RENCANA KINERJA TAHUN 2017
KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017
PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI PAPUA BARAT
KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT NOMOR KEP – 61/PW27/6/2017 TENTANG RENCANA KINERJA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2017 KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT, Menimbang
: a. bahwa Rencana Kinerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
dan
Pembangunan
Provinsi
Papua
Barat
Tahun 2017 merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan adanya Laporan Kinerja (LKj); b. bahwa
Rencana
Kinerja
merupakan
jembatan
yang
menghubungkan antara Rencana Strategis dan Laporan Kinerja (LKj) dengan sistem penganggaran. Rencana Kinerja memberikan gambaran lebih mendetail mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya yang memuat program-program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun
dalam
rangka
mencapai
sasaran
yang
telah
ditetapkan; c. bahwa indikator-indikator dari kegiatan output dan outcome dituangkan dalam dokumen ini dengan harapan kegiatankegiatan tersebut dapat diukur capaian kinerjanya; d. bahwa
untuk
dapat
mengukur
capaian
kinerja
perlu
ditetapkan Rencana Kinerja Tahun 2017 dengan Surat i
Keputusan Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Papua Barat; Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019; 4. Instruksi
Presiden
Nomor
7
Tahun
1999
tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014
tentang
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Keuangan
Dan
Pembangunan; 6. Peraturan
Kepala
Badan
Pengawasan
Pembangunan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Perwakilan
Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 7. Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Nomor Kep-64.1/PW27/6/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Papua Barat Tahun 2015-2019;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TENTANG
RENCANA
KINERJA
PERWAKILAN
BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2017 PERTAMA
: Rencana Kinerja Tahun 2017 sebagaimana diuraikan dalam Lampiran Keputusan ini merupakan penjabaran target kinerja ii
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT
NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
KATA PENGANTAR
R
encana Kinerja tahun 2017 merupakan bagian dari siklus akuntabilitas kinerja yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan
penyusunan Laporan Kinerja (LKj). Rencana Kinerja merupakan suatu jembatan yang menghubungkan antara Rencana Strategis dan Laporan Kinerja (LKj) dengan sistem penganggaran untuk memberikan gambaran mengenai sasaran dan strategi pencapaiannya serta memuat program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahun 2017 menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam
satu
tahun
pelaksanaan
kegiatan.
Target
kinerja
ini
merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai baik pada tingkat sasaran strategik maupun tingkat kegiatan dan merupakan alat pengukur keberhasilan setiap akhir periode pelaksanaan. Target kinerja kegiatan yang disusun dalam bentuk indikator -indikator dituangkan secara sistematis dengan alur yang jelas untuk menggambarkan cara pencapaian sasaran. Indikator-indikator dari kegiatan berupa input, output, dan outcome dituangkan dalam dokumen ini dengan target yang jelas dengan harapan kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur capaian kinerjanya. Rencana Kinerja 2017 merupakan gambaran rinci cara pencapaian tujuan dan sasaran tahun 2017 untuk mewujudkan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi
Papua
Barat.
Komitmen
ini
hanya
dapat
dicapai
melalui
pelaksanaan kinerja seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat yang optimal dan terorganisasi.
iv
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Daftar Isi
KETETAPAN RENCANA KINERJA TAHUN
IV. Penutup
2017…………………………………………………………..
i
KATA PENGANTAR……………………………..………
iv
DAFTAR ISI………………………………………………….. v
Penutup………………………………………
RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………. vi I. Pendahuluan A. Tugas Pokok dan Fungsi..…………………………………………... 1 B. Struktur Organisasi ……………...………… 2 C. Keterkaitan dengan Rencana Strategis ………………………………………………………… 4 D. Keterkaitan dengan Anggaran ………... 4 II. Rencana Strategis
A. B.
Visi dan Misi………………………………..…. Tujuan……………….………………..……..…. 0
III. Rencana Kinerja
A. B. C. D.
Pengukuran Kinerja…………………….… Sasaran Kinerja ………………….…………. 33 Anggaran Rencana Kinerja……….…….. SDM dan Sarana Penunjang Lainnya…………………………………………..
v
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
RINGKASAN EKSEKUTIF
V
isi Reformasi Birokrasi sesuai Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 menghendaki terwujudnya pemerintahan kelas dunia yang clean government.
Hal ini merupakan tantangan bagi BPKP sebagai auditor internal pemerintah, yang selanjutnya melakukan reposisi dan revitalisasi dengan visi sebagai “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Hal ini merupakan kondisi impian yang diharapkan dapat mendorong seluruh pimpinan dan pegawai untuk melaksanakan setiap kegiatan dengan kualitas kelas dunia. Pengawasan dapat menghasilkan rekomendasi strategis, proses pelaksanaan pengawasan sesuai dengan standar profesi, kegiatan dukungan secara sinergis dan terintegrasi menghasilkan nilai tambah pada pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi yang antara lain sebagai berikut: 1) perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional yang bersifat lintas sektoral, kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 2) pelaksanaan pengawasan
audit, lainnya
pertanggungjawaban
reviu,
evaluasi,
terhadap akuntabilitas
pemantauan,
perencanaan, penerimaan
dan
kegiatan
pelaksanaan dan
dan
pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
vi
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; 3) pengawasan
intern
terhadap
perencanaan
dan
pelaksanaan
pemanfaatan aset negara/daerah; 4) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis; 5) pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6) pengkoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya; 7) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; 8) pelaksanaan
sosialisasi,
pembimbingan,
dan
konsultansi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; 9) pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan; 10) pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;
vii
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Dalam
melaksanakan
fungsi
tersebut
dirumuskan
arah
kebijakan
pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat, yaitu sebagai berikut: 1) Melakukan dan
pengawasan
kekuasaan
secara
independen
dengan kewenangan
mandiri melalui kegiatan lintas sektoral dan aktif
melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi; 2) Menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan pengawasan
atas
pengelolaan
keuangan
negara/daerah
ini
akan
mencakup antara lain (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi. 3) Memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara/daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; 4) Peningkatan tata kelola atau pemantapan
penerapan
sistem
governance yang memadai pengendalian
intern
melalui
kementerian,
lembaga, pemerintah daerah dan korporasi serta peningkatan kapabilitas pengawasan intern dan sinergitas APIP. Arah kebijakan pengawasan tersebut dijabarkan dalam target sasaran yang hendak dicapai dalam tahun 2017 dalam Rencana Kinerja yang berisikan seluruh program dengan indikator dan target kinerja masing-masing kegiatan. Dalam tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan target kinerja pada 8 (delapan) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan yang memuat indikator kinerja utama sebagai berikut:
viii
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
TARGET
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN A. 1.
2.
INDIKATOR KINERJA
1 Sasaran Program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara
2 Indikator Kinerja Program 1.1. Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional 1.2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
Satuan 3
Jumlah 4
%
55
%
55
%
40
%
70
%
60
%
0
%
0
%
70
3.
Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
3.1.
Persentase hambatan pembangunan
4.
Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
4.1.
Persentase K/L/P/K mengimplementasikan (termasuk FRA)
yang FCP
%
50
5.
Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
5.1.
Persentase Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat
%
60
6.
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
6.1.
Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 2) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 1) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
%
100
%
38,46
%
0
%
61,54
%
0
%
0
%
33,33
6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7.
penyelesaian kelancaran
ix
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
TARGET
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
7.
Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda.
INDIKATOR KINERJA 6.8.
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
7.1.
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3). Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3). Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2). Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2). Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1). Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1).
7.2. 7.3. 7.4. 7.5. 7.6.
1.
Sasaran Kegiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP
Indikator Kinerja Kegiatan 1.1. Jumlah Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara 1.2. Jumlah Laporan Pemberian Keterangan Ahli 1.3. Jumlah Laporan Hasil Audit Investigatif 1.4. Jumlah Laporan FCP 1.5. Jumlah Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga 1.6. Jumlah Laporan Hasil Audit Klaim 1.7. Jumlah Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan 1.8. Jumlah Laporan Kajian Pengawasan 1.9. Jumlah Laporan Hasil Sosialisasi 1.10. Jumlah laporan hasil pengawasan
Satuan %
Jumlah 66,67
%
100
%
15,38
%
0
%
69,24
%
0
%
15,38
Laporan
3
Laporan
5
Laporan
2
Laporan Laporan
2 0
Laporan Laporan
0 1
Laporan
2
Laporan
2
Laporan
0
dalam rangka pemberian rekomendasi strategis 2.
Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah
2.1.
Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan
Laporan
57
3.
Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab
3.1.
LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan. Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota
Laporan
18
Surat
14
Terlaksananya Bimtek dan penilaian
4.1.
LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
Laporan
11
4.
3.2.
x
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
TARGET
SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN
B. 1.
1.
2.
INDIKATOR KINERJA
kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab
4.2.
Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Sasaran Program Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama
Indikator Kinerja Program 1.1. Persepsi kepuasan layanan Sekretariat Utama (skala likert 110)
Sasaran Kegiatan Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Indikator Kinerja Kegiatan 1.1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP.
Termanfaatkannya Aset secara optimal
2.1. Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP. 2.2. Tersedianya alat pengolahan data BPKP. 2.3. Tersedianya meubelair perwakilan BPKP tipe B. 2.4. Tersedianya alat rumah tangga BPKP. 2.5. Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP. 2.6. Tersedianya sarana dan prasarana BPKP. 2.7. Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung. 2.8. Dst
Satuan Surat
Jumlah 14
Skala
7
Laporan
80
Unit
0
Unit
0
Unit
0
Unit
0
Unit
0
Unit
0
Unit
0
Unit
0
xi
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
BAB 1
ENDAHULUAN
W
ujud
transparansi
pelaksanaan
tugas
dan
akuntabilitas
pokok
dan
fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat, adalah diawali dengan menyusun suatu Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana
Kinerja (Performance Plan) yang kemudian akan di evaluasi atau dinilai melalui Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report) secara periodik. Rencana kinerja ini memuat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Papua
Barat
yang
dijabarkan secara nyata dalam bentuk kerangka kegiatan yang harus dijalankan dan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun anggaran. A. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15
Agustus
2011
tentang
Perubahan
Keempat
atas
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001. Selanjutnya Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat diubah menjadi Tipe B berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 yang merupakan perubahan atas peraturan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
“MELAKSANAKAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SERTA PENYELENGGARAAN AKUNTABILITAS DI DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU”
B. Struktur Organisasi Struktur Organisasi
Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi yang telah dibebankan, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Perwakilan yang membawahi satu Kepala Bagian Tata Usaha dan 5 (lima) Koordinator Pengawasan serta kelompok PFA. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat dilihat pada diagram berikut: Kepa la Pe rw . BPKP
Bagian T ata U saha
Sub.B ag. Keuanga n
Korw as IPP
Korw as APD
Korw as AN
Sub. B ag. Umum & Kepe gaw aia n
Korw as Inv est iga s i
Korw as P3A
JFA
Tugas Pokok Bagian/Bidang/ Kelompok
Masing-masing Bagian/Korwas/Kelompok PFA mempunyai tugas sebagai berikut: Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan 2
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 kepegawaian,
keuangan,
persuratan,
urusan
dalam,
perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan;
Korwas
Pengawasan
Instansi
Pemerintah
Pusat
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan;
Korwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi hasil pengawasan;
Korwas
Akuntan
melaksanakan
Negara
penyusunan
mempunyai
rencana,
program,
tugas dan
pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah (BUMD), badan layanan umum daerah (BLUD) serta evaluasi hasil pengawasan;
Korwas Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana,
program,
pemeriksaan
terhadap
indikasi
dan
pelaksanaan
penyimpangan
yang
merugikan negara, badan usaha milik negara/daerah, badan layanan umum daerah (BLUD) dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan
terhadap
hambatan
kelancaran
pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.
Korwas P3A mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaporan dan pelaksanaan pembinaan APIP Pemerintah Daerah.
Kelompok Jabatan Fungsional
Auditor mempunyai 3
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 tugas
melakukan
fungsional
kegiatan
sesuai
masing-masing
dengan
berdasarkan
jabatan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
C. Keterkaitan dengan Rencana Strategis Keterkaitan dengan Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya telah menyusun Rencana Strategis
tahun
anggaran
2015 sampai dengan 2019,
dengan maksud dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada kurun waktu lima tahun. Sebagai penjabaran dari rencana strategis, setiap tahun disusun Rencana
Kinerja
yang
berisi
tolok
ukur/target
sasaran/kegiatan yang harus dicapai dalam kurun waktu satu tahun. Rencana Kinerja Tahun 2017 disusun berdasarkan Renstra Tahun 2015 - 2019.
D. Keterkaitan dengan Anggaran Keterkaitan dengan Anggaran
Penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja tidak terlepas dari penganggaran yang ada. Kaitan dengan anggaran
dipertimbangkan
dalam
rangka menyesuaikan
sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya dengan besaran anggaran kegiatan. Volume kegiatan yang besar membutuhkan anggaran yang lebih besar pula. Sedangkan penyesuaian-penyesuaian
dalam
anggaran
diperlukan
sehingga sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan juga dapat disesuaikan dengan perubahan anggaran tersebut.
4
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
BAB 2
ENCANA STRATEGIS Renstra
V
isi, misi dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat merupakan gambaran besar tentang tekad
besar
BPKP.
Bersama-sama
dengan
sasaran strategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaan seluruh sumber daya pengawasan BPKP ke satu arah
yang
Nasional
sama,
yaitu
Visi
Pembangunan
2015-2019: “Terwujudnya
yang Berdaulat,
Mandiri
Indonesia
dan Berkepribadian
berdasarkan Gotong Royong”. A. Visi dan Misi 1. Pernyataan Visi Visi
Melalui proses dan tahapan yang melibatkan berbagai lapisan pegawai hingga pimpinan tertingginya, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan suatu komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yaitu:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat” Pernyataan
visi ini sekaligus
mengartikan bahwa visi
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. Sebagai
gambaran
yang
diimpikan
tahun
2019
atau
5
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 setelahnya, visi BPKP diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapa kata kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi yang sama di antara insan pegawai di lingkungan BPKP.
1.
Auditor Internal Pemerintah RI
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit intern dan auditor pemerintah RI. i) Audit Intern Audit atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu “an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktivitas peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk
mengevaluasi
dan
meningkatkan
efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. ii) Auditor Pemerintah RI Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai
6
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa
informasi
assurance
melalui
suatu
sistem
pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas. Demi kepentingan Presiden, BPKP juga berfungsi sebagai mitra
strategis
consultancy.
KLPK
Jika
dalam
informasi
hal
pemberian
assurance
jasa
di
atas
menunjukkan adanya risiko terhadap pencapaian tujuan program pemerintah, maka BPKP berfungsi memberikan rekomendasi perbaikan untuk
memitigasi risiko
dan
memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional dapat tercapai.
2.
Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk. i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia SDM BPKP yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi personil yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran strategis
BPKP.
Kompetensi
yang
memungkinkan
kemahiran profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan
obyek
perencanaan tahunan
pengawasan
stratejik
dengan
sampai
dilakukan
dengan
memperhatikan
risiko
sejak
perencanaan (risk
based
planning). Demikian juga, pelaksanaan pengawasannya
7
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 tetap memperhatikan risiko pengawasan (risk based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga. ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas satker-satker di kementerian, lembaga dan pemerintah daerah di Provinsi Papua Barat
diwujudkan dalam
pemberian kualitas yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi profesi
pengawasan.
Setiap
auditor
BPKP
memiliki
keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan
kemampuan
dalam
mengidentifikasi
masalah dan solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan. Untuk
meningkatkan
pengawasan
selalu
dan
dilakukan
memperbaiki reviu
dan
proses
melakukan
pembelajaran dari proses pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan pemerintah lainnya. Kapabilitas
pengelolaan
organisasi
dan
profesional
pengawasan BPKP diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan
8
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 karakteristik sebagai berikut: 1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa
assurance dan consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan (Service and Role of Internal Audit Element). 2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun
pegawai yang profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim (People Management Element). 3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi
pengawasan berfokus pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko.
Memperbaiki
metodologi
pengawasan
berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktikpraktik terbaik pengawasan (Professional Practices Element). 4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik
organisasi maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS/SKI serta SIMA untuk kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber daya pengawasan (Performance Management and Accountability Element). 5) Sinergitas
dengan
aparat
pengawasan
intern
pemerintah lainnya dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI. Sementara
itu,
hasil
pengawasan
BPKP
berupa
rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan KLPK dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan
efektif
dengan
mitra
kerja
(Organizational
Relationship and Culture Element).
9
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 6) Dalam
kedudukannya
Perwakilan
BPKP
independen
sebagai
melakukan
dengan
auditor
Presiden,
pengawasan
kewenangan
dan
secara
kekuasaan
mandiri. Perwakilan BPKP aktif untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan
mendorong
tercapainya
tujuan
organisasi
(Governance Structure Element). Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern Perwakilan BPKP senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan
implementasi
SPIP.
Maturitas
penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan karakteristik bahwa BPKP telah menetapkan kebijakan dan
prosedur
kegiatan pokok
BPKP
pengendalian
untuk semua
sebagai media pengendalian
(control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan operasional
keuangan dan telah
atas beberapa kegiatan
mulai
dilaksanakan
dan
didokumentasikan secara konsisten. iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan Dari
sudut
perannya,
hasil
pengawasan
internal
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat berupa informasi
assurance
dan/atau
consultancy.
Informasi
assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan Kepala Daerah bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance
10
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang
perbaikan
pengendalian
manajemen
dan
penyelenggaraan pembangunan.
proses
risiko,
governance
pemerintahan Kualitas
aktivitas
dan
informasi
dalam program
assurance
dan
rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan. 3.
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Terdapat
dua
ruang
lingkup
utama
terkait
dengan
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama,
terkait
pengawasan
dengan
intern
penganggaran,
fungsi
yang
manajemen
meliputi
pelaksanaan,
lingkup
perencanaan,
pelaporan
dan
pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan
kebijakan
fiskal
keuangan
daerah.
Pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dilakukan untuk merespon
permasalahan
yang
mengemuka
pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden, Kepala Daerah atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis. Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP diharapkan dapat menjadi
mitra
srategis
KLPK
dalam
mensukseskan
pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat. Visi
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Papua
Barat
sebagai
penjabaran visi BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah RI
11
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan Nasional (Nawa Cita) antara lain agenda kedua yang isinya adalah membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
Dalam
lingkup
yang
lebih
spesifik,
mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor Internal Pemerintah yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya. Peran penting Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat sebagai auditor internal pemerintah yang selalu hadir dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: Auditor Internal Pemerintah yang Selalu Hadir Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu hadir diartikan sebagai keberadaan Perwakilan BPKP sebagai auditor internal pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan. Kehadiran
fungsi
pengawasan
dalam
pelaksanaan
pembangunan tersebut; baik program lintas sektoral maupun
12
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 program yang masuk dalam kategori current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan akuntabilitasnya diharapkan
menghasilkan informasi hasil
pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden
dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya.
Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat memberikan nilai tambah
atau
added
value
yang
mempunyai
makna
mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih Membangun tata kelola pemerintah yang bersih didefinisikan sebagai membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan tools pengawasan berupa sosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi, verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional, fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan represif untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam memberantas Tindak Pidana Korupsi (TPK). Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dapat memfasilitasi dan mendorong KLPK dengan cara membangun SPIP serta mendorong peningkatan level maturitas SPIP pada setiap KLPK. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Upaya penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola pemerintahan di Indonesia akan semakin baik.
13
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif Membangun
tata
kelola
pemerintahan
yang
efektif
didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan barang/jasa dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah satu indikator pemerintahan yang efektif. Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link antara kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di samping itu, pengawasan internal oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dilakukan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program tersebut. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktik birokrasi selama ini dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif. Pemerintah pun berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak terus-menerus menguat yang pada
akhirnya
menurunkan
kepercayaan
masyarakat
14
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 terhadap pemerintah. Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP diharapkan dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Pernyataan Misi Misi
Misi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan Misi Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat adalah: 1) Menyelenggarakan
Pengawasan
Intern
terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat; 2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat; dan; 3) Mendorong
Pengembangan
Kapabilitas
Pengawasan
Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat.
15
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
1.
Misi Pertama dan Penjelasannya
Misi pertama yaitu “Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
dan
Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi Perwakilan BPKP serta manfaat Perwakilan BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. A. a.
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Akuntabilitas Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi
atas
pengelolaan
penyelenggaraan
keuangan
akuntabilitas
negara/daerah
dan
pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah
kesiapan
pemerintah
untuk
merespon
pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber
daya
yang
diamanatkan
kepada
penyelenggara pemerintahan. Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagai
16
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 seluruh
proses
kegiatan
audit,
reviu,
evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan
dalam
mewujudkan
tata
kepemerintahan yang baik. Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat melaksanakan fungsi
pengawasan
intern
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015-2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan mengawal
intern dan
Perwakilan
mendorong
BPKP
termasuk
bagaimana
program
pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
dan
Pembangunan mengikuti kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern Perwakilan BPKP
akan
berupaya
meningkatkan
kualitas
akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan BPKP mendorong mitra kerjanya untuk
17
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 memenuhi
persyaratan
minimal
kualitas
laporan
keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi Pemerintah Daerah yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK. Pengelolaan Pembangunan Nasional Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, manusia
yang
yaitu:
(1)
sifatnya
dimensi wajib,
pembangunan (2)
dimensi
pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi.
Indikator
pencapaian
sasaran
strategi
pembangunan tersebut dituangkan dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015-2019. B. b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern Perwakilan BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif.
18
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
2.
Misi Kedua dan Penjelasannya
Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat yaitu “Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut,
BPKP
diberikan
mandat
untuk
melakukan
pembinaan penyelenggaraan SPIP.
3.
Misi Ketiga dan Penjelasannya
Misi ketiga BPKP yaitu “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat”. Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian
di
lingkungan
organisasinya.
Upaya
pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui
perwujudan
peran
aparat
pengawasan
intern
pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP
sebagai
aparat
pengawasan
intern
diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Melanjutkan pembinaan
yang telah dilaksanakan pada
19
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 periode sebelumnya, tugas
dan fungsi pengembangan
kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme
pengawasan
intern;
(d)
eksistensi
manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP. B. Tujuan Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan
merupakan
penjabaran
atau
implementasi
dari
pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan. Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa
modifikasi
disesuaikan
dengan
karakteristik
organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis
yang berorientasi profit. Perwakilan BPKP
Provinsi Papua Barat memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan
menjadi
Perspektif
Manfaat
Bagi
Auditan/
Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced score card) tersebut maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan
20
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Dalam
menyelenggarakan
misinya,
Perwakilan
BPKP
Provinsi Papua Barat menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai oleh BPKP pada tahun 2019, yaitu: 1) Peningkatan
Kualitas
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat; 2) Peningkatan
Efektivitas
Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Papua Barat; dan 3) Peningkatan
Kapabilitas
Pengawasan
Intern
Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat.
Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan 1 Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Papua Barat
Sasaran Strategis 1 Meningkatnya
Kualitas
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian sasaran strategis di atas, disusun indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan pembangunan nasional, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. BPKP mengusulkan indikator pengukuran sasaran ini sebagai Indeks
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
dan
Pembangunan (APKP). Indeks APKP ini merupakan indikator
21
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 yang
menunjukkan
level
assurance
BPKP
tentang
kemampuan institusi publik untuk menyiapkan respon yang akuntabel tentang pencapaian atau kegagalan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan sebagai akibat pengelolaan uang negara yang diamanatkan kepadanya. Indeks APKP ini akan menunjukkan keyakinan kualitas pelaksanaan
kewenangan
sebagai
pengelola
keuangan
negara dan keyakinan keberhasilan program pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya.
Tujuan 2 Peningkatan
Efektivitas
Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Papua Barat di Wilayah Provinsi Papua Barat
Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Papua Barat Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan
Efektivitas
Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP Papua Barat menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Maturitas SPIP. Tingkat Maturitas SPIP ini merupakan kerangka
kerja
yang
menunjukkan
karakteristik
dasar
kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik peningkatan efektivitas SPIP. Perwakilan BPKP Papua Barat akan melakukan pembinaan
22
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 SPI kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi yang terlibat dalam pembangunan nasional di wilayah Provinsi Papua Barat. Fokus pembangunan nasional yang akan menjadi prioritas perhatian BPKP adalah program pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kedaulatan
pangan,
kemaritiman,
kedaulatan
energi,
perhubungan, perlindungan sosial dan pariwisata, yang mencakup: a) Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah
dan
upaya
pencegahan
korupsi
pada
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah. Terkait dengan upaya pencegahan korupsi, BPKP akan secara aktif menawarkan antara lain kegiatan fraud control plan dan sosialisasi pemahaman anti korupsi. b) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi. SPI korporasi sebagaimana layaknya internal auditor diharapkan dapat meningkatkan peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola dan pengelolaan risiko korporasi di Indonesia. Di samping hal tersebut, mendorong korporasi,
peran
SPI
upaya sehingga
korporasi
pencegahan dapat
diharapkan korupsi
meningkatkan
di
dapat sektor
kontribusi
korporasi terhadap APBN. Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat sesuai dengan perannya akan berperan aktif dalam membantu dan bekerjasama dengan korporasi untuk meningkatkan kapabilitas SPI korporasi sehingga peran korporasi semakin nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
23
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Tujuan 3: Mendorong Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Papua Barat
Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Provinsi Papua Barat Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, disusun indikator Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan
peningkatan
Kompeten,
kualitas
sebagai
dimaksud.
ukuran Perwakilan
kuantitatif BPKP
menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks, sesuai yang dimaksud dalam PP 60 Tahun 2008 bahwa peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkungan pengendalian.
24
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
BAB 3
ENCANA KINERJA
R
encana kinerja merupakan rencana hasil yang akan dicapai Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat selama satu tahun anggaran. Rencana Kinerja
tahun
ini
ditetapkan
sebagai
implementasi Perencanaan Strategis dengan tetap mempertimbangkan perubahan-perubahan lingkungan yang
terjadi
serta
tetap
berpedoman
pada
kebijakan
Pemerintah dengan tidak mengurangi esensi Perencanaan Strategis tersebut, sehingga dimungkinkan penetapan tujuan dan program yang tidak dituangkan dalam Perencanaan Strategis, akan dituangkan dalam Rencana Kinerja tahun 2017 sepanjang hal tersebut memiliki landasan hukum untuk dijadikan acuan. Untuk
dapat
mengukur keberhasilan
dari implementasi
Rencana Kinerja Tahun 2017 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat menetapkan target untuk masingmasing Program yang harus dicapai. Target ini dituangkan dalam dokumen ”Perjanjian Kinerja Tahun 2017”. Target kinerja sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan untuk dicapai sesuai Perjanjian Kinerja dalam tahun 2017, sebagai berikut:
25
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA
Satuan
Target Setahun
2 Indikator Kinerja Program 1.1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
3
Jumlah 8
%
55
Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan
%
55
%
40
Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
%
70
%
60
%
0
%
0
%
70
4.1
Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)
%
50
5.1
Persentase Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 3)
%
60
%
100
Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 3) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 2) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 2) Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (level 1) Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (level 1) Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
%
38,46
% %
0 61,54
% %
0 0
%
33,33
6.8
Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
%
66,67
7.1
Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)
%
100
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN
A. 1.
1 Sasaran Program Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara
1.2
2.
Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
2.1
2.2 2.3 2.4 2.5 3.
4.
5.
6.
Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
3.1
6.1
6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7
7.
Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
26
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 7.2
%
15,38
%
0
%
69,24
%
0
%
15,38
Indikator Kinerja Kegiatan 1.1 Jumlah Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
laporan
3
1.2
Jumlah Laporan Pemberian Keterangan Ahli
laporan
5
1.3
Jumlah Laporan Hasil Audit Investigatif
laporan
2
1.4
Jumlah Laporan FCP Jumlah Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga Jumlah Laporan Hasil Audit Klaim Jumlah Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Jumlah Laporan Kajian Pengawasan
laporan
2
laporan
0
laporan laporan
0 1
laporan
2
Jumlah Laporan Hasil Sosialisasi Jumlah laporan hasil pengawasan dalam rangka pemberian rekomendasi strategis Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan
laporan
2
laporan
0
laporan
57
3.1
LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan
laporan
18
3.2
Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kab/Kota LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
surat
14
laporan
11
surat
14
skala
7
7.3 7.4 7.5 7.6
1.
Sasaran Kegiatan Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 2.
3.
4.
Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab
Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab
2.1
4.1
4.2
B.
Sasaran Program
1.
Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama
Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 3) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)
Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota
Indikator Kinerja Program 1.1
Persepsi kepuasan layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)
27
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 Sasaran Kegiatan 1.
2.
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan Termanfaatkannya Aset secara optimal
Indikator Kinerja Kegiatan 1.1
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
laporan
80
2.1
Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara perwakilan BPKP
unit
0
2.2
Tersedianya alat pengolahan data BPKP
unit
0
2.3
Tersedianya meubelair perwakilan BPKP tipe B
unit
0
2.4
Tersedianya Alat Rumah tangga BPKP
unit
0
2.5
Terlaksananya rehabilitasi kantor perwakilan BPKP
unit
0
2.6
Tersedianya sarana prasarana BPKP
unit
0
2.7
Terlaksanannya Pembangunan Konstruksi Gedung dst
unit
0
unit
0
2.8
A. Pengukuran Kinerja 1. Indikator Kinerja dan Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja & Pengukuran Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur kinerja meliputi input, output, dan outcome. Penetapan indikator kinerja didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan program yang ditetapkan serta data pendukung yang ada. Indikator kinerja input yang digunakan adalah dana dengan satuan
Rupiah
(Rp),
sumber
daya
manusia
yang
bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan, serta sarana dan prasarana. Indikator proses menggunakan ketepatan Rencana Mulai Pemeriksaan (RMP) dan Rencana Penerbitan Laporan (RPL). Penggunaan RMP dan RPL sekaligus sebagai kontrol atas pelaksanaan kegiatan apakah telah sesuai dengan rencana atau tidak.
28
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Indikator
output
bervariasi sesuai
dengan
apa
yang
diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan, begitu pula indikator outcome bervariasi tergantung dari output yang dihasilkan. Indikator kinerja program diidentifikasi untuk mengukur hasil yang hendak dicapai dari program yang bersangkutan. Indikator ini diselaraskan dengan kegiatan yang mendukung program dikaitkan dengan indikator outcome pada program yang bersangkutan, dengan perumusan formula sebagai berikut: 1. Sasaran Program 1: Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara. 1.1. Indikator 1: Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Nasional. Indikator 1 terdiri dari 3 (tiga) bidang, yakni: 1.1.1. Bidang Perekonomian dan Kemaritiman. Jumlah Tindak Lanjut HP x Jumlah Rekomendasi Strategis HP
%
Jumlah Tindak Lanjut HP x Jumlah Rekomendasi Strategis HP
%
1.1.2. Bidang Polhukam dan PMK.
1.1.3. Bidang Keuangan Daerah.
Jumlah Pemda LKPD Opini WTP x Jumlah Pemda di Papua Barat
%
Hasil perhitungan Indikator 1 diperoleh dari hasil ratarata ketiga bidang diatas yaitu: % Bid. Perekonomian + % Bid. Polhukam PMK + % Bid Keu Daerah
x
%
1.2. Indikator 2: Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi, dengan formula sebagai berikut: Jumlah Tindak Lanjut HP x Jumlah Rekomendasi Strategis HP
%
29
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 2. Sasaran
Program
2:
Meningkatnya
efektivitas
hasil
pengawasan keinvestigasian. 2.1. Indikator 1: Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan. Jumlah Laporan PKA yang Diserahkan ke APH x Jumlah Penugasan PKA
%
2.2. Indikator 2: Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH. Jumlah Laporan yang Diserahkan ke APH x Jumlah Penugasan AI/PKKN/Permintaan APH
%
2.3. Indikator 3: Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K. Jumlah Laporan yang Diserahkan ke K/L/P/K x Jumlah Penugasan AI Non APH + Jumlah Penyusunan Kajian Pengawasan
%
2.4. Indikator 4: Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K.
Jumlah Laporan Audit Penyesuaian Harga yang Diserahkan ke K/L/P/K x Jumlah Penugasan Audit Penyesuaian Harga
2.5. Indikator
5:
Persentase
hasil
audit
klaim
%
yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K. Jumlah Laporan Audit Klaim yang Diserahkan ke K/L/P/K x Jumlah Penugasan Audit Klaim
%
3. Sasaran Program 3: Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional. 3.1. Indikator
1:
Persentase
penyelesaian
hambatan
kelancaran pembangunan. Jumlah Laporan Hambatan Kelancaran Pembangunan x Jumlah Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan
%
4. Sasaran Program 4: Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi. 4.1. Indikator
1:Persentase
K/L/P/K
yang
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA). Jumlah Laporan FCP x Jumlah Penugasan FCP
%
5. Sasaran Program 5: Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi. 5.1. Indikator 1: Persentase Komunitas Pembelajar Anti
30
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 Korupsi
(KPAK)
yang mengimplementasikan sistem
pengaduan masyarakat. Jumlah Laporan Sospak x Jumlah Penugasan Sospak
%
6. Sasaran Program 6: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi. 6.1. Indikator 1: Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3), dengan formula sebagai berikut: Jumlah Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level Jumlah Pemerintah Provinsi Level
x
%
6.2. Indikator 2: Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3), dengan formula sebagai berikut: Jumlah Pemda Kabupaten/Kota yang Telah Level Jumlah Pemda Kabupaten/Kota
x
%
6.3. Indikator 3: Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2), dengan formula sebagai berikut: Jumlah Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi Level Jumlah Pemerintah Provinsi Level
x
%
6.4. Indikator 4: Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2), dengan formula sebagai berikut: Jumlah Pemda Kabupaten/Kota yang Telah Level Jumlah Pemda Kabupaten/Kota
x
%
6.5. Indikator 5: Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1), dengan formula sebagai berikut: Rencana – Realisasi – Rencana Rencana
x
%
6.6. Indikator 6: Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1), dengan formula sebagai berikut: Rencana – Realisasi – Rencana Rencana
x
%
6.7. Indikator 7: Pesentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina, dengan formula sebagai berikut: Jumlah BUMD yang Berpredikat Baik x Jumlah BUMD yang Dibina
%
6.8. Indikator 8: Pesentase BLUD yang kinerjanya minimal
31
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 berpredikat baik dari BLUD yang dibina, dengan formula sebagai berikut: Jumlah BLUD yang Berpredikat Baik Jumlah BLUD yang Dibina
%
7. Sasaran Program 7: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah. 7.1. Indikator 1: Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3), dengan formula sebagai berikut: Jumlah ���� �� � � ℎ� � � � � Jumlah ���� �� � � ℎ� � �
x
%
7.2. Indikator 2: Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3), dengan formula sebagai berikut: Jumlah ���� �� � � ℎ Jumlah ���� �� � �
ℎ
� /
� /
� �
x
%
7.3. Indikator 3: Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2), dengan formula sebagai berikut: Jumlah ���� �� � � ℎ� � � � � Jumlah ���� �� � � ℎ� � �
7.4. Indikator
4:
Kapabilitas
x
APIP
%
Pemerintah
Kabupaten/Kota (Level 2) dengan formula sebagai berikut: Jumlah ���� �� � � ℎ Jumlah ���� �� � �
ℎ
� /
� �
� /
x
%
7.5. Indikator 5: Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1), dengan formula sebagai berikut: Rencana – Realisasi – Rencana Rencana
x
%
7.6. Indikator 6: Kapabilitas Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) dengan formula sebagai berikut: Rencana – Realisasi – Rencana Rencana
x
%
2. Sistem Pengumpulan Data Kinerja Sistem Pengumpulan Data Kinerja
Penyusunan serta pengembangan sistem pengumpulan data kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat
32
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap dan konsisten mengenai capaian kinerja dalam rangka proses pengambilan keputusan bagi perbaikan kinerja, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat serta efisiensi, keekonomisan dan efektivitas. Data kinerja yang digunakan telah ada dan dikembangkan terus-menerus untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data tersebut diperoleh melalui
program
Integrated
Performance
Management
System (IPMS), SKI, SIMA, Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan (SIMHP), KM12, laporan bulanan dan laporan lainnya yang kemudian dicocokkan dengan sumber data dari bidang/bagian.
B. Sasaran Kinerja Sasaran kinerja tahun 2017 terdiri dari 8 (delapan) sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan, dimana 7 (tujuh) sasaran program dan 4 (empat) sasaran kegiatan berfokus pada program pengawasan sedangkan 1 (satu) sasaran program dan 2 (dua) sasaran kegiatan berfokus pada program dukungan pengawasan, dijelaskan sebagai berikut:
33
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
SP 1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara
SK 2 Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah
SP 2 Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
Prog. Pengawasan
SP 3 Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional
SP 4 Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
SK 1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP
SP 5 Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
PK 2017
SP 6 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi
SP 7 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
Prog. Dukungan Pengawasan
SP 4 Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama
SK 3 Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab
SK 4 Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab
SK 4 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
SK 5 Termanfaatkannya Aset secara optimal
34
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Pr ogr am P engawas an Tingkat
keberhasilan
program
pengawasan
tergambar
dalam 7 (tujuh) sasaran program, yaitu: SP 1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara
Sasaran program tersebut didukung oleh 2 (dua) indikator kinerja program sebagai berikut: 1.1. Perbaikan
tata
kelola,
manajemen
risiko
dan
pengendalian intern pengelolaan program nasional, dengan target sebesar 55%. 1.2. Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern korporasi,
dengan target sebesar 55%. SP 2 Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian
Sasaran program tersebut didukung oleh 5 (lima) indikator kinerja program sebagai berikut: 2.1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan, dengan target sebesar 40%. 2.2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH, dengan target sebesar 70%. 2.3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K, dengan target sebesar 60%. 2.4. Persentase
hasil
audit
penyesuaian
harga
yang
dimanfaatkan oleh K/L/P/K, dengan target sebesar 0%. 2.5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/Kdengan target sebesar 0%. SP 3 Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional Sasaran program tersebut didukung oleh 1 (satu) indikator 35
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 kinerja program sebagai berikut: 3.1. Persentase
penyelesaian
hambatan
kelancaran
pembangunan, dengan target sebesar 70%. SP 4 Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi
Sasaran program tersebut didukung oleh 1 (satu) indikator kinerja program sebagai berikut: 4.1. Persentase
K/L/P/K
yang
mengimplementasikan
FCP
(termasuk FRA), dengan target sebesar 50%.
SP 5 Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi
Sasaran program tersebut didukung oleh 1 (satu) indikator kinerja program sebagai berikut: 5.1. Persentase Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan
sistem
pengaduan
masyarakat,
dengan target sebesar 60%.
SP 6 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda/korporasi Sasaran program tersebut didukung oleh 8 (delapan) indikator kinerja program sebagai berikut: 6.1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3), dengan
target sebesar 100%. 6.2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3),
dengan target sebesar 38,46%. 6.3. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2), dengan
target sebesar 0%. 6.4. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2),
dengan target sebesar 61,54%. 6.5. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1), dengan
target sebesar 0%. 6.6. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1),
dengan target sebesar 0%.
36
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 6.7. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat
baik dari BUMD yang dibina dengan target sebesar 33,33%. 6.8. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari
BLUD yang dibina dengan target sebesar 66,67%. SP 7 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda Sasaran program tersebut didukung oleh 6 (enam) indikator kinerja program sebagai berikut: 7.1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3), dengan
target sebesar 100%. 7.2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3),
dengan target sebesar 15,38%. 7.3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2), dengan
target sebesar 0%. 7.4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2),
dengan target sebesar 69,24%. 7.5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1), dengan
target sebesar 0%. 7.6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1),
dengan target sebesar 15,38%.
Untuk mendukung pencapaian 7 (tujuh) sasaran program pengawasan, maka ditetapkan 4 (empat) sasaran kegiatan yakni
tersedianya
informasi
hasil
pengawasan
pada
Perwakilan BPKP. SK 1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan pada Perwakilan BPKP Tingkat keberhasilan kegiatan tersedianya informasi hasil pengawasan pada perwakilan BPKP diukur atau tergambar dalam 10 (sepuluh) indikator kinerja kegiatan, yaitu:
37
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 1.1.
Jumlah
Laporan
Hasil
Audit
dalam
rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.2.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 58.820.000 235 3
Jumlah Laporan Pemberian Keterangan Ahli Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.3.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 18.440.000 50 5
Jumlah Laporan Hasil Audit Investigatif Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.4.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 64.880.000 170 2
Jumlah Laporan FCP Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:
38
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Input Output
1.5.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 50.720.000 150 2
Jumlah Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.6.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 0 0 0
Jumlah Laporan Hasil Audit Klaim Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.7.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 0 0 0
Jumlah Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.8.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 22.494.844 115 1
Jumlah Laporan Kajian Pengawasan Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
39
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.9.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 33.680.000 150 2
Jumlah Laporan Hasil Sosialisasi Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
1.10.
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 26.500.000 120 2
Jumlah laporan hasil pengawasan dalam rangka pemberian rekomendasi strategis Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 0 0 0
SK 2 Terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah Tingkat keberhasilan kegiatan terlaksananya monitoring evaluasi atas program prioritas yang dilaksanakan di daerah diukur atau tergambar dalam 1 (satu) indikator kinerja kegiatan, yaitu: 1.11.
Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan
40
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
Satuan Rp. Hari Laporan
Target Kinerja 931.014.930 5.235 57
SK 3 Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab Tingkat keberhasilan kegiatan terlaksananya asistensi dan penilaian
untuk
meningkatkan
level
maturitas
penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kab diukur atau tergambar dalam 2 (dua) indikator kinerja kegiatan, yaitu: 2.1. LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
2.2. Surat
Kepala
Perwakilan
menyampaikan penilaian
Satuan Rp. Hari Laporan
BPKP
rekomendasi
maturitas
Target Kinerja 284.580.000 1.290 18
kepada
hasil
Pemda,
asistensi
penyelenggaraan
SPIP
dan di
Provinsi/Kab/Kota Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak
100%.
Adapun
kegiatan
yang
akan
mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:
41
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Surat
Satuan Rp. Hari Surat
Target Kinerja 0 36 14
SK 3 Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab Tingkat keberhasilan kegiatan terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kab diukur atau tergambar dalam 2 (dua) indikator kinerja kegiatan, yaitu: 3.1. LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan
Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak 100%. Adapun kegiatan yang akan mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Laporan
3.2. Surat
Kepala
Perwakilan
Satuan Rp. Hari Laporan
BPKP
Target Kinerja 178.287.226 758 11
kepada
Pemda,
menyampaikan rekomendasi hasil bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kab/Kota Tahun 2017 indikator kinerja kegiatan ini ditargetkan sebanyak 100%. Adapun kegiatan yang akan mendukung pencapaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Hari Efektif Jumlah Surat
Satuan Rp. Hari Surat
Target Kinerja 0 36 14
Pr ogr am D ukungan Pengawas an Tingkat keberhasilan program dukungan pengawasan diukur atau tergambar dalam 1 (satu) sasaran program, yaitu:
42
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 SP 8 Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat Utama Sasaran program tersebut didukung oleh 1 (satu) indikator kinerja
program
yaitu
Persepsi
kepuasan
layanan
Sekretariat Utama (skala likert 1-10), dengan target sebesar 7 skala likert. Untuk mendukung pencapaian 1 (satu) sasaran program dukungan pengawasan, maka ditetapkan 2 (dua) sasaran kegiatan yakni tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan dan termanfaatkannya aset secara optimal.
SK 5 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan Tingkat
keberhasilan
kegiatan
tersedianya
dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan diukur atau tergambar dalam 1 (satu) indikator kinerja kegiatan, yaitu Jumlah layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP, dengan rincian sebagai berikut: Input Output
Indikator Kinerja Dana Jumlah Laporan
Satuan Rp. Laporan
Target Kinerja 12.664.732.00 80
SK 6 Termanfaatkannya Aset secara optimal Pada Perjanjian Kinerja 2017 tidak terdapat target kinerja pada sasaran kegiatan Termanfaatkannya Aset Secara Optimal.
C. Anggaran Rencana Kinerja Untuk melaksanakan kegiatan Tahun 2017, Perwakilan BPKP Papua Barat mendapatkan dan merencanakan 43
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 alokasi penggunaan dana sebesar Rp14.334.149.000,00 yang berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor: DIPA-089.01.2.689291/2017 tanggal 07 Desember 2016. Alokasi anggaran tersebut direncanakan berdasarkan jumlah dan volume kegiatan yang ada dengan mempertimbangkan plafon anggaran yang tersedia, dengan rincian sebagai berikut:
No. 1
Anggaran ( Rp )
Program Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
1.669.417.000,00
Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 2
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP
3
Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
4
12.043.749.000,00
620.983.000,00
Pengadaan dan Penyaluran Sarana
-
dan Prasarana Jumlah
14.334.149.000,00
D. SDM dan Sarana Penunjang Lainnya SDM dan Sarana Penunjang Lainnya
Pelaksanaan Rencana Kinerja tahun 2017 didukung dengan sarana penunjang berupa Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana penunjang lainnya, sebagia berikut:
1. Sumber Daya Manusia 1) Keadaan Pegawai Posisi Pegawai
Posisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat per 31 Desember 2016 sebagai berikut:
44
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
Posisi per No.
Jenjang Jabatan
31/12/2015 (Orang)
I.
II. A.
B.
Tambah
Kurang
Posisi per 31/12/2016 (Orang)
Struktural
4
-
-
4
1. Eselon II 2. Eselon III 3. Eselon IV
1 1 2
1
1
1 1 2
Fungsional
71
25
27
69
Fungsional Auditor
62
25
26
61
1. Korwas 2. Auditor Madya 3. Auditor Muda 4. Auditor Pertama 5. Auditor Penyelia 6. Auditor Pelaksana 7. Auditor Pelak. Lanjutan 8.Calon Auditor Pratama 9.Calon Auditor Pelaksana
5 9 7 16 2 3 1 19 -
3 20 1 1 -
3 1 2 1 19 -
5 8 5 36 2 3 2 -
Fungsional Tertentu Lainnya
4
-
1
3
1. Analis Kepegawaian Terampil 2. Arsiparis Penyelia 3. Pranata Komputer Terampil
1 -
-
-
1 -
1
-
1
-
1
-
-
1
1
-
-
1
Fungsional Umum
5
-
-
5
1. Fungsional Umum Jumlah
5 75
25
27
5 73
a. Pengelola BMN dan BP b. Bendahara Pengeluaran c. Verifikator Keuangan III.
Mutasi 2016
2. Sarana Penunjang 1) Gedung Kantor Gedung kantor yang dimiliki oleh Perwakilan BPKP Provinsi Gedung Kantor
Papua Barat seluas 700 m2, terletak di Jalan Angkasa Mulyono, Amban Manokwari. Fasilitas gedung kantor sudah cukup memadai.
45
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017 2) Rumah Dinas Rumah Dinas
Rumah dinas (Rumah Dinas Gol II tipe D Permanen) yang dimiliki oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat per 31 Desember 2017 seluruhnya berjumlah 2 unit yang berlokasi di Manokwari dengan total nilai sebesar Rp306.378.550,00. 3) Kendaraan Dinas
Jumlah ( Unit )
Keterangan (Kondisi)
2
Baik
Minibus Daihatsu Terios
1
Baik
- Honda Beat
2
Baik
- Honda Spacy
1
Baik
- Honda Supra 125
1
Baik
Jenis/Tipe Kendaraan
Kendaraan Roda – 4 Minibus Inova
Toyota
Kijang
Kendaraan Roda – 2
Sub Jumlah
7
Jumlah kendaraan dinas pada tahun 2017 mengalami penambahan sebanyak 1 buah minibus Toyota Kijang Inova jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan dinas tahun 2016. Saldo nilai kendaraan dinas yang dimiliki oleh Perwakilan BPKP Propinsi Papua Barat per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp709.594.500,00. 4) Barang Inventaris Barang Inventaris
Barang inventaris yang dimiliki oleh Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat
per
31 Desember
2016 seluruhnya telah
tercantum dalam Daftar Inventaris. Saldo nilai barang inventaris per 31 Desember 2016 selain tanah, bangunan dan kendaraan dinas sesuai dengan Laporan Barang Milik Negara tahun 2016 sebesar Rp1.884.538.403,00, dengan jumlah kuantitas sebanyak 467 unit barang.
46
Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2017
BAB 4
ENUTUP
R
encana mendetail
kinerja
memberikan
mengenai
sasaran
gambaran dan
lebih strategi
pencapaiannya yang memuat program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun dalam
rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan didukung dengan kebijakan yang berlaku. Indikator-indikator kinerja sasaran dan kegiatan (berupa input, output, dan outcome) dituangkan dalam dokumen ini sehingga diharapkan sasaran dan
kegiatan-kegiatan
tersebut
dapat
diukur
capaian
kinerjanya. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2017 ini hendaknya seluruh anggota organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Papua tetap memperhatikan strategi pemecahan masalah yang telah dituangkan dalam Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat dan
berkomitmen
untuk
mencapai
kinerja
semaksimal
mungkin. Setelah akhir periode tahun anggaran 2017 pelaksanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat diukur dengan rencana kinerja ini dan akan dituangkan dalam Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017.
47
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT Jalan Angkasa Mulyono, Amban – Manokwari Telepon (0986) 2217087, Faksimile (0986) 2217088 Web: http://www.bpkp.go.id, email:
[email protected]