1
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)
SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh: USRIYA HIDAYATI NIM 111 11 068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
2
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)
SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh: USRIYA HIDAYATI NIM 111 11 068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
3
4
5
6
7
MOTTO
سنُ ُه ْم ُخلُقًا َ َواَ ْك َم ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْي َن إِ ْي َمانًأاَ ْح “Dan orang mukmin yang paling sempurna Imanya adalah mereka yang paling baik Akhlaknya “ (HR. Ahmad)
8
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1.
Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Bapak Sungkono dan Ibu Sri Supatmi, karena dengan bimbingan, pengorbanan, kasih sayang, dan doa keduanya lah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita.
2.
Adikku tercinta Rif‟an Nur Fauzi yang selalu memberikan canda tawa sehingga semangat lagi untuk menyelesaikan skripsi ini.
3.
Sahabatku Ria Winarni, Dwi Silvia Anggraini, Siti Masitoh, Ika Khusnul Fadhilah dan Fakhruni Nur Kharimah, yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
4.
Teman-temanku seperjuangan angkatan tahun 2011, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.
9
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
3.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
4.
Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5.
Ibu Dr. Muna Erawati S.Psi, M.Si selaku pembimbing akademik.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7.
Bapak kepala sekolah, guru dan siswa SMK Negeri 1 Bawen yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.
10
11
ABSTRAK Hidayati, Usriya. 2016. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab). Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata kunci: Kurikulum 2013 dan Karakter (Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab) Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004, yang menekankan pada pendidikan karakter. Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia. Walaupun Kurikulum 2013 sudah diterapkan sejak tahun 2013 silam, namun sampai sekarang masih ada keluhan dari guru dan peserta didik tentang Kurikulum 2013 ini. Adapun fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa? (2) Faktor-faktor pendukung dan pengambat apa saja dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen? (3) Bagaimana solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, dokumentasi, dan observasi. Studi kasus ini melibatkan berbagai pihak, yaitu: kepala sekolah, waka kurikulum, guru PAI dan peserta didik. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI dalam membentuk karakter jujur tidak bisa terlepas dari guru sebagai fasilitator pembelajaran dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, metode dan sumber belajar, serta media yang digunakan. Karakter (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik di SMK Negeri 1 Bawen juga belum terbentuk secara maksimal, bukan karena kurang efektifnya penerapan Kurikulum 2013 di sekolah tersebut. Akan tetapi, peserta didik belum terbiasa dengan Kurikulum 2013 yang diterapkan. (2) a) Faktor pendukungnya antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, fasilitas dan sumber belajar, serta lingkungan yang kondusif. b) Sedangkan faktor penghambatnya adalah: peserta didik, proses penilaian, dan regulasi pemerintah yang berubah sewaktu-waktu. (3) solusi yang ditempuh yaitu: guru harus kreatif, melakukan IHT (In House Training), dan memanfaatkan internet.
12
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR BERLOGO ................................................................................... i HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8 E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 8 F. Metode Penelitian ......................................................................................... 13 G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 21
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 ................................................................... 23 2. Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 .................................................. 25 3. Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................................ 28 4. Standar Penilaian Kurikulum 2013......................................................... 33 5. Keunggulan Kurikulum 2013 ................................................................. 36 6. Kunci Sukses Kurikulum 2013...................................................... 38 7. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP.................................... 44
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................ 46 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................................ 48 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................................ 49 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .............................................. 51
C. Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab 1. Jujur............................................................................................... 53 2. Disiplin.......................................................................................... 54 3. Tanggung Jawab........................................................................... 55
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. Sejarah Berdirinya Sekolah........................................................... 58 2. Identitas Sekolah........................................................................... 59 3. Letak Geografis............................................................................. 60 4. Visi dan Misi................................................................................ 61 5. Tujuan........................................................................................... 61
14
6. Sarana dan Prasarana.................................................................... 62 7. Struktur Organisasi....................................................................... 63 8. Data Guru dan Karyawan............................................................. 64 9. Keadaan Siswa.............................................................................. 64 10. Ekstrakurikuler.............................................................................. 67 B. Temuan Penelitian 1. Profil Responden .................................................................................... 69 2. Hasil Penelitian ...................................................................................... 71
BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab .............................................. 90 B. Faktor Pendukung dan Penghambat .............................................................. 102 C. Solusi ............................................................................................................ 106
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... 108 B. Saran ............................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.2 Identitas Sekolah .............................................................................. 59 Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana ........................................................................ 62 Tabel 3.7 Struktur Organisasi ........................................................................... 63 Tabel 3.8 Data Guru dan Karyawan ................................................................. 64 Tabel 3.9 Data Siswa Kelas X .......................................................................... 64 Tabel 3.9 Data Siswa Kelas XI ........................................................................ 65 Tabel 3.9 Data Siswa Kelas XII ....................................................................... 66
16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum itu bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Akan tetapi, perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas (Mulyasa, 2013: 59). Perubahan
yang
terdapat
pada
Kurikulum
2013
ini
adalah
penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan pada karakteristik siswa (Amri, 2013: 282-283). Di era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh penggunaan teknologi informasi dan kemampuan intelektual sebagai modal utama dalam berbagai bidang kehidupan, ternyata disisi lain memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari degradasi moral, sikap dan perilaku semakin terasa diberbagai kalangan masyarakat. Degradasi moral tersebut antara lain ditandai oleh memudarnya sikap santun, ramah, serta jiwa kebhinnekaan, kebersamaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di samping itu, perilaku anarkisme
17
dan ketidak jujuran marak di kalangan peserta didik, misalnya tawuran dan menyontek (Zuchdi dkk, 2013: 1). Di sekolah, terjadi penyimpangan-penyimpangan remaja tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan agama, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh pendidik di sekolah. Jika pendidikan karakter hanya dibebankan kepada guru agama, maka moralitas yang akan tumbuh hanya sebatas hafalan terhadap doktrin-doktrin agama (Budiningsih, 2004: 1-2). Undang-undang No. 20 Tahun 2003, ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam pasal 35, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan kompetensi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Hidayati, 2013: 112113). Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan dengan mempersiapkan para peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Oleh karena itu, pemeritah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter
keseluruh
jenis
dan
jenjang
pendidikan
termasuk
dalam
pengembangan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
18
pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value). Pendidikan
karakter
dalam
Kurikulum
2013
bertujuan
untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementsi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya,
mengkaji
dan
menginternalisasi
serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Implementasi
Kurikulum
2013,
pendidikan
karakter
dapat
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif tetapi menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2013: 6-7).
19
Implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponenkomponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri. Komponenkomponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran,
mekanisme
penilaian,
kualitas
hubungan,
pengelolaan
pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah/madrasah. Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal diantara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak diantara para anggota tim. Kerjasama antar para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk; kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, ketelitian dan komitmen (Mulyasa, 2013: 9-11). SMK Negeri 1 Bawen merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun 2013 yang lalu, dan tahun ini merupakan tahun ke-3. Hal ini bisa dilihat dari sarana dan prasarana, fasilitas
20
dan sumber belajar yang mendukung dan beberapa usaha yang ditempuh oleh guru-guru. Kurikulum 2013 yang mengedepankan pada aspek sikap daripada aspek keterampilan dan pengetahuan, SMK Negeri 1 Bawen ingin menciptakan karakteristik siswa yang sesuai dengan Kurikulum 2013 ini. Sejauh ini, guru-guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen selalu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013. Banyak sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya persiapan administrasi pembelajaran. Salah satu persiapan tersebut adalah dengan mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 untuk mendukung implementasi dalam pembelajaran PAI. Sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan kurikulum. Sosialisasi ini perlu dilakukan oleh berbagai pihak yang memiliki kewenangan untuk itu, yaitu; guru, kepala sekolah, pengawas bahkan komite sekolah (Mulyasa, 2013: 10). Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut agama Islam agar kelak dapat berguna bagi hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup serta berguna bagi bangsa dan negaranya. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum di sekolah atau madrasah. Guru menjadi faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran mata pelajaran tertentu dan harus mampu merumuskan unsurunsur pembelajaran dengan baik. Sehingga guru dalam melaksanakan
21
profesinya
harus
berdasarkan
pertimbangan
profesional
(profesional
judgement) secara tepat dan baik (Nurdin, 2005: 13). Hal ini mengingat guru tidak hanya sebagai pengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik , akan tetapi sebagai tenaga profesional yang dapat menjadikan peserta didiknya mampu merencanakan, menganalisis serta menyampaikan masalah yang dihadapi. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kini berubah menjadi Pendidikan Islam dan Budi Pekerti. Waktu pembelajaran yang semula 2 jam mata pelajaran kini menjadi 3 jam mata pelajaran. Mengenai penambahan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menjadi 3 jam ini bukan menjadi masalah yang besar justru dengan penambahan jam ini cukup berguna untuk membangun karakter siswa di SMK Negeri 1 Bawen. Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana implementasi kurikulum di SMK Negeri 1 Bawen, dengan mengambil
judul
“IMPLEMENTASI
KURIKULUM
2013
DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab)”.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016?
22
2. Faktor-faktor pendukung dan pengambat apa saja dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang pendukung dan pengambat dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui bagaimana solusi yang ditempuh untuk mengatasi faktorfaktor penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
23
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi para pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Hasil-hasil
penelitian
diharapkan
dapat
dimanfaatkan
untuk
menyempurnakan implementasi kurikulum pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik bagi sekolah, termasuk guru, pengembang kurikulum, maupun untuk tujuan penelitian lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari interpretasi dan kesalahpahaman pengertian batasan istilah, maka peneliti menyampaikan batasan-batasan istilah sebagai berikut : 1. Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakann praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap (Hamalik, 2013: 237). Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (sikap, keterampilan dan pengetahuan) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa, 2013: 66).
24
Maka dari itu, arti dari implementasi Kurikulum 2013 disini adalah pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter (meliputi: jujur, disiplin dan tanggung jawab) siswa yang diterapkan di SMK Negeri 1 Bawen. 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut agama Islam. Adapun Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman (Nurdin, 2005: 13). Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada peserta didik menurut agama Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat serta berguna bagi bangsa dan negara. 3. Karakter (Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab) Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner disposition to respond to situations in a moraly good way”. Selanjutnya Lickona menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior.” Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu
25
menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitives), perasaan (affectives), dan perilaku (behaviors) yang sudah menjadi kebiasaan (habits) (Zuchdi dkk, 2013: 1617). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dalam lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, perasaan, dan perkataan serta perilaku sehari-hari berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Nilai-nilai karakter itu adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Suyadi, 2013: 7-9). Namun disini penulis hanya akan mengambil 3 dari 18 nilai karakter yang telah disebutkan diatas, 3 nilai karakter itu adalah jujur, disiplin, dan tanggung jawab. a. Jujur Jujur yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar,
26
mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat di percaya (Suyadi, 2013: 8). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan
(dalam bentuk perasaan, kata-kata dan perbuatan)
bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan sendiri. Kata jujur identik dengan benar yang lawan katanya adalah bohong. Maka jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan) (Kesuma dkk, 2012: 16). Indikator karakter jujur antara lain: 1) Mengemukakan apa adanya 2) Berani bertanya 3) Menunjukan fakta yang sebenarnya 4) Berani menyatakan pendapat 5) Mengakui kesalahan (Mulyasa, 2014: 148). Seseorang yang memiliki karakter jujur akan diminati orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan atau mitra kerja, dan sebagainya. Karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang ia lakukan. b. Disiplin Disiplin yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku (Suyadi, 2013: 8).
27
Indikator disiplin disini adalah 1) Masuk kelas tepat waktu 2) Mengumpulkan tugas tepat waktu 3) Memakai sragam sesuai tata tertib 4) Mengerjakan tugas yang diberikan 5) Tertib dalam mengikuti pembelajaran 6) Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7) Membawa buku tulis maupun teks sesuai dengan mata pelajaran c. Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama (Suyadi, 2013: 9). Tanggung jawab yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan, harus dilakukan.Tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin. Indikator tanggung jawab disini adalah: 1) Melaksanakan kewajiban 2) Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan 3) Menaati tata tertib sekolah 4) Memelihara fasilitas sekolah
28
5) Menjaga kebersihan lingkungan Jadi yang dimaksud dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016 (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab) adalah pelaksanaan atau penerapan Kurikulum 2013 dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas.
F. Metode Penelitian Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data sesuai obyek yang dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat tujuannya adalah untuk mendapatkan data dilapangan, maka penelitian ini tidak dapat dilakukan hanya dilabolatorium, melainkan harus dilakukan di lapangan (Ali, 1993: 152). Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
29
informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2004: 234). Penelitian ini dilakukan di lapangan tanpa menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian langsung di SMK Negeri 1 Bawen guna memperoleh data-data yang akurat mengenai implementasi Kurikulum 2013 dan problematika serta solusi yang ditempuh dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Bawen. 3. Sumber Data a. Data Primer Menurut S. Nasution data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Nasution, 2004: 64). Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer digunakan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai SMK Negeri 1 Bawen. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang tidak langsung memberikan
30
data kepada pengumpul data, baik buku-buku maupun dokumen yang resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan beberapa informan di SMK Negeri 1 Bawen. 4. Prosedur Pengumpulan Data Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut : a. Metode Wawancara Interview atau wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan peneliti yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan cara mengajukann pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik. Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semistruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono, 2008: 317). Metode ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang ada dalam pikiran dan perasaan responden. Salah satu cara yang akan ditempuh peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan subyek penelitian dengan tetap berpegang pada arah sasaran dan fokus penelitian. Adapun pihak-pihak yang diwawancarai adalah :
31
1) Kepala Sekolah, materi wawancara adalah seputar kurikulumkurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di SMK Negeri 1 Bawen, pelaksanaan Kurikulum 2013, sarana dan prasarana terkait dengan Kurikulum 2013, dan apa saja problem yang dihadapi serta bagaimana solusi yang ditempuh dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. 2) Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum-kurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di SMK Negeri 1 Bawen, pelaksanaan Kurikulum 2013, sarana dan prasarana terkait dengan Kurikulum 2013, dan apa saja problem yang dihadapi serta bagaimana solusi yang ditempuh dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. 3) Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, materi wawancara seputar materi pelajaran Pendidikan Agama Islam terkait dengan karaker jujur, disiplin dan tanggung jawab siswa saat di kelas, respon terhadap Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Agama Islam, bagaimana penilaian yang dilakukan terkait dengan Kurikulum 2013. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 1996: 6). Metode dokumentasi juga dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data dengan cara mencari
32
data atau informan yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen yang ada seperti buku induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya. Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan berbagai informasi, khususnya untuk melengkapi data dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Observasi Metode observasi merupakan pengamatan langsung dan melihat sendiri obyek yang akan diamati. Observasi juga bisa diartikan sebagai pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diteliti. Sutrisno Hadi (1986) menyatakan dalam bukunya Dr. Sugiyono bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Obyek yang akan diamati adalah ketika guru mengajar, bagaimana kondisi pembelajarannya dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan Kurikulum 2013. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan mengumpulkann informasi mengenai implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen. 5. Analisis Data Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi
33
satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam analisis ini peneliti menggunakan tiga macam analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Fokus analisis data ini pada ruang lingkup
Kurikulum
2013
dalam
Pendidikan
Agama
Islam
dan
Implementasinya, problematika yang dihadapai serta solusi yang ditempuh. a. Reduksi Data Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap yang sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian, aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah: Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Agama Islam, implementai Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, problematika yang dihadapi serta solusi yang ditempuh. b. Penyajian Data Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian ini, maka susunan penyajian datanya dimulai dari ruang lingkup Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, probematika yang dihadapi serta solusi yang ditempuh.
34
c. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi Penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi
dilakukan
berdasarkan
pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring bertambahnya data, maka harus dilakukan verifikasi dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir temuan penelitian. 6. Pengecekan Keabsahan Data Menurut Moelong “Kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu: kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian (Moelong, 2012: 37). Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya memakai 3 macam antara lain: a. Kepercayaan Kepercayaan data dimaksudkan untuk membuktikan data yang dikumpulkan sesuai dengan yang sebenarnya. b. Kebergantungan Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam pengumpulan dan menginterpretasikan data sehingga data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. c. Kepastian
35
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengefek data dan informan serata interpretasi
hasil
penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit. 7. Tahap-tahap Penelitian a. Observasi awal 1) Menyusun proposal penelitian. 2) Menentukan tempat penelitian. 3) Mengurus surat-surat perizinan. b. Pelaksanaan Penelitian 1) Mengadakan observasi langsung ke SMK Negeri 1 Bawen. 2) Mengidentifikasi data.
c. Akhir Penelitian Tahap akhir penelitian ini adalah analisis data, pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan dan pemeriksaan tentang keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan kebenaran data yang dikumpulkan oleh peneliti.
G. Sistematika Penulisan Sistematika diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami. Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
36
BAB I
: Pendahuluan Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: (a) latar belakang masalah; (b) rumusan masalah; (c) tujuan penelitian; (d) kegunaan penelitian; (e) penegasan istilah; (f) metode penelitian; (g) sistematika penulisan.
BAB II
: Kajian Pustaka Merupakan kajian teoritis yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan SMK Negeri 1 Bawen.
BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada bab ini dipaparkan tentang definisi obyek penelitian yaitu SMK Negeri 1 Bawen.
BAB IV : Analisis Data Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan. BAB V
: Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran pembahasan yang dilakukan serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
37
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Istilah kurikulum semula berasal dari istilah yang dipergunakan dalam dunia atletik “curere” yang berarti berlari. Istilah tersebut erat hubungannya dengan kata “curier” atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang atau tempat lain (Nurgiyantoro, 1988: 2). Dalam dunia pendidikan pengertian tersebut dapat diartikan sebagai bahan ajar yang sudah ditentukan kapan dimulai dan kapan diakhiri yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Pengertian kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kurniasih dkk, 2014: 3). Imas Kurniasih dan Berlin Sani dalam Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan, mendefinisikan: “Curriculum as an idea, has its roots in the latin word for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds and experience though which children become the adult they should be, for succes in adult society”, yang artinya kurikulum sebagai
38
suatu gagasan, telahmemiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat dewasa (Kurniasih dkk, 2014: 3). Hilda
Taba
seperti
yang
dikutip
oleh
Oemar
Hamalik,
mengartikan:“Curriculum is a plan for learning” yang mempunyai arti kurikulum adalah rencana pembelajaran. Caswell and Cambell berpendapat bahwa: “Curriculum is all of the experiences children have under the guidance of teacher”. Kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam pengawasan guru. Sedangkan Edward A. Krug memandang:“A curriculum consist of the means used to achieve or carry out given purposes of schooling” artinya kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan acuan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Hamalik, 2007: 238). Pengembangan sikap siswa berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Dan
39
guru yang paham, akan menggunakan semua ini untuk membantu pengembangan siswa secara optimal (Sitepu, 2013: 191). 2. Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 Ada beberapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di kelas untuk Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: a. Metode Pembelajaran Kolaborasi Strategi pembelajaran kolaborasi ini atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain sebagainya. b. Metode Pembelajaran Individual Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dan lain sebagainya.
40
c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya Ada pendapat yang mengatakan seperti ini, “satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya dengan waktu yang bersamaan, ia menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok per kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain-lain. d. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan
dalam
model
pembelajaran
ini
didesain
untuk
menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, dan posisi penasehat. e. Model Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpil kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang
41
diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. f. Metode Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, dan bermain peran. g. Metode Pembelajaran Mandiri Model pembelajaran mandiri (independent learning), peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: apresiasitanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alatatau bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery, and recovery). h. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajaran
multimodel
dilakukan
dengan
maksud
akan
mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model.
42
Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi,
simulasi,
interaktif,
elaboratif,
partisipatif,
magang
(cooperative
study),
integratif,
produksi,
demonstrasi,
imitasi,
eksperiensial, kolaboratif (Kurniasih dkk, 2014:43-45). 3. Pengembangan Kurikulum 2013 a. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 Konsep Kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Pada dasarnya konsep Kurikulum 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum baru ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulumyang dulu pernah digunakan. Konsep Kurikulum 2013 tersebut antara lain: 1) Kurikulum sebagai suatu substansi Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjukan kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal dan evaluasi. 2) Kurikulum 2013 sebagai suatu system Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
43
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. 3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu
tentang kurikulum
dan sistem
kurikulum. Mereka yang mendalami kurikulum, mempelajarai konsepkonsep dasar kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Konsep Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Dan siswa untuk mata pelajaran sudah tidak banyak lagi menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains (Kurniasih dkk, 2014: 131-133). Pada intinya, orientasi pengembangan Kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
44
b. Perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam Kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara lain sebagai berikut: 1) Perubahan Standar Kompetensi Lulusan Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas. 2) Perubahan Standar Isi Perubahan
standar
isi
dari
kurikulum
sebelumnya
yang
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif (standar proses). 3) Perubahan Standar Proses Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola
proses
pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
45
4) Perubahan Standar Evaluasi Penilaian yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil kompetensi. Beberapa konsekuensi akibat dari perubahan substansi tersebut adalah: a) Penambahan jumlah jam belajar di SD Beberapa perubahan drastis ada dalam Kurikulum 2013, diantaranya waktu belajar ditambah, tetapi jumlah mata pelajaran dikurangi. Di tingkat SD, dari 10 mata pelajaran (mapel) menjadi 6 mapel, yaitu: Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Matematika, Sosial Budaya, dan Olahraga. Pelajaran IPA dan IPS ditiadakan, diintegrasikan ke mapel lain “Obyek kurikulum baru ini adalah fenomena alam, fenomena sosial dan budaya”. b) Penambahan jumlah jam belajar di SMP Perubahan jumlah jam belajar di SMP adalah: (1) Jumlah jam belajar siswa SMP berubah dari 32 jam per minggu menjadi 38 jam per minggu. (2) Kalau belajar 5 hari, berarti setiap hari anak belajar 8 jam setiap hari. Jika perubahannya demikian, maka kemungkinan masalah yang akan muncul adalah anak-anak makin bosan berada di sekolah, jalan keluarnya guru harus mengajar dengan
46
lebih menarik dan membuat suasana yang menyenagkan saat proses belajar mengajar berlangsung. c) Penambahan jumlah jam pelajaran Agama Adapun penambahan jumlah jam pelajaran Agama pada SD dan sederajat bertambah dari 2 jam perminggu menjadi 4 jam per minggu. Jam pelajaran Agama di SMP bertambah dari 2 jam per minggu menjadi 3 jam per minggu. d) Jumlah mata pelajaran dikurangi dari jumlah jam belajar ditambah Di negara lain, termasuk di Firlandia, jumlah mata pelajaran tetap banyak tapi jumlah total jam pelajaran per minggu dibatasi. Kurikulum 2013 kurangi jumlah mata pelajaran tapi menambah jam pelajaran per minggu. e) Materi pelajaran IPA diintegrasikan dalam mapel Bahasa Indonesia (Kurniasih dkk, 2014: 133-137). 4. Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada Kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tetapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dalam materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaian pun juga mengalami perubahan. Menurut Mohammad Nuh dalm bukunya Imas Kurniasih dan Berlin Sani mengatakan bahwa, “Standar penilaian pada kurikulum baru tentu
47
berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan dari Kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif dalam tiap pelajaran , maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak bertanya”. Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru, kemudian kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian sehingga anak terus diajak untuk berfikir logis, dan yang terakhir adalah kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas di kelas. Ada 2 macam penilaian, yaitu: a. Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. b. Penilaian
autentik
merupakan
penilaian
yang
dilakukan
secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevasi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
48
2013. Karena penilaian semacam ini, mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba dan membangun jejaring. Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Karenanya penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti: a. Membaca dan meringkasnya b. Eksperimen c. Mengamati d. Survei e. Proyek f. Makalah g. Membuat multi media h. Membuat karangan, dan i. Diskusi kelas Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaia proyek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses
49
dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mempunyai kelainan tertentu, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran (Kurinasih dkk, 2014: 47-49). Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi standar penilaian pendidikan. 5. Keunggulan Kurikulum 2013 Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 mengatakan bahwa, ada 3 keunggulan kurikulum 2013 yaitu: a) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang
bersifat alamiah
(kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
50
bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge). b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. c) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa, 2014: 163-164). Sedangkan menurut Imas Kurinasih dan Berlin Sani, keunggulan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. b) Adanya penilaian dari semua aspek Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lainlain. c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran. d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
51
e) Kompetensi ynag dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. f) Dan
banyak
lagi
kompetensi
yang
dibutuhkan
sesuai
dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, serta kewirausahaan. g) Hal yang paling menarik dari Kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. h) Standar penilaian mengarah ppada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional. i) Mengharuskan adanya remedial secara berkala. j) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia. k) Sifat pembelajaran sangat kontekstual. l) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, paedagogi, sosial dan personal. m) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar (Kurniasih, 2014: 40-41).
52
6. Kunci Sukses Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa ynag bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain : a) Kepemimpinan Kepala Sekolah Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasi, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 203 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi
53
sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat. Keberhasilan Kurikulum 203, menuntut kepala sekolah yang demokratis
profesional,
sehingga
mampu
menumbuhkan
iklim
demokratis di sekolah, yang akan mendorong terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kepala sekolah yang mandiri, demokratis dan profesional harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yakni pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik. b) Kreativitas Guru Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan
contextual
teaching learning
(CTL).
Oleh karena
itu,
pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan
54
menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Dalam rangka inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu memjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan. c) Aktivitas Peserta Didik Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri (self-dicipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya. Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap demokratis, sehingga perlakuan disiplin perlu berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut wuri handayani. Dalam hal ini, guru harus mampu memerankan diri
55
sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu, ditiru, dan di teladani tetapi bersikap otiriter. d) Sosialisasi Kurikulum 2013 Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai pihak yang terkait dalam implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal danmemahami visi misi sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan. Di tingkat sekolah, sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah apabila yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup memahaminya. Namun, jika kepala sekolah belum memahami atau masih belum mantap dengan konsep-konsep perubahan kurikulum yang akan dilakukan, maka bisa mengundang ahlinya yang ada dimasyarakat, baik dari kalangan pemerintah, akademisi maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan. Sebaiknya dalam sosialisasi juga dihadirkan komite sekolah, bahkan bila memungkinkan seluruh orang tua, untuk dapat masukan, dukungan dan pertimbangan terhadap implementasi kurikulum.
56
e) Fasilitas dan Sumber Belajar Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain: laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan sumber belajar teraebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Kreativitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan, bukan sematamata karena keterbatasan fasilitas dan dana dari pemerintah, tetapi merupakan kewajiban yang harus melekat pada setiap guru untuk berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif, dan inovatif. f) Lingkungan yang Kondusif Akademik Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan ynag berpusat pada peserta didik (student-centered activities) merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
57
Iklim belajar yang kondusif-akademik harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti; sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. g) Partisipasi Warga Sekolah Kunci sukses yang turut menentukan keberhasilan Kurikulum 2013 adalah partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. Keberhasilan pendidik di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memberdayakan seluruh warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan yang tersedia. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia modern (Mulyasa, 2014: 39-55). 7. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013, dan Kurikulum 2013 ini sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu saja. Perubahan kurikulum tentu juga menghadirkan beberapa perbedaan dengan yang lama, berikut adalah perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP.
58
a) Kurikulum 2013 1) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No. 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang
berbentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
dituangkan dalam Permendikbud No. 67, 68, dan 70 Tahun 2013. 2) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skiils yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 3) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI. 4) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding dengan KTSP. 5) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri
dari
Mengamati,
Menanya,
Mengolah,
Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta. 6) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran. 7) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. 8) Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib. 9) Penjurusan mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA. 10) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.
59
a) Sedangkan KTSP 1) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Setelah itu di tentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006. 2) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. 3) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III. 4) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013. 5) Standar Proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. 6) TIK sebagai mata pelajaran. 7) Penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan. 8) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib. 9) Penjurusan dimulai dari kelas XI. 10) BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa (Kurniasih, 2014: 4546).
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Proses
pembelajaran
pada
prinsipnya
merupakan
proses
pengembangan keseluruhan sikap kepribadian, khususnya mengenai aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Menurut S. Nasution, pembelajaran adalah proses
60
interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap menetapkan apa yang dipelajari itu (Nasution, 1984: 102). Sedangkan mengenai definisi Pendidikan Agama Islam, anggapan sementara yang masih dijumpai dewasa ini masih rancu dengan pengertian pendidikan Islam. Agar lebih jelas dalam memahami pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam maka secara berurutan akan dikemukakan tentang pengertian pendidikan Islam baru kemudian mengarah pada pengertian pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya alQur‟an dan Hadits. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar kerukunan umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati agama lain hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Majid, 2005: 130). Menurut Zakiyah Daradjat mengemukakan Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah
61
selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup (Daradjat, 2000: 86). Dari uraian di atas yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam oleh penulis adalah usaha bimbingan secara sadar kepada anak didik untuk mengantarkan menjadi insan yang berkepribadian luhur, mengerti, memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama Islam yang dianutnya sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat, yang pedoman hidupnya adalah al-Qur‟an dan Hadits. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dengan keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan rumusan Pendidikan Agama Islam dari beberapa ahli mengemukakan antara lain Zakiyah Daradjat menyatakan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya insan kamil (Thoha, 1998: 10). Zuhairi memberikan rumusan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dari pribadi manusia muslim secara menyeluruh melalui latihan kejiwaan, pikiran, kecerdasan, perasaan, panca indra, sehingga memiliki kepribadian yang utama (Zuhairi, 1981: 17). Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan
62
tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini jua dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akherat kelak. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Secara
umum,
pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
“Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Muhaimin, 2002: 78). Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut: a. Pengembangan Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Menanamkan keimanan dan ketakwaan yang pertama kali adalah kewajiban orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
63
b. Penanaman Nilai Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. c. Penyesuaian Mental Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial, dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam. d. Perbaikan Yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Pengajaran Tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. g. Penyaluran Yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain (Majid, 2005: 134-135).
64
4. Ruang Lingkup Pedidikan Agama Islam Ruang
lingkup
pendidikan
agama
Islam
mencakup
usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan aktivitas yang dilakukan manusia sesuai dengan syariat Islam ada keserasian antara duniawi, dan ukhrowi serta hubungan individu dan sosial (Mudzar, 1993: 3). Ada beberapa ruang lingkup pendidikan agama Islam menurut Hasbi Ash-Shidiqi meliputi hal-hal berikut ini: a. Tarbiyah jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang mewujudkan, menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengalamannya. b. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak. c. Tarbiyah adabiyah, yaitu segala rupa praktik maupun berupa teori yang wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai. d. Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti atau akhlak dalam ajaran Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang harus diajarkan agar umatnya memiliki atau melaksanakan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW (Majid, 2014: 21-22). Berdasarkan pada pendapat di atas menurut penulis bahwa materi pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah tergantung pada tingkat,
65
jenjang pendidikan, dan disesuaikan dengan tingkat usia siswa, baik secara kronologis maupun psikologis. Adapun lingkup materi PAI yang diajarkan di sekolah meliputi: Ilmu Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al-Qur‟an, Hadits, dan Sejarah Islam.
C. Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab Secara etimologis, kata karakter (inggris: character) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Sedangkan kata, “to engrave” artinya adalah mengukir, melukis, memahat, atau menggoreskan. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak. Dengan makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak (Zuchdi dkk, 2013: 15). Menurut Ryan dan Bohlin, karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) (Dwiyanto dkk, 2012: 37). Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang, sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Dengan mengetahui adanya karakter (watak, sifat, tabiat ataupun perangai) seseorang dapat memperkirakan reaksi-reaksi dirinya terhadap berbagai fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubungannya dengan orang lain, dalam berbagai keadaan serta bagaimana mengendalikannya (Majid, dkk, 2013: 11-12).
66
Dalam Kemendiknas ada 18 nilai dalam karakter yang mencakup nilainilai karakter dalam berbagai agama, termasuk Islam. Di samping itu, 18 karakter tersebut telah disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif untuk diterapkan dalam praksis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah. Lebih dari itu, 18 nilai karakter tersebut telah dirumuskan standar kompetensi dan indikator pencapaiannya di semua pelajaran, baik sekolah maupun madrasah. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat dievaluasi, diukur, dan diuji ulang. Nilai-nilai karakter itu adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Suyadi, 2013: 7-9). 1. Jujur Jujur yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui ynag benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat di percaya (Suyadi, 2013: 8). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan sendiri. Kata jujur identik dengan benar yang
67
lawan katanya adalah bohong. Maka jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan) (Kesuma dkk, 2012: 16). Indikator karakter jujur antara lain: a. Mengemukakan apa adanya b. Berani bertanya c. Menunjukan fakta yang sebenarnya d. Berani menyatakan pendapat e. Mengakui kesalahan (Mulyasa, 2014: 148). Seseorang yang memiliki karakter jujur akan diminati orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan/mitra kerja, dan sebagainya. karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang ia lakukan. 2. Disiplin Disiplin yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku (Suyadi, 2013: 8). Indikator disiplin disini adalah a. Masuk kelas tepat waktu b. Mengumpulkan tugas tepat waktu c. Memakai sragam sesuai tata tertib d. Mengerjakan tugas yang diberikan e. Tertib dalam mengikuti pembelajaran f. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan
68
g. Membawa buku tulis maupun teks sesuai dengan mata pelajaran Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang berdisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin diraihnya. Disiplin mampu menjaga agar setiap tindakan tetap berada pada jalan menuju tujuan akhir yang ingin dicapai, bahkan mampu menjaga tujuan akhir itu sendiri. Kedisiplinan akan terbangun dengan niat yang kuat, motivasi yang utuh dan sungguh-sungguh, serta kesadaran akan alasan dari penetapan tujuan akhir yang akan dicapai. Sementara ketidak disiplinan akan menjadikan jalan menuju tujuan akhir (Saleh, 2012: 297). Disiplin merupakan sikap dan perilaku yang menunjukan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Tanggung Jawab Tanggung jawab yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan, harus dilakukan. Istilah dalam Islam tanggung jawab merupakan amanah. Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain. Tanggung jawab merupakan sifat yang amat baik bagi manusia. Tidak bertanggung jawab adalah sifat yang buruk. Seseorang tidak perlu bertanggung jawab terhadap hal yang tidak mengandung kemerdekaan di
69
dalamnya. Seperti tidak meminta pertanggungjawaban pada sebatang pohon yang tiba-tiba tumbang saat seseorang melintas dan menimpa orang tersebut (Nasution, 1972: 87). Indikator perilaku tanggung jawab dalam hal ini adalah : a. Melaksanakan kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Menaati tata tertib sekolah d. Memelihara fasilitas sekolah e. Menjaga kebersihan lingkungan Mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya adalah dengan cara penilaian karakter dengan indikator-indikator tersebut diatas. Pembentukan karakter memang tidak bisa terbentuk dalam waktu yang singkat, tapi indikator perilaku dapat dideteksi secara dini oleh setiap guru (Mulyasa, 2013: 146-147). Menurut kamus besar bahasa indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
70
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab.apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
71
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data 1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Bawen SMK Negeri 1 Bawen berdiri pada tahun 1965 di Kodya Salatiga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan RI No. 93/Dirpt/BI/1965 tertanggal 27 Juli 1965, tahun 1990 SMK Negeri 1 Bawen pindah di wilayah Kecamatan Bawen yang terletak di Kabupaten Semarang dengan luas lahan 9,8 ha, memiliki dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal baik internal maupun eksternal dengan enam Program Keahlian yang dimiliki, yaitu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Agribisnis Prduksi Tanaman, Agribisnis Produksi Ternak, Mekanisasi Pertanian, Tata Boga Dan Pariwisata. Sejak Berdiri tahun 1965, SMK Negeri 1 Bawen telah menamatkan pertama kali tahun 1968 untuk Program Keahlian Teknologi Pertanian (saat itu), hingga tahun 2009 SMK Negeri 1 Bawen telah menamatkan tamatan sejumlah 4225 siswa yang tersebar diseluruh pelosok Nusantara dan bekerja diberbagai sektor Dunia Usaha dan Industi. Pada bulan Juni tahun 2009 SMK Negeri 1 Bawen meraih Sertifikat ISO 9001-2008 dari SAI Global. SMK Negeri 1 Bawen memiliki potensi wilayah yang sangat strategis pada jalur Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang), terletak pada titik sentral wilayah Kab. Semarang dan Provinsi Jawa Tengah,
72
memiliki jarak tempuh 35 km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah sebagai penyangga Kota Semarang, Akses pelabuhan laut dan udara yang sangat dekat, Keindahan alam dan peningkatan budaya yang potensial untuk pariwisata (Wisata Kopeng, Candi Gedong Songo, Rawa Pening dan Wisata Bandungan Ambarawa) dan Lahan yang subur untuk pengembangan Agribisnis, Agrowisata dan Agroindustri
sangatlah mendukung untuk
mengembangkan dan meningkatkan potensi daerah dan mutu pendidikan yang dihasilkan sesuai Visi dan Misi Sekolah. 2. Identitas Sekolah Tabel 3.2 Identitas Sekolah Nama Sekolah
SMK NEGERI 1 BAWEN
NIS
581036201001
Alamat
Jl. Kartini No. 119 Bawen
Kota/Kabupaten
Semarang
Provinsi
Jawa Tengah
Negara
Indonesia
E-mail
[email protected]
Website
www.smkn1bawen.sch.id
Telepone/Fax
0298-591284
Kode Pos
50661 Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
73
3. Letak Geografis
74
4. Visi-Misi dan Tujuan a. Visi “Menghasilkan tamatan yang bertaqwa, profesional, berwawasan lingkungan dan mampu bersaing di era global”. b. Misi Mendidik dan melatih peserta didik menjadi manusia yang: 1) Bertaqwa dan berakhlak mulia. 2) Peduli dan berwawasan lingkungan. 3) Terampil, mandiri, dan mampu mengembangkan diri. 4) Memiliki dedikasi, kreatifitas dan berwawasan luas. 5) Mampu beradaptasi dan bersaing di era global. 5. Tujuan a. Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan budi pekerti luhur. b. Membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang kepekaan terhadap masalah lingkungan. c. Menyiapkan
peserta
didik
untuk
memasuki
dunia
kerja
dan
karier,
siap
mengembangkan sikap profesionalisme. d. Menyiapkan
peserta
berkompetisi,
dan
didik
yang
mampu
mengembangkan
sikap
memilih
kemandirian
melalui
kewirausahaan. e. Melayani semua pelanggan SMK Negeri 1 Bawen sesuai dengan persyaratan 8 standar nasional pendidikan serta ISO 9001-2008.
75
f. Membantu masyarakat kurang mampu dengan membuka program Kelas Jauh Mandiri. 6. Sarana dan Prasarana Sarana adalah suatu yang dapat mempermudah dan memperlancar terlaksananya program pendidikan dan pengajaran atau dapat dikatakan bahwa sarana adalah salah satu faktor pendukung demi kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tabel 3.6 Sarana dan Prasarana Keadaan No.
Sarana
Baik
Rusak
Rusak
Ringan
Berat
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
-
-
2.
Ruang Kurikulum
1
-
-
3.
Ruang Kesiswaan
1
-
-
4.
Ruang Humas
1
-
-
5.
Ruang TU
1
-
-
6.
Ruang Piket
1
-
-
7.
Ruang Guru
1
-
-
8.
Ruang Kelas
49
-
-
9.
Perpustakaan
1
-
-
1
-
-
Konvensional 10.
Perpustakaan Digital
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen
76
77
7. Data Guru dan Karyawan Tabel 3.8 Data Guru dan Karyawan No.
Keterangan
Jumlah
1.
Guru Sertifikasi
53
2.
Guru Tetap (PNS)
12
3.
Guru Tidak Tetap
33
4.
Karyawan
36 Jumlah
132
Sumber: SMK Negeri 1 Bawen 8. Keadaan Siswa Secara umum, keadaan siswa SMK Negeri 1 Bawen ini baik. Latar belakang masing-masing murid bereaneka ragam, mulai dari anak petani, pedagang, sampai pejabat tingkat kecamatan. Adapun secara keseluruhan murid-murid SMK Negeri 1 Bawen ini berjumlah 1818 siswa dengan 55 kelompok belajar. Data Jumlah Siswa Tahun 2015/2016 Tabel 3.9 Data Kelas X No
Paket Keahlian
Jumlah Putra
Putri
Total
1.
TPHP a
10
23
33
2.
TPHP b
12
22
34
3.
TPHP c
11
23
34
4.
TPHP d
12
22
34
5.
TPHP e
10
21
31
6.
ATP a
20
15
35
78
7.
ATP b
19
16
35
8.
ATPH a
28
6
34
9.
ATPH b
27
8
35
10.
ATPH c
9
6
15
11.
AMP a
26
4
30
12.
AMP b
29
4
33
13.
APTU a
28
4
32
14.
APTU b
34
4
38
15.
APTR
35
3
38
16.
JB a
4
30
34
17.
JB b
8
25
33
18.
JB c
7
27
34
19.
AP a
12
21
33
20.
AP b
12
22
34
21.
AP c
10
24
34
Jumlah
693
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen Tabel 3.9 Data Kelas XI No
Paket Keahlian
Jumlah Putra
Putri
Total
1.
TPHP a
8
25
33
2.
TPHP b
7
26
33
3.
TPHP c
10
25
35
4.
TPHP d
11
23
34
5.
ATPH a
19
15
34
6.
ATPH b
20
14
34
7.
ATP a
22
8
30
8.
ATP b
23
9
32
9.
APTU
30
4
34
79
10.
APTR
28
2
30
11.
AMP a
22
2
24
12.
AMP b
30
1
31
13.
JB a
5
26
31
14.
JB b
8
22
30
15.
JB c
9
19
28
16.
AP a
8
24
32
17.
AP b
11
24
35
18.
AP c
12
23
35
Jumlah
575
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen Tabel 3.9 Data Kelas XII No
Paket Keahlian
Jumlah Putra
Putri
Total
1.
TPHP a
11
26
37
2.
TPHP b
12
24
36
3.
TPHP c
12
23
35
4.
TPHP d
11
24
35
5.
ATP a
32
2
34
6.
ATP b
30
5
35
7.
ATPH a
12
23
35
8.
ATPH b
15
22
37
9.
APTU
29
1
30
10.
APTR
28
3
31
11.
AMP
36
0
36
12.
JB a
9
27
36
13.
JB b
11
26
37
14.
AP a
9
24
33
15.
AP b
12
21
33
80
16.
AP c
8
22
Jumlah
30 550
Sumber: Data SMK Negeri 1 Bawen Keterangan: a. TPHP
: Tekhnologi Pengolahan Hasil Pertanian
b. ATP
: Agribisnis Tanaman Perkebunan
c. ATPH
: Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura
d. AMP
: Agribisnis Mekanisasi Pertanian
e. APTU
: Agribisnis Produksi Ternak Unggas
f. APTR
: Agribisnis Produksi Ternak Ruminansia
g. JB : Jasa Boga h. AP : Akomodasi Perhotelan 9.
Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah atau luar sekolah untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah secara berkala dan terprogram. a. Ekstrakurikuler Wajib Ekstrakurikuler wajib di SMK Negeri 1 Bawen adalah pramuka.
81
b. Ekstrakurikuler Pilihan 1) Bidang Olahraga a) Sepak bola b) Volly ball c) Tenis meja d) Bulu tangkis e) Renang f) Takraw g) Olahraga prestasi lainnya h) Silat i) Karate 2) Bidang Seni a) Seni tari b) Seni tradisional (angklung dll) c) Seni musik / band d) Rebana 3) Bidang Wawasan Kebangsaan a) Pasukan pengibar bendera (Paskibra) b) Pecinta alam c) Palang merah remaja (PMR) d) Pramuka e) Kelompok ilmiah remaja (KIR) f) English club
82
4) Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa a) BTA b) Qiro‟ati 5) Pembinaan Keterampilan Kewirausahaan a) Koperasi siswa b) Jurnalistik / mading c) Teknologi informasi 6) Pembinaan Mapel OSTN dan LKS a) Debat bahasa inggris b) Matematika c) Kimia d) Biologi e) Fisika f) Produktif (semua program keahlian)
B. Temuan Penelitian Berdasarkan temuan penelitian di SMK Negeri 1 Bawen tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen (studi analisis tentang karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab). Terdapat beberapa garis besar:
83
1. Profil Responden a. Nining Setyowati, M.Pd (NS) NS merupakan Koordinasi Ketenagaan sekaligus perwakilan dari kepala sekolah JUMERI, S.TP, M.Si. Lahir di Ngawi pada tanggal 04 Maret 1978 silam. b. Nana Mulyana, S.Pd. M.Si (NM) NM merupakan Waka Kurikulum. c. Siti Fatimah, S.Ag (SF) SF merupakan guru mata pelajaran PAI yang mengampu kelas XI-XII. Lahir di Boyolali tanggal 01 Juni 1965 silam. d. Ahmad Samsi, S.Pd (AS) AS merupakan guru mata pelajaran PAI yang mengampu kelas X. e. Musfiroh (M) M merupakan siswa kelas X-JB. Lahir di Semarang tanggal 06 Juli 2000 silam. f. Ety Kusniawati (EK) EK merupakan siswa kelas X-ATR. Lahir di Banyubiru tanggal 20 September 2000 silam. g. Hani Handayani (HH) HH merupakan siswa kelas XI-AP. Lahir di Semarang 07 Juli 1999 silam.
84
h. Wahyu Choirul „Ulyati (WCU) WCU merupakan siswa kelas XII-APT. Lahir di Kab. Semarang 21 Juli 1998 silam. 2. Hasil Penelitian a. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Bawen yang dilakukan oleh peneliti, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 didapatkan melalui wawancara dengan berbagai sumber. Diantaranya wakil kepala sekolah, Waka kurikulum, guru agama dan beberapa siswa. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan acuan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI itu sendiri adalah sebagai berikut: Menurut AS selaku guru PAI kelas X mengatakan bahwa: “Sebenernya kalau penerapannya ya, secara tidak langsung kurikulum PAI itu juga Kurikulum 2013 itu sendiri. Hanya kalau sekarang sudah dilibatkan semuanya, secara yuridis itu sudah mulai diterapkan, tapi sebenernya Kurikulum 2013 itu kurikulum PAI sendiri, karena sebenernya penilaiannyakan cukup kompleks kalau di K-13 ini berbeda dengan kurikulum 2006. Tapi saya pikir esensinya sama, hakekat pembelajaran PAI dengan K-13 itu sama hanya saja dalam K-13 secara legalitas sebenernya tanggung
85
jawab terhadap nilai-nilai moral kemudian nilai-nilai sikap terutama itu.....”(05 November 2015). Sedangkan menurut SF guru PAI kelas XI-XII yaitu: “Oh.. sangat baik sekali, kita menyambutnya baik. Kenapa baik? Di kurtilas inikan PAI jadi 3 jam, dari 2 jam itu menjadi 3 jam itu ya sangat menyenangkan bagi pelajaran PAI ya. Jadi terasa sekali” (04 November 2015). Untuk mengetahui apa itu Kurikulum 2013 saya bertanya dengan beberapa siswa mengenai Kurikulum 2013 menurut pemahaman dan sepengetahuan mereka. M yang merupakan siswa X-JB, berpendapat bahwa: “Dalam Kurikulum 2013 diusahakan lebih aktif gitu kan, gurunya hanya menjadi motivator aja. Nantikan dikasih kita dikasih tugas dan kita nyari sendiri gitu. Selain itu Kurikulum 2013 kita yang aktif beda kalau kurikulum yang lamakan kita Cuma dengerin guru yang bicara gitu. Jadi menurut saya sangat menyenangkan” (03 November 2015) Sedangan HH siswa XI-AP, bahwa kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: “Kurikulum baru yang sistemnya guru hanya pasif, tidak boleh menjelaskan secara panjang lebar. Murid harus aktif mencari materinya sendiri dan guru hanya penyempurna jawaban dari muridnya” (03 November 2015). Hal serupa juga disampaikan oleh WCU siswa kelas XII. “Kurikulum yang bikin siswa kreatif menurutku mbak, soalnya aku cocok dengan kurikulum itu. Lebih menyenangkan karena pelajaran mudah dipahami dari kerja kelompok dan praktek yang dilakukan lebih banyak. Jadi mudah dan menyenangkan” (03 November 2015).
Berbeda dengan EK siswa kelas X-ATP, yang mengatakan:
86
“Kurikulum 2013 sebenarnya menyenangkan tapi bisa jadi tidak menyenangkan karena agak tidak mudeng sama pelajarannya. Tidak mudengnya itu kalau dikasih soal langsung suruh ngerjain terus kitakan belum tau gitu jadinya ya kalau nilainya jelek ya gimana gitu rasanya” (04 November 2015). Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang lebih menekankan kompetensi siswa secara menyeluruh dan utuh, jika dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh kurikulum tersebut lebih berpusat terhadap keaktifan dan kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa. 1) Analisis Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan,
dieksplisitkan,
dihubungkan
dengan
konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif tetapi menyentuh internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. NS
selaku
wakil
kepala
sekolah
menuturkan
terkait
implementasi Kurikulum 2013 dalam membentuk karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab yang diselenggarakan di sekolah. ”Secara umum yang harus dimiliki, yang pertama tertib, jujur, disiplin, tanggung jawab itu terutama. Yang diutamakan kejujuran, ketertiban, kedisiplinan dan tanggung jawab. Itu
87
hampir semua mapel wajib mempunyai sikap itu, kalau yang lain-lain tergantung mapel yang lain” (04 November 2015). Hal serupa juga disampaikan oleh NM selaku waka kurikulum yaitu: “Ya jadi karakter atau sikap sebenarnya itu kembarannya ya. Hanya gini dalam kurtilas itu dalam keseharian kita, kita secara khusus tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau karakter tersebut karena tertanamnya sikap yang positif, karakter yang baik itu bukan karena proses yang diajarkan secara langsung. Itu merupakan efek atau norturon efek. Misalnya, ketika sedang tes, kita memberikan tempat duduk yang renggang kemudian diawasi dengan baik tidak dengan kejam tapi dengan baik dengan proporsional sesungguhnya kita sedang menanamkan sikap jujur, seperti itu. Jadi apapun karakter itu ditanamkan atau dipelajari secar atidak langsung bukan „Hey yang sopan‟ bukan ‟Hey yang santun‟ bukan „Yang kreatif‟ bukan „Yang penuh inisiatif‟ bukan. Tetapi bahwa kita ciptakan sebuah sikon sehingga lahirlah sikap-sikap itu.....” (05 November 2015). Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa di SMK Negeri 1 Bawen dalam menerapkan Kurikulum 2013 bukan hanya karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab saja yang harus dimiliki melainkan semua nilai-nilai karakter yang lain juga harus dimiliki. Walaupun dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak semua nilai karakter itu digunakan karena tergantung dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. 2) Analisis Proses Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab a) Persiapan sebelum Pembelajaran Salah satu tugas seorang guru adalah mengadministrasikan apa yang akan dikerjakan dan apa yang sudah dikerjakan. Di antara
88
administrasi yang mesti dipenuhi guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum
proses
pembelajaran
PAI,
guru
harus
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan. Seperti diungkapkan oleh SF: “Yang jelas tupoksi guru itukan ada 5 ya, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis dan tindak lanjut. Jadi sebelum saya mengajar itu, kita buat RPP dulu karena guru itu wajib buat RPP bahkan kalau sini tidak membuat RPP itu ada sanksinya dari Bapak kepala sekolah.....” (04 November 2015). Tidak berbeda dengan pendapat AS, yang mengatakan bahwa: “Sebelum memulai pelajaran jelas kita mempersiapkan materi itu sudah jelas, terutama materi pokok apa yang akan dipelajari. Disamping menyiapkan RPP sebelum memulai itu sudah biasa ya. Hanya persiapannya..........” (05 November 2015). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum proses pembelajaran berlangsung seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) supaya materi yang akan diajarkan kepada peserta didik lebih jelas dan terperinci. Selain itu, guru juga lebih siap saat akan mengajar karena apa saja yang akan dilakukan saat proses pembelajaran sudah dipersiapkan. Jadi dengan adanya peraturan di SMK Negeri 1 Bawen yang mewajibkan semua guru harus membuat RPP sebelum mengajar sangatlahlah membantu. Di samping itu, di SMK Negeri 1 Bawen juga menerapkan Kurikulum 2013 yang salah satu syarat
89
Kurikulum 2013 itu sendiri adalah adanya RPP sebelum proses pembelajaran berlangsung, jadi mau tidak mau semua guru harus membuat RPP. b) Penentuan Strategi dan Metode Pembelajaran Strategi merupakan cara yang ditempuh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan agar peserta didik antusias dalam mengikuti pelajaran dan peserta didik diharapkan aktif saat proses pembelajaran. Dalam hal ini, di SMK Negeri 1 Bawen menggunakan pendekatan
scientific
(pendekatan
ilmiah).
Yang
meliputi:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dari hasil penelitian mengenai penentuan strategi dan metode pembelajaran Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen dapat dilihat dari wawancara dengan Guru PAI AS sebagai berikut: “Kalau kita memakai pendekatannya, apa ya? Saya lupa, disini juga sudah ada semuanya. Pendekatannya Scientific ya, pendekatannya Scientific itu, kemudian kita mengumpulkan materi terus kalau modelnya karena kita kelas X. Jadi pakai Discovery Learning kemudian penilaiannya latihan” (05 November 2015). Hal serupa juga diungkapkan oleh SF: “Dalam Kurtilas ini, saya memakai metode scientifif approach ya mbak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah. Kajian yang bersikap ilmiah, yang mengaruskan dan menuntut siswa untuk aktif jika tidak mau ketinggalan dengan temannya” (04 November 2015). Dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific approach (pendekatan ilmiah) yang meliputi: mengamati, menanya,
90
mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Namun dalam hal metode pembelajaran guru PAI menggunakan berbagai macam metode salah satunya yaitu metode Discovery Learning. c) Penyediaan Sumber, Alat dan Bahan Sumber belajar yang digunakan di SMK Negeri 1 Bawen ini sangat varian, tidak hanya terpaku pada LKS atau buku paket yang dari sekolah melainkan guru PAI juga menggunakan buku-buku alQur‟an dan Hadist bila dirasa sangat dibutuhkan. Media yang digunakan juga tidak hanya LCD saja, melainkan ada juga yang menggunakan alat peraga agar mudah dimengerti oleh peserta didik. Dalam
tahap
penyediaan
sumber,
alat
dan
bahan
pembelajaran guru PAI setelah menerapkan atau memanfaatkan sarana tersebut sesuai dengan kebutuhann seperti yang diungkapkan SF di bawah ini: “Ada dari buku, ada dari LKS kadang saya itu sok dengerin kajian di TV kemudian ikut kajian-kajian di luar, kemudian kalau kita kan peganggannya Qur‟an hadist. Ya sebisa mungkin kita luangkan waktu walau hanya 2 ayat setiap hari kita kaji hadist-hadist, bahkan kalau kita ditanya sudah hafal berapa hadist buk? Dan saya juga cari di internet kalau kita diburu pertanyaan anak macem-macem ya jadi kita harus menyiapkan bahwa saya harus bisa. Setiap saya nganggur saya buka internet, ataupun youtube lewat apapun” (04 November 2015). Menurut AS, sumber, alat dan bahan yang digunakan saat proses pembelajaran adalah:
91
“Sumber belajar sendiri kita dari buku panduan tetap kita pakai yang dari pemerintah untuk kurtilas itu, itu ynag utama. Di samping itu juga biasa, IAIN hadist, kemudian buku-buku yang terkait dengan materi PAI” (05 November 2015). Sedangkan
alat
dan
bahan
yang
digunakan
dalam
pembelajaran PAI menurut SF: “Bahan dan alat yang digunakan tergantung dengan materinya mbak, tadikan kelas XII materi jenazah jadi saya menggunakan media boneka untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang saya ajarkan. Kalau kita pakai alat peragakan lebih mudah memahaminya dibandingkan dengan memakai video ataupun gambar-gambar” (04 November 2015). AS juga berpendapat bahwa alat dan bahan yang digunakan yaitu: “Kita sampai sekarang macem-macem ya, tapi secara umum kita memakai LCD karena memang kita sudah disiapkan tiap ruangan ya bagio yang moving maupun yang sudah permanen....” (05 November 2015). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa di SMK Negeri 1 Bawen tidak hanya menggunakan LKS/buku paket saja sebagai sumber dalam belajarnya melainkan dari berbagai sumber yang lain seperti al-Qur‟an, Hadist maupun kajian yang ada di televisi. Dan media yang digunakanpun tidak hanya LCD saja melainkan menggunakan alat peraga agar peserta didik mudah untuk memahami materi yang diajarkan. 3) Analisis Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan alat untuk mengukur sampai dimana kemampuan anak didik menguasai materi yang telah diberikan.
92
Evaluasi dapat dijadikan oleh sekolah sebagai bahan introspeksi diri, dengan melihat sejauh mana kondisi belajar yang diciptakannya. Dalam evaluasai, guru juga sudah melakukan penilaian autentik yaitu dengan menilai sikap yang meliputi; observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Nilai pengetahuan meliputi tes tulis, tes lisan, penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai ketrampilan meliputi praktek, proyek dan portofolio. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran PAI seperti yang diugkapkan AS: “Setelah selesai pembelajaran biasanya saya memberikan soal yang harus dikerjakan oleh murid-murid. Saya kasih waktu berapa menit untuk mengerjakannya. Namun disini saya membolehkan murid untuk membuka buku catatan masingmasing. Dengan itu kan saya bisa tau mana murid yang selalu memperhatikan dan tidak” (05 November 2015). Bukan hanya mengevaluasi pembelajan pada murid-muridnya saja, namun di SMK Negeri 1 Bawen juga mengevaluasi para guru setelah proses pembelajaran.
Berikut petikan wawancara dengan Waka Kurikulum: “Kita dari awal dulu, kita ada foam penilaian RPP. Foam pada RPP untuk mengoreksi antar teman, jadi kita mengkoreksi antar teman, kurang ini, kurang ini. Saya sendiri dari perencanaan pembelajaran satu persatu guru saya bimbing, di samping kolektif lalu mereka membuat RPP lalu konsultasi di sini satu persatu, perkata, urutan linieritasnya seperti sistematika menyusun skripsi, seperti itu......” (05 November 2015).
93
Berbeda dengan NS selaku wakil dari kepala sekolah, mengatakan bahwa: “Setiap semester kita kan ada melihat semesternya gitu, kita stor nilai ke kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru yang belum mengumpulkan nilai-nilai mid semester itu atau nilai harian itukan sudah ada bendahara nilai dari kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru yang berhasil dan kurang berhasil dalam mengajar dan memberi materi kepada murid-muridnya” (04 November 2015). Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, setelah selesai pembelajaranguru akan mengevaluasi peserta didik diakhir pelajaran dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan tadi kepada peserta didik untuk dijawab, sekalipun itu dengan open book. Karena dengan itu, guru bisa mengetahui siapa saja peserta didik yang memperhatikan dan tidak. 4) Analisis Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk; kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, dan ketelitian. Selain interview dengan guru, peneliti juga bertanya kepada peserta didik terkait dengan karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab. Berikut cuplikannya: Menurut WCU siswa kelas XII, mengatakan:
94
“Menurut saya ya mbak, setelah penerapan Kurtilas ini siswa dituntut untuk bersikap aktif. Jadi saya juga harus menyesuaikannya mbak agar tidak ketinggalan dengan temanteman. Apalagi kalau kita selalu bertanya di kelas entah itu saat diskusi kelompok atau tidak, bisa menambah point sendiri bagi saya mbak. Dan saat dikasih PR oleh guru saya selalu mengerjakan tugas tersebut dengan baik” (03 November 2015). Tidak berbeda dengan WCU, HH kelas XI juga mengatakan: “Setiap guru memberi tugas, entah itu tugas individu ataupun kelompok saya selalu berusaha mengerjakannya. Ya walaupun saat dikasih PR tidak semuanya saya bisa mengerjakannya sih mbak, kan kadang-kadangkan ada yang sulit banget mbak dan kadang saat sampai dikelas saya mencontoh punya temen saya yang sudah jadi jika punya saya belum saya kerjakan. dan saat pengumpulan tugas itu tidak pernah tepat waktu dari waktu yang telah di tetapkan, kan kasian mbak jika teman kita da yang belum mrengerjakan jadi kita membantu dulu baru kemudian dikumpulkan sama-sama” (03 November 2015). Sedangkan menurut M siswa kelas X berpendapat bahwa: “Menurut saya pribadi ya mbak, setelah penerapan Kurikulum 2013 ini saya lebih disiplin dibandingkan saat SMP dulu. Karena disini itu mempunyai peraturan kalau siswa berangkat jam 06.45 sudah sampai di sekolah karena tiap pagi selalu ada apel pagi jadi mau nggak mau kita harus berangkat pagi dari rumah agar tidak telat dan mendapat hukuman. Selain itu ya mbak, kalau kita memakai seragam sekolah diwajibkan untuk memakai sepatu pantofel walaupun itu saat class meeting mbak. Padahalkan itu tidak jam pelajaran seperti biasanya, jadi saat aku dan teman-teman tidak mau memakai sepatu pantofel kita harus memakai seragam olahraga biar tidak dapat hukuman mbak” (03 November 2015). NS
berpendapat
bahwa
kebijakan
sekolah
untuk
mengembangkan karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab itu adalah sebagai berikut: “Kebijakan kita misalnya itu, contoh ada di koprasi. Kitakan punya koprasikan, nah disitukan penjaganya terbatas cuma satu orang. Anak mengambil barang sendiri terus kan disini muridnya banyak 1800an, kalau penjualnya suruh mengingat-
95
ingat kemablian para siswa disini kan nggak mungkin. Kemudian kita menanamkan rasa rasa percaya pada anak-anak dengan harapan anak-anak dikasih kepercayaan dia bisa bersikap jujur itu salah satunya....” (04 November 2015). Selain kebijakan tersebut NM juga menambahkan: “Kita dalam pembelajaran praktek terutama diantaranya adalah pembelajaran yang menekankan agar kegiatan-kegiatan praktek dilakukan secara individual sangat berbeda dengan kelompok. Ketika individu anak-anak berusaha menyelesaikan tugastugasnya dengan baik dan bagus hasilnya secara individu dijawab secara mandiri kan gitu. Berbeda dengan kelompok yang kadang-kadang saling mengandalkan kepada pekerjaan temannya.....” (05 November 2015) Sedangkan menurut guru PAI, untuk mengembangkan karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab pada anak adalah sebagai berikut: SF mengatakan bahwa: “Kejujuran ini contohnya, ini saya suruh siswa untuk nulis sendiri tentang buku shalat, dan nilai sendiri. Saya hanya menyampaikan kalau mau jujur jangan bohong tapi ketika kalian mau bohong, bohong aja sekalian. Ini yang nilai siswa sendiri, yang nulis siswa sendiri. Saya tinggal masukan ke daftar nilai saya saja. Disiplin anak, misalnya ketika Dzuhur gini to, ini ada guru di sana. Kemudian mengamati siapa aja yang shalat. Tanggung jawab terhadap permasalahan macem-macem ya. Anak itukan kita beri tanggung jawab untuk misalnya mengerjakan PR, mengerjakan atau ulangan dia harus tanggung jawab terhadap dirinya sendiri jadi dia tidak usah ke yang lainnya. Itu mungkin ada kaitannnya tanggung jawab itu, ke jujur juga bisa. Jadi begitu” (04 November 2015). Sedagkan AS berpendapat bahwa: “Kalau yang pertama dari karakter jujur, kita ulangan mbak. Contohnya kita melakukan ulangannya, lewat ulangan itu materinya sama, soalnya sama, duduknya juga sama. Tapi disitu anak dikasih kesempatan untuk menyelesaikan. Kalau disiplin itu kita memang sepakat buat kontrak belajar mbak. Karena kita kelasnya moving class, anak-anak pindah kesana-sini kan susah kalau untuk on time jam segini. Jadi
96
nanti minimal telat berapa menit karena setiap kelas beda-beda mbak, ada yang 15 menit, ada yang 5 menit, yang 10 menit juga ada tergantung lokasi dan jam pelajaran sebelumnya. Tanggung jawab, biasanya dikasih tugas rumah mbak, misalnya dirumah belajar kelompok. Tanggung jawab penilaiannya seperti itu kalau tidak biasanya anak sebelum pelajaran shalat Dhuha dulu tapi tergantung dengansikon dulu. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengabsen shalat Dhuha, atau siapa yang nggak sholat” (05 November 2015). Di SMK Negeri 1 Bawen, untuk membentuk karakter jujur,disiplin dan tanggung jawab pada peserta didiknya dapat dilakukan dengan cara koprasi kejujuran, diadakannya shalat dhuha sebelum memulai pelajaran jika mempunyai waktu yang lebih sehingga bisa digunakan untuk shalat dhuha dan lain-lain. b. Faktor pendukung dan pengambat dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1) Faktor Pendukung Faktor pendukung di SMK Negeri 1 Bawen dalam menerapkan Kurikulum 2013 ini meliputi adanya wifi yang disediakan sekolah untuk memudahkan peserta didik dalam mengakses materi yang dibutuhkan, LCD yang hampir tiap kelas sudah tersedia, dan adanya perpustakaan digital di sekolah. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen ada beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran PAI. Pembelajaran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
97
faktor pendukung dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berikut petikan wawancara dengan NS: “Sarana dan prasarana jelas, yang pertama IT sangat berpengaruh, LCD, internet karena disini kan pembelajarannya istilahnya menggunakan pendekatan scientific (berfikir ilmiah) untuk berfikir ilmiah kan anak-anak butuh sarana dan salah satunya adalah internet. Jadi guru bukan satu-satunya sumber ilmu, jadi dia bebas mencari sumber lain seperti buku, disediakan di perpus. Terus semua anak pegang 1 buku 1 mapel jadi kalau ada 17 mapel maka masing-masing anak itu punya 17 buku. Yang ke-2 internet, kalau mau mencari materi di internet. Kan disini menekankan 5M (mengamati, menanya, menganalisa, mencoba dan mengkonfirmasi)” (04 November 2015).
Lebih lanjut, dinyatakan juga oleh NM mengenai faktor pendukung dalam pembelajaran PAI sebagai nerikut: “Berkaitan itu secara khusus di setiap kelas kita sekarang sudah memasang LCD agar terjamin bahwa pembelajaran bisa interaktif. Yang ke-2 kita memberikan kebebasan kepada guru tentang sarana ini, jadi kursi bisa melingkar, kursi bisa berhadap-hadapan atau kursi bisa berbentuk U, itu semua dibebaskan. Namun resikonya dari sarana tadi adalah akan cepat rusak barang-barang itu karena dipindah-pindahkan dan di angkat junjung. Namun saat liburan dimulai, seketika itu pengerjaan dimulai dari pengecetan, pemakuan dan macammacamnya. Itu bentuk dari dukungan sarana yang bersifat perawatan. Yang ke-3, kita juga mengadakan internet untuk menjamin bahwa akses data bisa dilakukan oleh anak setiap saat. Dan yang terakhir adalah kita menyiapkan perpustakaan digital yang hanya ada di sini di Kab. Semarang. Jadi kita mempunyai 2 perpustakaan, konvensional dan digital” (05 November 2015). Dari petikan wawancara diatas, penulis menyimpulkan bahwa di SMK Negeri 1 Bawen memiliki fasilitas yang lengkap demi
98
menunjang keberhasilan Kurikulum 2013 dalam belajar, dengan adanya LCD disetiap kelas yang sudah ditralis besi di jendelanya. Jika kelas belum ditralis sekolah juga sudah menyiapkan beberapa LCD yang bisa dibawa kemana-mana. Di sekolah juga terdapat wifi yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik untuk mengakses materi yang dibutuhkan jika tidak ada dalam LKS atau buku. Selain itu, di SMK Negeri 1 Bawen juga memiliki 2 perpustakan, yang salah satu perpustakaannya adalah digital. 2) Faktor Penghambat Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian secara menyeluruh, selain faktor pendukung ada juga faktor yang menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI. Faktor yang menghambat di SMK Negeri 1 Bawen ini salah satunya adalah peserta didik. Karena setiap peserta didik yang memiliki sikap dan karakter yang berbeda-beda jadi sebagai seorang guru harus bisa memotivasi peserta didik agar bisa menumbuhkan rasa ingin tau di diri mereka. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak NS: “Kendalanya disini adalah anak, anak sekarang kan cenderung malas, sedangkan Kurtilas sendiri menuntut agar anak itu kreatif dan inovatif. Sulitnya disitu untuk mengembangkan mereka, untuk menumbuhkan rasa ingin tau” (04 November 2015). AS berpendapat bahwa faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam menerapkan Kurtilas ini:
99
“Kendala secara umum adalah ITnya, kalau kelas X kan anak masih belajar jadi kendalanya di situ. Yang ke-2, anak belum terbiasa dengan sistem pembelajaran Kurtilas jadi kita tidak bisa murni Kurtilas dalam penilaiannya, karena anak masih tahap transisi dari SMP-SMA” (05 November 2015). Bukan hanya itu ada faktor lain yang menghambat pelaksanaan pembelajaran seperti yang dijelaskan SF sebagai berikut: “Kendalanya itu adalah anak, karena yang sekolah di SMK ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari IQ yang rendah-tinggi ada karena memang sekolah ini kan dipersiapkan siap utuk berkerja berbeda dengan SMA/MA yang dipersiapkan untuk kuliah. Kemudian dari keluarga yang harmonis sampai yang broken home juga ada, dan terakhir adalah dari segi perekonomiannya” (04 November 2015). Berbeda dengan NM, hambatan yang dihadapi saat mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah: “Kalau awal-awal sih karena mungkin pemahamannya masih kurang sehingga masih merasa keberatan dengan pengolahan nilai, penilaian di mana-mana menjadi keluhan. Kendalanya adalah ketika nilai harus jadi dan repoting dalam arti nilai harus masuk ke sistem raport, dicetak dan ternyata masih ada nilai yang di bawah KKN, nah itu nanti harus dicetak ulang raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun tidak semua anak tapi itu kerjaan yang menyita waktu. Yang ke-2 masih regulasi yang sering datang terlambat, kalau kita tidak hunting tidak dapat, ya kebetulan saat kita download internet ada peraturan baru. Bayangkan sudah berlangsung sekian bulan regulasi baru, baru diakses” (05 November 2015). Dari hasil wawancara diatas, faktor penghambat dalam Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah peserta didik, proses penilaian dan regulasi dari pemerintah yang bisa berubah sewaktuwaktu. C. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasi Faktor-faktor Penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013
100
Solusi yang ditembuh untuk mengatasi hambatan-hambatan diatas adalah dengan cara guru harus kreatif agar tidak ketinggalan zaman, karena dalam Kurikulum 2013 ini bukan hanya siswa ynag dituntut untuk aktif namun seorang guru juga dituntut untuk kreatif agar dapat menciptakan suasana ynag menyenangkan agar peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan saat mengikuti pelajaran. Bukan hanya itu saja solusi yang ditempuh, akan tetapi ada beberapa solusi lagi, berikut adalah pendapat NS untuk mengatasai hambatan dalam implementasi Kurikulum 2013: “Guru harus kreatif, istilahnya kita harus cari bagaimana caranya? Itu memang menjadi PR buat kita. Bagaimana kita harus memotivasi anak tersebut agar dia mau, istilahnya kita kan guru tidak ada yang duduk manis, akan tetapi kita harus keliling dengan cara pendekatan. Individu didekati, dikasih motivasi dan seterusnya. Misalkan dikasih motivasi kalau kamu tidak mau baca otomatis kamu akan ketinggalan dengan temanmu” (04 November 2015). Menurut AS, solusi yang harus ditempuh yaitu: “Solusinya ya tetap penilaian itu tetap berjalan hanya saja kita setiap kali selesai KD, kita akan revisi. Misalkan pada RPP yang pertama ada kekurangan penilaiannya, misalkan keteranpilanya presentasi, jika penilaian item tentang presentasi kurang cocok karena cukup berat. Tapi konsep item dasarnya tetap dijalankan, misalnya saya ingin menilai tentang keterampilan anak dalam membaca al-Qur‟an, memang disitukan kalau di dalam penilaian untuk keterampilan prakteknya ada 4 item, yaitu: mulai dari mengidentifikasi bacaan tajwid, kemudian juga kelancaran membaca, kemudian terjemahannya dan yang terakhir adalah isi kandungannya. Kemudian disetiap 4 elemen itu akan ada sub item lagi dan ada skoring di situlah ketika di RPP sudah ada kita pakainya itu. Jadi penilaiannya bertahap-tahap agar bisa sesuai dengan penilaian Kurtilas” (05 November 2015). SF juga mengungkapkan:
101
“Memotivasi anak itu dengan pencerahan sebelum belajar, dan sabar. Rasul saja dakwah dilempari batu, di caci maki tetap sabar. Masak kita hanya karena anak-anak tidak menurut dengan kita sudah jengkel dan marah-marah. Kalau mau anak itu menurut dan patuh serta jadi anak yang baik kita harus sabar. Selain sabar kita juga harus dekat dan baik dengan anak supaya mereka mau mendengardan mematuhi apa yang diperintahkan kepada mereka” (04 November 2015). Sedangkan Solusi menurut NM adalah: “Kalau dari kurikulum, selama ini saya selalu mengadakan khusus IHT menjelang proses. Misalnya ini besok ada semesteran. Ini semesteran, ini perapotan, disela-sela ini setelah tes selesai saya selalu mengadakan IHT 1-3hari untuk memastikan ada refresh pengetahuan, review pemahaman di guru-guru supaya tidak keliru dan membangun semangat semacam recash. Mungkin itu yan selama ini kami lakukan jadi ada IHT diantara tes dan penilaian, itu yang dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain sifatnya spontan, jika ada masalah muncul seketika itu masalah akan kita tangani karena pembagian raport tidak bisa ditunda. Kita harus rajin-rajin aja gitu. Rajin SMS kesana kemari, tanya-tanya dan huntinng di internet jika ada regulasi yang baru” (05 November 2015). Jadi solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain guru harus kreatif, melakukan IHT (In House Training) diantara tes dan penilaian dan hunting melalui internet maupun bertanya dengan rekan-rekan yang juga mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh pemerintah.
102
BAB IV ANALISIS DATA
A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Islam di SMK Negeri 1 Bawen (Studi Analisis tentang Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab) 1. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 dalam PAI Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan, penulis dapat menyimpulkan tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Kurikulum 2013 berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Karena sebelum Kurikulum 2013 diterapkan para guru sudah mendapatkan pelatihan tentang implementasi Kurikulum 2013. Pengembangan sikap siswa berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Dan guru yang paham, akan menggunakan semua ini untuk membantu pengembangan siswa secara optimal. SMK Negeri 1 Bawen telah menerapkan Kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dengan cukup baik. Mulai dari perencanaan guru dalam menyusun RR berpedoman pada Permendikbud 81A. RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan, namun untuk dua sampai tiga kali pertemuan. Dalam proses, guru sudah menerapkan pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah. Pendekatan scientific yaitu
mengamati, menanya,
103
mengumpulkan
informasi
atau
eksperimen,
mengasosiasi
dan
mengkomunikasikan. Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini paling tidak dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran, di antaranya problem based learning, project based learning dan discovery learning. Konsep Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Dan siswa untuk mata pelajaran sudah tidak banyak lagi menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains. Pada intinya, orientasi pengembangan Kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Disamping
cara
pembelajarannya
yang
holistik
dan
menyenangkan. 2. Analisis Proses Pembelajaran PAI Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan akan menjadi acuan dan tolok ukur keberhasilan proses pengajaran serta merupakan gambaran tentang perilaku ynag diharapkan yang akan tercapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pengajaran. Pembelajaran PAI diarahkan untuk mengantarkan peserta didik agar dapat
104
memahami pokok-pokok ajaran Islam dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi umat yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara sempurna. Maka dari itu, pembelajaran PAI sebenarnya tidak cukup hanya di kelas saja, walaupun dalam pembelajaran PAI menjadi tiga jam pelajaran tiap minggunya. Proses pembelajaran PAI di SMK Negeri 1 Bawen sudah sangat menunjukan kesungguhan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, ini terbukti sebelum guru mengajar guru harus membuat silabus, RPP dan menyiapkan alat-alat apa saja yang harus digunakan untuk kepentingan mengajar. Karena dalam Kurikulum 2013 ini selain peserta didik yang dituntut untuk aktif, tetapi seorang guru juga harus kreatif agar dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan. Penyusunan RPP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana. RPP dalam Kurikulum 2013 dengan KTSP nyaris sama, hanya susunannya yang berbeda. Tetapi sebenarnya tidak. Kita bisa lihat, misalnya pada Kompetensi Dasar. Di KTSP, kompetensi dasar (KD) dan indikator berdiri sendiri, sementara RPP Kurtilas KD digabung dengan indikator. Tidak hanya itu, dalam pembuatan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran RPP Kurtilas guru harus memodifikasi sedemikian rupa sehingga ketiganya juga terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter.
105
Perbedaan juga bisa kita temukan pada bagian langkah-langkah pembelajaran. Jika pada RPP KTSP kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, maka pada RPP Kurtilas kegiatan inti terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring yang bermula dari pedekatan scientific (ilmiah) dan kontekstual sebagai sarana untuk memeroleh kemampuan kreatifitas siswa. Perbedaan yang mencolok juga terdapat pada lembar penilaian. Pada kurikulum yang baru karena harus dicantumkan item lembar pengamatan sikap pada bentuk instrumen, sementara pada kurikulum lama tidak. Setelah mengikuti pembelajaran di kelas yang berbeda-beda peneliti menyimpulkan bahwa: a. Karakter Jujur Pada karakter jujur, peneliti mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung di kelas XI yang diampu oleh SF. Dikelas XI, peneliti hanya mengamati karakter jujur pada peserta didik. Saat proses pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana pelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang kondusif, guru menciptakan suasana yang lebih santai atau informal. Suasana informal tersebut dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah dengan humor-humor ringan, sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
106
Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam proses pembelajaran PAI. Hal ini dikarenakan guru mengajar dengan sangat baik dan peserta didik juga cukup antusias dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Di kelas XI ini terdiri dari peserta didik yang cukup aktik, pintar dan cepat dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Terbukti saat diadakan diskusi kelompok kemudian hasil diskusi tersebut dipresentasikan di depan kelas banyak siswa yang bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi di depan, bukan hanya bertanya tetapi ada juga anak yang berani menyatakan pendapatnya dengan cara menyanggah ataupun menambahi jawaban dari pemateri jika dirasa jawaban itu kurang tepat. Namun, dalam suatu proses pembelajaran pasti masih terdapat suatu masalah. Salah satunya yaitu peserta didik yang mulai bosan dengan pembelajaran. Masalah demikian dapat diatasi oleh guru sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara menyapa dan mengingatkan peserta didik
serta memberikan motivasi dan humor-humor ringan.
Dengan demikian masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan kondusif. b. Karakter Disiplin Pada karakter disiplin, peneliti mengikuti proses pembelajaran yang ada di kelas X, yang guru pengampunya adalah AS.
107
Sebelum memulai pelajaran, guru mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu agar peserta didik siap menerima materi yang akan disampaikan. Guru akan melihat dari sikap peserta didik setelah memasuki kelas, apabila semua peserta didik sudah masuk semua dan di kelas tidak ada suara gaduh dan peserta didik juga bersikap tenang itu artinya peserta didik telah siap menerima materi yang akan diajarkan kepada mereka. Namun, apabila kelas masih gaduh dengan suara mereka berarti mereka belum siap memulai pelajaran. Saat pergantian jam pelajaran, guru memberikan toleransi waktu 15 menit. Karena jarak antara kelas yang sebelumnya dengan kelas yang akan
ditempati
jaraknya
cukup
jauh,
karena
di
sekolah
ini
menggunakansistem moving class. Jadi sebelum pelajaran dimulai guru mengadakan kontrak belajar dengan peserta didik mengenai waktu masuk kelasnya. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru selalu menyuruh peserta didik untuk melakukan shalat dhuha jika waktu yang dimiliki memungkinkan dan masih cukup untuk melakukan shalat dhuha. Dan semua peserta didik sangat antusias menjalankan shalat tersebut. Saat proses pembelajaran berlangsung, semua peserta didik tertib dalam mengikuti pembelajaran. Hampir tidak ada yang ngobrol sendiri di kelas, dan semua peserta didik juga membawa buku tulis maupun LKS yang sedang dipelajari. Bukan hanya itu, saat diberikan tugaspun semua peserta didik mengerjakan tugas tersebut dengan baik walaupun
108
saat disuruh mengumpulkan tugas tepat waktu mereka selalu mengulurulur waktu. c. Karakter Tanggung Jawab Sedangkan pada karakter tanggung jawab peneliti mengikuti pembelajaran di kelas XII yang kebetula diampu oleh SF juga. Karena guru PAI kelas XI dan XII sama, jadi langkah-langkah yang ditempuhpun hampir sama dengan kelas XI. Saat proses pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana pelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang kondusif, guru menciptakan suasana yang lebih santai atau informal. Suasana informal tersebut dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah dengan humor-humor ringan, sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Saat proses pembelajaran guru memberikan tugas kelompok kepada peserta didik untuk dikerjakan, dan mereka mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masingmasing kelompok. Karena kemampuan peserta didik berbeda-beda maka guru membolehkan peserta didik untuk mencari di internet apabila materi yang dicari tidak ada di buku. Setelah mencari di internet namun jawabannya masih kurang tepat maka guru akan melengkapi jawaban dari kelompok tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan materi dari dasar secara bertahap, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk
109
menyimpulkan materi yang telah dipelajarai. Kesimpulan itu merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah mempelajari dan mempraktekan suatu materi, dengan begitu siswa akan benar-benar menguasai materi dengan baik. Pembelajaran seperti itu sesuai dengan teori konstruktivisme dimana secara bertahap peserta didik di tuntut untuk menemukan sendiri kesimpulan dari materi yang telah diajarkan. Metode yang digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan materi sangat kreatif seperti metode diskusi, demonstrasi, dan cooperative learning. Walaupun hanya beberapa metode saja yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi PAI. Akan tetapi metode yang digunakan sudah variatif sehingga siswa tidak bosan dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran selain guru menggunakan metode yang variatif,
guru
juga
menggunakan
pendekatan-pendekatan
dalam
pembelajaran. Pendekatan tersebut meliputi; keimanan, pengalaman, pembiasaan,rasional, emosional, fungsional, dan keteladanan. Pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting bagi guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Apabila pendekatan di atas dilaksanakan dengan baik tentu pembelajaran akan berhasil dengan baik pula.
3. Analisis Evaluasi Pembelajaran Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran, pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem pembelajaran. Penilaian berfungsi untuk memonitor
110
keberhasilan proses belajar mengajar dan juga berfungsii memberikan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar lebih lanjut. Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara teru menerus. Karena evaluasi itu untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar dan juga sebagai umpan balik dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan, maka kemampuan guru dalam menyusun alat penilaian dan melaksanakan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan. Dalam Kurikulum 2013 ini menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik mengacu pada tugas penilaian yang menyerupai membaca dan menulis di dunia nyata dan di sekolah. Tujuannya adalah untuk menilai berbagai macam kemampuan dalam konteks yang sangat mirip situasi yang sebenarnya. Penilaian autentik cenderung untuk fokus pada tugas-tugas dikontekstualisasikan,
memungkinkan
siswa
untuk
menunjukkan
kompetensi mereka dalam hal sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Penilaian autentik ini meliputi: a. Kinerja keterampilan, atau penggunaan berdemonstrasi dari pengetahuan tertentu. b. Simulasi dan permainan peran
111
c. Portofolio (http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2014/05/strategikurikulum-2013-dan-penilaian_12.html?m=1 diunduh pada tanggal 4 januari 2016). Dalam evaluasai, guru juga sudah melakukan penilaian autentik yaitu dengan menilai sikap yang meliputi; observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Nilai pengetahuan meliputi tes tulis, tes lisan, penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai ketrampilan meliputi praktek, proyek dan portofolio. Cara yang digunakan oleh guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen dalam mengambil nilai dengan scientific, yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri. Kemudian dalam penilaian sikap itu sendiri lebih komplit karena dalam 1 KD (Kompetensi Dasar) penilaian sikap bisa lebih dari satu variabel, begitu pula dengan aspek pengetahuan dan keterampilan yang memiliki lebih dari satu variabel. Jadi dalam penilaian Kurikulum 2013 ini sangat komplit sekali, dan memang dalam Kurikulum 2013 ini seorang guru terutama guru PAI dituntut harus siap dalam penilaiannya. Dalam Kurikulum 2013 ini penilaian yang dilakukan meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap sendiri seperti karakter jujur, disiplin, tanggung jawab dan masih banyak lagi sikap-sikap karakter yang dinilai dalam Kurikulum 2013 ini karen atergantung dengan materi yang akan
112
disampaikan. Penilaian sikap ini dapat dilihat dari perilaku sehari-hari yang tampak saat berada di sekolah. Penilaian pengetahuan, penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat memahami materi yang telah diajarkan. Penilaian ini berupa pilihan ganda atau essay yang biasanya dilakukan setiap satu semester sekali. Dan yang terakhir adalah penilaian keterampilan. Penilaian ini berupa penilaian praktik. Selanjutnya penilaian itu disusun sebagai laporan perkembangan peserta didik baik bagi guru, orang tua maupun peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum) maka diadakan remidi agar peserta didik mampu mencapai nilai minimum yang telah ditentukan oleh sekolah, sebaliknya bagi peserta didik yang telah mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan maka peserta didik dapat melanjutkan ke materi selanjutnya. Evaluasi sebenarnya tidak boleh hanya dengan mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitifnya saja. Akan tetapi lebih dari itu, sikap atau tingkah laku peserta didik juga menjadi faktor terpenting dalam pengambilan nilai.
4. Analisis Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung Jawab Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang
113
ada pada diri seseorang, sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Dengan mengetahui adanya karakter (watak, sifat, tabiat ataupun perangai) seseorang dapat memperkirakan reaksi-reaksi dirinya terhadap berbagai fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubungannya dengan orang lain, dalam berbagai keadaan serta bagaimana mengendalikannya. Walaupun di SMK Negeri 1 Bawen secara khusus tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau karakter tersebut. Karena tertanamnya nilai-nilai sikap atau karakter yang baik itu bukan karena diajarakan oleh guru melalui materi dalam pelajaran akan tetapi nilai itu akan tumbuh karena adanya pembiasaan. Selain pembiasaan di SMK Negeri 1 Bawen juga memberikan tugas kepada peserta didiknya agar memiliki jiwa kewirausahaan. Misalnya, saat jam istirahat banyak siswa yang berjualan makanan yang dibuatnya sendiri. Dengan melakukan itu peserta didik sudah diajarakan karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab itu sendiri. Karena peserta didik harus mampu menjual produk yang mereka buat hingga habis dan hasil dari penjualannya itu ditulis dan dikumpulkan kepada guru yang bersangkutan. Dan saat mengumpulkan hasil laporan penjualannya itu harus dikumpulkan tepat waktu, sesuai dengan ketentuan ynag telah dibuat oleh guru yang bersangkutan. Dengan pembiasaan itulah secara tidak langsung guru sudah melatih dan mengajarkan peserta didiknya agar memiliki sikap yang baik terutama sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab. Sebenarnya bukan hanya itu saja
114
cara yang dilakukan pihak sekolah untuk menumbuhkan nilai-nilai sikap atau karakter yang baik bagi peserta didik.
B. Faktor pendukung dan pengambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terkait di SMK Negeri 1 Bawen 1. Faktor Pendukung Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen ada beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi Kurikulum 2013, antara lain: a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Faktor pendukung pertama yang menjadi kunci sukses implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah kepemimpinan kepala sekolah,
terutama
menyelaraskan
semua
dalam
mengoordinasi,
sumber
daya
menggerakan,
pendidikan
yang
dan
tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional dengan kemampuan manajement serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.
115
Apalagi Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum baru dengan berbagai kekurangannya yang menuntut seorang kepala sekolah harus selalu menjadi penggerak. Jangan sampai implementasi Kurikulum 2013 berjalan tidak maksimal. b. Kreativitas Guru Faktor pendukung yang kedua yang menjadi kunci sukses implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen adalah guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah apabila guru tersebut belum siap. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada seluruh pesert adidik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengungkapkan pendapat secara terbuka.
116
c. Fasilitas dan Sumber Belajar Faktor
pendukung
ketiga
yang
menentukan
keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. d. Lingkungan yang Kondusif Faktor
pendukung
terakhir
yang
menentukan
keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan ruang yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi. Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan tercipta iklim belajar dan pembelajaran yang sedemikian rupa diharapkan tujuan pendidikan tercapai. 2. Faktor Penghambat Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian secara menyeluruh, faktor penghambat yang terbesar dalam implementasi kurikulum 2013 antara lain:
117
a. Peserta Didik Di SMK Negeri 1 Bawen, salah satu hambatan yang harus dihadapi adalah peserta didiknya. Karena dalam kurtilas ini siswa dituntut untuk aktif, tapi pada kenyataanya tidak semua siswa bisa bersikap aktif tapi ada juga siswa yang malas. Selain sikap malas siswa, latar belakang siswa juga menjadi faktor penghambat di SMK Negeri 1 Bawen ini. Karena peserta didiknya tidak semuanya berasal dari keluarga mampu, dan memiliki keluarga yang lengkap. Akan tetapi ada juga yang berasal dari keluarga yang broken home, IQ nya yang berbeda-beda karena kebanyakan dari mereka tujuan mereka sekolah di Kejuruan bukan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi akan tetapi untuk kerja. Dan yang terakhir adalah dari segi ekonomi. b. Proses Penilaian Penilaian di mana-mana menjadi keluhan. Kendalanya adalah ketika nilai harus jadi dan raporting dalam arti nilai harus masuk ke sistem raport, dicetak dan ternyata masih ada nilai yang di bawah KKN, itu nanti harus dicetak ulang raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun tidak semua anak tapi itu kerjaan yang menyita waktu. Ketika ada guru yang abai terhadap kriteria KKN, abai dengan itu maka menjadi pekerjaan ganda. Kenapa ganda? Karena raport harus dicetak kembali sendiri bukan tulis tangan karena diskripsinya panjang-panjang itu kendala yang kita hadapi selama ini. Ketika terjadi pengolahan nilai menjadi sangat berat ya gurunya, ya kurikulumnya dalam penilaian, tetapi dalm kesiapan
118
guru sudah baik, bahkan sangat baik saat ini tidak pernah mengeluh lagi karena sudah mapan guu-guru itu. c. Regulasi Pemerintah yang berubah-ubah Tentang pembelajaran ada 81A tiba-tiba menjadi banyak, kemudian dari Permendikbud 66 tentang penilaian berubah menjadi 104, tentang pembelajaran menjadi 103. Dan dengar lagi ini katanya tahun 2015 ini mau keluar lagi peraturan baru Permendikbud, nilai akan kembali dari 104 menjadi 1-100 lagi. Itukan luar biasa, pekerjaan yang tidak mudah merubah sistem dan mengembalikan pemahaman guru padahal guru sudah mulai mapan, sudah enjoy.
C. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasai Hambatan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Kurikulum 2013 antara lain: 1. Guru harus kreatif, bagaimana kita harus memotivasi anak tersebut agar dia mau, istilahnya guru tidak ada yang duduk manis, akan tetapi kita harus keliling dengan cara pendekatan. Individu didekati, dikasih motivasi dan seterusnya. Misalkan dikasih motivasi kalau kamu tidak mau baca otomatis kamu akan ketinggalan dengan temanmu. 2. Melakukan IHT (In House Training) diantara tes dan penilaian, itu dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain sifatnya spontan, jika ada
119
masalah muncul seketika itu masalah akan kita tangani karena pembagian raport tidak bisa ditunda. 3. Untuk solusi mengenai regulasi dari pemerintah yang berbeda-beda adalah dengan cara hunting melalui internet maupun bertanya dengan rekan-rekan yang juga mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh pemerintah.
120
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang. 1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran PAI dalam membentuk Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab di SMK Negeri 1 Bawen Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Bawen tidak bisa terlepas dari guru sebagai fasilitator pembelajaran dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, metode dan sumber belajar, serta media yang digunakan. Metode yang digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan materi sangat kreatif seperti metode diskusi, demonstrasi, dan cooperative learning. Walaupun hanya beberapa metode saja yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi PAI. Akan tetapi metode yang digunakan sudah
variatif
sehingga
siswa
tidak
bosan
dalam
melaksanakan
pembelajaran. Cara yang digunakan oleh guru PAI di SMK Negeri 1 Bawen dalam mengambil nilai dengan penilaian autentik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri.
121
Kemudian dalam penilaian sikap itu sendiri lebih komplit karena dalam 1 KD (Kompetensi Dasar) penilaian sikap bisa lebih dari satu variabel, begitu pula dengan aspek pengetahuan dan keterampilan yang memiliki lebih dari satu variabel. Jadi dalam penilaian Kurikulum 2013 ini sangat komplit sekali, dan memang dalam Kurikulum 2013 ini seorang guru terutama guru PAI dituntut harus siap dalam penilaiannya. Walaupun di SMK Negeri 1 Bawen secara khusus tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau karakter tersebut. Karena tertanamnya nilai-nilai sikap atau karakter yang baik itu bukan karena diajarakan oleh guru melalui materi dalam pelajaran akan tetapi nilai itu akan tumbuh karena adanya pembiasaan. Selain pembiasaan di SMK Negeri 1 Bawen juga memberikan tugas kepada peserta didiknya agar memiliki jiwa kewirausahaan. 2. Faktor Pendukung dan Pengambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Bawen a. Faktor Pendukung 1) Kepemimpinan Kepala Sekolah 2) Kreativitas Guru 3) Fasilitas dan Sumber Belajar 4) Lingkungan yang Kondusif b. Faktor Penghambat 1) Peserta Didik 2) Proses Penilaian
122
3) Regulasi Pemerintah yang berubah-ubah 3. Solusi
yang
Ditempuh
untuk
Mengatasai
Hambatan
dalam
Implementasi Kurikulum 2013 a. Guru harus kreatif b. Melakukan IHT (In House Training) diantara tes dan penilaian c. Hunting melalui internet maupun bertanya dengan rekan-rekan yang juga mengikuti IHT yang diselenggarakan oleh pemerintah.
B. Saran 1. Bagi Pihak Sekolah Pihak sekolah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada orang tua murid tentang Kurikulum 2013 ini, agar orang tua murid lebih intensif dalam pengawasan anak didik saat belajar di rumah. 2. Bagi Guru Guru harus sering melakukan pendampingan kepada pesert adidik yang memang masih memiliki kesulitan dam menerima pembelajaran dengan Kurikulum 2013. 3. Bagi Pemeritah Perlu adanya pelatihan-pelatihan kepada kepala sekolah dan guru tentang implementasi Kurikulum 2013 yang lebih intensif, agar para guru menjadi lebih paham dan dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan baik dan akan menghasilkan peserta didik yang baik pula.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Angkasa. Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral: Berpijak pada Karakteristik pada Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta. Dwiyanto, Djoko, Ign. Gatot Saksono. 2012. Pendidikan Karakter Pancasila Cetakan Pertama. Yogyakarta: Percetakan Amtama.
Berbasis
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Cetakan Ke-5. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru Cetakan Pertama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. J. Moelong Lexy, MA. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Kesuma, Darma. Cepi Triatna dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah Cetakan Ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Kurniasih, Imas, Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan Cetakan Ke-2. Surabaya: Kata Pena. Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswadalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ciputat Press. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Cetakan ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. __________. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Cetakan ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. __________, Dian Andayani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam Cetakan ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
124
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Cetakan ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 Cetakan Ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bima Aksara. Saleh, Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter Cetakan Ke-2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Zuchdi, Darrmiyanti. 2013. Pendidikan Karakter. Jakarta: UNY Press. ________________. 2013. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi Cetakan Ke-2. Jakarta: UNY Press. Http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2014/05/strategi-kurikulum-2013-danpenilaian_12.html?m=1
125
126
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum 1. Sudah berapa lama Kurikulum 2013 di terapkan di SMK Negeri 1 Bawen? 2. Apakah pihak sekolah mengadakan pembinaan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan secara internal dalam menerapkan Kurikulum 2013? 3. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Bawen khususnya dalam mata pelajaran PAI? 4. Menurut Bapak/Ibu, apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP jika ditinjau dari proses pembelajarannya? 5. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013 ini? 6. Bagaimana dengan sikap sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab yang dimiliki peserta didik dalam penerapan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI? 7. Kebijakan apa yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan sikap (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI? 8. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengevaluasi pelaksanaan guru berdasarkan Kurikulum 2013? 9. Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan demi menunjang keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013? 10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI? Lalu solusi apa yang ditempuh dalam menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
127
Pedoman Wawancara Guru Pengampu Mata Pelajaran PAI 1. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI? 2. Menurut Bapak/Ibu, apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP jika ditinjau dari proses pembelajarannya dalam mata pelajaran PAI? 3. Apa keunggulan Kurikulum 2013 dibanding kurikulum-kurikulum terdahulu dalam mata pelajaran PAI ini? 4. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013 ini? 5. Nilai-nilai karakter apa saja yang harus dimiliki oleh peserta didik di SMK Negeri 1 Bawen ini? 6. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mengembangkan sikap (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI? 7. Apakah ada perbedaan karakter (jujur, disiplin dan bertanggung jawab) peserta didik setelah kurikulum 2013 ini diterapkan? 8. Apa saja persiapan Bapak/Ibu sebelum pembelajaran berlangsung? 9. Dari mana saja sumber belajar yang akan diajarkan dalam mata pelajaran PAI? 10. Bahan atau alat ajar apa saja yang digunakan untuk pembelajaran PAI? 11. Pendekatan apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran PAI? 12. Apakah dengan pendekatan tersebut mempermudah pemahaman peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan? 13. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran PAI? 14. Bagaimana Bapak mengevaluasi peserta didik setelah selesai pembelajaran terkait karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab? 15. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI? Lalu solusi apa yang ditempuh dalam menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
128
129
PENYUSUNAN PERANGKAT MENGAJAR
SOP – KUR – 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN F – 03 / SOP – KUR – 02 (RPP)
Satuan Pendidikan Bidang Keahlian Program Keahlian Paket Keahlian Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : : : : : :
Pertemuan keAlokasi Waktu
: :
SMK Negeri 1 Bawen Semua Bidang Keahlian Semua Program Keahlian Semua Paket Keahlian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 Gasal 3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4.2.1.Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf. 4-5 2 x ( 6 x 45 menit )
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1. Membaca Al Quran dengan tartil dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:23 dan Q.S. an-Nµr/24:2, serta hadis yang terkait. 3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4. Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
130
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menganalisis (5) lima Hukum bacaan dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 2. Menelah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 3. Menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4. Menyalin bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf 5. Membiasakan membaca Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis(5) lima Hukum bacaandalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menelaah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 3. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menguraikan Isi kandungan Q.S. AlIsra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 4. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menyalin bacaan bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf yang benar, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 5. Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. AlIsra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf yang benar,tekun, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan E. Materi Pembelajaran QS. Al-Isra`: 32 tentang Larangan mendekati Zina Hukum bacaan Tajwid Isi kandungan ayat Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari QS. An-Nur: 2 tentang hukuman bagi orang yang berzina Hukum bacaan Tajwid Isi kandungan ayat Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari Hadis tentang Larangan berbuat zina/ pergaulan bebas Hukuman bagi orang yang berzina menurut hokum Islam Hukuman bagi orang yang berzina menurut Undang-undang di Indonesia
131
F. Alokasi waktu 12 x 45 Menit (2 kali pertemuan)
G. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik 2. Model Discovery Learning 3. Metode: a. Diskusi Kelompok b. Diskusi dengan metode Jigsaw c. Demonstrasi H. Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pertemuan ke-4 Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II, III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti
Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
15‟
1. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: video dan tayangan/murottal QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. Annur ayat 2 Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya : 2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok tema dengan pembagian sebagai berikut : Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema III Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas Tema IV Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar terhindar dari pergaulan bebas Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum Islam Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di
30‟
30‟
132
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN Indonesia Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data : 3. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan ketentuan berikut : o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema yang berbeda(sebagai Kelompok Utama) o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) : 4. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di kelompok tema Menarik kesimpulan/generalisasi nikasikan :.
150‟
(Generalization)/mengkomu-
5. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS. An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina secara ringkas 6. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
15
1. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan 2. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara acak tentang materi yang didiskusikan 3. Peserta didikbersama guru membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. An Nuur : 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
15‟
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II, III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti
Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
15‟
Penutup
Pertemuan ke-7
1. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi
133
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN pezina menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya :
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan pembagian sebagai berikut : Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema III 30‟ Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas Tema IV Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar terhindar dari pergaulan bebas Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum Islam Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di Indonesia Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data : 3. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan ketentuan berikut : o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema yang berbeda(sebagai Kelompok Utama) o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema
150‟
Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) : 4. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di kelompok tema Menarik kesimpulan Menarik (Generalization)/ mengko-munikasikan :.
Penutup
kesimpulan/generalisasi
5. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS. An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina secara ringkas 6. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan
15‟
1. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan 2. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara acak tentang materi yang didiskusikan 3. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan tentang Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi pezina
15‟
134
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
I. Sumber/Media Pembelajaran a. Sumber : 1. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X 2. Internet 3. Al Qur‟an dan Terjemah Departemen Agama RI 4. Buku Tajwid b. Media : 1. PPT tentang Larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina 2. Video tentang Akibat pergaulan bebas 3. LCD Projector
ALOKASI WAKTU
135
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar No. Ranah Kompetensi 1.
Sikap
2.
Pengetahuan
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Observasi
Daftar Skala Penilaian
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al- Tes Tertulis Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan Observasi pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Pilihan Ganda Lembar penilaian Observasi kegiatan diskusi (kelompok dan jig saw)
Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf 3.
Keterampilan Praktik KD-4.2.1.Membaca Q.S. alIsrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Lembar Penilaian Praktik (unjuk kerja)
1. Penilaian Sikap : Observasi PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TELITI
Nama Peserta Didik
:
Kelas
:
Tanggal Pengamatan
:
Materi Pokok
:
Skor No
Aspek yang Diamati 1
1
Mengerjakan tugas dengan teliti
2
Berhati-hati dalam menyelesaikan tugas dan menggunakan peralatan
2
3
4
136
Skor No
Aspek yang Diamati 1
3
Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar mutu
4
Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu
2
3
4
Keterangan : 4 (SB)
:
selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 (B)
:
sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakuka
2 (C)
:
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 (K)
:
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TANGGUNG JAWAB
Nama Peserta Didik
:
Kelas
:
Tanggal Pengamatan
:
Materi Pokok
:
Skor No Aspek yang Diamati 1 1
Melaksanakan tugas individu dan kelompok dengan baik
2
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3
Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4
Mengembalikan barang yang dipinjam
5
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6
Menepati janji
7
Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
2
3
4
137
8
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Keterangan : 4
:
selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3
:
sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakukan
2
:
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1
:
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Penilaian Pengetahuan : a. Observasi proses Diskusi LEMBAR PENGAMATAN PROSES DISKUSI
No
Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti X 2015/2016 1 Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, sert hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Waktu Pengamatan
:
Selama proses diskusi
Nama Peserta didik
Partisipasi 1
1 2 3 4 5 6
Pedoman Penskoran : 1) Arti Skor : a) Kurang b) Cukup c) Baik d) Amat Baik 2) Rubric Penilaian:
2
3
Komunikasi 4
1
2
3
4
Penguasaan Materi 1 2 3 4
Nilai Akhir
138
No
Kriteria Penilaian
1
Partisipasi a. Peserta didik aktif melakukan semua kegiatan diskusi (kelompok, panel) b. Peserta didik aktif pada salah satu diskusi (kelompok/ panel) c. Peserta didik kurang aktif pada proses diskusi d. Peserta didik tidak aktif pada proses diskusi Komunikasi a. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan jelas b. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya tetapi kurang rinci dan kurang jelas c. Peserta didik kurang aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan jelas d. Peserta didik tidak aktif menyampaikan pendapatnya.secara rinci
3
Penguasaan Materi a. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur sesuai tema b. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar tidak terstruktur sesuai tema c. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur tidak sesuai tema d. Peserta didik menyampaikan pendapat yang salah
Nilai Akhir
=
Skor (S)
Bobot (%)
4
40
3 2 1
4
30
3 2 1
4
30
3 2 1
40%S1 + 30%S2 + 30%S3
b. Tes Tulis Indikator Soal
Jenis Soal
Kompetensi Dasar
Indikator
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.3.1. Menganalisis (5) 1. Peserta didik mampu Pilihan lima Hukum bacaan menganalisis hukum bacaan ganda dalam Q.S. Al-Isra‟ dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32 (17) : 32, dan Q.S. An- 2. Peserta didik mampu Nur (24) : 2, serta menganalisis Hukum bacaan hadits tentang larangan dalam Q.S. An-Nur (24) : 2 pergaulan bebas dan 3. Peserta didik mampu perbuatan zina menjelaskan arti potongan ayat QS. Al Isra‟ : 32 4. Peserta didik mampu menjelaskan Arti Zina. 5. Peserta didik mampu menjelaskan makna Zina Muhsan didik mampu 3.3.3. menguraikan Isi 6. Peserta menjelaskanIsi kandungan kandungan Q.S. AlQS. An Nuur ayat 2 Isra‟ (17) : 32, dan 7. Peserta didik mampu Hadist Q.S. An-Nur (24) : 2,
Soal
Terlampir
139
serta hadits tentang tentang Pergaulan Bebas larangan pergaulan 8. Peserta didik mampu bebas dan perbuatan menjelaskan tentang Dampak zina. Negatif bagi Pezina 9. Peserta didik mampu menjelaskan Cara agar terhindar dari Zina 10. Peserta didik mampu menjelaskan hukuman bagi Pezina Ghairu Muhsan Lampiran Soal Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat ! 1.
Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... a. b. c. d. e.
2.
mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... a. b. c. d. e. 3.
1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
Perhatikan ayat berikut ini :
140
Arti dari ayat ayat tersebut adalah ....
4.
5.
6.
a. Dan janganlah kamu melakukan zina b. Dan tidaklah kamu mendekati zina c. Dan janganlah kamu mendekati zina d. Maka janganlah kamu mendekati zina e. Maka janganlah kamu melakukan zina Dalam hukum Islam yang dimaksud dengan perbuatan zina adalah.... a. dipaksa melakukan hubungan seksual di luar tali pernikahan yang sah b. dipaksa melakukan pernikahan yang sah padahal tidak saling mencintai c. melakukan hubungan seksual layaknya suami isteri di luar tali pernikahan d. melakukan hubungan biologis oleh suami isteri yang tidak saling mencintai e. suami melakukan pernikahan dengan memiliki lebih dari satu istri Ada kasus seseorang pria yang sudah memiliki istri kemudian selingkuh dan melakukan hubungan seksual kepada seorang perempuan yang belum menikah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus semacam ini adalah .... a. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina muhsan b. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam status dipaksa c. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan juga melakukan zina muhsan d. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina ghairu muhsan e. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam kondisi terkena bujuk rayu Perhatikan ayat berikut ini :
Ayat ayat tersebut berisi tentang....
7.
8.
a. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina b. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal c. zina merupakan salah satu perbuatan asusila d. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal e. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Qatadah adalah.... a. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya perbuatan kriminal b. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya narkoba c. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina d. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya zina e. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya zina Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat masih di dunia adalah .... a. menghilangkan wibawa b. akalnya menjadi tumpul
141
c. jabatannya menjadi terancam d. tidak memiliki teman e. susah melakukan komunikasi 9. HIV / AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah .... a. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing b. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba c. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati memilih pasangan d. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas e. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas 10. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak.... a. 3 kali b. 7 kali c. 10 kali d. 99 kali e. 100 kali Kunci Jawaban 1.
E
6.
A
2.
D
7.
E
3.
D
8.
A
4.
C
9.
A
5.
D
10
E
Pedoman Penskoran Jumlah skor yang diperoleh X 10 = 100
3. Penilaian Keterampilan a. Penilaian Keterampilan 1 Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
Teknis Penilaian
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
: 1. 2. 3. 4.
Tajwid (skore 25) Kelancaran (skore 25) Artinya (skore 25) Isi kandungan (skore 25)
sesua
142
Kompetensi Dasar 4.3 Membaca Q.S. alIsrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Soal
4.2.1. 2.
1.1 Peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. membaca Q.S. AlAn-Nur (24) : Isra‟ (17) : 32, dan 2 sesuai kaidah Q.S. An-Nur (24) : 2 tajwid dan sesuai dengan kaidah makhrajul tajwid dan makhrajul huruf huruf
Soal/Tugas Bacalah Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
PedomanPenskoran : Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : :
Teknis Penilaian
:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
1.Tajwid (skore 25) 2. Kelancaran (skore 25) 3. Artinya (skore 25) 4. Isi kandungan (skore 25) Rubric penilaian 1. Tajwid Jika peserta didik dapat menyebutkan lebih dari 5 contoh hukum tadwid Q.S. An-Nur (24) : 2, skor 25. Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 contoh hukum tadwid pada Q.S. An-Nur (24) : 2 skor 20 Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh hukum tadwid pada Q.S. An-Nur (24) : 2 skor 15.
sesua
143
Jika peserta didik dapat menyebutkan 1 contoh hukum tadwid Q.S. AnNur (24) : 2, skor 5. 2. Kelancaran Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan tartil, skor 25 Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan kurang tartil, skor 15. Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 kurang lancar dan kurang tartil, skor 5. 3. Arti Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan sempurna, skor 25. Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan kurang sempurna, skor 15. Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak benar, skor 5. 4. Isi kandungan ayat Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan sempurna, skor 25. Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan kurang sempurna, skor 15. Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak benar, skor 5 Pedoman penskoran : (Jumlah skore yang diperoleh/Jumlah skor maksimal)x100%
b. Penilaian Keterampilan 2 Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar Teknis Penilaian
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
: 1. 2. 3. 4.
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tajwid (skore 25) Kelancaran (skore 25) Artinya (skore 25) Isi kandungan (skore 25)
Indikator Soal
Soal/Tugas
4.4 Membaca 4.2.1.1. menyalin 4.2.1.1.Peserta didik Salinlah Q.S. An-Nur Q.S. al- bacaan Q.S. Al-Isra‟ mampu menyalin
sesua
144
Kompetensi Dasar Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Indikator Pencapaian Kompetensi (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
Indikator Soal
Soal/Tugas
bacaan Q.S. Al-Isra‟ (24) : 2 (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
PedomanPenskoran : Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan : Aspek dan rubrik penilaian: 1. Sesuai Kaidah Penulisan a. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan, skor 100. b. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan tetapi kurang baik, skor 85 c. Jika peserta didik menulis tidak sesuai dengan kaidah penulisan skor 75 2. Kerapian Penulisan a. Jika peserta didik dapat m e n u l i s sangat rapi, skor 100. b. Jika peserta didik dapat m e n u l i s rapi, skor 85. c. Jika peserta didik dapat menulis kurang rapi, skor 75 Pedoman penskoran : Jika skor rata-rata 86 – 100 = Sangat terampil (A) Jika skor rata-rata 75 – 85 = Terampil (B) Jika skor rata-rata kurang dari 75 = Kurang Terampil (C)
145
Verifikator
Bawen , 30 Oktober 2015
Kepala Sekolah
Waka Kurikulum
Guru Mata Pelajaran
Jumeri, STP, M.Si
Nana Mulyana, SP.,M.Si.
Ahmad Samsi, S.Pd.I
NIP: 196305101985031019
NIP: 196906011992031012
NIP.
PENYUSUNAN PERANGKAT MENGAJAR
SOP – KUR – 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN F – 03 / SOP – KUR – 02 (RPP)
Satuan Pendidikan Bidang Keahlian Program Keahlian Paket Keahlian Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : : : : : :
Pertemuan keAlokasi Waktu
: :
SMK Negeri 1 Bawen Semua Bidang Keahlian Semua Program Keahlian Semua Paket Keahlian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 Gasal 3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4.2.1.Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf. 4-5 2 x ( 6 x 45 menit )
K. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
146
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. L. Kompetensi Dasar 1. Membaca Al Quran dengan tartil dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al-Isrā’/17:23 dan Q.S. an-Nµr/24:2, serta hadis yang terkait. 3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 4. Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf M. Indikator Pencapaian Kompetensi 6. Menganalisis (5) lima Hukum bacaan dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. AnNur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 7. Menelah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina 8. Menguraikan Isi kandungan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 9. Menyalin bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf 10.Membiasakan membaca Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf N. Tujuan Pembelajaran 6. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis(5) lima Hukum bacaandalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 7. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menelaah Asbabun nuzul/ asbabul bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 8. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menguraikan Isi kandungan Q.S. AlIsra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits dengan tepat, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 9. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menyalin bacaan bacaan Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf yang benar, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan 10.Melalui kegiatan observasi peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. AlIsra‟ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf yang benar,tekun, cermat/teliti dan dapat dipertanggung jawabkan
147
O. Materi Pembelajaran QS. Al-Isra`: 32 tentang Larangan mendekati Zina Hukum bacaan Tajwid Isi kandungan ayat Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari QS. An-Nur: 2 tentang hukuman bagi orang yang berzina Hukum bacaan Tajwid Isi kandungan ayat Contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari Hadis tentang Larangan berbuat zina/ pergaulan bebas Hukuman bagi orang yang berzina menurut hokum Islam Hukuman bagi orang yang berzina menurut Undang-undang di Indonesia
P. Alokasi waktu 12 x 45 Menit (2 kali pertemuan)
Q. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran 4. Pendekatan Pembelajaran Saintifik 5. Model Discovery Learning 6. Metode: a. Diskusi Kelompok b. Diskusi dengan metode Jigsaw c. Demonstrasi R. Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pertemuan ke-4 Pendahuluan
5. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. 6. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 7. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 8. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II, III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti
Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
15‟
7. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: video dan tayangan/murottal QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. Annur ayat 2
148
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya : 8. Peserta didik melakukan diskusi kelompok tema dengan pembagian sebagai berikut : Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema III Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas Tema IV Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar terhindar dari pergaulan bebas Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum Islam Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di Indonesia
30‟
30‟
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data : 9. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan ketentuan berikut : o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema yang berbeda(sebagai Kelompok Utama) o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
150‟
10. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di kelompok tema Menarik kesimpulan/generalisasi nikasikan :.
(Generalization)/mengkomu-
11. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS. An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina secara ringkas 12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja 15 kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan Penutup
4. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan 5. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara acak tentang materi yang didiskusikan 6. Peserta didikbersama guru membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟ : 32 dan QS. An Nuur : 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul)
15‟
149
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pertemuan ke-7 Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. 2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Peserta didik menerima informasi tentang pelestarian lingkungan hidup, kompetensi, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Peserta didik dibagi menjadi menjadi 6 kelompok (Kelompok I, II, III, IV, V dan VI) denga setiap peserta mendapat 1 tema
15‟
Inti
Pemberian rangsangan (Stimulation)/mengamati :
15‟
7. Peserta didik mengamati gambar dan tayangan tentang: Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi pezina menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)/menanya : 8. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dengan pembagian sebagai berikut : Tema I melakukan diskusi tentang QS. Al Isra‟: 32(menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema II melakukan diskusi tentang QS. An Nuur ayat 2 (menyalin, hukum tajwid, Isi kandungan ayat, asbabun Nuzul) Tema III Melakukan diskusi tentang Hadis Larangan Pergaulan Bebas Tema IV Melakukan diskusi tentang Akibat Negatif,Hikmah dan cara agar terhindar dari pergaulan bebas Tema V mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut Hukum Islam Tema VI mendiskusikan tentang Hukuman Pezina menurut UU di Indonesia
30‟
Pengumpulan data (Data Collection)/ mengumpulkan data : 9. Peserta didik melakukan diskusi dengan metode jigsaw dengan ketentuan berikut : o Tiap kelompok terdiri 6 peserta tiap peserta mendapatkan 1 tema yang berbeda(sebagai Kelompok Utama) o Tiap peserta yang memiliki tema yang sama berkumpul mendiskusikan tema tersebut (kelompok tema Pembuktian (Verification)/menalar (mengasosiasi) :
150‟
150
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN 10. Peserta didik /Anggota kelompok tema kembali kepada kelompok utama untuk mempresentasikan hasil diskusinya dari diskusi di kelompok tema Menarik kesimpulan Menarik (Generalization)/ mengko-munikasikan :.
kesimpulan/generalisasi
15‟
11. Peserta didik membuat kesimpulan tentang QS. Al Isra‟: 32 dan QS. An Nur :2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina secara ringkas 12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan (resume) hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lainnya sesuai topik yang ditentukan Penutup
4. Peserta didik menerima ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan 5. Peserta didik menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru secara acak tentang materi yang didiskusikan 6. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan tentang Akibat pergaulan bebas dan perbuatan Zina dan Hukuman bagi pezina menurut Hukum Islam dan UU di Indonesia
S. Sumber/Media Pembelajaran c. Sumber : 1. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X 2. Internet 3. Al Qur‟an dan Terjemah Departemen Agama RI 4. Buku Tajwid d. Media : 1. PPT tentang Larangan pergaulan bebas dan perbuatan Zina 2. Video tentang Akibat pergaulan bebas 3. LCD Projector
15‟
151
T. Penilaian Proses dan Hasil Belajar No. Ranah Kompetensi 1.
Sikap
2.
Pengetahuan
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Observasi
Daftar Skala Penilaian
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al- Tes Tertulis Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan Observasi pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Pilihan Ganda Lembar penilaian Observasi kegiatan diskusi (kelompok dan jig saw)
Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf 3.
Keterampilan Praktik KD-4.2.1.Membaca Q.S. alIsrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Lembar Penilaian Praktik (unjuk kerja)
1. Penilaian Sikap : Observasi PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TELITI
Nama Peserta Didik
:
Kelas
:
Tanggal Pengamatan
:
Materi Pokok
:
Skor No
Aspek yang Diamati 1
1
Mengerjakan tugas dengan teliti
2
Berhati-hati dalam menyelesaikan tugas dan menggunakan peralatan
2
3
4
152
Skor No
Aspek yang Diamati 1
3
Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar mutu
4
Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu
2
3
4
Keterangan : 4 (SB)
:
selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3 (B)
:
sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakuka
2 (C)
:
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 (K)
:
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP TANGGUNG JAWAB
Nama Peserta Didik
:
Kelas
:
Tanggal Pengamatan
:
Materi Pokok
:
Skor No Aspek yang Diamati 1 1
Melaksanakan tugas individu dan kelompok dengan baik
2
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3
Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
4
Mengembalikan barang yang dipinjam
5
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
6
Menepati janji
7
Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
2
3
4
153
8
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta
Keterangan : 4
:
selalu, apabila selalu melakukan sesuai aspek yang diamati
3
:
sering, apabila sering melakukan sesuai aspek yang diamati dan kadang- kadang tidak melakukan
2
:
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1
:
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Penilaian Pengetahuan : a. Observasi proses Diskusi LEMBAR PENGAMATAN PROSES DISKUSI
No
Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti X 2015/2016 1 Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, sert hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
Waktu Pengamatan
:
Selama proses diskusi
Nama Peserta didik
Partisipasi 1
1 2 3 4 5 6
Pedoman Penskoran : 1) Arti Skor : e) Kurang f) Cukup g) Baik h) Amat Baik 2) Rubric Penilaian:
2
3
Komunikasi 4
1
2
3
4
Penguasaan Materi 1 2 3 4
Nilai Akhir
154
No
Kriteria Penilaian
1
Partisipasi e. Peserta didik aktif melakukan semua kegiatan diskusi (kelompok, panel) f. Peserta didik aktif pada salah satu diskusi (kelompok/ panel) g. Peserta didik kurang aktif pada proses diskusi h. Peserta didik tidak aktif pada proses diskusi Komunikasi e. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan jelas f. Peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya tetapi kurang rinci dan kurang jelas g. Peserta didik kurang aktif menyampaikan pendapatnya secara rinci dan jelas h. Peserta didik tidak aktif menyampaikan pendapatnya.secara rinci
3
Penguasaan Materi e. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur sesuai tema f. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar tidak terstruktur sesuai tema g. Peserta didik menyampaikan pendapat yang benar dan terstruktur tidak sesuai tema h. Peserta didik menyampaikan pendapat yang salah
Nilai Akhir
=
Skor (S)
Bobot (%)
4
40
3 2 1
4
30
3 2 1
4
30
3 2 1
40%S1 + 30%S2 + 30%S3
b. Tes Tulis Indikator Soal
Jenis Soal
Kompetensi Dasar
Indikator
KD-3.3. Menganalisis Q.S. al-Isrā’/17:32 dan Q.S. an-Nµr/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.3.1. Menganalisis (5) 11. Peserta didik mampu Pilihan lima Hukum bacaan menganalisis hukum bacaan ganda dalam Q.S. Al-Isra‟ dalam Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32 (17) : 32, dan Q.S. An- 12. Peserta didik mampu Nur (24) : 2, serta menganalisis Hukum bacaan hadits tentang larangan dalam Q.S. An-Nur (24) : 2 pergaulan bebas dan 13. Peserta didik mampu perbuatan zina menjelaskan arti potongan ayat QS. Al Isra‟ : 32 14. Peserta didik mampu menjelaskan Arti Zina. 15. Peserta didik mampu menjelaskan makna Zina Muhsan didik mampu 3.3.3. menguraikan Isi 16. Peserta menjelaskanIsi kandungan kandungan Q.S. AlQS. An Nuur ayat 2 Isra‟ (17) : 32, dan 17. Peserta didik mampu Hadist Q.S. An-Nur (24) : 2,
Soal
Terlampir
155
serta hadits tentang tentang Pergaulan Bebas larangan pergaulan 18. Peserta didik mampu bebas dan perbuatan menjelaskan tentang Dampak zina. Negatif bagi Pezina 19. Peserta didik mampu menjelaskan Cara agar terhindar dari Zina 20. Peserta didik mampu menjelaskan hukuman bagi Pezina Ghairu Muhsan Lampiran Soal Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat ! 11. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... a. b. c. d. e.
mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
12. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah .... a. b. c. d. e.
1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
13. Perhatikan ayat berikut ini :
Arti dari ayat ayat tersebut adalah .... a. b. c.
Dan janganlah kamu melakukan zina Dan tidaklah kamu mendekati zina Dan janganlah kamu mendekati zina
156
d. Maka janganlah kamu mendekati zina e. Maka janganlah kamu melakukan zina 14. Dalam hukum Islam yang dimaksud dengan perbuatan zina adalah.... a. dipaksa melakukan hubungan seksual di luar tali pernikahan yang sah b. dipaksa melakukan pernikahan yang sah padahal tidak saling mencintai c. melakukan hubungan seksual layaknya suami isteri di luar tali pernikahan d. melakukan hubungan biologis oleh suami isteri yang tidak saling mencintai e. suami melakukan pernikahan dengan memiliki lebih dari satu istri 15. Ada kasus seseorang pria yang sudah memiliki istri kemudian selingkuh dan melakukan hubungan seksual kepada seorang perempuan yang belum menikah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus semacam ini adalah .... a. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina muhsan b. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam status dipaksa c. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan juga melakukan zina muhsan d. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina ghairu muhsan e. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam kondisi terkena bujuk rayu 16. Perhatikan ayat berikut ini :
Ayat ayat tersebut berisi tentang.... a. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina b. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal c. zina merupakan salah satu perbuatan asusila d. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal e. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila 17. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Qatadah adalah.... a. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya perbuatan kriminal b. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya narkoba c. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina d. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya zina e. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya zina 18. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat masih di dunia adalah .... a. menghilangkan wibawa b. akalnya menjadi tumpul c. jabatannya menjadi terancam d. tidak memiliki teman e. susah melakukan komunikasi 19. HIV / AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara untuk menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah ....
157
a. b. c.
menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati memilih pasangan d. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas e. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas 20. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak.... a. 3 kali b. 7 kali c. 10 kali d. 99 kali e. 100 kali Kunci Jawaban 1.
E
6.
A
2.
D
7.
E
3.
D
8.
A
4.
C
9.
A
5.
D
10
E
Pedoman Penskoran Jumlah skor yang diperoleh X 10 = 100
3. Penilaian Keterampilan a. Penilaian Keterampilan 1 Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
Teknis Penilaian
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
: 5. 6. 7. 8.
Tajwid (skore 25) Kelancaran (skore 25) Artinya (skore 25) Isi kandungan (skore 25)
sesua
158
Kompetensi Dasar 4.5 Membaca Q.S. alIsrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 sesuai dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Soal
4.2.1. 2.
1.2 Peserta didik mampu membiasakan membaca Q.S. membaca Q.S. AlAn-Nur (24) : Isra‟ (17) : 32, dan 2 sesuai kaidah Q.S. An-Nur (24) : 2 tajwid dan sesuai dengan kaidah makhrajul tajwid dan makhrajul huruf huruf
Soal/Tugas Bacalah Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
PedomanPenskoran : Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan :
Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar
: : : : :
Teknis Penilaian
:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
1.Tajwid (skore 25) 2. Kelancaran (skore 25) 3. Artinya (skore 25) 4. Isi kandungan (skore 25) Rubric penilaian 5. Tajwid Jika peserta didik dapat menyebutkan lebih dari 5 contoh hukum tadwid Q.S. An-Nur (24) : 2, skor 25. Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 contoh hukum tadwid pada Q.S. An-Nur (24) : 2 skor 20 Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 contoh hukum tadwid pada Q.S. An-Nur (24) : 2 skor 15. Jika peserta didik dapat menyebutkan 1 contoh hukum tadwid Q.S. An-
sesua
159
Nur (24) : 2, skor 5. 6. Kelancaran Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan tartil, skor 25 Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar dan kurang tartil, skor 15. Jika peserta didik dapat membaca Q.S. An-Nur (24) : 2 kurang lancar dan kurang tartil, skor 5. 7. Arti Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan sempurna, skor 25. Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan kurang sempurna, skor 15. Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak benar, skor 5. 8. Isi kandungan ayat Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan sempurna, skor 25. Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar dan kurang sempurna, skor 15. Jika peserta didik dapat menjelaskan isi kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan tidak benar, skor 5 Pedoman penskoran : (Jumlah skore yang diperoleh/Jumlah skor maksimal)x100%
c. Penilaian Keterampilan 2 Mata Pelajaran Kelas Tahun Pelajaran Semester Kompetensi Dasar Teknis Penilaian
: : : : :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X 2015/2016 1 Membaca Q.S. al-Isrā‟/17:23, dan Q.S. an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
: 1. 2. 3. 4.
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tajwid (skore 25) Kelancaran (skore 25) Artinya (skore 25) Isi kandungan (skore 25)
Indikator Soal
Soal/Tugas
4.6 Membaca 4.2.1.1. menyalin 4.2.1.1.Peserta didik Salinlah Q.S. An-Nur Q.S. al- bacaan Q.S. Al-Isra‟ mampu menyalin (24) : 2 Isrā‟/17:23, (17) : 32, dan Q.S. bacaan Q.S. Al-Isra‟
sesua
160
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai an-Nµr/24:2 dengan kaidah tajwid sesuai dan makhrajul huruf dengan kaidah tajw³d dan makhrajul huruf
Indikator Soal
Soal/Tugas
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf
PedomanPenskoran : Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil rerata dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai dari 3 IPK)
Rubrik Penilaian Keterampilan : Aspek dan rubrik penilaian: 3. Sesuai Kaidah Penulisan d. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan, skor 100. e. Jika peserta didik dapat menulis sesuai dengan kaidah penulisan tetapi kurang baik, skor 85 f. Jika peserta didik menulis tidak sesuai dengan kaidah penulisan skor 75 4. Kerapian Penulisan d. Jika peserta didik dapat m e n u l i s sangat rapi, skor 100. e. Jika peserta didik dapat m e n u l i s rapi, skor 85. f. Jika peserta didik dapat menulis kurang rapi, skor 75 Pedoman penskoran : Jika skor rata-rata 86 – 100 = Sangat terampil (A) Jika skor rata-rata 75 – 85 = Terampil (B) Jika skor rata-rata kurang dari 75 = Kurang Terampil (C)
161
Verifikator
Bawen , 30 Oktober 2015
Kepala Sekolah
Waka Kurikulum
Guru Mata Pelajaran
Jumeri, STP, M.Si
Nana Mulyana, SP.,M.Si.
Ahmad Samsi, S.Pd.I
NIP: 196305101985031019
NIP: 196906011992031012
NIP.
162
Verbatime Wawancara 1 Wakil Kepala Sekolah Nama
: Nining Setyowati, M.Pd (NS)
Jabatan
: Koordinasi Ketenagaan
Tempat Wawancara : Ruang Kesiswaan Hari/Tanggal
: Rabu/04 November 2015
Waktu
: 12.53 WIB
No. Pertanyaan 1. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013 ini?
Jawaban Kode Secara umum yang harus dimiliki, yang Nilai-nilai pertama tertib, jujur, disiplin, tanggung jawab karakter itu terutama. Yang diutamakan kejujuran, ketertiban, kedisiplinan dan tanggung jawab. Itu hampir semua mapel wajib mempunyai sikap itu, kalau yang lain-lain tergantung mapel yang lain.
2.
Bagaimana cara Ibu mengevaluasi pelaksanaan guru berdasarkan Kurikulum 2013?
Setiap semester kita kan ada melihat Mengevaluasi semesternya gitu, kita stor nilai ke kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru yang belum mengumpulkan nilai-nilai mid semester itu atau nilai harian itukan sudah ada bendahara nilai dari kurikulum. Dari situ akan terlihat siapa guru yang berhasil dan kurang berhasil dalam mengajar dan memberi materi kepada murid-muridnya.
3.
Kebijakan apa yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan sikap (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kebijakan kita misalnya itu, contoh ada di Kebijakan koprasi. Kitakan punya koprasikan, nah disitukan penjaganya terbatas cuma satu orang. Anak mengambil barang sendiri terus kan disini muridnya banyak 1800an, kalau penjualnya suruh mengingat-ingat kemablian para siswa disini kan nggak mungkin. Kemudian kita menanamkan rasa rasa percaya pada anak-anak dengan harapan anak-anak dikasih kepercayaan dia bisa bersikap jujur itu salah satunya. Yang ke-2, dari pihak kesiswaan itu sudah membuatkan kartu kendali, dan kartu kendali itu dipegang oleh piket kelas. Di dalam kartu kendali itu ada kolom-kolom yang salah
163
satunya jika terlambat masuk, tidak hadir dan lain-lain. Yang ke-3, mengenai tanggung jawab itu contohnya guru memberikan tugas dan kita kasih penilaian agar anak mau mengerjakan tugas yang diberikan. 4.
Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan demi menunjang keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013?
Sarana dan prasarana jelas, yang pertama IT Sarana dan sangat berpengaruh, LCD, internet karena prasarana disini kan pembelajarannya istilahnya menggunakan pendekatan scientific (berfikir ilmiah) untuk berfikir ilmiah kan anak-anak butuh sarana dan salah satunya adalah internet. Jadi guru bukan satu-satunya sumber ilmu, jadi dia bebas mencari sumber lain seperti buku, disediakan di perpus. Terus semua anak pegang 1 buku 1 mapel jadi kalau ada 17 mapel maka masing-masing anak itu punya 17 buku. Yang ke-2 internet, kalau mau mencari materi di internet. Kan disini menekankan 5M (mengamati, menanya, menganalisa, mencoba dan mengkonfirmasi).
5.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kendalanya disini adalah anak, anak Penghambat sekarang kan cenderung malas, sedangkan Kurtilas sendiri menuntut agar anak itu kreatif dan inovatif. Sulitnya disitu untuk mengembangkan mereka, untuk menumbuhkan rasa ingin tau.
6.
Lalu solusi apa yang ditempuh dalam menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
Guru harus kreatif, istilahnya kita harus cari Solusi bagaimana caranya? Itu memang menjadi PR buat kita. Bagaimana kita harus memotivasi anak tersebut agar dia mau, istilahnya kita kan guru tidak ada yang duduk manis, akan tetapi kita harus keliling dengan cara pendekatan. Individu didekati, dikasih motivasi dan seterusnya. Misalkan dikasih motivasi kalau kamu tidak mau baca otomatis kamu akan ketinggalan dengan temanmu.
164
Verbatime Wawancara 2
Waka Kurikulum Nama
: Nana Mulyana, S.Pd. M.Si (NM)
Jabatan
: Waka Kurikulum
Tempat Wawancara : Ruang Kurikulum Hari/Tanggal
: Kamis/05 November 2015
Waktu
: 14.02 WIB
No. Pertanyaan 1. Karakter apa saja yang harus dimiliki peserta didik dalam Kurikulum 2013 ini?
Jawaban Kode Ya jadi karakter atau sikap sebenarnya itu Nilai-nilai kembarannya ya. Hanya gini dalam kurtilas karakter itu dalam keseharian kita, kita secara khusus tidak mengajarkan nilai-nilai sikap atau karakter tersebut karena tertanamnya sikap yang positif, karakter yang baik itu bukan karena proses yang diajarkan secara langsung. Itu merupakan efek atau norturon efek. Misalnya, ketika sedang tes, kita memberikan tempat duduk yang renggang kemudian diawasi dengan baik tidak dengan kejam tapi dengan baik dengan proporsional sesungguhnya kita sedang menanamkan sikap jujur, seperti itu. Jadi apapun karakter itu ditanamkan atau dipelajari secar atidak langsung bukan „Hey yang sopan‟ bukan ‟Hey yang santun‟ bukan „Yang kreatif‟ bukan „Yang penuh inisiatif‟ bukan. Tetapi bahwa kita ciptakan sebuah sikon sehingga lahirlah sikap-sikap itu.
2.
Kita dari awal dulu, kita ada foam penilaian Mengevaluasi RPP. Foam pada RPP untuk mengoreksi antar teman, jadi kita mengkoreksi antar teman, kurang ini, kurang ini. Saya sendiri dari perencanaan pembelajaran satu persatu guru saya bimbing, di samping kolektif lalu mereka membuat RPP lalu konsultasi di sini satu persatu, perkata, urutan linieritasnya seperti sistematika menyusun skripsi,
Bagaimana cara Bapak mengevaluasi pelaksanaan guru berdasarkan Kurikulum 2013?
165
seperti itu. Yang ke-2 dalam pembelajaran ada namanya IPKG (Instrumen Penilaian Kegiatan Guru) itu tiap mapel beda-beda, itu saat proses pembelajaran sedangakan setelah pembelajaran ada lagi, kadang secara spontan saya berkunjung dari kelas ke kelas bertanya kepada siswa mengenai bagaimana guru tadi mengajar. Selain program itu, kami juga ada program Hearing Sharing yang berisi catatan dari putra putri kita ynag mengeluh atau yang mengajukan usulan. Masukan itu saya pelajari dan saya sampaikan secara tidak langsung, lewat sindiriran di apel. Setiap pagi kita selalu ada apel pagi jam 06.4507.00 untuk guru dan murid, namun antara guru dan muridsendiri-sendiri tidak jadi satu. Materi yang disampaikan terkait dengan evaluasi program pembelajaran saya sampaikan. 3.
Kebijakan apa yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan sikap (jujur, disiplin dan tanggung jawab) peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kita dalam pembelajaran praktek terutama Kebijakan diantaranya adalah pembelajaran yang menekankan agar kegiatan-kegiatan praktek dilakukan secara individual sangat berbeda dengan kelompok. Ketika individu anakanak berusaha menyelesaikan tugastugasnya dengan baik dan bagus hasilnya secara individu dijawab secara mandiri kan gitu. Berbeda dengan kelompok yang kadang-kadang saling mengandalkan kepada pekerjaan temannya. Yang ke-2, dalam penilaian saya mendorong teman-teman untuk mencoba melakukan penilaian antar teman sejawat. Yang ke-3, kita di sini ada program namanya sekolah menjual. Program sekolah menjual sesungguhnya untuk mendidik kewirausahaannya anak-anak, jiwa Enterpreneshipnya anak akan terbangun karena sikap karakter yang baik.
4.
Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan demi
Berkaitan itu secara khusus di setiap kelas Sarana dan kita sekarang sudah memasang LCD agar prasarana terjamin bahwa pembelajaran bisa
166
5.
menunjang keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013?
interaktif. Yang ke-2 kita memberikan kebebasan kepada guru tentang sarana ini, jadi kursi bisa melingkar, kursi bisa berhadap-hadapan atau kursi bisa berbentuk U, itu semua dibebaskan. Namun resikonya dari sarana tadi adalah akan cepat rusak barang-barang itu karena dipindahpindahkan dan di angkat junjung. Namun saat liburan dimulai, seketika itu pengerjaan dimulai dari pengecetan, pemakuan dan macam-macamnya. Itu bentuk dari dukungan sarana yang bersifat perawatan. Yang ke-3, kita juga mengadakan internet untuk menjamin bahwa akses data bisa dilakukan oleh anak setiap saat. Dan yang terakhir adalah kita menyiapkan perpustakaan digital yang hanya ada di sini di Kab. Semarang. Jadi kita mempunyai 2 perpustakaan, konvensional dan digital.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kalau awal-awal sih karena mungkin Penghambat pemahamannya masih kurang sehingga masih merasa keberatan dengan pengolahan nilai, penilaian di mana-mana menjadi keluhan. Kendalanya adalah ketika nilai harus jadi dan repoting dalam arti nilai harus masuk ke sistem raport, dicetak dan ternyata masih ada nilai yang di bawah KKN, nah itu nanti harus dicetak ulang raport itu. Itu jadi harus kerja 2x walaupun tidak semua anak tapi itu kerjaan yang menyita waktu. Kendala yang ke-2 adalah ketika ada guru yang abai terhadap kriteria/KKN, abai dengan itu maka menjadi pekerjaan ganda. Kenapa ganda? Karena raport harus dicetak kembali sendiri bukan tulis tangan karena diskripsinya panjang-panjang itu kendala yang kita hadapi selama ini. Ketika terjadi pengolahan nilai menjadi sangat berat ya gurunya, ya kurikulumnya dalam penilaian, tetapi dalm kesiapan guru sudah baik, bahkan sangat baik saat ini tidak pernah mengeluh lagi karena sudah mapan guruguru itu. Kendala yang paling kita rasakan adalah berubahnya regulasi dari pemerintah
167
setiap saat. Contohnya tentang pembelajaran ada 81a tiba-tiba menjadi banyak, kemudian dari Permendikbud 66 tentang penilaian berubah menjadi 104, tentang pembelajaran menjadi 103. Dan dengar lagi ini katanya tahun 2015 ini mau keluar lagi peraturan baru Permendikbud, nilai akan kembali dari 104 menjadi 1-100 lagi. Itukan luar biasa, pekerjaan yang tidak mudah merubah sistem dan mengembalikan pemahaman guru padahal guru sudah mulai mapan, sudah enjoy. Yang ke-2 masih regulasi yang sering datang terlambat, kalau kita tidak hunting tidak dapat, ya kebetulan saat kita download internet ada peraturan baru. Bayangkan sudah berlangsung sekian bulan regulasi baru, baru diakses. 6.
Lalu solusi apa yang ditempuh dalam menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
Kalau dari kurikulum, selama ini saya selalu mengadakan khusus IHT menjelang proses. Misalnya ini besok ada semesteran. Ini semesteran, ini perapotan, disela-sela ini setelah tes selesai saya selalu mengadakan IHT 1-3hari untuk memastikan ada refresh pengetahuan, review pemahaman di guruguru supaya tidak keliru dan membangun semangat semacam recash. Mungkin itu yan selama ini kami lakukan jadi ada IHT diantara tes dan penilaian, itu yang dilakukan yang sifatnya rutin yang lain-lain sifatnya spontan, jika ada masalah muncul seketika itu masalah akan kita tangani karena pembagian raport tidak bisa ditunda. Kita harus rajin-rajin aja gitu. Rajin SMS kesana kemari, tanya-tanya dan hunting di internet jika ada regulasi yang baru.
Solusi
168
Verbatime Wawancara 3 Guru PAI Nama
: Ahmad Samsi, S.Pd (AS)
Jabatan
: Guru PAI Kelas X
Tempat Wawancara : Ruang Kelas Hari/Tanggal
: Kamis/05 November 2015
Waktu
: 10.07 WIB
No. 1.
Pertanyaan a. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI?
Jawaban Kode Sebenernya kalau penerapannya ya, secara Kurikulum tidak langsung kurikulum PAI itu juga 2013 dalam Kurikulum 2013 itu sendiri. Hanya kalau PAI sekarang sudah dilibatkansemuanya, secara yuridis itu sudah mulai diterapkan, tapi sebenernya Kurikulum 2013 itu kurikulum PAI sendiri, karena sebenernya penilaiannyakan cukup kompleks kalau di K13 ini berbeda dengan kurikulum 2006. Tapi saya pikir esensinya sama, hakekat pembelajaran PAI dengan K-13 itu sama hanya saja dalam K-13 secara legalitas sebenernya tanggung jawab terhadap nilainilai moral kemudian nilai-nilai sikap terutama itu. Tidak menjadi image PAI saja tetapi mapel yang lain juga sudah mengikuti nilai-nilai itu sendiri secara ringan selama tanggung jawab lebih enaknya dengan K-13 ini terutama PAI.
b. Apa saja persiapan Sebelum memulai pelajaran jelas kita Persiapan mempersiapkan materi itu sudah jelas, Bapak/Ibu sebelum terutama materi pokok apa yang akan dipelajari. Disamping menyiapkan RPP pembelajaran sebelum memulai itu sudah biasa ya. Hanya berlangsung? persiapannya itu kita sebagai guru juga harus bisa menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Jadi, sebelum mengajar juga harus baca-baca buku dulu biar kalau ada yang bertanya kita bisa menjawabnya dengan baik.
169
c. Pendekatan apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran PAI?
d. Dari mana saja sumber belajar yang akan diajarkan dalam mata
Kalau kita memakai pendekatannya, apa ya? Pendekatan Saya lupa, disini juga sudah ada semuanya. Pendekatannya Scientific ya, pendekatannya Scientific itu, kemudian kita mengumpulkan materi terus kalau modelnya karena kita kelas X. Jadi pakai Discovery Learning kemudian penilaiannya latihan. Sumber belajar sendiri kita dari buku Sumber panduan tetap kita pakai yang dari pemerintah untuk kurtilas itu, itu ynag utama. Di samping itu juga biasa, IAIN hadist, kemudian buku-buku yang terkait dengan materi PAI.
pelajaran PAI? e. Bahan atau alat ajar apa saja yang digunakan untuk pembelajaran PAI?
Kita sampai sekarang macem-macem ya, tapi Media secara umum kita memakai LCD karena memang kita sudah disiapkan tiap ruangan ya bagio yang moving maupun yang sudah permanen.
Setelah selesai pembelajaran biasanya saya Evaluasi memberikan soal yang harus dikerjakan oleh mengevaluasi murid-murid. Saya kasih waktu berapa menit peserta didik setelah untuk mengerjakannya. Namun disini saya membolehkan murid untuk membuka buku selesai catatan masing-masing. Dengan itu kan saya bisa tau mana murid yang selalu pembelajaran? memperhatikan dan tidak.
f. Bagaimana Bapak
Kalau yang pertama dari karakter jujur, kita Evaluasi ulangan mbak. Contohnya kita melakukan mengevaluasi ulangannya, lewat ulangan itu materinya peserta didik setelah sama, soalnya sama, duduknya juga sama. Tapi disitu anak dikasih kesempatan untuk selesai menyelesaikan. pembelajaran terkait Kalau disiplin itu kita memang sepakat buat kontrak belajar mbak. Karena kita kelasnya karakter jujur, moving class, anak-anak pindah kesana-sini kan susah kalau untuk on time jam segini. disiplin dan Jadi nanti minimal telat berapa menit karena tanggung jawab? setiap kelas beda-beda mbak, ada yang 15 menit, ada yang 5 menit, yang 10 menit juga
g. Bagaimana Bapak
170
ada tergantung lokasi dan jam pelajaran sebelumnya. Tanggung jawab, biasanya dikasih tugas rumah mbak, misalnya dirumah belajar kelompok. Tanggung jawab penilaiannya seperti itu kalau tidak biasanya anak sebelum pelajaran shalat Dhuha dulu tapi tergantung dengansikon dulu. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengabsen shalat Dhuha, atau siapa yang nggak sholat. h. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kendala secara umum adalah ITnya, kalau Penghambat kelas X kan anak masih belajar jadi kendalanya di situ. Yang ke-2, anak belum terbiasa dengan sistem pembelajaran Kurtilas jadi kita tidak bisa murni Kurtilas dalam penilaiannya, karena anak masih tahap transisi dari SMP-SMA.
i. Lalu solusi apa yang Solusinya ya tetap penilaian itu tetap Solusi berjalan hanya saja kita setiap kali selesai ditempuh dalam KD, kita akan revisi. Misalkan pada RPP menghadapi kendala yang pertama ada kekurangan penilaiannya, misalkan keteranpilanya presentasi, jika penerapan penilaian item tentang presentasi kurang cocok karena cukup berat. Tapi konsep item Kurikulum 2013 dasarnya tetap dijalankan, misalnya saya ini? ingin menilai tentang keterampilan anak dalam membaca al-Qur‟an, memang disitukan kalau di dalam penilaian untuk keterampilan prakteknya ada 4 item, yaitu: mulai dari mengidentifikasi bacaan tajwid, kemudian juga kelancaran membaca, kemudian terjemahannya dan yang terakhir adalah isi kandungannya. Kemudian disetiap 4 elemen itu akan ada sub item lagi dan ada skoring di situlah ketika di RPP sudah ada kita pakainya itu. Jadi penilaiannya bertahaptahap agar bisa sesuai dengan penilaian Kurtilas.
171
Nama
: Siti Fatimah, S.Ag (SF)
Jabatan
: Guru PAI Kelas XI-XII
Tempat Wawancara : Ruang Guru Hari/Tanggal
: Rabu/04 November 2015
Waktu
: 11.45 WIB
No. 2.
Pertanyaan a. Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 dalam mata
Jawaban Kode Oh.. sangat baik sekali, kita menyambutnya Kurikulum baik. Kenapa baik? Di kurtilas inikan PAI 2013 dalam jadi 3 jam, dari 2 jam itu menjadi 3 jam itu PAI ya sangat menyenangkan bagi pelajaran PAI ya. Jadi terasa sekali.
pelajaran PAI? b. Apa saja persiapan Bapak/Ibu sebelum pembelajaran berlangsung?
Yang jelas tupoksi guru itukan ada 5 ya, Persiapan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis dan tindak lanjut. Jadi sebelum saya mengajar itu, kita buat RPP dulu karena guru itu wajib buat RPP bahkan kalau sini tidak membuat RPP itu ada sanksinya dari Bapak kepala sekolah. Mungkin di P3 tidak ditanda tangani, ada keperluan apa Bapak kepala sekolah tidak mengabulkan karena itu termasuk tupoksi (tugas pokok dan fungsi) guru, jadi semua punya RPP yang kayak gini, ini ni RPP. RPP kan isinya macemmacem, merencanakan namanya. RPP itu tidak persis dengan pelaksanaan kan namanya rencana. Oh, rencana saya seperti ini tapi pelaksanaannya kog seperti ini kan bisa saja, tergantung sikon.
c. Pendekatan apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran PAI?
Dalam Kurtilas ini, saya memakai metode Pendekatan scientifif approach ya mbak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah. Kajian yang bersikap ilmiah, yang mengaruskan dan menuntut siswa untuk aktif jika tidak mau ketinggalan dengan temannya.
d. Dari mana saja
Ada dari buku, ada dari LKS kadang saya itu Sumber sok dengerin kajian di TV kemudian ikut kajian-kajian di luar, kemudian kalau kita
sumber belajar yang
172
akan diajarkan dalam mata pelajaran PAI?
e. Bahan atau alat ajar apa saja yang digunakan untuk pembelajaran PAI?
kan peganggannya Qur‟an hadist. Ya sebisa mungkin kita luangkan waktu walau hanya 2 ayat setiap hari kita kaji hadist-hadist, bahkan kalau kita ditanya sudah hafal berapa hadist buk? Dan saya juga cari di internet kalau kita diburu pertanyaan anak macemmacem ya jadi kita harus menyiapkan bahwa saya harus bisa. Setiap saya nganggur saya buka internet, ataupun youtube lewat apapun. Bahan dan alat yang digunakan tergantung Media dengan materinya mbak, tadikan kelas XII materi jenazah jadi saya menggunakan media boneka untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang saya ajarkan. Kalau kita pakai alat peragakan lebih mudah memahaminya dibandingkan dengan memakai video ataupun gambar-gambar.
Kejujuran ini contohnya, ini saya suruh Evaluasi siswa untuk nulis sendiri tentang buku mengevaluasi shalat, dan nilai sendiri. Saya hanya peserta didik setelah menyampaikan kalau mau jujur jangan bohong tapi ketika kalian mau bohong, selesai bohong aja sekalian. Ini yang nilai siswa pembelajaran terkait sendiri, yang nulis siswa sendiri. Saya tinggal masukan ke daftar nilai saya saja. karakter jujur, Disiplin anak, misalnya ketika Dzuhur gini to, ini ada guru di sana. Kemudian disiplin dan mengamati siapa aja yang shalat. tanggung jawab? Tanggung jawab terhadap permasalahan macem-macem ya. Anak itukan kita beri tanggung jawab untuk misalnya mengerjakan PR, mengerjakan atau ulangan dia harus tanggung jawab terhadap dirinya sendiri jadi dia tidak usah ke yang lainnya. Itu mungkin ada kaitannnya tanggung jawab itu, ke jujur juga bisa. Jadi begitu.
f. Bagaimana Bapak
g. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran PAI?
Kendalanya itu adalah anak, karena yang Penghambat sekolah di SMK ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari IQ yang rendah-tinggi ada karena memang sekolah ini kan dipersiapkan siap utuk berkerja berbeda dengan SMA/MA yang dipersiapkan untuk kuliah. Kemudian dari keluarga yang
173
harmonis sampai yang broken home juga ada, dan terakhir adalah dari segi perekonomiannya. h. Lalu solusi apa yang ditempuh dalam menghadapi kendala penerapan Kurikulum 2013 ini?
Memotivasi anak itu dengan pencerahan Solusi sebelum belajar, dan sabar. Rasul saja dakwah dilempari batu, di caci maki tetap sabar. Masak kita hanya karena anak-anak tidak menurut dengan kita sudah jengkel dan marah-marah. Kalau mau anak itu menurut dan patuh serta jadi anak yang baik kita harus sabar. Selain sabar kita juga harus dekat dan baik dengan anak supaya mereka mau mendengardan mematuhi apa yang diperintahkan kepada mereka.
174
Verbatime Wawancara 4 Peserta Didik Nama
: Musfiroh (M)
Jabatan
: Siswa Kelas X-JB
Tempat Wawancara : Di depan kelas Hari/Tanggal
: Selasa/03 November 2015
Waktu
: 12.00 WIB
No. Pertanyaan 1. a. Apa yang kamu ketahui tentang Kurikulum 2013?
b. Apakah setelah penerapan Kurikulum 2013 ini ada perubahan sikap/karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab pada diri kamu?
Jawaban Kode Dalam Kurikulum 2013 diusahakan lebih Kurikulum aktif gitu kan, gurunya hanya menjadi 2013 motivator aja. Nantikan dikasih kita dikasih tugas dan kita nyari sendiri gitu. Selain itu Kurikulum 2013 kita yang aktif beda kalau kurikulum yang lamakan kita Cuma dengerin guru yang bicara gitu. Jadi menurut saya sangat menyenangkan. Menurut saya pribadi ya mbak, setelah Karakter penerapan Kurikulum 2013 ini saya lebih disiplin dibandingkan saat SMP dulu. Karena disini itu mempunyai peraturan kalau siswa berangkat jam 06.45 sudah sampai di sekolah karena tiap pagi selalu ada apel pagi jadi mau nggak mau kita harus berangkat pagi dari rumah agar tidak telat dan mendapat hukuman. Selain itu ya mbak, kalau kita memakai seragam sekolah diwajibkan untuk memakai sepatu pantofel walaupun itu saat class meeting mbak. Padahalkan itu tidak jam pelajaran seperti biasanya, jadi saat aku dan teman-teman tidak mau memakai sepatu fantofel kita harus memakai seragam olahraga biar tidak dapat hukuman mbak.
175
Nama
: Ety Kusniawati (EK)
Jabatan
: Siswa Kelas X-ATR
Tempat Wawancara : Di depan kelas Hari/Tanggal
: Rabu/04 November 2015
Waktu
: 12.00 WIB
No. 2.
Pertanyaan a. Apa yang kamu ketahui tentang Kurikulum 2013?
Jawaban Kode Kurikulum 2013 sebenarnya menyenangkan Kurikulum tapi bisa jadi tidak menyenangkan karena 2013 agak tidak mudeng sama pelajarannya. Tidak mudengnya itu kalau dikasih soal langsung suruh ngerjain terus kitakan belum tau gitu jadinya ya kalau nilainya jelek ya gimana gitu rasanya.
b. Apakah setelah penerapan Kurikulum 2013 ini ada perubahan sikap/karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab pada diri kamu?
Gimana ya mbak, kalau sikap jujur dan Karakter tanggung jawab sih sedikit berubah ya. Ya walaupun saat di dalam kelas aku jarang bertanya karena sedikit malu hee..hee dan kalau disuruh ngumpulin tugas tepat waktu agak molor-molor dikit lah mbak, kan nggak enak kalau teman kita belum jadi tapi kita ngumpulin tugas duluan. Walaupun gitu tapi setidaknya saya tetap bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada saya mbak.
176
Nama
: Hani Handayani (HH)
Jabatan
: Siswa Kelas XI-AP
Tempat Wawancara : Di depan kelas Hari/Tanggal
: Selasa/03 November 2015
Waktu
: 12.30 WIB
No. 3.
Pertanyaan a. Apa yang kamu ketahui tentang Kurikulum 2013?
Jawaban Kode Kurikulum baru yang sistemnya guru hanya Kurikulum pasif, tidak boleh menjelaskan secara panjang 2013 lebar. Murid harus aktif mencari materinya sendiri dan guru hanya penyempurna jawaban dari muridnya.
b. Apakah setelah penerapan Kurikulum 2013 ini ada perubahan sikap/karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab pada diri kamu?
Setiap guru memberi tugas, entah itu tugas Karakter individu ataupun kelompok saya selalu berusaha mengerjakannya. Ya walaupun saat dikasih PR tidak semuanya saya bisa mengerjakannya sih mbak, kan kadangkadangkan ada yang sulit banget mbak dan kadang saat sampai dikelas saya mencontoh punya temen saya yang sudah jadi jika punya saya belum saya kerjakan. dan saat pengumpulan tugas itu tidak pernah tepat waktu dari waktu yang telah di tetapkan, kan kasian mbak jika teman kita da yang belum mrengerjakan jadi kita membantu dulu baru kemudian dikumpulkan sama-sama.
177
Nama
: Wahyu Choirul „Ulyati (WCU)
Jabatan
: Siswa Kelas XII-APT
Tempat Wawancara : Di depan kelas Hari/Tanggal
: Selasa/03 November 2015
Waktu
: 12.45 WIB
No. 4.
Pertanyaan a. Apa yang kamu ketahui tentang Kurikulum 2013?
Jawaban Kode Kurikulum yang bikin siswa kreatif Kurikulum menurutku mbak, soalnya aku cocok dengan 2013 kurikulum itu. Lebih menyenangkan karena pelajaran mudah dipahami dari kerja kelompok dan praktek yang dilakukan lebih banyak. Jadi mudah dan menyenangkan.
b. Apakah setelah penerapan Kurikulum 2013 ini ada perubahan sikap/karakter jujur, disiplin dan tanggung jawab pada diri kamu?
Menurut saya ya mbak, setelah penerapan Karakter Kurtilas ini siswa dituntut untuk bersikap aktif. Jadi saya juga harus menyesuaikannya mbak agar tidak ketinggalan dengan temanteman. Apalagi kalau kita selalu bertanya di kelas entah itu saat diskusi kelompok atau tidak, bisa menambah point sendiri bagi saya mbak. Dan saat dikasih PR oleh guru saya selalu mengerjakan tugas tersebut dengan baik.
178
179
180
181
182