perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK 60 METER MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU SISWA KELAS V SD NEGERI PAKEMBARAN 03 KEC. SLAWI KAB. TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Oleh ADI MULYANTO X4711003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Adi Mulyanto
NIM
: X4711003
Jurusan/ Program Studi
:
SI PPKHB Pend. Jasmani dan Kesehatan
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK 60 METER MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU SISWA KELAS V SD NEGERI PAKEMBARAN 03 KEC. SLAWI KAB. TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012" ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Adi Mulyanto
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK 60 METER MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU SISWA KELAS V SD NEGERI PAKEMBARAN 03 KEC. SLAWl KAB. TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh ADI MULYANTO X4711003
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program PPKHB, Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mulyanto, Adi. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK 60 METER MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU SISWA KELAS V SD NEGERI PAKEMBARAN 03 KEC. SLAWI KAB.TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan vmtuk meningkatkan kualitas pembelajaran lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu. Ditandai dengan sikap siswa dengan mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil tes unjuk kerja atau nilai pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), pertemuan dalam penelitian ini berjumlah dua kali dan setiap pertemuan menunjukan tahapan perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lari jarak 60 meter. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pakembaran 03 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tahun ajaran 2011/2012. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamat dan tes unjuk kerja siswa. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian alat bantu dalam pembelajaran dalam pendidikan jasmani dengan materi lari jarak 60 meter dapat meningkatkan semangat siswa, antusias siswa, suasana kelas dan meningkatkan hasil atau nilai siswa. Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Dengan hasil siswa dari Siklus I ke Siklus II menunjukan hasil berikut: 1. Siswa aktif selama pembelajaran 55,5% - 86,1% 2. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar 55,5% - 86,1% 3. Siswa yang mampu melakukan kegiatan alat bantu pembelajaran lari jarak 60 meter adalah 66,67% - 94,4% 4. Siswa yang mampu melakukan tes keterampilan 72,23% - 94,4%. Dengan demikian hasil dari Ssiklus I ke Siklus II terjadi kenaikan yang real.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Kejar cita-citamu sebelum cinta mengejarmu. (Penulis) Percaya akan ada keindahan dibalik kesabaran, semua akan indah pada waktunya. (Penulis) Tuhan tidak pernah terlambat, Dia juga tidak tergesa-gesa. DIA selalu tepat waktu. (Penulis)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji bagj Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK 60 METER MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU SISWA KELAS V SD NEGERI PAKEMBARAN 03 KEC. SLAWI KAB. TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012". Skripsi
ini
disusun
untuk
memenuhi
sebagian
persyaratan
untuk
mendapatakan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Agus Margono, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS. 3. Drs. Sunardi, M.Kes, selaku Ketua Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dorongan, arahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Drs. Sugiyoto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, dorongan, arahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak dan Ibu dosen JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 6. Bapak Kustanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Keluargaku yang selalu memberi semangat. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Rekan-rekan mahasiswa Sl-PPKHB FKIP UNS Angkatan ke - 3 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan semangat dan motivasi selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Siswa-siswi di SD Negeri Pakembaran 03 yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga skripsi
ini
dapat bermanfaat dan
berguna untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan pendidikan jasmani pada khususnya.
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTARISI Hal. HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
B. Kerangka Berfikir ......................................................................
8
C. Hipotesis Tindakan .....................................................................
31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
32
1. Tempat Penelitian ..............................................................
32
2.
Waktu Penelitian ..............................................................
32
B. Subjek Penelitian .......................................................................
33
C. Sumber Data ...............................................................................
33
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
33
E. Teknik Analisis Data .................................................................
34
F. Prosedur Penelitian .................................................................... commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
34
x
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Deskripsi Pratidakan ..................................................................
39
B. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................
39
1. Siklus I ..................................................................................
40
2. Siklus II ................................................................................
45
3. Antar Siklus .........................................................................
48
C. Pembahasan ...............................................................................
51
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................
57
A. Kesimpulan ................................................................................
57
B. Implikasi ....................................................................................
58
C. Saran ...........................................................................................
59
DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menyehatkan! Inilah ungkapan masyarakat. Masyarakat meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan. Tetapi bagaimana olahraga dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus melakukan olahraga untuk menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata hubungan antara olahraga dengan kesehatan, bagaimana cara melakukan olahraga untuk kesehatan dan berapa berat olahraga hams dilakukan agar orang menjadi lebih sehat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad 21 usia harapan hidup diperkirakan mencapai 70 tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah orang usia lanjut, yang diperkirakan pada tahun 2005 mencapai jumlah 19 juta orang atau 8,5% dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para usia lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti menhigkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti hahiya makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya,
stabilitas
emosional danto user kecerdasan commit
1
intelektualnya
maupun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield, J., Fricker, P.A. and Fitch, K.D., 1992). Memperkenalkan pentingnya kesehatan melalui kegiatan olahraga di sekolah merupakan tindakan yang benar. Mendidik siswa supaya peduli kepada nilai penting kesehatan seyogyanya dimulai semenjak pra sekolah hingga remaja. Kesehatan merupakan aset yang tidak bisa diukur dengan uang dan merupakan modal utama dalam mencapai suatu keberhasilan. Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitaas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani. Menurut Adang Suherman (1999/2000) bahwa,”Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh”. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivtas jasmani sebagai media utama mencapai tujuan pembelajaran, adapun aktivitas utamanya adalah cabang-cabang olahraga. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting diantaranya : memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman commit to user belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Kesegaran jasmani merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan kualitas manusia, pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal mendidik anak dan anak dipandang sebagai satu kesatuan jiwa raga. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani disekolah identik dengan tujuan pendidikan. Menurut Ratal Wirjasatonsa (1984 : 25) istilah pendidikan jasmani berkembang sejak perjuangan fisik, dengan terbitnya Undang-undang No. 4 tahun 1950, memberikan landasan yang kuat pendidikan jasmani di sekolah. Dalam Bab VI pasal 9 tercantum : “.......Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa merupakan satu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat lahir batin, diberikan kepada semua jenis sekolah”. Dari uraian di atas diharapkan dapat tercapai tujuan pendidikan jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan peningkatan dan pemanfaatan fisik manusia Olahraga adalah salah satu cara belajar mengenai dunia sekelilingnya dan diri sendiri oleh karena itu olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sambungan yang berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi besar untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat tercapai, jika materi-materi dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan diajarkan dengan baik dan benar. Menurut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007 : 20) bahwa, "Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek : permainan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik dan kesehatan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Mengingat pentingnya jasmani yang kuat agar dapat melaksanakan tugas sehari-hari maka pendidikan jasmani menjadi kunci bagi peningkatan kemampuan jasmani di sekolah. Mutu, kesuksesan dan keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani sangat dipengaruhi unsur-unsur antara lain : guru sebagai unsur utama, siswa, kurikulum, tujuan, metode, sarana dan prasarana, penilaian, dan suasana kelas. Pendidikan jasmani disekolah juga memiliki peranan penting diantaranya : memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Agar pembelajaran pendidikan jasmani efekif diperlukan sarana dan prasarana yang sesuai dengan materi pembelajaran, apalagi untuk mencapai keberhasilan pembelajaran semakin menuntut kondisi, mutu, keadaan dan jumlah sarana dan prasarana yang memadai. Kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Adanya sarana dan prasarana yang memadai akan mencerminkan kualitas pendidikan, sehingga tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan tercapai dengan baik. Soekatamsi dan Srihati Waryati (1996:10) berpendapat, “Olahraga di sekolah harus diusahakan agar diperlukan sama dengan hal-hal lain dalam kurikulum, dan harus disediakan bangsal dan lapangan olahraga dengan jumlah dan luas yang cukup sehingga memungkinkan pelaksanaan program olahraga dapat dilakukan dengan penuh oleh setiap murid. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran “selingan”, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik. Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti : Matematika, Bahasa, IPS dan IP A, dan lain-lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang rendah. Kegiatan olahraga yang dilakukan secara baik dan benar memiliki dampak positif dalam perkembangan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Karena kegiatan olahraga selain memberi manfaat kesehatan fisik juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan sosialisasi siswa di berbagai bidang. Olahraga banyak sekali jenisnya, misalnya olah raga lapangan seperti sepak bola, basket, badminton, atletik, olah raga air seperti renang, lompat indah, dsb. Masingmasing jenis olah raga tersebut memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda. Namun
pada
tujuannya
sama
yaitu
untuk
meningkatkan
kesehatan
dan
mencapai prestasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil materi “Lari jarak pendek 60 meter” yang merupakan dasar dari cabang atletik lari. Atletik merupakan cabang olahraga yang memiliki banyak nomor perlombaan, misahiya lari, lempar, dan jalan cepat. Lari jarak pendek merupakan lari yang menempuh jarak antara 50 meter sampai dengan jarak 500 meter. Oleh karena itu, kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan harus lancar dan efisien, dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Teknik ini dapat dipelajari oleh siswa sebagai bekal pengetahuan mengenai cabang olahraga atletik. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengambil tema start jongkok sebagai media motivasi untuk memperkenalkan cabang olahraga atletik kepada siswa. Maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari Jarak 60 Meter Melalui Modifikasi Alat Bantu Siswa Kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Pada Tahun Ajaran 2011/2012”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana modifikasi alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak 60 meter pada siswa kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten legal Pada Tahun Ajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui efektifitas penerapan modifikasi alat bantu dalam meningkatkan hasil belajar lari jarak 60 meter pada siswa Kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Pada Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain : 1. Bagi guru pendidikanjasmani : a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang dimodifikasi,dalam rangka perancangan pembelajaran. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional, terutama dalam pengembangan media pembelajaran yang dimodifikasi. 2. Bagi para siswa : a. Menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
lebih
menyenangkan
dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta commit to user meningkatkan hasil belajar lari jarak 60 meter.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Dapat meningkatkan minat serta mendukung pencapaian prestasi olahraga siswa dalam pembelajaran lari jarak 60 meter. 3. Bagi lembaga pendidikan (Instansi) : Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran a. Hakekat Belajar 1) Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut : a) Menurut James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. b) Cronbach (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Cronbach di dalam bukunya
Educational Psychology
menyatakan bahwa : “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (Cronbach, 1945)”. Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Jadi menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu peserta didik mempergunakan panca inderanya. c) Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. d) Geoch (Djamarah, Syaiful Bahri , 1999) Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. e) Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
f) Susanto (Djamarah, Syaifiil Bahri, 1999) Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. g) Irawan (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar memperoleh
adalah suatu
serangkaian
perubahan
kegiatan
tingkah
laku
jiwa
raga
sebagai
untuk
hasil
dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. h) Comam (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah suatu proses perkembangan. i) Kamin ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah reoganisasi pengalaman. j) R. Gagne ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. k) Thorndike (Djiwandono, 2002) Belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. l) J. B Watson (Djiwandono, 2002) Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect (respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain, m) Thorndike (Djiwandono, 2002) Belajar adalah proses
„stamping
in‟
(diingat),
forming,
hubungan antara stimulus dan respon. n) Herbart (Swiss, 1994) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan. o) Menurut spears (www.google.com) Learning is to observe, to read. To imited, to try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat commit to user diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
p) Robert M. Gagne dalam buku : the conditioning of learning mengemukakan bahwa : Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. q) Lester D. Crow and Alice Crow (www.google.com) Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. r) Hudgins Cs (www.google.com) Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman. s) Jung,1968 (www.google.com) Belajar adalah proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman. t) Ngalim Purwanto, 1992 ( www.google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman. Dari beberapa pengertian belajar dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah sebagai berikut : Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan commit to user belajar. Dalam Al-Qur'an, kata Al-Ilm dan turunannya berulang sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-'Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur'an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meneliti.
2) Ciri-Ciri Belajar Ada 3 ciri yang khas pada aktivitas manusia, sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai aktivitas belajar yang dikutip dalam buku Belajar dan Pembelajaran I oleh Gino et al (1993 : 15), yakni : a) Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar) (Behavioral Conges) baik aktual maupun potensial. b) Perubahan itu pada pokoknya didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c) Perubahan itu sendiri terjadi karena usaha. (Sumandi Suryobroto). Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya. b) Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional. Perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. c) Perubahan bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha pelaku sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
d) Perubahan bersifat permanen. Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih. e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
3) Tujuan Belajar Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dan menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal dan kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Sebagai ilustrasi siswa Kelas 3 SMP menggunakan ranah kognitif tingkat aplikasi dalam memecahkan soal matematika. Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut commit to user “tampak” lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
tersebut tampak pada tindak-tindak belajar tentang matematika, kesusastraan, olahraga, kesenian, dan agama. Perilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindak mengajar dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional guru. Dalam desain instruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar (Sohari, Sahrani dkk. 2008. Peran Pendidikan Agama IslamJakarta : Rajawali Press). Dalam firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat dan Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan”. (Q.S. Al-mujadalah : 11).
b. Hakekat Pembelajaran 1) Pengertian Pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapuncommit dan kapanpun. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Pembelajaran mempunyai pengertian mirip dengan pengajaran, walaupun menpunyai konotasi yang berbeda. Dalam kontek pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap(aspek efektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bina Aksara).
2) Istilah dalam Pembelajaran Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah : Metode Metode
merupakan
upaya
untuk
mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Pendekatan (Approach) Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu. Misalnya pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendidikan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang
berpusat
pada
guru
menurunkan
strategi
pembelajaran
langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery commit to user pembelajaran induktif.
dan
inkuiri
serta
strategi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Teknik Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi dengan jumlah siswa yang terbatas. Taktik Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda,
misalnya
dalam
taktik
menggunakan
ilustrasi
atau
menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran
guru
dapat
menentukan
teknik
yang
dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain (Djiwandono dan Siti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
3) Strategi Pembelajaran Strategi belajar mengajar secara umum ini meliputi : a) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pelajar. b) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar. c) Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Newman Mogan strategi dasar setiap usaha meliputi 4 masalah, yaitu : a) Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus
dicapai
dan
menjadi
sasaran
usaha
tersebut
dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya. b) Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran. c) Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir. d) Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan. Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut bisa diterjemahkan menjadi : (1) mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi
dan
kualifikasi
perubahan
tingkah
laku
kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan commit to user (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instrusional yang bersaangkutan secara keseluruhan. Dari uraian di atas tergambar bahwa ada 4 masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setalah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misahiya dari tidak bisa membaca berubah menjadi bisa. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep, pengertian, dan teori apa yang kita gunakan dalan memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Normanorma sosial seperti baik, benar, adil dll akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ihnu. Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, adil, tidak sama menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga tidak sama dengan yang menggunakan pendekatan agama. Begitu juga dengan pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau upaya siswa terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lainnya. Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai siswa yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi. Dari kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan dll (Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka cipta).
4) Tahapan Pokok Mengajar Secara umum ada 3 pokok dalam mengajar yakni tahap permulaan (Prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. a) Tahap Prainstrusional Tahap Prainstrusional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah :
Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa dikarenakan sakit, malas, bolos, dll. Tetapi bisa juga karena cara mengajar guru tersebut tidak menyenangkan atau sikapnya yang tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
disukai siswa ataupun karena cara penilaiannya kurang adil. Serta guru tersebut suka memberi hukuman yang menimbulkan frustasi dll.
Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya. Dengan guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumah.
Mengajukan pertanyaan kepada sisa tentang bahan pelajaran yang diberikan sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran
yang
belum
dikuasai
dari
pengajaran
yang
telah
disampaikan.
Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semuanya. Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan
siswa terhadap bahan yang telah diterimanya. Tahap ini seperti kegiatan pemanasan dalam olahraga.
b) Tahap Instruksional Tahap mi adalah tahap pengajaran atau inti, yakni memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
Menulis pokok materi.
Membahas pokok materi.
Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contohcontoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas.
Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang diperlukan.
Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemauan dan minatnya. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
di
lingkungan
mereka,
serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Pentingnya
media
pembelajaran
guna
meningkatkan
mutu
pembelajaran telah disadari oleh guru, tetapi masih banyak guru yang belum memanfaatkan dengan maksimal. Semangkin berkembangnya teknologi akan mempermudah penggunaan media dalam pembelajrannya,
c. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencangkup isi yang luas dan tempat yang di perlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ke tepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, pesan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan dengan tujuan : a) Agar siswa merasa senang dan tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran. b) Meningkatkan keberhasilan pembelajaran dan dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan ini dimaksudkan agar materi yang dapat sajikan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikimotor sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tercapai. Modifikasi di gunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran
pendidikan
jasmani
yang
dilakukan
dengan
berbagai
pertimbangan : a) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental. b) Pendekatan pembelajran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif dan bersifat monoton. c) Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang hampir semuanya didesain untuk orang dewasa.
3. Modifikasi Pembelajaran a. Pengertian Modifikasi Pembelajaran Adalah aktivitas belajar yang terfokus pada keterampilan yang sudah dipelajari siswa pada berbagai situasi, aktivitas pembelajaran dapat merubah fokus perhatian siswa dari bagaimana seharusnya suatu keterampilan tersebut dilakukan dan bagaimana keterampilan itu digunakan atau apa tujuannya. Oleh karena itu guru harus pandai-pandai menentukan modifikasi pembelajaran yang sesuai dengan keperluannya,yang lebih berorientasi pada hasil dapat meningkatkan penampilan siswa yang sudah memiliki skill dan commit to user percaya diri yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Namun sebaliknya dapat merusak skill siswa yang belum meraih kemampuan atau percaya diri yang memadai, untuk itu, bentuk modifikasi pembelajaran harus betul-betul sejalan dengan tujuan dan aktivitas belajarnya.
b. Pengembangan Prasarana Pendidikan Jasmani Prasarana pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan pendidikan jasmani yang bersifat relatif permanen atau susah untuk dipindah-pindahkan. Secara garis besar prasarana atau fasilitas pendidikan jasmani terdiri dari dua macam, yakni prasarana pendidikan jasmani yang ada di dalam ruangan (indoor facilities) dan yang ada di luar ruangan (outdoor facilities). Fasilitas ruangan meliputi ruang serbaguna atau hall untuk kegiatan senam, bulutangkis, tenis meja, basket, voli, olahraga bela diri, ruang ganti pakaian dengan tempat pakaiannya, ruang mandi dan lain-lain. Prasarana yang ada di luar ruangan banyak ragam dan kegunaanya sedangkan hal-hal yang perlu diidentifikasi mulai dari lapangan olahraga yang tersedia, sampai lahan lain yang bisa dimanfaatkan seperti : halaman, taman, lorong-lorong, kebun, parit, bukit yang semuanya ada di sekitar sekolah. Tidak sedikit kegiatan pendidikan jasmani yang tidak terlaksana dengan baik karena keadaan prasarana yang tidak memadai, dalam hal ini kreativitas para guru pendidikan jasmani dituntut untuk bisa mensiasati keadaan tersebut karena hakikat pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang tidak terlepas dari konsep bermain-bergerakceria, maka lapangan/ ruangan/ tempat apapun, mestinya bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara singkat tentang beberapa prasarana dalam ruangan maupun yang ada di luar ruangan yang mungkin bisa dikembangkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
c. Pengembangan Fasilitas Pendidikan Jasmani Agar fasilitas pendidikan jasmani yang ada di lingkungan sekolah bisa digunakan secara optimal, tidak ada salahnya bila lapangan, halaman sekolah, taman, kebun atau ruangan yang ada, ditata atau dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolahnya. Fasilitas yang sudah dikembangkan tersebut diharapkan bisa mengoptimalkan kegiatan pendidikan jasmani untuk sebagian besar nomor atau kecabangan olahraga yang ada di sekolah tersebut. Halaman sekolah, lapangan atau tempat upacara bisa dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kegiatan penjas. Misalnya: di dalam lapangan upacara bisa dilengkapi dengan fasilitas untuk kegiatan : bolabasket, bolavoli, bulutangkis, sepakbola mini, atletik, berbagai permainan tradisional seperti engklek, gobak sodor, bebentengan dll. Di sekitar halaman sekolah bisa dilengkapi dengan fasilitas bermain seperti fasilitas untuk menggantung, mengayun, meniti tangga, dan arena keterampilan lainnya. Perlu kita ketahui bahwa di tengah lingkungan masyarakat yang semakin padat akan berdampak pula ketersediaan ruang publik untuk bergerak yang semakin sempit pula, oleh karena itu sudah selayaknya bila di lingkungan sekolah, fasilitas untuk anak-anak melakukan kegiatan pendidikan jasmani harus disediakan.
4. Lari Jarak Pendek (60 Meter) a. Pengertian Lari Jrak Pendek Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 meter sampai dengan jarak 400 meter. Oleh karena itu kebutuhan utama dalam lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus, lancar dan efisien, dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seorang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi commit to user dengan kemampuan sampai 40 kali per detik dalam vitro dibanding dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
serabut otot lambat (slow twich) dengan kemampuan sampai 10 kali per detik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan/ bakat dan bukan di buat. Suatu analisa struktural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaikinya harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetik. Untuk lebih jelasnya dilihat di bagan berikut ini :
Prestasi - sprint
Panjang Langkah
Kekuatan
Frekuensi Langkah
Teknik
Koordinasi
Kelenturan
Daya Tahan - Khusus Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap, yaitu : a) Tahap reaksi dan dorongaji (reaction and drive) b) Tahap percepatan (acceleration) c) Tahap transisi/ perubahan (transition) d) Tahap kecepatan maksimum (speed maximum) e) Tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) f) Finish Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari commit to user ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
b. Urutan Gerak Keseluruhan Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery. Tahap Topang (Support Phase) Pada tahap ini berttujuan untuk memperkecil penghambatan pada saat menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila di lihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot) (1); pada saat topang lutut kaki, topang bengkok harus minimal pada saat amortisasi; kaki ayun adalah dipercepat (2); posisi pinggang, sendi lutut, dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak; serta paha kaki ayun naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal (3). Tahap Melayang (Flying Phase) Pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat menyentuh tanah. Bila di lihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah) (1); lutut kaki topang bengkok dalam, pada tahap pemulihan (recovery) (untuk mencapai suatu bandul pendek) (2); Ayunan lengan aktif namun rileks; selanjutnya kaki topang bergerak ke belakang (untuk memperkecil gerak menghambat pada saat menyentuh tanah) (3). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
c.
Tahap-Tahap Pembelajaran Lari Jarak Pendek (60 meter) Pembelajaran Lari Jarak Pendek (Sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : 1) Tahap Bermain (Games) Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek secara tidak langsung, dan cara lari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhimya dapat meningkatkan kebugaran jasmani para siswa. Tujuan khusus pada bermain lari
jarak pendek adalah
meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan, dan percepatan gerak siswa serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain (games) ada beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar, conohnya adalah sebagai berikut :
Siswa bergerak berlari mencapai batas garis finish depan siswa.
Siswa bergerak berlari mencapai
garis di
depan tetapi
saling
berhadapan.
Siswa bergerak berlari cepat dan sambil memasukan badan ke ban.
Siswa bergerak berlari beregu sambil melewati ban.
Siswa bergerak berlari dengan menggunakan alat (kardus) dan ban.
2) Tahap Teknik Dasar (Basic of Technique) Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut : Latihan Dasar ABC Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar gerak lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya adalah Tumit menendang pantat (A); Gerak angkling (B); Lutut diangkat tinggi (B); Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskab (C). Latihan Dasar Koordinasi ABC Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan commit to user dan koordinasi lari cepat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Lari Cepat Dengan Tahanan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penahan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dengan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin Lari Mengejar Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ini dapat menggunakan tongkat atau tali sepanjang 1.5 meter; mulailah dengan berlari pelen-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali, siswa yang di belakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan. Lari Percepatan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan kecepatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 meter, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang di belakang berlari optimum dan percepatanlah berlari bila pelari yang datang mencapai daerah 6 meter dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila bila pelari belakang telah menginjak garis 6 meter di belakangnya. Start Melayang Lari Jarak Pendek (Sprint) 20 meter Tahap
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan
kecepatan
maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 meter dan gunakan awalan antara 20 meter sampai 30 meter tetapi bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 meter sampai dengan 20 meter, selanjutnya siswa berusaha lari melewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
B. Kerangka berfikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesusai dengan konsep pembelajaran dan sesusai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak kuat siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik dasar lari jarak pendek (sprint). Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Kurang kreaktifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya basil belajar siswa antara lain kurang kreaktifhya guru pendidikan jasmani di sekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederharna, guru kurang akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tersebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Penggunaan suatu model nyata yang dapat diamati dan dipraktekkan secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran. Penggunaan alat dan pemodifikasian alat pembelajaran memungkinkan siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan seperti melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami melalui modifikasi tersebut. Kurangnya kreatifitas guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Kurang kreatimya guru pendidikan jasmani di sekolah dalam memilih dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru miskin akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah commit to user dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
metode ceramah dan metode tugas, karena mereka hanya mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat waktu tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kesehariannya.
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang telah disusun sebelumnya maka dapat dimmuskan hipotesis sebagai berikut : “Penggunaan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar lari jarak 60 meter siswa kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal pada tahun ajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Pakambaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal pada Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan direncanakan dari bulan April 2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No. 1.
Rencana Kegiatan
April
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Izin Penelitian
2.
Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan Data Penelitian
3.
Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi
commit to user
30
Tahun 2012 Mei Juni
Juli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 03 Pakembaran pada tahun ajaran 2011/2012. Jumlah keseluruhan siswa Kelas V adalah sebanyak 36, yang terdiri dari 24 siswa putra dan 12 siswa putri.
C. SumberData Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kemampuan lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada siswa Kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tahun ajaran 2011/2012. 2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan modifikasi alat bantu pada hasil belajar lari jarak 60 meter pada siswa Kelas V di SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tahun ajaran 2011/2012. 3. Kolaborator, untuk teman diskusi dalam tahap refleksi dan melihat tingkat keberhasilan penggunaan modifikasi alat bantu pada hasil belajar lari jarak 60 meter pada siswa kelas V di SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tahun ajaran 2011/2012.
D. Teknik Pengumpulan Data Data Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : tes dan observasi. 1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu yang dilakukan oleh siswa, 2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama mengikuti proses belajar mengajar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu. Sedangkan alat untuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data No. 1.
Sumber Data Siswa
Jenis Data Hasil
Teknik Pengumpulan Afektif
Instrument Observasi
:
sesuai
rubrik
belajar
penilaian aspek afektif pada
siswa
RPP. Soal tes, sesuai dengan rubrik penilaian pada RPP. Kognitif
Aspek kognitif pada RPP . Unjuk kerja praktek lari jarak 60 meter, sesuai dengan rubrik penilaian pada RPP.
Psikomotor
Aspek psikomotor pada RPP
E. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar lari jarak 60 meter : dengan menganalisis nilai yang diperoleh siswa setiap aspeknya. Yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemudian ditentukan. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
F. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainnya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksievaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi atau pembetulan, dan penyempuraan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana penelitian itu dilakukan. 2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru dan siswa. Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlihat pada gambar.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar. 3 bagan Siklus Penelitian ( Arikunto, 2008 : 16) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Aktivitas dalam penelitian ini diawali dengan perencanaan tindakan (planning),
penerapan
tindakan
dan
mengobservasi
tindakan
(Action
and
observation), dan melakukan refleksi (Reflektion). Setelah kegiatan refleksi pada siklus I diadakan perencanaan perbaikan untuk menuju siklus selanjutnya, sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai sesuai kriteria keberhasilan. Pada dasarnya setiap guru mempunyai kriteria keberhasilan yang berbeda dan oleh karena itu semuanya juga tergantung pada guru yang mengajar tentunya berdasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus :
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lari jarak 60 meter melalui penerapan media pembelajaran yang dimodifikasi. 3) Menyusun instryment yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian pembelajaran lari jarak 60 meter melalui penerapan media pembelajaran yang dimodifikasi. 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lari jarak 60 meter melalui penerapan media pembelajaran yang dimodifikasi. 2) Melakukan pemanasan. 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
4) Melakukan latihan teknik dasar lari jarak 60 meter a) Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh peneliti. b) Cara melakukan lawalan strat dan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh peneliti. c) Sikap yang benar saat melakukan lari. d) Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu. 5) Menarik kesimpulan. 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. 7) Melakukan pendinginan. c. Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap : 1) Hasil keterampilan lari jarak 60 meter penerapan media pembelajaran yang di modifikasi. 2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan lari jarak 60 meter. 3) Aktifitas siswa selama pembelajaran. d.
Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berukutnya. Tabel 3. Prosentase Target Keberhasilan Prosentasi Target Capaian Aspek yang Diukur Cara mengukur Kondisi Siklus Siklus Awal 1 2 Hasil pembelajaran 50% 80% 100% Diamati saat guru lari
jarak
melalui
pendek
memberikan
penerapan
tentang
materi lari
pembelajaran yang di
60 meter
modifikasi.
awal pembelajaran. commit to user
jarak pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2. Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan Peneliti dan kolaborator menyusun rencana pembelajaran berdasarkan keberhasilan dari referensi Siklus I, peneliti dan kolaborator merencanakan tindakan penguatan. b. Tahap Pelaksanaan Peneliti dan kolaborator melaksanakan action/ tindak lanjutan berdasarkan rencana pembelajaran untuk memperkuat dampak yang telah diperoleh pada siklus I. c. Pengamatan Tindakan Peneliti
dan
kolaborator
melakukan
pengamatan
seluruh
proses
pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati khusus untuk Siklus ke II d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap pelaksanaan Siklus ke II. Pada rancangan Siklus ke II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan Siklus ke I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Survey Awal Sebelum melakukan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil dari kegiatan syrvey tersebut adalah sebagai berikut : a. Terbatasnya sarana dan prasarana. Hal tersebut terbukti dengan minimnya alat olahraga yang dimiliki oleh pihak sekolah, sehingga kurang menunjang proses kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. b. Guru kurang kreatif. Hal tersebut dapat di lihat bahwa selama proses kegiatan belajar mengajar guru kurang kreatif dalam memodifikasi alat pembelajaran dan hanya menggunakan alat olahraga yang seadanya. Sehingga banyak siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. c. Metode pembelajaran yang monoton. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang monoton kurang menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan cepat merasa bosan. Guru dituntut agar bisa kreatif dalam menciptakan metode pembelajaran yang bam agar siswa tertarik mengikuti semua proses kegiatan pembelajaran. B. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Interpretasi, Analisis dan Refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 mei 2012 di SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Peneliti (sekaligus sebagai guru penjas), dan rekan guru yang lain mendiskusikan commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut guru bersama peneliti merencanakan tindakan I, kegiatan tersebut sebagai berikut 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter, yaitu dengan langkah sebagai berikut : a) Peneliti menjelaskan materi. b) Peneliti memberikan contoh teknik dasar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada siswa. c) Peneliti dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan 2) Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi pokok lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada siswa Kelas V. 3) Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam pembelajaran lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu. Modifikasi alat bantu tersebut terbuat dari kardus dan ban karet. 4) Peneliti dan guru menyusun insrument penelitian, yaitu berupa tes dan non tes. Instrument tes di nilai dari hasil praktek lari jarak 60 meter sedangkan instrument non tes di nilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan ini direncanakan pada hari Kamis, 17 Mei 2012 di halaman sekolah. Pertemuan dilaksanakan salama 2 x 35 menit. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus ini, pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan sekaligus melakukan observasi yang di bantu oleh guru mitra. Materi pelaksanaan tindakan I pada pertemuan I adalah model pembelajaran dengan modifikasi alat, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pada teknik dasar lari jarak 60 meter. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut : to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
1) Pendahuluan Siswa dibariskan 4 bersap, guru memimpin berdo'a, dilanjutkan dengan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran tentang teknik dasar lari jarak 60 meter. Guru memberikan pemanasan ke dalam bentuk permainan hitam dan hijau, siswa dibagi menjadi 2 regu. Regu yang di panggil namanya harus lari sampai garis finish. Waktu berlari siswa tidak boleh berbelok tetapi harus lurus, regu yang mengejar ialah regu yang tidak di panggil namanya. 2) Kegiatan Inti Waktu yang digunakan dalam kegiatan inti kurang lebih 50 menit. Kegiatan inti diawali dengan beberapa tahap yaitu menjelaskan teknik dasar start jongkok, teknik dasar berlari dan melakukan gerak dasar mencapai garis finish. 3) Penutup Siswa dibariskan 4 bersap. Guru memberi evaluasi dan koreksi serta memuji siswa yang melakukan lari jarak 60 meter dengan cepat. Pembelajaran ditutup dengan do'a dan siswa dibubarkan. c. Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencacatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada dalam objek penelitian Suharsmi Arikunto (2002:133). Modifikasi alat bantu pada penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teknik dasar start jongkok, teknik dasar berlari dan melakukan teknik dasar mencapai garis finish. Dalam penelitian data yang diperoleh dengan cara mencatat secara langsung objek yang diteliti. Proses pembelajaran pada penelitian ini adalah melalui modifikasi alat bantu yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lar jarak 60 meter dengan baik dan benar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Pada pertemuan pertama Kamis, 17 mei 2012 peneliti menjelaskan mated teknik dasar lari jarak 60 meter secara klasikal dengan memberi contoh dan siswa meniru gerakan yang dicontohkan. Siswa harus mamahami perubahan secara individu materi tentang teknik dasar lari jarak 60 meter yang sudah diberikan. Dan siswa merespon pembelajaran tersebut, ini terbukti dengan adanya siswa yang ingin ntencoba kembali gerakan yang telah diperagakan. Bahkan ada yang bertanya karena merasa kurang jelas. Maka guru juga berusaha menjelaskan kembali materi yang telah diperagakan. Guru menghitung siswa yang aktif dan tidak aktif serta guru membantu menilainya. Posisi peneliti kadang di depan, kadang di belakang, tujuannya untuk mengoreksi siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu : 1) Siswa yang aktif selama pemberian materi lari jarak 60 meter sebesar 55,5% sedangkan yang 44,5% tampak tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan. Pada saat peneliti memberikan materi, guru menghitung siswa yang aktif dan tidak aktif serta guru membantu menilainya. Tabel 4. Hasil Keaktifan Siswa Saat Pemberian Materi Pembelajaran No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
9
25%
Terlampaui
2.
71-75
11
30,5%
Tuntas
3.
65-70
16
44,5%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
55,5% Tuntas
Jumlah
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 55,5% sedangkan 44,5% kurang memperhatikan penjelasan guru. Posisi commit to user peneliti berpindah-pindah, tujuannya untuk mengoreksi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Tabel 5. Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
13
36,1%
Terlampaui
2.
71-75
7
19,4%
Tuntas
3.
65-70
16
44,5%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
55,5% Tuntas
Jumlah
Adapun berdasarkan hasil keterampilan siswa, dapat diidentiflkasikan : 1) Siswa yang sudah mampu melakukan pembelajaran teknik dasar lari jarak 60 meter dengan baik sebesar 66,67% sedangkan 33,33% dari siswa tampak kurang memahami teknik dasar lari jarak 60 meter.
Tabel 6. Hasil Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Pembelajaran Lari Jarak 60 Meter No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
10
27,77%
Terlampaui
2.
71-75
14
38,9%
Tuntas
3.
65-70
12
33,33%
Tidak tuntas
-
-
-
36
100%
66,67% Tuntas
4. Jumlah
2) Siswa yang dapat melakukan tes keterampilan teknik dasar lari jarak 60 meter dengan cepat dan benar 72,23% sedangkan yang lain 27,77% dianggap belum sempurna. Hal ini disebabkan karena masih terasa asing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Tabel 7. Hasil Kemampuan Siswa dalam Melakukan Tes Keterampilan Teknik Dasar Lari Jarak 60 Meter No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
14
38,9%
Terlampaui
2.
71-75
12
33,33%
Juntas
3.
65-70
10
27,77%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
72,23% Tuntas
Jumlah
Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh peneliti, yaitu : 1) Peneliti masih belum bisa membangkitkan semangat siswa untuk mau melakukan pembelajaran maupun teknik dengan benar. 2) Posisi peneliti lebih banyak di depan, sehingga barisan yang di belakang kurang terkontrol. Sedangkan dari siswa siswi ditemukan beberapa kekurangan, yaitu : 1) Siswa masih merasa asing dan kesulitan dalam melakukan teknik gerak lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu. 2) Siswa
yang berada
dibarisan belakang masih ada
yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru. d. Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Agar siswa tidak merasa asing dengan pembelajaran yang disajikan, maka peneliti memberikan penjelasan teknik dasar lari dengan benar, untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter. 2) Peneliti tidak harus selalu di depan saat memberi penjelasan kepada siswa. Sehingga mengetahui siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
3) Peneliti harus memberikan pemahaman dan motivasi sistem pembelajaran yang berorientasi pada modifikasi alat bantu yang di gunakan. 4) Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan pembelajaran, sebaiknya peneliti memberikan reward/hadiah atau berupa pujian dengan memberi nilai tambah kepada siswa.
2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan II Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Mei 2012 di SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Peneliti (sekaligus sebagai guru penjas), dan rekan mahasiswa kelompok 5 mengadakan diskusi. Peneliti menyampaikan analisis hasil observasi terhadap siswa Leles V yang dilakukan pada Siklus I. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan selama proses belajar mengajar gerak dasar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat berlangsung pada Siklus I. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, akhimya peneliti (sebagai guru penjas) dan rekan guru penjas mengambil keputusan : 1) Peneliti memberi pola pembelajaran pada Siklus I sebanyak 3 macam, dan pola pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II pun 3 macam dengan tujuan agar anak tidak bosan dan dapat melakukan dengan baik. 2) Saat memberi penjelasan, peneliti harus menyertakan contoh yang baik dan benar, sehingga siswa cepat mengerti. 3) Posisi peneliti harus berpindah-pindah, mendekati siswa yang kurang bersemangat atau kurang memahami dan memberi koreksi gerakan yang masih salah. 4) Peneliti selalu memberi motivasi kepada siswa serta memberi kesempatan untuk bertanya tentang pembelajaran yang kurang dimengerti. 5) Peneliti member! hadiah/ reward berupa pujian bagi siswa yang aktif dan commit to userpembelajaran berlangsung. memperoleh nilai tertinggi saat proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Berdasarkan
hasil
pengukuran tersebut
guru bersama peneliti
merencanakan tindakan II, kegiatan tersebut sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter, yaitu dengan langkah sebagai berikut : a) Peneliti menjelaskan materi. b) Peneliti memberikan contoh teknik dasar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada siswa. c) Peneliti dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan. 2) Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi pokok lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada siswa Kelas V. 3) Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam pembelajaran lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu. Modifikasi alat bantu tersebut terbuat dari kardus dan ban karet. 4) Peneliti dan guru menyusun insrument penelitian, yaitu berupa tes dan non tes. Instrument tes di nilai dari hasil praktek lari jarak 60 meter sedangkan instrument non tes di nilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan ini direncanakan pada hari Kamis, 31 Mei 2012 di halaman sekolah. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus ini, pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan sekaligus melakukan observasi yang dibantu oleh guru mitra. Materi pelaksanaan tindakan II adalah model pembelajaran dengan modifikasi alat, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pada teknik dasar lari jarak 60 meter. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Pada kegiatan pendahuluan, siswa dibariskan 2 bersap, guru memimpin berdo'a, dilanjutkan dengan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran tentang gerak dasar lari jarak 60 meter. Guru memberikan pemanasan ke dalam bentuk lari segitiga siswa dibagi menjadi 2 regu. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti meliputi waktu yang digunakan dalam kegiatan inti kurang lebih 50 menit. Kegiatan inti diawali dengan beberapa tahap yaitu menjelaskan teknik dasar start jongkok, teknik dasar berlari dan melakukan teknik dasar mencapai garis finish. Guru memberikan contoh dan siswa menirukan. Jenis pembelajaran tersebut adalah dengan menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit. Kemudian berlari dengan langkah panjang tetapi dengan frekuensi lambat dan gerak zig-zag, berlari dan melompat melewati alat yang di modifikasi untuk mencapai garis finish. Siswa diharapkan dapat termotivasi untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut. Guru tetap memberikan contoh dan mengoreksi kesalahan siswa bahkan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Penilaian dilakukan oleh guru penjas. Siswa di panggil satu per satu untuk melakukan tes. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu dengan nilai yang terbaik dari kesempatan yang diberikan. Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan 2 bersap. Guru memberi evaluasi dan koreksi serta memuji siswa yang melakukan lari jarak 60 meter dengan cepat. Pembelajaran di tutup dengan do'a dan siswa dibubarkan. c. Observasi dan Interpretasi Kegiatan
observasi
dan
interpretasi
dimaksudkan
untuk
mendeskripsikan apakah keknrangan yang ada pada Siklus I sudah bisa diatasi atau belum. Suasana selama kegiatan belajar mengajar sangat kondusif, tertib commit to user pengambilan nilai dilakukan, guru dan siswa tampak bersemangat. Sebelum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
memberikan pembelajaran dan mengulang materi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, bahkan ada yang ingin mencoba kembali, yang artinya siswa sangat merespon pelajaran yang dijelaskan. Pada pengambilan nilai, banyak siswa yang sudah mampu melakukan teknik dasar lari jarak 60 meter dengan baik dan benar, namun tetap masih ada yang belum melakukan dengan baik. Modifikasi alat bantu pada penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teknik dasar start jongkok, teknik dasar berlari dan melakukan teknik dasar mencapai garis finish. Dalam penelitian data yang diperoleh dengan cara mencatat secara langsung objek yang di teliti yaitu siswa Kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran dapat diperoleh data penelitian pada Siklus II, sebagai berikut : 1) Siswa yang aktif selama pemberian materi sebesar 86,1% sedangkan 13,9% masih ada sedikit yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Tabel 8. Siswa Aktif Selama Pemberian Materi No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
13
36,1%
Terlampaui
2.
71-75
18
50%
Juntas
3.
65-70
5
13,9%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
86,1% Tuntas
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 86,1% sedangkan 13,9% kurang memperhatikan penjelasan dari dari guru.
Tabel 9. Siswa Aktif Selama Kegiatan Belajar Mengajar No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
14
38,9%
Terlampaui
2.
71-75
1
47,2%
Juntas
3.
65-70
5
13,9%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
86,1% Tuntas
Jumlah
Adapun hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1) Siswa yang mampu melakukan teknik gerak lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu sebesar 91,5% dan siswa lainnya 8,5%.
Tabel 10. Siswa Yang Mampu Melakukan Gerak Dasar Lari Jarak 60 Meter Melalui Modifikasi Alat Bantu No.
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
14
38,8%
Terlampaui
2.
71-75
20
55,6%
Tuntas
3.
65-70
2
5,6%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
94,4% Tuntas
Jumlah
2) Siswa yang dapat menyelesaikan tes teknik dasar lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu dengan cepat dan mendapat nilai baik (75 ke atas) adalah 94,4% dan siswa lain berjumlah 5,6% belum sempurna hasilnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 11. Siswa yang Mampu Menyelesaikan Tes Teknik Dasar Lari Jarak 60 Meter Melalui Modifikasi Alat Bantu No.
Nilai
Jumlah Siswa
Proseniase
Kriteria Ketuntasan
1.
76-80
18
50%
Terlampaui
2.
71-75
16
44,4%
Juntas
3.
65-70
2
5,6%
Tidak tuntas
4.
-
-
-
-
36
100%
94,4% Tuntas
Jumlah
3) Dan seluruh siswa berjumlah 100% merasa senang dengan model pembelajaran yang dimodifikasi oleh guru. d. Analisis dan Refleksi Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu pada Siklus II sudah dapat diatasi dengan baik. Peneliti sudah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti seluruh proses kegiatan belajar mengajar. Khususnya Lari Jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu yang dilaksanakan dengan tertib. Peneliti mampu merespon siswa terhadap stimulus yang diberikan. Dan siswa merasa bersemangat dalam proses pembelajaran yang disajikan dengan baik, meskipun masih ada kekurangan yang harus lebih disempurnakan.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus I dan Siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran (baik proses maupun hasil) kemampuan teknik dasar lari jarak 60 meter dari Siklus I sampai dengan pelaksanaan Siklus II. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Tabel 8. Hasil Peningkatan Kualitas Pembelajaran Antarsiklus No. 1.
Kegiatan Siswa yang aktif selama pemberian
materi
Siklus
Siklus
Selisih
I
II
Kenaikan
55,5%
86,1%
30,6%
55,5%
86,1%
30,6%
66,67%
94,4%
27,73%
72,23%
94,4%
22,17%
62,5%
90,25%
27,8%
Lari
Jarak 60 meter melalui Modifikasi Alat Bantu. 2.
Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar.
3.
Siswa
yang
melakukan Lari
mampu
pembelajaran
Jarak
60
meter
melalui Modifikasi Alat Bantu. 4.
Siswa
yang
melakukan
mampu tes
keterampilan Lari Jarak 60 meter melalui Moifikasi Alat Bantu dengan cepat dan benar. Jumlah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan selama II Siklus. Setiap siklus ada 4 tahap, yaitu : 1) Tahap Perencanaan. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan. 3) Tahap Observasi. 4) Tahap Analisis dan Refleksi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Adapun deskripsi hasil penelitian dan Siklus I dan Siklus II dapat dijelaskan secara singkat pada tabel berikut : Tabel 9. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Siklus Rencana Tindakan I
a. Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran. b. Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Lari Jarak 60 meter. c. Peneliti
dan
guru menyiapkan media/alat pembelajaran.
d. Peneliti dan guru menyusun instrument.
e. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2012
Pelaksanaan Kekurangan/ Hasil Tindakan Kelemahan a. Peneliti a. 55% siswa Posisi peneliti memberikan aktif dalam lebih banyak di gerakan pembelajaran depan pemenasan pada lari jarak60 sehingga siswa siswa. meter kurang b. Peneliti b. 55,5% siswa terkontrol, terutama barisan menjelaskan aktif selama yang materi kegiatan paling belakang. pembelajaran lari pembelajaran jarak 60 meter berlangsung Alat yang digunakan melalui untuk modifikasi alat pembelajaran bantu. mencukupi. c. Peneliti c. 66,67% siswa Tetapi memberikan mampu siswa masih contoh melakukan merasa asing. melakukan model pembelajaran Siswa pembelajaran lari jarak60 masih kesulitan dalam modifikasi alat meter melalui melakukan bantu. modifikasi pembelataran alat bantu maupun teknik. d. Siswa melakukan d. 86,1% siswa Siswa model mendapat pembelajaran nilai yang masih kurang melalui terbaik antusias dalam modifikasi alat mengikuti bantu pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
II
a. Untuk
a. Peneliti
a. 86,1% siswa
Secara umum
mengurangi
memberikan
terlihat aktif
semua
kekurangan atau
gerakan
selama
kelemahan yang
kelemahan pada
pemanasan
pemberian
ada dalam
siklus I, peneliti
kepada siswa.
materi lari
proses
memberikan
jarak 60
penjelasan yang
meter
pembelajaran melalui modifikasi alat
mudah di
bantu untuk
pahami oleh
meningkatkan
siswa dengan
kemampuan
cara memberi
pembelajaran
contoh secara
lari jarak 60
langsung).
meter dengan
b. Peneliti akan
b. Peneliti
b. 86,1% siswa
pendekatan
memberi
menjelaskan
aktif selama
pembelajaran
hukuman kepada
materi
kegitan
pada Siklus II
siswa yang
pembelajaran
pembelajaran
ini dapat di atasi
kurang mampu
yaitu, lari jarak
dalam
60 meter.
dengan baik.
membangkitkan
melaksanakan
semangat siswa
pembelajaran c. Peneliti tetap
Peneliti berhasil
untuk mengikuti
c. Peneliti memberi c. 94,5% siswa
kegiatan belajar
memacu siswa
contoh
mampu
agar berusaha
melakukan
melakukan
untuk
pembelajaran
pembelajara
melakukan lari
melalui
yang
respon siswa
jarak60 meter
modifikasi alat
menantang.
terhadap
melalui
bantu.
modifikasi alat bantu.
mengajar.
Peneliti bisa memancing
stimulus yang telah diberikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
d. Peneliti memberi d.
Siswa sudah
d.
94,5% siswa
Peningkatan
nilai kepada
banyak yang
mendapar
indikator ini
siswa dengan
mampu
nilai yang
dapat dilihat dan
nilai tambah
melaksanakan gerak
baik.
nilai siswa pada
pada
dasar lari jarak 60
tes yang
pembelajaran
meter dengan baik
dilakukan pada
gerak lari jarak
dan benar.
Siklus I sampai
60 meter.
Siklus II.
e. Peneliti ikut aktif e. Peneliti
e.
94,5% siswa
Penerapan model
dalam
memberikan
senang dengan
pembelajaran
pembelajaran
motivasi kepada
model
melalui
tersebut sehingga
siswa agar
pembelajaran
modifikasi alat
siswa menjadi
bersemangat dalam
gerak dasar
bantu untuk
lebih semangat.
mengikuti proses
lari jarak 60
meningkatkan
pembelajaran.
meter melalui
kelampuan lari
modifikasi
jarak 60 meter
alat bantu.
telah berhasil menunjukan peningkatan baik dari segi proses maupun hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Sebelum melaksanakan kegiatan pada Siklus I, peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Dari hasil kegiatan survey ini, peneliti menentukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan gerak dasar lari jarak 60 meter. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan kelompok dan dosen pembimbing berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter. Kemudian peneliti, guru penjas dan dosen pembimbing menyusun rencana guna melaksanakan kegiatan pada Siklus I. Siklus I yang menerapkan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter, temyata masih terdapat beberapa kekurangan/ kelemahan yang ada selama proses pembelajaran. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang ada pada Siklus I. Selain itu Siklus II juga merupakan siklus yang menguatkan hasil dari penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter. Berdasarkan tindakan tersebut, peneliti telah berhasil menerapkan model pembelajaran
melalui
modifikasi
alat
bantu
untuk
menarik
siswa
dan
meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru agar lebih efektif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari jarak 60 meter ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut : 1) Siswa sudah mampu melakukan pembelajaran melalui modifikasi alat bantu. Pengambilan nilai dari hasil tes yang dilakukan disetiap materi pembelajaran melalui modifikasi alat bantu yang diberikan terdapat peningkatan dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Pada awalnya siswa kesulitan dalam melakukan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu tersebut tetapi peneliti selalu mengulangi gerakan-gerakan yang di anggap sukar dan selalu menanyakan bagian yang dianggap sukar tersebut dan memberikan contoh yang baik dan benar. Dengan demikian siswa menjadi mengerti dan mengetahui kesalahannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
2) Guru penjas sudah mampu membangkitkan semangat dan minat siswa. Semangat dan minat siswa terhadap pembelajaran lari jarak 60 meter melalui modifikasi alat bantu dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat di lihat saat proses pembelajaran melalui modifikasi alat bantu dimana siswa terlihat lebih semangat dan antusias. Selain itu model pembelajaran alat bantu ini juga meningkatkan kreatifitas dan menciptakan lingkungan belajar yang gembira. Hal ini terjadi karena guru penjas berusaha membangkitkan semangat dan minat siswa dengan memberikan reward/hadiah berupa pujian dan nilai tambahan. 3) Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lari jarak 60 meter. Siswa terlihat tertarik dengan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu pada materi lari jarak 60 meter. Hal ini dapat di lihat dari semangat dan antusias siswa pada saat proses pembelajaran lari jarak 60 meter. Mereka begitu semangat dan gembira saat melakukan proses pembelajaran tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas atau (PTK) yang telah berlangsung di Kelas V SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal pada tahun ajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan data yang dihasilkan selama proses penelitian dapat disimpulkan secara singkat, yaitu terdapat peningkatan kemampuan teknik lari jarak 60 meter pada siswa Kelas V di SD Negeri 03 Pakembaran. Peningkatan tersebut terjadi setelah peneliti menerapkan beberapa upaya, yaitu : 1. Penerapan model pembelajran melalui modifikasi alat bantu sebagai media untuk meningkatkan kemampuan teknik lari jarak 60 meter. 2. Penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu dengan tujuan agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Peneliti selalu memberi semangat dan reward/ hadiah kepada siswa berupa pujian dan nilai tambahan. 4. Peneliti menjelaskan kesulitan yang dialami siswa sehingga siswa mengetahui kesalahannya. 5. Peneliti tidak segan untuk ikut dalam pembelajaran yang dilakukan siswa agar lebih bersemangat. Upaya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan lari jarak 60 meter pada siswa Kelas V di SD Negeri 03 Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Hal tersebut dapat di lihat dari hasil penelitian berikut ini : 1. Siswa
terlihat
aktif,
tertarik
dan
bersemangat
dalam
mengikuti
pembelajaran melalui modifikasi alat bantu pada pembelajaran lari jarak 60 meter. Ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan pada Siklus I yaitu, 66,67% commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
2. Siswa mampu melakukan teknik lari jarak 60 meter dengan modifikasi alat bantu. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan pada hasil siklus I 66,67% 3. Siswa mampu melakukan tes keterampilan/ teknik lari jarak 60 meter dengan baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan pada Siklus I 86,1% dan meningkat menjadi 94,4% pada Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, secara umum mengalami kenaikan rata-rata 20%.
B. Imptikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran keberhasilan dalam proses pembelajaran berasal dari antusiasme siswa pada setiap proses pembelajaran dan kreatifitas guru dalam memodifikasi alat pembelajaran. Karena jika metode pembelajaran yang digunakan bersifat monoton, siswa akan merasa bosan dan lebih memilih mengobrol sendiri. Faktor-faktor tersebut akan menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran. Jika guru mengelola kelas dengan baik dan mengembangkan strategi/teknik sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran agar siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif agar proses belajar mengajar akan lebih efektif, lancar, dan efisien. Penelitian mi juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran alat bantu ini dapat meningkatkan kemampuan teknik lari jarak 60 meter (baik dari proses sampai hasilnya), sehingga penelitian ini dapat digunakan guru sebagai media yang berupa alat, kardus, karet ban, bendera sebagai perangkat dalam kegiatan pembelajran. Bagi guru penjas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk alteraatif dalam proses pelaksanaan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan teknik lari jarak 60 meter maka siswa akan memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran teknik lari jarak 60 meter. Dimana siswa yang biasanya bosan dengan pembelajaran teknik lari yang monoton, akan lebih tertarik dan senang dalam proses pembelajaran penjas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Pemberian tindakan dari Siklus I ke Siklus II mendeskripsikan bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses. Namun kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan
yang
kemudian
dilakukan
refleksi
terhadap
proses
pembelajaran, dapat dijelaskan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat bantu ini dapat merangsang aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
C. Saran Berdasarkan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran teknik dasar lari jarak 60 meter, maka dapat diambil beberapa saran yaitu : a. Bagi guru sebaiknya menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan metode yang menarik dan memodifikasi media pembelajaran agar siswa termotivasi dan lebih aktif untuk mengikuti kegiatan belajar, dan penyampaian materi sebaiknya secara sistematis dan mendemonstrasikan teknik dasar yang akan dipelajari agar tidak membingungkan para siswa. b. Bagi sekolah hendaknya menyediakan alat pembelajaran yang lengkap pada setiap pembelajaran sehingga proses kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan meningkatkan prestasi para siswa. c. Bagi semua warga sekolah hendaknya aktif merawat sarana dan prasarana yang sudah dimiliki.
commit to user