HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG LUKA SECTIO CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOTA SURAKARTA
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh : Maria Paskalilaudes Meo NIM. ST.14036
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG LUKA SECTIO CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOTA SURAKARTA
Oleh: Maria Paskalilaudes Meo NIM ST14036
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 29 Januari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Wahyu Rima Agustin., S.Kep.,Ns., M.Kep. NIK 201279102
GalihSetiaAdi.,S.Kep.,Ns., M.Kep. NIK 201188089
Penguji
Meri Oktariani., S.Kep.,Ns.,M.Kep. NIK. 200981037 Surakarta, Januari 2016 Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
Atiek Murharyati., S.Kep.,NS., M.Kep. NIK. 200680023 ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini: Nama
: Maria Paskalilaudes Meo
NIM
: ST 14036
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lain 2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Tim Penguji 3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka 4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini
Surakarta , Januari 2016 Yang membuat pernyataan
(Maria Paskalilaudes Meo) NIM ST 14036
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea” ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Atiek Murharyati, S.Kep.,NS., M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing utama yang dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing pendamping yang dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi ini. 6. Keluarga tercinta, kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan doa, nasihat, motivasi, dalam menyelesaikan skripsi ini 7. Seluruh dosen dan karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dengan berbagai cara sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat di Bajawa, teman-teman kost, teman-teman kelompok 7 dan teman-teman S-1 Keperawatan Program Transfer Angkatan ke-2 STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ide, motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh staf dan karyawan RSUD Kota Surakarta yang telah memperlancar kegiatan studi pendahuluan dan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik.
iv
v
10. Bidan yang bertugas di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta yang sudah bekerjasama selama penulis melakukan studi pendahuluan dan penelitian. 11. Kepala Kesbangpolinmas beserta staf Kesbangpolinmas Boyolali yang telah membantu dalam kelancaran administrasi ijin uji validitas dan reliabilitas. 12. Seluruh staf dan karyawan RSUD Banyudono Boyolali yang telah memperlancar kegiatan uji validitas dan reliabilitas. 13. Bidan yang bertugas Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Banyudono Boyolali yang sudah bekerjasama selama penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas. 14. Responden yang telah memberikan data kepada peneliti saat melakukan studi pendahuluan, uji validitas dan reliabilitas serta saat penelitian. Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Terimakasih
Surakarta, Januari 2016
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
x
ABSTRAK ......................................................................................................
xi
ABSTRACT .....................................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN 1 4 4 4
BAB II
1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori ......................................................................
6
2.2 Keaslian Penelitian .............................................................
30
2.3 Kerangka Teori...................................................................
33
2.4 Kerangka Konsep ...............................................................
34
2.5 Hipotesis.............................................................................
34
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Jenis dan Rancangan Penelitian ..........................................
35
3.2 Populasi Dan Sampel .........................................................
36
3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ...........................................
38
3.4 Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran .....
38
3.5Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data .....................
39
3.6 Validitas Dan Reliabilitas ..................................................
41
3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ...............................
44
3.8 Etika Penelitian ..................................................................
47
vi
vii
BAB IV
BAB V
HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden .....................................................
49
4.2 Analisis Univariat ...............................................................
51
4.3 Analisa Bivariat ...................................................................
53
PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden .....................................................
55
5.2 Analisa Univariat ................................................................
56
5.3 Hubungan PengetahuanTentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea ......... BAB VI
61
PENUTUP 6.1 Kesimpulan ..........................................................................
64
6.2 Saran .....................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR TABEL NomorTabel
JudulTabel
Halaman
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ..........................................................................
30
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ..................................................
39
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........
49
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........
50
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........
51
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Luka Sectio Caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ..........................................................................................
52
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penyembuhan Luka Post SectioCaesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta .....................................................................
53
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Pengetahuan Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan luka Post Sectio Caesarea..........
53
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengetahuan Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan luka Post Sectio Caesarea..........
viii
54
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
Gambar 1
Kerangka Teori
33
2
Kerangka Konsep
34
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Lampiran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian Lembar Disposisi RSUD Kota Surakarta Permohonan Uji Validitas Dan Reliabilitas Kesbangpol Boyolali Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Boyolali Permohonan Uji Validitas Dan Reliabilitas RSUD Banyudono Pemberian Ijin Validitas Dan Reliabilitas RSUD Banyudono Permohonan Ijin Penelitian Lembar Disposisi RSUD Kota Surakarta Surat Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kuesioner Jawaban Kuesioner Penelitian Lembar Observasi Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Hasil Penelitian Hasil Uji Statistika (Spearman) Lembar Konsultasi Jadwal Penelitian
x
xi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Maria Paskalilaudes Meo Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea Abstrak Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Persalinan dapat terjadi secara normal atau lewat operasi (sectio caesarea). Operasi sectio caesarea menyebabkan luka akibat insisi pada dinding perut. Luka sectio caesarea dapat sembuh dan juga dapat terjadi infeksi. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu atau pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea. Ibu post sectio caesarea perlu mengetahui tentang luka sectio caesarea. Apabila ibu post sectio caesarea mengetahui tentang luka sectio caesarea ibu dapat melakukan hal-hal yang diperlukan agar luka sectio caesarea dapat sembuh. Metode penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif korelasional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu yang pernah mengalami tindakan sectio caesarea dan pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling sesuai kriteria inklusi sebanyak 68 responden yang dihitung berdasarkan rumus Nursalam. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel bebas yaitu pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dan lembar observasi untuk variabel terikat yaitu penyembuhan lukapost sectio caesarea. Uji hipotesis menggunakan spearman rank. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebesar 74%. Penyembuhan luka post sectio caesarea 90% adalah baik. Hasil pengukuran korelasi spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 artinya adanya hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea. Kata kunci DaftarPustaka
: pengetahuan, penyembuhan, sectio caesarea : 48 (2005-2015)
xi
xii
BACHELOR OF NURSING PROGRAM SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
Maria PaskalilaudesMeo
The Relationship between Mothers’ Knowledge on Cesarean Section (Sectio Caesarea) Wound and Treatments for Healing Wound after Cesarean Section (Post Sectio Caesarea) at Obstetrics and Gynecology Clinic of Surakarta Regional Public Hospital (RSUD Surakarta) Abstract Giving birth is a type of physiological function. Labor can happen in normal way or through a cesarean section (sectiocaesarea). Cesarean section wound can be healed, but sometimes it may get infected. Knowledge is a result of knowing and it is obtained after an individual detects a certain object or an experience collected from himself or herself or other people. This research aims at investigating the relationship between mothers’ knowledge on cesarean section wound and treatments for healing wound after having cesarean section. Mothers who have had cesarean delivery are required to be aware of cesarean section wound in order to perform treatments for healing wound after cesarean section. This study applied correlational descriptive method. The population comprised all mothers experiencing cesarean section and a total of 68 respondents were taken as samples using accidental sampling technique based on inclusion criteria and measured using Nursalam formula. The data were collectedusing questionnaires for free variable of mothers’ knowledge on cesarean section wound and observation sheets for bound variable of treatment for healingwound after cesarean section. Spearman rank was applied for testing hypotheses. The findings indicate that most of mothers (74%) have good knowledge on cesarean section wound. Treatment for healing wound after cesarean section is considered good (90%). Measurement of correlation using Spearman rank results in the significance value of 0.000 which means that there is a correlation between mothers’ knowledge on cesarean section wound and treatment for healing wound after cesarean section.
Keywords
: knowledge, treatment for healing, cesarean section
References
: 48 (2005-2015).
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Persalinan dapat terjadi secara normal ataupun lewat operasi yang sering dikenal dengan sectio caesarea (SC). Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk melahirkan janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2008). Saat ini sectio caesarea sudah menjadi sesuatu yang umum. Indikasi dilakukannya sectio caesarea adalah indikasi yang berasal dari ibu yaitu: disporposi kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa (Jitowiyono, 2012) letak lintang, trauma jalan lahir, solusio plasenta, preeklamsi/eklamsi dan infeksi intrapartum (Nugroho, 2012). Sedangkan indikasi yang berasal dari janin yaitu: janin besar, gawat janin, letak lintang (Jitowiyono dkk, 2012). Sekitar 19% wanita kanada, 26% wanita Amerika Serikat, dan 22% wanita Britania melahirkan melalui operasi sectio caesarea. Menurut World Health Organization (WHO) selama tahun 2007-2008 persalinan dengan sectio caesarea berjumlah 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha Kounteya, 2010). Di Indonesia diperoleh data bahwa tahun 2004 kejadian sectio caesarea sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006 sebesar 53,68% (Grace, 2007). Di Jawa Tengah tercatat dari 17.665 angka kelahiran terdapat 35,7%-55,3% ibu melahirkan dengan tindakan sectio caesarea (Nurak, 2013). Data dari RSUD Kota Surakarta yang juga 1
2
melayani tindakan sectio caesarea diperoleh kunjungan ibu post sectio caesarea ke poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta sebanyak 653 orang dari bulan mei 2014 sampai bulan mei 2015. Sectio caesarea merupakan tindakan pembedahan dimana terdapat luka akibat insisi. Luka insisi sectio caesarea dikategorikan sebagai luka bersih. Sebelum sembuh secara sempurna luka insisi melewati tiga tahap (Potter & Perry, 2005) yaitu fase inflamasi, fase proliferasi (regenerasi), fase maturasi (remodeling), masing-masing fase mempunyai ciri khas tersendiri. Luka sectio caesarea dapat sembuh dan juga dapat terjadi infeksi. Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Manuaba, 2008). Data dari Depkes RI (2009) infeksi luka operasi mencapai 11%. Agar luka sectio caesarea dapat sembuh secara sempurna terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
penyembuhan
luka
operasi
seperti
umur,
nutrisi,
vaskularisasi, anemia, status imunologi, kadar gula darah tinggi, obesitas (Potter & Perry, 2005). Menurut hasil penelitian Widyasari bahwa terdapat pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio caesarea terhadap penyembuhan luka jahitan post sectio caesarea. Ibu post sectio caesarea juga perlu melakukan mobilisasi secara bertahap dimana berdasarkan penelitian Cristina dan Cristanti yaitu ada hubungan antara mobilisasi dini dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post sectio caesarea. Ibu post operasi sectio caesarea juga perlu menjaga kebersihan area luka insisi.
3
Dimana bila kebersihan kurang maka akan menghambat proses penyembuhan luka. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan adalah pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmojo, 2005). Pengetahuan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) maupun faktor eksternal (lingkungan, sosial budaya). Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan wawancara di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta terhadap 5 orang ibu yang melakukan kontrol luka post sectio caesarea ditemukan 3 orang ibu mengatakan bahwa mereka kurang mengetahui secara rinci tentang luka operasi sectio caesarea dan lukanya bisa sembuh atau tidak sedangkan 2 orang lainnya sudah mengetahui tentang luka operasi sectio caesarea tapi masih belum tahu apakah keadaan lukanya bisa sembuh atau tidak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu “Adakah Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesare. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea
dengan
Penyembuhan
Luka
Post
Sectio
Caesarea
1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
2.
Mengidentifikasi penyembuhan luka post sectio caesarea
3.
Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Rumah Sakit/Masyarakat Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun materi pembelajaran kepada mahasiswa dengan menggunakan hasil penelitian.
5
1.4.3. Bagi Peneliti Lain Sebagai sumber untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan ilmu di bidang kesehatan khususnya ilmu keperawatan. 1.4.4. Bagi Peneliti Agar peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sebagai seorang perawat sehingga dapat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Teori 2.1.1. Pengetahuan 2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). 2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo yang di kutip oleh Wawan & Dewi (2011) yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya.
6
7
2. Memahami (Comprehention) Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
kemampuan
untuk
menginterprestasikan secara benar. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi
dapat
diartikan
sebagai
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata). 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis
adalah
menunjukkan
suatu
kemampuan
untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation) Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu.
8
2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Faktor Internal Faktor internal dibagi menjadi 3, menurut Notoatmodjo yang di kutip oleh Wawan & Dewi (2011), yaitu: a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas pula pengetahuannya. Tingkat pendidikan akan membantu dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta nilai-nilai lainnya yang akan membantu untuk berpikir lebih rasional dalam menyerap informasi dan dapat meningkatkan kualitas hidup (Notoatmodjo, 2005). b. Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Interaksi dengan lingkungan serta
9
informasi dari media massa elektronik akan membantu seseorang mendapatkan informasi yang akan mempengaruhi pengetahuan menjadi lebih baik (Sulisdiana, 2011). c. Umur Umur adalah usia individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur seorang juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan. Umur yang matang sangat berpengaruh positif terhadap pencapaian pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2005). 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal dibagi menjadi 2, menurut Notoatmodjo yang dikutip Wawan & Dewi (2011) yaitu: a. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi perilaku dalam menerima informasi.
10
Menurut Soekanto (2007) faktor yang juga mempengaruhi pengetahuan adalah: pengalaman dimana pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dilakukan dapat menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. 2.1.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan Pengetahuan seseorang bisa dinilai dan diukur dengan kriteria penilaian dengan tingkat pengetahuan baik, sedang dan kurang. 1. Tingkat Pengetahuan Baik Tingkat Pengetahuan Baik adalah seorang mampu mengetahui perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang baik, maka akan terbentuk kesadaran dan sikap yang positif. Tingkat pengetahuan baik bila kriteria penilaian berkisar antara 76%-100% 2. Tingkat Pengetahuan Cukup Tingkat Pengetahuan Cukup adalah tingkat pengetahuan dimana seorang mampu mengetahui, memahami, tetapi kurang dapat mengaplikasikan, menganalisa, mensintesa
serta mengevaluasi.
Tingkat pengetahuan cukup bila kriteria penilaian berkisar antara 56%-75% 3. Tingkat Pengetahuan Kurang Tingkat pengetahuan kurang adalah tingkat pengetahuan dimana seorang kurang mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi materi dan obyek. Tingkat pengetahuan kurang bila kriteria penilaian < 56%
11
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil keputusan dan dalam hal berperilaku (Setiawati, 2008). Meningkatnya pengetahuan seseorang akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2007). 2.1.2. Sectio Caesarea 2.1.2.1 Pengertian Sectio Caesarea Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Sectio Caesarea merupakan persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono, 2012). Sedangkan menurut Nugroho (2012) sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding uterus. 2.1.2.2 Indikasi Sectio Caesarea Indikasi dilakukannya sectio caesarea adalah: 1. Indikasi Ibu Disporposi kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa (Jitowiyono, 2012) letak lintang, trauma jalan lahir, solusio plasenta, preeklamsi/eklamsi dan infeksi intrapartum (Nugroho, 2012). 2. Indikasi Anak Janin besar, gawat janin, letak lintang (Jitowiyono, 2012), prolapses funikuli, infeksi intrapartum (Nugroho, 2012)
12
2.1.2.3 Jenis Sectio Caesarea Menurut Sofian (2012) jenis operasi sectio caesarea dibagi menjadi: 1. Sectio Caesarea Transperitonealis a. Sectio caesarea klasik atau corporal: dengan insisi memanjang pada corpus uteri. Pada pembedahan jenis ini bahaya peritonitis lebih besar dan juga ruptur uteri pada kehamilan yang akan datang. Disarankan sesudah sectio caesarea jenis ini sebaiknya dilakukan sterilisasi atau histerectomy (Rofiqoh, 2014) b. Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical: dengan insisi pada segmen bawah rahim. Keunggulannya adalah perdarahan luka insisi tidak banyak, bahaya peritonitis tidak besar, parut pada uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena selama masa nifas segmen bawah uterus tidak banyak mengalami kontraksi sehingga luka dapat sembuh dengan sempurna (Rofiqoh, 2014) 2. Sectio Caesarea Ekstraperitonealis Sectio Caesarea Ekstraperitonealis yaitu sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietale dengan demikian tidak membuka cavum abdominalis. 2.1.2.3 Komplikasi Sectio Caesarea Menurut Jitowiyono (2012) terdapat komplikasi sectio caesarea yaitu:
13
1. Infeksi puerperal Infeksi ini dapat bersifat ringan dan berat. Kenaikan suhu selama beberapa hari dapat dikategorikan sebagai infeksi ringan sedangkan sepsis dan peritonitis dapat dikategorikan infeksi bersifat berat. 2. Perdarahan Timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka. 3. Komplikasi lainnya Komplikasi lain yang bisa terjadi seperti luka kandung kencing, ruptur uteri. 2.1.2.4 Kebutuhan Ibu Post Partum Sectio Caesarea Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Untuk mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya (Heryani, 2012). Kebutuhan masa nifas antara lain: 1. Nutrisi dan Cairan Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup bergizi seimbang yaitu
karbohidrat,
protein,
vitamin,
mineral.
Makanan
yang
mengandung lebih banyak zat protein seperti daging, ayam, ikan, telur, dan sumber makanan yang mengandung vitamin seperti buahbuahan dan sayuran (Hamidarsyat, 2007). Minum 3 liter air setiap hari
14
(ibu dianjurkan untuk minum setiap kali menyusui), dimana air (mineral) berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan (Nakita, 2006). Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI (Heryani, 2012) dan vitamin A juga berfungsi untuk penyembuhan luka yaitu dalam proses epitelisasi dan sintesis kolagen (Potter & Perry, 2005). 2. Mobilisasi Mobilisasi
yang
dilakukan
tergantung
pada
komplikasi
persalinan, nifas dan tergantung pada kemampuan ibu. Aktifitas ambulasi amat berguna bagi semua sistem tubuh terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan menjadi sehat. Keuntungan ambulasi menurut Heryani (2012) yaitu : a. Ibu merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat b. Memungkinkan perawatan pada bayi c. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai d. Sesuai dengan keadaan Indonesia (sosio ekonomi) Sedangkan menurut Walyani (2015) keuntungan lain ambulasi adalah: a. Melancarkan pengeluaran lokea b. Meningkatkan kelancaran peredaran darah c. Memungkinkan perawatan bayi
15
Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah dan segera mungkin mengalami pemulihan atau penyembuhan (Hamilton, 2010). 3. Istirahat Ibu post sectio caesarea membutuhkan istirahat yang cukup, istirahat sekitar 8 jam pada malam hari dan istirahat 1 jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain: a. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat b. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan dan sesuai kemampuan c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur Kurang istirahat menurut Heryani (2012) dapat menyebabkan: a. Jumlah ASI berkurang b. Memperlambat proses involutio uteri c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi 4. Latihan/Senam Nifas Senam nifas pada ibu post sectio caesarea dapat dilakukan setelah 8 jam post operasi sectio caesarea. Tujuan senam nifas menurut Heryani (2012) yaitu: a. Membantu mempercepat proses pemulihan ibu b. Mempercepat involusio uteri c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul
16
d. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan perineum e. Memperlancar pengeluaran lokea f. Membantu mengurangi rasa sakit Sedangkan manfaat senam nifas (Heryani, 2012) antara lain: a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah b. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan c. Memperbaiki tonus otot, pelvis dan peregangan otot abdomen d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul e. Membantu ibu lebih rileks dan segar pasca melahirkan Senam nifas dilakukan saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau penyulit masa nifas (Heryani, 2012). 5. Penangganan Insisi Minggu pertama pasca operasi sectio caesarea bisa jadi merupakan masa yang paling sulit sebab masih terasa nyeri dan tidak nyaman, padahal ibu juga harus merawat bayi (Mundy, 2005). Hal-hal yang dapat dilakukan untuk merawat luka pasca operasi sectio caesarea adalah: a. Menjaga Kebersihan Luka Kunci dari proses penyembuhan yang cepat adalah menjaga luka operasi dari bakteri yang menyebabkan infeksi. Ibu post sectio caesarea dapat mandi seperti biasa, setelah mandi pastikan daerah
17
insisi benar-benar kering dan jaga agar tetap kering serta mengenakan pakaian atas yang longgar (Mundy, 2005). Menurut Susmiyati (2013) menjaga kebersihan agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan kuman berkembang
cepat
maka
kebersihan
diri
dan
lingkungan
semaksimal mungkin harus dijaga. Jaga luka dari kotoran, bila balutan basah atau lembab oleh darah maka segera diganti, karena di dalam darah mengandung kuman yang bisa menyebar cepat ke seluruh bagian luka. b. Makanan Yang Bergizi Makan dan minum yang cukup dan bergizi seimbang dapat membantu memulihkan diri setelah operasi sectio caesarea, penyembuhan luka dan menghasilkan ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi. Selain makanan dibutuhkan juga asupan cairan (air putih) untuk menggantikan volume cairan yang hilang saat melahirkan dan menyusui serta mencegah sembelit (Oktavia, 2013). Dimana air (mineral) berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan (Nakita, 2006). Status nutrisi merupakan bagian penting dari respon terhadap cedera (Sjamsuhidajat, 2005). c. Olahraga Pada minggu pertama setelah operasi hindari mengangkat benda berat. Berdiri dan berjalan dengan postur tubuh yang baik (Oktavia,2013). Olahraga ringan seperti jalan-jalan bisa dilakukan.
18
Cobalah berdiri tegak sebisa mungkin saat berjalan dan lakukan sesuai kemampuan (Mundy, 2005). d. Konsultasi Dengan Dokter Konsultasi dengan dokter dilakukan bila: 1) Bekas luka terlihat merah, bengkak atau terdapat cairan yang keluar dari luka 2) Demam lebih dari 38º C 3) Nyeri hebat pada luka 2.1.3 Luka 2.1.3.1 Pengertian Luka Pengertian luka menurut Sjamsuhidajat, dkk (2005) dalam Buku Ajar Ilmu Bedah adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Sedangkan menurut Sudjatmiko dkk (2009) luka diartikan sebagai terputusnya kontinuitas jaringan. 2.1.3.2 Klasifikasi Luka Klasifikasi luka dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan status integritas kulit a. Luka terbuka yaitu luka yang melibatkan robekan pada kulit atau membran mukosa. Penyebabnya: trauma oleh benda tajam atau tumpul misalnya insisi bedah, pungsi vena,luka tembak (Potter & Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009) kerusakan pada luka terbuka melibatkan kulit dan membran mukosa, kemungkinan terjadi perdarahan disertai kerusakan jaringan.
19
b. Luka tertutup yaitu luka tanpa robekan kulit. Penyebab bagian tubuh yang terpukul oleh benda tumpul (Potter & Perry, 2005). Pada luka tertutup tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit tapi terdapat kerusakan jaringan lunak, mungkin cedera internal dan perdarahan (Aminuddin, 2009). 2. Berdasarkan sifat luka a. Luka akut yaitu luka yang mengalami proses penyembuhan, yang terjadi akibat proses perbaikan integritas fungsi dan anatomi secara terus menerus, sesuai dengan tahap dan waktu yang normal. Penyebab trauma akibat benda tajam. Tepi luka bersih dan utuh (Potter & Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009) luka akut dapat dikategorikan menjadi: 1) Luka akut pembedahan; contohnya eksisi, insisi, skin graft. 2) Luka bukan pembedahan; contohnya luka bakar. b. Luka kronik yaitu luka yang gagal melewati proses perbaikan untuk mengembalikan integritas fungsi dan anatomi sesuai dengan tahap dan waktu yang normal. Penyebab luka akibat gesekan,ulkus. Tepi luka mengalami nekrotik (Potter & Perry, 2005). 3. Berdasarkan tingkat kebersihan luka a. Luka bersih (clean wounds) yaitu luka yang tidak mengandung organisme pathogen. Misalnya luka bedah tertutup,resiko infeksi
20
rendah (Potter & Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009) kemungkinan infeksi pada luka bersih adalah sekitar 1%-5%. b. Luka terkontaminasi bersih (clean contamined wounds) yaitu luka dalam kondisi aseptic tapi melibatkan rongga tubuh yang secara normal mengandung mikroorganisme. Lebih beresiko mengalami infeksi dibanding luka bersih (Potter & Perry, 2005). Infeksi pada luka jenis ini kemungkinan 3%-11% (Aminuddin, 2009). c. Luka terkontaminasi (contamined wounds) yaitu luka berada pada kondisi yang mungkin mengandung mikroorganisme. Misalnya: luka terbuka, traumatic, kecelakaan (Potter &Perry, 2005) beresiko mengalami infeksi 10%-17% (Aminuddin, 2009). d. Luka terinfeksi (dirty or infected wounds) yaitu terdapat bakteri pada luka, luka tampak tanda infeksi misalnya: inflamasi, drainase purulent (Potter & Perry, 2005). e. Luka terkolonisasi yaitu luka yang mengandung mikroorganisme (biasanya
multiple),
penyembuhan
lambat
dan
beresiko
mengalami infeksi (Potter & Perry, 2005). 2.1.3.3 Penyembuhan Luka Penyembuhan luka menurut Walyani (2015) adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Luka dikatakan sembuh bila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang kembali normal.
21
1. Prinsip Penyembuhan Luka Prinsip penyembuhan luka menurut Afyalvin (2014) adalah: a. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang. b. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga. c. Respon tubuh secara sistemik pada trauma. d. Aliran darah dari dan ke jaringan yang luka. e. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing termasuk bakteri. 2. Fase Penyembuhan Luka a. Fase inflamasi Berlangsung selama 1-4 hari (Walyani, 2015). Sumber lain menyebutkan (Sudjatmiko, 2009) fase inflamasi dimulai saat terjadi luka, bertahan 2-3 hari. Pembuluh darah yang terputus akan menyebabkan
perdarahan
menghentikannya
dengan
dan cara
tubuh
akan
vasokonstriksi
berusaha dan
reaksi
hemostasis. Proses perbaikan menurut Potter & Perry (2005) terdiri dari mengontrol perdarahan (hemostasis), mengirim darah dan sel ke area yang mengalami cedera (inflamasi) dan membentuk sel-sel epitel pada tempat cedera (epitellisasi). Tujuan
yang hendak
dicapai
pada
fase
ini
adalah
menghentikan perdarahan dan membersihkan luka dari benda
22
asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan (Monica, 2011). Kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka dan mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler mengalami vasokonstriksi selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah kapiler (Potter & Perry, 2005). Sementara itu terjadi juga reaksi inflamasi, sel mast dalam jaringan
ikat
menghasilkan
serotonin
dan
histamin
yang
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan edema dan pembengkakan (Sjamsuhidajat, 2005). Tepi luka bagian luar secara normal mengalami inflamasi pada hari ke-2 sampai hari ke-3 tapi lama kelamaan inflamasi ini akan menghilang (Suparyanto, 2011). Fase ini ditandai dengan adanya kemerahan, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3/ke-4 (Monica, 2011). Menurut Sjamsuhidajat (2005) tanda dan gejala reaksi radang berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), rasa hangat (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor). Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah menuju luka karena daya
23
kemotaksis. Leukosit kemudian mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri (fagositosis). b. Fase proliferasi (regenerasi) Proses kegiatan yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan proliferasi sel. Sesudah terjadi luka fibroblast akan aktif bergerak pada jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin & profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru (Monica, 2011). Dengan munculnya jaringan baru sebagai hasil rekonstruksi, fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari (Potter & Perry, 2005). Pada fase ini luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi (Sjamsuhidajat, 2005). Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka dimana luka bertemu atau bertaut pada hari ke7-10 (Afyalvin, 2014). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Suparyanto (2011) bahwa dalam waktu 7-10 hari luka dengan
24
penyembuhan normal akan terisi sel epitel dan bagian tepi luka akan menutup. Fibroblast
berasal
dari
sel
mesenkim
yang
belum
berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen yang akan mempertautkan tepi luka (Sjamsuhidajat, 2005). Pada fase ini terjadi sintesis kolagen dan pada fase ini biasanya jahitan diangkat (bila digunakan benang yang tidak diserap) (Sudjatmiko. 2009). Pada fase ini kolagen memberikan kekuatan dan integritas struktur pada luka. Selama periode ini luka mulai tertutup oleh jaringan baru (Potter & Perry, 2005). Pengisian oleh kolagen seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan (Padila, 2012). Fungsi kolagen yang spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) (Monica, 2011). Penampilan klinis pada fase ini antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi baik), adanya kulit baru (epitelisasi) berwarna merah muda pada tepi luka dan luka mulai tampak menutup (Rofiqoh, 2014). Fase proliferasi akan cepat terjadi bila tidak ada infeksi atau kontaminasi pada fase inflamasi (Potter & Perry, 2005).
25
Proses pada fase ini berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka proses pembentukan jaringan granulasi akan berhenti dan mulailah proses selanjutnya yaitu fase maturasi (Sjamsuhidajat, 2005). c. Fase maturasi (remodeling) Maturasi merupakan tahap akhir proses penyembuhan luka dan dapat memerlukan waktu sampai 1 tahun, yang tergantung pada kedalaman dan luas luka (Potter & Perry, 2005). Menurut Sudjatmiko (2009) pada fase ini terjadi peningkatan produksi maupun penyerapan kolagen. Kekuatan luka meningkat sejalan dengan reorganisasi kolagen sepanjang garis tegangan kulit. Menurut Monica (2011) selain pembentukan kolagen terjadi juga pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan menimbulkan penebalan jaringan parut sebaliknya bila produksinya berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Menurut monica (2011) tujuan fase ini adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.
26
2.1.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
kecepatan
penyembuhan luka (Potter & Perry, 2005) yaitu: 1. Nutrisi Proses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya karbohidrat, protein, vitamin (terutama vitamin Adan C) dan mineral. Karbohidrat sebagai penyedia energi bagi tubuh, protein sebagai penyembuh luka dan meregenerasi sel. Vitamin A berfungsi sebagai epitelisasi dan sintesis kolagen. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen (Potter & Perry, 2005). 2. Umur Kecepatan
perbaikan
sel
berlangsung
sejalan
dengan
pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka (Rofiqoh, 2014). Semakin tua umur seseorang menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan (Potter & Perry, 2005). Anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat dari orang tua (Afyalvin, 2014). Klasifikasi umur menurut Depkes RI (2009) adalah: a. Masa balita
: 0-5 tahun
b. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun c. Masa remaja awal
: 12-16 tahun
27
d. Masa remaja akhir
: 17-25 tahun
e. Masa dewasa awal
: 26-35 tahun
f. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun g. Masa lansia awal
: 46-55 tahun
h. Masa lansia akhir
: 56-65 tahun
i. Manula
: > 65 tahun
3. Vaskularisasi Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel (Potter & Perry, 2005). 4. Anemia Anemia memperlambat proses penyembuhan luka dimana perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh karena itu orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin darah akan mengalami proses penyembuhan lama. 5. Status Imunologi Imunologi merupakan system pertahanan tubuh yang akan bereaksi terhadap infeksi/zat asing yang masuk dalam tubuh. Proses penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh status imunologi (Monica, 2011). 6. Kadar Gula Darah Kadar gula darah yang tinggi menganggu kemampuan leukosit untuk melakukan fagositosis dan mendorong pertumbuhan infeksi
28
(Monica, 2011). Menurut Perry dan Potter (2005) pada pasien dengan diabetes melitus terjadi hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk kedalam sel. Akibatnya akan terjadi penurunan protein kalori tubuh yang berakibat rentan terhadap infeksi. 7. Obesitas Jika daerah insisi kekurangan udara akibat tumpukan lemak dapat terjadi infeksi (Mundy, 2005). Jaringan lemak menganggu suplai darah untuk melawan infeksi bakteri dan untuk mengirimkan nutrisi dan elemen
yang berguna untuk penyembuhan luka
(Monica, 2011). 2.1.3.5 Komplikasi Penyembuhan Luka 1. Hemoragi (Perdarahan) Hemoragi atau perdarahan dari daerah luka merupakan hal normal yang terjadi selama dan sesaat setelah trauma. Hemostasis terjadi dalam beberapa menit kecuali jika luka mengenai pembuluh darah besar atau fungsi pembekuan buruk. Hemostasis adalah mekanisme alami tubuh untuk menghentikan kehilangan darah yang berlebihan. Perdarahan yang terjadi setelah hemostasis menunjukkan lepasnya jahitan operasi, keluarnya bekuan darah, erosi pembuluh darah oleh benda asing misalnya drain. Perdarahan dapat terjadi secara eksternal dan internal (Potter & Perry, 2005).
29
2. Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi sebelum pembedahan, selama pembedahan dan setelah pembedahan. Gejala infeksi sering muncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Menurut Morison terdapat 7 kriteria penilaian untuk menentukan tingkat infeksi pada luka operasi tertutupyaitu eksudat, eritema (kemerahan) yang menyebar pada luka, edema, hematoma, letak nyeri, frekuensi nyeri dan bau. Menurut Potter & Perry (2005) luka yang mengandung bakteri lebih dari 100.000 termasuk luka terinfeksi. Infeksi luka oleh bakteri menghambat penyembuhan luka. Peningkatan inflamasi digabungkan dengan panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka (Afyalvin, 2014). 3. Dehisens Dehisens adalah terpisahnya lapisan luka (Potter & Perry, 2005). Tanda dehisens antara lain: luka terbuka kembali, benang terlepas atau putus, keluarnya darah dari luka, mungkin juga disertai tanda infeksi (Sudjatmiko, 2009). 4. Eviserasi Eviserasi adalah terpisahnya lapisan luka secara total yang menimbulkan keluarnya organ dalam melalui luka yang terbuka (Potter & Perry, 2005).
30
2.2 Keaslian Penelitian
No
1
2
3
Nama Peneliti
Judul Peneliti
Shella Cristina, Mobilisasi dini Erva Elli berhubungan Kristanti dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post operasi sectio cesarea Yoana Widysari Pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio cesarea terhadap penyembuhan luka jahitan sectio cesarea Hubungan riwayat Rytme sectio cesarea Purwatiningsih (partus kasep) dengan penyembuhan luka post sectio cesarea
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian analitik korelasional teknik sampling accidental
Ada hubungan antara mobilisasi dini dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post operasi sectio cesarea Terdapat pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio cesarea terhadap penyembuhan luka sectio jahitan cesarea Sebagian besar pasien diruang bersalin yang melakukan persalinan secara SC diindikasikan karena partus kasep (56%) Sebagian besar pasien post SC di ruang bersalin kondisi lukanya pada hari ke-5 telah menutup (53%) Adanya hubungan antara riwayat SC (partus kasep) dengan penyembuhan luka post SC
Penelitian analitik pendekatan crosssectional tehnik sampling random sampling
Penelitian analitik observasional pendekatan crosssectional tehnik sampling accidental sampling
31
4
5
6
Alfrida Batti Faktor-faktor Hasmawati yang berhubungan Hariani dengan proses penyembuhan luka post operasi sectio di RS khusus ibu dan anak siti Fatimah
Penelitian deskriptif analitik metode crosssectional tehnik sampling accidental
Adanya hubungan nutrisi dengan proses penyembuhan luka post operasi sectio cesarea adanya hubungan personal hygiene dengan proses penyembuhan luka post operasi sectio cesarea adanya hubungan mobilisasi dengan proses penyembuhan luka post operasi sectio cesarea Zahrati Fauza Hubungan Penelitian analitik Tidak ada hubungan Nurlaila mobilisasi dini pendekatan cross antara mobilisasi Ramadhan pada ibu post sectional teknik dini dengan partum sectio sampling penyembuhan luka, cesarea terhadap accidental involutio uteri dan proses percepatan pengeluaran lokea pemulihan post dan post partum sectio partum di ruang kebidanan RSUD ZA banda Aceh Tidak terdapat Penelitian Clara Grace Pengetahuan, hubungan yang Y.A.S sikap dan deskriptif bermakna antar korelasional pelaksanaan pengetahuan mobilisasi dini terhadap ibu pascasalin pelaksanaan dengan seksio mobilisasi dini pada sesaria ibu pasca salin dengan seksio sesaria Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini
32
7
Maria Seniwati
Hilda Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka sectio cesarea di ruang perawatan nifas RSUD labuang baji makassar
Penelitian survey bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional tehnik sampling accidental
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian
Ada hubungan antara pemberian nutrisi, ambulasi, perawatan luka dengan proses penyembuhan luka post sectio cesarea
33
2.3 Kerangka Teori Faktor Interna a. Pendidikan b. Pekerjaan
Faktor Eksterna a. Lingkungan b. Social
c. Umur
Pengetahuan tentang luka sectio caesarea Penyembuhan Faktor yang mempengaruhi luka
Luka
a. Umur b. Nutrisi c. Vaskularisasi d. Anemia e. DM
Gambar 1 Kerangka Teori Sumber: Potter & Perry (2005), Wawan & Dewi (2011)
34
2.4 Kerangka Konsep
Variabel bebas (Pengetahuan tentang luka sectio caesarea)
Keterangan :
Variabel terikat (Penyembuhan luka post sectio caesarea)
: Diteliti Gambar 2 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis H0
: Tidak Ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Luka Sectio Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
H1
: Ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Luka Sectio Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2015). Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional dimana rancangan ini mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2013). Pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel ibu post sectio caesarea untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea. Penelitian deskriptif korelasional (Nursalam, 2013).
O1
O2
Ket : O1 : Pengetahuan tentang luka sectio caesarea O2 : Penyembuhan luka post sectio caesarea
35
36
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post sectio caesarea yang melakukan kontrol di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Surakarta bulan Mei 2015 berjumlah 83 orang. 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representative /mewakili (Sugiono, 2015). Tehnik sampling adalah tehnik pengambilan sampel. Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive sampling yaitu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian) sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi (Nursalam, 2013). Adapun kriteria yang peneliti tetapkan adalah: 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013).
37
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a. Bersedia menjadi responden. b. Ibu yang pertama kali dilakukan tindakan sectio caesarea. c. Ibu post sectio caesarea yang kontrol hari ke-7. d. Ibu post sectio caesarea umur 20-35 tahun. e. Tidak menderita penyakit penyulit (anemia, diabetes). 2. Kriteria Eksklusi Kriteria
eksklusi
adalah
menghilangkan/mengeluarkan
subyek yang memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2013). a. Tidak bersedia menjadi responden. b. Ibu yang telah dilakukan tindakan sectio caesarea lebih dari 1 kali. c. Ibu post sectio caesarea yang menderita penyakit anemia, diabetes. d. Ibu post sectio caesarea yang kontrol setelah hari ke-7. Besarnya sampel yang akan diambil peneliti menggunakan rumus (Nursalam, 2013): ே
ൌ
଼ଷ
ൌ
ଵାேሺௗమ ሻ
n
: besar sampel
N
: besar populasi
d
: tingkat signifikasi (0,05)
Keterangan
ଵା଼ଷሺǡହሻమ
=
଼ଷ
ଵǡଶହ
=68
Berdasarkan rumus tersebut diatas maka sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 68 responden.
38
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 7 minggu yaitu dari tanggal 26 Oktober sampai 07 Desember 2015. 3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 3.4.1 Variabel Bebas (Independent) Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variable lain (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini variable bebas (independen) adalah pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea. 3.4.2 Variabel Terikat (Dependent) Variabel yang nilainya ditentukan oleh variable lain (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini variable terikat (dependent) adalah penyembuhan luka post sectio caesarea.
39
Variabel
Definisi Operasional Variabel Kemampuan independen ibu untuk pengetahuan menjawab tentang pertanyaanibu luka sectio pertanyaan caesarea tentang luka sectio caesarea Variabel Proses dependen pemulihan penyembuhan luka setelah luka post sectio sectio caesarea caesarea dinilai pada hari ke-7 dengan lembar observasi
Alat Ukur
Skala Data Kuesioner Ordinal
Lembaran Nominal observasi
Skor 1.Baik: bila skor 76%-100% 2.Cukup: bila skor 56%-75% 3.Kurang:<56%
Skor 1: penyembuhan luka baik (1-2) Skor 0:penyembuhan luka kurang baik (3-4)
Tabel 3.1 Variabel dan Definissi Operasional 3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Bila dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data, maka tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiono, 2015). Pada penelitian ini peneliti mengunakan tehnik pengumpulan data mengunakan kuesioner (angket), dan observasi (pengamatan). Cara pengumpulan data penelitian dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1. Penelitian dimulai dari pengajuan topik penelitian kepada dosen pembimbing. 2. Setelah topik penelitian disetujui lalu dilanjutkan dengan permohonan ijin studi pendahuluankepada STIKes Kusuma Husada Surakarta, kantor
40
BAPEDA Surakarta, Kesbangpolinmas Surakarta, dan RSUD Kota Surakarta. 3. Setelah mendapatkan ijin studi pendahuluan peneliti melakukan studi pendahuluan pada Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta. 4. Melakukan konsultasi proposal dengan dosen pembimbing. 5. Ujian proposal, dan revisi proposal. 6. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner. 7. Permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepada STIKes Kusuma Husada Surakarta, kantor BAPEDA Boyolali, Kesbangpolinmas Boyolali dan RSUD Banyudono Boyolali. 8. Melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan membagikan kuesioner pada responden ibu post sectio caesarea di RSUD Banyudono. 9. Memasukan data uji validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSSmelalui komputer. 10. Melakukan eliminasi terhadap pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang tidak valid dan reliabel. 11. Melakukan konsultasi hasil uji validitas dan reliabilitas dengan dosen pembimbing. 12. Melakukan penelitian pada Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dengan responden ibu post sectio caesarea yang bersedia menjadi responden.
41
13. Responden menandatangani surat persetujuan menjadi responden atau informed consent. 14. Peneliti membagikan kuesioner kepada ibu post sectio caesarea dan melakukan observasi keadaan luka post sectio caesarea. 15. Mengumpulkan dan memeriksa kembali kuesioner yang sudah diisi responden. 16. Setelah memenuhi jumlah sampel yang telah ditetapkan peneliti melakukan pengolahan data yang terdiri dari editing, coding, scoring, entri data dan tabulating 17. Peneliti melakukan analisa data (analisa univariat dan bivariat) menggunakan program komputer. 18. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing tentang hasil penelitian. 19. Penyajian data dan pembahasan. 20. Kesimpulan dan saran. 3.6 Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Validitas Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam 2013). Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006). Uji validitas pada penelitian ini mengunakan rumus Pearson ProductMoment.
42
Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut
Keterangan :
୶୷ ൌ
Ǥஊଡ଼ଢ଼ିஊଡ଼Ǥஊଢ଼
ඥሼஊଡ଼మ ିሺஊଡ଼ሻమ ሽሼஊଢ଼మ ିሺஊଢ଼ሻమ ሽ
rxy
: Koefisien korelasi product moment
N
: Jumlah responden
∑X
: Jumlah skor item
∑Y
: Jumlah skor total Interpretasi hasil data (Riwidikdo, 2012):
1. Membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel Nilai r tabel dapat dilihat pada nilai r product moment dengan taraf signifikansi 5% (0,05) dengan n=30 maka diketahui r tabel adalah 0,361. Bila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung> r table) maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Berdasarkan nilai signifikansi (p) yang besarnya 0,000 dibandingkan dengan nilai a=5%, dimana nilai p < 0,05 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 3. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang bertanda bintang (*) baik bertanda bintang satu (*) atau bertanda bintang dua (**) yang menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Uji validitas lakukan di RSUD Banyudono, Boyolali dengan jumlah 30 responden (ibu post sectio caesarea). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan komputer. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 34
43
pertanyaan terdapat 6 pertanyaan yang tidak valid (pertanyaan nomor 6, 7, 11, 14, 19, 22) karena pertanyaan tersebut mempunyai nilai r hitung < 0,361 (0,109-0,195) dan pertanyaan tersebut akan dihilangkan atau tidak digunakan dalam penelitian karena nilai r hitung < r tabel (0,361). 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyaataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: ଵୱଵ ൌ
Keterangan
ȭɐଶ ൨ ቈͳ െ ଶ ɐ െͳ
r11
:= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ȭɐଶ
= Jumlah varian butir
ɐଶ
= Varians total Menurut Riwidikdo (2012) kuesioner atau angket dikatakan
reliable jika memiliki nilai alpha minimal 0,7. Dari pertanyaan yang sudah valid (28 pertanyaan) dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk mengetahui kuesioner dikatakan reliabel atau tidak dilihat berdasarkan besarnya nilai alpha. Dari hasil pengujian kuesioner yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai alpha adalah 0,985 hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,7 sehingga kuesioner tersebut
44
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan jumlah pertanyaan sebanyak 28. 3.7 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Tehnik Pengolahan Data Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiono, 2015). Dalam pengolahan data terdapat langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2014). Proses penentuan editing dengan memeriksa kembali data yang diperoleh dari hasil pengukuran pengetahuan tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea. 2. Coding Coding atau mengkode data merupakan suatu metode untuk mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam symbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan. Dalam penelitian ini coding dilakukan dengan menggunakan angka 0,1,2,3 dan seterusnya. Dalam penelitian ini coding dilakukan untuk membagi kriteria sebagai berikut: a. Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Pengetahuan baik diberi kode 1
45
Pengetahuan cukup diberi kode 2 Pengetahuan kurang diberi kode 3 b. Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea Penyembuhan luka kurang baik diberi kode 0 Penyembuhan luka baik diberi kode 1 3. Skoring Skoring adalah memberikan skor terhadap semua item yang perlu diberi skor (Arikunto, 2006). Cara menghitung skor tingkat pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea pada setiap soal bila jawaban benar nilainya 1 dan bila jawaban salah nilainya 0. Sehingga total skor jika jawaban benar keseluruhannya adalah 28 dengan rumus: ݂ ͳͲͲΨ ܰ
Keterangan : f : jumlah jawaban benar N
: jumlah semua soal
100%
: konstanta
Menentukan skor atau nilai pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea: a. Baik bila responden mempunyai nilai 76-100% b. Cukup bila responden mempunyai nilai 56-75% c. Kurang bila responden mempunyai nilai <56%
46
Untuk penyembuhan luka post sectio caesarea digunakan skor: a. Penyembuhan luka baik mempunyai nilai 1 b. Penyembuhan luka kurang baik mempunyai nilai 0 4. Entri Data Entri Data merupakan proses memasukkan data ke dalam komputer, dalam hal ini adalah dimasukkan kedalam program excel terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam program SPSS. 5. Tabulating Tabulating adalah proses mengklasifikasikan dari masingmasing item, dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden, pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea. 3.7.1 Analisa Data Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Pengolahan dan analisa data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). 3.7.1.1 Analisa Univariat Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap masing-masing variabel (variabel bebas dan variabel terikat).
47
3.7.1.2 Analisa bivariate Analisa bivariate yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini analisa bivariate menggunakan analisa Spearman dengan rumus:
Keterangan: rs : koefisien korelasi rank spearman di : selisih setiap rank n : banyaknya pasangan data Pemilihan tehnik ini (analisa spearman) didasarkan pada pertimbangan bahwa tehnik analisa ini bekerja dengan variabel independen berskala ordinal dan variabel dependen berskala nominal (Nursalam, 2008). Uji spearman dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea) dengan variabel terikat (penyembuhan luka post sectio caesarea) di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta. Batasan signifikansi jika p value <0,05 maka hasil hitungan bermakna sebaliknya jika p value >0.05 maka hasil hitungan tidak bermakna (Setiawan, 2011). Selanjutnya data yang telah diolah baik analisa univariat maupun analisa bivariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan.
48
3.8 Etika Penelitian Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengajukan surat permohonan ijin kepada pihak RSUD Surakarta untuk mendapatkan ijin. Setelah mendapatkan ijin peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi, dengan menekankan masalah etika yang meliputi: 3.8.1 Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Diberikan sebelum penelitian kepada responden. Jika responden bersedia maka responden menandatangani lembar persetujuan tapi jika responden tidak bersedia peneliti harus menghormati hak responden (Hidayat, 2014). 3.8.2 Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode (Hidayat, 2014). 3.8.3 Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan hasil riset (Hidayat, 2014).
BAB IV HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta sejak tanggal 26 Oktober 2015 sampai 7 Desember 2015. Pelayanan yang diberikan meliputi pemeriksaan ibu hamil, perawatan ibu post partum normal dan post sectio caesarea. Perawatan post operasi (histerectomy, curetage, miomectomy, kistectomy) dan pelayanan KB. Responden pada penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang kontrol pada hari ke-7 dan bersedia untuk menjadi responden yang berjumlah 68 responden. Uji analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa spearman. 4.1 Karakteristik Responden 4.1.1 Umur Responden Distribusi responden berdasarkan umur di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada 4.1 Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur (n=68) Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
20-25 tahun
26
38
26-35 tahun
42
62
Jumlah
68
100
49
50
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden berumur 26 tahun sampai 35 tahun mempunyai jumlah yang paling banyak yaitu 42 responden (62%) dari total responden sebanyak 68 orang. 4.1.2 Tingkat Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan (n=68) Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
S1
8
12
Diploma
9
13
SMA
38
56
SMP
10
15
SD
3
4
Jumlah
68
100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah pendidikan SMA sebanyak 38 responden (56%) dari total responden 68 orang dan yang paling sedikit adalah pendidikan SD berjumlah 3 responden (4%).
51
4.1.3 Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan (n=68) Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase (%)
Guru
2
3
Ibu Rumah Tangga (IRT)
41
60
Swasta
20
30
Karyawan
4
6
Editor
1
1
Jumlah
68
100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang memiliki pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 41 responden (60%) dari total 68 responden dan yang paling sedikit adalah pekerjaan sebagai editor sebanyak 1 responden (1%). 4.2 Analisa Univariat 4.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.4
52
Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea (n=68) Pengetahuan tentang luka Sectio Caesarea
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
50
74
Cukup
17
25
Kurang
1
1
Jumlah
68
100
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa ibu post sectio caesarea sebagian besar mempunyai pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea sebanyak 50 responden (74%) dari total 68 responden dan hanya ada 1 responden (1%) yang memiliki pengetahuan tentang luka sectio caesarea yang kurang. 4.2.2 Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea Tabel 4.5 Distribusi penyembuhan luka post sectio caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.5
53
Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan proses penyembuhan luka post sectio caesarea Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
61
90
Kurang baik
7
10
Jumlah
68
100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa 61 responden (90%) penyembuhan luka post sectio caesarea adalah baik dari total 68 responden. 4.3 Analisa Bivariat Tabel 4.6 analisis hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea Pengetahuan Penyembuhan tentang luka luka post sectio sectio caesarea caesarea Spear man’ rho
Pengetahu an post sectio caesarea
Correlation coefficient Sig. (2-tailed) N
Penyembu han luka post sectio caesarea
Correlation coefficient Sig. (2-tailed) N
1,000 68
,445** ,000 68
,445** ,000 68
1,000 68
Hasil pengukuran korelasi spearman diperoleh nilai r hitung sebesar 0,445 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,000.
54
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka hasil hitungan bermakna. Sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea. Tabel 4.7 Tabulasi silang pengetahuan tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea
Pengetah uan tentang luka sectio caesarea Total
Penyembuhan
Luka
total
Kurang
Baik 0
Kurang baik 1
1
Cukup
12
5
17
Baik
49
1
50
61
7
68
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa 49 responden mempunyai pengetahuan tentang luka sectio caesarea dalam kategori baik dan memiliki penyembuhan luka post sectio caesarea yang baik juga.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan umur 26-35 tahun berjumlah 42 responden (62%). Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada umur 20-35 tahun. Menurut kategori Depkes RI (2009) umur 20-35 tahun dikategorikan masa remaja akhir (20-25 tahun) dan masa dewasa awal (26-35 tahun). 5.1.2 Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari tingkat pendidikan banyak responden yang berpendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 38 responden (56%). Pendidikan akan membantu dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta nilai-nilai lainnya yang akan membantu untuk berpikir lebih rasional dan dapat meningkatkan kualitas hidup (Notoatmodjo, 2005). 5.1.3 Pekerjaan Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Interaksi dengan lingkungan serta informasi dari media massa elektronik akan membantu seseorang mendapatkan informasi yang akan mempengaruhi pengetahuan menjadi lebih baik (Sulisdiana, 2011).
55
56
Berdasarkan status pekerjaan responden diperoleh bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) mempunyai jumlah yang paling banyak yaitu 41 responden (60%) dari total 68 responden. 5.2 Analisis Univariat 5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang luka post sectio caesarea di poliklinik RSUD Surakarta adalah mayoritas dalam kategori baik (74%). Menurut Arikunto (2006) tingkat pengetahuan baik adalah seorang mampu mengetahui perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang baik, maka akan terbentuk kesadaran dan sikap yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea ibu mengetahui halhal yang berhubungan dengan luka sectio caesarea sehingga terbentuk kesadaran dan sikap yang positif. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011), adalah pendidikan, pekerjaan dan umur. Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan. Tingkat pendidikan
akan
membantu
dalam
memperoleh
pengetahuan,
pemahaman, serta nilai-nilai lainnya yang akan membantu untuk berpikir
57
lebih rasional dalam menyerap informasi. Berdasarkan hasil penelitian pendidikan responden mayoritas adalah berpendidikan SMA (56%). Pendidikan ibu pada tingkat SMA sudah dapat menerima dan mendapatkan informasi sehingga dapat menambah pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki adalah mayoritas sebagai ibu rumah tangga (IRT) 60%. Ibu rumah tangga (IRT) mempunyai pengetahuan yang baik bisa disebabkan karena mereka mendapat informasi dari luar melalui interaksi sosial seperti arisan, pertemuan antar warga, televisi, sosial media, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sulisdiana (2011) bahwa interaksi dengan lingkungan serta informasi dari media massa elektronik akan
membantu
seseorang
mendapatkan
informasi
yang
akan
mempengaruhi pengetahuan menjadi lebih baik. Faktor lain yang juga mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Pada penelitian ini umur responden dibatasi yaitu 20-35 tahun, dengan mayoritas responden pada umur 26-35 tahun sebesar 62%. Pada teori yang dikemukan oleh Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa umur 20-35 tahun merupakan umur yang cukup matang untuk menyikapi aspek kehidupan. Umur yang matang sangat berpengaruh positif terhadap pencapaian pengetahuan seseorang. Umur mempengaruhi daya tangkap dan
pola
pikir
seseorang
terhadap
informasi
yang
diberikan
(Notoatmodjo, 2005). Kematangan umur ini dapat membuat seseorang
58
berpikir secara positif dan dapat mengerti serta memahami pengetahuan tentang luka sectio caesarea. Selain pendidikan, pekerjaan dan umur menurut Soekanto (2007) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman yaitu sesuatu yang pernah dilakukan dapat menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Pada penelitian ini responden yang diteliti adalah ibu-ibu yang pertama kali dilakukan tindakan sectio caesarea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu post sectio caesarea memiliki tingkat pengetahuan yang baik (74%). Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Grace (2012) di RSUD Pimgadi Medan menunjukkan bahwa pengalaman persalinan ibu secara sectio caesarea juga mempengaruhi pengetahuan ibu tersebut (61,8%). Berdasarkan teori dan hasil penelitian peneliti mengambil kesimpulan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur, sedangkan pengalaman tidak selalu mempengaruhi pengetahuan seseorang. 5.2.2 Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea Secara teoritis penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak (Walyani, 2015). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Kota Surakarta diperoleh bahwa penyembuhan luka post sectio caesarea pada hari ke-7 adalah baik (90 %). Penyembuhan luka melalui 3 fase penyembuhan yaitu fase inflamasi, fase proliferasi (regenerasi), dan fase maturasi (remodelling).
59
Pengambilan data penelitian untuk variabel penyembuhan luka dilakukan pada hari ke-7 menggunakan lembar observasi penyembuhan luka. Pada hari ke-7 ini keadaan luka post sectio caesarea responden sebagian besar tampak merah muda pada tepi luka, dan merah cerah pada dasar luka dan luka mulai tampak menutup. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rofiqoh (2014) bahwa pada fase proliferasi penampilan klinis antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dan vaskularisasi baik), adanya kulit baru (epitelisasi) berwarna merah muda pada tepi luka, dan luka mulai menutup. Pada fase proliferasi (regenerasi) adalah fase dimana luka mulai tertutup oleh jaringan baru. Proses kegiatan yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan proliferasi sel (Potter & Perry, 2005). Pada fase ini luka dipenuhi oleh fibroblast dan kolagen membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan
berbenjol
halus
yang
disebut
jaringan
granulasi
(Sjamsuhidajat, 2005). Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka dimana luka bertemu atau bertaut pada hari ke7-10 (Afyalvin, 2014). Pada penelitian Purwatiningsih di irna C RSUD Syarifah Ambami Rato Ebhu Bangkalan tahun 2013 diketahui bahwa luka post sectio caesarea menutup pada hari ke-5. Dimana pada hari ke-5 ini juga termasuk dalam fase proliferasi (regenerasi). Hasil penelitian Widyasari tahun 2007 diketahui bahwa lama penyembuhan luka bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
60
seperti yang dikemukan oleh Potter & Perry (2005) bahwa penyembuhan luka secara normal dipengaruhi oleh nutrisi, usia, vaskularisasi, kadar gula darah. Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka (Rofiqoh, 2014). Semakin tua umur seseorang menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan (Potter & Perry, 2005). Anak
dan
dewasa
penyembuhan
lebih
cepat
dari
orang
tua
(Afyalvin, 2014). Selain usia penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh nutrisi. Penelitian Widyasari (2007), dan penelitian lainnya menunjukkan adanya hubungan antara nutrisi dan penyembuhan luka post sectio caesarea. Menurut Potter & Perry (2005) proses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya karbohidrat, protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral. Faktor lain yaitu mobilisasi juga perlu mendapat perhatian dari ibu post sectio caesarea. Pada penelitian Cristina diketahui bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini dengan peningkatan kesembuhan luka pada ibu post sectio caesarea. Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah dan segera mungkin mengalami pemulihan atau penyembuhan (Hamilton, 2010).
61
Penelitian Batti menunjukkan adanya hubungan antara personal hygiene dengan penyembuhan luka sectio caesarea. Menurut Susmiyati (2013) menjaga kebersihan agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan kuman berkembang cepat maka kebersihan diri dan lingkungan semaksimal mungkin harus dijaga. Jaga luka dari kotoran, bila balutan basah atau lembab oleh darah maka segera diganti, karena di dalam darah mengandung kuman yang bisa menyebar cepat ke seluruh bagian luka. 5.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Cesarea Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode spearman diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,000. Nilai p-value (0,000) lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta Hasil tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka sectio caesarea diketahui bahwa 49 responden mempunyai pengetahuan baik tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea yang baik pula serta terdapat 1 orang responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio cesarea kurang baik. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa dengan
62
meningkatnya pengetahuan seseorang akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil keputusan dan dalam hal berperilaku (Setiawati, 2008). Pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea yang dimiliki oleh sebagian besar responden menyebabkan responden dapat mengetahui dan berperilaku yang dapat menunjang penyembuhan luka sectio caesarea seperti memakan makanan yang mengandung nutrisi yang baik, melakukan mobilisasi, istirahat dan tidur yang cukup, menjaga personal hygiene, dan hal-hal lain yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka post sectio caesarea. Terdapat 1 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea tapi mengalami penyembuhan luka post sectio caesarea yang kurang baik dikarenakan ibu tersebut takut untuk memakan makanan yang mengandung protein seperti ikan, telur, daging. Pantangan makanan yang ditemukan pada masyarakat merupakan tradisi yang turun temurun. Masyarakat beranggapan bahwa bila memakan jenis makanan tertentu dapat mengakibatkan luka menjadi basah, gatal dan berbau. Sebenarnya keadaan luka yang basah, gatal dan berbau bisa disebabkan oleh berbagai penyebab seperti kurangnya menjaga kebersihan diri, kurangnya asupan protein, vitamin dan mineral yang cukup. Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan antara nutrisi dan penyembuhan luka sectio caesarea diantaranya penelitian
63
Widiasari (2007), penelitian Batti, dan penelitian Senawati. Status nutrisi merupakan bagian penting dari respon terhadap cedera (Sjamsuhidajat, 2005). Penyembuhan luka tergantung pada tersedianya protein, vitamin dan mineral yang berguna untuk membangun kembali jaringan yang telah rusak. Berdasarkan pembahasan diatas maka sangat penting bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang luka sectio caesarea pada ibu-ibu yang sudah dilakukan tindakan sectio caesarea untuk menambah pengetahuan tentang luka sectio caesarea sehingga proses penyembuhan luka post sectio caesarea dapat berlangsung baik.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea dan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat diambil kesimpulan: 6.1.1Pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebesar 74% 6.1.2Penyembuhan luka post sectio caesarea mayoritas 90% luka post sectio caesarea mengalami penyembuhan baik 6.1.3Adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea 6. 2 Saran 6.2.1 Bagi RSUD Surakarta Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat umumnya dan ibu post sectio caesarea pada khususnya dengan memberikan informasi tentang hal-hal yang dapat mempercepat penyembuhan luka post sectio caesarea.
64
65
6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat meningkatkan materi pembelajaran kepada mahasiswa khususnya materi tentang keperawatan post sectio caesarea. 6.2.3 Bagi Peneliti Lain Peneliti lain dapat melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea dengan menggunakan metode eksperimen dan metode kualitatif. 6.2.4 Bagi Peneliti Diharapkan peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang keperawatan khususnya tentang luka sectio caesarea agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada masyarakat pada umumnya dan ibu post sectio caesarea pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA Afyalvin Noor Fadhilah. (2014). Perawatan Luka Pasca Afyalvinnoorfadhilah.co.id. Diakses tanggal 06 januari 2016
Operasi.
Aminuddin Muhammad. (2009). Jenis-jenis Luka.http://aminetn.wordpress.com/2009/07/26.Diaksestanggal 04 agustus 2015 Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Batti Alfrida. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio di RS Khusus Ibu dan Anak SitiFatimah.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun 2014 ISSN 2302-1721. Library.stikesnh.ac.id. Diakses tanggal 15 juni 2015 Cristina Shella. (2014). Mobilisasi Dini Berhubungan Dengan Peningkatan Kesembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Sectio Cesarea.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 ISSN:23021721.Stikesbabtis.ac.id. Diakses tanggal 15 juni 2015 Depkes
RI. (2009). Penyebab Kematian Ibu. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27176/5/Chapter%20I.pdf Diakses tanggal 25 juni 2015
Grace Clara. (2012). Pengetahuan, Sikap Dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Ibu Pasca Salin Dengan Seksio Sesarea. www.jurnal.usu.ac.id. Diakses tanggal 27 desember 2015 Grace, V.J. (2007). Journal Dexa Medika Dalam Fenomena Sosial Operasi Sectio Cesarea di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Besar Surabaya Periode 1 januari-31 desember 2005. http://www.dexamedika.com. Diakses tanggal 03 september 2015 Hamidarsyat. (2007). Pemulihan Selepas Bersalin. http://www.Hamidarsyat.com. Diakses tanggal 06 januari 2016 Hamilton. (2010). Mobilisasi Dini. Jakarta: Salemba Medika Heryani Reni.(2012).Asuhan Kebidanan-Ibu Nifas dan Menyusui.Jakarta:CV Trans Info Medika Hidayat A. Aziz Alimul. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan TehnikAnalisa Data Contoh Aplikasi Studi Kasus. Jakarta: Salemba Medika
Jitowiyono Sugeng & Weni Kristiyanasari.(2012). Asuhan Keperawatan Post Operasi Dengan Pendekatan Nanda Nic Noc.Yogyakarta: Nuha Medika Liu, David T. Y. (2008). Manual Persalinan edisi 3. Jakarta: EGC Manuaba.(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan KeluargaBerencanaUntuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
dan
Monica. (2011). Definisi & Klasifikasi Luka.Monic-nurse.com/2011/11. Diakses 04 agustus 2015 Mubarak W I. (2007). Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta Mundy-Chrissie Gallacher.(2005). Pemulihan Pasca Operasi Caesar. Jakarta: Erlangga Nakita. (2006). Perawatan Ibu Usai Melahirkan. http://www.nakita.com. Diakses tanggal 6 januari 2016 Nasrulloh, A. (2009). Perbedaan Antara Ilmu Dan Pengetahuan. http://www.filsafatindonesia1001.wordpress.com. Diakses tanggal 7 januari 2016 Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho Taufan. (2012). Asuhan Perawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha Medika Nurak, Maria Trivinia. (2013). Indikasi Persalinan Sectio Cesarea Berdasarkan Umur Dan Paritas Di RS DKT Gubeg Surabaya. http//:jurnalunimus.ac.id/.Diakses tanggal 3 september 2015 Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika Oktavia Nadia, dr. (2013). 5 Tips Cepat Pulih Pasca Sectio Cesarea. www.klinikdokter.com. Diakses tanggal 3 September 2015 Padila, S. Kep Ns. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Nuha Medika
Perry & Potter.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, danPraktikvolume 2 edisi 4. Jakarta:EGC Purwatiningsih Rytme. (2013). Hubungan Riwayat Sectio Cesarea (Partus Kasep) Dengan Penyembuhan Luka Sectio Cesarea. www.stikesinsanseagung.ac.id. Diakses tanggal 25 juni 2015 Riwidikdo Handoko. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Rofiqoh E,F Fiky. (2014). Perawatan Luka Operasi/Bedah. www.academia.edu/11839564/Perawatan_Luka_Operasi_Bedah . Diakses tanggal 6 januari 2016 Senawati Maria Hilda. (2012). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan Luka Sectio Cesarea Di Ruang Perawatan Nifas RSUD Labuang Baji Makasar. Library.stikesnh.ac.id. Diakses tanggal 6 januari 2016 Setiawan Ari. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta: Nuha Medika Setiawati. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans info Sinha
Kounteya. (2010). Articles Times Of India. http://timesofindia.indiatimes.com/india/caesarian.sectioncountsfor9fallbi rthinindia/article/1325244. Diakses tanggal 3 sepetember 2015
Sjamsuhidajat R & Wim de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa Sofian A. (2012).Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC Sudjatmiko, Gentur, dr, dkk. (2009). Menjahit Luka. Jakarta: Sagung Seto Sugiyono.(2015).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:Bandung Sulisdiana. (2011). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Regurgitasi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Miji Winarnik Mojokerto. Hospital Majapahit vol 03 no 01 Suparyanto. (2011). Konsep Infeksi Luka Operasi. http//dr.suparyanto/2011/03/konsep_infeksi_luka_operasi. Diakses tanggal 25 juni 2015
Susmiyati. (2013). Personal Hygiene (Perawatan Diri) Pada Ibu Nifas. mia.sus.co.id/2013/12/personal_hygiene_pada_ibu_nifas. Diakses tanggal 6 januari 2016 Walyani, S, E, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press Wawan, A & Dewi.(2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, danPerilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Widysari Yoana. (2014). Pengaruh Kecukupan Nutrisi dan Cairan Ibu Post Sectio Cesarea Terhadap Penyembuhan Luka Jahitan Sectio Cesarea. Lppm.stikesnu.com/2014/02/07. Diakses tanggal 15 juni 2015 Zahrati Fauza. (2013). Hubungan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Sectio Cesarea Terhadap Proses Percepatan Pemulihan Post Partum di Ruang Kebidanan RSUD ZA Banda Aceh.Simtakp.uui.ac.id/dockti/zahratifauza/2013. Diakses tanggal 25 juni 2015