RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA 2004-2014 (REVrSr RTRW KABUPATEN TASIKMALAYA 1999-2009)
BUKU RENCANA
DOKUMENTAS]
&
ARSIP
BAPPENAS Acc. ttlo. :
C
Class : .. Checked : /{:{.".3*'4".
BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA 2005
KATA PENGANTAR
I{ATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Yang Maha Kuasa atas tersusunnya Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagai tahap terakhir dalam pekerjaan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Kabupaten Tasikmalaya Penyusunan
Revisi Rencana Tata Rtrang Kabupaten Tasikmalaya
ini
merupakan kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten T'asikmalaya dengan Lembaga Afiliasi Penelitian dan IndustriInstitut Teknologi Bandung (LAPI-ITB).
Isi dari Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara garis besar
adalah latar bclakang, tujuan dan sasaran, tinjauan kebijaksanaan yang terkait
dengan
Kabupaten Ta.sikmalaya, potensi ddn permasalahan Kabupaten Tasikmalaya, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten l'asikmalaya, serta aspek pelaksanaan dan pengendalian tata ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Dernikian Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya ini clir;ampaikan. Semoga laporatt
ini bermanfaat bagi terciptanya pembangunan Kabupaten Tasikmalaya
yang seimbang dan berkelanjutan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Tasikrnalaya dalam hal
ini
Bappeda Kabupaten Tasikmalaya yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Bandung, Desember 2003
l' I' I I I y k h u pa i e n'l RENCANA
I
t
?
t.r i k rn a I o.yo ? 0 0 4 - 2 0
I4
DAFTAR ISI
ilsl Kata Pengantar
I
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
vi
Daftar Ganrbar
vii
BAB
I
PENDAHULIJ.{N 1.
I
1-l
Latar Belakans
l-1
1.2 Tujuan Can Sasaran .............. 1.3 Lingkup Materi Revisi RTRW Kabupaten Tasikmalaya...................... 1.4 l,ingkup Wilayah ....... .......':. 1.5 PertimbanganRevisi RTRWKabupaten Tasikmalaya............... 1.6 MetodaPendekatan
l-2 l-3
l-5 l-6 17 1.6. I Metoda Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Tasikrnalaya . l-9 1.6.2 Metoda Revisi RTRW Kabupaten Tasikmalay a....................... l-14
BAB
2
FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERI{ADAP PENATAAN RUANG
KABUPATEN'TASIKMALAYA
2.1
2.1 Dasar Hukum Revisi RTRW Kabupaten Tasikmalaya............... 2-l 2.2 Kedudukarn Kabupaten Tasikmalaya dalam Konstelasi JawaBarat...... 2-2 2.3 Pengembangan Wilayah dalam Era Otonomi Daerah 2-3 2.4 Perencanaan dan Pengembangan pada Masa yang Akan Datang.......... 2-6 2.5 Trend Perkembangan Kota di Kabupaten Tasikma\aya........................ Z-l 6 Br\B
3
PO'IENSI DAN PERMASALAHAN KABUPATEN TASrKMALAYA..... 3-1
3.1 Telaahan mengenai Faktor-Faklor yang Berpengaruh Perkcmbaugan Kabupaten l'asikm alaya
3.1.1 Fal;torEksternal 3.1.2 Faktor Internal.....
Terhadap
........
3-l
..3-l
3.2 PotensidanPermasalahanKabupatenTasikmalaya...............
RTRI( Kabupatcn Tasikm ola1,u 2004-2
RENCANA
0
I4
3-3
3-7
lt
Dulur
L,ii
BAB 4 KONSEP DAN STRATEGI PENGEN4BANC}AN TAT.4. RUANG WILAYAH KABUPAI'EN TASIKMT\I-AYA 4_l
4.1 4.2
Konteks Penyempurnaan RTRW Kabupaten Tasikmalaya _...._.......-.... 4_l Visi dan Misi Kabupatcn Tasikmalaya........ 4_4 4.2.1 Visi Kabupaten Tasikmalaya..-.....
4.2.2 Penjelasan Visi.......... 4.2.3 Misi Kabupaten Tasikmalaya ........
4.3 4.4
StrategiPengenrbangan Sistcm
4.4.2
Kota-Kota ....-.........
.............4_13
.._--...-.-.--.4-16
Pcdoman Pengendalian penggunaan Lahan pada Kawasan Budidaya
............
5 RENCANA TATA RUANG WIT,AYAFI (R]'RW) .I'ASIKMAI,AYA......
5.2
........4_l?.
Pedoman Pcngcndalian Pengguuaan Lahan pada Kawasan Lindung
5.1
4_6
Pedoman Pengendalian Kawasan Lindung dan Budidaya....-.....-.-..----.4-16
4.4.1
I]AB
...........
...-.......4-lg KABUPATEN 5-I
Pusat-Pusat 5-l Pcrwilayahan .. 5_ I
Rencana Pengembangan Perwilayahan dan Sistenr
5.1.I
Rencana Pengcrnbangan
5.1.2
Pembagian Fungsi tiap pusat
I,engembangan....._....-
Wilayah 5.2.1 Kawasan Lindung....
Rencana Pemanfaatan Ruang
5.2.1.1
5_g
..............5_lg ..............5_l
g
Kawasan Lindung Mutlak atau Kawasan yang
Memberikan Perlindungan
ter hadap
Bawahnya 5-2.1.2 Kawasan Lindung Terbatas 5.2-1.3 Kawasan Suaka AIam 5.2.1.4 Kawasan Itawan Bencana 5.2.2 Kawasan Budidaya Kawasan
...............5-18 ....5-19
............5-20 ..---.5-21
...............5_22 Kawasan Perntukirnan Perkotaan dan perdes aan ...-.. 5-22
-2.2.1 5.2-2.2 Kawasan Pariwisata ..".-..........5-2t5 5.2.2-3 Kawasan Pengembangan Kegiatan Industri .............. 5-29 5.2.2.4 Kawasan Pengembangan Kcgiatan pertarnb angan... - 5 -29 5.2.2.5 Kawasan Pengembangan Pertanian .......... -. -. -. -...... S -29 5.2.2.6 Kawasan Hutan Produksi .......5-37 5.2.2.7 Kawasan Flutan Rakyat ..........5-39 5
.
RTRW Kabupaten Tas ikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
--
ill
Daftar Isi
5.3
Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Wilayah
Tasikmalaya......-........ Kebijakan Pengembangan Kawasan Prioritas 5.4.1 Kawasan Cepat Tumbuh.... 5.4.2 Kawasan Kritis 5.4.3 Karvasan Belum Berkembang............... 5.4.4 Ka.wasan Khusus
....5-40
Kabupaten
5.4
5.5
...5-43 ....5-49 .5'-52
.5-52
Rencana Pengendalian Pertumbuhan dan Penyebaran Penduduk ......... 5-53
5.5.1 5.5-2 5.6
....5-43
Rencana Pengendalian Pertumbuhan Penduduk.......................5-53
ilcncana Kepadatan
Penduduk.
..............5-54
ftencanaPengembanganSaranadanPrasarana-.-.-...-..-...
5.6.1 Rencana Pengembangan 5-6.2 Rencana Pengembangan 5.6.3 Rencana Pengembangan 5.6.4 Rencana Pengembangan 5.6.5 Reucana Pengembangau
...-5-56
Fasilitas Pendidiikan.........................5-56
Fasilitas
Kesehatan
.....-....5-58
Fasilitas Ekonomi .......:...................... 5-5 8 dan Penyediaan
Air Bersih-..............- 5-61
dan Penyediaan Drainase
.....-..-.5-61 Banjir....... ...........5-64 5.6.6 Penanganan Air Limbah............. .-.5-64 5.6.7 Rencana Penyedian Listrik ..5-65 5.6.8 Rencana Pengembangan Pos dan 'felekomunikasi ...-..5-66 Rencana Pengembangan Sistem Perangkutan Regional ........5-66 5.7 .l Perangkutan Jalan Raya 'ferminal ............5-73 5.1.2 .....5-74 5.7 .3 Perangkutan Kereta Api........ ...-.........-.5-74 5.7 .3 Pelabuhan Nelayan Serta Penanggulangan
5.7
BAB 6 ASPEK PELAKSANA\T{}I DANI PENGENDALIAN TATA RUANG 6-I WILAYAH KABUPT\TEN TASIKMALAYA 6.1 Arahan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tasikmalaya ................... 6-1
Lindung.... 6.1-2 Kawasan Budidaya.. 6.
I
.l
Kawasan
6-1
6-2
6.2 T'ahapan Peiaksanaan dan Indikasi Program Perencanaan..-................. 6-3 ..... 6-18 6.3 Pedotnan Pengendalian Pemanlaatan Ruang Wilayah.... 6.3.1 Pengarvasan Pemanfaatan Ruang 6.3.2 PenertibanPemanfaatan Ruans....... RTRW Kabupaten Tasikmal aya 2004-2
RENCANA
0
I4
...........6-20 .............-.6-22 iv
Daftar Isi
6.4 6.5
Kedudukan RTRW Kabupaten Tasikma.laya dalam Aspek Perijinan ...6-2.4 Kedudukan RTRW Kabupaten Tasikmalaya dalam Perencanaan Anggaran
Tahunan
......6-27
6.6 Evaluasi RTRW Kabupaten Tasikmalaya............... 6.7 Aspek Kelembagaan 6.7.1 6.7.2 6.7.3 6.7 .4
Pengembangan Birokrasi yang Inovatif
.......6-23
..............6-28
Pengembangan dan Perubahan Sistem Pelatihan Pegawai-.. .....6-29 Pengemt,angan Jaringan dan Promosi
Kebijakan Insentif dan
RTRW Kabupaten Tasi kmalrya 2004-2
RENCANA
....
............6-27
0
I
4
Disinsentif
Daerah.....
....6-21) ... 6-31
DAFTAR TABEL
DAFTARTABEL Tabel II.1
Progra:n Perrgembangan Infrastruktur Wilayah Kabupaten dan Kota Tasikrnalaya Menurut RTRW ProvinsiJawa
Barat... Tabel II.2
Tabel If[.1 Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Tasikmalaya
BerciasarkanKecamatan............
V.l
I0
3-
9
5
-
7
5
- l0
5
- 4l
5
- 47
dan Fungsi Pengembangan Kabupaten
Tasikmalaya...............
Tabel V.3 Rencana Alokasi
Pemanfaatan Ruang Kabupaten
Tasikmalaya...............
Tabel V.4 Rencana
Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh
Kabupaten Tasikmalaya
Tabel V.6 Tabel V.7
2-
Struktur Perwilayahan Pengembangan Kabupaten
Tasikrnalaya...............
Tabel V.2 Struktur Wilayah
Tabel V.5
3
Kewenangan Pusat, Provinsi, dan Daerah dalam Pengelol aanlnfrastruktur Berd asarkan Peraturan
PerundanganSektoral...............
Tabel
-
2
..............
Rencana Penanggulangan Kawasan
Tasikmalaya...............
Rencana I(epadatan Penduduk
Kritis Kabupaten
Dirinci Per
5Kecamatan........ 5 -
Kebutuhan Failitas Sosial-Ekonomi Skala Kecamatan
Tahun2014.........
Tabel V.8 Perkiraan Kebutuhan Utilitas Skala Kecamatan
2014..
Tabel VI.1 Indikasi Program
5-
50 55
60
Tahun
5 _ 66 Pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya
Tahurr2003-2013
RTtl lV Kabu pa I e u Tasi ltm a I aya 2 004 - 2 0 ) 4
6-
4
vt
DAFTAR GAMBAR
DAFTtrR GAMBAB.
Gambar
Perencanaan......,.. 1.2 Model Peninjauan Kembali RTRW
Gambar
1.3 Kerangka
Gambar
l.l
Pela Wilayah
.... ....
II-
7
l0
Pendekaran Revisi RTRW Kabupaten
Gambar
...i-15 4.1 Segitiga Kata Kunci pada Visi Kabupaten Tasikmalaya ... 4 - 10 ........ 4 - 11 4.2 Model Pengembangan Sistem Agribisnis
Gambar
4.3
Gambar
Tasikmalaya...............
Konsep Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gambar
...4-15 Tasikmalaya............... ... 5 - 9 5.1 PetaStrukturPerwilayahan......... ....5 - 24 5.2 PetaRencanaKawasanlirrdung ..... 5 - 25 5.3 PetaWilayahPerkotaan............ ...... 5 - 30 5.4 Peta Rencana Lokasi Kawasan Pariwisata. ........ 5 - 31 5.5 Peta Rencana Lokasi In
Gambar
5.15
Gambar Gambar
Gambar Garnbar
Gambar Gambar Gambar'
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
I
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi .........
I'l/ K olt u p n t c n'f a v
i : nt u I
ot,tt
2 00 4 -
20I
4
5-
75
vil
BAB
I
PENDAHULUAN
tsAB
1
PENDAHULUAI\
Latar Belakang
1.1
Sejak diterbitkannya Unclang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentultan
Kota Tasikmalaya, tanggal 23 luni 2001 Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya secara definitif resmi menjadi dua daerah otonom yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Dengan terbentuknya Kota Tasikmalaya tersebut, maka secara otomatis akan
terjadi perubahan sttuktur tata ruang Kabupaten Tasikmalaya. Perubahan struktur
tata ruang tersebut akan memberikan dampak terhadap perubahan-perubahan pada sektor-sektor lain dalam pertumbuhan dan perkernbangan Kabupaten Tasikm a\aya.
Selain itu, dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatan penduduknya,
Kabupaten Tasikmalaya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan ini tidak selalu mengarah/sejalan dengan rencana penataan ruang yang
telah ditetapkan. Beberapa permasalahan kemudian timbul, antara lain penataan
ilffig,
masalah
permasalahan transportasi, dan permasalahan kelembagaan sehubungan
dengan diberlalukannya
tIU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
serta
Permendagri IrIo. 8 Tahun 1993 tentang Penyelen ggaraanPenataan Ruang di Daerah.
Didasari lcenvataanbahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki keterbatasa
n
dayadukung
lahan, air, sumber dana pembang'rnan, serta sumberdaya manusia, maka upaya pembangunan Kabupaten lasikmalaya memerlukan penanganan yang komprehensi{
baik yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, kebijaksanaan otonomi daerah, maupun kebijakan perencanaart tata ruang wilayahnyanya yang proporsional dan tepat,
sehingga dapat mengikuti dinamlka pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
RTRW Kabupaten'Iasiicmalrya 2004-2
RENCANIA
0
I4
-- 1-1
Bab
I Pendahuluen
Untuk menyikapi perubahan kebijakan sekaligus mengikuti perkernbangan dan pembangunan Kabupaten Tasikmalaya, maka perlu dilaksanakan kegiatan Revisi terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupateh Tasikmalaya. Kegiatan ini
merupakan pcnjabaran Undang-Undang No. 24 tarhun 1"992 tentang Pcnatatrn Ruang dan Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerall
yang menyatakan bahwa rencana tata ruang wilayah kota dapat ditinjau kembali dan/atau disempurnakan untuk mencapai strategi pelaksanaan pemanlhatan ru:ing yang
optimal
1.2 Peninjauan kembali serta revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRVI) f*abupaten
Tasikmalaya sebagai proses yang akan berimplikasi kepada perubahan sistem mekanisme maupun komponen perencanaan harus dapat mendularng perkembangan untuk menunjang pembangunan daerah. Bertolak dari hal tersebut, tujuan peninjauan kembali dan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya adalah:
1.
Mendapatkan produk rencana yang sesuai dengan perkembangan saat ini.
2. Mengidentifikasi besarnya deviasi antara
rencana yang telah ada dengan
perkembangan yang terjadi saat ini.
3.
Merevisi Rencana Tata Ruang yang telah ada, dengan beberapa penyesuaian sebagai hasil proses evaluasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagai hasil proses evaluasi dan
revisi akan berfungsi sebagai arahan pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan sisterrl mekanisme dan korstelasi wilayah yang baru, serla sebagai
arahan pengakomodasian berbagai komponen pembangunan untirl, menunjang pengembangan wilayah dengan baik untuk mewujudkan keterpaduan di dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki sesuai dengan tujuan pembangunan Kabupaten Tas ikmal aya. RTRI4T Kabupate
RENCANA
n
Tas i kmal
aya
2 0 04 - 2 0 I
4
1-2
Bab
I
Pendahuluan
Sasaran Peninjauan Kembali dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah ,Kabupaten Tasikmalaya ini adalah:
;
"
.i I.
Tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang disesuaikan dengan
perubahan konstelasi wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagai implikasi
.
pelaksanaan Undang Undang
No.l0 Tahun 2001 sehingga dapat menjadi pedoman
ambanpembangunan umu'rny a dan penggunaan lahan pada khususnya.
'(> Tersusunnya suatu pedoman dasar untuk melaksanakan koordinasi pembangunan sektoral
di
Kabupatcn Tasikmalaya sesuai dengan perubahan perwilayahan seda keseluruhan hubungan fungsional ar$ar komponen pembangunan.
'
Untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan potensi sumber daya dan pusat pusat pertumbuhan wilavah vang ada pada. setiap bagian wilayah yang s€suai dengan pengembangan bagian wilayah di Kabupaten Tasikmalaya.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya hasil merupakan produk rencana :
' Yang akan menjadi acuan bagi
revisi ini
pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan wilayahnya,
' t'
Yang akan mengarahkan pembangunan daerah untuk mencipatakan keserasian dan keseimbangan dalam pemanfaatan ruang secara optimal. Yang akan meqjadi pedornan
p
emanfaatal, pengelo 7aan, serta penataguttaan ruang
kawasan lindung dan budidaya tanpa mengabaikan ke lestarian lingkungan.
1.3 Substansi materi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya mencakup
peninjauan kembali terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya yang lama dan pertyesuaian hal-hal yang dianggap perlu pada revisi RTRW Kabuapten Tasikmalaya.
RTRW Kabupaten T a.sikmaluya 2004-2
RENCANA
0I
4
1-3
Bab
I
Pendahuluan
peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah l(abupaten Tasikmalaya ialah pengujial kembali kesahihan data/infolrnasi serta asumsi yang rnendasari penyusunarl
RTRW Kabupaten Tasikmalaya mengingat telah terjadinya berbagai perubahan eksternal dan internal yang mcmpengaruhi pelaksanaan rcncana. Ruang lingkup materi
RTRW I(abupaten Tasikmalay a y ang akan dikaj i adalah:
A.
Evaluasi terhadap pertumbuhan struktur dan pergesaran pemanfaatan ruang.
Analisis ini ditekankan kepada pertumbuhan struktur ruang dan identiltkasi kendala dan masalah pertumbuhan strukl.ur ruang, yaitu menyangkut hierarki fungsi, tingkat ketersediaan lahaq pergeseran dari fungsi yang ditetapkan, dan penggunaan campuran.
:' Berdasarkan masukan penggunaan lahan eksisting dilakukan analisis terhadap rsncana
penggunaan lahan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tasikmalaya. Kesesuaian
fisik
dengan rencana diukur dalarn suatu besaran dan
kemudian diidentifikasikan faktor-laktor penyebab terjadinya pcnyimpangan.
B. .Analisi3 karahteristik kegiatan ekonomiAnalisis kegiatan ekonomi ini mencakup identifrkasi tingkat pertumbuhan kegiatan ekonomi, baik kegiatan utamr! maupun kegiatan penunjang, termasuk sektor informal yang mendukung/mempengaruhi pembangunan kota.
C. Analisis sosial kependudukan. Analisis sosial kependudukan
ini
bertujuan untuk mengidentifikasikar,L peluang dan
jurnlah dan kendala dalam masalah sosial kependudukan, serta mengevaluasi distribusi kornposisi penduduk yang berdampak pada perencanaan tata ruang.
D. Analisis kondisi sarana dan prasarana. Analisis konclisi sarana dan prasarana bertujuan untuk memberikan gaqgbaran menyeluruh tentang keadaan sarana dan prasarana di wiiayah perencanaan dan sekitarnya, dan hubungan interaksinya. Analisis kondisi sarana dan prasarana mencahup: RTRW Kabupaten Tasihnalaya 2004'2 0 I 4
RENCANA
i-a
Bab
a-
I Pendahuluan
Analisis sistem transportasi.
Analisis sistem transportasi
ini akan rnenggambarkan kondisi
pelayanan
transportasi, tingkat aksesibilitaVkemudahan pencapaian, serta keterkaitan antara satu pusat/sub pusat dengan pusat/sub pusat lainnya. Analisis penyebaran fasilil.as sosial ekonomi.
Analisis ini akan memberikatt gambaran tentang karakteristik kctersediaan fasillras sosial ekonomi di vrilayah perencanaan, serta jenjang pusat permukiman di dalam rvilayah c.
pr:rencanaan.
;
Evaluasi jaringan utilitas.
Evaluasi ini untuk memberikan gambaran keadaan dan cakupan pelayanan jarilgal utilitas, seperti telekomunikasi,
kesesuaiannya dengan rencana pengembangan utilitas yang ditetapkan/direncanakan
dalam Rencana umum Tata F.uang Kabupaten Tasikmalaya. E. Evaluasi kelembag;r an.
Kajian ini untuk memperoleh gambaran kondisi kelembagaan penataan ruang yang ada di lingkungan Kabupaten rasikmalaya setelah ad,anyaotonomi yang lebih luas.
1.4
Linekun Wila'yah
Wilayah perencanaan mencakup Kabupaten Tasikmalaya yang meliputi 39 Kecamatan,
349 desa" dengan iuas
271.251,711
liektar (Perhitungan dari peta Rupabumi
Bakosurtanal).
Adapun batas administrasi wilayah perencanaan yaitu sebagai berikut:
-
Sebelah Utara
Kota Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Ciamis
Sebelah Timur
Kabupaten Ciamis
Sebelah Selatan
Sarnudera Indonesia
Sebelah Barat
Kabupaten Garut
RTRIY Kabupaten Tas ikmolayct 2004-2 0 I 4
RENCANA
1-5
Bab
1.5
Pe
rti p ba nea n Revisi RTRW f.a!g
pa te
f
n
I
Pendahuluan
asitimatayq
Revisi RTRW Kabupaten Tasikmalaya dilakukan dengan menrpertimbairgkan beberapa hal khusus, yaitu:
1. Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang diacu a. Undang-Undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Secara khusus Undang-Undang ini mengharuskan Pemerintah Daerah :
:
mengubah aspek substansi yang harus dimuat dalam R'I'RW Kabupaten.
b.
Undang-Undang No. 22 tahun 1999 Tentarrg Pemerintah Daerah Berdasarkan UU ini
'
r
:
:
'Pengesahan' Perda untuk RTR.W Kabupaten tidak lagi dilakukan oleh pejabat yang berwenang diatas Kabupaten. Psran serta masyarakat dan kedudukan DPRD Kabupaten dalam proses dan prosedur penataan ruang menjadi lebih kuat.
.
Daerah Propinsi memiliki kewenangan terbatas untuk masalah-masalah perencanaan yang bersifat lintas Kabupaten, lintas ekologi, dan yang menyangkut lingkungan hidup sehingga posisi tawar' (bargaining position) Daerah lkbupaten menjadi lebih besar dalam menentukan kebijaksanaan penataan ruangnya sendiri.
c.
Undang-Undang No. 25 tahun 1999, Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang pada intinya menetapkan bahwa urrtuk urusan yang sudah didesentralisasikan harus didanai dengan APBD (yang sudah diperkuat dengan dana perimbangan).
d.
Undang-Undang No. 10 tahun 20C1, tent:"ng pembentukan Kota Tasikmalaya
yang mengukibatkan perubahan
struktur
dan oiientasi
di
Kabupaten
Tasikmalaya.
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
1-6
Bab
2.
Perubahan Paradignra perencanaan
I
Pendahuluan
:
Dalam kcrnferensi "Penilaian kembali Proses Perencanaan Kota sebagai instrumen Pembangunan tran Manajemen yang Berkelanjuton' diNairobi pada tahun 1994, telah dideklamsikan secara internasional tentang paradigma Perencanaan Baru yang terdiri atas
' . ' . . t r
:
Peran serta mast/arahat. .
Keterlibatan aktif,semua pihak yang berkepentingan. Koorclinasi horisontal dan vertikal. Sustainabilitykeberlan-iutan.
Financiol feasihilitykelayakan keuangan. Subsidiaritylpengambilan keputusan clitingkat terendah yang memungkinkan. Interaksi Perencanaan fisik r,lan ekonomi
Selun;!
'lare"drg.tna t.ran; terrebut harus Jiakomociasikan dalarn proses penataan
ruang di Indonesia termasuk Kabupaten Tasikm alaya. Sebagian diantaranya telah secara definitif dicantumkan di dalam uu No.24 tahun lgg2. 3.
Dinamika Aktivitas Kehiclupan dan Pcrikchiclupan Masyarakat Kabupaten Tasikmaiay
Seperti
t;lah diketahui dinamika kehidupan dan perikehidupan masyarakat
Kabupaten Tasikmalaya sangat dipengaruhi oleh beberapa kondisi dan studi makro Indonesia dan dunia pada umumnya.
Implikasi dan ekses krisis ekononti & pemrrlihan kondisi makro tersebut berimplikasi pada situasi mikro di Kabupaten Tasikm alaya yang beberapa diantaranya aclalah : kebutuhan akut good governance (pengolahan yang baik) yang komponen dasarnya adalah terbcntuknya civil society, clean
& good goverment.
dan good
private sector.
1.6 Peninjauan K^embali dan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya dila-kukan karena adanya pcrubahan sistcm dan mekanisme pemerintahal Kabupaten Tasikmalaya menjadi Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan utama yang dilakukan adalah meliputi : RTRW Kabupaten Tas ikrnalaya 2004 -2 0 I 4
RENCANA
1-B
Bqb
I
I
Pendahuluan
Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalayz 1999
-
2009.
.
'l'u;iklnalaya bcrclnsarkut Penyusunan l{cncana 'fata l{uarrg Wilayah Kabupatcn hasil evaluasi.
1.6.1
Metoda Peninjauan Kembali R'[RW Kabupaten Tasikmatay-a
Peninjauan Kembali adalah upaya menelaah simpangan atau deviasi yang terjadi akibat
proses dan produk pemanfaatan ruang yang tcrjadi tidak sesuai dengan yang clirencanakan. Evaluasi terhadap kinerja RTRW didasarkan pada kriteria keberlakuan
dan kesesuaian RTRW serta kepentingan daerah dalam penataan ruang. I(eberlakuan
dan kesesuaian RTRW diindikasikan oleh besarnya simpangan yang terberrtuk oleh faktor-faktor eksterlral dan internal. Faktor eksternal didefinisikan sebagai falrtor yang berada di luar sistem pembangunan dan sistem penataan ntang wilayah, sedang faktor
internal adalah faktor yang berada di dalam sistem pembangunan dan sistem penataan
ruang wilayah. Simpangan atau deviasi terjadi apabila ksdua faktor tersebut menyebabkan berubahnya struktur dan pola pemanfaatan ruarlg yang dituju dalam RTRW yang telah ada.
Esensi peninjauan kembali adalah upaya menentukenali simpangan atau cleviasi pemanfaatan ruang yang ada terhadap RTRW Kabupaten set'ta mengakomodasikan
berbagai perkembangan yang terjadi yang mengubah rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang secara signifikan. Identifikasi simpangan atau deviasi meliputi tiga hal pokok:
1.
Perbandingan antara aratran pola pemanfaatan ruang dengan:
-
Pemanfaatan nrang ywry ada.
Proses implementasi pemanfaatan ruang rnelalui kebijaksanaan, peraturan, program, peutahapan, maupun program pernbiayeian pembangunan.
'. 2.
Proses pengawasan, penertiban, dan mekanisme perijinan.
Perbandingan antara arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang dan implementasi pembangunan di wilayah kabupatenlkota.
RTRW Kabupaten Tasikmaltrya 2004-20 I 4
RENCANA
---t
-g
Bab
3.
I PendqhuLuan
Perbandingan antara produk dan proses perencanaan tata ruang wilayah kabupaten
dengan berbagai perkembangan dan rujukan yang lebih mutakhir yang mempengaruhi pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten.
I-Iasil evaluasi dan penilaian terhadap besaran simpangan menjadi indikator bagi penentuan tipologi peninjauan kenibali untuk penyesuaian langkah penyempurnaan RTRW Kabupaten. Model peninjauan kembali dapat dilihat pad'a Gambar r.2.
Gambar 1.2
MODEL PENINJAUAN I(EMBALI RTIIW Penyernpumaan RTRIA'
Tipologi Peninjauan Kernbali
Penetapan
raxror Exsternal Fakt6 lnlernal
A, B, C, D, E,
F,G,H
Kriteria Simpargan
-;J
":- l*
Peninjauan Kembali
lrdil:ator Evaluasi
-
Input Proses
Tild< dipedukan pery€rnpumaan reocana
Ou$rn Outcorne
Adapun yang menjadi kriteria peninjauan kembali RTRW Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
rl
Kriteria Waktu
Peninjauan Kembali
RTitW Kabupaten dilakukan dalam kerangka waktu
sebagai
berikut:
RT,RIT Kabupaten Tas i kmal ayo
RHNCANA
20
04 -2
0
I
4
1-10
Bab
l)
I
Pendahuluan
Rencana tata ruang ditinjau kembali dan atau disempurnakan secara berkala dalam
waktu kurang dari 10 (sepuluh) tahun dan dilakukan setidaknya 5 (lima) tahun sekali.
2) Jika tcrjadi faktor-faktor ckslernal dan intcrnl yang sccara signil-ftan mornpengaruhi
kinerja RTRW Kabupaten, maka peninjauan kembali dan atau penyempumaan RTRW Kabupaten dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun.
))
Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTRW Kabupaten merupakan bagian
dari kegiatan perencanaan tata ruang yang dilal,ukan setelah suatu siklus proses penataan ruang serta perencanaan tata ruang; pemanfaatan ruang; dan pengendalian pema nfaatan ruang berlang sung secara kese luruhan.
+
Kriteria Faktor Pengaruh
Faktor yang dipertimbangkan dalam proses perunjauan kernbali RTR!/ Kabupaten :rdalah faktor eksternal dan internal.
1) Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar sistem
pembangunan dan
penataan ruang Kabupaten Tasikmalaya, antara lain sebagai berikut:
Perubahan atau penyempurnaan peraturan dan atau nrjukan sistern penataan
ruang yang berlaku mengikat bagi kabupaten, propinsi atau nasional dan belum dipertimbangkn dalam penyusunan rencana tata ruang sebelumnya. ll.
Perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang/sektoral yang berdampak pada
pengalokasian
ruang bagi kegiatan berskala besar yang
harus
diakomodasikan yang menyebabkan terjadinya simpangan pada rencaqa struktur dan pola pemanfaatan ruang dalanr RTRW. nl.
Ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma
sistem
pembangunan dan pemerintahaq serta perencanzan tata ruang.
lv.
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi dalam
pemanfaatan
sumberdaya alam, pelestarian lingkungan dan aloran informasi.
Bencana alam yang mengubah strukt';r dan pola pemanfaatan ruang sehingga memerlukan relokasi kcgiatan budidaya atau lindung.
RTRW Kabupate n Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
---T-
tt
Bab
2)
I
Pendohuluan
Faktor internal atau faktor yang berada di dalam sistem pembangunan dan penataan ruang Kabupaten Tasikmalaya, antara lain:
i'
RTRW Kabupaten yang ada tidak berfungsi secara memadai sebagai acuan atau rujukan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang,
karena:
-
Tidak inengikuti proses teknis, tata carabaku perencanaan tata ruang. 'l'idak mengikuti prosedul kelembagaan perencanaan tata ruang.
I(omponen rencana yang disusun tidak lengkap karena keterbatasan sistern pendukung maupun penyusunannya.
ii'
Masih terbatasnl'a pengertian dan komitmen aparat dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengencl alian pemanfaatan ruang.
iii'
Perubahan atar-r pergeserzur nilai dalam masyarakat tentang kualitas tata ruang yang mengakibatkan pelanggaran terhadap struktur dan pola pernanfaatan nrang yang ditetapkan
iv' '
Lemahnya sistem pengendalian pemanfaatan ruang yang menyebabkan kinerja pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Kriteria Faktor Ketidak Sesuaian
Keridaksesuaian yang menjadi dasar proses peninjauan kembali untuk menyimpulkan pcrbaikan atau penyempurnaan RTRW meliputi (empat) 4 kriteria pokolq yaitu:
l)
Kesahihan RTRW Kesehihan RTRW dievaluasi menurut pararneter berikut:
-
Kele'gkapan, kesahihan, clan validitas data clan infbrmasi. Mctodologi da.lam proses penyusunan rencana. Identifikasi potensi dan permasarahan penataan ruang wilayah. Pe*nusan tujuan, konsep, dan stra{egipenataan ruang wilayah.
Renqna struktur tata ruang wilayah. Rencana pola pemanfaatan ruumg wilayah. Proses, prosedur, dan kesepakatan dalam pelembagaan perencanaan R,1RW
Kabupaten
-@ RENGANA
L"'q'uvu
tvv"-zvtl
1 - 12
Bab
2)
| ],enrlahuluan
Besaran simpangan dalampemanfaatan ntang
Simpangan atau deviasi dalam pemanfaatan ruang terjadi bila prgram dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan tujuan, strategi, dan arahan dalam RIRW. Penilaian simpangan yang terjadi didasarkan pada parameter berikut:
-
Perbedaan atrtara wujud struktur dan pclla pemanfaatin ruang ydng ada dengan arahan dalam RTRW Kabupaten.
-
Pelaksanaan pembangunan tidak merujuk pada RTRW.
Penunfaatan ruang yang didasarkan RTRW menimbulkan clampak terhadap berkurang atau hilangnya hak masyarakat dalam pemanfaatan nnng.
-
Perencanaan tata ruang wilayah
di
bawahnya tidak mempertimbangkan
ITTRW Kabupaten.
'
Koordinasi pembangunan di kabupaten tidak merujuk kepada RTTTW
Kabupaten. -
:
RTRW belum memperoleh ketetapan hukum melalui perda.
3) Besaran
simpangan dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Simpangan dalam pengendalian pemanfaatan ruang terjadi jika sistem informasidarr
sistem penertiban tidak berlangsung secara memadai. Pararneter simpangan meliputi:
4)
Kualitas ketersediaan data dan sistem informasi pemanftatan ruang. Ketersediaan peraturan perundangan di biCang pengendalian pembangurum.
Kualitas sistem penertiban pembangunan.
Besaran pcngaruh faktor eksternal
F:enilaian besaran pengaruh faktor eksternal didasarkan pada penetapan dan perubahan:
-
Peraturan perundangan yang lebih mutakhir yang harus dirujuk oleh Kabupaten,
-
Kebijaksanaan yang lebih mutakhir yang berlaku secara nasional,
Terjadinya perubahan laju dan arah sektor perekonomiaq Paradigma pembangunan dan penataan ruang yang lebih mutakhir,
yang seluruhnya atau sebagian memberikan implikasi terhadap pembentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang propinsi.
n RENCANA
---t
-
rs
Bab
I Pendahaluqn
Dengan berdasarkan faktor tersebut, maka disususnlah suatu tipologi peninjauan kembali. Tipologi peninjauan kernbali diperlukan untuk mengidentifikasi aspek dan faktor rencana tata ruang yang perlu disempurnakan. Penentuan tipologi sebagai bagian
dari proses peninjauan kembali pada hakekatnya didasarkan pada kriteria indikatif kesahihan rencana tata nrang yang ada, besaran simpangan, dan faktor eksternal.
Keragaman faktor yang mempengaruhi kebutuhan penyempurnaan rencana menjadi dasar penetapan tipologi peninjauan kembali RTRW Kabupaten menjadi 8 (delapan)
tipe, sebagaiberikut:
RTRWJ(abupatrn sahih, simpangan kecil, frktor eksernal tetap RTRIV Ktbuparcn sahh, simpangankecil, frltor eksternat berubah RTRW lCebupaten sahib simparrgan besar, faktor eksternal berubah RTRW Kabu@en sahitL sirnpangan besar, faktor eks;ernal tetap RTRW Kabu@en tidak sahib sinrpangan kecil, faktor ekstemal berubah I(TRWKabupatentidak sahih, sirnpangan kecil, frktor ekstenral tetap RTRW Katrupaten tidak sahih, simpangan besar, frktor ekstenral berubah
KIRW lGbupatentidak sahilq simpanganbesar, fiktor eksterrnl tetap
Tipologi tersebut menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan penyempurna an serta sub stansi
1.6.2
p
keperluan
enyempurnaan RTRW Kabupaten.
Metoda Revisi RTRW Kabupaten Tasikmalaya
Metoda Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan mekanisme yang diterapkan dalam penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Tasikrnalaya.
Metoda Revisi Rencana. Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya dibagi menjadi
tiga kegiatan utarna, yaitu survei, analisis dan perencanaan. Metoda Revisi Rencana Tata Ruang Wlayah Kabupaten Tasikmalaya secara sederhana digambarkan dalam bentuk dragrampada Gamb ar|.3.
RTRW Kabupat en T'asilo n al aya 2 004 - 2 0 I 4
RENCANA
1-14
g:€ 6.L:
9E
:s s
;g
s
"s
€t
€=:Z ?E
c6
c6
$s:s : iT gscg
c0
d o g gg EE: g g g g= .:d
lD
E
q,
g +=fi F tEs g s 3 EF s 33: EE-" E E E 3; fEF g E E E;
EEgg
\3
2&.EE o gFo99 6F' Eg -
-o-cc
5
gFF
F
$p3
8i33
J
xU'= gi$
f
E FF E i;-g; p=gH
: : *$* iFF E S S *s*
eEEtse ggF
EE
€sssE$EF=E;;F .
i's**;E*j
FE,FgEi
{iB :
FFE# n EEC
I
FCi; F S€
FgE
ssgi
.a
ro
&.,
. . .
.
E#
lYa
€
a
c
a
F
zut 4 TL
c o o cIt
=t o
v
o?3 vft
ga E -u, ,g> v ltj
tr
z
-Ct
dE to
PP
e€
gEg
9t
€= s FCO
EE=
AE; !6>\ vtoo
_oc
gE€
(.EO -voc
tY
ul
o zIU
FFF
-6
aaa
cO q6
E
TL
o c o .V o o
V
o z
TL _e
tr IU
I 6 c
v
lE d E€9
od -c E=
E5,F
.9€ '.J o:o EE
s sg3
€€*E EOEE
GCL co
cooo (Lo'
\ sf\l
+ 0 a Gl s
:Ed c6 to> cd goF
5
E,EPEf,g g gEEflE
EE
€o-Iro-rtsGtLo :
s
6 E
a
P Fe a€5 6
-J
6.
EEE 9 5ur i'gl oEE !, o-:t i|a :t =xCD !r-o o6c YY=
rE t C'
:9
:___
!d E 6Jfr
;EEE
xix F Er.L(,tL
sE_$ EE$gg,
E;;g€i
5*
c.2i rt ). J-Y g.FE€
E;EE EF
E o
C
*t
5E roo cDd
N
u6
o.
E P;EE -FJ F EE do39 gFBS
;;es $; ara ; o-.L a c',
a
E.?
5rF
siF 6gE€€ ooo
:I(LIL
E
\,
i< (lJ
v<
\s
Qu o(0
BAB 2
FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENATAAN RUANG KABUPATEN STASIKMALAYA
tsAB 2 FAKTOR FAKTOR BERP'BNGARUH TERHADAF- PENATAAN RUAI.{G KAB,U,.?ATE N TA S.IKN4ALAVA
2.1
Dasar Ifqhrlm Revisi Tata Ruans Wilavah Kabupaten
Tasikmalaya Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya ini
merupakan realisasi dari amanah yang dikemukakan dalam Undang Undang
No.22 Tahun 1999 tentang otonomi Daerah dan undang Undang No.25 Tahurr 1999 tentang Perirnbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. penyusunannya
Di
dalam
RIRW didasarkan kepada Undang Undang No.24 Tahun
1992
tentang Penataan Ruang.
Dalam hubungannya dengan wewenang daerah berdasarkan kedua undang Undang tersebut maka Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten Tasikmaiaya 7999-2009 nrerupakan upaya yang dilakukan sehubungan dengan
perubahan sistenn
dan mekanisme
pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
berdasarkan Undang Undang No.10 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota
Tasikmalaya yang semula ibukota l(abupaten Tasikmalaya sebagai Daerah Otonom Kota Tasikmalaya. Dengan adanya perubahan Daerah tersebut maka Kabupaten Tasikmalaya harus menyiapkan pembangunan daerahnya berdasarkan Rencana Tata Ruang \4'ilayah yang telah disesuaikan dengan tatanan baru.
RTRI'tt Kabupate n T'asikmalaya 2004-2
RENCANIA
0I
4
2-1
Bab 2 Faktor-Faktor Berpengaruh T'erhadap Penalaan Ruung, KabupalenTusikmalaya
Ked ud uka n
2,2
&Furr
a te
{r Ta s ikm alava d a !!r-m Konsllglasi
Jawa Barat RTRW Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 2 tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat rnengatur struktur dan pola
'pernanfaatan ruang Provirsi, serta berfungsi antara
lain sebagai
penyelaras
kebijakan penataan ruang nasional, Provinsi dan kabupatcn/kota serta sebagai acuan kebijakan pembangunan daerah. Berdasarkan RTRW Provinsl Jawa Barat,
Kabupaten dan Kota Tasikmalaya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKUD. Beberapa progmm yang ditetapkan Provinsi Jawa Barat bagi Kabupaten
dan Kota Tasikmalaya untuk mewujudkan fungsinya sebagai PKW (Peraturan Daerah Jawa Barat No. 2 tahun 2003, Pasal49 (5)), antara lain: 1.
Peningkatan terminal tipe C menjadi tipe B di Kota Tasikmalaya.
2.
Pembangunan sarana sentra industri kccil di Rajapolah, Tasikmalaya;
J.
Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja
(IPLI) di
Kabupaten
Tasikmalaya.
4.
Pembangunan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA") sampah regional di
Mangunreja Kabupaten Tasikrnalaya.
5. 6. 7. 8.
Pembangunan Balai Latihan Agribisnis di Singaparna, Tasiknralaya. Peningkatan pasar induk regional di Tasikmalaya. Peningkatan pelabuhan udara sekunder di Cibeureunr, Tasikmalaya. Peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di kawasan perkotaan.
Selain program pengembangan Kabupaten dan Kota Tasikrnalaya sebagai PKW,
RTRW Provinsi Jawa Barat juga menetapkan rencana
pengembangan
infiastruktw, yang, mencakup transportasi darat, laut dan udara" srrntrerdaya air
dan irigasi, listrik dan telekomunikasi, serta prasarana perumahan
dan
permukiman. Khusus yang menyangkut Kabupaten dan Kota Tasikntalaya dapat
dilihat pada Tabel Ilt.1 berikut.
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004)
0
I4
2-2
U!ZUI\&
m'a"yo
p{rocRAM pENcEMuor*3ffit#i1*o.t*uKTuR wrLAyAH KABUPA1TN DAN KO A TASIKMALAYA MENURUT RTRW PROVINSI JA\4/A BARAT
Tnnsportasi daral, laut dan udara
2OO3
Pglelapan ruas jalan penghubung artar pK\rV, yaifu ruejalan horizontal Jawa Birat bagian Surade - Tegatbuleud - Agrabnta _ *l+n Sindargbarang - Cidaun - Rarrcabuaya _ Pameungpeuk - Cipatuiah - Katapagenep Pangandaran sebagai jaringan jatan kolektor
.
pnmer.
Sumberdaya air dan
Peningkatan rure lialan koleldor pimer yang berfungsi selngai penghubung antara pKW dan PKI- yaitu ruas jalan Nagrek - Ganrt Pameungpeulq Cianjur - Sukanegara Sindargbarang, Sukabumi - Sagiranten Tegalbuleud, Pangalengan - Cbewu Rancabuaya, Tasikmalaya - Cipatujah, - Naringgul - Ciriaun, F,adipaten F-"lfb"! llajalerpka Sumber, jatan tqgkar timur Cianjur dan ialan firgkar selatan Sukabumip-ntmatl;ai pemanfaatan air yang tfiampung pada Kawah Galurrggunq dail Situ Gede. - Pembangunan irdalasi baru, yaifu Saluran Udar--a Tegangan Elcstra nngrgi (SUTET) Tasikrnalaya - Depo( Gardu induk (cl)' Cib€ureum (lGbupaten Ta€ikmahy;).' - Peningkatan jaringan dbbibrrsi lisfiik ke daerah
irigci
Listik dan telekomunikasi
perdesaan.
-
Peningkatan pcokan daya li*ik yang bersurnber dari energi aftematif untuk rnemenuhi ketnrtuhan
..
lhtik
per.desaan, diantaranya
milsohidro, angin, dan surya di perOesaanPembangunan sistem jarirgan telekomunikasi di seluruh ibukota kecamatan dan desa. Menciptakankeanekaragamanmodel telekomunikai sesuai dengan kondrsi dan kebutuhan.
Prasarana perumahan dan rrermukman
Pembangunan Tempat pembuangan Akhir (l-pA) Sampah Regional di Mangurrrreja
Tasiknalaya).
{Kab.
Penyediaan air bers*r lint6 rvilayah. Pengembargan lnstatasi pengotahan Air UmtaMnslalrei Pengolahan Limbah Tinja
SttmFrnzPlyvffirr;i
Jaw;a
turA
2.3 Pada dasarnya suatu daerah otonom akan merupakan suafu kesatuan masyarakat hukum yang merniliki batas daerah tertentu berwenang mengatur dan niengulus kepentingan :nasyarakatnya menurut prakarsa sendiri berdasarkan potensi yang
IlTRllt Kabupaten Taskmalaya 2004-2014 Fltrr\lca
r\l
n
.
dimilik daerah serta berdasarkan aspirasi masayarakat yang tetap berada dalam ikatan kesatuan. Di dalam usaha pembangunan dalam pengembangan rvilayah ini maka kewenangan otonomi akan sangat penting di dalam mr:r,,lanfaatkan berbagai
potensi sosial, ekonomis dan sumber daya alamnya untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan masyaralcat tersebut. Di dalam pengembangan wilayah ini pemeranan kota-kota yang berada di dalam wilayah tersebut sebagai pusat-pusat pengembangan sangat penting di dalam berkembangnya wilayah 'tersebut. Dari perkembangan yang te4adi sampai saat ini jelas bahwa kota merupakan suatu pusat berkembangnya suatu wilaya.h. K.ota dengan berbagai
- fungsi pel:an serta kelengkapan yang letrih
dibandingkan dengan wilayah
sekitarnya akan menjadi magnit yang sangat kuat untuk terjadinya migrasi ke kota.
Terbitnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah mempengaruhi beberapa ketentuan dalam UU No. 2411992. Penyusunan UU No. 221 1999
ditujukan untuk:
+
Mendorong untuk memberdayakan masyarakat,
ii
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,
+
Meningkatkan peran-serta masyarakat,
+
Mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan R.akyat Daerah.
Sesuai dengan tujuan penyusunannya, UU No. 2211999 menempatkan otonomi daerah secara utuh pada Daerah Kabupaten dan Daerah K.ota Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota tersebut berkedudukan sebagai I)aerah Otonorq
yang
mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk membennrk dan melaksanakan kebijakan memrrut prakarsa dan aspirasi masyarakat sesuai dengan perrfuran perundang-undangan. l
Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagar daerah otonom yang diatur dalam IIU No. 22/1999 p'asal7, pasal 10, dan pasal I I mencakup:
RTRW Kabup aten Tasi lonal aya
REI,ICANA
2 0 0 4 -2 0
I4
2-4
Bab 2 llaldrtr-Faklor Berpengaruh Terhadap Penatoan Ruang Kobupaten Tasihnalaya
Seluruh bidang pemerintahan, kecuali dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moncter dan fiskal, dan agam4 kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara
makro, dana perimbangan kr?usngalL sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumberdaya mamnia, pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi
tinggi yang
strategis,
konserrasi dan standardisasi nasional.
+
Pengelolaan sumberdaya nasional yang tersedia di wilayahnya.
]
Pemeliharaart kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangundangan.
.r
Kewenangan
di wilayah laut, mencakup
sepertiga dari batas laut Daerah
Provinsi (4 mil laut) nreliputi: eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas vdlayah laut tersebut, b.
pengaturan kepentingan administratif,
c.
pengaturan tata ruang,
d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau lrang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah, dan bantuan penegakan keantanan dan kedaulatan negara.
Bidang pemerintalnn yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota meliputi:
a. Pekerjaau umum, b. Kesehatan,
c. Pendidikan
dankebudayaan,
d. Pertanian, e. Perhubungan,
f
Industridanperdagangan,
g.
Penanaman rnodal,
RTRLY Kabupaten Tas ilcnalaya 2004-2 0 | 4
RENCANA
-____-z-s
Ilah 2 l;'aktor-l;oklor Berryngaruh'Ibrhadnp l'enalaqn lluung Kabupalgn'l'usililJwluyu
_
h.
Lingkungan hidup,
i. j. k.
Pertanahan,
Koperasi, dan Tenaga kerja.
Meskipun penataan ruang tidak diatur secara khusus dirlam UU No. 2211999 dan
hanya menyatakan
"...
kewenangan Daeralt Otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat...," tetapi dalam PP No. 2512040 dinyatakan:
+
Penetapan tata ruang nasional berdasarkan tata ruang Kabupaten/I'.ota dan
i'rovinsi (ps. 2(3) butir 13.a), dan Penetapan tata ruang Provinsi bcrdasarkan kesepakatan antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota (ps. 3(5) butir I2.a)
Dengan demikian, proses penataan ruang dilakukan secara hottom-up. Walaupun
demikian, tata cua kesepakatan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota belum ditetapkan lebih lanjut.
Khusus untuk prasaran4 kewenangan Daerah Kabupaten berdasarkan peraturanperundangan sekloral yang mungkin saja masih bertentangzur dengan UU Nomor
22Tahu.n 1999 tertera pada Tabr-ll[.2.
2.4
Perencanaan dan Pengembangan WilaJah Masa Datang
Paradigma penataan ruang wilayah, yaitu gagasan penrikiran yang me,rupakan
kerangka dasar konsep pembanguneur suatu wilayah telah mengalami perkembangan, perubahan dan pergeseran perencanaan pengembangan
dari masa ke
ma.sa. Orientasi
wilayah diarahkan kepada konsep
pengembangan
wilayah menyeluruh dan terintegrasi. Kemudian berkembang suatu perencanaan pengembangan wilayah yang bertolak
RTRI4T Kabuo ate
n Tasi kmal ava
2004-20I
4
dasar
dari upaya penyelesaian
2-6
6aD
/ fatfior-fqklor
Berpengaruh l?rhadap I'enataon Ruang KabupatenTasikmalaya
masalah wilayah sccara komprehensif yang diartikulasikan dalam pendekatan
rational comprehensive planning dengan orientasi kepada aspek sosial. Kemudian paradigma perencanaan pengembangan wilayah selanjutnya telah mengalami suatu fenomena paradoksial karcna ketidak mampuan untuk dapat secara pasti membuat perkiraan perubahan sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Pada dasarnya paradigma pengembangan
wilayah dapat diidentifikasikan adanya
7 pilar pembangunan kota yang pada
hakekatnya menekankan kepada azas
otonomi yaitu
+
:
Kekuatan pengambilan keputusan, kekuatan finansial, pengernbangan pendapatan daerah sebagai sumber finansial, serta kemampuan teknis didisentralisasikan kepada pemerintahan daerah (kabupaten).
.}
Pengembangan rvilayah didasari oleh rencana tata ruang dan mekanisme pengendalian pembangunan..
+
Sampai batas batas tertentu pengadaan prasnrana dan pelayanan diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan/atau swasta.
i
Perencanaan perrgenrbangan wilayah dan otoirita pengelolaan pembangunan
wilayah seyogyalr.ya melipr"rt pula wilayah yang lebih luas dalam koordinasi dengan pemeriniah daerah lainnya.
o
Pembangunan dan perbaikan lingkungan permukiman yang bertumpu kepada komunitas mas'yarakat. Penguatan pembangunan wilayah oleh masyarakat dan sektor swasta dengan pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan Pengembangan wilayah yang berdasarkan kepada azas keberlanjutan dengan memperhatikan keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan.
Arahan pembangunan wilayah menekankan upaya bahwa pengembangan wilayah yang meliputi wiilayah perdesaan dan perkotaan ditingkatkan dan diselenggarakan
RTRW KaL,upaten Tasikmalaya 2 004-2
RENCANA
0I
4
--2 -t
secara berencarn dan terpadu dengan memperhatikan rencana umum tata ruang,
pertumbuhan penduduk, lingkungan perrnukiman, linglungan usaha dan lingkungan kerja, serta kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial lainnya agar terwujud pengelolaan pernbangunan rvilayah yang efisien dan tercipta lingkungan
yang sehat, rapih, aman dan nyaman. Perhatian khusus perlu C.iberikan pada -peningkatan sarana dan prasarana umum yang layak. Keseraslan hubungan masyarakat perkotaan dan perdesaan diupayakan agar terwuiud keserasian masyarakat dengan segala aspek kehidupannya.
Alahan dalam Undang Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang adalah, bahwa Penataan Ruang Wilayah Kabupaten didasarkan kepada usaha pemanfaatan fungsri kawasan perkotaan bagi semua kepentingan secar:a terpadu, berdaya guna, dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan, dan
penataan ruang
juga
berazaskan 'keterbukaan, persamaan, keadilan, dan
perlindungan hukum' yaitu
a.
:
diselenggarakan sebagai bagian dari penataan ruang rvilayah nasional atau wilayah Daerah Provinsi atau wilayah Kabupaten/Kota
b.
diselenggarakan untuk mencapai
+
:
Kawasan perkotaan/perdesaan yang optimal, serasi, selalas dan seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia.
''
meningkatkan ftingsi kawasan perkotaan/perdesaan secara serasi, selaras
dan seimbang antara perkembangan lingkungan dengan tata kehidupan masyarakat.
+
mengatur pemanfaatan ruang guna meningkatkan kemakmuran rakyat dan mencegah serta menang$,lengi dampak negatif terhadap lingkungan alam,
lingkungan, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Salah satu aspek penting dalam mengarahkan perkembangan wila5'ah sehingga
dapat sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah pengelolaan lingkungan fisik penataan berbagai kegiatan fungsional
dari berbagai lapisan
masyarakat,
pemanfaatan unsur unsur binaan, pelestarian unsur binaan bernilai budaya da1
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
2-8
Bab 2 Faktor-Faldor Be
sejarah, konservasi unsur kota (wilayah resapan,sungai, pantai), peningkatan intensitas pemanfaatan ruang dan bangunan melalui penataan bangunan yang
sesuai dengan bcrl,'agai fungsi serta penghematan sumber daya alam yang berpengaruh atas kehidupan yang meliputi
+
:
Lahan sebagai sumber daya di dalam pembentukan kegiatan kehidupan secara spasial
Pembangunan pengadaan plasalana dan Sarana yang terpadu dengan unsur unsur kegiatan
fu ng
sional perkotaar/perdesaan yang dikembangkan
Keterpacluan dalam pcningkatan kemampuan bagian bagian wilayah tertentu atau pengembangan wilayah baru. Penataan sumber daya air untuk keperluan domestik dan industri, sumber daya
udara, flora dan fauna serta lingkungan fisik binaan. Penataan ruang rvilayah yang menunjang tujuan pembangunan wilayah secara
berkelanjutan
RTIIW Kobuparen
rltrNNANA
Tas
i):malaya 2004-20 I 4
2-s
33 CD cc f,J _oc t-!E (')d -a
& ti
p
E
E€. -o -d 36
:fl
Ng
Fg Pfl
ftE
3E
ftEF
:)c io
6c rc(UJ rEE 6
&
5F
:H :HE
9,
c
F
& h
*ItgcEE
o-
z,7<
F(
l-{
2fr
a9 dE da gz z< HU Pz E1 4t{
JE 1.
ot dE') H nE E s* E 5< r1 r! - tV
asr;_
AsE$Ese g a E 5Es.; <
c(E-
o.C: -& q,F !LO fE 6o
EFgFEEi Ea cgEsflgEgE
o-y E('
-6(E
...Y 6 -c o-) FJw
o c E Y E
3EE
?q o
E
g F
4t
Eg: EE g ()
c
E
rtB9xIEtE
.Y
0 E F
_g
4t/ {
oo
,: {
i9 PE
E;
ECEgF
@x c r I OG
.!s-PEE
|u E:S o c-
Frll
.:
a
op -! 6 oE o S lr C
A-' ()
z zFrl F
f-l M
c>
gF 6 6c,F6 €F -F'*P >=>6
|D
z< <&
o& g< *vi
Elu g
)6
(Lc(r, =
6rF
az >Id
SP
IU
=o itP
A f-1 r-r A
I
dP z.a
a
F{
0
a{c
o)
FE F"=q
dP 2.6 EP
3E
c{ 6
6c Fo (.)to (t-
46
g
\c l'-
o)
o)
frEEEI z.Eq $tt
s.E
ocda
BE $.E
fl;gE
9o; o>t
(gdE o dE oruo J-cE o =.9 Y Eo-
:o.g06
g*E *sE o-t:ii
\e
a a.t I
\t s a a\l s. \lB
*
'ra
E
*
=
rt E
a,
t:]
o.
(D
s
-o E :J
U' c,t
ro
{t
Y
$ .a
t: z No H
zUI tr.
c
c{
o o :c
=.o Fb rc
fitc
loa F(d
6.o dP zd )-c lg
rs
o):()
c{ -c
?E6
E.o 6O
l-
1l
r: o=6o
'-9o
rf,-
vo-E
E9 dP z.g ftE
.; PE z9x
*Ee
c ii
dP5 zE= ftEE a,
cc
E--
Hae= € x F-:
Ef; li;E * g
Ht Esg ges* gcsEgEste?EE E-F f=..ccco Ls+i ru @ o:, sE
FE dlr
ji"
E^ L o
o--o l:
cr-
fi
66 !*6JO :6= !9:
x*€ u(ots 3eE r;iE
853
r:t: oo _co 3C. _o5 6Y - -eE
-.; EF E6 tr&
FueE €3A i696
F
:-p.E g.SE
56
€ v
>
I t'o A E.L
*
o c
a
-6 CCe
t;
z.r
EF
(r)C (D
5E o6
o)c o)6 -o
OE
EPaEE
CL
o '(,
E
tr
AFEa
C 6 _-cr-
E.A F o6E
Fg-a '-c
EU3-
o c.
o
:o
tJ
x6
*3A 69d o-E
o-
6
F
F
c€
o c
€
-x 6 E F.
ro
T'
:
*p p. -E
-s6E
\
-s
o af
!E*fi
;-Si:
e$
I
o
l: 'i:
o J
sF€egt
\o
(,
sct
iga-*gt*e
ro
F
i
.ra
c(t
gFe cf,6
c:to < _o.. G'
6
oc G d!
EgE
Ecto OdrU =l5c F-o
q
r q)
:i
v z(, \ z
-o
:.r
C'r
lu
t
({ a
FE PsE EE
T
=E$
E c "= !
vo E F
6c
t!
IU
E F
o
-; I'
vo E F
FE
=E$
g.Ei-gggaggggsggag aii
3!t €.8
E.
{{Jl
\t r\I
q!
s\a \ s.
s' ^e
sH
V2
q)
(s
\
s< t3Z v< \o
;z Fl ru EC
32
ol
o, (D-
I
cg fo
!f;
&9 dP z.a 3E
g €
€H**€E
igagE€EEig P6
s.
*
E=**€E
pgagggiegg -.cE
F
l6*t E $l
E
r i.E g s FABE=E asE *€EE$
EE
EE
I;g FH FE€EEgF iaE
ggggggtgglaaggagg't
\ sc\
\ o sc\ I
xt3. (J
*
*t
e1
.(l H
sS) a.
I<
EZ v<
\C) iz Rur q(r
CD
c o co c{ o)
o
(a)
G'
(L (L
o rU -9
-;sE F
E*
EE
rB$
s
E.€
*gH:s
Bg€E gEEEg
sct
E
5id5F qi6s;6 JYEf,
O
qB E eo
E:
eEE ru o-6 'Fc *
€-
si
xrsE
Y =c6 o'= qoe c E-9
:Falfl€c
E 3-P X c=
iglls:;g
-oY fBl @ c,=
E!q=
E=Eag$€s
s6 oo cru fog F-: 6E=
a=
=e
F=E {L(D€
rfl
cES E 3-F
gFs$gFE
o cE >g=
F;e€Egsu
SsI i Dl
cc;q gEb
6
o9 g!.r E-E -c s b*c6
E ss sgEt E E [; ai*E FEe* * eg* EBHeflfi HEE
E-
C6 ('(D
t: o E
; e gcE-
9t;L 6Fs
b6
E
s=F*fEiggE r' r' r'{
+ s
= c d c;: 6a o
sc\
*t-o
egs
\t
a sl
rg_o
*gSgggga
I
s' t3
s 3 tsr sq)
\t s-
I< EZ
v< \o pz
R
IIJ
qE
N!
c6
|(t
-
I
EF -6
E=; =E
flbe ;cE 6pi z.aE 3EF !
€E E;*s ..F l3
.'d3-9 E EggEq =>c(D! log Pd q -os 6* =
sc.gEa e 'ii
q
r:E gs
_F- e
'=
.5
g*gggglgggggg;gggEgg
E -Q$ $ .
_E
gigEgllggggggggggEgg F u6
Fps -.E F E.-i eP
E
g
\ s6l
\s (> I
$gEFfiFF€F *gggaiEgggsagse
(\ s.
tl' tr
R a -a
c
6 -rt F C6-
EE itE:' fE OrD
TL TL
.
a)
\
I< 'Ez
v< s(, iz Rur qlr
_
2.5
srb
, l-"h"r-Fah"r a.
upaten'fasikmalqye
D.end Serkembanean Kota
d
Tasikma]ava
-l'asikmalaya Dalam hubungannya dengan pengembangan wilayah Kabupaten
maka dari kecenderungan perkembangan yang terjadi saat ini hal-hal yang akan sangal berpengaruh di dalam pengarahan pengembangan rvilayahnya adalah
t.
:
r\danya kecenderungan perubahan struktur perekonomian yang mengarah
ke sektor industri termasuk agro industri telah menyebabkan bergesernya pengembangan industri ke wilayah baru dalam bentuk kawasan industri
tetapi dalam jangkauan kemudahan. Perkembangan global dalam perekonomian telah menyebabkan berkembangnya peluang investasi di sektor industri. 2.
Meningkatnya kebutuhan
akan perumahan telah
mendorong
berkembangnya permukiman berskala besar sebagai kota baru atau pengembangan kota-kota kecil di dalaur wilayah Kabupaten. Keadaan ini
juga mempunyai konsekwensi kepada meluasttya kebutuhan
lahan
sehingga terjadi konversi lahan pertanian untuk kepentingan permukiman dan kawasan industri. a
Pemekaran wilayah juga telah rnendorong kearah pengenrbangan kota
kecil atau desa menjadi pusat pemerintahan daerah kabupaten
atau
kecamatan. Hal ini telah mendorong usaha pengembangan kota-kota kecil dan menengah. A T.
Sebagai konsekwensi dari perkembangan
ini
rnaka telah dikembangkan
pula jaringan prasarana dan sarana perhubungau dan perangkutan unfuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk da,n produk.
Bertolak dari kecenderungan dan Tasikmalaya
kiat
di era otonomi tersebut
pengembangan wilayah 64Supaten
rnaka jclas suatu wilayah pada dasarnya
harus mampu menjadi tempat berlangsungnya kehidupan darr penghidupan RTRW Kabupaten Tasihnalaya 2004-20 I 4
RENCANA
2-16
Bof
Z
-AE*:!ola-&rpurso*h
trrhodop
P"^
Kabryaterylalikrnalgya
berbagai lapisan masyarakat. Untuk ini kota di wilayah Kabupaten Tixikmalaya
dituntut turtuk berrfungsi sebagai pusat berkembangnya wilayah daerah mandiri secara sos;ial, ckonomi maupun politik. Jadi suatu kota
di dalam suatu wilayah
Daerah Kabupaten bukan lagi suatu bagian dari suatu wilayah yang 'parasitik' tetapi justru sebaliknya akan menjadi front terdepan dari wilayah tersebut. Ini terutama karena kota harus berperan secara sosial, ekonomi dan politik sebagai unsur dari suaht pen;'elenggaraan otonomi suatu daerah. Secaralcungsional, kota-kota di dalam Kabupaten Tasikmalaya harus memperkuat
fungsi rrtamauya sebagai pusat pemerintahan daerah yaitu sebagai ibu kota kabupaten atau ibukota kecamataq sebagai pusat jasa yang diwujudkan dalam peranannya sebagai pusat pemerintahan suatu daerah, penyedia komoditas jasa untuk kegiatan perdagangan, perkantoran, perbankan, sebagai pusat jasa distribusi
produllsi baik pada tingkat daerah, nasional atau bahkan internasional, jasa informasi dan jasa lokal dan rcgional.
Kecenderungan perkembangan Kabupaten Tasiknnlaya masih akan dicirikan dengan adanya berbagai lapisan masyarakat dengan pola sosial budaya dan sosial
ekonomi yang beragam- Maka
di dalam
pembangunan wilayah
di Kabupaten
Tasikmalaya hants tetap dapat mengakomodasikan kegiatan sosial dan ekonomi sektor formal dan seklor informal. Untuk ini maka rencana tata ruang wilayah dan
pengendalian tata ruang wilayah yang diarahkan kepada adanya pola demikian
perlu ada untuk menjadi alat untuk suatu
penataan ruang wilayah
perkotaarVperdesaan yang serasi, selaras dan seimbang.
Secara keraangan pengembangan dan penataan wilayah didasarkan kepada bagiarr-,,bagian
wilayah yang,sesuai dengan kebutuhan strategis dari fungsi fungsi
bagian wilayah terscbut. Dengan demikian maka penataan ruang wilayah yang
.berkaidah kepada etisiensi akan menjadi dasar. Dalam hubungannya dengan pengfungsian wilayah maka secara keruangan akan terbagi dalam bagianwilayah:
RTRW K..abupaten Tasilonalaya 2004-2
RENCANA
0
I
4
2-
i7
]Jab 2 Faldor-Fahor Berpengaruh terhadap Penotaan Ruang Kabtpaten Tasikmalaya
-
l Untuk bermukim yang meliputi
tempat permukiman trcrbagai lapisan masyarakat yang disesuaikan dengan jenis permukiman tetapi tetap dalam integrasi tata ruang wilayah.
.. ' i
Wilayah yang sesuai untuk penempatan kegiatan ftlngsional ekonomis dan produktif serta jasa. Jaringan prasarana untuk mobilitas dan utilitas urnum
wilayah eksploitasi sumber daya alam (pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, kepariwisataan)
+
Wilayah wilayah konservasi dan preserva*si.
Pengembangan
dan pembangunan wilayah Kabupaten Tasikmalaya
perlu
diarahkan kepada tujuan tujuan pembiayaan pembangunan wilayah untuk operasionalisasi dan pemeliharaan, mekanisme cosf-r.ecovery potensi wilayah. Pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya ini juga seyogyanya tlapat memberikan daya tarik dan peluang bagi investasi dan kiat usaha bagi sektor swasta atau usaha usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalarn bentuk usaha daerah.
Unsur unsur potensial wilayah akan menentukan kemampuan ekonomis seperti rnisalnya srntu kotra yang memiliki sumber ekonomi pertaniau, pertarr,ibangan,
industri, perdagangan (pasar), perhrrbungan (pelabuhan laut, pelabuhan udara), pendidikan tinggi dan industri penelitian atau kepariwisataan.
I I
I I
I I a
.Perencanoan pengembangan wilayah disusun berdasarkan suatu tujuan untuk
mr:nguntungkan semua
fihak. Realisasi partisipasi nnsyarakat
sebagai
stakeholders di dalam penataan ruang wilayah perlu rnenjacli rnekanisme di dalam perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten Tasikrnalaya.
Untuk'' tetap r menjaga pengembangan wilayah yang berkelanjutaan maka pemerintah daerah sebagai pengelola pembangunan sefia pengenclali pembangunan dalam
hal ini perlu
mendasarkan pembangunan wilayahnya
(perkotaan dan perdesaan) berdasarkan rencana tata ruang wilayah dan kota yang telah ditetapkan. RTRIY Kabupaten Tasikmahtya 2004-2
RENCANA
0
I4
2-18
I I I I I
BAB 3
POTENSI DAN PERMASALAHAN KABUPATEN TASIKMALAYA
POTENSID.
BAB 3 PERMAS.ALAHAN
KAB.UP{ TEN TA SIKIVTALA YA
3.1
3.1.1 Faktor Eksternal Penataan ruang daerah tidak terlepas dari pengaruh faktor eksternal di luar wilayah yang
bersangkutan. perubahan yang terjadi pada faktor ekstemal dapat secara langsung maupun tidak langsung mernperrgaiuhi struktur dan pola pemanfbatan ruang daerah tersebut' Faktor eksternal didefinisikan sebagai faktor yang berada di luar sistem pembangunan dan sistem penataan ruarrg wilayah.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Tasikmalay a 1997/199g secara substantif belum mernpertimbangkan ketentuan-ketentuan yang
tercanhrm dalam beberapa
peraturan perundangan baru yang terkait dengan penataan ruang daerah. peraturanperaturan yang dimaksud diterbitkan sesudah RTRW Kabupaten Tasikmalaya disusurq mencakup antara lain:
1'
Undang-Undang No. 2}tahun 1999 tentang pemerintahan Daeralr"
2,,,u:rd,Eng-undaag
No.
?5,,,tah.trn,,.tg,99 tent4ns perimbangan Keuangan antara .,,, Pe,r-nelintah,pusat dan Daeralr,
3'
Peraturan Pemerintah Ruang,
No- l0 tahun 2ooo tentangKetelitian peta unfuk
penataan
Bab 3 Potensi dan Permasalahon Kabunaten Tasilonal,
4.
Peratura.n Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 Tahur 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daeratr,
5. Peraturan
Menteri Daiam Negeri Nonror 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruag di Daeratr'
6.
KepMenKimPrasWil No. 327|KPTSIM/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang, mencakup antara iain Peninjauan Kembali dan Penynunan RTRW Kabupaten.
7-
peraturan Daerah No- 2 tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Barat. Peraturan
ini
menetapkan rencana tata ruang wilayah Propinsi Jawa Barat
pasca pemekaran" dan menetapkan Kabupaten dan Kota Tasiknoalaya sebagai Pusa^'
Kegiatan WilaYah
8.
(PK\$-
:
Peraturan-peraturan sektoral
yang menyangkut penataan rdang scperti
yang
tercantumpada Tabel II.2 buku ini.
Di antara peraturan perundangan yar€ baru diterbitkan, Undang-Undang No.i0'iahun ZAfi1 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya merupakan peraturan yang paling berpengaruh terhadap penataan mang Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan-
peraturan
ini
menjadikan Kota Tasikmalaya yang semula ibukota Kabupateir
Tasikmalaya sebagai Daerah Otonom Kota Tasikrmlaya Dengan adanya perubahan
Daerah tersebut maka Kabupaten Tasikmalaya harus menyiapkan pembangunan daerahnya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disesuaikan dengan tatanan baru.
Selain bblum mengacu ke,pada kebijaksanaan-kebijaksanan pusat dan regional yang berpengaruh kepada kondisi internal Kabupaten Tasikmalay4 perkembangan paradigma perencana:rn
di dunia internasional juga turut mempengaruhi pola dan cara berpikir
masyarakat dalam penataan ruang. Paradigma p€rencanaan yang bertaku saat ini mengacu pada asas-asas otonomi daerah dengan menekankan pentingnya pengambilan
RTRW Kabupaten Tasibnaloya 2004-2
RENCANA
0I
4
-2
!
,# '$
Bab 3 Potensi don Permasalahon l{abupaten Tasihnalaya
keputusan pada tingkat terbawah yang mungkin (subsidiarity), keberlaniutan (sus tainabil
ity) danpeningkatan peran masyarakat dalam pembangunan-
3.1.2 Faktor Internal Selain mempertimbangkan faktor eksterna! faktor intemal juga dapat mempengaruhi
stmktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah. Faktor internal didefinisikan sebagai faktor yang berada di dalam sistem pembangunan dan sistem penataan ruang wilayah.
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 1997/1998 secara umum telah rnenjadi acuan dalam kegiatan pembangunan
di wilayah Kabupaten Tasikrnalaya (hasil wawancara
dengan
Camat, 8 Oklober 2003) walaupun beberapa program bclum dilaksanakan serta belum dapat mengatasi konflik peruitaan ruang
di
beberapa lokasi. rVenurut para responden,
ketidakefektifaa RTRW dalam rrengatasi kcnflik iisebabkan:
-
Ketidaktahuan masyarakat dan keterbatasan persone! Pemda dalam pemahaman rnengenai substansi rencana mengakibatkan pengendaliarr pemanfaatan ruang tidak
berjalan efektif
-
Terdapat perbedaan antara rencana yang Citetapkan oleh Perrrerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah KabupaterL serta ketumpangtindihan rencanarencana sektoral mengakibatkan tidak jelasnya acuan kebijaksanaan penataan ruang yang harus
diikutl
Walaupun RTRW yang ada telah dijadikan acuan dalam pembangunan, penataan ruang
wilayah Kabupaten Tasikmalaya qkan meng.alaql perubahan yang signifikan karena t,: '' r'.-,.'.: ' ': : .
. ' .::1ir: :..1.. '.
.'l :,
.
berubahnya stnrktirr dan {ungsi rilayah yang disebabkan:
BabsPotensidanPermasalahanKabupatenTasikm*loya
Daerah Otonom yang barU Pemisahan Kota Tasikmalaya sebagai
1.
2- Ditetapkannya
Ibukota Kecamatan Singaparna sebagai tempat kedudukan
KabupatenyangbarumenggantikanKarangnunggal-Bantarkalongyangditetapkan lg97ll998 sebagai Ibukoia Kabupaten' dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya
3-
Pemekaran beberapa kecamatan
di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya" sehingga
jumlah kecamatan bertambah menjadi 39 kecamatan' antara lain kepada perubahan struktur dan fungsi wilayah tersebut akan berpengaruh Wilayah Pengembangan (SWP), penetapan penetapan fungsi dan pembagian Satuan sistem kota-kota dan orientasi pergerakan
yang juga rrrempehgaruhi Penataan Beberapa aspek khusus yang perlu diperhatlt"an antara lain nengenai kondisi fisik wiiaya-b,
ruang Kabupaten Tasikmalaya
prasarana k-ependuCukarq perekonomian dan
wilayah'
1) Kondisi fisikwilaYah wilayah yang potensial terganggu Wilayah Selatan Kabupaten Tasikmalaya merupakan kendara bagi aktifrtas budidaya di wilal'ah oreh gerakan tanah. Bencana aram menjadi mempertimbangkan kemungkinan tersebut sehingga pemanfaatan ruang harus perairan laut yang belum mendlnat terjadinya gerakan tanatr- Masalah penataan dan konflik antara konservasi hutan bkau perhatian adalah penambangan pasir pantai ruang wilayah Selatan Kabupaten dengan budidaya perkanan di pesisir. Penataan perlunya pemahaman akan Tasikmalaya serta penataan perairan laut mensyaratkan kondisi geologis wila),ah
ory
l-"b,+.mcnd1la19 pemahanran
o"o",iq|
daral-pesisit'
masyarakat pesisir' latrt termasuk pola atiran zungai dan orientasi kegiatan
masalah penetapan kawasan lindung' Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah luas kawasan lindung sebesar RTRW Kabupaten Tasikmaldy a 199711998 menetapkan dapat menjamin dapat l1,98?n dari luas Kabupaten Penetapan terscbut belum RTRW Kabup aen Tasilonalaya 200 4 -2 0 I
RENCANA
4
:'4
$l
t
Bob 3 Potensi dan Permasolahon Kabupaten Tasilonalaya
dipertahankannya fungsi lintiung dari kawasan lindung karena adanya perambahan hutan dan alih fungsi lahan Yang berlangsung secara terus menerus (hasil wawancara dengan Camat, S Oktober 2A0E).
2)
Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya selama periode 1999
-
2001
mencapai lebih dari 4Yo per tahun, mengindikasikan perkembangan penduduk yang
tinggi. RTRW Kabupaten Tasikmalaya 199711998 mencanangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,5
saat
- lyo per tahun. Dengan demikian, laju pertambahan
ini telah jauh rnelebihi angka yang
penduduk
dicanangkan. Tingginya laju pertumbuhan
penciuduk merupakan permasalahan yang perlu segera diantisipasi, mengingat kemungkinan besarnya tekanan penduduk berkaitan dengan keterbatasan lahan yang dapat dibudidayakan
3)
Perekonomian
Pada tahun 2001, Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tasikmalaya mengalami penurunan, yaitu dari 3,l8%o pada tahun 2000 menj adi 2,95o/o pada tahun 2001. Hal
ini
disebabkan terjadinya penunrnan pada sektor yang dcminan di Kabupaten Tasiicmalal'a,
yaitu sektor pertanian terutarna subsektor tanarnan pengan.
Dalam rangka memberi dukungan ketahanan dan ketangguhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya" maka penyediaan pangan (padi
, palawija )
harus menjadi
prioritas utanra untuk dapat meredam gejolak sosial yang muncul saat ini. Selanjutnya perikanan dan peternakan, kehutanan dan perkebunan, serta hortikultur.
Jumlah penduduk Tasikrhalaya adalah 1.535.859 jiwa yang terdiri dari laki-laki765.l93 dan perempuan
77l.666jiwa. Jika kebutuhan
beras perkapita per tahun adalah 130 kg,
maka dibutuhkan sebanyak 199.661,17 ton beras yang harus dipenuhi melalui pengembangan padi sawah dan padi gogo. Oleh karenanya kebijakan untuk"kornoditi RTRW Kabupaten Tasiknalaya 2004-20 I 4
RENCANA
3-5
Bob 3 Potensi don Permasalahon
padi adalah upaya perluasan irigasi teknis dan penyediaan sarana
przrsarana input
produksi-
Arahan untuk peningkatan produlisi palawija yaitu melalui perbaikan mutu intensifikasi
dan perlirasan tanam. Sedangkan untuk kornoditi sayuran lebih ditekankan pada penyediaan bibit, penanganan organisme pengganggu tanamar4 dan perbaikan sistem tata niaga hasil.
Penyediaan sarana pengolahan hasil sangat dibutuhkan bagi peningkatan nilai tarnbah
produksi tanaman hutan dan perkebunan. Penanganan pasca panen produk perkebunan
ini sangat menentukan kualitas hasil. Tidak kalah pentingnya adalah dukungan dana da-n
'
keterampilan petani perlu ditingkatkan serta pemahaman konservasi yang berkelanjutan. :
Untuk
sektor
selailir harus ditingkatkan keteranrpilannya,
j.rga periu
dibang.rn kemitraan serta jaringan pasar dan penambahan investasi baik dari penrerintah maupun swasta.
Sektor indushi kerajinan dan industri makanan, yang pada umunnya merupakan industri kecil, rnerupakan sektor yang perlu mendapat perhatian yang lebih- Di tengahtengah situasi krisis yang berlangsung sejak tahun 7997, upaya untuk menciptakan
iklim
yang menarik bagi investasi baik berupa penanaman modal asing maupun modal dalam
negeri merupakan upaya yang ter-us menenrs dipetilura- untuk meningkatkan, laju perfumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya. Usaha-usaha kecil dan sektor informal yang relatif tidak terpengaruh kondisi krisis, mengalami peningkatan yang cukup besar.
Apabila
|il!!T
@ri kodisi tersebut, usaha kecil d"n sektor informat justru memitiki
peranan,yhng besar*erhadap perekonomian Kabupaten Tasikmalaya selama masa krisis. Dapat dikatakan bahwa kedua jenis usaha tersebut menjadi penopang kegiatan ekonomi
kota pada saat usaha-usaha berskala besar rnengalami keterpurukan akibat loisis. Oleh karena itu, kegiatan usaha kecil dan sektor informal perlu dibina dan dikembangkan, RTRW Kabupaten Tasihnalaya
RENCANA
2
004-20 I 4
3-6
Bab 3 Poterci dan Permasalahan
terutama unfuk memenuhi kebutuhan lokal dengan menggunakan sumberdaya lokal pula.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
diakomodasi dalam rencana
kota
strukffi perekonomian kota harus dapat
Dengan demikian, dalam rencana kota kegiatan-
kegiatan usaha kecil dan sektor informal
di Kabupaten Tasikmaiaya perlu mendapat
perhatian yang lebih- Usaha-usaha pengalokasian usaha kecil dan sektor informal pada
lokasi-lokasi khusus serta pengembangannya perlu dilalarkan secara nyata dengan dorongan pennerintah daerah agar tidak malah menimbulkan masalah dalam kegiatan dan kehiCupan Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan
4)
Prasarana
wilayah :
Seca:a urnum, prasarana dan sarana w'ilayah belum terCistribusi secara proporsional
Kabupaten Tasikmalaya Sebagiair besar masih terkonsentrasi
di
di wlayah Utara
Kabupaten terutama di kawasan perkotaan Hal ini menyebabkan terjadinya disparitas pertumbuhan aniara wilayah LItne dengan Selatan Kabupaten Tasikmalaya.
Tida-k meratanya distribusi prasarana dan sarana wilayah
di
Kabupaten Tasikmalaya
disebabkan oleh kondisi fisik wiiayah yang sangat berbeda antara wilayah Utara dengan
Selatan. Kondisi geologis wilayah Selatan yang rentan terhadap gerakan tanah menyebabkan sulitnya pembangunan prasarana transportasi yang mengakibatkan wilayah Selatan relatif terisoiir dibandingkan dengan wilayah Utara
3.2
Potensi dan Permasalahan Kabupaten Tasilmalava
Berdasarkan tidauan perwilayahan dari potensi ekonomi dan sosial, terdapat indikasi
bahwa perkembangan wilayah dan kota kota di bagian Utara dan Tengah lebih cepat dibandingkan dengan wiiayah dan kota kota di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya
ini. Ketidak merataan tenrtama karena:
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-2 0 I 4
RENCANA
Bab 3 Potensi dan
+
k
Belum termanfaatkannya secara optimal potensi produksi yang berada di bagian Selatan
+
Keadaan geografis wilayah bagian Selatan yang menyebabkan belum berkembangnya bagian wilayah Selatan
' ;
Belum dikembangkannya prastuana perhubungan ke bagian Selatan secara merata.
Kondisi fisik yang tidak menunjang untuk pengembangan pertanian-
Menyelesaikan perkembangan wilayah yang belum merata ini akan mernerlukan suafu sistematisasi perwilayahan pembangunan yang dapat memungkinkan untuk terjadinya
pemeranan wilayah yang zudah berkembang (Wilayah Utara dan Tengah) untuk menjadi pendorong bagi perkembangan wilayah lainnya.
Dengan dasar
ini maka
perencanrvtn pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya
perlu membuka dan meningkatkan fungsi pusat-pusat perhrnbrrhan dalam suatu kesatuan sistem yang sinergis antara wilayah Selatan, Tengah dan Utara 6engan memanfaatkan seluruh potensi yang dimilikinya Secara umum potensi yang dimiliki oleh masing-nrasing k^ecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pa,Ja Tabel III.1.
Bab 3 Potensi dan Permasalahan Kabupaten Tasihnalaya
Tabel
ril-l
POTf,NSI PENGEMBAIIGAN WILAYAH DI KABIIPATEN TASIKMALAYA BERDA SARI(AIY KE CAMATAN
1
Ciawi
- Indusiri manufaktur - Perdagangan - Jasa komersial - Pertanian lahan basah
2
Kadipaten
3
Rajapolah
- Agm irdusnd - Perikanan darat - Peternakan sapi - Perkebunan teh rakyat - Pedanian lahan basah - Pertambangan (Belenang) - lrdustri manufaktur
- Agroindustri
- Industri
kerajinan
- Perikanan danat - Jasa komersiel
4
Pagerageung
5
Jamanis
- Perikanan danat - Petemakan sapi - Perkebunan teh rakyat - Pertanian lahen basah - Pertambangan (Kaolit/Belerang) - Induslri manufaktur - Agroindustri - Indus*ri kerajinan - Perikanan danat - Jasa konrersial
G
Sukaresik
- lrdustri manufaktur - Agroindusiri - Industri kerajinan
7
Sukaratu
8
Gisayong
- Perikanan darat - Jasa komersial - Perikanan danat - Perkebunan teh nakyat - Pariwisata alam (Galunggung) - Perlanian lahan basah - Pallmhlmqn
- -- -
,,
,.
.r .. , ,,,,_.,
9
Padakembarq
/lqnah
lial\
= Perikanan danat ': fdiiiehiiian tetr natcyat .' pa'iiimtsaa a|am (Galunggung) - Peitanian lahan basah - Petambangan (tanah liat)
- lndustri manufaktur - Industri perkayuan - Industri bahan bangunan - Industri kerajinan - Perdagaruan
.
Bab 3 Potensi dqt Permasalahan
- Perikanan darat - Petemakan sapa - Perkebunan teh rakyat - Pertanian lahan basah - lnduslri manufaktur - lndusilti kecil - Jasa komersial, Perbankan - Jasa tnansport asi antarwilayah dan kota - Agro industri - Pertanian lahan basah
- lndus{ri manufaktur - lndusfri kecil - Jasa komersial, Perbankan - Jasa transport antar wilayahftota - Agro industri - Pertanian lahan basah
- lndusiri rakyat4rxiustri kecl - Perkebunan teh rakYat - Petemakan sapl - Pertanian lahan basah
- lndtrstri rakyai/irriustii kecil - Perkebunan teh rakYat - Petemakan sapl - Pertanian lahan basah - lndustri rakyatfindustri kecil - Perkebunan teh rakyat - Petemakan sapi - Pertanian lahan basah - Perkebunan teh rakyat - Pertanian lahan basah - Agrowisata perkebunan - Petemakan sapt - Perkebunan teh rakyat - Pertanian lahan basah - Agrowisata perkebunan
'.::a:-::--;': --r- Pedkanan darat
- Pertanian lahan basah
RTRW Kabupaten Tasilwalaln 20 04-20 I 4
RENCANA
3-10
I $ Bab 3 Potunsi dan Petnasalahan Kabupaten Tasilanalaya
-
2A
Tanjungjaya
21
Sukaraja
22
Manonjaya
23
Gunungtanjung
24
Karangjaya
25
Cinegm
re
Salopa
27
Jatiwaras
28
Karangnunggal
x
Cibalong
30
Bojo4gasih
':',j:i : :i
:'
-1
- Perkebunan teh rakyat - Perikanan darat - Pertanian lahan basah - Petemakan sapi potong/perah - Pertambangan - Petemakan sapt potong/perah - Hortikultur/palawija - Pertambangan umum (Gat_C) - Perikanan darat - Hortikultur buah buahan - Agro industri pengolahan buatrbuahan - Jasa perdagangan - Perikanan darat - Hortikultur buah buahan - Agro industri penqolahan buah-buahan - Hortikultur buah-buahan - Agroindudri pengoiahan buah buahan - Kehutanan ; Perlrrnhrnrrrn - Flortikultur buatrbuahan - Agroi;rCustri perqolahan buah truahan - Kehutanan - Pertambanoan - Hortikultur buah buahan - Agroindustri peqgolahan buah-buahan - Konservasi Kehu.tanan - Pertambangan - Hortikultur buah buahan - Agroirrdustri pengolahan ouah-buahan - Konsert'asi Kehutanan - Pertambangan - Pertanian lahan kering (perkebunan karet| - Perkayuan albasiah - lrHCuSd bahan bangunan - Pertambangan umum (mangan, ziolil dan galian C) - Pengembangan palawija - Elcsfensifikasi pertanian lahan basah j lndustri Pertambanqan - Pertanian lahan kedng (perkebunan karet) - Perkayuan albasiah - lrdu$ri bahan bangunan - P. ertambartqan umum (manqan. zjolitdan E Pe{emakan sapl r
:i:
:r,'
*, HtirtikU ltur/patawija .: Pertanibangan umum (Gal-C)
- Industri bahan banqunan
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-2
RENCANA
0I
4
3-11
Bab 3 Potensi dan Permasalahan
- Periwisata pantai - Agro industri/pengolahan hasil Perkebunan kelapa - Perikanan laut dan pengembangan hasiltaut - Ekstensifikasi pertanian lahan basah - Konservasi wilayah pantai - Periambangan (Gol. B dan C) - Petemakan sapi - Hortikultur/palawija - Pertambarqgan umum (cat.C) -
Perkebunan karet Petemakan sapi Hortikuttur/palawija Pertarnbangan umum (Ga!-C)
- Perkebunan karet - Petemakan sapl - Hortikuftur/palawija - Pertambangan itinum (Gal-G), urnunl (Galian B) - lndustri bahan - Perkebunan teh
-Agro;ndusti - lrdustri kecil pengolahan nrakanan Can penalatan rumah
- Perkebunan teh nakyat dan negara - Petemakan sapt
- Inrlustri bahan bargunan - Hortikultur palawija - Konservasi hutan - Budklaya perkebunan kelapa -Agrc industi pengolahan ketapa - lndustri keil
- Pengolahan hasil tambang - Industri bahan bargunan - Perkebunan karet - Perkebunan kelapa
,-{glp,irdugf - Pariwis*i pantai : Kcrngervasi witayah
pantai
Sumber: Hasil Anal*ts, 2003
Selain potensi yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kesempatan, atau sebaliknya menjadi kelemahan dan RTRW Kabupaten Tasitonalrya 2004_t U 4
RENCANA
Bab J Poterci dan Permasalahon
ancaman bagi pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya datang. Faktor-faktor
di
masa yang akan
ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan satu kecamatan
saja, namun juga dapat mempengaruhi kinerja pembangunan
di seluruh wilayah
Kabupaten Tasikmalaya sehingga harus dicermati. Kekuatan dan kesempatan yang
dimiliki Kabupaten Tasikmalaya dapat menjadi modal dasar bagi kemajuan pembangunan secara keseluruhan, sebaliknya kelemahan dan ancaman dapat memperlambat kinerja pembangunan apabila tidak dipahami dan diantisipasi dengan baik. Faktor-faktor tersebut diuraikan berikut ini.
A. Kekuatan Kabupaten Tasikmalaya mempunyai beberapa kekuatan yang menjadi modal untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Tasikmalaya, yaitu:
a)
Letak Kabupaten Tasikmalaya yang mempunyai akses yang cukup baik ke Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat dan Kota Tasikrnalaya sebagai salah satu potensi pasar yang cukup menjanjikan, selain itu juga mempunyai akses yang
baik menuju Rencana Pelabuhan Samudera di Cirebon dan Pelabuhan Cilacap, selain itu juga aksesibilkitas dengan kawasan wisata pangandaran yang memungkinkan untuk pemasaran produk-produk dari Wilal'ah Priangan Timur terutama Kabupaten Tasikmalaya.
b) Dalam konteks model pengembangan
wilayah priangan Timur,
Kabupaten
Tasilmalaya dijadikan sebagai orientasi pusat pertumbuhan bagi Wilayah priangan
Timur karena secara geografis letaknya berada di tengah diapit oleh Kabupaten Garut.4aqKabupatelciaqls..,..,"
]
:
.
.
1,.
c) Rencana pembangunan jalan Provinsi Jawa Barat bagian Selatan sftall msningkatkan aksesibilitas Kabupaten Tasikmalya bagian Selatan, selain itu juga pembangunan
jalan
ini
Ka bunat !!!\ RENCANA
dapat memicu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya bagian e
n ros itm"t 6ya
2 0 0aA 0
U
Bab 3 Potersi dan Permasolahan
Selatan, sehingga dapat mereduksi kesenjangan antara wilayah Utara dan Selatan yang selama ini terjadi.
d)
Rencana pembangunan Pembangkit listrik tenaga batubara
di
Cikalong akan
menjamin pasokan listrik yang cukup, sehingga dapat menarik investasi di bidang industri, pertanibanga4 rian lain sebagainya
e)
Pembangunan Bendungan Padawaras
di
Kecamatan Bantarkalong yang
dipergunakan untuk pertanian, pembangunan bendungan tersebut diharapkan dapat menambah luas lahan irigasi teknis di Tasikmalaya bagian Selatan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Adanya sektor-sektor unggulan yang yang kontribuslnya culrup besar bagi Pendapatair
Asli Daerah (PAD) yaitu di sektor pertaniarq pariwisata, pertambangan,
dan industri kerajinan.
B.
Kelemahan
Faictor-faktor yang rnenjadi kelemahan yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
a)
Adanya kese4jangan wilayah Utara dan Selatan Kabupaten Tasikmalay4 hat ini dapat
dilihat dari analisis kependudukan, dimala rata-rata pertumbuhan penduduk
Kabupaten Tasikmalaya bagian Selatan berada dibawah rata-rata pertumbuhan
penduduk Kabupaten fs5ikmalaya
Hal terseburt menyebabkan zumber daya
manusia'wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagiaa Selatari tidak memadai untuk meqgelola:potensi yary adadi wilayah Selatan, sehingga Kabupaten Tasikmalaya
'
bagian Selatan kurang berkembang.
., 1
hi t
I,
Bob 3 Potensi dan Permosalahon
b) Adanya ketimpangan sarana dan prasarana
antara wilayah Utara dan Selatan Kabupaten Tasikmalaya semakin memperparah ketimpangan yang terjadi- Hal ini
menyebabkan tingkat aksesibilitas wilayah Selatan kurang memadai sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi penduduknya.
c)
Sebagian besar sawah
di Selatan Kabupaten Tasikmalaya merupakan sawah tadah
hujan, sehingga hasilnya tidak optimal dan apabila musim kemarau, maka lahan yang digunakan sawah menjadi lahan tidur yang tidak produktif
C.
Kesempatan
Faklor-fakfor yang menjadi harapan yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya acalah scbagai berikut:
a)
Keadaan dan daya dukung lahan
di Kabupaten
Tasikrnalaya cukup mendukung
untuk kegiatan pertanian sebagai sekior ekonomi utam4 walaupun dibeberapa wilayah masih harus diberikan insentif agar pengguninnnya lebih mairsimal.
b)
Pengembangan Bendungan padawaras memberikan harapan bagi pengembangan lahan irigasi teknis terutama di bagian Selatan
c)
Potensi alam
hal ini
baik
an maupun pertanian di wilayah Selatan cukup bailq perlu mendapatkan perhatian lebih agar zumber daya alamtersebut dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin
d)
Pembukaan
jaringanjalan Provinsi Jawa B;
bagruo Selatan memberikan harapan
bagi tetciptanyd aksEsibilitas yang baft higi wilayah Seratan Tasikmaraya.
Bob 3 Pctensi dan Perrutsalahan
D. Ancaman Faktor-faktor yang menjadi ancaman yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
a)
Kondisi fisik yang kurang menunjang bagi pembangunan terutama pada wilayah Tasikmalaya bagian Selatan, sehingga pembangunan wilayah Selatan kurang optimal yang menyebabkan kesenjanagan wilayah Utara dan Selatan Tasikmalaya akan terus berlanjut.
b)
Adanya beberapa kawasan rawan bencana, diantaranya bahaya kemungkinan meletusnya Gunung Galunggung, kemungkinan terjadinya bencana banjir bandang teruiama wilayah di sekitar sungai, kwemungkinan tsunami di wilayah pesisir pantai
yang landai, dan longsorar-longsoran pada wilayah wilal'ah yang kondisi fisiknya kurang baik, terutarnapada sebelah Selatan dari Kabupaten Tasikmalaya-
c)
Pengembangan sektor pertambangan tidak dapat Sfflangsung selamanyq karena keterse,liaan bahan tambang yang semakin berlanreng, dan kondisi pasar yang tidak
menenf.r. Selain if.L kegiatan pertambangan juga perlu dikendalikan agar tidak terjadi perusakan lingkungan hidup.
d) Adanya suatu kemungkinan
penurunan hualites linglqngan akibat perluaSa!.
kegiatan manusia yang tidak terkendali, sebagai akibat
dari
meningkatnya
kebutuhan akan sandang, papan, dan pangan seiring dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya r:_ I _r rr.:
r 'i:i:
Untuk menumbub-kln- $aq, peningkatkan kemampuan mendorong pengembangan ini mata berdasarkan kemampuan potensial yang dimiliki dan saat ini sudah mengindikasikan prospek perkembangan yang positif pada bagian-bagian wilayah di Kabupaten Tasikmalay4 serta dengan memperhatikan kekuata4 MRW Kcibqaten Tasifuialaya 200+20 I 4 RENCANA
kesempatan,
1l
'l; r$
"Li.tr
Bab 3 Potensi dan Permasalahan Kabupaten Tasikmalaya
kelemahan, dan ancaman yang ada" maka peningkatan dan pengembangan wilayah didasarkan kepada struktur perwilayahan berikut
'
:
Wilayah pengembangan di bagian Tengah diarahkan kepada kegiatan perekonomian dengan Iingkup intra wilayah (antar sub wilayah) dan antar wilayah (nasional) dengan pengembangan industri manufaktur, industri kerajinan rakyat, agro industri,
kegiatan jasa dan pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
di Singaparna
serta
hasil pertanian terutama lahan basah- Untuk pengembangan peran antar wilayah maka Wilayah Pengembangan Utara dan Tengah ini telah ada jaringan perhubungan
yang baik dan yang perlu adanya peningkatan jalur masuk utama Pengembangan Utara yaitu melalui
di
jalur utama Utara yaitu dari Jawa
Wilayah Tengah
menuju ke Ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung melalui jalui' Kota Tasikmalaya, Rajapolah, Ciawi, Malangbong, Bandung. Pada Wiia;'ah pengembangan Tengah
juga terdapat hubungan Timur Barat dari Jawa Tengalr, melalui Kota Tasikmalaya" atau Manoqiaya melalui Singaparna, Mangunreja" Salawu ke Bandung meiaiui Gamt-
'
Untuk pengembangan wilayah yang belum berkembang terutama di bagian Selatan maka pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan perlu direlisasikan jalan dari
Utara (Ciawi), Singaparn4 Bojonghilir, Cipatujah, Karangnunggal dan di bagian
Timur peningkatan kemampuan jalan dari utara (Manonjaya), cineam, Salop4 Cikatomas, Cikalong dan menyambung ke rencana pembukaan jalur lintas Selatan Jawa Barat ke Selatan.
'
Wilayah pengembangan
di
bagian Utara ditingkatkan dan diarahkan kepada
kegiatan industri manufaktur, industri kerajinan dan industri rakyatkoleksi dan distribusi serta pertukaran dan pernasaran hasil perikanan dan hasil agro industri
dengan lingkup
intra dan antar regional, Peran ini ditingkatkan
dengan
mengembangkan sentra kegiatan produksi di Ciawi dan Rajapolah-
t
Wilayah pgngembangan
di
bagian Tengah ditingkatkan dan diarahkan kepada
kegiatan industri manufakhr, jasq industri agro, kerajinan daq industri rakyat, RTRW Kabupaten Tasilanalaya 2004-2 0 I 4
RENCANA
Bab 3 Potensi dan Permasalahan
koleksi dan distribusi serta pertukaran dan pemasaran hasil perikanan dan hasil agro
industri dengan lingkup intra dan antar regional. Peran ini ditingkatkan dengan mengembangkan sentra kegiatan produksi di Ciawi dan Rajapolah.
'
Wilayah pengembangan di bagian Selatan Ciarahkan kepada kegiatan pelayanan produksi perkebunan, pertambangan (mangan dan pertambangan umum), perikanarq
industri primer termasuk agro industri dan kepariwisataan dengan meningkatkan peran kota kota Karangnunggal, Bantarkalong dan Cipatujah-
Berdasarkan tujuan yang diharapkan dapat dikembangkan pada Kabupaten Tasikmalaya
di dalam usaha meningkatkan pembangunan daerah maka pada dasarnya pengembangan
wilayah Kabupaten Tasikmalaya
ini
diarahkan kepada usaha unhrk memecahkan
rnasalah kesenjangan pembarrgunan antara wilayah Tasikmalaya bagian Selatan dengan
bagian Utara dan Tengah yang terutama disebabkan oleh masih terbatasnya jaringan pergerakan yang Capat rnenrberikan kenrudahan mobiiitas pro
wilayah tersebut karena secara geografis bgiarr wilayah yang dapat berkembang saat
ini
pada keseluruhan wilayah Kabupaten Taslkmalaya terutama
di
bagian wilayah
Tengah dan Utara
Pengembangan wilayah dalam usaha pembangunan Kabupaten Tasii<malaya ini
diarahkan kepada usaha Pengembangan Ekonomi melalui peningkatan skala pengoperasian ekonomi dengan usaha meningkatkan keseltruhan produksi dan pendapatan serta peningkatan pengembangan potensi sektor produksi yang dimiliki
wilayah seperti sektor pertanian dan perikanan, pertambangan dan industri unhrk
meningkatkan pendapatan
dan
pengakomodasian lapangan
kerja
dengan
mengalokasikan faktor faktor produksi dalam sektor sektor produksi yang dimiliki , . . ,:',:': wilayah.,, ',,i1:-"i, i.l,.i.,.r'-.jri , :l ', Pengembangan Sosial yang meliputi tidak hanya terbatas
kepada
struktur
keloryok masyarakat dan kelembagaan, pola interaksi sosial dan mobititas sosial, tetapi juga usaha pengembangan berbagai sektor kemanusiaan dan/atau sektor non pasar RTRW Kabryaten Tasilonalaya 2004-20 I 4
RENCANA
Bab 3 Potensi dan Permosalahan i{abupden Tasikmalaya
seperti pendidikan, kesehatan, perumaharL utilitas urnum, dan nutrisi yaitu yang mengarah kepada usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat-
Pengembangan budaya mengarah kepada pengembangan
nilai budaya yang
akan
menunjang ke arah kerukunan sosial, nilai budaya" kesadaran membangun diri melalui
potensi yang dimiliki, serta pengembangan nilai budaya dalam menunjang pengembangan kepariwisataan. Pengembangan pemerintahan yaitu pengembangan peranan pemerintah sebagai manajer pembangunan wilayah pada berbagai tingkatan perwilayahan-
RTRW Kabupaten Tasilcmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
3-19
BAB 4 KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA
BAB 4
DAN S_,TRA T E G I PENGEVIBANGAN TATA RUANG WILAYAH KAB-IIP= ATE Ir{ TA S,II(MALAYA KON
4.1
SE
P.,
Konteks Penvem purnaa n RTRW Ka bu uaten Tasikmalava
Berdasarkan analisis yang
Kabupaten Tasikmalaya 1997/1,998, disimpulkan bahwa RTRW Kabupaten Tasikmalaya 199711998 menunjukkan besarnya simpangan yang terjadi karena aCanya faltor-faktcr internal dan eksternal yang berpengaruh secara sign"ifikan walaupun RTR\'/ tersebut, ditinjau dari kriteria kcsairihan, rnasih tergolorg sahih-
Hasil peninjauan kembali rnenunjukkan tipologi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Tasikmalaya 1997!1998 sebagai tipologi C. Sebagaimana diattu.daiarn Pedoman Penyusunan dan Peninjauan Kembali RTRW Kabupateq maka proses evaluasi kinerja RTRV/ Kabupaten Tasikmalaya 199711998 perlu ditindaklanjuti dengan perryernpurnaan (revisi) RTRW Kabupaten Tasikmalaya. Penyempurnaan
RTRW Kabupaten Tasikmalaya dilakukan berasaskan:
'1
Fungsi utam4 fungsi kawasan dan kegiatan yang potensial bagi Kabupaten Tasikmalaya. Kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. ' ;: :' " Pemanfaatan'*iog dengan meqgakomodasi kepentingan semua pihak secara
terpadu efektifdan efisien, selaras, seimbang dan berkelanjutan-
'
Keterbukaan bagi semua pihak yang terlibat dalam proses peren€naarL pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
RTRI{I Kabupaten Tasilanalaya 2004-20 I 4
RENCANA
4-1
't
normatif akan meiiputi: Penyempurnaan RTRW Kabupaten Tasikmalay-a secara Penimusan arah pengembangan wilayah ruang Identffikasi permasalahan pembangunan dan pemanfaatan
mang Identifikasi potensi pembangunan dan pemanfaatan
wilayah Perumusan tujuan pengembangan tata ruang wilayah Perumusan konsep pengembang an tata ruang
.
Penetapan struktur pemanfaatan nrang wilayah
'
Penetapan pola pemanfaatan ruang wilayah :
dan -internal sscala Perubahan dan oerkembangan falrtcr-faitor eksternal sebagai instrumen signifftan akan memposisikan RTRW Kabupaten'l-askmalaya perkembangan untuk mengantisipasi dan mengakomodaskan perubahan dan
caiam konteks: tersebut. R.TRW Kabupaten Tasilcmalaya akan bekerja
,;
kerakyatan (usaha kecil Perubahan kondisi ekonomi yang menuju ekonomi pengalokasian dan informal)- RTRV/ Kabupatcn Ta-sikmalaya mengupayakan
ruangdanzumberdayaunfukaktivitasekonomiyangberbasispada kemampuan iokal
+
penataan ruang Kebijaksanaan otonomi daerah yang berimplikasi terhadap daerah.
6
perluasan perall
sefia masyarakat sebagai impiikasi
berkembangnya
'jj:;...l:.]:;i:..r,'].:.':;ji']::,:.:i.l1.:.:..'j;
p*iaiq1t1pe.r;jqry
A
mang vang baru-
Tata Ruang Wilayah Substansi materi yang harus tercakup dalam-revisi Rencana adalah:
RTRW Kabupaten Tasihnalaya 2CC4-20 I 4
RENCANA
Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembangan Tata Ruang ll/ilayah Kabupdm Tasibnalaya
l.
Kerangka Dasar Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten, yang mencakup:
\ -\ ( 2.
Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten" Konsepsi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten,
Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, yang mencakup:
\ \ \ \ \ \
Rencana Penggunaan Ruang untuk Kawasan Lindung, Rencana Penggunaan Ruang untuk Kawasan Budidaya
Deliniasi Wilayah Kabupaten sebagai Kawasan Perdesaarg Deliniasi Wilayah Kabupaten sebagai Kawasan Perkotaarl Deliniasi Wilayah Kabupaten sebagai Kawasan Tertentrl Sistern Kesiatan Pembangunan dan Sistem Pennukiman Perkotaan dan Perdesaan,
\ a
_1.
Sistem Prasarana Wilayah
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten,yan9 mencaicup:
\ \
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya,
Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan dan Kawasan Tertentu.
\ \
Rencana Pengembangan Kawasan yang Diprioritaskan, Rencana Pengaturan, Penguasaan dan Pemanfaatan Ruang Wilayah.
4. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan
Ruanlg Wilayah Kabupaten, yang
mencakup:
\ i:1.:.':,
Mekanisme Perqguasaan,-dan.:..Pemanfaatan Tanah Air,,.', Udara dan .'', Sirmberd ay a
l
\
lainny 4
,Mekanisme Pengendaliarl Pemanfaatan
Tanall Air, Udar4
dan
Sumberdaya Alam Lainnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten memberikan gambaran Stnrkhn dan Pola Pemanfaatan Ruang dengan
jan*a wakru perencanaan l0 tahun yang RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
dapat ditinjau kembali secara
-3
ketelitran berkala setiap 5 tahun dengan tingkat kedalaman setara dengan peta l:100.000 sampai dengan 1:50'000'
4.2
Visi dan Misi Kabupaten Tasikmalava
4.2.1
Visi KabuPaten TasikmalaYa
dan Kabupaten Tasikmalaya dir'-rmuskan berdasarkan pandangan-pandangan yang harus pemikfoan-pemikiran reforrnasi. Tantangan pembangunan bangsa juga menjadi semangat didukung oleh semua pemerintahan di wilayahNKR[, dan di Kabupaten Ta-"ikmalaya salah satunya adalah membangun
visi
pemerintahan
keragaman masyarakat madani, peradaban multikultur yang demokratis, hi
pennusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosiai bagi seluruh rakyat Indonesia' plural yang Pengembangan masyarakat madani mengacu kepada suafu komunitas
saling menghorrnati dengan prinsip-prinsip : Adl atau adil; Al'amanah atau turrgg,*giu*uU; Syura atarl musyawarah; ta'aruf atau saling mengenal, saling atau memahami, saling menghargai; Ta'awun atau kerjasama; dan Taqhijr perubahan ke arah Yang baik.
bangsa Dalam mengembangkan sosial ekonomi masyarakat tertuang dalam Misi ol'eh Indonesia yang ke-9 : "Perwuiudan kesejahteraan rakyat yang ditandai
meninglratnya hnlitas, fuhidupun, yqfgt,layak dan bermartabat: serta memberi perhatian utama pada tercuhtpirrya kebutuhon dasar yaitu pangan, sandang,
pqpan, kesehotan, pendidikon, dan lopangan kerJa"' Dalam misi tersebut sentral terkandung makna bahwa pembangunan kualitas manusia nrerupakan isu yang harus ditangani oleh pemerintah- Karena pembangunan kualitas manusia
dari pada dasarnya merupakan upaya mengembangkan inisiatif yang iaeatif Kahqaten Tasikmal aya RENCANA RTRW
200 4-20 I 4
i:r
lil,
{r
t,i
Bab 4 Konsep don Strategi Pengembangan Tata Ruang llrilayah Kabupaten Tasikmalaya
penduduk sebagai sumbrdaya pembangunan yang utama dalam kerangka mencapai kesejahteraan material dan spiritual. Paradigma baru, paradigma pembangunan yang bertumptrr pada manusia;
yaitu memberikan peranan masyarakat bukan sebagai obyek pembangunarl akan tapi sebagai subyek (pelaku) yang menentukan tujuan, menguasai sumber-sumber, dan mengarahkan proses menentukan hidup mereka dalam mencapai kesejahteraan
Pokok pikiran dari paradigma pembangunan yang bertumpu pada manusia, dijadikan tumpuan
potensi setempat untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam konteks Kabupaten Tasikmalaya sebagai dacrah agraris, pengembangan sektor pertanian dalam arti
luas, dijadikan alternatif jalan keluar untuk menghadapi tantangan kehidupan masyara.kat Kabupaten Tasikmalaya.
Dilengkapi dengan nilai-nilai luhur daerah yang dijaring dari masyarakat Kabupaten Tasikmalay4 menghasilkan lima nilai luhu daerah yang paling diharapkan yaitu : (1) Kesejahteraan; (2) Agama; (3) Kejujuran; (4) Keadilan; (5)
Disiplin diri, maka dirumuskan visi Kabupaten Tasikmalaya sebagai berikut n
rasikmol ayo y ang Religius/rs lami,
s eb
agoi
lcab up aten y ang
:
mai u, dan
sejohtero, serta kompetitif dalom bidang agribisnk di JowaBarat
tahun 2010'
RTRIil Kabupaten Tasiknalrya 2004-2
RENCANA
0I
4
4-5
Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembangan Tata Ruang ryilqyah Kabupsten Tosihnalaya
4.2.2 .
Penjelasan Visi
Religius/Islami
Makna religius atau keberagamaan sesungguhnya secara sederhana merupakan pencerminan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari
hari sezuai dengan
agurma yang
dianutnya jadi makna religius disini mencakup
seluruh umat pemeluk agama. Apapun agama yang dipeluknya-
Adapun "Isla,"ni' adalah penegasan akan kondisi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang99,9Yo beragama Islarn, ffrmun kenyataan tersebut tidak berarti
kaum Muslim Tasikmalaya boleh menafikan keberadaan penganut agarna lain.
Seiring makna Islam yang universal, kaum Muslim Wrsaya bahwa ditengah perbedaan itu terdapat titik-titik persama:rn. Karenanya kaum Muslimin Tasikrnalaya justru didcrong untuk "bekeria-sam4" dsngsri kelcmpok-kelompok
lain yang berbecia itu dengan bertitik tolak dari "kalimattin sawd' (prinsip atau kalimat yang disepakati bersama).
Keutuhan manusia pada hakikatnya ditentukan oleh dimensi religius, buday4 dan
ilndah (Saerjanto Poespowardojo; Strategi Kebudayaan). Dimensi religius menunjukkarg bahwa manusia tidak dapat diredusir menjadi faktor semata-rnata-
Harus dicegah untuk dijadikan angka yang diprogramkan secara deterministis,
tetapi sebaliknya tetap
mempertaha.r-rkan kepribadian" kebebasan, serta
martabatnya Dengan dimensi
ini
manusia dapat dihindarkan dari perlakuan
ataupun sikap yang sewenang-wenang.
Disarnping itu, adalah kenyataan objektif masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius Islam, yar,g dijei'askan sebagai berikut:
a- Pengkatimatan "Kabupaten Tasikmolaya yang religiudlslami..." sebagaimana terumuskan dalam usulan RTRW Kahtpaten Tasiknalaya 2004-2 0 I 4
RENCANA
'lisi'
dimaksud, tidak berkesan
-6
simbolik yang bercorak distinktif (khusus atau tersendiri). pernyataan "Kabupaten Tasikmalaya yang religius/Islami" adalah penegasan atas data (kuantitatif) 99,9yo itu- Tasikmalaya yang religius/Islami juga berarti Tasikmalaya yang bebas
-
bersih dari KICITI (korupsi, kolusi dan nepotisme).
Bila fokus pandang kita sorotkan pada keberadaan dan perilaku organisasi sosial keagamaan Islam yang berkembang di Tasikmalaya seperti NU, Muhammadiyah" persis, pur, dan harokah Islam lainnya" dan itu dijadikan parameter, maka kaum Muslim Tasikmalaya dipercaya cenderung bersikap terbuka turtuk mengadaptasi perubahan atau pun memetik ..hikmah,' dari peradaban-peradaban lain. ra cenderung untuk bersikap toleran kepada kerr,ajemukan (pluralitas), bahkan kemajemukan internal kaum Ir{uslim sendiri.
b- Secara historis Tasikrnalaya cr:kup sarat dengan sejarah Islam dan perjua-ngan nasionai- Sejarah teiah merrcatat bahwa Ci Kabupaten ini telah lahir ulamapejuang besar yaitu syekh AMul Muhyi, serta KH. zaeral Mustofa. syekh
AMul Muhyi adalah murid dari Syekh Atdul Kauf Singkel besar-pejuang yang berjasa dalam menyebarkan Islam
seora.rrg ularna
di Nusantarq yang
icbih dikenal dengan Syekh Kuala Melalui Syekh Abdul Muhyi inilah Islam menyebar dengan pesat khususnya di Su-kapura (Negeri Mandala), atau
Tasikmalaya saat
ini.
Penyebaran Islam
di
pesantren-pesantren yang keberadaannya ada
Tasikmalaya
ini
berbasiskan
di setrap kecamatan, dan
desa"
serta mewarnai budaya masyarakat Tasikmalaya Syekh Abdul Muhyi ini yusrf bersama dengan syekh berasal dmi Makasar, dan sultaii Ageng Tirtayasa atau Sultan Banten, bahu membahu melalrukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda- Pembinaan masyarakat yang berbasiskan pesantren atau budaya Islami -',ihi 'telah.rr'mewhiiiaicingkungan pererintah, idaera[,', yao,
"' ;'
semakin,,keritara pada saat,Tasikmalaya'dipimpin oleh wiradaha
IrI yang merupakan Bupati sukapura ke-3, memegang pemerintahan tahun 1674-1723. Kabupaten Tasilonalaya yang religius/islami dirumuskan sebagai perwujudan untuk mencapai kesejahteraan bathiniah, yang dalam konteks awal jangka pendek disederhanakan pencapaiannya dengan upaya-upaya peningkatan
RUV Kaktpaten RENCANA
Tasiknataya
200ii04
Kabupden Tasihnqlqta Bab 4 Konsep don Strategi Pengembangan Tata Ruang WilaJ,ah
kualitas kehidupan sehari-hari yang diwarnai ahlakul karimah dan nuansa keislaman yang rohmatan lilalamin (penebar rahmat dan kedamaian bagi seggnap mahluk) serta penuh toieransi'
.
Maju dan Sejahtera
GBHN lggg-2004 memberikan visi yang merupakan tujuan yang ingin dicapai, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, maju dan sejahtera" dalam wadah Negaia Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, berimarl bertalarra, berahlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan'
berdaya
shg,
yang linggi dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi' serta tnemilki etos kerja
berdisiplin
'.
:
Pengkalimatan ruaju (terrnasuk didalamnya makna kesejahteraan masyarakat) berrnakna bahwa kesejahteraan masyarakatnya adalah indikator utama kemajuan dan suatu
tingkat kemajuan dan kesejahtenan, tetapi bukanlah zuatu totalitas dari s€mua dan aspek kehidupan manusia Kesehatan" pendidikaq lingkungan frsik yang baik kebebasan menentukan pilihan
juga merupakan hal-hal yang tidak
kalah
pentingnya.
diukur Sebagian aspek dari pembangunan manusia yang maju dan sejahtera dapat
(IPM)'
dengan;.in$ik?tor:.Qutcome.pembangunan;IldekslPembngunan Manusia iryajikan',itkuragkema3uan-:,pembangunanyang lebih memadai dan lebih
,llPM:nd r,. ridflyehrr,uh: d*ipudu ukuran tunggal pertumbuhan ekonomi (PDRB per kapita)' Human Developmen Report mengelompokkan tingkat pembangunan manusia rpgara,negara menjadi tiga golongare yaitu
(1) rendah (0 sampai aD; Q)
menengah (50 mmpai 79), dan (3) tinggi (80 dan lebih). Laporan Pembangunan
-
4-8
RTRW Kabtrpaten Tasilonalaya 200+20 I 4
RENCANA !
,
t\'
Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
Manusia Indonesia mengubah penggolongan untuk daerah di Indonesia menjadi
:
"tinggi" (65 ke atas), "menengah" (60 sampai 65) '?endah" (dibawah 60)Menurut Laporan Pembangunan Manusia (LPM) Indonesia Tahun 2001 halaman
49 Boks 5.3 alinea 7, kriteria tersebut dapat disesuaikan, kutipan selengkapnya adalah sebagai berikut
:
'!
Untuk dapat membedakan daerah secara lebih bailc, penggolongon dapat diubah menjadi : 'tinggi' (55 ke atas); 'menengah' (60-64); dan 'rendah' (dibawoh 60)Dengan menggunakan kriteria Human Development Repor! tampaknya berat bagi daerah untuk mazuk kategori tinggi, sedangkan menggunakan kriteria LPM Tahun
2001 bagi Kabupaten Tasikmalaya juga terlalu mudalr- Oleh karena itu sesuai pengkaiimatan Visi, kriteria yang digunakan adalah standar rata-rata Jawa Barat, sehingga untuk membedakan daerah Kabupaten di Jawa Barat secara lebih baik. Berdasarkan data tahun 1999 penggolorrqan dapat diubah menjadi : "tinggi" (65
ke atas); "sedang" (ku.aog dari 65). Pada tahun 2010 penggolongan Kabupaten yang maju dan sejahtera di Jawa Barat diperkirakan meqiadi ; *1inggi" (72ke atas)
dan "sedang" (kurang da.'i 72). Kondisi IPM lebih dar,72 pada tahun 2cl0 sebagai indikator pengkalimatan
visi "........ sebagai Kabupaten yang
maju
Ketiga kata kunci pada visi tersebut dapat digambarkan menjadi segitiga kebaikan (virtuous Triangle) sebagai berikut
:
,i.;,r;li::1.'i:::! _: r:'rt-::,-.,tr .
,
RTRW Kabupaten Tasitonalaya 2004-2
RENCANA
0I
4
4-t
Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaen Tasikmalaya
Gambar 4.1
SEG TIGA KATA KT]NCI PADA VISI KABIJPATEN TASII(MALAYA Religius/Islami
Agribisnis
Maju dan Sejahtera
Keterangan Gambar:
Religius/lslami secarc positip mempengaruhi masyankat yang maju dan sejahtera baik langsung maupun tidak langsung melalui pemanfaatan agibisnis."Efek langsung" dari religiudtslami terhaCap masyarakat yarry maju dan sejahten sefta konpetitif claiant pemanfaatan agibisnis mengikuti kaidah-kaidah'baldatun thoyyibatun werobbun goffuf. Jika diimplementasikan secar€, efeKif, ia akan membeikan tekanan yang kuat pada upaya pemberantasan korupsi dalam kehidupan masyarakat.
.
Kompetitif dalam Bidang Agribisnis
Makna kompetitif adalah bahwa Kabupaten Tasikmalaya dapat bersaing secara sehat dan profesional dengan daerah lain terutama sektor agribisnis yang akan
rnenjadi andalan Kabupaten Tasikmalaya dalam mensejahterakan masyarakatnya dan memajukan daerahnya
Sektor agribisnis adalah kegiatan usaha yang berbasiskan pada usaha pertanian
dalam lingkup pengertian yang luas, Sektor
ini
merupakan kelompok sektor
primer,dgqgan cakupan area,dan pelibatan inasyarakat yang saqgat luas, sebagai car4raq*
::
ioot ib*i seltor
pertaniad,pada PDRB Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2002 :sebesar 35.64Yo, sementara'penduduk yang bekerja sektor pertanian mencapai 41,13 % daripenduduk usia kerja di Kabupaten Tasikmalaya
RTRW Kakqaten Tasilanalaya 2004-20 I 4
RENCANA
T-10
Bab 1 Konsep
fut
Srategi Pengembangan Tata Ruang Vila',ah Kabupaten Tasihrclaya
Konsentrasi Kabupaten Tasikmalaya pada pengembangan bidang agribisnis, didasarkan pada kondisi faktual potensi alam dan kehidupan masyarakat yang berpenghidupan dari sektor pertanian. Kelemahan pengembangan seklor pertanian
adalah perencanaan yang terlalu sentralistik" kurang mempertimbangkan partisipasi masyarakat, serta terlalu bertumpu pada usahatartr (subsisten on form). Padahal usahatani merupakan suatu rangkaian yang tak ter^oisahkan dalam system .t,
agribisnis yangEerdiri dari lima subsistem.
-
Gambar 4.2
MODEL PtrNGEMBANGAI\I SISTEM AGRIBISMS
Subsitem
Subslsterr
Aedbisnis
risahatani
Hulu
(onfarm)
Subsistem
Pengolabm (Aeroindustri)
Pengkalimatan
" ...lmmpetitif dalam bidong agribimis ...."
Mengandung makna
bahwa sektor agribisnis akan dijadikan basis pengembangan perekonomian masyarakat
di
Kabupatgn- .Ta-sikmalayu,, P91qrg., r{pqra, .S,e,,$!,{,,,,pertanian
difokuskan pada penyediaan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan lokal, menyediakan bahan baku untuk mendukung pengembangan sektor industri (kecil dan menengah), dan mengembangkan komoditas unggulan dengan orientasi pasar
ekspor untuk meningkatkan pendapatan petani serta menunja.tg pendapatan daerah. RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-2
RENCANA
0I
4
,4 -11 I ..'
I Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembsngan Tata Rueng Wiloyah
t
Kabtqaen TasikmalaJ,a
I 4.2.3 Misi Kabupaten Tasikmalaya I Untuk mencapai visi yang telqh ditetapkan, maka dirumuskan beberapa Misi sebagai
l.
berkut
I
:
I
Mewujudkan sumberdaya manusia yang beriman dan bertaqwa" serta berakhlaqul karimah.
I
2.
Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, dan mandiri
I
3.
Mewujudkan kepemerintahan yang baik Can pemerintahan yang bersih
4.
Mewujudkarr pembangunan daerah melalui pemberdayaan masyarakat
I T
5. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan agribisnis
6.
t
Mewujudkan tata ruang dan pengelolaan pertanahan yang berkesinambungan
T
dan berwawasan lin gkungan.
I
4.2.4 1.
Faktor Kunci Keberhasilan (Key,Szc.sses Factor')
Tersedianya SDM yang professionaf laeatif, inovatif disertai apresiasi terhadap kinerja yang dihasilka4 berakhlak
2.
T
muli4 tolerarU dan mandiri.
Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh aparatur pemerintah akan perlunya akuntabilitas publik terhadap kebijakan pemerintah.
3.
t I T
Adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara eksekutif, legislatif serta
1
Te,rpedianya dukungan sumberdaya alam yang berkesinambungan-
I
Adanya keselarasan antara komitren rencana strategis dengan aplikasi di
I
lapangan.
RTRW Kafupaten Tasihnalaya 2004-2
a 0I
4
4-72
RENCANA
:
f fii
4.3 Dalam pengfungsian pengembangan wilayah maka kota-kota yang berada di Kabupaten Tasikmalaya akan menjadi pusat dari wilayah pengembangan yang
meliputi hinterland (wilayah berakang) nya dan kota kota ini akan berperan menjadi pintu terdepan di dalam pengembangan wilayah tersebut. Berdasarkan
lokasi letak geografis serta kemampuan pelayanannya maka kota kota pada wilayah Pengembangan tertentu akan rnempunyai pcranan yang penting sebagai pusat pengembangan wilayah tersebut.
Berdasarkan peraa dan fungsi serta perkembangannya maka sistem kota di Kabupaten Tasikmalaya dapat diklasifikasikan sebagai :
Kota Pusat Kegiatan wiloyah G
pusat pertumbuhan utama dari wilayah kabupaten yang akan berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten kegiatan industri sekunder, pusat perdagangan dan
jas4
permukiman dan berfungsi sebagai pinfu gerbang pertukaran (perdagangan), pusat transportasi antar wilayah dan internal wilayah serta pemasaran antar wilayah clan wilayah lain kabupaten dan. propinsi lain dan dalam beberapa keaclaan untuk internasional.
Kota Pusat Kegiatan sub witayah (K?KSW) yaitu kota yang menjadi pusat kegiatan pada *atu wilayah pengembangan utama yang berfungsi sebagai pemusatan kegiatan perdagangan dan
jasa permukima4 industri sekunder, dan
pusat pemerintahan kecamatan dengan skala pelayanan intra dan antar,regional.
Kota Pusat Kqiatan satuan witayah pengembangan
(rcKswp) yaitu
kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan dari suatu wilayah pengembangan (swP) yang berfungsi sebagai pemusatan kegiatan per.dagangan
otu*
\!RW
Ka bup a t e, fa s ftmol oyai 0 0 t a
RENCANA
Ot
I
4-13
Bab 4 Konsep don Strategi Pengembongon Ton Ruang W1lcyah Kabupden Tasilonalaya
dan jasa" permukiman, industri primer, dan pusat pemerintahan kecamatan dengan
skala pelayanan intra dan antar regional.
Kota Pusat Kegiatan Lokcl (KPKL) yaif,r kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan sebagai pusat produksi
, agro industri
pusat jasa
koleksi dan distribusi produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan produksi dengan skala pelayanan intra regional.
Kota Pusot Kegiaton Khasw
(KPK) yaitu ko+,a yang berfungsi
sebagai pusat
produksi khusus seperti kepariwisataan atau pertambangan yang berfungsi juga sebagai kota yang melaksanakan kegiatan kepriwisataan atau pengolahan
lindustri
primer) serta distribusi dan pemasaran hasil pertambangan secara regional, nasionai atau intcrnasional. Pada kota ini terdapat kegiatan keoariwisataan yang berjangkauan regional dan nasional sampai internasional atau pusat pengolahan
hasil
pertambangaq pergudangarl kegiatan administrasi
pertambangan,
dan permukiman pegawai
perusahaan
pertarnbangan dengan fasilitas
pelayanannya
Urituk iebih jelasnya konsep struktur tata ruang wilayah untuk Kabupaten Tasikmaiaya ditunjukkan oleh Gambar 4.1
'.
:i':i
{, i
,
RTRY Kohryaten Tuilmalaya 200+20 I 4
RENCANA
4-14
= Et
t<(t,
-
a.t> at, rr|
=
F1
g
3-
q
a--
cq
-
. --::a
oFa
= SCF EE=-=s, FF E F9 E€ aF€
I-r
zH Fr
g F
ee
'..!>
Eg
:< c! l-{
F=s
€E
g=
.EU vz
&
P EE
Fr
cc'F 69 9.a
F{
& p F{
E qt
= 6
-ot
E* \1
qt_
EE E= 5 -ct o-= 6q,
xo
rg^
O-
aE=Y
9E d5 6J o
:<
:.6
c EE 6^6 > 6 o69 F
FtsFgE
.EF.2A
E€Eg
M -E
B.-=S
&
H
v) F{ frl
o
z
HE.EEgg Fg€€oEE t'=E-cC (, (D (D (D (D
(}_ (r_
(D
o- :< (L :<
(5 -- F '4 3 ; -----F
E-F €EEi;-89
gE eeeFE E cr-- c::: o o o P o-urufFftL\<(LF
(D
\ s a s\+ s c\
M
\3
s'
Ela
s sq)
z,
35 YO =Y zul ul o-
tt s.
t2 v< \()
Rfi q 'r,
4.4
Pedoman Pengendalian Kawasan Lindung dan Budidava
4.4.1
Pedoman Pengendalian Penggunaan Lahan pada Kawasan
Lindung
A. Kawasan lindung mutlak atau kawasan yang mernberikan
perlindungan
terhadap kawasan bawahnya
l.
Selur,rh kawasan yang mempunyai kelerengan >40Ya diupayakan menjadi
kawasan lindung mutlak selain mempunyai fungsi untuk lindung hidrologis.
2.
Tidak diperbolehkan adanya kegiatan dan bangunan selain usaha untuk memelihara dan rnelestarikan fungsi lindung.
3.
Penggunaan lahan berupa sawah yang zudah ada
di
dalam kawasan
lindung mutlak scjauh jenis tanahnya tidak peka erosi masih
dapa.t
dipertatrankan dengan memperhatikan kelestarian fungsi kawasan lindung,
selanjutnya penambahan tanah pe:sawahan banr pada kawasan lindung mutiak harus diberlrcntikan-
4.
Bangunan/intervensi iain tidak diperbolehkan kecuali untuk kepentingan nasional dan strategis, seperti prasarana televisi, iistrik, pertahanan dan keamanan, dan hal lainnya yang sejenis.
5.
Meningkatkan daya dukung air dengan usaha-usaha peningkatan kualitas lingkungan yang se$ai deng4n fungsi
kawlsal tlyasut
ini adalah perubahan penggunaan lahan bagi
lah; iang rusak dan tandus
menj adi lkawasan lindung.
.:: .,
kedalam usaha
j
RTRW Kabupaten Tasilonalrya 2004-2 0 I 4
RENCANA
4-16
Kabupden Tasiknnlq'a Bob 4 Konsep dan strategi Pengembdngan Tata Rwng l4/ilq'ah
B. Kawasan lin{Ung terbatas atau kawasan penyangga atau perlindungan seternPat I
l.
pada kawasan dengan kelerengan 2540yo diupayakan berfungsi sebagai kawasan penyangga. Pembudidayaan pada kawasan p€nyangga (kecuali sempadan qungai, pantai, dan kaw.asan lain yang ketentuan teknisnya tidak
.
boleh dibudidayakan) terbatas pada pembudidataari non bangunan dengan prioritas untuk usaha tanaman keras dan hutan produksi'
2.
Kawasan sempadan sungai harus dibebaskan dari usaha budidaya dengan bangunan, kecuali bangunan yang diperlukan untuk jalur inspeksi sungai-
pedoman secara umum bahwa kawasan penyangga bantaran sungai tidak
kurang dari 100 meter, sedangkan untuk sungai kecil atau anak sungai bantaran sungainya tidak kurang dari 50 meter. Kawasan bantaran sungai
juga mempunyai fungsi yang berbeda-beda dari huiu sampai hilirny4 sebagai kegiatan pemanfaatan air sungai uniuk pengairan 3. Kawasan bantaran sungai dan anak surrgai yang terdapat dalam kawasan
permukimal diatur sesuai dengan rencana kota atau rencana permukiman' 4. Kawasan sempadan pantai harus dibebaskan
dari usaha budidaya dan
bangunan. Secara umum garis sempadan pantai adalah tidak kurang dari 100 meter dari pasang tertinggi pantai5. Luapan kawasan penyangga
unfuk penggunaan khusus waduk dan dam
ditetapkan menurut ketentuan oleh instansi yang yang terkait 6. Kegiatan penyan.gga untuk penggg+?an militer khususnya terhadap lokasi-
:";..,i.ii:'..]:i*.:-';.''..'']'1..:''...'.'' lokasi teijiatan yang mempunyai bahaya ledakan atau lokasi yang uur dari bangur- d- aktivitas sekurang-kurangnya
dffii41iliffi
mempunyai radius 1500 meter. Ketentuan mengenai pengggnium tanah yang diperbolehkan dalam kawasan penyangga ini diatur dengan memperhatikan aspek pertahanan dan keamananRT?'W Kabupaten Tasibnolaya 2004-20 I 4
RENCANA
Bab 4 Konsep dan Strategi Pengembangan Tata Ruong
7.
llilryah Kabupaten Tasilonalaya
Wilayah yang telah sesuai penggunaaffrya dengan fungsi lindung tidak
perlu dilakukan perubahan penggunaan iahan- Upaya yang diperlukan
lebih lanjut adalah melakukan peningkatan fungsi lindung, dan pencegah1n terhadap penurunan fungsi akibat intervensi kegiatan manusia
'
dan binatang serta terhadap bencana alam terutama erosi-
8. Meningkatkan
daya
d'rk""g air dengan usaha-usaha peningkatan kualitas
lingkungan sesuai dengan fungsi kawasan, termasuk *u*guJ*ur, perubahan penggunaan lahan
bagi lahan tandus dan rusak menjaci
kawasan perlindungan
9.
Wilayah yang penggunaan lahennya tidali sezuai dan mengganggu fungsi
Iindung tetapi masih dapat diatasi dengan teknologi clalam rangka mempertahankan fungsi lindung dapat diusahakan melaiui alter4atif tetap dii>ertahankan atau diplndahkan dalam jangka panjang. Selain itu tinria"kan pencegahan terhadap kegiatan yang
tidak sesuai tersebut harus dilakukan
secara ketat-
10. Wilayah yang penggunaan lahannya
tidak sesuai dan mengganggu fungsi
lindung dan tidak mungkin dilakukan usaha untuk mempertahankan fungsi lindung harus segera dipindahkan.
ll.Wilayah yang karena fungsi dan keberadaan flora" faun4 geologi
dan
bangunan yang berrrilai sejarah dan budaya memerlukan perlindungan dan
intervensi dari luar. Pembudidayaan secara terbatas diperbolehkan namun
tetap mempertahankan fungsi kawasan tersebut. Pada kawasan lindung
flora dan fauna tidak diperbolehkan didirikan bangunan yang dapat
yyg..Itqfpl!9la
dengan
bik
(unhrk pariwisata dan kegiatan lainnya yang
tidak bertentangan dengan fungsinya) tanpa mengurangi fungsi kawasan geologi dan cagar budaya perlu dikendalikan secara khusus.
RTRW Kofupaten Tas i bnol aya 20 0 4 - 2 0 I 4
RENCANA
4-18
Bob 4
Ko@bangan
Tata Ruang Wilayah Kabupaen Tasikrnalrya
I
r2-Kegiatan pertambangan pada kawasan iindung terbatas perlu dilengkapi dengan usaha untuk memfungsikan kembali kawasan dengan penerapan teknologi secara tepat.
4.4.2
Pedoman Pengendalian Penggunaan Lahan pada Kawasan
- Budidaya
:
A., Kawasan terbangun permukiman
1.
Batas pengembangan kawasan terbangun pada permukiman perkotaan ada-lah seperti yang dirnakzud dalam baias Perrnendapryi
2. 1'
wilayah kota sesuai dengan
No. Ttahun 1986. . l:
i
Karvasan terbangun permukirnan perdesaan dikembangkan pada kawasan
yang . dlnyatgf.,an sebagai kawasan yang,{lpenggunaan lahannya dapat ;dialihkan ke penggunaan lahan non pertaniari.
3i; Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan pernrukimani.tit"t rt un
bertahap, sedapat mungkin mendahulukan lahan-lahan dengan produktivitas rendah.
4.
Penataan lingkungan dan peruntukan lahan dalam kawasan terbangun
permukiman diatur sesuai dengan Permendagri No.
2 tahun 1987
dan
peraturan pelaksanaannya-
5.
Penataan lingkungan dan peruntukan lahan dalam kawasan terbangun perdesaan yang berada disepanjang jalan arteri dan kolektor primer yang ditetapkan secara terpisal dalam suafu ketentuan peraturan per-undangan
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 200 +20 I 4
RENCANA
4 -19
B. Kawasan terbangun
l'
Pengaturan dan pembangunan kawasan non permukiman dalain kaitannya dengan pengembangan permukiman kota disesuaikan dengan permendagri
No.
2-
non permui
14 tahun 1987.
Penataan ruang terbuka hijau
di witayah perkotaan diatur sesuai dengan
Permendagri No. I4 tahun 199g.
3-
Pengaturan dan pembang-r.rnan kawasan yang ada dalam penggembangan
permukiman perdesaan, kawasan wisata" kawasan industri, dan lainnya diatul sesuai dengan ketentuan penataan dan pengendalian penrnt'kan Iahan yangada.
4'
Ketentuan teknis lingkungan bangunaruiya ciisesuaikan 4engan ketentuan oleh dinas/lembaga teknis yang bersangkutan.
I
I
I
t a
t
I fahtpate n RENCANA
YIW
Tasi lonal aya
Z OO
+ ZOU
4-m
I
BAB
5
RENCANA TATA RUANG (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA
RENCAT{A TATA RuAIIG WILAYAH KABIJpA TEN rasrxnnar,]yA
Rffi
5.1 Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 4 mengenai konsep struktur tata ruang w'ayah dan strategi
pengembanga' sistem kota-koi4 maka rencana pengembangan perwilayahan ini akan menjabarkan konsep dan strategi tersebut untuk kemudian
diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya.
5.1.f
Rencana pengembangan perwilayahan
Beicasarkan tujuan yairg diharapkon dapat dikembangkan pada Kabupaten Tasikmalaya di dalam usaha meningkatkan pembangunan daerah maka sarah satu dasarpertimbangan pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya ini diarahkan kepada usaha untuk rnerneratakan perkembangan karena adanya kesenjangan pembangunan antara w'ayah Tasikmalaya bagian rJtara darr bagian seratan. Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh kondisi a!an1 tingkat produktifitas terutama dari serrior pertanian dan industri serta masih terbatasnya jaringan pergerakan yang dapat memberikan kemudahan mob'itas masyarakat dan produksi dari bagian Seratan tersebut.
Untuk meningkatkan pengembangan sosial dan ekonomi antara lain mengembangkan potensi yang ada di wilayah bagian Selatan seperti
wx@
ketenaga kerjaan, potensi industri
-7
Bab 5 Rencana foto R
merealokasikan faklor faktor primer (agro industri dan pertambangan) dengan dengan wilayatu maka pengembangan produksi dalain sektor seklor produksi yang dimiliki
ini diarahkan kepada usaha wilayah dalamusaha pembangunan Kabupaten Tasikmalaya ekonomi sub regional Selatan' Hal pengembangan ekonomi melalui peningkatan skala pendapatan usaha meningkatkan keseluruhan produksi dan produksi yang dimiliki wilayah seperti serta peningkatan pengembangan potensi sektor khususnya perkebunan teh (di sektor industri pimer seperti pertanian lahan.kering di wilayah Selatan, pertambangan witayah Bojonggambir, Taraju), perkebunan kelapa dan pembudidayaan perikanan laut' umum dan pertambangan mangarl kepariwisataan,
ini dikembangkan melalui
terbatas kepada perubahan struktuI Pcngembangan sosial yang meliputi tidak hanya sosial dan mobilitas sosial' tetapi kelompok masyarakat
non juga usaha pengembangan berbagai sektor kemanusiaan dan/atau sellor
pasar
khususnya dalam membina sumber seperti pendidikan umum dan pendidikan kejuruan kesehatait perumanari/perrnukimaq daya manusia untuk kegiatan pertambangare peningkatan kesejahteraan umum, nutrisi yaltu yang mengarah kepada usaha
utiiitas
masyarakat. pengembangan nilai budaya yang Pengembangan budaya yang akan mengarah kepacia budaya serta kesadaran membangun diri akan menunjang ke arah kenrkunan sosial, nilai sejarah perkenrbangan yang melalui potensi yang dimiliki termasuk pelestarian obyek diintegrasikan dalam pengembangan kepariwisataan' peranan pemerintah sebagai manajer Pengembangan Pemerintahan yaitu pengembangan
pembangunanwilayahpadaberbagaitingkatanperwilayahan. pemerataan perkembangan wilayah' Berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan t'pu"ffi*igmva maka rauupaten .fiiluiih'
iatiii ," p"6. affiya,'a#'a*"ia*p"tt*
potensi-bsiat
ekb
pada trga wilayah pengembangan
pertumbuhan masing:rnasing yang masing masing dapat diarahkan kepada pusat aglomerasi atau cluster kegiatan dan ke pusat pertlrnbuhan utama yaitu suatu wilayah seperti kegiatan industri ekonomi utarna sektor sekunder antar regional dan nasional untuk memenuhi kebuhrhan perdagangan, jasq permukiman dan pertanian tahan basab' : -5-2 , '
ut
,,
RTRW Kabupaten Tasiknalaya 2004-20 I 4
RENCANA
'
Bab 5 Rencana Tata Ruang
pelayanan masyarakatnya pada wilayah utama juga dikembangkan fuagsi-fuggsi pelayanan kesejahteraan sosial seperti pendidikan, kesehatan, kegiatan buday4 utilitas
umum, administrasi pemerintahan dan pelayanan sosial khusus lainnya.
Wilayah Utama Kabupaten Tasikmalaya ini terakumulasi pada Wilayah Utama Utara, Wilayah Utama Tengah dan Wilayah Utatna Selatan. Pengelompokan Wilayah Kabupaten Tasikmalaya menjadi tiga Wilayuh P"ng"*bangan Utama (lvptD ini secara makro ditujukan kepada usaha untuk :
'
Membentuk satuan wilayah pembangunan yang memiliki keterkaitan fungsional
antara pusat pertumbuhan di suatu wilayah pengembangan dengan pusat pertumbuhan di wilayah pengembangan lainnya secara terintegrasi dalam suatu sistem perwilayahan.
';
Mengarah.kan orientasi pergerakan ekonomi yang berorientasi pemasaran dan pernenuhan kebutuhan pertumbuhan wi layaii sendiri.
'
Mengarairicaii'penyebaran kegratan pelayanan yang proporsional dan terstruktur berdasarkan skala dan tingkat pelayanannya untuk mencapai pemerataan pelayanan.
Berdasarkan keadaan ini maka pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya ini di arahkan kepada tiga Wilayah Pengembangan Utama yang masing masing memiliki potensi dan kemampuan pengembangannya.
Sebagai suatu kerangka umum pengembangan wilayah maka pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya ini didasarkan kepada perwilayahan pengembang?n yang
meliputi
:
Wilayah Pengembangan Utama Utara (WPU-U)
Meliputi satuan wilay4r
Pengembangan. (swp)'r',dengan'luas.t'35.g04,15,,ha,,,yang
mencakup Kecamatan Ciarvi, Kadipateq Pagerageung Sukaresik, Jamanis, Sukahening
Rajapolatr, Sukarahr, dan Cisayong, dengan pusat Kegiatan Satuan wilayah Pengembangannya yaitu Kota Rajapolah.
It.,
Bab 5 Rencano Tato Ruang Wilayah
IYitayah (Jtama Pengembangan Tengah (ryPA-Dyang terdiri dari:
.
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
II dengan luas +
44.467,10 ha yang meliputi
Wilayah Kecamatan Singaparn4 Salawr.r, Cigalontang, Sariwangi, Leuwisari, Padakembang, Mangunrej4 Sukarame, Sukaraja" dan Tanjun g,ay a
.
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
III
dengan luas
+ 33.397,09 ha yang
mencakup Wilayah Kecamatan Taraju, Puspahiang, Sodonghilir, dan Bojonggambir.
.
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
IV
dengan luas
mencakup Wilayah Kecamatan lrfanonjaya"
+
39.373,12 ha yang
Cineam, Karangiaya,
Salop4
Jatiwaras, dan Gunungtanjung.
lYilayah Pengembangan Utama Selatan(llPU-S) yang meliputi
.
Satuan Wilayah Pengembangan
V
dengan luas
+
:
70-576,08 ha yang mencakup
Wilayah Kecamatan Karangrrunggaf Bantarkaiong, Culamega, Bojongasih, Parungponteng, Cibaiong, dan Cipatujah.
.
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
VI
dengan luas
+
47 -634,17 ha yang
meiiputi Wllayah Kecamatan Cikatomas, Cikaiong, dan Pancatengah. Dalam pengfungsian pengembangan wilayah seperti yang telah dijelaskan pada Bab 4,
maka kota-k-ota yang berada
di
Kabupaten Tasikmalaya akan menjadi pusat dari
wilayah pengembangan yang meliputihinterland (wilayah belakang) nya dan kota-kota
ini
akan berperan menjadi pintu terdepan
di
dalam pengembangan satuan-satu4n
wilayah tersebut. Berdasarkan lokasi, letak geografis, kemampuan pelayananny;
t*tt
sentralitas perhubungan antar wilayah dan sub wiiayah di Kabupaten Tasikmalaya maka
kota-kota pada Wilayah Pengembangm tertentu akan mempunyai peranan yang penting, sebagai pusat pg,qgembqngan:rvday,ah tgr,,se-br-rit.li*.:ri::.:i,:ii:rr;',:i
"l' it+.
i)
Pada ll/ilayah Pengembangan {.Itama (Jtara (Wpa_U)
'
Kota Kecamatan ciawi merupakan Kota pusat Kegiatan Sub Wilayah (KPKSW) WPU-Utara
. Kota kecamatan
Rajapolah
Pengembangan (KpKSWii)
(KPKL)- nya
Kadipaten,
sebagai
SWP
Kota h.isat Kegiatan Satuan Wilayah
I
dengan kota-kota pusat kegiatan lokal Pengerangeung, Sukaresik, Jamanis, Sukahening,
Cisayong, dan Sukaratu.
Pada Wilayah pengembangan (Itama Tengah (W\U-T)
'
Singaparna berfungsi -.ebagai kota utama di..Kabupaten Tasikm araya yang akan berperan sebagai gerbang utama pengembangan wilayah kabupaten yaitu sebagai Kota Pusat Kegiatan v/ilayah (KPKftf dan juga sebagai Kota pusat Kegiatan Sub WJlayah (KPKS W) WpU_Tengah.
'
Kota 'kecamatan Ivlangunreja sebagai Kota pusat Kegiatan satuan wilayah Pengembangan (KPKSWP) swP II dengan kota-kota Kecamatan Leuwisari, cigalontang, salawu, sukarame, Tanjungiay4 Sariwangi. padakembang, dan Sukaraja sebagai Kota pusat Kegiatan Lokal (KpKL).
' Kdta Kecamatan Taraju sebagai Kota pusat Kegiatan Satuan wilayah Pengembangan (KpKSrvp) swp ru dengan kota-kota Kecamatan puspahiang, sodonghilir, dan Bojonggambir sebagai Kota pusat Kegiatan Lokal (KPKL).
' Kota kecamatan
Manonjaya sebagai Kota pusat Kegiatan Satuan wilayah Pengembang4n (KPKSVTP) su/P rv :i dengan kota kota kecamatan Jatiwaras, Gunuqgtanjqng, cinearr' Salopa dan Karangiaya sebagai kota kota pusat kegiatan
lokal(KpKl)
nya.
ffiNtrK@
:'5
Bab 5 Rencano Tata Ruong lYilayah
Pada Wilay ah Pengembangan Utama S elatan (WP U-S)
.
Kota Kecamatan Karangnunggal merupakan Kota Pusat Kegiatan Sub Wilayah
ffPKS$D WPU
.
Selatan.
Kecamatan Bantarkalong yang merupakan Kota Pusat Kegiatan Satuan Wilayah Pengembangan (KPKSWP) dari SWP
(KPKI) nya kota-kota
V
dan kota kota pusat kegiatan lokal
Kecamatan Culamega, Parungponteng, Cibalong, dan
Bojongasih.
Cipatujah berfungsi sebagai Kota Pusat Kegiatan Khusus (KPKK) yang berfungsi dalam pengembangan kegiatan kepariwisataan dan produk kelautan.
Kota kecamatan Kota kecamatan Cikatomas berfuirgsi sebagai Kota Pusat Kegiatan Safuan Wllayah Pengembangan
(KPKS\l?) dari SW? VI dengan Kota Kecamatan
Pancatengah scbagai kota pusat kegiatan lokal
(KPKL) nya
Kecamatan Cikalcng sebagai Kota Puslt Kegiatan Khuzus (KPKK) kegiatan pertambangan umunl
Untuk lebih jelasnya struktur perwilayahan pengembangan Kabupaten Tasiknralaya ditunjukkan oleh Tabel
V.l
dan gambar 5.1.
RTRW Kobupaten Tas ilonalaya 2004 -2 0 I 4
RENCANA
5-6
TABEL V.l STRUKTUR PERWII.AYAHAN PENGEMBANGA}I KABUPATEN TASIKMALAYA '' : :irit;
::
i :..i-.'r \ji-
,".lir:i ilii,i:i,...
-';:ii:.i::'j:.:.';':ii:
iPSlCEt+':
il,i,G
i:.Efflc/$i;i1, . -,i.:
.r'rl rrr: l:l?ri.i
,!
l:.lIIAllA:i,; j:. i: ',:i::r":.': ;i:1:iiiir
i :.4 1.-d),: r:r;r,c:,!i.r:
YYPU
I i'l ii1!ri:$'i:'t;i.l\l) :rli'
riliui.iiH;.,g ':.;',r'FUSAt,'.1r, , ;;l ri KEcl\iATtit, .l $i:t ':.t,:1..:.i:.' :.ir-'r.rl,.,iri:jt-1 :iliiir':r i!i''-!tl.l+Y.fl|1f ' J.{ .i-. i;,L'lti-,Ut'.t r'."*** i;ili. ir+, ST1P I
utara
Ciavi
.',PlrsAT,
i
.
j,r' p1'bf,f,,.;,;;'i: :r'-',+i=ilti3lAtri+:+
,it
:,,il' j'.Qt!fP,,,.r;r :.r
l(@bn
Pegeragzung
Pegnrageung
Sukaresk
Sulcaesk Jannnis
Suka-atr Cisayorg
Singapana
Singnparna
Singry$a
Saim4t te:sisai
S*awng teuuisai t&donbng
Clphnbng Slabmr
Sahfl,
iiaryffeF
Margurreir
Tarymgi?ya
fa$ntgreil
$dtarane
S*rane
St*ra*r
Sul
Padak€nbdg
Padakedarq
Traiu
Taaiu
nrer@rg
Puspeilr-nng
SoOndni
So6nde eqqrqgilti
eqorryrbi Manorftya
Manonfrrya
Jalirtras Cineffl
I
..rltw6 Cirean
erun$a$ag
eunngajung
Sdopa
Sepa Krarqjqp
Kqirya WPU
Sdel
s'uwv
t<arangn.rtggd
t<arangnnggd
Cintrffr."
Bciri;idSfierutgmeg
swPvl
.,ir;.-, ':':,
',
et
Cilrrrega
kn€
Clcabna
"'
C&abr6
|Mtgan
RTRW Kabupaten Tasibnalaln 2004-2 0I
qrw
*anngrqtery
-ffing
Mtgah Cikalong
Hasil Analisis, 2003
RENCA'.JA
Btingrodl
cWB earffiru
Cilk"tqtg
:
li:r:6RK$;,;+
Sukahening
$fiaatr
S-YYPN
'li'FGtfiAtAiuti
l.rtstfiHdLt
Raieohh
C-rsayorry
s:wPls
LQKAT::r.;ri1 j.lj.,,-fl-(P-lGjj:u#
P.usAt*rj
Ciawi'
R4fTohh
stPtl
'
K@bn
Sukaheni,ng
tlPU
,,;"o.*t*,i' ':'-i
+;i0qK$ilP1.,r,r, i.t
Jarmnb
Teng€*l
iii,
i
i
Bab 5 Rencana Tata Ruang lllilayah Kabupaten Tasikmatoya
5.1.2
Pembagian Fungsi Tiap Pusat Pengembangan
Dalam rangka mengartikulasikan sistem tata ruang wilayah, memperkuat peran dan fungsi pusat-pusat pengembangan adaiah penting, adapun peran pusat pengembangan adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi tempat pasar (market-placefunction) dengan rurma barang dan jasa konzumsi
dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil pertanian.
2.
Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi paCa wilayahwilayah pengembangan.
3.
F,:ngsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian-
4.
Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, komunikasi, keamanan" ibadah, rekreasi, administrati{, dan lain-lain.
Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi iangsung antara wilayah pedesaan dengan pusat regionaL Hal ini akan menimtrulkan banyak ketidak
efisienan. seperti dalam cngkos transoort, kapasitas dan pemenuhan kebufuhan pelayanan, dan lain-lain yaog pada akhirnya akan menghambat perkembangan wilayah-
wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.
Berdasarkan hasil analisis potensi
dan masalah Kabupaten Tasikmalaya
serta
berdasarkan perwilayahan pembangunan dari sistem pengembangan perwilayahan di kabrrpaten tasikmalaya, maka dapat disusuq fungsi kecamatan.kecamatan di Kabupaten
Tasikmalaya,,,,,Unl$ hbih jelasnya struktur vrilayah dan fungsi pengembangan Kabupat6n Tasftaalaya dapat dilihat dari Tabel:IV.2
RTRW Kabupaten Tas i hnalaya 2004-20 I 4
RENCANA
5-8
a b L o N
9)
B N
o
KTIBTTPAYEIi
CllIaS
KOI|TA,tglL^YA
o b fr
XAAUPA'EI ITARI'I .c't
F o ts
o
(!'t
B F*
ts
o
KA'UPATET CI^XS
!t)
b o
'r)
Szr. - rrvll-
N
o
rE€ lr\_
_.
\ t ,VDO/VFS/A
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCANA TATA RUANG
wr.AYAH
(RTRVV)
ATEN TASIKMAIAYA Gamber 5.1
Legenda:
,'\,' g"a" KabupaGn A/ ed^tKecamatan ff nencana.lalan Arteri Prirmr fi/ Rancana Jaten Altel, Sc*under [/ Rencana Jalan Kolektor Prirrer
I
Rencana Jalan Kolektor Primer ll
Peta Struktur Wilayah
T--
Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya S6|b{
s-9
:
- Intcpr€ta.i Cilr SrElft ll(Oi,lOS - BPH X.bt-p€ilflTrilqrEbF - ftr.il Amli..
Tdiu
afi
*t"
|
2@l &n Pri. Rupa Bumi
Tthu m1
Pusat Kegidan Wlayah (KPKvu
A O
Kole Pusat Kagiatan
@
Kda PusdKegiaren Khusus (KPKK)
Kota Pusat Kcgia{an sub Wiihyah (KPKsw)
swP (KPKSWP)
gE
@E
$l EI
6 AC: :--
$l
a$gE= @g-Od
c-co-o f o-c 6rr -6L
s{
el
tl
Fl
sl sl
@
;E
ai5Fg
5FggF gFg€g
F.
zre
sl sl el
EFg€ d_E
FPg E.
M
$l
E€a:
iio- R g-=; 6== E E;.= 6>EL6 -6G,=c
= Iese: gEE
rt)
aE 6S --€
FSFEE 3nE-_=
HEEgg
Ed-]to XOCCC :i.D60ru !yu
F.t
3l
*l
Fq
ffl
M
cl
t
r-1
tq F{
z (J z
:-*,
6
trr
6 oo
C}
z)
?l Al trl
>I
sl
EI
FI
Hl, MI pt,
&E HE
dE EE
gE
gE€
gg8 Br
aE
_-=
6:
E
gi#* IEEEFE
aEg*g E5=-EE
€--E'i RoEY
ge€gg E*o-H
PE€ EEE=
@
-.lt occc oooo o o_>
6 6 "E
t gg*g
E8E5 1:tt o_
,Y
13
C,
o c 6
(D,
Ftl Fql
5--4
ll,ddcc-es e'E
-q
f.l (,
z
E
Fggs
Hsgq
@
tq
f-I
Y
FEg
6
6ls
(L
E
I
o *rl! F 6 6: -:6c =
gigc
lI-::
sld -3
tr{
-al
o
5 ;:aEq
v
Ets.E E5
$l
Eg 9; ;d' ii g--
-o
;€
6
o! -ao cf, =Cc 6t H $u Ec _o6 E ocE s aL< ,i iaaa
coo
:gE g Eg _ e3 g Es€5=P EF;=-F 6 at€c d |! g EeETF* ea;e ;Ffi gE
siE €e EgFFFFg aataa
F$S $ Fg aaaaa
gE E.H
Ecc
G gs
6
o - ci c
E
E
e=E-
E; EsEEE e
s6 ;:r6 c FOF
EE; 6bb
o- o_ (L
ata+
E€FE*E ata.o
II IF l:
ls lc\ ts. la' ls -e
E
_ts
t'Y
g cn
I< EZ v< \o
R6 qE
:::
l"ii:-i,
ta;ai::sir:.:l
li;...,.i+it ;,:', :
i
rrr
EE og
Eg 9g
l
o.o Y> -eo E 4 Ee
-9E
l'!j::::-i:r:i:: rlai..i t:r-,::: rl l::.r
:_'
--
:i:;i:1.:ll;:;.
EE Ee Fdtcg F gEg
Cl] rr!:.ji:::i:;: :::i., i : :
3F
6
6
e3
3t3 ur,.=-{ *E AE "-";Efi :,'ri:i..Y
:i;i.it:+;:
ji.,i:la.i*:il
gE
Efi
;E=Fe tE; Fe pgE E=
rr.)ir:..l*aii!
':1ff";i-,:,:
EFAE &3E t
€iBfiE
EE o6
-9e @F Ect6 [.y > C-O 6d-
E=* ESE;
-
EgE6
E9sE Edcg
o-a >(aGt 6 rU -.o
€f,:
Fa: {o-F6g
:EE* FE +E
;5E o F6
I
E="Ei O OO
o Ur6 6 CL!t >.o
q
-
EcLc
FE AE
;EEE
_Ea€;g
sa:Es
E;s$g EEE#= E eE
ilE;E
EE= g_a EEEEa gFEEE CE€E E 9g€ 3_g gg€ eE 9_9€ te
--g
!.sE 5E gEE= F 9-9e ae €
:1i,,ry,|
'i,lir,lI Y(L .; ,',;l Y J
.
-
3 531 Jo
J
Y
J
:a
:<
e_
E X o
fi,il fi| 66
J c 6 6
o
c.
it::i:i,.-Y,l o
,':'
...:,,lf
IU
6
d
:<
Y
o = (L
qt o_
6 .o f (L
=eg EE9
c
c 6
:<
5
Ae-=
6
J
@
6
Ptg
o o Y
o
'IL
t?> ods
d9=
p t_ l5
ili'Z'j1 :q:.'.sj i:!i.rrt:;ii: ii+.ili::!,i
ri;ij:rri= :iii,i:,'.."i::,::
J
P J
PE
P6
o
I
aae
Er= *EFc{i lE:€$ 'E iE= iEE lesE; E
E
e8e
.gEg
l. . . . .
E:_ __68
E
E€F5=
6t'
3;;€
A c.9 a-- R d
o- o- o- o-
lo-
g
cH
E
ge :EE IEEEE: IEEEEE lo o o @ o o o.d o o
iEBEFi l. . . . . |:::::
rt-
rE*
:o
ID
@
6
Y (L
{:D
;irti'r:,*i 6 :i:::::ff:rt:l
€P
(L fL TL (L (L
9
;
€E EE cG d=
EEEgfEEF FEEqgF$q
aaa,ra
\ sCt t
g
c 6 E 6 a
x 6 o
= (6
CD
(6
G
6 dt
:
aJ
x
= v,
c o
o
6 c 6 o6
o c.
ttt
ss\-
c\ R
e IJ
*14
E
; (r,
-tt tY s)
G
3 .o E 6 o c o F (L
=
z4 \ o' gz ltl (
E,
[:.1
I I , I
l.'= l,' ,g
Itu
oo rv od O6
leE
F' *
lc-
6:
l!:3
c 6
lE l-o>o
e$ 5s lgs oc
q \s JS N (3
R (:
$
a)
s
a
ESEr g 6-c*
I,E Q
l9
si*
EFE€ AE 3E dc --o
sE
EE=EE=
sEgA-
gE=
EgE*g
ii*gg
6E;gg
o o= --g
gt
I<s G 353 :o
i:\,!:i.i,-,:.l;::Z
zY4
J c 6 6
eAs' :r:j,rr+r:itl
o @ Y
:it:* :l! |
6 6 l IL
;.r,lrir'.Y
.,r ,+iil
,.:'
HE€
gE
I
=oCCc
vE€
(l_5
.11"'H# .-'i
I'i.ii
J
J
:<
:so
:<
:o
Y
:o
:o
J C 6 6
6o
v
.L
6
6
J c 6 o
J
c
6o Y
6
o
16
L
= (L
f,
J
o
Y (L 6
J c
:ili iii.1
c
o o
6 o = o_
IL
0 e J
6 o J
6
Y
I e l'a*e g
sFs=€ EiEgFF
6 Y o J
6o
@
E
ffig*
Y (L
6 6 o o
\(
6 6
d o
z
E [_] e_E -d
i--G cc 1; E,E sE9c ::;6
FsgF F
iEEE aooo :A-A-ae
CD
c,
o6
6 > g
:at
o cf co
E
o
E 6
IL
o
E
6 6
:
o=
P
I
:<
r;"r-'l
"""r2j r-fi
8;E
I I
YOC@E 3_g r:E OE
:<
i:-:.;'i
fiff
*E55SE
Y
IL
E-
qEigg eE=gE 6 6 "O o g
g3;EP 90d@6 !Yu
g€ -g
E5;st EE;gi
go60E =orccc C: X' o.::
t,',.,':)":,
jiiiri=i',T
sE
lfY
J
(L
Y
I
EFsE KBEt
aSEi
Y
J
(L :<
E;;
g 6c*
E Eo66
l':t,f .i!:,r 'r:ii--iiii+ii
E
({
g FE€ -o_8..
VE€ gE
E; nc*
I,E
E$$E
EE _"F 6c
=QrCcc
Il-- ei€
5
E$FE
@
azoGoo =()cCC rYE O-:
l-:
IEQE_; lS 6.ci(
I o6 IX: I 06
o6
I
06 I x>. I A l-g
FgH eg gE- 3PEEE FE E E6 ec ssEg* gg gg EgES 6EE aEE 'ttu'rlJ E5;SE = E55SE i5-"gt qE€9f, eE€gE EEEg€ d 6 -.lt 6 6 -'(t o 66'Oo
i::l,tl,;lli:ri:l
.a
€i
lg --o
lu=
Ilrx oG I OO
--@
{ E=; 1g 6_c* I,E
s*; a: lasE i
I= -*"s r_FF
OE JY
O6 I o6 I :>. It-o
E o o
E J @
J
c6rl
c o
ic
.9
o
II C, 6
= a
(r,
a
t\ ls IT \ G
s Gf s
s' ts
sE e gs sRt
x<
z 14< -\l.-
"il
\o
Rfr a<E
'r::l:; i;:; :liill':i:;'.i;r:
€-sE
2E=E go=q
rti:xr5lil;l :l:: :r'"fj
j,:a'r.::iilii:
go c 6
laeS€ 166cc lo >.6 E lSrO@
H FAF
fi[*i.rirl IEE$i l;.;:ii:,'r:r:
a;C le'*: E lE
tf,
,sl B t3
s(3
() q)
h
.a ql Fq
H-
ffi
9E o6 L>
oo x>
v>\
E; l4sE
eg
d o
-t-:
ls-E-gg c lE
---o-e=
e5Eg
r Fs,g
3s.s 6
P c-o
@
=o6d
iFE: qFE€
g F--&:
-Ec_-e AE
r*f iE
-
IgREE* |;EEEg l-eE-€
Y> "-,t :6d :6 E; -
3E
[. seEsS |:_aE ;=* lt a; ;c HF*
I*E
i4sE =oc'
i:6Od rO :-o >O 6 6
iF-s: IEE*
:E.4E
-
I
g_FEE
I
stses*
!E5--g= E5-"9= lE€ge-= lEs=":* i5--gE gg gE 6tEsE eEE lei= ffgEe ;FtE F IsEE+E ISEE€E gEE=-E l;EEE ls $ €EE lsE€ eE 9_g€ RE 19g€E-c les€&i_ I
;r'.r.:
.aii,...r:
lirsi;:r-i ti'i,l:..{r;.:!.
.'i'.i;:i;i:.:j
'.ii2-.:
Y
:( (L
d
a
)I E
5
6
a o o
6 D
lg
ttt
iE
sq g8 3E
EgE irEg g EE*iIEEE_
sE-a
oJrl.:E
gEE
IFiO,rt
n!!ta':i
#ffi
E€€ r oEEiE lo-le r r
fiEt?j lii:-l:**.:t
c6 o o rO lY
co
E Y
o
6 o o
o J c lcl lo lq) to
6 a = L
lo lul
= 6
Id l6 lf, l{L
a
= L
IE
J
6
;Y
;a )I
:o
6
E6E ZY::4, ia ls l?Gt ir::-',1'.'.4';rl
I
(L
Y
t;
ljj;li;:..*:jl
J
:a
te ",.,' l) le
J
t: l6
6
o
(L =
.cll
E5 lE I;
.E
o xo
E-'-
E
€E3 c=Ec
3E€
$E€
EEE€E 6bb5b fL(L<(LIL
iE
!E-iFa
>o66 .5e a.c.
9=egI ;eE+ EE=E
Eo@o t!.L.L IL
l. . . . I
a a i
AE
a
io-
EgEE o- < o- o-
le e r e
e
IE
I
E =6
|!iE*p*E! \
a c\
tfi'Zia 6
!:g.Ft+i.
d,
'e:EEA
:::r:i'::r :j: \,
=
E:: gE€E= i-eaEeE [egEE= Fg-€E=
!i.].ij,.'n i.
3E
l*€
'.r'l':'liJir' .:irr
-eE o6
i
t$H$I
=6cL
lgEg
l-sE=EE
EE
,E
-10,
c3
Et lsx
EE @g
EE oa6
F6E;
Fdcgea: ElsE g Pqg
'*"+ii..r;i ji,j_',11;:t-:l
CE
5' E
i=.,ffi Jo c ';.i:-!(;:r qt :1"+t:;;";1:r:
=
r! d G'
J
= (tt
a o = 6
o,
= 6 G F
tt c5 E 6 oo TL
5 E 6 (!
o C, o o
dl
= c
o c o oo (tt
+ 5 o \
<3
s' t3 s E
.ra
e
(L
(t
ls t$ IE
l3 l.S 2. l': (,
t\ zul IH la< t.
|I -t YY
=
I
o6
lp E E' 6-c* ;g lco: lE s5; IEE as
l=:'$.5r
ggFiE
lFe'fiI
l_35
l_35
o6
I
IgFES
Ia$F{
l*€ ag
E FE€ 3E AE
EEg€
6EE
l-: 5 IE
iE
!c
{ E;;
I
l-9nc*
l€ -+sE
F5F
H-3E 1
Ia$FE IEFE€
Eg E€
F-; d€ oE6o<
g
| -t
l:: !D6 |
o6
IEEEr
4 E_; l€ -4.'-e I,E
IPEEE
: E€ES
l=*
I
I es.
l"l lgrg
lu=
AE I3E 6c -o
S€e€
EE
g_
E.
sg aEE€g iEE g:
Eg'-"gt *€g'"-gt E g'-"9 E EEssE qEtse EE€gE AEEgE gFgFg FE=gE o 6 6 -.(, e 6 6 -'(, @ 6 "-o o =(l|CCC .YO6lD6
r J rt
I
a
:iir. ,, :'r.t'
o_
:< fL
;rti orO':
Z:Y: f :)i +-,el
"tji 1r
,it:
:-r: ::
if-::;:.j
le
E
U)
J
3
q 6 t!
c o 6
J
= U 5
o
Y
o
6
@
6
= o_
c_
lairtl
ed
.
;'9E
=F €E ;F
E€gd
H'"fii9
;:r.':t:ail: ul,i: i rr,o,ir:
:i.-i, .;
rii;':i.;;.'::
,ll:i;'; .';,.,i:
y.:rJj,,.:1.]i;':
f
::; ;3:
-
E
-3 g,
!r tD "6
F
bbE =ES r<_6
==
=oG
le l6
FF o=o
IJ
:
.cI
cC 6tg
CC 66
c,
6
--€ AB ;-C
E3-
.OE
;E FF 1f,-ce =E ]EhqE -F€ t6*ab =S C < -6:< o-
c
F
EE.E so = EE 5e
F5
EF
O
;E
FFE€$ gFE€s
aa
i;i.r-!,.'i
clo B q' o c l
c :t I
E
o co
c
\ sc\
6 c 6 6
g
\ sa c\ I
o 6
6 oo d
o
s
o $
*e Ut
(L
e
(t,
ett
=
:;ri;:i.
.EE 6 .)'
=3€
rrF:E
6 > c o c6
illirrri
l.
cC 66 Cf 6G
-3=
EEEsB c< 6
|U
t-'.:j:i'ir
6
a
f II
c
_co 60_
P o P P
i:;i;i:l::.
tffi
o
n D
:o
:
.:
r..l{lJ
6 Y j E
o
r:rr,,;,::i I:r ._j.r: ..j.
:,.,2
)<
E x
6o v
::::,,.t::t
:it ::r
Y (L
c
:ia:irir i:-:
J L
J
)<
'li.:i::t::
:titr.ti
=OCCC .Y(D606 xvE a_5
_y !r o_-=
(L
'.'S.i:::'.: 'lil::'::,'.,.
s3;Ee YO606 !
1r@606 =OCCC !J o o-.}
o_">
si< dz v<
\C)
Dz F] ltl q,E
g=_ 6-
-9E oE
e:E
o6 l>
YX
6ft
gE
x>
o6 Y>
oE
9E o6
h
A=
_e
@
ro
6
F E E_;
i EEEt s f c6=
s-:gE
E x g SF Ps.g E-(' d a!
EggEqE
F; E: o qd d EFSE
*:E= d A o6 6 \o
eAsg"E F
3Fe3
3F
gEAEEE
i$ E€ 6c -o gEEE HFg-s=
aE eE ;€ _-5
--O
*-asE
33 B-" q EE*
--E 4E
=6
PgEE= E5--g= 3: g:-=
q
e
e6-z* fE
e:
FE*
tsF*A=
39EE*
sF.EE-5
sgEE=
g;B€E
-qooo:6@ :(oYo6Tty
I
= E-o d 6
q s'E€
sg-ie5 sgEgS EEaE: i*
9cseg
E $ Eu
=dtU
tsEE=s.=
3EE#F
--
EE;g=
aEEsc ;H€E ggs F
SEg€E
9gs eg
eE
iU
Y o J C
o 6
gaE 6.
O
i3E eC.
;9
€;E c I
iF g3 : E=e
=E *E E=e gE rF:eF ita
tssggffi,g EsgggalegEg . a.
ia
6 (t r> c = C o c 6 6
:<
. .
. le
. a.
FgEE
l. ' ' ' \t a c\
+ so c\
\t Br
E
€4 TL
B at
c 6 6
6 <,, f (L
fls
g
tt s-
I<
EZ v< N(, t!r| =z i{.d.
lv IJ
l;.''".'..:r,
1",..:;..
IC
l_=
l::ri:iii:i:i
s
f :.
3-:gF
.-:.:l:l:i: rl
<s
i: l:.
leeF le$Ess o5 d E E
96X65 ')=w::c
ooq6
^:a
;EsFEg
t-<
iFE eb bgFEE b=
fi
6EEgEA
i:^;_::.
1 . ' .
< l\
t:ti::!:j,:iii :-:.:,: !i:ira.,l
ol
:i:;. q1,s1:,ri;.il
d-
.t
s
FE;E;E *
.< j'i
';'. .. I
.:,..11 .';t t : :,r-1 !l:'
AEggEF* e e€ ""€ 5E
Fg;;: E *
>=
c Qc
6 6
.l
g ,ti.l;l **FE E,E E
tr
s t: i)
d
;Egt*
II l(v oo I O6
O6 I Y>, It-o
E;
ls€Ece
lEsgE lasE i
E:;E*
IE Q
l€-dsE
-as€6E E FE€ gF AE gaHE
;
ge
gE-
g€EgE 3tES5 : E$EF EgES=
5:€r ;g:sB 86696 e
l=. IgEE
E5;gE
ls-ts
I
E_E F
ggEiE
: F€5F
g=*_a9 qE=g€
$5E€s
g € x,:'tt EE o_.= "P
gE eEg
! o o_=u
eo
\<
\)
Y IL
Y
.a
(L
:<
@
\J
= o
:5
l"-
a!
lc t6
{c
IB
c
la
lE^ I o(L
6 o o
{
J c 6 6
6
1:_li:;
E EE,E,
I g=l ge psgFa'
S-ii+
ri::::l:l!;;.i* :r
i--,-1i,1f:
'," ill-''-.''; -ii:t.:l;;+i.a ;'!:i;ri1l :rj
E
-c bf
EFs=
f,i
:r-r:Z!:jl
o_
3=
aL (fr
g .i
sa
e3 i6
lo- J
:ll.:.i,,,.*
i:iZ'::.:.
d
HA loo-
o I L t ar--
:o
FE
*s=
=E
FE EE
FFiFar,fFFe 1g'g'g
a a
\r.
E td J 6
g o
o c o
6 Y o c 6 I}
6 o o E ls
of
o
6
E
o Yo
o
i/ir_n+ri:..
sc\ ss\$ I
Gf
-
tl -e et
cl
TL
3 g,
N
a)
s s'< GZ
v< \(, iz Rur qE
t\ F I
$|
ro
sl El
€l
*i $l EI
sl st
FI EI
sl
xl
,l
I
I
\ sc\ s\s I
c\ \3
tt!. s Ut
e
s
e(l
s< ttz v< s.o iz. tul
x,d
\, Bab 5 Rercana Tata Ruang
5.2
Rencana Pemanfaatan Ruang Wilavah
Rencana alokasi pemanfaatan ruang untuk Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari dua
bagian utam4 yaitu rencana pemanfaatan kawasan lindung dan rencana kawasan
budidaya- Untuk masing-masing rencana terhadap pemanfaatan ruang tersebut disesuaikan dengan arahan yang telah dibahas sebelumnya
5.2.I
Kawasan Lindung
Sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang, kawasan lindung terdiri dari kawasan
lindung mutlalg kawasan lindung terbatas, kawasan suaka alarn, dan kawasan rawan bencana. 5-2-1.1. Kawasan Lindung Muflak atau Kawasan yang Memberikan
Perlindungan terhadap Kawasan Bawahnya Penetapan kawasan lindung berdasarkan kriteria penetapan kawasan lindung ses'-mi Kepres
No- 32 tahun 1990 mempunyai fungsi untuk melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya bualan. Kawasan lindung mutlak atau kawasan yang memberikan pcrlindungan terhadap kawasan dibawahnya
di Kabupaten
Tasikmalaya meliputi seluruh kawasan
dengan kelerengan lebih dari 4oyo, kawasan
ini
diupayakan untuk mempunyai
fungsi lindung hidrologis. Dilihat dari sisi geologi, maka kawasan yang demikian itu dapat berupa wilayah yang berbentuk pegunungan yang tinggi dengan lereng
yang curam dengan wilayah landai
di hilirnya dan banyak
kawasan budidaya.
Lebih-lebih lagi jika wilayah hulu tersebut terdiri dari tanah atau batuan yang permeabel, mrrdah tererosi, dan mudah longsor, serta dengan curah hujaq yang cukup besar. :
I
. 1., 'i
.,,.. ,,
W.ileyah yang demikian itu sangat potensial unhrk terjadinya banjir bandang yang sangat membahayakan wilayah hilirnya. Dengan demikiaq wilayah dengan ciri seperti di atas sangat perlu dijadikan sebagai hutan lindung. pepohonan yang ada
di wilayah tersebut
diharapkan mampu menahan
RTRW Kafupaten Tasibnolaya 2004-2
RENCANA
0
I
4
laju erosi, longsor,
serta
Bab 5 Rencsns Tata Ruang Y/ilayah Kabupaten Tasilonolaya
memperbesar resapan air ke dalam tanatr- Hal terakhir ini, dapat meresapkan air kedalam tanah dan selanjutnya dapat mengkonservasi air tanah dan mata air.
Wilayah yang bersifat demikian, antara lain wilayah puncak Gunung Api Galunggung, Gunung Cakrabuan4 Gunung Sawaf dan sekitarnya- Khususnya dengqn kemiringan lereng >40 yo dan elevasinya mulai dari 750 meter di atas permukaan laut. Wilayah konservasi
air yang juga perlu dilindungi
adalah
kawasan pegrrnungan Karst, yaitu pegunungan batu gamping yang mempunyai banyak gu4 sungai-zungai bawah tanatr, dan mata air-
Di Kabupaten Tasikmalaya ditetapkan hutan lindung seluas 32.106,67 Ha yang meliputi hutan lindung mutlak dan hutan lindung terbatas. Kawasan hutan lindung mutlak terdapat di ka.rasan kaki Gunung Galunggung dan seiragian besar terdapat
di TasikmalayaBagian Selatan. Secara keseluruhan kawasan lindung mutlak di If-abupaten Ta-qikrr,a-lay-a adalah seluas 47.013,61 Ha yang terCapat di Kecamatan Pagerageung, Kadipaten, Ciawi, Sukahening, Cisayong, Sukaratu,, Leuwisari,
Sariwangi, Cigalontang, Salawr.r, Puaspahiang, Taraju,
Sodonghilir,
Bojonggambir,Bantarkalong, Culamega, Cipatujah" Cikalong, Pancatengah,
Karangnunggal, Cibalong, Bojongasih, Paungponteng, Sukaraja, Jatiwaras,
Cibalong, Cikatomas, Salopa, karangiay4 Gunungtanjung, CineanU dan Manonjaya. Untuk lebih jelasnya kawasan hutan lindung mutlak diperlihatkan pada Gambar 5-2.
5.2.1.2. Kawasan Lindung Terbatas Kawasan lindung terbatas atau disebut juga kawasan penyangga dan perlindungan setempat terdiri
1-
dari:
Kawasan dengan kelerengap,2s4}yo diupayakan peruntirkannya untuk usaha
, ':i':156.-uo keras
"
..i:i
dan;hutan'pioduksi yang pada saat ini luasnya kurang lebih
lq,{t2,69 Hu Kawasan di
*"t*
kelerengan 2540yo ini sebagian besar berada
..w-ilayah SelatanTasikmalaya.
RTRW Kabupaten Tasihnalaya 2004-20 I 4
;RENCANA
5-19
li!
Bab 5 Rencana Tata Ruang
2-
llt
Kawasan sempadan sungai, kawasan ini harus dibebaskan dari usaha budidaya dan bangunan- Pedoman umum untuk kaswasan sempadan sungai adalah 100 meter' sedangkan untuk anak sungai adalah selebar 50 meter. Kawasan sempadan sungai yang terdaapat
di
daerah perkotaan diatur sesuai dengan
rencana kota atau rencana permukiman.
3-
Kawasan sempadan pantai, kawasan berada
di
ini terdapat di sepanjang pantai yang
SelatanTasikmalaya. Kawasan pantai, bisa dikembangkan menjadi
kawasan wiasata yang bebas dari bangunan. Pedoman secara umum kawasan sempadan pantai adalah 100 meter dari pasang tertinggi pantai.
4-
Kawasa'penyangga untuk bendungan (waduk) dan darn- Kawasan';,a terdiri dari kawasan Bendungan Padawaras, sifu-situ, dan kawasan disekitar mata air. Kawasan penyangga khusus ini lebarnya tidak kurang dari 50 meter.
5'
Kawasan penyangga untuk kegiatan militer dan pertahanan keamanan harus bebas dari kegiatan dan bangrinan sekurang kurangnya dalam radius 1.500 meter.
Kawasan lindung terbatas atau kawasanpenyangga atau perlindungan setempat ini tersebar di kecamatan-kecamatan pada seluruh Kabupaten Tasikmalaya dengan luas keseluruhan sebesar 10.452,69 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.2
5.2.1.3. Kawasan Suaka Alam Kawasan suaka alam diperlukan unfuk perlindungan mutlak dan kelestarian flora
dan fauna Kawasan penyu,laut
ini :yang plling mrenonjol *-*::T adalah kawasan '- ^ i;' ::;:;fit'-:i
di Sindangkerta
perlindungan
dimana perlindungannya meliputi tempat bertehp,
tempat membesarkan analq dan habitatnya. Suaka alam lainnya yang dapat ditemukan
di Kabupaten Tasilcnalzy4antara lain
suaka alam lingkungan pantai landai dengan rawa-rawanya, gosong-gosong pasir,
Bab 5 RencanoTata Ruong Wilayah
K
dan hutan bakaunya serta berbagai kondisi flora, fauna" dan geologinya. Diperlukan data yang cermat dalam menentukan suaka alam ini. Suaka alam pantai terjal dengan tebing-tebing terjalnya, gua-gua, mata air beserta
flora dan fauna yang khas di tebing terjal dan gua-gua tersebutSuaka alam gunung hpi dengan puncak gunung api, kawah, da1au, mata air, dan
sungai-sungainya- Tetapi terlebih dahulu diperlukan penelitian yang cermat mengenai ekosistern, kondisi cwrc4 geologi, flora, dan fauna yang ada di wilayah tersebut sebelum dipastikan sebagai suaka alarnSuaka alam pegunungan karst, yaitu pegunungan yang terdiri dari batu gamping
dengan bentuk mortblogi berbukit-bukit kecil (conical), dengan banyak gua" sungai bawah tanab stalaktit atau stalagmit dan mata air yang sangat indah. Tidak
jarang lokasi yang demikian itu juga mcmpunyai ekosistem yang khas dengan kondisis flora dan faurra yang khas gua dan jurung mendapatkan sinar matahari. Dibeberapa ternpat gua-gua karst, terdapat petunjuk bahwa ternpat tersebut pernah
dihuni oleh manusia purba. i{al-hal tersebut perlu diteliti dengan cermat, khuzusnya di pegunungan karst Kabupaten Tasikmalaya" yaitu di WPU Selatan. Adapun luasan dari kawasan suaka alam secara keseluruhan berjumlah 12.235,38 Ha" kawasan suaka alam yang paling menonjol a
perlindungan penyu di Pantai Cipatujah.
5.2.1.4. Kawasan Rawan Bencana Kawaasan rawan bencana merupakan salah safu kawasan lindung, kawasan
lindung bencana berfujuan unhrk melindungi kegiatan penduduk dari kemungkinan terjadinya bencana alam- Di Kabupatbn Tasikmalaya kawasan yang
'd
..[u3;##iG
tur"u*o eunuyu I Gunung Galunggung, dan kawa5aq rawan longsor di wilayah SelatanTasikmalaya" selain itu perlu juga diidentifikasi kemungkinan terjadinya kawasan hhaya bencana banjir hdang aa"run
disekitar sungai dan kwasan bencana tsunami untuk wilayah pantai. Kawasan ravvan bencana Galungung sudah termasuk kedalam ka'wasan lindung mutlak, RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-20 I 4
RENCANA
Bab5RerconoTatoRuangl|ilgyahKabupatenTasikmalgya
menyebar sesuai sedangkan kawasan rawan bencana didaerah SelatanTasikmalaya dengan kondisi fisik dan geologinya'
juga sebaiknya Selain rawan bencana galunggung, kawasan rawan bencana dengan memberlakukan diantisipasi sebelum bencana tersebut datang, misalnya buffer pada kawasan lindupg, dan sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan harus mampu berfungsi lindung bagi sebagainya. Selain itu juga kegiatan-kegiatan luas yang ada disbkitar.nya. Kawasan rawan bencana mempurlyai
kawasan lindung
sekitar 10.548,37 Ha
5.2.2
Kawasan BudidaYa
dengan frrngsi utama uniuk Kawasan budidaya arlalah kawasan yang ditetapkan alam, sumberdaya dibudi{aySkan atas dasar kondisi dan potersi sumberdaya kawasan budidaya dibagi manusia dan sumbprda;va buatan' Secara garis besar kawasarr non-perrnukirnan menjadi dua bagian, yaitu kawasan permukiman dan yang a\aq.dijelaskan berikut ini' ;.
5.2.2.L.
'K"*uruo Permukiman Perkc'taan dan Perdesaan
perdesaan pengembangan kawasan terbangun pada permukiman perkotaan dan akan kebutuhan ru:Ing perlu dibedakan. Hal perlu dilakukan karena karakteristili desa pada umumnya berbeda dan sosial antara masyarakat kota dan masyarakat akan berbeda pula' sehinnga standar kebutuhan ruang dan hal lainnya
perdesaan antara lain sebagai Arahan pengembangan permukiman perkotaan dan
berikut:
1. Utuk .
' :,: :,,,
perluasan ibukotapermukiman perkotaan diutamakan pengisian atau
menjadi Kota Pusat ibukota kecalnatan, terutama kecamatan dengan yang Wilayah (KPKSW), Kegiatan Wilayah (KPKW), Kota Pusat Kegiatan Sub Kegiatan Lokal Kota Pusat Kegiatan SwP (KPKSWP), dan Kota Pusat
to*''
RTRW Kahtpaten Tasilonalaya 200 4-20 I 4
RENCANA
.
, ,5'22
,::!!je..,J
Bab 5 Rencana Tata Ruang lyilqyah Kabupaten Tasilanalaya
2. Utuk permukiman
perdesaan diarahkan pada lokasi-lokasi diluar kawasan
lindung mutlak, lindung terbatas, kawasan suaka alarr, dan kawasan rawan bencana, serta diusahakan mendekati jangkauan pelayanan fasilitas unhrk rnenghemat biaya pembangunan.
3.
Secara bertahap perlu penyusunan -RDTR Untuk seluruh ibukota Kecamatan
dan RDTR untuk Pusat Kegiatan Wilayah (KPKUD, Pusat Kegiatan Sub Wilayah (KPKSI[|, dan Pusat Kegiatan SWP (KPKS!VP). Secara total pemntukan untuk permukiman perkotaan seluas 25-064,07 Ha, sedangkan luasan untuk kawasan permukiman perdesaan seluas 18.242,09 Ha-
Urrtuk mengetahui lokasi wilayah perkotaan dan perdesaan
di
Kabupaten
Tasikmalaya dapat dilihat pada garhbar 5.3
RTRW Kabupaten Tas ilonolqto 200'l-2
RENCANA
0
I
4
5 -23
r-
rlt
llt
r
-
-
-
-
-
/'u
!' N o N o
E
r!-
$E2X{r1
108"15'0fr
1oE'fiXXrT
107'52?,J,1
rt
I
E
I
'r/
V" -.- -/='-
a b o ..
N
x ErPtTEr cllrl3
a 'o l,fl
a
N F
I
,(
t*,J-
I I
.\, ,r=1 (-t
l
I(AETDATEIOAruT
a
bi o b P: N o,
i
i
.J'
b L
N o
o L. t5 ao r--
F FI
i
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCAM TATA RUANG wr.AYAH (RTRVV) KABU PATEN TASI KNIAIAYA Gambar 5.2
Legenda:
o
5000
N A/ ry
Peta Rencana Kawasan Lindung Pcmerintah Daerah Kabupaten TasitmalaYa
$rnb;
:
-
$24
Kervessn BarEane Ahm
BaE l(€calr-.rrn
Ktresm Undmg
Rencana Jalan Arteri Rimer Rencana Jalan Arteri Sekundcr Rencana Jalan Kobkbr Primer Rencana Jalan
I
Kewesen Suat€ Ahm Kswsen Uldung Terbates
Kotetff Rimer ll
IniDr.|-.i cltr s.Ll lxollos T.lin 2m1 &n FCr R|+. Buri Ttlul 2ml Kili+tEn Is.lcEltYr AI}l
- BPN
Halamen
Kairasan Lindung Setempd
Batas Kahrpaten
loooo m
- H.rn
^n|.al
-
(n
E
F E
CN
F
r
N
o SARIWANOI
KABUPATEN CIAMIS PAI' A
clGALOI{TAt{
KOTA T
?
\
I
N sl F
o PUSP
a,"a*o
G
e
KABI ?
I
a
F F o
Br
JATWARAS
& JONG
A IH
BAfiTAR
cuL^tE
KfLOI{G
C"
I
AS
F
8r N
F^nnu"no*
CA IENG A}I
CI KALO N G
o
UPATEN CIAMIS
A
B
4
vN o
4
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCAT.IATATA RUA}.IG wlLAYAl{ (RTRW) KA BU PATEN TASI KMAI.AYA Gambar5.3 Peta Wilaydr Pqkciaan
Halaman5-25
LEGENDA
Batas Kabupaten Batas Kecamatan
Kawasan Perkotaan
Bab 5 Rencona Tata Ruang Wflayah Kabupaten Tasikmaloya
5.2.2.2. Kawasan Pariwisata Potensi wisata yang dapat dikembangkan
di
Kabupaten Tasikmalaya adalah
wisata pantai, wisata pegunungan, dan wisata lainnya. Potensi wisata pegunungan
terdapat
di Gunung Galunggung
dapat dikembangkan menjadi beberapa objek
wisat4 misalnya pendakian gunung, camping area" dan sebagainy4 wisata pantai terdapat
di
sedangkan
Selatan Kabupaten Tasikmalaya, serta wisata lainnya
seperti wisata agamab kebudayaan dan lainnya.
1.
Potensi Wisata Gunung Galunggung
Gunung Galunggung dapat dan telah dikernbangkan sebagai kawasan wisata. Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dapat memanfaatkan kawasan tersebut untuk kegiatan pertemuan-pertenruan resmi dan tidak resmi. Pemanfaatan
ini diharapkan dapat rneninrbulkan eftk pendorong/push-factor bagi pihak lainnya
untuk ikut melakukan kegiatan
di
Galunggung. Pengembangan kawasan
Galunggung akan memberikan peluang bagi kabupaten untu-k punya dua jenis
kawasan vrisata" yaitu pantai dan gurrung. Pengembangan yang baik akan mengundang pihak lain, paling tidak yang paling dekat adalah Pemda Kota Tasikmalaya untuk
kut memanfaatkan fasilitas wisata tersebut.
Sehubungan dengan kawasan Galunggung sebagian berada dalam kawasan rawan
bencan4 maka perlu dilakukan kajian secara mendalam untuk memperoleh bagian-bagian kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wisata Di
luar itu, pengembangan usaha mitigasi bencana perlu dikerjakan secara seksama. Berkaitan dengan jaringan jalan, maka perlu juga dikembangkan peningkatan akses ke arah sana. 2-
Potensi wisata pantai yang terdapat
di kawasan Pantai Cipatujah, terdid dari
pantai Sindangkert4 Pantai Pamayangsari, Pantai Cipatujah, dan Kawasan Pantai
Karangtawulan. Poterrsi wisata pantai RTRW Kabupaten Tasihnolayo 2004-20 I 4
RENCANA
ini
dimungkinkan tidak terlepas dari
5-26
keberadaan wisata Pantai Pangandaran
di
sebelah timur apalagi dengan su
terhubungkannya kawasan wisata Pantai Cipatujah dengan wisata Pantai pangandaran akan memberikan peluang berkembangnya kawasan wisata di Selatan Provinsi Jawa Barat, khususnya
di Kabupaten Tasikmalaya.
-..
pengembangan Objek Wisata Terpadu Karang Tawulan
terdiri dari
Pantai
Cimedang, Karang Tawulbn, Batu Kolotok, Batununggal, sampai dengan Keuwik
Luhur. Objek wisata ini mempunyai luas areal yang mencakup
tzKn]
atau 1200
Ha, dari hasil perhitungan panjang menyusur pantaipengembangan Objek Wisata Pantai Cipatujah Indah terdiri dari Pantai Ciandum, CipatrrjalU Cipatireinan" Sindangkerta, Ketapang, dan pantai Pamayangsari- Luas area pantai ini kurang lebih 10 Km2 atau 1000 Ha-
Dalarn usaha pengembangan pariwisata pantai di Kabupaten Ta-sikmalayl selain harus dituijang oleh sarana dan prasarana transportasi juga harus didukung oleh
sistem komunikasi, promosi, penyediaan jasa pengitupuo' dan sarana dan prasarana lain unftrk mendukung pengernbangan objek wisata pantai.
3.
Potensi Wisata Lainnya
Potensi wisata lainnya yang dapat d.ikembangkan
di
Kabupaten Tasikmalaya
diantaranya objek wisata Kampung Nugq beberapa Gua
di Karangnunggal dan
Pancatengah" objek wisata religi Pamijahan, Objek wisata agro
di
Singaparna,
Tarajrl Bojonggambir, dan Sodonghilir dengan memanfaatkan perkebunan teh dan hasil perkebunannya, objek wisata air panas Pamoyanan dan Cipacing di Pagerageung, serta beberapa objek wisata lainnya'
Untuk rrrendukung pengembangan obek-objek wisata terseb-ut perlu ditunjang oleh *ir"" dan prasarana transportasi, siStem komunikasi, sistem promosi yang bailq pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata dan pengembangan sarana dan pras:lrana lainnya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristft dari masing-masing
Kahpaten Tasilonal aya RENCANA RTRW
2 00
4-2
0I
4
5
-27
,*
,ff F
Bab 5 Rencano Tata Ruang
objek wisata tersebut. Untuk untuk lebih jelasnya pengembangan objek wisata di kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 5.4.
5.2.2.3. Kawasan Pengembangan Kegiatan Industri Arahan pengembangan industri menyebar di beberapa kecamatan dimana skala kegiatan industri pada saat ini masih didominasi oleh industri kecil dan menengah.
Untuk pengembangan kegiatan industri pada masa yang akan datang perlu dikembangkan zona industri untuk skala menengah Can besar. Arahan lokasi pengembanganzona dan sentra industri adalah sebagai berikut:
1.
Pengembangan industri menengah dan besar yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
r
Industri pengolahan bahan tambang logam dan non logam diarahkan di Kecamatan Cikalong dan Karangnunggal, mengingat
di
kecamatan ini
terdapat bahan baku kapur, bahan baku produk pertanian, dan aksesibilitas
yang baik sehubungan telah dibangunnya jaringan jalan dibagian Selatan
Provinsi Jawa Barat, dan terdapat rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik.. Pengembangan industri harus memperhatikan potensi tarnbang yang ada dan memperhatikan aspek keamanan dan pelestarian
lingkungan
.
Agtoindustri, yang terdiri dari industri tanaman bahan makanarl perkebunary peternakan, kehutanan, dan perikanan. Adapun lokasi dari agro industri ini menyebar sesuai dengan potensi sumberda,va alam pada masing-masing kecamatan.
2. ;;,i:
Sentra-sentra industri kecil dan kerajinan, yang terdiri dari industri anyamiur
11...1alantindU-s.Eijke.{jinap,,fainnya, ln-durstr,i,,tg-k$til be.rupa, bordir_;rmgny,qbarrdi
,1;,si.-11',1.,99-fgqq!rkegnqqaj?n,di, Katupate-n
;f65ikmalaya sesuai dengan potgnsi
Fnan
baku dan sumber daya menusia yang terdapat pada masing-masing kecamatan tersebut. Selain itu juga dibeberapa kecamatan dikembangkan industri rumah tangga untuk pengolahan bahan makanan.
RTRW Kabupaten Tasikmal oya 2004-2 0 I 4
RENCANA
5-28
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalay
5.2.2.4. Kawasan Pengembangan Kegiatan Pertambangan Zona pertambangan di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada lokasi-lokasi yang
mempunyai potensi tambang dan galian. Tnna pertambangan untuk galian pasir Gunung Galunggung terdapat di Kecamatan Cisayong dan Leuwisari, sedangkan
zona penambangan untuk galian batonit, tanah liat, kaolain, hars, gips, batu gunung dan fosfat terdapat di Kecamatan Ciawi, Singaparna, Sodonghilir, Taraju,
Cibalong, dan
B
antarkalong.
Penentuan zona penambangan tentunya harus nrcmperhatikan resapan
air dan
tidak rrrerusak terhadap daerah-daerah yang banyak mengandung mata air serta daerah-daerah yang diklasifikasikan sebagai daerah kendala
fisik, seperti kawasan
hutan" perkebunarl kawasan pariwisata" dan kawasan pertanian yang mempunyai
produktivitas tinggi. P.encana lokasi pertambangan dapat dilihat patia gambar 5.6.
5.2.2.5. Kawasan Pengembangan Pertanian
.
Kau'asan Budidaya fanarnan Pangan Lahan Ba-sah
Lokasi pengembangan tanaman pangan lahan basah, khususnya padi sawah didukung oieh beberapa sumber air utama, yaitu sumber air yang berasal dari
irigasi Cikunte4 sumber air alami yang berasal dari Gunung Galunggung, dan sumber air yang berasal dari Bendungan Padawaras.
Sawah yang mendapat sumber uT, du{t irigas! Cikunten meliputi wilayah
Manonjay4 dan Cineam. Sedangkan yang mendapat air dari sumber air alami
Gunung Galunggung meliputi wilayah Leuwisari, Singaparn4 Cisayong, Sukarame, Mangunreja, Cigalontang, Sukaratu Sariwangi, Sukahening, r':..ggpaigp;i$ffiaftlhts 'Jzii j"'rt'd2at Ciawi.'Bendunglan Padawaras inembantu
';i:jaiiligahipbir$Airani;;'untuk wilriyah Selatan s€perti Cipatujah, Karangnunggal ; Cibdlong, Salop4 dan Jatiwaras.
"
RTR.W Kohqaten Tasibnalaya 2004-2 0 I 4 RENCANA
5-29
a
I
F
SUXARE
JAI{Ai{IS
(n
8 s o
KABUPATEN CIAMIS
?
I
N
!{ N o
PATEN GARUT
I
E
PARIINGPONTENG
F N o
a)
B N N
PATUJAH PANCA
IENOA}t
PATEN CIAMIS a qB ts
o
Moru
SIKMALA
KABUPATEN RENCANA TATA RUAl.lG WfLAYAH (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA
LEGENDA
0
5000
Batas Kabupaten
Bdas Kecamatan
Gambar5 4 Peta Rencana Lokasillawaan Wisata
Halaman 5 - 30
@ C L
Wisata Pantai
tr
Wisata Agama
Wisata Sejarah
Wisata Alam
(h
B N
F
N
o
o SUKIRE
JAfaal{rqa
o o
I.E
IGBUPATEN CIAMIS
UWISARI PADAI(
o-? o
v,
I
oe
N
sr N
o
oo clilElra
PATEN GARUT ctt
a o o
EA'{ TAR
CULAHEGA
KALOi{O
U'
E N sr b
ATEN CIAMIS U' qB
F
N
o
SIKMALA
KABUPATEN RENCAI.IATATA RUAiIG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA
Legenda
0
5000
10000 m
Bdas Kabupaten Batas Kecamatan
Gambar 5 5
Peta Rencana Lokasi lndustri
Halaman 5 - 31
o
Sentra lndustri
Bab 5 Rencano Tata Ruong Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
o
di
Kelapa, dikembangkan
Kecamatan Cikalong, Karangnunggal,
Cipatujah, Cibalong, Culamega" Cikatomas, Salopa" Bantarkalong, dan Pancatengah-
o
di
Lada, dikembangkan
Kecamatan Cinearn, Manonjaya, Salop4
Salawu, Cisayong, Kadipaten, Pagerageung, dan Puspahiang.
o
Pala, dikembangkan Manonj aya"
"
S
alawu,
C
di
Kecamatan Taraju, Salopa
igalo ntang, Karan
Kapol<, dikembangkan
di
g
,
Cikatomas,
rrung gal, dan Bantarkalo ng.
Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal,
Cikalong, Pancatengah, Cikatomas, Cibalong, Parungponteng, Bantarkalong, Cinearn, Manonjaya" Salopa, Sodonghiiir, dan Pagerageung-
o Aren,
Pageragering, Kadipaten, Jatiwaras, Salopa, Tarajrr,
Bojonggambir, Bantarkalong, Rojongasih, Parungponteng, Cibalong, dan Cikatomas.
o
Karet, dikembangkan di Kecamatan Karangnunggal, Bantarkalong, Cibalong, Salop4 Cinearg Gunungtanjung, Karangjaya, Sukaraj4 CipatujaluCikalong,
o Kopi,
C
katomas, Pancatengah, dan Jatirvaras.
dikembangkan
di
Kecamatan Pancatengah, Cikatomas,
Cibalong, Salop4 Bantarkalong, Bojongasib,
C
trlamega, Sodonghilir,
Jatiwaras, Gunungtanjung, Puspahiang, Kadipaten, dan Pagerageung-
o Teh,
dikembangkan
di
Kecamatan Taraju, Sodonghilir, Salawu,
Bojonggambir , sebagian Pagerageutrg, dan Kadipaten
o
Nilam, dikembangkan di Kecamatan Ciawi Kedipatsrl
Pagerageung,
Sukaresik, Puspahiang, dan Salawu.
o Pandan,
dikembangkan
di
Kecamatan
Ciawi,
Pagerageung,
Cipatujatr, Cikalong, Sukaresik, dan KadipatenRTRW Kabupaten Tasilonalrya 2004-20 I 4
RENCANA
5-33
Bab 5 Rencano Tala
.
Kawasan Budidaya Tanaman Pangan Lahan Kering
a)
Padi Lodang/ Podi gogo Disarankan hanya untuk lahan dengan kemiringan
dipusatkan
di bawah
di wilayah Selatanseperti Kecamatan
15 Yo dan
Karangnunggal,
Cipatujah, Cikalong, Bantarkalong, Cikatomas, Salopa,
Jatiwaras,
Pancatengah, Culameg4 dan Bojongasih.
b)
Palawija Dikembangkan umumnya pada Kecamatan yang memiliki hamparan lahan
kering cukup luas seperti wilayah Kecamatan Kadipaten, Pagerageung,
Ciawi, Jatiwaras, Salop4 Puspahiang, Culamega,
Bojongasih,
Bantarkalong, Cikatomas, Pancatengah, Cikaiong, Karangnunggai, dan Cipatujah.
c)
Buah-buahan
Dikembangkan
di
daerah Sukaraj4 Puspahiang, Cinearn, Manonjay4
Gunungtanjung, dan Karanglaya.
.
Kawasan Tanaman Perkebunan
Pengembangan tanaman perkebunan terbagi menjadi
tiga kelompok
pengelolaan, yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Swasta (PBS), dan Perkebunan Negara (PI.l).
a)
PerkebunanRakyat
" Cengkeh, dikembangkan di
Kecamatan Salopa, Jatiwzras,
Bantarkalong, Karangnunggal, Cibalong, Salawru
Pancatengah,
Bojongasih, Sukaresik, Pagerageung, dan Kadipaten-
RTRW Ka bupa ten Tas i kmal aya 2 00 4 -2 0 I 4
RENCANA
5
-32
108 22301
a B N F o
islrmesrx
tt JAXANIS
\-2
U)
R D N
o
KABUPATEN CIAMIS
I
F N
$r E o
ATEN GARUT
Io F
o
(.t
B
N
8a
N
ATEN CIAMIS
o B
0
;'N
KABUPATEN TASIKMALAYA Legenda
RENCANATATA RUA}.IG
wrLAYAlr (RTRW) IGBUPATEN TASIKMALAYA
Zona Penambangan 0
A/ av
BatasKabuoaten Batas Kecamatan
Gambar 5 6
l--l
Berpotensi Untuk Ditambang
Peta
R
encana Lokasi
Halaman 5 - 34
P
eertarnbangat
BERPOTENSI
L=Lempung FPhosfat BK=Batukali Ha=Hars O=Oker GFGranadiail BTr= Batu Da=Da sit
dan pasir
DIPERI4RAKANBERPOTENSI Bg=Bau gamping Bp=8atu dan pasir BTrBatu dan Tras P-L:-Pasir dan Lempung Ku=Kuarsa
tpeleranq
EG=Bdu Gunung
R AKAN EER POTENSI Bt=Bentonit Do=Dolomit
Bg=Banrgamping P=Pasir
Ze=Zeolit
BERPOTENSI
BBarit
Gni
=Gn/ps
Ka=Kalsit Kn=Kaolin
D PERKI
Mr=Mqmer
:i
Bab 5 Rencano Tota Ruang ll/ilayah Kabupalen Tasikrryalqyg
o Kakao,
dikembangkan
di
Kecamatan Salopa,
Jatiwaras,
Gunungtarrjung, Cibalong, Karangnunggal, Pancatengah, Cineam, KarangjaYa, dan Cikatomas-
o Mendong,
dikembangkan
di
Kecamatan CineanlKarangjaya,
Manonjay4 Sukaratu, cisayong, Sukahening, Rajapolah, Jamanis, dan Ciawi.
b)
Perkebunan Besar Swasta (PBS)-
o Karet,
dikembangkan
di
Kecamatan Salopa, Karangnunggal,
Cikalorrg, Cipatujafi, Ckatomas, Cibalong, Pancatengah, Sukaraj4 Jati'waras- Manonjay4 Guntrngtt njung, dan Karanglaya'
o Teh,
dikembangkan
di
Kecamatan Taraju, Sodonghilir,
Bojcnggal;rbir. dan sebagian Pagerageung.
,, Kakao,
dikembangkan
di
Kecamatan Salopa" Jatiwaias, dan
Gunungtanjung
o
Cengkeh, dikembangkan
di
Kecamatan Pagerageung,
Ciaw!
dan
Kadipaten.
c)
Perkebunan Negara (PN)
o Karet,
dikembangkan
di
Kecamatan Salopa, Karangnunggal,
Cikalong, Cipatujah, Cikatomas, Cibalong, Pancatengah, Sukaraj4 dan Jatiwaras.
o
Kelapa
,
dikemtangkan di :Kecametan Ckatomas, Pancatengah
Cikalong, dan CiPatujah.
o Kakao,
dikembangkan
di
Kecamatan Salopa, Jatiwaras, dan
Gunungtanjung.
o
Cengkeh, dikembangkan di Kecamatan Salopa-
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
5-35
Bab 5 Rencona Tala Ruang lYilayah Kabupoten Tasilonalaya
.
Kawasan Pengembangan Perikanan
a) Perikanan Darat Perikanan kolam,
di
dikembangkan
Singaparna, Cigalontang, Sukaratu,
Kecamatan Leuwisari,
Cisayong, Rajapolah,
dan
Mangunreja.
Perikanan sawah,
di
dikembangkan
Kecamatan Leuwtsarr,
Ciosayong, dan SingaParna.
Kolam air dcras, dikembangkan di Kecamatan Ciawi, Cisayong, Rajapo lah- Sukarame, Mangunreja" dan Sukaratu-
b)
Perikanan Laut dan PaYau
"
Perikanan !aut, ciikernbangkan di pantai Cipatujah-
o
Perikanan sungai dan payau, dikembangkan di Kecamatan Cikalong, C ipatu.j
-
ah, Karangnungg al, dan Barrtarkalong
-
Kawasan Pengembangan Peternakan
a) Ternak Kecil, seperti ayam, itik, burung, marmut dan
kelinci
dikembangkan di sebagian besar Kecamatan.
b)
Ternak Besar, yang meliputi hewan sapi
pera[ sapi potong,
domba"
kerbau dan sebagian kecil kuda-
Sapi perah, dikembangkan di Kecamatan Manonjaya, Cisayong, Ciawi; Pagerageung, dan KadiPateh;
o Sapi potong dikembangkan di
'
Kecamatan Cibalong, Jatiwaras,
Salop4 Cikatomas, Karangnunggal, Cipatujah, - Cikalong, dan Pancatengah.
Bab 5 Rercanq Tata Ruong lYilayah Kabupaten Tasikmalaya
o
Domba, dikembangkan di Kecamatan Kadipaten, Ciawi, Pagerageung, Cikatomas, Salop4 Jatiwaras, Cibalong, Karangnunggal, Culameg4 CLkalong, Cipatujah, Bantarkalong, Bojongasih, dan Pancatengah.
o Kerbau, dikembangkan di
Kecamatan Cikalong, Karangnunggal,
Bantarkalong, Cibalong, Salopa, Cigalontang, Salawu, Leuwisari,
Cipatuja[ dan Pancatengah.
o
r
Kuda, dikembangkan di Kecamatan Cineam, Manonjaya, Singaparna" Leuwisari, Ciawi, dan Rajapolah.
5.2.2.6. Kawasan Pengembangan Hutan Produksi Kawasan kehutanan menyebar pada 5 BKPH dan 17 KPH yang ada di Kabupaten Tasikmalaya saat ini, yaitu:
1. BKPH
Tasik-malaya, meliputi
KPH Cinearn,
Cisayong, Iuasnya kurang lebth22,63
2.
Pagerageung,
Ciawi,
dan
Yo.
BKPH Singaparrra, meliputi KPH Tanjung waringin, Leuwisari, Cigalontang, Sukaraj4 dengan luas + 20,81Yo.
3.
BKPH Cikatonras, meliputi KPH Salopa, Cikatomas, dan Cikalong, dengan
luas +
19,49
Yo-
4. BKPH Taraju, meliputi KPH + 13,15 yo. 5.
Sodong- Taraju,dan Lukun dengan luas
Karangnunggal, meliputi KPH Simpang, Karangnunggal, Cibalong, Cipatujah dengan luas +
23,92Yo-
RTRW Kabupaten Tas i kmal aya 2 004-2
RENCANA
l
0
I
4
,5-37
Bab 5 Rencona Tata Ruang
@
Tasikmalaya berdasarkan RTRW Proporsi hutan terhadap luas wilayah Kabupaten meliputi luas lahan 12'085'96 Jawa Barat baru menca pai 22,75 Yo. Hutanproduksi ha. Jumlah keseluruhan terdiri dari: ha, dan hutan c.adangan seluas 16.779,56
.
Kawasan hutan lindung
: 43.306,10 ha
.
Kawasan hutan produksi
: i2.085,96 ha (4,51Yo)
.
Kawasan hutan cadangan
. 16-779,56ha(6,26Yo)
.
Jumlah
z 60.972,19 ha
(22,75 "/")
5.2.2.7. Kawasan Pengembangan Ilutan Ralryat' Sampai tahun zoog, luas hutan seluas 53.954, nrencapai 30
8 ha. Diharapkan
perluasan
ha' % dari luas Kabupaten Tasikmalaya' atau sekitar 80'405,64
dengan kerniringan lebih Perluasan hutan tersebut ciiarahkan kepada lahan-lahan rakyat menjadi hutan rakyat' 25 Yo atatdengan cara alih fungsi dari kebun
dai
Karar'gnunggal,cikalong' Areal pengembangan rneliputi Kecarnatan cipatujah, culameg4 Bojonggambir' Pancatengatr' cikatomas, cibalong' Parungponteng'
Sodong
hilir, Taraju, Salawu, puspahiang Tanjung;ay4 Salopq
dan Pa*eerageung' Jatiwaras, G:nungtanjung, Cineanl Kadipaten
Sukaraj4
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCAI.IA TATA RUA}IG
wrLAYAr-r (RTRW) IGBU PATEN TASI KMAI.AYA
Legenda
A/
Bdas Kecamatan
Gambar5.7 Peta Rencana Ka*rasan Psrtar{an
Halaman 5 - 39
Bdas Kabr.paten
lTl
t<arasan Lindung
l--_l
saw*r
f-J
Budidaya lahan Kering
Bab 5 RencanaTata Ruang W
5.4
'ah Kabupaten
Tr
Kebiiakan Pengembangan Kawasan Prioritas
Pasa dasarnya arahan pengembangan yang diterapkan pada kawasan-kawasan
khusus yang telah diidentifikasi adalah untuk menanggulangi permasalahanpermasalahan yang ada agar potensi-potensi yang terkandung dapat dimanfaatkan
dan didayagunakan seoptimal mungkin dalam rangka pengembangan wilayah yang lebih luas.
5.4.I
Kawasan Cepat Tumbuh
Kawasan cepat tumbuh adalah kawasan-kawasan yang diidentifrkasi dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan wilayatr" baik dikawasan tersebut maupun wilayah Kabupaten Tasikmalaya- Kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikul: 1.
Pengembangan jalaur Utara Kadipaten-Ciawi merupakan pengembangart re st
areo yang dilalui jalur jalan negara yang merupakan penghubung Jawa BaratJawa Tengah sehingga merupal.-an potensi bagi pengembangan rest area. 2. Objek Wrsata Terpadu Karang Tawuian, merupakan objek wisata pantai yang
potensial untuk dikembangka4 dengan dibangunnya jaringan jalan di Selatan
Provinsi Jawa Barat, maka kawasan
ini
dapat diidentifikasikan sebagai
kawasan yang cepat tumbuh. 3.
Objek Wisata Cipatujah IndatU merupakan objek wisata pantai yang bisa diarahkan untuk pariwisata mancanegara yang diharapkan dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan kawasan wiasata pantai lainnya di wilayah Pantai Selatan Kabupaten Tasikmalaya 4.
Objek Wisata Kampung Nugq merupakan objek wisata budaya yang diarahkan sebagai kawasan perlindungan budaya
5-
Objck Wisata Pamijahan, merupakan objek wisata agalrra, yang diarahkan
sebagai kawasan wisata RTRW Kabupaten Tas ikmalaya 2004 -2 0 I 4
RENCANA
sejarah dan
keagamaan5
-43
(\a
-t
(J'
E ql
-t Ut
6Cl
.(J e)
\ -s (] v-s \ C4
('
r.'.:.
.L (tt
< -o J ,,
i.]
eE
E
1FH {.1
E
a gE ct c== o 3J
tf,
oc
Fi
s
6l ol
E
:
N
o!
-6
I
o cE @o
-o-o
=x =6
r3Ei
;o:
<@ =E
E!
=@ gE oo cd 6J of
aEE o--il c66 0ql - o:l
=:sl
;q
EO 6@ ox o :6-
=PFl
rre 6o oF
fr5 es;l "l
k)
-o
ac €
trt
c
C
o Fl oJ cl o ol
6
Ilr)
Yl El
cl 6l ol FI ol ol
ol
o E
o
o o ! -o
oo FF
o o F
I
;( ('l
(r)
)
oJOE E6 Y@
:< E
c3 )=
zl ol
L@
.at)
o
-_E c@o 66C
e!€ s=:
@-
:l
E-! -6 6-
6l dl
FI ol
=6 c6 =o 6O
oc
+l
9.a
= @
= @
6
6
o n= :a
i CrE
-
BEE c!6=
:ol
@
s
2vY;. 9 6
qo -X !4X
F.'5E
!:
u
C 6 6
C
@
E
E
E
6l
OF
6 Fga
o6l FFI
2'@
o6 FF
F*FE sSsE
-oF o! g'o @@ FF
*i-
a C\a
*o)
a s
..t
d
O@
c)
j
ool ccl
Fes
I
3€3-l o; j:l E;F.1
@
ol
@l Y cl ol ol
-0E @.?
(o
@
a
o
2'@l
c)
))
= f
€gl
a2
:< c
c
9*-EE -- g-oa E] ol d9 F€ 836; xroo De EE{5 => CE o_ ;c F= =o ov6-
cl 6l 6l FI 6l ol ol
o o= E
@
o)cE 6 P.6
=) E+; o; <-r
=
:o -ooi-'l
oi g'a
c!
@_
o
@l
6l o] fI oi ol
ro
:
:lEI I6 al
@l 9a, TI eE cl 6: 6l
EE ;;=J
s(J s
I
.l x
I
o xo C 6 6
E
o o o ro
aF;g g; FEI FE!3 E
oe 66 DF
oi O-=
do B
E;E=I
@o FF
Eisq
It
;€ I
c\I F
q o
.D
s so a o
I o o
F
i
F
z.
EI
u!
.''
E
ul A-
..lr:
6
rat,
o 'l_
o o_
c,
o
\F.
\
(7)
@
ot @
o q o) o
c_ @
ol
o F-_ n
dt Fc,
F lri
ci
@
\(,
o o
(()-
9
c{
o
I
lr)
hr F
@\?)
q o
u?
q @ c\l
@ o_
h-
€
o q o
9: F R
f J
l;
!i
.i
'.ili.
z
o o f o z
rrE
i(
lr+
:2 r'lf
z:f
iGl
o z ,ul
i.e :Jii{
c o c 6
-
lt
E
o to (L
o z.
ro
E @ o @ dt c 6 E o J c 6 c
to
(L (o
c 6
3 I E 6 5 F E 5
u 6 a=
o 6
ct
;o 6 = U)
di
E 6
o V >6
-o E 6 F
o
c c !c
6
o o att c
c
G
s
:c G
C
a
! C (I F
-c, J
-6
-o o
<
di
c,
o o F
Y o (L
6
xo E. c
6 c = -o o
:o TL
o
\ sc\
'::tllit .Ii:.C r+i
-c
t
ss\t CI
:i:ic :.ii! .1.4
at,
c d f e
E
o@
c.
= -o o )<
ci
+
3 6 Y J I'
o
o IL c 6
f, J J F
= T.
F
(l)
G
Y
o
q llr
-t4 N
gt (J s
I<
EZ
v< \o
iz. Rru XE
rc I
g
d
aeFe-: pe'38
:6_fi ;--:lo
6 cic
o c o E = 6
o
.Eg@
o
EaFiEsE
Y
o
bF
o-3 -o
t-r
zr-l
t AF5ei! F **E F5E 6 o 6;;=:
E o
6
o o E o o o
6 o
ct
(o
o)
@
F-
6l ro I
rr,
@
(\l
at
ci
c;
qr_
:o
E
vc f& vtz _-o
F
(.)
d)
(,
:Sl
ol ol ol
-l
zo
@ = o
c
6 E
.l @l
i6
o o O
6l El ol ol 6i
E,
6l ol vl
c 6 o 6 o
Yl f,l
-ol
;lol 6l
o
qi
== P3 ;o 6d
:
c 6 f
6 = o c o 6
Y E c 6
(L
c. at,
6F
= E
Eo I
L6
i6
E
3=e o @=e o E 6t
o @
u;:
c-v=
o c a (I
a C\{
sc!
rft
g
ol (\a
I(.l
o o o o c{
c 6
o e o F
ul 6 o-l
Y
I(t,
>F
$ ct o
*
f\ @
a q
o
=l 6l
3E
_-o @c o@ OE c-O
@c Yg i=
@
@
lt
6 :<
6
! o
q o
o o
z !f
€
^f -l
-
EO 6
(7,
I
€)
6E
-o
:a
of c; co
PE lE
;9
l
o5
oc =t AE o oo I|r) Io)
[email protected]('r-i
(t)
5Y
ulp 66 --c
U)6 -
o o F C o o o
=o @A -x Eo OC >6 BE
x-d
E:;Eg:E
E
Y
E 6O yc
€o
J
o
j
-Y dC Jo
'.-
o 6
U'
=6 NE
o
a €-t Ec. -s o9 LO E
I'
-o @
co o
otl
il z FI
t- F FE
z
..
I I I I
(t,
6l E-
c)
F t(f
al,
'.)_
ci
(at
(')
c, g
-l ol o E
(\I t(\l @
G!
B
!(! (l
:n
(\
(rr_
-
(o_ cY
ol
di
= F-l
tr{
$ .",j
,i: '.4.
z .
&
,e
0 z. l o
oE
= o
U'
u)c, z= =c o a6 3 a6 g Y' z.
i5'
v6 c.
o @
CD
c f I' c
=cj
I
J
6
l'<
c
\ sAt s\ts
0 z. f o z
.z :<
E
6 a v a f
o,
cE
d c d o C
z.
dt
= o !< o
o c 3 3 5
G
c
o j 3 o Y
6
-6
Y
o = Y
ol
c
ii
o 3 o
O
Gl
xG.
att
o
o c, Y cG
! f
! f
6
6 D J J F o F
f
dt
z.
o o
cj E
o x) ts
E
L
.L
o
c o E
E @
(L
E
E o (L
di
6
6
:'
o o
'ct c,
C\
G,
-
a c a tl 6 a o 3 G
.I
E
s .< E
€
sq) cl
a.
I<
EZ v< \(,
=z R trt &E
Bab 5 Rencana Toto Ruang Wilayah K,
5.3
Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Wilavah Kabupaten
Tasikmaf aya Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan perpa.luan antara rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Hal ini
dimaksudkan untuk mengatur ruang yang tersedia agar pemanfaatan kedua fungsi utama tersebut dapat teqaga dengan
bak dan menganut azes gsd
serta
berwawasan lingkungan. Untuk lebih jelasnya rencana pemanfaatan ruang Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 5.10, sedangkan Tabel V.3 menunjukkan luasan pada masing-masing alokasi pemanfaatan ruang-
RTRIV Kabupaten Tasikmalaya 2004-2
RENCANA
0
I
4
5-4/J
a F V N o
a F 0
N o
,GBUPATEN CIAMIS C GALONT
-l KOTA T.
(n
\
o
N $r
RE
tr
JA TANJUN JAYA
PUSPAHIAI{G
,/.\'
e
I(ABI. PATEN GARUT
t2
.J
CN
gl
{$ \
N
o
l-
\\
BOJONG
GII'
SAIOPA
BIR
t
$ BAI,I
cuLAtaEGA
T
Aft
KAIONG
r
\r-
I
o},/(.
E
N 81
&'s
KARANONUNGGAL
N
o
Af UJAH
i? PANCA
IENOAH
UPATEN C]AMIS U'
B
@ N
o
,o€a4
ro"*
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCAI.IATATA RUAI.IG wrLAYAl-l (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA Gambar 5 8 Peta Rencana Kawasan Perkebunan
Legenda Batas Kabupaten Batas Kecamatan Perkebunan Teh Perkebunan Karet
Halaman 5 -44
Perkebunan Kelapa
KABUPATEN CIAMIS
ATEN GARUT
PATEN CIAMIS
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCANATATA RUAiIG
Legenda
WTLAYAH (RTRW) KABU PATEN TASI KMAI.AYA
Batas Kabupaten
Gambar 5 9
Batas Kecamatan
Peta Rencana Hutan Produksi
Rencana Kawasan untuk Dhtttankan Halaman 5 -45
Kawasan Hutan Produksi
t
6.'
b/ 5 F\
ol I
/
\,
a
/
/\
./ ) / /
-^"-""
U'
b o
io N
o
li\
KAAUPATEX
CUXF
t-t\/
(
,*'
| I
I
xABuPArExoARur
-)t-
I
:y-
;
t!, a) iN o
I
-l KIEUPATEII
CIAIS
o b o art N
o
KABUPATEN TASIKMALAYA Legenda
5000 N Gambar 5.10
Peta Ren€na Penggunaan Lahan Pemerintah Daerah Kabupaten Tasilmalaya Haliaman
$46
10o0o
:
,'\.'' e"b" Kablpaten A"/ utnKecanratan 1fr/ Run""na Jalan Arteri Primer 11/ R-."n^ Jalan Arteri Sehunder Nl Rencana Jalan Kolektor Prirer A.,z
KAYI'ASAN UNDUNG
Kawasan Undung Mutlat
I
Kawasan Bencana Alam
t
Karvesan Suaka Alem
Rencana Jalan Koleklor Prirner ll
](AWASAN BUDIDAYA
I :'
XswasanPertotaan
I
KfrYasan Hutan Produksi
I I
Pertanian Lahan Basah
lf
zonaPertembengan
I
I _J su$s:-
hegfetari
ciE s.lefr lKoilosTatilr
- BPil Kabupotd TaolqEqfa 2(IX - tlarl ArEliBb
2q)1 dan
Ha
RL?a
BriT*an2{nl
Perlanian Lahan Kering
ren Karet Kelapa
Bab 5 Rencana Teta Ruang l{/ilryah
5. Zona Industri di Rajapolatq
merupakan kawasan yang pada saat ini merupakan
kawasan yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, mengingat lokasinya yang cukup strategis.
7.
Kawasan Industri Cikalong hal
ini
didasarkan pada kecamatan-kecamatan
disekitar Kecamatan cikalong yang mempunyai potensi sumber daya alam pertambangan sehingga dapat menunjang terjadinya kawasan industri
di
Cikalong.
8.
Ciawi-Kadipaten dikembangkan untuk rest area dan show room untrrkbudaya dan hasil kerajinan Kabupaten Tasikmalaya.
9-
Dataran Rendah cikunten
I, cikunten II,
dan cibanjaran; dataran citanduy;
Dataran Cimalaya; dan padawaias. :
lc. Pengembangan Ibukota Kabupaten xasikmalay4 dalam hal ini Kccarnatan Singaparna dan sekitarnya. 11. Feirgembangan
Kota-Kota Pusat Kegiatan Sub-Wilayah dan Kota-Kota pusat
Kegiatan SWP.
Adapun selctor yang dikembangkan dan arahan progrirm pengembangan untuk kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan potensi dan kendalanya ditunjukkan oleh Tabel V.4.
TABEL V.4 RENCANA PENGEMBANGAI\T KAWASAN CEPAT TUMBT]H KABTIPATEN TASII(MAI.AYA
j ,::,;r.:j.;i:arri
t:.:':
lllrbat Panhi
Z
Tanarnan
.
+
Pangah
e
Kehdanan
\TRW Kabupaten Tasilanalaya 2004-2 0I 4
RENCANA
.
PerEtaan ruarE yarlg @kan otid( Peningkatan #aksi wisata Peningiletan kegiatan pendr.rduk setempat dengan r€manfaaflGn potemi yang dimiliki oleh daerah setempat Peningkatan sararE dan prasarana penunjang obiek wisata baik intemal mauoun ekstemat -
5 -47
Bab 5 Rencana Tata Ruang l{tildyah Kabupaten Tasiionalaln
''(:.;'rr.::t-_-.--r.?-tr:r-r;-:i:!i;-ii ri, Eiitr:,'-,';: "ri
2
--l- i:
":?:
Pantai Pamayangsari,
Kecamatan Cipafuiah
+ri$E!S,r-Bi'.Yeilq-l:i1,'j
i.BltG$.ffiKil!,:':, €4,?i+::!:E!1-:.i.-tii!il:tj -:i:i
-
1 :
it-!
1. Z
W'rs*a pantai Tempat penargkapan il
3
Pantai Sirdangkerta, Kecamatan OPatujah
1Z
W'cda Pantai Kaarasan
.
Peningkaian kualitas jalan dari CipatuFh ke kawasan ot{ek wisata Peningkatan kegiatan penagkapan ikan guna
.
nrenirgkatkan pendapatan penduduk Peningkatan kegiatan penduduk setempat dengan memanfaatkan poterci yang dimiliki oleh daerah
r
setemmt
.
Penataan ruar|g dan site dari kawasan yang dijadikan objek wisata Penetapan bat6 yang tegc ar{ara kawasan yang dapat dkembangkan renjad kawsan budidaya dergan kawasan yang dkembangkan sebagai kawasan lindurg
.
lirdung
. . . . 4
Pantai l(arargtawulan
1.
. \Msata Pantai
&n
Cimanuk, Kecamatan Cikalong
. . . .
5
l(anrpung r.aga
1-
ObiekWsda Kebtrdayaan
L lGwmn Lindung Budaya
o
Pam{ahan
t.
OtfekWbata Rdigi
Z l(ar*an Lindurqg Budaya
7
R4apolah
3-
lndusti
. . . . . . . . . . +
r I ':
Ihran
Rendah,
,.
Cfcr*en t; Cifuilen
l!,.@!
Cbanjar-an;: ti*dian Citanduy; d#rancbniaya; dan
Fadiwaras
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-24 I 4
RENCANA
r .
Mergembangkan kawasan lirdurg rneniad objek wisata alarn tanpa merusak ftmgsi lindungnya Peningd€bn pengemi:arpan kesenian tradisioral Peningkatan kegiatan penduduk se{empat dengan memanfaatkan poterxi yang dirntiki oleh daerah s€tempat Peningkatan sarana dan pt-.tsaran:l grenunjang oUek wbata baik intemal maupun ek$ernal Penataan ruang dan site dari kawasan yang d{adkan oi:jek wisata Peningkatan jarirgan jalan yang mengtruburgkan
lokai obiekwis# derqan Cipduiah Peningkatan afaksi wbata Psringleiran kegiatan penduduk setempat dengail rnercanfaatcn potensi yang dm{iiii oleh daqah
setempat Peningkatan sa-ana dan pr:tsatrana penuniatE
otiek wisata baik intemal maupun eKemal Periir€l(atan akomodasi PeninEkatan dan pengembangan sarana dan prcarana pariwisata Pengembargan dan pemanfaatan objek wisata dan ketrrdayaan Perli'rdrr€Bn terhadap kelestarian kehtdayaan mreyarakat sdempat Peningkatan akornodasi PeninEi(atan dan pergembarqgan sarana dan pr:]sarrana padvrisata
PengembarEan dan pemanfaatan objekwisda dan kebudayaan Peninokatan alsesitiltas meruriu otiek wisata Strrd lf,rusus mergenai pengembargan zona irdusfti berupa Rencana DetailTda Ruang S[ld kelayakan jmb-jenb inCusti yang akan
dkenbangkan Pengembangan industi pengotahan hasil
pertanbn diarahkan ur*t.fi indusfi yarq berskah sedang dan kelompok aneka irdrsfri non poltdif Penataan nrang sektarzona ind.tstri Periingil€tari dan pengefi6angan sunberdafa in-anrsia seOagai tenilga kerft urfti< mgnunpru
'Se$l{4i'3€ltui terlbat'if,at* ffiidn, ffiran, se*ruh sekbr yaqg nm tdi|bat'ifab Hl'iAirsnF kegiahn pettanian hhan basah Penrernrhan dan penhgkatan s{ana dan pr.rsaana perrrniang seKor-seldor yang dkembangkan P€nataam ruang karEsan han.ts df,akukan secermat muqgkin agar tidakterjadi konnik
5-48
Bab 5 Rencona Tota
Ciawi-lGdfipaten
1Z
Rest Area Pusat PromGi
. Strdiknusrsmenge@ berupa Refrcana Deiail Tata Ruang . Pengembarlgan restarea unfuk rnenangkap pergerakan dari Jawa lengah kearah
lGbupaten
Tciknalaya lbukota lGbupaten Silrgaparna
1-
Pusat
.
3-
Pusdpelayanan unum Pusd
Pernngambangan.sDowroornf kegiatan dan
.Pqupenataa@ qltgmranga-n kota dapat dikendatikan, sehingga dapd meminimalkan mcalalFmasalah yang
pemerintahan
2
Ban&rg/Jakarta
.
murgkin terjadi
Peningkatan aksesbilitc dari kecamatarr kecamatan ke ibukota lcabupaten
pergernbangan wilayah kabupaten Kota Pusat Pelayanan
SubWihyah
Pusat
pergembangan
Wihyah Pengembargan tftama
Pusd disfribusi dan koleksi ',riiayah
Sunber:
Hail Atral*is
Khusus untuk pengembangan rbukota Kabupaten Tasikrnala,,,q mengingat akan terjadinya perkembangan yang cukup pesat di vrilayah ibukota tersebut, dan penggunaan lahan eksisting sebagian besar merupakan sawah teknis, maka perlu
diantisipasi akan perubahan guna lahan dari lahan-lahan dengan kegiatan non perkotaan (sawah, ladang, hutan, dan sebagainya) menj adi tahanyang mempunyai kegiatan perkotaan (permukiman, perdagangan, jasa, dan sebagainya). Dengan
demikian perlu ada usaha untuk "mengganti" sawah yang akan dialih fungsikan untuk kegiatan perkctaan- Arahan lokasi untuk pencetakan sawah baru diaralrkan pada lokasi sekitar Bendungan Padawaras, hal ini dimakasudkan untuk lebih mengoptimalkan fungsi bendungan tersebut, yaitu sekitar Kecamtan Cipatujah, Karang-nungg4l "Cibalong Salop4 dan Jatiwaras .-.. r.,;a.;;.
5.4.2 Kawasan'f.ili, Kawasan kritis adalah kawasan yang sering mengalami bencana (erosi, banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya) tetapi dihuni oleh penduduk, sehingga apabila
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupotun Tasibnnlaln
t
pendudukterjadi bencana dikawasan terscbut berdampak kepada kehidupan Kawasan
1.
kritis yang terdapat di Kabupaten Tasikmalayaadalahsebagai berikut:
I, Cikunten tr, Cibanjaran, Citanduy, Cilamayq dan padawaras, merupakan lahan kritis karena berada di sekitar daerah aliran
Kawasan DAS Cikunten
badang' sungai yang dapat menimbulkan bencana alam banjir maupun banjir
2.
Kawasan Gunung Galunggung, merupakan kawasan yang rawan bencana akibat letusan gunung api dalam hal ini Gunung Galunggung'
pantai, iaut, dan sekitarnya, merupakan kawasan-kawasan yang rawan bencana tsunami, meskipun lnl ini belum pernah terjadi di Kabupaten
3. Perairan
Tasikmalaya.
TABEL V.5 RENCI-r\A FENA NGGIILAI{GAN IC{WASAN KRIfiS KAB UPATEN TA SIICIIdT.AYA
F$ii,ffi I
Kawasan DAS Ckunten 1, Ckr.nten ll. Gibaniaran, Cftanduy, CilarnaYa, dan Padawaras
r:ir;d$Ei.'-+:+';i-t-;;i;;r-;igtF#il-+":i.ij
1Z 3. 4-
ffi
f,i.t:ir:ts:1is;4?:€.!jl.t=, j:$i ii.=ii.)ii.-;i+il+ ;l:'::;:!ir:;+il..ri:ijl".ir+;;f l Pr€ram rebois6i urfuk dan Banfrr air Banfirbadang
Erci Lahan
lcilb
.
konserva:i air, tanah, dan lltfran dalam upaya pergembangan Pe{anian, ketnrianan, pertarnbangan dan permukiman
Pemdftaraan dan perfi ndwqan karY6an Yan(l
termank Caffment Area terutarna dbagian hufu unfuk pemelihaaan furEFi dan kernampuan sis{gm tata air
eo,Cty"gu.ra"n hhan |citb
rehatiftai lahan darahkan meniad lahan pertanian yang Poduktif melafui
Pengarmnan surgai dan peqrembangan wibYan 'srngpi seda'pena-ngdutargan
beficdra atam-
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004' 20 I 4
RENCANA
5-50
n+'
Bab 5 Rencana Tata Raang Wilayah Kabupaten Tasibnalala
l(awasan Gunung Galunggung
Bencana lahar akbat
.
ldusan gunung berapi
R€fiabilitasa karmsan yang
rusak khususnya hhan pertanian dan saluran irigci
Berrcana gempa bumi
'
UPa),a PenetaPan daerah bahaya, baik bahaya I,
bahaya ll, dan bahaya ll.
-
Meningkatkan per€awasan terhadap aKifitas Gunung
Galuqggmg
.
Menelapkan kawasan lirdurg muUak bagi kawasar kawasan yang terkena langsung bencana alam
.
Meningkaitkan pengamtilan pa* di kawasan-kawasan yang sampai saat ini mmih
terendam pmir
.
Menirgkatkan pengawa$n teftadap volume airdi daiam kawah daliam upaya menjaga agar drndng kawah tidak sampai bobol
. Tsunami
.
Ter*ancarrr punahnya biota laui yang &angka
.
Merqelnbangkan c$ek wisata air panas Pemlragian zona kawasan pantai dan hut Peftetapan zcna inti, lraitu zona Fng diperunfukan sebagai zona lirdung muUak, akibat adanya perlindungan hervan dan habitatnla atau raran bencana alam
.
PenetaFn zona terbatas, dapd d-gunakan untuk per€gunaan dan aldifitc
yarg terbatas
6
Pefl€tapanzona pemanfaatan,
yaibzom
yang dperurfL{Gn bagi permnfaafian lahan dan
aldifta
.
rnanusia
Penetapanzona p€nyangga,
yaitr zona yang berada
d$atc dalam dan batas hnr ' let rasan lindung
.
:
..:'
Petqgernbangan karirasan
krdng
s€bagpi pusd dset
@rllbiran perg,elolaan
kawen
@
secara terpadu yang mergakomodasikan
pdedarian, perlindungan,
penenian/pndif ikan, serta pariwisata
RTRW Kabupaten Tasilonalay 2004-20 I 4
RENCANA
5 -51
Bab 5 Rencano Tata Ruang Wilayah Kobupaten Tasiknnlaya
5.4.3
Kawasan Belum Berkembang
Arahan pengembangan kawasan belum berkembang dititik beratkan pada usaha untuk mengurangi ketimpangan perkembangan dengan wilayah lain yang relatif
lebih maju khususnya dibidang ekonomi. Kebijakan untuk kawasan-kawasan belum berkemb4ng adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan dan pembangunan prasarana jalan dengan prioritas pembukaan
wilayah-wilayah yang terisolir', disamping sebagai pembuka hubungan dengan kanlong-kantong produksi baru- Pengembangan jaringan jalan penting karena dapat menjadi stimulan bagi pertumbuhan wilayalq terutama wilayah belum berkembang.
2.
Pembangunan pruisarana angkutan sungai dimungkinkan dengan adanya sampau sebagai media angkutan ralcyat kfiususnya diwilayah Selatan yang
banyak
3.
Upaya peningkatan resettlemenr (permukiman baru) bagi penduduk yang masih berpencar dalam upaya efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan sarana dan prasarana bagi permukiman
4.
Pengembangan desa-desa tertinggal dengan bantuan Inpres desa tertinggal dan
peningkatan aksesibilitas ke desa-desa tersebut.
Adapun lokasi kawasan-kawasan belum berkembang terdapat di desa-desa pada kecamatan di bagian SelatanTasikmalaya
Ki*ffi.:tn -;,:
', .,ii,i..;-,,1,
s adalah kawasan prioritas yang memerlukan penanganan s@ara
dimiliki kawasan Kabupaten tasikmalaya mempunyai dua kawasan khusus yaitu kfiusus"rrkarena potensi atau perrraslahan yang
tersebutkawasan
perbatasanpantai Selatan dankawasan Gunung Galunggung. Unhrk lebih jelasnya maka kawasan khusus di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: RTRW Kahqaen Tasikmalaln 200 4-2 0 I 4 RENCATTIA
5 -52
'tl ?rl
Bab 5 Rerrcano Tata Ruang Wi
l.
Daerah Perbatasan pantai Selatan
Penerapan daerah perbatasan sebagai kawasan khusus berdasarkan pertimbangan stabilitas (hankam) serta diindikasikan memiliki sumber bahan
tambang yaitu minyak bumi yang secara ekonomis tentunya sangat menguntungkan. Kawasan ini termasuk kawasan khusus, untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus, baik berupa studi penanganan dampak yang mungkin timbul, perencanaan spatial dan non spatial, strategi pemanfaatan optoimal uniuk jangka panjang serta har-har yang berhubungan dengan keuntungan bersama antara pemerintah Indonesia Can Australia. Hal ini juga diharapkan memberikan dampak yang menguntungkan pada masa yang akan datang.
2.
Kawasan Gunung Galunggung
Kawasan Gurrung Galunggung dianggap sebagai kawasan khusus karena dampak yang ditimbulkan akibat
J.5
Penduduk
5.5-1 Rencana pengendarian pertumbuhanpenduduk Aspek kependutdukan merupakan salah faktor yang sangat penting di dalam perencanaaq karena penyusunan suafu rencana tata ruang langsung atau tidak langsung bertujuan untuk
*"*"n.rhi
kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Kebijaksaqaas,kgpenduduf;ani.mencakup;dria
aspek yaitu:rispet:spasial dan non-
Aspek spasial meliputi persebaran penduduk ke ruang ftawasan) yang . ,, I teldh direncanakary sedangkan aspek non-qpasial merupakan keijaksanaa n yang berkaiatan dengan peningkatan kualitas zumberdaya manusia dan kesejahteraan
T*iuL I
i.:.'-::ir':;
.
rakyat-
RTRW Kahqoten Tas ikmalaya
RENCANA
Z AOI-Z O
U
Bab 5 Rercana Tata Ruang Wilqyah Kobupoten Tasikrnalaya
Berdasarkan data Kabupaten Dalam Angka tahun 2002 pertumbuhan penduduk di
Kabuparten tasik adalah sebesar I,03V;, hal ini apabila dikaitkan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Tasikmalaya sudah berada diatas target yaitu sebesar 1olo.
Untuk itu dalam Revisi Rencana Tata Ruang Kabupaten Tasikmalaya merekomendasikan pertumbuhan penduduk paling tinggi di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebesar l,5Yo: Hal ini disebabkan karena daya dukung fisik
dan lingkungan yang kurang baik di Kabupaten Tasikmalaya
sehingga
pertumbuhan penduduk seharusnya dapat ditekan seminimal mungkin.
Untuk rnelaksanakan pembangunan dalam hal ini pengembangan l(abupaten Tasikmalaya dibutuh^kan sumber daya manusia yang cukup secara kualitas
maupun kuantitas. Untuk meningkaiair kualitas sumberdaya manusia ini dibutuhkan penyediaan prasarana pendidikan yang layak dan dilengkapi sarana pendukung berupa peralatan sekolah seperti perpustakaan dan laboratorium serta
tenaga pengajar yang mencukupi
dari segi kuantitas maupun kuaiitas.
Pengembarrgan sumber da,va manusia
di
Kabupaten Tasikmalaya diarahkan ke
arah Selatzn agar mampu m.engimbangi pertumbuhan wilayah utara dengan meningkatkan kualitas sumber daya nnnusianya-
5.5.2
Rencana Kepadatan Penduduk
Berdasarkan analisis kependuriukan, jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya di
proyeksikan sebesar 2.265.888 jiwa pada tahun 2014 yang direncanakan dapat disebarkan pada kecamatan-kecamatan sesuai dengan dafa du\11g
fisik
dan
ketersediaan lahannya Pengaturan kepadatan penduduk didasarkan pada tingkatan pusat-pusat yang akan dikembangkan untuk kepadatan penduduk yang tinggi akan
ditempatkan pada kota kecamatan, sedangkan untuk wilayah lainnya didalam ,:..;suatu,kecanraiaii kepadatan penduduknya diarahkan untuk sedang,sampairendah.
'.
;.1.:-i : .r ,Be-rdasqrkan .
hasil proyeksi, maka kepadatan penduduk per kecamatan di
kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel V.6 dan Gambar 5.1 l.
RTRW Kabupaten Tasiknalrya 2004-2 0 I 4
RENCANA
5-54
ii'
q:
Bab 5 Rencaa Tatq Ruang Wilayah Kabupten Tosibnolary
Tabel V.6 RENCANA KEPAP4T,!){ PEITDUDUK DIRINCI PERIGCAMATAN
t
Ci:atujah
24.$5.45
2
l(aargnunggal
t3_944-35
3
Cikalorq
4
Pancatengah
5
C-fiatomas
6
244.&5
57-Xt7
6t-566
a4
x2
139.4435
79.696
g.cz2
572
712
l4-62.6
140-W
@,774
l?s201
l()6
919
19-SI5.&2
1Sr.9682
45.66
7Ln1
2a
361
13.514.13
135-1413
&-cz3
74J37
365
5./8
Cilralong
s,ffi-75
58.3s75
n.28
493
51S
7
Bantarkalorg
5.909.98
59,99S
8.747 33.66
42_515
564
709
8
B<&ngaih
3_885.3)
38.8530
I
19-1
t3
19.307
492
497
Gulamega
6265.76
62'676
to
8.64
z7_n4
368
Bcionggambir
€5
r5.G5.60
150.3660
36-541
241
244
11
Sodonghilir
9.911.21
9S,t12l
6.277 &.413
l2
7A.AA
&o
767
Taaiu
5-868-09
58.68@
41.185
68.862
702
1-174
13
Salawu
6.101-73
61.0173
54.5S6
65-830
895
1_O79
14
P$spatfang
4.ssJ, 4
6,M
31.58
G)9
czt
15
Sd
ts l7
37,*3 4Z7V
lxls
212
Sabpa
Jatirnra
79-056
4?8
711
8.89923
88.923
4"'r32 41.16
51.18s
530
57s
18
Cineam
7_gfi)-99
79,mS
37 998
t9
58-8[E
744
t(aapipya
&1
4.78s,!6
{/.656
1206l,
T)
i2.157
llanor{aya
62
4.470-€r}
44.7083
60.498
8485
1-353
21
Gun.,F€ianiung
2
4_3rJ.43
4.M
z7-ffi
m-757
6(i5
Singapama
66
a
1.945.01
19.4501
68r.079
126-149
3.552
6.486
Sd<ararne
24,8,29
24.4329
33.566
6.572
1.374
1-45t7
24
Margunreja
E 6 zl
223-17
2,3817
36.795
44n7?
1.6(B
1-974
Cigabrtang
13-(88.52
130.5852
6252€.
6(t_56"/
tetmisari
42
87
4-460.3
44.6033
3r-0rJ4
51.5.27
830
f .155
SadYrarAi
3.813.65
38,136
m
e-452
87
r-t3()
a
4rcm
5.78
Padakembang
42.ffi'zJ
3-G!1
44_155
TT1
r-(x!o
Cisayorg
g)
4-8i8.05
48.336
56.45t|
86-520
t-t68
1.79
Raiapohh
ztzl.TT
a-2fr7
4t-619
1.78
2211
31
Cidri
51-471
4-523.93
15_23(B
g2
63.9X)
t06-126
lGdipaten
1-ffi
zffi
4_73fl21
47.gzl
31-107
u-67
66./
. 6_946.97
Gl_465/
: 51-453
1-7€.88
t7-4188
u-791
|
1.@1Eq
11_1X)S
)
4.5_91-?8
fir.rc
e4ta
33
Pagerageung
34
Sd<aresd<
35
Jarrirnt
1-79g-57
17.W7
?27@
36
Tanjuqj:rya
3-815.51
38,1551
$t
38.158
Sd(aratu
4-44.12
4.&12
53.786
38
Paurgpor*eng
5-040.19
$.4019
31.768)
39
Sukahenirg
3208.91
32.0891
27.63
Hasil Analisis RTRW Kabupaten Tasilonalayo 2004-201 4
RENCANA
.:
H 1-&53
Tfi
5l
66:2361
741
45-4ti5
zm
2.614
35.515
l-tzl
1.974
38-5€r}
't.o(B
1.O14
127-W
1214
z87A
32'86.2
Gi2
653
31.61
ffi2
974
5.6
Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana
5.6.1
RencanaPengembanganFasilitasPendidikan
Untuk fasiiitas pendidikan seperti
TK
SD, SMP di Kabupaten Tasikmalaya secara
umum sudah terdistribusi secara merata
di kecamatan-kecamatan sehingga
pelayanannya sudah cukup baik bagi pernenuhan kebutuhan fasilitas pendidikan-
Khusus untuk tingkat SMP walaupun masih banyak kecamatan yang hanya mempunyai fasilitas ini sebanyak satu buah yang terletak di pusat kecamatan'
akan tetapi keberadaarurya telah banyak membantu mengatasi permasalahan pendidikan di wilayah yang bersangkutan. Untuk penyebaran fasilitas Sekolah Dasar sudah terdistrib-rrsi sampai tingkat desa-
Sampai akhir tahun perencanaan strategi utama yang dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pcndidikan adalah sebagai berihrt:
l.
Untuk fasilitas pendidikan SMU, setiap koia kecamatan minimal memiliki satu buah SMU, sedangkan unfuk kota-kcta;'ang perhrmbuhan penduduknya
tinggi disesuaikan dengan standar kebutuhan akan fasilitas pendidikan SMU.
2.
Fasilitas pendidikan tingkat Aka
wilayah bersangkutan sehingga penyerapan tenaga kerja akan lebih efektif dan efisien. Arahan pengemnbangan perguruan tinggi diusulkan di Karangnunggal sebagai Kota Pusat Kcgratan Sub-Wilayah di Selatan' adapun jurusan yang
dftembangkan sebaiknya berkaitan dengan pertambangan, pertanian dan
p*i*isata
sesuai dengan potensi sumber daya alam yang ada'
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCANA TATA RUAl,lG WTLAYAH (RTRW) KABU PATEN TASI KMAI.AYA
Legenda
/
Batas Kabupaten
Bdas Kecamatan
Gambar511 Peta Kepaddan Penduduk Tahun 2O14
I--_l
<soo
(Jtwafi1a)
Halaman 5 - 57
n
lsoo3ooo > 300
Bab 5 Rencana Tata Ruong Wilayoh Kabupaten Tasihnataya
5.6.2
Rencana Pengembangan Fasilitas Kesehatan
Dari hasil analisis, terlihat bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya masih belum memadai dibandingkan
ideal. Akan tetapi untuk fasilitas Puskesmas dan BKIA jumlah fasilitas yang ada sudah dapat dianggap mencukupi dan telah terdistribusi secara merata.
Penambahan
dibangun
di
jumlah fasilitas Puskesmas Pembantu dan BKIA diprioritaskan kecamatan-kecamatan yang mengalami pemekaran
dan tidak
merrrpunyai p'.skesuras pcmbantu atau BKIA, dengan demikian target pemenuhan
fasiiitas Puskesmas Pembantu dan BKIA pada akhir tahun rencana adalah minimal satu bueh untuk riap kecamatan. Selain itu beberapa puskesmas perl,r ditingkatkan menjadi puskesmas dengan fasilitas rawat irmp terutama yang berickasi di K,oia Pusat Kegiatan Sub-Wilayah
(KPKSW) dan Kota Pusat Kegiatan SV,IP (JKSWP). Untuk rumah sakit diarahkan
di Wilayah Singaparna
dan sel:itarnya sebagai lbukota Kabupaten
Tasikmalaya dengan pertimbangan aksesibilitas dari kecamatan-kecamatan lebih baik ke Wila-yah Singaparna-
5.6.3
Rencana Pengembangan Fasilitas Pelayanan Ekonomi
Dari gambaran ketersediaan fasilitas pelayanan ekonomi, setiap jenis fasilitas ekonomi dianggap telah melayani kebutuhan penduduk
di
setrap kecamatan di
Kabupaten iasiiruiaiaya. Pada umumnya" fasilitas ekonomi zudah terdapat disetiap kecamatan, hanya dua kecamatan yang belum memiliki pasar sendiri,
yaitu Kecamatan Cigalontang dan Leuwisari. Sedangkan di kecamatan lainny4 mempunyai pasar rata-rata
I
buah dengan tingkat pelayanan kegiatan rata-rata
rendah sampai sedang-
Fasilitas ekonomi dengan tingkat pelayanan tinggi memiliki jumlah yang kecil dan berlokasi secara tidak merata di kecamatan tertentu seperti
di
Kecamatan
Ciawi dan Kecamatan Singaparna- Karena fasilitas tingkat pelayan tinggi RTRW Kahqaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
5-58
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wiloyah Kabupaten Tasikmalaya
memiliki jangkauan yang lebih luas, maka akan menimbulkan orientasi kebutuhan pelayanan kepada kecamatan-kecamatan tertentu yang mempunyai fasilitas dengan tingkat pelayanan tinggi. Dengan demikiarl perkembangan penycdiaan
fasilitas akan cenderung terpusat
di
kecamatan-kecamatan tertentu yang
mempunyai fasilitas lengkap baik kualitas maupun kuantitasnya.
Fasilitas pelayanan ekonomi yang terdapat
di
Kabupaten Daerah Tingkat II
Tasikmalaya dapat dibedakan menurut jangkauan dan lingkup pelayanannya. Pasar yang berada di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan Kota Pusat Kegiatan
SWP pada umurnnya inempunyai lingkup pelayanan yang terbatas di dalam SWP
iu sendiri. Sedangkan pasar regional mempunyai lingkup pclayanan yang lehih luas bahkan dapat melayani kegiatan perekonomian
Untuk Kabupaten Tasikmalay4 fungsi spesifi,k dan skala pelayanan pasar di setiap kecamatan adalah sebasa-i berikut:
.
Kecamatan Singaparna
dan sekitamya (Wilayah Ibukota
Kabupaten
Tasikmalaya): Pasar regional, pusat perdagangan, pusat pertokoarl dan jasa regional;
.
Kecamatan Cialvi: Pusat perdagangan atau pemasaran hasil-hasil dari industri
kerajinan
.
rn^kyn1;
Kecamatan Manonjaya: Pusat pemasaran hasil buah-buahan, pertaniarq dan peternakan;
.
Kecamatan Bantarkalong-Karangnunggal: Pasar regional, pusat pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan-
.
Kecamatan Cikalong: pusat pemasaran hasil tambang, pusat penxxaran hasilhasil pertani4-u Srl5ebun4q dan. pef e9ak_gq
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 200+2
RENCANA
0I
4
5-59
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ta-sibnalaya
TABEL
V.7
1
KEBUTUHA N FASTLITAS SOSTAI-EKONOMI SKALA I(ECAMATAN
TAHUi{ 2OI4
\
1
Cipatuiah Karanqnunqqal Cikalonq Pancatengah
5
Cikatomas
6
Cibalonq Bantarkalonq Boionqasih Culamega
1
2 3
7 E
9 10 11
Bojonggambir Sodonohilir
12
faraiu
13 14
Salawu Puspahiang
15
Sukaraia Salcpa Jatiwaras Cineam
i6 17 18 19
20 21
22
zi 24 25
m
27 28 29 30
Karanoiava
Manonjaya Gununotaniuno Singapama Sukarame Mangunreia Gigalontanq Leuwisari
Sariwanqi Padakembanq
32 33
Cisayonq Raiaoolah Giawi Kadipaten Paqeraqeunq
35 36
Sukaresik Jamanis Taniunqiaya
31
u
37 Sukanatu 38 ParunoDonteno 39 Sukahenirp
13
20 24 14 15 6
I
4 6 8 15
13 13 8
6 10 12
2
7
2
8 3
2
I
11
3 16
I
1
3
2
4 2 2
3
2
1
1
1
4 2
1
1
1
1
1
1
1
3 4 8 7 7
1
1
1
1
1
1
1
1
2 2 2
1
2
2
1
z 2
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
2
1
q
1
1
6
2
1
z 2
1
2
1
24 8
1 ,|
2
1
8 3 12 4
6
4
1
2 2
1
I
11
3
ititli;i
1
4 4
15
lf
4
)
2 1 1
1
1
I
3
1
3
1
1
1
1
+
2
4
3
1
1
1
1
1
1
1
1 1
7 5 4 4 8 5 10
2 2
1
2
1
z
!
i
1
1
1
1
1
1
1
3
1
3
2
2 3
1
2
1
2
3
2
1
1
1
1
13
4 7
2
1
2
1
1
1
1
7 8
5 4 4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
13 10
I
9 17 10
20 7
I
n
,12
1
2
4
7 5
3
1
1
1
1
3
1
1
1
1
Amlins
RTRII/ Kabupate n Tasilonalaya 2004-2 0 I 4
RENCANA
5-60
Bob 5 Rencana Tata Ruang Wt
5.6.4
Rencana Pengembangan dan Penyediaan Prasaranan
Air
Bersih Hasit analisis yang dilakuhan oleh pihak konsultan IWACO menunjuklian bahwa
di Kabupaten Tasikmalaya sampai akhir tahun 2015 diperlukan sistem penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan meliputi 17 sumber dari mata air, 3 sumber dari air tanah, dan 6 sumber dari air permukaan-
Untuk sistem penyediaan air bersih regional Kabupaten Tasikmalay4 meliputi Kecamatan Singaparna, Mangunrej4 Sukarame, dan Manoniaya- Diusulkan Sungai Citanduy sebagai satu-satunya sumber air tambahan yang dapat dimanlbatkan. Sistern regionai lainnya diusulkan untuk Kecamatan Cisayong juga dengan memanfaatkan air Cikayaprak- Dalam hal penyediaan air bersih ini
dimuugkinkan kerjasama dehgan pemerintah Kota Tasikmalaya mengingat beberpa jaringan yang terkait dengarr Kota Tasikmalaya terrrtarrra jaringan regional-
5.6.5
Rencana Pengembangan dan Penyediaan Drainase Serta Penanggulangan Banjir
Sistem drailase yang penthg di Wilayah Kabupaten Tasik-malaya meliputi pusat kecamatan- Hal
ini disebabkan pusat kecamatan merupakan pusat
segala macam
kegiatan karena terkonsentrasinya sebagaian besar penduduk dan bangunan fisikSistem drainase untuk pusat kecamatan dibangun di sisi kanan-kiri jalan dengan
kondisi tertutup untuk menghindari bau yang dapat menimbulkan polusi. Sistem drainase yang j.qga Per,!'mlndapatkan prioritas adalah di daerah-daerah menghind jalan tergenang air dalam 'yang rawan banjir dan genangan- Untuk *atto'- relatif singkat diperlukan salwan di sisi kiri dan kanan jalan propinsi maupun j alan kabup aten-
RTRW Kabupaten Tas ikmal aya 2004-20 I 4
RENCANA
a
I
F
t; \l
m
ts 6
N
o
IGBUPATEN CIAMIS
I I N
Tl
o
I rAi{JUNo
JAIA
3-
crrEAr.
SUKffi,,JA
ATEN GARUT (n
P
o 81
ts o
o
I \
s1
PATEN CIAMIS a B
o
;" N o
](ABUPATEN TASIKMALAYA RENCANA TATA RUAI{G WILAYAH (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA
Legenda
/Y
.
Bdas Kabupaten Batas Kecamatan
GanSar 5.12
Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan
Halaman 5
-82
STVIU
(A
B N V
h d
iiJlL,,
U)
F
o o
ai
alrl
SUKTRATU
KABUPATEN CIAMIS
EXBANO
lA
F N s.l
,t
o
I
F
ATEN GARUT (n
g F
o
BAT{T AR
cuLAxEGa (n
I p
lr
KALONO
o
ATEN CIAMIS v,
B
@
vN E
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCANA TATA RUANG wrLAYAr-r (RTRW) KABUPATEN TASIKMALAYA
Legenda:
N g*"" Kabupaten Batas Kecamatan
Ganhar 5
13
Peta Rencana Sebaran Fasilitas Sosial dan
Ekmomi Halaman 5 - 83
IEiid
Purt.rn 6f ib;rh
Pasar 6gp
GSG
Proyekd
Bab 5 Rencana Tata Ruong Wilryah Kabupaten Tasikmalaya
5.6.6
Penanganan
Air Limbah
air limbah domestik (rumah tanggq perkantorarq fasilitas, dan sebagainya) di Kabupaten Tasikmalaya belum mengarah pada sistem tertutup-
Penyaluran
Prioritas penanganan
air limbah domestik dilakukan pada daerah-daerah
perkotaan yang mempunyai perkembangan yang pesat, yaitu Kecamatan Singaparn4 Kecamatan Ciav,'i, Kecamatan Rajapolah, Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Karangnunggal, Kecamatan Cipatujah, Kecamatan Cikalong, dan untuk daerah-daerah ibukota kecamatan lainnva. Sistem penanganan air limbah
di Kabupaten Tasikmalaya sampai dertgan akhir
tahun perencanaan memerlukan sistem komunal.
I{al ini mengingat inteisitas
kegiatan di Kabupaten Tasikmalaya tidak terlalu tinggi.
5.6.7
Rencana Penvediaan
Listrik
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk pada akirir tahun perencanaan (tahun
2Cl4), maka jumiah kebutuhan listrik perencanaan adalah 583,82 l"{W dengan asumsi bahwa kebutuhan yang telah dijelaskan dalam laporan fakta dan analisa.
Pnoritas pengembangan kelistrikan
di
Kabupaten Tasikmalaya pada sepuluh
tahun mendatang adalah desa-desa yang belurn menikmati hasil pembangunan terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Tasikmalaya Bagian Selatan- Selain itu juga perlu adanya suatu gardu
induk yang melayani wilayah bagian Selratan Kabupaten Tasikmalaya'ferutama
untuk mendukung rencana kawasan industri untuk pertambangan di Selatan Kabupaten Tasikmalaya.
listrft untuk rumah tangga di perkotaan tetap perlu ditingkatkan. Daerah daer.ah perkataan di Kabupaten Tasikrralaya yang tingkat kebutuhan Pelayanan
lGtrknya meningkat pesat adalah daerah perkotaan yang mempunyai potensi untuk berkembang p€sat.
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-2
RENCANA
0
I4
5-il
I
Bab 5 RencanaTata Ruang Wilayah
5.6.8
KobupatelTasihnglsye
Rencana Pengembangan Pos dan Telekcmunikasi
Untuk meningkatkan pelayanan pos pada akhir talxrn perencanaan perlu diiakukan penambahan 2 unit kantor pos pembantu yang akan ditempatkan di lbukota Kecamatan Jamanis dan Karangnunggal-
jasa pos pada Selain itu, untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan pelayanan pesat, daerah perkotaan yang mempunyai tingkat perkembangan daerah yang pelayanan seperti Ibukota Kabupaten Tasikmalaya juga memeriukan peningkatan
pos keliling.
Melihat jumlah satuan sarnbungan telepon yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya saat ini, pelayanan telekomunikasi dinilai masih minim- Prioritas pengembangan prasarana telekomunikasi
ini diarahkan pada kawasan bagian
perturnbuhan Selatan Kabupaten Tasikmalaya dengan rnaksud untuk mendcrong pertu;nbuhan ekonominya' dan aldifitas masyarakat sehingga dapat menstimulan Selain itu juga dapat dilakukan di daerah yang mempunyai perkembangan daerah yang tinggi.
RTRW
Kawaten
RENCANA
Tas ilonalaya 2004-2
0
I4
5-65
I
Tabel V.8
PERIilRAAN KEBUTUHAN UTILITAS SKALA KECAMATAN TAHUN 2OI4 lto I 2 3
Cipatujah Karangnungg"l Cikalong
4
Parrcaterpah
5
Gikatorna
6
1a_2
't9.7
Cbalong
10.136.713.5 10-963.903-5
a2
4.54:1.33-5
't7.u6.453-O
5.7(F-1
9-8
5.62.O8.5
1.W2.7
11.6
6 44s.355.0
21m.s
17.3
9.614.190.O
3.173.O
Leuwbari
13-3
7.3t37,14o-O
2.438.0
27
Sariwangi
11.5
6,372,3(6-O
2-1G.1
m
Padakembang
11_5
6.373.4a3_5
20
_-4ps
12-n7.718-5
4.V8.O
Singapama
5.829-6
TJ
Sukararne
24
Marigrlnrqa
E 6
C-galontang
14.505,216.O 17.66ii.688_O
3't -1
2
6.1 31-8
1,4X9
4.747.2
3,040.9
3.345.s 3.618.5 1.lN)g.5
(ljtlan-) 4.373,507.O
Gunungtaniung
9,213,775.5
AiR BERSIH
(Mw) 7.4
21
16.6
IJSTRIK
a
Bantarkalong
I
Bcjongreih
5-3
2.92o.1Q-5
963_8
9
Culamega
72
4.016.568-O
1.325-6
a
Cisayong
1,829.0
3)
Rajapolah
13-5
7,526 520.0
2.&.o
31
Ciawi
6.6
14.762917.5
4.A72_3
[email protected]
c2
Kadipaten
9-3
5.175.391 -5
1.708.1
3,190.5
33
Pagerageung
17_3
34
Sukaresk
11.9
35
Jamen-ts
3,ffi.6
36
Tanjungjaya
2524_3
37
Suil<arafu
Parungponteng Sukahenirg
10
Bcrionggambir
10-o
11
Sodonghilir
n.1
12
Taraju
13
Salawu
14
Pusgahiang
1
t6
6.182.715.O
11-1
5-541 .87n.O
11.175.26-0 9.576.012-O
17_2
9:66-/,06(!.5
17.4
5.4E5.208.O
9_9
Sukaraja
6.4/5.1 10.O
11.7
Salopa
19-9
11.(X9.(X6-5
2.(XO.5
3
6882
1.813_5
z1s7.o
17
Jatis.a16
t8
Cineam
14-9
8,288,565-5
273.9
3a
19
lG.arqiaya
3-3
1.BA).2i0.o
q)7-0
J9
Manonjaya
21-4
11.907.gfi).O
o
n
7.ffi,477-5
13-8
,76.0
3.175.5
6.s8s,947.o
2,174.9
9-6
5.308.803-0
1.752.i
10-5
5.834.568-O
1.925-6
3)_1
rc.Tn,2.36.O
8_9
4,94),35r:'-5
r_533-5
B_4
4.Rto.2gl-5
1.531-5
9.621
|
s521
Su mbeE H ag An afisb, 2OO3-
5.7
Rencana pengembangan sistem perangkutan regional diperlukan untuk memperkuat dan memperlancar mobilitas manusia dan sumher daya. Sistem perangkutan yang akan ditata lebih dahulu
di Kabupaten Tasikmalaya
adalah
perangkutanjalan raya dan perangkutan kereta api-
5.7.1
Perangkritan Jalan RAYa
Penataan siJem perangkutan jalan raya menyangkut dua hal, yaitu melengkapi
pola jaringan yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan yang kurang memenuhi syarat (perL, studi.lebih lanjut dan terpisah). Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola perhubungan ini adalah sebagai berikut:
RTRIV Kabupaten Tosilonalaya 2004-20 I 4
RENCANA
_2
Bab 5 Rencans Tata Ruang ll/iiayoh Kabupaten Tosibnclaya
.
Masing-masing Kota Pusat Kegiatan Sub-Wilayah dan Kota Pusat Kegiatan SWP harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa melalui pusat
wilayah. Hai ini adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakan interaksi
antar sub wilayah tanpa harus membebani pusat wilayah dari segi lalu lintasnya.
.
Pada masing-masing sub wilayah sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa
melalui pusat sub wilayah- Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional antar kawasan pada tingkat yang lebih rendah. Berdasarkan hal
di
atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta
peningkatan jalan yang ada- Secara garis besar, pengembangan jaringan jalan haruslah dapat mengacu pada perkembangan daerah di bagian Selatan Kabupaten
Tasikmalay4 sehingga pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
fisk
dapat lebih
;ncrataBeberapa hal yang perlu dilakukan dalam penataan pcrangkutan jalan raya adalah sebagai berikut:
1-
Pembentukan jalur 'Trans Kabupaten Tasikmalaya" dengan korsep melayani
seiuruh kecarnatan di Kabupaten Tasikmalaya. Pembentukan "Trans Tasikmalaya" tersebut melipuuti Pagerageung-Ciawi-Singaoparna-SalawuTaraju-Bojonggambir-Cipatujah-Jaringan
jalan sepanjang pantas
Selatan-
Cilalang-Cibeber-C ilumba-Cikatoma s-lrngkongborang-Gunungtanjung-
Manonjaya. Adapaun ruas jalan yang dilalui adaiah nomor ruas 020-002-037Singaparna-Warung peuteuy-006-081-058-Jalan sepanjang pantai selatancilalang-0O3 -067 -003 -salopa-0 I 8-UanoljaV|
Jaringan jalan
ini
berfungsi sebagai jaringan jalan utama dikabupaten
taskmalay4 jaringan jalan utarna
ini
kurang-lebih membentuk huruf U
sehingga perlu juga jalan-jalan penghubung Barat-Timur untuk menunjang pergerakan di Kabupaten Tasikmalaya
RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-2
RENCANA
0
I
4
5-67
'**''noq3l7TZJ"
KABUPATEN CIAMIS
CIGALONIA'{G
TEN GARUT
cuLAttEoA
lTlTITl
AANTAR KA,LONO
hll6E-l
ATEN CIAMIS
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCAI{A TATA RUANG wrLAYAhr (RTRW) KA BU PATEN TASI KMAI.AYA
Legenda
:
A/ g*".
Kabupaten
Bdas Kecamatan Ganbar5
14
Peta Sebaran Utilitas
Halarnan 5 -68
a. Kebutuhan Prasarana Listrik (Mwatt) b. Kebutuhan Prasarana Air Bersih (Jtfta Liter/hari) c. Kebutuhan Prasarana Telekomunikasi (ribu SST)
Bab 5 Rencaru Tato Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
2-
Peningkatan ruas _ialan yang mempunyai pen aruh untuk mempercepat pengembangan daerah Selatan, yaitu ruas jalan antara:
.
Karangnunggal-Cikatomas, selain peningkatan
fisik jalan juga
harus
ditunjang pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Cirvulan yang saat
ini masih dilayani dengan perahu penyeberangan (ponton)- Adapun
ruas yang akan dikembangkan adalah Karangnunggal-Cipari-CibatuLinggalaksana-Cikatomas, adaprul nom'- ruas jalan ini adalah 00.
.
Cineam-Salop4 peningkatan mas jalan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan fungsional antara kawasan Utama (W^pU) Tengah khususnya
di
di daiam Wilayah SWP
Pengembangan
IV. Adapun trase ruas jalan
yang d ipi lih aCalah C ineam- Cikoridang-Gunungtanj un g- S alopa-
.
Bantarkalong-Sodonghilir-Taraju, peningkatan ruas ialan uniuk mcningkatkan hubungan fungsional antara SWP dengan SWP
ini
bertujuan
ru di \&'FU'fengah
V di WPU Selatan. Trase pcningkatan jalan ini berada pada
ruas bantar kakrng (nomor ruas 05)-Sodongirilir (nomor ruas 046)-Taraju
(nomor n-las C26)
.
Cipatujah-Cikalong-Cimerak (Ciamis Selatan), yaitu peningkatan ruas
jalan dalam rangka pengembangan pariwisata Pantai Selatanyang juga menghubungkan lokasi arfiar
2
kabupaterr (Tasikmaiaya dan Ciamis)
dalam hal ini hal tersebut telah dicanangkan oleh Provinsi Jawa Barat.
3.
Peningkatan jalur Utara-Selatan atau Singaparna-Bantarkalong-Cipatujatr,
hal
ini untuk meningkatkan aksesibilitas ke Selatan- Adapun trase ruas jalan yang
diusulkan adalah Singaparna-Bantarkalong dapat dilakukan dengan pembuatan jalan baru sehingga jurak semakin pendek. Sedangkan dari
, 4.
Sabeglit dan masuk ke jaringan jalan sepanjang Pantai Selatan
Peningkatan aksesibilitas jalur Singaparna-Salawu-Garut sebagai jalur wisata"
jalur koleksi, dan distribusi barang untuk Tasikmalaya-Garut
RTRW Kabupaten Tas i hnalaya 2004-2
RENCANA
0I
4
5-69
Bab 5 RencanaTata R
5.
Selain pembukaan jaringan jalan baru dan peningkatan kualitas jaringan jalan
yang menghubungkan kawasan-kawasan fungsional maka perlu juga ditingkatkan kualitas jaringan jalan yang berada di dalam kawasan fungsional, yaitu jaringan jalan di tingkat kecamatan atau desa
Upaya pembinaan perangkutan jalan raya harus berpecioman pada UU No. l3l1980 tentang jalan dan PP No. 2611985 tentang jalan, baik klasifftasi maupun fungsi jaringan jalan tersebut- Secara umunL kalsifftasi jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut
.
:
Jalan Negar4 yaitu jalan arteri primer yang menghubungkan Provinsi Jawa
Barat dengan Provinsi Jawa Tengah melalui Kabupaten Garut dan Kecamatan Singaparna serta Kota Tasikmalaya atau jalan yang meialui Kecamatan Ciawi,
Kota Tasikmalay4 dan Kabupaten Ciamis
.
Jalan Propinsi, yaitu jalan yang xrenghubungkan ibtrkota propinsi dcngan ibukota kabupaten atau ialan yang merailiki nilai strategis bagi propinsi- Jalan
propirrsi yang mempunyai fungsi sebagai kolektor prinrer adalah GarutCipatujah-Cikalong-Ciamis dan jalan Kota Tasikmalaya dengan KawaluSukaraja-Cibalo ng- Karangnunggal- Bantarkalong-Cipatujah
.
Jalan Kabupaten, yaitu jalan yang menghubungkan pusat-pusat S\\? di Kabupaten Tasikmalaya atau jalan yang berfungsi sebagai jalan kolektor sekunder
.
Jalan Desq yaitu jalan yang berupa jalan lokal yang menghubungkan antar desa di setiap kecamatan
Pemtrntukaii'hitarki jalan untuk Kabupaten Tasikmalaya perlu dilakukan untuk lebih melaniarkan arus pergerakan orang maupun barang. Adapun pertimbangan pembentukan hirarki jalan berdasarkan fungsinya didasarkan pada RTRW Provinsi dan hasil kajian yang telah dilakukan, adapun pembentukan hirarki jalan tersebut adalah sebagai berikut:
RTRW Kobupaten Tosikmalaya 2004-2
RENCANA
0
I
4
5 -70
Bab 5 Rercarn Tato Ruang lhloyah'Kabupaten TasikmaLaya
a.
Jalan arteri primer, yaitu ruas jalan Cipeundeuy (Batas Garut) ._ Jembatan
citanduy (Batas ciamis), menghubungkan Kecamatan Kadipaten
ke
Kecamatan Rajapolah melalui Kecamatan Ciawi dan Jamanis;
b-
Jalan Kolektor Primer terdiri dari
l.
:
Kolektor Primer I, yaitu Ruas Jalan :
.
Jembatan layang
Rajapolah Batas Kota
menghubungkan Kota Kecamatan Rajapolah
ke Kota
Tasikmalaya Tasikmaraya
melalui Pagendingan.
'
cikuray (Batas Garut)
Kota
-
Batas K-ota Tasikmalaya menghubungkan
Kecamatan Salawu
ke Kota
Tasikmalaya melalui
Warungpeuteuy, Kota Kecamatan Mangunreja, dan Kota Kecamatan Singaparna
'
Batas Kota Tasikrnalaya
-
Panaekan (Batas Ciamis) rnerrghubungkan
Kota Tasikmalaya ke Kota Banjar meialui Krota
Kecamatan
Manonjaya.
.
Cikaengan (Batas
Garut)
(Batas Ciarnis), menghubungkan Kota Kecamatan cipatujah ke Kota Kecamatan Ka_lapagenep
Cikalong melalui:
-
Rua; Jalan Cikaengan
- Cipatujah Ruas Jalan Cipatujah - Cikalong Ruas Jalan Cikalong - Kalapagenep
2- Kolelctor
.
Primer II, yaitu Ruas Jalan:
Ciawi
-
Singaparn4 menghubungkan Kota Kecamatan Ciawi ke Kota
Kecamatan Singaparna melalui Gombong, Leuwisari, Cisayong, Jamanis, Sukaratr:, Padakembang.
:
. : , i.V{pqpnjpy4 --.$-+.l.gp"a
$ota,Kecamatan Manonjaya ke
KotaKecamatan Salopa melalui Gunung tanjung.
.
Sukaraja (Batas Kota Tasikmalaya)
- Cipatujatr,
menghubungkan Kota
Tasikmalaya ke Kota Kecamatan Cipatujah melalui Kota Kecamatan Sukaraja" Cibalong, Karangnunggal, Bantarkalong, dan Cipatujah-
RTRW Kabupaten Tasilonabya 2004-20 I 4
RENCANA
-5-71
Bab 5 Rencqno Tota Ruang Wilayoh
.
K"b"pagl
f^ik^tg"
Sukaraja- Cikalong, menghubungkan Kota Kecamatan Sukaraja ke Kota Kecamatan Cikalong melalui:
.
Ruas Jalan Sukaraja
Pasirginh:ng
-
-
Ruas Jalan Pasirgintung Ruas Jalan SaloPa
-
Cikatomas
-
Ruas Jalan Cikatolnas Ruas Jalan Cibeber
Mangunreja
SaloPa
-
Cibeber
Cikalong
- Sukaraja menghubungkan
Kota Kecarnatan Mangunreja
ke Kota Kecamatan Sukaraja melalui Tanjungjaya dan cibalanarik-
3.
Kolektor Primer III, yaitu Ruas Jalan :
.
WarungPeuteuy
-
Darawati, menghubungkan Kota Kecamatan Salawu
ke Kota Kecamatan Cipatujah melalui
:
- Ruas Jalan \\rarungpeutey- Deudeul - Ruas Jalan Deudeul - Taraju - Rr:as Jalarr Taraju - Bc'jonggambir - Ruas Jalan Bojonggambir - Darawati . Bojonggambir cihcras, menghubungkan Kota Rojonggambir kc Kota Kecamatan Cipatujah melalui
.
Ruas Jalan Cireundeu
-
-
Pameutingan
Ruas Jalan Pameutingan - Cipanas
-
:
Bojongkapol
Ruas Jalan Bojongkapol
Cikatomas
Kecamatan
-
Ciheras
Karangnunggal menghubungkan
Kota
Kecamatan
cikatomas ke Kota Kecamatan Karangnunggal melalui SukawangurL Cibatuireung, Rancabakung.
. Pamoyanan
Suryalaya @atas Ciamis), menghubungkan Kota Kecamatan Kadipaten ke warudoyong (Batas Ciamis ) melalui Pagerageung-
.
Ciawi-'-'PanirinSdnga4 menghubungkan Kota Kecamatan Ciawi ke Kota Sukaresik
. Singaparna
Parentas (Batas Garut), menghubungkan Kota
Kecamatan Singaparna ke Parentas melalui
-
Ruas Jalan Singaparna- Leuwisari Ruas Jalan Leuwisari
RTRW Kabupaten Tasilonaloya 2004-20 I 4
REhICANA
:
-
Sariwangi 5
-72
t-
il ID
- Ruas Jalan Sariwangi - Cidugaleun i - Ruas Jalan Cidugaleun - parentas ' Sindangreret cidadap menghubungkan Kota
D h
5
Kecamatan
Karangnunggal ke Kota Kecamatan cikalong melalui.melalui cikaret,
t t
Cikapinis, Cikijing.
'
Taraju
-
cibalong menghubungkan Kota Kecamatan Taraju ke Kota
Kecamatan Cibalong melalui
:
- Ruas jalan Taraju - Sodonghilir - Ruas jalan Sodonghilir - Derah - Ruas jalan Derah - Cibalong Simpang sodonghilir menghubungkan Kota
,
I
Kecamatan
Baniarkalolg ke Kota Kecamatan Sodonghilir melaiui pamijahan,
D
Simpang Urmi, Bongas, Gtmunganten_
t
cilangkap
citalahab (Batas ciamis) menghubungkan Kota
ts-esamatan Cineam ke Citalaha-b melalui
-
D D
Ruas
jalan Cilangkap
R.uasjalan Cineam
Ctneam
Karanglayung
jalan Karanglayung Sirnajaya Ruas jalan Simajaya - Citalahab Ruas
ckatomas
D
-
-
:
-
cimedang menghubungkan Kota Kecamatan cikatomas
ke Cimedang melalui Tawang-
, Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat
I
pada Gambar 5.15.
,
5.7.2
)
Berdasarkan penilaian terhadap pola jaringan jalan dimana penempatan terminal
Terminal
harus diusahakan terkait pada jalan arteri, yang
ini
semua kecamatan
yang dilalui oleh jalan arteri dan jalan kolektor dianggap potensial sebagai calon lokasi sub terminal dan pasar.
) Kecamatan-kecamatan yang potensial untuk dikembangkan terminal berdasarkan
)
tipenya adalah sebagai berikut: RTRW Kabupaten Tasilonalaya
D
REI.ICANA
2
004-2
0I
4
5-73
l.
Terminal Tipe B di Wilayah Singaparn4 Ciawi dan Bantarkaiong berfungsi
melayani pergerakan lalu lintas
di
wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan
pergerakan lalu lintas Antar Kota Dalam Propinsi
2.
Terminal Tipe C
di
Wilayah Rajapolatr" Manonjaya, Cineam, Cikatomas,
Cipatujah, Bojonggambir, Cikalong berfungsi untuk melayani pergerakan lalu lintas di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya-
5.7.3
Perangkutan Kereta APi
Pada dasarnya" sistem perangkutan kereta api merupakan salah satu upaya unhrk
membantu memecahkan masalah perangkutan jalan raya. Saat ini, perangkutan kereta api yang ada di Kabupaten Tasikmalaya merupakan bagian dari jaringan kereta api jalur Selatan dan merupakan stasiun transit- Sedangkan stasiun utama terletak di Kecarnatan Tawang (Kota Tasiknialaya).
5.7.4 Pelabuhan Pengembangan pelabuhan
rli Kabupaten
Tasikmalaya adalih salah satu usaha
dalarn pengembangan perekonomian kelautan yang selama
ini
masih kurang
mendapat perhatian, sedangkan potensrnya sangat besar. Adapun lokasi pelabuhan nelayan ini diaiokasikan sebagai berikut:
t.
Rencana pelabuhan perikanan terletak di Pamayangsari Kecamatan Cipatujah-
2.
Rencana pelabuhan bahan tambang terletak Karangnunggal.
RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-2
RENCANA
0I
4
di
Cidadap Kecamatan
1
08'1
5007
a il ir N
o
o r o a
KABUPA'E I C!A'I6
o -b
KO'IA TAANfrAUIYA
N N ts
o
KABIJPAIEICIRUT
(!r
b o N
\
o b i$-
e
r l'
. _%,!\_\ ,./
./
\,
')
l
XA3UPA'EI' CAII'S
!, o -o
sAA4,,n^ \ -"xRA
N o
tn,_ ,.ruO[€S/4
KABUPATEN TASIKMALAYA RENCANA TATA RUANG wilAYAH (RTRW) IGBUPATEN TAS' KMAI.AYA Gambar 5.15
Peta Rencana Jaringan Transportasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya
Legenda
o
5000
10000m
,".,' A/ |/ fi,/ A/
:
utnKecanratan R"n""n" Jalan Arteri Primer Rencana Jalan Koleklor Priflrer
Lokesi Terminal A Lokasi Terminal B l-okasi Terminal C
nencana lalan Arteri Selundcr I
Rencana Jalan KoleKor Primer ll
Sfrbs
:
-
Intcprdli
Calra
- BPN Kabupatq
Halaman 5-75
oA
Batas Kabr4aten
- Ha.il
ADli.b
StGlit lKOtlOG Tahm 2fi).t d.n Tesilnelaya 2001
h
RuPe
BumiTeho F01
BAB 6 ASPEK PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA
BAB6 A..S-,P-EK
P.ELAKSANAAN DAN
PBNGBIII},ALIAN TATA RU.AAIG WILAYAH KABTJPATEN TASIKhfi AL,AYA
6.1
Arahan Pensembangan Wilavah Kabunaten Tasihalava
Arahan pengembangan kawasan pada prinsipnya merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan srmberdaya alam
di ruatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini
dapat memberikan suatu proses pernbangunan yang berkesinambungan. UU No.24ll99t2 menyatakan secara lebih tegas bah';ra pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan
ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta kara.i
kegiatan alam. Wujud dari pola pemanfaatan ruang meliputi pola lokasi,
sebarar5
permukimar\ tempat kerja, indusfi, pertanian, serta pola penggrjnaan tanah perdesaan dan perkotaan. Pemanfaatar' lahan
di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan sesuai dengan potensi
kelayakan lahan yang ada serta konsep pengembangan wilayah.
6.1.1
Kawasan Lindung
Kawasan lindung di Kabupaten Tasikmalaya hendaknya dipertahankan dan dikembalikan sesrai dengan persyamtan yang telah ditenhrkan sebagai kawasan lindung untuktAap: ' .
.
Meningkatkan kesuburan tanatr, untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian, perkebunaq dan peternakan
.
Meningtatk4rl,ketersediaqn air:lanalt dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan kegratan budidaya pertaniarL perkebunan, peternakan dan industri
.
Terjaganya kualitas sungai, untuk mendukung kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan inriustri
.
Terjaganya kualitas pantai, untuk mendukung kegiatan perikanan laut dan pariwisata
RTRIIT Kabupaten Tasibnalaya 2004-2 0 I 4
RENGANA
6-1
yang ditetapkan adalah mengendalikan untuk mencapai kondisi tersebut, maka strategi kawasan lindung di RTRW fungsi kawasan lindung untuk menjaga berfungsinya serta mengendalikan Tasikmalaya sesuai dengan yang telah
Kabupaten
baru antara pemerintah dan pengelola sektor modern dengan membuat kesepakatan teknologi yang ramah lingkungan sektor modern dalam hal mendorong pemanfaatan yang ditimbulkan dari menimuskan bentuk-bentuk kompensasi akibat eksternalitas terhadap lingkungan.
6.1.2
Kawasan BudidaYa
mengarah pada pengenSangan Pemanfaatan ruang untuk kav,'asan budidaya hendaknya rnasyarakat di dalam ruang wilayab' kegiatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dimanfaatkan untuk Oleh karena itu numg yang sesuai untuk kawasan budidaya
juga mempunyai nilai kegiatan yang selain sesuai dengan kemampuan fisiknya' ekonomi dan sesuai untuk permukiman'
budidaya Adapun a:ahan kebijaksanaan pengembangan kawasan
ini
adalah sebagai
berikut:
1. Menetapkan kawasan-ka\r/asan perkebunan untuk
2.
pengembangan kornoditas
unggulan Pada sektor Perkebunan pengembangan komoditas unggulan Menetapkan kawasan-kawasan pertanian untuk pada selitor Pertanian
3. Menetapkan
ka.;vasan-kawasan peternakan
untuk pengemb4ngaq kpmo{taq
unggulan disektor Peternakan
4. Menetapkan pusat-pusat pertumbuhan kegiatan perek'onomian 5. Mengarahkan perkembangan wilayah cepat berkembang'
RTRW Kabupaten Tasilonaloya 2004-20 I 4
RENCANA
6-2
Tasikmalaya Bab 6 Aspek Pelaksanaan dan Pengenclalian Tata Ruang frriloyah Kabapaten
6.2 dimensi Rencana Tata Ruang rfirilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya mempunyai
waktu pelaksanaan.l0 tahun (tahun 2004
-
2014). Program dalam RTRtr/ Kabupaten
Tasikmalaya disusun 5 tahunan yaitu tahun 2004-2008 dan 2009-2014. A1.as dasar pentahapan pelaksanaan rencana tersebut lebih lanjut dapat dilakukan perumusan indikasi program pembangunannya. Selanjutnya indikasi proglam yang diajukan dapat dijaclikan dasar bagi penjabaran lebih lanjut dalam penyusunan program pembangunan
jangka menengah dan daerah (Propeda), penyusunan plogram pembangunan pfasarana parrjang, serta penyusunan program/proyek pembangunan tahunan.
yang Indikasi progrcm pembangunan diperlukan untrrk menyusun progralrF-proglam komponen sesuai dengan arahan rencana. Indikasi program diturunkan dari berbagai
RTRW Kabupaten Tasikmalaya. Pertimbangan-pertimbangan dalam indikasi program pembangunan adalah sebagai berikut
1. Adanya
komponep-komponen
perumusan
:
RTRW Kabupaten Tasikmalaya
yang
perwujudannya membutuhkan implementasi secara langsung dalam bentuk perlu pro grarrF-pro gram pembangunan fi sik dan ada komponen-komponen yang dukungan perangkat lunak untuk implementasinya (lenetapan peraturanperaturan penyu$uran rencana yang lebih rinci, sosialisasi rencana, pelibatan masyarakat dan sebagainYa).
Z.
Adanya kebltuhan untuk mengurutkan prioritas pelaksanaan pembangunan kota
untuk setiap tahap pembangunan. Kriteria yang digunakan untuk mengurutkan
prioritas adalah tingkat keterdesakan masalah, memberikan efek ganda." melanjutkan proglam-program yang sedang berjalan atau sudah menjadi
)
i I
prograrrFprogram 1'ang konritmen. i^ .'' r. ""-* i; l-:'l:i'"' perlunya Adanya f<.jUriflton pembiayaan atau sumber dana yang'berbeda, serta
'
3.
:
dukurrgan kelembagaan untuk melaksanakan progmm pembangUnan.
Agar lebih jelas indikasi. program pembangunan Kabupaten Tasikmalaya tahun 2004' 2014 dapat.dilihat pada Tabel
VI-l
IITRW Kabupaten Tasikmalaya 2004-20 I 4
RENCANA
-3
.!t
s' B
I
to
*\a 4 N
\)
\ v -s \ *: .o
i\
\] l-1
s
.$ R --
€ q)
o0 a)
€
M
l-i (t)
t.r
zx F
t
A. H
tr
tq 4
*
a)
-v q)
\\o* -a
s
p
J: =HF
t3
H tq5A
3eH F e3 diF
-
frl A.
E & v v rh
& A. l-l a
ig
a
zl-(
\ s (\ \s a \ s s' tl I
F ,€ V)
.B
F{
qr
ql
\
s< c!Z v< S() FZ tu! n(|r
\ s\
ss+ \
s
s' (s s
'q
.U
"$a
oo
*
o
ts
s
E
-a
ct
E
!i3
a"
o
t:
E
t-{
ro.
q
z o 2
ul
E,
$l
$
E Sr EE *$
H
gF H :; gg EEf;
EE u' 3E .F>.F f o cP Ec EE ;E E-* -E-{l gE 65 c:-
EE I-=c PE*
s*€
_
tr
9-o
if;
EE EF
€E€
I I I
I
c 6 o o E o c |! c ts tu=o xo o= I'
:<()
gg. €; oq 0-6 c-
EgEEE€
I
c EE E ai' cF g6 +- (!
=-c 7c. E6 @o o_ a0 qc
g*
eE= e igE
FgAFEEE
c
E
eee ggE
sbE;
E
_g
o oo
6
R E
o
=o
E
E o.
:o -v ac rt(! ott
b-€
E(s !-' zc g6 ]J6 }= c=
oo IL IL al
at
Ea
6' E. ct!
o J
6
E_ 6>
96
('
ts
c 6 E 6
c.
u(t
Y().
(!
E
s€a E EH€
c 6
o
: i
clE (!c tod FO=(t xtt o= :( cD
ar)
5E (6= EO !st 6 :(o
199
\t a c\
\a s(\ I
.:rJ a Vj
*
et5
s
.a
z
l-: l\ o z tg I t-l ul tq t
sE
co o
EC
c5g
sP3_3i€ 3.E€ EEg ;s f,*
(a .U
-Y
6c
Eg;
@
r: 6
o
o6-E oo CO -6 OE :o
-v JC
(' '-
o-
o6 oo
FEE gl= c == ao *o !4C,6 lo 50 b9 (L=b
lL@-
c d
F 4
E'' s F
** EsE E$ ie
150
bo
9E
ss
€+ 3E
*E
Fg E--
E9 =s i= EE. gE S€
.lt
= o 6 F
Eo .gc roF ECt
EE .o= .f.:< o
_o-
YX(/)
c6
b-? f=
E -cc
Ett
5E c-
EE PS
SE 6-g og
;6
6E
F85E 469 g9
Ec
_OE ro6
gb
@
2 E
EE.
!Dc .!go ?oHc
5.€
E
d o 6
E 3_
=e
$Eg -P3
S
=9 EE. S
tr == H65 c iE
o o c = c o cE o Y
P:-6 ()o .P 6-
6E E C''E =Eo6go .OGG
olt. co
CL
R E
d
f _d d()
6"; 6;
E o
xt
olU -io
E
o o 6
c6
C.
crU
E
g 6 Itr Y CD c
Eo
5a! dE EC'
i :r L i
EE tio
=' ril)<.i(),1
\ sa\
\cl I
sC\l R
s .a a4 .s H q)
E
It o
J9
o-
o
Y
$ <(
's .(3
vz o 2
i\ UI
E,
I
@ t
(0
,€
3 f.r
gt
\: v -s
.a
x
s' .{: $ B q:! s .s H
\t
{ ss q)
a.
= 'E
c: d6 pE
\
IU
g$
tt N
\\o*
s5E Eg E
.a
as
6:l'
E *F f; r' E
Fb o(, =o EE oo E
b.E :
3-
sE$
g
FH FE g
OlgF
CL
€o dl.Y J6 o6
0
Eg F (td CY E = >E co
I'
ri EEE
$ Eg=
rs3iE ggf-;H
s5E o=G
#68 -: i(L
"
EEE H**E Y ()o- Y crOi
-Et FiSE _ET
g=-fi g H
;=EE 6E
H
:8. 5$
E=*=
.v,
q-
3lF .o'E 3E
g* Frs 5- 5 5; c -i
-Y
c
el
cu
gE
"*+ FFE fiE trE c,
6 .tt j
OY
O
sg
E
cE= €F- *e EEg Fg Hg q60
16c
gEs g€ FaE
|60
gE
Fr Fe
-c
EE
r!C =o -:o uto
JE
-o (t6 =rt
EEd Ecc a 9p= 9.etE
aDo v:{,
Ff6
3E o6 6c
6 E
3 a s= 5
FIL cc 66 |Urg
F 6*
sggE
E : o I
:9
JC
E
O
c; 60 L? oc
-i jq6
E-
f,FE€ g I :P
Pc i6
H
.:;
E
= c
-E
A' q)
5c (:16
E
Ef,-Et53
q)
e IU
tr,
o -o o o = o-
Fg
s
E
E CD
E
EE d6 oo
60-
i'aEJ
7rc
E 9.P =Gd €JA> E
\ a \ s\
E c'$E -o. -= 3
s
cdcco -5
6.9; F-CF
I
,)c Y qr qr;
a c\ (s(5
R
E 6 .|!
o
6b
oc
Ea -40
@o_
ot5
('
c: Yt! at S-c or! so
o-
cL
g c c6
=a! 6rt't -3 6E
'Y la .o N
e\t
a.
s'< (34
v< N(, =z trut XE
o ! @
Eg E- 6 6=
FgE EH
gE
;€
E
SE
gE E* EjZ
r.s ;gE
F I
:
o6
F
E
Ea E;
E€E
go =E EC =o
$E
tu I o
F
3-=
gg
-Es EE
E:
FH FE
FF gg f;E
E€ P*
Ra
HF = E EE
E FE iE E tsE b
El F q -
6|! nY
2 |! 6
9-c '!e g
.? (, gI ED
X-o
€
P NP EP E
5 E; E t FE 8E :e 9c t e :d.5 e
gE ?; -: 3-H E
E:
*s
FE F $e
EA E P.E FE -= FE F EA
;;€ cc
dc CE
*l
6
-
E8
t9
\
saF
6E a
= =:G
EEE 606
\ a s c\
YtDs
6'
gg'EE
c,
H
gs$et
5SE H > -6'E
(' ,o
E E
Afi E $-
;;P
i'b
E(! E
ob c
--6 dd€
os.lt o:3 i6
s C\ I
ts
tt c 6 E f !t
t6
E
o
= ol
o o c
d -g d
i.c
EC J] .II ED
€g rr,
=c6 ! o
IE
15
E = aD
N
k
t\
.g s..
s< tlZ v< I()
Dz RUJ qG
e
$l st
I
fl $l
s| $l
tl EI
{l
E
.sl
o|!c -c.
oP ;i cc €tdY
sl sl
.9
z,=E g;:'
$l
o',c o-r!6
5 sE =-=Pq
i 3.F
H
-gE
$l
'l
-E
AE Ei E i E(r=Xg
:F
Yf
gs
Eg E PFE
ieiEa
E rEa
s p*e
E
== E
g*E[g
E=
*g
g; g EE ggFgFsEE
I
FEfiEF
FA F EA
II I
c
I
I
E.9 E rEOr!
I
I
o:rry ooJ :<(L('r, Ej g:
I
I
I
=co !
;
c' t, E J
ID
ri
.c
JC, -6 (t= .2=EJ
I
()
ca 1('
J=o OQ
I
C'
vd
*o
tt C -o E> r!= o6
I
6 c
o c Iru
6 -rt
i
6 = t5
_o-
o 6
.. c,
li. rt. i: o;:;,
FE :o |q0 -oc
\a
5P
\<>
5e
sc\
;e Eg
sc\
!i ila= i
I
$ rs ,{F
= g,:
z
E
o z.
*
.o
st
= F t
.6
3e
J ! a T' oJ
dt
ul
o.
Ut
s \l
s
z \ (t z E ul
*:
qt
a
F* Fgc
a
g E EF
.YCLd
FFg eEEF 6C >6
6 _Y
-C
Ei F$ gE cd
6
sE g:
SE F €A F
#
EEEg
E
9c:
cL
*e*e= F.E *E g ;E gE g3 F E€g g* E
*
EaC Fg E FEA gg ,i
Eu
:s
a3 Eg- $g
FEgEggg
E
cQ
EE
;=F
g*
g sFa
6f g-
hE*
FF EE FgB
.t
-o @F
E6
-€ d o
= o
-J
c,
6 d
E 6
o o
l<
gg iio a-
-16 G> 60
\
oEi 6C o9. -6
o c\ I
Ee
sc\
\a
GY
EE o=
(l
s
,lYcr
(s
*14
!(! c
o c 2 o) o c a
-g
E
=6 => EC) OE lL aT
c-
tr^
o o
{
trD $
$ ,a *:
2
N (, z t-i lu
rq
M,
st I
v
sE=
EE-
EsgaE EA
HF
E :a
Ep
EE
s=
Eg
aEE gF
gAE
EE* =S
$a
ggEEg
F
EgF;sfi EgFFfi 6
ds 6P E5
R6
6.6 YF rE< =6
Fg |'=
6c L>
6C,-
E 3E
FE8 = -o o It c 6 -c 6 ctd cD oC6
-o6
L:
g$
g ss
,=
igE€EgF FEgggEE EE EE EE
E
6
c o .E d 6
s
E vE
-iE;
6
o6 .-o t-c 6 c f 6 € |U o @ E 6 6 c-
-
oo 9b e E6 tg--9 Fr i+ =.tt cIE c6 o C o
6 g It
= It g
*EE
F6'E. Fa3 > 5L_
Egs $E€
\ a \ \15 I
sc\| $
s' tS
S
.
= 6
"ia
--g E= o= cF
e
E
€; gE
3 ti E
3
-: z (t h gz ru
-o
t*.
u,
cit I
=E
gt
gE
Pb.
GT )a= c
60 !o
EF
;ii dto
5E o-c EC 6d :t= -cr$ GC
g dC
cc or!
c{, oe
Ore
O _
6s 6; OED=
:E 3s
E8 EI -Pg -Ps F-s FH
o-
-o
E6 16 lt, octi
9B d-
'^V EP 8E cl 6
alYY
E€ gg
OF
ti6 == o-
-E =o
Pg
L6 c o o o = (t c (t TL
e=* CE
E
H
-YrE
E
ql
Y: .[ E!a E+ I EE. E
q
F8E CE E A:P o b .8F .oE 8c -gS E B 96 q Yo b
s
-o ;9c (!EO
FEF coru *B F OF
B
6
;E Es 4 EEgEE PP E-s P€ *S =E RE S-R
FE PE o6 :o
ggia*
R
6o ED c =
FP E€ a6.!
ti cgP g6
:<
rD
t:
o
6
:d
56 ::((t
:(
:t -o
\ so\
rtr
-o
c 6 6 E
\s (5 I
(\
a (t o
s. \s
c .= >\
Ep
iEs EE ;F 6-b c
EE
E
E
*SEE Fc
gg
ruo 6o CA,
S€3-
SE 5E
tto cc, s6 cc
IU
clu
Ed co
6=
gs
g
G
.c
)
-g o
-o
(!-
.c,
o cct
o 5 o
i:
6
c
16
OL
69 CDE o-g
lLt
c6 o co E c o .c o c) o co
rL
'sa
q
H q)
t]
s vz \ C' z K Fr tu
.a
q E,
\ s ct \sI s c\ R
=. t!' (l s
-! a4
e \)
s
s_
-x< .EZ
v< \o az ts; ul
qE
ro I
atr
(D
6
-\.
go
gc se eE
.x = t! .Ct6
A€s Hi g
=o E€'e asF sEdgEE
o
to
E
c = Ec
.-o FC' IU
.v 6t o !, c
to
rlE
63. E PA : 5c qO E
g
o
Od EF
IU
c 6 d .D c
A
o
6-: cc
o.
c
o
sE r Qoc u,
C:
E-
IU
ylu
clu
_g
o
c
E
3_g 3
& a
3= 6-V
EOF
E-96
06d| =cc odd
cEit 6Yt
OEDO
Ecc ccc ooo o- tL rL aaa
C,
.g
6 6
Eb rood cc 6au
zb o
oF a6Fc
ES qo YC
bE trS C-
Fil ott =6 fq) cc otD
rL aa
TL
6F
o c
l c = e)
o .Y
o -9o EC e=
=o idq g=
E 6 .
o o
Y.,i :' .,'
: : ln
. .1
,
.
:
;
i,
:
-R 3':
,
l<,(,, tD
c
= c
6p -= EB g5
g8
SA 6f U, q.6YY .=.o r|. .NYYY rEX oDv trt o c= c oX o -o= .u EE E
(L
8.E==
BP 3
(L
6 o c no E
&
FgFF !r
-' :;ti
+
E
It
crtF CD
=q E.o
BE oo 40.
z<( () z UJ E
xtt'
(D I
ro .ra
'a
H
s t'
$
-a
.s v-s
I
+ Ar oo
ii
c< N
s
-u s) oo
*a)
e€ H ;i=9. EF-$ *$$A:
€
s
t3
t
ua
^a)
A. q)
\\o* "o \s ca
;
c(' E. |o
o
=o
J Ja :t plt ec |o6
_cI
96 cF 6= E6 YC
EgEiEEggigg
cD6 co CE oo LL
FgEFEF*F-FE$
aa
** b
€5
b
b
Eg ga *
g
ee
;$E*;uE ;E EF EE q; Eg E=-^ rg=eFrEFEEgg O
a
't-,
:r
= o o o = -o o Y G f
o o od =>r J
lo
66 ltF
+ sa (\
s\
9g gao
o6 FF'
s
ls' lrt L
Ec P€ o2c, ca ott a!c
96 rl
'sa
L?,
z<e' !,
z.
ra=
l* lq)
lE"
< EZ
t_x
lv< l\(, l>z lR tu lqs
*a '6 Fr
s
q)
'd R
s
* q)
c t! (t
E-
3E (Il(U
YE
P8
=o 5Y JSE |uJ (EED
FC
F9 a! ()F .o .'F Oa 6-
-o gid EE, E6 l:> oo o_E aa
Po
P,u
qE F.E cc cc= *e *3li
Ei EI$ EEH EEH
\
o
c\
tsI
$Es $ete
so c\ s (l "ia
a
H q)
€< .sz
v< N()
EZ Rru
E(r
Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang \\/ilavah
6.3
Secara umum pengertian pengendalian pemanfaatan ruang wilayah adalah suatu upaya
untuk dapat secara kontinyu, konsekuen, dan konsisten mengarahkan ruang secara efisien dan
efeltif
pemanfaa-tan
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Untuk dapat memberikan kesempatan terhadap setiap dinamika yang berkembang dalam masyarakat maupun sektor swasta, maka pengendalian pemanfaakn runng ini seyogyanya bukanlah merupakan suatu hal yang kaku. Pengendalian pemanfaatan ruang
harus juga dapat berfungsi sebagai alat pemacu perkembangan wilaya!1 yang dapat meningkatkan keuntungan secara sosial, ekonomi maupun fisik. Berdasr,rkan Undang-undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, pengendalian penranfaatan numg diselenggaral
+
truPR). Pengendalian pemanfaatan nulng, terdiri atas:
Pengawasan, yaitu usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan nrang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, meliputi (Pasal
'
l8(l))
:
Pelaporan, yaitu kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
'
Pemantauan, yaitu usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi cian memeriksa
dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
'
Evaluasi, yaitu usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai fujuan rencana tata ruang.
'
Penertiban (Pasal l8(2), yaitu usaha qntuk mcngambil tindakan pemanfaatan yang
trfl$.se,g.4r'{engan,,rercana
mehlui:'pr.rrik**
dan peuy:eHa*an atai+$niua
pelan-ggaran atau kejahatan yang dilakirkan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat
terwujud, yang meliputi sanksi administrasi, sanksi pidana (kurunga1 atau denda),
dan sanksi perdata terhadap terhadap pelanggaran/kejahatan yang diatur dalam peraturan perundnngan yang berlaku. RTRW Kabupaten Tasilonalaya 2004-20 I 4
RENCANA
---*:--*-----3-- rs
Pot f ttZrn P"!y
Disamping itu, mekanisme perijinan juga merupakan bentuk pengendalian pemanfaatan ruang. Mekanisme perijinan
ini pdda dasamya
penetapan prosedur dan ketentuan
merupakan upaya pengendalian melalui
jang ketat, yang hanrs dipenuhi untuk menyelenggarakan
suatu jenis kegiatan/pemanfaatan ruang sezuai dengan rencana yang ditetapkan Dalam
pernanfaatan ruang, kegiatan perijinan diperlukan untuk menjamin kesesuaian antara pelaksanaanpembangunan (atau kegiatan pemanfaatan ruang) oleh masyarakat, dunia usaha
atau swasta" dan pemerintah dengan ar.ahan pengembangan/pemanfaatan ruang menunrt rencana tata ruang. Janinan
ini penting untuk menjaga ketercapaian tujuan
pemanfaatan
parJa suatu lokasi, dengan rnernpertimbangkan kualitas ruang yang ada. Kemudian
melalui
penjinaq kegiatan pelaksaluan pembangunan oleh ketiga pihak tadi memperoleh kepastian hukurn Dalam kegiatan pengendaliaq pr:rijinan terkait pada kegiatan pemantauan terhadap macam kegiatan pelaksanaan pembangruan yang merupakan makzud dari pemberian ijin.
Misalnya jika macam kegiatan pelaksanaan pembangunan yang terkait ke penerbitan ljin lokasi di lingkup pemanfaatan ruang adalatr melaksarakan kegiatan perolehan tanah, maka kegiatan pengawas€rn yang dilalarkan lembaga/instansi penerbit
ijin adalah melihat
seberapa
jauh kegiatan perrclehan tanah ini telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada dalam ijin
lokasi tersebut. Penertiban llemudian dilihat sebagai pengeftrur sanksi
jika
terjadi
pelanggaran terhadap ketenflran yang adaDengan demikian, upayapengendalianterhadap pemanfratan ruang Kabupaten T:lsikrnalaya dari aqpek perijinan dapat berbentuk :
1. Pengawasan terhadap kegiatan perubahan pemanfaatan lahan. Pengawasan dilakukan sebelum maupun sesudah rjin diberikan. Pengawasan yang dilakukan sebelum
diberikaq dilakukan dengan mewajibkan pemohon untuk persyaratan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperoleh
ijin
menyertakan
ijin.
Sedangkan
pengawasan yang dilakrrkan sesudah ijin diberika4 bertujgan untuk melihat apakah kegiataq tersebut telah sesuai ddn"gan ketentuan yang tercantum dalam ijin yang telah .', .,t..1.. :
,,.,;]
.' , ij,':i
diberikan
2. Penertiban,
berupa pemberian sanksi terhadap pelanggaran ketentuan yang tercantum
dalam ijin yang telah diberikan
RTRW Kabupaten Tasi kmalrya 2004-20 I 4
RENCANA
F- r9
Bab
6
Aspek Pelaksanaan
d* P:!eg!!gi*
T?ta Ruans wilaya! i(abupaten Tasikmalaya
3' Mekanisme perijinan sebagai bentuk jaminan terhadap kesesuaian
antara
pelaksanaan pembangunan dengan arahan pengembangan dalanr rencana tata ruang.
nerijinan dapat pula digunakan sebagai bentuk pencegahan terhadap kegiatan perubahan pemanfaatan lahan.
6.3.1
Pengawasan pemanfaatan Ruang
Kegiatan Irngawasan pemanfaatan ruang dimaksudkan untuk rncnjaga kesesuaian antara pemanfaatan ruang atau pelaksanaan pembangunan dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang' Mengacu pada Undang-undang No. 24 Tahtur lgg2 tentang Penataan Ruang, kegiatan ini diselenggarakan dalam benhrk pelaporaq pemantauan, dan evaluasi pemanfaatan ruang.
Dalam rangka pengawasan pemanfaatan frffig, bentuk bentuk pengawasan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
'
Pelaporan daram rangka pengawasan pemanfaatan ruaug berupa kegiatan pengumpulan datalinformasi secara berkesinambungan nrengenai pemanfaatan il&g, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang
ditetapkan.
'
Pemantauan dalam rangka pengawasan pemanfaatan ruang berupa kegiatan mengamati' mengawasi dan memeriksa secara cerrnat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Kegiatan pemantauan ini didasarkan pada hasil pelaporan yang mencakup kegiatan pengumpulan datalinformasi (kualitatif dan kuantitatiD tentang pemanraaton pemerintah, masyarakat dan dunia usaha (sektor swasta) serta. perubahan-perubahan perwujudan.tata ruang yang terjqdlr$ ,r'.?rg4n,pat{ffrmasi hasil pemantauan
**r;;
b"#iil'r*,
ou***
ffi;
{ar-am *i ;ffi";::' '',lfilu:in series) yang terkait dalam penlembangan sistem informasi peuararn ruang. ' Pelaporan dan pennntauan pemanfaatan ruang perlu dilakrrkan secara
a*itr*uo'!.9s,in,
berkesinambungan sehingga hasilnya dapat digunakan seb,agai bahan masukan utama {alam kegiatan evaluasi untuk menilai kernajuan kegiatan pemanfratan ruang ahm rencan a tararuang. Dalam kaitan ini _----.-__G_rcn .qo.n.'.u.utu ros i t yp' t oyi zvvl_zvrq n-o Dot !
*: YY{: RENCANA.-.V..
*i
t
ZO
Bob
6
AtlgL Pr!nk"o""*
!-
P'
sesuai dengan kurun waktu RTRW Kabupaten Tasikmalaya adalah 10 tahun (2004 2014), maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi atau peninjauan kernbali
-
terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya sekurang-kurangnya dua kali (tahun 2008 da1 2Al4), atau apabila diperlukan. Hasil evaluasi inilah yang akan menentukan
perlu tidaknya dilakukan revisi atau penyempurnaan terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya. Dalann kegiatan evaluasi dilakukan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan pemanfaatan ruang serta perbedaan wujud pemakaatuo
ruutg (fakta vs'
yang rencana) sehingga dapat diidentifikasi sejauh mana simpangan atau deviasi terjadi. Selain,itu, dalam kegiatan evaluasi perlu pula dipertimbangkan berbagai
lain: f,aklor pengaruh eksternal yang mempengaruhi pem-anfaatan ruang kota, antara
o o
Dinamika perkembangan wilayah baik eksternal maupun internal Peraturan atau ruiukan baru yang berkaitan dengan penataan ruang yang berbeda dengan prosedur dan produk rencana tata ruang yang berlaku sekarang,
o
Kebijaksanaaa baru, baik yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, daera[ maupun sektor,
o
Perubahan orientasi atau paradigma baru dalampembangunan
kota
Untuk dapat melakukan evaluasi sejauh mana simpangan pemanfaatan ruang terhadap tencana yang ditetapkan, perlu diperhatikan kriteria bahwa pemanfaatan ruang kota dinyatakan sesuai atau tidak terjadi simpangan apabila terpenuhi
.l
RTRW Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan sebagai peraturan daerah dan terdiseminasi ke instansi pemerintah daerah dan masyarakat
.
:
luas
,
,
RTRW Kabupaten Tasikmalaya benar-benar dijadftan acuan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang memanfaatkan ruang sehingga RTRW Kabupaten Tasi(malaya merupakan dukumen resmi dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah seperti halnya do!1-men r-encana tat4ry4ng du+ tS5tgaq4 pgmbangunan daerah
^
:
St,rtti11laro,polalpr*manfatan ruang yang diwujudkan benar-benar sezuai dengart arahan dalam
.
lainnya.
nfnW
Kabupaten Tasikmalaya
RTRW K^abupaten'Iasikmalaya menjacti acuan dalam penyusunan rencana tata ruang rinci kawasan di bawatrnya (Rencana Detail Tata Ruang)
RTRW Kabupaten Tasikmalaya
RENCANA
2
004-2
0I
4
y!!$p"k Prltu"rg* tu P""gt,
RTRV/ Kabupaten Tasikmalaya tidak menimbulkan kon{lik kepentingarr antar sekl.or atau tumpang tindih alokasi kegiatan antar sektor
Peminfaatan ruang atas dasar RTRW Kabupaten Tasikmalaya tidak meninrbulkan dampak yang bermasalah pada masyarakat luas.
6.3.2
PenertibanPemanfaatanRuang
Penertiban pemanfaatan ruang adalah usaha untuk mengarnbil tindakan ag3gpemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud. Tinclakan penertiban pemanfaatan ruang dilahrkan oleh Pemerintatr Daerah melalui pemeriksaan rjan penyelidikan atas semua pelanggaran/penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Bentulc penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai rJengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebagai peraruran daerah didasarkan pada
bentuk pelanggaran yang dilakukan. Dalam hal ini perlu clibedakan bentuk pelanggaran sebagai berikut:
Pemanfatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang. Dalam kaitan
penertiban
ini
bentuk
yang dapat diterapkan antara lain adalah penghentian
ke,giatan/pembangunan dan pencabutan izin yang telah diterbitkan Pemanfaatan ruang sezuai dengan fungsi ruang tetapi luasan menyimpang dan atau
tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam kaitan ini bentuk penertiban yang clapat diterapkan adalah penghentian kegiatan dan kegiatan dibatasi pada luasan'yang sesuai dengan rencuura yang ditetapkan
Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang, tetapi benfuk pemanfaatan ruang menyimpang. Dalam kaitan ini penertiban yang dapat dilahrkan adalah penghentian
kegiatan'dailftiiibffisiitjEfiiiikpeii-'.nfaatant'nJa,ngi'ir
,:,,i
:i;. 1 '"'
':
RTRW Kabupaten Tasihnaloya 2004-20 I 4
RENC.ANA
--T-22
B-!!j 4sry!-ry1lW"aan
dan Pengendal tuft fatu Ruang
m
penertibn dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang yang
Secara urnum kegiatan
dilakukan rnelahri dapat ditgrapkan di Kabupaten Tasikmalaya antala lain dapat
.
Pencabutan
:
ijin
Penataan *tuoU:' Mengacu pada Pasal 26 Undang-undang No. 2411992 tentang tata ruang ydn{ setiap ijin pemanfaatan nrang yang tidak sesuai dengan rencana K-g.P-ala telah ditetapkan, dapat dinyatakan batal atau dicabut perijinannya oleh ,Daerah. Pembatalan ijin ini dapat dimintakan penggantian yang layak bila dapat itikad batrwa ijin yang telah diperoleh sebclurmya itu didapatkan dengan
dibuktikan
!'r' adalah ijin baik. Pacla bagian penjelasan, disebutkan bahwa ijin pem-anI3a-tan ruang
dengan yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata b:rngunalr yang sesuai
Ijin peratgran perundang-undangan, hukum adat, dan kebiasaan yang berlaku' yang telah pemanfaatan ruang yarrg di,batalkan adalah rjitt y*g tidak sesuai, baik ada sebelum mauplln sesudah adanya Rencana Tata Ruang yang ditetapkan ini juga tercantum berdasarkan UnrJang-undang No. 2411992 ini. Pencabutan ijin dalam Llndang-Undang Gangguan, dan dilakukan bila pemegang ijin lalai yang telah diberikan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ijln (Pasal
'j
l2(l)).
Pemulihan fungsi adalah Bentuk pengendalian lain yang terdgpat dalam undang-undang No' 2411992 merehabilitasi upaya pemulihan fungsi manfaat ruang yang diselenggarakan untuk Daerah fungsi ruang tersebut. Pemulihan fungsi ini menjadi kewajiban Pemerintah program Kabupaten sesuai ctengan alokasi dana sebagaimana tercantum dalam pembangur;an (Penielasan Pasal 26(2))'
+
.',;.
),
:l ili'ij:ir:'''''l
Pengenaan Sanksi 1
';l-
::
ll'l
'.,
I
1
.
ya\ttt S"luin'sanksi-sanksi yang tercantum dalam Undang-undang No.2411992, Nomor 22 sanksi administrasi, sanksi perdata dan sanksi pidan4 Undang-Undang sanksi Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan beberapa bentuk
dalam Peraturan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah yang dapat dicantumkan
F:ENCANA
'
i
_
Bab
6
Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian Tata Ruang Wilsyah Ktbupaten Tasikmalaya
Daerah masing-masing (Pasal 71). Pengendalian dalam bcntuk sanksi yang dapat diterapkan antara lain: I
Pidana kurungan selama-lamanya6 bulan; atau
t
Pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah);
I
Dengan atau tidak dengan rrierampas barang tertentu untuk negara, kecuali jika
ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
6.4
KeduduFan
RTV
Kabripaten fasiknralava dalam Asnek
Periiinan Sebagai salah satu rencana tata ruang, RTRW Kabupaten Tasikmalaya mempunyai fungsi utama dalam pengaturan dan pengarahan pemanfaatan ruang bagi trerbagai kegiatan- RTRW
Kabupaten akan terkait dengan upaya pengendalian pemanfratan ruang (Development Control) seperti yang telah dijelaskan sebelurnnya Unhrk menjadikan RTRW Kabupaten Tasikmalaya sebagai pedonran bagi perijinan berbagai kegiatan pembangunan yang dilalnrkan olehpemerintah, swast4 dan nrasyarakat, maka yang
harus dipenuhi adalah legalitas dari RTRW Kabupaten Tasikmalya itu sendiri. Setelah
menjadi suatu Peraturan Daerah @erda), nrraka RTRW Kabupaten Tasikmalaya dapat dijadikan pedoman yang mernpunyai kekuatan hukum bagi pemkrian ijil lokasi suatu kegiatan.
Ber@gai perundangan dan peraturan dapat dijadikan acuan dalam
pemboi* ijin
selain
berpegang pada arahau dalam pemanfaatan ruang seperti yang ditetapkan dalam rencana kawasan non budidaya sebagai acuan utam4 antara lain sebagai berkut:
qgr,Ci
I"
U:rti,g
2.
Keputusan Presiden No. 53 Tahun 1989, tentang Kawasan Industri dan SK Menteri
ang
]rfs.'2{ ranuq
f
Penataan Ruang
Perindustt{an mengenai Tata Cara Pemberian Ijin serta Teknis Kawa$an Industri.
RTRIY Kabupaten Tasibnalaya 2004-2
RENCAI.IA
0
I4
6 -24
\
'
Bab
-
3.
6 .Aspek
Pelakanaan dan Pengendalian Tata Ruang llilayah Kabupaten Tasikmalaya
Undang-Ilndang I{o. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
4.
Keputu.san Presiden l.lo. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
5. SKB Menteri
Pertanian dan Menteri Kehutanan
No. KB
501246/4/1989; No.
082/Kpts-II/1984 tentang Peraturan Penyediaan Lahan Kawasan Hutan untuk Pengembangan Areal Pertanian. 6.
SK Direktur
Jendral . Kelrutanan No. 54lIfuts/DJAI/1981 f,entang -- ? Tata eara ''"; q'{' :"\ ,t.' ,,'i----- ,': i: i..i' 1'ujuan Pelepasan Areal Hutan Unt'uk Perkebunan, Perikanan, dan Tanimin pangan. !.
7.
Tata cara pemberian
ijin
lokasi untuk keperluan perusahaan pembangunan
perumahan yang menggunakan fasilitas KPR/BTN, Papan Sejahtera, dan Koilerasi
(Bidang Perumahan), tetapi tidak menggunakan fasilitas pMA/plvDNPermendagri No. 3 tahrur 1987 8.
Tata cara pemberiarr
ijin lokasi dan pembebasan atau pembalian
lahan untuk
keperluan: Perusahaan yang tidak menegunakan fasilitas PMA/PMN. perusahaan pembangunau perumahan yang tidak menggunakan fasilitas KPR/BTN dan KpR Papan Sejahtera.
9- Tata Cara pemberian ijin lokasi dan pembebasan
atau pembelian lahan untuk kcperluan perusahaan yang menggunakan pMAlpMDN.
Dalam rangka pengendalian pembangunan sebagai pelaksanaan RTRW
Kabupaten
Tasikmalaya @serta rencana tata ruang yang merupakan tindak lanjut dari RTRW Kabupaten), rnaka diperlukan adanya perangkat hrnak melalui proses perijinan Untuk iru
pa'lu dkembangkag_suatu si*em dan mekanisme proses
ffiinan
yang menyanglort:
Dalani hal ini yang berwenang memberikan ijin adalah Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan bidang tugasnya
RTRII Kabupaten Tasikmalaya 2004-2
RENCANA
0
I4
, 6-25 {t^ |t{.
.
2.
B?b
6 AspeL
-Pelaklana'alt
dan Pengendalian'fata Ruang Wilsyalt Kabupate,n
!^tVt!"y1_
Bentuk perijinan yang diberikan
Bentuk perijinan lokasi kegiatan sesuai sesuai dengan tingkat kepentingannya, misalnya dalam bentuk persetujuan ijin prinsip atau ijin tetap.
3.
Proses penyelesaian perijinan
Dalam proses penyelesaian perijinan beberapa hal terkait didalamny4 antara lain:
' '
Jenis peruntukan pada lokasi untuk kegoiatan budidaya yang akan diminta ijioyu
Instansi pemroses dalam hal
ini
addl,4h
yang berwenang dalam plnataan ruang
Instansi pemberi
ijin: yaitu
iinstpnsi yang ada
di
kabupatenlkota
:
semua instansi yang terkait dengan persyaratan
pemberian ijin unfuk suatu perunfirkan/lokasi tertentu
rjin, baik yang menyangkut syarat aclministrasi
Persyaratan permohonan maupun syarat teknis
4.
Teknik pemrosesan perijinan Dalam pernrosesan perijinan perlu ditentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam pemberian
ijin mulai clari penelitian
terhadap ,Jata-data administrasi,
penelitian lokasi, sampai pada penelitian perencanaan peruntukan pada lokasi yang akan dimintakan ijinnya.
5.
Jangka waktu penyelesaian dan berlakunya
ijin
Untuk menjamin kepastian hukumnya proses perijinan perlu m.empunyai waktu yang jelas, baik dalam penyelesaiannya maupun jangka waktu berlakunya
6.
Fembebasan retribusi/leges pemberian
ijin
ijin
Dalam hal ini menyangkut pengaturan retribusi yang dibebankan kepada pemohon if i irt.
, rl., ::'::
,1,.:,'i ,::.r.1. r-l li: I
,....:. ,.
.,,
.ii,i;;i,,1llj,i
listem dan mekanisme perijinan yang perlu dikembangkan tersebut pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan perangkat lunak yang.yang justru memberikan pedoman pada aspek yang lebih rinci dari pemberian ijin kcgiatan.
RTRW Kabupaten Tas ilonalaya
RENCANA
2
004-2
0
I
4
6-26
Bab
6
Aspek
l"ttb"*"" a* p",t4"rd"lt* tu
!_f"!k^!!"y"-
Dengan adanya landasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang akan disahkan menjadi Perafiran Daerah beserta rencana turunannya, maka diharapkan segala b€ntltk perijinan kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang yang ada. Dengan
demikian tujuan dari rencana'tata ruang yang berkelanjutan dan harmonis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui penataan ruang yang baik.
6.5
KedudukaABTRW Kabunaten Tasikmalava dalam Pere
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan rencana yang bersifat
mengarahkan pembangunan khususnya upaya pembangunan yang mempunyai implikasi
ruang, sehingga dalam pelaksanaannya akan terkait dengan upaya pengendalian dan pemanfaatan ruang unfirk kegiatan pembangunan
fisik, baik yang dikkukan oleh
pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan demikian, dalam peiaksanaan RTRW Kabupaten Tasikmalaya dapat dijaclikan sebagai dasar untuk melakukan penyusunan rencana anggaran tahunan yang didalamnya
tercermin juga aspirasi rnasyarakat, karena dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya sudah
termuat urutan progam-program pernbangunan yang harus dilaksanakan berdasarkarr urutan prioritas pada skala waktu 5 tahunan dan
6.6
l0
tahunan.
hlg@nTasikmalava
Agar rencana tata ruang bersifat dinamis' mengikuti perkembangan, maka perlu dilahrkan peninjauan kembali (evaluasi) setiap lima tahun atau apabila terjadi vang meqiadikan rercana tat1.,11ang lersep$$inue;r1$p e;alyasi belum lima tahun- ' 1: : lr:;l|,i.rl ,tli qlti1,,ii1;i1,; ; ,'r* ,.;,, \ ,.. ,' i.. lr'
s.esu?tu
ylaupln waktlnra
Ber$4sarkan evaluafi'tersebut, apabila ditemui perubahan yang sangat mendasar sehingga keseluruhan rencana tata ruang harus diubah, maka ketentuan pen)rusunan kembali RTRW Kabupaten dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Biuat. RTRW Kabupaten Tasikmalqta 2004-2
RENCANA
0
I4
6 -27
Tasiqtabye Bab 6 Aspek Pelaksanaan dan I'engerutalian Tata Ruang lvlilqtah Kabupaten
6.7
Aspek Kelembasaan
Tasiknralaya zudah Sebagai wilayatr yang sedang mengalami pengembangan, Kabupaten dapat tercipta good and seharusnya mempunyai suatu sistern pengelolaan lembaga sehingga clean
government.Berkutini beberapa konsep pengembangan yang dapat diterapkan dalam
kelembagaan pemerintah K-abupaten Tasikmalaya
6.7.1
Pengembangan Birokrasi Yang Inovatif
pengembangan Kabupaten Tasikmalaya yang efektif hanya mung]
inl Undang-
No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan No. 25 Tahun 1999 tentang
perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberi kemungkinan secara lebih luas untuk pemerintah daerah untuk melakukan
kreatiftas dan proses inovasi
dakam sistem pengelolaan dan pelayanan seklor publik'
ini Masalah mendasar dalarn perubahan paradigma sistem kelembagaan pada masa otorpmi dan inovasi, adalah keterbatasan zumber daya aparat daerah untuk melakukan proses kreasi
baik dail sisi
perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi progmm dan
kebijaksanaan
pembangunan Selama. masa orde baru cenderung telah terbenhrk budaya ketergantungan terSadap kebijakan dan petunjuk dari pemerintah pusat, sehingga aparat
di daerah kurang
mengalanri learning process untuk merencanakan, malaksanakan dan menge-valuasi kegiatan pembangururn daerah secara lebih mandiri. Sistem birolcrasi orde baru kurang memberi
tempat bagi aparat daerah trntuk melakukan proses laeasi termasuk didalamnya kemungkin4q triat and errer,sehingga melalui prqses tersebut aparat da€rah memperoleh kesenpatan secara lebfrr luas dari pengalamannya sendin'
cuLi#'lffiu,"r*hiiigga memerlukan waktu translsi. Sebagi titilc awal yang dapat dilahrkan pada sebagai hal yang snategis adalah penrbahan substansi pelatihan para pegawai menuju
profesionalisme aparatur pemerintah daeratr. Pemerintah daerah perlu meningkatkan
RTRW Kabupaten Tasiknalaya 2004 -2 0 I 4
RET$CANA
-
. -T-zs
Ruang Bab 6 Aspek Pelakaltaan dan Pengendalian Tata
wilqah Kabupoten Tasikmalaya
yang 'baru yang memlliki ciri pokok frekuensi pelati|an apmat daerah dengan substansi sebagai berikut:
ada bagi pertumbuhan ekonomi Kemampua$ unhft melihat pehrang-peluang yang peluang dan keberanian untuk menganrbil resiko dalam memenfaatkan
1.
daerah,
kegiatan yang lazim disebut kemampuan untuk Illenggesser alokasi sumber
struktur dan prosedur enterprenel,iial profosionalism yang dapat terbentuk oleh dan berinovasi' organisasi yang memb.ri peluang pada aparat untuk 'berkreasi yang kaku, yang sangat bergarlqing pada juklak dan sebatiknya" struktur dan prosedur
daerah yang juknis clmi pemerintah pusat cenderung akan mernatikan kreativitas aparat menyebabkan ketergantungan yang terus
2.
K€mampuan
menerus'
\!
dengan nrengambil lleputusan dan langkah-langkah yang perlu' sematayang ingin dicapai (mission driven profesionalism) dan tidak
unt'k
mengacu parJa misi
profesionalism). Ketentuan dan mara mengacu pada peraturan yang berlaku (rule tlriven namun tidak mungkin peratrnan tersebut akan mencakttp peraturan tetap diperlukan,
tersebut aparat di daerah harus bsrbagai kasus dan situasi khusus, sehingga pada situasi
3.
menganrbil inisiatif sesuai dengan misi yang ingin dicapai. erwironmental scanning' Kemampyan yang diharapkan terdapat pada aparat adalah potensi input yakni kem'arnpuan untuk mengidentifikasi zubjek-subjek yang mempunyai ditindaklanjuti proses pembangunan Erwironmental. scanning ini perlu dan strmber bagi
potensi memberikan kontribuai dengan linlage builrting, stakeholders yang mempunyai pada proses Pernbangunan
6.T.S
1.
Pengembangan Jaringan dan Promosi Daerah
Melakukan inisiatif
*qg'
institusi nrelalnrkan network dan kemitraan dengan berbagai
pembangunan yang semula sebagai mediator bagi,]perubahan proses perencantum
ffi"y"2004-2014 RENCANA
6-29 .
:4s '4")
Bab
6
Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasihnalaya
cenderung top-down dan mekanistk menjadi proses yang lebih partisipatif dengan
melibatkan sebanyak mungkin stakeholedelir yang terkait. ltencana dan kebijakan pembarrgunan daerah yang akan dilalrukan meupakan collective agreemeri, hasil dari zuatu proses negosiasi antar stokeholders.. Melalui proses partisipatif ini, rencana yang
dihasilkan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mendapat drftungan dari sebagian besar masyarakat, serta memperkecil derajat konflik autar berbagai pihak. Pemerintah daerah diharapkan dapat menjadi inisiator dan fasilitator bagi terbenhrlcnya
forum stakeholders yang terdiri dariperwakilan komponen sosial, ekonomi dan politik di daerah seperti swast4 LSM, koperasi, pengusaha kecil militer dan lain-lain2.
Intervensi dan pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi secara bertahap berupaya agar mekanisme pasar dapat berfungsi secara lebih optimal- Mekanisrne pasar yang sehat akan turut menciptakan kompetisi menuju the best performance, bukan saja antar sektor
swasta tetapi juga antar seltor swasta dan pemerintah dan antira lembaga-lembaga
didalam sektor publik. Dalam konteks penciptaan mekanisme pasir, bipokrasi dapat menetapkan sejurnlah irstrurrrcn kebijakan melalui insentif dan disinsentif.
Melakukan promosi secara lebih luas terhadap potensi yang dimiliki daerah serta menjemb4tani berbagai kemungkinan bentuk-bentuk kerjasama dengan pihak luar (nasional .dan internasional) baik antar pemerintah maupun antara pengusaha lokal dengan peragusaha nasional
drn internasional Berbagai media prornosi perlu diupayakan
seqaksimal mungkin seperti pilneruulp€uneran pembangunan pada skala propinsi dan nasional, media cetak dan elektronilg bahkan internet, pertemuan-pertemrran antar pengusaha seperti Forum Daerah (Forda) Propinsi, Konfrensi Nasional Pengusaha
Mengamati s@ara aktif infoemasi berb,agai kembungkinan potensi pasar Kabupaten
Tasikmalaya yang dapat dimanfaxkan oleh pam
Kecil
di
luar
pengusaha lokal.
Kerjasama dengan pemerintah daerah lain serta asosiasi pengusa daerah (seperti
cukup lntensial untuk rrereqnn permintaan tersebut.
5.
Menyederhanakan prcses perijinan (deregulasi dan de,birokrativrs) merupakan upaya
awal dan shategis
untuk
RTRW Kabupaten Tasi kmalaya 2 00 4-2 0 I 4
RENCANA
sebanyak mungkin masyarakat dalam prosos
--
,6-- go
Bab 6 Aspek Pelaksonaon dan Pengendalion Tota Ruang Wlayah
Kobyple! lasikmalqyg
produksi, terutarna para pengusaha kecil dan menengah- Agar proses prijinan dapat dilalarkan dalam waktu yang relatif singkat, rnaka perlu didirkan Unit Pelayanan
Terpadu Safu Atap (LIPTSA). Pemerintah daerah perlu terus rrengsosialisasikan peraturan-peraturan dan sistem perijinan kepada para pengusaira dan memberftan akses yang seluas-luamya untuk mengetahui peraturan
6.
tersebut.
l
Berkaitan dengan pdmberciayaan ekonomi rakyat, maka kebijakan alokasi sumberdaya :"
:.
ii! ,
"'
''
daerih perlu'dicermati prioritasnya berdasarkan skala usaha, sehingga para pengusaha
kecil da1 menengah dapat memperoleh rnanfaat yang terbesqr dalam sistem alokasi ttersebut. Kebijakan p€rpaja\_an Can pungulan perlu mendapat persetujuan anggota
dewan, sehingga tidak terlalu membebani usaha kecil Melalui persetujuan dengan I
arrggota deyan periu dipertimbangkan penghapusan pungutan yang membebani usaha
kecil sewaktu akan menyelesaikan persyaratan administrasi yang berkartan agunan sep'erti seriifikat tanah
6.7.4
dengan
,'t
Kcbijakan Inseutif dan Disinsenfii
,
',
I
Sejalan dergan'usaha nrenarik investor untuk mau menar,amkan rrodalnya di Kabupatenl I
:
Tasikmalay4 sehingga dapat nremp.-rcepat tingkat eerhimbghan wilayah, maka'be-berapa kebijakan perlu dirumuskan agar para investor tertark untuk menanamkan ireodalhya KabupatenTasikmalaya . Kebijakan-kebijak-antssebut
adalah:
di, "' :
1.
Mengembangkan perangkat-perangkat insentif,, terutama bagi p"ra investor yang akan,: mengembangkan jasa yang terkait dengan infrasnuktrn wilayalr- Insentif
juga perlu,
diberkan bugi ry investor yang akan mengembangkan kawasan perluasan tcr,rarnai' nntnk perumanan krserta infiastnrktur jalanny4 sehingga daerah perluasan yang zudah ditetapkan masuk kedalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat terpacu untuk lebih cepat berkembang.
Z, Vtensosialisasft4oj;kry pa+Lcalo investor prmgra*program tqlah,tdan akan
al
pe, bangunan yang
oleh pemerinta[ serta menjelaskan keuntungan yang akan
diperoleh para investor dari program pembangunan tersebut. Keuntungan program tersebgt untuk para investor dapat dilihat dari penuunan biaya produksi dan hansportasi
serta aksesibilitas
p"*t ;*g
akan diraih. Beberapa progatn yang relevan
RTRW Kabupaten Tasilanalaya 2004-20 I 4
RENCANA
*p"tti 6-31
Bab 6 Aspek Pelaksanoan dan Pengendalian Tota Ruang Wilayah Kabupaten Tasibnaloya
pembangunan infuskuktur terutarna hansportasi menju wilayah perluasarL pelatihan tenaga kerja yang diperkirakan sesuai dengna keterampilan yang dibutuhkan oleh investor-
3.
Mensosialisaskan seara terus menenrs kepuda masyarakat secara lebih luas stabilitas kearnanan Kabupaten Taskmalay4 sehingga para investor cukup yakin prospek inventasinya
RmV Kobupden RENCANA
Tas i lonaloya 2 0 0 + 2 0 I
4
6 -32