perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR JALAN, LARI DAN LOMPAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 1 ADIPASIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
BINARSO X4709019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR JALAN, LARI DAN LOMPAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 1 ADIPASIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
BINARSO X4709019
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 08 Juni 2011 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Agustiyanto, M.Pd.
Slamet Riyadi, S.Pd. M.Or.
NIP. 196808181994031001
NIP. 197011022005011002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Hari
: Jumat
Tanggal
: 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sunardi, M.Kes
………………
Sekretaris
: Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
Anggota I
: Drs. Agustiyanto, M.Pd.
Anggota II
: Slamet Riyadi, S.Pd. M.Or.
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 198702 1 001
commit to user
iv
…………….. ……………… ……………...
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK BINARSO, NIM X 4709019, ” UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN GERAK DASAR JALAN, LARI, DAN LOMPAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 1 ADIPASIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011”, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2011. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jalan, lari, dan lompat melalui penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat selama pembelajaran dilaksanakan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Rescarch ), yang dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru pendidikan jasmani dan siswa kelas I SD Negeri 1 Adipasir, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara. Secara partisipatif, artinya peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Pertemuan dalam penelitian ini berjumlah dua kali ( dua siklus ) dan setiap pertemuan menunjukkan tahapan perkembangan proses`pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari, dan lompat. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 1 Adipasir tahun pelajaran 2010/2011. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media botol aqua, kardus dan ban sepeda dalam pembelajaran jalan, lari dan lompat pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir, dapat meningkatkan keterampilan gerak yang diharapkan. Bukti peningkatan tersebut adalah : sebelum mendapatkan tindakan kondisi awal siswa kelas satu berjumlah 18 siswa yang memiliki nilai di atas KKM berjumlah 8 siswa atau 44,4% dan memiliki nilai rata-rata kelas 71,4, setelah mendapat tindakan pada siklus pertama terjadi peningkatan menjadi 13 siswa atau 72,2% siswa nilainya di atas KKM dan nilai rata-rata kelas 73,9, setelah mendapatkan tindakan pada siklus kedua ada peningkatan sehingga menjadi 17 siswa atau 94,4% siswa nilainya diatas KKM dan memiliki rata-rata kelas 81,1. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran ( botol aqua, kardus, dan ban sepeda ) dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT BINARSO, NIM X 4709019, "MOTION BASIC SKILLS ENHANCEMENT EFFORT WAY, RUN, AND JUMP THROUGH USE OF THE MEDIA ON STUDENT LEARNING CLASS 1 STATE SCHOOL LESSON 1 ADIPASIR YEAR 2010/2011", Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education University Eleven March , June 2011. The research was conducted with the aim to improve the quality of the learning walk, run, and jump through the use of instructional media. It is characterized by an increase in basic movement skills of walk, run, and jump over the learning undertaken. This research is the Classroom Action Research, which implemented a collaborative and participatory. This means that researchers do not conduct research itself, but to collaborate or cooperate with physical education teachers and students of class I SD Negeri 1 Adipasir, District Raft, Banjarnegara District. Participatory, meaning that researchers together with research partners will carry out this research a step by step. The meeting in this study amounted to two times (two cycles) and each meeting showing the process of `learning phase of development of physical education with a material way, running and jumping. The subjects of this study is the first grade elementary school students Negeri 1 Adipasir school year 2010/2011. The instrument used for data retrieval in this study is the observation sheets, questionnaires and tests students' performance. Analysis of the data used in this research is descriptive analysis. The results showed that media use aqua bottles, cardboard and bicycle tire in a learning walk, run and jump on the 1st grade students Adipasir State 1, can improve motor skills are expected. Evidence of this increase are: the initial conditions before getting the action amounted to 18 freshman students who have a value above KKM amounting to 8 students or 44.4% and has an average value of 71.4 class, after getting action on the first cycle increased to 13 students or 72.2% of students are above the KKM and the average value of 73.9 class, after getting action on the second cycle so that there is an increase to 17 students or 94.4% above its value KKM students and has an average class of 81 , 1. Based on the above results it can be concluded learning to use instructional media (mineral water bottles, boxes, and bicycle tires) may improve motor skills basic walk, run, and jump.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
۞ Hidup adalah peleburan harmoni dari “ YIN “ dan “ YANG “ (Chuang Zhu) ۞ Kehilangan harta benda bukan berarti apa-apa, hehilangan nyawa berarti kehilangan setengah, kehilangan kepercayaan adalah kehilangan segala-galanya. (Sri Sultan HB IX) ۞ Merasa senanglah ketika kamu dimanfaatkan oleh orang lain dalam kebaikan karena sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain (Mario Teguh) ۞ Kegagalan sejati bukanlah saat kita jatuh
tetapi kegagalan
sejati adalah saat kita menolak untuk bangkit (Solikhin Abu Izzuddin)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Kusuntingkan Skripsi ini untuk : SD Negeri 1 Adipasir
Tempat Mengabdi Mencerdaskan Anak Bangsaku Kusniyat Darmo Suyoto (Alm) – Ratem Darmo Suyoto
Memori Perjalanan Sambungan Ruhku Sri Sulistya Utami
Istri Setiya Terkasih Dalam Hidupku Anjas Oktafian Pradana
Anak Tersayang Penerus Cita-Cita Hidupku FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Almamater Tercinta Kampus Tempat Kutimba Aneka Ilmu
Untuk Kiprah Dalam Hidup Mencerdaskan Anak Bangsaku
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberi kesempatan untuk menyusun Skripsi sebagai tugas akhir S-1 Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Universitas sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini berjudul ”UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN GERAK DASAR JALAN, LARI, DAN LOMPAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 1 ADIPASIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011” Selama pembuatan Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan persetujuan penulisan skripsi. 3. Drs. Sunardi, M. Kes, Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi. 4. Drs. Agustiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Slamet Riyadi, M.Or selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan lancar. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 6. Slamet Ediyono. S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Adipasir, Kecamatan
Rakit,
Kabupaten Banjarnegara commit to user sekolahnya sebagai tempat penelitian.
ix
yang
telah
mengijinkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi yang kami susun dapat bermanfaat sekaligus menambah wawasan bagi para pembaca.
Banajrnegara, Penulis
commit to user
x
Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL............................................................................................................
i
PENGAJUAN ................................................................................................
ii
PERSETUJUAN ............................................................................................
iii
PENGESAHAN .............................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
v
MOTTO .........................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................
6
1. Pendidikan Jasmani ..........................................................
6
2. Belajar Keterampilan Gerak .............................................
10
3. Media Pembelajaran .........................................................
15
4. Gerak Dasar Jalan, Lari, Lompat .....................................
19
Kerangka Berfikir ...................................................................
21
C. Hipotesis Tindakan .................................................................
23
B.
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
24
A. Seting Penelitian ....................................................................
24
1. Waktu Penelitian ................................................................ commit to user 2. Tempat Penelitian ..............................................................
24
xi
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.
Subyek Penelitian ...................................................................
24
C.
Sumber Data ...........................................................................
25
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................
25
E.
Analisis Data ..........................................................................
26
F.
Prosedur Penelitian .................................................................
26
G. Proses Penelitian ....................................................................
28
1. Rancangan Siklus Pertama ................................................
28
2. Rancangan Siklus Kedua .....................................................
30
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................
32
A. Diskripsi Lokasi Penelitian ....................................................
32
B.
Deskripsi Permasalahan Penelitian ........................................
33
C.
Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ........
34
1. Siklus Pertama ....................................................................
35
2. Siklus Kedua ......................................................................
39
D. Pembahasan ............................................................................
45
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................
48
A. Simpulan ................................................................................
48
B.
Implikasi .................................................................................
48
C. Saran .......................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
50
LAMPIRAN ..................................................................................................
51
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pengaturan jam pelajaran …………………………………………
7
Tabel 2. Rincian kegiatan, waktu dan jenis kegiatan penelitian……………
24
Tabel 3. Teknik dan alat pengumpulan data ………………………………
25
Tabel 4. Rencana prosentase target capaian siklus 1………………………
30
Tabel 5. Rencana prosentase target capaian siklus 2………………………
31
Table 6. Hasil penilaian jalan, lari, lompat sebelum tindakan …………….
34
Tabel 7. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siklus 1…………………………
38
Tabel 8. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siklus 2…………………………
43
Tabel 9. Hasil penilaian jalan, lari, dan lompat sebelum tindakan, siklus 1,
45
dan siklus2 ………………………………………………………...
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Rangkaian gerak dasar jalan ……………………………………
20
Gambar 2. Rangkaian gerak dasar lari ……………………………………
21
Gambar 3. Alur kerangka berpikir ………………………………………….
22
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………
51
Lampiran 2. Pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran ……………
70
Lampiran 3. Rekapitulasi hasil angket siswa ……………………………….
73
Lampiran 4. Pendapat siswaterhadap pembelajaran ………………………..
75
Lampiran 5. Lembar pengamatan …………………………………………..
77
Lampiran 6. Hasil pengamatan siklus 1 …………………………………….
79
Lampiran 7. Hasil pengamatan siklus 2 …………………………………….
82
Lampiran 8. Jadwal Penelitian ……………………………………………...
85
Lampiran 9. Daftar nilai sebelum mendapat tindakan ……………………...
86
Lampiran 10. Daftar nilai siklus 1 ………………………………………….
88
Lampiran 11. Daftar nilai siklus 2 ………………………………………….
90
Lampiran 12. Foto Kegiatan ………………………………………………..
92
Lampiran 13. Ijin penelitian ………………………………………………...
99
Lampiran 14. Surat Keteraangan …………………………………………...
100
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah dasar merupakan masa yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian, dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik serta gerak memegang peran penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dikemudian hari. Hal ini sejalan dengan pendidikan jasmani di sekolah dasar yang mempunyai tujuan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, emosional dan sosial anak yang selaras dengan bentuk dan perkembangan kemampuan gerak dasar, serta menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat ( Aip Syarifudin dan Muhadi 1992/1993 : 5). Mengingat pentingnya pertumbuhan fisik dan perkembangan gerak khususnya pada anak usia sekolah dasar maka perlu disadari oleh guru pendidikan jasmani di sekolah dasar dimana guru pendidikan jasmani harus mampu menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan dan kematangan anak sekolah dasar, serta sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan . Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk ketrampilan gerak dasar yang meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak. Guru pendidikan jasmani boleh memilih atau mengganti kegiatan pendidikan jasmani dengan cara memperbaiki ketrampilan dasar yang efisien sesuai dengan usia perkembangan geraknya. Menurut Sukintaka (1991:23) ”ketrampilan gerak dasar yang baik akan meningkatkan fungsi organ tubuh dalam melakukan tugas gerak”. Apabila fungsi organ menjadi baik berarti anak mengalami perkembangan dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila anak sering bermain, maka gerak dasar anak akan berkembang dan akan diikuti dengan perkembangan kemampuan gerak dasar. Gerak dasar yang sering dilakukan dalam olahraga, meliputi lari, lompat, loncat, commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
lempar dan berjalan. Semakin banyak ketrampilan gerak yang dimiliki usia anakanak sangat mempengaruhi pola-pola gerak yang komplek. Sejalan dengan hal tersebut di atas maka pendidikan jasmani di sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani membentuk atau membangun manusia seutuhnya baik lahir maupun batin, baik jasmani maupun rohani. Aspek lahir atau jasmani meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan fisik, kesehatan, dan rehabilitasi. Pertumbuhan dan perkembangan fisik akan lebih cepat melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani akan membentuk siswa mempunyai gaya hidup berolahraga sehingga menjadi perilaku hidup sehat; sedangkan rehabilitasi dalam hal ini maksudnya perbaikan sikap tubuh misalnya; sikap jalan dan lari yang kurang baik, sikap duduk yang salah dan lain-lain. Hal ini dalam pendidikan jasmani dapat dibenahi sebelum menjadi sikap yang permanen. Aspek batin atau rohani yang dapat dibentuk melalui pendidikan jasmani meliputi kejujuran, disiplin, percaya diri, dan menghilangkan egoisme. Aspek batin atau rohani ini terbentuk melalui aktifitas pendidikan jasmani yang sifatnya permainan dan bukan permainan. Pendidikan jasmani disekolah terbagi dalam beberapa cabang olahraga yaitu : cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olah raga senam, dan cabang olahraga atletik. Khusus untuk atletik terbagi dalam beberapa nomor yaitu : nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Kemampuan gerak dasar jalan, lari, lompat, dan lempar sangat diperlukan. Kemampuan gerak dasar jalan diperlukan bagi siswa antara lain adalah untuk memperbaiki sikap jalan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan keterampilan jalan, dan meningkatkan kekuatan. Kemampuan gerak dasar lari bagi siswa sangat diperlukan untuk memperbaiki sikap lari, meningkatkan keterampilan
lari,
meningkatkan
kelincahan,
meningkatkan
kelincahan,
meningkatkan daya tahan, serta meningkatkan kekuatan. Kemampuan gerak dasar loncat dan lompat diperlukan bagi siswa antara lain adalah untuk meningkatkan kekuatan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan kelincahan, meningkatkan keceoatan, serta meningkatkan ketangkasan. Kemampuan gerak dasar lempar juga commitkarena to user dapat meningkatkan kekuatan, memiliki arti penting bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
meningkatkan kecepatan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan kelincahan. Setelah terpenuhinya aspek-aspek fisik sesuai dengan pentingnya gerak dasar jalan, lari, loncat, lompat , dan lempar bagi siswa seperti tersebut di atas maka pada akhirnya siswa akan memiliki tingkat kesegaran jasmani dan mental yang baik untuk menunjang terlaksananya pembinaan pada cabang olah raga tersebut. Atletik di SD Negeri 1 Adipasir, merupakan salah satu cabang yang kurang bahkan tidak disenangi olah siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik. Dari 18 siswa kelas 1 pada saat pembelajaran atletik ternyata hanya 50 % siswa yang aktif mengikuti pembelajaran. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya dari penyaji materi yang kurang variatif, sehingga menyebabkan siswa malas untuk mengikuti. Pembelajaran atletik hanya dikenalkan sebagian kecil saja atau sekilas, pembelajaran hanya berorientasi pada pembelajaran teknik saja tanpa diperkenalkan pembelajaran atletik yang lebih menyenangkan. Keadaan semacam ini sering terjadi sehingga anak akan merasa bosan dan menyebalkan apa bila diberi pembelajaran atletik. Berdasarkan pengamatan selama ini tampaknya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dilaksanakan sebagaimana diharapkan. Pelajaran pendidikan jasmani masih dianggap kurang penting dan tidak membutuhkan persiapan secara hati-hati, malah kebanyakan beranggapan bahwa semua guru dapat mengajarkan pendidikan jasmani meskipun tidak memiliki pemahaman tentang hakikat jasmani atau pengetahuan tentang karakteristik perkembangan gerak anak. Dengan demikian tidak mengherankan jika masih ditemukan kemampuan gerak (psychomotor) maupun kesegaran jasmani anak yang memprihatinkan. Demikian juga cara guru dalam penggunaan alat hanya monoton saja, sehingga anak menjadi bosan dan malas untuk ikut berolahraga, sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak tidak meningkat. Maka dari itu kami berupaya untuk meningkatkan ketrampilan gerak dengan membuat alat user dan dimodifikasi sebagai alat peraga dari barang bekas yangcommit didaurtoulang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
permainan yang menarik, yang dapat digunakan untuk permainan-permainan dalam meningkatkan kemampuan gerak atau ketrampilan gerak pada siswa. Dengan penggunaan alat peraga ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat yakni manfaat edukatif dan manfaat motivatif. Berdasarkan kenyataan di lapangan dan latar belakang di atas maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengabil judul “Upaya Peningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Jalan, Lari, dan Lompat melalui Penggunaan Media Pembelajaran pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 1 Adipasir Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunan media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 1 Adipasir, tahun pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunanan media pembelajaran dapat meningkatkan kemanpuan gerak dasar jalan, lari, dan lompat pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 1 Adipasir, tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Anak Didik a.
Meningkatkan kemampuan anak didik dalam keterampilan gerak dasar.
b.
Meningkatkan kemampuan anak didik dalam penggunaan barang bekas.
c.
Sebagai kegiatan untuk menggali bakat yang ada di dalam diri masing-masing
d.
Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap dan perilaku dalam kemampuan gerak dasar anak didik secara umum. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5 2. Untuk Guru
a.
Sebagai alat peraga yang menarik bagi anak didik dan bisa dilakukan tanpa biaya yang besar.
b.
Sebagai usaha untuk mengubah cara pembelajaran dari model konvensional menjadi pembelajaran ke arah PAKEM.
c.
Meningkatkan
motivasi
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
yang
dilaksanakan.
3. Untuk Peneliti a.
Mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
b.
Mengembangkan diri lewat pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran.
c.
Mengembangkan diri dalam melakukan evaluasi pembelajaran sehingga semakin meningkat sesuai harapan.
4. Untuk Sekolah a.
Bahan masukkan penyusunan program pembelajaran tahun selanjutnya demi kemajuan sekolah.
b.
Bahan pertimbangan penyediaan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c.
Meningkatkan kinerja guru sehingga lebih mudah dan cepat dalam pencapaian tujuan sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Jasmani
a.
Pengertian Pendidikan Jasmani Sekolah dasar adalah suatu lembaga pendidikan dasar yang memberikan bekal kemampuan kepada siswa untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mempersiapakan siswanya dibekali dengan bermacam-macam bidang studi yang dapat dikelompokkan dalam (1) program pendidikan umum, (2) program pendidikan akademik, (3) program ketrampilan. Salah satu bidang studi yang ada dalam bidang studi ini adalah bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam program pendidikan umum. Pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak (Ateng, 1989:104). Dengan demikian dapat dikatakan di sini bahwa pendidikan jasmani sekolah, bukan semata-mata di tekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan ketrampilan, kemampuan motorik saja, namun menanamkan gemar hidup sehat sejak anak-anak. Seseorang yang memiliki pemahaman sejak usia dini tentang perencanaan program kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktivasi, termasuk aktivitas olahraga dalam masyarakat luas. Untuk itu pendidikan jasmani di sekolah dasar hendaknya mampu mengembangkan ketrampilan motorik, fitness dan karakter secara bersamaan.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Kurikulum Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi selaras dan seimbang. Untuk menciptakan pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dan sistematis, Depdikbud (1999: 2-3) memberikan pola pengajaran yang terdiri dari (1) latihan pemanasan (warming up) tujuannya menyiapkan kondisi fisik siswa untuk menghadapi latihan inti baik pernapasan dan peredaran darah serta temperatur tubuh. (2) latihan inti tujuannya untuk meningkatkan ketrampilan. Latihan inti ini terdiri dari dua bagian: (a) siswa belajar bentuk gerakan atau latihan yang baru atau mengulang dan memperbaiki gerakangerakan yang Latihan inti terdiri dari dua bagian: (a) siswa belajar bentuk gerakan atau latihan yang baru atau mengulang dan memperbaiki gerakangerakan yang belum dikuasai. (b) siswa melakukan gerakan-gerakan yang telah dikenal dan dikuasai untuk meningkatkan ketrampilan dengan hasil lebih cepat, kuat, tinggi dan terkoordinasi. Latihan inti dilakukan dengan tempo yang lebih tinggi dan merupakan puncak kegiatan. (3) latihan penenangan, tujuannya menyiapkan jasmani dan rohani siswa untuk dapat kembali pulih asal. Berikut ini pengaturan waktu jam pelajaran secara garis besarnya sebagai berikut : Tabel 1. Pengaturan Jam Pelajaran Bagian
Jam Pelajaran
Jam Pelajaran
70 menit
80 Menit
Pemanasan
10 menit
15 menit
Inti
50 menit
50 menit
Penenangan
10 menit
15 menit
Ditempatkan pendidikan jasmani sebagai rangkaian isi kurikulum commit to user sekolah bukanlah tanpa alasan. Kurikulum yang merupakan seperangkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
pengetahuan dan ketrampilan merupakan upaya yang sistematis untuk membekali siswa atau peserta didik menjadi manusia yang lengkap dan utuh. Pendidikan tidak lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani tanpa media gerak. Karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri. Hal ini juga selaras dengan faham monodualisme yang utuh, sehingga muncul istilah yang lebih dikenal dengan pendidikan manusia seutuhnya (Cholik Mutohir, 1996:6). Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan ketrampilan jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami bahwa Pendidikan Jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial (social skill), emosional dan intelektual. Pendidikan Jasmani lebih disoroti dari sisi kelemahan dan kekurangannya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan keunggulannya. Pemahaman dan penilaian yang demikian sudah barang tentu tidaklah benar. Bila dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan jasmani lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan berolahraga. Pengajaran yang baik tersebut melibatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya, apakah itu neuromuskuler, intelektual, emosional dan bukan aktivitasnya olahraga semata. Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakikatnya adalah proses pendidikan di mana terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya.
c.
Karakteristik Peserta Didik Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani
harus
memahami
karakteristik
siswa.
Dengan
memahami
karakteristik perkembangan siswa guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif. Selama di SD seluruh aspek perkembangan manusia yang meliputi psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan luar biasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
(KTSP, 2006:1200). Berikut rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif, dan afektif (KTSP, 2006: 1200-1202): 1) Perkembangan Aspek Psikomotor Ranah psikomotor berisikan tujuan yang tekanannya pada keterampilan gerak seperti jalan, lari, lompat dan lainnya yang berhubungan dengan gerak. Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor siswa SD ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan yang luar biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, siswa mengalami percepatan proses pertumbuhan tinggi badan. Pertumbuhan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan, pertumbuhan berat badan menggambarkan pertumbuhan ukuran tulang, otot, dan organ tubuh dan juga lemak tubuh. Perubahan yang lainnya yang dialami siswa SD adalah pubertas dan pematangan seksual, selain itu perubahan yang tidak kalah penting yang lainnya adalah perkembangan ketrampilan motorik, kinerja motorik siswa mengalami penghalusan. 2) Perkembangan Aspek Kognitif Ranah kognitif mencakup tujuan yang menitik beratkan pada hasil intelektual
seperti
pengetahuan,
pemahaman,
dan
keterampilan
berpikir.Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada siswa SD meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dan bahasa, dan pemikiran dan konseptual. Perkembangan kematangan intelektual bervariasi, memori remaja sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap, memproses, dan mengungkap informasi. Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekpresikan diri. Kemampuan berbahasa lebih baik, perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika remaja mencapai kematangan, mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun alasan rasional, menerapkan informasi, mengimplementasikan pengetahuan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
menganalisa situasi secara kritis. Kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat. 3) Perkembangan aspek Afektif Ranah afektif mencakup tujuan yang menitik beratkan pada perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan metode penyesuaian.Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006), perkembangan afektif siswa SD mecakup proses belajar perilaku yang layak pada budaya tertentu, seperti cara
berinteraksi
dengan
orang lain
(bersosialisasi). Sosialisasi
berlangsung lewat permodelan dan peniruan perilaku orang lain. Pihak lain yang sangat berpengaruh terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapat sendiri dan mengabaikan orang lain. Siswa SD mengalami perubahan presepsi diri selaras dengan peningkatan kemampuan kognitif. Persepsi diri berkaitan dengan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri.
2. Belajar Keterampilan Gerak. a.
Pengertian belajar Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjut Wasty Soemanto (1998:104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar merupakan
suatu
proses
perubahan tingkah laku individu dengan commitkebutuhan to user hidupnya. Belajar merupakan lingkungannya dalam mamanuhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya. Berdasar pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan.
b. Ciri-ciri perilaku belajar Tidak semua tingkah laku dikatagorikan belajar atau aktivitas belajar. Adapun tingkah laku yang dikatagorikan belajar menurut Sugihartono dkk (2007: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan adanya
suatu
perubahan
dalam
dirinya,
misalnya
menyadari
pengetahuannya bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar. 2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan: seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan menulisnya menjadi cepat dan lancar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
3) Perubahan bersifat positif dan aktif Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apa bila perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dari tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4) Perubahan bersifat permanen Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalkan kecakapan seseorang anak dalam mengendarai sepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja bahkan akan berkembang bila terus digunakan atau dilatih. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa saja yang dapat dicapai dengan belajar mengetik. 6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal ini sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
c.
Pengertian Keterampilan gerak Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang penting di dalam pendidikan jasmani maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan program pendidikan jasmani kepada siswa adalah agar siswa terampil dalam melakukan aktivitas fisik. Ketrampilan gerak fisik yang diperoleh melalui commit to user pendidikan jasmani bukan saja berguna untuk menguasai cabang olahraga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
tertentu maupun melakukan tugas yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari. Manusia pada dasarnya merupakan benda hidup, bukan benda mati. Benda mati bisa bergerak hanya apabila ada gaya ekternal yang mempengaruhi. Sedangkan benda hidup bisa bergerak baik karena pengaruh gaya ekternal maupun pengaruh gaya internal. Gaya eksternal adalah gaya yang timbul dari luar diri orang yang bergerak, sedangkan gaya internal adalah gaya yang timbul dari dalam diri orang yang bergerak. Contoh gaya eksternal adalah dorongan dari benda lain, tiupan angin atau gaya tarik bumi. Contoh gaya internal adalah kemauan dan tenaga untuk bergerak. Konsep tentang gerakan manusia tidak lepas dari konsep tentang gerakan pada umumnya. Gerakan adalah aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. Konsep tentang gerakan selalu berhubungan dengan konsep tentang ruang, gaya dan waktu. Di dalam konsep ruang dikenal adanya arah yaitu kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Selain itu juga dikenal adanya jarak yaitu dekat, agak jauh dan jauh. Mengenai konsep gaya telah disinggung di depan bahwa benda bisa bergerak apabila ada gaya yang mempengaruhi. Gaya yang berpengaruh bisa berupa gaya internal atau gaya eksternal. Gaya adalah pemacu gerakan. Agar gerakan bisa terjadi, gaya yang berpengaruh itu karena cukup besar. Hubungan antara gerakan dengan konsep waktu bisa dilihat dalam kenyataan bahwa bahwa gerakan pada dasarnya merupakan suatu proses, sedangkan untuk terjadi proses selalu dibutuhkan waktu, entah sebentar, entah lama. Keterampilan gerak bagi anak-anak usia sekolah dasar, diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka ketrampilan gerak, yang berkaitan dengan permainan olahraga. Ketrampilan gerak ini dekembangkan dan diperhalus hingga taraf tertentu yang memungkinkan anak mampu untuk melaksanakannya dengan tenaga yang hemat dan sesuai dengan keadaan lingkungan. Bila anak sudah matang, kemampuan gerak dasar ini commit togerak user itu dapat mereka terapkan dalam berkembang. Selanjutnya kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
aneka permainan, olahraga dan aktifitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Ketrampilan gerak Ketrampilan itu harus dipelajari. Ini berarti, suatu ketrampilan tidak terkuasai dengan sendirinya. Dengan demikian, agar ketrampilan itu dapat dikuasai dengan baik sejak awal, maka dibutuhkan proses pembelajaran yang baik pula. Anggapan yang mengatakan ”cukup dengan asal melakukannya,” sesungguhnya tak memadai, sebab dibutuhkan bimbingan. Suatu anggapan yang menyatakan, bahwa ketrampilan itu akan terkuasai, karena menyenangkan, juga tak dapat dipertahankan. Guru pendidikan jasmani harus berupaya untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak, agar para siswanya dapat menguasai ketrampilan dasar dengan baik. Pendidikan jasmani di sekolah dasar janganlah dipandang hanya sekedar sebagai proses pelepas lelah atau pengisi waktu kosong untuk memberikan kesenangan kepada anak-anak. Kini semakin disadari bahwa penguasaan ketrampilan itu tidak cukup karena anak sudah matang. Juga tidak cukup hanya mengandalkan perkembangan yang terjadi dengan sendirinya, dan berlangsung begitu saja. Untuk itu faktor kesempatan dan dorongan sangat diperlukan. Fungsi pengajaran adalah memberikan kesempatan, disamping memberikan dorongan semangat kepada anak untuk menyukai kegiatan itu. 1) Kesempatan untuk berlatih. Tidak ada cara lain untuk menguasai suatu ketrampilan, kecuali dengan berlatih. Maksudnya, anak itulah yang harus melakukan tugas-tugas belajar, agar kemudian terjadi perubahan perilaku. Prinsip belajar aktif sungguh cocok dalam pendidikan jasmani. Demikian juga penerapan prinsip pengulangan, yang menjadi bagian dari prinsip latihan. Tugas gerak dilakukan berulang-ulang, sampai kemudian anak makin mahir dan terampil. Berkaitan dengan pemberian kesempatan ini, ada tiga faktor penting yang berpengaruh : commit to lapang user tempat untuk bermain. a) Ketersediaan ruang atau tanah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
b) Kemampuan untuk menyediakan alat-alat yang harganya mahal. c) Waktu yang tersedia juga sangat berpengaruh. Kita mengetahui bahwa jam pelajaran pendidikan jasmani sangat sedikit. Lagi pula, frekwensinya hanya sekali seminggu. Keadaan ini dapat diatasi dengan menambah waktu, meskipun tidak resmi termasuk kedalam kurikulum. 2) Dorongan semangat Disamping kesempatan untuk berlatih, faktor dorongan semangat kepada siswa sangat di perlukan. Dorongan itu berasal dari guru kelas, guru pendidikan jasmani, orang tua dan bahkan teman bermain. Pengalaman menunjukkan orang tua memegang peranan sangat besar dalam hal memberikan dorongan kepada anak untuk rajin berlatih. Sebaliknya, orang tua dapat menjadi hambatan bagi anak untuk aktif bermain, akibat terlalu banyak larangan, karena berbagai alasan. Misalnya, karena takut anak-anaknya cidera, atau memang orang tua tidak suka melihat anak melakukan aktivitas jasmani. 3) Pengajaran. Pengajaran dalam arti sempit adalah bantuan khusus kepada anak, sehingga ia dapat dengan cepat menguasai suatu ketrampilan. Kesempatan dan dorongan saja tidak cukup dan karena itu dibutuhkan unsur pengajaran. Hal ini merupakan kunci keberhasilan. Sebagai guru pendidikan jasmani memegang peranan penting untuk mengajarkan kepada anak ketrampilan gerak dasar.
3. Media Pembelajaran a.
Pengertian media pembelajaran Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ”tengah, perantara, atau pengantar” (Arsyad, 2002). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima commit to user pesan. Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa ”media jika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Banyak batasan tentang media, Association of Education and Comunication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai salah satu bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam dunia pendidikan, seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan Hamalik (1994) bahwa ”dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal”. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat tahu siswa. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang dengan media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadangkadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu lebih lengkap. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan dengan baik kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari uraian pengertian media pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa isi pelajaran dari guru kepada siswa sehingga siswa mudah menerima.
b. Peran dan kegunaan media Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunakan alat tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaatkannya, siswa t akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media. Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh : 1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah. Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa yang lebih membutuhkan 2) Siswa belajar secara aktif 3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing 4) Namun demikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan, guru perlu membuat persiapan yang matang, dan perlu commit tobelajar user yang cukup penyediaan media dan peralatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
c.
Kriteria pemilihan media Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan faktor-faktor di atas. Dick dan Carey (1978) menyebutkan ”beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu : 1) Ketersediaan sumber, 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas, 3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media, 4) Efektifitas media untuk waktu yang panjang”. Atas
dasar
uraian
mengenai
faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut : 1) Tujuan Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, sebagai contoh apabila tujuannya adalah suatu proses maka media yang digunakan atau dipilih berupa media gerak seperti video, film atau TV. 2) Karakteristik siswa Penggunaan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga apa yang diharapkan akan tercapai. 3) Karakteristik media Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing media. 4) Alokasi waktu Cukupkah
waktu
untuk
kegiatan
perancangan,
pengembangan,
pengadaan ataupun penyajian. 5) Ketersediaan Pemilihan media didasarkan pada kersediaan maksunya adalah media tersebut dapat disediakan dengan mudah dan dapat diusahakan dengan harga yang terjangkau serta mudah dalam pengelolaannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
6) Efektifitas Media yang digunakan harus efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan dapat digunakan dalam waktu yang lama. 7) Kapatibilitas Media yang digunakan harus sesuai dengan norma-norma yang ada pada lingkungan setempat dan tersedia sarana penunjang pengoperasiannya serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. 8) Biaya Dapat diusahakan dengan biaya yang murah sehingga sekolah dapat mengusahakan tanpa membebani anggaran yang ada.
d. Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media pembelajaran Barang bekas dalam bahasa Inggris The second goods, yaitu barang nomor dua artinya barang yang menurut pemiliknya sudah disimpan untuk digunakan sesudah penggunaan barang yang kini digunakan atau suatu waktu lagi. Barang bekas merupakan barang yang sudah tidak terpakai, yang bisa menyebabkan kotoran atau pemandangan tidak sedap. Dalam karya tulis ini memanfaatkan barang bekas atau limbah yang terdapat di sekitar sekolahan antara lain botol-botol air mineral dari yang paling kecil sampai yang besar, kardus pembungkus makanan maupun bungkus elektornik dari yang kecil sampai yang besar, sterofom pembungkus elektronik dari yang kecil sampai yang besar. Penggunaan barang bekas ini dicat kemudian direkatkan dengan lem kemudian dimodifikasi untuk permainan pengembangan ketrampilan gerak.
4. Gerak Dasar Jalan, Lari, Lompat a.
Gerak Dasar Jalan. Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal usia. Namun demikian, jika gerakan jalan tidak diperhatikan dari usia muda, dikhawatirkan ada kelainan dalam berjalan. commit to user Untuk itu perlu diinformasikan gerakan jalan maupun bentuk-bentuk latihan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
dalam berjalan yang dapat dilakukan secara bermain, baik itu berkelompok kecil maupun besar. Dari uaraian di atas kita dapat memahami upaya apa yang dapat kita lakukan pada siswa agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi, diantaranya adalan dengan melakukan gerakan-gerakan jalan. Gerakan jalan terbagai atas beberapa antara lain adalah : 1) jalan Cepat, 2) jalan serempak, 3) jalan di tempat, 4) jalan mundur, 5) jalan menyamping, 6) jalan silang, 7) jalan jinjit. Macam-macam gerakan jalan di atas pada dasarnya gerak dasarnya adalah gerakan kaki, ayunan tangan/lengan, dan koordinasi antara gerakan kaki dan tangan/lengan.
Gambar 1. Gerak dasar Jalan
b. Gerak Dasar Lari Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari cenderung badan melayang. Artinya, pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. Gerak dasar lari terdiri dari ayunan kaki, ayunan lengan, koordinasi ayunan kaki dan ayunan lengan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Gambar 2. Gerak dasar lari
c.
Gerak Dasar Lompat Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari satu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Lompat terdiri dari bermacam-macam antara lain adalah : 1) lompat ke depan, 2) lompat kebelakang, 3) lompat ke samping, 4) lompat ke atas, 5) lompat ke bawah, 6) lompat berputar. Gerak dasar lompat terdiri dari, awalan, tolakan, saat melayang di udara dan saat mendarat.
B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD Negeri 1 Adipasir, dapat dilaksanakan secara efektif dan optimal tergantung oleh beberapa, faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, lingkungan, fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan media pembelajaran barang-barang bekas. Barang-barang bekas dapat menjadi media pembelajaran karena mudah dicari dan tidak memerlukan biaya besar atau banyak. Dengan kreatifitas guru commit to user penjasorkes yang tinggi maka barang-barang bekas dapat dijadikan sebagai media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa dan membuat siswa antusias mengikuti pembelajaran tersebut. Semangat siswa yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran akan lebih mengefektifkan pembelajaran dan mempercepat serta mempermudah mencapai tujuan pembelajaran secara optimal sesuai yang diharapkan. Secara
sederhana,
kerangka
pemikiran
dari
peneliti
ini
dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kondisi awal
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
Tindakan
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
Kondisi akhir
Melalui penggunaan alat bantu (botol air minum, kardus, kertas koran bekas) dan dapat meningkatkan ketrampilan gerak dasar jalan, lari dan lompat (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar meningkat) serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran pendidikan jasmani b. Tingkat kesegaran jasmani rendah c. Dan yang paling utama hasil belajar ketrampilan gerak dasar jalan, lari dan lompat masih kurang Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar jalan, lari dan lompat, melalui pembelajaran dengan media pembelajaran (botol air minum,kardus, kertas koran bekas)
Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat, melalui pendekatan model pembelajaran dengan alat bantu (botol air minum, kardus, kertas koran bekas)
Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23 C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut: “Melalui penggunaan media pembelajaran diduga dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 1 Adipasir Tahun Pelajaran 2010/2011”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai selesai. Tabel 2. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No 1
2
3
Rincian Kegiatan Persiapan a. Observasi b. Identifikasi masalah c. Penentuan tindakan d. Pengajuan judul e. Penyusunan proposal f. Pengajuan izin penelitian Pelaksanaan a. Seminar proposal b. Pengumpulan data penelitian Penyusunan laporan a. Penulisan laporan b. Ujian skripsi
2010/2011 April Mei Juni V V V V V V V V V V V
2. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Adipasir, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara.
B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir, Tahun Pelajaran 2010-2011.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25 C. Sumber Data.
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran barang-barang bekas adalah siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir, Tahun Pelajaran Pelajaran 2010-2011. 2. Guru sebagai polabolator, untuk melihat tingkat keberhasilan peranan pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran barangbarang bekas pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir, Tahun Pelajaran 20102011
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam PTK ini terdiri dari tes dan observasi. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang jalan, lari, lompat dalam pendekatan permainan yang dilakukan siswa. 2. Observasi dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru selama belajar mengajar saat penerapan alat bantu pembelajaran jalan, lari, lompat dengan pendekatan bermain Sedangkan Alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Teknik dan alat pengumpulan data No
Sumber Data
Teknik Jenis Data
Pengumpulan
1
Siswa
Data Hasil jalan, lari, lompat Tes praktek
2
Siswa
Kemampuan melakukan Praktik Jalan, lari, lompat
Kecepatan
dan Tehnik dasar yang
unjuk kerja
commit to user
Instrumen
dikuasai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26 E. Analisis Data
Data yang disimpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan jalan, lari, lompat: dengan menganalisis nilai rata-rata, tes tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kemampuan
melakukan
rangkaian
gerakan
jalan,
lari,
dan
lompat
menggunakan media barang-barang bekas dengan menganalisis rangkaian tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran barangbarang bekas. Menurut Iskandar, (2009:131) yang menyatakan bahwa, “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.
F. Prosedur Penelitian Langkah pertama menentukan metode yang dalam penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan dalam pelaksanaannya berlangsung secara terus menerus. Tindakan-tindakan tersebut akan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan kepada siswa yang dijadikan subyek penelitian. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya) bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Dilanjutkan diskusi yang bersifat analitik kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus kedua dan commit to user seterusnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut Iskandar (2009:67) adalah : 1. Mengidentifikasi permasalahan umum 2. Mengadakan pengecekan dilapangan 3. Membuat perencanaan umum 4. Mengembangkan tindakan pertama 5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama 6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan peningkatan pada siklus kedua berikutnya Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Tahap persiapan survei awal Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. 2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Menentukan subjek penelitian b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi 3. Tahap pengumpulan data dan treatment Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang : a.
Hasil belajar gerak dasar jalan, lari dan lompat
b.
Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c.
Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d.
Alat bantu pembelajaran
e.
Pelaksanaan pembelajaran
f.
Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan
berupa
uraian diskriptif tentang perkembangan commit to user
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan ketrampilan gerak dasar jalan, lari, dan lompat. 5. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.
G. Proses Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran di SD Negeri 1 Adipasir Tahun Pelajaran 2010-2011. Adapun setiap tindakan untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap, siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi dan interpretasi, d) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus Pertama a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun
cenario
pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran
dengan
mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran jalan, lari, lompat. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian jalan, lari, lompat 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
b. Tahap Pelaksanaan Pada
tahap,
pelaksanaan,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara antara lain sebagai berikut : 1) Membariskan siswa 2) Berdoa 3) Mengecek kehadiran siswa 4) Menjelaskan materi yang alan disampaikan. 5) Melakukan pemanasan dengan stretching dan permainan hijau hitam 6) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran botol aqua 7) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran kardus. 8) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran ban sepeda. 9) Menarik kesimpulan 10) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 11) Melakukan penutup dengan penjelasan dan penegasan materi yang sudah dilanjutkan dengan permainan pesan berantai. c. Pengamatan tindakan. Pengamatan tindakan tahap (1) hasil jalan, lari, lompat dengan media pembelajaran botol aqua, kardus dan ban sepeda. (2) kemampuan melakukan rangkaian jalan, lari, lompat (3) aktivitas siswa selama belajar berlangsung. d. Tahap Evalusi (refleksi:) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Tabel 4. Rencana Prosentase Target Capaian Aspek yang diukur
Prosentase Kondisi
Jalan, lari,
awal 50 %
Siklus 1
Siklus 2
70 %
-
Cara mengukur
Diamati
lompat
saat
Guru memberika materi jalan, lari, lompat
2. Rangkaian Siklus Kedua a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran
dengan
mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran jalan, lari, lompat. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian jalan, lari, lompat 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Membariskan siswa 2) Berdoa 3) Mengecek kehadiran siswa 4) Menjelaskan materi yang alan disampaikan. commit to user 5) Melakukan pemanasan dengan stretching dan permainan hijau hitam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
6) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran botol aqua 7) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran kardus. 8) Melakukan gerak dasar jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran ban sepeda. 9) Menarik kesimpulan 10) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 11) Melakukan penutup dengan penjelasan dan penegasan materi yang sudah dilanjutkan dengan permainan pesan berantai. c. Pengamatan tindakan. Pengamatan tindakan tahap (1) hasil jalan, lari, lompat dengan media pembelajaran botol aqua, kardus dan ban sepeda. (2) kemampuan melakukan rangkaian jalan, lari, lompat (3) aktivitas siswa selama belajar berlangsung, d. Tahap Evalusi (refleksi:) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada siklus 2 adalah sebagai berikut: Tabel 5. Rencana Prosentase Target Capaian Aspek yang diukur Jalan, lari,
Prosentase Kondisi awal 50 %
Siklus 1
Siklus 2
70 %
90 %
lompat
Cara mengukur
Diamati
saat
Guru memberika materi jalan, lari, commit to user
lompat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Wailayah Kabupaten Banajarnegara merupakan daerah yang dikelilingi oleh pegunungan. Kabupaten Banjarnegara terbagi atas dua puluh ( 20 ) kecamatan. Sebagian kecamatan berada di daerah pegunungan dan sebagian lagi berada di daerah datar. Kecamatan Rakit merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Banjarnegara. Letak Kecamatan Rakit secara detailnya adalah berada di Kabupaten Banjarnegara sebelah barat sehingga berbatasan dengan Kabuapaten Purbalingga. Daerahnya termasuk daerah datar paling jauh hanya perbukitan. Kota Kecamatan Rakit terletak di tengah wilayah Rakit tepatnya di Desa Rakit. Desa-desa sekitar yang termasuk di wilayah perkotaan adalah Desa Adipasir, Desa Gelang, dan Desa Lengkong. Kecamatan Rakit terdiri dari 11 (sebelas) desa, dalam 11 (sebelas) desa tersebut terdapat 34 Sekolah Dasar (SD) dan 19 Madrasah Ibtidaiyan (MI). Sekolah- sekolahnya tersebar merata pada semua daerah sehingga tidak ada anak usia sekolah dasar kesulitan untuk bersekolah. Hal tersebut menyebabkan anak putus sekolah hampir tidak ada. SD Negeri 1 Adipasir termasuk Sekolah yang berada di wilayah kota kecamatan, letaknya berada di tepi jalan kecamatan. Mulai tahun pelajaran 2008/2009 SD Negeri 1 Adipasir ditetapkan sebagai Sekolah Dasar Standar Nasional (SD-SN) sampai sekarang. Status sebagai SDSN merupakan beban yang berat, menuntut warga sekolahnya untuk selalu bekerja keras dan berbenah diri agar lebih baik. Warga sekolah yang ada khususnya guru dituntut untuk dapat berinovasi dalam pembelajaran. Hal inilah yang mendorong mengadakan Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK) dengan
judul
“Upaya
Peningkatkan
Keterampilan Gerak Dasar Jalan, Lari, dan Lompat melalui Penggunaan Media Pembelajaran pada Siswa Kelas 1 Semester II Sekolah Dasar Negeri 1 Adipasir Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33 B. Deskripsi Permasaahan Penelitian
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prsarana untuk Sekolah Dasar mengamanatkan bahwa pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sehingga lebih cepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk memberikan pembelajaran sehingga akan memudahkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan guru dalam memberikan pembelajaran dan akan menyulitkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan. Guru Penjaskes di SD Negeri 1 Adipasir, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara masih kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran yang dibutuhkan. Kekurangan tersebut harus diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh guru dengan memodifikasi serta dapat memanfaatkan barang-barang yang ada pada lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Kekurangan yang paling mencolok yaitu pada pembelajaran jalan, lari, dan lompat untuk kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3. Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan tanpa menggunakan media pembelajaran hanya memberikan pembelajaran seperti biasa dengan cara siswa melakukan jalan, lari, dan lompat berkali-kali. Pembelajaran yang dilakukan seperti di atas membuat siswa kurang aktif, kurang kreatif, tidak menyenangkan sehingga bosan dan tujuan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar jalan, lari, lompat yang diharapkan tidak tercapai. Dari hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 1 Adipasir siswa kelas 1, sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan dasar jalan, lari, lompat. Kesulitan tersebut dapat dilihat pada nilai yang didapat siswa sebelum mendapat tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di commit to user bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Tabel 6. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir sebelum mendapat tindakan Hasil Penilaian Jalan, Lari, Lompat
Nilai
Putra
Putri
Tertinggi
75
75
Terendah
70
60
Rata-rata
72,2
70,6
Berdasarkan tabel di atas maka dari 18 siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir yang memiliki kemampuan gerak dasar jalan, lari dan lompat hanya 44,4% atau 8 siswa dan nilai rata-rata kelas hanya 71,4. Hal tersebut sebagai bukti bahwa tujuan pembelajaran gerak dasar jalan, lari, lompat belum tercapai. Salah satu penyebab kurang berhasilnya pembelajaran jalan, lari, lompat adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tidak berdasarkan pada jumlah pertemuan
atau tatap muka dalam
pembelajaran, tetapi lebih
mengutamakan perkembangan dan kemajuan siswa setelah siswa mendapat tindakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari dan lompat menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran yang dilaksanakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini sistimatikanya terdiri dari pendahuluan. Pendahuluan meliputi kegiatan
apersepsi
dan
pemanasan.
Dilanjutkan
dengan
kegiatan
inti.
Pembelajaran pada kegiatan inti meliputi pembelajaran keterampilan gerak dasar jalan, lari, dan limpat menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan antara lain adalah : 1) botol aqua, 2) kardus, 3) ban sepeda. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalan penutup. Kegiatan penutup yang dilakukan adalah relaksasi, evaluasi pembelajaran dan permainan pesan berantai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Pembelajaran jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran dengan cara guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran,
siswa
memperhatikan,
memahami
kemudian
mempraktikkan. Koreksi atas kesalahan siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi pembelajaran dilakukan oleh peneliti, teman sejawat bertugas sebagai pengamat (observer). Data observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti dan teman sejawat. Kekurangan-kekurangan di siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak muncul lagi.
1. a.
Siklus Pertama
Perencanaan Perencanaan diawali konsultasi dengan kolaborator. Konsultasi ini meliputi penentuan waktu tindakan, kelas yang digunakan untuk penelitian, perencanaan tindakan (media pembelajaran dan materi) serta penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penentuan waktu tindakan ini kaitannya dengan pelaksanaan tindakan, diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan pada Hari Kamis, tanggal 07 April 2011. Langkah berikutnya menentukan kelas yang diberi tindakan, diperoleh kesepakatan dengan kolaborator, kelas yang digunakan adalah kelas I karena kaitannya dengan masalah-masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran jalan, lari, dan lompat terjadi di kelas I. Langkah selanjutnya adalah menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dan materi pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan sekolah, karakteristik siswa, serta mudah tidaknya penyiapan media pembelajaran tersebut. Sedangkan penentuan materi pembelajaran bersumber pada buku referensi. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan. Persiapan yang terakhir adalah mempersiapkan alat-alat yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu, botol aqua, kardus, dan ban sepeda.
b. Tindakan Setelah siswa berbaris, dilanjutkan dengan berdoa kemudian dilakukan presensi. Guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan. Pemanasan diawali dengan stretching untuk melemaskan otot-otot yang kaku sehingga siap melakukan kegiatan-kegiatan pada pembelajaran inti. Setelah stretching dilanjutkan dengan permainan hijau hitam. Siswa dibariskan menjadi 2 bersaf berhadap-hadapanan. Satu baris menjadi hijau dan baris yang lain menjadi hitam. Guru memimpin permainan dengan mengucapkan hijau atau hitam. Jika guru mengucap hijau maka barisan hijau balik kanan dan jalan/lari/lompat sesuai perintah, barisan hitam mengejar lawan mainnya dengan cara yang sama yaitu jalan, lari, atau lompat sesuai perintah, begitu juga sebaliknya apabila guru mengucap hitam, maka barisan hitam balik kanan, jalan/lari/lompat sesuai perintah dan barisan hijau mengejar dengan gerakan yang sama yaitu jalan/lari/lompat sesuai perintah. Pemanasan menggunakan
permainan
hijau-hitam
ini
mempunyai
tujuan
untuk
mempersiapkan siswa menuju pembelajaran inti yaitu pembelajaran jalan, lari lompat. Waktu yang digunakan untuk pemanasan yaitu 10 menit. Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan botol aqua. Botol aqua ditata didepan barisan siswa dengan jarak yang sama dengan jarak kurang lebih 2 meter. Siswa baris di depan botol agua berbanjar berderet ke belakang. Siswa saling memegang bahu teman didepannya. Gerakannya adalah melakukan jalan bersama-sama zig-zag diantara botol aqua yang telah ditata rapi seperti sedang bermain sepur-sepuran. Pada saat melakukan jalan tersebut siswa sambil bernyanyi bersama lagu naik kereta commit tosampai user beberapa kali sambil guru api. Kegiatan tersebut dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
memperhatikan gerakan berjalan siswa dan mengadakan pembetulan terhadap siswa yang berjalannya kurang benar pada akhir kegiatan. Kegiatan inti berikutnya adalah lari zig-zag melewati botol aqua yang telah ditata. Cara melakukan kegiatan tersebut adalah barisan siswa tetap seperti saat melakukan jalan bersama-sama. Secara satu persatu siswa melakukan lari zig-zag melewati botol aqua tersebut. Lari zig-zag tersebut bias dibuat bentuk perlombaan antar kelompok, dengan cara siswa yang sampai kemudian saling menepuk dan secara terus menerus siswa yang ditepuk lari hingga semua melakukan. Regu yang paling cepat selesai dinyatakan sebagai pemenang. Dalam proses pembelajaran tersebut guru memberikan koreksi dari gerakan siswa yang salah. Pada saat jalan dan lari melewati botol aqua siswa untuk mempelajari gerakan jalan dan lari yang terdiri dari gerakan kaki, ayunan lengan, koordinasi gerak antara kaki dan tangan. Aktivitas berikutnya adalah lari memindahkan kardus. Siswa dibariskan menjadi 2 berbanjar saling berhadapan dengan jarak ± 20 meter. Siswa yang paling depan salah satu barisan bias yang kanan atau yang kiri diberi kardus. Setelah ada aba-aba/perintah dari guru siswa yang memegang kardus lari kemudian kardus diberikan pada teman yang didepannya, siswa yang baru lari menempatkan diri pada barisan depannya paling belakang, siswa yang baru diberi kardus langsung lari dan kardus selanjutnya diberikan pada siswa barisan depannya yang paling depan, siswa yang baru saja diberi kardus langsung lari menuju barisan ddidepannya dan memberikan kardus tersebut pada siswa barisan depannya dan seterusnya sampai siswa melakukan seluruhnya. Kegiatan berikutnya dibuat perlombaan antar kelompok. Kegiatan berikutnya adalah lari melompati kardus. Kardus ditata didepan barisan siswa yang berbanjar dengan jarak antar kardus ± 2 meter. Siswa melakukan lari kemudian melompati kardus tersebut yang telah ditata secara bergantian. Kegiatan berikutnya divariasi berangkatnya siswa lari pada sebelah kardus kemudian kembali dengan cara lari melompati kardus. commit to usersiswa dan antar kelompok. Kegiatan tersebut dibuat perlombaan antar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Aktivitas selanjutnya menggunakan ban sepeda. Melakukan
lari
melewati ban sepeda yang telah ditata. Siswa dibariskan menjadi 2 berbanjar, didepan masing-masing barisan ditata ban sepeda dengan jarak ± 2 meter. Kegiatannya adalah siswa melakukan lari melewati ban sepeda tersebut. Setelah melakukan semua dan dianggap cukup dilanjutkan dengan lari melompati ban sepeda. Bentuk barisan tetap sama seperti semula yaitu 2 berbanjar. Ban sepeda diletakkan didepan barisan dengan jarak ± 2 meter. Siswa melakukan lari melewati ban sepeda yang telah ditata tersebut. Kegiatan berikutnya divariasi dengan melompati ban sepeda seperti tersebut di atas tetapi melompatnya tepat berada dilingkaran ban sepeda atau divariasi dengan berangkat lari lewat samping ban sepeda kembali lari melompati ban sepeda. Pada akhir kegiatan guru melakukan penilaian. Guru memanggil siswa untuk melakukan tes, pemanggilan berdasarkan nomor urut absen. Dalam pelaksanaannya siswa melakukan gerakan jalan, lari, lompat. Hasil penilaian tertera pada tabel berikut : Tabel 7. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir (siklus 1) Nilai
Hasil Penilaian Jalan, Lari, Lompat Putra
Putri
Tertinggi
80
85
Terendah
70
60
Rata-rata
75
71,1
Setelah penilaian selesai, kemudian guru membariskan siswa, menghitung dan selanjutnya berdoa dan pembubaran. Pembelajaran berakhir pukul 08.10 WIB.
c.
Observasi Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, commit to user siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaraan jalan, lari, laompat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Tugas-tugas dari guru dilaksanakan sepenuhnya. Secara umum suasana kelas cukup baik sehingga hasil yang didapat ada peningkatan kemampuan melakukan gerak dasar jalan, lari, lompat. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh kolaborator, berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengisian lembar observasi berkaitan dengan kemampuan gerak dasar siswa selama mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran jalan, lari, lompat, bersama kolaborator melakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Kendala-kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran jalan, lari, lompat yang dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan lompat melewati kardus dan ban sepeda. Pada saat melakukan kegiatan tersebut siswa mengalami kesulitan. Hambatan tersebut, diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap gerakan – gerakan yang salah kemudian dibetulkan. Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan pertama, maka peneliti merencanakan tindakan kedua diutamakan pada melompati kardus dan ban sepeda. Gerakan melewati kardus dan ban sepeda pada pembelajaran berikutnya ditekankan sehingga hambartanhambatan seperti pada siklus pertama tidak terjadi lagi. Waktu pembelajaran pada siklus kedua direncanakan pukul 07.00 WIB.
2. a.
Siklus Kedua
Perencanaan Perencanaan di siklus kedua ini diawali dengan diskusi dengan teman sejawat, mengenai materi yang akan dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan media pembelajaran dan variasi gerakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar jalan, lari, lompat sesuai dengan commit user siklus pertama dapat diketahui tujuan yang diharapkan. Dari hasil to refleksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
bahwa guru kurang menekankan cara melompat melewati kardus dan ban sepeda sehingga untuk kegiatan melompati kardus dan ban sepeda perlu ditambah variasu gerakannya. Oleh karena itu penekanan pada siklus kedua yang dilaksanakan pada tanggal 21 april 2011 adalah melompati kardus dan ban sepeda sesuai hasil refleksi tersebut di atas, agar kemampuan gerak dasar yang diharapkan dapat tercapai.
b. Tindakan Setelah siswa berbaris, dilanjutkan dengan berdoa kemudian dilakukan presensi. Guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan berikutnya adalah pemanasan. Pemanasan diawali dengan stretching untuk melemaskan otot-otot yang kaku sehingga siap melakukan kegiatan-kegiatan pada pembelajaran inti. Setelah stretching dilanjutkan dengan permainan hijau hitam. Siswa dibariskan menjadi 2 bersaf berhadap-hadapanan. Satu baris menjadi hijau dan baris yang lain menjadi hitam. Guru memimpin permainan dengan mengucapkan hijau atau hitam. Jika guru mengucap hijau maka barisan hijau balik kanan dan jalan/lari/lompat sesuai perintah, barisan hitam mengejar lawan mainnya dengan cara yang sama yaitu jalan, lari, atau lompat sesuai perintah, begitu juga sebaliknya apabila guru mengucap hitam, maka barisan hitam balik kanan, jalan/lari/lompat sesuai perintah dan barisan hijau mengejar dengan gerakan yang sama yaitu jalan/lari/lompat sesuai perintah. Pemanasan menggunakan
permainan
hijau-hitam
ini
mempunyai
tujuan
untuk
mempersiapkan siswa menuju pembelajaran inti yaitu pembelajaran jalan, lari lompat. Penekanan pemanasan pada permainan hijau hitam diperbanyak pada lompat karena untuk lompatnya siswa masih banyak yang mengalami kesulitan.
Penekanan
pada
lompat
tersebut
dengan
harapan
pada
pembelajaran inti akan lebih baik dan lebih berhasil. Waktu yang digunakan untuk pemanasan yaitu 10 menit. Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki commit user kedua ini, aktivitas pembelajaran kegiatan inti selama 50 menit. Pada to siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
mengulang permainan yang dilakukan pada siklus satu, yaitu jalan, lari, dan lompat menggunakan media pembelajaran botol aqua, kardus dan ban sepeda. Namun penempatan botol aqua, kardus dan ban sepeda jaraknya lebih jauh disbanding pada pembelajaran siklus I. Sebelum kegiatan dimulai, guru menjelaskan tentang cara melakukan gerakan dan memberikan contoh, serta memastikan peralatan yang digunakan tidak membahayakan terhadap keselamatan siswa. Kegiatan diawali dengan jalan melewatu botol aqua, caranya yaitu botol aqua ditata didepan barisan siswa dengan jarak yang sama dengan jarak kurang lebih 2 s.d 2,5 meter. Siswa baris di depan botol agua berbanjar berderet ke belakang. Siswa saling memegang bahu teman didepannya. Gerakannya adalah melakukan jalan bersama-sama zig-zag diantara botol aqua yang telah ditata rapi seperti sedang bermain sepursepuran. Pada saat melakukan jalan tersebut siswa sambil bernyanyi bersama lagu naik kereta api. Kegiatan tersebut dilakukan sampai beberapa kali sambil guru memperhatikan gerakan berjalan siswa dan mengadakan pembetulan terhadap siswa yang berjalannya kurang benar. Kegiatan inti berikutnya adalah lari zig-zag melewati botol aqua yang telah ditata. Cara melakukan kegiatan tersebut adalah barisan siswa tetap seperti saat melakukan jalan bersama-sama. Secara satu persatu siswa melakukan lari zig-zag melewati botol aqua tersebut. Lari zig-zag tersebut bias dibuat bentuk perlombaan antar kelompok, dengan cara siswa yang sampai kemudian saling menepuk dan secara terus menerus siswa yang ditepuk lari hingga semua melakukan. Regu yang paling cepat selesai dinyatakan sebagai pemenang. Dalam proses pembelajaran tersebut guru memberikan koreksi dari gerakan siswa yang salah. Pada saat jalan dan lari melewati botol aqua siswa untuk mempelajari gerakan jalan dan lari yang terdiri dari gerakan kaki, ayunan lengan, koordinasi gerak antara kaki dan tangan. Aktivitas berikutnya adalah lari memindahkan kardus. Siswa dibariskan menjadi 2 berbanjar saling berhadapan dengan jarak ± 20 meter. commit user bias yang kanan atau yang kiri Siswa yang paling depan salah satu to barisan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
diberi kardus. Setelah ada aba-aba/perintah dari guru siswa yang memegang kardus lari kemudian kardus diberikan pada teman yang didepannya, siswa yang baru lari menempatkan diri pada barisan depannya paling belakang, siswa yang baru diberi kardus langsung lari dan kardus selanjutnya diberikan pada siswa barisan depannya yang paling depan, siswa yang baru saja diberi kardus langsung lari menuju barisan ddidepannya dan memberikan kardus tersebut pada siswa barisan depannya dan seterusnya sampai siswa melakukan seluruhnya. Kegiatan berikutnya dibuat perlombaan antar kelompok. Kegiatan berikutnya adalah lari melompati kardus. Kardus ditata didepan barisan siswa yang berbanjar dengan jarak antar kardus ± 2 meter. Siswa melakukan lari kemudian melompati kardus tersebut yang telah ditata secara bergantian. Kegiatan berikutnya divariasi berangkatnya siswa lari pada sebelah kardus kemudian kembali dengan cara lari melompati kardus. Kegiatan tersebut dibuat perlombaan antar siswa dan antar kelompok. Aktivitas selanjutnya menggunakan ban sepeda. Melakukan
lari
melewati ban sepeda yang telah ditata. Siswa dibariskan menjadi 2 berbanjar, didepan masing-masing barisan ditata ban sepeda dengan jarak ± 2 meter. Kegiatannya adalah siswa melakukan lari melewati ban sepeda tersebut. Setelah melakukan semua dan dianggap cukup dilanjutkan dengan lari melompati ban sepeda. Bentuk barisan tetap sama seperti semula yaitu 2 berbanjar. Ban sepeda diletakkan didepan barisan dengan jarak ± 2 meter. Siswa melakukan lari melewati ban sepeda yang telah ditata tersebut. Kegiatan berikutnya divariasi dengan melompati ban sepeda seperti tersebut di atas tetapi melompatnya tepat berada dilingkaran ban sepeda atau divariasi dengan berangkat lari lewat samping ban sepeda kembali lari melompati ban sepeda. Sesui hasil refleksi pada pembelajaran siklus I maka pada siklus II variasi khususnya lompat kami tambah dengan gerakan melompati kardus secara zig-zag, caranya yaitu kardus ditata berjajar rapat, siswa dibariskan didepan kardus yang telah ditata, gerakanya yaitu satu persatu siswa commit user melompatu kardus yang telah ditatato tersebut sezara zig-zag. Diawali dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
sebelah kiri kardus kemudian lompat tampa awalan ke kiri kardus, dilanjutkan lompat ke kanan kardus tampa awalan juga. Lompat tersebut dilakukan berulang-ulang sampai pada ujung kardus paling depan (kardus terlompati semua) Tambahan gerakan berikutnya adalah melompat melompati ban sepeda. Ban sepeda ditata berjajar kedepan, siswa baris berjajar di depan ban sepeda tersebut. Gerakannya adalah siswa melakukan lompat melompati ban sepeda tersebut, dengan cara melompati ban sepeda dan pendaratannya di antara ban-ban yang telah tertata, dilaakukan terus sampai ban sepeda terlompati semua. Untuk meningkatkan kemampuan gerak lompatnya maka ban sepeda bisa semakin dijauhkan jaraknya sedikit demi sedikit sehingga kemampuan lompatnya semaakin baik. Pada akhir kegiatan guru melakukan penilaian. Guru memanggil siswa untuk melakukan tes, pemanggilan berdasarkan nomor urut absen. Dalam pelaksanaannya siswa melakukan gerakan jalan, lari, lompat. Hasil penilaian tertera pada tabel berikut : Tabel 8. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir (siklus 2) Nilai
Hasil Penilaian Jalan, Lari, Lompat Putra
Putri
Tertinggi
90
90
Terendah
75
70
Rata-rata
82,8
79,4
Setelah penilaian selesai, kemudian guru membariskan siswa, menghitung dan selanjutnya berdoa dan pembubaran. Pembelajaran berakhir pukul 08.15 WIB.
c.
Observasi Suasana kelas sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat semangat. commit to user Sebelum pengambilan nilai dilaksanakan guru memberikan permainan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
mengulang materi. Setelah itu guru menjelaskan yang kaitannya dengan pengambilan nilai. Pelaksanaan pengambilan
nilai ada peningkatan
kemampuan gerak dasar jalan, lari, lompat sehingga nilainya lebih baik dibanding pada siklus I. Namun ada beberapa yang belum mampu melakukan gerakan dengan baik, terutama siswa putri Pembelajaran jalan, lari lompat menggunakan media pembelajaran yang telah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegembiraan, keinginan melakukan jalan, lari, lompat terbawa dalam penguasaan teknik yang diharapkan. Kemudian dilihat dari sudut pandang kelas secara klasikal kondusif, pengelolaan kelas lebih mudah karena siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kondisi siswa, tidak mengada-aada sehingga mudah dipersiapkan dan mudah dipakai oleh siswa kelas I dan pembelajaran dapat diikuti dengan baik. Lembar observasi
diisi oleh guru penjas setelah
pembelajaran selesai. Dari hasil lembar observasi yang ada dapat diketahui bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan geraj dasar siswa yang diharapkan.
d. Refleksi Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari, lompat yang berlangsung ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, antara lain siswa putri yang kurang mampu melakukan tes, namun siswa putri tersebut telah secara sungguh-sungguh dalam melakukan tes tersebut. Begitu juga pada siswa putra siswa yang mampu melakukan gerakan jalan, lari, dan lompat dengan baik, terlihat berlomba-lomba dan antusias melakukan jalan, lari, lompat yang diharapkan. Dari hasil evaluasi atau tes dapat dinyatakaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi dilakukan tindakaan.
D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan gerak dasas jalan, lari dan lompat. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa akan lebih baik. Pemberian pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang dilaakukan ternyata tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran seperti rasa percaya diri, tanggungjawab, keseriusan, dan yang lainnya tanpa mengurangi kemampuan siswa dalam menguasai gerak dasar yang diharapkan. Penggunaan media pembelajaran dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik dan mendukung teknik yang akan dilaksanakan. Sehingga jalan, lari, dan lompat yang dilaksanakan akan memacu siswa untuk bergerak secara optimal, bukan sebaliknya siswa menjadi enggan dan malas untuk mengikuti pembelajaran yang diikuti. Secara lengkap hasil nilai kemampuan gerak dasar jalan lari dan lompat yang didapat siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Tabel 9. Hasil penilaian jalan, lari, lompat siswa kelas 1 SD Negeri 1 Adipasir (sebelum tidakan, siklus 1 dan siklus 2) Hasil Penilaian Jalan, Lari, Lompat Nilai
Sebelum tindakan
Siklus 1
Siklus 2
Putra
Putri
Putra
Putri
Putra
Putri
Tertinggi
75
75
80
85
90
90
Terendah
70
60
70
60
75
70
Rata-rata
72,2
70,6
75
71,1
82,8
79,4
Tabel di atas menunjukkan nilai kemampuan jalan, lari, dan lompat siswa commit to user dari sebelum mendapat tindakan sampai setelah mendapat tindakan. Dari tabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum mendapat tindakan adalah nilai rata-rata untuk siswa putra 72,2, dan nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 70,6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dengan demikian maka nilai rata-rata siswa kelas 1 SD Negeri 1 adipasir sebelum mendapat tindakan tergolong rendah, selain itu menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran jalan, lari, dan lompat siklus 1. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 75, dan nilai ratarata untuk siswa putri adalah 71,1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, dengan demikian maka nilai siswa putra baru sama dengan KKM yang ditentukan dan nilai putri tergolong rendah karena berada di bawah KKM yang telah ditentukan. Sesuai kenyataan tersebut maka dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2 nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran jalan, lari, dan lompat berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 82,8, dan nilai rata-rata siswa putri 79,4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75. Dengan demikian maka nilai jalan, lari, lompat pada siklus 2 tergolong baik karena nilai rata-rata yang didapat siswa sudah berada di atas KKM yang ditentukan. Sesuai dengan kenyataan tersebut maka Pembelajaran jalan, lari, lompat cukup sampai pada siklus 2. Berdasarkan data di atas dapat dilihat perbandingannya antara kemampuan siswa sebelum mendapat tindakan dengan setelah pembelajaran siklus 1 dan setelah pembelajaran siklus 2. Hasil rata-rata penilaian siswa putra sebelum mendapat tindakan adalah 72,2, pada siklus 1 adalah 75 dan nilai ratarata pada siklus 2 adalah 82,8. Hasil rata-rata penilaian siswa putrid sebelum mendapat tindakan adalah 70,6, pada siklus 1 adalah 71,1, dan pada siklus 2 adalah 79,4. Sehingga ada kenaikan kemampuan gerak dasar jalan, lari, lompat dari sebelum mendapat tindakan setelah siklus 1 dan siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan materi jalan, lari, lompat mengalami peningkatan setelah pembelajarannya menggunakan media pembelajaran botol aqua, kardus dan ban sepeda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Pembelajaran pendidikan jasmani secara umum tidak hanya mengacu pada nilai semata, tetapi yang paling penting proses pembelajaran yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran ini guru harus dapat membuat siswa antusias, senang dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga kebugaran, kesegaran jasmani serta kesehatan siswa dapat meningkat. Berdasarkan proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran berhasil. Pembelajaran jalan, lari lompat menggunakan media pembelajaran mendapat respon yang baik dari siswa, hal tersebut tergambar dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyask 15 siswa atau 83,3%, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 3 siswa atau 16,7%, dan yang menyatakan tidak senang tidak ada (lampiran). Hasil angket tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan siswa merasa senang,
antusias,
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran dibandingkan pembelajaran nomor atletik lainnya siswa menyatakan senang dengan alasan terbanyak yaitu pembelajaran lebih menarik karena adanya media pembelajaran yang digunakan. Alasan lainnya siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar teknik dan tidak merasa bosan. Pendapat dan harapan siswa tentang pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi jalan, lari, lompat meenggunakan media pembelajaran, siswa lebih senang dengan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran serta pembelajaran yang dibuat unsur perlombaan karena lebih mudah dipahami oleh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran berupa gotol aqua, kardus dan ban sepeda dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar jalan, lari, dan lompat. B. IMPLIKASI Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan di SD Negeri 1 Adipasir, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara pada khususnya. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran atletik dengan materi jalan, lari, lompat menggunakan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran botol aqua, kardus, serta ban sepeda juga dapat diterapkan pada pembelajaran atletik standar kompetensi serta kompetensi dasar yang lain.
C. SARAN Saran-saran yang dapat kami sampaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan demi peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani antara lain adalah : 1. Bagi Sekolah Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau dilengkapi, sehingga guru dalam memberikan pembelajaran dapat dengan baik dan optimal sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. 2. Bagi Guru SD Negeri 1 Adipasir Penyampaian materi atletik kepada siswa sebaiknya ditambah dengan media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan serta tidak membahayakan sehingga siswa akam mudah menerima dan mudah memahami apa yang commit to user disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49 3. Bagi Siswa
Sebagai siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk bersikap aktif dan melaksanakan apa yang diperintahkan guru secara optimal, sehingga hasil yang didapat lebih optimal dan bermanfaat.
commit to user