verbalisme Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. drill wajar digunakan digunakan untuk kecakapan (1) motorik, misalnya menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukaran, dan sebagainya),
(2)
kecakapan
mental,
misalnya:
menjumlahkan, mengalikan, membagi, dan sebagainya.
B.
Penelitian Yang Relevan commit to user
menghafal,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ninda Beny Asfuri dalam skripsinya berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Model Pembelajaran CTL Pada Peserta Didik Kelas III SD Negeri Ngringo 06 Ngringo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Menyimpulkan bahwa model
pembelajaran
CTL
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
matematika materi pecahan pada peserta didik kelas III SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar matematika peserta didik 63 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 47,4%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar matematika peserta didik 69,7 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 73% dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika peserta didik 77,9 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 97%. Persamaan penelitian Ninda Beni Asfuri dengan peneliti, variabel bebasnya model pembelajaran CTL, serta terdapat persaaman di dalam variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika. Hal yang membedakan yaitu subjek dan metode penelitian. Subjek dalam penelitian Ninda Beni Asfuri siswa kelas III SD Negeri Ngringo 06 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian Ninda Beni Asfuri adalah penelitian jenis PTK. Budi Prasetyo dalam skripsinya berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Media Bangun Datar pada Siswa Kelas III Mlokowetan, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Memperoleh hasil penelitian bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika pecahan pada siswa kelas III SD Negeri II Mlokowetan . Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 50,5 pada siklus I nilai rata-rata siswa 58,1 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 75,2.
persamaan
penelitian Budi Prasetyo dengan peneliti yaitu pada variabel terikat, variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika.
Hal yang
membedakan yaitu variabel bebas, jenis penelitian dan subjek to user penelitian Budi Prasetyo adalah penelitian. Variabel commit bebas dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
media model bangun datar, jenis penelitian Budi Prasetyo adalah PTK. Subjek dalam penelitian Budi Prasetyo yaitu siswa kelas III Mlokowetan, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Endah berjudul
Kristiana
Penerapan
Widhiastuti
Model
dalam
Pembelajaran
skripsinya Kuantum
yang Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Pekunden Kutowinangan Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011. Memperoleh
hasil
pembelajaran
matematika
melalui
model
pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri Pekuden Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 45,5 pada siklus I nilai rata-rata siswa 55,1 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah 78,2. Persamaan penelitian Endah Kristiana Widhiastuti dengan peneliti yaitu terdapat pada variabel terikat, variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika. Hal yang membedakan yaitu variabel bebas, jenis penelitian dan subjek penelitian.
Variabel bebas dalam penelitian
Endah Kristiana Widhiastuti adalah model pembelajaran Kuantum, jenis penelitian Endah Kristiana Widhiastuti adalah PTK. Sedangkan subjek dalam penelitian Endah Kristiana Widhiastuti yaitu siswa kelas V SD Negeri Pekuden Kutowinangan Kabupaten Kebumen. Sainem
dalam
skripsinya
yang
berjudul
Peningkatan
Pemahaman Konsep Cahaya Melalui Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyurojo I Mertoyudan Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan
bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep cahaya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 40,5 pada siklus I nilai rata-rata siswa 58,1 dan nilai ratarata yang diperoleh pada siklus II adalah 78,2. Persamaan penelitian Sainem dengan peneliti yaitu terdapat pada variabel bebasnya, yaitu commit to perbedaannya user pendekatan CTL. Sedangkan terletak peda variabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terikat dan jenis penelitiannya.
Variabel terikat dalam penelitian
Sainem adalah pemahaman konsep cahaya sedangkan jenis penis penelitiannya adalah PTK. Yermia Tri Utami dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Contxtual Teaching And Learnind terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Sambireejo Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2009/2010. Persamaan penelitian Yermia Tri Utami dengan peneliti yaitu terdapat pada variabel bebas dan jenis penelitian, variabel bebas dalam penelitian Yermia Tri Utami adalah model CTL sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitaif exsperimen perbedaannya terletak pada variabel terikatnya yaitu motivasi belajar matematika. C. Kerangka Berpikir Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tinggi. Dengan hasil belajar yang tinggi akan membuat siswa senang dan mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang dilakukan guru berakibat rendahnya hasil belajar matematika siswa. Penggunaan model CTL (contextual teaching and learning) pada pembelajaran matematika dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran Kontekstual atau CTL (contextual teaching and learning) adalah suatu model pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi nyata siswa. Landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka diharapkan commit to user penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Siswa
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pre-tes
Pre-tes
Model CTL
Drill
Pos-test
Pos-test
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Dibandingkan dan dicari yang lebih baik
D. Hipotesis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar
matematika yang diajar dengan model pembelajaran Drill”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu SD Negeri Di Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun 2012 selama tujuh bulan. Penyusunan dan pengajuan proposal dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Januari-Februari, pada bulan Maret minggu pertama mengurus perizinan. Setelah perijinan selesai peneliti mengadakan penelitian eksperimen selama kurang lebih dua bulan yaitu awal bulan Maret-April. Bulan Mei-Juli penyusunan laporan dan sidang skripsi. Tabel jadwal penelitian ditunjukkan pada lampiran 1 hlm 56.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh commit to user peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Di Gugus Kenanga Kelurahan Sukoharjo tahun 2012. Adapun jumlah populasi seluruhnya ada 116 siswa yang berada di 5 SD Di Gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo tahun 2012. 2. Sampel Sugiyono (2009: 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti. Sampel penelitian adalah dua sekolah dasar yang diambil secara random dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu kelas IV SD Negeri Sukoharjo 03 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SD Negeri Sukoharjo 04 sebagai kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dalam penelitian ini diberi perlakuan yaitu menggunakan model Contextuan Teaching and Learning, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
C. Teknik Sampling Suwarto dan St. Y. Slamet (2007: 13) sampling merupakan teknik atau cara mengambil sampel dari populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 118) Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang akan peneliti lakukan dengan cluster random sampling. Dalam cluster random samplin, satuan-satuan sampel tidak terdiri dari individu-individu melainkan dari kelompokkelompok individu. Dalam penelitian ini, sampel diambil dua kelas secara acak dengan cara setiap populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosedur yang digunakan yaitu dengan menggunakan undian yang sudah diisi dengan menggunakan nama-nama SD Negeri Di Gugus Kenanga Kecamatan
Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2012.
Kemudian
mengundinya sebanyak dua kali, dua sekolah tersebut kemudian di undi lagi untuk ditentukan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Variabel penelitian Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suwarto dan St. Y. Slamet, 2007: 79). Adapun variabel yang ada pada penelitian ini ada 2 macam yaitu : 1) Variabel bebas (independent variable) yaitu model Contextual Teaching
and Learning dan model Pembelajaran Drill.
2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar matematika siswa
kelas IV SD Negeri di Gugus Kenanga Kecamatan
Sukoharjo. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencarai tujuan penelitian.
Metode
pengumpulan data yang dipilih untuk penelitian ini adalah teknik prestasi. Teknik Tes Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini menggunakan posttest untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok yang diberi perlakuan berupa model Contextual Teaching and Learning dan kelompok kontrol yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan metode Drill.
Tipe tes yang digunakan adalah tes
objektif, dengan bentuk pilihan ganda.
F. Rancangan Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen (Y1 - O₁) dengan pencapaian kelompok kontrol (Y2- O2). Desain tersebut secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Pola Rancangan Penelitian Kelompok
Pre-tes
Perlakuan
Post-tes
E
O1
X1
Y1
K
O2
X2
Y2
Keterangan : O₁ = Hasil pre-test kelompok eksperimen O₂ = Hasil pre-test kelompok kontrol Y1 = Hasil post-test kelompok eksperimen Y2 = Hasil post-test kelompok kontrol X1 = Perlakuan kelompok eksperimen dengan model CTL X2 = Perlakuan kelompok kontrol dengan model konvensional E = Kelompok eksperimen (model Contextual Teaching and Learning) K = Kelompok kontrol (mengunakan metode Drill) (Sugiyono, 2009: 112) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Pada kelompok eksperimen pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dan pada kelompok kontrol pengajaran dengan menggunakan medote drill. Sebagai langkah awal diadakan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda diadakan post-tes untuk mengetahui hasil belajar belajar masingmasing kelompok.
G.
Instrumen Penelitian
Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji instrumen terhadap responden. Instrumen adalah alat ukur yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan supaya pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010: 193). Dalam penelitian ini bahan dan alat penelitian yang dipergunakan adalah menggunakan tes, yaitu berupa tes hasil belajar matematika. tes tersebut berbentuk tes pilihan ganda (tes objektif).
Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
H.
Uji Validitas dan Realiabilitas
1. Uji Validitas Instrumen Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji to userValiditas isi didapat dengan validitas isi (contentcommit validiti).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan kisi-kisi instrumen.
Dalam kisi-kisi terdapat variabel
yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomer butir pertanyaan yang dijabarkan dari indikator (Sugiyono, 2008: 129). Dalam penelitian ini butir instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir telah sesuai dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud meliputi: kesesuaian butir soal dengan materi, kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi, soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, kalimat soal mudah dipahami, dan item soal tidak menimbulkan interpretasi ganda. Pengajuan validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan anta isi instrumen dengan rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Pada penelitian ini validitas isi instrumen tes kemampuan awal dan instrumen hasil belajar dilakukan oleh guru kelas 1V SD Negeri Kenep 03 yaitu ibu Kustini. S.Pd.
Uji validitas instrumen pre-test
menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji coba kemampuan awal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 35 butir soal telah terpenuhi karena adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat dengan butir soal yang dipakai. Sedangkan hasil uji validitas untuk instrumen post-test menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji coba hasil belajar matematika yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 35 butir soal telah terpenuhi karena adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat dengan butir soal yang dipakai. 2. Uji Daya Beda Untuk mengetahui daya pembeda butir soal digunakan rumus sebagai berikut dalam Suharsimi Arikunto (2009: 213) :
Dengan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D: indeks daya beda BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : banyaknya kelompok atas JB : banyaknya kelompok bawah Dengan ketentuan: D : Negatif : Jelek Sekali D : 0,0 – 0,2 : jelek D : 0,2 – 0,4 : cukup D : 0,4 – 0,7 : baik D : 0,7 – 1,00 : baik sekali Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah ≥ 0,2. Daya pembeda masing-masing butir soal dilihat dari perbedaan rata-rata (mean) antara rata-rata kelas atas dengan rata-rata kelas bawah untuk tiap-tiap item. Dalam penelitian ini soal dianggap mempunyai daya beda yang memadai jika memiliki daya beda cukup,yang ditunjukkan dengan ≥ 0,2, dimana D adalah indeks daya beda. Berdasarkan hasil uji coba 35 butir soal pre-test menunjukkan bahwa 5 item soal mempunyai daya beda yang kurang memadai yaiti no 8,12,17,28,30. Untuk perhitungan daya pembeda pada soal pos-test terdapat 8 item soal mempunyai daya beda yang kurang memadai yaitu soal nomor 2,4,6,9,11,18,22, dan 29.
Selanjutnya diperoleh 27 item soal yang
mewakili semua indikator yang akan digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa. 3.
Uji Tingkat Kesukaran Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu rumus : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar Js : Jumlah seluruh peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah (Suharsimi Arikunto, 2009: 210) Indeks kesukaran soal: 1,00 – 0,30 adalah soal sukar 0,30-0,70 adalah soal sedang 0,70-1,00 adalah soal mudah Bedasarkan hasil uji indeks kesukaran terhadap 30 soal pretest, maka diperoleh 5 soal dalam kategori sukar, 7 soal dalam kategori mudah dan 23 soal dalam kategogi sedang. 4. Uji Reliabilitas Realibilitas merupakan suatu tes yang mempunyai keterandaian bilamana tes tersebut dipakai untuk mengukur berulang-ulang dan hasilnya relatif sama.
Dengan demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai
keajekan atau stabilitas. Untuk mengetahui uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : = reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan = varians total = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
p = q = (Suharsimi Arikunto, 2010 : 231) Jika
instrumen dikatakan reliabel dan jika
instrumen dikatakan tidak reliabel. Berdasaarkan uji Reliabilitas pada soal pre-test, maka diperoleh indeks reliabilitas soal yaitu 0,8915.
Hal ini menunjukkan bahwa
instrumen reliabel karena nilainya lebih besar dari 0,70. Dengan demikian soal tersebut reliabel. Perhitungan hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 11 hlm 96. Untuk reliabilitas pada soal pos-test, maka diperoleh indeks reliabilitas soal yaitu 0,735. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen reliabel karena nilainya lebih besar dari 0,70. Dengan demikian soal-soal tersebut reliabel. Perhitungan hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 12 hlm 103.
H. Teknik Analisis Data 1. Uji prasyarat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan maka data yang terkumpul dilakukan uji statistik, sebagai syarat uji tersebut yaitu : a) Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors sebagai berikut : 1) Hipotesis : (a) (b)
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi ( 3) Statistik uji yang digunakan : L = Maks
=
Dengan F
=P
;Z
S
= proporsi cacah Z
N
4) Daerah Kritis =
; terhadap seluruh dengan n adalah ukuran sampel
5) Keputusan Uji ditolah jika
terletak di daerah kritik
6) Kesimpulan (a) berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika
tidak
ditolak (b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika ditolak (Budiyono, 2009 : 170) b)
Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi commit to user penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapatkan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett dengan statistik Chi kuadrat sebagai berikut : 1) Hipotesis :
=
(variansi populasi homogen)
:
(variansi populasi tidak homogen)
Statistik Uji = Dengan =
dan
B=
Keterangan: = variansi gabungan = banyaknya anggota sampel ke-i = variansi sampel ke-i 3) Taraf signifikansi (
)
4) Daerah Kritik (dk) = (k-1) dan peluang (1- ) 5) Keputusan Uji = ditolak jika 6) Kesimpulan a)
Populasi-populasi homogen jika
tidak ditolak
b)
Populasi-populasi tidak homogen jika
ditolak (Sudjana, 2005: 263)
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa hitung <
tabel (1,987 < 3,841). Maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Secara lebih lengkap hasil uji homogenitas awal dapat dilihat pada lampiran 15 hlm 114.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dari kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelompok eksperimen mendapat perlakuan (treatment). Secara statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean yang berarti (signifikan) dari dua sampel yang independen. Statistik uji yang diigaunakan adalah uji t. 1. a)
Hipotesis : :
=
(kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang
sama). b)
:
(kedua kelompok mempunyai kemampuan awal tidak
sama). 2.
Taraf signifikansi (
3.
Statistik Uji
)
t=
Dengan : s = standar deviasi
= Keterangan: = rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol = simpangan baku kelompok eksperimen = simpangan baku kelompok kontrol commit to user = jumlah sampel kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= jumlah sampel kelompok control 4.
Daerah Kritik (dk) = (
5.
Keputusan Uji = diterima jika
6.
dan peluang (1-
)
< t<
Kesimpulan
a) Kemampuan awal kelompok sama jika
diterima.
b) Kemampuan awal kelompok tidak sama jika
ditolak.
(Sudjana, 2005 : 239) 3. Uji Hipotesis Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test sebagai berikut :
a. Hipotesis : :
=
(tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model CTL dibanding menggunakan model pembelajaran drill). :
(terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan model CTL dibanding menggunakan model pembelajaran drill). b.
Taraf signifikansi (
)
Statistik Uji
t=
Dengan : s = standar deviasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= Keterangan: = rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol = simpangan baku kelompok eksperimen = simpangan baku kelompok kontrol = jumlah sampel kelompok eksperimen = jumlah sampel kelompok kontrol c. Taraf Signifikan α = 0,05 d. Daerah Kritik (dk) = (
dan peluang (1-
)
e. Keputusan Uji = diterima jika f
< t<
Kesimpulan 1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model CTL dibanding menggunakan model
pembelajaran drill jika
diterima.
2) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model CTL dibanding menggunakan model pembelajaran drill jika ditolak. (Sudjana, 2005: 239)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 SD, yaitu untuk kelompok try out, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok try out SD Negeri 03 Kenep, kelompok eksperimen SD Negeri 03 Sukoharjo , dan untuk kelompok kontrol SD Negeri 04 Sukoharjo. Skor hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri se-gugus Kenanga Kecamatan Sukoharjo pada materi pecahan diperoleh dengan cara mengadakantes akhir (posttes) kepada kelompok eksperimen yaitu SD Negeri 03 Sukoharjo yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan kelompok kontrol yaitu SD Negeri 03 Sukoharjo yang
diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran drill. Berikut ini disajikan gambaran deskripsi mengenai: 1) Data kemampuan awal siswa ( sebelum diberi perlakuan) , 2) Data hasil belajar (setelah diberi perlakuan). 1. Data Kemampuan Awal ( Sebelum diadakan Perlakuan) Untuk melakukan uji keseimbangan, peneliti menggunakan data nilai pre-test matematika pada siswa kelas IV dari masing-masing kelas baik kelas eksperimen maupun kontrol. Tes pre-test ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum menerima perlakuan. Hasil nilai pre-test matematika pada kelas exsperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut: a) Data Kelompok Eksperimen Data kemampuan awal siswa kelas IV SD Negeri 03 Sukoharjo pada mata pelajaran Matematika yaitu nilai terendah adalah 36 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 96. Nilai pre-test siswa kelas IV SD Negeri 03 Sukoharjo adalah antara 35,5 – 43,5 sebanyak 5 siswa. Ada 8 commit to user anak yang memperoleh nilai antara 49,5 – 60,5, ada 8 anak yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperoleh nilai antara 62,5 – 70,5, ada 7 anak yang memperoleh nilai antara 72,5 – 83,5 dan 3 anak yang memperoleh nilai antara 89,5 – 96,5. Distribusi frekuensi data kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi kemampuan awal (pretes) kelompok eksperimen. Data nilai
F
Persentase (%)
35,5 – 46,5 46,5 – 57,5 57,5 – 68,5 68,5 – 79,5 79,5 – 90,5
5 5 7 9 4
90,5 – 100 Jumlah
1 31
16% 16% 23% 29% 13% 3
siswa
100%
Penyebaran distribusi kemampuan awal siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada histogram dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen. commit to user b. Data Kelompok Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data kemampuan awal siswa kelas IV SD Negeri 04 Sukoharjo pada mata pelajaran Matematika yaitu nilai terendah adalah 36 dan nilai tertinggi mencapai 96.
Nilai pre-test siswa kelas IV SD Negeri 04
Sukoharjo adalah nilai antara 35,5 – 43,5 sebanyak 3 siswa, nilai 45,5 50,5 sebanyak 2 orang, nilai 52,5 -60,5 sebanyak 5 orang, nilai 65,5 -70,5 sebanyak 4 orang dan 72,5 – 96,5 sebanyak 6 orang. Distribusi frekuensi data kemampuan awal siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi kemampuan awal (pretes) kelompok kontrol. Data nilai siswa 35,5 – 48,5 48,5 – 61,5 61,5 - 74,5 74,5 - 87,5 87,5 - 100 jumlah
F
Persentase (%)
4 3 11 1 1 20
20% 15% 55% 5% 5% 100%
Penyebaran distribusi kemampuan awal siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada histogram dibawah ini:
Gambar 4.2 Histogram kemampuan awal kelompok kontrol 2. Data Hasil Belajar (Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil belajar dilaksanakan memerlukan evaluasi. Evaluasi hasil belajar ini bisa dilakukan dengan tes. Tes yang digunakan adalah tes akhir (pos-test).
Tes akhir (pos-test) merupakan tes yang bertujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik.
Berdasarkan hasil belajar pos-test matematika, maka
hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat sebagai berikut: a.
Data Kelompok Eksperimen Data yang diperoleh mengenai hasil belajar matematika materi
pecahan siswa kelas IV SD Negeri 03 Sukoharjo mata pelajaran matematika yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning yaitu, nilai terendah pos-test siswa adalah 40 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 100. Nilai pos-test siswa kelas IV SD Negeri 03 Sukoharjo paling banyak adalah antara 91,5 - 100 sebanyak 10 siswa, nilai antara 83,5 -88,5 sebanyak 7 orang, nilai antara 67,5 - 80,5 sebanyak 6 orang, nilai antara 39,5 - 44,5 sebanyak 3 orang, nilai antara 51,5 -56,5 sebanyak 3 orang, dan nilai 59,5 -64,5 sebanyak 2 orang.
Distribusi
frekuensi data hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pos-test Kelompok Eksperimen: Data nilai siswa
F
Persentase (%)
39,5 – 50,5 50,5 - 61,5 61,5 – 72,5 72,5 – 83,5 83,5 – 94,5 94,5 – 100 Jumlah
3 4 3 4 10 7 31
10% 13% 10% 13% 32% 22% 100%
Penyebaran distribusi hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning ( kelompok eksperimen ) secara keseluruhan dapat dilihar pada histogram dibawah ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.3 Histogram hasil belajar kelompok Eksperimen
b. Data Kelompok Kontrol Data yang diperoleh mengenai hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri IV Sukoharjo pada mata pelajaran matematika yaitu, nilai terendah pos-test siswa kelas IV SD Negeri IV Sukoharjo adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100. Nilai pos-test siswa kelas IV SD Negeri IV Sukoharjo paling banyak adalah nilai antara 39,5 – 52,5 sebanyak 8 siswa, nilai 59,5 – 68,5 sebanyak 4 anak, nilai 71,5 – 80,5 sebanyak 5 orang, nilai 87,5 – 100 sebanyak 3 orang. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test kelompok kontrol Data nilai siswa 40 – 51 52 – 63
F 8 user commit to 3
Persentase (%) 40% 15%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 – 75 76 – 87 88 - 99 Jumlah
5 2 2 20
25% 10% 10% 100%
Penyebaran distribusi hasil belajar siswa yang diajar dengan mengguakan model pembelajaran drilll kelompok kontrol secara keseluruhan dapat dilihat pada histogram dibawah ini.
Gambar 4.4 Histogram hasil belajar kelompok Kontrol
B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal 1. Uji Prasyarat Analisis a.
Uji Normalitas Awal ( Pre-test ) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang telah terkumpul commit to user berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dari kemampuan awal dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk signifikan 5% pada masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Normalitas Kemampuan Awal (Pre-test) Kemampuan Awal
N
Lmax
L0.05;n
Kesimpulan
Kelas Eksperimen
31
0,091
0.159
Berdistribusi Normal
Kelas Kontrol
20
0,149
0,190
Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Lobs kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing kurang dari Ltabel,berarti pada taraf signifikan 5% hipotesis nol kedua kelas diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data kedua kelas berasal dari populasi berdistribusi normal. b.
Uji Homogenitas Kemampuan Awal (Pre-test) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan metode Bartlett. Hasil uji homogenitas kemampuan awal dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Awal (Pre-test) Kelompok Keterangan hitung tabel Eksperimen dan 1,987 3.841 H0 diterima atau kontrol homogen Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa hitung < tabel (1,987 < 3,841). Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Secara lebih lengkap hasil uji
homogenitas awal dapat dilihat pada lampiran. c. Uji Keseimbangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji keseimbangan dilakukan terhadap data pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut hasil uji keseimbangan dengan t-test dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Keseimbangan dengan t-test Kelompok thitung ttabel
Keterangan
Eksperimen dan kontrol
H0 diterima atau homogen
0,2627
Berdasarkan hasil penelitian, adalah 2,021 Hoditerima jika 2,021), maka
2,021
thitung adalah 0,2627 dan ttabel < t<
( -2,021 < 0,2627 <
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
populasi memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang. Secara lebih rinci hasil uji keseimbangan dapat dilihat pada lampiran 16 hlm 116. C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Prasyarat Hipotesis a.
Uji Normalitas Hasil Belajar (Pos-test) Hasil uji normalitas hasil belajar pada kelompok eksperimen dapat
dilihat pada lampiran 20 124_ dan kelompok kontrol pada lampiran 18 hlm 119. Berikut disajikan tabel hasil uji normalitas hasil belajar (posttest) dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar (Post-test) Kelompok Eksperimen Kontrol
Lhitung
Ltabel
0,119 0,159 0,149 0,190 commit to user
Keterangan H0 diterima atau berdistribusi normal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa Ltabel adalah 0. H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik. Hasil uji normalitas hasil belajar pada kelompok eksperimen Lhitung diperoleh hasil 0,119 dan pada kelompok kontrol Lhitung diperoleh hasil 0,149. Berdasarkan hasil uji normalitas kemampuan awal Lhitung eksperimen < Ltabel (0,119< 0,159) dan Lhitung kontrol < Ltabel (0,149< 0,190), maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Hasil Belajar (posttest) Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan metode Bartlett. Hasil uji homogenitas hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar (posttest) Kelompok Eksperimen dan kontrol
hitung 2,188
tabel 3.841
Keterangan H0 diterima atau homogen
Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas kemampuan awal, maka dapat diketahui bahwa
hitung <
tabel (2,188 < 3,841). Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Secara lebih lengkap hasil uji homogenitas kemampuan awal dapat dilihat pada lampiran 19 hlm121.
1. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan terhadap data post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji hipotesis dengan t-test dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Uji Hipotesis dengan t-test commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelompok
thitung
Kelompok eksperimen 2,70 dan kelompok kontrol
ttabel
Keterangan
2,021
H0 ditolak atau ada perbedaan
Berdasarkan hasil penelitian, hasil thitung adalah 2.70 dan ttabel 2.021. Dengan demikian harga thitung lebih besar dari harga ttabel (
> 2,021
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model Contextual Teaching and Learning dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran drill. 2. Pembahasan Terdapat perbedaan
hasil belajar matematika antara yang diajar
dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan model pembelajaran konvensional. Contextual Teaching and Learning merupakan model pembelajaran yang menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia siswa yang bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan sehingga peserta didik mampu menangkap makna dalam materi akademis yang diterimanya dan diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar tahu melaikan dapat menerapkannya didalam kehidupan nyata mereka. Contextual Teaching and Learning memiliki 5 komponen antara lain kontruktifistik, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Didalam
pembelajaran
yang
menggunakan
model
Contextual
Teaching and Learning siswa belajar tidak hanya bersumber pada guru saja, akan tetapi siswa dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan mereka sehingga siswa dapat menerapkannya didalam kehidupan nyata mereka. Melalui model Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan membuat pembelajaran matematika dapat menjadi bermakna ( menarik minat belajar peserta didik dan memberikan commit to user kemudahan untuk memahami materi karena CTL mengaitkan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan kehidupan nyata peserta didik sehingga pengalaman yang dialami peserta didik dipadukan dengan materi pembelajaran Matematika). Siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional cenderung tenang,
kurang aktif dan kurang maksimal dalam mengikuti maupun
menyerap materi pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan menghadirkan model pembelajaran yang tepat
guru belum
dalam pembelajaran
matematika sehingga peserta didik kurang maksimal dalam mengikuti maupun menyerap materi pelajaran matematika.
Selain itu, sulit untuk
mengetahui secara pasti apakah semua siswa telah menguasai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Hipotesis dalam penelitian ini mengatakan bahwa “Hasil belajar matematika siswa antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional”. Berdasarkan hasil uji t diperoleh harga statistik uji thitung = dengan daerah kritik DK = {t | t < -2,021 atau t > 2,021}, karena thitung = 2,70 DK maka H0 ditolak, berarti terdapat pengaruh model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpilkan bahwa hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran drill. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 64,20 sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah 78,32. dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model Contextual Teaching and Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. B. Implikasi Penelitian Berdasarkan simpulan dari penelitian, dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan model Contextual Teaching and Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran drill.
Hal ini terbukti dari nilai
rata-rata hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen adalah 78,32 sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 64,2.
Berdasarkan hasil uji t
diperoleh harga statistik uji thitung = dengan daerah kritik DK = {t | t < -2,021 atau t > 2,021}, karena thitung = 2,70
DK maka H0 ditolak, berarti terdapat
pengaruh model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV. Maka implikasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut: Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru harus memmilih media pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat menguasai konsep-konsep dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran melalui model CTL memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik, suasana dalam proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik tidak merasa bosan belajar matematika. Pentingnya penggunaan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran Matematika dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan suasana kelas menjadi lebih hidup sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara peserta didik dengan guru.
Selain itu melalui model CTL dapat
meningkatkan keaktifan dan kreativitas dalam kerja kelompok. Sehingga siswa lebih dapat menangkap materi yang dipelajarinya sehingga dengan menerapkan model pembelajaran ini anak memiliki minat belajar dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya yang meningkat. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran dengan mempertahankan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien. Model pembelajaran CTL sangat efektif digunakan dalam mata pelajaran matematika. Guru menghadirkan model didalam pembelajaran sehingga siswa menjadi paham dan menjadi lebih mudah didalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena siswa dituntut untuk aktif dan kreatif. commit Model to pembelajaran Contextual Teaching and user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Learning dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh peserta didik, misalnya mengatasi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, semua aspek baik dari guru maupun siswa harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu pembelajaran. C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1.
Bagi Sekolah Penggunaan model Contextual Teaching and Learning sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran Matematika dengan materi yang sesuai guna meningkatkan hasil belajar Matematika siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran .
2.
Bagi Guru Guru hendaknya lebih banyak melibatkan peran peserta didik secara aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika, dimana peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya, sehingga peserta didik tidak lupa tentang hal yang dipelajarinya. cara yang dilakukan antara lain memilih model pembelajaran yang menekankan keterlibatan peserta didik secara optimal, misalnya dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning.
3.
Bagi Siswa Hendaknya peserta didik harus lebih mengembangkan inisiatif, kreatif dan motivasi belajar untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar. peserta didik juga diharapkan mampu menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user