perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: SRI WAHYUNI K7108233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Sri Wahyuni
NIM
: K7108233
Jurusan/Program Study
: ILMU PENDIDIKAN / PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Sri Wahyuni
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: Sri Wahyuni K7108233
Skripsi diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”.
Nama
: Sri Wahyuni
NIM
: K 7108233
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari
:
Tanggal
:
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Suharno, M.Pd NIP 19521129 198003 1 001
Drs. Djaelani, M. Pd NIP 19520317 198303 1 002
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis puisi melalui Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Nama
: Sri Wahyuni
NIM
: K 7108233
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Usada, M.Pd
Anggota I
: Dr. Suharno, M. Pd
........................ ...................... .........................
Anggota II : Drs. Djaelani, M.Pd
.........................
Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sri Wahyuni. K7108233. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini untuk meningkatan keterampilan menulis puisi melalui model pembelajaran konstruktivistik. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian siswa kelas V terdiri dari 21 siswa. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Untuk menguji validitas data, digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data digunakan model analisis interaktif meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Penelitian dilaksanakan tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan , (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi tindakan. Hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: nilai rata-rata kelas pada tes awal 53,09. Dengan kriteria ketuntasan minimal 65, maka siswa yang menempati KKM sebanyak 7 siswa atau 33,33% sedangkan yang mendapat <65 sebanyak 14 siswa atau 66,67%. Pada siklus I, II, III nilai rata-rata kelas menjadi 69,14, 73,43, dan 87,66, pencapaian ketuntasan klasikal sebanyak 14, 19, dan 21 siswa atau 66,14%, 90,47%, dan 100%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Kata kunci: Keterampilan menulis puisi, Model pembelajaran konstruktivistik, Kriteria Ketuntasan Minimal.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Sri Wahyuni. K7108233. IMPROVING POETRY WRITING SKILL THROUGH CONSTRUCTIVISTIC LEARNING MODEL FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Minithesis. Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2012. The purpose of this research is to improve poetry writing skill. This research is Classroom Action Research (CAR). Subject of this research is the fifth grade studenst consists of 21 students. The data collecting method used were observation, interview, test, and document. The validity of the data was tested by using a triangulation those are a source triangulation and a method triangulation. The data analysis model applied was interactive analysis model having three components, those are data reduction, data presentation, and drawing conclusion. The research of three cycles, and each cycle comprised of four phases, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The result of this research can be described as follows: the average score of the achievement test prior to the treatment is 53,09. By using Minimum criteria completeness 65, so amount 7 students or 33,33% was completely KKM while they were got <65 amount 14 students or 66,67%. In cycle I, II, III the average score of the achievement test improve becomes 69.14, 73,43, and 87,66. The classical learning completeness amaunt 14, 19, and 21students or 66,14 %, 90,47%, and 100%. The concluded those constructivistic learning model can improve poetry writing skill for the fifth grade students of SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar in the academic year of 2011/2012. Key words: Poetry writing skill, Construktivistic learning model, criteria completeness.
commit to user vii
Minimum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah:6-8) “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7 ) “Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus-menerus walaupun pekerjaan itu kecil atau sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (HR. Tirmidzy) “Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci kebahagiaan menjalani kehidupan.” (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Orang tuaku, Ibu Suminem yang memberikan arti tulusnya kasih sayang tanpa mengharap balas jasa dan mendoakan aku dalam setiap langkahku. Terima kasih ibu Bapak Saiman
yang telah memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang
dengan tulus ikhlas, bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan mendoakan aku dalam setiap langkahku. Terima kasih ayah. Kakak-kakakku (Mas Sriyono, Mbk Sriyatun, dan Mas winardi) yang telah memberikan dukungan. Teman-temanku SI PGSD angkatan 2008 terkhusus untuk kelas VIIIF dan adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan mendoakanku. Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas untuk masa depan yang cerah.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 ” Skripsi dapat terselesaikan karena beberapa pihak : 1. Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan FKIP UNS. 2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan FKIP UNS. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP UNS. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD FKIP UNS. 5. Dr. Suharno, M.Pd. dan Drs. Djaelani, M.Pd selaku Pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Elkana Margito, S.Pd dan Bapak Subawa, S.Pd selaku Kepala sekolah dan guru kelas V yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skr[psi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca.
Surakarta, Juli 2012 Penulis
Sri Wahyuni commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................................................................
iii
ABSTRAK ..................................................................................................................................................................
iv
ABSTRACT................................................................................................................................................................
v
MOTTO ......................................................................................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................................
3
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................................
3
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................................................
4
LANDASAN TEORI .........................................................................................................................
6
A. Kajian Pustaka...........................................................................................................................
6
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................................................
18
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................................................
18
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan...................................................................................................
20
METODE PENELITIAN ..................................................................................................................
21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................................
21
B. Subjek Penelitian ......................................................................................................................
22
C. Sumber Data.............................................................................................................................. commit to user
22
BAB II
BAB III
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................................
22
E. Evaluasi Data ............................................................................................................................
25
F. Validitas Data ............................................................................................................................
26
G. Analisis Data .............................................................................................................................
26
H. Indikator Kerja ..........................................................................................................................
27
I. Prosedur Penelitian ....................................................................................................................
27
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .....................................................................................
32
A. Diskripsi Kondisi awal .............................................................................................................
32
B. Pelaksanaan Tindakan ...............................................................................................................
34
1. Siklus I ...............................................................................................................................
34
2. Siklus II..............................................................................................................................
43
3. Siklus III ...........................................................................................................................
53
C. Hasil Penelitian ........................................................................................................................
63
D. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................................................
65
KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................................................
71
A. Simpulan ..................................................................................................................................
71
B. Implikasi ..................................................................................................................................
71
C. Saran ........................................................................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................
76
BAB IV
BAB V
LAMPIRAN
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...........................................................................
21
Tabel 4.1 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus I.......
41
Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Akir Siklus I ........................................................
41
Tabel 4.3 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus II ......
51
Tabel 4.4 Tabel Hasil Tes Akir Siklus II .......................................................
51
Tabel 4.7 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus III .....
61
Tabel 4.8 Tabel Hasil Tes Akir Siklus III .....................................................
61
Tabel 4.9 Tabel Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis puisi pada Kondisi awal (Prasiklus),Siklus I,Siklus II, Siklus III ..................
commit to user xiii
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................
20
Gambar 3.1 Siklus Observasi .........................................................................
24
Gambar 4.1 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus I ...............
42
Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus II .............
52
Gambar 4.3 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus III.............
62
Gambar 4.4 Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Pada Prasiklus, Siklus I, Sklus II, Siklus III ......................................................................
commit to user xiv
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Silabus Pembelajaran ................................................................
78
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...........................
79
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..........................
87
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .........................
95
Lampiran 8
Soal Evaluasi Siklus I ...............................................................
103
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II..............................................................
105
Lampiran 12 Soal Evaluasi Siklus III ............................................................
108
Lampiran 13 Kriteria Penilaian ......................................................................
109
Lampiran 14 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Kemampuan Awal .
110
Lampiran 14 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus I ....................
111
Lampiran 18 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus II ...................
117
Lampiran 21 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus III .................
114
Lampiran 24 Foto Kegiatan Pembelajaran .....................................................
120
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara ( Undang-Undang Sisdiknas, 2003: 2). Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan komunikasi orang dapat menyampaikan semua yang dirasakannya kepada orang lain. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu ciri pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya, bahkan dengan
bahasa dapat menunjukkan bangsa
seseorang. Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar berbahasa, dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk komunikasi. Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa untuk keperluan komunikasi. Sesuai dengan pendapat Fulistyo dalam (http://www.google.com) yang mengatakan bahwa keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah berdasarkan kurikulum meliputi empat
aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2)
keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Hal ini menunjukkan bahwa empat aspek tersebut sangat berperan penting dalam pengajaran bahasa di sekolah. Dari keempat aspek ini disebutkan salah satunya adalah keterampilan menulis. Pendidikan menulis puisi bagi siswa, sangat baik dalam membantu membentuk karakter dan merancang masa depan anak. Karena itu, menulis puisi commit to user menjadi satu mata pelajaran tersendiri yang sangat penting. melalui pendidikan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 menulis puisi, seorang anak dapat menuangkan berbagai ide dan gagasan, termasuk mimpi-mimpi untuk meraih masa depannya dalam sebuah tulisan. Menurut Shahnon Ahmad (1978:3-4) Unsur – unsur puisi antara lain : emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan, pancaindera, susunan kata, kata – kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Di situ dapat disimpulkan ada tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, emosi. Kedua, bentuknya, dan yang ketiga ialah kesannya. Semua itu terungkap dengan media bahasa. Puisi sebagai salah satu jenis sastra yang paling inti. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar, pembelajaran menulis puisi menjadi suatu hal yang diminati dan mendapat respon yang baik dari siswa, akan tetapi mereka tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis puisi. Mereka tidak tahu apa yang harus ditulis ketika akan menulis puisi. Mereka sulit menemukan suatu katakata dalam membuat puisi. Mereka kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Guru SDN 03 Karangmojo mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis puisi. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis puisi itu sulit. Konsentrasi yang kurang dan cepat marasa jenuh menjadikan mereka kesulitan dalam menulis puisi. Hal ini diketahui setelah dilakukan observasi dokumentasi nilai Bahasa Indonesia di SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar. Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang dipakai guru dalam keterampilan mengarang puisi adalah 65. Dari jumlah 21 siswa yang mendapat nilai 65 ke atas ( kategori tuntas ) sebanyak 7 siswa (33,33%), yang mendapat nilai kurang dari 65 ( kategori belum tuntas ) sebanyak 14 siswa (66,67%). Dari data ini dapat dikatakan bahwa nilai bahasa Indonesia kelas V belum mencapai batas tuntas sehingga dapat dikatakan prestasi masih kurang. Berdasarkan informasi tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian di kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar, Karena commitkurang to usermaksimal. Selain itu berdasarkan pembelajaran bahasa Indonesia masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 hasil wawancara dengan siswa serta guru kelas V dan pengamatan pada kajian pustaka dan beberapa artikel di SD Negeri 03 Karangmojo diketahui bahwa upaya khusus untuk meningkatkan nilai pembelajaran bahasa Indonesia belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia harus segera dilakukan inovasi. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa berpartisipasi aktif untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran keterampilan anak adalah model pembelajaran konstruktivistik, Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki rendahnya keterampilan
menulis
puisi.
Pembelajaran
konstruktivistik
menekankan
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa, sehingga dengan pengalaman yang dimiliki siswa, siswa dapat dengan mudah mengknstruksikan ilmu pengetahuannya sendiri. Berdasarkan kenyataan dan permasalahan yang diuraikan di atas peneliti tertarik
melaksanakan
penelitian
dengan
judul
“PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA
SISWA
KELAS
V
SD
NEGERI
03
KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011-2012”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Nilai bahasa Indonesia belum mencapai batas ketuntasan. 2. Keterampilan menulis puisi masih kurang. 3. Siswa tidak terbiasa menulis puisi melalui pengalaman siswa sendiri.
C. Rumusan Masalah Dengan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat commit to user dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Apakah penggunaan model pembelajaran Konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar ?
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk: Meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo
Tasikmadu
Karanganyar
melalui
model
pembelajaran
Konstruktivistik.
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat dipakai: a. Meningkatkan nilai bahasa Indonesia. b. Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran Konstruktivistik. c. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru SD Negeri 03 Karangmojo 1) Dengan adanya penelitian ini, bertambahnya
wawasan dan
pengalaman guru mengenai model pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan
menulis
puisi
yaitu
melalui
pembelajaran
Konstruktivistik. 2) Meningkatkan profesionalime guru dalam membelajarkan siswa. Khususnya dalam membelajarkan keterampilan menulis puisi. 3) Sebagai masukan bagi guru untuk melibatkan siswa secara aktif sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 b. Bagi Siswa SD Negeri 03 Karangmojo Meningkatnya
keterampilan menulis
puisi, sehingga dapat
meningkat pula nilai mata pelajaran bahasa Indonesia. c. Bagi SD Negeri 03 Karangmojo Model pembelajaran konstruktivistik dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat model pembelajaran Konstruktivistik a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Isjoni (2008: 146) model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan social, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Winataputra (dalam Anton Sukarno: 2006:67-69) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar. Setiap model
harus
dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan siswa menjadi jenuh. Model pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar proses belajar mengajar tidak monoton. Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini disebabkan tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi yang diajarkan, 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan saranaprasarana belajar. Lebih khusus Killen (1998) dan Depdiknas (2005) dalam (Sugiyanto, 2009: 4) menjelaskan delapan prinsip dalam memilih strategi pembelajaran yaitu: commit toaktivitas user siswa, 3)memperhatikan aspek 1) berorientasi pada tujuan, 2) mendorong 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa untuk berfikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menuji, 7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta 8) mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut. Tidaklah setiap model atau strategi pembelajaran mampu mengembangkan delapan prinsip penggunaan model pembelajaran. Setiap model pembelajaran berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagodis berakar dari pihak peserta didik. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 4). Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah guru. Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat member keefektivitasan kepada siswa. Adapun siswa merupakan sasaran dari proses pembelajaran sehingga memiliki motivasi dalam belajar, sikap terhadap pembelajaran guru, dapat menimbulkan kemampuan kritis, memiliki keterampilan sosial, serta hasil pencapaian berefektivitas lebih baik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu cara efektif yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik Konstruktivistik adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstruksikan oleh dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua factor penting yaitu: obyek yang menjadi bahan pengamatan
dan
kemampuan
subyek
untuk
mengintrepretasi
obyek
tersebut.(Sugiyanto, 2009:17) Von Glaserfeld (dalam Daniel Muijs & David Reynolds, 2008:26) commit to user Menyatakan Konstruktivisme berakar pada asumsi bahwa pengetahuan, tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 peduli bagaimana pengetahuan itu didefinisikan, terbentuk di dalam otak manusia, dan subjek yang berpikir tidak memiliki alternatif selain mengkonstruksikan apa yang diketahuinya berdasarkan pengalamannya sendiri. Pembelajaran konstruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered ( Trianto, 2007: 106 ). Brooks
&
Konstruktivisme
Brooks
(dalam
menempatkan
Sri
posisi
Anitah,
peserta
1993:13)
didik
menyatakan
untuk
membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif. Konstruktivisme mengandung arti bahwa belajar adalah menginternalisasi dan membentuk kembali, atau mentransformasi pengetahuan baru. Robert B. Innes ( dalam http://baturbajang.blogspot.com/2010/01/teoribelajar-konstruktivisme.html
diakses
pada
13
Februari
2012
)
bahwa
“Constructivist views of learning include a range of theories that share the general perspective that knowledge is constructed by learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace their philosophical roots to John Dewey”. Maksudnya adalah bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar. Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa konstruktivistik
adalah
suatu
metode
pembelajaran
yang
menggunakan
pengalaman peserta didik sebagai dasar membangun ilmunya sendiri. Melalui pengalaman siswa itu sendiri diharapkan siswa dengan mudah membangun ilmumya sendiri. 1) Prinsip – Prinsip Konstruktivistik Menurut Von Glaserfeld ( dalam Daniel Muijs & David Reynolds, 2008:9 7 ), Prinsip–Prinsip Pengajaran Konstruktivistik adalah : a) Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individual semata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 b) Belajar selalu dikonseptualiasikan, tidak mempelajari fakta – fakta secara murni abstrak, tetapi selalu dalam hubungannya dengan apa yang telah kita ketahui. c) Belajar secara betul–betul mendalam berarti mengkonstruksikan pengetahuan secara menyeluruh ,dengan mengeksplorasi dan menengok kembali materi yang kita pelajari. d) Mengajar adalah tentang memberdayakan pelajar, dan memungkinkan pelajar untuk menemukan dan melakukan refleksi terhadap pengalaman – pengalaman realitas. 2) Tahap – Tahap Model Pembelajaran Konstruktivistik Menurut Von Glaserfeld ( dalam Daniel Muijs & David Reynolds, 2008: 105 ) , Tahap – Tahap Model Pembelajaran Konstruktivistik yaitu : a) Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. b) Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang mau dipalajari. Kemudian siswa menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung. c) Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan temuannya, pada tahap ini pula guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab. d) Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsepkonsep esensial, kamudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 3) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Konstruktivistik a) Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivistik: (1) Pembelajaran
berdasarkan
konstruktivistik
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. (2) pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa. (3) Pembelajaran konstruktivistik memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. (4) pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar. (5) Pembelajaran
Konstruktivistik
mendorong
siswa
untuk
memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. b) Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivistik (1) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak to user jarang bahwa commit hasil konstruksi siswa tidak cocok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi. (2) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda. (3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa. (http://dirinyachapvunk.wordpress.com/ 2011/12/22/model pembelajaran-konstruktivisme/). 2 . Hakikat Keterampilan Menulis Puisi a. Pengertian Keterampilan Keterampilan seseorang di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau bidang tertentu jelas berbeda-beda. Keterampilan itu hanya dapat diperoleh melalui proses belajar dan latihan yang berkesinambungan. Dengan keterampilan, seseorang akan mampu menghasilkan suatu pola pikir dan karya inovatif dengan penyelesaian yang efektif dan efisien. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1180) mengartikan terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan cekatan. Sedangkan, keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri (2001:2) berpendapat bahwa kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Ruang lingkup keterampilan cukup luas meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya. Tri Budiharto (2008:1-2) mengungkapkan bahwa keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat. Istilah lain dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran commit to user keterampilan di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 dan
tepat
dalam
menghadapi
permasalahan
belajar.
(http://aksay.
multiply.com/journal/item/20). Dalam hal ini, pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan sesuatu.Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di lingkungannya. Bertolak dari beberapa pengertian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan bertindak atau melakukan suatu pekerjaan (tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat.Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.Demikian pula, apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu berlandaskan pada kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak akan merasakan kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya. b. Pengertian Menulis Pengertian menulis menurut H. G. Tarigan (dalam Agus Suriamiharja, 1997: 1) adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa atau gambaran grafik itu. Jurnal internasional oleh David dalam (http://www.isetl.org/ijtlhe/) mengemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan menulis sebagai berikut: Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create new possibilities not inherentto speaking and observation (Emig, 1997). Artinya menulis dapat memberikan kontibusi untik untuk belajar.Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak melekat pada berbicara dan observasi semata (Emig, 1997). Writting is an active learning process key to improving communicatioan (both written and oral) and thinkin, writing is embedded within social process some formal and others informal, and writing is primarily (although formal not commit to1997; user Young. 1994). Artinya menulis exlusively) in a social activity (Russell,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 adalah proses pembelajaran aktif yang dijadikan kunci untuk meningkatkan komunikasi (baik tertulis maupun lisan) dan berfikir, menulis adalah proses sosial dalam bentuk formal maupun informal, dan menulis adalah kegiatan utama (walaupun tidak ekslusif) dalam kegiatan sosial (Russell, 1997; Young. 1994). Sedangkan Robert Lado (dalam Depdiknas, 1997: 1) mengatakan bahwa: “ To write is to put down the graphics symbols that represent a language one understands, so that other can read these graphic representation”. Artinya menulis
adalah
menurunkan
atau
meletakkansimbol-simbolgrafis
yang
mewakilisatubahasa yang dapat dipahami sehinggaoranglaindapatmembacaarti dari simbol atau grafis tersebut. Agus Suriamiharja (1997: 2) mengatakan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertuulis). Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis (http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertianmenulis.html). Menulis merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topic yang akan di bahas sampai penulisan akhir (Sabarti Akhadiah dkk, 1997: 2). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan menulis adalah serangkaian kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapantahapan, dan menuangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca. 1) Tujuan Menulis
Menurut Hugo Hartig (dalam Depdikbud: 2001:235) ada beberapa tujuan menulis, antara lain: Assigment Purpose, Altruistic Purpose, Persuasive Purpose, Informatical Purpose, Self Expressive, Creative Purpose Problem Solving Purpose. a) Assigment Purpose (tujuan penugasan) Penulis menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan commit to user merangkum sebuah buku sendiri. Misalnya siswa ditugaskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
b)
c)
d)
e)
f)
g)
bacaan, membuat cerita pendek, membuat laporan observasi dan sebagainya. Altruistic Purpose (tujuan altruistik) Penulis menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin menjadikan hidup pembaca menyenangkan. Penulis berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya. Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea tau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai. Persuasive Purpose (tujuan persuasi) Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan. Informatical Purpose (tujuan informasional) Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis. Self Expressive (tujuan pernyataan diri) Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada para pembaca. Creative Purpose (tujuan kreatif) Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistic atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di sini penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, para pembaca bukan hanya sekedar tahu apa yang disajikan penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan tersebut. Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah) Dikenal tulisannya, penulis berusaha member kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.
2) Manfaat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabartiah, dkk (1994: 1) ada beberapa manfaat menulis antara lain: a) Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang commit to user ditulis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 b) Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan. c) Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berfikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berfikir terapan. d) Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui kegiatan menuli. e) Melalui kegiatan tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif. f) Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapt dipecahkan dengan lebih melalui tulisan. g) Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar membaca lebih giat. Penulis menjadi penemu atu pemecah masalah bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain. h) Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berfikir dan berbahasa secara tertib. c. Pengertian Puisi Secara etimologi istiiah puisi berasal dari bahasa Yunani, poema berarti membuat atau poeisis yang berarti perbuatan.Dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry berarti membuat atau pembuatan. Lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan dunia tersendirl yang mungkin berisi pecan-pecan atau gambaran suasana tertentu balk fisik maupun batiniah (Aminuddin, 1991 : 134). Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain seperti: novel, roman, dan lain-lain, puisi lebih bersifat konotatif, karena bahasanya lebih memiliki
banyak
kemungkinan
makna.
Hal
ini
disebabkan
terjadinya
pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Puisi merupakan kritik kehidupan yang disampaikan dengan kata-kata terbaik dan dengan susunan terbaik sebagai suatu luapan gelora perasaan yang bersifat imajinatif . Samuel Taylor Coleridge (2001:2-3) mengemukakan puisi itu adalah katakata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara commit sebaik-baiknya, to user misalnya seimbang, simetris,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya, dan sebagainya. Carlyle (2009:10-14) berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair dalam menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata di susun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestrasi bunyi. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. Sedangkan Dunton (2008:4-5) berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Di sini, misalnya dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan katanya tepat, dan sebagainya) dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik pergantian bunyi kata-katanya berturut-turut secara teratur). Shelley (2006:7-9) mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematianorang yang sangat dicintai. Semuanya itu merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. Dari definisi-definisi tersebut kelihatan adanya perbedaan-perbedaan pikiran mengenai pengertian puisi. Namun, seperti dikemukakan Shahnon Ahmad (1978:3-4) bahwa bila unsur-unsur dari pendapat-pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garisgaris besar tentang pengertian puisi yang sebenarnya. Unsur-unsur tersebut berupa: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepaclatan, dan perasaan yang bercampur-baur. Di situ dapat disimpulkan ada tiga unsur yang pokok.Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi; kedua, bentuknya; dan yang ketiga ialah kesannya.Semuanya itu terungkap dengan media bahasa. Berdasarkan pengertian-pengertian di alas dapat ditarik kesimpulan hahwa puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang commit to userberirama. Semua itu merupakan imajinasi panca indera dalam susunan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan.Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. 1) Unsur-unsur puisi a) Dalam puisi terdapat struktur 1-1-A atau yang disebut pula sebagai struktur kehahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang. b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya, sehingga dalam puisi diperlukan suatu pemahaman atas suasana perasaan pengarang. c) Dalam puisi unsur penting yaitu tema dan struktur . Yang dimaksud tema adalah struktur batin , sedangkan yang dimaksud struktur adalah struktur fisik. d) Istilah bentuk dan isi atau tema struktur disebut hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat puisi terdiri dari tema , nada, perasaan, dan amanat.
2) Ciri-ciri puisi Anak-anak Menurut Norton (2009:323-324), puisi anak-anak mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima. b) Mengutamakan bunyi bahasa sadar yang membangkitkan semangat bermain bahasa. c) Harus berupaya memperbilki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengembangkan imajinasi dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru. d) Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan yang dilakukan. e) Bukan ditulis berdasarkan dugaan yang rendah terhadap anak. f) Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu. g) Tema puisi harus yang menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat menggali. http://one.itidoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/puisianak-anak-2// commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 3) Pemerolehan Keterampilan Menulis Puisi di SD
Pembelajaran kemampuan menulis puisi pada jenjang sekolah dasar merupakan landasan pemerolehan keterampilan berbahasa khususnya dalam pendidikan berbahasa dan sastra Indonesia. Siswa sekolah dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis puisi sebagai bekal ilmu berbahasa dan sastra Indonesia. Dengan banyaknya latihan menulis puisi, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Kaitannya dengan keterampilan menulis puisi di tingkat Sekolah Dasar sering diadakan lomba menulis puisi dan lomba membaca puisi, lomba menulis puisi di surat kabar, majalah, Koran dan masih banyak lagi, untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
B. Penelitian yang Relevan 1. Muhamad Hasan Sidik (2008) berjudul, “Penerapan Model Pembelajaran Kontrukstivisme untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Energi Gerak Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Cilengkrang Girang Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman energy gerak dengan menerapkan model pembelajaran kontrukstivistik. 2. Penelitian Argha Prasetyo (2008) dengan judul, ”Peningkatan Kemampuan Memahami lingkungan sehat dan tidak sehat Melalui Model Pembelajaran Konstruktivistik Pada Siswa Kelas III SD Negeri Ngemplak Tawangsari Teras Boyolali Tahun Ajaran 2007/2008” . Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman lingkungan sehat dan tidak sehat dengan menerapkan model pembelajaran kontrukstivistik.
C. Kerangka Berfikir
Keterampilan menulis puisi merupakansalah satu keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar di commit to user Sekolah Dasar (SD), karena keterampilan menulis puisi bermanfaat bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 (khususnya
siswa
SD)
untuk
meningkatkan
kemampuan
menulis
dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa sastra Indonesia . Berdasarkan
hasil
observasi
kajian pustaka yang dilakukan
menunjukkan bahwa nilai bahasa indonesia masih rendah, RRP yang digunakan gurupun belum mengarah kepembelajaran yang inovatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru serta siswa keterampilan menulis puisi dalam
mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar diidentifikasikan masih mengalami kesulitan sehingga menyebabkan nilai bahasa Indonesia rendah. Pembelajaran menulis puisi yang selama ini dilakukan di dalam kelas masih mengalami beberapa hambatan yang
dapat
menyebabkan rendahnya
nilai bahasa Indonesia.
Penyebab
rendahnya keterampilan menulis puisi siswa antara lain sebagai berikut: (1)siswa kurang berminat dan termotivasi dalam kegiatan menulis puisi. (2)Kurangnya latihan keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran. Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran pembelajaran meningkat
ini,
kontrukstivistik. Dengan metode
keterampilan menulis puisi siswa
diharapkan
dapat
karena dengan menulis puisi dengan model pembelajaran
kontrukstivistik siswa akan dengan mudah menulis puisi berdasarkan pengalaman siswa karena dengan pengalaman yang di miliki siswa diharapkan siswa lebih mudah membangun ilmunya sendiri. Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik. Peningkatan ini akan ditandai dengan target akhir sebanyak 80% dari jumlah siswa kelas V yang ada mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan atau batas ketuntasan dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada gambar 2 sebagai berikut: Guru belum menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dalampembelajaran menulis puisi
Kondisi Awal
Kualitas keterampilan menulis siswa masih rendah
Guru menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dalam pembelajaran menulis puisi
Tindakan
Dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan Kondisi Akhir
Siklus I Kualitas keterampilan menulis puisi meningkat 70%
Siklus II Kualitas keterampilan menulis puisi meningkat 80%
Siklus III Kualitas keterampilan menulis puisi meningkat 100%
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu karanganyar
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan
model
pembelajaran
keterampilan menulis puisi pada
konstruktivistik
dapat
meningkatkan
siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo
Tasikmadu karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojoyang berada di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2011/2012 selama 6 bulan. Yaitu pada bulan Januari sampai Juni 2012 dengan rincian waktu pada tabel 3.1: Tabel 3.1.Jadwal Penelitian Bulan No
Kegiatan
Januari
Feb
Maret
April
Mei
Juni
2012
2012
2012
2012
2012
2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2
Penyusunan dan pengajuan proposal Mengurus izin penelitian
3
Persiapan penelitian
4
Pelaksanaan siklus I
5
Pelaksanaan siklus II
6
Analisis data Penyusunan skripsi,
7
sidang skripsi, revisi, dan penjilidan
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo. Siswa kelas V ini terdiri dari 21 siswa yaitu 11 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
C. Sumber Data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi diperoleh dari data kualitatif. Informasi data diperoleh dari berbagai sumber. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Informasi dari hasil wawancara dengan nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V dan guru kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
2.
Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran konstruktivistik kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
D. Teknik Pengumpulan Data Fungsi data dalam penelitian tindakan adalah sebagai landasan refleksi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru kelas V melalui tes, metode dokumentasi, observasi dan wawancara. 1. Tes Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah
pertanyaan
atau
suruhan
kepada
subyek
penelitian
(Budiono,1998:39). Menurut S Margono (2005:170) tes adalah seperangkat rangsangan atau stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat disajikan sebagai dasar bagi penetapan skor angka. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 03Karangmojo mengenai keterampilan menulis puisi.Bentuk tes unjuk kerja selama proses pembelajaran dan tertulis pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap keterampilan commit to user menulis puisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2. Metode Dokumentasi Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007:53) dokumen adalah bahan tertulis maupun filmyang digunakan sebagai sumber data.Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang yang diteliti.Selain itu dokumentasi ini sebagai sumber data karena dalam banyak
hal
digunakan
untuk
menguji,
menafsirkan
bahkan
untuk
meramalkan.Selain itu sebagai “bukti” untuk suatu pengujian. Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/mengabadikan kegiatan berupa foto,video dan melihat arsip-arsip(catatan-catatan) yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto dan video yang menggambarkan situasi pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian pada siswa kelas V SD Negeri03 Karangmojo ini menggunakan dokumen resmi. Dokumen resmi untuk mengetahui data awal yaitu silabus, RPP sebelum dilakukan tindakan, dan daftar nilai Bahasa Indonesia kelas V tentang keterampilan menulis puisi sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak dalam proses pembelajaran setelah tindakan berupa foto dan video pembelajaran dan nilai evaluasi tentang ketprampilan menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Kontruktivistik.
3. Observasi Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya (H. Amir, 2007: 134). Langkah-langkah observasi meliputi : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan observasi kelas (classroom), (3) pembahasan balikan (feedback). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Planning Feedback
Classroom
Gambar 3.1. Siklus Observasi Gambar siklus observasi (David Hopkins, 1992: 243) Dalam Amir (2007: 135). Sedangkan menurut Ronny HS dalam Joko Subagyo (2004:63) observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi dalam penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis puisi.Melalui observasi ini diharapkan dapat mengetahui hambatan ataupun kendala dalam perencanaan tindakan sehingga dapat diperbaiki perencanaan pembelajaran sebelum berjalan lebih lanjut. 4. Wawancara Menurut St.Y. Slamet dan Suwarto (2007:48) tujuan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya. Menurut Anas sudijono (1996:82) wawancara adalah cara menghimpun bahanbahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Alam praktek penelitian ini ada dua jenis alat bantu wawancara yaitu pedoman wawancara dan daftar pertanyaan. Pedoman wawancara hanya memberikan secara garis besar pokok permasalahan. Sedangkan daftar pertanyaan lebih terinci dari segala hal yang dikehendaki dalam penelitian. Wawancara dilakukan pada siswa dan guru kelas V SD Negeri 03 commit to user Karangmojosebelum menerapkan model pembelajaran Kontruktivistik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 E. Validitas Data Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan.Selain itu data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah dengan trianggulasi. Triangulasi terdiri atas menarik kembali rangkaian kausal yang paling masuk akal dari rancangan program untuk pengerjaan hasil sementara (sampel kerja), untuk memperoleh hasil akhir (angka uji), mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran dari berbagai sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian (Miles & Huberman, 2009: 436). Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Trianggulasi data dalam penelitian yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh sebelum penelitian tindakan kelas diadakan dengan data setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas, sehingga dari data tersebut dapat dilihat apakah ada perubahan dari sebelum dan setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini dicapai dengan cara membandingkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo dengan data hasil evaluasi Bahasa Indonesia siswa kelas V materi menulis puisi sebelum tindakan dengan data hasil evaluasi Bahasa Indonesia siswa kelas V tentang Keterampilan menulis puisi setelah tindakan. 2. Trianggulasi sumber dalam penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informasi dari siswa, guru lain, kepala sekolah ataupun pihak-pihak lain yang berhubungan. 3. Trianggulasi metode dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode tes, observasi dan catatan lapangan atau dokumentasi sehingga didapatkan hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 F. Analisis Data Menurut sarwiji suwandi ( 2008 : 70 ) mengemukakan bahwa untuk menganalisis data diperlukan suatu cara yaitu deskriptif komperatif dan analisis kritis adalah sebagai berikut : 1. Deskriptif komperatif adalah teknik dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. 2. Analisis kritis adalah teknik yang mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Aanalisis data dilakukan bersamaan atau setelah pengumpulan data. Sarwiji Suwandi dan Madyo Eko Susilo ( 2007 : 26 ) Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data – data yang telah berhasil dikumpulkan, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : reduksi data, paparan data dan penyimpulan data. Teknik analisis data tersebut, masing – masing secara singkat diuraikan berikut ini : 1. Reduksi Data Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan mengabstraksian data mentah menjadi informan yang bermakna. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data
reduksi
adalah
sesuatu
bentuk
analisis
yang
mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal – hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis. 2. Paparan Data Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk format matriks, representasi grafis dan sebagainya. Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti commit tountuk user untuk mengerjakan sesuatu pada apa yang terjadi dan memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan tabel. 3. Penyimpulan Data Penyimpulan data adalah proses pengambilan inti sari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat, maka peneliti tidak segan – segan untuk melakukan penyimpulan ulang. Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka dan skeptis, namun demikian semakin lama meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir
G. Indikator Kinerja Tercapainya indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini ketika siswa Kelas V SD Negari 03 Karangmojo dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar ≥ 65 keterampilan menulis puisi 70 % siswa di siklus I, 80 % siswa di siklus II dan 100% pada siklus III. Jika dalam siklus III masih ada beberapa siswa yang tidak mencapai nilai 100% yang diinginkan peneliti maka peneliti melakukan siklus berikutnya sampai siswa sampai mencapai nilai yang diinginkan peneliti
H. Prosedur Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2007:20). Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, dan refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awalhingga akhir penelitian. Penelitian ini merupakan tindakan kelas suatu penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luasdan berkaitan dengan perilaku seseorang/kelompok tertentu, to user suatu perlakuan dan mengkaji disertai dengan penelahan yang commit diteliti terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 sampai sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti. Penelitian ini adalah proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus (direncanakan 2 siklus) yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2x35 menit sesuai RPP. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Penerapan prosedur penelitian tersebut dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan peneliti yaitu: 1.
Siklus I a. Perencanaan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah 1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran (RPP terlampir) 2) Menetukan pokok bahasan 3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) 4) Menyusun instrumen (terlampir) 5) Menyiapkan sumber belajar dan media 6) Mengembangkan format evaluasi 7) Mengembangkan format observasi pembelajaran(terlampir) b. Tindakan Pada langkah ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontruktivistik yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran, skenario dan LKS. Dalam hal ini, pelakasanaan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. c. Obsevasi. Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) selain itu menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS dan pengumpulan data. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 d. Refleksi Refleksi dalam penelitian tidakan kelas adalah upaya mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi itu digunakan untuk menetapkan lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK. Guru dan peneliti secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan serta RPP, skenario, dan LKS, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang akan digunakan pada siklus berikutnya dan evaluasi tindakan I.
2.
Siklus II a. Perencanaan Perencanaan dalam siklus II meliputi 1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah 2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengaa penerapan pembelajaran kontriktivistik 3) Menentukaan pokok bahasan 4) Mengembangkan skenario pembelajaran 5) Menyusun LKS 6) Menyiapkan sumber belajar dan media 7) Mengembangkan format evaluasi 8) Mengembangkan observasi pembelajaran b.
Tindakan Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi 1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I 2) Guru melaksanakan pembelajaran kontrukstivistik yang mengacu pada RPP, skenario dan LKS 3) Siswa belajar dalm situasi pembelajaran kontrukstivistik 4) Memantau proses peningkatan hasil belajar Bahasa indonesia materi commit to user menulis puisi pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 c.
Observasi Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS dan pengumpulan data
d.
Refleksi Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil observasi pada siklus II yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik pada siswa kelas V.
3.
Siklus III a. Perencanaan Perencanaan dalam siklus III meliputi 1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan masalah 2) Merencanakan
perbaikan
pembelajaran
dengan
penerapan
pembelajaran kontriktivistik 3) Menentukaan pokok bahasan 4) Mengembangkan skenario pembelajaran 5) Menyusun LKS 6) Menyiapkan sumber belajar dan media 7) Mengembangkan format evaluasi 8) Mengembangkan observasi pembelajaran b.
Tindakan Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus III ini meliputi 1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus II 2) Guru melaksanakan pembelajaran kontrukstivistik yang mengacu pada RPP, skenario dan LKS commit to user kontrukstivistik 3) Siswa belajar dalm situasi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 4) Memantau proses peningkatan hasil belajar Bahasa indonesia materi menulis puisi pada siswa. c.
Observasi Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS dan pengumpulan data
d.
Refleksi Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil observasi pada siklus III yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis puisi menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik pada siswa kelas V.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (A) Deskripsi kondisi awal (prasiklus), (B) Pelaksanaan tindakan (siklus), (C) Hasil penelitian, dan (D) Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 3 siklus dengan empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian.
Pengamatan
ini
dilakukan
dengan
cara
pengamatan
proses
pembelajaran menulis puisi di kelas. Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu diindikasikan bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar. Pembelajaran Bahasa Indonesia masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga berakibat pada rendahnya nilai Bahasa Indonesia siswa. Siswa cenderung pasif di dalam pembelajaran dan kurang tertarik dengan pembelajaran, akibatnya selama pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Pendidikan menulis puisi bagi anak didik, sangat baik dalam membentuk karakter dan merancang masa depan anak. Karena itu, menulis puisi menjadi satu mata pelajaran tersendiri yang sangat penting. melalui pendidikan menulis puisi, seorang anak dapat menuangkan berbagai ide dan gagasan, termasuk mimpi-mimpi untuk meraih masa depannya dalam sebuah tulisan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat penting dalam pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa berpartisipasi aktif untuk mengikuti proses pembelajaran. commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran keterampilan anak adalah model pembelajaran konstruktivistik, Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki rendahnya keterampilan menulis puisi. Pembelajaran konstruktivistik menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa, sehingga dengan pengalaman yang dimiliki siswa, siswa dapat dengan mudah mengkonstruksikan ilmu pengetahuannya sendiri. Dari gambaran-gambaran hasil pengamatan diatas
kegiatan proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V masih perlu ditingkatkan lagi. Banyak terdapat kekurangan, antara lain: (1) guru perlu menggunakan RPP dengan adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni ada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang tesusun jelas. (2) menarik perhatian siswa dalam pembelajaran dengan melakukan pembelajaran yang PAKEM yaitu pembelajaran yang menekankan pada kegiatan yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan kelas. Kualitas proses tentu akan mempengaruhi kualitas hasil dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan pada proses pembelajaran ini tidak terlepas dari hasil penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa. Berdasarkan kondisi nilai siswa Bahasa Indonesia Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 7 siswa atau 33,33%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 40 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90. Selama prasiklus nilai rata-rata klasikal yang dicapai adalah 53,09.. Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah, selanjutnya guru dan peneliti melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga dicapailah kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas bersama guru kelas V sebagai kolaborator dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis puisi melalui Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan pada peningkatan proses dan hasil pembelajaran Bahasa commit to user Indonesia siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 B. Pelaksanaan Tindakan (Siklus) Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. 1.
Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 11 April 2012 (pertemuan 1) dan Jumat,14 April 2012 (pertemuan 2). Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang
akan dilakukan
dalam
proses
penelitian
siklus I ini untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah siswa mendapat nilai 65 dan sebanyak 15 siswa atau sebesar 70 % siswa tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi. Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Fasilitas
yang
perlu
dipersiapkan
untuk
pelaksanaan
pembelajaran adalah: a)
Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang, (1) pengertian puisi, (2) langkah-langkah menyusun puisi, (3) membuat puisi bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut: Pesawat terbang Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru Melayang-layang di udara Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang ke tujuannya Dengan cepat dan segera Pesawat terbang, Akucommit ingin terbang to userbersamamu Mengintari dunia, meraih cita-cita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali materi pada pertemuan pertama. c)
Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah.
2)
Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran Guru, dan Penilaian Proses Siswa
3)
Menyiapkan Instrumen Penilaian Peneliti dan guru menyusun
instrumen penelitian yang
berupa penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi dasar
yang
ingin
dicapai.
Lembar penilaian tes keterampian
menulis puisi.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 11 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari Sabtu, 14 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo. Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/ pengajar proses kegiatan pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran Konstruktivistik sedangkan guru kelas V (Bapak Subawa, S.Pd) melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati jalannya pembelajaran keterampilan menulis puisi di kelas. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut: Pertemuan I (2x35 menit) Pada
pertemuan
pertama yang
diajarkan kepada siswa kelas V
terlebih dahulu adalah mengenai materi puisi bebas yang meliputi: penjelasan materi puisi, langkah-langkah membuat puisi, membuat puisi dan membacakan puisi di depan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Siswa ditanya tentang pengertian puisi
agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi jiwa manusia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memahami makna puisi secara umum belum secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut: 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut: Jasa Petani Bila datang waktu pagi Berbondong-bondong petani menuju sawah menuai padi nan ranum dan melimpah Sungguh tenteram hati kami Kita tak bakal kurang pangan Kita tak akan kelaparan Kami berharap dan terus berharap semoga petani bekerja penuh semangat di atas lahan pertanian yang kian berkurang demi tercukupinya kebutuhan pangan berkat jasamu wahai petani kami bisa makan kenyang tiap hari pergi belajar dan bekerja commit to user dengan semangat yang menyala
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara membacakan puisi dengan baik dan benar . Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Hasil puisi yang dibuat siswa sebagai berikut: Memandang Alam Memandang alam dari atas bukit Sejauh pandang kulepas Sungai tampak berliku Sawah hijau terbentang Bagai permadani di kaki langit Gunung menjulang Berpayung awan Ohh indahnya pemandangan Kemudian, siswa disuruh maju kedepan membacakan puisi yang telah dibuat. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Pertemuan 2 (2x35 menit) Pada
pertemuan kedua mengulang kembali pembelajaran pada
pertemuan pertama yang
diajarkan kepada siswa kelas V terlebih dahulu
adalah mengenai materi puisi bebas yang meliputi: penjelasan materi puisi, langkah-langkah membuat puisi, membuat puisi dan membacakan puisi di depan kelas. Siswa ditanya tentang pengertian puisi
agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang commit to user ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut: 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut:
Indahnya bersekolah Ketika aku berangkat ke sekolah Aku melihat sebayaku juga bersekolah Ketika diluar kelas bermain dengan teman Aku menjalin persabatan Ketika aku didalam kelas Aku belajar dengan keras Ketika pulang Aku mengulang pelajaran di kelas Supaya ayah dan ibuku bangga Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Salah satu contoh puisi yang dibuat siswa sebagai berikut: Pak Tani Jiwamu sangat mulia Kau tak kenal lelah Kau berteduh dipanasnya terik matahari Kau mengayuh cangkul tanpa putus asa Capek dan lapar bukan kendala bagimu Demi menghidupi anak dan istrimu Kemudian, siswa disuruh maju kedepan membacakan puisi yang telah dibuat. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi Tahap observasi siklus I pada hari Rabu dan Jumat, 16-18 Februari 2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru
dan
siswa
selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, dan penilaian proses siswa ketika mengikuti pembelajaran menuli puisi melalui model pembelajaran konstruktivistik. Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) RPP yang dijadikan pedoman mengajar guru (peneliti), (2) berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung, (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran konstruktivistik oleh siswa. Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses pembelajaran commit to user yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia
tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan
pembelajaran konstruktivistik sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Penilaian Proses (Sikap Siswa) Di dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, dan kesungguhan pada diri siswa. 3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer yaitu guru kurang memperhatikan dan menegur siswa yang ramai. Kesan kerja guru masih rendah dan perlu ditingkatkan. 4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran konstrukvistik. 5) Hasil puisi yang dibuat siswa sebagai berikut: Pak Tani Jiwamu sangat mulia Kau tak kenal lelah Kau berteduh dipanasnya terik matahari Kau mengayuh cangkul tanpa putus asa Capek dan lapar bukan kendala bagimu Demi menghidupi anak dan istrimu Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai keterampilan menulis puisi. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Tabel.4.1 Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus 1 Interval 42 – 54 55 – 64 65 – 79 80- 100 Jumlah
Median
Frekuensi
Prosentase (%) Relatif Kumulatif
48.5 56 65 74
6 28.57 8 38.09 7 33.34 0 0 21 100,00 Nilai rata-rata 1231: 21 = 58,61 Ketuntasan Klasikal (14 : 21) × 100 % = 66,67% Nilai dibawah KKM (7 : 21) × 100 % = 33,33%
28.57 66.66 100.00 100.00
Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Siklus 1 Keterangan Nilai terendah Nilai Tertinggi Rata – rata Presentasi belajar tuntas
Tes Akhir Siklus 1 57 89,5 58,61 66,67%
Tabel 4 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo, terdapat sebesar 33,3% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 42-54 sebesar 28,57%, dan pada kelas 55-64 sebesar 38,09%. Sisanya sebesar 66,70% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65-79 sebesar 33,34%, dan pada kelas 80-100 sebesar 0%. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 66,67% atau 14 siswa sudah tuntas. Berdasarkan data pada tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas V SDN 03 Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 2 dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 9
8
8 7
7 6
frekuensi
6 5 4 3 2 1
0
0 42-54
55-64 interval nilai
65-79
80-100
Gambar 2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo pada siklus 1 Pada gambar 2 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada kelas 42-54 terdapat sebanyak 6 siswa, pada kelas 55-64 terdapat sebanyak 8 siswa, pada kelas 65-79 terdapat 7 siswa, pada kelas 80-100, dan pada kelas 80-100 terdapat sebanyak 0 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, masih terdapat 13 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) pada siklus I belum mencapai 70%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menulis puisi pada siklus I baik proses maupun hasil telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus), akan tetapi belum mencapai target yang diharapkan yaitu sebanyak 70% siswa mencapai target kentuntasan KKM. Hal ini terbukti dari 21 siswa yang melakukan tes menulis puisi, 14 siswa atau hanya sekitar 66,67% yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Meskipun belum mencapai target commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai rata-rata kelas sebesar 58,61. Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas V, diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa kurang maksimal antara lain: 1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan model pembelajaran konstruktivistik. Keberanian siswa juga belum terlihat maksimal atau masih malu membaca puisi di depan kelas. 2) Siswa belum terbiasa membuat puisi sendiri jadi keterampiln membuat puisi siswa masih perlu ditingkatkan. 3) Siswa kurang percaya diri, terlihat pada ekspresi membacakan puisi masih kurang sehingga kegiatan membaca puisi terasa kaku. 4) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 5) Pada umumnya siswa belum dapat memanfaatkan waktu. Hal ini karena siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya waktu yang tersedia sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. 2. Siklus II Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2012 (pertemuan 1) dan Rabu, 18 April 2012 (pertemuan 2). Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini dilakukan pada hari Sabtu, 19 April 2012 di ruang kelas V SDN 03 Karangmojo
setelah
dilaksanakannya
siklus
commit to user
I.
Proses
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 keterampilan menulis puisi pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu: 1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek minat, keaktifan, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar. 2) Memperbaiki puisi yang telah dibuat pada siklus I dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekolah kembali. Siswa yang belum aktif, perlu dibangkitkan semangatnya sehingga yang dilaksanakan bermanfaat untuk menyempurnakan hasil kerjanya. 3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil membacakan puisi di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi siswa terbaik. 4) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan keaktifannya. 5) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya. 6) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas diri disaat menulis puisi. 7) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran. Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 80 % atau sebanyak tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa digunakan setiap hari. b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang,(1) pengertian puisi ,(2) langkah-langkah menyusun puisi, (3) membuat puisi bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut : Pesawat terbang Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru Melayang-layang di udara Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang ke tujuannya Dengan cepat dan segera Pesawat terbang, Aku ingin terbang bersamamu Mengintari dunia, meraih cita-cita Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali materi pada pertemuan pertama. c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah. d) Menyiapkan
Lembar Observasi: RPP,
Pelaksanaan Pembelajaran
Guru, dan Penilaian Proses Siswa e) Menyiapkan Instrumen Penilaian Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes keterampian menulis puisi dan rubrik penilaian tes unjuk kerja membacakan puisi di depan kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin,16 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari Rabu, 18 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut: Pertemuan I (2x35 menit) Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi puisi dan memperbaiki dalam membuat puisi serta membacakan puisi di depan kelas. Siswa ditanya tentang pengertian puisi
agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut: 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Jasa Petani Bila datang waktu pagi Berbondong-bondong petani menuju sawah menuai padi nan ranum dan melimpah Sungguh tenteram hati kami Kita tak bakal kurang pangan Kita tak akan kelaparan Kami berharap dan terus berharap semoga petani bekerja penuh semangat di atas lahan pertanian yang kian berkurang demi tercukupinya kebutuhan pangan berkat jasamu wahai petani kami bisa makan kenyang tiap hari pergi belajar dan bekerja dengan semangat yang menyala Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara membacakan puisi dengan baik dan benar . Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Hasil puisi yang dibuat siswa sebagai berikut: Bunga Mawar Warnamu merah Harum semerbak Ingin rasanya ku memetikmu Tapi sayang aku takut durimu Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Kemudian siswa disuruh maju commit kedepantomembacakan puisinya.. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Pertemuan 2 (2x35 menit) Pada kedua siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas V adalah mengulang kembali mengenai materi puisi dan memperbaiki dalam membuat puisi serta membacakan puisi di depan kelas. Siswa ditanya tentang pengertian puisi
agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut: 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Jasa Petani Bila datang waktu pagi Berbondong-bondong petani menuju sawah menuai padi nan ranum dan melimpah Sungguh tenteram hati kami Kita tak bakal kurang pangan Kita tak akan kelaparan Kami berharap dan terus berharap semoga petani bekerja penuh semangat di atas lahan pertanian yang kian berkurang demi tercukupinya kebutuhan pangan berkat jasamu wahai petani kami bisa makan kenyang tiap hari pergi belajar dan bekerja dengan semangat yang menyala
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara membacakan puisi dengan baik dan benar . Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi Salah satu contoh puisi yang dibuat siswa sebagai berikut: Sekolahku Kau tempatku mencari ilmu Dengan semangat Setiap pagi aku datang ke sekolah Bertemu Bapak dan Ibu guru Ohh sekolahku kau tempat meraih cita-citaku Aku berjanji akan belajar dengan giat Demi masa depanku Terimakasih bapak ibu guru Terimakasih sekolahku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi Tahap observasi siklus II pada hari Senin dan Rabu, 16-18 April 2012 dilakukan pengamatan
terhadap kegiatan guru
dan
siswa
selama
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V bapak Subawa S.Pd. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu (1) RPP yang dijadikan pedoman mengajar peneliti, (2) berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa (penilaian proses) dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran konstruktivistik oleh siswa. Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang Indonesia
jalannya
pembelajaran
dari mata
pelajaran Bahasa
tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Konstriktivistik sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Sikap Siswa (Penilaian Proses) Pengamatan sikap siswa selama pembelajaran ini adalah bentuk penilaian kualitas proses. Di dalam proses pembelajaran siklus II siswa sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan siklus I. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, dan commit to user kesungguhan pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Masukan/catatan yang diberikan pengamat pembelajaran sudah berlangsung lebih baik dari siklus I, akan tetapi tingkat kedisiplinan siswa haru ditingkatkan lagi. 4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa melalui pembelajaran konstruktivistik. 5) Hasil Puisi yang dibuat siswa : Bunga Mawar Warnamu merah Harum semerbak Ingin rasanya ku memetikmu Tapi sayang aku takut durimu Daftar nilai keterampilan menulis puisi siswa siklus II.
Data
nilai
tersebut dikelompokkan ke dalam table 5 di bawah ini: Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar pada Siklus II Interval 42 - 54 55 - 64 65 - 79 80- 100 Jumlah
Median
Frekuensi
Persentase (%) Relatif Kumulatif
48 59,5 72 90
1 4.76 5 23.81 9 42.86 6 28.57 21 100,00 Nilai rata-rata 1489.5 : 21 = 70,92 Ketuntasan Klasikal (19 : 21) × 100 % = 90,47% Nilai dibawah KKM (2 : 21) × 100 % = 9,53% Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir Siklus 11 Keterangan Nilai terendah Nilai Tertinggi Rata – rata Presentasi belajar tuntas
Tes Akhir Siklus 11 57 90 70,92 90,47%
commit to user
4.76 28.57 71.43 100.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Dari tabel 4 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo , hanya terdapat sebesar 9,53% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 42-54 sebesar 4,76%, dan pada kelas 55-64 sebesar 23,81%. Sisanya sebesar 90,47% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65-79 sebesar 42,86%, dan interval kelas 80-100 terdapat 28,57%. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 90,47% atau 19 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa yang belum tuntas 9,53% atau 2 siswa. Berdasarkan data pada tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas V SDN 03 Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini : 10
9
9 8 frekuensi
7
6
6
5
5 4 3 2
1
1 0 42-54
55-64 interval nilai
65-79
80-100
Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo pada siklus II Pada gambar 3 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada kelas 42-54 terdapat 1 siswa, pada kelas 55-64 terdapat sebanyak 5 siswa, pada kelas 65-79 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas 80100 terdapat 6 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, hanya terdapat 2 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan menulis puisi siswa yang memperoleh nilai 65 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 (KKM) sudah mencapai 80% akan tetapi penelitian masih akan terus dilaksanakan sampai didapat nilai ketuntasan 100%.
d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran berbicara siklus II ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I. Keberhasilan proses pembelajaran berbicara siklus II dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini: Bertolak dari perbaikan pada siklus I dibuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II ini dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi. Hal ini terbukti dari 21 siswa yang melakukan tes unjuk kerja membacakan puisi yang telah dibuat, 19 siswa atau sebesar 90,47% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 23,77% dengan rata-rata nilai keterampilan menulis puisi dalam kelas sebesar 70,92 Secara
umum
semua
kelemahan
yang
ada
dalam
proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi pada siklus II sudah dapat diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dan
kurang
bersungguh-sungguh.
Namun,
secara
garis
besar
siswa merasa termotivasi dalam belajar, senang hati, dan antusias dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran.
Selain
itu,
peningkatan
kualitas hasil keterampilan menulis puisi pada siklus II mencapai indikator
ketercapaian
yaitu
80%
dari
jumlah
siswa
yang
ada,
penelitian masih perlu dilakukan lagi agar mencapai 100% ketuntasan, untuk itu perlu adanya lagi penelitian siklus III.
3. Siklus III Tindakan pada siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap commit to(2x35 user menit). Siklus III dilaksanakan pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 pada hari Senin, 23 April 2012 (pertemuan 1) dan Rabu, 25 April 2012 (pertemuan 2). Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus II. Tahap ini dilakukan pada hari Senin, 23 Februari 2012 di ruang kelas V SDN 03 Karangmojo setelah dilaksanakannya siklus II. Proses pembelajaran keterampilan menulis puisi pada siklus III ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus II, yaitu: a. Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek minat, keaktifan, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar. b. Memperbaiki puisi yang telah dibuat pada siklus I dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekolah kembali. Siswa yang belum aktif, perlu dibangkitkan semangatnya sehingga yang dilaksanakan bermanfaat untuk menyempurnakan hasil kerjanya. c. Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil membacakan puisi di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian hadiah bagi siswa terbaik. d. Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan keaktifannya. e. Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya. f. Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas diri disaat menulis puisi. g. Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Tahapan-tahapan pada siklus III adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Tindakan Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus III ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 100 % nilai siswa mencapai 65 atau sebanyak 21 siswa tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi. Tahap-tahap perencanaan pada siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa digunakan setiap hari. 2) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang ,(1) pengertian puisi, (2) langkah-langkah menyusun puisi, (3) membuat puisi bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut : Pesawat terbang Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru Melayang-layang di udara Pesawat terbang, Engkau bawa orang-orang ke tujuannya Dengan cepat dan segera Pesawat terbang, Aku ingin terbang bersamamu Mengintari dunia, meraih cita-cita Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali materi pada pertemuan pertama. 3) Mempersiapkan
media
pembelajaran,
media
digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah. commit to user
pembelajaran
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 4) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran Guru, dan Penilaian Proses Siswa 5) Menyiapkan Instrumen Penilaian Peneliti dan guru menyusun
instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes keterampian menulis puisi dan rubrik penilaian tes unjuk kerja membacakan puisi di depan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 23 April 2012 dan pertemuan kedua pada hari Rabu, 25 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut: Pertemuan I (2x35 menit) Pada pertemuan pertama siklus III yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi puisi. Siswa ditanya tentang pengertian puisi
agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat commit sebagai to user berikut: puisi berdasarkan pengalaman pribadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut: Alam Semesta Sejauh mata memandang Terlihat begitu luas sawah membentang Tanaman hijau bergoyang-goyang Seakan mengajakku ikut bergoyang Banyak pepohonan nan hijau Memberikan kesegaran dalam hati Dalam benakku berkata Terimaksih Tuhan atas karuniamu ini Setelah itu guru memberikan contoh membacakan puisi di depan kelas. Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Salah satu contoh hasik karya puisi siswa sebagai berikut: Angin Aku berdiri didepan sekolahku Ada angin sepoi-sepoi Rambutku berantakan karnanya Tapi tak apa Karna dialah yang memberikan kesejukkan Setelah seharian aku belajar didalam kelas Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini commit to user merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Pertemuan 2 (2x35 menit) Pada pertemuan kedua siklus III yang diajarkan kepada siswa kelas V adalah mengulang kembali mengenai materi puisi dan memperbaiki dalam membuat puisi serta membacakan puisi di depan kelas. Siswa ditanya mengenai pengertian puisi. puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut: 1) Menentukan pengalaman yang menarik 2) Menentukan tema puisi 3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi 4) Menulis puisi bait demi bait 5) Menentukan judul yang sesuai Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut: Wanita-Wanita Perkasa Setiap pagi aku melihat Wanita-Wanita perkasa menuruni bukit Membawa sabit dan keranjang Begitu berat pekerjaanmu Namun tak sedikitpun terlihat keluh kesahmu Wajahmu tetap tersenyum manis Menggambarkan betapa ihklasnya hatimu Membantu sang suami commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Setelah itu guru memberikan contoh membacakan puisi di depan kelas. Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Salah satu hasil puisi yang di buat siswa sebagai berikut: Burung Aku melihat burung-burung berterbangan Kesana kemari hinggap di pepohonan Suaramu merdu sekali Ingin rasanya ku ikut bernyanyi Burung dimana rumahmu Bolehkah ku ikut denganmu Cuma ingin tahu Bukan ingin mengambil sarangmu Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi Tahap observasi siklus II pada hari Senin dan Rabu, 23-25 April 2012 dilakukan pengamatan
terhadap kegiatan guru
dan
siswa
selama
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V bapak Subawa S.Pd. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu (1) RPP yang dijadikan pedoman mengajar peneliti, (2) berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa (penilaian proses) dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi melalui pembelajaran konstruktivistik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang Indonesia
jalannya
pembelajaran
dari mata
pelajaran Bahasa
tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Konstriktivistik sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru Guru menilai RPP yang digunakan oleh peneliti menunjukkan penyusunan RPP dalam kategori sangat baik. Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 2) Sikap Siswa (Penilaian Proses) Pengamatan sikap siswa selama pembelajaran ini adalah bentuk penilaian kualitas proses. Di dalam proses pembelajaran siklus III siswa sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan siklus II. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, dan kesungguhan pada diri siswa. 3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Masukan/catatan yang diberikan pengamat yaitu pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, kedisiplinan siswa serta keaktifan siswa sudah banyak terlihat. 4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa melalui pembelajaran konstruktivistik 5) Contoh puisi yang dibuat siswa Sawah Membentang luas Padi terhampar menguning Bagaikan permadani Menghiasi jagat raya Menyejukkan yang memandang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Daftar nilai keterampilan menulis puisi siswa siklus III. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 7 di bawah ini: Tabel 4.7.. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar pada Siklus III Interval 42 – 54 55 – 64 65 – 79 80- 100 Jumlah
Median
Frekuensi
Prosentase (%) Relatif Kumulatif
48 59,5 72 90
0 0 2 9.52 9 42.86 10 47.62 21 100,00 Nilai rata-rata 1667: 21 = 79,38 Ketuntasan Klasikal (21: 21) × 100 % = 100% Nilai dibawah KKM (0: 21) × 100 % = 0%
0 9.52 52.38 100.00
Tabel 4.8. Hasil Tes Akhir Siklus 111 Keterangan
Tes Akhir Siklus III
Nilai terendah
68
Nilai Tertinggi
93
Rata – rata
79,38
Presentasi belajar tuntas
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo ,terdapat sebesar 0% siswa tidak tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 42-54 sebesar 0%, dan pada kelas 55-64 sebesar 9,52%. Sisanya sebesar 100% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65 - 79 sebesar 42,86%, dan interval kelas 80-100 terdapat 47,62%. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus III mencapai 100% atau 21 siswa sudah tuntas. Berdasarkan data pada tabel diatas
maka hasil pembelajaran
keterampilan menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus III pada siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 kelas V SDN 03 Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4 dibawah ini : 12 10 10
9
frekuensi
8 6 4 2 2 0 0 42-54
55-64 interval nilai
65-79
80-100
Gambar 4.3. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo pada siklus III Pada gambar 3 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada kelas 42-54 terdapat 0 siswa, pada kelas 55-64 terdapat sebanyak 2 siswa, pada kelas 65-79 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas 80100 terdapat 10 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa sudah mencapai target ketuntasan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan menulis puisi siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) sudah mencapai 100% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi siklus III ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus II. Keberhasilan proses pembelajaran berbicara siklus III dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini: Bertolak dari perbaikan pada siklus II dibuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus III ini dapat meningkatkan commit to user kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi. Hal ini terbukti dari 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 siswa yang melakukan tes unjuk kerja menulis puisi, 21 siswa atau sebesar 100% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 9,53%
dengan rata-rata nilai keterampilan menulis puisi dalam kelas
sebesar79,38. Secara
umum
semua
kelemahan
yang
ada
dalam
proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi pada siklus III sudah dapat diatasi dengan baik. Secara garis besar siswa merasa termotivasi dalam belajar,
senang
pembelajaran.
hati,
Selain
dan itu,
antusias peningkatan
dalam kualitas
melakukan hasil
kegiatan
keterampilan
menulis puisi pada siklus III sudah mencapai indikator ketercapaian yaitu 100% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan karena sudah mencapai target ketuntasan yaitu 100%.
C. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil siswa kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis puisi dengan model pembelajaran konstruktivistik. Tabel 4.9. Data Frekuensi Nilai Keterampilan menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo pada Prasiklus, Siklus I, Sikllus II, dan Siklus III Keterangan
Tes Awal 40 89,5 53.09
Tes Akhir Siklus I 57 90 58,61
Tes Akhir Siklus II 57 93 70,92
Tes Akhir Siklus III 68 93 79,38
Nilai terendah Nilai Tertinggi Rata – rata Presentasi 33,33% 66,67% 90,47% 100% belajar tuntas Tabel 9 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan commit to user menulis puisi siswa dari prasiklus sampai siklus III. Presentase ketuntasan klasikal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 meningkat dari prasiklus sebesar 33,33% menjadi 66,67% pada siklus 1, meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,47% dan pada siklus III Presentase ketuntasan menjadi 100%. Sehingga dapat dikatakan penelitian berhasil dengan baik dengan seluruh siswa mampu mencapai nilai tuntas KKM yaitu 65. Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 60, pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 58,61. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan menulis puisi mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 70, dan mencapai ketuntasan 100% pada siklus III. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model penbelajaran konstruktivistik tepat untuk membantu meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis puisi. Dari tabel 10 perbandingan nilai keterampilan menulis puisi di atas dapat dibuat grafik pada gambar 5 sebagai berikut:
Nilai terendah / tertinggi
kondisi Awal
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
siklus I
siklus II
Siklus III
89
90
80 68 57
57
40
Nilai terendah
Nilai tertinggi Pelaksanaan Tindakan
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 kondisi Awal
siklus I
siklus II
Siklus III
Nilai / Prosentase
120 90,47
100 70,92
80 53,09
60
100
79,38 66,67
58,61 33,33
40 20 0 Nilai Rata-rata
Prosentase Ketuntasan Pelaksanaan Tindakan
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan siklus III D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas keterampilan menulis puisi , baik proses maupun hasil keterampilan
menulis
puisi
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
konstruktivistik pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Secara garis besar, penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti pada bagian bab I. Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi dari prasiklus dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut : a. Prasiklus Pada prasiklus terlihat bahwa minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah. Pembelajaran keterampilan commit to user menulis puisi masih menggunakan cara yang kurang menarik daya imaginasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 siswa. Pembelajaran terkesan membosankan sehingga membuat siswa jenuh dan tidak bisa mengembangkan daya imaginasinya kedalam sebuah puisi. Selain itu siswa merasa takut dan malu membacakan hasil karyanya kedepan kelas. Hal ini membuat siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi yang diberikan oleh guru. Akibatnya presentase nilai kualitas nilai menulis puisi masih rendah. Kualitas proses yang rendah berimbas pada kualitas hasil keterampilan menulis puisi siswa menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.
Nilai
keterampilan menulis puisi yang
diperoleh siswa masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 7 siswa atau 33,33%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 40 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90. Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 42-54 sebanyak 7 siswa atau 33,33%, pada kelas 55-64 sebanyak 7 siswa atau 33,34%, pada kelas 65-79 sebanyak 5 siswa atau 23,80%, dan pada kelas 80-100 sebanyak 2 siswa atau 9.52%. Selama prasiklus nilai rata-rata klasikal yang dicapai adalah 60. Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa pun juga masih rendah. Oleh karena itu dilakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
b. Siklus I Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti adanya peningkatan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis puisi siswa. Dalam proses pembelajaran menulis puisi
siklus I ini peneliti menggunakan
model pembelajaran konstruktivistik ,dengan
pembelajaran kostruktivistik
digarapkan siswa akan lebih mudah membangun ilmunya sendiri melalui pengalaman siswa itu sendiri. Pada siklus I kualitas hasil keterampilan menulis puisi yang ingin dicapai adalah 70% siswa dapat tuntas KKM. Hal ini berarti dalam siklus I to user nilai di atas KKM. Dilihat dari diharapkan sebanyak 16 siswacommit memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 banyaknya siswa yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 14 siswa atau 66,7% sudah tuntas dan masih terdapat 7 siswa atau 33,3% yang belum tuntas KKM. Setelah tindakan siklus I nilai terendah terdapat pada kelas 4254 sebanyak 6 siswa atau 28,57%, pada kelas 55-64 sebanyak 8 siswa atau 38,09%, pada kelas 65-79 sebanyak 7 siswa atau 33,34%, dan pada kelas 80-100 sebanyak 0 siswa atau 0%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai
rata-rata klasikal pada siklus
prasiklus sebesar
69,14% meningkat menjadi 77,43% Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I belum tercapai, pada siklus I nilai siswa belum memuaskan. Karena kebanyakan siswa hanya memperoleh nilai pada interval nilai sedang. Dari hasil yang diatas terbukti bahwa pembelajaran konstruktivistik perlu menangani beberapa kendala dalam pembelajaran antara lain: Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga menyebabkan miskonsepsi, siswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga
membutuhkan waktu yang lama dan
penanganan yang berbeda-beda, Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama. Hal ini dapat dilihat pada bab.2 hal.10-11. Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal yang terkait faktor-faktor penilaian keterampilan menulis puisi siswa yaitu: pertama, rata-rata siswa sudah bisa menulis puisi dengan baik akan tetapi ada beberapa siswa yang belum bisa mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan puisi. Kedua, dalam membacakan hasil karyanya di depan kelas mereka masih terlihat enggan dan malu-malu sehingga membaca puisi terkesan seperti membaca sebuah cerita. Kelancaran siswa pada siklus I rata-rata cukup lancar dan dari segi pemahaman materi cukup baik. Peningkatan kualitas proses dan hasil pada siklus I belum memuaskan dan masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan keterampilan menulis puisi siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 c. Siklus II Kualitas hasil keterampilan menulis puisi siklus II terjadi peningkatan. Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus II adalah 80% atau sebanyak 18 siswa mampu tuntas KKM dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi. Dari 21 siswa kelas V setelah diadakan tindakan siklus II terdapat 19 siswa atau 90,47% tuntas KKM dan 2 siswa atau 9,53% belum tuntas KKM. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas interval. Dari 21 siswa kelas V ditunjukkan pada kelas interval 42-50 saat siklus I terdapat 2 siswa meningkat menjadi tidak ada. Setelah tindakan siklus II nilai terendah terdapat pada kelas interval 42-54 sebanyak 1 siswa atau 4,76%, pada kelas interval 55-64 sebanyak 5 siswa atau 23,81%, pada kelas interval 65-79 sebanyak 9 siswa atau 42,86%, dan pada kelas interval 80-100 sebanyak 6 siswa atau 28,57%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I sebesar 69,14 meningkat menjadi 77,43 pada siklus II. Dari hasil diatas dapat dibuktikan bahwa pembelajaran konstruktivistik telah
berhasil
meningkatkan
nilai
keterampilan
menulis
puisi
dengan
mengimplikasikan pembelajaran konstruktivistik antara lain : Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan
baru, mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari
kemajuan
mereka
serta
memberi
kesempatan
siswa
untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. Hal ini dapat dilihat pada bab.2 hal.10-11. Peningkatan kualitas poses dan hasil keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II sudah memuaskan akan tetapi belum mencapai indikator ketercapaian 100%. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan akan dilanjutkan lagi ke siklus III. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 d. Siklus III Kualitas hasil keterampilan menulis puisi siklus III terjadi peningkatan. Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus III adalah 100% atau sebanyak 21 siswa mampu tuntas KKM dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi. Dari 21 siswa kelas V setelah diadakan tindakan siklus III terdapat 21 siswa atau 100% tuntas KKM dan 0 siswa atau 0% yang tidak tuntas KKM. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas interval. Dari 21 siswa kelas V ditunjukkan pada kelas 51-60 saat siklus II terdapat 1 siswa meningkat menjadi tidak ada. Setelah tindakan siklus III nilai terendah terdapat pada kelas 42-54 sebanyak 0 siswa atau 0%, pada kelas interval 5564 sebanyak 2 siswa atau 9,52%, pada kelas interval 65-79 sebanyak 9 siswa atau 42,86%, dan pada kelas interval 80-100 sebanyak 10 siswa atau 47,62%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I sebesar 69,14 meningkat menjadi 77,43, pada siklus II dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 87,66. Dari hasil diatas dapat dibuktikan bahwa pembelajaran konstruktivistik telah
berhasil
meningkatkan
nilai
keterampilan
menulis
puisi
dengan
mengimplikasikan pembelajaran konstruktivistik antara lain: Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan
baru, mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari
kemajuan
mereka
serta
memberi
kesempatan
siswa
untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. Hal ini dapat dilihat pada bab.2 hal.10-11. Peningkatan kualitas poses dan hasil keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II sudah memuaskan dan sudah mencapai target indikator ketercapaian 100%. Oleh karena itu, peneltian dapat dihentikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I, II dan III, keberhasilan pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Kualitas Proses 1) Siswa semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa menujukkan sikap yang memperhatikan dan tidak gaduh.ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa antusias mengikuti pembelajaran dan tidak ada siswa yang mengantuk atau melamun. 2) Siswa terlihat bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Keadaan ini ditandai dengan keaktifan siswa bertanya . 3) Siswa memiliki kesungguhan dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan siswa ketika harus mengamati lingkungan sekolah untuk dijadikan bahan reverensi membuat puisi.
b. Kualitas Hasil Nilai tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa dengan model pembelajaran konstruktivistik yang telah dilaksanakan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus III dibandingkan dengan kondisi awal. Ketuntasan klasikal akhir siklus mencapai 100% dengan nilai rata-rata 87,67. Kualitas hasil keterampilan menulis puisi ditandai dengan meningkatnya aspek-aspek penilaian menulis puisi yang secara garis besar dijelaskan sebagai berikut : 1) Siswa mampu membuat puisi dengan pilihan kata atau diksi dengan benar dan tepat. 2) Siswa mampu membuat puisi dengan koherensi atau kesesuaian judul dengan isi puisi dengan benar dan tepat. 3) Siswa mampu menyusun kata per baris / per bait dengan padu dan saling berhubungan. to user kedepan kelas dengan baik. 4) Siswa mampu membacakancommit hasil puisinya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Penggunaan
model
pembelajaran
konstruktivistik
dapat
meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar
tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 53,09 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 33,33%, siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 69,14 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 66,70% , siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 77,43 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 90,47%. dan siklus III nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 87,66 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 100%. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada penggunaan model
pembelajaran konstruktivistik dalam meningkatkan
keterampilan menulis siswa kelas V. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang digunakan terdiri dari tiga siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 14 April 2012, siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 April s.d.18 April 2012, dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 23 April s.d 25 April 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan commit to user keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Karanganyar. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V , hal itu dapat ditinjau dari halhal berikut: Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V karena penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dalam pembelajaran menulis puisi memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan pengalamannya, peserta didik dengan lingkungan. Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif, dan sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada peserta didik juga sangat penting. Motivasi diberikan agar peserta didik dapat belajar dengan baik sehingga peserta didik mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri peserta didik dengan memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses
pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap user keberhasilan peserta didik commit dalam to melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Pentingnya
penggunaan
model
pembelajaran
konstruktivistik
dalam
pembelajaran menulis puisi terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Selain itu penggunaan model pembelajaran konstruktivistik juga mempermudah anak membangun
ilmunya
sendiri
melalui
pengalamanya
serta
mampu
meningkatkan kreativitas dan daya imaginasi anak. Presentase hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran konstruktivistik meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklus pada aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif peserta didik. Dengan adanya peningkatan ini pada akhirnya keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar meningkat. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik SDN 03 Karangmojo Tsaikmadu Karanganyar. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan model pembelajaran konstruktivistik harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu ketiga aspek hasil belajar harus diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya dalam ketrampilan menulis puisi siswa.
C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: commit to user Karanganyar 1. Bagi Sekolah SDN 03 Karangmojo Tasikmadu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat peserta didik tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi. c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat mempermudah siswa dalam membangun ilmunya sendiri melalui pengalaman-pengalaman siswa sendiri. 3. Bagi Peserta Didik SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Peserta didik harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dan imaginasinya dalam proses pembelajaran untuk menambah keterampilan menulis puisi. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor, aspek afektif, dan aspek kognitif. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan commit to user dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konstruktivistik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user