RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013 – 2017 Nomor : 1324 Tahun 2013
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah,
bahwa
SKPD
menyiapkan
Rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta menetapkan Renstra SKPD setelah disesuaikan dengan RPJMD 2013-2017, oleh karena itu setiap SKPD berkewajiban untuk menyusun Renstra SKPD. Sesuai dengan alinea pertama maka dengan ini Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyampaikan Rancangan Akhirl Rencana Strategis Tahun 2013 – 2017 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemda Provinsi DKI Jakarta yang memuat Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Demikian kami sampaikan atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 15 Mei 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
Dr.DIEN EMAWATI, M.Kes. NIP 195802271984102003
DAFTAR ISI Kata Pengantar ..........................................................................................................
i
Keputusan Gubernur Nomor 1081 tentang Pengesahan Renstra..............................
ii
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 2209 Tahun 2013 .................................
iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….....................................
iv
BAB I PENDAHULUAN : 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang, ………………………………………………………………………………………… Landasan Hukum, …………………………………………………………………………………….. Maksud dan Tujuan, ………………………………………………………………………………. Sistematika Penulisan, ……………………………………………………………………………..
1 2 9 9
Bab II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, ………………………………………….. Sumber Daya SKPD, ………………………………………………………………………………… Kinerja Pelayanan SKPD, ………………………………………………………………………….. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD,………………………..
11 14 20 32
Bab III ISU-ISU STRATEGIS BERDSARKAN TUGAS DAN FUNGSI 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, …………………………………………………………………. Telaahan Renstra K/L, ……………………………………………………………………………… Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, ……………………………………………………………………………………… Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Penentuan Isu-isu Strategis, ……………………………………………………………………..
34 36 40 44 52
Bab IV.VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1.1. 1.2. 1.3.
Visi dan Misi SKPD,…………………………………………………………………………………. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, ………………………………………… Strategi dan Kebijakan SKPD, ………………………………………………………………….
54 55 58
Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA , KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF………………………………
62
Bab VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ………………………………………………………………………….. Bab VII KAIDAH PELAKSANAAN.........................................................................
65 67
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masingmasing daerah sesuai dinamika pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam UndangUndang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra), dengan koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan daerah. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta dengan memperhatikan RPJM Nasional. Berdasarkan hal tersebut maka Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang disingkat dengan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta disusun untuk periode lima tahun, yaitu tahun 2013– 2017. Rencana Strategis merupakan dokumen yang berisikan hasil pemikiran dan komitmen bersama dari segenap karyawan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melalui Lokakarya Jajaran Kesehatan yaitu Dinas Kesehatan, RSUD/RSKD, Sudinkes, UPT dan Puskesmas dengan berbasiskan data yang akurat berupa evaluasi kinerja, baik aspek kinerja layanan, keuangan, SDM, dan aspek lainnya yang relevan dan dianggap penting, dengan menggunakan asumsi-asumsi, analisis, serta pendekatan metodologi yang tepat yang digunakan dalam perumusan penyusunan dokumen. Dari keseluruhan proses tersebut menghasilkan dokumen rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang memuat ; Visi, Misi, Kajian Lingkungan Internal, Kajian Lingkungan Eksternal, Isu-isu strategis, Tahap Perencanaan berupa: Renstra Dinkes 2013-2017
Page 1
Penyusunan rencana operasional berisi Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, Pencapaian sasaran, berupa Program dan Anggaran (Programming and Budgeting), Tahap pelaksanaan serta Tahap pengendalian. Penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dirumuskan dengan memperhatikan beberapa pendekatan sebagai berikut : a) Transparan
yaitu
membuka
diri
terhadap
hak
masyarakat
untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. b) Responsif yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi. c) Efisien yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah dengan keluaran maksimal. d) Efektif merupakan kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal. e) Akuntabel yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari renstra bisnis harus dapat dipertanggungjawabkan. f)
Partisipatif melibatkan seluruh bagian/bidang dalam setiap proses tahapan perencanaan.
g) Terukur adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara untuk mencapainya. . 1.2 Landasan Hukum Dasar hukum penyusunan Renstra Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencakup: 1.
Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular; 2.
Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen; 3.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara; 4.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara; 5.
Undang-Undang Republik Indonesia
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Page 2
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
8.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008; 9.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 10. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 11. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. 12. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana; 13. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang; 14. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744); 15. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 16. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik; 17. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 18. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit ; 19. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 3
20. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 22. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 25. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 27. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 28. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 30. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah; 31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 33. Peraturan Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Pemerintah
Nomor
60
Tahun
2008
tentang
Sistem Page 4
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 34. Peraturan
Pemerintah Nomor 51
Tahun
2009
tentang
Pekerjaan
Kefarmasian; 35. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 36. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif: 37. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 48 Tahun 2008, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 27 Tahun 2008, dan Menteri Kesehatan Nomor 1177 Tahun 2008 Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja; 38. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237 Tahun 1997 Tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu; 39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 406 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Jiwa Komunitas; 40. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu; 41. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450 Tahun 2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia; 42. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan; 43.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Jamkes);
44. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diatur beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
Dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 46. Peraturan Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Menteri
Kesehatan Nomor. 741/MENKES/PER/VII/2008 Page 5
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 47. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 48. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 330 / Menkes/SK/V/2009 tentang Peningkatan Kelas RS Jiwa Duren Sawit milik Pemda DKI Jakarta; 49. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 07/XII/SKB/2010, Menteri Kesehatan Nomor : 1962/Menkes/PB/XII/2010, Menteri Dalam Negeri Nomor : 423-1072 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Institusi Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan Milik Pemerintah Daerah; 50. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.01/I/II/4/01542/2011 tentang
Perpanjangan
Ijin
Penyelenggaraan
Pendidikan
Akademi
Keperawatan Jayakarta di Provinsi DKI Jakarta; 51. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/20/SJ/2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah; 52. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil; 53. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5); 54. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue; 55. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan HIV AIDS di DKI Jakarta; 56. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 57. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta; 58. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu; 59. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 6
60. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017; 61. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 71 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Tarakan; 62. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Pasar Rebo; 63. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 73 tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih; 64. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 74 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Koja; 65. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 117 tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng; 66. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit; 67. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan; 68. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai Provinsi DKI Jakarta; 69. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Laboratorium Kesehatan Daerah Pegawai Provinsi DKI Jakarta; 70. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 144 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Ambulans Gawat Darurat Provinsi DKI Jakarta; 71. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu; 72. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah;
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 7
73. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Akademi Keperawatan Jayakarta; 74. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 35 Tahun 2011 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 75. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; 76. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 42 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Pasar Minggu Jakarta Selatan; 77. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 117 tahun 2012 tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi DKI Jakarta; 78. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 375/2012 tentang Penetapan Akademi Keperawatan Jayakarta sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Dana Layanan Umum Daerah secara penuh; 79. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Nomor 187 tahun 2012 tentang Pembebasan Biaya Layanan Kesehatan; 80. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 174 tahun 2012 Pedoman Pemberian Remunerasi bagi pegawai RSUD dan RS Khusus Daerah; 81. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 154 tahun 2010 tentang Eliminasi Malaria di Provinsi DKI Jakarta; 82. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Tatacara Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran; 83. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 112 Tahun 2012 tentang Penyediaan Ruang Laktasi/Menyusui di Gedung Balai Kota dan Walikota; 84. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 435 Tahun 2008 Tentang Pemberian ASI secara dini (Inisiasi Menyusui Dini) bagi Ibu Melahirkan di Provinsi DKI Jakarta.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 8
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1
Maksud
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan yang berisi arah kebijakan, program, kegiatan, dan tolok ukur kinerja kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta beserta jajarannya dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi dan mendukung capaian visi misi Daerah. 1.3.2
Tujuan
Tujuan penyusunan perencanaan strategis ini adalah: 1) Memberikan pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan; 2) Melaksanakan pembagian tugas dan kewenangan yang jelas pada tingkat Provinsi,
tingkat
Kabupaten/Kota,
dan
tingkat
Kecamatan
dalam
penyelenggaraan program pembangunan kesejahtaraan sosial secara terencana dan memiliki akuntabilitas; 3) Memberikan pedoman dan alat dalam hal penetapan dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 ini terdiri dari 7 (tujuh) bagian sesuai dengan Permendagri No 54 tahun 2010, yaitu: BAB I Pendahuluan mencakup : Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan Bab II Gambaran Pelayanan SKPD mencakup :
Tugas,
Fungsi,
dan
Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup : Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,Telaahan Renstra K/L, Telaahan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Rencana
Tata
Page 9
Ruang Wilayah, Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD dan Penentuan Isu-isu Strategis Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup: Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan SKPD Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Bab VI Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab VII Kaidah Pelaksanaan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, maka Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memiliki struktur organisasi sebagai berikut : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Kepegawaian 3. Sub Bagian Program dan Anggaran 4. Sub Bagian Keuangan c. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari : 1. Seksi Kesehatan Keluarga 2. Seksi Promosi dan Informasi Kesehatan 3. Seksi Gizi dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat d. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Komunitas 2. Seksi Pelayanan Kesehatan Keahlian dan Tradisional 3. Seksi Gawat Darurat dan Bencana e. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Tenaga Kesehatan 2. Seksi Standarisasi Mutu Kesehatan 3. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman f. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terdiri dari : 1. Seksi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular 2. Seksi Wabah dan Surveilans 3. Seksi Kesehatan Lingkungan g. Suku Dinas Kesehatan h. Unit Pelaksana Teknis i.
Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 11
j.
Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Selanjutnya untuk menyelenggarakan tugas sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan di Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan urusan kesehatan, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas Kesehatan 2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan kesehatan 3. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional dan keahlian 4. Pembinaan
dan
pengembangan
kesehatan
lingkungan,
kesehatan
masyarakat, kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional dan keahlian 5. Penanggulangan kegawatdaruratan, bencana dan kejadian luar biasa berkoordinasi dengan pihak terkait 6. Pencegahan, pemberantasan dan / atau pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular 7. Pembinaan dan pengendalian ketersediaan kefarmasian 8. Pembinaan,
pengembangan
dan
pendayagunaan
tenaga
fungsional
kesehatan dan satuan pendidikan kesehatan 9. Penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah 10. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi dan / atau perizinan di bidang kesehatan 11. Penyelenggaraan surveilans kesehatan 12. Pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat 13. Pengelolaan sistem informasi kesehatan 14. Penegakan peraturan perundang – undangan di bidang kesehatan 15. Pemungutan,
penatausahaan,
penyetoran,
pelaporan
dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi 16. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kesehatan Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 12
17. Pemberian dukungan teknis pada masyarakat dan perangkat daerah 18. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Dinas Kesehatan 19. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 130 : RSUD dan RSKD mempunyai hubungan koordinasi, kerjasama dan fungsional dengan Dinas Kesehatan dalam rangka sistem kesehatan daerah, penanggulangan kejadian luar biasa, teknis pelayanan kesehatan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, serta pembinaan dan pengembangan tenaga kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Daerah pasal 24 ayat (1) Penyelenggaraan UKP harus dikendalikan oleh Pemerintah DKI Jakarta .
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 13
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
2.2 Sumber Daya SKPD Kegiatan pelayanan kesehatan dikelola oleh Dinas Kesehatan, RSUD/RSKD, Sudinkes, UPT dan Puskesmas dengan jumlah pegawai sebanyak 5.813 PNS dan 6.815 orang Non PNS Dengan rincian sbb. :
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 14
Tabel 2.2.1. Rekapitulasi Pegawai Dinas Kesehatan
No. A.
Dinas Kesehatan & Jajaran
Ceng.
4697
34
278
240
200
230
134
5813
1. Golongan IV
598
11
49
39
41
45
26
809
2. Golongan III
3009
15
122
141
118
138
51
3594
3. Golongan II
1082
8
107
60
41
47
57
1402
1. Golongan I
8
0
0
0
0
0
0
8
4697
34
278
240
200
230
134
5813
1. Eselon II
1
1
1
1
1
1
1
7
2. Eselon III
17
8
8
8
6
8
8
63
3. Eselon IV
146
0
0
0
0
0
0
146
4. Fungsional
2431
10
236
197
153
192
119
3338
2. Pelaksana (Staf) Pendidikan
2102
15
33
34
40
29
6
2259
278
240
Kualifikasi Golongan
B.
Eselon
C.
4697
34
RSUD/RSKD B. P. D. Asih Koja Rebo Tarakan Sawit Jml
200
230
134
5813
1. S3
0
0
0
0
0
0
0
0
2. S2
171
17
48
43
38
48
29
394
1506 1422 1598 0 0
7 10 0 0 0
27 170 31 2 0
29 124 42 2 0
41 96 23 1 1
30 102 49 0 1
29 71 5 0 0
1669 1995 1748 5 2
3. S1 4. Diploma 5. SLTA 6. SLTP 7. SD
Sumber : Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta, 2012 Dari 219 jumlah jabatan yang ada, jabatan yang terisi sampai akhir Desember 2012 sebanyak 219 jabatan. Pejabat yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kualifikasinya adalah sebagai berikut. Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 15
Tabel 2.2.2. Kesesuaian Persyaratan Jabatan Struktural Pelaksana Urusan Kesehatan Kesesuaian
Jabatan yang terisi
Pendidik an
SKPD
Jumlah Jabatan
1
Eselon II
7
7
7
7
7
2
Eselon III
65
65
65
14
65
3
Eselon IV
147
147
147
27
147
Jumlah
219
219
219
48
219
No
Diklatpi Pangkat m
Sumber : Dinas Kesehatan Prov , DKI Jakarta, 2012 Rekapitulasi Kesesuaian Jabatan dengan
Tingkat Pendidikan
:
219 /
219 =
100,00 %
Diklat Kepemimpinan
:
48 /
219 =
21,92 %
Kepangkatan
:
219 /
219 =
100,00 %
Tabel 2.2.3. Kualifikasi Teknis Pegawai Dinas , Sudin, UPT dan Puskesmas No Jenis Tenaga I Fungsional Tertentu 1 Dokter Spesialis 2 Dokter Umum 3 Dokter Gigi 4 Keperawatan 5 Kefarmasian 6 Kesehatan Masyarakat 7 Gizi 8 Bidan 9 Keterapian Fisik 10 Keteknisan Medis II Fungsional Umum Total
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Jumlah 0 389 408 889 87 5 55 521 3 74 2.102 4.697
Page 16
Jumlah Tabel 2.2.4.Jenis Tenaga berdasarkan PNS dan Non PNS RSUD/RSKD TARAKAN
PS REBO
CENGKARENG
KOJA
BUDHI ASIH
JENIS TENAGA PNS
NON PNS
PNS
NON PNS
PNS
NON PNS
PNS
NON PNS
PNS
NON PNS
MEDIS
55
54
44
33
12
67
49
22
46
24
KEPERAWATAN
117
363
98
247
10
342
129
212
156
116
FARMASI
4
37
1
35
10
38
KESMAS
4
2
0
0
0
1
GIZI
2
15
0
2
2
7
TEKNIS MEDIS
14
43
19
75
0
45
19
27
43
88
NON KESEHATAN
31
189
43
238
11
311
31
166
35
145
227
703
204
593
34
802
240
473
280
373
Jumlah Tabel 2.2.5. Jenis Tenaga berdasarkan PNS dan Non PNS UPT NAMA SKPD
PNS
NON PNS
UPT AMBULAN GAWAT DARURAT
11
238
UPT AKPER JAYAKARTA
23
11
UPT LABKESDA
25
42
UPT JAMKESDA
28
68
UPT PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PEGAWAI
108
41
RSUD KEP SERIBU
6
4
RSUD PASAR MINGGU
6
4
44 PUSKESMAS KECAMATAN
3721
3463
JUMLAH
3928
3871
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 17
c. Sarana dan prasarana yang digunakan Tabel 2.2.6. Bidang tanah yang digunakan untuk pelaksanaan urusan kesehatan
Peruntukan
Jumlah
Nilai (Rp)
Ket
1)
Gedung Dinas Kesehatan
3
79.312.500.000
2)
Gedung Suku Dinas Kesehatan
3
17.548.000.000
3)
Gedung BLUD Laboratorium Kesehatan Daerah
3
10.730.691.950
4)
Gedung BLUD Akademi Keperawatan (AKPER)
1
27.282.010.900
5)
Gedung BLUD RS Koja
8
152.667.232.579
6)
Gedung BLUD RS Tarakan
3
107.770.361.001
7)
Gedung BLUD RS Cengkareng
1
70.168.220.768
8)
Gedung BLUD RS Pasar Rebo
1
187.994,121,889
9)
Gedung BLUD RS Budhi Asih
1
103.758.274.527
10) Gedung BLUD RS Duren Sawit
8
82.441.876.407
11) Gedung BLUD RSUD Kepulauan Seribu
1
15.038.273.100
12) Tanah Rumah Sakit Pasar Minggu
1
13) Gedung BLUD Puskesmas Kecamatan
44
159.261.025.226
14) Gedung Puskesmas Kelurahan
296
195.872.310.035
15) Gedung AGD
1
1.824.652.000
16) Gedung Obat Dinas Kesehatan
1
-
17) Gedung Obat Suku Dinas Kesehatan
1
6.929.339.922
18) Gedung Obat Puskesmas Kecamatan
2
442.000.000
19) Yayasan Kanker Indonesia
1
-
Jumlah
389
1.085.992.226.686
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Sarana yang digunakan dalam Urusan Kesehatan tercatat dalam Daftar Barang Inventaris. Barang inventaris yang berupa bidang tanah
untuk
urusan kesehatan sebagian besar digunakan untuk bangunan Dinas Kesehatan, Suku Dinas Kesehatan, UPT Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 18
Tabel 2.2.7. Bidang Tanah Yang Digunakan untuk Pelaksana Urusan Kesehata
FASILITAS
JMLH
PUSKESMAS KECAMATAN
44
PUSKESMAS RAWAT INAP TEMPAT TIDUR RANAP
19 218
PUSKESMAS KELURAHAN
296
RUMAH SAKIT - RSUD / RSKD - RS IKS - TT KELAS III
147 7 (1604 TT) 92 7989
AGD DINKES 118
51
PBDS
152
PBDU / PBDG
248
LAB KLINIK
175
Praktik Perorangan DS
8209
Praktik Perorangan DU
8201
Praktik Perorangan DGS
1386
APOTIK
1824
Tabel 2.2.8. Jumlah ruang pelayanan pasien.
Kls
Kls
Kls
VIP/
ICU/
NICU/
3
2
1
VVIP
ICCU
PICU
RS Tarakan
404
24
22
10
15
RS Koja
457
18
10
8
260
18
14
8
RS Budhi Asih
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
HCU
IGD
14
15
20
6
10
-
34
4
-
-
18
Page 19
RS Duren Sawit RS Cengkareng RS Pasar Rebo RS Kep. 1000
137
8
2
1
-
-
--
6
182
28
16
11
6
7
-
13
139
49
44
2
8
-
-
17
15
-
-
-
-
-
-
-
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.3.1 Kinerja Pelayanan Berdasarkan Tupoksi Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merupakan penjabaran Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 – 2012, serta Surat Keputusan Gubernur Nomor 14 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Berikut prioritas Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan jajarannya : 1. Prioritas Urusan 1) Program Pencapaian dan Penanggulangan Penyakit Menular, antara lain: - Antisipasi dan penanggulangan KLB penyakit menular di Provinsi DKI Jakarta; - Pemantauan penderita malaria import, re and new diseases dan neglacted disease ; - Surveilence penyakit menular berbasis puskesmas, rumah sakit dan laboratorium; - Pengendalian penyakit menular Rabies; - Penanganan penyakit Tuberculosis; Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 20
- Penyediaan obat penyakit menular (untuk penyakit Tuberculosis, Kusta, Infeksi Saluran Pernapasan Atas, DBD, Malaria, Flu Burung dan Filariasis); - Pemantauan situasi penyakit potensial KLB di Provinsi DKI Jakarta selama 12 bulan; - Pengendalian dan pemantauan cold chain (terjaganya rantai dingin vaksin); - Manajemen pengelolaan vaksin ( vaksin meningitis bagi jemaah haji, vaksin rutin untuk bayi dan vaksin untuk anak usia sekolah ); - Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko DBD; - Pengobatan, dukungan dan perawatan bagi orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA); - Monitoring jumlah kasus AIDS ; - Pengendalian penyakit pneumonia; - Pengendalian penyakit diare.
2) Program Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, antara lain: - Peningkatan manajemen program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) /
Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) pada 44 Puskesmas Kecamatan dan 6 Suku Dinas Kesehatan; - Bimbingan, pengawasan dan pengendalian manajemen program kesehatan ibu dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi; - Monitoring dan evaluasi program KIBBLA pada 44 Puskesmas Kecamatan; - Supervisi puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED); - Supervisi Rumah Sakit Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK); - Pelatihan kelompok pendukung Ibu; - Pertolongan persalinan oleh Bidan/Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan; - Pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28 hari) pada kunjungan Neonatus; - Pelayanan kesehatan pada bayi (29 hari – 12 bulan). Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 21
3) Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita, antara lain: - Perawatan di Rumah Sakit terhadap seluruh balita gizi buruk; - Perawatan pemulihan balita gizi buruk melalui Therapeutic Feeding Centre (TFC) / Panti Pemulihan Gizi di Puskesmas; - Pemberian kapsul vitamin A untuk anak balita sebanyak 2 kali pada bulan Pebruari dan Agustus di seluruh DKI Jakarta; - Universal Child Immunization (UCI) pada 267 kelurahan yang ada di DKI Jakarta; - Imunisasi dasar (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak) bayi lengkap; - Peningkatan kapasitas petugas dalam konseling menyusui untuk mendukung Kelompok Pendukung Ibu; - Pelayanan kesehatan anak balita (12 - 59 bulan) sesuai dengan standar - Pelayanan kesehatan anak balita (12 – 59 bulan) sakit yang berobat ke Puskesmas dan mendapat pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
4) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, antara lain: - Pengendalian vektor penyakit; - Evaluasi pelaksanaan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; - Pembinaan kota sehat pada tingkat kelurahan; - Pemantauan kualitas air bersih pada 5 wilayah kota; - Pembinaan kawasan dilarang merokok di fasilitas kesehatan; - Hygiene sanitasi tempat – tempat umum; - Pengelolaan limbah medis pada fasilitas kesehatan.
5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, antara lain: - Penerbitan Kebijakan Publik yang mendukung peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); - Pendataan, Pembinaan dan Penilaian Kinerja PHBS; - Rumah Tangga ber- PHBS; - Penilaian Kinerja PHBS kategori Kota dan kabupaten; - Promosi kesehatan melalui berbagai media dan pameran; - Pembentukan jejaring kemitraan dengan Lintas Sektor, Lintas program, Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 22
LSM dan dunia usaha; - Pembinaan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) berupa Kegiatan penilaian kinerja Posyandu tingkat Provinsi; - Penambahan cakupan Kelurahan Siaga Aktif ; - Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
6) Program Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular, antara lain: - Pelayanan deteksi dini gangguan penyakit jantung dan pembuluh darah di 44 Puskesmas Kecamatan, 5 RSUD dan 1 RSKD; - Pengembangan kelompok peduli penyakit tidak menular dan Posbindu di masyarakat; - Pelayanan deteksi dini dan tatalaksana penyakit Diabetes Mellitus di 44 Puskesmas Kecamatan, RSUD, dan RSKD; - Pelayanan deteksi dini Penyakit Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
di
42
Puskesmas
Kecamatan
(dari
44
Puskesmas
Kecamatan) di 292 Puskesmas Kelurahan (dari 296 Puskesmas Kelurahan); - Pelayanan dasar Penyakit Paru Obstruktif Kronis di 44 Puskesmas Kecamatan, RSUD, dan RSKD; - Pelayanan Medik Hiperbarik Oksigen Terapy di RSU Kep.Seribu.
7) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan, antara lain:
- Peningkatan mutu dan layanan RSUD/RSKD, AGD, Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP), Laboratorium Kesehatan Daerah , Akademi Keperawatan Jakarta , UP Jamkesda dan RSU Kep Seribu; - Implementasi dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan pelayanan prima di fasilitas pelayanan kesehatan; - Sertifikasi Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 ( Join Commision International )
8) Program Pengawasan Obat dan Makanan, antara lain: - Penyuluhan keamanan pangan dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga yang diproses sesuai ketentuan;
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 23
- Monitoring ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan di wilayah; - Fasilitasi sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan.
9) Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), antara lain: - Pelayanan Program Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Daerah. 10) Program Peningkatan Gizi Masyarakat, antara lain: - Perawatan Balita Gizi buruk di RS; - Perawatan balita gizi buruk melalui Therapeutic Feeding Centre (TFC) di Puskesmas Kecamatan; - Pemulihan gizi balita gizi buruk melalui Community Feeding Centre (CFC); - Deteksi dini status gizi Balita melalui pemantauan pertumbuhan (D/S); - Pemberian MP ASI pada Baduta 6- 24 Bln dari keluarga miskin.
11) Program Kesehatan Jiwa Masyarakat, antara lain: -
Pelayanan kesehatan jiwa di 44 Puskesmas Kecamatan dan Rumah Sakit;
-
Advokasi dan koordinasi pelayanan jarum suntik steril dan metadon bagi pengguna napza suntik;
-
Layanan Pertukaran Jarum Suntik Steril (LJSS) di 38 Puskesmas dan pelayanan metadon di 12 Puskesmas Kecamatan, dan 2 Rumah Sakit Pusat serta 2 Lembaga Pemasyarakatan;
-
Pelayanan institusi wajib lapor pecandu narkotika di
Puskesmas
Kecamatan dan Rumah Sakit.
12) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, antara lain: -
Pemeliharaan sarana dan prasarana
di RSUD serta RSKD;
Peningkatan kapasitas tempat tidur di RSUD/RSKD.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 24
13) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Jaringannya, antara lain: - Peningkatan kapasitas pelayanan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas melalui penambahan jumlah puskesmas rawat inap.
a. Dukungan Program Provinsi terhadap Program Nasional 7 Program Nasional Urusan Kesehatan dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui 21 Program Urusan Kesehatan Provinsi dengan rincian sebagai berikut. Tabel 2.3.1. Dukungan Program Provinsi terhadap Program Nasional Urusan Kesehatan No
1
2
PROGRAM NASIONAL
PROVINSI
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
1. Program Penerapan Kaidah Good Governance dalam Penyelenggaraan Urusan Kesehatan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK)
2. Program Sinkronisasi Kebijakan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementrian Kesehatan
1. Program Peningkatan Sarana dan
3
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementrian Kesehatan
4
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan 3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 4. Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Prasarana Puskesmas 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah sakit 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Page 25
No 5
PROGRAM NASIONAL Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
PROVINSI 1. Program Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Angka
2. Program Peningkatan Kesehatan Anak Balita 3. Program Peningkatan Masyarakat
Gizi
6
Pembinaan Upaya Kesehatan
1. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
7
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 2. Program Lingkungan Pencegahan Menular
Pengembangan Sehat Program Penyakit Tidak
3. Program Kesehatan Masyarakat 8
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Mutu
Jiwa
1. Program Pengawasan Obat dan Makanan 2. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Program Daerah Lainnya : 1.Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan 2. Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan 3. Program Pelaksanaan SPM Lain Urusan Kesehatan 4.Program Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana (Kesehatan) 5. Program Peningkatan Kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana 6.Program Menggalang Seluruh Sumber Daya Daerah dalam Keadaan Bencana Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 26
Sumber : - Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 - Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 – 2012 Urusan Kesehatan Tahun 2012 sebanyak 24 program dan 3215 kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.3.2. Program Urusan Kesehatan No
Nama Program
1.
Penerapan Kaidah Good Governance Dalam Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Singkronisasi Kebijakan Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Peningkatan Kesehatan Anak Balita Pengembangan Lingkungan Sehat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pencegahan Penyakit Tidak Menular Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Pengawasan Obat dan Makanan Pengembangan Obat Asli Indonesia Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan Peningkatan Gizi Masyarakat Kesehatan Jiwa Masyarakat Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan Program Pelaksanaan SPM lain Urusan Kesehatan Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana Peningkatan kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
23. Menggalang Seluruh Sumber Daya Kesehatan Dalam Keadaan Bencana 24. Program Diklat dan Evakuasi Bencana Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Jumlah Kegiatan 813 55 426 211 107 265 334 78 138 106 9 82 4 30 5 97 75 272 12 5 31 11 47 2 3215
Page 27
b. Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal Beberapa indikator pencapaian Urusan Kesehatan Tahun 2012 antara lain : 1) Realisasi Program dan Kegiatan. Dari 3215 kegiatan yang direncanakan, yang terealisasi sebanyak 3152 kegiatan atau 98,04%. Tabel 2.3.3. Realisasi Program Urusan Kesehatan N o
Jumlah Keg
Realisa si
1. Penerapan Kaidah Good Governance Dalam Penyelenggaraan Urusan Kesehatan
813
805
99,02
2. Sinkronisasi Kebijakan Pembiayaan, Kelembagaan dan Regulasi Kesehatan
55
53
96,36
3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
426
423
99,30
4. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
211
206
97,63
5. Peningkatan Kesehatan Anak Balita
107
107
100,00
6. Pengembangan Lingkungan Sehat
265
265
100,00
7. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
334
332
99,40
8. Pencegahan Penyakit Tidak Menular
78
78
100,00
9. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
138
136
98,55
10. Pengawasan Obat dan Makanan
106
105
99,06
11. Pengembangan Obat Asli Indonesia
9
9
100,00
12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas
82
78
95,12
13. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
4
3
75,00
14. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
30
30
100,00
15. Program Peningkatan Kemitraan Kesehatan
5
5
100,00
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Nama Program
%
Page 28
N o
Jumlah Keg
Realisa si
16. Peningkatan Gizi Masyarakat
97
96
98,97
17. Kesehatan Jiwa Masyarakat
75
75
100,00
18. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
272
241
88,60
19. Program Pemberdayaan Komunitas Kesehatan
12
12
100,00
20. Program Pelaksanaan SPM lain Urusan Kesehatan
5
5
100,00
21. Peningkatan Peran Serta Pengendalian Bencana (Kesehatan)
31
28
90,32
22 Peningkatan kemampuan Penanggulangan Kesehatan Akibat Bencana
11
11
100,00
23 Menggalang Seluruh Sumber Daya Daerah Dalam Keadaan Bencana
47
47
100,00
24 Program Diklat dan Evakuasi Bencana
2
2
100,00
Nama Program
Jumlah
3215
%
3152
2) Indikator SPM Dilhat dari indikator SPM ini, kinerja urusan Kesehatan secara keseluruhan naik. Tabel 2.3.4.. Indikator SPM Kesehatan Uraian Indikator
Sasaran
Pencapaian 2011
2012
A. Pelayanan Kesehatan Dasar 96%
95%
95,65%
90%
72,4%
85,03%
95%
93,2%
96,19%
4. Cakupan Ibu Nifas
95%
92,1%
95,34%
5. Cakupan Neonatal dengan
80%
60,8%
67,16%
1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 2. Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
komplikasi yang ditangani Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 29
6. Cakupan kunjungan bayi
95%
93,6%
96,72%
7. Kelurahan Universal Child
100%
99,6%
100%
90%
88%
90,27%
100%
26,68%
39,81%
100%
100%
100%
75%
91,9%
92,17%
90%
81,3%
76,87%
Immunization (UCI)
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 9. Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 624 bulan keluarga miskin
10. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
11. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
12. Cakupan peserta KB Aktif 13. Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pddk < 15 th (>=2)
>2/100.0 >2,32/100 >2,04/100 00 pddk .000 usia .000 usia di bawah 15 th 15 th 15 th
- Penemuan penderita Pneumonia Balita
80%
45%
27,92%
- Penemuan penderita baru TBC BTA positif
95%
84%
86,5%
- Penderita DBD yang ditangani
100%
100%
100%
- Penemuan Penderita Diare
100%
100%
100%
14. Cakupan pelayanan kesehatan
100 %
94%
73%
kesehatan
90%
87%
80%
2. Cakupan pelayanan Gawat darurat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
50% 91,24% 1.RW Siaga Aktif. Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
88,7%
dasar pasien Keluarga Miskin (Gakin). B. Pelayanan kesehatan rujukan
1. Cakupan
pelayanan Rujukan pasien Gakin Level 1
B. Penyelidikan Epidemiologi
&
Penanggulang Penanggulangan KLB
1. Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam D.Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 30
Tabel 2.3.2. Indikator SPM Rumah Sakit
N O
Misi
Indikator Pencapaian Misi
. (1)
(2)
2013
2014
2015
2016
2017
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
100
90
100
100
100
100
100
90
100
100
100
100
100
90
100
100
100
100
100
90
100
100
100
100
100
90
100
100
100
100
Tersedianya fasilitas penunjang yang handal
100
90
100
100
100
100
Kerjasama dengan perusahaan semakin
3perusa
3perusa
3perusa
3perusa
3perusa
3perush
Meningkat
haan/th
haan/th
haan/th
haan/th
haan/th
aan/th
2tenaga
2tenaga
2tenaga
2tenaga
2tenaga
2tenaga
ahli/th
ahli/th
ahli/th
ahli/th
ahli/th
ahli/th
bidangnya Tersedianya ruang perawatan yang cukup Tersedianya alat-alat canggih untuk mendukung pelayanan kesehatan unggulan
1
2017
(3) Tersedianya tenaga SDM yang berkualitas di
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
Target
Menyediakan Sumber
Terpenuhinya sarana pengolahan limbah
Daya Pelayanan
sesuai dengan peraturan perundangan yang
Kesehatan Unggulan
berlaku Terpenuhinya sistem informasi manajemen yang terintegrasi dan bisa diakses dimanapun dengan server yang memiliki daya tampung database yang luas.
Kerjasama dengan tenaga ahli yang bermutu
Membangun Kolaborasi
2
internasional di bidang kesehatan semakin
dengan sarana pelayanan
meningkat
kesehatan dan pendidikan
Terciptanya kerjasama dengan instansi
48
yang bermutu
pemerintah yang semakin banyak dengan
intansi/
Internasional
meningkatkan kunjungan peserta studi
per
banding
tahun
Kesesuaian jumlah SDM Profesional dan kompetensi dengan beban kerja Kunjungan pasien meningkat
Pendapatan Rumah Sakit meningkat
100
3
Menurunnya angka keluhan terhadap kinerja
masyarakat terhadap
SDM Rumah Sakit
pelayanan kesehatan di Ibukota Negara RI
intansi/ per tahun
48
48
48
48
intansi/
intansi/
intansi/
intansi/
per
per
per
per
tahun
tahun
tahun
tahun
90
100
100
100
100
1350/hr
1400/hr
1450/hr
1500/hr
1500/hr
min 3
min 1
min 1.5
max 2
Max 2.5
max 3
milyar/
milyar/
milyar/
milyar/
milyar/
milyar/
1500/hr
th
Terciptanya kepercayaan
48
th
th
th
th
th
Max 1
Max 1
Max 1
Max 1
Max 1
keluhan/
keluhan
keluhan/
keluhan/
keluhan/ keluhan/
ruangan
/ruangan
ruangan
ruangan
ruangan
ruangan
Max 1
BOR meningkat
85
84
85
85
85
85
Terakreditasi JCI tahun 2016
100
90
90
95
100
100
100
85
85
100
100
100
75
65
70
75
75
75
Mempertahankan audit keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Banyaknya pemberitaan yang positif tentang pelayanan kesehatan di rsud pasar rebo
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 31
N O
Misi
. (1)
(2)
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
Target
Indikator Pencapaian Misi
(3) Transparansi penyampaian laporan dan
2017
2013
2014
2015
2016
2017
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
100
efisiensi pembiayaan
95
95
95
100
100
2.3.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan dan jajaran Tahun 2008 – 2012 Tabel 2.2.6 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Anggaran Tahun
Realisasi Anggaran Tahun
Uraian
1 Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung Total
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1.072,70
460,59
1.068,43
956,88
1.124,20
1.239,41
1.863,94
107,77
59,14
476,50
463,07
519,58
1.176,20
1.016,03
1.600,71
1.702,48
2.383,52
914,11
833,23
988,84
94,18
52,72
437,80
439,96
286,84
1.008,29
885,94
1.426,64
1.512,65
747,43
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN 2.4.1. TANTANGAN a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Masih rendahnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan; Mobilisasi Penduduk yang sangat Tinggi; Tuntutan kualitas pelayanan kesehatan dasar semakin tinggi; Rendahnya rasio tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi, dokter umum, dokter gigi, dll); Belum kuatnya jejaring sistem rujukan pelayanan kesehatan; Belum optimalnya pelaksanaan surveilans penyakit dan kematian berbasis RS, Puskesmas dan Masyarakat; Banyaknya masyarakat yang mencari pelayanan kesehatan di luar negeri; Promosi dan informasi pelayanan kesehatan di Indonesia masih rendah; Capaian tujuan MDGs yang harus direalisasikan.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 32
1.4.2. PELUANG. a. b.
c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Adanya kebijakan penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan; Tersedianya jaminan kesehatan daerah, Jaminan Persalinan, jaminan kesehatan masyarakat, dan Biaya Operasional kesehatan untuk pelayanan kesehatan ; Tersedianya tenaga kesehatan yang terlatih dalam bidang pelayanan kesehatan sesuai kompetensi; Sudah tersedianya tenaga surveilans sampai dengan Puskesmas dan jejaring dengan lintas sektor yang menangani KLB ; Kemudahan akses pelayanan kesehatan baik swasta atau negeri di seluruh wilayah Prov DKI Jakarta; Adanya Kelurahan Siaga yang bisa dikembangkan menjadi Kelurahan Siaga Aktif; Peran organisasi masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung kualitas status kesehatan masyarakat; Berkembangnya tekhnologi informasi dalam menunjang layanan kesehatan; Ada lembaga dunia yang mendukung program kesehatan; Penyebaran fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta yang cenderung merata; Tersedianya sarana peralatan layanan kesehatan yang canggih di fasilitas kesehatan.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 33
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Berdasarkan RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 – 2017, maka visi dan misi dalam RPJMD adalah:
VISI Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.
MISI 1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. 2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain. 3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota. 4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota. 5. Membangun
pemerintahan
yang
bersih
dan
transparan
serta
berorientasi pada pelayanan publik.
Berdasarkan pada visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013 - 2017, maka Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta akan mendukung pelaksanaan misi ke 5, yaitu membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 34
Selanjutnya dari misi yang telah dipilih tersebut, maka Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyajikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur tersebut dalam tabel 3.1 Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi: Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan public Misi dan Program No
(1) 1
Faktor
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Penghambat
Pendorong
(2)
(3)
(4)
(5)
Masih banyak penolakan pasien di kelas III Rumah Sakit
Kurangnya Tempat Tidur Pasien Kelas III Rumah Sakit
Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas dan Kelas III Rumah Sakit
Masih ada 23 Kelurahan yang belum memiliki Puskesmas
Keterbatasan lahan, Harga tanah diatas NJOP
Misi 5 Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit menular dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular di
masyarakat
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
- Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
Tersedianya dana APBD
- Ketersediaan anggaran APBD - Adanya jejaring layanan kesehatan
- Masih lemahnya kerjasama lintas sector dan lintas program terkait
Page 35
3.2 Telaahan Renstra K/L Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan maka Visi dan Misi Kementerian Kesehatan adalah Visi Kementerian Kesehatan “MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN” dengan misi sebagai berikut : Pertama : Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Kedua
: Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
Ketiga
: Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
Keempat : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sasaran jangka menengah adalah: Pertama : Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan : 1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun; 2. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup; 3. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup; 4. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup; 5. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8 persen menjadi kurang dari 32 persen; 6. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) sebesar 90%; 7. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%; 8. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%; 9. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 36
Kedua : Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan: 1. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; 2. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; 3. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah 0,5%; 4. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%; 5. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi100%; 6. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk. Ketiga
: Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009.
Keempat : Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. Kelima
: Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
Keenam
: Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Ketujuh
: Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.
Kedelapan: Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat ataupun faktorfaktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L adalah:
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 37
Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi Berdasarkan Sasaran Renstra K/L Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Kurangnya tenaga pada lini pelayanan kesehatan primer
-kurang tenaga pada puskesmas kelurahan yang mengakibatkan beban kerja petugas yang besar -kurangnya kemampuan petugas PKL dalam hal pencatatan dan pelaporan Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat
*akses pelayanan yang mudah *anggaran yang cukup *adanya sarana penunjang yang baik
1
2
3
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Penyakit yang disebabkan oleh Multipel Burden Karakteristik demografis dan geografis yang berbeda
Sebagai Faktor Penghambat
-
Tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat wilayah kumuh dan miskin yang kurang
-
Ancaman bencana (banjir rob, kebakaran) pada daerah geografis tertentu
Pendorong
Terbentuknya Jejaring layanan kesehatan pada program penyakit menular Komitmen pemerintah daerah untuk memajukan daerah kumuh dan miskin
Page 38
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD
(1)
(2)
(3)
Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin
Masih ada penolakan pasien di kelas III Rumah Sakit
Kurangnya Tempat Tidur Kelas III
Adanya kebijakan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh penduduk
Kurangnya petugas kesehatan yang secara khusus membina masyarakat dalam berPHBS, tidak ada dana khusus untuk melakukan survey PHBS
Kurangnya waktu bagi petugas yang dalam membina masyarakat untuk berPHBS, , Adanya kesenjangan PHBS antar wilayah (tingginya kebiasaan merokok dalam rumah di wilayah Jakarta Timur)
Adanya kebijakan mulai tingkat nasional s.d. tingkat provinsi.
4
5
6
7
Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Seluruh provinsi melaksanakan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
SDK (khusus Kep Seribu)
Meningkatnya - Belum adanya angka payung hukum
-
Komitmen dari sumber daya Page 39
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD
(1)
(2)
(3)
program pengendalian penyakit tidak menular.
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
yang jelas tentang program PTM Kerjasama lintas sector yang belum optimal
(5) kesehatan
-
Komitmen dari Dinas Kesehatan
- Masih muncul stigma bahwa masalah kesehatan hanya urusan Dinas Kesehatan
8
Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Masih ada SPM kesehatan yang belum mencapai target
Keterbatasan Adanya dukungan kemampuan pembiayaan dari puskesmas Pemda DKI dalam pengadaan MPASI untuk baduta Gakin sesuai sasaran
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW 2030 yang telah ditetapkan melalui Perda No. 1 tahun 2012 menjadi sebuah arah pengembangan tata ruang wilayah DKI Jakarta hingga 20 tahun mendatang. Di dalam RTRW 2030 tersebut, terdapat sebuah Visi bagi pembangunan DKI Jakarta. Visi tersebut adalah: Visi RTRW 2030: “Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan, sejajar dengan kota-kota besar dunia, dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera”
Jakarta yang nyaman bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram, dan damai.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 40
Jakarta yang berkelanjutan bermakna terwujudnya pelayanan prasarana dan
sarana
kota
yang
berkualitas,
dalam
jumlah
yang
layak,
berkesinambungan dan dapat diakses oleh seluruh warga kota Jakarta.
Jakarta yang dihuni oleh masyarakat sejahtera bermakna terwujudnya derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi.
Dari makna visi tersebut di atas, Jakarta adalah Ibukota Negara yang menjanjikan kehidupan yang sejahtera dan nyaman dengan pelayanan prasarana dan sarana yang memadai dan dapat dimanfaatkan seluruh warga masyarakat kota Jakarta. Untuk terwujudnya Visi tersebut, maka disusunlah Misi yang menjadi arah gerak pencapaian Visi tersebut. Misi yang terdapat di dalam RTRW 2030 adalah sebagi berikut: Misi: 1. Membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi; 2. Mengoptimalkan produktivitas kota sebagai kota jasa berskala dunia; 3. Mengembangkan budaya berkotaan; 4. Mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana; 5. Menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis; 6. Menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup. Visi dan Misi RTRW 2030 ini yang menjadi arahan bagi pengembangan pembangunan DKI Jakarta untuk disukseskan secara bersama oleh seluruh elemen di DKI Jakarta. Namun isu yang harus menjadi perhatian di dalam RTRW 2030 bukan sekedar pencapaian Visi dan Misi di atas saja, namun masih banyak hal lain yang sangat memiliki keterkaitan dengan tugas dan fungsi dari Dinas Kesehatan. Isu-isu tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: 1. RTRW 2030 memberikan arahan bagi pola penyebaran penduduk di wilayah DKI Jakarta. Pola penyebaran penduduk tersebut adalah sebagai berikut: 9,2% di Jakarta Pusat, 18,6% di Jakarta Utara, 24,1% di Jakarta Timur, 22,6% di Jakarta Selatan, 25,3% di Jakarta Barat, 0,2% di Kep. Seribu. Pola penyebaran penduduk ini menjadi arah bagi pengembangan pembangunan di DKI Jakarta. Dari pola penyebaran penduduk ini dapat terlihat bagaimana seharusnya arah pembangunan di masing-masing Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 41
wilayah DKI Jakarta. Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan diarahkan untuk menampung 72% penduduk DKI Jakarta, dengan masingmasing
wilayah
menampung
lebih
dari
20%
penduduk.
Hal
ini
menunjukkan bahwa porsi pembangunan infrastruktur permukiman di ketiga wilayah tersebut haruslah memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan kawasan lain. Wilayah Kep. Seribu selain sebagai wilayah pariwisata unggulan bahari juga menjadi daerah konservasi kelautan, maka beban yang ditanggung oleh wilayah Kep. Seribu haruslah lebih ringan dibandingkan wilayah lainnya. Sedangkan Jakarta Pusat dan Jakarta Utara sebagai pusat jasa dan perdagangan, diarahkan untuk menampung lebih sedikit jumlah penduduk di banding ketiga wilayah sebaran penduduk utama diatas. 2. DKI Jakarta sebagai Ibukota negara yang juga sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan jasa dan perdagangan, menjadi magnet yang sangat kuat bagi masyarakat untuk datang. Sehingga daerah-daerah di sekitar DKI Jakarta pun ikut merasakan dampak dari hal tersebut. Banyak masyarakat yang beraktivitas di DKI Jakarta yang menetap di daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta, yaitu daerah Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang. Oleh karena itu daerah-daerah secara tidak langsung turut berperan bagi keberhasilan arah pembangunan yang telah ditetapkan oleh DKI Jakarta. Koordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Daerah daerah-daerah tersebut haruslah terlaksana, sehingga keterpaduan pembangunan kesehatan dengan wilayah-wilayah tersebut dapat terwujud. Karena tanpa keterpaduan tersebut, maka apa yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal pelayanan kesehatan tidak akan menjadi tidak optimal hasilnya. 3. Di dalam dokumen RTRW 2030, telah diamanatkan bahwa luasan Ruang Terbuka Hijau di wilayah DKI Jakarta haruslah mencapai 30% dari luas daratan Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari RTH yang bersifat publik seluas 20% dan RTH yang bersifat privat seluas 10%. Tentu saja hal ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan kehidupan kota yang berkualitas.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 42
4. Khusus pada bidang kesehatan pada rencana penataan ruang akan dilakukan pembangunan dan peningkatan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan. Dengan ditetapkannnya RTRW 2030 DKI Jakarta, banyak hal yang harus dilakukan oleh Dinas Kesehatan sebagai pengemban tugas pelayanan kesehatan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Memperhatikan tingkat sebaran penduduk, DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan memperhatikan kualitas lingkungan dengan pengembangan ruang terbuka hijau maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara, khususnya Dinas Kesehatan harus dapat memberikan pelayanan kesehatan berstandar internasional yang sejajar dengan kota-kota besar di dunia. Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Faktor
No
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
Penghambat
Pendorong
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
RTRW 2030 memberikan arahan bagi pola penyebaran penduduk di wilayah DKI Jakarta. Pola penyebaran penduduk tersebut adalah sebagai berikut: 9,2% di Jakarta Pusat, 18,6% di Jakarta Utara, 24,1% di Jakarta Timur, 22,6% di Jakarta Selatan, 25,3% di Jakarta Barat, 0,2% di Kep. Seribu.
Belum terpenuhi dan meratanya ketersediaan sarana Pelayanan kesehatan sesuai dengan persebaran penduduk DKI
1
Pola penyebaran Sarana Pelayanan Kesehatan tidak sesuai dengan pola persebaran penduduk Masih rendhanya tk kepatuhan pengembang sarana pelayanan kesehatan terhadap kebijakan
Tersedianya anggaran pembangunan sarana pelayanan kesehatan Terah teridentifikasiny a persebaran penduduk DKI Jakarta
Perbedaaan tingkat sosial ekonomi Perlunya kesepahaman Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 43
No
2
3
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi SKPD
Permasalahan Pelayanan SKPD
DKI Jakarta sebagai Ibukota negara yang juga sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan jasa dan perdagangan, menjadi magnet yang sangat kuat bagi masyarakat untuk datang
Banyaknya penduduk luar wilayah yang berobat di DKI Jakarta dan menjadi beban pembiayaan Pemprov DKI Jakarta
Akan dilakukan pembangunan dan peningkatan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan.
Belum terpenuhi ketersediaan sarana Pelayanan kesehatan disetiap Kelurahan
Faktor Penghambat
dan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam mengambil kebijakan yang proporsional dalam pembangunan DKI Masih rendahnya Sosialisasi, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan Lahan untuk pembangunan layanan kesehatan yang terbatas
Pendorong
Alokasi anggaran untuk layanan kesehatan gratis yang cukup besar.
Adanya dukungan pembiayaan dari Pemda DKI
3.4 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 150 tahun 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tatakerja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terdiri dari 4 Bidang dan 1 Sekretariat Yaitu : 1. Bidang Pelayanan Kesehatan, 2. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 3. Bidang Kesehatan Masyarakat 4. Bidang Sumber Daya Kesehatan, , 5.Sekretariat. Berikut adalah identifikasi masalah ditiap bidang yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. : 3.4.1. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit belum sesuai dengan rasio yang ditetapkan WHO; b. Kualitas Pelayanan Kesehatan belum memenuhi Standar yang ditetapkan; c. Sistem Rujukan belum berjalan sesuai peraturan yang ada ; Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 44
d. e.
Belum adanya standarisasi dan Regulasi Ambulans di DKI Jakarta; Fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta banyak diakses oleh bukan penduduk DKI Jakarta.
3.4.2. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan; a.
b. c. d. e.
Provinsi DKI Jakarta menghadapi beban ganda penyakit (multiple burden), seperti : Penyakit Menular Langsung, Penyakit Bersumber Binatang, Penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi, serta Penyakit Tidak Menular; Belum optimalnya system Surveilans penyakit; Pemanfaatan data surveilans sebagai dasar kebijakan belum optimal; Pengendalian penyakit belum mengedepankan pengendalian faktor risiko; Kondisi lingkungan masyarakat belum memenuhi standar kesehatan
3.4.3. Bidang Kesehatan Masyarakat a. Belum optimalnya sistem informasi kesehatan baik dari Puskesmas maupun RS (berbasis online dan terpadu, terintegrasi); b. Masih terjadinya kematian ibu dan kematian bayi yang tidak terlaporkan; c. Kurangnya pemahaman keluarga terhadap pola asuh anak yang sehat dan berkualitas; d. Banyaknya Penjaja Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang tidak memenuhi nilai gizi, keamanan dan kesehatan; e. Belum efektifnya berbagai peraturan dan kebijakan dalam mendukung kawasan tanpa rokok; f. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemanfatan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat; g. Belum konsistennya pencatatan dan pelaporan kesehatan; 3.4.4. Bidang Sumber Daya Kesehatan a.
Belum semua tenaga kesehatan mempunyai izin
b.
Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan;
c.
Masih lemahnya Jaminan Perlindungan Hukum Bagi tenaga kesehatan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 45
d.
Hubungan dengan organisasi profesi perlu dipererat
e.
Masih adanya sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi, alkes, makanan dan minuman yang belum berizin
f.
Belum optimalnya penggunaan obat generik disarana pelayanan kesehatan
g.
Kurangnya kemampuan dalam merencanakan obat disarana kesehatan,
h.
Masih tingginya penggunaan obat tidak rasional di sarana pelayanan kesehatan
i.
Belum dimanfatkannya secara optimal hasil penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
j.
Masih rendahnya hasil Survei Kepuasan Internal dan ekternal
k.
Belum semua sarana kesehatan tersertifikasi
l.
Belum adanya organisasi mutu.
3.4.5. Sekretariat a.
Perlindungan hukum terhadap karyawan belum optimal.
b.
Belum
adanya
payung
Hukum/Kebijakan
untuk
tenaga
Honorarium Non PNS; c.
Belum adanya paying untuk pengadaan barang dan jasa untuk anggaran bersumber BLUD
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 46
Tabel 3.4 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD
Standar yang Diguna kan
Aspek Kajian
Capaian/ Kondisi (tahun 2011)
(1)
(2)
(3)
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
95%
96%
Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
72,4%
85%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
93,2%
Cakupan Ibu Nifas
92,1%
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
93%
94%
Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) (4) Perlunya penguatan jejaring PWS KIA untuk mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan, perlunya peningkatan kualitas pelayanan ANC Perlunya penataan alur dan sistem rujukan dan koordinasi PKM Poned dan RS ponek, serta peningkatan kompetensi petugas
Belum optimalnya sosialisasi jampersal sampai ke masyarakat langsung
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bisa menjangkau ibu-ibu nifas yang tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan
Permasalahan Pelayanan SKPD
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (5)
(6)
Mobilisasi penduduk yang cukup tinggi berpengaruh dalam pelayanan ANC yang melibatkan banyak institusi dan lintas batas wilayah Pengetahuan, Perilaku dan kesadaran masyarakat akan tentang resiko tinggi dalam kehamilan masih rendah, belum semua masyarakat dan lintas sektor berperan aktif dalam program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) masih ada dukun bersalin yang berpraktek menolong persalinan, adanya lulusan tenaga kesehatan yang kompetensinya masih diragukan
Jejaring PWS KIA belum optimal, terutama jejaring yang melibatkan banyak fasilitas kesehatan dan lintas batas wilayah
Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya masa nifas
-
Belum optimalnya tenaga kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
-
Tingkat pengetahuan dan
Belum optimalnya Sistem rujukan tentang penanganan persalinan dengan komplikasi
-Sulitnya pembinaan bagi para dukun bersalin - Belum optimalnya kompetensi tenaga kesehatan yang baru lulus (non PNS)
Page 47
-
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
60,8%
80%
Cakupan kunjungan bayi
93,6%
93%
Kelurahan Universal Child Immunizati on (UCI)
99,6%
100%
Cakupan Pelayanan Anak Balita
88%
Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 624 bulan keluarga miskin
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Penambahan dan optimalisasi puskesmas mampu PONED, perlunya peningkatan jumlah petugas yang mampu dalam penanganan komplikasi neonatal pencatatan dan pelaporan harus melibatkan yankes swasta
Terlaksananya UCI pada 267 kel. Di DKI Jakarta
kesadaran masyakarat yang masih kurang
Perlunya penataan alur dan sistem rujukan dan koordinasi PKM Poned dan RS ponek,
Belum optimalnya Sistem rujukan penanganan persalinan dengan komplikasi
Pemakaian Buku KIA baik di Puskesmas dan semua RS
Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum optimal
- Mobilitas penduduk yang tinggi di DKI - Black campaign terkait imunisasi
90%
26,68%
100%
standar pelayanan anak balita bersifat komposit lebih dari 1 jenis pelayanan yang harus dicatat scr by name,(Penimbangan, SDIDTK, Vit A)
Harus melibatkan LS seperti kader posyandu, PKK, dan BKB PAUD dan penyeragaman instrumen pemantauan perkembangan, perlu diterapkannya Kohort Balita di posyandu
Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum optimal
Kemampuan
Pola asuh
Ketidakmampuan
puskesmas dalam
Baduta pada
anggaran
pengadaan MP ASI
Gakin
puskesmas dalam
untuk Baduta Gakin
Lingkungan
sesuai sasaran
tempat tinggal
pengadaan MP ASI sebanyak sasaran yang ada
100%
100%
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Partisipasi
Jumlah tenaga
Gibur dari
masyarakat ke
pelaksana gizi (TPG)
posyandu ke
posyandu
kurang
1. Sistem rujukan
1.
Page 48
puskesmas 2.
Jumlah tenaga
3.
Anggaran
2.
Jumlah dan kemampuan kader
Puskesmas
Penjaringa 91,9% n kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan peserta KB Aktif
70%
81,3%
93%
Jumlah petugas Pembina UKS masih kurang banyak dibanding jumlah Sekolah dan siswanya, pemafaatan dana BOK untuk penjaringan belum optimal.
konseling dalam pelayanan KB perlu di prioritaskan oleh petugas
Jadwal penjaringan harus menyesuaikan jadwal sekolah, masih ada sekolah yang beranggapan bahwa program penjaringan hanya kepentingan sektor kesehatan sehingga pendanaan kegiatan penjaringan masih tergantung sektor kesehatan Dukungan dari keluarga,lingkunga n , dan penggerakan masyarakat untuk mengikuti KB masih kurang
Masih kurangnya peran lintas sektor dalam penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
KB belum menjadi kegiatan prioritas, Kurangnya promosi tentang KB
Penemuan dan Penangana n Penderita Penyakit
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 49
- Tersedia petugas surveilans / Tim Gerak Cepat s/d tingkat Puskesmas -Dukungan system informasi dan teknologi - sudah terbangun jejaring dengan RS sebagai salah satu sumber informas
Dukungan aturan yang jelas
75%
Belum semua fasilitas layanan kesehatan mendukung deteksi dini Pnemonia Balita dan melaporkan kasus Pnemonia Balita
Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan Balita masih rendah
84%
90%
Kuatnya jejaring program TB
Sistem pelaporan yang berjalan untuk pelayanan TB di fasyankes belum berdasarkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) sehingga masih bercampur dengan klien dari luar DKI
100%
100%
Jejaring informasi, monitoring dan evaluasi kasus DBD cukup memadai
- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 pddk < 15 th (>=2)
>2,32/100. 000 usia 15 th
>2/100.0 00 pddk di bawah 15 th
Penemuan penderita Pneumonia Balita
45%
Penemuan penderita baru TBC BTA positif
- Penderita DBD yang ditangani
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
- Kesadaran dan partisipasi masyarakat - Penguatan kerja sama lintas sector
Page 50
Penemuan Penderita Diare
100%
100%
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien Keluarga Miskin (Gakin).
94%
100 %
87%
85%
Semua fasilitas layanan kesehatan mampu menangani diare sesuai standart
- Lingkungan tempat tinggal - Kebiasaan dan pola hidup sehat masyarakat
B. Pelayanan kesehatan rujukan Cakupan pelayanan kesehatan Rujukan pasien Gakin Cakupan pelayanan Gawat darurat Level 1
100%
95%
Adanya monitoring instalasi gawat darurat yang dilakukan secara sinkron antara dinas kesehatan dan sudinkes
Standar kemenkes 856/2009 mengenai standar IGD
C. Penyelidika n Epidemiolo gi & Penanggul angan KLB Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidika n Epidemiolo gi < 24 jam
100,0%
100%
Promosi Kesehatan & Pemberday aan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 51
Masyarakat RW Siaga Aktif
3.5
91,24%
45%
Kemampuan petugas untuk mengadvokasi lintas sektor
Koordinasi dengan lintas sektor
Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor dikarenakan belum optimalnya advokasi atake holder terkait tingkat Kecamatan/Kelurahan
Penentuan Isu – Isu Strategi Berdasarkan hasil identifikasi masalah, review Renstra Kementerian Kesehatan, review RTRW, dan visi misi Gubernur terpilih, berikut diidentifikasi isu strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut: 3.5.1. Bidang Yankes a) Belum maksimal Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan RS b) Belum Seluruhnya sarana Pelayanan Kesehatan memiliki standar Internasional c) Belum maksimal Sistem Rujukan Pra RS dan Antar RS d) Terjaminnya jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Bagi warga DKI Jakarta e) Masih lemahnya koordinasi dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer. 3.5.2.
Bidang Sumber Daya Kesehatan a) Pelayanan Registrasi dan Izin Tenaga Kesehatan belum Maksimal b) Kurangnya perlindungan hukum terhadap masyarakat dan Tenaga Kesehatan c) Kurang meratanya kualitas dan kuantitas Tenaga Kesehatan di sarana kesehatan d) Belum adanya pedoman pengawasan tenaga kesehatan warga Negara asing e) Belum adanya system Binwasdal bagi sarana Farmakmin yang tidak berizin f) Belum optimalnya penggunaan obat generic di sarana pelayanan kesehatan pemerintah g) Belum adanya system peningkatan kompetensi bagi pengelola obat dalam perencanaan dan pengelolaan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 52
h) Belum adanya standar minimal tentang ketersediaan alat kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dasar i) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan j) Hasil Survei Kepuasan Pelanggan Internal dan Eksternal belum mencapai target k) Belum semua sarana kesehatan tersertifikasi dan terakreditasi 3.5.3.
3.5.4.
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. a. Penyebab kematian di DKI disebabkan oleh PTM ; b.
Pembangunan berwawasan kesehatan lingkungan;
c.
Binwasdal Makanan dan Minuman;
d.
Binwasdal Pengelolaan limbah di sarana kesehatan.
Bidang Kesehatan Masyarakat. a. Belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat pada ibu anak dan keluarga di tatanan pelayanan primer dan rujukan balik dari RS ke Puskesmas b. Belum optimalnya sistem data- informasi kesehatan c. Belum optimalnya penggunaan posyandu d. belum optimalnya promosi kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 53
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, melalui pembangunan kesehatan yang berkualitas dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya dari Gubernur. Pembangunan Kesehatan tersebut dilihat dari: 1) adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur; 2) adanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar-daerah, antarruang, antar-waktu, dan antar-fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah; 3) adanya keterkaitan dan konsistensi antara Pembuat Kebijakan, Pengawasan (Auditor),
pelaksanaan (Operator) dan Masyarakat DKI Jakarta
pada umumnya; serta 4) integrasi (keterkaitan) dan konsistensi antara pencapaian tujuan pembangunan pembangunan kesehatan dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh masing-masing fungsi pemerintahan baik di
tingkat
pusat
(Renstra/Renja
Kementerian/Lembaga)
maupun
daerah
(RPJMD/RKPD/ Renstra SKPD). Sedangkan keberhasilan pelaksanaan tugastugas lainnya dari Gubernur dilihat dari sejauh mana tugas-tugas tersebut dimanfaatkan oleh Gubernur. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target, sasaran, misi dan visi RPJMD 2013-2017. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target, sasaran, misi dan visi RPJMD 2013-2017 dimana secara tidak langsung juga turut mendukung pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu, dirumuskan Visi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yaitu :
“JAKARTA SEHAT UNTUK SEMUA TAHUN 2017” Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 54
Penjelasan Visi: Pelaksanaan
pembangunan kesehatan harus melibatkan para pelaku
pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan, Sejalan dengan itu, maka pengertian Jakarta Sehat Untuk Semua Tahun 2017 adalah “suatu kondisi dimana masyarakat Jakarta dapat dengan mudah mengakses sarana pelayanan kesehatan sehingga kualitas kesehatan masyarakat DKI Jakarta lebih meningkat dan sejajar dengan Kota lainnya di Dunia Tahun 2017” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk Misi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui manajemen kesehatan dan penerapan kaidah “Good Governance” 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, kesehatan perorangan, dan kegawatdaruratan kesehatan dengan prinsip pelayanan kesehatan prima 3. Penguatan bidang kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif sampai dengan tingkat kelurahan 4. Mengembangkan pembiayaan kesehatan menuju sistem jaminan pembiayaan semesta 5. Meningkatkan Kemitraan lintas sektor dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan; 6. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan 4.2. Tujuan dan sasaran Jangka menengah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
4.2.1.
TUJUAN Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang bertujuan : 1.
Terwujudnya kinerja organisasi yang efektif, efisien dan transparan
2.
Terwujudnya
kualitas
Pelayanan
kesehatan
perorangan,
masyarakat dan kegawat daruratan sesuai prinsip-prinsip pelayanan prima Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 55
3.
Berfungsinya bidang kesehatan masyarakat secara optimal sampai dengan tingkat kelurahan
4.
Terjaminnya
pembiayaan
pelayanan
kesehatan
bagi
masyarakat 5.
Semakin membaiknya kemitraan antara pemerintah daerah, dan semua pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
6.
Terwujudnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
4.2.2. Sasaran
1.
Sasaran dari tujuan pertama : “Terwujudnya kinerja organisasi yang efektif, efisien dan transparan” adalah a.
Meningkatnya kinerja organisasi kesehatan yang efektif, efisien dan transparan;
b.
Meningkatnya
Kompetensi
tenaga
kesehatan
dan
implementasi budaya kerja; c. 2.
Meningkatnya sistem informasi kesehatan.
Sasaran dari tujuan kedua : “Terwujudnya kualitas Pelayanan kesehatan perorangan,
masyarakat dan kegawat daruratan
sesuai prinsip-prinsip pelayanan prima ” adalah. : a.
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat masalah kesehatan;
b. 3.
Tertanggulangi masalah kegawatdaruratan dan bencana
Sasaran dari tujuan ketiga : “Berfungsinya bidang kesehatan masyarakat secara optimal sampai dengan tingkat kelurahan ” adalah. :
pengendalian masalah kesehatan masyarakat di tingkat Kelurahan.
4.
Sasaran dari tujuan keempat : “Terjaminnya pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat ” adalah.:
Masyarakat
terlindungi
dengan
sistem
jaminan
kesehatan. Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 56
5.
Sasaran dari tujuan kelima : ”Semakin membaiknya kemitraan antara pemerintah daerah, dan semua pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan” adalah. :
Tingkat
partisipasi
pemangku
kepentingan
dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan 6.
Sasaran dari tujuan keenam : Terwujudnya Pembangunan berwawasan kesehatan yang berkelanjutan adalah . :
Tingkat kemandirian masyarakat dan partisipasi aktif dalam paradigma hidup sehat
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD NO
1
2
TUJUAN
SASARAN
Terwujudnya kinerja organisasi yang efektif, efisien dan transparan
Meningkatnya kinerja organisasi kesehatan yang efektif, efisien dan transparan Meningkatnya Kompetensi tenaga kesehatan dan implementasi budaya kerja Meningkatnya sistem informasi kesehatan
Terwujudnya kualitas Pelayanan kesehatan perorangan, masyarakat dan kegawat daruratan sesuai prinsipprinsip pelayanan prima
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat masalah kesehatan
Tertanggulangi masalah kegawatdarurat an dan bencana
3
Berfungsinya bidang kesehatan masyarakat secara optimal sampai
pengendalian masalah kesehatan masyarakat di
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE 1
2
3
4
5
Opini BPK
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
100% korban masalah kegawatdaruratan dan bencana tertangani
100%
100%
100%
100%
100%
Kelurahan Aktif
50 %
60%
70%
80%
90%
Siaga
Page 57
4
5
6
dengan tingkat kelurahan
tingkat Kelurahan
Terjaminnya pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat
Masyarakat terlindungi dengan sistem jaminan kesehatan
bagi
Semakin membaiknya kemitraan antara pemerintah daerah, dan semua pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan Terwujudnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
4.3.
Tingkat partisipasi pemangku kepentingan dalam penyelenggaraa n pembangunan kesehatan
Tingkat kemandirian masyarakat dan berpartisipasi aktif dalam paradigma hidup sehat
Persentase penduduk terlayani
Meningkatnya jumlah Stake holder
Meningkatnya partisipasi masyarakat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
33 %
39%
44%
50%
56%
Strategi dan Kebijakan SKPD Arah strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017 dengan memperhatikan permasalahan kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan pembangunan kesehatan sebelumnya, Berikut ini adalah Strategi dan Kebijakan yang ditetapkan untuk mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Tahun 20132017 dengan focus pada prioritas bidang kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan ProvinsiDKI Jakarta Tahun 2013-2017.
4.3.1. Strategi a. Penyempurnaan perencanaan dan sistem manajemen kesehatan b. Pengembangan kompetensi SDM Kesehatan c. Pengembangan Promosi dan sarana Informasi Kesehatan d. Peningkatan Kualitas Pelayanan kesehatan untuk masyarakat dan perorangan e. Peningkatan kualitas penanganan kegawatdarurat dan bencana f. Penguatan kewenangan sebagian urusan kesehatan masyarakat di tingkat kelurahan Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 58
g. Peningkatan Pembiayaan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat h. Pemanfatkan potensi dan peluang kemitraan untuk menyelesaikan masalah kesehatan i.
Pengembangan kelurahan siaga aktif
4.3.2. Kebijakan a. Penerapan sistem manajemen mutu di jajaran kesehatan b. Penempatan tenaga kesehatan pada sarana kesehatan sesuai kompetensinya c. Pengembangan sistem informasi dan pemasaran sosial kesehatan; d. Pengembangan manajemen mutu dan produk-produk pelayanan kesehatan; e. Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) f. Peningkatan koordinasi upaya kesehatan masyarakat di tingkat kelurahan g. Penerapan sistem jaminan pembiayaan semesta (total coverage) h. Pembangunan kesehatan dengan dukungan lintas sektor i.
Pengembangan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehata
Selanjutnya diuraikan rangkaian rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang, sebagaimana dihasilkan pada tahapan perumusan Strategi dan Kebijakan Pelayanan Jangka Menengah SKPD, dan disajikan dalam tabel 4.2.
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 59
Tabel 4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Visi : Jakarta Sehat Untuk Semua Tahun 2017 Misi 1 : Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui manajemen kesehatan dan penerapan kaidah “Good Governance” Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya kinerja organisasi yang efektif, efisien dan transparan
Meningkatnya kinerja organisasi kesehatan yang efektif, efisien dan transparan Meningkatnya Kompetensi tenaga kesehatan dan implementasi budaya kerja Meningkatnya sistem informasi kesehatan
Peningkatan sistem perencanaan dan manajemen kesehatan
Penerapan sistem manajemen mutu di jajaran kesehatan
Pengembangan kompetensi SDM Kesehatan
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat masalah kesehatan
Peningkatan Kualitas Pelayanan kesehatan untuk masyarakat dan perorangan dengan service excellence
Pengembangan manajemen mutu dan produk-produk pelayanan kesehatan;
Tertanggulangi masalah kegawatdaruratan dan bencana
Peningkatan kualitas penanganan kegawatdarurat dan bencana
Pengembangan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
Pengembangan sistem informasi dan pemasaran sosial kesehatan; Misi 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, kesehatan perorangan, dan kegawatdaruratan kesehatan dengan prinsip pelayanan kesehatan prima Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya kualitas Pelayanan kesehatan perorangan, masyarakat dan kegawat daruratan sesuai prinsip-prinsip pelayanan prima
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan ;
Page 60
Visi : Jakarta Sehat Untuk Semua Tahun 2017 Misi 1 : Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui manajemen kesehatan dan penerapan kaidah “Good Governance” Misi 3 : : Penguatan bidang kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif sampai dengan tingkat kelurahan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Berfungsinya bidang Terkendalinya Penguatan Peningkatan kesehatan masalah kesehatan kewenangan koordinasi upaya masyarakat secara masyarakat di tingkat sebagian urusan kesehatan optimal sampai Kelurahan kesehatan masyarakat di dengan tingkat masyarakat di tingkat tingkat kelurahan kelurahan kelurahan Terkendalinya Penguatan Promotif Mengutamakan masalah kesehatan dan Preventif pada upaya preventif dan melalui upaya semua jajaran promotif ada preventif dan kesehatan pengendalian promotif masalah kesehatan Misi 4 : Mengembangkan pembiayaan kesehatan dengan sistem jaminan pembiayaan semesta Terjaminnya Masyarakat Peningkatan Penerapan sistem pembiayaan terlindungi dengan Pembiayaan dan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan sistem jaminan aksesibilitas semesta (total bagi masyarakat kesehatan pelayanan kesehatan coverage) bagi masyarakat Misi 5 : Meningkatkan Kemitraan lintas sektor dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Terwujudnya Meningkatnya Pemanfaatkan Pembangunan kemitraan partisipasi pemangku potensi dan peluang kesehatan dengan antara pemerintah kepentingan dalam kemitraan untuk dukungan lintas daerah, dan semua penyelenggaraan menyelesaikan sektor melalui pemangku pembangunan masalah kesehatan pengembangan kepentingan dalam kesehatan kemitraan menyelenggarakan pembangunan kesehatan Misi 6 : Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan Tingkat kemandirian Pengembangan Pengembangan Terwujudnya masyarakat dan kelurahan siaga aktif peran serta pemberdayaan berpartisipasi aktif masyarakat dalam masyarakat di dalam paradigma pembangunan bidang kesehatan hidup sehat bidang kesehatan
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 61
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Adapun Komposisi program, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dalam rangka pelaksanaan misi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta adalah: 1. Misi 1: Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui manajemen kesehatan dan penerapan kaidah “Good Governance”, misi 1 akan dilaksanakan dengan program:
Program Bersama Penunjang Organisasi
Program Teknis Bersama
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan
2. Misi 2: Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, kesehatan perorangan, dan kegawatdaruratan kesehatan dengan prinsip pelayanan kesehatan prima, misi 2 akan dilaksanakan dengan program:
Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Program Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak
Program Kefarmasian dan alat kesehatan
Program Antisipasi dan Penanggulangan Kesehatan terkait bencana.
3. Misi 3: Penguatan bidang kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif sampai dengan tingkat kelurahan, misi 3 akan dilaksanakan dengan program:
Program Pembinaan Upaya Kesehatan Program Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Misi 4: Mengembangkan pembiayaan kesehatan menuju sistem jaminan pembiayaan semesta, misi 4 akan dilaksanakan dengan program: Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 62
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah
5. Misi
5:
Meningkatkan
Kemitraan
lintas sektor dalam
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan; misi 5 akan dilaksanakan dengan program:
Program Pembinaan Upaya Kesehatan
6. Misi 6: Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, misi 6 akan dilaksanakan dengan program:
Program Pembinaan Upaya Kesehatan
Untuk lebih detail tentang program tersebut diatas, maka berikut penyajian program dan kegiatan beserta indikator serta pendanaan indikatifnya pada tabel 5.1.
Program Wajib Urusan Kesehatan 1. Program Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak; 2. Program Pembinaan Upaya Kesehatan; 3. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah; 4. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 5. Program Kefarmasian, Alkes dan Makanan & Minuman; 6. Program Pengembangan Pemberdayaan SDM Kesehatan;dan 7. Program Peningkatan Sarana Prasarana Kesehatan; 8. Program Antisipasi dan Penanggulangan Kesehatan terkait bencana.
PROGRAM BERSAMA PENUNJANG ORGANISASI 1. Program Peningkatan dan Pengelolaan Kantor 2. Program Pengelolaan Rumah Dinas 3. Program Pengelolaan Kendaraan Dinas
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 63
PROGRAM TEKNIS BERSAMA 1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur dan Kinerja Aparatur 2. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Kinerja Pembangunan SKPD 5. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat SKPD 6. Program Pengembangan Data/Informasi SKPD 7. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi SKPD 8. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan SKPD 9. Program Kebijakan Daerah
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan (terlampir)
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 64
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu sasaran, program atau kegiatan. Pada bagian ini akan dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, yang ditampilkan dalam tabel 6.1 berikut ini. Tabel 6.1. Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
No.
(1 )
1
2
Indikator Kinerja Utama (IKU)
(2)
Persentase Cakupan UCI (Universal Child Imunization) Kelurahan Persentase Penemuan Kasus TB (Case Detection Rate)
Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD
2011/201 2
2013
2014
2015
2016
2017
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
99,6%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
84%
85%
86%
87%
88%
90%
90%
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 65
3
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan/Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
4
Persentase Jumlah Rumah yang Bebas Jentik Nyamuk Aedes Agepty
5
6
7
Persentase Cakupan Kelurahan Siaga Aktif Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Keluarga Miskin Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM)
93,2%
95%
96%
97%
98%
98%
98%
96%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
45%
50%
60%
70%
80%
90%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1,0
0.8
0.7
%
%
%
94%
1,10 1,15%
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
%
1.05%
0,7%
Page 66
BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN Sebagai suatu bagian dari dokumen perencanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ini merupakan dokumen yang dijadikan acuan dasar bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta selama periode Tahun 2013-2017, mengikuti periode berlakunya RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017. Renstra SKPD ini, memiliki kedudukan yang sangat vital dan urgen dalam pengembangan Perencanaan, Koordinasi dan Pengendalian Pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan, memberikan arah, tujuan sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merupakan penjabaran dokumen RPJMD, selanjutnya Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan rencana tahunan Provinsi DKI Jakarta selama periode lima tahun, 2013 - 2017 dan akan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta diterbitkan melalui surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan di dalam pelaksanaannya, senantiasa dilakukan pengawasan dan evaluasi, sebagai wujud penyelengaraan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan bercirikan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pencapaian kinerja pelayanan sebagaimana tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan Pembangunan Kesehatan Daerah merupakan bagian pencapaian kinerja dan pertanggungjawaban kepada Gubernur dan Wakil Gubernur, serta secara moral dipertanggung-jawabkan kepada seluruh masyarakat Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 15 Mei 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA
Dr. DIEN EMAWATI, M.Kes. NIP. 195802271984102003
Renstra Dinkes Tahun 2013-2017
Page 67
No
1
2
Program
URUSAN WAJIB Program Pembinaan Upaya Kesehatan
Persentase keluarga dengan tingkat kemandirian 4
Angka Umur Harapan Hidup
50%
35%
35%
76,20
10%
50%
39%
36%
76,40
Target
Tahun 2013
15%
55%
45%
42%
76,50
Target
Tahun 2014
4,50%
20%
60%
53%
49%
76,60
Target
Tahun 2015
4,50%
25%
65%
59%
56%
76,70
Target
Tahun 2016
4,50%
30%
70%
68%
64%
76,80
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Persentase lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas
0%
4,60%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
Persentase masyarakat yang sadar hidup sehat
4,60%
Persentase Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Angka kesakitan malaria Annual Parasit Index (API) sebesar 0
Persentase angka kecacatan dan K2 akibat penyakit kusta
50%
20%
28%
0
50%
20%
33%
0
55%
25%
39%
0
60%
30%
44%
0
65%
35%
50%
0
70%
40%
56%
0
150 420
4,70%
Jumlah Karyawan yang melakukan Deteksi dini dan tindak lanjut hasil pemeriksaan kesehatan karyawan
125 360
30
Jumlah Kelurahan Siaga Aktif
100 300
35
50 180
40
25 120
50
55
Jumlah Dokter Keluarga terlatih Jumlah Petugas terlatih Manajemen Pukesmas Angka Kematian Ibu
64,33
75 240
Persentase penggunaan autopsi verbal dalam penetapan penyebab kematian di puskesmas
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
Tabel 5.1. Rencana Kerja, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Umur Harapan Hidup (UHH)
Persentase cakupan kelurahan siaga aktif
Program Bina Gizi, Kesehatan Angka Kematian Ibu Ibu dan Anak (AKI) (per 100.000)
No
3
Program
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Angka Kematian Bayi (AKB) (per 1000)
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan / tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
100%
39.81 %
7,53
25%
85%
95%
96%
94%
16%
70%
98%
100%
40%
7,50
33%
86%
96%
97%
95%
33%
85%
Target
Tahun 2013
97%
100%
100%
50%
7,40
41%
87%
97%
98%
96%
50%
100%
Target
Tahun 2014
93%
98%
100%
100%
60%
7,30
48%
88%
98%
98%
97%
70%
100%
Target
Tahun 2015
94%
99%
100%
100%
80%
7,20
58%
89%
99%
99%
98%
100%
100%
Target
Tahun 2016
95%
100%
100%
100%
100%
7,10
71%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
96,6%
96%
92%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
Cakupan pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak 6 - 24 bulan keluarga miskin Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan Cakupan Kunjungan Neonatal (KN 1)
93,7%
90%
60%
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
Cakupan kunjungan bayi
89%
55%
Angka Kematian Bayi
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi secara terpadu
Persentase Puskesmas yang menerapkan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar (PONED) sesuai standar Persentase RSUD yang menerapkan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4)
Cakupan pelayanan untuk anak balita
50%
25 pasar
23 Puskesmas Kelurahan
45%
20 pasar
40%
15 pasar
28%
10 pasar
Persentase penemuan penyakit Pneumonia
5 pasar
23 Puskesmas Kelurahan 0.
Jumlah sarana kesehatan yang dibangun Jumlah Pasar yang Jumlah Pasar yang menyediakan menyediakan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan
No
4
5
Program
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan'
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Jumlah rumah susun milik Pemda yang menyediakan Fasilitas layanan kesehatan
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output) Jumlah puskesmas keliling
Persentase kapasitas Tempat Tidur Kelas Tiga di RSUD
Cakupan masyarakat miskin dan rentan berKTP DKI Jakarta yang mendapat layanan kesehatan
Persentase Cakupan Universal Child Immunization (UCI)
Tahun 2014
Target
Tahun 2015
Target
Tahun 2016
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013
Target
19
0 rusun
73%
27
2 rusun
80%
74%
38
7 rusun
8 RS
100%
75%
44
12 rusun
100%
8 RS
100%
75%
18 rusun
100%
100%
8 RS
100%
80%
24 rusun
33
Target
72%
40%
8 RS
100%
100%
100%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
Persentase kapasitas Tempat Tidur Kelas Tiga di RSUD
25%
8 RS
100%
100%
100%
58%
28
Terlaksananya pembangunan RSUD Pasar Minggu
8 RS
100%
100%
100%
45%
24
Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan
100%
100%
100%
40%
21
Cakupan masyarakat miskin dan rentan ber- KTP DKI Jakarta yang mendapat layanan kesehatan
100%
100%
30%
19
PNS Provinsi DKI dan Keluarganya terjamin kesehatannya melalui JPK
100%
25%
Jumlah rumah susun milik Pemda yang menyediakan Fasilitas layanan kesehatan
Persentase Cakupan Universal Child Immunization (UCI)
20%
Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Kecamatan yang Kecamatan yang telah telah memiliki fasilitas Rawat Inap memiliki fasilitas selain Rumah Bersalin Rawat Inap selain Rumah Bersalin
Persentase kasus campak sesuai prosedur Community Based Measles Surveillance (CBMS)
No
Program
Investigasi rumor KLB/KLB kurang atau sama dengan 24 jam
Kasus DBD dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Angka kesakitan penyakit DBD (per 100.000)
Persentase Penemuan kasus kasus baru TB paru BTA Positif
AFP rate lebih atau sama dengan 2 / 100.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
0
35%
70%
100%
98.5%
68%
86%
2,5/100.000
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
50%
35
90%
40%
75%
100%
100%
65%
88%
>2
Target
Tahun 2013
30%
60%
37
95%
45%
80%
100%
100%
62%
90%
>2
Target
Tahun 2014
<2
40%
70%
40
95%
50%
85%
100%
100%
59%
92%
>2
Target
Tahun 2015
<2
50%
90%
42
96%
55%
90%
100%
100%
56%
94%
>2
Target
Tahun 2016
<2
65%
100%
44
97%
60%
95%
100%
100%
53%
96%
>2
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Persentase Penemuan kasus kasus baru TB paru BTA Positif
Kelengkapan laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) RS
45%
20%
<2
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Angka kesakitan penyakit DBD (per 100.000)
Presentase Puskesmas yang melakukan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular
20%
<2
Jumlah Puskesmas yang melakukan penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Jumlah Puskesmas yang melakukan penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Proporsi jumlah penduduk usia 15 sampai 24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV / AIDs
Persentase akses Persentase akses layanan kesehatan layanan kesehatan pada pada ODHA ODHA
Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa
<2
21,67
Menurunkan angka kematian jemaah haji < 2/1000 jiwa
No
6
Program
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
Tahun 2014
Target
Tahun 2015
Target
Tahun 2016
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013
Target
100%
63%
100%
64%
100%
35
35
65 SKPD/UKPD
30
65 SKPD/UKPD
80%
25
65 SKPD/UKPD
75%
20
80
Target 6
100%
63%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012 2
94%
62%
50
94%
62%
30
Angka Bebas Jentik (ABJ) di 7 tatanan
62%
12
Persentase cakupan pelayanan diare untuk semua umur
100%
30
20
100%
91%
25
17
60%
100%
90%
30%
20
Meningkatnya jumlah tatanan memenuhi kriteria kota sehat pada setiap kabupaten/kota
54%
15 100%
89%
27%
65 SKPD/UKPD
70%
95%
Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Penjual Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
10
100%
88%
25%
65%
85%
Jumlah pos UKK di lingkungan kerja
100%
87%
22%
55%
75%
Persentase fasilitas kesehatan yang melakukan kemitraan pengolahan limbah rumah sakit
86%
20%
40%
66%
Persentase obat Generik yang digunakan oleh Puskesmas
10%
Persentase Obat Rasional yang digunakan pada Layanan Kesehatan Pemerintah
Tersedianya alkes pakai habis di sarana 65 SKPD/UKPD 65 SKPD/UKPD kesehatan
Persentase cakupan pelaksanaan Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
Jumlah Kelurahan yang Jumlah Kelurahan yang menerapkan menerapkan Sanitasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Total Berbasis (STBM) Masyarakat (STBM)
Program Kefarmasian Alkes Persentase obat Generik yang dan Makanan dan digunakan oleh Minuman Puskesmas
Persentase Obat Rasional yang digunakan pada Layanan Kesehatan Pemerintah
No
7
8
Program
Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Program Antisipasi dan Penanggulangan Kesehatan terkait bencana.
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
Jumlah Pengujian Produk Makanan produksi rumah tangga yang beredar di pasaran
presentase cakupan pengawasan dan pem binaan sarana apotek dan toko obat
Persentase cakupan pengawasan dan pembinaan sarana produksi dan distribusi obat tradisional
48,49
0
75%
0
10%
20%
60%
60%
250 org
80%
10 item
37%
40%
Target
Tahun 2013
15 menit
70%
70%
500 org
85%
15 item
39%
42%
Target
Tahun 2014
100%
15 menit
80%
80%
750 org
90%
15 item
40%
45%
Target
Tahun 2015
100%
100%
15 menit
90%
90%
1.000 org
95%
15 item
41%
47%
Target
Tahun 2016
100%
100%
15 menit
100%
100%
1.250 org
100%
15 item
42%
50%
Target
Tahun 2017
Respon time Respon time penanganan kesehatan penanganan kesehatan dalam penanggulangan bencana dalam penanggulangan bencana
Persentase Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Jumlah Pengujian Produk Makanan produksi rumah tangga yang beredar di pasaran
48,49
15 menit
100%
100%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
Persentase kapasitas laboratorium obat dan makanan
15 menit
100%
100%
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
Persentase Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
100%
100%
Jumlah SDM Kesehatan Jumlah SDM Kesehatan non PNS yang non PNS yang memiliki memiliki kompetensi kompetensi
Persentase Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Lainnya
100%
Persentase Korban Bencana yang ditangani Terlaksana SPGDT di Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2014
Tahun 2015
Target
Tahun 2016
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013
Target
63 SKPD
Program
Target
63 SKPD
No Target
63 SKPD
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
63 SKPD
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
63 SKPD
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
63 SKPD
PEOGRAM BERSAMA PENUNJANG ORGANISASI URUSAN KESEHATAN Jumlah SKPD Yang melakukan Peningkatan dan Pengelolaan Kantor
14 Unit KDO
Program Peningkatan dan Pengelolaan Kantor
14 Unit KDO
99%
9
14 Unit KDO
98%
100%
177 unit
14 Unit KDO
96%
90%
orang
177 unit 14 Unit KDO
94%
85%
orang
63 SKPD
177 unit 14 Unit KDO
92%
80%
orang
63 SKPD
177 unit
90%
75%
orang
63 SKPD
177 unit
75%
Orang
63 SKPD
177 unit
Orang
63 SKPD
100%
Pengelolaan Rumah Dinas
63 SKPD
100%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
10
Persentase karyawan yang nilai kinerjanya di atas 90
Persentase Penempatan SDM Sesuai Kompetensi Cakupan Peningkatan Kapsitas Sumber Daya Aparatur Jumlah SKPD yang di evaluasi
Terlaksananya penyusunan perencanaan anggaran urusan kesehatan persentase SKPD yang menyediakan laporan data dan informasi kesehatan
100
Persentase kendaraan dinas yang dapat beroperasi
PROGRAM TEKNIS BERSAMA URUSAN KESEHATAN Program Peningkatan disiplin dan Kinerja aparatur Program Fasilitasi pindah/purna tugas PNS Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program pengembangan sistem pengelolaan kinerja pembangunan SKPD Program perencanaan pembangunan daerah tingkat SKPD Program pengembangan data/informasi SKPD
100
Program Pengelolaan Rumah Dinas Program Pengelolaan Kendaraan Dinas
11
12
13 14
15
16
17
Persentase Puskesmas Melaksanakan sistem Informasi Kesehatan Integrasi Puskesmas/Dinas Kes/ Jamkesda/ Semua RS/Pemda
Program
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi SKPD
Tersedianya Laporan Keuangan Dinkes dan Jajarannya
No
18
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan SKPD Tingkat Kepatuhan petugas kesehatan terhadap penerapan regulasi
Indiaktor Renstra Indikator Kinerja Program (Outcome) Kegiatan (output)
19
Program Sinkronisasi Kebijakan Daerah
INDIKATOR RPJMD (Outcome)
20
Tahun 2013
Target
Tahun 2014
Target
Tahun 2015
Target
Tahun 2016
63 SKPD
Target
Tahun 2017
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
63 SKPD
98%
Data Capaian Pada Tahun awal 2012
70%
63 SKPD
95%
100
60%
63 SKPD
95%
90
0
63 SKPD
90%
80
63 SKPD
90%