PENGARUH TAYANGAN I WITNESS TERHADAP MINAT CITIZEN JOURNALISM (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh
060922067 ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI
NAMA
: HABIBY ABUBAKAR
NIM
: 060922067
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI JUDUL SKRIPSI
: PENGARUH TAYANGAN
i WITNESS TERHADAP
MINAT CITIZEN JOURNALISM (Studi Deskripsi Tentang Pengaruh Tayangan i Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan
Medan,
Juni 2009
Dosen Pembimbing
Ketua Departmen
Dra. Siswo Suroso, M.SP
Drs. Amir Purba, MA NIP. 131654104
Dekan FISIP USU
Prof.Dr. M. Arif Nasution, M.A 131757010
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul “Pengaruh Tayangan i Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan. Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Tayangan Jurnalisme dan Minat, Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi, dengan analisa tabel tunggal yang mana menggunakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalan kategorikategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori Sampel yang digunakan sebanyak 35 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan (STIK-P) angkatan 2005-2007 dengan teknik Stratified Random Sampling dan Simpel Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta studi lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa untuk dijadikan responden. Analisa data yang digunakan adalah analisa tabel tunggal yaitu membagibagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisa tabel tunggal menggunakan tabulasi data untuk memindahkan variabel responden ke Fotron Cobol dengan menggunakan SPSS versi 12.0. Dari Penelitian yang dilakukan bahwa terdapat pengaruh tayangan jurnalisme i Witness di Metro TV terhadap minat Citizen Journalism mahasiswa STIK-P Medan angkatan 2005-2007
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wr. wb Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Mahahidup tidak akan pernah mati yang telah menciptakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai perintah untuk menyuruh makhluknya menggapai ilmu. Shalawat dan salam tercurah untuk Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di Yaumil Akhir. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Tayangan i Witness Terhadap minat Citizen Journalism” (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme i Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan)” Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan studi strata 1 (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi FISIP di Universitas Sumatera Utara (USU). Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini adalah karena adanya motivasi, masukan serta kritikan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis pertama kali menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta yang telah berkorban baik moril dan materil dalam memberi arahan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, untuk Mujahidah sejati Almarhumah Ibunda Tercinta yang pada tahap awal proses penyelesaian skripsi dalam keadaan sakit namun terus memberi semangat sampai akhirnya dipanggil kembali oleh Allah SWT. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk adik-adik tercinta Omy Soraya, Sahira Sahiba dan Farid Muhammad yang selalu memberikan semangat. Penghargaan yang tak ternilai penulis sampaikan kepada: Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU. 2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Dekan FISIP USU. 3. Bapak Drs. Siswo Suroso, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah telah begitu banyak meluangkan waktu untuk penulis dan begitu besar dalam membantu, membimbing, mengarahkan serta menyumbangkan pemikiran, masukan serta kritikan yang membangun selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah, membimbing penulis dalam perkuliahan 5. Bapak dan Ibu staf pegawai jurusan Ilmu Komunikasi FISIP. 6. Kepada Ibu Hj. Ida Tumengkol, B. Comm, M. Hum selaku Ketua STIK-P Medan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di STIK-P Medan. 7. Kepada Ibu Hj. Nadra Ideyani Vita, M. Si selaku Pembantu Ketua I STIK-P yang telah memberi bantuan data penelitian menyangkut profil STIK-P, dan kak Ayu selaku staf akademik STIK-P yang telah memberi bantuan data dan menyebarkan kuesioner, tidak lupa juga seluruh staf administrasi STIK-P yang memberi andil dalam pemberian data penelitian. 8. Teman-teman terbaik yang selalu memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi: Maulana Antasari yang ramah, Bang Bobby, Kocek, Maya yang selalu memberi informasi positf, Tri Yuwono, Nia, Asri, Alfi, Kiki, Nico, Ai yang misterius dan terima kasih khusus buat kak Inne yang baik hati membagi informasi dalam membantu menyelasaikan skripsi ini.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
9. Teman-teman bermusik : Medan Jazz Community, Vokalisku Dika, Produserku Bang Ivan Aero dan keluarga yang ikhlas memberi kesempatan menunjukkan kapasitas dan musikalitas kami. 10.Sahabatku Nani Swastika yang terus mencambukku dengan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan keceriaannya dan Zaki yang banyak menemani menyebarkan kuesioner, semoga Allah SWT memberi berkah kepada kalian dan keluarga. 11. Untuk Murabbiku Ustadz Zahrul dengan keluasan ilmu dan semangat dakwah buat agama yang benar ini, seluruh Ikhwan yang memberi dukungan moril agar bangkit dari kesedihan dengan dakwah: Untung, Sofyan, Muhajir, Adi, Surya, Haris, semoga Allah SWT meneguhkan hati kalian untuk terus menjadi kader dakwah. 12.Teman-teman Ilmu Komunikasi Extension stambuk 2006-2007 terima kasih atas pertemananya.
Wassalamu’alaikum wr.wb Penulis
Habiby Abubakar
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………………...
i
KATA PENGANTAR………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
iv
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………..
1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………...
1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………..
4
1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………
5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………
6
1.4.1 Tujuan Penelitian……………………………………....
6
1.4.2 Manfaat Penelitian…………………………………….
6
1.5 Kerangka Teori……………………………………………….
6
1.5.1 Pengertian Komunikasi………………………………..
7
1.5.2 Komunikasi Massa……………………………………
10
1. 5.3 Media Massa Televisi…………………………………
11
1.5.4 Tayangan Jurnalisme…………………………………..
12
1.5.5 Minat Menonton………………………………………
13
1.6 Kerangka Konsep………………………………………………
16
BAB II URAIAN TEORITIS………………………………………………
17
II.1 Pengertian Komunikasi……………………………………….
17
II.1.1 Komunikasi……………………………………………
17
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
II.1.2 Fungsi Komunikasi……………………………………
19
II.2 Komunikasi Massa…………………………………………...
21
II.2.1 Fungsi Komunikasi Massa……………………………
23
II.2.2 Fungsi dan Kegunaan Media Massa………………….
25
II.3 Media Massa Televisi………………………………………...
27
II.4 Tayangan Jurnalisme…………………………………………
31
II.5 Minat…………………………………………………………
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………
41
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………..
41
III.1.1 Sejarah berdirinya STIK-P Medan……………………
41
III.1.2 Lokasi Penelitian……………………………………....
42
III.1.3 Potensi Fisik STIK-P Medan………………………….
43
III.1.4 Program Studi STIK-P Medan Dan Orientasi Pendidikan
44
III.1.5 Visi dan Misi STIK-P Medan………………………..
45
III.1.6 Potensi Personal……………………………………...
45
III.2 Metodologi Penelitian………………………………………
48
III.3 Populasi dan Sampel………………………………………..
49
III.4 Teknik Pengambilan Sampel………………………………..
51
III.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………….
53
III.6 Teknik Analisis Data………………………………………..
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………..
56
IV.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data……………………….
56
IV.1.1 Tahap Awal…………………………………………
56
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
IV.1.2 Pengumpulan Data…………………………………
56
IV.2 Proses Pengolahan Data…………………………………..
56
IV.2.1 Penomoran Kuesioner………………………………
57
IV.2.2 Editing……………………………………………...
57
IV.2.3 Coding……………………………………………...
57
IV.2.4 Inventarisasi Variabel……………………………….
57
IV.2.5 Tabulasi Data………………………………………..
57
IV.3 Analisa Tabel Tunggal…………………………………….. IV.4 Pembahasan…………………………………………………
58 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….
80
V.1 Kesimpulan…………………………………………………
80
V.2 Saran……………………………………………………….
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 1 : Fasilitas dan Sarana Penunjang
44
Tabel 2 : Jumlah Mahasiswa STIK-P Angakatan 2005-2007
48
Tabel 3: Populasi Mahasiswa STIK-P Angkatan 2005-2007
50
Tabel 4: Teknik penarikan sampel
52
Tabel 5: Usia responden
58
Tabel 6: Jenis kelamin
59
Tabel 7: Frekuensi menonton TV
60
Tabel 8: Memiliki situs pribadi
61
Tabel 9: Pendapat responden tentang topik pembahasan
62
Tabel 10 :Pendapat responden i Witness sebagai sarana Citizen Journalism
63
Tabel 11 :Pendapat responden tentang materi i Witness
64
Tabel 12: Pendapat responden tentang kredibilitas pembawa acara i Witness
65
Tabel 13: Pendaapat responden tentang kejujuran dalam membawakan acara
66
Tabel 14: Pendapat responden tentang kemampuan dalam membawakan acara
67
Tabel 15: Pendapat responden tentang kecerdasan dalam membawakan acara
68
Tabel 16: Pendapat responden tentang kesamaan topik
69
Tabel 17: Pendapat responden tentang pemahaman bahasa yang digunakan
70
Tabel 18: Pendapat responden tentang penampilan pembawa acara i Witness
71
Tabel 19: Pendapat responden tentang jam tayang i Witness
72
Tabel 20: Pendapat responden tentang dursasi tayangan i Witness di Metro TV 73 Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 21: Pendapat responden tentang satu-satunya tayangan Citizen Journalism 74 Tabel 22: Pendapat responden tentang ketertarikan untuk menonton i Witness
75
Tabel 23: Pendapat responden tentang hasrat untuk menonton i Witness
76
Tabel 24: Pendapat responden untuk terus menonoton tayangan i Witness
77
Tabel 25: Pendapat responden yang berminat terhadap Citizen Journalism
78
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam kemajuan teknologi komunikasi informasi terutama pasca runtuhnya rezim Orde Baru, masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam mengakses dan menyebarluaskan berita dengan leluasa, ditambah dengan kemajuan era digital, sekatsekat ruang dan waktu dalam mendapatkan berita semakin tipis, era reformasi memberikan kebebasan yang sangat luas kepada siapapun dalam mendapatkan maupun menyebarluaskan informasi, keadaan ini ditandai dengan banyaknya stasiun tv swasta di Indonesia. Kebebasan di era reformasi juga sangat berpengaruh positif terhadap perkembangan jurnalisme di Indonesia, kemunculan stasun tv dan perkembangan teknologi sangat memberi peran positif terutama jurnalisme. Jurnalisme sendiri telah berevolusi mengikut i teknologi dimana media penyebarluasannya sekarang ini semakin bervariasi, bisa lewat tv, radio, maupun media cetak. Perkembangan teknologi telah memberikan suatu terobosan terhadap Jurnalisme. Citizen Journalism atau Jurnalisme warga adalah perwujudan dari evolusi jurnalisme dalam dunia modern, D Lasica lewat tulisannya dalam online Journalism Review (2003) membagi media untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk: 1. Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar) pengguna yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi, photo atau gambar video yang Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
2.
Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.
3.
Partisipasi diberita situs, berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah berita yang disiarkan oleh media tertentu.
4.
Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mai
5.
Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).
Kebebasan yang ditawarkan Citizen Journalism dalam menyebarluaskan berita tidak dimiliki oleh jurnalisme konvensional. Kebebasan ini merupakan kelebihan dari Jurnalisme warga, memilih dunia maya sebagai wadah Citizen Journalism merupakan pilihan terbaik, selain akses yang mudah, internet telah menjadi kebutuhan bagi beberapa masyarakat dunia. Dalam Citizen Journalism siapapun dapat menjadi pewarta, dimana seorang pewarta tanpa harus memiliki pendidikan yang relevan dapat menyebarluaskan hasil liputanya, bila pada media konvensional ketika sebuah berita dikirimkan tentu harus melalui proses editing, tidak halnya pada Citizen Journalism, semua jenis berita dapat diterbitkan, baik berupa keluh kesal pribadi penulis maupun artikel yang lebih serius dan setiap orang bisa memberi tambahan atau komentar terhadap berita yang ditampilkan. Dalam era globalisasi ini, pilihan internet sebagai media pengakses masuk menjadi warga dunia semakin mudah, dengan menyebarluaskan informasi lewat internet kita dapat berbagi informasi dengan jutaan warga dunia lainya tanpa ada intervensi dari Major Broadcasting (industri penyiaran) mengenai apakah informasi yang kita sebarkan memiliki nilai berita atau tidak. Metro TV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia pertama yang memliki konsep berbeda, mengudara sejak 25 November 2000 Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
di Jakarta, sebagai stasiun tv yang memliki program jurnalisme palling banyak Metro TV juga mengudara selama 24 jam setiap hari dengan memusatkan acaranya pada siaran berita saja dan didukung dengan berbagai program tayangan jurnalisme lainnya. Metro TV sebagai stasiun tv pelopor yang menjadikan jurnalisme sebagai sajian utamanya sekali lagi mampu menangkap tren jurnalisme yang sedang berkembang ini. Salah satunya adalah program acara i Witness yang mulai Januari 2009 iwitness tayang setiap hari sabtu pukul 13.30 wib, Program i Witness ini menampilkan liputan warga sebagai Citizen Journalist dalam bentuk Audiovisual dimana mereka menyampaikan infornasi yang diliput secara langsung menggunakan kamera maupun telepon genggam yang memiliki fasilitas untuk merekam suatu peristiwa. Di Indonesia, bentuk paling familiar dari Citizen Journallism adalah radio, karena sebagiah besar penduduk Indonesia lebih mengenal radio ketimbang internet. Meskipun demikian lambat laun jurnalisme warga semakin mendapat tempat tersendiri di ranah jurnalisme, gairah warga untuk memproduksi, dan menyebarluaskan hasil liputannya merupakan daya tarik tersendiri karena langsung terlibat berpartisipasi dalam kegiatan jurnalisme. Menurut We Media, yang ditulis oleh Shayne Bowman dan Chris willis (http://www.hypergene.net/wemedia/weblog.php), Citizen Journalism menimbulkan beberapa dampak positif sebagai berikut: 1. Partisipasi aktif dari warga dalam hal ini pembaca, pendengar, pemirsa lebih penting daripada konsumen berita yang pasif, Audiens akan merasa lebih tergerak untuk melakukan perubahan.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
2. Bagi media, jurnalisme warga menyediakan potensi untuk meningkatkan loyalitas dan hubungan saling percaya dengan audiensinya. Jurnalisme warga merupakan sebuah semangat ideal tentang hak masyarakat terhadap informasi. Meskipun demikian, perkembangan jurnalisme warga yang makin meluas ini memunculkan sejumlah pertanyaan dan tantangan. Etika akurasi dan kredibilitas serta tanggung jawab merupakan beberapa contoh isu yang sering diperdebatkan baik oleh media konvensional maupun penggiat jurnalisme warga. Bagi para penggiat jurnalisme warga, polemik mengenai kredibilitas dan isu-isu tersebut hendaknya dimaknai sebagai upaya untuk membuat partisipasi warga makin terarah. Memperkaya diri dengan pengetahuan jurnalistik dan menguasai teknik peliputan agaknya perlu dilakukan oleh para penggiat jurnalisme warga sehingga liputan yang disebarluaskan memilliki standar yang cukup dalam proses penyampaian berita. Dari sudut pandang masyarakat, media dapat menunjang kesinambungan pengendalian sosial, dan motivasi secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi alternatif. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah Pengaruh Tayangan i Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism mahasiswa STIK-P
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengajukan perumusan masalah sebagai berikut “ Bagaimana pengaruh tayangan
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
jurnalisme i Witness di Metro TV terhadap minat Citizen Journalism mahasiswa STIKP”
1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti adalah sebagi berikut: 1.
2.
Tayangan i Witness terbatas pada a.
Isi Acara
b.
Topik Pembahasan
c.
Hasil liputan para Citizen journalist
d.
Durasi
e.
Jam tayang
Apakah kelebihan dan kekurangan Citizen Journalism bagi Mahasiswa Komunikasi STIKP angkatan 2005-2007.
3.
Minat mahasiswa menonton tayangan i Witness di Metro TV dan adanya perhatian, ketertarikan, keinginan serta keputusan dari mahasiswa untuk terlibat sebagai Citizen Journalist
4.
Objek penelitian adalah mahasiswa STIK-P angkatan 2005-2007
5.
Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari-April 2009
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan Citizen Journalism pada mahasiswa STIK-P angkatan 2005-2007 b) Untuk mengetahui minat mahasiswa STIK-P terhadap tayangan i Witness di Metro TV c) Untuk mengetahui minat mahasiswa pada Citizen Journalism dan masa depan perkembangan Citizen Journalist.
1.4.2 Manfaat penelitian a) Secara akedemis, diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan Universitas
di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sumatera
Utara
dan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Komunikasi
Pembangunan, khususnya bidang Ilmu Komunikasi b) Secara teoritis, studi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peniliti terhadap penelitian. c) Secara praktis, studi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa yang ingin menjadi citizen journalist
1.5 Kerangka Teori Dalam melakukan penelitian, teori berperan sebagai landasan berfikir untuk mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
penertian teori menurut Kerlinger (dalam Singarimbun, 1989 :37) yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti (Nawawi, 1995 : 43) Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Tayangan Jurnalisme, teori AIDDA dan minat menonton. Berikut ini peneliti akan membahas satu persatu teoriteori tersebut yaitu:
1.5.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin Communicato, yang berarti sama. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja, belum mengerti makna yang disampaikan. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak dia lahir sampai dewasa, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Manusia tidak biasa hidup sendirian. Ia secara kodrati juga harus hidup bersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnya , keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Jelasnya, manusia harus hidup bermasyarakat. Dalam “bahasa” komunikasi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi oleh Prof. Drs. Onong Uchjana Effendi, M.A. (1993:28) pernyataan Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Menurut Harold Laswell (Mulyana, 2002:62) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :Who (siapa), Says What (mengatakan apa), In Which Channel (dengan saluran apa), To Whom (kepada siapa), With What Effect (Dengan pengaruh Bagaimana). Komunikasi dapat berlangsung dengan atau tanpa media. Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa (mass communication). Pengertian komunikasi massa ditujukan kepada pendapat Onong Uchjana Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi (1993 : 79 ) ialah komunikasi melalui media modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar diantaranya Everett M. Roger, yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dogeng keliling, juru pantun dan lainlain. Menurut Joseph A. Devito komunikasi massa dapat didefinisikan yakni komunikasi yang ditujukan kepada massa, sejumlah sangat besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak dan karena sangat penting bagi media untuk memberikan apa yang diingini khalayak, pesan dari komunikasi massa harus difokuskan pada pemirsa atau khalayak rata-rata. Dengan cara ini, media dapat merangkul khalayak sebanyak Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
mungkin. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio visual. (Ardianto, 2003 : 11). Menyimak berbagai definisi komunikasi yang dikemukakan oleh pakar ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip , bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Dari pengertian-pengertian yang ada maka dapat diketahui karakteristiknya yaitu: 1.
Komunikator terlembaga
2.
Pesan bersifat umum
3.
Komunikannya anonim dan heterogen
4.
Media massa menimbulkan keserempakan
5.
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
6.
Komunikasi bersifat satu arah
7.
Stimulasi alat indra “terbatas”
8.
Umpan balik tertunda (Delayed) Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959),
perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya sangat besar.
I.5.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa mengacu pada keseluruhan perangkat yang merupakan pembawa pesan yang menyampaikan pesan pada berjuta-juta orang secara serentak. Komuniaksi massa menyampaikan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media, yaitu media massa. Media massa dikatakan oleh Everett M. Rogers ada dua yaitu media massa modern dan media massa tradisional. Media massa modern antara lain televisi, surat kabar, radio dan lain-lain. Media massa tradisional meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain (Effendy, 2003 : 79). Komunikasi massa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah media massa modern. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang komunikasi massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
bentuknya : televisi, radio siaran,surat kabar, majalah dan film” (Uchjana, seperti dikutip oleh buku Ardianto dan Komala, 2004:6). Menurut Prof. O. Uchjana Effendy (Effendy, 2003:81) komunikasi massa memliki karakter sebagai berikut : 1.
Komunikasi massa bersifat umum.
2.
Komunikasi bersifat heterogen.
3.
Media massa menimbulkan keserempakan.
4.
Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi.
Jadi komunikasi massa itu secara sederhana adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan dalam hal ini melalui media televisi.
1.5.3 Media Massa Televisi Media massa adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya. Dan dalam hal ini media massa yang dimaksud adalah media massa televisi. Media massa dalam prakteknya melaksanakan tiga fungsinya (dalam Effendy, 1992 : 54) yaitu : a. Menyiarkan informasi (to inform) b. Mendidik
(to educate)
c. Menghibur (to entertain)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Fungsi dari media massa televisi hal ini adalah fungsi yang ketiga yaitu menyiarkan informasi. Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingya kemudian menyimpannya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakt untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar tentang dunia yang lain diluar lingkungan masyarakat hidup. Dan kelebihan dari Televisi sebagai media massa ini, diantaranya adalah televisi mampu menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan dan dapat dilihat secara audiovisual
I.5.4 Tayangan Jurnalisme Dengan semakin maraknya industri pertelevisian di tanah air, tentunya juga akan semakin menambah ragam jenis tayangan yang disajikan kehadapan pemirsa televisi. Dewasa ini tayangan jurnalisme telah mampu menyita perhatian pemirsa. Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak apa yang disebut dengan simulated experience, yaitu pengalaman didapat ketika melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya, seperti berjumpa dengan seseorang yang sebetulnya belum pernah dijumpai atau datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial fungsi media massa televisi sedikitnya dapat digolongkan kedalam 6 aspek yaitu diantarannya: 1. Menyampaikan fakta (the fact)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Media massa televisi menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dll) dan disisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dll) 2. Menyajikan opini dan analisis (opinion and analyses) Pada laporan berita, reporter memaukkan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus (kolom, editorial, dll) 3. Melakukan investigasi (investigasi) Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya
akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan
kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan. 4. Hiburan (entertainment) Sajian pers dan media massa televisi kadang-kadang berfungsi sekaligus untuk menghibur, mendidik dan memberikan informasi. 5. Kontrol (control ) Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media massa kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis Kebijakan (Policy Analysis) Fungsi ini merupakan kecendrungan untuk menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi alternative lain.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
I.5.5 Minat Menonton Minat muncul karena adanya stimulus yang menimbulkan motivasi. Sedangkan motivasi berasal dari kata motif. Menurut Effendy (1986 : 70) Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu dan yang menjadi motif pemirsa dalam penelitian ini adalah sesuai dengan model dari AIDDA, yaitu: a) Attention (Perhatian), yaitu adanya perubahan daripada khalayak terhadap media massa televisi b) Interest ( Kepentingan), yaitu khalayak merasa adanya suatu kepentingan dari media massa televisi atau informasi yang disajikan oleh media massa televisi tersebut c) Desire (Keinginan), yaitu setelah kahalayak merasa adanya suatu kepentingan akan hal yang disajikan oleh media massa televisi tersebut maka yang timbul selanjutnya adalah suatu keinginan pada pesan atau informasi yang disajikan oleh media massa tersebut d) Decision (Keputusan), yaitu setelah timbul suatu keinginan akan pesan atau informasi yang disajikan oleh media massa televisi tersebut maka yang akan timbul selanjutnya adalah mengambil suatu keputusan yang pasti didalam diri khalayak tersebut. e)
Action (Tindakan), yaitu setelah keputusan diambil maka akan dengan sendirinya akan diikuti atau dipublikasikan dengan tindakan yang sesuai dengan harapan dan keinginan dari khalayak tersebut.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Pada model tersebut terdapat lima unsur yang terdapat pada diri khalayak yang menjadi sasaran dari media massa tersebut sehingga terjadi proses pengolahan serta penerimaan pesan sesuai dengan yang diinginkan oleh si komunikator. Selanjutnya motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Selanjutnya Effendy (1986 : 70) juga mengemukakan bahwa motivasi adalah merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kepuasan bagi drinya sendiri. Atau bisa juga motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau dirinya sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Secara sederhana
motivasi
merupakan kecendrungan organisme untuk
melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah diarahkan. Masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan melakukan suatu sikap, kemudian menumbuhkan minat terhadap suatu hal yang dapat memuaskan informasi. Dan minat merupakan sesuatu yang disenangi tanpa terikat atau terpaksa (Tarigan, 1994 : 94). Selanjutnya menonton adalah suatu kegiatan untuk melihat dan mendengarkan sesuatu secara audiovisual Jadi motif pemirsa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penayangan program i Witness di Metro TV yang berfungsi sebagai stimulus atau perangsang bagi khalayak. Kemudian menumbuhkan persepsi tertentu yang memotivasi (ataupun yang Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
tidak memotivasi) dalam pembentukan minat. Akhirnya dapat dikatakan bahwa minat menonton dalam penelitian ini adalah suatu proses yang dilakukan dengan perasaan senang tanpa terikat untuk memperoleh pesan yang dikehendaki dari media massa televisi.
I.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntut dalam merumuskan hipotesis penelitian. (Nawawi, 2001 : 40). Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan dicapai, setelah dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi (pengamatan) yang dimiliki dan kerangka konsep disusun sebagai pemikiran teoritis dan hasil yang dicapai. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu Pengaruh Tayangan Jurnalisme I witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa Komunikasi STIK-P.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Pengertian Komunikasi II.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, yang dapat terjadi di mana-mana tanpa mengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”. Dengan demikian, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, bahkan dapat dikatakan merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri. Menurut Darwanto (2007:3), komunikasi adalah proses penyampaian lambanglambang yang berarti antar manusia, seseorang menyampaikan lambang- yang mengandung pengertian tertentu disebut “pesan” atau message. Umumnya, umumnya yang dipergunakan dalam komunikasi adalah bahasa, baik lisan maupun tertulis. Menurut Harold Lasswell (Mulyana, 2002:62) cara baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), Says what (mengatakan apa), In Which (dengan saluran apa), To Whom ( kepada siapa), With What Effect ( dengan pengaruh bagaimana). Jawaban bagi pertanyaan paradigm Lasswell ini sekaligus merupakan unsur-unsur dalam proses komunikasi yaitu Communicator (Komunikator), Message (Pesan), Media (Media), Receiver (Komunikan atau Penerima) dan Effect (Efek). Pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses, yaitu suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang akan menimbulkan suatu efek, Menurut Effendy, proses komunikasi tersebut dapat terjadi dalam dua bentuk/tahap, yaitu : Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
a. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada yang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang yang digunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi umumnya adalah bahasa (lambang verbal). Tetapi dalam situasi-situasi tertentu lambang-lambang yang digunakan dapat berupa kial (gesture) yakni gerak tubuh, warna, gambar dan sebagainya (lambang nonverbal). b. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang pada orang lain dengan menggunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya tempatnya jauh atau banyak jumlahnya. Komunikasi menurut Effendy (1993 : 53-44) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Di tinjau dari sifatnya, komunikasi dibagi sebagai berikut : a. Komunikasi Verbal (Verbal Communication) 1. Komunikasi lisan 2. Komunikasi tulisan (written Communication) b. Komunikasi non verbal (nonverbal Communication) 1. Komunikasi Kial (Gestural/ body communication) 2. Komunikasi Gambar (Pictorial communication) Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
c. Komunikasi tatap muka (Face to face communication) d. Komunikasi bermedia (Mediated communication) - Berdasarkan tujuannya komunikasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Mengubah sikap (to change the attitude) b. Mengubah opini / pendapat / pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society) - Sedangkan menurut fungsinya, komunikasi dapat dibagi sebagai berikut : a. Untuk memberi informasi (to inform) b. Untuk mendidik (to educate) c. Untuk menghibur (to entertain) d. Untuk mempengaruhi (to influence)
II.1.2 Fungsi Komunikasi Menurut Canagara (2002 : 28) apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas atau tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam sistem sosial adalah sebagai berikut : a. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pengolahan berita, fakta, opini serta komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan atau orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
b. Sosialisasi : (pemasyarakatan)
penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan individu dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya pada akhirnya ia dapat aktif di dalam masyarakat. c.
Motivsi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dicapai.
d. Pendebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perdebatan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama ditingkat nasional maupun lokal. e. Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan
intelektual, pembentukan watak, dan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. f. Memajukan kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
g. Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, permainan, dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok, dan individu. h. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
II. 2. Komunikasi Massa Komunikasi massa mengacu pada keseluruhan perangkat yang merupakan pembawa pesan yang menyampaikan pesan pada berjuta-juta orang secara serentak. Komunikasi massa menyampaikan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media yaitu media massa. Media massa dikatakan oleh Everett M. Rogers ada dua yaitu media massa modern dan modern massa tradisional. Media massa tradisional meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain (Effendy, 2003: 79). Komunikasi massa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah media massa modern. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang komunikasi massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi berarti bahwa khalayak itu besar dan pada Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
umumnya agak sukar didefinisikan, Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Uchjana, seperti dikutip oleh buku Ardianto dan Komala, 2004:6). Menurut Bittner (1980: 10) : “Massa communication is message communicate through a mass medium to a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media media massa pada sejumlah besar orang). Gerbner(1967)
juga
menulis:
“Mass
communication
is
technologically
and
institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow messages in industrial industries (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 1993 : 188). Media massa tidak hanya melintasi batas-batas geografis, tapi juga batas-batas kelas, ras, budaya, politik, pendidikan dan jenis kelamin dalam rangka mendistribusikan hiburan dan informasi yang menanamkan dan menyegarkan sudut pandang dan cara pemahaman tertentu. Media massa membatu membangun dan mengatur realitas sosial dengan menstrukturkan sebagian dari pengalaman yang paling lazim dan paling penting dari khalayak mereka. Menurut Prof. Onong. U. Effendy (Effendy, 2003 : 81) komunikasi massa memiliki karakter sebagai berikut : 1.
Komunikasi massa bersifat umum.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Pesan yang disampaikan oleh media massa adalah terbuka untuk semua orang, tanpa terkecuali. 2.
Komunikan bersifat heterogen . Khalayak sasaran komunikasi massa meliputi masyakat yang tinggal didaerah dengan kondisi alam berbeda, kebudayaan yang berbeda, pekerjaan, suku, agama dan tingkat pendidikan yang beragam.
3.
Media massa menimbulkan keserempakan. Yang dimaksud adalah kesamaan dalam menerima pesan, yaitu pesan diterima dalam waktu yang bersamaan, walaupun jarak komunikan jauh dari komunikator dan tempat tinggal komunikan terpisah satu sama lain.
4.
Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi. Dalam hal ini, komunikator hanya sebatas menyampaikan pesan kepada komunikan dan tidak bias memiliki hubungan yang lebih personal yang lebih dalam, baik secara fisik maupun emosional dengan komunikannya. Pada suatu saat menjelaskan perkembangan penelitian efek media massa, kita telah melihat pasang surut media massa pada pandangan para ahli. Namun terdapat lebih banyak bukti bahwa sebagian program media massa yang menangani promosi kesehatan dan keselamatan dapat menghasilkan perubahan tidak hanya dalam kesadaran, tetapi juga dalam sikap dan perilaku. (Tubs-Moss, 1996:218)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
II.2.1. Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam kehidupan seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengan audiovisual, menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. Sean Macbride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO pada tahun 1980 mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide (dalam Changara, 1998 : 63). Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi sebagai : a. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional b. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. c. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan melalui media massa. d. Bahas diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
e. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyjian materi yang baik, menarik dan mengesankan. f. Memajukan kebudayaan, yakni media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi.
II.2.2. Fungsi dan Kegunaan Media Massa Menurut Robert K.K Avery dalam bukunya Communication and The Media” dan Sanford B. Wieneberg “Messages- A Reader ini Human Communication” Random House, New York 1980 (dalam Kuswadi, 1996 : 24-25), mengungkapkan ada tiga fungsi media massa, yaitu : a. The surveillance of the Environment, yaitu mengamati lingkungan. b.The Correlation of the Part of Society in responding to the Environment, yaitu mengadakan korelasi antar informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak, sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. c.The Transformation of the Social heritage from one generation to the next, yaitu menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ketiga fungsi diatas pada dasarnya memberikan suatu penilaian pada media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk menyambung atau menyimpulkan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tepatlah apabila ketiga fungsi tersbut menjadi kewajiban yang perlu dilakukan oleh media massa pada umumnya. Charles Wright menambahkan fungis hiburan media massa (dalam Kuswandi, 1996 : 25). Hal ini jelas sebagai salah satu fungsi yang lebih bersifat Human Interest. Maksudnya agar pemirsa tidak merasa jenuh dengan berbagai isi pesan yang disajikan oleh media (overload). Selain itu, fungsi hiburan media massa juga berdayaguna sebagai sarana pelarian (escapisme) pemirsa/khalayak sasaran dari suatu masalah yang sedang dihadapinya Salah satu media massa yang digunakan dalam penelitian ini adalah media massa televisi. Menurut Effendy (1998 : 361) perkataan televisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Jadi televisi adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun melalui secara elektromagnetik tanpa kawat. Maurice Gorham dalam bukunya “Television”
mengemukakan bahwa televisi adalah penyampaian
gambaran-gambaran dengan kawat atau radio dan penerimanya secara simultan di tempat tertentu yang jauh (Rousydiy, 1989 : 221). Komunikasi media massa televisi ini bersifat periodik. Dalam komunikasi media massa televisi tersbut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar (Kuswandi, 1996 : 16). Karena media televisi bersifat trasnvitory (hanya meneruskan) maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi media massa tersebut hanya dapat di dengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audiovisual). Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Media massa Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
televisi menjadi panutan baru (news religious) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Menurut Kuswandy (1996 : 23) salah satu kekuatan televisi adalah menguasai jarak dan waktu karena teknologi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (trasnmisi) melalui satelit. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar. Nilai aktualitas suatu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televise iaalah bahwa informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis sehingga perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.
II.3 Media Massa Televisi Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi massa tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya, Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotisisasi penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukkan televisi.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Adalah kelatahan atau barangkali lebih tepat dikatakan peniruan yang seringkali dipermasalahkan yakni peniruan yang negatif; kenyataan televisi tidak selalu menimbulkan pengaruh peniruan negatif, tidak jarang juga yang positif. Yang menjadi persoalan sekarang bagaimana kita harus menggalakkan peniruan yang positif dan mencegah peniruan yang negatif. Dr. jack Lyle, Direktur Institut Komunikasi East West dari East West Centre, Honolulu Hawaii , ketika memberikan ceramahnya di LIPI Jakarta antara lain mengatakan bahwa televisi bertindak sebagai agent of displacement. Dijelaskannya bahwa di Amerika Serikat televisi menggantikan kebiasaan menonton bioskop. Tetapi di desa Indonesia, dimana tidak ada bioskop, penggantian seperti itu tidak tepat. Masalahnya sekarang apa yang displacement yang diketengahkan oleh Dr. Jack Lyle tersebut mula-mula ditampilkan oleh Himmelweit Oppenheim dan Vince dalam bukunya Television and the Child
yang mereka namakan secara lengkap
Displacement Effects, meliput i tiga asas sebagai hasil studi yang sistematis di Inggr is. Asas yang pertama ialah kesamaan fungsional (functional similliarity) sesuai dengan kegiatan yang dikorbankan untuk memuaskan kebutuhan yang sama seperti yang terdapat pada televisi. Dengan lain perkataan, apabila suatu kebutuhan dipuaskan, baik oleh televisi maupun oleh kegiatan lainnya, maka yang terakhir ini akan diganti oleh televisi. Sebagai contoh, penonton televisi
yang berusia muda akan mengurangi
menonton bioskop dan akan menonton film di layar televisi. Asas kedua adalah kegiatan yang dirubah (transformed activity). Ini menyatakan bahwa jika televisi tidak memuaskan suatu kebutuhan, ia akan dipuaskan oleh sarana kegiatan lain. Sebagai misal jenis-jenis tertentu acara radio atau bahan yang berat tidak
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
akan diambil alih acara televisi. Dengan kata lain, kegiatan yang fungsional berbeda, tidak dipengaruhi buruk oleh perilaku televisi. Asas ketiga adalah kegiatan yang marginal. Berdasarkan asas ini, kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan yang khusus akan kurang mendapat pengaruh yang buruk, sedangkan kegiatan yang marginal atau yang tak terorganisasi akan lebih banyak pengaruhnya. Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya, namun fungsi hiburan lebih dominan dalam televisi. Dimana tujan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan dan selanjutnya memperoleh informasi. Karakteristik televisi memeliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dan dapat dilihat (audiovisual). Namun tidak berarti gambar secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya saja tanpa suara. Semua ini tentu saja menekankan unsur isi pesan yang komunikatif agar pemirsa dapat mengerti secara tepat tanpa harus menyinggung dari pemberitaan yang sebenarnya atau interpretasi yang berbeda. Kemudian Kuswandi (Kuswandi, 1996:18) juga mengatakan fungsi televisi itu ada 5 yaitu: a. Publisitas Yaitu kegiatan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa mengenai seseorang atau suatu lembaga yang dilakukan secara sistematis. b. Perioditas
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Yaitu keteraturan berlangsungnya suatu kegiatan secara tetap menurut kurun waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, triwulan sekali, sekali setahun dan sebagainya.
c. Universalitas. Yaitu media massa tersebut harus memuat berita-berita mengenai berbagai hal dan peristiwa dari berbagai tempat diseluruh dunia. d. Aktualitas Yaitu penyiaran peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan langsung dari tempat kejadian oleh radio dan siaran telvisi. d. Kontinuitas Yaitu hubungan wajar, logis, dan luwes antara syot yang satu dengan yang lainya, antara adegan yang satu dengan berikutnya dari suatu produksi siaran televise atau produksi film. Blummer & Katz (1974) berpendapat bahwa kebutuhan sosial dan psikologis dasar khalayak/pemirsa yang secara umum mengharap kepastian tentang media massa, merujuk pada perbedaan pola-pola atas pengembangan media dimana menghasilkan efek atas kebutuhan dan disisi lainnya konsekuensi akan tuntutan (seringnya tidak dimaksudkan demikian). Ini mengasumsikan keberadaan khalayak/pemirsa yang aktif dalam membuat motifasi terhadap pilihan acara yang diinginkan. Bagaimanapun, McQuail menduga bahwa pendirian dominan yang disetujui oleh para peneliti dalam teori tradisional ini pada saat sekarang adalah: Orang tidak dalam Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
posisi pada kondisi sosial dan psikologisnya bersama-sama saling mempengaruhi kebiasaan umum atas penggunaan media dan juga kepercayaan dan pengharapanpengharapan tentang keuntungan yang ditawarkan oleh media, yang mana mengasah tingkah laku yang spesifik atas komunikasi dan pilihan media, diikuti dengan penaksiran nilai-nilai pengalaman (dengan konsekuensi untuk keguanaan media lebih lanjut) dan, mungkin saja aplikasi atas perolehan keuntungan di area pengalaman dan aktivitas atas perolehan keuntungan di area pengalaman dan aktivitas sosial lainnya.
II.4 Tayangan Jurnalisme Jurnalisme televisi secara teknis perlu menyesuaikan diri dengan karakter medianya (Blum, 1984; Hilliard, 1991). Dari sini sudah terformat kaidah kerja, yaitu menjadikan fakta sosial sebagai tontonan. Dengan kata lain, dalam menghadapi program siaran berita, khalayak akan menonton fakta sosial. Sembari itu narasi yang disampaikan berupa cerita tentang fakta sosial. Karenanya secara sederhana jurnalisme televisi sering pula disebut sebagai upaya memungut fakta sosial yang dapat "ditulis" dengan kamera dan menulis narasi kata untuk telinga. "Menulis" dengan kamera dan menulis untuk telinga tentulah memerlukan disiplin dan metode kerja yang khas. Menulis dengan kamera memerlukan pemberian detail dari fakta sosial yang dapat diwujudkan secara visual. Tradisi sinematografi merupakan pangkal bagi aspek jurnalisme televisi ini. Sementara menulis dengan telinga, merupakan tradisi dari radio (Cohler, 1994). Pasca runtuhnya Orde Baru masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam mendirikan dan menyebarluaskan informasi, ini ditandai dengan diterbitkannya
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor: 190 A/ Kep/ Menpen/ 1987 tentang siaran saluran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Bagaimanapun juga televisi telah menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Kemampuan televisi yang sangat menakjubkan untuk menembus batas, Menurut pendapat Dr. Jack Lyle, Direktur Institut Komunikasi East West Centre menyatakan sebagai berikut: bahwa televisi untuk kita sebagai “Jendela dunia” apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita. (Darwanto, 2005 : 118). Disinilah televisi memegang peranan penting untuk menyiarkan informasinya. Perkembangan Televisi sebagai media massa berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan dengan perkembangan teknologi selain memiliki kelebihan audiovisual yang mampu disiarkan langsung, jelas sebagai media massa akan sangat menguntungkan dan menentukan eksistensinya. Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak apa yang disebut dengan simulated experience, yaitu pengalaman didapat ketika melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya, seperti berjumpa dengan seseorang yang sebetulnya belum pernah dijumpai atau datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial fungsi media massa televisi sedikitnya dapat digolongkan kedalam 6 aspek yaitu diantarannya: 1. Menyampaikan fakta (the fact) Media massa televisi menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
propaganda, dll) dan disisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dll) 2. Menyajikan opini dan analisis (opinion and analyses) Pada laporan berita, reporter memaukkan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus (kolom, editorial, dll) 3. Melakukan investigasi (investigasi) Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan. 4. Hiburan (entertainment) Sajian pers dan media massa televisi kadang-kadang berfungsi sekaligus ntuk menghibur, mendidik dan memberikan informasi. 5. Kontrol (control ) Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media massa kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis Kebijakan (Policy Analysis) Fungsi ini merupakan kecendrungan untuk menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi alternative lain. Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadirannya
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini dan dimasa yang akan datang. Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan masyarakat. Media massa sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat dan dengar tentang dunia diluar lingkungan masyarakat hidup. Dalam penayangan suatu program tayangan jurnalisme, dalam hal ini tayangan i Witnes, pembawa acara memegang peranan penting karena pembawa acara tersebut dapat dikatakan sebagai seorang komunikator yang baik apabila pembawa acara tersebut menyampaikan suatu pesan atau informasi yang meliputi kepada komunikannya secara jujur, adil dan terpercaya dalam penyampaian informasinya. Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa disebut dengan pengirim, sumber, source atau encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seseorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya ide serta penuh kreativitas. Seseorang dapat dikatakan komunikator yang baik apabila komunikator tersebut mempunyai kredibilitas atau kepercayaan (credibility) dan daya tarik (attractive) (Cangara, 1998 : 95-99). a. Kredibilitas yaitu seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak (penerima). Menurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam, yakni : Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1) Initial Credibility Yakni kredibilitas yang diperoleh sebelum proses komunikasi berlangsung. Misalnya seseorang pembicara yang sudah punya nama bisa mendatangkan banyak pendengar atau tulisan seorang
pakar yang sudah terkenal
akan
mudah dimuat di surat kabar, meski editor belum membacanya. 2) Derived Credibility Yakni kredibiitas yang diperoleh seseorang pada saat komunikasi berlangsung, misalnya
pembicara memperoleh tepuk tangan dari pendengar karena
pidatonya masuk diakalnya atau membakar semangatnya.
3) Terminal Credibility Yakni kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu memiliki pengetahuan yang dalam dan pengalaman yang luas. Menurut Aristoteles (dalam Canagara, 1998 : 96) kredibilitas bisa diperoleh jika seseorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos 1) Ethos adalah kekuatan yang dimiliki oleh pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. 2) Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya. 3) Logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
b. Daya tarik (attractiveness), yaitu salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor ini banyak menentukan berhasil atau tidaknya suatu komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic). 1) Kesamaan (similarity). Maksudnya orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan dengan mografik, seperti bahasa, agama, suku, daerah asal, paratai atau ideologi. 2) Dikenal baik (familiarity). Maksudnya bahwa seorang komunikator yang dikenal baik lebih cepat diterima oleh khalayak daripada mereka yang tidak dikenal. Komunikator yang sudah terkenal kepiawaiannya akan mudah ditermia sebab khalayak tidak akan ragu terhadap kemampuan atau kejujurannya. Sebaliknya bisa terjadi khalayak tidak mau mendengarkannya kalau si komunikator pernah berbuat sesuatu yang kurang berkenan dihati mereka. 3) Disukai (liking). Maksudnya seorang komunikator yang memiliki kesamaan dan sudah dikenal, pada akhirnya akan disenangi oleh khalayak. Seorang pendengar atau pembaca yang menyukai dang menganggap si komunikator sebagai idolanya akan mudah masuk dalam pengaruh orang yang disenangi itu. 4) Fisik (physic). Maksudnya bahwa mengenai penampilan fisik tau postur tubuh, seorang komunikator sedapat mungkin memiliki bentuk fisik yang sempurna. Sebab fisik yang cacat bisa menimbulkan ejekan sehingga menganggu jalanya komunikasi, apakah itu karena lelaki yang bersuara perempuan atau terlalu kurus Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
dan sebagainya. Fisik yang gagah dan cantik akan menawan penerima, apalagi disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya. Jadi ketika seorang komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakana tetapi juga keadaan komunikator itu sendiri. He doesn’t communicate what he says, he communicate what he is (dalam Rakhmat, 2000 : 255). Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan. Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Begitu banyaknya hal yang terdapat dalam sebuah tayangan jurnalisme sehingga adanya ketertarikan antara satu dan yang lainnya yang tidak dapat terpisahkan, yang mana kehadiran hal-hal tersebut sangat menentukan terselenggaranya sebuah tayangan jurnalisme yang dalam hal ini adalah i Witness ketengah-tengah pemirsa.
II.5 Minat Minat muncul karena adanya stimulus yang menimbulkan motivasi. Sedangkan motivasi berasal dari kata motif. Menurut Effendy (1986 : 70) Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu dan yang menjadi motif pemirsa dalam penelitian ini adalah sesuai dengan model dari AIDDA, yaitu: a) Attention (Perhatian), yaitu adanya perubahan daripada khalayak terhadap media massa televisi
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
b) Interest ( Kepentingan), yaitu khalayak merasa adanya suatu kepentingan dari media massa televise atau informasi yang disajikan oleh media massa televise tersebut c) Desire (Keinginan), yaitu setelah kahalayak merasa adanya suatu kepentingan akan hal yang disajikan oleh media massa televisi tersebut maka yang timbul selanjutnya adalah suatu keinginan pada pesan atau informasi yang disajikan oleh media massa tersebut d) Decision (Keputusan), yaitu setelah timbul suatu keinginan akan pesan atau informasi yang disajikan oleh media massa televisi tersebut maka yang akan timbul selanjutnya adalah mengambil suatu keputusan yang pasti didalam diri khalayak tersebut. e) Action (Tindakan), yaitu setelah keputusan diambil maka dengan sendirinya akan diikuti atau diaplikasikan dengan tindakan yang sesuai dengan harapan dan keinginan dari khalayak tersebut. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Selanjutnya Effendy (1986 : 70) juga mengemukakan bahwa motivasi adalah merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kepuasan bagi drinya sendiri. Atau bisa juga motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau dirinya sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Secara sederhana motivasi merupakan kecenderungan organism untuk melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepad tujuan tertentu yang telah diarahkan. Masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan mealukan suatu sikap, kemudian menumbuhkan minat terhadap suatu hal yang dapat memuaskan informasi. Minat merupakan sesuatu yang disenangi tanpa terikat atau terpaksa (Tarigan, 1994 : 94). Sedangkan M. As’ad (1991 : 54) mengatakan bahwa minat adalah sikap yang membuat seseorang senang terhadap objek, situsai dan ide tertentu. Dan Kasali (1992 : 84) mengatakan bahwa minat adalah sebagai rasa ingin tahu lebih rinci dalam diri seseorang. Dari penjelasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa miat adalah suatu keadaan dalam diri individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang dianggap penting yang mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenanginya tersebut. Ciri-ciri minat dapat dilihat dari uraian tersebut adalah : 1. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu objek. 2. Setiap orang mempunyai perbedaan didalam menentukan objek apa yang diminatinya . 3. Minat merangsang untuk mencari objek yang disenanginya.
Selanjutnya menonton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 1087) adalah melihat pertunjukan, gambar hidup dan sebagainya. Sedangkan menurut Sarji (1997 : 71) menonton adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana penonton ditempatkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
dan membantu menghasilkan ilusi diatas layar dan suasana ini menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian manusia yang dipengaruhi oleh film yang ditonton. Dan menurut Partowisastro (1983 : 97) definisi menonton adalah sebagai perhatian yang spontan dari diri individu, dimana individu berada di tengah-tengah kejadian yang dilihatnya di layar putih dan apa yang dilihatnya seolah-olah terjadi di depan mata dan bukan bersifat bayangan saja. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa menonton adalah suatu proses dimana individu secara sadar atau tidak sadar merelakan diri untuk dipengaruhi emosi, pikiran dan perhatiannya oleh pertunjukan atau gambar hidup yang dilihatnya. Jadi minat menonton pemirsa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses atau keadaan dimana individu atau khalayak terbangkit untuk mengerahkan perhatiannya secara sadar terhadap objek yang disenanginya (program i Witness) dan untuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruh oleh gambar hidup (hasil liputan citizen journalist) yang dilihatnya sehingga terangsang untuk mencari objek yang disenanginya tersebut.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Yayasan pendidikan Ani Idrus bermula pada tanggal 22 Desember 1953 bertepatan dengan peringatan “Hari Ibu”, Haji Ani Idrus beserta beberapa rekan wanita lainya mendirikan “Taman Indria” berlokasi di Jalan Sisingamangaraja no. 84 Medan, dengan kondisi bangunan berlantai semen dan berdinding papan, sudah mulai mengelola: 1. Balai penitipan anak 2. Taman kanak-kanak 3. Sekolah rendah Sehubungan dengan telah meninggalnya Ketua Yayasan Pendidikan Ani Idrus pada tanggal 9 Januari 1999 di Medan, maka diputuskan pengurus yayasan baru sebagai berikut : 1. Tribuana said
sebagai Ketua
2. Saida Said
sebagai Wakil Ketua I
3. Teruna Jasa Said
sebagai Wakil Ketua II
4. Prabudi Said
sebagai Sekretaris I
5. Indra Buana Said
sebagai Sekretaris II
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
6. dr. Hj. Rayati Syafrin
sebagai Bendahara
Pada tahun 1959 didirikan Yayasan Balai Wartawan Cabang Medan dengan diketuai oleh Hajjah Ani Idrus sebagai Ketua, selanjutnya mendirikan Yayasan Akademik Pers Indonesia (API) sebagai Wakil Ketua. Insitusi tersebut telah berhasil mencetak 7 (tujuh) orang sarjana muda publisistik, kemudian terhenti karena tantangan dan gejolak PKI. Berkaitan dengan sejarah singkat Yayasan Pendidikan Ani Idrus tersebut diatas, maka pada tanggal 18 Mei 1987 secara resmi berdirilah Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKP) Medan di Jalan Sisimangaraja No.84, yang diprakarsai oleh Hajjah Ani Idrus sebagai kelanjutan dari cita-cita untuk mendidik dan mencetak sarjana Komunikasi (Jurnalistik dan Hubungan Masyarakat). Berdasarkan tanggal dikeluarkannya Surat Keterangan Izin Operasional STIKP dari Kopertis Wilayah-I No. 189/SK.PPS/KOP.I./187. Dengan susunan unsur panitia pimpinan STIKP Medan: 1. Dekan
: Hajjah Ani Idrus (Alm)
2. Pembantu Dekan-I/Akademik
: Drs. Sakhyan Asmara
3. Pembantu Dekan-II/Administrasi
:
Dr.H.
SyafrinYusus,
SKm
Alm) 4. Pembantu Dekan-III/Kemahasiswaan
: Drs. Suwardi Lubis
5. Kepala Bagian Tata Usaha
: A. Syamsi Hans
6. Kepala Bagian Pelaksanaan Teknis
: H. Abdul Rauf Syaf (Alm)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Terhitung mulai tanggal 7 Maret 1999, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan telah menerima peningkatan status menjadi “Terdaftar” dari Menteri DEPDIKBUD RI dengan surat Keputusan No. 01170/0/1989. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) merupakan lembaga tinggi yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Ani Idrus, yang tersusun atas dasar kemajuan ilmu komunikasi, teknologi komunikasi dan peran media massa dalam pendidikan sarjana bidang Sosial-Politik Administrasi dan Komunikasi, sebagai yang termaktub dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22/DJ/Kep/1983 tanggal 27 April 1983.
III.1.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan (STIK-P) Jalan Sisimangaraja No.84 Medan.
III.1.3 Potensi Fisik Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan STIKP Medan mempunyai fasilitas dan sarana yang cukup lengkap. Keseluruhan ruangan dibangun secara permanen dan dijaga kebersihannya, serta pengamanan yang cukup baik. Adapun fasilitas dan sarana penunjang yang dimiliki STIKP Medan adalah sebagai berikut:
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 1 No.
Fasilitas dan Sarana Penunjang
1
Ruang Belajar dengan Full AC, Ruang Adiovisual.
2
Kantor Jurusan.
3
Ruang Dosen
4
Ruang Pembantu Dekan
5
Unit Lab Komputer
6
Unit Lab Photo
7
Perpustakaan
8
Kamar Mandi - Ketua - Dosen - Mahasiswa
9
Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang representative sesuai dengan bidang Ilmu Komunikasi
Sumber : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
III.1.4 Program Studi Komunikasi STIKP Medan dan Orientasi Pendidikan Sampai saat ini Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan menyelenggarakan 2 teknis jenis Program Studi, yaitu: Program Diploma- III (DIII) dan Strata-I (S-1). Program Diploma-III adalah pendidikan yang mempunyai beban studi kumulatif 110-122 sks, dengan massa studi 6/10 semester setelah tamat dari jenjang pendidikan SLTA atau sederajat. Program strata-I adalah pendidikan yang mempunyai beban studi kumulatif antara 150-160 sks, dengan masa studi 8/10 semester setelah tamat dari jenjang pendidikan SLTA atau sederajat. Program Strata-I ini meliputi program studi Jurnalistik dan Public Relation.
III.1.5 Visi dan Misi STIK-P Medan Visi Terciptanya STIK-P sebagai pusat pendidikan dari pengembangan studi ilmu komunikasi di Indonesia bagian barat. Misi Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran guna menghasilkan alumni STIK-P
yang
memiliki
kemampuan
professional
dan
keahlian
akademis,
Menyelenggarakan kegiatan penelitian dibidang komunikasi serta melakukan kajiankajian mengenal perkembangan ilmu komunikasi. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat khususnya dalam bidang komunikasi. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
III.1.6. Potensi Personal Potensi personal dari organisasi tidak dapat diabaikan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Peneliti akan menguraikan potensi personal yang dimiliki oleh STIK-P Medan melalui data sebagai berikut ini. STIK-P Medan memiliki tenaga pengajar sebanyak 43 orang, untuk lebih jelasnya dapat diliht berikut ini: 1. H. Tribuana Said, MDS 2. Drs. H. Sakhyan Asmara, M.SP 3. Hj. Ida Tumengkol, B.Comm, M. Hum 4. dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA, MM 5. Prof. Dr. H. Suwardi Lubis, Ms 6. Prof. H.A. Amin Siregar, SS 7. Dr. Iskandar Zulkarnain, M. Si 8. Dra.Fauziah Dongoran, MA 9. Dra. Indra Mulya, MA 10. Dra. T. Syahriani, M.Si 11. Drs. Afifuddin Lubis, M.Si 12. Drs. H. Syaiful Bahri, M.Ap 13. Drs. Syafrin, MA 14. Chairul Azhar,S.Si, M.Pd 15. Drs. Ermansyah, M.Hum 16. Raras Sutatminingsih, M.si, Psi Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
17. Dra. Lusiana Adriani Lubis, MA 18. Dra. Hj. Nadra Ideyani Vita, M.Si 19. Drs Siswo Suroso, M.SP 20. Drs. M. Syahminan Lubis, M.Ag 21. Dra. Hj. Siti Zulfah, M.Hum 22. Dra. Hj. Erma S. Tarigan, SH, M.Hum 23. Drs. H. Kosky Zakaria, MA 24. Drs. H. Amhar Nasution, MA 25. H. Sofian Harahap, S.Sos 26. Drs. Nurhalim Tanjung 27. Drs. Asyro Effendi 28. Drs. Parulian Sitompul 29. Drs. H. Zubeirsyah, SU 30. J. Amran Naibaho, SH 31. Drs. DJ Simbolon 32. Drs. H. M. Lud Lubis 33. Drs. Nyak Ben Zaim 34. Pdt. Marolop Sidabutar, S.Th 35. Dra. Muharramahwati 36. Linova Rifianti, S.Sos 37. Sofyan Kamal Nasution, SE 38. Ferdy Siregar, SE 39. Sri Ratih Muhayani, SS Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
40. H. Lokot Ray, BA 41. Austin Antariksa, S.Sos 42. Muhammad Hidayat, S.Sos 43. Reza Nasution, S. Sos
Untuk melihat jumlah mahasisa STIK-P Medan dapat dilihat lebih jelas pada tabel 6 berikut ini
Tabel 2 Jumlah Mahasiswa STIK-P Medan Angakatan 2005-2007 Angkatan
Jurusan
Total
Ilmu Jurnalistik
Humas
2005
43
35
78
2006
28
22
50
2007
24
26
50
95
83
178
Total
Sumber: STIK-P Medan
III.2 Metodologi Penelitian
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi. Metode deskripsi dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2001 : 63). Penelitian deskripsi hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Adapun ciri-ciri pokok metode deskripsi yaitu : 1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual. 2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang kuat. (Nawawi, 2001 : 63).
III.3 Populasi dan Sampel -Populasi Menurut Nawawi (2001: 141) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejalagejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan(STIKP) dari angkatan 2005-2007. Alasan bagi peneliti dalam memilih populasi ini adalah karena berdasarkan pengamatan pada angkatan ini telah ditentukan pembagian jurusan, sehingga telah mendapatkan pengetahuan Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
dasar dalam proses teknik audiovisual serta adanya mata kuliah Jurnalistik Televisi, sehingga diperkirakan telah mengerti proses pengambilan atau peliputan Jurnalistik audiovisual.
Tabel 3 POPULASI MAHASISWA STIKP ANGKATAN 2005-2007 Jln. Sisimangaraja No. 84 Medan. Jurusan Angkatan
Jurnalistik
Humas
Jumlah
2005
43
35
78 Orang
2006
28
22
50 Orang
2007
24
26
50 Orang
Total
95
83
178 Orang
Sumber : STIK-P Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Mahasiswa yang masih aktif dalam perkuliahan pada angkatan 2005-2007. Adapun yang menjadi alasan bagi peneliti dalam memilih populasi tersebut adalah, pada angkatan tersebut telah mendapat penjurusan sehingga diperkirakan telah memiliki pengetahuan tentang Jurnalistik televisi sehingga diperkirakan akan lebih mudah memahami pertanyaan yang akan diberikan. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa yang masih aktif tercatat sebagai mahasiwa STIKP adalah 457orang. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
-
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu (Nawawi 2001: 144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Arikunto yang mana apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: -
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
-
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
-
Besar resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Peneliti data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak :
20 X 178 = 35 100
III.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Stratified Random Sampling Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Dalam teknin ini pengambilan sampel dari populasi dilakukan bertingkat atau berjenjang , tidak langsung pada unit sampling yang menjadi unsur populasi tersebut Tingkatan ini sangat tergantung pada kondisi populasi.
Tabel 4 Teknik Penarikan Sampel: Stratified Random Sampling Populasi Angkatan
2005
2006
2007
Ilmu Jurnalistik
Humas
43
35
28
24
22
26
Total
Penarikan sampel
Sampel
78×35 _____ 178
15
50×35 _____ 178
10
50×35 _____ 178
10 35
2) Simpel Random Sampling
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1. Simple Random Sampling Adalah suatu tipe sampling probabilitas, dimana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif dibandingkan dengan teknik sampling yang lain. Dalam studi ini cara undian dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang langkahnya sebagai berikut : 1) Mendaftar semua anggota populasi 2) Setelah selesai didaftar, kemudian masing-masing anggota populasi diberi nomor, masing-masing dalam satu kertas kecil-kecil 3) Kertas-kertas kecil yang telah diberi nomor tersebut kemudian digulung atau dilingting. 4) Gulungan atau lintingan kertas telah diberi nomor-nomor tersebut kemudian dimasukkan ke dalam suatu tempat (Kotak) yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga tempatnya tersusun secara acak (sembarang) 5) Setelah proses pengadukan dianggap sudah merata, kemudian peneliti atau orang lain yang diawasi peneliti, mengambil lintingan kertas satu per satu sampai diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.
III.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam menyusun proposal penelitian, penulis menggunakan 2 sumber data yaitu : Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1.
Studi kepustakaan, yaitu suatu cara pengambilan data yang dilakukan melalui keputusan dengan membaca buku literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Buku-bukunya seperti buku mengenai metode penelitian komunikasi, ilmu komunikasi maupun filsafat komunikasi dan buku-buku penunjang penelitian yaitu mengenai buku industri pertelevisian indonesia, jurnalisme kontemporer dan komunikasi manusia.
2.
Studi lapangan, yaitu pengumpulan data dari responden melalui : - Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Dipandang dari bentuknya maka ada : - Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√ ) pada jawaban yang sesuai. 4. Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. studi ini menggunakan kuesioner pilihan ganda. Kuesioner ini untuk mendapatkan data-data mahasiswa STIK-P mengenai pengaruh tayangan i Witness di Metro TV terhadap minat Citizen Journalism.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
III.6 Teknik Analisis Data Merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibawa dan dipresentasikan. (Singarimbun, 2006:23) Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu : -
Analisa tabel tunggal, yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagibagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan data Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tahap penelitian ini ditempuh oleh peneliti dalam pengumpulan data sebagai berikut : IV.1.1 Tahap Awal Pada tahap awal memulai pra penelitian, peneliti mencari data awal mengenai lokasi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK-P) dan mengajukan permohonan unuk melakukan penelitian di STIK-P. Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian, peneliti memulai dengan meminta data awal yang berhubungan dengan profil STIK-P sebagai objek penelitian dan jumlah mahasiswa yang aktif pada angkatan 20052007. IV.1.2 Pengumpulan Data Pada tanggal 6 Juni 2009 pukul 16.00 WIB, peneliti menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa STIK-P angkatan 2005-2007 dimana sebelumnya telah mendapat persetujuan dan bimbingan untuk mengetahui responden yang akan menerima kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan selama 30 menit di lingkungan STIK-P. Peneliti menjelaskan dan membimbing cara pengisian, maksud pertanyaan dan memastikan apakah jawaban sudah terisi semua. IV.2 Proses Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 35 responden.
IV.2.1 Penomoran Kuesioner
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Penomoran kuesioner yaitu memberikan nomor urut kuesioner untuk memastikan seluruh responden dari tiap angkatan mendapatkan lembar kuesioner sesuai dengan angkatan,
IV.2.2 Editing Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian dalam kotak kode yang disediakan.
IV.2.3 Coding Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke setiap kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka
IV.2.4 Inventarisasi Variabel Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
IV.2.5 Tabulasi Data Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar Fotron Cobol ke dalam rangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel secara rinci melalui kategori, frekuense, persentase dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 12.0 IV.3 Analisa Tabel Tunggal Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Analisa tabel tunggal yang dimaksud adalah pembuatan distribusi frekuensi atau marginal yang mendeskripsikan sebaran jawaban atas tiap-tiap pertanyaan atau variabel dalam perangkat data.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 5 Usia Responden No.
Usia
Jumlah
%
1
19-22
31
88,6
2
23-25
2
5,7
3
≥26
2
5,7
Jumlah
35
100
Sumber Angket No.3
Dari tabel 7 di atas menunjukkan bahwa 35 responden terbagi atas, usia responden 19-22 tahun sebanyak 31 orang (88,6%), sedangkan usia 23-25 tahun sebanyak 2 orang (5,7%) dan di atas 26 tahun sebanyak 2 orang (5,7%).
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Jenis Kelamin Tabel 6 No.
Jenis Kelamin
Jumlah
%
1
Laki-laki
11
68,6
2
Perempuan
24
31,4
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 4 Dari tabel 8 di atas maka diperoleh data yang menunjukkan bahwa 11 orang (68,6%) berjenis kelami kelamin Laki-laki dan untuk berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 Orang dengan (31,4 %), hal ini membuktikan bahwa perempuan pada angkatan 2005-2007 lebih banyak
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 7 Frekuensi Menonton TV
No.
Frekuensi
%
1
Frekuensi Menonton TV 0-1 Jam
6
17,1
2
2-3 Jam
12
34,3
3
3-4 Jam
15
42,9
4
≥ 5 Jam
2
5,7
35
100
Jumlah Sumber Angket No. 5
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi menonton tv pada mahasiswa STIK-P angkatan 2005-2007 yang menjadi responden, untuk 1 jam sebanyak 6 orang (17,1%), 2-3 Jam sebanyak 12 orang (34,3%), 3-4 Jam sebanyak 15 orang (42,9%) dan lebih dari 5 jam sebanyak 2 orang (5,7).
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 8 Memiliki Situs Pribadi No.
Situs Pribadi
Frekuensi
%
1
Facebook
21
60
2
Friendster
8
22,9
3
Myspace
1
2,9
4
Yahoo Messanger
5
14,3
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 6 Dari tabel 10 di atas dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa 21 orang (60%) memilih Facebook sebagai situs, 8 orang (22,9%) memilih Friendster, 1 orang (2,9%) memilih Myspace, 5 orang (14,3%) memilih Yahoo Messanger.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 9 Pendapat responden tentang topik pembahasan dalam tayangan i Witness di Metro TV No.
Pendapat Responden
1
Sangat setuju
2
Setuju
3
Kurang setuju
4
Tidak setuju Jumlah
Frekuensi
%
1
2,9
28
80
0
0
6
17,1
35
100
Sumber Angket No. 7 Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang (2,9%) sangat setuju terhadap topic pembahasan dalam tayangan i Witness di Metrno TV, kemudian 28 orang (80%) setuju responden memilih setuju dan 6 orang (17,1%) lebih memilih tidak setuju akan topik pembahasan dalam tayangan i Witness di Metro TV.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 10 Pendapat responden tentang sarana menayangkan hasil liputan Citizen Journalist
No
Pendapat Responden
Frekuensi
%
1
Sangat menarik
3
8,6
2
Menarik
27
77,1
3
Kurang menarik
4
11,4
4
Tidak menarik
1
2.9
35
100.
Total
Sumber Angket No. 8 Dari datas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa hanya 1 orang responden (2.9%) yang menyatakan tayangan i Witnes sangat menarik sebagai sarana untuk menayangkan hasil liputan Citizen Journalist, kemudian 27 orang (77,1%) menyatakan tayangan i Witness menarik sebagai sarana untuk menayangkan hasil liputan Citizen Journalist, 4 orang (11,4%) responden menyatakan kurang menarik, 1 orang (2,9%) responden menyatakan tidak menarik.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 11 Pendapat Responden tentang materi isi i Witness dapat menambah wawasan terhadap Citizen Journalism No. 1
Pendapat Responden Sangat setuju
2
Setuju
Frekuensi
%
8
22,9
24
68,6
3
8,6
3
Kurang setuju
4
Tidak setuju
0
0
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 9
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju 8 orang (22,9%), sedangkan 24 orang menyatakan setuju dengan (68%) sebagai persentase terbesar, 3 orang (8,6%) menyatakan kurang setuju.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 12 Pendapat Responden tentang kredibilitas dalam membawakan acara i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat berkredibilitas
1
2,9
2
Berkredibilitas
24
68,6
3
Kurang berkredibilitas
6
17,1
4
Tidak berkredibilitas
4
11,4
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 10 Dari tabel diatas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa 1 orang (2,9%) responden menyatakan sangat berkredibilitas, kemudian 24 orang (68,6%) responden
menyatakan berkredibilitas, 6 orang (17,1%) menyatakan kurang
berkredibilitas, 4 orang (11,4%) menyatakan tidak berkredibilitas.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 13 Pendapat responden tentang kejujuran dalam membawakan acara i Witness di Metro TV No. 1
Pendapat responden Sangat jujur
Frekuensi 0
% 0
2
Jujur
29
82,9
3
Kurang jujur
5
14,3
4
Tidak jujur
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 11 Tabel 15 menunjukkan responden yang memilih pembawa acara i Witness jujur dalam membawakan acara i Witness di Metro TV 29 orang (82,9%), kurang jujur sebanyak 5 orang (14,3,%) dan responden yang memilih tidak jujur hanya 1 orang (2,9 %), sedangkan responden tidak menganggap pembawa acara
sangat jujur dalam
menyampaikan informasi kepada pemirsa.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 14 Pendapat responden tentang kemampuan dalam membawakan acara i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat mampu
3
8,6
2
Mampu
29
82,9
3
Kurang mampu
2
5,7
4
Tidak mampu
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 12
Dari tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang memilih sangat mampu sebanyak 3 orang (8,6%), yang memilih mampu sebanyak 29 orang (82,9%) , kurang mampu 2 orang (5,7%), sedangakan yang memiilih tidak mampu hanya sebanyak 1 orang (2,9%). Ini menunjukkan pembawa acara mampu membawakan tayangan i Witness di Metro TV.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 15 Pendapat responden tentang kecerdasan pembawa acara tayangan i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat cerdas
4
11,4
2
Cerdas
24
68,6
3
Kurang cerdas
7
20,0
4
Tidak cerdas
0
0
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 13
Dari tabel 17 dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa 4 orang (11,4%) menyatakan sangat cerdas, 24 orang (68,6%) memilih pembawa acara cerdas dalam membawakan acara i Witness di Metro TV, 7 orang (20,0%) memilih kurang cerdas, sedangkan tidak ada responden yang menyatakan pembawa acara tidak cerdas dalam menyampaikan informasi mengenai Citizen Journalism Hal ini menunjukkan responden terbesar dalam penelitian ini menyatakan pembawa acara cerdas dalam menyampaikan topik Citizen Journalism.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 16 Pendapat responden tentang kesamaan topik dengan hasil penayangan liputan Citizen Journalist No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat ada kesamaan
0
0
2
Ada kesamaan
26
74,3
3
Kurang kesamaan
9
25,7
4
Tidak kesamaan
0
0
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 14 Dari tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa responden yang memilih sangat ada kesamaan tidak ada, responden yang memilih ada kesamaan sebanyak 26 orang (74,3%), sedangkan responden yang meyatakan kurang kesamaan sebanyak 9 orang (25,7%) dan responden yang menyatakan tidak ada kesamaan antara topik pembahasan dengan hasil penayangan liputan Citizen journalist pada tayangan i Witness di Metro TV tidak ada
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 17 Pendapat responden pemahaman bahasa yang digunakan dalam menyampaikan informasi No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat paham
2
5,7
2
Paham
29
82,9
3
Kurang paham
3
8,6
4
Tidak paham
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 15
Dari tabel diatas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang (5,7%) orang responden menyatakan sangat paham tentang bahasa yang digunakan dalam menyampaikan informasi pada tayangan i Witness di Metro TV, sementara yang menyatakan paham 29 orang (82,9%) dan 3 orang (8,6%) berpendapat kurang paham, serta hanya 1 orang (2,9%) menyatakan tidak paham.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 18 Pendapat responden tentang penampilan pembawa acara i Witness No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat seperti jurnalis
3
8,6
2
Seperti jurnalis
23
65,7
3
Kurang seperti jurnalis
6
17,1
4
Tidak seperti jurnalis
3
8,6
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 16 Tabel 20 menunjukkan bahwa responden yang memilih pembawa acara tayangan i Witness sangata seperti jurnalis 3 orang (8,6%), sementara yang memilih seperti jurnalis sebanyak 23 orang (65,7%), responden yang menyatakan kurang seperti jurnalis 6 orang (17,1%) dan selebihnya menyatakan tidak seperti jurnalis yaitu 3 orang (8,6%)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 19 Pendapat responden tentang jam tayang i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat setuju
0
0
2
Setuju
16
45,7
3
Kurang setuju
9
25,7
4
Tidak setuju
10
28,6
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 17 Pada tabel 20 diatas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa tidak ada responden yang sangat setuju terhadap jam penayangan program i Witness di Metro TV, responden yang setuju terhadap jam penayangan sebanyak 16 orang (45,7%), 9 orang (25,7%) kurang setuju, selebihnya yang memilih tidak setuju jam penayangan i Witness sebanyak 10 orang (28,6%).
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 20 Pendapat responden tentang durasi tayangan i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat setuju
1
2,9
2
Setuju
29
82,9
3
Kurang setuju
4
11,4
4
Tidak setuju
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 18
Dari tabel diatas, dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa hanya 1 orang (2,9%) yang memilih sangat setuju terhadap durasi penayangan i Witness di Metro TV, responden yang memilih setuju mendominasi dengan 29 orang (82,9%) dan kurang setuju sebanyak 4 orang (11,4%) , sedangkan yang memilih tidak setuju hanya 1 orang (2,9%).
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 21 Pendapat responden tentang tayangan i Witness sebagai satu-satunya tayangan Citizen Journalism No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat tertarik
2
5,7
2
Tertarik
29
82,9
3
Kurang tertarik
3
8,6
4
Tidak tertarik
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 19 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang sangat tertarik 2 orang (5,7%), responden yang memilih jawaban tertarik sebanyak 29 orang (82,9%), sedangkan kurang tertarik 3 orang (8,6%) dan sisanya 1 orang (2,9%) menjawab tidak tertarik.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 22 Pendapat responden tentang tayangan i Witness membuat tertarik untuk menonton No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat tertarik
2
5,7
2
Tertarik
29
82,9
3
Kurang tertarik
3
8,6
4
Tidak tertarik
1
2,9
Jumlah
100
Sumber Angket No. 20
Dari tabel 24 diatas dapat diperoleh data bahwa responden yang menyatakan sangat tertarik untuk menonton tayangan i Witness sebanyak 2 orang (5,7%), sementara yang memilih tertarik 29 orang (82,9%) dan yang memilih kurang tertarik sebanyak 3 orang (8,6%), serta selebihnya menyatakan tidak tertarik dengan 1 orang responden (2,9%).
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 23 Pendapat responden tentang hasrat untuk menonton tayangan i Witness di Metro TV. No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat berhasrat
3
8,6
2
Berhasrat
25
71,4
3
Kurang berhsart
6
17,1
4
Tidak berhasrat
1
2,9
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 21
Tabel 25 menjelaskan bahwa responden yang memilih sangat berhasrat unuk terus menonton tayangan i Witness di Metro TV sebanyak 3 orang (8,6%) dan responden yang berhasrat sebanyak 25 orang (71,4), sedangkan yang kurang berhasrat 6 orang (17,1%) dan hanya 1 orang (2,9%) yang tidak berhasrat.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 24 Pendapat responden untuk berkeinginan terus menonton tayangan i Witness di Metro TV No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat berkeinginan
1
2,9
2
Berkeinginan
15
42,9
3
Kurang berkeinginan
19
54,3
4
Tidak berkeinginan
0
0
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 22
Dari tabel diatas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa hanya sebanyak 1 orang (2,9%) yang menyatakan sangat berkeinginan untuk terus menonton tayangan i Witness di Metro TV, kemudian sebanyak 15 orang (42,9%) yang memilih berkeinginan, sebanyak 19 orang (54,3%) menyatakan kurang berkeinginan dan tidak ada responden yang memilih tidak berkeinginan untuk terus menonton tayangan i Witness di Metro TV.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Tabel 25 Pendapat responden yang berminat terhadap Citizen Journalism No.
Pendapat responden
Frekuensi
%
1
Sangat berminat
8
22,9
2
Berminat
11
31,4
3
Kurang berminat
6
17,1
4
Tidak berminat
10
28,6
Jumlah
35
100
Sumber Angket No. 23
Dari tabel diatas, maka dapat diperoleh data yang menunjukkan bahwa responden yang sangat berminat sebanyak 8 orang (22,9%) dan responden yang berminat terhadap Citizen Journalism sebanyak 11 orang (31,4%), kemudian responden yang kurang berminat terhadap Citizen Journalism sebanyak 6 orang (17,1%) selebihnya menjawab tidak berminat sebanyak 10 orang (28,6%)
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
IV. 4 Pembahasan Setelah menganalisa setiap data dari kuesioner, maka penulis menguraikan hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan i Witness memberi pengaruh positif minat mahasiswa STIK-P terhadap Citizen Journalism yang ditunjukkan pada tabel 13. Tayangan jurnalisme i Witness merupakan sarana untuk menangkap fenomena aktual yang berkaitan dengan proses penyebaran informasi, Citizen Journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu dimana seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat terlibat dalam penyebaran informasi. Minat terhadap tayangan jurnalisme i Witness tersebut dikarenakan adanya ketertarikan mereka terhadap apa yang disajikan oleh tayangan i Witness di Metro TV yang berupa indikator-indikator seperti topik pembahasan yang membahas hasil liputan para Citizen Journalist namun luput dari isu nasional, hal ini menandakan bahwa tayangan i Witness memiliki daya tarik tersendiri terhadap mahasiswa STIK-P, indikator lainya adalah bahasa yang diguanakan oleh pembawa acara cukup mudah dipahami oleh seluruh mahasiswa dan penampilan yang cukup meyakinkan sebagai Citizen Journalist. Meskipun mahasiswa STIK-P
kurang berkeinginan untuk terus menonton
tayangan i Witnesss di Metro TV namun tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa STIK-P untuk berpartisipasi menjadi Citizen Journaslist ini karena adanya perhatian, kepentingan, keinginan, keputusan untuk menonton tayangan i Witness di Metro TV yang mana dengan menyaksikan acara tersebut mahasiswa STIK-P
mendapatkan
wawasan terhadap pengetahuan bagaimana meliput berita dengan profesionalisme. Sebagaimana terungkap pada tabel 13 Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut: 1. Tayangan i Witness sebagai sebuah tayangan jurnalisme yang menangkap tren perkembangan
Citizen
Journalism,
mampu
menambah
pengetahuan
mahasiswa STIK-P terhadap perkembangan Citizen Journalism 2. Mayoritas mahasiswa menganggap tayangan i Witness menjadi sarana yang tepat untuk menayangkan hasil liputan Citizen Journalist dengan ikut aktif terlibat dalam proses produksi hasil liputannya dan diberi kesempatan untuk memberi komentar. 3. Minat menonton mahasiswa tersebut timbul dikarenakan adanya ketertarikan mereka terhadap apa yang disajikan melalui indikator-indikator seperti: isi acara, topik pembahasan, pembawa acara yang mampu membawakan dan menyampaikan informasi kepada pemirsa. 4. Minat yang timbul untuk menjadi Citizen journalist berdasarkan kepada adanya perhatian, kepentingan, keputusan, dan tindakan untuk menyaksikan tayangan i Witness di Metro TV, yang mana dengan menyaksikan tayangan tersebut, mahasiswa STIK-P mendapatkan informasi tentang video jurnalis.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
V.2
Saran Berdasarkan pada hasil studi yang dilakukan di STIK-P, hasil studi menunjukkan
adanya minat yang besar pada tayangan i Witness di Metro TV, hal ini menandakan bahwa tayangan i Witness di Metro TV memiliki daya tarik tersendiri serta memberikan kontribusi yang positif terhadap setiap penayangannya. Kehadirannya dihati pemirsa terutama kalangan mahasiswa STIK-P, bukan berarti menandakan bahwa acara tersebut sempurna dalam penayangannya, namun lebih jauh dari itu kehadiran tayangan tersebut merupakan bentuk komunikasi massa denggan menggunakan media massa televisi sudah barang tentu memberikan efek kepada pemirsanya. Mahasiswa STIK-P yang berminat besar terhadap Citizen Journalism untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan jurnalistik dan menguasai teknik peliputan, sehingga liputan yang dihasilkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada peminat jurnalisme warga. Diharapkan pihak Metro TV yang menjadi pengelola dalam tayangan i Witness untuk terus menayangkan hasil liputan Citizen Journalist, sehingga ada perimbangan terhadap isu berita dan spontanitas yang menjadi ciri khas Citizen Journalism
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy, Metode Penelitian Survei, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Rakhmat, J, 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. Rakhmat, Jalaluddin., 1985. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Karya CV, Bandung Effendi, O. U., 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. PT Citra Aditya Bakti, Bandung Effendi, O. U., 1989. Kamus Komunikasi. PT Mandar Maju, Bandung Wibowo, Fred., 1997. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Said Mursi, Syaikh Muhammad., 2003. Seni Mendidik Anak. Penerbit :Buku Islam Utama, Jakarta Devito, Joseph A.,1997. Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar Edisi Kelima. Mulyana, Deddy., 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Nasution, Z., 1989. Teknologi Komunikasi dalam Perspektif : Latar Belakang dan Perkembangannya. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Nawawni, Hadari., 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Severijn, W. J dan Tankard, J. W., 2007. Teori Komunkasi : Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Kencana Jakarta Nawawi, Hadari, 1993. Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada University Press Wahyudi, JB, 1986. Media Komunikasi Massa Televisi, Gramedia, Yogyakarta Effendy, Heru, 2009. Industri Pertelevisian Indonesia, Erlangga, Jakarta Maleong, Lexy J, Dr, M.A. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
McQuail, Denis, 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Muhtadi, Asep Saeful, Drs, M. A, 1999. Jurnalistik :Pendekatan Teori dan Praktek. PT Logos Wacana Ilmu, Jakarta. Mulyana, Deddy., 2002. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Nasution, Z., 1989. Teknologi Komunikasi dalam Perspektif : Latar Belakang dan Perkembangannya. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Nurudin, 2004. Komunikasi Massa. Penerbit : CESPUR. Yogyakarta Rakhmat, J, 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. Said Mursi, Syaikh Muhammad., 2003. Seni Mendidik Anak. Penerbit :Buku Islam Utama, Jakarta. Severijn, W. J dan Tankard, J. W., 2007. Teori Komunkasi : Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Kencana Jakarta Wibowo, Fred., 1997. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Wahyudi, JB, 1986. Media Komunikasi Massa Televisi, Gramedia, Yogyakarta Internet www. google.com www. yahoo.com
. Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
KUESIONER PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Habiby Abubakar
NIM
: 060922067
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Sehubungan dalam memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara, bahwa saya sedang melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Tayangan i Witness Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan” Untuk itu dengan segala kerendahan hati, saya memohon agar Saudara/saudari bersedia meluangkan waktu untuk mengisi daftar pertanyaan terlampir secara benar dan objektif. Saya akan menjamin kerahasiaan dan identitas Bapak/Ibu sekalian. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya, Peneliti
Habiby Abubakar
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Petunjuk pengisian : 1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian, maka mohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi dan menjawab dengan jujur dan mengenai kerahasiaannya akan dijaga. 2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda (X) untuk jawaban dianggap benar dan paling cocok menurut Saudadra/i. 4. Kode kotak yang masih kosong sebelah kanan jangan diisi.
I. Karakteristik Responden Nomor Responden
1 2 2. Usia 1. 19-22
: ………tahun. 3
2. 23-25 3. ≥26
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
3. Jenis Kelamin 1. Laki-Laki
4
2. Perempuan
4. Frekuensi Menonton
1. 0-1 Jam
3. 3-4 jam
2. 2-3 Jam
4. ≥ 5 Jam
5
5. Apakah anda memiliki situs pribadi 1. Facebook 2. Friendster
6
3. Myspace 4. Yahoo Messanger
2. Tayangan i Witness di Metro TV 6. Apakah anda setuju dengan hal-hal yang menjadi topik pembahasan dalam tayangan i Witness di Metro TV 1. Sangat setuju
2 Setuju 3. Kurang setuju
7
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
4. Tidak setuju
7. Tayangan i Witness menjadi sarana untuk mengirimkan hasil liputan citzen journalist apa pendapat anda 1. Sangat menarik 2. Menarik
8
3. Biasa saja 4. Kurang Menarik
8. . Apakah anda setuju materi isi tayangan i Witness dapat menambah pengetahuan tentang Citizen Journalism 1. Sangat Setuju 2. Setuju
9
3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju.
.9 Apakah Pembawa acara i Witness di Metro TV memiliki berkredibilitas sebagai pembawa acara 1. Sangat kredibel 2. kredibel
10
3. Kurang kredibel 4. Tidak kredibel Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
10. Apakah pembawa acara i Witness di Metro TV tersebut jujur dalam menyampaikan informasi 1. Sangat jujur 2. Jujur
11
3. Kurang Jujur 4. Tidak Jujur
11 Apakah pembawa acara i Witness di Metro TV memiliki mampu dalam membawakan acara tersebut 1. Sangat mampu 2. Mampu
12
3. Kurang Mampu 4. Tidak Mampu. 12. Apakah pembawa acara i Witness terlihat cerdas dalam penyampaian informasi tentang Citizen Journalism 1. Sangat Cerdas 2. Cerdas
13
3. Kurang Cerdas 4. Tidak Cerdas 13. Apakah ada kesamaan antara topik dengan hasil liputan Citizen Journalism yang ditayangkan pada program i Witness 1. Sangat ada Kesamaan Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
2. Ada Kesamaan 3. Kurang ada Kesamaan
14
4. Tidak ada Kesamaan 14. Apakah pembawa acara i Witness menggunakan bahasa yang dapat dipahami 1. Sangat Paham 2. Paham
15 3. Kurang Paham
4. Tidak Paham 15. Apakah anda menganggap penampilan pembawa acara i Witness di Metro TV seperti seorang Jurnalis 1. Sangat seperti Jurnalis 2. Seperti Jurnalis
16
3. Kurang Seperti Jurnalis 4. Tidak Seperti Jurnalis 16. Program i Witness ditayangkan pada hari sabtu jam 13.30. Apakah anda setuju jam tayang pada program tersebut di Metro TV 1. Sangat Setuju 2. Setuju
17
3. Kurang Setuju Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
4. Tidak Setuju 17. Apakah anda setuju tentang durasi program i Witness di Metro TV 1. Sangat Setuju 2. Setuju
18
3. Kurang Setuju 4 Tidak Setuju
3.Terikat Minat Mahasiswa 18.Sebagai satu-satunya program tayangan Citizen Journalism dan menayangkannya di Metro TV, apakah ini menarik perhatian anda. 1. Sangat Menarik 2. Menarik
19
3. Kurang Menarik 4. Tidak Menarik
19. Apakah tayangan Citizen Journalism seperti program i Witness di Metro TV membuat anda tertarik untuk menonton. 1. Sangat Tertarik 2. Tertarik
20
3. Kurang Tertarik 4. Tidak Tertarik 20. Apakah tayangan i Witness di Metro TV mendatangkan hasrat untuk menonoton program tersebut Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
1. Sangat Berhasrat 2. Berhasrat
21
3. Kurang Berhasrat 4. Tidak Berhasrat 21. Apakah tayangan i Witness di Metro TV memberikan suatu keinginan untuk terus menonton 1. Sangat berkeinginan 2. Berkeinginan
22
3. Kurang berkeinginan 4. Tidak berkeinginan 22. Apakah setelah menonton tayangan i Witness di Metro TV
tesebut anda
berminat menjadi Citizen Journalist 1. Sangat berminat 2. Berminat
23
3. Kurang berkeinginan 4. Tidak Berkeinginan
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.
Habiby Abubakar : Pengaruh Tayangan I Witness Terhadap Minat Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tayangan Jurnalisme I Witness di Metro TV Terhadap Minat Citizen Journalism Mahasiswa STIK-P Medan), 2009.