HUBUNGAN ANTARA TERPAAN SUPLEMEN BELIA DENGAN MOTIVASI MENULIS ANGGOTA DREAMS Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung dengan Motivasi Menulis Siswa SMA Anggota Forum Jurnalistik Dreams di Bandung
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Oleh: Tri Ayumi Arsiyono Putri 210110070185
JURNALISTIK FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN KAMPUS BANDUNG 2013
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
:
HUBUNGAN ANTARA TERPAAN SUPLEMEN BELIA DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT DENGAN MOTIVASI MENULIS ANGGOTA DREAMS.
SUBJUDUL :
STUDI KORELASIONAL TENTANG HUBUNGAN ANTARA TERPAAN SUPLEMEN BELIA DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT BANDUNG DENGAN MOTIVASI MENULIS SISWA SMA ANGGOTA FORUM JURNALISTIK DREAMS DI BANDUNG.
PENYUSUN : TRI AYUMI ARSIYONO PUTRI NPM
: 210110070185
Bandung, 22 Maret 2013
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Dede Mulkan, Drs., M.Si
Dra. Laswani, M.Si
NIP: 19650902 198902 1 001
NIP: 19650801 199203 2 001
i
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesngguhnya bahwa skripsi/hasil penelitian ini adalah saya sendiri yang membuat, dan semua kutipan yang ada dalam skripsi ini telah saya sebutkan aslinya.
Bandung, Yang Membuat Penyataan
Tri Ayumi Arsiyono Putri 210110070185
ii
“I think it is time to recognize the fact that man is more than just a mechanism or the costume of conditioning processes, to recognize the humanness of man, to recognize that man is being in a steady search of meaning, and that his heart is restless until he finds meaning in his life.” V. E. Frankl, 1967
For Mum and Dad Brothers, Sisters, and all the rest of the family. I was born and raised by love and care you were build for centuries. Thank you for the strongest foundation of who I am now.
iii
ABSTRAK Tri Ayumi Arsiyono Putri, 210110070185. Skripsi, Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia Dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams: Studi Korelasional Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams di Bandung, 2012. Pembimbing utama Dr. H. Dede Mulkan, M.Si. dan pembimbing pendamping Dra. Laswani, M.Si. (Almh.). Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas membaca, tampilan, dan daya tarik isi dari Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional melalui uji hipotesis Rank Spearman (Rs) dan analisis tabel tunggal. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner (angket), wawancara, pengamatan (observasi), dan studi literatur. Kuesioner dibagikan kepada responden dengan teknik acak sederhana. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dengan derajat keeratan yang kuat, artinya Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat memiliki pengaruh cukup kuat terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Simpulan penelitian ini adalah media memiliki peran yang sangat penting dan berarti dalam sisi edukasi dan pembentukan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dalam hal ini, Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat telah dengan baik melakukan perannya yaitu memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi. Saran dari penelitian ini adalah Suplemen Belia mempertimbangkan kembali untuk memasukkan rubrik KlaBelia ke dalam suplemen agar rubrik tersebut menjadi wadah bagi forum jurnalistik remaja, seperti Dreams, sebagai media yang mampu menampung ide kreatif mereka.
iv
ABSTRACT Tri Ayumi Arsiyono Putri, 210110070185. Correlation Between Supplement Belia in Pikiran Rakyat Daily Newspaper Exposure with Writing Motivation in Members of Journalism Forum “Dreams”, 2012. Main tutor H. Dede Mulkan, Dr., M.Si. and supporting tutor Laswani, Dra., M.Si. (Almh.) Department of Journalism, Faculty of Communication, Padjadjaran University, Bandung. The purpose of this research is to find the correlation between reading intensity, completeness display, and content display of Supplement Belia in Pikiran Rakyat Daily Newspaper with writing motivation in members of Journalism Forum Dreams. The research is using survey methods with correlation technique using Rank Spearman (RS) hypothesis and single chart analysis. The instrument following method for data collection are questionnaire, interview, observation, and by looking related references. Questionnaire spread to respondents by using simple random sampling. The results showed that relation between Supplement Belia in Pikiran Rakyat Daily Newspaper with writing motivation in members of Journalism Forum “Dreams” has a value of positive correlation, which means Supplement Belia in Pikiran Rakyat Daily Newspaper has been strongly influenced the writing motivation in members of Journalism Forum “Dreams”. This research‟s resume is that media has a significant role in education and forming writing motivation in members of Journalstic Forum “Dreams”. In this case, Supplement Belia has been properly perform its role of fullfilling the needs of audiences for information. This research advice is that Supplement Belia will reconsider to put KlaBelia rubric back to the supplement so this rubric can be the right place for teenangers, like people in“Dreams”, as a media which can accept their creative ideas.
v
PRAKATA
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanallahu Wata‟ala karena telah mengabulkan segala bentuk do’a dan harapan sehingga tersusun skripsi ini. Syukur alhamdulillah selalu terucap dalam setiap langkah pengerjaan skripsi ini, baik langkah maju atau mundur. Terima kasih, Yaa Rabb, untuk selalu menuntun hamba-Mu untuk sabar, tegar, dan pantang menyerah dalam segala hal. Skripsi ini tidak akan selesai dan berhasil tanpa bantuan dari banyak pihak. Maka, dengan sepenuh hati saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. H. Dede Mulkan, Drs., M. Si., Ketua Program Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kampus Bandung sekaligus pembimbing utama dan dosen wali saya yang tidak pernah bosan membalas BBM saya untuk janjian bimbingan. Terima kasih, Bapak, atas kesabarannya untuk terus membimbing dan memberi arahan kepada saya hingga skripsi ini selesai. 2. Dra. Laswani, M.Si. (Almh.), pembimbing pendamping yang selalu meluangkan waktu di tengah kesibukan lain beliau untuk membimbing dan mengarahakan saya untuk mengerjakan skripsi yang baik dan benar dan mengoreksi skripsi saya hingga selesai. Terima kasih karena mau membimbing saya yang keras kepala ini, Ibu. Selamat jalan. Sampai berjumpa lagi. 3. Dra. Henny Sri Mulyani, M. Si., Ketua Sub Program Studi Jurnalistik, yang juga sering dipanggil “Malaikat” Jurnal. Terima kasih, Ibu, untuk
vi
membantu saya dalam berbagai macam hal, terutama dalam pengerjaan skripsi ini dan membantu meyakinkan saya bahwa skripsi kuantitatif itu gampang-gampang susah. 4. Ibu dan Bapak, my saviour, my life, my everything. They gave me life to live properly and I hope I can make it to my proper life. Terima kasih teramat sangat atas segala bentuk dukungan. Umi sadar skripsi ini selesai tidak tepat waktu, but what you always have to remember, this is all for you. Every words I wrote is all for you. Thank you. 5. Mas Eko, Mbak Dwi, Kak Herry, Rasya, Abiyan, dan calon-calon keponakanku kelak. Terima kasih untuk tawa dan tangis yang selalu dibagi bersama. For the goods and bads‟ sake, we are family, family stick together no matter what. 6. Dian Ekawati, pembina Forum Jurnalistik Dreams, yang dengan sabar membalas SMS-SMS saya yang kadang agak memaksa. Tanpa Dian, mungkin saya dan Dreams tidak pernah bertemu dan skripsi saya akan diam di tempat. 7. Anggota Forum Jurnalistik Dreams yang dengan legowo menerima saya untuk ngobrol ngalor-ngidul dan mau meluangkan waktunya mengisi angket dari penelitian ini. Terima kasih banyak, tanpa kalian saya tidak akan bergelar sarjana. 8. Redaksi Suplemen Belia, Pak Erwin, Kang Syauqy, Teh Tisha, Mas Adhi, terima kasih sudah membimbing saya dan mau berbagi rahasia di balik Suplemen Belia. Semua informasi yang diberikan sungguh sangat berguna.
vii
9. Seluruh dosen pengajar dan staf Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kampus Bandung, baik yang mengajar saya atau tidak, terima kasih. Terima kasih sudah membantu saya mencari jati diri saya sebagai manusia yang berguna. Terima kasih sudah memperkenalkan bahwa komunikasi itu teramat penting, terutama untuk kita manusia yang pada hakikatnya adalah makhluk sosial. We can not not communicate. 10. Ibu Neni, Sekretatis Program Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kampus Bandung. Terima kasih, Ibu, untuk selalu direpotkan dan untuk menemani saya saat sedang menunggu jadwal bimbingan. Terima kasih sudah mau memberi tahu jadwal Pak Dede ada di tempat atau tidak. 11. Agil Prabowo, my soulmate. Whatever we will be in the next life, you will always be my bestest friend of all. Thank you for such a lovely journey we‟ve had. Thank you for every tears and laugh we shared together. Thank you for being the one whom understand me a lot. Thank you for the best moments I ever had in my life. 12. Handayani Tritama; terima kasih untuk jadi “pemecut” dikala galau akademis. Terima kasih untuk selalu mendengar keluh kesah tentang skripsi, dan tentang hal lain yang kadang gila, kadang sedih, kadang serius. Terima kasih untuk saran-saran yang extra unordinary. Thank you for introducing me different perspective of this world. I never knew there‟re absurd things excistence „til I met ya! Ira Indriani; gue pikir kita cuma tatap muka 4 tahun, ternyata masih ada tahun ke-5. Mudah-mudahan masih ada tahun selanjutnya di mana lo bisa teriak-teriakin gue, Yen.
viii
Kadang gue bersyukur enggak ikut nangis-nangisan hari itu di kostan lo. Because I believe there‟s no goodbye between you and me. 13. My Jurnaltroops07. Troops, waktu dan jarak mungkin memisahkan kita. Tapi selama masih ada situs jejaring sosial dan group di smartphone, nothing can tear us apart. Itu semua yang jadi satu-satunya alat dimana gue bisa tau kabar kalian semua; Kadek, Mbot, Eros, Nuga, Bonte, Aglar, Eja, Ndut, Bolip, Arcen, Falih, Aziz, Tomo, Arni, Bolang, Tiara, Handa, Piwi, Venia, Uci, Iyen, Tasya, Sheila, Chacha, Nafil, Bromo. Semoga kita masih terus menjadi the strongest troops I‟ve ever had. 14. Januarani Citra Utami dan Fachri Fachrudin, our twin couple. Terima kasih untuk senda gurau, tawa, tangis, panas, hujan, yang selalu kita bagi. Thank you for being such a nice friend to us. Thank you for your help, for your understanding, for always there when we need you guys. You rock! 15. Deni Hamdani, Adhitya Nugraha, Randi Rahmawandi, dan Ginanjar Akhmad Yuslia. My crazy boys yang menyaksikan saya tumbuh dari cewek SMA yang slenge‟an dan sekarang menggapai gelar sarjana. Terima kasih sudah berada bersama saya dalam suka dan duka. Keep our togetherness „til the end, boys. 16. To you, my future man. You always be my motivator for everything. I always dream about how my life will be in next 5 or 10 years ahead, maybe
with
you
and
I
ix
hope
with
you.
See
you.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i SURAT PERNYATAAN ............................................................................ ii LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv ABSTRACT ................................................................................................. v PRAKATA ................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 13 1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................ 13 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 13 1.5 Kegunaan ................................................................................................................. 14 1.5.1 Kegunaan Teoritis .................................................................................... 14 1.5.2 Kegunaan Praktis ...................................................................................... 14 1.6 Pembatasan Masalah ............................................................................................... 15 1.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 16
x
1.7.1 Kerangka Teoritis ..................................................................................... 16 1.7.2 Kerangka Konseptual ............................................................................... 18 1.7.3 Operasional Variabel ................................................................................ 21 1.7.4 Bagan Kerangka Pemikiran ...................................................................... 23 1.8 Hipotesis .................................................................................................................. 24 1.8.1 Hipotesis Mayor ....................................................................................... 24 1.8.2 Hipotesis Minor ......................................................................................... 24 1.9 Metodologi Penelitian ............................................................................................. 28 1.9.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 28 1.9.2 Populasi dan Sampel ................................................................................ 28 1.9.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 30 1.9.4 Analisis Data ............................................................................................ 31 1.9.5 Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 32 1.9.5.1 Validitas ............................................................................................ 32 1.9.5.2 Reliabilitas ......................................................................................... 33 1.10 Lokasi Penelitian ................................................................................................... 34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa .................................................................................................. 35 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa .................................................................. 35 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa .............................................................. 39 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa ....................................................................... 41 2.1.4 Komponen Komunikasi Massa ................................................................ 44
xi
2.1.5 Peranan Komunikasi Massa ..................................................................... 46 2.1.6 Efek Komunikasi Massa ........................................................................... 47 2.2 Media Massa ........................................................................................................... 49 2.2.1 Pengertian Media Massa .......................................................................... 49 2.2.2 Bentuk Media Massa ................................................................................ 51 2.3 Media Massa Cetak .................................................................................................. 51 2.3.1 Surat Kabar ................................................................................................ 51 2.3.2 Fungsi Surat Kabar .................................................................................... 52 2.3.3 Karakteristik Suat Kabar ........................................................................... 53 2.3.4 Kategorisasi Surat Kabar .......................................................................... 54 2.3.5 Komponen Surat Kabar ............................................................................ 55 2.4 Artikel (Artikel Jurnalistik) ...................................................................................... 57 2.4.1 Karakteristik Artikel .................................................................................. 57 2.4.2 Kedudukan dan Fungsi Artikel ................................................................ 59 2.5 Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) .................................. 60 2.6 Terpaan Media ........................................................................................................ 63 2.7 Motivasi .................................................................................................................. 65 2.7.1 Pengertian Motivasi................................................................................... 65 2.7.2 Peranan Motivasi ....................................................................................... 66 2.7.3 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik .............................................................. 67 2.8 Tinjauan Penelitian .................................................................................................. 68
xii
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian .................................................................................................... 69 3.1.1 Penelitian Kuantitatif................................................................................. 69 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 72 3.1.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 72 3.1.4 Kerangka Operasional .............................................................................. 75 3.1.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 76 3.1.6 Jenis Sumber Data Penelitian ................................................................... 79 3.1.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 79 3.1.7.1 Pengolahan Data ................................................................................ 79 3.1.7.2 Teknik Pelaksanaan ........................................................................... 81 3.1.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket ................................................ 82 3.1.7.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 86 3.1.8 Analisis Data ............................................................................................ 87 3.2 Objek Penelitian ...................................................................................................... 88 3.2.1 Sejarah Singkat Harian Umum Pikiran Rakyat......................................... 88 3.2.2 Visi dan Misi Harian Umum Pikiran Rakyat ............................................ 94 3.2.3 Struktur Organisasi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat .................... 97 3.2.4 Bagan Struktur Organisasi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat ........ 98 3.2.5 Suplemen Mingguan Belia ....................................................................... 98 3.2.6 Bagan Susunan Redaksi Suplemen Belia ................................................. 102
xiii
3.2.7 Forum Jurnalistik Dreams ........................................................................ 102 3.2.8 Visi dan Misi Forum Jurnalistik Dreams ................................................. 104 3.2.9 Bagan Struktur Organisasi Forum Jurnalistik Dreams ............................ 105
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif ................................................................................................. 107 4.1.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 108 4.1.1.1 Jenis Kelamis Responden .................................................................. 108 4.1.1.2 Usia Responden ................................................................................. 110 4.1.1.3 Status Kelas Responden .................................................................... 111 4.1.1.4 Peringkat Responden di dalam Kelas ................................................ 112 4.1.1.5 Lama Responden Menjadi Anggota Dreams .................................... 114 4.1.1.6 Pekerjaan Orang Tua Responden ...................................................... 116 4.1.1.7 Penghasilan Orang Tua Responden ................................................... 117 4.1.1.8 Membaca Harian Umum Pikiran Rakyat ......................................... 118 4.1.1.9 Cara Responden Memperoleh Harian Umum Pikiran Rakyat .......... 119 4.1.2 Data Penelitian ......................................................................................... 121 4.1.2.1 Terpaan Suplemen Belia ................................................................... 121 4.1.2.2 Motivas Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 147 4.2 Data Kategori .......................................................................................................... 155 4.2.1 Terpaan Suplemen Belia (X) .................................................................... 155 4.2.1.1 Intensitas Membaca Suplemen Belia ................................................ 156 4.2.1.2 Tampilan Suplemen Belia ................................................................. 157
xiv
4.2.1.3 Daya Tarik Isi Suplemen Belia ......................................................... 158 4.2.2 Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y) ..................... 159 4.3 Analisis Korelasi ..................................................................................................... 160 4.3.1 Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia (X) dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y) ..................................... 161 4.3.2 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) ........................................................................................................... 164 4.3.3 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) ................... 168 4.3.4 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalsitik Dreams (Y3) ....... 171 4.3.5 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) ........................................................................................................... 174 4.3.6 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia (X2) dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) ................. 177 4.3.7 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia (X2) dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) ...................................... 180 4.3.8 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia (X2) dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y3) .......................... 183 4.3.9 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia (X2) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) ............ 186
xv
4.3.10 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) ........................................................................................................ 189 4.3.11 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) ................. 192 4.3.12 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y3) .... 196 4.3.13 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) ........................................................................................................ 199 4.4 Tabulasi Silang ........................................................................................................ 202 4.4.1 Tabulasi Silang Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................................... 202 4.4.2 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ..... 203 4.4.3 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................... 204 4.4.4 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ............... 205 4.4.5 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........ 206 4.4.6 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................ 207
xvi
4.4.7 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams .............................................. 209 4.4.8 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams .................................. 210 4.4.9 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams .................... 211 4.4.10 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ..... 212 4.4.11 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................... 213 4.4.12 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ............... 214 4.4.13 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........ 215
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................................. 217 5.2 Saran ........................................................................................................................ 220
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xxiii RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... xxv
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembaca Surat Kabar di Bandung Tahun 2009-2011 .................................... 5 Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Penelitian Sebelum ....................................................... 68 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 86 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................................. 108 Tabel 4.2 Usia Responden ............................................................................................. 110 Tabel 4.3 Status Kelas Responden ................................................................................ 111 Tabel 4.4 Peringkat Responden di dalam Kelas ............................................................ 112 Tabel 4.5 Lama Responden Menjadi Anggota Dreams ................................................ 114 Tabel 4.6 Pekerjaan Orang Tua Responden .................................................................. 116 Tabel 4.7 Penghasilan Orang Tua Responden .............................................................. 117 Tabel 4.8 Apakah Responden Membaca Harian Umum Pikiran Rakyat ...................... 118 Tabel 4.9 Cara Responden Mendapatkan Harian Umum Pikiran Rakyat .................... 119 Tabel 4.10 Frekuensi Membaca Belia dalam Kurun Waktu 1 Bulan ........................... 121 Tabel 4.11 Frekuensi Membaca Suplemen Belia Berdasarkan Sering/Jarangnya Membaca .................................................................................................... 123 Tabel 4.12 Frekuensi Membaca Belia Berdasarkan Kerutinan Membaca .................... 125 Tabel 4.13 Durasi Saat Membaca Suplemen Belia ....................................................... 127 Tabel 4.14 Durasi Total Responden Membaca Suplemen Belia ................................... 129 Tabel 4.15 Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Tata Letak .................................... 131 Tabel 4.16 Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Jenis Huruf ................................... 133 Tabel 4.17 Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Foto Pendukung ........................... 135
xviii
Tabel 4.18 Isi Suplemen Belia Berdasarkan Topik Tulisan .......................................... 138 Tabel 4.19 Isi Suplemen Belia Judul Tulisan ............................................................... 140 Tabel 4.20 Isi Suplemen Belia Berdasarkan Isi Tulisan ............................................... 143 Tabel 4.21 Isi Belia Berdasarkan Narasumber yang Di Wawancara ............................ 145 Tabel 4.22 Motivasi Responden dalam Bentuk Aktualisasi Diri atau Eksistensi Diri ............................................................................................................. 147 Tabel 4.23 Motivasi Menulis Responden dalam Menyalurkan Bakat .......................... 149 Tabel 4.24 Motivasi Menulis Responden dalam Menyalurkan Hobi Menulis ............. 151 Tabel 4.25 Motivasi Menulis Responden dalam Mewujudkan Cita-cita ...................... 153 Tabel 4.26 Terpaan Suplemen Belia ............................................................................. 155 Tabel 4.27 Intensitas Membaca ..................................................................................... 156 Tabel 4.28 Tampilan ..................................................................................................... 157 Tabel 4.29 Daya Tarik Isi .............................................................................................. 158 Tabel 4.30 Motivasi Menulis ........................................................................................ 159 Tabel 4.31 Tabel Kriteria Guilford ............................................................................... 160 Tabel 4.32 Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................................................... 161 Tabel 4.33 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........ 164 Tabel 4.34 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams .............................. 168 Tabel 4.35 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalsitik Dreams ................. 172
xix
Tabel 4.36 Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 174 Tabel 4.37 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ............................ 178 Tabel 4.38 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................................................... 181 Tabel 4.39 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ............................................. 183 Tabel 4.40 Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 187 Tabel 4.41 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................... 190 Tabel 4.42 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams ................................................. 193 Tabel 4.43 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ..................................... 196 Tabel 4.44 Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 199 Tabel 4.45 Tabulasi Silang Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ............................................. 202 Tabel 4.46 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........ 203
xx
Tabel 4.47 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams .............................. 204 Tabel 4.48 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ................. 205 Tabel 4.49 Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........... 206 Tabel 4.50 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........................... 207 Tabel 4.51 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams ................................................. 209 Tabel 4.52 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams .................................... 210 Tabel 4.53 Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 211 Tabel 4.54 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams ........ 212 Tabel 4.55 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams .............................. 213 Tabel 4.56 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams ................. 214 Tabel 4.57 Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams ...................... 215
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Angket ..................................................................................... 1 Lampiran II Coding Book ........................................................................... 5 Lampiran III Coding Sheet ......................................................................... 8 Lampiran IV Daftar Nama Responden ...................................................... 9 Lampiran V Tabel Matrix .......................................................................... 11 Lampiran VI Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 13 Lampiran VII Transkip Wawancara ........................................................... 14 Lampiran VIII Surat Izin Penelitian (Forum Jurnalistik Dreams) ............. 15 Lampiran IX Surat Izin Penelitian (Suplemen Belia) ................................. 16 Lampiran X Surat Keputusan Pembimbing Utama ..................................... 17 Lampiran XI Surat Keputusan Pembimbing Pendamping .......................... 18 Lampiran XIV Kartu Bimbingan ................................................................ 19
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berinteraksi antara satu
individu dengan individu lain. Bahan utama yang dibutuhkan dalam berinteraksi adalah komunikasi. Maka, secara sadar maupun tidak, manusia perlu dan selalu membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Melalui komunikasi, sebuah individu dapat mengutarakan yang ada dipikirannya, memberikan pendapat dan mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Kita juga dapat memperoleh informasi dan keperluan lain yang kita butuhkan. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2007: 5). Komunikasi berdasarkan konteksnya diklasifikasikan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah komunikasi massa. Ardianto, Komala, dan Karlinah dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, mengutip Blake & Haroldsen tentang pengategorian proses komunikasi. Menurut Blake & Haroldsen, proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Media massa, baik cetak maupun elektronik,
1
2
merupakan alat utama yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan di komunikasi massa. Nurudin mengutip, dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa, definisi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney: Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogenous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen) (Black and Whitney, 1988).
Media massa merupakan salah satu media dalam proses komunikasi menurut pengertian komunikasi massa. Media massa berperan penting dalam proses penyampaian pesan dari komunikator pada komunikan dalam jenis komunikasi ini, mengingat komunikan dalam komunikasi massa tidak dalam jumlah sedikit dan lokasinya tersebar luas. Morissan mengutip pernyataan McQuail tentang karakteristik media massa dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi Massa. Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (university of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini (Denis McQuail, 2000).
Media massa, dewasa ini, memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan opini dan membangun rasa kepercayaan seseorang. Media massa memberikan pesan-pesan tertentu dalam setiap informasinya yang kemudian berpengaruh pada terbentuknya sikap terhadap pesan-pesan tersebut, sehingga terbentuklah opini pribadi dari seseorang.
3
Pada era globalisasi seperti saat ini, setiap individu tidak ingin ketinggalan dengan informasi yang senantiasa ter-update setiap harinya. Maka, mereka tidak puas dengan informasi yang diperoleh dari mulut ke mulut saja. Peran media massa sangat penting disini. Untuk memenuhi ketidakpuasan tersebut, media massa dituntut memberikan informasi yang lebih dari media-media sebelumnya. Media massa terdiri dari dua macam, yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari berbagai macam media, diantaranya, surat kabar dan majalah. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari radio, televisi, dan media online. Media massa yang pertama kali ditemukan adalah media massa cetak. Mengikuti empat fungsi media massa (to inform, to educate, to entertain dan to persuade), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah to inform atau untuk memberikan informasi.
Hal
tersebut
sesuai
dengan
keinginan
pembaca yang membaca surat kabar, yakni untuk memenuhi rasa keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Surat kabar juga berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif. Menurut perkembangannya, surat kabar tidak hanya diminati oleh kalangan usia menengah ke atas, tetapi kalangan usia menengah ke bawah juga berminat terhadap surat kabar. Bisa dilihat dari semakin banyaknya majalah yang dikhususkan untuk kalangan pelajar. Dalam surat kabar pun semakin banyak rubrik yang dikhususkan untuk pelajar. Surat kabar juga merupakan salah satu media massa cetak yang memberikan unsur positif bagi perkembangan pengetahuan pelajar untuk memperoleh berbagai informasi seputar kegiatan mereka. Bahkan, beberapa surat
4
kabar mengikutsertakan pembacanya, dalam hal ini pelajar, untuk turut andil dalam proses pembuatan produk media massa. Kontribusi pelajar terhadap proses pembuatan produk media massa ternyata masih dianggap kurang terhadap hasil jadi media massa tersebut. Kadang surat kabar tersebut masih terlihat membosankan dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti media on-line dan televisi. Hal ini yang membuat pers termotivasi untuk membuat rubrik yang menarik dan dapat menumbuhkan minat membaca dan minat menulis. Maka dari itu, peneliti memilih media massa cetak, khususnya koran, sebagai salah satu objek penelitian yang peneliti lakukan. Media massa cetak yang peneliti pilih adalah Harian Umum Pikiran Rakyat. Peneliti memilih Harian Umum Pikiran Rakyat sebagai objek penelitian yang peneliti lakukan karena Pikiran Rakyat merupakan salah satu surat kabar terbesar di Jawa Barat, khususnya di Bandung. Harian Umum Pikiran Rakyat merupakan media massa cetak (surat kabar) terbesar di Jawa Barat. Hal tersebut didukung oleh data dari Nielsen Media Research (NMR) Wave IV Tahun 2006, bahwa pembaca Pikiran Rakyat (PR) di Jawa Barat mencapai angka tertinggi dibandingkan dengan surat kabar lainnya yang beredar di wilayah Jawa Barat.
5
Tabel 1.1. Pembaca Surat Kabar di Bandung Tahun 2009-2011 Surat Kabar Pikiran Rakyat Seputar Indonesia Galamedia Kompas Tribun Jabar Media Indonesia Republika Tempo
2009 434.000 154.000 110.000 88.000 50.000 6.000 12.000 7.000
Jumlah Pembaca 2010 457.000 120.000 103.000 90.000 47.000 17.000 10.000 7.000
2011 463.000 186.000 115.000 97.000 66.000 19.000 8.000 6.000
Sumber: Nielsen Media Research Wave IV Tahun 2011
Peneliti memilih suplemen Belia sebagai objek penelitian yang peneliti lakukan karena suplemen ini memiliki konsep yang berbeda dengan bacaanbacaan remaja lainnya, yang kebanyakan membahas tentang gaya hidup. Suplemen merupakan lembaran tambahan informasi dalam surat kabar mengenai bidang-bidang tertentu yang dianggap memerlukan kupasan lebih mendalam. Saat ini, cukup banyak surat kabar yang menyisipkan suplemen dalam tiap edisinya, sehingga keberadaan suplemen bukan hal yang baru lagi dalam industri surat kabar. Sifat suplemen yang lebih segmentif ini kemudian memiliki “penggemar” masing-masing. Setiap pembaca mempunyai motif yang berbeda-beda saat mereka memutuskan untuk membaca sebuah suplemen. Biasanya dipengaruhi oleh usia, minat, jenis kelamin, keyakinan, lingkungan, pergaulan dan hal-hal yang berhubungan dengan keseharian para pembaca. Motif menggunakan suplemen ini dapat berupa keinginan untuk mengetahui peristiwa atau segala hal
6
mengenai lingkungannya untuk memperoleh hiburan atau hanya sekedar menghabiskan waktu. Suplemen dalam surat kabar berusaha untuk menyentuh berbagai golongan usia maupun berbagai minat atau kepentingan dalam suatu bidang. Peran suplemen harus mengikuti selera dan perkembangan dan masyarakat sebagai pasarnya. Maka surat kabar, dalam hal ini Harian Umum Pikiran Rakyat, harus berusaha untuk menjangkau pelajar sebagai pembaca melalui suplemen yang dikhususkan untuk pelajar, yaitu suplemen Belia. Kenyataannya minat baca para pelajar terhadap surat kabar terlihat masih kurang, bahkan tidak sedikit yang menilai surat kabar adalah bacaan yang membosankan. Dibandingkan dengan televisi yang lebih menarik karena bisa bersifat audiovisual, surat kabar kalah pamor dengan media ini. Hal tersebut yang mendorong penerbitan pers untuk memberikan pilihan suplemen bagi pelajar sebagai segmentasi pembacanya. Kehadiran suplemen ini dapat meningkatkan minat baca para pelajar, yang juga dianggap berkurang saat ini. Selain itu, suplemen juga dapat menumbuhkan minat menulis serta perubahan sikap dari pembacanya, dalam hal ini pelajar. Keterkaitan dan ketergantungan dunia pendidikan dengan media massa sudah tidak dapat dipisahkan. Baik media nasional, regional, maupun lokal, saat ini sudah melibatkan insan pers muda untuk menerbitkan produk media baru. Harian Umum Pikiran Rakyat memiliki suplemen khusus remaja, Belia yang mampu melibatkan insan pers muda untuk menerbitkan produk media baru. Suplemen Belia merupakan sebuah wahana jurnalistik bagi para pelajar di sekitar Jawa Barat, khusunya Bandung, yang disuguhkan Harian Umum Pikiran Rakyat.
7
Suplemen Belia hadir di tengah pembacanya pada tahun 2004 dan terbit satu minggu sekali setiap hari Selasa. Latar
belakang
diadakannya
suplemen
Belia
adalah
untuk
memperkenalkan jurnalisme kepada pelajar, karena pelajar merupakan sumber daya yang berasal dari “hulu” yang mengalir sampai ke “muara” melalui sebuah proses tertentu. Selain belajar formal sesuai kurikulumnya, mereka juga mengikuti berbagai aktivitas untuk mengembangkan diri, salah satunya melalui jurnalisme. Suplemen yang ada pada surat kabar mampu membantu anak menentukan atau lebih fokus pada minat apa yang ingin mereka tekuni. Jurnalisme mengajak mereka untuk mulai menghayati kenyataan, menyampaikan dan menuangkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan ke dalam suatu wadah, dalam hal ini medianya berupa Harian Umum Pikiran Rakyat dalam suplemen Belia. Para pembaca dapat menuangkan pikirannya dalam bentuk opini, sains, resensi buku, literasi, wacana, mimbar akademik, obrolan, dan lain-lain dengan bahasa yang sesuai dengan kaidah komunikasi dan di mengerti oleh pembaca seusianya. Permasalahan pembaca, khususnya remaja, tidaklah rumit seperti pembaca surat kabar secara keseluruhan. Dengan adanya suplemen, ide-ide mereka tidak hanya berakhir dengan melupakannya, tetapi juga dapat terdokumentasi dalam suplemen tersebut. Ditambah lagi dengan adanya suplemen Belia, para pelajar termotivasi agar mengirimkan tulisannya dan Harian Umum Pikiran Rakyat memberikan intensif kepada pelajar yang tulisannya dimuat di suplemen Belia. Peneliti menggunakan Suplemen Belia sebagai subjek penelitian karena Suplemen Belia merupakan satu-satunya suplemen di harian umum di Bandung
8
yang ditujukan sepenuhnya untuk remaja, khususnya remaja dalam rentang usia 15-18 tahun. Dalam usia tersebut, remaja pada umumnya sedang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA). Isi dari Suplemen Belia itu sendiri terdiri dari berbagai sumber penulis. Meskipun sebagian besar ditulis oleh reporter dari Pikiran Rakyat dan Belia, namun Suplemen Belia memberi kesempatan para pembacanya untuk ikut mengirim tulisan-tulisan mereka. Jika tulisan yang diterima layak cetak, maka, tulisan-tulisan dari para remaja yang membaca Suplemen Belia, akan dimuat dan mendapatkan honor. Anggapan dasar Individual Differences Theory (Teori Perbedaan Individual) ialah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam pula. Dari lingkungan yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai, dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang membedakannya dari yang lain (Effendy, 2003: 275).
Teori Perbedaan Individual memandang bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimulus tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis. Pengalaman belajar dan lingkungan yang berbeda menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula (Rakhmat, 2012: 201-202).
Dunia Remaja Muslim, atau disingkat Dreams, adalah sebuah forum jurnalistik SMA/SMK/MA se-Kota Bandung. Dreams juga merupakan nama buletin remaja yang dikelola oleh para pelajar di Bandung. Dreams mencoba menjadi sarana komunikasi dan informasi bagi para pelajar SMA di Bandung dengan menerbitkan buletin setiap bulan yang dikemas dengan menggunakan bahasa yang lugas, sesuai dengan bahasa keseharian para remaja.
9
Karya Dreams tidak ingin sebatas buletin saja, Dreams mempunyai citacita untuk mengembangkan kreativitas dan potensi mereka dengan menghasilkan sebuah karya yang mendidik dan dapat memberikan inspirasi bagi muda-mudi masa kini dengan menerbitkan sebuah majalah atau Dreams Magz!. Dreams terbentuk sejak 2007 dimana anggotanya merupakan siswa-siswi SMA di Bandung. Awalnya, forum jurnalistik ini diberi nama Forlisma (Forum Silaturahmi Remaja). Pertama kali tebentuknya Forlisma hanya beranggotakan sembilan orang dan terus bertambah menjadi 60 orang. Seiring berjalannya waktu, anggota Forlisma mulai berkurang. Dengan demikian, Forlisma mulai menyeleksi orang-orang yang konsisten ingin menciptakan sebuah karya yang kreatif dan mendidik. Pada awal Februari 2008, Forlisma memutuskan untuk mengganti nama menjadi Jurnalistik Remaja Islam Bandung. Para anggota diberikan ilmu pengetahuan dan praktek secara langsung mengenai jurnalistik. Setelah mengikuti beberapa kali training jurnalistik, anggota Jurnalistik Remaja Islam Bandung diberikan kesempatan untuk menerbitkan sebuah buletin. Akhirnya, pada bulan Agustus 2008 diadakanlah pertemuan anggota untuk membahas persiapan pembuatan buletin. Disitulah nama Dreams (Dunia Remaja Muslim) muncul. Dreams sendiri mempunyai kelebihan sebagai forum jurnalistik yang segmentif. Dreams merupakan satu-satunya forum jurnalistik dan paling konsisten mengeluarkan produk jurnalistiknya, yang ditujukan kepada khalayaknya, yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kota Bandung. Dreams mengajak
10
aktif para anggotanya untuk berkegiatan jurnalistik di sela kegiatan sekolah mereka. Sebagai forum jurnalistik, sebagian besar kegiatan para anggota Dreams berada dalam lingkup jurnalistik. Kegiatan jurnalistik mereka adalah mencari berita, menulis berita, dan menyebarkannya kepada khalayak. Anggota Dreams sangat aktif dalam berbagai jenis kegiatan yang mampu membantu mereka menyebarkan informasi. Motivasi anggota Dreams ini yang menjadi salah satu penilaian peneliti untuk menjadikan anggota Forum Jurnalistik Dreams sebagai objek penelitian ini. Apakah Suplemen Belia memiliki kontribusi terhadap pergerakan aktif para anggota Dreams tersebut. Mengingat
hampir
seluruh
Sekolah
Menengah
Atas
memiliki
perwakilannya yang terdaftar sebagai anggota Dreams, maka sirkulasi penyebaran produk dari forum ini, yaitu Dreams Magz! sangat luas. Mereka memanfaatkan anggota-anggota yang berbeda sekolah lalu kemudian menyebarkan majalah mereka di sekolah-sekolah tersebut. Sampai saat ini, anggota Dreams yang terdaftar dalam database mereka dan juga aktif dalam kegiatan jurnalistik yang dilakukan bersama anggota lain mencapai 85 orang. Hampir seluruh SMA/SMK/MA di Kota Bandung terdaftar beberapa perwakilannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana hubungan antara terpaan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis, khususnya para anggota forum jurnalistik Dreams yang masih aktif dalam kegiatan organisasi.
11
Anggota Dreams yang tercatat masih aktif dalam kegiatan forum dan masih terdaftar sebagai siswa-siswi sekolah menengah di Bandung adalah anggota angkatan ke-IV dengan jumlah anggota 85 orang aktif. Peneliti memilih melakukan penelitian terhadap anggota forum jurnalistik Dreams karena forum ini merupakan forum yang berlandaskan ilmu jurnalistik dan memiliki visi dan misi yang cukup kuat untuk memberikan informasi pada khalayaknya, dalam hal ini adalah pelajar SMA se-Kota Bandung. Dreams bermarkas di salah satu sekolah negeri di Kota Bandung, yaitu SMA Negeri 12 Bandung. Menurut data sirkulasi penyebaran surat kabar Pikiran Rakyat yang peneliti terima dari bagian produksi surat kabar Pikiran Rakyat, SMAN 12 Bandung mempunyai angka yang cukup tinggi dalam penyebarannya. SMAN 12 Bandung meminta 50 eksemplar surat kabar Pikiran Rakyat setiap bulannya. Peneliti juga menemukan surat kabar Pikiran Rakyat saat berkunjung ke ruangan yang menjadi markas para anggota Dreams dan terdapat beberapa kliping yang berisi kumpulan tulisan-tulisan yang mereka kirim dan dimuat di suplemen Belia. Terbukti bahwa para anggota Dreams membaca dan mengetahui apa yang menjadi objek penelitian skripsi ini, yaitu suplemen Belia yang terdapat dalam surat kabar Pikiran Rakyat. Para anggota Dreams menganggap Suplemen Belia merupakan salah satu wujud nyata media cetak yang mampu mewadahi karya tulis mereka. Mereka bisa menulis sesuai dengan topik yang ditentukan suplemen maupun yang menurut mereka menarik untuk diangkat. Bahkan saat tulisan dimuat, merupakan suatu kebanggaan sendiri bagi individu penulis maupun atas nama kelompok.
12
Keberadaan Suplemen Belia benar-benar membantu anggota Dreams untuk mengetahui topik terhangat di Bandung dan sekitarnya.1 Mengingat forum ini adalah forum jurnalistik satu-satunya di kalangan remaja yang mengajak seluruh pelajar SMA se-Kota Bandung untuk menjadi anggotanya, Dreams juga merupakan wadah yang baik dan positif untuk kegiatan jurnalisme di kalangan pelajar. Forum ini juga mengajak anggotanya untuk terjun langsung dalam proses pembuatan media tersebut. Berdasarkan rincian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Motivasi Menulis Para Anggota Forum Jurnalistik Dreams.
1
Dian Ekawati, wawancara 30 Mei 2012
13
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, peneliti merumuskan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams?”
1.3.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams? 2. Bagaimana hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams? 3. Bagaimana hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams?
1.4.
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 2. Untuk mengetahui hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 3. Untuk mengetahui hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams.
14
1.5.
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut. 1.5.1. Kegunaan Teoritis 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran baik bagi pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya Ilmu Jurnalistik, yang berkaitan dengan terpaan Suplemen Belia pada Harian Umum Pikiran Rakyat, dalam hubungannya dengan minat menulis. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi oleh para penelitian lain dalam melakukan penelitian-penelitian lanjutan mengenai permasalah sejenis serta dapat memperkaya kajian ilmiah di bidang komunikasi. 1.5.2. Kegunaan Praktis 1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada pembaca mengenai terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat, di mana suplemen tersebut membahas mengenai berbagai kegiatan pelajar dan sekolah di Bandung yang dapat membangkitkan minat pembacanya untuk menulis dan melakukan kegiatan positif, seperti yang tertera dalam Suplemen Belia. 2. Untuk pihak Harian Umum Pikiran Rakyat, dapat memberikan gambaran dan manfaat bagi Suplemen Belia, dan untuk mengetahui dampak dari Suplemen tersebut terhadap pembacanya.
15
1.6.
Pembatasan Masalah Kriyantono (2008) mengutip definisi terpaan menurut Rakhmat dan Sari
dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, yaitu: Terpaan media (media exposure), menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat, 2001: 66). Sedangkan menurut Sari, dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan (Sari, 1993: 29).
Terpaan atau exposure adalah kedaan pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa (Effendy: 1989). Dalam Kamus Komunikasi yang ditulis oleh Onong Uchjana Effendy, motivasi adalah kegiatan membangkitkan motif, yakni daya gerak, yang terdapat pada diri sendiri atau diri orang lain, agar melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Motivasi sering juga disebut penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Motivasi juga bisa dikatakan sebagai penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku (Irwanto, dkk., 2002: 193).
Pengertian dasar motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, yaitu kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki.
16
1.7.
Kerangka Pemikiran
1.7.1. Kerangka Teoritis Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Individual Differences Theory (Teori Perbedaan Individual). Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana hubungan antara terpaan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Peneliti menggunakan teori ini karena pada teori ini terdapat asumsi “perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu”. Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dapat dijadikan motivasi menulis bagi para pelajar. Dengan membiasakan menulis, pelajar bisa menyalurkan dan mengekspresikan pikirannya. Individual Differences Theory beranggapan bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula (Rakhmat, 2004: 203-204). Teori ini ditemukan oleh Melvin D. Defleur dan memiliki nama lengkap Individual Differences Theory of Mass Communication Effect. Jadi, teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 275).
17
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (2003) menjelaskan bahwa menurut teori perbedaan individual, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapan terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi, efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya. Onong juga menyatakan, dalam bukunya tersebut, bahwa teori ini beranggapan manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai, dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang membedakannya dari yang lain. Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setaip pribadi anggota khalayak itu, maka secara ilmiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu (Effendy, 2003: 275276).
18
Teori Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya perilaku audience. Proses ini berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus-response. Di sini tidak audience yang relatif sama, pengaruh media massa pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu itu yang berasal dari pengalaman masa lalu (Nurudin, 2003: 98). Motivasi manusia pada umumnya bermacam-macam. Ada yang pada awalnya berasal dari keinginan dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar dirinya. Motivasi merupakan salah satu penggerak internal dalam prbadi orang yang mendorong ketertarikan dalam berbuat sesuatu (Gerungan, 2004). Motivasi sering juga disebut sebagai penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Motivasi juga bisa dikatakan sebagai penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku (Irwanto, dkk, 2002: 193).
Pengertian dasar motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 1.7.2.
Kerangka Konseptual Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu Variabel X (membaca
suplemen Belia) dan Variabel Y (motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams). 1. Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat yang meliputi: a. Intensitas membaca suplemen Belia, b. Tampilan suplemen Belia, c. Daya tarik isi suplemen Belia.
19
Dalam penyampaian pesan dari sebuah media, dibutuhkan intensitas waktu penyampaian atau yang dalam penelitian ini disebut intensitas membaca. Intensitas membaca menurut kamus komunikasi adalah jumlah waktu yang digunakan dalam membaca, terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 2003: 147). Sub konsep intensitas sendiri terdiri dari dua indikator, yaitu frekuensi dan durasi. Indikator pertama adalah frekuensi. Frekuensi penggunaan media dalam mengumpulkan data khalayak tentang beberapa kali sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk penelitian harian); berapa kali seseorang menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulan); serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan) (Ardianto, dkk., 2007: 168).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan periode harian sebagai alat ukur keaktifan para pembaca dalam memenuhi kebutuhan informasinya tentang berbagai aktivitas pelajar dan kegiatan sekolah di suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat. Penelitian ini menunjukkan bahwa daya tarik merupakan salah satu penunjang sebuah pesan sampai dengan baik dari komunikator kepada komunikan. Daya tarik terdiri dari daya tarik visual dan daya tarik isi rubrik. (Azwar, 2002: 72). Definisi terpaan menurut Sari (1993) dalam buku Teknik Praktis Risek Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Kriyantono, 2008), dapat dioperasinalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan.
20
Pada Kamus Komunikasi, terpaan atau exposure adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa. (Effendy, 2002) Komunikasi massa menjelaskan bahwa terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis mendia meliputi audio, audiovisual, media cetak, kombinasi media audio dan media audiovisual, media audio dan media cetak, media audiovisual dan media cetak, serta media audio, audiovisual dan media cetak (Ardianto, dkk., 2007: 168). 2. Motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams terhadap suplemen Belia yang meliputi: Sebagai bentuk aktualisasi diri, Menyalurkan bakat, Menyalurkan hobi menulis, Mewujudkan cita-cita. (Irwanto, dkk., 2002: 194) Pesan bisa memperluas pengetahuan pembaca. Khalayak yang tidak atau jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber pengetahuan akan jauh lebih “kuper” dibanding dengan mereka yang selalu menjadikan media massa sebagai referensi utama dalam hidupnya (Nurudin, 2003: 96). Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, McGuire (1974) menyebutkan 16 motif mengenai pendekatan motivasional berdasarkan aliran dalam psikologi motivasional. Mula-mula motif dikelompokan pada dua kelompok besar: motif kognitif (berhubungan dengan
21
pengetahuan), termasuk teori stimulasi didalamnya, dan motif afektif (berkaitan dengan perasaan) (Rakhmat, 2004: 208-209). Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang per orang, maka intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan sesuatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya (Ardianto, dkk., 2007: 94). 1.7.3.
Operasional Variabel Variabel X (bebas): Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat 1. Subvariabel (X1): Intensitas membaca suplemen Belia Indikator: -
Frekuensi (seringnya) membaca suplemen Belia
-
Durasi (lamanya) membaca suplemen Belia
2. Subvariabel (X2): Tampilan suplemen Belia Indikator: -
Lay out suplemen Belia
-
Jenis huruf yang digunakan
-
Foto yang ditampilkan
22
3. Subvariabel (X3): Daya tarik isi suplemen Belia Indikator: -
Topik yang diangkat
-
Judul tulisan
-
Manfaat isi berita
-
Narasumber
(Azwar, 2002: 72; Ardianto, dkk., 2007: 168; Kriyanto, 2008)
Variabel Y (terikat): Motivasi menulis Dreams Indikator: -
Sebagai bentuk aktualisasi diri
-
Menyalurkan bakat
-
Menyalurkan hobi menulis
-
Mewujudkan cita-cita (Irwanto, dkk., 2002: 194)
anggota forum jurnalistik
23
1.7.4.
Bagan Kerangka Pemikiran
“Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Motivasi Menulis Anggota Dreams”
Individual Differences Theory Teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 275)
VARIABEL X
VARIABEL Y
Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat
Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
X1: Intensitas Membaca suplemen Belia
Indikator :
X2: Tampilan suplemen Belia X3: Daya tarik isi suplemen Belia (Azwar, 2002: 72), (Ardianto, dkk., 2007: 168) dan (Kriyanto, 2008)
Indikator: X1: - Frekuensi (seringnya) membaca suplemen Belia - Durasi (lamanya) membaca suplemen Belia X2: - Lay out suplemen Belia - Jenis huruf yang digunakan - Foto yang ditampilkan X3: - Topik yang diangkat - Judul tulisan - Manfaat isi berita - Narasumber (Azwar, 2002: 87)
-
Sebagai bentuk aktualisasi diri
-
Menyalurkan bakat
-
Menyalurkan hobi menulis
-
Mewujudkan cita-cita
(Irwanto, 2002: 194)
24
1.8.
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini lebih mengacu kepada bagaimana hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Apakah terdapat hubungan positif antara variabel X dengan variabel Y. Atau terdapat hubungan negatif antara variabel X dan variabel Y. Dalam model tradisional ilmu, kita melihat bagaimana dari kasus-kasus observasi kita simpulkan teori melalui proses induksi. Selanjutnya, dari teori kita dapat menjabarkan proposisi-proposisi baru memulai proses deduksi. Teori tidak dapat diuji. Supaya dapat diuji, teori harus dirinci menjadi proposisi-proposisi. Proposisi seperti ini disebut hipotesis. Hipotesis menghubungkan teori dengan dunia empiris. Human Relation yang efektif membantu keberhasilan hubungan masyarakat adalah teori (Rakhmat, 1995: 14). 1.8.1.
Hipotesis Mayor Hipotesis Mayor penelitian ini adalah: H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara terpaan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams.
1.8.2.
Hipotesis Minor Hipotesis Minor penelitian ini adalah: 1. H0: Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams.
25
H1: Terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. 2. H0: Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. 3. H0: Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 4. H0: Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara intensitas membaca suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. 5. H0: Tidak terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams.
26
H1: Terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. 6. H0: Tidak terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. 7. H0: Tidak terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 8. H0: Tidak terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara tampilan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. 9. H0: Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams.
27
H1: Terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan aktualisasi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. 10. H0: Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. 11. H0: Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 12. H0: Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. H1: Terdapat hubungan antara daya tarik isi suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan citac-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams.
28
1.9.
Metodologi Penelitian
1.9.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode teknik analisis korelasional. Teknik analisis korelasional adalah metode yang meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 1995: 27). Penelitian korelasi digunakan untuk menemukan kemungkinan adatidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel bergantung. Variabel-variabel itu terjadi secara bersamaan dengan bersifat konstruk. Apapun variabel konstruk bisa dicari hubungannya dalam penelitian sepanjang didukung teori. Berdasarkan arah hubungan dibedakan menjadi hubungan positif dan negatif. Berdasarkan banyaknya variabel dibedakan menjadi hubungan tunggal, hubungan ganda, hubungan multi, hubungan siklus, dan hubungan rumit (path correlation) (Widodo, 2009: 41). 1.9.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit-unit observasi yang karakteristiknya akan diduga. Di sini populasi dapat dibedakan menjadi populasi sampling dan populasi sasaran. Misal, apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampling, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang berjenis kelamin perempuan yang sudah kawin, seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh perempuan yang sudah kawin dalam wilayah penelitian tersebut disebut populasi sasaran (Prijana, 2005: 4).
29
Berdasarkan pengategorian tersebut, dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah para pelajar yang tergabung menjadi anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan hasil survei, jumlah seluruh anggota Forum Jurnalistik Dreams terdiri dari pelajar kelas X, XI, XII yang masih aktif, baik di forum ataupun masih berstatus pelajar, berjumlah 85 orang. Penentuan ukuran atau jumlah sampel bisa dilakukan dengan penghitungan statistik. Penghitungan statistik ini dapat diterapkan baik untuk populasi yang diketahui jumlahnya atau yang belum diketahui. Dalam hal ini, peneliti menggunakan sampling acak sederhana, sehingga menggunakan rumus: n
(
n
(
)
di mana
)
n n = 53,57 n
54 orang
Keterangan : n
=
Ukuran sampel (size of sample)
n0
=
Sampel asumsi
t
=
Koefisien kepercayaan (coefficient of confidence)
d
=
Sampling eror
p&q =
Parameter proporsional binomimal
N
Ukuran populasi
=
30
1.9.3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Kuesioner (Angket) Cara pengumpulan data dengan menyampaikan daftar seperangkat pertanyaan baik langsung maupun melalui pos kepada responden penelitian.
Merupakan
daftar
pertanyaan
berstruktur,
operasionalisasinya adalah penyusunan formulasi pertanyaan dimana jawabannya sudah disediakan. Responden hanya perlu memilih alternatif jawaban. Hasil angket digunakan sebagai sumber membuat analisa data dan uraian serta kesimpulan. 2) Wawancara Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara lisan antara peneliti dengan responden. Teknik ini digunakan mendapatkan keterangan secara lisan berupa tanya jawab dengan pihak redaktur suplemen Belia dan dokumentasi Harian Umum Pikiran Rakyat mengenai latar belakang didirikannya perusahaan, operasionalisasi kerja perusahaan, hubungan suplemen Belia dengan aspek motivasi menulis para pembacanya. 3) Observasi (Pengamatan) Cara mengumpulkan data dengan responden penelitian dengan menggunakan indera atau alat bantu indera peneliti. Data yang cocok dikumpukan dengan observasi terbatas pada jenis data yang dapat diindera, misal bentuk, warna, suara, gerakan, dsb. Observasi akan lebih mudah jika terdapat daftar informasi yang diperlukan.
31
4) Studi Pustaka Cara mengumpulkan data dengan mengambil data tertulis yang telah disimpan secara baik. Dengan teknik ini, peneliti bisa mendapatkan data dari penelaahan literatur yang berupa: buku-buku dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian yang peneliti bahas. 1.9.4.
Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah data deskriptif dan analisis data
inferensial. 1.
Analisis Deskriptif Analisis ini memberikan gambaran tentang data-data responden atau
sampel yang dituju, seperti latar belakang, jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan yang ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentatif disajikan dalam bentuk diagram. Analisis ini dipergunakan untuk menguji data sesuai dengan data yang didapatkan dari responden. 2. Analisis Inferensial Analisis inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2009: 148). Dalam penelitian ini, teknik analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan rumus statistik Rank Spearman. Rumus uji statistik Rank Spearman bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel X dan variabel Y. Penggunaan rumus uji statistik ini berfungsi untuk memperoleh kesimpulan atas jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden. Dari kesimpulan tersebut, dapat diketahui
32
apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak (Siegel, 1990: 253). Cara menghitung pengujian koefisien korelasi menurut Rank Spearman dengan menggunakan rumus:
t hitung =
√ √
Kriteria Uji: Tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel (dk = N-2), terima H0 dalam hal lainnya. 1.9.5.
Validitas dan Realibilitas
1.9.5.1.
Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun, 1989: 122). Maka, dalam penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket, daftar angket yang dibuat harus mengukur apa yang ingin kita ukur. Peneliti menggunakan validitas konstruk untuk pengujian validitas dalam penelitian ini. Validitas konstruk adalah bagaimana alat ukur yang dikembangkan mampu mengemukakan seluruh aspek yang membangun kerangka dari konsepkonsep yang diteliti. Untuk mencapai hasil yang valid, peneliti menyusun angket berdasarkan pada permasalahan yang diteliti. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan koefisiensi korelasi Spearman dengan rumus sebagai berikut:
rs
atau
rs
√
33
Di mana: ∑
∑
∑
Keterangan: rs
=
Koefisien korelasi Rank Spearman
d1
=
Selisih rangking variabel pertama dan kedua
n
=
Jumlah sampel
1.9.5.2.
Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan korelasi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989: 140). Reliabilitas memiliki sifat yang dapat dipercaya. Teknik perhitungan koefisiensi relatibilitas yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan koefisiensi Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus:
[
]
(Azwar, 2001;78) Di mana:
K
=
Jumlah instrumen pertanyaan
∑ S2 i
=
Jumlah varian dari tiap instrumen
S 2 total
=
Varian dari keseluruhan
34
Reliabilitas
dapat
menunjukkan sejauh mana tingkat
konsistensi
pengukuran dari suatu responden dengan yang lainnya, dalam hal ini, sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan perbedaan persepsi dan interpretasi dalam memahami pertanyaan yang diajukan.
1.10.
Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di markas utama Forum Jurnalistik Dreams
yang terletak di SMA Negeri 12 Bandung, Jalan Sekejati IV No. 36, Kiaracondong, Bandung dan di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Jl. Diponegoro No. 63, Bandung yang merupakan tempat mereka berkumpul dengan para pembimbingnya atau kakak kelas yang sudah lulus sekolah. Penelitian juga akan dilakukan di kantor redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat di Jalan Soekarno Hatta No. 143, Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada Februari 2012 sampai dengan Juni 2012.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.1.
Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) Teori ini ditemukan oleh Melvin D. Defleur dan memiliki nama lengkap
Individual Differences Theory of Mass Communication Effect. Jadi, teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek. Teori perbedaan individual, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesanpesan, terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilainilainya. Tanggapan terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi, efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya (Effendy, 2003: 275).
Penelitian ini menggunakan Teori Perbedaan Individual atau Individual Differences Theory. Melalui penelitian ini ingin mengetahui bagaimana hubungan antara terpaan suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Organisasi Jurnalistik Dreams. Proses pencarian hubungan tersebut membutuhkan teori yang mampu mendukung dan membantu meneliti hubungan tersebut agar penelitian ini menjadi penelitian ilmiah yang didasari sebuah teori yang sesuai dengan subyek dan obyek penelitian. Teori ini beranggapan manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan
35
36
perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai, dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang membedakannya dari yang lain. Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setaip pribadi anggota khalayak itu, maka secara ilmiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu (Effendy, 2003: 275-276). Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) memandang bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimulus tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis. Pengalaman belajar dan lingkungan yang berbeda menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula (Rakhmat, 2012: 201-202).
Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam memengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Dalam Teori Perbedaan Individual, informasi bergerak melewati dua tahap. Pertama, informasi bergerak pada sekelompok individu yang relatif lebih tahu dan sering memperhatikan media massa. Kedua, informasi bergerak dari orang-orang itu – disebut “pemuka pendapat” – dan kemudian melalui saluran-saluran interpersonal disampaikan kepada individu yang bergantung kepada mereka dalam hal informasi. Individual Differences Theory beranggapan bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih
37
stimuli dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula. Melvin De Fleur dalam bukunya Theories of Mass Communication mengemukakan empat teori efek media terhadap audiensnya. Teori yang sesuai dengan topik yang diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah Individual Differences Theory (Teori Perbedaan Individual). Menurut Ardianto, Komala, dan Karlinah yang mengutip De Fleur dalam buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (2007), The Individual Differences Theory ini menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu secara selektif memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya. Dengan kata lain, perbedaan telah menyebabkan pengaruh media massa berbeda pada tiap individu. Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya perilaku audience. Proses berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus-response. Di sini tidak ada audience yang relatif sama – pengaruh media massa pada masingmasing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu itu yang berasal dari pengalaman masa lalunya. Dengan menggunakan Individual Differences Perspective, masing-masing individu anggota audience bertindak menanggapi pesan yang disiarkan media secara berbeda. Itu pulalah mengapa mereka menggunakan atau merespon pesan secara berbeda (Nurudin, 2003: 98).
38
Melihat asumsi dasar Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory), maka penulis menyimpulkan bahwa Suplemen Belia melalui rubrikrubriknya dan segmentasinya untuk remaja usia sekolah, memberikan pengaruh cukup kuat untuk membangkitkan motivasi membaca dan menulis kepada pembacanya. Khususnya yang disebutkan sebagai objek penelitian ini, yaitu motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Sesuai dengan subjek penelitian ini, yaitu bagaimana terpaan Suplemen Belia. Terpaan Suplemen Belia dapat digambarkan dengan turunan indikator: intensitas membaca, tampilan, dan daya tarik isi suplemen tersebut dapat memengaruhi motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Pembaca Suplemen Belia memperoleh persepsi dan penafsiran dari pesanpesan yang disampaikan suplemen tersebut melalui tulisan-tulisannya secara berbeda dan beragam. Anggota Forum Jurnalistik Dreams termasuk pada pembaca Belia yang tergabung dalam sebuah komunitas dan lebih mudah diteliti. Terpaan yang diberikan media massa tersebut dapat diteliti dengan Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) karena hasilnya akan berbeda dan beragan, sehingga keberadaan teori ini memperkuat asumsi dan hasil penelitian ini. Asumsi dasar Teori Perbedaan Individual adalah di mana masing-masing individu sebagai anggota sasaran media massa memiliki persepsi dan penafsiran berbeda-beda terhadap pesan-pesan yang disampaikan media sesuai dengan latar belakang mereka masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator penelitian ini dapat menggambarkan dampak-dampak yang diberikan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams.
39
3.2.
Komunikasi Massa
3.2.1. Pengertian Komunikasi Massa Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berinteraksi antara satu individu dengan individu lain. Bahan utama yang dibutuhkan dalam berinteraksi adalah komunikasi. Maka, secara sadar maupun tidak, manusia perlu dan selalu membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Melalui komunikasi, sebuah individu dapat mengutarakan yang ada dipikirannya, memberikan pendapat dan mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Kita juga dapat memperoleh informasi dan keperluan lain yang kita butuhkan. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2007: 5).
Komunikasi berdasarkan konteksnya diklasifikasikan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah komunikasi massa. Ardianto, Komala, dan Karlinah dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, mengutip Blake & Haroldsen tentang pengategorian proses komunikasi. Menurut Blake & Haroldsen, proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Media massa, baik cetak maupun elektronik, merupakan alat utama yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan di komunikasi massa. Definisi komunikasi massa paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
40
communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”. Melalui definisi tersebut, dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi ini disampaikan kepada khalayak yang banyak, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media massa merupakan kunci berjalannya sebuah komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi – keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah – keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, dkk., 2007: 3).
Ahli komunikasi lain, dala, buku Psikologi Komunikasi karya Jalaludin Rakhmat (2012), mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) menulis, “Mass communication is the technologically and institutionally based production of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri). Definisi Gerbner tersebut menggambarkan bahwa komunikasi massa menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.
41
Meletzke (1963) menghimpun banyak definisi komunikasi massa; beberapa diantaranya. 1) “Unter massenkomunikation verstehen wir jene Form der Kommunikation, bei der Ausaggen offenlitch durch technische Verbereitungsmittel indirekt und einseitig an ein disperses Publikum (vermettelt werden Maletzke)”. Komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. 2) “A mass communication may be distingushed from other kinds of communication by the fact that it is addressed to a large cross-section of a large population rather than only one or a few individuals or a special part of the population. It also makes the implisit assumption of some technical means of transmitting the communication in order that communication may reach at the same time all the people forming the cross-section of the population (Freidsow)”. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. 3) “This new form can be distingushed from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous,
42
and anonymous audiences; messages are transmitted publicy, often-times to reach most audience members simultaneously, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great expense (Wright)”. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sbagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek yang melibatkan biaya besar. Melalui definisi-definisi tersebut, komunikasi diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pernyataan “dapat” dalam definisi ini menekankan pengertian bahwa junlah sebenarnya menerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Seperti yang dikatakan Alexis S. Tan (1981: 73), “The communicator is a social organization capable reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spatially seperated” (Rakhmat, 2012: 186-187).
43
3.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa Beragamnya pengertian dan definisi dari komunikasi massa membuat kita dapat memahami karakteristik dari komunikasi massa itu sendiri. Elvinaro Ardianto dan kawan-kawan dalam buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar mengatakan bahwa agar karakteristik komunikasi massa tampak jelas, maka pembahasannya
perlu
dibandingkan
dengan
komunikasi
antarpersona.
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1) Komunikator terlembagakan. Menurut pendapat Wright, komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatknya relatif. 2) Pesan bersifat umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. 3) Komunikannya anonim dan heterogen. Komunikator dalam komunikasi massa tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.
44
4) Media massa menimbulkan keserempakan. Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam kedaan terpisah. 5) Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Komunikator dalam komunikasi massa tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. 6) Komunikasi massa bersifat satu arah. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. 7) Stimulasi alat indra terbatas. Stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8) Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect). Dalam komunikasi massa, umpan balik (feed back) tidak berdifat langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.
45
3.2.3. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi utama media massa adalah untuk memenuhi rasa keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Rasa keingintahuan yang terjadi pada khalayak tersebut membuat media massa membutuhkan orientasi dalam isi medianya. Sehingga fungsi komunikasi massa tersebut harus terpenuhi. Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (ketertarikan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). 1) Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) Terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin
topan,
meletusnya
gunung
merapi,
kondisi
yang
memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental) Penyebaran atau penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2) Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau kelompok. 3) Linkage (Pertalian)
46
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat sama tentang sesuatu. 4) Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi) yang mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk mengikutinya. 5) Entertainment (Hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi, radio siaran, dan majalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, meskipun ada beberapa media yang mengutamakan berita. Sementara surat kabar dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang, dan berita human interest (Ardianto, 2007: 15-17). Sedangkan menurut DeVito (1996), dalam buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Ardianto, dkk., 2007), menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus adalah: 1) Fungsi Meyakinkan (to Persuade) Fungsi komunikasi massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya. Namun, ada fungsi yang tidak kalah penting yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut DeVito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk:
47
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; c. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 2) Fungsi Menganugerahkan Status Penganugerahan status (status conferal) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat. Dengan memfokuskan kekuatan media massa pada orang-orang tertentu, masyarakat menganugerahkan kepada orang-orang tersebut suatu status publik yang tinggi. 3) Fungsi Membius (Narcotization) Apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik (DeVito, 1996). 4) Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. 5) Fungsi Privatisasi Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri. Dalam banyak hal, ini dilakukan dalam bentuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah sepele (DeVito, 1996).
48
3.2.4. Komponen Komunikasi Massa Elvinaro Ardianto, dkk. mengutip pernyataan Everett M. Rogers dalam buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar yang mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver. Kemudian komponen tersebut diperinci kembali menjadi lima bagian oleh Wilbur Schramm, yaitu source (sumber), encoder (komunikator), signal (sinyal/tanda), decoder (komunikan), dan destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigma Harold D. Laswell, yakni; who, says what, in which channel, to whom, with what effect (Ardianto, dkk., 2007: 31). Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering kita singkat menjadi HUB (1975) (dalam Ardianto, dkk., 2007: 32-48), mengemukakan komponenkomponen komunikasi massa meliputi: 1) Communicator (Komunikator) Komunikator dalam media massa cetak adalah para pengisi rubrik, reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain. HUB (1974: 78) mengemukakan 3 sifat komunikator komunikasi massa, yaitu costliness (besarnya biaya), complexity (kerumitan), competitiveness (daya saing). Komunikator juga harus memiliki karakter (ethos) yang baik yang terdiri dari good will (maksud yang baik), good sense (pikiran yang baik), dan good moral character (karakter yang baik). 2) Codes and Content Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film
49
(moving pictures). Content atau isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa mengenai Irak atau atau sebuah lelucon yang dilontarkan seorang komedian. 3) Gatekeeper Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud adalah gawang sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik orang, dan lain-lain. Gatekeeper yang menentukan apakah suatu informasi penting atau tidak (HUB, 1975: 109). 4) Regulator Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor. 5) Media Media massa terdiri dari: media cetak, yaitu surat kabar dan majalah; media eletronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet). 6) Audience (Audiens) Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa
yang
secara
konstan
dibombardir
oleh
media.
Media
mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing-masing individu.
50
Audience hampir tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa. 7) Filter Filter boleh juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai saringan. Pengindraan kita yang berfungsi sebagai filter komunikasi dipengaruhi oleh tiga kondisi, yaitu cultural (budaya), psychological (tatanan psikologi), dan physical (kondisi fisik). 8) Feedback (Umpan Balik) Komunikasi adalah preoses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada komunikatir terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut feedback. 3.2.5. Peranan Komunikasi Massa Tak bisa dipungkiri bahwa komunikasi melalui media massa dapat menembus kehidupan kita. Kita mendengarkan radio siaran ketika mengendarai mobil atau tinggal di rumah, membaca surat kabar pada pagi dan sore hari, menonton televisi pada malam hari, walaupun motif kita menerpakan diri pada isi media berbeda-beda. Gamble dan Gamble (2001) mengatakan, sejak lahir sampai meninggal, semua bentuk komunikasi memainkan peranan dan menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia. Apa pun pekerjaan, kegiatan atau waktu luang seseorang, komunikasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan dalam kehidupan mereka.
51
Gamble dan Gamble (2001) menyebutkan banyak orang menghabiskan waktunya sekitar tujuh jam untuk mengonsumsi media massa di tengah kesibukan pekerjannya. Mereka juga memiliki pilihan media yang sangat spesifik, seperti majalah atau tabloid yang berkaitan dengan pekerjaannya (Ardianto, dkk., 2007: 13-14). 3.2.6. Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa yang terjadi dalam kehidupan manusia tentu tidak terjadi begitu saja tanpa menghilangkan jejak pada khalayaknya. Apa saja yang muncul dalam media massa, tentu akan meninggalkan efek, baik efek jangka pendek maupun efek jangka panjang. Berikut adalah efek-efek komunikasi massa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Efek komunikasi massa menurut Ardianto, Komala, dan Karlinah dalam buku Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (2007) terdiri dari: 1) Efek Kehadiran Media Massa Steven M. Chaffee menyatakan ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu: a. Efek Ekonomis Kehadiran media massa dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Membangun potensi kerja dari keberadaan media massa. b. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Kehadiran media massa mampu membawa perubahan derajat dan pola kehidupan masyarakat.
52
c. Efek Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Pada efek ini, kehadiran media massa membuawa perubahan pada kebiasaan dalam pengaturan dalam kehidupan masyarakat. d. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang
menggunakan
media
untuk
memuaskan
kebutuhan
psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya menghilangkan kesepian, marah, dan sebagainya. e. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. Seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Contohnya, orang akan memunyai perasaan positif terhadap harian Kompas dari pada harian Media Indonesia. 2) Efek Pesan a. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa adalah: suasana emosional, skema
53
kognitif, suasana terpaan (setting of exposure), predisposisi individual, dan faktor identifikasi. c. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dalam penyampaian pesan dari sebuah media, dibutuhkan intensitas waktu penyampaian atau yang dalam penelitian ini disebut intensitas membaca. Intensitas membaca menurut kamus komunikasi adalah jumlah waktu yang digunakan dalam membaca, terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 2003: 147). Sub konsep intensitas sendiri terdiri dari dua indikator, yaitu frekuensi dan durasi. Indikator pertama adalah frekuensi. Frekuensi penggunaan media dalam mengumpulkan data khalayak tentang beberapa kali sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk penelitian harian); berapa kali seseorang menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulan); serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan) (Ardianto, dkk., 2007: 168).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan periode harian sebagai alat ukur keaktifan para pembaca dalam memenuhi kebutuhan informasinya tentang berbagai aktivitas pelajar dan kegiatan sekolah di suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat. Penelitian ini menunjukkan bahwa daya tarik merupakan salah satu penunjang sebuah pesan sampai dengan baik dari komunikator kepada komunikan. Daya tarik terdiri dari daya tarik visual dan daya tarik isi rubrik. (Azwar, 2002: 72). Definisi terpaan menurut Sari (1993) dalam buku Teknik Praktis Risek Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising,
54
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Kriyantono, 2008), dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. Pada Kamus Komunikasi, terpaan atau exposure adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa. (Effendy, 2002) Komunikasi massa menjelaskan bahwa terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis mendia meliputi audio, audiovisual, media cetak, kombinasi media audio dan media audiovisual, media audio dan media cetak, media audiovisual dan media cetak, serta media audio, audiovisual dan media cetak (Ardianto, dkk., 2007: 168).
3.3.
Media Massa
3.3.1. Pengertian Media Massa Media massa merupakan alat utama dari komunikasi massa. Tanpa media massa, komunikasi massa bukanlah sebuah komunikasi. Media massa berperan sangat penting dalam menentukan apakah komunikasi massa berjalan dengan baik dan benar atau tidak. Kata Media berarti sarana atau alat. Media adalah bentuk jamak, sedang medium adalah bentuk tunggalnya. Kata massa, dalam kaitannya dengan media massa mempunyai makna: Banyak orang dalam relatif besar, heterogem, berada tidak dalam satu tempat, anonim atau tidak saling mengenal, tidak terlembagakan, perhatiannya terikat pada satu pesan, yaitu pesan dari medium yang sama, tidak dapat memberikan arus balik secara langsung, tetapi tunda.
55
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan/pernyataan/informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan, perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu (Wahyudi, JD: 1991).
Sedangkan menurut John Vivian dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi Massa, media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, da web. Kebanyakan ahli teori menganggap media sebagai wahana yang netral dalam memuat pesan. Orang-orang yang pakar dalam media juga mencakup teknisi yang bekerja demi beroperasinya mesin cetak, yang menjaga peralatan siaran TV tetap bekerja. Pakar media juga termasuk pekerja dan investor yang berupaya memperbaiki dan meningkatkan aspek teknis, seperti compact disc, DVD, radio stereo, dan mesin cetak koran yang bisa memproduksi warna berkualitas bagus. Pengelolaan media massa bukanlah bersifat perseorangan, tetapi merupakan lembaga, karena selain memerlukan tenaga kerja yang besar juga memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit (Wahyudi,1991:55). 3.3.2. Bentuk Media Massa Media massa yang dapat kita temui di lingkungan sekitar kita dan yang paling sering diedarkan di masyarakat adalah media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik
56
yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, dan media online (internet) (Ardianto, dkk., 2007: 103).
3.4.
Media Massa Cetak
3.4.1. Surat Kabar Media massa cetak yang sesuai dengan kriteria terdiri dari surat kabar dan majalah. Surat kabar merupakan salah satu media massa cetak yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat karena kontennya yang berganti sesuai dengan berita teraktual yang terjadi di sekitar kita. Isi beritanya pun beragam, mengikuti hal-hal yang terjadi dalam lingkungan kita dalam. Surat kabar atau koran (newspaper) adalah penerbitan berkala (biasanya setiap hari, sehingga disebut pula harian) yang berisikan artikel, berita langsung (straight news), dan iklan. Wujud koran pada umumnya berupa lembaran kertas ukuran plano (sekitar 58 x 85 cm). Namun begitu, dewasa ini ukuran koran cenderung berubah mengecil menjadi sekitar 58 x 76 cm dengan pelbagai alasan, mulai dari alasan praktis hingga alasan yang berbau-bau postmodernisme. Berdasarkan tujuan dan segemntasinya – pada umumnya muncul dalam mottonya – jenis koran yang umum, di antaranya adalah, koran independen, koran partai, dan koran kuning (koran yang menyajikan berita sensasional di seputar gosip selebritas, seks, kriminalitas, dan pronografi) (Wibowo, 2007: 24). Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa salah satunya adalah surat kabar. Menurut Agee (et. al), secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.
57
Fungsi utama media adalah: (1) to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara, dan dunia; (2) to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita); (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan media). Sedangkan fungsi sekunder media adalah: (1) untuk kampanye proyekproyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk kondisikondisi tertentu; (2) memberi hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus; (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak (Ardianto, dkk., 2007: 103-104). 3.4.2. Fungsi Surat Kabar Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan, features, cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsinya mendidik dan memengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini (Ardianto, dkk., 2007: 111-112).
58
3.4.3. Karakteristik Surat Kabar Surat kabar tentu mempunyai karakteristiknya sendiri. Hal tersebut berfungsi untuk memudahkan khalayak membedakan antara surat kabar dengan media massa lainnya. Elvinaro Ardianto, dkk. dalam Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (2007) mengemukakan karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodesitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan. 1) Publisitas Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik atau khalayak (Effendy, 1981: 98). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Pesan-pesan melalui surat kabar harus memenuhi kriteria tersebut. 2) Periodesitas Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan
informasi.
Periodesitas
menunjuk
pada
keteraturan
terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan.
3) Universalitas Universalitas menunjuk pada kesempatan kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian atau isi surat
59
kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, dan lain-lain. 4) Aktualitas Menurut kata asalnya, aktualitas berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya” (Effendy, 1981: 99). Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang. 5) Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau di buat kliping. Kliping berita biasanya dipelajari untuk menentukan kebijakan selanjutnya. 3.4.4. Kategorisasi Surat Kabar Menurut Elvinaro Ardianto, dkk. dalam Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (2007), surat kabar dikategorisasikan pada berbagai kategori. Berdasarkan ruang lingkupnya, maka kategorisasi surat kabar adalah surat kabar lokal, regional, dan nasional. Surat kabar lokal biasanya terbatas wilayah penyebarannya, hanya berpusat pada satu kota dan wilayah sekitarnya. Contohnya, Tribun Jabar (Bandung-Jabar), Pos Kota (Jakarta). Surat kabar regional adalah media massa yang peredarannya meliputi satu provinsi, contoh: Pikiran Rakyat (Jawa Barat), Jawa Pos dan Surabaya Pos (Jawa Timur), Bali Pos (Bali). Surat kabar nasional adalah surat kabar yang tersebar di seluruh Indonesia, contoh: Kompas, Suara Pembaruan, Republika.
60
Ditinjau dari bentuknya, surat kabar berbentuk surat kabar biasa dan tabloid. Surat kabar biasa umumnya beredar setiap hari dengan jumlah halaman yang sama dan hampir didominasi oleh warna hitam dan putih. Contoh: Kompas, Republika, Pikiran Rakyat, dan lain-lain. Sedangkan tabloid umumnya beredar satu minggu sekali atau lebih dengan jumlah halaman yang sama dan biasanya lebih didominasi dengan halaman berwarna. Contoh: Bintang, Citra, Nova, Bola, dan lain-lain. Dilihat dari bahasa yang digunakan, surat kabar terdiri dari surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa daerah. Sebagian besar surat kabar yang terbit di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Surat kabar berbahasa Inggris di antaranya The Jakarta Post, Jakarta Globe, dan lain-lain. 3.4.5. Komponen Surat Kabar Surat kabar tentu memiliki komponen-komponen yang menonjol dalam masing-masing media. Komponen tersebut ada yang menjadi komponen inti dan ada pula yang menjadi komponen pendukung. Menurut Djuroto dalam Manajemen Penerbitan Pers (2000: 45), pada dasarnya surat kabar itu berisi tiga komponen, yaitu berita (news), pandangan atau pendapat (views), dan iklan (advertising). 1. Berita (News) Berita merupakan produk utama media massa yang disajikan untuk khalayaknya. Berita ini merupakan gudang informasi yang sarat dengan kejadian atau peristiwa yang dialami masyarakat. Dengan penyajian berita, masyarakat akan mengetahui semua perubahan yang terjadi yang sudah menjadi kebutuhan
61
mereka. Melalui penyajian berita inilah pembaca surat kabar dapat memperoleh informasi untuk menambah wawasan serta pengetahuannya. Syarat mutlak berita adalah fakta. Dalam dunia jurnalistik, fakta dalam berita tidak harus berupa kejadian atau peristiwa, namun dapat pula berupa suatu kecenderungan, situasi, kondisi, dan interpretasi yang penting semua hal tersebut memang dinyatakan oleh sumber berita, bukan merupakan opini atau pandangan wartawan secara pribadi. Kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para reporter dan editor media massa yaitu keluarbiasaan (unusualness), kebaruan (newness), akibat (impact), aktual (timeliness), kedekatan (proximity), informasi (information), konflik (conflict), orang penting (prominence), ketertarikan manusiawi (human interest), kejutan (surprising), dan seks (sex) (A.S. Haris Sumadiria, 2008: 80). 2. Pandangan atau pendapat (Views) Dalam dunia jurnalistik, pandangan atau pendapat ini disebut dengan opini. Media massa khususnya surat kabar dan majalah selalu menyediakan ruang berupa kolom atau rubrik khusus untuk menampung pendapat atau pandangan, baik itu pendapat masyarakat maupun redaktur media massa. Hal ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Penyediaan halaman atau rubrik khusus pendapat ini dibuat dengan tujuan untuk memisahkan antara fakta dan opini. Adapun tulisan di surat kabar yang termasuk dalam kategori pandangan atau pendapat adalah surat pembaca, artikel opini, komentar, tajuk rencana atau editorial, pojok dan karikatur.
62
3.5.
Artikel (Artikel Jurnalistik) Suplemen Belia merupakan suplemen remaja yang berisikan tentan
kumpulan tulisan menarik seputar dunia mereka. Suplemen Belia memilih bentuk tulisan yang paling sederhana tetapi bisa menampung segala informasi, yaitu artikel. Menurut A. S. Haris Sumadiria dalam Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan/atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif),
memengaruhi
dan
meyakinkan
(persuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Secara teknis jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. Disebut salah satu, karena masih ada bentuk opini lain. Analoginya sederhana (Sumadiria, 2004: 2). Artikel (artikel jurnalistik) adalah tulisan lepas mengenai pelbagai persoalan aktual yang bersifat opini pribadi penulisnya. Sekalipun bersifat opini (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara (Wibowo, 2007: 28).
3.5.1. Karakteristik Artikel Menurut A.S. Haris Sumadiria dalam Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, artikel yang ditulis untuk konsumsi surat kabar atau majalah memiliki tujuh karakteristik: 1) Ditulis dengan atas nama (by line story) Artikel adalah karya individual, maka artikel tersebut harus tercantum dengan jelas nama penulisnya.
63
2) Mengandung gagasan aktual atau kontroversial Gagasan aktual berarti gagasan yang bersifat baru, belum banyak ditulis, diketahui, atau dibicarakan orang. Hanya gagasan yang baru, segar, yang diasumsikan memberikan alternatif serta manfaat tinggi bagi masyarakat yang akan diperhatikan, dibicarakan, dan dijadikan rujukan. 3) Menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca Artikel yang ditulis penulis artikel harus memberikan lebih banyak manfaat bagi kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan pangsa pasarsurat kabar yang memuat artike tersebut. 4) Ditulis secara referensial dengan visi intelektual Suatu artikel lahir dari proses kreatif seseorang. Sebagai karya intelektual seseorang, artikel apa pun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan. 5) Disajikan dalam bahasa yang sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populer, komunikatif Artikel harus tunduk kepada bahasa jurnalistik. Ciri utama bahasa jurnalistik adalah sederhana, jelasm lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, gampang diingat, mudah dimengerti dan dipahami arti, maksud, dan arahnya (komunikatif).
6) Singkat dan tuntas Singkat mengandung dua pengertian, filosofis dan teknis. Singkat secara filosofis berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu dan berputar-putar,
64
tidak mengerjai pembaca, tidak membuang-buang waktu. Singkat secara teknis berarti disesuaikan dengan kapling atau ruangan yang tersedia, yang untuk setiap surat kabar relatid berbeda. Tuntas artinya tidak bersambung ke edisi berikutnya, jarus selesai atau habis pada edisi di mana artikel tersebut terbit. 7) Orisinal Artikel yang ditulis asli merupakan karya penulis, bukan hasil menjiplak atau membajak. Artikel yang dikirim ke surat kabar harus merupakan karya aslinya, bukan hasil fotokopi atau salinannya (Sumadiria, 2004: 47). 3.5.2. Kedudukan dan Fungsi Artikel Ada dua fungsi artikel dalam surat kabar, bagi surat kabar dan bagi penulis. 1) Sebagai penafsir dan penerjemah berita bagi surat kabar. Bagi surat kabar, artikel yang ditulis oleh para pakar di bidangnya masing-masing, berfungsi sebagai pendamping sekaligus sebegai penerjemahm penafsir, dan penganalisis berita. Artikel berfungsi untuk menggabungkan atau menyatukan serpihan fakta-fakta dalam berita yang berserakan (berita yang masuk ke surat kabar sangat cepat dan banyak) ke dalam satu bangunan cerita yang utuh, jelas, tegas, dan enak dibaca. 2) Sebagai wahana diskusi dan sosialisasi gagasan, kontribusi pemikiran dalam kerangka mencari solusi, serta proses sarana aktualisasi dan eksistensi diri bagi penulis. Bagi para penulis, artikel yang mereka tulis dimaksudkan untuk mencapai tiga hal: pertama, sebagai wahana diskusi
65
dan sosialisasi gagasan kepada masyarakat luas; kedua, sarana kontribusi pemikiran untuk memberikan solusi terhadap suatu persoalan yang sedang dihadapi masyarakat atau bangsa; ketiga, sarana proses aktualisasi sekaligus untuk menunjukkan eksistensi diri.
3.6.
Terpaan Media Media massa mampu memberikan efek den terpaan yang berbeda pada
setiap khalayak yang menikmatinya. Terpaan media memiliki konsep yang cukup kuat untuk memberikan persepsi dan sensasi pada setiap individu. Penelitian ini mencoba mencari tahu bagaimana sebuah media mampu memberikan efek tertentu berupa terpaan terhadap pembacanya. Peneliti mencoba mencari hubungan antara satu variabel (variabel X) dan variabel lainnya (variabel Y), yaitu untuk mencari hubungan antara terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Kriyantono mengutip definisi terpaan menurut Rakhmat dan Sari dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kriyantono mengutip definisi terpaan menurut Rakhmat dan Sari. Terpaan media (media exposure), menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan (Rakhmat, 2001: 66). Sedangkan menurut Sari, dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan (Sari, 1993: 29). Terpaan atau exposure adalah kedaan pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa (Effendy: 1989).
66
Terpaan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai serangan, terkaman, mereka telah sering menghadapi dan sebagainya (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 1185 ) Terpaan media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan kebutuhan dengan media begitu kecil dibanding dengan kebutuhan khalayak. Sebagian yang lain berpendirian bahwa walaupun ada pemuasan potensial dalam komunikasi massa, tidak begitu berhasil dalam menemukan pemuasan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang potensi ganjaran yang dapat diberikannya (Rakhmat, 2012: 206).
Buku Psikologi Komunikasi (Rakhmat, 2012: 206) menjelaskan bahwa lingkungan eksternal amat memainkan peranan yang amat penting dalam menentukan terpaan media. Kesempatan membaca surat kabar hanya ada bila ada agen surat kabar. Walaupun demikian, faktor-faktor personal tetap mempengaruhi penggunaan media. Kahalayak cenderung menyukai media tertentu dari berbagai komunikasi massa yang ada. Melihat begitu banyak orang yang secara setia membaca surat kabar, secara psikologis dapat disimpulkan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam menggunakan media, betapapun kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media. Dalam menentukan terpaan khalayak dapat beranggapan bahwa faktor lingkungan amat dominan, tetapi untuk melanjutkan terpaan diperlukan motif dan pemuasan. Menurut teori behaviorisme “law of effects” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya khalayak tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan kebutuhan.
67
Khalayak menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Khalayak ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan (Rakhmat, 2004: 206-207).
3.7.
Motivasi Sesuai dengan variabel Y penelitian ini, yaitu motivasi menulis anggota
Forum Jurnalistik Dreams, kita harus mengetahui konsep dasar dari motivasi itu sendiri. 3.7.1. Pengertian Motivasi Media massa, baik media massa cetak atau media massa elektronik, ingin menyampaikan pesan-pesannya dalam berbagai macam cara dan bentuk. Pesanpesan tersebut secara tidak langsung akan membentuk berbagai macam persepsi dan penafsiran, salah satunya adalah pembentukan motivasi. Motivasi manusia pada umumnya bermacam-macam. Ada yang pada awalnya berasal dari keinginan dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar dirinya. Motivasi merupakan salah satu penggerak internal dalam prbadi orang yang mendorong ketertarikan dalam berbuat sesuatu (Gerungan, 2004).
Kamus Komunikasi yang ditulis oleh Onong Uchjana Effendy, motivasi adalah kegiatan membangkitkan motif, yakni daya gerak, yang terdapat pada diri sendiri atau diri orang lain, agar melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Motivasi yang dimiliki individu tentu saja berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan keinginan dari masing-masing individu. Dalam penelitian ini, peneliti mencari hubungan antara terpaan Suplemen Belia dengan motivasi
68
menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Apakah persepsi anggota Dreams terhadap terpaan Suplemen Belia tersebut positif atau negatif. Motivasi sering juga disebut sebagai penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Motivasi juga bisa dikatakan sebagai penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku (Irwanto, dkk, 2002: 193).
Pengertian dasar motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Isi tulisan-tulisan yang ada pada Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat memberikan pengaruh tertentu pada anggota Forum Jurnalistik Dreams. Seperti tujuan media massa, yaitu menyampaikan pesan terhadap khalayak, Suplemen Belia berhasil menyampaikan pesan yang telah diolah dalam bentuk tulisan kepada pembacanya, salah satunya anggota Forum Jurnalistik Dreams. Motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik terbilang di bawah rata-rata motivasi menulis remaja aktif di komunitas pada umumnya. Setelah pembina forum tersebut mencoba memberikan Suplemen Belia pada masing-masing anggotanya, motivasi menulis mereka meningkat. Suplemen Belia memberika pengaruh positif dan cukup kuat terhadap motivasi menulis anggota Dreams. Terbuktinya dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan adanya hubungan positif yang cukup kuat antara terpaan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams.
69
3.7.2. Peranan Motivasi Dalam buku Psikologi Sosial (Gerungan, 2004: 155-156),
dijelaskan
bahwa Motivasi orang pada umumnya bermacam-macam. Ada yang pada awalnya berasal dari dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar dirinya, tetapi kemudian akan menjadi darah-dagingnya selama ia berkembang dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini pun mempunyai peranan yang sangat penting dalam lapangan pendidikan Upaya pendidikan motif-motif dan minat-minat merupakan suatu upaya yang sebaiknya dilakukan dengan sadar dan sistematis di mana masyarakat mengalami perubahan-perubahan yang besar. Sementara itu, tidak hanya kaum pendidik yang harus professional, tetapi juga mereka semua yang dalam pekerjaannya melakukan upaya pendidikan harus mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar. Semua pekerjaan selain membutuhkan adanya kecakapan-kecakapan pribadi juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada pribadi tersebut untuk melaksanakan pekerjaan itu dengan berhasil. Tanpa motivasi orang tidak akan berbuat apa-apa dan tidak akan bergerak. Bahkan, seringkali pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik oleh orang yang bermotivasi kuat dan berkecakapan sedang-sedang saja. Sedangkan orang yang berkecakapan tinggi tanpa motivasi yang cukup tidak akan menyelesaikan pekerjaan tersebut. 3.7.3. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Menurut Syaiful Bahri Djamarah, di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar (2002), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
70
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi (Djamarah, 2002: 122). Berdasarkan konsep dasar tersebut, penelitian ini mencoba membuat indikator penelitian. Motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams terhadap suplemen Belia yang meliputi: Sebagai bentuk aktualisasi diri, Menyalurkan bakat, Menyalurkan hobi menulis, Mewujudkan cita-cita. (Irwanto, dkk., 2002: 194)
71
Pesan bisa memperluas pengetahuan pembaca. Khalayak yang tidak atau jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber pengetahuan akan jauh lebih “kuper” dibanding dengan mereka yang selalu menjadikan media massa sebagai referensi utama dalam hidupnya (Nurudin, 2003: 96). Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, McGuire (1974) menyebutkan 16 motif mengenai pendekatan motivasional berdasarkan aliran dalam psikologi motivasional. Mula-mula motif dikelompokan pada dua kelompok besar: motif kognitif (berhubungan dengan pengetahuan), termasuk teori stimulasi didalamnya, dan motif afektif (berkaitan dengan perasaan) (Rakhmat, 2004: 208-209). Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang per orang, maka intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan sesuatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya (Ardianto, dkk., 2007: 94).
72
3.8.
Tinjauan Penelitian Peneliti melakukan beberapa tinjauan penelitian serupa untuk membantu
penelitian ini. Penelitian yang dijadikan sebagai bahan tinjauan ialah penelitian yang serupa dengan metode yang sama, yaitu metode korelasional. Setelah mempelajari beberapa penelitian serupa, penulis memilih tiga penelitian yang menjadikan media massa cetak sebagai variabel x. Berikut perbandingan penelitian sebelumnya dalam bentuk tabel. Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Penelitian Sebelum
Judul Penelitian Hubungan Antara Terpaan Rubrik Gerbang Sekolah di Harian Radar Bogor dengan Motivasi Menulis Pada Siswa Hubungan Antara Terpaan Rubrik Mode di Majalah Dewi dengan Sikap Mahasiswa FSRD Prodi Kriya Tekstil Institut Teknologi Bandung Terhadap Inovasi Karya Hubungan Antara Tayangan “Jakarta Lawyers Club” di TV One dengan Sikap Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Sampel
Hasil Penelitian
Angket, wawancara dan studi pustaka
Acak sederhana
Terdapat hubungan positif
2012
Angket/kuesioner, wawancara, pengamatan, dan studi dokumen
Sampling Strata
Terdapat hubungan positif
2011
Angket/kuesioner, wawancara, pengamatan, dan studi literatur
Sampling Strata
Terdapat hubungan positif
Tahun
2011
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN
6.1. Metode Penelitian 6.1.1. Penelitian Kuantitatif Tentrem Widodo dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif mengutip pernyataan Bambang Prasetya dan Lina Miftakhuljanah (2005) bahwa konsep dasar penelitian kuantitatif menggunakan beberapa konsep, yaitu pendekatan, metode, data, dan analisis. Keempat konsep di atas mengandung maksud secara konsisten dan saling melengkapi dalam konsep dasar penelitian kuantitatif. 1) Pendekatan Pendekatan (approach) dalam keilmuan sering digunakan istilah paradigma (paradigme). Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah pola berpikir positivistis. Noeng Muhadjir (1989:16) merangkum karakteristik pola pikir positivistis yang dikembangkan dalam penelitian kuantitatif, seperti di bawah ini. a. Kajian Dunia Empiri. Dunia empiri (natural) merupakan fakta yang terpilah-pilah antara satu dengan yang lainnya, tetapi memiliki keterkaitan. b. Teramati. Penelitian kuantitatif dibatasi pada permasalah yang bisa teramati oleh manusia yang terbatas pada beberapa fakta (sampel) yang dianggap mempunyai keserupaan dengan fakta lain (populasi). c. Terukur. Semua fakta yang bisa diamati bisa diukur secara kuantitatif.
73
74
d. Logika matematika. Pemikiran deduktif merupakan dasar untuk membuat keputusan pernyataan benar atau salah pengetahuan yang mendahului atas dasar pengukuran. e. Generalisasi. Pernyataan kebenaran harus dideskripsikan dengan bahasa verbal yang bermakna eksplisit. Pernyataan kebenaran yang bersifat universal mempunyai konsekuensi eksplanatif, prediktif, replikatif, dan implikatif. 2) Metode Kuantitatif Metode yang dimaksud menunjuk pada prosedur uang lebih bersifat teknis untuk penelitian kuantitatif. Noeng Muhadjir (1989: 15) mengemukakan beberapa prosedur yang bisa ditempuh metode kuantitatif sbb: a. Kategorisasi variabel. Penelitian kuantitatif mengenal kategori variabel, sehingga memperjelas ruang lingkup penelitian. b. Korelasi. Korelasi menunjuk pada hubungan antar variabel independen dengan varibel dependen yang keduanya berdiri-sendiri. c. Kausalitas. Kausalitas menunjuk pada keterkaitan variabel independen yang memengaruhi variabel independen, bahwa variabel dependen akibat dari variabel independen. d. Kontinuasi. Kontinuasi menunjuk pada dampak adanya variabel independen terhadap variabel dependen. e. Komparasi. Komparasi menunjuk pada perbandingan dua atau lebih variabel diktomik yang terjadi secara serentak untuk dicari perbedaan antar variabel.
75
3) Data Kuantitatif Hasil pengamatan fakta empiri dinyatakan dalam ukuran kuantitatif berupa bilangan, dengan digunakan prinsip dasar matematik: menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dsb. Kemudian dilanjutkan dengan teknik statistik untuk memeroleh satuan-satuan statistik yang diperlukan. 4) Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan pengilahan data dengan menggunakan metode statistika. Analisis kuantitatif dilaksanakan dengan teknik statistik tertentu sesuai dengan tujuan yang dicapai. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis para anggota Forum jurnalistik Dreams dengan menggunakan metode teknik analisis korelasional yang meneliti hubungan di antara variabel-variabel. Metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2005: 27). Penelitian jenis korelasi digunakan untuk menemukan kemungkinan adatidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas dengan variabel bergantung. Variabel-variabel itu terjadi secara bersamaan dan bersifat konstruk (Widodo, 2009: 41). Peneliti menggunakan metode korelasional untuk memaparkan serta mencari hubungan variabel-variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu variabel Suplemen Belia dan variabel motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams.
76
Metode korelasional digunakan untuk: 1) Mengukur hubungan di antara berbagai variabel, 2) Meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, 3) Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental. (Rakhmat, 2005: 31) 6.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Tahap awal penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pra reset melalui teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan Redaktur Suplemen Belia, Erwin Kustiman di kantor redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Jl. Soekarno-Hatta No. 143, Bandung. Angket disebarkan dengan langsung mendatangi responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams dan mayoritas dari mereka adalah remaja yang masih duduk di sekolah menengah atas. Maka, pertemuan diadakan di markas mereka di SMA Negeri 12 Bandung, Jl. Sekejati IV No. 36, Bandung dan di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Jl. Diponegoro No. 63, Bandung. 6.1.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit-unit observasi yang karakteristiknya akan diduga. Di sini populasi dapat dibedakan menjadi populasi sampling dan populasi sasaran. Misalnya, apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampling, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang berjenis kelamin perempuan yang sudah kawin, seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh perempuan yang sudah
77
kawin dalam wilayah penelitian tersebut disebut populasi sasaran (Prijana, 2005: 4). Populasi adalah keseluruhan individu atau satuan-satuan tertentu sebagai anggota atau himpunan dalam suatu kelas/golongan tertentu. Karena populasi dipandang sebagai kolompok (bukan individu), maka, apapun jenis populasinya bisa ditemukan kesamaan karakteristiknya di antara individu atau bagianbagiannya, yang dalam hal ini disebut homoginitas (Widodo, 2009: 47). Menurut hasil observasi awal, Suplemen Belia ditargetkan untuk remaja dengan rentang usia 13-18 tahun. Mengingat sejak awal, Suplemen Belia diperuntukkan untuk pembaca remaja yang masih bersekolah di sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Observasi awal yang peneliti lakukan memberi hasil bahwa para anggota forum jurnalistik Dreams pernah membaca Suplemen Belia untuk memotivasi mereka menghasilkan karya jurnalistik. Peneliti mengambil populasi anggota forum jurnalistik Dreams yang terdiri dari perwakilan siswa-siswi seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung. Peneliti mengambil anggota forum jurnalistik Dreams sebagai objek penelitian, selain karena mereka membaca Suplemen Belia, segmentasi dan konten dari Suplemen Belia itu sendiri sangat sesuai dengan karakter para anggota forum jurnalistik Dreams. Jumlah anggota aktif dari forum jurnalistik Dreams, yang secara otomatis berperan sebagai populasi dalam penelitian ini, adalah 85 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling) untuk menentukan sampelnya.
78
Menurut Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research, Sampling Acak Sederhana adalah sebuah metode sampling dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling meski dibuat, masing-masing unit didaftar seluruhnya tanpa ada yang terlewati. Penyeleksian menggunakan Tabel Angka Random) (Prijana, 2005: 7-8). Menentukan ukuran sampel dalam Sampling Acak Sederhana dapat menggunakan rumus:
(
di mana
)
(Prijana, 2005: 8) Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh hasil: Diketahui: N
=
85 Orang
d
=
0,08
t
=
1,96, ditentukan peneliti
p&q =
(50% : 50%), didapat dari asumsi
Ditanyakan: Berapakah ukuran sampel yang representatif? Jawab:
79
Maka,
(
)
(
)
Karena jumlah di atas berbentuk desimal, maka peneliti melakukan pembulatan angka dalam jumlah sampel. Jadi, ukuran sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 54 orang. 6.1.4. Kerangka Operasional
Variabel X (bebas): Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat 4. Subvariabel (X1): Intensitas membaca suplemen Belia Indikator: -
Frekuensi (seringnya) membaca suplemen Belia
-
Durasi (lamanya) membaca suplemen Belia
5. Subvariabel (X2): Tampilan suplemen Belia Indikator: -
Lay out suplemen Belia
-
Jenis huruf yang digunakan
-
Foto yang ditampilkan
80
6. Subvariabel (X3): Daya tarik isi suplemen Belia Indikator: -
Topik yang diangkat
-
Judul tulisan
-
Manfaat isi berita
-
Narasumber (Kotler, 1992: 111-112 dan Azwar, 2003: 87)
Variabel Y (terikat): Motivasi menulis
anggota forum jurnalistik
Dreams Indikator: -
Sebagai bentuk aktualisasi diri
-
Menyalurkan bakat
-
Menyalurkan hobi menulis
-
Mewujudkan cita-cita (Soeganda, 1996: 13 dan Irwanto, dkk., 2002: 194)
6.1.5. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a.
Kuesioner (Angket) Kuesioner
merupakan
cara
mengumpulkan
data
dengan
menyampaikan daftar seperangkat pertanyaan, baik langsung maupun melalui pos, kepada responden penelitian yang biasa disebut angket. Dibuat sejelas mungkin agar mudah dimengerti oleh responden untuk menghindari kesalahpahaman informasi (Widodo, 2009: 54).
81
Uma Sekaran (Sugiyono, 2011: 142) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu:
Isi dan tujuan pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Bahasa yang digunakan dalam angekt harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden.
Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
Pertanyaan tidak mendua sehingga tidak menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring kejawaban yang baik saja atau yang jelek saja
Pertanyaan dalam angket tidak terlalu panjang
Urutan pertanyaan angket dimulai dari yang umum hingga khusus.
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data harus menarik. Kuesioner
yang disebarkan kepada responden berjumlah 32
pertanyaan yang dibuat berdasarkan operasi variabel. Responden yang mengisi angket ini berjumlah 54 orang yang merupakan anggota forum jurnalistik Dreams.
82
b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada orang-orang yang terkait dengan Suplemen Belia, seperti redaktur, editor, dan penata letak Suplemen Belia. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan bagian dokumentasi Harian Umum Pikiran Rakyat mengenai latar belakang didirikannya perusahaan, operasionalisasi kerja perusahaan, hubungan suplemen Belia dengan aspek motivasi menulis para pembacanya. Wawancara juga dilakukan pada orang-orang yang bersangkutan dengan responden seperti responden itu sendiri dan para pembina forum tersebut. c.
Pengamatan (Observasi) Pengumpulan data melalui pengamatan dilakukan penulis untuk mengetahui gejala atau fenomena yang terjadi dalam keseharian disana, agar hasil penelitian lebih akurat dan mendalam. Observasi dilakukan di SMA Negeri 12 Bandung dan Masjid Pusdai Bandung tempat di mana para anggota Dreams berkumpul dan melakukan kegiatan jurnalistik.
d. Studi Literatur Peneliti melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan data-data yang bersumber pada dokumen dan arsip-arsip perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan penelitian seperti tulisan-tulisan para anggota Dreams yang pernah dimuat di Suplemen Belia dan company profile Suplemen Belia. Hal ini perlu dilakukan guna menunjang hasil dari wawancara dan observasi sehingga akan tercapai pengumpulan
83
data yang objektif. Mencari literatur dari penelitian sebelumnya yang sejenis juga dilakukan untuk menunjang hasil analisis penelitian. 6.1.6. Jenis Sumber Data Penelitian Data-data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. 1) Data Primer Data primer adalah data yang erat kaitannya dengan variabel-variabel penelitian, terdiri dari variabel terpaan Suplemen Belia dan variabel motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams. Data primer didapat langsung dari responden atau sumber data dengan cara menyebarkan angket kepada anggota forum jurnalistik Dreams yang membaca Suplemen Belia. Isi angket menyangkut variabel terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams. Data primer yang didapatkan dari penelitian ini bahwa terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams cukup kuat. Terbukti dengan jawaban-jawaban responden melalui angket penelitian menunjukkan angka-angka yang signifikan menuju ke arah kuat. 2) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dihasilkan dari individu atau organisasi yang berhubungan dengan penelitian baik sudah maupun belum
diolah
oleh
individu
maupun
organisasi
itu
sendiri.
84
Pengumpulan data sekunder penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Data sekunder yang didapatkan penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan studi kepustakaan, didapatkan hasil yang mendukung dari hasil data primer. Data primer menunjukkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat dari terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Data sekunder pun menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara kedua variabel tersebut. Dapat dipastikan bahwa data primer yang diperoleh melalui angket penelitian akurat. 6.1.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 6.1.7.1. Pengolahan Data Data yang terkumpul selanjutnya diproses melalui beberapa tahap seperti penyuntingan, pemberian kode. Sebelum tahap pengolahan data, peneliti terlebih dahulu menyiapkan coding book yaitu buku petunjuk yang digunakan sebagai pedoman pemberian kode pada setiap item dalam angket. 1. Penyuntingan Penyunyingan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap setiap data dalam angket untuk mengetahui apakah pengisian dilakukan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah data bisa dipakai atau tidak untuk mendapatkan penelitian yang valid
85
2. Pemberian Kode Tiap angket diberi nomor urut responden sebagai ukuran sampel. Pemberian kode pada setiap jawaban dilakukan dengan berpedoman pada buku kode, yaitu buku petunjuk yang menjadi pedoman pemberian kode pada setiap item pertanyaan dalam angket yang telah disusun sebelumnya. Selain itu juga berfungsi sebagai pedoman dalam pengisian kolom-kolom dalam lembar koding sesuai kode yang diberikan berdasarkan jawaban responden dalam angket. 3. Pemasukan Data Tiap jawaban pada angket diberik kode tertentu, kemudian dimasukkan pada coding sheet sesuai nomor responden dengan berpedoman pada coding book. 6.1.7.2.
Teknik Pelaksanaan
Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Skala Nominal Skala ini merupakan tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak mau pun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). “Angka” yang ditunjuk untuk suatu kategori tidak mereflesikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori
lainnya,
tetapi
(Singarimbun, 1995: 101).
hanyalah
sekedar
label
atau
kode
86
Skala nominal pada angket penelitian ini digunakan pada data responden yaitu, jenis kelamin, usia saat ini, cara memperoleh suplemen, keperluan membaca suplemen dan seberapa sering membaca suplemen. 2. Skala Ordinal Skala ordinal mengurutkan respondennya dari tingkatan “paling rendah” ke tingkatan “paling tinggi” menurut suatu atribut tertentu (Singarimbun, 1995: 102). Variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota forum jurnalistik Dreams, keduanya menggunakan skala pengukuran ordinal. Tepatnya, skala yang digunakan untuk mengukur kebutuhan informasi dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D sebagai berikut: Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Singarimbun, 1995: 102).
87
Dengan berpedoman pada pendapat diatas, peneliti memberikan alternatif jawaban sebagai berikut: -
Sangat Setuju (SS)
-
Setuju (S)
-
Ragu-ragu (R)
-
Tidak Setuju (TS)
-
Sangat Tidak Setuju (STS)
6.1.7.3.
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2011: 121). a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, atau sejauh mana alat pengukur yang digunakan tersebut mengenai sasaran pengukuran. Melalui uji validitas, apabila hasil ujinya bermakna valid, maka hasil perhitungan dan analisis data juga akan dimaknai valid atau diakui dan dapat diterima. Validitas alat ukur merupakan taraf kesesuaian dan ketepatan dalam melakukan suatu penilaian atau dengan kata lain apakah alat ukur (kuesioner) tersebut sudah benar. Untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner dengan skala pengukuran ordinal digunakan metode koefisien korelasi Rank
88
Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan setiap item dengan skor keseluruhan dengan rumus:
√ Dengan: ∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
merupakan faktor korelasi X dan Y t
= frekuensi nilai yang sama
N = jumlah sampel b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam subjek memang belum berubah (Azwar, 2003: 4). Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas instrumen menggunakan metode (rumusan) koefisien Alpha Cronbach: [
][
K = banyaknya belahan tes = varian belahan ke-j, j = 1, 2, .......j = varian skor total tes
]
89
Menurut Robert M. Kaplan dan Dennis Saccuzo (1993), dalam buku Phsycological Testing, sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,7. Setiap data variabel X dan Y dirangking berdasarkan hasil skor yang diperoleh. Bila terdapat dua subjek atau lebih yang mendapar skor sama pada variabel yang sama, maka sebelum menghitung rs digunakan suatu faktor koreksi, yaitu T yang diukur dengan rumus:
∑
∑
∑
∑
t = banyaknya data yang berangka sama pada suatu rangking Maka, rs dihitung dengan menggunakan rumus:
√
Di mana:
∑
∑
∑
∑
Keterangan: T = faktor korelasi n = ukuran sampel rs = koefisien korelasi rank spearman di = selisih rangking antara variabel X dan Y pada rangking tertentu
90
6.1.7.4.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel
Intensitas Membaca
Tampilan
Daya tarik isi
Motivasi Menulis
P10
Koefisien Validitas 0.759
Titik Kritis 0.3
P11
0.649
0.3
Valid
P12
0.405
0.3
Valid
P13
0.448
0.3
Valid
P14
0.400
0.3
Valid
P15
0.485
0.3
Valid
P16
0.433
0.3
Valid
P17
0.397
0.3
Valid
P18
0.524
0.3
Valid
P19
0.481
0.3
Valid
P20
0.529
0.3
Valid
P21
0.361
0.3
Valid
P22
0.437
0.3
Valid
P23
0.649
0.3
Valid
P24
0.549
0.3
Valid
P25
0.398
0.3
Valid
Pertanyaan
Keterangan
Koefisien Reliabilitas
Titik Kritis
Keterangan
0.739
0.7
Reliabel
0.729
0.7
Reliabel
0.735
0.7
Reliabel
0.711
0.7
Reliabel
Valid
91
6.1.8. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan data kuantitatif dengan menghitung sebuah nilai statistik. Salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Setelah itu dilakukan pengujian yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan sistematis antara variabel yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan (Singarimbun, 1995: 263). Data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan analisa statistik inferensial. 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif, yaitu uraian berupa penggambaran untuk menjelaskan jawaban-jawaban
yang diberikan responden
dalam angket
tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis ini dilakukan untuk memberikan gambaran-gambaran mengenai karakteristik responden dan frekuensi jawaban responden berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik presentase. Perhitungan presentase dilakukan dengan rumus: P= Keterangan: P = Presentase f = frekuensi n = jumlah sampel
92
Analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk tabel tunggal yang berupa distribusi frekuensi dan presentase, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas masalah yang diteliti. 2. Analisis Statistik Inferensial Analisis statistik inferensial, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data sampel, untuk mengetahui derajat hubungan di antara variabel bebas dan terikat diperlukan sebagai prosedur statistik yang dinamakan analisis hubungan dengan menggunakan ukuran asosiasi yang disesuaikan dengan jenis (skala pengukuran) data (Rakhmat, 2009: 34). Karena skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Maka uji statistik yang digunakan untuk mengukur koefisien korelasi adalah korelasi tata jenjang (rank-difference correlation) dengan rumus Spearman (Sugiyono, 2003: 228) dengan langkah-langkah berikut:
√
93
6.2. Objek Penelitian 6.2.1. Sejarah Singkat Harian Umum Pikiran Rakyat Harian umum Pikiran Rakyat (PR) berawal dari Warta Harian Pikiran Rakyat (WHPR) yang berdiri pada 30 Mei 1950. Pengelola harian ini adalah Djamal Ali, SH serta almarhum AZ Parlindih di bawah bendera perusahaan Bandung NV. Saat itu surat kabar WHPR terbit dengan empat lembar halaman dengan bentuk huruf berupa letter press, karena masih menggunakan mesin cetak duplex. Pada 1966, surat kabar tersebut dilarang terbit oleh pemerintah. Hal ini diakibatkan WHPR terlambat memenuhi kebijakan Departemen Penerangan yang meminta agar setiap surat kabar di Indonesia berafiliasi pada suatu partai atau lembaga pemerintah. Karena pencabutan izin terbit tersebut, sejumlah wartawan akhirnya harus kehilangan pekerjaan. Tak lama kemudian, Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI Siliwangi Ibrahim Adjie menganjurkan dan memberi dorongan kepada para wartawan tersebut untuk membentuk suatu yayasan bersama, Yayasan Angkatan Bersenjata. Melalui yayasan ini, Pangdam VI Siliwangi mengeluarkan rekomendasi kepada para eks wartawan untuk menerbitkan menerbitkan harian yang khusus mengangkat berita mengenai Angkatan Bersenjata di Jawa Barat. Rekomendasi ini diperoleh setelah turunnya Surat Keputusan Pepelrada Jawa Barat No.04/ Pepelrada/ DB/ 1966. Harian ini bernama Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat dan berkantor pusat di Jakarta. Angkatan Bersenjata pertama kali terbit pada 24 Maret 1966, bersamaan dengan peringatan 20 tahun peristiwa Bandung Lautan Api, dengan
94
oplah cetakan tiga ribu eksemplar. Sayangnya harian ini hanya mampu terbit 37 kali, alias hanya berusia 37 hari. Terhitung 1 Juni 1966, pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai kehidupan pers di Indonesia yang mengatakan, bila pemerintah memberi kebebasan setiap orang/ lembaga untuk membentuk surat kabar yang mandiri, tidak terikat atau berafiliasi dengan suatu partai atau golongan. Oleh karena itu, Pangdam VI Siliwangi Letnan Jenderal H.R. Dharsono, yang juga merupakan Ketua Papelrada Jawa Barat, mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No.05-5/Pepelradda-DB/1967 pada 5 Februari 1967, yang berisi tiga keputusan penting bagi perkembangan harian PR di kemudian hari. Ketiga putusan tersebut berlaku sejak 29 September 1966. Pertama, Harian Umum Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat bukan merupakan organ resmi TNI Angkatan Darat. Kedua, harian tersebut dijadikan surat kabar yang berdiri sendiri dan memiliki otonomi penuh dengan nama Pikiran Rakyat Bandung, yang diharapkan dapat menjadi teladan dalam bentuk isi surat kabar atau dalam pengelolaan manajemennya. Ketiga, surat kabar Pikiran Rakyat Bandung secara hukum diusahakan oleh Yayasan Pikiran Rakyat Bandung dan tidak mempunyai kaitan apapun dengan Bandung NV. Keluarnya SK tersebut membuat surat kabar ini berganti nama, dari Harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat menjadi PR. Perubahan yang terjadi di tubuh surat kabar ini tidak hanya sampai di situ, sebab yayasan pun mengganti nomor dan tahun penerbitan baru sejak 24 Maret 1966. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran timbulnya salah pengertian dengan surat kabar WHPR terdahulu yang dikelola Bandung NV.
95
Yayasan Pikiran Rakyat Bandung semakin mendapatkan kebebasan yang nyata setelah
mereka
berhasil
mengantongi
Surat
Izin
Terbit
(SIT)
No.
Per/SK/PPG/SIT/1967 pada tanggal 24 mei 1967. Serta dua tahun kemudian tepatnya tanggal 22 Juli 1969, yayasan juga mendapat Surat Izin PemBELIAn Kertas (SIPK) No. 720/AC/P-3 yang merupakan izin penting berkaitan dengan kebebasan dalam hal sirkulasi. Dengan motto “Dari Rakyat oleh Rakyat untuk Rakyat” dan “Beritanya dapat Dipercaya”, PR mulai menunjukkan jati diri yang sesungguhnya kepada masyarakat Jawa Barat. PR ingin menunjukkan bahwa mereka mempunyai kedudukan, fungsi, serta peranan yang memiliki kepribadian khas, mandiri, serta mengabdi kepada kepentingan umum. Pada awal penerbitannya, kondisi surat kabar ini minim fasilitas dan sarana kerja. Para wartawan pun terpaksa harus bekerja berpencar-pencar dan bahkan menumpang di tempat orang lain. Bahkan alat cetak yang digunakan juga hasil pinjaman. Selain itu wartawan yang bekerja harus rela tidak digaji dengan baik selama hampir tiga tahun karena minimnya kondisi modal perusahaan. Sejak tujuh tahun pertama (1966-1967), surat kabar PR terpaksa berjalan terseok-seok dan makin ketinggalan dalam persaingan dengan surat kabar yang terbit di ibukota Jakarta. Sampai akhir tahun 1973 pun, sirkulasi PR masih berkisar 22.500 eksemplar untuk disebar ke daerah-daerah di Jawa Barat. Jumlah itu masih kurang dibandingkan dengan jumlah surat kabar ibukota yang mendominasi pasar Jawa Barat. Hal ini pun makin membuat PR jauh ketinggalan dalam persaingan.
96
Memasuki 1971, harian PR membeli gedung di jalan Asia Afrika No. 77 Bandung setelah mendapat bantuan permodalan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dua tahun kemudian BRI juga ikut membantu PR lewat fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) membeli sarana percetakan offset guna memenuhi ambisi untuk memiliki sarana percetakan sendiri. Adanya bantuan permodalan ini membuat perkembangan PR mulai merangkak naik. Perjalanan surat kabar yang masih muda ini akhirnya membaik sejak notaris Noezar, SH. meneken akta penggantian bentuk badan hukumnya dari sebuah yayasan menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 9 April 1973. Pergantian badan hukum juga ikut mengganti Surat Izin Terbit (SIT) yang dimiliki sebelumnya, PT Pikiran Rakyat kembali mengantongi SIT yang baru dengan No.0553/per-2/SK/dirjen-PG/SIT/1973. Selain SIT, PT Pikiran Rakyat juga memperoleh Surat Izin Cetak (SIC) No.01-6/KAMDA/jB/74 pada tanggal 20 Januari 1974 serta tercatat sebagai anggota Serikat Penerbit Surat Kabar (SPSK) No. 41/AB/DAB/xii-69. Tepat 12 Mei 1975, PR memulai edisi komersial, dengan tebal delapan halaman. Pergantian serta penambahan mesin cetak off set yang terbilang canggih terbukti ampuh menyokong lembar kertas tertulis tersebut ke angka yang cukup fantastis. Oplah harian langsung di genjot ke angka 20 ribu eksemplar, kemudian 25 ribu, dan stabil pada angka 35 ribu. Iklan pun mengalami pertumbuhan seiring perkembangan tiras. Sejak itu, awal tahun 1974 PT Pikiran Rakyat makin berkibar dengan makin berkembang, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Harian Umum PR pun makin cepat berpenetrasi dan menyebar ke seluruh Jawa Barat dalam
97
merebut pasarnya kembali. Bahkan sempat menjadi surat kabar daerah yang pertama berhasil menembus pasar di ibukota. Sejalan dengan perkembangan zaman yang dipengaruhi pergantian kekuasaan, maka SIT yang merupakan surat penting bagi setiap lembaga pers akhirnya diganti dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) oleh pemerintah. PT Pikiran Rakyat pun ikut memperbaharui lisensi penerbitan surat kabarnya
dengan
berhasil
mendapatkan
SIUPP
No.035/SK.MENPEN/
SIUPP/A.7/1986 pada 11 Februari 1986. Pada era 80-an, PT Pikiran Rakyat berkembang menjadi perusahaan pers yang terpandang dan disegani. Selain beredar di seluruh wilayah Jawa Barat, surat kabar ini juga beredar di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di luar Jawa Barat. Kenyataan ini membuat PR berhasil menempatkan diri dalam kelompok sepuluh besar surat kabar di Indonesia. Jika ditinjau dari sirkulasinya, PR menduduki urutan keenam, sedangkan berdasarkan omzetnya, menduduki urutan ketiga. Selain di dalam negeri, PR juga menonjol di luar negeri khususnya di Asia. Hal ini didasarkan survei Asian Mass of Communication and Information Centre (AMIC) pada tahun 1984 yang berpusat di Singapura. Harian umum PR merupakan satu diantara Five Succesfull Asian Community Newspaper, salah satu surat kabar yang tersukses di Asia. Namun tampil dalam liga utama dunia pers nasional rupanya dirasa berat. Hal ini diakibatkan PR tidak mempunyai akar historis yang memberinya kemampuan untuk bertanding di pentas nasional. Akhirnya tahun 1982, PR
98
pulang kandang, sebab bagi mereka Bandung adalah lapisan benteng terdalamnya, tempat dimana akar utama kelangsungan hidup tumbuh. Meski bermain di kandang, perjalanan PR tidak dapat dikatakan stabil bila melihat kuantitas oplah yang dicetaknya. Tahun 2001 lalu, PR beroplah sekitar 180 ribu eksemplar, sekitar 110 ribu diantaranya disebar ke Bandung, hampir sepertinganya. Sedangkan 16,1 ribu dilempar ke kabupaten Bandung. Garut, Sumedang, Cianjur, Purwakarta, dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Barat mendapat jatah sisa yang 50 eksemplar itu. Wilayah lainnya diluar Jawa Barat yang meliputi Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur serta daerah lain di luar Jawa hanya kebagian lima persen dari total jumlah tersebut. Jumlah itu tidaklah sebanyak tahun 1996, sebelum krisis ekonomi melanda negeri. Tiras Pikiran Rakyat pada masa itu sempat mencetak angka 250 ribu300ribu eksemplar. Namun entah kenapa, semenjak masa itu, PR mulai kehilangan daya tarik bagi konsumennya, hingga tiras lamban namun pasti menurun hingga sekitar 110-120 ribu eksemplar pada bulan Mei 2002 lalu. 6.2.2. Visi dan Misi Harian Umum Pikiran Rakyat A. Visi Harian Umum Pikiran Rakyat 1.
HU Pikiran Rakyat yang bercikal bakal Harian Angkatan Bersenajta Edisi Jawa Barat dilahirkan pada tanggal 24 Maret 1966 untuk diupayakan agar dapat hidup dalam masa yang panjang. Bahkan kalau mungkin sepanjang masa diwarisi oleh generasi demi generasi sebagai surat kabar yang terus maju dan berkembang menjadi tambah besar baik sebagai institusi sosial maupun sebagai institusi bisnis.
99
2.
Sebagai institusi bisnis, HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi dan dijadikan wahana ibadah kepada Allah SWT, sekaligus wahana pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
3.
Sebagai institusi bisnis HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi dan dijadikan wahana bisnis yang mampu meraih pendapatan dan laba sebesar-besarnya. Sebagai bisnis institusi HU Pikiran Rakyat harus dikelola dengan bertaat azas pada kaidah-kaidah manajemen perusahaan yang baik, serta mampu memenuhi keempat unsur marketing mix yang terdiri dari product, price, place, dan promotion.
4.
Kinerja HU Pikiran Rakyat sebagai institusi sosial sangat bergantung pada kinerja yang dicapai oleh manajemen dan jajaran terkait dalam mengelola HU Pikiran Rakyat sebagai institusi bisnis. Sebaliknya, kinerja HU Pikiran Rakyat sebagai institusi bisnis sangat bergantung padsa kemampuan dan kinerja manajemen dan jajaran terkait menjadi HU Pikiran Rakyat sebagai produk ideal yang laku dijual. Karena itu pengeloaan HU Pikiran Rakyat sebagai institusi sosial dan pengelolaannya
sebagai
institusi
bisnis
harus
dilaksanakan
berdasarkan hubungan interpendensi yang saling mengisi dan saling menunjang. Pengelolaan kedua aspek idiil dan aspek bisnis komersial harus dilaksanakan secara terpadu dan sinkron dalam kerangka satu kesatuan strategi yang komprehensif integral. 5.
HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk diupayakan,, agar menjadi tuan rumah yang dominan di daerahnya sendiri, di Jawa Barat yang memang memiliki potensi sangat besar untuk menunjang eksistensi
100
dan menumbuh kembangkan surat kabar. Karena itu HU Pikiran Rakyat harus diupayakan menjadi surat kabar yang menyebar seluasluasnya dan paling luas penyebarannya di Jawa Barat, dibaca oleh sebanyak-banyaknya orang dengan tiras terjual sebesar-besarnya, menjadi pilihan sebanyak-banyaknya pengguna jasa iklan dengan volume space iklan terjual sebesar-besarnya. 6.
Penyelenggaraan HU Pikiran Rakyat sebagai institusi sosial dan penyelenggaraan
sebagai
institusi
bisnis
harus
dilaksanakan
berdasarkan hubungan interpendensi yang saling mengisi dan saling menunjang. Karena itu segala sesuatunya harus dilaksanakan secara terpadu dan sinkron dalam kerangka satu kesatuan strategi yang kompehensif integral. B. Misi Harian Umum Pikiran Rakyat Harian Umum Pikiran Rakyat dilahirkan untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara khususnya pembangunan di wilayah Jawa Barat juga termasuk pembangunan kualitas manusianya yang mencakup: 1.
Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ketaatannya dalam melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.
Kualitas pemahaman dan penghayatan atas nilai-nilai Pancasila serta diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat.
3.
Kualitas kehidupannya secara materil, serta memiliki etos kerja yang berupaya untuk mewujudkannya.
101
4.
Kualitas pemahaman dan penghayatan atas kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai warga negara.
5.
Kualitas wawasan, pengetahuan dan keterampilan serta moral yang jujur, adil, terpercaya dan percaya diri.
6.2.3. Struktur Organisasi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat Untuk meningkatkan pengendalian atau semua aktivitas yang terjadi dalam perusahaan media massa, maka perusahaan harus mempunyai suatu strujtur organisasi redaksi. Struktur organisasi redaksi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar komponen keredaksian baik itu pemimpin umum, redaktur pelaksana, redaktur bagian, wartawan, maupun editor bahasa dalam suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi redaksi dapat memperjelas pemberian kerja, pendelegasian, wewenang, pengawasan dan tanggung jawab. Sehingga dapat mempermudah setiap individu atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Berikut adalah orang-orang yang berada dalam struktur organisasi redaksi HU Pikiran Rakyat:
102
6.2.4. Bagan Struktur Organisasi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat
6.2.5. Suplemen Mingguan Belia Belia - Pikiran Rakyat adalah sisipan untuk pembaca remaja yang dikeluarkan oleh Harian Umum Pikiran Rakyat untuk memenuhi tuntutan pembaca muda yang membutuhkan bacaan berbeda, khusus untuk remaja. Dengan misi menjadi wadah untuk pembaca remaja, Belia yang didirikan oleh Tisha Anwar dan Syauqy Lukman terbit pertama kali pada hari Selasa tanggal 24 Januari 2004. Suplemen mingguan Belia adalah suplemen yang terbit sekali
103
dalam seminggu, tepatnya terbit setiap hari Selasa di Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung. Ide untuk membuat sisipan koran ini berawal dari Pemimpin Redaksi kala itu yaitu Yoyo S. Adireja. Ia bersama beberapa stafnya mempunyai ide untuk membuat sisipan yang memuat konten-konten remaja, seputar hobi, aktifitas sekolah. Konten lain yang juga dirasa perlu disisipkan adalah seputar isu DIY (musik indie, clothing & distro, dll), serta literature empowerment di kalangan remaja. Saat itu, Syauqy Lukman dan Tisha Anwar sedang magang di HU Pikiran Rakyat. Kebetulan, kala itu mereka juga sedang menggarap Fikombabes di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Tisha Anwar lalu memberi contoh salah satu edisi Fikombabes ke Yoyo S. Adireja dan akhirnya mereka diajak untuk membentuk Belia. Setelah beberapa kali simulasi, bongkarpasang konten, dan beberapa usulan perwajahan, akhirnya pada 24 Februari 2004 edisi pertama Belia terbit. Menurut company profile HU Pikiran Rakyat, Belia adalah suplemen dunia muda yang aktif, kreatif dan positif. Suplemen ini dibidani oleh pekerjapekerja cakap di bidangnya, sehingga tulisa-tulisan menarik tentang dunia remaja bisa ditemukan. Lewat susunan kalimat khas kaum muda, disajikan secara apik tips, trend, dan budaya pop yang perlu diketahui generasi teenagers sebelum mereka bergaul dengan sesamanya. Tujuan dibentuknya Belia oleh HU Pikiran Rakyat adalah sebagai media untuk memfasilitasi pemberitaan tentang dunia remaja (13 - 18 tahun). Selain itu, Belia diharapkan dapat membuat siswa-siswa sekolah terinspirasi dengan kegiatan DIY (Do It Yourself) dan empowerment terhadap literasi anak muda.
104
Belia hadir dengan ciri khas gaya bahasa bertutur, konten yang memfasilitasi aktifitas dan prestasi remaja, serta layout dan tampilan grafis yang tidak monoton.1 Sepanjang perjalanannya selama tujuh tahun terakhir, banyak penambahan dan pengurangan rubrik yang dilakukan untuk kepuasan pembaca Belia, hingga sekarang Belia menyajikan beberapa rubrik terbaik untuk pembaca remaja. Laporan Utama adalah tulisan yang mengulas dan menyajikan hal-hal kekinian yang berkaitan dengan issue-issue remaja. Pada laporan utama ini biasanya mengulas persoalan dalam tulisan yang berbentuk feature. Skul, adalah rubrik yang menyajikan profil dan aksi-aksi dari sekolahsekolah yang ada di Jawa Barat. Di dalamnya menyajikan juga rubrik Cobel dan Cebel, yang antara lain adalah menampilkan anak-anak berprestasi dari sekolah yang terpilih dalam rubrik skul ini. Dalam rubrik skul ini juga terdapat kotak (box) yang berisi tentang keunikan dan kelebihan yang terdapat dari sekolah terpilih tersebut. Aksi, adalah tulisan yang mengenalkan hobi, minat, atau kegiatan yang seru-seru. Dalam rubrik ini biasanya menampilkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah diluar jam belajar, seperti pentas seni, kegiatan pelatihan jurnalistik, teater, kontes musik, dll. Terdapat juga rubrik yang menampilkan tulisan-tulisan dari siswa SMP dan SMA yang dikemas dalam rubrik Inspirasi, Cerpen Keren, Selancar, dan Suara Hati Pelajar. Ini merupakan bentuk kepedulian suplemen mingguan Belia terhadap kreativitas remaja yang hobi menulis. Pada rubrik review, Belia
1
Syauqy Lukman, wawancara 20 Maret 2012
105
menampilkan ulasan-ulasan buku, film, dan musik album yang sedang populer dikalangan remaja. Rubrik Music Territory menampilkan informasi-informasi yang berkaitan dengan dunia musik dan acara-acara musik. Pada rubrik Chat, suplemen mingguan Belia menampilkan profil orang terkenal, band, dan remaja berprestasi. Ada juga komik khas Belia, yang dikemas dalam Abel dan Lia. Komik pendek ini menampilkan tokoh kakak beradik Abel dan Lia dengan tingkah laku khas remaja dalam membahas setiap persoalan yang biasanya dibahas dalam laporan utama. Tidak hanya menemani pembaca remaja dengan tulisan, foto, dan komik, banyak sekali rangkaian acara yang dilakukan untuk menjadi wadah kegiatan dan kreatifitas remaja yang dilakukan oleh Belia. KlaBelia, dilakukan secara rutin pada 2005-2006, merupakan ajang belajar jurnalistik dan hobi lainnya untuk pembaca Belia. Lalu ada workshop jurnalistik yang dilakukan di berbagai daerah di Jawa Barat. Belia Look adalah ajang pemilihan siswa siswi yang eksis dan berprestasi.
106
6.2.6. Bagan Susunan Redaksi Suplemen Belia
6.2.7. Forum Jurnalistik Dreams Dunia Remaja Muslim, atau disingkat Dreams, adalah sebuah organisasi jurnalistik SMA/SMK/MA se-Kota Bandung. Dreams juga merupakan nama buletin remaja yang dikelola oleh para pelajar di Bandung. Dreams mencoba menjadi sarana komunikasi dan informasi bagi para pelajar SMA di Bandung dengan menerbitkan buletin setiap bulan yang dikemas dengan menggunakan bahasa yang lugas, sesuai dengan bahasa keseharian para remaja.
107
Karya Dreams tidak ingin sebatas buletin saja, Dreams mempunyai citacita untuk mengembangkan kreativitas dan potensi mereka dengan menghasilkan sebuah karya yang mendidik dan dapat memberikan inspirasi bagi muda-mudi masa kini dengan menerbitkan sebuah majalah atau Dreams Magz!. Dreams terbentuk sejak 2007 dimana anggotanya merupakan siswa-siswi SMA di Bandung. Awalnya, organisasi jurnalistik ini diberi nama Forlisma (Forum Silaturahmi Remaja). Pertama kali tebentuknya Forlisma hanya beranggotakan sembilan orang dan terus bertambah menjadi 60 orang. Seiring berjalannya waktu, anggota Forlisma mulai berkurang. Dengan demikian, Forlisma mulai menyeleksi orang-orang yang konsisten ingin menciptakan sebuah karya yang kreatif dan mendidik. Pada awal Februari 2008, Forlisma memutuskan untuk mengganti nama menjadi Jurnalistik Remaja Islam Bandung. Para anggota diberikan ilmu pengetahuan dan praktek secara langsung mengenai jurnalistik. Setelah mengikuti beberapa kali training jurnalistik, anggota Jurnalistik Remaja Islam Bandung diberikan kesempatan untuk menerbitkan sebuah buletin. Akhirnya, pada bulan Agustus 2008 diadakanlah pertemuan anggota untuk membahas persiapan pembuatan buletin. Disitulah nama Dreams (Dunia Remaja Muslim) muncul. Dreams sendiri mempunyai kelebihan sebagai organisasi jurnalistik yang segmentif. Dreams merupakan satu-satunya organisasi jurnalistik dan paling konsisten mengeluarkan produk jurnalistiknya,
yang ditujukan kepada
khalayaknya, yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kota
108
Bandung. Dreams mengajak aktif para anggotanya untuk berkegiatan jurnalistik di sela kegiatan sekolah mereka. Mengingat
hampir
seluruh
Sekolah
Menengah
Atas
memiliki
perwakilannya yang terdaftar sebagai anggota Dreams, maka sirkulasi penyebaran produk dari organisasi ini, yaitu Dreams Magz! sangat luas. Mereka memanfaatkan
anggota-anggota
yang
berbeda
sekolah
lalu
kemudian
menyebarkan majalah mereka di sekolah-sekolah tersebut. 6.2.8. Visi dan Misi Forum Jurnalistik Dreams A. Visi Forum Jurnalistik Dreams 1. Menjadikan siswa-siswi di wilayah Bandung gemar membaca dan menulis, sehingga timbul pemikiran yang kreatif, aktif dan kritis terhadap sesuatu yang terjadi dilingkungannya. 2. Menjadi wadah bagi penyaluran ekspresi siswa (to provide medium for student expression). 3. Menjadi pers yang diperlukan oleh komunitas sekolah (should make itself indispensable to the school community). 4. Media yang membentuk karakter remaja yang berakhlaqul karimah sesuai dengan tuntunan ajaran islam. B. Misi Forum Jurnalistik Dreams a. Media informasi yang memberikan nilai-nilai pendidikan dan kreativitas bagi para remaja. b. Media dakwah yang dapat membentuk kepribadian remaja muslim yang berakhlaqul karimah. c. Media komunikasi dan informasi antar SMA se-Kota Bandung.
109
d. Media yang memberikan inspirasi dan motivasi yang bermanfaat. e. Membangun sikap gemar membaca dan menulis kepada para remaja. f. Menumbuhkan sikap kritis terhadap lingkungan sekitarnya. 6.2.9. Bagan Struktur Organisasi Forum Jurnalistik Dreams Struktur Organisasi dari Forum Jurnalistik Dreams Periode 2012-2013
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai data primer dan data sekunder dari penelitian ini. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan pada 54 orang responden. Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada tanggal 21 Juni 2012 sampai dengan 24 Juni 2012. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner ini terdiri dari tiga macam, yaitu data responden, data kategori, dan data penelitian. Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang paling relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau mengenai variabel penelitian. Variabel penelitian ini yaitu variabel X (Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat) dan variabel Y (Motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis korelasional. Pembahasan dilakukan dengan menganalisis secara deskriptif hasil pengolahan data penelitian. Analisis data deskriptif merupakan penggambaran untuk menjelaskan jawaban-jawaban yang diberikan responden dalam angket tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Disini akan dijelaskan jawaban-jawaban responden terhadap 25 pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Hasil pengolahan data dan analisis yang akan dibahas dalam penelitian ini untuk tahap pertama, yaitu menggunakan analisis yang disusun ke dalam bentuk tabel tunggal yang telah dikategorikan dengan menggunakan pendekatan
110
111
distribusi frekuensi dan perhitungan presentase. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden pada tiap variabel dan sub variabel, digunakan analisis deskriptif yang dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu total skornya. Berdasarkan total skor tersebut, selanjutnya dibuat ke dalam tiga kategori, yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Selanjutnya untuk tahap kedua pengolahan data dan analisis berikutnya, yaitu menggunakan analisis statistik inferensial yang terdiri dari analisis uji statistik korelasi Rank Spearman (rs) hubungan antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y). 4.1. Analisis Deskriptif Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Untuk memudahkan penulis dalam menginterpretasikan penelitian dalam tabel, maka peneliti mengacu penafsiran data sebagai berikut: 0%
:
Tidak seorang pun dari responden
1 – 25%
:
Sangat sedikit responden
26 – 49%
:
Sebagian kecil atau hampir setengah dari responden
50%
:
Setengah dari responden
51 – 76%
:
Sebagian besar dari responden
77 – 99%
:
Hampir seluruh responden
100%
:
Seluruh responden
(Arikunto, 2006: 246)
112
Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 4.1.1. Karakteristik Responden Berikut ini akan digambarkan mengenai data responden yang merupakan para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Data responden tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, kelas, peringkat, lama menjadi anggota Dreams, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, apakah membaca Pikiran Rakyat, cara memperoleh Suplemen Belia. 4.1.1.1. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden No.
Jenis kelamin
Frekuensi
%
1
Laki-laki
19
35.2
2
Perempuan
35
64.8
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Hasil Penelitian 2012
Jenis kelamin responden termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Skala ini merupakan tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak mau pun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. “Angka” yang ditunjukkan hanya sebuah label atau kode. Sesuai dengan karakteristik media massa yang mengatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum dan terbuka bagi semua orang (Effendy, 2001: 83). Namun, seperti yang terlihat pada tabel 4.1.
113
yang menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar anggota Forum Jurnalistik Dreams berjenis kelamin perempuan, sebanyak 35 orang (64.8%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Dapat terlihat bahwa motivasi menulis siswa berjenis kelamin perempuan lebih besar dibandingkan dengan motivasi menulis siswa berjenis kelamin laki-laki. Menurut Dian Ekawati, pembina Forum Jurnalistik Dreams, banyaknya anggota Dreams yang berjenis kelamin perempuan dikarenakan minat menulis dikalangan remaja masih berpusat pada perempuan. Kebanyakan perempuan, dalam lingkup forum mereka, merupakan perempuan yang gemar mengemukakan pendapat di depan umum, dalam hal positif. Anggota Dreams yang berjenis kelamin pria pun belum banyak yang peka bahwa kegiatan menulis mampu menuangkan ide dan kreatifitas mereka dalam bentuk tulisan. Begitu juga dengan pelajar-pelajar pria lain yang bukan anggota Dreams, masih menganggap bahwa kegiatan menulis bukan kegiatan serius.
114
4.1.1.2. Usia Responden Tabel 4.2. Usia Responden No.
Usia
Frekuensi
%
1
15-16 Tahun
16
29.6
2
17-18 Tahun
38
70.4
3
19-20 Tahun
-
-
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Usia responden termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Dalam skala nominal, angka yang ditunjukkan hanya sebagai label atau kode yang menunjukkan besarnya variabel yang diuji. Peneliti memasukkan usia responden ke dalam kuesioner karena mengetahui usia responden cukup penting agar dapat diketahui apakah mereka masuk ke dalam segmentasi Suplemen Belia atau tidak. Karena, jika usia responden berbeda dengan segmentasi Belia, maka persepsi dan rangsangan yang terjadi ketika mereka membaca Belia akan berbeda sehingga data ini penting untuk diketahui. Tabel 4.2. menggambarkan usia responden. Dari 54 responden, 16 orang berusia 15-16 tahun (29.6%) dan responden yang berusia 17-18 tahun sebanyak 38 orang (70.4%), di mana pada usia tersebut anak remaja bisa dibilang paling aktif di sekolah, apalagi anak yang berorganisasi baik di luar maupun di dalam sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar usia responden penelitian ini berkisar antara 17-18 tahun sehingga
115
mereka termasuk sebagai segmentasi pembaca Suplemen Belia dan konten Belia sesuai dengan usia mereka. Rangsangan dan persepsi yang muncul ketika responden membaca Belia pun akan berbeda dengan siswa sekolah dengan rentang usia yang lain.
4.1.1.3. Status Kelas Responden Tabel 4.3. Status Kelas Responden No.
Kelas
Frekuensi
%
1
X
15
27.8
2
XI
33
61.1
3
XII
6
11.1
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Status kelas responden termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Skala ini merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini, tidak ada asumsi tentang jarak atau urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Peneliti memasukkan usia responden ke dalam kuesioner untuk memastikan bahwa kelas mereka sesuai dengan pertanyaan usia yang mereka isi sebelum pertanyaan ini. Sehingga data yang diperoleh valid. Pada Tabel 4.3. terlihat bahwa tingkat kelas seseorang dapat memengaruhi untuk mengambil suatu keputusan. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden duduk di kelas XI sebanyak 33 orang (61.1%),
116
responden yang duduk di kelas X sebanyak 15 orang (27.8%) dan yang duduk di kelas XII sebanyak 6 orang (11.1%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sebagian besar responden duduk di Kelas XI sebanyak 33 orang (61.1%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa usia responden pembaca Belia yang berkisar antara 17-18 tahun sesuai dengan status kelas mereka di sekolah, yaitu pada usia tersebut siswa pada umumnya duduk di kelas XI. Sehingga dapat dilihat bahwa data yang responden isi valid.
4.1.1.4. Peringkat Responden di dalam Kelas Tabel 4.4. Peringkat Responden di dalam Kelas No
Peringkat
Frekuensi
%
1
1–3
2
3.7
2
4–6
6
11.1
3
7 – 10
25
46.3
4
> 10
21
38.9
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Peringkat responden di kelas termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Perhitungan data dengan skala ini tidak lah rumit. Angka yang ditunjukkan hanya merupakan label atau kode yang menunjukkan data tersebut. Peneliti memasukkan peringkat responden di kelas ke dalam kuesioner agar peneliti mengetahui tingkat intelejensi responden. Apakah responden
117
memiliki tingkat intelejensi yang tinggi, sedang atau rendah. Hal ini penting agar jawaban yang diisi responden dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan
tabel 4.4., diketahui bahwa responden yang menempati
peringkat 1-3 di kelas sebanyak 2 orang (3.7%). Peringkat 4-6 di kelas sebanyak 6 orang (11.1%), peringkat 7-10 di kelas sebanyak 25 orang (46.3%), dan peringkat >10 di kelas sebanyak 21 orang (38.9%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota Forum Jurnalistik Dreams menempati peringkat 7-10 di kelasnya. Sehingga dapat terlihat bahwa tingkat intelejensi dari responden penelitian ini cukup tinggi dan responden mudah mengerti dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang pada kuesioner penelitian ini. Jawaban-jawaban tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh repsonden.
118
4.1.1.5. Lama Responden Menjadi Anggota Dreams Tabel 4.5. Lama Responden Menjadi Anggota Dreams No
Lama Menjadi Anggota
Frekuensi
%
1
< 1 Tahun
34
63
2
1-2 Tahun
17
31.4
3
> 2 Tahun
3
5.6
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Lama responden menjadi anggota Dreams merupakan data responden dengan skala nominal. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak mau pun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). Seberapa lama responden menjadi anggota Dreams dimasukkan ke dalam kuesioner karena data ini dianggap cukup penting. Semakin lama responden menjadi anggota Dreams, semakin baik pula responden tersebut mengetahui karakteristik Dreams sehingga dalam mengisi kuesioner, mereka tidak asalasalan dan paham benar dengan isi kuesioner tersebut. Tabel 4.5. menggambarkan tanggapan responden mengenai seberapa lama mereka menjadi anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas responden sudah menjadi anggota Forum Jurnalistik Dreams selama < 1 tahun sebanyak 34 orang (63%) , responden yang sudah menjadi anggota Dreams selama 1-2 tahun sebanyak 17 orang
119
(31.4%) dan sisanya sudah menjadi anggora selama > 2 tahun sebanyak 3 orang (5.6%). Menurut tabel penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah menjadi anggota Forum Jurnalistik Dreams selama < 1 tahun. Karena sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah anggota baru Dreams, maka sebagian besar responden menjawa mereka sudah menjadi anggota Dreams selama < 1 tahun. Meskipun < 1 tahun, namun responden yang mengisi kuesioner penelitian ini bergabung dengan Dreams sejak mereka masuk SMA, sehingga keanggotaan mereka berkisar antara 9-10 bulan, karena saat kuesioner disebarm sudah masuk pada akhir semester 2. Dengan waktu 9-10 bulan, dapat dikatakan responden mengerti dan mengetahui karakteristik dari forum jurnalistik yang mereka ikuti dan memandang Suplemen Belia sebagai pemotivasi mereka untuk menulis di Dreams.
120
4.1.1.6. Pekerjaan Orang Tua Responden Tabel 4.6. Pekerjaan Orang Tua Responden No
Pekerjaan Orang Tua
Frekuensi %
1
Wiraswasta
14
25.9
2
PNS
21
38.9
3
Pegawai Swasta
19
35.2
4
Lainnya
-
-
54
100.0
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Pekerjaan orang tua responden merupakan data responden dengan skala nominal. Pengukuran data dengan skala ini merupakan yang paling sederhana. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). Jenis pekerjaan orang tua responden dimasukkan ke dalam kuesioner agar peneliti mengetahui golongan para responden yang diteliti dalam penelitian ini. Apakah mereka termasuk golongan A, B atau C. Berdasarkan Tabel 4.6., diketahui bahwa sebagian besar orang tua responden bekerja sebagai PNS sebanyak 21 orang (38.9%). Orang tua responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 19 orang (35.2%), dan sebagai wiraswasta sebanyak 14 orang (25.9%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dari orang tua responden adalah PNS, yaitu sebanyak 21 orang (38.9%). Hal tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar orang tua responden berada dalam keadaan mapan dalam ada dalam golongan menengah (golongan B) sehingga kebutuhan akan informasi terjamin.
121
4.1.1.7. Penghasilan Orang Tua Responden Tabel 4.7. Penghasilan Orang Tua Responden No
Besar Penghasilan
1
< Rp 1.000.000
2
3.7
2
Rp 1.000.000 – 3.000.000
47
87
3
> Rp 3.000.000
5
9.3
54
100.0
Jumlah
Frekuensi %
Sumber: Data Penelitian 2012 Penghasilan orang responden termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Dalam skala nominal, angka yang ditunjukkan suatu kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lain, hanya sekedar label atau kode saja. Besar penghasilan orang tua responden dimasukkan ke dalam kuesioner agar peneliti mengetahui golongan para responden yang diteliti dalam penelitian ini. Apakah mereka termasuk golongan A, B atau C. Berdasarkan Tabel 4.7., diketahui bahwa penghasilan orang tua responden sebesar < 1.000.000 sebanyak 2 orang, penghasilan sebesar 1.000.0003.000.000 sebanyak 47 orang (87%), dan penghasilan sebesar > 3.000.000 sebanyak 5 orang (9.3%). Menurut hasil penelitian tersebut, sebagian besar orang tua responden memiliki penghasilan 1.000.000-3.000.000 sebanyak 47 orang (87%). Hal tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar orang tua responden mapan dan mampu membeli media massa sebagai sumber informasi, salah satunya adalah membeli HU Pikiran Rakyat.
122
4.1.1.8. Membaca Harian Umum Pikiran Rakyat Tabel 4.8. Responden Membaca Suplemen Belia No.
Membaca Belia atau Tidak
1
Selalu
40
74.1
2
Kadang-kadang
14
25.9
4
Tidak Pernah
-
-
54
100.0
Jumlah
Frekuensi %
Sumber: Data Penelitian 2012 Membaca Harian Umum Pikiran Rakyat termasuk ke dalam data responden dengan skala nominal. Pengukuran data dengan jenis nominal merupakan yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak mau pun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). Apakah responden membaca Harian Umum Pikiran Rakyat dimasukkan ke dalam kuesioner karena data ini cukup penting untuk diketahui karena Suplemen Belia merupakan bagian dari HU Pikiran Rakyat, sehingga jika mereka membaca HU Pikiran Rakyat, maka jawaban mereka bahwa mereka membaca Suplemen Belia bisa dikatakan valid. Berdasarkan Tabel 4.8., diketahui bahwa sebagian besar responden yang selalu membaca Harian Umum Pikiran Rakyat sebanyak 40 orang (74.1%) dan responden yang kadang-kadang membaca Harian Umum Pikiran Rakyat sebanyak 14 orang (25.9%).
123
Banyaknya responden yang membaca HU Pikiran Rakyat sebanyak 40 orang adalah responden yang membaca HU Pikiran Rakyat dan juga membaca Suplemen Belia. Sehingga dapat dipastikan bahwa 74.1% responden membaca Suplemen Belia dan merasa termotivasi untuk menulis di Dreams setelah membaca suplemen tersebut.
4.1.1.9. Cara Responden Memperoleh Harian Umum Pikiran Rakyat Tabel 4.9. Cara Mendapatkan Harian Umum Pikiran Rakyat No.
Cara Memperoleh Surat Kabar
1
Berlangganan
37
68.5
2
Membeli Eceran
13
24.1
3
Membaca di Perpustakaan
4
7.4
54
100.0
Jumlah
Frekuensi %
Sumber: Data Penelitian 2012 Cara memperoleh HU Pikiran Rakyat merupakan data responden dengan skala nominal. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak mau pun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. “Angka” yang ditunjuk untuk suatu kategori tidak mereflesikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanyalah sekedar label atau kode. Cara responden memperolah HU Pikiran Rakyat dimasukkan ke dalam kuesioner agar peneliti mengetahui apakah mereka membaca Suplemen Belia secara rutin atau tidak. Jika berlangganan, bisa dikatakan mereka rutin membaca Belia.
124
Tabel 4.9. menunjukkan bagaimana tanggapan responden terhadap cara memperoleh Harian Umum Pikiran Rakyat. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang berlangganan HU Pikiran Rakyat sebanyak 37 orang (68.5%). Responden yang membeli HU Pikiran Rakyat sebanyak 13 orang (24.1%), dan yang membaca di perpustakaan sebanyak 4 orang (7.4%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, 37 orang responden (68.5%) memperoleh HU Pikiran Rakyat secara berlangganan sehingga supply surat kabar terhadap responden lancar dan rutin. Responden yang berlangganan tentu dengan mudah mendapatkan surat kabar tersebut sehingga dengan rutin pula membaca Suplemen Belia yang terdapat dalam HU Pikiran Rakyat dan secara rutin termotivasi untuk menulis oleh suplemen tersebut.
125
4.1.2. Data Penelitian 4.1.2.1. Terpaan Suplemen Belia A. Intensitas Membaca Suplemen Belia Tabel 4.10. Frekuensi Membaca Suplemen Belia dalam 1 Bulan No.
Frekuensi
%
3
5.6
1
3 Kali atau Lebih Sangat Setuju
2
Setuju
48
88.8
3
Ragu-ragu
3
5.6
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
54
100.0
Sumber: Data Hasil Penelitian 2012 Menjadi seorang pembaca yang baik, maka yang harus dimiliki adalah rasa haus akan informasi. Maksud dari rasa haus akan informasi ini adalah kepemilikan rasa ingin tahu yang tinggi. Seperti pada Tabel 4.10. yang menunjukkan jawaban dari responden terhadap pernyataan “Dalam satu bulan, saya membaca Suplemen Belia lebih dari 3 kali”. Pertanyaan ini dimasukkan ke dalam kuesioner pada penelitian ini agar lebih mudah untuk mengetahui responden mana yang mengenal karakter Suplemen Belia dengan baik. Jika responden membaca Belia lebih dari 3 kali dalam satu bulan, maka responden tersebut mengenali karakter dari media yang ia baca. Jika responden semakin sering membaca Suplemen Belia dan mengenali karakter suplemen tersebut, efek yang diperoleh dari suplemen tersebut juga semakin kentara. Hal ini termasuk dalam efek komunikasi massa, yaitu efek
126
kehadiran media massa yang menumbuhkan perasaan tertentu. Responden yang membaca Belia saat membaca suplemen tersebut akan tumbuh perasaan tertentu, baik perasaan positif maupun negatif. Jika kehadiran Suplemen Belia mampu menimbulkan perasaan positif, maka suplemen tersebut mampu membangkitkan motivasi menulis responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa sebanyak 3 orang menyatakan sangat setuju (5.6%), 48 orang setuju (88.9%), dan 3 orang ragu-ragu (5.6%). Sisanya, tidak setuju dan sangat tidak setuju, 0 responden. Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar anggota Forum Jurnalistik Dreams sangat setuju bahwa dalam sebulan mereka membaca Suplemen Belia lebih dari 3 kali, yaitu sebanyak 48 orang (88.9%). Angka 88.9% tersebut menunjukkan bahwa dapat terlihat efek kehadiran media massa yang ditimbulkan Suplemen Belia menimbulkan perasaan positif yang membuat responden termotivasi untuk menulis dalam Forum Jurnalistik Dreams.
127
Tabel 4.11. Frekuensi Membaca Suplemen Belia No.
Frekuensi
%
-
-
1
Sering atau Jarang Sangat Setuju
2
Setuju
-
-
3
Ragu-ragu
2
3.7
4
Tidak Setuju
46
85.2
5
Sangat Tidak Setuju
6
11.1
Jumlah
54
100.0
Sumber: Data Penelitian 2012 Membaca merupakan salah satu kegiatan positif yang bagi pelajar untuk menambah wawasan, salah satunya adalah dengan membaca Suplemen Belia. Dengan membaca, mereka tidak hanya mengerti dari segi akademik, tapi juga dari segi non-akademik. Pertanyaan ini dimasukkan ke dalam kuesioner dalam penelitian ini agar didapatkan data yang signifikan tentang seberapa sering responden membaca Suplemen Belia. Pertanyaan ini cukup menjebak, karena jika pada pertanyaan sebelumnya responden memilih Sangat Setuju (SS), maka seharusnya pada pertanyaan ini mereka memilih Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak Setuju (STS). Pertanyaan ini dibuat untuk meyakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan seputar intensitas membaca dijawab dengan benar dan sesuai dengan pengalaman mereka. Forum Jurnalistik Dreams sendiri mencoba untuk menjadi sarana komunikasi dan informasi bagi para pelajar SMAN di Bandung dengan menerbitkan buletin setiap bulan yang dikemas dengan menggunakan bahasa yang lugas, sesuai dengan bahasa keseharian para remaja.
128
Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi Suplemen Belia yang merupakan suplemen dunia muda yang aktif, kreatif, dan positif. Suplemen ini menampilkan tulisan-tulisan menarik tentang dunia remaja dengan susunan kalimat khas kaum muda, menyajikan tips, tren, dan budaya pop yang perlu diketahui generasi remaja sebelum mereka bergaul dengan sesamanya. Syauqy Lukman, pendiri sekaligus reporter Suplemen Belia menyatakan bahwa pembaca Belia bisa menjadikan Belia sebagai sarana pengembangan kemampuan, terutama kemampuan dalam bidang jurnalistik dan menulis. Manfaat lain, Belia bisa dijadikan referensi informasi seputar dunia remaja dari berbagai aspek, apakah pendidikan, lifestyle, wawasan umum, dan lain-lain. Melalui hal-hal tersebut, responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams merasa bahwa Suplemen Belia adalah media massa yang sesuai dengan visi dan misi mereka. Anggota Dreams menganggap Suplemen Belia sebagai media yang bisa membantu mereka “merangkul” pembacanya dengan karakter mereka. Berdasarkan Tabel 4.11., dapat diketahui bahwa sebagian besar anggota Dreams tidak setuju bahwa mereka jarang sekali membaca Suplemen Belia, yaitu sebanyak 46 orang (85.2%). Responden yang sangat tidak setuju sebanyak 6 orang (11.1%) dan yang ragu-ragu sebanyak 2 orang (3.7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden tidak setuju jika mereka jarang sekali membaca Belia sebanyak 46 orang (85.2%). Angka 85.2% menunjukkan bahwa responden merasa mereka tidak setuju jika mereka jarang membaca Belia. Justru dengan membaca Belia, responden termotivasi untuk
129
menghasilkan karya yang sama baiknya atau lebih baik dari media panduan mereka, dalam hal ini Suplemen Belia. Tabel 4.12. Rutinitas Membaca Suplemen Belia No.
Frekuensi
%
11
20.3
1
Rutin atau Tidak Sangat Setuju
2
Setuju
40
74.1
3
Ragu-ragu
2
3.7
4
Tidak Setuju
1
1.9
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
54
100.0
Sumber: Data Penelitian 2012 Selain haus akan informasi, untuk menjadi pembaca yang baik pembaca juga harus rutin membaca media yang sesuai dengan kebutuhannya. Semakin rutin pembaca membaca sebuah media, semakin pembaca memahami isi dan karakter media tersebut. Pertanyaan ini dimasukkan ke dalam kuesioner dalam penelitian ini agar lebih mudah mengetahui durasi yang digunakan para responden untuk membaca Suplemen Belia. Jika responden rutin membaca Suplemen Belia, maka responden semakin mengerti isi dan karakter dari suplemen tersebut. Semakin sering sebuah individu membaca, melihat, atau mendengarkan sebuah media massa, semakin individu tersebut mudah terpengaruhi oleh media massa tersebut. Jika responden semakin sering membaca Suplemen Belia, maka responden semakin terpengaruh oleh Suplemen Belia. Suplemen Belia tidak hanya memengaruhi pola pikir mereka, tetapi juga gaya penulisan mereka ketika mereka sedang membuat tulisan untuk Forum
130
Jurnalistik Dreams. Bahkan perilaku dan pergaulan mereka cukup dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap Suplemen Belia. Melalui hubungan ini, terjadi efek komunikasi massa melalui efek pesan, yaitu efek behavioral. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Berdasarkan Tabel 4.12., sebagian besar responden setuju bahwa mereka rutin membaca Suplemen Belia, yaitu sebanyak 40 orang (74.1%). 11 orang responden sangat setuju (20.4%), 2 orang ragu-ragu (3.7%), dan 1 orang tidak setuju (1.9%). Sesuai dengan hasil dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa para anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa mereka rutin membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat, yaitu sebanyak 40 orang (74.1%). Angka 74.1% menggambarkan tingkat rutinitas membaca Suplemen Belia dan responden tersebut merasa hal tersebut memengaruhi motivasi menulis mereka di Forum Jurnalistik Dreams dan membuat mereka aktif untuk menulis di forum tersebut. Tabel 4.13. Durasi Membaca Suplemen Belia No.
Frekuensi
%
15
27.7
1
10 Menit atau Lebih Sangat Setuju
2
Setuju
36
66.7
3
Ragu-ragu
3
5.6
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
54
100.0
131
Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan. Dalam penelitian ini adalah Suplemen Belia, jenis isi media yang dikonsumsi yaitu berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi. Pertanyaan ini dimasukkan dalam kuesioner dalam penelitian ini agar diketahui data responden tentang seberapa sering mereka membaca Suplemen Belia. Jika responden membaca lebih dari 10 menit, maka responden tersebut membaca seluruh bagian dari Suplemen Belia. Responden yang membaca Belia lebih dari 10 menit dan membaca seluruh bagian dari suplemen tersebut secara otomatis akan mengenali karakter dari media yang dibacanya. Semakin sering membaca, maka semakin mudah pembaca mengenali karakter media tersebut. Jika responden semakin sering membaca Suplemen Belia dan mengenali karakter suplemen tersebut, efek yang diperoleh dari suplemen tersebut juga semakin kentara. Hal ini termasuk dalam efek komunikasi massa, yaitu efek kehadiran media massa yang menumbuhkan perasaan tertentu. Responden yang membaca Belia saat membaca suplemen tersebut akan tumbuh perasaan tertentu, baik perasaan positif maupun negatif. Jika kehadiran Suplemen Belia mampu menimbulkan perasaan positif, maka suplemen tersebut mampu membangkitkan motivasi menulis responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams. Tabel 4.13. di atas menggambarkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Setiap membaca Suplemen Belia saya menghabiskan waktu 10 menit”. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 15 orang (27.7%)
132
sangat setuju membaca Suplemen Belia lebih dari 10 menit. 36 orang (66.7%) setuju membaca Suplemen Belia selama 10 menit, dan 3 orang (5.6%) raguragu
membaca
Suplemen
Belia
selama
10
menit.
Tabel
tersebut
memperlihatkan bahwa responden setuju mereka membaca Suplemen Belia lebih dari 10 menit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden setuju mereka menghabiskan waktu lebih dari 10 menit sebanyak 36 orang (66.7%). Angka 66.7%
tersebut
menggambarkan
persentase
responden
yang
mampu
menangkap pesan yang disampaikan Suplemen Belia sehingga mereka dengan mudah memahami karakter Belia. Hal tersebut memotivasi mereka untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams dan mencoba menghasilkan produk yang sama baiknya dengan Suplemen Belia. Tabel 4.14. Durasi Total Membaca Suplemen Belia No.
Frekuensi
%
25
46.2
1
Sejak SMP atau SMA Sangat Setuju (SMP)
2
Setuju (SMA)
28
51.9
3
Ragu-ragu
1
1.9
4
Tidak Setuju
-
-
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
Jumlah
54
100.0
Sumber: Data Penelitian 2012 Sebagai pembaca yang baik, semakin sering membaca media, maka semakin mengerti konten dan pesan yang disampaikan. Frekuensi membaca sebuah media sangat menentukan apakah pembacanya mengerti dengan baik pesan yang disampaikan media tersebut.
133
Pertanyaan ini dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui data tentang frekuensi responden membaca Suplemen Belia, karena semakin lama responden membaca Belia, semakin paham dan terpengaruhi responden tersebut terhadap media yang dibacanya. Semakin lama responden membaca Suplemen Belia, semakin responden merasa termotivasi oleh suplemen tersebut. Responden merasa Suplemen Belia mampu membangkitkan motivasi menulis mereka di Forum Jurnalistik Dreams karena karakter suplemen tersebut sama dengan visi dan misi mereka. Tabel 4.14. menggambarkan tanggapan responden terhadap pernyataan “Saya membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA”. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa sebanyak 25 orang responden (46.2%) sangat setuju bahwa mereka membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA. 28 orang (51.9%) setuju bahwa mereka membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA, dan 1 orang (1.9%) ragu-ragu bahwa mereka membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA. Melalui data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota Forum Jurnalistik Dreams membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA, yaitu sebanyak 28 responden (51.9%). Angka 51.9% menunjukkan bahwa responden setuju jika Suplemen Belia merupakan salah satu media panduan mereka menulis dan media tersebut mampu memotivasi mereka untuk berkarya di Dreams. Berdasarkan hasil wawancara langsung peneliti terhadap anggota Forum Jurnalistik Dreams, Suplemen Belia merupakan salah satu panduan menulis mereka dan mereka membaca Suplemen Belia sejak SMA.2
134
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 orang responden yang sangat setuju mereka membaca Suplemen Belia sejak SMA dan kebanyakan dari responden mengaku bahwa mereka membaca Suplemen Belia karena suplemen tersebut merupakan salah satu media panduan Forum Jurnalistik Dreams. Dari 25 orang yang sangat setuju telah membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA, hanya 3 orang yang membaca suplemen tersebut sejak SMP.
2
Dian Ekawati, wawancara 20 Juni 2012
135
B. Tampilan Suplemen Belia Suplemen Belia merupakan salah satu sisipan dari Harian Umum Pikiran Rakyat. Meskipun berada dalam naungan surat kabar, Belia tidak serta merta mengikuti tata letak formal dari Pikiran Rakyat. Meskipun tetap berbentuk kolom per kolom, namun dari jenis huruf yang digunakan hingga foto dan gambar pendukung tulisan, berbeda dengan format penulisan Pikiran Rakyat. Jurnalistik media massa cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor verbal dan faktor visual. Faktor visual menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, dan mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan (Sumadiria, 2008: 4). Tabel 4.14. Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Tata Letak Lay Out Suplemen Belia Memotivasi Untuk Menulis di Dreams 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi 12 40 2 54
% 22.2 74.1 3.7 100.0
Lay out atau tata letak merupakan salah satu faktor penting untuk sebuah media massa cetak. Dalam segi perwajahan, penataan, penempatan, dan desain sebuah media sangat menentukan nilai media tersebut. Pertanyaan ini dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui apakah lay out atau tata letak Suplemen Belia berpengaruh terhadap motivasi menulis para responden. Apakah lay out Belia mampu membuat responden mempunyai keinginan untuk membuat sebuah produk jurnalistik yang terinspirasi dari Belia.
136
Lay out sebuah media mampu memberikan efek komunikasi massa terhadap khalayaknya. Dalam penelitian ini, responden terkena efek pesan yaitu efek kognitif. Efek kognitif menimbulkan akibat pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Media massa dianggap mampu membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dalam hal ini, Suplemen Belia dianggap mampu mengembangkan keterampilan menulis dari para responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams dan memotivasi mereka untuk terus menghasilkan karya tulis. Berdasarkan Tabel 4.14., responden, yang merupakan anggota dari Forum Jurnalistik Dreams, sangat setuju dengan pernyataan “Lay Out Suplemen Belia membuat saya tertarik untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi saya untuk menulis di Dreams” sebanyak 12 orang (22.2%). Responden yang menyatakan setuju sebanyak 40 orang (74.1%) dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 2 orang (3.7%). Menurut hasil yang dipaparkan pada Tabel 4.14., dapat disimpulkan bahwa para anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju dengan lay out Suplemen Belia yang mampu menarik mereka untuk membaca suplemen tersebut, yaitu sebanyak 40 orang responden (74.1%). Angka 74.1% menunjukkan bahwa para responden setuju Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menulis di Dreams dan membuat suplemen tersebut sebagai panduan menulis mereka.
137
Tabel 4.15. Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Jenis Huruf No.
Jenis Huruf Pada Suplemen Belia Memotivasi Untuk Menulis di Dreams Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Frekuensi
%
6 45 3 54
11.1 83.3 5.6 100.0
1 2 3 4 5 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Pemelihan jenis huruf dalam jurnalisme media cetak merupakan salah satu pendukung agar mampu menarik khalayak untuk membaca media tersebut. Jenis huruf juga merupakan daya tarik dari sebuah media massa cetak, terutama jika segmennya remaja yang senang melihat sesuatu yang unik. Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa daya tarik responden terhadap tampilan Suplemen Belia memengaruhi motivasi mereka untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams, terutama dalam daya tarik jenis huruf yang digunakan Suplemen Belia. Pemilihan jenis huruf yang tepat mampu menarik perhatian para calon pembaca. Pada dasarnya, manusia menilai sesuatu pada saat pertama mereka melihatnya. Jenis huruf termasuk memberikan kesan pertama bagis para pembaca. Jika mereka tertarik dengan jenis huruf yang dipilih, maka mereka akan terus lanjut untuk membaca media tersebut. Berdasarkan Tabel 4.15., dapat diketahui bahwa 6 orang responden (11.1%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan “Jenis huruf yang digunakan pada tulisan-tulisan di Suplemen Belia membuat saya tertarik untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi saya untuk menulis di
138
Dreams”. 45 orang (83.3%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan 3 orang (5.6%) menyatakan ragu-ragu. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa jenis huruf yang dipilih Suplemen Belia menarik perhatian mereka untuk membaca suplemen tersebut, yaitu sebanyak 45 orang responden (83.3%) merasa setuju dengan hal tersebut. Angka 83.3% menunjukkan bahwa responden merasa setuju bahwa Suplemen Belia membantu mereka membangkitkan motivasi menulis mereka yang tinggi sehingga terus menulis. Beberapa responden mengaku bahwa jenis huruf di Belia menarik dan memotivasi mereka untuk memilih yang lebih baik untuk produk mereka sendiri di Dreams. Menurut hasil dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, jenis huruf yang digunakan pada tulisan-tulisan di Suplemen Belia menarik para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi mereka untuk menulis di Dreams dengan menjadikan suplemen tersebut panduan menulis mereka. Tabel 4.16. Tampilan Suplemen Belia Berdasarkan Foto Pendukung Foto Pendukung yang Ditampilkan Suplemen Belia Memotivasi Untuk Menulis di Dreams 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi
%
25 27 2 54
46.3 50 3.7 100.0
139
Produk jurnalistik terdiri dari news (berita) dan views (opini). Gambar ilustrasi, atau biasa disebut karikatur, merupakan salah satu produk jurnalistik yang masuk pada kategori views atau opini. Selain karikatur, ada pula fotofoto pendukung yang mampu membangun theatre of mind pembaca saat membaca berita. Hal tersebut mampu menarik khalayak untuk membaca sebuah media. Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa daya tarik responden terhadap tampilan Suplemen Belia memengaruhi motivasi mereka untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams. Foto pendukung adalah gambar yang menarik perhatian pembaca saat mereka membuka tulisan. Untuk mengetahui apakah tulisan itu menarik untuk dibaca atau tidak, pembaca akan melihat foto atau gambar pendukung yang berkaitan dengan tulisan tersebut. Jika foto atau gambar pendukung yang ditampilkan menarik dan terkait dengan tulisan, maka pembaca akan terus membaca tulisan tersebut. Berdasarkan Tabel 4.16., dapat terlihat bahwa sebanyak 25 orang (46.3%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan “Foto pendukung yang ditampilkan Suplemen Belia membuat saya tertarik untuk melihat suplemen tersebut dan memotivasi saya untuk menulis di Dreams”. Sebanyak 27 orang (50%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan 2 orang (3.7%) menyatakan ragu-ragu. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa foto pendukung dalam Suplemen Belia mampu menarik perhatian mereka untuk membaca tulisan-tulisan yang ada dalam suplemen
140
tersebut, yaitu sebanyak 27 orang (50%). Angka 50% tersebut menunjukkan bahwa responden merasa setuju bahwa foto-foto pendukung yang ditampilkan Suplemen Belia mampu memberikan gambaran tentang apa isi dari tulisan tersebut dan membuat mereka termotivasi untuk membuat karya yang sama baik atau lebih baik dari Belia. Menurut data yang diperoleh dalam tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa para anggota Forum Jurnalistik Dreams merasa sangat setuju bahwa foto pendukung yang ditampilkan Suplemen Belia membuat mereka tertarik untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi mereka untuk membuat produk yang sama baiknya atau lebih baik dari suplemen tersebut.
141
C. Daya Tarik Isi Suplemen Belia Tabel 4.17. Daya Tarik Isi Suplemen Belia Berdasarkan Topik Tulisan Topik Tulisan Suplemen Belia Aktual & Terpercaya Sehingga Memotivasi Untuk Menulis di Dreams 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi
%
20 31 3 54
37 57.4 5.6 100.0
Sebuah topik menentukan apakah tulisan tersebut akan menarik untuk dibaca atau tidak. Biasanya, semakin hangat sebuah topik, semakin menarik untuk dibaca. Secara teknis, topik diartikan sebagai pernyataan tentang isi pokok bahasan yang sudah dibatasi ruang lingkupnya secara spesifik (Sumadiria, 2004: 28). Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa responden memiliki daya tarik terhadap topik yang diangkat Suplemen Belia dalam tulisannya sehingga memotivasi responden untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams. Topik yang diangkat Suplemen Belia merupakan topik yang hangat dan bersahabat di kalangan remaja. Berbeda dengan karakter Harian Umum Pikiran Rakyat yang merupakan induk dari suplemen tersebut yang terkesan resmi dan teratur, Suplemen Belia memberi kesan santai tapi serius. Permasalahan seputar dunia remaja dibahas dalam Belia. Hal tersebut memotivasi responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk membaca suplemen tersebut dan mencoba menghasilkan produk yang sama baiknya dengan Belia. Beberapa responden menyatakan mereka termotivasi dan terinspirasi dari topik-topik yang
142
diangkat Belia sehingga mengangkatnya kembali di majalah mereka, Dreams Magz!. Berdasarkan Tabel 4.17., diketahui responden yang menyatakan sangat setuju bahwa topik yang di angkat Suplemen Belia mengikuti perkembangan jaman (aktual) membuat mereka tertarik untuk membacanya sebanyak 20 orang (37%), 51 orang (57.4%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan 3 orang (5.6%) menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Menurut hasil penelitian pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa para anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa topik yang diangkat Suplemen Belia aktual dan terpercaya sehingga membuat mereka tertarik untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi untuk menulis di Dreams, yaitu sebanyak 51 orang (57.4%). Angka 57.4% menunjukkan bahwa responden merasa setuju bahwa topik Suplemen Belia menarik dan mampu menginspirasi mereka dalam menulis. Angka tersebut juga cukup signifikan karena responden merasa termotivsai dan terinspirasi dari topik-topik yang diangkat Suplemen Belia. topik-topik tersebut membuat mereka tertatik membaca Belia dan terus berkarya di Dreams.
143
Tabel 4.19. Isi Suplemen Belia Berdasarkan Judul Tulisan Judul Tulisan di Suplemen Belia Memotivasi Untuk Menulis di Dreams 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi
%
14 37 3 54
25.9 68.5 5.6 100.0
Semakin menarik judul, semakin tertarik pula calon pembaca untuk membaca tulisan tersebut. Judul adalah hal pertama yang dilihat pembaca pada sebuah tulisan. Judul adalah identitas berita. Tanpa judul, berita sehebat apapun tidak ada artinya. Selain itu, judul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita, atau segera melewati dan melupakannya (Sumadiria, 2008: 121). Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa responden memiliki daya tarik terhadap judul tulisan di Suplemen Belia dalam tulisannya sehingga memotivasi responden untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams. Karakter judul Suplemen Belia pada dasarnya sama seperti menentukan judul pada media manapun, menarik dan singkat. Yang berbeda adalah penggunaan gaya penulisan judul tersebut. Gaya penulisan yang digunakan sesuai dengan isi tulisan yang sesuai dengan segmentasinya yaitu kalangan remaja. Sehingga isi tulisan mudah dimengerti dan pesan dalam tulisan tersebut tersampaikan dengan baik.
144
Pertimbangan yang dilakukan Suplemen Belia saat menentukan judul adalah bagaimana judul tersebut mampu menggambarkan isi tulisan sekaligus menarik pembaca untuk terus membaca tulisan sampai selesai. Berdasarkan Tabel 4.19., diketahui bahwa 14 orang (25.9%) responden sangat setuju dengan pernyataan “Judul tulisan di Suplemen Belia membuat saya tertarik untuk membaca suplemen tersebut”. Sebanyak 37 orang (68.5%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan 3 orang (5.6%) ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams merasa termotivasi dengan pemilihan kata-kata yang digunakan Belia dalam judul. Sebanyak 37 responden merasa setuju bahwa judul tulisan yang pada Belia sangat menarik dan mudah dimengerti, tidak berbelit-belit dan mampu menggambarkan inti dari tulisan tersebut namun tetap membuat mereka penasaran membaca tulisannya. Menurut hasil penelitian dalam tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa para anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa judul tulisan yang ada pada Suplemen Belia membuat mereka tertarik untuk membaca suplemen tersebut, yaitu sebanyak 37 orang responden (68.5%). Angka 68.5% menunjukkan bahwa responden merasa judul yang digunakan dalam Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menulis dan membuat mereka mengerti bagaimana cara meletakkan kata-kata yang baik dalam sebuah judul yang mampu menggambarkan isi tulisan dan mampu menarik pembaca untuk membaca tulisan tersebut. Menurut responden, Belia sudah memenuhi kriteria tersebut.
145
Tabel 4.20. Isi Suplemen Belia Berdasarkan Isi Tulisan Isi Tulisan Suplemen Belia Memotivasi Untuk Menulis di Dreams 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi 13 40 1 54
% 24 74.1 1.9 100.0
Sebuah tulisan akan menarik jika tulisan tersebut hangat, terpercaya, dan aktual. Semakin aktual sebuah tulisan, pembaca akan semakin tertarik untuk membaca. Karena kebutuhan mereka akan sesuatu yang baru sangatlah tinggi. Aktualitas, berarti informasi apa pun yang disuguhkan media harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benarbenar baru terjadi atau sedang terjadi. Secara etimologis, aktualitas (actuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya. Secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender, waktu dan masalah (Sumadiria, 2008: 37). Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa responden memiliki daya tarik terhadap isi tulisan-tulisan di Suplemen Belia sehingga memotivasi responden untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams. Suplemen Belia memiliki karakter sendiri dalam membuat sebuah tulisan. Kebanyakan dari tulisannya
menyantumkan lead tersembunyi pada awal
tulisan. Lead tersebut menggunakan kalimat persuasif yang menggambarkan inti dari tulisan namun juga membuat pembaca penasaran dengan apa yagn terjadi selanjutnya. Isi tulisan Suplemen Belia dipercaya meningkatkan motivasi menulis responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams. Gaya
146
penulisan dalam Belia pun memengaruhi responden untuk menulis dalam Forum Jurnalistik Dreams. Beberapa responden menyatakan bukan ingin meniru gaya penulisan atau isi tulisan dari Suplemen Belia, tetapi Suplemen Belia dianggap sebagai panduan menulis mereka sehingga mereka terpengaruhi oleh konten dari suplemen tersebut. Berdasarkan Tabel 4.20., diketahui bahwa 13 orang (24%) responden sangat setuju bahwa isi berita Suplemen Belia aktual dan terpercaya. Sebanyak 40 orang (74.1%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut dan 1 orang (1.9%) menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Menurut hasil penelitian pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 40 orang (74.1%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa isi berita Suplemen Belia memiliki relevansi dengan karakteristik berita karena mengikuti perkembangan jaman. Angka 74.1% adalah angka yang cukup signifikan untuk menunjukkan bahwa responden setuju isi tulisan dalam Suplemen Belia mampu memotivasi dan mengispirasi mereka dalam kegiatan jurnalistik di Dreams. Tabel 4.21. Isi Suplemen Belia Berdasarkan Narasumber yang di Wawancara No.
Narasumber Belia Sesuai dengan Bidangnya Sehingga Memotivasi Untuk Menulis di Dreams Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Frekuensi 9 44 1 54
% 16.6 81.5 1.9 100.0
147
Bagi seorang jurnalis profesional, keahlian atau kredibiltas narasumber sangat dibutuhkan. Maka dari itu, sangat penting untuk menentukan narasumber yang tepat untuk menulis sebuah tulisan. Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui bahwa responden memiliki daya tarik terhadap narasumber yang di wawancara oleh Suplemen Belia dalam tulisannya sehingga memotivasi responden untuk menulis di Forum Jurnalistik Dreams. Narasumber-narasumber
yang
diangkat
Suplemen
Belia
adalah
narasumber yang kompeten dan ahli dalam bidangnya, sesuai dengan isi dan topik tulisan yang sedang dibahas. Narasumber yang diangkat Belia mampu memberikan motivasi menulis bagi para responden. Narasumber dianggap dapat meyakinkan pembaca bahwa tulisan tersebut terpercaya. Berdasarkan Tabel 4.21. di atas diketahui bahwa 9 orang responden (16.6%) sangat setuju bahwa narasumber yang di wawancara dalam tulisan di Suplemen Belia memiliki keahlian dibidangnya sehingga membuat mereka tertarik untuk membaca dan memotivasi untuk menulis di Dreams. Sebanyak 44 orang (81.5%) merasa setuju dengan pernyataan tersebut, dan 1 orang (1.9%) merasa ragu-ragu. Menurut hasil penelitian pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 44 orang (81.5%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa narasumber yang di wawancara Suplemen Belia memiliki keahlian dibidangnya sehingga membuat mereka tertarik untuk membaca suplemen tersebut dan merasa termotivasi untuk menulis dan menghasilkan karya di Dreams.
148
Angka 81.5% mampu menunjukkan bahwa responden percaya pada narasumber-narasumber yang ada pada setiap tulisan yang diangkat Suplemen Belia. Bahkan beberapa diantara responden merasa Belia mampu memberikan informasi narasumber yang tepat untuk setiap tulisan yang mereka angkat dan memotivasi mereka untuk terus menulis di Dreams.
D. Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams 4.1.2.2. Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.22. Motivasi Menulis Responden dalam Bentuk Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri No.
Menulis Bentuk Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Frekuensi
%
11 38 5 54
20.4 70.3 9.3
100.0
Menulis dipercaya mampu meningkatkan aktualisasi diri/eksistensi diri penulisnya. Apalagi ketika tulisan-tulisan hasil karyanya dipublikasikan dan dibaca oleh orang lain. Penulis tersebut akan dihargai keberadaannya. Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui apakah kegiatan menulis mampu mewakili dan meningkatkan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri para responden sebagai anggota Dreams. Suplemen Belia dianggap oleh beberapa responden mampu memberikan efek pesan pada masing-masing individu responden. Namun secara
149
keseluruhan, responden merasa terkena efek afektif ketika memahami Suplemen Belia. Efek afektif bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi khalayak diharapkan mampu merasakan rangsangan emosional yang terdapat dalam pesan media massa. Responden merasa dapat merasa termotivasi untuk berkegiatan, baik kegiatan menulis atau aktivitas-aktivitas remaja lain yang telah diulas oleh Belia.
Saat
membaca
Belia,
suplemen
tersebut
dianggap
mampu
meningkatkan motivasi menulis dan kegiatan menulis mampu meningkatkan tingkat aktualisasi/eksistensi dari masing-masing individu para responden. Tabel 4.22. menggambarkan tanggapan responden terhadap pernyataan “Kegiatan menulis perupakan salah satu bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri saya sebagai anggota Dreams”. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebanyak 11 orang (20.4%) sangat setuju dengan pernyataan tersebut, 38 orang (70.3%) setuju dengan pernyataan tersebut, dan 5 orang (9.3%) raguragu dengan pernyataan tersebut. Maka, dapat disimpulkan bahwa 38 orang (70.3%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams sangat setuju bahwa Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menulis dan kegiatan menulis merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri mereka sebagai anggota Dreams. Angka 78.3% tersebut menunjukkan bahwa responden merasa menulis mampu memperlihatkan aktualisasi diri/eksistensi diri mereka di depan teman-teman responden. Dengan membaca Belia, membuat mereka merasa
150
termotivasi untuk terus menulis agar lingkungan mereka mengetahui eksistensi mereka. Tabel 4.23. Motivasi Menulis Responden dalam Menyalurkan Bakat No. Menulis Menyalurkan Bakat Menulis 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012
Frekuensi % 13 24.1 36 66.6 5 9.3 54 100.0
Menulis merupakan salah satu cara untuk menyalurkan bakat di bidang jurnalistik, sehingga bakat yang terdapat dalam diri setiap inidividu dapat tersalurkan. Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui apakah kegiatan menulis mampu menyalurkan bakat menulis para responden sebagai anggota Dreams. Bakat menulis merupakan salah satu bakat yang dimiliki pada setiap individu, terutama para responden yang merupakan anggota Forum Jurnalistik Dreams. Saat mereka memutuskan untuk menjadi anggota forum ini, meraka yakin bahwa mereka memiliki bakat menulis dalam diri mereka. Menyalurkan bakat menulis tidaklah mudah jika media yang digunakan tidak bisa membangkitkan motivasi menulis mereka. Karena jika mereka tidak banyak menulis, maka bakat mereka tidak akan terasah. Beberapa responden merasa Belia mampu memotivasi mereka untuk menulis sehingga bakat menulis mereka dapat terasah dengan baik, dibantu dengan bimbingan dari pembina-pembina mereka.
151
Berdasarkan Tabel 4.22., diketahui bahwa sebanyak 13 orang responden (24.1%) sangat setuju bahwa melalui kegiatan menulis, dapat menyalurkan bakat sebagai anggota Dreams, 36 orang (66.6%) setuju dengan penyataan tersebut, dan 5 orang (9.3%) ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Menurut hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa 36 orang (66.6%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams merasa sangat setuju bahwa kegiatan menulis mampu menyalurkan bakat menulis mereka, terutama sebagai anggota Dreams dan Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk terus menulis dan menyalurkan bakat menulis mereka. Angka 66.6% menunjukkan bahwa responden merasa berbakat untuk menulis sehingga itu menjadi salah satu alasan mereka bergabung dengan Forum Jurnalistik Dreams. Dengan membaca Suplemen Belia, responden semakin termotivsai dan terinspirasi untuk menulis sehingga mengasah kemampuan menulis mereka. Tabel 4.24. Motivasi Menulis Responden dalam Menyalurkan Hobi Menulis No. Menulis Menyalurkan Hobi Menulis Frekuensi % 1 Sangat Setuju 13 24.1 2 Setuju 37 68.5 3 Ragu-ragu 4 7.4 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 54 100.0 Sumber: Data Penelitian 2012 Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui apakah kegiatan menulis dapat menyalurkan hobi menulis para responden, baik sebagai anggota Dreams ataupun sebagai seseorang yang hobi menulis.
152
Responden-responden dalam penelitian ini mengaku bergabung dengan Forum Jurnalistik Dreams karena mereka memiliki hobi menulis. Menulis merupakan kegiatan yang mampu membuat para responden merasa percaya diri dan merupakan wadah aspirasi mereka, baik sebagai remaja maupun sebagai pelajar. Suplemen Belia adalah media massa yang bersegmentasi pada dunia remaja yang para responden pilih untuk panduan mereka menyalurkan hobi menulis mereka. Karena tanpa adanya panduan, mereka tidak bisa menentukan arah kemana tulisan mereka akan berujung. Karakter Belia yang mudah dimengerti membuat mereka termotivasi untuk terus menulis, baik di Forum Jurnalistik Dreams, di sekolah, ataupun di Suplemen Belia itu sendiri. Berdasarkan Tabel 4.24., diketahui bahwa sebanyak 13 orang (24.1%) sangat setuju dengan pernyataan “Melalui kegiatan menulis, dapat menyalurkan hobi menulis saya, terutama sebagai anggota Dreams”. Sebanyak 37 orang (68.5%) setuju dengan pernyataan tersebut, dan 4 orang (7.4%) ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Melalui hasil penelitian dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 37 orang (68.5%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa Belia mampu memotivasi mereka untuk menulis dan kegiatan menulis mampu menyalurkan hobi menulis mereka, terutama untuk menunjang kegiatan mereka di Dreams. Angka 68.5% menunjukkan responden merasa bahwa mereka memiliki hobi menulis sehingga hal tersebut merupakan salah satu alasan mereka
153
bergabung dengan Forum Jurnalistik Dreams. Meskipun menulis hanya salah satu dari sekian banyak hobi responden, namun Suplemen Belia mampu menarik mereka untuk terus menghasilkan karya dan dipublikasikan pada produk Forum Jurnalistik Dreams, yaitu Dreams Magz!. Tabel 4.25. Motivasi Menulis Responden dalam Mewujudkan Cita-cita Menulis Salah Satu Batu Loncatan Untuk Mewujudkan Cita-cita 1 Sangat Setuju 2 Setuju 3 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber: Data Penelitian 2012 No.
Frekuensi
%
7 42 5 54
13 77.7 9.3 100.0
Pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam kuesioner agar diketahui apakah kegiatan menulis mampu menjadi batu loncatan para responden untuk menggapai cita-cita mereka. Apapun cita-cita mereka, tentu membutuhkan keterampilan menulis yang baik dalam segala bidang. Maka, apakah kebutuhan ini memotivasi mereka untuk terus menulis atau tidak. Meskipun para responden tergabung dalam forum jurnalistik yang notabene kegiatan mereka adalah membuat berita, bukan berarti seluruh anggota Dreams bercita-cita untuk menjadi jurnalis. Kegiatan menulis dilakukan oleh semua bidang, bahkan seorang teknisi membutuhkan keterampilan menulis untuk membuat laporan. Suplemen Belia dianggap mampu membuat responden termotivasi untuk menulis sehingga menulis membantu mereka untuk menjadi batu loncatan
154
dalam mewujudkan cita-cita dari masing-masing individu para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Tabel 4.25. di atas menggambarkan bahwa sebanyak 7 orang (13%) sangat setuju bahwa kegiatan menulis merupakan batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita, 42 orang (77.7%) setuju dengan pernyataan tersebut, dan 5 orang (9.3%) ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Menurut hasil penelitian dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 42 orang (77.7%) dari anggota Forum Jurnalistik Dreams setuju bahwa Suplemen Belia mampu memotivasi merela untuk menulis dan kegiatan menulis merupakan batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita mereka. Angka 77.7% menunjukkan responden setuju bahwa menulis merupakan salah satu batu loncatan bagi mereka untuk mewujudkan cita-cita. Katerampilan menulis tidak hanya dibutuhkan oleh profesi jurnalis atau penulis, seorang dokter pun butuh keterampilan menulis untuk menulis laporan atau jurnal. Responden penelitian ini percaya bahwa Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menyalurkan bakat dan hobi menulis mereka dengan menjadi suplemen tersebut sebagai panduan menulis. Semakin sering menulis, semakin terasah kemampuan menulis mereka.
155
4.2. Data Kategori 4.2.1. Terpaan Suplemen Belia (X) Berikut ini adalah hasil berdasarkan data-data penelitian dalam bentuk kategori hasil. Bagian pertama adalah variabel Terpaan Suplemen Belia (X) dengan sub-variabel intensitas membaca, tampilan, dan daya tarik isi. Berdasarkan frekuensi jawaban responden, maka kategorisasinya dapat dihitung sebagai berikut: Tabel 4.26. Terpaan Suplemen Belia Jumlah 12 Pertanyaan Jumlah minimum Jumlah Maksimum Range 60 Interval 48 : Sehingga diperoleh sebagai berikut: No
Terpaan Rubrik
1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Jumlah
Total
12 3
12 60 48 16
F
%
52 2 54
96 4 100.0
Tabel di atas menjelaskan kategori terpaan suplemen. Dari 54 responden yang diteliti, 52 orang (96%) diantaranya menyatakan baik dan 2 orang (4%) responden menyatakan cukup. Hal ini memperlihatkan bahwa terpaan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams berada dalam kategori baik.
156
4.2.1.1. Intensitas Membaca Suplemen Belia Intensitas membaca memiliki dua sub-variabel, yaitu frekuensi membaca dan durasi membaca. Berdasarkan frekuensi jawaban responden, maka kategorisasinya dapat dihitung sebagai berikut: Tabel 4.27. Intensitas Membaca Jumlah 5 Pertanyaan Jumlah minimum Jumlah Maksimum Range 25 Interval 20 : Sehingga diperoleh sebagai berikut: No
Terpaan Rubrik
1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Jumlah
Total
5 3
5 25 20 7
F
%
50 4 54
93 7 100.0
Tabel di atas menjelaskan kategori intensitas membaca. Dari 54 orang responden yang diteliti, 50 orang (93%) menyatakan baik dan 4 orang (7%) menyatakan cukup. Hal ini menggambarkan bahwa terpaan intensitas membaca Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams berada dalam kategori baik.
157
4.2.1.2. Tampilan Suplemen Belia Tampilan memiliki tiga sub-varibel, yaitu lay out, jenis huruf yang digunakan, dan foto pendukung yang ditampilkan. Berdasarkan frekuensi jawaban responden, maka kategorisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28. Tampilan Jumlah 3 Pertanyaan Jumlah minimum Jumlah Maksimum Range 15 Interval 12 : Sehingga diperoleh sebagai berikut: No
Terpaan Rubrik
1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Jumlah
Total
3 3
3 15 12 4
F
%
52 2 54
96 4 100.0
Tabel di atas menjelaskan kategorisasi tampilan suplemen. Dari 54 responden yang diteliti, 52 orang (96%) menyatakan baik dan 2 orang (4%) menyatakan cukup. Hal ini menggambarkan bahwa terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams berada dalam kategori baik.
158
4.2.1.3. Daya Tarik Isi Suplemen Belia Daya tarik isi memiliki empat sub-variabel, yaitu topik, judul, isi tulisan, dan narasumber. Berdasarkann frekuensi jawaban responden, maka kategorisasinya adalah sebagai berikut: Tabel 4.29. Daya Tarik Isi Jumlah 4 Pertanyaan Jumlah minimum Jumlah Maksimum Range 20 Interval 16 : Sehingga diperoleh sebagai berikut: No
Terpaan Rubrik
1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Jumlah
Total
4 3
4 20 16 5
F
%
53 1 54
98 2 100.0
Tabel di atas menjelaskan kategorisasi daya tarik isi. Dari 54 responden yang diteliti, 53 orang (98%) menyatakan baik dan 1 orang (2%) menyatakan cukup. Hal ini menggambarkan bahwa terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams berada dalam kategori baik.
159
4.2.2. Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y) Motivasi
menulis
memiliki
sub-variabel,
yaitu
menulis
mampu
membentuk aktualisasi diri/esistensi diri, menulis mampu menyalurkan bakat, menulis mampu menyalurkan hobi menulis, dan menulis mampu menjadi batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita. Berdasarkan frekuensi jawaban responden, maka kategorisasinya dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 4.30. Motivasi Menulis Jumlah 4 Pertanyaan Jumlah minimum Jumlah Maksimum Range 20 Interval 16 : Sehingga diperoleh sebagai berikut: No
Terpaan Rubrik
1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Jumlah
Total
4 3
4 20 16 5
F
%
50 4 54
93 7 100.0
Tabel di atas menjelaskan kategorisasi motivasi menulis. Dari 54 responden yang diteliti, 50 orang (93%) menyatakan baik dan 4 orang (7%) menyatakan cukup. Hal ini menggambarkan bahwa terpaan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams berada dalam kategori baik.
160
4.3. Analisis Korelasi Agar mengetahui hubungan antara Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Anggota Forum Jurnalistik Dreams, maka dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan Rank Spearman, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Kriteria: Tolak H0 jika thitung > ttabel (dk = N-2), terima H0 dalam hal lainnya. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel X dan Y digunakan kriteria Guilford (Rakhmat, 2004: 29), sebagai berikut: Tabel 4.31. Tabel Kriteria Guilford Besarnya nilai rs < 0,20
Kategori Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,40
rendah tapi pasti
> 0,40 – 0,70
sedang
> 0,70 – 0,90
tinggi, kuat
> 0,90
tinggi sekali, kuat sekali
Sumber: Rakhmat, 2004: 29
161
4.3.1. Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia (X) dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y) Berikut adalah penelitian mengenai hubungan antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang diuji menggunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman. Hasil pengujian dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4.32. Hubungan Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X dan Y
0.807
9.854
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Tinggi, kuat
Koefisien Determinasi 65.12%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 9.854
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara Terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.807. Hubungan ini termasuk kategori tinggi, kuat menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (9.854) > ttabel 2.007).
162
Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara hubungan terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin tinggi terpaan Suplemen Belia, semakin tinggi pula motivasi menulis para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 65.12%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 65.12%, sedangkan sisanya, 34.88%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Pada buku Komunikasi Massa, dijelaskan terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, media cetak, kombinasi media audio dan media audiovisual, media audio dan media cetak, media audiovisual dan media cetak, serta media audio, audiovisual dan media cetak (Ardianto, dkk., 2007: 168). Terpaan Suplemen Belia dalam penelitian ini meliputi intensitas membaca, tampilan, dan daya tarik isi. Sedangkan motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams meliputi bahwa menulis mampu membentuk aktualisasi diri/eksistensi diri, menyalurkan bakat, menyalurkan hobi menulis, dan batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita. Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya perilaku audience. Proses berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus-response. Di sini tidak ada audience yang relatif sama – pengaruh media massa pada masing-
163
masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu itu yang berasal dari pengalaman masa lalunya. Menggunakan Individual Differences Perspective, masing-masing individu anggota audience bertindak menanggapi pesan yang disiarkan media secara berbeda. Itu pulalah mengapa mereka menggunakan atau merespon pesan secara berbeda (Nurudin, 2003: 98). Pengertian dasar motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Hasil dari penelitian terlihat bahwa setelah responden membaca Suplemen Belia, semakin adanya motivasi menulis dalam Forum Jurnalistik Dreams. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari hasil wawancara dengan beberapa responden, Suplemen Belia memiliki cukup banyak informasi mengenai kegiatan dalam dunia remaja di Bandung. Rubrik-rubrik yang ada pada Suplemen Belia membantu mereka untuk mengetahui apa saja yang sedang terjadi di dunia mereka, terutama kegiatankegiatan sekolah. Kolom menulis pun menjadi incaran utama mereka, mengingat kegiatan mereka dalam forum Dreams adalah menulis, dan mereka bisa mengirimkan aspirasi dan pemikiran mereka melalui tulisan di Suplemen Belia.
164
4.3.2. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.33. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Akstualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X1 & Y1
0.652
6.201
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 42.51%
165
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 6.201
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.652. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (6.201) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin tinggi intensitas membaca Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membentuk aktualisasi diri/eksistensi diri para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 42.51%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden dalam membangun aktualisasi diri/eksistensi diri dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 42.51%, sedangkan sisanya, 57.49%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Dalam penyampaian pesan dari sebuah media, membutuhkan intensitas waktu penyampaian atau yang dalam penelitian ini disebut sebagai intensitas
166
membaca yang menurut kamus komunikasi, intensitas membaca adalah jumlah waktu yang digunakan dalam membaca, terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 1989: 147). Sub varibel intensitas membaca terdiri dari dua indikator, yaitu frekuensi dan durasi. Pertama ialah frekuensi. Dimana frekuensi penggunaan media dalam mengumpulkan
data
khalayak
tentang
berapa
kali
sehari
seseorang
menggunakan media dalam satu minggu (untuk penelitian harian); berapa kali seseorang menggunakan menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulan) serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan) (Ardianto, dkk., 2007: 168). Kemudian yang kedua yakni durasi penggunaan media, yang menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan satu media (berapa jam sehari) atau berapa lama (menit) khalayak membaca surat kabar dalam hal ini lebih spesifik ke berapa lama waktu yang dibutuhkan khalayak ketika membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat (Ardianto, dkk., 2007: 168). The Individual Differences Theory ini menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu secara selektif memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya. Dengan kata lain, perbedaan telah menyebabkan pengaruh media massa berbeda pada tiap individu (Ardianto, dkk., 2007: 41). Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa terdapat hubungan yang cukup tinggi antara intensitas membaca Suplemen
Belia dengan aktualisasi
167
diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari hasil wawancara dengan responden di lapangan, anggota Forum Jurnalistik Dreams mulai membaca Suplemen Belia sejak mereka duduk di bangku SMA. bahkan, ada beberapa responden yang bergabung di Dreams karena membaca Suplemen Belia. Suplemen Belia terbit secara mingguan, seminggu satu kali setiap hari Selasa. Para responden mengatakan bahwa di SMAN 12 Bandung, tempat berkumpulnya anggota Dreams secara rutin, merupakan salah satu sekolah yang berlangganan HU Pikiran Rakyat secara rutin. Sehingga mereka dengan mudah mendapatkan Suplemen Belia setiap bulannya. Beberapa responden yang sudah cukup lama bergabung dengan Dreams, sempat mengirimkan beberapa tulisan yang kemudia dimuat di Suplemen Belia. Hal tersebut menjadi patokan dan motivasi untuk anggota-anggota baru yang baru mengerti dunia jurnalistik ataupun yang sudah cukup paham dengan jurnalistik.
168
4.3.3. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat
hubungan antara intensitas membaca intensitas
membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams) Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.34. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X1 & Y2
0.683
6.743
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 46.64%
169
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 6.743
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.683. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (6.743) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin tinggi intensitas membaca Suplemen Belia, semakin tinggi pula kegiatan menulis mampu menyalurkan bakat para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 46.64%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk menyalurkan bakat dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 46.64%, sedangkan sisanya, 53.36%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Dalam penyampaian pesan dari sebuah media, membutuhkan intensitas waktu penyampaian atau yang dalam penelitian ini disebut sebagai intensitas membaca yang menurut kamus komunikasi, intensitas membaca adalah jumlah
170
waktu yang digunakan dalam membaca, terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 1989: 147). Sub varibel intensitas membaca terdiri dari dua indikator, yaitu frekuensi dan durasi. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (2003) menjelaskan bahwa menurut teori perbedaan individual, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian kepada pesan-pesan, terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapan
terhadap
pesan-pesan
tersebut
diubah
oleh
tatanan
psikologisnya. Jadi, efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari hasil wawancara langsung dengan responden di lapangan, beberapa di antara responden sebelum bergabung dengan Dreams tidak mengetahui bahwa mereka memiliki bakat untuk menulis, terutama menulis berita atau artikel. Suplemen Belia merupakan salah satu panduan mereka ketika menulis berita maupun artikel. Apalagi menulis berita atau artikel seputar dunia remaja, Suplemen Belia merupakan salah satu media massa yang mereka “lirik” sebagai referensi. Semakin banyak responden menulis, semakin terasah pula bakat dan kemampuan menulis mereka.
171
Meskipun hubungan antara membaca Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Dreams positif, namun tidak semua responden memiliki bakat menulis. Beberapa diantara mereka bahkan masih berlatih menulis berita dan artikel dan terkadang Suplemen Belia justru tidak memnadu mereka untuk menulis.
4.3.4. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y3) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat
hubungan antara intensitas membaca intensitas
membaca Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams) Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut:
172
Tabel 4.35. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X1 & Y3
0.662
6.369
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 43.82%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 6.369
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.652. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (6.369) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin tinggi intensitas membaca Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu menyalurkan hobi menulis para anggota Forum Jurnalistik Dreams.
173
Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 43.82%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden dalam menyalurkan hobi menulis dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 43.82%, sedangkan sisanya, 56.18%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan hobi menulis mereka. Hasil wawancara dengan responden secara langsung di lapangan, menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki hobi menulis. Suplemen Belia sendiri memiliki andil cukup besar dalam menyalurkan hobi para responden. Selain menulis untuk majalah mereka sendiri (Dreams Magz!), para responden juga sering mengirim tulisan kepada redaksi Suplemen Belia dan kemudian dimuat di suplemen tersebut. Selain menjadi wadah, Suplemen Belia juga dianggap merupakan sumber dari informasi-informasi yang mereka butuhkan. Sesekali topik-topik yang dibahas di Suplemen Belia menginspirasi mereka untuk membuat tulisan.
174
4.3.5. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia (X1) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat
hubungan antara intensitas membaca intensitas
membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan citacita anggota Forum Jurnalistik Dreams) Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.36. Hubungan Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X1 & Y4
0.414
3.280
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 17.14%
175
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 3.280
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.414. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (3.280) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin tinggi intensitas membaca Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk mewujudkan cita-cita mereka, baik sebagai jurnalis maupun cita-cita lainnya. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 17.14%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden dalam proses mewujudkan cita-cita dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 17.14%, sedangkan sisanya, 82.86%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen.
176
Dalam penyampaian pesan dari sebuah media, membutuhkan intensitas waktu penyampaian atau yang dalam penelitian ini disebut sebagai intensitas membaca yang menurut kamus komunikasi, intensitas membaca adalah jumlah waktu yang digunakan dalam membaca, terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 1989: 147). Teori Perbedaan Individual ditemukan oleh Melvin D. Defleur dan memiliki nama lengkap Individual Differences Theory of Mass Communication Effect. Jadi, teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 275). Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi para anggota Forum Jurnalistik Dreams dalam mewujudkan cita-cita mereka. Dari hasil wawancara secara langsung dengan responden, Suplemen Belia bukan menjadi satu-satunya media massa yang mampu membantu mereka mewujudkan cita-cita. Individual Differences Theory atau Teori Perbedaan Individu merupakan teori yang cocok dengan masalah ini. Teori ini mendukung adanya perbedaan pengetahuan manusia dikarenakan perbedaan biologis dan psikologisnya. Berdasarkan teori ini, anggota Dreams yang mempunyai pendapat berbeda berarti memiliki perbedaan biologis dan psikologinya pula. Para anggota Dreams bertindak menanggapi pesan yang disampaikan berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan anggota Dreams menggunakan atau merespon pesan secara berbeda. Selain respon terhadap pesan yang berbeda, setiap anggota Forum Jurnalistik Dreams mempunyai cita-cita masing-masing yang berbeda-
177
beda. Beberapa dari mereka ingin menjadi jurnalis, penulis, dan ada pula yang mempunyai cita-cita yang tidak berkaitan dengan dunia menulis, sehingga mereka menerima pesan dalam Suplemen Belia secara berbeda.
4.3.6. Hubungan
Antara
Tampilan
Suplemen
Belia
(X2)
dengan
Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut:
178
Tabel 4.37. Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X2 & Y1
0.625
5.774
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 39.06%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 5.774
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.625. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (5.774) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tampilan Suplemen Belia aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik tampilan Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu membangun aktualisasi diri/eksistensi diri para anggota Forum Jurnalistik Dreams.
179
Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 39.06%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk membangun aktualisasi diri/eksistensi diri dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 39.06%, sedangkan sisanya, 60.94%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara tampilan Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) memandang bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimulus tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis. Pengalaman belajar dan lingkungan yang berbeda menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula (Rakhmat, 2012: 201-202). Dalam buku Psikologi Komunikasi milik Jalaluddin Rakhmat, dijelaskan bahwa lingkungan eksternal memerankan peranan yang amat penting dalam menentukan terpaan media. Walaupun demikian, faktor-faktor personal tetap memengaruhi penggunaan media. Khalayak cenderung menyukai media tertentu dari berbagai media massa yang ada. Dari hasil wawancara langsung dengan responden, tampilan Suplemen Belia mampu membangkitkan motivasi mereka untuk menulis sehingga menaikan tingkat aktualisasi diri/eksistensi diri mereka sebagai anggota Dreams. Nilai derajat keeratan yang sedang menunjukkan bahwa perbedaan pendapat dan persepsi pada masing-masing responden ada dan jelas. Sesuai
180
dengan persepsi dari Teori Perbedaan Individual, tidak semua responden merasa bahwa tampilan Suplemen Belia mampu meningkatkan aktualisasi diri/eksistensi diri dari masing-masing responden. Namun, sebagian besar diantaranya menganggap keberadaan Suplemen Belia mampu mendongkrak motivasi mereka untuk menulis dan menghasilkan karya maupun produk. Terutama dengan adanya rubrik KlaBelia dimana mereka bisa mengirimkan karya tulis mereka dan tulisan tersebut dapat dibaca oleh remaja seumur mereka.
4.3.7. Hubungan Antara Tampilan
Suplemen
Belia
(X2)
dengan
Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut:
181
Tabel 4.38. Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X2 & Y2
0.694
6.951
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 48.16%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 6.951
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara Terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.694. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (6.951) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tampilan Suplemen Belia penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik tampilan Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu menyalurkan bakat para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 48.16%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk
182
menyalurkan bakat dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 48.16%, sedangkan sisanya, 51.84%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Surat kabar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu verbal dan visual. Visual menunjuk kepada kemampuan dalam menata, menempatkan, mendesain tata berita ataupun hal-hal yang menyangkut segi perwajahan sebuah surat kabar. Tampilan yang paling sesuai dengan surat kabar adalah tata letak berita dan gambar, jenis huruf yang digunakan pada surat kabar (dalam penelitian ini suplemen), dan foto yang berkaitan dengan isi tulisan. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams dalam menyalurkan bakat menulis mereka. Melalui hasil wawancara langsung dengan responden, terdapat kesimpulan bahwa sebagian responden menilai media dari gambar dan foto yang ditampilkan. Bahkan beberapa diantara mereka menilai isi tulisan dari foto yang terkait, sebelum mereka membaca tulisan tersebut. Melalui gambar dan foto yang ditampilkan Suplemen Belia, para responden mengaku termotivasi untuk membuat karya dengan kualitas yang sama. Responden yang memiliki bakat untuk mendesain dan memotret memiliki ketertarikan lebih terhadap tampilan Suplemen Belia. Bahkan hampir seluruh responden setuju bahwa tampilan Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menyalurkan bakat mendesain dan memotret yang mereka punya.
183
4.3.8. Hubungan
Antara
Tampilan
Suplemen
Belia
(X2)
dengan
Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y3) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.39. Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X2 & Y3
0.707
7.209
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Tinggi, kuat
Koefisien Determinasi 49.98%
184
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 7.209
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.707. Hubungan ini termasuk kategori tinggi, kuat menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (7.209) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tampilan Suplemen Belia penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik tampilan Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu menyalurkan hobi menulis para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 39.06%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk menyalurkan hobi menulis dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 39.06%, sedangkan sisanya, 60.94%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara terpaan tampilan Suplemen Belia dengan motivasi para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan hobi menulis mereka. Dari hasil
185
wawancara dengan responden, Suplemen Belia merupakan salah satu media massa yang memberikan andil cukup besar dalam memotivasi mereka untuk menulis. Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi mengutip, “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory stimuli). Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129). Pengalaman anggota Forum Jurnalistik Dreams tentang Suplemen Belia berbeda pada tiap individu, terutama dalam terpaan suplemen terhadap menyalurkan hobi menulis responden. Menurut wawancara dengan responden, mereka bergabung dengan Dreams karena hobi menulis mereka yang tinggi. Kegiatan dalam Dreams pun berada dalam lingkup jurnalistik yang menuntut mereka untuk menulis. Suplemen Belia membantu para anggota Dreams untuk menyalurkan hobi menulis mereka. Dengan rubrik-rubrik yang menyajikan kegiatan-kegiatan positif di dunia remaja, Belia menjadi salah satu media massa cetak panduan mereka untuk menulis. Tampilan visual Suplemen Belia tentu menjadi salah satu daya tarik dari suplemen tersebut. Tata letak tulisan-tulisan di Suplemen Belia yang rapi namun tidak seresmi surat kabar, membuat Belia aktif dan terasa “dekat” dengan pembacanya. Jenis huruf yang digunakan juga berbeda dengan jenis huruf yang digunakan HU Pikiran Rakyat secara umum. Belia menggunakan jenis huruf
186
yang lebih funky dan menarik perhatian remaja. Gambar ilustrasi dan foto pendukung juga menjadi salah satu daya tarik visual dan mampu memotivasi dan menginspirasi anggota Dreams untuk berkreasi dalam menyiptakan karya.
4.3.9. Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia (X2) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan
proses
mewujudkan
cita-cita
anggota
Forum
Jurnalistik Dreams) H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut:
187
Tabel 4.40. Hubungan Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X2 & Y4
0.451
3.644
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 20.34%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 3.644
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara tampilan Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.451. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (3.644) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tampilan Suplemen Belia proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik tampilan Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk mewujudkan cita-cita mereka, baik sebagai jurnalis maupun cita-cita lain.
188
Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 20.34%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk mewujudkan cita-cita mereka dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 20.34%, sedangkan sisanya, 79.66%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Sensasi merupakan alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera,” tulis Benyamin B. Wolman (1973: 2443) (Rakhmat: 2004, 48). Hasil penelitian ini menunjukkan Suplemen Belia memberikan sensasi yang sedang terhadap anggota Forum Jurnalistik Dreams. Melalui tampilan Suplemen Belia, anggota Forum Jurnalistik Dreams sebagai responden penelitian ini termotivasi untuk menghasilkan karya dengan kualitas yang sama. Dalam penelitian ini, sub konsep dari tampilan adalah lay out, jenis huruf, dan foto pendukung. Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan responden, dari ketiga sub konsep tampilan, ketertarikan terhadap foto pendukung yang paling berpengaruh pada persepsi dan sensasi mereka. Foto pendukung yang berkaitan dengan tulisan dianggap menarik dan memotivasi mereka untuk menjadi forografer. Hampir 80% dari responden mempunyai cita-cita untuk menjadi fotografer atau layouter.3
____________________________ 3
Fatimah, wawancara 20 Juni 2012
189
Fotografer merupakan salah satu profesi yang mendukung sebuah media massa untuk menarik khalayak sesuai segmentasinya. Dalam Suplemen Belia, foto pendukung tulisan diambil sesuai dengan topik dan tema yang beragam. Sesekali foto pendukung untuk rubrik Laporan Utama diambil dengan konsep ilustrasi yang diperankan oleh siswa-siswi sekolah dan membuat pembacanya menarik untuk membaca tulisan tersebut. Pembaca media massa cetak, terutama remaja, mempunyai ketertarikan yang lebih terhadap tampilan sebuah media. Beberapa dari mereka membaca sebuah tulisan karena gambar atau foto pendukung yang menarik. Suplemen Belia memiliki kriteria tersebut untuk menarik khalayaknya. Dan responden penelitian ini merasa termotivasi dengan adanya Suplemen Belia sebagai panduan menulis mereka di Dreams.
4.3.10. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y1) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
190
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.41. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X3 & Y1
0.651
6.184
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 42.38%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 6.184
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.651. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (6.184) > ttabel (2.007).
191
Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara daya tarik isi Suplemen Belia aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik dan berkualitas daya tarik isi Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membangun aktualisasi diri/eksistensi diri para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 42.38%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk membangun aktualisasi diri/eksistensi diri dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 42.38%, sedangkan sisanya, 57.62%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Sub konsep daya tarik isi dalam penelitian ini adalah topik tulisan yang diangkat, judul tulisan, isi tulisan, dan narasumber yang di wawancara. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan bentuk aktualsasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. The Individual Differences Theory ini menjelaskan bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu secara selektif memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya, sehingga tanggapan dan pemberian makna pada pesan komunikasi ditentukan oleh tatanan psikologisnya. Dengan kata lain, perbedaan telah menyebabkan pengaruh media massa berbeda pada tiap individu (Ardianto, dkk., 2007: 41).
192
Setiap individu dalam Forum Jurnalistik Dreams memiliki kepentingannya masing-masing. Sesuai dengan persepsi Teori Perbedaan Individual bahwa masing-masing individu memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya, para responden memilih daya tarik isi dalam Suplemen Belia. Sesuai dengan hasil wawancara dengan responden secara langsung, sebagian besar responden tertarik pada topik dan isi tulisan Suplemen Belia. Menurut responden, semakin aktual topik dan isi tulisan yang diangkat, semakin tertarik mereka untuk membaca suplemen tersebut. Topik-topik yang diangkat pada tulisan di Suplemen Belia memotivasi mereka untuk membuat tulisan dengan topik yang sama, baik pada majalah mereka maupun mereka kirim ke Suplemen Belia, dan menulis mampu menunjukkan bahwa menulis merupakan salah satu bentuk aktualsasi diri/eksistensi pada anggota Forum Jurnalistik Dreams.
4.3.11. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y2) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams)
193
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.42. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X3 & Y2
0.739
7.910
2.007
H0 ditolak
Derajat Keeratan Tinggi, kuat
Koefisien Determinasi 54.61%
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 7.910
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.739. Hubungan ini termasuk kategori tinggi, kuat menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (7.910) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara daya tarik isi Suplemen Belia penyaluran
194
bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik dan berkualitas daya tarik isi Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu membangun aktualisasi diri/eksistensi diri para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 54.61%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk membangun aktualisasi diri/eksistensi diri dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 54.61%, sedangkan sisanya, 45.39%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Sub konsep daya tarik isi dalam penelitian ini adalah topik tulisan yang diangkat, judul tulisan, isi tulisan, dan narasumber yang di wawancara. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari hasil wawancara dengan responden secara langsung, Dreams membantu mereka menemukan bahwa mereka memiliki bakat dalam menulis. Kegiatan menulis secara teratur membantu mereka belajar dan mengembangkan bakat menulis mereka. Sensasi merupakan alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera,” tulis Benyamin B. Wolman (1973: 2443) (Rakhmat: 2004, 48). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
195
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory stimuli). Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129). Dengan menggunakan Individual Differences Perspective, masing-masing individu anggota audience bertindak menanggapi pesan yang disiarkan media secara berbeda. Itu pulalah mengapa mereka menggunakan atau merespon pesan secara berbeda (Nurudin, 2003: 98). Daya tarik isi Suplemen Belia memberikan sensasi yang tinggi dan kuat terhadap motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams dalam menyalurkan bakat menulis mereka. Sensasi yang ditinggalkan Suplemen Belia setelah responden membaca suplemen tersebut memberikan pengalaman serta persepsi yang berbeda pada setiap individu. Kegiatan dalam Dreams adalah kegiatan jurnalistik, dimana para anggotanya dituntut untuk mencari, mengolah, dan menyebarkan berita yang mereka buat. Suplemen Belia menjadi salah satu media massa cetak panduan mereka dalam menulis. Isi tulisan Belia membuat mereka mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia mereka, dunia remaja. Hubungan antara terpaan Suplemen Belia yang kuat terhadap motivasi anggota Dreams untuk menyalurkan bakat menjadi bukti bahwa persepsi dan sensasi responden terhadap suplemen cukup besar. Responden menganggap isi Belia memiliki daya tarik yang mampu memotivasi mereka untuk menyalurkan bakat menulis mereka.
196
4.3.12. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y3) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams)
Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
pengujian
dengan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.43. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X3 & Y3
0.629
5.835
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 39.56%
197
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 5.835
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.629. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (5.835) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara daya tarik isi Suplemen Belia penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik dan berkualitas daya tarik isi Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu menyalurkan hobi menulis para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 39.56%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk menyalurkan hobi menulis dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 39.56%, sedangkan sisanya, 60.44%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap penyaluran hobi menulis
198
anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dari hasil wawancara dengan responden secara langsung, para anggota Forum Jurnalistik Dreams termasuk remajaremaja yang sangat berbakat dalam kegiatan jurnalistik. Tidak hanya mengolah berita, tetapi dalam mengambil foto dan mendesain tata letak sebuah media. Teori perbedaan individual mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu, maka secara ilmiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu (Effendy, 2003: 275-276). Setiap responden memiliki persepsi dan sensasi yang berbeda terhadap terpaan daya tarik isi Suplemen Belia. Sesuai dengan persepsi Teori Perbedaan Individual bahwa meski hubungan antara daya tarik isi Belia dengan motivasi responden untuk menyalurkan hobi menulis sedang, namun reaksi mereka berbeda-beda. Beberapa responden menyatakan bahwa isi Suplemen Belia mampu memotivasi mereka untuk menyalurkan bakat menulis mereka dan menginspirasi mereka dengan topik dan isi tulisan yang menarik dan aktual. Namun, beberapa dari mereka beranggapan berbeda. Beberapa dari responden merasa bahwa narasumber yang diangkat dalam tulisan memengaruhi penilaian mereka terhadap tulisan. Semakin mereka mengenal narasumber yang ada pada Suplemen Belia, semakin mereka ingin membaca tulisan tersebut. Terbukti bahwa persepsi dan sensasi pada masing-masing individu berbeda dan teori perbedaan individual sesuai dengan variabel ini.
199
4.3.13. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia (X3) dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams (Y4) Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams, yang dilakukan untuk pengujian hipotesis berikut ini: Hipotesis: H0 : = 0
(Tidak terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams)
H1 : ≠ 0
(Terdapat hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan
proses
mewujudkan
cita-cita
anggota
Forum
pengujian
dengan
Jurnalistik Dreams) Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
dilakukan
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diberikan dalam tabel berikut: Tabel 4.44. Hubungan Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Variabel
Rs
thitung
ttabel
Keputusan
X3 & Y4
0.491
4.064
2.007
H0 ditolak
Sumber: Data Penelitian yang Sudah Diolah
Derajat Keeratan Sedang
Koefisien Determinasi 24.11%
200
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 -t(0,975;52) = -2.007
t(0,975;52) = 2.007
thitung = 4.064
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan antara daya tarik isi Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah 0.491. Hubungan ini termasuk kategori sedang menurut tabel kriteria Guilford. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai thitung (4.064) > ttabel (2.007). Hal tersebut mengindikasikan penolakan H0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara daya tarik isi Suplemen Belia proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Semakin menarik dan berkualitas daya tarik isi Suplemen Belia, semakin tinggi pula suplemen tersebut mampu membantu para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk mewujudkan cita-cita mereka, baik untuk menjadi jurnalis maupun cita-cita lainnya. Koefisiensi determinasi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 24.11%. Hal ini memberikan pengertian bahwa motivasi responden untuk mewujudkan cita-cita mereka dipengaruhi oleh variabel terpaan suplemen sebesar 24.11%, sedangkan sisanya, 75.89%, merupakan kontribusi variabel lain selain terpaan suplemen.
201
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sedang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap motivasi para anggota Forum Jurnalistik Dreams dalam proses mewujudkan cita-cita. Dari hasil wawancara dengan responden secara langsung, Suplemen Belia memiliki respon positif dalam memotivasi mereka untuk mewujudkan cita-cita. Namun, tidak semua responden memberi respon positif, beberapa responden juga memberi respon negatif. Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) memandang bahwa sikap dan organisasi personal psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimulus tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis. Pengalaman belajar dan lingkungan yang berbeda menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula (Rakhmat, 2012: 201-202). Sesuai dengan Teori Perbedaan Individu, tidak semua responden memberikan respon positif terhadap variabel yang diteliti. Beberapa dari mereka memberikan respon negatif ketika diajukan pertanyaan seputar variabel ini. Penyebabnya adalah karena tidak semua responden ingin menjadi penulis atau jurnalis. Jadi, mereka bergabung dengan Dreams hanya ingin menyalurkan bakat dan hobi menulis mereka, bukan untuk menjadi cita-cita.
202
4.4. Tabulasi Silang 4.4.1. Tabulasi Silang Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.45. Tabulasi Silang Antara Terpaan Suplemen Belia dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Terpaan Suplemen Belia
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Motivasi Menulis Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 3 orang dengan terpaan Suplemen Belia baik, 3 orang diantaranya memiliki motivasi menulis yang baik. Dari 44 orang dengan terpaan Suplemen Belia sedang, 43 orang diantaranya memiliki motivasi menulis yang cukup dan 1 orang kurang. Dan 7 orang dengan terpaan Suplemen Belia yang kurang juga memiliki motivasi menulis yang kurang. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan Suplemen Belia dengan motivasi menulis para anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang dengan intensitas membaca cukup
203
sebanyak
44
orang
(81.48%)
dan
responden
yang
dengan
bentuk
aktualisasi/eksistensi diri yang cukup sebanyak 43 orang (79.63%). 4.4.2. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.46. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Intensitas Membaca
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Aktualisasi/Eksistensi Diri Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 12 orang dengan terpaan intensitas membaca Suplemen Belia baik, 6 orang diantaranya memiliki bentuk aktualisasi/eksistensi diri yang sedang dan 6 orang lagi dengan bentuk aktualisasi/eksistensi diri yang baik. Dari 40 orang dengan intensitas membaca Suplemen
Belia
sedang,
5
orang
diantaranya
memiliki
bentuk
aktualisasi/eksistensi diri yang baik, 32 orang kurang, dan 3 orang lainnya kurang. Dan 2 orang dengan intensitas membaca Suplemen Belia yang kurang juga memiliki bentuk aktualisasi/eksistensi diri yang kurang.
204
Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan intensitas membaca
Suplemen
Belia
dengan
menulis
merupakan
bentuk
aktualisasi/eksistensi diri para anggota Forum Jurnalistik Dreams adalah cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang dengan intensitas membaca cukup sebanyak
40
orang
(74.07%)
dan
responden
yang
dengan
bentuk
aktualisasi/eksistensi diri yang cukup sebanyak 38 orang (70.37%). 4.4.3. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.46. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Intensitas Membaca
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Penyaluran Bakat Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan bakat menulis mereka. Berdasarkan tabel di atas, dari 12 orang dengan intensitas membaca Belia baik, 9 orang diantaranya menyalurkan bakat dengan baik dan 3 orang sisanya cukup. Dari 40 orang dengan intensitas membaca Belia cukup, 33 orang \cukup menyalurkan bakat, 4 orang menyalurkan bakat dengan baik dan 3 orang sisanya
205
kurang. Dari 2 orang dengan intensitas membaca Belia kurang, 2 orang tersebut kurang menyalurkan bakat mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia terhadap motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan bakat dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden dengan intensitas membaca yang cukup sebanyak 40 orang (74.07%) dan responden dengan penyaluran bakat yang cukup sebanyak 36 orang (66.67%). 4.4.4. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.47. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Intensitas Membaca
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Kurang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Hobi Menulis Cukup 0 0.00 2 3.7 2 3.7 4 7.4
Baik 0 0.00 0 0.00 50 92.6 50 92.6
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia dengan motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan hobi menulis mereka. Berdasarkan tabel di atas, dari 12 orang dengan intensitas membaca Belia baik, 9 orang diantaranya menyalurkan bakat dengan baik dan 3 orang sisanya
206
cukup. Dari 40 orang dengan intensitas membaca Belia cukup, 34 orang cukup menyalurkan bakat, 4 orang menyalurkan bakat dengan baik dan 2 orang sisanya kurang. Dari 2 orang dengan intensitas membaca Belia kurang, 2 orang tersebut kurang menyalurkan hobi menulis mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia terhadap motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan bakat dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden dengan intensitas membaca yang cukup sebanyak 40 orang (74.07%) dan responden dengan penyaluran hobi menulis yang cukup sebanyak 37 orang (68.52%). 4.4.5. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.48. Tabulasi Silang Antara Intensitas Membaca Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Intensitas Membaca
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Mewujudkan Cita-cita Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams.
207
Berdasarkan tabel di atas, dari 12 orang dengan intensitas membaca Belia baik, 9 orang diantaranya mewujudkan cita-cita dengan cukup dan 3 orang sisanya baik. Dari 40 orang dengan intensitas membaca Belia cukup, 33 orang cukup mewujudkan cita-cita, 4 orang mewujudkan cita-cita dengan baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 2 orang dengan intensitas membaca Belia kurang, 2 orang tersebut kurang mewujudkan cita-cita mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan intensitas membaca Suplemen Belia terhadap motivasi anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk mewujudkan cita-cita dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden dengan intensitas membaca yang cukup sebanyak 40 orang (74.07%) dan responden dengan motivasi untuk mewujudkan cita-cita yang cukup sebanyak 42 orang (77.78%). 4.4.6. Tabulasi
Silang
Antara
Tampilan
Suplemen
Belia
dengan
Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.49. Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Aktualisasi/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Tampilan
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Aktualisasi/Eksistensi Diri Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
208
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan tampilan Suplemen Belia dengan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 12 orang yang merasa tampilan Belia baik, 5 orang diantaranya memiliki aktualisasi/eksistensi diri yang cukup dan 6 orang sisanya baik. Dari 40 orang yang merasa tampilan Belia cukup, 33 orang memiliki aktualisasi/eksistensi diri yang cukup, 5 orang baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 2 orang yang merasa tampilan Belia kurang, 2 orang tersebut kurang memiliki aktualisasi/eksistensi diri. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap bentuk aktualisasi/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa tampilan Belia cukup sebanyak 40 orang (74.07%) dan responden dengan motivasi untuk membentuk aktualisasi/eksistensi diri yang cukup sebanyak 38 orang (78.37%).
209
4.4.7. Tabulasi
Silang
Antara
Tampilan
Suplemen
Belia
dengan
Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.50. Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Tampilan
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Penyaluran Bakat Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 11 orang yang merasa tampilan Belia baik, 2 orang diantaranya menyalurkan bakat dengan cukup dan 9 orang sisanya baik. Dari 41 orang yang merasa tampilan Belia cukup, 34 orang menyalurkan bakat menulis dengan cukup, 4 orang baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 2 orang yang merasa tampilan Belia kurang, 2 orang tersebut kurang menyalurkan bakat mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa tampilan Belia cukup sebanyak 41 orang (75.93%) dan responden
210
dengan motivasi untuk menyalurkan bakat yang cukup sebanyak 36 orang (66.67%). 4.4.8. Tabulasi
Silang
Antara
Tampilan
Suplemen
Belia
dengan
Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.51. Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Tampilan
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Hobi Menulis Kurang Cukup 0 0 0.00 0.00 0 2 0.00 3.7 0 2 0.00 3.7 0 4 0.00 7.4
Baik 0 0.00 0 0.00 50 92.6 50 92.6
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan tampilan Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 11 orang yang merasa tampilan Belia baik, 9 orang diantaranya menyalurkan hobi menulis dengan baik dan 2 orang sisanya cukup. Dari 41 orang yang merasa tampilan Belia cukup, 35 orang menyalurkan hobi menulis dengan cukup, 4 orang baik dan 2 orang sisanya kurang. Dari 2 orang yang merasa tampilan Belia kurang, 2 orang tersebut kurang menyalurkan hobi menulis mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang
211
merasa tampilan Belia cukup sebanyak 41 orang (75.93%) dan responden dengan motivasi untuk menyalurkan hobi menulis yang cukup sebanyak 37 orang (68.52%). 4.4.9. Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.52. Tabulasi Silang Antara Tampilan Suplemen Belia Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Tampilan
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Mewujudkan Cita-cita Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan tampilan Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 11 orang yang merasa tampilan Belia baik, 3 orang diantaranya terbantu proses untuk mewujudkan cita-citanya dengan baik dan 8 orang sisanya cukup. Dari 41 orang yang merasa tampilan Belia cukup, 34 orang proses untuk mewujudkan cita-citanya dengan cukup, 4 orang baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 2 orang yang merasa tampilan Belia kurang, 2 orang tersebut kurang proses untuk mewujudkan cita-cita mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap proses mewujudkan cita-cita anggota Forum
212
Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa tampilan Belia cukup sebanyak 41 orang (75.93%) dan responden dengan motivasi untuk mewujudkan cita-cita yang cukup sebanyak 37 orang (68.52%). 4.4.10. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi Diri/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.53. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Aktualisasi/Eksistensi Diri Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Daya Tarik Isi
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Aktualisasi/Eksistensi Diri Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia dengan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 12 orang yang merasa daya tarik isi Belia baik, 5 orang diantaranya memiliki aktualisasi/eksistensi diri yang cukup dan 6 orang sisanya baik. Dari 40 orang yang merasa daya tarik isi Belia cukup, 33 orang memiliki aktualisasi/eksistensi diri yang cukup, 5 orang baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 2 orang yang merasa daya tarik isi Belia kurang, 2 orang tersebut kurang memiliki aktualisasi/eksistensi diri.
213
Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap bentuk aktualisasi/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa daya tarik isi Belia cukup sebanyak 40 orang (74.07%) dan responden dengan motivasi untuk membentuk aktualisasi/eksistensi diri yang cukup sebanyak 38 orang (78.37%). 4.4.11. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.54. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Bakat Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Daya Tarik Isi
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Penyaluran Bakat Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 16 orang yang merasa daya tarik isi Belia baik, 11 orang diantaranya menyalurkan bakat dengan baik dan 5 orang sisanya merasa cukup. Dari 37 orang yang merasa daya tarik isi Belia cukup, 31 orang menyalurkan bakat menulis dengan cukup, 2 orang baik dan 4 orang sisanya
214
kurang. Dari 1 orang yang merasa daya tarik isi Belia kurang, 1 orang tersebut kurang menyalurkan bakat mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa daya tarik isi Belia cukup sebanyak 37 orang (68.52%) dan responden dengan motivasi untuk menyalurkan bakat yang cukup sebanyak 36 orang (66.67%). 4.4.12. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.54. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Penyaluran Hobi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Daya Tarik Isi
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Kurang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Hobi Menulis Cukup 0 0.00 2 3.7 2 3.7 4 7.4
Baik 0 0.00 0 0.00 50 92.6 50 92.6
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 16 orang yang merasa daya tarik isi Belia baik, 9 orang diantaranya menyalurkan hobi menulis dengan baik dan 7 orang
215
sisanya cukup. Dari 37 orang yang merasa tampilan Belia cukup, 30 orang menyalurkan hobi menulis dengan cukup, 4 orang baik dan 3 orang sisanya kurang. Dari 1 orang yang merasa tampilan Belia kurang, 1 orang tersebut kurang menyalurkan hobi menulis mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan tampilan Suplemen Belia terhadap penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa tampilan Belia cukup sebanyak 37 orang (68.52%) dan responden dengan motivasi untuk menyalurkan hobi menulis yang cukup sebanyak 37 orang (68.52%). 4.4.13. Tabulasi Silang Antara Daya Tarik Isi Suplemen Belia dengan Proses Mewujudkan Cita-cita Anggota Forum Jurnalistik Dreams Tabel 4.55.
Daya Tarik Isi
Kurang % Cukup % Baik % Total %
Mewujudkan Cita-cita Kurang Cukup Baik 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 2 0 0.00 3.7 0.00 0 3 49 0.00 5.6 90.7 0 5 49 0.00 9.3 90.7
Total 0 0.00 2 3.7 52 96.3 54 100.00
Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Berdasarkan tabel di atas, dari 16 orang yang merasa daya tarik isi Belia baik, 12 orang diantaranya terbantu proses untuk mewujudkan cita-citanya
216
dengan cukup dan 4 orang sisanya baik. Dari 37 orang yang merasa daya tarik isi Belia cukup, 30 orang proses untuk mewujudkan cita-citanya dengan cukup, 3 orang baik dan 4 orang sisanya kurang. Dari 1 orang yang merasa daya tarik isi Belia kurang, 1 orang tersebut kurang proses untuk mewujudkan cita-cita mereka. Tabel di atas menjelaskan bahwa hubungan antara terpaan daya tarik isi Suplemen Belia terhadap proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams dapat dikatakan cukup. Terlihat dari besarnya jumlah responden yang merasa daya tarik isi Belia cukup sebanyak 41 orang (75.93%) dan responden dengan motivasi untuk mewujudkan cita-cita yang cukup sebanyak
37
orang
(68.52%).
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan uraian dari bab sebelumnya dan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan, sesuai dengan tujuan penelitian, sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif antara intensitas membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 2. Terdapat hubungan positif antara tampilan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. 3. Terdapat hubungan positif antara daya tarik isi Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Dapat disimpulkan bahwa Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat memberikan terpaan terhadap motivas menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Untuk menjawab hipotesis-hipotesis yang ada pada penelitian ini dan berdasarkan uraian dari bab sebelumnya dan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
217
218
5.1.1. Terdapat hubungan positif yang tinggi dan kuat antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti terpaan Suplemen Belia memengaruhi motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams dengan cukup kuat. 5.1.2. Terdapat hubungan positif yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti intensitas membaca Suplemen Belia berpengaruh terhadap bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.3. Terdapat hubungan positif yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti intensitas membaca Suplemen Belia berpengaruh terhadap penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.4. Terdapat hubungan positif yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti intensitas membaca Suplemen Belia berpengaruh terhadap penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal.
219
5.1.5. Terdapat hubungan positif yang sedang antara intensitas membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita para anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti intensitas membaca Suplemen Belia berpengaruh terhadap proses mewujudkan cita-cita para anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.6. Terdapat hubungan positif yang sedang antara tampilan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti tampilan Suplemen Belia berpengaruh terhadap bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.7. Terdapat hubungan positif yang sedang antara tampilan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti tampilan Suplemen Belia berpengaruh terhadap penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.8. Terdapat hubungan positif yang tinggi dan kuat antara tampilan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti tampilan Suplemen Belia memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggota Forum Jurnalistik Dreams dalam menyalurkan hobi menulis mereka.
220
5.1.9. Terdapat hubungan positif yang sedang antara tampilan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti tampilan Suplemen Belia berpengaruh terhadap proses mewujudkan cita-cita para anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.10. Terdapat hubungan positif yang sedang antara daya tarik isi Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti daya tarik isi Suplemen Belia berpengaruh terhadap bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. 5.1.11. Terdapat hubungan positif yang tinggi dan kuat antara daya tarik isi Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran bakat anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti daya tarik isi Suplemen Belia memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi para anggota Forum Jurnalistik Dreams untuk menyalurkan bakat menulis mereka. 5.1.12. Terdapat hubungan positif yang sedang antara daya tarik isi Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti daya tarik isi Suplemen Belia berpengaruh terhadap penyaluran hobi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal.
221
5.1.13. Terdapat hubungan positif yang sedang antara daya tarik isi Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan proses mewujudkan cita-cita anggota Forum Jurnalistik Dreams. Ini berarti daya tarik isi Suplemen Belia berpengaruh terhadap proses mewujudkan cita-cita para anggota Forum Jurnalistik Dreams, namun belum maksimal. Secara keseluruhan, uji statistik terhadap penelitian mengenai hubungan antara terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams diketahui terdapat hubungan positif yang tinggi dan kuat. Artinya, terpaan Suplemen Belia terhadap motivasi menulis anggota Dreams sudah sangat signifikan.
222
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, berikut ini beberapa masukan berupa saran dari peneliti yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh pihak Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat sebagai suplemen yang menyajikan artikel-artikel tentang dunia remaja agar dapat meningkatkan kualitas dan semakin menjadi suplemen pilihan remaja. 1. Sebaiknya Suplemen Belia mulai menambahkan artikel tepat sasaran terhadap remaja pembaca suplemen tersebut. Meskipun terlihat baik, tidak ada salahnya untuk menambah konten yang lebih berbobot dan lebih menarik. 2. Sebaiknya Suplemen Belia mencoba merombak lay out dari suplemen tersebut karena dianggap terlalu monoton. Terbit setiap minggunya dengan lay out yang sama bisa membuat pembaca merasa bosan. 3. Sebaiknya Suplemen Belia meningkatkan kualitas foto-foto dan gambar-gambar pendukung tulisan agar mampu lebih menarik perhatian pembacanya. 4. Sebaiknya Suplemen Belia lebih menggali informasi dari narasumber yang berasal dari kalangan remaja atau kalangan-kalangan yang mengerti tentang dunia remaja. Sehingga para pembaca merasa mengerti dan di mengerti juga oleh media tersebut dan mau membaca Suplemen
Belia.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: CV. Mandar Maju. _____________________. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kriyanto, Rakhmat. 2008. Teknik Praktik Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Morissan, M.A.. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Muhadjir, Noeng. 1989. Metode Penelitian Kuantitaf. Yogyakarta: Raka Sarasin. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. xxiii
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur. Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan untuk Penelitian Sosial. Bandung: Humaniora. Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ________, _______. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES. Sumadiria, A.S. Haris. 2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Wahyudi, JD. 1991. Media Massa. Bandung: Penerbit Alumni. Wibowo, Wahyu. 2007. Menjadi Penulis dan Penyunting Sukses. Jakarta: Bumi Aksara. Widodo, Tentrem. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (uns Press).
Sumber lain: http://www.pikiranrakyat.com, tanggal akses 10 Desember 2011 http://www.abgnielsen.com, tanggal akses 10 Desember 2011 Company Profile Harian Umum Pikiran Rakyat Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)
xxiv
1
Kuesioner Hubungan Antara Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan Motivasi Menulis Anggota Forum Jurnalistik Dreams
Bacalah dengan teliti pernyataan berikut: 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan pendapat atau pengalaman Anda. 2. Kuesioner ini terdiri dari data responden dan data penelitian. 3. Kotak di sebelah kanan masing-masing pertanyaan mohon dikosongkan. 4. Jawablah dengan sejujurnya dan jangan ada yang terlewat. 5. Kerahasiaan data terjamin.
No. Responden DATA RESPONDEN 1) Jenis kelamin Anda? 1.
Laki-laki
2. Perempuan
1
2) Usia Anda saat ini? 1.
15 - 16 tahun
2. 17 - 18 tahun
3. 19 - 20 tahun
2
2. XI
3. XII
3
3) Kelas berapa Anda saat ini? 1.
X
4) Peringkat berapa Anda di kelas saat ini? 1.
1–3
2. 4 – 6
3. 7 – 10
4. > 10
4
5) Sudah berapa lama Anda menjadi anggota Dreams? 1.
< 1 tahun
2. 1 - 2 tahun
3. > 2 tahun
5
4. Lainnya
6
6) Apa pekerjaan orang tua Anda? 1.
Wiraswasta
2. PNS
3. Pegawai Swasta
2 7) Berapa penghasilan orang tua Anda dalam sebulan? 1.
< Rp 1.000.000
2. 1.000.000 - 3.000.000
3. > 3.000.000
7
8) Apakah Anda membaca Harian Umum Pikiran Rakyat? 1.
Selalu
2.
Kadang-kadang
3. Tidak pernah
8
9) Jika jawaban pada pertanyaan no. 8 adalah 1 dan 2, bagaimana cara Anda memperoleh Harian Umum Pikiran Rakyat? 1.
Berlangganan
2.
9
Membeli eceran
3. Membaca di Perpustakaan
DATA PENELITIAN Keterangan: Untuk mengisi jawaban no. 10-26, berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda. Petunjuk: SS
:
Sangat Setuju
S
:
Setuju
RR
:
Ragu-ragu
TS
:
Tidak Setuju
STS
:
Sangat Tidak Setuju
Variabel X: Terpaan Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat X1: Intensitas membaca Suplemen Belia No. 10.
11.
Pernyataan Dalam satu bulan, saya membaca Suplemen Belia lebih dari 3 kali Saya jarang sekali membaca Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat
SS
S
RR
TS
STS
3 12. 13.
14.
Saya rutin membaca Suplemen Belia Setiap membaca Suplemen Belia, saya menghabiskan waktu lebih dari 10 menit Saya membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA
X2: Tampilan Suplemen Belia No. 15.
Pernyataan
SS
S
RR
TS
STS
SS
S
RR
TS
STS
Lay Out Suplemen Belia memotivasi saya untuk menulis di Dreams Jenis huruf yang digunakan pada tulisan-
16.
tulisan di Suplemen Belia memotivasi saya untuk menulis di Dreams Foto pendukung yang ditampilkan
17.
Suplemen Belia memotivasi saya untuk menulis di Dreams
X3: Daya tarik isi Suplemen Belia No.
Pernyataan Topik yang diangkat Suplemen Belia
18.
aktual dan terpercaya sehingga memotivasi saya untuk menulis di Dreams
19.
20.
Judul tulisan di Suplemen Belia memotivasi saya untuk menulis di Dreams Isi tulisan Suplemen Belia memotivasi saya untuk menulis di Dreams Narasumber yang di wawancara dalam
21.
tulisan di Suplemen Belia memiliki keahlian di bidangnya sehingga memotivasi saya untuk menulis di Dreams
4 Variabel Y: Motivasi menulis anggota Forum Jurnalistik Dreams No.
Pernyataan
SS
S
RR
TS
STS
Kegiatan menulis, merupakan salah satu 22.
bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri saya sebagai anggota Dreams Melalui kegiatan menulis, dapat
23.
menyalurkan bakat menulis saya sebagai anggota Dreams Melalui kegiatan menulis, dapat
24.
menyalurkan hobi menulis saya, terutama sebagai anggota Dreams Kegiatan menulis merupakan salah satu
25.
batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita saya
26.
Bagaimana saran atau kritik Anda terhadap Suplemen Belia di Harian Umum Pikiran Rakyat?
......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
Terima kasih atas partisipasi Anda dalam pengisian kuesioner ini
5
Coding Book
No. Kolom 1-2
No. -
Pertanyaan Nomor Responden
3
1
Jenis Kelamin
4
2
Umur Responden
5
3
Kelas Responden
6
4
Peringkat kelas Responden
7
5
Lamanya Responden menjadi anggota Dreams
8
6
Pekerjaan Orang Tua Responden
9
7
Penghasilan Orang Tua Responden
10
8
Membaca Harian Umum Pikiran Rakyat
11
9
Cara memperoleh Harian Umum Pikiran Rakyat
12
10
Membaca Suplemen Belia lebih dari 3 kali
13
11
Jarang membaca Suplemen Belia
Keterangan 1 = Laki-laki 2 = Perempuan 1 = 15-16 tahun 2 = 17-18 tahun 3 = 19-20 tahun 1=X 2 = XI 3 = XII 1 = 1-3 2 = 4-6 3 = 7-10 4 = >10 1 = < 1 tahun 2 = 1 – 2 tahun 3 = > 2 tahun 1 = Wiraswasta 2 = PNS 3 = Pegawai Swasta 4 = Lainnya 1 = < Rp. 1.000.000 2 = Rp1.000.000 – 3.000.000 3 = >Rp. 3.000.000 1 = Selalu 2 = Kadang-kadang 3 = Tidak pernah 1 = Berlangganan 2 = Membeli eceran 3 = Membaca di Perpustakaan 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Tidak Setuju 4 = Tidak Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Setuju 1 = Sangat Setuju
6
No. Kolom
No.
Pertanyaan
14
12
Rutin membaca Suplemen Belia
15
13
Menghabiskan lebih dari 10 menit untuk membaca Belia
16
14
Membaca Belia sejak SMP/SMA
15
Lay Out Suplemen Belia menarik untuk dibaca memotivasi untuk menulis
16
Jenis huruf yang digunakan pada tulisan-tulisan di Suplemen Belia menarik untuk dibaca dan memotivasi untuk menulis
17
Foto pendukung yang ditampilkan Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis
18
Topik yang di angkat Suplemen Belia aktual dan terpercaya sehingga menarik dibaca dan memotivasi untuk menulis
19
Judul tulisan di Suplemen Belia menarik untuk membaca suplemen dan memotivasi untuk menulis
20
Isi tulisan Suplemen Belia menarik untuk membaca suplemen tersebut dan memotivasi untuk menulis
21
Narasumber dalam tulisan Suplemen Belia ahli di bidangnya sehingga menarik untuk dibaca dan memotivasi menulis
17
18
19
20
21
22
23
Keterangan 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju
7
No. Kolom
No.
Pertanyaan
24
22
Kegiatan menulis, merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri/eksistensi diri sebagai anggota Dreams
25
23
Melalui kegiatan menulis, dapat menyalurkan bakat menulis sebagai anggota Dreams
26
24
Melalui kegiatan menulis, dapat menyalurkan hobi menulis, terutama sebagai anggota Dreams
27
25
Kegiatan menulis merupakan salah satu batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita saya
Keterangan 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju
9
Daftar Nama Responden
No.
Nama Responden
Kelas
1
Salma Rufaida Budiman
XII
2
Merti Oktaviana
XII
3
Tresna Waluya Suparman
XII
4
Zaki Abdulrasyid
XII
5
Zulfa Adinda Dinillah
XII
6
Firmansyah
XII
7
Fauzie M. Hamdani
XI
8
Suhendar
XI
9
Novi
XI
10
Faluvi Ekadiani
XI
11
Syakir
XI
12
Adinda
XI
13
Afiati Rizky
XI
14
Alifia
XI
15
Farah Yuval
XI
16
Suminar
XI
17
Awalia
XI
18
Melani Herawati
XI
19
Fikri
XI
20
Lutfi
XI
21
Ranes
XI
22
Jafar
XI
23
Kamila
XI
24
Sidiq
XI
25
Lucki
XI
26
Yayu
XI
27
Innayah Nur Syahidah
XI
28
Nur Walimah Utami
XI
10
29
Anggi Yuniar
XI
30
Anni Jayanti Astuti
XI
31
Fitri Mawanti
XI
32
Arief Rahmat Ibrahim
XI
33
Sukmawati
XI
34
Siska Wiliandini
XI
35
Rina Karomah
XI
36
May Lin Shalehah
XI
37
Fauziyah Rahmi Adilah
XI
38
Farhatun Hurriyah
XI
39
Siti Rohmah
XI
40
Nadiya Pratiwi
X
41
Arrifah Qurrota A’yun
X
42
Angga Kusumadinata
X
43
Guntur
X
44
Riri
X
45
Kamil
X
46
Trio
X
47
Fauzan
X
48
Apriyanto
X
49
Desi
X
50
Rossi
X
51
Anggun
X
52
Zahra
X
53
Fatimah
X
54
Fatia
X
11
MATRIX
Variabel X Sub Variabel Terpaan Suplemen 1. Intensitas Membaca Belia
2. Tampilan
3. Daya Tarik Isi
Indikator Frekuensi Membaca - Membaca Suplemen Belia lebih dari 3 kali dalam sebulan. - Jarang membaca Suplemen Belia. - Rutin membaca Suplemen Belia. Durasi Membaca - Membaca Suplemen Belia menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. - Membaca Suplemen Belia sejak SMP/SMA. Lay out Suplemen Belia - Lay out yang digunakan Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis. Jenis huruf Suplemen Belia - Jenis huruf yang digunakan Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis. Foto pendukung yang ditampilkan - Foto pendukung yang digunakan Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis. Topik yang diangkat - Topik yang diangkat Suplemen Belia aktual dan
12
terpercaya, menarik dan memotivasi untuk menulis. Judul tulisan - Judul tulisan bpada Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis. Manfaat isi tulisan - Isi tulisan di Suplemen Belia menarik dan memotivasi untuk menulis. Narasumber - Narasumber yang di wawancara di Suplemen Belia memiliki keahlian dibidangnya sehingga menarik dan memotivasi untuk menulis.
Variabel X Indikator Motivasi menulis anggota Forum Bentuk aktualisasi diri/eksistensi Jurnalistik Dreams diri - Kegiatan menulis mampu membantu bentuk aktualisasi diri/ekstensi diri. Menyalurkan bakat - Kegiatan menulis membantu menyalurkan bakat menulis. Menyalurkan hobi menulis - Kegiatan menulis membantu menyalurkan hobi menulis. Mewujudkan cita-cita - Kegiatan menulus mampu menjadi batu loncatan untuk mewujudkan cita-cita.
13
Rekap Validitas dan Reliabilitas
Variabel
Intensitas Membaca
Tampilan
Daya tarik isi
Motivasi Menulis
P10
Koefisien Validitas 0.759
Titik Kritis 0.3
P11
0.649
0.3
Valid
P12
0.405
0.3
Valid
P13
0.448
0.3
Valid
P14
0.400
0.3
Valid
P15
0.485
0.3
Valid
P16
0.433
0.3
Valid
P17
0.397
0.3
Valid
P18
0.524
0.3
Valid
P19
0.481
0.3
Valid
P20
0.529
0.3
Valid
P21
0.361
0.3
Valid
P22
0.437
0.3
Valid
P23
0.649
0.3
Valid
P24
0.549
0.3
Valid
P25
0.398
0.3
Valid
Pertanyaan
Keterangan
Koefisien Reliabilitas
Titik Kritis
Keterangan
0.739
0.7
Reliabel
0.729
0.7
Reliabel
0.735
0.7
Reliabel
0.711
0.7
Reliabel
Valid
Apabila kofisien validitas > 0.3, maka dapat dikatakan valid dan apabila koefisien reliabilitas > 0.7, maka dapat dikatakan reliabel.
14
Wawancara dengan Syauqy Lukman, Reporter Suplemen Belia
Adakah keterkaitan antara fungsi media massa dengan Suplemen Belia? Jika bicara fungsi media sebagai kontrol sosial, mungkin tidak terlalu. Namun fungsi media sebagai rujukan informasi, hiburan, dan pendidikan. Jelas sekali konten
dari
Belia
memang
ditujukan
untuk
tiga
hal
tersebut.
Dukungan moril seperti apa yang diberikan Suplemen Belia terhadap pendidikan? Memberikan support sejumlah sekolah, aktifitas remaja dalam bentuk ekspose pers. Hal apa saja yang harus dimiliki para pelajar dalam mengembangkan kemampuannya dalam bidang menulis? Yang paling utama adalah kemauan untuk mencoba. Skill bisa diasah. Adakah keterkaitan antara kemampuan menulis siswa dengan keberadaan Suplemen Belia? Mungkin ada keterkaitannya bagi siswa yang sering mengisi sejumlah kolom tulisan di belia. Belia bisa menjadi sarana berlatih yang baik karena tulisan siswa yang dimuat sudah melalui proses pengeditan yang cukup rigid, baik dari segi bahasa, ejaan, dan lain-lain. Apa saja manfaat yang bisa diambil dari keberadaan Suplemen Belia? Sama seperti di atas, siswa bisa menjadikan belia sebagai sarana pengembangan kemampuannya terutama dalam bidang jurnalistik dan menulis. Manfaat lainnya, tentu belia dapat dijadikan referensi informasi seputar dunia remaja dari berbagai aspek, apakah pendidikan, lifestyle, wawasan umum, dan lain-lain. Bagaimana cara publikasi Suplemen Belia supaya keberadaannya diketahui masyarakat? Sponsorship event-event yang dekat dengan keseharian remaja seperti pensi dan acara musik, serta barter promo lintas media (online, radio, tv lokal, dan lain-lain).