SALAM REDAKSI
Pembaca Budiman
“K
ru majalah SINERGI di bulan Oktober 2012 ini, sungguh mendapat suntikan baru semangat dan motivasi. Hal itu terjadi, ketika tiga sejawat Kami di Sekretariat Pemko Tebingtinggi, Kami ajak berdiksusi untuk memberikan pencerahan tentang masa depan majalan ini. Ketiga tamu kita itu adalah, Muhammad Ilham, SH, dari Bagian Adm. Hukum dan Organisasi, Bambang Wahyudhi, SIP bendahara Sekretariat DPRD kota Tebingtinggi serta Zakaria, SE dari Bagian Keuangan. Ajakan diskusi kepada tiga rekan itu, disambut dengan antusias. Jadilah Kami berembug membicarakan beberapa hal. Khususnya, soal kemungkinan pengembangan SINERGI pada 2013 nantinya. Tak disangka, keluarga besar DPRD kota Tebingtinggi sangat antusias dengan wajah baru dan manajemen media ini. Mereka pun meresponnya dengan siap memberikan hibah bantuan untuk penambahan halaman SINERGI yang saat ini baru 40 halaman saja. DPRD siap menghibahkan dana Rp 30 juta bagi pendanaan majalah ini ke depan. Hasil diskusi terkait dengan peraturan pengganggaran tak memungkinkan adanya hibah antar instansi di internal Pemko Tebingtinggi. Hal itu, ditekankan oleh Bagian Hukum dan Bagian Keuangan. Menurut mereka sesuai ketentuan, hibah demikian tidak dibenarkan. Akhirnya, dalam diskusi itu, rekan-rekan diskusi Kami menyarankan agar pada TA 2013, majalah ini mengajukan penambahan anggaran dengan dukungan DPRD dan semua SKPD. Insya Allah usulan telah Kami tindak lanjuti dengan harapan ada ‘rising sun’ di 2013. Untuk edisi Oktober 2012 ini, SINERGI muncul dengan topik yang sedikit kurang populer, tapi kami pandang sangat penting. Tema utama kita, berkaitan dengan idealisme dan nasionalisme ditengahtengah serbuan gencar pragmatisme. Kami mencoba mengupas tema yang sedikit filosofis ini dari sisi yang lebih ringan dan humanis, agar mudah untuk dicerna. Yang pasti, ada kekhawatiran kian menipisnya nilai-nilai idealisme di kalangan generasi muda kita, akibat terjadinya pergeseran dalam kancah kehidupan selama ini. Tema itu yang coba Kami ketengahkan. Menemani tema utama, Kami juga menyertakan sejumlah laporan yang agaknya bermanfaat untuk pembaca. Misalnya, soal sertfikasi guru, dan pengeluaran dana rumah tangga untuk halaman pendidikan dan ekonomi. Ada juga halaman lingkungan yang kali ini menyoroti upaya penyelamatan bantaran sungai. Ada pula laporan tentanghalaman wanita terkait keharmonisan keluarga, kemudian soal perlindungan anak, pada kolom hokum dan wnaita. Sedangkan di halaman parlementarian ada kajian soal urgensi staf ahli di DPRD. Pada kolom olah raga, Kami mencoba melihat perkembangan sepak bola pelajar yang telah menunjukkan prestasi. Demikian pua di kolom budaya, ada sebuah tulisan pelajar yang cuup menarik, ketika dia menulis surat untuk ibunya. Terbitan SINERGI kali ini tak lengkap jika tak membaca kolom sejarah. Seorang keturunan dari pendiri kota Tebingtinggi, mencoba mengupas sejarah kota Tebingtinggi dari perspektif umumnya selama ini, dipandang sebagai sejarah yang ‘benar.’ Ada juga tulisan soa komunitas becak bermotor yang kini jumlah kian membengkak di kota kita. Kami berharap, edisi kali ini bisa menambah khasanah pengetahuan Anda semua dalam rangka memahami kota Tebingtinggi ini secara komprehensif dalam beberapa bidang. Akhirnya, ini lah karya Kami yang mudah-mudahan bisa diterima dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Salam Kami, dari meja redaksi.
2
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 JULI 2002 KETUA PENGARAH : Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM (Walikota Tebing Tinggi) WAKIL KETUA PENGARAH : H. Irham Taufik, SH. MAP (Wakil Walikota Tebing Tinggi) PENGENDALI : H. Johan Samose Harahap, SH.MSP (Sekdako Tebing Tinggi) PENANGGUNG JAWAB : Ir. H. Zainul Halim (Assisten Administrasi Umum) PIMPINAN REDAKSI : Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP) WAKIL PIMPINAN REDAKSI : REDAKSI : Rizal Syam, Khairul Hakim, S. Sos, Juanda, KOORDINATOR LIPUTAN : Drs. Abdul Khalik, MAP LIPUTAN & REPORTER : Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi DESAIN & LAYOUT : M. Rahmadsyah SEKRETARIS REDAKSI : Dian Astuti BENDAHARA : Jaffet Candra Saragih
FOTOGRAFER : M. Rahmadsyah DISTRIBUTOR : Riduwan, Sri Astuty Rahmayani, SE DITERBITKAN OLEH : BAGIAN ADMINISTRASI HUMAS PIMPINAN DAN PROTOKOL Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi Alamat : Jl. DR. Sutomo No. 14 Tebing Tinggi Telp. 0621 - 329139 PRACETAK : Bege’s Medan, Syahrahmad85 (Isi di luar tanggungjawab percetakan) Redaksi Menerima Tulisan, Foto, juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan Tanda Pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya Tulisan dikirimkan ke alamat Redaksi Majalah Sinergi : Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl. DR. Sutomo No. 14 Tebing Tinggi Sinergi Majalah Sinergi Majalah
[email protected]
SINERGI OKTOBER 2012
DAFTAR ISI SINERGI | EDISI 116 OKTOBER 2012
UTAMA 1
WANITA 13
Mempertanyakan Kembali Nasionalisme Kita Benarkah nasionalisme kita sudah memudar? Entahlah. Tapi apa sebenarnya nasionalisme itu. Secara etimologi.......
5
14 15
Idealisme Itu Mesti Diajarkan Dan Diperjuangkan Robert Wolter Monginsidi, anak muda yang gugur di hadapan regu tembak Belanda pada 5 September 1947 di Makassar, Sulawesi Selatan.
8
Nasionalisme Kita Pasca Reformasi Robert Wolter Monginsidi, anak muda yang gugur di hadapan regu tembak Belanda pada 5 September 1947 di Makassar, Sulawesi Selatan.
pendidikan 10
Sertifikasi Guru Peningkatan mutu dunia pendidikan Indonesia terus gencar dilakukan. Salah satunya adalah program Sertifikasi guru. Sejak tahun 2006 , keprofesionalan guru yang memenuhi standart sertifikasi ......
KESEHATAN 11
Apa Khabar Hiv/Aids Penyebaran penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency syndrome) merupakan tahapan kedua dari infeksi HIV. Penyakit ini diketahui telah...
LINGKUNGAN HIDUP 12
Seorang ibu rumah tangga banyak dituntut dalam kehidupan ini. Mulai dari mendidik anak-anak dalam keseharian juga untuk........
PARLEMENTARIA
Menakar Idealisme Dan Pragmatisme Warga Danramil 013 kota Tebingtinggi Kapten Budiono, dalam suatu kesempatan dialog, mengaku saat ini animo generasi muda untuk mendaftar sebagai tamtama dan bintara TNI AD,.....
7
Keteladanan Ibu Bagi Anak
Menyelamatkan Bantaran Sungai Kita Berjalan lah Anda di pinggiran sungai. Kemudian perhatikan posisi pemukiman dan fasilitas publik yang ada di tepiannya. Jika Anda.......
16 17 18 20 21 22 24 25 26 27 28 30 32 33 34
Perjuangan Kesetaraan Gender Wawancara Sinergi dengan HJ Sofiani Tambunan anggota DPRD Kota Tebing Tinggi. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan......
Urgensi Staff Ahli Dprd Wawancara Sinergi dengan Murli Purba S. Fil. Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Tebing Tinggi Periode 2009-2014 Politisi Partai..........
HUKUM EKONOMI LENSA KEGIATAN INFO NASIONAL LENSA SRIKANDI TERAS PEMKO BUDAYA OLAHRAGA AGAMA SOSIAL SASTRA REMAJA KITA SUARA PEJUANG TEPIAN MOMENT IDUL ADHA 1433 H
TIM REDAKSI
Pimpinan Redaksi AHDI SUCIPTO, SH
Koordinator Liputan Drs. ABDUL KHALIK, MAP
Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Redaksi KHAIRUL HAKIM, S.Sos
Redaksi/Photografer M. RAHMADSYAH
Distributor RIDWAN
OKTOBER 2012 SINERGI
Redaksi RIZAL SYAM
Redaksi JUANDA
Distributor SRI ASTUTI RAHMAYANI, SE
3
SINERGITAS
Mempertanyakan
Kembali Nasionalisme Kita Benarkah nasionalisme kita sudah memudar? Entahlah. Tapi apa sebenarnya nasionalisme itu. Secara etimologi : Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan. Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia : Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Bertitik tolak dari pengertian inilah, maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.
peristiwa sejarah, selalu bersifat kontekstual (artinya meruang dan mewaktu), sehingga nasionalisme di suatu daerah dengan daerah lain atau antar zaman tidaklah sama. Misalnya saja bagi negara yang sudah lama merdeka, nasionalisme dapat mengarah pada imperialisme. Biasanya nasionalismenya bersifat konservatif. Bagi negara semacam ini akan mempersulit timbulnya nasionalisme di daerah-daerah jajahannya. Sedangkan bagi negara yang masih terbelenggu imperialisme dijajah nasionalisme bersifat revolusioner dan progresif. Dengan demikian nasionalisme sarat dengan kepentingan suatu bangsa. Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme sangat dipengaruhi oleh nasionalisme yang dianut kelompok dominan suatu bangsa.
Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme terdiri atas persaudaraan darah/ keturunan, suku bangsa, tempat tinggal, agama, bahasa dan budaya. Kemudian berubah dengan masuknya dua unsur yaitu persamaan hak bagi setiap orang untuk memegang persamaan dalam masyarakatnya serta adanya persamaan kepentingan dalam bidang ekonomi.
Dengan demikian, nasionalisme merupakan suatu paham lebih mendahulukan kepentingan nasional dibanding kepentingan golongan dan individu. Dahulu, dalam membangun negara dan bangsa Indonesia ini Soekarno menerapkan kemandirian ekonomi, budaya dan ideologis. Kemandirian ideologis merupakan salah satu hal yang paling penting karena tanpa adanya ideologis maka kita akan berjiwa apatis atau oportunis. Jelas hal yang demikian bukanlah hal yang menguntungkan untuk mengembangkan jiwa nasionalis.
Aspek mendasar timbulnya nasionalisme adalah aspek sejarah. Nasionalisme sebagai suatu
Anehnya, permasalahan bangsa Indonesia saat ini dapat dibedakan menjadi dua permasalahan, yaitu
4
pertama, Indonesia menerapkan konsep nasionalisme dalam tataran teori tetapi menggunakan konsep liberalisme dalam tataran operasionalisasinya. Sehingga, tidak terjadi sinkronisasi antara teori dan praktik. Kedua, masalah korupsi merupakan masalah yang menggerogoti bangsa Indonesia dari dalam. Arus investasi dan hutang luar negeri merupakan salah satu konsep liberalisme yang menggerogoti sendi-sendi perekonomian bangsa Indonesia. Terlalu banyak sumber daya alam Indonesia yang dimobilisasi ke luar negeri tanpa timbal balik yang sesuai bagi rakyat Indonesia. Mengenai ekonomi Indonesia saat ini yang bersifat liberal, sesungguhnya jika menilik kembali sejarah terdahulu, di mana Mohammad Hatta salah seorang founding father Indonesia, telah menerapkan sistem ekonomi tersebut dalam wadah koperasi. Yang mana koperasi tersebut dijalankan untuk kepentingan masyarakat dan tidak memihak pada kepentingan pribadi maupun golongan. Kemudian nasionalisme secara pasti menjadi alat untuk mencapai kesejahteraan. Kita tidak boleh terjebak dalam doktrin-doktrin nasionalisme saja. Yang perlu kita sadari saat ini adalah nasionalisme merupakan suatu alat yang dapat kita gunakan untuk mencapai sebuah tujuan di mana tujuan utama kita adalah mencapai kesejahteraan rakyat. Sudahkah nasionalisme seperti ini terpatri dalam diri kita? (Khairul Hakim) SINERGI OKTOBER 2012
UTAMA
MENAKAR IDEALISME DAN PRAGMATISME WARGA Lukman Hakim, kepala lingkungan 02 Kel. Pasar Baru, Kec. T.Tinggi Kota, mengaku setiap peringatan harihari besar nasional harus berkeliling mengingatkan warganya agar memasang bendera merah putih di halaman rumah masing-masing. Meski, tak ada warga umumnya etnis Tionghoa itu menolak memasang bendera, tapi pekerjaan mengingatkan warga telah dilakukannya dalam 10 tahun terakhir. “Memang harus diingatkan, karena tak jarang mereka lupa,” ujar Lukman suatu kali. Danramil 013 kota Tebingtinggi Kapten Budiono, dalam suatu kesempatan dialog, mengaku saat ini animo generasi muda untuk mendaftar sebagai tamtama dan bintara TNI AD, menurun drastis. Padahal, gaji sebagai tamtama dan bintara TNI AD, saat ini cukup memuaskan. Jika, 10 tahun lalu ketika pendaftaran dibuka, ada ribuan pemuda yang mendaftar, tapi sekarang ini hitungannya cuma ratusan saja. “Meski cukup, tapi animo berkarir di dunia militer cenderung menurun,” ungkap Kapten Budiono. Dua realitas di atas, menggambarkan tengah terjadinya proses pergeseran nilai-nilai dan orientasi hidup di kalangan anak muda negeri ini. Paling tidak pergeseran itu terjadi sepanjang era reformasi 10 tahun belakangan. Sederhananya, hal itu bisa dirasakan sebagai bergesernya nilai-nilai idealisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara OKTOBER 2012 SINERGI
menuju semangat pragmatisme global. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Amas Muda, SH, dalam suatu perbincangan, membenarkan terjadinya pergeseran itu dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam pandangan Amas, banyak contoh yang bisa dikemukakan untuk menakar kian menipisnya nilai-nilai idealisme. “Orang sudah tidak menjadikan kebenaran dan kebaikan itu sebagai tolok ukur dalam kehidupan, tapi lebih melihat kepada hal-hal bersifat material serta bernilai untung dan rugi,” kata mantan Ketua Korcab PMII Sumut era 1980 an itu. Menurut Amas Muda, terjadinya pergeseran nilai-nilai idealisme itu justru mengkhawatirkan, karena menuju ke arah semangat pragmatisme. Di mana masyarakat mengukur sesuatu dengan ukuran-ukuran materi dan ber-
sifat bendawi dan mengabaikan nilainilai nurani dan rohani. Contoh paling ekstrim bisa dikemukakan, orang mengagungkan individu yang memiliki harta melimpah dan jabatan wah, tanpa peduli dari mana asal harta dan jabatan diperolehnya, apakah diperoleh dengan jalan baik atau buruk. Dalam iklim demikian, jelas Amas, tidak lagi dipersoalkan orang itu koruptor dan garong atau orang yang jujur dan amanah serta pekerja keras, karena yang dihormati adalah kapasitas harta dan jabatannya, bukan tindakannya. Kondisi itu, menjadi salah satu ciri globalisasi, di mana individu tidak lagi dipandang berdasarkan moralitas yang dianutnya, tapi lebih pada kapasitas yang dimilikinya dalam berinteraksi dengan dunia. Profesionalisme diagungkan sedemikian rupa, sembari mengesampingkan moralitas atau kearifan lokal 5
UTAMA suatu bangsa. Padahal, karakter suatu bangsa menjadi penting sebagai penanda dan pembeda dengan kawasan atau bangsa lain. Dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia, idealisme itu dicirikan beberapa simbolisasi, diantaranya bendera merah putih dan pejuang militer. Bendera merah putih dan pejuang militer, adalah simbol keagungan dari idealisme dan patriotisme yang memiliki sejarah panjang dalam rahim bangsa Indonesia. Pada 64 tahun lalu, merah putih adalah simbol sakral dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Kolonialisme (Belanda dan Jepang). Seluruh komponen bangsa, menghormati merah putih sepenuh hati, bahkan menjadikannya sebagai benda keramat yang memiliki kekuatan spirit. Setiap warga, merelakan harta benda bahkan darah dan nyawa dalam membela keberadaan merah putih di setiap jengkal persada negeri ini. ‘Menginjak’ bendera merah putih kala itu, sama artinya sebagai pengkhianatan terhadap kemerdekaan bangsa dan balasannya adalah mati. Semangat membela merah putih tercermin dari berbagai perjuangan sesudahnya yang terukir dalam heroisme pembebasan Irian Barat atau konflik dengan Malaysia. Merah putih menjadi pembeda antara ‘kita’ dan ‘mereka’ yang didamlam kekitaan itu tersimpan idealisme membara, dalam membela bangsa dan negara. Mendampingi nilai sakralitas bendera merah putih, tersanding pula simbol-simbol pejuang militer dalam insitusi TNI yang dipandang sebagai karir mulia dan bentuk pengabdian tertinggi kepada bangsa dan negara. Mereka yang mangabdi di dunia militer dinilai sebagai bentuk pengabdian suci dan dihormati. Berbagai atribut militer yang disandang seseorang mengandung kharisma dan kewibawaan yang tinggi dihadapan masyarakat luas. Karir militer menjadi sumber kebanggan keluarga, bahkan lingkungan hingga kampung dan desa. Pahlawan, dalam kaca mata anak bangsa saat itu, adalah mereka yang memanggul senjata dan bergerilya di 6
hutan, menyabung nyawa demi membela rakyat dan bangsa dari penindasan kaum penjajah. Gerilyawan dan pejuang militer, dipandang sebagai sosok ideal yang bakal menyelamatkan negeri serta akan mampu nantinya membawa negeri ini dalam kehidupan yang lebih baik. Maka, rentetan nama-nama para pahlawan pun tercetak umumnya sebagai sosok yang melakukan perlawanan bersenjata terhadap musuh bangsa. Sosok bergelar pahlawan itu memang pantas ditauladani, karena memang berjuang hingga tetes darah terakhir mereka demi negeri ini. Simbolisasi merah putih dan pejuang militer itu, merupakan pengejawantahan semangat idealisme bangsa Indonesia yang muncul secara faktual dalam kehidupan dan perilaku individu maupun kelompok sosial. Kemerdekaan yang diraih, bukan merupakan hadiah, tapi buah dari semangat idealisme dan patriotisme anak bangsa yang pantas dibanggakan kepada bangsa dan negara lain. Idealisme itu sendiri merupakan paham/pandangan yang menginginkan kehidupan itu berproses secara sempurna, sesuai dengan ide-ide yang termuat dalam pikiran, nurani dan rohani manusia. Wujud dari idealisme itu, membentuk tindakan dan hasil pekerjaan yang sesuai dengan aturan (benar dan baik) yang telah digariskan kaedah hukum, nurani dan rohani publik. Singkatnya, idealisme itu, bak kereta api yang berjalan di sepurnya, untuk mencapai cita-cita bersama. Tapi, jika perjalanan itu menyimpang maka kereta api akan terbalik dan berakibat fatal bagi penumpangnya. Sama halnya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini akan berdiri kokoh dan berjaya, jika berjalan di atas rel peradaban yang benar, lurus, kuat, amanah, serta jujur sesuai dengan harmoni kehidupan. Contoh faktula itu, bisa dilihat pada bangsa Jepang, Cina dan India yang tak kehilangan idealisme mereka, sembari berpacu dalam pragmatisme global. Prinsip itu, menjadi syarat utama bagi seluruh komponen anak negeri dalam upaya menggapai
cita-cita ditengah perubahan cepat dari arus globalisasi yang ada Sayangnya, nilai-nilai idealisme semakin memudar seriring pejalanan waktu dari titik awal kemerdekaan. Bangsa ini, seakan kehilangan élan vitalnya, ketika pembangunan yang lebih pada kecukupan material menjadi target utama. Atas nama pembangunan, ekonomi digenjot terus menerus dengan menjadikannya sebagai tujuan final. Seluruh sumber daya dikerahkan dalam rangka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Namun, pengejaran atas pertumbuhan ekonomi itu, mengabaikan pembangunan pada aspek kemanusiaan. Buntut dari pengejaran itu, kita merasakan ikatan sosial antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, etnis dengan tenis dan agama dengan agama lainnya, mulai merenggang. Sesama anak bangsa saling bertarung memperebutkan kepentingan masing-masing untuk survive, tanpa peduli dengan kekalahan yang lainnya. Tidak mengherankan jika ikatan sosial bangsa ini kian rapuh. Kerapuhan itu, selanjutnya melahirkan sejumlah anomali sosial yang kian meresahkan dalam bentuk berbagai patologi sosial, berupa free sex, penyalah gunaan narkoba, korupsi, tawuran, serta berbagai penyakit sosial lainnya. Jika berbagai anomali sosial itu terus berlangsung, pada titik paling ekstrim bangsa ini akan kehilangan identitasnya sebagai suatu bangsa. Kita akan menunggu saat-saat krisis itu, di mana negara bernama Indonesia ini akan runtuh dan di atas puingnya akan berdiri sebuah identitas baru yang bukan milik kita bersama lagi.. Bagaimana pun, nilai idealisme dalam berbangsa dan bernegara tidak boleh hilang, karena taruhannya sangat berat. Paling tidak, harus ada kemauan semua kalangan untuk menjaga idealisme itu tetap hidup dalam sanubari bangsa ini, disamping berjalannya nilainilai pragmatisme sebagai keniscayaan di era global ini. Abdul Khalik SINERGI OKTOBER 2012
UTAMA
IDEALISME ITU MESTI
DIAJARKAN DAN DIPERJUANGKAN Drs. Abdul Khalik MAP
R
obert Wolter Monginsidi, anak muda yang gugur di hadapan regu tembak Belanda pada 5 September 1947 di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam sebuah film klasik yang diputar pada salah satu program televisi satelit, dikisahkan bagaimana fragmen saatsaat krusial pahlawan nasional berusia 24 tahun itu berjuang dalam upaya merebut kemerdekaan. Ketika Monginsidi pertama kali ditangkap tentara NICA akibat pengkhianatan bangsanya, 26 Oktober 1947, di sebuah sekolah, dirinya tak melibatkan siapapun. Kata Monginsidi, “siapa yang punya cita-cita tinggi, harus rela berkorban dan memikulnya.” Pada 28 Februari 1947, berkat bantuan kawan-kawannya di penjara, Monginsidi berhasil kabur. Tapi, lagi-lagi dia tertangkap akibat pengkhianatan bangsanya pada 27 Oktober 1947. Ketika tentara Belanda mengepungnya di salah satu rumah temannya, pria kelahiran Malalayang, Menado, Sulut 14 Februari 1925 itu, sedang bersembunyi di kamar mandi dan memegang dua granat yang bisa jadi senjata meloloskan diri. “Aku tahu bisa lolos, tapi Belanda akan menghancurkan kampung ini. Aku tak ingin karena diriku orang menanggung akibatnya,” ujar Monginsidi saat berdialog dengan temannya. Pimpinan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) itu pun menyerah. Ketika permohonan grasi yang diajukan ayahnya ke Pemerintah Belanda ditolak, anak muda yang kenyang dunia pendidikan itu, dihukum mati. Pada tengah malam 5 September 1949, RW Monginsi menjalani hukuman mati. Detik-detik akhir sebelum menghadap regu tembak, usai pendeta membacakan beberapa ayat Injil sesuai agamanya, Monginsidi ditanya apa permintaannya. “Berikan saya kertas,” kata dia. Secarik kertas dan pulpen pun diberikan kepada anak pasangan Petrus Mongindisi dan Lina Suawa itu. “Setia sampai akhir sesuai keyakinan,” tulisnya. Kemudian, dia meminta kepada regu tembak; “Tembak saya setelah saya berteriak merdeka,” pesan Monginsidi. Sesaat Monginsidi berteriak “MERDEKA!” lima butir peluru meluncur deras ke dadanya, satu diantaranya tepat mengenai jantung pejuang itu. Monginsidi pun terkulai. Dia gugur dengan senyum tersungging dibibirnya. Kisah salah satu pahlawan nasional itu, bisa menjadi contoh tentang sebuah idealisme yang tersimpan dalam sanubari generasi muda Indonesia kala itu. Idealisme ratusan ribu generasi muda di era perjuangan itu, menjadi sumbu pembakar revolusi kemerdekaan Indonesia. Andai saja, tidak ada anak muda sekelas RW Monginsidi yang rela mengorbankan nyawa untuk bangsanya, bisa jadi negeri ini tidak akan pernah merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini. Tak cuma di negeri ini idealisme itu tertanam kuat, tapi juga hampir merata di berbagai negeri. Idealisme yang bersemayam di dada setiap anak OKTOBER 2012 SINERGI
bangsa menjadi pintu pembuka bagi sebuah perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di mana sosok idealis itu berada. Masih ingat film ‘Braveheart’ (1995) yang dibintangi dan disutradarai Mel Gibson? Film sejarah bangsa Skotlandia yang sering diputar di televisi itu, mengisahkan pahlawan legendaris William Wallace yang ingin memerdekakan negerinya dari jajahan Kerajaan Inggris. Wallace, mampu menggelorakan semangat anak negeri Skotlandia yang mentalitasnya sudah berada di titik terendah, menjadi pejuang-pejuang yang tangguh. Ketangguhan pejuang-pejuang Skotlandia mengakibatkan Kerajaaan Inggris mengalami kerugian besar, mereka pun bertekad menangkap William Wallace. Ketika Wallace ditangkap, sang legendaris itu diberi dua pilihan, memohon ampun kepada raja agar tidak dihukum mati, atau harus menjalani hukuman pancung. Hingga detik-detik terakhir prosesi pemancungan, putri mahkota Kerajaan Inggris yang bersimpati pada Wallace, terus membujuk agar bersedia memohon ampunan. Pahlawan Skotalndia itu tak bergeming sedikit pun. “Mohonlah ampun kepada Raja agar kau tak dihukum pancung,” harap putri mahkota, saat besi runcing yang dijadikan alat siksaan menusuk selangkangan Wallace. Namun, pada saat siksaan mendera Wallace hingga rasa sakitnya sampai dipuncak, dia berteriak keras “FREEDOM!” seketika itu pula kapak algojo memisahkan kepala dan badan pria kekar itu. William Wallace gugur ditengah wajah-wajah sedih, kecewa yang bercampur aduk sesuai kepentingan masing-masing. Bahkan, Raja Inggris, seketika mangkat, karena tak yakin dengan teriakan Wallace. Idealisme, adalah nilai-nilai kebenaranan,
kebaikan, kepahlawanan, tanggung jawab, ketegasan, keteguhan, kejujuran, pengorbanan, keikhlasan, kesalehan, serta berbagai pemaknaan yang mulia. Dalam terminologi agama (Islam) idealisme dikenal dengan istilah istiqamah. Bahasa Al Qur’an menyebut orang-orang yang istiqamah akan diberikan sebuah ma’unah yang tak diperoleh orang lain, yakni pupusnya rasa takut dan gentar di dalam hati, meski harus menghadapi penderitaan dan kekejaman yang keji dalam langkah perjuangannya. Sikap demikian, hakikatnya adalah sifat fithriah manusia yang dititipkan Sang Pencipta tidak kepada semua manusia. Bisa jadi, orang-orang idealis memang lahir pada zamannya dan menjadi salah satu di antara sosok yang diharapkan mampu membuat perubahan dalam setiap periode kehidupan. Tapi sifat idealisme juga, adalah sikap yang bisa diajarkan, kepada masyarakat, bila ada kemauan politik (political will) dari para pengambil kebijakan di suatu negeri untuk mengajarkannya. Contohnya, adalah sikap cinta tanah air pada setiap warga negara tidak datang dengan sendirinya, tapi diajarkan terus menerus dalam berbagai kesempatan. Orang akan mencintai negerinya, karena ada pemahaman yang dijejalkan kepada warga negara akan makna, betapa pentingnya kecintaan atas negeri tempat di mana kita lahir, hidup dan meninggal. Analaogi ini bisa pula diajarkan kepada anak negeri akan nilai-nilai mulia yang terkandung dalam nilai-nilai idealisme. Birokrasi, misalnya bisa diajarkan untuk menjauhi korupsi, karena perilaku itu sangat merusak kehidupan negara. Rakyat, bisa diajarkan nilai-nilai kejujuran dan kerja keras dalam upaya membangun kehidupan mereka yang lebih baik. Persoalannya, seiring dengan terjadinya perubahan cepatdalam tataran global, pengajaran terhadap nilai-nilai idealisme itu terabaikan. Masyarakat dibiarkan mencari nilai-nilainya sendiri, tanpa ada rambu-rambu yang disiapkan untuk itu. Jadilah masyarakat mendapatkan nilai-nilai hidup dari media massa tanpa filterisasi sama sekali. Idealisme jug aharus diperjuangkan, karena dari perjuangan itulah sebuah idealisme bisa tumbuh subur dan menjadi salah satu ideology masyarakat. Pancasila yang menjadi dasar NKRI, adalah nilai-nila idealisme bangsa yang sudah hidup selama ratusan tahun di berbagai daerah. Pancasila, akan bisa mengisi ruang kehidupan publik, bila nilai-nilai itu diperjuangkan untuk bisa diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa bernegara. Tanpa diperjuangkan, Pancasila hanya akan menjadi simbol dan semboyan tanpa makna serta ditelantarkan dalam lembaran buku-buku pengajaran. Bangsa yang tercerabut dari akar idealisme, adalah bangsa yang sekarat dan hanya menunggu ajal untuk kemudian terkubur dalam dinamika kesejarahan manusia. Sebaliknya bangsa yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai idealisme, adalah bangsa yang akan terus hidup dan Berjaya, meski badai dahsyat datang menerpa, bangsa itu diyakini akan selamat. Tinggal kita memilih, hidup tanpa idealisme dan mempertuhankan pragmatisme, sehingga hanya menjadi jongos globalisasi, atau menyuburkan nilai-nilai idealisme, meski kenyataan itu sangat pahit. Wallahu a’lamu bi asshawab.***
7
UTAMA
NASIONALISME KITA PASCA REFORMASI Zulfi Pandapotan Nasution (Sekretaris Umum KAHMI Kota Tebing Tinggi)
Tulisan ini dirasa penting untuk dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa makna penting nasionalisme kita pasca reformasi kurang banyak diamati secara proporsional dan mendalam, sehingga ada semacam ketakutan dari saya jika keadaan ini dibiarkan begitu saja akan menimbulkan gejolak yang maha luar biasa nantinya. Nasionalisme adalah paham untuk mencintai bangsa. Kalau kita mencintai kebangsaan, tentunya harus berbuat sesuatu yang terbaik untuk bangsa dan negara. Dalam konteks keindonesiaan, nasionalisme berarti menyetujui konsep NKRI dan menjunjung tinggi nilai - nilai Pancasila dan UUD 1945. Seperti nilai nasionalisme yang telah dilakukan oleh founding fathers kita, mereka berjuang dan bekerja benar-benar untuk bangsa meskipun harus berkorban nyawa, keluarga dan harta yang dimiliki. Tidak ada rasa ingin mementingkan diri sendiri, keluarga atupun kelompok. Sementara hari ini, bisa dihitung dengan jari orang yang sungguh - sungguh mencintai bangsanya. Kebanyakan mencintai diri sendiri dan mencintai kelompoknya. Jadi sangat relevan jika kita harus membicarakan nasionalisme itu saat ini dan terus - menerus ditumbuhkembangkan serta diberikan pelajaran kepada kaum muda. Nasionalisme tidak hanya sekedar definisi kedaulatan teritorial yang sempit, dia juga harus berbentuk pemenuhan hak dari negara, pemberian rasa aman, pemenuhan kesejahteraan, dan kebebasan berpikir, berkeyakinan, berbicara dan bertindak. Melihat defenisi tersebut, maka paham nasionalisme mempunyai peran elementer dan sudah semestinya dimiliki oleh segenap bangsa. Paham tersebut menjadi sebuah ideologi bersama yang berfungsi sebagai pengikat emosional masyarakat kita yang sangat multikulture. Rasa nasionalisme-lah yang melahirkan semangat sumpah pemuda dan menyatukan masyarakat kita yang multikultur waktu itu. Mereka bersepakat untuk bersama - sama hidup berdampingan dalam sebuah bingkai yang bernama “Indonesia”. Nasionalisme mengajarkan kita untuk menjaga kebersamaan, perbedaan dan kepedulian terhadap masyarakat. Nasionalisme Indonesia muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan dan penderitaan yang dialami memunculkan semangat untuk bersatu melawan segala bentuk pejajahan. Berdirinya Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan nasionalisme Indonesia yang kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya. Pada kurun waktu 1945-1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh semangat mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia. Hal itu sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia saat
8
ini. Semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. Kita terlalu menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Realita nasionalisme kita hari ini Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia, (Edison A. Jamli dkk. Kewarganegaraan. 2005). Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain - lain. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses globalisasi. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana pengaruhpengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang setahap demi setahap. Banyak perilaku - perilaku kita yang sudah tidak bernilai nasionalisme seiring berjalannya era globalisasi. Padahal, sebagai bangsa yang besar seharusnya kita mampu untuk menginternalisasikan nilai nasionalisme tersebut dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, mungkin diantara kita sudah mulai malas untuk mengibarkan bendera merah putih di halaman rumah saat hari-hari besar nasional, belum lagi cara berpakaian remaja yang berdandan seperti layaknya selebritis yang cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang dapat memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan.
Sedangkan, cara berpakaian tersebut jelas - jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Belum lagi, kebanyakan remaja sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka lebih suka menggunakan bahasa alay (istilah anak gaul) dalam berkomunikasi. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno dan menggunakan narkoba. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Jika hal diatas dibiarkan, mau jadi apa genersi muda akan datang? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Barangkali semua ini terjadi bukan saja karena adanya arus globalisasi, tapi karena adanya kesenjangan sosial yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran, meluasnya kemiskinan dan tidak meratanya pendidikan, ini juga indikator dari hilangnya nilai nasionalisme saat ini. Bila dianalisa lebih jauh, kemungkinan lunturnya nilai nasionalisme itu dapat dilihat dari kinerja pemerintahan pada zaman reformasi yang masih jauh dari harapan/ misi reformasi itu sendiri. Belum lagi banyak terkuaknya kasus - kasus korupsi, penggelapan uang negara dan penyalahgunaan kekuaSINERGI OKTOBER 2012
UTAMA saan oleh para pejabat negara membuat para masyarakat enggan untuk memperhatikan dan mencintai negeri ini, apalagi tertinggalnya Indonesia dengan negara - negara lain disegala aspek kehidupan, membuat generasi muda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia. Kita mesti melihat orang Jepang, mereka sangat mengglobal. Tetapi nilai nasionalisme orang Jepang mereka perlihatkan dengan kecintaan terhadap tanah air, bagaimana mereka membangun bangsanya, bagaimana mempertahankan budayanya di tengah - tengah globalisasi. Mereka bangga bahasanya dan tetap melaksanakan tata kramanya yang penuh dengan kesantunan dan kesopanan. Mereka tidak meninggalkan nilai ketimuran yang melekat pada jati diri bangsanya. Harus ada perubahan Rangkaian pendapat di atas tersusun berkat penulusuran logika untuk melakukan penekanan terhadap masalah – masalah yang ada. Harus kita akui, bahwa terlalu panjang lebar untuk mengurai kondisi permasalahan yang sesungguhnya. Karena itu, penulis mengambil pilihan untuk sekedar mempresentasikan perpektif yang penulis yakini dalam membedah permasalahan kekinian mengenai nasionalisme kita pasca reformasi. Gerakan perubahan pada dasarnya adalah mengolah realitas dari yang tidak kita inginkan menjadi yang kita inginkan. Untuk mencapai kesuksesan dalam melakukan ini, perhatian seksama terhadap tingkat permanensi suatu realitas dan faktor x sebagai kausa pengukuh realitas sangat penting. Sebab akan mempengaruhi strategi, taktik, stok kesabaran yang harus disiapkan, dan kalkulasi kita soal kapan gerakan perubahan harus dimainkan tentunya sesuai dengan aturan main yang ada. Masyarakat dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan, dan perubahan itu ada yang kentara dan tidak kentara, ada yang pengaruhnya luas dan ada pula yang terbatas, ada yang harus secara evolusi bahkan ada pula secara revolusi. Perubahan masyarakat pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan pertumbuhan dan kepentingan masyarakat. Terjadinya gerakan reformasi yang dimotori oleh mahasiswa pada tahun 1998 itu bisa dikatakan sebagai akibat adanya ketidakpuasan rakyat kepada pemerintah pada saat itu, yang dianggap tidak dapat memenuhi tuntutan kehidupan masyarakat. Perubahan masyarakat memiliki dimensi yang luas. Menurut Koentjaraningrat, ruang lingkup perubahan masyarakat terdiri dari unsur-unsur kebudayaan, baik yang materil maupun immateril. Perubahan masyarakat secara umum menyangkut perubahan-perubahan struktur, fungsi budaya dan perilaku masyarakat. Perubahan berarti suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya. OKTOBER 2012 SINERGI
Sudah empat belas tahun reformasi berjalan, dan empat belas tahun yang lalu tentu berbeda dengan kondisi saat ini. Perbedaan yang paling nyata dan penting adalah menyangkut kekuasaan negara berada dalam genggaman pemerintahan, bukan pemerintah. Walaupun pemerintah masih sebagai pemegang otoritas dengan porsi terbesar, dan sebagian otoritas pemerintahan itu sudah terbagi kepada legislatif, lembaga yudikatif, Bank Indonesia untuk moneter, pemerintah daerah, dan sebagianya. Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan situasi masa Orde Baru dan Orde Lama dibawah UUD 1945 sebelum di amandemen yang membagi porsi kekuasaan bukan saja terbesar pada pemerintahan(eksekutif). Sejatinya, tujuan reformasi itu ingin menciptakan tatanan perubahan yang signifikan khususnya yang menyangkut kesejahteraan. Karena kita ketahui bersama, bahwa reformasi itu tercetus akibat dari krisis di kawasan Asia, termasuk Indonesia pada tahun 1997. Krisis di Indonesia sampai saat ini belum menunjukkan tanda - tanda perbaikan. Kemiskinan, pengangguran, kesenjangan dan keterbelakangan masih terjadi dimana - mana. Reformasi yang digulirkan mahasiswa tahun 1998 yang diharapkan mampu memberikan angin segar bagi rakyat Indonesia untuk memperbaiki krisis multidimensi menuju era baru, ternyata bergerak lamban sehingga persolan krisis itu sampai saat ini belum juga berakhir. Sebenarnya keberhasilan dalam suatu bangsa untuk bisa menjadi negara ataupun bangsa yang maju, tentu tidak bisa dilepaskan dari beberapa peranan, pertama pendidikan. Pola pemerataan kepintaran dan kecerdasan harus sudah sampai menyentuh masyarakat yang berada di level bawah. Orang miskin ataupun orang kaya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan atau menerima ilmu pendidikan. Pendidikan harus menjadi prioritas utama untuk mencerdaskan generasi bangsa. Pendidikan sangat berfungsi untuk perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan pola pikir yang analisis kritis konstruktif, berperan untuk menanamkan keyakinan - keyakinan dan nilai - nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara - cara berpikir dan sikap - sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Pendidikan bukan sekedar pembentukan intelektualitas saja tapi harus lebih dahulu membentuk afkesi (sikap atau karakter) seseorang yang pada gilirannya dapat memberikan hal yang terbaik untuk dirinya dan negaranya. Perlu untuk diingat bahwa menurut cerita yang sangat terkenal, setelah Jepang luluh lantak akibat Perang Dunia II, Kaisar Jepang Hirohito memanggil jen-
deral angkatan perangnya untuk menanyakan sesuatu. Yang ditanyakannya bukan jumlah pasukan yang tersisa untuk melakukan serangan balasan, melainkan, “Berapa guru yang tersisa agar bisa membangun negeri kembali?” Kisah itu sungguh luar biasa dan membawa dampak yang mengagumkan. Sekarang Jepang sudah menjadi negara maju karena memprioritaskan pendidikan. Kedua adanya jaminan kestabilan politik dan sosial peace (ketentraman sosial). Poin ini memberikan sinyal bahwa rasa aman juga memiliki peranan besar untuk memajukan suatu negara. Proses pembangunan tidak akan berjalan tanpa adanya jaminan keamanan serta jaminan tidak terjadinya konflik yang bisa menganggu perdamaian sehingga bila dua hal tersebut masih menjadi ancaman maka semua proses dan rencana pembangunan akan sia - sia. Terciptanya ketentraman dan rasa nyaman sangat penting bagi sebuah negara untuk memperkuat eksistensi dan mendorong potensi perkembangan ekonomi dan pembangunan. Ketiga, penyediaan lapangan pekerjaan. Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang merupakan suatu masalah yang mendesak dan harus segera dipecahkan karena dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial. Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti pencurian/ penodongan/ perampokan, pelacuran, jual beli anak, anak jalanan dan lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan korban sosial yang pada waktunya akan menurunkan kualitas sumber daya manusia, martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi pembangunan, kebijakan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan dan dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh masyarakat, diharapkan permasalahan pengangguran dapat dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan sumber hidup (pekerjaan). Perubahan itu semuanya mungkin dan semuanya berhak. Sebab, yang tidak mungkin dan yang tidak berhak adalah yang tak berusaha. Siapa yang tidak berusaha? Penulis harap bukan kita! Apa yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki Tuhan, pada dasarnya kita tidak tahu pasti. Wallahu’alam biashshawab. Referensi : - Jamli, Edison dkk,Kewarganegaraan (Jakarta: Bumi Akasara, 2005) - Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta : Rineka Cipta, 1990
9
PENDIDIKAN
SERTIFIKASI GURU Peningkatan mutu dunia pendidikan Indonesia terus gencar dilakukan. Salah satunya adalah program Sertifikasi guru. Sejak tahun 2006 , keprofesionalan guru yang memenuhi standart sertifikasi memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik. Kemendiknas (Kementrian pendidikan Nasional) Republik Indonesia pun terus mengenjot pelaksanaan program pemberian sertifikat bagi guru yang telah memenuhi standar sertifikasi. Ratusan guru sekolah berstatus Negeri maupun swasta yang menyandang kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) dan Nomor Unik Pendidik dan tenaga Kependidikan (NUPTK) berupa sertifikasi pendidikpun berlomba mengikuti Ujian Kompetensi Awal (UKA) yang digelar oleh Kementrian Pendidikan Nasional di Jakarta. Tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang diemban oleh para pengajar yang berhasil memperoleh sertifikat guru, diketahui membawa peningkatan martabat pahlawan tanpa tanda jasa itu, sehingga program ini mampu meningkatkan pendapatan perekonomian berdasarkan pembayaran (carryover) melalui proses transfer ke rekening guru sebesar 1 bulan gaji yang dibayarkan oleh pemerintah. Begitu tinggi dan luhur tujuan dari sertifikasi sehingga pemerintah membuat banyak program untuk bisa mewujudkan tujuan tersebut diatas, dari mulai pengumpulan porto folio sampai dengan PLPG. Persyaratan kepesertaan Sertifikasi guru harus memiliki beberapa kriteria, diantaranya Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan Disamping itu, bagi seorang guru bukan PNS pada sekolah swasta harus memiliki SK sebagai guru tetap yang dikeluarkan pihak penyelebggara pendidikan.Sedangkan guru Non PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK Pengangkatan sebagai seorang guru yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota. Persyaratan lainnya berlaku untuk
10
pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru. Kriteria lainnya , tenaga pengajar tersebut sudah menjadi guru tertanggal 30 Desember 2005 , pada saat UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan. Selain itu belum memasuki usia 60 tahun pada tanggal 1 januari 2013 mendatang dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK). Tetapi dalam program Sertifikasi ini , seorang guru dapat memiliki beberapa prioritas untuk mengisi kuota contohnya, seorang guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi persyaratan . keistimewaan lainnya, seorang guru dan Kepala sekolah berprestasi yang mampu meraih peringkat 1 tingkat Provinsi atau peringkat 1, 2 atau 3 tingkat Nasional , atau seorang guru yang mampu menyabet prestasi di tingkat International yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam jabatannya dari 2007 s/d tahun 2011. Bicara tentang Peningkatan keprofesioanalan guru melalui program sertifikasi guru , Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Pemko Tebing Tinggi Drs.H.Pardamean Siregar,MAP berambisi untuk gencar melakukan peningkatan kualitas dan mutu melalui peningkatan kepentingan pelayanan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam kehidupan global agar standart prpfesi pendidik dapat lebih baik . Sampai kini, menurutnya, jumlah guru yang tellah disertifiaksi jumlahnya
sebanyak 1260 orang, yang belum disertifikasi jumlahnya sebanyak 1465 orang, dengan tingkat persentase sebesar 46%. Jumlah tersebut termasuk guru dengan jenjang SD, SMP, SMA dan SMK baik negeri maupun swasta yang jumlahnya mencapai 2725 orang guru. Masih Pardamean, mengacu pada permendiknas, nomor 18 tahun 2007, tentang persyaratan utama peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah guru yang memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-I) atau diploma empat (D-4). Selain itu, peserta sertifikasi tiap tahun dibatasi oleh kuota dan jumlah guru yang memenuhi persyaratan kualifikasi akademik lebih besar daripada kuota maka dinas pendidikan provinsi atau dinas pendidikan kabupaten/kota dalam menetapkan peserta sertifikasi juga mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah : kinerja (1) masa kerja/pengalaman mengajar, (2) usia (3) pangkat atau golongan ( bagi PNS); (4) beban mengajar; (5) jabatan / tugas tambahan; dan (6) prestasi kinerja. Yang menjadi kendala peserta sertifikasi di kota tebing tinggi adalah jumlah guru disekolah banyak yang berlebih, sehingga sekolah kesulitan dalam pembagian jumlah jam mengajar. Beberapa guru jadi kesulitan memenuhi jumlah jam mengajar yang telah ditentukan yaitu harus memenuhi 24 jam. Menurutnya, penetapan (calon) peserta sertifikasi guru dalam jabatan ini dilakukan secara transparan, yang dibuktikan dengan pengumuman secara terbuka oleh dinas pendidikan provinsi atau dinas pendidikan kota Tebing Tinggi. Dengan demikian, publik akan mengetahui siapa-siapa yang berkesempatan mengikuti sertifikasi pada tahun berikutnya. Dinas Kota Tebing Tinggi melakukan pembekalan terhadap calon guru yang mau disertifikasi oleh kepala bidang PMPTK. Pardamean berharap, para guru dapat mempergunakan tehnik power point sekaligus memanfaatkan Tehnologi dalam melakukan proses belajar sehingga para guru dapat memberikan pelayanan terbaik untuk peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi. Mhd.Rahmadsyah REFERENSI TEBING 2012 TINGGI DELI SINERGI OKTOBER
KESEHATAN
APA KHABAR HIV/AIDS Penyebaran penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency syndrome) merupakan tahapan kedua dari infeksi HIV. Penyakit ini diketahui telah menyebar hampir diseluruh provinsi di Indonesia. Sedikitnya sekitar 170.000 jiwa sampai 120.000 jiwa dari 220 juta telah terjangkit oleh penyakit yang timbul karena rusaknya kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus dalam tubuh. Akibatnya, grafik kematianpun terus merangkak hingga mencapai 5.500 jiwa untuk tahun 2012. Angka kematian ini dinilai cukup banyak, menjawab persoalan penyebaran HIV/AIDS, Kepala Dinas Kesehatan Pemko Tebing Tinggi dr.Vive Kananda, Sp.THP mengatakan, Virus HIV dapat menular melalui sikap berganti ganti pasangan seksual , tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan pengidap HIV positip, transfusi darah yang tidak terjamin, penggunaan jarum suntik secara bergantian, darah, air mani atau cairan vagina yang masuk ke dalam tubuh. Bagi ibu hamil penderita HIV, kondisi tersebut sangat berisiko terinfeksinya bayi melalui proses persalinan dan menyusui. Disamping itu, penyakit HIV juga rentan mengalami penyakit kanker khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma. Tetapi penyakit ini tidak akan terinfeksi dengan kontak fisik biasa, seperti berenang, terpapar batuk atau bersin, berbagi makanan, memakai toliet bergantian, gigitan nyamuk atau serangga lainnya, berpelukan, berciuman, berdansa atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Vive berpendapat, penderita HIV dan AIDS memiliki beberapa gejala yang bervariasi berdasarkan fase infeksinya, Infeksi HIV pertama, tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi kekebalan tubuh akan mengalami penurunan sehingga menderita sakit demam, sakit kepala, radang tenggorokan, pembekakan pada kelenjar limpa dan ruam. Infeksi selanjutnya,tubuh tidak akan mengalami gejala dari 8-9 tahun, namun virus yang mampu melipatgandakan ini akan merusak sistem imun sehingga mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti pembekakan node limpa, diare, hilang berat badan, demam batuk atau bernafas pendek.Tahapan tersebut terus berkelanjutan, dalam waktu 10 tahun atau lebih, infeksi tahap pertama itu dapat lebih serius dan diistilahkan engan AIDS dengan gejala infeksi ketika sistem imun mulai melemah. Dengan kondisi ini, di malam REFERENSI TEBING2012 TINGGI DELI OKTOBER SINERGI
hari penderita akan berkeringat dan menggigil atau menderita sakit demam dengan tenperature lebih dari 38 celcius. Jika terus berlanjut, dalam waktu beberapa minggu penderita akan menderita batu kering dan nafas pendek, diare kronis, noda putih pada lidah atau mulut, sakit kepala, pandangan kabur, dan hilang berat badan. Disamping menderita rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan penderita akan mengalami pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan ,diare kronis dan Sakit kepala yang tidak kunjung hilang. Masih Vive,, tidak ada vaksin yang mencegah penyakit AIDS. Namun perilaku hidup sehat , seperti hindari melakukan hubungan seks sebelum menikah, bersikap saling setia terhadap pasangan dan tidak menggunakan narkoba melalui suntikan, merupakan tekhnik untuk menghindari terjangkitnya penyakitb masyarakat ini. Tahknik mempertahankan harapan hidup, seorang penderita AIDS dapat mengkonsumsi obat ARV (Anti Retro Viral) yang dilakukan secara rutin pada jam tertentu setiap harinya. Kurangnya informasi dan penanggulangan HIV. AIDS pada masyarakat terutama kelompok resiko tinggi seperti para PSK (Pekerja Seks Komersial), pelaku Heteroseksual,supir jarak jauh, pekerja salon dll, merupakan salah kelemahan bersama. Kelompok tersebut harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakit ini.” Ada 3 langkah startegi sebagai uapaya pencegahan HIV, misalnya, kampanye bahaya ASIDS, penjangkauan dan penanganan kasus, dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi ODHA(Orang dengan HIV/AIDS). Dalam upaya bentuk pelayanan terhadap penderoita ini, Pemko Tebing tinggi sejak tahun 2010 telah membuka
sebuah fasilitas Klinik VCT (Voluntary Counseling Test) “Beriman” di RSU Dr.H.Kumpulan Pane dengan bentuk pelayanan berupa pemeriksaan terhadap kesehatan darah secara sukarela dengan fasilitas CST (Care Support Treatment) dalam pelaksanaan pelayanan pengobatan seperti penyakit GO (Kencing nanah),Sifilis,Herpes kelamin dsb. Dr Vive dengan tegas meminta agar masyarakat tidak mengucilkan para penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Menurutnya pengidap HIV/AIDS itu memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat normal, hanya saja dia memiliki penyakit yang sulit disembuhkan sehingga memerlukan tingkat kepedulian tinggi “ Hingga Desember 2012, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Tebing Tinggi di duga sebanyak 9 orang, dan kebanyakan mereka berasal dari luar kota”paparnya. Menurut dia, ketika di lingkungan masyarakat ditemukan orang-orang positif HIV/AIDS, sebaiknya diarahkan aktif untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah atau Rumkit lainnya agar kondisinya semakin membaik. Dirinya memperkirakan, jika dikucilkan, penderita HIV/AIDS sangat mempengaruhi perkembangan kejiwaan dan diprediksi dapat mengancam lingkungan sekitar. “ Penderita berpotensi dapat melakukan tindakan diluar dugaan untuk menyebarkan penyakit itu, jika dirinya mengalami tekanan kejiwaan dari masyarakat sekitar kita”jelasnya. Masih Vive, metode pengawasan terhadap masyarakat yang dinyatakan positif HIV dilakukan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan keluarga dan seluruh elemen masyarakat sampai kelevel lingkungan merupakan langkah kepdulian terhadap penderita ini. Diharapkan, masyarakat dapat membantu pemerintah untuk melakukan pengawasan dengan melaporkan perkembangannya penderita HIV/AIDS di lapangan. Selain itu, para pengidap HIV harus mampu menumbuhkan kesadarannya dengan melakukan pemeriksaan secara teratur dan mematuhi saran yang dianjurkan dokter. “Penderita dapat melakuakn berbagai kegiatan positip agar tidak terfokus terhadap penyakit yang dideritanya”. Sarannya. Mhd.Rahmadsyah
11
LINGKUNGAN HIDUP
Menyelamatkan Bantaran Sungai Kita Berjalan lah Anda di pinggiran sungai. Kemudian perhatikan posisi pemukiman dan fasilitas publik yang ada di tepiannya. Jika Anda sedikit teliti, lihat juga bagaimana posisi rumah-rumah yang berada di pinggiran kali itu, mana halaman depannya dan mana halaman belakangnya. Dipastikan, semuanya menjadikan sungai sebagai halaman belakang alias ruang dapur dari setiap rumah yang ada. Ruang ‘bokong’ dalam rumah itu, adalah tempat akhir dari seluruh aktifitas penghuni rumah dan biasanya menjadi tempat pembuangan akhir dari beragam dinamika penghuninya. Di dapurlah, segala sampah rumah tangga berkumpu. Di ‘pantat’ rumah itu pula segala hal yang jorok dikumpulkan, bahkan di dapur pula tersedia kamar mandi/WC yang menjadi lokasi pembuangan limbah penghuni rumah. Ketika, ruang belakang rumah itu bertemu dengan aliran sungai, terbangunlah tradisi melepaskan semua sisa makanan, semua sampah dan semua kotoran rumah tangga ke aliran sungai. Jika tradisi itu berlangsung selama puluhan tahun, hasilnya saat ini kita melihat, hampir tak ada lagi sungai yang bersih dan jernih. Melainkan sungai yang jorok, keruh dan menjijikkan bagi siapa pun yang melihatnya. Itu berarti, kebudayaan kita yang terbangun selama ini, ada-lah kebudayaan yang menghancurkan sungai, disamping mengaksploitasi dan mengeksplorasi sungai untuk kepentingan sesaat. Padahal, sungai itu hakikatnya merupakan sepotong surga yang dititipkan Sang Pencipta Alam kepada manusia dimuka bumi. Semua kitab suci agama, menceritakan betapa sungai merupakan salah satu dari kenikmatan surga yang bisa dinikmati penghuninya. Selain beragam tumbuhan yang hidup di pinggiran sungai-sungai surga itu. Al Qur’an misalnya, memuat berbagai hal tentang mata air, air, sungai dan laut dalam ayat-ayatnya. Misalnya, kata sungai terdapat dalam 55 ayat, mata air terdapat dalam 154 ayat, kata air di 116 ayat, dan kata laut terdapat pada 30 ayat Al Qur’an. Lalu dari 55 ayat yangberbicara tentang su-ngai, 27 ayat diantaranya mengaitkannya dengan surga. Pentingnya kitab suci umat Islam itu berbicara tentang sungai, karena sungai memang sumber kehidupan yang sepantasnya dimuliakan dan bukan dihinakan. Ekosistem sungai secara alamiah, bisa
12
diklasifikasikan kepada beberapa bagian, yakni sumber (mata) air sungai, air sungai, badan/alur sungai, bantaran sungai, muara sungai dan habitat (tumbuhan, hewan dan jasad renik) sungai. Sedangkan daerah aliran sungai (DAS), diartikan sebagai suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi oleh punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh di atasnya akan mengalir ke sungai utama dan akhirnya bermuara ke laut. (Manan, 1978). Salah satu di antara bagian wilayah sungai yang paling menderita, akibat ulah manusia adalah bantaran sungai. Bantaran sungai atau yang sering disebut dengan pinggiran atau tepian sungai, merupakan areal paling sering dijarah. Meski sejak lama terdapat ketentuan dan peraturan yang melindungi bantaran sungai, karena fungsinya yang vital bagi kelangsungan ekosistem sungai itu sendiri. Dapat dipastikan, jika bantaran sungai beserta habitatnya rusak atau hancur, dipastikan sungai juga akan berproses ke arah sama. Masyarakat adat, secara turun temurun mewajibkan pelestarian bantaran sungai dengan larangan merusak hutan dan membunuh makhluk hidup di sekitar bantaran. Demikian pula di era Kolonialisme, perlindungan bantaran sungai dilakukan secara ketat hingga memberikan batas-batas tertentu mana areal yang masuk bantaran sungai. Pemerintah Hindia Belanda, misalnya menetapkan bantaran sungai itu, adalah areal pinggiran/tepian sungai dengan lebar sisi kiri dan kanan sungai mencapai 20 meter dari bibir sungai. Ketentuan itu, berlaku hingga beberapa puluh tahun pada periode kemerdekaan negeri ini. Belakangan lebar areal bantaran sungai direvisi hanya tinggal 15 meter saja. Pemko Tebingtinggi, misalnya sesuai Perda No.16 Tahun 1998 tentang
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) masih mengadopsi ketentuan lebar bantaran sungai di Kota Tebingtinggi, baik sungai Padang, Bahilang, Kelembah dan Sibarau, mencapai 15 meter dari bibir sungai. Perda itu hingga kini, masih terus berlaku dan dipakai sebagai acuan memberikan izin IMB. Sayangnya Perda itu hanya berada di atas kertas. Selama bertahun-tahun areal bantaran sungai yang ada di wilayah kota Tebingtinggi mengalami penjarahan dengan berbagai bentuknya. Tercatat, bantaran sungai yang paling parah menghadapi penjarahan adalah bantaran sungai Bahilang. Sebagian besar bantaran sungai Bahilang yang berada di wilayah kota itu, sudah beralih fungsi sebagai pertapakan pemukiman warga. Parahnya, semua lahan pertapakan rumah itu sudah memiliki sertifikat hak milik. Sungai Bahilang yang melintasi enam kelurahan, sebagian besar sudah ditutupi pemukiman warga. Demikian pula halnya dengan ketigas sungai lainnya, secara perlahan mengalami nasib yang sama. Tak mudah untuk merelokasi warga yang sudah belasan, bahkan puluhan tahun mendiami areal bantaran sungai itu. Dibutuhkan dana besar dan ongkos social yang tak kecil untuk memindahkan warga sekitar sungai. Salah satu alternatif yang agaknya realistis dalam menyelamatkan bantaran sungai di kota Tebingtinggi, adalah dengan mengubah mindset, perilaku dan kebudayaan warga pinggiran sungai terhadap nilai-nilai sungai itu. Salah satu angkah poaling revolusioner yang bisa dilakukan Pemko Tebingtinggi adalah membangun kebijakan menjadikan sungai sebagai ‘halaman depan’ kediaman warga. Artinya, jika selama ini warga di pinggiran sungai menjadikan jalan sebagai halaman muka rumah mereka, maka harus ada instruksi tegas mengubah posisi halaman depan rumah menghadap sungai, sehingga rumah-rumah yang berada di tepian sungai memiliki dua halaman depan, masing-masing menhadap jalan dan menghadap sungai. Kebijakan itu, akan sejalan dengan sejumlah peraturan terkait dengan perlindungan sungai, air dan ekosistem didalamnya. Drs. Abdul Khalik,MAP SINERGI OKTOBER 2012
WANITA
Keteladanan
Ibu Bagi Anak Seorang ibu rumah tangga banyak dituntut dalam kehidupan ini. Mulai dari mendidik anak-anak dalam keseharian juga untuk menutupi kekurangan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak segan-segan untuk berbuat sesuatu untuk menambah kebutuhannya. Mulai dari berjualan di pasar atau menjadi salah satu birokrat menjadi pegawai negeri sipil. Dengan menambah kebutuhan di harapkan menjadi nilai tambah. Dan anak-anak pun mendapat perhatian lebih, serta pendidikannya juga diharapkan menjadi lebih baik. Semoga bisa kebih tinggi lagi, dengan memasuki perguruan tinggi dan bisa lulus menjadi sarjana kelak. Gambaran seperti itu bukanlah suatu yang mudah untuk dijalani oleh seseorang ibu. Disamping peran seorang bapak dalam menjalani kehidupan ini. Dengan berbagi kerja dan tugas dalam menghidupi keluarganya, mereka saling mendorong satu sama lain. Bagaimana mereka untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Bagi keluarga muslim, mereka mendidikan anakanaknya dimulai dengan memberikan pendidikan keagamaan secara praktis. Mereka memberikan teladan dalam kehidupan sehari-
OKTOBER 2012 SINERGI
harinya dengan menunjukkan perbuatan yang menyenangkan orang lain. Tidak sombong terhadap kawan, tidak tinggi hati karena mempunyai kehidupannya lebih baik dengan kawan-kawannya. Taat menjalankan perintah ajaran agamanya dengan ikhlas. Sesuatu pekerjaan bila dilaksanakan dengan ikhlas akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Begitu juga menjalankan perintah agamanya dengan ikhlas akan mendapat ganjaran daru pemberi perintah, berupa kehidupan yang tenteram dan rasa aman terhadap segala serangan dari orang yang tidak menyukai kita. Memang perbuatan seorang ibu dalam menciptakan keluarga yang menjadi harapan semua orang tidak mudah. Disamping kesejahteraan keluarga sangat mendorong untuk memperoleh hasil maksimal. Untuk berbuat seperti itu, kesejahteraan keluarga juga sangat menentukan peran ibu rumah tangga. Disinilah peran seorang bapak untuk memberikan hasil pencariannya untuk kehidupan keluarganya. Dengan segala upaya sang bapak harus berbuat dengan hasil yang baik dan halal. Itulah yang dituntut kepada seorang bapak dan keluarganya. Demi kehidupan keluarga untuk mendapatkan hari esok yang lebih baik pula. Dengan demikian kesejahteraan keluarga terjamin, kehidupan anakanak untuk masa depan juga diharapkan berhasil. Kesejahteraan yang kami maksudkan bukanlah hal-hal yang berlebihan, cukup dan berlebih untuk ditabungkan
sebagian. Dengan berbuat seperti kehidupan anak-anak tidaklah terlalu menyakitkan. Keteladan seorang ibu sangatlah dituntut dalam keluarga. Ia tidaklah sering marah-marah kalau pada hari tertentu keuangan sedang serat. Mungkin esok atau lusa akan berubah. Kekurangan belanja dalam kebutuhan harian sering menjadi sebab pertengkaran antar ibu dan bapak sering terjadi. Hal ini sering kita lihat dari beberapa kawan tentang hal tersebut. Sang istri sering menuntut uang belanja minta lebih, sedang sang suami sedang tidak mendapat rezeki lebih. Sementara kebutuhan harian hampir semua hampir semua menunjukkan harga-harga meningkat. Hal inilah peran seorang ibu diperlukan kebijaksanaannya. Dengan sedikit menabung, segala kesulitan bisa diatasi dengan mudah. Memang masa kini, apalagi di bulan Ramadhan pengeluaran biasanya lebih banyak untuk keperluan harian ditambah untuk menghadapi hari raya kelak. Semuanya sudah maklum tentang hal ini. Semuanya juga sudah mengerti tentang keperluan untuk menghadapi kebutuhan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Keteladanan seorang ibu akan tercermin ketika menghadapi persoalan seperti ini. Ia akan tetap mengharapkan sesuatu dengan bersabar dan penuh keyakinan bahwa itu akan bisa diatasi, kalau keduanya berbuat bagaimana usaha untuk menutupi kebutuhan itu. Dengan saling berbuat untuk kesejahteraan keluarganya, mereka akan tetap berbuat untuk mendapatkan hasil yang baik dan halal. Memang kesejahteraan itu harus dituntut, dia tak akan datang sendiri, ia harus dicari dan dikelola dengan baik pula. Kesejahteraan itu merupakan rezeki yang diberikan oleh sang pemberi rezeki kepada kita dimuka bumi ini. Tinggal lagi bagaimana kita menyikapinya dengan serius. Dan akhirnya keteladanan seorang ibu akan tercermin dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih, ditambah dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap mereka yang kurang baik rezekinya. Dengan berbuat seperti itu, keteladanan seorang ibu akan berdampak positif terhadap anakanaknya di rumah. Rizal Syam
13
PARLEMENTARIA
PERJUANGAN KESETARAAN GENDER Wawancara Sinergi dengan HJ Sofiani Tambunan anggota DPRD Kota Tebing Tinggi. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tentang perjuangan politik perempua “Tren keterpilihan perempuan akan berlanjut” Menurut ibu,Sejauh mana peran politik perempuan di Kota Tebing Tinggi saat ini ? Bobot pengaruh dan peran perempuan dalam poitik di Tebing Tinggi tidak hanya ditentukan oleh segi kuantitas saja tetapi segi kualitasnya juga sangat penting, Dari segi kuaitas kita semua menyaksikan
kemajuan pesat yang dicapai legislator perempuan kita. Banyak segi kehidupan di kota ini, Baik undang undang maupun kebijakan-kebijakan public memerlukan sentuhan perempuan. Di kota Tebing Tinggi dari pemilu ke pemilu jumlah perempuan yang terpilih menjadi anggota dewan terus meningkat,meski belum mencapai 30 %, Saya meyakini tren keterpilihan akan berlanjut. Dalam waktu t dekat ambang batas keterwakilan perempuan 30 % di Parlemen akan terwujud. Memperbanyak perempuan di parlemen akan menjanjikan solusi yang tuntas dalam penyelesaian permasalahan perempuan,Bagaimana tanggapan ibu ? Para perempuan yang berjuang di bidang politik harus memastikan jangan sampai ada klausul klausul legislasi yang diskriminasif dan merugikan kepentingan perempuan ,terutama sekali dalam pembentukan peraturan-peraturan daerah. Legalitas keterlibatan perempuan dalam pemilu dengan kuopta 30 % merupakan kemenangan bagi perjuangan kesetaraan gender , Bagaimana pendapat ibu ? Perjuangan para perempuan untuk mendapat kesetaraan dalam kehidupan berpolitik sudah signifikan.undang undang sudah menjamin kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pilpres,pilgubsu,pilkada serta pemilu legislative. Menurut ibu, Sejauh mana program pengembangkan kader perempuan yang dilaksanakan oleh partai politik di kota Tebing Tinggi ? PDI Perjuangan menjadikan pengembangan kader perempuan menjadi salah satu program prioritas.(Juanda )
14
SINERGI OKTOBER 2012
URGENSI STAFF AHLI DPRD
PARLEMENTARIA
Wawancara Sinergi dengan Murli Purba S. Fil. Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Tebing Tinggi Periode 2009-2014 Politisi Partai Republikan, tentang urgensi staf ahli. Adanya sinyalemen bahwa kemampuan legislasi anggota DPRD rendah, Bagaimana pendapat Bapak? Memang di butuhkan sebuah ketrampilan dalam pembuatan perda,untuk itu DPRD bersama Pemerintah Kota perlu terus menerus ,tidak sekaligus melakukan evaluasi tentang cara dan proses dalam pembentukan Perda, Demi kesejahteraan rakyat. jangan membebani. Banyak Perda yang di batalkan Pemerintah pusat, Menurut Bapak mengapa bisa terjadi? Jangan lupa bahwa anggota DPRD seratus persen adalah anggota partai politik dan back ground masing masing anggota berbeda. Kita tidak bisa memaksa rakyat untuk memilih orang-orang yang mengetahui hukum saja, itu tidak mungkin. Sebuah lembaga DPRD dengan tiga fungsi yaitu fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran, ternyata menghabiskan OKTOBER 2012 SINERGI
waktu lebih banyak untuk fungdi pengawasan yang hasilnya belum tentu optimal. rapat kerja, rapat dengar pendapat,kunjungan kerja ke daerah pemilihan, Anggota DPRD tidak bisa berkonsentrasi penuh pada kerja legislasi.Kita bersyukur ,tidak satupun Perda yang dihasilkan DPRD dan Walikota Tebing Tinggi di batalkan pemerintah pusat. Jadi perlu dilakukan perubahan pada pola pembentukan Perda? Perlu dilakukan perubahan dan evaluasi,peran staf ahli atau profesional di bidang hukum dan perundang-undangan,dalam mengkontribusi substansi , sinkronisasi dalam mendistribusi narasi terhadap sebuah perda sangat penting.semestinya dari pihak DPRD ada tim yang kuat. Dengan adanya target pembuatan Perda, Apakah mempengaruhi kualitas Perda? Bisa saja mempengaruhi, Badan legislasi bekerja serius
dengan skala prioritas, Meskipun waktunya dibatasi. Bagaimana dengan sinyalemen adanya “ permainan politik” dibalik pembuatan Perda? tidak ada yang seperti itu untuk Kota Tebing Tinggi, Kita ingin menyatakan bahwa orientasi dalam setiap pembuatan kebijakan seharusnya adalah kepentingan masyarakat, Kepentingan untuk lebih mensejahterakan masyarakat. Masukan untuk eksekutif ? Hendaknya Draft Ranperda diajukan sejak dini, agar pembahasan bisa maksimal, sebaiknya seluruh proses pembuatan Perda ada rekamannya,R ekaman itu kemudian disalin dalam bentuk hard copy. ini bisa menjadi rujukan bagi orang-orang yang ingin mempelajari Perda Itu dikemudian hari . (Juanda) 15
HUKUM
KEKERASAN DAN PELECEHAN TERHADAP ANAK
“
Secara terminologi ‘kekerasan terhadap anak’ adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Pengertian lebih luas, kekerasan terhadap anak, dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Dalam perkembangan selanjutnya, dapat dikatakan ada empat kategori utama tindak kekerasan terhadap anak; pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/psikologis, dan pelecehan sekaual anak.
Dalam pandangan hukum yang berbeda, telah pula mengembangkan definisi mereka sendiri tentang apa yang disebut dengan kekerasan terhadap anak. Menurut Journal of Child Abuse and Neglect, yang terbit di Amerika, penganiayaan terhadap anak adalah “setiap tindakan terbaru atau kegagalan untuk bertindak pada bagian dari orang tua atau pengasuh yang menyebabkan kematian, kerusakan fisik serius atau emosional yang membahayakan, pelecehan seksual atau eksploitasi, tindakan atau kegagalan tindakan yang menyajikan risiko besar akan bahaya yang serius”. Seseorang yang merasa perlu untuk melakukan kekerasan terhadap anak atau mengabaikan anak sekarang mungkin dapat digambarkan sebagai
16
“pedopath”. Kekerasan fisik adalah agresi fisik yang dilakukan oleh orang dewasa pada seorang anak. Hal ini dapat melibatkan meninju, memukul, menendang, mendorong, menampar, membakar, membuat memar, menarik telinga atau rambut, menusuk, membuat tersedak atau menguncang seorang anak. Sebagian besar negara yang berbasis hukum mempertimbangkan kekerasan terhadap anak dengan indikasi penderitaan dari luka fisik atau tindakan yang menempatkan anak dalam risiko yang jelas dari cedera serius atau kematian tidak sah. Berkaitan dengan pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua terhadap seorang anak untuk mendapatkan stimulasi seksual. Bentuk pelecehan seksual terhadap anak termasuk meminta atau menekan seorang anak untuk melakukan kegiatan seksual (terlepas dari hasilnya). Mempertontonkan atau paparan tidak senonoh dari alat kelamin kepada anak, menampilkan pornografi kepada anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak, melihat alat kelamin anak tanpa kontak fisik, atau menggunakan anak untuk memproduksi aktivitas pornografi anak. Kesemua ini adalah bentuk kekerasan seksual kepada anak. Dalam laporan Komnas Perlindungan Anak, angka kekerasan terhadap anak di Indonesia tahun 2011 mencapai 2.386 kasus. Angka tersebut meningkat 98 persen dari tahun lalu dengan jumlah 1.234 pengaduan. Para orang tua dan dan masyarakat Indonesia diingatkan bahwa kekerasan terhadap anak di negeri kita ini sangat tinggi. Angka tersebut di atas menunjukkan peningkatan yang sangat fantastis. Kekerasan terhadap anak bukan menurun, justru meningkat tajam. Tingginya angka kekerasan terhadap anak tersebut diungkapkan Komnas Perlindungan Anak. Komnas PA menuding Negara, Pemerintah,
Masyarakat dan orangtua telah gagal melaksanakan tugas untuk melindungi serta menghormati hak anak di Indonesia. Kegagalan itu terlihat dari meningkatnya pengaduan masyarakat terhadap berbagai bentuk pelanggaran hak anak. Tapi bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh anak juga telah mengarah pada tindakan sadisme. Dalam pemaparan selanjutnya, Komnas Perlindungan Anak menilai hasil analisis dari sejumlah pengaduan yang dilakukan masyarakat menunjukan peran negara, pemerintah, masyarakat dan keluarga sebagai garda terdepan terjadi kekerasan terhadap anak. Artinya, negara telah gagal dalam melindungi anak. Bahkan keluarga sebagai pihak terdekat dengan anak menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap anak. Perceraian orangtua juga merupakan indikasi yang mengakibatkan ratusan ribu anak di Indonesia terpaksa harus menjadi korban terpisah dari salah satu orangtuannya. Karena itu Komna PA mengajak semua pihak untuk merapatkan barisan demi kepentingan terbaik anak-anak Indonesia dan mendesak Pemerintah untuk melindungi anak dari kekerasan dengan cara stop kekerasan dan kekejaman terhadap anak. Pemerintah yang menjadi penanggung jawab dan pelaksana program perlindungan anak dinilai gagal karena terlalu sibuk mengurusi masalah politik. Kasus-kasus anak terbengkalai dan masa depan perlindungan anak pun semakin buram. Di samping itu yang paling mengiris hati, dalam pandangan Kak Seto, kekerasan terhadap anak lebih sering dilakukan oleh para orangtua dan para guru di sekolah. Padahal, orangtua dan guru adalah komponen paling dekat dan terpenting bagi tumbuh kembang anak. Harus ada kesadaran pemerintah bahwa kekerasan harus dihentikan pada anak. Semua pihak harus berani menyatakan bahwa kekerasan anak harus dihentikan khususnya di lakukan dari atas (pemerintah). Khairul Hakim SINERGI OKTOBER 2012
EKONOMI
JELANG HARI RAYA IDUL ADHA HARGA SEMBAKO STABIL Harga sejumlah bahan pokok di kota Tebing Tinggi tidak menunjukan tanda-tanda lonjakan yang signifikan. Hingga H minus 2 jelang tibanya hari raya Idul Adha 1433 Hijriah yang tahun jatuh pada tanggal 26 Oktober 2012, harga masih normal alias stabil.
OKTOBER 2012 SINERGI
Dari hasil pantauan Sinergi dipasar Iskandar muda dan pasar gurami. Harga Sembako terbilang masih normal seperti harga beras kualitas standar masih berkisar antara Rp 7500 hingga 8 ribu rupiah perkilogram. Demikian pula untuk harga komoditas lainnya seperti, Cabe Rawit masih berkisar 8 ribu 500 rupiah perkilogram, sedangkan Minyak Goreng Curah masih seharga 15 ribu rupiah perkilogram. “Ini berbeda dengan perayaan Idul Fitri lalu, saat ini di sejumlah pasar di kota Tebing Tinggi beberapa jenis kebutuhan pokok seperti Beras, gula dan Minyak Goreng, harganya relatif stabil.” Ujar tabrani seorang pedagang. .Sementara itu permintaan masyarakat Kota Tebing Tinggi akan sapi sebagai hewan kurban semakin meningkat. Peningkatan permintaan ini tak pelak mendorong peningkatan harga. Salah satu pedagang hewan kurban, Hakim, kepada Sinergi menyebutkan dalam seminggu ini permintaan masyarakat akan sapi untuk hewan kurban meningkat dibanding seminggu sebelumnya. Situasi ini membuat harga sapi mengalami kenaikan sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta dibanding Hari Raya Kurban di tahun sebelumnya. Kenaikan ini membuat masyarakat dan pedagang hewan kurban seperti dirinya saling tawar-menawar harga
secara ketat. “Kalau tahun kemarin harganya antara Rp 7,5 juta hingga Rp 9 juta per ekor. Tahun ini harganya menjadi antara Rp 9 Juta hingga Rp10 Juta,” kata Abdul Hakim. Kenaikan harga ini, kata dia, membuat jumlah pembeli menjadi menurun. Akibatnya, pihaknya pun tidak lagi menjual sapi dalam jumlah banyak seperti tahun lalu. “Tahun lalu kami menjual 80 ekor sapi, tahun ini cukup 30 ekor saja,” kata dia. Seorang panita kurban, Darwis Lubis, kenaikan harga sapi sudah mereka siasati dengan cara memberitahukan kepada masyarakat yang mau berkurban. “Sebab dari pantauan kami ke beberapa pedagang hewan kurban di Kota Tebing Tinggi , terjadi pelonjakan harga,” ujar Darwin. Ia menyebutkan, para pedagang beralasan hal ini karena pasokan sapi impor sudah tidak masuk lagi karena itu ia memberitahukan kepada warga untuk menaikkan nilai uang yang akan dikumpulkan untuk membeli sapi. “Biasanya, untuk tujuh orang, per orang biasanya dikutip biaya senilai Rp1.200.000, maka untuk tahun ini duit yang dikumpulkan menjadi senilai Rp1.300.000 hingga Rp1.400.000 per orang. Lalu dikalikan tujuh orang. Setelah semuanya terkumpul, lalu digunakan untuk membeli satu ekor sapi untuk hewan kurban,” tegas Darwin. (Juanda)
17
Lensa Kegiatan
Serangkaian kegiatan Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM : Memperingati Hari kesaktian Pancasila, Menerima kunju ngan Tim Wahana Tatanugraha : Melantik Mahasiswi Akbid Pemko Tebing Tinggi : Melepas Jemaah Haji 1433 H Asal Kota Tebing Tinggi : Foto bersama Panitia Pemilihan Kecamatan ( PPK) : Milad KAHMI Kota Tebing Tinggi. 18
SINERGI OKTOBER 2012
Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM: Ketika audensi bersam Gubernur Sumut H. Gatot Pujonuugroho, ST : Peletakkan batu pertama pembanguna rumah ALADIN (Atap Lantai dan Dinding ) di Kelurahan Pabatu : Bersama Ketua TP. PKK Ny Hj. Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi saat menerima Audensi Kelompok UMKM Tebing Tinggi : Moment penerimaan ICT PURA Tingkat Madya (Penghargaan dalam bidang Tehnologi Informasi Dari KEMKOMINFO di Grand Aston Hotel, MEDAN
OKTOBER 2012 SINERGI
19
INFO NASIONAL
Hapuskan Tender BBM Bersubsidi !
Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) meminta pemerintah dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) menghentikan tender BBM subsidi (PSO) untuk penyaluran 2013. Direktur Puskepi Sofyano Zakaria mengatakan, sebaiknya BPH menunjuk pelaksana tunggal untuk PSO BBM saja yakni Pertamina. Menurutnya, penunjukan badan usaha lain sebagai pelaksana PSO BBM tidak memberi nilai tambah bagi pemerintah. “Bahkan oleh publik akan dimaklumi sebagai ‘bagi-bagi’ kue BBM subsidi saja,” kata Sofyan kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/10). Bahkan, dengan adanya beberapa pelaksana BBM subsidi malah akan memperpanjang rantai koordinasi BPH Migas dalam melakukan pengawasan terhadap BBM subsidi di negeri ini. Pada dasarnya, kata dia, menunjuk satu badan usaha apalagi badan usaha tersebut adalah bumn tidaklah melanggar hukum, karena penunjukan ini terkait BBM yang disubsidi oleh pemerintah. “Lain halnya jika yang akan didistribusikan adalah bbm non subsidi, ini berpotensi melanggar UU anti monopoli,” katanya. Tender BBM subsidi sebaiknya dihapuskan saja dan pemerintah langsung menugaskan BUMN Pertamina sebagai pelaksana tunggal dengan menetapkan “fee” berdasarkan ketentuan Pemerintah. Menurut dia, tender BBM subsidi pada dasarnya tidaklah menjadikan biaya distribusi menjadi murah. Selain itu , tender BBM PSO yang selalu dilakukan pemerintah dan BPH Migas, terkesan oleh Publik sebagai “basa-basi” belaka. Menurutnya, Jika ternyata ada pihak non BUMN mampu melaksanakan tugas bbm subsidi dengan biaya yang lebih murah dari Pertamina, mengapa badan usaha itu tidak ditetapkan sebagai pelaksana diseluruh wilayah Indonesia. “Dan anehnya mengapa Pertamina tetap dominan mendapat penugasan PSO BBM?” tandasnya. Sebelumnya, Direktur BBM BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan ada empat badan usaha yang mengikuti tender BBM subsidi. Empat badan usaha yang ikut tender, mereka adalah PT Pertamina (Persero), PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR), PT Surya Parna Niaga, dan Shell. Sesuai dengan persetuan DPR, BBM bersubsidi pada anggaran Pendapatan APBN 2013 ditetapkan sebanyak 46 juta kiloliter. Adapun, kuota BBM subsidi yang akan ditenderkan pada 2013 adalah sekitar 2,4 persen dari jumlah kuota BBM. [Rm]
20
MK: Tugas KY dan MA Usut Hakim Agung Pembatal Vonis Mati Bos Narkoba Mahkamah Agung (MA) membatalkan vonis mati gembong narkotika dengan alasan melanggar UUD 1945 dan HAM. Putusan ini pun dinilai melanggar konstitusi dan batal demi hukum. “Soal hakim MA melanggar konstitusi dalam putusannya, itu tugas MA dan KY yang memeriksanya,” kata juru bicara Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar, kepada wartawan di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu (10/10/2012). Terkait kemungkinan adanya uji putusan tersebut ke MK, Akil menyarankan Jaksa Agung mengajukan Peninjauan Kembali (PK) yang kedua. Sebab saat ini belum dikenal constitutional complain (menguji putusan MA oleh MK) dalam norma di Indonesia. “Saran saya, jaksa ajukan PK lagi. Kenapa saya sarankan jaksa untuk adukan PK di atas PK, karena putusan PK itu tidak bisa dibatalkan kecuali oleh putusan pengadilan,” ujar hakim konstitusi ini. “Constitutional complain itu di MK Jerman dan constitusional question. Wewenang MK itu menguji UU dengan UUD 1945. Tapi di sini warga mengajukan uji materi putusan MA itu tidak bisa,” pungkas Akil. Seperti diketahui, majelis hakim PK MA membebaskan hukuman mati atas putusan kasasi MA. Pertama dijatuhkan kepada warga Nigeria Hillary K Chimezie, pemilik 5,8 kilogram heroin, bebas dari hukuman mati dan mengubah hukumannya menjadi penjara 12 tahun. Adapun kasus kedua, MA membebaskan pemilik pabrik ekstasi Hengky Gunawan dari hukuman mati menjadi hukuman 15 tahun penjara pada 16 Agustus 2011 lalu. Hukuman mati terhadap Hengky dijatuhkan MA dalam tingkat kasasi. Apa alasan MA dalam kedua putusan tersebut? “Hukuman mati bertentangan dengan pasal 28 ayat 1 UUD 1945 dan melanggar pasal 4 UU No 39/1999 tentang HAM,” tulis salinan PK yang ditandatangani Imron Anwari selaku ketua majelis hakim agung. Seperti diketahui, majelis hakim Peninjauan Kembali (PK) MA membebaskan hukuman mati atas putusan kasasi MA. Pertama dijatuhkan kepada warga Nigeria Hillary K Chimezie, pemilik 5,8 kilogram heroin, bebas dari hukuman mati dan mengubah hukumannya menjadi penjara 12 tahun. Adapun kasus kedua, MA membebaskan pemilik pabrik ekstasi Hengky Gunawan dari hukuman mati menjadi hukuman 15 tahun penjara pada 16 Agustus 2011 lalu. Hukuman mati terhadap Hengky dijatuhkan MA dalam tingkat kasasi. Apa alasan MA dalam kedua putusan tersebut? “Hukuman mati bertentangan dengan pasal 28 ayat 1 UUD 1945 dan melanggar pasal 4 UU No 39/1999 tentang HAM,” tulis salinan PK yang ditandatangani Imron Anwari selaku ketua majelis hakim agung. (RM)
Anggaran Rp 225 M Gedung Baru KPK Terbagi 3 Termin Sampai 2015 Tanda bintang untuk pengajuan anggaran Rp 225 milliar gedung baru KPK itu akhirnya dicabut. Anggaran ini merupakan anggaran multiyears yang pencairannya untuk tiga tahun anggaran dari 2013 sampai 2015. “Hari ini memang harus memasukkan resume ke Kemenkeu untuk masuk di pos anggaran 2013. Kalau itu tidak terkejar kan akan APBNP 2013,” ujar jubir KPK Johan Budi di kantornya, Jl Rasuna Said, Jaksel, Jumat (12/10/2012). Johan mengatakan, dalam pengajuan anggaran itu, KPK memang mengusulkan agar pencairan dana itu dilakukan secara bertahap. “225 milliar untuk 3 termin sampai 2015,” papar Johan. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akhirnya sepakat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi bidang hukum ini menyepakati membuka blokir atas pos anggaran yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI untuk gedung KPK sebesar Rp 61.099.880.000 untuk tahap pertama. “Hasil rapat tadi malam memutuskan pembukaan blokir, pencabutan tanda bintang terkait pemblokiran alokasi anggaran tahun 2012 sebesar Rp 61.092.880.000 untuk kegiatan penyelenggaraan operasional KPK,” ujar Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika, Jumat (12/10), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Dia menjelaskan, pembangunan gedung baru KPK itu akan dilakukan secara multiyears mulai tahun 2013 dengan total biaya yang diperlukan mencapai Rp 168 miliar. Pasek menilai, disepakatinya alokasi anggaran untuk gedung baru KPK diharapkan bisa meningkatkan kinerja KPK dalam memberantas korupsi. (DT)
SINERGI OKTOBER 2012
LensaSrikandi AKRAB BERSAMA ANAK ANAK - Ketua TP. PKK Kota Tebing Tinggi Ny.Hj.Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi, Wakil Ketua I, Ny Hj Elyuna Irham Taufik, Wakil Ketua II Ny.Hj Aisyah Hafiz Hasibuan dan Pengurus TP PKK lainnya dalam acara : Kunjungan ke BKB Melur Kelurahan Pabatu, Sosialisasi MAN Kec. Padang Hilir, Pelaksanaan Bulan balita XXX di Gedung Balai Pertemuan Kartini tahun 2012. (Rahmadsyah)
OKTOBER 2012 SINERGI
21
TERAS PEMKO PEMENANG LOMBA BINA KELUARGA BALITA TEBING TINGGI DIMOTIVASI
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi Hj Sri Kurnia Umar Zunaidi Hasibuan memberikan motivasi kepada Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) ‘Melur’ Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu yang tampil sebagai juara BKB Kecamatan Tingkat Kota Tebingtinggi untuk mengikuti Lomba BKB Tingkat Propinsi Sumatera Utara. Pemberian motivasi sekaligus penyuluhan dan arahan yang dilakukan Hj Sri Kurniati bersama unsure Pengurus TP PKK Kota Tebingtinggi antara lain Hj Nuraisyah Hafiz Hasibuan dan Ketua Dharma Wanita Hj Ellyuna Irham Taufik dilakukan saat melakukan kunjungan kerja bersama Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak Keluarga Berencana (PPAKB) drg Dina Kamarina, Senin (30/10), ke lokasi BKB Melur di Jalan Berlian Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu Tebingtinggi yang diketuai Junaeda. “Peserta Lomba BKB tingkat propinsi in akan diikuti oleh 33 daerah kabupaten dan kota se Sumatera Utara, untuk itu kita berharap adanya dukungan dan kerjasama yang baik antara Kantor PPAKB dan PKK baik ditingkat kota, kecamatan dan kelurahan gimana supaya BKB Melur yang akan diutus sebagai peserta ditingkat propinsi bisa meraih juara”, harap Hj Sri Kurniati. Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Kota Tebingtinggi juga menyerahkan bingkisan kepada para siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sedangkan kepada para kader yang terdiri dari kelompok bina keluarga balita dan ibu-ibu pemilik balita di BKB Melur diberikan permainan berupa beberan KIE Kits yakni permainan ‘kantong wasiat’ yang berisi himbauan bagaimana cara mengasuh, merawat anak serta bagaimana cara orangtua bersikap kepada anak-nya. “Melalui permainan KIE Kits ini diharapkan para ibuibu dan kader BKB bisa lebih memahami bagaimana cara mengasuh dan merawat anak-anaknya dengan baik dan benar sehingga bisa tumbuh sehat dan cerdas sebagai generasi penerus bangsa”, katanya. Sementara sebelumnya, Kepala Kantor PPAKB Kota Tebingtinggi drg Dina Kamarina menyampaikan, kegiatan Lomba BKB Tingkat Propinsi yang akan diikuti oleh BKB Melur tersebut dalam rangka Hari Ibu Tahun 2012. “Berdasarkan hasil wawancara, evaluasi dan observasi tim penilai, BKB Melur Kecamatan Padang Hulu ditetapkan sebagai BKB Percontohan ditingkat Kota Tebingtinggi dan akan diikut sertakan pada Lomba BKB Tingkat Propinsi Sumatera Utara”, jelasnya. “Harapan kita semua, BKB Melur bisa menjadi contoh bagi kelompok BKB yang lainnya, baik dalam hal pencatatan, pelaporan dan program kerja, selain itu juga BKB Melur tetap melakukan pertemuan kader sebulan sekali, hal ini menunjukkan adanya kerjasama tim yang baik dan kompak”, terang Dina Kamarina. (redaksi)
22
PUNCAK HSP KE 84 SUMUT DIWARNAI ATRAKSI MULTI ETNIS
SEKDAPROVSU : PEMUDA INDONESIA HARUS MAMPU BERSAING Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 84 Tingkat Provinsi Sumatera Utara yang dipusatkan di Kota Tebingtinggi, Minggu (28/10) berlangsung meriah diwarnai dengan atraksi kolosal kesenian dan budaya multi etnis oleh Dewan Kesenian dan Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata serta pemberian piagam penghargaan kepada pemuda pelopor di Sumatera Utara. Hadir dalam acara tersebut, Sekda Pemvrovsu Nurdin Lubis SH MM beserta jajaran Pengurus KNPI Sumut, Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Wakil Walikota Tebingtinggi H Irham Taufik, Ketua DPRD Tebingtinggi H Syahrial Malik, Kadis Porabudpar H Azhar Efendi Lubis serta Unsur Muspida se Kota Tebingtinggi. Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho ST diwakili Sekdaprovsu Nurdin Lubis saat membacakan sambutan Menpora mengatakan, tahun 2015 merupakan Era Komunitas ASEAN 2015 yang meliputi komunitas keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Era Komunitas ASEAN 2015 tersebut mau tidak mau mengharuskan kita untuk mampu bekerja sama secara terbuka dalam mengelola arus barang, jasa maupun orang, dan menuntut kesiapan kita untuk dapat berkerja sama dengan berbagai komunitas dari berbagai negara ASEAN. Di sinilah letak peran pemuda dalam mengembangkan kreativitas tersebut agar kreativitas tersebut sejalan dengan tuntutan nilai-nilai baru komunitas internasional yang meliputi sekitar 600 juta orang se ASEAN. “Pemuda Indonesia harus mampu bersaing di Era Komunitas Asean 2015 mendatang. Kita harus terbuka terhadap globalisasi, tetapi prinsip kita adalah, identitas kebangsaan Indonesia harus tetap berkembang dalam pergaulan antar bangsa”, sebut Nurdin. Disebutkan juga bahwa semangat dan jiwa Sumpah Pemuda harus menjadi inspirasi untuk membangun kesadaran kolektif bangsa guna meningkatkan kualitas dan daya saing pemuda dengan tetap menjaga eksistensi pemuda dalam percaturan global. “Pemuda dalam kehidupan global akan tetap menjadi eksis apabila menunjukkan sebuah kapasitas kemandirian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan kreatif dalam berbagai kegiatannya”, pesannya. Sedangan Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah memberi kepercayaan dan menunjuk Kota Tebingtinggi sebagai pusat Pelaksanaan Perayaan Hari Sumpah Pemuda yang ke-84 Tahun 2012. Selain itu, Umar juga menyampaikan agar nilai-nilai sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 patut direnungkan bersama oleh segenap komponen bangsa bahwa pada saat itu, Indonesia belum merdeka akan tetapi sudah ada kesatuan paham dan pendapat diantara pemuda bahwa bangsa ini masih satu dan tidak terpecah belah satu sama lain. “Saat ini adalah salah satu momentum untuk mengajak pemuda agar bersatu dan tidak terpecah belah, terutama di Kota Tebingtinggi yang penduduknya multi eknik, saya merasa senang dan bangga karna pada hari ini saya melihat pemuda dari seluruh etnik yang ada di Kota Tebingtinggi hari ini mereka mempersembahkan sesuatu yang terbaik yang mereka miliki”, kata Umar Hasibuan. (redaksi) SINERGI OKTOBER 2012
TERAS PEMKO DINAS KOUPERINDAG TEBING TINGGI KEMBANGKAN ULOS MUARA
RIBUAN WARGA PADATI JALAN PAWAI AKBAR IDUL ADHA 1433 H Berkisar ribuan warga Kota Tebingtinggi memadati jalan-jalan inti kota untuk melakukan takbiran keliling menyambut Hari Raya Idul Adha 1433 Hijirah yang dilepas langsung oleh Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan didepan Rumah Dinas Walikota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis malam (25/10). Iring-iringan kenderaan hias mulai kenderaan roda empat milik istansi jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tebingtinggi, sekolah-sekolah, partai politik dan ribuan kenderaan roda dua dari sepeda motor becak dan komunitas sepeda ontel ikut merayakan pawai takbiran keliling Kota Tebingtinggi. Antusias warga mengikuti takbiran keliling secara tertib walaupun diguyur hujan. Dalam arahannya Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan mengajak umat Muslim menjadikan momentum Idul Adha semangat berkurban. Dengan berkurban, kita yang mampu lebih peduli dengan masyarakat. “Mentauladani Nabi Muhammad Saw dan mendoakan saudara kita yang menunaikan ibadah haji agar menjadi haji mabrur,” pinta Umar. Kepada peserta pawai takbiran keliling, Umar meminta agar menjaga ketertiban, tidak kebut-kebutan dan menganggu kepentingan orang lain serta mentaati peraturan lalulintas. “Kepada anak-anak muda yang ikut merayakan takbiran hendaknya jaga keselamatan,” harap Umar. Tampak hadir dalam kegiatan pawai takbiran keliling Wakil Walikota Irham Taufik, Ketua DPRD Syarial Malik dan Chairil Mukmin Tambunan,Wakapolres Kompol I Made Ary Pradana,Muspika, pimpinan SKPD, Camat,Lurah dan ribuan masyarakat Kota Tebingtinggi. Sementara itu, Kabag Humas Pemko Tebingtinggi, Ahdi Sucipto SH dalam siaran pers-nya kepada wartawan, Jumat (26/10) menjelaskan, Kota Tebingtinggi dalam menyambut Hari Raya Idul Ahda (hari raya kurban) sebanyak 478 ekor lembu disembelih, 13 ekor lembu dari jajaran PNS Pemko Tebingtinggi dan 474 ekor lembu dari masyarakat Kota Tebingtinggi. (redaksi) OKTOBER 2012 SINERGI
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi Hj Sri Kurnia Umar Zunaidi Hasibuan memberikan motivasi kepada Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) ‘Melur’ Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu yang tampil sebagai juara BKB Kecamatan Tingkat Kota Tebingtinggi untuk mengikuti Lomba BKB Tingkat Propinsi Sumatera Utara. Pemberian motivasi sekaligus penyuluhan dan arahan yang dilakukan Hj Sri Kurniati bersama unsure Pengurus TP PKK Kota Tebingtinggi antara lain Hj Nuraisyah Hafiz Hasibuan dan Ketua Dharma Wanita Hj Ellyuna Irham Taufik dilakukan saat melakukan kunjungan kerja bersama Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak Keluarga Berencana (PPAKB) drg Dina Kamarina, Senin (30/10), ke lokasi BKB Melur di Jalan Berlian Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu Tebingtinggi yang diketuai Junaeda. “Peserta Lomba BKB tingkat propinsi in akan diikuti oleh 33 daerah kabupaten dan kota se Sumatera Utara, untuk itu kita berharap adanya dukungan dan kerjasama yang baik antara Kantor PPAKB dan PKK baik ditingkat kota, kecamatan dan kelurahan gimana supaya BKB Melur yang akan diutus sebagai peserta ditingkat propinsi bisa meraih juara”, harap Hj Sri Kurniati. Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Kota Tebingtinggi juga menyerahkan bingkisan kepada para siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sedangkan kepada para kader yang terdiri dari kelompok bina keluarga balita dan ibu-ibu pemilik balita di BKB Melur diberikan permainan berupa beberan KIE Kits yakni permainan ‘kantong wasiat’ yang berisi himbauan bagaimana cara mengasuh, merawat anak serta bagaimana cara orangtua bersikap kepada anak-nya. “Melalui permainan KIE Kits ini diharapkan para ibuibu dan kader BKB bisa lebih memahami bagaimana cara mengasuh dan merawat anak-anaknya dengan baik dan benar sehingga bisa tumbuh sehat dan cerdas sebagai generasi penerus bangsa”, katanya. Sementara sebelumnya, Kepala Kantor PPAKB Kota Tebingtinggi drg Dina Kamarina menyampaikan, kegiatan Lomba BKB Tingkat Propinsi yang akan diikuti oleh BKB Melur tersebut dalam rangka Hari Ibu Tahun 2012. “Berdasarkan hasil wawancara, evaluasi dan observasi tim penilai, BKB Melur Kecamatan Padang Hulu ditetapkan sebagai BKB Percontohan ditingkat Kota Tebingtinggi dan akan diikut sertakan pada Lomba BKB Tingkat Propinsi Sumatera Utara”, jelasnya. “Harapan kita semua, BKB Melur bisa menjadi contoh bagi kelompok BKB yang lainnya, baik dalam hal pencatatan, pelaporan dan program kerja, selain itu juga BKB Melur tetap melakukan pertemuan kader sebulan sekali, hal ini menunjukkan adanya kerjasama tim yang baik dan kompak”, terang Dina Kamarina. (redaksi)
23
BUDAYA
SYUKURAN BAGAI FESTIVAL SENI BUDAYA Belum pernah di Kota Tebing Tinggi ini sebuah acara begitu meriah, penuh dengan pengisian acaranya yang tersusun rapi dan mendebarkan bagi pihak yang memperhatikan acara tersebut. Apakah itu ? Pak Ismail Budiman menyelenggarakan acara syukuran pernikahan anak sulungnya bernama Ananda Fadhillah Akbar dengan Putri Azmi Suahaimi berasal dari Palembang. Pada 17 September 2012 di kediamannya Jln. Karya Pembangunan Tebing Tinggi. Bapak yang lebih lazim dalam sebutan keseharian dengan panggilan ayah itu memakai pakaian bernuansa Melayu atau busana Teluk Belangan, mulai berpantun memberikan nasihat kepada anaknya ;
Pantun Selamat Berbahagia Ayah dan bunda ucapkan Perahu beserta bekal Sudah ayah Bunda siapkan Kayuhkanlah bahteramu Hadapilah lautan luas Arif dan bijaksanalah Dalam menakhodai perahumu itu ( Dua bait terakhir dari 11 (sebelas) bait yang berjudul Selamat bahagia untuk ananda Fadhillah Akbar)
24
Kemudian diiringi tarian persembahan, tukar tepak lalu perang bertih, acara ini tidak saja sebagai syukuran pada umumnya, namun telah menaikkan semangat untuk menghidupkan kesenian atau kebudayaan yang ada di kota ini, seperti Reog Ponoro, Kuda Kepang, Gendang Minang, Barongsai serta tidak ketinggalan ratusan sepeda ontel. Sang ayah ternyata tidak hanya sebagai pejabat di Pemko Tebing Tinggi, juga aktif di tengah-tengah masyarakat dari berbagai etnis, bahkan ayah juga menerima nama Tiong Hoa Yan Han Qian. Disamping kegiatan formal organisasi kemasyarakatan, ia selalu hadir bila mendapat undangan untuk menghadiri upacara-upacara ormas. Bahkan ia selalu berada dikala senang, suka dan duka seorang yang tertimpa persoalan. Pak Ismail ini memang betulbetul seorang pergaulan baik di dalam pemerintahan juga di kalangan masyarakat luas. Ini terbukti, acara pesta syukuran perkawinan anaknya dihadiri undangan lebih kurang 80.000 orang, belum lagi sebagian masyarakat yang datang menonton acara di luar tenda yang terpasang dengan cantinknya. Beberapa orang diantara penonton itu merasa sadar berdecak kagum melihat syukuran itu. Bahkan sebagian dari mereka katakan belum pernah melihat acara seperti ini sebelumnya. Ini patut menjadi kenangan bagi kita, kalau sanggup melaksanakan acara seperti ini. Bukan kita bermaksud untuk memberikan semacam acuan untuk juga berbuat seperti ini. Betapa cerah wajah Pak Budiman beserta isterinya Wahyuni Sa’adah seorang keturunan ketiga dari Datuk
Bandar kajum seorang pendiri Kota Tebing Tinggi yang selama ini dikenal masyarakat luas. Kegembiraan kedua suami isteri itu tidak dapat kita lukiskan dengan pena namun bisa kita lihat dan perhatikan dengan mata lepas. Keduanya begitu merasa bahagia melepas anak sulung mereka dengan penuh kegembiraan yang begitu mencekam sanubari kita. Tak semua orang bisa berbuat hal seperti yang telah mereka kerjakan, walau uang mereka mungkin lebih banyak. Namun apa yang suami isteri itu perbuat tidak untuk kepuasan pribadi belaka. Dan kesenagan orang banyak juga mendapat perhatian ketika menonton acara syukuran itu. Bahkan kepuasan para penonton tergambar di mata mereka. Penuh acara syukuran itu telah membuat para penonton, tidak beranjak dari berdirinya. Masing-masing merasakan kebahagiaan di hati mereka. Seolah acara itu tanpa kesalahan dan canggung, ketika mereka melihat para tokoh budaya itu memainkan seni mereka masing-masing. Gendang minang yang penuh kebisingan, Reog Ponorogo dengan menggantung di kepalanya dan Kuda lumping dengan lecutan-lecutan. Belum lagi Barongsai yang penuh dinamika bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Hanya sepeda ontel tidak menunjukkan keahlian mereka bersepeda. syukuran itu memang persis sebagai sebuah vestifal seni budaya nasional kita. Dan lumrah kalau ada orang mengatakan peristiwa syukuran itu memang tak pernah dilakukan sebelumnya. Acara syukuran itu mendapat perhatian penuh oleh para undangan dari tingkat paling tinggi di Kota Tebing Tinggi juga dari para pengetua partai dan ormas dari kalangan pengurus kelompok orang Tionghoa yang berada di kota ini. Dan hal inilah yang menjadi punya nilai tambah bagi keluarga Pak Ismail Budiman dan Isterinya, ia memang seorang pejabat yang mengerti dengan apa yang harus dilakukan ketika ia merancang acara ini, bahkan sebagai seorang Dosen Perguruan Tinggi tau menempatkan acara ini dengan sebaik mungkin. Begitulah yang telah dilakukan Pak Ismail Budiman beserta keluarganya berbuat, tidak hanya untuk kemegahan keluarga semata juga untuk masyarakat banyak. * SINERGI OKTOBER 2012
OLAH RAGA
AJANG LPI DONGKRAK SKILL PEMAIN PELAJAR HANDAL TEBING TINGGI
M
usim laga Sepak bola Ajang LPI (Liga Pendidikan Indonesia ) 2012 merupakan ajang laga penting bagi seluruh skuadron sepak bola tingkat SLTP se Kota Tebing Tinggi, Terlebih bagi tim kesebelasan Sepak Bola SMP Negeri 1. Di Kompetisi ini , para pemain yang berusia d ibawah 15 tahun ini mampu mendongkrak kemampuan bermain hingga berhasil mendulang kesuksesan sebagai duta Tebing Tinggi di Ajang LPI Sumatera Utara tahun 2012. Kepiawaian Pelatih Syahril Saragih asal Tebing Tinggi berhasil membuat Harun Al Rasyid DKK unggul di puncak teratas setelah mengkandaskan ambisi tim Sepak Bola SLTP lainnya ketika berlaga di lapangan Bola Markas Brimob Detasemen-B Polda Sumut beberapa waktu lalu. Kemenagan tersebut mendulang semangat tinggi, ketika dinobatkan sebagai duta Club Sepak Bola Tingkat SLTP terbaik Kota Tebing Tinggi, sekaligus berhak mewakili kota Lemang itu untuk duel di laga LPI Tingkat Sumatera Utara. Menoreh ke session pertandingan, bentangan rumput hijau di Venue bergengsi Stadion Bola Pancing (Dispora Sumut) Jl Willem Iskandar Medan , sekaan seperti sebuah tembok besar bagi Kapten Harun Al Rasyid DKK, ketika mengetahui tim nya masuk dalam group A bersama Juara bertahan Asal Kabupaten Deli Serdang, ”Kami seperti berada di neraka ketika mengetahui tim kami berada dalam Group “neraka” bersama tim Asal Kabupaten Deli Serdang, Labuhan Batu, dan Tanjung Balai, tapi kami akan memberikan performa terbaik kami, demi nama kota Tebing Tinggi”. Jelasnya. Statement Kapten dilini stiker itu bukan isapan jempol, ketika timnya, Muhammad Jodi Azhar dan Leo Fernando dkk mampu bermain maksimal dengan menahan imbang juara bertahan hingga duel adu pinalti dengan kemenagan 3-2. Tendangan keras Leo Fernando R.Nababan dianggap menjadi penentu, ketika kiper Club Deli Serdang gagal menahan derasnya bola hingga OKTOBER 2012 SINERGI
membobol gawang juara bertahan itu. Kemenangan 3-2 lewat adu pinalti itu menabuhkan genderang kemenagan besar bagi SMP Negeri 1 setelah berhasil meredam ambisi juara bertahan LPI asal Kabupaten Deli Serdang untuk menjuarai LPI Tingkat Sumatera Utara. Prestasi ini otomatis menempatkan SMP Negeri 1 sebagai Juara LPI Tingkat Sumatera Utara dan berkesempatan tampil sebagai duta Sumut di Ajang laga tingkat Regional yang dilaksanakan di Banda Aceh 9-14 Oktober 2012. Kompetisi laga tingkat Regional, tim SMP Negeri 1 masuk dalam Group A bersama dengan Tim asal tuan rumah, Banda Aceh. Berlaga di hamparan rumput Stadion HARAPAN BANGSA tim kita harus menyerah atas perlawanan sengit dari banda aceh dengan skor 8-2, sementara rhytme permainan Provinsi Raiupun tidak dapat diimbangi dan akhirnya menyerah dengan kemanagan 2-1. Dengan kekuatan dan tekhnik maksimal Tim kota Lemang kita harus menyerah dengan Jambi yang bertekuk di posisi 4-2. “Persiapan latihan kita sangat sangat minim, Cuma ada waktu 5 hari setelah kemanangan di tingkat Sumatera Utara, hal ini menjadi faktor kekalahan kita “ujar Syahril Menurut pelatih itu, tekhnik permaianan tim Tebing Tinggi mampu mengimbangi permainaan lawan, walaupun kalah dirinya optimis dengan persiapan penuh tim ini mampu menunjukkan karienya di dunia sepak bola Nasional. SELEKSI KETAT “Sedikitnya sekitar 100 orang pelajar di SMP ini kita jaring melalui test daya tahan tubuh, kontrol bola dan tekhnik permainan, rekrutment itu dilakukan sangat serius untuk perkembangan bakat dan perkembangan persepakbolaan kita, akhirnya sekolah berhasil mengkoreksi 20 orang pemain pelajar yang ikut di ajang LPI tahun ini ”. Papar Selamat Butar Butar S.PD guru Olahrga dan merangkap sebagai Tim Official rekruitment SMP Negeri 1
Tebing Tinggi. Keterbukaan sistem rekruitmen pelajar melalui berbagai tahapan membuat Drs. H.Adrul kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tebing Tinggi angkat bicara. Saatnya mendorong pelajar untuk mendongkrak potensi potensi yang ada dari anak didik. Komitmen bermain sistem FairPlay merupakan kunci keberhasilan agar tanding laga yang digelar dapat menghasilkan permainan maksimal tanpa ada kecurangan.” Kita mendukung sepenuhnya pelaksanaan LPI, terutama nbagi peserta didik yang berhasil masuk dalam tahapan seleksi, semoga berhasil.” Harap Adrul. Pertarungan seru LPI Tebing Tinggi diikuti oleh berbagai pihak ketika laga tingkat pelajar itu digelar. Kadis Pendidikan Drs.H.Pardamean Siregar,MAP, ajang LPI merupakan wadah penting bagi perkembangan pelajar yang memiliki bakat . Seyogyanya bakat itu harus diapresiasi serius dan kontinue. ”Saya berharap sekolah mampu memberikan pelatihan terbaik bagi pelajar berbakat, agar bakat yang terpendam pada anak didik kita dapat lebih terdongkrak. Teliti,dan cermati bakat yang tersimpan itu, kita akan apresiasi bakat untuk memberikan hasil terbaik bagi mereka dan kota Kita”jelas Pardamean. Rahmadsyah
Official Team dan Pemain Club Sepak Bola SMP Negeri 1 Kota Tebing Tinggi Coach Manager
: Syahril Saragih : Surbakti
Pemain : Edo Jeremy Thomas Malau (Goal Keeper) Muhammad Halimsyah (Wing Back) Dicky Firnanda (Centre Back) Fadli Rahman (Centre Back) Tandanu Tantra Aulia (Wing Back) Roni Parulian Sinaga (Winger) Abdul wahid Nasution (Central Midfielder) Ridho Harianto Saragih (Winger) Leo Fernando R.Nababan (Striker) Harun Al Rasyid (Capten, Striker) Muhammad Jodi Azhar (Striker) Cadangan : Agung Nugraha H (Goal Keeper) M.Rohman Ron Harahap (Wing Back) Jefri Sinaga (Winger) Betran A.Nababan (Winger) Lukman (Wing Back) Nasrullah (Wing Back) Febri (Central Back) Joutrianda (Striker)
25
AGAMA
Vihara Mahadana dan Diaspora
Tebing Tinggi
Etnis Cina
P
ersentuhan antara Cina dengan Nusantara, sudah terjadi jauh ketika munculnya kerajaan-kerajaan purba. Sejumlah kerajaan purba di Sumatera, Kalimantan dan Jawa telah melakukan kontak dagang dengan etnis Cina Daratan. Tercatat, misalnya Kerajaan Kutai yang kaya hasil tambang, membutuhkan tenaga trampil untuk mengolahnya menjadi perhiasan. Para pengrajin itu, didatangkan dari Cina.
Di Jawa persentuhan kerajaankerajaan Hindu dengan Cina yang sangat populer, adalah saat terjadinya konflik antara Kaisar Cina Ku bilai Khan dengan Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Kaisar keturunan Mongolia itu mengirimkan ekspedisi penaklukan, namun gagal, karena kerajaan itu sudah runtuh dan digantikan Majapahit. Di sepanjang pantai Sumatera Timur Sumatera keberadaan etnis Cina mulai dikenal ketika situs kota Cina terletak di Kec. Medan Marelan ditemukan pada 1826 dan pemerintah Hindia Belanda melalui Oudheikundig Verslag (OV) Tahun 1914 menjadikan situs itu sebagai kota Cina. Diperkirakan daerah itu menjadi pusat perdagangan besar sekira Abad 11 dan 12M. Belakangan, kedatangan etnis Cina ke Sumatera Timur terjadi seiring dengan dibukanya perkebunan oleh Kolonial Belanda. Adalah, Jacobus Van Niuenhuys yang menjadi penggagas utama pembukaan perkebunan di wilayah itu sekira 1863, ketika pengusaha perkebunan itu mengontrak buruh Cina dari Singapura dan Penang sebagai pekerja. Pada 1871, diperkirakan terdapat sekira 3 ribu warga Cina yang bekerja di perkebunan-perkebunan yang tersebar di wilayah Sumatera Timur, mulai dari Langkat, Medan, Deli Serdang, Asahan hingga ke Labuhan Batu. (Marwati Dj Oe dan Notosusanto, 1983) Diperkirakan pada masa itulah etnis Cina juga hadir di Tebingtinggi yang kala itu merupakan pusat Kerajaan Padang. Di masa Tengku Muhammad Nurdin (18701914), banyak mengeluarkan izin pemanfaatan lahan untuk dijadikan perkebunan di wilayah kekuasaannya atas tekanan
26
Kerajaan Deli. Misalnya, wilayah Rambutan, Paya Pinang, Gn. Pamela, Pabatu, Gn. Para, Tanah Besi, Sibulan, Paya Kapar, Bandar Bejambu dan Penggalian. Salah satu bukti keberadaan awal etnis Cina di kota Tebingtinggi, adalah Vihara Mahadana di Jalan Veteran, Kel. T.Tinggi Lama, Kec. T.Tinggi Kota. Vihara itu dikenal sebagai vihara tertua di Tebingtinggi. Wibowo (2000), mengatakan vihara atau kelenteng di manapun, keberadaannya menjadi penanda adanya pemukiman Cina di suatu tempat. Vihara atau kelenteng selalu menjadi penanda keberadaan etnis Cina yang diklasifikasikan pada tiga lapisan, yakni kelas pedagang, kelas fungsional dan kelas rakyat biasa. Dua kelas pertama selalu menjadikan vihara dan kelenteng sebagai pusat komunitas mereka, disamping kelas ketiga. Berdasarkan topografi Vihara Mahadana, lokasinya sangat dekat dengan pusat perdagangan Tebingtinggi di masa lalu, yakni pertemuan antara sungai Bahilang dan Padang. Saat itu, pertemuan dua sungai itu menjadi pelabuhan pengumpul besar hasil bumi yang akan dieksport ke luar daerah. Pelabuhan itu, menjadi pusat dagang utama Kerajaan Padang, selain pelabuhan Bandar Khalifah di muara sungai Padang. Belum diketahui kapan pastinya Vihara Mahadana dan agama Buddha/ Kong Hu Chu masuk ke Tebingtinggi. Penuturuan tokoh etnis Cina Tebingtinggi Agus Susanto, beberapa waktu lalu, mengatakan di vihara itu hingga kini masih tersimpan lonceng vihara bertarikh 1809. Namun, keberadaan tarikh lonceng vihara
itu tidak bisa dijadikan data sejarah berdirinya vihara, karena diperkirakan lonceng itu berasal dari luar Tebingtinggi. Ada satu hal yang menarik pada praktek beribadah di Vihara Mahadana. Sebagian besar etnis Cina Tebingtinggi menjadikan vihara itu sebagai tempat sembahyang keluarga secara turun temurun. Tak mengherankan jika pada hari-hari besar Cina, vihara itu ramai. Bahkan, belakangan kegiatan keagamaan dan budaya sering dipusatkan di areal itu, misalnya Tio Cu Pan (wayang orang) yang belakangan dilaksanakan setiap tahun. Di bangunan vihara itu, terdapat dua lokasi ibadah untuk agama berbeda, yakni Kong Hu Chu dan Buddha. Bagi penganut Kong Hu Chu disediakan altar sembahyang di bagian depan vihara, sedangkan altar penganut Buddha terletak di belakang altar Kong Hu Chu. Keberadaan awal etnis Cina di Tebingtinggi, bisa juga dilihat dari komplek pemakaman warga yang meninggal. Data tertua yang bisa dilihat di pekuburan Tionghoa sei Sigiling, Kel. Tebingtinggi, Kec. Padang Hilir, adalah bangunan pemakaman pertama bertarikh 1916. Diperkirakan, inilah makam pertama yang ada di pekuburan Tionghoa itu. Sebelumnya, ada juga pemakaman Tionghoa di lahan sekarang menjadi komplek TC Sosial dan komplek SDN di Jalan RSUD Kel. Pasar Baru, Kec. T.Tinggi. Namun, makam itu hilang karena alih fungsi. Berdasarkan data di atas, diperkirakan etnis Cina di Tebingtinggi berasal dari Singapura dan Penang yang semula merupakan buruh perkebunan. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi, mereka beralih menjadi pedagang dan meninggalkan tugas-tugas fungsional pendukung industri perkebunan. Sedangkan asal usul leluhur mereka, diperkirakan berasal dari Fukkien (Hokkian), Teociu (sebelah selatan asal orang Hokkian), Hakka (pedalaman Kwantung) serta Kanton (dari sebelah Barat Hakka dan Tiongkok). Dari keempat etnis itu, terbanyak berasal dari Teociu dan Hokkian yang datang ke Tebingtinggi. Sedangkan etnis Kanton yang datangbelakangan lebih berkonsentrasi di dunia perdagangan. Kebanyakan di antara mereka menjadi pengusaha besar perkebunan hingga kini yang memanfaatkan relasi dengan kalangan bisnis Eropah. Wallau a’lamu bi asshawab. Abdul Khalik SINERGI OKTOBER 2012
SOSIAL
KOMUNITAS
PENARIK BECAK DI KOTAKU Penarik becak yang tidak menggunakan mesin alias hanya dengan mendayung akan terlihat jauh berbeda dengan yang menggunkan mesin. Disamping penghasilannya juga penampilannya. Kalau becak tanpa mesin cukup mengambil penumpang untuk jarak dekat, ongkos yang ditagihnya juga tidak mahal. Sedangkan becak bermesin, mengankut penumpangnya dengan menarik ongkos lebih mahal. Dan dia juga bisa membawa penumpangnya berjarak jauh. Keluar kota maksudnya. Begitulah keseharian nasib para penarik becak yang kita hubungi beberapa hari yang lalu. Pak Lubis misalnya, sudah menarik becak selama lebih dari dua puluh tahun. Dan penulis mengenalnya dengan baik. Ia bercerita tentang bagaimana kehidupan nasib seorang penarik becak dayung. Yang ia hanya menarik becak dayung dan tak pernah mempunyai becak bermesin. Kalau kami, katanya hanya bisa menarik penumpang jarak dekat. Dari pasar misalnya ke rumah penumpang. Dan kebetulan memang sudah kenal orangnya. Kenapa? karena memang sudah menjadi langganan ketika pulang berbelanja dari pasar ia sering minta saya membawanya, layaknya sebagai pelanggan. Dengan membawa ongkos yang lebih murah ketimbang naik becak bermesin, lebih baik naik becak OKTOBER 2012 SINERGI
dayung saja. Begitulah komentar para penumpang becak tanpa mesin itu.. lain halnya dengan becak bermesin, karena mereka memerlukan biaya lebih besar dari becak tanpa mesin, diharapkan segala kebutuhan hariannya bisa ditutupi, dengan demikian ia akan bisa menjalankan kehidupan seharihari. Kalau tidak ia akan mengalami ketekoran dan bisa-bisa becak mesinnya akan ditarik oleh pemberi kredit. Dengan demikian ia menganggur dan kehidupan keluarganya juga turut terancam karena ia tak lagi membawa becak. Begitulah salah satu perbedaan antara penarik becak dayung dengan becak mesin yang kita bisa dengar dari penuturan salah seorang penarik becak yang kita hubungi beberapa hari yang lalu di suati tempat biasa ia duduk minum di kedai kopi pinggir jalan. Kelemahan penarik becak dayung itu memang memeras tenaga untuk mendayung, apalagi kalau mendapat jalan mendaki. Jarang penumpang itu turun dari becak, ngosngosan kita menghadapinya. Tapi itulah nasib penarik becak dayung. Semuanya dihadapi dengan tenaga penuh. Ada suatu hal yang menjadi
perhatian kita bersama. Diantara kedua komunitas itu tak pernah kita dengar terjadi bentrokan. Masing-masing menjaga situasi dan kondisi, sehingga terbitlah suatu keadaan yang bisa kita rasakan kedamaian diantara keduanya. Keadaan seperti itu menimbulkan suasana yang perluy kita hargai kepada mereka yang hidup sebagai penarik becak dayung dan becak bermesin itu. Keduanya saling akrab. Masing-masing menjaga keadaan yang tertib dan sopan. Jarang kita dengar suara-suara yang saling keras menjatuhkan satu sama lain. Keakraban bisa kita lihat kalau mereka sedang nimum bersama di tempat mereka bisa duduk-duduk. Soal becak bermesin itu sudah lama kita kenal. Di tahun enam puluhan sudah ada becak mesin dengan manggunakan mesin tempel bermerek REX. Para penarik becak itu pada malam harinya diberikan tuntunan bertindak sebagai sopir harus mengetahui aturan rambu lalu lintas. Dengan demikian mereka itu baru bisa menjalankan becaknya dengan tenang. Persyaratannya sudah dipenuhi. Namun keadaan becak itu tidak lama, satu-satu hilang dari pandangan mata. Tak satupun yang bisa bercerita tentang becak mesin tempel mereka REX itu. Mungkin hanya tinggal kenangan bagi mereka yang sudah mengetahui masa itu. Bukan bagi kita di masa kini. ***
27
SASTRA
Dear Mamak Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mak, aku Nurul anakmu Nurul Fauziah hasibuan. Anak yang Nurul yakini sangat mamak cintai dan mamak sayangi ingin menyampaikan isi hati ini. Hati yang di dalamnya dipenuhi dengan rasa cinta dan kasih yang sangat besar untuk mamak seorang.
M
ungkin jika Nurul mengungkapknnya dengan kata-kata, tak satupun kata yang dapat mewakilinya. Kata “cinta” bahkan tidak dapat mengungkapkannya. Ketika Nurul berfikir sejenak bahwa mamak pasti berfikir “Nurul Cuma sayang pada ayahnya saja”. Ya, Nurul sayang sama ayah, Nurul selalu membela ayah jika mamak dan ayah sedang bertentangan pendapat. Namun harus mamak ketahui seluruh hati ini hanya untuk mamak, Nurul membela yaha karena Nurul kasihan sama ayah. Nurul selalu saja dimarahi sama mamak, kak Lidya dan Nuri. Nuurl kasihan melihat ayah. Ayah sudah memberikan yang terbaik untuk kita semua terutama kepada Nurul. Nurul membela ayah agar ayah berfikir kalau di keluarga kita masih ada yang menyayangi ayah. Kak Lidya dan Nuri sudah membela mamak, jika Nurul juga membela mamak, lalu yang membela ayah siapa ? Mak….. Nurul sangat bersyukur memliki dan diberikan orang tua seperti mamak dan ayah. Orang tua yang selalu memperhatikan kami dan memanjakan kami namun tetap tegas terhadap kami. Nurul selalu ingat tentang kejadian waktu Nurul dan mamak yang sering bertengkar. Nurul selalu iri dengan Nuri dan kak Lidya. Mamak yang selalu mencium, memeluk Nuri dengan kasih sayang. Selalu membanggakan Nuri karena sikap Nuri yang hemat. Dan ayah selalu membanggakan kak Lidya karena kepintarannya. Ketika saat itu
28
Nurul melihat wajah ayah dan mamak sangat bahagia. Ketika saat itu juga Nurul berfikir kalau mamak dan ayah tidak menyayangi Nurul mulai sejak saat itu Nurul menjadi anak durhaka. Selalu melawan mamak dan ayah. Nurul juga sangat ingat dan tak pernah terlupakan dalam benak Nurul. Waktu itu Nurul kelas IX SMP Nurul meminta suatu benda kepada mamak, namun mamak tidak mau membrikannya kepada Nurul. Beberapa hari Nurul tidak mau mengatakan satu patah katapun sama mamak, bahkan nurul berkata “ Nurul nggak mau lama-lama di Perbaungan, Nurul mau tinggal aja sama nenek”. Nurul tidak pernah mengerti apa yang ada di hati mamak. Hingga hari itu terjadi Nurul membanting tempat minuman dan saat itu mamak baru selesai Shalat. Nurul duduk di kursi dan mamak brkata dalam tangis “ Nurul, mamak itu sayang kali sama Nurul, orang yang mamak harapkan itu Nurul, semoga Nurul jadi anak yang sukses ya nak “ Kalimat itu akhirnya menyadarkan Nurul, bahwa mamak menyangi Nurul. Saat itu juga Nurul menyesal, sangat me nyesal kenapa Nurul berbuat seperti itu kepada mamak. Malaikatku yang telah melahirkanku, merawatku, mendidikku sehingga aku menjadi Nurul yang sekarang ini. Nurul yang telah membuatmu menangis, Nurul yang selalu mengecewakanmu walaupun Nurul telah melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap mamak. Namum mamak tidak pernah membenci, mencaci atau berbuat sama dengan yang Nurul lakukan kepada mamak.
Allah juga telah memberikan jalan kepada Nurul untuk mengetahui isi hati mamak ketika itu Nurul tertidur di kamar mamak dan saat itu mamak telah selesai Shalat dan kemudian mamak berdoa yang isinya “Ya Allah ampuni dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa anak-anakku, tuntunlah mereka ke dalam jalan yang benar dan jadikan mereka anak-anak yang sukses dunia akhirat” Astagfirullah Hanya air mata yang dapat Nurul keluarkan Mak…… Ma’afkan Nurul ya…. Nurul memang anak yang nakal, anak yang tidak menghormati orang tua. Anak yang selalu membuat ayah dan mamak jengkel . Namum….. Hati ini tidak dapat berbohong, aku anakmu sangat merindukanmu. 1 tahun hidup bersama nenek terasa tak berarti. Aku merindukanmu……. Nurul ingat ketika waktu SMP Nurul selalu membagi cerita apapun yang terjadi di sekolah baik itu cerita tentang sahabat, guru, bahagia, sedih, mamak selalu meluangkan waktu untuk Nurul. Sementara…… Di SMA ketika waktu pulang tiba Nurul malas sekali untuk pulang ke rumah Nurul bingung mau menceritakan apa yang di hati Nurul. Mak….. Saat ini Nurul merindukan pelukan dan ciuman yang penuh cinta dan kasih sayang dari mamak. Pelukan yang dapat menenangkan hati ini. Hati yang terus menerus haus akan kasih sayang. Mak… Nurul ingin mencuci kaki mamak dan memohon maaf sepenuh hati kepada mamak. Mendapatkan maaf yang sepenuh hati dari mamak. Walaupun Nurul tahu mamak sudah memaafkan Nurul tapi Nurul ingin melakukan. Mak… Nurul mencintai mamak, nurul menyayangi mamak, tidak dapat nurul bayangkan hidup ini tanpa mamak. Jika nurul harus merelakan nyawa ini untuk mamak Nurul sangat siap. SINERGI OKTOBER 2012
SASTRA
I S I PU Ulang Tahun
Ibu
Ibu… Sungguh besar pengorbananmu Engkau telah membesarkanku Dari aku kecil hingga besar Ibu…. Engkau telah banyak mengajariku Dari aku merangkak hingga dapat berjalan Ibu.. Engkaupun tak pernah lupa menasehatiku Agar aku dapat berguna bagi nusa dan bangsa Ibu… Semua pengorbananmu itu.. Akan selalu ku ingat Dan akan kutunjukkan kepada dunia Aku akan berguna bagi nusa dan bangsa
Matahari
Matahari, betapa terangnya sinarmu Dan… Betapa banyaknya manfaat yang kau Berikan untuk bumi ini…. Matahari… Siapakah gerangan yang menciptakanmu ?
Oleh : Tiurma Widya R. Silalahi SMKN I Tebing Tinggi
Aku bersyukur kepada-Mu ya Tuhan Karena engkau telah menciptakan matahari, Yang begitu indah
Terima kasih ibu…
Dan….mungkin bila matahari tak diciptakan Dunia pasti akan gelap
Oleh : Dhea Dwinovitasari Kelas IX-6 SMP Negeri 4
Oleh : Dhea Dwinovitasari Kelas IX-6 SMP Negeri 4
OKTOBER 2012 SINERGI
Hari ini, usiaku bertambah setahu Tak terasa aku mulai beranjak dewasa Sebuah madah yang amat indah Yang tak akan terlupakan oleh ku Ditahun ini banyak kenangan yang terlewati Suka maupun duka, baik maupun buruk Ucapan selamat ulang tahun Satu persatu datang menghampiri Amat senag hati ini Walau tak ada hadiah, bahagia lebih indah Karena, “ Bahagia itu sederhana”
29
REMAJA KITA
PENTINGNYA PERAN KEPELOPORAN
DAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA oleh : Muhammad Suhendri
Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control, sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan mengembangkan aspek etika dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa, ketahanan mental spiritual, serta meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, serta memberikan
30
kemudahan akses informasi. Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumber daya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, dan kepemimpinan serta kepeloporan pemuda. Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, Pergerakan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa tahun 1966, sampai dengan Pergerakan Mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai leader dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa. Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik,
serta kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut, yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa. Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial. Secara kuantitatif, sekitar 30-40 % pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam perkiraan umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika perkiraan menjadi 15-45 tahun. Pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak SINERGI OKTOBER 2012
dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik. Melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan akademik pun banyak pelajar tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa. Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang, sangatlah kompleks. Mulai dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial. Adapun masalah lain yang turut menjadi pemicu terancamnya posisi pemuda adalah lemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang terdekat, termasuk pula lemahnya pemahaman pemuda terhadap agama, melanggar tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya. Mengakibatkan pemuda banyak terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan pemuda pada titik kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh pemuda. Hal ini menjadi tugas bersama berbagai elemen, guna menyelamatkan pemuda, sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis kepemudaan yang berprestasi. Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi pemuda dari berbagai kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses pengembangan potensi pemuda OKTOBER 2012 SINERGI
Ilustrasi/IST/net
REMAJA KITA
bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisasikan melalui mekanisme yang sudah diatur. Salah satunya adalah organisasi yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk melakukan perubahan tersebut. Sejarah bangsa membuktikan bahwa pemuda senantiasa berada pada lini terdepan pada setiap babak sejarah perjuangan bangsa. Paradigma pemuda sebagai kategori social mengindikasikan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap potensi pemuda dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dapat diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta dalam kaitannya dengan kepeloporan pemuda. Hal ini akan terkait dengan potensipotensi Sumber Daya Alam (SDA), sehingga dapat memberikan kontribusi
yang siqnifikan dalam pembangunan nasional. Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, maka kepeloporan pemuda di tuntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi dari kondisi konkrit yang ada. Sumpah pemuda memberi kita motivasi luar biasa untuk memberi kontribusi besar dalam pembinaan pemuda. Ini saatnya kita bekerja untuk Indonesia, menuju kemajuan bangsa yang lebih baik. Berperan aktif dalam pembinaan moral dikalangan pemuda/pelajar. Melalui proses mentoring dengan pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan aspek-aspek pendidikan. Semoga ini menjadi tahap awal dalam membentuk generasi muda yang berguna bagi nusa dan bangsa. Maju pemuda Indonesia untuk peradaban yang lebih baik ! (Muhammad Suhendri)
31
SUARA PEJUANG
EROSI NASIONALISME Besarnya arus gelombang informasi komunikasi global saat sekarang berdampak sisi positif dan negatif dalam kehidupan manusia. Positif adanya kemajuan pesat di abad super moderen ini. Sisi negatif berdampak kemunduran bagi sebagian komunitas. Dalam perjalanan hidup menjadi korban kemajuan teknologi informasi komunikasi. Berakibat fatal, menjadi luntur dan erosinya jiwa, semangat dan nilai nasionalisme kebangsaan. Bergesernya nilai moral, etika kehidupan.
T
ak dapat dipungkiri, disaat usia negara kita beranjak angka 60 tahunan, kelunturan pengikisan (erosi) nasionalisme kebangsaan kemunduran etika moral mulai terasa. Keadaan ini nampaknya menunjukkan kejala semakin parah. Saat sekarang negara tercinta ini telah berusia 67 tahun. Usia dominan dan mantap untuk ukuran manusia. Namun kenyataan/keadaan ini perlu menjadi perhatian khusus dan serius, agar generasi harapan masa depan dapat diselamatkan. Sejarah dan Pejuang Bung Karno Proklamator negara R.I dalam salah satu bukunya “ JAS MERAH” jangan sekalikali meninggalkan sejarah. Masa lalu sebagai guru, pengalaman menggapai masa depan. Untuk mencapai “ Merdeka “ 17 Agustus 1945, melalui proses perjalanan waktu panjang. Mulai pergerakan kebangsaan di seluruh daerah pelosok tanah air tahun 1908, dilanjutkan bersatunya elemen pemuda rakyat di seluruh tanah air dan satu bangsa indonesia. Masa pra era panca tahun 1945 para pejuang bersama rakyat dengan tekad semangat berkobar melawan, menantang penjajahan Belanda dan Nippon (Jepang). Jiwa semangat dan nilai kejuangan 45 dikobarkan, membakar semangat rakyat pemuda pejuang menentang kaum penjajah. Eksponen pejuang 45, berjuang tanpa pamrih kecuali tekad “ Merdeka atau mati “rakyak pejuang di seluruh plosokTanah air maju ke medan Laga bahu-menbahudengan semangar “Heroik”Patang menyerah.
32
Jasa pengorbanan Pejuang 45 yang tiada ternilai telah mengantar banggsa indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan yang maju sejahtra. Sekarang pejuang 45 telah lengser. Tiada lain harapan mereka Lanjutkan perjuanagan dengan mengisi kemerdekaan ini dengan perobahan untuk mencapai kemajuan Dan kesejahteraan. Sebangai bangsa besar kitapun Wajib “Menghormati mengenangjasa pengorbanan” para pejuang baik yang sudah gugur sebagai kesuma bangsa, maupun yang masih menjalani Hari tuannya. Menyusul para pejuangeksponen 66 pun sekarang telah memasuki lanjut usia (LANSIA) rata2 antara 66-75 tahun. Di tahun 60-70an mereka telah berjuang melawan Komunisme dan orde lama yang banyak menimbulkan korban. Lunturnya jiwa semangat nasional kebanggsaan moral dan etika, dapat di rasakan dalam kehidupan berkeluarga bermasyarakat.penghargaan penghormatan sopan santun kepada perjuangan sesepuh orang tua semakin luntur dan tipis. Peringatan hari-hari bersejarah hanya di lakukan secara “SEREMONIAL” oleh kelompok-kelompok tertentu, tiada lagi “MERAKYAT” seprti dulu-dulu. penghormatan terhadap simbolsimbol negara mengalami erosi dan melemah. Di hari “keramat” proklamasi 17 agustus pun banyak masyarakat/rakyat tidak pasang bendera Dulu ada “HALO-HALO” Teriakan pada jupen dengan mik (pengeras suara) agar pasang bendera. Sekarang tak terdengar lagi, barangkali Sudah “KUNO”. Padahal ada unik yang membahandel masalah “peneranagan”. Lagi
lagu-lagu kebangsaan, yang membakar semangat “HEROIK” bagi generasi penerus perlu di tumbuh kembangkan. Hal-hal ini di maksud untuk menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan. Erosi Moral Dan Etika Dikalangan generasimuda sebangai pengurus perjuagan bangsa terasa timbul kelunturan moral. Sopan santun warisaan nenek monyang tidak lagi “diacuhkan oleh kaum muda terhadap senior kaum tua sesepuh sikap perilaku hidup berubah dari model-model dulu. Rasa hormat kepada perjuagan veteran orang tua makin menipis gaya perilaku hidup kaum muda telah terpengaruh secara drastis, sebangai korban kemajuan teknologi informasi komunikasih yang menglobal. Sementara elemen generasi muda kehilangan jati diri sifat sinis dan apatis tumbuh dalam benak yang telah kena keracunan pergaulan moderen. Barang kali resep ampuh menangkal erosi dan lunturnya jiwa semangat nilai nasionalisme kebangsaan kita kembali menanamkan jiwa semangat kejuagan yang di miliki generasi leluhur pejuangan angkatan 45. Serta resep-resep kuno petua nasehat orang tua sesepuh yang cukup ampuh dan brillat. pikir itu pelita hati sesal kemudian tiada guna berakit kehulu berenang kemudian. Baelajar terus dari buayan hingga keliang kubur. Semonga luntur dan erosi Nasionalisme kebangsaan secara perlahan dan pasti akan muncul sebagai banga BESAR DAN BERMARTABAT . (Ibrahim, SH) SINERGI OKTOBER 2012
TEPIAN
Attar Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, tengoklah kedalam sebelum bicara.... (Ebiet G. Ade) Musim semi tahun 1175 di Nishapur, Persia, seorang pria pergi mengasingkan diri. Hal ini dimaksudkanya melakukan kontemplasi untuk suatu pencaharian hakiki yang mencerahkan. Pencerahan yang meliputi alam semesta beserta isinya. Dalam tempatnya yang sepi dan tenang ia merenungkan adanya sebuah dunia yang membiarkan manusia bebas berfikir dan berpendapat. Dan bebas berkehendak dalam menentukan sikap serta menetapkan identitas diri. Tanpa rasa takut atas apa dan kepada siapa pun. Kebebasan berfikir adalah dunia yang mengenyahkan pemutlakan pendapat. Dunia yang ditegakkan tanpa rasa sinis, sekalipun kepada sebuah pemikiran yang lahir dari gagasan liberal dan liar. Dunia yang tidak memandang rendah atas sebuah pendapat, meski kadang-kadang pendapat orisinil tersebut tidak sejalan dengan arus utama yang banyak dianut. Dunia yang bersahabat yang dibangun tanpa rasa benci, dan sekaligus tidak pernah menaruh curiga kepada apa dan siapa saja. Dunia yang mengingatkan orang untuk selalu introspeksi –untuk senantisasa melihat kedalam diribahwa kebenaran tidak mutlak milik seorang saja dan kesalahan bisa milik siapa saja. Inilah dunia tanpa batas. Tanpa sekat. Tanpa egosentrisme. Akan tetapi hal ini, barangkali, hanyalah sebuah cita-cita yang hingga kini seakan tidak pernah tercapai. Ironinya, pada satu malam kelam di tahun 1230 di tengah kontemplasinya yang sendu, kebengisan dan intoleransi mengepung rumah pria itu. Oleh sebuah rezim kejam yang tak menginginkan adanya kebebasan berfikir dalam dunia yang bersahabat itu. Yang tak pernah bisa berkata bahwa benar adalah benar dan kesalahan itu sebagai sesuatu yang salah. Sang penguasa, Jengis OKTOBER 2012 SINERGI
Khan, memerintahkan pasukannya membunuh pria yang tengah melakukan perenungan berat. Seberat cita-cita yang ingin diusungnya. Pria itu Fariduddin Attar. Nama yang tak asing dalam dunia sufistik, baik timur maupun barat. Seorang penyair mistikus, dan pemikir tradisi Islam. Ia tergolong sebagai salah seorang penyair sufi Persia terbesar. Attar terkenal karena prosa-prosanya yang mendalam dan sangat alegoris. Lahir di Nishapur, Persia (Iran sekarang) pada 1119 dan meninggal di usia 110 tahun, pada saat Jengis Khan menguasai Persia pada tahun 1230. Karyanya Musyawarah Para Burung menjadi magnum opus; sebuah karya kontemplatif dan mendalam, dan dikenang sepanjang zaman. Konon, prosa ini menjadi tonggak dasar dalam perkembangan sastra sufistik: sebuah alegori yang memuncak, tapi didaki dengan halus dan indah dalam menapaki perjalanan sukma menuju Tuhan. Lewat Musyawarah Para Burung, Attar kemudian oleh berbagai kalangan dianggap seorang jenius dalam dunia sastra. Tak sedikit karyanya bermatra mistisisme, cuma Musyawarah Para Burung yang banyak mendapat komentar. Attar hidup sebagai penyair sufi dengan tingkat kreatifitas tinggi. Hal ini dikarenakan, sebuah karya tulis dalam tradisi sufi bertujuan sebagai pendidikan yang mencerahkan jiwa. Ini tentu paradoksal dengan sikap penulis aliran mana pun, yang menjadikan tulisan sebagai sarana meningkatkan popularitas diri di tengah khalayak. Sejenak renungkanlah Musyawarah Para Burung itu, tatkala para burung mendengar berita tentang Simorgh yang menakjubkan. Berdiam di satu tempat penuh dengan cahaya. Beribu-beribu burung bergerak menguasai angkasa. Bersepakat pergi bersama-sama ke tempat Simorgh
untuk berjumpa padanya. Mereka memutuskan melewati sungai dan samudera, serta menghadapi berbagai halangan dan rintangan. Sepanjang perjalanan ada saja burung yang mati, bahkan banyak juga tak pernah menyelesaikan perjalanan itu sama sekali. Hanya tiga puluh burung sukses sampai di pelataran Simorgh yang legendaris. Tapi sangat mengejutkan, seperti di depan sebuah cermin, mereka hanya melihat diri mereka sendiri. Hanya tiga puluh ekor burung saja. Ternyata, Simorgh tidak lain dari diri mereka sendiri, tidak lebih. Akhirnya kita memahami karena dalam bahasa Persia si bermakna tiga puluh dan morgh berarti burung. Attar mengakhiri cerita para burung menemui Simorgh ini -yang tak lain ialah gambaran diri mereka yang sejati- sebagai berikut: “ Tahukah kau apa yang kaumiliki? Masuklah ke dalam dirimu sendiri dan renungkan ini. Selama kau tak menyadari kehampaan dirimu, dan selama kau tak meninggalkan kebanggan diri yang palsu, serta kesombongan dan cinta diri yang berlebihan, kau tidak akan mencapai puncak keabadian.” Banyak interpretasi muncul dari penelaahan prosa ini. Termasuk penafsiran yang paling ekstrim, yakni bersatunya sang khalik dengan makhluk. Kita tak menganut pemikiran ini. Akan tetapi, kesimpulan lain yang terungkap dari Musyawarah Para Burung adalah: satu, bahwa kita harus senantiasa melakukan instropeksi diri, dua, jangan menganggap diri lebih baik dari yang lainnya dan ketiga, sadarilah siapa saja tidak akan pernah lepas dosa dan kesalahan. Walhasil sebagai penutup mari sejenak kita renungkan kata Ebiet G Ade dalam sebuah lagunya: “kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, tengoklah kedalam sebelum bicara...!” Oleh Khairul Hakim
33
MOMENT idul adha 1433 H
QURBAN DI KELURAHAN - Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM,bersama Keluarga menunaikan qur’ban bersama Istri dan keluarga .
KHIDMAT - Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM saat menerima laporan ketua panitia pelaksana takbiran 1433 H di Jl.Dr Sutomo Tebing Tinggi.
34
OPEN HOUSE BERSAMA MASYARAKAT – ratusan masyarakat ber-open house bersama Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM dan Ny Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi Hasibuan,MM di rumah Dinas Jl.Dr Sutomo seusai pelaksanaan sholat idul adha 1433 H. SINERGI OKTOBER 2012
MOMENT idul adha 1433 H
PUKUL BEDUK – Bersama Muspida, Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM ketika memukuk beduk bersama Wakil Walikota H.Irham Taufik,SH,MAP, Ketua DPRD Tebing Tinggi, Stdako H.Johan Samose Harahap, SH.M.SP. Syahrial Malik, Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Ryan Djajadi SIK dan m uspida lainnya di Jl.Dr Sutomo.
SHOLAI IDUL ADHA – Bersama ratusan jemaah , Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM melakukan sholat idul adha 1433 H bersama di Anjungan Sri Mersing Kota Tebing Tinggi.
QUR’BAN BERSAMA KELUARGA BESAR, Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM dan Keluarga besar melakukan qurban bersama masyarakat di kediamanan Rumah Ir.H.Abdul Hafiz Hasibuan.
OKTOBER 2012 SINERGI
35