perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : EKA DYAN MULYANINGSIH X4610043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI to 2012 commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama
: Eka dyan Mulyaningsih
Nim
: X4610043
Jurusan/program Studi
: JPOK/Pendidikan Jasmani
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 “ ini merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan trelah dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan sekripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Eka Dyan Mulyaningsih
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : EKA DYAN MULYANINGSIH X4610043
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar S.Pd Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user JULI to 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Eka Dyan Mulyaningsih. PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011 / 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien melalui modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, peleksanaan tindakan, observasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 28 orang yang terdiri atas 21siswa putri dan 7 siswa putra. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian hasil belajar tolak peluru gaya o’brien. Validasi data menggunakan tehnik triangulasi data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dan kuantitatif dengan prosentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. dari unjuk kerja (Psikomotor) nilai proses tolak peluru gaya o’brien, kondisi awal yang semula 3.57% atau 1` siswa pada akhir siklus I menjadi 60.71% atau 16 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 100% atau 28 siswa, sedangkan hasil tolak peluru gaya o’brien pada kondisi awal yang semula 17.45% atau 5 siswa pada akhir siklus I menjadi 67.85% atau 19 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 96.42% atau 27 siswa, sedangkan aktivitas siswa (Afektif) dalam pembelajaran pada kondisi awal yang semula 39.28% atau 11 siswa meningkat pada akhir siklus I menjadi 57,14 % atau 16 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 92.85% atau 27 siswa, dan pemahaman konsep (Koqnitif) siswa terhadap materi tolak peluru gaya o’brien pada kondisi awal yang semula 3.57% atau 1 siswa meningkat pada akhir siklus I menjadi 60.71% atau 16 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 100% atau 28 siswa. Dengan meningkatnya ranah psikomotor, ranah koqnitif dan ranah afektif, maka hasil belajarnya juga meningkat, pada kondisi awal yang semula 17.85% atau 5 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 67.85 % atau 19 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 96,42 % atau 27 siswa. Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa melalui pembelajaran dengan modifikasi alat, dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. . Kata kunci: tolak peluru, modifikasi alat, triangulasi data. commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Imajinasi itu lebih utama daripada ilmu pengetahuan. (Albert Einstein)
Beda
pendapat
itu
wajar, kalau ngajak ribut itu baru kurang ajar ! (Ippho’Right’Santosa) Kalau Anda terlahir miskin, itu bukan salah Anda. Tapi kalau Anda mati miskin itu salah Anda. (Donald Trump) Sebaik-baiknya usaha adalah usaha yang dibuka bukan dipikir, dibuka dulu baru dipikir. (Purdi E Candra) Cara terbaik untuk meramal masa depan adalah dengan menciptakanya. ( Peter Drucker) Kalau Anda gigih, maka nasiblah yang akan menuruti kehendak Anda. (Ippho ’Right’Santosa) Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan. (Robert Kiyosaki) Ilmu di sekolah mungkin penting, ilmu di luar sekolah jauuuuuh lebih penting. (Ippho’Right’Santosa) Belilah kesulitanmu dengan sedekah. (Nabi Muhammad SAW) Upgrade-lah komputer. Jika tidak, anda kan menuju downgrade. Asahlah kecerdasan. Jika tidak, Anda akan menuju kebodohan. Bangunlah Kekayaan. Jika tidak, Anda akan menuju kemiskinan. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:
# SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta #
# Bapak dan Ibu Tersayang # Terimakasih atas semua do’a, usaha dan pengorbananya.
# Alm Mamah Tercinta # Yang selalu menguatkan dan mengingatkan aku
# Mami Ningwati dan keluarga # Terimakasih selalu memberi semangat dan perhatianya
# Teman-teman “Penjaskesrek KG” angkatan 2010 #
# Almamater #
# Luki Jun #
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
. KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs.H.Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs.H. Mulyono, M. M selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Pungki Indarto, S.Pd selaku guru olahraga di SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, Juli 2012
commit to user ix
EDM
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. ...........................................................................................Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. ...........................................................................................Perum usan Masalah .........................................................................
4
C. ...........................................................................................Tujuan Penelitian ...............................................................................
4
D. ...........................................................................................Manfaa t Hasil Penelitian ....................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. ...........................................................................................Tinjau an Pustaka ............................................................................... 1........................................................................................Belajar Dan Pembelajaran ............................................................
6
a. .................................................................................Penger commit to user tian Belajar ................................................................. 6 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. .................................................................................Penger tian Pembelajaran .......................................................
7
c. .................................................................................Tujuan Pembelajaran .............................................................
8
d. .................................................................................Prinsip -Prinsip Pembelajaran .................................................
10
e. .................................................................................Perenc anaan Pembelajaran . ...................................................
11
f. ..................................................................................Model pembelajaran ..............................................................
11
2. .....................................................................................P endidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan .....................
15
a. ................................................................................Penger tian Penjasorkes ........................................................
15
b. ................................................................................Tujuan Penjasorkes. ...............................................................
16
c. ................................................................................Model pembelajaran Dengan Pendekatan bermain. ...............
17
3. .....................................................................................Tolak Peluru .............................................................................
18
a. ...............................................................................Penger tian Tolak Peluru ......................................................
18
b................................................................................Tehnik Tolak Peluru Gaya O’brien....... ................................
20
1) ..........................................................................Cara Memegang Peluru ................................................
21
2) ..........................................................................Sikap Badan Pada Waktu Menolak ................................
21
3) ..........................................................................Cara Menolak Peluru .................................................... commit to user xi
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) ..........................................................................Sikap Akhir Setelah Menolak Peluru ..............................
22
5) ..........................................................................Cara mengambil Awalan Gaya O'brien.........................
22
4. .....................................................................................Modifi kasi Sarana Pembelajaran Tolak Peluru ...........................
23
a. ...............................................................................Penger tian Modifikasi ........................................................
23
b................................................................................Prinsip pengembangan Modifikasi. .......................................
24
c. ...............................................................................Tujuan Modifikasi ................................................................
24
1) .........................................................................Tujuan Modifikasi ..........................................................
24
2) .........................................................................Tujuan Penghalusan. .......................................................
24
3) .........................................................................Tujuan Penerapan ...........................................................
25
d................................................................................Sarana Pembelajaran Tolak Peluru ......................................
25
1) .........................................................................Peralat an........................................................................
25
2) .........................................................................Perlen gkapan ................................................................
25
e. ...............................................................................Modifi kasi Sarana Tolak Peluru ..........................................
27
f. ...............................................................................Modifi kasi Pembelajaran Tolak Peluru ................................
28
B. ...........................................................................................Kerang ka Berpikir ............................................................................. commit to user xii
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. ...........................................................................................Hipote sis ..........................................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN A. ..........................................................................................Tempa t dan Waktu penelitian ..........................................................
34
1. Tempat Penelitian ...........................................................
34
2. .....................................................................................Waktu Penelitian ........................................................................
34
B. ..........................................................................................Subjek Penelitian ..............................................................................
35
C. ..........................................................................................Data dan Sumber Data ..................................................................
35
D. ..........................................................................................Pengu mpulan Data .........................................................................
35
E. ..........................................................................................Uji Faliditas Data. .......................................................................
37
F. ..........................................................................................Analisi s Data. ...................................................................................
37
G. ..........................................................................................Indikat or Kinerja Peneliti ................................................................
37
H. ..........................................................................................Prosed ur Penelitian .........................................................................
38
1. .....................................................................................Rancan gan Siklus I ......................................................................
40
a. ................................................................................Tahap Perencanaan ...............................................................
40
b. ................................................................................Tahap Pelaksanaan ...............................................................
41
c. ................................................................................Tahap Pengamatan................................................................ commit to user xiii
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. ................................................................................Tahap Evaluasi .....................................................................
41
2. .....................................................................................Rancan gan Siklus II ....................................................................
42
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. ..........................................................................................Deskri psi Pratindakan. .....................................................................
43
B. ..........................................................................................Deskri psi Hasil Tindakan Tiap Siklus. .............................................
47
1. ....................................................................................Siklus 1 .....................................................................................
47
a. ................................................................................Tahap perencanaan ...............................................................
48
b. ................................................................................Tahap pelaksanaan................................................................
49
c. ................................................................................Penga matan tindakan ...........................................................
55
d. ................................................................................Tahap analisis dan refleksi I..................................................
60
2. ....................................................................................Siklus 2 .....................................................................................
61
a. ................................................................................Tahap perencanaan ...............................................................
62
b. ................................................................................Tahap pelaksanaan................................................................
63
c. ................................................................................Penga matan tindakan ...........................................................
65
d. ................................................................................Tahap analisis dan refleksi II ................................................
69
C. ..........................................................................................Perban commit user........................................ dingan Hasil Tindakan Tiap to Siklus 70 xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. ..........................................................................................Pemba hasan Hasil Penelitian ............................................................
71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. ..........................................................................................Simpul an .........................................................................................
73
B. ..........................................................................................Implik asi .........................................................................................
74
C. ..........................................................................................Saran .............................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
77
LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................
80
DAFTAR TABEL Tabel 2. Teknik pengumpulan dara ......................................................................
36
3. indikator kinerja peneliti ........................................................................
38
4. Kemampuan psikomotor pra tindakan ....................................................
45
5. Kemampuan afektif pra tindakan............................................................
46
6. Kemampuan koqnitif pra tindakan .........................................................
46
7. Hasil tolak peluru gaya o’brien pra tindakan ..........................................
47
8. Kemampuan psikomotor siklus 1 ...........................................................
57
9. Kemampuan afektif siklus 1 ...................................................................
58
10. Kemampuan kognitif siklus 1 ...............................................................
59
11. Hasil tolak peluru gaya o’brien siklus 1 ...............................................
59
12. Kemampuan psikomotor siklus 2 .........................................................
66
13. Kemampuan afektif siklus 2 .................................................................
67
14. Kemampuan kognitif siklus 2 ...............................................................
68
15. Hasil tolak peluru gaya o’brien siklus 2 ...............................................
68
16. Perbandingan hasil tolak peluru gaya o’brien siklus 1 dan 2 .................
70
17. Pencapaian aktifitas dan hasil belajar ...................................................
71
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar : 1. Sektor lempar.........................................................................................
19
2. Cara memegang peluru ..........................................................................
21
3. Sikap badan pada saat akan menolak ......................................................
21
4. Cara menolakan peluru gaya membelakangi...........................................
23
5.cara mendorong atau menolak .................................................................
30
6. Mendorong bola berpasangan.................................................................
30
7. Mendorong atau menolak bola melewati gawang ...................................
31
8. Grafik hasil belajar tolak peluru .............................................................
70
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN Lampiran 1. RPP Siklus I Pertemuan Pertama............................................................
80
2. RPP Siklus I Pertemuan Kedua ..............................................................
97
3. RPP Siklus II Pertemuan Pertama ..........................................................
114
4. RPP Siklus II Pertemuan Kedua .............................................................
129
5. Silabus ...................................................................................................
144
6. Hasil Tolak Peluru Pratindakan ..............................................................
145
7. Hasil Rekapitulasi Siklus I .....................................................................
146
8. Hasil Rekapitulasi Siklus II ..................................................................
150
9. Hasil Tolak Peluru Pratindakan ..............................................................
154
10. Hasil Tolak Peluru Siklus I ..................................................................
155
11. Hasil Rolak Peluru Siklus II .................................................................
156
12. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...................................................
157
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan materi pembelajaran di sekolah. Penjasorkes memberikan dampak positif bagi siswa dalam perkembangan kognitif, afektif dan pembentukan psikomotor. Berdasarkan alasan tersebut, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Pada saat ini, atletik menjadi salah satu mata pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) yang wajib diberikan kepada siswa dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan di beberapa Perguruan Tinggi, atletik sebagai salah satu Mata Kuliah karena atletik merupakan Ibu dari semua cabang olahraga. Gerakan-gerakan yang ada di dalam atletik dimiliki oleh sebagian besar cabangcabang olahraga. Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor yang terdiri dari: jalan, lari, lompat dan lempar. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil. Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar yang mempunyai istilah commit user lain dengan nomor lempar lainnya, karenatogerakannya menolak, bukan melempar.
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Ditinjau dari gerakan menolakkan peluru dibedakan menjadi tiga yaitu gaya orthodox (menyamping), gaya o’brien (membelakangi) dan gaya rotasi (putaran). Dikatakan gaya menyamping karena, sikap badan pada waktu akan menolak menyamping dari sektor lemparan, sedangkan dikatakan gaya membelakangi karena sikap badan pada waktu akan menolak membelakangi sektor lempar, sedangkan gaya berputar karena, pada saat melakukan tolakan gerakannya berputar. Pembelajaran tolak peluru bagi siswa SMP dibutuhkan cara mengajar yang tepat. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mata pelajaran penjasorkes untuk kelas VII semester 2 adalah
“Mempraktikan variasi dan
kombinasi tehnik dasar Atletik serta nilai semangat, sportifitas, kerjasama, percaya diri, kejujuran, tanggung jawab, dan bersedia berbagi tempat dan alat” dengan salah satu materi pembelajaran teknik tolak peluru gaya o’brien. Tolak peluru merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan awalan, tolakan dan gerak lanjut. Dari pengalaman peneliti yang telah mengajar, ketika materi tolak peluru diberikan pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta, banyak siswa yang kurang mampu, hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi awal yang diberikan kepada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta dari 28 siswa yang terdiri dari 21 siswa putri dan 7 siswa putra, sebanyak 82,14%-nya atau 23 siswa belum mendapat nilai 75 sebagai batas tuntas. Ditinjau
dari
pelaksanaan
pembelajaran
penjasorkes
di
SMP
Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta kurang berjalan dengan baik, serta masih banyak permasalahan yang dihadapi. Diantaranya yaitu, tidak adanya lapangan olahraga di halaman sekolah sehingga membuat pelaksanaanya tidak maksimal. Serta masih kurangnya fasilitas dan peralatan untuk pembelajaran atletik. Sedangkan permasalahan dari siswa adalah siswa kurang tertarik ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya tolak peluru. Apa lagi setelah melihat alat yang akan di pakai untuk pembelajaran berupa peluru yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk mengikuti dengan commit to user berbagai alasan misalnya: alat terlalu berat, sulit memegangnya sulit melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
tekniknya dan lain sebagainya. Selain itu materi tolak peluru merupakan materi yang sulit dan membosankan bagi siswa. Hal ini menjadi tantangan bagi peneliti untuk mencari jalan dan berupaya agar tolak peluru menjadi materi pembelajaran yang menyenangkan, dan meningkatkan kebugaran jasmani bagi siswa. Dari permasalahan yang dihadapi peneliti, peneliti ingin berupaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta yaitu dengan mencoba menggunakan modifikasi alat yang diharapkan mampu menghasilkan hasil yang optimal. Pembelajaran tolak peluru menggunakan modifikasi alat sebagai rangsangan terhadap peluru yang sesunguhnya merupakan bentuk pembelajaran tolak peluru yang bertujuan untuk merangsang siswa terhadap peningkatan penguasaan tolak peluru. Penggunaan modifikasi alat memungkinkan siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan seperti melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami melalui modifikasi tersebut. Namun dari model pembelajaran tersebut belum diketahui efektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut mempengaruhi hasil belajar tolak peluru gaya o’brien. Untuk itu perlu adanya penelitian yang menggunakan model tersebut. Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini, dipilih bola sebagai pengganti peluru. Bola yang digunakan diurutkan berdasarkan beratnya, yaitu dari ringan sampai berat, mengingat peluru yang sebenarnya itu berat. Soegito (1992:22) menyatakan, ”Di sekolah-sekolah menengah, bagi anak laki-laki digunakan peluru seberat 5 kg dan untuk anak perempuan seberat 3 kg”. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta Tahun ajaran 2011 / 2012, dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta Tahun ajaran 2011/2012”. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan commit to user yang selama ini dihadapi oleh dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
para guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran tolak peluru pada khususnya, serta mampu memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta, Tahun ajaran 2011 / 2012 ?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disampaikan maka, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus
Surakarta, tahun ajaran
2011/2012, melalui modifikasi alat.
D. Manfaat Hasil Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru Penjas SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta. a. Memperkaya wawasan guru dalam hal metode pembelajaran. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional, terutama dalam pengembangan model-model pembelajaran. d. Memberi masukan atau bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pembelajaran untuk kompetensi sejenis pada masa yang akan datang. commit to user 2. Bagi siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusus.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas. b. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien. c. Siswa mengalami peningkatan kemampuan tolak peluru gaya o’brien 3. Bagi Lembaga Pendidikan (Instansi) SMP Muhamadiyah Progam Khusus. a. Dapat dijadikan bahan referensi di SMP Muhamadiyah Progam Khusus Surakarta. b. Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan. c. Sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar Dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kempetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan yang di perlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal. Belajar, menurut Abdillah, Husni (2002), bahwa,”Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Menurut The association of Educational and Communication Technology (AECT), sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi:
Orang (pakar, penulis, dan lain-lain) Isi pesan (informasi yang tersaji dalam buku atau makalah) Bahan dan perangkat lunak (softwere) Peralatan (hardwere) Metode dan tehnik (prosedur yang dilakukan untuk mencapai sesuatu, dan Lingkungan (tempat berlangsungnya peristiwa belajar) Belajar merupakan suatu proses aktif dan fungsi dari total situasi yang
mengelilingi siswa. Individu yang melakukan proses belajar akan menempuh suatu pengalaman belajar dan berusaha untuk mencari makna dari pengalaman tersebut. Dari sudut pandang pendidikan, belajar terjadi apabila terdapat perubahan dalam hal kesiapan pada diri seseorang dalam berhubungan dengan lingkunganya. Setelah melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap objek, makna, dan peristiwa yang dialami. b. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut commit to user Purwadarminta yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
(1998: 30), “Pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan”. Hal ini juga dikemukakan Wina Senjaya (2006: 74) yang menyatakan bahwa, “Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa”. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya asing. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan
semaksimal
mungkin
penataan
lingkungan
belajar
dan
perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah, “ Proses interaksi peserta didik dan sumber belajar ada pada suatu lingkungan belajar ”. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Hal ini menujukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran. c. Tujuan Pembelajaran Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian,
kecakapan,
ketangkasan,
kegitan
mengajar
meliputi
pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ini sesuai dengan
yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni: 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu memotivasi siswa menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru karena motivasi penting untuk membangun keaktifan siswa. Ngeow, (1998) dalam jurnal ilmiah pemanfaatan media pembelajaran menyatakan “aspek motivasi sangat penting karna berperan dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam pembelajaran”, hal ini juga dikemukakan oleh Gardner dan Tremblay (1994) dalam jurnal ilmiah pemanfaatan media pembelajaran menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam motivasi, antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
dalam pola hubungan antara dua subjek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu keterampilan adalah sangat komplek. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa “perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam cakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya yang dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010: 125) menyatakan bahwa, sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal. Begitu juga sebaliknya pembelajaran yang tidak didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut hasilnya kurang optimal. e. Perencanaan Pembelajaran Menurut Abdul Majid (2008), “Perencanaan adalah menyusun langkahlangkah yang akan dilaksanakan commit untuk mencapai to user tujuan yang telah ditentukan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. f. Model Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna,
sehingga
seringkali
orang
merasa
bingung
untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: 1) Pendekatan pembelajaran 2) Strategi pembelajaran 3) Metode pembelajaran 4) Teknik pembelajaran 5) Taktik pembelajaran 6) Model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) 2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya to user Newman dan Logan (Abin diturunkan ke dalam strategi commit pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien” Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa, dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusankeputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1) exposition-discovery learning 2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran commit to user sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1) ceramah 2) demonstrasi 3) diskusi 4) simulasi 5) laboratorium 6) pengalaman lapangan 7) brainstorming 8) debat 9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik
pembelajaran
merupakan
gaya
seseorang
dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam commit to userdiselingi dengan humor karena penyajiannya, yang satu cenderung banyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga user istilah desain pembelajaran. Jika commit strategitopembelajaran lebih berkenaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan
yang
memadai
dalam
mengembangkan
berbagai
model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes. Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari penjasorkes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman (2000 : 22).Bahwa ; ”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui commit to user aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap seseorang , melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri. b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Tujuan penjasorkes harus berorientasi pada setiap siswa. pendekatan pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasaan gerak
yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu : 1) Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). 2) Perkembangan gerak. tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull). 3) Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. 4) Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diritopada commit usersuatu kelompok atau masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Dengan
demikian
tujuan
pendidikan
jasmani
berkaitan
dengan
pengembangan aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan siswa untuk dapat terjun dalam masyarakat secara maksimal. c. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain PengertianPendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”. Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Pendekatan
bermain
merupakan
bentuk
pembelajaran
yang
mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut: 1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya. 2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi. 3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi commit to user bermain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
3. Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Peluru terbuat dari besi berbentuk bulat dengan berat tertentu.
Aip
Syarifudin (1992: 144) menyatakan, ”Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam perlombaan atletik yang menolakkan benda berbentuk bulat terbuat dari logam, tembaga, atau kuningan dengan berat tertentu, sejauh mungkin. Berat peluru yang digunakan atlet putra dengan atlet wanita adalah berbeda. Sekolah Menengah Pertama menggunakan peluru dengan massa 5 kg untuk putra dan 3 kg untuk putri, seperti yang diungkapkan Soegito ( 1992: 22 ) bahwa: Berat peluru yang digunakan dalam perlombaan- perlombaan resmi yang diselengarakan PASI atau cabang- cabangnya bagi peserta pria digunakan peluru seberat 7,25 kg dan bagi peserta wanita 4 kg. Di sekolah- sekolah menengah, bagi anak laki laki digunakan peluru seberat 5 kg dan untuk anak perempuan seberat 3 kg. Ada 2 gaya yang biasa diajarkan pada peserta didik di sekolah dalam melakukan tolak peluru diantaranya yaitu gaya menyamping (ortodok) dan gaya membelakangi (o’brien). Yoyo Bahagia, dkk. (2000:27) menyatakan, ”Gaya tolak peluru yang biasa dilakukan yaitu (1) gaya menyamping, (2) gaya membelakangi, commit to user (3) gaya putaran”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Tolak peluru dilakukan dalam lapangan tertentu yang sesuai dengan ukuran- ukuran sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ukuran tolak peluru menurut Soegito (1992: 23) sebagai berikut : 1) Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran dengan garis tengah 2,135 m. Peserta tolak peluru boleh mengambil awalan hanya seluas lingakran, tidak boleh menyentuh garis lingkaran. 2) Sektor tolakan Sudut sektor tolakan : 34,92° 3) Peluru yang ditolak harus jatuh di dalam dua garis sektor. Bila saat peluru jatuh ditanah menyinggung garis sektor atau diluarnya, tolakan diangap gagal atau tidak sah. 4) Balok tolakan (stopboard) Dibusur bagian depan terdapat baluk tolakan, dengan ukuran : panjang 1,22 m, Lebar 115 mm, tebal 100 mm. Gunanya untuk menahan kaki si penolak. 5) Di samping kiri dan kanan lingkaran ada garis sepanjang 0,75 m, untuk tanda separuh lapangan. Gunanya: setiap peserta yang melakukan tolakan harus meninggalkan lingkaran lewat separoh bagian belakang (tidak boleh ke muka atau ke samping )
Gambar 1. Sektor Lemparan (Soegito, 1992: 24) b. Teknik Tolak Peluru Gaya O’brien Tolak peluru gaya o’brien disebut juga dengan gaya membelakangi karena awalannya adalah membelakangi sektor lempar. Tolak peluru gaya membelakangi (o’brien) pertama kali diperkenalkan oleh Parry O’brien. Ia merupakan atlet Amerika sekaligus Juara Olimpiade tahun 1956. Yudha M. Saputra (2001: 73) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
menyatakan, ”Teknik awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan.” Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tolak peluru gaya O’brien atau membelakangi merupakan cara menolakkan peluru dengan awalan membelakangi sektor lempar. Teknik dikatakan benar apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika, dan mental terpenuhi persyarataannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi maksimal. Peningkatan prestasi tolak peluru selalu menuntut perubahan teknik ke arah yang lebih baik agar mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini berarti, setiap saat teknik selalu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dengan ditemukannya tenik-teknik yang baru, dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga. Tujuan utama dari tolak peluru yaitu menolakkan peluru sejauh-jauhnya. Untuk dapat menolakkan peluru sejauh-jauhnya, harus menguasai teknik tolak peluru dengan baik dan benar. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1991:82) teknik tolak peluru yaitu “(1) cara memegang dan meletakkan peluru, (2) sikap badan pada waktu akan menolak peluru, (3) cara menolak peluru, (4) sikap badan setelah menolak peluru, (5) cara mengambil awalan”. 1) Cara memegang peluru Peluru diletakkan pada ujung pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan dijarangkan mencengkeram atau memegang peluru. Ibu jari tangan menjaga agar peluru tidak tergelincir ke dalam, dan jari kelingking menjaga agar peluru tidak tergelincir keluar. Kemudian peluru diletakkan pada bahu atau pundak menempel pada leher, sikut ditekuk ke samping agak serong ke depan lemas, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan badan lemas untuk menjaga keseimbangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Gambar 2. Cara Memegang Peluru (http://ienthanzp.blogspot.com/2012/03/teknik-memegang-melempar-peluru.html)
2) Sikap badan pada waktu menolak Kaki kiri di depan lurus, kaki kanan di belakang dengan lutut dibengkokkan, berat badan pada kaki kanan, dan badan menyampingi arah tolakan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu atau pundak, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan munuju ke arah tolakan lemas (bagi orang yang tidak kidal)
Gambar 3. Cara Menolakkan Peluru Gaya O’Brien (Aip Syarifuddin & Muhadi, 1992: 85) 3) Cara menolak peluru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Peluru dari bahu didorong dengan tangan kanan ke atas ke depan sekuat-kuatnya, hingga tangan lurus. Gerakan dimulai dari persendian bahu dan peluru lepas pada saat tangan lurus dengan jari-jari tangan mendorong ke belakang peluru. Peluru ditolakkan dengan kekuatan tangan, dibantu dengan kekuatan seluruh anggota badan dengan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan badan ke atas ke depan. 4) Sikap akhir setelah menolak peluru Sikap akhir setelah menolakkan peluru sering juga dikatakan dengan gerak lanjutan (follow thrue), yaitu kaki kanan mendarat kaki kiri diangkat lemas ke belakang, badan condong ke depan, tangan kiri ke bawah belakang dan tangan kanan dengan sikut dibengkokkan berada depan dekat ke peluru lemas untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ke depan. Pandangan ke arah jalannya peluru dan ke tempat peluru jatuh. 5) Cara mengambil awalan dengan cara membelakangi arah tolakan (O’brien) ”Berdiri di dalam lingkaran bagian belakang, badan membelakangi arah tolakan. Lutut kanan ditekuk, badan dibungkukkan ke depan, kaki lurus ke belakang (ke arah tolakan) lemas. Pada waktu peluru akan ditolakkan, kaki kiri diangkat dijulurkan sekuat-kuatnya atau secepat-cepatnya ke arah tolakan bersamaan dengan kaki kanan diseret atau ditarik mengikuti gerakan kaki kiri dan usahakan keadaan badan tetap condong kedepan. Pada saat kaki kiri kena pada balok tolakan, secepatnya badan putar bersamaan dengan pinggul didorong kedepan atas, dan pada saat badan menghadap ke arah tolakan secepatnya dan sekuat-kuatnya tolakkan peluru ke atas ke depan dengan bantuan kekuatan seluruh tubuh yang diteruskan dengan gerak lanjutan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Gambar 4. Cara Menolakkan Peluru Gaya Membelakangi (Aip Syarifuddin & Muhadi, 1992: 85)
4. Modifikasi Sarana Pembelajaran Tolak Peluru a. Pengertian modifikasi Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara menurunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi. Yoyo Bahagia, dkk. (2000:41). Sedangkan menurut Supandi (1992:107), Modifikasi ialah pengurangan atau penggantian unsur-unsur tertentu. Sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa modifikasi ialah suatu cara atau upaya untuk mengembangkan materi pembelajaran dengan mengurangi atau mengganti media atau unsur-unsur pembelajaran, yang dimaksudkan untuk mempermudah siswa melakukan pembelajaran. b. Prinsip Pengembangan Modifikasi Modifikasi adalah salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan kreatifitas, termasuk didalamnya ”body scaling” atau penyesuaian dengan ukuran bentuk tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan prinsip utama dalam modifikasi pembelajaran penjas, termasuk commit to user pembelajaran atletik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran agar tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: (a) Tujuan, (b) Karasteristik materi, (c) Kondisi lingkungan, dan (d) Evaluasi. Yoyo Bahagia, dkk. (2000: 41). c. Tujuan Modifikasi Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam tiga komponen, yakni: 1) Tujuan Perluasan Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang di pelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas. Misalnya: siswa mengetahui dan dapat memberikan contoh lempar dalam nomor tolak peluru. Dalam contoh ini, tujuan pembelajaran lebih menekankan agar siswa dapat mengetahui esensi lempar dalam bentuk peragaan, dalam kasus ini peragaan tidak terlalu dipermasalahkan apakah lempar itu sudah dilakukan secara efektif dan efisien atau belum, yang penting siswa dapat mengetahui esensi wujud lempar dalam nomor tolak peluru pada cabang olahraga atletik. 2) Tujuan Penghalusan Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. Misalnya, siswa mengetahui dan melakukan gerak melempar dengan sudut tolakan 45°. Dalam contoh ini, tujuan tidak lagi pada level agar siswa dapat mengetahui esensi gerak melempar (misalnya, menggunakan sudut yang tepat untuk medapatkan hasil yang baik dan maksimal) melalui peragaan. 3) Tujuan Penerapan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilkakuan melalui pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. d. Sarana Pembelajaran Tolak Peluru Istilah sarana adalah terjemahan dari ” facylities” yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan. Sedangkan yang dimaksud dengan sarana olahraga yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1) Peralatan (apparatus), adalah sesuatu yang digunakan untuk pembelajaran, contoh: peti lompat, palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain. 2) Perlengkapan (device), yaitu: a) Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain. b) Sesuatu yang dapat dimainkan dan dapat dimanipulasi dengan tangan atau kaki, misalnya: bola, raket, pemukul dan lain-lain. Salah satu faktor yang mendorong berlangsungnya proses belajar mengajar agar sempurna adalah penyediaan sarana pembelajaran yang menunjang. Menurut Tim Penyusunan Pedoman Pembakuan Media Pendidikan dan Kebudayaan, yang dikutip dari Suharsimi Arikunto (1989: 82) menerangkan bahwa ”Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar, mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien”. Media pendidikan merupakan sarana pengajaran yang dapat dipergunakan untuk membantu tercapainya suatu tujuan. Di dalam dunia pendidikan, media sebagai suatu alat yang dapat di jangkau oleh panca indra (terutama penglihatan/pendengaran). Alat peraga merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk commit to bagi user guru guna menerangkan suatu membantu, mempermudah, menjelaskan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
peristiwa, globe, peta dan sebagainya. Alat peraga ini akan memberikan realisme (sesuai dengan kenyataan) kepada yang dijelaskan, diterangkan, yaitu siswa. Sehingga siswa akan lebih menaruh perhatian atau lebih berminat terhadap sesuatu yang disampaikan. Sarana pendidikan jasmani adalah sarana sederhana untuk pelaksanaan materi pembelajaran pendidikan jasmani tertentu dalam bentuk permainan. Seringkali di sekolah terdapat alat-alat sederhana yang tidak pernah keluar dari gudang karena guru tidak dapat memanfaatkannya, misalnya bola plastik, bola kasti, bola tenis bekas, simpai, gada senam dan lain-lain. Dengan kreasi guru dapat memanfaatkan alat-alat tersebut dalam pendidikan jasmani. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan jasmani adalah benda-benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Selain alat-alat yang disebut diatas, ada alat-alat sederhana lain yang dapat digunakan dan dengan mudah dapat diadakan oleh guru misalnya: kardus, potongan bambu, ban bekas dan lain-lain. Juga alat-alat yang bisa dibuat sendiri oleh guru misalnya gawang kecil-kecil, bola berekor dan lain-lain. Contoh alatalat yang dapat digunakan untuk melaksakan berbagai materi pelajaran pendidikan jasmani yaitu: bola tenis, bola tangan, bola takraw, bola plastik dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan jasmani adalah benda-benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sarana dalam pembelajaran tolak peluru yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan dan dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaran tolak peluru. Sarana itu berupa peluru yang memiliki berat yang berbeda-beda. Berat peluru yang di gunakan untuk perlombaan atletik adalah: untuk putri 4 kg, untuk putra 7, 25 kg. Sedangkan untuk siswa sekolah beratnya adalah: untuk putra 3-5 kg, dan untuk putri 2-4 kg. e. Modifikasi Sarana Tolak Peluru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Modifikasi sarana dalam mata pembelajaran penjas dilakukan dengan tujuan agar siswa mempunyai motivasi yang tinggi mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dengan benar. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:75) menyatakan : ”Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya”. Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengajar secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif, pertama-tama harus difahami bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu. Mengajar sebagai seni ditunjukkan oleh perlu adanya keinginan kuat atau keantusiasan pelakunya terhadap bidang studi yang akan diajarnya. Dalam hal ini guru tidak terpaku dalam satu gaya mengajar saja, tetapi berusaha mengembangkan dan membangun gaya khas sendiri yang unik dan dianggap paling efektif olehnya dan terus berusaha memodifikasinya. Dalam jurnal ilmiah pemanfaatan media belajar Nurkolis, (2002: 1) menyatakan “Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan adanya dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan. Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia “ Pendekatan modifikasi ini di maksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, sehingga pembelajaran penjas di tingkat sekolah dapat dilakukan secara intensif. Pada modifikasi yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill berdasarkan beratringannya. Modifikasi dilakukan pada proses pembelajaran tolak peluru dengan alat yang dapat digunakan seperti: commit to user 1) Gerak menolakkan bola plastik yang di isi kain melewati net
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
2) Gerak menolakkan bola plastik yang di isi pasir melewati net dengan sasaran simpai 3) Gerak menolak dengan peluru yang dimodifikasi Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dengan alat modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran penjas di SMP, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahaptahap perkembangan dan karakteristik siswa, sehingga siswa akan mengikuti pelajaran penjas dengan senang dan gembira. Dengan menggunakan modifikasi alat, guru penjas akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran. Materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan disederhanakan. Dari pengertian modifikasi dan sarana pembelajaran tolak peluru di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modifikasi sarana pembelajaran
tolak
peluru
yaitu:
”suatu
cara
yang dilakukan
untuk
mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar dengan memanfaatkan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tolak peluru”. f. Modifikasi Pembelajaran Tolak Peluru Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar yang pelaksanaannya dengan menolakkan peluru dan bukan dilempar. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes sangat mempengaruhi kelancaran pembelajaran penjas. H.J Gino, dkk. (1998: 37) mengatakan bahwa” Alat bantu belajar atau pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dngan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa).” sedangkan Srijono Brotosuryo, Sunardi dan M. Furqon H. (1994:297) berpendapat bahwa ”Dengan menggunakan alat bantu mengajar atau media, pengajaran dapat menjadi lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah untuk
dimengerti dan dipahami anak
didik.” Pembelajaran tolak peluru dengan modifikasi alat berupa bola plastik yang user merupakan bentuk pembelajaran di isi kain dan bola plastik yangcommit di isi to pasir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
yang merubah kondisi belajar yang sesungguhnya. Penggunaan alat yang menyerupai alat yang sebenarnya, diharapkan siswa dapat mentransfer ke dalam bentuk keterampilan yang sebenarnya. Yoyo Bahagia, dkk. (2000: 98) memberikan bentuk pembelajaran gerak dasar menolak yang dapat digunakan oleh siswa dalam pengembangan gerak dasar umum tolak peluru sebagai berikut: 1) Menolak dengan lengan kanan / kiri
2) Menolak dengan dua lengan dari dada dan kaki pararel
3) Menolak dengan dua lengan dari dada sambil membuat satu langkah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
4) Menolak dengan lengan kanan / kiri sambil duduk
5) Menolak dengan lengan kanan / kiri sambil berlutut
6) Lemparan masuk
7) Lemparan masuk sambil duduk
Gambar 5. Cara mendorong atau menolak. commit to user Yoyo Bahagia, dkk. (2000:99)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Gambar 6. Mendorong bola berpasangan Yoyo Bahagia, dkk. (2000:100)
Gambar 7. Mendorong atau menolak bola melewati gawang Yoyo Bahagia, dkk. (2000:100)
A. Kerangka Berpikir Penelitian bermula dari kurangnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Muhamadiyah Progam Khusu Surakarta terhadap pembelajaran PENJASORKES khususnya pembelajaran atletik nomor tolak peluru. Mereka tidak menyukai peluru karena dirasa peluru itu terlalu berat, serta masih kurangnya hasil pembelajaran tolak peluru disana yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penggunaan modifikasi alat pembelajaran awalnya adalah sebagai sarana commit to user terhadap peluru yang mereka untuk membantu siswa melakukan pengenalan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
anggap berat. Serta pembelajaran yang menyenangkan melalui alat modifikasi juga akan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar tolak peluru. Tanpa disadari sebenarnya siswa melakukan gerak dasar menolak, namun bukan dengan alat yang sesungguhnya sebab jika media pembelajaran dengan menggunakan media asli, siswa kurang berminat dan bergairah untuk melakukan gerakan menolak. Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran tolak peluru khusunya gaya o’brien, harus digunakan modifikasi alat pembelajaran sebagai pengganti alat sesungguhnya dalam memproses pembelajaran tolak peluru. Sehingga melalui modifikasi alat tersebut proses pembelajaran tolak peluru gaya o’brien dapat dilaksanakan secara maksimal. Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan bahwa hasil pembelajaran tolak peluru gaya o’brien ditentukan oleh modifikasi alat pembelajaran yang digunakan. Ditinjau dari ragam alat atau sarana yang sudah dimodifikasi dalam proses pembelajaran tolak peluru gaya o’brien, maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan tolak peluru gaya o’brien sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai secara optimal Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Siswa:
Guru:
Kondisi awal
kurang kreatif & inovatif dalam mengajar pelajaran tolak peluru
- siswa kurang berminat terhadap pembelajaran tolak peluru - siswa merasa bahwa peluru itu terlalu berat. - hasil belajar tolak peluru rendah
Siklus I: Meningkatkan penguasaan tolak peluru
Tindakan
menggunakan alat modifikasi
Melalui penggunaan alat
Kondisi akhir
modifikasi hasil belajar siswa terhadap pembelajaran tolak peluru gaya o”brien meningkat
guru & peneliti menyusun rencana pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan bola softball, bola plastik yang di isi kain, dan pasir sebagai alat pengganti peluru yang bertujuan agar siswa mudah beradaptasi terhadap peluru
Siklus II: upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui modifikasi alat dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran tolak peluru.
Gambar 8. Alur Kerangka Pikir B. Hipotesis Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut : Dengan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyan Program Khusus Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas VII dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Progam Khusus Surakarta yang beralamat Jl.Dr.Muwardi No 24 Surakarta, tepatnya depan lapangan Kota Barat.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan mei 2012 sampai dengan bulan juni 2012. Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Waktu (Bulan) No 1
2
3
Rancangan Kegiatan
Feb 2012
Jul Mar Apr Mei Jun 2012 2012 2012 2012 2012
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Ijin Penelitian Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan data penelitian atau pelaksanaan tindakan Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Progam Khusus Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 21 siswa putri dan 7 siswa lailaki.
C. Data Dan Sumber Data Data dalam penelitian tindakan kelas (TPK) ini di peroleh dari : 1.
Kemampuan melakukan tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2.
Pemahaman tentang tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
3.
Sikap pada saat pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut : 1. Siswa, untuk mendapatkan hasil pembelajaran tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Progam Khusus Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Guru, sebagai kolaborator 1 sekaligus observer, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan modifikasi alat dalam proses pembelajaran tolak peluru gaya o’brien di SMP Muhammadiyah Progam Khusus Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Teman sejawat, sebagai kolabolator 2, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan modifikasi alat dalam proses pembelajaran tolak peluru gaya o’brien di SMP Muhammadiyah Progam Khusus Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari commit to user tes dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tolak peluru gaya o’brien yang dilakukan siswa. 2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No
Sumber
Jenis Data
Data 1.
Siswa
Tehnik
Instrumen
Pengumpulan Hasil
Afektif
Skala Sikap Melalui
Belajar
Obserfasi lapangan (sesuai
Siswa
dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP)
Kognitif
Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)
Psikomotor
Unjuk kerja praktik yang meliputi kemampuan tehnik menolak gaya o’brian (sesuai dengan rubrik penilaian aspek psikomotor pada RPP)
2.
Guru
Hasil
Pamong
Observasi
3.
Peneliti
4.
Kolabolator
Afektif
Daftar Ceklist sesuai pada RPP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
E. Uji Validitas Data Uji Validitas data yang digunakan pada saat mengumpulkan dan menganalisis data menggunakan triangulasi data yaitu penggunaan beragam sumber data dari guru pamong, peneliti dan kolabolator dalam suatu penelitian. Baik pada saat mengumpulkan maupun menganalisis data. Agar data yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.
F. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakn teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan tolak peluru dengan menganalisis nilai rata-rata nilai tes tolak peluru. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan tolak peluru dengan menganalisis rangkaian gerakan tolak peluru. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Peneliti Indikator kinerja peneliti merupakan uraian tentang tujuan yang disusun untuk mengetahui keberhasilan tindakan penelitian dengan mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan yaitu 23 siswa atau 17,85% belum tuntas dan jumlah siklus yang akan dilakukan. Indikator kinerja peneliti untuk menentukan pencapaian keberhasilan PTK pada tabel berikut: Tabel 3.Indikator kinerja peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Prosentasi target Capaian
Aspek yang diukur
Siklus 1
Cara mengukur
Siklus 2
Sikap siswa dalam 50% meng-ikuti pelaksanaan materi tolak peluru gaya o’brien
90%
Pemahaman siswa 50% terhadap materi tolak peluru gaya o’brien
90%
Kemampuan tolak peluru o’brien siswa
teknik 50% gaya
90%
Ketuntasan hasil belajar 50%
90%
Melalui skala sikap/afektif sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP. Sesuai dengan KKM sekolah : 75 Melalui tes kemampuan kognitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP . Sesuai dengan KKM sekolah : 75 Diamati melalui tes unjuk kerja psikomotor siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP. Sesuai dengan KKM sekolah : 75 Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi tolak peluru gaya o’brien melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 75
tolak peluru pada siswa
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian. Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – efaluatif atas
kegiatan
yang
dilakukan pada siklus commit to user
pertama,
untuk
kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
mempersiapkan
rencana
modifikasi,
koreksi,
atau
pembetulan,
dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya. Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Survey Awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas. Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran penjas dalam sekolah tersebut. 2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah : a. Menentukan subjek penelitian b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi 3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan Kelas Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas: a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Semangat dan keaktifan siswa 4. Tahap Analisa Data Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan pembelajaran penjas. 5. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni : (1) Perencanaan Tindakan; (2) Pelaksanaan Tindakan; (3) Observasi dan Interprestasi; (4) Analisis dan refleksi untuk perencanaan commit to user dalam 2 siklus. siklus berikutnya. Penelitian direncanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Tahap I Perencanaan Tahap IV Refleksi
Siklus I
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan Tahap I Perencanaan Tahap IV Refleksi
Siklus II
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Gambar 8. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) tolak peluru gaya o’brien. 2. Menyusun instrument tes tolak peluru gaya o’brien. 3. Menyusun Lembar penilaian dan hasil pembelajaran 4. Menyusun lembar observasi 5. Menyiapkan lembar tes dan angket 6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran 7. Penyiapan tempat penelitian commit to user 8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
9. Sosialisasi kepada subjek b. Tahap Pelaksanaan Tahap
pelaksanaan
dilakukan
dengan
melaksanakan
sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan adalah : 1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2. Melakukan pemanasan 10 menit. 3. Melakukan teknik dasar Tolak peluru : a) Teknik dasar menolak menggunakan peluru modifikasi. b) Teknik dasar menolak menggunakan peluru modifikasi dengan awalan membelakangi. c) Teknik dasar menolak menggunakan peluru modifikasi dengan awalan membelakangi serta akhiran gerak lanjut. d) Teknik gerakan tolak peluru gaya o’brien dengan peluru dimodifikasi. e) Teknik gerakan tolak peluru gaya o’brien dengan peluru sesungguhnya. 4. Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Melaksanakan Pendinginan. c. Tahap Pengamatan (Observasi) Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan dengan alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses pembelajaran tolak peluru gaya o’brien. d. Tahap Analisis dan Refleksi Hasil analisis data dan diskusi peneliti dengan kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran commit alat to user tolak peluru gaya o’brien menggunakan modifikasi yaitu bola plastik isi kain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dan pasir yang digunakan pada siklus 1 dan siklus 2. Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana capaian pada siklus 1 dan siklus 2. 2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran tolak peluru gaya o’brien sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan dengan alat modifikasi pembelajaran tolak peluru gaya o’brien. Dari itu bisa dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah program khusus tahun ajaran 2011 / 2012, yang mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 28 siswa, yang terdiri atas 21 siswa putri dan 7 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik khususnya materi tolak peluru, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil. b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik khususnya tolak peluru sebab, siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program khusus Surakarta sebagian besar adalah siswa putri. Mereka merasa peluru itu terlalu berat sehingga mereka menjadi malas dan enggan untuk mengikuti pelajaran dengan berbagai alasan. c. Tidak adanya lapangan olahraga di SMP Muhammadiyah Program khusus Surakarta, menyebabkan siswa harus ke lapangan kota barat apabila pelajaran penjas. Hal ini menjadikan jam pelajaran penjas harus dikurangi dari jam sebenarnya yang menjadikan proses belajar penjas tidak maksimal. d. Siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya. e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga berdapak pada rendahnya kemampuan tolak peluru gaya o’brien pada siswa.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program khusus Surakarta. diukur dari observasi dan tes unjuk kerja. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa (afektif) dan pemahaman konsep (koqnitif) dalam pembelajaran tolak peluru sedangkan tes unjuk kerja (psikomotor) digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan tolak peluru, sebelum diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran modifikasi alat dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Hasil observasi merupakan hasil belajar tolak peluru siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah afektif yang diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran dan ranah koqnitif yang diperoleh dari tes obyektif, serta ranah psikomotor yang diperoleh melalui tes unjuk kerja. Untuk ranah afektif nilai maksimal sebesar 30, ranah koqnitif nilai maksimal sebesar 20 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar 50 sehingga keseluruhan nilainya 100. Berikut merupakan hasil observasi pada kondisi awal terhadap siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sebelum diberi tindakan berupa modifikasi alat pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat sebagai berikut: 1. Penguasaan Kemampuan Tolak peluru gaya O’brien (Psikomotor) Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Dengan Modifikasi Alat. Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien dan untuk nilai hasil tolak peluru gaya o’brien diketahui dari hasil tolakan. Kondisi awal penguasaan kemampuan tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan model pembelajaran tolak to usertabel sebagai berikut: peluru gaya o’brien disajikan commit dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Tabel 4. Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien (Psikomotor) Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Awal Kriteria Prosentase Jumlah Anak 3.57% 1 Tuntas 1 Penguasaan teknik dasar 96.42% 27 BT 17.85% 5 Tuntas Hasil tolak peluru gaya 2 o’brien 82.14% 23 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas No
Aspek
Berdasarkan tabel diatas, kondisi awal siswa kelas kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam melakukan keseluruhan teknik dasar dengan benar tergolong masih rendah yaitu hanya ada 1 siswa atau 3,57%, begitu juga dengan hasil tolakanya yaitu hanya 5 siswa atau 17,85% yang nilainya diatas KKM dengan KKM 75. 2. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat, sportifitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran. Kondisi awal aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan model pembelajaran modifikasi alat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Aktivitas siswa (Afektif) Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Awal Kriteria Prosentase Jumlah anak 39,28 % 11 Tuntas Perilaku yang di Harapkan 60,71% 17 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
ada 11 siswa atau 39,28% yang tuntas atau nilainya di atas KKM dengan KKM 75. 3. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru gaya o’brien. Kondisi awal pemahaman konsep tolak peluru gaya o’brien kelas VII SMP Muhammadiyah program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan model pembelajaran modifikasi alat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Awal Kriteria Prosentase Jumlah Anak 3.57% 1 Tuntas Pemahaman Materi 96.42% 27 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep tolak peluru gaya o’brien kelas VII SMP Muhammadiyah program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 tergolong masih rendah, karena hanya ada 1 siswa atau 3.57% yang tuntas dengan nilai KKM 75. 4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Mendapatkan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Hasil belajar tolak peluru gaya o’brien merupakan gabungan dari ranah afektif, koqnitif dan psikomotor. Kondisi awal hasil belajar siswa dalam pembelajaran
konsep
tolak
peluru
gaya
o’brien
kelas
VII
SMP
Muhammadiyah program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan tindakan dengan model pembelajaran modifikasi alat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Tabel 7. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Modifikasi Alat Pembelajaran. Kondisi Awal Kriteria Prosentase Jumlah anak 5 Tuntas Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya 17.85% O’brien 82,14% 23 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Penilaian
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 17,85 % atau 5 siswa. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing aspek menujukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusu Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012, melalui modifikasi alat pembelajaran. Pelaksanaan tidakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan Tindakan, (4) Analisis dan Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I Pembelajaran tolak peluru dengan mengunakan pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada tolak peluru gaya o’brien , yang meliputi; (1) Mempraktekan teknik menolak bola plastik isi kain dengan posisi jongkok, (2) Mempraktekan teknik menolak bola plastik isi kain dengan posisi berdiri tanpa awalan, (3) Mempraktikan teknik menolak bola plastik isi kain tanpa awalan, (4) Mempraktekan teknik menolak menggunakan bola plastik isi
kain
dengan sasaran kotak/kardus,
(5)
Mempraktekan teknik menolak menggunakan bola kain isi kain melewati net, (6) Mempraktekan teknik menolak menggunakan bola kain isi pasir membelakangi commit to user net (7) mempraktekan teknik menolak bola plastik isi pasir melewati net yang di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
gantung,(8) mempraktikkan teknik menolak menggunakan bola plastik isi pasir melewati simpai di gantung di net voli, (9)
mempraktikkan teknik menolak
menggunakan bola plastik isi pasir melewati net dengan posisi membelakangi (10) teknik tolak peluru gaya o’brien. Pembelajaran teknik dasar tolak peluru gaya
o’brien pada Siklus I tersebut
dilakukan selama dua kali pertemuan.
a) Tahap Perencanaan Kegiatan pembelajaran tolak peluru gaya o’brien pada Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 14 Mei 2012 dan Senin 21 Mei 2011,di SMP Muahmmadiyah Program Khusus Surakarta. Peneliti dan guru penjas (Tim/mitra peneliti) merencanaan tindakannya sebagai berikut: a)
Tim peneliti merancang skenario model pembelajaran melalui model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam tolak peluru gaya o’brien.
b) Tim peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tolak peluru gaya o’brien dengan model modifikasi alat pembelajaran. c)
Tim peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksaan proses pembelajaran tolak peluru seperti; bola plastik isi kain, dan bola plastik isi pasir.
d) Tim peneliti menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan tolak peluru gaya o’brien dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran melalui modifikasi alat. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. e)
Tim peneliti menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik tolak peluru gaya o’brien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Senin 14 Mei dan Senin 21 Mei 2011. Masing - masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. 1. Pertemuan Pertama Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (senin, 14 Mei 2012) adalah materi pembelajaran tolak peluru gaya o’brien . Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan mempresensi siswa, di lanjutkan dengan menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat, kemudian memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran yang berkaitan dengan materi tolak peluru. b. Pemanasan yang dilakukan berupa pemanasan statis dan pemanasan dinamis, pada saat pemanasan ada beberapa yang terlambat dan beberapa siswa khususnya siswa yang berbaris dibelakang berbincang-bincang. Sehingga pemanasan siswa tersebut kurang efektif dan membuat guru harus memperingatkan, pemanasan di lanjutkan dengan permainan yang mengarah pada pendekatan tolak peluru yaitu “berburu kijang” guru dibagi menjadi 2 kelompok dan kelompok pertama sebagai pemburu yaitu yang melempar dan yang kedua sebagai kijang yaitu sasaran lempar dan harus menghindari lemparan, begitu sebaliknya. c. Memasuki inti pembelajaran dimulai dengan menyampaikan penjelasan materi pertama yaitu guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni teknik menolak bola plastik isi kain dengan posisi jongkok. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti, kemudian siswa di bagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang diminta membentuk formasi saling berhadapan agar lemparannya bisa di tangkap dan dapat dilempar lagi atau saling ber operan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru. Siswa diminta melakukan gerakan teknik commit user isi kain dengan posisi jongkok, dasar menolak, yakni menolak bola to plastik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
sesuai dengan contoh yang demonstrasi oleh tim peneliti dengan memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukannya. Tim peneliti mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama. d. Tim peneliti menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik menolak bola plastik isi kain dengan posisi berdiri tanpa awalan. Siswa memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Kemudian Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 7 orang siswa saling berhadapan untuk melakukan lemparan, sesuai dengan instruksi dari tim peneliti, Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar menolak bola plastik isi kain dengan posisi berdiri tanpa awalan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh tim peneliti yang memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan menolak yang dilakukannya serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan. Tim peneliti memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua. e. Siswa masih dalam barisan yang sama saat materi kedua. Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan menolak bola tangan tanpa awalan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan menolak dengan menggunakan bola tangan diikuti gerakan lari setelah menolak yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar gerakan menolak bola tangan tanpa awalan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh tim peneliti. Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing melakukan gerakan teknik menolak bola plastik isi pasir tanpa awalan diikuti gerakan lari setelah menolak, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru, pelaksanaan ini sama dengan materi kedua, yaitu melakukan tolakan kemudian diikuti gerakan lari secara bergantian dengan pasangan yang telah di bagi sehingga dapat berganti posisi setelah to user keseluruhan siswa melakukancommit lemparan. Tim peneliti memberikan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan teknik menolak
yang
dilakukannya, serta memberi kesempatan untuk bertanya tentang materi praktik yang dilakukan. Tim peneliti memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi ketiga. f. Tim peneliti menyampaikan materi keempat yakni gerakan teknik menolak menggunakan bola plastik isi kain dengan sasaran kotak/kardus. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan menolak menggunakan bola plastik isi kain dengan sasaran kotak/kardus yang dilakukan oleh guru dan peneliti.Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan ke arah sasaran kotak/kardus. Siswa melakukan tolakan dengan menggunakan bola plastik isi kain kearah kotak atau kardus yang diletakkan di lantai/tanah dengan jarak sekitar 3 meter, dalam pelaksanaan kegiatan ini dijadikan sebagai kompetisi dalam tiap kelompok untuk memasukkan lemparan dengan bola plastik isi kain pada kotak/kardus. Kelompok yang paling cepat menyelesaikan tolakan menjadi pemenang. Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan tolakan dengan benar dan masuk ke sasaran kotak/kardus agar kelompoknya menjadi pemenang. g. Di akhiri pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. 2. Pertemuan Kedua Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Senin, 21 Mei 2012) adalah mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya dan teknik awalan tolak peluru gaya o’brien, dengan membangun kerjasama dan serta pengembangan kompetisi. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan berdo’a dilanjutkan presensi. Pada pertemuan ini tidak ada siswa yang terlambat. Selanjutnya to user menjelaskan kegiatan belajarcommit mengajar mengenai tolak peluru gaya o’brien
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
dan pengembangan kerjasama serta pengembangan kompetisi, di lanjutkan dengan menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta indikator yang harus dicapai siswa secara singkat, kemudian memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran. Tim peneliti memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi tolak peluru dan pemanasan dengan permainan “kucingan” yaitu anak membuat lingkaran saling operan bola kemudian dua anak di tengah sebagai pengejar bola yang di lempar oleh teman-temanya yang ada di lingkaran, jika bisa menangkap maka yang melempar jadi di tengah. b. Memasuki inti tim peneliti memulai pembelajaran dengan menyampaikan penjelasan materi pertama yaitu teknik menolak bola plastik isi kain dengan berhadapan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti. Siswa diminta membentuk 4 kelompok
saling
berhadapan, sedangkan masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang. Siswa melakukan gerakan saling melempar secara bergantian sesuai dengan intruksi guru. c. Memasuki materi kedua siswa dibariskan kembali menjadi 4 baris menghadap net melaksanakan teknik menolak bola plastik isi pasir dengan melewati net, sesuai dengan contoh yang demonstrasikan oleh tim peneliti. Dengan bimbingan tim peneliti yang memberikan evaluasi terhadap gerakan yang di lakukan oleh siswa. d. Memasuki materi ke tiga siswa masih dalam barisan yang sama saat materi kedua, tim peneliti menyampaikan materi yakni gerakan menolak bola plastik isi pasir melewati net. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan menolak menolak bola plastik isi pasir melewati net diikuti gerakan lari setelah menolak yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing melakukan gerakan teknik menolak bola plastik isi kain melewati net diikuti gerakan lari setelah menolak sesuai dengan instruksi dari tim peneliti, pelaksanaan ini sama dengan materi kedua yaitu melakukan tolakan kemudian diikuti gerakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
lari secara bergantian dengan pasangan yang telah di bagi sehingga dapat berganti posisi setelah keseluruhan siswa melakukan lemparan. e. Tim peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan teknik menolak yang dilakukannya, serta memberi kesempatan untuk bertanya tentang materi praktik yang dilakukan. f.
Tim peneliti mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi ketiga
g. Tim peneliti menyampaikan materi keempat yaitu gerakan menolak menggunakan bola plastik isi pasir dengan sasaran simpai yang di gantung di net voli, diikuti gerakan lari setelah menolak yang dilakukan oleh tim peneliti. Siswa diminta melakukan gerakan yang telah di contohkan oleh tim peneliti secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing melakukan gerakan teknik menggunakan bola plastik isi pasir melewati net dengan sasaran simpai yang digantung di net voli, diikuti gerakan lari setelah menolak, sesuai dengan instruksi dari tim peneliti, pelaksanaan ini di lakukan secara bergantian dengan pasangan yang telah di bagi, secara bergantian melempar dan mengambil bola sehingga dapat berganti posisi setelah keseluruhan siswa melakukan lemparan. Tim peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan teknik menolak
yang
dilakukannya, serta memberi kesempatan untuk bertanya tentang materi praktik yang dilakukan. h. Tim peneliti menyampaikan dan memberi contoh materi kelima yakni gerakan teknik menolak menggunakan bola plastik isi pasir melewati net dengan posisi membelakangi net. Siswa memperhatikan dan mengikuti masih dalam barisan yang sama seperti materi sebelumya. i. Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing melakukan gerakan teknik menolak menggunakan bola plastik isi pasir melewati net dengan posisi membelakangi net. j. Tim peneliti menyampaikan materi keenam yakni gerakan teknik gerakan commit to user tolak peluru gaya o’brien. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
teknik gerakan tolak peluru gaya o’brien yang dilakukan oleh tim peneliti. Siswa dibariskan menjadi 7 berbanjar, kemudian merentangkan kedua tangan untuk mengatur jarak dengan temannya agar tidak saling bersentuhan. k. Siswa menirukan gerakan teknik awalan tolak peluru gaya o’brien. Tim peneliti melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik gaya o’brien. l. Tim peneliti menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu persatu untuk melakukan tolak peluru dengan gaya o’brien. m. Tim peneliti melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan tolak peluru dengan gaya o’brien pada blangko penilaian yang telah disiapkan. n. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. c) Pengamatan Tindakan 1. Pengamatan Proses Pembelajaran Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator (tim peneliti) saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dari pelaksanaan tindakan I diantaranya : 1. Siswa merasa tertarik dan termotivasi dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi dengan modifikasi alat pembelajaran, sebab siswa merasa senang dengan peluru yang dimodifikasi. 2. Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
3. Modifikasi alat membuat tolakan dapat dilakukan berulang-ulang karena alatnya lebih ringan sehingga mempermudah proses pembelajaran tolak peluru. 4. Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah: 1. Situasi lapangan olah raga yang ramai membuat pelaksanaan pembelajaran kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan guru. 2. Sikap bersemangat berlebihan beberapa siswa kadang mengganggu siswa lainya karena ingin selalu mencoba tanpa mendengarkan komando dari tim peneliti. 3. Dan karena sikap bersemangat tersebut kadang siswa lupa melakukan tugas ajar yang benar. Sehingga guru sering kali memberikan evaluasi pada sela-sela pembelajaran yang berakibat berkurangya kesempatan untuk mencoba. 4. Mayoritas siswa masih kesulitan membedakan antara menolak dengan melempar. Kebanyakan siswa masih melempar bola bukan menolak bola. 5. Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru. 6. Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu. 7. Siswa masih kesulitan untuk menolak bola plastik isi pasir dengan posisi membelakangi. 8. Beberapa siswa memperlihatkan bahwa tolakannya masih menyentuh net dan tidak melewati net. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
9. Pada saat guru menggunakan peluru yang sesungguhnya, siswa menjadi tidak tertarik lagi karna di anggapnya lebih berat dari peluru modifikasi yang di gunakan untuk latihan. 2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Selama pelaksanaan tindakan I maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian tolak peluru gaya o’brien dan hasil tolak peluru gaya o’brien (2) Pemahaman konsep siswa terhadap tolak peluru gaya o’brien dan (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan I setelah diberi tindakan berupa penerapan modifikasi alat pembelajaran tolak peluru gaya o’brien dalam kegiatan belajar mengajar , dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 1. Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien dan untuk nilai hasil tolak peluru gaya o’brien diketahui dari hasil tolakan. Kondisi penguasaan kemampuan peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran tolak peluru gaya o’brien disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 8. Penguasaan Kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Siklus I Kriteria Prosentase Jumlah Anak 17 Tuntas Penguasaan Teknik 60,71% 1 Dasar 39,28% 11 BT 19 Tuntas Hasil Tolak peluru gaya 67,85% 2 o’brien 32,14% 9 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas No
Aspek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal siswa kelas VII SMP muhammadiyah Program Khusus Surakarta dalam melakukan keseluruhan teknik dasar dengan benar mengalami peningkatan yaitu 17 siswa atau 60,71% sudah tuntas, begitu juga dengan hasil tolak peluru gaya o’brien siswa mengalami peningkatan dibanding kondisi awal yaitu 19 siswa atau 67,85% nilainya diatas KKM atau tuntas dan sisanya masih dibawah KKM. tergolong masih rendah yaitu hanya ada 11 siswa atau 39,28%, begitu juga dengan hasil tolakanya yaitu hanya 9 siswa atau 32,14% yang nilainya dibawah KKM dengan KKM 75. Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan I mencapai target capaian 50 %. 2. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran peluru gaya o’brien Sebelum Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat, sportifitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran. Kondisi awal aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I dengan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 9. Aktivitas siswa (Afektif) Peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Siklus I Kriteria Prosentase Jumlah anak 57,14% 16 Tuntas Perilaku yang di Harapkan 42,85% 12 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal siswa kelas VII SMP muhammadiyah Program Khusus Surakarta dalam melakukan tehnik dasar tolak peluru gaya o’brien mengalami peningkatan dibanding kondisi awal yaitu 16 siswa atau 57,14% nilainya diatas KKM atau tuntas dan sisanya 12 siswa atau 42,85% masih dibawah KKM dengan KKM 75. Melihat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
prosentase ketuntasan maka pada tindakan I mencapai target capaian yaitu 50 %. 1. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien
Setelah
Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru gaya o’brien. Kondisi pemahaman konsep tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan I melalui modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 10. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan I Melalui Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Siklus I Kriteria Prosentase Jumlah anak 60,71% 17 Tuntas Pemahaman Materi 39,28% 11 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman tolak peluru gaya o’brien kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dibanding kondisi awal yaitu sejumlah 17 siswa atau 60,71% sudah mampu memahami atau tuntas sedangkan sisanya 11 siswa atau 39,28% masih belum mampu memahami konsep tolak peluru gaya o’brien . Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan I sudah mencapai target capaian 50 %. 2. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tolak peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Hasil belajar tolak peluru gaya o’brien merupakan gabungan dari ranah psikomotor, afektif dan ranah koqnitif Kondisi hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus commitSurakarta to user Tahun Pelajaran 2011 / 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
setelah diberikan tindakan I dengan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan I Dengan Modifikasi Alat Pembelajaran Kondisi Awal Kriteria Prosentase Jumlah anak 19 Tuntas Hasil Belajar Tolak peluru Gaya 67,85% O’brien 32,14% 9 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Penilaian
Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi awal, yang semula pada kondisi awal hanya 17,24% atau 5 siswa yang tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 67,85% atau 19 siswa yang tuntas. Melihat prosentase capaian maka target capaian 50% pada akhir siklus I sudah tercapai. Dengan demikian peneliti dan kolaborator sepakat untuk menyusun perencanaan untuk siklus selanjutnya. Maka disusun sebuah tindakan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, mengingat target capaian sebesar 90% belum tercapai.
d) Tahap Analisis Dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi pada tindakan I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: a. Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukkan hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit. b. Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. c. Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
d. Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal. e. Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I sudah menunjukan hasil yang maksimal dan telah menujukan peningkatan, sudah sesuai dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut : 1) Hasil belajar siswa dalam materi setelah Tidakan I dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai target kelulusan tindakan 1 yaitu 64,2 % dari berbagai aspek yaitu ranah psikomotor mencapai kelulusan 19 siswa atau 67,85 % dari ranah afektif 16 siswa atau 57,14% dan dari ranah koqnitif yaitu 17 siswa yaitu 60,71% dengan demikian angka kelulusan mencapai 19 siswa atau 67,85 % dengan KKM 75 melihat prosentase kelulusan maka tindakan 1 sudah mencapai target capaian siklus 1 yaitu 50%. f. Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan. g. Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni : 1. Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk sesegera mungkin menuju lapangan. 2. Siswa diminta mengingat gerakan teknik awalan sesuai yang telah diajarkan. 3. Untuk menambah pemahaman siswa terhadap tolak peluru gaya o’brien maka guru memberikan kopian materi tolak peluru gaya o’brien. 4. Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan teknik gerakan melempar secara benar. 5. Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 6. Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu to user mengatur jalannya prosescommit pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik, serta memperbaiki dan mengulang materi yang di anggap belum di kuasai.
2. SIKLUS II Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata – rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini diantarannya;
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran tolak peluru gaya o’brien pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dan tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 40 menit) yang dilaksanakan pada hari Senin 28 mei dan Senin 4 Juni 2012, di SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Berdasarkan hasil Refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta, namun belum maksimal. Hal tersebut ditunjukan dengan masih ada 10 siswa yang belum tuntas dalam hasil belajar tolak peluru gaya o’brien. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil Refleksi pada siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II ini meliputi : a. Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II tolak peluru gaya o’brien melalui modifikasi alat pembelajaran. b. Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang akan digunakan seperti; bola plastik isi pasir, bola plastik isi kain, kun, bendera dan peluru, dsb. c. Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pembelajaran tolak peluru gaya o’brien dengan to user model pembelajaran melalui commit modifikasi alat. Sedangkan instrumen non tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. d. Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Senin 28 Mei dan Senin 4 Juni 2012, di SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Masing - masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan dibantu kolaborator, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. 1. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Mei 2012. Materi pada pelaksanaan tindakan II sama seperti pada tindakan I yaitu meningkatkan hasil tolak peluru gaya o’brien dengan model pembelajaran modifikasi alat. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Tim peneliti menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa, kemudian menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. b. Tim peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran, kemudian menyampaikan materi pertama yakni pengenalan cara memegang peluru. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh tim peneliti, Sebelum mencoba cara memegang peluru yang baik dan benar, siswa dibagi
menjadi 4 bersab, kemudian
bergantian mencoba cara memegang peluru. Siswa melakukan gerakan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien yaitu cara menolak dengan membelakangi commit to user sektor lempar atau awalan gaya o’brien.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
c. Tim peneliti mengingatkan materi kemaren dan sedikit mengulang materi terdahulu yang belum di kuasai. Kemudian tim peneliti
memperisapkan
materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua. d. Tim peneliti menyampaikan materi kedua yakni gerakan menolak dengan bola plastik isi pasir menggunakan teknik awalan gaya o’brien. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti. Siswa diminta melakukan gerakan menolak dengan bola plastik isi pasir menggunakan teknik awalan gaya o’brien sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh tim peneliti secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan menolak, sesuai dengan instruksi dari tim peneliti. e. Tim peneliti memberikan penguatan/pemantapan materi kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal. f. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. 2. Pertemuan ke dua Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Senin, 4 Mei 2012) adalah rangkaian gerakan tolak peluru gaya o’brien. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Tim peneliti menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses pembelajaran dengan mempresensi, kemudian menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. b. Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran, kemudian menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni
pengulangan rangkaian gerakan tolak peluru gaya
o’brien menggunakan atat sesungguhnya. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh tim peneliti. c. Tim peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan tolak peluru gaya commit to user tolak peluru gaya o’brien, sesuai o’brien secara bergantian, Siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
dengan instruksi dari tim penelit. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Tim Peneliti mengadakan observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan tolak peluru gaya o’brien. d. Pengambilan data akhir siklus II e. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
c.
Pengamatan Tindakan
1. Pengamatan Proses Pembelajaran Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dari pelaksanaan Tindakan II diantaranya : 1. Kekurangan siklus 1 sudah dapat di atasi yaitu kondisi lapangan yang ramai dengan berangkat lebih cepat, dan tidak saling menunggu. 2. Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. 3. Modifikasi alat membuat tolakan dapat dilakukan berulang-ulang karena alatnya lebih ringan sehingga mempermudah proses pembelajaran tolak peluru. 4. Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kekurangan, adapun kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II yaitu masih ada siswa yang hasil dan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien belum tuntas khususnya siswa yang kurang memperhatikan. 2. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Selama pelaksanaan tindakan II maka peneliti dan kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data yang diambil terdiri dari pengamatan; (1) Kemampuan melakukan rangkaian tolak peluru gaya o’brien dan hasil tolak peluru gaya o’brien (2) Pemahaman konsep siswa terhadap tolak peluru gaya o’brien dan (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut merupakan hasil observasi pada tindakan II setelah diberi tindakan berupa penerapan modifikasi alat pembelajaran tolak peluru gaya o’brien dalam kegiatan belajar mengajar , dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 1. Penguasaan Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Penguasaan kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) terdiri dari proses dan hasil. Untuk nilai proses yaitu kemampuan melakukan teknik dasar tolak peluru gaya o’brien dan untuk nilai hasil tolak peluru gaya o’brien diketahui dari hasil tolakan. Kondisi penguasaan kemampuan tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui modifikasi alat pembelajaran tolak peluru gaya o’brien disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 12. Penguasaan Kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Kondisi Siklus II Kriteria Prosentase Jumlah Anak 100% 28 Tuntas 1 Penguasaan Teknik Dasar 0% 0 BT 26 Tuntas Hasil Tolak peluru gaya 92,85% 2 o’brien 7,14% 2 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran : BT = Belum tuntas No
Aspek
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal siswa kelas VII SMP muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II mengalami peningkatan dibanding kondisi akhir siklus I. Sejumlah 28 siswa atau 100% sudah mampu to user melakukanya dan berkategori commit tuntas. Dan untuk tolak peluru gaya o’brien juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
mengalami peningkatan setelah diberi tindakan II dibanding kondisi siklus I yaitu siswa yang mencapai nilai diatas KKM sejumlah 26 siswa atau 92,85% atau berkategori tuntas dan sisanya 2 siswa atau 7,14% masih dibawah KKM. Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian sebesar 90%. 2. Aktivitas Siswa (Afektif) Dalam Pembelajaran peluru gaya o’brien Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Aktivitas siswa yang dinilai terdiri dari sikap semangat, sportifitas, kerjasama,percaya diri dan kejujuran. Kondisi awal aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II dengan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 13. Aktivitas siswa (Afektif) Peluru Gaya Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran
O’brien Setelah Modifikasi Alat
Kondisi Siklus II Kriteria Prosentase Jumlah anak 92,85% 26 Tuntas Perilaku yang di Harapkan 7,14% 2 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal siswa kelas VII SMP muhammadiyah Program Khusus Surakarta dalam melakukan tehnik dasar tolak peluru gaya o’brien mengalami peningkatan dibanding kondisi awal yaitu 26 siswa atau 92,85% nilainya diatas KKM atau tuntas dan sisanya 2 siswa atau 7,14% masih dibawah KKM dengan KKM 75. Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan II mencapai target capaian yaitu 90 %. 3. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien
Setelah
Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Pemahaman konsep merupakan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk nilai pemahaman konsep diambil melalui lembar observasi berupa pertanyaan mengenai materi tolak peluru gaya o’brien. Kondisi pemahaman konsep tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah diberikan tindakan II melalui modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 14. Pemahaman Konsep (Koqnitif) Tolak Peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan II Melalui Model Pembelajaran Modifikasi Alat.. Kondisi Siklus II Kriteria Prosentase Jumlah anak 100% 28 Tuntas Pemahaman Materi 0% 0 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum tuntas Aspek
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman tolak peluru gaya o’brien kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan dibanding kondisi awal yaitu sejumlah 28 siswa atau 100% sudah mampu memahami atau tuntas dari nilai KKM 75. Melihat prosentase ketuntasan maka pada tindakan II sudah mencapai target capaian 90 %. 4. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tolak peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Hasil belajar tolak peluru gaya o’brien merupakan gabungan dari ranah psikomotor, afektif dan ranah koqnitif Kondisi hasil belajar siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Tahun Pelajaran 2011 / 2012 setelah diberikan tindakan II dengan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 15. Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Setelah Mendapatkan Tindakan II Dengan Model Pembelajaran Modifikasi Alat. Penilaian
Kondisi Awal commit to user Prosentase Jumlah anak
Kriteria
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
27 Tuntas Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya 96,42% O’brien 3,57% 1 BT Keterangan : Data terdapat dalam lampiran ; BT = Belum Tuntas Berdasarkan tabel diatas, setelah diberi tindakan maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa meningkat dibanding pada kondisi awal, yang semula pada kondisi awal hanya 17,24% atau 5 siswa yang tuntas, pada akhir siklus I meningkat menjadi 67,85% atau 19 siswa yang tuntas. Melihat prosentase capaian pada akhir siklus II sebesar 96,42% atau 27 siswa, maka target capaian 90% pada akhir siklus II sudah tercapai. d. Tahap Analisis dan Refleksi Tindakan II Hasil analisis data dan diskusi peneliti dengan kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran pada siklus II, telah menunjukan perubahan yang signifikan. Dari analisis diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam nilai kemampuan tolak peluru gaya o’brien (Psikomotor) menunjukan 100 % dan 92,85 % siswa telah tuntas sedangkan dalam pemahaman konsep siswa terhadap tolak peluru gaya o’brien (Koqnitif) sudah mencapai 100 % dan aktivitas siswa dalam pembelajaran (Afektif) sudah mencapai 92,85 %. Dengan meningkatnya ranah psikomotor, ranah koqnitif dan ranah afektif, maka hasil belajarnya juga meningkat, pada kondisi awal yang semula 17,85% atau 5 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 67,85 % atau 19 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 96,42 % atau 27 siswa. Hasil ini menunjukan bahwa pada siklus II tersebut sudah diatas indikator ketercapaian. Atas dasar ketuntasan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada data observasi maka pembelajaran menggunakan modifikasi alat pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan tolak peluru gaya o’brien commit pembelajaran to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012. Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Setelah Diberikan Modifikasi alat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Rerata nilai Keterangan Data Awal
Siklus I
Siklus II
Psikomotor
17,45
67,85
92,85
Afektif
39,28
57,14
92,85
Koqnitif
3,75
60,71
100
Hasil belajar
17,85
57,14
96,42
Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut : Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O’brien Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata nilai psikomotor 67,85%, commit to user sedangkan pada siklus II rata-rata nilai psikomotor meningkat menjadi 92,85%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata nilai afektif 57,14%, sedangkan pada siklus II rata-rata nilai afektif meningkat menjadi 92.85%. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata nilai koqnitif siswa 60,71%, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan nilai sebesar 100%. Kondisi awal ketuntasan hasil belajar tolak peluru menunjukkan rata-rata nilai 17,85%, pada siklus I rata-rata nilai ketuntasan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien meningkat 57,14, sedangkan pada siklus ke II rata-rata nilai ketuntasan tolak peluru gaya o’brien meningkat menjadi 96,42%. Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat disimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Secara keseluruhan hasil capaian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 pada materi tolak peluru gaya o’brien dapat dilihat melalui pemaparan tabel pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa berikut: Tabel 17. Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Aspek yang diukur
Prosentasi capaian Siklus 1
Cara mengukur
Siklus 2
Sikap siswa dalam 50% meng-ikuti pelaksanaan materi tolak peluru gaya o’brien
90%
Melalui skala sikap/afektif sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP. Sesuai dengan KKM sekolah : 75
Pemahaman siswa 50% terhadap materi tolak peluru gaya o’brien
90%
Melalui tes kemampuan koqnitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP . Sesuai dengan KKM sekolah : 75
Kemampuan tolak peluru o’brien siswa
90%
Diamati melalui tes unjuk kerja psikomotor siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP. Sesuai dengan KKM sekolah : 75
teknik 50% gaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Ketuntasan hasil belajar 50%
90%
tolak peluru pada siswa
Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi tolak peluru gaya o’brien melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 75
Hasil penilaian psikomotor pada kondisi awal menunjukan bahwa siswa yang lulus adalah 17,45%. Kemudian hasil modifikasi alat pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang lulus adalah 67,85%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus ke II meningkat lagi menjadi 92,85%. Hasil penilaian afektif pada kondisi awal menunjukkan bahwa siswa yang lulus adalah 39,28%. Kemudian hasil modifikasi alat pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang lulus adalah 57,14%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 192,85%. Hasil Penilaian koqnitif pada kondisi awal menunjukan bahwa siswa yang lulus adalah 3,75%. Kemudian hasil modifikasi alat pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang lulus adalah 60,71%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus ke II meningkat lagi menjadi 100%. Ketuntasan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada kondisi awal menunjukan bahwa siswa yang lulus adalah 17,85%. Kemudian hasil modifikasi alat pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang lulus adalah 57,14%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus ke II meningkat lagi menjadi 94,42%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data terhadap data psikomotor, koqnitif dan afektif, diperoleh hasil sebagai berikut : Untuk unjuk kerja (Psikomotor) nilai proses tolak peluru gaya o’brien, kondisi awal yang semula 3.57% atau 1` siswa pada akhir siklus I menjadi 60.71% atau 16 siswa dan pada akhir siklus II menjadi 100% atau 28 siswa, sedangkan hasil tolak peluru gaya o’brien pada kondisi awal yang semula 17.45% atau 5 siswa pada akhir siklus I menjadi 67.85% atau 19 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 96.42% atau 27 siswa. Untuk pemahaman konsep (Koqnitif) siswa terhadap materi tolak peluru gaya o’brien pada kondisi awal yang semula 3.57% atau 1 siswa meningkat pada akhir siklus I menjadi 60.71% atau 16 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 100% atau 28 siswa. Dan untuk aktivitas siswa (Afektif) dalam pembelajaran pada kondisi awal yang semula 39.28% atau 11 siswa meningkat pada akhir siklus I menjadi 57,14 % atau 16 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 92.85% atau 27 siswa. Dengan meningkatnya ranah psikomotor, ranah koqnitif dan ranah afektif, maka hasil belajarnya juga meningkat, pada kondisi awal yang semula 17.85% atau 5 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 67.85 % atau 19 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 96,42 % atau 27 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran modifikasi alat dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan modifikasi alat pembelajaran dalam pembelajaran tolak peluru gaya o’brien dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media pengajaran dengan modifikasi alat. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar tolak peluru gaya o’brien yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih commit to user pembelajaran Penjas yang pada aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif. Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan modifikasi alat untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran tolak peluru gaya o’brien, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran
Penjas
yang
nantinya
dapat
bermanfaat
untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat commit to user seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya. 2. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. 3. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masingmasing.
commit to user