Vol.7.II.2017
1
2
Vol.7.II.2017
Salam Redaksi
Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi satu Itulah Indonesia Indonesia tanah airku Aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku Tanah airku Indonesia
Demikian sekelumit lirik lagu Nasional yang berjudul Dari Sabang sampai Merauke. Bila kita telisik lebih dalam, tergambarkan sekali bahwa Negara kita kaya akan pulau-pulau dan laut yang terbentang luas dari barat ke timur. Kesemuanya terbingkai indah dalam satu kesatuan yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Potensi inilah yang dapat digali secara terusmenerus melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Potensi yang dimiliki di Indonesia di bidang kemaritiman akan membantu meningkatkan daya saing bangsa dalam kancah persaingan global. Dalam edisi kedua pada tahun 2017 ini Kami akan banyak mengulas dan menampilkan beberapa inovasi yang hadir dalam bidang kemaritiman. Sekaligus pada edisi kali ini pula Kami akan memusatkan perhatian pada pagelaran yang menjadi salah satu momen besar bagi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yaitu Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang akan dilangsungkan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dimana kemaritiman menjadi tema yang diangkat pada tahun ini. Ulasan lengkap tentang
Hakteknas ke-22 ini akan tersaji dalam beberapa rubrik yang dikemas lebih segar dan mudah dicerna oleh para pembaca yang budiman. Dalam Nawacita yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo, kemaritiman menjadi salah satu bidang yang akan terus dikembangkan dalam hal teknologi maupun pemanfaatannya. Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam laman resmi Presiden RI tentang pilar poros maritim kesatu dan kedua, “Sebagai Negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya, sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengelola samudera kekayaan maritim Kami akan digunakan sebesarsebesarnya untuk kepentingan rakyat Kami”. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan terus mendukung proses pengembangan pada bidang yang dekat dengan bangsa Indonesia ini. Kami akan menampilkan terus inovasi anakanak bangsa pada bidang ini lewat tulisan, lensa dan gambaran nyata dukungan Kami untuk memompa semangat di bidang kemaritiman, sehingga Indonesia menjadi Negara poros maritim.
Vol.7.II.2017
3
Daftar Isi
6
Kabar
Volume 7 | II | 2017
Pelindung
Mohamad Nasir
Pembina
Ainun Na`im
Penanggung Jawab Nada Marsudi
Tarik Tali Kapal, Menristekdikti Luncurkan Resmi Rangkaian Kegiatan Haktenaske – 22
148.066 Peserta Lulus SBMPTN 2017
Pimpinan Redaksi Wawan Bayu Prasetya
Redaktur Pelaksana Doddy Zulkifli
Penyunting Naskah
Dinna Handini, Yoggi Herdani, Firman Hidayat
Penulis
Satya Herlina, Suryo Boediono, Lalang Saksono, Indriyani
Distribusi M.S Fajri
8
Tokoh
Agus Cahyadi, PNS Penemu 25 Paten Manufaktur Perikanan
Fotografer
Fatimah Larasati Ifan F. Harijanto Ardian Syaputra
Kontributor
Syarief Citra Larasati S. Sundari Neneng Zubaidah Rini Suryati
Sekretariat
Winda, Nita Nurita, Wicky B.P
Alamat Redaksi
Bagian Publikasi dan Dokumentasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publlik Setjen Kemenristekdikti Gedung. D Lt.8, Jl. Jendral Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta
10
Denny Nugroho Mencintai Mangrove Dengan Sepenuh Hati
Laporan Utama
12 HAKTEKNAS ke-22 Bangkitkan Lagi Kejayaan Maritim Indonesia dari Tanah Bugis
Setiap Tahun Harus Ada Inovasi Nasional Layout dan Grafis
Boni Agusta, Widiasmi Pangestika, Ageng Prasetyo Nomor ISSN : 2502-7344 SK ISSN : 0005.25027344/Jl.3.1/SK.ISSN/2016.03
4
Vol.7.II.2017
18
16
PENS Ciptakan PRIMO dan Laboratorium Bongkar Muat Pelabuhan
Daftar Isi
20
Aktual
24
Ragam
Mendorong Masyarakat Mengetahui Arti Penting Pengembangan Teknologi
Makassar, Kota Maritim Tua yang Tak Lekang oleh Zaman
34
Rana
26
Feature
Kapal Pelat Datar
Teknologi Microbubble Generator
40
Sosok
28
BPPT Harus Jadi Gudangnya Inovasi
eFishery Teknologi Pakan Ikan
42
Keseriusan BPPT Dukung Percepatan Agenda Poros Maritim
Opini
30 Kontribusi Ketahanan Kelautan dan Daya Saing Maritim Dari Kampus
Etalase
32 LAPAN Kembangkan Sistem Pemantauan untuk Inovasi Pembangunan Maritim Nasional
Inovasi Seyogyanya Berbasis 44 Dwia: Pada Potensiall Lokal
46
Infografis
Sebaran STP (Science Techno Park) di Indonesia
48
Inovasi
Alat Pemurni Garam
Dari kedalaman 50 Sipemikat 20 Meter
52
Solusi Perhalus Pakan Ternak
Vol.7.II.2017
5
Kabar
Menristekdikti: Tidak Ada Tempat Bagi Gerakan Organisasi yang Bertentangan dengan Pancasila di Kampus! JAKARTA – Menristekdikti Mohamad Nasir menyatakan tidak boleh ada gerakan ataupun organisasi yang ideologinya tidak sesuai dengan Pancasila hidup di kampus. Hal ini disampaikan Menristekdikti dihadapan pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Koordinator Kopertis se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Bersama Menkopolhukam dan Menristekdikti yang mengangkat tema “MenjagaPersatuandan Kesatuan NKRI Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945” di Jakarta pada Rabu (17/5). “Gerakan-gerakan ini dapat mengikis rasa cinta tanah air, memunculkan radikalisme dan intoleransi yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Mohamad Nasir. Lebih lanjut Mohamad Nasir menjelaskan bahwa Kemristekdikti telah mempersiapkan formulasi untuk mencegah berkembangnya gerakangerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, paham radikal, dan intoleransi di kampus melalui program “General Education”.
6
Vol.7.II.2017
ASAIHL Conference : Spektrum Penting Kolaborasi Pendidikan TinggiAntarnegara MAKASSAR – Menristekdikti Mohamad Nasir resmi membuka Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL) Conference 2017 yang bertemakan “Higher Education Challenges in Shaping The Nation Competitiveness”, dimana Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah padatahun ini, Rabu (17/5). Menurut Nasir, pendidikan Tinggi memberikan kontribusi yang cukup kuat dalam pengembangan ekonomi dan kualitas hidup yang didapatkan karena indikator positif ekonomi melesat tajam. Dalam persaingan global, kenaikan ekonomi setiap Negara ditentukan oleh pendidikan nasionalnya dan sistem inovasinya. “Setiap aspek dari pendidikan Tinggi yaitu mengajar, riset dan penguatan komunitas secara global adalah pusat pengembangan ekonomi. Pendidikan Tinggi merupakan pusat pembaharuan perekonomian yang dibutuhkan untuk menjadikan manusia berdaya saing dan pengembangan sosial masyarakat,” paparnya.
Menristekdikti Paparkan Kemajuan Pemanfatan Teknologi Nuklir Indonesia dalam Konferensi Nuklir Dunia Menristekdikti Mohamad Nasir memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam the 60 th Technical Cooperation Programme Conference yang diselenggarakan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tanggal 29-30 Mei 2017 di Vienna, Austria. Dalam pidato yang disampaikan pada konferensi ini, Menristekdikti menyampaikan apresiasi Pemerintah Indonesia atas usaha dan kontribusi IAEA yang telah mendukung NegaraNegara Anggota dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi nuklir untuk keperluan damai yang telah berlangsung selama 60 tahun. “Menjadi anggota IAEA, Indonesia mendapat manfaat dari Technical Cooperation Program dalam mempromosikan kontribusi energi nuklir terhadap perdamaian, kesehatan dan kesejahteraan,“ujar Mohamad Nasir. Lebih lanjut Menristekdikti mengatakan selain menikmati kerjasama dengan IAEA mulaitahun 2012, Indonesia juga berkontribusi dalam program Peaceful Uses Initiative (PUI) IAEA. Melalui skema ini Indonesia memberikan kontribusi terhadap implementasi Program TC di negara berkembang dengan menyediakan para ahli untuk membantu berbagai negara berkembang lain dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangunan terutama di bidang manajemen nutrisi air, pemuliaan mutasi, radiotracer dan teknik sumber tertutup di industri dan infrastruktur keselamatanradiasi di bawah kerangka Kerjasama Teknik antara Negara Berkembang dan Kerjasama Selatan-Selatan. Indonesia memegang komit menuntuk melanjutkan program inisiatif ini kedepan dalam bentuk pengiriman para ahli (experts) hingga menyediakan fasilitas untuk pendidikan dan pela tihan sumberdaya manusia negara sahabat di Indonesia.
Kabar
Tarik Tali Kapal, Menristekdikti Luncurkan Resmi Rangkaian Kegiatan Hakteknas ke – 22 MAKASSAR – Menristekdikti Mohamad Nasir di dampingi Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe dan Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo meluncurkan secara resmi rangkaian kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke–22 di Pelabuhan Paotere, Makassar pada Jumat (16/6). Peluncuran ini ditandai dengan penarikan tali kapal oleh Menristekdikti Mohamad Nasir di damping Gubernur Sulsel dan Dirjen Penguatan Inovasi di atas kapal phinisi yang berlabuh di pelabuhan Paotere, Makassar. Dalam sambutannya Menristekdikti menjelaskan bahwa Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke–22 mengangkat tema Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan dengan sub tema Peran SDM dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia. “Tema ini dipilih sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya visi Indonesia sebagai poros maritime dunia,” jelas Mohamad Nasir. Lebih lanjut Mohamad Nasir menjelaskan bahwa puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini merupakan peringatan Hakteknas paling istimewa. Hal ini dikarenakan, puncak peringatan Hakteknas ke–22 ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di luar pulau Jawa. Di sela acara peluncuran resmi rangkaian kegiatan peringatan Haktenas ke-22, Menristekdikti menyerahkan bantuan berupa 500 paket sembako dan 15 unit Konverter Kit mesin perahu nelayan. Konventer Kit produksi PT INTI ini merupakan salah satu bentuk hilirisasi hasil inovasi anak bangsa.
148.066 Peserta Lulus SBMPTN 2017 Penetapan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 diumumkan pada hari Selasa, 13 Juni 2017 pada pukul 14.00 WIB. “ Sebanyak 148.066 peserta atau sekitar 14,36 persendari 797.738 pendaftar SBMPTN 2017 dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa baru di 85 PTN,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Jumpa Pers di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (12/6). Pengumuman penetapan hasil SBMPTN 2017 disampaikan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir bersama Ketua Panitia Pusat SNMPTN dan SBMPTN 2017 Ravik Karsidi, Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Herry Suhardiyanto dan Sekretaris Panitia Pusat SNMPTN SBMPTN 2017 Joni Hermana. Menristekdikti mengatakan bahwa SBMPTN merupakan tahap kedua dari proses penerimaan mahasiswa baru di perguruan Tinggi negeri, setelah sebelumnya telah dilakukan tahap pertama melalui SNMPTN. Tahun ini terjadi peningkatan jumlah peserta SBMPTN dan jumlah peserta yang diterima di PTN. Total pendaftar SBMPTN 2017 adalah 797.738, lebih tinggi dari tahun 2016 sebanyak 721.326 pendaftar. “Peserta Bidikmisi yang ikut SBMPTN tahun 2017 juga meningkat, tahun lalu sebanyak 124.398 peserta sedangkan tahun ini ada 158.157. peserta Bidikmisi yang ikut,” jelas Menristekdikti.
Menristekdikti Gelar Halal Bihalal Idul Fitri 1438 H di Lingkungan Kemenristekdikti JAKARTA – Dalam rangka menjalin silaturahmi setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, menggelar acara halal bihalal dengan seluruh pejabat Eselon 1, 2, 3, dan 4, LPNK serta pegawai di lingkungan Kemenristekdikti, bertempat di Auditorium Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (4/7). Menteri Nasir menyampaikan, bila ada permasalahan-permasalahan baik dari sisi postif atau negatif, mudah-mudahan dapat dibuka pintu maaf sebesarbesarnya, dan dapat kembali lagi dari nol dengan memberikan maaf lahir dan batin. Di akhir acara, Menteri Nasir bersalaman dengan seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemenristekdikti yang hadir. “Semoga kedepan Kemenristekdikti bias makin baik lagi, meningkatkan kualitas kerja, mendorong kebersamaan dan menghasilkan sinergitas yang baik setelah Hari Raya Idul Fitri.” Tutup Menteri Nasir.
Vol.7.II.2017
7
Tokoh
Agus Cahyadi,
PNS Penemu 25 Paten Manufaktur Perikanan Oleh : Citra, Doddy Foto : Dokumentasi LEDIKAN
Agus Cahyadi
8
Vol.7.II.2017
Tokoh
Jika ada orang yang melekatkan stigma PNS itu malas, kerja hanya untuk mendapat uang pensiun ke diri Agus Cahyadi maka itu salah besar. Kepala Bidang Riset Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan ini beda dari PNS biasa. Dia dikenal sebagai penemu 25 paten teknologi tepat guna di bidang perikanan. Acah, begitu panggilan akrabnya, awalnya menjadi TKI di Jepang. Selama 10 tahun dia bekerja di perusahaan riset dan pengembangan bidang LED di negeri sakura itu. Setelah merasa sudah cukup makan asam garam di negeri orang, si ‘Tukang Insinyur’ ini akhirnya mudik ke Indonesia. Ayahanda Agus sebetulnya Insinyur juga di PT Dirgantara. Silsilah keluarganya juga enterpreneur. Ibunya mempunyai butik yang terkenal di mancanegara, sementara keluarganya yang lain memilih dunia pertekstilan. Sementara istrinya pun berwiraswasta menggeluti peternakan ayam. Namun alumnus S1 dan S2 IPB ini pun engga berjaya di dunia penerbangan. Dia memilih perikanan karena ada sisi entrepreneur yang bisa diageluti. Menurut dia, segala hal tentang perikanan bisa dijual. Bahkan limbah ikan dan udang pun laku dijual dengan cara dibakar untuk jadi karbon di Jepang. “Dulu saya memilih perikanan pun lihat pasarnya dulu. Tidak hanya passion di perikanan tapi karena kompetitor di dunia perikanan juga masih kecil, kebutuhan besar dan harga jual produknya tinggi,” katanya. Dia menjadi PNS sejak 2006. Sementara rentetan patennya muncul sejak 2002. Acah mengaku senang ketika ditempatkan di daerah, sebab dia bisa langsung berinteraksi dengan nelayan dan dinas setempat untuk menciptakan kebutuhan yang mempunyai daya pasar tinggi. Misalnya saja diamenciptakan kantung polibag untuk rumput laut yang saat ini sudah terjual 45.000 unit. Dia juga menciptakan alat pancing gurita bergelombang infrasonic. Alat ini tidak menggunakan umpan dan berbaterei tahan lama sehingga bisa melindungi kerusakan terumbukarang. Alatini sudah terjual 7.000 unit.
Acah juga menciptakan mesin Aerator Dua Lapis (ADL). Mesin ini cocok digunakan di keramba jaring apung yang bisa mengurangi kematian ikan hingga 70 % yang diakibatkan oleh kekurangan oksigen. Mesin ini bisa menyedot udara luar kedalam air dijaring apung. Dalam waktu dekat, kata dia, Acah ingin mengembangkan alat tangkap ramah lingkungan yang menggunakan lampu LED. “Kan ada peraturan tidak boleh pakai cantrang. Kami mau alih kan persoalan alat tangkap ramah lingkungan dengan jaring ber-LED,”terangnya. Atas prestasinya ini Acah setiap tahun masukdalam jejeran 100 inovatorter nama yang disatukan dalam buku Business Innovation Center. Lalu sebagai penghargaan, sipenyuka sushi ini mengabdi dan menciptakan inovasi selama 10 tahun. Dirinya juga akan diberi penghargaan di acara satu dekade inovasi anak muda yang diadakan olehKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam memasarkan inovasinya, pria kelahiran Bandung ini tidak bisa menggunakan media online. Sebab pasar yang dituju ialah nelayan yang pasti tidak sempat bersurfing di dunia maya. Contohnya ketika dia mau menjual LEDIkan. Acah mulai berdagang pada tengah malam. Mesinnya langsung dicoba on the spotu ntuk menarik minat nelayan. ‘’Ini bisnis tengah malam. LED ikan ini mengeluarkan spektrum warna yang menarik minat ikan-ikankecil untuk dimakan ikan besar. Nelayan langsung liat tangkapannya lalu tertarik membeli,’’ ujarnya yang sampai saat ini sudah berhasil menjual 100 unit LED Ikan. Acah mengaku tidak mau menerima modal besar dari investor. Dia lebih baik membina Usaha Kecil Menengah (UKM). Ayah empat anak ini mengaku semua inovasinya tidak menggunakan anggaran negara karena dia memaksimalkan UKM binaanya. Ada tiga UKM di Cibinong, Bogor dan Citeureup yang dia pakai untuk membuat LED ikan.
Vol.7.II.2017
9
Tokoh
Foto : Dokumentasi UNDIP
Denny Nugroho:
Mencintai Mangrove dengan Sepenuh Hati
Oleh : Rini Foto : Widiasmi
“Kita tahu bahwa selama ini ada amanat dari Presiden Jokowi yang selalu menggaungkan bagaimana Indonesia sebagai Negara maritim atau yang dikenal saat ini dengan nama poros maritim. Indonesia diharapkan menjadi ‘poros maritim dunia’. Peran serta dari Perguruan Tinggi, lembaga penelitian, diharapkan ikut mendorong terselenggaranya program poros maritim ini, salah satunya dengan beberapa inovasi yang sudah dihasilkan seperti oleh Departemen Oseanografi Undip dalam hal mitigasi bencana wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil,” ucap Denny membuka awal pembicaraan. Denny Nugroho, dosen yang sekaligus menjadi Ketua Departemen Oseanografi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) ini selalu ikut serta mendukung program Pemerintah, salah satunya adalah dibidang Kelautan/ Oseanografi. Untuk bidang inovasi yang dihasilkan, menurutnya saat ini Undip menurutnya telah melakukan penanganan kerusakan pantai dengan
10
Vol.7.II.2017
membuat pelindung dari alam, yaitu penanaman Mangrove yang ada di Semarang, Demak, dan sebagian besar yang ada di daerah pantai utara pulau Jawa. Mangrove dikerjakan dan di maintenance oleh masyarakat, khususnya para nelayan, sehingga masyarakat mempunyai peran penting, namun yang membiayai tetap Pemerintah Daerah. “Kenaikan permukaan air laut di kawasan Kota Semarang yang berbatasan dengan Demak yang rata-rata sekitar 7,8 milimeter menjadi salah satu penyebab, tetapi bukan merupakan yang utama. Kami hanya membantu pemikiran dan perencanaan, kemudian masyarakat pesisir Pantai Demak yang mengerjakannya,” ungkap Denny. Pria yang amat cinta terhadap laut ini menjelaskan bahwa penanaman mangrove dapat berhasil bila dilakukan berbarengan dengan sabuk pantai. Ia memaparkan, untuk melakukan rehabilitasi wilayah yang terkena abrasi, sabuk yang digunakan bisa dengan menggunakan buis beton atau bambu. Sabuk pantai berfungsi untuk memecah gelombang.
Tokoh Pemecah gelombang atau dikenal juga dengan pemecah ombak (breakwater) merupakan prasarana yang dibangun dan berfungsi untuk memecahkan ombak atau gelombang dengan menyerap sebagian energi gelombang. Energi gelombang yang berhasil dipecahkan kemudian sampai ke pantai menjadi tidak besar. Sehingga resiko kerusakan pantai atau abrasi pantai dapat diperkecil. Selain itu, pemecah gelombang berguna untuk menenangkan gelombang di kawasan pelabuhan sehingga kapal dapat merapat lebih mudah dan cepat. “Pemecah gelombang terbagi menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan pemecah gelombang lepas pantai. Tipe pemecah gelombang sambung pantai banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. Pada tipe ini membutuhkan peninjauan terhadap karakteristik gelombang di beberapa lokasi sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan prasarana jetty atau groin. Sedangkan tipe pemecah gelombang lepas pantai banyak digunakan untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Prasarana ini dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Biasanya pada tipe pemecah gelombang lepas pantai terjadi endapan di belakang bangunan. Endapan ini menghalangi transpor sedimen sepanjang pantai. Sabuk pantai dibangun memanjang dari muara Sungai Kanal Banjir Timur di Kota Semarang hingga muara Sungai Wulan di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak,” paparnya. Bapak dari tiga orang anak yang sejak awal berkarier di Undip ini menuturkan penanaman mangrove merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya erosi di sejumlah desa di Kecamatan Sayung, Jepara, Jawa Tengah. Penanaman mangrove sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Dibangun pula sabuk pantai sepanjang 15 kilometer guna mengatasi abrasi di kawasan teluk Semarang, dan untuk mencegah limpasan air pasang atau “rob” di Kabupaten Demak.
Foto : Dokumentasi UNDIP
mengungkapkan akan peran penting partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian mangrove. Menurutnya Negara maritim akan menjadi hanya sekedar wacana bila tidak didukung oleh seluruh masyarakat, terutama yang berada di daerah sekitar pantai. “Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah abrasi adalah membangun sabuk pantai dan menanam mangrove di berbagai daerah. Kami juga berharap partisipasi warga untuk melestarikan lingkungan. Cintai mangrove dengan sepenuh hati. Karena mangrove merupakan salah satu ‘syarat’ untuk Negara kita menjadi poros maritim dunia,” urai Denny. Denny juga menceritakan bahwa mangrove yang tumbuh subur di daerah yang gelombangnya sudah dipecah, kini bisa dijadikan objek wisata, karena tanaman mangrove yang tumbuh subur ini selain bermanfaat, juga menarik masyarakat untung datang melihat formasi indah mangrove.
Deny Nugroho
“Jadi itu digunakan untuk menjaga agar mangrove tetap dapat tumbuh dan rehabilitasi daerah yang terkena abrasi dapat dilakukan dengan memerangkap sedimen” tegas Denny. Denny yang juga punya hobby diving ini
Vol.7.II.2017
11
Laporan Utama
Hakteknas ke-22
Bangkitkan Lagi Kejayaan Maritim Indonesia dari Tanah Bugis
Oleh : Neneng Foto : Fatimah
Indonesia besar karena laut. Kita bisa menyebutnya archipelago atau negara kepulauan. Dengan menguasai laut pula Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit berjaya karena berhasil menjadi komando perniagaan di Asia Tenggara. Laut sebagai tempat kehidupan pun sulit ditepis oleh pemerintahan Joko Widodo. Oleh karena itu pula Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, kemakmuran masa depan bangsa sangat ditentukan oleh seberapa serius sektor kemaritiman ditangani sebagai potensi ekonomi yang strategis. Narasi ini kemudian menggema kencang tatkala Menteri mengatakannya pada saat peluncuran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Dermaga Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan. Tema yang dipilih pun tajam Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan dengan sub tema Peran Sumber Daya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia. Peringatan Hakteknas tahun lalu atau yang ke-21 kemarin dipusatkan di Solo, Jawa Tengah. Peringatan hari bersejarah dibidang teknologi tahun lalu ini menjadi tonggak perayaan yang tidak lagi terpusat di kota besar. Menteri Nasir beranggapan, selama ini inovasi didaerah sulit terekpos ke daerah lain karena tidak adanya sarana sosialisasi. Dengan adanya perayaan yang tersebar ke daerah ini maka inovasi daerah pun bisa dipublikasikan secara maksimal.
12
Vol.7.II.2017
Mohamad Nasir Menristekdikti
Tepat bila Kemenristekdikti memilih Makassar sebagai tuan rumah Hakteknas. Jejak kemahsyuran pelaut Makassar dapat ditemukan pada hukum laut internasional yang mengadopsi hukum Amanagappa, hukum laut orang Bugis. Pada abad ke 16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan Makassar menjadi tuan rumah Hakteknas dinilai strategis untuk pusat inovasi Indonesia Timur. Pusat pelabuhan terpadat di Makassar menjadi poros distribusi barang luar negeri. “Hakteknas tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ini lebih istimewa karena selama 21 tahun sebelumnya selalu diadakan di pulau Jawa. Ini baru pertama kali diadakan di luar Pulau Jawa. Makassar sangat strategis untuk pembangunan maritim Indonesia Timur,” katanya. Ia menambahkan, Pemerintah juga memilih Makassar karena sesuai dengan visi pembangunan jangka panjang dalam RPJPN 2005-2025. Dia menjelaskan, peringatan Hakteknas ke-22 mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil,
Laporan Utama
dan makmur. Salah satu misinya mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan Nasional. ”Untuk itu, fokus pembangunan maritim Indonesia diarahkan untuk penguatan kedaulatan maritim, pengelolaan sumber daya alam secara mandiri dan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu dan pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya maritim,” ucapnya. Guru Besar di bidang Akuntansi ini menjelaskan, pembangunan maritim di Indonesia itu difokuskan kepada empat hal. Yaitu penguatan kedaulatan maritim, pengelolaan SDA secara mandiri dan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu, serta pengembangan SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya maritim. Dengan demikian, Nasir menyebutkan, peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM melalui pembangunan sistem pendidikan menengah, vokasi dan tersier untuk menghasilkan SDM terampil dan profesional adalah upaya menapak ke jenjang keunggulan kompetitif dan solusi dalam mengatasi kesenjangan terkait dengan keadilan dan
kemakmuran rakyat. Mendatang, menurutnya, agenda riset ke depan akan mendukung peningkatan nilai tambah sumber daya menjadi produk yang berdaya saing. Oleh karena itu, penentuan agenda riset mengacu kepada kebijakan sektor yang telah disusun oleh masing-masing lembaga dan kementerian. Dalam hal ini, risetriset yang akan dilakukan bertujuan mempercepat hilirisasi dengan memenuhi kebutuhan dunia industri. Dengan semangat itu lanjutnya, risetriset di bidang maritim juga perlu diperkuat untuk melahirkan produk-produk maritime yang juga berdaya saing.
“Semangat inilah yang akhirnya menuntun kita semua untuk menjadikan Makassar sebagai contoh berhasilnya poros maritim, sekaligus juga sebagai ajang unjuk gigi hasil-hasil riset, teknologi, dan inovasi di bidang maritim” Vol.7.II.2017
13
Laporan Utama
Dr. Jumain Appe Ketua Umum Hakteknas
Oleh : Sundari Foto : Tulus
HARI Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati tiap 10 Agustus menjadi sebuah momentum masyarakat Indonesia untuk merefleksi sejauh mana kemajuan teknologi buatan Indonesia. Hal itu ditegaskan oleh Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti sekaligus Ketua Umum Panitia Hakteknas 2017, Dr. Jumain Appe. “Hakteknas merupakan sebuah acara untuk memotivasi kebangkitan teknologi nasional. Pada awal peringatan Hakteknas pada 22 tahun lalu, ditandai dengan lahirnya produk pesawat N-250 buatan putra-putri Indonesia. Setiap tahun harus ada kebangkitan inovasi-inovasi nasional,” ujar Jumain. Pada perayaan Hakteknas ke-22 yang dipusatkan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan itu mengambil tema pembangunan maritim berbasis pengetahuan, sesuai dengan tujuan pembangunan pemerintah saat ini adalah poros maritim. “Tahun ini teknologi yang dimunculkan di bidang maritim, sesuai dengan tema Hakteknas tahun ini adalah pembangunan maritim berbasis pengetahuan. Kita ambil tema itu karena dua per tiga wilayah
14
Vol.7.II.2017
Indonesia itu lautan. Program pemerintah saat ini fokus pada pembangunan poros maritim Indonesia,” terangnya. Terkait dengan tema berbasis iptek, Jumain memamparkan bahwa dalam membangun inovasi teknologi di bidang maritim ini maka dibutuhkan sumber daya manusia untuk menciptakannya. “Dan seperti yang ada saat ini banyak hasil inovasi dalam negeri yang mendukung pembangunan maritim berbasis iptek ini. Contohnya di bidang pertahanan, PT Pindad bisa membuat panser amphibi, Universitas Indonesia bersama perusahaan swasta membuat kapal pelat datar untuk nelayan. Di bidang teknologi informasi, sudah dikembangkan teknologi memonitor lalu lintas kapal, pemindai wilayah laut yang rawan pencurian, juga kawasan-kawasan yang merupakan daerah ikan,” papar Jumain. Selain itu teknologi pangan laut seperti rumput laut dan produk pangan lainnya sudah banyak dikembangkan masyarakat.
Laporan Utama “Nah pada Hakteknas tahun ini dipusatkan di Kota Makassar. Masyarakat Sulawesi Selatan dikenal sebagai masyarakat bahari. Banyak pelaut ulung dan terampil mencari ikan maupun membuat kapal. Salah satu kapal yang cukup terkenal adalah kapal phinisi, buatan masyarakat Bugis”
Kapal phinisi dikenal baik di dalam negeri maupun dunia internasional. Namun masalahnya saat ini kebutuhan kayu untuk membuat kapal semakin menipis. Untuk itu perlu inovasi baru untuk menciptakan kapal phinisi dengan bahan berbeda. Intinya, lanjut Jumain sudah banyak teknologi di sektor maritim baik yang tradisional dan kemudian ditingkatkan dengan teknologi masa kini. Teknologi lainnya adalah kapal nelayan dengan menggunakan bahan bakar gas, teknologi penangkapan ikan tanpa merusak terumbu karang dan sebagainya. “Ini kesempatan untuk menghidupkan kembali dan mendorong teknologi maritim. Sumber daya maritim harus bisa menjadi primadona,” tegasnya. Dalam Hakteknas 2017, juga akan dipertemukan antara akademisi, pebisnis, pemerintah dan masyarakat (ABG plus community) untuk bisa bersinergi dan menghasilkan produk inovasi yang memiliki nilai tambah ekonomi. Jumain berharap dunia industri harus bisa menyerap teknologi dalam negeri untuk produksi yang dibutuhkan masyarakat. Jumain memberikan contoh untuk teknologi di sektor pertahanan dan keamanan, masih 70% impor dari luar negeri. Uang yang dibelanjakan untuk kebutuhan tersebut mencapai lebih dari Rp. 100 triliun. “Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk berpihak pada kebijakan-kebijakan teknologi dalam negeri. Tapi di lapangan, masyarakat ataupun pelaku industri kurang pede memakai produk dalam negeri,” ungkapnya. Alasannya produk luar jauh lebih meyakinkan. Hal itu disebabkan mindset masyarakat masih belum berubah, yakni meyakini produk buatan luar negeri jauh lebih baik dibandingkan dalam negeri. “Inilah pentingnya peran masyarakat menyuarakan pemakaian produk buatan Indonesia. Termasuk LSM-LSM juga harus dukung buatan Indonesia,” imbau Jumain.
Maka untuk mengubah mindset masyarakat dibutuhkan orang-orang yang memiliki kisah sukses memakai produk dalam negeri. Untuk itu dalam Hakteknas ke-22 ini, harus ada inovasi yang dimunculkan dan menjadi penanda jejak baik di setiap penyelenggaraan. Inovasi-inovasi ini akan dilihat masyarakat dalam pameran selama Hakteknas, sehingga diharapkan tumbuh percaya diri produk Indonesia mampu bersaing dengan luar negeri. Kota Makassar yang menjadi pusat penyelenggaraan Hakteknas tahun ini, selain pusat bahari di wilayah Timur Indonesia juga akan dijadikan pusat riset teknologi maritim. Pelaksanaan Hakteknas di daerah-daerah ini menjadi daya tarik Pemerintah Daerah. Setelah penyelenggaraan di Makassar, tahun depan sudah ada tiga daerah yang siap menjadi tuan rumah Hateknas ke-23. Yaitu Pemerintah Provinsi Riau, Sumatera Selatan dan Bali. Namun Pemprov Riau paling serius, dan sudah melayangkan surat kepada panitia Hakteknas siap menjadi tuan rumah Hakteknas. Sedangkan Sumatera Selatan dan Bali masih usulan secara lisan. Dengan adanya respons positif daerahdaerah, lanjut Jumain merupakan sinyal positif bagi daerah untuk meningkatkan inovasi sesuai kebutuhan daerah. Jumain menegaskan bahwa daerah yang menjadi tuan rumah harus memiliki hasil inovasi yang sudah digunakan industri dan masyarakat, dan memiliki nilai tambah ekonomi. “Kita tunggu Riau akan menghadirkan apa. Wilayah itu selain perkebunan juga perikanan. Kita lihat tahun depan,” pungkasnya.
Vol.7.II.2017
15
Laporan Utama
Daerah Harus
Gelorakan Inovasi Oleh : Sundari Foto : Tulus
HARI Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap 10 Agustus, tahun ini genap 22 tahun. Puncak peringatan Hakteknas 2017 dilaksanakan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Center of Point Indonesia (CPI). Ketua Pelaksana Harian Hakteknas ke-22, Goenawan Wybiesana mengatakan tahun ini adalah tahun pertama setelah dicanangkan sebagai Tahun Inovasi Nasional oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada 10 Agustus 2016 di Solo, Jawa Tengah. Terpilihnya Makassar sebagai lokasi puncak pelaksanaan Hakteknas ke-22, sejalan dengan tema acara yakni Pembangunan Maritim berbasis
Pengetahuan. Dengan sub tema Peran SDM dan Inovasi dalam pembangunan
16
Vol.7.II.2017
Goenawan Wybiesana Ketua Pelaksana Harian Hakteknas ke -22
maritim Indonesia. “Ini momentum bagi daerah untuk terus menggelorakan inovasi,” Kota Makassar sebagai tuan rumah Hakteknas, lanjut Goenawan untuk mendorong terwujudnya visi pembangunan Poros Maritim yang menjadi visi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Adapun rangkaian peringatan Hakteknas ke-22 ini meliputi Bhakti Teknologi. Kegiatan tersebut diisi dengan penanaman benih padi varietas unggul serentak di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. “Untuk tahun ini dari 24 Kabupaten itu, 13 Kabupaten bisa panen serentak. Sedangkan sisanya, 11 Kabupaten belum bisa panen bersamaan. Benih padi yang ditanam ini hasil rekayasa dari BATAN dan Kementerian Pertanian,” terangnya. Selain penanaman benih padi, kegiatan lainnya adalah sumbangan kaki palsu. Kegiatan kaki palsu ini bekerja sama dengan ahli pembuat kaki palsu dari Mojokerto, Sugeng Siswoyudono. “Ada bantuan 30 kaki palsu. Untuk membuat telapak kaki, kami serahkan pada Sentra Teknologi Polimer BPPT.
Laporan Utama
Sedangkan desain kakinya oleh Pak Sugeng,” jelas Goenawan.
daerah-daerah pun ikut menggelorakan inovasi di daerah.
Tidak ketinggalan pameran teknologi maritim mulai dari mesin kapal konventer yang menggunakan gas 3 kg produksi PT INTI. Pameran teknologi dan produk inovasi (RITECH) juga digelar pada 9-13 Agustus 2017 di Wisma Negara. Pameran tersebut terbuka untuk umum. “Ini kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan hasil inovasi Indonesia yang sudah digunakan industri dan masyarakat. Semua inovasi yang memiliki nilai tambah. Tidak lagi pameran skala laboratorium atau masih tersimpan di komputer. Jadi syaratnya berat untuk pameran ini. Tapi dengan cara ini bisa melecut para inovator terus berkreasi menciptakan inovasi-inovasi,” ujarnya.
Selain peringatan puncak Hakteknas di Makassar, Kemenristekdikti juga mengimbau Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, komunitas Iptek dan inovasi di seluruh Indonesia agar menyelenggarakan kegiatan upacara atau kegiatan ilmiah, sebagai bagian dari upaya menggelorakan inovasi di tengah masyarakat.
Dia menambahkan inovasi kemaritiman akan ditampilkan di antaranya peluncuran kapal, panser amphibi, inovasi unggulan Sulawesi Selatan seperti rumput laut dan kepiting lunak. Untuk mendekatkan iptek dengan masyarakat, dalam acara Hateknas ini Pusat Unggulan Iptek bersafari ke beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan. Acara Hakteknas tersebut, lanjut Goenawan bukan hanya seremonial belaka. Ia ingin
“Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Makassar juga memiliki pelabuhan internasional terpadat di wilayah timur”
Vol.7.II.2017
17
Laporan Utama
PENS Ciptakan PRIMO dan Laboratorium Bongkar Muat Pelabuhan Oleh : Syarief Foto : Dokumentasi PENS
Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS) dikenal sebagai kampus Politeknik unggulan bidang elektronik yang berhasil menciptakan inovasi robot dan menjadi karya unggulan dalam setiap momen publisitas produk-produk teknologi Perguruan Tinggi. Salah satu yang diciptakan adalah robot PRIMO.
manusia dan dunia usaha dipermudah dalam berkarya dan berproduksi,” ungkap Zainal yang juga baru saja terpilih sebagai Direktur PENS periode 2017-2021.
“Karena ini potensi lokal, ini kebutuhan industri secara langsung, dan ini punya peluang besar, hampir semua industri pasti membutuhkan sparepart untuk produksi produk-produknya. Dan tentu Kita akan Direktur PENS,Zainal Arief menjelaskan bahwa punya peluang besar mengembangkan robot PRIMO produk robot yang diberinama PENS Robot Intelligent Mover (PRIMO) tersebut merupakan hasil yang bias dimanfaatkan pada beberapa industry lain,” tuturnya. karya kolaborasi dengan PT JAI (Jatim Autocomp Indonesia), yang memproduksi produk dan Untuk bidang maritim sendiri, PENS telah menjalin bekerjasama dengan Negara Jepang. kerjasama dan mendapat kepercayaan khusus dari konsorsium perusahaan Belanda. Konsorsium ini Dikatakan Zainal, bersama dengan industri, PENS membuat robot untuk mengangkut barang dari stage merupakan konsorsium pengembangan kemaritiman ke stage atau dari suatu tempat ketempat lain. Robot oleh Belanda yang bekerjasama untuk bidang transportasi kelautan, serta di implementasikan PRIMO bergerak secara otomatis dan kecepatan dalam pengembangan pembelajaran. Namun, terang jalannya dapat diatur. PRIMO dapat memindahkan Zainal, transportasi kelautan ini masih menjadi barang berkapasitas 670 kilogram dalam satu kali program studi (prodi) baru, dan masih memerlukan angkut. Lebih dari itu, robot yang berfungsi dan banyak penerapan langsung di lapangan. bertugas memindahkan barang itu mempermudah tugas manusia. “Intinya dengan robot tersebut
18
Vol.7.II.2017
Laporan Utama
Mengenai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang digelar pada tanggal 10 Agustus tiap tahunnya, Zainal menegaskan Hakteknas menjadi salah satu jembatan untuk menunjukkan bahwa produk-produk yang dihasilkan dianggap sebagai kinerja dunia Pendidikan Tinggi, sekaligus menjadi ajang publikasi karya tersebut kepada public dan stakeholders. “Jadi Hakteknas amat strategis bagi kemandirian bangsa kita, Hakteknas sangat penting dalam memicu kebangkitan karya bangsa untuk Indonesia, dan kita layak optimis. Alhamdulillah, PENS sebagai Politeknik di bidang elektronika yang saat ini menjadi rujukan beberapa Politeknik di Indonesia, siap berkontribusi terhadap pengembangan inovasi teknik di Indonesia,” tegasnya.
“Jadi mulai track masuk membawa kontainer, kemudian kita membuat robot simulator bongkar muat pelabuhan sesuai dengan yang diinginkan konsorsium Belanda tersebut,” tutur Zainal “Target lulusan jurusan transportasi kelautan harus dapat memahami bisnis proses yang ada pada bongkar muat di pelabuhan, seperti di Pelindo. Pihak PENS telah diminta membuat laboratorium bongkarmuat pelabuhan, yang akan inline dengan dunia kemaritiman” Ia menjelaskan PENS akan bekerjasama dengan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) dalam pengembangannya, karena ITS telah menggunakan alat tersebut untuk pembelajaran.“Semua otomatis tanpa operator manusia. Dan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Harapannya bisa di produksi kembali untuk Perguruan Tinggi yang lainnya,” jelas Zainal.
Zainal Arief Direktur Pens
Vol.7.II.2017
19
Aktual
Prof. Ainun Na’im Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti
20
Vol.7.II.2017
Aktual
Oleh : Doddy, Rini Foto : Tulus
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) tahun 2017 ini akan menginjak tahun ke-22 pelaksanaannya. Rangkaian acara Hakteknas tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya akan dipasangkan dengan Pameran Research, Innovation, and Technology Expo (RITECH EXPO). Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Naim merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Simak wawancara Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada ini dengan Tim Majalah Ristekdikti berikut ini. Majalah Ristekdikti (MR) : Mungkin bisa diceritakan latar belakang adanya Hakteknas? Ainun Naim (AN) : Latar belakangnya, pertama untuk menanamkan dan mendorong serta meningkatkan minat masyarakat dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan teknologi. Nah, momentum Hakteknas ini mulai dari penerbangan pertama pesawat N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung. Kemudian, dalam Hakteknas itu dikenalkan
kepada masyarakat hasil-hasil temuan teknologi baru kita, inovasi-inovasi kita maupun lembaga - lembaga termasuk peneliti-peneliti dan inovator inovatornya. MR : Itu hasil-hasil penemuan dalam berapa tahun Pak? AN : Ya terutama yang tahun terakhir, tapi juga tak menutup kemungkinan merupakan akumulasi tahun-tahun sebelumnya. Temuan atau teknologi itu bisa dikembangkan dan disempurnakan terus. MR : Apa alasan utama penyelenggaraan Hakteknas tahun ini dilaksanakan di Makassar? AN : Alasannya, sejak tahun lalu Hakteknas itu diarahkan oleh Bapak Menteri untuk dilaksanakan di daerah-daerah. Ini dimaksudkan agar hampir seluruh bagian masyarakat Indonesia banyak yang mengenal lebih banyak lagi tentang teknologi, artinya daerah-daerah itu eksposenya akan lebih tinggi tentang Hakteknas, khususnya teknologi. Selain itu, diharapkan Pemerintah Daerah lebih dekat dan mengenal teknologi. “Ownership” atau rasa kepemilikan daerah-daerah terhadap agenda
Vol.7.II.2017
21
Aktual
misi Hakteknas ini akan dipupuk. Dan kita memang melihat daerah-daerah itu semangat untuk menjadi tuan rumah Hakteknas, serta memperkenalkan hasil-hasil teknologi, pengembangan dan penerapan teknologinya cukup tinggi. MR : Agendanya apa saja? AN : Nah agendanya itu ada banyak. Antara lain ada pameran, ada forum-forum. Pamerannya, ada pameran teknologi yang disebut RITECH EXPO. Kemudian ada acara kampanye hemat energi, dengan cara mengadakan penentuan area bebas polusi, bebas kendaraan berpolusi. Kemudian, tentu ada peluncuran-peluncuran serta pemberian penghargaan-penghargaan dibidang pengembangan penemuan dan juga penerapan teknologi baru. Siapa saja tokohnya? Bisa perseorangan, juga bisa lembaga. MR : Bagaimana dengan RITECH EXPO? Apa saja yang dipamerkan? AN : Ini pameran-pameran yang dipusatkan di Wisma Negara Kota Makassar, dan itu meliputi berbagai sektor juga. Meliputi energi, pertanian dan pangan, maritim, hankam, kesehatan dan obat, transportasi dan material maju. Hampir sama dengan tahun lalu, tetapi bidang dan produknya mungkin akan lain lagi. Tentu saja ada produkproduk baru. MR : Mengapa tahun ini mengambil tema maritim? AN : Karena maritim kita pandang merupakan sektor yang penting dan menjadi prioritas Pemerintah untuk dikembangkan. Potensinya juga besar. Kemudian, yang terlibat dalam Hakteknas ini tentu Kementerian Ristekdikti, Pemerintah Daerah, dalam hal ini Provinsi
22
Vol.7.II.2017
Sulawesi Selatan, Kota Makassar, kemudian juga berbagai Kementerian juga ikut serta, misalnya Kemenko Kemaritiman, Kementerian KKP, Universitasuniversitas terutama Universitas Hasanuddin, juga berbagai lembaga dari Universitas lain yang punya teknologi yang akan dipamerkan, tentu akan ikut. Kita juga mengundang Negara-negara ASEAN untuk datang atau mau ikut berpartisipasi. Kalau negara tersebut mau ikut pameran, maka akan Kami berikan ruang pamer. Kemudian kalau dikatakan teknologi itu jangan dikira itu hanya sifatnya hard technology, tetapi juga ada nanti misalnya pertunjukan seni tari juga, dari aspek budayanya juga ada. MR : Harapan terhadap penyelenggaraan Hakteknas dan RITECH EXPO sendiri bagaimana? AN : Kita harapkan tentunya masyarakat akan semakin mempunyai pemahaman yang lebih tinggi tentang teknologi, tentang kemampuan kita, kemudian tentang manfaatnya kalau kita menggunakan teknologi sendiri. Kalau kita bisa menguasai dan memanfaatkan teknologi sendiri, maka ketergantungan kita kepada Negara lain akan berkurang. Dengan begitu maka daya saing kita
Aktual
meningkat, nah impor kita juga akan berkurang atau bahkan ekspor kita akan naik berkait dengan teknologi yang kita miliki itu. Dengan demikian implikasi berikutnya akan banyak, seperti kesempatan kerja meningkat, Rupiah menguat, pertumbuhan ekonomi lebih hidup. RITECH EXPO sendiri akan menjadi ajang pamer pemanfaat teknologi secara aplikatif dan bermanfaat untuk orang banyak. MR : Dari sisi mahasiswa atau Perguruan Tinggi manfaatnya apa saja? AN : Nanti kita akan tampilkan mahasiswamahasiswa yang berprestasi dibidang pengembangan dan penerapan teknologi. Tentu Perguruan Tinggi sangat berkepentingan, karena Perguruan Tinggi itu kan sumbernya ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi. Walaupun, pihak lain itu juga sama-sama penting, seperti industri, pihak pemerintah. LPNK juga ikut. BPPT, kemudian LIPI, BATAN, mereka kan punya teknologi baru yang akan diperkenalkan. Nah oleh karena itu, karena ini acara yang cukup besar di Makassar, dimana puncaknya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus, Kami berharap dapat dihadiri oleh Presiden Jokowi.
Vol.7.II.2017
23
Ragam
Makassar Kota Maritim Tua yang Tak Lekang oleh Zaman Oleh : Fajri dihimpun dari berbagai sumber Foto : Ifan
Makassar, kota terbesar di Kawasan Timur Indonesia sangat lekat dengan dunia maritim. Kesohoran Makasar sudah sejak zaman Nusantara diperintah oleh raja-raja. Menurut berbagai literature sejarah, perkembangan Makassar diawali ketika Raja Gowa Ke-9 Tumaparisi Kalloma (1510-1546) memindahkan pusat kerajaan ke tepi pantai dengan membangun benteng di muara Sungai Jeneberang. Selain itu, diangkat pula syahbandar untuk mengatur perdagangan. Pada kisaran abad ke-16, Makassar terkenal sebagai salah satu bandar perdagangan berpengaruh di kawasan Nusantara dan Asia Tenggara. Sikap yang toleran dan terbuka dari penguasa Makassar saat itu yaitu Sultan Alauddin, Raja Gowa dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo menjadikan Makassar pusat perdagangan yang ramai dan penting bagi orangorang Melayu, Arab, dan pedagang-pedagang Eropa. Pun demikian di abad ke-21, kota yang pernah menyandang nama Ujung Pandang ini tetap merupakan kota pelabuhan yang ramai dan penting di Kawasan Timur Indonesia. Pelabuhan SoekarnoHatta merupakan pelabuhan pintu keluar masuk arus barang dan penumpang terpadat di Kawasan Timur Indonesia. Begitu pun dengan Paotere, salah satu pelabuhan perikanan besar di Indonesia Timur. Hal ini lah yang menjadi salah satu pertimbangan
Benteng Roterdam
24
Masjid Apung, Losari Vol.7.II.2017
Ragam Makasar dinobatkan sebagai lokasi puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 pada 10 Agustus 2017 ini yang mengangkat tema yaitu “Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan” dengan sub tema “Peran SDM dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia”. Maritim bagi Makassar merupakan denyut nadi yang menjiwai kota yang memiliki 14 kecamatan dengan luas daratan 175,77 kilometer persegi dan luas lautan sekitar 100 Km 2 ini. Ramainya lalu lalang kapal barang dan penumpang dapat kita saksikan dari Pantai Losari. Demikian pula lalu lalang phinisi atau pun perahu-perahu rakyat untuk transportasi antar pulau. Kuliner yang identik dengan aroma laut pun menjadi tradisi di kota ini, misalnya Palumara, dan ikan bakar yang bias kita jumpai di beberapa penjuru kota. Masih banyak kuliner lain yang bisa dinikmati dari Kota yang mulai berkembang pesat saat ini.
Karebosi
Inilah sejumput kisah tentang Makassar, kota maritim terbesar di Kawasan Indonesia Timur yang terus bersinar tak lekang oleh putaran zaman. Kota yang menjadi saksi bisu puncak peringatan Hakteknas Ke-22, tahun 2017 ini, dan mungkin akan menjadi pelecut Kota lain untuk menjadi andalan dalam dunia kemaritiman. Ewako!
Lapangan Karebosi
Kota Makassar
Vol.7.II.2017
25
Feature
TEKNOLOGI MICROBUBBLE GENERATOR Panen Ikan Tiga Kali Dalam Setahun, Ukuran Ikan Lebih Besar 40 Persen Nabil Satria
Untari Ramadhani
Fajar Sidik
Oleh : Doddy Foto : Dokumentasi Tim Mino
memperkaya teknologi temuannya agar lebih baik lagi.
Tim MINO Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil memenangkan hadiah utama mengalahkan lebih dari 200 Tim dari negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang mengikuti Tantangan Inovasi Pangan Internasional, Young Southeast Asian Leaders Initiatives (YSEALI) World of Food Innovation Challenge. Sedangkan tempat kedua adalah Negara Kamboja dan ketiga Negara Malaysia. Teknologi MINO Microbubble Generator karya 3 mahasiswa UGM Nabil Satria, Fajar Sidik, Untari Ramadhani ini mampu meningkatkan oksigen dalam air, dan hasilnya ukuran ikan menjadi lebih besar 40 persen, tingkat kemampuan hidup ikan meningkat sembilan persen dan pada akhirnya meningkatkan jumlah panen ikan.
Nabil Satria selaku CEO MINO menyatakan bahwa inovasi yang mereka kembangkan ini dilatarbelakangi keprihatinan mereka akan kondisi perekonomian petani ikan lokal yang masih memprihatinkan. Tanpa menggunakan teknologi MINO, petani ikan hanya dapat melakukan panen dua kali dalam setahun. Hal ini tentu akan mendorong pertumbuhan perekonomian petani ikan lokal. Nabil pun mengatakan bukanlah hal yang mudah untuk ikut kompetesi internasional. Ia menjelaskan bahwa tantangannya sungguh luar biasa, karena tidak hanya ditantang untuk memberikan solusi teknologi yang kongkrit, tetapi juga bagaimana harus memiliki rencana bisnis yang matang dan analisis dampak sosial yang lengkap.
Atas prestasi yang telah diraih, Tim MINO UGM tahun ini mendapatkan kesempatan study tour ke pusat teknologi dan inovasi Austin, Texas, Amerika Serikat yang difasilitasi oleh USAID Indonesia. Selain itu Tim Mino juga memperoleh pelatihan dari Cisco dan Intel Corporation di Singapura, untuk
“Kami memulai project kami sejak Januari 2016, dimulai dari mendesain, membuat prototipe, melaksanakan tes lab selama empat bulan, dilanjutkan tes di kolam Departemen Perikanan UGM, dan tes lapangan di Desa Bokesan, Sleman, DIY.Dengan menggunakan teknologi MINO, petani ikan dapat
26
Vol.7.II.2017
Feature Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menurut Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im amat mendukung Tim MINO yang menjadi contoh bagaimana anak-anak muda dapat berkreasi, berkreatifitas dan berhasil dalam menapaki bisnis. Ainun menyatakan bahwa penelitian dan inovasi yang dilakukan mahasiswa merupakan embrio dari startup company.
panen ikan tiga kali dalam setahun, dengan ukuran ikan yang lebih besar 40 persen,” jelas Nabil. Menurut Nabil petani dan konsumen ikan juga tidak perlu khawatir dengan hasil ikan yang dipanen, karena teknologi ini tidak menggunakan bahan kimia apapun sehingga bersifat alami dari alam. “Berdasarkan testimoni dari petani ikan yang ikut pilot project di daerah Yogyakarta, ikan yang dipanen terlihat lebih besar dan lebih sehat, sehingga disukai konsumen,” imbuh Nabil.
“Kemenristekdikti saat ini telah menyiapkan berbagai program untuk mendorong inovasi, salah satunya melalui program pada Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Direktorat PPBT merupakan unit kerja di Kemenristekdikti yang memiliki tugas mengembangkan startup company di Indonesia. Selain itu Kemenristekdikti juga menyediakan hibah penelitian baik bagi mahasiswa, dosen maupun peneliti. Menurutnya daya saing bangsa akan meningkat melalui inovasi, dan inovasi tersebut harus dihilirkan ke industri. Kami berharap agar prestasi dan inovasi yang berhasil dicapai Tim MINO ini dapat memotivasi dan menambah kepercayaan diri mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi,” pungkas Ainun. Tim MINO juga akan turut serta memeriahkan puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Makassar pada bulan Agustus 2017 dimana Tim MINO akan menjadi salah satu peserta pameran RITECH EXPO.
Saat ini teknologi MINO masih difokuskan untuk ikan nila, namun ke depan akan dikembangkan untuk ikan jenis lain dan udang. Pada kesempatan yang sama Fajar Sidik sebagai Chief Technical Officer Tim MINO mengatakan bahwa teknologi microbubble generator yang mereka ciptakan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dari teknologi sejenis yang beredar di pasar dengan harga yang lebih murah. Tim MINO saat ini juga tengah menjajaki kerjasama dengan Intel Corporation, Kementerian Kelautan dan Perikanan, AUSAID Indonesia dan instansi lainnya untuk pengembangan dan produksi massal teknologi ini. Hak paten dari teknologi ini menurut Fajar sedang dalam proses pendaftaran. Vol.7.II.2017
27
Feature efishery, sebuah nama yang kini begitu akrab di telinga para penambak ikan. Tidak hanya di dalam Negeri, di luar Negeri pun tahu soal eFishery itu. Sebuah teknologi pemberian pakan buatan Indonesia. Dan penciptanya adalah anak muda Indonesia, Gibran Huzaifah. Lahirnya teknologi pengontrol pakan pada ikan air tawar ini Gibran Huzaifah bermula dari cita-cita Gibran Huzaifah yang ingin memajukan sektor pangan Indonesia. Sebelum lahir eFishery, Gibran sudah terlibat dalam agrobisnis saat menjadi peternak lele dan mengelola kedai lele pada 2011 di Kota Bandung, Jawa Barat. Alumnus jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung ini (ITB) saat berbisnis lele ini sempat gusar karena pakan yang ia berikan tidak seimbang dengan bobot lele. Pakan yang diberikan cukup banyak, namun bobot lele tidak merata. Harga jual pun sering jatuh.
Oleh : Sundari Foto : Ageng
Penyebabnya adalah pemberian pakan ikan yang terlambat, tidak merata meskipun pemberian pakan berlebihan. Pemberian pakan berlebihan bisa menyebabkan pencemaran pada air, menimbulkan polutan dan menyebabkan ikan mati. Gibran pun mulai memikirkan solusinya. Maka lahirlah teknologi startup eFishery yang kini sudah diproduksi massal dan dipakai konsumen. Pada dasarnya teknologi yang diciptakan Gibran berbasis pada teknologi internet of things untuk mengefisiensi pemberian pakan, dan meningkatkan keuntungan budidaya ikan. Sebab pemberian pakan yang tidak tepat ikut menyumbang biaya pada usaha budidaya ikan. Dari hitungan yang ada di tambak-tambak ikan, hanya 60% ikan yang mendapatkan pakan. Padahal pemberian makan sudah cukup banyak. “Smart feeder lahir karena berfungsi langsung sebagai alat untuk mengoptimalkan proses pemberian pakan,” terang Ivan Nashara, VP of Marketing eFishery saat ditemui di kantor eFishery Kota Bandung.
28
eFishery berdiri pada 2013, dengan formasi awal ada lima orang. Dalam perkembangannya, kini sudah ada 40 karyawan yang bergabung di bawah perusahaan PT Multidaya Teknologi Nusantara itu. “Kami baru melakukan pilot commercial rollout pada 2016. Sebelumnya kami sudah memproduksi proyek Vol.7.II.2017
Feature berdasarkan proyek,” terang Ivan. VP of Manufacturing eFishery, Sulthan Castrena menambahkan selama dua tahun pertama eFishery banyak melakukan riset dan menguji produk baik secara teknologi maupun kepantasan bisnis. eFishery pun menguji peralatan tersebut dengan bekerja sama berbagai pihak, antara lain Balai Besar Air Tawar di Sukabumi untuk pembudidaya nila di Waduk Jatiluhur dan laboratorium perikanan di Universitas Padjajaran. “Keunggulan produk kami ini memakai sistem yang terhubung dengan sensor dan internet,” ujarnya. Pada 2016-2017, eFishery mulai mengembangkan bisnis dengan berpartner dengan beberapa perusahaan teknologi lain. Yakni untuk program Google Launchpad Accelerator di San Fransisco, Amerika Serikat, dan Pearse-Lyon Accelerator Program bersama Alltech di Dublin Irlandia, dan Kentucky, Amerika Serikat. eFishery pun terus bergerak sesuai dengan misi untuk mengubah industri akuakultur agar efisien dan menguntungkan melalui inovasi dan teknologi. Smart feeder yang menjadi unggulan itu nantinya akan dilengkapi dengan aplikasi pengolahan data, fitur-fitur tambahan yang menyesuaikan kebutuhan pembudidayaan, hingga teknologi sensor yang membantu terwujudnya precision aquaculture. Prospek Ekonomi Cukup Bagus Ivan memaparkan produk eFishery ini mampu membantu mengefisiensikan pakan hingga 80% biaya dalam budidaya. “Harga pakan ikan cukup mahal setara dengan satu kilogram beras. Semakin efisien dan terukur dalam memberikan pakan, akan menghemat pengeluaran. Petani pun diuntungkan,” tambah Ivan. Gibran sebagai penggagas pun meyakini bahwa budidaya ikan Indonesia akan semakin besar dan semakin kompetitif. Terlebih penduduk Indonesia juga banyak. Prospek di masa mendatang, dalam hal budidaya ikan tidak boleh kalah dengan China. Di masa mendatang kebutuhan protein semakin besar karena jumlah penduduk meningkat. Teknologi data yang dimiliki alat tersebut mampu menganilisis lebih cerdas proses budidaya dengan berbagai sensor dan data eksternal. “Pembudidaya dapat meningkatkan kinerja pemberian pakan, perawatan kolam, dan memprediksi panen. Dengan data yang terkelola, ini akan membantu membangun profil bisnis. Akhirnya banyak investor
yang tertarik menanamkan modal di sektor perikanan,” papar Sulthan. Saat ini alat pengatur pakan ikan ini sudah dipasarkan di Jawa, Bali, Sumatera, dan Bangladesh. Produk eFishery ini dijual dengan harga Rp 7juta - Rp 8 juta. Namun ada juga yang disewakan. Dalam waktu dekat eFishery melakukan proyek internasional dengan Winrock International, dengan pilot project di Bangladesh dan Thailand. Terpilihnya eFishery ini karena dinilai sebagai perusahaan teknologi agrikultur yang dapat membantu mengembangkan perekonomian masyarakat agrikultur di Asia. eFishery pun sudah mengikuti berbagai kompetisi teknologi rintisan nasional maupun internasional. Mulai dari 2012-2013, sejumlah penghargaan yakni Mandiri Young Technopreneur 2012 dan INAICTA 2013. Kemudian pada 2014, eFishery memenangi beberapa kompetisi antara lain GIST Bootcamp, Seed Stars, dan terakhir adalah Get in the Ring di Belanda yang merupakan salah satu kompetisi startup terbesar di Eropa. Cerita Gibran dengan eFishery-nya merupakan salah satu contoh pentingnya lulusan Perguruan Tinggi memiliki kompetensi yang unggul. “Ingat, keterampilan lulusan Perguruan Tinggi merupakan salah satu yang utama diajarkan di dunia Kampus. Tanpa didukung keterampilan, belum tentu kita bisa mencetak generasi penerus bangsa yang dapat berdaya guna. Dengan keterampilan lulusan Perguruan Tinggi turut membantu mencetak lapangan pekerjaan yang luas,” ujar Menristekdikti Mohamad Nasir.
Ivan & Sulthan Vol.7.II.2017
29
Opini
Kontribusi Ketahanan Kelautan dan Daya Saing Maritim Dari Kampus Hari Purwanto
Staff Ahli Menristekdikti Bidang Infrastruktur Oleh : Sundari Foto : Ardian
Visi Maritim Indonesia yang sangat kuat diartikulasikan secara resmi Presiden RI Jokowi pada KTT ASEAN-AS di Myanmar pada tahun 2014, menegaskan doktrin peran strategis global Indonesia sebagai poros antara dua Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Doktrin Maritim Indonesia tersebut adalah : 1. membangun kembali budaya maritim Indonesia; 2. menjaga dan mengelola sumber daya kelautan; 3. prioritaskan pengembangan infrastruktur maritim dan konektifitas antar pulau; 4. tekankan diplomasi maritim; 5. kembangkan kemampuan pertahanan laut dan maritim. Doktrin Negara kelautan dan maritim berprinsip negara kepulauan (Archipelagic State), melalui Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 kemudian ditetapkan dengan konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982) serta diratifikasi dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982. Ini berarti bahwa urusan kelautan dan maritim sudah tidak lagi menjadi urusan sekelompok pemangku kepentingan tertentu saja. Penguasaan geo-spasial nasional yang sebagian besar ruang kelautan dan kemaritiman, kepulauan serta wilayah udara diatasnya adalah ruang hidup bangsa Indonesia. Bukankah Indonesia dengan penduduk berbonus demografi besar dengan posisi strategis rute utama SLOC (Sea Lanes of Communication) adalah negara maritim besar strategis di dunia. Sebanyak 90% perdagangan dunia melalui laut dan 40% nya lalu lintas perdagangan laut melewati perairan Indonesia.
30
Vol.7.II.2017
Mencermati perkembangan lingkungan strategis dunia, dan regional lingkup ASEAN++, banyak mata (perhatian) dunia (Negara besar) melihat situasi dinamis berkembang pesatnya wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara, antara lain 21st Century Maritime Silk Road RRC, The New South Program, dan lain-lain. Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dengan situasi geo-politik serta kepentingan diplomasi pertahanan dan kemanan menjadi meningkat maka kepentingan Indonesia menjadi hal utama menghadapi dan memanfaatkan situasi kepentingan regional ASEAN++ dan global yang berpengaruh pada pembangunan nasional, diantaranya adalah telah berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Meskipun saat ini perkembangannya agak lambat, Indonesia dengan negara ASEAN lainnya pada tahun 2015 telah menandatangani Mutual Recognation Arrangement untuk 8 profesi yaitu : Insinyur, Arsitek, dokter, dokter gigi, akuntan, surveyor, nurse, tourism professional. Bagaimana Peran Strategis Kampus Pelaksanaan tugas pendidikan tinggi adalah : mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan sivitas akademika yang mampu melaksanakan Tridharma yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif; serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai
Opini humaniora. Hal ini sangat cocok dalam tugas pasal 31 ayat 5 UUD RI Tahun 1945 bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjujung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Negeri Batam; Jakarta/Jawa Barat dengan Universitas Indonesia, ITB, IPB, PT DOK Koja Bahari, Armada Barat TNI-AL, BPPT (+ armada kapal riset Baruna Jaya), Industri Maritim dan Kelautan; Semarang dengan Universitas Diponegoro (Undip), lantamal V, industri-industri galangan kapal Jawa Tengah.
Kekuatan besar pendidikan tinggi Indonesia dengan jumlah fantastis sebanyak, lebih dari 1400-an Perguruan Tinggi dengan total student body lebih dari 7 juta mahasiswa dan akan terus bertambah dengan kebijakan peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta pendidikan tinggi nasional, adalah merupakan komponen strategis utama kekuatan nasional dalam membangun Indonesia yang berdaya saing global. Kekuatan besar Indonesia akan ditentukan oleh produktifitas kerja sumber daya manusia berpendidikan tinggi yang mampu menguasai dan mengelola kelautan dan maritim nasional, dan ini yang akan menjadi faktor penentu utama Indonesia untuk memajukan peradaban dunia dan kesejahteraan umat manusia, sekaligus menjadi faktor deterrence bagi bangsa lain yang ingin menguasai aset kelautan dan maritim Indonesia secara fisik dan non fisik.
Sebagai contoh model pengembangan, Undip telah menginisiasi Marine Science Techno Park di kampus Teluk Awur Jepara seluas 52 Ha dengan mengembangkan infrastruktur fasilitas laboratorium kelautan, laboratorium perkapalan, inkubasi bisnis maritim, hatchery, tambak udang dan ikan, pusat konservasi mangrove, pusat jajanan laut, student dormitory, training center, terintegrasi dengan wisata bahari destinasi pulau Karimunjawa. Pengembangan MSTP Undip ini menggandeng UNESCO menghadirkan pakar internasional untuk pengembangan kapasitas core-business, serta Konsultan Earnst & Young Singapore melalui bantuan pendanaan ADB (Asia Development Bank) untuk pengembangan infrastruktur MSTP. Kerjasama internasional ini menarik minat stakeholders internasional diantaranya investor dari Korea, Jepang dan Amerika Serikat.
Pusat-Pusat Kelautan dan Maritim
Simpulan
Kekuatan nyata yang harus dibangun adalah membangun, mengembangkan dan memajukan pusat-pusat ekonomi kelautan dan maritim di beberapa lokasi strategis nasional, sekaligus menjaga kepentingan nasional termasuk alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Saat ini pusat-pusat yang ada masih belum cukup untuk mengawal kepentingan nusantara, diantaranya adalah : Surabaya sebagai pusat pertumbuhan perekonomian dan perdagangan berbasis kemaritiman wilayah timur Indonesia dimana terdapat ALKI 2 dan ALKI 3 mempunyai ITS, Pusat Desain dan Rekayasa Kapal, Politeknik Negeri Kelautan, Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT, Industri PT.PAL, PT Dok Surabaya, pangkalan utama TNI-AL Armada Timur, dan industri pendukung; Ambon dengan Universitas Pattimura, Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI (+ armada Kapal Riset), Lantamal IX Ambon; Makasar dengan Universitas Hasanuddin, Industri Galangan Kapal, Lantamal VI; Manado dengan Universitas Sam Ratulangi dengan Lantamal VIII; Kepulauan Riau dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Lantamal IV, Industri galangan kapal dan Migas, Politeknik
Kemampuan menjaga dan mengelola semua asetaset kelautan dan kemaritiman serta memelihara kedaulatan wilayah laut, darat dan udara diatasnya, maka Indonesia menjadi pusat pertumbuhan strategis global besar di dunia. Kontribusi nyata kampus terhadap ketahanan kelautan dan daya saing maritim nasional adalah melalui peningkatan peran kinerja Tridharma perguruan tinggi menjadi pusatpusat unggulan riset, teknologi dan pendidikan tinggi dalam bentuk Marine Science Techno Park dan atau Maritime Science Techno Park (MSTP). Bersama-sama dengan unsur pemangku kepentingan nasional lainnya MSTP mendorong terbangunnya pusat-pusat ekonomi kelautan dan maritim nasional berbasis pengetahuan dan inovasi. Pusat-pusat inilah yang menjadi salah satu wahana pelaksanaan tujuan utama doktrin maritim Indonesia, dengan lokasi tersebar merata berdasarkan perhitungan geo-strategis kewilayahan pada rute-rute lalu lintas perdagangan dan ekonomi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI 1, 2, 3).
Vol.7.II.2017
31
Etalase
LAPAN Kembangkan Sistem Pemantauan untuk Inovasi Pembangunan Maritim Nasional Oleh : Humas LAPAN Foto : Dokumentasi LAPAN
Untuk mendukung pengembangan sistem maritim berbasis iptek penerbangan dan antariksa, LAPAN mengembangkan Sistem Pemantau Bumi Nasional. Sistem Pemantau Bumi Nasional merupakan sistem informasi penginderaan jauh yang memberikan layanan informasi kondisi lingkungan dan sumber daya alam. LAPAN memberikan layanan informasi di bidang maritim (kelautan dan perikanan), serta informasi lainnya terkait tanggap darurat bencana pra- dan pasca-bencana letusan gunung, gempa, tanah longsor, dan banjir. Dengan informasi tersebut evakuasi korban dan pengendalian dampaknya dapat segera dilakukan. LAPAN juga memberikan informasi kebakaran lahan dan hutan untuk penanggulangannya. Secara umum bermanfaat untuk identifikasi potensi SDA dan lingkungan di seluruh wilayah Indonesia, serta identifikasi potensi untuk keperluan mitigasi prabencana maupun rehabilitasi pascabencana. Dengan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) di bidang maritim ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat di bidang kelautan dan perikanan serta meningkatkan akuntabilitas lembaga penelitian
32
Vol.7.II.2017
dalam memberikan dampak terhadap pembangunan. Pembangunannya membutuhkan pendekatan multidisiplin dan kemitraan dengan berbagai pihak. LAPAN telah mendeklarasikan Pengembangan Sistem Pemantauan Maritim Berbasis Iptek Penerbangan dan Antariksa. Adapun produkproduk unggulan yang diintegrasikan sebagai satu sistem pemantauan tersebut yaitu Sistem Embaran Maritim (SEMAR), Automatic Identification System (AIS), Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), dan Maritime Surveillance System (MSS). SEMAR SEMAR merupakan sebuah DSS di bidang kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh kementrian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkap serta keselamatan dan keamanan pelayaran. SEMAR menyajikan informasi mengenai dinamika atmosfer dan lautan serta prediksinya. Dinamika atmosfer memberikan pengaruh yang luas terhadap aktivitas di sektor kemaritiman dan kelautan. SEMAR memiliki (1) sistem pengamatan berbasis satelit, baik sensor-sensor di daratan dan lautan. (2) sistem prediksi berbasis model atmosfer dan model lautan, serta (3) sistem informasi yang menampilkan
Etalase Kondisi atmosfer dan lautan, ZPPI, Posisi Kapal, dan Komunikasi Radio. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap, serta memberikan manfaat untuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan. AIS LAPAN telah meluncurkan dua satelit yang bermuatan sensor AIS. Satelit LAPAN-A2/LAPANORARI dapat mendeteksi seluruh data AIS yang berada di area dekat ekuator. Sedangkan Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB di orbit polar mampu memantau pergerakan kapal secara global, mencakup seluruh dunia. Muatan tersebut berfungsi untuk memantau pergerakan kapal besar yang melintas di wilayah maritim Indonesia. Dalam sehari, Satelit ini mampu menerima 2,4 juta pesan posisi kapal. Kini, data itu bisa diolah dalam dua jam. Identifikasi ini bermanfaat untuk mengetahui identitas kapal, apakah termasuk jenis kapal niaga, pencari ikan, atau kapal pencuri ikan. Selain memantau gerak kapal, fungsi lain Satelit untuk pencitraan rupa Bumi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, satelit dilengkapi dengan video kamera analog dan kamera digital. ZPPI ZPPI merupakan salah satu pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk perikanan tangkap. Dengan adanya informasi ZPPI, nelayan berlayar ke laut bukan mencari ikan tapi untuk menangkap ikan. Informasi ZPPI ini sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas penangkapan ikan. Satelit penginderaan jauh mampu mendeteksi klorofil dan suhu permukaan laut untuk selanjutnya diolah menjadi informasi ZPPI. Informasi ZPPI telah operasional dikirimkan kepada para pengguna secara rutin harian. Jumlah pengguna yang selama ini terdaftar sekurangnya 25 pengguna yang sudah masuk ke dalam basis data untuk pengolahan otomatis. Sedangkan untuk pengguna dengan pengolahan secara manual terdapat 18 pengguna. Selain itu, melalui sistem pemantauan bumi nasional dapat dilakukan inventarisasi pulau-pulau terluar Indonesia.
MSS MSS adalah Sistem Pemantau Maritim Berbasis Pesawat Tanpa Awak yang dikembangkan LAPAN. Inovasi sistem pemantau maritim berbasis pesawat tanpa awak ini dikembangkan untuk efektifitas dan efisiensi pemantauan maritim. Biaya yang dikeluarkan relatif murah namun cakupan wilayah terpantau cukup luas. MSS dikembangkan karena alasan pemantauan wilayah menggunakan satelit sering terkendala awan. Lalu pemantauan memakai pesawat terbang konvensional biayanya cukup mahal. Program Pesawat Tanpa Awak oleh LAPAN yang dikenal LAPAN Surveillance Unmanned (LSU) dikembangkan sebagai sarana pembelajaran praktis teknologi pesawat terbang, sekaligus mengembangkan teknologi tersebut untuk berbagai misi di bidang pertahanan, kebencanaan, dan pemetaan resolusi tinggi. Program LSU ini telah menghasilkan 5 jenis prototype, yaitu LSU-01, 02, 03, 04 dan 05. Misi yang telah dijalani juga beragam, seperti pemantauan mitigasi bencana (gunung api dan banjir), pemantauan untuk pertanian, operasi pengamanan dan latgab ABRI, serta misi terbang jauh untuk mencatatakan rekor MURI dengan terbang nonstop 200 km. Pengembangannya bermula dari pesawat LSU untuk aplikasi kebencanaan, pertanian, patrol bersama TNI AL dan AD, pemetaan pertanian dan pemetaan wilayah dan garis pantai, digabung dengan program pengembangan LSU sekelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). Maka disusunlah program integrasi pesawat tanpa awak bernama MSS. Sistem ini mempunyai misi melakukan patroli wilayah laut dan pantai serta selat. LSU yang diintegrasikan dengan LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) dengan sistem komunikasi yang terhubung. Fungsinya untuk memperpanjang jangkauan pengamatan, berbasis pada pengambilan gambar atau capture dari LSU yang paling dekat obyek pemantauannya. MSS akan berkolaborasi dengan data AIS Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI dan Satelit LAPAN-A3/ LAPAN-IPB dalam hal keamanan laut. Tujuannya mencari bukti kapal yang melanggar wilayah sekaligus sebagai fungsi deterent untuk keamanan laut, selat, dan wilayah pantai. Vol.7.II.2017
33
Rana
Kapal Plat Datar
Kapal dengan bentuk dasar W seperti ini mempunyai stabilitas tinggi dan cenderung melayang menuju permukaan air. Dibandingkan dengan bentuk lambung V dan U, Kapal Pelat Datar “semi-trimaran” ini dapat meningkatkan stabilitas dan kecepatan Kapal secara signifikan, karena memaksimalkan bouyancy and hydrodinamic lift yang belum dikembangkan oleh ahli perkapalan dimanapun di dunia. Kapal Pelat Datar “semi-trimaran” ini diharapkan menjadi identitas kapal indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
34
Vol.7.II.2017
Rana
Foto : Fatimah, Ifan
Kapal Pelat Datar di desain dengan menggunakan software katia dengan mengaplikasikan 3 inovasi dalam satu rancangan kapalnya, yaitu konstruksi pelat baja datar, lambung W “semi-trimaran” dan axe bow.
Vol.7.II.2017
35
Rana
36
Vol.7.II.2017
Rana
Kapal Pelat Datar merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama kapal. Kapal ini dinamai Kapal Pelat Datar karena konstruksi badan kapal ini dibangun dengan pelat-pelat baja datar yang tidak melewati proses pelengkungan pelat (bending process) yang umumnya ada pada konstruksi kapal. Teknolgi ini menyederhanakan konstruksi sehingga menghasilkan produk kapal yang 30% lebih cepat proses produksinya 25% lebih murah biaya produksinya dibandingkan kapal pada umumnya. Terobosan lain melalui teknologi ini adalah kapal baja menjadi terjangkau untuk diproduksi pada ukuran-ukuran yang kecil. Selain itu, penggunaan baja sebagai alteernatif lain dari material kayu dan fiberglass membuat produk kapal menjadi lebih kuat, lebih stabil, tahan lama, bisa didaur ulang, dan ramah lingkungan. Kapal Pelat Datar terus menghasilkan inovasiinovasi baru lewat R&D untuk memaksimalkan keuangan baik secara teknis maupun ekonomis. Generasi terbaru dari pengembangan desain kapal ini kami namakan, Kapal Pelat Datar “Semi-trimaran”. Kapal ini mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh kapal pada umumnya, yaitu bentuk dasar kapal seperti huruf W. Pada umumnya kapal memiliki bentuk dasar seperti V atau Huruf U. Filosofi dari bentuk “semi-trimaran” ini datang dari bentuk “burung kertas” yang setiap orang pernah membuatnya untuk bermain ketika kecil.
Vol.7.II.2017
37
Rana
Harga Kapal (Tanpa Mesin) 250.000.000 Lama Produksi 1 Bulan Periode Perawatan 1 Kali/tahun 3 hari perawatan biaya 2 juta Umur Produk 20 Tahun Daya Tahan Tinggi Kemampuan daur ulang Bisa daur ulang Dampak lingkungan Tidak ada Nilai jual kembali Tinggi Suplai bahan baku Lokal/berkelanjutan Nilai tambah industri lokal Industri baja lokal Stabilitas kapal Tinggi
38
Vol.7.II.2017
Rana
Vol.7.II.2017
39
Sosok
Oleh : Sundari Foto : Tulus
Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc.
40
Vol.7.II.2017
Sosok SELAMA ini sering terjadi salah persepsi antara tugas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK). “BPPT itu memiliki tugas pada inovasi dan layanan teknologi. Tugasnya lebih banyak ke hilir. Ini yang membedakan antara BPPT dengan Perguruan Tinggi atau LIPI,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto. Dengan tugasnya fokus menciptakan inovasi, maka diharapkan BPPT bisa menjadi gudangnya inovasi. Inovasi, lanjut Unggul merupakan hasil kreativitas yang membawa manfaat untuk orang banyak dan komersial. Namun tidak semua hasil inovasi itu merupakan hasil invensi. Unggul menyebutkan hasil inovasi misalnya desain mobil, pesawat, alat komunikasi hingga gedung pencakar langit dan metode cakar ayam pada bangunan yang sudah dimanfaatkan masyarakat. “Ada enam bidang fokus yang dikerjakan BPPT yakni energi, pangan, transportasi, teknologi informasi, Hankam, farmasi ditambah maritim,” terang Unggul. Enam bidang yang dikembangkan oleh BPPT ini sudah bekerja sama dengan industri. Unggul menyebutkan pembuatan energi biodiesel bekerja sama dengan Astra Agro. Untuk mendukung berkembangnya biodiesel ini, maka dibangun plantplant skala komersial. “Terobosan lainnya pada alatalat untuk mendukung terwujudnya biodiesel ini,” ujar Unggul. Kemudian inovasi pupuk lepas lambat yang disebut SRF (Slow Release Fertilizer). BPPT bekerja sama dengan Pusri dan dikembangkan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dari sektor energi, pembangkit listrik panas bumi Kamojang skala 3 MW sudah dibangun. “Pembangkit listrik skala kecil ini menggunakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100%. BPPT juga membuat desain pesawat tanpa awak yang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia.” Pada sektor pangan, BPPT telah mengembangkan beras analog atau rendah gula, garam farmasi dan obat herbal. “Untuk garam farmasi sudah bekerja sama dengan PT Kimia Farma,” terang Unggul. Di sektor teknologi informasi, BPPT telah mengembangkan Automatic Dependent Surveillance-B, alat pengganti radar yang dipasang di bandara. Beberapa bandara yang sudah memasang
alat ADS-B ini adalah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Ahmad Yani Semarang dan Husein Sastranegara Bandung. Hal lain yang tak kalah penting di bidang teknologi informasi adalah alat pembaca KTP elektronik, e-voting, e-verifikasi dan e-rekapitulasi. Sedangkan dari sisi kemaritiman, BPPT membuat desain kapal dan pelabuhan. “Teknologi hujan buatan juga sudah bisa kita buat. Jadi BPPT itu konten pada inovasi dan layanan teknologi tinggi. Kini tidak sekedar riset,” tegasnya. Dengan fungsi dan tugasnya, lanjut Unggul maka BPPT menerapkan hasil inovasi itu harus dipakai di industri. Sedangkan dari segi pelayanan, BPPT menyediakan laboratorium-laboratorium yang seluruhnya ada di Puspiptek Serpong.
“Kami dikenal profesional, tepat waktu dan hasil pengujian terpercaya”
Kendati demikian, Unggul cemas dengan kondisi sumber daya manusia di lingkungan BPPT. “Saat ini yang bergelar Doktor hanya 7%-8%. Dahulu jaman Pak Habibie memimpin BPPT, SDM bergelar Doktor mencapai 20%. Di Jepang lembaga seperti BPPT memiliki SDM bergelar Doktor hampir 80%.” Kekurangan SDM di bidang iptek ini cukup memengaruhi daya dukung pengembangan inovasi di lembaga tersebut. “Ya kami sekarang harus terus meningkatkan kualitas SDM di BPPT. Jumlah SDM yang akan menempuh S3 sedang ditingkatkan lagi. Saya berharap sebelum 2020 sudah bertambah,” harap Unggul. Selain SDM, Unggul berharap pemerintah membantu revitalisasi laboratorium untuk menunjang kinerja para calon inovator tersebut. “Dan anggaran riset di BPPT harus ditingkatkan,” pungkasnya. Vol.7.II.2017
41
Sosok
Keseriusan BPPT Dukung Percepatan Agenda Poros Maritim Oleh : Humas BPPT Foto : Dokumentasi Humas BPPT
luas selain sebagai sumber pangan protein dari ikan, juga memiliki potensi untuk di eksplorasi menjadi sumberdaya migas. Potensi lain yang belum banyak disentuh adalah konsep wisata berbasis kemaritiman,” jelasnya. Mengenai rekomendasi di bidang maritim, yang menjadi hasil Kongres Teknologi Nasional tahun lalu antara lain adalah sebagai berikut: Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc.
Sebagai lembaga kaji terap teknologi, BPPT juga berupaya mendukung agenda Pemerintah, salah satunya untuk mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia. “Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim, tentu harus didukung infrastruktur yang kuat. Yang paling penting adalah kita harus melaksanakan penguatan dalam sektor industri transportasi laut, jasa maritim dan pelabuhan,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto. Unggul menyebut bahwa BPPT melalui Kongres Teknologi Nasional 2016 pada tahun lalu, telah menghasilkan peta jalan (road map) pengembangan sektor maritim yang berbasis teknologi kelautan, kepelabuhan dan perkapalan. “Sektor kemaritiman Indonesia menyimpan potensi luar biasa, namun hingga kini pemanfaatannya masih belum optimal,” terangnya. Lebih lanjut Unggul mengungkap bahwa roadmap yang direkomendasikan berisi rencana induk pengembangan industri maritim nasional. “Potensi kemaritiman Indonesia sangat banyak. Lautan
42
Vol.7.II.2017
Rekomendasi dalam hal Kelautan 1. Dalam konsep benua maritim, kelautan harus dipandang sebagai satu kesatuan entitas ruang (spasial). Berdasarkan paradigma ini, industri kelautan bisa berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi maritim. Tidak hanya bertumpu pada industri perikanan, tetapi juga sebagai tempat tumbuhnya emerging industries seperti industri migas laut dalam, pengembangan ruang laut sebagai infrastruktur penghubung sistem komunikasi, jaringan listrik dan pipa distribusi gas, serta yang paling menjanjikan Industri Wisata Maritim. 2. Untuk menemukan sumber-sumber ekonomi baru kelautan (mineral laut, bioteknologi, biofarmakologi, ikan laut dalam, dsb.) termasuk jasa-jasa kelautan, diperlukan adanya dukungan dan inovasi teknologi survey, observasi, inventarisasi dan eksplorasi laut. 3.Optimasi industri perikanan tangkap yang pada suatu saat akan mencapai titik keseimbangan supplydemand (potensi lestari), agar berkelanjutan harus difokuskan pada peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi. 4. Teknologi mitigasi bencana seperti tsunami dan juga yang diakibatkan oleh perubahan iklim global harus terus dikembangkan dan diterapkan dalam rangka mengurangi potensi kerugian ekonomi nasional.
Sosok
Rekomendasi dalam hal Kepelabuhanan
3. Pada tahap technology development phase diperlukan adanya standarisasi desain kapal. Lebih 1. Pada program tol laut dalam konteks Benua lanjut pada Engineering Manufacturing phase Maritim, transportasi laut harus menjadi moda diperlukan teknologi produksi yang sesuai dengan transportasi utama sistem logistik yang terintegrasi konsep klasterisasi. dengan short sea shipping, inland water way serta 4.Dalam rangka meningkatkan TKDN komponen interkoneksi antar moda. kapal perlu ada “campur tangan Pemerintah” dalam 2. Salah satu prasarana utama sistem transportasi inovasi produk komponen kapal dan/juga termasuk laut adalah pelabuhan, dimana hingga saat ini tingkat standarisasi dan sertifikasi invensi hasil R&D keberhasilan pembangunannya di Indonesia masih Industri komponen kapal. rendah. Diperlukan standarisasi proses perencanaan, perancangan maupun metode konstruksi, termasuk Outlook Teknologi Maritim di dalamnya pelaksanaan uji model fisik maupun uji model numerik. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 3. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dalam rangkaian acara KTN 2016 tahun lalu juga pelabuhan, “teknologi pelabuhan laut dalam” perlu telah meluncurkan Outlook Teknologi Kemaritiman. dikuasai dengan memperhitungkan pengaruh Outlook tersebut menjelaskan bagaimana BPPT sea level rise akibat Climate Change untuk berupaya mendukung tumbuhkembangnya industri memperpanjang usia pakai fasilitas pelabuhan. di sektor maritim. 4. Untuk menunjang pariwisata maritim sebagai pilar utama ekonomi Indonesia masa depan, perlu “Outlook di bidang kemaritiman ini difokuskan dikembangkan pelabuhan wisata yang ramah pada tumbuhkembangnya industri kemaritiman lingkungan (green ecoport) untuk melayani kapal yang berbasis teknologi kelautan, pelabuhan dan pesiar, cruise dan yacht. perkapalan,” ungkap Unggul. 5. Menghadapi persaingan pada era MEA dan agar pelabuhan Indonesia dapat menjadi hub utama Dijelaskannya, dalam Outlook tersebut juga di kawasan ASEAN, maka perlu dikembangkan disampaikan penjabaran terkait pengembangan dan diterapkan inovasi teknologi dalam tata industri perkapalan yang diupayakan mampu kelola pelabuhan, serta fasilitas (utamanya untuk menggenjot Tingkat Kandungan Dalam Negeri bongkar muat), dengan TKDN optimum untuk (TKDN) sebesar 40 persen. “Dalam outlook meminimalkan waiting time dan dwelling time. maritim juga kami sampaikan rekomendasi desain kapal tanker, serta bagaimana teknologi dalam hal Rekomendasi dalam hal Perkapalan. pelabuhan mampu mengejar target efisiensi waktu domestic dwelling time hanya satu hari,” paparnya. 1. Program Pemerintah dalam pengadaan kapal negara 2015-2019 harus dijadikan dasar awal Sementara itu terkait layanan teknologi BPPT yang pembuatan Rencana Umum Pengembangan Industi nyata menunjang aspek kemaritiman adalah Balai Perkapalan (RUPIP) yang dapat dijadikan acuan dan Teknologi Hidrodinamika (BTH BPPT) yang terletak momentum Industri perkapalan nasional tumbuh di Surabaya. “Balai kami memiliki fasilitas terlengkap kembali dengan target jangka panjang masuk dalam di Asia Tenggara. Kami juga melaksanakan 10 besar dunia pada tahun 2040. pelayanan jasa teknologi melalui program pengkajian 2. Selanjutnya berdasarkan RUPIP diatas, perlu perkapalan, dan telah menguji serta mendesain dilakukan revitalisasi galangan kapal nasional untuk berbagai jenis kapal mulai dari kapal niaga, kapal meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi ikan, bahkan kapal cepat rudal,” pungkasnya. melalui aliansi global, serta klasterisasi industri dan fokus produk.
Vol.7.II.2017
43
Sosok
Dwia Aries Tina
Dwia : Inovasi Seyogyanya Berbasis Pada Potensi Lokal Oleh : Fajri Foto : Fatimah
Perguruan Tinggi memiliki peran strategis dalam turut serta meningkatkan daya saing bangsa. Pertama, sebagai sebagai institusi akademis Perguruan Tinggi dituntut mampu mencetak sumber daya manusia unggul melalui pendidikan tinggi yang berkualitas. Kedua, Perguruan Tinggi sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dituntut untuk mampu menghasilkan inovasi-inovasi unggul melalui kegiatan riset dan pengembangan. Pun demikian pula tantangan yang dihadapi oleh Universitas Hasanuddin (Unhas). Sebagai Universitas PTNBH, Unhas dituntut untuk mampu menghasilkan SDM berkualitas dan kompeten dalam bidangnya serta inovasi-inovasi unggul, sebagaimana disampaikan oleh Rektor Unhas Dwia Aries Tina
44
Vol.7.II.2017
kepada redaksi di lounge bandara Hasanuddin. Dwia pun menceritakan pengalamannya bagaimana memacu budaya riset di Universitas Hasanuddin. Menurutnya, inovasi bias terwujud jika riset sudah menjadi bagian dari budaya akademi Perguruan Tinggi. “Kalau bicara inovasi itu hulunyakan di risetnya. Maka upaya hulunya dulu yang harus ditindak lanjuti,” tekannya. Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa dirinya berupaya mendorong keterlibatan dosen dalam berbagai penelitian. “Data terakhir menunjukkan bahwa lebih dari 80% dosen Universitas Hasanuddin telah melakukan penelitian,” Selain mendorong keterlibatan dosen untuk meneliti, untuk menggairahkan budaya meneliti maka alokasi dana penelitian di Universitas Hasanuddin pun ditingkatkan. Terlebih lagi, saat ini Universitas Hasanuddin menyandang status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), memiliki konsekuensi dengan mengalokasikan anggaran sebesar 20 % untuk penelitian. Berbagai upaya tersebut akhirnya mampu memacu budaya meneliti di Universitas Hasanuddin. Penelitian pun saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi dosen di Universitas Hasanuddin. Hal ini
Sosok dapat dilihat dari meningkatnya capaian publikasi ilmiah. Target capaian publikasi ilmiah Universitas Hasanuddin pada 2018 sekitar 1.000 publikasi, namun capaian publikasi ilmiah pada tahun 2016 saja sudah menyentuh angka sekitar 1.200 publikasi. Melihat capaian yang menggembirakan tersebut, peraih gelar Guru Besar Sosiologi Universitas Hasanuddin tersebut telah menyiapkan strategi selanjutnya. Strategi ini untuk menjaga kualitas capaian penelitian. Target penelitian tidak hanya untuk publikasi ilmiah, namun sudah diarahkan untuk mampu menghasilkan produk-produk inovasi. “Sekarang kami ada hibah khusus untuk penelitian yang menghasilkan inovasi. Untuk kelas-kelas peneliti unggul tidak boleh lagi penelitian hanya berakhir pada publikasi namun harus menghasilkan inovasi baru,”tekan Dwia. Hibah penelitian ini ditekankan untuk penelitian-penelitian yang menghasilkan produk inovasi dengan nilai Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readyness Level) 6 keatas. Selain itu, upaya yang dilakukan adalah memperkuat pendampingan pada HAKI dan Paten. Data tahun 2015 menunjukkan sebanyak 45 paten dihasilkan dari berbagai penelitian oleh Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2016, paten yang dihasilkan naik menjadi 79. Lebih lanjut Dwia menjelaskan bahwa Universitas Hasanuddin berupaya menghasilkan produk-produk inovasi berbasis pada ke unggulan lokal.
Dengan visi “Benua Maritim Indonesia” Universitas Hasanuddin berharap mampu menghasilkan produk inovasi yang mampu mendukung pembangunan sektor maritim Indonesia, misalnya inovasi terkait teknologi untuk penyembuhan penyakit-penyakit untuk masyarakat kepulauan.
Menurut Rektor pertama wanita Unhas ini, sebaiknya setiap Universitas punya keunggulan inovasi pada bidang yang spesifik. Benua maritim Indonesia, maka apa inovasi yang terkait itu. Misalnya di bidang kesehatan inovasi apa terkait teknologi untuk penyembuhan penyakit-penyakit di masyarakat kepulauan. Teknologi apa di bidang kedokteran yang bias memfasilitasi pelayanan dengan lebih baik. Maka teman-teman di kedokteran
juga membuat teknologi inovasi berupa tele medicine, pengobatan berbasis IT untuk masyarakatmasyarakat yang tidak terjangkau secara fisik. Untuk menghasilkan inovasi di perguruan tinggi itu tidak bias hanya dengan meng encourage, memotivasi tapi juga harus mendampingi, menyiapkan sarana, memfasilitasi sehingga bias terasa dan berhasil. “Kami punya pusat unggulan rumput laut, kami punya pusat unggulan ternak. Nah ini sekarang Pak Menteri minta supaya di Teknik juga ada. Di teknik dengan dukungan lab yang canggih seperti ini kami coba untuk menghasilkan prototipe-prototipe, misalnya perahu khusus rumput laut. Kita akan kerjasama dengan industri untuk menghasilkan metode untuk membuat rumah instan dengan skala ke tepatannya 0,06 mm khusus untuk wilayah pesisir,” jelasnya. Terkait hubungan industri dengan akademisi dalam rangka hilirisasi produk-produk inovasi, Dwia mengungkapkan bahwa permasalahan utama di setiap Universitas adalah bagaimana bias menjalin kerjasama dengan industri. “Tidak mudah menyamakan paradigma antara Perguruan Tinggi dengan industri. Untuk menjembatani hal tersebut, Universitas Hasanuddin membangun Center of Technology. Center of Technology ini bukan hanya untuk Fakultas Teknik saja. Mitra-mitra kita juga sudah berkantor di situ,” tuturnya. Adanya Center of Technology ini mampu menjembatani antara industri dengan peneliti. Kebutuhan industry mampu dipetakan secara bersama. Misalnya dalam pembuatan implan sebagai alat penyambungan tulang, maka orang medis, orang industri, dan orang teknik kedokteran merancang dan mendesain kebutuhan inovasinya itu seperti apa. Jadi bukan Perguruan Tinggi yang mulai bikin prototipe lalu ditawarkan ke industri. Kebutuhan itu dating dari industri. Untuk itu mitra dari kalangan industri itu harus sering diundang masuk Kampus memberikan kuliah umum, member wawasan bahkan dilibatkan dalam merancang kurikulum. Hal ini karena industri lebih cepat. Kebutuhan mereka itu demand pasar. “Kita kadang ideal asyik dengan pengembangan ilmu pengetahuan tapi lupa dengan ini,” pungkasnya mengakhiri penjelasan.
Vol.7.II.2017
45
Infografis
Sebaran Mahasiswa dan Prodi Lulusan Maritim
Kerjasama Luar Negeri
46
Vol.7.II.2017
Infografis
Sumber : stp.ristekdikti.go.id Vol.7.II.2017
47
Inovasi
Bantu Petani, Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pemurni Garam Oleh : Humas ITS Foto : Dokumentasi ITS
Karya inovatif kembali dihasilkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kali ini lima mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berhasil menciptakan alat atau mesin yang bisa digunakan untuk memurnikan garam krosok menjadi garam industri yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Alat ini diberi nama Coagulant Automatic Machine Maxing Poly Aluminium Chloride atau disingkat dengan Commpac.
Alat Pemurni Garam
Hal ini tentu sangat diharapkan bisa membantu para petani garam. Yang dimaksud garam industri ini adalah garam yang biasa digunakan untuk industri tekstil, farmasi, kertas, kaca, dan banyak lagi. Selama ini garam yang dihasilkan petani masih rendah tingkat kemurniannya, sehingga tidak bisa dijadikan garam industri. Akhirnya hanya bisa dijual untuk produksi garam yodium konsumsi sehari-hari.
48
Untuk itulah, Nur Imam Ahmadi bersama timnya mencoba merancang sebuah alat yang mampu memurnikan garam secara otomatis, sehingga memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Vol.7.II.2017
Inovasi
“Dengan tingkat kemurnian garam yang lebih tinggi, tentunya bisa digunakan untuk industri,” jelas mahasiswa D3 Teknik Instrumentasi tentang alat yang diciptakannya ini.
0,06 persen. “Dengan membuat garam yang tingkat kemurniannya tinggi ini, kami harapkan bisa membantu petani garam krosok menjualnya untuk garam industri juga,” tuturnya.
Selama ini garam di Indonesia, lanjut cowok yang biasa disapa Nur ini, masih memiliki tingkat kemurnian 90 persen. Sedangkan kebutuhan untuk garam industri harus memiliki kemurnian minimal 97 persen. Karena itu, hingga kini Indonesia masih mengimpor garam industri karena petani garam atau industri garam di Indonesia masih belum mampu menghasilkan garam industri. Data ini diperoleh Nur bersama teman-temannya saat berdiskusi dengan PT Garam, bulan lalu. Saat ini, Indonesia mengimpor garam industri dari Australia dan India.
Nur bersama anggota timnya yang terdiri dari Syamsul Rizal, Annisa Widowati, Alam Firmansyah Putra Perdana, dan Rachmat Sandryan telah mengembangkan alat pemurni garam ini sejak September tahun lalu. “Kami mengembangkannya selama tiga bulan,” imbuhnya. Tim ini berasal dari dua departemen yang berbeda, yakni D3 Teknik Instrumentasi dan Teknik Kimia.
“Apalagi garam krosok yang dihasilkan petani itu masih banyak mengandung zat pengotornya,” ujar mahasiswa semester VII ini. Menurut Nur, dengan alat yang diciptakan timnya ini mampu memurnikan garam krosok yang masih kotor tersebut dengan persentase kekotoran tinggal
Dengan segala upaya yang dilakukan, tambah Nur, akhirnya mesin skala lab yang menghabiskan dana pembuatan hingga Rp 10 juta itu pun berhasil dikembangkan dengan baik. Setelah dilakukan pengembangan, mesin pemurni garam ini mampu melakukan proses pemurnian selama 3–4 jam dengan kapasitas mesin sementara ini mencapai tiga kilogram garam krosok.
Vol.7.II.2017
49
Inovasi
“Si Pemikat” Di Kedalaman 20 Meter
Oleh : Neneng Foto : Dokumentasi LEDIKAN
Separuh lebih masa pengabdian Agus Cahyadi, 42 tahun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dihabiskan di daerah-daerah yang lekat dengan kehidupan lautdan ikan. Wakatobi, Sulawesi Tenggara adalah salah satunya, dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah berkarir peneliti pemegang 25 paten ini.
50
Vol.7.II.2017
Di Wakatobi pulalah, penelitian tentang teknologi LED Ikan miliknya terwujud, dan dipatenkan. Memiliki potensi kekayaan hayati laut, membuat sebagian besar masyarakatnya bergantung hidup dari pekerjaan sebagai nelayan. Dalam bertugas, Agus yang berdinas di bawah Kementerian Kelautan danPerikanan (KKP) ini kerapbersentuhan langsung dengan kehidupan nelayan di sana. “Dari pergaulan sehari-hari itulah Saya mengetahui banyak hal dari kehidupan nelayan, termasuk berbagai kendala yang dihadapi saat berlayar,” kataPria kelahiran Bandung ini. Seperti beberapa tahun silam, tepatnya 2013, nelayan Wakatobi mengalami kesulitan dalam mendapatkan pakan hidup (berupa ikan-ikan kecil untuk umpan makanan ikan besar). “Waktu itu para nelayan kebingungan, bagaimana caranya pakan hidup dapat masuk kejaringnya,” jelasnya.
Inovasi Mengamati kondisi itu membuat Agus tergerak menemukan sebuah teknologi yang dapat membantu para nelayan agar lebih mudah mengundang ikan-ikan kecil, sehingga mempermudah nelayan dalammenjaring ikan yang lebih besar, yang di kemudianhari dikenal sebagai teknologi LED Ikan. Sebuah teknologi sederhana yang bekerja dengan mengeluarkan cahaya layaknya lampu pada umumnya. LED Ikan di desain mirip petromak, dengan inti lampu-lampu LED berada di bagian dalam, kemudian ditutup oleh dinding kaca berbentuk tabung, tebal dan tentu saja kedap air.
Warna-warna itulah yang ampuh mengundang ikan-ikan berkarak tergerombolan untuk datang dan masuk kedalam jaring. “LED ikan ini menarik perhatian ikan kecil untuk masuk jaring nelayan,” kata lulusan S2 Teknik Kelautan IPB ini. Dalam kajian beberapa jurnal, ikan disebutsebutmenyukai cahaya. Namun menurut Agus, ketika cahaya dipancarkan maka akan ada zooplankton yang menyerap cahaya. “Plankton itulah yang membuat ikan kecil mendekat, kemudian akan datang ikan yang lebih besar untukmemangsanya, lalu ikan yang lebih besar lagi, hingga terbentuklah sebuah rantai makanan dan piramida makanan yang sangat besar di dalam laut,” papar Agus. Setiap spektrum cahaya (warna) yang dipancarkan LED Ikan memiliki kemampuan untuk memanggil jenis ikan yang berbeda pula.
Lampu LED
“Lampu ini berada di dalam ruang kaca kedap air, harus anti air karena nanti lampu ini akan ditenggelamkan kedalam laut,” urai Agus. Setiap alat dapat ditenggelamkan dengan kedalamanberbeda. Untuk LED berkekuatan 100 watt, dapat ditenggelamkan di maksimal kedalaman 5 meter di bawah laut. “Sedangkan yang terbesar yakni 400 watt dapat ditenggelamkan hingga di kedalaman 20 meter, dengan masing-masing daya tembus horizontal cahaya sejauh 15-80 meter,” jelas Agus. Selain alat berupa lampu dan kaca, LED Ikan jugadilengkapi dengan berbagai kabel dan box control untuk mengatur spektrun warna yang akan dikeluarkan oleh LED Ikan. Di mana keseluruhan berat perangkat LED Ikan bisa mencapai 6,5 kg. Seperti namanya, LED Ikan bekerja dengan mengeluarkan cahaya. Tidak hanya berwarna putih, cahaya dapatdiatur spektrum warnanya melalui box control.
Warna jingga disukai cumi-cumi, biru disukai ikan sarden dan teri, sedangkan putih biasanya untuk “memikat” ikan-ikan agak besar seperti bawal
Menurut Agus, sejak nelayan menggunakan LED Ikan, jumlah pakan ikan hidup yang berhasil dijaring bisa mencapai 4 kali lipat dengan inovasi teknologi ini. “Pakai lampu ini, 400 kilogram sekali tarik jaring, selama 4 jam.Satu unit harganya sekitar 8,5 juta rupiah, sangat cepat kembali modal,” paparnya.
Sistem Kontrol
Vol.7.II.2017
51
Inovasi
Anggi Baper: Solusi Perhalus Pakan Ternak
Dewi Anggraini Oleh : Doddy, Ardian Foto : Timeh
Baper sama yang namanya Anggi? Ini bukan Baper karena putus cinta atau Baper karena gak diperhatiin sama yang namanya Anggi Lho. ANGGI BAPER yang dimaksud adalah Alat Penggiling Bahan Pakan Ternak. ANGGI BAPER ini merupakan salah satu alat inovasi dari tim mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Jogjakarta.
pun bila nanti langsung dipasarkan akan berada di angka Rp. 3 juta. Mesin ini lanjutnya, harganya akan bersaing tinggi dengan produk yang ada di pasaran sekarang. Bahkan bisa lebih efisien dalam hal waktu.
Dewi Anggraini, salah seorang dari tim mahasiswa yang mengembangkan alat tersebut menjelaskan bahwa alat penggiling bahan pakan ternak memberikan kontribusi positif bagi para peternak yang berada di Kecamatan Nipar, Gunung Kidul, Jogjakarta dimana ketika musim kemarau para peternak disana kekurangan air. Menurut Dewi, keunggulan alat ini antara lain membuat pakan ternak lebih halus dibandingkan alat-alat yang sudah ada sebelumnya. “Dengan alat ini, bulir-bulir pakan ternak yang dihasilkan lebih halus, sehingga hewan ternak akan mudah untuk memakannya dan dampak paling signifikan adalah membuat hewan ternak rajin makan, sehingga lebih gemuk dibanding hewan lainnya,” ucap mahasiswi Semester 4 di Fakultas Teknologi Industri UPNV Jogja itu. Menurut Dewi, komponen-komponen dari alat ini berasal dari buatan Dalam Negeri. Nilai jualnya
52
Vol.7.II.2017
“Awalnya diusulkan untuk membuat mesin pakan fermentasi saja, tapi ternyata alatnya sangat mahal. Akhirnya Kami coba buat alat ini dengan komponen dari Dalam Negeri dan bila dijual harganya bisa di kisaran Rp. 3 juta. Sebagai perbandingan bila kita pakai alat giling biasa, biaya yang dikeluarkan oleh para peternak saja bisa Rp. 110 ribu per hari per hewan ternak hanya untuk tangki airnya, belum lagi
Inovasi Alat ini memang belum dipasarkan terlalu dipasarkan secara luas, kata Dewi. Tapi Dewi dan kawan-kawannya sudah membuat wujud alatnya dan sudah diterapkan kepada mitra (paguyuban peternak) yang bernama “Mitra Sentosa” di Gunung Kidul. “Selama ini memang belum ada industri yang secara eksplisit meminta untuk mengembangkan alat Kami, karena memang publikasinya belum dilakukan secara masif dan berkelanjutan. Tetapi Kami berorientasi lebih kepada pengembangan sosial. Kami menyumbangkan alat tersebut kepada mereka, dan kami membantu mereka agar dapat mengembangkan pakan dan ternaknya, sehingga nilai jualnya juga dapat bersaing,” imbuhnya. Harapan ke depan dari Dewi alat ini akan coba dipasarkan melalui mitra-mitra yang lain dan dipasarkan melalui industri pakan ternak. Dewi pun coba menggelitik rekan-rekan mahasiswanya diluar sana agar keluar dari zona nyaman selama ini dan coba untuk selalu berinovasi. misalnya biaya sewa lain diluar itu. Dengan alat ini semua 1 paket hanya membayar Rp. 3 juta tersebut. Dari sisi waktu, untuk menghasilkan 1 kg pakan, dengan alat mesin giling biasa dibutuhkan 20 menit, sementara alat ini hanya butuh waktu 5 menit saja,” ujar dara yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat itu. Dewi menuturkan bahwa alat sebelumnya yang sudah ada hanya bisa menggiling bahan-bahan yang kering. Pada alat yang diciptakan oleh Dewi dan kawan-kawannya itu sudah dipasang pisau untuk alat pencacah dan pemotong sehingga alat yang keras seperti bongkol jagung dapat digiling, dimana dibawah alat tersebut dipasang lagi sebuah alat filter. “Jadi ANGGI BAPER ini kami rancang agar kuat pada filtering, ini rancangan baru, memang alat sebelumya bisa saja dipakai, tapi hasilnya tidak sehalus dengan penggunaan filter pada ANGGI BAPER, jadi masih kasar sekali. Sementara dengan filter yang ada pada ANGGI BAPER, halus sekali hasilnya,” terang Dewi yang telah mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2016 yang lalu di IPB Bogor.
“Mungkin yang IPK-nya bagus sudah sangat banyak, tetapi pandai berorganisasi, aktif dan banyak prestasi mungkin masih sangat kurang dan jarang sekali. Kekurangan yang lain adalah banyak sekali mahasiswa yang tidak ingin menulis. Artikel kecil pun mereka enggan. Cobalah untuk mulai menulis dari hasil penelitian yang dikerjakan, dibuat jurnalnya, dan jangan pernah takut mencoba memulai implementasikan ide-ide yang ada di kepala, padahal mahasiswa sekarang itu kreatif. Mulai saja dari coba-coba dulu untuk menuangkan ide, tidak harus langsung berhasil,” pungkasnya.
Vol.7.II.2017
53
54
Vol.7.II.2017
Vol.7.II.2017
55
56
Vol.7.II.2017