PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X SEMESTER I
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Yohanes Rizky Nugroho 091224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X SEMESTER I
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Yohanes Rizky Nugroho 091224003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” - Thomas Alva Edison
“orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyianyiakan waktu untuk menunggu inspirasi” (Ernest Newman)
“Tidak ada hasil yang menghianati prosesnya” -Yohanes Rizky-
--
Dengan penuh kasih, kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayah, Ibu dan adikku tercinta yang telah membuatku mengerti akan arti hidup.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citraan apa saja yang terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison Edisi Juli 2015 dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu : 1) peneliti membuat kode pada setiap data yang dianalisis, 2) peneliti mencari dan memberikan kode pada kata yang mengandng citraan dalam puisi. 3) peneliti memasukan menjabarkan citraan apa yang terkandung dalam setiap kata yang sudah diberikan kode pada setiap puisi. 4) peneliti mendeskripsikankan hasil analisis data untuk menjawab masalah penelitian dan pemaknaan satuan data. 5) peneliti mendeskripsikan relevansi hasil analisis citraan puisi terhadap pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X SMA semester I. Peneliti menemukan dua temuan dalam penelitian ini. Yaitu citraan yang terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015 dan relevansinya terhadap pembelajaran puisi pada kelas X SMA semester I. Citraan yang ditemukan dalam puisi adalah: citraan penglihatan sejumlah 37 buah, citraan pendengaran sejumlah 8 buah, citraan penciuman sejumlah 1 buah, citraan perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak sejumlah 41 buah, citraan perasaan sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan sejumlah 3 buah. Implementasi dari penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan RPP apresisasi sastra di SMA kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK) mendengarkan, memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung dan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman. Berdasarkan hasil temuan di atas, peneliti memberikan saran bagi guru bahasa Indonesia dan peneliti lain. Guru diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai contoh analisis terhadap unsur puisi terutama pada diksi dan citraan. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti unsur lain atau mencari sumber data lainnya agar penelitian dapat lebih lengkap. Kata kunci: Puisi, Citraan Puisi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analysis of Poetry-poetry at The Images that are in HORISON Magazine July 2015 Issue and its Relevance in Learning Literature in High School Class X Semester I. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD
This study purpose is to describe any images contained in the poems in the magazine Horison July 2015 edition and its relevance to learning literature in high school class X semesters I. This research is a kind of descriptive research. There were steps used in the data analysis : 1) researchers made the code on each data analyzed, 2) researchers are looking for and provide the code word contain imagery in poetry. 3) researchers describe what images is contained in every word that has been given the code for each poem. 4) researchersdescribe data analysis to answer the research problem and the meaning of the data unit. 5) researchers describe the relevance of the results of the analysis of the imagery of poetry towards learning to write poetry in the first semester X grade ofsenior high school. Researchers found two detections in this study. The imagery contained in the poems at Horison magazine July 2015 issue and its relevance to learning poetry in class X senior high school on the first semester. The images were found in the poem are: the vision images 37 pieces, 8 pieces a number of auditory imagery, olfactory imagery 1, palpability imagery 3 pieces, motion imagery 41 pieces, feelings imagery 17 pieces, and foretaste feelings 3 pieces. I mplementation of this research is the formulation of products syllabus and RPP appreciation of literature the first semester X grade ofsenior high school. StandardsCompetency listening, understand poetry delivered directly / indirectly and Basic Competency. Identifying the elements of the poetic form submitted. Based on the above findings, the researchers gave suggestions for Indonesian teachers and other researchers. Teachers are expected to use the results of this study as an example of an analysis of the elements of poetry, especially in diction and imagery. For other researchers are expected to continue this research by examining other elements or find other data sources so that research can be more complete. Keywords: Poetry, Images Poetry.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I. ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dalam penyusunan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, yang selalu melimpahkan berkat, rahmat, serta penyertaan untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini. 4. Drs. J. Prapta Diharja,S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..............................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viiii DAFTAR ISI.............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................
4
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................
5
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6 Sistematika Penyajian ..........................................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................
7
2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................
7
2.2 Kajian Teori .........................................................................................................
9
2.2.1 Pengertian Puisi .........................................................................................
9
2.2.2 Struktur Puisi .............................................................................................
10
2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi ...........................................................................
10
2.2.2.2 Struktur Batin puisi ...........................................................................
12
2.2.3 Citraan dalam Puisi ....................................................................................
13
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) .............
16
2.2.4.1 Pengajaran Sastra ..............................................................................
20
2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra..................................................................
17
2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra .............................................................
18
2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). .......................................
21
2.2.6 Silabus ........................................................................................................
23
2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...............................................
29
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
35
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................
35
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Sumber Data .........................................................................................................
36
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................
37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
37
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................
40
4.1 Deskripsi Data ......................................................................................................
40
4.2 Analisis Data ........................................................................................................
40
4.3 Pembahasan Citraan Puisi-Puisi Dalam Majalah Horison edisi Juli 2015...........
42
4.3.1 Puisi 1. Kepada Kekasihku 1 .....................................................................
42
4.3.1.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 1 .....................................
43
4.3.2 Puisi 2. Kepada Kekasihku 2 .....................................................................
44
4.3.2.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 2 .....................................
44
4.3.3 Puisi 3. Kepada Kekasihku 3 .....................................................................
46
4.3.3.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 3 .....................................
46
4.3.4 Puisi 4. Kepada Kekasihku 5 .....................................................................
47
4.3.4.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 5 .....................................
48
4.3.5 Puisi 5. Kepada Para Pejalan .....................................................................
49
4.3.5.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Para Pejalan .....................................
49
4.3.6 Puisi 6. Potret Hujan ..................................................................................
51
4.3.6.1 Analisis Citraan Puisi Potret Hujan ..................................................
51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.7 Puisi 7. Aroma Kopi ..................................................................................
52
4.3.7.1 Analisis Citraan Puisi Aroma Kopi ..................................................
52
4.3.8 Puisi 8. Menulis Sajak ...............................................................................
53
4.3.8.1 Analisis Citraan Puisi Menulis Sajak ...............................................
54
4.3.9 Puisi 9. Langit Setia budhi .........................................................................
55
4.3.9.1 Analisis Citraan Puisi Langit Setia Budhi ........................................
55
4.3.10 Puisi 10. Daun ..........................................................................................
57
4.3.10.1 Analisis Citraan Puisi Daun............................................................
57
4.3.11 Puisi 11. Anak Panah Doa .......................................................................
58
4.3.11.1 Analisis Citraan Puisi Anak Panah Doa .........................................
58
4.3.12 Puisi 12. Kepada Sheila ...........................................................................
59
4.3.12.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Sheila ...................................................
59
4.3.13 Puisi 13. Dalam Doa ................................................................................
60
4.3.13.1 Analisis Citraan Puisi Dalam Doa ..................................................
61
4.3.14 Puisi 14. Kuas Senja ................................................................................
62
4.3.14.1 Analisis Citraan Puisi Kuas Senja ..................................................
62
4.3.15 Puisi 15. Hujan Mei .................................................................................
64
4.3.15.1 Analisis Citraan Puisi Hujan Mei ...................................................
64
4.3.16 Puisi 16. Potret Wajahmu ........................................................................
65
4.3.16.1 Analisis Citraan Puisi Potret Wajahmu ..........................................
65
4.3.17 Puisi 17. Pengakuan .................................................................................
67
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.17.1 Analisis Citraan Puisi Pengakuan ...................................................
67
4.3.18 Puisi 18. Langit Mei.................................................................................
68
4.3.18.1 Analisis Citraan Puisi Langit Mei ..................................................
68
4.3.19 Puisi 19. Gelung .......................................................................................
69
4.3.19.1 Analisis Citraan Puisi Gelung ........................................................
70
4.3.20 Puisi 20. Kedung ......................................................................................
73
4.3.20.1 Analisis Citraan Puisi Kedung........................................................
74
4.3.21 Puisi 21. Gari ...........................................................................................
75
4.3.21.1 Analisis Citraan Puisi Gari .............................................................
75
4.3.22 Puisi 22. Krakal........................................................................................
77
4.3.22.1 Analisis Citraan Puisi Krakal .........................................................
77
BAB V IMPLEMENTASI .......................................................................................
81
5.1 Pengembangan Silabus ........................................................................................
81
5.1.1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .............................
82
5.1.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................
82
5.1.3 Merencanakan Kegiatan Pembeajaran .......................................................
83
5.1.4 Menentukan Materi Pokok Pembelajaran ..................................................
83
5.1.5 Penentuan Jenis Penilaian ..........................................................................
83
5.1.6 Menentukan Alokasi Waktu ......................................................................
84
5.1.7 Menentukan Sumber Belajar......................................................................
84
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................................
85
BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 102 6.1 Simpulan .............................................................................................................. 102 6.2 Saran .................................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 105 LAMPIRAN .............................................................................................................. 107 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 139
DAFTAR TABEL Halaman Tabel Kerangka Berpikir ...........................................................................................
34
Tabel 3.5.1 Karakteristik Citraan Puisi .....................................................................
38
Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi .....................................................................
41
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah seni yang indah, yang bisa menyentuh perasaan dan nurani manusia. Karya sastra yang baik dapat mengajak pembaca untuk melihat karya sastra tersebut sebagai cermin dirinya sendiri. Dalam karya sastra diungkapkan berbagai pengalaman hidup manusia agar manusia lain dapat memetik pelajaran yang baik darinya (Sumardjo, 1991: 14). Sumardji & Saini K. M. (via Sarjidu, 2004: 2) menyatakan bahwa karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang diekspresikan dalam bentuk tulisan dan menggunakan bahasa sebagai medianya. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Sastra lahir dilatarbelakangi oleh adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Jenis karya sastra beraneka ragam, salah satunya adalah puisi. Samuel Taylor Coleridge (via Pradopo, 1990: 6) mengemukakan puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun sebaik-baiknya, seimbang, simetris, serta antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut Slamet Muljana (via Waluyo, 1987: 23) puisi merupakan suatu bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu menghasilkan rima, irama, dan musikalitas. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Puisi adalah serangkaian kata indah yang tersusun dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam puisi terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu unsur yang membangun puisi. Unsur-unsur yang membangun puisi meliputi unsur fisik dan unsur batin. Unsur batin puisi adalah unsur yang membangun dari dalam puisi seperti tema, rasa, nada, dan amanat. Sedangkan, unsur fisik adalah unsur yang membangun dari luar puisi seperti diksi, tipografi, kata konkret, majas atau gaya bahasa, rima, dan citraan atau imaji. Khusus hal terakhir, dalam struktir fisik puisi yaitu citraan ini sangat unik, karena pada citraan melibatkan seluruh panca indera. Citraan puisi adalah pengungkapan pengalaman sensoris penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu atau turut merasakan sesuatu (Waluyo, 1987: 78). Dengan demikian, citraan mengingatkan kembali kepada kita tentang pengalaman
yang pernah terjadi karena kemahiran penyair dalam
menggambarkan peristiwa. Jadi kita seolah-olah berada pada kejadian yang terjadi dalam puisi tersebut. Citraan dalam puisi sangat penting karena dapat membuat pembaca lebih memahami makna puisi. Akan tetapi, penulis puisi terkadang kurang memperhatikan citraan puisi. Padahal dengan adanya citraan puisi akan semakin indah. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli 2015. Peneliti memilih majalah Horison karena belum banyak yang meneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison yang terbit setiap satu bulan sekali. Hasil analisis puisi akan diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Kelas yang dipilih peneliti adalah SMA kelas X semester 1. Terdapat standar kompetensi yaitu mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan kompetensi dasar membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Citraan apa saja yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015? 2. Bagaimana relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pokok penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1. Mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015. 2. Mendeskripsikan relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut. a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai citraan puisi dalam majalah. Mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan-pengetahuan baru mengenai citraan puisi yang terdapat dalam majalah, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak hanya itu, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya mengenai unsur puisi. b. Bagi penelitilain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan acuan bagi peneliti. Selanjutnya penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi penelitian yang relevan mengenai unsur puisi yang terdapat pada sebuah surat kabar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
c. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam pembelajaran menulis puisi terlebih mengenai unsur-unsur yang membangun dalam puisi.
1.5 Batasan Istilah Berikut ini disajikan berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar terjadi kesatuan pemahaman yang mempermudah dalam memahami penelitian ini. a. Puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25). b. Citraan Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata (batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang panca indra yang lain (Situmorang, 1981: 20). c. Implementasi Implementasia dalah penerapan dari suatu kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya (Depdikbud, 1991: 377).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
d. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasiwaktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 190). e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 213). 1.6 Sitematika penyajian Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada bab I berisi uraian tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sitematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari penelitian yang relevan, kajian teori, dan krangka berpikir.Bab III berisi metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi implementasi puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli 2015 pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA yang memuat pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bab VI berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan topik yang diangkat oleh peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Noor Hamidah (2006) yang berjudul “Diksi dan Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun 2014”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) jenis diksi dan citraan apa yang terdapat dalam puisi-puisi pada tabloid Yunior tahun 2004, (2) apa fungsi diksi dan citraan dalam puisi pada tabloid Yunior tahun 2004. Hasil penelitian Hamidah tersebut menyimpulkan bahwa diksi dalam puisi pada tabloid Yunior tahun 2014 didominasi kata benda konkret, kata kerja kompleks, dan kata denotasi. Fungsi kata konkret adalah mendukung makna dan memberi gambaran yang jelas. Fungsi kata denotasi adalah mendukung makna yang sudah ada dalam puisi. Hal lain yang ditemukan adalah penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing cenderung sedikit. Penggunaan bahasa daerah berfungsi memberi gambaran yang jelas pada pembaca. Penggunaan bahasa asing berfungsi memperjelas makna puisi. Selain itu, juga ditemukan pemanfaatan bunyi akhir pada unsur bunyi dalam diksi. Penggunaan unsur bunyi dalam diksi lebih memanfaatkan rima akhir dan asonansi yang berfungsi menambah keestetisan puisi. Citraan yang digunakan dalam puisi pada tabloid Yunior adalah citraan gerak, citraan pendengaran, citraan penglihatan. Citraan yang dominan dalam
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
puisi anak adalah citraan gerak. Fungsi citraan memberi gambaran yang jelas pada pembaca dan menimbulkan sugesti pada pembaca. Penelitian yang relevan kedua yang diangkat oleh peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh F.X. Tri Indra Kardono (2001) yang berjudul “Kemampuan Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi Oktober 2003 Siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta, dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki langit majalah Horison edisi Oktober 2003. Hasil penelitian Tri Indra tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta tahun ajaran 2004/2005 dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki langit majalah Horison edisi Oktober 2003 termasuk dalam kategori kurang. Hasil kurang yang diperoleh siswa dalam menganalisis struktur batin puisi majalah Horison disebabkan oleh kekuranglengkapan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada umumnya siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta dapat menemukan tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat yang terkandung dalam puisi. Satu hal yang menyebabkan sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta mendapatkan hasil kurang adalah mereka tidak dapat memberikan penjelasan dan kata kunci yang dapat mendukung jawaban mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Kedua penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti tentang puisi. Penelitian Noor Hamidah meneliti diksi dan citraan dalam puisi dan penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan menganalisis struktur batin pada puisi. Maka, penelitian di atas dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini, karena sama-sama meneliti tentang puisi. Terutama pada penelitian F.X. Tri Indra Kardono yang juga meneliti puisi dalam majalah Horison. Namun, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian di atas. Penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan menganalisis struktur batin pada puisi, sedangkan penelitian ini meneliti citraan puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015.
2.2 KajianTeori 2.2.1 Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25). Rekaman dan interpretasi pengalaman merupakan suatu proses rekonstruksi dalam alam pikiran manusia dari beberapa peristiwa.
Penyair
melakukan
perenungan
dalam
pikirannya,
kemudian
menginterpretasikan menurut kemampuan batinnya. Pemahaman dan interpretasi ini selanjutnya dilahirkan kembali dengan pemadatan atau juga sublimasi kedalam wujud, bentuk, dan gaya yang lain, sesuai dengan selera dan ekspresinya. Subjektuvitas yang ada dalam penyair akan memberi warna tersendiri terhadap hasil ekspresi yang disampaikan. Kesan dan warna tersebut dapat timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
tergantung kemampuan penyair dalam proses pemadatan atau sublimasi, sebagai ekspresinya ke dalam bentuk lain, dalam hal ini bentuk tersebut adalah puisi Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 2005: 7) menyimpulkan bahwa unsurunsur penting yang ada dalam sebuah puisi adalah emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama kesan pancaindera, sususnan kata, kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur baur. 2.2.2 Struktur Puisi 2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi Waluyo (1987) mengemukakan bahwa struktur fisik puisi meliputi sebagai berikut. (1)
Perwajahan Puisi (tipografi) Perwajahan atau tipografi yang dimaksud adalah bentuk puisi seperti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. (2)
Diksi Diksi yang dimaksud adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselaran bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 1987: 68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik). (3)
Imaji Imaji yang dimaksud adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. (4)
Kata konkret Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata konkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain. (5)
Bahasa figuratif Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat mengidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatif, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa Figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
eufimisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. (6)
Rima dan Ritme Rima adalah persamaan bunyi pada puisi. Rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada pauisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repitisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritme merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritme sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2.2.2.2 Struktur Batin Puisi selain mengemukakan struktur fisik. Waluyo (1987) juga mengemukakan struktur batinnya. Adapun struktur batin puisi yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut. (1)
Tema /makna (sense) Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan
makna, makna puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. (2)
Rasa (feeling) Rasa atau feeling yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis
dan
psikologis,
dan
pengetahuan.
Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantungpada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. (3)
Nada (tone) Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerjasama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. (4)
Amanat/tujuan/maksud (intention) Sadar atau tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.
Tujuan itu bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, atau dapat ditemui dalam puisinya. 2.2.3
Citraan dalam Puisi Puisi akan terasa lebih hidup dalam imajinasi pembaca, jika penyair
berusaha merangsang indera pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca seolaholah pembaca, merasakan, dan mengalami peristiwa sendiri yang diceritakan dalam puisi yang sedang dibaca. Dengan demikian akan lebih menambah kenikmatan membaca puisi. Hal-hal yang dapat di lihat, di rasakan, dan dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
oleh pembaca tersebut tentu bukan dalam kenyataan tetapi hanya dalam imajinasi. Penggunaan kata-kata dan ungkapan yang mampu membangkitkan indera ini dalam puisi disebut pencitraan (imagery). Altenbernd (dalam pradopo, 2005: 80) memandang bahwa citraan ialah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Dalam puisi, untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana khusus, untuk membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), disamping alat kepuitisan yang lain. Selanjutnya Sayuti (2002: 170) secara sederhana menyatakan bahwa citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam menjaga imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata, yang seringkali merupakan gambaran dalam anganangan. Atau citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain. Pencitraan banyak digunakan oleh penyair karena citraan dianggap sebagai jiwa puisi. Dengan pengimajian, sajak menjadi berjiwa, sajak menjadi hidup. Sajak yang berjiwa dan hidup dapat menyakinkan dan memikat hati pembaca (Effendi 2002: 53). Kemampuan menciptakan citraan dibenak pembaca dalam puisi sangat penting. Puisi yang tidak mampu menciptakan citraan, akan terasa hambar dan tidak mengesankan (Suharianto 2005: 40). Sebuah citraan yang berhasil, menolong pembaca atau pendengar merasakan pengalaman penyair terhadap objek dan situasi yang dialaminya, memberi gambar yang setepat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
tepatnya, hidup, kuat, ekonomis, dan segera dapat dirasakan dan dekat dengan hidupnya sendiri (Barbin 1990: 54). Secara umum ada tujuh jenis citraan (Sayuti 2002: 170), yaitu: a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut. c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain. d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencium
(hidung).
Kata-kata
yang
mengandung
citraan
ini
menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain. e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain. f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang melibatkan perasaan.
2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 2.2.4.1 Pengajaran Sastra Sebagai seorang guru sastra, kita harus mempunyai semangat sehubungan dengan pengajarannya. Kita harus mempunyai kecintaan pribadi terhadap sastra. Kita perlu gemar membaca karya-karya sastra. Kita pun harus yakin bahwa pengajaran sastra itu bermanfaat bagi murid-murid. Karena itu kita akan selalu mempersiapkan pengajaran dengan baik. Semangat dan kecintaan kepada karya sastra dan kepada tugas dalam mengajar itu akan berpengaruh kepada murid. Mengajarkan sastra bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi mengajarkan sikap terhadap nilai-nilai (Rusyana, 1982: 10). Karena itu, maka sikap guru besar peranannya dalam mencapai tujuan pengajaran. Rusyana (1982: 10) mengemukakan bahwa guru sastra dituntut pula agar ia dapat memberikan pengaruh yang tepat terhadap kelasnya pada waktu ia melaksanakan pengajaran. Pengajaran sastra merupakan usaha untuk menumbuhkan standar penilaian. Apabila karya-karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan. Sebagai seorang guru, kita harus dapat menunjukkan bahwa sastra mempunyai relevansi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
masalah-masalah dunia nyata. Jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15). 2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra Pengajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai berbagai aspek dari tujuan pendidikan susila, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamaan (Rusyana, 1982: 6). Rusyana (1982: 6-9) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran sastra itu ada dua, yaitu (1) tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra dan (2) tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra. Tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra itu dapat dibagi menjadi dua bagian, seperti yang dikemukakan dibawah ini.
Apresiasi sastra Dalam hasil karya sastra itu terkandung pengalaman manusia yang indah dan mendalam. Pengenalan yang semakin mendalam terhadap pengalaman hidup yang terkandung dalam sastra, serta hasrat dan jawaban kita terhadapnya, disebut apresiasi sastra (Rusyana, 1982: 7). Menurut Rusyana (1982: 7), dalam pengajaran apresiasi sastra, guru harus memberikan kesempatan agar murid memperkembangkan apresiasinya sendiri. Tugas guru adalah membantu murid, dengan menyajikan lingkungan yang memadai, misalnya berupa bahan bacaan sastra dan mendorong agar murid senang membaca. Murid didorong untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
berkenalan dengan karya sastra, mengadakan kontak dengan jalan membacanya, dan kemudian menikmatinya.
Ekspresi sastra Tujuan pengajaran sastra yang lain adalah untuk memperoleh pengalaman dalam ekspresi sastra. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun daya mencipta pada anak. Dalam pengajaran sastra, kita juga harus memberikan perhatian pada kegiatan ekspresi ini. Kegiatan ekspresi dalam pengajaran sastra dapat dilakukan dalam bercerita, bercakap, mengarang, berdeklamasi, membaca indah, dan memerankan teks drama (Rusyana, 1982: 2). Tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra berjalinan erat dengan tujuan memperoleh pengalaman sastra. Bertolak dari pengalaman murid tentang sastra, kemudian diberikan pengetahuan, sehingga murid akan beroleh wawasan tentang pengalamannya itu (Rusyana, 1982: 9). Misalnya pengetahuan tentang lagu sastra, irama sastra, dan bentuk sastra diberikan setelah murid beroleh pengalaman membaca hasil sastra. Pengalaman yang mereka miliki itu kemudian diperjelas dengan pengetahuan tentang hal itu (Rusyana, 1982: 9).
2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra Bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Sesuai dengan tingkatan para siswa, karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukarannya dan kriteria-kriteria tertentu lainnya (Rahmanto, 1988: 26). Kemampuan untuk dapat memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain: berapa banyak karya sastra yang tersedia di perpustakaan sekolah, kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan yang harus diberikan agar dapat menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak faktor lain yang harus dipikirkanoleh guru pengajar sastra di sekolah menengah (Rahmanto, 1988: 27). Malahan, kadang bahan yang ditentukan dari atasan lewat kurikulum kurang sesuai dengan lingkungan siswa. Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra secara tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Rahmanto (1988: 27-33) mengemukakan tiga aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra, yaitu: (1) sudut bahasa, (2) kematangan jiwa (psikologi), dan (3) latar belakang kebudayaan para siswa.
Bahasa Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalahmasalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang digunakan pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya dapat mengembangkan keterampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya (Rahmanto, 1988: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Rahmanto (1988: 28) mengemukakan bahwa dalam usaha meneliti ketepatan teks yang terpilih, guru hendaknya tidak hanya memperhitungkan kosa kata dan tata bahasa, tetapi perlu mempertimbangkan situasi dan pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat memahami kata-kata kiasan yang digunakan.
Psikologi Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan
psikologis ini hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal (Rahmanto, 1988: 29). Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap: daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Karya sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan tahap psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja, tidak semua siswa dalam satu kelas mempunyai tahapan psikologis yang sama, tetapi guru hendaknya menyajikan karya sastra yang setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu (Rahmanto, 1988: 31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Latar belakang budaya Latar belakang karya sastra ini hampir meliputi semua faktor kehidupan
manusia dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat, seni, olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya satra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan merekadan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan orang-orang disekitar mereka (Rahmanto, 1988: 31). Guru sastra hendaknya memahami apa yang diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dilakukan oleh para siswanya. Meski demikian, guru hendaknya selalu ingat bahwa pendidikan secara keseluruhan bukan hanya menyangkut situasi dan masalah lokal saja. Dalam hal ini, sastra merupakan salah satu bidang yang menawarkan kemungkinan cara-cara terbaik bagi setiap orang yang ada dalam suatu bagian dunia untuk mengenal bagian dunia orang lain (Rahmanto,1988: 32). 2.2.5
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam dunia pendidikan, khususnya di negara Indonesia, hadirnya
Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa perubahan dalam pembelajaran kemampuan berstrata, karena kurikulum ini memberi peluang dan kewenangan
kepada
sekolah
serta
guru
untuk
lebih
mandiri
dalam
mengembangkan dan mengoperasionalkan pembelajaran bahasa dan sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
indonesia di kelas. Dengan demikian, setiap sekolah memiliki standar kompetensi yang sama dan terstandar secara nasional, namun dalam implementasinya akan memiliki warna yang beragam. Menurut BSNP (2006: 5) kurikulum adalah seperangkat rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BSNP, 2006: 5). KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004/kurikulum berbasis kompetensi (KBK). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tujuh prinsipprinsip tersebut yaitu: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lindungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan pendidikan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X semester I adalah sebagai berikut. Tandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5.1
mengidentifikasi
unsur-unsur
5. memahami puisi yang disampaikan bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman. 5.2 mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
2.2.6 Silabus Dalam BSNP (2006: 14) dijelaskan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Di dalam panduan penyusunan KTSP, disebutkan bahwa ada delapan prinsip pengembangan silabus. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 3. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikatoe, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar 6. Aktual dan kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
7. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntunan masyarakat. 8. menyeluruh komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Di dalam BSNP (2006: 16-18), disebutkan bahwa ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan silabus. Langkah-langkah iti adalah sebagai berikut. 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
a. Potensi peserta didik; b. Relevansi dengan karakteristik daerah, c. Tingkat perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; d. Kebermanfaatan bagi peserta didik; e. Struktur keilmuan; f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasaan materi pembelajara; g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan; dan h. Alokasi waktu. 3. Mengembangkan KegiatanPembelajaran Kegiatanpembelajarandirancanguntukmemberikanpengalamankerja melibatkan
proses
pesrtadidikdengan guru,
mental
yang
danfisikmelaluiinteraksiantarpesertadidik,
lingkungandansumberbelajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar . pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasi peserta didik. Hal-hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara beruntutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. 4.
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. 5.
Penentuan Jenis Penilaian Penilaian
pencapaian
kompetensi
dasar
peserta
didik
dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek da/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan berupa informasi yang dibutuhkan. 6.
Menetukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. 7.
Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
merupakan
ranvangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2006:53). Dengan berdasarkan pedoman RPP, diharapkan seorang guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Dengan demikian, pembelajaran harus direncanakan secara matang, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Menurut Muslich (Melalui Pusat Kurikulum, 2006) secara teknis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat aspek-aspek sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
1. Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Identitas terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, hari/tanggal. Kelas, dan semester. Identitas RPP di atas kolom RPP. 2. Standar Kompetensi Standar Kompotensi merupakan kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai pada mata pelajaran tertentu. 3. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai standar kompetensi mata pelajaran tertentu. 4. Materi Pokok Materi pokok merupakan bahan ajar minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Dalam menentukan materi pokok harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini: a. Relevansi materi pokok dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spirituial. c. Kebermanfaatan bagi peserta didik. d. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik. e. Alokasi waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
5. Kegiatan pembelajaran Kegiatan Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman kerja yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar. Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah, mengelola, dan menemukan sendiri pengetahuan dibawah bimbingan guru. b. Mencerminkan ciri khas mata pelajaran. c. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar, dan sarana yang tersedia. d. Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu, berpasangan, kelompok dan klasikal. 6. Indikator Di dalam penentuan indikator hasil belajar siswa diperlukan kriteriakriteria sebagai berikut: a. Sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa. b. Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. c. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari. d. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan. e. Dapat diukur dan diamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
7. Penilaian Penilaian
merupakan
serangkaian
kegiatan
untuk
memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Penilaian
pencapaian
kompetensi
dasar
peserta
didik
dilakukan
berdasarkan indikator. Dalam kegiatan penilaian terdapat tiga komponen penting, yang meliputi: a. Teknik penilaian Teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini yang secara garis besar dikatagorikan sebagai teknik tes dan teknik non tes. b. Bentuk instrumen Bentuk instrumen yang diperoleh harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa bentuk instrumen yang digolongkan dalam bentuk teknik berikut ini: 1) tes tertulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan sebagainya. 2) Tes lisan, yaitu bentuk daftar pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3) Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur atau produk. 4) Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah. 5) Observasi, yaitu dengan menggunakan lembar observasi. 6) Wawancara, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara. 7) Portofolio, dapat menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa. 8) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri. 8. Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. 9. Sumber Belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat berupa: buku tulis, media cetak, media elektronik, benda-benda di alam sekitar, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2.3 Kerangka Berpikir Penelitian ini menggunakan skema kerangka berpikir untuk memperjelas penggunaan teori-teori. Selain itu, untuk pembanding antara hasil analisis dengan teori yang digunakan. Berikut skema kerangka berpikir. Tabel Kerangka Berpikir Puisidalam Majalah Horison edisi Juli 2015
Rumusanmasalah
Teori
Unsur-unsur puisi
Karakteristik citraan puisi
Herman Waluyo dan Effendi,S
Waluyo danEffendi,S
(unsur-unsur puisi)
(karakteristik citraan puisi)
Analisis data kualitatif
Hasilanalisis data
Citraan puisi
Indikator karakteristik citraan puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari enam subbab, keenam subbab ini adalah jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Keenamnya dijelaskan secara terperinci dalam subbab berikut.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul “Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison edisi Juli 2015 dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I”termasuk penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata bukan berupa angka-angka. Lingkungan alamiah dalam penelitian ini adalah puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Penelitian ini tidak menggunakan rumus statistik sebagai alat analisis data.Sehingga penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Melalui metode ini,peneliti melakukan analisis terhadap tulisan puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
3.2 Sumber Data Arikunto menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespons atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi , sumber datanya berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya (Arikunto, 2006: 129). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yaitu puisi-puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Data penelitian berupa tulisan puisipuisi yang terdapat majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Puisi-puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, yaitu: karya M. Arifin Budiman:“Kepada Kekasihku 1”, “Kepada kekasihku 2”, “Kepada kekasihku 3”,
“Kepada kekasihku 5”, “Kepada Para Pejalan”, “Potret Hujan”, “Aroma Kopi”, “Menulis Sajak”, “Langit Setiabudhi”, “Daun, Anak Panah Doa”, “Kepada Sheila”, “Dalam Doa”, “Kuas Senja”, “Hujan Mei”, “Potret Wajahmu”, “Pengakuan”, “Langit Mei” dan karya Mahwi Air Tawar: “Gelung”, “Kedung”, “Gari”, “Krakal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif (2006:168) instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Pada penelitian ini yang berperan sebagai pengumpul data adalah peneliti sendiri. Peneliti yang mengumpulkan data-data dari puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Peneliti layak sebagai instrumen penelitian karena peneliti merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang pernah mempelajari puisi dalam mata kuliah Pengkajian Apresiasi Puisi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002:83). Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama peneliti mencarimajalah Horison edisi bulan Juli 2015.Kedua, peneliti mencari tulisan puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, kemudian peneliti mengumpulkan tulisan puisi yang telah ditemukan. Ketiga, tulisan puisi yang telah dikumpulkan tersebut difotokopi. Keempat, peneliti menandai dan mencatat pencitraan pada puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3.5 Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2006: 248) adalah
upaya
yang
dilakukan
dengan
jalan
bekerja
dengan
data,
mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting serta apa yang dipelajari, dan juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengklasifikasi dan menganalisis data. Dalam menganalisis dan mengklasifikasi data, peneliti membuat kode-kode yang menjelaskan mengenai karakteristik citraan dalam puisi. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan kode tersebut. Tabel 3.5.1Karakteristik Citraan Puisi a. Citraan penglihatan (C1) kode Karakteristik citraan penglihatan C1-1 Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah C2-2 dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran (C2) kode Karakteristik citraan pendengaran C2-1 Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah C2-2 dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut. c. Citraan penciuman (C3) kode Karakteristik citraan penciuman C3-1 berhubungan dengan indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah- C3-2 olah objek yang dibicarakan memiliki bau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
d. Citraan perabaan (C4) kode Karakteristik citraan perabaan C4-1 melibatkan indera peraba (kulit), Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C4-2 yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
e. Citraan pencecapan (C5) kode Karakteristik citraan pencecapan C5-1 Melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C5-2 yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
f. Citraan gerak (C6) kode Karakteristik citraan gerak Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak C6-1 objek tersebut bergerak. C6-2 Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. g. Citraan perasaan (C7) kode Karakteristik citraan perasaan C7-1 Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian C7-2 yang melibatkan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan. Hal-hal yang dimuat ialah deskripsi data dan pembahasan hasil analisis citraan puisi yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015. Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam puisi yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015.
4.1
Deskripsi Data Data yang dianalisis adalah puisi yang dimuat dalam majalah Horison
edisi Juli 2015. Secara lengkap deskripsi terhadap data yang dianalisis adalah sebagai berikut: Puisi yang dimuat dalam majalah Horison Edisi Juli 2015 ditulis oleh dua orang penulis puisi, yaitu M. Arfani Budiman dan Mahwi Air Tawar. Puisi karya M. Arfani Budiman yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015 terdapat 18 puisi, sedangkan puisi karya Mahwi Air Tawar terdapat 4 puisi.
4.2
Analisis Data Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang isi puisi yang
dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015 secara menyeluruh. Analisis dilakukan dengan cara menjabarkan seluruh citraan yang terkandung di dalam puisi, yaitu: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, citraan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
penciuman, citraan pencecapan, citraan gerak, dan citraan perasaan. Citraan yang terkandung di dalam puisi akan diidentifikasi dan dideskripsikan. Untuk mengidentifikasi citraan, diperlukan deskripsi karakteristik dari citraan itu sendiri. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan karakteristik citraan puisi dalam sebuah kode. Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi a. Citraan penglihatan (C1) kode Karakteristik citraan penglihatan C1-1 Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah C2-2 dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran (C2) kode Karakteristik citraan pendengaran C2-1 Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah C2-2 dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut. c. Citraan penciuman (C3) kode Karakteristik citraan penciuman C3-1 Berhubungan dengan indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah- C3-2 olah objek yang dibicarakan memiliki bau. d. Citraan perabaan (C4) kode Karakteristik citraan perabaan C4-1 Melibatkan indera peraba (kulit), Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C4-2 yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
e. Citraan pencecapan (C5) kode Karakteristik citraan pencecapan C5-1 Melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C5-2 yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
f. Citraan gerak (C6) kode Karakteristik citraan gerak Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak C6-1 objek tersebut bergerak. C6-2 Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. g. Citraan perasaan (C7) kode Karakteristik citraan perasaan C7-1 Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian C7-2 yang melibatkan perasaan.
4.3 Pembahasan Citraan Puisi dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 Pada subbab ini peneliti membahas tentang hasil penelitian. Pembahasan dilakukan dengan menentukan karakteristik pada setiap citraan puisi. Setelah itu, peneliti menyertakan kode yang telah ditentukan sesuai dengan tabel karakteristik citraan puisi. Hasil pembahasan penelitian ini berupa jenis-jenis citraan puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015. Berikut ini adalah contoh pembahasan jenis-jenis citraan.
4.3.1 Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Kekasihku 1 Karya M. Arifin Budiman Isyarat rindu lebur Di batas senja, jerit burung-burung Mengirimkan nyeri pada celah angin Daun-daun berguguran menuju rebah tanah Sementara langit mengusap matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Memejemkan luka pada dinding waktu Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.
4.3.1.1 Analisis Citraan Kepada Kekasihku 1 Karya M. Arifin Budiman Isyarat rindu lebur Di batas senja (penglihatan/ C1-1, C1-2), jerit (pendengaran/ C2-1, C2-2) burung-burung. 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2). 2. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Mengirimkan nyeri (perabaan/ C4-1, C4-2) pada celah angin 3. Kata nyeri menurut KBBI berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh. (perabaan/ C4-1, C4-2) Daun-daun berguguran (penglihatan/ C1-1, C1-2) menuju rebah tanah 4. Kata berguguran menurut KBBI berarti banyak yang gugur atau berjatuhan. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Sementara langit mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) matahari 5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) Memejemkan (gerak/ C6-1, C6-2) luka pada dinding waktu 6. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata. (gerak/ C6-1, C6-2) Kekasihku, tiupkanlah aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta pada mawar yang mekar (penglihatan/ C1-1, C1-2) 7. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) 8. Kata mekar menurut KBBI berarti mulai berkembang; menjadi terbuka. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Petiklah (gerak/ C6-1, C6-2) kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2) yang berdegup dalam dada berdebar 9. Kata petiklah menurut KBBI berarti mengambil dengan mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C62) 10. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan; kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.2 Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 2 M. Arifin Budiman
Langit senja menyentuh daun-daun kering, jemari angin membelai raut keningmu Kekasihku, terimalah jerit matahari Yang menenun langit menjadi merah saga Di sorot matamu ada cahaya yang merambat Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian Bersepakat memetik luka.
4.3.2.1 Analisis Citraan Kepada kekasihku 2 Karya M. Arifin Budiman Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyentuh (gerak/ C6-1, C62)daun-daun kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) 2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menjamah (gerak/ C6-1, C62) jemari angin membelai rautkeningmu (gerak/ C6-1, C6-2) 3. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai katakata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2) Kekasihku, terimalah jerit (pendengaran/ C2-1, C2-2) matahari 4. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Yang menenun langit menjadi merah (penglihatan/ C1-1, C1-2) saga 5. Kata merah menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan warna darah. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Di sorot matamu ada cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang merambat 6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam debar dada, mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) perih kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2) 7. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) 8. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan; kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2) Bersepakat memetik (gerak/ C6-1, C6-2) luka 9. Kata memetik menurut KBBI berarti mengambil dengan mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C62)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
4.3.3 Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 3 M. Arifin Budiman
Di senja yang gamang Rindu mengerang ditabuh gendang Seperti tangisan bayi di malam hari Aku selalu rindu sorot matamu Yang menuntunku pada kearifan angin Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun Terimalah dengan tangan terbuka Ketuklah rindu pada juru kesunyian Menyusun gaik kata-kata. 4.3.3.1 Analisis Citraan Kepada kekasihku 3 Karya M. Arifin Budiman Di senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Rindu mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2) ditabuh gendang 2. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan (pendengaran/ C2-1, C2-2) Seperti tangisan (pendengaran/ C2-1, C2-2) bayi di malam hari 3. kata tangisan menggambarkan rindu yang begitu menggebu, mengerang keras terdengar memecah kesunyian. (pendengaran/ C21, C2-2)
Aku selalu rindu sorot matamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Yang menuntunku pada kearifan angin Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik (perabaan/ C4-1, C42) 4. Kata terpercik memiliki makna terkena percik-percik air yang berhamburan. (perabaan/ C4-1, C4-2) Kekasihku, jika waktu selalu memburu (gerak/ C6-1, C6-2) tanpa ampun 5. Kata memburu menurut KBBI berarti mengejar atau meyusul untuk menangkap. (gerak/ C6-1, C6-2) Terimalah dengan tangan terbuka Ketuklah rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada juru kesunyian (perasaan/ C71, C7-2) 6. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) 7. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan; kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2) Menyusun gaik kata-kata.
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.
4.3.4 Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 5 M. Arifin Budiman
Kelebat angin mengusap Daun-daun di taman Menuju matamu. Ada percik matahari Berdegup di gigil cermin Wajahmu adalah ketabahan pulau Yang luas merangkai waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Dijarimu aku sisipkan kembang doa Sebagai pertanda aroma cinta Selalu jatuh di keluasan namamu.
4.3.4.1 Analisis Citraan Kepada kekasihku 5 Karya M. Arifin Budiman Kelebat angin mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) 1. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) daun-daun di taman Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) matamu . Ada percik (penglihatan/ C1-1, C12) matahari 2. Kata menuju menurut KBBI memiliki makna pergi ke arah. (gerak/ C6-1, C6-2) Berdegup di gigil cermin Wajahmu adalah ketabahan (perasaan/ C7-1, C7-2) pulau 3. Kata ketabahan menurut KBBI berarti tetap dan kuat hati dalam menghadapi bahaya atau cobaan (perasaan/ C7-1, C7-2) Yang luas merangkai (gerak/ C6-1, C6-2) waktu 4. Kata merangkai menurut KBBI berarti menyusun atau mengatur menjadi berangkai-rangkai. (gerak/ C6-1, C6-2) Di jarimu aku sisipkan kembang doa Sebagai pertanda aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta 5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) Selalu jatuh di keluasan namamu Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata yang dimunculkan oleh penulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
4.3.5 Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Para Pejalan M. Arifin Budiman
Saat senja luruh Kau rebahkan tubuhmu Istirahat dalam belaian angin Setelah berjalan sepanjang hari Berbekal rasa haus yang menghunus Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar Membenamkan cinta pada seluruh alam Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah Lalu kau mengucurkan doa membasahi Degup perjalanan dengan percik matahari Mengusap perih langit. 4.3.5.1 Analisis Citraan Kepada Para Pejalan Karya M. Arifin Budiman Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kau rebahkan (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhmu 2. Kata rebahkan menurut KBBI berarti bergerak dari posisi berdiri ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Istirahat dalam belaian (perabaan/ C4-1, C4-2) angin 3. Kata belaian menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai katakata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2) Setelah berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) sepanjang hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
4. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang dilakukan sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2) Berbekal rasa haus yang menghunus dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar Membenamkan (gerak/ C6-1, C6-2) cinta pada seluruh alam 5. Kata membenamkan menurut KBBI bermakna menenggelamkan. (gerak/ C6-1, C6-2) Daun-daun bertasbih luruh ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah 6. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Lalu kau mengucurkan doa membasahi Degup perjalanan dengan percik matahari Mengusap perih (perabaan/ C4-1, C4-2) langit 7. Kata perih menurut KBBI bermakna pedih merupakan sesuatu yang dapat dirasakan. (perasaan/ C7-1, C7-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
4.3.6 Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Potret Hujan Karya M. Arifin Budiman Di luar hujan bergetar Dalam dada ada rindu Menguap bersama jemari angin Kau merengkuh doa-doa Pada selembar cahaya bergetar Sebagai kesedihan yang mengalir dalam Rahim waktu dengan bahasa daun-daun Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot Matamu 4.3.6.1 Analisis Citraan Potret Hujan Karya M. Arifin Budiman Di luar hujan bergetar (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata bergetar menurut KBBI berarti bergerak berulang-ulang dengan cepat. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Dalam dada ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2)
2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Menguap (penglihatan/ C1-1, C1-2) bersama jemari angin
3. Kata menguap menurut KBBI berarti menjadi uap. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kau merengkuh doa-doa Pada selembar cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) bergetar
4. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Sebagai kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang mengalir dalam
5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2) Rahim waktu dengan bahasa daun-daun Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
6. Kata bunyi menurut KBBI berarti sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot Matamu
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.7 Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Aroma Kopi karya M. Arifin Budiman Ruap waktu melebar dalam percakapan kita Angin menembus celah jendela Ada yang berdebar dalam rongga dada Wajahmu menari seperti detak jarum jam Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya Aroma kopi tercium di atas meja Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan Luruh bersama asap-asap doa 4.3.7.1 Analisis Citraan Aroma Kopi karya M. Arifin Budiman Ruap (penglihatan/ C1-1, C1-2) waktu melebar
1. Kata ruap mernurut KBBI berarti buih atau gelembung-gelembung kecil pada permukaan barang cair. (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam percakapan kita Angin menembus celah jendela (perabaan/ C4-1, C4-2)
2. Kata menembus menurut KBBI berarti menerobos atau melubangi hingga tembus (gerak/ C6-1, C6-2) Ada yang berdebar dalam rongga dada Wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) seperti detak jarum jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari atau menggerakgerakkan badan dan sebagainya dengan berirama serta diiringi dengan bunyi-bunyian. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Menyusuri (gerak/ C6-1, C6-2) kerinduan dalam pusaran cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata menyusuri menurut KBBI berarti menuruti bagian tepi. (gerak/ C6-1, C6-2) 5. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) kopi tercium di atas meja 6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) Menyuguhkan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada secangkir kenangan 7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Luruh bersama asap-asap (penglihatan/ C1-1, C1-2) doa
8. Kata asap menurut KBBI berarti uap yang dapat terlihat yang dihasilkan dari pembakaran. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.8 Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Menulis Sajak Karya M. Arifin Budiman Ketika aroma pagi Membuka cadarnya pelan-pelan Angin bergegas kesegala arah Aku menulis sajak dengan tangan terbuka Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Setelah menempuh rakaat perjalanan Mencari makna dalam ruh rindu Selalu saja mata ini samar-samar Luka terus berdenting dalam luka waktu Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman Berdebar sebagai ruh kata-kata Membelai matahari, luruh sebagai doa. 4.3.8.1 Analisis Citraan
Menulis Sajak Karya M. Arifin Budiman Ketika aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) pagi 1. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) Membuka (gerak/ C6-1, C6-2) cadarnya pelan-pelan 2. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2) Angin bergegas kesegala arah (gerak/ C6-1, C6-2) 3. Kata bergegegas menurut KBBI berarti cepat-cepat. (gerak/ C6-1, C6-2) Aku menulis (gerak/ C6-1, C6-2) sajak dengan tangan terbuka 4. Kata menulis menurut KBBI berarti membuat tulisan. (gerak/ C6-1, C6-2) Menunda kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang terbenam dalam palung dada 5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2) Setelah menempuh rakaat perjalanan Mencari makna dalam ruh rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) 6. kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Selalu saja mata ini samar-samar Luka terus berdenting (pendengaran/ C2-1, C2-2) dalam luka waktu 7. Kata berdenting menurut KBBI berarti mengeluarkan bunyi ting. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Menyusuri riuh (pendengaran/ C2-1, C2-2) kota dengan berbekal sajak 8. Kata riuh menurut KBBI berarti sangat ramai atau sangat gaduh. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Aku menemukan (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu di lampulampu taman 9. Kata menemukan menurut KBBI berarti mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Berdebar sebagai ruh kata-kata Membelai (gerak/ C6-1, C6-2) matahari, luruh sebagai doa. 10. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C61, C6-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata yang dimunculkan oleh penulis puisi.
4.3.9 Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Langit Setia budhi Karya M. Arifin Budiman Bulir hujan membasahi hawa bumi Jemari angin membelai rupa daun-daun Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta Bersama kepak burung-burung Melintasi kuku waktu Memotret memoar pertemuan Dibingkai dalam pigura 4.3.9.1 Analisis Citraan Langit Setia budhi Karya M. Arifin Budiman Bulir (penglihatan/ C1-1, C1-2) hujan membasahi hawa bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
1. Kata bulir menurut KBBI berarti tangkai beserta buah (bunga) majemuk yang terdapat pada tangkai itu. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Jemari angin membelai (gerak/ C6-1, C6-2) rupa daun-daun 2. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C61, C6-2) Pohon-pohon bertasbih (pendengaran/ C2-1, C2-2) gigil oleh kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2) 3. Kata bertasbih menurut KBBI berarti memanjatkan pujipujian kepada Allah. (pendengaran/ C2-1, C2-2) 4. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan; kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2) Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan (perasaan/ C7-1, C7-2) 5. Kata kerinduan menurut KBBI berarti perihal rindu; keinginan dan harapan akan bertemu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Pada mata kekasih yang meniupkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta 6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) Bersama kepak (pendengaran/ C2-1, C2-2) burung-burung Melintasi kuku waktu 7. Kata kepak menurut KBBI bermkna sayap. (pendengaran/ C21, C2-2) Memotret (gerak/ C6-1, C6-2) memoar pertemuan 8. Kata memotret menurut KBBI berarti mengambil gambar. (gerak/ C6-1, C6-2) Dibingkai dalam pigura Citraan yang dominan dari puisi di atas adalah citraaan perasaan. Melalui kata-kata yang dipilih penulis puisi ingin menggambarkan betapa mendalamnya puisi ini. Perasaan dilibatkan untuk membuat pesan lebih tersampaikan dalam puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4.3.10 Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Daun Karya M. Arifin Budiman Daun-daun luruh Ke rebah tanah Melingkar-lingkar) sebagai rindu Pada peluk waktu Mengusap angin dalam petikan cahaya 4.3.10.1 Analisis Citraan Daun Karya M. Arifin Budiman Daun-daun luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2) 1. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atau gugur karena sudah sampai waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah 2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Melingkar-lingkar (gerak/ C6-1, C6-2) sebagai rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) 3. Kata melingkar-lingkar menurut KBBI bermakna menggulung berlingkar-lingkar. (gerak/ C6-1, C6-2)
4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Pada peluk waktu Mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) angin dalam petikan cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) 5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) 6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.11 Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Anak Panah Doa Karya M. Arifin Budiman Seratus anak panah doa Tertancap di punggung sujud Mengupas anak-anak sunyi Yang memejamkan matahari Seperti menelantarkan ayat-ayat Disudut matamu yang ditusuk bayangan dan diasah kantuk Sebelum tubuhmu memar Dalam peluk waktu 4.3.11.1 Analisis Citraan Anak Panah Doa Karya M. Arifin Budiman Seratus anak panah doa Tertancap di punggung sujud (penglihatan/ C1-1, C1-2) 1. Kata tertancap menurut KBBI berarti sudah (penglihatan/ C1-1, C1-2)
menancap.
Mengupas anak-anak sunyi Yang memejamkan matahari (penglihatan/ C1-1, C1-2) 2. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Seperti menelantarkan ayat-ayat Disudut matamu yang ditusuk bayangan (penglihatan/ C1-1, C1-2) dan diasah kantuk 3. Kata bayangan menurut KBBI berarti bayang-bayang. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Sebelum tubuhmu memar (penglihatan/ C1-1, C1-2) 4. Kata memar berarti rusak atau remuk bagian dalamnya, tetapi dari luar tidak tampak. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Dalam peluk waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.12 Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Sheila Karya M. Arifin Budiman Langit senja disorot matamu Menyentuh daun-daun kering Pohonan merunduk dalam doa bersahaja Sheila, matamu adalah pertempuran Sunyi yang kudus Di jantungmu puisi rekah Seperti mawar yang merambat Menuju kibaran kerudung mu 4.3.12.1 Analasis Citraan
Kepada Sheila Karya M. Arifin Budiman Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) disorot matamu 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Menyentuh (gerak/ C6-1, C6-2) daun-daun kering 2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menyinggung sedikit atau menjamah. (gerak/ C6-1, C6-2) Pohonan merunduk (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam doa 3. Kata merunduk bermakna menunduk ke arah bawah. (gerak/ C6-1, C6-2) Bersahaja Sheila, matamu (penglihatan/ C1-1, C1-2) adalah pertempuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
4. Kata mata menurut KBBI adalah sesuatu untuk melihat atau indera penglihatan. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) yang kudus 5. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Di jantungmu puisi rekah Seperti mawar (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang merambat 6. Kata mawar menurut KBBI berarti tanaman perdu suku Rosaceae, meliputi ratusan jenis, tumbuh tegak atau memanjat, batangnya berduri, bunganya beraneka warna, seperti merah, putih, merah jambu, merah tua, berbau harum. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) kibaran kerudungmu 7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/ C6-1, C6-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.13.Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Dalam Doa Karya M. Arifin Budiman Saat senja luruh dimatamu Diiringi burung-burung yang bercicit Ada rindu pecah bersama kelebat angin Bayang wajahmu memecahkan cermin Melompat menuju daun jendela Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu Mencampakkan anak panah hingga cinta retak Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
4.3.13.1 Analisis Citraan Dalam Doa Karya M. Arifin Budiman Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh dimatamu 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Diiringi burung-burung yang bercicit (pendengaran/ C2-1, C2-2) 2. Kata bercicit menurut KBBI berarti mengeluarkan suara cicit. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pecah bersama kelebat angin 3. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu memecahkan cermin 4. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Melompat (gerak/ C6-1, C6-2) menuju daun jendela 5. Kata melompat menurut KBBI berarti melakukan gerak dengan mengangkat kaki ke depan, ke bawah, ke atas dengan cepat. (gerak/ C6-1, C6-2) Mengetuk (gerak/ C6-1, C6-2) pintu dan menyuguhkan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu 6. Kata mengetuk menurut KBBI berarti memukul sesuatu dengan buku jari, martil, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) 7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Kau kah yang membuka (gerak/ C6-1, C6-2) gerbong kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) ini 8. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2) 9. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih; duka cita; kesusahan hati. (perasaan/ C7-1, C7-2) Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu Mencampakkan anak panah hingga cinta retak Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata yang dimunculkan oleh penulis puisi
4.3.14 Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kuas Senja Karya M. Arifin Budiman Langit begitu kosong Dengan gerak awan Saat senja kau rengkuh Rindu sekeras batu dalam Desir angin yang menjatuhkan daun-daun, ditaman ada bayang wajahmu menari dalam lipatan Waktu, lalu kau layarkan doa Menuju rongga dadaku yang terluka Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis 4.3.14.1 Analisis Citraan Kuas Senja Karya M. Arifin Budiman Langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) begitu kosong 1. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dengan gerak (gerak/ C6-1, C6-2) awan 2. Kata gerak menurut KBBI berarti peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. (gerak/ C6-1, C6-2) Saat senja kau rengkuh (penglihatan/ C1-1, C1-2) 3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu dalam 4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Desir (pendengaran/ C2-1, C2-2) angin yang menjatuhkan (gerak/ C6-1, C6-2) 5. Kata desir menurut KBBI berarti tiruan tiupan bunyi angin. (pendengaran/ C2-1, C2-2) 6. Kata menjatuhkan menurut KBBI berarti menyebabkan, membuat, membiarkan dan sebagainya jatuh (gerak/ C6-1, C6-2) daun-daun, ditaman ada bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) 7. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) dalam lipatan 8. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari, menggerakgerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2) Waktu, lalu kau layarkan doa Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rongga dadaku yang terluka 9. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/ C6-1, C6-2) Kau basuh (gerak/ C6-1, C6-2) setiap rupa-rupa perjalanan 10. Kata basuh menurut KBBI berarti mencuci dengan air. (gerak/ C61, C6-2) Dengan irama (pendengaran/ C2-1, C2-2) cinta yang basah oleh rintik gerimis 11. Kata irama menurut KBBI berarti gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan; ritme. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata yang dimunculkan oleh penulis puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4.3.15 Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Hujan Mei Karya M. Arifin Budiman Hujan Mei seperti dentum peluru Musim-musim tak dapat diramalkan Saat senja datang dengan gemetarnya) Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta Yang terbakar memoar api sejarah mei Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang menuju penghabisan 4.3.15.1 Analisis Citraan
Hujan Mei Karya M. Arifin Budiman Hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mei seperti dentum (pendengaran/ C2-1, C2-2) peluru 1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2) 2. Kata dentum menurut KBBI berarti tiruan bunyi berat dan keras dari bunyi meriam. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Musim-musim tak dapat diramalkan Saat senja datang (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan gemetarnya (gerak/ C6-1, C6-2) 3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) 4. Kata gemetar menurut KBBI berarti bergetar anggota badan karena ketakutan (kedinginan dan sebagainya); menggigil karena ketakutan dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2) Dan kau menyuguhkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) luka di atas meja 5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2) Dengan usapan (gerak/ C6-1, C6-2) doa aku lesatkan panah cinta Yang terbakar memoar api sejarah mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
6. Kata usapan menurut KBBI berarti menghapus; menyeka; menyapu (keringat, air mata, dan sebagainya). (gerak/ C6-1, C6-2) Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang menuju (gerak/ C6-1, C6-2) penghabisan 7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/ C6-1, C6-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.
4.3.16 Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman Dalam senja) yang gamang Rindu mengerang gendang Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu Saat kau berjalan lincah melewati genangan air Kau begitu lincah seperti penari balerina Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya
4.3.16.1 Analisis Citraan Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman Dalam senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2) ditabuh gendang 2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) 3. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Potret wajahmu dengan rapih (penglihatan/ C1-1, C1-2) tersimpan 4. Kata rapih menurut KBBI berarti baik, teratur, dan bersih. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Di ratakan waktu, mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) di rongga dada 5. Kata mengalir menurut KBBI berarti bergerak maju. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Doa-doa luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2) menjemput langkah kakimu 6. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atu gugur karena sudah sampai pada waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Saat kau berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) lincah melewati genangan air 7. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang dilakukan sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2) Kau begitu lincah (penglihatan/ C1-1, C1-2) seperti penari balerina 8. Kata lincah menurut KBBI berarti selalu bergerak dan tidak dapat diam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya (penglihatan/ C1-1, C12). 9. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
4.3.17 Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Pengakuan Karya M. Arifin Budiman Kau seperti hujan Dan aku rebah tanah Saling mencinta, menanam Rindu pada jelaga langit biru Aku alirkan cinta ini, semoga Kau rawat dengan kekal, hingga Kita menuju rumah semsta Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan Pecah dalam serpihan waktu. 4.3.17.1 Analisis Citraan
Pengakuan Karya M. Arifin Budiman Kau seperti hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2) 1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Dan aku rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah 2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Saling mencinta, menanam (penglihatan/ C1-1, C1-2) 3. Kata menanam menurut KBBI berarti menaruh bibit ke dalam tanah supaya tumbuh (penglihatan/ C1-1, C1-2) Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada jelaga langit biru 4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Aku alirkan cinta (perasaan/ C7-1, C7-2) ini, semoga 5. Kata cinta menurut KBBI berarti suka sekali atau sayang benar. (perasaan/ C7-1, C7-2) Kau rawat (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan kekal, hingga 6. Kata rawat menurut KBBI berarti pelihara, urus atau jaga. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kita menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rumah semsta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/ C6-1, C6-2) Menjaga sebuah senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam ruap kenangan 8. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam serpihan waktu. 9. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah. 4.3.18 Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Langit Mei Karya M. Arifin Budiman menyeret arus namamu Bukit-bukit menurun cahaya Langit Mei senja dikikis nyeri Pecah sebagai pusaka langit Di rahim puisi, matamu menyulam Percik kata-kata.
4.3.18.1 Analisis Citraan Langit Mei Karya M. Arifin Budiman Senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyeret arus namamu 1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Bukit-bukit menurun cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
2. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Langit Mei senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dikikis nyeri 3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) sebagai pusaka langit 4. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Di rahim puisi, matamu menyulam Percik (penglihatan/ C1-1, C1-2) kata-kata. 5. Kata percik menurut KBBI berarti titik-titik air yang berhamburan (penglihatan/ C1-1, C1-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.19 Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Gelung Karya Mahwi Air Tawar Rambutku jelmaan akar asam Mengikat hasrat raja Mataram Tulang rusukku jalan berkelok Cinta dan dendam saling berdetak Alangkah panjang ini penantian Batin pilu tindihan kelam Hidup yang berselimut pulung Menimang untung membuang malang Lakon wayang ratu selatan Kidung sesayup rayuan janda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Samar siulan duda perkasa Di balik kelir panggung Pakualaman Mataku kerlip sentir kayu limasan
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan Pantulan bayangan pohon randu Kau balik bilik batang pahit tebu Bila fajar menjelang bintang kenangan Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada Jauh menepi dan rindu pun beserpih Biarlah! Biarlah luka derita kemarau Mengakrabi nadi sunyi kelu Di puncak kami menari bisu Agar langit biru tak jadi kelabu Lengking birahi kami angin kemarau Dielus mesra pantai perawan Denyut laut mendesah rawan Mengelus) guci puting belubu Gunung Kidul! Gunung Kidul! Langsat tubuhku seputih kapur Semak dan belukar nyaring) memanggil Pulung untung teruslah mendesir.
4.3.19.1 Analisis Citraan Gelung Karya Mahwi Air Tawar Rambutku (penglihatan/ C1-1, C1-2) jelmaan akar asam 1. Kata rambut menurut KBBI berarti bulu yang tumbuh pada kulit manusia. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mengikat hasrat (perasaan/ C7-1, C7-2) raja Mataram 2. Kata hasrat menurut KBBI berarti keinginan atau harapan yang kuat. (perasaan/ C7-1, C7-2) Tulang rusukku jalan (penglihatan/ C1-1, C1-2)berkelok 3. Kata jalan menurut KBBI berarti tempat untuk lalu lintas orang. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Cinta dan dendam (perasaan/ C7-1, C7-2) saling berdetak 4. Kata dendam menurut KBBI berarti keinginan keras untuk membalas. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Alangkah panjang ini penantian Batin pilu (perasaan/ C7-1, C7-2) tindihan kelam 5. Kata pilu menurut KBBI berarti perasaan sangat sedih dan terharu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Hidup yang berselimut pulung Menimang (gerak/ C6-1, C6-2) untung membuang (gerak/ C6-1, C6-2) malang 6. Kata menimang menurut KBBI berarti menaruh sesuatu di telapak tangan, lalu diangkat-angkat naik turun. (gerak/ C6-1, C6-2) 7. Kata membuang menurut KBBI berarti melemparkan sesuatu yang tak berguna lagi dari tangan. (gerak/ C6-1, C6-2)
Lakon wayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) ratu selatan 8. Kata wayang menurut KBBI berarti boneka tiruan orang yang terbuat dari patahan kulit atau kayu dan dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kidung (pendengaran/ C2-1, C2-2) sesayup rayuan janda 9. Kata kidung menurut KBBI berarti nyanyian, lagu atau syair. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Samar siulan (pendengaran/ C2-1, C2-2) duda perkasa 10. Kata siulan menurut KBBI berarti tiruan bunyi suling yang dilakukan dengan mulut. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Di balik kelir (penglihatan/ C1-1, C1-2) panggung Pakualaman 11. Kata kelir menurut KBBI berarti tirai kain putih yang digunakan untuk menangkap bayangan wayang kulit. (penglihatan/ C1-1, C12) Mataku kerlip (penglihatan/ C1-1, C1-2) sentir kayu limas an 12. Kata kerlip menurut KBBI berarti cahaya kecil yang sinarnya tampak terputus-putus. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan Pantulan (penglihatan/ C1-1, C1-2) bayangan pohon randu 13. Kata pantulan menurut KBBI berarti yang dipantulkan (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kau balik (gerak/ C6-1, C6-2) bilik batang pahit tebu 14. Kata balik menurut KBBI berarti sisi yang sebelah belakang dari yang kita lihat. (gerak/ C6-1, C6-2)
Bila fajar menjelang (penglihatan/ C1-1, C1-2) bintang kenangan 15. Kata menjelang menurut KBBI berarti mengunjungi, menengok, mendatangi atau menghadap (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada Jauh menepi dan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pun beserpih 16. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Biarlah! Biarlah luka derita kemarau Mengakrabi nadi sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) kelu 17. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Di puncak kami menari (gerak/ C6-1, C6-2) bisu 18. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari dengan menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan diiringi bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2) Agar langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) biru tak jadi kelabu 19. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di atas bumi (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) birahi kami angin kemarau 20. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Dielus mesra (perasaan/ C7-1, C7-2) pantai perawan 21. Kata mesra menurut KBBI berarti lekat dan terpadu. (perasaan/ C7-1, C7-2) Denyut laut mendesah rawan (perasaan/ C7-1, C7-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
22. Kata rawan menurut KBBI berarti rindu bercampur sedih, pulu, terharu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
Mengelus (gerak/ C6-1, C6-2) guci puting belubu 23. Kata mengelus menurut KBBI berarti mengusap-usap dengan rasa sayang. (gerak/ C6-1, C6-2) Gunung Kidul! Gunung Kidul! Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur 24. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C11, C1-2) Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil Pulung untung teruslah mendesir. 25. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
4.3.20 Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kedung Karya Mahwi Air Tawar Air mataku bening sungai Oyo
Mengalir deras tangis menderai Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung
Anak-anak sungai! Sungaiku bening Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
4.3.20.1 Analisis Citraan Kedung Karya Mahwi Air Tawar Air mataku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai Oyo
1. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) deras tangis menderai 2. Kata mengalir menurut KBBI berarti air yang bergerak maju. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Akan merasuk (gerak/ C6-1, C6-2) ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung 3. Kata merasuk menurut KBBI berarti memasuki tubuh manusia dengan rasa sayang. (gerak/ C6-1, C6-2)
Anak-anak sungai! Sungaiku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) 4. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Kedung riang (perasaan/ C7-1, C7-2) anak beriring
5. Kata riang menurut KBBI berarti suka hati dan gembira sekali. (perasaan/ C7-1, C7-2) Di bawah daun biru bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai 6. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi. (pendengaran/ C2-1, C2-2) 7. Kata bernyanyi menurut KBBI berarti mengeluarkan suara bernada. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
4.3.21 Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Gari Karya Mahwi Air Tawar Siapa tengadah menanti serpihan tebu Giling gula menggilas mendera Manis tebu tinggal seujung kuku Di ujung lidah derita anak cucu Bukan lengking cerobong tua madukismo Mengoyak nasib mendedah benih sengsara Tapi, lengking parau perantau Yang melulu berharu biru di genangan air mata Leluhur Gunung Kidul ditinggal Anak kandung dan pulang dengan kabar sial Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu Diambang) pintu piatu masa lalu Perantau pun pulang dengan wajah sayu Memandang keseberang dengan wajah kuyu Wonosari tumbuh berseri-seri Menyambut pendatang menepis nyeri Menebas belukar dan semak duri Dari jalan leluhur dan para abdi Yang enggan berhitung untuk rugi Gunung Kidul! Gunung Kidul! Desir getir pecah beserpihan Pinggul molekku pantai Baron Harapan dan impian berpelukkan
4.3.21.1 Analisis Citraan Gari Karya Mahwi Air Tawar Siapa tengadah (gerak/ C6-1, C6-2) menanti serpihan tebu
1. Kata tengadah menurut KBBI berarti melihat atau memandang ke atas. (gerak/ C6-1, C6-2) Giling gula menggilas (gerak/ C6-1, C6-2) mendera
2. Kata menggilas menurut KBBI menggelinding. (gerak/ C6-1, C6-2)
berarti
menindih
sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Manis (pencecapan/ C5-1, C5-2) tebu tinggal seujung kuku Di ujung lidah derita anak cucu
3. Kata manis menurut KBBI berarti rasa seperti gula. (pencecapan/ C5-1, C5-2) Bukan lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) cerobong tua madukismo
4. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Mengoyak nasib mendedah benih sengsara Tapi, lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) parau perantau
5. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1, C2-2) Yang melulu berharu biru (penglihatan/ C1-1, C1-2) di genangan air mata
6. Kata biru menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan warna langit. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Leluhur Gunung Kidul ditinggal Anak kandung dan pulang dengan kabar sial Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata debu menurut KBBI berarti warna serbuk halus dari tanah. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Diambang) pintu piatu masa lalu Perantau pun pulang dengan wajah sayu (perasaan/ C7-1, C7-2) 8. Kata sayu menurut KBBI berarti sangat sedih dan terharu. (perasaan/ C7-1, C7-2 Memandang keseberang dengan wajah kuyu (penglihatan/ C1-1, C1-2) Wonosari tumbuh berseri-seri
9. Kata kuyu menurut KBBI berarti tidak berseri, muram dan kusam. (penglihatan/ C1-1, C1-2) Menyambut pendatang menepis (gerak/ C6-1, C6-2) nyeri
10. Kata menepis menurut KBBI berarti menangkis dengan tangan belakang. (gerak/ C6-1, C6-2) Menebas (gerak/ C6-1, C6-2) belukar dan semak duri
11. Kata menebas menurut KBBI berarti menebang semuanya dengan tujuan membersihkan. (gerak/ C6-1, C6-2) Dari jalan leluhur dan para abdi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Yang enggan berhitung untuk rugi Gunung Kidul! Gunung Kidul! Desir getir (pencecapan/ C5-1, C5-2) pecah beserpihan
12. Kata getir menurut KBBI berarti rasa pahit agak pedas. (pencecapan/ C5-1, C5-2) Pinggul molekku pantai Baron Harapan dan impian berpelukkan (gerak/ C6-1, C6-2)
13. Kata berpelukan menurut KBBI berarti saling berpeluk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui katakata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin indah
4.3.22 Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Krakal Karya Mahwi Air Tawar Dekaplah tubuhku Sesaplah asin peluhku Punggungku bungkahan batu derita Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang Kondeku jangkar terpancang Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan Gunung Kidul! Gunung Kidul Langsat tubuhku seputih kapur Semak dan belukar nyaring memanggil Pulung untung teruslah mendesir.
4.3.22.1 Analisis Citraan Krakal Karya Mahwi Air Tawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Dekaplah (gerak/ C6-1, C6-2) tubuhku 1. Kata dekap menurut KBBI berarti peluk. (gerak/ C6-1, C6-2) Sesaplah asin (pencecapan/ C5-1, C5-2) peluhku Punggungku bungkahan batu derita 2. Kata asin menurut KBBI berarti berasa garam. (pencecapan/ C5-1, C5-2)
Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang Kondeku jangkar terpancang Nafasku silir (perabaan/ C4-1, C4-2) nyanyian ratu laut selatan 3. Kata silir menurut KBBI berarti sejuk karena ada angin yang bertiup perlahan-lahan. (perabaan/ C4-1, C4-2)
Gunung Kidul! Gunung Kidul Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur 4. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C11, C1-2) Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil Pulung untung teruslah mendesir. 5. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Pada puisi di atas seluruh citraan muncul, dan mulai muncul citraan pencecapan yang menunjukan penulis ingin melukiskan rasa melalui kata-kata. Seluruh citraan yang muncul melalui kata-kata yang dipilih sungguh membuat puisi semaki indah.
Pada pembahasan di atas terdapat tujuh citraan yang muncul. Seluruh citraan dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik jenis citraan puisi. Citraan tersebut meliputi citraan penglihatan yang terdapat dalam kata senja, berguguran, mekar, merah, cahaya, terpercik, percik, rebahkan, rebah, bergetar, menguap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
ruap, menari, asap, menemukan, bulir, kepak, luruh, rebah, tertancap, memejamkan, bayangan, memar, mata, mawar, bayang, langit, hujan, rapih, mengalir, lincah, menanam, rawar, pecah, wayang, kelir, pantulan, menjelang, langit, langsat, bening, biru, debu, kuyu. Citraan pendengaran pada kata Jerit, mengerang, tangisan, bunyi, berdenting, riuh, bertasbih, kepak, sunyi, bercicit, desir, irama, dentum, kidung, siulan, lengking, nyaring, bernyanyi . Citraan gerak pada kata mengusap, memejamkan, petiklah, menyentuh, membelai, memetik, memburu, menuju, merangkai, belaian, berjalan, membenamkan, menembus, menyusuri, membuka, bergegegas, menulis, memotret, melingkar-lingkar, merunduk, melompat, mengetuk, membuka, gerak, menjatuhkan, menari, basuh, gemetar, usapan, berjalan, menimang, membuang, balik, mengelus, merasuk, tengadah, menggilas, menepis, menebas, berpelukan, dekaplah. Citraan perasaan pada kata kesunyian, rindu, ketabahan, perih, kesedihan, kerinduan, cinta, hasrat, dendam, pilu, mesra, rawan, riang, sayu. Citraan perabaan pada kata nyeri, terpercik, silir. Citraan penciuman pada kata aroma. Citraan pencecapan pada kata manis, getir, asin. Berdasarkan analisis citraan yang telah dilakukan pada puisi dalam majalah Horison Edisi Juli 2015, ditemukan tujuh citraan yang terdiri dari 37 citraan penglihatan, 1 citraan penciuman, 8 citraan pendengaran, 3 citraan perabaan, 41 citraan gerak, 17 citraan perasaan dan 3 citraan pencecapan. Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada pada majalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
dominan adalah citraan penglihatan. Citraan penglihatan selalu muncul dalam setiap puisi yang terdapat pada pada majalah Horison edisi Juli 2015. Tidak seperti citraan lain yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraancitraan ini memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi semakin indah. Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri, seperti pada citraaan penglihatan yang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang ingin dilukiskan oleh penyair melalui kata yang dipilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V IMPLEMENTASI PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015 DALAM PEMBELAJARAN DI SMA KELAS X
Pada bab ini akan dideskripsikan tentang implementasi puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015 dalam pembelajaran di SMA. Beberapa hal yang akan dibahas mencakup, pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Di dalam pembelajaran sastra, hal-hal yang harus diperhatikan adalah mengenai tahap-tahap pengembangan pembelajaran. Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk selalu kreatif setiap menyusun langkah-langkah pembelajaran. Hal ini diharapkan agar peserta didik lebih dapat tertarik secara aktif mempelajari materi dalam pembelajaran. 5.1
Pengembangan Silabus Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Silabus berisi berbagai komponen, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber bahan/ alat ajar. Implementasi penelitian ini menghasilkan silabus pembelajaran apresiasi sastra dengan melalui langkahlangkah pengembangan sebagai berikut.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
5.1.1
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, apapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X semester I adalah sebagai berikut. Tandar Kompetensi
Kompetensi Dasar 5.1
Mendengarkan 5.
memahami
puisi
mengidentifikasi
unsur-unsur
yang bentuk suatu puisi yang disampaikan
disampaikan secara langsung/tidak secara langsung ataupun melalui langsung
rekaman. 5.2 mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
5.1.2
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator yang sesuai untuk pencapaian SK dan KD di atas, yaitu: a. Siswa mampu mengidentifikasi unsur puisi khususnya citraan pada puisi yang terdapat dalam majalah Horisonedisi juli 2015 melalui kegiatan diskusi. b. Siswa mampu menanggapi unsur-unsur puisi khususnya citraan yang ditemukan. c. Siswa mampu menulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
5.1.3
Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dengan materi pokok puisi-puisi yang terdapat
dalam majalah Horisonedisi juli 2015, untuk pencapaian SK dan KD yang telah ditentukan, yaitu: a. Membaca puisi yang terdapat di dalam majalah Horisonedisi juli 2015. b. Mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi yang terdapat dalam majalah Horisonedisi juli 2015. c. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas. d. Mengungkapkan kembali isi puisi dengan bahasa sendiri. 5.1.4
Menentukan Materi Pokok Pembelajaran Puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015 menjadi materi
pokok pembelajaran dalam penelitian ini, karena dianggap sesuai dengan SK dan KD yang telah ditentukan oleh peneliti. Selain itu, puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015 tersebut juga sesuai dengan siswa dilihat dari manfaat yang diambil dari puisi tersebut dan relevansinya terhadap siswa dan tuntunan lingkungan. 5.1.5
Penentuan Jenis Penilaian Penilaian
pencapaian
kompetensi
dasar
peserta
didik
dilakukan
berdasarkan indikator penilaian yang tertera pada silabus. Pengembangan silabus dilakukan berdasarkan penelitian penulis tentang Citraan puisi yang terdapat dalam puisi di Majalah Horison edisi juli 2015. Jenis penilaian ditentukan dengan indikator pembelajaran, yang meliputi: a) pengidentifikasi unsur pembentuk puisi khususnya citraan yang terdapat pada majalah Horison edisi juli 2015 yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
dibaca oleh siswa melalui kegiatan diskusi, b) performansi siswa dalam menanggapi unsur puisi khususnya citraan yang telah ditemukan, dan c) kemampuan siswa dalam menulis puisi. 5.1.6
Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif. Bahan belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran untuk SMA/ MA yaitu 45 menit. Sedangkan jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu efektif belajar minimum34 minggu dan maksimum 38 minggu. Alokasi waktu pada struktur SMA/ MA kelas X pendidikan bahasa dan sastra Indonesia 4 jam per minggu setiap semester, (BSNP, 2006: 39-42) jumlah KD ada 36 bagian. Jadi, peneliti menentukan alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata 36 minggu, alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata 36 minggu, alokasi diperoleh dari pembagian jumlah waktu efektif dalam jumlah KD, yaitu 36:36. Hasilnya 1 minggu per KD yaitu 4 jam @ 45 menit. 5.1.7
Menentukan Sumber Belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Sedangkan sumber belajar pada silabus dalam pembelajaran puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015, yaitu: a. Puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi juli tahun 2015 (terlampir) b. Materi (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
5.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Salah satu wujud implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) apresiasi sastra di SMA kelas X semester I. RPP merupakan satu bentuk persiapan rancangan pembelajaran yang dilakukan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran kelas. Melalui perencanaan yang tepat, diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajarannya secara optimal dalam rangka mencapai kompetensi dasarnya. Adapun rancangan RPP yang disusun oleh peneliti memuat komponen-komponen sebagai berikut: 1) identitas rencana pelaksanaan pembelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) materi pokok, 5) kegiatan pembelajaran, 6) indikator, 7) penilaian, 8) alokasi waktu, dan 9) sumber belajar. Berikut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas X semester I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
RPP SATUAN PENDIDIKAN
: SMA DAHULU SEMUA INDAH
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: X/1
WAKTU
: 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman C. Indikator
1. Kognitif Produk Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada puisi-puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015 Proses Menjelaskan pengertian puisi Menjelaskan pengertian citraan Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi 2.
Psikomotorik Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam kalimat yang runtut dan logis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
3. Afektif Karakter Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika mendengarkan pembacaan puisi Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam mencipta puisi. Sosial
Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat melakukan diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenisjenis puisi. Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun, terbuka, kritis, dan penuh perhatian. Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran, dan kritis tentang mengidentifikasi jenis-jenis citraan yang terdapat pada puisi. E. Materi Pengertian puisi Pengertian citraan Jenis-jenis citraan F. Metode Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Awal (15 menit)
Salam pembuka dan berdoa
Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
2. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi
Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar dalam keseharian
Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisipuisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
Masing-masing siswa membuat mencatat citraan apa saja yang terdapat pada puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015.
Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada teman-teman lain
Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)
Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan bahasa dan alur berpikir mereka
Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan, jenis-jenis citraan dan fungsi citraan pada puisi.
3. Kegiatan Akhir
Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang telah berlangsung
Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill) yang dapat dipetik melalui proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas, dan kritis saat menyimak puisi.
Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
Penugasan
Doa penutup
H. Sumber Belajar Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja University Press Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga I. Bahan dan Alat
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar 1. Tagihan
Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan
rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan) 2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik dan bentuk Tes tertulis : Bentuk tes: uraian singkat Tes kinerja Tagihan hasil karya (puisi)
Instrumen soal Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015 Daftar pertanyaan pemahaman puisi Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis); penilaian sikap; dan penugasan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)
LAMPIRAN 01. Ringkasan Materi 1. Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. 2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata (batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang panca indra yang lain. 3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan
kepada
telinga
sehingga
seolah-olah
dapat
mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut. c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain. e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lainlain. f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak. g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang melibatkan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1
No
1.
Nama Sekolah
: SMA Senja
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/1
Waktu
: 60 menit
Kompetensi
Materi
Dasar
Pokok
5.1.Mengide
Pengertian
Siswa
Jelaskan
ntifikasi
puisi
mampu
pengertian
unsur-unsur
menjelask
puisi
bentuk suatu
an
menurut
pengertia
pendapatm
n puisi
u!
puisi yang disampaikan
Indikator
Soal
Soal
Bentuk
Nomor
Soal
1
Esai
2
Esai
lama
secara langsung ataupun melalui rekaman 2.
5.1.Mengide
Identifikasi
Siswa
Tulislah
ntifikasi
jenis-jenis
mampu
minimal
unsur-unsur
puisi
menyebut
5 jenis
kan jenis-
puisi
jenis puisi
beserta
(puisi
penjelasa
lama,
n
puisi
singkat!
bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung
jawa,
ataupun
puisi
melalui
baru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
puisi
rekaman
angkatan 45, puisi kontempo rer) 3.
Uraikanl
5.1.Mengide
Mengidentif
Siswa
ntifikasi
ikasi unsur
mampu
ah unsur-
unsur-unsur
bentuk puisi
mengiden
unsur
bentuk suatu
(diksi,
tifikasi
pembang
citraan,
unsur
un puisi!
gaya
bentuk
bahasa,
puisi
bahasa kias,
(diksi,
rima dan
citraan,
irama)
gaya
puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui
bahasa,
rekaman
bahasa
3
Esai
4 Jelaskanl ah unsur bentuk dalam puisi!
kias, rima dan irama) 4.
Buatlah
5.1.Mengide
Langkah-
Siswa
ntifikasi
langkah
mampu
sebuah
unsur-unsur
membuat
membuat
puisi
bentuk suatu
puisi
contoh
kontemp
puisi
orer!
puisi yang disampaikan secara langsung ataupun
5
Esai
kontempo rer
Unjuk Bacakan lah puisi hasil
melalui
karyamu
rekaman
dengan
kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
teman dalam kelompo k!
03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi
NILAI
ASPEK
RINCIAN
KURANG
CUKUP
BAIK
AMAT BAIK
D (10)
Selaras dengan ISI
tema Mengandung pesan,harapan aktual dan berguna Sesuai dengan jenisnya Utuh dan tuntas Menimbulkan kesan pada pembaca
CITRAAN
Citraan sesuai dengan kata yang digambarkan dalam puisi Citraan tidak
C (15)
B (20)
A (25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
terlalu berlebihan Mencerminkan kekayaan DIKSI DAN GAYA BAHASA
perbendaharaan kata Bervariatif dan sesuai konteks Menggunakan kata kiasan, unik, simbolis Bergaya bahasa secara variatif Berima sesuai
RIMA &RITME
kriteria Terpola secara teratur Berirama secara variatif Menggunakan gaya bahasa variatif dan tidak
Gaya Bahasa
monoton Sesuai dengan tema
Mengandung unsur estetik Bahasa kias
Kreatif dan sesuai dengan konteks tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
puisi Tersusun sesuai STRUKTUR aturan BARIS DAN Terpola secara BAIT
teratur dan konsisten
JUMLAH SKOR
04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI DISKUSI KELOMPOK Nama
:
Kelas/No Absen
:
Tanggal Penilaian
:
Kompetensi Dasar
: 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu
puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman NILAI KURANG ASPEK
BAIK
RINCIAN
Terlibat secara aktif dan penuh inisiatif
AMAT BAIK
D (10)
SIKAP
CUKUP
C (15)
B (20)
A (25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Memperhatikan dan menghargai pendapat teman lain Runtut, terstruktur dengan baik Komunikatif (mudah dipahami) BAHASA
Efektif (singkat dan jelas) Diksi variatif dan tepat konteks Pembicaraan tidak menyimpang dari topic dan menyasar ke substansi persoalan Gagasan orisinil dan kreatif
KUALITAS PENDAPA T/GAGASA N
Usulan disertai alasan/bukti logis yang mendukung Konsisten atas pendapatnya sendiri Menggunakan referensi/landasan teori Menyampaikan gagasan dengan lancar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
sistematis Menanggapi pertanyaan dengan cepat dan tepat Menanggapi pertanyaan dan tanggapan dari PRESENT ASI
teman lain dengan santun Menggunakan argumen, contoh, bukti, dan ilustrasi untuk memperjelas uraian dan jawaban secara logis
JUMLAH SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
05. Soal Uraian Nama Sekolah
: SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/1
Hari/Tanggal
:
Waktu
: 60 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu! 2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat! 3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi! 4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi! 5. Buatlah sebuah puisi kontemporer! 06. Soal Unjuk kerja Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok! 07. Kunci jawaban soal uraian 1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. 2. Jenis-jenis puisi - Puisi lama - Puisi jawa - Puisi baru - Puisi angkatan 45 - Puisi kontemporer 3. Unsur-unsur pembangun puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
a. Struktur bentuk - Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama. - Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya. - Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca berpikir -
Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan, mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif, memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan suasana yang khusus.
b. Struktur batin - Tema - Amanat - Perasaan - Nada 4. Unsur-unsur pembangun puisi Struktur bentuk - Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama. - Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya. - Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca berpikir -
Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan, mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif, memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan suasana yang khusus. 5. Contoh puisi kontemporer Amuk Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan kucing tapi kucing ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia tak mau daging jesus jangan beri roti dia tak mau roti ngiau
(Sutarji C.B., Amuk)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat tujuh citraan yang ditemukan dalam puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Citraan tersebut adalah citraan penglihatan sejumlah 37 buah, citraan pendengaran sejumlah 8 buah , citraan penciuman sejumlah 1 buah, citraan perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak sejumlah 41 buah, citraan perasaan sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan 3 buah. Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada padamajalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling dominan adalah citraan gerak. Citraan gerak selalu muncul dalam setiap puisi yang terdapat pada padamajalah Horison edisi Juli 2015. Tidak seperti citraan lain yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraan-citraan ini memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi semakin indah. Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri. Implementasi dari penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan RPP apresisasi sastra di SMA kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK) mendengarkan, memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
langsung dan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman. Dalam menguraikan
melaksanakan setiap
aspek
pengembangan komponen
dan
silabus
dan
diselaraskan
RPP,
peneliti
dengan
tujuan
pembelajaran apresiasi sastra khususnya tentang kegiatan pembelajaran citraan pada puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I.
6.2 Saran Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap puisi, bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan bagi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saran yang pertama bagi peneliti lain. Mereka yang tertarik untuk melakukan penelitian terhadap puisi dapat memperluas topik permasalahan penelitian, tidak hanya meneliti citraan puisi saja saja. Peneliti lain dapat pula meneliti unsur-unsur lain dalam puisi. Penelitian ini masih memiliki kekurangan, yaitu penemuan hasil penelitian yang masih lemah dan belum dapat dijadikan standar, karena penelitian ini hanya meneliti unsur citraan puisi saja. Penelitilain dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti unsur lain atau mencari sumber data lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Saran kedua yaitu bagi guru bahasa Indonesia. Guru diharapkan dapat memberikan perhatian lebih pada pembelajaran unsur-unsur puisi, khususnya pada diksi dan citraan puisi. Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam pembelajaran apresiasi puisi disekolah. Saran ketiga yaitu bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI). Salah satu mata kuliah yang ada pada PBSI adalah menulis yang mempelajari mengenai apresiasi puisi. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa dapat lebih mengenal tentang unsur-unsur puisi yang terdapat pada berbagai macam sumber. Dengan demikian, mereka diharapkan tidak hanya berperan sebagai pembaca, melainkan juga dapat menjadi penulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud. Baribin, Raminah. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. Semarang: IKIP Semarang. Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya. Hamidah, Noor. 2006. “Diksi dan Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun 2004”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Hasan,
Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Aplikasinya. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Metodologi
Penelitian
dan
Kardono, F.X. Tri Indra. 2001.” Kemampuan Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi Oktober 2003 Siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Moelong, L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Jakarta: BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pradopo, Rahmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rusyana, Rus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Suharianto, S. 2005. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Sujarwanto (ed.). 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gama Media. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa Bandung. Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia. Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi.Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPP SATUAN PENDIDIKAN
: SMA DAHULU SEMUA INDAH
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: X/1
WAKTU
: 2Jam Pelajaran (2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman C. Indikator
1. Kognitif Produk Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada puisipuisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015 Proses Menjelaskan pengertian puisi Menjelaskan pengertian citraan Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Psikomotorik Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam kalimat yang runtut dan logis
3. Afektif Karakter Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika mendengarkan pembacaan puisi Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam mencipta puisi. Sosial
Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat melakukan diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenisjenis puisi. Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun, terbuka, kritis, dan penuh perhatian. Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran, dan kritis tentang mengidentifikasi unsur-unsur pokok dalam puisi (diksi,
citraan, ritme dan rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan) E. Materi Pengertian puisi Pengertian citraan Jenis-jenis citraan
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Metode Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Awal (15 menit)
Salam pembuka dan berdoa
Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
2. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi
Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar dalam keseharian
Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada teman-teman lain
Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan bahasa dan alur berpikir mereka
Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan, jenisjenis citraan dan fungsi citraan pada puisi
3. Kegiatan Akhir
Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang telah berlangsung
Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill) yang dapat dipetik melalui proses pembelajaran
Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas, dan kritis saat menyimak puisi.
Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
Penugasan
Doa penutup
H. Sumber Belajar Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja University Press Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga I. Bahan dan Alat
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar 1. Tagihan
Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan rima,
gaya bahasa, dan bahasa kiasan) 2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik dan bentuk Tes tertulis :
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bentuk tes: uraian singkat Tes kinerja Tagihan hasil karya (puisi)
Instrumen soal Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015 Daftar pertanyaan pemahaman puisi Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis); penilaian sikap; dan penugasan pribadi
3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir) LAMPIRAN 01. Ringkasan Materi 1. Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. 2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata (batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang panca indra yang lain. 3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat. b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada telinga
sehingga
seolah-olah
dapat
mendengar
sesuatu
yang
diungkapkan melalui citraan tersebut. c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain. d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencium
(hidung).
Kata-kata
yang
mengandung
citraan
ini
menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain. e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain. f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak. g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan
ini
membantu
kita
112
dalam
menghayati
suatu
objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1
No
1.
Nama Sekolah
: SMA Senja
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/1
Waktu
: 60 menit
Kompetensi
Materi
Indikator
Soal
Dasar
Pokok
5.1.Mengide
Pengertian
Siswa mampu
Jelaskan pengertian
ntifikasi
puisi
menjelaskan
puisi menurut
unsur-unsur
pengertian puisi
pendapatmu!
bentuk suatu
lama
Soal
Bentuk
Nomor
Soal
1
Esai
2
Esai
puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman 2.
5.1.Mengide
Identifikasi
Siswa mampu
Tulislah minimal
ntifikasi
jenis-jenis
menyebutkan
5 jenis puisi
unsur-unsur
puisi
jenis-jenis puisi
beserta
(puisi lama, puisi
penjelasan
jawa, puisi baru,
singkat!
bentuk suatu puisi yang disampaikan
puisi angkatan 45, puisi kontemporer)
secara langsung ataupun
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui rekaman 3.
Uraikanlah
5.1.Mengide
Mengidentifi
Siswa mampu
ntifikasi
kasi unsur
mengidentifikasi
unsur-unsur
unsur-unsur
bentuk puisi
unsur bentuk puisi
pembangun
bentuk suatu
(diksi,
(diksi, citraan,
puisi!
citraan, gaya
gaya bahasa,
bahasa,
bahasa kias, rima
bahasa kias,
dan irama)
puisi yang disampaikan secara langsung
Jelaskanlah
3
Esai
4
unsur bentuk dalam puisi!
rima dan irama)
ataupun melalui rekaman 4.
Buatlah sebuah
5.1.Mengide
Langkah-
Siswa mampu
ntifikasi
langkah
membuat contoh
puisi
unsur-unsur
membuat
puisi kontemporer
kontemporer!
bentuk suatu
puisi
puisi yang
5
Esai
Bacakanlah
disampaikan secara langsung
puisi hasil
Unjuk
karyamu dengan
kerja
teman dalam
ataupun
kelompok!
melalui rekaman
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi
NILAI
ASPEK
RINCIAN
KURANG
CUKUP
BAIK
AMAT BAIK
D (10)
Selaras dengan tema ISI
Mengandung pesan,harapan aktual dan berguna Sesuai dengan jenisnya Utuh dan tuntas Menimbulkan kesan pada pembaca Citraan sesuai dengan
CITRAAN
kata yang digambarkan dalam puisi Citraan tidak terlalu berlebihan Mencerminkan kekayaan
DIKSI DAN GAYA BAHASA
perbendaharaan kata Bervariatif dan sesuai konteks Menggunakan kata kiasan, unik, simbolis
115
C (15)
B (20)
A (25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bergaya bahasa secara variatif Berima sesuai kriteria RIMA
Terpola secara teratur
&RITME
Berirama secara variatif Menggunakan gaya bahasa variatif dan tidak monoton
Gaya Bahasa Sesuai dengan tema
Mengandung unsur estetik Bahasa kias
Kreatif dan sesuai dengan konteks tema puisi Tersusun sesuai aturan
STRUKTUR
Terpola secara teratur
BARIS DAN
dan konsisten
BAIT
JUMLAH SKOR
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI DISKUSI KELOMPOK Nama
:
Kelas/No Absen
:
Tanggal Penilaian
:
Kompetensi Dasar
: 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi
yang
disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman NILAI KURANG
ASPEK
AMAT BAIK
Terlibat secara aktif dan penuh inisiatif Memperhatikan dan menghargai pendapat teman lain Runtut, terstruktur dengan baik BAHASA
BAIK
RINCIAN D (10)
SIKAP
CUKUP
Komunikatif (mudah dipahami)
117
C (15)
B (20)
A (25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Efektif (singkat dan jelas) Diksi variatif dan tepat konteks Pembicaraan tidak menyimpang dari topic dan menyasar ke substansi persoalan Gagasan orisinil dan kreatif Usulan disertai KUALITAS
alasan/bukti
PENDAPAT/GAG logis yang ASAN
mendukung Konsisten atas pendapatnya sendiri Menggunakan referensi/landas an teori Menyampaikan gagasan dengan lancar dan sistematis Menanggapi
PRESENTASI
pertanyaan dengan cepat
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan tepat Menanggapi pertanyaan dan tanggapan dari teman lain dengan santun Menggunakan argumen, contoh, bukti, dan ilustrasi untuk memperjelas uraian dan jawaban secara logis JUMLAH SKOR
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
05. Soal Uraian Nama Sekolah
: SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/1
Hari/Tanggal
:
Waktu
: 60 menit
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! 1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu! 2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat! 3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi! 4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi! 5. Buatlah sebuah puisi kontemporer! 06. Soal Unjuk kerja Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok! 07. Kunci jawaban soal uraian 1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. 2. Jenis-jenis puisi - Puisi lama - Puisi jawa - Puisi baru - Puisi angkatan 45 - Puisi kontemporer
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Unsur-unsur pembangun puisi a. Struktur bentuk - Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama. - Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya. - Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca berpikir -
Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan, mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi bermanfaat
untuk
mendapatkan
keindahan
dan
tenaga
ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan suasana yang khusus. b. Struktuf batin -
Tema
-
Amanat
-
Perasaan
-
Nada
4. Unsur-unsur pembangun puisi Struktur bentuk - Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama. - Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya. - Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca berpikir
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan, mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi bermanfaat
untuk
mendapatkan
keindahan
dan
tenaga
ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan suasana yang khusus. 5. Contoh puisi kontemporer Amuk Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan kucing tapi kucing ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia tak mau daging jesus jangan beri roti dia tak mau roti ngiau
(Sutarji C.B., Amuk)
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: X/I Alokasi Waktu: 12 JP Standar Kompetensi: 1. Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung Kompetensi Dasar
5.1 Mengid entifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaika n secara langsung ataupun melalui rekaman
Materi Pokok
5.1.1. Rekaman puisi: unsur-unsur bentuk puisi: pilihan kata, ritme dan rima , gaya bahasa, citraan, bahasa kiasan
Kegiatan Pembelajaran
1. Siswa mempelajari tentang unsurunsur bentuk puisi 2. Siswa menyimak puisi dari rekaman 3. Siswa mencatat hal-hal penting dari puisi yang dibacakan 4.
Indikator
Penilaian
1. Kognitif Produk
Tes tertulis :
Mampu mengidentifi kasi unsurunsur bentuk puisi (pilihan kata, ritme
Siswa
123
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Pradopo,
Rachmat
Djoko.
1990.
Pengkajian
Puisi.
tes:
Yogyakarta:
Gadjah
uraian
Maja University Press
Bentuk
singkat Tes kinerja Tagihan
Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengidentifikas i pilihan kata, ritme, rima, gaya bahasa, citraan, dan bahasa kiasan dari puisi yang didengar 5. Siswa mengungkapka n hasil pekerjaannya secara lisan
dan rima,
hasil
gaya bahasa,
karya
citraan dan
(puisi)
bahasa kiasan) Proses Menjelaskan pengertian puisi Mengidentifik asi jenis puisi (baru/lama) Mencatat isi puisi Mencatat pokokpokok unsur bentuk puisi (diksi,
124
Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
citraan, ritme dan rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan) Membuat puisi sederhana dengan memperhati kan unsur bentuk puisi 2. Psikomotorik Menyampai kan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalimat yang runtut dan logis 3. Afektif Karakter Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika mendengark an pembacaan puisi Siwa bersikap jujur, mandiri,
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kreatif, dan bertanggung jawab dalam mencipta puisi. Sosial Siswa bersikap santun ketika mendengark an contoh pembacaan puisi Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kritis saat melakukan diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PUISI-PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puisi-puisi yang terdapat pada Majalah Horison Edisi Juli 2015
Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Kekasihku 1 Karya M. Arifin Budiman Isyarat rindu lebur Di batas senja, jerit burung-burung Mengirimkan nyeri pada celah angin Daun-daun berguguran menuju rebah tanah Sementara langit mengusap matahari Memejemkan luka pada dinding waktu Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.
Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 2 M. Arifin Budiman
Langit senja menyentuh daun-daun kering, jemari angin membelai raut keningmu Kekasihku, terimalah jerit matahari Yang menenun langit menjadi merah saga Di sorot matamu ada cahaya yang merambat Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian Bersepakat memetik luka.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 3 M. Arifin Budiman
Di senja yang gamang Rindu mengerang ditabuh gendang Seperti tangisan bayi di malam hari Aku selalu rindu sorot matamu Yang menuntunku pada kearifan angin Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun Terimalah dengan tangan terbuka Ketuklah rindu pada juru kesunyian Menyusun gaik kata-kata.
Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada kekasihku 5 M. Arifin Budiman
Kelebat angin mengusap Daun-daun di taman Menuju matamu. Ada percik matahari Berdegup di gigil cermin Wajahmu adalah ketabahan pulau Yang luas merangkai waktu Dijarimu aku sisipkan kembang doa Sebagai pertanda aroma cinta
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selalu jatuh di keluasan namamu.
Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Para Pejalan M. Arifin Budiman
Saat senja luruh Kau rebahkan tubuhmu Istirahat dalam belaian angin Setelah berjalan sepanjang hari Berbekal rasa haus yang menghunus Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar Membenamkan cinta pada seluruh alam Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah Lalu kau mengucurkan doa membasahi Degup perjalanan dengan percik matahari Mengusap perih langit.
Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Potret Hujan Karya M. Arifin Budiman Di luar hujan bergetar Dalam dada ada rindu Menguap bersama jemari angin Kau merengkuh doa-doa Pada selembar cahaya bergetar Sebagai kesedihan yang mengalir dalam Rahim waktu dengan bahasa daun-daun Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot Matamu
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Aroma Kopi karya M. Arifin Budiman Ruap waktu melebar dalam percakapan kita Angin menembus celah jendela Ada yang berdebar dalam rongga dada Wajahmu menari seperti detak jarum jam Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya Aroma kopi tercium di atas meja Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan Luruh bersama asap-asap doa Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Menulis Sajak Karya M. Arifin Budiman Ketika aroma pagi Membuka cadarnya pelan-pelan Angin bergegas kesegala arah Aku menulis sajak dengan tangan terbuka Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada Setelah menempuh rakaat perjalanan Mencari makna dalam ruh rindu Selalu saja mata ini samar-samar Luka terus berdenting dalam luka waktu Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman Berdebar sebagai ruh kata-kata Membelai matahari, luruh sebagai doa. Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Langit Setia budhi Karya M. Arifin Budiman Bulir hujan membasahi hawa bumi Jemari angin membelai rupa daun-daun Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bersama kepak burung-burung Melintasi kuku waktu Memotret memoar pertemuan Dibingkai dalam pigura
Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Daun Karya M. Arifin Budiman Daun-daun luruh Ke rebah tanah Melingkar-lingkar) sebagai rindu Pada peluk waktu Mengusap angin dalam petikan cahaya
Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Anak Panah Doa Karya M. Arifin Budiman Seratus anak panah doa Tertancap di punggung sujud Mengupas anak-anak sunyi Yang memejamkan matahari Seperti menelantarkan ayat-ayat Disudut matamu yang ditusuk bayangan dan diasah kantuk Sebelum tubuhmu memar Dalam peluk waktu
Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kepada Sheila Karya M. Arifin Budiman Langit senja disorot matamu Menyentuh daun-daun kering Pohonan merunduk dalam doa bersahaja Sheila, matamu adalah pertempuran Sunyi yang kudus Di jantungmu puisi rekah
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seperti mawar yang merambat Menuju kibaran kerudung mu Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Dalam Doa Karya M. Arifin Budiman Saat senja luruh dimatamu Diiringi burung-burung yang bercicit Ada rindu pecah bersama kelebat angin Bayang wajahmu memecahkan cermin Melompat menuju daun jendela Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu Mencampakkan anak panah hingga cinta retak Bersama puing-puing waktu?
Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kuas Senja Karya M. Arifin Budiman Langit begitu kosong Dengan gerak awan Saat senja kau rengkuh Rindu sekeras batu dalam Desir angin yang menjatuhkan daun-daun, ditaman ada bayang wajahmu menari dalam lipatan Waktu, lalu kau layarkan doa Menuju rongga dadaku yang terluka Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis
Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Hujan Mei Karya M. Arifin Budiman Hujan Mei seperti dentum peluru Musim-musim tak dapat diramalkan
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saat senja datang dengan gemetarnya) Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta Yang terbakar memoar api sejarah mei Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang menuju penghabisan
Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Potret Wajahmu Karya M. Arifin Budiman Dalam senja) yang gamang Rindu mengerang gendang Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu Saat kau berjalan lincah melewati genangan air Kau begitu lincah seperti penari balerina Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Pengakuan Karya M. Arifin Budiman Kau seperti hujan Dan aku rebah tanah Saling mencinta, menanam Rindu pada jelaga langit biru Aku alirkan cinta ini, semoga Kau rawat dengan kekal, hingga Kita menuju rumah semsta Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan Pecah dalam serpihan waktu. Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Langit Mei Karya M. Arifin Budiman menyeret arus namamu
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bukit-bukit menurun cahaya Langit Mei senja dikikis nyeri Pecah sebagai pusaka langit Di rahim puisi, matamu menyulam Percik kata-kata. Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Gelung Karya Mahwi Air Tawar Rambutku jelmaan akar asam Mengikat hasrat raja Mataram Tulang rusukku jalan berkelok Cinta dan dendam saling berdetak Alangkah panjang ini penantian Batin pilu tindihan kelam Hidup yang berselimut pulung Menimang untung membuang malang Lakon wayang ratu selatan Kidung sesayup rayuan janda Samar siulan duda perkasa Di balik kelir panggung Pakualaman Mataku kerlip sentir kayu limasan
Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan Pantulan bayangan pohon randu Kau balik bilik batang pahit tebu Bila fajar menjelang bintang kenangan Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada Jauh menepi dan rindu pun beserpih Biarlah! Biarlah luka derita kemarau Mengakrabi nadi sunyi kelu Di puncak kami menari bisu Agar langit biru tak jadi kelabu Lengking birahi kami angin kemarau Dielus mesra pantai perawan Denyut laut mendesah rawan Mengelus) guci puting belubu 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gunung Kidul! Gunung Kidul! Langsat tubuhku seputih kapur Semak dan belukar nyaring) memanggil Pulung untung teruslah mendesir.
Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Kedung Karya Mahwi Air Tawar Air mataku bening sungai Oyo
Mengalir deras tangis menderai Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung
Anak-anak sungai! Sungaiku bening Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi. Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Gari Karya Mahwi Air Tawar Siapa tengadah menanti serpihan tebu Giling gula menggilas mendera Manis tebu tinggal seujung kuku Di ujung lidah derita anak cucu Bukan lengking cerobong tua madukismo Mengoyak nasib mendedah benih sengsara Tapi, lengking parau perantau Yang melulu berharu biru di genangan air mata Leluhur Gunung Kidul ditinggal Anak kandung dan pulang dengan kabar sial Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu Diambang) pintu piatu masa lalu Perantau pun pulang dengan wajah sayu Memandang keseberang dengan wajah kuyu Wonosari tumbuh berseri-seri Menyambut pendatang menepis nyeri Menebas belukar dan semak duri
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari jalan leluhur dan para abdi Yang enggan berhitung untuk rugi Gunung Kidul! Gunung Kidul! Desir getir pecah beserpihan Pinggul molekku pantai Baron Harapan dan impian berpelukkan
Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015 Krakal Karya Mahwi Air Tawar Dekaplah tubuhku Sesaplah asin peluhku Punggungku bungkahan batu derita Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang Kondeku jangkar terpancang Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan Gunung Kidul! Gunung Kidul Langsat tubuhku seputih kapur Semak dan belukar nyaring memanggil Pulung untung teruslah mendesir.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Yohanes Rizky Nugroho lahir di Tangerang, 5 Maret 1991. Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Cikokol, Tangerang. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 16 Tangerang pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, menamatkan sekolah tingkat menengah atas di SMA Negeri 6 Tangerang pada tahun 2009. Setelah itu, pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai mahasiswa dalam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Analisis Citraan Pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I.
139