perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MOTIF BATIK PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 UNDAAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
Oleh : AGUS HANDOKO X3213002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2015 commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MOTIF BATIK PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 UNDAAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015. Agus Handoko X3213002 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik, sehingga siswa mampu berpikir kreatif, menentukan, dan mengembangkan idenya dalam menggambar motif batik dan siswa mampu mengolah sumber ide menjadi motif batik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Undaan Kudus dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data yang digunakan adalah validitas demokratik, proses dan dialogik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Peningkatan kreativitas menggambar motif batik pada siswa kelas VIII E SMPN 1 Undaan Kudus terbukti dengan meningkatnya minat siswa dalam KBM menggambar motif batik meningkat kemampuan siswa menentukan ide kreatif dalam menggambar motif batik, dan meningkatnya kemampuan siswa menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide. Peningkatan minat siswa dalam KBM menggambar motif batik mencapai 78.2% siswa tuntas, kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam proses diskusi dengan teman sekelompok mencapai 81% siswa tuntas, dan kemampuan siswa menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide kreatifnya masing-masing mencapai 78% siswa tuntas. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik pada siswa kelas VIII E SMP N 1 Undaan Kudus Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Kata Kunci: Discovery Learning, kreativitas, motif, batik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data nilai siswa pada materi menggambar motif batik diperoleh nilai siswa masih banyak yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Rata – rata nilai siswa adalah 6,8. Berdasarkan pengamatan langsung kreativitas siswa SMP Negeri 1 Undaan dalam menggambar motif batik masih kurang. Siswa masih mencontoh motif yang sudah ada dan tidak mengembangkan motif yang dicontoh. Siswa masih belum bisa memanfaatkan bidang, banyak bidang yang dibiarkan kosong yang seharusnya bisa digambar dengan isen motif Penggunaan discovery learning dalam pembelajaran merupakan sebuah upaya untuk mengoptimalkan kemampuan siswa, merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman akan sebuah pengetahuan melalui
contoh-contoh
yang dapat
meraka jumpai
dalam
kehidupannya sehari-hari. Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) adalah siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir, siswa memahami
benar
bahan
pelajaran,
sebab
mengalami
sendiri
proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat, menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat, siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. Persoalan yang dihadapi guru di SMP N 1 Undaan adalah kesulitan menetukan alternatif metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan pembelajaran tentang menggambar motif batik. Siswa juga kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menggambar motif batik. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencontoh gambar yang diberikan guru. Masih rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni to user rupa khususnya motif batik dan commit nilai yang diperoleh kurang memuaskan, maka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siwa dan merangsang siswa berpikir kreatif. Metode discovery dirasa tepat diterapkan pada materi menggambar motif batik di SMP N 1 Undaan Kudus. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan model pembelajaran discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar Motif Batik Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2014/ 2015”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dapat Meningkatkan Kreativitas Menggambar Motif Batik Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2014/ 2015?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik, sehingga siswa mampu berpikir kreatif, menemukan, dan mengembangkan idenya dalam menggambar motif batik dan siswa mampu mengolah sumber ide menjadi motif batik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metodologi Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Undaan Kudus. SMP N 1 Undaan. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2015.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Undaan Kudus. Jumlah siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Undaan Kudus ini sebanyak
30 siswa. Alasan memilih kelas VIII dikarenakan kreativitas
menggambar motif batik pada siswa kelas VIII masih rendah.
C. Data dan Sumber Data 1. Sumber Data a. Siswa Sumber data diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran motif batik di kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik b. Guru Sumber data diperoleh dari sumber observasi terhadap guru saat menerapkan
model
pembelajaran
discovery
learning
untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik. c. Data Dokumen Sumber data berupa daftar nilai siswa kelas VIII.
D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian, adalah metode observasi dan tes. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Observasi Observasi terstruktur ditandai dengan perekaman data yang relatif sederhana, peneliti mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal-hal yang diamati
adalah
keadaan
ruang
kelas,
proses
pelaksanaan
pembelajaran, kreativitas siswa dan minat siswa dalam KBM menggambar motif batik dengan dibantu alat perekam berupa foto 2.
Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes perbuatan yaitu tes psikomotor dengan cara siswa menggambar motif batik. Penskoran untuk tes psikomotor dilakukan secara langsung ketika siswa berunjuk kerja dan dapat diamati. Tes digunakan untuk mengambil data pada siklus I, siklus II, dan siklus III yaitu untuk mendapatkan data tentang kreativitas dan hasil belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran
3.
Dokumentasi Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari arsip nilai menggambar motif batik,
nama siswa dan arsip guru mengenai
pembelajaran seni rupa di kelas VIII SMP Negeri 1 Undaan Kudus.
E. Validitas Data 1. Validitas Demokratik Validitas demokratik dilakukan dalam rangka identifikasi masalah, penentuan fokus masalah, perencanaan tindakan yang relevan, dan hal- hal lain yang berkaitan dengan penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Penelitian tindakan ini memenuhi validitas demokratik karena peneliti benar-benar berkolaborasi dengan guru dan siswa serta menerima segala masukan dari berbagai pihak untuk mengupayakan peningkatan proses pembelajaran seni rupa khususnya dalam peningkatan kreativitas menggambar batik siswa kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus. Peneliti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melakukan kolaborator dengan rekan yaitu Giri H, S.Pd sebagai kolaborator. 2. Validitas Proses Pada penelitian ini tindakan dilakukan oleh guru sebagai praktisi tindakan di kelas dan peneliti sebagai participant observer yang selalu berada di kelas dan mengikuti proses pembelajaran. 3. Validitas Dialogik Penentuan bentuk tindakan pada penelitian ini dilakukan bersama antara peneliti dan guru seni rupa kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus yaitu Giri H, S.Pd atau diskusi dilakukan untuk menyepakati bentuk tindakan yang sesuai sebagai alternatif pemecahan permasalahan dalam penelitian ini.
F.
Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi dan tes hasil karya siswa maka peneliti menganalisis data yang telah diperoleh untuk memastikan bahwa dengan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik pada siswa kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015. 1. Analisis data tes hasil belajar Tehnik
analisis
ini menggunakan penghitungan presentase
keberhasilan atau ketercapaian siswa dalam menguasai konsep. Sugiyono (2010:43) menyatakan penelitian dikatakan berhasil jika 75% siswa sudah mendapatkan nilai baik. Jika dalam penelitian ini siklus 1 belum berhasil dilanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus 2, dan jika siklus 2 masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus ke 3. Jika sudah sampai siklus 3 penelitian ini belum berhasil maka peneliti akan menghentikan penelitian yang dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisis data hasil observasi Dari lembar observasi yang telah diberikan dapat dianalisis secara statistik, sehingga diperoleh data yang maksimal dengan analisis presentase pada setiap pertanyaan. Data kualitatif dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis data yang peroleh bentuk kalimat dan aktifitas peserta didik dan guru. Analisis data ini dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Analisis data dapat dilakukan dengan beberapa tahap menurut Sudjana (2009: 121) yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data dilakukan dengan menggunakan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan catatan di lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Penyajian Data Hasil yang diperoleh adalah mendapatkan informasi yang mencakup data uraian, proses kegiatan pembelajaran, aktifitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta hasil perpaduan data dari observasi, wawancara dan catatan lapangan. Selanjutnya, data yang telah disajikan tersebut dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran dan evaluasi dapat berupa penjelasan tentang; (a) perbedaan antara rancangan dan pelaksanaan tindakan, (b) perlunya perubahan tindakan, (c) alternatif tindakan yang dianggap tepat, (d) persepsi peneliti, teman sejawat dan guru yang terlibat dalam pengamatan dan catatan lapangan terhadap tindakan yang dilakukan , (e) kendala yang dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberikan penjelasan.
G. Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Artinya, penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Tindakan penelitian ini dilakukan melalui tiga siklus, sebab setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang atau tindakan ulang, pengamatan ulang, serta dilakukan refleksi.
H. Indikator Capaian Penelitian 1. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran seni rupa materi menggambar motif batik dengan aktivitas siswa minimal baik. 2. Aktivitas siswa baik dalam proses pembelajaran seni rupa materi menggambar motif batik yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik. 3. Sekurang – kurangnya 75% siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Undaan Kudus mengalami ketuntasan belajar individual sebesar > 75% dengan indikator: a. Originalitas b. Penerapan unsur seni rupa yaitu garis, warna, bentuk dan bidang c. Keindahan d. Kerapian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembahasan Antar Siklus Peneliti
melakukan
rekapitulasi
data
berdasarkan
data
yang
diperoleh pada siklus I, II, dan III dalam pembelajaran menggambar motif batik pada siswa kelas 8E SMPN 1 Undaan Kudus. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat pada capaian indikator berikut : 1) Minat siswa dalam KBM menggambar motif batik. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang minat siswa dalam KBM menggambar motif batik berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan, terjadi peningkatan untuk setiap siklus. Terjadi peningkatan minat siswa dalam KBM menggambar motif batik,
dengan
menerapakan
model pembelajaran discovery learning.
Peningkatan indikator minat siswa dalam KBM menggambar motif
batik
tersebut yaitu : 1) presensi siswa tidak mengalami peningkatan untuk setiap siklus karena hasilnya sudah maksimal yaitu masing-msing siklus 100%; 2) mendengarkan pada siklus II mengalami peningkatan 11% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 14% dari siklus II; 3) memperhatikan pada siklus II mengalami peningkatan 6% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 33% dari siklus II; 4) membawa bahan dan alat pada siklus II mengalami peningkatan 14% dari
siklus I, siklus III
mengalami peningkatan 19% dari siklus II; 5) kesungguhan siswa pada siklus II mengalami pengingkatan 6% dari siklus I, siklus III mengalamisiklus II; 6) mengerjakan tugas tidak mengalami pengingkatan ntuk setiap siklus karena hasilnya sudah maksimal yaitu 100%; 7) ketepatan waktu
dalam
mengumpulkan tugas pada siklus II mengalami peningkatan 17%, siklus III
mengalami peningkatan 13%; 8) bertanya pada siklus II mengalami
peningkatan 14% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 44% dari siklus II; 9) berpendapat mengalami peningkatan 8% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 61% dari
siklus II; 10) menjawab
pertanyaan pada siklus II mengalami peningkatan 22% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 6% dari siklus II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perbandingan minat siswa dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini. Tabel 4. Perbandingan Minat Siswa Per Siklus Siklus
Tindakan
Hasil
Siklus I
menerapkan model discovery learning melalui apresiasi karya motif batik. Apresiasi karya dilakukan untuk mengawali proses kreasi siswa dalam menggambar motif batik dengan cara guru menunjukkan dan membahas beberapa contoh gambar motif
Minat siswa dalam KBM menggambar motif batik meningkat. Dilihat dari pengamatan 10 sub indikator minat siswa dalam menggambar motif batik, masing-masing sub indikator mengalami peningkatan yaitu: kehadiran/absensi 100%; mendengarkan 58%; memperhatikan 58%; membawa bahan dan alat 42%; kesungguhan siswa 50%; mengerjakan tugas 100%; ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas 25%; bertanya 14%; berpendapat 14%; menjawab pertanyaan 14%.
Siklus
model pembelajaran discovery learning melalui apresiasi karya motif batik dan sesuai indikator penelitian yaitu meningkatkan kemampuan siswa menemukan ide-ide kreatif berdasarkan sumber ide yang digunakan dalam menggambar motif batik, maka pada siklus II perencanaan tindakan ditambah dengan kegiatan imajinasi
Minat siswa dalam KBM menggambar motif batik meningkat. Dilihat dari pengamatan 10 sub indikator minat siswa dalam menggambar motif batik, masingmasing sub indikator mengalami peningkatan yaitu : kehadiran 100%; mendengarkan 69%; memperhatikan 64%; membawa bahan dan alat 56%; kesungguhan siswa 56%;,mengerjakan tugas 100%; ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas 42%; bertanya 28%; berpendapat 22%; menjawab pertanyaan 36%.
II
Siklus III
menggunakan model Minat siswa dalam KBM pembelajaran discovery menggambar motif batik meningkat. learning melalui apresiasi Dilihat dari pengamatan 10 sub karya motif batik untuk indikator minat siswa dalam commit to user meningkatkan minat siswa menggambar motif batik, masing-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam KBM menggambar motif batik, kegiatan imajinasi untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan ide-ide kreatif berdasarkan sumber ide yang digunakan dalam menggambar motif batik ditambah dengan kegiatan branstorming untuk merangsang siswa menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide
masing sub indikator mengalami peningkatan yaitu : kehadiran 100%; mendengarkan 83%; memperhatikan 83%; membawa bahan dan alat 89%; kesungguhan siswa 75%; mengerjakan tugas 100%; ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas 55%; bertanya 72%; berpendapat 83%; menjawab pertanyaan 42%.
2) Kreativitas Siswa Dalam Menggambar Motif Batik. Kemampuan siswa menemukan ide dalam proses diskusi dengan teman sekelompok menunjukkan ada peningkatan untuk setiap siklus. Terjadi peningkatan kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam menggambar motif batik, dengan menerapakan model pembelajaran discovery learning. Peningkatan
indikator
kemampuan
siswa
menemukan ide dalam
menggambar motif batik tersebut yaitu : 1) memilih tema pada siklus II mengalami peningkatan 8% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 9% dari siklus II; 2) mengemukakan fakta pada siklus II mengalami penurunan 11% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan lagi sebesar 36%; 3) mengemukakan gagasan pada siklus II mengalami peningkatan 5% dari siklus I, siklus III mengalami peningkatan 14% dari siklus II; 4) memilih gagasan pada siklus II mengalami peningkatan 8%, siklus III mengalami peningkatan 19% dari siklus II. Kemampuan siswa dalam menggambar motif batik mengalami peningkatan untuk setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil menggambar motif batik siswa untuk setiap siklus. Penilaian hasil commit to user gambar motif batik siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu : 1) orisinalitas ide dan gambar; 2) penerapan unsur seni rupa dalam menggambar motif batik yaitu garis, warna, bidang; 3) kerumitan bentuk motif batik; 4) keindahan yaitu komposisi garis, warna, bidang; dan 5) finishing yaitu kerapian, kebersihan. Hal ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik tidak semata-mata hanya latihan. Tetapi dapat dilakukan dengan menerapkan model discovery learning dengan cara memberi pengalaman langsung dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan
pengalaman
dan
interaksinya.
Hal
tersebut sesuai
pendapat Trian yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif erupakan suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengalaman dan interkasi mereka. Salah
satu
pengalaman
langsung
yang
dapat
merangsang
siswa
menemukan ide kreatif dalam menggambar motif batik yaitu melakukan brainstorming dengan teman sekelompok dan kegiatan berimajinasi. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat Rawlinson (1986 : 27) yang menyatakan,
bahwa
braistorming
merupakan
satu
cara
untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.
Pendapat di atas, menguatkan dugaan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelan discovery learningjar dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif
batik
yang
meliputi
indikator
:
minat
siswa dalam KBM,
kemampuan siswa dalam menemukan ide kratif, dan kemampuan siswa dalam menggambar motif batik yang kreatif. Hasil analisis ini juga didukung oleh pernyataan guru mata pelajaran Seni Budaya yang berkolaborasi dengan peneliti menyatakan, bahwa kreativitas siswa dalam menggambar motif batik mengalami peningkatan baik dilihat dari minat siswa,
kemampuan siswa menemukan ide dan
kemampuan siswa menggambar motif batik yang kreatif. Berdasarkan hasil pembahasan antar siklus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa commit to user Learning dapat Meningkatkan Penerapan Model Pembelajaran Discovery
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kreativitas Siswa dalam Menggambar Motif Batik Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Tabel 5. Perbandingan Nilai Siswa Per Siklus Siklus
Tindakan
Hasil
Siklus I
menerapkan model discovery learning melalui apresiasi karya motif batik. Apresiasi karya dilakukan untuk mengawali proses kreasi siswa dalam menggambar motif batik dengan cara guru menunjukkan dan membahas beberapa contoh gambar motif
14 Siswa tuntas KKM
Siklus
model pembelajaran discovery learning melalui apresiasi karya motif batik dan sesuai indikator penelitian yaitu meningkatkan kemampuan siswa menemukan ide-ide kreatif berdasarkan sumber ide yang digunakan dalam menggambar motif batik, maka pada siklus II perencanaan tindakan ditambah dengan kegiatan imajinasi
21 Siswa tuntas KKM
menggunakan model pembelajaran discovery learning melalui apresiasi karya motif batik untuk meningkatkan minat siswa dalam KBM menggambar motif batik, kegiatan imajinasi untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan ide-ide kreatif berdasarkan sumber ide yang digunakan dalam menggambar motif batik ditambah dengan kegiatan branstorming untuk merangsang siswa menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide
28 Siswa tuntas KKM
II
Siklus III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Simpulan Berdasarkan analisis data, rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan
kreativitas menggambar motif batik pada siswa kelas 8E SMPN 1 Undaan Kudus tahun pelajaran 2014/2015. 1. Peningkatan kreativitas menggambar motif batik pada siswa kelas 8E SMPN 1 Undaan Kudus terbukti dengan meningkatnya minat siswa dalam KBM menggambar motif batik, meningkatknya kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam menggambar motif batik, dan meningkatnya kemampuan siswa menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide. Peningkatan minat siswa dalam KBM menggambar motif batik mencapai 78.2% siswa tuntas, kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam proses diskusi dengan teman sekelompok mencapai 81% siswa tuntas, dan kemampuan siswa menggambar motif batik sesuai dengan pengembangan sumber ide kreatifnya masing-masing mencapai 78% siswa tuntas. 2. Indikator
kemampuan
siswa
menemukan
ide
kreatif
dalam
menggambar motif batik dinilai dari memilih tema, mengemukakan fakta, mengemukakan gagasan, memilih gagasan yang tepat. Indikator kemampuan menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide dinilai dari penciptaan bentuk bagian motif batik (ornamen utama, ornamen pengisi, isen-isen) yang kreatif, penerapan unsur-unsur seni rupa dalam menggambar motif batik, keindahan gambar dan teknik finishing. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang memiliki nilai di atas Dengan demikian penerapan model pembelajaran discovery learning
sebagai
alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar motif batik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ching. 2002. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Surabaya: CV Mandar Maju Dalyono. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI. 2007. Batik Budaya Lokal. Jakarta: Gramedia Dharmawan. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya Djamarah, Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Emetembun. 1986. Discovery Learning. Jakarta: Gramedia Hamzuri. 2001. Kain. Jakarta : Dian Rakyat Indarti, N. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Prakteknya. Jakarta: PT Bumi Aksara Istamah, S. 2010. Discovery dalam Pembelajaran. Jakarta: Gramedia KBBI. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka. Lefancois dalam Emetembun. 1986. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga Malik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda karya. Munandar. 2009. Kreativitas dan potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rahmawati. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas. Jakarta: Rineka Cipta Rawlinson J. G. 1986. Creative Thinking and Brainstorming. Jakarta: Gramedia Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Robins. 2007. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta : Gaung Persada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sisdiknas. 2003. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Situngkir dan
Dahlan. 2009. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta . 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Suherman, Erman. 2001 Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA. Supriadi. 2004. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Supriyanto. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia Susanto, Sewan. 2010. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian R.I. Sutomo. 1993. Profesi Kependidikan. Semarang: CV Tiga Serangkai Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Wardhani dan Panggabean. 2005. Batik dan Kain. Jakarta: Rineka Cipta Wenning. 2004. A generic model for inquiry-oriented lab inpostsecondary introductory physics. Journal of Physics Teacher Education Online. 3(3). 24-33. Available at: http://www.phy.ilstu. edu/jpteo Winkel. 1997. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama Zulkarnain. 2002. Kreativitas, Kebudayaan dan perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta
commit to user