perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh : ASRI WIDIYARNO K7107022
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
ASRI WIDIYARNO K7107022
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Asri Widiyarno. K7107022. PENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen dengan mengubah strategi pembelajaran. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sumber data yang digunakan adalah data setiap akhir siklus, dan data pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek penelitian yang diambil yaitu siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa: angket, soal test kognitif, dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles & Huberman, dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan: Metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen. Peningkatan ini karena siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebelum tindakan pencapaian penguasaan konsep siswa berdasarkan rata-rata pra siklus pencapaian siswa 53,5 rata-rata penguasaan konsep siswa setelah tindakan berdasarkan hasil tes siswa pada siklus I 64,6, rata-rata penguasaan konsep siswa siklus II mencapai 68,3, dan rata-rata penguasaan konsep siswa secara keseluruhan berdasarkan hasil post tes 73,5. Prosentase pencapaian KKM (>62) pada pra siklus 13,8%, siklus I naik menjadi 65,5%, siklus II 86,2%, dan pada hasil post tes 93,1%.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Asri Widiyarno. K7107022. THE IMPROVEMENT OF CONCEPT MASTERY OF STRUGGLING FOR PREPARING INDONESIAN INDEPENDENCE USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE OF COOPERATIVE MODEL IN V GRADE OF SD NEGERI 02 DAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April 2011. The objective of research to improve the concept mastery of Struggling for Preparing Indonesian Independence in V Grade of SD Negeri 02 Dagen by changing the learning strategy. This study belongs to a Classroom Action Research. The data source employed was data on each end of cycle, and the data on management of STAD type learning cooperative model. The subjects of research were the V grade of SD 02 Dagen Subdistrict Jaten Karanganyar in the school year of 2010/2011 consisting of 29 students, 13 boys and 16 girls. The data collection was done in this classroom action research employed the research instrument including: questionnaire, cognitive test item, and observation sheet. The data analysis was done using Miles & Huberman’s interactive analysis encompassing data collection, data reduction, data display and conclusion drawing. Considering the result of research, it can be concluded that the Student Teams Achievement Divisions (STAD) Type of Cooperative learning method can improve the concept mastery of Struggling for Preparing Indonesian Independence in V Grade of SD Negeri 02 Dagen. This improvement is because the students get involved actively in the learning process. Before the action, the students’ achievement of concept mastery based on the mean achievement of precycle is 53.5, the students’ mean of concept mastery after the action based on the result of test in cycle I is 64.6, the students’ mean of concept mastery in cycle II is 68.3, and the students’ total mean of concept mastery based on the result of post test is 73.5. The percentage achievement of KKM ( 62) in pre-cycle is 13.8%, increases to 65.5% in cycle I, to 86.2% in cycle II, and 93.1% in post test result.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Allah tidak akan megubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Terjemahan QS. Ar Ra’d: 11)
“Jauh lebih baik letih karena bekerja daripada letih karena menganggur” (David J. Schwartz)
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur Alkhamdulillah penulis
kepada
Allah
SWT,
karya
ini
dipersembahkan kepada: 1.
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta doa dengan tulus ikhlas.
2.
Almamaterku.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Skripsi dengan judul Peningkatan Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Pelajaran 2010/2011 ini diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1), Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto. M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra. Jenny IS Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Usada, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kepala SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar yang banyak memberikan bantuan dan dorongan. 9. Keluarga tercinta yang selalu membuatku terus semangat. 10. Awak Waras Group yang senantiasa memberi kebahagiaan. 11. Sahabat sejatiku yang menemani saat susah dan senang. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dorongan motivasi kami ucapkan terimakasih. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
April 2011
Penulis
Asri Widiyarno
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv HALAMAN ABSTRAK...................................................................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8 A. Kajian Pustaka ................................................................................. 8
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia................................... 8 2. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.......... 24 B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 33 C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 35 D. Perumusan Hipotesis...................................................................... 36 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 37 A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 37 B. Subjek Penelitian ......................................................................... 38 C. Sumber Data ................................................................................ 38 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39 E. Validitas Data .............................................................................. 41 F. Teknik Analisis Data ................................................................... 42 G. Indikator Kinerja.......................................................................... 45 H. Rencana dan Prosedur Penelitian................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 53 A. Diskripsi Latar ............................................................................. 53 B. Kondisi Awal ............................................................................... 54 C. Diskripsi Hasil Siklus I................................................................ 55 D. Diskripsi Hasil Siklus II ............................................................... 68 E. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 81 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN........................................... 90 A. Simpulan ...................................................................................... 90 B. Implikasi ...................................................................................... 90 C. Saran ............................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 92 LAMPIRAN ...................................................................................................... 95
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir..................................................................... 36 Gambar 2. Model Analisis Interaktif .................................................................. 42 Gambar 3. Alur Prosedur Penelitian STAD ....................................................... 47 Gambar 4. Skema Penelitian STAD.................................................................... 47 Gambar 5. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus .......................... 82 Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus I ......................... 84 Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus II ........................ 86 Gambar 8. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Post Tes........................................ 87 Gambar 9. Grafik Perbandingan Rata-rata Penguasaan Konsep Pra Siklus, Siklus I dan II, serta Post Tes .......................................................... 89
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 37 Tabel 2. Data Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus ................................. 55 Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.............................................. 62 Tabel 4. Daftar Nilai Kelompok Siklus I ............................................................ 64 Tabel 5. Penghargaan Tim Siklus I ..................................................................... 65 Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Petemuan 1 ........... 66 Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Petemuan 2 ........... 66 Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................................... 75 Tabel 9. Perbandingan Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I dan II ...................... 77 Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Petemuan 1........ 79 Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Petemuan 2........ 79 Tabel 12. Daftar Nilai Kelompok Siklus II ......................................................... 80 Tabel 13. Penghargaan Tim Siklus II.................................................................. 80 Tabel 14. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Pre Tes (Pra Siklus) ......... 82 Tabel 15. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus I .......... 84 Tabel 16. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus II ......... 86 Tabel 17. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Post Tes ......... 87 Tabel 18. Perbandingan Rata-rata Penguasaan Konsep Pra Siklus, Siklus I dan II, serta Post Tes ..................................................................................... 88
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen.................................... 95 Lampiran 2. Angket Pembelajaran IPS Siswa .................................................. 96 Lampiran 3. Hasil Angket Pembelajaran IPS Siswa ......................................... 97 Lampiran 4. Daftar Pembagian Kelompok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen pada Pembelajaran tipe STAD ......................................98 Lampiran 5. Silabus IPS Kelas V Semester II .................................................. 99 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...............................101 Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................121 Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa.............................136 Lampiran 9. Soal Pre Tes Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ..............................................................139 Lampiran 10. Soal Post Tes Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ..............................................................142 Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa..............................................145 Lampiran 12. Lembar Observasi Penilaian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD ........................................................................147 Lampiran 13. Hasil Observasi Penilaian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD ........................................................................153 Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa..................................................155 Lampiran 15. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Siswa ......................................159 Lampiran 16. Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep dan Point Kemajuan Siswa 161 Lampiran 17. Perbandingan Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa Siklus I
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan II…………………………….……………………………..162 Lampiran 18. Angket Penguasaan Konsep Siswa Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ..............................................................163 Lampiran 19. Hasil Angket Penguasaan Konsep Siswa Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia....................................164 Lampiran 20. Foto Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................165
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna ataupun
sebaliknya,
sehingga
sangat
diharapkan
adanya
pembaharuan-
pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Seperti tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan, “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Hasil belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu (Winkel, 2005: 60). Sehingga hasil belajar siswa berkorelasi positif dengan keberartian pengalaman belajar siswa. Keberartian pengalaman belajar siswa dapat diperoleh dari pemberian kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental-intelektual dalam suasana belajar yang menyenangkan. Hal tersebut menekankan pentingnya penyediaan kondisi yang dapat mengefektifkan belajar siswa. Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan sematamata untuk memenuhi kewajiban. Guru juga harus mampu menfasilitasi agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang berarti. Guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar siswa. Hal itu dapat ditempuh dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran (kelompok atau individu). Metode mengajar ada beberapa macam misalnya: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak lagi. Selama beberapa kurun waktu, pembelajaran yang dianut oleh beberapa guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Metode pembelajaran satu arah dimana siswa hanya ditempatkan sebagai objek dan membatasi kebebasan siswa dalam berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa menjadi malas bersemangat. Penerapan pengajaran
ceramah
memungkinkan
dan kurang guru lebih
mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi enggan dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut: Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut maka tugas utama guru adalah mengembangkan materi pelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kenyataan di lapangan agaknya berbeda dengan harapan di atas. Berdasarkan
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil kolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 02 Dagen selama ini lebih banyak menerapkan model konvensional (ekspositori) yang menekankan dominasi guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: 1. Pembelajaran lebih menekankan pada hafalan. 2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Menghambat perkembangan siswa dalam mengemukakan ide dan gagasan. 4. Kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kreatifitas siswa sangat rendah. 5. Sumber informasi hanya dari buku paket pelajaran dan guru. 6. Siswa belum terlatih untuk belajar dan bekerja sama dalam diskusi dan kerja kelompok. Hal
ini
berakibat
mata
pelajaran
IPS
kurang
disukai
dan
dinomorduakan dibanding mata pelajaran lain. Hal ini karena IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan, banyak hafalan, membosankan, dan menjadikan siswa pasif dalam belajar. Materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPS di kelas V. Materi ini sangat penting dimana menjadi dasar pengetahuan siswa dalam memahami konsep awal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan penanaman rasa nasionalisme. Sehingga dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat benar-benar menguasai konsep ini. Namun kenyataan di lapangan siswa kurang dapat menguasai konsep. Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 02 Dagen tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan KKM 62 diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Dari jumlah siswa 16 anak, hanya 7 anak (44%) yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 9 anak (56 %) nilainya masih di bawah KKM. Artinya ketuntasan belajar hanya 44 %. Kondisi kelas dan siswa kelas V sekarang (tahun pelajaran 2010/2011) relatif hampir sama dengan tahun lalu, apalagi dengan jumlah siswa yang relatif
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih banyak. Dari hasil pre tes sebelum diadakan tindakan, hanya 4 siswa yang lulus KKM 13,8% dan 86,2% masih mendapat nilai di bawah KKM. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan pembaharuan, tentunya dapat terjadi lagi menurunnya hasil belajar pada materi pelajaran yang sama. Untuk itu peneliti mencari solusi yang tepat dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS khususnya materi ini sehingga kemampuan siswa dalam penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dapat meningkat. Guru bersama peneliti menyadari bahwa kemampuan setiap anak tidak sama, melainkan memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Selain itu melihat pembelajaran yang selama ini diterapkan lebih didominasi oleh guru, sehingga siswa mendapat porsi yang sedikit dalam kegiatan pembelajaran. Padahal, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya (Mohammad Ali Mochtar: 2003). Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Untuk itu peneliti memberikan alternatif penerapan metode kooperatif tipe STAD untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS ini. Sementara itu mengapa peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) di kembangkan oleh Robert Slavin dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung menyasar pada siswa dari model pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melelui penyajian verbal maupun
tertulis.
(Suprayekti,
Jurnal
Pendidikan
Penambur
–
No.07/Th.V/Desember 2006: 89). Metode ini untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dijelaskan guru. Dalam STAD guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bentuk kelompok melalui lembar diskusi kelompok yang diberikan guru. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan secara bersama, membandingkan masing-masing jawaban dari soal yang diberikan, dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep, sehingga seluruh siswa akan terlibat secara langsung dalam penguasaan materi. Pembelajaran IPS akan sangat menarik jika dikemas dalam suatu bentuk pembelajaran inovatif, interatif yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran inovatif dan interaktif. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih termotivasi sehingga prestasi belajarnya meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk itu, penulis mencoba mengadakan suatu penelitian dengan judul: “PENINGKATKAN PENGUASAAN
KONSEP
PERJUANGAAN
MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA MENGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran IPS yang diterapkan selama ini pada umumnya menggunakan metode ceramah yang cenderung monoton dan kurang bervariasi sehingga berakibat penguasaan konsep IPS siswa rendah. 2. Dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat kuat yang seringkali mengabaikan proses belajar melalui interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa di dalam kelas. 3. Kurangnya variasi strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar. 4. Salah satu metode pembelajaran yang strategis untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa yaitu dengan model kooperatif tipe STAD.
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud untuk lebih memfokuskan pada masalah yang dikaji. Dari berbagai masalah yang ada di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
penguasaan
konsep
IPS
pada
pokok
materi
perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah dapat dirumuskan: “Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, tahun ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, Tahun Ajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan proses pembelajaran IPS sehingga penguasaan konsep siswa dalam mata pelajaran IPS dapat meningkat.
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Memperoleh pengalaman dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. b. Bagi Siswa Siswa akan semakin termotivasi untuk meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar mata pelajaran IPS. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada umumnya.
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia a. Pengertian Konsep Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan
alat
intelektual
yang
membantu
kegiataan
berfikir
dan
memecahkan masalah. Yang dimaksud konsep menurut Moore (Skeel, 1995: 30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Menurut Parker (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 11) menyatakan bahwa konsep adalah “gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”. Menurut Nana Syaodih (2004: 189) ”Suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”. Menurut Winkel (2005: 113) “Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik”. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 10) mengungkapkan, “Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberi label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu”. Lebih lanjut tentang konsep, beberapa karakteristik konsep menurut Schuncuke (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 12) yaitu:
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Merupakan suatu abstraksi, 2) Mencerminkan pengelompokkan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang umum, 3) Bersifat pribadi, latar belakang dan pengalaman pribadi kemungkinan bisa agak berbeda antar personal contoh konsep yang difahami seorang ahli/professor dengan yang difahami siswa kelas III SD, 4) Dipelajari melalui pengalaman, dan 5) Bukan sekedar suatu kata-kata. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:42) menyatakan bahwa konsep mempunyai lima elemen yaitu: 1) nama, 2) contoh-contoh (positif dan negatif), 3) atribut (esensial dan non-esensial), 4) nilai-nilai atribut, 5) aturan. Menurut Syaiful Sagala (2009: 71) bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Menurut Oemar Hamalik (2003: 162-163), yang disebut konsep atau ciri konsep itu adalah: 1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. 2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat dalam suatu atribut. 3) Jumlah atribut yang bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. 4) Kedominanan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih dominan (abvious) daripada yang lainnya. Berdasarkan pendapat diatas konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual, suatu ide atau suatu gagasan yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik, pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan yang
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan untuk penamaan (pemberi label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu.
b. Penguasaan Konsep Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 41) mendefinisikan penguasaan konsep adalah individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai konsep, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Oemar Hamalik (2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: (1) dapat menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciriciri suatu konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang dipelajari. Berdasarkan beberapa pendapat diatas penguasaan konsep adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk menguasai/memahami suatu materi pelajaran, individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep. Kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep, dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada materi tersebut.
c.
Materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia 1)
Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan Secara resmi persiapan kemerdekaan Indonesia dilakukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). a ) Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka. Pada tanggal 1 Maret 1945, Pemerintah Militer Jepang di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang. Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu R.P Suroso dan Ichibangase. Selain menjadi ketua muda, R.P. Suroso juga diangkat menjadi kepala kantor tata usaha BPUPKI dibantu Toyohiko Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo. Tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangiin (Gedung Pancasila sekarang). Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu: (2) Sidang resmi pertama Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara. Banyak anggota sidang yang memberikan pandangannya tentang bentuk negara dan dasar negara. Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila. Seluruh anggota BPUPKI yang berjumlah 62 orang ditambah 6 anggota tambahan berkumpul dalam satu ruang sidang.
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Sidang resmi kedua Sidang resmi kedua berlangsung tanggal 10-17 Juli 1945. Sidang ini membahas bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Pada termin ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia yang terbentuk antara lain Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai Sukarno),
Panitia
Cokrosuyoso),
Pembelaan
dan
Panitia
Tanah
Air
(diketuai
Abikusno
Ekonomi
dan
Keuangan
(diketuai
Mohammad Hatta). Di antara dua sidang resmi itu, berlangsung pula sidang tidak resmi yang dihadiri 38 orang. Sidang yang dipimpin Bung Karno ini membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dibahas pada sidang resmi kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945).
b) Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI Setelah BPUPKI menyelesaikan tugas-tugasnya, pada 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Badan ini beranggotakan 21 orang. Adapun yang ditunjuk sebagai ketua adalah Ir. Sukarno, sedangkan wakil ketuanya Drs. Moh Hatta. Sebagai penasihat ditunjuk Mr. Ahmad Subarjo. Kemudian, anggota PPKI ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Subarjo. Ketika PPKI terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan
adanya
memproklamasikan
tekad
dari
semua
kemerdekaan
golongan
Indonesia.
untuk
segera
Golongan
muda
menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerja sama dengan
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam rapat PPKI. Ada anggapan dari golongan muda bahwa PPKI adalah badan bentukan Jepang. Di lain pihak PPKI adalah badan yang ada untuk menyiapkan halhal yang perlu bagi suatu negara. Dalam suasana seperti inilah PPKI bekerja sebagai badan yang bertugas menyiapkan ketatanegaraan Indonesia Baru. Selama terbentuk PPKI melakukan beberapa kali sidang. (1)
Sidang pertama dilaksanakan tanggal 18 Agustus 1945, di Gedung Kesenian Jakarta. Pada sidang ini dihasilkan beberapa keputusan penting yang menyangkut kehidupan ketatanegaraan serta landasan politik bagi bangsa Indonesia yang merdeka, yaitu: (a) mengesahkan UUD1945 setelah mendapat beberapa perubahan pada pembukannya, (b) memilih presiden dan wakil presiden, yakni Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta, (c) menetapkan bahwa Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
(2)
Sidang kedua dilakukan pada
hari berikutnya, tanggal 19 Agutus
1945. Sidang hari kedua ini menghasilkan keputusan: (a) membentuk 12 departemen dan sekaligus menunjuk pemimpinnya (menteri), (b) menetapkan pembagian wilayah negara Republik Indonesia menjadi delapan provinsi dan sekaligus menunjuk gubernurnya, (c) memutuskan agar tentara kebangsaansegera dibentuk. (3)
Sidang ketiga (20 Agustus 1945) PPKI membahas tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang. Sidang ketiga PPKI menghasilkan delapan pasal ketentuan. Salah satu pasalnya, yakni pasal 2 berisi tentang pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
(4)
Sidang keempat dilakukan pada tanggal 22 Agustus 1945 membahas tentang: (a) Komite Nasional (b) Partai Nasional
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(c) Badan Keamanan Rakyat. Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Sukarno dalam pidatonya menyatakan berdirinya tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Sejak dibentuknya lembaga-lembaga kenegaraan tersebut, berakhirlah tugas PPKI. PPKI sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia. Walaupun kelompok muda menganggap PPKI sebagai lembaga buatan Jepang, peran dan jasa badan ini tidak boleh kita lupakan. Anggota PPKI telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Sampai akhirnya PPKI dapat meletakkan dasardasar ketatanegaraan bagi negara Indonesia yang baru saja berdiri. 2) Perumusan Dasar Negara Dasar negara menjadi salah satu agenda pembicaraan sidang pertama BPUPKI. Selama sidang pertama BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 ada tiga tokoh yang menawarkan konsep dasar negara, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. M. Yamin menawarkan lima asas dasar Negara Republik Indonesia sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, 5) Kesejahteraan yang berkebuda yaan. Dua hari kemudian, pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Supomo, mengajukan dasar-dasar negara sebagai berikut: 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir dan batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. Ir. Sukarno mengusulkan konsep dasar negara dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Selain mengusulkan konsep dasar negara, Bung Karno juga mengusulkan nama bagi dasar negara yaitu Pancasila. Berikut ini lima dasar yang diusulkan oleh Bung Karno: 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) Mufakat atau demokrasi, 4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah sidang pada tanggal 1 Juni 1945 itu, BPUPKI memasuki masa jeda. Sampai dengan saat itu belum ada rumusan dasar negara. Yang ada hanyalah usulan dasar negara Indonesia. Sebelum masuk masa jeda itu telah terbentuk sebuah panitia kecil yang diketuai Ir. Sukarno, dengan anggota Drs. Mohammad Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Wahid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, M. Yamin, dan A. A. Maramis. Panitia kecil ini bertugas menampung saran dari anggota BPUPKI. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI. Bung Karno menyebut pertemuan itu sebagai “rapat pertemuan antara Panitia Kecil dengan anggota BPUPKI.” Pertemuan itu menampung suarasuara dan usul-usul lisan dari anggota BPUPKI. Dalam pertemuan itu juga dibentuk Panitia Kecil lain, yang beranggota sembilan orang. Panitia ini dikenal dengan nama Panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan terdiri dari Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. M. Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A. A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Mereka menghasilkan suatu rumusan pembukaan UUD yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Rumusan itu disepakati dan ditandatangani bersama oleh anggota Panitia Sembilan. Rumusan Panitia Sembilan itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta itu berbunyi: 1.
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.
Kemanusiaan yang ad il dan beradab.
3.
Per satu an In d on esia.
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perumusan terakhir dasar negara dilakukan pada persidangan
BPUPKI tahap kedua, yang dimulai pada tanggal 10 Juli 1945. Pada kesempatan itu, dibahas rencana UUD, termasuk pembukaan (preambule)
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar menyetujui isi preambule yang diambil dari Piagam Jakarta. Panitia ini kemudian membentuk “Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar” yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo dengan anggota Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A. A. Maramis, Mr. R. P. Singgih, H. Agus Salim, dan dr. Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil disempurnakan bahasanya oleh sebuah “Panitia penghalus bahasa” yang terdiri dari Husein Jayadiningrat, Agus Salim, dan Supomo. Panitia ini juga bertugas menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar yang sudah dibahas itu. Pemb uk aan serta batang tubuh rancangan UUD yang dihasilk an disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Namun, sebelum disahkan Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam Jakarta rumusan Panitia Sembilan mengalami perubahan. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sore, seorang opsir angkatan laut Jepang menemui Drs. Mohammad Hatta. Opsir itu menyampaikan keberatan dari tokoh-tokoh rakyat Indonesia bagian Timur atas kata-kata “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” dalam Piagam Jakarta. Sebelum rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta dan Ir. Sukarno meminta empat tokoh Islam, yakni Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh. Hassan untuk membicarakan hal tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan panjang dalam rapat PPKI. Akhirnya mereka sepakat kata-kata yang menjadi ganjalan bagi masyarakat Indonesia Timur itu diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan demikian, rumusan dasar negara yang resmi bukan rumusan individual yang dikemukakan oleh Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, maupun Ir. Sukarno. Dasar negara yang resmi juga bukan rumusan Panitia Kecil. Pancasila Dasar Negara yang resmi adalah rumusan yang disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan itu berbunyi, sebagai berikut:
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3) Tokoh-tokoh Persiapan Kemerdekaan a) Mengenal tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Ada banyak tokoh yang berperan dalam usaha persiapan kemerdekaan. Tentu saja kita tidak akan dapat membahas semua tokoh dan perannya dalam persiapan kemerdekaan. Berikut ini akan dibahas beberapa tokoh persiapan kemerdekaan, yaitu: (1) Ir. Sukarno (1901-1970) Sukarno dilahirkan tanggal 6 Juni 1901. Beliau menjadi tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928 beliau mendirikan Partai Nasional Indonesia. Pada tahun 1930-an, karena perjuangannya beliau sering masuk penjara dan harus menjalani hidup di pengasingan. ( 2 ) Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (1879-1952) Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter dan tokoh pergerakan. Peran beliau sangat menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia. Khususnya ketika ban gsa kita sedang merumuskan dasardasar negara. (3) Prof. Dr. Mr. Supomo (1903-1958) Supomo dilahirkan di Sukoharjo, Solo. Setelah tamat dari Sekolah Tinggi Hukum, beliau melanjutkan studi ke Universitas Leiden, Belanda, dan memperoleh gelar doktor di sana. Sekembalinya di tanah air, beliau bekerja di Pengadilan Negeri Yogyakarta. (4) Mohammad Hatta (1902-1980) Mohammad Hatta lahir di Bukit Tinggi, 12 Agustus 1902. Ketika menjadi mahasiwa di Belanda beliau sudah aktif dalam gerakan
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mahasiswa nasionalis. Sepulang dari Belanda beliau bergabung dengan PNI. Tahun 1934 beliau ditangkap dan dimasukkan penjara kemudian dibuang ke Digul. (5) Muhammad Yamin (1903 - 1962) Muhammad Yamin adalah seorang ahli hukum, tokoh pergerakan kemerdekaan, penyair angkatan Pujangga Baru, dan penggali sejarah Indonesia. Sejak muda beliau sudah berkecimpung dalam kegiatan organisasi. Bersama Bung Hatta ia mendirikan Jong Sumatranen Bond. Dalam gerakan politik ia mula-mula bergabung dengan Partindo. (6) Ahmad Subarjo (1896-1978) Ahmad
Subarjo
adalah
pejuang
kemerdekaan
d ari
golongan tua. Semasa kuliah beliau giat dalam Perhimpunan Indonesia. Menjelang proklamasi kemerdekaan, ia duduk dalam keanggotaan BPUPKI. Beliau juga termasuk dalam Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta. Perannya yang sangat penting adalah menjadi penengah antara golongan muda dan Sukarno dalam peristiwa Rengas Dengklok.
b)
Menghormati
Usaha
Para
Tokoh
Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan Kita pantas menghargai usaha tokoh-tokoh bangsa dalam mempersiapkan kemerdekaan kita. Berkat usaha mereka, kita dapat hidup di alam merdeka dan menikmati sistem ketatanegaraan yang mereka perjuangkan. Bentuk penghormatan kepada mereka dapat kita ungkapkan dengan mengenang jasa-jasa mereka. Kita juga bisa berziarah ke makam mereka dan berdoa untuk mereka. Bentuk
penghargaan
yang
tak
kalah
penting
adalah
mencontoh sikapsikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perjuangan mereka. Sikap positif tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh antara lain: (1) Rela berjuang demi bangsa dan negara. (2) Berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Para tokoh bangsa terkenal memegang teguh pendapat dan memperjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan bersama telah diambil dengan lapang dada mereka menerima keputusan itu. Karya mereka membangun dasar negara harus kita teruskan agar sendi-sendi negara ini makin kokoh. Undang-Undang Dasar 1945 yang mereka hasilkan merupakan karya yang amat mengagumkan. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman undangundang dasar itu ternyata dirasa perlu untuk disempurnakan. Maka kita mengenal adanya amandemen terhadap UUD 1945. Usaha ini harus tetap kita lakukan agar tercipta suatu sistem yang lebih baik. Ini menjadi tugas kita sekarang sebagai generasi penerus bangsa.
d. Penguasaan Konsep Perjuangaan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 41) mendefinisikan penguasaan konsep adalah individu mampu menyebutkan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu. Konsep-konsep yang harus dikuasai siswa dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ini meliputi indikator-indikator sebagai berikut: 1) Menjelaskan pengertian BPUPKI dan PPKI. 2) Mengemukakan sejarah singkat pembentukan BPUPKI dan PPKI. 3) Menjelaskan tentang tujuan pembentukan BPUPKI dan PPKI.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Menjelaskan struktur organisasi BPUPKI dan PPKI. 5) Menjabarkan hasil-hasil sidang BPUPKI dan PPKI. 6) Mengemukakan tokoh-tokoh penyusun dasar Negara dan usulannya. 7) Menjelaskan perlunya penyusunan dasar Negara sebelum merdeka. 8) Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 9) Menjabarkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 10) Menjelaskan peranan tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia. 11) Menyebutkan cara-cara menghormati jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan. 12) Menjelaskan contoh sikap positif tokoh-tokoh pejuang bangsa yang patut dicontoh. Faqih
Samlawi
dan
Bunyamin
Maftuh
(2001:
11-19)
mengungkapkan, konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: kongkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian. Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia merupakan materi IPS masuk ke dalam ilmu sejarah. Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek sosial, budaya, geografi, ekonomi maupun politik. Oleh karena itu sejarah sering dipandang sebagai fundasi atau komponen dari semua ilmu sosial. Sebagai akibatnya, maka konsep utama dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Adapun konsep yang terkandung berdasarkan materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia berkaitan dengan waktu dan kejadian antara lain meliputi: 1) Kapan BPUPKI dan PPKI dibentuk, apa saja hasil-hasil sidangnya, kapan waktu pelaksanaannya. 2) Kapan dasar Negara dibentuk, siapa saja yang mengusulkan dan kapan diusulkan, mengapa dasar Negara perlu disusun sebelum merdeka.
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Siapa tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan apa perananya. 4) Bagaimana cara meneladani contoh sikap positif para pahlawan persiapan kemerdekaan. Kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep, dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada materi tersebut. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Jadi penguasaan konsep ini dapat diukur dari hasil belajar IPS anak aspek kognitif. Ischak (1997: 8.12) aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan yaitu: 1) Evalusi yang mempunyai tingkatan lebih rendah meliputi: a) Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge). b) Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension). c) Evalusi yang mengungkap penerapan (aplicatian). 2) Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi meliputi: a) Analisis (analysis). b) Sintesis (synthesis). c) Evaluasi (evaluation). Untuk siswa Sekolah Dasar, aspek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan lebih rendah yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Tingkatan kognitif yang lebih tinggi yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi masih terlalu sulit untuk mereka (Ischak, 1997: 8.18). Untuk mengetahui penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, maka dapat diukur dengan tes penguasaan konsep dari hasil belajar siswa aspek kognitif. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge) Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian, dan sejenisnya. Jadi siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pengetahuan antara lain: a) apa, b) dimana, c) kapan, d) sebutkan, e) siapa. Contoh pertanyaan sebagai berikut: a) Apakah yang kamu ketahui tentang BPUPKI? b) Siapakah yang membentuk BPUPKI? c) Apakah tujuan dibentuknya PPKI? d) Siapa nama ketua dan wakil ketua PPKI? e) Apakah isi dari ketetapan sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945? f) Moh. Yamin mengusulkan konsep dasar Negara pada tanggal? g) Dimanakah terdapat rumusan Pancasila? h) Siapa tokoh perjuangan persiapan kemerdekaan yang merupakan penyair angkatan pujangga baru? i) Kapan Ir. Soekarno menyerahkan pemerintahan kepada Jendral Soeharto? 2) Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension) Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami dan mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa dituntut untuk dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Siswa tidak sekedar mengingat dan menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi juga dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pemahaman antara lain: a) mengapa, b) jelaskan, c) uraikan, d) berikan alasan, e) bandingkan. Contoh pertanyaan sebagai berikut: a) Mengapa dasar Negara perlu disusun sebelum merdeka? b) Jelaskan peranan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia?
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Jelaskan 2 contoh sikap positif tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh? 3) Evaluasi yang mengungkap penerapan (aplication) Pada evaluasi yang mengungkap penerapan (aplikasi) siswa dituntut dapat menggunakan informasi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum, atau proses yang telah dipelajari sebelumnya. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penerapan (aplication) antara lain: a) demonstrasikan, b) tunjukkanlah, c) carilah hubungan, d) tuliskan, e) gambarkan. Contoh pertanyaan sebagai berikut: a) Klasifikasikan tokoh-tokoh yang berperan dalam penyusunan dasar Negara? b) Tunjukkan 5 asas yang diusulkan Ir. Soekarno sebagai konsep dasar Negara? c) Tuliskan 3 cara menghormati jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan?
2. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD a. Pengertian Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1996: 14-15) kata “pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui/dituruti. Kata “pembelajaran” diartikan sebagai proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Istilah
“pembelajaran”
merupakan
terjemahan
dari
kata
“instruction” yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan belajar mengajar (Wina Sanjaya, 2005: 78). Pembelajaran itu sendiri dapat disebut sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik dengan mempertimbangkan kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal dalam diri peserta didik (Winkel dalam M.Sobry Sutikno, 2009: 31). Menurut rumusan Unesco (1996) seperti
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dikutip oleh Wina Sanjaya (2005: 97-98) pembelajaran mempunyai empat pilar utama yaitu: 1) learning to know,2) learning to do, 3) learning to be, 4) learning to live together. Adapun perinciannya sebagai berikut: 1) learning to know artinya belajar tidak hanya berorientasi kepada produk dan hasil, tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar. 2) learning to do
artinya belajar berorientasi kepada pengalaman untuk
melakukan sesuatu. 3) learning to be artinya belajar untuk membentuk manusia menjadi dirinya sendiri. 4) learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain. Lindgreen (dalam M.Sobry Sutikno, 2009: 32) sistem pembelajaran ada 3 aspek yaitu: 1) siswa, 2) proses belajar, 3) situasi belajar. Dalam hal ini ketiga aspek tersebut saling berkaitan dalam mencapai tujuan belajar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses, cara yang terdiri dari seperangkat tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran IPS di SD menurut kurikulum 2004 menyatakan bahwa, pengetahuan IPS bertujuan untuk: 1) mengajarkan
konsep-konsep
kewarganegaraan,
dasar
paedagogis,
dan
sosiologi,
ekonomi,
psikologis.
2)
sejarah,
dan
mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan sosial. 3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai sosial dan kemanusiaan. 4) meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk, baik secara nasional maupun global. Menurut Nursid Sumaatmadja (dalam Hidayati, 2008: 1-24) tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Hakikat Pembelajaran IPS di SD Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh (Hidayati, 2008: 1-23). Dalam kehidupan manusia harus menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS memandang manusia dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu ada beberapa aspek yang dipelajari dalam IPS. Aspek-aspek itu antara lain: 1)
Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi.
2)
Ekonomi:
behubungan
dengan
pemenuhan
kebutuhan
manusia,
perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi. 3)
Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi.
4)
Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi.
5)
Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah.
6)
Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi.
7)
Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelejari dalam ilmu politik. Ilmu pengetahuan sosial diberikan kepada siswa mulai dari SD,
agar mereka dapat mengenal berbagai fenomena-fenomena lingkungan alam sekitarnya sampai dengan fenomena-fenomena dunia. Dalam kenyataannya, hidup dan kehidupan manusia ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia akan berdampak pada lingkungannya. Dalam mempertahankan hidupnya manusia akan saling ketergantungan baik dengan sesama manusia maupun dengan dunia. Manusia perlu memahami hubungan yang sangat kompleks ini. Oleh sebab itu, pembelajaran Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi dan Ekonomi di SD/MI dipadukan pada mata pelajaran Ilmu Sosial. Integrasi
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lurikulum Ilmu sosial ini diwadahi dalam topik-topik yang dekat dengan lingkungan sosial dimana anak itu berada. Hal ini diharapkan dalam merencanakan pelajaran tersebut menjadi lebih bermakna dan menarik bagi siswa
daripada
mengacu
pada
disiplin
ilmu-ilmu
tersebut.
(http://typecat.com/Materi-Pendidikan-IPS#) Berdasarkan
uraian
pendapat
di
atas,
dapat
disimpulkan
pembelajaran IPS di SD tentunya dikaitkan dengan kebutuhan dan berkaitan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Meliputi konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. Dalam pembelajarannya bidang studi IPS di SD merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu.
c. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah aktivitas belajar kelompok yang teratur sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial, pertukaran informasi antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri serta adanya motivasi untuk meningkatkan pembelajaran lainnya (Kessler, 1992: 8). Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab dan mempercepat prestasi akademis. Penelitian Norman (2005) dapat mempercepat prestasi akademis dan memiliki pengaruh positif terhadap faktor-faktor non-akademis, sebagai berikut: …., the result clearly support earlier research on cooperative learning and STAD which found that it accelerates academic achievement as well has having positive effects on important non-academic factors such as motivation, liking of school and working with others in cooperative learning groups.…., hasil yang jelas mendukung penelitian awal tentang pembelajaran kooperatif dan STAD yang menemukan bahwa hal ini mempercepat prestasi akademis serta memiliki pengaruh positif terhadap faktor-faktor non-akademis seperti motivasi, kesukaan terhadap sekolah dan bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok belajar kooperatif.
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Roger dan Johnson (Via Lie, 2004: 31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dianggap cooperative learning. Sementara itu, Henson dan Eller (1997: 160) mendefinisikan strategi pembelajaran kooperatif sebagai kerjasama yang dilakukan para siswa untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, kelompokkelompok yang berhasil mencapai tujuan dengan baik akan diberikan penghargaan. Courtney K. Miiller & Reece L. Peterson mengemukakan cooperative learning: The cooperative learning model requires student cooperation and interdependence in its task, goal, and reward structures. The idea is that lesson are created in such a way that student must cooperate in order to achieve their learning objectives. Pendekatan konstruktif dalam pengajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memehami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya. Pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. (Slavin, 2008: 10) Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama di dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif diajarkan pada siswa agar dapat bekerjasama dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, member penjelasan kepada teman sekelompok yang baik. Berdasarkan definisi tersebut karakteristik teknik pembelajaran kooperatif adalah: a) Siswa belajar
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam kelompok, b) Siswa memiliki rasa saling kertergantungan, c) Siswa belajar berinteraksi secara kerjasama, d) Siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas, e) Siswa mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal. Sementara untuk mencapai hasil yang maksimal, ada 5 unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) Saling ketergantungan positif Tiap anggota dalam kelompok harus ikut serta dalam kegiatan kelompoknya untuk mencapai tujuan kelompok. Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. b) Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota dalam kelompok bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. c) Tatap muka Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya, harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja. d) Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengatakan pendapat mereka. e) Evaluasi proses kelompok Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru agar siswa selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih baik. Metode
pembelajaran
kooperatif
kelebihan dibanding metode lain, diantaranya: 1) Meningkatkan kemampuan siswa
commit to user 39
mempunyai
kelebihan-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Meningkatkan rasa percaya diri 3) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian 4) Memperbaiki hubungan antar kelompok Berdasarkan pendapat dan uraian di atas pembelajaran kooperatif adalah
proses
pembelajaran
dimana
aktivitas
belajar
siswa
secara
berkelompok yang teratur, saling bekerjasama, adanya pertukaran informasi, bertanggung jawab pada kelompok dan diri sendiri untuk mencapai tujuan bersama.
d. Students Teams Achievement Divisions (STAD) Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Slavin (2008: 13) mengatakan “STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas daripada metode komprehensif dalam mengerjakan mata pelajaran tertentu”. Guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi lain”. Menurut Mohamad Nur (2005: 20) “Metode pengajaran STAD merupakan metode yang berdasarkan pada teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif”. Ide pokok teori konstuktivisme adalah peserta didik secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran merupakan kerja mental dan bukanlah menerima pelajaran secara pasif. Dalam kerja mental peserta didik ini, pendidik memegang peranan penting dengan cara memberi dukungan, tantangan berpikir, namun tetap merupakan kunci pembelajaran. Menurut teori ini peserta didik akan lebih mudah menemukan dan mengerti akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Penelitian Armstrong (2008) menyebutkan penerapan metode STAD cocok untuk jadwal pelajaran yang kompleks, yaitu :
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
The STAD technique was easy to implement and administer and was particularly suited a block schedule timetable (fewer classes with larger amounts of time during the day). Metode STAD mudah untuk diterapkan dan dilaksanakan dan sangat cocok untuk jadwal pelajaran yang kompleks (sedikit kelas dengan jam pelajaran yang lebih lama dalam sehari). Menurut Slavin (2008: 143-146) menyebutkan “STAD terdiri atas lima komponen utama: presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim”. Secara umum STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu: 1) Presentasi Kelas Bahan ajar dalam STAD mula-mula diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah-diskusi yang dilakukan guru. 2) Kerja Tim Tim tersusun dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama tim adalah menyiapkan anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS atau bahan lain. Ketika siswa mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan jawaban, kerja tim yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan apabila teman sesama tim membuat kesalahan. Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting STAD. Pada setiap saat, penekanan diberikan pada anggota tim agar melakukan yang terbaik untuk timnya. 3) Kuis Setelah satu sampai dua periode presentasi guru dan satu sampai dua periode latihan tim, para siswa dikenai kuis individual. Siswa tidak dibenarkan saling membantu selama kuis berlangsung. Hasil ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami bahan ajar tersebut.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Skor Kemajuan Individu Setiap siswa dapat memberikan poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran, namun tidak seorang siswa pun dapat melakukan seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Poin kemajuan siswa berdasarkan skor kuis yang didikumpulkan siswa dalam Slavin (2008: 159) sebagai berikut: Skor Kuis
Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
10 - 1 poin di bawah skor awal
10
skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
30
5) Penghargaan Tim Tim dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melampaui kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20% dari peringkat tim. Tiga macam penghargaan diberikan pada rekognisi tim. Ketiga penghargaan tersebut didasarkan pada rata-rata skor tim dalam Isjoni (2009: 54) sebagai berikut. Kriteria (Rata-rata Tim)
Penghargaan
15
TIM BAIK
20
TIM HEBAT
25
TIM SUPER
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif STAD mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan materi pelajaran. 2) Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya). 3) Guru membagikan materi yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. 4) Masing-masing kelompok mempersentasikannya di depan kelas. 5) Tanggapan dari masing-masing kelompok. 6) Guru memberikan tanggapan dan penegasan dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaan terhadap materi pelajaran, serta kepada siswa secara individual atau kelompok yang memperoleh prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu cara yang dipilih dan digunakan guru untuk memperbaiki pembelajaran, merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki lima komponen tahapan utama, yaitu: penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, penghitungan skor kemajuan individu, dan pemberian penghargaan kelompok. Kesimpulan pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebagai berikut: a. Penjelasan materi pelajaran; b. Diskusi atau kerja kelompok belajar; c. Validasi oleh guru; d. Evaluasi (tes); e. Menentukan nilai individu dan kelompok; f. Penghargaan individu atau kelompok; Didalam penggunaan system pembelajaran pada proses belajar mengajar tentu akan didapat kelebihan dan kelemahan diantaranya sebagai berikut: 1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD: a. Seluruh siswa menjadi lebih siap. b. Melatih kerjasama dengan baik. 2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD: a. Anak yang kurang aktif mengalami kesulitan. b. Membedakan siswa.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Ada beberapa penelitian relevan yang dilakukan dengan pendekatan kooperatif terutama sistem STAD yang ternyata sangat efektif untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep. Antara lain: 1. Edi Susanto (2009) dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Globalisasi Dengan Model Cooperative Learning Metode STAD Pada Pembelajaran IPS Kelas VI SD Negeri Kudaile 06 Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian dengan kesimpulan: Metode Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD terbukti dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi siswa kelas VI. Persamaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian ini adalah penggunaan model yang sama yaitu model
kooperatif tipe STAD, yang sudah
terbukti
meningkatkan pemahaman materi Globalisasi pada mata pelajaran IPS. Sedangkan perbedaannya meliputi: Subjek dan objek penelitian, tahun pelaksanaan, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 2. Sri utami (2008) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Mendapatkan hasil bahwa prestasi belajar IPS siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Persamaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Sebelum tindakan prosentasi pencapaian SKBM rata-rata nilai ulangan harian 42,83, sedangkan rata-ratanya setelah tindakan berdasarkan daya ingatan siswa pada siklus I 70,22 dan siklus II mencapai 77,61. 3. Abu Ali Mayuri (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sewurejo Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahun Pelajaran 2009/2010. Menunjukkan bahwa pembelajaran model kooperatif tipe STAD terbukti dapat meningkatan hasil belajar IPA siswa. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penggunaan model pembelajaran yang sama. Perbedaan meliputi subjek dan objek penelitian, instrumen penelitian, tahun pelaksanaan, mata pelajaran yang ditingkatkan. Dalam penelitian ini metode kooperatif tipe STAD digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD dan ternyata terbukti hasil belajar IPA siswa meningkat. Dari hasil penilitian ini maka dapat digunakan sebagai acuan apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif terutama STAD juga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempersiapan kemerdekaan Indonesia pada kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berfikir Kondisi
awal
sebelum
dilaksanakan
pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran lebih berpusat pada guru, dalam pembelajaran IPS guru hanya menggunakan model ceramah. Guru menerangkan materi, siswa diminta untuk mendengarkan kemudian mengerjakan soal-soal LKS, sehingga keaktifan siswa rendah. Dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi jenuh dan mudah bosan. Akibat dari kondisi awal yang seperti itu, penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa rendah. Dari kondisi awal di atas, peneliti melakukan alternative tindakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang direncanakan dua siklus yaitu siklus I dan II. Dalam pembelajaran model kooperatif tipe STAD dimulai dari presentasi materi oleh guru, pembagian kelompok secara heterogen, kerja tim, kuis
individual,
skor
kemajuan,
dan
penghargaan
kelompok.
Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode ini lebih berpusat pada siswa. Setelah tindakan dilaksanakan diharapkan siswa tertarik dengan pembelajaran IPS dan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga kondisi akhir yang dicapai
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa dapat meningkat. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini, berikut ini disajikan secara singkat garis besar kerangka berpikir dalam penelitian ini. Kerangka berpikir tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran Berpusat Pada Guru
Penguasaan Konsep Pejuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Siswa Rendah
Siklus I Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI, PPKI, dan Pemyusunan Dasar Negara
Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe STAD
Siklus II Tokoh-tokoh Pahlawan Persiapan Kemerdekaan dan Sikap Menghargai Jasa Pahlawan Persiapan Kemerdekaan
Penguasaan Konsep Pejuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Siswa Meningkat
Kondisi Akhir
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Adanya peningkatan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPS materi Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen tahun ajaran 2010/2011”.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Dagen Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jln. Mojo No.1, Celep Lor, Dagen, Telp: (0271) 0820644. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Januari 2011 yaitu penyusunan proposal penelitian dan perijinan. Akhir bulan Februari sampai dengan April pengumpulan data dan analisis data. Minggu kedua bulan April sampai akhir April penulisan laporan. Secara rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Bulan No
Kegiatan
1.
Persiapan Penelitian a. Penyusunan Proposal b. Perijinan
2.
Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data b. Analisis Data
3.
Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan Laporan
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 29 siswa, 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Alasan memilih subjek penelitian ini karena jumlah siswanya sedikit dan perkembangan prestasi atau penguasaan siswa sangat nampak terhadap setiap materi pembelajaran. Di samping itu penulis juga pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 02 Dagen sehingga memahami masalah yang ada dan mempermudah dalam perijinan. C. Sumber Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa hasil pra siklus, setiap akhir pertemuan tiap siklus, dan data pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 yang menjadi subjek penelitian, di kelas ini berjumlah 29 siswa. Data primer ini berupa nilai penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, angket penguasaan konsep perjuangan mempersiapan kemerdekaan Indonesia siswa dan observasi aktivitas siswa. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 02 Dagen. Data sekunder dalam penelitian ini berupa: hasil observasi guru kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh peneliti. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan instrumen penelitian, instrumen penelitian yang digunakan adalah angket, soal tes kognitif, dan lembar observasi. Data penguasaan konsep berupa persentase kenaikan nilai penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, dari pra siklus, siklus I, siklus II dan evaluasi akhir yang diperoleh melalui tes kognitif.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan obyektif. Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai dan juga berdasar pada kebutuhan serta sumber data. Data diperoleh dari observasi langsung terahadap kegiatan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, pemberian angket, pemberian tes untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen dan kajian terhadap berbagai dokumen yang mendukung. Data kemudian dikumpulkan menjadi: 1. Konsep awal siswa tentang Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Data tersebut dikumpulkan melalui tes kemampuan awal yakni dengan tes kognitif pra tindakan. 2. Penguasaan Konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran. Data diperoleh melalui tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II pada setiap akhir pertemuan dan angket penguasaan konsep siswa. 3. Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran diperoleh dengan cara observasi. Pengamatan dan penilaian kerja kelompok dan hasilnya yang berdasarkan pada penilaian diskusi kelompok. Secara lengkap teknik pengumpulan data selama proses penelitian adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang disebut dengan observasi langsung berperan pasif dan aktif. Observasi langsung bersifat pasif ini dilakukan oleh wali kelas V SD Negeri 02 Dagen
sebagai
mitra,
untuk
mengamati
terhadap
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh peneliti dengan lembar pengamatan yang sudah disediakan peneliti. Observasi langsung bersifat aktif dilakukan
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh pratikan secara langsung untuk mengamati aktivitas siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 dalam proses pembelajaran. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. 2. Angket Angket digunakan untuk mengukur kondisi pembelajaran sebelum dilakukan tindakan teknik ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang perlunya penggunaan metode baru dalam proses pembelajaran. Angket juga
digunakan
untuk
mengetahui
penguasaan
konsep
perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 setelah tindakan. 3. Tes Tes yang digunakan adalah tes kognitif untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah dilakukan terhadap tingkat penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Tes kognitif untuk siswa Sekolah Dasar, aspek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan lebih rendah yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Tes dilakukan sebanyak 6 kali, yaitu: tes kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui konsep awal siswa, paska siklus I pertemuan 1 dan 2 untuk mengetahui capaian materi usaha-usaha persiapan kemerdekaan, paska siklus II pertemuan 1 dan 2 untuk mengetahui capaian materi tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia dan evaluasi akhir untuk mengetahui
capaian
materi
perjuangan
Indonesia.
commit to user 51
mempersiapkan
kemerdekaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Validitas Data Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antaralain adalah trianggulasi dan review informan kunci (Sarwiji Suwandi, 2009: 60). Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Teknik triangulasi ini meliputi triangulasi data, dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud dengan kedua hal tersebut. Triangulasi data artinya data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain. Dalam tahap triangulasi data ini, peneliti menggabungkan berbagai data hasil penguasaan konsep siswa dari berbagai sumber. Adapun data yang dikomparasikan (digabungkan) yaitu: data hasil angket penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa dan data hasil tes kognitif penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Sebagai data primer dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes siswa, maka pencapaian hasil tersebut, dapat dicrosscekkan dengan data yang lain yaitu data hasil angket, observasi dan data sekunder. Dari hasil tersebut diharapkan dapat memberi informasi yang sesuai dengan keadaan siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Triangulasi metode yaitu pengunaan berbagai macam metode untuk memperoleh data peningkatan penguasaan konsep siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah angket penguasaan konsep siswa, observasi aktivitas siswa selama KBM meliputi aspek tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan, pemberian tes kognitif penguasaan konsep siswa.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles & Huberman. Model analisis interaktif mempunyai komponen pokok, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema gambar 2.
Pengumpulan
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan kesimpulan Gambar 2. Model Analisis Interaktif Untuk lebih jelasnya proses analisis data dengan menggunakan analisis interaktif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Dalam penilitian ini data diperoleh melalui berbagai macam metode yaitu angket, observasi dan tes konigtif. Data yang diperoleh masih berwujud data kasar yang selanjutnya direduksi. 2. Reduksi Data Data
kasar
yang
telah
diperoleh
selanjutnya
disederhanakan
dan
ditranformasikan. Langkah yang digunakan dalam penyederhanaan data sebagai berikut: a. Data Angket Pembelajaran IPS dan Data Angket Penguasaan Konsep Data mengetahui
hasil
kondisi
angket awal
pembelajaran
sebelum
IPS
pelaksanaan
dikumpulkan tindakan
untuk
selanjutnya
dijumlahkan dan dibuat persentase hasil angket dan data angket penguasaan konsep digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 setelah tindakan.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Data observasi diperoleh dari aktivitas siswa siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 dalam kegiatan pembelajaran. Data ini digunakan untuk menganalisis partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kooperatif dengan ketentuan sebagai berikut: 10-30 = Kurang 31-60 = Cukup 61-90 = Baik Pembelajaran dianggap telah berlangsung dengan baik bila aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai kriteria cukup dan baik. c. Data Observasi Penerapan Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Data observasi diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pratikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data ini digunakan untuk menganalisis kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = Kurang Baik 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Data tentang kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran dianilisis dengan menghitung rata-rata setiap aspek dari beberapa kali pertemuan
yang
dilaksanakan.
Selanjutnya
nilai
rata-rata
tersebut
direfleksikan dengan kriteria sebagai berikut: 0,00-1,69 = tidak baik 1,70-2,59 = kurang baik 2,60-3,49 = cukup baik 3,50-4,00 = baik Pembelajaran dianggap telah berlangsung efektif bila guru telah mampu menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai kriteria baik atau cukup baik.
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Data Hasil Tes 1) Data Hasil Tes Menentukan Point Kemajuan Untuk Menghitung Skor Tim Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD skor tim dihitung dengan mencatat point kemajuan semua anggota tim kemudian dibagi jumlah total point kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah tim yang hadir, bulatkan semua pecahan. Dengan kriteria sebagai berikut (Isjoni, 2009: 54): Kriteria (Rata-rata Tim)
Penghargaan
15
TIM BAIK
20
TIM HEBAT
25
TIM SUPER
2) Data Hasil Tes Digunakan Untuk Mengetahui Ketuntasan Siswa Dalam Belajar, Ketercapaian Penguasaan Konsep Siswa Data hasil tes penguasaan konsep siswa dari pre tes, Siklus I pertemuan 1 dan 2, rata-rata siklus I, Siklus II pertemuan 1 dan 2, rata-rata siklus II, dan hasil post tes disederhanakan dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi. Ketuntasan
siswa
dalam
belajar
dan
ketercapaian
penguasaan konsep siswa, dengan ketentuan sebagai berikut: a) Nilai minimal penguasaan konsep memperoleh nilai >65 sebanyak 75% dari jumlah siswa. b) Secara klasikal ada 85% dari jumlah siswa telah mencapai skor diatas KKM yaitu 62. Penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, dikatakan baik jika telah menunjukkan adanya peningkatan hasil tes siklus I ke siklus selanjutnya hingga tes akhir.
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penyajian Data Data nilai penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 diolah dan disajikan/didisplay dalam bentuk grafik, tabel, maupun narasi. Keberadaan data nilai penguasaan konsep didukung dengan data-data hasil angket dan hasil observasi yang dilaksanakan setiap pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD, yang dibuat kriteria dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil dari data-data tersebut kemudian dibandingkan untuk mengambil kesimpulan. 4. Penarikan Kesimpulan Data yang sudah disajikan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hipotesis yang sudah ditetapkan. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori. Kesimpulan dapat dikemukakan bila telah didukung oleh data-data yang mantap. Penelitian ini menyajikan data nilai penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh dari hasil tes penguasaan konsep materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 02 dagen tahun Ajaran 2010/2011. Penyajian data tersebut didukung oleh data-data hasil angket, observasi aktivitas siswa dan observasi dengan guru kelas V SD Negeri 02 Dagen dalam penerapan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD, sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang sesuai.
G. Indikator Kinerja Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 61), indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatnya
penguasaan
konsep
perjuangan
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teams Achievement Divisions) siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Indikator kinerja pada penelitian ini berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yaitu 62 dan target nilai minimal penguasaan konsep siswa yaitu 65. Indikator kinerja dikatakan tercapai dan penguasaan
konsep
perjuangan
mempersiapkan
kemerdekaan
meningkat jika pada akhir siklus siswa yang mendapatkan nilai
Indonesia
62 mencapai
85% dari jumlah siswa (prosentase ketuntasan klasikal mencapai 85%) dan siswa yang mendapatkan nilai 65 lebih dari 75%.
H. Prosedur Penelitian 1. Rencana Penelitian Rencana penelitian adalah gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan masalah yang ditekankan pada proses dan makna dalam penelitian ini maka rencana penelitian yang dianggap terbaik untuk diterapkan adalah penelitian tindakan kelas. 2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang mencakup rencana, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Prosedur penelitian dan kegiatan penilitian tindakan kelas ini dapat digambarkan dengan skema gambar 3 dan 4.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan
Melakukan tindakan selanjutnya
Observasi
Refleksi
Gambar 3. Alur Prosedur Penelitian Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Rancangan dari hasil identifikasi masalah
Rencana I
Revisi
Rencana / strategi pembelajaran Pelaksanaan dan observasi Evaluasi dan refleksi Rencana II
Revisi
Rencana / strategi pembelajaran Pelaksanaan dan observasi Evaluasi dan refleksi Tindakan Selanjutnya (Bila Diperlukan)
Gambar 4. Skema Penelitian Student Teams Achievement Divisions (STAD)
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap berikut: Rencana Tindakan a. Siklus I 1)
Rencana Tindakan (Planning) a) Menyusun skenario pembelajaran dengan materi usaha-usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan perlunya dasar negara
sebelum
kemerdekaan
intervensi
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD. b) Menyusun lembar diskusi siswa. c) Menyusun soal-soal kuis individual. d) Mempersiapkan instrumen-instrumen untuk mengetahui efektivitas tindakan. 2)
Pelaksanaan Tindakan (acting) Pelaksanaan tindakan dimulai dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang dibuat. a. Menentukan kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang anak dengan kondisi yang heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar. b. Membagi lembar diskusi kepada setiap kelompok mengenai usahausaha persiapan kemerdekaan Indonesia dan penyusunan dasar negara kepada setiap kelompok untuk bahan pengerjaan latihan soal. c. Siswa melaksanakan proses belajar dengan kelompok masing-masing yang sudah ditetapkan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). d. Pemberian tugas kepada siswa. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Siswa yang sudah memahami konsep diminta menjelaskan kepada teman sekelompoknya. f. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. g. Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. h. Guru memberikan kuis pada akhir pembelajaran. 3) Observasi Pengamatan
pelaksanaan
pembelajaran
dilakukan
secara
kolaboratif dengan wali kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 menggunakan lembar observasi yang berupa instrumeninstrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari: guru pengajar, guru mitra (kolaborator), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati kondisi proses pembelajaran, disamping itu juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama proses
pembelajaran
berlangsung.
Cara
pengumpulan
data
dan
penggunaan instrumen: a) Data tentang tingkat kemampuan belajar siswa terutama diperoleh dari hasil tes individu. b) Data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi. c) Data tentang penerapan pembelajaran yang dilakukan guru diperoleh dari lembar observasi. d) Data tentang hasil penguasaan konsep siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi pencapaian penguasaan konsep siswa. e) Data-data kualitatif dalam learning logs siswa dan jurnal guru dijadikan penentu untuk mengadakan refleksi dan pengambilan keputusan. 4) Refleksi Dari langkah observasi akan diperoleh data yag bermacammacam (multi data). Data yang bersifat kuantitatif dianalisis secara kuantitatif sedang data kualitatif dikelompok-kelompokkan sehingga
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan pola yang jelas mengenai hasil tindakan baik hasil ulangan bersifat positif maupun efek-efek negatif tindakan. tindakan (intervensi) dinilai berhasil/efektif jika analisis data menunjukkan ketercapaian indikator-indikator yang telah diterapkan dalam tujuan penelitian. Dalam proses pembelajaran siklus I ini ada beberapa macam kendala antara lain: 1. Waktu yang tersedia terbatas sehingga ada aktifitas belajar yang pelaksanaannya kurang maksimal. 2. Kehadiran mitra peneliti dalam merekam dan mengambil gambar sedikit mempengaruhi aktifitas belajar siswa, karena perhatian siswa terbagi. 3. Kelompok diskusi yang terbentuk kurang maksimal ada beberapa siswa yang tidak puas dengan kelompok diskusinya. 4. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti aktifitas belajar, cenderung pasif menerima penjelasan dari teman maupun guru. Hasil refleksi ini selanjutnya digunakan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus II. b. Siklus II 1) Perencanaan Ulang (Replanning) Identifikasi masalah dalam siklus II masih sama dengan siklus I, sedang intervensi pada siklus II merupakan penyempurnaan intervensi siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi tokoh-tokoh pahlawan dalam mempersiapkan kemerdekaan dan sikap menghargai jasa pahlawan dengan intervensi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memperbaiki alokasi waktu untuk setiap point kegiatan pembelajaran. b. Menyusun
lembar
diskusi
siswa
tentang
tokoh-tokoh
kemerdekaan dan menghargai jasa para pahlawan. c. Menyusun soal tes individual dan tes evaluasi akhir.
commit to user 61
persiapan
perpustakaan.uns.ac.id
d. Mempersiapkan
digilib.uns.ac.id
instrumen-instrumen
untuk
mengetahui
efektivitas
tindakan. 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting) a. Menyusun ulang kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang anak secara heterogen dengan melibatkan siswa. b. Guru memberikan penjelasan dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan penjelasan adanya mitra peneliti untuk merekam serta mengambil gambar, sehingga siswa tidak perlu terpengaruh. c. Membagi lembar diskusi kepada setiap siswa. d. Siswa melaksanakan proses belajar dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). e. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. f. Guru memberikan perhatian dan penguatan kepada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. g. Memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. h. Guru memberikan kuis pada akhir pembelajaran. i.
Pemberian test evaluasi akhir kepada siswa.
3) Observasi Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan wali kelas V SD Negeri 02 Dagen menggunakan lembar observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari: guru pengajar, guru mitra (kolaborator), siswa dan pelaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru dan kejadian-kejadian serta fakta-fakta lainnya. Cara pengumpulan data dan penggunaan instrumen: a. Data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi.
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data tentang penerapan pembelajaran yang dilakukan guru diperoleh dari lembar observasi. c. Data tentang hasil penguasaan konsep siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi dan angket penguasaan konsep siswa. 4) Refleksi Dari langkah observasi tindakan yang dilakukan akan diperoleh data yang bermacam-macam. Data yang bersifat kuantitatif dianalisis secara kuantitatif
sedang
data
kualitatif
dikelompok-kelompokkan
sehingga
menunjukkan pola yang jelas mengenai hasil tindakan baik hasil yang bersifat positif maupun efek-efek negatif tindakan. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menghasilkan beberapa keberhasilan, antara lain: a. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan. c. Ada peningkatan pada nilai proses dan hasil nilai penguasaan konsep siswa pada siklus II bila dibandingkan pada siklus I. d. Siswa sudah lebih terbiasa dengan pembelajaran model kooperatif tipe STAD sehingga tidak canggung dan lebih aktif. Selain beberapa keberhasilan tersebut dalam pembelajaran siklus II masih terdapat beberapa kendala dan masalah yang muncul, antara lain: 1. Masih ada beberapa siswa yang lamban belajar. 2. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran. 3. Ada beberapa siswa yang belum terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Latar Penelitian ini diadakan di SD Negeri 02 Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. SD Negeri 02 Dagen merupakan salah satu bagian dari SD binaan Dabin Gajah Mada dengan SD inti SD Negeri 03 Jaten.
SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar pada tahun 2010/2011. SD
Negeri 02 Dagen memiliki sarana dan prasarana ruang yang cukup memadai terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS, perpustakaan, dan komputer, 1 ruang WC serta halaman yang luas memadai untuk kegiatan di luar kelas. Ruang kelas V SD Negeri 02 Dagen memiliki ukuran 7 m x 8 m dengan struktur bangunan model lama yang memiliki 4 daun jendela cukup rendah dari lantai sehingga pencahayaan cukup baik. Fasilitas ruangan kelas meliputi papan tulis, almari, media pembelajaran khususnya IPA dan Matematika, namun untuk media pembelajaran IPS masih kurang. Jumlah seluruh siswa di SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar pada Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah 179 siswa yang terdiri dari 96 siswa laki-laki dan 83 siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 42 siswa, kelas II sebanyak 35 siswa, kelas III sebanyak 33 siswa, kelas IV sebanyak 24 siswa, kelas V sebanyak 29 siswa dan kelas VI sebanyak 16 siswa. Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial serta ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai karyawan swasta. Pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar masih bersifat konvensional. Guru belum mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada umumnya, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa terkesan pasif. Selain itu, guru masih cenderung hanya melatih siswa untuk berpikir konvergen, yang hanya berpikir satu arah, yang benar atau satu jawaban paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu permasalahan. Hal tersebut menyebabkan penguasaan konsep siswa dalam mata pelajaran cenderung rendah khususnya pada mata pelajaran IPS kelas V pada materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia. Untuk
digilib.uns.ac.id
mengantisipasi hal tersebut, maka peneliti mangadakan
penelitian di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa sehingga 85% dari seluruh siswa terlihat penguasaan konsep terhadap materi ini berubah lebih baik.
B. Kondisi Awal Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan survai awal. Survai awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran IPS dimana dari hasil survai awal ini menjadi acuan untuk menetukan tindakan yang harus dilakukan pada pembelajaran dalam siklus selanjutnya. Survai awal dilakukan pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2011 pada jam 1-2, pukul 07.00-08.10 WIB di ruang kelas V SD Negeri
02 Dagen. Selain survai awal peneliti juga
mengadakan pre tes yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Februari 2011 pada jam 4-5, pukul 09.00-10.10 WIB. Pada kegiatan survai ini pratikan membagikan angket pembelajaran IPS yang telah direncanakan untuk mengetahui minat anak pada pembelajaran IPS sebelumnya. Hasil dari pengamatan melalui angket, minat belajar siswa dapat diketahui bahwa, 57% Siswa mengatakan IPS merupakan pelajaran yang sulit, 76% Siswa mengatakan bahwa guru pernah melakukan model pembelajaran kooperatif, 52% Siswa merasa senang terhadap metode yang diterapkan guru sebelumnya, 59% Siswa merasa termotivasi untuk belajar IPS ketika guru sedang melakukan pembelajaran, 90% Siswa menginginkan metode pembelajaran yang baru, dan hanya 17% siswa yang puas dengan hasil nilai ulangan IPS. (lihat lampiran 3) Dari hasil angket terlihat jelas bahwa 50% lebih siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran IPS, 90% menginginkan metode pembelajaran yang berbeda dan sebagian besar siswa merasa tidak puas dengan hasil ulangan IPSnya. Sementara hasil pre tes penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan, dengan nilai KKM 62 hanya 4 siswa yang lulus KKM dari 29 siswa 13,8% dan 86,2% masih mendapat nilai dibawah KKM. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2. Data Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus No absent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai
Keterangan
50 60 65 60 53 67 45 60 55 50 50 47 60 53 53
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
No absent 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nilai
Keterangan
60 53 47 60 63 67 43 60 37 43 60 60 57 40
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
C. Deskripsi Hasil Siklus I Berdasarkan hasil kegiatan awal yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS masih perlu ditingkatkan. Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu selama 2 kali pertemuan, yang dimulai pada 14 Februari 2011 sampai dengan 19 Februari 2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pada
tahap
perencanaan
ini,
peneliti
menyiapkan
skenario
pembelajaran dengan kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan para tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia materi pembelajaran tentang usaha-usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan penyusunan dasar negara intervensi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memberikan motivasi pada siswa agar bersemangat dalam pembelajaran.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Guru menyajikan pokok-pokok materi yang akan didiskusikan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada dalam kurikulum. 3) Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari berbagai ragam (heterogen) peringkat kelas dan jenis kelamin. 4) Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok tentang usaha-usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan penyusunan dasar negara, agar didiskusikan dan dipahami oleh kelompok siswa tersebut. 5) Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 6) Pemberian tanggapan oleh masing-masing kelompok dan guru. 7) Pemberian tes individual (kisi-kisi soal pada lampiran 8). 8) Guru memberikan tanggapan, penegasan dan penghargaan. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pelaksanaan ini sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun pada siklus 1, yaitu dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2011 jam ke 4-6 (3 jam pelajaran 3 x 35 menit) pukul 09.0010.45 WIB. Pada siklus I pertemuan 1 ini materi yang dipelajari adalah usaha-usaha mempersiapkan kemerdekaan meliputi persiapan oleh BPUPKI dan PPKI. Dengan indikator menjelaskan pengertian BPUPKI dan PPKI, mengemukakan sejarah singkat pembentukan BPUPKI dan PPKI, menjelaskan tentang tujuan pembentukan BPUPKI dan PPKI, menjelaskan struktur organisasi BPUPKI dan PPKI, menjabarkan hasilhasil sidang BPUPKI dan PPKI.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai
kegiatan
awal
kurang
lebih
15
menit,
guru
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Dimulai dengan absensi, kemudian menyanyikan lagu “Hari Merdeka” dan diakhiri dengan tanya jawab tentang perjuangan para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti (75 menit), peneliti menyajikan pokok-pokok materi tentang persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI dan PPKI. Pengertian kedua lembaga tersebut,
proses
pembentukan, struktur organisasi, dan hasil-hasil sidangnya. Konsepkonsep dalam materi ini harus benar-benar dikuasai oleh siswa. Kemudian membentuk kelompok sebanyak 6 kelompok, tiap kelompok beranggota 45 orang siswa. Tugas kelompok adalah saling membantu diantara anggota agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dipelajari. Tiap kelompok berdiskusi menggunakan lembar diskusi tentang persiapkan kemerdekaan Indonesia oleh BPUPKI dan PPKI yang diberikan guru dan mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas, guru mengamati kerja masing-masing kelompok dan membimbing siswa yang belum memahami materi. Setelah itu guru bersama siswa membahas tentang lembar kerja tiap-tiap kelompok. Kemudian guru bertanya pada siswa jika masih ada yang belum jelas. Sesudah siswa tidak ada yang bertanya, diakhir kegiatan inti siswa diminta mengerjakan soal kuis individual. Pada kegiatan penutup (15 menit) guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan meminta siswa mempelajari materi yang telah dipelajari serta materi yang akan dipelajari di rumah. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Februari 2011 jam ke 4-6 (3 jam pelajaran 3 x 35 menit) pukul 09.0010.45 WIB. Materi IPS yang dipelajari sesuai dengan rencana adalah tentang penyusunan dasar negara.
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai kegiatan awal, guru memotivasi siswa agar tertarik dengan materi yang akan disampaikan dengan menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang dasar Negara Indonesia. Kemudian dilanjutkan inti pelajaran, yaitu guru menjelaskan pokok-pokok materi tentang proses penyusunan dasar negara. Indikator yang harus dicapai adalah mengemukakan tokoh-tokoh penyusun dasar Negara dan usulannya, menjelaskan perlunya penyusunan dasar Negara sebelum merdeka. Guru kemudian membentuk kelompok sebanyak 6 kelompok, tiap kelompok beranggota 4 -5 orang siswa. Tugas kelompok adalah saling membantu diantara anggota agar semua anggota kelompok dapat memahami materi penyusunan dasar negara. Tiap kelompok berdiskusi mengerjakan lembar diskusi tentang penyusunan dasar Negara yang diberikan guru dan mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas, guru mengamati kerja masing-masing kelompok dan membimbing siswa yang belum memahami materi. Kemudian guru bertanya pada siswa jika masih ada yang belum jelas. Sesudah siswa tidak ada yang bertanya, guru memberikan lembar soal yang harus dikerjakan secara individual. Pembelajaran diakhiri setelah siswa selesai mengerjakan test individual. c. Observasi Dalam tahap observasi dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Observasi ini dilakukan oleh guru (peneliti) dan wali kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru (peneliti) dan observasi penerapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh wali kelas V sebagai mitra peneliti. Observasi untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, serta untuk mengetahui seberapa besar perubahan tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran setelah diadakan tindakan.
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengamatan ini tidak hanya ditujukan pada siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga observasi pada aspek tindakan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan. Observasi dalam siklus 1 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pertemuan 1 Pokok materi: Usaha-usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan oleh BPUPKI dan PPKI. Hasil Observasi: a) Aktivitas Siswa a. Tanggung jawab siswa terhadap tugas 58,4% siswa bertanggung jawab terhadap tugasnya tetapi masih mengganggu teman pada waktu proses pembelajaran dan 4 siswa benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya. b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru maupun maupun teman 69%
siswa
kurang
memperhatikan.
8
siswa
yang
tidak
memperhatikan penjelasan guru ataupun teman, 1 siswa benar-benar memperhatikan penjelasan guru maupun teman. c. Keaktifan dalam diskusi kelompok 58,7% siswa berperan aktif dalam diskusi tetapi belum berani dan malu-malu dalam mengajukan pendapat, 3 siswa tidak aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil total dari semua aspek observasi tersebut kemudian diinterprestasikan. Hasil
interprestasi menunjukkan 16 siswa
mendapatkan interprestasi baik 55,2% dan 13 siswa cukup 44,8%. Skor rata-rata aktivitas siswa 64,4. (lihat tabel 3 dan lampiran 14) b) Kegiatan Guru a. Presentasi mendalam atau pengajaran dengan memberikan materimateri yang membutuhkan penekanan-penekanan (inti materi) sudah baik. b. Guru sudah cukup dalam membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan prestasi yang heterogen, setiap kelompok atau tim terdiri dari 4-5 siswa.
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Dalam memberikan materi serta tugas secara kelompok untuk mengupas materi yang telah diberikan secara lebih mendalam dan mengarahkan siswa agar mereka mendapat satu subbagian dari materi tersebut sudah cukup. d. Guru sudah baik dalam memberi waktu kepada siswa untuk membaca subbagiannya sehingga mereka mengetahui apa yang akan seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini siswa tidak perlu menghafal materi. e. Dalam mengarahkan kegiatan diskusi kelompok agar tetap terkontrol keaktifan para siswa sudah baik. f. Mengarahkan siswa untuk presentasi kelompok sudah baik. g. Mengarahkan siswa untuk kembali ke tempat duduknya masingmasing sudah sangat baik. h. Guru sudah baik dalam memberikan waktu kepada siswa untuk belajar atau mengulangi pembelajaran yang baru saja diberikan. i. Kuis individual sudah sangat baik. j. Pemberian nilai secara obyektif sudah baik. k. Pemberian penghargaan secara kelompok maupun individu sudah cukup. Dari observasi tersebut ditotal selanjutnya dirata-rata dan dibuat kriteria. Hasil rata-rata skor dalam observasi kegiatan guru ini 2,91. Skor ini termasuk dalam kriteria cukup baik. (lihat lampiran 13) 2. Pertemuan 2 Pokok materi: Penyusunan dasar negara dan perlunya penyusunan dasar negara sebelum merdeka. Hasil Observasi: a) Aktivitas Siswa a. Tanggung jawab siswa terhadap tugasnya sudah cukup meningkat 60,2% tetapi masih mengganggu temannya. 15 siswa benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya.
commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perhatian terhadap penjelasan guru maupun teman 75,9% kurang memperhatikan, 6 siswa benar-benar memperhatikan penjelasan guru maupun teman. c. Siswa aktif dalam diskusi kelompok tetapi belum berani mengajukan pendapat 65,5%. 8 siswa aktif dalam diskusi dan berani mengajukan pendapat. Hasil observasi menunjukkan 22 siswa mendapatkan interprestasi baik 75,9% dan 7 siswa cukup 24,1%. Skor rata-rata meningkat dibanding pertemuan 1 yaitu 70,9. (lihat tabel 3 dan lampiran 14) b) Kegiatan Guru a. Presentasi mendalam atau pengajaran dengan memberikan materimateri yang membutuhkan penekanan-penekanan (inti materi) sudah baik. b. Membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan prestasi yang heterogen, setiap kelompok atau tim terdiri dari 4-5 siswa sudah baik. c. Memberikan materi serta tugas secara kelompok untuk mengupas materi yang telah diberikan secara lebih mendalam. Arahkan siswa agar mereka mendapat satu subbagian dari materi tersebut sudah sangat baik. d. Guru sudah baik dalam memberi waktu kepada siswa untuk membaca subbagiannya sehingga mereka mengetahui apa yang akan seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini siswa tidak perlu menghafal materi. e. Mengarahkan kegiatan diskusi kelompok agar tetap terkontrol keaktifan para siswa sudah cukup. f. Mengarahkan siswa untuk presentasi kelompok sudah baik. g. Mengarahkan siswa untuk kembali ke tempat duduknya masingmasing sudah baik.
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Memberikan waktu kepada siswa untuk belajar atau mengulangi pembelajaran yang baru saja diberikan sudah baik. i. Guru telah melaksanakan kuis individual dengan sangat baik. j. Pemberian nilai secara obyektif sudah baik. k. Pemberian penghargaan secara kelompok maupun individu sudah baik. Dari observasi tersebut ditotal selanjutnya dirata-rata dan dibuat kriteria. Hasil rata-rata skor dalam observasi kegiatan guru ini 3,09 masuk dalam kriteria cukup baik. (lihat lampiran 13) Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Aspek
Tanggung Jawab
Perhatian
Keaktifan
Interprestasi
Skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
B
C
K
Pertemuan 1
8 27,6 %
17 58, 4%
4 14 %
8 27, 6%
20 69 %
1 3,4 %
3 10, 3%
17 58, 7%
9 31 %
16 55, 2%
13 44, 8%
-
6
8
15
1
22
6
2
19
8
22
7
-
20,7 % 24,2 %
62 % 60, 2%
17, 3% 15, 6%
3,4 % 15, 5%
75, 9% 72, 5%
20, 7% 12 %
6,9 % 8,6 %
65. 5% 62, 1%
27, 6% 29, 3%
75, 9% 65, 5%
24, 1% 68, 9%
-
Prosentase Pertemuan 2 Prosentase Rata-rata
-
Skor ratarata 64,4
70,9 67,65
Tabel 3 terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menuju lebih baik. Aspek-aspek yang diamati meliputi: tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan. Pada aspek tanggung jawab pertemuan pertama siswa yang tidak bertanggung jawab pada tugasnya 27,6%. Pada pertemuan kedua turun menjadi 20,7%. Siswa yang bertanggung jawab terhadap tugas namun masih mengganggu teman pada pertemuan pertama 58,4%, pada pertemuan kedua naik menjadi 62%. Siswa yang benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya pada pertemuan pertama 14%, pertemuan kedua naik menjadi17,3%. Aspek perhatian dari pertemuan pertama dan kedua juga mengalami peningkatan lebih baik. Pertemuan pertama siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru mencapai 27,6%, pada pertemuan kedua turun menjadi 3,4%. Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru ataupun teman pada pertemuan pertama 69% pada pertemuan kedua menjadi 75,9%. Siswa yang
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
benar-benar memperhatikan penjelasan/petunjuk guru pada pertemuan pertama 3,4% dan pada pertemuan kedua naik menjadi 20,7%. Aspek keaktifan dalam kegiatan diskusi menunjukkan, pada pertemuan pertama 10,3% siswa tidak aktif dalam kegiatan diskusi. Pertemuan kedua turun menjadi 6,9%. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi tetapi tidak berani mengajukan pendapat pada pertemuan pertama 58,7%. Pertemuan kedua meningkat menjadi 65,5% dan siswa yang benar-benar aktif dalam kegiatan diskusi serta berani mengajukan pendapat pada pertemuan pertama mencapai 31%. Pada pertemuan kedua turun menjadi 27,6% hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah siswa yang berani dalam mengajukan pendapat. Skor ratarata hasil observasi siklus I pertemuan 1 adalah 64,4 dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 70,9. Rata-rata dari pertemuan 1 dan 2 adalah 67,65. Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus I dijabarkan sebagai berikut: 1)
Aspek tanggung jawab 15,5% dari jumlah siswa bertanggung jawab pada tugas masing-
masing, kerja sama, tidak mengganggu teman. 60,2% dari jumlah siswa bertanggung jawab pada tugas, tetapi mengganggu teman. 24,2% dari jumlah siswa tidak bertanggung jawab, mengganggu teman. 2)
Aspek perhatian 12% dari jumlah siswa memperhatikan penjelasan/petunjuk materi
yang disampaikan guru ataupun teman. 72,5% dari jumlah siswa kurang memperhatikan penjelasan/petunjuk materi yang disampaikan guru ataupun teman. 15,5% dari jumlah siswa tidak memperhatikan penjelasan/petunjuk materi yang disampaikan guru ataupun teman. 3)
Aspek keaktifan 29,3% dari jumlah siswa berperan aktif dalam kegiatan diskusi,
mengajukan pendapat. 62,1% dari jumlah siswa berperan aktif dalam kegiatan tetapi tidak berani mengajukan pendapat. 8,6% dari jumlah siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan dan tidak mengajukan pendapat. Pada siklus I berdasarkan hasil nilai kelompok belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya tanggung
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jawab, kerjasama dan ketidakpuasan siswa dengan kelompoknya. Di bawah ini tabel 4 nilai kelompok siklus I. Tabel. 4 Daftar Nilai Kelompok Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Kelompok Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E Kelompok F
Pertemuan 1 66,7 77,8 66,7 55,6 55,6 55,6 Rata-rata
Pertemuan 2 77,8 77,8 77,8 55,6 55,6 77,8
Rata-rata 72,25 77,8 72,25 55,6 55,6 66,7 66,7
Tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai kelompok pada siklus I hanya 66,7 nilai rata-rata ini tergolong cukup rendah namun point kemajuan siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada siklus I cukup baik. Point kemajuan diperoleh setiap individu dengan membandingkan nilai dasar dengan nilai rata-rata pencapaian siklus I dengan kriteria tertentu. Nilai dasar yang dipakai adalah nilai hasil pra siklus sebelum diadakan tindakan. (lampiran 16) Point kemajuan siswa pada siklus I adalah ada 16 siswa mendapat point kemajuan 30, artinya siswa tersebut mendapatkan skor lebih dari 10 point dari skor awal atau terlepas dari skor awal yaitu skor pre tes. 12 siswa mendapat point kemajuan 20, artinya skor rata-rata kuis siswa adalah skor awal sampai 10 point di atas skor awal. Ada 1 siswa mendapat point kemajuan 10, artinya perolehan rata-rata skor kuis 10 sampai 1 point di bawah skor dasar. Dari point kemajuan tersebut digunakan untuk penghargaan kinerja tim atau kelompok (tabel 5). Skor penghargaan tim dibagi menjadi tiga kriteria yaitu skor rata-rata 15 sampai kurang dari 20 mendapat penghargaan tim baik, skor ratarata 20 sampai kurang dari 25 mendapat penghargaan tim hebat, dan skor rata-rata 25 atau lebih mendapat penghargaan tim super. Dari enam kelompok pada siklus I tiga kelompok mendapat penghargaan tim hebat, tiga kelompok mendapat penghargaan tim super.
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 5. Penghargaan Tim Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Nama Kelompok Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E Kelompok F
No Absent Anggota 3, 22, 20, 19, 1 8, 2, 6, 24, 27 11, 10, 12, 29, 5 25, 4, 14, 9, 15 23, 28, 17, 16, 18 13, 21, 26, 7
Skor Kelompok 26 24 28 24 24 25
Penghargaan Kelompok Tim Super Tim Hebat Tim Super Tim Hebat Tim Hebat Tim Super
d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, selama proses pelaksanaan tindakan, materi usaha-usaha persiapan kemerdekaan dan penyusunan dasar negara mulai menunjukkan adanya peningkatan. 1) Pertemuan 1 Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus pertama pertemuan pertama, aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup baik hal ini dapat dilihat dari hasil observasi menunjukkan 16 siswa mendapatkan interprestasi baik dan 13 siswa cukup. Penguasaan konsep siswa dalam materi usaha-usaha memepersiapkan kemerdekaan mulai meningkat, Hal ini dilihat dari hasil nilai kuis individual penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan nilai pre tes. Dari hasil nilai pre tes tersebut rata-rata nilai siswa masih di bawah KKM yaitu 53,5 sedangkan KKM yang harus dicapai adalah 62. Prosentase siswa yang mendapat nilai kurang dari 62 adalah 86,2%. Sehingga perlu dilakukan tindakan. Pada tindakan siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata siswa sudah terlihat mulai ada peningkatan yaitu menjadi 62,1 meskipun masih di bawah KKM yang harus dicapai dan prosentase siswa yang mendapat nilai kurang dari 62 turun menjadi 58,6 % sebanyak 17 siswa terdapat pada interval 46-50 ada 4 siswa, 56-60 ada 13 siswa (lihat tabel 6). Siswa yang mendapat nilai di atas KKM ( 62) 41,4%.
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Pertemuan 1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Interval 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90
Nilai Tengah ( x ) 48 53 58 63 68 73 78 83 88 Rata-rata
Frekuensi ( f ) 4 13 4 3 2 1 2
f.x 192 754 252 204 146 78 176 62,1
2) Pertemuan 2 Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I pertemuan 2, siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, bertanggung jawab maupun berdiskusi dalam kelompok. Penguasaan konsep siswa terhadap materi mulai meningkat, hal ini ditunjukkan dengan perubahan nilai rata-rata kelas yang cukup berarti 65,6, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ( 62) ada 11 siswa turun menjadi 37,9% terdapat pada interval 46-50 ada 1 siswa, interval 5155 ada 1 siswa, dan interval 56-60 ada 9 siswa. Prosentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM ( 62) 62,1% lihat tabel 7. Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Pertemuan 2 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Interval 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90
Nilai Tengah ( x ) 48 53 58 63 68 73 78 83 88 Rata-rata
Frekuensi ( f ) 1 1 9 3 10 2 3
f.x 48 53 522 189 680 146 264 65,6
Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi meskipun nilai rata-rata siswa pada pertemuan pertama masih di bawah KKM dan pada pertemuan kedua nilai rata-rata sudah mencapai KKM ( 62)
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tetapi jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM belum mencapai 85%. Hal ini disebabkan karena masih adanya beberapa kendala dalam pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil observasi, diskusi antara peneliti dan guru kelas ada beberapa temuan dalam pelaksanaan siklus I antara lain: 5. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif, kerjasama, perhatian, dan tanggung jawab dalam kelompok masih kurang. 6. Jumlah materi yang cukup banyak, beberapa siswa merasa kesulitan dalam menyelasaikan materi dalam lembar diskusi kelompok. Khususnya dalam materi pesiapan kemerdekaan Indonesia oleh BPUPKI dan PPKI, hal ini disebabkan karena jumlah buku refrensi siswa yang terbatas. 7. Waktu yang digunakan dalam kegiatan diskusi kurang efektif, karena beberapa siswa tidak fokus dalam kegiatan diskusi dengan kelompoknya tetapi hanya bermain-main. 8. Beberapa siswa kurang bersemangat dan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian terhadap penjelasan guru. 9. Dalam kelompok ada siswa yang terlalu mendominasi sehingga anggota kelompok lain kurang aktif. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai rencana tindakan untuk siklus selanjutnya antara lain: 1. Waktu yang tersedia terbatas sehingga ada aktivitas belajar yang pelaksanaannya kurang maksimal. 2. Penciptaan kondisi belajar yang kondusif, sehingga perhatian siswa dapat terfokus. 3. Pembagian materi sesuai dengan alokasi waktu dan menambah refrensi buku siswa. 4. Kehadiran mitra peneliti dalam merekam dan mengambil gambar sedikit mempengaruhi aktifitas belajar siswa, karena perhatian siswa terbagi hal ini bisa dilihat dari hasil obsevasi aktivitas siswa pada aspek perhatian rata-rata 72,5% siswa kurang memperhatikan penjelasan/petunjuk guru ataupun teman.
commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kelompok diskusi yang terbentuk kurang maksimal ada beberapa siswa yang tidak puas dengan kelompok diskusinya pada aspek tanggung jawab rata-rata 60,2% siswa kurang bertanggung jawab pada tugas kelompoknya. 6. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam mengikuti aktifitas belajar kurang berani mengajukan pendapat. Lihat tabel 3 aspek keaktifan rata-rata 62,1% siswa aktif namun tidak berani mengajukan pendapat. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut: 1. Perlu disusun RPP perbaikan untuk siklus II dengan memperhatikan semua kekurangan yang muncul pada siklus I memperbaiki alokasi waktu untuk setiap poin kegiatan belajar maupun dalam penjelasan materi. 2. Pembentukan kelompok ulang diskusi secara heterogen dengan melibatkan siswa. 3. Siswa perlu lebih dipersiapkan dengan menjelaskan tentang kehadiran mitra peneliti dalam untuk merekam dan mengambil gambar sehingga tidak perlu terpengaruh. 4. Guru lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan, memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
D. Deskripsi Hasil Siklus II Siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan yaitu tanggal 21 Februari 2011 sampai dengan 26 Februari 2011. Adapun tahap kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah ada peningkatan tetapi untuk penguasaan konsep siswa terhadap materi masih kurang dan indikator kinerja belum tercapai, terbukti nilai rata-rata penguasaan konsep siswa belum
commit to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencapai KKM. Oleh karena itu disusun rencana pelaksanaan pembelajaran seperti pada siklus I menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan beberapa perbaikan. Langkah-langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah hasil dari refleksi dan observasi siklus I, yaitu: e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dan sikap menghargai jasa pahlawan f.
dengan intervensi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memperbaiki alokasi waktu untuk setiap point kegiatan pembelajaran.
g. Menyusun ulang kelompok belajar yang terdiri dari 5 orang siswa secara heterogen dengan melibatkan siswa. h. Guru memberikan penjelasan dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan penjelasan adanya mitra peneliti untuk merekam serta mengambil gambar, sehingga siswa tidak perlu terpengaruh. i.
Membagi lembar diskusi kepada setiap siswa.
j.
Siswa melaksanakan proses belajar dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
k. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. l.
Guru memberikan perhatian dan penguatan kepada siswa dan kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
m. Memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. n. Guru memberikan kuis pada akhir pembelajaran (kisi-kisi soal pada lampiran 8). o. Pemberian post tes kepada siswa (lampiran 10). b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan pertama Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Februari 2011 jam ke 4-6 (3 jam pelajaran 3 x 35 menit) pukul 09.00-10.45 WIB.
commit to user 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Materi IPS yang dipelajari sesuai dengan rencana adalah tentang tokohtokoh dalam mempersiapan kemerdekaan dengan indikator menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, menjabarkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, dan menjelaskan peranan tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia. Kegiatan awal yang dilakukan adalah merapikan tempat duduk siswa, tanya jawab keadaan siswa, dan absensi. Guru memberikan penjelasan tentang adanya mitra peneliti sehingga siswa tidak perlu terpengaruh. Membangkitkan semangat dan motivasi siswa dengan menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini”. Guru tanya jawab tentang tokohtokoh pahlawan kemerdekaan dan materi sebelumnya tanya jawab tentang tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia. Setelah kegiatan awal cukup, dilanjutkan dengan kegiatan inti. guru
menggunakan
gambar-gambar
pahlawan
agar
siswa
dapat
mengetahui tokoh-tokoh pahlawan tersebut dan lebih tertarik dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru
menyampaikan
pokok-pokok
materi
selanjutnya bersama-sama siswa membentuk kelompok baru secara heterogen terdiri dari 4-5 siswa. Selanjutnya guru memberikan lembar diskusi kelompok, tugas kelompok adalah saling membantu di antara anggota agar semua anggota kelompok dapat menguasai materi tokohtokoh pahlawan persiapan kemerdekaan. Tiap kelompok berdiskusi mengerjakan soal yang ada dalam lembar diskusi tentang tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Guru mengamati kerja masing-masing kelompok dan membimbing siswa yang belum menguasai materi. Setelah diskusi persentasi selesai guru bertanya kepada siswa apabila masih ada materi yang belum jelas. Diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan tim terbaik dan memberikan tes kuis individual.
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Februari 2011 jam ke 4-6 (3 jam pelajaran 3 x 35 menit) pukul 09.00-10.45 WIB. Pada siklus II pertemuan kedua ini materi yang dipelajari adalah cara menghargai jasa para pahlawan perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dengan indikator Menyebutkan cara-cara menghormati jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan, menjelaskan contoh sikap positif tokoh-tokoh pejuang bangsa yang patut dicontoh. Pada pertemuan kedua sebagai kegiatan awal, guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Indonesia Raya”. Kemudian guru memberikan pertanyaan mengenai bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan seorang siswa untuk menghargai jasa para pahlawan. Pada kegiatan inti guru menjelaskan pokok-pokok materi, selanjutnya membentuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen sesuai dengan pertemuan pertama siklus II. Tugas kelompok adalah saling membantu diantara anggota agar semua anggota kelompok dapat menguasai materi. Tiap kelompok berdiskusi dengan menggunakan lembar diskusi tentang cara menghargai jasa para pahlawan perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia yang dibagikan guru. Guru mengamati kerja masing-masing kelompok dan membimbing siswa yang belum menguasai materi secara lebih intensif. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan lembar diskusinya diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, kelompok yang lain diminta untuk menanggapi. Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik, kemudian guru bertanya pada siswa jika ada yang belum jelas. Sesudah tidak ada yang bertanya, guru memberikan soal kuis individual. Di kegiatan akhir proses pembelajaran siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan post tes penguasaan konsep siswa.
commit to user 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Observasi Dalam tahap observasi dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Observasi ini dilakukan oleh guru (peneliti) dan wali kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru (peneliti) dan observasi penerapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh wali kelas V sebagai mitra peneliti. Observasi untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, serta untuk mengetahui seberapa besar perubahan tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran setelah diadakan tindakan. Pengamatan ini tidak hanya ditujukan pada siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga observasi pada aspek tindakan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan. Observasi dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Pertemuan 1 Pokok
materi:
Mengidentifikasi
tokoh-tokoh
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan. Hasil Observasi: a) Aktivitas Siswa a. Tanggung jawab siswa terhadap 20,7% siswa benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya. 19 siswa masih suka mengganggu temanya pada waktu proses pembelajaran dan ada 4 siswa yang belum bertanggung jawab pada tugasnya. b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru maupun teman 72,4% siswa kurang memperhatikan penjelasan guru maupun teman. Hanya 1 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru ataupun teman. c. Keaktifan dalam diskusi meningkat dari hasil observasi terlihat sudah ada 13 siswa yang aktif dan berani mengajukan pendapat.
commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil total dari semua aspek observasi tersebut kemudian
diinterprestasikan
yang
menunjukkan
27
siswa
mendapatkan interprestasi baik 93,1% dan 2 siswa mendapat interprestasi cukup 6,9%. Skor rata-rata siklus II pertemuan pertama naik menjadi 74,4. (lihat tabel 8 dan lampiran 14) b) Kegiatan Guru a. Presentasi mendalam atau pengajaran dengan memberikan materi-materi yang membutuhkan penekanan-penekanan (inti materi) sudah baik. b. Guru sudah sangat baik dalam membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan prestasi yang heterogen, setiap kelompok atau tim terdiri dari 4-5 siswa. c. Dalam memberikan materi serta tugas secara kelompok untuk mengupas materi yang telah diberikan secara lebih mendalam dan mengarahkan siswa agar mereka mendapat satu subbagian dari materi tersebut sudah baik. d. Guru sudah baik memberi waktu kepada siswa untuk membaca subbagiannya sehingga mereka mengetahui apa yang akan seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini siswa tidak perlu menghafal materi. e. Dalam mengarahkan kegiatan diskusi kelompok agar tetap terkontrol keaktifan para siswa sudah baik. f. Mengarahkan siswa untuk presentasi kelompok sudah baik. g. Mengarahkan siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing sudah baik. h. Guru telah dengan baik memberikan waktu kepada siswa untuk belajar atau mengulangi pembelajaran yang baru saja diberikan. i. Kuis individual sudah sangat baik. j. Pemberian nilai secara obyektif sudah baik. k. Pemberian penghargaan secara kelompok maupun individu sudah baik.
commit to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari observasi tersebut ditotal selanjutnya dirata-rata dan dibuat kriteria. Hasil rata-rata skor dalam observasi kegiatan guru ini 3,36. Dengan hasil rata-rata skor tersebut termasuk dalam kriteria cukup baik. (lihat lampiran 13) 2. Pertemuan 2 Pokok materi: Mengembangkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. Hasil Observasi: a) Aktivitas Siswa a. Tanggung jawab siswa terhadap tugasnya sudah meningkat dari hasil observasi terlihat 13 siswa benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya sedang pada pertemuan pertama hanya 6 siswa. b. Perhatian terhadap penjelasan guru maupun teman sudah mengalami
peningkatan
terlihat
12
siswa
benar-benar
memperhatikan penjelasan guru maupun temannya pada pertemuan pertama hanya 7 siswa. c. Siswa sudah aktif dalam diskusi kelompok dan keberanian dalam mengajukan pendapat mulai muncul dilihat dari semakin banyaknya siswa yang berani mengajukan pendapat, 13 siswa aktif dan berani mengajukan pendapat. Hasil observasi menunjukkan 29 siswa mendapatkan interprestasi baik 100%. Skor rata-rata siklus II pertemuan dua mengalami peningkatan 80,9. (lihat tabel 8 dan lampiran 14) b) Kegiatan Guru a. Presentasi mendalam atau pengajaran dengan memberikan materi-materi yang membutuhkan penekanan-penekanan (inti materi) sudah sangat baik. b. Membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan prestasi yang heterogen, setiap kelompok atau tim terdiri dari 4-5 siswa sudah sangat baik.
commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Memberikan materi serta tugas secara kelompok untuk mengupas materi yang telah diberikan secara lebih mendalam. Arahkan siswa agar mereka mendapat satu subbagian dari materi tersebut sudah baik. d. Guru sudah memberi waktu dengan sangat baik kepada siswa untuk membaca subbagiannya sehingga mereka mengetahui apa yang akan seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini siswa tidak perlu menghafal materi. e. Mengarahkan kegiatan diskusi kelompok agar tetap terkontrol keaktifan para siswa sudah sangat baik. f. Mengarahkan siswa untuk presentasi kelompok sudah baik. g. Mengarahkan siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing sudah baik. h. Memberikan
waktu
kepada
siswa
untuk
belajar
atau
mengulangi pembelajaran yang baru saja diberikan sudah baik. i. Guru telah melaksanakan kuis individual dengan sangat baik. j. Pemberian nilai secara obyektif sudah sangat baik. k. Pemberian penghargaan secara kelompok maupun individu sudah sangat baik. Dari observasi tersebut ditotal selanjutnya dirata-rata dan dibuat kriteria. Hasil rata-rata skor dalam observasi kegiatan guru ini 3,63 masuk dalam kriteria baik. (lihat lampiran 13) Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Aspek
Tanggung Jawab
Perhatian
Keaktifan
Skor
Interprestasi
rataSkor Pertemuan 1 Prosentase Pertemuan 2 Prosentase
1
2
3
1
2
3
1
2
3
B
C
K
4
19
6
1
21
7
-
16
13
27
2
-
13,
65,
20,
3,4
72,
24,
55,
44,
93,
8%
5%
7%
%
4%
2%
2%
8%
1%
-
16
13
-
17
12
-
16
13
-
55,
44,
-
58,
41,
-
55,
44,
-
commit to user 86
rata
74,4 6,9%
-
29
-
-
100
-
-
80,9
perpustakaan.uns.ac.id
Rata-rata
digilib.uns.ac.id
2%
8%
6,9
60,
32,
%
4%
7%
6%
4%
1,7
65,
32,
%
5%
8%
-
2%
8%
%
55,
44,
96,
2%
8%
5%
3,5%
-
77,65
Tabel 8 terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menuju lebih baik. Aspek-aspek yang diamati meliputi: tanggung jawab, perhatian, dan keaktifan. Pada aspek tanggung jawab pertemuan pertama siswa yang tidak bertanggung jawab pada tugasnya hanya 13,8%. Pada pertemuan kedua tidak ada. Siswa yang bertanggung jawab terhadap tugas namun masih mengganggu teman pada pertemuan pertama 65,5%, pada pertemuan kedua turun menjadi 55,2%. Siswa yang benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya pada pertemuan pertama 20,7% pertemuan kedua naik menjadi 44,8%. Aspek perhatian dari pertemuan pertama dan kedua juga mengalami peningkatan lebih baik. Pertemuan pertama siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru hanya 3,4%, pada pertemuan kedua turun menjadi tidak ada. Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru ataupun teman pada pertemuan pertama 72,4% pada pertemuan kedua turun menjadi 58,6% hal ini disebabkan semakin banyaknya siswa yang antusias dalam pembelajaran. Siswa yang benar-benar memperhatikan penjelasan/petunjuk guru pada pertemuan pertama 24,2% dan pada pertemuan kedua naik menjadi 41,4%. Aspek keaktifan dalam kegiatan diskusi menunjukkan, pada pertemuan pertama semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Pertemuan kedua juga demikian. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi tetapi tidak berani mengajukan pendapat pada pertemuan pertama 55,2%. Pertemuan kedua tetap dan siswa yang benar-benar aktif dalam kegiatan diskusi serta berani mengajukan pendapat pada pertemuan pertama mencapai 44,8%. Pada pertemuan kedua juga hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah siswa yang tidak berani dalam mengajukan pendapat. Skor rata-rata hasil observasi siklus II pertemuan 1 adalah 74,33 dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 80,84. Ratarata dari pertemuan 1 dan 2 adalah 77,58. Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa siklus II dijabarkan sebagai berikut:
commit to user 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Aspek tanggung jawab 32,7% dari jumlah siswa
bertanggung jawab pada tugas masing-
masing, kerja sama, tidak mengganggu teman. 60,4% dari jumlah siswa bertanggung jawab pada tugas, tetapi mengganggu teman. 6,9% dari jumlah siswa tidak bertanggung jawab, mengganggu teman. 2) Aspek perhatian 32,8% dari jumlah siswa memperhatikan penjelasan/petunjuk materi yang disampaikan guru ataupun teman. 65,5% dari jumlah siswa kurang memperhatikan penjelasan/petunjuk materi yang disampaikan guru ataupun teman. 1,7% dari jumlah siswa tidak memperhatikan penjelasan/petunjuk materi yang disampaikan guru ataupun teman. 3) Aspek keaktifan 44,8% dari jumlah siswa berperan aktif dalam kegiatan diskusi, mengajukan pendapat. 55,2% dari jumlah siswa berperan aktif dalam kegiatan tetapi tidak berani mengajukan pendapat. 0% dari jumlah siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan dan tidak mengajukan pendapat. Tabel 9. Perbandingan Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I dan II Aspek
Tanggung jawab
Perhatian
Keaktifan
Ratarata skor
Skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Siklus I Siklus II
24,2%
60,2%
15,6%
15,5%
72,5%
12%
8,6%
62,1%
29,3%
67,65
6,9%
60,4%
32,7%
1,7%
65,5%
32,8%
0%
55,2%
44,8%
77,65
Dari tabel 9 dapat dilihat perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan II terjadi peningkatan lebih baik. Siswa yang tidak bertanggung jawab pada tugasnya pada siklus I rata-rata 24,2% turun menjadi 6,9% pada siklus II. Siswa yang bertanggung jawab tetapi kadang masih mengganggu teman pada siklus I 60,2% siklus II 60,4%. Siswa yang benar-benar bertanggung jawab pada tugasnya pada siklus I 15,6% siklus II meningkat menjadi 32,7%. Aspek perhatian juga mengalami peningkatan cukup baik, siklus I rata-rata 15,5% siswa tidak memperhatikan penjelasan guru maupun teman. Pada siklus II turun menjadi 1,7%. Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru juga mengalami
commit to user 88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penurunan rata-rata siklus I 72,5% siklus II menjadi 65,5%. Siswa yang benarbenar memperhatikan penjelasan guru maupun teman meningkat siklus I rata-rata 12% siklus II menjadi 32,8%. Aspek keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan rata-rata siswa yang tidak aktif pada siklus I 8,6% pada siklus II turun menjadi 0% atau dapat dikatakan 100% siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa yang aktif tetapi tidak berani mengajukan pendapat pada siklus I 62,1% siklus II turun menjadi 55,2% hal ini berarti menunjukkan semakin banyak siswa yang aktif dan berani mengajukan pendapat. Pada siklus I 29,3% siklus II naik menjadi 44,8%. Skor rata-rata hasil observasi siklus I 67,65 pada siklus II ternyata mengalami peningkatan menjadi 77,65. Adanya perubahan aktivitas siswa yang semakin membaik, hal itu secara langsung berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran. Terbukti rata-rata nilai penguasaan konsep siswa antara siklus I dibandingkan siklus II mengalami peningkatan. (lihat lampiran 17) d. Refleksi 1) Pertemuan 1 Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang ada pada siklus I dapat teratasi pada siklus II. Hal ini membuat kualitas pembelajaran IPS penguasaan konsep siswa meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut terlihat dari tercapainya sejumlah indikator seperti keaktifan siswa dalam pembelajaran STAD, perhatian dan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran. Dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai rata-rata penguasaan konsep hasil tes siswa pada siklus II pertemuan 1 (tabel 10) sudah mencapai KKM ( 62) yaitu 63,5. Meskipun dibandingkan siklus I pertemuan 2 rata-rata hasil tes turun namun prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM naik menjadi 65,5%. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM turun menjadi 10 anak 34,5%.
commit to user 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Pertemuan 1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Interval 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
Nilai Tengah ( x ) 48 53 58 63 68 73 78 83 Rata-rata
Frekuensi ( f ) 1 1 8 9 7 1 1 1
f.x 48 53 464 567 476 73 78 83 63,5
2) Peremuan 2 Pada siklus II pertemuan 2 ternyata mengalami peningkatan penguasaan konsep siswa berdasarkan nilai rata-rata hasil tes meningkat menjadi 70,8. Prosentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM ( 62) sudah mencapai 86,2% sebanyak 25 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada 4 siswa terdapat pada interval 56-60 lihat tabel 11. Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Pertemuan 2 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90
Nilai Tengah ( x ) 58 63 68 73 78 83 88 Rata-rata
Frekuensi ( f ) 4 6 7 3 2 5 2
f.x 132 378 476 219 156 415 176 70,8
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, bahwa ada beberapa siswa yang tidak puas dengan kelompoknya. Pada siklus II pratikan menyusun kelompok baru dengan lebih melibatkan siswa dan memberikan bimbingan serta motivasi yang lebih intensif pada kelompok yang kurang ternyata berdampak positif terhadap proses pembelajaran. Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan mencapai 86,2%, perolehan nilai kelompok juga mengalami peningkatan lihat tabel 12.
commit to user 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Daftar Nilai Kelompok Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Kelompok Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E Kelompok F
Pertemuan 1 88,9 66,7 66,7 77,8 77,8 88,9 Rata-rata
Pertemuan 2 88,9 77,8 77,8 55,6 88,9 88,9
Rata-rata 88,9 72,25 72,25 66,7 83,35 88,9 78,7
Tabel 12 terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai kelompok dari siklus I yaitu 66,7 pada siklus II 78,7. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Point kemajuan siswa pada siklus II juga cukup baik secara lengkap lihat lampiran 16, masih menggunakan skor awal dengan nilai pra siklus. Point kemajuan siswa pada siklus II adalah dari 29 siswa yang mendapat point kemajuan 30 ada 19 siswa, artinya siswa tersebut mendapatkan skor lebih dari 10 point dari skor awal atau terlepas dari skor awal. Ada 8 siswa mendapat point kemajuan 20, artinya skor rata-rata kuis siswa adalah skor awal sampai 10 point di atas skor awal. Ada 2 siswa mendapat point kemajuan 10 artinya mendapat skor 10 sampai 1 point dibawah skor awal. Point kemajuan pada siklus II ini juga digunakan untuk penghargaan tim. Skor penghargaan tim dibagi menjadi tiga kriteria yaitu skor rata-rata 15 sampai kurang dari 20 mendapat penghargaan tim baik, skor rata-rata 20 sampai kurang dari 25 mendapat penghargaan tim hebat, dan skor rata-rata 25 atau lebih mendapat penghargaan tim super. Dengan pencapaian point kemajuan individu di atas, maka penghargaan tim pada siklus II adalah dari 6 kelompok tiga kelompok mendapat penghargaan tim hebat dan tiga kelompok mendapat penghargaan tim super lihat tabel 13. Tabel 13. Penghargaan Tim Siklus II No 1 2 3 4
Nama kelompok Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D
No absent anggota 3, 11, 23, 28, 22 13, 14, 15, 21, 25 7, 9, 12, 16, 20 1, 5, 18, 27, 26
commit to user 91
Skor kelompok 28 28 22 24
Penghargaan kelompok Tim Super Tim Super Tim Hebat Tim Hebat
perpustakaan.uns.ac.id
5 6
digilib.uns.ac.id
Kelompok E Kelompok F
2, 4, 6, 8, 10 17, 19, 24, 29
24 30
Tim Hebat Tim Super
Pada siklus II indikator pencapaian sudah tercapai, yaitu 85% siswa mendapat nilai di atas KKM dan 75% siswa mendapat nilai 65. Beberapa temuan pada siklus II, antara lain: e. Diskusi kelompok dan diskusi kelas dapat dilaksanakan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe STAD. f. Semua tugas belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target pencapaian dan waktu yang telah ditetapkan. g. Ada peningkatan pada nilai proses dan hasil nilai penguasaan konsep siswa pada siklus II bila dibandingkan pada siklus I. h. Siswa sudah lebih terbiasa dengan pembelajaran model kooperatif tipe STAD sehingga tidak canggung dan lebih aktif.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian setelah diamati dan dilakukan refleksi selama pelaksanaan penelitian tindakan di lapangan, maka dapatlah dipaparkan temuannya sebagai berikut: a. Kemampuan siswa yang masih relative rendah dapat diupayakan dengan melakukan pembelajaran kooperatif melalui pendekatan tipe STAD. Siswa pada mulanya terlihat masih bingung dan canggung untuk berinteraksi dengan temannya sehingga pada siklus I hasil belum memuaskan. Baru pada siklus II strategi dirancang ulang, sehingga siswa dapat melakukan PBM dengan metode STAD secara baik dan lancar. b. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD kelompok sangat berpengaruh pada kemajuan dan penguasaan konsep siswa. c. Penguasaan konsep siswa pada materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD selalu meningkat. Perkembangan penguasaan konsep siswa terhadap materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen dapat
commit to user 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilihat dari hasil pra siklus, rata-rata rata hasil siklus I, rata-rata rata hasil siklus II, dan tes akhir yang dilaksanakan penaliti. Sebelum dilaksanakan tindakan pada hasil tes penguasaan konsep pra siklus berdasarkan sarkan indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah perolehan nilai penguasaan konsep
65 sebanyak 75% 75 dari jumlah
siswa dan pencapaian nilai di atas KKM ( 62) ada 85% dari jumlah siswa belum ada.. Dari target ketuntasan ketunt yang ditentukan, nilai rata-rata penguasaan konsep pra siklus menunjukkan bahwa rata-rata rata nilai siswa hanya 53,5 dan 27 siswa dari 29 siswa mendapatkan nilai tidak tuntas
62. Persentase siswa yang tidak tuntas
86,2%. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15 dan hasilnya dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tabel 14. Tabel 14. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Pre Tes (Pra Siklus) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval 36-40 40 41-45 45 46-50 50 51-55 55 56-60 60 61-65 65 66-70 70
Nilai Tengah ( x ) 38 43 48 53 58 63 68 Rata-rata
Frekuensi ( f ) 2 3 5 5 10 2 2
f.x 76 129 240 265 580 126 136 53,5
Berdasarkan data pada tabel 14, 1 , maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar gamb 5.
Gambar 5. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus
commit to user 93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 14 daftar frekuensi nilai penguasaan konsep pra siklus dapat disajikan grafik pada gambar 5, dapat diketahui bahwa nilai penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 pra siklus atau sebelum dilaksanakan tindakan, hanya ada 4 siswa yang mendapat nilai diatas KKM (>62). Siswa yang mendapat nilai di atas KKM, berada pada interval 61-65 ada 2 siswa, interval 65-70 ada 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya penguasaan konsep siswa pada materi ini. Frekuensi skor terbanyak terdapat pada interval 56-60 berarti ratarata siswa hanya dapat menjawab soal ±50% dari jumlah soal dengan benar. Pada tahap pra siklus, nilai tertingginya yaitu 67 dan terendah 37, dengan nilai rata-rata 53,5 persentase nilai siswa yang mencapai KKM 13,8% sebanyak 4 siswa. Untuk memperbaiki penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, maka peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan. Indikator kognitif yang harus dicapai pada siklus I adalah: 2.2.1. Menjelaskan pengertian BPUPKI dan PPKI. 2.2.2. Mengemukakan sejarah singkat pembentukan BPUPKI dan PPKI. 2.2.3. Menjelaskan tentang tujuan pembentukan BPUPKI dan PPKI. 2.2.4. Menjelaskan struktur organisasi BPUPKI dan PPKI. 2.2.5. Menjabarkan hasil-hasil sidang BPUPKI dan PPKI. 2.2.6. Mengemukakan tokoh-tokoh penyusun dasar Negara dan usulannya. 2.2.7. Menjelaskan perlunya penyusunan dasar Negara sebelum merdeka. Rata-rata penguasaan konsep pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan yaitu 64,6. Dengan nilai rata-rata tersebut, ada 10 siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM ( 62) atau 34,5% dari seluruh jumlah siswa. Perolehan nilai rata-rata penguasaan konsep hasil tindakan pada siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15 dan secara klasikal, disajikan dalam bentuk daftar frekuensi tabel 15.
commit to user 94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 15. Daftar Frekuensi Nilai Penguasaan Penguasaa Konsep Rata-rata rata Siklus I No
Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
51-55 55 56-60 60 61-65 65 66-70 70 71-75 75 76-80 80 81-85 85 85-90 90
Nilai Tengah (x) 53 58 63 68 73 78 83 88 Rata-rata
Frekuensi (f)
f.x
3 7 10 3 2 2 1 1
159 406 630 204 146 156 83 88 64,6
Berdasarkan data pada tabel 15, 1 , maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar gamb 6.
Gambar 6. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Rata-rata Rata rata Siklus I Dari tabel 15 daftar frekuensi nsi nilai siklus I dan gambar 6 grafik data nilai rata-rata rata penguasaan konsep siklus I tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan indakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, nilai rata-rata rata penguasaan konsep siswa mencapai 64,6 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari nilai pra siklus. Dari nilai rata-rata rata penguasaan konsep siklus I yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, maka siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM ( 62), sebanyak 10 siswa. Siswa yang tidak tuntas tersebut, t berada pada interval 51--55 ada 3 siswa, dan interval 55-60 60 ada 7 siswa. siswa Frekuensi nilai terbanyak terdapat pada interval
commit to user 95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61-65 yaitu ada 10 siswa hal ini berarti rata-rata siswa bisa mengerjakan 60% soal dengan benar. Nilai terendah yaitu 55 terdapat pada interval 51-55 sebanyak 3 siswa. Nilai tertinggi 90 hanya 1 siswa. Pencapaian KKM pada siklus I mencapai 65,5% sebanyak 19 siswa lulus KKM. Siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 17 siswa 58,6%. Dari hasil tersebut, maka penelitian siklus I ini peneliti menyatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa meskipun indikator pencapaian yaitu 85% siswa mencapai nilai di atas KKM ( 62) dan 75% siswa mendapat nilai tercapai.
Sehingga
perlu
diadakan
perbaikan
dalam
65 belum
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II. Pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan indikator kognitif: 2.2.12. Menyebutkan
tokoh-tokoh
yang
berperan
dalam
persiapan
yang
berperan
dalam
persiapan
kemerdekaan Indonesia. 2.2.13. Menjabarkan
tokoh-tokoh
kemerdekaan Indonesia. 2.2.14. Menjelaskan peranan tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia. 2.2.15. Menyebutkan cara-cara menghormati jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan. 2.2.16. Menjelaskan contoh sikap positif tokoh-tokoh pejuang bangsa yang patut dicontoh. Pada siklus II ini peneliti mengoptimalkan pemanfaatan waktu, kinerja kelompok yang dibentuk bersama siswa dalam diskusi persentasi, dan pemberian bimbingan serta motivasi lebih pada kelompok yang kurang. Pada setiap akhir pertemuan diadakan tes individual, kemudian hasilnya di rata-rata. Dari hasil ratarata siklus II terlihat penguasaan konsep siswa lebih meningkat. Rata-rata nilai penguasaan konsep siswa naik menjadi 68,3. Pada siklus II ini masih terdapat 4 siswa mendapat nilai di bawah KKM 13,8% siswa tidak mencapai KKM.
commit to user 96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perolehan nilai rata-rata penguasaan konsep hasill tindakan pada siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15,, secara klasikkal disajikan dalam bentuk daftar frekuensi tabel 16. Tabel 16. Daftar Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Rata-rata rata Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval 56-60 60 61-65 65 66-70 70 71-75 75 76-80 80 81-85 85
Nilai Tengah (x) 58 63 68 73 78 83 Rata-rata
Frekuensi (f) 3 10 6 4 4 2
f.x 174 630 408 292 312 166 68,3
Berdasarkan data pada tabel 16, 16 maka data tersebut dapat disajikan dalam lam bentuk grafik pada gambar 7.
Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Rata rata Penguasaan Konsep Siklus II
Dari tabel 16 daftar frekuensi nilai rata-rata rata penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 2010/2011 siklus II dan gambar 7 grafik data nilai rata-rata rata penguasaan konsep siklus II tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan perbaikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, STAD maka terdapat peningkatan nilai rata-rata rata penguasaan saan konsep siswa menjadi 68,3 dan 25 siswa telah mandapat nilai diatas KKM. Prosentase pencapaian nilai di atas KKM ( 62) meningkat menjadi 86,2%. Dengan nilai terendah 60 sebanyak 3 anak, terdapat pada interval 56-60. 56 Nilai
commit to user 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tertinggi 85 sebanyak 1 siswa. Frekuensi nilai terbanyak terdapat pada interval 6161 65 sebanyak 10 siswa dan interval 66-70 66 70 sebanyak 6 siswa hal ini berarti rata-rata rata 60% lebih soal dapat dikerjakan siswa dengan benar. Siswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 22 siswa 75,9%. Dengan demikian dem ikian indikator pencapaian pada penelitian ini yaitu 75% siswa mendapat nilai 65 dan 85% siswa mendapat nilai di atas KKM sudah tercapai, sehingga dapat dikatakan penelitian ini berhasil. Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011 terhadap seluruh materi yang telah dipelajari tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, peneliti juga mengadakan tes akhir. Secara klasikal digambarkan pada data frekuensi tabel 17. Tabel 17. Daftar Frekuensi Nilai Penguasaan Penguasaan Konsep Post Tes No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Interval 56-60 60 61-65 65 66-70 70 71-75 75 76-80 80 81-85 85 85-90 90 91-95 95 96-100 100
Nilai Tengah (x) 58 63 68 73 78 83 88 93 98 Rata-rata
Frekuensi (f) 2 3 7 7 5 1 2 1 1
f.x 116 189 476 511 390 83 176 93 98 73,5
Berdasarkan data pada tabel 17, 17, maka data tersebut dapat disajikan dalam lam bentuk grafik pada gambar 8.
Gambar 8. Grafik Nilai Penguasaaan Konsep Post Tes
commit to user 98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 17 dan gambar 8 dapat diketahui penguasaan konsep siswa terhadap materi ternyata mengalami peningkatan rata-rata menjadi 73,5 dengan nilai terendah 60 sebanyak 2 siswa dan nilai tertinggi 100 sebanyak 1 siswa. Frekuensi nilai terbanyak pada hasil post tes ini terdapat pada interval 66-70 dan 71-75 sebanyak 7 siswa hal ini karena siswa sudah lebih menguasai konsep dan dapat mengerjakan 65% lebih soal dengan benar. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan menjadi 27 siswa 93,1% siswa lulus KKM dan 25 siswa mendapat nilai 65 yaitu 86,2%. Pada akhir pelaksanaan tindakan peneliti juga menyebarkan angket penguasaan konsep kepada siswa untuk menilai penguasaan konsep materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada diri mereka masingmasing yang digunakan sebagai pembanding hasil penguasaan konsep siswa, melalui hasil tes kognitif. Angket disusun sesuai dengan indikator kognitif yang telah ditetapkan pada siklus I dan II, dari hasil angket tersebut ternyata rata-rata hasil penguasaan konsep siswa secara klasikkal mencapai 73% (lihat lampiran 18 dan 19). Berarti diindikasikan siswa minimal dapat mengerjakan 73% soal dengan benar. Hal ini sejalan dengan hasil rata-rata penguasaan konsep post tes siswa dengan perolehan rata-rata 73,5. Dari tabel 14, 15, 16, dan 17, maka dapat dibuat nilai rata-rata penguasaan konsep, pencapaian nilai sesuai dengan indikator kinerja, serta prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tabel 18. Tabel 18. Perbandingan Rata-rata Penguasaan Konsep Pra siklus, Siklus I dan siklus II, Serta Post Tes Pembelajaran IPS Nilai Ratarata Pencapain Nilai 65 Prosentase Ketuntasan
Rata-rata Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Post Tes
53,5
64,6
68,3
73,5
10,3%
58,6%
75,9%
86,2%
13,8%
65,5%
86,2%
93,1%
commit to user 99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data pada tabel 18, 18, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 9. 80 60 40 20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Post Test
Gambar 9. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Rata rata Penguasaan Konsep Pra Siklus, Siklus I dan II, Serta Post Tes.
Dari tabel 18 dan gambar 9 diatas terlihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan siswa memperoleh nilai rata-rata rata penguasaan konsep ep 53,5. Melihat kenyataan dilapangan ini peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan metode ini siswa lebih senang dan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Sehingga pada siklus I nilai rata-rata penguasaan nguasaan konsep siswa naik menjadi 64,5 ketuntasan 65,5% dan siswa yang mendapat nilai
65 baru 58,6% dengan demikian indikator pencapaian
belum terpenuhi. Tindakan selanjutnya pada siklus II, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan de ngan pengorganisasian kelompok lebih baik dan memperbaiki kekurangan-kekurangan kekurangan kekurangan pada siklus I. Guru lebih intensif memberikan bimbingan dan motivasi pada kelompok maupun individu yang kurang aktif dalam pembelajaran. Ternyata penguasaan konsep siswa meningkat mening dapat dilihat dari hasil rata-rata rata rata penguasaan konsep siklus II adalah 68,3 ketuntasan 86,2% dan siswa yang mendapat nilai 65 sudah mencapai 75,9%. Dengan demikian indikator pencapaian pada siklus II telah terpenuhi. Sehingga dapat diajukan sebagai rekomendasi re komendasi bahwa dengan model pembelajaran kooperatif
tipe
STAD,
penguasaan
konsep
perjuangan
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun 2010/2011 dapat meningkat.
commit to user 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam 2 (dua) siklus dengan menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Tahun Ajaran 2010/2011 dapat diketahui, bahwa: Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. Sebelum tindakan pencapaian penguasaan konsep siswa berdasarkan rata-rata pra siklus adalah 53,5 rata-rata penguasaan konsep siswa setelah tindakan berdasarkan hasil tes penguasaan konsep siswa pada siklus I 64,6, rata-rata penguasaan konsep siswa siklus II mencapai 68,3, dan rata-rata penguasaan konsep siswa secara keseluruhan berdasarkan hasil post tes 73,5. Prosentase pencapaian KKM (>62) pada pra siklus 13,8%, siklus I naik menjadi 65,5%, siklus II 86,2%, dan pada hasil post tes 93,1%.
B. Implikasi Penelitian ini merupakan gambaran dari proses pembelajaran dimana peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor: guru, siswa, media pembelajaran, metode pembelajaran dan sumber belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar maka faktor-faktor tersebut harus diupayakan. Dari hasil penelitian yang didapatkan maka dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut: 1. Melelui pembelajaran kooperatif tipe Student Team Avhievement Devisions (STAD),
siswa
mampu menemukan
langkah-langkah
commit to user 101
dalam
mencari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai baik secara individu maupun kelompok. 2. Adanya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin supaya siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga
penguasaan konsep
siswa
meningkat. 3. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian ini, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya di sekolah. 2. Bagi Guru a) Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru harus benar-benar memahami langkah-langkahnya, dan dapat mengelola waktu seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator menjadi sangat penting. b) Dalam
kegiatan
belajar
mengajar
guru
diharapkan
menjadikan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) sebagai suatu meningkatkan
alternatif dalam
penguasaan
konsep
serta
pembelajaran aktivitas
IPS
siswa
untuk dalam
pembelajaran. 3. Bagi Siswa Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, mereka harus bisa menambah wawasannya untuk lebih mendalami materi yang sedang dipelajari. Siswa juga harus berperan dalam usaha menciptakan suasana belajar yang kondusif.
commit to user 102