(REVIEW) RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA. 2015-2019
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2015 Kementerian Pertanian
www.pertanian.go.id www.pertanian.go.
id
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Review Rencana Strategis Direktorat Pengelolaan Air Irigasi periode 2015 ‐2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 ‐ 2019. Diharapkan Rencana Strategis Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Periode 2015 ‐2019 ini dapat menjadi panduan pelaksanaan kegiatan pembangunan irigasi pertanian selama kurun waktu lima tahun ke depan. Panduan ini dapat menjadikan pelaksanaan kegiatan dapat berjalan terarah dan terkoordinasi serta dapat dijadikan komitmen bersama antara Pusat dan Daerah Direktorat Irigasi Pertanian sebagai salah satu sektor pendukung program peningkatan produksi pertanian, fokus dalam upaya pengembangan infrastruktur pertanian khususnya irigasi. Diharapkan dengan adanya panduan program lima tahun ini mampu berkontribusi pada keberhasilan pembangunan pertanian secara luas. Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan menyumbangkan pemikirannya dalam menyusun buku ini, diucapkan terimakasih. Jakarta, November 2015 Direktur Irigasi Pertanian,
Ir. Tunggul Iman Panudju, MSc NIP. 195805261987031002
Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii Bab I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1. Kondisi Umum .............................................................................................................. 1 1.2. Potensi dan Permasalahan ...................................................................................... 2 Bab II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN .................................................................. 8 2.1. Visi dan Misi .................................................................................................................. 8 2.2. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................. 10 Bab III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................................................... 12 3.1. Arah Kebijakan .......................................................................................................... 12 3.2. Strategi .......................................................................................................................... 14 3.3. Program Direktorat Irigasi Pertanian ............................................................. 15 Bab IV PENUTUP .............................................................................................................. 16 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 18
Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
ii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Ketersediaan air irigasi pertanian merupakan salah satu faktor determinan yang mempengaruhi produksi, sehingga , penting, dan strategis peranannya dalam menunjang keberhasilan usaha pertanian, terutama dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan mengandung makna kemandirian pangan dalam dimensi pasokan pangan, yaitu: (i) perencanaan pangan, (ii) stabilitas, dan (iii) ketahanan pangan itu sendiri yang dalam hal ini adalah ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, aspek pemanfaatan sumberdaya air dan pengelolaan air perlu untuk lebih dioptimalkan melalui peningkatan kertersediaan air irigasi pertanian dalam jumlah, mutu, ruang dan waktu. Ketersediaan air irigasi untuk proses produksi pertanian secara berkelanjutan diupayakan melalui pengelolaan secara partisipatif oleh kelembagaan kelompok tani/gapoktan dan P3A/GP3A baik secara langsung maupun tidak langsung yang diharapkan akan berdampak positif terhadap kinerja sistem produksi pertanian. Dengan demikian, gangguan terhadap ketersediaan dan pengelolaan air (irigasi) dalam jumlah, mutu, tempat, dan waktu serta kondisi sumber‐sumber airnya yang akan mengganggu pencapaian produksi dan produktivitas pangan nasional akan bisa diminimalisir. Sumber daya air sebagai aset dan faktor produksi yang tidak dapat tergantikan perlu dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung pembangunan pertanian dan ketahanan pangan serta dipergunakan sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat. Upaya menjamin ketersediaan air irigasi untuk pertanian dalam jangka panjang dan berkelanjutan harus dilakukan melalui strategi pembangunan Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
1
dan rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi pertanian ditingkat usaha tani secara terintegrasi dengan sumber air dari jaringan primer dan sekunder. Bentuk dukungan pemerintah terhadap mekanisme pengelolaan air irigasi adalah telah dikeluarkannya berbagai perangkat hukum yang mengatur pelaksanaan pengelolaan air irigasi antara lain: Undang undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Undang‐Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, khususnya di dalam Pasal 19 yang mengatur tentang pemanfaatan air dan Undang ‐ Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah diperbaharui menjadi UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dalam pelaksanaan pengelolaan air irigasi untuk pertanian yang dilakukan melalui pengembangan dan atau pembangunan sarana dan prasarana irigasi pertanian diperlukan adanya suatu rencana strategis dan program pembangunan dan pengelolaan air yang lebih terencana (efisien, efektif, dan berkelanjutan) selama 5 (lima) tahun ke depan, sehingga mampu berkontribusi dalam mendukung program pembangunan ekonomi dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Program dan kegiatan pembangunan infrastruktur irigasi harus dilengkapi dengan sistem perancangan teknis dan pola irigasi yang baik, kondisi agroklimatologi, kondisi lahan dengan memperhatikan kaedah‐kaedah konservasi, sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan air dari komoditi yang diusahakan, baik di sub‐sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. 1.2. Potensi dan Permasalahan a. Potensi 1) Undang‐Undang
beserta
Peraturan
Pemerintah
yang
dikeluarkan pemerintah merupakan kekuatan dan dasar hukum Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
2
pengelolaan air irigasi. Didalamnya menyatakan bahwa Irigasi berfungsi
mendukung
produktivitas
usaha
tani
guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kebijakan irigasi merupakan bagian dari kebijakan pangan nasional. 2) Adanya sumberdaya air seperti air tanah, air permukaan dan air hujan yang berlimpah tetapi belum didayagunakan secara maksimal. Sebagian besar ( +60% wilayah Indonesia) memiliki rata‐rata curah hujan per tahun 2000 – 3500 mm, dan 20% memiliki curah hujan 3500 – 5000 mm per tahun, 16% memiliki curah hujan 1000 – 2000 mm pertahun. Sedangkan wilayah dengan curah hujan diatas 5000 mm dan dibawah 1000 mm masing‐masing hanya 3% dan 1%. Kondisi ini apabila dapat dikendalikan dan dimanfaatkan dengan benar akan merupakan dukungan ketersediaan air irigasi yang luar biasa. 3) Dengan adanya teknologi pengelolaan air (irigasi gravitasi, irigasi pompa, efisiensi dan konservasi air), sebagai kekuatan (strength) untuk meningkatkan produksi, nilai tambah dan nilai tukar petani. Disamping itu, hasil penelitian dan pengkajian yang cukup banyak di bidang air untuk usaha pertanian, ke depan dapat diandalkan untuk mendukung pencapaian tugas pokok dan fungsi Direktorat Irigasi Pertanian. 4) Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian, jenis keahlian, komposisi antar keahlian, dan proporsi SDM pertanian dalam pengelolaan air irigasi relatif banyak tanpa membedakan jenis kelamin baik di pusat, propinsi maupun kabupaten/kota maupun di tingkat lapangan, sehingga dapat mengelola
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
3
sumberdaya air irigasi yang masih memiliki potensi yang besar untuk mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan. 5) Kebijakan‐kebijakan yang mendukung pelaksanaan pengelolaan air irigasi antara lain: Undang‐undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Undang‐Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, khususnya di dalam Pasal 19 yang mengatur tentang pemanfaatan air, serta UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Saat ini sedang disusun Undang undang dan peraturan turunannya dalam hal pengelolaan sumberdaya air sebagai pengganti UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang sudah tidak diberlakukan. 6) Potensi sumber daya manusia pertanian yang langsung terkait sebagai pelaku (petani) dari segi latar belakang dan jumlah cukup banyak, namun dari segi pendidikan dan pengetahuan perlu terus diupayakan peningkatan kapasitasnya, sehingga dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian (PERMENTAN)No. 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 1357, maka upaya pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi tingkat usaha tani secara partisipatif akan semakin mudah dilaksanakan. b. Permasalahan 1) Makin luas dan tingginya tingkat degradasi lingkungan, khususnya pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Luas lahan kritis sudah mencapai 18,5 juta hektar. Jumlah DAS kritis pada tahun 1984 berjumlah 22 buah telah meningkat menjadi 59 buah pada tahun 1998, dan pada tahun 2013 Sedikitnya 108 daerah aliran Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
4
sungai (DAS) di Indonesia berada dalam kondisi kritis sehingga rawan menimbulkan banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Fenomena ini memperlihatkan turunnya kemampuan DAS untuk menyimpan air di musim kemarau sehingga frekuensi dan besaran banjir makin meningkat, demikian juga sedimentasi makin tinggi yang menyakibatkan pendangkalan di waduk dan sungai sehingga menurunkan daya tampung dan pengalirannya dan menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan air dengan kebutuhan, baik dalam kuantitas, kualitas, dan waktu. 2) Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi telah menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap sumberdaya alam termasuk sumberdaya air yang sangat besar. Hal ini berpengaruh terhadap persaingan antar pengguna air. Pada eskalasi tertentu persaingan ini dapat menyebabkan terjadinya konflik antar pengguna yang cukup mengkawatirakan baik dalam hal instensitas, jumlah dan tempat kejadian, serta frekuesi kejadian. Irigasi untuk pertanian sering menjadi pihak inferior dibandingkan sektor lain. 3) Pengelolaan infrastruktur irigasi serta tanggung jawab operasional dan pemeliharaan masih banyak yang tumpang tindih. Dalam upaya meningkatkan kondisi prasarana dan sarana irigasi, pengaturan dalam hal tingkat kewenangan dan status irigasi sangat diperlukan sebagai dasar pengelolaan irigasi di tiap daerah. Adapun Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, mengatur mengenai klasifikasi, kewenangan, status, jumlah dan luas Daerah Irigasi dan Daerah Irigasi Rawa, yang dapat dilihat pada tabel berikut: Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
5
Kewenangan Pusat Propinsi
Jumlah Jumlah Luas DI DR DI 283 2.376.521 110
Luas DR 703.362
Luas Total DI + DR 3.079.883
Jumlah DI + DR 393
984 1.105.474
241
423.302
1.528.776
1.225
Kab/Kota
46.761 3.663.173
1.876
516.619
4.179.792
48.637
Jumlah
48.028 7.145.168
2.227 1.643.283
8.788.451
50.255
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar sistem irigasi di Indonesia merupakan DI kecil dengan luas kurang dari 1000 ha dan menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota, dan mempunyai
karaktersitik
sangat
khas
setempat,
dengan
permasalahan sangat bersifat lokalistik dengan banyak keragaman antara lain persoalan dana pembangunan dan rehabilitasi jaring yang tidak menjadi prioritas daerah. 4) Pada tingkat lapangan, semakin besarnya infrastruktur irigasi yang mengalami penurunan fungsi (+ 70%) dan belum optimalnya
koordinasi
kelembagaan
pengelolaan
air,
menyebabkan beberapa pulau di Indonesia (Jawa, Sulawesi, Bali) yang merupakan sentra produsen pertanian ternyata telah mengalami defisit air. 5) Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim merupakan 2 (dua) faktor yang dinilai sangat mempengaruhi keberlanjutan pembangunan pertanian ke depan menjadi permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi. Khususnya dalam aspek pengelolaan air untuk irigasi, program pengembangan dan peningkatan kegiatan konservasi air dan antisipasi terhadap terjadinya perubahan iklim ekstrim menjadi prioritas utama. 6) Perubahan iklim sebagai dampak pemanasan global (global warming) telah menjadi perhatian sebagian besar penduduk dunia. Adanya perubahan iklim yang paling banyak menderita adalah negara‐negara berkembang seperti Indonesia, dan sektor Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
6
yang paling rentan terhadap perubahan iklim adalah sektor pertanian. Dampak yang paling nyata dari perubahan iklim adalah peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan dan peningkatan terjadinya iklim ekstrim atau anomali. Fenomena kekeringan dan kebanjiran yang semakin besar luasan dan dampaknya (frekuensi dan durasi) merupakan salah satu fakta lapangan yang terjadi setiap tahun dan telah menyebabkan kerusakan dan kerugian yang sangat besar bagi sektor pertanian.
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
7
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 2.1. Visi dan Misi. Dalam merumuskan visi dan misi Direktorat Irigasi Pertanian, sebagai landasannya adalah visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebagai berikut: Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian periode 2015‐2019 adalah mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan industri berbasis pertanian (bio industri) dalam rangka kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Untuk mencapai Visi tersebut Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi antara lain sebagai berikut : 1.
Mendorong
partisipasi
pemangku
kepentingan
dalam
pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan. 2.
Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan
3.
Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan mudah diakses oleh petani.
4.
Memfasilitasi
penyediaan,
penyaluran,
penggunaan,
dan
pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga) 5.
Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
8
6.
Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin pertanian
7.
Mewujudkan sestem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas
Berdasarkan Visi dan Misi tersebut, maka Visi Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2015 – 2019 adalah mewujudkan Direktorat Irigasi Pertanian Sebagai Motor Penggerak Tersedianya Air Irigasi Untuk Pertanian Secara Efektif, Efisien, dan Berkelanjutan. Untuk mencapai Visi tersebut, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi mengemban Misi sebagai berikut : a. Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan sumber‐sumber air dan teknologi irigasi secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. b. Meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi tingkat usaha tani yang terintegrasi dengan jaring irigasi primer dan sekunder/DI serta pengembangan tata air mikro. c. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi di daerah lahan rawa lebak maupun pasang surut. d. Mendorong upaya‐upaya konservasi air dan pengelolaan lingkungan usaha pertanian serta melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi sebagai antisipasi perubahan iklim global. e. Mendorong pemberdayaan dan penguatan masyarakat/petani pemakai air melalui penerapan pola irigasi partisipatif, upaya pemberdayaan kelembagaan petani, dan pengarusutamaan gender. f. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan pengelolaan air irigasi berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
9
2.2. Tujuan dan Sasaran 2.2.1. Tujuan Pengelolaan Air Irigasi tahun 2015 – 2019, adalah : 1. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dan skala kecil, baik air tanah maupun air permukaan untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. 2. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan, rehabilitasi dan optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat usahatani maupun jaringan irigasi pedesaan. 3. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi di lahan rawa, melalui pengembangan irigasi di lahan rawa lebak maupun pasang surut. 4. Melaksanakan upaya pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di 34 propinsi, dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani sesuai Permentan 79/2012 serta melakukan updated data P3A. 5. Melakukan
upaya
konservasi
air
dan
pengelolaan
/pelestarian lingkungan usaha pertanian serta melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perobahan iklim global. 6. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga
(K/L)
terkait
dalam
rangka
memecahkan
permasalahan dalam pengelolaan air, serta mendorong optimalisasi dana pembangunan serta fokus dalam pembangunan infrastruktur irigasi untuk pencapaian ketahanan pangan nasional. 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang teknis dan managemen pengelolaan air. Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
10
2.2.2. Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2015‐2019 adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik yang bersumber dari air tanah maupun air permukaan sebanyak 6.500 unit. 2. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi seluas 3.528.002 ha. 3. Terwujudnya kegiatan pengembangan irigasi rawa seluas seluas 290.000 ha. 4. Terwujudnya
upaya
konservasi
air
dalam
rangka
pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk
tanaman
pangan,
hortikultura,
perkebunan,
peternakan sebanyak 4.375 unit serta Pelaksanaan penyebaran informasi perobahan iklim dan pelaksanaan training adaptasi perobahan iklim di 34 propinsi. 5. Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) untuk mendorong pola pengelolaan irigasi partisipatif di 34 propinsi, serta ter updated nya data P3A sebagai bagian dari proses pembinaan usaha ekonomi dan pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani. 6. Pengembangan basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air melalui inventarisasi, validasi, dan konsolidasi
data
dan
informasi
pengelolaan
dan
pemanfaatan air di 34 propinsi serta peningkatan sarana dan prasarana pengolahan data dan informasi.
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
11
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1. Arah Kebijakan Arah kebijakan Direktorat Irigasi Pertanian, merupakan penjabaran dari kebijakan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka mendukung pembangunan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kebijakan pembangunan prasarana sarana dari aspek ketersediaan air dan pengelolaan air untuk pertanian, melalui upaya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah: a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendaya gunakan baik air permukaan (sungai, danau, mata air, air bekas galian tambang dll) maupun air tanah pada lapisan akifer yang termasuk kedalam daerah cekungan air tanah dan dinaikan kepermukaan sebagai sumber air irigas. b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. c) Meningkatkan jumlah ketersediaan air alternatif skala kecil melalui kerjasama dengan masyarakat maupun aparat TNI diperdesaan Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran optimasi pemanfataan air irigasi, adalah: a) Peningkatan fungsi prasana dan sarana irigasi sampai pada tingkat efisiensi, optimal dan dapat dikelola oleh petani secara partisipatif, baik di lahan sawah maupun rawa. b) Melibatkan partisipasi masyarakat, dalam pengelolaan irigasi tersier serta rehabilitasi dan perluasan irigasi tersier. Kebijakan terkait dengan ketersedian air pada kondisi terjadinya fenomena perobahan iklim, adalah: Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
12
a) Memprioritaskan
pembangunan
sarana
ketersediaan
dan
pengelolaan air melalui teknologi panen air (embung, dam parit dan long storage) b) Pengembangan teknologi pengelolaan air yang adaptif terhadap perobahan iklim (seperti irigasi tetes, berselang, sprinkle dll) c) Upaya adaptasi petani terhadap kondisi kekeringan dan kebanjiran pada kawasan pertanian akibat dampak perobahan iklim melalui partisipasi masyarakat/petani dalam melakukan konservasi air dan menerapkan usaha tani hemat air. Kebijakan yang terkait dengan peningkatan fungsi kelembagaan petani pemakai air (P3A) pada area tersier/ tingkat usaha tani adalah: a) Meningkatkan kemampuan petani anggota dalam mengelola organisasi dan terkait dengan kegiatan pengelolaan jaringan irigasi secara partisipatif. b) Membangun sistem informasi/ data based P3A melalui Inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi pemanfaatan
dan
pengelolaan
air
untuk
kepentingan
pembangunan/rehabilitasi jaringan untuk mendukung sistem ketahanan pangan nasional. c) Mendorong tumbuhnya kelembagaan petani pemakai air yang berfungsi sebagai operator dalam pemeliharaan jaringan irigasi partisipatif sesuai Permentan No 79 tahun 2012. Kebijakan pengelolaan air irigasi sangat terkait dengan pola koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan dengan pemangku kepentingan lainnya juga perlu dilakukan baik internal Kementerian Pertanian maupun eksternal seperti Kementerian PU, Kemendagri, Kemenhut dan atau pemerintah daerah. Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
13
3.2. Strategi Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi dan misi Direktorat Pengelolaan Air Irigasi adalah sebagai berikut : 1) Good Governance Melaksanakan manajemen pengelolaan air irigasi yang efektif, efisien, bersih, transparan, bebas KKN dengan penyelenggaraan disiplin anggaran dan penciptaan kebijakan yang mendorong peran serta stake holder terkait baik di pusat maupun daerah sesuai dengan peta kewenangannya. 2) Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan Melaksanakan pengembangan sumberdaya air irigasi melalui penyempurnaan tata aturan pengelolaan air, pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, konservasi air, serta pemanfaatan air yang efektif dan efisien dengan mengembangkan dan merehabilitasi jaringan irigasi tersier, jaringan irigasi desa, jaringan irigasi rawa dalam kerangka program Tata Air Mikro (TAM) dan irigasi bertekanan melalui partisipasi masyarakat. 3) Mendorong Pola Partisipatif Melaksanakan pemberdayaan atau penguatan kemampuan masyarakat petani dalam pengelolaan air dengan meningkatkan kemampuan menerapkan usaha tani hemat air secara partisipatif. Kemandirian dan sifap pro‐aktif melalui kegiatan‐kegiatan pengelolaan
air
akan
diwujudkan
dalam
suatu
wadah
organisasi/kelompok petani/P3A yang kuat dan mandiri. Oleh karena itu, fasilitasi dan bimbingan pemerintah harus terus diupayakan untuk mendorong kreatifitas dan memberdayakan Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
14
usaha‐usaha petani dan kelembagaannya, antara lain melalui pola Bantuan Sosial (Bansos) yang diperbaharui dengan pola Bantuan Pemerintah (Banpem) sesuai PMK no. 168 tahun 2015. 4) Menggalang Sinergi dan Meningkatkan Mutu Koordinasi Melaksanakan penggalangan sinergi semua instansi terkait dalam memberdayakan potensi sumber daya pertanian yang ada untuk pengelolaan air. 3.3.
Program Direktorat Irigasi Pertanian. Program Direktorat Irigasi Pertanian adalah : Pengembangan Sarana dan Prasarana/Infrastruktur Pengelolaan Air Irigasi , dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1. Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau dibangun. 2. Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. 3. Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya yang dibangun dalam rangka pemanfaatan sumber‐sumber air. 4. Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi (Ha) 5. Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) (paket)
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
15
BAB V. PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2015 merupakan kelanjutan dari Rencana Strategis 2011‐2014 yang telah dilaksanakan pada periode lalu. Sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian sebagai penanggung jawab pelaksana pembangunan pertanian, dan Kebijakan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai penanggung jawab pelaksana pembangunan di bidang prasarana dan sarana pertanian, maka Visi, Misi dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Irigasi tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, masih sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi ke depan. Oleh karena itu, dokumen ini adalah untuk mempertegas posisi dan peranan Direktorat Irigasi Pertanian dalam melaksanakan program pengembangan irigasi dengan menyatukan seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan pengembangan pengelolaan air irigasi baik Pemerintah, institusi kemasyarakatan untuk mencapai suatu arah yaitu terlaksananya perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program yang sesuai dengan paradigma pembangunan serta kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai pengguna layanan (beneficiaries/customer) pembangunan pertanian pada umumnya dan pengembangan pengelolaan air pada khususnya. Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019 yang disusun dengan memperhatikan Renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 – 2019, diharapkan dapat menjadi dokumen yang mampu memberikan arah strategis, target, sasaran yang tepat dan fleksibel dengan perkembangan dalam bidang pengelolaan air dan kondisi spesifik lokasi.
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
16
Upaya peningkatan kinerja pengelolaan air irigasi yang lebih efisien, efektif, dan berkelanjutan akan tercapai apabila koordinasi, sinkronisasi, kerjasama dan dukungan yang baik dari para pemangku kepentingan dapat diwujudkan, baik internal Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian maupun Institusi lain lingkup Kementerian Pertanian. Direktorat Irigasi Pertanian melalui program kegiatannya akan mendukung sub sektor yang ada seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan di mana peningkatan produksi/produktivitas dan kesejahteraan petani menjadi sasaran utamanya.
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
17
LAMPIRAN
Review Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
18
TARGET/PROGRAM KEGIATAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2015 - 2019
Kegiatan
2015 Volume Luas (unit) (ha)
Sub‐Sektor
Pengembangan Tan. Pangan Sumber Air Hortikultura Perkebunan Peternakan
2016 Volume Luas (unit) (ha)
2,000
2,000
2017 Volume Luas (unit) (ha) 400 250 300 300
40,000 40,000
1,250
2018 Volume Luas (unit) (ha)
500 8,000 300 5,000 350 6,000 350 6,000 25,000 1,500
10,000 6,000 7,000 7,000 30,000
2019 Volume Luas (unit) (ha) 550 400 400 400 1,750
Total Volume Luas (ha) (unit) 3,450 950 1,050 1,050
11,000 8,000 8,000 8,000 35,000
6,500
69,000 19,000 21,000 21,000 130,000
Kegiatan
2015 Volume Luas (ha) (unit)
Sub‐Sektor
Pengembangan Tan. Pangan dan Optimasi Hortikultura Jaringan Irigasi Perkebunan Peternakan
2016 Volume Luas (unit) (ha)
2,458,470
2017 Volume Luas (unit) (ha)
469,532
2,458,470
469,532
2018 Volume Luas (unit) (ha)
300,000 300,000
2019 Volume Luas (unit) (ha)
Total Volume Luas (ha) (unit)
200,000
100,000
3,528,002
200,000
100,000
3,528,002
Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
19
Kegiatan
2015 Volume Luas (Unit) (ha)
Sub‐Sektor
Pengembangan Tan. Pangan Irigasi Rawa Hortikultura Perkebunan Peternakan
2016 Volume Luas (Unit) (ha)
2017 Volume Luas (Unit) (ha)
100,000
80,000
2018 Volume Luas (Unit) (ha)
2019 Volume Luas (Unit) (ha)
60,000
50,000
290,000
60,000
50,000
290,000
100,000
80,000
Total Volume Luas (Unit) (ha)
Kegiatan
Sub‐Sektor
Pengembangan Tan. Pangan Konservasi Hortikultura Air/Antisipasi Perkebunan Anomali Iklim Peternakan
2015 Volume Luas (ha) (unit) 375*)
8,125
375
8,125
2019 2016 2017 2018 Volume Luas (ha) Volume Luas (ha) Volume Luas (ha) Volume Luas (ha) (unit) (unit) (unit) (unit) 2,500
62,500
0
0
0
2,500
62,500
35 305 160 500
875 7,625 4,000 12,500
100 200 200 500
0 2,500 5,000 5,000 12,500
0 100 200 200 500
0 2,500 5,000 5,000 12,500
Total Volume Luas (ha) (unit) 2,875 235 705 560 4,375
*) Melalui bansos pusat
Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2015‐2019
20
71,875 5,875 17,625 14,000 109,375