SISTEM INFORMASI DATA TERPADU DI WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG - SUMATERA SELATAN Hutrianto, Firamon Syakti Universitas Bina Darma, Palembang Pos-el:
[email protected] /
[email protected],
[email protected]
Salah satu bidang yang perlu ditangani lebih seksama adalah masalah sistem data terpadu yang merupakan salah satu bidang kerja utama (core business) bagi Pengadilan Tinggi Agama Palembang. Bagaimana pengelolaan sistem data terpadu menjadi permasalahan yang sangat kompleks apabila hanya ditangani secara konvensional. Pengelolaan sistem akan menjadi lebih efektif dengan adanya penggunaan teknologi informasi, yaitu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Data Terpadu (SIADPA) berbasis web. Kata kunci : Sistem Informasi Data Terpadu, Pengadilan Tinggi Agama Palembang
1. PENDAHULUAN Pengadilan Tinggi Agama Palembang adalah merupakan salah satu dari instansi milik Pemerintahan dibawah naungan Mahkamah Agung. Transformasi yang terjadi dalam Pengadilan Tinggi Agama tentunya membawa konsekuensi pada perlunya peningkatan dan pengembangan dalam pengelolaan institusi ini. Pemanfaatan dalam sebuah teknologi Informasi dalam pengelolaan lembaga ini sangat diperlukan agar pengelolaan terhadap institusi ini lebih efektif dan efisien. Sebelumnya proses pengolahan data di Pengadilan Agama (PA) baik di kota/kabupaten yang berada wilayah kerja Pengadilan Tinggi Agama Palembang masih menggunakan sebuah aplikasi Microsoft Excell dalam pengolahan datanya. Hasil dari pengolahan data tersebut di cetak dan dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Agama melalui email untuk di hitung kembali sehingga data yang diterima oleh Pengadilan Tinggi Agama menjadi banyak dan mengalami kesusahan untuk memilah-milah data dari masing-masing Pengadilan Agama dari tiap kabupaten tersebut. Keberadaan sistem informasi data terpadu itu sendiri sangatlah penting, karna dengan ada aplikasi tersebut Pengadilan Tinggi Agama Palembang dapat mengetahui berapa jumlah total perkara keseluruhan yang ada di masing-masing wilayah satuan kerja Pengadilan Agama baik kota/kabupaten , mengetahui berapa nilai statistic baik perkara yang diterima dan diputus wilayah Pengadilan Agama Kabupaten/Kota, mengetahui nilai dari factor-faktor penyebab perceraian diwilayah Pengadilan Agama Kabupaten/Kota masing-masing dan informasi lainnya. Sistem informasi data terpadu dalam proses pengembangannya menggunakan metode web enginering dimana metode tersebut digunakan sebagai acuan pengembangan sistem informasi. Menurut (Turban, Mc Lean, and Wetherbe:1999) Web engineering sendiri memiliki tahapan sebagai berikut: 1. Formulasi (formulation) : Kegiatan yang berfungsi untuk merumuskan tujuan dan ukuran dari aplikasi berbasis web serta menentukan batasannya sistem. 2. Perencanaan (planning) : Kegiatan yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya proyek pembuatan aplikasiini, estimasi juml pengembang, waktu pengembangan, evaluasi resiko
pengembangan sebuah proyek, dan mendefinisikan jadwal pengembangan untuk versi selanjutnya (jika diperlukan) 3. Analisis (analysis) : Kegiatan untuk menentukan persyaratan – persyaratan teknik dan mengidentifikasi informasi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web 4.
Rekayasa (engineering) : Terdapat dua pekerjaan yang dilakukan secara paralel, yaitu mendesain sebuah isi informasi dan desain arsitektur web.
5. Implementasi (page generation) & pengujian (testing) : Suatu kegiatan untuk mewujudkan desain menjadi website. Teknologi yang digunakan tergantung sesuai kebutuhan yang telah dirumuskan pada tahap proses analisis. Pengujian dilakukan setelah proses implementasi kegiatan selesai dilaksanakan. Pengujian meliputi parameter yang akan menentukan standar aplikasi berbasis web yang selesai dibuat. Tahap pengujian merupakan sebuah proses untuk menguji aplikasi berbasis web yang telah selesai dibuat.
6. Evaluasi oleh konsumen (customer evaluation) : Suatu kegiatan akhir dari siklus proses rekayasa web, akan menentukan apakah web yang telah selesai dibuat tersebut sesuai dengan yang inginkan. Jika aplikasi web ini belum sesuai dengan kehendak mereka, maka proses rekayasa web terus dilakukan kembali dan dimulai lagi dari tahap formulasi untuk versi berikutnya.
2. PEMBAHASAN Sistem informasi data terpadu ini telah dikembangkan dengan menggunakan metode pengembangan sistem web engginering. Setelah melakukan tahap formulation, planning, analysis, engineering, implementation & testing dan customer evaluation deployment maka yang dihasilkan yaitu perancangan basis data, perancangan proses serta antar Sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang . Basis Data Sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang Basis Data adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, yang diatur dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan untuk diambil kembali (Mc Leod : 2001:16-17), dimana basis data tersebut akan digunakan pada saat implementasi sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang. Basis data tersebut terdiri dari sebelas (11) tabel, dimana tabel tabel tersebut nantinya akan saling terkait satu sama lain. Berikut adalah rancangan basis data implementasi sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang :
Gambar 2.1 Basis Data sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang
Use Case Diagram Pengunjung Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system yang ditekankan dalam proses halannya sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem (Rosa:2011:157). Bentuk dari use case diagram untuk pengunjung sebagai berikut:
Gambar 2.2 Use Case Diagram sistem informasi data terpadu Pengadilan Tinggi Agama Palembang
Hasil dari perancangan Sistem informasi data terpadu di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL. Untuk menjalankan aplikasi tersbut harus menggunakan browser Internet Explorer atau Mozilla Firexfox
Gambar 2.4 Menu Utama
Pada Gambar 2.4 diatas adalah merupakan menu utama yang dapat digunakan oleh Pengadilan Agama dilingkungan PTA Palembang.
Gambar 2.5 Laporan LI PA 8 Gambar 2.5 diatas menggambarkan antar muka dari porses input data untuk laporan LI.PA8 dimana pada laporan ini terdapat kolom pengisian yang terdiri atas Jenis Perkara Data Sisa Bulan Lalu, Diterima Bulan Ini, Jumlah, Dicabut, Dikabulkanm Ditolak, Tidak Diterima, Digugurkan, Dicoret dari register, Banding, Kasasi dan Keterangan.
Gambar 2.6 Satatistik Perkara Diterima Laporan ini menjelaskan jumlah perkara yang diterima dari masing-masing Pengadilan Agama yang ada dilingkungan kerja Pengadilan Tinggi Agama Palembang. Hasil dari laporan yang disampaikan secara otomatis akan terekap secara otomatis sesuai dengan jenis perkara yang diterima dari masing-masing Pengadilan Agama.
3. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Sistem informasi data terpadu ini adalah salah satu cara Pengadilan Tinggi Agama Palembang untuk memetakan jumlah perkara yang diterima/diputus dari masing-masing Pengadilan Agama Kabupaten/Kota. 2. Pendataan yang ada pada sistem informasi data terpadu ini ini meliputi data perkaraa yang masuk dan diterima, factor-faktor penyebab perkara dan lain sebagainya.
4. DAFTAR PUSTAKA Jogiyanto, HR, 1999, Analisis & Desain, Andi, Yogyakarta Raymond Mc Leod, Jr. 2001, Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2, Prenhallindo. Jakarta Rosa, 2011, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur & Berorientasi Objek, Modula, Bandung Sutanta, Edhy, 2004, Sistem Basis Data, Graha Ilmu, Yogyakarta Turban, Mc Lean, and Wetherbe, 1999, Information Technology for Management, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc.