Sekretariat Negara Republik Indonesia
Sambutan Presiden RI pd Munas VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradis, Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
MUSYAWARAH NASIONAL VII GABUNGAN PENGUSAHA JAMU DAN OBAT TRADISIONAL INDONESIA TAHUN 2015
DI
ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 25 MEI 2015
Â
Bismillahirahmanirrahim,
Â
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Selamat siang, Salam sejahtera bagi kita semua,
Â
Yang saya hormati seluruh Menteri Kabinet Kerja yang hadir,
Yang saya hormati Ketua DPP Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Bapak Charles Hairan, serta Bapak-Ibu, Hadirin yang berbahagia,
Â
Saya kira Bapak-Ibu semuanya tahu, saya adalah peminum jamu yang rutin. Rutin loh, ya bukannya waktu diajak Pak Charles aja minum, ndak. Saya sudah lebih dari 17 tahun minum temulawak jahe setiap pagi. Rutin, tidak pernah, rutin dan tidak pernah kosong. Selalu saya minum. Jadi, tapi buat sendiri, buat sendiri. Jadi, beli di pasar, tumbuk, diseduh, minum. Rutin. Dan, sudah saya sampaikan kepada siapa pun bahwa itu memberikan efek yang sangat terasa, sebelum dan setelah.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Setelah minum, jadi setelah 17 tahun ke sini, apa ya, nggak ada capek gitu, nggak ada capek. Setelah minum itu nggak ada capek. Dan, setelah saya cek, betul, temulawak itu ada curcuma dan itu bisa memperbaiki fungsi liver dan fungsi-fungsi pencernaan yang lain. Katanya, saya juga hanya membaca saja. Dan, saya rasakan benar.
Â
Kemudian, temulawak campur jahe. Kalau jahe ngefeknya tahu apa? Kalau saya anget gitu, ke badan anget. Tapi apa yang saya rasakan juga ke sisi perut juga lebih, juga lebih enak. Hanya saya memang belum, belum, saya ngomong apa adanya, belum pernah secara rutin minum jamu produk dari Bapak-Ibu semuanya. Saya ngaku apa adanya karena belum pernah ada yang ngirim ke saya. Ya kalau ada yang ngirim pasti saya coba, nggak ada yang ngirim gimana saya. Coba yang kira-kira membuat apa gitu loh, membuat cerah atau membuat.
Â
Jadi, sekali lagi saya termasuk penggemar jamu, dan karena ini merupakan warisan budaya kita. Saya kira secara serius kita harus betul-betul berani mengembangkan jamu ini sebagai sebuah produk yang memberikan brand, yang memberikan citra, yang memberikan sebuah image dan persepsi bahwa jamu itu Indonesia. Indonesia itu, Â jamu. Harus, harus berani membangun brand itu.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Tetapi memang yang saya tanyakan kepada negara-negara yang lain kenapa produk-produk kita banyak yang belum bisa masuk ke mereka. Memang di dunia mana pun yang berkaitan dengan minuman, makanan, maupun kesehatan itu memang proteksinya, barrier-nya memang sangat ketat dan sangat berat. Inilah saya kira yang harus dipikirkan agar produk-produk ini bisa dikenalkan. Saya kira kalau produk-produk jamu yang berkaitan dengan aroma terapi, dengn spa gitu agak lebih mudah. Tetapi yang untuk diminum ini yang banyak saya kira mengalami kendala di lapangan.
Â
Mengenai tadi yang disampaikan Pak Charles masalah bahan baku produk, bukan buat saya, ke pemerintah. Saya kira bukan sesuatu yang sulit untuk dikembangkan. Ini hanya masalah niat dan kemauan mana yang kekurangan, sampaikan. Misalnya temulawaknya harga naik berarti harus diperbanyak produksinya, apalagi jahe. Kemudian cabe jawa, ada lagi tadi loh yang, kunyit juga. Saya kira itu apa, bukan sebuah produk yang sulit untuk dikembangkan, gampang sekali.
Â
Banyak orang yang membayangkan, bahwa sawah kita ini akan semakin susut dan produksi nanti akan semakin berkurang dan jatuh ke angka-angka yang menyulitkan. Tetapi setelah saya lihat, ternyata memang negara kita ini masih banyak sekali lahan yang belum dimanfaatkan. Contoh saja sudah saya sampaikan mungkin lebih dari tiga kali, di Merauke ini hanya satu kabupaten. Ada lahan 4,6 juta hektar, bukan meter persegi, hektar, yang itu kalau ditanam padi itu sudah, sudah ditanami padi kurang lebih 5000 hektar. Sudah bertahun-tahun, dan cocok, dan menghasilkan produk satu hektar, 8 ton. Kalau dikalikan, 8 ton kali 4,6 juta. Berapa sekali panen? Hampir 35 juta ton sekali panen. Dua kali panen berapa? 70 juta ton. Tiga kali panen berapa? 105 juta ton. Padahal sekarang produksi nasional kita kurang lebih 60-70 ton, hanya satu kabupaten.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Padahal di sekitar kabupaten Merauke ada 4 kabupaten yang juga mempunyai kurang dan lebih kondisinya sama. Artinya apa? Memang memerlukan keputusan dan memerlukan back up pemerintah. Saya tanyakan kenapa orang tidak menanam padi di situ? Saya dijawab . Pak, pelabuhannya belum siap.Pak, jalannya ke sana juga belum ada.
Â
Ini tugasnya pemerintah, beritahu. Tapi setelah saya melihat ke sana dari Jakarta- Jayapura, Jayapura ke Merauke, Merauke masih, lewat darat lagi dua jam ke Wapeko. Itu bukan sesuatu yang sulit untuk dilaksanakan oleh pemerintah, membuat jalan, membuat pelabuhan, bukan sesuatu yang sulit. Tapi goal-nya apa, tujuannya apa? Ini juga sama dengan tadi produk-produk, dampak bahan mentah untuk produksi jamu.
Â
Apa? Saya perhutani, mempunyai berapa perhutani, indotani, mempunyai berapa juta hektar yang bisa ditanam tumpang sari. Di antara itu kenapa tidak dilakukan? Inilah saya kira yang perlu disambungkan sehingga kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri, utamanya industri jamu betul-betul tersuplai dengan baik. Baik untuk produksi sendiri maupun mungkin alat materialnya, bahan mentahnya bisa dipakai untuk komoditas yang lain, kosmetik dan lain-lain.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ini hanya belum disambung saja. Kalau sudah ketemu seperti ini pasti ada yang mau bisikin saya, Pak, mestinya di sana itu ditanami temulawak, Pak. Saya cek, saya selalu cek lapangan. Oh bener. Langsung saya putuskan. Seperti di Merauke tadi, begitu saya masuk ke Wapeko. Dah, saya langsung putus. Tahun ini harus dimulai. 3 tahun harus bisa diselesaikan. Sehingga ada cadangan yang melimpah beras bagi kita. Ya itu menjadi alat juga, ketahanan pangan, kedaluatan pangan kita. Sama seperti tadi yang disampaikan Pak Charles, kekurangan itu bisa kita, karena memang lahan kita masih berpuluh juta yang bisa dipakai untuk ditanami hanya yang daerah mana yang cocok untuk apanya yang menentukan itu. Ini yang belum kita lakukan.
Â
Untuk itu ke depan pemerintah harus menciptakan sebuah idiomsa yang baik, yang kondusif bagi industri jamu dan obat tradisional. Saya nanti akan minta masukan kepada Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional. Apa sebetulnya? Kita jalannya seperti apa ke depan? 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 100 tahun ke depan seperti apa? Harus disiapkan peta jalannya.
Â
Kemudian juga, regulasi-regulasi. Pengumuman regulasi yang terkait dengan baik dengan pembinaan, dengan pengawasan industri jamu dan obat tradisional. Itu harus memberikan dukungan pada industri jamu apa yang kurang? Apa yang harus diperbaiki? Tolong saya diberikan input masukan.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kemudian, yang berkaitan dengan kebijakan ekspor bahan baku jamu, diperlukan atau tidak? Kalau kondisinya kurang apa yang harus dilakukan? Kalau sudah melimpah apa yang harus dilakukan? Karena saya kira yang tahu masa-masa itu adalah Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semuanya. Dan tugas pemerintah, baik di Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan juga termasuk di dalamnya Kementerian Pariwisata, sehingga Pak Menteri Pariwisata hadir itu karena ini juga bisa menjadikan sebuah produk yang berkaitan dengan kepariwisataan Indonesia. Juga paten, masalah hal-hal yang berkaitan dengan paten, ini harus juga terus-menerus dikerjakan. Jangan ada yang klaim nanti negara yang lain megenai industri jamu yang kita produksi.
Â
Jadi, semua tantangan dalam pengembangan industri jamu dan obat tradisional ini bisa dilakukan kalau pemerintah dan pelaku-pelaku sektor riil di industri ini bekerja sama memberikan informasi, saling bersinergi, sehingga percepatan dari setiap hambatan sektor riil yang ada itu bisa dicarikan solusi untuk keuntungan industri jamu dan pekerja dan juga untuk pemerintah dan negara.
Â
Akhirnya dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional 2015, saya nyatakan resmi dibuka.
Â
Terima kasih. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Wassalamualaikum warrahmatullahi waabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 15 March, 2017, 10:43