RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) TAHUN 2014 – 2019
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN MAGELANG Jalan Soekarno-Hatta No. 7A Kota Mungkid. (kode pos: 56511) Telp. (0293) 789182.; Fax.(0293) 788080
iv
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
i iii v vi
BAB II
:
GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organiasi SKPD 2.2 Sumber Daya BPBD Kabupaten Magelang 2.2.1 Sumber Daya Manusia 2.2.2 Sarana dan Prasarana 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
11 11 23 23 25 28 36
BAB III
:
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra SKPD Provinsi 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV
BAB V
:
:
2 7 9 9
56 56 66 70 87 100
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
104
4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD
104 108 109
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
114
BAB VI
:
INDIKATOR KINERJA BPBD KABUPATEN MAGELANG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
121
BAB VII
:
PENUTUP
123 iv
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3
Bagan Alir penyusunan Rancangan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan Struktur Organisasi Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sistem Penanggulangan Bencana Wilayah desa dan zona ancaman Merapi Peta Zonasi ancaman banjir dan lahar dingin
5 5 13 56 94 95
v
vi
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7
Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 4.1
Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Magelang Jumlah Pegawai menurut tingkat pendidikan terakhir Jumlah Pegawai menurut pangkat dan golongan Daftar Sarana dan Prasarana kedinasan umun tahun 2014 Daftar sarana dan prasarana BPBD Kabupaten Magelang tahun 2014 Data Kejadian Bencana di Kabupaten Magelang Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Anggaran dan Realisasi Pendanaan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten MAgelang SKPD 10 Sektor Penanggulangan Bencana Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra KLementrian/Lembaga Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Magelang SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Magelang SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Hasil analisa Dokumen KLHS Kabupaten Magelang Badan Penanggulangan Bencana Daerah Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok fungsi SKPD BPBD Kabupaten Magelang Faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah terhadap pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Permasalahan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan Renstra Kementrian/Lembaga beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya Permasalahan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan sasaran Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota Lain beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya Permasalahan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan Telaahan RTRW beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya Daerah rawan kekeringan air bersih di Kabupaten Magelang Permasalahan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan analisis KLHS beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya Nilai Skala Kriteria Rata-rata skor Isu-isu Strategis Identifikasi Isu-isu Strategis (lingkungan Eksternal) Kabupaten Magelang SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Penyusunan penjelasan Visi SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
24 24 24 25 26 29 33 35 42 46
48 50 53 60 68
78
85
91
96 99
101 102 103 105 vi
vii
Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 6.1
Penyusunan penjelasan Misi SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tujuan, Sasaran, strategi dan Kebijakan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Indikator Kinerja SKPD SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang mengacu pada tujuan dan sasran RPJMD
107 109 112 122
vii
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019 telah berhasil disusun dengan merujuk pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 08
Tahun 2008 untuk menyusun Renstra yang memuat visi, misi dan
kebijakan serta program pembangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. BPBD Kabupaten Magelang
dibentuk
berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana
Daerah Kabupaten
Daerah
Magelang
Kabupaten
Tahun 2011
Magelang
Nomor 3)
(Lembaran
dan Peraturan
Bupati Nomor 17 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang (Berita Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2011 Nomor 980). Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta Prioritas Pembangunan Nasional 2010-2014, Pengelolaan Bencana, Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang disusun untuk mempertajam arah kebijakan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, khususnya dengan memuat indikator kinerja (performance indicator) untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan “Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana” yang akan menjadi acuan dan dasar dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan dan Rencana
Kerja
Badan
Penanggulangan
Bencana
Daerah
(BPBD)
Kabupaten Magelang. Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Magelang
2014-2019,
sebagai
perwujudan
komitmen
organisasi dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten RENSTRA BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 – 2019
ii
Magelang diperlukan integritas dan kapabilitas serta akuntabilitas yang tinggi, dengan disusunnya Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang ini diharapkan dapat memberikan informasi penyelenggaraan penanggulangan kebencanaan di Kabupaten Magelang untuk tahun-tahun mendatang. Kami sampaikan terima kasih kepada Tim Penyusun Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang yang telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran demi tersusunnya Renstra merujuk pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sesuai dengan Peraturan Bupati Magelang Nomor. 17 tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang
yang mempunyai tugas pokok menetapkan
pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulanggan Bencana (BNPB) terhadap usaha penanggulangan
bencana
yang
mencakup
pencegahan
bencana,
penanggulangan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara. Demikian disampaikan, semoga Renstra ini bermanfaat.
Kota Mungkid, Desember 2014 Kepala Pelaksana BPBD
Drs. SUJADI Pembina Tingkat I NIP. 19610727 198607 1 001
RENSTRA BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 – 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan sumber daya yang dialokasikan untuk mencapai tujuan, selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang
diperlukan
untuk
tujuan-tujuan
tersebut.
Dengan
adanya
perencanaan strategis ini maka konsep organisasi menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencanarencana lain dan dapat mengarahkan sumber daya – sumber daya organisasi secara efektif. Terdapat beberapa hal yang menunjukkan pentingnya suatu Perencanaan Strategis, yakni adalah : 1.
Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar, dalam mana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2.
Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3.
Perencanaan strategi memungkinkan pimpinan mempersiapkan diri terhadap
kemungkinan
terjadinya
perubahan
pada
lingkungan
organisasinya. Potensi bencana di Kabupaten Magelang yang relatif tinggi baik dari segi jumlah kejadian maupun dampak kerusakan/kerugian yang ditimbulkan merupakan pertanda bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan serta meminimalisasi tingkat risiko bencana. Upaya para pemangku
kepentingan
kesadaran
serta
untuk
pemahaman
meningkatkan pengurangan
dan
risiko
mempengaruhi bencana
perlu
diwujudkan dan didokumentasikan untuk pencapaian yang terukur. Upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan tantangan bagi para
pemangku
kepentingan
agar
dampak
negatif
bencana
dapat
diminimalisasikan. Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 2
Pemerintah
Kabupaten
Magelang
melalui
BPBD
Kabupaten
Magelang perlu menyusun rencana strategis dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang komprehensif. Hal inilah yang kemudian menjadikan
pertimbangan
untuk
memperkuat
serta
meningkatkan
kapasitas para pemangku kepentingan penanggulangan bencana di Kabupaten
Magelang
untuk
meningkatkan
kewaspadaan
dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana melalui berbagai program dan kegiatan strategis. Program dan kegiatan BPBD Kabupaten Magelang disusun dengan mengintegrasikan dengan rencana pembangunan daerah melalui sasaran strategis yang terukur untuk 5 (lima) tahun kedepan dalam bentuk rencana strategis. Renstra BPBD Kabupaten Magelang merupakan dokumen resmi yang disusun BPBD Kabupaten Magelang yang dijadikan pedoman dan arah penyelenggaraan penanggulangan bencana. Dokumen renstra BPBD Kabupaten Magelang berisi tentang upaya yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan selama 5 (lima) tahun kedepan. Upaya tersebut diwujudkan dalam pentahapan capaian pertahun, sehingga kinerja terukur secara periodik, dievaluasi serta dapat dilakukan perbaikan dalam pencapaian tujuan akhir. Renstra komitmen
BPBD
BPBD
Kabupaten
Kabupaten
Magelang
Magelang
merupakan
dalam
bentuk
penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang sekaligus wujud dan peran serta BPBD Kabupaten Magelang dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Magelang Tengah 2014 – 2019. Dokumen Renstra BPBD Kabupaten Magelang pedoman
dalam
pengambilan
keputusan
baik
dalam
menjadi
perencanaa,
penganggaran, pengawasan serta evaluasi kinerja. Renstra SKPD disusun untuk dijadikan acuan dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan dan menentukan langkah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran program sesuai dengan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Magelang terpilih periode 5 (lima) tahun ke depan yakni tahun 2014-2019. Renstra periode 2014 – 2019 menyajikan agenda utama kegiatan BPBD Kabupaten Magelang dalam mengantisipasi perubahan lingkungan strategis baik di tingkat lokal, nasional maupun
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 3
internasional, menjamin kontinuitas dan konsistensi program/kegiatan sekaligus menjaga fokus sasaran yang akan dicapai selama lima tahun. Proses
Penyusunan
berdasarkan Peraturan
Renstra
BPBD
Kabupaten
Magelang
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
diawali dengan pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD, orientasi mengenai Renstra SKPD, penyusunan agenda kerja Tim Renstra SKPD serta pengumpulan data dan informasi. Tim Penyusun Renstra SKPD dipersiapkan oleh Kepala SKPD dan diusulkan kepada kepala daerah untuk ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Daerah. Orientasi mengenai
renstra
memberikan
digunakan
pemahaman
untuk
terhadap
menyamakan
berbagai
persepsi
peraturan
dan
perundang-
undangan berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah,
keterkaitan
dengan
dokumen
perencanaan
lainnya,
teknis
penyusunan dokumen, menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam penyusunan Renstra SKPD. Penyusunan agenda kerja Tim Renstra SKPD digunakan
untuk membantu koordinasi dan integrasi antara proses
penyusunan renstra SKPD dengan penyusunan RPJMD. Data dan informasi merupakan unsur penting dalam perumusan rencana yang akan menentukan kualitas dokumen rencana pembangunan, oleh karena itu sangat diperlukan data dan informasi yang akurat, relevan serta akuntabel. Tahap penyusunan rancangan Renstra SKPD meliputi tahap perumusan rancangan Renstra SKPD dan tahap penyajian rancangan Renstra SKPD. Perumusan isi dan substansi rancangan Renstra SKPD sangat
menentukan
dihasilkan.
Salah
rancangan
Renstra
kualitas
satu
dokumen
dokumen
SKPD
adalah
Renstra
rujukan
awal
rancangan
SKPD
yang
dalam
awal
akan
menyusun
RPJMD
yang
menunjukkan program dan target indikator kinerja yang harus dicapai oleh SKPD selama 5 tahun, baik untuk mendukung visi, misi kepala daerah maupun untuk memperbaiki kinerja layanan dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi SKPD. Hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perumusan rancangan Renstra SKPD disusun secara sistematis kedalam naskah rancangan Renstra SKPD dengan sistematika mengacu pada lampiran IV Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 4
Tahapan
penyusunan
Rancangan
Renstra
SKPD
dapat
digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut :
Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra BPBD Kabupaten Magelang
Renstra-KL Renstra-KL Renstra-KL dan Renstra dan Renstra danProvinsi Renstra SKPD Kabupaten/ Kabupaten/ Kota Kota
Perumusan visi dan misi SKPD
Rancangan Renstra-SKPD Perumusan Strategi dan kebijakan
Perumusan Tujuan
Penelaahan RTRW
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD
Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi
Penelaahan KLHS
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda
Perumusan sasaran Analisis Gambaran pelayanan SKPD
Rancangan Renstra-SKPD · Pendahuluan · Gambaran pelayanan SKPD · isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi · visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif · indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
SPM Pengolahan data dan informasi
Keterkaitan
Renstra
BPBD
Kabupaten
Magelang
dengan
dokumen
perencanaan lain dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:
Gambar 1.2 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 5
RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 merupakan dokumen perencanaan jangka panjang daerah yang
menjadi
acuan
penyusunan
dokumen
perencanaan
jangka
menengah (RPJMD). Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang akan diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya, oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus berkesinambungan dalam rangka mewujudkan visi Kabupaten Magelang Tahun 2005 – 2025 sebagaimana yang tercantum dalam RPJP yaitu “KABUPATEN MAGELANG YANG MAJU, SEJAHTERA, DAN MADANI” RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2014 - 2019 merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahap ke dua
(2010 – 2014) dan tahap ke tiga (2015 – 2019). RPJMD tahap ke dua ditujukan
untuk
lebih
mengembangkan
penataan
kembali
dan
melanjutkan pembangunan di segala bidang, dengan menekankan upaya terwujudnya peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia
termasuk
kemampuan
pengetahuan
dan
teknologi
serta
penguatan daya saing perekonomian, sedangkan RPJMD tahap ke tiga ditujukan
untuk
mewujudkan
peningkatan,
pengembangan
dan
penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan
pencapaian
daya
saing
kompetitif
perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Renstra BPBD Kabupaten Magelang tahun 2014 - 2019 merupakan bagian integral dari RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2014 - 2019 yang pelaksanaannya
akan
dijabarkan
didalam
Rencana
Kerja
BPBD
Kabupaten Magelang setiap tahun mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 6
1.2
Landasan Hukum Renstra BPBD Kabupaten Magelang disusun berdasarkan kepada Undang-undang
dan
Peraturan
Perundang-undangan
lainnya
yang
berlaku, antara lain adalah : 1.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5.
Undang-undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6.
Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005
Rencana – 2025;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7.
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 7
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 11. Peraturan
Presiden
Nomor
5
Tahun
2010
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2025; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 28); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2011 Nomor 3); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 31);
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 8
18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
Magelang Tahun 2014 – 2019; 19. Peraturan Bupati Magelang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Berita Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2011 Nomor 980); 1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Strategis BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 – 2019 bermaksud untuk : 1) Menjamin berlangsungnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan pengendalian, pelaporan dan pengawasan di BPBD Kabupaten Magelang pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun ke depan; 2) Memberikan arah bagi perencanaan dalam jangka lima tahun ke depan; 3) Menjamin terciptanya dokumen perencanaan;
integrasi,
sinkronisasi
dan
sinergi
antar
4) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan; 5) Memberikan indikator pembangunan daerah.
untuk
melakukan
evaluasi
kinerja
Tujuan dibuatnya Rencana Strategis BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 – 2019 adalah untuk : 1) Tersedianya dokumen perencanaan jangka menengah yang merupakan penjabaran visi-misi BPBD Kabupaten Magelang untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan selama periode 5 (lima) tahun mendatang; 2) Sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) tahunan BPBD Kabupaten Magelang.
1.4. Sistematika Penulisan Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri 2010,
sistematika penulisan
Nomor 54 Tahun
Rencana Strategis BPBD Kabupaten
Magelang Tahun 2014 – 2019 adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 9
1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra Provinsi dengan Kabupaten 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis
BAB IV
VISI, MISI, KEBIJAKAN
TUJUAN
DAN
SASARAN
STRATEGI
DAN
4.1 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Magelang 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kabupaten Magelang 4.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Kabupaten Magelang
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII
PENUTUP
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 10
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 11
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dalam rangka implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka bab ini menyajikan gambaran umum tentang kewenangan
Badan
Penanggulangan
Bencana
Daerah
(BPBD)
Kabupaten Magelang yang masuk dalam kewenangan Bupati Magelang dan gambaran umum permasalahan yang dihadapi BPBD Kabupaten Magelang yang masuk dalam tugas pokok dan fungsi BPBD Kabupaten Magelang. Untuk memudahkan pemahaman atas isi dari gambaran umum kewenangan BPBD Kabupaten Magelang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, mempunyai Tugas dan Fungsi sebagai berikut a. Tugas Pokok 1) menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Bencana
Daerah
terhadap
mencakup
dan
Badan
usaha
pencegahan
Nasional
penanggulangan
bencana,
Penanggulangan bencana
penanggulangan
yang
darurat,
rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara; 2) menetapkan
standarisasi
serta
kebutuhan
penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan; 3) menyusun,
menetapkan
dan
menginformaskan
peta
rawan
bencana; 4) menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; 5) melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; 6) mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; 7) mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 11
8) melaksanakan
kewajiban
lain
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan. b. Fungsi 1) perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan 2) pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, terdiri atas : a. Kepala Pelaksana b. Sekretariat Unsur Pelaksana, terdiri dari : 1) Subbagian Perencanaan dan Evaluasi 2) Subbagian Umum dan Kepegawaian 3) Subbagian Keuangan c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdiri dari : 1) Seksi Pencegahan 2) Seksi Kesiapsiagaan d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari : 1) Seksi Kedaruratan 2) Seksi Logistik e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari : 1) Seksi Rehabilitasi 2) Seksi Rekonstruksi
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 12
Gambar 2.1. STRUKTUR ORGANISASI UNSUR PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MAGELANG
KEPALA PELAKSANA
KEPALA SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KASUBBAG KEUANGAN
KASUBBAG PERENCANAAN
KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
dan EVALUASI
KABID PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
KABID KEDARUATAN DAN LOGISTIK
KABID REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
KASI PENCEGAHAN
KASI KEDARURATAN
KASI REHABILITASI
KASI KESIAPSIAGAAN
KASI LOGISTIK
KASI REKONSTRUKSI
SATUAN TUGAS
Rincian
tugas jabatan struktural pada BPBD Kabupaten Magelang
sebagai berikut : a. Kepala Pelaksana BPBD Tugas Pokok : Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai
tugas
memimpin
penyusunan
dan
pelaksanaan
kebijakan spesifik daerah di bidang penanggulangan bencana meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pascabencana secara terintegrasi.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 13
Rincian Tugas : 1) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Menyusun kebijakan penyelenggaraan urusan dan kewenangan daerah di bidang penanggulangan bencana. 3) Menetapkan
rencana
strategis
jangka
panjang,
menengah
maupun jangka pendek. 4) Menetapkan pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis di bidang penanggulangan bencana. 5) Membina dan menyelenggarakan pengawasan teknis di bidang penanggulangan bencana. 6) Mengendalikan dan mengawasi perizinan, rekomendasi dan pelayanan umum di bidang penanggulangan bencana. 7) Mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan urusan dan kewenangan daerah di bidang penanggulangan bencana. 8) Melaksanakan tugas lain yang dibenarkan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Kepala Sekretariat Tugas Pokok : Kepala Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan tugas membantu Kepala
Pelaksana
dalam
mengkoordinasikan
perencanaan,
pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya serta kerjasama. Uraian Tugas : 1) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Melakukan pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 14
3) Melakukan
pembinaan
dan
pelayanan
administrasi
ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga. 4) Melakukan
fasilitasi
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
unsur
tugas
dan
fungsi
unsur
pengarah penanggulangan bencana. 5) Melakukan
fasilitasi
pelaksanaan
pengarah penanggulangan bencana. 6) Pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya. 7) Melakukan
pengkoordinasian
dalam
penyusunan
laporan
penanggulangan bencana. 8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Kepala Subbag Perencanaan dan Evaluasi Tugas Pokok : Kepala sub bidang perencanaan dan evaluasi mempunyai tugas melaksanakan tugas di bidang perencanaan dan evaluasi. Uraian Tugas : 1) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Melaksanakan koordinasi perencanaan kegiatan masing-masing Bidang dan Unit Pelaksana Teknis (apabila ada). 3) Menyusun rencana jangka panjang, menengah dan pendek internal SKPD. 4) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan guna kepentingan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 5) Menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) internal SKPD. 6) Menyusun Penetapan Kinerja atau yang sejenis satuan kerja perangkat daerah. 7) Menyusun Standar Operasi dan Prosedur (SOP). Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 15
8) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan internal SKPD. 9) Menyusun Laporan Pengendalian Operasional Kegiatan atau yang sejenis. 10)Menyusun bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
dan
suplemennya,
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan laporan sejenis internal SKPD. 11)Menghimpun dan menyusun laporan-laporan rutin, berkala dan insidentil lainnya. 12)Melaksanakan pengendalian kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 13)Menyusun bahan laporan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 14)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. d. Kepala Subbag Keuangan Tugas Pokok : Kepala sub bidang keuangan mempunyai tugas melaksanakan tugas di bidang pengelolaan keuangan internal satuan kerja. Uraian Tugas : 1) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) penetapan dan perubahan. 3) Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) penetapan maupun perubahan anggaran. 4) Mengoordinasikan administrasi pengelolaan keuangan satuan kerja mulai dari pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sampai
dengan
pengumpulan
bukti
pertanggungjawaban
keuangan serta pembuatan Buku Kas Umum dan Buku Bantu Keuangan. Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 16
5) Menyiapkan
bahan
evaluasi
dan
laporan
perkembangan
penyerapan anggaran kegiatan SKPD. 6) Menyusun laporan keuangan dan akuntansi. 7) Melaksanakan
monitoring,
pengendalian,
pengawasan
dan
evaluasi kegiatan pengelolaan keuangan. 8) Menyusun bahan laporan kegiatan pengelolaan keuangan. 9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya e. Kepala Subbag Umum dan Kepegawaian Tugas Pokok : Kepala sub bidang umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
tugas
di
bidang
pengelolaan
surat
menyurat,
kearsipan dan dokumentasi produk hukum dan kegiatan, rumah tangga dan pengelolaan kepegawaian. Uraian Tugas : 1) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya. 2) Melaksanakan urusan surat menyurat baik surat masuk maupun keluar. 3) Melaksanakan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum dan kearsipan. 4) Melaksanakan pengelolaan dan administrasi rumah tangga, barang atau perlengkapan. 5) Melaksanakan pengelolaan dan administrasi kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia. 6) Melaksanakan
monitoring,
pengendalian,
pengawasan
dan
evaluasi kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan dan dokumentasi produk hukum dan kegiatan, rumah tangga dan pengelolaan kepegawaian.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 17
7) Menyusun bahan laporan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan dan dokumentasi produk hukum dan kegiatan, rumah tangga dan pengelolaan kepegawaian. 8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya f. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tugas Pokok : Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu
Kepala
melaksanakan
Pelaksana
kebijakan
di
dalam
bidang
mengkoordinasikan pencegahan,
dan
mitigasi
dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Uraian Tugas : 1) Perumusan
kebijakan
di
bidang
pencegahan,
mitigasi
dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya g. Kepala Seksi Pencegahan Tugas Pokok : Kepala seksi pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan dan mitigasi bencana.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 18
Uraian Tugas : 1) Perumusan
kebijakan
di
bidang
pencegahan
dan
mitigasi
di
bidang
bencana. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
pencegahan dan mitigasi bencana. 3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan dan mitigasi bencana. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan mitigasi bencana. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. h. Kepala Seksi Kesiapsiagaan Tugas Pokok : Kepala seksi kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
kesiapsiagaan pada
prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait
di
bidang
kesiapsiagaan
pada
prabencana
serta
pemberdayaan masyarakat. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 19
i.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Tugas Pokok : Kepala bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik. 3) Komando
pelaksanaan
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap darurat. 4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik. 5) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya j.
Kepala Seksi Kedaruratan Tugas Pokok : Kepala seksi kedaruratan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logisitik dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap darurat.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 20
Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. 2) Pengkoordinasian penanggulangan
dan
pelaksanaan
bencana
pada
kebijakan
saat
tanggap
di
bidang
darurat
dan
penanganan pengungsi. 3) Komando
pelaksanaan
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap darurat. 4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. 5) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. k. Kepala Seksi Logistik Tugas Pokok : Kepala seksi logistik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kedaruratan
dan
Logisitik
dalam
mengkoordinasikan
dan
melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana dan dukungan logistik. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana dan dukungan logistik. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
penanggulangan bencana dan dukungan logistik. 3) Komando
pelaksanaan
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap darurat. 4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana dan dukungan logistik.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 21
5) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana dan dukungan logistik. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. l.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tugas Pokok : Kepala bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu
Kepala
Pelaksana
dalam
mengkoordinasikan
dan
melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana. 3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya m. Kepala Seksi Rehabilitasi Tugas Pokok : Kepala seksi rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Rehabilitasi
dan
Rekonstruksi
dalam
mengkoordinasikan
dan
melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada rehabilitasi pascabencana. Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 22
2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
penanggulangan bencana pada rehabilitasi pascabencana. 3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada rehabilitasi pascabencana. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada rehabilitasi pascabencana. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. n. Kepala Seksi Rekonstruksi Tugas Pokok : Kepala seksi rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Uraian Tugas : 1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada rekonstruksi pascabencana. 2) Pengkoordinasian
dan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
penanggulangan bencana pada rekonstruksi pascabencana. 3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada rekonstruksi pascabencana. 4) Pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada rekonstruksi pascabencana. 5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.2. Sumber Daya BPBD Kabupaten Magelang 2.2.1. Sumber Daya Manusia Sumber
Daya
Manusia
BPBD
Kabupaten
Magelang
dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) unsur pegawai; yaitu Pegawai Negeri
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 23
Sipil (PNS) dan Non Pegawai Negeri Sipil PNS.Jumlah pegawai untuk dua kategori tersebut dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2.1. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Magelang
No
Pegawai
1 2
Jumlah Pria
Wanita
Total
PNS
20
11
31
Non PNS
6
-
4
Total
26
11
35
Keterangan
Mendasarkan tingkat pendidikan, sumberdaya manusia (SDM) di BPBD Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut : Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir No Pegawai 1
PNS
2
Non PNS Total
S2 S1 D3 SMA SMP SD Jml L P L P L P L P L P L P 5 3 5 4 3 1 6 3 - 1 - 31 -
-
1
5
3 6
-
-
4 3
-
5
-
1 11
-
-
-
3 -
-
1
-
6 37
Sedangkan untuk data sumberdaya manusia di BPBD Kabupaten Magelang menurut pangkat dan golongan dilingkungan BPBD Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Menurut Pangkat Dan Golongan No
Pangkat/Gol
Jumlah Pegawai L
P
Total
1
Pembina Tk I (IV/b)
1
-
1
2
Pembina (IV/a)
4
2
6
3
Penata Tk I (III/d)
3
3
6
4
Penata (III/c)
3
1
4
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 24
5
Penata Muda Tk I (III/b)
6
3
9
6
Penata Muda (III/a)
-
1
1
7
Pengatur Tk I (II/d)
1
1
2
8
Pengatur (II/c)
-
-
-
9
Pengatur Muda Tk I (II/b)
1
-
1
Pengatur Muda (II/a)
1
10
Jumlah
1
20
11
31
2.2.2. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana ini digunakan dalam kondisi tertentu, yang dapat dimobilisisikan pada saat terjadi bencana (tanggap darurat) dalam berbagai skala baik lokal, regional maupun nasional. Dengan demikian BPBD Kabupaten Magelang menggunakan sarana
dan
prasaran
ini
secara
selektif
dengan
mempertimbangkan tingkat kejadian dan kemampuan daerah dalam menangani bencana. Tabel 2.4 Daftar Sarana dan Prasarana Kedinasan Umum Tahun 2014 No 1 2
3 4
Uraian TANAH Tanah PERALATAN DAN MESIN Alat-alat angkutan Alat bengkel Alat pertanian & peternakan Alat kantor dan RT Alat Studio dan komunikasi Alat ukur Alat keamanan GEDUNG DAN BANGUNAN Bangunan gedung ASET TETAP LAINNYA Barang bercorak kesenian/ kebudayaan
Jumlah Barang 1 1 632 20 2 45
Harga (Rp.) 100.000.000 100.000.000 3.498.104.274 2.332.796.099 3.300.000 9.700.000
512 42
981.604.665 150.001.510
5 6 1
5.500.000 15.202.000 1.658.507.850
1 5 5
1.658.507.850 1.400.000 1.400.000
Sumber : Data Inventaris Barang/Sensus Barang Milik Daerah BPBD Kabupaten Magelang Semester I Tahun 2014 Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 25
Sementara untuk Daftar Sarana dan Prasarana Kondisi Tertentu di BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Daftar Sarana dan Prasarana BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014 No I Alat 1 2 3 4 5 6
III
IV
V
Jumlah
3 3 2
Pengadaan APBD 2007
ukur Kompas Meteran roll Teropong
2 1 2
Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006
pertanian Pompa air Cangkul Skop Selang buang air Selang hisap air
3 20 20 1 1
Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
Alat kantor dan rumah tangga 1 Tenda regu 2 Tenda Posko 3 Tenda Peleton 4 Tenda regu 5 Tenda keluarga 6 Tenda pengungsi 7 Tandu dragh bar 8 Jas hujan 9 Helm safety 10 Sepatu boot 11 Head lamp evakuasi 12 Veldbed
1 1 2 3 5 1 6 20 20 20 20 20
Pengadaan APBD 2001 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2014 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD dan Hibah BNPB tahun 2012
Tangki air Motor trail
9 10 Alat 1
Motor trail Motor bebek Bengkel Gergaji chensaw
Alat 1 2 3 Alat 1 2 3 4 5
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
1 1 1 1 1 1
Keterangan Pengadaan APBD 2013 Pengadaan APBD 2013 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2013 Hibah Depdagri tahun 2007 Pengadaan APBD 2014 Hibah BNPB tahun 2012, 2013 Pengadaan APBD 2012 Pengadaan APBD 2012
7 8
II
Jenis peralatan Transportasi Mobil operasional Mobil logistik Mobil Rescue Truk Dapur Umum Truk Serbaguna Motor trail
2 5
APBD APBD APBD APBD APBD
2007 2007 2007 2007 2007
Page 26
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
VI
Lampu zakelik Lampu senter Carabiner Bes cender Ascender Ropes Sit hamess Full body hemess Pulley single Pulley double Carmantel dinamin Carmantel statis Grigi Webbing Hands coen Nisting Kompor paraffin Paraffin Veples Kompor gas 88 Tabung gas kecil Box P3K Pelampung Tali luncur Genset 5KVA Water Treatment Portable 39 Water Treatment Portable mini 40 Perahu karet kapasitas 8 org 41 Mesin perahu kapasitas 25 PK 42 Alat penerangan darurat bencana 43 Radio wireless 44 Antenna Grid 2,4 jumper stang 45 Tower Triangle D 20 cm, @stage 4 m 46 Anti petir 4 sumuran 47 Switch 8 port = configurasi 48 Acess point woreless+configurasi Alat Studio dan Komunikasi 1 Radio wireless 2 Meghaphone 3 Handy Cam
3 1 4 8 2 1 2 1 1 1 1 1 2 10 20 5 5 20 4 2 5 7 8 1 2 1
Hibah BNPB tahun 2012 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2006 Pengadaan APBD 2007 Pengadaan APBD 1986 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012
2
Hibah BNPB tahun 2014
1
Hibah BNPB tahun 2014
1
Hibah BNPB tahun 2014
22
Pengadaan APBD 2013
1 1
Pengadaan APBD 2013 Pengadaan APBD 2013
5
Pengadaan APBD 2013
1
Pengadaan APBD 2013
3
Pengadaan APBD 2013
3
Pengadaan APBD 2013
1 3 2
4
5
Pengadaan APBD 1999 Pengadaan APBD 1989 Pengadaan APBD 2007, 2008 Pengadaan APBD 2007, 2008, 2010, 2012, 2013
Camera digital
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 27
5
GPS MAP
6 7 8 9 10 11 VII Alat 1 2 3 4 5
Radio HT HT Radio VHF RIG Radio RIG RIG SSB Keamanan Toolbox Dongkrak buaya Tandu Sling tarik 4 ton Sling tarik 3 ton
1 2 25 2 1 2 1 1
Pengadaan APBD 2007 Pengadaan APBD 2014 Pengadaan APBD 2013 Hibah BNPB tahun 2012
2 1 1 1 1
Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
Pengadaan APBD 2013 Hibah BNPB tahun 2012 Hibah BNPB tahun 2012 APBD APBD APBD APBD APBD
2013 2013 2013 2013 2013
Sumber : Data Inventaris Barang/Sensus Barang Milik Daerah BPBD Kabupaten Magelang Semester I Tahun 2014
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Kabupaten Magelang memiliki potensi terjadi bencana yang cukup tinggi. Wilayah ini memiliki 4 (empat) jenis bentang alam yaitu bentang alam asal vulkanik yang dicirikan dengan adanya topografi bergununggunung dan lereng terjal, bentang alam asal denudasional yang membentuk rangkaian pegunungan dan perbukitan berbentuk kubah, bentang alam asal solusial dan bentang alam asal fluvial yang cenderung membentuk topografi datar pada lembah-lembah sungai menyebabkan jenis bencana yang ada di Kabupaten Magelang juga semakin beragam. Adanya jenis bencana yang beragam diharapkan adanya perhatian dari pemerintah
daerah
dalam
upaya
pengurangan
risiko
bencana.
Pemerintah daerah Kabupaten Magelang perlu melibatkan semua pihak yang terkait agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan pengurangan risiko bencana. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu penaatan
dan
perencanaan
matang
agar
tercipta
suatu
sistem
penanggulangan bencana yang secara terarah dan terpadu. Ancaman bencana yang terjadi di Kabupaten Magelang yang paling berbahaya yakni adanya ancaman letusan Gunungapi Merapi. Ancaman Gunungapi Merapi mempunyai probabilitas ulang kejadian sekitar 4-5 tahun. Ancaman yang paling besar yang terjadi pada tahun 2010. Kerugian masyarakat akibat letusan Gunungapi Merapi diakibatkan oleh adanya dampak primer dan sekunder. Dampak primer yakni adanya korban yang terkena debu vulkan yang masih panas atau yang lebih dikenal dengan awan panas. Dampak lainnya adalah dampak dari Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 28
adanya aliran lahar hujan. Lahar hujan
terjadi akibat adanya
tumpukan material piroklastik yang terdapat di daerah lereng atas yang kedudukannya
belum
stabil.
Kedudukan
yang
belum
stabil
ini
menyebabkan ketika terjadi hujan yang cukup lebat maka material piroklastik akan menuruni lereng dengan kecepatan dan viskositas yang sangat
tinggi
sehingga
dapat
merusakkan
benda
apapun
yang
dilewatinya termasuk bangunan Sabo. Selain ancaman vulkanik masih terdapat beberapa ancaman bencana lain yang terdapat di Kabupaten Magelang seperti adanya tanah longsor, angin puting beliung, epidemi penyakit, kekeringan,
kebakaran, dan gempabumi. Bencana alam
tersebut juga berpotensi untuk terjadi dan akan mengakibatkan kerugian sehingga sebelum bencana tersebut terjadi maka perlu dilakukan perencanaan untuk pengurangan risiko bencana. Tabel. 2.6 Data kejadian bencana di Kabupaten Magelang No 1
Tahun
Kejadian/Jenis Bencana Angin
Putting
2008
2009
2010
2011
2012
2013
15
14
19
17
23
35
Beliung 2
Banjir
9
1
0
3
0
3
3
Gempa bumi
1
0
10
0
0
0
4
Kebakaran
25
22
18
22
40
37
5
Kekeringan
5
6
0
22
33
5
6
Tanah Longsor
44
28
69
50
35
47
7
Bencana
19
4
4
24
4
7
0
0
1
0
0
0
Lainnya/KLB 8
Erupsi
Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2011, kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Magelang dapat diidentifikasi ke dalam 3 kawasan, yaitu: 1. Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin gunung api;
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 29
a. Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Merapi terletak
di
Kecamatan
Srumbung,
Dukun,
Muntilan,
Salam,
Sawangan, Ngluwar dan Mungkid; dan b. Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Sumbing terletak di Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik dan Windusari. 2. Kawasan rawan gempa bumi; Kawasan rawan gempa bumi terletak di seluruh kecamatan. 3. Kawasan rawan gerakan tanah. a. Kawasan rawan gerakan tanah tinggi yang terletak di Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik, Windusari, Tempuran, Borobudur, Salaman, Grabag, Ngablak, Pakis, Sawangan, Bandongan dan Secang; b. Kawasan rawan gerakan tanah menengah yang terletak di Kecamatan Kajoran, Windusari, Tempuran, Borobudur, Salaman, Grabag, Ngablak, Pakis, Sawangan, Dukun, Srumbung, Bandongan, Tegalrejo, Candimulyo dan Secang; c. Kawasan rawan gerakan tanah rendah yang terletak di Kecamatan Borobudur, Ngablak, Sawangan, Dukun, Srumbung, Mungkid, Muntilan, Salam dan Ngluwar; dan d. Kawasan rawan gerakan tanah sangat rendah yang terletak di Kecamatan Borobudur, Mungkid, Mertoyudan dan Secang. BPBD Kabupaten Magelang telah melakukan berbagai upaya dalam melakukan pengurangan risiko bencana periode 2011 – 2013 antara lain adalah : 1. Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tujuan dan sasaran yang telah dicapai adalah untuk meningkatnya Upaya Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pengurangan Risiko Bencana. Kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a. Pemantuan, pendataan dan penyebarluasan informasi pontensi bencana alam b. Penyusunan Rencana Kontijensi Bencana Banjir lahar gunung Merapi c. Penyusunan
Raperda
Penanggulangan
Bencana
Kabupaten
Magelang d. Rakor pengurangan risiko bencana, dilaksanakan melalui rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan terutama 10 sektor penanggulangan bencana. Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 30
e. Diklat pengurangan risiko bencana, diikuti oleh masyarakat, aparat dan relawan penanggulangan bencana f.
Penyusunan rencana kontijensi bencana tanah longsor
g. Pelatihan penanggulangan bencana, diikuti oleh masyarakat, aparat dan relawan penanggulangan bencana h. Posko penanggulangan bencana dilaksanakan selama 1 tahun 24 jam / 7 hari i.
Sosialisasi rintisan desa tangguh bencana di 5 desa
2. Penanganan Darurat Tujuan dan sasaran: Meningkatnya Penyelamatan dan Evakuasi Terhadap Korban Bencana, Penanganan Pengungsi dan Pemulihan Sarana dan Prasarana Vital untuk Aktivitas masyarakat. Kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a. Posko tanggap darurat terhadap kerawanan/kejadian bencana kekeringan dan musim hujan, dilaksanakan setiap tahun, Posko dilakukan melalui sistem piket petugas selama 24jam/7 hari untuk memperkuat komunikasi, koordinasi, konsolidasi dan pelaporan kejadian bencana b. Pengerahan
anggota
tim
SAR/relawan
dalam
penanggulangan
bencana c. Penyusunan rencana operasi darurat bencana banjir lahar dingin d. Pengerahan Tim reaksi cepat (TRC) darurat bencana, dilaksanakan setiap tahun. e. Gladi Posko dan Gladi lapang penanganna darurat bencana, dilaksanakan setiap tahun. f. Droping air bersih tanggap darurat bencana g. Pengadaan logistik untuk korban bencana h. Pengadaan logistik peralatan TEA, pengadaan genset untuk 22 TEA 3. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tujuan
dan
Rekonstruksi
sasaran: Pasca
Meningkatnya Bencana
Kegiatan
melalui
Rehabilitasi
Perbaikan,
dan
Pemulihan,
Peningkatan dan Pembangunan yang Lebih Baik. Kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a. Penyusunan Damage and Losses assessment (DaLA) dan Human Recovery Needss Assessment (HRNA)
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 31
b. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dengan membangun jalur transportasi, jembatan, TEA,
pengembangan salak dan
pengembangan ternak serta pembangunan huntap dan huntara bagi pengungsi di daerah yang terkena dampak bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 32
Tabel 2.7 Pencapaian Kinerja Pelayan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
No
1 1
2 Dokumen penanggulangan bencana
Target SPM
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capain pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
3 -
4 -
5 dok
6 -
7 -
8 1
9 3
10 4
11 -
12 -
13 1
14 4
15 3
16 -
17 -
18 100
19
20
133.33
75
2
pengerahan dalam penanganan darurat bencana
-
-
kali
-
-
30
40
42
-
-
30
46
36
-
-
100
115.00
85.71
3
Posko penanggulangan bencana
-
-
hari
-
-
54
77
135
-
-
54
90
108
-
-
100
116.88
80
4
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanggulangan bencana
-
-
orang
-
-
-
185
235
-
-
-
35
220
-
-
-
18.92
93.62
5
Masyarakat yang memahami penanggulangan bencana
-
-
orang
-
-
150
190
300
-
-
150
224
400
-
-
100
117.89
133.33
6
Logistik dalam penanganan darurat bencana
-
-
paket
-
-
1
3
3
-
-
1
1
4
-
-
100
33.33
133.33
7
Dokumen pembangunan gedung
-
-
dok
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
100
8
Dokumen administrasi perkantoran
-
-
dok
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
100
9
Proposal hibah/bansos
-
-
proposal
-
-
-
-
61
-
-
-
61
-
-
-
-
100
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 33
Pelayanan SKPD BPBD Kabupaten Magelang dimulai pada tahun 2011 karena baru terbentuk berdasarkan Perda no. 3 tahun 2011. Pelayanan penanggulangan bencana sebelumnya melekat pada Badan Kesbangpol dan PB. Target capaian kinerja belum tercapai maksimal terutama
kelengkapan
dokumen
pendukung
pelaksanaan
penanggulangan bencana yaitu belum adanya Perda Penanggulangan Bencana (masih bentuk Raperda), Perda Rencana Penanggulangan Bencana, SOP, Rencana Kontijensi untuk setiap jenis bencana. Hal tersebut disebabkan perlu dukungan dana dan sumber daya yang memadai dalam pelaksanaan penanggulangan bencana. Alokasi anggaran penanggulangan bencana melalui APBD Kabupaten Magelang, mengalami dinamika dengan kecenderungan terus meningkat, sebagaimana tabel berikut.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 34
Tabel 2.8 Anggaran dan Realisasi Pendanaan pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Anggran pada Tahun ke-
Uraian 1 BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai Belanja Langsung - Belanja Pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja Modal
Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
Anggaran
Realisasi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
423,036,626
3,295,256,000
4,742,554,400
360,911,469
2,978,254,583
4,205,847,659
85.31
90.38
88.68
1,439,839,258
1,281,645,397
157,941,626
2,004,218,000
2,015,282,000
148,655,543
1,848,187,204
1,908,231,952
94.12
92.21
94.69
619,113,458
586,525,470
157,941,626
2,004,218,000
2,015,282,000
148,655,543
1,848,187,204
1,908,231,952
94.12
92.21
94.69
619,113,458
586,525,470
265,095,000
1,291,038,000
2,727,272,400
212,255,926
1,130,067,379
2,297,615,707
80.07
87.53
84.25
820,725,800
695,119,927
59,452,000
218,670,000
372,635,000
50,401,000
209,759,500
322,678,875
84.78
95.93
86.59
104,394,333
90,759,292
205,643,000
882,368,000
1,452,252,400
161,854,926
735,702,419
1,094,172,927
78.71
83.38
75.34
415,536,467
310,772,667
-
190,000,000
902,385,000
-
184,605,460
880,763,905
0
97.16
97.60
300,795,000
293,587,968
Catatan : BPBD Baru terbentuk pada bulan Oktober tahun 2011
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 35
Pada tahun 2012 rasio realisasi anggaran belanja daerah meningkat dari 85, 31 % menjadi 90, 38 % sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 88,68 % hal tersebut disebabkan adanya 2 kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan di perubahan anggaran 2014 dikarenakan waktu penetapan APBD perubahan di akhir tahun anggaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD pada BPBD Kabupaten Magelang adalah keterbatasan sumber
daya
manusia
penanggulangan
yang
bencana.
kompeten
dalam
Keterbatasan
penanganan
penganggaran
untuk
penanggulangan bencana dalam hal dana siap pakai atau on call. Dana tersebut sangat diperlukan segera jika terjadi bencana, namun aturan yang mendasari adanya penganggaran dan penggunaan dana siap pakai dalam SKPD di Kabupaten Magelang belum memungkinkan karena tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri sehingga pelayanan terhadap masyarakat belum optimal. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Secara
nasional,
seperti
halnya
pembangunan,
upaya
penanggulangan bencana harus dilakukan secara komprehensif dan sistematis, namun hal ini masih terkendala dua masalah utama, yaitu: 1. Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulangan bencana; 2. Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Tantangan pengembangan pelayanan di tingkat nasional adalah sebagai berikut : 1. Belum
sepenuhnya
penyelenggaraan
penanganan
bencana
di
Indonesia dilaksanakan sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 terutama untuk kewenangan-kewenangan yang sebelumnya sudah ada di Kementerian/Instansi selain BNPB; 2. Terbatasnya
anggaran
yang
tersedia
di
masing-masing
unit
Kementerian/Instansi bagi kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia; 3. Adanya
perubahan
iklim
global
yang
berpotensi
meningkatkan
intensitas bencana alam di dunia; 4. Adanya
keterbatasan
sarana
komunikasi
di
daerah
sehingga
menghambat kecepatan penyebaran arus data ke pusat maupun daerah lain; dan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 36
5. Luasnya cakupan wilayah penanganan penanggulangan kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam. Peluang pengembangan pelayanan di tingkat nasional adalah sebagai berikut : 1. Adanya
komitmen
dari
seluruh
komponen
bangsa
dalam
penyelenggaraan penangulangan bencana; 2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-risiko bencana; 3. Adanya
sinkronisasi
penanggulangan
dan
bercana
koordinasi bersama
dalam
perangkat
penyelenggaraan daerah
(propinsi,
nasional
maupun
kabupaten/kota); dan 4. Adanya
peran
serta
masyarakat,
LSM
baik
internasional dalam penanggulangan bencana. Potensi bencana yang terjadi di Jawa Tengah meliputi seluruh jenis bencana baik yang disebabkan oleh alam, non alam maupun sosial. Bencana alam meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, gempabumi, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, kebakaran permukiman, cuaca ekstrem, gunungapi, abrasi, sedangkan bencana non alam meliputi Gagal Teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit, Epidemi dan Wabah Penyakit, serta bencana sosial berupa Konflik Sosial antar masyarakat dan teror. Kejadian dan dampak bencana di Jawa Tengah cukup dinamis dan cenderung mempunyai
meningkat dampak
baik yang
intensitas sangat
maupun
signifikan
kualitas. terhadap
Bencana hasil-hasil
pembangunan berupa infrastruktur masyarakat, harta benda, korban jiwa maupun kerugian dan kerusakan aset masyarakat yang lain. Tantangan pengembangan pelayanan di tingkat provinsi adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kerawanan bencana di Jawa Tengah sangat tinggi baik bencana alam, non alam dan sosial dengan luas wilayah Jawa Tengah; 2. Penanggulangan
bencana
merupakan
urusan
bersama
antara
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, namun dalam kenyataannya perhatian masyarakat untuk penanggulangan bencana lebih condong kepada pemerintah; Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 37
3. Belum semua regulasi mengacu pada penjabaran Peraturan Daerah Jawa
Tengah
No
11
tahun
2009
tentang
penyelenggaraan
Penanggulangan bencana; 4. Penanggulangan bencana belum menjadi prioritas utama, meskipun dianggap sebagai urusan yang penting dalam pembangunan. Paradigma pengurangan risiko bencana belum sepenuhnya mejadi arus utama bagi para pemangku kepentingan sehingga keberadaan dan kinerja BPBD baru diperhatikan manakala terjadi bencana 5. Era otonomi daerah kewenangan provinsi tidak dapat mengintervensi secara langsung kepada pemerintah kabupaten/kota namun untuk penanggulangan bencana masih dapat dilakukan untuk alas an kemanusiaan; 6. Belum optimalnya kualitas sumberdaya para aparatur pemangku kepentingan, pelaku penanggulangan bencana dalam penanganan darurat bencana, 7. Sumberdaya manusia di BPBD Prov Jawa Tengah sangat terbatas dan tidak ada penambahan jumlah pegawai secara signifikan, kompetensi pegawai
yang
ada
belum
sebanding
dengan
cakupan
kinerja
penyelenggaraan PB yang sangat luas, 8. Distribusi kompetensi pegawai yang masih timpang/belum ideal antara kompetensi dengan bidang/tanggungjawab pekerjaan. 9. Penganggaran dalam kebencanaan masih mengikuti prosedur normatif, sebagaimana
penganggaran
rutin,
padahal
untuk
kebencanaan
diperlukan terobosan dan lebih persuasive terutama untuk kondisi darurat ataupun memerlukan pendanaan khusus, segera/mendesak 10. Kurangnya penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi bidang komunikasi dan informasi di pemerintah daerah; 11. Basis data bidang penanggulangan bencana belum tertata secara rapi dan tertib, adanya beberapa aplikasi untuk penunjang pengelolaan data masih belum diimbangi dengan belum ketelitian, kelengkapan supply data dari daerah, 12. Partisipasi masyarakat sudah cukup tinggi namun masih belum ada standarisasi terutama untuk para relawan 13. Partisipasi dunia usaha melalui dana CSR masih belum terkelola untuk Penanggulangan bencana secara menyeluruh dan komprehensif
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 38
terutama untuk pra dan pasca bencana. Bantuan dunia usaha lebih banyak dialokasikan untuk tanggap darurat. Peluang pengembangan pelayanan di tingkat provinsi adalah sebagai berikut : 1. Legislasi, Ditingkat pusat dilakukan atas dasar undang-undang, peraruran pemerintah,
peraturan
presiden,
peraturan
menteri
dalam
negeri
maupun peraturan kepada BNPB. Di tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota peraturan dan petunjukan teknis terkait penanggulangan bencana masih cukup minim, sehingga dapat mengacu pada peraturan di tingkat pusat. upaya yang dilakukan pada prioritas di Jawa Tengah adalah penyusunan lembaga BPBD dengan peraturan daerah dan peraturan daerah untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana 2. Perencanaan Perencanaan dalam penanggulangan bencana dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : a.
Perencanaan
untuk
semua
jenis
bencana,
yaitu
rencana
penanggulangan bencana (RPB), yang kemudian dideskripsikan menjadi rencana aksi b.
Perencanaan untuk 1 (satu) jenis bencana
3. Kelembagaan Kelembagaan PB dapat dibedakan atas kelembagaan formal (BNPB, BPBD) dan kelembagaan non formal. 4. Pengembangan kapasitas Pengembangan kapasitas secara efektif akan terjadi bila 3 (tiga) sub sistem dalam sistem penangulangan bencana dijalankan dengan baik. 5. Pendanaan Pendanaan dalam penangulangan bencana dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu : a. Pendanaan dari pemerintah. b. Pendanaan dari masyarakat, merupakan dana yang dikumpulkan oleh masyarakat, baik organisasi masyarakat (Ormas), perguruan tinggi, media massa, maupun masyarakat internasional Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 39
Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD BPBD Kabupaten Magelang hampir sama dengan yang ada di BNPB maupun di BPBD Provinsi Jawa Tengah, perbedaannya pada cakupan wilayah yang lebih sempit yaitu di lingkup kabupaten. 1. Tantangan Masalah yang dihadapi oleh BPBD Kabupaten Magelang selama ini adalah : a. Belum
memadainya
kinerja
aparat
dan
kelembagaan
penanggulangan bencana; b. Masih
rendahnya
kesadaran
terhadap
risiko
bencana
dan
pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana c. Letak geografis dan bencana
alam
dan
topografi yg potensial terhadap Luasnya
cakupan
wilayah
terjadinya penanganan
penanggulangan kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam; d. Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah/ desa-desa sehingga menghambat kecepatan penyebaran arus data e. Penganggaran normative,
dalam
kebencanaan
sebagaimana
masih
penganggaran
mengikuti
rutin,
prosedur
padahal
untuk
kebencanaan diperlukan terobosan dan lebih persuasive terutama untuk kondisi darurat ataupun memerlukan pendanaan khusus, segera/mendesak f. Basis data bidang penanggulangan bencana belum tertata secara rapi
dan
tertib,
adanya
beberapa
aplikasi
untuk
penunjang
pengelolaan data masih belum diimbangi dengan belum ketelitian, kelengkapan supply data dari daerah, g. Partisipasi dunia usaha melalui dana CSR masih belum terkelola untuk
Penanggulangan
bencana
secara
menyeluruh
dan
komprehensif terutama untuk pra dan pasca bencana. Bantuan dunia usaha lebih banyak dialokasikan untuk tanggap darurat.
2. Peluang a. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-risiko bencana;
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 40
b. Adanya
sinkronisasi
dan
koordinasi
dalam
penyelenggaraan
penanggulangan bercana bersama perangkat daerah (propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa); c. Adanya peran serta masyarakat, LSM dalam penanggulangan bencana. d. Peraturan dan petunjukan teknis terkait penanggulangan bencana masih cukup minim, sehingga dapat mengacu pada peraturan di tingkat pusat. e. Perencanaan
untuk
semua
jenis
bencana,
yaitu
rencana
penanggulangan bencana (RPB), yang kemudian dideskripsikan menjadi rencana aksi f. Pengembangan kapasitas secara efektif dalam penanggulangan bencana g. Pendanaan dalam penangulangan bencana dari berbagai sumber yaitu pendanaan dari pemerintah dan pendanaan dari masyarakat, merupakan
dana
yang
dikumpulkan
oleh
masyarakat,
baik
organisasi masyarakat (Ormas), perguruan tinggi, media massa, maupun masyarakat internasional. Peran BPBD Kabupaten Magelang dalam penanggulangan bencana tidak secara serta merta mengambil alih pekerjaan teknis dari SKPD lain dalam penanggulangan bencananya. Sesuai dengan UU dan Perda Kabupaten Magelang, maka BPBD Kabupaten Magelang mempunyai 3 (tiga) fungsi utama PB yaitu pelaksana, koordinasi dan komando. a.
Sebagai pelaksana, BPBD Kabupaten Magelang memiliki peran untuk memberikan perlindungan masyarakat melalui upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana baik pra, saat maupun pasca bencana.
b.
BPBD berfungsi sebagai leading sektor dan mengkoordinasikan dengan SKPD Teknis, seperti Badan Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PU dan ESDM dan yang terkait dalam bidang pekerjaan teknis.
BPBD
mengkoordinasikan
seluruh
penyelenggaraan
penanggulangan bencana baik pra, saat maupun pascabencana yang dilakukan oleh SKPD teknis. SKPD tersebut dalam struktur organisasi BPBD. Pelaksanaan program dan kegiatan yang terkait penanggulangan bencana dilaksanakan oleh masing-masing SKPD namun berkoordinasi secara
efektif
dengan
BPBD
sehingga
saling
menunjang
antara
pembangunan fisik/infrastruktur dan aman berdasarkan pada aspek kebencanaan. Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 41
c.
Fungsi komando melekat pada BPBD untuk memberikan komando kepada para pemangku kepentingan untuk memobilisasi sumberdaya untuk penanggulangan bencana, terutama pada saat darurat bencana. Dengan peran sebagai incider commander, BPBD memberikan komando untuk
melakukan
evakuasi,
penyelamatan
dan
pada
saat
yang
bersamaan SKPD teknis melakukan perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana penting dan vital dengan segera. Perlu diingat bahwa pendanaan PB tidak hanya berasal dan dikelola oleh BNPB, BPBD Provinsi maupun BPBD Kabupaten/Kota namun pendanaan PB juga melekat pada kementerian/Lembaga teknis, SKPD teknis terkait kebencanaan. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi terutama BPBD
Kabupaten
Magelang
mengkoordinasikan
berbagai
program
dan
kegiatan yang terkait dengan upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Dalam melaksanakan tugasnya BPBD Kabupaten Magelang dibantu oleh 10 sektor Penanggulangan bencana. Data SKPD 10 sektor disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.9 SKPD 10 Sektor Penanggulangan Bencana No 1 1
Sektor 2 Sektor Manajemen Koordinasi/ Posko
Koordinator 3 BPBD dan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Anggota 4
Tugas 5
Kodim, Polres, Bappeda, DPU dan ESDM, Humas & Protokol, Bag Umum, Disdukcapil, Diskominfo,Dinkes dan Dishub
a. Mendirikan Posko PB dari Tingkat Kab sampai Desa b. Mengadakan Rakor Penanggulangan Bencana c. Mengkoordinir kegaiatan Sektoral d. Membuat laporan menyeluruh e. Membuat laporan pengungsi f. Pendataan korban dan kaji cepat g. Memberikan arah pelaksanaan Penanggulangan Bencana h. Menerima dan menyampaikan informasi terbaru i. Menyiapkan kebutuhan Personil j. Menyiapkan kebutuhan kelengkapan Posko k. Memproses masuk keluarnya bantuan
Page 42
1 2
3
4
2 Sektor Kesehatan
3 Dinas Kesehatan
Sektor Evakuasi dan Transportasi
Dinas
Sektor Logistik
Disnakersostr
Perhubungan
ans
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
4
5
Dinkes, RSUD, Puskesmas, SAR, Pramuka dan PMI
a. Menyiapkan TRC Yankes. b. Menyiapkan Tim Kaji Cepat Kesehatan c. Menyiapkan obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan d. Membentuk Pos Kesehatan sesuai jumlah Barak e. Menyiapkan Puskesmas f. Menyiapkan ambulance sesuai jumlah Barak g. Menyiapkan RS Lapangan h. Pelayanan rujukan ( ke RS rujukan) i. Menyiapkan personil tiap pos kesehatan j. Menyusun kebutuhan kelengkapan sektor kesehatan
Kodim, Polres, BPBD, SAR, PMI, DPU & ESDM, Dinkes, Perhutani/ TNGM, Pasag Merapi, Tagana, CBDRM NU, Pramuka, Linmas, Kec. Srumbung, Dukun, Sawangan.
a. Menyiapkan armada evakuasi (1937 kend roda 4, 1787 milik masy, 150 disiapkan Pemerintah ) b. Menyiapkan BBM, Oli, suku cadang c. Menyiapkan jalur evakuasi (jalan dan jembatan) d. Menyiapkan rambu evakuasi e. Menyusun skematik arah evakuasi. f. Evakuasi penduduk rentan dan pengungsi lainnya sampai TPS / TPA/ Barak g. Menyiapkan personil h. Menyusun kebutuhan kelengkapan evakuasi lainnya
Disnakersostran, BPBD, Bag Tata Pemerintahan, Bag Perekon, DPU dan ESDM, Dinkes.
a. Menyiapkan logistik sesuai kebutuhan (beras, LP, Susu, Air mineral, Vitamin, Sabun, pempers, Handuk, selimut, alas tidur, dll ). b. Distribusi logistik sampai tujuan (TPA/TPS) c. Menerima dan mensortir logistic d. Menyiapkan personil di tiap Barak/TPA/TPS e. Menyusun kebutuhan kelengkapan Sektor Logistik lainnya.
Page 43
1 5
6
7
8
2
3
Sektor Barak
DPU
dan
ESDM
Sektor Umum
Dapur
Disnakersostr an
4
5
DPU \dan , Kodim, BPBD, PMI,Disnakersostr an, Kecamatan & Desa lokasi barak
a. Menyiapkan barak sesuai kebutuhan dan memenuhi syarat. b. Menyiapkan sarana / kelengkapan barak (Air bersih, Penerangan, Sanitasi, Tenda, MCK, alas tidur, bantal, selimut,TV, bilik mesra,dll). c. Menyiapkan personil. d. Menyusun kelengkapan lainnya.
Kodim, PMI, Tagana, CBDRM NU, Pramuka, PKK lokasi TPS/TPA
a. Menyiapkan makanan dan minuman bagi pengungsi. b. Menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas. c. Menyiapkan peralatan Dapur Umum d. Menyiapkan gudang logistik darurat di TPS/ TPA. e. Menyiapkan personil f. Menyusun kebutuhan kelengkapan lainnya
Sektor Komunikasi dan Dokumentasi
Diskominfo
Diskominfo, Humas, Kodim, Polres, RAPI, ORARI, Pasag Merapi, Peduli Merapi, Kompak Merapi, BPBD, LPBI NU, Kokam, 7 Kecamatan, Guruh Merapi, GRCC, JME,
a. Menyiapkan peralatan komunikasi pada titik yg telah ditentukan (Posko Desa, Posko Kecamatan, Posko Kabupaten, TPS dan TPA). b. Pengerahan personil komunikasi pada titik yg telah ditentukan. c. Terlaksananya arus komunikasi dari Posko Kabupaten sampai Posko Kecamatan dan Desa serta TPS/ TPA. d. Menyusun kebutuhan kelengkapan lainnya
Sektor Keamanan
Polres
Kodim, Polres, Satpol PP, Linmas Desa, BPBD, Polsek & Koramil 7 Kecamatan Pasag Merapi, LPBI NU.
a. Pengerahan personil keamanan di desa lokasi bencana yg ditinggalkan pengungsi dan lokasi pengungsian. b. Patroli keamanan di Desa lokasi bencana yg ditinggalkan pengungsi dan lokasi pengungsian. c. Pengawalan arus evakuasi pengungsi d. Menyusun kebutuhan kelengkapan lainnya
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 44
1 9
10
2
3
4
5
Sektor Pendidikan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Bag Umum, Perpus Daerah, SD/MI dan SMP lokasi bencana dan lokasi pengungsian, LSM
a. Pendataan penduduk usia sekolah di Desa terancam b. Penyiapan tempat pendidikan darurat dilokasi pengungsian. c. Penyiapan sarana pendidikan Dilokasi pengungsian. d. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilokasi pengungsian. e. Menyusun kebutuhan lainnya f. Menyiapkan personil dan guru
Sektor Ekonomi
Bagian Perekonomian Setda
Bag. Perekonomian, Distanbunhut, Peterikan, BP2KP, Disperinkop, Disdagsar, LH
a. Pendataan potensi ekonomi sebelum dan saat bencana b. Penyiapan kebutuhan personil dan perlengkapannya c. Pembinaan dan penyuluhan ekonomi sebelum terjadi bencana di desa terancam. d. Panen dini peternakan dan perikanan serta pertanian. e. Pelatihan peningkatan ketrampilan bidang ekonomi. f. Melaporkan setiap perkembangan sektor ekonomi.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 45
Tabel 2.10 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra Kementrian/Lembaga No 1
Indikator Kinerja 2 1 Dokumen penanggulangan bencana
Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota 3 8 dokumen penanggulangan bencana
Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi
Sasaran pada Renstra K/L
4 Terintegrasinya dokumen RPB(umum dan tematik) dalam rencana pembangunan daerah -
5 -
2 pengerahan dalam penanganan darurat bencana
112 kali pengerahan relawan
3 Posko penanggulangan bencana
252 hari posko
Tersedianyan pusat data dan informasi bencana, basis data dan informasi bencana terkini
-
4 Pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanggulangan bencana
255 orang
1. Terpenuhinya sumber daya yang siap dalam penanggulangan bencana
-
2. Penguatan dan sinergi kelembagaan PB
-
5 Masyarakat yang memahami penanggulangan bencana
774 orang
1. Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk mengenali dan mengantisipasi ancaman bahaya
2. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam penyelenggaraan PB
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
-
Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan bencana melalui peningkatan kapasitas tingkat pusat dan daerah -
Page 46
6 Logistik dalam penanganan darurat bencana
6 paket
7 Dokumen pembangunan gedung
1 dokumen
-
-
8 Dokumen administrasi perkantoran
1 dokumen
-
-
9 Proposal hibah/bansos
61 proposal
-
-
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan bencana
Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatn penanggulangan bencana yang efektif dan efisien
Page 47
Tabel 2.11 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Magelang SKPD Badan penanggulangan Bencana Daerah
No
1
Rencana Struktur Ruang
2 Pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya
Struktur Ruang Saat Ini 3
Indikasi Program pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan 4
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi pengembangan Pelayanan SKPD
5
6
pengembangan jaringan evakuasi bencana lainnya
1 penetapan jalur evakuasi dengan
Pegembangan jalur evakuasi bencana;
pembangunan jalur evakuasi direncanakan sesuai kebutuhan karena banyak jalur evakuasi yang sudah rusak saat ini. Pembangunan jalur evakuasi sangat mendukung kelancaran proses evakuasi jika suatu saat terjadi bencana.
Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan , Salam, Muntilan
2 penetapan balai desa yang berada
Penyediaan sarana evakuasi bencana
penambahan penyediaan sarana evakuasi berupa TEA karena saat ini masih sangat kurang daya tampungnya terutama di luar kawasan bencana sebagai daerah aman.
Kecamatan Muntilan, Salam, Ngluwar, Mertoyudan
mengoptimalkan jaringan jalan yang ada menyiapkan konstruksi, sarana prasarana lalu lintas (rambu lalu lintas, rambu evakuasi dan marka jalan) yang memadai
di dalam KRB difungsikan sebagai titik kumpul evakuasi
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 48
3 penyediaan dan pengembangan
pengembangan sistem informasi tanggap bencana
4 pemetaan jalur evakuasi bencana berdasarkan skema arah evakuasi bencana
penguatan kelembagaan penanganan bencana
ruang evakuasi bencana dengan mengoptimalkan semua balai desa dan lapangan di luar kawasan rawan bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Sistem yang terbangun akan memberikan kemudahan dalam pendataan, pemetaan dan proses evakuasi.
Page 49
Tabel 2.12 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Magelang SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
No 1
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
2
3
pengembangan kawasan rawan bencana alam
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana erupsi dan banjir lahar dingin gunung api
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan 4
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD 5
penyediaan jalur evakuasi terhadap ancaman bencana erupsi dan banjir lahar dingin gunung api
Adanya jalur evakuasi terhadap bencana erupsi dan lahar dingin memudahkan proses evakuasi yang dilakukan SKPD saat terjadi bencana
menghindari kawasan rawan bencana alam erupsi dan banjir lahar dingin gunung api sebagai kawasan terbangun
Pemberian informasi bagi masyarakat sekitar gunung api dan sungai-sungai yang berhulu di gunung merapi agar selalu waspada sangat membantu masyarakat jika terjadi bencana dengan kegiatan sosialisasi
pengembangan sistem penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat
Pembangunan Sistem Informasi Desa untuk desa-desa di daerah rawan dan aman sangat berpengaruh kelancaran pelayanan publik di desa masingmasing yang di dukung oleh OPRB Desa.
Arahan Lokasi pengembangan Pelayanan SKPD 6 Kawasan rawan bencana sekitar gunung merapi, merbabu dan sumbing
Page 50
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gempa bumi
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gerakan tanah
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
mengidentifikasi dan menetapkan zona aman dan rawan erupsi dan banjir lahar dingin gunung api
Pembagian dan pemetaan zona aman dan rawan erupsi dan lahar dingin memudahkan SKPD dalam mengidentifikasi dan melaksanakan kegiatan.
mengidentifikasi dan menetapkan wilayah rawan bencana alam gempa bumi
Identifikasi dan penetapan wilayah rawan bencana alam gempa bumi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan SKPD
mengantisipasi bencana dengan membangun bangunan tahan gempa
memngurangi resiko rumah rusak akibat gempa bumi
membangun sistem penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat
Pembangunan Sistem Informasi Desa untuk desa-desa di daerah rawan dan aman sangat berpengaruh kelancaran pelayanan publik di desa masingmasing yang di dukung oleh OPRB Desa.
mengidentifikasi dan menetapkan wilayah rawan bencana alam gerakan tanah
Identifikasi dan penetapan wilayah rawan bencana alam gerakan tanah sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan SKPD
Kecamatan Borobudur
Kecamatan Pakis, Grabag, Kajoran, Kaliangkrik
Page 51
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
menghindari kawasan rawan bencana alam gerakan tanah sebagai kawasan terbangun
Penghijauan kembali lahan-lahan rawan gerakan tanah sangat berpengaruh terhadap kestabilan lereng
membangun sistem penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat
Pembangunan Sistem Informasi Desa untuk desa-desa di daerah rawan dan aman sangat berpengaruh kelancaran pelayanan publik di desa masingmasing yang di dukung oleh OPRB Desa.
Page 52
Tabel 2.13 Hasil Analisa Terhadap Dokumen KLHS Kabupaten Magelang SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
No 1 1
2
Implikasi terhadap Pelayanan SKPD
Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD
3 Kegiatan pengembangan sarana dan prasarana daerah dilakukan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kelestarian lingkungan hidup guna menjaga keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu lingkungan hidup bagi generasi masa kini dan yang akan datang.
4 Pembangunan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat menimbulkan risiko bencana di masa mendatang.
5 Program dan kegiatan yang terkait dengan pembangunan harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Kerusakan Lingkungan yang terjadi di Kabupaten Magelang dipicu oleh meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerusakan lingkungan ini dapat berdampak kumulatif di masa yang akan datang. Kegiatan alih fungsi lahan tanpa mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, kebakaran hutan, pertambangan serta aktvitas masyarakat lainnya dapat menyebabkan meningkatnya kerusakan lingkungan di Kabupaten Magelang. Diperlukan adanya upaya pengawasan dan peningkatan terhadap pentingnya menjaga kualitas lingkungan. Perlu adanya sosialisasi dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan. Selain itu juga diperlukan adanya upaya penegakan peraturan dalam pengelolaan lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan, aktifitas pertambangan dan kebakaran hutan dapat menimbulkan risiko bencana di masa mendatang
Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
2 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 53
Pencemaran lingkungan yang terjadi di Kabupaten Magelang berkaitan dengan; B3, pencemaran air, udara, dan sampah. Pencemaran sangat berkaitan dengan peningkatan aktivitas manusia. Pencemaran lingkungan juga dapat menurunkan fungsi ekologis lingkungan serta berdampak negatif bagi kesehatan/keselamatan masyarakat bahkan pada flora dan fauna. Pembangunan berwawasan lingkungan perlu diutamakan dengan pengolahan limbah, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestariani lingkungan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain optimasi pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan, minimasi limbah, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum mengenai pembuangan limbah dan pengelolaan lingkungan dan penerapan industri yang ramah lingkungan (green industry)
Pencemaran yang terjadi berakibat wabah penyakit yang dapat berpotensi menjadi kejadian luar biasa
Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
3
Kinerja layanan/jasa ekosistem
Melakukan verifikasi dan klarifikasi untuk kembali mengidentifikasi daftar panjang hasil pra pelingkupan dengan melibatkan pemangku kepentingan yang telah disepakati pada tahap pra pelingkupan. Hasilnya; (1) terjadi penambahan dan atau pengurangan daftar panjang; (2) terjadi perubahan terhadap rumusan tema yang digunakan; dan (3) penggabungan tema. Jumlah daftar panjang pada saat pra pelingkupan sebanyak 88 isu kemudiaan setelah dilakukan verifikasi dan klarifikasi menjadi 70 isu
Lebih memprioritaskan isu stategis tentang bencana alam untuk menghindari terjadinya risiko bencana.
Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
4
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
Pemanfaatan sumber daya sesuai dengan daya dukung dan memperhatikan daya regenerasi khusus untuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Peningkatan upaya konservasi lahan kritis dan resapan air
Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan akan merusak lingkungan dan berakibat adanya risiko bencana.
5
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
Dalam KLHS tidak dibahas
Perubahan iklim dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya akan berakibat terjadi banjir lahar hujan , kekeringan, angin putting beliung maupun kebakaran
Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 54
6
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Pengelolaan kawasan hutan yang dapat mengurangi resiko bencana, dengan strategi Optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan dan peningkatan daya dukung sumber daya hutan dalam pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan rehabilitasi peran dan fungsi hutan melalui upaya konservasi
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
tidak adanya pengelolaan kawasan hutan berakibat terjadi risiko bencana
Program dan kegiatan yang terkait harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Page 55
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 56
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi pelayanan SKPD Ditetapkannya
Undang-Undang
Nomor
24
Tahun
2007
tentang
Penanggulangan Bencana dan peraturan turunannya telah menimbulkan perubahan mendasar terhadap upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana, antara lain : 1) Adanya payung hukum, mandat bagi perlindungan rakyat dari risiko bencana; 2) Perubahan cara pandang dari responsif menjadi pengurangan risiko dan kesiapsiagaan; 3) Terintegrasinya penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan; 4) Penanggulangan bencana diatur, diselenggarakan dan dibiayai oleh anggaran pembangunan pemerintah dan pemerintah daerah; 5) Konsekuensi logis untuk membentuk kelembagaan yang kuat dan sembada; 6) Mengatur tentang hak dan kewajiban rakyat, serta keterlibatan berbagai pihak sebagai penyelenggara penanggulangan bencana. Gambar 3.1 Sistem Penanggulangan Bencana
LEGISLASI
PERENCANAAN
KELEMBAGAAN
PENDANAAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Salah satu yang dirumuskan berdasarkan perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana adalah adanya sistem penanggulangan bencana yang terdiri dari beberapa komponen, antara lain : Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 56
1)
Komponen legislasi mencakup dasar-dasar kebijakan yang terkait dengan penanggulangan
bencana
beserta
turunan-turunannya
dari
tingkat
nasional, provinsi sampai dengankota/kabupaten. 2)
Komponen
kelembagaan
terkait
dengan
kedudukan,
struktur,tugas
pokok, fungsi dan wewenang badan penanggulangan dari tingkat Nasional, Provinsi sampai dengan Kota/ Kabupaten. 3)
Komponen perencanaan terkait dengan program-program penanggulangan bencana dari tingkat nasional, propinsi sampai dengan kota/kabupatan. Penanggulangan Bencana merupakan salah satu ‘mainstream’ dalam perencanaan pembangunan. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana sebagai ‘perspektif’ dalam perencanaan;
4)
Komponen
pendanaan,
terkait
dengan
penganggaran
dari
tingkat
nasional, provinsi dan kota/kabupaten. Untuk melaksanakan upaya penanggulangan bencana, sumber dana bisa berasal dari berbagai sumber, dengan tetap memegang prinsip untuk tidak mempergunakan dana-dana yang bisa menimbulkan kerentanan baru, misalnya dana pinjaman luar negeri, dan dari perusahaan yang mempunyai kontribusi perusak lingkungan. Di sisi lain pendanaan untuk program iniharus menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. 5)
Pengembangan
kapasitas
disemua
komponen
penyelenggara
penanggulangan bencana baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam semua fase baik prabencana, tanggap darurat maupun pasca bencana merupakan “urusan bersama”,
semua
sektor/lini,
dan
tiap-tiap
komponen
dalam
sistem
penanggulangan bencana memiliki kontribusi yang sama pentingnya terhadap kesuksesan upaya penanggulangan bencana yang dilakukan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana serta Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
Kabupaten Magelang,
tanggung jawab dan kewenangan BPBD Kabupaten Magelang adalah dalam kegiatan strategis penanggulangan bencana dijabarkan sebagai berikut : 1)
Koordinasi
penanggulangan
bencana dilaksanakan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
melalui
dengan Page 57
lembaga
pemerintah
baik
pusat
maupun
daerah,
lembaga usaha,
lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana. Pelaksanaan koordinasi tersebut
salah
satunya
adalah penetapan
kebijakan
yang
selaras
dengan perencanaan pembangunan. 2)
Dalam kondisi tanggap darurat, BPBD menjalankan fungsi komando dalam
rangka
bencana
penanganan kedaruratan
melalui
pengerahan
di
sumberdaya
wilayah
yang
terkena
manusia, peralatan,
dan
logistik dari BPBD dan instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. 3)
Fungsi yang terakhir adalah peran pelaksana, terkait dengan kondisi pasca
bencana
yang
dilaksanakan
secara
terkoordinasi
dan
terintegrasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan
memperhatikan
kebijakan
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana; kebjakan pembangunan, serta selaras dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai lembaga yang dibentuk pada tahun 2011, BPBD Kabupaten Magelang
pada
prinsipnya
masih
pada
tahapan
untuk
peningkatan
sumberdaya. Sumberdaya tersebut meliputi sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana dan prasarana PB, kelembagaan dan prosedur. Faktor-faktor tersebut merupakan indikator penilaian keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam penanggulangan bencana dan kondisi yang berkembang secara dinamis. Optimalisasi sumber daya yang dimiliki BPBD Kabupaten
Magelang
maupun
sumberdaya
di
lingkungan
pemerintah
Kabupaten Magelang yang dapat dimobilisasi atas komando BPBD Kabupaten Magelang harus bermanfaat untuk pencapaian tujuan organisasi sesuai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Kapasitas sumberdaya PB di BPBD Kabupaten Magelang jika dibandingkan dengan tingginya intensitas bencana dan luasnya wilayah Kabupaten Magelang yang rawan bencana belumlah ideal. Pengalaman penanganan kebencanaan yang telah dilakukan selama ini merupakan pengalaman yang berharga dan strategis untuk membangun dan perbaikan sistem untuk menghadapi situasi dan tantangan yang akan datang. Permasalahan-permasalahan yang ditemui dan perlu untuk segera disikapi secara menyeluruh antara lain adalah: 1.
Masih terbatasnya SDM yang faham dan mengerti tentang penanganan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 58
bencana 2.
Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang,
3.
Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelang,
4.
Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana,
5.
Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana,
6.
Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang,
7.
Belum
lengkapnya
pedoman
dan
dokumen
penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang, 8.
Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh desa rawan bencana Kabupaten Magelang,
9.
Belum
memadainya
kompetensi
sumberdaya
manusia
bidang
penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang, 10. Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang, 11. Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang, 12. Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 59
Tabel. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok Fungsi SKPD BPBD Kabupaten Magelang
Aspek Kajian
1 1. Gambaran Pelayanan SKPD BPBD Kabupaten Magelang
Capaian/Kon disi Saat ini
Standar yang Digunakan
2 Belum semua SDM BPBD mendapatka n pelatihan tentang PB
3 Semua pejabat struktural maupun staf mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tentang PB dan standar minimal personil BPBD 50 orang
Pelaporan belum satu pintu masih dilaksanakan oleh masingmasing bidang
Mekanisme pelaporan dan pendataan kebencanaan ke Provinsi dan Pusat menggunakan sistem informasi kebencanaan yang terprogram Dalam penanggulangan bencana harus disediakan dana siap pakai khusus yang berada di BPBD Adanya gudang logistik dan peralatan yang dipisahkan antara yang logistik pangan dan non pangan.
Dana Siap Pakai untuk kebencanaan belum ada di BPBD Gudang logistik dan peralatan masih menggunaka n rumah dinas sekda dan sebagian peralatan berada di luar Peralatan penanganan bencana dan kendaraan operasional PB masih terbatas
Logistik pangan dan non pangan saat ini untuk kebutuhan dasar masyarakat terdampak sangat terbatas
Faktor yang Mempengaruhi Internal Eksternal (Diluar (Kewenangan Kewenangan SKPD) SKPD)
Permasalahan Pelayanan SKPD
4 SDM yang ada latar pendidikann ya tidak mendukung dalam penanganan bencana, dann jumlah personil 31 orang belum memadai Sistem yang belum berjalan dan keterbatasan SDM pengelola data dan pelaporan kebencanaan
5 Keterbatasan anggaran untuk keikutsertaan personil BPBD mengikutu diklat tentang PB dan terbatasnya perekrutan CPNS untuk tenaga teknis
6 Masih terbatasnya SDM yang faham dan mengerti tentang penanganan bencana dan jumlah personil yang belum memadai
Akses internet yang kurang memadai
Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang
pengelolaan DSP di SKPD
Aturan permendagri tidak ada yang mengatur DSP adanya DTT
Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelang
Katerbatasan ruangan untuk gudang
Keterbatasan anggaran untuk pembangunan gedung logistik
Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana,
Peralatan kebencanaan yang lengkap dan memadai serta tambahan kendaraanopera sional PB untuk penanganan bencana
Keterbatasan tempat penyimpana n/gudang
Keterbatasan anggaran untuk pengadaan peralatan bencana dan kendaraan operasional PB
Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana
Standar kebutuhan dasar masyarakat terdampak harus terpenuhi semuanya
Keterbatasan tempat penyimpana n/gudang
kejadian bencana tidak dapat di prediksi
Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 60
2. Kajian Terhadap Renstra SKPD Provinsi Jawa Tengah
Dokumen di daerah baru ada Perda 3 tahun 2011 ttg SOTK , Perda 8 tahun 2014 tentang penyelenggar anan PB Baru 6 destana yang terbentuk
Adanya Perbub yang mengatur dalam perda dan Perbub tentang RPB, SOP
keterbatasan SDM dan anggaran untuk menyusun Perbub
Kajian dari tim ahli yang mengerti tentang PB
Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang
seluruh desa di kabupaten magelang menjadi destana
keterbatasan anggaran
persyaratan menjadi destana yang belum ada di desa
Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh desa rawan bencana Kabupaten Magelang
baru beberapa SDM yg kompeten di bidang PB
seluruh SDM di BPBD kompeten di bidang PB
Kemampuan SDM terbatas
Kurangnya diklat tentang PB yang diikuti oleh SDM BPBD
Rehab dan Rekon baru sebagian yg bisa dikerjakan
Tempat pengungsian dan jalur evakuasi tersedia dan memadai
Keterbatasan anggaran APBD
Peran serta masyarakat dan ndunia usaha hanya sebatas keterlibatan dalam kegiatan PB belum memberikan kontribusi yg optimal Peran 10 sektor belum maksimal
Masyarakat dan dunia usaha berperan aktif dalam PB
kemampuan SKPD untuk melaksanaka n rehab rekon karena personil terbatas Tidak semua kegiatan PB melibatkan dunia usaha dan sebagian kecil masyarakat.
Belum memadainya kompetensi sumberdaya manusia bidang penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang
Dunia Usaha belum mengetahui tentang keterlibatannya dalam PB
Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang
10 sektor PB dapat bekerjasama pada kegiatan dalam pra, pada saat dan pasca bencana semua kabupaten/kota membentuk BPBD
Belum semua kegiatan SKPD melibatkan 10 sektor
SKPD 10 sektor belum mengeri dan faham akan tupoksinya dalam PB
Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah
masih perlu sosialisasi pentingnya pembentuka n BPBD
Kab/Kota belum merasa penting membentuk BPBD
Semua BPBD Kab/kota mengirimkan laporan kejadian bencana secara rutin
kesulitan mengakses laporan kejadian karena form/standar pelaporan berbeda-beda tiap BPBD kab/kota
BPBD kab/kota tidak rutin mengirimkan laporan kejadian bencana
Belum seluruh Kab/Kota membentuk BPBD berdasarkan Perda, mengakibatkan kesulitan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Jawa Tengah
Pembentuka n BPBD di daerah 28 dengan Perda, 4 dengan Perbub dan 1 belum dibentuk Hanya beberapa BPBD kab/kota yang selalu mengirimkan laporan kejadian bencana secara rutin
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 61
Anggaran BPBD propinsi Jateng sudah cukup besar namun untuk BPBD kab/kota tergantung kemampuan daerah masingmasing Gudang logistik dan peralatan masih terbatas dan sebagian peralatan berada di luar Peralatan penanganan bencana dan kendaraan operasional PB masih terbatas
Semua BPBD kab/kota mempunyai anggaran yang cukup untuk PB
BPBD Prop Jateng memberikan masukan atau renstanya sebagai acuan kegiatan di tiap BPBD kab/kota
BPBD kab/kota tidak semua mempunyai anggaran yang cukup untuk PB
Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD kabupaten/Kota
Adanya gudang logistik dan peralatan yang dipisahkan antara yang logistik pangan dan non pangan.
Katerbatasan ruangan untuk gudang
Keterbatasan anggaran untuk pembangunan gedung logistik
Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana
Peralatan kebencanaan yang lengkap dan memadai serta tambahan kendaraanopera sional PB untuk penanganan bencana
Keterbatasan tempat penyimpana n/gudang
Keterbatasan anggaran untuk pengadaan peralatan bencana dan kendaraan operasional PB
Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana
Logistik pangan dan non pangan saat ini untuk kebutuhan dasar masyarakat terdampak sangat terbatas Baru ada beberapa dokumen tentang PB
Standar kebutuhan dasar masyarakat terdampak harus terpenuhi semuanya
Keterbatasan tempat penyimpana n/gudang
kejadian bencana tidak dapat di prediksi
Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Jawa Tengah
Adanya aturan lengkap yang mengatur tentang PB
Kajian dari tim ahli yang mengerti tentang PB
Belum semua desa menjadi destana
seluruh desa di propinsi Jateng menjadi destana
keterbatasan SDM dan anggaran untuk menyusun dokumen / peraturan keterbatasan anggaran
Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di Jawa Tengah
baru beberapa SDM yg kompeten di bidang PB
seluruh SDM di BPBD kompeten di bidang PB
Kemampuan SDM terbatas
Kurangnya diklat tentang PB yang diikuti oleh SDM BPBD
Belum memadainya kompetensi sumberdaya manusia bidang penanggulangan bencana di Prov Jawa Tengah
Rehab dan Rekon baru sebagian yg bisa dikerjakan
Tempat pengungsian dan jalur evakuasi tersedia dan memadai
kemampuan SKPD untuk melaksanaka n rehab rekon karena personil terbatas
Keterbatasan anggaran APBD
Belum memadainya upaya rehabilitas i dan rekonstruksi pasca bencana di Jawa Tengah
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
persyaratan menjadi destana yang belum ada di desa
Page 62
Peran serta masyarakat dan dunia usaha hanya sebatas keterlibatan dalam kegiatan PB belum memberikan kontribusi yg optimal Peran sektor yang terlibat dalam PB belum maksimal
Masyarakat dan dunia usaha berperan aktif dalam PB
Tidak semua kegiatan PB melibatkan dunia usaha dan sebagian kecil masyarakat.
Dunia Usaha belum mengetahui tentang keterlibatannya dalam PB
Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah
sektor PB dapat bekerjasama pada kegiatan dalam pra, pada saat dan pasca bencana
Belum semua kegiatan BPBD melibatkan sektor-sektor
SKPD yang masuk dalam sektor PB belum mengeri dan faham akan tupoksinya dalam PB
Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah
Ditjen PUM hanya Memfasilitasi penyelenggar aan manajemen pencegahan dan penanggulan gan bencana
Dalam penyelenggaraa n PB harus ada persamaan persepsi, pengertian dan langkah tindak yg terencana, terkoordinasi dan terintegrasi antar institusi
Ditjen PUM dalam hal ini Direktorat Pencegahan dan Penanggulan gan bencana diharapkan aktif untuk memfasilitasi semua institusi bekerjasama dengan BNPB
semua institusi terkait penyelenggaraan PB belum terkoordinasi dengan baik
Semua daerah memperhatikan upaya PRB dan memasukkanny a dalam mekanisme perencanaan pembangunan daerah
Ditjen PUM ikut aktif dalam memfasilitasi institusi
Semua institusi belum memasukkan PRB dalam mekanisme perencanaan pembangunan daerah
a. Belum adanya persamaan persepsi, pengertian dan langkah tindak yang terencana, terkoordinasi dan terintegrasi antar institusi dalam rangka penanggulangan bencana dan dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Perpres No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang mengatur struktur dan tatakerja, personil, pembiayaan, sarana dan prasarana penanggulangan bencana, mengakibatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana belum terlaksana secara komprehensif dan terintegrasi. Belum semua daerah memperhatikan upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan memasukkannya dalam mekanisme perencanaan pembangunan daerah
3. Kajian Terhadap Renstra K/L 1. Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Bidang pencegahan dan penanggulangan bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 63
BNPB
Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulan gan bencana.
adanya kerjasama daerah secara vertikal dan horisontal
Kurangnya pertemuan rutin yang melibatkan daerah guna pemanfaatan sarana prasarana PB
Daerah masih kurang berkoordinasi dengan pusat
Belum optimalnya pemanfaatan sarana prasarana penanggulangan bencana melalui kerjasama daerah baik secara vertikal maupun horisontal
Kinerja aparat perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan PB
peningkatan kapasitas PB di interen BNPB
Kinerja aparat BPBD di daerah masih perlu pembinaan untuk peningkatan kapasitas PB
Keterbatasan kapasitas dalam pelaksanaan tanggap darurat serta upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana. Dalam penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat
Daerah menyediakan dana khusus untuk PB sesuai kemampuannya.
keterbatasan anggaran di daerah
pemerintah pusat masih menyediakan dana bantuan
Basis data selalu uptudate dan teradministrasi dengan baik
administrasi data belum sepenuhnya sempurna
Pengiriman data dari daerah tidak rutin
Masih tingginya ketergantungan pendanaan bantuan tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah pusat Basis data yang tidak termutakhirkan dan teradministrasi secara reguler
Tim DALa/PDNA bekerja sesuai dengan teknisnya sehingga diperoleh data yang akurat Peta wilayah rawan bencana lebih detai lokasinya
penilaian kerusakan dan kerugian masih perkiraan
Faktor lokasi bencana yang mungkin sulit terjangkau sehingga sulit dalam penghitungannya
Penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana yang tidak akurat
Peta wilayah rawan bencana belum secara detail lokasinya
Pembuatan peta rawan bencana yang lebih detail di tiap daerah belum ada
Keterbatasan peta wilayah yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan spasial
Koordinasi penilaian kerusakan dan kerugian serta perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sampai ke daerah
Pusat kesulitan mendapatka n data dari daerah untuk rehab rekon
Masing-masing daerah kurang aktif dalam koordinasi ke pusat tentang rehab rekon
Koordinasi penilaian kerusakan dan kerugian serta perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terpusat
Tiap daerah menganggarkan sendiri untuk rehab dan rekon di APBD
pemerintah pusat masih menyediakan dana rehab rekon dalam anggarannya
Daerah masih tergantung pada pemerintah pusat
Keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari pemerintah daerah
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 64
Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaa n dalam menghadapi bencana
Jaringan informasi dan komunikasi kebencanaan ada di tiap-tiap daerah
PRB terintegrasi dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan komprehensif
Kebijakan nasional dapat dijabarkan kedalam kebijakan daerah
4. Kajian Terhadap RTRW
Jakur evakuasi yang terbangun banyak yang rusak
Jalur evakuasi dipisahkan dengan jalur tambang/gol C
Kekurangan Tempat Evakuasi Akhir
penambahan TEA dengan memanfaatkan balai desa, lapangan di luar daerah rawan bencana Jalur evakuasi sudah terpetakan dengan baik dengan kelengkapan sarana prasarana lalulintas) Pemanfaatan sumberdaya alam tidak merusak lingkungan hidup yang dapat berakibat terjadi risiko bencana
Jakur evakuasi belum terpetakan dengan baik
5. Kajian KLHS
Pemanfaatan sumber daya alam dan keanekaraga man hayati belum semuanya memperhatik an daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
pembanguna n jaringan komunikasi dan informasi belum bisa sampai ke semua daerah karena keterbatasan anggaran Hanya sebagian pengurangan resiko bencana yang dimasukkan dalam perencanaan pembanguna n Kebijakan nasional tidak semua dapat diterapkan di daerah
Belum semua daerah mempunyai jaringan informasi dan komunikasi kebencanaan
Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat
PRB belum terintegrasi dalam dokumen perencanaan di saerah
Belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif
Daerah hanya mengambil kebijakan nasional yang tepat untuk daerah amsingmasing
Penjabaran kebijakan nasional kedalam kebijakan daerah
BPBD diikutkan berperan aktif pengaturan jalur evakuasi dan jalur tambang Kurangnya SDM teknis untuk menanganai TEA
Masih banyak angkutan Gol C yang melewati jalur evakuasi
Belum adanya koordinasi dan monitoring yang lebih terpadu dan intensif terhadap penggunaan jalur evakuasi sebagai jalur gol C
Keterbatasan dana APBD untuk pembangunan TEA
Koordinasi antara desa-desa yang terdapat TEA dengan SKPD terkait
Penentuan jalur evakuasi dan jalur tambang yang belum ada pengaturann ya Kurangnya sosialisasi
Kerjasama pemetaan jalur evakuasi antara BPBD dengan Dinas Perhubungan
membangun sistem yang mendukung pemetaan, pendataan jalur evakuasi
Pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan sumber daya alam yang tidak merusak lingkungan
Keterlibatan BPBD dalam dalam masalah lingkungan masih kurang
Page 65
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Magelang yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang sebagaimana telah dirumuskan dalam RPJMD 2014-2019 adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Kabupaten Magelang Yang Semakin SEMANAH (Sejahtera, Maju dan Amanah)” Semanah
semakna
dengan
“sehati”,
sehingga
makna
semanah
dimaksudkan adanya kebersamaan di Kabupaten Magelang antar dan inter pimpinan pemerintah daerah dan jajarannya beserta segenap komponen masyarakatnya untuk mewujudkan Kabupaten Magelang yang semakin Sejahtera, Maju dan Amanah. Oleh karena itu pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan untuk membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholder) dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun. SEJAHTERA. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran suatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiill) maupun sosial (spiritual; dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir batin secara adil dan merata. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainya kondisi sejahtera secara sederhana menurut terminology jawa adalah wareg, wutuh, waras dan wasis. Wareg
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
pangan,
wutuh
adalah
terpenuhinya kebutuhan sandang dan papan, waras adalah terjaminnya kesehatan masyarakat lahir batin, jasmani, rohani dan wasis adalah terwujudnya masyarakat yang cerdas. Adapun secara akademis indikator sejahtera adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan
sehingga
meningkatkan
pendapatan
perkapita
pada
tingkat yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran, menurunnya jumlah penduduk
miskin;
terbangunnya
struktur
perekonomian
yang
kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif; meningkatnya kualitas sumber daya yang ditandai terpenuhinya hak sosial masyarakat mencakup akses pada Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 66
pelayanan dasar sehingga mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatkan perlindungan dan dan kesejateraan sosial, keluarga kecil berkualitas, pemuda dan olah raga serta meningkatkan kualitas kehidupan
beragama;
pembangunan;
meningkatnya
tersedianya
peranan
infrastruktur
yang
perempuan
memadai;
dalam
meningkatnya
profesionalisme aparatur pemerintah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab yang mampu mendukung pembangunan daerah. Visi sejahtera ini akan dicapai melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama, serta membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing. MAJU. Artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa dilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing, berperadaban, profesional serta berwawasan ke depan yang luas. Maju juga diarahkan pada terbentuknya daerah yang mandiri dengan segenap potensinya namun tetap mengedepankan pentingnya kerjasama dan sinergitas. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainya kondisi maju adalah tercapainya daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat; terbangunnya jaringan sarana dan prasarana pembangunan, pemerintahan
dan
pelayanan
yang
merata
yang
berdampak
pada
berkurangnya kesenjangan antar wilayah, pembangunan perdesaan dan daerah terpencil; optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset daerah dan sumber-sumber keuangan lainnya bagi kepentingan pembangunan; dan meningkatnya investasi dalam pembangunan didukung kondusivitas daerah. Visi Maju akan dicapai melalui misi meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah serta memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup. AMANAH. Konsep amanah secara garis besar adalah menciptakan kerja sama yang baik dengan semua elemen masyarakat. Amanah merupakan kunci kemakmuranmasyarakat yang menjadi perekat sosial yang mampu membentuk solidaritas dan jaringan antara lapisan masyarakat. Amanah harus
memberikan
insiatif
konsep
moral,
variatif,
argumentatif
yang
bermanfaat dan aktual bagi kehidupan manusia mencakup aspek agama, sosial, hukum, ekonomi, politik dan budaya. Sehingga dapat diwujudkan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 67
masyarakat Kabupaten Magelang yang menegakkan amanah (high trust society).
Amanah
kejujuran.Visi
mengandung
Amanah
akan
pesan
dicapai
kesetiaan, dengan
kepercayaan
meningkatkan
dan
kualitas
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokratis, serta meningkatkan keamanan dan ketenteraman masyarakat. Peran BPBD Kabupaten Magelang untuk mewujudkan visi tersebut antara lain adalah: pembentukan desa tangguh bencana, Pembentukan desa bersaudara (sister village), peningkatan jalur evakuasi, dan pembangunan tempat evakuasi akhir Dalam penjabaran Misi RPJMD, isu penanggulangan bencana ada pada koridor misi keenam yakni ‘Meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat” dan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan berada di urusan ‘Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri” Dalam pencapaian misi keenam tersebut ditetapkan isu strategis keamanan dan ketentraman masyarakat adalah
Perlunya
peningkatan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana melalui sinergitas pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat. Dalam Skema Besar RPJMD 20142019 secara jelas digambarkan manajemen penanggulangan bencana secara terpadu merupakan sasaran yang hendak dicapai.
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Terwujudnya Kabupaten Magelang Yang Semakin Sejahtera, Maju dan Amanah No. 1 1
Misi dan Program KDH dan Wakil KDH Terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
2 3 4 5 Misi 1 : Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama Program pencegahan dini dan penggulangan korban bencana alam
Koordinasi dan kerjasama antar 10 sektor dalam PB belum maksimal
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Pengajuan proposal hibah bansos terkait dengan PB belum semuanya sesuai dengan aturan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Masing-masing SKPD yg termasuk dalam 10 sektor PB belum semua menganggarkan kegiatan yang terkait dengan PB Organisasi/kelompok masyarakat yang mengajukan proposal hibah bansos belum memahami Perbub 19 th 2011
Tambahan anggaran PB di masing-masing SKPD terkait 10 sektor PB Sosialisasi pembuatan proposal yang sesuai dengan Perbub 19 th 2011
Page 68
2
3
Misi 5 : Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokratis Program Perencanaan Perencanaan pada SKPD Masih terdapat Sinkronisasi Pembangunan Daerah kadang tidak relevan keinginan dalam Renja, Renstra dengan RPJMD proses memasukkan SKPD dan kegiatan dalam RPJMD Renja SKPD Program Perencanaan Perencanaan pada SKPD Masih terdapat Sinkronisasi Pembangunan daerah terkait dengan PB keinginan dalam Renja, Renstra Rawan bencana kadang tidak relevan proses memasukkan SKPD dan dengan RPJMD kegiatan PB dalam RPJMD Renja SKPD Program Pelayanan Pelayanan SKPD kurang Keterbatasan Tambahan Administrasi optimal dalam pelayanan anggaran untuk ex anggaran Perkantoran administrasi BAU untuk Ex BAU (pagu ditambahkan) Program Peningkatan Pelayanan SKPD kurang Keterbatasan sarana Tambahan Sarana dan Prasarana optimal dalam hal prasarana yang ada anggaran Kantor pelayanan kantor untuk pengadaan sarana prasarana Program Peningkatan Kinerja SDM SKPD SDM SKPD kurang Peningkatan Disiplin Aparatur belum optimal memahami aturan kinerja SDM kedisiplinan SKPD dengan peningkatan disiplin Program Peningkatan SDM SKPD belum Kurangnya pelatihan Tambahan Kapasitas Sumber daya semua mengerti tentang untuk SDM SKPD anggaran Aparatur PB dalam penanganan untuk kegiatan PB pelatihan PB bagi SDM SKPD Program Peningkatan Pelaporan kinerja dan Keterbatasan SDM Tambahan Pengembangan Sistem realisasi kegiatan dari dan personol yang personil pada Pelaporan Capaian masing-masing bidang menangani kegiatan SKPD yang Kinerja dan Keuangan mengalami berkualitas keterlambatan Program Sistem Informasi belum Dukungan Dukungan Pengembangan belum berjalan dengan perangkat/ peralatan perangkat/ Komunikasi, Informasi baik dan SDM yang peralatan dan dan Media Massa kurang memadai SDM dipenuhi Misi 6 : Meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Koordinasi dan kerjasama antar 10 sektor dalam PB belum maksimal
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Masing-masing SKPD yg termasuk dalam 10 sektor PB belum semua menganggarkan kegiatan yang terkait dengan PB
Tambahan anggaran PB di masing-masing SKPD terkait 10 sektor PB
Page 69
3.3. Telaahan Renstra kementrian/Lembaga dan Renstra SKPD Provinsi 1. Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Direktorat
Pencegahan
dan
Penanggulangan
Bencana
Bidang
pencegahan dan penanggulangan bencana Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Bidang pencegahan dan penanggulangan bencana dipengaruhi faktor letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada diantara dua benua dan dua samudera, terbentang di garis khatulistiwa, dan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama dunia, adalah merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana. Disamping itu, jumlah penduduk cukup banyak serta penyebaran yang tidak merata, ketimpangan sosial, dan masalah pemanfaatan kekayaan alam yang kurang cerdas, juga sangat rentan terhadap berbagai macam bencana yang tidak lagi bersumber dari gejala alam tapi juga berkaitan dengan ulah manusia. Hampir semua jenis bencana baik karena alam maupun karena ulah manusia dan gabungan dari keduanya seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, bencana asap dan bencana akibat kecelakaan industri, pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem,
kesalahan
teknologi
serta
konflik
sosial,
telah
mengancam dan berada di tengah lingkaran kehidupan segenap bangsa Indonesia. Beberapa
permasalahan
dan
tantangan
dalam
pengelolaan
dan
pengembangan kawasan, yaitu : a.
Kurangnya dukungan fasilitasi terhadap perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup agar mampu memberikan manfaat ekonomi, termasuk jasa lingkungannya dalam jangka panjang agar tetap terjaga/terjamin kelestariannya.
b.
Kurangnya fasilitasi kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan pemanfaatan kawasan dalam rangka peningkatan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu dan Free Trade Zone (FTZ) pada daerah yang telah
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 70
ditetapkan
agar
dapat
meningkatkan
sumber
devisa
negara
dan
perekonomian masyarakat. c.
Antisipasi pemanasan global yang kegiatannya di Indonesia telah dimulai di Bali (Climate Change) dan Manado (WOC), maka beberapa agenda penting sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut merupakan agenda pemerintah Indonesia dalam jangka panjang yang perlu menjadi prioritas. Memperhatikan letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan
yang berada diantara dua benua dan dua samudera yang terbentang digaris khatulistiwa dan terletak pada pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng India-Australia, lempeng Pasifik, lempeng Philipina, dan lempeng Europa-Asia, menghasilkan cekungan pulau gunung api (volcanic island arc), cekungan busur belakang (back arc basins), dan pecahan benua/lempeng-mikro
(inferred
microplates)
menjadi
faktor
penyebab
wilayahnya yang berpotensi rawan terhadap terjadi bencana, serta faktor lain dampak dari perubahan iklim yang merubah siklus turunnya hujan dan kemarau yang berpotensi rawan banjir dan kebakaran. Beberapa
permasalahan
dan
tantangan
yang
dihadapi
dalam
pengelolaan penanggulangan bencana, antara lain: a. Belum adanya persamaan persepsi, pengertian dan langkah tindak yang terencana, terkoordinasi dan terintegrasi antar institusi dalam rangka penanggulangan bencana dan dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Perpres No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang mengatur struktur dan tatakerja, personil, pembiayaan, sarana dan prasarana penanggulangan
bencana,
mengakibatkan
penyelenggaraan
penanggulangan bencana belum terlaksana secara komprehensif dan terintegrasi. b. Belum semua daerah memperhatikan upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan memasukkannya dalam mekanisme perencanaan pembangunan daerah. c. Belum
optimalnya
pemanfaatan
sarana
prasarana
penanggulangan
bencana melalui kerjasama daerah baik secara vertikal maupun horisontal. Rumusan Visi yang diangkat dalam Renstra Ditjen Pemerintahan Umum 2010-2014 merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategik sesuai kondisi obyektif lingkungan strategis lingkup
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 71
Ditjen Pemerintahan Umum dalam lima tahun ke depan, yaitu : “Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Frase
“terwujudnya”
menunjukkan
peran
organisasi
Ditjen
Pemerintahan Umum dalam mewujudkan manajemen penyelenggaraan negara dan system birokrasi negara berfungsi dengan baik. Ditjen Pemerintahan Umum harus betul-betul dapat memahami dan mewujudkan dengan benar dan bijak system manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi di negara Indonesia yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Rumusan Visi yang diangkat dalam Renstra Ditjen Pemerintahan Umum 2010-2014 merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategik sesuai kondisi obyektif lingkungan strategis lingkup Ditjen Pemerintahan Umum dalam lima tahun ke depan, yaitu : “Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Frase
“terwujudnya”
menunjukkan
peran
organisasi
Ditjen
Pemerintahan Umum dalam mewujudkan manajemen penyelenggaraan negara dan system birokrasi negara berfungsi dengan baik. Ditjen Pemerintahan Umum harus betul-betul dapat memahami dan mewujudkan dengan benar dan bijak system manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi di negara Indonesia yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Kata “penyelenggaraan pemerintahan umum”, menunjukkan bahwa Ditjen Pemerintahan Umum akan menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang diemban secara optimal sesuai dengan perannya dalam penyelenggaraan pemerintahan umum. Frase
“dalam
wadah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia”
merupakan komitmen utama dan final Kementerian Dalam Negeri. Ini memberikan sikap dan arah yang tegas akan perlunya kesatuan dan persatuan serta keadilan dan proses penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang selalu harus ditegakkan tanpa ada tawar menawar. Bersatu dan maju tidak cukup, tetapi harus didorong oleh penguasaan terhadap ilmu dan teknologi sebagai tools untuk mencapainya. Hal ini akan berhasil bila ada jejaring internal maupun eksternal dalam kerangka global.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 72
Untuk dapat mewujudkan Visi Ditjen Pemerintahan Umum dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan umum yang desentralistis dan demokratis
dalam
wadah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
maka
ditetapkan “Misi” Ditjen Pemerintahan Umum sebagai berikut : a.
Memperkuat kerukunan nasional melalui persatuan dan kesatuan nasional dalam kerangka NKRI;
b.
Memfasilitasi
terciptanya
ketentraman
dan
ketertiban
umum,
perlindungan masyarakat dan penegakan hak-hak sipil; c.
Memfasilitasi terwujudnya kepastian hukum batas wilayah negara dan peningkatan kerjasama sosial, ekonomi dan budaya antar negara yang berbatasan
dengan
NKRI,
penegasan
daerah
di
lapangan,
penyelenggaraan toponimi dan pemetaan batas wilayah administrasi pemerintahan serta penyelesaian sengketa pertanahan; d.
Memfasilitasi terwujudnya penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah dan pelaksanaan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, Peningkatan Kerjasama Antar Daerah, Kerjasama Daerah dengan Pihak ke Tiga, Kerjasama Antar Daerah dengan Pihak ke Tiga serta mewujudkan terciptanya peningkatan kualitas pelayanan umum;
e.
Memfasilitasi penyelenggaraan kewenangan daerah di kawasan dan otoritas;
f.
Memfasilitasi
penyelenggaraan
manajemen
pencegahan
dan
penanggulangan bencana; g.
Mendorong terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Merujuk pada UU No 24 tahun 2007 sebagai oijakan utama dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BNPB mensikapi point-point penting antara lain : a. Urusan bersama, hak dan kewajiban seluruh stakeholder diatur b. Pemerintah sebagai penanggungjawab PB dengan peran serta aktif masyarakat dan lembaga usaha (Platform Nasional) c. Merubah paradigma respons menjadi Pengurangan Risiko Bencana d. Perlindungan masyarakat terhadap bencana dimulai sejak Pra bencana, pada
saat
dan
pasca
bencana,
secara
terencana,
terpadu,
dan
terkoordinasi e. Membangun masyarakat yang tangguh/tahan dalam menghadapi bencana Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 73
f.
Membangun
sistem
penanggulangan
bencana
yang
handal
melalui
Kelembagaan yang kuat, pendanaan yang memadai g. Integrasi PB dalam Rencana Pembangunan (RKP/D, RPJM/D, RPJP/D) Upaya penanggulangan bencana harus dilakukan secara komprehensif dan sistematis, namun hal ini masih terkendala dua masalah utama, yaitu: a. Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulangan bencana. Hal tersebut terkait dengan keterbatasan kapasitas dalam pelaksanaan tanggap darurat serta upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana. Dalam penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat, masalah yang dihadapi antara lain adalah: 1) Belum terbentuknya kelembagaan penanggulangan bencana di daerah; 2) Masih tingginya ketergantungan pendanaan bantuan tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah pusat. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terkena dampak bencana antara lain adalah: 1) Basis data yang tidak termutakhirkan dan teradministrasi secara reguler; 2) Penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana yang tidak akurat; 3) Keterbatasan peta wilayah yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan spasial; 4) Koordinasi penilaian kerusakan dan
kerugian serta
perencanaan
rehabilitasi dan rekonstruksi yang terpusat; serta 5) Keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari pemerintah daerah. b. Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Permasalahan yang dihadapi terkait dengan kesadaran terhadap upaya pengurangan risiko bencana antara lain: 1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat; 2) Belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif; 3) Penjabaran kebijakan nasional kedalam kebijakan daerah. Dalam hal kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana masalah yang muncul juga masih terkait dengan keterbatasan kebijakan penanggulangan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 74
bencana di daerah; keterbatasan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana
di
daerah;
serta
keterbatasan
alokasi
pendanaan
bagi
penanggulangan bencana yang bersumber pada alokasi pemerintah daerah. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENANGGULANGAN BENCANA 2010
–
2014.
Sesuai
kondisi
faktual
lingkungan
strategis
upaya
penanggulangan bencana, baik yang menyangkut kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) serta kemampuan untuk mewujudkan visi : “Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana” secara sistematis dan bertahap yang menuntut adanya kesiapan dalam menghadapi
potensi
bencana
serta
kemampuan
untuk
menanggulangi
bencana pada saat maupun setelahnya. Untuk itu, misi BNPB dirumuskan sebagai berikut : 1) Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko bencana; 2) Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal 3) Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. BNPB dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2014) adalah: 1) Terselenggaranya PB yang terencana, terarah, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh serta akuntabel; 2) Meningkatnya menghadapi
kesadaran, bencana
kemampuan
melalui
dan
pembentukan
kesiapsiagaan satuan
reaksi
dalam cepat
penanggulangan bencana; 3) Terselesaikannya penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah pascabencana secara cepat, tepat dan efektif serta terkoordinir/terpadu; 4) Terselesaikannya pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di wilayah pascabencana secara terpadu dan menyeluruh. Program Penanggulangan Bencana Adapun perwujudan dari beberapa strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan, dibuat langkah operasional dalam bentuk program-program BNPB yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun. Program pokok tersebut ditetapkan dengan memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 75
dengan segala aspek fungsi unit kerja di lingkungan BNPB. Hal tersebut mencakup sebagai berikut: 1) Program generik, yang meliputi antara lain: a. Dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya BNPB. b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur BNPB c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara BNPB. 2) Program teknis, Penanggulangan bencana nasional. Selanjutnya kegiatan pokok sebagai penjabaran program dalam rangka penanggulangan bencana 2010-2014, berdasarkan unit kerja di BNPB, adalah: a) Program dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya BNPB, mencakup unit kerja Sekretariat Utama : (1) Biro Perencanaan; (2) Biro Hukum Dan Kerjasama; (3) Biro Keuangan; (4) Biro Umum; (5) UPT Regional. b) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur BNPB mencakup unit kerja: (1) Biro Umum; (2) Pusdiklat. c) Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara BNPB, mencakup unit kerja Inspektorat Utama : (1) Inspektur I; (2) Inspektur II. d) Program penanggulangan bencana nasional, mencakup unit kerja: (1) Deputi Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan, dengan kegiatan pokok meliputi: (a) Kegiatan pencegahan dan pengurangan risiko bencana (b) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi bencana (c) Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana (2) Deputi Bidang Penanganan Darurat, dengan kegiatan pokok meliputi: Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 76
(a) Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana (b) Kegiatan pengelolaan bantuan darurat kemanusiaan di daerah terkena bencana (c) Kegiatan perbaikan darurat bencana dalam rangka pemulihan dini sarana dan prasarana vital di daerah terkena bencana (3) Deputi Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi, dengan kegiatan pokok meliputi: (a) Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana (b) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana fisik di wilayah pasca bencana (c) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pasca bencana (d) Kegiatan penanganan pengungsi akibat bencana (4) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, dengan kegiatan pokok meliputi: (a)
Kegiatan
Pengelolaan
Logistik
dalam
penyelenggaraan
Peralatan
dalam
penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (b)
Kegiatan
Pengelolaan
Penanggulangan Bencana (5) Pusdatinmas, dengan kegiatan pokok meliputi : (a) Kegiatan Pengelolaan data (b) Kegiatan Pengembangan sistem informasi (c) Kegiatan pelaksanaan hubungan masyarakat
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 77
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Berdasarkan Renstra Kementrian/Lembaga Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No 1
Sasaran Jangka Menengeh Renstra Kementrian/ Lembaga 2
Permasalahan Pelayanan SKPD 3
Sebagai Faktor Penghambat 4
Pendorong 5 meningkatnya kapasitas dan peran serta masyarakat dalam pengurangan risiko bencana, penyediaan sarana dan prasarana peringatan dini, mitigasi dan sumberdaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. meningkatnya kecepatan pemberian bantuan darurat, penyelamatan banyak nyawa (save more lives) pada saat operasi tanggap darurat, serta perbaikan dan pemulihan fungsi sarana dan prasarana vital akibat bencana. terwujudnya pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang lebih baik dari sebelum kejadian bencana secara terkoordinasi, terencana, yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan tersedia. Terpenuhinya dan terdistribusinya logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang memadai untuk kesiapsiagaan dan penanganan darurat secara cepat dan terkendali.
1 Terwujudnya
Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang
peran masyarakat, komunitas, lembaga dan dunia usaha belum maksimal terhadap PB
2 Terwujudnya
Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana
Sarana prasarana di Kab. Magelang belum memadai
3 Meningkatnya
Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang
Banyaknya sarana prasarana serta infrastruktur yang rusak akibat bencana'
4 Tersedianya logistik
Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang
Keterbatasan anggaran dan tempat penyimpanan logistik
kesadaran pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
keandalan dan kecepatan penanganan darurat
kualitas rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
dan peralatan penanggulangan bencana yang memadai sesuai dengan standar minimal logistik dan peralatan BNPB
5 Meningkatnya
kualitas dan kemudahan akses data, informasi dan penerangan penanggulangan bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Pusat data belum tersedia di daerah
terwujudnya data dan informasi kebencanaan yang terintegrasi dan realtime.
Page 78
6 Meningkatnya
Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelang
Pagu indikatif yang terbatas
7
Masih terbatasnya SDM yang faham dan mengerti tentang penanganan bencana dan jumlah personil yang belum memadai Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah
Jumlah personil terbatas pada kantor BPBD
8
dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis lainnya untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja penyelenggaraan penanggulangan bencana Terwujudnya keandalan sumberdaya manusia penanggulangan bencana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana Terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel
Peran kelembagaan PB di Kabupaten Magelang masih belum optimal
meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran, produk hukum dan perundang – undangan, tata kelola administrasi dan keuangan, sumberdaya manusia, serta sarana dan prasarana penyelenggaraan penanggulangan bencana; meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana.
meningkatnya kualitas pengendalian, pengawasan dan pemeriksanaan pelaksanaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkup BPBD
3. Renstra BPBD Provinsi Jawa Tengah Mendasarkan Perda Jawa Tengah No. 10 tahun 2008 pada Bab IV, Susunan Organisasi Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari unsur pengarah dan unsur pelaksana. Unsur Pelaksana terdiri Kepala, Bagian (Bagian Tata Usaha) dan 4 (empat) bidang yaitu Bidang Pencegahan dan kesiapsiagaan, Bidang Penanganan Darurat, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan Bidang Logistik dan Peralatan, sedangkan unsur pengarah terdiri dari unsur masyarakat professional /ahli dan unsur pejabat pemerintah daerah Sesuai ketentuan Pasal 2, Peraturan Gubernur No. 101 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Sekretariat BPBD
Provinsi
Jawa
Tengah
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanggulangan bencana daerah. Sesuai dengan ketentuan Pasal 3, Peraturan Gubernur No. 101 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 79
Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, bahwa Sekretariat BPBD mempunyai fungsi : a.
Perumusan kebijakan teknis bidang penanggulangan bencana.
b.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang bencana.
c.
Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan,
penanganan
darurat,
rehabilitasi
dan
rekonstruksi,
logistik dan peralatan lingkup provinsi dan kabupaten/kota. d.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang penanggulangan bencana.
e.
Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan di lingkungan BPBD.
f.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Tengah terpilih, BPBD Provinsi Jawa Tengah menetapkan visi dan misi untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, yaitu : “Masyarakat Jawa Tengah Yang Tangguh Dalam Penanggulangan Bencana” Tangguh
mengandung
arti
kuat,
handal,
sukar
dikalahkan,
sedangkan tangguh bencana adalah kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana. Masyarakat yang tangguh dalam penananggulangan bencana berarti masyarakat yang mempunyai kemampuan secara mandiri untuk mengenali ancaman bahaya, beradaptasi, serta mampu mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi potensi ancaman bencana, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas dalam mengurangi risiko bencana serta memulihkan
diri
dengan
segera
dari
dampak-dampak
bencana
yang
merugikan dan membangun kehidupannya menjadi normal kembali. Misi BPBD Provinsi Jawa Tengah adalah : a.
Mengembangkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana yang handal
b.
Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana
c.
Memberdayakan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
d.
Membangun kerjasama antar Pemangku Kepentingan PB
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 80
e.
Pemanfaatan iImu pengetahuan dan teknologi untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana Tujuan jangka menengah BPBD Prov Jawa Tengah tahun 2013 –
2018 antara lain : 1.
Mewujudkan regulasi penanggulangan bencana yang memadai;
2.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana;
3.
Meningkatkan sumber daya aparatur dan sarpras yang handal dalam penanggulangan bencana;
4.
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;
5.
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan bencana;
6.
Membangun jejaring dan kerjasama strategis dengan para pemangku kepentingan penanggulangan bencana;
7.
Mengembangkan dan membangun basis data dan informasi bencana kepada seluruh pemangku kepentingan penanggulangan bencana Jawa Tengah dan nasional. Kondisi geologis, topografis, klimatologis, hidrologis dan letak
geografis Provinsi Jawa Tengah menyebabkan terdapat kawasan-kawasan yang berpotensi terdampak bencana dan mengancam atau mengganggu kehidupan masyarakat. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, kawasan rawan bencana alam di Jawa Tengah dapat diidentifikasi ke dalam 10 kawasan, yaitu: 1. Kawasan Rawan Banjir; 2. Kawasan Rawan Kekeringan; 3. Kawasan Rawan Tanah Longsor; 4. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi; 5. Kawasan Rawan Gempa Bumi; 6. Kawasan Rawan Gelombang Pasang; 7. Kawasan Rawan Tsunami; 8. Kawasan Rawan Abrasi; 9. Kawasan Rawan Angin Topan; 10. Kawasan Rawan Gas Beracun.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 81
BPBD Prov Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya dalam melakukan pengurangan risiko bencana periode 2008 – 2013 antara lain adalah : 1.
Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tujuan dan sasaran yang telah dicapai adalah untuk meningkatnya Upaya Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pengurangan Risiko Bencana. Program dan kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a. Tersusun Peta risiko bencana banjir dan tanah longsor di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah b. Terbentuk 26 desa siaga bencana di 15 Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Pekalongan, Karanganyar, Kebumen, Pemalang, Purworejo, Wonosobo, Blora, Cilacap, Wonogiri, Banjarnegara, Jepara, Tegal, Purbalingga, Boyolali, dan Sukoharjo c. Gladi manajemen bencana dilaksanakan setiap tahun di 2 wilayah rawan bencana d. Pemasangan Rambu Jalur Evakuasi pada Daerah Rawan Bencana di 3 Kabupaten (Kebumen, Purworejo dan Cilacap) sebanyak 90 unit rambu jalur evakuasi bencana (tsunami)
2.
Penanganan Darurat Tujuan dan sasaran: Meningkatnya Penyelamatan dan Evakuasi
Terhadap Korban Bencana, Penanganan Pengungsi dan Pemulihan Sarana dan Prasarana Vital untuk Aktivitas masyarakat. Program dan kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a.
Fasilitasi Simulasi Penanganan Darurat Bagi Masyarakat/Pelajar, telah melatih lebih dari 7.500 orang terdiri dari masyarakat, relawan dan pelajar
b.
Bintek
SAR
dan Latihan
Gabungan
Penyelamatan,
Evakuasi
dan
Penanganan Pengungsi, dilaksanakan 3 kali setiap tahun dengan dikuti oleh 4.500 orang dari para pemangku kepentingan terkait c.
Pengembangan PUSDALOPS Tanggap Darurat / SAR, Melaksanakan dan menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian operasional kegiatan kedaruratan bencana
d.
Operasi SAR Pada Event Tertentu dan Hari-Hari Khusus,
Wujud
antisipasi dan partisipasi BPBD Jawa Tengah dalam berbagai event
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 82
kegiatan kemasyarakatan yang bersifat kebudayaan maupun keagamaan terutama pada event lebaran dan sura /sedekah laut dan telibat dalam posko gabungan natal dan tahun baru. e.
Posko Siaga dan Tanggap Darurat Bencana, Posko dilakukan melalui sistem piket petugas selama 24jam/7 hari dengan selama 1 tahun penuh untuk memperkuat komunikasi, koordinasi, konsolidasi dan pelaporan kejadian bencana
3.
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tujuan dan sasaran: Meningkatnya Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana melalui Perbaikan, Pemulihan, Peningkatan dan Pembangunan yang Lebih Baik. Program dan kegiatan utama yang dilakukan antara lain : a.
Koordinasi dan Fasilitasi Dukungan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten/Kota se Jawa Tengah , dilaksanakan melalui rapat koordinasi para pemangku kepentingan dengan tujuan untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
b.
Fasilitasi
dan
Koordinasi
Teknis
Penanggulangan
Bencana
untuk
penanganan banjir dan tanah longsor yang merupakan bencana yang rutin/musiman terjadi di Jawa Tengah c.
Fasilitasi
BPBD
Jawa
Tengah
terhadap
daerah-daerah
terdampak
bencana d.
Pelatihan Teknis Penilaian Damage and Losses Assesment, Melatih apatarur pemerintah penanggulangan bencana agar dapat melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat bencana sehingga mampu memberikan laporan kejadian bencana disertai dampak kerusakan dan kerugian
e.
Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jawa Tengah
f.
Penyelenggaraan rapat koordinasi serta pendampingan bagi masyarakat dan aparatur daerah dalam proses pembangunan kembali terutama rehabilitasi sarana dan prasarana umum yang terdampak bencana
4.
Logistik dan Peralatan Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana, Peralatan dan Logistik
Bencana. Program dan kegiatan utama yang dilakukan antara lain : Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 83
a.
Pengadaan Logistik dan Peralatan Bencana, dilakukan pada saat tidak ada bencana dan bahan logistik dan peralatan difungsikan sebagai antisipasi dan buffer stock logistik kebencanaan. Stok logistik tersebut didorong
di
Kabupaten/Kota
dan
Bakorwil
untuk
mempermudah
mobilisasi dan dropping logistik ke lokasi bencana. b.
Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi, Konsolidasi Logistik, dan Peralatan Bencana,
dilaksanakan
sebagai
bentuk
saling
Manajemen
Logistik
dan
koordinasi
antar
kabupaten/kota c.
Kegiatan
Sosialisasi
Peralatan
Bencana
dilaksanakan untuk memantau dan memberikan pendampingan agar pengelolaan logistik dan peralatan bencana sesuai dengan standar dan memenuhi kriteria yang aman penyimpanan d.
Kegiatan Rapat Koordinasi Logistik dan Peralatan Bencana, Merupakan sarana koordinasi dan komunikasi antar BPBD sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam kebencanaan
e.
Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Forum Pengurangan Risko Bencana (PRB) Provinsi Jawa Tengah, Sinergi antara BPBD dengan para pihak yang terlibat dlam kebencanaan terumatan untuk mendukung koordinasi dan komunikasi antar sektor dan bidang penanggulangan bencana Mendasarkan uraian diatas, maka peluang yang dapat disiasati
untuk mendukung program penanggulangan bencana di Jawa Tengah antara lain: a.
Terbitnya
UU
no
pendukungnya
24
tahun
termasuk
2007
beserta
peraturan
peraturan
daerah,
pemerintah
peluang
untuk
penyelenggaraan penanggulangan bencana sangat luas, tidak hanya terbatas pada pemerintah, namun juga dari masyarakat dan dunia usaha b.
Terdapatnya teknologi pemetaan memungkinkan untuk identifikasi dan inventarisasi / pendataan secara lebih efektif dan efisien
c.
Pendanaan dari sektor non pemerintah baik masyarakat maupun lembaga usaha masih sangat terbuka dan banyak
d.
Dibangunnya
system
penanggulangan
bencana
secara
nasional
memungkinkan seluruh BPBD mempunyai kompetensi dan kapasitas yang sama dan sesuai standar kualifikasi e.
Pembinaan kewilayahan oleh provinsi sebagai wakil pemerintah pusat didaerah memungkinan untuk saling berkoordinasi dan sinergi antara pusat dan daerah
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 84
f.
Peningkatan sarana dan prasarana PB melalui kementerian /lembaga teknis, pemanfaaan sumberdaya milik sektor swasta
g.
Peluang pengembangan kapasitas diri melalui pendidikan formal,
h.
Pengembangan kapasitas lembaga BPBD melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga nasional maupun internasional
i.
Mekanisme penganggaran di APBD melalui dana belanja tidak terduga dan peluang belanja (dana alokai Khusus bencana) oleh pemerintah pusat dan komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana bencana sebesar sekian persen (1 %) dari APBD perlu diatur melalui peraturan yang mengikat
j.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
dan
sinergi
antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan , pengawasan , dan evaluasi dapat dilakukan melalui bimibigan teknis, pelatihan , kursus , dll k.
Penyusunan aplikasi, system informasi untuk menyimpan, dan mengelola data kebencanaan, baik kerawanan, kerentanan, kapasitas PB secara baik
l.
Bimbingan dan pelatihan teknis untuk relawan dan masyarakat peduli bencana dan diuji melalui gladi lapang bencana secara periodic
m.
Perlunya
pengarusutamaan
paradigm
pengurangan
risiko
bencana
kepada pemangku kepentingan agar kesiapan menghadapi bencana dilakukan pada tahap pra bencana n.
Bimbingan dan pelatihan penyusunan SOP, indikator kinerja dalam pengelolaan penanggulangan
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota Lain Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No 1
Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Provinsi 2 1 Tersusunnya Peraturan Gubernur/daerah
Permasalahan Pelayanan SKPD 3 Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Sebagai Faktor Penghambat 4 Peratuan per UU an terutama Perbub yang mendukun Perda no 8 tahun 2014 belum ada
Pendorong 5 Perda penyelenggaran PB no. 8 tahun 2014 sudah disahkan
Page 85
2 Tersusunnya Dokumen penyelenggaraan PB Jawa Tengah
3 Terintegrasinya dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (umum dan tematik) dalam dokumen rencana pembangunan daerah 4 Terpenuhinya sumber daya yang siap dalam penanggulangan bencana
5 Terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan bencana 6 Penguatan dan Sinergi Kelembagaan PB Jawa Tengah
7 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk mengenali dan mengantisipasi ancaman bahaya 8 terwujudnya kemandirian masyarakat dalam penyelenggaraan PB
Dokumen RPB di Kabupaten Magelang masih berupa draft dan belum dalam bentuk Peraturan Bupati Dokumen RPB baru berupa draf
Masih terbatasnya SDM yang faham dan mengerti tentang penanganan bencana dan jumlah personil yang belum memadai Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah Masih terbatasnya SDM yang dapat memahami dan mengenali tentang ancaman bencana Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh desa rawan bencana Kabupaten Magelang sebagai wujud kemandirian masyarakat dalam penyelenggaraan PB
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Draf RPB belum dikonsultasikan ke Propinsi dikarenakan RPJMD baru saja disahkan
Sudah mempunyai Draf RPB yang siap untuk dijadikan Perbub.
Pembuatan draf RPB bersamaan dengan RPJMD sehingga perlu menunggu pengesahan RPJMD terlebih dahulu agar dapat terintegrasi Jumlah personil terbatas pada kantor BPBD
Draf RPB dibuat terintegrasi dalam dokumen rencana pembangunan daerah (RPJMD)
Sarana prasarana di Kab. Magelang belum memadai
Bantuan sarana prasarana dari propinsi dan pusat serta ajuan melalui APBD Kelembagaan PB di daerah aktif dan bersinergi
Peran kelembagaan PB di Kabupaten Magelang masih belum optimal Kurangnya pelatihan PB dan sosialisasi tentang ancaman bencana
Desa-desa belum terbentuk desa tangguh bencana maupun desa siaga bencana sebagai wujud kemandirian masyarakat
Penambahan personil dari relawan
Pembentukan OPRB dea dapat membantu pemahaman masyarakat tentang ancaman bencana Rintisan destana ada 10 desa sebagai penunjang kemandirian
Page 86
9 Terbentuknya jejaring dan kerjasama kelompok / komunitas masyarakat, dunia usaha, dan lembaga peduli bencana dalam penanggulangan bencana 10 Tersedianya pusat data informasi bencana, basis data dan informasi bencana jateng terkini
11 Termanfaatkannya teknologi tepat guna untuk PB dengan memperhatikan kearifan lokal
Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang Kurangnya identifikasi kearifan lokal di daerah dengan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk PB
peran masyarakat, komunitas, lembaga dan dunia usaha belum maksimal terhadap PB
menggali peran masyarakat, komunitas, dunia usaha dalam PB
Pusat data belum tersedia di daerah
Pendirian Pusdalops sebagai pusat data dan informasi bencana
Masih ada kearifan lokal yang menghambat kemajuan teknologi tepat guna PB
Menggali kearifan lokal di masyarakat sebgai sumber data
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 1.
Rencana Tata Ruang Wilayah Dalam dokumen RTRW Kabupaten Magelang tahun 2010 – 2030
kawasan rencana bencana diatur dalam rencana pola tata ruang (Perda No 5 tahun 2011). Pengaturan rencana pola tata ruang Kabupaten menggambarkan rencana sebaran kawasan rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana Alam adalah daerah yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain. Kawasan yang termasuk dalam rawan bencana merupakan
kawasan
yang
terdampak
secara
langsung
maupun
tidak
langsung. Kawasan rawan bencana di Kabupaten Magelang dalam kajian RTRW Kabupaten Magelang meliputi : a.
Kawasan rawan bencana I (KRB I) adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 87
b.
Kawasan rawan bencana II (KRB II) adalah kawasan yang terdiri atas dua Bagian yaitu aliran massa (berupa awan panas, aliran lava dan lahar) dan lontaran (berupa material jatuhan dan lontaran batu pijar)
c.
Kawasan rawan bencana III (KRB III) adalah kawasan yang letaknya dekat dengan sumber bahaya yang sering terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat.
Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten meliputi : a.
Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya, berupa pengembangan jaringanevakuasi bencana, fasilitas kesehatan, pendidikan, ekonomi dan olahraga.
b.
Strategi
pengembangan
jaringan
evakuasi
bencana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi: 1)
mengembangkan jalur evakuasi bencana;
2)
menyediakan sarana evakuasi bencana;
3)
mengembangkan sistem informasi tanggap bencana; dan
4)
memperkuat kelembagaan penanganan bencana.
Kebijakan dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah Kabupaten meliputi : a.
Kebijakan pengembangan kawasan rawan bencana alam meliputi: 1)
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana erupsi dan banjir lahar dingingunung api;
2)
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gempa bumi; dan
3)
pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gerakan tanah.
b.
Strategi pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana Erupsi dan banjir lahar dingin gunung api,meliputi: 1)
menyediakan jalur-jalur evakuasi terhadap ancaman bencana erupsi dan banjir lahar dingin gunung api;
2)
menghindari kawasan rawan bencana alam erupsi dan banjir lahar dingin gunung api sebagai kawasan terbangun;
3)
mengembangkan sistem penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat; dan
4)
mengidentifikasi dan menetapkan zona aman dan rawan bencana erupsi dan banjir lahar dingin gunung api.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 88
c.
Strategi pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gempa bumi, meliputi: 1)
mengidentifikasi dan menetapkan wilayah rawan bencana alam gempa bumi;
2)
mengantisipasi
bencana
dengan
membangun
bangunan
tahan
gempa; dan 3)
membangun
sistem
penanggulangan
bencana
yang
berbasis
masyarakat. d.
Strategi pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana gerakan tanah, meliputi: 1)
mengidentifikasi dan menetapkan wilayah rawan bencana alam gerakan tanah;
2)
menghindari kawasan rawan bencana alam gerakan tanah sebagai kawasan terbangun; dan
3)
membangun sistem penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat.
Arahan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya berupa jaringan evakuasi bencana, meliputi : a.
penetapan jalur evakuasi dengan mengoptimalkan jaringan jalan yang ada dengan menyiapkan konstruksi, sarana prasarana lalu lintas (rambu lalu lintas, rambu evakuasi dan marka jalan) yang memadai;
b.
penetapan balai desa yang berada di dalam KRB difungsikan sebagai titik kumpul evakuasi;
c.
penyediaan
dan
pengembangan
ruang
evakuasi
bencana
dengan
mengoptimalkan semua balai desa dan lapangan di luar kawasan rawan bencana; dan d.
pemetaan jalur evakuasi bencana berdasarkan skema arah evakuasi bencana.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten salah satunya adalah kawasan rawan bencana, meliputi : a.
Kawasan rawan bencana alam ditetapkan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 89
b.
c.
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten meliputi : 1)
Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin gunung api;
2)
Kawasan rawan gempa bumi;dan
3)
Kawasan rawan gerakan tanah.
Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin gunung api, meliputi: 1)
Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dinginGunung Merapi terletak
di
Kecamatan
Srumbung,
Dukun,
Muntilan,
Salam,
Sawangan, Ngluwar dan Mungkid; dan 2)
Kawasan rawan erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Sumbing terletak di Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik dan Windusari.
d.
Kawasan rawan gempa bumi terletak diseluruh kecamatan.
e.
Kawasan rawan gerakan tanah, meliputi: 1)
rawan
gerakan
tanah
tinggi
yang
terletak
di
Kecamatan
Kajoran,Kaliangkrik, Windusari, Tempuran, Borobudur, Salaman, Grabag, Ngablak, Pakis, Sawangan, Bandongan dan Secang; 2)
rawan gerakan tanah menengah yang terletak di Kecamatan Kajoran, Windusari, Tempuran, Borobudur, Salaman, Grabag, Ngablak, Pakis, Sawangan, Dukun, Srumbung, Bandongan,Tegalrejo, Candimulyo dan Secang;
3)
rawan gerakan tanah rendah yang terletak di Kecamatan Borobudur, Ngablak, Sawangan, Dukun, Srumbung, Mungkid, Muntilan, Salam dan Ngluwar; dan
4)
rawan gerakan tanah sangat rendah yang terletak diKecamatan Borobudur, Mungkid, Mertoyudan dan Secang.
f.
Kawasan –kawasan yang sering mengalami bencana alam seperti erupsi dan banjir lahar dingin gunung api dapat ditetapkan sebagai Kawasan rawan bencana I, Kawasan rawan bencana II dan Kawasan rawan bencana III.
Perwujudan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Magelang terutama kawasan rawan bencana alam meliputi: a.
pembuatan zona-zona bencana alam;
b.
mitigasi bencana; dan
c.
gladi penanganan bencana pada masyarakat.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 90
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten untuk sistem jaringan evakuasi bencana, meliputi: a.
penggunaan jaringan jalan sebagai jalur evakuasi bencana;
b.
diizinkannya untuk bangunan-bangunan umum sebagai tempat ruang evakuasi bencana;
c.
penyediaan ruang evakuasi bencana berupa tempat penampungan sementara dan tempat penampungan akhir; dan
d.
pengembangan sistem kelembagaan dan sistem informasi deteksi dini bencana alam
Kebijakan pencegahan dan penanganan kawasan rawan bencana Merapi: a.
Tidak direkomendasikan hunian di wilayah KRB III
b.
Tidak direkomendasikan untuk hunian tetap di 300 m kanan kiri sungai Selain mendeskripsikan pengelolaan kawasan rawan bencana, kajian
bencana juga dapat menjadikan salah satu penyebab untuk ditinjaunya kembali dokumen RTRW Kabupaten Magelang. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah Provinsi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, RTRW Prov. Jawa Tengah dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Berdasarkan Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Rencana Tata Ruang wilayah Terkait Tugas dan Fungsi SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
1 1
2 penetapan jalur evakuasi dengan mengoptimalkan jaringan jalan yang ada dengan menyiapkan konstruksi, sarana prasarana lalu lintas (rambu lalu lintas, rambu evakuasi dan marka jalan) yang memadai
3 Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang
4 Belum dipisahkan antara jalur evakuasi dan jalur gol C
5 Segera dibuat jalur Gol C agar tidak merusak jalur evakuasi
2
penetapan balai desa yang berada di dalam KRB difungsikan sebagai titik kumpul evakuasi
Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang
Banyak balai desa yang belum memadai fasilitasnya untuk pengungsi sebagai titik kumpul
Pembenahan /rehabilitasi balai desa sebagai titik kumpul
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 91
2.
3
penyediaan dan pengembangan ruang evakuasi bencana dengan mengoptimalkan semua balai desa dan lapangan di luar kawasan rawan bencana
Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang
4
pemetaan jalur evakuasi bencana berdasarkan skema arah evakuasi bencana
5
Kawasan rawan bencana alam ditetapkan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam
Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang
Jumlah TEA di luar KRB yang masih terbatas dan pendataan lapangan atau gedung yg dapat dijadikan TEA jalur evakuasi belum semua terpetakan
penambahan TEA dalam setiap tahunnya
Masih banyak penduduk yang tinggal di wilayah bencana atau KRB III
memberikan sosialisasi kepada penduduk yang tinggal di wilayah bencana agar selalu waspada terhadp bencana yang setiap saat bisa terjadi
Jalur evakuasi yang ada di data dan dipetakan dengan baik
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Magelang
tahun 2014 – 2019 mengelompokkan tugas pokok dan fungsi BPBD Kabupaten Magelang dalam isu bencana dan kerusakan lingkungan. Isu-isu pembangunan berkelanjutan bidang lingkungan meliputi: 1.
Makin meluasnya daerah rawan genangan banjir
2.
Frekuensi bencana semakin meningkat
3.
Keterbatasan
sarana
dan
prasarana
dalam
penyelenggaraan
penanggulangan bencana 4.
Kurang optimalnya pengurangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan
5.
Belum optimalnya penanganan rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana
6.
Belum optimalnya koordinasi, integrasi perencanaan kebencanaan lintas sektor /lintas bidang dan lintas wilayah
7.
Pemahaman masyarakat tentang bencana alam yang masih rendah Isu-isu strategis bencana dipengaruhi oleh letak wilayah Kabupaten
Magelang adalah daerah yang secara topografis merupakan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 92
Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Dengan posisi geografis tersebut membuat Kabupaten Magelang menjadi daerah yang subur sehingga mendukung kondisi perekonomian. Namun disisi lain posisi geografis tersebut dapat memberikan ancaman bagi masyarakat yaitu adanya potensi kerawanan mengalami bencana alam. Beberapa kejadian bencana alam pernah terjadi di wilayah Kabupaten Magelang adalah letusan gunung merapi, gempa bumi, banjir bandang, kekeringan, tanah longsor dan angin puting beliung (BLH, 2013). Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Jawa. Sebaran lereng Merapi mencakup empat Kabupaten, sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Berdasarkan catatan sejarah terungkap bahwa Gunung Merapi telah meletus sebanyak 68 kali sejak tahun 1548. Ciri-ciri khusus letusan adalah desakan lava ke puncak kawah disertai dengan keruntuhan kubah lava secara berkala dan pembentukan awan panas yang dapat meluncur di lereng gunung atau
vertikal
ke
atas.
Letusan
tipe
Merapi
ini
secara
umum
tidak
mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Dalam kurun 10 tahun terakhir ini telah terjadi paling tidak dua letusan besar yaitu di tahun 2006 dan tahun 2010. Kabupaten Magelang sebagai bagian dari daerah yang memiliki potensi bencana khususnya Merapi dan bencana turunannya. Berdasarkan
Surat
Keputusan
BADAN
GEOLOGI
nomer
2317/45/BGL.V/2010 tentang Perluasan daerah aman terhadap ancaman erupsi G. Merapi yang berisi terhitung tanggal 5 November 2010, wilayah yang aman bagi para pengungsi di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta bawah ini yang menunjukkan Peta Zonasi Bahaya (20 km) Dari Puncak Merapi dan Desa-desa yang ada di dalamnya.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 93
Gambar 3.2 Wilayah Desa dan Zona Acaman Merapi
Sumber : www.BNPB.go.id
Erupsi Merapi tahun 2010 menimbulkan bencana sekunder berupa banjir lahar dingin yang sangat besar sehingga terjadi kerusakan yang sangat parah pada sektor sarana prasarana wilayah seperti jembatan (jembatan Prumpung
di
runtuh/ambrol
S.
Pabelan,
jembatan
Tlatar,
jembatan
Srowol)
yang
diterjang banjir lahar dingin. Bahkan beberapa desa di
Kecamatan Salam seperti Desa Gempol tenggelam oleh lumpur, Desa Sirahan di Kecamatan Ngluwar juga tenggelam. Warga yang desanya diterjang banjir lahar dingin mengungsi ke tempat lain yang lebih aman. Daerah rawan banjir di Kabupaten Magelang terutama banjir lahar dingin adalah daerah di sekitar sungai yang berhulu di Merapi seperti Sungai Putih, S. Pabelan, S. Senowo, S. Krasak, S. Blongkeng, S. Lamat, S. Bebeng dan sebagainya meliputi 7
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 94
kecamatan
yaitu Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, Muntilan,
Mungkid, Salam dan Ngluwar yang terdiri dari 44 desa/kelurahan. Gambar 3.3 Peta Zonasi Ancaman Banjir Lahar Dingin
Dampak
erupsi
Merapi
juga
mengakibatkan
vegetasi
didaerah
tangkapan air menjadi rusak, hal ini terjadi di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Srumbung, Dukun dan Sawangan. Sementara itu beberapa wilayah juga mengalami kerusakan vegetasi seperti di Kecamatan Salam, Muntilan, Sawangan, Mungkid, Borobudur, Salaman dan Mertoyudan. Hal tersebut dapat berpotensi terhadap kelangkaan air bersih karena terjadinya kerusakan pada mata air di wilayah Merapi. Tercatat ada ratusan mata air di Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Dukun yang mata airnya mengalami kerusakan berupa debitnya menurun, mata air pindah tempat dan mati sama sekali. Disamping itu, kerusakan vegetasi juga memperparah terjadinya kekeringan atau rawan air bersih. Lebih lengkapnya daerah rawan kekeringan air bersih di Kabupaten Magelang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 95
Tabel 3.6 Daerah Rawan Kekeringan Air Bersih di Kabupaten Magelang NO
KECAMATAN
(1) 1
(2) Borobudur
2
Kajoran
3
Salaman
DESA
JUMLAH JUMLAH JUMLAH DUSUN KK JIWA (3) (4) (5) (6) Kenalan 3 419 1.378 Sambeng 2 192 1.151 Ringinputih 2 341 1.705 Candirwejo 2 175 546 Kembanglinmus 4 341 1.358 Majaksingi 1 65 197 Wonogiri 2 237 942 Kwaderan 2 193 779 Margoyoso 3 387 1.548 Sriwedari 2 163 652 Sudimoro 1 124 493 Ngabean 2 294 882 Pasuruhan 1 197 816 Purwosari 2 342 1.026 Selomirah 1 126 521 Pucang 1 120 439 31 3.716 14.433 Sumber : Badan Kesbangpol dan PB Kab.Magelang, 2012
4 Srumbung 5 Secang 6 Mertoyudan 7 Tegarejo 8 Ngablak 9 Secang JUMLAH
KETERANGAN (7) Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Karakteristik alam dan sosial yang cukup kompleks menyebabkan Kabupaten Magelang menjadi daerah yang rawan bencana. Ancaman bencana yang tidak dapat diprediksi seperti gempa bumi perlu antisipasi dan pemetaan daerah berpotensi bencana. Letusan gunung api, kebakaran, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan kekeringan yang merupakan bencana musiman menjadi agenda yang selalu ditemukan setiap tahun. Fakktor-faktor pendorong yang diperkirakan mempengaruhi kecenderungan masa depan bidang bencana alam, antara lain : a.
Aktivitas manusia yang memanfaatkan lahan tanpa mempertimbangan kaidah konservasi
b.
Rusaknya hutan dan kawasan lindung diatasnya serta beralihnya fungsi daerah tangkapan air hujan menjadi lahan terbangun
c.
Semakin
terbatasnya
sumber
air
baku
untuk
air
bersih
karena
penurunan tingkat kualitas asir permukaan dan sedimentasi d.
Pembangunan yang tidak sesuai dengan daya tamping dan daya dukung lahan
e.
Masih rendahnya pengawasan dan penegakan hokum yang berkaitan dengan penggunaan lahan khususnya di kawasan lindung dan daerah resapan air
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 96
f.
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarkat tentang bencana Bencana
alam
terus
terjadi
di
Kabupaten
Magelang
akan
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Kerugian lingkungan terkait dengan terganggunya ekosistem dan fungsi dari lingkungan itu sendiri. Bagi masyarakat bencana alam menimbulkan kerugian baik material maupun non material seperti menurunnya kesehatan masyarakat bahkan terjadinya korban jiwa dan cidera. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa bencana menimbulkan dampak kerusakan maupun kerugian sebagai dampak dari tingkat kerentanan (sosial, ekonomi, budaya) dan ancaman bencana. Pembangunan dan dan aktivitas manusia yang dilakukan tanpa mempertimbangan pentingnya menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan akan memicu terjadinya bencana alam. Dampak negatif terjadinya bencana antara lain : a.
Rusaknya infrastruktur di daerah terdampak
b.
Terhentinya aktivitas mata pencaharian masyarakat
c.
Rusaknya permukiman dan lahan-llahan pertanian
d.
Munculnya berbagai penyakit
e.
Korban jiwa, cidera, cacat
f.
Menimbulkan dampak psikologis/trauma pada masyarakat terdampak Selain dampak negatif, bencana juga memberikan beberapa dampak
positif seperti pada bencana letusan gunung api. Material erupsi selain berdampak
merusak
lahan
tanaman
pertanian/perkebunan
maupun
permukiman, disisi yang lain dapat menyuburkan lahan pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan terdampak. Meski demikian dampak positif tersebut tidak sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkan. Upaya terhadap
peningkatan
pentingnya
pengetahuan
menjaga
dan
kelestarian
kesadaran
fungsi
masyarakat
ekosistem
perlu
dilakukan.Perlu adanya kerjasama para pemangku kepentingan di Jawa Tengah
untuk
menjaga
ekosistem
alam
agar
berfungsi
optimal.Upaya
pengurangan risiko bencana baik melalui kegiatan peringatan dini bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat menghadapi bencana agar meminimalisasikan dampak risiko bencana. Faktor
pendorong
yang
diperkirakan
akan
mempengaruhi
kecenderungan masa depan adalah :
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 97
1.
Faktor pendorong yang diperkirakan mempengaruhi kecenderungan bencana alam (Letusan Gunung Berapi, Banjir, Longsor dan Kekeringan) di Kabuaten Magelang adalah: a.
Posisi Kabupaten Magelang yang secara topografis merupakan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh
b.
Konversi lahan di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang mengakibatkan peningkatan air limpasan).
c.
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lahan.
d.
Pembuangan sampah pada saluran-saluran drainase dan pada sungai,
hal
ini
akan
memperlambat
gerakan
air
dan
dapat
menyebabkan banjir. e.
Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan penggunaan lahan khususnya di kawasn rawan bencana dan daerah resapan air.
f.
2.
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang bencana.
Perkiraan dampak negatif dan positif
dari
faktor pendorong terhadap
kecenderungan masa depan Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Magelang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian material, korban jiwa bahkan inmaterial. Pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung tanah akan dapat mengakibatkan longsor dan banjir. Dampak negatif yang dapat muncul akibat bencana alam diantaranya adalah: a.
Erupsi gunung Merapi dapat menimbulkan bencana lainnya seperti banjir lahar dingin, rusaknya vegetasi di daerah yang terkena erupsi, rusaknya sumber air.
b.
Rusaknya infrastruktur di lokasi bencana
c.
Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 98
d.
Rusaknya permukiman dan lahan-lahan pertanian di sekitar lokasi bencana
e.
Dapat menimbulkan penyakit bahkan korban jiwa Bencana letusan gunung berapi juga dapat membawa dampak positif
yaitu dapat menyuburkan tanah sehingga dapat ditanami berbagai tanaman. Besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam maka perlu adanya mitigasi bencana guna meminimalkan resiko dampak negatif yang muncul akibat bencana. Tabel 3.7 Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Berdasarkan Analisis KLHS Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Hasil KLHS Terkait Tugas dan Fungsi SKPD
No 1 1
2 Makin meluasnya daerah rawan genangan banjir
2
Frekuensi bencana semakin meningkat
3
Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
Permasalahan Pelayanan SKPD 3 Keterbatasan SDM/ personil yang kompeten dalam bidang PB , sarana prasarana, anggaran, aturan, dan pemahaman tentang penanggulangan bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
4 Rusaknya hutan dan kawasan lindung diatasnya serta beralihnya fungsi daerah tangkapan air hujan menjadi lahan terbangun Aktivitas manusia yang memanfaatkan lahan tanpa mempertimbangan kaidah konservasi
5 Konversi lahan di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yang mengakibatkan peningkatan air limpasan).
kerusakan yang sangat parah pada sektor sarana prasarana wilayah
Pemanfaatan area di sekitar lokasi pembangunan jalan dan jembatan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) mempertimbangkan keselamatan, kelancaran dan kenyamanan jalan serta area tersebut merupakan ruang milik jalan.
Posisi Kabupaten Magelang yang secara topografis merupakan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh
Page 99
4
Kurang optimalnya pengurangan resiko bencana dalam perencanaan pembangunan
kajian pengurangan risiko bencana belum dalam dokumen perencanaan pembangunan
5
Belum optimalnya penanganan rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana Belum optimalnya koordinasi, integrasi perencanaan kebencanaan lintas sektor /lintas bidang dan lintas wilayah
Pembangunan yang tidak sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lahan
6
7
Masih rendahnya pengawasan dan penegakan hokum yang berkaitan dengan penggunaan lahan khususnya di kawasan lindung dan daerah resapan air Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang bencana
Pemahaman masyarakat tentang bencana alam yang masih rendah
Upaya pengurangan risiko bencana baik melalui kegiatan peringatan dini bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat menghadapi bencana agar meminimalisasikan dampak risiko bencana Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lahan. kerjasama para pemangku kepentingan di Jawa Tengah untuk menjaga ekosistem alam agar berfungsi optimal
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian fungsi ekosistem
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Isu-isu strategis yang dapat dirumuskan dalam faktor-faktor dari pelayanan BPBD Kabupaten Magelang adalah perlunya peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana melalui sinergitas pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat dengan permasalahanpermasalahan sebagai berikut : a.
Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang,
b.
Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelan,
c.
Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana,
d.
Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana,
e.
Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang,
f.
Belum
lengkapnya
pedoman
dan
dokumen
penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang, g.
Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 100
desa rawan bencana Kabupaten Magelang, h.
Belum
memadainya
kompetensi
sumberdaya
manusia
bidang
penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang, i.
Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang,
j.
Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
k.
Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah. Metode penentu isu-isu strategis pelayanan BPBD Kabupaten Magelang dengan menggunakan skor terhadap masing-masing kriteria yang telah ditetapkan seperti dalam table-tabel di bawah ini : Tabel 3.8 Nilai Skala Kriteria
No
Isu Strategis
1
2
1 Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang,
1 3 20
Nilai Skala Kriteria ke2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 10 20 0 15 0
dst.. 9
Total Skor 10 65
2 Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelang,
20
10
20
10
15
0
75
3 Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana,
20
10
20
0
15
0
65
4 Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana,
20
10
20
0
15
0
65
5 Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang,
20
10
20
0
15
0
65
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 101
6 Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
20
10
20
10
15
0
75
7 Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh desa rawan bencana Kabupaten Magelang,
20
10
20
10
15
25
100
8 Belum memadainya kompetensi sumberdaya manusia bidang penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
20
10
20
0
15
0
65
9 Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang,
20
10
20
10
15
25
100
10 Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
20
10
20
10
15
0
75
11 Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah.
20
10
20
10
15
0
75
1 Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme/sistem pelaporan data dan informasi kebencanaan di Kabupaten Magelang,
65
Rata-rata Skor 4 10.83
2 Belum memadainya dukungan anggaran BPBD Kabupaten Magelang,
75
12.50
3 Belum terfasilitasinya gedung BPBD yang berfungsi untuk penyimpan logistik dan peralatan bencana,
65
10.83
4 Masih terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana,
65
10.83
Tabel 3.9 Rata-rata Skor Isu-Isu Strategis No 1
Isu-Isu Strategis 2
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Total Skor 3
Page 102
5 Masih terbatasnya ketersediaan logistik, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Magelang,
65
10.83
6 Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
75
12.50
7 Belum terfasilitasinya pembentukan desa tangguh bencana di seluruh desa rawan bencana Kabupaten Magelang,
100
16.67
8 Belum memadainya kompetensi sumberdaya manusia bidang penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
65
10.83
9 Belum memadainya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di Kabupaten Magelang,
100
16.67
10 Belum memadainya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang,
75
12.50
11 Belum sinerginya penyelenggaraan penanggulangan bencana lintas sektor dan lintas wilayah.
75
12.50
Tabel 3.10 Identifikasi Isu-isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Kabupaten Magelang SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah No
Dinamika Internasional 1 2 1 Belum memadainya kesiapan dalam menghadapi bencana
Isu Strategis Dinamika Nasional 3 Belum memadainya kesiapan dalam menghadapi bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Dinamika Regional/Lokal 4 Belum memadainya kesiapan dalam menghadapi bencana
Lain-lain 5
Page 103
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran, Strategi Dan Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan mendasarkan pada Visi, Misi dan Arah Kebijakan Strategis Bupati dan Wakil Bupati. Rumusan Visi, Misi dan Arah Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengacu kepada RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2014 – 2019, untuk menjamin konsistensi substansi perencanaan makro kabupaten dengan perencanaan mikro bidang kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Perujukan Visi, Misi dan Arah Kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan Visi, Misi dan Arah Kebijakan Strategis Bupati dan Wakil Bupati dilakukan karena Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah ini berkedudukan sebagai dokumen perencanaan teknis turunan dari RPJMD Kabupaten Magelang. 4.1. Visi dan Misi a.
Visi Langkah penting dalam proses perencanaan strategi adalah
mengembangkan rumusan yang jelas dan ringkas tentang visi dan misi. Visi adalah kondisi ideal yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Suatu visi adalah merupakan kondisi yang inspirasional sehingga mendorong harapan dan impian, memfokuskan kepada masa depan lebih baik serta menyatakan hasil – hasil yang positif. Suatu visi haruslah menekankan tujuan, kriteria kinerja, perilaku, aturan, keputusan dan standart
yang
merupakan
pelayanan
publik
serta
harus
menjadi
kesepakatan seluruh pemangku kepentingan. Nilai– nilai yang tertuang di dalam
visi
memiliki
konsekuen
untuk
diterapkan
dalam
proses
implementasinya, karena itu harus realistis dan tidak muluk – muluk dengan mempertimbangkan kemampuan yang ada dan waktu yang tersedia. Sebagai sebuah institusi, visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Magelang harus tetap konsisten dengan RPJPD
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 104
Kabupaten Magelang tahun 2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014. Adapaun visi yang ditetapkan adalah sebagai berikut : “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Magelang yang Tangguh Dalam
Menghadapi
Bencana
Demi
Terciptanya
Kondisi
Yang
Semakin Sejahtera, Maju dan Amanah (SEMANAH)” Tangguh mengandung arti kuat, handal, sukar dikalahkan, dalam hal ini adalah tangguh bencana yaitu kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana. Masyarakat
yang
masyarakat
yang
mengenali
tangguh
dalam
mempunyai
ancaman
menghadapi
kemampuan
bahaya,
bencana
secara
beradaptasi,
mandiri serta
berarti untuk mampu
mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi potensi ancaman bencana, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas dalam mengurangi risiko bencana serta memulihkan diri dengan segera dari
dampak-dampak
bencana
yang
merugikan
dan
membangun
kehidupannya menjadi normal kembali. Nilai kekayaan alam dan nilai-nilai luhur, adat istiadat dan kearifan lokal sebagai suatu interaksi yang menghasilkan tatanan yang beradab. Memiliki visi untuk membangun masyarakat yang memiliki kesiapan dan kesiagaan serta mampu menghadapi kemungkinan terjadi bencana. Tabel 4.1 Penyusunan Penjelasan Visi SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Visi Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Magelang yang Tangguh dalam menghadapi Bencana Demi Terciptanya Kondisi Yang Semakin Sejahtera, Maju dan Amanah (SEMANAH)
Pokok-pokok Visi Tangguh
Penjelasan Visi kuat, handal, sukar dikalahkan
Tangguh Bencana
kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 105
Masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana
b.
masyarakat yang mempunyai kemampuan secara mandiri untuk mengenali ancaman bahaya, beradaptasi, serta mampu mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi potensi ancaman bencana, mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas dalam mengurangi risiko bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan dan membangun kehidupannya menjadi normal kembali
Misi Misi
merupakan
identifikasi
tujuan,
sesuatu
yang
harus
diemban atau dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Misi juga merupakan unsur yang paling fundamental dari sebuah visi, karena fungsi dari misi tersebut adalah menjembatani kondisi masa lalu, dan saat ini untuk menuju masa depan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai melalui suatu tindakan tertentu. Jadi, misi adalah rumusan umum
mengenai
upaya–upaya
yang
akan
dilaksanakan
untuk
mewujudkan visi. Adapun misi yang dirumuskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang
yang mengacu pada misi pembangunan
daerah adalah misi keenam yaitu Menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram. Dari misi tersebut dijabarkan dalam program prioritas pembangunan
yang
kedelapan
yaitu
keamanan,
ketertiban,
dan
penanggulangan bencana. Dari uraian di atas maka selanjutnya diterjemahkan dalam misi penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang yaitu: 1.
Mengembangkan tata kelola dan memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
2.
Membangun kerjasama dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam penanggulangan bencana.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 106
3.
Menyelenggarakan
penanggulangan
bencana
secara
profesional,
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. 4.
Meningkatkan upaya-upaya penanggulangan bencana baik pada kondisi sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi bencana, dan pasca bencana.
5.
Melindungi masyarakat dan aset-aset yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang dari ancaman bencana. Setelah Visi dan Misi tersusun, selanjutnya dibuatkan program
kerja berdasarkan garapan bidang tugas sesuai dengan tupoksi dalam melaksanakan kegiatan kelembagaan. Nilai-nilai (values) adalah hal-hal yang dijunjung tinggi oleh organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi. Dengan kata lain nilai merupakan prinsip sosial, tujuan, ataupun norma yang diterima oleh individu organisasi atau masyarakat. Nilai memberikan batasan dan tuntunan dalam pemilihan cara-cara yang ditempuh dalam mewujudkan visi. Atas dasar nilai itu maka tidak semua cara dapat ditempuh. Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Misi SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Visi Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Magelang yang Tangguh dalam menghadapi Bencana Demi Terciptanya Kondisi Yang Semakin Sejahtera, Maju dan Amanah (SEMANAH)
Pokok-pokok Visi Tangguh
Tangguh Bencana
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Misi
Penjelasan Misi
Mengembangkan tata kelola dan memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
Sumber Daya Manusia yang terkait dengan penanggulangan bencana baik masyarakat maupun personil di BPBD dalam pelaksanaan tugasnya dibekali dengan pendidikan dan pelatihan kebencanaan baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten BPBD dalam pelaksanaan tugasnya selalu berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD Provinsi , NGO, LSM, Pemangku kepentingan penanggulangan bencana untuk peningkatan kapasitaskelembagaan dan personil dalam penyelenggaraan bencana
Membangun kerjasama dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam penanggulangan bencana
Page 107
Masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana
Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara profesional, terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh Meningkatkan upaya-upaya penanggulangan bencana baik pada kondisi sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi bencana, dan pasca bencana Melindungi masyarakat dan aset-aset yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang dari ancaman bencana
BPBD dalam melaksanakan tugas menangani kebencanaan dapat bertindak sebagai koordinator, komando dan pelaksana penanggulangan bencana. BPBD menyiapkan penyusunan kebijakan pedoman penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara BPBD berusaha meningkatkan pelayanan pada masyarakat dalam menyediakan dan memelihara sarana prasarana penanggulangan bencana bekerjasama dengan pemerintah desa
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah a.
Tujuan Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan
misi dengan didasarkan pada isu–isu dan analisisis strategik dan juga merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasikan pada jangka waktu 1 s/d 5 tahunan. Tujuan ini tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Adapun tujuan pembangunan daerah dalam pencapaian Visi Misi RPJMD Kabupaten Magelang 2014-2019 pada Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 adalah
meningkatnya kondusivitas dan keamanan masyarakat serta
kesadaran dan kepatuhan hukum. b.
Sasaran Adapun sasaran pembangunan daerah dalam pencapaian Visi
Misi RPJMD Kabupaten Magelang 2014-2019 pada Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 108
adalah berkurangnya risiko bencana yang berdampak pada masyarakat dengan indikator : 1.
Cakupan masyarakat yang mendapat pengetahuan kebencanaan;
2.
Cakupan
masyarakat
terdampak
bencana
yang
mendapat
pelayananan tanggap darurat; 3.
Cakupan dokumen rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;
4.
Cakupan
masyarakat
yang
sudah
mendapatkan
pelayanan
rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana. Tabel 4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
1 1
2 Meningk atnya Kondusi vitas dan Keaman an Masyara kat serta Kesadar an dan Kepatuh an Hukum
3 Berkura ngnya Risiko bencana yang berdamp ak pada masyara kat
4 Cakupan masyarakat yang mendapat pengetahuan kebencanaan Cakupan masyarakat terdampak bencana yang mendapat pelayanan tanggap darurat
2014
2015
2016
2017
2018
2019
5 40
6 60
7 70
8 80
9 100
10 100
100
100
100
100
100
100
50
60
79
80
90
100
100
100
100
100
100
100
Cakupan dokumen rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Cakupan masyarakat yang sudah mendapatkan pelayanan rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD Dalam
rangka
pencapaian
visi
dan
misi
Renstra
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 109
maka perlu dirumuskan strategi pembangunan daerah yang sinergis dan komprehensif. Strategi pembangunan daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang yang akan dilaksanakan selama tahun 20142019 sesuai dengan RPJMD Kabupaten Magelang 2014-2019 misi ke enam Meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat adalah : berkurangnya Risiko Bencana yang Berdampak pada Masyarakat, dengan strategi peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan penanggulangan bencana. Arah kebijakan pembangunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 ini dirumuskan dengan memperhatikan pada RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 misi ke enam Meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat adalah penanggulangan bencana Kabupaten Magelang disusun atas dasar regulasi, kelembagaan, dan perencanaan umum untuk setiap fase bencana. Dalam penanggulangan bencana terdapat 6 strategi yaitu : 1.
Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan, dengan kebijakan : a.
Memperkuat
aturan
dan
mekanisme
pendukung
penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah. b.
Membangun
kapasitas
kelembagaan
dalam
pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana 2.
Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu, dengan kebijakan : a.
Memperkuat sistem informasi kebencanaan daerah
b.
Membangun kerjasama lintas batas untuk penanggulangan bencana berdasarkan Kajian Risiko Bencana
3.
Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan, dengan kebijakan : a.
Mengoptimalkan hasil penelitian dan pengabdian di bidang kebencanaan dalam membangun budaya pengurangan risiko.
b.
peningkatan
pengetahuan
dan
ketrampilan
sumberdaya
manusia
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 110
4.
Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat, dengan kebijakan mengoptimalkan kemitraan dalam penanggulangan bencana
5.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana, dengan kebijakan : a.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Erupsi Gunungapi dan Banjir Lahar Hujan
b.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Tanah Longsor
c.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Gempa Bumi
d.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Epidemi Penyakit
e.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
6.
f.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Kekeringan
g.
Perlindungan Masyarakat dari Bencana Cuaca Ekstrim
Penanganan Darurat Bencana, dengan kebijakan : a.
Penanganan Bencana Erupsi Gunungapi dan Banjir Lahar Hujan
b.
Penanganan Bencana Tanah Longsor
c.
Penanganan Bencana Gempa Bumi
d.
Penanganan Bencana epidemi penyakit
e.
Penanganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
f.
Penanganan Bencana Kekeringan
g.
Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 111
Tabel 4.4 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah VISI Misi VI sesuai RPJMD Misi BPBD
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Magelang yang tangguh dalam menghadapi bencana demi terciptanya kondisi yang semakin Sejahtera, Maju dan Amanah (SEMANAH) Meningkatkan keamanan dan ketenteraman masyarakat 1. Mengembangkan tata kelola dan memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana. 2. Membangun kerjasama dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam penanggulangan bencana. 3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara profesional, terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. 4. Meningkatkan upaya-upaya penanggulangan bencana baik pada kondisi sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi bencana, dan pasca bencana. 5. Melindungi masyarakat dan aset-aset yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang dari ancaman bencana.
Tujuan Terwujudnya situasi dan kondisi masyarakat yang kondusif, aman dan tenteram.
Sasaran Berkurangnya Risiko bencana yang berdampak pada masyarakat
Strategi Peningkatan kesiapsigaan dalam menghadapi bencana dan penanggulangan bencana 1. Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan 2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Kebijakan Kebijakan penanggulangan bencana Kabupaten Magelang disusun atas dasar regulasi, kelembagaan, dan perencanaan umum untuk setiap fase bencana. Fase bencana ini terdiri dari fase pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. a. Memperkuat aturan dan mekanisme penanggulangan bencana daerah.
pendukung
penyelenggaraan
b. Membangun kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana a. Memperkuat sistem informasi kebencanaan daerah b. Membangun kerjasama lintas batas untuk penanggulangan bencana berdasarkan Kajian Risiko Bencana
Page 112
3. Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan 4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat 5. Perlindungan Masyarakat dari Bencana
a. Mengoptimalkan hasil penelitian dan pengabdian di bidang kebencanaan dalam membangun budaya pengurangan risiko. b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumberdaya manusia Mengoptimalkan kemitraan dalam penanggulangan bencana a. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Erupsi Gunungapi dan Banjir Lahar Hujan b. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Tanah Longsor c. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Gempa Bumi d. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Epidemi Penyakit e. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan f. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Kekeringan g. Perlindungan Masyarakat dari Bencana Cuaca Ekstrim
6. Penanganan Darurat Bencana
a. Penanganan Bencana Erupsi Gunungapi dan Banjir Lahar Hujan b. Penanganan Bencana Tanah Longsor c. Penanganan Bencana Gempa Bumi d. Penanganan Bencana epidemi penyakit e. Penanganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan f. Penanganan Bencana Kekeringan g. Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 113
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 114
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 115
114
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. Rencana Program dan Kegiatan Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil, yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah guna mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Program dan kegiatan pembangunan daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 dirumuskan secara komprehensif
dalam
rangka
memenuhi
berbagai
kebutuhan
pembangunan selama lima tahun yang akan datang sesuai pembangunan daerah dengan mengaitkan pada misi
dan
dinamika
dengan program
pada RPJMD tahun 2014-
2019 adalah : 1. Misi Pertama : mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dan kehidupan beragama. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, dengan kegiatan :
Fasilitasi pelaksanaan hibah dan bansos 2. Misi Kelima : Meningkatkan Kualitas penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Demokratis a. Urusan Perencanaan Pembangunan
1) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Penyusunan Renstra dan Renja SKPD 2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana a) Penyusunan DED pengembangan gedung logistik dan parkir b) Penyusunan SOP c) Pengembangan PUSDALOP d) Penyusunan RAPERDA /RAPERBUB e) Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kebencanaan b. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 114
115
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a) Penyediaan jasa surat menyurat b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c) Penyediaan jasa administrasi keuangan d) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah e) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah 2) Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur a) Pemeliharaan dan perawatan peralatan bencana b) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor c) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional d) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor e) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor f) Pengadaan kendaraan dinas/operasional g) Pengadaan perlengkapan gedung kantor h) Pengadaan peralatan Gedung Kantor 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pengadaan pakaian kerja BPBD 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a) Peningkatan Kapasitas Aparatur dalam Penanggulangan Bencana b) Pelatihan teknis penilaian Damage and Losses Assestment (DaLA) dan Penyusunan Post Disaster Need Assestment 5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja Keuangan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD c. Urusan Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; Pengembangan Aplikasi SIMAK PRB
3. Misi Keenam : Meningkatkan Keamanan dan Ketentraman Masyarakat Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 115
116
a) Pemantauan, pendataan dan penyebarluasan informasi potensi kebencanaan b) Rakor pengurangan resiko bencana (PRB) c) Pembentukan desa tangguh bencana d) Pengadaan Tanah untuk hunian tetap e) Pengembangan budaya sadar bencana f) Pengerahan Tim Reaksi Cepat (TRC) darurat bencana g) Pengerahan relawan dalam penanggulangan bencana h) Penyusunan rencana kontijensi i) Pengadaan logistik untuk korban bencana j) Pemindahan EWS k) Gladi posko dan gladi lapang penanganan darurat bencana l) Perencanaan pengadaan tanah untuk hunian tetap m) Latihan dasar penyelamatan, evakuasi dan penanganan pengungsi n) Operasional pengambilan dan pendistribusian logistik untuk korban bencana o) Posko PUSDALOPS p) Fasilitasi pembentukan dan operasional TRC tingkat kabupaten q) Pelatihan penanggulangan bencana r) Fasilitasi dan koordinasi penyusunan Damage and Losses Assestment (DaLA) dan Penyusunan Post Disaster Need Assestment s) Fasilitasi dan koordinasi pemulihan sosial ekonomi dan budaya pasca bencana t) Droping air bersih tanggap darurat bencana u) Apel siaga penanggulangan bencana v) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) w) Pengadaan mobil tangki air x) Penyusunan Rencana Kontijensi Bencana Erupsi Merapi y) Fasilitasi simulasi penangan an darurat bagi masyarakat/pelajar z) Peningkatan upaya peringatan dini kepada masyarakat å) Penyusunan data komunitas relawan di Kab. Magelang ä) Penyusunan dokumen jalur evakuasi Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 116
117
ö) Kegiatan Pelatihan dan simulasi PRB dan pengadaan media sosialisasi bagi warga hunian tetap aa) Kegiatan Pembangunan infrastruktur dan sanitasi pada wilayah terkena bencana bb) Kegiatan Pembangunan hunian tetap , fasilitas umum dan fasilitas sosial cc) Kegiatan Pelatihan Pemulihan Sosial Ekonomi dan Budaya Pasca Bencana dd) Pembangunan Gedung logistik dan parkir ee) Pembangunan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) ff) Pembantukan Desa Bersaudara (Sister Village)
B. Indikator Kinerja Indikator kinerja pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah desa bersaudara 2. Jumlah Desa Tangguh Bencana 3. Jumlah TEA 4. Cakupan masyarakat yang mendapat pengetahuan kebencanaan C. Kelompok Sasaran Kelompok sasaran dalam pelaksanaan Renstra tahun 2014-2019 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang adalah pemangku kepentingan penanggulangan termasuk aparatur dan masyarakat. D. Pendanaan Indikatif Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang mendapatkan dana dari Dana Alokasi Umum (APBD Kabupaten). Hal tersebut termuat dalam Tabel 5.1 pada lampiran.
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 117
121
BAB VI INDIKATOR KINERJA BPBD KABUPATEN MAGELANG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Sebagai langkah operasionalisasi arah kebijakan dan strategi dengan memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun
perwujudan
dari
beberapa
strategi
dalam
rangka
mencapai setiap tujuan, dibuat langkah operasional dalam bentuk program-program BPBD yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun ke depan. Program pokok tersebut ditetapkan dengan memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi unit kerja di lingkungan BPBD Kabupaten Magelang. Indikator kinerja Program pada BPBD Kabupaten Magelang adalah: 1. Jumlah Desa Bersaudara 2. Jumlah Desa Tangguh Bencana 3. Jumlah Tempat Evakuasi Akhir (TEA) 4. Cakupan masyarakat yang mendapat pengetahuan kebencanaan
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 121
122
Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO 1
Indikator
Kondisi Kinerja pada Awal
2
Tahun 2014 3
Tahun 2015 4
Tahun 2016 5
Tahun 2017 6
Tahun 2018 7
Tahun 2019 8
40%
60%
70%
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1
Cakupan masyarakat yang mendapat pengetahuan kebencanaan
2
Cakupan masyarakat terdampak bencana yang mendapat pelayanan tanggap darurat
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 9
3
Cakupan dokumen penanggulangan bencana
50%
60%
70%
80%
90%
100%
100%
4
Cakupan masyarakat yang sudah mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 122
123
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD OPD UNIT TUGAS POKOK FUNGSI
: : : :
BPBD SEKRETARIAT Mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya - Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan lingkungan BPBD; - Pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis BPBD; - Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan &organisasi
USULAN PROGRAM 1 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BNPB
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) 2 Outcome : MENINGKATNYA KOORDINASI DAN KETERPADUAN PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENGENDALIAN TERHADAP PROGRAM,
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 3 Output : Terlaksananya pelaksanaan Koordinasi penyusunan program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi sesuai Rencana Kerja
Page 123
USULAN KEGIATAN
UNIT
4 Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi program
5 SUB. BAGIAN PERENCANAAN & PROGRAM
124
PENINGKATAN APARATUR
SARANA
DAN
PRASARANA
ADMINISTRASI DAN SARANA PRASARANA Indikator : - Terlaksananya penyusunan program dan kegiatan yang direncanakan dan evaluasi program - Terlaksananya penyusunan laporan keuangan yang akuntabel - Terlaksananya pembinaan administrasi umum dan kepegawaian, pengelolaan sarana dan prasarana aparatur - Terselenggaranya pendidikan dan latihan penanggulangan bencana - Tersedianya data dan informasi kebencanaan
Indikator : - Tersedianya program dan anggaran bersumber APBD - Tersedianya program dan anggaran bersumber APBD Propinsi dan APBN - Tersusunnya evaluasi program Output : Tersusunnya laporan keuangan di lingkungan BPBD Indikator : - Jumlah laporan keuangan yang sesuai dengan SIM Keuangan Daerah - Jumlah kegiatan koordinasi pengelolaan anggaran & masalah perbendaharaan yang ditindaklanjuti Output : Terkelolanya urusan tata usaha, pengelolaan kepegawaian dan kegiatan administrasi umum serta dukungan sarana dan prasarana Indikator : - Tertibnya pengelolaan administrasi umum - Tertib dan lancarnya pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
Pembinaan keuangan
administrasi
dan
pengelolaan
Kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum, kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
SUB. BAGIAN KEUANGAN
SUB. BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN
SUB. BAGIAN PERENCANAAN & PROGRAM TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program dan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN, serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan BPBD FUNGSI: - Penyusunan program dan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN; - Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan BPBD
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2 Output : Terlaksananya pelaksanaan Koordinasi penyusunan program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi di lingkungan BPBD sesuai Rencana Kerja
USULAN KEGIATAN 3 Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi Program
Indikator : - Tersedianya program dan anggaran dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN - Tersusunnya evaluasi program
SUB. BAGIAN KEUANGAN TUPOKSI Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Page 124
USULAN KEGIATAN
125
(OUTPUT) 2
1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian dan pengelolaan pelaksanaan anggaran di lingkungan BPBD FUNGSI: - Penyiapan bahan koordinasi penggunaan/pengeluaran dan penerimaan anggaran serta pengelolaan anggaran; - Pelaksanaan urusan perbendaharaan, pertimbangan masalah perbendaharaan, gantirugi dan bahan permbinaan tata usaha keuangan - Pelaksanaan verifikasi dan akuntans anggaran serta penyusunan laporan keuangan
3 Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan
Output : Tersusunnya laporan keuangan di lingkungan BPBD Indikator : - Jumlah laporan keuangan yang sesuai dengan SIM Keuangan Daerah - Jumlah kegiatan koordinasi pengelolaan anggaran & masalah perbendaharaan yang ditindaklanjuti
SUB. BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga serta perlengkapan FUNGSI: - Pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan, arsip dan dokumentasi; - Pelaksanaan urusan kepegawaian - Pelaksanaan urusan rumah tangga serta perlengkapan
OPD UNIT TUGAS POKOK FUNGSI
: : : :
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2
USULAN KEGIATAN
Output : Terkelolanya urusan tata usaha, pengelolaan kepegawaian dan kegiatan administrasi umum serta dukungan sarana dan prasarana Indikator : - Tertibnya pengelolaan administrasi umum - Tertib dan lancarnya pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
3 Kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana aparatur
BPBD BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat - Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat; - Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; - Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; - Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
USULAN PROGRAM 1 PENANGGULANGAN BENCANA
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) 2 Outcome : MENINGKATNYA KOORDINASI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN MELALUI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PEMBERDAYAAN SERTA KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 3 Output : Terlaksananya upaya-upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana
Page 125
USULAN KEGIATAN 4 Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan menghadapi bencana
UNIT 5 SEKSI PENCEGAHAN
126
Indikator : - Meningkatnya koordinasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana - Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana sarana dan prasarana aparatur
Indikator : - Terlaksananya sosialisasi pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Output : Terlaksananya koordinasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Indikator : - Terlaksananya pendampingan dalam penyusunan rencana kontijensi dan kedaruratan - Terlaksananya kesiapsiagaan dengan pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana - Terlaksananya penyelenggaraan gladi dan simulasi penanggulangan bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
SEKSI KESIAPSIAGAAN
SEKSI PENCEGAHAN TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana FUNGSI: - Pengkoordinasian penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang pemberdayaan masyarakat; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang peranserta lembaga usaha; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang peranserta organisasi sosial masyarakat Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2 Output : Terlaksananya upaya-upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana Indikator : - Terlaksananya wadah koordinasi relawan penanggulangan bencana - Terlaksananya sertifikasi relawan penanggulangan bencana - Terlaksananya sosialisasi pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Page 126
USULAN KEGIATAN 3 Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan menghadapi bencana
127
-
-
Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi peningkatan kesadaran masyarakat serta fasilitasi penyuluhan bencana berbasis masyarakat; Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan kebijakan umum di bidang pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana
SEKSI KESIAPSIAGAAN TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang kesiapsiagaan FUNGSI: - Pengkoordinasian penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang kesiapsiagaan; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang peringatan dini - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang perencanaan siaga - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang penyiapan sumberdaya - Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang kesiapsiagaan
OPD UNIT TUGAS POKOK FUNGSI
: : : :
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2
USULAN KEGIATAN
Output : Terlaksananya koordinasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
3 Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
Indikator : - Terlaksananya pendampingan dalam penyusunan rencana kontijensi dan kedaruratan - Terlaksananya kesiapsiagaan dengan pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana - Terlaksananya penyelenggaraan gladi dan simulasi penanggulangan bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
BPBD BIDANG KEDARURATAN & LOGISTIK Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat - Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan korban bencana; - Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanggulangan korban bencana; - Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; - Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanggulangan korban bencana; - Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan korban bencana
USULAN PROGRAM 1 PENANGGULANGAN BENCANA
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) 2 Outcome : TERSELENGGARANYA PENANGANAN DARURAT SECARA CEPAT, TEPAT, TERPADU DAN MENYELURUH
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 3 Output : Terselenggaranya koordinasi penanganan darurat secara terpadu di pusat dan daerah
Page 127
USULAN KEGIATAN
UNIT
4 Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana
5 SEKSI KEDARURATAN
128
Indikator : - Meningkatnya koordinasi penanganan tanggap darurat - Terlaksanannya koordinasi penyaluran bantuan darurat - Terlakasananya koordinasi perbaikan sarana vital dan layanan dasar
Indikator : - Meningkatnya koordinasi penanganan tanggap darurat - Meningkatnya koordinasi perencanaan, pengendalian dan pelaksanaan pencarian, penyelematan dan evakuasi korban bencana - Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan program tanggap darurat Output : Terlaksananya pengelolaan logistik penanggulangan bencana Indikator : - Ketersediaan logistik kebencanaan - Pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan - Pendistribusian logistik kebencanaan pada daerah bencana
Kegiatan pengelolaan logistik penanggulangan bencana
SEKSI LOGISTIK
SEKSI KEDARURATAN TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat FUNGSI: - Pengkoordinasian penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang perencanaan darurat, pengendalian operasi dan bidang penyelamatan evakuasi korban bencana; - Penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan di bidang pendataan darurat, pengorganisasian posko, pelaksanaan penyelamatan korban bencana; Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2 Output : Terselenggaranya koordinasi penanganan darurat secara terpadu
Indikator : - Meningkatnya koordinasi dan pelaksanaan penanganan tanggap darurat - Meningkatnya koordinasi perencanaan, pengendalian dan pelaksanaan pencarian penyelamatan dan evakuasi korban bencana - Tersusunnya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggap Darurat
Page 128
USULAN KEGIATAN 3 Kegiatan tanggap darurat di daerah terkena bencana
129
-
-
-
Penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan operasi, kebutuhan sarana dan prasarana posko dan upaya penanganan evakuasi korban; Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang perencanaan darurat, bidang pengendalian operasi dan bidang penyelamatan evakuasi korban bencana; Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan pelaksanaan kebijakan umum di bidang tanggap darurat
SEKSI LOGISTIK TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang logistik FUNGSI: - Perumusan kebijakan di bidang logistik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang inventarisasi kebutuhan dan pengadaan; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan penyimpanan dan distribusi bidang logistik; - Pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang logistik
OPD UNIT TUGAS POKOK FUNGSI
: : : :
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2
USULAN KEGIATAN 3 Kegiatan Penyiapan Logistik di Kawasan Rawan Bencana
Output : Terlaksananya pengelolaan logistik penanggulangan bencana Indikator : - Ketersediaan logistik kebencanaan - Pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan - Pendistribusian logistik kebencanaan pada daerah bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program - Tersusunnya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
BPBD BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana - Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; - Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; - Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; - Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana
USULAN PROGRAM 1 PENANGGULANGAN BENCANA
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) 2 Outcome : TERSELENGGARANYA PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PADA PASCA BENCANA SECARA TERKOORDINASI DAN TERPADU
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 3 Output : Terlaksananya koordinasi perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
Page 129
USULAN KEGIATAN
UNIT
4 Kegiatan rehabilitasi bidang prasarana fisik fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
5 SEKSI REHABILITASI
130
Indikator : - Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi - Terlaksananya koordinasi perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi - Terlaksananya koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi - Terlaksananya koordinasi perumusan kebijakan penanganan korban bencana
Indikator : - Terlaksananya rehabilitasi - Terlaksananya rehabilitasi
koordinasi
perencanaan
koordinasi
pelaksanaan
Output : Terlaksananya koordinasi perencanaan dan pelaksanaan rekonstruksi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana Indikator : - Terlaksananya koordinasi perencanaan rekonstruksi - Terlaksananya koordinasi pelaksanaan rekonstruksi
Kegiatan rekonstruksi bidang prasarana fisik fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
SEKSI REKONSTRUKSI
SEKSI REHABILITASI TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan dan peningkatan fisik & non fisik akibat bencana FUNGSI: - Pengkoordinasian penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang pemulihan dan peningkatan fisik dan peningkatan sosial ekonomi; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang rehabilitasi fasilitas sosial; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2 Output : Terlaksananya koordinasi perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana Indikator : - Terlaksananya koordinasi perencanaan rehabilitasi - Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan rehabilitasi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program - Tersusunnya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Page 130
USULAN KEGIATAN 3 Kegiatan rehabilitasi fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
131
-
bidang rehabilitasi fasilitas umum; Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang rehabilitasi perumahan penduduk; Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan dan peningkatan fisik dan peningkatan sosial ekonomi
SEKSI REKONSTRUKSI TUPOKSI 1 TUGAS POKOK: Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan dan peningkatan fisik & non fisik akibat bencana FUNGSI: - Pengkoordinasian penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang pemulihan dan peningkatan fisik dan peningkatan sosial ekonomi; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang rekonstruksi fasilitas sosial; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang rekonstruksi fasilitas umum; - Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang rekonstruksi perumahan penduduk; - Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan dan peningkatan fisik dan peningkatan sosial ekonomi
Renstra BPBD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT) 2 Output : Terlaksananya koordinasi perencanaan dan pelaksanaan rekonstruksi dan rekonstruksi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana Indikator : - Terlaksananya koordinasi perencanaan rekonstruksi - Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan rekonstruksi prasarana fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana - Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program - Tersusunnya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Page 131
USULAN KEGIATAN 3 Kegiatan rekonstruksi fisik & sosial ekonomi di wilayah pasca bencana
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis BPBD Kabupaten Magelang menjadi sangat penting artinya dalam mengaplikasikan berbagai persoalan pembangunan sebagai wujud nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam menghadapi berbagai kebutuhan masyarakat yang mengedepankan perencanaan berbasis pada masyarakat, Community Base Development (CBD) dengan keterlibatan lebih banyak para pelaku-pelaku pembangunan (stake holders) dalam menciptakan Good Government sesuai dengan ketentuan paradigma baru, yang pada gilirannya akan mampu menciptakan kebijaksanaan yang dampaknya merembes ke bawah (trickle down effect) sehingga
keberpihakan
pada
masyarakat
kecil
benar-benar
dikedepankan. Rencana Strategis nantinya akan dipakai pedoman Rencana Kerja (Renja) SKPD BPBD Kabupaten Magelang dan mengacu pada RKPD, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Strategis SKPD BPBD Kabupaten Magelang ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah disesuaikan dengan RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019.
Kota Mungkid, Desember 2014 Kepala Pelaksana BPBD
Drs. SUJADI NIP. 19610727 198601 1 001
Renstra BPBD Kanupaten Magelang Tahun 2014-2019
Page 123