RISALAH RAPAT PANJA BPIH KOMISI VIII DPR-RI DENGAN PT GARUDA INDONESIA Masa Persidangan Tahun Sidang Jenis Rapat Rapat Dengan Sifat Rapat Hari/tanggal Waktu Ketua Rapat Sekretaris Rapat Tempat Acara
: : : : : : : : : : :
II 2014-2015 Rapat Panja BPIH PT Garuda Indonesia Tertutup Senin, 16 Februari 2015 14.00 WIB s/d Selesai DR. Ir. H. D. Sodik Mudjahid, M.Sc Yanto Supriyanto, SH Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI 1. Membahas Komponen biaya penerbangan jemaah haji Tahun 1436H/ 2015 M 2. Fasilitas dan pelayanan jemaah haji dari maskapai penerbangan 3. Strategi mengatasi berbagai masalah terkait dengan Penerbangan untuk jemaah
Hadir
: 24 Anggota 2 izin
JALANNYA RAPAT : KETUA RAPAT (DR. Ir. H. D. SODIK MUDJAHID, M.Sc/F-P.GERINDRA): Bismillahirrahmannirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Saudara Direktur Utama PT Garuda Indonesia beserta jajarannya dalam hal ini adalah Pak M. Arif Wibowo, kemudian Kapten Novianto Heru Pratomo, kemudian Pak Hadi Syarean, Yang terhormat Pimpinan Komisi VIII, serta Anggota Panja BPIH Komisi VIII DPR RI,
1
Melalui rapat hari ini pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena pada hari ini kita masih diberi kesempatan kesehatan untuk dapat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Umum PT Garuda Indonesia beserta jajarannya. Sebagaimana kebiasaan rapat di Komisi VIII DPR RI, sebelum acara dilanjutkan marilah bersama-sama kita berdo’a untuk kesuksesan dan kelancaran acara kita pada hari ini. Pada yang beragama Islam, kami biasa membaca ummul kitab dan bagi yang bukan muslim dipersilakan berdoa dengan caranya masing-masing. Membaca Al-Fatiha dimulai. (KETUA RAPAT MEMIMPIN DO’A) Selesai. Terima kasih. Saudara Direktur PT Garuda Indonesia beserta jajarannya yang kami hormati, Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kesediaan Saudara hadir memenuhi undangan Rapat Panitia Kerja BPIH Komisi VIIi DPR RI. Saudara Direktur, Walaupun jumlahnya belum banyak bisa nanti menyusul karena kami baru selesai Pak rapat urusan dengan satu narasumber Pak Anggito Abimanyu, Insya Allah menyusul tapi segi keterwakilan fraksi walaupun tidak harus mencapai kuorum, fraksi yang hadir sudah 7 fraksi. Rapat hari ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan haji terutama masalah penerbangan haji yang dalam struktur biaya itu adalah komponen yang paling besar nilainya didalam stukturk biaya haji. Selain itu, rapat pada hari ini diselenggarakan sebagai bahan Komisi VIII DPR RI untuk melakukan pembahasan pada Panja BPIH dalam rangka menyambut musim haji tahun 1436 hijriyah atau 2015 masehi. Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji itu Pasal 2 yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan berdasarakan asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dan prinsip nirbala. Sedangkan Pasal 3 undang-undang tersebut menyebutkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jama’ah haji sehingga jama’ah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam. Oleh karena itu, Panja BPIH Komisi VIII DPR RI pada rapat hari ini ingin mendapat penjelasan secara rinci dari Direktur PT Garuda Indonesia meliputi beberapa hal antara lain : 1. Apa saja komponen biaya penerbangan yang mempengaruhi biaya haji untuk jama’ah haji dengan kondisi harga minyak dunia yang menurun saat ini, apakah komponen biaya penerbangan dalam penyelenggaraan ibadah haji bisa ikut mengalami penurunan dan jika bisa dan tampaknya ingin dan harus bisa berapa besar penurunan tersebut? 2. Kami ingin mengetahui apa saja fasilitas pelayanan bagi jama’ah haji dari maskapai penerbangan sehingga jama’ah haji nyaman selama perjalanan menuju dan dari Arab Saudi. Selama ini kami sudah tahu barangkali ada inovasi-inovasi peningkatan pelayanan lainnya bagi jama’ah haji yang harus kami ketahui. Saudara Direktur PT Garuda, 3. Yang ingin kami ketahui, apa saja langkah-langkah atau strategi yang dilakukan PT Garuda Indonesia untuk meningkatkan pelayanan ibadah haji.
2
Demikian lah Saudara Direktur PT Garuda Indonesia yang saya hormati, sebagai pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah SWT memberkati kita semua. Selanjutnya sesuai dengan acara yang telah kita sepakati, kami persilakakn Saudara Direktur Utama PT Garuda Indonesia untuk menyampaikan penjelasannya. Tapi sebelumnya teman-teman dan rekan-rekan dari PT Garuda sekarang jam 02.40 jam berapa kita mengakhiri acara ini? Paling lama jam 04.00? jam 05.00? paling lama jam 0.400 begitu Bapak-bapak? Jadi kita akan berakhir paling lambat jam 04.00 begitu ya Bapakbapak? (RAPAT : SETUJU) Sekali lagi kami persilakan kepada Direktur Utama PT Garuda Indonesia atau yang mewakilinya untuk menyampaikan paparannya mengenai hal-hal yang kami sampaikan tadi. Kami persilakan. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Bismillahirrahmannirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Sebelumnya kepada yang terhormat Pimpinan rapat, yang mulia Bapak DR. Ir. H. Sodik Mudjahid, dan seluruh Anggota Panja BPIH tahun 1436 Hijriyah, 2015 Masehi Komisi VIII DPR RI, Pertama-tama saya perkenalkan diri saya dulu Pak. Saya baru bergabung di Garuda Bulan Desember tanggal 12. Nama saya Muhammad Arif Wibowo, Direktur Utama. Sebelah kiri saya Bapak Kapten Novianto Heru Pratomo, beliau Direktur Operasio, sebelah kanan saya VP Haji, beliau itu unit khusus yang benar-benar menangani haji karena haji ini menjadi satu unit yang sangat penting dan skala nasional sehingga kita tempatkan selaku vice president untuk haji, Bapak Hadi Syahrian. Dan beberapa tim kami di belakang untuk hadir dalam acara pada hari ini. Pertama-tama, kami sampaikan terima kasih dan kehormatan buat kami semua untuk dari Garuda Indonesia bisa menyampaikan beberapa hal. Namun, kalau berkenan kami ingin menyampaikan beberapa hal terutama hal-hal yang sudah pernah kita lakukan di 2014 dan sebelumsebelumnya. Mohon izin Pimpinan, menyampaikan video 5 menit, apakah berkenan Pak? Baik. Kalau berkenan kami ingin sampaikan hal-hal yang sudah kami lakukan dan nanti ada beberapa hal bahwasanya apa yang akan kita lakukan di 2015 kita ingin sampaikan juga pada siang hari ini. Terima kasih. (PEMUTARAN VIDEO DARI PT GARUDA INDONESIA) “Indonesia adalah negeri muslim dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan menunaikan ibadah haji adalah dambaan utama setiap muslimin dan muslimat Indonesia. Garuda Indonesia telah berkembang mengantarkan tamu-tamu Allah ke tanah suci beribadah haji dan umroh sejak tahun 1956, lebih dari ½ abad yang lalu. Penerbangan haji menuntut perencanaan matang dan seksama karena jumlah haji jama’ah Indonesia paling besar dibandingkan negara-negara lain. Ratusan ribu jama’ah harus diterbangkan ke tanah suci dan pulang ke tanah air dalam waktu yang singkat dengan jadwal ketat dan fasilitas terbatas lalu mengutamakan faktor kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penerbangan. Garuda Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan penerbangan haji dengan baik yang tercermin dari keberhasilan mendapatkan sertifikasi ISO 9001 untuk pelayanan haji selama 10 tahun berturut-turut. Konsisten meraih costumer satisfaction index diatas 80% serta mendapat penghargaan the best airlines for hajj dari Direktorat Penerbangan Sipil Arab Saudi atau GACA. 3
Garuda Indonesia terpilih sebagai operator angkutan haji karena memenuhi persyaratan administratif dan teknis yang ketat dari Kementerian Agama diantaranya adalah memiliki sertifikasi IOSA atau IATA Operational Safety Audit. Garuda Indonesia terdaftar sebagai IOSA Operator sejak tahun 2006 dan Garuda Indonesia juga satu-satunya maskapai di Indonesia sebagai IOSA operator. Penghargaan the best airlines of Hajj diberikan otoritas Arab Saudi atas penelitian 3 aspek dari Garuda yaitu : 1. Perencanaan penerbangan haji, 2. Operasional dan pelayanan, 3. Ketepatan jadwal atau on time performance. Ditahap perencanaan, Garuda mempersiapkan segala aspek penerbangan haji dari armada pesawat yang terandalkan. Awak kabin, pramugari dan pramugara be used on board dengan menu khusus sesuai dengan cita rasa setiap daerah embarkasih. Tas koper, tas kabin, dan tas pasport untuk jama’ah hingga air zam-zam. Di Arab Saudi dilakukan pula persiapan akomodasi, logistik, dan transportasi untuk petugas Garuda pendukung operasional penerbangan haji. Di berbagai daerah, persiapan juga dilakukan Garuda sebagai operator yang berkomitmen melayani jama’ah haji Indonesia dari seluruh 10 kota embarkasih tanpa kecuali. Operasi penerbangan ini sangat kompleks karena melibatkan 10 embarkasih di seluruh Indonesia dengan berbagai macam kompleksitasnya masing-masing dan harus terbang tepat waktu, mengangkut seluruh 100 ribu jama’ah tersebut selama 1 bulan. Kepadatan di Bandara King Abdul Azis, Jedah mencapai puncaknya di tahap pemulangan haji. Garuda melakukan upaya maksimal agar tercapai kesesuaian waktu antar pesawat penumpang dan bagasi guna mencapai ketepatan waktu. Penanganan penumpang jama’ah haji Indonesia oleh Garuda di Bandara mendapat pujian dari Otoritas Arab Saudi karena dinilai tertib dan kooperatif. Berkat kerjasama yang erat dan solid dari seluruh petugas dan awak yang bertugas, Garuda Indonesia mampu mencatat tingkat ketepatan waktu atau on time perfomance yang tinggi dari penerbangan haji. Dengan OTP yang tinggi berarti jama’ah haji Indonesia menikmati pelayanan dan kenyamanan yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas in fly service juga dilakukan Garuda antara lain menyediakan menu makanan sesuai dengan selera asal jama’ah serta menerjunkan awak kabin putra, putri daerah untuk mengatasi kendala bahasa dari jama’ah yang berasal dari berbagai pelosok tanah air. Predikat sebagai operator penerbangan haji terbaik dari otoritas Arab Saudi ini tidak akan menurunkan upaya peningkatan pelayanan haji yang terus-menerus dilakukan Garuda Indonesia”. Terima kasih Pak. KETUA RAPAT : Saudara Direktur Utama, Mohon 2 hal, kami harus klarifikasi dulu Pak lupa tadi. Apakah proses tender sudah berjalan Pak untuk tahun ini? DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Belum Pak. Jadi sebenarnya untuk tadi penyampaian Bapak Pimpinan bahwa saja kalau untuk penyampaian detail komponen biaya kita belum bisa ke angka karena kita sudah biasa Pak nanti ada yang namanya KAK/Kerangka Acuan Kerja, kita sudah terima kita bisa untuk sampaikan kepada Bapak Para Pimpinan, semua anggota. 4
KETUA RAPAT : Pentingnya belum tender karena jika sudah tender kami dilarang untuk bertemu dengan Bapak-bapak, belum Pak ya? Oke, Pak, terima kasih Pak. Yang kedua, kebetulan saya adalah Wakil Ketua Komisi VIII, saya Ketua Panja Haji dan alhamdulilah Ketua Komisi VIII juga DR. Saleh Daulay ada di tengah-tengah kita untuk acara ini. Yang ketiga, Bapak-bapak waktu kita makin terbatas dan kami tadi diberi penjelasan cukup memberikan informasi kepada kami karena itu mari kita pergunakan waktu dengan hemat mungkin. Saya persilakan Saudara Direktur Utama untuk menyampaikan paparannya. Silakan. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Mungkin ini 10, 15 menit saja untuk paparan kami karena kami tetap ingin sampaikan dulu laporan tahun 2014 Pak. Terima kasih. Jadi yang pertama tahun 2014 jumlah jama’ah yang diangkut itu 82.961 jama’ah dalam kloter 206. Kemudian jumlah pesawat yang kita gunakan di tahun 2014 ada 11 pesawat dimana 4 boeing 7474 ratus, 6 airbus 3303 ratus dan ada 200 kemudian 1 boeing 777 300 IR dan on time performance kita di tahun 2014 juga 90,77% dan kita senantiasa melakukan sosialisasi kepada jama’ah haji mengenai ketentuan barang bawaan demi kenyamanan, keamanan, keselamatan penerbangan sehingga kita pastikan semua proses boarding menjadi lebih lancar. Yang penting juga bahwasanya Garuda sudah meraih long life achievement untuk AISO certification, ISO 9001 di tahun 2008 untuk khusus layanan haji dan kita memiliki customer sertification index 80,7% dimana kalau kita lihat disitu ada namanya customer sertification index untuk previlege untuk yang dibawah ini previlege yang diatas itu in flight dimana rata-rata 80,7%. Kemudian kinerja penerbangan haji di 2014. Dari sekian banyak embarkasih rata-rata on time performance kita seperti yang kami sampaikan tadi sebesar 90,77% dan di fase I 97,57%, di fase II agak sedikit dibawah fase I 83,98%. Ini adalah pencapaian yang di tahun 2014. Kemudian yang kita angkut sejumlah 82.961. Jadi dari sekian banyak embarkasih kita berusaha untuk tetap maintain di angka diatas 90,77% untuk fase in and fase out. Kemudian on time perfomance haji juga memang meningkat terus dari waktu ke waktu terutama di fase I-nya di tahun 2011 sampai 2014 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Begitu juga untuk di fase II nya. Jadi ini bagian dari komitmen kami Garuda Indonesia untuk melayani jama’ah haji dengan semaksimal mungkin. KETUA RAPAT : Pak, fase I dan fase II itu gelombang I dan gelombang II Pak ya? DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Iya, gelombang I dan gelombang II-nya masuk sama berangkat sama pulangnya Pak. Fase I itu berangkat, fase II itu pulang. Kemudian delay Pak. Jadi kalau toh ada delay, reason of delay-nya kira-kira conjuction terutama untuk yang fase II Pak. Jadi di on time perfomance fase II itu tercapai 83,98%. Ini faktor yang sangat dominan terutama saat kepulangan. Kalau keberangkatan jauh lebih bagus untuk on time perfomance-nya. Kemudian untuk di airport facility juga ada faktor ya sekitar 3,4% faktor yang mempengaruhi on time perfomance. Kemudian biasanya bergulir aircraft protection karena sekali delay dia akan 5
mempengaruhi ke semua rotasi penerbangan pesawat tersebut. Kemudian pada saat kita me-manage boarding itu juga ada faktor-faktor yang menyebabkan delay itu sekitar 2,43% ,kemudian weather sekitar 0,49%. Dan satu hal lagi yang terkait dengan tehnikal itu sekitar 2,34% sehingga ini yang kita manage dari tahun ke tahun dan alhamdulilah terjadi peningkatan terus menerus dari waktu ke waktu. Kemudian untuk reason of delay, untuk fase I di tahun 2014 ada runway blocked sekitar 0,49% kemudian tadi aircraft rotation ini sebenarnya end road station selalu terpengaruh oleh satu delay di satu titik. Kemudian tehnical.....sekitar 1,46% ini adalah di tahun 2014 fase I. Kemudian keberhasilan OTP operational haji tahun 2014 karena kita memang memiliki harga performance yang baik. Kemudian kita juga lakukan konfirmasi slot time yang lebih awal sehingga kita benar-benar sangat preemtif setiap pergerakan pesawat atau perencanaan rotasi pesawat. Kemudian kita menggunakan dedicated gate di hajj terminal dan sosialisasi untuk flight safety and security karena ini sangat penting. Sosialisasi kita lakukan pada PPIH, KPIH dan jama’ah pada saat manasik. Kemudian x-ray juga sangat penting karena bagasi jama’ah di city check in di Madinah atau Hujaj. Kemudian kita juga lakukan sweeping sehingga barang atau tas kabin jama’ah juga sudah kita sosialisasikan dari awal di plus hajj terminal. Dan kita memang memiliki team work yang sangat solid, one team one spirit one goal. Di tahun 2014 kita memang sudah melakukan beberapa peningkatan tertib administrasi terutama proses mutasi jama’ah sehingga tidak menyebabkan atau menimbulkan masalah dengan imigrasi Arab Saudi atau imigrasi Indonesia. Kemudian hal-hal yang menghambat proses boarding juga kita antisipasi tertib administrasinya. Satu hal lagi penting adalah pelayanan jama’ah yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dimana banyak jama’ah yang menggunakan road atau lay down sehingga proses boarding menjadi lama dan akhirnya juga ini akan berpotensi untuk menyebabkan delay. Kemudian masih banyak jama’ah yang membawa security item dan yang keempat kepastian dari Kemenag untuk penunjukkan penerbangan angkutan haji yang tadi Bapak pertanyakan. Kemudian jika lambat maka berdampak pada keputusan Garuda untuk mencari calon penyewa pesawat karena ini juga kadang-kadang akan menyebabkan beberapa operator untuk mengundurkan diri. Kemudian di 2015, Garuda memohon dan meminta kepada Kementerian Agama untuk segera dapat mengeluarkan kerangka acuan kerja sehingga untuk angkutan udara haji 2015 sehingga Garuda dapat sesegera mungkin melakukan persisapan haji di 2015 terutama terkait dengan penyediaan pesawat haji 2015. Dan sesuai dengan permintaan Kemenag maka seluruh penerbangan gelombang I akan diupayakan mendarat di Madinah. Ini baru yang pertama kali Pak. Jadi mungkin separuh dari jama’ah yang fase I itu sebagian ...... jadi mungkin akan cross itu juga akan lebih efisien buat penanganan di jama’ah haji dan ini pun masih tergantung dari persetujuan slot di Madinah oleh Saudi Gaca Dan ini makanya kami minta ini segera harus dilakukan proses berikutnya Pak. Kemudian saat ini sedang dilakukan pertemuan dengan Saudi Gaca dan port authority di Madinah. Kemudian yang ketiga, Zam-zam diupayakan dibawa pada saat empty flight. Jadi ini juga akan memudahkan me-manage pemberian zam-zam kepada jama’ah. Tergantung dari persetujuan slot tadi di Madinah. Kemudian jika diizinkan zam-zam akan diserahkan ke Kemenag Asrama Haji. Yang keempat, diupayakan untuk mendapatkan dedicated gate di Bandara Jedah dan Madinah dan ini kita sudah sedang melakukan pendekatan dengan airport authority di Jedah maupun di Madinah sehingga kita dapat diberikan debit gate baik di Bandara Jedah maupun di Madinah. Demikian paparan dari kami Pak. Jadi kami siap untuk tanya jawab seandainya ada beberapa pertanyaan. Tapi kami sampaikan kembali khusus untuk biaya yang harus kita sampaikan untuk hari ini kita belum bisa sampaikan tapi kita sudah siapkan seandainya kerangka acuan kerja sudah bisa kita dapatkan dengan lebih cepat Pak. Demikian paparan dari kami. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.
6
F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD): Interupsi sedikit Pimpinan. KETUA RAPAT : Tentang apa Pak? Saya tegaskan dulu, silakan. F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD): Baik. Terima kasih. Samsu Niang dari Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Sulawesi Selatan II. Sebenarnya hari ini kita undang Garuda untuk mendapatkan rincian prediksi rincian biaya untuk 2015 tapi hari ini dia tidak bawa. Apa yang mau kita bahas? kalau terkait dengan apa keberhasilan 2014 itu kita sudah paham semua dan kita sudah tahu. Yang sebenarnya kita mau tahu adalah berapa sih perinciannya untuk biaya jama’ah haji itu untuk 1 orang untuk ke Jakarta atau kesana itu ke Mekah. Jadi kalau hari ini tidak ada yang rincian biaya, saya kira tidak bisa lanjutkan ini pembahasan karena yang kita mau tahu adalah rinciannya dalam rangka untuk penentuan berapa sih jumlah biaya yang akan kita bebankan ke jama’ah haji nanti. Jadi saya kira ini Pak Ketua, sebenarnya intinya disitu. Kalau keberhasilan evaluasi dan lain sebagainya itu bagi kita itu paham dan kita sudah tahu. Yang kita mau tahu adalah prediksi rincian biaya untuk 2015. Saya kira itu. Terima kasih. KETUA RAPAT : Begitu Pak Direktur. Jadi memang ujung dari rapat ini adalah kita ingin tahu gambarannya. Jadi paling tidak nanti diminta untuk menjelaskan ini loh struktur pembiayaannya kemarin berapa prediksi kedepan berapa. Pak Samsu Niang ini berarti sudah menggunakan hak ini Pak ya. Sebelumnya Pak Ketua kita Komisi VIII, DR. Saleh Daulay akan menyampaikan paparannya. Kami persilakan. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Mohon untuk wartawan ini tertutup Pak. Ini rapat tertutup, Panja. Jadi Bapak tidak boleh ngambil itu, nanti saja kalau sudah selesai ya. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Pak Direktur Garuda Indonesia beserta seluruh jajarannya, Perkenalkan saya DR. Saleh Daulay diberi amanah untuk menjadi Ketua Komisi VIII dari Dapil II Sumatera Utara, Partai Amanat Nasional. Direktur tadi sebetulnya sudah disampaikan Pak Samsu Niang tadi itu awal dari pembicaraan, semangat dari pembentukan Panja BPIH itu adalah bagaimana menurunkan BPIH itu untuk rakyat Pak. Itu lah yang mau disuarakan wakil rakyat itu. Dan yang kedua, bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan.
7
Nah, menurut kami apa yang tadi Bapak utarakan itu sebetulnya lebih baik dilaporkan kepada Kementerian Agama saja Pak yang tadi bahwa Bapak berhasil performanya sekian kemudian pelayanannya sudah bagus, itu memang patut kita apresiasi laporan itu tapi bukan kepada kami karena kami bukan operator yang menunjuk Bapak untuk menang segala macam tidak ada urusannya dengan DPR. DPR itu adalah urusannya bagaimana memperjuangkan rakyat ini supaya mereka bisa melaksanakan haji dengan biaya murah dengan pelayanan yang prima, kan kira-kira gitu Pak. Jadi apa yang kita dapatkan tadi itu ya sebetulnya kita apresiasi lah Garuda itu ya untuk sudah dengan laporan seperti itu. Tapi ada pertanyaan itu tadi kan perfomance itu yang mengukur siapa Pak? Jangan-jangan kita Garuda sendiri yang ngukur yang tadi nanti dijawab sekalian, Pak. Jadi itu yang mengukur siapa biasanya kan ada survei kepuasan customer atau apa itu yang membuat Bapak bisa klaim bahwa sekian-sekian gitu. Kemudian hal yang berikutnya yang kedua Pak. Kami menginginkan ini kan Garuda ini ditunjuk, Pak karena memang penerbangan nasional dan memang kita rekomendasikan kan juga sebetulnya Garuda ditunjuk. Tetapi andaikata misalnya penerbangan lainnya lebih murah dengan kualitas yang sama gitu, ini kan perlu juga kita telusuri kenapa mesti Garuda dengan harga sekian. Ternyata penerbangan lain lebih murah dengan kualitas yang sama dan bisa dijanjikan sama misalnya begitu. Tentu kita akan support BUMN dalam negeri, pasti itu support karena bagaimana pun uangnya pasti beredar pada masyarakat. Tapi memang kalau masyarakat itu menginginkan biaya murah tentu itu kita ingin juga mendengar gitu. Kemudian yang ketiga yang ingin saya tanyakan, sudah ada kah pembicaraan awal antara Kementerian Agama dengan pihak Garuda terkait dengan ini. Yang saya maksud dengan pembicaraan awal itu adalah kemarin itu Dirjen PHU sudah kami panggil kesini Pak di Panja ini. Dan beliau menjelaskan asumsi ongkos haji dari sisi transport-nya, dari komponen transportasinya. Beliau menjelaskan sekian. Ini kami kan tidak tahu darimana itu angka itu? mestinya itu kalau asumsi itu sudah ada berarti kan sudah ada pembicaraan dengan maskapainya. Kalau tidak bagaimana dia bisa memunculkan angka sebesar itu, ini kan penting. Sementara disisi lain Pak Direktur belum mau mengutarakan itu kepada kita karena belum ada RKA tadi itu tetapi sudah ada angka. Angka itu kan kemarin yang dikritisi kawan-kawan itu. Yang keempat, Pak Direktur. KETUA RAPAT : Bapak sudah dapat informasi tidak harga yang ditawarkan Kemenag kepada kami? KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Nah, ini kan pertanyaan sebetulnya sejalan dengan itu, itu pertanyaan yang sama sebetulnya. Kementerian Agama bikin harga disini Pak. Darimana itu bikin harga kementerian Agama itu. Nah, yang keempat terkait dengan ini juga ini kan harga minyak dunia itu turun Pak jadi Anggota DPR selalu bicara soal itu. Asumsinya apa? Tahun lalu itu, itu kan sekitar 105 Dollar per barel sekarang kan sudah dibawah 60 Dollar per barel itu artinya ada sekitar pengurangan 45% lah kurang lebih dengan fluktuasi harganya itu. mengapa misalnya kok yang dipaparkan oleh Dirjen PHU ke kita malah ongkos naik haji itu naik Pak, kalau ga salah 6 juta ya? Sekitar kurang lebih. Kalau 6 juta itu besar Pak. Kalau di kampung saya itu Pak, 6 juta itu mahal Pak. Itu kasihan itu rakyat-rakyat yang merasa duit 100 ribu itu sudah lebar banget Pak apalagi kalau 6 juta misalnya. Nah, karena itu kalau pengurangan ongkos haji dari sisi pembelian avtur misalnya, itu apa ga bisa dilakukan negosiasi nanti kan Bapak bisa jelaskan kepada kita supaya ada referensi kami bertanya kepada Dirjen Hajinya. Bapak kan sebetulnya diundang sebagai narasumber, narasumber untuk menjelaskan kepada kami komponen apa saja yang bisa menurunkan biaya haji dan meningkatkan kualitas pelayanan haji kan
8
gitu. Nah, kalau memang bisa dari sisi avtur itu berarti mungkin bisa kami pertanyakan lebih lanjut kepada Pemerintah. Kemudian dalam konteks ini Pak katanya bisa juga itu kerjasama Garuda dengan Pertamina kan sesama BUMN? Jangan misalnya kalau pakai pihak ketiga itu kan ada namanya selisih keuntungan di tengah yang menyediakan avtur itu. Kenapa misalnya tidak langsung maskapai yang bersangkutan bicara kepada pihak Pertamina dan tentu saja kami juga paham bahwa ada 2 sebetulnya yang paling utama dari operasional penerbangan itu : pertama, ongkos sewa pesawat dan yang kedua avtur. Kalau yang lain kan misalnya pramugari, pilot dan sebagainya itu kan hanya staf Pak mau pakai apa saja Bapak kan selalu tahu segitu ongkosnya, selisih gitu lah gajinya ya yang mungkin diturunkan dari komponen-komponen itu. Nah, sebetulnya yang terakhir pak kalau bisa Pak Direktur itu menjelaskan kepada kita kira-kira bisa ga ya ini Garuda untuk bekerjasama dengan Pemerintah dan Panja BPIH khususnya Komisi VIII untuk menurunkan ini. Kami itu semangatnya itu saja dari awal. Kalau misalnya Bapak kan tiba-tiba tadi salah satu rekomendasi Bapak didalam program 2015 ini adalah meminta kepada Kementerian Agama untuk segera mengeluarkan RKA kan gitu tadi yang Bapak sampaikan. Kita juga men-support itu kalau perlu lusa kita sudah ketok Pak sebelum masa persidangan selesai. Tapi kalau semangat yang dua tadi tidak kami dapatkan dari Pemerintah, kami tidak berani juga. Kami harus mempertanggungjawabkan apa yang kami lakukan disini, kami bicarakan disini dengan rakyat sebagai konstituen kami. Karena itu, itu semangat itu kalau misalnya Pemerintah tidak bisa menurunkan itu tentu kami akan kerepotan. Tapi kalau misalnya Garuda ada niat baik untuk membicarakan hal ini dengan berbagai macam kemungkinan efisiensi untuk pengeluaran ongkos haji dan menjamin kualitas semakin baik. Kita ini kalau sudah dapat jaminan itu Panja BPIH ini tidak akan panjang-panjang. Tapi kalau belum, kami akan cari sampai kemana pun mana efisiensi yang bisa kita lakukan bahkan sampai ke Mekah, Madinah, kami akan kejar mana yang bisa kami lakukan efisiensi mulai dari catering, pemondokan dan lain sebagainya. Ini kan kompleks Pak. Bapak ini kan hanya satu komponen transportasi. Nah, ini mungkin yang saya sampaikan dari pengantar kita untuk rapat mungkin pak Pimpinan. Terima kasih. Saya persilakan untuk kawan-kawan yang lain untuk mengajukan hal-hal yang lain ditanyakan kepada Pak Direktur mumpung Pak Direktur Garuda-nya masih ada di tengah-tengah kita. Demikian. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Ketua. Jadi begitu Pak Direktur mungkin bisa dijawab dulu. Termasuk ini Pak, mohon juga temanteman nanti silakan Pak ya bisa interaktif langsung setelah pertanyaan Pak Samsu dan Pak Saleh. Termasuk ini Pak, mohon penjelasan Pak selama ini kan isu yang berkembang adalah Garuda itu menempatkan program haji sebagai salah satu titik gemuk Pak untuk mencari keuntungan. Apakah begitu atau menempatkan haji sebagai misi agama, misi bangsa, misi nasional gitu pak dimulai dari persepsi itu. Begitu ya kawan-kawan, kita mulai dengan pertanyaan Pak Samsu dan Pak Saleh dan saya, silakan teman-teman nanti bisa mendalaminya kemudian nanti berlanjut kepada Ibu yang sudah mendaftar pertanyaan ini. Silakan Pak Direktur untuk menjelaskan.
9
DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Terima kasih. Yang terhormat Pimpinan, Jadi kami mau sampaikan bahwasanya memang kita bisa menyampaikan secara umum dulu pak karena sebenarnya begini. Jadi secara umum untuk biaya-biaya yang terkait dengan operasional haji yang tadi Bapak Pimpinan sampaikan memang betul itu fuel termasuk yang komponen paling besar karena fuel itu sekitar 40%. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Pak Direktur mohon maaf ini saya interupsi sedikit. Ini kan rapat tertutup sebenarnya Pak. Jadi rapat tertutup ya artinya memang ini referensi saja Pak mencari rujukan. Ibarat kami sedang membaca buku ini Pak, membaca buku nanti kan punya pengetahuan dari situ baru kami akan melakukan elaborasi dan pendalaman. Namun, menurut saya kalau misalnya Bapak menjelaskan kepada kita komponen-komponen itu tadi kan sudah mulai itu 40% segala macam nanti itu bisa kami lirik dimana kira-kira yang diefisienkan untuk disampaikan kepada Kementerian Agama. Dan kalau pun nanti ada proses tender kalau Bapak menyampaikan kepada kita seperti ini kan tentu kita melihat bahwa Garuda kok sudah bagus, kenapa mesti ditender lagi atau dimasukin kepada yang lain dan sebagainya. Kemudian tadi pertanyaan Pak Sodik tadi itu kan penting juga jangan sampai seolah-olah Garuda pasti menang. Kita tidak mau juga, Garuda harus menjadi perusahaan yang betul-betul bisa bersaing Pak secara kompetitif. Kalau Bapak menang kalau kompetisinya memang sehat dan bagus dan karena memang kita bangga bahwa Garuda itu memang memberikan pelayanan yang bagus, kita akan support Pak sampai kemana pun akan kita pertanggungjawabkan. Itu saja mungkin Pak. Karena ini tertutup dan mungkin tidak ada masalah kalau Bapak sampaikan. KETUA RAPAT : Silakan Pak. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Terima kasih. Jadi saya sampaikan lagi tambahan tadi ya sekitar 40% itu sampai 48% itu adalah fuel cost. Dan kalau operasi penerbangan biasa kita itu komponen berikutnya adalah leasing cost. Kalau leasing cost penerbangan reguler berbeda dengan khusus untuk haji karena ini kan sewa dalam jangka pendek dan nyewanya juga seperti ini. Kalau misalkan kita mau terbang bulan Agustus atau Juli sekarang belum ada order kan kita juga harus putuskan segera, itu bisa sampai 25% untuk leasing cost. Kemudian yang ketiga, sebenarnya itu ada maitenance cost tapi maintenance cost ini yang kalau kita sewa pendek, dia sudah masuk di leasing cost. Makanya tadi saya sampaikan kalau leasing cost kita itu bisa sampai 20, 25% khusus untuk penerbangan haji, sorry mohon maaf sampai 40-an% karena sudah dimasukkan dalam komponen leasing itu ada perawatan pesawat begitu ya. Kemudian yang berikutnya kayak ground handling dan sebagainya itu kan ada 15%, ada 8% terus sampai ke paling bawah. Ini menjadi.
10
KETUA RAPAT : Potong Pak, ground handling itu termasuk itu ya pajak untuk darat dan pajak bandara ya? Ground handling itu? DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Mulai dari penanganan pesawat untuk di bandara bersama pesawat nempel, take of landing itu kan di handle oleh ground handling jadi termasuk didalam situ. Kemudian itu menjadi faktor-faktor utama Pak. Kalau tadi Bapak sampaikan mengenai harga fuel yang turun memang betul turun tapi jujur saja Pak ini masih naik turun Pak. Kemarin saja, kemarin naik lagi per barelnya. Memang ada kecendrungan untuk turun dan kita juga masih wait and see khusus sampai di semester ini Pak. Ini asumsi, asumsi kita kalau sampai pertengahan mungkin masih posisi rendah karena ini dari analisis yang kita baca. Jadi diperkirakan di tengah tahun ini akan rebond lagi ke level yang naik dari yang ada hari ini. Jadi ini juga menjadi faktor penting juga. Kita harus punya kesepakatan kira-kira mau di taruh fuel di harga berapa di tahun 2015 khusus di semester II Pak karena tadi kalau kita salah setting fuel, kita khawatir juga untuk di 48% cost structure fuel juga akan berpengaruh. Kemudian faktor berikutnya yang sangat penting juga. Ini kan haji jatuhnya pada summer holiday Pak. Jadi kebutuhan pesawat carter di periode summer itu sangat tinggi demand-nya karena biasanya ini kan kita biasa searching untuk berbagai provider. Jadi kalau semakin pendek kita memutuskan untuk mencari operating list di periode summer itu biasanya lebih mahal. Jadi memang ini yang harus kita segera dapatkan dari Kementerian Agama. Mungkin nanti kalau ada tambahan dari Pak Direktur Operasi atau Pak Hadi dari Hajj silakan Pak. Sementara dari kami itu Pak Pimpinan. Terima kasih. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Sebelum yang lain ini kan masih berkaitan dengan masalah itu Pak Sodik ya. Jadi ini sebetulnya pandangan-pandangan seperti ini lah sebetulnya yang perlu kami dalami lagi Pak tentang peak season tadi bahkan ada summer season itu kan. Nah, pertanyaan kita ini kan terkait dengan biasanya kan sudah ini memang ini dicarter gitu loh. Jadi sebetulnya orang tingkat kesulitan untuk men-carter itu kan sebetulnya jadi pertanyaan kita semua juga Pak karena begitu banyaknya penerbangan di dunia ini ya kan maskapai penerbangan. Jadi tentu walaupun itu peak season ini kan lebih peak lagi gitu kan. Haji kan lebih peak season Pak maksud saya kan jama’ahnya jelas, jumlah yang diangkut jelas 168.800 jama’ah haji yang akan diberangkatkan. Nah, ini kan gini Pak supaya lebih terbuka supaya lebih terbuka menurut saya soal tadi ini kesulitan untuk mendapatkan pesawat dan lain sebagainya. Kemudian tadi ada lagi yang menjadi normatif lagi soal harga minyak tadi itu Nah, ini kan kecendrungannya mau ribuan lagi gitu loh. Kenapa kita tidak misalnya kalau memang jelas itu kita buat patokan saja Pak, paling tinggi sekian, kemugkinan-kemungkinan kan bisa dibuat asumsi semacam itu, Pak meskipun ini tugas negara, ya kan tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikan ini dengan baik. Jadi ada 2 hal itu soal fuel tadi kemudian tadi kesulitan leasing. Bapak kan tadi menjelaskan sendiri bahwa 2 hal ini lah komponen utama dalam penerbangan itu. Saya kira supaya jangan normatif Pak. Jadi kalau disebut nanti ini nanti peak season nanti normatif kita tadi. Maksud saya kan ada alasan kita karena dia nah ini sejujurnya begini lah kira-kira karena dia peak season maka dia naik lagi leasing-nya. Ya, semakin banyak permintaan kan teori ekonomi kan begitu maka harga semakin naik kan begitu. Nah, itu kan menjadi ada cantolan Bapak yang mengatakan bahwa nanti sewaktu-waktu ini akan naik maka Bapak tidak bisa menjelaskan berapa kira-kira yang Bapak tawarkan untuk satu jama’ah untuk pergi gitu loh Pak sementara kita butuh informasi itu. 11
Terima kasih Pak Pimpinan. KETUA RAPAT : Teman-teman ada yang mau langsung atau Pak Direktur kita mintakan jawab yang ini. Silakan Pak Kus. F-PAN (DRS. H. KUSWIYANTO, M.Si): Saya mau tanya sederhana saja sebelum berlanjut. Kira-kira mungkin tidak kita mendapatkan penjelasan dari Bapak soal tarif haji 2015. Kalau Bapak sudah kira-kira tidak mungkin, kita ini kan tidak akan ngoyo-ngoyo gitu lah meskipun lama-lama kalau Bapak pokoknya tidak bisa kami juga susah karena begini sesungguhnya kita melihat Undang-Undang 13 tahun 2008 mengenai transportasi ini sebenarnya kan ada pasal yang tidak mengharuskan itu untuk melakukan tender. Kemudian dengan diangkatnya Pak Arif menjadi Direktur Khusus tentang Haji bukan-bukan yang Pak Haji, dengan ditetapkannya beliau itu artinya asumsinya Garuda kan masih dipakai di masa yang akan datang. Saya kira kan tidak usah nunggu mekanisme segala macam. Kira-kira asumsinya begitu kalau sudah ditetapkan berarti kira-kira kan di masa yang akan datang kan tetap Garuda karena kepentingan kita kan jelas Pak, ini kan membela kepentingan orang-orang kecil karena haji ini kan macam-macam Pak. Ada orang yang belum naik haji sama sekali dan juga naik haji itu harus nabung berpuluh-puluh tahun. Saya punya teman jadi guru olahraga bisa naik haji itu jualan nasi bungkus selama 22 tahun. Jadi begitu diangkat menjadi guru olahraga dia punya obsesi naik haji jual nasi bungkus pada muridmuridnya dan itu bisa haji setelah nabung selama 22 tahun. Oleh karena itu, menurut saya pertanyaannya yang terpenting adalah mungkin ga Bapak ini menjelaskan soal itu. Jangan-jangan sudah terlanjur kita berbusa- busa, Bapak tetap mengatakan tidak mungkin ya kira-kira buat apa, kira-kiar kan begitu. Mohon maaf ini sekali lagi. Tapi kalau komponennya dijelaskan ini-ini karena kan kita juga punya asumsi-asumsi kira-kira mana yang bisa turun dari narasumber-narasumber yang lain kan kira-kira begitu. Dengan begitu kan harapan kita ini ada perdebatan dengan Kementerian Agama untuk harga ini betul-betul diturunkan sedemikian rupa. Mohon maaf kalau Bapak bilang tidak bisa ya mau apa lagi sudah selesai, wong tidak bisa mau apa lagi, mohon maaf. KETUA RAPAT : Masih sekitar ini ada yang mau menambahkan? Masih sekitar struktur biaya dan pembiayaan. Silakan Profesor Hamka. F-PDIP (PROF. DR. H. HAMKA HAQ, MA): Terima kasih. Bapak Pimpinan Komisi, Rekan-rekan Panja, dan Pimpinan atau Direktur Garuda dan jajarannya yang saya hormati, Saya hanya ingin tanya. Pertama, apa ada perbedaan tarif Garuda musim haji dan di luar musim haji, pergi pulang sebab ini karena kalau diluar musim haji travel umroh kita bisa dapat 2000 pergi pulang itu sudah termasuk ongkos12 hari disana. Berarti dibawah 2000 itu pergi pulang. Sedangkan tawaran Kemenag masang disitu 2000 Garuda pergi pulang, ongkos saja tarif angkutan saja, murni 2000 Dollar. Padahal di luar musim haji tarif ada tarif Garuda pergi pulang, saya tidak tahu 12
persis berapa tapi travel itu mengatakan bisa kita kenakan 2000 terus masuk living cost, akomodasi, makan 12 hari. Ini pertanyaanya. Yang kedua, ada kesan bahwa Garuda ini lebih mahal tarifnya ketika ada kontrak dibanding reguler. Padahal semestinya kalau kita pikir kontrak itu kan memberi kepastian penumpang meskipun memang dari sananya kosong, tapi kepastian penumpang 100% berangkatnya kan selalu peak itu. Nah, saya yakin tidak pernah Garuda di luar musim haji 100% penuh berangkat kesana, pulang juga tidak pernah 100% penuh paling-paling 75% isinya kesana kalau diluar musim haji, 75% juga pulang atau 50% isinya pulang kalau di luar musim haji. Nah, mengapa Garuda memasang tarif 100% juga pulangnya padahal isinya hanya bawa air zam-zam. Mungkin untuk beramal-amal untuk bangsa ini ya, 50% saja pulangnya karena 100% berangkatnya ini peak ini. Apalagi di kontrak. Jadi mohon lah Garuda ini tidak mencari keuntungan dari jama’ah haji. Terima kasih. KETUA RAPAT : Pak Direktur, jadi kami mengetahui Pak ya kalau pakai pesawat Saudia itu waktu shalat terutama waktu Shalat Subuh kepulangan dari Jedah kesini, itu hanya Garuda yang ada azan, Saudia pun tidak ada azan artinya memang kalau soal pelayanan sudah lah kita percaya tapi sekali lagi Bapak bisa menangkap fokus teman-teman adalah bagaimana ini bisa menekan biaya termasuk tadi pertanyaan saya mendasar bagaimana Garuda memandang haji ini sebagai projek menjadi keuntungan atau projek misi bangsa? Dan kalau perlu tolong berikan kami kira-kira kontribusi projek haji ini berapa persen Pak bagi keuntungan Garuda secara keseluruhan. Terima kasih Pak. F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum): Pimpinan. KETUA RAPAT : Tentang ini atau di luar biaya? Oh biaya silakan. F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum): Jadi saya juga pakai asas kepatutan kok. Terima kasih atas kesempatannya. Yang terhormat Pak Arif Wibowo dan jajarannya PT Garuda, Selamat datang, baru kali ini di Komisi VIII ya. Semoga nyaman di Komisi VIII. Ini supaya di ruangan ini juga jangan terlalu tegang, saya lihat Pak Wibowo dan sahabat-Kahabat mitra kerjanya seperti tegang sekali gitu. Nama saya Endagn Srikarti Handayani dari Fraksi Golkar, sangat bersahabat kok dari Golkar itu Pak. Ya, pelan-pelan lah Pak. Saya tidak seperti profesor tapi Endang modelnya sendiri. Pak Arif, saya ingin bertanya, saya dari Boyolali dari Jawa Tengah V. Saya mau tanya tadi bapak menyampaikan bila keterlambatan sehingga Garuda mencari penumpang lain. Saya tanya lagi, apakah Kemenag ini hanya bisa carter Garuda saja, sewa Garudanya saja atau avtur kalau itu mahal itu. Terus yang ketiga, tentunya ada perencanaan suatu penawaran terhadap Kemenag tentunya kan pasti karena kan mau ikut tender. Terima kasih. Itu saja. 13
KETUA RAPAT : Ada lagi terkait dengan biaya? Kalau tidak kami persilakan Pak Direktur. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Terima kasih Bapak Pimpinan dan para Anggota DPR. Baik Pak. Jadi kalau pertanyaannya bisa turun tidak? Kita sangat memungkinkan, kita akan lihat harganya ini Pak. Kalau harga avtur nanti kita sama-sama sepakati ada trend menurun, kita tidak bisa tidak itu bagian dari negosiasi yang kita berikan kepada rakyat Indonesia. Plus cuma yang tadi saya sampaikan memang ini ada sedikit ke trade off apa ketutup memang kemungkinan ada leasing cost yang naik karena memang ini di periode summer Pak, haji itu di summer. Jadi summer itu bukan masalah kira-kira periode 4 bulan Pak, mereka itu yang orang-orang di luar itu kalau mau menambah frekuensi menambah kapasitas dalam periode summer holiday itu kira-kira the hole years itu kira-kira 4 bulan yang mereka perlu untuk disewa. Jadi sekaligus tadi menyampaikan jawaban juga bahwasanya leasing yang kita dapatkan harga leasing itu tidak termasuk avtur. Jadi memang avtur terpisah kok. Jadi tadi kalau disampaikan avtur itu tidak termasuk. Kita tahun lalu 11 pesawat Pak. Tahun ini 12 hitungan kita ya. Jadi kita baru dikasih tahu kira-kira ada 86 ribu yang harus kita angkut. Jadi kita itu 12 pesawat yang kita butuhkan. Yang kedua, kita kan me-leasing pesawat harus kita re-config juga Pak, re-configurasi dari seat yang mereka punya karena kebanyakan kita kan harus memenuhi volume yang harus kita kejar sesuai dengan kloter di masing-masing kota. Jadi pada saat kita catat ini, deal harga leasing sekian ini akan kita hitung spek-nya sesuaikan dengan kloter-kloter yang akan di-deploy di masing-masing kota. Jadi kira-kira prosesnya begitu. Jadi kalau tadi disampaikan oleh Pimpinan dan kepada yang terhormat kepada semua Anggota Panja bahwasanya ya kita memungkinkan untuk meng-adjust harga Pak. Cuma ini nilainya belum saya tetapkan sekarang karena memang ini masih proses dan kemungkinan saya tidak tahu dari tahun sebelumnya kan dilakukan tender juga ya Pak Hadi ya? Jadi memang itu yang kita bisa sampaikan. Kemudian menanggapi perihal biaya, struktur biaya. Memang ini agak berbeda Pak, kalau haji ini memang kita mengangkut 86 ribu dalam waktu 1 bulan, 28 hari ya. Dan itu tidak bisa seperti reguler Pak mengangkutnya Pak, memang 1 gelombang, 1 gelomban 2 kemudian fase 1, fase 2 dan itu pesawat kosong pulangnya Pak memang, itu ga tidak ada isian dan kita harus menanggung itu untuk yang kalau haji itu kira-kira hitungannya 4 kali bolak-balik orang haji. KETUA RAPAT : Maaf, saya potong Pak ya. Bisa ga diberlakukan seperti model tuslag lebaran? Lebaran kan begitu Pak, pulangnya asumsinya kosong kan sehingga naiknya antara 40% sampai 50%? Kenapa bisa dan kenapa tidak bisa? Silakan Pak. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Itu sudah masuk Pak. Sebenarnya begini Pak, hitungan kita pun sebenarnya kan mengangkut pulangnya juga sudah kita hitung-hitung ga full load juga Pak dan avturnya pasti lebih murah pada saat kosong. Itu sudah masuk dalam hitungan karena kita sudah bertahun-tahun Pak. Jadi kita sudah masukkan semua
14
komponen yang sangat-sangat logis sehingga kami benar-benar tidak ingin membenarkan kepada jama’ah haji. Terus tadi disampaikan juga kontribusi haji itu sekitar 15% Pak kepada Garuda. Kontribusi revenue-nya untuk revenue-nya Pak. Jadi sekitar 15% Pak. Pernah kita itu rugi malah pada saat kesepakatan harga fuel yang ditetapkan ternyata jatuh-jatuhnya dari diatas yang kita sduah sepakati. Nah, itu resiko yang ada di kita itu sebenarnya itu Pak. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Pak Direktur sebenarnya begini. Betul kira-kira itu kalau tadi 2000. Tadi kan Pak Profesor Hamka kan tadi menyampaikan ketika Dirjen Haji kesini beliau menjelaskan transportasi penerbangan 2000. Itu yang disampaikan ke kita. Kira-kira itu asumsinya itu sudah betul apa tidak kira-kira atau masih bisa diturunkan dari itu? itu kan sebetulnya semangatnya disitu karena kalau itu bisa turun, itu luar biasa itu masih banyak yang bisa kita potong disini. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Mohon maaf catatan kami itu tahun lalu itu saja 2201 Pak jadi ya tahun lalu Pak. Jadi mungkin gini Pak, kan saya akan hitung ini kan kita sama-sama menganalisis harga fuel juga Pak. Ini kita kayak gambling Pak, jujur saja siapa sih bisa jamin harga fuel akan turun terus Pak karena ini permainan dari politik internasional masalah bahan bakar di internasional juga bukan sekedar masalah supply and demand ini Pak masalah avtur ini. Jadi kita kan Garuda juga sedang lagi susah Pak. Jadi maksud saya, saya harus me-minimize resiko bahwasanya di semester II ga boleh lost juga atas haji gitu karena saya takutnya begini Pak. Persepsi orang harga fuel itu turun di semester I tapi jujur ini analisis dari predikter untuk harga fuel itu nanti di semester II akan naik. Asumsi bisnis budget kita saja Pak, fuel tahun ini kita 75 sen per liter. Jadi kalau Bapak tadi sampaikan per barel ya kira-kira itu hampir mirip juga karena asumsi kita semester I agak turun dan semester II agak naik dan itu kemarin saja sudah balik lagi sempat nyentuh hampir 60 lagi Pak. Jadi memang ini yang jujur kami belum bisa sampaikan. Kalau memang sudah siap dan kita tender dan kita akan terbuka untuk disampaikan ke para pimpinan semua itu tapi karena ini hari ini kita belum tahu orderannya bagaimana jumlah maaf fuel yang akan kita sepakati berapa itu, itu yang belum dapatkan. Jadi kira-kira begitu Pimpinan. Mungkin ada tambahan dari Pak Kapten Noviyanto. KETUA RAPAT : Bentar Pak, ini kami dapat 2 sumber Pak. Sumber adalah ahli perhitungan biaya penerbangan, yang satu adalah dari Kemenag yang menganggarkan tahun 2015 itu. F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD): Interupsi Pimpinan. Ini kan Direktur Garuda sudah menjelaskan bahwa untuk asumsi biaya itu hari ini tidak bisa dijelaskan jadi sudah lah hentikan rapat ini karena kita mengundang beliau itu untuk mencoba mengeksplorasi apa sebenarnya, berapa sih asumsi dasar untuk biaya haji tentang transportasi udara gitu. Nah, kalau dia tidak bisa menjelaskan hari ini, apa yang kita mau. Ini kita Panja dipaksa untuk meneliti, mengevaluasi secara mendalam tentang proses biaya haji. Kalau Garuda tidak mampu memberikan kita kejelasan terhadap proses biaya transportasi haji, hentikan saja ini rapat Pak Ketua saya kira begitu karena ini kita ingin tahu. Semestinya hari ini kita tahu karena kita ini ditunggu oleh rakyat Indonesia tentang biaya ini Pak bukan kita main-main ini. Di Sulawesi Selatan itu menunggu di 15
Sumatera menunggu, semua menunggu. Jadi kalau kita menunggu-menunggu terus tidak ada kepastian bagaimana. Jadi hentikan saja ini Pak Ketua. KETUA RAPAT : Teman-teman yang lain ayat atau Pak Saleh? Ada pendapat lain? Pak Saleh sebentar, Pak Romo dulu dipersilakan. F-P.GERINDRA (H.R. MUHAMMAD SYAFI’I, SH., M.Hum): Baik. Mungkin kita perlu informasikan ke pihak Garuda bahwa asumsi ongkos pesawat haji kemarin sudah disampaikan oleh Dirjen PHU kepada kita beserta seluruh komponen-komponen yang kemudian kita mendapat gambaran seluruh totality BPIH tahun 2015. Tapi Komisi VIII juga sudah membuat komitmen kami sanggup berlama-lama untuk membahas soal BPIH ini kalau memang kami tidak melihat peluang untuk menurunkan BPIH tahun 2015. Dan kami sudah mendapat banyak informasi tentang peluang kemungkinan, biaya transportasi udara itu tidak mencapai 2000 US Dollar. Jadi kalau hari ini Dirut tidak mau menyampaikan rincian-rincian itu, itu hak dia. Tapi hak kita juga mengatakan bila nanti yang disampaikan oleh pihak Garuda dan masuk itu dalam komponen haji yang akan disampaikan oleh Dirjen PHU yakin lah Bapak itu tidak akan pernah kami terima dan kami siap untuk berlama-lama untuk berdiskusi tentang BPIH sampai kami bisa menetapkan bersama dengan Kemenag ongkos haji apa yang sudah ditetapkan pada BPIH tahun 2014 yang lalu. Saya kira itu. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT : Bapak mau menambahkan silakan. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Saya cuma mau menanggapi Pak Samsu Niang saja. Pak Samsu, ini Pak Direktur ini dan teman-teman kan undangan kita Pak. Jadi mereka memang belum bisa tadi sudah dijelaskan sebetulnya kalau sudah jelas RKA-nya, sudah ditunjuk Garuda, mereka bisa siap untuk membuka itu. Cuma kan belum ini kan masalahnya, ini sudah dijelaskan tadi. Kemungkinan turun ada kan sudah dijelaskan berarti manfaat bertemu dengan Bapakbapak ini ada termasuk ini soal pelayanan yang mereka sampaikan tadi itu kebetulan saja Pak kita lihat makanya kita tidak kritisi coba kalau misalnya ada yang kurang-kurang, keluhan-keluhan jama’ah kita kejar juga Garuda ini. Tapi karena sudah disampaikan ini mungkin kan diskusi ini tetap ada manfaatnya terutama untuk bagaimana menjadikan referensi bagi kita kan. Nanti ketika bertemu dengan Dirjen Haji nanti malam dia datang, Dirjen Haji InsyaAllah akan datang rapat dengan kita, Pak. Malam ini kita akan konfirmasi ulang. Nah, sekarang yang saya tangkap daripada Garuda hari ini adalah kemungkinan turun ini ada. Nah, ini kan menarik Pak. Kalau misalnya tadi harga minyak itu tetap bisa dipertahankan seperti itu, saya yakin Garuda juga tidak keberatan membuat itu 1800 kan itu misalnya walaupun sudah mulai goyang juga begitu juga kan disebut angka 1800 gitu kan, misalnya kan begitu. Nanti kita hitunghitungannya kan nanti kita lihat lagi kan begitu. Sebetulnya juga begini Pak Direktur juga yang kelemahan kita ini orang Panja ini hanya melihat dari sisi kebijakan Pak. Penetapan siapa yang menang dan segalanya kan kita tidak ikut-ikutan disitu. Nah, karena sisi kebijakan ini sebelum kami menetapkan aspek kebijakannya maka kami harus betul-betul mendalami supaya tidak ada yang 16
mempermasalahkan kita ketika itu sudah diketok. Itu mungkin mohon dipahami juga karena Pak Samsu saya lihat pemahaman beliau ini kan sebetulnya yang penting rakyat ini dulu. Saya kira itu juga bagus kan wong cilik semua ini kan ya di konstituen Pak Samsu itu. Kalau kita wong gede. Terima kasih Pak. F-PDIP (PROF. DR. H. HAMKA HAQ, MA): Oke Pak Ketua. Saya mendalami tadi pertanyaan Ibu Endang ya. Apa ada bisa kemungkinannya soal avtur itu bukan pikiran Garuda. Kemenag kontrak avtur dengan Garuda. Tinggal Garuda saja pikir berapa sewanya. Jadi Garuda bisa jadi soal naik turunnya Pertamina itu bukan urusan Garuda, urusan Kemenag. Terima kasih. KETUA RAPAT : Sebelumnya saya jelaskan dulu Pak ya. Pak jadi begini Pak. Kami punya informasi dari 2 narasumber, mereka menawarkan memperhitungkan antara 2000 sampai 2008 US Dollar, Pak. Nah, kami belum puas Pak, ingin turun lagi karena sebabnya ada gagasan diantara Panja ini, kami akan berbicara dengan Pertamina begitu Pak untuk memberikan harga avtur yang katakan lah khusus buat Bapak-bapak. Pertanyaannya adalah mungkin tidak jika itu dilaksanakan bisa menekan lagi dari 2000 itu, begitu Pak ya menyampaikan apa yang disampaikan Pak Profesor. Silakan Pak. DIRUT PT GARUDA INDONESIA (M. ARIF WIBOWO) : Baik Pak. Terima kasih banyak ini. Jadi nanti Pak ..... akan tambahkan. Jadi tadi usulan bagus itu Pak kalau Bapak sampaikan kalau avtur itu akan menjadi satu komitmen dari Kemenag itu ya untuk, dari Panja. Kemudian yang kedua kembali lagi Pak, kita sangat memungkinkan, kan hitungannya jelas Pak avtur itu Pak. Jadi kalau tadi 48% in case ini kalau avtur 90% turun misalkan kan 4,8 bawahnya Pak bottom line-nya. Jadi itu kan semua tidak ada yang ditutup-tutupi Pak jadi karena biaya terbesar hanya disitu Pak avtur sama leasing. Leasing juga kita tender Pak dan kita tidak ada yang direct-direct selection itu tidak ada. Jadi itu sangat-sangat mungkin tadi yang Bapak Pimpinan sampaikan, kita juga punya rakyat juga Pak ini kita akan berikan kepada rakyat juga Pak yang namanya Garuda Indonesia itu. Jadi kembali lagi semangatnya Pak, kami sangat paham dari permintaan Bapak-bapak Pimpinan dan semua Anggota Panja BPIH bahwa kita sangat memungkinkan untuk negosiasi untuk perihal harga atau biaya. Mungkin ada tambahan dari Pak Noviyanto, silakan Pak. DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA : Terima kasih Bapak Pimpinan. Sedikit saya ingin menambahkan sebenarnya semangat kami juga sama ingin menurunkan biaya angkutan haji seminimal mungkin yang memungkinkan yang bisa ditempuh. Menurut pandangan saya dengan semangat seperti itu meskipun kami tidak bisa memberikan angka-angka prosentase atau pun berupa angka yang detail tetapi sebenarnya setiap tahun elemen-elemen biaya itu sudah dievaluasi. 17
Khusus mengenai penyewaan pesawat. Saya sedikit ingin menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan peak season itu adalah peak season di Eropa bersamaan dengan musim haji disana musim panas, para operator penerbangan lebih suka menggunakan pesawat mereka untuk penerbangan liburan di Eropa. Oleh karena itu, ketika ingin disewakan atau Garuda ingin menyewa harganya menjadi mahal karena disana sendiri laku pesawat. Yang kedua, saya juga ingin menginformasikan pesawat itu kita sewa hanya untuk 3 bulan, kursinya diubah oligonomi dan kemudian dikembalikan lagi sesuai konfigurasi, itu juga membuat harga sewanya lebih mahal. Oleh karena itu, tahun lalu sebenarnya hal ini sudah pernah kami sampaikan ke Kemenag maupun ke Panja BPIH, kami tetap memberikan pandangan dan usulan seandainya penunjukkan operator haji itu tidak setahunan tapi agak lebih panjang misalnya : 3 tahun atau 5 tahun, komitmen Garuda kalau Garuda yang ditunjuk terhadap para operator yang kami sewa juga bisa lebih panjang meskipun barangkali harganya tidak mengikat tapi availability daripada pesawat itu tersedia. Itu yang juga tahun lalu sempat muncul pembicaraan diskusi di Panja mengenai keinginan kementerian atau pemerintah membeli pesawat sendiri. Jadi ini juga ingin menyambung dengan cerita biaya avtur. Jika Pemerintah mempunyai pesawat sendiri tentunya tidak akan ada biaya sewa pesawat yang memungkinkan BPIH dikurangi. Tetapi sepanjang yang saya ketahui, keinginan untuk membeli pesawat itu tidak terdengar lagi karena juga selain menurunkan BPIH, ada target kedua yaitu menurunkan masa tinggal jama’ah di Arab. Kami sungguh-sungguh ingin melakukan itu baik sebagai operator penerbangan haji maupun untuk Garuda sendiri. Yang tadinya setahun sebelumnya 30 hari kemampuannya terbatas hanya bisa diturunkan sampai dengan 28 yang tahun lalu kami lakukan. Mengapa tidak bisa lebih pendek? Bisa dilakukan lebih pendek tapi jumlah jama’ah di masing-masing embarkasih tidak mencukupi dimasukkan didalam kloter yang efiesien yang mengakibatkan pengurangan hari itu justru membuat mahal gitu, mahal biaya operasinya. Harinya dikurangi tapi biaya operasinya menjadi mahal. Itu semacam balancing antara kebutuhan satu dengan yang lain. Jika sekarang mau ditambahkam misanya avtur mau ditanggung Pemerintah tentu akan lebih baik untuk Garuda khususnya atau pun untuk operator, kepastiannya jelas ada. Kami tidak bisa menyampaikan gambaran secara gamblang karena memang belum tahu betul jumlah jama’ah dan embarkasih yang akan diterbangin karena sesungguhnya masing-masing embarkasih punya harga yang berbeda. Gimana Bapak? KETUA RAPAT : Kan ada pengalaman tahun sebelumnya, Medan sekian, Surabaya sekian, kan bisa ditaksir dari sana Pak. DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA : Contoh yang terakhir tahun lalu ada semacam perubahan yang diangkut oleh Saudi maupun oleh Garuda. Jadi selama ini tidak seluruhnya 50%:50% niatnya 50:50 niatnya. Garuda sangat siap bersaing untuk 50:50 tapi harapannya juga 50:50 di setiap embarkasih tapi ini tidak bisa dilakukan seperti itu. Dengan kata lain Saudi memilih embarkasih yang menurut mereka bagus, Garuda dapat sisanya kira-kira gambarannya seperti itu. Mengapa Saudi tidak bisa 50:50? Karena dia tidak punya pesawat yang lain selain 7474 ratus. Nah, kembali kepada cerita keinginan untuk mengurangi biaya BPIH. Saya juga ingin memberikan saran barangkali kepada Panja agar Kemenag tidak terlalu turut campur terlalu banyak terhadap jenis pesawat yang akan diterbangi di suatu embarkasih karena kadangkala didalam rencana penawaran tendernya itu juga disebutkan Solo harus pakai pesawat jenis ini, Padang pakai pesawat jenis ini, dan seterusnya.
18
KETUA RAPAT : Maaf Pak, saya potong Pak ya. Itu kan standardisasi, yang kami maksudkan standar. Apakah standar tidak terkait dengan pesawat jenis pesawat? DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA : Kalau dari sisi penerbangan haji yang dibutuhkan adalah jumlah kursi yang dicocokkan dengan jumlah jama’ah yang kemudian bisa dibagi dengan jumlah kloter. Ini kira-kira teknisnya. Yang kedua, mengenai kemampuan landasan bandara itu sendiri yang bisa diterbangin. Nah, kadangkala kalau pesawat yang disebut tipe kita harus mengikuti 2 constrain sekaligus, ya tipe ya jumlah kursi padahal kan semestinya tidak seperti itu juga. Bagi jama’ah sebetulnya kan ga pentingpenting amat itu tipe pesawat apa, yang penting dia bisa terbang. Tapi bagi operator menjadi berbeda, harga sewa air bus berbeda dengan 767, beda dengan 777 dan seterusnya dan seterusnya. KETUA RAPAT : Maaf Pak. Kan Depag itu menetapkan jenis pesawat terkait dengan standar keamanan, standar kenyamanan terbang kan begitu Pak. Apakah tidak otomatis majlis pesawat itu otomatis berkait dengan standar keamanan, kenyamanan? DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA : Sama sekali tidak Bapak. Pesawa itu cukup diatur, pesawat harus dalam kondisi layak terbang, usianya sekian tahun, toh ini oligonomi juga. Jadi jenis pelayanan apa dari hardware yang memungkinkan itu lebih baik, tidak ada. Yang penting kan dijamin pesawat waktunya on time, selamat, aman, tepat waktu kan semacam itu sebetulnya. Semakin detail disebutkan didalam persyaratan semakin susah. Semakin pendek kontrak setahun ya tentu semakin mahal. Jadi sebetulnya kami juga ingin membuat segala sesuatunya lebih fleksibel. Hanya saja dalam proses barangkali dalam proses good governance-nya di kementerian maupun di kami kurang memungkinkan untuk diatur seperti itu. Kemudian kerjasama dengan Pertamina. F-PDIP (PROF. DR. H. HAMKA HAQ, MA): Sedikit-sedikit. Terkait dengan kontrak tadi, apa memungkinkan kontrak 5 tahunan? Jadi tidak perlu setiap tahun ini Mennag mengurus Garuda setiap tahun lagi kontrak lagi kontrak lagi. Apakah mungkin. KETUA RAPAT : Jadi Profesor, mereka justru mengusulkan begitu, kita harus bicarakan ke Kemenag. F-PDIP (PROF. DR. H. HAMKA HAQ, MA): Ya, maksud saya kalau itu bisa menurunkan tarif itu lebih bagus ketimbang setiap tahun bikin kontrak, bikin macam-macam karena bikin kontrak tiap tahun itu terlalu banyak akses-akses yang tidak diinginkan begitu, baik yang diinginkan oleh KPK maupun oleh rakyat lah begitu menurut saya karena 19
setiap kontrak harus ada pertanggungjawabannya Pak. Dan tentu ya tadi seperti tadi semakin detail, semakin apa. Kenapa semakin detail? Apa maunya ini kan, apakah ada hubungan yang tidak ketahuan antara Pemerintah di Solo, di Makasar dengan Kemenag ini supaya minta Garuda jadi segini ini perlu Pak, perlu ditanyakan. Terima kasih. KETUA RAPAT : Sebelum Bapak lanjutkan Pak. Teman-teman saya perlu sampaikan bahwa tahun ini justru kita baru menangkap semangat dari Kemenag untuk memperpanjang kontrak baik itu di pondokan segala macam ya kan. Memang kalau melihat ke belakang, kita boleh bertanya kenapa sih tidak dari dulu ya kan? Karena ternyata Garuda pun punya semangat yang sama Pak ingin memperpanjang dan logis kontrak yang lebih panjang itu akan lebih menekan biaya pak ya kan itu. Terima kasih Pak kami catat. Silakan. F-PAN (DRS. H. KUSWIYANTO, M.Si): Mohon maaf, saya sekalian nanti dijawab. Mumpung ketemu karena bukan mitra kan, untuk ketemu lagi susah. Kalau Komisi VI kan sering. Sambil kita yang rakyat ini biar tahu persis kemampuan dari BUMN kita yang Garuda ini, mohon maaf. Sesungguhnya kalau tidak leasing, itu apakah Garuda tidak mampu? Katakanlah mohon maaf dengan penerbangan yang ada. Kalau hitung-hitungan bisnisnya masuk pas musim haji itu kan kirakira yang regulernya bisa dikurangi. Itu orang awam karena saya tidak mengerti kekuatan Garuda. Biar saya dapat mudeng menjelaskan kenapa harus leasing itu loh. Barangkal itu. Kalau hitunghitungan ekonominya masuk kira-kira kan kenapa harus sewa kira-kira demikian. Mohon maaf, ini karena tidak mengerti ini. Biar kita ini mudeng dengan potensi yang ada di Garuda. Terima kasih. DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA : Pak, saya teruskan sedikit tadi koordinasi dengan Pertamina. Selama ini sudah berjalan dengan baik tetapi dalam konteks menurunkan harga avtur khusus untuk Garuda sepanjang yang saya ketahui sangat terbatas sekali itu kemungkinan itu. Jadi dengan kata lain saya ingin mengatakan Garuda tidak pernah dibantu secara signifikan terhadap pengurangan biaya avtur baik untuk haji maupun reguler. Seingat saya kemarin hanya untuk di Padang saja kami diberi keleluasaan harga diturunkan sedikit. Menyambung ke pertanyaan Bapak, mengapa kita tidak menggunakan pesawat sendiri? Sebenarnya ini bisnis yang dari sisi Garuda ini airlines ini kan janji jual jasa untuk sekian bulan kedepan Pak. Jadi pada banyak kesempatan operasi, kita tidak bisa serta merta kemudian mengambil pesawat yang sedang terbang reguler secara khusus dialihkan ke penerbangan haji meskipun mungkin secara bisnis itu menguntungkan. Tapi janji kepada masyarakat dan konsumen lain tidak serta merta seperti itu karena rotasi pesawat tersebut sudah punya jadwal tertentu. Itu yang menyebabkan kita harus melakukan sewa pesawat. Tentu kita akan mengupayakan penggunaan pesawat sendiri karena itu juga akan memudahkan untuk kita tapi konsekuensinya sesungguhnya juga berarti kita menutup rute secara temporer dan itu punya impact yang juga menurut saya tidak kecil yang itu menjadi pertimbangan. Saya pikir gambaran umumnya seperti itu. Semangatnya sih tetap Pak. Catatan yang berikutnya barangkali kami juga pernah menyampaikan kepada Kemenag tadi disebut-sebut harga 20
avtur turun tapi bagaimana dengan depresiasi Rupiah yang juga turun. Perbandingannya lebih kurang 50% antara turunnya avtur dengan depresiasi atau pelemahan Rupiah. Seandainya saja, seandainya saja ONH itu dalam bentuk US Dollar ya sebetulnya harganya barangkali sama gitu ya tapi karena ini diterjemahkan dalam Rupiah ini naik terus naik terus. Begitu kira-kira Pak gambaran kami seperti itu. Itu yang saya bisa dapat jelaskan Bapak Pimpinan. Terima kasih. KETUA RAPAT : Silakan teman-teman, saya punya pertanyaan tapi Pak Bisri silakan Pak. F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM): Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. Direktur dan jajarannya, Pak Pimpinan dan rekan-rekan yang kami hormati, Sebetulnya Garuda ini Pak, orang desa itu kalau sudah daftar haji ingin naik pesawat Garuda, Pak. Ini benar ini. Dan yang perlu kita sampaikan apa yang disampaikan teman-teman, besaran BPIH ditetapkan oleh presiden atas usul menteri setelah mendapatkan persetujuan DPR Pak. Oleh karena itu, bapak diundang kesini sebaiknya paling tidak memberikan gambaran karena besarannya itu memang ditetapkan presiden atas persetujuan DPR. Apa yang disampaikan Pak Kus Pasal 34, penunjukan pelaksanaan transportasi jamaah haji dilakukan oleh Menteri Agama dengan memperhatikan kenyamanan dan lain sebagainya. Apa yang disampaikan bapak-bapak ini agak bingung tetapi senang Pak. Ketika kita nanti menentukan BPIH itu harus persetujuannya tahu persis dari Garuda tapi sekarang kan belum bisa memutuskan. Mungkin kalau pertanyaan lain Pak. Kalau Garuda itu umpamanya di Solo Pak, mau naik pesawat jamaah haji ternyata hamil kemudian akhirnya tidak jadi berangkat dua, ini tanggung jawab siapa Pak? Apakah Garuda tetap menghitung kerugian Garuda, apa kerugian dari pemerintah menanggung kerugian dari jamaah. Barangkali itu saja. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Sebelum dijawab, silakan Pak Sesepuh, Pak Fauzan. Silakan. F-PPP (H. ACHMAD FAUZAN HARUN, SH., M.Kom,I): Terima kasih. Pimpinan. Terima kasih para kawan-kawan Panja dan Direktur.
21
Pesawat Garuda ini memang dari dulu Pak ya mengangkut haji ini ya. Oleh karena dari dulu berarti pengalamannya kan lebih banyak sehingga upaya untuk menurunkan ongkos haji ini lebih cermat. Yang saya ingin tanyakan tadi, salah satu komponen tidak bisa turunnya ongkos haji adalah Kementerian Agama ikut campur menentukan jenis pesawat ya Pak, dari Pak Direktur itu. Mohon dijelaskan Pak kepada kami sehingga bisa memberikan masukan. Kalau bisa menurunkan karena Kementerian Agama tidak ikut menentukan jenis pesawat lalu bisa turun kemudian keselamatan tetap dijamin, keamanan tetap dijamin, mengapa tidak begitu? Kemudian tentang peningkatan pelayanan. Ini ada hubungannya. Garuda ini selalu delay. Ketika saya jadi Kakanwil itu, banyak yang ada delay 9 jam, 8 jam, 4 jam. Ini juga perlu dipikirkan oleh Garuda, jangan sampai malah menurun peningkatan pelayanan kepada jamaah. Sekian. Terima kasih. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Ada lagi teman-teman? Jika tidak ada saya menambahkan Pak. Begini Pak, Pak inikan rapat tertutup Pak ya, kita ingin mendapatkan informasi selengkaplengkapnya. Mohon berikan penjelasan kepada kami pertimbangan politis, pertimbangan profesional. Menurut pertimbangan bapak ini, kenapa dari dulu tidak mengkontrak panjang dan kenapa dari dulu tidak ada upaya atau mungkin sudah ada upaya tetapi kami tidak tahu tentang cara kami ke Pertamina untuk katakanlah sedikit menekan biaya avtur. Itu Pak ya, barangkali bisa dikasih tahu. Terima kasih Pak. Silakan. F-PAN (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA): Dijawab Pimpinan. Tadi pertanyaan Pak Fauzan yang terakhir itu Pak, indikasi tadi kan ada yang delay lalu bapak kan buat tadi indikasi performance yang bagus itu. Jadi itu ukurannya apa sih belum dijawab tadi itu Pak. Saya sudah tanya itu tapi belum dijawab. Misalnya dari siapa yang membuat itu? Jangan-jangan Garuda sendiri kan saya bilang begitu tadi. Mungkin sekalian saja Pak. DIRUT PT. GARUDA INDONESIA: Baik, terima kasih. Yang pertama tadi yang penumpang hamil Pak. Dari hitunganya per pax yang on board Pak, jadi itu juga ada resiko di kita juga kalau memang orang tidak terbang, jamaah tidak terbang ya itu tidak dihitung. Kemudian tadi yang terkait dengan survey itu. Itu survey kita lakukan bersama-sama dengan Departemen Agama kepada penumpang yang naik sebagai jamaah Pak. Jadi memang itu kita survey langsung ke para jamaah haji. Garuda bersama-sama Kemenag. Oh, Garuda. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Begini Pak. Jadi selama ini Pak yang banyak dikritik orang terhadap pelaksanaan haji kita, Indonesia, itu adalah berpadunya antara operator dan regulator haji. Dia yang membuat aturannya, kan bapak tadi diatur itu? Pesawat tidak boleh ini apa segala macam, itukan aturannya buat 22
Kementerian Agama lalu dia pula yang operator dan sekaligus regulatornya. Operator kan dia yang bertanggung jawab Pak, bertanggung jawab kepada kita, bertanggung jawab kepada presiden. Itupun mengakibatkan kritik orang dari luar wajar saja setiap tahun Menteri Agama mengatakan alhamdulillah pelaksanaan ibadah haji kita sukses, baik dan lain-lain sebagainya padahal orang tidak tahu Pak, misalnya tahun lalu saja itu ada lebih dari 40 kloter, lebih dari 40.000 jamaah haji kita itu yang wanprestasi Pak, tempat pemondokannya di Madinah. Kan tidak pernah diungkap dimana-mana Pak. 40.000 orang itu manusia Indonesia Pak yang wajib dilindungi, misalnya begitu. Itu karena apa dia membuat sendiri aturannya, dia yang mengoperasikan sendiri, dia yang menilai sendiri. Kalau misalnya survey-nya itu betul dibuat oleh Garuda bersama Kementerian Agama atau hanya Garuda saja, bisa juga kita buat. Kami juga Komisi VIII bisa menilai diri kami sendiri kalau kami ini baik. Kira-kira begitu Pak. Ini instropeksi untuk kita semua. Silakan Pak, itu saja. KETUA RAPAT: Silakan Pak. DIRUT PT. GARUDA INDONESIA: Baik Pak. Mungkin masukan untuk survey kita akan pertimbangkan untuk menggunakan. Itu kami pertimbangkan Pak karena lebih fair juga untuk hal tersebut tapi kami yakin bahwa kami khusus untuk sebagai alat transportasi kami sudah berusaha untuk maksimal untuk itu. Kemudian tadi yang terkait dengan aircraft type yang berbeda-beda. Jadi mungkin nanti tambahkan juga oleh Kapten Novianto Pak Direktur Operasi bahwasanya tadi itukan kalau speknya itu sangat rigid, itukan yang mempersulit. Kan begini, kalau ketersediaan aircraft itu terbatas, berarti kan kita harus mencari dan memaksa harus menggunakan yang itu padahal kita kan juga bisa melakukan adjustment kapasitas juga. Jadi kalau seandainya memang ada availibility itu satu yang “x” begitu ya dan kita bisa masukkan ke sesuai dengan kota-kota yang diinginkan, spek atau permintaan daripada masing-masing kota itukan akan lebih fleksible tetapi kalau sudah dipatok dengan jenis pesawat tertentu, pada saat kita melakukan tender tidak mendapatkan sesuai spek, akhirnya kita berusaha untuk memenuhi spek tapi dengan cost yang lebih tinggi. Jadi maksud saya kira-kira complexity dari mencari pesawat itu, itu tapi mungkin nanti ada tambahan lagi detailnya. Saya jujur saja karena saya baru join tahun ini untuk haji, mungkin lebih banyak dari Pak Direktur Operasi bagaimana hal-hal yang sudah terjadi di tahun sebelumnya. Kemudian komitmen tadi Pak yang Pertamina. Pertamina mudah-mudahan Pertamina bisa mengkontribusi karena Pertamina juga bukan mem-produce Pak. dia kan refinery juga disini dan refinery-nya juga kalau kita lihat harga Pertamina pun sebenarnya lebih mahal dari negara sebelah kalau yang. Sebetulnya saya Ketua Umum Inaka Pak. Jadi kita juga sering membanding-bandingkan dengan beberapa negara juga. Jadi memang ini PR kita bersama, saya pikir memang harga avtur ini menjadi salah satu pilar utama mengenai komponen struktur biaya penerbangan haji khususnya. Jadi kalau kami sampaikan tadi kira-kira 48% sehingga itu menjadi sesuatu yang sangat-sangat penting dan signifikan untuk komponen biaya haji Pak. Mungkin kalau ada tambahan dari Pak Novan, silakan Pak. DIREKTUR OPERASIONAL PT. GARUDA INDONESIA: Secara umum mengenai avtur di seluruh Indonesia saya juga ingin memberikan gambaran bahwa providernya 99% keatas adalah Pertamina, satu saja. Harganya beda-beda dari satu kota ke kota lain. Berbeda-beda Pak. Jadi harganya tidak sama. Secara umum juga harganya lebih mahal dari Singapura maupun dari Kuala Lumpur.
23
Yang kedua, saya dapat informasi bahwa ada, bukan ada keinginan, ada kemungkinan kita diizinkan untuk beroperasi di Kota Madinah, yang ini tentu sangat baik, lebih nyaman untuk jamaah tetapi pada satu sisi yang lain, harga avtur di Madinah lebih mahal daripada harga avtur di Jeddah. Jadi hal-hal yang semacam ini saya ungkapkan dulu di depan supaya jangan nanti membuat persepsi yang keliru begitu. Maksud saya Madinah kan lebih enak, tidak, madinah itu untuk operasi penerbangan lebih mahal, lebih susah karena dia didaerah perbukitan, pesawatnya mesti take off dengan berat yang terbatas, jadi ada hal-hal teknis yang Madinah beda dengan Jeddah, itu. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Saya potong sedikit Pak, sini Pak. Apa yang menyebabkan itu Pak ya, perbedaan harga. Bukannya kalau misalnya kayak kita di, sama seluruh Indonesia kalau BBM yang lain itu, kenapa itu bisa berbeda dari satu kota ke kota lain, bahkan di luar negeri juga beda kita. Yang menyebabkan itu apa Pak? DIREKTUR OPERASIONAL PT. GARUDA INDONESIA: Jarak, biasanya jarak distribusi Pak. Jadi kayak kita petramax, premium, itu dari Jakarta ke misalnya di Bali, mungkin di Nusa Tenggara harganya beda. Di Arab pun juga begitu. Cuma kalau di Arab harganya tetap lebih murah daripada kalau di Indonesia, kalau itu iya tetapi kan proses perhitungan awalnya kami sudah perkirakan harganya berapa. Hanya saja Madinah ini harganya beda dan secara teknis pesawatnya juga mengalami keterbatasan untuk di Madinah. Madinah ini terletak di daerah perbukitan yang elevasinya cukup tinggilah lebih kurang begitu. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Gambaran saja Pak, tambahan saja. Kalau Pertamina inikan refinvery kilang minyaknya kan dua Pak, untuk mendistribusikan ke 62 titik di seluruh Indonesia, ini bicara untuk domestik. Jadi itu perbedaannya sangat signifikan terutama di distribution cost-nya, itu bisa range-nya itu bisa beda 0 – 12% spread perbedaan antara satu titik dengan titik terjauh. Kemudian tadi juga yang perbedaan Madinah, Jeddah. Volume semakin besar di dalam satu airport, biasanya dia lebih murah Pak karena kan distribution cost-nya dibagi ke jumlah penerbangan yang lebih banyak. Nah kalau di Madinah kan tidak sebanyak kalau dia di Jeddah dan sebagainya. Kira-kira begitu. Terima kasih. KETUA RAPAT: Masih ada teman-teman? F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM): Masih Pak. KETUA RAPAT: Silakan Pak Bisri.
24
F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM): Pak dengan tidak... KETUA RAPAT: Pak, ini kita sampai jam berapa Pak? Tadi maksimum jam 5 tadi. Kita sampai 16.30 WIB ya? Silakan Pak Bisri. F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM): Tambahan sedikit Pak. Mungkin tidak Pak karena pemerintah itukan sudah menangguh haji sampai tahun 2031 Pak. Jadi kan mestinya semua itukan harus di kontrak semua, mestinya ini. Mungkin tidak ketika avtur murah kayak begini kemudian bapak berkerja sama dengan Dirjen Haji kemudian bayar dulu ke Pertamina untuk kedepan terus begitu. Jadi ketika murah, pinjam saja uang ke sana kemudian titipkan Pertamina, itu mungkin apa tidak Pak? Barangkali itu saja Pak. KETUA RAPAT: Silakan Pak. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Baik Pak, itu sebenarnya umum juga, itu hedging namanya Pak. Tapi hedging kan juga ada biaya preminya Pak karena dia akan menghitung resikonya juga. Kalau misalnya kan saya bilang seperti bapak tadi, kalau hari ini 57 sen per liter begitu, saya bilang sama Pertamina, saya beli ya 100 ton nih untuk periode nanti haji, mereka juga kalau saya bayar sekarang sih bisa saja dengan komitmen hedging, jadi biasanya kita mengeluarkan premi, premi dan nanti akan dibayar dengan rate itu tapi Pertamina kan dia hitung juga. Pada saat nanti hari H nya, benar tidak nanti harga fuel-nya itu segitu. Itu memang ada perhitungannya Pak, itu memungkinkan Cuma dengan biaya adanya cost of hedging juga. Jadi contoh kayak Garuda ini Pak tahun 2015, kita ada beberapa strategi hedging disampai akhir desember nanti. Cost of hedging itu bisa US$5 juta, US$10 juta sampai US$12 juta begitu, itu ada biayanya juga sih Pak tapi ya itu memungkinkan metode seperti itu. KETUA RAPAT: Teman-teman yang akan diinikan? Silakan Pak. Masih ada teman-teman lagi? Saya ada sih, sebelum saya, bapak, silakan Pak terakhir. Silakan Pak. F-PAN (DRS. H. KUSWIYANTO, M.Si): Mohon maaf ini dalam misi kemanusiaan. Kemarin saya sudah sampaikan kepada Kementerian Sosial. Di dalam Kementerian Sosial itu ada anggaran pemulangan TKI kita ilegal. Hampir di semua negara dan termasuk di Saudi, itukan sangat banyak. Kemarin saya sampaikan, di musim haji ini, pemulangan pesawat itukan ada yang kosong. Kalau berangkatnya pulang pasti kan kosong dan seterusnya. Itu kalau kita manfaatkan, ini misi kemanusiaan sehingga harapan kita, disana kan betul-betul sudah tidak ada lagi TKI yang ada disana. Baru setelah itu baru diterapkan secara ketat sehingga itu hanya butuh satu periode saja, periode berikutnya sudah harus ada pengetatan sehingga 25
tidak ada lagi TKI kita yang berangkat dengan cara yang tidak benar. Tentu itu kan harus kerjasama dengan Imigrasi, kerjasama dengan segala macam, itu kira-kira mohon maaf, mungkin tidak Pak seperti itu? Karena kan daripada kosong, meskipun kita tahu kan kalau pulang kan juga seringkali kan dipakai oleh Garuda, saya tidak tahu bapak tahu atau tidak? Inikan sekalian saya sampaikan. Itu biasanya kan digunakan untuk mengangkut segala macam sebelumnya itu untuk dipulangkan lebih dulu dan kayaknya itu juga resmi ditimbang oleh Garuda sehingga jajannya itu berangkat pulang lebih dulu dan itu saya kira kan bukan rahasia, kan begitu. Karena kan kita seringkali mendapat penjelasan kita tidak boleh mengangkut macam-macam tapi kan kenyatannya itukan juga terjadi begitu, inikan sekaligus barangkali menyampaikan kepada bapak. Mohon maaf, itu saja. KETUA RAPAT: Sebelum dijawab, pertanyaan terakhir saya Pak ya, pertanyaan terakhir kami. Pak, tadi kami bisa memahami apa yang disampaikan bapak untuk kami carikan dengan Kemenag bahwa standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan itu tidak terkait dengan tipe pesawat. Jika bapak bisa menjamin itu, mungkin akan bagian dari yang kami bicarakan tapi mohon info kepada kami, jika itu dilakukan, kira-kira ada penghematan berapa persen Pak? Itu satu. Yang kedua begini Pak. Tadi kan kita bicarakan tentang pembelian pesawat. Itu pembelian pesawat pasti dalam jangka panjang, long term, itu pasti efisien Pak ya. Kira-kira masa krisisnya berapa tahun Pak? Akan menjadi beban dan itu kira-kira bagaimana pengelolaannya? Apakah dibeli oleh Garuda dengan suntikan pemerintah atau pemerintah membeli kemudian dioperasikan Garuda atau bahwa Pak? Itu dua pertanyaan terakhir. Terima kasih. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Baik Pak, ini ada beberapa hal yang memang historisnya ada, mungkin dari Direktur akan sampaikan tapi terkait juga dengan yang pemulangan Pak ya. Jadi yang pemulangan Pak, maaf itu pernah dilakukan juga di tahun 2012, itu atas seizin Kementerian Agama kita lakukan dan itupun pada saat pemulangan, empty flight-nya, bisa memungkinkan, kan sudah pernah dilakukan di 2012. DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA: Secara prinsip tidak ada masalah tetapi secara legal perizinannya dari Kementerian Agama dan satu lagi izin dari Gaka karena khusus operasi penerbangan haji memang tidak bisa dicampur dengan komersial. Penumpang-penumpang yang jenis over stay diberlakukan seperti itu jadi memerlukan izin khusus tetapi secara prinsip bisa dilakukan. Tadi mengenai pesawat. Mohon maaf bapak Pimpinan, terakhir seingat saya tahun lalu memang mencuat keingian untuk itu mengandalkan atau menggunakan dana abadi umat atau semacam itu yang jumlahnya sekian triliun. Sesungguhnya secara teknis sudah pernah dibahas di level kementerian termasuk serba serbi penggunaan dana tersebut termasuk pemisahan antara operator dengan pengelola dana tetapi secara teknis masukan dari Garuda untuk pengadaan pesawat itu tentu saja lebih efisien, lebih baik jika melihat dana itu didiamkan menganggur dibandingkan dengan dibelikan pesawat terbang yang pesawat terbang ini bisa dipergunakan untuk mengurangi BPIH atau biaya angkutan penerbangan haji. Bagaimana teknis selanjutnya? Menurut saya, pesawat itu tetap akan dimiliki oleh pemerintah, entah pemerintah yang mana atau di departemen mana tetapi sebagai operatornya bisa saja Garuda yang mengoperasikan pesawat itu hanya dengan catatan karena yang sepanjang saya ketahui, dana abadi umat hanya boleh digunakan untuk kepentingan haji dan umrah sehingga pesawat yang dibeli dari dana tersebut hanya boleh pula digunakan untuk haji dan umrah. Manakala kita melihat operasi semacam itu, sesungguhnya dari sisi operator, pesawat itu hanya bisa 26
dioperasikan 7 bulan, 11 bulan sisanya kita tidak bisa gunakan dan itu membuat fleksibilitasnya sedikit berkurang, itu satu. Kedua, kita sebaiknya tidak membeli pesawat yang dalam jumlah terlalu banyak. Jadi sifatnya hanya membantu mengurangi BPIH tetapi tidak bisa menggantikan karena jumlahnya terlalu banyak dan kita tidak tahu mau diterbangkan kemana karena kalau bolehnya hanya umrah, jelas tidak bisa dialihkan kemana-mana begitu. Sejak itu kemudian diskusi sepertinya berhenti, tidak pernah dilanjutkan tetapi masukan dari kami kira-kira seperti itu. Tentu akan baik, manfaatnya juga baik sepanjang itu dikelola dengan baik. Terima kasih. KETUA RAPAT: Lanjut yang tadi. Jika tidak terkait dengan jenis pesawat, selama standar keamanan, kenyamanan terjamin Pak ya, mungkin juga akan setuju itu tinggal yang tadi, jaminan dari bapak bahwa tetap aman dan itu Pak, jika memang itu ada efisiensi kurang lebih berapa persen Pak? DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA: Efisiensinya kalau ditanya begitu. Jadi nomor satu sebetulnya pesawat itu bukan karena tipenya Pak tetapi karena maintenance program atau kelaikan pesawat itu sendiri dan seterusnya. Bagi kita sebetulnya atau bagi Panja juga sebetulnya isunya bukan bisa dikurangi berapa, bukan itu. Isunya adalah flesibilitas untuk mendapatkan pesawat jauh lebih mudah daripada didikte pesawatnya jenis apa, tadi sudah disampaikan. Kalau yang diminta 777, berarti kami harus cari 777 dan 777 itu tidak murah. 777 itu adalah pesawat yang sekarang paling mahal. KETUA RAPAT: Saya kira salah tangkap Pak. Justru kami setuju dengan bapak bahwa kami mendukung bahwa Kemenag tidak harus mendikte sampai jenis selama keamanan terjamin. Jika itu disetujui, kirakira ada efisiensi berapa persen Pak? DIREKTUR OPERASIONAL PT GARUDA INDONESIA: Belum tahu Pak karena kita tidak mengerti gantinya mau pakai apa? Kan harga sewa untuk 777 sama Airbus beda, belum tentu kita sewa Airbus, belum tentu kita 777. Jadi tidak bisa secara matematis ditentukan sekarang. KETUA RAPAT: Maksud saya begini Pak. Katakanlah embarkasi yang paling kecil dimana sih Pak? Solok? Solok kan tidak harus 747 kan Pak ya? Oleh misalnya yang rata-rata kemarin oleh pesawat apa karena lebih kecil tetapi tetap aman. Jika itu dilakukan kan tentu bisa dihitung dong Pak efisiensinya. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Kalau boleh saya sampaikan Pak ya. Kalau memang percentage itu akan ketahuan setelah kita bisa melihat availibility pesawat di pasar juga Pak tapi prinsipnya begini Pak. Kalau bisa kita meminimize dengan smaller aircraft dengan range jaraknya yang kira-kira sama, kalau Airbus terhadap Boeing saja secara total cost, total cost itu bisa sampai 15% nya kalau ini antara Airbus dengan Boeing. Tapi tergantung kepentingannya. Makanya kalau cukup satu titik dengan Airbus tapi mungkin 27
dua atau tiga kali tapi kalau yang 744 itu dua kali nanggung, malah justru ketemunya tiga juga begitu Pak, nah itu akan menjadi lebih mahal, kira-kira begitu maksud kami. Kalau misalkan 3 Airbus tetapi sudah maksimal dengan full itu bisa ternyata kalau pakai 744 nanggung, kalau dua, harus dua setengah, dua setengah hitungannya tiga Pak, jadi itu yang sering terjadi bagaimana kita untuk mensiasati. Kalau contoh Airbus dengan 744 itu bisa 15% perbedaannya. Kalau 777 lebih mahal lagi, kirakira begitu. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Terakhir mungkin Pak, sebelum ditutup mungkin barangkali. Kan saya masih bicara Pak Hamka, duluan saya yang tunjuk tangan. KETUA RAPAT: Bapak sampai 16.30 Pak ya semua ya. KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Duluan saya prof. nanti setelah ini prof. Tertib, rapat itu tertib. Jadi begini Pak. Tadi kan kalau dikasih fleksibilitas untuk menyewa jenis pesawat, tadi kan bapak tidak bisa menjelaskan apakah itu bisa efisiensi atau tidak? Pertanyaan saya, bukan, bapak tidak bisa menjelaskan berapa persen efisiensinya. Pertanyaan saya, apakah pasti ada efisiensi kalau misalnya kebijakan itu kita buat, kita ambil, itu dulu karena kalau ada efisiensi berarti ada penurunan harga begitu, larinya kesitu Pak. Itu saja Pak. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Baik Pak Pimpinan. Betul Pak, yang saya sampaikan tadi bahwa fleksibilitas itu memudahkan kita untuk memilih karena kita tahu persis detailingnya, nanti berapa sebenarnya kebutuhan kapasitas, itu yang kita mainkan disitu Pak. Pasti akan lebih memudahkan kita dan bisa lebih murah. Cuma kalau ditanya percentage-nya, mungkin setelah kejadian saya baru bisa sampaikan itu Pak. KETUA RAPAT: Ini saya menangkap bukan efisiensi dari operasional ya Pak ya kalau saya tangkap tapi efisiensi dari kemudahan mendapatkan barangnya Pak ya? Atau dua-duanya? DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Berarti total minimun guarantee hours atau jum lah total jam terbang dari jumlah pesawat yang akan lebih murah. Sebenarnya efisiensi juga sih Pak Cuma. KETUA RAPAT: Tapi poinnya begitu Pak. Poinnya adalah bahwa dengan itu maka dengan itu maka akan ada efisiensi hanya memang angkanya belum bisa dihitung. Cukup Pak?
28
KETUA KOMISI (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Berarti begini, inikan penting soalnya. Ini soal penerbangan ini komponen utama dalam penyelenggaraan haji maka kita harus memastikan itu bahwa itu bisa. Karena begini, kalau misalnya 777 yang mau dipakai, itu kan berarti Pak pesawatnya terbatas berapa dan kalau diganti dengan yang lain, pesawatnya lebih banyak dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dan tentu kita juga bisa milih mana yang paling murah, yang paling bagus dan lain sebagainya. Tentu itu adalah efisiensi. Persoalan apakah bapak taruh dia di embarkasi mana, itukan urusan teknis saja tapi kalau prinsip dan kebijakan bahwa itu bisa menurunkan cost, itu berarti bisa kita pegang sehingga kita bisa diskusi dengan Kementerian Agama untuk bagaimana memikirkan itu bisa terjadi , itu maksud saya. DIRUT PT GARUDA INDONESIA: Betul Pak. KETUA RAPAT: Silakan, terakhir Pak. F-PDIP (PROF. DR. H. HAMKA HAQ, MA): Saya hanya ini soal tadi beli pesawat Pak karena kan bapak bilang ini DAU ini tidak boleh dipakai selain untuk urusan haji. Inikan nanti bisa diubah regulasinya kalau memang itu bisa dibeli. Katakanlah dengan penggunaan itu bisa pengadaan pesawat, nanti kan bisa ada regulasi bahwa setiap travel-travel umrah haji ini harus ada ketentuan 50% aktivitas penerbangannya harus menggunakan pesawat itu supaya dia tidak nganggur kan? Jadi kalau memang itu kita akan sarankan kepada Kemenag daripada mengendap itu dana. Jadi saya tidak tahu juga apakah memang mengendap betul atau hanya wacana mengendap tetapi sudah cair kemana-mana, iya kan? Jadi lebih baik kita beli secara produktif penyediaan pesawat untuk membantu Garuda, mengangkut setiap tahun jamaah haji, daripada ngontrak pesawat asing, lebih baik ini kita gunakan dan untuk 11 bulan berikut kita bikin regulasi bahwa travel umrah ini menggunakan ini 50% kegiatannya mereka diwajibkan. Syukur-syukur kalau 100% mereka mau pakai pesawat itu betul setahun penuh dan sebagainya. Kalau memang bisa itu kita akan usulkan Menteri Agama. Terima kasih. KETUA RAPAT: Mungkin bapak juga tidak bisa menjawab Pak ya soal itu ya Pak atau mau menjawab? Hanya saya ingin menambahkan Pak Prof. bahwa kita tadi mendapat penjelasan yang lebih lengkap dari mantan Dirjen bahwa jika sumber dananya adalah dana dari DAU, itu walaupun untuk haji tapi tidak bisa untuk beli pesawat karena ada 8 Asnab itu, itu ada semacam badan zakat Pak untuk haji bahkan pada urusan ke delapan dan itupun pasti bukan untuk investasi, begitu Pak informasinya. Kecuali kalau ada regulasi baru mengenai alokasi anggaran umat. Rekan-rekan. Ini waktu juga hampir ini dan tampaknya sudah tidak ada yang akan ditanyakan lagi. Kalau begitu kita akan tutup saja kepada Pimpinan Komisi VIII dalam ini Ketua, Pak DR. Saleh Daulay kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman Anggota Komisi VIII dan juga Panja Haji dan wabil khusus kepada Direktur Utama Garuda Pak Arif Wibowo, Direktur Operasi Kapten Novianto Heru 29
Pratomo dan khusus vice president urusan Hajj Pak Hadi Saryan dan teman-teman Garuda. Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas informasinya tapi Pak diatas informasi itu adalah semangat kita yang sama untuk mengabdi kepada rakyat yang akan haji dan masih ada peluang bagi kita untuk terus berusaha menurunkan biaya haji dari tahun-tahun sebelumnya. Saya kira itu temanteman, kesimpulannya juga nanti kita bisa sampaikan. Sekali lagi terima kasih atas kehadirannya. Kalau tidak ada lagi kita akan tutup acara ini dengan mengucapkan alhamdulillahirrabil’alamiin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (RAPAT DITUTUP PUKUL 16.26 WIB)
30