RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
DIREKTORAT PASCAPANEN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta HidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019. Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Sebagai bentuk penjabaran RPJM, Renstra Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan bidang pertanian khususnya pascapanen tanaman pangan. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas masukan dan partisipasi aktifnya dalam proses penyusunan Rencana Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah senantiasa memberikan kekuatan bagi kita untuk dapat bersama-sama mewujudkan Visi dan Misi Pascapanen Tanaman Pangan.
Jakarta, Oktober 2015 Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan,
iii
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................1 DAFTAR TABEL..........................................................................2 DAFTAR LAMPIRAN...................................................................3 BAB 01. PENDAHULUAN......................................................... 5 1.1. LATAR BELAKANG..........................................6 1.2. KONDISI UMUM PENANGANAN PASCAPANEN..................................................8 1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN.................18 BAB 02. VISI, MISI DAN TUJUAN.......................................... 27 2.1. VISI ................................................................28 2.2. MISI................................................................28 2.3. TUJUAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN PANGAN......................................30 2.4. SASARAN STRATEGIS.................................32 BAB 03. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI........................ 37 3.1. KEBIJAKAN ...................................................38 3.2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS .........39 3.3. STRATEGI......................................................44 BAB 04. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN........................................................... 49 4.1. TARGET KINERJA ........................................50 4.2. KERANGKA PENDANAAN............................53 4.3 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) ........55 BAB 05. PENUTUP................................................................. 57 LAMPIRAN................................................................................63
1
DAFTAR TABEL Tabel 1. Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2011-2014......................................... 10 Tabel 2. Pelaksanaan Gerakan Penanganan Pasca-panen Tahun 2014............................................................... 12 Tabel 3. Hasil Survei Susut Padi Tahun 2012........................ 14 Tabel 4. Uji Coba Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu Tahun 2013.......................................... 16 Tabel 5. Uji Coba Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu Tahun 2014.......................................... 17 Tabel 6. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangann Tahun 2015-2019................................................................. 33 Tabel 7. Angka Dasar Susut Pascapanen Tanaman Pangan..................................................................... 51 Tabel 8. Target Penurunan Susut Padi Angka Dasar Susut Hasil 10,43 %................................................. 51 Tabel 9. Target Penurunan Susut Jagung Angka Dasar Susut 4,81% ............................................................ 52 Tabel 10. Target Penurunan Susut Kedelai Angka Dasar Susut 14,70%........................................................... 53 Tabel 11. Target Penurunan Susut Hasil Ubi Kayu Angka Dasar Susut 11,58 %................................................ 53 Tabel 12. Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019......................... 54
2
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Proses Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan................................................................ 64 Lampiran 2. Identifikasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan................................................................ 72 Lampiran 3. Prediksi Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Tanaman Pangan........................... 82 Lampiran 4. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019........................................................ 85 Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan................................. 104
3
BAB 01 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan dicanangkannya Strategi Induk Pembangunan Pertanian, maka sasaran pembangunan pertanian 20152019 yaitu terbangunnya sistem bio industri berkelanjutan menjadikan peranan penanganan pascapanen semakin penting. Pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian dalam upaya memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk mulai dari hulu sampai hilir. Pembangunan tanaman pangan berorientasi pada peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan. Untuk itu faktor peningkatan produktivitas, peningkatan kapasitas usaha, optimalisasi efisiensi usaha, nilai tambah dan daya saing menjadi indikator penting dalam mewujudkan kedua orientasi tersebut. Keberhasilan pembangunan tanaman pangan juga akan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan keamanan nasional. Penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan upaya strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional, karena mempunyai peranan yang cukup besar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, penanganan pascapanen memiliki peranan dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu hasil panen dan meningkatkan nilai tambah, daya saing serta pendapatan petani. Dengan demikian, secara tidak
6
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
langsung proses penanganan pascapanen mendukung program ketahanan pangan nasional. Pada saat ini krisis pangan menjadi salah satu kondisi yang sangat dikhawatirkan oleh banyak negara, namun Indonesia bisa terhindar dari krisis pangan tersebut. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras para pelaku usaha tani, petugas pertanian di lapangan dan pelaku usaha di bidang pertanian bersama dengan Pemerintah baik pusat maupun daerah. Selama ini peningkatan produksi tanaman pangan kurang diimbangi dengan penanganan pascapanen yang baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari tingkat susut hasil (losses) yang masih cukup tinggi. Untuk itu perlu kebijakan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dalam upaya menyelamatkan atau mengamankan produksi tanaman pangan terutama komoditas padi, jagung dan kedelai. Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap kegiatan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), perlu ditetapkan sistem manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi/budidaya tanaman pangan. Diharapkan pada masa mendatang, manajemen penanganan pascapanen turut memberikan kontribusi terhadap Kawasan Tanaman Pangan, pada lokasi sentra produksi yang telah ada/eksis atau calon lokasi baru. Dalam program pembangunan pertanian, Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa komoditas yang menjadi prioritas untuk sub sektor tanaman pangan
7
diantaranya adalah padi, jagung dan kedelai disamping komoditas kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Sejalan dengan kondisi tersebut diatas, maka disusun program dan kegiatan yang berkesinambungan dan terintegrasi antar Kementerian/lembaga di tingkat Pusat serta antara Pusat dan Daerah (provinsi dan kabupaten/ kota) dalam penanganan pascapanen tanaman pangan. Melalui program yang dirancang ini diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani melalui kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Tani (Poktan) dan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) sebagai subyek aktif, dalam pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan sehingga akan mengubah cara berpikir dan bertindak dari “petani sebagai produsen” menjadi “petani sebagai pengusaha” serta mengubah cara berpikir dan bertindak dari “kompetitif identik dengan murah” menjadi “kompetitif identik dengan berkualitas”. Untuk mendukung tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dalam kebijakan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan maka diperlukan rencana strategis dalam penanganan pascapanen tanaman pangan.
1.2. KONDISI UMUM PENANGANAN PASCAPANEN Penerapan penanganan pascapanen tanaman pangan dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri
8
Pertanian Nomor 44/ Permentan/ OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen Asal Tanaman Yang Baik/Good Handling Practises. Kondisi umum penanganan pascapanen tanaman pangan menunjukkan bahwa ketersediaan sarana pascapanen di masyarakat masih kurang dibandingkan kebutuhannya, penerapan penanganan pascapanen tanaman pangan di tingkat petani belum optimal, tingkat susut hasil tanaman pangan masih relatif tinggi. Kegiatan penanganan pascapanen yang telah dilakukan oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan pada tahun 2010-2014 dalam upaya mendorong penerapan penanganan pascapanen yang baik dan benar, antara lain fasilitasi bantuan sarana pascapanen, gerakan penanganan pascapanen, survei dan uji coba pengukuran susut hasil tanaman pangan
1.2.1. Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2011-2014 Pemerintah memberikan fasilitasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan kepada kelompoktani/ gabungan kelompoktani dalam upaya mempercepat mekanisasi pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usahatani, menurunkan susut hasil serta meningkatkan mutu hasil tanaman pangan. Fasilitasi/bantuan sarana pascapanen tanaman pangan yang telah diberikan sejak tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut:
9
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Tabel 1. Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2011-2014
1.2.2. Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Sosialisasi penanganan pascapanen yang baik dan benar perlu dilakukan terus menerus kepada masyarakat luas.
10
Salah satu kegiatan kongkrit dari penerapan penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practises/ GHP) dilakukan melalui suatu gerakan penanganan pascapanen untuk mensinergikan teknologi dan sarana pascapanen tanaman pangan. Gerakan penanganan pascapanen tanaman pangan adalah kegiatan dalam upaya menyebarluaskan teknologi dan mendorong penerapan penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practises/GHP) melalui pembekalan bimbingan teknis dan demonstrasi penanganan pascapanen tanaman pangan kepada petugas daerah, petugas lapang dan petani selaku pengelola usahatani. Diharapkan pembekalan teknis pascapanen tersebut dapat diterapkan di masing-masing kelompok serta mensinergikan teknologi dan sarana pascapanen dalam menurunkan susut hasil tanaman pangan. Gerakan penanganan pascapanen diharapkan dapat mempercepat proses panen, meningkatkan efisiensi usaha, menekan susut hasil dan mengamankan produksi. Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan dilakukan mulai tahun 2014 meliputi komoditas padi, jagung dan kedelai masing-masing dilaksanakan di 3 provinsi. Pelaksanaan Gerakan Penanganan Pascapanen Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
11
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Tabel 2. Pelaksanaan Gerakan Penanganan PascaPanen Tahun 2014
12
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1.2.3. Survei Susut Hasil Padi dan Uji Coba Metode Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu Sampai saat ini pengukuran susut pascapanen tanaman pangan masih belum mendapat perhatian yang memadai, sehingga belum ada data statistik tentang susut hasil tanaman pangan secara nasional. Perkiraan susut hasil tanaman pangan relatif masih tinggi, yaitu susut hasil padi berkisar 10,82%, susut hasil jagung berkisar 5%, dan susut hasil kedelai yang dipanen pada kadar air tinggi (21-30%) mencapai 15,5% dan susut hasil yang dipanen pada kadar air rendah (17-20%) sebesar +/- 10% (Purwadaria, 1987). A. Survei Susut Hasil Padi Pada tahun 2012 telah dilakukan Survei Susut Hasil Padi di 12 provinsi sentra produksi padi, kerjasama antara Ditjen Tanaman Pangan dengan Badan Pusat Statistik. Hasil survei tersebut adalah sebagai berikut:
13
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Tabel 3. Hasil Survei Susut Padi Tahun 2012
14
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
B. Uji Coba Metodologi Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai, dan Ubikayu Perhitungan susut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu selama ini dilakukan dalam cakupan yang sempit dan metodenya cukup beragam. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut uji coba metodologi pengukuran dan perhitungan susut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu yang direkomendasikan peneliti/pakar, maka pada tahun 2012 dan 2014 telah dilaksanakan uji coba pengukuran susut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu masing-masing di 2 provinsi. Kegiatan pengukuran susut hasil pascapanen bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai besaran susut panen dan pascapanen dan menyempurnakan metode pengukuran dan perhitungan susut hasil. Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya data dan informasi susut hasil pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu, tersosialisasinya metode pengukuran dan perhitungan susut hasil pascapanen serta metode pengukuran dan perhitungan susut hasil jagung, kedelai dan ubikayu yang lebih sempurna. Hasil pengukuran susut pascapanen jagung, kedelai dan ubikayu tahun 2012 dan 2014 adalah sebagai berikut:
15
Tabel 4. Uji Coba Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu Tahun 2013
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
16
Tabel 5. Uji Coba Pengukuran Susut Hasil Jagung, Kedelai dan Ubikayu Tahun 2014
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
17
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN 1.3.1. Potensi Pengembangan tanaman pangan ke depan dihadapkan pada era globalisasi dan tuntutan terhadap efisiensi agar dapat bersaing di pasar global. Hal tersebut merupakan tantangan dan sekaligus peluang dalam merebut pasar domestik dan global, mengingat adanya keunggulan komparatif yang dimiliki seperti jumlah penduduk terbesar nomor ke 4 di dunia, sumber daya alam yang melimpah serta keunggulan kompetitif karena pasar produksi pertanian masih sangat dibutuhkan oleh ± 240 juta penduduk. Berdasarkan data Angka Ramalan I BPS Tahun 2015, produksi Padi sebesar 75,55 juta ton gabah kering giling (GKG); Jagung sebesar 20,67 juta ton pipilan kering; Kedelai 998,87 ribu ton biji kering; Kacang Tanah sebesar 657,60 ribu ton biji kering; Kacang Hijau 248,43 ribu ton biji kering, Ubi Kayu sebesar 23,97 juta ton umbi basah dan Ubi Jalar sebesar 2,46 juta ton umbi basah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2014, seluruh komoditas utama tanaman pangan mengalami peningkatan produksi yang disebabkan oleh meningkatnya luas panen. Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan produksi sudah maksimal dan perlu didukung dengan upaya penyelamatan produksi melalui penanganan pascapanen yang baik dan benar.
18
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1.3.2. Permasalahan A. Permasalahan Umum Secara global permasalahan yang dihadapi dalam proses panen dan pascapanen antara lain: 1. Susut Kuantitas dan Kualitas Susut hasil komoditi tanaman pangan pada periode panen dan pascapanen dapat berupa susut kuantitatif (jumlah) dan kualitatif (mutu). Susut kuantitatif merupakan susut hasil akibat tertinggal selama proses panen dan pascapanen. Susut kualitatif merupakan penurunan mutu hasil akibat kerusakan material (butir rusak, butir berkecambah, umbi poyo/luka/boleng atau biji keriput) selama proses pengeringan, penggilingan, pemipilan, pengangkutan atau penyimpanan. 2. Keamanan Pangan Keamanan pangan ini menjadi perhatian Pemerintah dan telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, membahayakan kesehatan manusia. Beberapa negara seperti Cina, Malaysia, dan Singapura telah memberlakukan standar mutu yang sangat ketat untuk produk tanaman pangan. Untuk itu diperlukan teknologi penanganan pascapanen tanaman pangan, terutama
19
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
di tingkat petani, untuk menghasilkan produk yang lebih kompetitif dan mampu bersaing di pasar bebas dalam penyediaan pangan dan bahan baku industri. 3. Penerapan Teknologi Kebiasaan petani dalam melakukan kegiatan pascapanen secara tradisional menyulitkan dalam penerapan teknologi yang baik dan benar dalam skala luas. Pada daerah tertentu yang mempunyai budaya pascapanen yang teknologinya diterima secara turun temurun, sehingga mempunyai sifat tertutup terhadap introduksi teknologi. Introduksi sarana dan teknologi pascapanen pada daerah yang padat penduduknya ada kecenderungan menimbulkan gesekan/friksi sosial. Penerapan teknologi pascapanen saat ini masih belum merata di masyarakat pertanian, antara lain disebabkan penyebaran informasi tentang teknologi pascapanen masih belum dilakukan secara intensif. Perhatian Pemerintah terhadap peningkatan nilai tambah produk pertanian di pedesaan selama ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan upaya peningkatan produksi hasil pertanian. 4. Permodalan Pada umumnya petani kita memiliki kemampuan permodalan yang rendah dan akses terhadap sumber permodalan sangat terbatas. Dalam menerapkan teknologi pascapanen diperlukan sarana pascapanen
20
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
yang harganya relatif mahal, sedangkan daya beli petani terhadap sarana yang dibutuhkan terbatas. Disamping itu juga kemampuan akses informasi petani/masyarakat tentang teknologi pascapanen sangat terbatas dan juga saat ini belum tersedia skim kredit khusus untuk pembelian sarana pascapanen. Masalah aksesibilitas petani terhadap sumber permodalan seringkali terkendala oleh masalah jaminan/agunan dari petani, sehingga diperlukan upaya terobosan untuk mengatasi masalah tersebut. 5.
Sumberdaya Manusia Permasalahan sumberdaya manusia merupakan hal yang mendasar, dengan masih terbatasnya tingkat pengetahuan dan kesadaran petani dalam penanganan pascapanen serta kurangnya tenaga yang terampil (technical skill) dalam mengoperasikan sarana pascapanen, faktor lainnya yaitu masih belum banyaknya tenaga pendamping/penyuluh yang terampil dalam penanganan pascapanen di lapangan.
6.
Kelembagaan Pengelola Alsin Pascapanen Jumlah dan jenis alsin pascapanen saat ini semakin meningkat baik yang berasal dari fasilitasi pemerintah maupun yang dimiliki masyarakat. Kelembagaan pengelola alsin pascapanen secara umum sudah terbentuk tetapi pengelolaannya belum profesional
21
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
sehingga pemanfaatan alsin belum optimal. Oleh karena itu penataan kelembagaan pengelola alsin merupakan hal mendasar dalam mengoptimalkan operasional alsin di lapang. B. Permasalahan Komoditas Direktorat Pascapanen terdiri dari Sub Direktorat Padi, Sub Direktorat Jagung dan Serealia Lain, Sub Direktorat Kedelai dan Aneka Kacang serta Sub Direktorat Aneka Umbi. Alur proses pascapanen pada komoditas padi adalah tahap pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan, sedangkan alur pascapanen pada komoditas jagung adalah tahap pemanenan, pemipilan dan pengeringan, penyimpanan dan pengangkutan. Alur pascapanen pada komoditas kedelai adalah tahap pemanenan, perontokan dan pengeringan serta penyimpanan sedangkan alur pascapanen pada komoditas aneka umbi adalah tahap pemanenan, pengupasan, perajangan, pengeringan dan penyimpanan. Alur/tahapan penanganan pascapanen masing - masing komoditas seperti pada lampiran 1. Dalam penanganan pascapanen ini terdapat kesenjangan yaitu antara kondisi yang terjadi saat ini dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kesenjangan terjadi pada setiap tahapan pascapanen. Kesenjangan dan upaya yang dihadapi oleh masing – masing komoditas seperti pada lampiran 2.
22
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
C. Permasalahan Spesifik Berdasarkan permasalahan penanganan pascapanen komoditas, maka dapat diambil kesimpulan penanganan pascapanen belum dilakukan secara optimal sehingga menyebabkan tingginya kehilangan hasil. Berbagai kendala dalam melakukan penanganan pascapanen dikelompokkan pada segi teknis, segi ekonomi dan segi sosial sebagai berikut: 1. Segi Teknis: a. Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani di bidang penanganan pascapanen Tanaman Pangan b.
c. d. e. f. g.
masih terbatas. Jumlah tenaga kerja di subsektor tanaman pangan semakin berkurang, sehingga kegiatan panen dan penanganan pascapanen sering mengalami kendala/tertunda. Introduksi sarana dan teknologi pascapanen belum bersifat lokal spesifik dan selektif. Kurang terampilnya pengguna sarana pascapanen. Dukungan perbengkelan dan penyediaan suku cadang terbatas. Penyebaran sarana pascapanen masih terbatas. Penggunaan mekanisasi pertanian belum optimal, areal petani sempit.
23
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2. Segi Ekonomi a. Daya beli petani terbatas b. Harga sarana pascapanen relatif mahal c. Operasional alsin pascapanen belum dilaksanakan sebagai bentuk/unit usaha yang menguntungkan. d. Belum tersedia skema kredit yang dapat membiayai pembelian alsin oleh petani. e. Kebiasaan menabung belum dilakukan petani, untuk keperluan usahataninya. 3. Segi Sosial a. Kebiasaan secara tradisional/budaya petani yang menyulitkan dalam penerapan sarana dan teknologi pascapanen. b. Kebutuhan petani yang mendesak akan uang tunai, sehingga biasanya hasil panen dijual dengan tebasan (dijual saat belum waktu panen). c. Banyak tenaga buruh panen sehingga pemanfaatan teknologi dan sarana pascapanen belum berkembang. 4. Pengorganisasian/Kelembagaan a. Kelembagaan pascapanen di Kabupaten/Kota masih belum terbentuk. b. Kurangnya tenaga pembina/penyuluh dan tenaga pendamping.
24
BAB 02 VISI, MISI DAN TUJUAN
27
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2.1. Visi Visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015-2019, yaitu ”Terwujudnya pemenuhan kebutuhan yang cukup secara berkelanjutan dalam memperkuat kedaulatan pangan dan energi nasional”., sejalan dengan visi ini maka Direktorat Pascapanen memiliki visi “Terwujudnya penanganan pascapanen tanaman pangan yang baik, mendukung peningkatan produksi yang berkelanjutan”
2.2. Misi Sejalan dengan misi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang salah satunya adalah meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan, maka misi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan antara lain:
28
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1.
Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan melalui penanganan pascapanen yang baik dan berkualitas. 2. Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi pascapanen hasil tanaman pangan dalam rangka menurunkan tingkat susut hasil komoditas tanaman pangan. 3. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen komoditas tanaman pangan dengan memperhatikan nilai budaya lokal. 4. Mengembangkan sistem penyediaan sarana pascapanen secara efektif dan berkelanjutan. 5. Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat dalam meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan dari susut hasil secara berkelanjutan.
29
2.3. TUJUAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN PANGAN Sebagai implementasi visi dan misi tersebut, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan memfasilitasi penanganan pascapanen tanaman pangan pada wilayah kawasan maupun pengembangan budidaya tanaman pangan dalam rangka pengamanan produksi. Bentuk implementasi dari visi dan misi Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, maka Direktorat Pasca-panen Tanaman Pangan menetapkan tujuan dari kegiatan penanganan pascapanen antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
30
Menurunkan tingkat Susut hasil (losses) tanaman pangan Mempertahankan mutu hasil panen tanaman pangan Mempertahankan dan memperpanjang masa simpan tanaman pangan Meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen tanaman pangan Mengembangkan dan memantapkan kelembagaan pascapanen
31
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2.4. Sasaran Strategis Sasaran stategis pembangunan pertanian tahun 2015 – 2019 yaitu: 1) Swasembada padi, jagung, dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, 2) Peningkatan diversifikasi pangan, 3) Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, 4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergy, 5) Peningkatan pendapatan keluarga petani, 5) Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. Sedangkan sasaran stategis pembangunan tanaman pangan tahun 2015 – 2019 adalah: 1) Peningkatan Areal Tanam (Luas Tanam/Luas Panen), 2) Peningkatan Produktivitas, 3) Penurunan Kehilangan Hasil Produksi, dan 4) Peningkatan Mutu Hasil Produksi. Untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, orientasi peningkatan produksi menjadi prioritas. Peningkatan produksi diharapkan dapat memacu peningkatan pendapatan, untuk itu penanganan pascapanen yang tepat merupakan faktor yang sangat mendukung dalam pencapaian sasaran ini. Penanganan pascapanen merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam usahatani tanaman pangan. Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka sasaran strategis yang ingin dicapai antara lain: 1. Turunnya tingkat susut hasil (losses) pangan.
32
tanaman
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2. Tercapainya perbaikan mutu hasil panen tanaman pangan sesuai permintaan pasar. 3. Tercapainya perpanjangan masa simpan hasil tanaman pangan 4. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk tanaman pangan. 5. Tersusunnya pengembangan sistem pengelolaan pascapanen tanaman pangan. 6. Terbentuknya pengembangan dan pemantapan kelembagaan pascapanen.
Tabel 6. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangann Tahun 2015-2019 Visi Terwujudnya penanganan pascapanen tanaman pangan yang baik, mendukung peningkatan produksi yang berkelanjutan
Misi
Tujuan
1. Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan melalui penanganan pascapanen yang baik dan berkualitas
1. Menurunkan tingkat Susut hasil (losses) tanaman pangan
Sasaran Strategis 1. Turunnya tingkat susut hasil (losses) tanaman pangan.
33
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Lanjutan Tabel 6 Visi
34
Sasaran
Misi
Tujuan
2. Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi pascapanen hasil tanaman pangan dalam rangka menurunkan tingkat susut hasil komoditas tanaman pangan.
2. Mempertahankan mutu hasil panen tanaman pangan
2. Tercapainya perbaikan mutu hasil panen tanaman pangan sesuai permintaan pasar.
3. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen komoditas tanaman pangan dengan memperhatikan nilai budaya lokal.
3. Mempertahankan dan memperpanjang masa simpan tanaman pangan
3. Tercapainya perpanjangan masa simpan hasil tanaman pangan
4. Mengembangkan sistem penyediaan sarana pascapanen secara efektif dan berkelanjutan.
4. Meningkatnya 4. Meningkatkan nilai tambah daya saing dan daya komoditas saing produk tanaman pangan. tanaman pangan.
Strategis
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Lanjutan Tabel 6 Visi
Sasaran
Misi
Tujuan
5. Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat dalam meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan dari susut hasil secara berkelanjutan.
5. Mengembangkan sistem pengelolaan pascapanen tanaman pangan
5. Tersusunnya pengembangan sistem pengelolaan pascapanen tanaman pangan.
6. Mengembangkan dan memantapkan kelembagaan pascapanen
6. Terbentuknya pengembangan dan pemantapan kelembagaan pascapanen.
Strategis
35
BAB 03 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
3.1. Kebijakan Salah satu arah kebijakan pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi pangan pokok dilakukan dengan peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri, yang salah satunya dicapai melalui peningkatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional dan pola penanganan pascapanen dalam mengurangi susut panen dan kehilangan hasil. Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Kebijakan Pengembangan Penanganan Pascapanen Sesuai Kebutuhan Lapangan. Penanganan pascapanen tanaman pangan memegang peranan penting dan merupakan bagian integral sebagai pendukung pembangunan pertanian secara keseluruhan. Keberhasilan penanganan pascapanen tanaman pangan bukan hanya meningkatkan produksi tanaman pangan dan pendapatan petani, tetapi juga dapat meningkatkan mutu produksi guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka arah kebijakan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 antara lain: 1. Menurunkan susut hasil dan mempertahankan mutu tanaman pangan untuk menyelamatkan produksi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sehingga meningkatkan pendapatan petani dan mewujudkan program ketahanan pangan menuju kemandirian pangan nasional.
38
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2. Penanganan pascapanen melalui penerapan Good Handling Practices (GHP) dalam penyediaan pangan dan pasokan bahan baku untuk industri. 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan pascapanen tanaman pangan. 4. Fasilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana pascapanen tanaman pangan. 5. Pengembangan manajemen pascapanen berbasis kawasan produksi tanaman pangan.
3.2. Analisis Lingkungan Strategis Secara umum analisis lingkungan strategis merupakan analisis terhadap kondisi dan kebijakan pembangunan yang ada, analisis terhadap kondisi pengembangan wilayah serta analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan wilayah, yang ditinjau terhadap kondisi eksternal maupun internal.
39
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Yang dimaksud disini analisis lingkungan strategis adalah deskripsi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap rencana strategis. Secara terstruktur, lingkungan strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
3.2.1. Lingkungan Internal Lingkungan internal terdiri atas dua faktor strategis yang secara keseluruhan dapat dikelola oleh manajemen Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, dan terdiri atas faktor kekuatan organisasi dan kelemahan organisasi. 1. Kekuatan a. Komitmen Pemerintah terhadap penanganan pascapanen yang baik dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 44/ Permentan / OT.140/ 10/2009 tanggal 8 Oktober 2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices). b. Adanya kelembagaan khusus yang menangani pascapanen yaitu Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT. 140/ 10/2010 tanggal 14 Oktober 2010. c. Pengelolaan pascapanen berbasis kawasan melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 50/Permentan/
40
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
OT.140/282012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. d. Kebijakan penanganan Pascapanen dalam Renstra Ditjen Tanaman Pangan. e. Sumber Daya Manusia (Aparatur) yang bisa mengawal pelaksanaan program dan kegiatan. f. Dukungan pembiayaan. 2. Kelemahan a. Terbatasnya jumlah dan kemampuan tenaga teknis pascapanen di Direktorat Pascapanen. b. Dukungan pembiayaan ada tetapi belum menjadi prioritas Pemerintah dalam fasilitasi pengembangan penanganan pascapanen. c. Direktorat Pascapanen belum memiliki basis data dan informasi tingkat kehilangan hasil dan database sarana pascapanen yang memadai.
3.2.2. Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategis yang karena berada pada lingkungan eksternal organisasi maka tidak dapat dikelola secara langsung oleh manajemen Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, namun dapat mempengaruhi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dua faktor strategis dari lingkungan eksternal organisasi adalah faktor peluang organisasi dan ancaman atau tantangan organisasi.
41
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
1. Peluang a. Tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa penanganan pascapanen yang baik dapat menurunkan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu. b. Tersedianya teknologi penanganan pascapanen yang berbasis spesifik lokasi. c. Meningkatnya permintaan pasar terhadap kontinuitas produk tanaman pangan yang berkualitas. d. Berkembangnya industri sarana dan prasarana pascapanen. e. Meningkatnya kebutuhan sarana untuk menangani kegiatan pascapanen tanaman pangan.
42
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2. Ancaman a. Terbatasnya tenaga kerja panen dan pascapanen. b. Penanganan pascapanen pada umumnya masih dilakukan secara tradisional. c. Kebiasaan petani menjual tebasan sehingga tidak memperhatikan penanganan pascapanen yang baik. d. Kepemilikan lahan petani yang sempit. e. Kurangnya koordinasi antara Pusat dengan Daerah dalam mengoptimalkan penanganan pascapanen kepada Gapoktan/Poktan. f. Rentang kendali antara Pusat ke Daerah berkurang karena adanya otonomi daerah. g. Masih terbatasnya bengkel sarana pascapanen di daerah.
43
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
3.3. Strategi Pencapaian sasaran Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan akan ditempuh melalui berbagai strategi yang mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan di atas dan strategi yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Strategi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Peningkatan Produktivitas, Perluasan Areal Tanam, Pengamanan Produksi dan Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan. Dalam pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman maka strategi pengembangan penanganan pascapanen tanaman pangan yang dilaksanakan antara lain: 1. Pendekatan Wilayah Setiap wilayah menghasilkan komoditas tanaman pangan pada sentra yang berbeda. Hal ini memungkinkan pembangunan kawasan-kawasan ekonomi berbasis agribisnis dan agroindustri yang terintegrasi antara daerah pedesaan, perkotaan, sentra-sentra industri pangan, pelabuhan, dan pasar serta juga memungkinkan dilaksanakannya pengembangan sistem dan kelembagaan pascapanen seperti Brigade Panen dan Pascapanen serta Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) .
44
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2. Pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM) Permasalahan sumberdaya manusia merupakan hal yang mendasar, dengan masih terbatasnya tingkat pengetahuan dan tenaga terampil. Oleh sebab itu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sumberdaya manusia dilaksanakan melalui pemberian penyuluhan, pembinaan, bimbingan teknis, pendampingan, pengawasan dan pelatihan.
45
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
3. Pendekatan Sarana dan Teknologi Penerapan teknologi pascapanen saat ini belum merata di masyarakat pertanian, antara lain disebabkan penyebaran informasi teknologi pascapanen masih belum dilakukan secara intensif. Oleh sebab itu perlu dioptimalkan penyuluhan dan penyampaian sumber informasi kepada Gapoktan/Poktan dan juga mensosiali-sasikan mekanisasi/penyebaran sarana atau teknologi pascapanen secara tepat sasaran sesuai kebutuhan (spesifik lokasi).
4. Pendekatan Daya Saing Penanganan pra panen dan pascapanen yang baik dan benar akan diperoleh mutu hasil panen yang dapat bersaing sesuai permintaan pasar. Untuk itu diperlukan kemitraan yang baik antara petani dan pelaku usaha yang difasilitasi oleh pemerintah. Dalam konteks strategi ini maka Pengembangan Manajemen Pascapanen berbasis kawasan produksi tanaman pangan harus menjadi fokus perhatian. Investasi pemerintah harus didorong untuk mengaktualisasikan fungsi pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian, khususnya dibidang pascapanen. Diharapkan dengan menerapkan strategi ini maka tujuan dalam pananganan pascapanen tanaman pangan dapat tercapai.
46
BAB 04 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan merupakan penjabaran dari program utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang diarahkan untuk menurunkan susut hasil tanaman pangan dan meningkatakan mutu dalam rangka pengamanan produksi serta peningkatan nilai tambah dan daya saing. Atas dasar hal tersebut, program Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan mengarah pada manajemen pascapanen. Pemetaan titik kritis sistem manajemen pascapanen perlu dilakukan, oleh sebab itu perlu dilaksanakan pemilihan perbaikan terhadap sistem manajemen pascapanen. Perbaikan terhadap sistem manajemen pascapanen ini dilaksanakan melalui: 1. Peningkatan kemampuan sumberdaya 2. Peningkatan teknologi atau introduksi teknologi baru 3. Penerapan sarana pascapanen spesifik lokasi atau introduksi baru 4. Menata ulang sistem manajemen secara terpadu dalam satu kawasan terpadu (prinsip bussines to bussines).
4.1. Target Kinerja Target utama yang ingin dicapai oleh Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan adalah menurunkan susut hasil komoditas tanaman pangan seperti tabel berikut:
50
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Tabel 7. Angka Dasar Susut Pascapanen Tanaman Pangan Tahun (%)
Komoditas
Angka Dasar Susut (%)
2015
2016
2017
2018
2019
Padi
10,43
10,39
10,21
9,96
9,66
9,28
Jagung Kedelai Ubi Kayu
4,81 14,70 11,58
4,50 14,27 -
4,33 13,62 11,49
4,18 12,82 11,42
4,04 11,74 11,34
3,91 10,4 11,27
Secara rinci target utama susut hasil per komoditas dan nilai rupiah pengamanan dapat dilihat sebagaimana berikut:
4.1.1. Susut Hasil Padi Tabel 8. Target Penurunan Susut Padi Angka Dasar Susut Hasil 10,43 % Tahun
Target Penurunan (%)
Sasaran Produksi (Ton)
Prediksi Harga (Rp)
Pengamanan Produksi (Ton)
Nilai Pengamanan (Rp)
2015
0,043
73.400.000
4.200
31.359
131.705.865.043
2016
0,181
76.230.000
4.200
45.355
190.491.000.000
2017
0,243
78.130.000
4.200
48.435
203.427.000.000
2018
0,308
80.080.000
4.200
51.515
216.363.000.000
2019
0,374
82.090.000
4.200
54.595
229.299.000.000
51
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
4.1.2. Susut Hasil Jagung Tabel 9. Target Penurunan Susut Jagung Angka Dasar Susut 4,81% Tahun
Target Penurunan (%)
Sasaran Produksi (Ton)
Prediksi Harga (Rp)
Pengamanan Produksi (Ton)
Nilai Pengamanan (Rp)
2015
0,31
20.313.731
3.650
62.973
229.851.450.000
2016
0,48
21.329.418
3.750
102.381
383.928.750.000
2017
0,63
22.000.000
3.800
138.600
526.680.000.000
2018
0,77
23.100.000
3.900
177.870
693.693.000.000
2019
0,90
24.300.000
4.000
218.700
874.800.000.000
52
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
4.1.3. Susut Hasil Kedelai Tabel 10. Target Penurunan Susut Kedelai Angka Dasar Susut 14,70% Prediksi Harga (Rp)
Pengamanan Produksi (Ton)
Nilai Pengamanan (Rp)
1.500.000
7.000
6.480
45.360.000.000
2.111.000
7.000
4.320
30.240.000.000
0,800
3.032.000
7.500
6.048
45.360.000.000
2018
1,080
3.160.000
7.500
6.264
46.980.000.000
2019
1,340
3.223.000
8.000
6.480
51.840.000.000
Tahun
Target Penurunan (%)
2015
0,430
2016
0,650
2017
Sasaran Produksi (Ton)
4.1.4. Susut Hasil Ubi Kayu Tabel 11. Target Penurunan Susut Hasil Ubi Kayu Angka Dasar Susut 11,58 %
Tahun
Target Penurunan (%)
Sasaran Produksi (Ton)
Prediksi Harga Tepung Mocaf (Rp)
2016
0,082
27.071.600
8.000
22.199
423.551.424.960
2017
0,162
27.623.800
8.000
22.099
421.649.683.200
2018
0,239
28.187.400
8.000
21.704
414.118.005.840
2019
0,314
28.762.400
8.000
21.572
411.589.944.000
Pengamanan Produksi (Ton)
Nilai Pengamanan (Rp)
4.2. Kerangka Pendanaan Berdasarkan target penurunan susut hasil tanaman pangan 2015-2019, maka kebutuhan sarana dan anggaran yang diperlukan adalah sebagai berikut:
53
Tabel 12. Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
54
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
4.3 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) IKK Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan tidak terlepas dari Indikator Kinerja Progrm (IKP) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Indikator kinerja kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan adalah (1) jumlah kelompok tani/gabungan kelompok tani yang menerapkan teknologi pascapanen tanaman pangan sesuai GHP (Good Handling Prossesing) dan standar mutu, (2) jumlah kelompok tani yang mendapatkan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dan (3) kontribusi bantuan sarana pascapanen terhadap penurunan susut hasil tanaman pangan.
55
BAB 05 PENUTUP
Pembangunan pertanian pada masa mendatang selain dititikberatkan pada penanganan budidaya, juga pada aspek hilir, utamanya berorientasi pada kegiatan penanganan pascapanen. Kondisi yang terjadi saat ini dalam kegiatan pasacapanen tanaman pangan adalah susut hasil karena tercecer dan rusak akibat kurang baiknya penanganan pascapanen, oleh sebab itu penanganan pascapanen tanaman pangan ditujukan untuk menurunkan tingkat susut hasil karena tercecer, rusak serta menghasilkan kualitas sesuai persyaratan mutu dan keamanan pangan. Kegiatan penanganan pascapanen merupakan upaya terobosan pengembangan agribisnis dan agroindustri di perdesaan yang dapat mendukung program peningkatan produksi dan ketahanan pangan nasional serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah/daerah dan meningkatkan
58
59
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Pendapatan Asli Daerah sehingga kesejahteraan petani dapat tercapai. Penanganan pascapanen membutuhkan komitmen yang kuat antara pemangku kebijakan (instansi/lembaga) dengan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu hasil pertanian, daya saing dan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani di perdesaan. Setelah terbentuknya otonomi daerah, kegiatan pengembangan mana-jemen penanganan pascapanen hasil pertanian sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sehingga di-harapkan adanya dukungan fasilitasi yang ber sumber dari fasilitasi anggaran APBN, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan pihak swasta secara berkelanjutan.
60
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
61
LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Lampiran 1. Proses Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 1.
64
Proses Penanganan Pascapanen Padi
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Langkah – Langkah Operasional
65
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
2.
66
Proses Penanganan Pascapanen Jagung
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Langkah – Langkah Operasional
67
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
3.
68
Proses Penanganan Pascapanen Kedelai
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Langkah – Langkah Operasional
69
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
4.
70
Penanganan Pascapanen Ubi Kayu
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Langkah – Langkah Operasional
71
72
Padi
Pemanenan
SUBTANSI PASCAPANEN
1.
Kegiatan pemanenan padi dilakukan secara tradisonal yaitu dengan menggunakan alat sabit biasa, sabit bergerigi dan ani-ani. Pemanenan secara manual ini bersifat padat karya (membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak). Menurut Prof. Hadi K. Purwadaria (Peneliti Pascapanen dari IPB). Pemanenan dengan secara tradisional masih diterapkan secara luas di Indonesia atau sekitar 90 % dari luas persawahan di Indonesia.
KONDISI SAAT INI Pemanenan dilakukan secara mekanis, sehingga kendala keterbatasan jumlah tenaga kerja dan lamanya waktu panen bisa diatasi.
KONDISI YANG DIHARAPKAN Masih banyaknya petani yang belum melakukan kegiatan pemanenan secara mekanis ( + 10 %)
KESENJANGAN
Introduksi teknologi dan sosialisasi pemanfaatan sarana panen.
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
Lampiran 2. Identifikasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Perontokan padi di lapangan sebagian besar masih dilakukan secara tradisonal/dibanting. Penggunaan sarana panen (threser, stripper, combine harvester, dll) Untuk perontokan padi ini diperkirakan baru menjangkau sekitar 30 % dari luasan yang ada (Prof. Hadi K. Purwadaria)
Pengeringan padi umumnya masih dilakukan dengan sinar matahari. Diperkirakan sekitar 70–80 % petani menggunakan pengeringan secara tradisonal. Cuaca merupakan kendala utama pada penerapan pengeringan dengan sinar matahari, karena umumnya masa puncak panen raya jatuh pada musim hujan. Pengeringan secara mekanis (dryer) masih terbatas pada penggilingan pada swasta skala menengah dan besar, industri benih, industri pakan dan pakan dan pangan
Pengeringan
KONDISI SAAT INI
Perontokan
SUBTANSI PASCAPANEN
mempunyai kualitas yang memenuhi standar (kadar air maksimal 14 %).
2.
1.
Pengeringan padi dilakukan secara mekanis, khususnya pada masa panen yang berada pada musim peng-hujan, sehingga gabah yang dijual petani berada saat ini musim penghujan, banyak petani yang menjual gabahnya dibawah standar (kadar air yang tinggi) Biaya operasional penggunaan dryer yang relatif masih tinggi.
Sebagian besar petani hanya menggunakan pengeringan dengan bantuan sinar mata-hari, sehingga apabila musim panen
Lebih kurang 70 % petani belum melakukan kegiatan pemanenan secara mekanis.
KESENJANGAN
Perontokan padi dilakukan secara mekanis sehingga dapat mempercepat peron-tokan dan dapat menurun-kan susut hasil.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Intorduksi teknologi dan sosialisasi peng-gunaan mesin pe-ngering (dryer) de-ngan bahan bakar yang lebih efisien.
Introduksi teknologi dan sosialisasi pemanfaatan sarana panen yang tepat untuk kegiatan pe-rontokan.
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
73
74
Penggilingan
SUBTANSI PASCAPANEN
KONDISI SAAT INI
Penggilingan padi kebanyakan yang terdapat di lapangan merupakan jenis penggilingan padi kecil (PPK). Sekitar 63 % penggilingan padi yang ada ter-masuk dalam kategori PPK yang mempunyai konfigurasi H-P (Husker – Pollisher).
Lanjutan Tabel Padi
Perbaikan konfigurasi Penggillingan Padi Kecil (PPK) dari H – P (Husker Polisher) menjadi C-H-S-P) Cleaner Husker Separator Polisher) atau C-H-S-P.
KONDISI YANG DIHARAPKAN Sebagian besar PPK yang beroperasi hanya memiliki konfigurasi H-P (Husker Polisher) sehingga rendemen yang dihasilkan sangat rendah (berkisar 50 – 60 %).
KESENJANGAN
Sosialisasi terhadap teknologi yang digunakan PPK (Penggilingan Padi Kecil) 2 Phase minimal C-H-S-P.
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
SUBSTANSI PASCAPANEN
Jagung
Pemipilan
Pemanenan
2.
Pada umumnya masih banyak yang melakukan pemipilan secara manual baik yang dipipil langsung dengan tangan atau menggunakan gosrokan atau ban sepeda sehingga membutuhkan waktu lama dan tenaga kerja yang banyak
air tinggi (30% - 35%)
Pemanenan dilakukan secara tradisional dengan memetik jagung langsung dari batangnya atau menggunakan sabit untuk memotong batang jagung, setelah itu dipetik dan dipanen pada kadar
KONDISI SAAT INI
Pemipilan sebaiknya dilakukan secara mekanis, sehingga dapat mempersingkat waktu pemipilan dan dapat mengatasi keterbatasan tenaga kerja
Dipanen pada kadar air rendah (17% - 20%)
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Belum banyak yang menggunakan pemipilan secara mekanis
Masih banyak petani yang belum memperhatikan pentingnya kadar air
KESENJANGAN
Memperkenalkan teknologi pemipilan secara mekanis dan melakukan bimbingan kepada petani manfaat pemipilan jika dilakukan secara mekanis
Melakukan pembinaan dan bimbingan kepada petani agar dapat melakukan panen pada kadar air rendah
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
75
76
Pada umumnya masih dilakukan dengan penjemuran dengan sinar matahari, sehingga jika pengeringan pada musim hujan akan menjadi masalah karena jagung pipilan tidak langsung kering sehingga akan mengakibatkan aflatoxin pada jagung
Mayoritas hasil panen masih disimpan dalam karung - karung sehingga jika dalam kondisi lembab akan menyebabkan timbulnya jamur dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama
Penyimpanan
KONDISI SAAT INI
Pengeringan
SUBSTANSI PASCAPANEN
Lanjutan Tabel Jagung
Penyimpanan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan silo jagung
Sebaiknya dilakukan secara mekanis menggunakan dryer sehingga dapat mengatasi kendala jika dilaksanakan pada musim hujan
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Masih banyak petani yang belum memperhatikan pentingnya penyimpanan dalam tahap penanganan pasca-panen jagung
Jika pada musim hujan akan mengakibatkan pengeringan lama sehingga mengakibatkan munculnya jamur dan jika dijual harga akan rendah
KESENJANGAN
Introduksi teknologi penyimpanan
Introduksi teknologi dan sosialisasi penggunaan mesin pengering
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Pengangkutan
SUBSTANSI PASCAPANEN
Masih banyak yang melakukan pengangkutan secara manual sehingga mengakibatkan banyak butir yang tercecer dan membutuhkan banyak tenaga kerja serta saat pengemasan kebersihan wadah tidak diperhatikan
KONDISI SAAT INI
Lanjutan Tabel Jagung
Sebaiknya dilakukan secara mekanis, sehingga dapat mengatasi keterbatasan tenaga kerja
KONDISI YANG DIHARAPKAN Belum tersedianya alat mekanis yang praktis dan tidak diperhatikannya faktor kebersihan saat pewadahan sehingga memungkinkan terkontaminasi
KESENJANGAN
Memperkenalkan teknologi pengangkutan dengan mekanis.
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
77
78
Pengeringan brangkasan umumnya masih dilakukan dengan penjemuran sinar matahari di lahan sawah/ ladang. Untuk biji kedelai hasil perontokan umumnya tidak dilakukan penjemuran kembali
Pengeringan
KONDISI SAAT INI
Panen umumnya masih dilakukan dengan manual dan kadar air masih tinggi
SUBSTANSI PASCAPANEN
Kedelai dan Aneka Kacang
Panen
3.
pengeringan brangkasan dan biji sebaiknya dilakukan menggunakan dryer, apabila dipengeringan di lahan sebaiknya menggunakan alas/terpal, sehingga susut tercecer dapat ditekan dan kedelai yang dihasilkan bermutu baik
Petani dapat menentuan saat panen yang tepat dengan cara melihat tampilan fisik dan deskripsi varietas
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Masih belum tercukupi sarana pengering baik terpal maupun dryer
petani sudah mengetahui cara panen yang baik, namun belum melaksanakan secara optimal karena kebutuhan keluarga
KESENJANGAN
Sosialisasi penggunaan alat pengering (dryer) baik untuk brangkasan maupun biji kedelai
Bimbingan teknis dan pembinaan penanganan pascapanen secara tepat dan benar serta berkesinambungan
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Penyimpanan
Perontokan
SUBSTANSI PASCAPANEN
Penyimpanan masih dilakukan secara sederhana menggunakan karung dan belum ada tempat penyimpanan khusus
Perontokan kacang tanah masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tangan .
Perontokan kedelai umumnya sudah dilakukan menggunakan power threser, namun dalam penggunaan mesin perontok petani belum menggunakan secara benar sehingga susut tercecer masih tinggi
KONDISI SAAT INI
Menyediakan tempat khusus untuk menyimpan kedelai
Perontokan kedelai dengan menggunakan power threser harus memperhatikan kelengkapan sarana perontok seperti terpal sehingga biji yang tercecer dapat ditekan perontokan dilakukan secara mekanis menggunakan mesin perontok kacang tanah
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Lanjutan Tabel Kedelai dan Aneka Kacang
Tidak adanya ruang khusus penyimpanan. Hasil panen langsung dijual kepada tengkulak
Belum berkembangnya pendayagunaan mesin perontok pada kacang tanah
Sebagian petani sudah menggunakan mesin perontok, namun masih ada petani yang melakukan perontokan menggunakan tongkat pemukul, susut tercecer dengan cara ini masih tinggi karena banyaknya biji yang tidak terontok ataupun yang terpelanting
KESENJANGAN
Sosialisasi cara penyimpanan yang baik
Bimbingan teknis dan pembinaan penanganan pascapanen secara tepat dan benar serta berkesinambungan
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
79
80
b. Perajangan
Proses masih dilakukan secara manual (alat pisau ataupun alat perajang sederhana)
Proses masih dilakukan secara manual menggunakan sarana sederhana (golok / pisau)
Pascapanen: a. Pengupasan
KONDISI SAAT INI
Teknologi masih bersifat tradisional dan dilakukan secara turun temurun
SUBSTANSI PASCAPANEN
Aneka Umbi
Panen
4.
Perajangan dilakukan secara mekanis untuk mempercepat proses perajangan dan menghemat waktu serta tenaga kerja
Pengupasan dilakukan secara mekanis untuk mempercepat proses peng-upasan dan menghemat tenaga kerja
Alih teknologi dari tradisional ke modern.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
2.
1.
Masih banyak petani yang belum menggunakan perajang mekanis karena kendala biaya dan keter-batasan informasi Belum banyak tersedianya bengkel alsin dan penye-diaan sarana perajang mekanis
Sarana pengupas aneka umbi secara mekanisdan tepat guna belum tersedia
Penerapan teknologi penanganan pascapanen aneka umbi belum berkembang
KESENJANGAN
2.
1.
Sosialisasi alat perajang skala rumah tangga Mendorong perkembangan berdirinya bengkel alsin dan swasta memproduksi sarana perajang mekanis
Mendorong pengembangan rekayasa sarana pascapanen aneka umbi
Sosialisasi dan bimbingan teknis penanganan pascapanen secara baik dan benar
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
d. Penyimpanan
c. Pengeringan
SUBSTANSI PASCAPANEN
Belum ada tempat penyimpanan khusus
diatas tanah, tanpa menggunakan alas dengan mengandalkan sinar matahari (menggantungkan cuaca)
Proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara menjemur
KONDISI SAAT INI
Petani menyediakan tempat khusus untuk menyimpan hasil panen (ubi jalar) atau olahan intermediate berupa gaplek/chips
Proses pengeringan dilaku-kan di atas para – para atau menggunakan mesin pe-ngering.
KONDISI YANG DIHARAPKAN
2.
1.
2.
1.
Belum tersedianya ruang penyimpanan khusus Petani masih melakukan penyimpanan dengan cara menumpuk sehingga mengakibatkan penurunan mutu
Masih banyak petani yang belum melakukan penge-ringan dengan menggu-nakan alas meja anyaman bambu atau secara me-kanis menggunakan dryer Sarana pengering mekanis oleh produsen alsin belum banyak tersedia untuk petani
KESENJANGAN
Sosialisasi cara penyimpanan yang baik dan penyediaan wadah serta ruang penyimpanan yang berventilasi baik
1. Sosialisasi penggunaan sarana pengering baik manual dengan meng-gunakan alas meja jemur (anyaman bambu) atau mekanis menggunakan dryer 2. Mendorong produsen alsin untuk lebih proaktif dalam pemasaran 3. Mendorong pengembangan rekayasa sarana pengering aneka umbi
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
81
82
73.400.000
76.230.000
78.130.000
80.080.000
82.090.000
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
0,37
0,31
0,24
0,18
0,04
Target Susut Hasil (%)
Angka Dasar: 10.43%
9,28
9,66
9,96
10,21
10,39
Target Terhadap Angka Dasar Susut Hasil (%)
54.595
51.515
48.435
45.355
31.359
Penyelamatan Produksi (Ton)
3.250
3.200
3.150
3.100
0
PT
540
530
520
510
2.800
CHK
500
450
400
350
0
CHB
165
160
155
150
170
VD
Kebutuhan (Unit)
Prediksi Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Padi
Sasaran Produksi (Ton)
1.
120
110
100
90
0
RMU
599.575.000.000
552.250.000.000
506.575.000.000
462.550.000.000
522.950.000.000
Kebutuhan Biaya Investasi Sarana (Rp)
Lampiran 3. Prediksi Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Tanaman Pangan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
20.313.731
21.329.418
22.000.000
23.100.000
24.300.000
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
0,90
0,77
0,63
0,48
0,31
Target Susut Hasil (%)
3,91
4,04
4,18
4,33
4,50
Target Terhadap Angka Dasar Susut Hasil (%)
Angka Dasar: 4.81%
218.700
177.870
138.600
102.381
62.973
Penyelamatan Produksi (Ton)
39.764
32.939
26.151
19.689
12.497
Luas Lahan Yang Diintensifkan (Ha)
1.014
1.037
1.074
1.134
2.132
Corn Sheller (3 ton)
111
110
109
109
35
Flat Bed Dryer (5 ton)
152
156
162
170
349
Vertical Dryer (6 ton)
Kebutuhan (unit)
Prediksi Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Jagung
Sasaran Produksi (Ton)
2.
77
75
74
73
15
Corn Combine Harvester (3 Ha)
371.779.996.900
342.161.501.000
318.282.030.000
299.203.300.000
416.736.000.000
Total
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
83
84
3.032.000
3.160.000
3.223.000
2017
2018
2019
1.34
1.08
0.80
0.65
0.43
(%)
Susut
Target Ha
10.39
11.74
12.82
13.61
14,27
(%)
Angka Dasar Susut Hasil
Target Terhadap
43.200
34.128
24.192
13.824
6.480
(Ton)
Produksi
Penyelamatan
2.148.667
2.106.667
2.021.333
1.407.333
1.000.000
(Ha)
Diintensifkan
Luas Lahan Yang
2.100
2.300
2.400
1.700
1.500
Kebutuhan (Unit) P.T Multiguna
27.071.600
27.623.800
28.187.400
2017
2018
0,239
0,162
11,341
11,418
11,498
Susut Hasil (%)
Susut (%)
Tahun (Ha)
0,082
Sasaran
Penurunan
Target
Penurunan
Sasaran
Produksi/
Angka Dasar: 11,58%
21.704
22.099
22.199
Produksi (ton)
Penyelamatan
3.517
3.546
3.578
Pengungkit
1.868
1.884
1.900
Perajang
1.773
1.772
1.771
Spinner
Pengepres/
2.310
2.331
2.353
Pengering
Kebutuhan Sarana (Unit)
Prediksi Kebutuhan Sarana dan Anggaran Pascapanen Ubi Kayu
2.111.000
2016
2016
Tahun
4.
1.500.000
2015
(Ton)
Produksi
Sasaran
Angka Dasar : 14.70%
Prediksi Kebutuhan Sarana Pascapanen Kedelai
Tahun
3.
1.565
1.563
1.562
Penepung
306.123.485.327
305.742.703.568
305.537.992.521
(Rp)
Investasi
Kebutuhan
76.576.893.750
79.876.125.000
79.380.000l.000
53.550.000.000
45.000.000.000
Kebutuhan Biaya Investasi Sarana (Rp)
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan
Lampiran 4. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
85
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
86
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
87
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
88
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
89
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
90
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
91
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
92
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
93
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
94
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
95
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
96
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
97
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
98
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
99
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
100
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
101
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
102
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
103
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
104
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
105
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
106
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
107
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019
108