HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU PEMENUHAN GIZI PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S-1 Sarjana Keperawatan (S. Kep.)
Oleh : MUHAMMAD FARHAN 108104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
-l-t
PERNYATAAI{ PERSETUJUAI{
Slcripsi dengan judul
PENGETAtrUAN IBU RUMAH TANGGA TENTAI\IG GT:ZISEIMBAI\IG DENGAN PERILAKU PEMENruHAN GIZIPADA BALITA USIA 3.5 TAIIUN DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR
HTJBTJNGAN
Telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi Prograrn Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedotteran dan llmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSLIN OLEH
MU4AIr{rvIAp FARHAN
lirM.r08104fin051
Pembimbing I
Pembimbing
II
qeud_ Maulina Handavani. S.Kn . M.Sc NrP. 197704012fi)9122003
fnP. 19902 102005012002 i
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKI.JLTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESE}IATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1434 }I/2013 M
T!
LEMBAR PENGESAIIAN Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG GIZI SEIMBAIIG DENGAI{ PERILAKU PEMENUHAN GTAPADA BALITA USIA,3-s TAHUN DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh
Jum'at,
:
I Maret 2013
Muhfmmad Farhan F[IM: 108104{X}0051
Pcmbimbing
I
Pembimbing
II
)a^"1" lYs.
Uswrtun Kharanqh. S.Keo.. MNS NIP.1977MAt2A09t220A3
Penguji
Maulina HandaYani. S.Kn.. M.Sc NIP. l 97902rc20050 t2002
I
Penguji
II
ry.,"k Jamaludin. S.Ken.. M.Keo. NIP: 19680522200801 1007
Maulina ltanOavapilrs.Kp*M.Sc NrP.197902rc2m50t2002
PengujiIII
NIP.
1
9
770 40t2009 122003
r:l
. -,."a
LEMBAR PENGESAIIATI STDANG UJIAN SKRTPST
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT
*AK['LTAS Kf,DOIffERAN
DAITI
T]NIVERSTTAS ISLAM I\TEGERI SYARIF
KESENATAN
'"IWU
IIIDAYATI,LLAII JAKAR'TA
Jakarte, Maret20l4
.
Mengetahui,
Ketus Pnogram Studi Ilmu Keperawatur Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaxta
Del
llmu Kesehatan
Universitus Islan Negsri S1larif Hida5xatuttah Jakda
F
-\
FI
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1.
:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mernenuhi salah satu persyaratan mernperoleh gelar strata 1
di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakmta. Semua sumber
yarg $aya gunakan datam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
,Univqsitas Islam Negeri 3.
Of$
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kernudian hari tsbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jtplaka$ dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas islanr Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. j
.t
d
i
.:
Jakmta" Maret 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Muhammad Farhan
Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 29 Oktber 1989 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. Veteran III (Tapos) RT/RW 02/03 Desa Cibedug Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat 16760
Telepon/Hp
: 085697884770
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan 1. SDN Cibedug 03 (1996-2002) 2. MTs Fathan Mubina (2002-2005) 3. SMA IT Fathan Mubina (2005-2008) 4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2013)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Maret 2013 Muhammad Farhan, NIM :108104000051 Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 xii + 78 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 5 lampiran ABSTRAK Gizi merupakan unsur yang penting bagi proses tumbuh kembang balita. Asupan makanan yang bergizi seimbang dibutuhkan oleh balita sesuai standar Angka Kecukupan Gizi. Pengetahuan tentang gizi seimbang diperlukan oleh ibu balita dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan desain Cross sectional. Sampel berjumlah 86 ibu rumah tangga yang dipilih secara proportional random sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat menunjukkan 51,2% mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dan 53,5% responden memiliki perilaku baik pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun. Analisis bivariat dengan uji Chi Square menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 pada taraf kepercayaan 95% untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor (p value = 0.005 dan OR value = 3,482). Peneliti merekomendasikan kepada petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan promosi kesehatan dan edukasi yang lebih baik lagi mengenai pentingnya asupan gizi yang baik bagi balita sehingga dapat membantu dalam tumbuh kembangnya.
Kata Kunci
: Gizi, Pengetahuan tentang Gizi Seimbang, Perilaku Pemenuhan Gizi Balita.
Daftar Bacaan
: 42 (2001-2012)
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OF
Undergraduate Thesis, March 2013 Muhammad Farhan, NIM : 108104000051 Relationship of Housewife Knowledge about Balanced Nutrition with Nutrition Compliance Behaviour in Children Age 3-5 Years in Banjarsari Village Ciawi District Bogor Regency Year 2013 xii + 78 pages + 12 tables + 2 charts + 5 attachments ABSTRACT Nutrition is an essential element for the growth and development of children. Nutritionally balanced food intake required by children based on standards Nutrition Adequacy Figures. Knowledge of balanced nutrition required by the child's mother to meet the nutritional needs of child.This study aimed to determine the relationship of housewife knowledge about balanced nutrition with nutrition compliance behaviour in children aged 3-5 years in Banjarsari Village Ciawi District Bogor regency. This research was quantitative analytic with cross sectional design. Samples numbered 86 housewives chosen proportional random sampling. Data collection tool using a questionnaire. Analysis of the data used were univariate and bivariate analyzes. The results of univariate analysis showed 51.2% of respondents had a good knowledge of balanced nutrition and 53,5% of respondents had a good behaviour in nutrition compliance in children age 3-5 years. Bivariate analysis using Chi Square test with SPSS version 16.0 at level of 95% to analyze the relationship between knowledge of balanced nutrition with nutritional compliance behaviour of children aged 3-5 years. The results of the study indicated that there was a significant relationship between knowledge of balanced nutrition with the behavior of nutritional compliance in children aged 35 years in the Banjarsari Village Ciawi District Bogor Regency (p value = 0.005 dan OR value = 3,482). The researcher recommended that healthcare worker in order to enhance further the promotion of health and better education about the importance of good nutrition for children that can help in their growth and development. Keywords References
: Nutrition, Knowledge of Balanced Nutrition, Behaviour of Nutrition Compliance in Children. : 42 (2001-2012)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah-limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Bogor Tahun 2013”. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS, selaku pembimbing pertama yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan motivasi kepada penulis. iii
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan. 8. Kepala Desa Banjarsari Bapak Akun Kurnaen dan Sekretaris Desa Bapak Sarwono beserta seluruh stafnya karena telah membantu dalam perizinan dan pengambilan data penelitian. 9. Ibu-ibu kader posyandu Desa Banjarsari yang telah membantu dan mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian. 10. Pihak Kementerian Agama RI seta pengelola PBSB yang telah memberi kepercayaan kepada penulis untuk mendapatkan beasiswa dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga penulis bisa menempuh studi disini. 11. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang tua (mamah (Lilis Sholihat), umi Eneng Quraisyin, mang Afif Miftahudin, S.Ag., bi Ida, mang Wawan) yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan pengorbanan baik moril maupun materil demi kelancaran kehidupan dan masa depan penulis, serta untuk adik-adikku (Ruslan dan Aida) yang selalu memberikan doa dan semangat. 12. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.
iv
13. Sahabat-sahabat PSIK angkatan 2008 yang telah berjuang bersama-sama dalam mengikuti perkuliahan di Keperawatan. Demikian penyusunan skripsi ini penulis buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita semua. Jakarta, Maret 2014
Muhammad Farhan
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ................................................................................................
i
ABSTRACT ...............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iii
DAFTAR ISI .............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN .......................................................
x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ........................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................... D. Manfaat Penelitian ......................................................................... E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita .............................................................................................. 1. Definisi ..................................................................................... B. Gizi Seimbang ................................................................................ 1. Definisi ..................................................................................... 2. Pedoman Umum Gizi Seimbang .............................................. C. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 3-5 Tahun ................................. 1. Kondisi Khas dan Permasalahan .............................................. 2. Masalah Pola Makan dan Gizi di Usia 3-5 Tahun ................... D. Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 3-5 Tahun ................................... E. Prinsip Gizi Seimbang ...................................................................
vi
1 7 8 8 9 10 10 10 10 10 16 16 17 19 19
1. Variasi Makanan ...................................................................... 2. Pola Hidup Bersih .................................................................... 3. Aktivitas Fisik .......................................................................... 4. Pemantauan Berat Badan ......................................................... 5. Menu Seimbang ....................................................................... 6. Manfaat Perencanaan Menu ..................................................... 7. Syarat Menu yang Baik ............................................................ F. Pengetahuan ................................................................................... 1. Definisi ..................................................................................... 2. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 4. Pengetahuan Gizi ..................................................................... 5. Pengukuran Pengetahuan ......................................................... G. Perilaku .......................................................................................... 1. Definisi ..................................................................................... 2. Bentuk Perilaku ........................................................................ 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku ..... 4. Perilaku Pemenuhan Gizi Balita .............................................. 5. Pengukuran Perilaku ................................................................ 6. Kuesioner Perilaku Pemenuhan Gizi ....................................... H. Kerangka Teori ............................................................................... BAB III KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
20 20 21 21 21 22 23 25 25 25 26 28 29 29 29 30 30 31 33 34 36
A. Kerangka Konsep ........................................................................... B. Hipotesis ......................................................................................... C. Definisi Operasional ....................................................................... BAB IV METODE PENELITIAN
37 38 39
A. Desain Penelitian ............................................................................ B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 1. Populasi .................................................................................... 2. Sampel ...................................................................................... 3. Jumlah Sampel ......................................................................... 4. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... D. Alat Pengumpul Data ..................................................................... E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ F. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ........................................ G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................... H. Pengolahan Data ............................................................................. I. Analisis Data .................................................................................. 1. Analisa Univariat ..................................................................... 2. Analisa Bivariat ........................................................................ J. Etika Penelitian ..............................................................................
44 44 45 45 45 46 47 48 50 51 52 53 54 55 55 55
BAB V HASIL PENELITIAN
vii
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................. B. Analisa Univariat ........................................................................... 1. Gambaran Karakteristik Responden dan Balita ....................... a. Karakteristik Usia ............................................................... b. Karakteristik Pendidikan .................................................... c. Usia Balita .......................................................................... d. Jenis Kelamin Balita .......................................................... e. Berat Badan Balita ............................................................. f. Status Gizi Balita (BB/U) ................................................... 2. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku ....................................... a. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang ............................................................................ b. Gambaran Perilaku Pemenuhan Gizi Balita ....................... C. Analisa Bivariat .............................................................................. BAB VI PEMBAHASAN
57 57 58 58 58 59 59 60 60 6
A. Analisa Univariat ............................................................................ 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................ 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................. 3. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia ................. 4. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 5. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan ..... 6. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Status Gizi (BB/U) .................................................................. 7. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang ......................................................................... 8. Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Balita .. B. Analisa Bivariat .............................................................................. 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun ........................................................................ C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
64 64 65 66 66 67
A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
76 77
Lampiran
viii
61 61 62
67 68 70 71
71 74
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Berdasarkan Kelompok Umur ..................
19
2. Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................
39
3. Tabel 4.1. Perhitungan Proportional Sampling ..................................
48
4. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................................................................
58
5. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................................................
58
6. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia ................................................................................
59
7. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................
59
8. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan ....................................................................
60
9. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Status Gizi BB/U ............................................................
60
10. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang .......................................................................
61
11. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemenuhan Gizi Balita ........
61
12. Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang Dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Balita .........................................................
ix
62
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Halaman 1. Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................................
36
2. Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...............................................................
38
x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
AKG
= Angka Kecukupan Gizi
ASI
= Air Susu Ibu
Balita
= Bawah lima tahun
BAPPENAS
= Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BPMKS
= Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial
CFPQ
= Comprehensive Feeding Practice Questionnaire
GAKY
= Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Yodium
HDI
= Human Development Index
IPM
= Indeks Pembangunan Manusia
Junk food
= jajanan cepat saji tak ber-Gizi Seimbang
KMS
= Kartu Menuju Sehat
MDGs
= Millenium Development Goals
PAUD
= Pendidikan Anak Usia Dini
Picky eater
= kebiasaan pilih-pilih makanan
PUGS
= Pedoman Umum Gizi Seimbang
RISKESDAS
= Riset Kesehatan Dasar
RPJMN
= Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Soft drink
= minuman berkarbonasi yang diberi tambahan bahan perasa dan pemanis
UNDP
= United Nation Development Programme
UNICEF
= The United Children’s Fund
WHO
= World Health Organization
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden 2. Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 3. Lampiran 3 Hasil Uji Validitas 4. Lampiran 4 Hasil Penelitian 5. Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keberhasilan
pembangunan
suatu
bangsa
sangat
tergantung
kepada
keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (BAPPENAS, 2007). Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tahun 2010, IPM Indonesia menempati urutan ke 108 dari 169 negara (UNDP, 2010). Sedangkan pada tahun 2011, IPM Indonesia menempati peringkat 124 dari 182 negara (UNDP, 2011), yang merupakan peringkat pada level Medium Human Development dibandingkan negara tetangga yang menempati peringkat pada level High Human Development. Rendahnya IPM ini salah satunya dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia, yang dapat ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi sebesar 35 per seribu kelahiran hidup, dan angka kematian balita sebesar 58 per seribu serta angka kematian ibu sebesar 307 per seratus ribu kelahiran hidup (UNDP, 2001). Perlu diketahui bahwa lebih dan separuh kematian bayi, balita dan ibu ini berkaitan dengan buruknya status gizi (Hadi, 2005).
1
Masalah gizi kurang dan buruk apabila tidak ditangani dengan tanggap akan menimbulkan masalah besar bagi pembangunan negara. Oleh karena itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 pemerintah telah mencantumkan salah satu sasaran pembangunan kesehatan untuk masalah gizi
yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15 % dan
menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32 %. Untuk pencapaiannya Kementerian Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai, kebijakan dan strategi. Diantaranya pemerintah mentargetkan indikator bahwa 100 % balita gizi buruk harus ditangani/dirawat, dan
100% kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi (Kemenkes RI, 2010). Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pecapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U), tiinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Kemenkes RI, 2010). Secara nasional prevalensi balita gizi buruk dan kurang (BB/U) menurun sebanyak 0,5 persen yaitu dari 18,4 persen pada tahun 2007 menjadi 17,9 persen pada tahun 2010. Demikian pula halnya dengan prevalensi balita pendek (TB/U) yang menurun sebanyak 1,2 persen yaitu dari 36,8 persen pada tahun 2007 menjadi 35,6 persen pada tahun 2010, dan prevalensi balita kurus (BB/TB) menurun sebanyak 0,3 persen yaitu dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 13,3 persen pada tahun 2010. Di Provinsi Jawa Barat prevalensi gizi buruk dan
3
kurang menurun dari 15.0 % tahun 2007 menjadi 13,0 % di tahun 2010, balita pendek
menurun dari 35,5 % tahun 2007 menjadi 33,6 % di tahun 2010,
sedangkan gizi kurus meningkat dari 9,0 % tahun 2007 menjadi 11,0 % di tahun 2010 (RISKESDAS, 2010). Di Kabupaten Bogor pada tahun 2010 periode bulan Januari-November telah ditemukan 244 kasus baru gizi buruk yang terdiri dari 67 anak Marasmus, 4 anak Kwashiorkor, 4 anak Marasmus Kwashiorkor dan 169 anak kurus sekali. Kasus gizi buruk pada balita hampir merata di semua kecamatan (Dinkes Kab. Bogor, 2011). Sedangkan di Desa Banjarsari berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan April 2012, dari 10 posyandu yang ada ditemukan balita gizi kurang sejumlah 35 balita atau 4,03 %. Dan dari 10 ibu-ibu rumah tangga yang ditanya tentang gizi seimbang hanya 4 responden yang memiliki pengetahuan baik sisanya sebanyak 6 responden memiliki pengetahuan kurang. Balita dengan masalah gizi kurang dapat menyebabkan beberapa masalah lain diantaranya menyebabkan timbulnya penyakit, beresiko tinggi terhadap kematian, dibandingkan dengan balita sehat. Balita gizi kurang juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motoriknya, dan fungsi kognitif yang rendah (Schroeder dalam Semba dan Bloem, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Garenne et.al (2006) di Senegal bahwa kematian pada balita disebabkan oleh keadaan malnutrisi diantaranya berdasarkan BB/U 38,4%, BB/TB 12,9% serta TB/U sejumlah 22,3%. Masalah gizi ini dapat disebabkan banyak faktor. Beberapa faktor tersebut berkaitan satu sama lainnya. Secara langsung dapat disebabkan karena penyakit dan rendahnya konsumsi pangan. Rendahnya konsumsi pangan dan penyakit
4
sendiri disebabkan oleh beberapa faktor termasuk akses terhadap pangan dan praktek pemenuhan nutrisi oleh ibu rumah tangga (Supariasa, 2001, Schroeder dalam Semba dan Bloem, 2008). Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyiapkan makanan bagi anggota keluarganya haruslah mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang. Sehingga makanan yang disajikan menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan derajat kesehatan (Sediaoetama, 2000). Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita (Frost et.al, 2004, Gyaltsen, 2010). Di pedesaan, makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacangkacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung ( Khomsan dkk, 2006, Baliwati, 2004 dalam Anggraini, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiana ( 2005) didapatkan bahwa jumlah ibu yang berpengetahuan baik dengan status gizi balita baik adalah sebesar 79,7 % sedangkan jumlah ibu yang berpengetahuan sedang dengan status gizi balita kurang sebesar 43,5 %. Hal senada juga diungkapkan oleh Julita (2010) dalam penelitiannya bahwa anak balita yang mempunyai status gizi normal ditemukan pada keluarga kecil (3-4 orang), pendapatan keluarga tinggi dan pengetahuan gizi ibu baik. Sementara anak balita yang gizi kurang, pendek dan kurus ditemukan pada keluarga besar (7-9 orang) dan pengetahuan gizi ibu
5
kurang. Anak balita yang memiliki status gizi normal ditemukan pada keluarga yang konsumsi energi dan protein baik. Sementara gizi kurang, pendek dan kurus pada konsumsi energi dan protein keluarga kurang dan defisit. Besarnya angka prevalensi balita gizi buruk dan kurang (17,9%), balita pendek (35,6%) dan balita kurus (13,3%) menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan kesehatan balita. Banyak bayi dibiarkan tidak terlindungi terhadap penyakit karena rendahnya tingkat pemberian ASI - kurang dari sepertiga dari anak-anak Indonesia secara eksklusif diberi ASI ekslusif untuk enam bulan pertama kehidupan. Selain itu, hanya 41 persen anak berusia antara 6 dan 23 bulan diberi makan sesuai dengan praktek yang direkomendasikan. Hal ini membuat anak-anak terkena resiko kekurangan gizi dan penyakit diare sejumlah 18 persen diantaranya dari seluruh kematian anak di Indonesia (Unicef, 2012). Perbaikan gizi balita dapat dilihat dari faktor penyebabnya. Menurut Unicef (1998), Persagi (1999) dan Kemenkes RI 2010 menunjukan bahwa kekurangan gizi balita disebabkan oleh pemberian makan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Oleh karena itu upaya perbaikan gizi balita yang dilakukan adalah salah satunya dengan pendidikan kesehatan gizi bagi ibu balita. Hal ini menurut Sulistyoningsih (2011), diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan gizi sebagai salah satu unsur penting yang mendukung status kesehatan seseorang terutama pada balita. Selain itu bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balitanya.
6
Penelitian yang dilakukan oleh Clark, et.al (2007), menyatakan bahwa perilaku pemenuhan gizi balita mempengaruhi balita dalam asupan makanan dan berat badannya, perilaku ini dibedakan antara lain : control over eating, emotional feeding, encouragement/prompting, instrumental feeding and restriction. Dalam penelitian ini Clark et.al melakukan penelitiannya dengan membedakan perilaku pemenuhan gizi balita dilihat dari status sosioekonomi yang berbeda di dua tempat yang berbeda pula. Hasilnya Orang tua di daerah yang sosioekonominya kekurangan setidaknya dilaporkan menggunakan kelima jenis perilaku pemenuhan gizi balita yang lebih sering daripada orang tua di daerah yang sosioekonominya paling kekurangan. Setelah disesuaikan untuk jenis kelamin orang tua, usia, status orangtua tunggal, status pekerjaan dan tingkat pendidikan, emotinal feeding adalah perilaku yang hanya menunjukkan bukti dari perbedaan antara kedua daerah tersebut. Perilaku yang paling sering digunakan adalah control, encouragement dan restriction yang mempengaruhi asupan makanan balita dan berat badannya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Shan (2010) di Beijing-China, dalam disertasinya dikemukakan bahwa perilaku dan sikap orangtua dalam pemenuhan gizi balita mempunyai pengaruh penting terhadap status berat badan anaknya. Selain itu Shan juga menambahkan bahwa pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan mengenai gizi balita sangat diperlukan untuk membentuk perilaku yang baik. Desa Banjarsari merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Ciawi yang sebagian besar wilayahnya adalah area pesawahan (47 ha) dan ladang tanaman
7
pangan (27 ha). Mata pencaharian pokoknya sebagian besar (60 %) adalah buruh tani dan swasta dengan pendidikan hanya sampai tamat SD/sederajat (BPMKS Kab. Bogor, 2009). Besarnya potensi sumber pangan di desa ini haruslah diiringi dengan
kemampuan
untuk
mengoptimalkan
sumber
yang
ada
dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan keluarga khususnya dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Perilaku pemenuhan gizi balita oleh ibu harus didasari dengan pengetahuan yang baik karena perilaku dengan pengetahuan yang baik akan lebih maksimal daripada perilaku yang tidak dengan pengetahuan (Rogers, 1974 dalam Notoatmodjo 2007). Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang terhadap perilaku pemenuhan gizi balitanya di Desa Banjarsari Ciawi Bogor mengingat belum ada penelitian yang serupa di daerah tersebut. B. Rumusan Masalah Besarnya angka prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia merupakan tantangan bagi pemerintah untuk mencapai target
MDGs salah
satunya menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan gizi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, sosial ekonomi dll. Hal yang
menjadi perhatian pada penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan khususnya ibu yang merupakan seseorang yang seharinya-harinya bertugas untuk menyiapkan makanan bagi keluarga. Dengan pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang diharapkan dapat membentuk perilaku yang baik pula dalam memenuhi kebutuhan gizi pada balita. Oleh karena itu peneliti ingin
8
mengetahui “Hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang terhadap perilaku pemenuhan gizi balitanya.” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang terhadap perilaku pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang. b. Mengidentifikasi gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun. c. Mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah kajian pustaka bidang gizi dengan perhatian pada perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita dan hasil penelitian ini dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu keperawatan.
9
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Menambah wawasan tentang kajian gizi balita, pengetahuan gizi, serta perilaku dalam memenuhi gizi pada balita. b. Bagi Institusi Pendidikan Menambah kajian pustaka bidang penelitian gizi dan sebagai bahan masukan serta sumber informasi bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi Instansi Kesehatan Sebagai bahan masukan intuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui promosi kesehatan dalam bidang gizi balita. d. Bagi Masyarakat Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
tentang
arti
pentingnya
pengetahuan gizi dalam pemenuhan gizi seimbang bagi balitanya.
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggambarkan hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita. Populasi penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita usia 3-5 tahun di Desa Banjarsari Ciawi-Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategorik dengan desain Cross-Sectional serta pengambilan sampel dengan menggunakan
Simple
Random
Sampling
dengan
teknik
penghitungan
Proportional Sampling. Data dikumpulkan dengan mengajukan kuesioner pengetahun gizi seimbang dan perilaku pemenuhan gizi pada balita.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Definisi Balita adalah anak yang berusia dibawah lima tahun (1-5 tahun). Menurut Almatsier (2011), kelompok anak menurut usia dibagi menjadi tiga golongan yaitu usia 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-9 tahun. Usia 1-3 tahun dan 4-6 tahun disebut sebagai usia pra-sekolah, sedangkan usia 7-9 tahun sebagai usia sekolah. Laju pertumbuhan pada ketiga kolmpok anak ini menurun dibandingkan dengan laju pertumbuhan cepat pada waktu bayi.
Selama
masa
ini,
anak
memperoleh
keterampilan
yang
memungkinkannya untuk makan secara bebas dan mengembangkan kesukaan makanannya sendiri. Perkembangaan keterampilan otot membuat aktivitas fisiknya meningkat.
B. Gizi Seimbang 1. Definisi Gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Sulistyoningsih, 2011). 2. Pedoman Umum Gizi Seimbang Tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu 10
11
rekomendasi penting dari kongres tersebut adalah anjuran kepada setiap negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Departemen Kesehatan RI (2005) mengeluarkan pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan tertuang dalam 13 pesan dasar sebagai berikut : a. Konsumsi makanan yang beraneka ragam Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat gizi, yang mampu membuat seorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Hal ini menyebabkan setiap orang perlu mengonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0-6 bulan yang cukup mengonsumsi ASI. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada suatu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Mengonsumsi makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. b. Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi Konsumsi energi yang berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan, yang biasanya disertai
12
berbagai gangguan kesehatan, sepert tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit kencing manis dan lainnya. Sebaliknya apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang berada dalam jaringan otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut maka akan menurunkan produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas. c. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi tubuh. Oleh karena itulah konsumsilah karbohidrat setengah dari kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan sisanya dipenuhi oleh protein, lemak, vitamin, air dan mineral. d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi Konsumsi lemak dan minyak dala makanan sehari-hari sebaiknya 1525 % dari kebutuhan energi. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalams sistem pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbihidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung koroner akan menurun
13
dengan
membiasakan
mengonsumsi
ikan
karena
lemak
ikan
mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mancegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah. e. Gunakan garam beryodium Peraturan yang tertuang dalam Keppres No. 69 tahun 1994 mengharuskan semua garam yang beredar di Indonesia mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.
GAKY
(Gangguan
Akibat
Kekurangan
Yodium)
merupakan masalah gizi yang serius karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. f. Makan makanan sumber zat besi (Fe) Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan zat besi adalah rendahnya tingkat penyerapan zat besi di dalam tubuh, terutama sumber zat besi dati nabati yang hanya diserap 1-2 %. Tingkat penyerapan zat besi yang berasal dari hewani lebih tinggi dari pada zat besi yang berasal dari pangan nabati, yaitu mencapai 10-20 %.
14
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan Pemeberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain pada awalnya diberikan sampai usia 4 bulan, namun kemudian menjadi sampai 6 bulan seiring dengan berbagai penelitain yang membuktikan bahwa kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan dapat tercukuoi hanya dengan ASI. Peemberian ASI harus segera diberikan setelah bayi dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir). Setelah 6 bulan kepada bayi diberikan makanan pendamping dan pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun. h. Biasakan makan pagi Makan pagi dapat memeliahara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan konsentrasi dan memudahkan menyerap informasi. Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai keadaan. Namun lebih baik jika terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zar pengatur. i. Minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum tidak kurang dari 2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Mengonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, dan dapat menurunkan resiko penyakit batu ginjal. Mengonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan
15
kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air. j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan. k. Hindari minum minuman beralkohol Kebiasaan memminum minuman beralkohol dapat mengakibatkan tehambatnya proses penyarapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, penyakit gangguan hati, serta kerusakan saraf otak dan jaringan. l. Makan makanan yang aman bagi kesehatan Selain harus sehat, makanan yang dikonsumsi juga harus aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya. Agar makanan atau masakan dapat memenuhi syarat-syarat halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam/diternakan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan dengan baik dan benar. m. Baca label pada makanan yang dikemas Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan. Label pada makanan yang dikemas berisi keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain.
16
C. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 3-5 Tahun Pertumbuhan di usia balita akan menentukan perkembangan fisik dan mental serta keberhasilan di usia selanjutnya. Pola makan ber-Gizi Seimbang di usia ini sangat penting, bukan hanya untuk pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kecerdasannya (Kurniasih, 2010). 1. Kondisi Khas dan Permasalahan Sesuai dengan tahap perkembangannya, di usia ini anak mulai ingin mandiri. Dalam makanan pun anak usia ini bersifat sebagai konsumen aktif. Mereka dapat memilih dan menentukan sendiri makanan yang dikonsumsi. Tak heran bila di rentang usia ini kerap terjadi anak menolak makanan yang tak disukai dan hanya mau mengonsumsi makanan favoritnya. Oleh sebab itu perlu diperkenalkan beraneka ragam makanan. Aktivitas bermain sebagai cara untuk mengenal dunia sekitar dan mengembangkan seluruh potensinya, tak jarang membuat anak menunda waktu makan. Anak lebih senang bermain, apalagi ketika suatu keterampilan tertentu baru dikuasainya, ia akan terus mencoba kemampuan batunya itu. Jika orang tua tidak memperhatikan, bisa saja anak baru minta makan menjelang tidur saat telah lelah beraktivitas seharian dan beru merasa lapar. Asupan makanan beragam dan ber-Gizi Seimbang sangat penting, bukan hanya untuk petumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kecerdasannya. Pertumbuhan sel-sel otak yang cepat dan intensif berlangsung sejak bayi dalam kandungan sampai anak usia lebih kurang 2 tahun. Selanjutnya
17
terus berkembang hingga remaja dengan kecepatan yang sudah berkurang bila dibandingkan dengan usia sebelumnya. 2. Masalah Pola Makan dan Gizi di Usia 3-5 Tahun a. Tidak Suka Sayuran Kebanyakan anak tidak suka sayur. Sebagian bahkan tidak suka buah. Hal ini dapat merugikan kesehatannya, terutama dapat mengakibatkan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan serat. Untuk itu harus diupayakan agar setiap hidangan sayur beraneka ragam dan berpenampilan menarik, misal, sayur dibuat dalam bentuk rempeyek sayur, omelet sayuran, nasi goreng sayur, dan lain-lain. Prinsip Gizi Seimbang mangajak anak untuk selalu menyukai sayuran. b. Pilih-pilih makanan Anak hanya mau makan dengan menu tertentu. Umumnya, kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater) dilakukan karena meniru perilaku orang dewasa (orang tua) dan teman sebaya di sekitarnya. Selain itu anak sendiri enggan mencoba hal-hal baru, termasuk makanan. Pola makan seperti ini kurang bervariasi, sering tak seimbang kandungan gizinya. Anak sebaiknya diperkenalkkan dengan makanan yang beraneka ragam sejak dini dan dilakukan secara terus-menerus. Di sinilah pentingnya mengenalkan prinsip Gzi Seimbang kepada anak seawal mungkin. c. Menyukai “Junk Food” Junk food adalah jajanan tak ber-Gizi Seimbang, yang banyak disukai oleh anak dan sebagian orang dewasa. Ciri makanan ini
18
adalah berlemak dan berkarbohidrat tinggi, rendah/tanpa serat, mengandung bahan pemanis dan perasa buatan, penambah rasa, dan kadang-kadang
menggunakan
bahan
pengawet
bukan
untuk
dimakan. Secara keseluruhan jenis makanan ini menyebabkan gizi tidak seimbang. Untuk mengurangi kebiasaan jajan makanan yang tidak bergizi, diperlukan pemahaman dan praktik makan dengan prinsip Gizi Seimbang. d. Pemahaman yang salah dari orang tua tentang makanan anak 1) Nasi Banyak orang tua menganggap, anak belum makan bila belum mengonsumsi nasi sehingga khawatir ketika anaknya tidak mau makan nasi. Mereka tidak mengetahui bahwa makanan pokok tidak hanya nasi, melainkan dapat juga berupa mi, bihun, roti, makaroni, jagung, kentang, singkong dan umbi lain. Jadi, bila anak tidak menyukai nasi tapi menyukai salah satu sumber karbohidrat penggantinya, ibu tidak perlu khawatir. Yang penting, makanan yang dikonsumsi anak terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah, sehingga ber-Gizi Seimbang. 2) Tidak menganggap buah dan sayuran penting Sesuai dengan prinsip Gizi Seimbang, disamping nasi dan sumber karbohidrat lain, anak juga membutuhkan sayur dan buah setiap kali makan.
19
3) Minuman manis Minum minuman manis, seperti soft drink, tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang banyak mengeluarka tenaga akan membuat kelebihan energi ditimbun di tubuh dalam bentuk lemak tubuh. Bila hal ini berlamjut terus, tubuh anak akan kegemukan. D. Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 3-5 Tahun Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan (per orang/hari), kebutuhan energi anak usia 1-3 tahun sebesar 1000 kkal dan kebutuhan protein 25 g. Adapun kebutuhan energi anak usia 4-6 tahun sebesar 1550 kkal dan kebutuhan protein 39 g. Akan halnya kebutuhan air anak usia 1-6 tahun sekitar 1,1 – 1,4 liter atau 5 – 7 gelas per hari. Makin bertambah umur, makin bertambah jumlah air yang dibutuhkan. Berikut tabel AKG zat gizi mikro penting untuk anak usia 2 – 5 tahun. Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Balita Berdasaran Kelompok Umur Zat Gizi Mikro
Vitamin A (RE) Folat (µg) Kalsium (mg) Zat Besi (mg) Yodium (µg) Zat Seng (mg)
Berat & Tinggi Badan Berat Badan Tinggi Badan
Kelompok Umur 1 – 3 Tahun 4 – 6 Tahun 9 kg 11 kg 112 cm 117 cm 400 450 150 200 500 500 8 9 120 120 8,3 10,3
E. Prinsip Gizi Seimbang Makanan sebagai sumber zat gizi harus diberikan bervariasi/beragam. Dari segi jumlah, hidangan sehari untuk usia anak 4 – 5 tahun lebih banyak
20
dibandingkan dengan untuk adiknya yang berusia 2 – 3 tahun. Ini karena kebutuhan energi mereka berbeda. 1. Variasi makanan Keragaman makanan anak setiap hari harus memenuhi kebutuhan akan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Pada prinsipnya, setiap makanan yang dihidangkan, dari makanan pagi, siang dan malam serta makanan selingan, harus terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah, sehingga makanan akan memenuhi prinsip Gizi Seimbang. 2.
Pola hidup bersih Dalam prinsip Gizi Seimbang, kesehatan tidak hanya dilihat dari aspek makanan saja, tetapi juga aspek lain di antaranya soal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu pola hidup bersih perlu diajarkan pada anak usia ini. Kebiasaan itu antara lain lain mencuci tangan hingga bersih dengan menggunakan sabun dan membilasnya dengan air mengalir. Cuci tangan harus sebelum dan setelah makan, setelah berain, dan setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB), lalu keringkan dengan tisu/lap bersih. Biasakan menggunakan tutup saji, tidak memegang makanan langsung dengan tangan, tetapi dengan menggunakan sendok. Selain itu anak juga harus diajarkan menjaga kebersihan gigi dan mulut serta kebersihan badan. Pesan-pesan mengenai pola hidup bersih ini sesuai dengan program kesehatan pemerintah. Pola makan ber-Gizi Seimbang meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Namun makanan saja tidak cukup, anak masih membutuhkan daya tahan yang diperlukan dari imunisasi.
21
3. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik merupakan bagian penting untuk mengimbangi makanan yang dikonsumsi serta menjaga kesehatan dan kebugaran. Pada anak balita umumnya sedang aktif, juga mulai bersosialisasi, tak sulit untuk mengajaknya untuk aktivitas fisik atau olahraga. Lakukan aktivitas luar ruang atau olahraga setiap hari, masing-masing selama 60 menit. Aktivitas luar ruang yang terpapar sinar matahari juga bermanfaat bagi densitas tulang anak. Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk anak balita adalah aktivitas fisik yang banyak mengeluarkan tenaga (permainan aktif), bukan permainan pasif seperti computer games dan play station. Aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dilakukan bersama anak balita antar lain : kejarkejaran, lempar bola, loncat bantal, main sepeda, berenang, bola kaki, jalan/lari pagi. 4. Pemantauan Berat Badan Untuk mengetahui ada tidaknya penurunan atu kenaikan berat badan (BB) dapat dilihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Prinsipnya adalah anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat badan. Menurut WHO, BB ideal anak laki-laki usia 2 tahun adalah 12,2 kg dan anak perempuan 11,5 kg. Untuk seterusnya, setelah usia 2 tahun sampai 5 tahun, pertambahan BB rata-rata 2 – 2,5 kg per tahun. 5. Menu Seimbang Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan
22
gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Sulistyoningsih, 2011). Khusus untuk bayi dan balita, pengertian seimbang tidak sama dengan pengertian seimbang untuk orang dewasa. Presentase kebutuhan lemak pada bayi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa sehingga makanan yang disajikan harus mengandung sumber lemak dengan presentase lebih besar. Sebaliknya, asupan lemak bagi orang dewas harus dibatasi tidak lebih dari 20 % dari total kebutuhan kalori, dan disarankan bersumber dari lemak tak jenuh. 6. Manfaat Perencanaan Menu Kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik menurut Sulistyoningsih, 2011 memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dapat disusun hidangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh. b. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan makanan dan cara pengolahan. c. Susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan atau biaya yang tersedia. d. Menghemat waktu dan tenaga. Perencanaan dapat disesuaikan dengan kondisi, sehingga dapat diperkirakan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.
23
e. Menu yang terencana dengan baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola makan yang baik. 7. Syarat Menu yang Baik Menu dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut (Sulistyoningsih, 2011): a. Pola menu seimbang Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi. Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan. b. Aspek warna dan kombinasi Warna dan kombinasi makanan harus menarik sehingga dapat membangkitkan selera makan, namun penggunaan warna dan bahan tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya dan diutamakan menggunakan pewarna alami. c. Tekstur dan konsistensi Tekstur dan konsistensi yang dihidangkan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan juga umur. Bentuk makanan bayi, lansia dan
orang
yang
mengalami
gangguan
kesehatan
khususnya
pencernaan akan berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Hidangan bagi balita sampai kelompok dewasa yang tidak memiliki masalah kesehatan harus serasi antara yang basah/mengandung air dengan yang kering.
24
d. Rasa dan aroma Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang tidak tajam baunya. Bahan makanan seperti kol harus dikombinasikan dengan makanan segar. e. Ukuran dan bentuk potongan Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera makan. f. Suhu Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin dengan menyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim. Misal, sop atau soto lebih enak dinikmati dalam cuaca yang dingin, sedangkan es krim dan sop buah lebih enak jika disajikan dalam cuaca panas. g. Popularitas Hidangan untuk anggota keluarga akan lebih membangkitkan selera makan ketika sesekali disajikan pula hidangan tertentu yang sedang populer di masyarakat, seperti omlet atau jenis lain yang memang disukai anggota keluarga. h. Penyajian menarik Bila perlu makanan disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalam keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan. i. Tenaga dan waktu Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan, kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.
25
F. Pengetahuan 1. Definisi Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengamatan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hal sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. 2. Tingkatan Pengetahuan Secara
garis
besarnya
dibagi
dalam
tingkat
pengetahuan
(Notoatmodjo, 2005), yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali hal yang telah ada atau terjadi sebelumnya setelah dan setelah mempelajari atau mengamati sesuatu. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan suatu objek yang telah diketahui sebelumnya dengan benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai penerapan suatu objek yang telah diketahui dan dipahami dalam situasi yang sebenarnya.
26
d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan, membagibagi suatu objek yang telah diketahui dan dapat mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk menyusun rangkaian informasi yang telah ada ke dalam suatu susunan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menilai atau meninjau suatu objek yang telah dilakukan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007) ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu: a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
27
b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
28
f. Kebudayaan Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara langsung. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
4. Pengetahuan Gizi Menyusun dan menilai hidangan merupakan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua orang, terutama mereka yang bertanggungjawab atas pengurusan dan penyediaan makanan bagi keluarga. Seorang ibu rumah tangga yang bukan ahli gizi, juga harus dapat menyusun dan menilai hidangan yang akan disajikan kepada anggota keluarganya. Susunan hidangan yang bagaimanakah yang memenuhi syarat gizi, agar mereka yang akan mengkonsumsinya tertarik dan mendapat kesehatan baik serta dapat mempertahankan kesehatan tesebut (Sediaoetama, 2000). Pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat konsumsi gizi. Wanita khususnya ibu sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan
29
bagi keluarga. Ibu harus memiliki pengetahuan tentang gizi baik diperoleh melalui pendidikan formal, maupun non formal (Berg, 1986). Masyarakat
yang
berpengetahuan
gizi
akan
lebih
mempertimbangkan kebutuhan fisiologis dari pada kebutuhan psikis akan makanan, tetapi pada umumnya akan terjadi kompromi antara kebutuhan kepuasan fisik dan kebutuhan fisiologis tubuh sehingga makanan seharihari mempunyai gizi yang tinggi (Sediaoetama, 2000). 5. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket (Notoatmodjo, 2010).
G. Perilaku 1. Definsi Menurut Skiner (1938), dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Selanjutnya teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu : a. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang disebut eleciting stimuli karena menimbulkan respons yang relatif tetap. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh rangsangan yang lain.
30
2. Bentuk Perilaku Berdasarkan teori perilaku tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: a. Perilaku tertutup (Covert behavior) Perilaku yang responsnya masih belum dapat diamati secara jelas. Respons ini hanya terbatas pada bentuk perhatian, pengetahuan, perasaan, persepsi dan sikap. b. Perilaku terbuka (Overt behavior) Merupakan perilaku berupa tindakan atau praktek sehingga dapat diamati secara jelas. Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku ada dua jenis yaitu : a. Faktor Internal Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar.
31
b. Faktor Eksternal Faktor-faktor yang berada di luar individu yang bersangkutan yang meliputi objek, orang, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilaku. Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), menganaliss bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu: 1) Faktor-faktor predisposisi (pre disposing factors), yaitu faktorfaktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Antara lain, pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). 2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Misalnya sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan, seperti puskesmas, posyandu dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). 3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Misalnya sikap suami. Istri, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
4. Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Menurut Brewer (2010) perilaku pemenuhan gizi didefinisikan sebagai perilaku orangtua/ibu/caregiver dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita meliputi :
32
a. Child Control Ibu mengatur perilaku makan balita (Melbye et.al, 2011). Tindakantindakan yang ditunjukan oleh orang tua terhadap balita untuk memenuhi asupan makanan yang sehat dan optimal (mengonsumsi sejumlah makanan yang dianjurkan atau menurut AKG) (Murashima, 2010). b. Emotion Regulation Ibu menyajikan makanan untuk mengontrol emosi balita (Melbye et.al, 2011). c. Encourage Balance and Variety Ibu mempertimbangkan asupan makanan seimbang termasuk konsumsi variasi makanan dan pemilihan makanan sehat (Melbye et.al, 2011). d. Environtment Ibu menyediakan makanan sehat/tidak sehat di rumah (Melbye et.al, 2011). e. Food as Reward Ibu memberikan makanan sebagai hadiah (Melbye et.al, 2011). f. Modeling Ibu secara aktif mendemonstrasikan memakan makanan yang sehat di depan balita (Melbye et.al, 2011). g. Monitoring Ibu mengawasi balita dari asupan makanan yang kurang sehat (Melbye et.al, 2011).
33
h. Pressure Ibu memaksa balita untuk mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu makan (Melbye et.al, 2011). i. Restriction for Health Ibu mengatur asupan makanan balita dengan membatasi makanan yang kurang sehat (Melbye et.al, 2011). j. Restriction for Weight Control Ibu mengontrol asupan makanan balita dengan mempertahankan berat badan balita (Melbye et.al, 2011). k. Responsibility for Child Eating Ibu merasa bertanggung jawab terahadap asupan makanan balita (Melbye et.al, 2011). l. Teaching about Nutrition Orang tua/Ibu mengajarkan balitanya tentang makanan yang sehat dan bergizi (Melbye et.al, 2011).
5. Pengukuran Perilaku Menurut Notoatmodjo (2010), pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan dengaan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran perilaku yang baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati subjek dalam rangka memelihara kesehatannya, misalnya : makanan yang disajikan ibu dala keluarga untuk mengamati praktek gizi.
34
Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan kesehatan.
6. Kuesioner Perilaku Pemenuhan Gizi Pengukuran perilaku pemenuhan gizi pada balita didasarkan pada bagaimana orangtua balita memenuhi gizi balitanya dan dituangkan dalam bentuk angket/kuesioner. Terdapat beberapa kuesioner yang dibuat untuk mengukur praktek pemenuhan gizi balita. Kebanyakan kuesionerkuesioner tersebut hanya fokus pada tiga konsep utama : concern of weight, parental control dan pressure to eat (Birch et al., 2001 dalam Burk, 2009). Musher-Eizenmann dan Holub (2007) mencoba untuk membuat terobosan dalam mengembangkan kuesioner praktek pemenuhan gizi balita yang dinamakan Comprehensive Feeding Practice Questionnaire (CFPQ) (Burk, 2009). CFPQ adalah pengembangan atau modifikasi dari Child Feeding Questionnaire (CFQ) yang terdiri dari 12 konsep yaitu : child control, emotion regulation, balance and variety, environment, food as reward, involvement, modeling, monitoring, pressure, restriction for health, restriction for weight control, and teaching about nutrition. Berdasarkan Musher-Eizenmann dan Holub (2007) validitas CFPQ menunjukkan hasil
35
yang positif dan reliabilitas setiap komponen diukur dengan koefisien Alpha Cronhbach dalam rentang 0,58 – 0,81(Burk,2009).
36
H. Kerangka Teori Kecerdasan
Faktor predisposisi :
Persepsi
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilainilai, tradisi
Motivasi Minat Emosi Pengalaman Sosio-budaya
Faktor pemungkin : sarana dan prasarana : puskesmas, posyandu
Perilaku Ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita meliputi : Child Control, emotion regulation, encourage balance and variety, environtment, food as reward, modeling, monitoring, pressure, restriction for health, restriction for weight control, responsibility for child eating, concerned for underweight, teaching about nutrition.
Faktor penguat : tokoh masyarakat petugas kesehatan
Internal
Eksternal
Respons
Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang terhadap Praktek Pemenuhan Gizi pada Balita (Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2010, Notoatmodjo, 2010, Melbye et.al, 2011, Brewer, 2010, Burk, 2009) Keterangan : : yang diteliti : yang tidak diteliti
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dengan kata lain kerangka konsep membahas saling ketergantungan antar variabel yang penting untuk diteliti (Sekaran, 2006 dalam Hidayat, 2008). Variabel independen atau variabel stimulus, prediktor, antecendent, bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel output, kriteria, konsekuen, terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang sedangkan variabel dependennya adalah perilaku pemenuhan gizi pada balita yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
37
38
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang
Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun
B. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2008). Berdasarkan kerangka konsep diatas dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah H0 adalah “Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita”. Ha adalah “Ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita”.
39
C. Definisi Operasional No
Variabel
1.
Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Sesuatu yang diketahui ibu tentang Kuesioner
dengan Dinyatakan dalam tingkatan : kebutuhan asupan gizi yang sangat menggunakan skala 1. Kurang : Apabila penting dalam proses pertumbuhan dan Gutmann yaitu skor pengetahu perkembangan balita. menggunakan an responden pertanyaan Benarkurang dari sama Salah. Jumlah dengan 55% atau pertanyaan sebanyak 20 10 poin dari pertanyaan dengan 11 jawaban yang pertanyaan positif (+) benar. dan negatif
9
pertanyaan (-).
Untuk
pertanyaan positif (+)
2. Baik : Apabila skor pengetahu an responden
Skala Ordinal
40
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur =>
2.
B=1,
Hasil Ukur S=0.
Skala
Perilaku Pemenuhan Gizi pada
Perilaku Ibu dalam memenuhi
lebih dari sama Sedangkan untuk dengan 56% atau pertanyaan negatif (-) lebih dari sma => B=0, S=1 dengan 11 poin dari jawaban yang benar. (Modifikasi dari Arikunto, 2006) Kuesioner dengan 1. Kurang ( Ordinal
Balita
kebutuhan nutrisi balita meliputi :
menggunakan skala
apabila
Child Control, emotion regulation,
Likert dengan format
skor ≤
encourage balance and variety,
Tidak Pernah = 1,
mean)
environtment, food as reward,
Jarang = 2, Kadang-
modeling, monitoring, pressure,
kadang = 3, Sering = 4,
2. Baik (apabila
41
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
restriction for health, restriction for
Selalu = 5 untuk
skor >
weight control, responsibility for child
pertanyaan positif dan
mean )
eating, (Brewer, 2010, Burk, 2009,
Tidak Pernah = 5,
Melbye et.al, 2011).
Jarang = 4, Kadangkadang = 3, Sering = 2, Selalu = 1 untuk pertanyaan negatif Jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan yang tediri dari 17 pertanyaan positif, dan 3 pertanyaan negatif.
Skala
42
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Meliputi item Child Control, emotion regulation, encourage balance and variety, environtment, food as reward, modeling, monitoring, pressure, restriction for health, restriction for weight control, responsibility for child eating, teaching about nutrition yang
Hasil Ukur
Skala
43
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur diadaptasi dari Comprehensive Feeding Practice Questionnaire (CFPQ) (Burk, 2009).
Hasil Ukur
Skala
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk racangan yang akan digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategorik, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Cross-sectional (potong lintang) karena pada penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama (Dahlan M, 2009). Penelitian analitik kategorik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi balitanya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Banjarsari Ciawi Bogor dan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan November-Desember Tahun 2012. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini adalah belum dilakukan penelitian yang serupa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta akses transportasi dan informasi yang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.
44
45
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita umur 3-5 tahun di Desa Banjarsari CiawiBogor sebanyak 341 KK berdasarkan studi pendahuluan.
2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi: 1) Ibu rumah tangga yang mempunyai balita umur 3-5 tahun b. Kriteria Ekslusi: 1) Ibu rumah tangga yang mempunyai balita dengan diet khusus karena masalah kesehatan (mis : diabetes, masalah gastrointestinal d.l.l.) 2) Ibu rumah tangga yang tidak bisa baca tulis. 3) Tidak bersedia untuk berperan serta dalam penelitian.
46
3. Jumlah Sampel Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :
Keterangan: n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan = 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%) = 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%) P₁
= 0,79 (proporsi pengetahuan ibu baik dengan status gizi balita
baik, Mardiana 2005) P1 - P2 = 30% = 0,3 P₂
= P1 – 0,3 = 0,79 – 0,3 = 0,49
P̅
= (P₁+P₂)/2 = (0,79+0,49)/2 = 1,28/2 = 0.64
n
=
47
1,96 2(0,64)(1 − 0.64) + 0,84 0,79(1 − 0,79) + 0,49(1 − 0,49) ² n
=
( ,
n
=
.
n
= 39,222 = 39
( , )
,
)
(0,3)²
,
Setelah dilakukan penghitungan, maka didapat n (sampel) = 39 responden. Selanjutnya hasil sampel di kali kan dua, Maka jumlah sampel adalah 39 x 2 = 78 responden. Dan dikalikan 10% untuk mengantisipasi adanya kemungkinan hilangnya data atau ketidaklengkapan pengisian kuesioner, 78 x 10% = 7,8 = 8 . Maka sampel yang dibutuhkan pada penelitian adalah 78 responden dengan sampel antisipasi sebanyak 8 responden, sehingga jumlah total 78 + 8 = 86 responden.
4. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti adalah Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sampel akan dilakukan di 10 posyandu yang ada di Desa Banjarsari. Dari 10 posyandu tersebut dihitung dengan proportional sampling di setiap posyandu sehingga mewakili seluruh populasi di Desa Banjarsari. Dengan perhitungan sebagai berikut :
48
Jumlah populasi ibu dengan balita di posyandu X Jumlah populasi ibu dengan balita di Desa Banjarsari
X Sampel yang dibutuhkan
Tabel 4.1. Perhitungan Proportional Sampling
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Nama Posyandu
Melati Cempaka Dahlia Mawar Sedap Malam Matahari Kenanga Aster Nusa Indah Bougenville
Jumlah populasi ibu dengan balita ( usia 36-59 bln) di posyandu
Sampel yang diambil dari masing-masing posyandu
36 49 35 48 33 16 29 49 21 25 341
9 12 9 12 8 5 7 12 6 6 86
Setelah mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel dari masing-masing posyandu, peneliti melakukan pendataan calon responden di masing-masing posyandu dengan melibatkan ibu kader posyandu.
D. Alat Pengumpul Data Alat yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data berupa angket/kuesioner dengan beberapa pertanyaan hasil rancangan peneliti untuk kuesioner pengetahuan gizi dan untuk kuesioner perilaku pemenuhan gizi diadaptasi dari Comprehensive Feeding Practice Questionnaire (CFPQ) (Musher-Eizenmann dan Holub (2007) dalam Burk, 2009) dan mengacu pada kerangka konsep. Kuesioner ini didapatkan dari penelitian sebelumnya oleh Melbye (2011). Kemudian peneliti melakukan korespondensi dengan
49
perancang asli kuesioner untuk dialih-bahasakan dan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kuesioner penelitian meliputi data demografi ibu dan balita, pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita. Untuk kuesioner pengetahuan gizi seimbang skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak atau benar dan salah. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan Benar-Salah. Jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dengan 11 pertanyaan positif (+) dan 9 pertanyaan negatif (-). Untuk pertanyaan positif (+) => B=1, S=0. Sedangkan untuk pertanyaan negatif (-) => B=0, S=1. Sedangkan untuk kuesioner perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita mengadaptasi dari CFPQ menggunakan skala Likert dengan format Tidak Pernah = 1, Jarang = 2, Kadang-kadang = 3, Sering = 4, Selalu = 5 untuk pertanyaan positif dan Tidak Pernah = 5, Jarang = 4, Kadang-kadang = 3, Sering = 2, Selalu = 1 untuk pertanyaan negatif. Jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan yang tediri dari 3 pertanyaan negatif, dan 17 pertanyaan positif. Meliputi item Child control (pertanyaan no 8), emotion regulation (pertanyaan no 9-10), encourage balance and variety (pertanyaan no 11-12), environtment (pertanyaan no 19), food as reward (pertanyaan no 15), modeling (pertanyaan no 20), monitoring (pertanyaan no 6-7), pressure (pertanyaan no 17-18), restriction for health (pertanyaan no 13-14),
50
restriction for weight control (pertanyaan no 3-5), responsibility for child eating (pertanyaan no 1-2), teaching about nutrition (pertanyaan no 16).
E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara bertahap melalui: 1. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan surat izin dari Kepala Desa Banjarsari CiawiBogor. 2. Melakukan pendataan calon responden dengan staf kelurahan dan kader posyandu. 3. Mendatangi responden di posyandu dan rumah responden dengan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. 4. Memberikan lembar persetujuan (inform consent) untuk ditandatangani oleh calon respoden apabila setuju menjadi subjek penelitian. 5. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner. 6. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner. 7. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner. 8. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti untuk diperiksa.
51
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang akan diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Suatu instrumen dikatakan valid atau shahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).
Validalitas instrumen diukur dengan rumus korelasi product moment :
r=
Keterangan :
{ ∑
r = koefisien korelasi
(∑
) –(∑ ∑ )
(∑ )²}{ ∑
²
(∑ )²}
52
N = jumlah responden X = skor pertanyaan belahan pertama (dari nomor item ganjil) Y = skor total belahan kedua (dari nomor item genap) Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software komputer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,70 (Hidayat, 2008). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini akan dilakukan pada ibu rumah tangga yang mempunyai balita yang bersekolah di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Baiturrahman Desa Cibedug CiawiBogor sebanyak 20 responden.
G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas data penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitas pengukuran. Peneliti telah melakukan pengujian instrumen penelitian berupa kuesioner pengetahuan dan perilaku pada tanggal 10-12 Desember 2012 pada 20 ibu rumah tangga yang memiliki anak dengan karakteristik yang sama dengan sampel penelitian di PAUD Baiturrahman Desa Cibedug. Hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson Product Moment didapatkan : untuk kuesioner pengetahuan, dari 20 pertanyaan terdapat 2 pertanyaan yang mempunyai nilai korelasi < 0,381 (r untuk N : 20 = 0,381) yaitu pertanyaan
53
no 12 dan 18. Peneliti memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan no 12 dan 18, karena terwakili oleh pertanyaan no 13 dan no 19. Pertanyaan no 12 terwakili oleh pertanyaan no 13 karena memiliki tujuan yang sama untuk menanyakan tentang konsumsi buah dan sayuran. Pertanyaan no 18 terwakili oleh pertanyaan no 19 karena memiliki tujuan yang sama untuk menanyakan tentang penyajian makanan untuk balita. Sedangkan untuk kuesioner perilaku terdapat 1 pertanyaan yang memiliki nilai < 0,381, yaitu pertanyaan no 17. Peneliti juga memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan no 17 karena terwakili oleh pertanyaan no 18 yang menanyakan tentang paksaan dalam makan balita. Hasil uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach didapatkan : untuk kuesioner pengetahuan memiliki nilai Alpha Cronbach 0,886 sedangkan untuk kuesioner perilaku memiliki nilai Alpha Cronbach 0,847.
H. Pengolahan Data Menurut Setiadi (2007) dalam proses pengolahan data penelitian menggunakan langkah-langkah diantaranya: a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
54
b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. c. Scoring (Penetapan skor) Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa kemudian dilakukan tabulasi dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item pertanyaan dari setiap variabel. d. Entry Data Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi. e. Cleaning data Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.
I. Analisa Data Analisa data dilakukan untuk memudahkan interpretasi dan menguji hipotesis penelitian. Analisa dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat.
55
1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan tabel frekuensi tentang karakteristik reseponden sebagai variabel independen dalam penelitian ini berdasarkan pengetahuan ibu. Sedangkan variabel dependen yaitu perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita.
2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen. Teknik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square (X2), untuk melakukan analisa hubungan antara variabel kategorik dengan kategorik. Analisa ini bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, sehingga diketahui ada atau tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α 5% sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti terdapat hubungan bermakna (signifikan) antara variabel yang diteliti. Jika nilai P > 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna antara variabel yang diteliti.
J. Etika Penelitian Masalah etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
56
1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi reseponden. Tujuan dari infoemed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Banjarsari merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat. Berdasarkan data dari Daftar Potensi Desa dan Perkembangan Desa Banjarsari didapatkan bahwa luas wilayah Desa Banjarsari ± 138,02 Ha dan sebagian besar wilayahnya adalah area pesawahan dan ladang (53,62 %). Desa Banjarsari terdiri dari 5 RW dan 22 RT, 1.745 KK dengan jumlah penduduk 7.455 jiwa, laki-laki 3.821 jiwa dan perempuan 3.634 jiwa. Sedangkan ibu yang mempunyai balita usia 3-5 tahun sebanyak 341 orang. Sebagian besar riwayat pendidikan penduduknya yang pernah ditempuh hanya sampai tamat SD/sederajat (48,46 %), SLTP/sederajat (20,12 %), SLTA/sederajat (20,58 %) dan sisanya tidak pernah sekolah, tidak tamat SD dan hanya beberapa orang saja yang memiliki jenjang S1 sampai S3. Mata pencaharian pokoknya sebagian besar (60 %) adalah buruh tani dan swasta dan sebagian yang lainnya adalah sebagai pedagang, PNS, pengrajin dan peternak. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi 1 unit puskesmas, 10 unit posyandu, 1 unit toko obat, 1 unit praktek dokter, dan 1 unit praktek bidan (BPMKS Kab. Bogor, 2009). B. Analisa Univariat Analisa univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
57
58
1. Gambaran Karakteristik Responden dan Balita a. Karakteristik Usia Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Ibu Rumah Tangga di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013
Usia
n
%
< 32 tahun ≥ 32 tahun
55 31
64 36
Total
86
100
Tabel 5.1 diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Diketahui bahwa sebagian besar responden berusia < 32 tahun sebanyak 55 orang (64 %) sedangkan responden yang berusia ≥ 32 tahun sebanyak 31 orang (36 %). b. Karakteristik Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Perguruan Tinggi
n 3 23 55 5
% 3,5 26,7 64 5,8
Total
86
100
Tabel 5.2 diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan. Sebagian besar responden mamiliki pendidikan di tingkat SMA yaitu sebanyak 55 orang (64%). Diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan di
59
SMP sebanyak 23 orang (26,7%). Adapun responden yang berpendidikan di perguruan tinggi sebanyak 5 responden (5,8%) dan sisanya memiliki pendidikan hanya tamat SD sebanyak 3 responden (3,5%). c. Usia Balita Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013
Usia 3 tahun 4 tahun 5 tahun Total
n 40 26 20 86
% 46,5 30,2 23,3 100
Dari tabel 5.3 diatas diketahui bahwa usia balita responden sebagian besar berusia 3 tahun sebanyak 40 balita (46%). Sedangkan balita yang berusia 4 tahun sebanyak 26 balita (30,2%), dan sisanya berusia 5 tahun sebanyak 20 balita (23,3%). d. Jenis Kelamin Balita Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki Perempuan
45 41
52,3 47,7
Total
86
100
60
Dari tabel 5.4 di atas diketahui bahwa jenis kelamin balita responden adalah laki-laki sebanyak 45 balita (52,3%), sedangkan balita yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 balita (47,7%). e. Berat Badan Balita Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 BB 12-15 16-20 21-25 Total
n 35 37 14 86
% 40,7 43,0 16,3 100
Dari tabel 5.5 di atas diketahui bahwa balita yang mempunyai berat badan 12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%), balita yang mempunyai berat badan 16-20 kg sebanyak 37 balita (43,0%), sedangkan balita yang mempunyai berat badan 2125 kg sebanyak 14 balita (16,3%). f. Status Gizi Balita (BB/U) Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Status Gizi BB/U di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 Status Gizi
n
%
Baik Lebih
85 1
98,8 1,2
Total
86
100
61
Dari tabel 5.6 di atas diketahui bahwa hampir seluruh balita memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 85 balita (98,8%) sedangkan hanya ada 1 balita yang miliki status gizi lebih (1,2%). 2. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku a. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang Di Desa Banjasari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 Pengetahuan Gizi Seimbang
n
%
Kurang Baik
42 44
48,8 51,2
Total
86
100
Dari tabel 5.7 diatas diperoleh hasil pengetahuan pada ibu rumah tangga tentang gizi seimbang adalah sejumlah responden memilki pengetahuan baik sebanyak 44 responden (51,2%) namun masih banyak juga responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 42 responden (48,8%). b. Gambaran Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Banjasari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Balita
n
%
Kurang Baik
40 46
46,5 53,5
Total
86
100
62
Dari tabel 5.8 diatas diperoleh hasil perilaku pemenuhan gizi balita pada ibu rumah tangga adalah sejumlah responden memiliki perilaku baik sebanyak 46 responden (53,5%) sedangkan responden yang memiliki perilaku kurang sebanyak 40 responden (46,5%). C. Analisa Bivariat Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan satu persatu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang. Sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku pemenuhan gizi balita. Uji bivariat ini menggunakan uji Chi Square (X2) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dan α = 5%.
Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang Dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013 Perilaku Pemenuhan Gizi Pengetahuan
Balita
p
OR
value
value
0,005
3,482
Total
Gizi Kurang
Baik
Seimbang
Kurang
N
%
N
%
n
%
26
61,9
16
38,1
42
100
Baik
14
31,8
30
68,2
44
100
Total
40
46,5
46
53,5
86
100
63
Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 42 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 26 responden (61,9%) memiliki perilaku kurang. Sedangkan dari 44 responden yang memilki pengetahuan baik terdapat 14 responden (31,8%) memiliki perilaku kurang. Artinya proporsi perilaku kurang pada ibu-ibu dengan pengetahuan kurang lebih besar dari proporsi perilaku kurang pada ibu-ibu dengan pengetahuan baik. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0.005, dimana nilai p<0.05 yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi balita. Dari Risk Estimate terlihat OR = 3,482. Hal ini berarti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang mempunyai kecenderungan (resiko) sebesar 3 kali lebih besar untuk berperilaku kurang dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik.
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya adalah pendidikan dan umur. Dari faktor umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia < 32 tahun sebesar 64%. Dimana pada rentang usia ini adalah merupakan masa dewasa muda. Pada usia tersebut merupakan usia produktif segala sumber daya manusia yang dimiliki dapat dioptimalkan dan dikembangkan, terkait dengan pengetahuan dan perilaku pemenuhan gizi pada balita di Desa Banjarsari Ciawi-Bogor. Hal serupa dinyatakan oleh Meriani (2010), dimana dari hasil penelitiannya dinyatakan bahwa umur ibu yang memilki balita di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok sebagian besar berumur ≤ 30 tahun (66,6%). Hal ini menandakan bahwa ibu-ibu rumah tangga yang memilki balita di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor sebagian besar berada pada rentang usia dewasa muda yang diharapkan telah mampu
64
65
dan siap untuk mengasuh balita dalam memenuhi kebutuhan gizi balita mereka. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan juga proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, ke arah pencerahan pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan sampai jenjang SMA (64%). Sedangkan selebihnya hanya sampai jenjang SMP (26,7%) dan ada beberapa yang sampai perguruan tinggi (5,8%). Hal senada juga diungkapkan oleh Yunitasari (2011), bahwa dari hasil penelitiannya didapatkan responden dengan latar pendidikan
mayoritas
sampai
jenjang
SMA
sebanyak
49,15%.
Sebaliknya Angkat (2011), dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki latar pendidikan rendah yaitu sebanyak 79,6%. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari hasil penelitian ini, responden yang memiliki
66
balita di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor sebagian besar telah memenuhi program wajib belajar 9 tahun yang merupakan jenjang pendidikan dasar sesuai UU SISDIKNAS/NO.20/Tahun 2003. Para ibu balita diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan kuantitas dan kualitas nutrisi yang diberikan kepada balitanya. 3. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia Usia balita merupakan salah satu karakteristik yang berkaitan dengan kebutuhan gizi dan status gizinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita responden di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor sebagian besar berada pada usia 3 tahun (46,5%). Hal yang hampir sama disampaikan oleh Manurung (2010), dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa balita responden yang berusia 3 tahun di Desa Ramunia-I Kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 40,48%. Pada usia ini merupakan usia rawan karena merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan balita yang mempengaruhi kualitas manusia pada usia remaja dan dewasa. Maka perlu perhatian dari orang tua untuk membentuk pola makan yang baik yang sangat dibutuhkan saat tumbuh kembang (Soenardi, 2005). 4. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan faktor gizi internal yang menentukan kebutuhan gizi sehingga ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan keadaan gizi balita (Apriadji, 1986 dalam Suhendri 2009). Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa balita responden di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor yang berjenis kelamin
67
laki-laki lebih banyak (52,3%) dibandingkan dengan balita yang berjenis kelamin perempuan (47,7%). Sedangkan Meriani (2010), melakukan penellitian bahwa balita responden di Kelurahan Depok Mas Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok adalah laki-laki sebanyak 53,7% dan perempuan sebanyak 46,3%. 5. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan Berat
Badan
merupakan
ukuran
yang sensitif
yang sangat
mempengaruhi status gizi balita. Pada tingkat puskesmas atau lapangan, penentu status gizi yang umum dilakukan adalah dengan menimbang balita (berat badan per umur), kemudian indeks berat badan menurut umur tersebut dibandingkan dengan angka standar/anak yang normal. Penimbangan berat badan merupakan salah satu cara pengukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi dan pertumbuhan anak. Pengukuran berat badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu pemantau pertumbuhan fisik anak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa balita yang mempunyai berat badan 12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%), balita yang mempunyai berat badan 16-20 kg sebanyak 37 balita (43,0%), sedangkan balita yang mempunyai berat badan 21-25 kg sebanyak 14 balita (16,3%). 6. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Status Gizi (BB/U) Status gizi merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Status gizi balita diukur
68
berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U), tiinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Kemenkes RI, 2010). Status gizi dalam penelitian ini menggunakan insikator BB/U. Berdasarkan perhitungan BB/U status gizi balita dikatakan kurang jika memilki nilai -3 SD sampai dengan < -2 SD, dan dikatakan baik jika memiliki nilai -2 SD sampai dengan 2 SD, serta dikatakan lebih jika memilki nilai > 2 SD (Kepmenkes RI, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruhnya balita responden di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor memiliki status gizi baik (98,8%), dan hanya ada 1 (1,2%) balita yang memiliki status gizi lebih. Hal serupa dinyatakan oleh Julita P (2010), dari hasil penelitiannya dinyatakan bahwa di Desa Amal Tani Kecamatan Serapit Kabupaten Langkat sebagian besar balita memilki status gizi baik sebanyak 71,2%. Sedangkan Suhendri (2009), dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa balita responden di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang memilki status gizi kurang sebanyak 57%.
7. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengamatan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hal sangat penting
69
dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan responden dalam hal ini adalah pengetahuan ibu tentang kebutuhan asupan gizi yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan balita. Dari hasil penelitian pada 86 ibu rumah tangga diperoleh hasil pengetahuan pada ibu rumah tangga tentang gizi seimbang adalah pengetahuan kurang sebanyak 42 responden (48,8%), dan pengetahuan baik sebanyak 44 responden (51,2%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, namun masih banyak juga responden yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini mungkin karena kurangnya informasi yang diterima oleh responden. Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sumber informasi yang diperoleh dari
berbagai
sumber
maka
seseorang
cenderung
mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan Meriani (2010) yang meneliti pengetahuan ibu tentang gizi seimbang didapatkan hasil bahwa responden memiliki pengetahuan baik sebesar 59,6% sedangkan sisanya memiliki pengetahuan kurang baik. Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang memilki balita di wilayah Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok tahun 2010. Sedangkan di lain tempat Angkat (2011), meneliti tentang pengaruh pengetahuan gizi terhadap pencegahan gizi buruk pada ibu yang memiliki balita di Desa Sikalondang Kecamatan Simpang Kiri Kota
70
Subulussalam Tahun 2010. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memilki pengetahuan buruk yaitu sebesar 59,3%.
8. Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Balita Menurut Skiner (1938), dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku dalam kaitannya dengan pemenuhan gizi pada balita sangatlah erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan balita. Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 46 responden (53,5%). Sedangkan responden yang memilki perilaku kurang sebanyak 40 responden (46,5%). Hal ini sejalan dengan Meriani (2010), dari hasil penelitiannya didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memilki praktik pemberian gizi seimbang sebesar 78,3% sedangkan responden yang memiliki praktik kurang baik dalam pemberian gizi seimbang sebesar 21,7%. Demikian juga dengan Yunitasari (2011), dari hasil
71
penelitiannya menunjukkan bahwa sebesar 27,12% ibu memiliki perilaku gizi kurang sedangkan ibu yang mempunyai perilaku baik dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya sebesar 72,88%. Tindakan atau praktik terhadap makanan bergizi seimbang berupa perbuatan seseorang terhadap pemberian makanan yang bergizi seimbang. Dari tindakan inilah seseorang dapat dikatakan sudah melakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Menu seimbang adalah yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh serta dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi (Notoatmodjo, 2003).
B. Analisa Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa bahwa dari 42 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 26 responden (61,9%) memiliki perilaku kurang. Sedangkan dari 44 responden yang memilki pengetahuan baik terdapat 14 responden (31,8%) memiliki perilaku kurang. Hal senada pernah diungkapkan oleh Ramadhani (2012), dari hasil penelitiannya di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia mengenai tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada balita diketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu dikategorikan cukup dengan 30 responden (55,55%). Salah satu upaya yang dapat dilakukan keluarga
72
untuk meningkatkan status gizi balita adalah dengan memberikan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara praktik pemenuhan gizi balita dengan status gizi balita. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurul (2010), menyatakan bahwa perilaku ibu dalam pemenuhan gizi sebagian besar (79,9%) adalah cukup dengan status gizi balita hampir seluruhnya (78,4%) adalah baik. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian peneliti yang menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang (48,8%) dan perilaku kurang (46,5%) tidak ditemukan balita mereka yang memiliki status gizi kurang. Hampir seluruhnya bahwa balita memiiki status gizi baik (98,8%) dan hanya terdapat 1 balita yang berstatus gizi lebih (1,2%). Hal ini terjadi karena ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita. Tidak hanya dilihat dari pengetahuan dan perilaku ibu saja. Hidayat (2005) mengemukakan bahwa di tingkat rumah tangga pendidikan individu pengambil keputusan dalam rumah tangga, berpengaruh terhadap asupan gizi dan konsumsi makanan yang sehat. Keputusan tersebut merupakan pressing terhadap kondisi kesehatan anggota rumah tangga lainnya. Bisa jadi ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan kurang dan perilaku kurang dalam pemenuhan gizi balita adalah bukan orang yang mengambil keputusan dalam rumah tangga. Wolfe, et al (1987) dalam Hidayat (2005) mengatakan bahwa ada satu temuan yang menarik bahwa pendidikan ibu tidak signifikan terhadap status antropometrik anak. Hal serupa juga pernah diungkapkan oleh
73
Meriani (2010) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Selain itu peneliti tidak meneliti hal-hal lain yang mempengaruhi status gizi balita seperti kesehatan rumah tangga, asupan gizi, tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi keluarga, status kawin sebagaimana yang diungkapkan oleh Hidayat (2005). Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyiapkan makanan bagi anggota keluarganya haruslah mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang. Sehingga makanan yang disajikan menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan derajat kesehatan (Sediaoetama, 2000). Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita (Frost et.al, 2004, Gyaltsen, 2010). Di pedesaan, makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung ( Khomsan dkk, 2006, Baliwati, 2004 dalam Anggraini, 2008). Ibu harus memiliki pendidikan dan pengetahuan yang baik agar ibu dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan kesehatan. Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007). Perbaikan gizi balita dapat dilihat dari faktor penyebabnya. Menurut Unicef (1998), Persagi (1999) dan Kemenkes RI 2010 menunjukan bahwa
74
kekurangan gizi balita disebabkan oleh pemberian makan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Oleh karena itu upaya perbaikan gizi balita yang dilakukan adalah salah satunya dengan pendidikan kesehatan gizi bagi ibu balita. Hal ini menurut Sulistyoningsih (2011), diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan gizi sebagai salah satu unsur penting yang mendukung status kesehatan seseorang terutama pada balita. Selain itu bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balitanya. Penelitian yang dilakukan oleh Melbye (2012), menyatakan bahwa praktik pemenuhan gizi balita mempengaruhi balita dalam asupan makanan dan konsumsi buah dan sayur, praktik ini dibedakan antara lain : child control, parental encouragement of a balanced and varied diet, and parental restriction for health purposes. Di lain tempat, Shroff (2007), mengemukakan dalam penelitiannya pada 43 ibu-ibu rumah tangga di 3 desa berbeda di Andhra Pradesh, India, bahwa bukan hanya hak dan kewajiban ibu saja dalam peranannya untuk mencari informasi tentang pengenalan makanan yang bergizi seimbang bagi balita, tetapi anggota keluarga dan norma-norma budaya pun berperan penting dalam pemenuhan gizi balita. C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional yang memiliki kelemahan rawan terhadap bias karena pada rancangan ini
75
peneliti mengobservasi variabel independen dan dependen secara bersamaan (pada periode yang sama). 2. Instrumen mengenai pengetahuan dan perilaku pemenuhan gizi balita yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari teori dan instrumen yang sudah ada sebelumnya, kemudian pernyataan yang ada dalam instrumen merupakan pernyataan tertutup, sehingga bisa jadi pernyataan dalam instrumen ini belum mewakili apa yang dirasakan oleh responden. Namun peneliti sudah meminimalkan hal tersebut dengan melakukan uji validitas dan realibilitas instrumen. 3. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden menjawab pernyataan dengan tidak jujur atau tidak dimengerti dengan maksud pernyataan sehingga hasilnya kurang mewakili. 4. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan pada ibu rumah tangga yang memiliki balita usia 3-5 tahun saja.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dari hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan usia adalah responden berusia < 32 tahun lebih banyak (64 %) dari responden yang berusia ≥ 32 tahun sebanyak (36 %). 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagian besar responden memiliki pendidikan di tingkat SMA yaitu sebanyak 64%. 3. Usia balita responden sebagian besar berusia 3 tahun sebanyak 40 balita (46%). 4. Jenis kelamin balita responden adalah balita laki-laki sebanyak 45 balita (52,3%), sedangkan balita yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 balita (47,7%) 5. Balita yang mempunyai berat badan 12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%), balita yang mempunyai berat badan 16-20 kg sebanyak 37 balita (43,0%), sedangkan balita yang mempunyai berat badan 21-25 kg sebanyak 14 balita (16,3%). 6. Hampir seluruh balita memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 85 balita (98,8%) sedangkan hanya ada 1 balita yang miliki status gizi lebih (1,2%).
76
77
7. Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang : kurang sebanyak
48,8%
sedangkan ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 51,2%. 8. Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita : kurang sebanyak 46,5% sedangkan ibu dengan perilaku baik sebanyak 53,5%. 9. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor (p value = 0,005) dan (OR = 3,482). B. Saran 1. Bagi Instansi Pemerintahan a. Diharapkan untuk mencanangkan program-program kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan wargannya tentang gizi seimbang dan perilaku pemenuhan gizi khususnya pada balita. b. Diharapkan untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam hal ini instansi kesehatan yang ada di wilayah desa, untuk sama-sama meningkatkan kesadaran tentang arti pentingnya gizi seimbang bagi warganya
khsususnya
balita
sehingga
ikut
menunjang
dalam
pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan optimal. 2. Bagi Instansi Kesehatan a. Diharapkan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan khususnya dalam bidang gizi dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan secara langsung tentang pentingnya gizi seimbang pada balita untuk mencukupi kebutuhan gizinya dan meningkatkan status gizi balita.
78
3. Bagi Ibu Kader Posyandu a. Diharapkan untuk memberikan motivasi kepada ibu-ibu yang mempunyai
balita
di
sekitar
posyandu
untuk
meningkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang dalam memenuhi gizi balitanya. 4. Bagi Ibu Rumah Tangga a. Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan mencari informasi melalui berbagai media informasi. b. Diharapkan
untuk lebih meningkatkan
kesadaran tentang arti
pentingnya gizi seimbang pada balita untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan balitanya. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Diharapkan untuk meneliti variabel-variabel lain dalam kaitannya dengan gizi balita. b. Diharapkan untuk meningkatkan analisa penelitian dari bivariat menjadi multivariat terkait dengan gizi balita.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. “Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan”. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.2011 ___________. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : P.T Gramedia Pustaka Utama. 2003 Anggraini, Septanti Dyah. “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Balita Usia 1-3 Tahun di Desa Lencoh Wilayah Kerja Puskesmas Selo Boyolali”. Skripsi. UMS. 2008 Angkat, Yenita. “Pengaruh Pengetahuan Ibu dan Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Desa Sikalondang Kota Subulussalam”. Skripsi. USU. 2011 Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka Cipta. 2006 Burk, Jesse Fowler. “Comprehensive Feeding Practices Questionnaire: A Validation Study In A Lower Socioeconomic Status Community”. Thesis. Oklahoma State University. 2009 Brewer, Kathleen A. “Relationship Between Parental Feeding Practices And Weight Status In A Lower Socioeconomic Pre-School Population”. Thesis. The University Of Texas School Of Public Health. 2010 Clark, Heather R et.al. “A Pilot Survey Of Socio-Economic Differences In ChildFeeding Behaviours Among Parents Of Primary-School Children”. Public Health Nutrition: 11(10), 1030–1036. 2007 Dahlan, M. Sopiyudin. “Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan”. Jakarta : Salemba Medika. 2009 Dinas Kependudukan Sosial. “Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Banjarsari”. Badan Perberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bogor. 2009 Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor. “Upaya Gizi Buruk”. Dari http://dinkes2.bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=89&Itemid=100 diakses pada tanggal 12 April 2012
Frost, Michelle Bellessa, et.al. “Maternal education and child nutritional status in Bolivia: finding the links”. Social Science & Medicine. 60 (2005) 395–407
Hadi, Hamam. “Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional”. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. UGM:Yogyakarta. 2005 Hidayat, Alimul aziz. ”Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data”. Ed 1. Jakarta : Salemba Medika. 2007 Hidayat, Zainul. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Indonesia”. Tesis. UI. 2005 Julita, Sukmawaty. “Status Gizi Anak Balita Ditinjau Dari Karakteristik Dan Pola Makan Keluarga Di Desa Amal Tani Kecamatan Serapit Kabupaten Langkat”. Skripsi. USU. 2010 Kanpheungton, Supranee. “Psychometric study of the Child Feeding Questionnaire (TH-CFQ) among Thai parents of Preschoolers”. ProQuest Dissertations and Theses; 2010; ProQuest Kementerian Kesehatan RI. “Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010”. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2010 Kementarian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional RI. “Rencana Aksi Pangan dan Gizi 2006-2010”. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2007 Khomsan, Ali, dkk. “Studi Tentang Pengetahuan Gizi Ibu Dan Kebiasaan Makan Pada Rumah Tangga Di Daerah Dataran Tinggi Dan Pantai”. Jurnal Gizi dan Pangan. Juli 2006 1(1): 23-28 Klugman, Jeni. “Human Development Report 2011. Sustainability and Equity : A Better Future for All”. United Nations Development Programme. 2011 ____________. “Human Development Report 2010, 20th Anniversary Edition, The Real Wealth of Nations : Pathways to Human Development”. United Nations Development Programme. 2010 Kurniasih, Dedeh. Dkk. “Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang”. PT Penerbitan Sarana Bobo : Jakarta. 2010 Manurung, Sri Susanti Tidora. “Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku Ibu dalam Penyediaan Menu Seimbang untuk Balita di Desa Ramunia-I Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi. USU. 2010 Mardiana. “Hubungan Perilaku Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat”. Skripsi. USU. 2005
Melbye, Elisabeth Lind. “Parent Child Feeding Interactions : The Influence of Child Cognitions and Parental Feeding Bevaviors on Child Healthy Eating”. Thesis. Faculty of Social Sciences University of Stavanger. 2012 Melbye et al. “Validation of the Comprehensive Feeding Practices Questionnaire with parents of 10-to-12-year-olds”. BMC Medical Research Methodology. 2011, 11:113 Meriani, Gusti Ayu K. “Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemberian Gizi Seimbang dengan Status Gizi pada Balita di Posyandu Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok”. Skripsi. UPN. 2010 Murashima, Megumi. “The Relationship of Parental Feeding Control Practices to Food Intake of 3-5 Years Children in Families with Limited Incomes”. Dissertation. Michigan State University. 2010 Notoatmodjo, Soekidjo. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 Notoatmodjo, Soekidjo. “Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi”. Jakarta : Rineka Cipta. 2010 Nursalam. ”Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan”. Surabaya : Salemba Medika.2008 Polit, Denise F, Cheryl Tatano Beck. “Essentials of Nursing Research : Appraising Evidence for Nursing Practices”. Wolters Kluwer : Lippincott Williams and Wilkins. 2010 Ramadhani, Vani. “Pengetahuan dalam Pemenuhan Gizi Balita di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia”. Skripsi. USU. 2012 Semba, R.D. dan Bloem, M.W. “Nutrition and Health in Developing Countries, Second Edition”. Humana Press : Totowa NJ USA. 2008 Shan, Xiaoyi. “Influence of Parent’s Child-Feeding Practices On Child’s Weight Status among Chinese Adolescents in Beijing, China”. Dissertation. Department of Health Education and Recreation in the Graduate School Southern Illinois University Carbondale. 2010 Shroff, Monal R. “Child Nutritional Status, Feeding Practices and Woman’s Autonomy in Rural Andhra Pradesh India”. Dissertation. Department of Nutrition of School of Public Health University of North Carolina at Chapel Hill. 2007 Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung : Alfabeta. 2011 Sulistyoningsih, Hariyani. “Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak”. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011
Supariasa, ID Nyoman, dkk. “Penilaian Status Gizi”. Jakarta : EGC. 2001 UNICEF Indonesia - Media centre – “Indonesia sets targets to improve child nutrition”. Dari http://www.unicef.org/indonesia/media_12591.html diakses pada tanggal 16 Juni 2012 Yunitasari, Winda. “Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu tentang Gizi Seimbang terhadap Status Gizi Balita Usia 3-4 Tahun di Posyandu RW 21 Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya Depok”. Skripsi. UPN. 2011
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul penelitian : “Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor” Peneliti : 1. Muhammad Farhan Pembimbing : 1. Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS 2. Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian. Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita. Sebelum menjawab kuesioner, saya telah diberitahu oleh peneliti bahwa jawaban kuesioner bersifat sukarela dan identitas saya sebagai pemberi jawaban kuesioner akan dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek peneliti hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan setelah itu akan dimusnahkan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak manapun. Bogor,
Januari 2013 Responden
Lampiran 2 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU PEMENUHAN GIZI PADA BALITA DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR Nomor Respoden
: ..........................
Tanggal
: ............................
A. Data Demografi 1. Data Responden Nama Inisial Ibu
: ..........................................................
Umur Ibu
: ..........................................................
Pendidikan Ibu
: ..........................................................
Pekerjaan
: ..........................................................
2. Data Balita Nama Inisial Anak
: ......................................................
Jenis Kelamin
: ......................................................
Umur anak
: .....................tahun
Berat Badan
: ............ Kg
Tinggi Badan
: ............ cm
B. Pengetahuan Gizi Ibu Isilah pernyataan-pernyataan berikut ini sesuai dengan pengetahuan Anda dengan memberi tanda checklist (√) pada salah satu kolom Benar atau Salah! No Pernyataan Benar Salah 1 Gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang. 2 Manfaat mengonsumsi aneka ragam makanan setiap hari adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, sumber tenaga, pengatur dan pembangun. 3 Kebutuhan gizi bayi dan balita sama dengan kebutuhan gizi pada orang dewasa. 4 Kurang gizi dapat mengakibatkan anak mudah terserang penyakit sehingga mengganggu pertumbuhannya. 5 Kekurangan gizi pada balita dapat diketahui dengan melihat balita tidak selera makan. 6 Zat-zat gizi yang dibutuhkann oleh balita terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. 7 Makanan tinggi lemak baik untuk pertumbuhan balita. 8 Fungsi utama dari protein adalah sumber energi. 9 Nasi adalah termasuk makanan sumber karbohidrat. 10 Mengonsumsi garam beryodium adalah untuk mencegah busung lapar. 11 Kekurangan yodium mengakibatkan kecerdasan balita berkurang. 12 Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral. 13 Balita yang tidak mengonsumsi buah dan sayuran dapat mengakibatkan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan serat. 14 Makanan cepat saji yang berlemak dan berkarbohidrat tinggi adalah salah satu makanan bergizi seimbang. 15 Anak usia 3-5 tahun mempunyai rasa ingin tahu yang lebih tinggi terutama dalam memilih menu makanannya. 16 Cairan yang dikonsumsi balita, terutama air minum tidak kurang dari 1 liter atau setara dengan 6 gelas sehari. 17 Agar makanan yang kita makan aman bagi kesehatan maka sebelum dimasak harus dicuci dengan bersih. 18 Makanan yang disajikan untuk balita tidak harus menarik dalam segi warna dan kombinasi makanan. 19 Makanan perlu disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalam keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan. 20 Agar tidak bosan balita diberikan makanan ringan untuk menambah nafsu makan.
C. Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Gizi Balita
1
Selalu
Sering
Kadangkadang
Jarang
Tidak Pernah
Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan memberi tanda checklist (√) pada salah satu kolom sebelah kanan pernyataan sesuai dengan pengalaman Anda seharihari! No Pernyataan
Saya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saya. 2 Saya bertanggung jawab dalam menentukan porsi makan anak saya. 3 Saya marah kepada anak saya jika makannya sedikit. 4 Saya menimbang berat badan anak saya di posyandu. 5 Saya takut anak saya menjadi gemuk jika terlalu banyak makan. 6 Saya tidak memberikan permen, es krim, atau makanan ringan lainnya kepada anak saya. 7 Saya tidak memberikan gorengan, fried chicken, mie instan dll kepada anak saya. 8 Saya membiarkan anak saya memilih makanan yang dia mau. 9 Saya memberikan anak saya sesuatu untuk dimakan/diminum jika dia bosan walaupun dia tidak lapar/haus. 10 Saya memasak makanan yang lain jika anak saya tidak suka makanan yang disajikan. 11 Saya menganjurkan anak saya mengonsumsi buah dan sayur dibanding makanan ringan atau makanan cepat saji. 12 Saya menganjurkan anak saya untuk mengonsumsi makanan yang baru tidak hanya makanan kesukaannya saja. 13 Saya pastikan bahwa anak saya tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan kesukaanya saja. Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan memberi tanda checklist (√) pada salah satu kolom sebelah kanan pernyataan sesuai dengan pengalaman Anda seharihari!
14
15
16
17
18
19 20
Jika saya tidak mengatur makan anak saya dia akan terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji. Saya memberikan permen, es krim, atau makanan ringan lainnya kepada anak saya sebagai hadiah jika dia mau makan. Saya mengajarkan anak saya pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Saya memaksa anak saya untuk selalu mengonsumsi semua makanan yang disajikan. Jika anak saya berkata “Aku tidak lapar,” saya mencoba untuk memaksanya makan. Saya menyimpan buah dan sayur di rumah untuk dikonsumsi keluarga. Saya mencontohkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang di depan anak saya.
Selalu
Sering
Kadangkadang
Jarang
Pernyataan
Tidak Pernah
No
Lampiran 3
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS a. Variabel Pengetahuan Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
a. Listwise deletion based on all variables in the
N of Items .886
20
procedure. Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
15.85
16.661
.442
.882
P2
15.90
15.989
.597
.877
P3
15.85
16.661
.442
.882
P4
15.85
16.345
.553
.879
P5
15.90
16.200
.529
.880
P6
15.90
16.516
.429
.883
P7
15.85
15.713
.781
.872
P8
15.95
16.261
.463
.882
P9
15.85
16.345
.553
.879
P10
15.85
16.661
.442
.882
P11
15.80
16.695
.527
.880
P12
15.85
16.976
.333
.886
P13
15.80
17.011
.398
.883
P14
15.90
16.516
.429
.883
P15
15.90
16.305
.495
.881
P16
15.85
16.345
.553
.879
P17
15.85
16.345
.553
.879
P18
15.80
17.116
.355
.884
P19
15.90
16.516
.429
.883
P20
15.90
15.779
.665
.875
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
.85
.366
20
P2
.80
.410
20
P3
.85
.366
20
P4
.85
.366
20
P5
.80
.410
20
P6
.80
.410
20
P7
.85
.366
20
P8
.75
.444
20
P9
.85
.366
20
P10
.85
.366
20
P11
.90
.308
20
P12
.85
.366
20
P13
.90
.308
20
P14
.80
.410
20
P15
.80
.410
20
P16
.85
.366
20
P17
.85
.366
20
P18
.90
.308
20
P19
.80
.410
20
P20
.80
.410
20
Scale Statistics Mean
Variance
16.70
Std. Deviation
18.116
N of Items
4.256
b. Variabel Perilaku Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
20
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
3.75
1.209
20
P2
3.80
.768
20
P3
4.00
.858
20
P4
3.90
.641
20
P5
3.95
.759
20
P6
3.90
.718
20
P7
3.60
.754
20
P8
3.55
.945
20
P9
3.55
.759
20
P10
3.30
.865
20
P11
3.20
.951
20
P12
3.30
.657
20
P13
3.10
.852
20
P14
3.95
.826
20
P15
3.50
.946
20
P16
3.60
.883
20
P17
3.45
.759
20
P18
2.95
1.234
20
P19
3.35
.933
20
P20
3.70
.865
20
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .847
20
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
67.65
67.187
.469
.840
P2
67.60
71.621
.441
.840
P3
67.40
71.095
.422
.841
P4
67.50
73.000
.413
.842
P5
67.45
72.261
.395
.842
P6
67.50
71.737
.467
.839
P7
67.80
71.958
.423
.841
P8
67.85
70.871
.388
.842
P9
67.85
70.661
.525
.837
P10
68.10
71.358
.399
.842
P11
68.20
70.274
.424
.841
P12
68.10
71.989
.495
.839
P13
68.30
71.168
.420
.841
P14
67.45
70.576
.481
.838
P15
67.90
70.516
.411
.841
P16
67.80
71.116
.406
.841
P17
67.95
72.682
.361
.843
P18
68.45
67.629
.433
.842
P19
68.05
69.103
.513
.837
P20
67.70
71.274
.405
.841
Scale Statistics Mean 71.40
Variance 77.937
Std. Deviation 8.828
N of Items 20
Lampiran 4 FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan umrblt jnsklminblta BBblt sttsgzblt pengetahuan perilaku /ORDER=ANALYSIS. CROSSTABS /TABLES=pengetahuan BY perilaku /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Frequencies Notes Output Created
25-Feb-2013 06:56:35
Comments Input
Data
C:\Users\user\Documents\Data Gue\analisa bivariat chi square.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
86 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax
FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan umrblt jnsklminblta BBblt sttsgzblt pengetahuan perilaku /ORDER=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.014
Statistics pendidikan usia balita jenis kelamin berat badan usia ibu N
Valid Missing
ibu
(Tahun)
balita
balita (Kg)
status gizi
pengetahuan
balita (BB/U)
ibu
86
86
86
86
86
86
86
86
0
0
0
0
0
0
0
0
Analisa Univariat Frequency Table usia ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
<32
55
64.0
64.0
64.0
>32
31
36.0
36.0
100.0
Total
86
100.0
100.0
pendidikan ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
1
1.2
1.2
1.2
SD
3
3.5
3.5
4.7
SMP
23
26.7
26.7
31.4
SMA
55
64.0
64.0
95.3
4
4.7
4.7
100.0
86
100.0
100.0
Perguruan Tinggi Total
perilaku ibu
usia balita (Tahun) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
3
40
46.5
46.5
46.5
4
29
33.7
33.7
80.2
5
17
19.8
19.8
100.0
Total
86
100.0
100.0
jenis kelamin balita Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
45
52.3
52.3
52.3
Perempuan
41
47.7
47.7
100.0
Total
86
100.0
100.0
berat badan balita (Kg) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
12
2
2.3
2.3
2.3
13
2
2.3
2.3
4.7
14
12
14.0
14.0
18.6
1
1.2
1.2
19.8
15
18
20.9
20.9
40.7
16
19
22.1
22.1
62.8
17
10
11.6
11.6
74.4
18
2
2.3
2.3
76.7
20
6
7.0
7.0
83.7
21
4
4.7
4.7
88.4
22
2
2.3
2.3
90.7
23
5
5.8
5.8
96.5
24
2
2.3
2.3
98.8
25
1
1.2
1.2
100.0
14.5
95
berat badan balita (Kg) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
12
2
2.3
2.3
2.3
13
2
2.3
2.3
4.7
14
12
14.0
14.0
18.6
1
1.2
1.2
19.8
15
18
20.9
20.9
40.7
16
19
22.1
22.1
62.8
17
10
11.6
11.6
74.4
18
2
2.3
2.3
76.7
20
6
7.0
7.0
83.7
21
4
4.7
4.7
88.4
22
2
2.3
2.3
90.7
23
5
5.8
5.8
96.5
24
2
2.3
2.3
98.8
25
1
1.2
1.2
100.0
86
100.0
100.0
14.5
Total
status gizi balita (BB/U) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
85
98.8
98.8
98.8
lebih
1
1.2
1.2
100.0
Total
86
100.0
100.0
pengetahuan ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang baik
42
48.8
48.8
48.8
Baik
44
51.2
51.2
100.0
Total
86
100.0
100.0
perilaku ibu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang baik
40
46.5
46.5
46.5
Baik
46
53.5
53.5
100.0
Total
86
100.0
100.0
Analisa Bivariat Crosstabs Notes Output Created
25-Feb-2013 06:57:32
Comments Input
Data
C:\Users\user\Documents\Data Gue\analisa bivariat chi square.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
86 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax
CROSSTABS /TABLES=pengetahuan BY perilaku /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Resources
Processor Time
00:00:00.078
Elapsed Time
00:00:00.042
Dimensions Requested Cells Available
2 174762
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
pengetahuan ibu * perilaku ibu
86
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 86
100.0%
pengetahuan ibu * perilaku ibu Crosstabulation perilaku ibu kurang baik pengetahuan ibu
kurang baik
Count % within pengetahuan ibu
baik
Total
16
42
61.9%
38.1%
100.0%
14
30
44
31.8%
68.2%
100.0%
40
46
86
46.5%
53.5%
100.0%
Count % within pengetahuan ibu
Total
26
Count % within pengetahuan ibu
baik
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.005
6.656
1
.010
7.939
1
.005
7.819 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b
.009 7.728
1
.005
86
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,53. b. Computed only for a 2x2 table
.005
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for pengetahuan ibu (kurang baik / baik) For cohort perilaku ibu = kurang baik For cohort perilaku ibu = baik N of Valid Cases
Lower
Upper
3.482
1.431
8.471
1.946
1.188
3.186
.559
.362
.863
86
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYA RIF' HIDAYATULLAH JAKARTA F'AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN Telp
: (62-21) 74716718 Fax : (62-2t) 740/lgt5 Website : www.uinjktac.id; F-mail : [email protected]
JL Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419
Nomor Lampiran Hal
Cipvtat,2\Januan2013 : Un.0 :
1
/Fl
0
tKNI.}t.2 / 3t\
l}at3
Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yang Terhormat, Kepala Desa Banjarsari Jl. Veteran III Tapos, Banjarsari Ciawi-Bogor 16760
Di
Ciawi-Bogor
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa diperlukan penyusunan skripsi yang berjudul "Hubungan pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi seimbang Dengan perilaku pemenuhan Gizi Pada Balita Di Desa Banjarsari Ciawi-Bogor,i
'
sehubungan dengan penelitian atas nama :
itu kami mohon diberikan izin
Nama
: Muhammad Farhan
NIM
: 108104000051
Semester
:IX
Program
Studi
Fakultas
melaksanakan
: Ilmu Keperawatan : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. \Mb. A.n. Dekan
Tembusan: Dekan FKIK -
-;1&. -':*!-
:
:41
,:r:ki!.
--;'r
i lvidjajakusumah, AIF., PFK
<'l I