REVISI
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2016
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA NOMOR : 2311/Kpts/HK.320/D/12/2016 TENTANG REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyusun revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 diperlukan Focus Group Discussion (FGD); b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, perlu disusun dokumen revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 sebagai bagian dari Renstra Kementerian Pertanian; c. bahwa untuk memberikan penjabaran secara lebih terarah tentang kegiatan dan tanggung jawab pengelolaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota 2017, maka perlu dibuat revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015-2019; Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010, tentang Hortikultura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 132); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 95); 7. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 339); 8. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 perubahan ke 4 atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5655; 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 8); 10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 85); 11. Peraturan Presiden Nomor 75/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian; 12. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Periode Tahun 2014-2019; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.02/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5119/Kpts/KU.410/ 12/2013 tentang Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ HK. 140/4/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014-2019; 16. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/ Permentan/OT.010/8/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 17. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 62/Permentan/RC. 130/12/2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016; 18. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 151/ Kpts/KP.230/3/2016 tentang Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Dalam Jabatan Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) di Lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura; 19. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 659/ Kpts/KP.230/10/2016 tentang Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Pejabat Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) Dilingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura; MEMUTUSKAN: Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Induk Tahun Anggaran 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura Nomor: SP DIPA-018.04-0/2017, tanggal 7 Desember 2016. Menetapkan
:
KESATU
: Revisi Rencana Strategis Direktrorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 - 2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
KEDUA
: Revisi Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dimaksudkan sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan hortikultura di Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota tahun 2015-2019.
KETIGA
: Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura tahun 2015-2019 dilaksanakan secara terkoordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
KEEMPAT
: Biaya pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan hortikultura tahun 2015 - 2019 ini bersumber dari dana APBN sesuai dengan anggaran yang tersedia.
KELIMA
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 7 Desemeber 2016 DIREKTUR JENDERAL HORTIKULTURA,
Dr. Ir. Spudnik Sujono, K, MM 19580206 198506 1 001 Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Pertanian; 2. Menteri Keuangan; 3. Gubernur di Seluruh Indonesia; 4. Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia; 5. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 6. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan; 7. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan; 8. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan; 9. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 10. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi Hortikiiltura di seluruh Indonesia
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
KATA PENGANTAR Revisi Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019 ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kinerja, evaluasi dan pelaporan atas kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura dalam 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dimana Ruang lingkupnya mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi, kebijakan, program dan kegiatan. Pada dokumen ini telah disesuaikan dengan perubahan struktur organisasi yang merujuk pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 43/ Permentan/ OT.010/8/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Selain itu juga menyesuaikan dengan Revisi Renstra Kementan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 09/Permentan/Rc.020/3/2016 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Posisi strategis dari Pengembangan Hortikultura ini terutama karena berperan dalam Pengendalian inflasi pada komoditas yang sensitife terhadap ekonomi makro melalui peningkatan ketersediaan produksi dan pasokan dalam negeri. Untuk pengendalian inflasi perlu dilakukan berbagai upaya terhadap komoditas cabe dan bawang, diantaranya membangun kawasan baru di luar pulau Jawa, melakukan gerakan tanam cabai, dan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, serta kebijakan anggaran yang memberikan porsi anggaran pembangunan yang lebih besar untuk komoditas tersebut. Selain itu juga mendukung Kebijakan substitusi impor dengan kebijakan menggalakkan produksi dalam negeri terhadap barang-barang/produk yang banyak diimpor Jakarta,
2016
Direktur Jenderal Hortikultura
Dr. Ir. Spudnik Sujono, K, MM
Direktorat Jenderal Hortikultura
i
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................. iii DAFTAR TABEL......................................................................................................... v 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Landasan Hukum Pembangunan Hortikultura ........................ 2 1.3 Kondisi Umum Hortikultura............................................................. 4 1.4 Tujuan....................................................................................................... 7 1.5 Ruang Lingkup...................................................................................... 7 2. KERAGAAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA.................................... 9 2.1 Sumbangan Hortikultura dalam Indikator Makro.................... 9 2.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)........................................... 9 2.1.2 Tenaga Kerja............................................................................ 10 2.1.3 Neraca Perdagangan ........................................................... 12 2.1.4 Nilai Tukar Petani................................................................... 15 2.1.5 Ketersediaan dan Konsumsi ............................................. 16 2.2 Sumbangan hortikultura Dalam Indikator Mikro..................... 19 2.2.1 Produksi dan Luas Panen Komoditas Hortikultura... 19 2.2.2 Pengembangan Kawasan Hortikultura......................... 29 2.2.3. Pengembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan .. Usaha Hortikultura................................................................ 31 2.2.4. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen.................................. 32 2.2.5 Ketersediaan dan Produksi Benih ................................... 33 2.2.6. Kelembagaan Perbenihan Hortikultura ...................... 35 2.2.7 Perkembangan Ekspor & Impor benih Hortikultura..... 36 2.2.8. Perkembangan Pelepasan/Pendaftaran Varietas Hortikultura............................................................................. 38 2.2.9 Pengendalian OPT Hortikultura....................................... 38 2.2.10 Pemantauan Residu Pestisida........................................... 39 2.2.11 Penanganan Dampak Perubahan Iklim........................ 40
Direktorat Jenderal Hortikultura
iii
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.2.12. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Hortikultura................................................. 41 2.2.13. Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura............ 42 2.2.14. Pelaksanaan SLPHT Hortikultura..................................... 43 3. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2015-2019......................................................................................... 45 3.1. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Terhadap Renstra Kementan Tahun 2015-2019............................................................ 45 3.2 Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 .................................................................... 47 4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN............................................................ 49 4.1 Strategi .................................................................................................... 49 4.2 Arah kebijakan...................................................................................... 52 5. SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA..................................... 55 5.1 Sasaran Umum...................................................................................... 55 5.2. Sasaran Strategis Utama.................................................................... 55 5.2.1. Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah............ 55 5.2.2. Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing......................................................................... 57 6. PROGRAM, SASARAN PROGRAM, INDIKATOR SASARAN DAN INDIKATOR OUTPUT.................................................................................... 63 6.1. Program, Sasaran Program dan Indikator Sasaran................... 63 6.2. Indikator Output.................................................................................. 64 7. Target dan Langkah Operasional............................................................ 67 7.1 Target........................................................................................................ 67 7.2 Stabilisasi cabai dan bawang merah dan indikator Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing......................................................................................................... 68 7.3 Langkah Operasional.......................................................................... 70
iv
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
7.2.1 7.2.2. 7.2.3 7.2.4.
Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura.............. 70 Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat. 71 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura. 72 Langkah Operasional Pengembangan Sistem dan Industri Perbenihan Hortikultura.................................... 73 7.2.5. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Hortikultura............................................................................. 73 7.2.6. Peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura........................ 74 8. PENUTUP.......................................................................................................... 75
Direktorat Jenderal Hortikultura
v
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
DAFTAR TABEL Tabel 1. Perubahan struktur I pada ditjen Hortikultura Menurut Permentan no. 43............................................................................... 2 Tabel 2. Nilai PDB Hortikultura Berdasar Lapangan Usaha 2010-2014............................................................................................. 10 Tabel 3. Volume Ekspor Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014.......................................................................................... 12 Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014.... 15 Tabel 5. Nilai Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014..... 15 Tabel 6. Nilai Neraca Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014... 15 Tabel 5. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Sayuran Tahun 2010-2014 ............................................................................. 20 Tabel 6. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Buah Tahun 2010-2014............................................................................... 21 Tabel 7. Perkembangan Produksi Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014............................................................................................. 22 Tabel 8. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014............................................................................................. 23 Tabel 9. Perkembangan Luas Panen Komoditas Buah Tahun 2010-2014 ............................................................................................ 24 Tabel 10. Perkembangan Luas Panen Komoditas Sayuran Tahun 2010-2014 ............................................................................................ 25 Tabel 11. Perkembangan Luas Panen Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014............................................................................................. 26 Tabel 12. Perkembangan Luas Panen Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014............................................................................... 28 Tabel 13. Perkembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha Hortikultura Tahun 2010 – 2014................................................... 32 Tabel 14. Realisasi Fasilitasi Pascapanen Hortikultura Tahun 2010 – 2014.......................................................................................... 33 Tabel 15. Volume Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014............................................................................ 37 Tabel 16. Nilai Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014................................................................ 37
vi
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 17. Jumlah Komoditas dan Varietas Hortikultura Yang Telah Didaftar Oleh Menteri Pertanian Tahun 2010 – 2014........... 38 Tabel 18. Perbandingan Luas Serangan OPT dengan Luas Panen Tahun 2010 - 2014............................................................................. 39 Tabel 19. Capaian Dukungan Perlindungan Hortikultura 2011-2014..... Tabel 20. Proyeksi Penyediaan Bawang Merah.......................................... 56 Tabel 21. Proyeksi Penyediaan Aneka Cabai............................................... 57 Tabel 22. Sasaran Produksi Buah 2015 -2019 ............................................ 58 Tabel 23. Sasaran Produksi Sayuran 2015 -2019 ...................................... 59 Tabel 24. Sasaran Produksi Tanaman Obat 2015-2019........................... 61 Tabel 25. Sasaran Produksi Tanaman Florikultura 2015 -2019............. 62 Tabel 26. Sistematika Program ...................................................................... 63 Tabel 27. Indikator Outcome dan Output.................................................... 64 Tabel 28. Target Renstra Ditjen Hortikultura.............................................. 67 Tabel 29. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Cabe dan Bawang.................................................................................................. 68 Tabel 30. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Jeruk, Buah ......... Lainnya dan Florikultura.................................................................. 68
Direktorat Jenderal Hortikultura
vii
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2015........................................................................... 11 Gambar 2. NTP Pertanian dan Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014 ....................................................................................... 16 Gambar 3. Ketersediaan Per Kapita Komoditas Hortikultura (Kg/Kapita) ...................................................................................... 17 Gambar 4. Konsumsi Hortikultura (Kg/tahun/kapita) .......................... 18 Gambar 6. Area Pengembangan Kawasan Hortikultura Tahun 2010 - 2014...................................................................................... 30 Gambar 9. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Renstra Kementan 2015-2019 (Permentan Nomor 09/Permentan/RC.020/ 3/2016) dengan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura..................................................................................... 46 Gambar 10. Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 .............................................................. 47
viii
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan kelompok komoditas pertanian yang sangat beragam. Kementerian Pertanian telah menetapkan sebanyak 323 jenis produk hortikultura terdiri dari 60 jenis buah-buahan, 80 jenis sayuran, 66 jenis biofarmaka (tanaman obat) dan 117 jenis tanaman hias (florikultura), namun diperkirakan jenis produk hortikultura ini tentu saja akan bertambah banyak di masa mendatang. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 90 jenis produk hortikultura yang terdata. Pada periode 20015 – 2019, komoditas strategis hortikultura yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan nasional adalah aneka cabai, bawang merah, kentang, jeruk, mangga, manggis, salak, dan nenas. Komoditas hortikultura telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar. Kondisi ini dipengaruhi oleh semakin tingginya kesadaran konsumen akan arti penting komoditas hortikultura yang tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga mempunyai kontribusi kepada aspek kesehatan, estetika dan lingkungan. Sebuah perencanaan strategik (Renstra) yang baik adalah sebuah perencanaan yang tingkat implementasinya mencapai keseluruhan dari yang telah direncanakan. Sebuah perencanaan strategik juga tidak luput dari kesenjangan antara perencanaan dengan tingkat implementasinya. Hal-hal makro yang mempengaruhi pencapaiannya adalah perubahan pada lingkungan internal dan eksternal. Perubahan struktur organisasi dan kebijakan makro serta situasi makro ekonomi merupakan salah satu halhal yang perlu dipertimbangkan dalam Renstra. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2015, tentang Kementerian Pertanian berkonsekuensi perubahan struktur organisasi di lingkup kementerian pertanian, termasuk juga pada Ditjen Hortikultura pada tahun 2016 – 2019. Renstra Ditjen Hortikultura tahun 2015 – 2019 belum memuat perubahan struktur organisasi tersebut sesuai dengan
Direktorat Jenderal Hortikultura
1
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Perpres di atas. Selain hal tersebut, Renstra Kementerian Pertanian 2015 – 2019 yang menjadi sumber acuan Renstra Ditjen Hortikultura, telah direvisi. EDISI REVISI telah diterbitkan pada bulan April 2016 Nomor: 09/Permentan/ RC.020/3/2016 dan telah memuat perubahan organisasi tersebut. Tabel 1 : Perubahan struktur I pada ditjen Hortikultura Menurut Permentan no. 43 Sebelum Perubahan
Perubahan Menurut Permentan No. 43
1. Sekretariat Direktorat Jendral
1. Sekretariat Direktorat Jendral
2. Direktorat Budidaya dan Pascapanen
2. Direktorat Perbenihan
3. Direktorat Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat 4. Direktorat Budidaya Florikultura 5. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura
3. Direktorat Buah dan Florikultura 4. Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat 5. Direktorat Perlindungan Hortikultura 6. Direktorat Pengolahan Pemasaran Hasil Hortikultura
6. Direktorat Perbenihan
1.2 Landasan Hukum Pembangunan Hortikultura Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015- 2019 disusun sebagai perwujudan amanah Undang- Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20052025 dan Peraturan Presiden RI Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019. Dalam RPJPN yang saat ini memasuki tahap ke-3 (2015-2019) difokuskan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia yang berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sedangkan RPJMN 2015-2019 sebagai tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025, memproritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumberdaya maritim dan kelautan.
2
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Pada RPJMN 2015-2019, NAWA CITA menjadi agenda prioritas Kabinet Kerja dengan mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Peningkatan kedaulatan merupakan salah satu bagian dari Agenda 7 Nawa cita yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Selain Kedaulatan Pangan yang ada dalam Nawa cita, juga terdapat Peningkatan Agroindustri sebagai bagian dari agenda 6 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Kedaulatan pangan dan Agroindustri menjadi bagian dalam upaya mewujudkan perekonomian yang lebih mandiri, yang digambarkan dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan meningkat hingga 8,0 persen, tumbuhnya investasi 12,1 persen, serta ekspor yang diperkirakan tumbuh 12,2 persen di tahun 2019. Melalui upaya ketahanan pangan dan agroindustri, diharapkan sektor pertanian tumbuh 4,5 persen pertahun. Dari kedua sub agenda kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri, maka Kementerian Pertanian hadir dengan visi : “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Tercapainya visi tersebut dapat dilihat dari sejauh mana sasaran strategis yang ditetapkan lima tahun ke depan, yang meliputi 1) meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging dan gula; 2) terjaminnya distribusi pangan; 3) meningkatnya akses dan pemanfaatan pangan dan gizi; 4) meningkatnya konsumsi pangan lokal; 5) stabilnya produksi cabai dan bawang merah; 6) berkembangnya produk berEK tambah dan berdaya saing; 7) tersedianya bahan baku bioindustri dan bioenergi; 8) meningkatnya kualitas sumberdaya insani petani; 9) meningkatnya pendapatan keluarga petani; 10) meningkatnya kualitas aparatur dan layanan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
3
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Sejumlah Undang-undang, Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang ada saat ini secara de yure menjadi modal penting bagi pengembangan hortikultura di Indonesia. Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pengembangan hortikultura tersebut diantaranya Undang- Undang Budidaya Pertanian No. 12 dan Undangundang Hortikultura No. 13 Tahun 2010. Salah satu substansi yang diatur dalam Undang –undang No. 13 tahun 2010 adalah tentang Pewilayahan Hortikultura: pasal 40 – 43; Kawasan Hortikultura: pasal 44 – 47; Unit Usaha Budidaya Hortikultura : pasal 48 – 49 dan Usaha Hortikultura : pasal 50 – 56 Dokumen teknokratis yang telah dibuat untuk memberi arah/panduan dalam sistem perencananaan pembangunan hortikultura di Indonesia adalah sebagai berikut : (1) Cetak biru (Blueprint) Pembangunan Hortikultura 2011 – 2025. Dokumen ini memberi tahapan strategis pencapain pembangunan hortikultura. (2) Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013 – 2045. Dimana dokumen ini juga memberi amanah terhadap arah pembangunan pertanian termasuk pembangunan sub sektor hortikultura Indonesia. Keberadaan dokumen-dokumen ini memberi warna sekaligus muatan dalam penyusunan rencana strategi pengembangan hortikultura 2015 – 2019. (3) Permentan Nomor: 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019 1.3 Kondisi Umum Hortikultura Komoditas hortikultura telah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani sub sektor hortikultura secara nasional juga memberikan kontribusi positif terhadap indikator ekonomi makro. PDB sub sektor hortikultura pada tahun 2012 mencapai 117,8 miliar rupiah dan diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi 124 Trilyun rupiah pada tahun 2014. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) sektor hortikultura pada tahun
4
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2012 mencapai 109,03 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 111,33 di tahun 2014. Sementara di sektor Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang bekerja di subsektor hortikultura pada tahun 2011 adalah sebesar 3,11 juta orang. Jumlah penduduk Indonesia dewasa ini sebanyak 250 juta jiwa (kondisi tahun 2014) dengan pertumbuhan sekitar 1,5% per tahun. Data tersebut menekankan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dan merupakan 35 % dari jumlah penduduk ASEAN (600 juta jiwa). Hal ini menggambarkan potensi pasar sekaligus tantangan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan hortikultura. Tantangan lain adalah mengendalikan impor dan mengoptimalkan kemampuan produksi dalam negeri, terutama komoditas hortikultura yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Selanjutnya, dampak dari kesepakatan dari hubungan internasional mengharuskan kesiapan kemampuan produksi dalam negeri dan meningkatkan daya saing terhadap produk dari negara lain. Sebagai contoh adalah pelaksanaan AEC (ASEAN Economic Community) tahun 2015 yang menyebabkan bebasnya arus masuk produk hortikultura dari negara ASEAN, namun juga memberikan peluang agar produk hortikultura nusantara dapat dipasarkan ke negara ASEAN lainnya. Di sisi lain tuntutan kesehatan dan perkembangan gaya hidup masyarakat menghendaki produk yang berkualitas baik, menyehatkan, dengan tampilan menarik dan diproduksi secara ramah lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaku usaha hortikultura dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing usahanya, dan memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kerjasama dan kemitraan usaha, serta pemerintah memberikan dukungan, fasilitasi dan pendampingan kepada pelaku usaha hortikultura. Adanya Undang-Undang nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura telah memberikan payung hukum pada penyelenggaran pembangunan hortikultura secara lebih komprehensif dan intensif. Dengan adanya peraturan legislasi ini diharapkan tujuan dari penyelenggaran pembangunan
Direktorat Jenderal Hortikultura
5
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
hortikultura dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan baik dari sasaran produksi, produktivitas, mutu maupun kesinambungannya. Sejauh ini sejumlah regulasi sebagai turunan dari undang-undang tersebut juga sudah ditindaklanjuti dan beberapa diantaranya sudah efektif berlaku. Setidaknya sampai pada penghujung RPJM I dan rencana strategis Direktorat Jenderal Hortikultura 2009 – 2014, implementasi undangundang nomor 13 ini telah mewarnai dalam pencapaian sasaran, output maupun outcome Direktorat Jenderal Hortikultura. Memasuki periode RPJMN 2015 – 2019, sejumlah komoditas hortikultura akan menjadi isu strategis komoditas pertanian yang mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pelaku usaha akibat kontribusinya terhadap perekonomian nasional antara lain : bawang merah, aneka cabai, jeruk, mangga, manggis, nenas, salak dan kentang. Beberapa permasalahan yang masih ditemui dalam pengembangan usaha agribisnis hortikultura di Indonesia, diantaranya rendahnya produksi, produktivitas dan mutu produk; lokasi usaha yang terpencar; skala usaha yang sempit dan belum efisien; serta kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi dan logistik, ekspor dan impor yang belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain. Secara umum beberapa kendala yang masih ditemui sebagai faktor penghambat pembangunan hortikultura diantaranya: (1) meningkatnya resiko kegagalan/kerusakan panen akibat perubahan lingkungan dan iklim global (2) terbatasnya sumberdaya dan daya dukung lahan dan infrastruktur usaha, (3) belum optimalnya kelembagaan perbenihan dan perlindungan tanaman, (4) terbatasnya akses petani terhadap permodalan, (5) lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (6) masih rendahnya nilai tukar petani dan nilai tambah hasil produk petani dan (7) lemahnya koordinasi dan keterpaduan pengelolaan pembangunan antara pusat - daerah maupun antar sektor terkait.
6
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
1.4 Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 – 2019 ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kinerja, evaluasi dan pelaporan atas kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura dalam 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, maka dokumen renstra ini menjadi acuan dalam pembangunan hortikultura. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup Rencana strategis (renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura 2015 - 2019 mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Direktorat Jenderal Hortikultura pada kurun waktu 2015 – 2019.
Direktorat Jenderal Hortikultura
7
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2. KERAGAAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013), subsektor hortikultura telah menjadi sumber pertumbuhan kekuatan ekonomi baru sebagai penggerak ekonomi di pedesaan dan perkotaan. Saat ini peran subsektor hortikultura cukup signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional yang ditunjukkan oleh beberapa indikator, antara lain : Sumbangan Sub sektor hortikultura dalam Perekonomian Nasional secara makro seperti PDB, tenaga kerja, neraca perdagangan, NTP, dan lain-lain maupun secara mikro seperti produksi, luas tanam/luas panen, kondisi dan ketersediaan benih, dan sebagainya. Keragaan sumbangsih sub sektor hortikultura terhadap pembangunan ekonomi nasional tersebut dapat disajikan sebagai berikut: 2.1 Sumbangan Hortikultura dalam Indikator Makro 2.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro untuk mengetahui peranan dan kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional. Sejauh ini kontribusi hortikultura pada PDB mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012 PDB hortikultura sebesar Rp 117.424,5 milyar menurun dari tahun sebelumnya yaitu 120.079,3 pada tahun 2011. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi Rp 118.207,7 milyar dan terus meningkat hingga tahun 2014 sebesar Rp 124.300,9 milyar yang dapat dilihat pada tabel 2.
Direktorat Jenderal Hortikultura
9
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 2. Nilai PDB Hortikultura Berdasar Lapangan Usaha 2010-2014 KATEGORI
A
LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuan 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3 Perikanan
2010
2011
Tahun 2012
2013
2014*
956.119,7 754.434,4 253.326,6 110.395,3 268.207,3 108.399,9 14.105,3 58.125,9 143.559,4
993.857,3 780.581,1 250.787,4 120.079,3 281.465,0 113.603,3 14.646,1 58.731,0 154.545,2
1.039.440,7 816.304,4 263.076,2 117.424,5 301.019,5 119.249,8 15.534,4 58.872,0 164.264,3
1.083.141,8 847.763,7 268.268,2 118.207,7 319.532,6 125.302,3 16.452,9 59.228,8 176.149,3
1.129.052,7 880.389,5 268.426,9 124.300,9 338.502,2 132.221,1 16.938,4 59.573,5 189.089,7
Pertumbuhan 2010-2014 4,81% 4,87% 4,73% 3,60% 6,34% 4,89% 7,29% -1,19% 6,77%
Keterangan : Sumber BPS, olah Pusdatin * Angka Sementara
Ditinjau dari rata-rata laju pertumbuhan PDB, Tanaman Hortikultura memiliki laju pertumbuhan sebesar 2,975% pada tahun 2010 hingga tahun 2014.
Peningkatan PDB ini tercapai karena terjadinya peningkatan produksi di berbagai sentra dan kawasan, peningkatan luas areal produksi dan areal panen. Hal ini disebabkan peran pemerintah dalam pengembangan kawasan hortikultura dalam 15 tahun terakhir. Di samping itu, nilai ekonomi dan nilai tambah produk hortikultura yang cukup tinggi, sehingga berpengaruh positif pada meningkatnya PDB.
2.1.2 Tenaga Kerja
10
Pengembangan hortikultura di Indonesia mampu berperan dalam menyerap tenaga kerja sehingga membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dalam pengembangan kawasan hortikultura mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, mulai dari penyiapan benih, tenaga pembukaan lahan, penanaman hingga kegiatan pemeliharaan tanaman, pengolahan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran.
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Data jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor hortikultura tahun 2010 adalah sebesar 3.058.091 orang dan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 3.168.676 orang. Selama kurun waktu tersebut, terlihat adanya fluktuasi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor hortikultura sebagaimana pada Gambar 1.
Gambar 1. Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014
TENAGA KERJA DI SUB SEKTOR HORTIKULTURA 3.180.000 3.160.000 3.140.000 3.120.000 3.100.000 3.080.000 3.060.000 3.040.000 3.020.000 3.000.000
3.168.676
3.158.667 3.118.474
3.112.648 3.078.881
3.058.091
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Keterangan : Sumber Direktorat Jenderal Hortikultura *) Angka sementara
Gambar diatas memperlihatkan bahwa dalam periode 2010 – 2014, tenaga kerja di sub sektor hortikultura mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 Terjadi penurunan sebagai konsekuensi makin beragamnya pilihan profesi pekerjaan atau juga dipicu karena makin tidak sebandingnya usaha produksi hortikultura yang ada di pedesaan dengan tenaga kerja yang tersedia. Namun, pada tahun 2014 jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan dikarenakan semakin bertumbuhnya industri di bidang hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
11
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.1.3 Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu yang diukur menggunakan mata uang berlaku. Kinerja ekspor komoditi hortikultura masih lemah dan perlu terus diperbaiki. Hal tersebut disebabkan antara lain besarnya jumlah pasokan yang terbatas, kontinuitas terbatas, ketergantungan pada musim dan sistem produksi serta mutu produk yang belum memenuhi persyaratan, nilai tukar rupiah yang melemah, biaya kargo yang mahal dan belum dikuasainya pasar. Selain itu, ketatnya barier perdagangan antar negara tujuan ekspor sebagai akibat persaingan dagang antar negara juga menjadi kelemahan pada neraca perdagangan.
Tabel 3. Volume Ekspor Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 2011
2012
2013
2014
Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (%)
Buah
196,341
223,011
216,731
197,880
239,493
5.77%
Flori
4,308
4,888
9,263
4,100
3,693
9.33%
Sayuran
138,107
134,024
154,331
128,365
121,753
-2.45%
Tanaman Obat
13,468
6,123
12,732
33,866
76,193
86.09%
352,224
368,046
393,057
364,212
441,132
6.27%
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (%)
Buah
692,703
832,080
885,296
535,485
582,768
-1.04%
Flori
326
332
15,125
8,219
6,471
1097.66%
855,394
1,178,198
1,135,771
992,181
1,063,588
7.17%
2,495
23,492
28,700
7,220
3,516
184.40%
1,550,917
2,034,102
2,064,892
1,543,105
1,656,344
3.68%
Total
Komoditas
Sayuran Tanaman Obat Total
12
Ekspor (ton) 2010
Komoditas
Impor (ton)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Komoditas Buah Flori Sayuran Tanaman Obat Total
Selisih Ekspor - Impor (ton) 2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (%)
-496,362
-609,069
-668,565
-337,605
-343,275
-3.84%
3,982
4,556
-5,862
-4,119
-2,778
-69.14%
-717,287
-1,044,174
-981,440
-863,816
-941,835
9.15%
10,973
-17,369
-15,968
26,646
72,677
-90.12%
-1,198,693
-1,666,056
-1,671,835
-1,178,894
-1,215,212
3.23%
Keterangan : Sumber BPS dan Pusdatin diolah
Laju pertumbuhan volume ekspor hortikultura selama 5 tahun terakhir menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 6,27%/tahun. Pertumbuhan volume ekspor terbesar yaitu pada komoditas tanaman obat sebesar 86.09%/tahun. Pada laju pertumbuhan volume impor hortikutura selama 5 tahun terakhir juga menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 3,68%/tahun. Pertumbuhan volume impor yang menunjukkan kecenderungan menurun yaitu pada komoditas buah sebesar -1,04%/tahun. Sedangkan untuk pertumbuhan impor terbesar yaitu pada komoditas florikultura sebesar 1097,66%/tahun. Secara umum selama 5 tahun terakhir, rata-rata laju pertumbuhan neraca volume perdagangan produk hortikultura menunjukkan nilai positif sebesar 3,23%/tahun. Laju pertumbuhan yang menunjukkan nilai positif yaitu pada komoditas sayuran sebesar 9,15%/tahun. Sedangkan laju pertumbuhan yang menunjukkan penurunan terjadi pada komoditas buah, florikultura dan tanaman obat dengan nilai sebesar -3,84%/tahun, -69,14%/tahun dan -90.12%/tahun. Rincian volume neraca perdagangan dapat dilihat pada tabel 3. Secara umum, laju pertumbuhan agregat nilai ekspor hortikultura selama 5 tahun terakhir menunjukkan nilai positif yaitu sebesar 9,92%/tahun. Komoditas yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor yang siginifkan adalah tanaman obat dengan rata-rata sebesar 48,20%/tahun. Sedangkan komoditas yang lain mengalami penurunan dengan masing-masing
Direktorat Jenderal Hortikultura
13
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
komoditas florikultura -26,79%/tahun, Sayur 5,07%/tahun dan buah 9,85%/ tahun. Rincian nilai ekspor dapat dilihat pada tabel 4. Sedangkan laju pertumbuhan nilai impor hortikutura menunjukkan nilai positif sebesar -7,60%/tahun. Dari keempat komoditas utama hortikultura, hanya tanaman obat yang mengalami peningkatan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 133,52%/tahun. Komoditas sayuran, florikultura dan buah mengalami penurunan laju pertumbuhan rata-rata dengan nilai positif sebesar -91,59%/tahun, 9,10%/tahun, 7,08%tahun. Rincian nilai impor dapat dilihat pada tabel 5. Secara umum selama 5 tahun terakhir, neraca nilai perdagangan produk hortikultura menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan yang positif, artinya terjadi penurunan nilai neraca perdagangan, sebesar 17,70%/tahun. Namun jika ditinjau lebih dalam terjadi peningkatan necara perdagangan untuk komoditas tanaman obat dengan laju pertumbuhan sebesar 6943,4%/tahun, sedangkan untuk komoditas lain menunjukkan defisit neraca perdagangan dengan laju pertumbuhan sebesar –18,99%/tahun (florikultura), -26,23%/tahun (sayuran) dan 12,23%/tahun (buah). Rincian nilai neraca perdagangan dapat dilihat pada tabel 6.
14
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 4. Nilai Ekspor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 NO
KOMODITAS
1
Florikultura
2 3 4
Nilai (.000 US $) 2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010 - 2014
9,044
13,160
25,931
16,304
16,587
26,79%
Sayur
170,301
196,960
211,101
190,913
204,312
5,07%
Buah
173,108
241,583
227,317
192,993
233,197
9,85%
Tanaman Obat
18,868
13,998
25,925
34,173
68,888
48,20%
371,320,810
465,700,950
490,273
434,384
522,983
9,92%
Jumlah
Tabel 5. Nilai Impor Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 NO
KOMODITAS
1
Florikultura
2 3 4
Tanaman Obat
Nilai (.000 US $) 2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010 - 2014
1,757
2,726
12,532
7,948
7,000
91,59%
Sayur
587,419
786,950
757,351
810,023
803,760
9,10%
Buah
685,896
856,240
964,016
704,548
830,144
7,08%
17,348
21,510
7,305
3,761
Jumlah
2,394 1,277,465,702
1,663,263,170 1,755,409 1,529,823 1,644,666
133,52% 7,60%
Tabel 6. Nilai Neraca Komoditas Hortikultura Tahun 2010 – 2014 NO
KOMODITAS
1
Florikultura
2 3 4
Tanaman Obat
Nilai (.000 US $) 2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010 - 2014
7,287
10,435
13,399
8,356
9,587
-18,99%
Sayur
-417,118
-589,990
-546,250
-619,109
-599,449
-26,23%
Buah
-512,788
-614,657
-736,699
-511,554
-596,947
12,23%
16,473
-3,350
4,415
26,868
65,126
6943,4%
-906,145 -1,197,562,220 -1,265,135
-1,095,439
-1,121,683
17,70%
Jumlah
Keterangan : Sumber BPS dan Pusdatin diolah
2.1.4 Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani atau disingkat NTP adalah rasio atau perbandingan indeks yang diterima oleh petani dari usaha taninya dengan indeks yang dibayarkan petani dan dinyatakan dalam persen. Rincian NTP dan perkembangannya selama periode 2010 – 2014 dapat dilihat pada Gambar 2.
Direktorat Jenderal Hortikultura
15
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Gambar 2. NTP Pertanian dan Sub Sektor Hortikultura Tahun 2010-2014
Keterangan : Sumber BPS diolah Ditjen Hortikultura *) angka proyeksi
Dari Gambar diatas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 2010 – 2014 angka NTP sub sektor hortikultura lebih tinggi dari NTP sub sektor komoditas pertanian lainnya. Rata-rata peningkatan nilai NTP hortikultura pada periode 2010 – 2014 sebesar 0,99%/tahun. Dengan demikian, agar usaha hortikultura dapat terus didorong dan menjadi pilihan pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat yang menggantung hidup di sektor agraris. 2.1.5 Ketersediaan dan Konsumsi Ketersediaan komoditas hortikultura lebih ditekankan pada komoditas yang digunakan untuk konsumsi dan pangan. Komoditas yang diukur ketersediaannya terutama pada buah dan sayur. Ketersediaan buah-buahan perkapita selama lima tahun dari data yang tersedia, terjadi penurunan rata-rata sebesar 1,71%/tahun, sayuran sebesar 0,90%/tahun. Secara keseluruhan ketersediaan sayur dan buah
16
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
mengalami penurunan dari 117,33 kg/kapita pada tahun 2012 menjadi 121,20 kg/kapita pada tahun 2014. Secara lebih rinci ketersediaan per kapita sebagaimana dapat dilihat pada Gambar Gambar 3. Ketersediaan Per Kapita Komoditas Hortikultura (Kg/Kapita)
150 100 50 0
63,14 42,44
2010
119,32
116,76
105,58
73,29 43,47
2011
Ketersediaan Sayur
74,78 44,54
2012
121,20
115,54
75,49
70,57 44,97
2013
45,71
2014
Ketersediaan Buah
Total
Keterangan : Sumber NBM Sumber : Buku Saku Data Hortikultura, September 2013
Kebutuhan konsumsi perkapita dipengaruhi oleh jumlah konsumen, perubahan preferensi konsumsi, tingkat harga, dan tingkat pendapatan masyarakat. Konsumsi sayuran dan buah per kapita memiliki elastisitas lebih besar dibandingkan konsumsi bahan pangan karbohidrat sehingga tingkat konsumsi sangat berkaitan dengan permintaan. Konsumsi hortikultura tahun 2010 untuk buah-buahan sebesar 25,70 kg/ tahun/kapita, sedangkan untuk sayur-sayuran sebesar 30,72 kg/tahun/ kapita. Nilai konsumsi pada tahun 2014 untuk buah-buahan sebesar 27,08 kg/tahun/kapita, sedangkan untuk sayur-sayuran sebesar 54,43 kg/tahun/ kapita jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Direktorat Jenderal Hortikultura
17
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Gambar 4. Konsumsi Hortikultura (Kg/tahun/kapita)
77,39
80 40
81,51
75,21
56,42
100 60
77,63
25,70 30,72
54,43 54,17 52,44 51,16 27,08 25,19 24,05 23,22
20 0
2010
2011
2012
Konsumsi Sayur
2013 Ketersedian Buah
2014 Total
Keterangan: Sumber NBM Sumber: Buku Saku Data Hortikultura, September 2013
Tingkat konsumsi buah-buahan dan sayuran di Indonesia mulai tahun 2011 – 2014 telah sesuai dengan rekomendasi FAO/UNDP yaitu sebesar 75 kg/kapita/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian rakyat Indonesia terhadap konsumsi buah dan sayuran sudah meningkat sesuai dengan yang disarankan oleh FAO/UNDP dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan total konsumsi buah dan sayuran pada tahun 2010 sebesar 56,42 kg/kapita/tahun. Dengan besarnya kebutuhan konsumsi buah dan sayuran di Indonesia perlu diimbangi dengan ketersediaan produksi sehingga peluang bisnis komoditas tersebut sangatlah menjanjikan untuk dikembangkan.
18
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.2 Sumbangan hortikultura Dalam Indikator Mikro 2.2.1 Produksi dan Luas Panen Komoditas Hortikultura Upaya mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura yang dikembangkan oleh petani telah dilakukan melalui penyiapan bahan pedoman teknik budidaya yang baik dan benar oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, pembinaan dan penyuluhan oleh petugas dari Dinas Pertanian dan PPL Dinas Pertanian di daerah utamanya mengenai penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar sesuai GAP dan SOP serta penanganan pasca panen sesuai GHP. Transfer/alih teknologi ini oleh sebagian besar daerah pelaksana Tugas Pembantuan (TP) dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). Dampak yang diharapkan dengan diadakannya sekolah lapang ini adalah meningkatnya penguasaan teknologi, pengetahuan dan keterampilan petani. Hasil yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknologi budidaya dan manajemen usaha, sehingga berakibat pada peningkatan produksi dan pendapatan petani. Adapun perkembangan produksi komoditas hortikultura tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 5
Direktorat Jenderal Hortikultura
19
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 5. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Sayuran Tahun 20102014 Produksi (Ton) NO
KOMODITAS
1
Bawang Merah
2
2011
2012
2013
2014
1.048.934
893.124
964.195
1.010.773
1.233.984
5,00
Bawang Putih
12.295
14.749
17.630
15.766
16.893
9,02
3
Bawang Daun
541.374
526.774
596.805
579.973
584.624
2,14
4
Kentang
1.060.805
955.488
1.094.232
1.124.282
1.347.728
6,80
5
Kol/Kubis
1.385.044
1.363.741
1.450.037
1.480.625
1.435.833
0,97
6
Kembang Kol
101.205
113.491
135.824
151.288
136.508
8,36
7
Petsai/Sawi
583.770
580.969
594.911
635.728
602.468
0,89
8
Wortel
403.827
526.917
465.527
512.112
495.798
6,41
9
Lobak
32.381
27.279
39.048
32.372
31.862
2,18
10
Kacang Merah
116.397
92.508
93.409
103.376
100.316
-2,96
11
Kacang Panjang
489.449
458.307
455.562
450.859
450.709
-2,01
12
Cabe Besar
807.160
888.852
954.310
1.012.879
1.074.603
7,43
13
Cabe Rawit
521.704
594.227
702.214
713.502
800.473
11,47
14
Paprika
5.533
13.068
8.610
6.833
7.031
21,08
15
Jamur
61.376
45.854
40.886
44.565
37.405
-10,80
16
Tomat
891.616
954.046
893.463
992.780
915.987
1,01
17
Terung
482.305
519.481
518.787
545.646
556.980
3,71
18
Buncis
336.494
334.659
322.097
327.378
318.214
-1,36
19
Ketimun
547.141
521.535
511.485
491.636
477.976
-3,32
20
Labu Siam
369.846
428.197
428.061
387.617
357.552
-0,36
21
Kangkung
350.879
355.466
320.093
308.477
319.610
-2,17
22
Bayam
152.334
160.513
155.070
140.980
134.159
-2,99
23
Melinjo
214.355
217.524
224.333
220.837
197.647
-1,86
24
Petai
139.927
218.625
216.194
207.016
230.401
15,55
25
Jengkol
50.235
65.830
62.189
61.147
53.661
2,90
10.706.386
10.871.224
11.264.972
11.558.449
11.918.423
2,72
Total sayuran
20
2010
Pertumbuhan 2010-2015 (%)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 6. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Buah Tahun 2010-2014 Produksi (Ton) NO
KOMODITAS
1
Alpukat
2
Belimbing
3
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
224.278
275.953
294.200
289.893
294.882
7,48
69.089
80.853
91.788
79.634
96.907
9,75
Duku
228.816
171.113
258.453
233.118
292.373
10,36
4
Durian
492.139
883.969
888.127
759.055
896.125
20,90
5
Jambu Biji
204.551
211.836
208.151
181.632
211.501
1,38
6
Jambu Air
85.973
103.156
104.393
91.284
142.595
16,21
7
Jeruk siam
1.937.773
1.721.880
1.498.394
1.548.394
1.587.103
-4,57
8
Jeruk Besar
91.131
97.069
113.375
106.338
114.067
6,09
9
Mangga
1.287.287
2.131.139
2.376.333
2.192.928
2.236.786
17,84
10
Manggis
84.538
117.595
190.287
139.602
142.394
19,07
11
Nangka/Cempedak
578.327
654.808
663.930
586.356
655.528
3,68
12
Nenas
1.406.445
1.540.626
1.781.894
1.882.802
1.851.342
7,30
13
Pepaya
675.801
958.251
906.305
909.818
924.307
9,59
14
Pisang
5.755.073
6.132.695
6.189.043
6.279.279
6.392.306
2,68
15
Rambutan
522.852
811.909
757.336
582.456
822.560
16,67
16
Salak
749.876
1.082.125
1.035.406
1.030.401
1.038.451
10,07
17
Sawo
122.813
118.138
135.322
127.686
135.657
2,83
18
Markisa
132.011
140.895
134.527
141.190
135.426
0,77
19
Sirsak
60.754
59.844
51.802
52.081
52.016
-3,63
20
Sukun
89.231
102.089
111.766
106.934
83.012
-0,70
21
Apel
190.609
200.173
247.073
255.245
295.758
11,91
22
Anggur
11.700
11.938
10.161
9.473
12.113
2,06
23
Melon
85.161
103.840
125.447
125.207
134.561
12,51
24
Semangka
348.631
497.650
515.505
460.628
524.298
12,38
25
Blewah
30.668
62.928
57.917
26.493
38.322
21,91
26
Stroberi
24.846
41.035
169.796
90.352
114.636
89,76
15.490.373
18.313.507
18.916.731
18.288.279
19.225.026
5,83
Total Buah-Buahan
Direktorat Jenderal Hortikultura
21
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 7. Perkembangan Produksi Komoditas Florikultura Tahun 2010-2014 Produksi (Tangkai) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
Bunga Potong 1
Anggrek
14.050.445
15.490.256
20.727.891
20.277.672
15.906.749
5,08
2
Anthurium Bunga
7.655.542
4.724.730
6.731.211
4.044.012
8.309.359
17,43
3
Anyelir
7.607.588
5.130.332
5.299.671
3.164.326
8.251.029
22,80
4
Gerbera ( Herbras )
9.693.487
10.543.445
9.854.787
7.735.806
11.322.021
6,77
5
Gladiol
10.064.082
5.448.740
3.417.580
2.581.063
11.831.066
62,69
6
Heliconia
2.961.385
2.791.257
3.306.604
2.043.579
3.488.541
11,31
7
Krisan
185.232.970 305.867.882 397.651.571 387.208.754 218.910.706
12,26
8
Mawar
82.351.332
74.319.773
68.671.463 152.066.469
95.666.915
16,75
9
Sedap Malam
59.298.954
62.535.465 101.197.847 104.975.942
73.087.900
10,16
378.915.785 486.851.880 616.858.625 684.097.623 446.774.287
7,85
Total Bunga Potong Daun Potong 10
Dracaena
4.625.925
2.447.314
2.067.627
2.877.745
5.503.353
16,95
12
Cordylene
2.154.822
1.995.326
1.032.996
124.058
2.374.942
417,69
11
Monstera
90.394
107.911
92.322
392.290
99.783
63,82
6.871.141
4.550.551
3.192.945
3.394.093
7.978.078
19,44
2.454.373
4.553.674
5.025.370
1.972.808
2.907.665
20,63
Total Daun Potong Tanaman Pot - Rumpun 13
Sansevierria (Pedang-pedangan) ****) - Pohon
22
14
Aglaonema **)
1.759.953
1.553.429
1.209.218
1.247.189
2.071.791
8,84
15
Adenium (Kamboja Jepang) **)
3.362.736
1.452.423
1.475.235
1.389.355
3.793.346
27,99
16
Euphorbia **)
3.979.417
1.601.503
1.499.264
1.929.946
4.594.644
25,16
17
Phylodendron **)
5.259.980
14.906.151
13.948.818
18.280.140
6.135.820
35,40
18
Pakis **)
4.652.838
4.747.829
4.631.296
5.055.069
5.663.350
5,19
19
Dieffenbachia **)
20
Anthurium Daun **)
300.718
319.990
154.212
156.733
367.933
22,75
1.800.716
1.321.385
1.299.237
1.019.373
2.052.420
12,88
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Produksi (Tangkai) NO 21
KOMODITAS Caladium **) Total Tanaman Pot (Pohon)
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
540.084
312.270
366.797
265.602
649.227
23,03
21.656.442
26.214.980
24.584.077
29.343.407
25.328.531
5,13
21.600.442
22.541.485
22.862.322
30.258.648
26.544.647
6,46
Bunga Tabur 22
Melati***) Lansekap
23
Palem**)
1.098.197
1.261.445
1.592.339
1.552.882
1.345.629
6,32
24
Soka (Ixora) **)
1.066.126
1.936.024
1.135.735
1.164.582
1.228.607
12,07
Total Lansekap
2.164.323
3.197.469
2.728.074
2.717.464
2.574.236
6,85
Tabel 8. Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Obat Tahun 20102014 Produksi (Kg) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
Rimpang 1
Jahe
2
Lengkuas
58.961.844
57.701.484
58.186.488
69.730.091
71.839.332
5,39
3
Kencur
29.638.127
34.016.850
42.626.207
41.343.456
43.107.985
10,34
4
Kunyit
107.375.347
84.803.466
96.979.119 120.726.111 121.673.189
4,65
5
Lempuyang
8.520.161
8.717.497
7.296.025
11.407.985
10.644.736
8,92
6
Temulawak
26.671.149
24.105.870
44.085.151
35.664.756
36.232.725
13,94
7
Temuireng
7.140.926
7.920.573
6.112.765
9.583.670
9.888.298
12,01
8
Temukunci
4.358.236
3.951.932
4.307.318
8.829.437
8.853.629
26,23
9
Dringo
754.551
611.608
526.090
634.330
730.282
0,69
351.154.949 316.572.419 374.656.821 453.206.124 461.408.992
7,82
Total Rimpang
107.734.608
94.743.139 114.537.658 155.286.288 158.438.815
11,61
10
Kapulaga
28.550.282
47.231.297
42.973.264
54.171.417
55.108.972
21,05
11
Mengkudu/Pace
14.613.481
14.411.737
8.967.750
8.432.119
7.939.874
-12,74
12
Mahkota Dewa
15.072.118
12.072.154
11.236.881
11.795.760
11.235.633
-6,65
13
Kejibeling
1.139.223
949.017
834.472
963.585
1.076.321
-0,40
14
Sambiloto
3.845.063
3.286.262
964.888
2.257.368
3.130.218
21,86
Direktorat Jenderal Hortikultura
23
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Produksi (Kg) NO 15
KOMODITAS Lidah Buaya Total Non Rimpang JUMLAH
2010
2011
2012
4.308.519
3.958.741
9.812.622
10.599.502
11.283.986
38,56
67.528.686
81.909.208
74.789.877
88.219.751
89.775.006
8,08
398.481.627 449.446.698 541.425.875 551.183.998
7,56
418.683.635
2013
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
2014
Berdasarkan data tersebut, secara umum produksi komoditas hortikultura mengalami peningkatan ataupun penurunan dengan laju yang fluktuatif. Laju kenaikan produksi terbesar adalah komoditas florikultura dari kelompok Tanaman Pot rumpun sebesar 20,63% dan kelompok daun potong sebesar 19,44% per tahun. Sementara itu, komoditas tanaman obat mengalami laju peningkatan produksi sebesar 8,08% untuk tanaman Non Rimpang, sedangkan 7,82% untuk tanaman Rimpang. Sedangkan komoditas buah mengalami laju peningkatan produksi selama tahun 2010 - 2014 sebesar 5,83% rata-rata pertahun. Laju peningkatan produksi komoditas sayuran selama tahun 2010 - 2014 hanya sebesar 2,72% ratarata per tahun. Adapun perkembangan areal panen komoditas hortikultura tahun 20102014 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut Tabel 9. Perkembangan Luas Panen Komoditas Buah Tahun 2010-2014 Luas Panen Buah (Ha) NO
24
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
1
mangga
131.674
208.280
219.666
247.239
268.053
9,33%
2
pisang
101.276
104.156
103.157
103.449
100.600
-3,18%
3
rambutan
80.492
116.991
96.287
87.063
102.843
-1,23%
4
Durian
46.290
69.045
63.189
61.246
67.779
3,11%
5
nangka/cempedak
50.767
60.896
57.340
53.217
55.693
-0,98%
6
jeruksiam
50.906
47.181
46.187
48.154
51.098
-3,33%
7
semangka
27.493
33.445
33.012
32.210
35.802
-0,43%
8
Salak
27.223
24.729
26.941
29.711
28.575
-0,65%
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Luas Panen Buah (Ha) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
9
Duku
28.283
21.282
29.211
26.560
23.212
10
Alpukat
20.507
21.653
20.985
22.214
24.200
2,75%
11
Manggis
10.231
16.180
17.852
18.200
15.197
13,94%
12
Nenas
12.141
12.335
16.997
15.807
15.617
7,17%
13
Jambu Air
11.882
13.423
13.393
13.036
13.227
0,16%
14
Pepaya
9.225
11.055
11.702
11.304
10.217
4,67%
15
Sukun
10.036
12.015
11.117
11.214
11.190
2,90%
16
Sawo
9.820
10.103
10.342
10.018
11.009
-0,82%
17
Jambu Biji
10.011
9.644
9.753
9.654
9.028
-1,66%
18
Melon
5.372
6.343
7.110
7.068
8.185
10,03%
19
Jeruk Besar
6.177
4.507
5.608
5.362
5.665
5,66%
20
Sirsak
5.111
4.221
4.687
4.886
4.900
0,17%
21
Apel
3.828
3.728
4.265
3.734
2.773
5,82%
22
Belimbing
2.822
3.145
3.192
3.117
3.066
1,99%
23
Blewah
3.222
5.123
4.341
2.289
3.435
-11,96%
24
Markisa
1.719
1.747
1.712
1.899
1.462
2,49%
25
Stroberi
1.159
987
810
745
787
-0,71%
26
Anggur Jumlah
10,27%
205
390
193
167
219
1,43%
667.872
822.604
819.049
829.563
873.832
1,21%
Tabel 10. Perkembangan Luas Panen Komoditas Sayuran Tahun 2010-2014 Luas Panen Sayuran (Ha) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
1
Cabe Rawit
114.350
118.707
122.091
125.122
134.882
4,24%
2
Cabe Besar
122.755
121.063
120.275
124.110
128.734
1,22%
3
Bawang Merah
109.634
93.667
99.519
98.937
120.704
3,27%
4
Kacang Panjang
85.828
79.623
75.739
76.209
72.448
-4,11%
5
Kentang
66.531
59.882
65.989
70.187
76.291
3,82%
6
Kol/Kubis
67.531
65.323
64.277
65.248
63.116
-1,66%
7
Petsai/sawi
59.450
61.538
61.059
62.951
60.804
0,61%
8
To mat
61.154
57.302
56.724
59.758
59.008
-0,80%
Direktorat Jenderal Hortikultura
25
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Luas Panen Sayuran (Ha) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
2014
9
Bawang Daun
57.593
55.611
58.427
57.264
58.362
0,39%
10
kangkung
55.164
55.704
53.352
54.124
52.541
-1,18%
11
Terung
52.157
52.233
50.559
50.718
50.875
-0,61%
12
Mentimun
56.921
53.596
51.283
49.296
48.578
-3,87%
13
Bayam
48.844
46.882
46.211
45.294
45.325
-1,84%
14
Wortel
27.149
33.228
29.331
32.070
30.762
3,98%
15
Buncis
36.483
32.063
31.021
30.094
28.632
-5,80%
16
Petai
20.778
29.013
31.470
27.223
30.095
11,29%
17
Kacang Merah
22.251
17.684
19.962
18.881
16.170
-6,85%
18
Melinjo
14.905
15.748
16.716
16.741
15.383
0,96%
19
Kembang Kol
8.728
9.441
11.776
12.422
11.303
7,34%
20
Labu Siam
10.693
9.669
10.588
10.938
9.502
-2,47%
21
Jengkol
6.943
7.907
7.407
6.838
6.678
-0,62%
22
Bawang Putih
1.816
1.828
2.632
2.479
1.913
4,00%
23
Lobak
2.083
1.813
2.269
2.074
2.055
0,67%
24
Jamur
684
497
575
584
586
-2,43%
25
Paprika
161
221
157
284
316
25,12%
1.110.586
1.080.243
1.089.409
1.099.846
1.125.063
0,34%
Jumlah
Tabel 11. Perkembangan Luas Panen Komoditas Florikultura Tahun 20102014 Luas Panen Florikultura (Ha) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
2014
Bunga Potong
26
1
Krisan
1.054
881
985
908
965
2 3
Sedap Malam
258
296
311
364
250
1,36%
Mawar
583
333
274
329
341
-9,19%
4
Anggrek
183
195
164
198
147
-3,52%
5
Anthurium
62
38
47
41
20
-19,31%
6
Gerbera (Herbras)
49
40
42
37
35
-7,38%
7
Heliconia
49
32
35
27
22
-16,97%
Direktorat Jenderal Hortikultura
-1,54%
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Luas Panen Florikultura (Ha) NO 8 9
KOMODITAS
2010
Gladiol
2011 48
Anyelir
2012 30
2013 23
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
2014 21
16
-23,27%
37
23
30
15
12
-19,68%
2.323
1.868
1.911
1.940
1.808
-5,63%
Daun Potong Dracanea
26
19
13
13
14
-11,89%
10
Dracanea
26
19
13
13
14
-11,89%
11
Cordyline
16
16
10
4
4
-26,32%
Total Bunga Potong
12
Monstera Total Daun Potong
3
3
2
2
2
0,56%
45
38
25
19
20
-16,15%
47
53
36
22
20
-17,35%
Tanaman Pot Rumpun Rumpun 13
Sanseviera (pedang-pedangan) Pohon
14
Pakis
67
57
48
57
96
14,11%
15
Phylodendron
62
57
98
51
48
2,93%
16
Adenium (Kamboja Jepang)
61
32
22
25
18
-23,51%
17
Aglaonema
38
32
22
21
16
-18,85%
18
Euphorbia
52
35
21
21
15
-24,91%
19
Anthurium Daun
52
32
23
15
12
-30,85%
20
Caladium
8
5
5
4
4
-12,55%
21
Dieffenbachia Total Tanaman Pot
4 344
4
2
2
2
-17,89%
254
241
196
211
-10,57%
Bunga Tabur 22
Melati
20,36% 812
752
828
976
1.569
Lansekap 23
Palem*)
24
Soka (Ixora)
20,36% 11,09%
619
789
755
824
923
11,09%
22
22
14
14
15
-7,08%
Direktorat Jenderal Hortikultura
27
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 12. Perkembangan Luas Panen Komoditas Tanaman Obat Tahun 2010-2014 Luas Panen Tanaman Obat (Ha) NO
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan 2010-2014 (%)
2014
RIMPANG 1
Jahe
642
586
598
732
1.003
13,22%
2
Kunyit
487
417
494
543
481
0,65%
3
Kencur
201
224
234
236
205
0,82%
4
Lengkuas
232
227
229
233
206
-2,78%
5
Temulawak
144
136
186
191
127
0,12%
6
Lempuyangan
44
44
43
57
34
-2,79%
7
Temukunci
31
25
26
52
32
11,14%
8
Temuireng
41
31
37
51
27
-3,68%
9
Dringo
5
4
3
3
3
-14,25%
1.827
1.694
1.850
2.098
2.118
4,07%
Total Rimpang NONRIMPANG 10
Kapulaga
185
332
Til
385
144
29,44%
11
Sambiloto
19
14
9
19
8
14,04%
12
Lidah Buaya
9
7
9
13
3
7,88%
13
Mengkudu/Pace**
14
Kejibeling
7
4
5
6
3
8,83%
15
Mahkota Dewa**
Keterangan : Sumber BPS diolah Ditjen Hortikultura *) angka sementara
Secara umum, terjadi peningkatan luas panen komoditi hortikultura dan peningkatan produktivitas komoditi hortikultura. Selama 5 tahun terakhir terjadi peningkatan luas panen komoditas buah dengan laju rata-rata sebesar 1,21%/tahun yang dapat dilihat pada tabel 9. Peningkatan luas panen ini juga diikuti dengan peningkatan produksi buah rata-rata sebesar 5,83%/tahun. Komoditas sayuran juga menunjukkan peningkatan produksi rata-rata sebesar 0,34%/tahun, sedangkan pada produksi rata-rata sayuran juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,72%/tahun.
28
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Selama 5 tahun terakhir, rata-rata peningkatan produksi florikultura dalam bentuk bunga potong naik 7,85%/tahun, daun potong naik 19,44%/tahun, tanaman pot pohon naik 5,13%/tahun, tanaman lansekap 6,85%/tahun, kelompok tanaman flori tabur juga naik rata-rata 6,46%/tahun. Sedangkan laju Luas panen Florikultura secara nasional mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hampir semua luas panen florikultura mengalami penurunan kecuali pada beberapa komoditas seperti monstera, philodendron dan pakis yang mengalami laju rata – rata peningkatan berturut – turut sebesar (0,56%/tahun), (2,93%/tahun) dan (14,11%/tahun). Produksi tanaman obat (rimpang) nasional 5 tahun terakhir mengalami peningkatan laju rata-rata pertumbuhan sebesar 7,56%/tahun yang terdiri dari peningkatan laju rata-rata pertumbuhan pada rimpang sebesar 7,82%/ tahun dan non rimpang sebesar 8,08%/tahun. Peningkatan luas panen tanaman obat, rata-rata meningkat /tahun 2.2.2 Pengembangan Kawasan Hortikultura Peningkatan produksi hortikultura telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura melalui salah satu kegiatan utamanya berupa pengembangan kawasan buah, sayur, tanaman obat dan florikultura. Namun jika dibandingkan dengan areal panen hortikultura nasional, cakupan areal yang mampu didanai pemerintah sangat kecil sekali, hanya berkisar 0,1% sampai 0,5%. Perkembangan area pengembangan kawasan hortikultura tahun 20102014 dapat dilihat pada Gambar 8.berikut :
Direktorat Jenderal Hortikultura
29
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Gambar 6. Area Pengembangan Kawasan Hortikultura Tahun 2010 – 2014
Keterangan : angka sasaran sesuai renja/sebelum pemotongan anggaran
Peningkatan luas pengembangan komoditas hortikultura meningkat secara signifikan pada kurun waktu tahun 2011 hingga 2014 pada komoditas sayuran, tanaman obat dan buah. Sedangkan untuk komoditas florikultura secara kuantitatif cenderung berkurang. Penambahan luas kawasan hortikultura meningkat tajam sejak tahun 2012. Kondisi ini seiring dengan bertambahnya alokasi anggaran untuk pengembangan kawasan-kawasan hortikultura. Perubahan pola belanja pengembangan kawasan dari semula yang berupa transfer uang menjadi pola pengadaan barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat menyebabkan realisasi pengembangan kawasan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan. Selama kurun waktu lima tahun, 5 komoditas tanaman buah yang mengalami pengembangan luas secara berturut-turut yaitu: manggis 13,94%), duku (10,27%), melon (10,03), mangga (9,33%), dan apel (5,82%). Sedangkan untuk komoditas sayuran adalah : paprika (25,12%), kembang kol (7,34%), bawang putih (4,00%). Komoditas tanaman obat yang mengalami pengembangan
30
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
luas meliputi : Jahe (3,22%), Sambiloto (14,04%), kapulaga (29,44%), dan temukunci (11,14%). Tanaman florikultura yang mengalami penambahan luas terbesar dalam selama lima tahun terakhir yaitu : melati (20,36%), pakis (14,11%), cabai rawit (4,24%), philodendron (2,93%), dan palem (11,09%). 2.2.3. Pengembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha Hortikultura Kegiatan registrasi kebun dan atau lahan usaha telah menjadi capaian kinerja (output) Ditjen Hortikultura sejak tahun 2010. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan daya saing produk hortikultura yang diusahakan pada kebun/lahan usaha yang telah diregistrasi. Registrasi kebun atau lahan usaha pada komoditas buah, sayur, tanaman obat dan florikultura merupakan tindaklanjut dari Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.14/2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik, Peraturan Menteri Pertanian No. 57/Permentan/ OT.14/2012 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat yang Baik dan Peraturan Menteri Pertanian No.48/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura yang Baik. Lebih lanjut lagi tatacara registrasi kebun atau lahan usaha ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Tata Cara Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Buah dan Sayur yang Baik. Pelaksanaan registrasi kebun atau lahan usaha ini dilakukan oleh tenaga teknis Dinas Pertanian Provinsi yang telah mendapat pelatihan teknis registrasi kebun atau lahan usaha. Sebagaimana yang diatur dalam permentan, maka kebun atau lahan usaha hortikultura yang dapat dilakukan registrasi adalah kebun/lahan usaha yang telah menerapkan GAP/GHP, memiliki SOP (standard Operating procedure), sudah melakukan SLPHT dan telah melakukan pencatatan pada usaha taninya. Sampai dengan 2014, jumlah kebun atau lahan usaha yang telah diregistrasi sebagaimana tabel 6 berikut.
Direktorat Jenderal Hortikultura
31
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 13. Perkembangan Registrasi Kebun dan atau Lahan Usaha Hortikultura Tahun 2010 – 2014 No
Tahun
Kegiatan
2010
2011
2012
2013
2014
1
Registrasi Kebun Buah (Kebun)
783
1.224
1.088
899
870
2
Registrasi Lahan Usaha Tanaman sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)
214
539
1.039
1.779
1200
3
Registrasi Lahan Usaha Tanaman Florikultura (Lahan Usaha)
4
65
105
29
73
1,001
1,828
2,232
2,707
2,143
Total Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura
Jumlah kebun atau lahan usaha yang teregistrasi dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan GAP pada pelaku usaha hortikultura di Indonesia juga semakin meningkat. Jumlah kebun/lahan usaha yang teregistrasi ini baik pada kebun/lahan usaha yang baru pertama kali diregistrasi maupun pada kebun/lahan usaha yang disurvailen atau dilakukan penilaian ulang atas penerapan GAPnya. 2.2.4. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen Fasilitasi pengelolaan pascapanen telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura sejak tahun 2010 setelah terbentuk struktur pasca panen sebagai unit eselon III di lingkup Direktorat komoditas. Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen tersebar untuk komoditas tanaman buah, sayuran dan tanaman obat serta florikultura. Adapun perkembangan jumlah fasilitas pascapanen selama periode 2010 – 2014 sebagaimana tabel 14 berikut.
32
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 14. Realisasi Fasilitasi Pascapanen Hortikultura Tahun 2010 – 2014 No
Kegiatan
1
Tahun 2010
2011
Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen Tanaman Buah (unit)
-
44.228
2
Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen Tanaman Florikultura (unit)
-
87
3
Fasilitasi Pengelolaan Pascapanen Tanaman Sayuran dan Obat (unit)
-
774
2012
2013
2014*)
55.780
61.431
127
394
204
526
534
742*
162 (+19)
Total Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura
Realisasi fasilitasi pascapanen hortikultura baik itu fasilitasi pengelolaan pascapanen tanaman buah, tanaman florikutura serta tanaman sayuran & obat dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat baik dari jumlah, jenis dan mutunya. Hal ini merupakan upaya Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan Hortikultura mulai kawasan hulu sampai kawasan hilir melalui penyediaan fasilitasi pengelolaan pascapanen hasil hortikultura. Penyediaan fasilitas pengelolaan pascapanen bertujuan untuk mengurangi kehilangan hasil selama proses penganganan pascapanen agar produk yang dihasilkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat menambah penghasilan dari petani/pelaku usaha kecil. 2.2.5 Ketersediaan dan Produksi Benih Ketersediaan benih hortikultura berasal dari produksi dalam negeri dan impor. Sedangkan kebutuhan benih hortikultura untuk komoditaskomoditas utama sebagian besar dipenuhi oleh masyarakat sendiri dengan cara membeli benih yang tersedia di lapangan. Dengan anggaran pemerintah yang terbatas, sasaran peningkatan produksi benih hortikultura melalui dana APBN adalah 4% untuk benih tanaman buah, 4% untuk benih tanaman sayuran, 3% untuk benih tanaman florikultura, dan 2% untuk benih tanaman obat. Direktorat Jenderal Hortikultura
33
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Pertumbuhan produksi benih sayur sejak tahun 2010 - 2014 rata-rata sebesar 10 %. Rata-rata produksi benih sayuran dari tahun 2010 - 2014 dibandingkan sasaran Produksi yang ditetapkan mencapai 87 %, tetapi dibandingkan kebutuhan baru dapat memenuhi 26,1 %. Jenis sayuran yang produksi benihnya relative rendah adalah sayuran yang benihnya berbentuk umbi (Bawang Merah, Kentang dan Bawang Putih) karena sebagian besar petani memenuhi sendiri kebutuhan benihnya dari pertanaman konsumsi. Untuk benih sayuran bentuk biji rata-rata produksi lebih besar dari kebutuhannya karena sebagian diekspor. Untuk benih tanaman buah, rata-rata produksi benihnya dari tahun 2010 – 2014 baru dapat memenuhi 40,2 % dibandingkan kebutuhan, tetapi jika dibandingkan sasaran yang ditetapkan mencapai 93,3% Pada benih tanaman obat/biofarmaka rata-rata produksi benih dari tahun 2010 – 2014 dibandingkan kebutuhannya hanya 1,8 % karena seperti pada komoditas sayuran umbi sebagian besar petani memenuhi sendiri kebutuhan benihnya dari pertanaman konsumsi. Jika dibandingkan sasaran produksi yang ditetapkan produksi benih tanaman obat mencapai 80,1 %. Dari sasaran produksi yang ditetapkan tersebut ternyata tidak semuanya dapat terealisasi karena beberapa faktor antara lain: ketersediaan benih sumber, kekurangterampilan tenaga lapangan yang mengalokasikan/ grafting, faktor lingkungan dan lain-lain. Produksi benih tanaman sayuran dipenuhi dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor. Produksi dalam negeri dilaksanakan oleh produsen benih swasta, penangkar dan Balai Benih Hortikultura (BBH). Pada benih hibrida sayuran lebih banyak diproduksi oleh produsen benih swasta menengah/besar. Sedangkan benih Open Pollinated (OP)/non hibrida diproduksi oleh produsen benih kecil. Produksi benih tanaman florikultura selama tahun 2010 - 2014 cenderung meningkat setiap tahunnya rata – rata sebesar 3,6 %. Benih anggrek yang diproduksi pada umumnya berasal dari perbanyakan dengan biji, belum diperbanyak secara meriklon, sehingga benih yang dihasilkan jumlahnya
34
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
terbatas, varietasnya beragam dan mutunya masih rendah. Sedangkan untuk krisan, mawar, melati benih diperbanyak dengan stek, gladiol dan sedap malam diperbanyak melalui umbi. Pada periode 2010 - 2014 produksi benih tanaman florikultura rata-rata baru dapat memenuhi sekitar 22,1 % dari kebutuhan. Namun dibandingkan dengan sasaran produksi yang ditetapkan sudah mencapai 100 %. 2.2.6. Kelembagaan Perbenihan Hortikultura Sistem perbenihan yang handal perlu ditopang dengan kelembagaan perbenihan yang baik. Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung pengembangan perbenihan baik itu dari segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya antara lain adalah: Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), penangkar, produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas Pertanian Provinsi yang menangani perbenihan hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan menciptakan penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya. Penataan dan pemberdayaan kelembagaan perbenihan hortikultura akan berdampak terhadap perwujudan industri perbenihan untuk menghasilkan benih bermutu dari varietas unggul secara berkelanjutan. Secara umum, kondisi kelembagaan perbenihan yang ada sekarang belum dapat dikategorikan sebagai lembaga industri perbenihan yang ideal dan membutuhkan suatu penanganan khusus agar mampu beroperasi secara profesional, baik yang dikelola oleh perorangan, usaha kelompok, maupun kelembagaan perbenihan pemerintah. BBH sebelum otonomi daerah merupakan instalasi kebun dinas dan setelah otonomi daerah ditingkatkan menjadi UPTD Pemerintah Provinsi. Saat ini BBH berjumlah 32 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Provinsi baru yang sudah memiliki BBH adalah provinsi Papua Barat, namun tugas dan fungsinya belum optimal. Sedangkan Provinsi yang belum memiliki BBH adalah provinsi Kalimantan Utara. Sampai dengan tahun 2014 sudah berdiri 33 BPSBTPH. Provinsi yang belum memiliki instansi/bagian yang menangani sertifikasi dan pengawasan peredaran benih adalah provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Utara.
Direktorat Jenderal Hortikultura
35
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
LSSM dibentuk dengan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 1100.1/Kpts/Kp.150/10/1999, diadakan penyesuaian dengan Kepmentan No. 361/Kpts/Kp.150/5/2002. LSSM berperan memberikan sertifikat sertifikasi sistem mutu kepada perusahaan benih swasta yang memenuhi syarat untuk melakukan sertifikasi sistem mutu secara mandiri. Sampai tahun 2014 perusahaan perbenihan hortikultura yang telah memperoleh sertifikat sertifikasi sistem mutu dari LSSM BTPH berjumlah 18 perusahaan, yaitu PT. East West Seed Indonesia, PT. BISI International/ Tanindo, PT. Agri Makmur Pertiwi, PT. Syngenta Indonesia, PT. Tunas Agro Persada, PT. Benih Citra Asia, CV. Aditya Sentana Agro, PT. SHS Cabang Pujon, CV. Aura Seed Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Sayuran dan Balai Penelitian Tanaman Hias. 2.2.7 Perkembangan Ekspor & Impor benih Hortikultura Kebijakan perbenihan hortikultura diarahkan agar secara berangsurangsur mengurangi impor dan mendorong ekspor. Impor benih masih dizinkan guna memenuhi kekurangan produksi benih di dalam negeri karena beberapa jenis komoditas tidak diproduksi atau tidak efisien jika diproduksi di dalam negeri. Perkembangan ekspor – impor benih hortikultura pada tahun 2010 - 2014 cenderung fluktuatif baik dilihat dari volume maupun nilainya. Volume dan nilai ekspor benih sayuran biji dari tahun 2010 – 2014 selalu lebih besar daripada impornya. Sedangkan untuk benh sayuran umbi (bawang merah dan kentang) volume dan nilai impornya dari tahun ke tahun berfluktuasi dan belum pernah ekspor. Untuk buah tanaman buah (melon dan semangka) pada tahun 2010 dan tahun 2011 ekspornya lebih rendah dari impornya, selanjutnya dari tahun 2011 – 2014 volume dan nilai ekspornya lebih tinggi dari impornya. Seperti benih sayuran biji, pada tahun 2010 – 2014 benih florikultura mempunyai volume dan nilai ekspor selalu lebih tinggi dari impornya. Volume ekspor – impor benih 2010 – 2014 dan nilainya dapat dilihat pada tabel 15 dan tabel 16 berikut :
36
Direktorat Jenderal Hortikultura
102.634.593
4.141.559
141.289.964
6.698.129
Direktorat Jenderal Hortikultura
3 Florikultura (benih)
40.043.641
13.966.745
110.284.400
3.155.784
Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura
2 23
1
No1
No
158.620.577
161.159.705
2.311.632
4.910.260
72.259.349
145.771.054
2.434.624
6.422.340
110.574.201
199.802.744
2.594.905
5.520.383
Tabel 16. Nilai Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 Tabel Pengeluaran/ 16. Nilai Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 Tabel 16. Nilai Permohonan Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 2010 2011 2012 2013 2014 Komoditas Pengeluaran2010 Pemasukan Pengeluaran2011 Pemasukan Pengeluaran 2012 Pemasukan Pengeluaran 2013Pemasukan Pengeluaran 2014Pemasukan Komoditas Sayuran Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan - Sayuran Umbi (ton) - 6.793.500 60.000 7.643.400 - 10.102.500 - 6.089.100 - 3.188.400 Sayuran - Sayuran Biji (kg) 13.492.798 4.296.695 23.118.326 5.869.890 46.108.680 12.052.299 76.649.260 13.495.647 56.240.534 23.792.589 - Sayuran Umbi (ton) - 6.793.500 60.000 7.643.400 - 10.102.500 - 6.089.100 - 3.188.400 Buah (kg) 691.200 1.015.500 1.091.400 2.486.850 2.003.550 277.890 2.713.500 139.800 1.364.700 258.000 - Sayuran Biji (kg) 13.492.798 4.296.695 23.118.326 5.869.890 46.108.680 12.052.299 76.649.260 13.495.647 56.240.534 23.792.589 40.043.641 13.966.745 110.284.400 3.155.784 158.620.577 2.311.632 72.259.349 2.434.624 110.574.201 2.594.905 Florikultura Buah (kg) (benih) 691.200 1.015.500 1.091.400 2.486.850 2.003.550 277.890 2.713.500 139.800 1.364.700 258.000
Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura
3 Florikultura (benih)
2 23
1
No1
No
Tabel 15. Volume Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 Tabel 15. Volume Permohonan Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 – 2014 Tabel 15. Volume Pengeluaran/ Pemasukan Benih Tahun 2010 Permohonan 2011 2012 2013 2010 – 20142014 Komoditas Pengeluaran2010 Pemasukan Pengeluaran2011 Pemasukan Pengeluaran2012Pemasukan Pengeluaran 2013Pemasukan Pengeluaran 2014Pemasukan Komoditas Sayuran Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran Pemasukan - Sayuran Umbi (ton) 7.920 50 11.082 7.235 4.330 2.557 Sayuran - Sayuran Biji (kg) 5.769.920 67.352 6.945.090 76.803 4.692.203 34.698 8.395.444 35.691 7.027.808 71.203 - Sayuran Umbi (ton) 7.920 50 11.082 7.235 4.330 2.557 Buah (kg) 4.608 6.770 7.276 16.579 13.357 1.853 18.090 932 9.098 1.720 - Sayuran Biji (kg) 5.769.920 67.352 6.945.090 76.803 4.692.203 34.698 8.395.444 35.691 7.027.808 71.203 Florikultura 102.634.593 4.141.559 Buah (kg) (benih) 4.608 6.770 141.289.964 7.276 6.698.129 16.579 161.159.705 13.357 4.910.260 1.853 145.771.054 18.090 6.422.340 932 199.802.744 9.098 5.520.383 1.720 Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
37
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.2.8. Perkembangan Pelepasan/Pendaftaran Varietas Hortikultura Dalam rangka penyediaan varietas unggul hortikultura, setiap tahun pemerintah melakukan pelepasan/pendaftaran varietas. Jenis dan varietas tanaman hortikultura yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 73 jenis yang terdiri dari 797 varietas, dengan rincian : a) 26 jenis tanaman buah yang terdiri dari 177 varietas; b) 30 jenis tanaman sayuran yang terdiri dari 495 varietas; c) 11 jenis florikultura yang terdiri dari 115 varietas; dan d) 6 jenis tanaman tanaman obat yang terdiri dari 10 varietas. Rincian Perkembangan Per tahun sebagaimana tabel berikut : Tabel 17. Jumlah Komoditas dan Varietas Hortikultura Yang Telah Didaftar Oleh Menteri Pertanian Tahun 2010 – 2014 Tahun No
2010
Komoditas
2011
2012
2013
2014
Jenis
Var
Jenis
Var
Jenis
Var
Jenis
Var
Jenis
Var
1
Buah
16
41
16
66
18
19
8
23
14
28
2
Sayuran
18
97
23
161
14
54
24
117
16
66
3
Hias
6
22
7
43
2
3
5
29
2
18
4
Biofarmaka
1
3
3
4
0
0
2
3
0
0
Jumlah
41
163
49
274
34
76
39
172
32
112
Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura
2.2.9 Pengendalian OPT Hortikultura Secara umum hasil analisis data luas serangan OPT hortikultura (jeruk, mangga, manggis, aneka cabai, bawang merah, krisan) tahun 2010 – 2014 berhasil dengan pengamanan produksi lebih dari 95%, atau dengan kata lain luas serangan OPT dapat dikendalikan di bawah target yang ditetapkan (tidak lebih dari 5%). Selama tahun 2010 – 2014 telah dilaksanakan gerakan pengendalian OPT pada berbagai komoditas sayuran, buah, florikultura dan tanaman obat di kawasan pengembangan. Gerakan pengendalian OPT yang dilaksanakan baik preventif maupun kuratif umumnya dengan memanfaatkan bahan pengendalian OPT spesifik lokasi yang melibatkan petani/kelompok tani/ PPAH dan Klinik PHT secara langsung.
38
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 18. Perbandingan Luas Serangan OPT dengan Luas Panen Tahun 2010 2014 No. 1 1.
2.
3.
4.
Uraian 2 Buah-buahan Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%) Sayuran Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%) Florikultura Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%) Tanaman Obat Luas panen, LP (ha) Luas serangan OPT, LS (ha) Porsi LS/LP (%) Rerata
Nilai LS/LP *)
2010 3
2011 4
2012 5
2013 6
2014 7
(+/-), 2014 2013 8
601.786,6 111.687
191.440 1.970,73
189.755,8 4.598,07
110.654,80 2.567,05
100.793,67 3.147,54
1,9
1,03
2,5
2,3
3,12
1.057.046,9 31.246,7
587.747 27.117
511.672 24.862,5
460.000 20.568,20
519.806,3 20.901,1
2,96
4,61
4,9
4,5
4,00
3.973,1 5,45
24.829.454 62.945
4.418.765,5 62.976,7
2.800.000 6.600
1.110.518 3.918
0,14
0,25
1,5
0,24
0,35
24.720,7 2.941,8
138.190.953 607.000
34.971,2 48,20
32.000 92,6
26.930 82.4
11,9
0,44
0,2
0,28
0.30
0,02
4,23
1,59
2,28
1,83
1,94
0,11
0,82
(0,5)
0,11
Keterangan Nilai LS / LP, proporsi luas serangan terhadap luas panen Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Perlindungan Hortikultura
2.2.10 Pemantauan Residu Pestisida Untuk memenuhi keamanan pangan sesuai amanat Undang-undang Hortikultura No. 13 tahun 2010, Direktorat Perlindungan Hortikultura melaksanakan pemantauan residu pestisida pada produk hortikultura. Hasil analisis selama 5 tahun (2010 – 2014) pada sampel produk hortikultura untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (buah dan sayuran) dari beberapa sentra produksi yang dianalisis residu pestisidanya masih di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Hortikultura
39
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Hasil analisis residu produk buah, tidak terdeteksi residunya rata-rata 41.45 %, terdeteksi >BMR = 0 %, dan terdeteksi
BMR = 0 %, dan terdeteksi
40
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim, pendekatan strategis merupakan langkah awal yang paling tepat dan harus segera diupayakan secara sistematis dan menyeluruh. Upaya tersebut menyangkut inventarisasi dan identifikasi wilayah rawan yang berindikasi rawan bencana alam serta langkah antisipasi adaptasi serta mitigasinya. Sehubungan dengan itu, agar rekomendasi yang dihasilkan sebagai upaya antisipasi dan mitigasi perubahan iklim dalam rangka menekan kehilangan hasil hortikultura akibat DPI yang meliputi bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT pada sentra produksi hortikultura dapat diberikan secara akurat, maka pengadaan fasilitasi AWS sebagai pendukung kegiatan analisis telah dialokasikan pada tahun 2012 sebanyak 11 unit 2.2.12. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Hortikultura Pengembangan kelembagaan pemerintah dalam bidang perlindungan hortikultura sesuai dengan prinsip - prinsip PHT di daerah (BPTPH dan LPHP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terutama dalam hal menyediakan teknologi pengendalian OPT yang spesifik lokasi, serta sebagai pusat pengembangan Agens Hayati. Pengembangan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit, penerapan teknologi pengembangan agens hayati dan biopestisida dalam usaha budidaya tanaman sangat diperlukan. Teknologi pengendalian OPT telah banyak dihasilkan melalui beberapa kegiatan teknis yang dilakukan oleh Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Pengembangan dan pemasyarakatan agens hayati dan biopestisida memerlukan usaha dan keinginan yang kuat. Sehubungan dengan itu diperlukan wadah kegiatan yang digunakan untuk menampung usaha dan keinginan sebagaimana tersebut di atas, baik kelembagaan pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten, yaitu Laboratorium PHP/Laboratorium Agens Hayati dan Laboratorium Pestisida maupun kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat petani/kelompok tani berupa Klinik PHT dan PPAH yang berbasis kelompok tani yang dibina oleh BPTPH dan LPHP
Direktorat Jenderal Hortikultura
41
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.2.13. Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, pengendalian OPT menjadi tanggungjawab petani, sedangkan peranan pemerintah berwenang membantu dalam kasus eksplosi. Sesuai dengan Undang-Undang Otonomi Daerah, pelaksanaan pengendalian OPT sebenarnya telah menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pengelolaan OPT hortikultura hendaknya dilakukan secara ramah lingkungan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. Capaian dukungan perlindungan hortikultura dalam pengamanan produksi hortikultura seperti tabel berikut: Tabel 19. Capaian Dukungan Perlindungan Hortikultura 2011 - 2014 Indikator Kinerja
2011
2012
2013
2014
Peningkatan pengelolaan OPT (kali)
1.143
901
1.086
1.282
64
78
71
71
Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan (unit)
368
164
229
913
Peningkatan kapasitas laboratorium perlindungan tanaman hortikultura (unit)
70
Peningkatan pemenuhan persyaratan teknis SPS mendukung ekspor produk hortikultura (Draft Pest List)
13
13
16
16
Pengembangan Klinik PHT (Klinik)
98 531
626
629
Pengelolaan dampak perubahan iklim (rekomendasi)
Pengembangan SLPHT (Klp)
362
Keterangan : Sumber Ditjen Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura
42
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.2.14. Pelaksanaan SLPHT Hortikultura Kegiatan sekolah lapang PHT (SLPHT), pada kurun waktu 2010 – 2014 telah dilakukan sebagai berikut: 1. Tahun 2010 sebanyak 266 kelompok di 33 propinsi. 2. Tahun 2011 sebanyak 362 kelompok di 32 propinsi 3. Tahun 2012 sebanyak 540 kelompok di 32 propinsi 4. Tahun 2013 sebanyak 651 kelompok di 32 propinsi. Tahun 2014 sebanyak 660 kelompok. Pelaksanaan SLPHT ini termasuk dalam rangka mendukung Rencana Aksi Bukittinggi (UKP4) yang dilaksanakan pada kawasanan pengembangan bawang merah sebanyak 108 kelompok di 22 propinsi, pada kawasan pengembangan cabai merah 67 kelompok di 13 propinsi, dan pada kawasan pengembangan cabai rawit merah 44 kelompok di 15 propinsi.
Direktorat Jenderal Hortikultura
43
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
3. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2015-2019 3.1. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan Terhadap Renstra Kementan Tahun 2015-2019 Kabinet Kerja telah menetapkan visi yang harus diacu oleh Kementerian/ Lembaga, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Dengan memperhatikan visi pemerintah tersebut dan mempertimbangkan masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian, maka visi Kementerian Pertanian adalah: Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Pertanian adalah : 1. Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi 2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian 3. Mewujudkan kesejahteraan petani 4. Mewujudkan Kementerian Pertanian yang transparan, akuntabel, 5. profesional dan berintegritas tinggi Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, maka tujuan pembangunan pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu: 1. Terwujudnya swasembada padi jagung, kedelai serta meningkatnya produksi daging dan gula 2. Terpenuhinya akses pangan masyarakat terhadap pangan 3. Bergesernya budaya konsumsi pangan 4. Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga 5. Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi 6. Mendorong majunya agrobioindustri
Direktorat Jenderal Hortikultura
45
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
7. Meningkatnya kualitas dan pendapatan petani 8. Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian Renstra Direktorat Hortikultura merupakan bagian Renstra Kementan 2015-2019 secara skematis dapat dilihat posisi kontribusinya sebagai beikut : Gambar 9. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan serta sasaran Renstra Kementan 2015-2019 (Adendum Permentan Nomor 09/ Permentan/RC.020/3/2016) dengan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura
Visi
Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Misi
Tujuan
Indikator Tujuan
Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
1. Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga
1. Laju pertumbuhan peningkatan produksi aneka cabai dan bawang merah
Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian
2. Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi
2. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas strategis hortikultura
Khususnya terkait dengan tujuan T-1 (Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga), maka Eselon I yang secara langsung melaksanakan stabilisasi harga adalah Badan Ketahanan Pangan. Sedangkan Ditjen Hortikultura melaksanakan stabilisasi produksi yang memberikan kontribusi pada stabilisasi harga.
46
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
3.2 Visi, Misi dan Tujuan Serta Sasaran Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 Sesuai TUPOKSI Ditjen Hortikultura maka Visi, Misi dan Tujuan serta Sasaran Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 sebagai berikut : Gambar 10. Visi, Misi dan Tujuan Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2015-2019 VISI TERWUJUDNYA KEDAULATAN PANGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI HORTIKULTURA Misi
Tujuan
Sasaran
M-1 Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
T-1 Meningkatnya stabilisasi produksi dalam rangka stabilisasi harga
S-1 Stabilnya produksi cabai dan bawang merah
M-2 T-2 S-2 Meningkatkan Nilai Tambah Berkembangnya komoditas Berkembangnya komoditas dan Daya Saing Komoditas pertanian bernilai ekonomi bernilai tambah dan Pertanian tinggi berdaya saing
Direktorat Jenderal Hortikultura
47
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
4 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 4.1 Strategi Strategi yang dikembangkan dalam mewujudkan tujuan pembangunan hortikultura 2015 – 2019 diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Peningkatan jumlah dan mutu benih Hortikultura melalui: 1.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; 1.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; 1.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; 1.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; 1.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; 2.
Peningkatan produksi aneka jeruk, tanaman buah lain, serta florikultura melalui : 2.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 2.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 2.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura;
Direktorat Jenderal Hortikultura
49
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
2.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi tanaman jeruk, perdu dan pohon, tanaman terna dan tanaman merambat, serta florikultura; 3. Peningkatan produksi aneka cabai, bawang merah, sayuran lain dan tanaman obat. 3.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; 3.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; 3.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; 3.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; 3.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi aneka cabai dan sayuran buah, bawang merah dan sayuran umbi, sayuran daun dan jamur serta tanaman obat; 4. Pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura. 4.1. pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan; 4.2. peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan; 4.3. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam;
50
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
4.4. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam; 4.5. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam; 4.6. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan buah dan florikultura, sayuran dan tanaman obat, serta dampak perubahan iklim dan bencana alam; 5. Peningkatan hortikultura
pascapanen,
pengolahan
dan
pemasaran
hasil
5.1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura; 5.2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura; 5.3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura; 5.4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura; 5.5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi hortikultura; 5.6. koordinasi perumusan dan harmonisasi standar serta penerapan standar mutu di bidang hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura
51
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
6.
Peningkatan kualitas aparatur dan akuntabilitas layanan kelembagaan dalam Pengembangan Hortikultura 6.1. koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerja sama di bidang hortikultura; 6.2. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 6.3. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik; 6.4. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang hortikultura;
4.2 Arah kebijakan Kebijakan yang akan dilakukan dalam mencapai visi dan misi pembangunan hortikultura 2015-2019 fokus pada usaha pengembangan kawasan, pengembangan sistem perbenihan dan pengembangan sistem perlindungan, serta tata kelola manajemen. Adapun penjelasan mengenai arah kebijakan adalah sebagai berikut: 1). Pengembangan Kawasan Budidaya Hortikultura a) Peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan daya saing produk hortikultura secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi serta registrasi kebun/lahan usaha. b) Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura c) Peningkatan ketersediaan produk melalui pengaturan pola produksi dan penanganan pasca panen. 2). Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura a) Penguatan kelembagaan perbenihan (BPSB, BBI/BBH, Laboratorium kultur jaringan, penangkar benih)
52
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
b) Penumbuhan dan pemantapan industri perbenihan hortikultura c) Fasilitasi regulasi perbenihan secara kondusif untuk kemandirian benih dalam negeri d) Penyediaan benih sumber untuk menghasilkan benih bermutu e) Pemasyarakatan dan promosi penggunaan benih bermutu 3). Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura a) Perlindungan Tanaman Berbasis Sistem PHT b) Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan (BPTPH, Laboratorium PHP/Agens Hayati/Lab. Pestisida, Klinik PHT dan PPAH) c) Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura Penanganan Dampak Perubahan Iklim 4). Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Hortikultura a) Fasilitasi Gudang/Bangsal pascapanen b) Fasilitasi Sarana Prasarana Pascapanen c) Fasilitasi Sarana Prasarana Pengolahan d) Jumlah Cold Storage Hortikultura e) Fasilitasi Hortipark f ) Fasilitasi Pemasaran Hortikultura g) Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura 5). Tata Kelola Manajemen a) Pengelolaan anggaran berbasis kinerja b) Peningkatan pengendalian internal c) Peningkatan pengelolaan data dan informasi d) Peningkatan pengelolaan aset e) Peningkatan aspek kehumasan f ) Pengelolaan regulasi hortikultura g) Pengelolaan Sumberdaya hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura
53
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
5. Sasaran Pembangunan Hortikultura 5.1 Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 – 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2. Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan substitusi Impor, 3. Penyediaan dan peningkatan bahan baku bioindustri dan bioenergi 4. Peningkatan kesejahteraan petani. Mengacu pada sasaran utama Kementerian Pertanian, maka sasaran yang akan dicapai Direktorat Jenderal Hortikultura pada periode 2015 – 2019 adalah : 1. Stabilnya produksi cabai dan bawang merah; 2. Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing 5.2.
Sasaran Strategis Utama
5.2.1. Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah 5.2.1.1 Bawang Merah Pengembangan bawang merah nasional memiliki empat sasaran, yaitu : (1) Ketersediaan bawang merah lebih merata sepanjang tahun; (2) Stabilisasi harga; (3) Pengurangan impor; dan (4) Peningkatan ekspor. Untuk mencapai sasaran tersebut maka salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah yang semakin meningkat. Produksi bawang merah nasional dalam kurun waktu 2015-2019 diproyeksikan meningkat berkisar 1- 1,5% per tahun. Pada tahun 2016, kebutuhan bawang merah nasional adalah sebanyak 1.002.715 ton. Dengan mempertimbangkan nilai kehilangan hasil/tercecer (losses) selama periode pasca panen dan distribusi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan produksi sebesar 1.292.808 ton. Produksi ini meningkat menjadi 1.484.976 pada tahun 2019. Peningkatan produksi
Direktorat Jenderal Hortikultura
55
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
ini dapat dicapai melalui melalui program pengembangan kawasan atau perluasan areal tanam (ekstensifikasi), pemantapan kawasan (intensifikasi), dan produksi diluar musim (off season) seperti tercantum dalam proyeksi. Tabel 20. Proyeksi Penyediaan Bawang Merah No
Uraian Penyediaan (6+7- 8)
2015
2016
2017
2018
2019
1.022.715
1.059.422
1.140.896
1.180.240
1.221.789
1
Luas Tanam (Ha)
126.276
129.113
132.793
135.027
137.410
2
Luas Panen (Ha)
122.176
122.657
126.153
128.275
130.539
3
Produktivitas (ton/ha)
10
11
11
11
11
4
Produksi (ton)
1.229.091
1.292.808
1.390.210
1.436.407
1.484.976
5
Tercecer (%)
0
0
0
0
0
5
Tercecer (ton)
102.752
104.562
108.659
108.363
107.987
6
Produksi Rogol (ton)
1.013.705
1.069.422
1.153.396
1.195.240
1.239.289
7
Impor (ton)
17.429
-
-
-
-
8
Ekspor (ton)
8.418
10.000
12.500
15.000
17.500
Sumber; Roadmap Cabai Kementan 2016
5.2.1.2 Cabai Pengembangan cabe nasional memiliki empat sasaran, yaitu : (1) Ketersediaan aneka cabai lebih merata sepanjang tahun; (2) Stabilisasi harga; (3) Pengurangan impor; dan (4) Peningkatan ekspor. Untuk mencapai sasaran tersebut maka salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melalui peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah yang semakin meningkat. Produksi cabai nasional dalam kurun waktu 2015-2019 diproyeksikan meningkat berkisar 1- 1,5% per tahun. Pada tahun 2016, kebutuhan cabai nasional adalah sebanyak 2.002.485 ton. Dengan mempertimbangkan nilai kehilangan hasil/tercecer (losses)
56
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
selama periode pasca panen dan distribusi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan produksi sebesar 2.132.676 ton. Produksi ini meningkat menjadi 2.295.481 pada tahun 2019. Peningkatan produksi ini dapat dicapai melalui melalui program pengembangan kawasan atau perluasan areal tanam (ekstensifikasi), pemantapan kawasan (intensifikasi), dan produksi diluar musim (off season) seperti tercantum dalam proyeksi Tabel 21. Proyeksi Penyediaan Aneka Cabai No
Uraian Penyediaan (5+7-6-8)
2016
2017
2018
2019
2.002.485
2.068.473
2.131.070
2.178.451
1
Luas Tanam (Ha)
335.826
338.373
340.007
344.845
2
Luas Panen (Ha)
298.897
301.082
295.476
300.157
3
Produktivitas C. Besar (ton/ ha)
8,00
8,20
8,86
8,93
4
Produktivitas C. Rawit (ton/ ha)
6,25
6,38
6,39
6,40
5
Produksi (ton)
2.132.676
2.196.657
2.245.440
2.295.481
6
Tercecer
130.191
128.184
114.370
117.030
7
Impor (ton)
-
-
-
-
8
Ekspor (ton)
1.713
1.881
2.066
2.270
Sumber; Roadmap Cabai Kementan 2016
5.2.2. Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing 1. Sasaran Produksi
Sasaran peningkatan produksi aneka produk hortikultura pada kurun waktu 2015 – 2019 berkisar rata-rata antara 2 - 7 % setiap tahunnya baik untuk produksi buah, sayuran, tanaman obat maupun tanaman florikultura dengan penjelasan sasaran secara lebih rinci sebagai berikut:
Direktorat Jenderal Hortikultura
57
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
a. Produksi Buah
Sasaran peningkatan produksi buah-buahan 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 2% per tahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas buah-buahan 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 22. Sasaran Produksi Buah 2015 -2019 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
58
Komoditas Alpukat Belimbing Duku Durian Jambu Biji Jambu Air Jeruk siam Jeruk Besar Mangga Manggis Nangka/Cempedak Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Markisa Sirsak Sukun Apel Anggur Melon Semangka Blewah Stroberi Total Buah
Produksi (Ton) 2015
2016
2017
2018
2019
311,928 316,669 321,546 326,562 331,787 82,877 84,137 85,433 86,766 88,154 211,550 214,766 218,073 221,475 225,019 874,582 890,500 906,885 923,753 941,304 190,217 193,108 196,082 199,141 202,327 93,630 95,409 97,270 99,215 101,348 1,820,961 1,859,201 1,901,033 1,946,658 1,996,298 143,407 145,917 148,835 152,109 155,684 2,475,093 2,520,140 2,566,763 2,615,531 2,666,534 116,706 118,713 120,791 122,929 125,129 653,956 663,896 674,120 684,636 695,590 1,857,508 1,879,799 1,902,356 1,925,184 1,948,287 852,714 865,675 879,006 892,719 907,002 6,917,458 6,976,257 7,039,043 7,105,914 7,176,263 749,035 761,768 775,099 788,974 803,964 1,130,142 1,141,443 1,152,858 1,164,386 1,176,030 140,279 142,411 144,604 146,860 149,210 109,767 111,436 113,152 114,917 116,756 53,855 54,674 55,516 56,382 57,284 105,035 106,632 108,274 109,963 111,722 246,559 250,307 254,162 258,126 262,256 11,310 11,482 11,658 11,840 12,030 152,753 155,350 158,068 160,914 163,890 664,438 675,733 687,558 699,935 712,883 39,246 39,842 40,456 41,087 41,744 59,765 60,674 61,608 62,569 63,570 20,064,772 20,335,938 20,620,249 20,918,545 21,232,067
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
b. Produksi sayuran
Sasaran peningkatan produksi sayuran 2015 – 2019 ditargetkan ratarata 2% pertahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas sayuran 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 23. Sasaran Produksi Sayuran 2015 -2019 NO
KOMODITAS
2015
2016
2017
2018
2019
593.101
602.887
613.981
627.795
643.176
1
Bawang Daun
2
Kentang
1.374.771
1.405.016
1.437.332
1.471.828
1.508.623
3
Kol/Kubis
1.455.217
1.479.228
1.505.410
1.534.765
1.568.991
4
Kembang Kol
138.488
140.787
143.377
146.603
150.195
5
Petsai/Sawi
611.204
621.350
632.783
647.020
662.872
6
Wortel
502.987
511.337
520.745
532.462
545.508
7
Lobak
32.323
32.860
33.465
34.218
35.056
8
Kacang Merah
101.771
103.460
105.364
107.735
110.374
9
Kacang Panjang
457.244
464.834
473.387
484.038
495.897
10 Paprika
7.133
7.251
7.384
7.551
7.736
11 Jamur
37.952
38.582
39.292
40.176
41.160
12 Tomat
934.307
953.927
974.914
998.312
1.023.270
13 Terung
565.117
574.498
585.069
598.233
612.889
14 Buncis
324.578
331.556
339.016
346.814
355.311
15 Ketimun
484.907
492.956
502.026
513.322
525.898
16 Labu Siam
362.737
368.758
375.543
383.993
393.401
17 Kangkung
325.999
333.334
341.334
350.038
359.664
18 Bayam
136.842
139.921
143.279
146.933
150.974
19 Melinjo
198.635
199.926
201.426
203.198
205.129
20 Petai
231.553
233.058
234.806
236.873
239.123
53.930
54.280
54.687
55.168
55.692
12.228.177 12.498.212 12.775.137 13.082.772
13.414.977
21 Jengkol Total sayuran Sayuran lainnya
8.948.027
9.107.410
9.282.610
Direktorat Jenderal Hortikultura
9.485.469
9.709.756
59
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
c.
Produksi Tanaman Obat
Sasaran peningkatan produksi tanaman obat 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 2% pertahun. Adapun sasaran produksi untuk komoditas tanaman obat 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 24. Sasaran Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2015 - 2019 No
Komoditas
Produksi (Kg) 2015
2016
2017
2018
2019
1
Jahe
2
Lengkuas
63,614,950
64,760,019
65,938,651
67,257,424
68,622,750
3
Kencur
38,658,544
39,740,984
40,913,343
42,140,743
43,426,036
4
Kunyit
5
Lempuyang
7,495,340
7,641,499
7,794,329
7,952,554
8,115,581
6
Temulawak
25,567,932
26,028,155
26,501,868
27,031,905
27,580,653
7
Temuireng
6,611,004
6,739,919
6,874,717
7,014,274
7,158,066
8
Temukunci
6,113,884
6,233,105
6,357,767
6,486,829
6,619,809
9
Dringo
612,730
624,678
637,172
650,106
663,433
10
Kapulaga
74,215,501
75,736,919
77,327,394
79,028,597
80,925,283
11
Mengkudu/Pace
8,706,007
8,840,950
8,991,246
9,148,593
9,313,268
12
Mahkota Dewa
13,287,599
13,493,557
13,722,948
13,963,099
14,214,435
13
Kejibeling
712,331
726,221
740,746
755,783
771,277
14
Sambiloto
1,112,227
1,133,916
1,156,594
1,180,073
1,204,264
15
Lidah Buaya
15,495,444
15,813,101
16,145,176
16,492,297
16,871,620
JUMLAH
231,767,689 238,257,185 245,357,249 252,717,966 260,425,864
114,890,386 118,107,316 121,626,914 125,275,722 129,096,631
608,861,569 623,877,523 640,086,113 657,095,966 675,008,971
d. Produksi Tanaman Florikultura
60
Sasaran peningkatan produksi tanaman florikultura 2015 – 2019 ditargetkan rata-rata 5- 7 % pertahun. Sasaran produksi untuk komoditas tanaman florikultura 2015 – 2019 adalah sebagaimana tabel berikut:
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
Tabel 25. Sasaran Produksi Tanaman Florikultura 2015 -2019 No
Komoditas
Produksi (Kg) 2015
2016
2017
2018
2019
20,371,295
21,043,548
21,759,028
22,509,715
23,297,555
1
Anggrek
2
Anthurium Bunga
2,864,465
2,925,478
2,988,375
3,053,522
3,120,699
3
Anyelir
2,995,654
3,059,461
3,125,240
3,193,370
3,263,624
4
Gerbera ( Herbras )
7,611,003
7,773,117
7,940,239
8,113,336
8,291,830
5
Gladiol
1,924,298
1,965,286
2,007,539
2,051,304
2,096,432
6
Heliconia
1,145,990
1,170,399
1,195,563
1,221,626
1,248,502
7
Krisan
437,929,260
451,067,138
465,140,433
479,885,385
495,241,717
8
Mawar
177,577,834
182,461,225
187,570,139
193,009,673
198,992,973
9
Sedap Malam
106,822,829
109,098,156
111,443,766
113,873,240
116,378,451
Bunga Potong
759,242,628
780,563,807
803,170,323
826,911,171
851,931,784
3,641,217
3,762,105
3,890,017
4,022,666
4,161,448
10
Dracaena*)
11
Cordylene
513,184
524,115
535,384
547,055
559,090
12
Monstera
114,014
116,443
118,946
121,539
124,213
13
Sansevierria (Pedang - pedangan) ***)
1,282,526
1,309,844
1,338,006
1,367,174
1,397,252
14
Aglaonema *)
1,017,577
1,039,251
1,061,595
1,084,738
1,108,602
15
Adenium (Kamboja Jepang) *)
1,017,577
1,039,251
1,061,595
1,084,738
1,108,602
16
Euphorbia *)
1,382,105
1,411,544
1,441,892
1,473,326
1,505,739
17
Phylodendron *)
14,800,232
15,115,477
15,440,460
15,777,062
16,124,157
18
Pakis *)
19,867,883
20,503,656
21,170,025
21,868,635
22,612,169
19
Dieffenbachia *)
190,760
194,823
199,011
203,350
207,824
20
Anthurium Daun *)
1,077,041
1,099,982
1,123,631
1,148,126
1,173,385
21
Caladium *)
292,522
298,752
305,175
311,828
318,689
22
Melati •)
37,390,548
38,680,522
40,053,681
41,515,640
43,176,266
23
Palem *)
2,503,747
2,585,118
2,671,720
2,765,230
2,864,778
24
Soka (Ixora) )
1,026,640
1,048,507
1,071,050
1,094,399
1,118,476
Ket. *) Satuan produksi dalam pohon **) Satuan produksi dalam Kg ***) Satuan produksi dalam rumpun
Direktorat Jenderal Hortikultura
61
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
6. Program, Sasaran Program, Indikator Sasaran dan Indikator Output 6.1 Program, Sasaran Program dan Indikator Sasaran Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura adalah “Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura” Sasaran program dan indikator ini merujuk pada Renstra Kementerian Pertanian dan disesuaikan dengan Tupoksi Direktorat Jenderal Hortikultura, yakni untuk mencapai tujuan sebagai berikut : Selanjutnya sistematika program adalah sebagai berikut. Tabel 26. Sistematika Program 4.1
5.2
Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah dengan indikator : 4.1.1 4.1.2
Jumlah produksi aneka cabai (ton) Jumlah produksi bawang merah (ton)
4.1.3 4.1.4
Koefesien variasi produksi cabai (%) Koefesien variasi produksi bawang merah (%)
Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dengan indikator : 5.2.1 Produksi Jeruk (ton) 5.2.2 Produksi Mangga (ton) 5.2.3 Produksi Nenas (ton) 5.2.4 Produksi Manggis (ton) 5.2.5 Produksi Salak (ton) 5.2.6 Produksi Buah Lain (ton) 5.2.7 Produksi Kentang (ton) 5.2.8 Produksi Sayuran Lainnya (ton) 5.2.9 Produksi Tanaman Obat (ton) 5.2.10 Produksi bunga potong dan daun potong (tangkai) 5.2.11 Produksi bunga pot dan lanskap (pohon) 5.2.12 Produksi bunga tabur (kg)
Direktorat Jenderal Hortikultura
63
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
6.2. Indikator Output Pencapaian sasaran (outcome) sangat tergantung dari keberhasilan output dari kegiatan, oleh karenanya maka masing-masing sasaran dijabarkan dengan indikator outputnya, yakni sebagai berikut: Tabel 27. Indikator Outcome dan Output 4.1
Outcome = Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah dengan indikator :
4.1.4 Produksi Aneka Cabai (ton) -
Luas Kawasan Aneka Cabai (Ha)
4.1.5 Produksi Bawang Merah (ton) -
Luas Kawasan Bawang Merah (Ha)
-
Produksi benih Bawang Merah (Kg)
5.2
Outcome = Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
5.2.1 Produksi Jeruk (ton) -
Luas Kawasan Tanaman Jeruk (Ha)
-
Produksi Benih Jeruk (Batang)
5.2.2 Produksi Mangga (ton) 5.2.3 Produksi Nenas (ton); 5.2.4 Produksi Manggis (ton); 5.2.5 Produksi Salak (ton) 5.2.6 Produksi Buah Lainnya (ton) -
Luas Kawasan Buah Lainnya (Ha)
-
Registrasi Kebun GAP Buah (Kebun)
-
Produksi Benih Tanaman Buah Lainnya (Batang)
5.2.7 Produksi Kentang (ton) 5.2.8 Produksi Sayuran Lainnya (ton) 5.2.9 Produksi Tanaman Obat (ton)
64
-
Luas Kawasan sayuran lainnya (Ha)
-
Luas Kawasan Tanaman Obat (Ha)
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
-
Registrasi Lahan Usaha GAP Sayuran dan Tanaman Obat (Lahan Usaha)
-
Produksi Benih Kentang (K Nol)
5.2.10 Produksi Bunga Potong dan Daun Potong (tangkai) 5.2.11 Produksi Bunga Pot dan Tanaman Lanskap (pohon) 5.2.12 Produksi Bunga Tabur (kg) -
Luas Kawasan Tanaman Florikultura (M2)
-
Registrasi Lahan Usaha GAP Florikultura (Lahan Usaha)
-
Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/ Florikultura (Desa)
-
Desa Organik Berbasis Tanaman Sayuran/ Obat (Desa)
-
Fasilitasi Kelompok Penggerak Pembangun Hortikultura di Wilayah Penyangga
-
Jumlah Bangsal pascapanen (unit)
-
Jumlah Cold Storage Hortikultura (unit)
-
Jumlah Sarana Prasarana Pascapanen (unit)
-
Jumlah Sarana Prasarana Pengolahan (unit)
-
Fasilitasi Pemasaran Hortikultura (kali)
-
Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura (kali)
-
Fasilitasi Hortipark (lokasi)
-
Pembinaan Lembaga Perbenihan Hortikultura (lembaga)
-
Jumlah Penangkar benih yang mendapatkan fasilitasi (kelompok)
-
Jumlah Varietas baru hortikultura (calon varietas)
-
Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)
-
Gerakan Pengendalian OPT (Ha)
-
SLPHT (Kelompok)
-
Fasilitasi Sarana Prasarana Kelembagaan Perlindungan Hortikultura (Unit)
-
Penanganan Dampak Perubahan Iklim (Ha)
-
SAKIP (%)
Direktorat Jenderal Hortikultura
65
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
7. Target dan Langkah Operasional 7.1 Target Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura menetapkan beberapa target pembangunan yang akan dijadikan indikator kinerja setiap tahun anggaran. Hal ini dilakukan sebagai bahan rujukan bagi proses evaluasi. Target tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 28. Target Renstra Ditjen Hortikultura No.
INDIKATORR OUTCOME
4.1
2016
INDIKATOR OUTCOME
2018
2019
Stabilnya Produksi Cabe dan Bawang Merah 4.1.1
Koefesien variasi produksi bulanan cabai besar (cv %)
≤15
≤11
≤10
≤10
4.1.2
Koefesien variasi produksi bulanan cabai rawit (%)
≤18
≤16
≤15
≤15
4.1.3
Koefesien variasi produksi bulanan bawang merah (%)
≤20
≤17
≤16
≤15
4.1.4
Produksi Aneka Cabai (ton)
2.132.676
2.196.657
2.245.440
2.295.481
a. Produksi Cabai Besar (ton)
1.209.455
1.245.739
1.283.111
1.321.604
4.1.5 5.2
2017
b. Produksi Cabai Rawit (ton)
923.221
950.918
962.329
973.877
Produksi Bawang Merah (ton)
1.292.808
1.390.207
1.436.407
1.484.976
Berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing 5.2.1
Produksi Jeruk (ton)
2.005.118
2.049.868
2.098.767
2.151.982
5.2.2
Produksi Mangga (ton);
2.520.140
2.566.763
2.615.531
2.666.534
5.2.3
Produksi Nenas (ton);
1.879.799
1.902.356
1.925.184
1.948.287
5.2.4
Produksi Manggis (ton);
118.713
120.791
122.929
125.129
5.2.5
Produksi Salak (ton)
1.141.443
1.152.858
1.164.386
1.176.030
5.2.6
Produksi Kentang (ton)
1.405.016
1.437.332
1.471.828
1.508.623
5.2.7
Produksi Sayuran Lainnya (ton)
7.702.394
7.845.278
8.013.641
8.201.133
5.2.8
Produksi Tanaman Obat (ton)
623.877.523
640.086.113
657.095.966
675.008.971
5.2.9
Produksi Buah Lainnya (ton)
12.670.725
12.827.614
12.991.747
13.164.105
Produksi Daun dan Bunga Potong (tangkai)
781.204.365
803.824.652
827.579.765
852.615.087
Produksi Tanaman Pot dan Lanskap (Pohon)
48,098,466
49,436,171
50,834,098
52,303,868
Produksi Bunga Tabur (Kg)
38,680,522
40,053,681
41,515,640
43,176,266
Direktorat Jenderal Hortikultura
67
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
7.2 Stabilisasi cabai dan bawang merah dan indikator berkembangnya komoditas bernilai tambah dan berdaya saing Adapun masing-masing target sebagai berikut : kawasan sayuran lainnya Tabel 29. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Cabe dan Bawang No. Jenis Indikator Sasaran dan Output 4.1.4 Produksi Aneka Cabai (ton) Koefesien variasi produksi bulanan Cabai Besar (cv %) Koefesien variasi produksi bulanan Cabai Rawit (cv %) a. Produksi Cabai Besar (ton) b. Produksi Cabai Rawit (ton) -
Luas Kawasan Aneka Cabai (Ha)
4.1.5 Produksi Bawang Merah (ton) Koefesien variasi produksi bulanan Bawang Merah (cv %) Luas Kawasan Bawang Merah (Ha) Produksi benih Bawang Merah (Kg)
2016 2017 2018 2019 2.132.676 2.196.657 2.245.440 2.295.481 ≤ 15
≤ 11
≤ 10
≤ 10
≤ 18
≤ 16
≤ 15
≤ 15
1.209.455
1.245.739
923.221
950.918
962.329
973.877
15.168
15.000
16.500
18.150
1.283.111 1.321.604
1.292.808 1.390.207 1.436.407 1.484.976 ≤ 20 ≤ 17 ≤ 16 ≤ 15 4.888 2.000.000
7.000 3.065.000
7.700 8.470 2.205.000 2.315.250
Tabel 30. Rincian Target Ouput Kegiatan Produksi Jeruk, Buah Lainnya dan Florikultura No. Jenis Indikator Sasaran dan Output 5.2.1. Produksi Jeruk (ton) -
Luas Kawasan Tanaman Jeruk (Ha)
-
Produksi Benih Jeruk (Batang)
5.2.2 Produksi Mangga (ton); 5.2.3 5.2.4 5.2.5 5.2.6 -
68
Produksi Nenas (ton); Produksi Manggis (ton); Produksi Salak (ton) Produksi Buah Lainnya (ton) Luas Kawasan Buah Lainnya (Ha) Registrasi Kebun GAP Buah (Kebun) Produksi Benih Tanaman Buah Lainnya (Batang)
2016 2.005.118
2017 2.049.868
2018 2.098.767
2019 2.151.982
2.400
1.563
2.200
2.600
252.000
264.600
277.830
2.520.140
2.566.763
2.615.531
2.666.534
1.879.799 118.713 1.141.443 12.670.725
1.902.356 120.791 1.152.858 12.827.614
1.925.184 122.929 1.164.386 12.991.747
1.948.287 125.129 1.176.030 13.164.105
1.500 170.000
283 178.500
2300 350 187.425
2.400 355 196.796
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
5.2.7 5.2.8 5.2.9 -
Produksi Kentang (ton) Produksi Sayuran Lainnya (ton) Produksi Tanaman Obat (ton) Luas Kawasan sayuran lainnya (Ha) Luas Kawasan Tanaman Obat (Ha)
1.405.016 1.437.332 1.471.828 7.702.394 7.845.278 8.013.641 623.877.523 640.086.113 657.095.966 1,402 1,678 1,770 91 105 110
1.508.623 8.201.133 675.008.971 1,900 115
Registrasi Lahan Usaha GAP Sayuran dan 525 550 Tanaman Obat (Kebun) Produksi Benih Kentang (K Nol) 243,000 257,250 270,113 5.2.10 Produksi Bunga Potong dan Daun 781.204.365 803.824.652 827.579.765 Potong (tangkai) 5.2.11 Produksi Bunga Pot dan Tanaman 48,098,466 49,436,171 50,834,098 Lanskap (pohon) 5.2.12 Produksi Bunga Tabur (kg) 38,680,522 40,053,681 41,515,640 Kawasan Tanaman Florikultura (M2) 8,800 40,000 45,000 Registrasi Lahan Usaha GAP Florikultura 21 22 (LU) Desa Organik Berbasis Tanaman Buah/ 100 100 100 Florikultura (Desa) Desa Organik Berbasis Tanaman Sayuran 150 150 150 dan Obat (Desa) Jumlah Bangsal pascapanen (Unit) 30 35 75 Jumlah Sarana Prasarana Pascapanen 161 34 225 (unit) Jumlah Sarana Prasarana Pengolahan 109 30 40 (unit) Fasilitasi Pemasaran Hortikultura (kali) 30 37 39 Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu (kali) 250 Fasilitasi Hortipark (lokasi) 15 Pembinaan lembaga Perbenihan Horti65 65 65 kultura (lembaga) Jumlah penangkar benih yang 28 30 38 mendapatkan fasilitasi (kelompok) Jumlah Varietas baru hortikultura (calon 25 35 45 varietas) Sertifikasi dan pengawasan peredaran 1.520 1.575 1.651 benih hortikultura (unit) Gerakan Pengendalian OPT (Ha) 4.000 SLPHT (Kelompok) 300
575
-
Direktorat Jenderal Hortikultura
283,618 852.615.087 52,303,868 43,176,266 50,000 23 100 150 100 300 50 41 250 15 65 42 55 1.734 4.800 350
69
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
-
Fasilitasi Sarana Prasarana Kelembagaan Perlindungan Hortikultura (Unit) Penanganan Dampak Perubahan Iklim (Ha) SAKIP (%)
116 15 78
80
270
325
70 81
84 82
7.3 Langkah Operasional Adapun langkah operasional yang akan dilakukan untuk mempertajam pencapaian strategi pembangunan hortikultura 2015 – 2019 dapat diurai sebagai berikut: 7.2.1 Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura a. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk buah secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi - Peningkatan luas tanam untuk memenuhi konsumsi, bahan baku industri dan ekspor -
Pengembangan kawasan tanaman jeruk
- Pengembangan kawasan tanaman mangga, nenas, manggis, salak dan buah lainnya
70
-
Pengembangan kawasan florikultura
-
Perbaikan infrastruktur kebun/lahan usaha
-
Penerapan GAP /penerapan sistem budidaya organik/ ramah lingkungan, termasuk pengembangan desa organik berbasis tanaman hortikultura dan registrasi kebun/lahan usaha.
-
Registrasi lahan usaha/kebun
-
Penyediaan sarana prasarana budidaya
-
Fasilitasi sarana prasarana pasca panen buah
-
Fasilitasi sarana prasarana pasca florikultur
-
Penerapan teknologi inovatif
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
b. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura -
Penguatan kelompok/gapoktan/asosiasi
-
Peningkatan kerjasama dan kemitraan usaha
-
Penataan kelembagaan pelaku usaha dalam rantai pasok
7.2.2. Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat 7.2.2.1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk sayuran dan tanaman obat secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi - Pengembangan kawasan aneka cabai - Pengembangan kawasan tanaman bawang merah - Pengembangan kawasan tanaman sayuran lainnya - Pengembangan kawasan tanaman obat - Perbaikan infrastruktur kebun/lahan usaha - Penerapan GAP /penerapan sistem budidaya organik/ ramah lingkungan, termasuk pengembangan desa organik berbasis tanaman sayuran/ tanaman obat dan registrasi lahan usaha. - Registrasi lahan usaha - Fasilitasi Kelompok Penggerak Pembangun Hortikultura (Sayuran dan Tanaman Obat) di Wilayah Penyangga - Penyediaan sarana prasarana budidaya - Fasilitasi sarana prasarana pasca panen sayuran dan tanaman obat - Penerapan teknologi inovatif 7.2.2.2. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura - Penguatan kelompok/gapoktan/asosiasi
Direktorat Jenderal Hortikultura
71
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
- Peningkatan kerjasama dan kemitraan usaha - Penataan kelembagaan pelaku usaha dalam rantai pasok 7.2.3 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura a. SLPHT -
Peningkatan jumlah (kelompok) pelaksanaan SLPHT
-
Peningkatan penerapan PHT
-
Pemasyarakatan PHT
b. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan (BPTPH, Laboratorium PHP/Agens Hayati/Lab. Pestisida, Klinik PHT dan PPAH) -
Sertifikasi/ akreditasi Lab PHP/ Lab agens hayati/ Lab pestisida
-
Fasilitasi sarana prasarana kelembagaan perlindungan
-
Peningkatan kompetensi POPT
- Pengembangan dan pemasyarakatan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan melalui kaji terap - Perbanyakan produk bahan pengendali OPT ramah lingkungan c.
Peningkatan Pengendalian OPT Hortikultura -
Pengamatan lapang/surveillance dan peramalan terhadap serangan OPT
-
Fasilitasi gerakan pengendalian OPT
-
Optimalisasi gerakan pengendalian OPT
-
Penyebarluasan informasi perlindungan hortikultura
- Sinergisme sistem perlindungan dalam pemenuhan persyaratan SPS-WTO
72
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
d. Penanganan Dampak Perubahan Iklim -
Analisa Dampak Perubahan Iklim (DPI)
-
Fasilitasi sarana prasarana mitigasi dan adaptasi DPI
-
Pemetaan daerah rawan bencana banjir dan kekeringan
-
Teknologi penanganan DPI
7.2.4. Pengembangan Sistem dan Industri Perbenihan Hortikultura a. Penyediaan benih : -
Produksi Benih Bawang Merah
-
Produksi Benih Kentang K Nol
-
Produksi benih Jeruk
-
Produksi benih tanaman buah lainnya
b. Penguatan Sistem Produksi benih bermutu melalui:
c.
-
Penyediaan benih sumber
-
Penataan Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)
Penguatan Kelembagaan -
Penumbuhan dan pengembangan produsen/penangkar benih
-
Peningkatan kompetensi pengelola dan fasilitas BPSB, BBI, Laboratorium kultur jaringan, produsen benih
d. Penyediaan sarana prasarana perbenihan di balai-balai benih pemerintah/masyarakat e. Sertifikasi, Pengawasan peredaran dan penggunaan benih bermutu
Direktorat Jenderal Hortikultura
73
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
7.2.5. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Hortikultura a. Fasilitasi Pasca Panen dan Pengolahan -
Bangsal pascapanen
-
Sarana Prasarana Pascapanen
-
Cold Storage Hortikultura
-
Sarana Prasarana Pengolahan
b. Fasilitasi Pemasaran dan Peningkatan Mutu -
Fasilitasi Pemasaran Hortikultura
-
Fasilitasi Penerapan Jaminan Mutu Hortikultura
-
Fasilitasi Hortipark
-
Fasilitasi Informasi Harga Hortikultura
7.2.6. Peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura a. Pelayanan Manajemen Internal -
Penyusunan Dokumen Perencanaan, Hukum, Kehumasan dan Kepegawaian serta keuangan dan Perlengkapan
-
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura
-
Penyusunan Laporan pemantauan produksi cabai dan bawang merah Penyusunan Laporan Kinerja
-
Pelayanan Manajemen
b. Pelayanan Manajemen Eksternal
74
-
Pelayanan Bagi Dunia Usaha tentang Rekomendasi Bidang Hortikultura;
-
Penyebarluasan informasi Kebijakan Hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019
8. PENUTUP Rencana strategis (renstra) Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan hortikultura di Indonesia. Renstra ini memuat Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan dan Langkah-langkap Operasional dari Direktorat Jenderal pada kurun waktu 2015–2019. Dengan adanya Rencana Strategis (renstra) Ditjen Hortikultura ini diharapkan dapat memberikan panduan dan informasi kepada semua pihak baik secara internal maupun eksternal terhadap desain perencanaan program dan kegiatan serta orientasi input yang menjadi tugas pokok dan fungsi Ditjen Hortikultura sebagai sebuah institusi pemerintah pada jangka waktu lima tahun ke depan. Meski sebagai sebuah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, bukan berarti renstra ini bersifat permanen sampai jangka waktu tersebut. Adanya perubahan atau dinamika pada lingkungan strategik pada Direktorat Jenderal Hortikultura selama jangka waktu tersebut dapat pula berimplikasi terhadap adanya perubahan terhadap subtansi-substansi penting dalam dokumen rencana strategi. Untuk itu adanya perubahan ini agar dapat dipahami sebagai sebuah langkah dalam penyempurnaan ataupun penyesuaian terhadap perbaikan pelaksanaan pembangunan hortikultura pada tiap tahun selama jangka waktu periode tersebut. Selanjutnya, sekalipun regulasi yang ada memberikan ruang adanya perubahan pada renstra, namun semaksimal mungkin akan diupayakan untuk membatasi edisi revisi dari renstra tersebut. Untuk itu, dalam penyusunan renstra ini akan diupayakan untuk mengakomodir berbagai masukan dan aspirasi dari berbagai pihak agar lebih komprehensif dan mampu menjawab tantangan/issue serta kebutuhan pada stakeholder hortikultura Indonesia.
Direktorat Jenderal Hortikultura
75