perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh:
SITI MAHMUDAH K7407136
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: SITI MAHMUDAH K7407136
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan pembimbing
Pembimbing I
pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari,MStats NIP: 19590201 198503 2 002
Laili Faiza Ulfa, SE, MM. NIP: 19780803 200312 2 002 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Sukirman, MM
Anggota I
: Prof. Dr. Siswandari, MStats
Anggota I
I: Laili Faiza Ulfa, SE, MM.
commit to user iv
....................... ....................... ....................... .......................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: …………
Tanggal
:………….
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Sukirman, MM.
Anggota I
: Prof. Dr. Siswandari, MStats
Anggota II
: Laili Faiza Ulfa, SE., MM.
....................... ....................... .......................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user v
.......................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Siti Mahmudah. HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011, (2) Hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011, (3) Hubungan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini termasuk penelitian dekriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 260 yang terbagi dalam 3 bidang keahlian. Sampel diambil dengan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik dengan teknik korelasi dan regresi linier ganda. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas, uji linieritas dan keberartian serta independensi. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada n = 40 dan taraf signifikansi 5% dieproleh harga rhitung > rtabel atau 0,482 > 0,312. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada n = 40 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga rhitung > rtabel atau 0,594 > 0,312. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan secara bersama-sama dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditujukkan dari hasil perhitungan rhitung > rtabel yaitu 0,471 > 0,312 dan untuk menguji kebebrartian dilakukan uji F dengan db 2.37, maka diperoleh Fhitung > Ftabel atau 16,509 > 3,252 dengan persamaan garis regresinya Ŷ = -6,3766+0,3955X1+0,4935X2. Sumbangan Relatof (SR) slef efficacy dengan minat berwirausaha sebesar 36, 658% dan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 17,286%. Sumbangan Relatif (SR) prestasi belajara mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha sebesar 63,342% dan Sumbangan Efektif (SE) sebesar 29, 870%. Perhitungan secara manual disertai perhitungan dengan MINITAB dimana keduanya menunjukkan hasil yang sama. Kata kunci: self efficacy, prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, minat berwirausaha commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Siti Mahmudah. THE RELATIONSHIP OF SELF EFFICACY AND ENTREPRENEURSHIP SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT TO ENTREPRENEURIAL INTEREST OF THE XI GRADERS OF SMK NEGERI 3 KUDUS IN SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2011. The objective of research is to find out: (1) the relationship between self efficacy and entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011, (2) the relationship between entrepreneurship subject learning achievement and entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011, and (3) the relationship of Self Efficacy and entrepreneurship subject learning achievement to entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011. This study belongs to a descriptive quantitative research. The population of research was all XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011 consisting of 260 students divided into 3 specialties. The sample was taken using cluster random sampling. Technique of collecting data used was questionnaire and documentation. Considering the data analysis and discussion, it can be concluded that: (1) (1) there is a positive and significant relationship between self efficacy and entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011. It can be shown by the calculation result in n = 40 and significance level of 5% obtaining the rstatistic > rtable values or 0.482 > 0.312. (2) There is a positive and significant relationship between entrepreneurship subject learning achievement and entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011. It can be shown by the calculation result in n = 40 and significance level of 5% obtaining the rstatistic > rtable values or 0.594 > 0.312. (3) There is a positive and significant relationship of self efficacy and entrepreneurship subject learning achievement to entrepreneurial interest of the XI graders of SMK Negeri 3 Kudus in School Year of 2010/2011. It can be shown by the calculation result in n = 40 and significance level of 5% obtaining the rstatistic > rtable values or 0.471 > 0.312 and to test the significance, the F test was done with db of 2.37, therefore it is obtained the Fstatistic > Ftable or 16.509 > 3.252 with linear regression equation Ŷ = -6.3766 + 0.3955 X1 + 0.4935X2. The relative contribution (SR) of self efficacy to the entrepreneurial interest is 36.658% and the effective contribution is 17.286%. The relative contribution (SR) of entrepreneurship subject learning achievement to the entrepreneurial interest is 63.342% and the effective contribution is 29.870%. The manual calculation is followed by the calculation using MINITAB in which both of them shows the same result.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“di dalam kesulitan terdapat kemudahan” (Q. S Al- Isro: 7)
“syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah” (D’ Masiv)
”Pelajarilah yang lalu untuk menguasai yang akan datang” (Kong Fu Tse)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan demi kemaslahatan bersama. Dan Kuhadiahkan Buat: Ibu dan Bapak (alm) tercinta atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do’anya. Kak Imam Syafi’i, Dik Anis Hidayah dan Malikatun Ni’mah yang selalu mendukung dan menyemangati. Keluarga besarku yang paling kusayang. Teman2 di kost Seroja: Mbak Lita, Mbak Nova, Mphit, Yanuar, Ipeh, Hanif, Riesa, Dwi, Vi2, yang selalu menghibur kala sedih. Sahabat-sahabatku: Novi, Umi, 1_da, Nurul, Teh Yani, Rini, Dian, Indah, Elly, dan Ani yang selalu menjadi tempatku berbagi suka dan duka. Teman-teman di Pramuka UNS. Teman-teman PAk dan P.Eko C1 UNS 2007. Semua orang yang selalu ada kala penulis butuhkan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan surat keputusan penyusunan skripsi dan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses perijinan skripsi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 5. Prof.Dr. Siswandari, MStats, selaku pembimbing I, yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk serta semangat dalam penyusunan skripsi ini. 6. Para penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji memberikan kritik dan saran 7. Laili Faiza Ulfa, SE., MM, selaku pembimbing II, yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah. 9. Drs. H. M. Sholeh, M.M, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kudus yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di instansi yang dipimpin. 10. Drs. Mustaqim yang telah membantu dan memberikan informasi dalam penelitian. 11. Guru-guru di MA Sunan Prawoto: Pak Afif, Bu Dyah’Yas, Pak Hadlirin, Bu Dyah’Nur, Pak Fadholi, Pak Zaroni, Pak Kholid, Bu Atiq, Pak Ulum, dan guru lainnya atas pengarahan dan motivasinya. 12. Ibu dan Alm Bapak tercinta atas kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta do’a restu yang senantiasa mengiringi langkah penulis. 13. Kak imam, Dik Anis, Dik Malik, Mbak Mus, dan saudara serta keluarga yang selalu memberikan kasih sayangnya dan memberikan makna sepanjang kehidupan penulis. 14. Mas Shidiq, Wanda, Umi K, Winda, Novi, Nurul, Mb Lita, Mb Nova, Ipeh dan teman2 lainnya yang selalu memberikan masukan, saran, serta kebersamaannya selama ini. 15. Teman-teman dekat penulis: Ani’Tem, U2t’zizout, Umroh, Wilda, Umi N, Mur, Eboy, Kaza, Afif, Huda, Jason, Puji, Ulfa, Novi P, Novita, Evi, dan Rofi’ah terima kasih atas persahabatan dan semangat dengan selalu bertanya “kapan lulus?” 16. Kakak-kakak Pramuka UNS: kak Rini, Kak Anas, Kak Natul, Kak Ko2, Kak Ilham, Kak Pu3, Kak David, Kak Adit, Kak Eko, Kak Sari, Kak Dhika, Kak Mul, kak Trisni, Kak Isna, dan Kakak-Kakak lainnya yang memberikan warna dalam masa-masa menjadi mahasiswa yang tidak penulis temukan di luar UKM Pramuka. 17. Teman-teman semasa PPL di SMA 1 Boyolali: Go3, Mey, Dyan, Sarwo, Adhik, Galih, Stephen, Jono, Kholiq, Ida, Pu3, Aan, Joe, Juli, Tina, atas commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bantuannya mencari ilham penyusunan skripsi dan pengalaman belajar menjadi pengajar. 18. Teman-teman pendidikan ekonomi C1 dan Pendidikan Akuntansi 2007 UNS. 19. Siswa kelas XI TKR, TPHP, dan BB SMK Negeri 3 Kudus yang telah meluangkan waktunya sehingga penelitian ini berjalan lancar. 20. Seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun materiil yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang pantas di sisi Allah SWT dan barokah di dalam kehidupan selalu menyertai kita semua, amiin. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi yang berkepentingan.
Surakarta,
Juli 2011
penulis
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN REVISI ......................................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ...............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRA ....................................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
5
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................
8
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
8
1. Tinjauan Minat Berwirausaha ....................................................
8
a. Pengertian Minat .....................................................................
8
b. Pengertian Berwirausaha ........................................................
10
c. Sifat-sifat yang Perlu Dimiliki Wirausaha ..............................
10
2. Self Efficacy ................................................................................
14
a. Pengertian Self Efficacy ..........................................................
14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy ...................
15
c. Strategi untuk Meningkatkan Self Efficacy ............................
16
3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan ...........................................................................
17
a. Pengertian Belajar ..................................................................
17
b. Pengertian Prestasi Belajar .....................................................
18
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..............
19
d. Pengertian Mata Pelajaran Kewirausahan ..............................
22
e. Objek studi Kewirausahaan ....................................................
23
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................
27
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................
28
D. Hipotesis .........................................................................................
31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
32
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................
32
1. Tempat Penelitian........................................................................
32
2. Waktu Penelitian .........................................................................
32
B. Populasi dan sampel .......................................................................
33
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Populasi .......................................................................................
33
2. Sampel .........................................................................................
33
3. Sampling .....................................................................................
34
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
34
D. Instrumen Penelitian .......................................................................
39
1. Identifikasi Varibel.......................................................................
39
2. Penyusunan Angket ......................................................................
40
3. Uji Coba Angket ..........................................................................
42
4. Dokumentasi ................................................................................
44
E. Teknik Analisis Data .......................................................................
44
1. Uji Prasyarat Analisis ...................................................................
45
a. Uji Normalitas ..........................................................................
45
b. Uji Linearitas............................................................................
46
c. Uji Independensi.......................................................................
47
2. Uji Hipotesis ................................................................................
48
a. Hipotesis Pertama ....................................................................
48
b. Hipotesis Kedua.......................................................................
48
c. Hipotesis Ketiga/ .....................................................................
48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
51
A. Deskripsi Data ................................................................................
51
1. Deskripsi Data Umum ..................................................................
51
a. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Negeri 3 Kudus .......................
51
b. Visi, dan Misi, SMK Negeri 3 Kudus ...........................................
52
c. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kudus ...................
52
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Keadaan Lingkungan Sekolah .....................................................
54
2. Deskripsi Data Khusus .....................................................................
55
.......................................................................................................................... a. Data Variabel Self Efficacy...........................................................................
55
b. Data Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ........................
58
c. Minat Berwirausaha ................................................................
60
B. Uji Prasyarat Analisis ......................................................................
63
1. Uji Normalitas ..............................................................................
63
2. Uji Linearitas dan Keberartian .....................................................
64
3. Uji Independensi ..........................................................................
65
C. Pengujian Hipotesis ...............................................................................
65
1. Pengujian Hipotesis Pertama ...................................................
65
.......................................................................................................................... Pengujian Hipotesis Kedua ..............................................................................
2. 66
.......................................................................................................................... Pengujian Hipotesis Ketiga ..............................................................................
3. 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................
67
.......................................................................................................................... Hubungan Antara Sele Efficacy dengan Minat Berwirausaha .........................
1. 67
.......................................................................................................................... Hubungan Antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran
2.
.......................................................................................................................... Kewirausahaan dengan Minat berwirausaha ....................................................
68
.......................................................................................................................... 3. Hubungan Antara self Efficacy dan Prestasi Belajar Mata .......................................................................................................................... Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ................................... commit to user xvi
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................
71
A. Simpulan ........................................................................................
71
B. Implikasi ...............................................................................................
72
1. Implikasi Teoretis .............................................................................
72
2. Implikasi Praktis ..............................................................................
72
C. Saran .....................................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
75
LAMPIRAN
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................
31
Gambar 2. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kudus ...........................
53
Gambar 3. Histogram Data X1 ................................................................
57
Gambar 4. Histogram Data X2 ................................................................
60
Gambar 5. Hiistogram Data Y ................................................................
63
Gambar 6. Kegiatan Pengisian angket .................................................... 145
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penyusunan Skripsi .......................................................... Tabel 2. Kisi-kisi Angket ....................................................................... Tabel 3. Skala Jawaban dan Bobot Menurut Skala Likert ...................... Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data X1 .................................................... Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data X2 .................................................... Tabel 6. Distribudi Frekuensi Data Y ..................................................... Tabel 7. Rangkuman Uji Normalitas Data .............................................. Tabel 8. Rangkuman Uji Linearitas dan Keberartian Ganda .................
commit to user xix
32 40 41 56 58 61 64 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Uji Coba Self Efficacy ...........................................
79
Lampiran 2. Tabel Nilai Hasil Uji Coba Instrumen Self Efficacy .........
83
Lampiran 3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas X1 ........................
86
Lampiran 4. Angket Uji Coba Minat Berwirausaha .............................
87
Lampiran 5. Tabel Nilai Hasil Uji Coba Instrumen Minat Berwirausaha ....................................................................
89
Lampiran 6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Y ..........................
92
Lampiran 7. Angket Self Efficacy .........................................................
93
Lampiran 8. Tabel Nilai Hasil Penelitian Instrumen Self Efficacy ......
96
Lampiran 9. Daftar Nilai Ulangan Mata Pelajaran Kewirausahaan ......
98
Lampiran 10. Angket Minat Berwirausaha .............................................
99
Lampiran 11. Tabel Nilai Hasil Penelitian Instrumen Minat Berwirausaha .................................................................... 102 Lampiran 12. Tabulasi Data X1, X2 dan Y .............................................. 104 Lampiran 13. Uji Normalitas Variabel self Efficacy ................................ 105 Lampiran 14. Perhitungan Distribusi dan Uji Normalitas Data .............. 107 Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan................................................................. 109 Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Minat Merwirausaha................... 111 Lampiran 17. Tabel Kerja Uji Linearitas dan Keberartian Ganda Antara Variabel X1 dengan Y ........................................... 113 Lampiran 18. Tabel Kerja Uji Lineraitas dan Keberartian Ganda Antara Variabel X2 dengan Y .......................................... 118 Lampiran 19. Uji Independensi Antara Variabel X1 dengan X2 ............. 123 Lampiran 20. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana Antara X1 dengan Y ..................................................................... 125 Lampiran 21. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana Antara X2 dengan Y...................................................................... 127 commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 22. Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda Antara X1, X2 dan Y ......................................................... 129 Lampiran 23. Daftar Tabel Harga Chi Kuadrat ...................................... 133 Lampiran 24. Daftar Tabel Kurva Normal ............................................... 134 Lampiran 25. Daftar Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ........... 135 Lampiran 26. Daftar Tabel Distribusi F .................................................. 136 Lampiran 27. Perhitungan dengan MINITAB ........................................ 140
commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pengangguran mempunyai peran sebagai penyumbang terbesar dalam kemiskinan bangsa indonesia. Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan tingkat kemiskinan yang tinggi pula. Keadaan yang seperti ini tidak sesuai dengan Pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan di dalam GBHN yang meliputi aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu ciri keberhasilan Pembangunan Nasional adalah meningkatnya perekonomian negara. Melihat kanyataan yang ada di Indonesia mengenai tingkat kemiskinan dan pengangguran, berarti bahwa Pembangunan Nasional di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran adalah menjadi tenaga kerja. Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan di perguruan tinggi. Adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan jumlah calon pekerja yang setiap tahun bertambah menimbulkan adanya kesenjangan yang sangat mencolok. Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Dapat dilihat pada penyelenggaraan bursa kerja yang pesertanya selalu membludak, baik bursa tenaga kerja untuk penempatan pekerja di dalam negeri maupun ke luar negeri. Pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di daerah-daerah di pelosok nusantara. Jangankan di kota besar seperti Ibu Kota Negara Indonesia Jakarta, kota lain pun tidak kalah banyaknya jumlah pengangguran yang ada. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Salah satu solusinya adalah Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, yaitu pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Pembelajaran yang diterima di SMK berbeda dengan pembelajaran di SMA. Salah satunya adalah pembelajaran produktif. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang produktif. Dengan pembelajaran produktif di SMK diharapkan akan menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja dalam hal ini adalah mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa bergantung akan pemberian pekerjaan oleh orang lain. Hakekat dari mata pelajaran pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap. Tujuannya adalah agar siswa memiliki jiwa kewirausahaan sejak dini sehingg ketika terjun di dunia masyarkat tidak canggung lagi menggeluti dunia wirausaha. Jiwa wirausaha sendiri mengandung arti sikap mental yang harus dimiliki wirausaha. Sikap tersebut antara lain percaya diri, berinisiatif, mempunyai motif berprestasi dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Dengan jiwa wirausaha diharapkan siswa mampu terjun ke dunia kerja setelah lulus. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan kewirausahaan penting diajarkan di S ekolahsekolah baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi. SMK Negeri 3 Kudus merupakan salah satu sekolah menengah yang bisa dikatakan masih muda namun mempunyai daya saing yang tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMK ini untuk menghasilkan tamatan yang siap mendukung pembangunan di era globalisasi. Pada era globalisasi persaingan sangat terbuka, sehingga dibutuhkan orang-orang yang kreatif jika ingin tetap mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu hal yang ditempuh SMK Negeri 3 Kudus yaitu adanya pengadaan mata pelajaran kewirausahaan untuk menanamkan jiwa wirausaha sejak dini. Selain itu juga diadakannya kegiatan ekstrakurikuler yang mampu menampung bakat serta menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa akan kemampuan mereka sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Wirausahawan membutuhkan kepribadian yang kuat untuk dapat memajukan hidupnya. Kepribadian ini dapat ditumbuhkna melalui pendidikan ataupun secara alamiah. Penumbuhan minat berwirausaha melalui pendidikan tidak hanya didapat dari lembaga formal saja, pendidikan juga di dapat dari lingkungan keluarga. Masih sedikit siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkeinginan untuk menekuni wirausaha. Modal sering kali menjadi kendala utama dalam menekuni wirausaha. Banyak yang berpikir untuk menekuni wirausaha harus mempunyai modal besar berupa finansial. Namun, sebenarnya modal besar yang diperlukan dalam dunia wirausaha adalah keberanian untuk menekuni duia wirausaha. Adanya keberanian ini akan membantu kesuksesan seorang menekuni wirausaha, hal ini dikarenakan dalam dunia wirausaha banyak sekali resiko yang kan ditemui. Keberanian ini harus diikuti adanya kemampuan analisis kelebihan dan kekurangan diri sendiri, kepercayaan diri, inisiatif serta kreatifitas guna menjadi wirausah yang berhasil. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus diketahui bahwa minat wirausaha siswa masih rendah. Masih sedikit siswa yang mempunyai keinginan membuka usaha untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Banyak kendala yang dirasa akan mengganggu jika mereka menekuni wirausaha salah satunya adalah permodalan. menurut mereka untuk menjadi wirausaha diperlukan adanya modal yang besar sehingga untuk mengawali saja mereka sudah menemui kendala. Selain itu adanya akses daerah yang membuat mereka juga kurang begitu tertarik dunia wirausaha. Hal ini karena daerahnya berada di daerah pedesaan sehingga jika mereka menekuni dunia wirausaha maka akan sulit mengembangkan usaha yang ditekuni tersebut. Kebanyakan keinginan siswa ketika terjun di masyarakat atau setelah lulus sekolah adalah bekerja di perusahaan ternama seperti Honda, Yamaha dan perusahaan lainnya. Bagi mereka bekerja di sebuah pabrik atau perusahaan akan lebih mendatangkan penghasilan yang cukup besar dari pada menekuni wirausaha yang belum tentu hasil yang diraihnya dan bahkan akan terlalu sering menghadapi commit to user banyak resiko.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Mereka juga berpikiran bahwa dengan adanya sekolah di SMK akan lebih mudah mencari kerja dari pada di SMA karena di SMK terdapat bursa kerja serta dapat disalurkan untuk bekerja di suatu perusahaan. Namun, mereka tidak menyadari bahwa mereka mempunyai potensi yang sangat besar dalam dunia wirausaha karena mempunyai bekal wirausaha yang berbeda dengan siswa SMA, yakni adanya pembelajaran kewirausahaan yang mempunyai rentang waktu lebih lama dibanding SMA, yaitu 3 tahun sedangkan di SMA hanya diajarkan dalam satu bab pokok yaitu Bab Kewirausahaan. Dari uraian di atas maka pengaruh self efficacy, dan prestasi belajar minat berwirausaha akan diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Hubungan Antara Self Efficacy dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011 ’’
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Lapangan Pekerjaan akan mampu meminimalisir pengangguran. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mempunyai keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 2. Modal menjadi kendala utama siswa dalam memulai suatu wirausaha. Namun, pada hakikatnya modal keberanianlah yang sebenarnya menjadi kendala utama dalam memulai suatu wirausaha. 3. Siswa beranggapan bahwa menjadi tenaga kerja di perusahaan ternama menjanjikan banyaknya gaji yang diterima. Namun, pada kenyataanya perusahaan besarnya awalnya juga dimulai dengan usaha dari bawah yang membutuhkan ketekunan dan keberanian menghadapi resiko. 4. Pada dasarnya banyak siswa yang percaya pada kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu masalah (self efficacy) sehingga berani bertindak untuk mencari penyelesaian. Namun, saat mengalami sedikit to user mereka sering menyerah dan hambatan dan gagal di commit awal usahanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 berputus asa sehingga memunculkan suatu trauma ketika akan memulai suatu usaha. 5. Pendidikan kewirausahaan sudah banyak diajarkan dan dijadikan mata pelajaran wajib di lembaga pendidikan formal tingkat atas. Sehingga siswa akan cenderung belajar sungguh-sungguh agar berprestasi pada mata pelajaran tersebut dan mendapat nilai yang baik. Namun, pada kenyataannya masih sedikit siswa yang mempunyai minat untuk terjun ke dunia wirausaha. 6. Perbedaan SMA dan SMK adalah lulusannya. Lulusan SMA dipersiapkan untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Sedangkan lulusan SMK dipersiapkan untuk bekerja. Namun kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang masih menganggur.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang disebutkan di atas tidak seluruhnya dibahas dalam penelitian ini. Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih berguna, maka penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut: 1. Self efficacy Self efficacy merupakan keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif. 2. Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dimana nilai tersebut menunjukkan seberapa besar pemahaman siswa akan mata pelajaran kewirausahaan. 3. Minat berwirausaha Minat berwirausaha yang dimaksud adalah keinginan yang timbul dalam diri siswa secara suka rela, senang, serta sadar untuk dapat aktif dalam dunia wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011? 2. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011? 3. Apakah ada hubungan positif antara self effycacy, dan prsetasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui hubungan antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011 2. Mengetahui hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011 3. Mengetahui hubungan antara self efficacy, dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun palajaran 2010/2011
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Manfaat Teoritis a. Melengkapi referensi yang telah ada sehingga memberikan manfaat bagi pihak yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan dan wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 b. Bahan masukan yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan. c. Sebagai pembanding, pertimbangan dan masukan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat praktis a. Bahan masukan bagi tenaga pengajar agar dapat memotivasi siswanya untuk meningkatkan semangat belajar dan menumbuhkan jiwa wirausaha. b. Untuk memperkaya informasi bagi siswa mengenai kewirausahaan dan dapat mengembangkan potensi diri untuk melangkah ke dunia wirausaha.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.
Minat berwirausaha
a. Pengertian Minat Menurut Moh As‟ad (1987:4) ”Minat adalah suatu sikap yang membuat orang senang akan objek, situasi dan ide-ide tertentu.” Dengan demikian minat terhadap suatu objek ditandai dengan adanya rasa senang dan adanya kesadaran dalam bentuk pengeluaran ide ataupun gagasan dari seorang individu. Slameto (1984:180) mengemukakan ”Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan kepada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.” Pada dasarnya minat memberikan kecenderungan perasaan tertarik pada suatu kegiatan tanpa adanya perintah untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu, minat merupakan suatu penerimaan pada suatu keterikatan antara diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar. Kembali menurut Slameto (1987:51) ”Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang kegiatan. Kegiatan yang dialami seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang”. Hal ini dapat dikatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu yang dialami dan mengenang kegiatan yang telah dilaksanakan. Adapun kegiatan tersebut diperhatikan secara menerus dan disertai dengan perasaan senang. Menurut W. S. Winkel (1983:39) ”Minat adaah kecenderungan yang mantap dalam subjek dan merasa berkecimpung dalam bidang itu.” Dengan kata lain minat adalah kecenderungan individu yang bersifat subjektif terhadap suatu objek tertentu dan minat dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 kesuksesan dan prestasi kerja seseorang atau individu dalam menekuni suatu bidang tertentu. Perwujudan dari minat adalah suatu cita-cita, sehingga dalam mencapai cita-cita tersebut mereka dapat menentukan pilihannya seperti yang dikemukakan oleh Sadirman (1982:23) yaitu sebagai berikut: Minat adalah suatu kecenderungan hati dalam suatu alternatif pilihan. Jadi, faktor keuskaan kesenangan, daya tarik dari objek merupakan penunjang adanya minat seseorang, dalam hal ini unsur subejektifitas sangat tinngi kadang-kadang orang berminat pada suatu pilihan tertentu tidak dapat diganggu gugat Minat lebih menekankan pada adanya kesadaran tinggi dan seberapa jauh hubungan terhadap objek atau kativitas yang diminatinya tersebut. Sehingga dikatakan semakin kuat atau semakin dekat hubungan dan berperasaan senang berarti semakin besar pula minatnya terhadap sesuatu. Menurut M. Buvhari (1983) mengatakan ”Minat adalah kedasaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”. Edy Soewardi Kartawijaya (1987:183) berpendapat bahwa minat dimanifestasikan berdasarkan komponen yang mendorongnya, yaitu: 1. Drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup. 2. Dorongan keadaan, keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan determinan di atas. 3. Kegiatan mencapai tujuan komponen dilandasi oleh komponen dorongan determinan dan dorongan keadaan. 4. Tercapainya tujuan-tujuan oleh individu. 5. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah dicapai serta keinginan dan kebutuhan (need and wants) telah terpenuhi. 6. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru menghendaki pemuasannya. Dari beberapa pengertian minat yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah suatu rasa dan sikap yang dialami oleh seseorang atau individu secara sadar melalui penuanga idea dan gagasan serta mempunyai kemantapan dan penuh keyakinan yang bersifat user subjektif terhadap suatu objekcommit tertentutodan disertai dengan keingintahuan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 diwujudkan melalui tindakan berupa pembelajaran dan pembuktian lebih lanjut. b. Pengertian berwirausaha Secara etimologis wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti berani, utama, aau perkasa. Sedangkan usaha merupakan kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan. Jadi, wirausaha adalah keberanian untuk menekuni suatu bidang usaha yang dilakukan terus-menerus untuk memperoleh keuntungan. Menurut Geoffrey G. Meredith (2000:5) ”Wirausaha adalah orangorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai keempatankesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber yang ada guna mengambil keuntungan dari padanya”. Geoffrey G. Meredith (2000:9) kembali berpendapat ”Berwirausaha dalah gaya hidup dan prinsip tertentu yang akan mempengaruhi strategi karir seseorang”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang dalam memadukan kemampuan dalam melihat dan menilai kesempatan bisnis guna mencapai suatu kesuksesan karir yang dijalankan atau ditekuni. Berdasarkan pengertian minat dan wirausaha yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai dorongan yang kuat dan dilakukan secara sadar untuk cenderung berkeinginan, memusatkan perhatian dan diwujudkan dalam suatu tindakan terhadap wirausaha dengan harapan akan ditemukannya kesuksesan pada bidang wirausaha yang ditekuninya tersebut. c. Sifat-sifat yang Perlu Dimiliki Wirausaha Menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002:142), ciri-ciri kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut: 1) Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan citacitatersebut. commit to user 2) Berani menanggung resiko
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 3) Mau dan bekerja keras 4) Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa 5) Memiliki rasa percaya diri yang kuat 6) Memiliki kemampuan untuk memimpin orang lain 7) Memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Keterangan masing-masing sebagai berikut: 1) Memiliki cita-cita kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut. Setiap orang tentu memiliki cita-cita yang akan berusaha diraih, tidak terkecuali seorang wirausahawan. Wirausahawan dalam menjalankan usahanya akan terpacu untuk meraih cita-cita yang konkrit, sehingga dalam pencapaian tujuan tersebut usaha yang dilakukan pun akan lebih serius. 2) Berani menanggung resiko. Wirausaha merupakan sutau bidang pekerjaan yang membutuhkan keberanian dalam segala hal, termasuk menanggung resiko yang akan dihadapi baik resiko besar maupun resiko kecil. Seorang wirausaha akan berani menanggung resiko yang ada dengan berbagai perhitungan sehingga resiko yang dihadapi dapat diminimalisir, karena bagaimana pun juga resiko tersebut jika tidak segera ditangani akan mengganggu keberlangsungan usaha yang digeluti. 3) Mau dan bekerja keras. Wirausahawan mempunyai keinginan memajukan usaha yang ditekuni, sehingga dalam upaya memajuan tersebut akan ditempuh dengan kerja keras. Kemauan terjun di dunia wirausaha tanpa dibarengi dengan kerja keras tentulah tidak akna membuakan hasil yang diinginkan, hal ini dikarenakan dalam wirausaha banyak tantangan serta resiko yang dihadapi. Jika wirausaha tidak memiliki kemauan dan berani bekerja keras maka ia akan tersingkir dalam persaingan karena bidang wirausaha pada prinsipnya adalah suatu persaingan usaha yang membutuhkan keuletan serta kerja keras dalam menjalaninya. Sehingga dalam pencapaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 keberhasilan dalam dunia wirausaha diperluakan kemauan yang tinggi serta kerja keras yang tinggi pula. 4) Memiliki semangat kerja yang tinggi serta tidak mudah putus-asa. Semangat kerja yang tinggi yang dimiliki oleh wirausaha akan membawa pikiran positif serta tindakan yang diambil pun akan selaras dengan tujuan yang ingin diraih. Selain itu wirausaha juga tidak akan mudah putus asa karena jika wirausaha mudah putus asa maka usahanya akan sulit berkembang, karena dalam dunia wirausaha akan banyak ditemui resiko yang mana apabila dalam mengahadapi resiko tersebut seorang wirausaha mudah menyerah maka jasa ataupun barang yang dihasilkan pun tidak akan maksimal. Jika produk yang dihasilkan tidak maksimal, maka pelanggan pun akan merasa tidak puas dan akan mencari produsen lain yang lebih baik. Semakin berkurangnya pelanggan akan berakibat pada berkurangnya pendapatan sehingga dengan semakin berkurangnya pendapatan akan membuat usaha tersebut tidak mampu beroperasi kembali. 5) Memiliki rasa percaya diri yang kuat. Wirausaha dalam menghadapi segala hal akan mempunyai rasa diri yang kuat supaya hasil yang capai pun akan lebih baik. Rasa percaya diri akan tumbuh karena adanya kebiasaan untuk bekerja keras serta memiliki kemauan untuk terus maju dalam menghaadapi setiap resiko sehingga akan memunculkan suatu ide baru sehingga resiko tersebut akan mudah ditangani. Akan berbeda halnya jika wirausaha tidak memiliki rasa percaya diri, usaha yang digeluti akan cenderung sulit berkembang karena akan sedikit upaya yang dilakukan setiap menghadapi resiko. 6) Kemampuan untuk memimpin orang lain. Wirausaha merupakan suatu bidang pekerjaan yang akan menumbuhkan sifat mendiri, kemandirian tersebut akan mampu membawa seseorang untu mampu memimpin dirinya sendiri. Dalam menjalankan usahanya wirausaha akan mampu menyerap tenaga kerja sehingga secara langsung commit to user pemimpin dalam bidang usaha wirausaha tersebut telah menjadi seorang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 yang ditekuni tersebut. Upaya yang dilakukan oleh pekerja tersebut disesuaikan dengan instruksi atau arahan dari wirausaha,sehingga seorang wirausaha harus mampu memimpin orang lain dalam hal ini pekerjanya agar tujuan yang ingin diraih di bidang tersebut akan terwujud. 7) Memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Kreatifitas yang tinggi yang dimiliki oleh wirausaha dapat menjadikan usaha yang ditekuni lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada konsumen sehingga hal tersebut dapat menarik lebih banyak lagi konsumen yang meminati produk yang dihasilkan. jika konsumen lebih banyak, maka pendapatan pun akna bertambah sehingga dapat membantu kelangsungan usaha yang ditekuni tersebut. Menurut Fadel Muhammad (dalam Buchari Alma, 2005:45) untuk menjadi seorang wirausahawan, seseorang harus memiliki tujuh ciri yang merupakan identitas yang melekat pada diri seorang wirausaha, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Kepemimpinan Inovasi Cara pengambilan keputusan Sikap tanggap terhadap perubahan Bekerja ekonomis dan efisien Visi masa depan Sikap terhadap resiko.
Keterangan masing-masing sebagai berikut: 1) Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan faktor utama bagi orang yang ingin menjadi wirausaha. Dengan memiliki sikap kepemimpinan maka akan berorientasi pada sasaran, hubungan kerja dan efektivitas. 2) Inovasi Inovasi akan membawa perkembangan dan perubahan ekonomis. Yang dimaksud di sini bukanlah suatu temuan yang luar biasa, tetapi temuan yang mampu menjadikan lebih berdayagunanya sumber ekonomi yang ada ke arah yang lebih produktif. 3) Cara pengambilan keputusan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Para wirausaha cenderung bekerja menggunakan otak kanan. Sehingga dalam pengambilan keputusan mereka selalu dihadapakan pada situasi yang menekankan pada kecepatan dalam pengambilan keputusan. Itulah mengapa kadang intuisi dan inisiatif para wirausaha danggap sebagai indera keenam. 4) Sikap tanggap terhadap perubahan Pelaku wirausaha mempunyai daya tanggap lebih tinggi terhadap perubahan dibanding orang lain. Dalam sebuah perubahan, oleh setiap wirausahawan akan ditangkap sebagi peluang yang meruoakan masukan dan rujukan terhadap pengambilan keputusan. 5) Bekerja ekonomis dan efisien Wirausahawan akan bekerja secara ekonomis dan efisien guna mencapai hasil yang maksimal. 6) Visi masa depan Visi merupakan benang merah yang tidak terlihat yang ditarik sejak awal hingga akhir. Wirausaha mempunyai komitmen yang kuat dalam meraih kesuksesan. Komitmen yang dimilik juga harus diimbangi dengan adanya kompetensi dan konsistensi demi pencapai tujuan tersebut. 7) Sikap terhadap resiko Seorang wirausaha adalah penentu resiko bukan penanggung resiko, maksudnya bahwa mereka yang menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang akan dihadapi, dalam arti resiko itu telah dibatasi dan terukur. Sehingga kemungkinan munculnya resiko dapat diperkecil.
2.
Self Efficacy
a. Pengertian Self Efficacy Istilah self-efficacy mempunyai kemiripan dengan istilah lain misalnya self-concept, self-appraisal, dan self regulated. Keempat istilah tersebut tidak identik satu dengan yang lainnya atau mempunyai arti yang tepat sama, namun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 mereka memiliki beberapa kesamaan karakteristik antara lain pandangan, perasaan, kepercayaan individu terhadap kemampuan dirinya. Menurut Bandura self Efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif (Santrock, 2001). Sedangkan menurut Wilhite (1990) dalam tesis yang berjudul Goal Orientantion, Self Efficacy dan Prestasi Belajar pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program Pengajaran Intensif di Sekolah oleh Retno Wulansari tahun 2001, self efficacy adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Dale Schunk (2001) self efficacy mempengaruhi siswa dalam memilih kegiatannya. Siswa dengan self efficacy yang rendah mungkin menghindari pelajaran yang banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangkan siswa dengan self efficacy yang tinggi mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakan tugas-tugasnya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi self efficacy sebagaimana yang dikemukakan oleh bandura (Stenley P. Dewanto, 2008) antara lain: pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh individu, pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh orang lain, pernyataan positif atau negatif dalam kemampuan tertentu terhadap suatu kelompok, dan kondisi psikologis individu misalnya perasaan keberhasilan atau kecemasan. Peneliti mencoba untuk menguraikannya sebagai berikut: 1) Keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh individu Jika individu pernah mengalami kesuksesan dalam menyelesaikan suatu tugas atau masalah, dan saat dihadapkan pada situasi yang hampir sama maka ia akan mempunyai self efficacy yang tinggi karena ia akan merasa mampu untuk menyelesaikannya. Sebaliknya, ketika individu mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap suatu penyelesaian masalah maka commityang to user ia akan mempunyai self efficacy rendah dan akan mudah menyerah .
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 2) Pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang juga saling membutuhkan satu sama lain. Dalam penyelesiaan masalah pun seseorang membutuhkan orang lain walaupun sekedar bertukar pikiran. Ketika mengetahui individu lain pernah mengalami kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang hampir sama dengan masalah yang dihadapi oleh individu, maka individu tersebut akan mudah menyerah.Sebaliknya, jika mengetahui individu lain berhasil menyelesaikan masalah dengan baik, maka akan memberikan suntikan semangat bahwa ia mampu menyelesaikannya juga. Hal ini akan lebih meningkatkan self efficacy suatu individu. 3) pernyataan positif atau negatif dalam kemampuan tertentu terhadap suatu kelompok. pernyataan positif terhadap suatu kelompok yang mempunyai kemampuan di bawah kemampuan individu akan mampu meningkatkan self efficacy individu tersebut dalam menyelesaikan suatu masalah. Sebaliknya, pernyataan negatif terhadap suatu kelompok yang mempunyai kemampuan di atas kemampuan individu akan membuat individu tersebut mempunyai self efficacy yang rendah terhadap permasalahan yang dihadapi. 4) Kondisi psikologis individu. Kondisi psikologis individu dapat mempengaruhi self efficacy. Individu yang cemas dalam menghadapi suatu permasalahan akan cenderung mempunyai self efficacy yang rendah. Hal ini dikarenakan ia sudah mempunyai gambaran buruk yang akan terjadi sehingga dalam bertindak pun hanya perasaan was-was yang terus membayangi sehingga apa yang dilakukan pun kurang maksimal. Sebaliknya, individu yang merasa senang dalam menghadapi suatu masalah ia akan bertindak dengan tenang dan penuh percaya diri sehingga hasilnya pun akan maksimal. c. Strategi untuk Meningkatkan Self Efficacy Untuk meningkatkan self efficacy siswa, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan (Stipek, 1996) yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 1) Mengajarkan siswa suatu strategi khusus sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk fokus pada tugastugasnya. 2) Memandu siswa dalam menetapkan tujuan, khususnya dalam membuat tujuan jangka pendek setelah mereka mebuat tujuan jangka panjang. 3) Memberikan reward untuk performa siswa 4) Mengkombinasikan strategi training dengan menekankan pada tujuan dan memberi feedback pada siswa tentang hasil pembelajarannya. 5) Memberikan support atau dukungan pada siswa. Dukungan yang positif dapat berasal dari guru seperti pernyataan “kamu dapat melakukan ini”, orang tua dan peers. 6) Meyakinkan bahwa siswa tidak terlalu aroused dan cemas karena hal itu justru akan menurunkan self efficacy siswa. 7) Menyediakan siswa model yang bersifat positif seperti adult dan peer. Karakteristik tertentu dari model dapat meningkatkan self efficacy siswa. Modelling efektif untuk meningkatkan self efficacy khususnya ketika siswa mengobservasi keberhasilan teman peer nya yang sebenarnya mempunyai kemampuan yang sama dengan mereka. Upaya dalam peningkatan self efficacy bukan hanya tugas individu tertentu. melainkan tugas bersama baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan. Semuanya mempunyai peran dan tugas yang sama dalam upaya peningkatan self efficacy individu.
3.
Prestasi Belajar Mata Pelajaran kewirausahaan
a. Pengertian belajar Sebelum dijelaskan mengenai prestasi belajar, maka perlu dipaparkan terlebih dahulu definisi tentang belajar itu sendiri. Nana Sudjana (2004:28) mengemukakan bahwa: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimannya dan lain- lain aspek yang ada pada individu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) berpendapat “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian dari belajar yaitu proses yang interaktif antarindividu dengan lingkungan yang membawa perubahan pada diri seseorang baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, mapun nilai sikap yang terjadi karena adanya latihan dan juga pengalaman. Dalam arti lain terjadi perubahan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil dari proses pembelajaran yang akan terus dikejar sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuan yang dimiliki. Menurut Zainal Arifin (1990: 3) mengatakan ”Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial (berlangsung secara terus-menerus) dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang masing-masing”. Seseorang tidak akan pernah puas dengan prestasi yang pernah diraih, seseorang akan cenderung terus meningkatkan prestasi yang dimiliki. Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan ”Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun kemampuan motorik. Individu yang berprestasi akan menunjukakn pola perilaku yang lebih baik daripada individu yang mempunyai prestasi rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang menunjukkan tingkat kemajuan belajar setelah siswa melaksanakan kegiatan belajar selama periode tertentu. Suatu prestasi belajar belum dapat diketahui dengan jelas selama proses belajar mengajar berlangsung, tetapi baru dapat diketahui setelah siswa bersangkutan menyelesaikan aktivitas belajar dan dilakukan penilaian. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Tinggi rendahnya prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang mengiringi proses belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Abu ahmadi (1991: 130-131) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi: 1) Faktor internal, antara lain: a) Faktor jasmaniah (fisiologis), misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) faktor psikologis, terdiri dari: (1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian terentu seperti sikap, kebiasaanminta, kebutuhan, motivasi, emosi. c) Faktor kematang fisik maupun psikis. 2) Faktor eksternal, ialah: (a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok (b) Faktor budaya, seperti adat-istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. (c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, (d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Menurut Kartini kartono (1985: 13) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri (internal) siswa yakni: a) Kecerdasan b) Bakat commit to user c) Minat dan perhatian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 d) Motif e) Kesehatan jasmani f) Cara belajar 2) Faktor yang berasal dari luar (eksternal) siswa yakni: a) Lingkungan b) Sekolah c) Peralatan Adapun keterangannya adalah sebagai berikut: 1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri (internal) siswa yakni: a) Kecerdasan. Siswa yang memiliki kecerdasan yang norma akan lebih mudah dalam mencapai prestasi yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan di bawah normal akan cenderung mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi yang tinggi atau kprestasinya cenderung rendah. b) Bakat. Bakat merupakan suatu kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir. Siswa yang mimilki bakat apabila diberi kesempatan untuk dikembangkna melalui belajar akan mempermudah siswa dalam pencapaian prestasi yang tinggi. c) Minat dan Perhatian Siswa yang memiliki minat pada mata pelajaran tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang lebih pada mata pelajaran tersebut, sehingga hal ini akan mempengaruhi prestasi belajarnya. d) Motif Motif merupakan suatu dorongan dan mempengaruhi setiap usaha yang dilakuakn seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Siswa yang memiliki motif yang kuat dalam belajara akan lebih memperbesar usahanya untuk mencapai prestasi yang tinggi. e) Kesehatan Jasmani Kondisi tubuh mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar. Misalnya siswa yang sakit akancommit cenderung mudah lemas, capek, malas, serta to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi sehingga hasil belajarnya pun kurang maksimal. Berbeda halnya jika siswa sehat, dalam mengikui kegiatan belajar pun akan lebih aktif, mudah berkonsentrasi sehingga prestasi yang diraih pun akan lebih tinggi. f) Cara Belajar Cara belajar yang tepat akan memungkinkan siswa untuk mencapai prestasi sesuai dengan yang diharapan. 2) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) siswa yakni: a) Lingkungan Lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat. Lingkungan alam yang tenang akan memungkinkan siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi dibanding siswa yang belajar dengan lingkungan yang gaduh karena dapat mengganggu konsentrasi siswa. Lingkungan keluarga yang harmonis akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga prestasi yang dirah pun lebih tinggi dibanding siswa yang belajar dalam keluarga yang kurang harmonis. Lingkungan masyarakat yang terdapat banyak teman sebaya yang rajin belajar akan mempengaruhi siswa tersebut untuk rajin juga sehingga prestasi yang diraih akan tinggi. b) Sekolah Hubungan guru dengan siswa, metode pengajaran serta sistem pembelajaran yang diterapkan dapat mempengaruhi prestasi siswa. Hubungan antara guru dengan siswa yang baik akan mampu mendekatkan siswa dengan guru sehingga ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar, maka siswa tersebut tidak akan merasa sungkan untuk bertanya kesulitan yang dialami kepada guru. Metode pengajaran yang sesuai juga akan mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa. c) Peralatan Belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Lengkap atau tidaknya peralatan belajar yang dimiliki siswa ataupun sekolah dapat menimbulkan hasil tertentu terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal). d. Pengertian Mata Pelajaran kewirausahaan Lembaga pendidikan atau sekolah mempunyai beberapa disiplin ilmu yang diajarkan atau istilah lainnya yaitu mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut disesuaikan dengan tuntutan kehidupan masyarkat yang ada, hal ini dikarenakan nantinya tamatan/ alumni yang dihasilkan oleh sekolahan tersebut diharapkan nantinya ilmu yang diperoleh disekolah dapat diamalkan untuk kemaslahatan bersama. Mata pelajaran yang ada pun disesuaikan dengan kurikulum yang telah disempurnakan, adapun tujuannya adalah agar sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini dan agar ilmu yang dipelajari lebih tepat guna. Seperti halnya pelajaran kewirausahaan yang selalu disesuaikan dengan kondisi dan harapan terhadap kemakmuran bangsa Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mencetak lulusan yang mempunyai jiwa wirausaha. Adapun pengertian mengenani
Ilmu kewirausahaan
sebagaimana
dikemukakan oleh Suryana (2003: 7) adalah “… disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya”. Sedangkan menurut Ari Laksmi Riani (2005: 10)mengemukakan bahwa “… kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis/ non bisnis (cara mandiri)”. Jadi, kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mengajarkan bagaimana seseorang mempunyai keberanian untuk mampu menghadapi tantangan yang mengandung resiko untuk memperoleh peluang baik dalam bidang bisnis maupun non bisnis. Menurut A. Pekerti (dalam Ari Laksi Ari, 2005: 10) mengemukakan commit to user mengenai kewirausahaan bahwasanya “… kewirausahaan bersangkutan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 kemampuan seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain dengan berswadaya”. Jadi, dengan adanya kewirausahaan tersebut akan dapat tercipta lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, sehingga kewirausahaan tersebut dapat bermanfaat untuk orang banyak baik bagi diri wirausaha itu sendiri maupun orang lain. e. Objek Studi Kewirausahaan Menurut ahli Soeparman Soemahamidjaja (dalam Suryana, 2003:9) mengemukakan kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan adalah: 1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha. 2) Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad yang menyala-nyala. 3) Kemampuan untuk berinisiatif. 4) Kemampuan berinovasi. 5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal (capital goods). 6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan. 7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama. 8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah. Berdasarkan pengertian di atas, penulis mencoba menjabarkan keterangan tersebut sebagai berikut: 1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha. Dalam menjalani sesuatu tentu akan mempunyai titik akhir yaitu tujuan, dimana tujuan tersebut akan selalu berusaha untuk diraih agar apa yang dilakukan atau dijalankan tersebut tidak sia-sia. Seperti halnya dalam hidup tentu setiap orang memiliki tujuan hidup yang ingin diraih, walaupun setiap morang memiliki definisi dan cara yang berbeda dalam merumuskan tujuan tersebut namun pada kenyataannya tujuan tersebut tentu untuk kepentingan baik pribadi maupun bersama untuk meraih kebahagiaan. Begitu jugacommit dalamto user dunia usaha. Usaha yang ditekuni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 seseorang tentulah terdapat tujuan yang ingin diraih baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain yang mana tujuan tersebut akan menuntut suatu kemampuan untuk merumuskan agar tujuan tersebut lebih mudah diraih atau direliasasikan. Jadi, dalam kewirausahaan juga dijabarakan mengenai bagaimana kemampuan untuk merumuskan tujuan hidup atau usaha dengan tujuan untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan tersebut. 2) Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala. Kemampuan untuk memotivasi diri ini diharapkan mampu menciptakan suatu hal yang positif agar hasil yang diraih pun bisa lebih baik. Adanya kemampuan untuk memotivasi diri sangat dibutuhkan guna pencapaian tujuan, sehingga usaha yang kita tekuni bisa bertahan dan bisa lebih maju lagi. Jika usaha yang kita tekuni bisa berjalan dengan lancara, maka keuntungan atau pun tujuan yang ingi diraih dapat terwujud demi kelangsungan usaha tersebut dan juga kelangsungan hidup pengusaha itu sendiri. 3) Kemampuan untuk berinisiatif. Kemampuan berinisiatif yaitu dalam melaksanakan sesuatu hal yang baik dilaksanakan secara sadar atau keinginan diri sendiri dan tidak pernah menunggu perintah orang lain. Inisiatif ini dalam disiplin ilmu kewirausahaan
dipelajari
menumbuhkan
inisiatifnya
agar demi
nantinya
wirausahawan
kelangsungan
usahanya
mampu serta
wirausahawan tersebut lebih mandiri dan tangguh lagi dalam menjalankan usahanya. Jika wirausahawan mempunyai inisiatif yang tinggi maka dalam menjalankan usahanya pun akan lebih inovatif dan kreatif sehingga akan mampu menciptakan banyak produk yang diinginkan pasar atau bahkan mampu menciptakan produk baru dan menjadi barang yang mempunyai nilai jual tinggi. 4) Kemampuan berinovasi. Kemampuan berinovasi yaitu kemampuan untuk mencari kemungkinan commit baru atau kombinasi baru apato user saja yang dapat ditempuh dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 menghasilkan barang atau jasa yang lebih berwarna bagi kemakmuran masyarakat. Jika wirausahawan mampu berinovasi maka konsumen pun tidak akan merasa bosan, sehingga konsumen akan selalu mempunyai rasa penasaran terhadap produk apa yang akan dihasilkan selanjutnya. Kemampuan inovasi diajarkan dalam disiplin ilmu kewirausahaan dengan tjuan agar nantinya pelaku wirausaha mempunyai inovasi dalam menghasilkan produk yang disukai konsumen, sehingga jika konsumen sudah tertarik pada produk yang dihasilkan maka akan mudah pelaku usaha tersebut dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya dan bahkan usaha yang ditekuni lebih meningkat serta keuntungan yang diraih pun lebih banyak. 5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal. Modal dibutuhkan dalam upaya awal pendirian sebuah usaha, sehingga dalam pembentukannya pun diperlukan suatu kemampuan agar nantinya usaha yang ditekuni tersebut dapat dinilai apakah mengalami kemajuan atau mengalami kemunduran. Pembentukan modal dapat berupa uang maupun barang yang selanjutnya akan diolah atau dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai guna sehingga dapat memperoleh laba. Disiplin ilmu kewirausahaan menjadikan kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal sebagai objek studi kewirausahaan karena kemampuan ini adalah sebagai pembelajaran bagaimana cara awal dalam memulai suatu usaha dan bagaimana pemanfaatan modal untuk usaha tersebut. 6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan untuk selalu tidak menunda pekerjaan. Bidang wirausaha membutuhkan ketekunan dalam menjalaninya, sehingga membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi ini bukan hanya konsentrasi pada tujuan yang ingin diraih tetapi bagaimana pengaturan waktu agar tujuan yang diraih tersebut dapat direlisasikan secara tepat, commit banyak to user waktu. Bagi pelaku usaha waktu sehingga tidak membuang-buang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 merupakan hal yang sangat berharga sehingga dalam pemanfaatannya diperlukan adanya kemampuan pengaturan yang tepat, karena jika lengah sedikit dalam pemnafaatan waktu akan berakibat banyak hal terhadap usaha yang digeluti. Misal, usaha yang berkecimpung di bidang jasa pengiriman barang. Jika barang yag dipesan datang tidak sesuai waktu yang diharapkan maka akan menimbulkan keeengganan bagi konsumen untuk kembali menggunakan jasa tersebut, hal ini dapat berakibat pada berkurangnya konsumen serta pendapatan yang diraih. Jika pendapatan ayang diraih sudah berkurang, maka laba perusahaan pun akan berkurang dan dapat mengancam keberlangsungan hidup perusahaan tersebut jika hal tersebut di atas terus berlangsung. Perlunya kemampuan pegaturan waktu agar nantinya usaha tersebut dapat lebih baik dalam menjaankan usahaya serta dapat mempertahankan usahanya. 7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama. Selain mempelajari tentang sikap dan cara berpikir wirausahawan, juga dibahas juga bagaimana seorang wirausahawan mamapu menerapkan ilmu tentang kewirausahaan tetapi juga sesuai dengan kaidah agama, seperti adanya kejujuran, kepercayaan, keadilan dan lain sebagainya. Wirausaha dijelaskan bahwa dirinya juga mampu bertindak sesuai pola pikir danmental sesuai dengan ajaran agama. 8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah. Dunia wirausaha merupakan bidang usaha yang penuh dengan lika-liku yang membutuhkan keberanian untuk mengambil resiko. Ketika wirausaha salah dalam pengambilan keputusan tidak jarang akan terjadi suatu permasalahan yang dapat menggangu kelancaran usaha yang ditekuni tersebut. Adanya permasalahan tersebut harus dapat membuat wirausaha mampu mengambil hikmah di balik itu semua dan berusaha agar kegagalan yang pernah dialami tidak terulang diwaktu yang akan datang. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan adalah hasil proses interaksi antarindividu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada mata pelajaran kewirausahaan.
B. Penelitian yang Relevan Peneitian yang serupa pernah dilakukan oleh: 1. Stanlay P. Dewanto (2008), Peranan Kemampuan Akademik Awal, SelfEfficacy, dan Variabel Nonkognitif Lain Terhadap Pencapaian Kemampuan Representasi Multipel Matematis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Ditinjau secara keseluruhan, klasifikasi kemampuan akademik awal (IP matematika mahasiswa), dan angka simpangan baku, kemampuan representasi multipel matematis mahasiswa dalam kedua kelas tergolong baik. Selain dari itu, kemampuan representasi multipel matematis mahasiswa kelas dengan PBM lebih baik dari kemampuan mahasiswa dalam kelas konvensional. b. Ditinjau secara keseluruhan, kualitas self-efficacy mahasiswa kelas dengan PBM lebih baik dari self-efficacy mahasiswa dalam kelas konvensional, terutama pada aspek „mengatasi diri dalam belajar‟ dan „kemampuan berkomunikasi dengan pengajar‟. Self-efficacy mahasiswa kelas dengan PBM tergolong positif sedang self-efficacy mahasiswa kelas konvensional tergolong netral.. c. Dalam kelas dengan pembelajaran PBM, mahasiswa yang memiliki IP tinggi, sedang, dan kurang, berturut-turut juga memiliki self efficacy yang tinggi, sedang, dan kurang. 2. Yudo Khris Hananto (2011) Hubungan tingkat self efficacy terhadap tingkat keberhasilan wirausaha kecil dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan korelasi positif. Adapun nilai hubungan antara self efficacy dengan persepsi keberhasilan usaha berdasarkan hasil yang didapat adalah sebesar 37,4%. 3. Joko Mulyanto (2006) dengan judul hubungan antara status sosial ekonomi to user dengan minat berwiraswasata keluarga, dan prestasi belajarcommit kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 mahasiswa pendidikan teknik bangunan UNS semester V & VII 2006. Dapat ditarik kesimpulan: a. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara status sosial keluarga dengan minat berwiraswasta. b. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara prestasi belajar dengan minat berwiraswasta. c. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara status sosial keluarga dan minat belajar dengan minat berwiraswasta. Jadi dari beberapa penelitian tersebut diatas ada hubungan yang relevan dengan judul penelitian hubungan antara self efficacy, dan prestasi belajar kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka pemikiran 1. Hubungan Antara Self Efficacy terhadap minat berwirausaha Tujuan seseorang memilih jenjang pendidikan SMK adalah agar setelah lulus sekolah dapat langsung bekerja. Hal ini sesuai dengan tujuan dari SMK itu sendiri yaitu menyiapkan lulusan yang siap kerja. Namun kenyataan banyak lulusan SMK yang masih menganggur. Ada banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah sistem pendidikan SMK, guru, siswa serta jumlah lowongan pekerjaan yang ada. Masalah ini membutuhkan pemecahan secepatnya agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan angka pengangguran di Indonesia menjadi berkurang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan mata pelajaran pendidikan kewirausahaan di SMK. Mata pelajaran ini bertujuan menanamkan nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap. Namun pendidikan kewirausahaan saja tidak cukup. Adanya self efficacy juga dibutuhkan guna menanamkan jiwa wirausaha sejati yang nantinya mampu menciptakan kepribadian yang mantap dan mempunyai keberanian dalam mengarungi persaingan yang ada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Selain itu adanya rasa kepercayan pada kemampuan diri sendiri sangatlah penting. Karena bagaimana pun juga jika kita mempunyai kepribadian yang mantap apapun rintangan yang mengahadang akan dihadapi dengan ketegaran dan bahkan dapat menaklukkan tantangan yang ada. Dalam memupuk kepercayaan diri siswa banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang diantaranya dengan mengikuti kegiatan ektrakurikuler dan membuat tujuan hidup baik jangka pendek maupun jangka panjang Jadi hubungan antara self efficacy dengan minat berwirausaha adalah bahwasanya kemampuan afikasi seseorang akan memicu semangat juang yang tinggi. Dengan adanya semangat juang yang tinggi, akan mampu menumbuhkan sikap untuk meraih kesuksesan di segala bidang. Bidang wirausaha merupakan bidang yang menjanjikan kesuksesan dan juga membutuhkan perjuangan yang kuat untuk meraihnya. 2. Hubungan Antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Morgan (dalam Ngalim Purwanto, 2007:84) mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman“ belajar di sekolaha merupakan suatu teori yang nantinya akan dipraktekakn dalam dunia nyata. Dalam dunia wirausaha juga sudah diajarkan teorinya dalam lembaga institusi sekolah. Pelajaran kewiusahaan ini diharapkan mampu memupuk sikap mental, dan kepribadian yang kuat sebagai wirausaha. Pengenalan tentang dunia wirausaha yang ada dalam kurikulum ini nantinya akan terdapat penilaian akan prestasi belajar mata pelajaran tersebut. Selain pengoptimalan hasil belajar wirausaha, juga diharapkan adanya ketertarikan siswa di dunia wirausaha dalam kegiatan belajar-mengajar. Jadi hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha adalah dengan adanya penguasaan teori yang dimiliki juga akan mendorong seseorang untuk berkecimpung di bidang tersebut. Sikap tertarik pada suatu pelajaran akan mendorong seseorang untuk berprestasi di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 bidang mata pelajaran tersebut dan menggeluti profesi tersebut di kehidupan yang nyata. 3. Hubungan antara Self Efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha Adanya self efficacy akan mendorong individu untuk selalu berusaha meraih kesuksesan. individu yang mempunyai self efficacy yang tinggi akan selangkah lebih maju dalam berusaha meraih kesuksesan dibanding dengan yang mempunyai self efficacy yang rendah. Kemampuan penguasaan mata pelajaran akan menimbulkan adanya ketertarikan untuk lebih dalam mempelajarinya dan menggelutinya di dunia nyata. Individu yang selalu berorientais pada prestasi akan berusaha untuk meraih hasil yang terbaik dalam segala hal. Sikap ulet dan pantang menyerah akan membawa individu untuk berpikir positif dan selalu tertantang untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikannya. Prestasi yang tinggi dalam penguasaan teori akan mendorong ketertarikan untuk mempraktekkan teori tersebut dalam dunia nyata. Jadi hubungan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha adalah bahwasanya self efficacy yang dimiliki siswa akan lebih memberikan makna dalam pencarian jati diri dalam pemilihan karir bila dibarengi dengan adanya prestasi yang tinggi baik dalam penguasaan teori maupun dalam hal praktek. Prestasi yang diraih dalam penguasaan teori di dalam suatu lembaga sekolah akan meningkatkan ketertarikan individu guna mempraktekkannya di dunia nyata ilmu atau teori yang didapatkannya tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Dari kesimpulan kerangka pemikiran tersebut, maka perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya penulis gambarkan skema sebagai berikut:
Self Efficacy (X 1 )
Minat berwirausaha (Y) Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan ( X2 )
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
1) Hubungan antara self efficacy (X1) dengan minat berwirausaha siswa (Y) 2) Hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan ( X 2 ) dengan minat berwirausaha siswa(Y) 3) Hubungan antara self efficacy (X1), dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan (X2) dengan minat berwirausaha siswa (Y) D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang relevan dan kerangka pemikiran yang ada maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada hubungan positif antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 2. Ada hubungan positif antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 3. Ada hubungan positif antara self efficacy, dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 commit to user Kudus tahun pelajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kudus pada siswa kelas XI Tahun Ajaran 2010/2011. Adapun alasan peneliti memilih tempat ini adalah: a. SMK Negeri 3 Kudus belum pernah menjadi objek penelitian dengan materi dan judul yang sama dan diharapkan akan berguna bagi sekolah. b.SMK Negeri 3 Kudus bersedia menjadi subjek penelitian serta tersedianya data yang peneliti perlukan dalam penelitian ini. 2. Waktu Penelitian Pengalokasian waktu secara tepat merupakan langkah awal dalam penelitian agar berjalan secara teratur. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan januari 2011 sampai Juli 2011. Adapun rencana jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi Keterangan
Jan
Feb
2011 Mar Apr Mei
a. Persiapan Penelitian 1. Pengajuan Judul 2. Proposal 3. Menyusun Perijinan 4. Menyusun Instrumen 5. Melaksanakan Try Out b. Pelaksanaan Penelitian 1. Mengumpulkan Data 2. Menyusun Data 3. Mengolah Data c. Penyusun Laporan 1.penggandaan commit32to user
Juni
Juli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengemukakan “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 dengan perincian sebagai berikut: a. Kelas XI programTKR sebanyak 170 siswa b. Kelas XI program TPHP sebanyak 70 siswa c. Kelas XI program BB sebanyak 20 siswa 2. Sampel “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.(Sugiyono 2010:81). sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) menyatakan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga penelitan merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%25% atau lebih”. (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin banyak subyek yang diambil maka akan semakin besar kepercayaan terhadap hasil penelitian. Namun karena adanya keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi yang ada. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a. 15% x jumlah siswa kelas XI TKR sebanyak 170 siwa
= 26 siswa
b. 15% x jumlah siswa kelas XI TPHP sebanyak 70 siswa
= 11 siswa
c. 15% x jumlah siswa kelas XI BB sebanyak 20 siswa
= 3 siswa +
commit to user
= 40 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 3. Sampling Dalam pengambilan sampel perlu digunakan teknik yang benar agar sampel yang diperoleh benar-benar menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Suatu penelitian tidak harus menggunakan seluruh populasi yang ada karena disamping memerlukan biaya yang besar juga membutuhkan tenagayang besar serta waktu yang lama. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995: 150), ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya smapel dalam suatu penelitian, yaitu: a. Derajat Keseragaman(degree of homogenity). makin seragam populasi itu, makin sedikit sampel yang dapat diambil. b. Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Presisi adalah tingkat ketetapan yang yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel dibandingkan hasil yang diperoleh dari catatn lengkap. c. Rencana analisis. Besarnya sampel yang diambil harus dapat memenuhi kebutuhan analisa yang akan dilakukan. d. Temaga, biaya, dan waktu. Besarnya sampel harus disesuaikan dengan tenaga, biaya dan waktu yang dimiliki oelh peneliti. Berdasarkan keterangan di atas maka dalam penelitian ini dilakukan teknik sampling secara probability sampling. Sugiyono (2010:81) mengatakan bahwa “Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Kembali menurut Sugiyono (2010: 82) bahwa “… dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu”. Peneliti menggunakan teknik ini karena populasi yang ada dianggap mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan responden.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan dalam suatu penelitian dengan menggunakan commit to user “Data merupakan keterangan alat tertentu. Iqbal Hasan (2004:19) mengatakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang dapat diketahui atau yang dianggap ataupun anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain”. Beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006:150-158) adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tes dan Soal tes Angket atau Kuisioner Interview Observasi Skala Bertingkat atau Rating Scale Dokumentasi
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tes Suharsimi Arikunto (2006:150) mengemukakan bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam menggunakan metode tes ini, peneliti dapat menggunakan instrument berupa tes untuk mengukur suatu variabel. Ditinjau dari sasarannya atau objek yang akan dievaluasi tes dapat dibedakan menjadi : a. Tes kepribadian atau personality test b. Tes bakat atau aptitude test c. Tes inteligensi atau intelligence test d. Tes sikap atau attitude test e. Teknik proyeksi atau projective technique f. Tes minat atau measures of interest g. Tes prestasi atau achievement test
(Suharsimi Arikunto, 2006:150-151)
2. Angket atau Kuesioner a. Pengertian Angket atau Kuesioner Suharsimi Arikunto (2006:150) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah commit to useruntuk memperoleh informasi dari sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Dalam metode angket, hubungan antara responden dengan peneliti dilakukan melalui media, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data dengan angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden. b. Macam-macam Angket Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:152), kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan: Dipandang dari cara menjawab, maka ada: 1) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 2) Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada: 1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Dipandang dari bentuknya, maka ada: 1) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. 2) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka. 3) Check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (ü) pada kolom yang sesuai. 4) Rating-scale, (skala bertingkat, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berbentuk rating-scale. Angket berbentuk rating-scale yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan yang disediakan untuk responden agar mereka menjawab tentang dirinya sendiri, yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih satu jawaban pada kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan. 3. Wawancara Wawancara merupakan cara yang tepat dilakukan guna memperoleh commit to user inforamsi dari informan secara langsung. Suharsimi Arikunto (2006:155)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 berpendapat bahwa, “Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara dapat dilakukan dalam berbagai cara. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:156) interview ditinjau dari pelaksanaannya dibedakan menjadi : a. Interviu bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. b. Interviu terpimpin, guided interview, yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur. c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interviu bebas dan interviu terpimpin. 4. Observasi Observasi dalam pengertian psikologik merupakan suatu pengamatan. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:156) mengemukakan bahwa, “Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunkan instrument pengamatan. b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. (Suharsimi Arikunto, 2006:157) 5. Skala Bertingkat atau Rating Scale Menurut Suharsimi Arikunto (2006:157), “Skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala”. Skala tersebut dapat memberikan gambaran suatu subjek. Namun skala bertingkat ini harus diinterprestasikan secara hati-hati. 6. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh commit to user sumber data. Suharsimi Arikunto (2006:158) menyatakan bahwa, “Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan: a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. b. Check list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. (Suharsimi Arikunto, 2006:158-159)
Sesuai dengan pokok persoalan dalam penelitian mengenai hubungan antara self efficacy dan presstasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Metode observasi digunakan dalam penelitian ini dengan alasan untuk mengamati obyek penelitian. Penulis menggunakan salah satu teknik observasi yaitu teknik observasi non-sistematis. Dengan mengamati secara langsung penulis dapat memperoleh gambaran kondisi sekolah antara lain seperti: Kondisi sekolah, yaitu mengenai gambaran dan kondisi umum SMK Negeri 3 Kudus yang memiliki beberapa fasilitas yang menunjang pembelajaran siswa. Selain itu, SMK Negeri 3 Kudus mempunyai guru-guru yang telah profesional, sehingga muridnya pun mendapat prestasi yang baik. 2. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berkenaan dengan penelitian. Penulis menggunakan pedoman dokumentasi untuk memperoleh sumber data. Alasan penulis menggunakan metode ini karena digunakan untuk mengetahui: a. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Surakarta. b. Daftar nilai ulangan yang akan dijadikan sebagai acuan penilaian prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa 3. Angket atau Kuesioner Penulis menggunakan teknik angket guna memperoleh informasi dari commit to user responden. Alasan penulis memilih teknik ini karena teknik ini merupakan cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 yang tepat untuk mendapat informasi dari responden yang berjumlah besar, selain itu semua responden dapat diberi pertanyaan atau pernyataan yang terstandar. Angket yang diberikan kepada responden adalah mengenai self efficacy, dan minat berwirausaha siswa.
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode angket langsung tertutup, maksudnya adalah responden langsung menjawab pertanyaan yang sudah disediakan, Sebagaimana diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006:152) bahwa, “Suatu angket disebut angket langsung tertutup jika responden menjawab tentang dirinya yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini mempunyai variabel yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu variabel terikat dan variabel bebas atau tidak terikat. Adapun keterangannya adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas 1)
Self Efficacy (X 1 ) Self efficacy merupakan keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif. Seberapa besar rasa kepercayaan diri siswa pada kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi serta menyelesaiakn suatu masalah.
2)
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan (X 2 ) Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan adalah seberapa besar pemahaman
dan
penyerapan
siswa
kewirausahaan.
commit to user
terhadap
mata
pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 b. Variabel terikat : minat berwirausaha (Y) Yang dimaksudkan di sini adalah kondisi siswa dimana siswa mempunyai keinginan untuk menekuni bidang wirausaha dan mau berusaha keras untuk mencapai kesuksesan dibidang yang ditekuni.
2. Penyusunan Angket Penyusunan angket harus dilakukan dengan baik agar dapat mengukur variabel secara tepat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan angket ini adalah sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi angket Kisi-kisi diperlukan untuk melihat dan memperjelas terlebih dahulu permasalahan yang akan dituangkan dalma angket serta untuk mempermudah pembuatan item-item. Kisi-kisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-kisi Angket Self Efficacy dan Minat Berwirausaha Variabel
Indikator
Self Efficacy 1) Level
Minat
Item +
-
Skala
4.2.5.9.13.15 1.3.26.16.17.19
2) Strength
6.8.21.10
12.14.20.23
3) Generality
7.18.22
11.24.25
1) Kesadaran
3. 5. 4. 8
1. 2. 12
6. 15. 16
7. 21. 24
3) perasaan tertarik
9. 10. 22
11. 13. 17
4) perasaan senang
18. 23. 25
14. 19. 20
Berwirausaha 2) kemauan
Interval
Interval
2) Pembuatan butir soal Butir soal dibuat berdasarkan kisi-kisi angket yang telah disusun sebelumnya dan setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda-beda. Pemberian skor penilaian angket dalam penelitian ini berpedoman pada penskalaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 model Likert, dimana responden diminta untuk menyatakan sikapnya dalam lima kategori jawaban. Untuk menentukan skor atau nilai jawaban angket digunakan skala likert. Skala likert merupakan gradasi dari yang sangat positif sampai negative, dapat berupa kata-kata sebagai berikut: a) Sangat setuju / setuju / ragu-ragu / tidak setuju / sangat tidak setuju b) Selalu /sering / kadang-kadang / hampir tidak pernah / tidak pernah c) Sangat positif / positif / netral / negative / sangat negative d) Baik sekali / cukup baik / kurang baik / sangat baik
Tabel 3. Skala Jawaban dan Bobot Menurut Skala Likert Bobot Item
Bobot Item
Positif
Negatif
a. Sangat setuju
5
1
b. Setuju
4
2
c. Netral
3
3
d. Tidak setuju
2
4
e. sangat tidak setuju
1
5
Jawaban
Dalam penelitian ini untuk menghindari hilangnya banyak data atau informasi yang diperlukan oleh peneliti dikarenakan sikap netral/ abstain (tidak menjawab atau memutuskan) responden dengan memilih alternatif jawaban netral, maka kategori netral pada skala likert tersebut dihilangkan. Hal ini sesaui pendapat yang diuraikan sebai berikut: a) Kategori undecided akan mempunyai arti ganda, bias diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bias juga diartikan netral, setuju tidak dan tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. b) Tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya kea rah setuju ataukah kea rah tidak setuju. c) Maksu kategori jawaban SS-S-TS-STS commit to user adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden kea rah setuju atau kea rah tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 setuju. Jika disediakan kategori jawaban netral maka akan menghilangkan banyak data sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari paar responden. (Sutrisno Hadi, 1995:20) Dapat dianalisis dengan menggunakan skor terlebih dahulu pada setiap jawaban responden. Skor untuk skala ini memiliki nilai 1-4. pemberian bobot nilai tergantung pada pertanyaan dan pernyataan. ◘
◘
Perhitungan penilaian untuk pernyataan positif sebagai berikut: Sangat setuju
bobot nilai 4
Setuju
bobot nilai3
kurang setuju
bobot nilai2
Tidak setuju
bobot nilai 1
Apabila pernyataan yang diajukan berbentuk pertanyaan, maka perhitungan nilainya sebagai berikut: Sangat setuju
bobot nilai1
Setuju
bobot nilai2
Kurang setuju
bobot nilai3
Tidak setuju
bobot nilai 4
3. Uji coba angket Kuisioner sebagai instrument atau alat pengumpulan data harus baik agar dapat diperoleh data yang benar-benar menggambarkan variabel yang akan diteliti sebagai alat untuk menguji hipotesis. Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa “suatu instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Uji coba angket akan dilakukan secara acak dan diambil secara pengundian. Adapun syarat valid dan reliable dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Uji Validitas Angket Suharsimi Arikunto (2006:168) mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan kesahihan suatu instrument”. Untuk mengukur validitas angket, maka digunakan rumus korelasi commit to user product moment sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2006:196)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
n(
r xy =
{n
x2
xy
) (
x
)(
( x) 2 }{n
y
)
y2
( y) 2
Keterangan: r xy
: koefisian Product Moment
n
: jumlah sampel;
x
: skor pertanyaan
y
: total skor xy
: jumlah perkalian x dan y
x2
: jumlah kuadrat dari x
y2
: jumlah kuadrat dari y
Berdasarkan perhitungan dibandingkan dengan angka kritik dari tabel korelasi nilai r pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria pengujian valid data bila rxy > rtabel. Pada variabel self efficacy terdapat 24 item soal yang valid dan 3 item soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 4, 10 dan 16. Sedangkan untuk variabel minat berwirausaha terdapat 21 item soal valid dan 4 item soal tidak valid, yaitu item soal nomor 8, 9, 15, dan 18 (perhitungan terlampir) 2) Uji Reabilitas angket Reabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dimana hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjang seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Cronbach Alpha oleh Suharsimi Arikunto (2006:196) sebagai berikut: R 11 =[
k k 1
][1-
2 b 2 1
]
Keterangan: R 11
: reliabilitas angket
K
: banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
b2 t2
: jumlah varian butir : varians soal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Setelah harga r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. Jika rhitung lebih kecil daripada instrumen rtabel tidak reliabel. Sebagai batas koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: sampai 0,20
: korelasi yang sangat rendah
0,21 sampai 0,40
: korelasi yang rendah
0,41 sampai 0,70
: korelasi yang cukup/ sedang
0,71 sampai 0,90
: korelasi yang tinggi
0,91 sampai 1,00
: korelasi yang sangat tinggi
Berdasarkan perhitungan (terlampir), dapat disimpulkan bahwa angket self efficacy adalah reliabel, karena pada perhitungan yang dibuktikan bahwa r11 > rtabel atau 0,887 > 0,444. Begitu juga untuk perhitungan angket minat berwirausaha reliabel dengan pembuktian bahwa r11 > rtabel atau 0,8975 > 0,444. Hasil uji validitas dan reliabilitas angket setelah diketahui peneliti dapat mengganti atau memperbaiki item soal yang tidak valid. Dalam penilitian ini, butir soal yang tidak valid dihilangkan dalam pelaksanaan penelitian. 4. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatn, transkip, buku, surat kabar, majalah, prsasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya“. Data dokumentasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah daftar nilai ulangan siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 yang dijadikan sebagai sampel yakni 40 siswa yang diambl secara acak dari tiap bidang keahlian..
E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul seluruhnya, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Teknik analsis data adalah cara yang digunakan dalam menghitung dan menganalisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tujuan dari analisis data adalah untuk menyediakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca serta diinterpretasikan agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti ajukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Sugiyono (2010: 147) memberikan gambaran mengenai teknik analisis data yaitu sebagai berikut: Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Variabel yang terlibat dalam penenlitian ini adalah: 1. Self Efficacy (X1) dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan (X2) sebagai variabel bebas atau prediktor. 2. Minat Berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat disebut kriterium. Prosedur analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat 2. Pengujian hipotesis Selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak menggunakan uji normalitas Chi-Kuadrat menurut Suharsimi Arikunto (2006:290) yaitu:
X2
fo
fh fh
Keterangan: X 2 : Chi- Kuadrat f0
: frekuensi yang di observasi
fh
: frekuensi yang diharapkan
Kriteria uji: Jika X2hitung < X2tabel. Maka sampel berasal dari populasi terdistribusi normal. Sebaliknya, jika X2hitung > X2tabel maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 b. Uji Linearitas Uji Lenearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah model linear yang diambil betul-betul cocok dengan keadaan atau tidak. Pengujian ini digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linear antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Uji linearitas variabel X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y digunakan untuk mengetahui tingkat kelinearan atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga diikuti oleh peningkatan variabel Y. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan menetapkan harga-harga (Sudjana, 2001: 17)
1. JK (G)
=
Y
2
Y
2
ni
2. JK (TC)
= JK (S) – (JK (G), dimana
JK (S)
= JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK (T)
=
Y2 Y
JK (a)
=
JK (b/a)
=b
b
=
2
n X1
X 1Y
n
X 1Y n
3. dk (tTC)
= k–2
4. dk (G)
=n–k
5. S2 (TC)
=
JK (TC ) dk (TC )
6. S2 (G)
=
JK (TC ) dk (TC )
7. F hitung (1)
=
S 2 (TC ) S 2 (G )
Y
n
X1
X 12
commit to user
Y X
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 S 2 reg S 2 res
F hitung (2)
=
S2 reg
= JK (b/a)
S2 res
=
JK ( S ) dk ( S )
Dimana: JK (G)
= Menyatakan jumlah kuadrat
JK (TC)
= Menyatakan jumlah kuadrat tuna cocok
dk
= Derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat yang berbeda-beda). Untuk tuna cocok (TC) Untuk tuna galat
S2 (TC)
= Menyatakan rata-rata jumlah kuadrat
S2 (G)
= Menyatakan rata-rata jumah kuadrat galat
Jika X2hitung < X2
tabel
: k-2 : n-2
maka model linear yang siambil benar-benar
cocok, tetapi apabila X2hitung < X2
tabel
model linear yang diambil tidak
cocok. c. Uji Independensi Uji independensi digunakan untu menguji apakah ada hubungan antara dua faktor variabel dalam penelitian. Apabila hasil pengujian tersebut tidak terdapat kaitan, dapat dikatakan faktor-faktor tersebut bersifat independent atau bebas statistic. Rumus yang digunakan untuk mengetahui independensi variabel X1 dan X2 adalah rumus korelasi product moment dari pearson sebagai berikut: (Sudjana, 2001:47) N
= N
Apabila
X
2 1
X1 X 2 ( X1 )
( X 1 )( X 2 ) 2
N
2 2
( X 2 )2
> r tabel berarti ada hubungan yang berarti antara X 1 dengan
X2. dan sebaliknya apabila antara X 1 dengan X2.
< r tabel maka tidak ada hubungan yang berarti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 2. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regretion) dengan tiga variable bebas (X 1 = Self Efficacy, X 2 = Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, dan Y= Minat Berwirausaha). a. Hipotesis Pertama Menguji hipotesis yang pertama yaitu “Terdapat hubungan antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011”. b. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yaitu: “Terdapat hubungan antara prestasi beljaar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011”. Maka digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dengan skor, rxy
N( N
X2
XY ) ( (
X )(
X )2 N
Y) (Y 2 )(
Y )2
Keterangan:
rxy
= koefisien korelasi antara X dan Y
∑ XY
= jumlah produk dari X dan Y
∑ X2
= jumlah kuadrat deviasi X
∑ Y2
= jumah kuadrat deviasi Y
(Suharsimi Arikunto, 2006: 275)
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan tabel nilai r Product Moment. Apabila rxy < rt : maka Ho diterima.
rxy >rt: maka Ho ditolak. c. Hipotesis Ketiga Uji hipotesis yang ketiga yaitu: “Terdapat hubungan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011”, maka digunakan teknik analisis regresi dua prediktor. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Persamaan garis regresinya sesuai dengan rumus dari Sutrisno Hadi (2000:21-22) sebagai berikut:
Untuk menghitung besarnya konstanta
dan
digunakan rumus
simultan:
Koefisien korelasi antara kriterium y dengan prediktor X1 dan prediktor X2, digunakan rumus analisis regresi linier dua predictor dari Sutrisno Hadi (2001:25) sebagai berikut :
di mana: JKreg
= = koefisien prediktor X1 = koefisien preiktor X2 = jumlah produk antara X1 dan Y
= jumlah produk antara X2 dan Y = jumlah kuadrat riterium Y Kriteria kesimpulan: Ry(1,2) < r tab = ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor (X1) dan (X2) Ry(1,2) > r tab = tidak ada korelasi antara kriterium (Y) dengan predictor (X1) dan (X2) Mengetahui apakah data hubungan self efficacy dan presatsi belajar mata pelajaran kewirausahaan signifikan terhadap minat berwirausaha dengan perhitungan menggunakan rumus F regresi, (Sudjana, 2001:108):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 di mana: F
= harga regresi linier
k
= Banyaknya variabel bebas
n
= ukuran sampel
R
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor
Harga F dikonsultasikan dengan nilai-nilai F tabel. Apabila Fhitung < Ftab : maka Ho ditolak berarti tidak ada pengaruh antara kriterium dengan prediktor (non signifikan), sebaliknya Fhitung > Ftab: maka Ho diterima berarti ada pengaruh antara kriterium dengan prediktor secara menyakinkan.
d. Sumbangan relatif dan efektif dari masing-masing prediktor Untuk mencari besarnya sumbangan relatif masing-masing prediktor terhadap kriterium dihitung dengan rumus : Prediktor X1 :
Prediktor X2 :
JKreg= a1.Σx1y + a2.Σx2xy (Sutrisno Hadi, 2000 : 42) Untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium. Terlebih dahulu dicari efektivitas garis regresi yang dicerminkan dalam koefisien determinan (R2) dengan rumus :
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus: SE%X1 = SR%X1 x R2 Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus: SE%X2 = SR%X2 x R2
commit to user di mana : R2 = SE efektifitas garis regresi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Umum a. Sejarah SMK Negeri 3 Kudus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kudus berdiri pada tahun 2007 yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pendidikan Prof.Dr.Bambang Sudibyo, M.BA. SMK Negeri 3 Kudus dipimpin oleh Kepala Sekolah Bapak Drs.H.Moch. Sholeh, M.M. dan merupakan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri termuda yang ada di kabupaten Kudus. Kegiatan belajar-mengajar di SMK Negeri 3 Kudus dimulai dari pagi hari sampai siang hari yakni mulai pukul 07.00-13.30 WIB. Hal ini untuk meningkatkan kualitas belajar di SMK Negeri 3 Kudus sehingga mampu menjadikan siswa yang berprestasi dan mampu bersaing dengan sekolah lain. Selain itu sarana dan prasarana di sekolah juga mulai ditingkatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Program keahlian yang diselengggarakan pada SMK Negeri 3 Kudus yaitu Teknik Otomotif dengan jurusan Teknik Kendaraan Rakitan (TKR), Tata Busana dengan jurusan Busan Butik (BB), dan Agribisnis Hasil Pertanian dengan jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP). Pada awal pendiriannya kelas yang disediakan untuk Teknik Otomotif ada 3 kelas, Agribisnis Hasil Pertanian ada 2 kelas, dan Tata Busana 1 kelas. Pada tahun pelajaran 2010/2011 jumlah kelas yang ada di SMK Negeri 3 Kudus sebanyak 20 kelas, yaitu untuk kelas Teknik Otomotif kelas X dan XI masing-masing 4 kelas sedang kelas XII 3 kelas, untuk kelas Agribisnis Hasil Pertanian pada kelas X-XII masing-masing 2 kelas, serta untuk kelas Tata Busana untuk kelas X-XII masing-masing 1 kelas.
51 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 b. Visi dan Misi SMK Negeri 3 Kudus Visi
: Menjadi lembaga pendidikan menengah kejuruan yang berkualitas, professional, adaptif, fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan global.
Misi : 1) Menyiapkan tamatan yang memiliki budi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudaya Indonesia. 2) Menyiapkan tamatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai standar keahlian kejuruan. 3) Menyiapkan tamatan agar mampu mengembangkan diri dan memilih karier serta menumbuhkan jiwa mandiri. 4) Mewujudkan
pelayanan
prima
dalam
upaya
memaksimalkan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sekolah dan masyarakat. 5) Memberdayakan lingkungan secara optimal guna menunjang kemandirian sekolah. c. Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kudus Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang peningkatan pendidikan serta pembentukan generasi yang berbudi luhur dan mandiri. Upaya dalam meningkatkan pendidikan tersebut membutuhkan kinerja yang dilakukan secara bersama-sama bukan individualis dan membutuhkan pembagian kerja yang nyata. Oleh sebab itu, maka sekolah membuat struktur organisasi dengan susunan kepengurusan yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda pada tiap bagian untuk memenuhi tuntutan peningkatan pendidikan serta pembentukan generasi yang berbudi luhur dan mandiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Adapun Struktur Organisasi di SMK Negeri 3 Kudus adalah sebagai berikut: Majlis Sekolah
KepSek
Komite
Ketua TU Wakasek Sarpras&TK
Wakasek Kesiswaan
wakasek Kurikulum
Wakasek Hubungan Industri
Kesekretariatan
Bendahara Gaji Ka. Kompetensi Keahlian Otomotif
Ka Kompetensi Keahlian Busana
Ka. Kompetensi Keahlian Pertanian
Inventarisasi
Wali Kelas
Siswa
Wali Kelas
Siswa
Siswa
Siswa
Wali Kelas
Siswa
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011
commit to user
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 d. Keadaan Lingkungan Sekolah 1) Lokasi SMK Negeri 3 Kudus SMK Negeri 3 Kudus beralamat di Jl. Babalan-Prawoto, Kalirejo Undaan Kudus. Telp: (0291) 3310472 Kudus 59372 2) Sarana dan Prasarana a) Sarana Alat-alat yang tersedia di SMK Negeri 3 Kudus, yaitu: (1) di dalam kelas Penggaris, penghapus, papan tulis, spidol, meja-kursi guru dan meja-kursi Siswa. (2) Laboratorium Agribisnis Hasil Pertanian yang meliputi: (a) Laboratorium Pengujian Mutu (b) Labiratorium Pengolahan Makanan Kering (c) Laboratorium Pengolahan Makanan Basah (3) Laboratorium program Teknik Mekanik Otomotif yang meliputi: (a) Laboratorium Gambar (b) Laboratorium Kelistrikan (c) Laboratorium Chasis dan Body (d) Laboratorium Motor Otomotif (e) Laboratorium Kerja Bangku (4) Laboratorium Tata Busana yang meliputi: (a) Laboratorium Desainer (b) Laboratorium Peralatan Pertanian. b) Prasarana SMK Negeri 3 Kudus terletak di Kalirejo, Undaan, Kudus tepatnya di Jl. Babalan-Prawoto, Kalirejo Undaan Kudus. Prasarana yang ada terdiri dari: (1) Ruang Kelas: (a) Ruang Kelas X TKR Ruang kelas X TPHP Ruang Kelas commit X BB to user
: 4 Kelas : 2 Kelas : 1 Kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 (b) Ruang Kelas XI TKR
: 4 Kelas
Ruang Kelas XI TPHP
: 2 Kelas
Ruang Kelas XI BB
: 1 Kelas
(c) Ruang Kelas XII TKR
: 3 Kelas
Ruang Kelas XII TPHP
: 2 Kelas
Ruang Kelas XII BB
: 1 Kelas.
(2) Prasarana Penunjang KBM (a) Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, dan Ruang Tata Usaha. (b) Ruang Perpustakaan (c) Ruang UKS (d) Ruang Komputer (e) Aula (f) Kamar Mandi (g) Masjid (3) Kurikulum Kurikulum yang digunakan di SMK Negeri 3 Kudus untuk kelas X, kelas XI, dan kelas XII adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Deskripsi Data Khusus Berkaitan dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada BAB II, maka diperlukan data-data yang harus dianalisis. Data tersebut berupa data mengenai self efficacy dan minat berwirausaha yang didapat dari angket serta data mengenai prestasi belajar yang berasal dari dokumentasi data nilai ulangan mata pelajaran kewirausahaan pada siswa kelas XI tahun pelajaran 2010/2011. a. Self Efficacy (X1) Self efficacy adalah suatu keadaan di mana invividu merasa mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan tugas diberikan kepadanya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Self efficacy dalam hal ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang ada di dalamnya yang meliputi magnitude, strength, generality. to user Untuk mengungkap self efficacycommit subyek, alat yang digunakan adalah angket.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Semakin tinggi skor subyek semakin tinggi self efficacy subyek atau sebaliknya, semakin rendah skor subyek maka self efficacy yang dimiliki subyek rendah. Data tentang self efficacy yang diperoleh dari skor hasil pengolahan data angket yang telah diisi oleh siswa kelas XI SMKN 3 Kudus tahun ajaran 2010/2011, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Self Efficacy Interval kelas 72 – 75 76 - 79 80 – 83 84 – 87 88 – 91 92 - 95 jumlah
Frekuensi ablsolut (banyak siswa) 3 8 11 10 4 4 40
Frekuensi relative (%) 7,5% 20% 27,5% 25% 10% 10% 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data self efficacy dikelompokkkan dalam 6 kelas dengan interval kelas sebesar 4, sehingga dapat diperoleh data: rata-rata nilai self efficacy siswa adalah 83. Standar Deviasi(SD) adalah 5,569, Median (nilai tengah) 82,773, dan Modus (nilai yang sering muncul) adalah 82,5. Nilai self efficacy di atas dapat diklasifikasikan berdasarkan rata-rata sehingga diperoleh: 1) Terdapat sebanyak 11 (27,5%) siswa yang memperoleh nilai antara 72 – 79. Hal ini mennunjukkan bahwa self efficacy siswa tersebut termasuk dalam kategori sedang. 2) Terdapat sebanyak 21 (52,5%) siswa yang memperoleh nilai antara 80 – 87, hal ini menunjukkan bahwa self efficacy siswa tersebut termasuk dalam kategori cukup tinggi. 3) Terdapat sebanyak 4 (10%) siswa yang memperoleh nilai antara 88 – 91, hal ini menunjukkan bahwa self efficacy siswa tersebut termasuk dalam kategori commit to user tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 4) Terdapat sebanyak 4 (10%) siswa yang memperoleh nilai antara 91 – 93, hal ini menunjukkan bahwa self efficacy siswa tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. (Perhitungan selengkapnya ada di lampiran 13 halaman 105) Berdasarkan hasil perolehan nilai dari angket self efficacy di atas apabila dikaitkan dengan minat berwirausaha maka dapat diketahui bahwa terdapat 11 siswa yang berada dalam kategori memiliki minat berwirausaha rendah yakni berada pada nilai antara 55 – 58 dari hasil pengukuran angket minat berwirausaha, 21 siswa yang berada dalam kategori memiliki minat berwirausaha cukup tinggi yakni berada pada nilai antara 63 – 70, 4 siswa memiliki minta berwirausaha tinggi yakni berada nilai antara 71 – 74, dan 4 siswa yang berada dalam kategori memiliki minat berwirausaha sangat tinggi yakni berada pada nilai antara 75 – 78. Perbedaan tingkat self efficacy pada setiap siswa juga menyebabkan minat berwirausaha yang rendah pula. Hal ini dikarenakan siswa yang mempunyai self efficacy yang tinggi akan mudah bergaul dan mempunyai rasa kepercayaan yang tinggi untuk menyelesaikan suatu permasalahan, siswa akan selalu tertantang untuk mampu menyelesaiaknnya. Data distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan dalam histogram batang sebagai berikut:
Histogram Data Self Efficcay 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 72-75
76-79
80-83
84-87
88-91
Interval Kelas
commit to user Gambar 3. Histogram Data Self Efficcay (X1)
92-95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
b. Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan Belajar merupakan proses perubahan dari tingkah laku yang kurang baik menjadi baik. Keberhasilan belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi baik dalam bentuk ulangan, pengamatan tingkah laku dan sebagainya atau dalam kata lain prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dapat dilihat baik berupa angka, huruf atau pun tindakan dalam periode tertentu. Data mengenai prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan diambil dari hasil ulangan siswa. Semakin tinggi nilai ulangan siswa menunjukkan semakin tinggi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. Data yang digunakan dalam analisis ini diperoleh dari hasil ulangan harian ke 2 semester I kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 yang diambil sebagai sampel yakni 40 siswa dari tiap jurusan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dilihat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahan Interval Kelas
Frekuensi Absolut (Banyak Siswa)
Frekuensi Relatif (%)
70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93
4 7 11 8 6 4
10& 17,5% 27,5% 20% 15% 10%
jumlah
40
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dikelompokkan dalam 6 kelas dengan interval sebesar 4, sehingga diperoleh data: nilai tertinggi diperoleh sebesar 93 dan nilai terendah adalah 70. Sedangkna rata-rata prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan siswa adalah 81,2, dengan Standar Deviasi (SD) 5,862, median (nilai tengah) 80,77, modus (nilai yang sering muncul) 79,8. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Data perstasi belajar mata pelajaran kewirausahaan di atas dapat diklasifikasikan berdasarkan rata-ratanya, sehingga diperoleh data: 1) Terdapat sebanyak 4 (10%) siswa yang memperoleh nilaai antara 70 – 73, hal ini menunujkkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa termasuk dalam kategori sedang. 2) Terdapat sebanyak 18 (45%) siswa yang memperoleh nilaai antara 74 – 81, hal ini menunujkkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa termasuk dalam kategori cukup tinggi. 3) Terdapat sebanyak 14 (35%) siswa yang memperoleh nilaai antara 81 – 89, hal ini menunujkkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa termasuk dalam kategori tinggi. 4) Terdapat sebanyak 4 (10%) siswa yang memperoleh nilaai antara 70 – 75, hal ini menunujkkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi. (Perhitungan selengkapnya ada di lampiran 15 halaman 109) Berdasarkan nilai hasil ulangan harian siswa di atas apabila dikaitkan dengan minat berwirausaha siswa maka dapat diketahui bahwa terdapat 4 siswa yang berada dalam kategori rendah minat berwirausahanya yakni memperoleh nilai antara 55 – 58, 18 siswa yang berada pada kategori cukup minat berwirausaha memperoleh nilai antara 59 – 66, 14 siswa yang berada dalam kategori sedang minat berwirausaha memperoleh nilai antara 67 – 74, dan 4 siswa yang berada dalam kategori cukup tinggi minat berwirausa memperoleh nilai antara 75 – 78. Perbedaan pencapaian hasil belajar/ prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan pada siswa juga menyebabkan minta berwirausaha setiap siswa berbeda-beda. Siswa yang memiliki prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang tinggi akan memiliki minat berwirausaha yang tinggi pula, sedangkan siswa yang memiliki prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan rendah akan memiliki minat berwirausaha yang rendah pula. Prestasi belajar seseorang akan tampak dalam hasil belajar yang tercermin to user dalam nilai yang diperoleh, polacommit pikir serta tindakan siswa sehari-hari. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 adanya prestasi belajar maka dapat diketahui bahwa seorang siswa memiliki penguasaan yang cukup mendalam sehingga mampu mengapresiasikan dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Adanya kemampuan yang dimiliki dalam penguasaan teori akan dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi kaan cenderung mempunyai gambaran yang jelas tentang cita-cita kelak, sedangkan siswa yang kurang berprestasi akan cenderung asal-asalan dalam menentukan masa depannya dan bergantung pada orang lain. Data distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
Histogram DataPrestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 70-73
74-77
78-81
82-85
86-89
90-93
Interval Kelas
Gambar 4. Histogram data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan siswa (X2)
c. Minat Berwirausaha Minat berwirausaha adalah keinginnan yang kuat pada diri seseorang untuk menenkuni bidang kewirausahaan, pengukuran minat berwirausaha subyek penelitian digunakan angket minat berwirausaha. Semakin tinggi nilai yang diperoleh semakin tinggi pula minat berwirausaha subyek, sebaliknya semakin sedikit nilai yang diperoleh semakin rendah pula minat berwirausahanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Data tentang minat berwirausaha siswa diperoleh dari skor hasil pengolahan data angket yang diisi oleh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011 yakni sebanyak 40 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dibuat distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi frekuensi variabel minat berwirausaha siswa Interval Kelas 55 – 58 59 – 62 63 – 66 67 – 70 71 – 74 75 – 78 Jumlah
Frekuensi Absolut (Banyak Siswa) 3 7 12 7 6 5 40
Frekuensi Relatif 7,5% 17,5% 30% 17,5% 15% 12,5% 100%
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa data minat berwirausaha siswa dapat dikelompokkan dalam 6 kelas dengan interval kelas sebesar 5, sehingga diperoleh: Rata-rata nilai responden sebesar 66,6 dengan Standar Deviasi (SD) 5,869, median (nilai tengah) 65,83, modus (nilai yang sering muncul) 65,83. Nilai minat berwirausaha dapat diklasifikasikan berdasarkan rata-ratanya, sehingga diperoleh data: 1) Terdapat sebanyak 10 (25%) siswa yang memperoleh nilai antara 55 – 62, hal ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa tersebut masuk dalam kategori rendah. 2) Terdapat sebanyak 19 (47,5%) siswa yang memperoleh nilai antara 63 - 70, hal ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa tersebut masuk dalam kategori cukup. 3) Terdapat sebanyak 6 (15%) siswa yang memperoleh nilai antara 71 – 74, hal ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa tersebut masuk dalam kategori sedang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 4) Terdapat sebanyak 5 (12,5%) siswa yang memperoleh nilai antara 55 – 58, hal ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa tersebut masuk dalam kategori tinggi. (Perhitungan selengkapnya ada di lampiran 16 halaman 111) Dari 40 siswa, apabila dilihat dari self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan maka terdapat 10 siswa yang berada pada di bawah ratarata dapat dikatakan siswa yang memiliki self efficacy sedang dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan sedang sebanyak 3 siswa dengan nilai minat berwirausaha antara 55 – 58, siswa yang memiliki self efficacy sedang dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan sedang sebanyak 7 siswa dengan minat berwirausaha antara 59 – 62. Pada kelompok rata-rata terdapat 12 siswa yang memiliki self efficacy cukup tinggi dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan cukup tinggi dengan minat berwirausaha antara 63-66. Sedangkan 18 siswa yang di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki self efficacy tinggi dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan tinggi sebanyak 7 siswa dengan minat berwirausaha antara 67 – 70 (cukup tinggi), siswa yang memiliki self efficacy tinggi dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan tinggi sebanyak 6 siswa dengan minat berwirausaha antara 71 – 74 (cukup tinggi), dan siswa yang memiliki self efficacy yang sangat tinggi dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang sangat tinggi sebanyak 5 siswa dengan minat berprestasi antara 75 – 78 (tinggi).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 Data distribusi minta berwirausaha tersebut dapat digambarkan dalam histogram batang sebagi berikut:
Histogram Data Minat Berwirausaha 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 55-58
59-62
63-66
67-70
71-74
75-78
Interval Kelas Gambar 5. Histogram Data Minat Berwirausaha siswa (Y)
B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus Chi-kuadrat lebih kecil dari tabel (X2tabel > X2hitung) dan sebaliknya data tidak berdistribusi normal apabila nilai yang diperoleh dari perhitungan rumus Chi-kuadrat lebih besar dari tabel (X2tabel<X2hitung). Data-data tentang self efficacy siswa, prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, dan minat berwirausaha yang diperoleh dari hasil penelitian kemidian duji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat ((X2). (Lihat lampiran 13, 14, 15 dan 16 pada halaman 105 - 111) Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 7 disajikan hasil uji normalitas data pada masing-masing variabel yaitu sebagi berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 7. Rangkuman Uji Normalitas Data Variabel
X2 hitung
Keputusan Uji
6,304 2,464
X2tabel (0,05;6-3) 7,815 7,815
Self Efficacy Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Minat berwirausaha
3,573
7,815
Normal
Normal Normal
2. Uji Linearitas dan Keberartian Pengujian ini digunakan untuk mendeteksi hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terkat (Y) yaitu uji linearitas variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y. Tingkat kelinieran atau digunakan untuk mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X diikuti pula kenaikan variabel Y. a. Uji linearitas dari keberartian variabel Self Efficacy Siswa (X1) terhadap Minat Berwirausaha (Y) Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas regresi didapat harga Fhitung (1) sebesar 0,684. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai F
tabel
(1) pada
dk (TC); dk (G) = 18;20 dan taraf signifikaansi 5% sebesar 2,151. Karena Fhitung (1) < F tabel (1) atau 0,684 < 2,151 berarti antara X1 dengan Y linier atau berupa garis lurus. (Lampiran 17 halaman 113) Berdasarkan hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga Fhitung (2) sebesar 11, 638. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan harga F
tabel
(2) pada dkreg;dk(S) = 1;38 dan taraf signifikansi 5% sebesar 4,098. karena Fhitung (2) > Ftabel (2) atau 11,638 > 4,098, berarti antara X1 dengan Y berarti (signifikan) atau meiliki makna. (Lampiran 17 halaman 113) b. uji Linearitas dan Keberartian Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan (X2) terhadap minat berwirausaha (Y) Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas regresi didapat harga Fhitung (1) sebesar 1,998. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai F
tabel
(1) pada
dk (TC); dk (G) = 16;22 dan taraf signifikaansi 5% sebesar 2,941. Karena Fhitung (1) < F tabel (1) atau 1,998 < 2,941, berarti antara X1 dengan Y linier atau to user berupa garis lurus. (Lampiran commit 18 halaman 118)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Berdasarkan hasil perhitungan uji keberartian regresi didapatkan harga Fhitung (2) sebesar 20,666. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan harga F
tabel
(2) pada dkreg;dk(S) = 1;38 dan taraf signifikansi 5% sebesar 4,098. karena Fhitung (2) > Ftabel (2) atau 20,666 > 4,098, artinya antara X1 dengan Y berarti (signifikan) atau meiliki makna. (Lampiran 18 halaman 118) Tabel 8. Rangkuman Uji Linearitas dan Keberartian regresi Sampel X1Y X2Y
Uji
Fhitung
Uji Linearitas Regresi Uji Keberartian Regresi Uji Lineritas regresi Uji Keberartian Regresi
F1 = 0,756 F2 = 10,921 F1 = 1,997 F2 = 20,665
Ftabel (0,05) 2,151 4,098 2,941 4,098
kriteria
Keputusan
F1 < Ftabel F2 > Ftabel F1
Ftabel
Diterima Diterima Diterima Diterima
3. Uji Independensi Uji independen digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel bebas saling bebas atau tidak mempengaruhi satu sama lainnya (independen), maka dilakuakn uji independen dengan rumus korelasi product moment person . Berdasarkan haisl uji independen didapatkan nilai sebesar 0,253. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtebel pada n = 40 dari taraf signifikansi 5% sebesar 0,312. Karena rhitung < rtabel atau 0,253 < 0,312, berarti tidak terdapat hubungan antara X1 dengan X2 (X1 dan X2 saling independen). (Lampiran 19 halaman 123)
C. Pengujian Hipotesis 1. pengujian hipotesis pertama Pengujian hipotesis pertama dilaksanakan analisis korelasi product moment. Hipotesis pertama menyatakan ada hubungan antara self efficacy dengan minat berwirausaha. dari perhitungan didapatkan harga
= 0,4821. Hasil tersebut
dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada n = 40 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,312. Karena rhitung > rtabel atau 0,4821 > 0,312, sehingga hipotesis pertama dinyatakan dapat diterima. Jadi terdapat hubungan yang positif antara self efficacy dengan minat berwirausaha. (Lihat lampiran 20 halaman 125) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 2. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua dilaksanakan analisis korelasi product moment. Hipotesis kedua menyatakan ada hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha. dari perhitungan didapatkan harga = 0,593. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada n=40 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,312. Karena rhitung > rtabel atau 0,593 > 0,312, sehingga hipotesis kedua teruji kebenarannya dan dapat diterima. Jadi terdapat hubungan yang positif antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha. (Lihat lampiran 21 halaman 127) 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ketiga dilaksanakan analisis regresi dua prediktor. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada hubungan antara self efficacy dan prestasi beljara mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi dua prediktor didapatkan nilai pada db = 2.37 dengan taraf signifikansi sebesar 5% didapatkan Ftabel = 3,252. Sedangkan Fhitung = 16,509. Karena Fhitung > Ftabel atau 16,509 > 3,252. Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan secara bersama-sama dengan minat berwirausaha teruji kebenarannya dan dapat diterima dan koefisien korelasi adalah signifikan. (Lihat lampiran 22 halaman 129) Variabel self efficacy siswa memberikan sumbangan relatif serbesar 36,65% dan sumbangan efektif sebesar 17,28%. Variabel prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan memberikan sumbangan relatif sebesar 63,34% dan sumbangan efektif sebesar 29,87%. Sehingga nampak bahwa prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan memiliki hubungan yang lebih erat dengan minat berwirausaha dibandingkan dengan variabel self efficacy.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 D. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Hubungan antara Self Efficacy dengan minat Berwirausaha
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan analisis korelasi product moment person mendapatkan hasil berupa rtabel
(40;0,05)
= 0,482, harga in lebih besar dari
= 0,312 yaitu 0,482 > 0,312, sehingga ada hubungan yang positif
antara self efficacy dengan minat berwirausaha. ini menunjukkan bahwa jika siswa memiliki self efficacy yang tinggi, maka semakin besar kecenderunga siswa tersebut untuk memiliki minat berwirausaha yang tinggi. Sebaliknya jika siswa memiliki self efficacy yang rendah, maka semakin besar kecenderungan siswa untuk tidak memiliki minat berwirausaha. Penerimaan hipotesis pertama ini di dukung dan diperkuat dengan kajian teori oleh Bandura (Stanley P. Dewanto, 2008) mengemukakan bahwa selfefficacy secara umum akan: (1) mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan, (2) menentukan kualitas dorongan, ketekunan, dan fleksibilitas individu dalam melakukan aktivitas, dan (3) mempengaruhi pola pikir dan emosional individu untuk tidak mudah menyerah. Jika siswa memiliki self efficacy yang tinggi maka dalam pengambilan keputusan akan lebih matang dan mantap, selain itu siswa juga akan memiliki semangat yang tinggi dalam menekuni bidang yang dikuasainya. Hal ini disebabkan karena adanya keyakinan bahwa bidang yang ditekuni tersebut dapat ditaklukkan dan akan memberikan hasil yang lebih baik, begitu pula dalam berwirausaha dibutuhkan adanya ketekunan serta ketepatan pengambilan keputusan demi hasil terbaik yang ingin diraih. Suatu minat berwirausaha, tidaklah muncul secara sendirinya, ini membutuhkan proses baik pemikiran, pengalaman, maupun pengamatan. Hal ini dikarenakan dalam berwirausaha bukan hanya modal keuangan/ financial saja yang diperlukan, tetapi juga modal kepercayaan diri. Dalam berwirausaha kemampuan untuk berkomuniaksi sangat diperlukan untuk menjalin hubungan dengan dunia luar, baik dalam hal mempromosikan produk amaupun untuk menjalin relasi kerja atau pelanggan baru. Individu yang memiliki sef efficacy commit to user tinggi cenderung mudah bergaul dengan orang lain, kemampuan mudah bergaul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk bertukar pikiran serta menjalin hubungan usaha. Jika mempunyai relasi yang cukup banyak dan adanya tukar pengalaman mengenai kehidupan maupun usaha yang digeluti akan mampu membuat rasa tertarik individu untuk mencoba juga usaha yang digeluti teman tersebut atau memuncul ide untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru. Jadi, hubungan antara self efficacy dan minat berwirausaha adalah bahwa self efficacy yang dimiliki individu tumbuh karena adanya pola pikir yang berorientasi pada masa depan. Orientasi masa depan akan menuntut individu untuk terampil dalam penguasaan suatu bidang tertentu, sehingga menjadikan individu mandiri dan tangguh tanpa menggantungkan dirinya pada orang lain Keinginan untuk menekuni dan menguasai bidang tertentu akan memberikan alternatif pengembangan karir di bidang wirausaha. Selain itu, individu yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi atau self efficacy yang tinggi akan lebih mudah bergaul dengan orang lain dan memberikan banyak jaringan, sehingga mempunyai
banyak
pengalaman
guna
menjaga
keberlangsungan
dan
pengembangan usaha yang ditekuni. 2.
Hubungan antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dengan analisis korelasi product moment person diperoleh hasil berupa dikonsultasikan dengan rtabel
(30;0,05)
= 0,594 dan harga ini
= 0,312 yang hasilnya menunjukkan bahwa
lebih besar dari rtabel yaitu 0,594 > 0,312. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
hubungan
yang positif
antar
prestasi
belajar
mata pelajaran
kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Ini menunjukkan bahwa jika siswa memiliki prestasi yang tinggi dalam mata pelajaran kewirausahaan maka siswa tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk memilih bidang wirausaha sebagai alternatif pengembangan karir. Sebaliknya jika siswa memiliki prestasi yang rendah pada mata pelajaran kewirausahaan maka semakin besar kecenderungan siswa untuk memiliki minat berwirausaha yang rendah pula. Penerimaan hipotesis kedua ini didukung dan diperkuat kajian teori oleh commit to user Suryana (2003: 3) menyatakan yang bahwa “faktor pribadi yang memicu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman”. Dunia pendidikan memberikan teori-teori sutau disiplin ilmu yang nantinya akan dibuktikan dalam dunia nyata, begitu pula pelajaran kewirausahaan. Jika siswa mempunyai pengetahuan yang tinggi terhadap suatu pelajaran, maka siswa tersebut akan mempunyai prestasi yang tinggi pada mata pelajaran tersebut sehingga akan memicu siswa tersebut untuk melakukan analisis tentang kebenaran ilmu pelajaran tersebut dalam dunia nyata. Jadi, hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha bahwa prestasi belajar yang diperoleh siswa didapat dari pengetahuan serta pemahaman terhadap materi/ teori yang ada sehingga prestasi yang diraih pun tinggi. Penguasaan materi kewirausahaan akan lebih mudah dikuasai jika siswa memilki perasaan senang terhadap mata pelajaran tersebut, perasaan senang tersebut juga akan berimbas pada percobaan guna pembuktian kebenaran teori dalam kehidupan nyata sehingga menumbuhkan keinginan siswa untuk menekuni wirausaha. 3.
Hubungan antara Self Efficacy dan Prestasi Belajara Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minta Berwirausaha
Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua prediktor memperoleh Fhitung sebesar 16,509. Sedangkan nilai Ftabel adalah 3,252, maka jika harga Fhitung dikonsultasikan pada Ftabel akan diperoleh hasil 16, 509 > 3,252 atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel dan ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara self efficacy dan prestasi belajar kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Berdasarkan analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa, maka akan semakin tinggi pula minat berwirausaha yang dimiliki siswa. Sealain itu berdasarkan hasil penelitian juga didapat hasil bahwa self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 47,2%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 51,8% faktor lain yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/2011. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Penerimaan hipotesis ketiga ini sesuai dengan kajian bahwa minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (internal) maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal). Suryana (2003: 3) menyatakan bahwa “faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, niali-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkna faktor yang berasal dari lingkungan pada masa inovasi adalah peluang, model peran, dan kativitas”. Adanya self efficacy akan mendorong individu untuk selalu berusaha meraih kesuksesan. individu yang mempunyai self efficacy yang tinggi akan selangkah lebih maju dalam berusaha meraih kesuksesan dibanding dengan yang mempunyai self efficacy yang rendah. Kemampuan penguasaan mata pelajaran akan menimbulkan adanya ketertarikan untuk lebih dalam mempelajarinya dan menggelutinya di dunia nyata. Individu yang selalu berorientais pada prestasi akan berusaha untuk meraih hasil yang terbaik dalam segala hal. Sikap ulet dan pantang menyerah akan membawa individu untuk berpikir positif dan selalu tertantang untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikannya. Prestasi yang tinggi dalam penguasaan teori akan mendorong ketertarikan untuk mempraktekkan teori tersebut dalam dunia nyata. Jadi hubungan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha adalah bahwasanya self efficacy yang dimiliki siswa akan lebih memberikan makna dalam pencarian jati diri dalam pemilihan karir bila dibarengi dengan adanya prestasi yang tinggi baik dalam penguasaan teori maupun dalam hal praktek. Prestasi yang diraih dalam penguasaan teori di dalam suatu lembaga sekolah akan meningkatkan ketertarikan individu guna mempraktekkannya di dunia nyata ilmu atau teori yang didapatkannya tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada taraf signifikansi 5% diperoleh
>
rtabel atau 0,482 > 0,312. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/ 2011. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada taraf signifikansi 5% diperoleh > rtabel atau 0,593 > 0,312. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2010/ 2011. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan pada taraf signifikansi 5% diperoleh > rtabel atau 0,471 > 0,312, dengan uji signifikansi Fhitung > Ftabel atau 16,509 > 3,252. Sumbangan yang diberikan oleh kedua variabel bebas adalah sebagai berikut: Sumbangan Relatif (SR%) X1 = 36,658% Sumbangan Relatif (SR%) X2 = 63,342% Sumbangan Efektif (SE%) X1 = 17,286% Sumbangan Efektif (SE%) X2 = 29,870%
71 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 B. Implikasi Berdasarkan pada landasan teori serta pada hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan minat berwirausaha sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa siswa yang memiliki self efficacy dan prestasi belajar kewirausahaan tinggi, mempunyai minta berwirausaha yang lebih tinggi. begitu pula siswa yang memiliki self efficacy dan prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan yang rendah juga cenderung memiliki minat berwirausaha yang rendah pula. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa minat berwirausaha siswa dipengaruhi oleh faktor internal siswa yakni self efficacy dan prestasi belajarnya pada mata pelajaran kewirausahaan. Di samping itu, hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai minat berwirausaha siswa karena masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi siswa, orang tua dan pihak sekolah. Orang tua sebagai orang terdekat siswa di lingkungan keluarga serta sebagai pendidik nonformal di luar sekolahan memegang peranan penting dalam menanamkan jiwa wirausaha sejak dini dengan kebiasaan di keluarga. Kebiasaan yang positif akan berdampak pada perkembangan jiwa anak ke depannya, sehingga akan menentukan bagaimana sikap dan peranan anak dilingkungan baik secara umum mapun secara khusus seperti menjadi wirausaha yang mandiri serta mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Guru sebagai pendidik mempunyai peranan dalam mengatasi keterbatasan pengetahuan siswa tentang wirausaha, penyediakan laboratorium untuk praktek wirausaha serta motivasi dan pengarahan akan membantu siswa dalam pemilihan karir yang akan ditekuni. Secara keseluruhan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih membantu meningkatkan minat berwirausaha pada siswa SMK Negeri 3 Kudus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 C. Saran Berdasarkan kesimpulan serta implikasi di atas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu: 1. Kepada para siswa a. Para siswa diahrapkan perlu lagi menggali potensi diri serta meningkatkan self efficacy agar lebih mampu mengenali potensi yang dimiliki sehingga akan lebih siap ketika terjun di masyarakat. b. Para siswa diharapkan lebih giat dalam belajar serta memperkaya wawasan sehingga akan mampu mengenali potensi akademiknya dan nantinya saat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mampu menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. c. para siswa diharapkan lebih memperkaya wawasan tentang wirausaha sehingga mempunyai keinginan untuk berkarir dalam dunia kewirausahaan dan dapat membantu
mencipatkan
lapangan
pekerjaan
guna
mengurangi
angka
pengangguran dan meningkatkan pendapatan nasional. 2. Kepada para guru a. Guru hendaknya lebih berupaya memahami karakter siswa sehingga mampu memberikan bimbingan kepada siswanya dalam menemukan jati diri serta mampu menggali potensi yang dimiliki sehingga mempunyai nilai lebih pada diri siswa tersebut. b. Guru hendaknya lebih memberikan arahan serta ganbaran global mengenai persaingan yang semakin ketat sehingga siswa agar lebih giat belajar dan setidaknya menguasai suatu bidang dan memberikan pengarahan untuk mengembangkan bidang tersebut. c. Guru hendaknya lebih memotivasi siswanya untuk selalu lebih baik, baik dalam berpikir, bertutur kata, maupun dalam berperilaku, sehingga siswa menemukan sosok yang mampu menjadi panutan dalam bertindak sehingga kepercayaan pada kemampuan yang dimiliki lebih tinggi lagi.. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 3. Bagi orang tua a. Orang tua hendaknya memberikan kebebasan anaknya untuk meilih pilihan karir yang ditekuni selagi bermanfaat bagi sesama. b. Orang tua hendaknya memberikan pengarahan terhadap keinginan anak dalam bertindak sehingga anak akan mempunyai jiwa yang tangguh serta memiliki kepercayaan yang tinggi dan tidak bergantung pada orang lain (mandiri).
commit to user