RENSTRA 2011-2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntunan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mempraktekkan prinsip-prinsip Good Governance. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN. Oleh karena itu diperlukan adanya mekanisme untuk mengukur akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperluas peran dan kapasitas institusi, serta tersedianya akses yang sama terhadap informasi bagi masyarakat luas. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertahor) ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan arahan visi, misi, tujuan, target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan
pembangunan
pertanian yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Panagan dan Hortikultura selama lima tahun ke depan (2011-2015). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, permasalahan mendasar dan tantangan terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dokumen Renstra ini seyogyanya dijadikan acuan dan
arahan bagi Jajaran Birokrasi di lingkungan
Dipertahor Kabupaten Dharmasraya dalam
merencanakan dan melaksanakan
pembangunan pertanian periode 2010-2015 secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait. Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2015
mengharuskan Dipertahor untuk
merestrukturisasi
program dan kegiatan dalam kerangka performance based budgeting. Untuk itu,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 1
RENSTRA 2011-2015
dokumen ini dilengkapi dengan indikator
kinerja
sehingga
akuntabilitas
pelaksana beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2011-2015. Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertahort) tahun 2013 merupakan pelaksanaan tahun ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dharmasraya 2011 – 2015. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Penyusunan RKPD merupakan pelaksanaan dari Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah kedua dengan Undang _ Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembangunan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan rencana strategis Dipertahort didasarkan kepada : 1. Landasan Yuridis a. Undang- Undang No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) b. Undang- Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara c. Undang- Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah d. Undang- Undang No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah e. Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah f. Peraturan Pemerintah No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal h. SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 2
RENSTRA 2011-2015
i.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
j.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 tahun 2010 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah
k. Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 3 Tahun 2000
tentang
Susunan
Organisasi
Dinas
Pertanian
Kabupaten
Dharmasraya. 2. Landasan Materil a. Masukan saran, pendapat, inspirasi dan aspirasi masyarakat Kabupaten Dharmasraya sebagai hasil konsultasi perumusan visi dan misi Dipertahort Kabupaten Dharmasraya. b. Identifikasi perumusan perencanaan strategis Dipertahort Kabupaten Dharmasraya yang dilakukan oleh Tim Perumus Penyusun Perencanaan Strategis yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Dharmasraya Nomor 188.45/ 124 / KPTS / BPt – 2002. c. Perencanaan
strategis
sebagai
bahagian
sistem
perencanaan
pembangunan pertanian yang mengacu kepada pola dasar dan program pembangunan Daerah Kabupaten Dharmasraya . d. RPJMD Kabupaten Dharmasraya. 1.3 Maksud dan Tujuan Tujuan penyusunan perencanaan strategis Dipertahort Kabupaten Dharmasraya adalah : a. Membangun sistem akuntabilitas dan kinerja Dipertahort Kabupaten Dharmasraya
sebagai
salah
satu
upaya
penerapan
prinsip-prinsip
kepemerintahan yang baik ( Good Governance ) dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Dharmasraya. b. Memberikan arah dan pedoman kepada aparatur dan seluruh unit kerja dinas serta seluruh unsur masyarakat Kabupaten Dharmasraya dalam pencapaian visi dan misi yang telah disepakati bersama. Bagi Dipertahort perencanaan strategis ini merupakan acuan utama dalam pelaksanaan tugas 5 ( Lima ) tahun kedepan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 3
RENSTRA 2011-2015
c. Terciptanya akuntabilitas kinerja Dipertahort sebagai akumulatif dari kualitas dan kinerja segenap aparatur unit kerja Dipertahort Kabupaten Dharmasraya.
1.4 Sistematika Penulisan Dalam pembuatan dokumen Renstra Dinas Dipertahor telah mengacu kepada Permendagri No 54 Tahun 2010 lampiran IV tentang tahapan dan tata cara penyusunan rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (renstra skpd). Untuk lebih jelasnya susunan garis besar dokumen renstra Dinas Dipertahor kabupaten Dharmasraya adalah sebagai berikut : A. Pendahuluan 1. Latar belakang 2. Landasan hukum 3. Maksud dan tujuan 4. Sistematika penulisan B. Gambaran Pelayanan SKPD 1. Tugas, fungsi, dan struktur organisasi SKPD 2. Sumber daya SKPD 3. Kinerja pelayanan SKPD 4. Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD C. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi 1. Identifikasi permasalahan berdsarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD 2. Telaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih 3. Telaahan renstra K/L dan renstra 4. Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis 5. Penentuan isiu-isu strategis D. Visi, Misi, Tujuan, dan sasaran, Strategi dan Kebijakan 1. Visi dan misi SKPD 2. Tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD 3. Strategi dan kebijakan SKPD E. Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan F. Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, Pendanaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 4
RENSTRA 2011-2015
BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas , Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD a. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Dharmasraya,
Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura terdiri dari : a.
Kepala Dinas;
b. Sekretariat; terdiri dari: Sub Bagian Umum Anggaran; Sub Bagian Kepegawaian; Sub Bagian Program dan Pelaporan. c. Bidang Tanaman Pangan; terdiri dari: Seksi Budi Daya Tanaman Pangan Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Tanaman Pangan. d. Bidang Hortikultura; terdiri dari: Seksi Budidaya Hortikultura Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Hortikultura. e. Bidang Perlindungan Tanaman; terdiri dari : Seksi Perlindungan Tanaman Pangan Seksi Perlindungan Tanaman Hortikultura f. Unit Pelaksana Teknis Dinas g.
Kelompok Jabatan Fungsional
b. Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 5
RENSTRA 2011-2015
Dharmasraya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut : 1. Tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertahort) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura. 2. Fungsi a. Perumusan kebijakan teknis pertanian tanaman pangan dan hortikultura b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Tugas pokok dan fungsi A. Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; 4. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 6
RENSTRA 2011-2015
B. Sekretaris Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas; Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan teknis administratif kepada seluruh unit organisasi dilingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura; Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud,
Sekretaris
mempunyai fungsi : 1. Pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, asset, kepegawaian dan ketatalaksanaan; 2. Membantu
Kepala
Dinas
mengkoordinasikan
kebijakan
Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura bersama bidang-bidang lain; 3. Pengelolaan sumber daya ketenagaan dan sarana prasarana kantor; 4. Pengelolaan administrasi keuangan dan asset; 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum Anggaran; b. Sub Bagian Kepegawaian; c. Sub Bagian Program dan Pelaporan.
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum dan Anggaran mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, pemeliharaan barang inventaris dan asset, pengelolaan perlengkapan kantor, keprotokolan dan hubungan masyarakat, serta melaksanakan penyusunan dan pengelolaan anggaran dinas.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 7
RENSTRA 2011-2015
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian, pembinaan kelembagaan serta ketatalaksanaan. Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Perencanaan dan penyusunan serta pelaporan pelaksanaan program.
C. Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang Tanaman Pangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi: a. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang
Budi Daya
tanaman pangan; b. Perumusan, pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Usaha dan kelembagaan tanaman pangan; c. mengkoordinasikan dan memadukan rencana program dan kegiatan bidang tanaman pangan; d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari: 1. Seksi Budi Daya Tanaman Pangan; 2. Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Tanaman Pangan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Tanaman Pangan. Seksi Budi Daya Tanaman Pangan mempunyai tugas`merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Budi Daya tanaman pangan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 8
RENSTRA 2011-2015
Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Bina Usaha dan Kelembagaan Tanaman Pangan.
D. Bidang Hortikultura Bidang Hortikultura dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan kebijakan teknis dibidang Hortikultura . Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : 1.
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Budidaya Hortikultura;
2.
perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang usaha dan kelembagaan Hortikultura;
3.
mengkoordinasikan dan memadukan rencana program dan kegiatan bidang Hortikultura;
4.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Hortikultura terdiri dari: 1. Seksi Budidaya Hortikultura; 2. Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Hortikultura. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Hortikultura. Seksi Budidaya Hortikultura
mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis dibidang Budidaya Hortikultura. Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan Hortikultura
mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Bina Usaha dan Kelembagaan Hortikultura.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 9
RENSTRA 2011-2015
E. Bidang Perlindungan Tanaman Bidang Perlindungan Tanaman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang
Perlindungan
Tanaman
mempunyai
tugas
melaksanakan
perumusan dan kebijakan Bidang Perlindungan Tanaman. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Perlindungan Tanaman mempunyai fungsi: a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura; b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dibidang perlindungan pertanian organik; c. mengkoordinasikan dan memadukan rencana program dan kegiatan bidang perlindungan tanaman; d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Perlindungan Tanaman terdiri dari : a. Seksi Perlindungan Tanaman Pangan b. Seksi Perlindungan Tanaman Hortikultura Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perlindungan Tanaman. Seksi Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perlindungan tanaman pangan. Seksi
Perlindungan
Tanaman
Hortikultura
mempunyai
tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Perlindungan Tanaman Hortikultura.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 10
RENSTRA 2011-2015
F. Unit Pelaksana Teknis Unit Pelaksana Teknis Dinas merupakan unit pelaksana dinas yang melaksanakan sebagian tugas dinas dalam wilayah kerjanya. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dibentuk berdasarkan kebutuhan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
2.2 Sumber Daya Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura didukung oleh personil yang produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut : Status Nama Jabatan
No
Eselon
PNS
Non
Jml
PNS
1.
Kepala Dinas;
II b
1
1
2.
Sekretaris :
III a
1
1
a. Kasubag Umum Anggaran;
IV a
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1 1
- staf b. Kasubag Kepegawaian;
IV a
- staf c. Kasubag Program dan Pelaporan
IV a
- staf 3.
Kabid Tan. Pangan :
III b
1
a. Kasi Budi Daya Tanaman Pangan
IV a
1
- staf b. Kasi Bina Usaha dan Kelembagaan
1 IV a
1
1 2
1
1
1
1
Tanaman Pangan - staf Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 11
RENSTRA 2011-2015
4.
Kabid Hortikultura :
III b
1
1
a. Kasi Budidaya Hortikultura
IV a
1
1
1
1
1
1
1
1
- staf b. Kasi Bina Usaha dan Kelembagaan
IV a
Hortikultura 5.
- staf Kabid Perlindungan Tanaman;
III b
1
1
a. Kasi
IV a
1
1
2
2
1
1
1
1
Perlindungan
Tanaman
Pangan - staf b. Kasi
Perlindungan Tanaman
IV a
Hortikultura - staf Jumlah
Sedangkan
untuk
25
tingkat
pendidikan
pegawai
1
26
Dipertahort
Kab.
Dharmasraya terdiri dari : S2
=
3 orang
S1
=
13 orang
D3
=
4 orang
SLTA
=
5 orang
SLTP
=
-
SD
=
1 orang
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 12
RENSTRA 2011-2015 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN DHARMASRAYA
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN ANGGARAN
BIDANG TANAMAN PANGAN
SEKSI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
BIDANG HORTIKULTURA
SEKSI BINA USAHA & KELEMBAGAAN TANAMAN PANGAN
SEKSI BUDIDAYA HORTIKULTURA
SEKSI BINA USAHA & KELEMBAGAAN HORTIKULTURA
SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN
BIDANG PERLINDUNGAN TANAMAN
SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN HORTIKULTURA
SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN
UPTD
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 13
RENSTRA 2011-2015
Sarana dan Prasarana Tabel Sarana dan Prasarana yang dimiliki untuk mendukung usaha pertanian di Kabupaten Dharmasraya, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
No
Jenis Sarana dan Prasarana
Keterangan
1
BPP/UPTD
4 Unit
2
BBI Tanaman Padi
1 Unit
3
Unit Brigade Sungai Dareh
1 Unit
4
Pos Pengendali OPT
10 Unit
5
Mobiler dan Peralatan kantor
Terlampir
6
Kendaraan roda 2 dan roda 4
Terlampir
Sarana dan Prasarana tersebut di atas, meskipun dirasakan kurang tetapi selama ini telah menjadi penunjang bagi Dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan program pembangunan dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten Dharmasraya, yakni untuk peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di daftar Lampiran.
2.3 Kinerja Pelayanan Kineja Pelayanan yang disajikan adalah tingkat kinerja Dinas pertanian Tanaman pangan dan hortikultura berdasarkan target renstra periode sebelumnya (renstra periode 2006-2010), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 14
RENSTRA 2011-2015 Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya (RENSTRA 2006-2010) NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Target SPM
(1)
(2)
(3)
1.
Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun Target Target Renstra SKPD Tahun Target kekekeIndikator IKK Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 (5)
(6)
(7)
(8)
Meningkatnya produktivitas tanaman pangan
4.3
4.2
4.3
4.1 4.3
4.4
2.
Meningkatnya Produksi tanaman pangan melalui peningkatan kualitas pelayanan jaringan irigasi .
5%
6.3
6.5
6.5 7.1
10.6 6.4 6.6 6.7 7.3 10.2 1.02 1.02 1.03 1.03 0.96
3.
Meningkatnya produksi melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP)
5%
6.3
6.5
6.5 7.1
10.2 6.4 6.6 6.7 7.3 10.2 1.02 1.02 1.03 1.03 1.00
4.
Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan secara Berkelanjutan
5%
6.3
6.5
6.5 7.1
10.2 6.4 6.6 6.7 7.3 10.2 1.02 1.02 1.03 1.03 1.00
7
-
3
6.
Terciptanya Pengembangan Kawasan sentra Produksi
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
(4)
1
(9)
1
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
2
4.1 4.1 4.2 4.2 4.1 0.98 0.95 1.02 0.98 0.93
-
2
1
1
1
-
0.67 1.00 1.00 0.50
Page 15
RENSTRA 2011-2015
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya (RENSTRA 2006-2010) Uraian ***) (1) Program Peningkatan Kesejahteraan petani Program penyediaan sarana dan prasarana serta infrastruktur pembangunan pertanian
Anggaran pada Tahun ke- (Juta)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
2006
2007
2008
2009
2010
2006
2007
2008
2009
2010
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
N/A
-
80
N/A
-
50,1
N/A 248,9 1500
Program Peningkatan Penerapan N/A Teknologi Pertanian Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Pertanian
Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Juta)
65,6
81,8
N/A 216,8 1000,2
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (17) (18)
N/A 234,3 1000
N/A
47,5
35,5
N/A 174,2 747,2
Page 16
RENSTRA 2011-2015
2.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD 1. Kekuatan Perda Nomor 3 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dipertahort
yang
menjadi titik tolak bagi pembangunan sub sektor pertanian Kabupaten Dharmasraya dimasa-masa yang akan datang, sesuai dengan Perda dimaksud ditegaskan bahwa Dipertahort merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Dharmasraya di Bidang Pertanian dengan tugas pokok melaksankan kewenangan otonomi dibidang pertanian dan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pertanian b. Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang pertanian c. Tersedianya Sarana dan Prasarana d. Adanya personil/ petugas yang mendukung
2. Kelemahan 1. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Aparatur sangat terbatas. Hal ini terlihat dari tidak seimbangnya jumlah dan latar belakang keilmuan personil dengan beban kerja . Kondisi saat ini petugas teknis Dipertahor hanya 26 orang berdasarkan Analisis Jabatan yang telah dilakukan dibutuhkan penambahan personil sebanyak 52 orang lagi . 2. Belum dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di Kecamatan. 3. Masih lemahnya kelembagaan di tingkat petani Pengelolaan kelembagaan dan usahatani masih tradisional, belum berorientasi bisnis yang tunjukkan oleh masih lemahnya sistem kelembagaan dan partisipasi di tingkat petani. 4.Kurangnya adopsi teknologi di tingkat petani. 5. Terjadinya perobahan iklim global yang tidak menentu (Anomali Iklim) 6. Tungkat serangan hama dan penyakit (OPT) masih tinggi
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 17
RENSTRA 2011-2015
3. Peluang a. Keadaan Geografis Kabupaten Dharmasraya berada pada posisi geografis 00 47’7” LS - 10 41’56” LS dan 1010 9’21” - 1010 54’27” BT, dengan Ketinggian dari permukaan laut antara 82 m sampai dengan 1.525 m dan luas 2.961,13 Km2. Letak georafis Daerah pada posisi silang tiga provinsi Sumatera Barat Jambi dan Riau, serta 8 Kabupaten (Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Bungo, Tebo dan Kerinci) sangat strategis karena merupakan pusat pertumbuhan baru dalam kerangka kerja sama regional IMS-GT. Dengan demikian posisi Kabupaten Dharmasraya yang berperan sebagai pintu gerbang akan lebih mudah mengakses pusat pertumbuhan tersebut yang diharapkan sebagai pasar dari berbagai komoditi yang dihasilkan daerah ini. b. Iklim. Kabupaten Dharnasraya adalah termasuk pada daerah yang beriklim tropis dengan suhu rata-rata 300 C – 360 C dengan curah rata-rata 213,02mm/bulan. Kondisi ini cukup kondusif untuk mendukung kegiatan budidaya dan mengembangkan komoditi pertanian. c. Tofografi. Tofografi kabupaten Dharmasraya adalah bervariasi antara daerah berbukit, bergelombang dan datar dengan tingkat kemiringan dan luas masingmasingnya sebagai berikut: Tabel 3. Luas Wilayah Kabupaten Dharmasraya berdasarkan tingkat kemiringan Tingkat Kemiringan ( % )
Luas ( Ha )
(%)
a. 0-3
99.917
16,37
b. 3-8
84.796
13,92
c. 8-15
101.523
16,67
d. 15-25
112.991
18,55
e. 25-40
86.216
15,15
f. > 40
123.908
20,34
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 18
RENSTRA 2011-2015
Dengan
kemiringan
lahan
seperti
diatas,
lahan
potensial
untuk
mengembangkan usaha komoditi pertanian secara umum seluas 184.515 Ha ( kemiringan 0-3 % dan 3-8 % ) e. Tanah Pada dasarnya jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya terbagi 3 jenis yaitu: Padzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol. Pola penggunaan tanah terluas adalah Hutan Negara yaitu 137.428 Ha, tambak 1.015 Ha, Padang Rumput 2.159 Ha, tegalan . Sementara luas perkebunan 72.891 Ha dan sawah 9.278 Ha. Khusus hutan Negara mencapai sekitar 22,6 % dari luas Kabupaten Dharmasraya. Dengan pola penggunaan lahan seperti diatas, dapat di katakan bahwa Kabupaten Dharmasraya telah menjadi kawasan budidaya. Hal ini tentunya akan lebih memberikan peluang lebih besar untuk pengembangan pertanian. f. Hidrologi Di Kabupaten Dharmasraya terdapat sebanyak 59 sungai dengan panjang ± 450,9 Km, 4 sungai di antaranya merupakan sungai – sungai besar yaitu : Batang Hari, Batang Siat, Batang Mimpi, Batang Piruko, dan semuanya bermuara ke Sungai Batang Hari. Kondisi dengan jumlah sungai yang banyak dan panjang, tersebut lebih memungkinkan untuk mengembangkan usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura. 4. Permintaan Pasar Permintaan pasar terhadap produk pertanian seperti baras, jagung, kedele, buah, sayuran dan tanaman hias masih cukup besar dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun terutama pasar lokal, regional dan bahkan internasional. 5. Dana Penguatan dari Pemerintah dan Perbankan Adanya dana penguatan modal dari pemerintah pusat, provinsi serta Kabupaten Dharmasraya, berupa Dana Tugas Pembantuan dan APBD yang dialokasikan untuk penguatan modal usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 19
RENSTRA 2011-2015
peluang besar bagi petani untuk mengembangkan usahanya. Sehingga masalah permodalan yang menjadi kendala utama selama ini diminimalisir. Selain itu Pemerintah Pusat melalui dana dekonsentrasi juga menyiapkan dana penguatan modal untuk pengembangan usaha pertanian antara lai berupa bantuan Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), kredit PEM ( Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ), KKP ( Kredit Ketahanan Pangan ), PKP ( Peningkatan Ketahanan Pangan Agribisnis ), dan lainnya. 6. Sumber Daya Manusia Jumlah Penduduk Kab. Dharmasraya berdasarkan registrasi penduduk pada sensus 2010 tercatat sebanyak 191.422 jiwa, dan tercatat 87.419 yang bergerak diberbagai bidang usaha, 55.013 jiwa (66,16%) diantaranya bergerak di bidang pertanian. 7. Ancaman 1. Pasar Bebas Dengan berlakunya Pasar Bebas , semua produk dari dalam dan luar negeri akan bebas keluar masuk Kabupaten Dharmasraya. Hal tersebut merupakan ancaman bagi usaha pertanian yang masih mempunyai produktivitas dan mutu yang rendah. 2. Tingginya Angka Pertumbuhan Penduduk 3. Terjadinya Alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan kepada penggunaan lainnya. 4. Serangan hama penyakit (Organisme Pengganggu Tanaman) relatif masih tinggi. 5. Adanya pengaruh perubahan iklim global yang tidak menentu (anomali iklim). 6. Terjadinya degradasi kesuburan lahan akibat penggunaan bahan kimia (pupuk dan pestisida)
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 20
RENSTRA 2011-2015
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi masalah berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD Dalam rangka meningkatkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD maka perlu dilakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang bisa menghambat, adapun masalah-masalah tersebut diantaranya adalah : 1. Terbatasnya jumlah SDM/aparatur 2. Latar belakang pendidikan aparatur yang tidak sesuai dengan tupoksi 3. Belum singkronnya program dari daerah dan dari pusat 4. Minimnya pendanaan dari APBD 5. Belum adanya SOP yang jelas 6. Sarana dan prasarana yang belum memadai
3.2 Visi, Misi, dan Program Kabupaten Visi dan Misi Dharmasraya A. VISI MEWUJUDKAN MASYARAKAT DHARMASRAYA YANG BERIMAN, SEHAT, CERDAS, AMAN, BERBUDAYA, ADIL DAN SEJAHTERA PADA TAHUN 2015
B. MISI 1.
Menata, Mengembangkan dan menyelenggarakan manajemen pemerintah daerah yang responsive, akuntabilitas, transparansi, partisipatif, dan profesional dengan menempatkan aparatur yang berakhlak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta sesuai dengan pertauran jenjang karier kepegawaian yang berlaku demi mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima.
2.
Membangun Sumber Daya Manusia yang handal dan mampu menguasai IPTEK melalui peningkatan mutu pelayanan penidikan berdasarkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 21
RENSTRA 2011-2015
3.
Meningkatkan kualitas hidup mesyarakat dari aspek sosial, ekonomi dan budaya
yang
berbasis
kerakyatan
dalam
rangka
penanggulangan
kemiskinan dengan menigkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial. 4.
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan
dengan
memperkecil
ketimpangan pembangunan antar wilayah dan antar lapisan/kelompok masyarakat. 5.
Menigkatkan pembangunan infrastruktur guna pengembagan potensi dan sumberdaya daerah.
6.
Mengembangkan dan menggerakkan sumber investasi untuk pengelolaan potensi sumberdaya daerah.
7.
Mengembangkan dan memberdayakan koperasi dan UMKM sebagai basis ekonomi daerah.
8.
Mengembangkan pariwisata yang bernuansa historis, kultural dan agamis.
9.
Mengembangkan ekonomi daerah yang berbasis pertanian (pertanian tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perikanan perkebunan, dan kehutanan) menuju agribisnis dan agroindustri.
10. Membangun masyarakat yang berbudaya, sejahtera dan agamis. 11. Memperkuat kapasitas kelembagaan sosial, ekonomi, politik, budaya dan keagamaan di masyarakat. 12. Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban umum melalui penegakan hukum yang konsisten dan berkeadilan. 13. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan. 14. Mengembangkan pembangunan pedesaan sebagai basis pembangunan daerah.
3.3 Hambatan dan Tantangan Faktor Internal
masih perlunya kualitas dan kuantitas personil. Jumlah personil aktif di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah 26 orang, sedangkan menurut analisis jabatan yang telah dibuat,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 22
RENSTRA 2011-2015
dibutuhkan tambahan personil sebanyak 52 orang lagi, untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di dinas ini.
Masih belum mencukupinya sarana dan prasarana seperti kendaraan operasional, baik roda 2 maupun kendaraan roda 4.
Belum terbentuknya UPTD yang merupakan perpanjangan tangan dinas dalam pelaksanaan kegiatan.
Faktor Eksternal
Belum tertatanya manajemen kelompok tani yang menerima bansos.
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian, sebagai akibat kurangnya SDM petani dan belum tersosialisasinya peraturan mengikat tentang alih fungsi lahan tersebut.
Perubahan iklim
3.4 Penentuan isu-isu strategis Adapun isu-isu strategis yang akan ditangani melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan kesejahteraan petani 2. Penyediaan sarana dan prasarana serta infrastruktur pembangunan pertanian 3. Peningkatan produksi pertanian 4. Peningkatan penerapan teknologi pertanian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 23
RENSTRA 2011-2015
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD Visi
Kabupaten Dharmasraya dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya, dengan Visi SKPD sebagai berikut”Terwujudnya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tani Melalui Pembangunan Sektor Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura”. Yang diupayakan melalui Misi SKPD sebagai berikut: a. Meningkatan ketersediaan pangan bagi masyarakat b. Menciptankan iklim investasi yang kondusif c. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM aparat dan petani e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pertanian f. Mengembangkan kawasan serta produksi komoditas unggulan g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
4.2 Tujuan dan sasaran jangka menengah Berdasarkan Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya tersebut diatas, dapat diformulasikan arah, tujuan dan sasaran Pembangunan Pertanian di Kabupaten Dharmasraya sebagai berikut : a. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah sesuai dengan dukungan infrastruktur; b. Memanfaatkan potensi komoditas-komoditas potensial untuk kesejahteraan masyarakat; c. Meningkatkan produktivitas, produksi dan nilai tambah komoditas-komoditas potensial serta mengembangkan sistem informasi; d. Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pendukung pengembangan komoditas-komoditas potensial;
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 24
RENSTRA 2011-2015
e. Merekayasa dan mengembangkan kelembagaan petani, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta memfasilitasi kerjasama petani dengan stakeholders terkait; f. Meningkatkan
sistem
pelaksanaan
kegiatan
dan
pelayanan
dalam
pengembangan komoditas-komoditas potensial; g. Mengkaji dan memanfaatkan peluang pasar produk segar dan olahan komoditas-komoditas potensial.
4.3 Strategi dan kebijakan SKPD Strategi Merupakan Rencana yang Menyeluruh dan Tepadu Mengenai Upaya–upaya Organisasi yang meliputi Penetapan Kebijakan, Program Operasional, dan Kegiatan atau Aktifitas dengan Memperhatikan Sumberdaya Organisasi serta Keadaan Lingkungan yang Dihadapi. Adapun Kebijakan yang Ditetapkan Untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran Tahun 2010 - 2015 yang Tertuang Dalam AKU (Arah dan Kebijakan Umum ) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya produksi dan ketahanan pangan 2. Meningkatnya pendapatan petani 3. Meningkatnya SDM pertanian 4. Meningkatnya keterpaduan pengembangan komoditi pada kawasan pertanian 5. Tersedianya bahan baku kebutuhan industri 6. Berkembangnya kelembagaan petani yang handal sebagai mitra usaha 7. Berkembangnya pertanian organik 8. Meningkatnya daya saing dan nilai tambah produk pertanian Dari sasaran pembangunan pertanian tersebut dapat diambil dan dibuat suatu kebijakan serta program Dipertahort dalam sasaran jangka menengah (2011-2015) pembangunan pertanian daerah.
Kebijakan-kebijakan tersebut akan mengarah
pada pengembangan komoditas-komoditas potensial dengan program-program
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 25
RENSTRA 2011-2015
yang mengacu pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, adapun strategi dan kebijakan Dipetahort adalah : 1. Komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai masih menempati urutan pertama dalam skala prioritas pembangunan dan pengembangan komoditas pangan potensial di Kabupaten Dharmasraya. Sedangkan untuk komoditi hortikultura adalah Duku, Salak Kurnia, Pisang dan Durian. Khusus untuk tanaman padi, Kabupaten Dharmasraya menjadi pendukung kawasan sentra produksi beras Provinsi Sumatera Barat , yang disokong oleh keberadaan Irigasi Batang Hari dengan debit 25 m3/detik yang dapat mengairi sawah seluas 18.000 hektar. Maka diupayakan target peningkatan produksi padi diatas 10% setiap tahunnya, walaupun secara Nasional hanya diatas 5%. Kondisi saat ini di Kabupaten Dharmasraya terjadi surplus padi diatas 20.000 ton/tahun yang secara berangsur-angsur telah diolah dan dipasarkan oleh petani dan pengusaha penggilingan padi menjadi beras kebanggan Dharmasraya yang dikenal dengan ”Beras Dara Jingga” . Diharapkan kedepan, diharapkan tidak akan terjadi lagi petani menjual gabah dan harus diolah menjadi beras Dara Jingga, kecuali dalam bentuk benih. 2. Untuk komoditi jagung, lebih diprioritaskan pada pengembangan penangkaran untuk dijadikan benih unggul. Dalam pelaksanaannya Pemerintah Kabupaten Dharmasraya bekerjasama dengan pihak swasta sebagai produsen benih. Sementara kedele hanya ditujukan sebagai buffer/penyangga untuk kebutuhan pengusaha tahu dan tempe serta produk olahan lainnya. 3. Beberapa jenis komoditi hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias), Khusus untuk buah-buahan berpotensi besar dikembangkan adalah salak, duku, durian dan pisang . Komoditi salak adalah komoditi baru yang dikembangkan oleh petani, yang lebih dikenal dengan nama Salak Kurnia Dharmasraya. Sedangkan komoditi duku, pisang dan durian sudah berkembang dengan baik dan terus akan dilakukan pembinaan dan pengembangannya. Untuk komoditi sayuran baru mulai dikembangkan komoditi cabe yang dikenal dengan ”Cabe Kopay Dharmasraya”, Jamur Tiram dan Bawang Merah serta bunga-bungaan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 26
RENSTRA 2011-2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 PROGRAM AGRIBISNIS CABE Sasaran Program
Tumbuhnya sentra tanaman cabe di Kabupaten Dharmasraya
Tersedianya komoditi tanaman cabe di pasaran yang dihasilkan oleh kelompok pelaku usaha agrobisnis.
Berkembangnya kegiatan agrobisnis cabe memenuhi skala ekonomi yang dapat mengakses pasar domestik dan ekspor
Tersedianya fasilitas pendukung
Terbantunya pelaku agrobisnis tanaman Hortikultura dan penguatan modal
Terpasarkannya produk-produk tanaman hortikultura yang diproduksi petani/kelompok pelaku usaha
1. Latar Belakang a. Gambaran Umum Singkat Hortikultura utamanya sayuran merupakan komoditi pertanian yang memiliki harga cukup tinggi di pasaran. Salah satu komoditi sayur- yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, adalah cabe merah, sehingga tidak mengherankan bila volume peredaran di pasaran dalam skala besar. Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada petani. Dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sering diharapkan pada permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal, lahan garapan yang sempit serta kurangnya ketrampilan petani yang nantinya akan berpengaruh pada penerimaan petani. Keberhasilan usaha agribisnis pertanian ditentukan oleh kemampuan petani dan kelompok tani dalam menerapkan teknologi, sosial dan ekonomi. Keberhasilan itu diukur dari produktivitas usaha tani dan pendapatan yang tinggi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 27
RENSTRA 2011-2015
Dalam pengembangan agribisnis hortikultura perlu diperhatikan kesesuaian lahan dan Kab. Dharmasraya berada dalam daerah tropis, sehingga kondisi lahan dan lingkungannya cocok untuk budidaya cabe. b. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Cabe memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena setiap rumah tangga membutuhkan setiap hari. Permintaan cabai rata-rata untuk keperluan industri (sedang dan besar) 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Kegiatan Terlaksananya percontohan tanaman cabe Kopay yaitu dimulai dari pengolahan sampai dengan pemasaran. b. Tujuan Kegiatan 1.
Membangun kawasan sayur (cabe) di Kab. Dharamsraya
2.
Memanfaatkan lahan-lahan terlantar dengan tanaman cabe
3.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
4.
Sosialisasi teknologi dan pengendalian OPT
3. Indikator Keluaran dan Keluaran a. Indikator Keluaran Terlaksananya Percontohan Tanaman Cabe b. Keluaran 1.
Areal tanam bertambah
2.
Petani mengetahui teknologi produksi dan pengendalian OPT.
3.
Mengurangi pengangguran
3.2 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA Sasaran Program Meningkatnya penggunaan bibit bermutu varietas unggul oleh petani Meningkatnya Upaya pemberdayaan dan produktivitas sumberdaya alam yang memiliki sifat agroekosistem yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 28
RENSTRA 2011-2015
Meningkatnya luas areal kawasan tanaman Tumbuhnya kawasan sentra produksi tanaman hortikultura Terbukanya kesempatan kerja bagi petani Meningkatnya kesejahteraan petani yang berusaha tanaman hortikultura
1. Latar Belakang
a. Gambaran Umum Singkat Komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias/pot dan biofarmaka. Sebagai komoditas yang terus berkembang di Provinsi Banten, baik nilai ekonomi maupun estetika maka komoditas hortikultura perlu perhatian dari semua pihak. Hal ini perlu dilakukan dalam penyaman persepsi dan koordinasi agar dapat mendukung program Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) yang merupakan salah satu implementasi dari program pengembangan komoditas unggulan hortikultura Kementerian Pertanian. Mulai tahun 2007 Ditjen Hortikultura
telah
memperkenalkan
dan
melaksanakan
pembangunan
hortikultura melalui pendekatan Kawasan Agribisnis Hortikultura yang dirancang berdasarkan kesesuaian potensi daerah dan bersifat multi komoditas, memperhatikan kesesuaian dan kelayakan agro-ekosistem, keterkaitan antar wilayah pengembangan, kesamaan infrastruktur ekonomi, serta
berorientasi
pada
peningkatan
pendapatan
dan
kesejahteraan
masyarakat. Pendekatan KAH merupakan terobosan melalui perubahan dalam pembangunan hortikultura dengan memperhatikan kepentingan pelaku usaha dan petani, serta dukungan dari berbagai instansi, sehingga hasilnnya bisa lebih optimal, menguntungkan dan berkelanjutan. Untuk mendukung PKAH selama lima tahun kedepan (2010-2014) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu : 1) peningkatan produksi dan swasembada berkelanjutan, 2) diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, 4) peningkatan kesejahteraan petani.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 29
RENSTRA 2011-2015
b. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Mengacu pada target utama tersebut, maka target utama yang akan dicapai Ditjen Hortikultura adalah : 1) peningkatan produksi tahun 2010-2014, terkait dengan perbaikan pengembangan 323 varietas yang telah dilepas, 2) peningkatan diversifikasi pangan, terkait dengan perbaikan konsumsi pangan baik dari junmlah, mutudan keragaman sehingga dapat mewujudkan konsumsi panagan dan gizi yang seimbang, seiring mengurangi ketergantungan pada beras dan pangan impor, 3) peningkatan daya saing produk hortikultura, yang difokuskanpada mutu dan produktivitas kebun/lahan usaha, 4) dan peningkatan kesejahteraan petani, melalui perbaikan usahatani, penguatan kelembagaan dalam kelompok tani/Gapoktan agar menjadi lembaga petani yang mandiri dan handal.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan Terlaksananya pengembangan kawasan hortikultura b. Tujuan Kegiatan Menyediakan benih/bibit yang bermutu dan varietas unggul Memperluas areal kawasan pertanaman Menumbuhkan sentra produksi tanaman Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat tani yang berdomisili areal kawasan pengembangan tanaman Hortikultura Meningkatkan kesejahteraan petani 3. Indikator Keluaran dan Keluaran
Indikator Keluaran Terlaksananya Pengembangan Kawasan Hortikultura yang produktif Keluaran o Terlaksananya dan tersalurnya bibit yang bermutu varietas unggul bagi petani
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 30
RENSTRA 2011-2015
o Terwujudnya
upaya
peningkatan
pemberdayaan
dan
produktifitas
sumberdaya alam yang memiliki sifat agro ekosistem yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman hortikultura o Terwujudnya penumbuhan kawasan-kawasan sentra produksi tanaman hortikultura o Terwujudnya pembukaan kesempatan kerja bagi masyarakat tani o Terwujudnya peningkatan kesejahteraan petani
3.3 PROGRAM PENANGKAR BIBIT HORTIKULTURA Sasaran Program Tumbuhnya sentra tanaman Durian, Duku dan Salak di Kabupaten Dharmasraya Tersedianya komoditi tanaman Durian, Duku dan Salak di pasaran yang dihasilkan oleh kelompok penangkar Berkembangnya kegiatan Penangkar Bibit Hortikultura memenuhi skala ekonomi yang dapat mengakses pasar domestik dan ekspor Tersedianya fasilitas pendukung Terbantunya pelaku usaha tanaman Hortikultura dan penguatan modal
Terpasarkannya
produk-produk
tanaman
hortikultura
yang
diproduksi
petani/kelompok pelaku usaha.
1. Latar Belakang a. Gambaran Umum Singkat Hortikultura, merupakan komoditi pertanian yang memiliki harga cukup tinggi di pasaran. Salah satu komoditi Buah-buahan Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada petani. Dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sering diharapkan pada permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal, lahan garapan yang sempit serta kurangnya ketrampilan petani yang nantinya akan berpengaruh pada penerimaan petani. Keberhasilan usaha agribisnis pertanian ditentukan oleh kemampuan petani dan kelompok tani dalam menerapkan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 31
RENSTRA 2011-2015
teknologi, sosial dan ekonomi. Keberhasilan itu diukur dari produktivitas usaha tani dan pendapatan yang tinggi. Dalam pengembangan agribisnis hortikultura perlu diperhatikan kesesuaian lahan dan Kab. Dharmasraya berada dalam daerah tropis, sehingga kondisi lahan dan lingkungannya cocok untuk budidaya. b. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Buah-buahan adalah produk unggulan dharmasraya oleh sebab itu Kegiatan Penangkar bibit hortikultura perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit di kabupaten Dharmasraya.
2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Kegiatan Terlaksananya Penangkaran Bibit hortikultura b. Tujuan Kegiatan 1.
Membangun kawasan Buah-buahan di Kab. Dharamsraya
2.
Tersedianya bibit unggul
3.
Memanfaatkan lahan-lahan terlantar dengan tanaman Hortikultura
4.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
5.
Sosialisasi teknologi dan pengendalian OPT
3. Indikator Keluaran dan Keluaran Indikator Keluaran Terlaksananya Penangkaran Bibit hortikultura Keluaran 1. Areal tanam bertambah 2. Tersedianya bibit unggul 3. Petani mengetahui teknologi produksi dan pengendalian OPT. 4. Mengurangi pengangguran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 32
RENSTRA 2011-2015
3.4 PROGRAM PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (PPHP) Sasaran Program Terciptanya penataan usaha penggilingan padi, huller, penyosohan beras dan penggilingan padi keliling yang efektif, efisien dan ekonomis sehingga dapat meningkatkan rendemen dan menghasilkan beras yang berkualitas Terwujudnya usaha penggilingan padi, huller, penyosohan beras yang lebih maju, berkembang, tangguh, efisien dan mandiri serta professional Terwujudnya kemitraan usaha yang sinergis antara gapoktan, penggilingan padi, bulog dan pasar bebas. Terdatanya sarana prasarana penggilingan padi yang ada di seluruh Indonesia Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk gabah/beras, memperluas kesempatan
kerja
dan
berusaha
dan
meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan petani/gapoktan. Meningkatnya aksesibilitas terhadap pemantauan stok gabah/beras yang ada di penggilingan padi, pedagang maupun masyarakat di seluruh Indonesia.
1. Latar Belakang a. Gambaran Umum Singkat Penggilingan padi sebagai salah satu mata rantai pengolahan gabah menjadi beras dan piranti suplai beras bagi kebutuhan pangan masyarakat , dituntut dapat memberikan kontribusi sebagai akselerator peningkatan ekonomi masyarakat, sarana peningkatan nilai tambah, pendukung dalam upaya ketahanan pangan dan memenuhi permintaan pasar/konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja penggilingan padi tersebut, dan penyosoh, maka perlu dilakukan revitalisasi penggilingan padi, huller dan penyosoh. Revitalisasi penggilingan padi dilakukan dengan mengganti atau menambah bagian yang rusak sehingga dapat berfungsidengan baik atau dengan membangun unit penggilingan padi yang baru. Revitalisasi
terhadap
penggilingan
padi
ini
akan
mendukung
pengembangan agribisnis perberasan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 33
RENSTRA 2011-2015
b. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Revitalisasi
terhadap
penggilingan
padi
ini
akan
mendukung
pengembangan agribisnis perberasan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Kondisi ini pada gilirannya akan lebih memberdayakan usaha penggilingan padi, huller dan penyosohan beras serta petani sebagai subjek serta akan lebih memacu kemampuan dalam usaha agribisnis terutama dalam menghadapi era globalisasi.
2. Maksud dan Tujuan a.
Maksud Kegiatan Terlaksananya Pengembangan lantai jemur dan bangunan sehingga tersedianya hasil produksi yang berkualitas baik
b. Tujuan Kegiatan 1. Menurunkan kehilangan hasil (Jumlah dan Mutu) 2. Mendukung penerapan penanganan pasca panen tanaman pangan 3. Mempercepat optimalisasi pemanfaatan Grading dan Packing House 4. Memperbanyak promosi dalam rangka pemasaran produk 5. Meningkatkan pengolahan hasil dalam rangka diversifikasi produk olahan 3. Indikator Keluaran dan Keluaran Indikator Keluaran Terlaksananya Pengembangan Lantai Jemur dan bangunan Keluaran o
Tumbuh kembangnya usaha penggilingan padi huller, penyosohan beras yang lebih lanjut, berkembang, tangguh, efisien dan mandiri serta profesional.
o
Terlaksananya penataan usaha penggilingan padi, huller, penyosohan beras dan penggilingan padi keliling yang efektif dan efisien.
o
Petani/gapoktan mampu mengakses sumber-sumber pembiayaan baik swasta maupun pemerintah.
o
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/gapoktan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 34
RENSTRA 2011-2015
3.5 Peningkatan ketahanan Pangan Pertanian/perkebunan Sasaran Program Tersedianya sarana Pertanian yang memadai. Meningkatnya Pengetahuan Petani tentang Padi lahan kering/ gogo. Terselengarakannya Pendampingan kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul dan SL-PTT Padi Lahan kering/ gogo APBN 2013
1. Latar Belakang a. Gambaran Umum Singkat Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis. Komoditi padi berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok karbohidrat masyarakat, sedangkan jagung terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan. Upaya peningkatan produksi padi dan jagung difokuskan pada penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang telah dimulai pada tahun 2008 dan telah berhasil menjadi salah satu pemicu dalam meningkatkan produksi padi dan jagung. Rata-rata peningkatan produksi padi 2008–2011 sebesar 2,78% sementara jagung sebesar 2,00%. Pada tahun 2012 kegiatan SL-PTT akan dilanjutkan pada lahan seluas 3.500.000 Ha untuk padi non hidrida, padi hibrida, dan padi gogo, serta areal jagung hibrida seluas 200.000 Ha. Pelaksanaan SL-PTT tahun 2013 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan benih padi non hibrida, padi hibrida, padi gogo, dan jagung hibrida sebagian besar melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), Cadangan Benih Nasional (CBN) atau dari sumber lain. Untuk menunjang peningkatan produksi padi dan jagung secara berkelanjutan maka SL-PTT diharapkan menjadi ajang bagi petani dalam Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 35
RENSTRA 2011-2015
mengaplikasikan berbagai teknologi usaha tani melalui penggunaan input yang efisien menurut spesifik lokasi. Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2013 selain mengikuti pola yang sudah diterapkan selama ini berupa 1 Ha sebagai Laboratorium Lapangan (LL) mendapat dukungan faktor produksi lengkap, maka dalam rangka meningkatkan kualitas SL-PTT tahun 2013 sebagian areal SL-PTT akan mendapat dukungan faktor produksi lengkap pada lokasi-lokasi yang memiliki potensi untuk peningkatan produktivitas dan atau peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami), mengungkapkan, menganalisis,
menyimpulkan
dan
menerapkan
(melakukan/mengalami
kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji secara bersama-sama. Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah di luar SL-PTT akan tetap dilakukan pembinaan peningkatan produksi sehingga produksi dan produktivitas tahun 2013 dapat meningkat. Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung melalui kegiatan SL-PTT tahun 2013 dapat tercapai, maka perlu pendampingan untuk menunjang pelaksanaan di lapangan. 3.6 Pengembangan Tanaman Pangan SL-PTT Kedelai. Sasaran Program
Tersedianya
sarana
Pertanian
yang
memadai
untuk
pengembangan
produktifitas tanaman kedelai.
Meningkatnya Pengetahuan Petani tentang kedelai.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 36
RENSTRA 2011-2015
Latar Belakang a. Gambaran Umum Singkat Peningkatan kebutuhan akan bahan pangan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat menuntut pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk senantiasa mampu menyediakan bahan pangan bagi masyarakat sehingga tersedia secara cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Berbagai program diluncurkan sepanjang tahun untuk menjamin ketersediaan bahan pangan utama masyarakat. sumber daya manusia dalam penerapan teknologi spesifik lokasi perlu diupayakan pemahaman terhadap teknologi tepat guna spesifik lokasi. Kedelai di Dharmasraya produktifitasnya relatif rendah dan luas tanam kedelai yang cenderung menurun. Rendahnya produktifitas kedelai menunjukkan penerapan teknologi PTT yang belum optimal, begitu juga halnya dengan penggunaan benih yang masih seadanya. Untuk meningkatkan produktifitas kedelai perlu dilaksanakan Pengembangan Tanaman Kedelai. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung peningkatan produktifitas. Untuk itu peningkatan kemampuan memadukan teknologi dan sumber daya setempat sehingga menghasilkan efek sinergis dan efisien dalam usaha tani palawija.
3.6 DAMPINGAN KEGIATAN PERLUASAN AREAL DAN PENGELOLAAN
LAHAN
PERTANIAN a. Latar Belakang 1. Dasar Hukum Upaya untuk memperluas baku lahan pertanian menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumberdaya lahan dan air dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24 tahun 2010 dan
ditindaklanjuti
dengan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.
61/Permentan/OT.140/10/2010, telah menetapkan pembentukan institusi yang menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air yaitu Direktorat Jenderal Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 37
RENSTRA 2011-2015
Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan perluasan areal tanaman pangan. 2. Gambaran Umum Singkat Kabupaten Dharmasraya adalah Kabupaten Agraris karena sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian. Lebih kurang 70,85 % penduduk Dharmasraya bergerak di sektor pertanian dan penyumbang PDRB terbesar setiap tahun. Lahan pertanian adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting, karena lahan merupakan media tumbuh bagi tanaman. Banyak lahan-lahan pertanian yang sementara tidak diusahakan, apabila ditangani maka lahan dimaksud dapat menghasilkan produksi yang optimal. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian meliputi Perluasan Areal Tanaman Pangan/Cetak Sawah Baru seluas 1.000 hektar, Optimasi Lahan seluas 600 hektar dan Pengembangan Metode SRI seluas 600 hektar. Kegiatan ini berada dalam Satuan Kerja (Satker) 08 pada DIPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat melalui KPKN Padang. 1. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Mengingat potensi lahan yang tersedia yang ada di Kabupaten Dharmasraya, maka masih sangat dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan perluasan areal tanaman pangan yang sering disebut dengan perluasan sawah. Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Dharmasraya tahun 2010-2015, ditargetkan penambahan luas baku sawah seluas 2.000 hektar. Dalam tahun 2010-2012 telah dilaksanakan cetak sawah seluas 1.350 hektar melalui pola Bantuan Sosial dan DAK. Disamping itu ketahanan pangan dan kondisi surplus yang telah dicapai sejak tahun 2009 terus mendapat tantangan diantaranya pertumbuhan penduduk, degradasi kesuburan lahan, alih fungsi lahan, anomali iklim , serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan perubahan iklim global lainnya. Secara Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 38
RENSTRA 2011-2015
Nasional, Kabupaten Dharmasraya berkomitmen untuk berkontribusi dalam mensukseskan program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 Sesuai dengan komitmen Pemerintah Pusat yang hanya menyediakan dana untuk kegiatan fisik yang ditansfer langsung ke rekening kelompok sasaran, untuk mendukung pelaksanaan dilapangan diharapkan dampingan APBD setempat sebesar 10%. Untuk kegiatan yang bersifat non fisik antara lain; koordinasi dalam Kabupaten dan Provinsi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan menggunakan dana disediakan dari dana APBD. Untuk pemeliharaan dan keberlanjutan hasil kegiatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat petani secara swadaya.
c. Kegiatan Yang Dilaksanakan a. Uraian Kegiatan Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya TA 2013 yang akan didampingi dari APBD Kabupaten Dharmasraya TA 2013 meliputi : a. Perluasan Areal Tanaman Pangan/Cetak Sawah baru seluas 1.000 hektar Kegiatan perluasan areal tanaman pangan (perluasan sawah) tahun Anggaran 2012, pola pelaksanaannya menggunakan pola transfer uang ke rekening kelompok. Mekanisme pelaksanaannya, agar mengacu pada Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sedangkan mekanisme proses pelaksanaan kegiatan perluasan sawah. Jumlah dana/anggaran kegiatan sebesar Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh milyar rupiah). b. Optimasi Lahan Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 39
RENSTRA 2011-2015
peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif. Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan perternakan dari aspek teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang diperlukan. Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan, terutama 3 (tiga) komoditi utama yaitu padi, jagung dan kedelai dengan jumlah anggaran Rp. 1.200.000.000,(Satu milyar dua ratus juta rupiah) dengan volume 400 hektar. c. Pengembangan Metode SRI Untuk meningkatkan hasil produksi (khususnya padi) biasanya petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan
penggunaan
kuantitas
dan
kualitas
benih,
pupuk
dan
pestisida/insektisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi kembali menurun. Salah satu harapan sebagai solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda System of rice intensification (SRI). SRI merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Alokasi kegiatan Pengembangan Metode SRI sebesar Rp. 1.350.000.000,-(Satu milyar tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dengan luas 600 hektar. b. Batasan Kegiatan Dana kegiatan Fisik kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dibiayai dari dana Tugas Pembantuan (TP) pada tahun anggaran 2013 berada pada Akun Belanja Bantuan Sosial dengan Kategori Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial dalam bentuk Uang. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 40
RENSTRA 2011-2015
untuk kegiatan dengan Akun Belanja ini dilaksanakan melalui pola transfer uang (ditransfer ke rekening kelompok sasaran). Sedangkan dana pendukung pelaksanaan kegiatan dilapangan dilaksanakan secara swakelola melalui dana APBD Kabupaten Dharmasraya meliputi koordinasi dalam Kabupaten dan Provinsi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan c. Maksud dan Tujuan Maksud Kegiatan Pelaksanaan kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan lahan rawa, perbaikan perbaikan kesuburan lahan dan peningkatan produktifitas melalui penerapan paket teknologi tepat guna. Tujuan Kegiatan Kegiatan Dampingan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian bertujuan untuk mendukung kegiatan dana APBN yang bersifat non fisik antara lain; koordinasi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan yang tidak tercantum dalam DIPA. d. Indikator Keluaran dan Keluaran Indikator Keluaran Terlaksananya koordinasi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam mendukung kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian TA 2013 dari DITJEN Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) di Kabupaten Dharmasraya. Keluaran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 41
RENSTRA 2011-2015
Keluaran (output) dari kegiatan dampingan ini adalah terlaksananya kegiatan Perluasan Areal Tanaman Pangan/Cetak Sawah Baru seluas 1.000 hektar, Optimasi Lahan seluas 600 hektar dan Pengembangan Metode SRI seluas 600 hektar di Kabupaten Dharmasraya TA 2013. 3.7 DAMPINGAN KEGIATAN DAMPINGAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI UNTUK PERTANIAN 1. Gambaran Umum Singkat Air permukaan dan air tanah, merupakan sumber air utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air irigasi, masih mengandalkan sumber air permukaan, sedangkan air tanah belum dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu pengembangan sumber air perlu dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian. Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian bertujuan : 1) Meningkatkan kinerja jaringan irigasi sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi. 2) Meningkatkan areal tanam melalui penambahan indeks pertanaman dan penambahan baku lahan 3) Meningkatkan produktivitas. 4) Membangun rasa memiliki terhadap jaringan irigasi . Bentuk kegiatan yang dialokasikan di Kabupaten Dharmasraya TA. 2013 adalah Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 1.500 hektar dan Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru seluas 1.000 hektar dengan jumlah dana Rp. 2.500.000.000,- (Dua milyar lima ratus ribu rupiah). 2. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Terkait dengan tantangan di masa depan, isu lonjakan kependudukan (demografi) akan menjadi salah satu masalah utama di kawasan dunia. Dengan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 42
RENSTRA 2011-2015
demikian ketahanan pangan nasional menjadi salah satu isu penting yang perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak. Masalah-masalah multidimensial yang dihadapi untuk memenuhi permintaan komoditas pangan khususnya padi, berusaha diatasi pemerintah untuk terus meningkatkan produksi pangan melalui berbagai inovasi teknologi pada berbagai aspek usahatani. Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting dalam proses usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi. Infrastruktur irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi. Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer dan sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani (JITUT). Rusaknya salah satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun. Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi, maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani dan keadaan sosial, ekonomi disekitar lokasi.
B. Kegiatan Yang Dilaksanakan a. Uraian Kegiatan Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya TA 2013 yang akan didampingi dari APBD Kabupaten Dharmasraya TA 2013 meliputi : 1. Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 1.500 hektar Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dilaksanakan
pada
sawah
lama
(eksisting),
tahun Anggaran 2013 pola
pelaksanaannya
menggunakan pola transfer uang ke rekening kelompok. Mekanisme
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 43
RENSTRA 2011-2015
pelaksanaannya, agar mengacu pada Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian.
Jumlah
dana/anggaran
kegiatan
sebesar
Rp.
1.500.000.000,- (Satu milyar lima ratus ribu rupiah). 2. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru seluas 1.000 hektar Kegiatan ini diarahkan pada lokasi cetak sawah baru yang yang telah dilaksanakan sebelumnya. Umumnya fasilitas jaringan irigasi pada sawah baru masih belum memadai dan tidak permanen karena keterbatasan dana. Untuk mendukung kelanjutan usahatani, dengan kondisi terbatas dan petani baru sangat diperlukan kualitas pelayanan dan infrastruktur pendukungnya. Jumlah dana/anggaran kegiatan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar rupiah). 3. Lomba P3A Lomba P3A adalah agenda rutin Nasional dalam rangka memotivasi kelembagaan petani khususnya P3A agar berjalan sebagaimana mestinya dan mandiri. Lomba P3A dilaksanakan dari Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. b. Batasan Kegiatan Dana kegiatan Fisik kegiatan Pengelolaan Air Untuk Pertanian dibiayai dari dana Tugas Pembantuan (TP) pada tahun anggaran 2013 berada pada Akun Belanja Bantuan Sosial dengan Kategori Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial dalam bentuk Uang. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kegiatan dengan Akun Belanja ini dilaksanakan melalui pola transfer uang (ditransfer ke rekening kelompok sasaran). Sedangkan
dana
pendukung
pelaksanaan
kegiatan
dilapangan
dilaksanakan secara swakelola melalui dana APBD Kabupaten Dharmasraya meliputi koordinasi dalam Kabupaten dan Provinsi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 44
RENSTRA 2011-2015
c. Maksud dan Tujuan Maksud Kegiatan Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Air Untuk Pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan kualitas pelayanan jaringan irigasi baik pada sawah lama maupun pada sawah bukaan baru. Secara umum dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan Intensitas Pertanaman (IP), luas tanam, produksi dan produktifitas lahan. Tujuan Kegiatan Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan (Dampingan Pengelolaan Air Untuk Pertanian) bertujuan untuk mendukung kegiatan dana APBN yang bersifat non fisik antara lain; koordinasi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi ,pelaporan serta lomba P3A tingkat Nasional yang tidak tercantum dalam DIPA. d. Indikator Keluaran dan Keluaran Indikator Keluaran Terlaksananya koordinasi, sosialisasi, inventarisasi CPCL, desain sederhana, musyawarah kelompok tani (rembug desa), pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam mendukung kegiatan Pengelolaan Air Untuk Pertanian TA 2013 dari DITJEN Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) di Kabupaten Dharmasraya. Keluaran Keluaran (output) dari kegiatan dampingan ini adalah terlaksananya kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi, Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru dan Lomba P3A di Kabupaten Dharmasraya TA 2013.
3.8 PROGRAM PENINGKATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN / PERKEBUNAN KEGIATAN PEMBINAAN DAN ANTISIPASI SERANGAN OPT I. Latar Belakang Hama dan penyakit memang tidak bisa terlepas dari kehidupan tanaman, khususnya jenis budidaya. Perubahan iklim, pola tanam, perlakuan budidaya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 45
RENSTRA 2011-2015
adalah beberapa pemicu yang memunculkan peledakan populasi suatu OPT. Karena itu perlu dilakukan sejumlah tindakan pengendalian serangannya. Organisme pengganggu tanaman tidak harus selalu dibasmi dengan pestisida produksi pabrikan, tatapi bisa juga dikendalikan dengan menggunakan bahan-bahan yang bisa diambil dari lingkungan disekitar tanaman itu tumbuh. Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT dengan alasan agar serangan OPT bisa terkendali. II. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT dimaksudkan untuk bisa terkendalinya OPT sehingga pertanaman dapat mencapai produktivitas tinggi dan dapat meningkatkan produksi pertanian. 2. Tujuan Kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT bertujuan agar tetap terkoordinasinya Pengendalian Serangan OPT dalam rangka ikut mendukung suksesnya P2BN dalam rangka meningkatkan produksi. III. Indikator Keluaran dan Keluaran 1. Indikator Keluaran Terkendalinya OPT tanaman pangan 2. Keluaran Keluaran (output) dari Kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT adalah terlaksananya pembinaan dan antisipasi serangan OPT. IV. Lingkup Kegiatan Pekerjaan 1. Lingkup Kegiatan adalah Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan di Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013. 2. Lingkup Pekerjaan adalah Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 46
RENSTRA 2011-2015
V. Cara Pelaksanaan Kegiatan - Metode Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT dilaksanakan dengan melalui pembinaan kepada petani ke lokasi , rapat – rapat koordinasi maupun pengendalian serangan OPT ke lokasi. - Tahapan Kegiatan Tahapan pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT sebagai berikut : Persiapan pelaksanaan kegiatan Rapat koordinasi Pembinaan dan pengendalian serangan OPT Laporan VI.
Sumber Pendanaan Sumber dana dari keseluruhan Kegiatan ini dibebankan kepada DPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013.
VII.
Outputs, outcomes,benefit dan impact
Outputs
: Terkendalinya OPT tanaman pangan dalam rangka
meningkatkan produksi untuk mendukung P2BN
Outcomes
: Meningkatnya Pembinaan dan Antisipasi Serangan OPT
dalam mendukung P2BN
Benefit
: Peningkatan Pembinaan dan Pengendalian Serangan OPT
Impact
: Terkoordinasinya Pengendalian Serangan OPT
3.9 PROGRAM KESEJAHTERAAN PETANI KEGIATAN PENGEMBANGAN
USAHA
AGRIBISNIS PEDESAAN I. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi petani pelaku agribisnis adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan . Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha bagi petani Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 47
RENSTRA 2011-2015
anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Disamping itu PUAP juga merupakan salah satu program prioritas untuk penanggulangan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di daerah. Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. II. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud
kegiatan
Pengembangan
Usaha Agribisnis Pedesaan adalah
berkembangnya Usaha Agribisnis Pedesaan di daerah sesuai dengan potensi pertanian daerah . 2. Tujuan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
bertujuan untuk
meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. 3. Indikator Keluaran dan Keluaran a. Indikator Keluaran Meningkatnya Usaha Agribisnis di pedesaan b. Keluaran Keluaran (output) dari Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan adalah berkembangnya Usaha Agribisnis di pedesaan. 4. Cara Pelaksanaan Kegiatan Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan dilaksanakan dengan melalui pembinaan kepada Gapoktan penerima PUAP
, monitoring dan
evaluasi perkembangan LKM-A PUAP yang ada di Dharmasraya, serta
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 48
RENSTRA 2011-2015
pelaksanaan lomba PUAP berprestasi tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013. Tahapan Kegiatan Tahapan pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan adalah sebagai berikut :
Persiapan pelaksanaan kegiatan
Rapat koordinasi
Pembinaan , monitoring dan evaluasi
Pelksanaan lomba PUAP berprestasi
Laporan
Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan dilaksanakan di seluruh 5. Sumber Pendanaan Sumber dana dari keseluruhan Kegiatan ini dibebankan kepada DPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013. 6. Outputs, Outcomes, benefit dan impact
Outputs
:
Terlaksananya
fasilitasi
penguatan
kapasitas
dan
kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan .
Outcomes
: Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi
dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota.
Benefit
: Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani
di pedesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani
Impact
: Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi
rumah tangga tani
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 49
RENSTRA 2011-2015
3.9 PROGRAM PENINGKATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN / PERKEBUNAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN ( UPJA ) I. Latar Belakang Alat dan mesin pertanian (alsintan) memiliki peranan penting dalam kegiatan usahatani untuk memberikan mutu hasil yang lebih baik dan dilakukan dengan lebih efisien dan efektif. Dalam kegiatan pengolahan tanah, alsin traktor roda 2 maupun roda 4 dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan intensitas pertanaman di berbagai ekologi lahan. Selain itu melalui pemanfaatan alsintan akan mendukung upaya pemecahan masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah.. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di pedesaan yang berbeda-beda serta mahalnya harga alsintan, menimbulkan beragamnya proses kepemilikan alsintan oleh petani baik secara pribadi maupun kelompok. II. Maksud dan Tujuan 1.
Maksud Maksud Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) adalah tercapainya peningkatan kepemilikan alat dan mesin pertanian oleh UPJA untuk mendukung upaya pencapaian peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani melalui pemanfaatan alsintan tersebut.
2.
Tujuan Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) bertujuan untuk meningkatkan kepemilikan alat dan mesin pertanian oleh UPJA untuk mendukung upaya pencapaian peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani melalui pemanfaatan alsintan .
III. Indikator Keluaran dan Keluaran 1.
Indikator Keluaran Terciptanya UPJA yang memadai yang dapat mendukung pencapaian peningkatan produksi pertanian.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 50
RENSTRA 2011-2015
2.
Keluaran Keluaran (output) dari Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan adalah
meningkatnya kualitas UPJA untuk mendukung upaya
pencapaian peningkatan produksi pertanian. IV. Lingkup Kegiatan Pekerjaan 1. Lingkup Kegiatan adalah Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan di Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013. 2. Lingkup Pekerjaan adalah Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA).
V. Cara Pelaksanaan Kegiatan - Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan dilaksanakan dengan melalui pembinaan kepada UPJA yang ada di Dharmasraya , pemberian bantuan pengembangan UPJA maupun kegiatan lomba penilaian UPJA berprestasi tingkat Kabupaten Dharmasraya. - Tahapan Kegiatan Tahapan pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan sebagai berikut :
Persiapan pelaksanaan kegiatan
Rapat koordinasi
Pembinaan UPJA
Pelaksanaan lomba/penilaian UPJA berprestasi tingkat Kabupaten Dharmasraya
-
Laporan
Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan akan dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Dharmasraya.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 51
RENSTRA 2011-2015
Jadwal Kegiatan
-
Kegiatan Penguatan komisi Pengawasan pupuk dan Pestisida direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2013. VI. Sumber Pendanaan Sumber dana dari keseluruhan Kegiatan ini dibebankan kepada DPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013. VII. Outputs, outcomes, benefit, impact
Outputs
: Tersedianya UPJA yang memadai yang dapat mendukung
pencapaian peningkatan produksi pertanian dalam mendukung P2BN
Outcomes
: Meningkatnya Pembinaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
(UPJA)
Benefit
: Peningkatan Pembinaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
(UPJA)
Impact
: Tersedianya UPJA yang berhasil guna dan berdaya guna
yang dapat mendukung pencapaian peningkatan produksi pertanian
3.10 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI KEGIATAN PENGUATAN KOMISI PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA I.
Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Pemupukan yang efektif adalah pemupukan yang berfungsi menambahkan unsur hara yang tersedia dalam jumlah sedikit di dalam tanah. Dampak pemupukan yang efektif akan terlihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal dan keuntungan usaha tani yang naik dengan signifikan. Beberapa faktor penentu yang perlu diperhatikan untuk mencapai efektifitas pemupukan adalah :
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 52
RENSTRA 2011-2015
- Kondisi tanah - Karakter tanaman - Jenis dan harga pupuk - Dosis pupuk - Waktu dan cara pemupukan Pupuk bersubsidi yang merupakan barang berpengawasan merupakan salah satu sarana peningkatan produksi pertanian yang peredarannya harus diawasi secara serius dan terpadu , agar pupuk bersubsidi terdistribusi secara benar sampai ke petani sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dengan alasan agar peredaran pupuk dan pestisida dapat terkendali sehingga pupuk bersubsidi dapat tersalur sampai ke tangan petani. II.
Maksud dan Tujuan 1. Maksud Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dimaksudkan untuk tetap terlaksananya tugas dan fungsi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dalam pengawasan peredaran pupuk dan pestisida. 2. Tujuan Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida bertujuan agar tetap terkendali peredaran pupuk dan pestisida sehingga dapat terealisasi tepat waktu, tepat dosis dan tepat jenis , yang nantinya dapat meningkatkan produksi hasil pertanian.
III. Indikator Keluaran dan Keluaran 1. Indikator Keluaran Tercapainya jumlah peredaran pupuk dan pestisida yang terkendali sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 53
RENSTRA 2011-2015
2. Keluaran Keluaran (output) dari Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida adalah tersalurnya pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani. IV. Lingkup Kegiatan Pekerjaan 1. Lingkup Kegiatan adalah Peningkatan Kesejahteraan Petani di Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013. 2. Lingkup Pekerjaan adalah Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida. V. Cara Pelaksanaan Kegiatan - Metode Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dilaksanakan dengan melalui pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida ke lokasi , rapat – rapat koordinasi maupun analisa pupuk dan pestisida. - Tahapan Kegiatan Tahapan pelaksanaan Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida sebagai berikut : Persiapan pelaksanaan kegiatan Rapat koordinasi Pengawasan pupuk dan pestisida Laporan - Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida akan dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Dharmasraya. -
Jadwal Kegiatan Kegiatan Penguatan komisi Pengawasan pupuk dan Pestisida direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2013.
VI. Sumber Pendanaan Sumber dana dari keseluruhan Kegiatan ini dibebankan kepada DPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya Tahun Anggaran 2013.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 54
RENSTRA 2011-2015
VII. Outcomes, outputs, benefit dan impact
Outputs
: Terlaksananya Tugas dan Fungsi Komisi Pengawasan Pupuk dan
Pestisida dalam rangka berpartisipasi meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung suksesnya P2BN.
Outcomes : Meningkatnya Pengawasan pupuk dan Pestisida
Benefit
: Peningkatan Pengawasan Peredaran Pupuk dan Pestisida
Impact
: Tersalurnya pupuk bersubsidi sampai ke petani dengan lancar
untuk mencapai peningkatan produksi hasil pertanian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 55
RENSTRA 2011-2015 TARGET Indikator Program
Satuan
2011 Tar get
1.
2.
Gerakan Terpadu
1.
Meningkatnya
Pensejahteraan
Kesejahteraan
Petani
Petani
Pengembangan
2.
Rp (000)
2012 Tar get
Rp (000)
Kondisi
2013 Tar get
2014
Rp (000)
Tar get
2015
Rp (000)
Tar get
Kinerja
Rp (000)
Akhir Renstra
Klp
Berkembangnya
Kawa
Kawasan Sentra
Kawasan Sentra
san
Produksi
Produksi (KSP)
Pertanian
Tanaman Pangan
4
679.200
10
2.022.600
10
3.290.400
10
3.282.725
10
3.282.725
1
40.000
1
50.000
2
60.000
2
80.000
3
100.000
1
45.000
1
1.691.000
1
480.000
1
480.000
1
480.000
30
68.000
30
68.000
30
68.000
30
68.000
30
68.000
2
65.000
2
175.000
2
200.000
2
250.000
2
300.000
2
110.000
2
110.000
-
-
-
-
-
-
dan Hortikultura 3.
Pengembangan
Pengembangan
Peng
Teknologi
dan Penerapan
rajin
Informasi
Standar Mutu
Pertanian dan
dan Alat Mesin
Peningkatan
Pertanian
Penerapan
4.
3.
4.
Fasilitasi transfer
Teknologi
informasi
Pertanian Tpt
teknologi tepat
Guna
guna
Peningkatan
5.
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Kelembagaan dan
Penangkar Benih
SDM Petani
6.
Peningkatan
Orang
unit
Unit
Petani Pengusaha
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 56
RENSTRA 2011-2015 Organik 7.
Peningkatan
Klpk
Modal Usaha Petani Mandiri
10
1.000.000
15
1.500.000
10
1.000.000
5
500.000
5
500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
300
700.000
300
700.000
300
700.000
300
700.000
300
700.000
(LKMA) 8.
Peningkatan
-
SDM Petani
5.
Peningkatan
-
Padi
KLP
-
Palawija
orang
5
25.000
5
25.000
5
25.000
5
25.000
5
25.000
-
Sayur
Orang
1
45.000
1
50.000
1
55.000
1
60.000
1
65.000
-
Buah
Orang
-
-
-
-
1
55.000
1
60.000
1
65.000
9.
Peningkatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Produksi dan
-
Produksi
Mutu Produk
-
Padi
Ton
50.4
30.000
56.0
30.000
61.6
30.000
68.2
30.000
75.0
30.000
Pertanian secara
-
Jagung
Ton
7.10
15.000
7.81
15.000
8.52
15.000
9.77
15.000
10.7
15.000
Berkelanjutan
-
Cabe keriting
Ton
48
45.000
16
50.000
96
50.000
96
50.000
96
50.000
-
Duku
Btg
-
-
2.40
40.000
2.40
40.000
2.40
40.000
-
Salak
Btg
-
-
15.0
30.000
15.0
30.000
15.0
30.000
-
Durian
Btg
2.00
4.00
125.000
4.00
125.000
4.00
125.000
Manggis
Btg
10
125.000
0
4.00
125.000
0
200
0
00
408.000
200 00
408.000
Jamur Tiram
Unit
1
50.000
5
225.000
5
300.000
Bawang Merah
Ha
1
40.000
5
285.000
5
300.000
Registrasi Kebun
Unit
2
20.000
2
20.000
2
20.000
.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
2
20.000
2
20.000
Page 57
RENSTRA 2011-2015 11
Menurunnya
.
Serangan Hama
%
dan Penyakit
80
100.000
80
100.000
80
125.000
80
175.000
80
175.000
2
15.000
2
15.000
2
15.000
2
15.000
2
15.000
10
30.000
10
30.000
10
30.000
10
30.000
10
30.000
2
100.000
2
100.000
2
100.000
2
100.000
2
100.000
40
25.000
50
25.000
60
25.000
70
25.000
80
25.000
2
30.000
2
30.000
2
30.000
2
30.000
2
30.000
1
30.000
2
60.000
5
200.000
5
300.000
5
300.000
5
400.000
5
450.000
10
1.500.000
10
1.000.000
10
1.250.000
Tanaman 12
Pembinaan dan
pkt
Koordinasi antisipasi serangan OPT 12
Meningkatnya
.
Produksi Benih
%
Unggul 6.
Peningkatan
13
Meningkatnya
Pemasaran Hasil
.
Jumlah Terminal
Produksi
pkt
Agribisnis
Pertanian dan
14
Terbentuknya
Perikanan
.
kemitraan Poktan
KLPK
/ Gapoktan 7.
Peningkatan Nilai
15
Peningkatan
Unit
Tambah, Daya
.
Jumlah UP3HP
Saing, Produk
16
Penerapan GHP
Komo
Hasil Pertanian
.
dan GMP Produk
diti
Segar dan Olahan 17
Peningkatan
.
Penanganan
KLPK
Pasca Panen
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 58
RENSTRA 2011-2015 8.
Penyediaan
18
Perluasan areal
Pengembangan
.
Hortikultura
Sarana dan
19
Cetak Sawah
Prasarana
.
Pembangunan
20
Optimalisasi
Pertanian
.
Pemanfaatan
Ha
Ha
100
200.000
100
200.000
100
600
60.000.000
300
200.000
100
200.000
100
200.000
110
1.10.000.00
100
0
0
0
5.000.000
500
5.000.000
500
5.000.000
600.000
300
600.000
600
1.050.000
600
1.250.000
600
1.250.000
2
150.000
-
2
150.000
2
150.000
2
150.000
300
300.000
300
300
300.000
300
300.000
300
300.000
4
200.000
5
300.000
Ha
lahan 21
Check
.
Dam/Embung
22
Rehab Jaringan
.
Irigasi Tingkat
Unit
Ha
Usaha Tani/
300.000
Jaringan Irigasi Desa 23
Kincir Air/Pompa
Unit
Jalan Pertanian
km
25
Pelayanan Jasa
Unit
.
Alsintan
26
RP3O
. 24 .
Unit
. 27
UPPO
.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
-
-
-
5
300.000
5
300.000
10
750.000
10
750.000
10
750.000
5
20.000
5
20.000
5
120.000
5
150.000
5
175.000
1
300.000
-
2
700.000
2
780.000
-
-
-
-
-
-
Page 59
RENSTRA 2011-2015 9.
Pengendalian
28
Berkembangnya
Pencemaran dan
.
Pertanian
Perusakan Lingkungan Hidup
Unit
2
60.000
2
60.000
-
1
45.000
1
45.000
Organik 29
Akreditasi dan
Serti
.
Sertifikasi
fikat
-
-
2
60.000
2
60.000
2
60.000
Pertanian organik 30
Perbaikan
.
Kesuburan Lahan
Ha 200
200.000
200
200.000
200
200.000
200
200.000
200
200.000
2
60.000
2
60.000
2
60.000
2
60.000
2
60.000
1
45.000
1
50.000
1
50.000
1
71.335
1
80.000
1
16.000
1
16.000
1
16.000
1
16.000
1
16.000
sawah 31
Berkembangnya
.
Usaha pupuk
Ha
Organik 10 .
Pendataan Ubinan Statistik Pertanian
32
Tersedianya data
pkt
statistik pertanian
11
Pengawasan
Terawasinya
Peredaran pupuk
peredaran pupuk
dan pestisida
dan pestisida
pkt
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 60
RENSTRA 2011-2015
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA RPJMD
4.1 INDIKATOR KINERJA Tolak Ukur Kinerja Pembangunan Kabupaten Dharmasraya khusus bidang Pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura selama periode 2010 – 2015, adalah sebagai berikut : Table VI.1 Indikator kinerja dan target capaian Tahun 2011 – 2015 TARGET Indikator
1.
Meningkatnya Kesejahteraan Petani Berkembangnya Kawasan
2.
Sentra Produksi (KSP) Tanaman Pangan dan Hortikultura Pengembangan dan Penerapan
3.
Standar Mutu dan Alat Mesin Pertanian
4.
5.
6.
7.
Fasilitasi transfer informasi teknologi tepat guna Peningkatan Kelembagaan Penangkar Benih Peningkatan Petani Pengusaha Organik Peningkatan Modal Usaha Petani Mandiri (LKMA)
Satuan
Kondsi kenerja akhir
2011
2012
2013
2014
2015
4
10
10
10
10
24
1
1
2
2
3
9
1
1
1
1
1
5
Orang
30
30
30
30
30
150
unit
2
2
2
2
2
10
Unit
2
2
-
-
-
4
Klpk
10
15
10
5
5
45
KLP
300
300
300
300
300
1500
Klp
Kawa san
Peng rajin
RPJMD
8.
Peningkatan SDM Petani
-
Padi
-
Palawija
orang
5
5
5
5
5
25
-
Sayur
Orang
1
1
1
1
1
5
-
Buah
Orang
-
-
1
1
1
3
9.
Peningkatan Produksi
-
Padi
Ton
50.4
56.0
61.6
68.2
75.0
311.2
-
Jagung
Ton
7.10
7.81
8.52
9.77
10.7
43.9
-
Cabe keriting
Ton
48
16
96
96
96
352
-
Duku
Btg
-
-
2.40
2.40
2.40
7.2
-
Salak
Btg
-
-
15.0
15.0
15.0
45.0
-
Durian
Btg
2.00
4.00
4.00
4.00
4.00
18.0
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 61
RENSTRA 2011-2015 -
Manggis
Btg
0
0
0
20000
20000
40000
-
Jamur Tiram
Unit
-
-
1
5
5
11
-
Bawang Merah
Ha
-
-
1
5
5
11
10.
Registrasi Kebun
Unit
2
2
2
2
2
10
%
80
80
80
80
80
400
pkt
2
2
2
2
2
10
%
10
10
10
10
10
50
pkt
2
2
2
2
2
10
KLPK
40
50
60
70
80
300
Unit
2
2
2
2
2
10
1
2
5
5
5
18
KLPK
5
5
10
10
10
40
11.
12
12.
13.
14. 15. 16.
17.
Menurunnya Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Pembinaan dan Koordinasi antisipasi serangan OPT Meningkatnya Produksi Benih Unggul Meningkatnya Jumlah Terminal Agribisnis Terbentuknya kemitraan Poktan/Gapoktan Peningkatan Jumlah UP3HP Penerapan GHP dan GMP
Komo
Produk Segar dan Olahan
diti
Peningkatan Penanganan Pasca Panen
18.
Perluasan areal Hortikultura
Ha
100
100
100
100
100
500
19.
Cetak Sawah
Ha
600
1100
1000
500
500
3700
20.
Optimalisasi Pemanfaatan lahan
Ha
300
300
600
600
600
2400
21.
Check Dam/Embung
Unit
2
-
2
2
2
8
Ha
300
300
300
300
300
1500
22.
Rehab Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani/Jaringan Irigasi Desa
23.
Kincir Air/Pompa
Unit
-
-
-
4
5
9
24.
Jalan Pertanian
km
5
5
10
10
10
40
25.
Pelayanan Jasa Alsintan
Unit
5
5
5
5
5
20
26.
RP3O
Unit
1
-
-
-
-
1
27.
UPPO
Unit
2
2
-
-
-
4
Unit
2
2
-
1
1
6
-
-
2
2
2
6
Ha
200
200
200
200
200
1000
Ha
2
2
2
2
2
10
pkt
1
1
1
1
1
5
pkt
1
1
1
1
1
5
28.
29. 30. 31.
32
33
Berkembangnya Pertanian Organik Akreditasi dan Sertifikasi
Serti
Pertanian organik
fikat
Perbaikan Kesuburan Lahan swh Berkembangnya Usaha pupuk Organik Tersedianya data statistik pertanian Terawasinya peredaran pupuk dan pestisida
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 62
RENSTRA 2011-2015
4.2 SASARAN PRODUKSI Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Dharmasraya mempunyai mandat sebagai penanggungjawab pelaksanaan pembangunan sector tanaman pangan dan hortikultura untuk pencapaian tujuan yang telah digariskan pada RPJMD Kabupaten Dharmasraya. Dalam pencapaian tersebut perlu ditetapkan sasaran produksi komoditas utama sebagai berikut : Tabel VI.2 Sasaran Produksi Per Komoditas Utama dari Tahun 2011 – 2015 No
Komoditi
TAHUN (Ton) 2011
2012
2013
2014
2015
1.
Padi
50.454
56.000
61.600
68.200
75.000
2.
Jagung
7.103
7.810
8.520
9.770
10.740
3.
Cabe keriting
48
16
96
96
96
4.
Duku
-
-
2.400
2400
2.700
5.
Salak
-
-
15.000
15.000
15.000
6.
Durian
2.000
4.000
4.000
4.000
4.000
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 63
RENSTRA 2011-2015
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura disusun sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan selama tahun 2011 – 2015 yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD Kabupaten Dharmasraya dan bersifat indikatif. Rencana strategis dimaksud merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan yaitu Rencana Kerja (Renja) Dipertahort. Selain itu, rencana strategis dimaksud juga merupakan dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan. Rencana Strategis Dipertahort Tahun 2011 – 2015 berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi aparat Dipertahort dalam melaksanakan tugas – tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, pelaksanaan Rencana Strategis membutuhkan kecermatan, kreativitas dan respon yang cepat terhadap perubahan yang terjadi. Dengan demikian, dokumen perencanaan ini memiliki kelenturan (fleksibilitas) dalam pelaksanaannya, bersifat dinamis dan berdaya guna serta sesuai dengan misi Dipertahort Kabupaten Dharmasraya. Untuk itu semua unit kerja harus melaksanakan dengan baik dan akuntabel dengan mengedepankan peningkatan capaian kinerja.
Pulau Punjung,
Desember 2010
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB.DHARMASRAYA
Ir. AFDHAL,JP.TAMSIN,MS NIP. 19580727 198403 1 005 Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura
Page 64