PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ALMUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh : Vanesa Primadiyanti 107013000725
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) ALMUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh : Vanesa Primadiyanti 107013000725 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
MOTTO
Aku yakin Allah selalu memberikan umatnya yang terbaik dari semua musibah keyakinan, keikhlasan, dan kesabaran memberikan hikmah yang begitu luas dan begitu indah. Yakinlah Allah selalu bersamamu di setiap hembusan nafasmu dan keyakinan kepada Allah memberikan kesuksesan karena sesungguhnya hidup bukan sekadar hidup tetapi hidup untuk yang maha hidup.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : Ibu dan Bapak tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung setiap saat, Suami tercinta Rofi Jumed, S.Tp yang membuat aku semangat menjalani kehidupan ini, Sahabat-sahabat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menuntut ilmu yang selalu membantu dengan ikhlas dan selalu memberikan dukungan positif untuk menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK VANESA PRIMADIYANTI (107013000725) : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS VII MTS. AL-MUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012.
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dan harus dikuasai siswa agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah serta bekerja di masyarakat. Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mujahidin Cikarang, keterampilan membaca siswa kelas VII perlu dikembangkan. Karena keterampilan membaca siswa masih sangat rendah disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari siswa dan faktor eksternal yang berasal dari teknik yang digunakan guru dalam mengajar kurang tepat. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan membaca intensif dan peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa dan peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang dengan digunakannya metode kooperatif jigsaw. Manfaat penelitian ini. Penelitian bermanfaat untuk mengembangkan pengetahun membaca intensif dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar siswa dan angket. Tes hasil belajar dan angket ini diberikan kepada sampel berjumlah 80 siswa, di mana kelas kontrol berjumlah 40 siswa dan kelas eksperimen 40 siswa. Pengambilan sampel populasi Puposive Sampling, yakni pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca intensif setelah mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif jigsaw. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen yang dilakukan pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Pada tes pretest nilai rata-rata kelompok kontrol yang diperoleh sebesar 52,8 dan kelompok eksperimen 40,95. Hal ini menunjukan bahwa nilai pretest kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Maka, kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Hasil tes postest kelompok kontrol sebesar 72,975, dan kelompok eksperimen sebesar 78,4. Hal ini menunjukan bahwa metode kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif. Kata kunci: Peningkatan keterampilan membaca intensif, metode kooperatif jigsaw.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Dalam skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifai, Ma, Ph,D selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3. Dra. Budi Suci Nuraini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing. 4. Seluruh Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu. 5. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seprofesi dan sebagai pembaca pada umumnya.
Jakarta, 08 Desember 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN MOTTO PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
3
C. Pembatasan Masalah .........................................................
5
D. Perumusan Masalah ..........................................................
5
E. Tujuan Penelitian ..............................................................
5
F. Manfaat Penelitian ............................................................
6
G. Hipotesis..............................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORETIS ............................................................. A.
B.
8
Hakikat Membaca .............................................................
8
1.
Pengertian membaca...................................................
9
2.
Tujuan membaca .......................................................
11
3.
Jenis – jenis membaca ...............................................
14
4.
Pengertian membaca intensif ......................................
15
Kooperatif jigsaw ..............................................................
17
1.
Pengertian pembelajaran kooperatif ............................
17
2.
Jenis-jenis pembelajaran kooperatif ...........................
17
3.
Kooperatif jigsaw ......................................................
18
Penelitian yang Relevan ............................................................
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................
25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................
25
B. Jenis Penelitian..................................................................
26
C. Populasi dan Sampel .........................................................
26
D. Metode Penelitian .............................................................
27
E. Desain Penelitian...............................................................
27
F. Instrumen Penelitian..........................................................
28
G.
29
C.
Variabel Penelitian............................................................
H. Teknik Analisis Data .........................................................
29
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ........................................................
30
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah ..........................
30
B. Deskripsi Data...................................................................
40
1.
Deskripsi Data Hasil Pretest .......................................
40
2. Deskripsi Data Hasil Posstest ....................................
47
3. Data Hasil Angket ......................................................
55
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................
59
1.
Uji Hipotesis ..............................................................
59
2.
Analisis Data Angket..................................................
66
C. Interpetasi Data .................................................................
66
D. Pembahasan ......................................................................
66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................
68
A. Simpulan ...........................................................................
68
B. Saran .................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.3 : Daftar Guru MTs. Al-Mujahidin........................................ 30 Tabel 3.4 : Profil Madrasah ................................................................. 32 Tabel 4.1 : Daftar Nilai Pretest Kontrol............................................... 41 Tabel 4.2 : Daftar Nilai Pretest Eksperimen ....................................... 42 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kontrol ............................................. 44 Tabel 4.4 : Daftar Frekuensi Kontrol................................................... 45 Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ....................................... 47 Tabel 4.6 : Daftar Frekuensi Eksperimen ............................................ 48 Tabel 4.7 : Daftar Nilai Postest Kelompok Kontrol .............................
49
Tabel 4.8 : Daftar Nilai postest Kelompok Eksperimen .......................
50
Tabel 4.9 : Tabel Distribusi Frekuensi Eksperimen .............................
51
Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi ..........................................................
52
Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ....................................... 54 Tabel 4.12 : Daftar Distribusi Eksperimen ............................................ 55 Tabel 4.13 : Tabel Hasil Angket ...........................................................
56
Tabel 4.14 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest (S1) ................ 59 Tabel 4.15 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Postest (S2) ................ 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 : Gedung MTs. Al-Mujahidin ..............................................
26
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi............................................................
29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest .................................... 40 Lampiran 2 : Hasil Pretes Kelas Kontrol
........................................... 40
Lampiran 3 : Hasil Pretest Kelas Eksperimen ....................................... 41 Lampiran 4 : Hasil Postest Kelas Kontrol ............................................. 47 Lampiran 5 : Hasil Postest Kelas Eksperimen ....................................... 48 Lampiran 6 : Tabel Chi-Kuadrat ........................................................... 47 Lampiran 7 : Angket Siswa .................................................................. 55 Lampiran 8 : Tabel T ............................................................................ 59 Lampiran 9 : Hasil Angket .................................................................. 66
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu hal yang sangat penting bagi seseorang sebagai anggota masyarakat. Bahasa digunakan oleh seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa adanya bahasa, seseorang tidak mungkin bisa komunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan bagi semua orang, serta dikembangkan sejak dini agar seseorang dapat berkomunikasi dan berinteraksi di masyarakat dengan baik. Bahasa sangat penting sebagai alat komunikasi, maka di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pembelajaran berbahasa dengan baik serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Adapun tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia
dimaksudkan agar siswa lebih mahir dalam menggunakan keterampilan berbahasa dengan baik, sehingga ketika siswa sudah menamatkan jenjang pendidikan di sekolah, mereka akan lebih terampil menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya sistem pendidikan dan proses belajar mengajar yang baik. Sehubungan dengan itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya seorang guru dituntut agar mengajar dengan baik. Hal yang harus dilakukan seorang guru agar mengajar dengan baik yaitu merencanakan program pembelajaran, menguasai materi yang akan disampaikan, mampu mengorganisir kelas, mampu memilih serta menggunakan media, dan memilih pendekatan yang tepat. Semua itu bertujuan untuk membuat siswa aktif dan aktif untuk belajar.
1
2
Standar Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia mempunyai empat keterampilan yaitu berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.
2
Keempat
keterampilan berbahasa itu dalam pembelajarannya harus dilaksanakan secara seimbang dan terpadu. Sebab, keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran saling berkaitan erat satu sama lain. Di antaranya pengajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling erat berkaitan. Segala usaha untuk meningkatkan salah satu segi bahasa tersebut jelas akan berpengaruh kepada ketiga segi lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan di MTs. Al-Mujahidin Cikarang yakni keterampilan membaca intensif. Siswa MTs. AlMujahidin termasuk fase remaja yang mempunyai masalah dalam membaca intensif, dengan usia remajanya membuat mereka malas untuk membaca intensif di dalam atau di luar kelas. Keterampilan membaca sebagai keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh manusia sebelum keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
dan
menulis,
merupakan
keterampilan berbahasa yang paling dasar. Akan tetapi dalam kenyataanya sebagian besar siswa MTs. Al-Mujahidin kurang berminat pada keterampilan membaca di sekolah. Persoalan membaca tidak terlepas dari pengaruh keyakinan seseorang dalam membaca, bahwa dengan membaca seseorang mampu mendapatkan perbendaharaan kata dari bahan wacana yang telah dibacanya. Pengalaman belajar membaca dan kegiatan membaca di sekolah maupun keluarga, sangat berpengaruh dalam membentuk kebiasaan membaca. Membaca bukan kebiasaan siswa ketika di sekolah dan di rumah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membuat siswa 2
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 74
3
gemar membaca, khususnya membaca intensif. Pada materi membaca intensif diperlukan metode yang tepat agar mampu membuat siswa senang dengan membaca intensif. Peneliti melihat guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VII di dalam menyampaikan materi membaca intensif menggunakan metode ceramah. Peneliti merasa dengan menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi membaca intensif kurang tepat. Sebab siswa akan lebih pasif dan guru yang lebih aktif. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat untuk sekolah, guru, siswa, dan penulis. Terutama pada permasalahan membaca intensif kelas VII yang terjadi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Peneliti hendak berupaya memecahkan permasalahan tersebut dengan penelitian eksperimen dan mencoba mengubah metode ceramah dengan metode kooperatif jigsaw pada penyampaian materi membaca intensif di kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa sejak dini, agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah juga dapat berguna di masyarakat. Berdasarkan observasi awal bulan Agustus 2011, peneliti mengamati keterampilan membaca pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang, hampir seluruhnya belum memahami, terutama dalam membaca intensif. Ternyata membaca intensif di MTs. Al-Mujahidin masih sangat sulit dipahami dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari rendahnya minat membaca di kalangan siswa MTs. Al-Mujahidin Cikarang, dan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi membaca intensif di kelas VII mengalami kesulitan.
4
Peneliti mengetahui kesulitan siswa dalam memahami membaca intensif ketika observasi ke MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Hal itu disebabkan faktor internal dari siswa dan eksternal dari guru bahasa Indonesia. Pada faktor internal yang berasal dari siswa yakni: 1. Faktor
yang mempengaruhi rendahnya keterampilan membaca
intensif adalah siswa kurang termotivasi dan berminat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan tersebut terdapat di dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang monoton dan membosankan. Untuk mengatasi hal itu, guru harus mengubah pembelajaran bahasa Indonesia agar
lebih
bervariasi dan
menyenangkan siswa. 2. Faktor kedua adalah keseluruhan siswa kurang memahami makna dengan intensif. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan penanganan oleh guru untuk banyak memberikan latihan-latihan membaca intensif, agar siswa mampu memahami isi bacaan tersebut. 3. Faktor ketiga adalah rendahnya minat membaca siswa secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal itu, guru dan orang tua harus bekerja sama untuk mengontrol siswa agar gemar membaca. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari guru yakni: 1.
Faktor
pertama ialah
ketidaktepatan pemilihan pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode ceramah. Untuk memecahkan masalah ini, guru harus mengubah metode ceramah dengan metode yang lain. Contohnya dengan metode kooperatif jigsaw. 2.
Faktor kedua adalah teknik mengajar dalam pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Untuk mengatasi permasalahan itu, maka guru harus mengubah teknik pembelajaran yang bervariasi agar siswa merasa tertarik. Adapun salah satu teknik yang digunakan adalah teknik diskusi kelompok dan memperbanyak latihan.
5
3.
Faktor ketiga adalah guru yang mengajar bidang studi bahasa Indonesia berasal dari bidang studi lain. Hal ini yang menyebabkan penyampaian materi bahasa Indonesia khususnya membaca intensif kurang dipahami oleh siswa.
C. Pembatasan masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan utama yang dihadapi yaitu rendahnya keterampilan membaca intensif siswa yang disebabkan kurang tepatnya metode saat pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi membaca intensif. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan membaca intensif dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan membaca intensif pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca intensif dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tahun ajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
1. Mendeskripsikan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012. 2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penenelitian Hasil Penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian ini adalah menambah pengembangan pengetahuan membaca intensif dan untuk mengembangkan teori pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw.
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti. Manfaat bagi guru, adanya penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif. Manfaat bagi siswa, adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dengan metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi peneliti sendiri, adanya penelitian ini dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi sekolah, adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan kualitas guru dan siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat ke arah yang lebih baik dan maju.
7
G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca intensif pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang akan meningkat jika menggunakan metode kooperatif jigsaw.
BAB II KAJIAN TEORETIS A.
Hakikat Membaca
1.
Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis, yang bersifat reseptif.1 Membaca memang bersifat menerima sebab dengan membaca, seseorang akan mendapatkan ilmu dan pengalaman dari bahan bacaan tersebut. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian, membaca merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks (bahasa tulis) yang dibaca.2Artinya, dengan kegiatan membaca seorang pembaca akan bertambah pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan peka terhadap informasi yang ada. Oleh karena itu, dengan memperbanyak membaca maka dapat memperluas wawasan si pembaca. Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari bahanbahan cetak. 3 Definisi ini memberikan kita pemahaman bahwa membaca bukan sekadar dilafalkan saja bunyinya, namun harus dipahami makna yang terkandung di dalamnya. Sedangkan komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam memahami teksnya. Hal itu dapat menunjukkan bahwa membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu proses yang tergabung ke dalam suatu sikap, yaitu sikap pembaca yang aktif dan interaktif.
1
Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007). h.97 2 Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h.7 3 Mulyati dkk, Bahasa Indonesia,(Jakarta: Universitas Terbuka, 2009). h.4.5
8
9
Reading that is Most practical management of the world about us.4 Bahwa memmbaca adalah manajemen praktis dari dunia kami. Artinya membaca merupakan kegiatan yang sangat mudah sekali untuk dilakukan. Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. 5 Membaca memang kegiatan yang dilakukan pembaca untuk memahami teks bacaan yang telah ditulis oleh penulis. Membaca merupakan proses
yang
kompleks. 6
Maksudnya
membaca merupakan suatu kemampuan yang kompleks dan memerlukan suatu latihan agar berhasil dalam membaca secara maksimal. Selanjutnya pengertian tentang membaca yang dipaparkan oleh Sri Hartati yaitu, membaca berguna untuk mendapatkan informasi, sehingga perlu pemahaman terhadap isi bacaan. 7 Maka dari itu, seseorang yang membaca harus berusaha memahami teks bacaan agar informasi yang ada di dalam teks bacaan tersebut dapat dipahami. Membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau komplek karena bergantung
pada
keterampilan
berbahasa
siswa
berikut
tingkat
pembelajarannya. 8 Di dalam membaca, seseorang harus menyesuaikan bahan bacaannya terlebih dahulu sebelum memulai proses membaca. Dari pendapat tokoh-tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang sangat kompleks, menuntut kemampuan pemahaman pembacanya secara aktif dan interaktif, dan berlatih secara terus-menerus agar mendapatkan hasil yang maksimal. 4
Jennings Frank G, This Is Reading, (New York: Teacher College Press, 1965). h.3 Nurgiyantoro Burhan, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001). h.73 6 Yunus Mohamad dkk, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007).h.1.20 7 Hartati Sri, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs. Kelas VII. (Solo: CV Dino Mandiri, 2011). h.27 8 Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia). h.222
5
10
2.
Tujuan Membaca Setiap yang kita lakukan, pada dasarnya mengandung tujuan. Dengan adanya tujuan, maka kita tidak salah melangkah atau tersesat dalam melakukan kegiataan. Begitu juga dengan kegiatan keterampilan membaca. Apabila dalam kegiatan membaca kita mengetahui tujuan yang pasti, maka kita tidak akan salah memilih metode untuk membaca secara baik dan benar. Berkaitan dengan tujuan membaca, di bawah ini beberapa tujuan membaca yaitu: a.
b.
c.
d.
e.
membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh seorang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalahmasalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian – perincian atau fakta-fakta (readingfor details of facts). membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan – adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Membaca ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization). membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperhatikan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Membaca ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Membaca ini disebut membaca untuk
11
f.
g.
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang dibuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Membaca ini disebut membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Membaca ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Tujuan membaca yang dipaparkan oleh Tarigan di atas adalah untuk memperoleh informasi dari teks cerita yang dibaca. Dalam memaparkan tujuan membaca tersebut, Tarigan mengelompokkan tujuantujuan membaca berdasarkan beberapa kegiatan
yang dilakukan
pembacanya, sehingga tujuannya berbeda-beda antara kegiatan membaca yang satu dengan membaca lainnya tergantung pada konteksnya. Dalam kegiatan pembelajaran membaca, siswa harus dilatih secara bertahap, sehingga siswa bisa menguasai keterampilan khusus dalam membaca secara baik. Tujuan orang membaca ialah:9 1. untuk mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu bacaan seefisien mungkin; dan 2. Morrow dalam Subyakto dan Nababan mengatakan bahwa tujuan membaca ialah untuk mencari informasi yang a. kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorang untuk menambah keilmiahannya sendiri; b. teferensial dan faktual, yakni yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini; dan c. afektif dan emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam membaca. Selanjutnya tujuan membaca menurut Cahyani dan Hodijah mengungkapkan tujuan membaca di antaranya. 10 9
Subyakto dan Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Pustaka Utama, 1993). h. 164 Ibid, h.99
10
12
a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokkoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). b. membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide utama (reading main for ideas). c. membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan, dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization). d. membaca untuk menemukan serta mengtahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). e. membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar untuk seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut membaca untuk mengkelompokan, membaca untuk mengklafikasikan (reading to classifiy). f. membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca evaluasi (reading evaluate). g. membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaiman sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau unutk mempertentangkan (reading to compare or contrast).
13
Pendapat selanjutnya mengenai tujuan membaca setiap individu dalam kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pengetahuan bahasa, minat, serta kebutuhan bahasa.11 Dari beberapa tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki tujuan yang sangat penting bagi semua pembaca. Tujuan membaca tersebut antara lain untuk mencari informasi tentang suatu hal, mengetahui secara menyeluruh isi bacaan, serta menilai kebenaran suatu gagasan isi bacaan yang ditulis oleh pengarang dalam bentuk teks.
3.
Jenis-jenis Membaca Berkaitan dengan jenis-jenis membaca ditinjau dari bersuara atau tidaknya
si pembaca ketika dia membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Penjelasan ini didasarkan pada perbedaan tujuan yang hendak dicapai. 12
→ membaca nyaring → membaca survei → membaca ekstensif→ membaca sekilas → membaca dangkal
membaca
→membaca dalam hati
→ membaca telaah isi
→ membaca teliti → membaca pemahaman → membaca kritis → membaca ide-ide
→ membaca intensif → membaca telaah bahasa
3.1
Membaca Nyaring Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. 11
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 84 Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1990). h. 13 12
14
3.2
Membaca Dalam Hati Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual (visual
memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati adalah secara umum untuk memperoleh informasi. Secara garis besar membaca dalam hati terbagi atas membaca intensif dan membaca ekstensif. a.
Membaca Ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Tujuan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Membaca ekstensif ini meliputi pula : 1) Membaca survei Sebelum membaca biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa yang hendak kita telaah. Bahkan kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari. 2) Membaca sekilas Membaca sekilas atau skiming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mendapatkan informasi. 3) Membaca dangkal Membaca
dangkal
atau
superficial
reading
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dan tidak bersifat mendalaminya pada suatu bacaan.
b.
Membaca Intensif Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh kesungguhan agar memperoleh pemahaman pada suatu bacaan. Membaca intensif mempunyai beberapa kelompok.
15
1) Membaca telaah isi Membaca
telaah
isi
merupakan
kegiatan
pemahaman yang dilakukan setelah mendapatkan bahan bacaan yang menarik. Membaca telaah isi juga menuntut ketelitian,
pemahaman,
kekritisan
berpikir,
serta
keterampilan menagkap suatu ide pada bahan bacaan tersebut. 2) Membaca telaah bahasa Membaca
telaah
bahasa
merupakan
kegiatan
membaca yang menuntut adanya suatu pemahaman yang sangat mendalam pada bahasa yang membangun bacaan yang terdiri dari isi dan bahasa.
4.
Pengertian Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut. (Brook dalam Tarigan)13 Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. 14 Di dalam membaca intensif, seorang pembaca hendaklah teliti dan cermat pada teks yang dibacanya agar informasi dapat dipahami oleh pembaca tersebut.
13
Ibid h. 35 Asep dan Sudarmawati, Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2, (Jakarta: Pusat Pembukuan, 2008). h. 131
14
16
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk memahami makna yang terkandung dalam teks bacaan. 15 Dengan kesungguhan serta terus-menerus di dalam membaca intensif dapat membuat pembaca memahami makna yang terdapat dalam teks bacaan. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama, teliti, dan mendalam tentang segala sesuatu yang tertulis pada teks dengan tujuan memahami isi bacaan secara utuh.16 Ketika seseorang membaca intensif, yang dibutuhkan bukan hanya seksama dan teliti saja, namun mendalami teks bacaan secara utuh membuat si pembaca mendapatkan informasi. Membaca pemahaman guna merujuk kepada jenis kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca.17 Membaca intensif merupakan jenis membaca dalam hati, maksudnya membaca yang tidak dilafalkan agar memperoleh wawasan yang luas dari membaca tersebut. Membaca pemahaman adalah membaca intensif. Tujuan membaca pemahaman adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. 18 Membaca intensif merupakan membaca pemahaman yang mempunyai tujuan memahami bacaan dengan kecepatan dan kecermatan untuk mendapatkan pemahaman dari sebuah teks bacaan. Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan menganalisis bahan bacaan secara teliti dan mendalami. 19 Di dalam membaca intensif berbeda dengan membaca jenis lainnya, sebab membaca
15
Sukini dan Iskandar,Bahasa dan Sastra Indonesia 2, (Surakarta: PT Widya Duta Grafika, 2005). h. 75 16 Sunarti dan Maryani, Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMP, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007). h.85 17 Mulyani Yeti, Keterampilan Berbahasa Indonesia SD,(Jakarta: Universitas Terbuka,2007). h.4.8 18 Suryandaru Anindita, Bahasa dan Sastra Indonesia 3, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2007). h.4 19 Ratna dan Rindi, Bahasa dan Sastra Indonesia 2, (Solo: CV Dino Mandiri, 2006). h. 43
17
intensif
membutuhkan
ketelitian
yang
sangat
mendalam
untuk
mendapatkan informasi dari sebuah teks bacaan.
B.
Kooperatif Jigsaw
1.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa. Pembelajaran kooperatif ini dapat membantu siswa yang kurang pandai untuk mengerti sebuah materi yang diajarkan oleh siswa yang pandai dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. 20 Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pembelajaran
yang
berkelompok, dengan belajar berkelompok membuat siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai dapat bekerjasama untuk
menerima
pembelajaran.
2.
Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa jenis, yaitu: a.
Student Teams Achivement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
b.
Team Games Tournamen (TGT) Model kooperatif Team Games Tournamen (TGT) dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan
20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 66
18
permainan
dengan
anggota-anggota
tim
lain
untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
c.
Tim Ahli (Jigsaw) Model jigsaw merupakan model yang menerapakan metode diskusi dalam dua tahap pada pembelajaran, yaitu tiap tahap disebut kelompok asal dan kelompok ahli.
d.
Investigasi Kelompok Investigasi kelompok merupakan model kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan model ini dikembangkan pertama oleh Thelan.
e.
Think Pair Share (TPS) Strategi berpasangan
think-pair-share
berbagi
merupakan
(TPS) jenis
atau
berpikir
pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
f.
Numbered Head Together (NHT) Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempegaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
3.
Kooperatif Jigsaw
3.1
Pengertian Jigsaw Di dalam pembelajaran, seorang guru membutuhkan beberapa
model untuk mempermudah penyampaian materi, salah satunya model jigsaw.
19
Model jigsaw merupakan model yang menerapakan metode diskusi dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, siswa dibentuk kelompok sesui karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal yang pada awalnya masing-masing anggota kelompoknya bekerja individual sesuai tugas yang diberikan. Diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa dari kelompok asal yang membahas materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk merumuskan materi yang ditugaskan. Kelompok ahli bertugas memberi penjelasan pada kelompok asal.21 Kooperatif jigsaw merupakan belajar kelompok yang begitu menyenangkan. Pada kooperatif jigsaw terdapat dua kelompok yang bernama kelompok asal dan ahli. Pada kelompok asal, terdapat beberapa siswa yang telah mendapatkan materi. Sedangkan pada kelompok ahli, kumpulan dari beberapa siswa dari kelompok asal yang akan membahas materi yang mereka dapatkan pada kelompok asal. Selanjutnya pengertian tentang kooperatif jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang
paling fleksibel. Beberapa
modifikasi dapat membuatnya tetap pada model dasarnya tetapi mengubah beberapa detail implementasinya: 1. Agar tidak membuat para siswa merujuk kepada materi naratif untuk mengumpulkan informasi mengenai topik mereka, Anda juga bisa menyuruh mereka mencari serangkaian materi-materi kepustakaan atau kelas untuk mendapatkan informasi tersebut. 2. Setelah para ahli menyampaikan laporan, mintalah siswa menulis esai atau memberikan laporan lisan. 3. Anda juga bisa memberikan tiap tim topik yang unik untuk dipelajari
bersama
dan
memberikan
masing-masing
anggota tim sebuah subtopik Tim kemudian dapat mempersiapkan dan membuat sebuah presentasi lisan dari hadapan kelas.22
21
Berdiati, Ika, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem, (Bandung: Sega Arsy, 2010) hal.99 22 Slavin, Robert E, Cooperative Learning, (Bandung: Pustaka Setia, 2009). h.246
20
3.2
Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw Langkah-langkah pembelajaran jigsaw, di antaranya: 1. Guru
membuka
pembelajaran
dengan
yel-yel
sebagai
penyemangat. 2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai. 3. Guru menentukan topik. 4. Guru membentuk kelompok siswa yang jumlah anggotanya sesuai dengan sub topik yang akan dibahas. Kelompok ini disebut kelompok asal. Bila sub topik ada 4 maka kelompok asal terdiri dari 4 orang. 5. Guru meminta meminta masing-masing siswa dalam kelompok asal mempelajari teks bacaan sesuai dengan sub topik. 6. Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta siswa membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. 7. Pada
sesi
ini
masing-masing
kelompok
ahli
boleh
mempersentasikan hasil diskusinya. 8. Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal. 9. Guru meminta masing-masing kelompok asal merumuskan keseluruhan topik. 10. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
21
Contoh Pengaturan Kelas
A
B
A
B
C
D
C
D
A
B
A
B
C
D
C
D
A
B
A
B
C
D
C
D
A
B
A
B
C
D
C
D
Pengaturan Kelas Saat Diskusi Kelompok Asal
22
A
A
A
A
A
A
A
A
C
C
C
C
C
C
C
C
B
B
D
D
B
B
D
D
B
B
D
D
B
B
D
D
Pengaturan Kelas Saat Diskusi Kelompok Ahli
23
Pada
langkah-langkah pembelajaran
jigsaw
yang telah
dipaparkan oleh Ika Berdiati, sama halnya dengan yang dipaparkan Trianto di bawah ini. Jigsaw telah dikembangkan oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw
23
Ibid, h. 73
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. Pada pertemuan dan diskusi asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.23
24
C. Penelitian yang Relevan Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Sari Ratna Virta, dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VII E SMPN 2 Kudus.dari Universitas Negeri Semarang, pada tahun 2007. Hasil dari penelitian menunjukkan keterampilan membaca intensif buku biografi tokoh dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII SMPN 2 Kudus, mengalami peningkatan setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw. Penelitan yang dilakukan oleh Munawaroh, dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas VII B SMPN 10 Semarang, pada tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca intensif teks profil tokoh kelas VII B SMPN 10
Semarang, mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Siti Hidayatul Mukaromah, dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif melalui Metode SQ3R di Kelas V MI Riyadlul Ulum Bangil Pasuruan, pada tahun 2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca intensif melalui metode SQ3R di kelas V Riyadlul Ulum Bangil Pasuruan dapat meningkat setelah menggunakan metode SQ3R. Dari ketiga penelitian yang relevan di atas, dapat disimpulkan ada peningkatan yang signifikan karena adanya relevansi antara membaca intensif dengan metode kooperatif dan hasil belajar siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan di sebuah sekolah Madrasah Tsnawiyah
yang ada di Cikarang Utara yaitu MTs. Al-Mujahidin, walaupun merupakan sekolah swasta tetapi MTs. Al-Mujahidin terakreditasi A. Kedisiplinannya dalam belajar dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sangat diakui oleh masyarakat Cikarang. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian, pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun 2011, bertepatan dengan tahun ajaran 2011/2012. Pada tahun ajaran baru ini merupakan waktu yang sangat baik untuk peneliti dalam mengadakan penelitian pada pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VII A sampai VII F MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Pada tanggal 09 - 13 Agustus 2011 peneliti mengadakan observasi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Observasi perdana bertepatan dengan hari Rabu pukul 07.40, peneliti melakukan observasi tentang membaca intensif di kelas VII A sampai VII B, untuk kelas VII berikutnya dilakukan pada esok hari, observasi ini berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 09 hingga tanggal 13 Agustus 2011. Setelah selesai observasi pada tanggal 13 Agustus 2011, peneliti melanjutkan penelitian kepada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tentang peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2011.
25
26
B. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dengan Metode Kooperatif Jigsaw pada Siswa Kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang Tahun Ajaran 2011/2012” merupakan jenis penelitian lapangan.
Penelitian lapangan yakni peneliti memahami
hasil observasi, hasil observasi ini terdiri dari catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti sendiri. Peneliti juga mendokumentasikan foto pada saat observasi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan yakni menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 2 Dalam populasi pada penelitian ini, adalah seluruh siswa kelasVII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Puposive Sampling”,
yakni pengambilan sampel
berdasarkan tujuan penelitian. Dengan perlakuan menggunakan metode kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang atau yang dirumuskan (A).
1 2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 14 Ibid h. 117
27
Pada kelas VII F (eksperimen) berjumlah siswa 40 siswa yang diberikan (A). Sedangkan kelas E (kontrol) dengan jumlah siswa 40 sebagai kelas kontrol tidak diberikan (A). Kelas ini dipilih sebagai sampel penelitian karena kelas ini dinilai lebih baik dan kondusif di antara kelas lainnya. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu dengan menggunakan metode eksperimen. Pengertian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk meprediksi atau mengontrol fenomena. 3 Metode eksperimen mempunyai beberapa jenis, namun yang digunakan oleh peneliti jenis true eksperimen (eksperimen yang betulbetul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. 4 Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan antara kelas eksperimen, dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan oleh peneliti dengan cara memberikan metode kooperatif jigsaw kepada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan oleh peneliti mengenai diskusi kooperatif jigsaw. Maka di sini akan terlihat apakah kelas eksperimen akan terjadi peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw.
E. Desain Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan desain penelitian Control Group Pretest – Postest. 3
Pretest merupakan tes yang dilakukan pada awal
Samsudin dan Damaianti, Metode Penelitian Bahasa, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2006). h.153 4 Ibid. h. 112
28
observasi pada kelas kontrol dan eksperimen. Sedangkan postest merupakan tes yang dilakukan pada saat penelitian pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada postest terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan eksperimen. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan metode kooperatif jigsaw sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat menunjang
sejumlah data yang diasumsikan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang menguji hipotesis. Pada penelitian ini, menggunakan 2 instrumen penelitian, yaitu: 1. Tes Hasil Belajar Tes yang dilakukan ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman membaca intensif siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan guru mata pelajaran tersebut. Tes yang diberikan untuk siswa kelas VII merupakan tes tertulis dalam bentuk uraian. 2. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini, agar peneliti mendapatkan informasi mengenai respon siswa kelas VII MTs. AlMujahidin
mengenai
pembelajaran
bahasa
Indonesia
dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan RPP yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) b. Membuat soal tentang materi membaca intensif c. Melaksanakan uji coba instrumen
29
G.
Variabel Penelitian Pada penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel
y = dependen (terikat) dan x = independen (bebas).
Variabel y =
membaca intensif sebagai variabel defenden dan variabel x = metode kooperatif jigsaw sebagai variabel indefenden.
H.
Teknik Analisis Data Setelah peneliti melakukan uji coba instrumen, selajutnya
dilakukan penelitian di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Data yang telah diperoleh peneliti melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut dalam bentuk statistik. Di bawah ini penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah :
1. Uji Hipotesis t=
x1 – x2 dan Sg = √(n1- 1) S12 + (n2-1)S22 Sg √1 + 1 n1
n1+n2 -2
n2
Keterangan : x1 = rata-rata skor kelompok eksperimen x2 = rata-rata skor kelompok kontrol n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota kelompok kontrol S12 = varians kelompok eksperimen S22 = varians kelompok kontrol Sg = nilai varians gabungan
30
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Mengajukan hipotesis, yaitu: 1. Uji kesamaan uji dua rata-rata hasil pretest Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ha : Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 2. Uji kesamaan uji rata-rata hasil postest Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ha : Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor postest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t c. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus : dk = n1 + n2
d. Menentukan nilai ttabel dengan = 0,05 e. Menguji hipotesis
Jika –t tabel < t hitung maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika thitung < -ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Al-Mujahidin Cikarang
1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mujahidin Cikarang MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdisi sejak tahun 1990. Dengan sumbangan berupa wakaf tanah, peralatan bangunan, tenaga dan lainlain, menjadikan MTs. Al-Mujahidin mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat Cikarang. Semua itu dilihat dari jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran 2007/2008 mencapai 800 siswa. Pada saat ini tahun ajaran 2011/2012 penerimaan siswa dibatasi agar terciptanya kelas dengan kondisi yang efektif saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Total keseluruhan siswa MTs. AlMujahidin dari siswa kelas VII sampai XI pada tahun ajaran ini berjumlah 720 siswa, rata-rata 40 siswa per kelas. Sedangkan siswa kelas VII di MTs. Al-Mujahidin terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A sampai kelasVII F. Kepala Sekolah di MTs. Al-Mujahidin bernama Drs. H. Martaya, beliau merupakan salah satu anak dari tokoh pendiri MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun total keseluruhan guru di MTs. AlMujahidin 21 guru. Daftar keseluruhan guru,struktur organisasi, dan profil sekolah MTs. Al-Mujahidin Cikarang terlampir di bawah ini.
32
30
Kepala Sekolah Drs. H. Martaya
Wakil Kepala Sekolah Drs. Ugem Subagio
Tata Usaha
Dewan Komite
Yulianti, S.Pd
Drs. Edi Fuksi
wk ur Kurikulum
wk ur Kesiswaan
Tito Athoilah, S.Pd.i
Abdurrahman, S.Pd.i
wk ur Sarana Prasarana
wk ur Humas
Gunawan, S.Pd.i
Edeng, S.Pd
31
DAFTAR KEADAAN GURU DAN KARYAWAN MTS. AL-MUJAHIDIN Sekretariat : Jl. K.H. Fudholi No.83 Cikarang Utara Kab. Bekasi No
Nama
L/P
Tempat,
Pendidikan
Jurusan
Jabatan
Mengajar Bidang Studi
UIN Jakarta
PAI
Kepala Sekolah
Aqidah
IKIP Jakarta
Administrasi
Wakil Kepala Sekolah
PPKN
Tanggal Lahir 1.
Drs. H. Martaya
L
Bekasi, 24-09-1953
2.
Drs. Ugem Subagio
L
Bekasi 01-11-1970
3.
Hamdani, S.Pdi
L
Bekasi
Pendidikan INISA
Bahasa Arab
Guru
Bahasa Arab
UNSIL
Matematika
Guru
Matematika
S1 UNS
IPS
Tata Usaha
IPS
S1 IAIN
Syari’ah
Sarana dan Prasarana
Ekonomi
22-06-1962 4.
Titi Sumiati, S.Pd
P
Ciamis 15-12-1975
5.
Yulianti, S.Pd
P
Klaten 08-07-1975
6.
Gunawan, S.Pd.i
L
Bekasi 18-07-1974
32
7.
Susilaela, S.Pd.i
P
Bekasi
S1 UNS
27-11-1977 8.
Rahmatulloh,
L
S.Fil.i 9.
Abdurrahman,
Tito Athoilah,
L
Drs.Manzilah
Bahasa Indonesia
Indonesia S1 IAIN
Aqidah Filsafat
Guru
Al-qur’an Hadist
S1 STAIN
PAI
PKM kesiswaan
Al-qur’an Hadist
Bekasi
S1 AS-
Bahasa Inggris
PKM Kurikulum
Bahasa Inggris
31-12-1972
SYAFI’YAH
Jakarta
S1 IAIN
Syari’ah
Guru
Fiqih
Bekasi
S1 IKIP
Matematika
Dewan komite
Matematika
13-11-1963
Jakarta
Bekasi
S1 UNSIKA
PLS\akta IF\IV
Humas
Penjaskes
S1 UNSIKA
PAI
Guru
Aqidah Akhlak
S1 UNS
Matematika
Guru
Matematika
Bekasi 11-03-1976
L
S.Pd.i 11.
Guru
27-11-1977
S.Pd.i 10.
Jakarta
Bahasa
P
10-06-1963 12.
13.
Drs. Edi Fuksi
Edeng, S.Pd
L
L
19-04-1965 14.
Usman Af, S.Ag
L
Bekasi 02-03-1964
15.
M. Jaenal Abidin, S.Pd
L
Majalengka 13-11-1973
33
16.
Yulianti, S.Pd.i
P
Brebes
INISA
IPA
Guru
IPA
UNISMA
IPS
Guru
IPS
UIN Jakarta
Syariah
Guru
Ekonomi
UIN Jakarta
Bahasa Inggris
Guru
Bahasa Inggris
UIN Jakarta
IPS
Guru
IPS
Bekasi
UIN
Bahasa Inggris
Guru
Bahasa Inggris
18-01-1982
Bandung
30-05-1979
17.
Lili Muflihah, S.Pd
P
Bekasi 16-12-1989
18.
Toto Adi Saputro,
L
S.Pd.i
19.
Fakih Mufti, S.Pd
Klaten 25-08-1977
L
Bekasi 03-10-1987
20.
Ahmad Faisal
L
Fahmi, S.Pd
21.
Muhamad Irfan, S.Pd
Bekasi 08-11-1987
L
34
35
PROFIL MADRASAH
No.
Identitas
Madrasah
1.
Nama Madrasah
MTs. Al-Mujahidin
2.
Nomor Induk Madrasah
-
3.
Nomor Statistik Madrasah
121232160091
4.
Provinsi
Jawa Barat
5.
Otonomi Daerah
Kabupaten Bekasi
6.
Kecamatan
Cikarang Utara
7.
Desa/Kelurahan
Karang Asih
8.
Jalan dan Nomor
K.H. Fudholi Nomor:83
9.
Kode Pos
17530
10.
Telepon
Kode Wilayah:021 Nomor: 8902719
11.
Faxsimile/Fax
12.
Daerah
Kode Wilayah:021 Nomor:8900559
Perkotaan Perdesaan
36
13.
Status Madrasah
Negeri Swasta
14.
Kelompok Madrasah
Inti Model Imbas Terbuka
15.
Akreditasi
A (4 tahun) B (2,5 tahun) C (6 bulan)
16.
Surat Keputusan/SK
Nomor:a/KW.10.4/MTs/16/004/2005 TGL:29 AGUSTUS 2005.
17.
Penerbit
SK Kepala Kanwil DEPAG Provinsi
(ditandatangani) oleh
Jawa Barat
18.
Tahun Berdiri
1990
19.
Tahun Perubahan
-
20.
Kegiatan Belajar Mengajar
Pagi Siang Pagi dan Siang
21.
Bangunan Madrasah
Milik Sendiri Bukan Milik Sendiri
22.
Luas Bangunan
L : 38 m P: 53 m
23.
Lokasi Madrasah
Jl. K.H. Fudholi Cikarang Utara Ds. Karang Asih
37
MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdiri sejak tahun 1990, tetapi kondisi gedung sekolahnya selalu direnovasi agar para siswa dan guru merasa nyaman dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). bawah ini dokumentasi gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Gambar 4.1 Gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang
Gambar 4.2 Ruang kelas XI A-F
Di
38
Pada gambar di atas, tampak siswa MTs. Mujahidin Cikarang sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan sekolah. Gambar 4.3 Ruang laboraturium IPA
MTs. Al-Mujahidin mempunyai 12 ruang kelas, pembagian ruang kelas untuk pagi hari hanya kelas VII dan kelas XI, kelas VIII mendapatkan jadwal siang hari. Jadwal masuk siswa VII dan XI pada pagi hari pukul 07.00-12.00, sedangkan jadwal masuk kelas VIII pukul 12.2017.20. Sebelum siswa memulai Kegian Belajar Mengajar (KBM), siswa mengikuti acara tadarusan selama 20 menit. Tidak hanya itu saja, setelah KBM selesai, seluruh siswa diwajibkan shalat Zuhur dan Ashar secara berjamaah di Masjid Al-Mujahidin. Semua itu terwujud karna visi dan
39
misi MTs. Al-Mujahidin oleh pihak yayasan dan dipatuhi oleh siswa dan guru di sana. Di bawah ini, visi dan misi MTs. Al-Mujahidin Cikarang. VISI DAN MISI MTS. AL-MUJAHIDIN CIKARANG Visi : “ Terbentuknya
peserta didik yang beriman, bertaqwa, berahlak mulia, dan
berpengetahuan luas”.
Indikator visi : 1. Terlaksananya pendidikan sepanjang hayat. 2. Terbentuknya pribadi –pribadi yang berakhlak mulia 3. Terbentuknya pribadi siswa yang disiplin. 4. Bertanggung jawab. 5. Tercapainya tujuan pendidikan Nasional 6. Terberdayanya potensi siswa dilingkungan masyarakat.
Misi : 1. Melaksanakan pendidikan sepanjang hayat yang berbasis keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat . 2. Melaksanakan pengajaran dan pendidikan islam yang berwawasan Ahli Sunah Waljama’ah. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan takwa. 4. Melaksanakan pendidikan yang seimbang antara kurikulum formal, pengkajian kitab, bahasa dan keterampilan.
40
B.
Deskripsi Data
Peneliti telah melakukan uji coba instrumen pada kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang dengan jumlah sampel penelitian 80 siswa dan 5 soal instrumen. Penelitian ini berlangsung di MTs. Al-Mujahidin Cikarang diperoleh dari data nilai pretest dan posttest dari 80 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 40 siswa dan kelas kontrol terdiri dari 40 siswa. Data tersebut dianalis dan dibahas sebagai upaya untuk peneliti mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, mengenai membaca intensif menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data berupa tes objektif dengan bentuk uraian yang terdiri dari 5 soal. Adapun deskripsi data hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yakni kelompok siswa pada kelas VII E yang tidak diberikan perlakuan dan kelompok eksperimen yakni kelompok siswa kelas VII F yang mendapatkan perlakuan (membaca intensif menggunakan metode kooperatif jigsaw) adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian mengenai tes awal membaca intensif kelompok kontrol yang terdiri dari 40 siswa kelas VII E dijadikan sampel penelitian. Di bawah ini nilai kelompok kontrol sebagai berikut:
PROFIL SEKOLAH
MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdisi sejak tahun 1990. Dengan sumbangan berupa wakaf tanah, peralatan bangunan, tenaga dan lain-lain, menjadikan MTs. Al-Mujahidin mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat Cikarang. Semua itu dilihat dari jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran baru 2007/2008 mencapai 800 siswa. Kepala Sekolah di MTs. Al-Mujahidin bernama Drs. H. Martaya, beliau merupakan salah satu anak dari tokoh pendiri MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun total keseluruhan guru di MTs. Al-Mujahidin 21 guru. Namun pada saat ini tahun ajaran 2011/2012 penerimaan siswa dibatasi agar terciptanya kelas dengan kondisi yang efektif saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), jadi total keseluruhan siswa MTs. AlMujahidin dari siswa kelas VII sampai XI pada tahun ajaran ini berjumlah 720 siswa, dimana rata-rata 40 siswa per kelas. Sedangkan siswa kelas VII di MTs. Al-Mujahidin terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A sampai kelasVII F. Untuk lebih jelasnya tentang MTs. Al-Mujahidin Cikarang, penulis menampilkan beberapa gambar gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang pada gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar GEDUNG MTS.AL-MUJAHIDIN CIKARANG
a.
Ruang kelas VII A-F
b.
Ruang kelas XI A-F
Pada gambar di atas, tampak siswa MTs. Mujahidin Cikarang sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan sekolah.
c.
Ruang laboraturium IPA
MTs. Al-Mujahidin mempunyai 12 ruang kelas, pembagian ruang kelas untuk pagi hari hanya kelas VII dan kelas XI, kelas VIII mendapatkan jadwal siang hari. Jadwal masuk siswa VII dan XI pada pagi hari pukul 07.00-12.00, sedangkan jadwal masuk kelas VIII pukul 12.2017.20. Sebelum siswa memulai Kegian Belajar Mengajar (KBM), siswa mengikuti acara tadarusan selama 20 menit. Tidak hanya itu saja, setelah KBM selesai, seluruh siswa diwajibkan shalat Zuhur dan Ashar secara berjamaah di Masjid Al-Mujahidin.
41
TABEL 4.1 DAFTAR NILAI PRETES KELAS KONTROL NO
NAMA
PRETEST NO
NAMA
PRETEST
1
ABDUL KHOLIK
26
21
KIKI NURUL FAJRI
53
2
ADE BISMA
26
22
LISNA KARLINA
53
3
AGNA MAULIDI
26
23
M.FAISYAL SIDIQ S
53
4
AHMAD ROFIK A
26
24
MARNI FAUZIAH
60
5
ALDO ANGGITO
33
25
MAULANA MALIK
60
6
ARI OKTASA
33
26
MOH .IRFAN S
60
7
ARISKA
33
27
MUHAMAD FIKRI
60
8
AUDRY BELVA
33
28
MUHAMAD NURAZIS
60
9
AYU TIANA
40
29
MUJAHIDAH AZKIA
60
10
CHOIRUNNISA
40
30
NADILA
60
11
DAUD DEONALDUS
40
31
NIHAYATUL HASBI
60
12
DEWI PEBRIANI
40
32
NOVADIANTI
60
13
FAISAL FAHNUR
40
33
NURUL MISBAHUDIN
73
14
FATCHATUL M
40
34
NURUL TAUFIK
73
15
FAUZI HAMZAH
40
35
RASNI OKTAVIANI
73
16
HASIAN NUGRAHA
46
36
RENDY HIDAYAT
80
17
46
37
RISKA AMELIA
80
18
IRWAN HERMAWAN JANATUL SAIDAH
46
38
ROBI FARHAN
80
19
JESSICA VHALERIA
46
39
RULI MAHFUDI A.
80
20
KHOERO
53
40
SARAH KIRANA
80
Pada tabel di atas, nilai terendah yang diperoleh siswa kelompok kontrol adalah 26; sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelompok kontrol sebesar 80; nilai rata-rata sebesar 52,8; Standar Deviasi sebesar 126,82.
42
TABEL 4.2 DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN NO
NAMA
PRETEST
NO
NAMA
PRETEST
1
Aam Ma’rifah
26
21
Fitri Amalia
33
2
Abdul Kholid
26
22
Ilham Saifulloh
40
3
Abdu Rachman W.
26
23
Indra Permana
40
4
Adinda Indah Ayu
26
24
Jorgi Geraldin
40
5
Adinda Merisa Y.
26
25
Lilis Lusiana
40
6
Alda Fitria Melawati
26
26
M. Fauzan M.
40
7
Ananda Pratiwi
26
27
Mardotilla A.
40
8
Anita Firdaus
26
28
Midah Aryati
40
9
Ardo Nandrian
26
29
Mohamad Ridwan
40
10
Arini Yola Putri
26
30
Muhamad Al-Imro
46
11
Cindy Wulandari
26
31
Nadia Fernanda
46
12
Dela Angela
26
32
Nanda Ayu P.
53
13
Dio Prasetiawan
33
33
Nurul Fazriah
53
14
Echa Nur Alizsa
33
34
Rachmania A.
53
15
Erlina Nurul H.
33
35
Rahma Dina Putri
60
16
Fachriel Ismail
33
36
Raihan Al Farrel
60
17
Fahrizal Junaidi
33
37
Rohmatunnisah
60
18
Fariz Makarim
33
38
Salman Alfarisi
73
19
Fidella Suliati
33
39
Siti Sarah
80
20
Fikri Khoirul Anwar
33
40
Vira Nurfitriazi
80
Hasil pretest membaca intensif kelompok eksperimen, dapat dilihat berdasarkan hasil pengolahan data pretest mengenai membaca intensif dari 40 siswa dengan nilai terendah 26; sedangkan nilai tertinggi 80; hasil rata-rata 40,95; Standar Deviasi 94,42.
43
a.
a.
Data skor pretest siswa kelas kontrol 26
26
26
26
33
33
33
33
40
40
40
40
40
40
40
46
46
46
46
53
53
53
60
60
60
60
60
60
60
60
60
73
73
73
80
80
80
80
80
80
Distribusi Frekuensi Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 80 Skor terkecil = 26
b.
Menentukan Rentang (R) R = Skor terbesar – skor terkecil R = 80 – 26 = 54
c.
Menentukan banyak Kelas (i) K
= 1 + 3,3 log n = 1 + (3,3) log 40 = 1+ (3,3) (1,602) = 6,28
Daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6,28 atau dibulatkan menjadi 6.
d.
Menentukan panjang kelas (i) P
= Rentang Banyak kelas = 54 6 =9
Maka panjang kelas adalah 9.
44
4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tengh
f.xi2
Kelas
o
Interval
1
26 – 31
4
28,5
812,25
114
12996
2
32 – 37
4
34,5
1190,25
138
19044
3
38 – 43
7
40,5
1640,25
283,5
80372,25
4
44 – 49
4
46,5
2162,25
186
34596
5
50 – 55
3
52,5
2756,25
157,5
24806,25
6
56 – 61
9
58,5
3422,25
526,5
277202,25
7
62 – 67
0
64,5
4160,25
0
0
8
68 - 73
3
70,5
4970,25
211,5
44732,25
9
74 - 79
0
76,5
5852,25
0
0
6
80 – 85
6
82,5
6806,25
495
245025
2112
738774
e.
f
xi2
N
(xi)
Menentukan harga Mean (x) x=
∑
= 2112
= 52,8
40
f.
Simpangan Baku S =
.∑
2 − (∑
)2
n.( n – 1) =
40 738774 − (2112)2 40x(40 – 1)
=
f.xi
√16083,6 =
126,82
45
Membuat daftar frekuensi Tabel 4.4 Daftar Frekuensi
NO Batas
Z
Kelas
Luas
Luas Kelas
0–Z
Interval
fe
f0
fo – fe
fo -
fo - fe
fe²
²/fe
1
25,5 0,153785
0,0596
-0,0197
-0,788
4
4,788 22,93
-29,09
2
31,5 0,201104
0,0793
-0,0155
-0,62
4
4,62 21,34
-34,42
3
37,5 0,248423
0,0948
-0,0193
-0,772
7
7,772 60,40
-78,24
4
43,5 0,295741
0,1141
-0,019
-0,76
4
4,76 22,65
-29,81
5
49,5
0,34306
0,1331
0,2848 11,392
3
6
55,5 0,390379
0,1517
-0,0147
-0,588
9
9,588 91,92
-156,3
7
61,5 0,437697
0,1664
-0,018
-0,72
0
0
0
8
67,5 0,485016
0,1844
-0,0175
-0,7
3
3,7 13,69
-19,55
9
73,5 0,532334
0,2019
-0,0138
-0,552
0
0
0
10
79,5 0,579653
0,2157
a.
-8,392 70,42 6,1820
6 2
Mencari chi – kuadrat hitung (x hitung) (x2)
=∑
( fo − fe )²
= 29,09 + 34,42 +78,24 + 29,81 + 6,182 +156,3 + 19,55 = 341,29 Nilai x2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1=6–1= 5 Pada tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,070 perhitungan didapat: x2 hitung = 341,29 dan x2 tabel = 11,070 Jadi, x2 hitung > x2 tabel, artinya data berdistribusi tidak normal.
341,29
46
b.
Data skor pretest siswa kelas eksperimen
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
33
33
33
33
33
33
33
33
33
40
40
40
40
40
40
40
40
46
46
53
53
53
60
60
60
73
80
80
Distribusi Frekuensi a. Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 80 Skor terkecil = 26
b. Menentukan Rentang (R) R
= Skor terbesar – skor terkecil
R
= 80 – 26 = 54
c. Menentukan banyak Kelas (i) BK
= 1 + 3,3 log n
K
= 1 + (3,3) log n
K
= 1 + (3,3) log 40
K
= 1+ (3,3) (1,602)
K
= 6,28
Daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6,28 dibulatkan menjadi 6.
d.
Menentukan panjang kelas (i) P
= Rentang Banyak kelas = 54 = 9 6
Maka panjang kelas adalah 9.
47
4.5 Tabel Distribusi Frekuensi N0
Kelas
F
Nilai
Interva
Tengah
l
(xi)
xi2
f.xi
f.xi2
116964
1
26 – 31
12
28,5
812,25
342
2
32 – 37
9
34,5
1190,25
310,5
96410,25
3
38 – 43
8
40,5
1640,25
324
104976
4
44 – 49
2
46,5
2162,25
93
5
50 – 55
3
52,5
2756,25
157,5
24806,25
6
56 – 61
3
58,5
3422,25
175,5
30800,25
7
62 – 67
0
64,5
4160,25
0
0
8
68 - 73
1
70,5
4970,25
70,5
4970,5
9
74 - 79
0
76,5
5852,25
0
10
80 – 85
2
82,5
6806,25
165 1638
e.
Menentukan harga Mean (x) x=
∑
= 1638 40 = 40,95
f.
Simpangan Baku S =
.∑
2 − (∑
)2
n.( n – 1) =
40 414801,25 − (1638)2 40x(40 – 1)
=
√8916 = 94,42
8649
0 27225 414801,25
48
Membuat daftar frekuensi Tabel 4.6 Daftar Frekuensi
NO
Batas Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a.
Z
25,5 31,5 37,5 43,5 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5
Luas 0 Z
Luas Kelas Interval
fe
f0
0,217115
0,0832
-0,0271
-1,084
0,280661
0,1103
-0,0228
-0,912
0,344207
0,1331
-0,0223
-0,892
0,407753
0,1554
-0,0254
-1,016
0,471298
0,1808
0,3827
15,308
0,534844
0,2019
-0,0205
-0,82
0,59839
0,2224
-0,023
-0,92
0,661936
0,2454
-0,0188
-0,752
0,725482
0,2642
-0,0181
-0,724
0,789028
0,2823
fo – fe
12 9 8 2 3 3 0 1 0 2
Mencari chi – kuadrat hitung (x2 hitung) (x2) = ∑
( fo − fe )²
= 157,92 +107,72 + 88,64 +8,953 + 9,895 + 17,79 + 4,081 = 375,22 Nilai x2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan(dk) = k–1=6-1=5 Pada tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,070 Dari perhitungan didapat: x2 hitung = 375,22 dan x2 tabel = 11,070 Jadi, x2 hitung > x2 tabel, artinya data berdistribusi tidak normal.
13,084
fo - fe ²/fe
fo - fe² 171,19
-157,92
9,912
98,24 -107,72
8,892
79,06
-88,64
3,016
9,096
-8,953
-12,308
151,4
9,895
3,82
14,59
-17,79
0
0
3,069
-4,081
0
0
1,752
-375,22
49
50
49
2.
Deskripsi Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian mengenai tes membaca intensif pada pelajaran bahasa Indonesia kelompok kontrol yang terdiri dari 40 siswa dijadikan sample penelitian diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60; nilai rata-rata 72,975 ; Standar Deviasi 6.889186. TABEL 4.7 DAFTAR NILAI POSTEST KELOMPOK KONTROL No. Nama
Postest
No
Nama
Postest
1.
ABDUL KHOLIK
60
21.
KIKI NURUL FAJRI
80
2.
ADE BISMA
60
22.
LISNA KARLINA
80
3.
AGNA MAULIDI
60
23.
M.FAISYAL SIDIQ S
80
4.
AHMAD ROFIK A
60
24.
MARNI FAUZIAH
80
5.
ALDO ANGGITO
60
25.
MAULANA MALIK
80
6.
ARI OKTASA
60
26.
MOH .IRFAN S
80
7.
ARISKA
60
27.
MUHAMAD FIKRI
80
8.
AUDRY BELVA
60
28.
MUHAMAD NURAZIS
80
9.
AYU TIANA
73
29.
MUJAHIDAH AZKIA
80
10.
CHOIRUNNISA
73
30
NADILA
80
11.
DAUD DEONALDUS
73
31.
NIHAYATUL HASBI
80
12.
DEWI PEBRIANI
73
32.
NOVADIANTI
80
13.
FAISAL FAHNUR
73
33.
NURUL MISBAHUDIN
80
14.
FATCHATUL
73
34.
NURUL TAUFIK
80
15.
FAUZI HAMZAH
73
35.
RASNI OKTAVIANI
80
16.
HASIAN NUGRAHA
73
36.
RENDY HIDAYAT
80
17
IRWAN HERMAWAN
73
37.
RISKA AMELIA
80
18.
JANATUL SAIDAH
73
38.
ROBI FARHAN
80
19.
JESSICA VHALERIA
80
39.
RULI MAHFUDI AZIS
80
20.
KHOERO
80
40.
SARAH KIRANA
100
50
Sedangkan deskripsi hasil posttest pada kelompok eksperimen, dari 40 siswa dijadikan sample penelitian diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 ; Nilai rata-rata 78,4 ; Standar Deviasi 12.994673. TABEL 4.8 DAFTAR NILAI POSTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
No
Nama
Posttest
No
Nama
Posttest
1.
Aam Ma’rifah
60
21.
Fitri Amalia
80
2.
Abdul Kholid
60
22.
Ilham Saifulloh
80
3.
Abdu Rachman
60
23.
Indra Permana
80
4.
Adinda Indah Ayu
60
24.
Jorgi Geraldin
80
5.
Adinda Merisa
60
25.
Lilis Lusiana
80
6.
Alda Fitria Melawati
60
26.
M. Fauzan Maulana
80
7.
Ananda Pratiwi
73
27.
Mardotilla Angelina
80
8.
Anita Firdaus
73
28.
Midah Aryati
80
9.
Ardo Nandrian
73
29.
Mohamad Ridwan
80
10. Arini Yola Putri
73
30
Muhamad Al Imron
100
11. Cindy Wulandari
73
31.
Nadia Fernanda
100
12. Dela Angela
73
32.
Nanda Ayu Purnomo
100
13. Dio Prasetiawan
73
33.
Nurul Fazriah
100
14. Echa Nur Alizsa
73
34.
Rachmania Auliyan
100
15. Erlina Nurul H.
73
35.
Rahma Dina Putri
100
16. Fachriel Ismail
73
36.
Raihan Al Farrel
100
73
37.
Rohmatunnisah
100
18. Fariz Makarim
73
38.
Salman Alfarisi
100
19. Fidella Suliati
73
39.
Siti Sarah
100
20. Fikri Khoirul Anwar
80
40.
Vira Nurfitriazi
100
17
Fahrizal Junaidi
50
a.
a.
Data skor postest siswa kelas kontrol
60
60
60
60
60
60
60
60
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
100
Distribusi Frekuensi Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 100 Skor terkecil = 60
b.
Menentukan Rentang (R) R = Skor terbesar – skor terkecil R = 100 – 60 = 40
c.
Menentukan banyak Kelas (i) BK
= 1 + 3,3 log n
K
= 1 + (3,3) log 40
K
= 1+ (3,3) (1,602)
K
= 6,28
Daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6,28 atau dibulatkan menjadi 6.
d.
Menentukan panjang kelas (i) P
= Rentang Banyak kelas
P
= 40 6
P
= 6,6
Maka panjang kelas adalah 6,6 atau dibulatkan menjadi 7.
51
4.9 Tabel Distribusi Frekuensi No
e.
Interval Kelas
3969
31752
2 67-73
10
70
700
4900
49000
3 74-80
21
77
1617
4 81-87
0
84
0
7056
0
5 88-94
0
91
0
8281
0
6 95-101
1
98
98
9604
9604
Jumlah
40
= 72, 975
Simpangan Baku 2 − (∑
)2
n.( n – 1) =
f.xi²
504
40
.∑
xi²
63
∑
S =
f.xi
8
= 2919
f.
xi
1 60-66
Menentukan harga Mean (X) x=
f
40 214865 − (2919)2 40x(40 – 1)
=
√47,46089744
=
6.889186
2919
5929 124509
214865
52
Membuat daftar frekuensi TABEL 4.10 DAFTAR FREKUENSI
No Batas Kelas 59,5 1 2 65,5 3 71,5 4 77,5 5 83,5 6 89,5 7 95,5
a.
Z -0,0550505 -0,0348485 -0,0146465 0,0055556 0,0257576 0,0459596 0,0661616
Luas 0 Luas kelas fe Fo f0 –fe fo - fe ² -Z interval 0,0199 0,0079 0,316 8 7,684 59,0439 186,8476 0,012 0,008 0,32 0 0 0 0 0,004 0,004 0,16 10 9,84 96,8256 605,16 0 0,008 0,32 21 20,68 427,662 1336,445 0,008 -0,008 -0,32 0 0 0 0 0,016 -0,0119 -0,476 0 0 0 0 0,0279 1 2128,45
Mencari chi – kuadrat hitung (x2 hitung)
(x2)
=∑
fo - fe ²/fe
( fo − fe )
=
186,84 + 605,16 + 1336,4
=
2128,45
Nilai x2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k –1=6-1=5 Pada tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,070
Dari perhitungan didapat: x2 hitung = 2128,45 dan x2 tabel =11,070 Jadi, x2 hitung > x2 tabel, artinya data berdistribusi tidak normal.
53
b.
a.
Data skor postest siswa kelas eksperimen
60
60
60
60
60
60
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Distribusi Frekuensi Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 100 Skor terkecil = 60
b.
Menentukan Rentang (R) R = Skor terbesar – skor terkecil R = 100 – 60 = 40
c.
Menentukan banyak Kelas (i) BK
= 1 + 3,3 log n = 1 + (3,3) log 40 = 1+ (3,3) (1,602) = 6,28
Daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 6,28 atau dibulatkan menjadi 6 d.
Menentukan panjang kelas (i)
P
= Rentang Banyak kelas = 40
= 6,6
6 Maka panjang kelas adalah 6,6 atau dibulatkan menjadi 7.
54
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi
No
e.
Kelas Interval
f
xi
f.xi²
6
63
378
3969
23814
2 67-73
13
70
910
4900
63700
3 74-80
10
77
770
5929
59290
4 81-87
0
84
0
7056
0
5 88-94
0
91
0
8281
0
6 95-101
11
98
1078
9604
105644
Jumlah
40
∑
= 3136
= 78,4
40
f.
xi²
1 60-66
Menentukan harga Mean (x) x=
f.xi
Simpangan Baku
S =
.∑
2 − (∑
)2
n.( n – 1) =
40 252448 − (3136)2 40x(40 – 1)
=
√168,8615385
=
12.994673
3136
252448
55
Membuat daftar frekuensi Tabel 4.12 Daftar Distribusi fo - fe No Batas Z Luas Luas kelas fe fo f0 –fe fo - fe ² ²/fe Kelas 0-Z interval 59,5 -0,0818758 1 0,0319 0,012 0,48 6 63,48 5,52 30,4704 2 65,5 -0,0588122 0,0199 0,0079 0,316 0 -0,316 0,099856 0,316 3 71,5 -0,0357486 0,012 0,008 0,32 13 12,68 160,7824 502,445 4 77,5 -0,012685 0,004 0,008 0,32 10 9,68 93,7024 292,82 5 83,5 0,0103786 0,004 -0,008 -0,32 0 0,32 0,1024 -0,32 6 89,5 0,0334422 0,012 -0,0079 -0,316 0 -0,316 0,316 0,099856 11 7 95,5 0,0565059 0,0199 858,425
a.
Mencari chi – kuadrat hitung (x2 hitung) (x2) = ∑
( fo − fe )²
= 63,48 + 0,316 + 502,445 + 292,82 + 0,32 + 0,316 = 858,425 Nilai x2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 =6-1=5 Pada tabel chi-kuadrat didapat, X2 tabel = 11,070
Dari perhitungan didapat: x2 hitung =858,425 dan x2 tabel =11,070 Jadi, x2 hitung > x2 tabel, artinya data berdistribusi tidak normal.
56
3. Data Hasil Angket Pada tabel di bawah ini, merupakan respon siswa kelas eksperimen yang telah diberikan metode kooperatif jigsaw.
Tabel 4.13
No
Pertanyaan
Penilaian Ya
1.
Apakah kamu menyukai pembelajaran bahasa Indonesia denagan 95%
Tidak 5%
menggunakan metode kooperatif jigsaw? 2.
Apakah metode belajar ini sesuai dengan materi membaca intensif?
90%
10%
3.
Apakah kamu kesulitan memahami materi membaca intensif dengan 10%
90%
menggunakan metode kooperatif jigsaw? 4.
Apakah pembelajaran membaca intensif dengan metode jigsaw 90%
10%
membuat kamu semangat mengikuti pembelajaran? 5.
Apakah kamu merasa jenuh dengan pembelajaran ini?
15%
85%
6.
Apakah
materi 90%
10%
Apakah kamu memahami pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik 90%
10%
kamu
mendengarkan
saat
guru
menjelaskan
pembelajaran? 7.
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw?
8.
Apakah kamu membuat catatan selama pembelajaran bahasa Indonesia 20%
80%
berlangsung? 9.
Apakah kamu aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia 85%
15%
dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw? 10.
Apakah masih ada materi yang belum dipahami setelah menggunakan 20% metode kooperatif jigsaw?
80%
57
57
Dari data tabel 4.13, mengenai respon siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw mendapatkan 95% siswa menyukai pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw dan 5% siswa tidak menyukai pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Namun hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa menyukai pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode jigsaw. Para siswa berpendapat bahwa metode kooperatif jigsaw sangat sesuai dengan materi membaca intensif dengan persentase sebesar 90%, dan 10% siswa berpendapat bahwa metode kooperatif jigsaw tidak sesuai dengan materi membaca intensif. Banyak siswa tidak merasa kesulitan memahami materi membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw dengan persentase 90%. Hanya 10% siswa yang masih merasa kesulitan memahami materi membaca intensif dengan menggunakna metode kooperatif jigsaw. Maka dari itu siswa termotivasi mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan persentase sebesar 90%, dan 10% siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siawa MTs. Al-Mujahidin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw. Persentase siswa yang tidak merasa bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw sebesar 85%, sedangkan 15% siswa merasa bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw.
Persentase 90% menunjukkan bahwa siswa memahami
pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw. Dan persentase sebesar 85% menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode
kooperatif jigsaw mampu
membuat siswa merasa senang mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.
58
Saat guru berada di kelas 90% siswa mendengar ketika guru menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Namun 10% siswa tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan pelajaran bahasa Indoesia di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Dengan persentase yang sama yaitu 90% siswa memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw, sedangkan 10% siswa tidak memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif menggunakan metode kooperatif jigsaw. Walaupun ada 10% siswa yang tidak memahami pelajaran bahasa Indonesia tetapi sebagian besar siswa MTs. Al-Mujahidin memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif menggunakan metode kooperatif jigsaw. Ada 20% siswa yang tidak membuat catatan selama pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung dan 80% siswa membuat catatan selama pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar memperhatikan pembelajaran bahasa Indonesia ketika berlangsung, maka dari itu sebagian siswa membuat catatan. Dengan persentase 85% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw dan 15% siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa saling berkompetisi mengungkapkan pendapatnya mengenai pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Selanjutnya dengan persentase 80% siswa memahami materi bahasa Indonesia setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw, hanya 20% siswa yang belum memahami materi bahasa Indonesia menggunakan metode kooperatif jigsaw. Pada persentase 80% di atas, menunjukkan bahwa metode kooperatif jigsaw dapat membuat siswa memahami pelajaran bahasa Indonesia.
59
59
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data berdasarkan hipotesis yang telah diajukan sebagai berikut : 1.
Uji Hipotesis
a.
Uji kesamaan hasil rata-rata hasil pretest Pengujian
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
ada
peningkatan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol. Untuk pengajuan tersebut diajukan hipotesis berikut : Ho = Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ha = Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian
hipotesis
tersebuat
akan
diuji
dengan
menggunakan rumus uji-t, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika –ttabel < thitung maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika –thitung < ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Tabel 4.14 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest Keterangan
Kelompok
Kelompok
Kontrol
Eksperimen
Jumlaha sampel
40
40
x
52,8
40,9
S
16078,24
8915,1364
t-hitung
-0,483
-0,483
t-tabel
1,663
1,663
2
60
Dari perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,483 dan ttabel 1,663 hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung berada di daerah penerimaan Ho, yaitu ttabel < thitung atau 1,663 < 0,483. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan antara skor rata-rata tes awal (pretest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. n1
= 40
x1
40,9
=
S1
2
=
8915,1364
n2
= 40
x2
=
S22
=
52,8 16078,24
Untuk pengujian hipotesis menggunakan rumus : t=
x1 – x2 dan Sg = √(n1- 1) S12 + (n2-1)S22 Sg √1 + 1 n1
n1+n2 -2
n2
keterangan : Sg = √(n1- 1) S12 + (n2-1)S22 n1+n2 -2 = √347690,3196+ 627051,36 78 = √974741,6796 78 = √12496,6882 = 111,78
61
Sehingga : t=
x1 – x2 Sg √1 + 1 n1
n2
= 40,9 – 52,8 111,78 √1 + 1 40 40
= -11,9 111,78 . 0,22
= -11,9 24,60
= -0,483
Menentukan harga tabel, yaitu:
ttabel untuk (dk) = (n1+n2 - 2) = 40 + 40 – 2 = 78
dengan α = 0,05 di dapat = 1,663
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung di daerah penerimaan Ha, yaitu – thitung < ttabel atau -0,483 < 1,663. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukan ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor tes awal (pretest) kelompok eksperimen dan kontrol.
62
b.
Uji kesamaan rata-rata hasil posttest
Pengujian
dilakukan
untuk
mengetahui
adanya
peningkatan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol.
Untuk pengajuan tersebut diajukan hipotesis berikut :
Ho = Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha = Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pengujian
hipotesis
tersebuat
akan
diuji
dengan
menggunakan rumus uji-t, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.15 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest
Keterangan
Kelompok
Kelompok
Kontrol
Eksperimen
Jumlaha sampel
40
40
x
72,957
78,4
S
47,46
168,86
t-hitung
0,081
0,081
t-tabel
1,663
1,663
2
63
Dari perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 1,50 dan t
tabel
1,64 hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung berada di daerah penerimaan Ha, yaitu thitung < ttabel atau 1,50 < 1,64. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara skor rata-rata tes akhir (posttest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. n1
= 40
x1 S1
78,4
= 2
=
168,86
n2
= 40
x2
= 72,957
S22
=
47,48
Untuk pengujian hipotesis menggunakan rumus : t=
x1 – x2 dan Sg = √(n1- 1) SD12 + (n2-1)SD22 Sg √1 + 1 n1
n1+n2 -2
n2
keterangan : Sg = √(n1- 1) SD12 + (n2-1)SD22 n1+n2 -2 Sg = √(40-1) 168,86 + (40-1) 47,46 40+40-2 Sg = √ 6585,54 + 1850,94 78 Sg= √8436,48 78 = √108,16 = 10,4
64
Sehingga :
t=
x1 – x2 Sg √1 + 1 n1
n2
t = 78,4 - 72,957 10,4 √1 + 1 40 40
t = 5,443 10,4 . 0,22
t = 5,443 3,628
t = 1,50
Menentukan harga tabel ttabel untuk (dk) = (n1+n2 - 2) = 40 + 40 – 2 = 78 dengan α = 0,05 di dapat = 1,64
Dari hasil pengujian menunjukan bahwa thitung di daerah penerimaan Ha, yaitu –thitung < ttabel atau 1,50 < 1,64. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukan ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor tes akhir (posttest) kelompok eksperimen dan kontrol.
65
2.
Analisis Data Hasil Angket
Berdasarkan hasil angket mengenai respon siswa terhadap membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw, maka dapat dianalisis bahwa siswa sangat menyukai pembelajaran ini dan menjadi mudah memahami materi membaca intensif, atau siswa tidak merasakan kesulitan dalam hal membaca intensif. Siswa sangat semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, aktif dan dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Hanya sebagian siswa yang merasa masih ada materi yang belum dipahami setelah pembelajaran ini dilakukan dan 20% siswa cenderung malas untuk menggunakan metode kooperatif jigsaw pada materi kegiatan berlangsung. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa penggunaan metode kooperatif jigsaw pada siswa sangat efektif, karena membuat siswa semangat belajar, aktif dan merasa mudah memahami materi pelajaran. C. Interpretasi Data Dilihat dari hasil tes yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 40,95 dan kelompok kontrol sebesar 52,8. Adapun hasil tes pembelajaran (posttest) diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 78,4 dan kelompok kontrol 72,975. Dari
hasil
analisis
tampak
adanya
peningkatan
membaca
dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada sub pokok membaca intensif. D. Pembahasan Model kooperatif jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang menerapakan metode diskusi dalam dua tahap. Pada diskusi tahap pertama, siswa dibentuk kelompok sesuai karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal yang pada awalnya masing-masing anggota kelompoknya bekerja individual sesuai tugas yang diberikan.
66
Sedangkan diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa dari kelompok asal yang membahas materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk merumuskan materi yang ditugaskan. Dalam pembelajaran menggunakan metode kooperatif jigsaw dalam subpokok bahasan membaca intensif pada kelompok eksperimen, siswa menjadi lebih termotivasi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang selama proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif jigsaw menjadikan siswa menguasai dan memahami konsep wacana dalam menjawab semua soal yang diberikan. Semua itu dapat menumbuhkan pengalaman yang menarik bagi siswa
dalam
pembelajaran
bahasa
indonesia
dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw. Berbeda dengan kelompok kontrol yang selama proses pembelajaran hanya berjalan seperti biasa, yaitu tanpa menggunakan metode kooperatif jigsaw, nilai yang dicapai oleh kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen. Walaupun kelompok kontrol mengalami peningkatan yang lebih dari eksperimen, namun kelompok eksperimen sudah menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw dapat meningkatakan hasil pembelajaran. Adapun respon siswa
terhadap pembelajaran yang menggunakan
metode kooperatif jigsaw sangat positif. Hal ini didukung oleh keadaan psikologis siswa yang memiliki kecendrungan belajar diskusi. Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran tersebut. Siswa merasa mudah memahami pelajaran, aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memiliki semangat belajar yang tinggi ketika kegiatan berlangsung.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan secara umum bahawa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw meningkat secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperiman pada materi membaca intensif, yaitu :
1. Kemampuan membaca intensif siswa MTs. Al-Mujahidin Cikarang masih rendah, dikarenakan belum menggunakan metode kooperatif jigsaw. 2. Adanya peningkatan membaca intensif dengan menggunakkan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
metode
kooperatif
jigsaw
efektif
di
dalam
meningkatkan keterampilan membaca intensif.
B.
Saran
Berdasarkan penelitian ynag telah dilakukan, maka ada hal yang disarankan kepada peneliti selanjutnya, yaitu:
68
1. Dapat
mengembangkan
dan
memodifikasi
membaca intensif menggunakan metode
kembali
dalam
kooperatif jigsaw
sehingga lebih meningkatkan pemahaman membaca siswa. 2. Dalam metode pembelajaran bahasa Indonesia, gunakanlah metode kooperatif jigsaw, agar mudah dipahami oleh siswa. 3. Untuk para guru bidang study bahasa Indonesia harus mencoba metode kooperatif jigsaw di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif.
69
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, 2010. Asep dan Sudarmawati. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2. Jakarta: Pusat Pembukuan, 2008. Berdiati Ika. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem. Bandung: Sega Arsy, 2010. Cahyani dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007. Hartati Sri. Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs. Kelas
VII. Solo: CV Dino
Mandiri, 2011. Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Jennings Frank G. This Is Reading. New York: Teacher College Press, 1965.
Mulyati dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Mulyani Yeti. Keterampilan Berbahasa SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Ratna dan Rindi. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Solo: CV Dino Mandiri, 2006.
Samsudin dan Damaianti. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2006. Slavin Robert E. Cooperative Learning. Bandung: Pustaka Setia, 2009. Subyakto dan Nababan. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pustaka Utama, 1993. Sukini dan Iskandar. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Surakarta: PT Widya Duta Grafika, 2005.
Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Sunarti dan Maryani. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMP. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007. Suryandaru Anindita. Bahasa dan Sastra 3. Semarang: CV Aneka Ilmu, 2007.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Yunus Mohamad dkk. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.