perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH ASAL NEGARA (COUNTRY OF ORIGIN), MEREK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PONSEL IMPOR TAHUN 2011 (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
SKRIPSI
Oleh: KUKUH RESTU FITRIYANTO K 7408229
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juni 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Kukuh Restu Fitriyanto
NIM
: K7408229
Jurusan/Prodi/BKK
: PIPS/Pendidikan Ekonomi/BKK PTN
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH ASAL NEGARA (COUNTRY
OF
ORIGIN),
MEREK
DAN
HARGA
TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PONSEL IMPOR TAHUN 2011 (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Kukuh Restu Fitriyanto
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH ASAL NEGARA (COUNTRY OF ORIGIN), MEREK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PONSEL IMPOR TAHUN 2011 (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Oleh: KUKUH RESTU FITRIYANTO K 7408229
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juni 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
”..............Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..............” (QS. Ar-Ra’d: 11) ”.......................Jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu...........”. ( Q.S. Al Baqarah : 45) “Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga”. (HR. Muslim). “Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu”. (HR. Ath-Thabrani) “Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seorang pekerja jika ia berbuat sebaik-baiknya”. (HR. Ahmad). “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah”. (HR. Ahmad) “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah: 7)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Ayah Ibu tercinta yang menjadi semangat dalam menopang langkahku dengan kasih sayang, doa, dan pengorbanan tak pernah bertepi yang aku tak akan pernah bisa membalas sedikitpun dari apa yang telah Engkau berikan kepadaku yang bisa aku berikan hanyalah perjuanganku menjadi kebanggaanmu karena sesungguhnya ridho Allah SWT tergantung ridho-Mu
Tegar, adikku tersayang Untukmu aku berjuang menjadi panutan yang baik
Pakde Budhe Tercinta yang telah kuanggap sebagai Ayah dan Ibu yang penuh kasih sayang terhadap aku dan adikku Teman-teman seperjuangan PTN ’08, semangat kawan, perjuangan kita belum usai
Almamater
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kukuh Restu Fitriyanto. PENGARUH ASAL NEGARA (COUNTRY OF ORIGIN), MEREK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PONSEL IMPOR TAHUN 2011 (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta). Skripsi, Mei 2012 Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh asal negara (country of origin), merek, dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian produk ponsel impor tahun 2011; (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh asal negara (country of origin) terhadap keputusan pembelian produk ponsel impor tahun 2011; (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh merek terhadap keputusan pembelian produk ponsel impor tahun 2011; (4) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk ponsel impor tahun 2011 (studi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang melakukan pembelian produk ponsel impor dan mengetahui asal negaranya sebelum pembelian. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel ditentukan sebanyak 75 responden. Try out yang dilakukan terhadap 30 responden di dalam populasi, dengan hasil valid dan reliabel. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian, (1) uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh asal negara (country of origin), merek, dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian produk ponsel impor. (2) Hasil perhitungan data menunjukkan variabel asal negara (country of origin) memiliki tingkat signifikansi 0,007 berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa asal negara (country of origin) berpengaruh terhadap keputusan pembelian. (3) Hasil perhitungan data menunjukkan variabel merek memiliki tingkat signifikansi 0,007 berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. (4) Hasil perhitungan data menunjukkan variabel harga memiliki tingkat signifikansi 0,008 berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Kukuh Restu Fitriyanto. INFLUENCE OF COUNTRY OF ORIGIN, BRAND AND PRICE ON PURCHASING DECISION MOBILE PHONE PRODUCTS IMPORTED 2011 ( Case Study of Universitas Sebelas Maret Students). Thesis, Mei 2012. The purpose of this study is (1) to know simultaneous influence of country of origin, brand, and price on purchasing decision mobile phone products imported 2011; (2) to know influence of country of origin on purchasing decision mobile phone products imported 2011; (3) to know influence of brand on purchasing decision mobile phone products imported 2011; (4) to know influence of price on purchasing decision mobile phone products imported 2011 (case study of Universitas Sebelas Maret Students). The type of this research is quantitative descriptive. The data collection techniques in this research used questionnaires. The population of this study are Universitas Sebelas Maret students that purchased decision mobile phone products imported and know product country of origin before purchase. In this study, the large number of samples were determined by 75 respondents. Try outs are conducted on 30 respondents in the population, with valid and reliable results. The technical analysis of the data used is the technique of multiple linear regression analysis. Based on the results of this study, (1) F test probability value is 0.000 that it is smaller than 0.05 so can be concluded there is simultaneous influence of country of origin, brand, and price on purchasing decision mobile phone products imported. (2) The data calculation show country of origin variable has a significance level of 0,007 that it is smaller than 0.05 so can be concluded country of origin has influence to purchasing decision. (3) The data calculation show brand’s variable has a significance level of 0,007 that it is smaller than 0.05 so can be concluded brand has influence to purchasing decision. (4) The data calculation show price variable has a significance level of 0,007 that it is smaller than 0.05 so can be concluded price has influence to purchasing decision.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Sri Wahyuni, M.M., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Kristiani, M.Si, selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan commit to user sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Jonet Ariyanto Nugroho, SE.,MM, selaku Pembimbing II yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini. 8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah. 9. Sahabat perjuanganku (Crew PTN’08), terima kasih untuk banyak hal, kalian tak kan tergantikan. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
8
1. Manfaat Teoritis ......................................................................
8
2. Manfaat Praktis .......................................................................
8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
9
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ..........................
9
1. Kajian Teori Tentang Pemasaran .............................................
9
a. Definisi Pemasaran ............................................................
9
b. Konsep Pemasaran ............................................................
10
2. Kajian Teori Tentang Asal Negara (Country of Origin) .........
10
a.
Definisi Asal Negara (Countr of Origin) ......................... commit to user xii
10
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Hubungan Asal Negara (Country of Origin) dengan Keputusan Pembelian .........................................
c.
12
Indikator Pengukuran Asal Negara (Country of Origin) .........................................................
13
3. Kajian Teori Tentang Merek ...................................................
14
a.
Definisi Merek ..................................................................
14
b.
Manfaat Merek .................................................................
14
c.
Hubungan Merek dengan Keputusan Pembelian ..............
15
d.
Indikator Pengukuran Merek .............................................
16
4. Kajian Teori Tentang Harga ....................................................
16
a. Definisi Harga ....................................................................
16
b. Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian ...............
17
c. Indikator Pengukuran Harga ..............................................
17
5. Kajian Teori Tentang Perilaku Konsumen ..............................
18
a. Definisi Perilaku Konsumen .............................................
18
b. Keputusan Pembelian .........................................................
18
c. Tahapan Proses Keputusan Pembelian ..............................
20
d. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ..............
23
6. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................
26
B. Kerangka Berfikir ..........................................................................
27
C. Hipotesis.........................................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
30
1. Tempat Penelitian ....................................................................
30
2. Waktu Penelitian ......................................................................
30
B. Rancangan Penelitian ....................................................................
31
1. Variabel Bebas (Independent) ..................................................
31
2. Variabel Terikat (Dependent) ..................................................
32
C. Populasi dan Sampel ......................................................................
32
1. Populasi ................................................................................... commit to user 2. Sampel .....................................................................................
32
xiii
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Pengambilan Sampel .........................................................
33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
33
1.
Jenis dan Sumber Data ...........................................................
34
a. Data Primer ........................................................................
34
b. Data Sekunder ....................................................................
34
2. Metode Pengumpulan Data .....................................................
34
a. Definisi Kuesioner .............................................................
34
b. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik ...................
36
F. Validasi Instrumen Penelitian ........................................................
36
1. Uji Validitas .............................................................................
36
2. Uji Reliabilitas .........................................................................
36
G. Teknik Analisis Data .....................................................................
37
1. Uji Persyaratan Analisis ..........................................................
37
a.
Uji Multikolinieritas ..........................................................
37
b.
Uji Heteroskedastisitas ......................................................
37
c.
Uji Normalitas ...................................................................
38
d.
Uji Autokorelasi ................................................................
38
2. Uji Hipotesis ...........................................................................
39
a.
Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier Ganda ........
39
b.
Uji F ...................................................................................
39
c.
Uji t ....................................................................................
40
d.
Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) .....................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................
43
A. Deskripsi Data ...............................................................................
43
B. Pengujian Prasyarat Analisis ..........................................................
47
1. Uji Multikolinieritas .................................................................
47
2. Uji Heteroskedastisitas .............................................................
48
3. Uji Normalitas ..........................................................................
49
4. Uji Autokorelasi .......................................................................
49
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... commit to user............................................ 1. Analisis Regresi Linier Berganda
50
xiv
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji F ........................................................................................
52
3. Uji t ........................................................................................
53
4. Koefisien determinasi...............................................................
55
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................
56
1. Penafsiran Pengujian Hipotesis ...............................................
56
a.
Pengaruh Asal Negara (Country of Origin), Merek, dan Harga Secara Simultan Terhadap Keputusan Pembelian ..
b.
56
Pengaruh Asal Negara (Country of Origin) Terhadap Keputusan Pembelian ........................................
57
c.
Pengaruh Merek Terhadap Keputusan Pembelian ............
57
d.
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian .............
57
2. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ............................................
58
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................
59
A. Simpulan ........................................................................................
59
B. Implikasi ........................................................................................
59
C. Saran ..............................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
62
LAMPIRAN ...................................................................................................
65
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Grafik Penilaian Masyarakat Indonesia Mengenai Harga dan Kualitas .....................................................
1
Gambar 2. Grafik Pengguna Ponsel di Indonesia Tahun 2005-2010 ............
6
Gambar 3. Kerangka Berpikir .......................................................................
28
Gambar 4. Scatterplot Regression Studentised Residual ...............................
48
Gambar 5. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ……..........
49
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Daftar Merek Ponsel yang Beredar di Indonesia Berdasarkan Asal Negara ...............................................................
4
Tabel 2.
Market Share Ponsel Impor di Indoneia Tahun 2009-2010............
5
Tabel 3.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ........................................
30
Tabel 4.
Deskripsi Umum Responden Berdasarkan Fakultas .......................
43
Tabel 5.
Deskripsi Umum Responden Berdasarkan Jenis kelamin ..............
44
Tabel 6.
Deskripsi Umum Responden Berdasarkan Pengeluaran (per Bulan) .................................................................
44
Tabel 7.
Deskripsi Umum Responden Berdasarkan Asal Negara Merek ....
45
Tabel 8.
Deskripsi Data Statistik...................................................................
46
Tabel 9.
Uji Multikolinearitas .......................................................................
47
Tabel 10. Uji Autokorelasi .............................................................................
50
Tabel 11. Koefisien Regresi ...........................................................................
51
Tabel 12. ANOVA .........................................................................................
53
Tabel 13. Coefficients .....................................................................................
54
Tabel 14. Model Summary .............................................................................
55
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Definisi Operasional Variabel ..................................................
65
Lampiran 2. Kisi-kisi Angket ........................................................................
69
Lampiran 3
Angket ......................................................................................
70
Lampiran 4. Tabulasi Validitas Data Try Out ...............................................
74
Lampiran 5. Output Reliabilitas Data Try Out ..............................................
78
Lampiran 6. Tabulasi Data Penelitian ...........................................................
81
Lampiran 7. Output Analisis Regresi Berganda ............................................. 89 Lampiran 8.
Surat Ijin Penelitian .................................................................... 91
Lampiran 9.
Surat Ijin Menyusun Skripsi ....................................................
92
Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................
93
Lampiran 11. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................
94
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah meresap kedalam kehidupan masyarakat luas, hal ini terjadi sejak dulu dari zaman purba yang berupa gerak dasar tubuh yang ada pada diri manusia meskipun hal tersebut kurang disadari oleh sebagian orang, adapun gerak dasar tersebut berupa melempar, berlari dan melompat. Olahraga bukan hanya dilakukan oleh kalangan tertentu saja dan olahraga bukan hanya milik kalangan tertentu saja namun kegiatan olah raga telah menembus keberbagai tingkat usia maupun tingkatan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian olahraga akan berhubungan atau berkaitan dengan banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Dalam dunia pendidikan, olahraga menjadi sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang seimbang dan mendukung dalam proses pembelajaran, yaitu dengan
tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, secara tidak langsung
mempengaruhi tingkat belajar siswa, dikarenakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu dengan bugarnya kondisi jasmani siswa akan mempengaruhi pola fikir siswa, begitu pula jika kondisi kurang baik atau dalam keadaan kurang fit tingkat intelegensi siswa akan berkurang. Oleh karena itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Pendidikan jasmani di sekolah harus mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan. Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum dan merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam user menganggap kurang penting pengembangan pembelajaran. commit Banyak toyang 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani tersebut. Dalam memberikan materi ajar seorang pendidik atau seorang guru dituntut untuk kreatif dan berinovatif agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut diperlukan model atau gaya mengajar dan media pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan keadaan sekolah, keadaan siswa dan materi pembelajaran yang akan diajarkan dan tak terkecuali dalam mengajar pendidikan jasmani di sekolah. Berkembangnya teknologi komunikasi belakangan ini telah mendorong perubahan yang besar tentang cara-cara berkomunikasi. Dengan adanya internet kita bisa mengirim dan menerima pesan baik berupa tekstual, gambar maupun audio visual dari manapun dan kapan pun. Dengan kemajuan teknologi komunikasi akan mendorong perubahan bagaimana cara-cara mengajar dan pembelajaran itu dilakukan. Sebagai bagian teknologi komunikasi, multimedia misalnya telah memberikan perubahan penting dalam sistem pendidikan dan memberikan dampak dalam cara guru mengkomunikasikan informasi kepada peserta didiknya, sehingga peserta didik lebih mudah dalam menerima materi ajar yang diberikan oleh guru. Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
pendidikan
jasmani,
diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan adalah senam lantai. Olahraga senam lantai adalah salah satu materi pokok yang wajib diajarkan dalam pendidikan jasmani, materi yang diajarkan adalah guling (roll), kayang, meroda dan sikap lilin. Guling (roll) meliputi guling depan dan guling belakang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP N 5 Surakarta kelas VII C, peneliti menemukan berbagai permasalahan dalam pembelajaran guling depan. Di kelas VII C banyak peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam melakukan teknik guling depan yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah dan user rata-rata nilainya yang paling kelas VII C dalam pembelajarancommit gulingto depan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 rendah diantara kelas yang lain. Dari 32 peserta didik hanya ada 14 peserta didik atau 43,75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas VII C yang telah memenuhi batas ketuntasan nilai sesuai KKM yaitu 75, sedangkan peserta didik yang lain masih belum memenuhi batas ketuntasan nilai yang ditetapkan sekolah. Disamping itu masih banyak peserta didik yang merasa takut dalam melakukan gerakan guling depan dan kebanyakan siswa tidak mau melakukan guling depan kalau belum disuruh oleh guru berulang-ulang, dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII C mereka menganggap guling depan itu sulit dan tidak menarik, sehingga mereka merasa bosan dan malas-malasan dalam mengikuti pembelajaran guling depan. Dari hasil dilapangan menunjukan siswa kelas VII C menunjukan mereka belum begitu mengetahui dan memahami secara benar teknik guling depan. Di sisi lain contoh gerakan guling depan yang diberikan oleh guru masih terbatas, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kekurang pahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru membuat peserta didik menjadi ragu dan bingung saat akan melakukan gerakan guling depan, hal tersebut juga yang menjadi salah satu faktor yang membuat pembelajaran guling depan kurang efektif. Dari gerakan dasar, kesulitan yang sering dialami siswa pada gerakan guling depan di antaranya, kedua lengan tidak digunakan sebagai tumpuan saat melakukan gerakan guling depan, setelah melakukan guling depan peserta didik merasa pusing, badan tidak seimbang sehingga gerakan guling depan menyamping dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif dan siswa jadi takut dalam melakukan gerakan guling depan, disamping itu guru masih menjadi pusat pembelajaran serta masih kurangnya media pembelajaran dan pemodifikasian alat pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Akan tetapi para siswa di sini berani melakukan gerakan guling depan setelah guru memberikan contoh gerakan beberapa kali lebih dari 5 kali. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dibutuhkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga dapat menarik minat siswa dan dapat memotifasi commit toguling user depan. Disini peneliti akan siswa dalam mengikuti pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 menggunakan media pembelajaran audio visual (video) untuk mengatasi masalah tersebut. Media pembelajaran audio visual (video) merupakan media yang paling efektif dalam membantu guru untuk menyampaikan materi guling depan kepada siswa. Dalam media pembelajaran audio visual terdapat gambar dan suara yang jelas tentang pembelajaran guling depan, sehingga gerakan guling dapat mudah dilihat dan dipahami oleh peserta didik. Melalui media pembelajaran audio visual diharapkan dapat memberikan pengalaman, motifasi dan dapat menarik minat siswa sehingga siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran guling depan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/ CAR) dengan berbantukan media pembelajaran audio visual pada siswa kelas VII C di SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012“. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMP Negeri 5 Surakarta, dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran guling depan pada khususnya, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan media pembelajaran audio visual (video) dalam pembelajaran Penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar guling depan melalui media pembelajaran audio visual (video) dalam pembelajaran penjas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012
D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Penjasorkes di SMP Negeri 5 Surakarta a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. 2. Bagi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas, serta meningkatkan hasil belajar guling depan. b. Dapat meningkatkan kemampuan senam khususnya gerakan guling depan. 3. Bagi Lembaga Pendidikan (Instansi), sebagai bahan masukan, saran, dan informasi
terhadap
sekolah,
instansi,
lembaga
pendidikan
untuk
mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat dua komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang belajar. Hal ini seperti dikemukakan Syaiful Sagala (2010: 61) bahwa, “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2010: 79) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pembelajaran sebagai proses yang dibangun guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran H.J. Gino dkk. (1998: 32) menyatakan, “pembelajaran atau instruction/instruksional atau pengajaran merupakan usaha sadar yang disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sedangkan menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik mempelajarinya”. Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga kejadian secara bersama yaitu. (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau murid, (3) commit user pada diri siswa. Adapun yang tujuan yaitu perubahan yang lebihto baik 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 dimaksud dengan ketiga komponen tersebut menurut H.J. Gino dkk., (1998: 30) sebagai berikut: 1) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peran lainnnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu commit to user akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta (1976) yang dikutip H.J.Gino dkk., (1998: 30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi pengetauan,
menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni: 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas
diantaranya
mengelola
proses
pengajaran
berupa
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. commit to user
aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah Mengembangkan kreatifitas siswa Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Hasil Belajar Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar
dapat
bersifat
fungsional-struktural,
material-substansial,
dan
behavioral. Untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989: 22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa Jenis Hasil Belajar a. Kognitif - Pengamatan/ perceptual -
Hafalan / ingatan Pengertian/ pemahaman
-
Aplikasi/ penggunaan
-
Analisis
-
Sitesis
-
Evaluasi
b. Afektif - Penerimaan
-
Sambutan
Indikator
Cara Pengungkapan
Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan. Dapat menyebutkan dan menunjukan lagi Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah Dapat menguraikan, dan mengklasifikasikan Dapat menghubungkan, dan menyimpulkan, mengeneralisasikan Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian
Tugas, tes, observasi.
Bersikap menerima, menyetujui, atau sebaliknya Bersedia terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan, atau commit to user sebaliknya
Pertanyaan, tes skala sikap
Pertanyaan, tugas tes Pertanyaan
Soal, tes tugas
Tugas, persoalan, tes Tugas, persoalan, tes
Tugas, persoalan, tes
Tugas, observasi dan tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 -
Penghargaan/ Apresiasi
-
Internalisasi/ Pendalaman
-
Karakterisasi/ Penghayatan
c. Psikomotorik - Keterampilan bergerak/ bertindak - Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal
Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya. Mengakui, mempercayaai, meyakinkan, atau sebaliknya Melembagakan, membinasakan, menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari
Skala penilaian, tugas, dan observasi.
Koordinasi mata, tangan, dan kaki
Tugas, observasi, tindakan
Gerak, mimic, ucapan
Tugas, observasi, tindakan
Skala sikap, tugas ekspresif, pro efektif
Observasi
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan, dalam rangka membantu dalam penyampaian materi ajar dari pengajar atau guru kepada murid atau peserta didik. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 153) Media Pengajaran atau Pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan oleh guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan–bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan mencapai tujuan pengajaran tersebut. Oemar Hambalik (1980: 23) mengemukakan maksud media pendidikan adalah alat, metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkang menurut Arif S. Sadiman (2002: 6) Media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yangtosecara commit user harfiah berarti perantara atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Media ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Azhar Arsyad (2010: 10-11) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut pengalaman Edgar Dale. Abstrak
Kongkret Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale commitArsyad to user(2010: 11) Sumber : Azhar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Seorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam media pendidikan. Akan tetapi masing–masing media memiliki intensitas yang berbeda–beda dalam membantu persepsi seseorang. Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad (2010: 6-7) mengemukakan ciri–ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya : 1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra. 2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video, OHP) atau perorangan (Misal : modul, computer, radio, video recoreder) 7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Banyak pakar yang mendefinisikan fungsi media. Menurut Arif Sidharta Sadiman, (2002:20) menjelaskan bahwa fungsi media audio visual dalam pembelajaran yaitu: 1) Membantu mempermudah siswa untuk belajar dan membantu mempermudah guru untuk mengajar, 2) Memberikan pengalaman lebih nyata, yang artinya dengan media pembelajaran suatu hal yang abstrak dapat menjadi kongkrit, 3) Menarik perhatian siswa lebih besar, 4) Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar, 5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita, dan 6) Semua indera murid dapat diaktifkan. Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat commit to user dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 mengetahui kata–kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Menurut Oemar Hamalik yang dikutip oleh E.Mulyasa (2010: 174), secara umum manfaat media audio visual adalah sebagai berikut: 1) Meletakan dasar-dasar berpikir konkret dan mengurangi verbalisme; 2) Memperbesar perhatian siswa; 3) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; 4) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama dalam gambaran hidup; 5) Membantu tumbuhnya pengertian dan perkembangan kemampuan berbahasa; 6) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Demikian banyak bentuk dan macam media pembelajaran, akan tetapi yang terpenting adalah pemilihan bentuk dan macam media pembelajaran
disesuaikan
pembelajaran, ketersediaan
dengan
tujuan
pembelajaran,
materi
sarana dan prasaraana di tempat terjadinya
proses pembelajaran tersebut.
c. Tujuan Media Pembelajaran Menurut Mulyani Sumantri (2001: 153), bahwa penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata–kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknannya. Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2) Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu pengajar untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain. 3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 4) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5) Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun cara penyajiannya commit toyang user melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 6) Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa. 7) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 8) Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih optimal. 9) Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi bisa di mana saja. Misalnya, dengan teleconference pengajar dari luar kota bisa memberikan materinya, atau dengan CD peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran melalui media secara mandiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh bisa menggunakannya. d. Jenis Media Pembelajaran Di era modern ini telah banyak bermuculan banyak media, yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, diantara media tersebut adalah sebagai berikut : 1) Media Visual Yakni media yang dapat diterima oleh indra penglihatan. Adapun yang termasuk dalam media visual diantaranya: a) Media gambar diam, yanki media yang dituangkan dalam bentuk gambar, grafis, kata–kata atau symbol maupun gambaran. Jenis media gambar diam, antara lain: Grafik, Chart, Peta, Diagram, Poster, Karikatur, Objek, Komik, dll. b) Media papan, adalah media pembelajaran dengan papan atau board sebagai bahan baku utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa kapur tulis, spidol dsb. Jenis media papan diantaranya: Papan Tulis, Papan Flanel, Papan Tempel, Papan Pameran, dll. c) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui proyeksi atau alat bernama proyektor yang ditampilkan melalui layar. Yang termasuk dalam media proyeksi diantarannya: Slide, Film strips. Overhead transparency, microtofilm, commit userdll.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 2) Media Audio Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra pendengaran. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 160) “media audio memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara–suara”. Adapun yang termasuk media audio diantaranya, adalah: kaset, tape recorder, dll. 3) Media Audio–Visual Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran, maupun dindra penglihatan. Jenis media ini diantaranya: Televisi, Video. 4) Media Asli Atau Orang Yakni media yang merupakan benda sebenarnya/sesungguhnya yang diperagaakan melalui sebuah model (alat peraga). Sedangkan
menurut
Rudy
Bretz
yang
diambil
dari
http://www.google.co.id/-internasional-media-pembelajarn-audio-visual, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu: suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording).
Dengan
demikian,
media
menurut
taksonomi
Bretz
dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
4. Senam Batasan senam menurut Agus Margono (2009: 19) adalah: “Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. Senam artistik adalah suatu rangkaian gerakan senam dari masingmasing alat senam yang disusun dantoditetapkan serta diperlombakan sesuai commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 dengan peraturan yang berlaku. Senam artistik sering diperlombakan baik ditingkat daerah, nasional maupun internasional, seperti POPDA, PORPROV, POPNAS, KEJURNAS, PON, SEA Games, Olimpiade. Senam dikembangkan oleh induk organisasi dengan nama Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) dan organisani senam dunia dengan nama Federation International De La Gymnastic (FIG). Senam artistik terbagi menjadi dua yaitu senam artistik putra dan senam artistik putri. Masing-masing mempunyai nomor perlombaan yang berbeda. Menurut Agus Margono (2009: 79) senam artistik putra terdiri dari enam alat, yaitu: a. b. c. d. e. f.
Lantai (floor exercise) Gelang-gelang (rings) Kuda Pelana (pommeld horse) Palang Sejajar (parallel bars) Palang Tunggal (horizontal bar) Kuda Lompat (vaulting horse)
Sedangkan nomor senam artistik putri terdiri dari empat alat, yaitu : a. Kuda Lompat (vaulting horse) b. Palang Bertingkat (uneven bars) c. Balok Keseimbangan (balance beam) d. Lantai (floor exercise) Salah satunya di nomor senam lantai yang pada umumnya disebut floor exercise. Senam lantai menurut Agus Margono (2009: 79) yaitu latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari : mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. a. Guling Depan Dalam senam lantai banyak sekali macam gerakan yang harus dikuasai oleh pesenam. Namun pada dasarnya bentuk-bentuk gerakan senam lantai bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak unsur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 gerak balet. Pengklasifikasian gerak dalam senam lantai menurut Agus Margono (2009: 80-92) sebagai berikut : 1) Mengguling : a. Guling depan tungkai bengkok b) Guling depan tungkai lurus c) Guling belakang tungkai bengkok d) Guling belakang tungkai lurus 2) Keseimbangan : a) Berdiri atas kepala b) Berdiri atas kepala diteruskan guling dada c) Berdiri atas tangan d) Backextention (stutz) 3) Melenting: a) Melenting tumpuan tengkuk b) Melenting tumpuan dahi c) Front walkover d) Back walkover e) Melenting tumpuan tangan f) Melenting ke belakang tumpuan tangan 4) Meroda atau gerakan baling-baling 5) Round Off 6) Gerakan Salto: a) Salto ke depan (1)Salto depan jongkok (2)Salto depan sudut/kaki lurus b) Salto ke belakang (1)Salto belakang jongkok (2)Salto belakang sudut/kaki lurus c) Salto ke samping (1)Salto samping lutut bengkok (2)Salto samping kaki lurus Dari beberapa gerakan tersebut, salah satunya adalah gerakan guling depan. Menurut Suyati, dkk (1994: 119) mengemukakan bahwa: Bola di lantai dengan dorongan pelan sudah dapat mengguling beberapa kali, karena bentuknya bulat. Maka untuk mengguling dengan mudah, bentuk harus bulat, disini badan harus berbentuk seperti bola bulat. Untuk membentuk badan/tubuh menjadi bulat seperti bola, dibutuhkan beberapa macam latihan yang biasanya latihan-latihan tersebut masuk dalam latihan pemanasan atau latihan pendahuluan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 b. Teknik Guling Depan Tungkai Bengkok Teknik dasar guling depan tungkai bengkok (Agus Margono, 2009: 80): a) Sikap permulaan jongkok, pantat agak tinggi kedua lengan lurus kedepan. b) Luruskan tungkai, badan condong ke depan, tangan menumpu pada matras selebar bahu, tarik dagu ke dada, tengkuk letakkan pada matras. c) Saat punggung mengenai matras, bengkokkan tungkai, tarik paha ke dada, tangan menolak gerakan mengguling, diteruskan hingga berakhir pada sikap jongkok, tangan melakat pada tulang kering, pandangan lurus kedepan.
Gambar 2. Gerakan Rangkaian Guling Depan
5. Penerapan Media Pembelajaran a. Kelebihan media video Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut Azhar Arsyad (2010:49) 1) Dapat menunjukan obyek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung saat berdenyut. 2) Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang-ulang. 3) Meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap. 4) Dapat ditunjukan pada kelompok besar atau kelompok kecil baik itu heterogen maupun perorangan. Menurut Nugent dalam Saiful Amien (benramt.wordpress.com diakses 10 Mei 2011), “video merupakan media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun”. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling commit to user tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa. b. Media audio-visual dalam pembelajaran pendidikan jasmani Media audio visual dalam konsep pembelajaran dapat berupa gambar, vidio, atau alat-alat lain yang memberikan peserta didik pengalaman audio visual yang nyata. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 57) mengatakan bahwa “dalam penggunaannya media audio visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan memperjelas pemahaman
materi
yang
bersifat
abstraks
kepada
peserta
didik,
mengembangkan fungsi afektif, dan mendorong kegiatan peserta didik lebih lanjut”. Dalam mengajarkan pendidikan jasmani terutama senam lantai di SMP tentu mereka tidak langsung paham dengan materi yang disampaikan oleh guru, mereka akan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukan sesuai materi yang disampaikan guru. Dengan bantuan media audio visual seperti gambar, video orang guling depan disertai tahapantahapannya peserta didik akan lebih mudah menerima konsep yang diajarkan untuk kemudian dilaksanakan.
5) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris disebut Classrom Action Research (CAR). Zainal Aqib (2008: 12) mengemukakan bahwa pengertian PTK terdiri dari tiga bentukan kata, yakni: 1) Penelitian, yakni kegiatan mecermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan, suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitain ini berbentuk rangkaian silkus kegiatan 3) Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorangcommit guru. to Batasan user yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 pengertian yang salah yang dipahami oleh umum dengan “ ruang tempat guru mengajar “. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar dapat bekerja di lab, lapangan olahraga, dan lain–lain. Menurut Zinal Aqib (2008: 13) Pengerian PTK dapat disimpulkan ”sebagai suatu pencermatan tehadap kegiatan yang disengaja dimunculkan, dan terjadi di sebuah kelas”. Sedangkan menurut Agus Kristiyanto (2010: 32): PTK dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dan tindakan-tindakan guru/pelatih dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek – praktek pembelajaran pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi untuk etiap siklusnya. b. Sifat dan Karakteristik PTK Menurut Ibnu (2000) yang dikutip dari buku Zainal Aqib (2008: 16), Sifat–sifat khusus PTK dibandingkan dengan penelitian formal akademik dapat dilihat pada tabel matrik sebagai berikut. Tabel 2. Perbedaan Klasifikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Penelitian Formal Akademik Klasifikasi
PTK
Penelitian Formal Akademik
Masalah penelitian
Dari guru (aktual)
Bukan dari guru
Penelitian utama
Guru
Sebagai pendamping
Desain penelitian
Lentur / fleksibel
Formal dan kaku
Analisis data
Segera / seketika
(Mungkin) ditunda
Format laporan
Sesuai kebutuhan
Formal dan kaku
Manfaat penelitian
Jelas dan langsung
Tidak langsung/tidak jelas
Sumber : Zainal Aqib (2008: 16) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Kasihani
Kasbolah.
E.S.
(2001:
15-17)
mengemukakan
karakteristik PTK secara umum adalah sebagai berikut: Pertama, PTK dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program kelas guru merupakan sosok yang benar–benar mengenal lapangan tempat mengajar. Kedua, PTK berangkat dari permasalahan praktik factual. Permasalahan factual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar sehari–hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang diangkat bukan permasalahan penelitian yang diberikan orang lain, misalnya permasalahan penelitian yang diluar kancah kelas. Ketiga, ciri lain yang ada pada PTK adalah adanya tindakan–tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Zainal Aqib (2008: 16) mengemukakan karakteristik PTK setidaknya adalah: 1) Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam intuksional. 2) Adana kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3) Peneliti sekaligus sebagai prakstisi yang melakukan refleksi 4) Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik instuksional 5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Sedangkan menurut Agus Kristiyanto (2010: 18) karakteristik PTK dalam pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga adalah: 1) PTK merupakan penelitian praktis (practical inquiry) yang bertujuan memperbaiki situasi praktis secara “langsung-di sini-sekarang” 2) PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif 3) PTK merupakan penelitian berbentuk self-monitoring dengan penajaman kemampuan merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan diobservasi. Dalam hal ini ada tiga karakteristik PTK dalam pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga, yaitu: PTK merupakan penelitian yang praktis, PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif dan PTK merupakan penelitian berbentuk penajaman kemampuan merefleksi.
commit to user
self-monitoring dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 c. Jenis dan Bentuk PTK Menurut Zainal Aqib (2008 : 19) menyebutkan jenis–jenis PTK sebagai berikut: 1) PTK Diagnosik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasu yang terdapat di dalam latar penelitian. 2) PTK Partisipan, suatu penelitian sebagai PTK Partisipan apabila peneliti terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. 3) PTK Empiris, ialah apabila penelitiberupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukannya apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung 4) PTK Eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sedangkan Kasihani Kasbolah E.S (2001 : 69) mengemukakan 3 bentuk penelitan tidakan kelas (PTK) yakni: 1) PTK Guru Sebagai Peneliti, bentuk penelitian yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam penelitian tindakan kelas. 2) PTK Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, maupun dosen secara bersama–sama (berkolaborasi) melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karier guru. Guru SD, dosen LPTK, dan orang – orang yang lain yang terlibat dalam satu tim. 3) PTK Simultan Terintegrasi, adalah betuk penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah untuk dua hal sekaligus, yaitu memecahkan persoalan praktis dalam pebelajaran, dan juga untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam hal ini ada tiga bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu: PTK Guru Sebagai Peneliti dimana guru berperan sendiri dalam penelitian tersebut, PTK Kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak dalam penelitian dan PTK Simultan Terintegrasi yang memiliki tujuan untuk memecahkan persoalan praktis dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah. Dan yang membedakan dari ketiga bentuk PTK tersebut adalah pelaku/pelaksana PTK. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 d. Sasaran atau Objek PTK Menurut Zainal Aqib (2008: 27), objek dari PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. objek tersebut diantaranya : 1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah. 2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa–siswa yang sedang berdarmawisata, atau guru sedang melakukan kunjungan ke rumah siswa. 3) Unsur mata pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa. 4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang dapat diamati guru, siswa, atau keduanya. 5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melaui proses pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. 6) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun melingkupi siswa dirumahnya. 7) Unsur pengelolaan, yang jelas–jelas merupakan gerak kegiatan, sehingga mudah diatur, direkayasa dalam bentuk kegiatan. Menurut Agus Kristiyanto (2010: 49-50) objek dan sasaran PTK dalam pendidikan jasmani adalah: 1) Peserta didik atau siswa 2) Tenaga pendidik atau pengajar atau guru pendidikan jasmani yang sedang mengajar 3) Materi atau pokok bahasan penbelajaran 4) Media atau peralatan pembelajaran 5) Strategi dan metode pembelajaran 6) Evaluasi, asesment atau hasil penelitian 7) Lingkungan pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun non fisik 8) Pengelolaan kelas pendidikan jasmani Pemfokuskan kedelapan komponen tersebut sebenarnya merupakan sesuatu yang terkait tak terpisahkan, karena konsep kelas dalam pembelajaran jasmani memang selalu terbangun dari kedelapan komponen sistem kelas pendidikan jasmani tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 e. Model–Model PTK Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa model yang dikembangkan oleh para pakar, diantaranya adalah: 1) Model Kurt Lewin Zainal Aqib (2008: 21) mengemukakan bahwa PTK pertama kali yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu : a) Perencanaan (Planning) b) Aksi atau tindakan (Acting) c) Observasi (Observation) d) Reflesi (Reflecting) Perencanaa n
Refleksi
Aksi
Observasi Gambar 3. Empat Langkah PTK Model Kurt Lewin Sumber : Zainal Aqib (2008: 21) Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Striger dielaborasi lagi menjadi : a) Perencanaan (Planning) b) Pelaksanaan (Implementing) c) Penelitian (Evaluating) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Berdasarkan langkah–langkah yang digambarkan PTK diatas selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya kumpulan dari berbagai siklus. 2) Model Kemis dan Mc Traggart Menurut Zainal Aqib (2008: 22), “model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Tarrgart masih tampak begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin”. Dikatakan demikian oleh karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen seperti halnya yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Keempat hal tersebut adalah; a) Perencanaan (Planning) b) Aksi atau tindakan (Acting) c) Observasi (Observation) d) Reflesi (Reflecting) Menurut Kasihani Kasbolah E.S (2001: 63) “dalam perencanaan Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refeksi, perencanaan kembali”. 3) Model Jhon Elliot Apabila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan diatas yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis–Mc Taggart, PTK Model Jhon Elliot ini tampak lebih detail dan memungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah (step), yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud penyusunan secara terinci PTK Model Jhon Elliot ini, supaya dapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf–taraf didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan menjadi beberapa sub pokok bahasan atau mata pelajaran, adalah bahwa dalam kenyataan dilapangan setiap pokok biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 satu langkah, itulah yang menyebabkan Jhon Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara sistematis dengan model lainnya. 4) Model Dave Ebbutt Sesudah Dave Ebbutt memepelajari model–model PTK yang dikemukakan oleh para ahli sebelumnya, dia berpendapat bahwa model– model PTK yang ada yang diperkenalkan oleh Jhon Elliot, Kemmis dan Mc Taggart, dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model– model terebut masih ada hal yang belum tapat sehingga perlu diperbaiki. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot akan tetapi tidak setuju dengan implementasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya diterangkan olehnya tentang pandangan Ebbutt yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses aksi–refleksi. Karena Dave Ebbutt tidak puas dengan model–model PTK yang telah hadir sebelumnya, maka Dave Ebbutt memperkenalkan model PTK yang disusunya sendiri. Adapun model PTK yang diperkenalkannya menggambarkan adanya empat tahap yakni sebagai berikut : a) Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. b) Tahap 2 : pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu menggenakan tidakan kelas c) Tahap 3 : pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. d) Tahap 4 : reflesi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang terjadi. Secara keseluruhan empat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus–siklus yang lain secara berkesinambungan seperti spiral. Namun sebelum keempat to user tahapan itu berlangsung,commit biasanya diawali oleh suatu tahap Pra-PTK,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 yang meliputi; Identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis masalah. Agus Kristiyanto (2010: 54) mengatakan bahwa “siklus dalam PTK dikaitkan sebagai prosedur mikro” dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah pokok : (1) Perencanaan tindakan (2) Pelaksanaan tindakan (3) Observasi (4) Refleksi Tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Plan
Reflection
Satu siklus
Action/observation Revised Plan Gambar 4. Satu Siklus PTK sebagai Prosedur Mikro Sumber: Agus Kristriyanto (2010: 55)
B. Kerangka Berpikir Pembelajaran pendidikan jasmani yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Seringkali materi yang di sampaikan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa, khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar. Siswa kurang mampu commit to user oleh guru, sebab guru hanya menganalisis gerakan yang telah diajarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 menyampaikan materi secara verbal, sedangkan pemberian contoh gerakan melalui demonstrasi kurang dapat dianalisis oleh siswa secara maksimal. Permasalahan tesebut muncul pada pembelajaran renang di SMP Negeri 5 Surakarta pada kelas VII C. Kekurang maksimalan pembelajaran guling depan dikarenakan guru kurang mampu mendesain pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran senam lantai khususnya guling depan. Model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi awal siswa dalam belajar teknik dasar guling depan adalah model yang mengadopsi perintah dan tindakan secara langsung, sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru langsung dapat dipraktikan dan siswa langsung dapat merasakan hasilnya. Disamping itu pula guru juga dapat langsung mengevaluasi gerakan yang ditampilkan oleh siswa, sehingga guru dapat membenarkan serta mengarahkan sesuai dengan gerakan yang diajarkan. Selain itu model pembelajaran ini mengajarkam materi pembelajaran dengan setahap demi setahap, sehingga siswa dapat mencerna setiap materi yang diberikan oleh guru dengan baik. Pemanfaatan media pembelajaran audio visual atau video adalah sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar guling depan pada siswa. Melaui penayangan gambar gerak atau video tersebut guru dapat memperlihatkan secara detail gerakan guling depan yang dapat dilihat melaui beberapa sudut pandang, sehingga siswa mampu menganalisis dan menirukan gerakan tersebut dengan baik dan benar. Sebab jika media pembelajaran dengan menggunakan media asli, siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang ditampilkan sebab pengulangan terlalu sedikit dan gerakan tidak dapat terlihat jelas. Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran senam lantai khusunya guling depan, harus digunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran yang akan dilakukan. Diantara media pembelajaran yang sesuai dengan situasi pembelajaran tersebut adalah media pembelajaran audio visual yang menggunakan media video sebagai alat bantu dalam memproses pembelajaran guling depan. Sehingga melalui media pembelajaran audio visual (video) tersebut proses pembelajaran guling depan commit to user dapat dilaksanakan secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru: Kurang mampu mengkontrol keaadan siswa pada materi guling depan
Menerapkan Model pembelajaran audio visual (video)
Melalui instruksi secara langsung dengan bantuan media video, siswa lebih mudah menganalisis gerakan guling depan, sehingga mampu menirukan dan mempraktekannya secara mandiri
Siswa: - Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerakan guling depan yang disampaikan oleh guru. - Hasil belajar penjas masih rendah - Kualitas gerakan serta aktivitas guling depan siswa kurang memuaskan
Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar guling depan, melalui penerapan media pembelajaran audio visual (video) Siklus II : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar guling depan, melalui penerapan media pembelajaran audio visual (video)
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan Melaui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut : Media Pembelajaran Audio Visual dapat membantu meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 4 kali pertemuan (1 siklus ada 2 kali pertemuan), yaitu pada tanggal 10 Mei 2012, 17 Mei 2012 (siklus I), 24 Mei 2012 dan 31 Mei 2012 (siklus II). Tabel 3. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan No
Rencana Kegiatan
Tahun 2012 Jan
1.
Feb
Mar
Apr
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
Juli
Pelaksanaan
a. Seminar proposal b. Pengumpulan Data
Penelitian 3.
Juni
Persiapan
f. Pengajuan Izin Penelitian 2.
Mei
Penyusunan laporan a. Penulisan Laporan
b. Ujian skripsi commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, yang berjumlah 32 siswa, 18 siswa putri dan 14 siswa putra.
C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar guling depan melalui penerapan media pembelajaran audio visual (video) pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran guling depan melalui penerapan media pembelajaran audio visual (video) pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari: tes dan observasi lapangan. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil guling depan yang dilakukan siswa. 2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan media pambelajaran audio visual pada pokok bahasan guling depan. Menurut H.E. Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tabel 4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No 1
Jenis Data
Subjek
Aktivitas belajar
Siswa
guling depan
Teknik
Instrumen
Pengumpulan Data Ujuk kerja ketangkasan guling
Tes ketangkasan guling depan
depan Ujuk kerja
Pedoman observasi
kemampuan guling
pelaksanaan kemampuan
depan
teknik dasar guling depan (sesuai rubrik penilaian ujuk kerja praktik pada RPP)
2
Hasil belajar
Siswa
Afektif
guling depan
Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP)
Kognitif
Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)
Psikomotorik
Ujuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik dasar dan ketangkasan guling depan (sesuai dengan rubrik penilaan aspek psikomotorik pada RPP)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil tes guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun commit to user ajaran 2011/2012. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya: 1) Info mitra kolaboratif (guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan) dan siswa. 2) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran. 3) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
E. Uji Validitas Data 1. Validasi Data Aktivitas Belajar Validasi data aktivitas belajar dapat diperoleh melalui observasi, supaya data valid perlu melibatkan observe yang lain yang dikenal dengan istilah berkolaborasi dengan teman sejawat. Kegiatan ini disebut juga triangulasi sumber data. Jadi sumber data tidak hanya dari satu sumber saja. Untuk data pengamatan dapat diperoleh dari guru, peneliti, teman sejawat bahkan siswa dapat dilibatkan sebagai pengamat dimana hasil pengamatan siswa biasanya berupa learning log atau catatan pengamatan berupa kesan dan pesan terkait dengan kelebihan dan kekurangan metode yang digunakan dan suasana kelas yang dirasakan oleh siswa saat pembelajaran guling depan.
2. Validasi Data Hasil Belajar Validasi
data hasil belajar diperoleh dari tes keterampilan guling
depan (psikomotor), pengamatan sikap (afektif) dan tes tertulis (kognitif), agar tes tertulis valid isinya (content validity) maka perlu dibuat kisi-kisi soal sebelum soal disusun. Hal ini penting dilakukan dengan alasan diantaranya : a) Kisi-kisi dibuat dengan maksud supaya materi yang dibuat sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b) Kisi-kisi perlu dibuat agar butir soal yang dibuat tidak mengelompok pada satu bahasan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 F. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan obervasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan guling depan. Kemudian dikatagorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan guling depan, dengan menganalisis rangkaian gerakan guling depan. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja penelitian merupakan kondisi akhir atau target yang diharapakan tercapai. Ada peneliti yang tidak menggunakan indikator kinerja penelitian dengan prinsip jika terjadi peningkatan pada vaiabel terikat (hasil belajar guling depan) maka penelitian dianggap berhasil seberapapun besarnya peningkatanya. Namun demikian ada pula yang berpendapat dengan penggunaan indikator penelitain akan lebih adfdol karena peningkatan yang dimaksud akan jelas ukurannya. Tabel 5. Prosentase Indikator Target Capaian Hasil Belajar Guling Depan Siswa Prosentase indikator target capaian Aspek yang diukur
Kondisi awal
Siklus
Siklus
1
2
Cara mengukur
Hasil belajar
Diamati saat guru
guling depan
memberikan materi
(Afektif, Kognitif
43,75 %
60 %
dan Psikomotor)
80%
pembelajaran guling depan pada awal pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Untuk penelitian dengan menggunakan indikator kinerja penelitian, penelitian akan dihentikan jika indikator kinerja telah tercapai ataupun sebaliknya. Namun demikian jika pada proposal direncanakan sampai dengan siklus II maka apapun yang terjadi maka penelitian hendaknya dihentikan setelah target tercapai. Saat ini masih banyak guru penjas yang menggunakan KKM sebagai acuan indikator keberhasilan tindakan/pembelajaran. Hal ini akan menjadi masalah jika KKM yang ada disekolah tersebut terlalu tinggi atau ada kesenjangan antara kondisi awal dengan KKM yang terlalu tinggi. Untuk itu penelit perlu berhati-hati dalam menentukan indikator kinerja penelitian.
H. Prosedur Penelitian Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan sejak bulan Januari 2012, Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Langkah– langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi–evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. 2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru dan siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlihat pada gambar. Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 6. Bagan Siklus Penelitian (Arikunto, 2008: 16)
Aktivitas dalam penelitian tindakan ini diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan dan mengobservasi tindakan ( Action and Observation), dan melakukan refleksi (reflection). Setelah kegiatan refleksi pada siklus I diadakan perencanaan perbaikan untuk menuju siklus selanjutnya, sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai sesuai kriteria keberhasilan. Pada dasarnya setiap guru mempunyai kriteria keberhasilan yang berbeda dan oleh karena itu semuanya juga tergantung pada guru yang mengajar tentunya berdasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Penelitian direncanakan dalam 2 siklus: 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) guling depan 2) Menyusun instrument tes kemampuan guling depan 3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran 4) Menyusun lembar observasi 5) Menyiapkan lembar tes 6) Penyipakan tempat penelitian 7) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan 8) Sosialisaisi kepada subjek b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langakah-langkah kegiatan adalah : 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2) Melakukan pemanasan 10 menit. 3) Melakukan teknik dasar guling depan: a) Sikap permulaan guling depan melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media video. b) Gerakan meluruskan tungkai, badan condong ke depan dan tangan untuk menumpu melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media video. c) Gerakan dagu ditarik ke dada, dan tengkuk ditaruh dimatras diantara kedua lengan melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media video. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 d) Teknik dasar gerakan kaki untuk mendorong saat melakukan gerakan guling depan melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media video. e) Koordinasi gerakan kaki, tangan dan tengkuk dengan menggunakan beberapa model drill belajar guling depan melalui penjelasan dan perintah secara langsung menggunakan bantuan media video. 4) Melaksanakan diskusi kelas. 5) Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 6) Melaksanakan penenangan/pendinginan. c. Tahap Observasi/Pengamatan Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan media pembelajaran audio visual (video) yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar guling depan. d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan siklus II Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran senam lantai dalam pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Kondisi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui kondisi awal siswa. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga khususnya materi guling depan adalah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa putra dan 18 siswa putri. Dalam pembelajaran guling depan banyak siswa yang kurang tertarik sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran guling depan dalam kategori kurang/belum berhasil. b. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung takut untuk melakukan gerakan guling depan. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi guling depan, siswa menunjukkan sikap menolak melakukan guling depan karena takut dan merasa pusing setelah melakukan guling depan, sehingga hasil pembelajaran yang didapat kurang maksimal. c. Dilihat dari hasil observasi pada materi guling depan kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, rata–rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar guling depan hanya 43,75%. Selebihnya siswa hanya mampu melakukan gerakan guling depan tanpa teknik yang benar, bahkan ada beberapa siswa yang tidak dapat melakukan gerakan guling depan. d. Guru kurang bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran
guling
depan. Dalam hal ini guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa commit user depan. tertarik dan senang mengikuti materitoguling 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi pembelajaran guling depan. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari: tes unjuk kerja kemampuan guling depan (psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Kondisi hasil belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan penggunaan media pembelajaran audio visual, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi Awal Aspek yang diukur
Jumlah Siswa yang lulus
Hasil belajar
guling depan.
14
Cara Mengukur
Presentase Kelulusan
43,75 %
Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi guling depan, hasil penjumlahan (aspek psikomotor, afektif, dan kognitif)
Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang sudah mampu melakukan guling depan dengan baik atau memperoleh nilai 75 ke atas. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam melakukan teknik guling depan masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran guling depan, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan media pembelajaran audio visual yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Dari hasil observasi awal, dirancang dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus masing-masing menggunakan penerapan media pembelajaran audio visual dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja guling depan.
B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masingmasing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
1. Siklus I Pembelajaran guling depan dengan mengunakan media pembelajaran audio visual
pada Siklus I adalah perkenalan teknik guling depan yang
meliputi; (1) Memperhatikan video dan (2) Mempraktikkan teknik guling depan sesuai dengan tayangan video. Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan (2x40 menit) dalam waktu 2 minggu pada tanggal 10 dan 17 bulan Mei 2012. Adapun tahapantahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Rencana Tindakan I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Mei 2012, di lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa kelas VII C SMP Negeri 5 commit tosebanyak user Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 32 siswa, terdapat 18 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 yang masih belum mencapai batas ketuntasan belajar. Setelah dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan pengamatan, ternyata sebagian siswa masih belum dapat memahami dan mempraktekkan tentang konsep yang diajarkan dalam guling depan. Sebagian besar siswa yang mengikuti tes belum berani melakukannya. Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual (video), untuk meningkatkan motivasi dan minat serta kemampuan siswa dalam materi guling depan. Dengan pembelajaran sebagai berikut: a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar b) Guru
mendemonstrasikan
keterampilan
dengan
benar,
atau
menyajikan informasi tahap demi tahap c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, dan memberi umpan balik kepada siswa. e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guling depan. 3) Peneliti dan guru menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran guling depan seperti: video, LCD, matras dan peluit serta tempat yang teduh di samping tempat olahraga SMP Negeri 5 Surakarta. 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan (psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan adalah kesempurnaan commit to usermelakukan gerakan. Sedangkan melakukan gerakan dan ketepatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar guling depan. b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan 2 kali pertemuan, selama 2 minggu yakni pada setiap hari kamis tanggal 10 Mei 2012 dan 17 Mei 2012 di lapangan SMP Negeri 5 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2x40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. 1) Pertemuan I Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Kamis, 10 Mei 2012) adalah teknik dasar guling depan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan presensi. b) Peneliti menyiapkan video dengan memulai proses pembelajaran dengan menonton video guling depan di samping lapangan olahraga. c) Peneliti menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. d) Peneliti memberikan pemanasan permainan untuk menarik minat siswa dalam berolahraga. Setelah itu baru melakukan pemanasan statis. e) Siswa melakukan gerakan guling depan secara bergantian. (1) bagi siswa yang telah berhasil mencapai, maka mereka diberi kesempatan untuk membantu teman mereka yang belum berhasil. commit to user (2) siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 f) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan dan menayangkan kembali video gerakan guling depan, serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. g) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya. 2) Pertemuan II Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Kamis, 17 Mei 2012) adalah pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Peneliti menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan presensi. b) Peneliti menyiapkan video dengan memulai proses pembelajaran dengan menonton video guling depan dan video kejuaraan senam di samping lapangan olahraga. c) Peneliti menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. d) Peneliti memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi guling depan. e) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan kedua yakni pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan minggu sebelumnya. untuk mengingat kembali gerakan guling depan. Sebagai penguatan peneliti mamberikan contoh gerakan guling depan. f) Siswa disuruh melakukan guling depan secara bergantian. g) Siswa yang masih belum bisa melakukan gerakan guling depan dibantu peneliti dalam melakukan gerakan guling depan dan diberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan. h) Para siswa mengulang–ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan peneliti dan guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 i) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran
guling
depan
yang
telah
dilakukan
dengan
menayangkan kembali video gerakan guling depan, serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila para siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran. j) Peneliti mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta. Pada pertemuan pertama (Kamis, 10 Mei 2012 selama 2x40 menit), peneliti mengajarkan gerak dasar guling depan yang dimulai dari sikap awal, gerakan dan sikap akhir gerakan guling depan dengan menggunakan video. Kemudian dilanjutkan siswa melakukan gerakan tersebut secara bergantian dan untuk yang sudah bisa membantu teman yang belum bisa untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan bangga. Pada pertemuan kedua (Kamis, 17 Mei 2012 selama 2x40 menit)
peneliti memberikan materi lanjutan gerakan guling depan
dengan memperlihatkan video sebagai penguat peneliti memberikan contoh gerakan tersebut. 2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan prasiklus sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil pada pertemuan pertama dengan pertemuan kedua pada siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar guling depan sebesar 30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan temannya, melamun, dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang menyukai materi guling depan, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja praktik guling depan. b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 40%, sedangkan 60% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti. Siswa tersebut bermain sendiri dengan temannya. 5) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran guling depan dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani pokok bahasan gerak dasar guling depan setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual (video) ternyata mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi di bawah ini : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Tabel 7. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I NO NAMA
AFEKTIF
KOGNITIF
PSIKOMOTOR
NILAI
KETERANGAN
1
AGNES TIRZA AWANDA
15
15,56
36,11
66,67
TIDAK TUNTAS
2
ANDANI AYU MENTARI
18,33
13,33
57,78
89,44
TUNTAS
3
ANDHIKA GALIH P
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
4
ANDREAS RIAN AJI N
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
5
BERLIANA HERPI T D
13,33
17,78
36,11
67,22
TIDAK TUNTAS
6
CHRISDAMAR AJI P
15
15,56
36,11
66,67
TIDAK TUNTAS
7
DANIEL SURYO P
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
8
DEWI KURNIAWATI
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
9
DIAH AJENG K
15
17,78
36,11
68,89
TIDAK TUNTAS
10
DINAR S
16,67
17,78
57,78
92,23
TUNTAS
11
FENNY FEBRIYANTI S
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
12
HANNIFAH IMRO'ATUN
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
13
JANE CHRISTABEL A L
15
15,56
36,11
66,67
TIDAK TUNTAS
14
KENAS GERALDA S
16,67
17,78
57,78
92,23
TUNTAS
15
KHARISMA NUR F
15
15,56
36,11
66,67
TIDAK TUNTAS
16
MARITA WIDIA R
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
17
MEGA EKA M A
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
18
MOHAMMED THARIQ A
15
17,78
36,11
68,89
TIDAK TUNTAS
19
M RASYADDANY P
16,67
17,78
36,11
70,56
TIDAK TUNTAS
20
NATASHA SONIA H D
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
21
NATHANIA ALDISA O
15
13,33
36,11
64,44
TIDAK TUNTAS
22
OKTAVIA DINDA SAKTI
16,67
13,33
50,56
80,56
TUNTAS
23
RA'ID SYAFIQ A
16,67
15,56
57,78
90,01
TUNTAS
24
RIODA FAJAR PERKASA
16,67
17,78
57,78
92,23
TUNTAS
25
RIZKI FAJAR REYNALDI
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 26
SAMUEL SADEWA P
18,33
15,56
43,33
77,22
TUNTAS
27
SATRIYO RADITIYANTO
16,67
15,56
36,11
68,33
TIDAK TUNTAS
28
SHARONE ROSA K P
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
29
TIWI SEPTIA DEWANTI
15
13,33
36,11
64,44
TIDAK TUNTAS
30
YOGA GEMA M H
16,67
15,56
57,78
90,01
TUNTAS
31
YOHANA YESI AMALIA
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
32
YUDA FAJAR P
18,33
15,56
57,78
91,76
TUNTAS
JUMLAH KETUNTASAN 21 Persentase Ketuntasan 63,75%
Berdasarkan
hasil
pengamatan/observasi
selama
pelaksanaan
Tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: 1) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran guling depan setelah Tindakan I dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan adalah 63,75%. Sesuai dengan KKM sekolah untuk pendidikan jasmani yaitu 75. 2) Dalam hal ini sejumlah 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 11 siswa Tidak Tuntas. Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya : 1) Sebagian siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi menggunakan video, sebab siswa sudah banyak yang berani melakukan guling depan. 2) Situasi kelas lebih menyenangkan, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan terarah karena menggunakan pemanasan game. Dengan pemanasan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah: 1) Masih ada beberapa siswa belum dapat mempraktikkan beberapa gerak dasar guling depan. 2) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya,
sehingga
peneliti
seringkali
mengulangi
pelaksanaan materi pada minggu lalu. 3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru. 4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerak dasar dan model pembelajaran yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti. 5) Masih ada siswa yang kurang berani melakukan gerakan guling depan karena masih takut dan terasa pusing setelah melakukan gerakan guling depan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 2) Prasiklus untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan tindakan cukup menggambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan. 3) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target capaian pada siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagai berikut : a) Hasil belajar siswa setelah Tindakan I dilakukan, menunjukkan hasil bahwa pada proses akhir Siklus I sejumlah 21 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 11 siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat. b) Apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar siswa dalam belajar guling depan menujukkan hasil yang meningkat dari data awal. 4) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan dipertahankan dan lebih ditingkatkan. 5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni : a) Siswa diminta mengingat gerakan dasar guling depan sesuai yang telah diajarkan. b) Peneliti harus lebih memperhatikan siswa yang belum cukup berani melakukan gerakan guling depan, agar mereka lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. c) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
e. Diskripsi Data Tindakan I Selama Pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari: tes unjuk kerja kemampuan guling depan (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar guling depan siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 setelah diberikan Tidakan I adalah: Sejumlah 21 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 11 siswa Tidak Tuntas. Dengan demikian prosentase ketuntasan siklus I adalah 63,75%.
2. Siklus II Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya: a. Rencana Tindakan II Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012, di SMP Negeri 5 Surakarta. Peneliti dan guru pendidikan jasmani (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran guling depan dengan media pembelajaran audio visual, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa melakukan guling depan. Dengan alur pembelajaran sebagai berikut : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk belajar. b) Guru
mendemonstrasikan
keterampilan
dengan
benar,
atau
menyajikan informasi tahap demi tahap. Setelah memperlihatkan video guling depan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik kepada siswa. 2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II guling depan dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang akan digunakan seperti: video, LCD, matras dan peluit. 4) Peneliti dan guru menyusun lembar observasi yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai peningkatan hasil belajar guling depan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni di lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada setiap hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, di lapangan olahraga SMP Negeri 5 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2x40
menit. Sesuai dengan RPP pada
siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai kolabolator,
dan
sekaligus
melakukan
observasi
terhadap
proses
pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tindakan sebelumnya. 1) Pertemuan I Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis, 24 Mei 2012) yaitu penguasaan gerakan guling depan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a) Kegiatan Pendahuluan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 (1) Siswa dibariskan dengan tertib, setelah itu melakukan doa dan dipresensi. (2) Peneliti
memberikan
apersepsi
pembelajaran dengan pengetahuan
(menghubungkan
materi
siswa). Saat ini, siswa
didorong untuk berani berpendapat terkait pengetahuan guling depan. (3) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar lebih berani dalam melakukan geraqkan guling depan. (4) Siswa melakukan pemanasan dengan permainan, karena dapat meningkatkan semangat siswa dalam melakukan kegiatan. Sesudah itu baru melakukan pemanasan statis yang mengarah ke gerakan guling depan. b) Kegiatan Inti (1) Peneliti dan guru memperlihatkan video tentang guling depan. Sebagai penguat peneliti memberikan contoh gerakan. (2) Siswa dibagi dalam empat kelompok untuk melakukan gerakan guling depan secara bergantian, peneliti langsung memberikan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh siswa agar siswa tidak melakukan gerakan yang salah lagi. (3) Peneliti memberikan bantuan pada siswa yang masih melakukan kesalahan dalam gerak guling depan. (4) Peneliti memerintahkan siswa untuk melakukan gerakan guling depan secara bergantian, bagi siswa yang telah berhasil mencapai target, maka mereka diberi kesempatan untuk membantu teman mereka yang belum berhasil. (5) Peneliti memerintahkan salah satu siswa yang dianggap baik untuk melakukan gerakan guling depan, hal ini bertujuan agar siwa yang lain lebih termotivasi untuk melakukan gerakan guling depan dengan benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 (6) Guru dan peneliti memerintahkan agar mereka saling mengoreksi gerakan teman dan bagi yang sudah bisa melakukan gerakan guling depan membantu temannya yang belum bisa. c) Kegiatan penutup (1) Peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (2) Refleksi Pengalaman Belajar Siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal- hal yang baru dipelajarinya. (3) Memperlihatkan kembali video guling depan kepada siswa agar siswa lebih memahami dan mengerti dengan baik gerakan guling depan yang benar. (4) Evaluasi Umum terhadap Proses dan Hasil Belajar Siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan). (5) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok dan atau individu. (6) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi materi yang akan disampaikan minggu depan. 2) Pertemuan II Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 31 Mei 2012) adalah guling depan lanjutan dari pertemuan sebelumnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran berdoa dan presensi. b) Peneliti menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa. c) Peneliti dan guru memperlihatkan video tentang gerakan guling depan dan video kejuaraan senam. d) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan permainan lalu commit toyang usergerakannya menggarah kemateri. dilanjutkan dengan pemanasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 e) Siswa dibagi dalm empat kelompok dalam melakukan guling depan secara berulang-ulang. f) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas. g) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan. c. Observasi dan Interpretasi Tindakan II Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan II peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan Tindakan II, yakni: 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran guling depan dengan penerapan media pembelajaran audio visual pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan gerakan guling depan dengan video. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian materi guling depan sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka masih ada yang kurang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja praktik guling depan karena tidak bisa dan malu khususnya siswa perempuan. 4) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus”, “Bagus sekali”, “Ya Sudah Benar”, “ Ya Seperti Itu”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi. 5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran guling depan dengan penggunaan media audio visual. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan adanya perubahan hasil belajar siswa ke arah yang positif. Berikut perubahan yang ditunjukkan siswa selama siklus II: Tabel 8. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II NO
NAMA
AFEKTIF
KOGNITIF
PSIKOMOTOR
NILAI
KETERANGAN
1
AGNES TIRZA AWANDA
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
2
ANDANI AYU MENTARI
18,33
15,56
57,78
91,67
TUNTAS
3
ANDHIKA GALIH P
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
4
ANDREAS RIAN AJI N
16,67
15,56
43,33
75,56
TUNTAS
5
BERLIANA HERPI T D
15
17,78
36,11
68,89 TIDAK TUNTAS
6
CHRISDAMAR AJI P
18,33
17,78
43,33
79,44
TUNTAS
7
DANIEL SURYO P
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
8
DEWI KURNIAWATI
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
9
DIAH AJENG K
15
17,78
36,11
68,89 TIDAK TUNTAS
10
DINAR S
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
11
FENNY FEBRIYANTI S
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
12
HANNIFAH I N W
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 13
JANE CHRISTABEL A L
15
17,78
36,11
68,89 TIDAK TUNTAS
14
KENAS GERALDA S
18,33
15,56
50,56
84,45
TUNTAS
15
KHARISMA NUR F
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
16
MARITA WIDIA R
16,67
17,78
50,56
85,01
TUNTAS
17
MEGA EKA MAHARANI
16,67
20
43,33
80
TUNTAS
18
MOHAMMED THARIQ A
16,67
17,78
50,56
85,01
TUNTAS
19
M. RASYADDANY P
16,67
20
43,33
80
TUNTAS
20
NATASHA SONIA H D
16,67
17,78
36,11
70,56 TIDAK TUNTAS
21
NATHANIA ALDISA O
15
17,78
36,11
68,89 TIDAK TUNTAS
22
OKTAVIA DINDA SAKTI
16,67
17,78
50,56
85,01
TUNTAS
23
RA'ID SYAFIQ A
18,33
17,78
57,78
93,29
TUNTAS
24
RIODA FAJAR PERKASA
18,33
20
50,56
88,89
TUNTAS
25
RIZKI FAJAR REYNALDI
16,67
17,78
57,78
91,63
TUNTAS
26
SAMUEL SADEWA P
16,67
15,56
50,56
82,79
TUNTAS
27
SATRIYO RADITIYANTO
16,67
17,78
43,33
77,78
TUNTAS
28
SHARONE ROSA K P
18,33
17,78
57,78
93,29
TUNTAS
29
TIWI SEPTIA DEWANTI
15
17,78
43,33
76,11
TUNTAS
30
YOGA GEMA M H
16,67
20
57,78
94,45
TUNTAS
31
YOHANA YESI AMALIA
16,67
20
43,33
80
TUNTAS
32
YUDA FAJAR P
18,33
17,78
57,78
93,89
TUNTAS
JUMLAH KETUNTASAN
Prosentase kelulusan 84,375%
Berdasarkan
hasil
pengamatan/observasi
selama
pelaksanaan
Tindakan II berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: 1) Hasil belajar siswa dalam materi guling depan setelah Tindakan II dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria ketuntasan commit to user adalah 84,375%. Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 75.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 2) Sejumlah 27 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya : 1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan guling depan dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang belum dapat menunjukkan gerakan guling depan dengan benar. 2) Siswa lebih tertarik dengan pemanasan model game atau permainan dan sebagai penguat peneliti melakukan pemanasan statis yang mengarah ke gerakan guling depan. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah: Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran kurang maksimal diterima.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. 3) Model pembelajaran dengan alat bantu pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik. 4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II cenderung naik. 5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagai berikut: a) Hasil belajar siswa dalam materi guling depan setelah Tindakan II dilakukan menunjukkan hasil bahwa pada proses akhir Siklus II menunjukkan hasil bahwa sejumlah 27 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 5 siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Hal ini menunjukkan hasil yang meningkat. b) Sejumlah 27 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas, telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tindakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan II Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari: tes unjuk kerja gerak dasar guling depan (psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) sesuai yang tercantum dalam RPP siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 setelah diberikan Tidakan II adalah; Sejumlah 27 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Dengan prosentase kelulusan 84,375%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pembelajaran guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Guling Depan Siswa NILAI No
NAMA AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
1
AGNES TIRZA AWANDA
72,78
66,67
76,11
2
ANDANI AYU MENTARI
77,78
89,44
91,67
3
ANDHIKA GALIH P
71,11
75,56
82,79
4
ANDREAS RIAN AJI N
81,11
77,78
75,56
5
BERLIANA HERPI T D
65,56
67,22
68,89
6
CHRISDAMAR AJI P
72,78
66,67
79,44
7
DANIEL SURYO P
80
82,79
77,78
8
DEWI KURNIAWATI
69,44
75,56
77,78
9
DIAH AJENG K
71,11
68,89
68,89
10
DINAR S
71,11
92,23
82,79
11
FENNY FEBRIYANTI S
78,33
82,79
77,78
12
HANNIFAH I N W
70,56
75,56
76,11
13
JANE CHRISTABEL A L
83,33
66,67
68,89
14
KENAS GERALDA S
83,33
92,23
84,45
15
KHARISMA NUR F
83,33
66,67
77,78
16
MARITA WIDIA R
72,78
75,56
85,01
17
MEGA EKA MAHARANI
71,11
75,56
80
18
MOHAMMED THARIQ A
78,33
68,89
85,01
19
M. RASYADDANY P
72,78
70,56
80
20
NATASHA SONIA H D
78,33
76,11
70,56
21
NATHANIA ALDISA O
72,78
64,44
68,89
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 22
OKTAVIA DINDA SAKTI
70,56
80,56
85,01
23
RA'ID SYAFIQ A
83,33
90,01
93,29
24
RIODA FAJAR PERKASA
83,33
92,23
88,89
25
RIZKI FAJAR REYNALDI
70,56
76,11
91,63
26
SAMUEL SADEWA P
83,33
77,22
82,79
27
SATRIYO RADITIYANTO
74,44
68,33
77,78
28
SHARONE ROSA K P
70,56
82,79
93,29
29
TIWI SEPTIA DEWANTI
72,78
64,44
76,11
30
YOGA GEMA M H
83,33
90,01
94,45
31
YOHANA YESI AMALIA
70,56
76,11
80
32
YUDA FAJAR P
76,11
91,76
93,89
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang maksimal. Pada kondisi awal hanya 14 siswa (43,75%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya 18 siswa tidak tuntas. Pada akhir pembelajaran siklus I menjadi 21 siswa (63,75%) mencapai kriteria tuntas dan 11 siswa tidak tuntas. Pada akhir pembelajaran siklus II terjadi peningkatan menjadi 27 siswa (84,375%) mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 5 siswa yang belum tuntas.
D. Pembahasan Disamping mempengaruhi peningkatan kemampuan guling depan pada siswa, penerapan media pembelajaran audio visual (video) dalam pembelajaran guling depan juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap teknik dasar guling depan. Secara keseluruhan hasil capaian belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 pada materi guling depan dapat dilihat melalui pemaparan tabel pencapaian hasil belajar siswa berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 Tabel 10. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Prosentase capaian Aspek yang diukur
Awal
Siklus
Siklus
1
2 Prosentase
Ketuntasan hasil belajar guling depan (afektif, kognitif,
tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas
diperoleh
melalui penilaian hasil 43,75%
63,75%
84,375% belajar guling depan pada kategori tuntas dengan
psikomotor) Jumlah siswa yang
Keterangan
KKM: 75 14
21
27
18
11
5
Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang maksimal. Pada kondisi awal hanya 14 siswa (43,75%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada akhir siklus I menjadi 21 siswa (63,75%) mencapai kriteria tuntas. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 27 siswa (84,375%) mencapai kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran audio visual (video) dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, menghasilkan kesimpulan bahwa dengan penerapan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, Hal tersebut dikarenakan: 1. Model pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual (video), sangat baik untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 5 Surakarta, karena dirasa siswa cukup menarik. 2. Selama kegiatan pembelajaran terjadi interaksi positif di antara para siswa. Aktivitas belajar tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang serta antusias selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar guling depan pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 63,75% atau 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 84,375% atau sejumlah 27 siswa.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran guling depan dengan menggunakan media pembelajaran audio visual memiliki fungsi yang baik terhadap peningkatan hasil belajar guling depan. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap penggunaan media pembelajaran yang menarik to user memiliki efektifitas yang berbedacommit dalam meningkatkan hasil belajar guling depan. 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan hasil belajar guling depan
harus
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih penggunaan media pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar guling depan.
C. Saran Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran: 1. Bagi Guru Penjas SMP Negeri 5 surakarta Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani. 2. Bagi Siswa kelas VII C SMP Negeri 5 surakarta Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran. 3. Bagi Sekolah Kepada sekolah yang belum menerapkan model pembelajaran dengan media pembelajaran audio visual hendaknya mencoba teknik tersebut dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa ataupun mutu lulusan.
commit to user