perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN METODE PEER INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Disusun Oleh: MARYANTI K5406030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN METODE PEER INSTRUCTIO
UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: MARYANTI K5406030
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Hari
:
Tanggal
:
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd
Dr. Moh. Gamal R, M.Si
NIP.19560420 198303 1 003
NIP.19640803 199512 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
..
Tanggal
Tim Penguji Skripsi :
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Inna Prihartini, M.S
Sekretaris
: Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc
Anggota
I
: Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd
Anggota
II
: Dr. Moh. Gamal R, M.Si
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Maryanti, K5406030. PENGGUNAAN METODE PEER INSTRUCTIO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Agustus 2011. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta, (2) untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta semester genap tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 36 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes formatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penggunaan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi belum mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa penggunaan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi disertai dengan pemutaran video mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Rata-rata skor keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat, siklus I = 1,95 dan siklus II = 2,55. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 22, 23% (siklus I = 58,33% dan siklus II = 80,56%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction yang divariasi dengan pemutaran video dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Maryanti, K5406030. THE APPLICATION OF METHOD TO INCREASE LEARNING ACTIVITIES AND RESULTS OF LEARNING GEOGRAPHY ON ENVIRONMENT CONSERVATION IN CLASS XI IPS 6 SMA NEGERI 2 (Senior High School) SURAKARTA OF THE EDUCATION YEAR 2010/2011. Script, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, August 2011. The aims of the research are: (1) to find out the improvement of learning activities geography with Peer Instruction method on environment conservation in class XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta, (2) to find out the improvement results of learning geography with Peer Instruction method on environment conservation in class XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. This research uses classroom action research. The subject of the research is students of class XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta consisting of 36 students. Technique of data collecting in this research used observation sheet and formatif test. Technique of analyzing in this research used qualitative analyzing. The results of the research in the first cycle showed that Peer Instruction method in learning geography has not able to increase learning activities and results of learning optimally. The result of the research in cycle 2 showed that the use of Peer Instruction method in learning geography, accompanied learning video, can improve learning activities and results of learning. Avarage of learning activities scor is increase from cycle I = 1, 95 to cycle II = 2, 55. Results of learning is increase 22, 23% from cycle I to cycle II (cycle I = 58, 33% and cycle II = 80, 56%). The result of the research showed that the use of Peer Instruction method and then accompanied learning video can increase learning activities and result of learning geography on environment conservation in class XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S Al-Insyirah: 6)
Man Jadda Wa Jadda = kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka akan berhasil. (Hadist)
Man Shabara Shafira = barang siapa yang bersabar pasti akan memperoleh keberuntungan. (Hadist)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Karya ini khusus penulis persembahkan untuk:
Ibu dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang dan nasihatnya serta tempat berkeluh kesah dalam segala keadaan. Semoga Alloh senantiasa menyatukan kita.
Kakakku Mbak Jum dan keluarga, terimakasih atas semangat dan dukungannya.
Mas Mat yang selalu sabar, senantiasa menemani, dan selalu memberiku semangat.
Teman-teman Geografi 06
Sahabat-sahabatku di Kost Putri Al-Banat
Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Alla SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasi kesulitan yang ada. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis. 3. Dr. Moh. Gamal R, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberi pengarahan, dan masukan kepada penulis. 5. Bapak Dr. Moh. Gamal R, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing, memberi pengarahan, dan masukan kepada penulis. 6. Ibu Dra. Inna Prihartini, M.S selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberi nasihat dan masukan kepada penulis selama menjadi bimbingannya. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi atas ilmu dan pengalaman yang diberikan selama ini. 8. Kepala SMA Negeri 2 Surakarta atas pemberian izinnya kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Bapak Agus Sugiatro S.Pd, selaku guru Geografi kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta yang bersedia memberikan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Siswa-siswi kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. 11. Teman-teman (Novika, Yenik, Intan) atas waktu, diskusi, dan semangatnya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Teman-teman (Dyas, Lilik, Yuliani, Erna) rekan dalam melaksanakan penelitian. 13. Sahabat-
Dyas, Diah, Intan, Indri, Silva, Novika, Reza, Watik, Lilik, Yenik, Ullie, Kuntari, Wiwis, Rohaye, Mitra, Novi, Ika, Eki, Anita) atas kenangan, pengalaman, dan kebersamaan dalam suka maupun duka. 14. Keluargaku di Kost Putri Albanat (Mbak Inna, Mbak Sarah, Vella, Dwi Ari, Dik Dwi, Mbak Dian, Mbak Innung, Ryza) atas kebaikan dan pengertiannya selama ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaannya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,18 Agustus 2011
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK INDONESIA ...........................................................
v
HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
7
1. Metode Pembelajaran ............................................................
7
a. Pengertian Metode Pembelajaran ....................................
7
b. Pengertian Metode Peer Instruction ...............................
8
2. Keaktifan Belajar .................................................................
11
a. Pengertian Belajar ...........................................................
11
b. Pengertian Keaktifan Belajar ..........................................
12
c. Jenis-jenis Aktivitas Belajar............................................
14
3. Hasil Belajar .........................................................................
15
B. Penelitian Tindakan Kelas...........................................................
19
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Penelitian yang Relevan .............................................................
22
D. Kerangka Berpikir ......................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Tahapan Penelitian .................................................
29
1. Tempat Penelitian .................................................................
29
2. Tahapan Penelitian ...............................................................
29
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................
30
C. Sumber Data ...............................................................................
32
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
33
1.
Pengamatan (observasi) ......................................................
33
2.
Dokumentasi ........................................................................
34
3.
Tes ........................................................................................
34
E. Validitas Data .............................................................................
35
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
36
G.
.............................................................
37
..........................
38
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................
40
B. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................
43
1. Kondisi Awal .......................................................................
43
2. Deskripsi Siklus I .................................................................
46
3. Deskripsi Siklus II ................................................................
55
C. Pembahasan .................................................................................
63
H. Pr BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
68
B. Implikasi .....................................................................................
69
C. Saran ...........................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
71
LAMPIRAN
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Rata-rata Nilai Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta........................................
Tabel 2.
Perbedaan
Penelitian
oleh
Peneliti
4 dengan
Penelitian
Sebelumnya ..............................................................................
24
Tabel 3.
Tahapan Pelaksanaan Penelitian ..............................................
29
Tabel 4.
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I...........................................
35
Tabel 5.
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II..............................................
35
Tabel 6.
Ukuran Keberhasilan Penelitian...............................................
37
Tabel 7.
Inventaris Gedung SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2011.........
41
Tabel 8.
Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 SMA Surakarta Sebelum Diberi Tindakan................................
Tabel 9.
Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan..........................................
Tabel 10.
52
Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II.........................................................
Tabel 16.
50
Kinerja Guru dalam Pembelajaran Geografi Siklus I Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta..............................................
Tabel 15.
50
Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I......................................................
Tabel 14.
48
Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I..........................................................
Tabel 13.
45
Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I..........................................................
Tabel 12.
44
Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan......................................
Tabel 11.
43
57
Nilai Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA N 2 Surakarta Setelah Siklus II....................................................
commit to user xiii
59
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 17.
digilib.uns.ac.id
Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II....................................................
Tabel 18.
Kinerja Guru dalam Pembelajaran Geografi Siklus II Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta.........................................
Tabel 19.
60
60
Perbandingan Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II................................................................................
Tabel 20.
64
Peningkatan Rata-rata Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II...............................................................................
Tabel 21.
65
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II................................................................................
Tabel 22.
66
Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II................................................................................
commit to user xiv
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................
20
Gambar 2.
Kerangka Pemikiran..............................................................
28
Gambar 3.
SMA N 2 Surakarta Tampak Depan......................................
29
Gambar 4.
Peta Lokasi SMA Negeri 2 Surakarta....................................
42
Gambar 5.
Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan.......................
Gambar 6.
Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I.....................................
Gambar 7.
46
51
Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II.....................................
60
Gambar 8.
Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa....................
65
Gambar 9.
Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar................
66
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Silabus
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3.
Materi
Lampiran 4.
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I dan Siklus II
Lampiran 5.
Soal Tes Formatif Siklus I dan Siklus II
Lampiran 6.
Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7.
Kisi-kisi Soal Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8.
Soal Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9.
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10.
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
Lampiran 11.
Lembar Observasi Kinerja Guru
Lampiran 12.
Daftar Siswa
Lampiran 13.
Foto Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Lampiran 14.
Perijinan
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan di Indonesia, akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab. Sekolah merupakan suatu institusi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Proses pembelajaran melalui interaksi guru-siswa, siswa-siswa, dan siswaguru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna sehingga sangat diharapkan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa siswa berperan secara aktif dalam belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan sematamata untuk memenuhi kewajiban. Guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan siswa secara aktif melibatkan diri untuk belajar. Usaha guru untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa diarahkan pada unsur internal (siswa) dan unsur eksternal (di luar
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
siswa). Contoh dari unsur eksternal tersebut adalah suasana kelas yang efektif untuk belajar. Untuk mewujudkan hal ini, sangat diperlukan peran guru secara aktif, sebab guru sebagai pengelola proses pembelajaran bertindak selaku fasilitator hendaknya
berusaha
menciptakan
kondisi
pembelajaran
yang
kondusif,
mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar. Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu siswa mau dan mampu memecahkan masalah, berfikir, menjawab pertanyaan, diskusi, dan memperhatikan pada semua kegiatan pembelajatan di kelas. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar, sehingga masalah yang dihadapi mudah diselesaikan secara bersama-sama antar mereka. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran (kelompok atau individu). Metode mengajar ada beberapa macam misalnya: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak lagi. Selama beberapa kurun waktu, pembelajaran yang dianut oleh beberapa guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Oleh karena itu para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam pikiran siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, mereka mempunyai bekal kemampuan, pengetahuan, motivasi yang tidak sama. Metode pembelajaran satu arah dimana siswa hanya ditempatkan sebagai objek dan membatasi kebebasan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Penerapan pengajaran ceramah memungkinkan guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi enggan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Pembelajaran yang demikian ini juga terjadi di SMA Negeri 2 Surakarta. Hampir semua guru di sekolah ini masih menggunakan metode ceramah atau pembelajaran satu arah untuk menyampaikan pelajaran ke anak didik, begitu juga dengan guru mata pelajaran Geografi. Mayoritas guru mengajar dengan metode ceramah yang terkadang diselingi dengan diskusi, itupun sangat jarang dilakukan. Selain pembelajaran dari guru yang demikian, banyak juga masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar di kelas, diantaranya: (a). siswa kurang aktif dan kurang merespon terhadap mata pelajaran geografi yang disampaikan guru. (b). siswa kurang antusias memecahkan masalah yang diutarakan guru. (c). siswa kurang berani menjawab pertanyaan dari guru. (d). siswa kurang tertarik untuk berdiskusi. (e). hasil belajar siswa yang masih kurang optimal (Observasi tahun 2011). Peneliti memilih pelaksanaan penelitian di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta karena di kelas ini belum pernah diterapkan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi. Metode pembelajaran yang pernah dilakukan di kelas ini adalah metode ceramah atau pembelajaran satu arah yang terpusat pada guru atau pendidik. Pembelajaran yang demikian membuat siswa menjadi kurang aktif, sehingga hasil belajar siswa masih belum optimal. Penggunaan metode Peer Instruction membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar geografi dapat menjadi optimal. Metode Peer Instruction adalah metode pembelajaran yang mudah diterapkan dan tidak membutuhkan banyak waktu untuk pembentukan kelompok, karena diskusi yang dilakukan dalam metode ini adalah diskusi dengan tetangga atau teman terdekat yaitu teman satu bangku. Metode Peer Instruction sangat sesuai apabila diterapkan pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup. Hal ini karena metode Peer Instruction menuntut banyaknya siswa yang paham tentang konsep yang diajarkan, sehingga siswa dapat menjelaskan dengan benar kepada temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
yang lain pada saat diskusi. Materi pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup ini telah banyak dipahami dan dialami oleh siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. Mereka telah memahami dan mengalami penyebab kerusakan-kerusakan lingkungan hidup, seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor, pencemaran, dan lain-lain (Lampiran 3). Mereka juga telah mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mengatasi dan mengantisipasi akibat dari kerusakan-kerusakan lingkungan tersebut. Berdasarkan observasi awal dan dokumen yang diperoleh dari guru geografi kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 6 masih rendah dibandingkan dengan kelas lain. Berikut adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta. Tabel 1. Rata-rata Nilai Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Kelas Nilai Rata-rata XI IPS 1 74 XI IPS 2 75,37 XI IPS 3 73,67 XI IPS 4 70,5 XI IPS 5 71 XI IPS 6 69,63 Sumber: Dokumen Guru Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Dari data tersebut diketahui bahwa siswa kelas XI IPS 6 yang sudah menca[pai ketuntasan sebanyak 18 anak (50% dari jumlah siswa), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 18 anak (50% dari jumlah siswa). Hasil observasi keaktifan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata keaktifan siswa kelas XI IPS 6 adalah 0,49. Dari permasalahan di atas, peneliti telah menerapkan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan yakni metode Peer Instruction. Metode ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa baik dengan guru maupun dengan temannya saat pelajaran berlangsung dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
PEER
commit to user
INSTRUCTION
UNTUK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KELAS XI IPS 6 SMA
B. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah dan penyebab masalah di atas, maka dapat diketahui perumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Apakah penggunaan metode Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta? 2. Apakah penggunaan metode Peer Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Geografi Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Peer
Instruction
pada
Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Diperolehnya pengalaman menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Untuk mendorong siswa agar lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran geografi. 2) Memperoleh kemudahan dalam menerima dan memahami pelajaran geografi yang disampaiakan oleh guru. 3) Mengetahui penggunaan metode baru dalam pembelajaran. b. Bagi guru Guru memperoleh pengalaman menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran. c. Bagi Peneliti 1) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pembelajaran. 2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Peer Instruction khususnya pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup 3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru geografi sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.
Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran Keberhasilan pengajaran secara umum ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kurikulum materi pelajaran, metode pengajaran, kemampuan pendidik dan fasilitas yang tersedia. Metode pengajaran merupakan salah satu komponen penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar karena berhubungan langsung dengan kegiatan mengajar yang berarti mengusahakan terjadinya proses belajar mengajar. Metode mengajar itu juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang teratur yang dipergunakan guru dalam hubungannya dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 114) bahwa -cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Sudjana (2006: 97) yang menyatakan bahwa
antara hendaknya memilih metode pengajaran yang sesuai, agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar tujuan pembelajaran tercapai dan siswa dapat belajar secara aktif dan efisien. Salah satu strategi yang harus dimiliki guru adalah mampu memilih metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu untuk menyajikan suatu materi diperlukan metodemetode pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas serta sifat dari materi yang
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
akan disampaikan. Beberapa arti metode pembelajaran menurut Purwoto (2003: 70) antara lain: 1) Metode pembelajaran adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik. 2) Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaikbaiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajar mencapai tujuannya atau mengenai sasarannya. 3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan atau dipakai untuk semua bidang studi. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipakai oleh pengajar untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Pengertian Metode Peer Instruction Metode Peer Instruction adalah metode mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa dalam proses belajar dengan cara melibatkan siswa dalam mendiskusikan tes konsep. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sumber belajar tidak hanya pada guru, tetapi juga berasal dari siswa lain atau teman Peer Instruction (PI) is a classroom management technique that involves a conceptual shift away from a classroom dominated by one-way transmission of knowledge to a more collaborative, active learning environment
Peer Instruction adalah teknik pengelolaan kelas
yang melibatkan perubahan konsep dari kelas yang didominasi oleh penyaluran pengetahuan satu jalan untuk bekerjasama, lingkungan belajar aktif. Tujuan utama pelaksanaan metode Peer Instruction dijelaskan oleh Mazur The basic goals of Peer Instruction are to exploit student interaction during concept. Instead of presenting the level of detail covered in the textbook or lecture notes, lectures consist of a number of short presentations on key points, each followed by a Concep Test
short conceptual questions on the subject being
discussed
Peer Instruction
bertujuan untuk memberdayakan interaksi siswa selama pelajaran berlangsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
dengan memfokuskan perhatian siswa pada konsep dasar dalam tes konsep yang harus didiskusikan. Peer Instruction is an effective method that teaches the conceptual underpinnings in introductory physics and leads to better students performance on conventional problems. Peer Instruction actively involves student in a large lecture course by interspersing brief minilectures with conceptual multiple-choice questions, called Concep tests, designed to illustrate the basic principles of the material Metode Peer Instruction pada hakikatnya adalah modifikasi dari metode diskusi dengan metode ceramah yang dapat juga dilengkapi dengan metode demonstrasi pada tes konsep. Pada metode ini guru memberikan permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa. Pembelajaran
dengan
metode
Peer
Instruction
dimulai
dengan
penyampaian materi secara ringkas oleh guru dan dilanjutkan dengan tes konsep yang menjadi ciri khas metode Peer Instruction. Langkah-langkah tes konsep adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan permasalahan yang harus dipecahkan. 2) Siswa diberi kesempatan untuk berpikir. 3) Siswa menjawab permasalahan dan menuliskan tingkat keyakinannya atas jawaban tersebut. 4) Siswa diberi kesempatan berdiskusi untuk meyakinkan teman-temannya mengenai jawaban yang paling tepat (diskusi meyakinkan teman/the convince-your-neighbors discussions). 5) Siswa menjawab ulang. 6) Guru memberikan umpan balik dan menjelaskan permasalahan. 7) Guru menjelaskan dari jawaban yang benar. Apabila dianggap perlu, tes konsep dapat dilaksanakan sekali lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Kriteria dari tes konsep menurut pernyataan Mazur (1997: 26) yang sudah diterjemahkan adalah sebagai berikut: 1) Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. 2) Fokus pada konsep tunggal. 3) Merupakan soal pilihan ganda 4) Tidak memberikan kata yang ambigu. 5) Tidak berorientasi pada persamaan atau rumus. Typically 2 to 5 multiple-choice clicker questions were used per 50-minute lecture, with student discussing amongst themselves before voting. Faculty then facilitated a discussion, focusing on articulation of reasoning and arguments, hearing multiple voices, and scaffolding productive argumentation Pada saat diskusi meyakinkan teman (diskusi dengan teman terdekat yaitu teman satu bangku), memaksa siswa untuk berpikir tentang konsep yang dipahaminya dan bagaimana cara menyampaikannya. Selama diskusi berlangsung, guru dapat mendengarkan siswa-siswanya berargumen dan mengetahui dibagian mana mereka kurang atau keliru memahami suatu konsep. Selain itu guru juga dapat mendengarkan penjelasan siswa yang sudah benar jawabannya. Penjelasan ini biasanya lebih mudah dipahami oleh teman-temannya daripada penjelasan guru. Siswa memperbaiki jawabannya setelah mengadakan diskusi. Pada hasil jawaban yang kedua biasanya terjadi peningkatan presentase siswa yang menjawab benar dan siswa yang semula ragu-ragu akan dikuatkan dengan argumen dari teman-temannya yang sependapat. Metode Peer Instruction ini menghilangkan kesan monoton pada proses belajar mengajar dan menciptakan suasana yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Namun apabila jumlah siswa yang memiliki jawaban benar terlalu sedikit, diskusi meyakinkan teman akan menjadi kurang efektif karena terlalu sedikit argumen untuk mendukung jawaban yang benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
2. a.
Keaktifan Belajar
Pengertian Belajar Unsur proses belajar memegang peranan yang penting dalam proses pengajaran. Menurut Muhibbin Syah yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap Sardiman A. M
psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kegiatan seutuhnya. Menurut H. J Gino et al (1999: 15), diartikan sebagai suatu aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, berupa kemampuan baru dan sifatnya relatif sama melalui usaha secara
merupakan
perubahan tingkah
laku
atau
kemampuan baru
dengan
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar. Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 155)
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk
Witherington ini mengandung arti bahwa proses belajar mengajar yang terjadi akan melibatkan perubahan aspek kepribadian individu yang sedang belajar. Perubahan aspek kepribadian ini tercermin dalam perubahan pola kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian dari individu yang bersangkutan terhadap sesuatu yang sedang dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Dengan demikian berdasarkan pendapat ini secara garis besar dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang ditandai dengan perubahan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian terhadap sesuatu yang dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya belajar adalah usaha secara sadar yang dilakukan individu untuk memahami sesuatu melalui berbagai prosedur latihan dan pengalaman sehingga menghasilkan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, dan pengertian. Atau dengan singkatnya, belajar adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu. b.
Pengertian Keaktifan Belajar Keaktifan sangat diperlukan di dalam proses pembelajaran. Keaktifan atau aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam
proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh dapat benarSriyono (1992: 75pada waktu guru mengajar harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi antara lain: 1) Keaktifan
indera:
murid-murid
harus
dirangsang
agar
dapat
menggunakan alat inderanya sebaik mungkin, seperti pendengaran, penglihatan, dan peraba. 2) Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat, dan mengambil keputusan. 3) Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat anak siap dan mampu mengutarakan kembali. 4) Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya, senang ataupun tidak ia tetap dimintai pertanggungjawaban, maka tidak ada gunanya membenci atau tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
mencintai pelajaran, karena dengan mencintai pelajaran akan menambah hasil studi. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Orang belajar harus aktif, karena tanpa adanya aktifitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Sardiman A. M (2004: 95-96)
sini terlihat bahwa aktifitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik (2001: 89),
-masing siswa
Prinsip aktif inilah yang akan mengendalikan tingkah lakunya. Menurut Gagne dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 44menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita
terima,
tidak
sekedar
menyimpannya
saja
tanpa
mengadakan
Anak yang memiliki sifat aktif mampu merencanakan sesuatu, anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Jadi keaktifan belajar adalah kegiatan atau usaha sadar yang dilakukan secara rutin atau teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga mendapatkan kemampuan baru dan terjadi perubahan perilaku. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Keaktifan belajar itu beranekaragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis antara lain menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
percobaan. Aktivitas-aktivitas tersebut akan membuahkan hasil belajar yang optimal. c.
Jenis-jenis Aktivitas Belajar Suatu pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas. Aktivitas tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya yang terdapat di sekolahsekolah tradisional. Paul B Diedrich dalam Sardiman A. M (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan
soal,
menganalisa,
melihat
hubungan,
mengambil
keputusan. 8) Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Klasifikasi aktivitas yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam suatu proses belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
mengajar, tentu proses belajar mengajar akan berjalan dengan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
3.
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horward Kingsley dalam Sudjana (2006: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Menurut Gagne dalam Sudjana (2006: 22) hasil belajar dibagi menjadi lima kategori yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan motoris. Hasil belajar siswa tidak akan tampak jika siswa belum melakukan suatu kemampuan yang diperoleh melalui belajar. Beberapa pengertian tentang belajar dirumuskan sebagai berikut: 1) Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. (Winkel, 1991: 36). 2) Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. (Purwanto, 2002: 102). 3) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. (Oemar Hamalik, 2003: 154) 4) Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan-perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. (Suparno, 2001: 2). 5) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2003: 2). Menurut Muhibbin Syah (2005: 132), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a). faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi/keadaan jasmani (fisiologis) dan rohani (psikologis) siswa, b). faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni faktor sosial dan faktor nonsosial, c). faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor internal siswa ini meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Aspek psikologis mencakup kerohanian siswa yang meliputi: 1) tingkat kecerdasan/intelegensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa. Faktor eksternal siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial ini meliputi keluarga, guru, dan staf sekolah, masyarakat, dan teman. Orangtua dan keluarga siswa itu sendiri merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kegiatan siswa. Sifat-sifat orangtua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga, semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu yang digunakan untuk belajar. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai. Menurut Bloom dalam Suparno (2001: 84) pembelajaran yang efektif memiliki empat komponen: 1) orientasi yang jelas dan menggugah, 2) ada keterlibatan pembelajar secara aktif, 3) proses penguatan, dan 4) umpan balik dan perbaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Menurut Bloom dalam Sudjana (2006: 22-23) hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikimotorik, yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pelajaran tertentu (Sudjana, 2006: 31).
yang sangat penting dalam suatu sistem yaitu sistem pengajaran untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak. Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar: 1)
Tes hasil belajar
prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
Menurut Muchtar Buchori dalam Arikunto (1995: 29), tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar (achievement test), sedangkan dilihat dari bentuknya tes dibedakan menjadi: 1). tes tertulis, 2). tes lisan, 3). tes tindakan. Tes tertulis di dalam penelitian ini adalah tes objektif (tes terstruktur) yaitu tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah. 2)
Observasi/pengamatan
pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan ini merupakan alat pengukuran hasil belajar yang berupa non tes. Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Dalam observasi guru tidak perlu mengadakan komunikasi langsung dengan siswa. Observasi dapat dilakukan pada berbagai tempat misalnya di kelas pada waktu pelajaran, di halaman sekolah pada waktu murid bermain-main, di lapangan pada waktu murid olah raga, upacara, perayaan, di rumah pada waktu senggang, dan pada tempat karya wisata. Untuk hubungan antara siswa dengan siswa lain yang konstruktif memberi andil kepada hasil belajar siswa dalam hal: 1) Hubungan antara anggota kelompok memberikan/mempengaruhi hasil belajar dan aspirasi pendidikan. 2) Hubungan dengan kawan (peer) menunjang sosialisasi dalam hal nilai-nilai, sikap, dan cara memahami dunia ini. 3) Hubungan dengan kawan merupakan petunjuk untuk kesehatan jiwa seseorang dimasa yang akan datang. 4) Hubungan dengan kawan menyebabkan seseorang belajar keterampilanketerampilan sosial untuk mengurangi keterisolasian sosial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
5) Hubungan dengan kelompok mempengaruhi terjadinya atau tidak terjadinya potensi tingkah laku yang merupakan masalah pada waktu tersebut, misalnya penyalahgunaan obat-obat terlarang. 6) Hubungan dengan kawan-kawan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengatur dorongan-dorongan impulsnya. 7) Hubungan dengan kawan membantu siswa untuk menemukan identitasnya. 8) Hubungan dengan kawan mendorong diperolehnya kemampuan untuk memahami cara memandang persoalan. 9) Hubungan dengan kawan mempengaruhi sikap terhadap sekolah.(Suparno, 2001: 132).
B. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam bahasa Inggris mempunyai nama Clasroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Kelas dalam konteks lama yaitu sebuah ruangan di sekolah tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian pengajaran, kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar, dimanapun tempat berlangsungnya anak didik tersebut belajar. Jadi kelas dapat diwujudkan di laboratorium, lapangan, ataupun bengkel. Iskandar (2009: 20) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi tiga kata, yaitu: 1) Penelitian Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
3) Kelas Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Arikunto (2009: dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Arikunto (2009: empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) -langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini: Perencanaa Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
(Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi , 2009: 16) Gambar 1: Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas Keterangan gambar : Tahap1 : Perencanaan yaitu dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap 2 : Pelaksanaan yaitu pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap 3 : Pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Tahap 4 : Refleksi yaitu merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika selesai melakukan
tindakan,
kemudian
peneliti
dan
guru
kolaborasi
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Iskandar (2009: 24-26) mengemukakan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut: 1) Kritik Refleksi Dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. 2) Kritik Dialektis Dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, (b) struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada dibalik unit tersebut bersifat stabil. 3) Kolaboratif Dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data sumber. 4) Resiko Resiko yang mungkin terjadi diantaranya, (1) melesetnya hipotesis, (2) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi. 5) Susunan Jamak PTK mempunyai struktur jamak karena penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasif atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
6) Internalisasi Teori dan Praktik Dalam PTK keberadaan antara teori dan praktik bukan merupakan dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
C. Penelitian yang Relevan Di bawah ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian yang menggunakan metode Peer Instruction. 1) Chandra Dewi N.M (2007) dalam penelitian yang berjudul Penggunaan Metode Peer Instruction pada pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Impuls, Momentum, dan Tumbukan bagi Siswa kelas I Semester II di SMA Negeri II Pekalongan Tahun Ajaran 2003/2004 Tujuan penelitian adalah: 1). Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh antara penggunaan metode Peer Instruction dan diskusi informasi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 2). Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan rendah terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 3). Mengetahui ada tidaknya interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. Hasil penelitian adalah: 1). Ada perbedaan pengaruh antara metode Peer Instruction dengan metode diskusi informasi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 2). Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 3). Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 2) Dwi Setyaningsih (2009) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Metode Peer Instruction Yang Dimodifikasi Dengan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Pada Siswa Di Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan
penelitian
adalah
untuk
meningkatkan
kualitas
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi pada siswa di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro. Hasil Penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Peer Instruction
yang
dimodifikasi
dengan
metode
demonstrasi
dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran hal ini ditinjau dari empat aspek yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, ketuntasan prestasi belajar siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru biologi siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro.
commit to user
Tabel 2. Perbedaan Penelitian oleh Peneliti dengan Penelitian Sebelumnya Nama Judul Waktu dan Tujuan Metode Tempat Penelitian Penelitian Candra Dewi N Penggunaan metode Tahun 2004 di 1). Mengetahui ada Metode M (K2300003) Peer Instruction pada Pekalongan tidaknya perbedaan Eksperimen pembelajaran fisika pengaruh antara pokok bahasan penggunaan metode Peer impuls, momentum, Instruction dan diskusi dan tumbukan bagi informasi terhadap prestasi siswa kelas I semester belajar fisika pokok II di SMA Negeri II bahasan impuls, Pekalongan tahun momentum, dan ajaran 2003/2004 tumbukan. 2). Mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 3). Mengetahui ada tidaknya interaksi pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dan
1). Ada perbedaan pengaruh antara metode Peer Instruction dengan metode diskusi informasi terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 2). Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. 3). Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan.
Hasil penelitian
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Penerapan Metode Peer Instruction Yang Dimodifikasi Dengan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Pada Siswa Di Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penggunaan metode Peer Instruction untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
Dwi Setyaningsih (A420050068)
Maryanti (K5406030)
Tahun 2011 di Surakarta
Tahun 2008 di Purwantoro Wonogiri
commit to user 1).Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran geografi dengan
kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pokok bahasan impuls, momentum, dan tumbukan. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi pada siswa di kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro.
Metode Penelitian Tindakan Kelas 2
Metode Penelitian Tindakan Kelas 3 Siklus
Pembelajaran dengan menggunakan metode peer instruction yang dimodifikasi dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran hal ini ditinjau dari empat aspek yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, ketuntasan prestasi belajar siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru biologi siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 4 Purwantoro. Penggunaan metode Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar geografi
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
belajar siswa pada pembelajaran geografi pokok bahasan menganalisis pelestarian lingkungan hidup di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011
menggunakan metode Peer Instruction. 2).Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction.
Siklus
siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada kompetensi dasar Menganalisis pelestarian lingkungan hidup
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
D. Kerangka Berfikir Belajar merupakan aktivitas yang ditempuh oleh siswa dengan tujuan untuk membentuk sikap atau perilaku budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Adanya sebuah proses diharapkan dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian pula dengan pengajaran. Dari proses pengajaran yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang baik, karena hasil pengajaran dapat digunakan sebagai alat ukur kualitas pengajaran yang sudah dilakukan. Agar hasil pengajaran dapat optimal maka seorang guru harus dapat membuat perencanaan dan penerapan metode yang sesuai. Guru harus dapat mengubah sistem pembelajaran dari yang bersifat satu arah ke sistem dua arah dan mengikuti perkembangan anak didik. Pembelajaran dengan memusatkan kegiatan pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa daripada pembelajaran yang berpusat pada pendidik/guru. Untuk meningkatkan hal ini maka seorang guru hendaknya menggunakan variasi metode, tidak hanya ceramah tetapi dengan metode lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Peer Instruction atau pembelajaran teman sejawat. Dalam penggunaan metode ini diharapkan siswa yang pandai dapat mengutarakan materi pelajaran kepada siswa yang kurang pandai. Begitu pula sebaliknya, siswa yang kurang pandai dapat bertanya kepada siswa yang lebih pandai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Masalah Kegiatan Belajar: Penggunaan metode kurang bervariasi Keaktifan belajar belum optimal Hasil belajar belum optimal
Metode Peer Instruction
Tidak Berhasil Ya Parameter keberhasilan Keaktifan siswa meningkat 70% hasil belajar siswa mencapai KKM
Target Akhir Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa
Gambar 2: Kerangka Pemikiran
commit to user
Perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Tahapan Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Surakarta kelas XI IPS 6 semester genap tahun ajaran 2010/2011. Sekolah ini beralamat di Jalan Monginsidi No. 40, Banjarsari, Surakarta.
Gambar 3: SMA N 2 Surakarta Tampak Depan (Sumber: Dokumen Penulis) 2.
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Adapun jadwal penelitian dibagi dalam tabel berikut ini: Tabel 3: Tahapan Pelaksanaan Penelitian Jenis kegiatan Des Mar Pengajuan judul Pengejuan proposal dan instrumen Perijinan Pelaksanaan penelitian Analisis data Penyusunan laporan
Aprl
commit to user 29
Mei
Juni
Juli
Agust
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran geografi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini berupa penggunaan metode Peer Instruction atau pembelajaran teman sejawat (teman satu bangku) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelajaran Geografi. Penelitian ini tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut: 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan 1. Membuat Silabus. (Lampiran 1) 2. Membuat Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP). (Lampiran 2). 3. Menyusun materi. (Lampiran 3) 4. Menyusun lembar observasi keaktifan siswa. (Lampiran 10). 5. Menyiapkan lembar observasi kinerja guru. (Lampiran 11). 6. Menyiapkan lembar latihan tes konsep. (Lampiran 8). 7. Merancang soal tes formatif. (Lampiran 5). b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan pada tahap ini merupakan penerapan dari tahap perencanaan yang telah dibuat. Pada penelitian ini, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan metode Peer Instruction. Secara garis besar tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran sesuai dengan indikator. 2) Guru memberikan latihan soal (tes konsep). 3) Guru meminta siswa untuk menjawab soal sesuai dengan pemahaman masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
4) Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sejawat (teman satu bangku). 5) Guru meminta siswa untuk menjawab ulang jawabannya. 6) Guru memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa. c. Tahap Pengamatan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan terhadap kinerja pengajar dilakukan oleh guru kolaborasi, sedangkan pengamatan untuk keaktifan siswa dilakukan oleh mitra peneliti selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain melakukan pengamatan, diakhir siklus dilakukan pengisian evaluasi hasil belajar siswa berupa tes formatif dengan bentuk soal-soal objektif sebanyak 15 butir yang dikerjakan secara individu yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi yang berupa tes formatif dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari data tersebut akan dilihat
apakah
keaktifan belajar
telah
mengalami
peningkatan dan apakah hasil belajar telah memenuhi target yang diharapkan dalam ketuntasan belajar yaitu 70% siswa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yaitu 70. Jika pada siklus I belum memenuhi target maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan yang terjadi pada siklus I ini diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II. 2. Siklus II Tahapan pada siklus II ini mengikuti tahapan pada siklus I. Rencana tindakan siklus II ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dimaksudkan sebagai penyempurnaan atau perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Peer Instruction pada siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini direncanakan kembali tindakan pembelajaran yang mengacu pada hasil siklus I dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahankelemahan dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tindakan pada siklus I, hanya saja diadakan beberapa revisi atau perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar geografi siswa. c. Tahap Pengamatan Pengamatan pada siklus II hampir sama dengan pengamatan pada siklus I. Pada tahapan ini diberikan tes formatif yang kedua pada akhir pertemuan. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru geografi tentang hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan pemberian tes formatif. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang diharapkan. Jika belum memenuhi target, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Sumber Data Data pada penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yang meliputi: 1. Dokumentasi atau arsip, mengenai data siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Guru mata pelajaran geografi, data yang diperoleh berupa informasi mengenai keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada saat kegiatan belajar mengajar, sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. 3. Siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta sebagai subyek penelitian, data yang diperlukan berupa keaktifan siswa, nilai tes hasil belajar geografi siswa saat metode Peer Instruction diterapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
4. Peristiwa kegiatan belajar mengajar geografi ketika metode Peer Instruction diterapkan.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah pengamatan (observasi), dokumentasi, dan tes, yang masing-masing diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1.
Pengamatan (observasi)
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006: 229). Dalam melakukan observasi terhadap siswa selama siklus penelitian berlangsung, peneliti dibantu oleh mitra (teman sejawat). Pengamatan dilakukan oleh tiga orang pengamat (observer), yaitu guru mata pelajaran geografi dan dua orang observer. Dua orang observer melakukan observasi dengan berperan serta secara pasif dan sistematis, dimana observer tidak berperan langsung dalam kegiatan pembelajaran serta melakukan observasi dengan mengacu pada instrumen pengamatan yang telah dirancang sesuai dengan aspek-aspek yang akan diteliti. Observasi berperan pasif dilakukan dengan jalan peneliti mengambil tempat duduk paling belakang sehingga peneliti dapat secara leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa di kelas. Observasi sistematik dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan proses pembelajaran dilengkapi aspek-aspek yang diteliti, sehingga membantu di dalam memfokuskan apa yang akan diteliti. Rancangan ini dituangkan dalam bentuk lembar observasi tertulis (Lampiran 10). Pengisian dilakukan dengan membubuhkan check (
pada pilihan yang tepat.
Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada semua tahapan kegiatan selama pelajaran itu berlangsung. Untuk pengamatan terhadap siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yaitu keaktifan dalam menanggapi rangsang yang datang baik dari guru maupun teman lainnya. 2.
Dokumentasi
Arikunto (2006: 231) menjelaskan b data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data identitas siswa, data hasil belajar siswa yang berupa nilai geografi kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. 3.
Tes
dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang
Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilakukan tes konsep ( Lampiran 8) dan tes formatif (Lampiran 5). Tes konsep ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam berdiskusi untuk memahami konsep yang diberikan. Tes formatif adalah tes yang dilakukan pada akhir keseluruhan siklus untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dengan 15 soal objektif (Lampiran 5).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I Indikator Menjelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan Menjelaskan bentuk-bentuk penyebab kerusakan lingkungan hidup Gempa bumi Angin topan Banjir Tanah longsor Gunung meletus Kemarau panjang/kekeringan Pencemaran Tabel 5. Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II Indikator Mengidentifikasi upaya pelestarian lingkungan hidup: Upaya pelestarian hutan Rehabilitasi dan reklamasi lahan kritis Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Upaya pelestarian sumberdaya udara Upaya pelestarian tanah dan sumberdaya air Etika lingkungan
Item soal 1, 2, 6, 10, 13
12, 15 9 3 8 5 4 7, 11, 14
Item soal 10, 13 5, 15 12 4, 6, 8 1, 2, 3, 7 9, 11
E. Validitas Data Validitas sering diartikan dengan kesahihan atau ketepatan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak untuk mengukur obyek yang akan diukur. Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Menurut Azwar (1997: 45) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pertanyaan yang dicari dalam v
-item dalam tes mencakup keseluruhan
apabila memenuhi kriteria penelaahan, yaitu: kesesuaian instrumen dengan indikator, kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, bahasa mudah dipelajari tidak ambigu, dan kesesuaian dengan EYD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Sebelum menyusun soal tes terlebih dahulu disusun kisi-kisi tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sesuai dengan indikatorindikatornya. Penyusunan soal tes yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran berarti bahwa masing-masing soal telah sesuai dengan isi materi yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain soal tes tersebut sudah memenuhi validitas isi.
F. Teknik Analisis Data Pada kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 16), cara menganalisis data secara kompleks yang disarankan disebut teknik kualitatif, salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif, yang terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yakni reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi
data
meliputi
proses
menyeleksi,
menentukan
fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam catatan lapangan. Setelah direduksi, maka berbagai data dipaparkan dalam bentuk narasi dengan dilengkapi grafik atau diagram yang disusun secara sistematis dan interaktif, sehingga mudah dipahami, mudah dilakukan penarikan simpulan, serta mudah menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Keaktifan belajar yang diukur dalam penelitian ini ada 8 indikator yaitu visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Masingmasing indikator mempunyai 4 sub indikator. Pengambilan data keaktifan belajar siswa dilakukan dengan observasi langsung pada saat proses pembelajaran geografi, dengan mrmb
yang telah disediakan
(Lampiran 10). Analisis data untuk hasil observasi keaktifan dilakukan dengan memberikan skor pada tiap indikator keaktifan siswa. Ada delapan indikator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
keaktifan siswa, sehingga skor tertinggi keaktifan belajar siswa adalah 8 dan skor terendahnya adalah 0. Masing-masing indikator mempunyai skor 1, setiap indikator ada 4 sub indikator maka masing-masing sub indikator skornya 0,25. Untuk mengetahui peningkatan skor keaktifan belajar siswa dilakukan dengan mencari rata-rata skor keaktifan belajar siswa pada setiap siklusnya, kemudian data tersebut disajikan dalam tabel dan diagram. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan memberikan tes formatif di setiap akhir siklus. Terdiri dari 15 soal objektif (Lampiran 5). Untuk analisisnya, hasil tes tersebut diberi nilai dengan rentang antara 0
100. Dicari nilai terendah
dan nilai tertinggi pada setiap hasil tes formatif untuk mengetahui nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.
G. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa ketika proses pembelajaran geografi setiap siklus. Indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode Peer Instruction dalam pembelajaran geografi disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 6. Ukuran Keberhasilan Penelitian Ukuran keberhasilan Target
Keaktifan belajar siswa Hasil belajar siswa
Teknik Pengumpulan Data Meningkat pada setiap siklus Observasi 70 % siswa mencapai kriteria Tes formatif ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
H. Prosedur Penelitian Secara umum langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanakaan tindakan, dan tahap refleksi serta tahap tindak lanjut. 1.
Tahap Persiapan a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Geografi SMA Negeri 2 Surakarta. b. Melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMA Negeri 2 Surakarta secara menyeluruh dan mengetahui kegiatan belajar mengajar Geografi di kelas XI IPS 6 pada khususnya. c. Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta.
2.
Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, penelitian meliputi penyusunan beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pembelajaran yang menerapkan metode Peer Instruction. Instrumen penelitian tersebut meliputi silabus (lampiran 1), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 2), materi siklus I dan siklus II berbeda tetapi masih dalam satu kompetensi dasar (lampiran 3), tes formatif (lampiran 5), soal tes konsep untuk sarana berdiskusi (lampiran 8), lembar observasi keaktifan siswa (lampiran 10), dan lembar observasi kinerja guru (lampiran 11).
3.
Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Geografi pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup.
4.
Tahap Evaluasi dan Observasi Peneliti bertindak sebagai pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian terhadap kinerja peneliti dalam mengajar dilakukan oleh guru mata pelajaran geografi. Setelah itu, peneliti mengadakan pertukaran pendapat dengan guru yang bersangkutan mengenai hasil penelitian. Dalam kegiatan tukar pendapat tersebut diungkapkan kelebihan dan kelemahan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
belajar mengajar yang telah berlangsung dengan memfokuskan pada penampilan guru di kelas dan pada respon siswa terhadap materi dan metode pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. 5.
Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, keaktifan siswa, dan penguasaan materi yang diwujudkan dalam nilai tes. Kemudian setelah memperoleh data, maka akan dilakukan refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya yaitu perbaikan pengajaran materi sebelumnya dengan menggunakan metode Peer Instruction.
6.
Tahap Tindak Lanjut Pada tahap ini akan dilakukan perbaikan pengelolaan kelas dalam pengaplikasian pembelajaran dengan metode Peer Instruction. Apabila siklus I kurang dengan tujuan pembelajaran maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMA Negeri 2 Surakarta terletak pada
27 LS dan
BT. Lokasi SMA Negeri 2 Surakarta berada di Jln. Monginsidi 40, Margoyudan, Banjarsari, Surakarta dan berdampingan dengan SMA Negeri I Surakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Peta Lokasi SMA Negeri 2 Surakarta. SMA Negeri 2 Surakarta didirikan pada tanggal 17 Agustus 1951. Pada saat itu dibuka SMA A/B malam dengan nama SMA Negeri I Bagian Malam, terdiri dari 6 kelas. Margoyudan ini dikenal dengan lingkungan pendidikan karena selain SMA Negeri 2 Surakarta, terdapat beberapa sekolah lainnya seperti SMK Kristen, SMP Warga, SMA Warga, SMA Kristen Monginsidi, SMA Widya Pratama, IAKS (Institut Agama Kristen Surakarta), SMIT Tunas Pembangunan, SMA Kristen 1 Surakarta, SMP Negeri 4 Surakarta dan ASKI. Dilihat dari kondisi lingkungan di sekitar SMA Negeri 2 Surakarta yang juga merupakan tempat kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikatakan keadaan lingkungan belajar siswa cukup kondusif untuk belajar. Selain itu, lokasi sekolah yang strategis menjadikannya mudah dalam aksesibilitasnya. Walaupun SMA Negeri 2 Surakarta terletak di tepi jalan raya, bangunan sekolah yang agak masuk dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar cukup nyaman. Dengan demikian, proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Secara umum kondisi gedung SMA Negeri 2 Surakarta dalam kondisi baik dan memenuhi syarat sebagai sarana tempat kegiatan belajar mengajar. SMA Negeri 2 Surakarta memiliki luas tanah 6454 m2 dengan jumlah kelas 30 ruang yang terdiri dari 10 kelas X, 4 kelas XI IPA, 6 kelas XI IPS, 4 kelas XII IPA, dan 6 XII IPS.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Tabel 7. Inventaris Gedung SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2011 No Jenis Ruangan Luas 1 Ruang kelas 2397 m2 2 Laboratorium Biologi 102 m2 3 Laboratorium Kimia 99 m 2 4 Laboratorium Fisika 99 m 2 5 Laboratorium Bahasa 99 m 2 6 Laboratorium Komputer 66 m 2 7 Perpustakaan 144 m2 8 Ruang keterampilan 66 m 2 9 Ruang serbaguna 78 m 2 10 Koperasi/toko 20 m 2 11 Ruang BK 85 m 2 12 Ruang kepala sekolah 24 m 2 13 Ruang guru 138 m2 14 Ruang TU 66 m 2 15 Ruang OSIS 9 m2 16 Ruang UKS 14 m 2 17 Kamar mandi guru 12 m 2 18 Kamar mandi murid 66 m 2 19 Gudang 26 m 2 20 Ruang ibadah 154 m2 Sumber: Data Administrasi SMA Negeri 2 Surakarta
commit to user
digilib.uns.ac.id
39
perpustakaan.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Sebelum melakukan penelitian menggunakan metode Peer Instruction, peneliti melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran geografi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. Dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran geografi sangat kurang, hal ini karena metode yang digunakan hanya berpusat pada guru (Teacher Center). Metode yang berpusat pada guru membuat siswa cepat mengalami kejenuhan dan cenderung pasif. Kondisi yang demikian berakibat pada keaktifan dan hasil belajar siswa yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan. No No Induk Nama L/P Skor 1 17719 Aini Hayati P 0,75 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 0,75 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 0,25 4 17861 Angga Bagus Wardana L 0,25 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 1 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 0,25 7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya P 0,25 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia P 0,25 9 17759 Corry Reza Iswaradini P 0,75 10 17830 Davin Jay Sukmantoro L 0,25 11 17929 Dewangga Herda Putra L 0,25 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C L 1 13 17765 Faisal Maulana L 0,5 14 17903 Faris Yudha Putra L 0,25 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro L 0,75 16 17802 Febry Romadhona L 0,5 17 17937 Hemas Mayrina L 0,25 18 17966 Idafatma Setyaningtias P 0,5 19 17967 Ike Mavita Putri P 0,25 20 17839 Lina Lathifah P 0,75 21 17774 Luthvi Septa Arliawan L 0,25 22 17810 Luthfia Sabilla Dina P 0,75 23 17813 Muhamad Erdo L 0,75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
24 17873 Muhammad Irfan P 25 17874 Mustofa 26 17944 Nur Martini 27 17974 Oki Nindya Sari 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho 29 17977 Putri Ratnasari 30 17915 Ratna Fitiani 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto 32 17918 Rosy Oktasari 33 17851 Shaffira Fitriani 34 17820 Sofa Fajarini 35 17821 Yenny Kusuma Wardani 36 17785 Yogi Sambodo Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
L L P P L P P L P P P P L
0,5 0,25 0,25 1 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 0,25 0,25 1 0,25
Dari data di atas dapat diketahui rata-rata skor keaktifan siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta sebelum diberi tindakan yaitu 0,49. Skor terendah keaktifan siswa sebelum diberi tindakan adalah 0,25 dan skor tertinggi adalah 1. Tabel 9. Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan. No No Induk Nama L/P Nilai 1 17719 Aini Hayati P 75 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 71 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 70 4 17861 Angga Bagus Wardana L 67 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 71 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 74 7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya P 68 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia P 73 9 17759 Corry Reza Iswaradini P 74 10 17830 Davin Jay Sukmantoro L 69 11 17929 Dewangga Herda Putra L 67 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C L 69 13 17765 Faisal Maulana L 66 14 17903 Faris Yudha Putra L 50 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro L 68 16 17802 Febry Romadhona L 69 17 17937 Hemas Mayrina L 68 18 17966 Idafatma Setyaningtias P 69 19 17967 Ike Mavita Putri P 74 20 17839 Lina Lathifah P 76 21 17774 Luthvi Septa Arliawan L 68 22 17810 Luthfia Sabilla Dina P 73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
23 17813 Muhamad Erdo L 24 17873 Muhammad Irfan P L 25 17874 Mustofa L 26 17944 Nur Martini P 27 17974 Oki Nindya Sari P 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho L 29 17977 Putri Ratnasari P 30 17915 Ratna Fitiani P 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto L 32 17918 Rosy Oktasari P 33 17851 Shaffira Fitriani P 34 17820 Sofa Fajarini P 35 17821 Yenny Kusuma Wardani P 36 17785 Yogi Sambodo L Sumber: Buku nilai kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Surakarta.
69 55 65 65 68 76 75 74 76 60 73 74 74 74
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan dalam pembelajaran geografi berjumlah 18 anak (50% dari jumlah siswa) sedangkan yang belum tuntas adalah 18 anak (50% dari jumlah siswa). Nilai tertinggi dalam kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta sebelum diberi tindakan adalah 76 dan nilai terendahnya 50. Untuk nilai rata-rata kelas adalah 69, 63. Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 18 50% Belum Tuntas 18 50% Jumlah 36 100% Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
j u m l a h
Tuntas
Belum Tuntas
s i s w a
Gambar 5: Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Sebelum Diberi Tindakan.
2. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan I Pada tahap perencanaan penulis mempersiapkan beberapa komponen terkait dengan materi yang disampaikan pada siklus I yaitu pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang direncanakan pada siklus I antara lain: 1. Menyiapkan silabus berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Lampiran 1) 2. Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan yaitu pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup dengan menggunakan metode Peer Instruction (Lampiran 2) 3. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu slide power point materi pelestarian lingkungan hidup. 4. Bersama
dengan
Guru
kolaborasi,
peneliti
merencanakan
jadwal
pelaksanaan kegiatan yaitu pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Senin, 2 Mei 2011 selama 1 x 45 menit. Pertemuan kedua pada hari Selasa, 3 Mei 2011 selama 2 x 45 menit. 5. Peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: lembar observasi untuk keaktifan belajar siswa (Lampiran 10), lembar observasi kinerja guru (Lampiran 11), menyiapkan lembar kerja siswa sebagai tes konsep (Lampiran 8), soal tes formatif siklus I yang berjumlah 15 soal (Lampiran 5) beserta kunci jawabannya untuk mengetahui hasil belajar siswa (Lampiran 6). b. Pelaksanaan Tindakan I Siklus pertama dalam penelitian ini dilaksanakan 2 kali, dalam satu kali pertemuan memerlukan waktu 1 x 45 menit dan 2 x 45 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2011 dan 3 Mei 2011 di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru bertindak sebagai observer. Materi yang disampaikan yaitu tentang pengertian pelestarian lingkungan hidup dan penyebab-penyebab kerusakan lingkungan hidup (Lampiran 3). Langkahlangkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Instruction pada Siklus I (Lampiran 2) adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan Pertama (1 x 45 menit) a. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit Guru menyapa siswa, mengabsen, memberi motivasi. Apersepsi: Menanyakan pada siswa apa pengertian pelestarian lingkungan hidup dan apa saja penyebab kerusakan lingkungan hidup? b. Kegiatan Inti: 35 menit Guru menjelaskan materi tentang pengertian pelestarian lingkungan hidup dan penyebab-penyebab kerusakan lingkungan hidup. c. Kegiatan Penutup: 5 menit Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan, memberikan evaluasi, dan memberikan tindak lanjut. Guru menutup pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
2. Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) a. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit Guru memberi salam, mengabsen, memberi motivasi Apersepsi: Menanyakan kepada siswa tentang materi pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan Inti: 55 menit Guru melanjutkan penyampaikan materi. Guru memberikan latihan soal. Guru meminta siswa untuk menjawab sesuai dengan pemahaman masing-masing. Meminta siswa untuk berdiskusi. Meminta siswa untuk menjawab ulang Guru memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa c. Kegiatan Penutup: 30 menit Guru meminta siswa mengerjakan tes formatif siklus I Guru menutup pelajaran siklus I c. Observasi dan Evaluasi Tindakan I 1. Keaktifan Belajar Siklus I Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada siklus I dapat diketahui pada tabel berikut ini: Tabel 11. Skor Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I No No Induk Nama L/P Skor 1 17719 Aini Hayati P 1,5 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 1,75 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 1,75 4 17861 Angga Bagus Wardana L 2,75 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 2 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 1,5 7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya P 1,75 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia P 3 9 17759 Corry Reza Iswaradini P 1 10 17830 Davin Jay Sukmantoro L 2,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
11 17929 Dewangga Herda Putra 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C 13 17765 Faisal Maulana 14 17903 Faris Yudha Putra 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro 16 17802 Febry Romadhona 17 17937 Hemas Mayrina 18 17966 Idafatma Setyaningtias 19 17967 Ike Mavita Putri 20 17839 Lina Lathifah 21 17774 Luthvi Septa Arliawan 22 17810 Luthfia Sabilla Dina 23 17813 Muhamad Erdo 24 17873 Muhammad Irfan P 25 17874 Mustofa 26 17944 Nur Martini 27 17974 Oki Nindya Sari 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho 29 17977 Putri Ratnasari 30 17915 Ratna Fitiani 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto 32 17918 Rosy Oktasari 33 17851 Shaffira Fitriani 34 17820 Sofa Fajarini 35 17821 Yenny Kusuma Wardani 36 17785 Yogi Sambodo Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
L L L L L L L P P P L P L L L P P L P P L P P P P L
2 2,75 2,25 1,75 2,5 3 1,5 1,75 1 1,75 1,25 3 2,75 2,75 2 1 2,75 2 1 2 1,5 1,5 1,25 1,5 3 1,5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada siklus I adalah 1,95. Skor terendah keaktifan siswa pada siklus I adalah 1 dan skor tertingginya adalah 3. Pada hasil observasi terdapat dua indikator dari delapan indikator yang tidak dilakukan oleh siswa yaitu indikator drawing dan motor activities, hal ini karena materi yang disampaikan pada pembelajaran ini tidak melibatkan keaktifan tersebut. 2. Hasil Belajar Siklus I Hasil belajar siswa kelas XI IPS 6 pada mata pelajaran geografi pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Tabel 12. Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I No No Induk Nama L/P Nilai 1 17719 Aini Hayati P 67 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 73 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 87 4 17861 Angga Bagus Wardana L 80 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 73 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 53 7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya P 60 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia P 60 9 17759 Corry Reza Iswaradini P 80 10 17830 Davin Jay Sukmantoro L 80 11 17929 Dewangga Herda Putra L 53 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C L 93 13 17765 Faisal Maulana L 87 14 17903 Faris Yudha Putra L 80 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro L 80 16 17802 Febry Romadhona L 87 17 17937 Hemas Mayrina L 80 18 17966 Idafatma Setyaningtias P 53 19 17967 Ike Mavita Putri P 80 20 17839 Lina Lathifah P 60 21 17774 Luthvi Septa Arliawan L 80 22 17810 Luthfia Sabilla Dina P 60 23 17813 Muhamad Erdo L 67 24 17873 Muhammad Irfan P L 73 25 17874 Mustofa L 93 26 17944 Nur Martini P 67 27 17974 Oki Nindya Sari P 67 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho L 80 29 17977 Putri Ratnasari P 60 30 17915 Ratna Fitiani P 67 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto L 80 32 17918 Rosy Oktasari P 73 33 17851 Shaffira Fitriani P 80 34 17820 Sofa Fajarini P 67 35 17821 Yenny Kusuma Wardani P 67 36 17785 Yogi Sambodo L 73 Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011 Berdasarkan nilai pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari jumlah siswa XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta secara keseluruhan yaitu 36 siswa, yang mendapat nilai lebih dari 70 sebanyak 21 siswa dan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
mendapat nilai kurang dari 70 ada 15 siswa. Dengan kata lain, siswa yang tuntas belajar secara individual ada 21 siswa atau 58,33 % secara klasikal sedangkan yang 15 siswa atau 41,67% belum mencapai ketuntasan belajar secara individu. Nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 53 sedangkan nilai rata-rata kelas XI IPS 6 adalah 72,77. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel 13. Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Setelah Siklus I. Ketuntasan Frekuensi Tuntas 21 Belum tuntas 15 Jumlah 36 Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
Negeri 2 Surakarta Prosentase 58, 33% 41, 67% 100%
Jumlah siswa
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
Tuntas Belum tuntas
Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
3. Observasi Kinerja Guru Siklus I Berdasarkan hasil observasi, kinerja guru selama pembelajaran siklus I dapat ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 14: Kinerja Guru dalam Pembelajaran Geografi Siklus I Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta No Kinerja guru Nilai I Baik PERSIAPAN II PELAKSANAAN A. Pendahuluan: Menyapa, mengabsen, apersepsi, dan memberi Baik motivasi kepada siswa B. Inti: 1.Menjelaskan materi pelajaran Cukup 2.Memberikan latihan soal Baik 3.Meminta siswa untuk menjawab soal yang Baik diberikan 4.Meminta siswa untuk berdiskusi Baik 5.Meminta siswa untuk menulis ulang jawabannya Baik 6.Memberikan umpan balik dan memastikan Baik kebenaran jawaban seluruh siswa C. Penutup: Merangkum seluruh materi, memberikan evaluasi, Cukup dan mengadakan tindak lanjut III MANAJEMEN WAKTU Baik Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011 4. Hasil Observasi Pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi. Pada pertemuan ini ada 3 siswa yang tidak masuk. Kegiatan Inti Sebelum
guru
menyampaikan
materi
tentang
pelestarian
lingkungan hidup, terlebih dulu guru memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan penelitian serta menjelaskan tentang metode Peer Instruction yang akan digunakan dalam pembelajaran geografi. Kemudian menampilkan slide power point materi tentang pengertian pelestarian lingkungan hidup dan penyebab kerusakan lingkungan hidup. Guru mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
menjelaskan materi tersebut. Siswa mulai antusias meskipun masih ada 8 siswa perempuan yang mengobrol, 5 mengganggu teman lain, 1 siswa mengantuk, 5 siswa mengajukan pertanyaan. Penutup Guru merangkum materi, memberikan evaluasi, dan mengucap salam. Pertemuan 2 Pendahuluan Pada pertemuan kedua sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru dan siswa berdoa, kemudian guru menyapa siswa dan melakukan presensi. Ada 5 siswa yang datang terlambat karena pelajaran geografi pada jam pertama. Guru membuka pelajaran dengan mengingatkan kembali pada materi
pelajaran
pertemuan
sebelumnya
yaitu
tentang
pengertian
pelestarian lingkungan hidup dan sebagian penyebab kerusakan lingkungan hidup. Guru memberikan pertanyaan tentang macam penyebab kerusakan lingkungan hidup. Banyak siswa yang mau menjawab pertanyaan tersebut tanpa harus ditunjuk. Kegiatan Inti Pertemuan 2 ini guru melanjutkan penyampaian materi. Setelah selesai guru memberikan latihan soal, kemudian meminta siswa untuk menjawab soal sesuai dengan pemahaman masing-masing. Sesudah selesai menjawab soal, guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman terdekatnya. Diskusi telah selesai, kemudian guru meminta siswa untuk menjawab ulang jawabannya. Guru memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa. Ada 5 siswa yang diminta untuk menjelaskan jawaban beserta dengan alasannya, jumlah siswa yang ditunjuk sesuai dengan banyaknya soal yang dikerjakan. Ada bebrapa siswa yang ramai saat guru memberikan umpan balik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Penutup Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes formatif siklus I, kemudian menutup pelajaran dan memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. d. Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1. Beberapa kelemahan guru/pengajar dalam siklus I ini adalah : a) Guru kurang baik dalam menyampaikan materi seperti guru masih terpancang
pada
slide
power
point
dan
guru
kurang
bias
mengembangkan materi yang disampaiakan, sehingga masih banyak siswa yang ramai karena menganggap penjelasan guru kurang menarik. b) Guru belum optimal dalam menggunakan media pembelajaran. c) Guru masih kurang baik dalam kegiatan penutup yaitu merangkum materi, evaluasi, dan memberikan tindak lanjut. 2. Beberapa kekurangan dari segi siswa, yaitu sebagai berikut: a) Siswa belum terbiasa dengan penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction,
sehingga
siswa
masih
canggung
dengan
sistem
pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Siswa cenderung ramai pada saat guru menyampaikan materi sehingga keaktifan siswa belum optimal. c) Hasil belajar yang telah dicapai siswa rata-rata adalah 72,77. Nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 53 dan nilai tertinggi 93. Dalam siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran 21 anak (58,33%) dan 15 anak (41,67%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 70% berarti tujuan dari siklus I belum tercapai. 3. Kekurangan dari penggunaan metode Peer Instruction pada pembelajaran geografi adalah adanya siswa dalam kelompok diskusi yaitu teman satu bangku yang sama-sama tidak paham tentang masalah yang harus disampaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: 1) Guru dalam menyampaikan materi harus lebih menguasai materi dan mampu mengembangkan materi dengan baik, lebih tegas terhadap siswa yang ramai, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa lebih kondusif. 2) Guru memperbaiki kegiatan penutup. 3) Guru membimbing dan memotivasi siswa untuk berdiskusi dengan baik dan sungguh-sungguh. 4) Guru mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran Untuk menjelaskan tentang upaya pelestarian lingkungan hidup maka guru
sebaiknya
memutarkan
video
tentang
penyebab-penyebab
kerusakan lingkungan hidup terlebih dahulu, agar siswa mempunyai gambaran tentang upaya perbaikannnya. Menampilkan video tentang upaya pelestarian lingkungan hidup dan etika lingkungan. 5) Guru mengarahkan siswa, apabila ada siswa dalam satu bangku yang samasama tidak paham tentang konsep yang didiskusikan, agar mereka berdiskusi dengan teman di bangku lain yang terdekat.
3. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Tindakan II Hal-hal yang direncanakan pada siklus II antara lain: 1. Menyiapkan silabus berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Lampiran 1) 2. Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan yaitu pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup dengan menggunakan metode Peer Instruction (Lampiran 2). 3. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu slide power point materi upaya pelestarian lingkungan hidup dan video tentang kerusakan lingkungan hidup serta video tentang etika lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
4. Bersama dengan Guru
kolaborasi,
peneliti merencanakan jadwal
pelaksanaan kegiatan siklus II yaitu pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2011 selama 1 x 45 menit. Pertemuan kedua pada hari Selasa, 10 Mei 2011 selama 2 x 45 menit. 5. Peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan selama pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: lembar observasi untuk keaktifan siswa (Lampiran 10), lembar observasi kinerja guru (Lampiran 11), menyiapkan lembar kerja siswa sebagai tes konsep (Lampiran 8) dan kunci jawabannya (Lampiran 9), lembar untuk soal tes formatif siklus II yang berjumlah 15 soal beserta kunci jawabannya untuk mengetahui hasil belajar siswa (Lampiran 5 dan 6). b. Pelaksanaan Tindakan II Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan atau tatap muka di kelas, tatap muka ketiga dan keempat yaitu pada tanggal 9 Mei dan 10 Mei 2011 di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta. Dalam satu kali tatap muka dilaksanakan 1 x 45 menit dan 2 x 45 menit. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Peer Instruction pada siklus II (Lampiran 2) adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan Ketiga (1x45) a. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit Guru memberi salam, mengabsen, dan memberi motivasi kepada siswa. Apersepsi:
Menanyakan kepada siswa tentang
usaha-usaha
pelestarian lingkungan hidup b. Kegiatan Inti: 35 menit Guru menyampaikan materi tentang usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dan etika lingkungan. c. Kegiatan Penutup: 5 menit Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan, memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
2. Pertemuan Keempat (2x45) a. Kegiatan Pendahuluan: 5 menit Guru memberi salam, mengabsen, dan memberi motivasi kepada siswa. Apersepsi: bertanya kepada siswa tentang materi yang telah dibahas pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan kembali materi pada siswa. b. Kegiatan Inti: 55 menit Guru meneruskan penyampaian materi pertemuan sebelumnya. Guru memberikan latihan soal. Guru meminta siswa untuk menjawab sesuai dengan pemahaman masing-masing. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi. Guru meminta siswa untuk menjawab ulang. Guru memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa. c. Kegiatan Penutup: 30 menit Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan tes formatif. Guru menyimpulkan yang telah disampaikan dan memberikan tindak lanjut. c. Observasi dan Evaluasi Tindakan II 1. Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada siklus II dapat diketahui pada tabel berikut ini: Tabel 15. Skor Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II No No Induk Nama L/P Skor 1 17719 Aini Hayati P 2,75 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 3 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 1,75 4 17861 Angga Bagus Wardana L 3 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 3 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 1,75
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia 9 17759 Corry Reza Iswaradini 10 17830 Davin Jay Sukmantoro 11 17929 Dewangga Herda Putra 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C 13 17765 Faisal Maulana 14 17903 Faris Yudha Putra 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro 16 17802 Febry Romadhona 17 17937 Hemas Mayrina 18 17966 Idafatma Setyaningtias 19 17967 Ike Mavita Putri 20 17839 Lina Lathifah 21 17774 Luthvi Septa Arliawan 22 17810 Luthfia Sabilla Dina 23 17813 Muhamad Erdo 24 17873 Muhammad Irfan P 25 17874 Mustofa 26 17944 Nur Martini 27 17974 Oki Nindya Sari 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho 29 17977 Putri Ratnasari 30 17915 Ratna Fitiani 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto 32 17918 Rosy Oktasari 33 17851 Shaffira Fitriani 34 17820 Sofa Fajarini 35 17821 Yenny Kusuma Wardani 36 17785 Yogi Sambodo Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
P P P L L L L L L L L P P P L P L L L P P L P P L P P P P L
3 2,5 2 3 2,75 2,5 2,75 2,75 3 3 2,5 2,5 3 1,75 2,5 2,5 3 3 2,25 2 3 1,75 2,5 2,75 2,5 2,75 2 1,75 3 2,5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta adalah 2,55. Skor terendah keaktifan pada siklus II yaitu 1,75 dan skor tertingginya adalah 3. Pada hasil observasi terdapat dua indikator yang tidak dilakukan oleh siswa yaitu indikator drawing dan motor activities, hal ini karena materi yang disampaikan pada pembelajaran ini tidak melibatkan keaktifan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
2. Hasil Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada siklus II, hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 16. Nilai Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 6 SMA N 2 Surakarta Setelah Siklus II No No Induk Nama L/P Nilai 1 17719 Aini Hayati P 80 2 17922 Ali Fajar Harisandy L 67 3 17955 Anandita Dwiki Prasetyo L 73 4 17861 Angga Bagus Wardana L 60 5 17893 Angga Kurniawan Mulya L 80 6 17924 Anita Dyan Pratiwi P 80 7 17724 Arcellina Kusuma Wijaya P 73 8 17757 Avissa Meirin Nur Azalia P 87 9 17759 Corry Reza Iswaradini P 80 10 17830 Davin Jay Sukmantoro L 60 11 17929 Dewangga Herda Putra L 87 12 17958 Dimas Prayogo Dwi Nur C L 87 13 17765 Faisal Maulana L 60 14 17903 Faris Yudha Putra L 80 15 17934 Faudzan Ashari Shaputro L 87 16 17802 Febry Romadhona L 93 17 17937 Hemas Mayrina L 87 18 17966 Idafatma Setyaningtias P 73 19 17967 Ike Mavita Putri P 80 20 17839 Lina Lathifah P 87 21 17774 Luthvi Septa Arliawan L 80 22 17810 Luthfia Sabilla Dina P 87 23 17813 Muhamad Erdo L 80 24 17873 Muhammad Irfan P L 87 25 17874 Mustofa L 80 26 17944 Nur Martini P 80 27 17974 Oki Nindya Sari P 67 28 17882 Putranto Cahyo Nugroho L 93 29 17977 Putri Ratnasari P 87 30 17915 Ratna Fitiani P 67 31 17780 Rizki Fauzi Setyo Ananto L 80 32 17918 Rosy Oktasari P 80 33 17851 Shaffira Fitriani P 87 34 17820 Sofa Fajarini P 73 35 17821 Yenny Kusuma Wardani P 80 36 17785 Yogi Sambodo L 67 Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Berdasarkan nilai di atas jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 29 siswa (80,56%) dan 7 siswa (19, 44%) belum mencapai ketuntasan. Nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 60 sedangkan nilai rata-rata kelas XI IPS 6 meningkat menjadi 78, 8. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel 17. Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 29 Belum tuntas 7 Jumlah 36 Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
80, 56% 19, 44% 100%
Jumlah siswa
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
Tuntas Belum tuntas
Gambar 7: Diagram Ketuntasan Nilai Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta Setelah Siklus II 3. Observasi Kinerja Guru Siklus II Berdasarkan hasil observasi, kinerja guru selama pembelajaran siklus II dapat ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 18: Kinerja Guru dalam Pembelajaran Geografi Siklus II Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta No Kinerja guru Nilai Baik I PERSIAPAN II PELAKSANAAN A. Pendahuluan: Menyapa, mengabsen, apersepsi, dan memberi Cukup motivasi kepada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
B. Inti: 1.Menjelaskan materi pelajaran 2.Memberikan latihan soal 3.Meminta siswa untuk menjawab soal yang diberikan sesuai pemahaman masing-masing 4.Meminta siswa untuk berdiskusi 5.Meminta siswa untuk menulis ulang jawabannya 6.Memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa C. Penutup: Merangkum seluruh materi, memberikan evaluasi, dan mengadakan tindak lanjut III MANAJEMEN WAKTU Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
Cukup Baik Baik sekali Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik
4. Hasil Observasi Pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan 3 Pendahuluan Guru membuka pelajaran, memberikan apersepsi dan presensi. Guru meminta siswa untuk menyiapkan diri dan berdoa. Ada 2 siswa yang datang terlambat. Sebelum masuk kemateri hari ini, guru mengingatkan kembali materi pelajaran minggu kemarin, kemudian menyampaikan materi selanjutnya tentang upaya pelestarian lingkungan hidup dan etika lingkungan. Kegiatan Inti Guru
menanyangkan
video
tentang
kerusakan
lingkungan
lingkungan hidup. Siswa sangat antusias dan memperhatikan meskipun masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan temannya yaitu deretan belakang, 3 siswa mengerjakan tugas/PR pelajaran lain, 4 siswa mengganggu teman lain dan 6 siswa bertanya pada guru. Penutup Guru merangkum materi yang telah disampaikan, menutup pelajaran serta memberitahu akan ada tes pada pertemuan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Pertemuan 4 Pendahuluan Guru memberi salam, apersepsi dan presensi siswa. Guru meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Kemudian guru membuka pelajaran dengan mengingatkan pada materi pertemuan sebelumnya. Guru memberi pertanyaan tentang macam upaya pelestarian lingkungan hidup. Banyak siswa yang berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Kegiatan Inti Guru melanjutkan penyampaian materi dan menampilkan video tentang
etika
lingkungan.
Hampir
semua
siswa
antusias
dan
memperhatikan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk oleh guru. Selesai menjelaskan materi guru memberikan latihan soal dan meminta siswa untu menjawab sesuai dengan pemahaman masing-masing. Untuk mengerjakan guru memberikan waktu beberapa menit, setelah itu guru menyuruh semua siswa untuk berdiskusi dengan teman terdekatnya. Sesudah berdiskusi, guru meminta semua siswa untu menjawab ulang jawabannya. Guru kemudian memberikan umpan balik dan memastikan kebenaran jawaban seluruh siswa. Untuk mengetahui jawaban siswa, guru menunjuk 5 orang untuk menjawab dan mengemukakan alasannya. Penutup Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes formatif siklus II, menutup pelajaran dan mengucap salam. d. Analisis dan Refleksi Tindakan II Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1. Guru sudah dapat menyampaikan materi dengan lebih baik, lebih mampu menguasi materi, dan dapat mengembangkan materi dengan lebih baik. 2. Guru sudah dapat meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran, terbukti guru sudah menayangkan video untuk menyampaikan materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
pelajaran, sehingga siswa menjadi lebih antusias untuk mengikuti pelajaran. 3. Siswa sudah dapat mengkondisikan diri apabila ada teman satu bangku yang sama-sama tidak paham tentang konsep yang diajarkan, mereka langsung berdiskusi dengan teman di bangku lain yang terdekat. 4. Jumlah siswa kelas XI IPS 6 secara keseluruhan yaitu 36 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 7 siswa dan yang mendapat 70 keatas ada 29 siswa, dengan kata lain siswa yang tuntas belajar secara individu ada 29 siswa atau 80,56%, sedangkan yang 7 siswa atau 19,44% belum mengalami ketuntasan belajar secara individu. Skor terendah keaktifan siswa pada siklus II adalah 1,75 dan skor tertingginya adalah 3. Rata- rata skor keaktifan siswa pada siklus II adalah 2,55. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa metode Peer Instruction yang disertai pemutaran video yang dilaksanakan pada Siklus II sudah berhasil dan tercapai, diketahui dari hasil yang meningkat dilihat dari keaktifan dan hasil belajar siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran geografi dengan menggunakan metode Peer Instruction sudah tercapai, baik keaktifan belajar maupun hasil belajar siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup.
C. Pembahasan Dalam tahap ini peneliti memberikan gambaran data secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran berlangsung baik kondisi awal, siklus I maupun siklus II untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut ini: a. Keaktifan Belajar Keaktifan belajar siswa secara umum dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Tabel 19. Perbandingan Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II. No Nama Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 Aini Hayati 0,75 1,5 2,75 2 Ali Fajar Harisandy 0,75 1,75 3 3 Anandita Dwiki Prasetyo 0,25 1,75 1,75 4 Angga Bagus Wardana 0,25 2,75 3 5 Angga Kurniawan Mulya 1 2 3 6 Anita Dyan Pratiwi 0,25 1,5 1,75 7 Arcellina Kusuma Wijaya 0,25 1,75 3 8 Avissa Meirin Nur Azalia 0,25 3 2,5 9 Corry Reza Iswaradini 0,75 1 2 10 Davin Jay Sukmantoro 0,25 2,5 3 11 Dewangga Herda Putra 0,25 2 2,75 12 Dimas Prayogo Dwi Nur C 1 2,75 2,5 13 Faisal Maulana 0,5 2,25 2,75 14 Faris Yudha Putra 0,25 1,75 2,75 15 Faudzan Ashari Shaputro 0,75 2,5 3 16 Febry Romadhona 0,5 3 3 17 Hemas Mayrina 0,25 1,5 2,5 18 Idafatma Setyaningtias 0,5 1,75 2,5 19 Ike Mavita Putri 0,25 1 3 20 Lina Lathifah 0,75 1,75 1,75 21 Luthvi Septa Arliawan 0,25 1,25 2,5 22 Luthfia Sabilla Dina 0,75 3 2,5 23 Muhamad Erdo 0,75 2,75 3 24 Muhammad Irfan P 0,5 2,75 3 25 Mustofa 0,25 2 2,25 26 Nur Martini 0,25 1 2 27 Oki Nindya Sari 1 2,75 3 28 Putranto Cahyo Nugroho 0,25 2 1,75 29 Putri Ratnasari 0,25 1 2,5 30 Ratna Fitiani 0,75 2 2,75 31 Rizki Fauzi Setyo Ananto 0,25 1,5 2,5 32 Rosy Oktasari 0,75 1,5 2,75 33 Shaffira Fitriani 0,25 1,25 2 34 Sofa Fajarini 0,25 1,5 1,75 35 Yenny Kusuma Wardani 1 3 3 36 Yogi Sambodo 0,25 1,5 2,5 Sumber: Data Primer PTK 2011 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari kondisi awal ke siklus I semua siswa mengalami peningkatan keaktifan belajar. Dari siklus I ke siklus II lebih bervariasi, ada 29 (80, 56%) siswa yang skor keaktifan belajarnya naik, ada 4 (11, 11%) siswa yang skor keaktifan belajarnya turun, dan ada 3 (8, 33%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
siswa yang skor keaktifannya tetap. Untuk peningkatan rata-rata skor keaktifan pada setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 20. Peningkatan Rata-rata Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II. Kriteria Keaktifan Belajar Siswa Kondisi awal Siklus I Siklus II Rata-rata Skor 0, 49 1, 95 2, 55 Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
Kondisi di atas dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Skor rata-rata
Rata-rata 3 2 Rata-rata
1 0 Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 8: Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa b. Hasil Belajar Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,77. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) siswa adalah 70. Siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 adalah 21 siswa (58, 33%) sudah tuntas atau sudah mencapai kriteria ketuntasan individu dan 15 siswa (41, 67%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan klasikal sebesar 70% belum tercapai pada siklus I. Pada pembelajaran siklus II diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa adalah 78, 8. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 adalah 29 siswa (80,56%) sudah tuntas dan 7 siswa (19,44%) mendapat nilai kurang dari 70 atau belum tuntas. Pada pembelajaran siklus II sudah berhasil mencapai tujuan karena lebih dari 70% siswa telah tuntas dalam belajar. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Tabel 21: Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Tuntas
18
50
21
58,33
29
80,56
Belum Tuntas
18
50
15
41,67
7
19,44
Jumlah
36
100
36
100
36
100
Sumber: Data Primer PTK 2011
Kondisi tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini:
100 80
Prosentase
60 40
Tuntas
20
belum tuntas
0 Kondisi awal
siklus I
siklus II
Gambar 9: Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Sesuai dengan uraian di atas maka aspek yang hendak dicapai dalam penelitian ini telah dapat dibuktikan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat diperjelas dengan tabel di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Tabel 22: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II. Aspek Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan Skor Keaktifan 17,5 70,5 92 Meningkat Rata-rata Skor 0,49 1,95 2,55 Meningkat Keaktifan Rata-rata Nilai 69,63 72,77 78,8 Meningkat Hasil Belajar Ketuntasan 50% 58,33% 80,56% Meningkat Hasil Belajar Sumber: Data Primer PTK 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction pada siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta semester genap tahun ajaran 2010/2011 dapat disimpulkan sebagai berikut: a.
Penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction dapat meningkatkan keaktifan belajar geografi siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup. Hal ini ditunjukkan dari perolehan hasil observasi
keaktifan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Kondisi awal rata-rata skor keaktifan siswa adalah 0,49, pada siklus I rata-rata skor keaktifannya meningkat menjadi 1,95, dan pada siklus II rata-rata skor keaktifannya meningkat lagi menjadi 2,55. b.
Penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri 2 Surakarta pada Kompetensi Dasar Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai akhir tes pada kondisi awal yaitu ketuntasan belajar siswa tercatat sebanyak 18 siswa (50%) mendapat nilai 70 keatas atau sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 18 siswa (50%) mendapat nilai kurang dari 70. Siklus I ketuntasan belajar siswa tercatat sebanyak 21 siswa (58, 33%) yang mendapat nilai 70 keatas dan 15 siswa (41,67%) mendapat nilai kurang dari 70 dan siklus II mengalami peningkatan yaitu 29 siswa (80,56%) mendapat nilai 70 keatas dan 7 siswa ( 19,44%) mendapat nilai kurang dari 70.
68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
B. Implikasi 1.
Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian tindakan kelas dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran geografi. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar geografi, yakni untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan adanya penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction.
C. Saran 1. Guru Dalam menyampaikan materi pembelajaran, hendaknya guru menyajikan dengan metode yang dirancang dengan baik mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi yang disesuaikan dengan materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan, guru dapat mengatur waktu dengan baik dan menggunakan media serta fasilitas yang tersedia di sekolah semaksimal mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Geografi adalah metode pembelajaran Peer Instruction, metode ini sangat cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga dengan penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi siswa. 2. Siswa Siswa hendaknya tidak hanya belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas, berani bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas, berani menjawab pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk dan tidak tergantung pada informasi yang hanya diterima dari guru melainkan siswa dapat belajar secara berkelompok atau mandiri di luar kelas dan di luar jam pelajaran sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
3. Peneliti Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis hendaknya mengadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode pembelajaran Peer Instruction pada materi pokok yang lainnya yang sesuai. Agar pembelajaran geografi dapat berjalan dengan lancar dan lebih menyenangkan sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
commit to user