BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan yang
ingin
diwujudkan
di
RS
Jiwa
Menur
sesuai
tujuan
pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diselenggarakan pemberdayaan
dapat dengan
dan
terwujud.
Pembangunan
berdasarkan
kemandirian,
pada
adil
dan
kesehatan
perikemanusiaan, merata,
serta
pengutamaan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan dan keluarga miskin.. Berdasarkan
keputusan
Gubernur
Jawa
Timur
188/442/KPTS/013/2008 tanggal 30 Desember 2008
No.
tentang
penetapan RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah, maka RS Jiwa Menur dituntut untuk menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU. Memasuki tahun 2014 yang merupakan periode tahun ke-5 penerapan PPK-BLUD, secara umum kondisi RS Jiwa Menur cukup stabil walaupun terdapat beberapa perubahan kebijakan yang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan di RS. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki RS mendorong segenap jajaran RS untuk dapat bekerja dan berperilaku efisien serta senantiasa berupaya meningkatkan status dan kinerja organisasi.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
1
Berdasarkan hasil analisis SWOT, RS Jiwa Menur berada dalam posisi offensive/agresive yang artinya posisi RS Jiwa Menur memiliki kekuatan dan peluang yang cukup bagus. Untuk itu kebijakan yang ditempuh oleh RS Jiwa Menur disusun untuk lebih berorientasi kepada strategi mengarahkan seluruh kekuatan yang ada guna memanfaatkan peluang secara maksimal, dengan tetap berorientasi pada kepuasan pelanggan. Sesuai dengan tugas dan fungsi RS Jiwa Menur
sebagai
rumah sakit khusus Type A dan salah satu pusat rujukan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, profesional, efektif, dan efesien untuk wilayah Jawa Timur, RS Jiwa Menur
harus mampu
mengembangkan fungsi manajemennya untuk mencapai tujuan, visi, misi, dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Secara bertahap dan berkesinambungan RS Jiwa Menur telah
berupaya
untuk
terus
menerus
dapat
meningkatkan
pelayanannya sesuai harapan dan kepuasan masyarakat pengguna jasa. Program dan kegiatan yang direncanakan oleh RS Jiwa Menur didasarkan pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 pada Agenda Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan,
Terutama
Bagi
Masyarakat
Miskin;
Prioritas
Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan; Program Upaya Kesehatan Perorangan, dengan mengutamakan Pelayanan Kesehatan Jiwa. Karena kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari Kesehatan dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Sesuai perkembangan yang terjadi saat ini RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur adalah institusi sarana pelayanan kesehatan jiwa yang tidak hanya berfungsi sosial, tetapi telah berkembang menjadi
unit
pelayanan
kesehatan
yang
harus
dapat
mengoptimalkan pendapatannya dengan jalan meningkatkan dan
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
2
mengembangkan jenis-jenis pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Untuk mencapai tujuan dan melaksanakan fungsi RS Jiwa Menur, diperlukan perencanaan secara sistematis dan berkesinambungan yang dijabarkan dalam beberapa dokumen perencanaan sesuai waktu pelaksanaannya. Rencana Kerja Rumah Sakit Jiwa Menur Tahun 2014 merupakan tahun ke-empat pelaksanaan Rencana Strategis RS Jiwa Menur Tahun 2009-2014 yang dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014 serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2014. Dokumen perencanaan tahunan tersebut digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. 1.2
Landasan Hukum Penyusunan Rencana Kerja RS Jiwa Menur didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara
Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintahan
Daerah; 5.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Janngka Panjang Nasional;
6.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
3
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Pembangunan Daerah; 9.
Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20102014; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Timur; 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025; 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011 – 2031;
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
4
17. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 113 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bidang, Bagian, Seksi, dan Sub Bagian di RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur; 18. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2009 – 2014; 19. Keputusan
Gubernur
Jawa
Timur
Nomor
188/442/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur Sebagai Badan Layanan Umum Daerah. 1.3
Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja RS Jiwa Menur adalah sebagai dokumen perencanaan dan penganggaran untuk periode 1 (satu) tahun anggaran sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tujuan penyusunan Rencana Kerja RS Jiwa Menur yaitu: 1.
Memberikan pedoman yang menentukan program prioritas pengembangan sumber daya guna mengoptimalkan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur sebagai penjabaran Rencana Strategis RS Jiwa Menur tahun 2009-2014;
2.
Menetapkan program dan kegiatan RS Jiwa Menur tahun 2014 dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya;
3.
Menjadi pedoman bagi RS Jiwa Menur untuk melaksanakan seluruh program dan kegiatan pada tahun 2014;
4.
Sebagai alat pengendalian dan evaluasi baik pada awal maupun akhir pelaksanaan program dan
kegiatan RS Jiwa
Menur pada tahun 2014.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
5
1.4
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Rencana Kerja (Renja) RS Jiwa Menur Tahun 2014 adalah sebagai berikut: BAB I
BAB II
PENDAHULUAN, memuat: 1.1
Latar Belakang
1.2
Landasan Hukum
1.3
Maksud dan Tujuan
1.4
Sistematika Penulisan
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RS JIWA MENUR TAHUN 2013 2.1
Evaluasi Pelaksanaan RENJA RS Jiwa Menur Tahun 2013 dan Capaian Renstra
2.2
Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur
2.3
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RS Jiwa Menur
2.4
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
2.5
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB III
BAB IV
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1
Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
3.2
Tujuan dan Sasaran RENJA
3.3
Program dan Kegiatan
PENUTUP
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
6
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RS JIWA MENUR TAHUN 2013 2.1
Evaluasi Pelaksanaan RENJA RS Jiwa Menur Tahun 2013 dan Capaian Renstra RS Jiwa Menur Capaian kinerja pelayanan dan anggaran selama tahun 2013 relatif baik. Hasil kegiatan RS Jiwa Menur Tahun 2011 s.d 2013 disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Hasil Kegiatan RS Jiwa Menur 2011 s.d. 2013
No.
Jenis Layanan
Satuan
2011
Hasil Kegiatan 2012
2013
1.
Rawat Jalan Total
Kunjungan
33.341
37.900
39.584
2.
Rawat Inap Total
Orang
2.464
2.592
2.436
3.
IGD Total
Kunjungan
1.774
1.977
2.062
4.
Rehabilitasi
Kunjungan
7.465
9.147
9.770
5.
Farmasi
Resep
156.167
170.765
181.220
6.
Laboratorium
Orang
3.952
4.635
4.514
7.
Gizi
Porsi
201.385
205.301
179.985
8.
Radiologi dan EM
Orang
948
1.064
1.015
9.
Pendidikan dan Pelatihan
Orang
3.363
4.446
4.519
10.
BOR
%
73
67,62
60,21
11.
ALOS
Hari
27
24
23
12.
BTO
Kali
10
10,37
9,74
13.
TOI
Hari
10
11,43
14,90
14.
CRR
%
39,61
49,16
45,68
15.
Tingkat Kemandirian RS
%
34,02
42,92
42,03
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
7
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Renstra RS Jiwa Menur Tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Capaian IKU RS Jiwa Menur Pada Tahun 2013 No.
IKU
Target Capaian Tahun ke 5 (2014)
Target Capaian Tahun ke 4 (2013)
Capaian Tahun ke 4 (2013)
Persentase Capaian Terhadap Target
1.
Bed Occupation Rate (%)
72
70
60,21
84,58
2.
Average Length of Stay (Hari)
24
24
23
104,17
3.
Bed Turn Over (Kali)
10
10
9,74
97,40
4.
Turn Over Interval (Hari)
10
10
14,90
51,00
5.
Persentase masyarakat miskin yang dilayani di rawat jalan jiwa (%)
100
100
100
100
6.
Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di rawat jalan jiwa (%)
64
62
77,11
122,40
7.
Persentase masyarakat miskin yang dilayani di IGD (%)
100
100
100
100
8.
Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di IGD (%)
49
47
44,93
93,60
9.
Persentase masyarakat miskin yang dilayani di rawat inap (%)
100
100
100
100
10.
Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di rawat inap (%)
77
75
76,23
100,30
11.
Cost Recovery Rate (%)
42
40
45,68
111,41
12.
Tingkat kemandirian keuangan RS (%)
38
38
42,03
110,61
13.
Indeks Kepuasan Masyarakat (Konversi) Terhadap Seluruh Layanan RS
85
85
79,78
93,86
14.
Persentase pasien jiwa yang kembali berfungsi sosial di masyarakat (%)
85
85
94,13
110,74
15.
Persentase karyawan RS yang lulus pendidikan/pelatihan dan bersertifikat/berijazah (%)
80
75
73,87
98,50
16.
Persentase mahasiswa institusi kesehatan yang lulus praktik (%)
100
100
98,76
98,76
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
8
Secara umum hasil kegiatan RS Jiwa Menur pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan capaian kegiatan tahun 2011 dan tahun 2012, kecuali BOR, TOI, dan pelayanan gizi yang menurun. Hal ini karena berhubungan dengan salah satu gedung Rawat Inap (ruang Kenari) dengan kapasitas 40 TT sedang direhabilitasi dan sampai akhir tahun 2013 belum dapat digunakan. Capaian Indikator Kinerja Utama RS Jiwa Menur pada tahun ke-4 (sesuai target dalam Renstra 2009-2014) secara keseluruhan baik, bahkan beberapa indikator melebihi target yang diharapkan. 2.2
Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur Analisis kinerja pelayanan RS Jiwa Menur dinilai berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sudah ditetapkan dalam Renstra 2009-2014 dan tersaji dalam Tabel 2.3. Berdasarkan tabel tersebut, hampir seluruh IKU yang ditargetkan telah mampu tercapai sehingga proyeksi tahun 2014 (n) tetap sesuai dengan target dalam Renstra, sedangkan untuk proyeksi tahun 2015 (n+1) masih bersifat sementara karena menunggu disusunnya Renstra baru tahun 2015-2019 yang juga merupakan penjabaran dari RPJMD yang baru. Pada Tabel 2.4 disajikan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan Renja dan pencapaian Renstra RS Jiwa Menur s.d. tahun 2013.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
9
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
10
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
11
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
12
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
13
2.3
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RS Jiwa Menur Sesuai dengan isu-isu strategis dalam Renstra RS Jiwa Menur Tahun 2009-2014 yang juga masih menjadi isu-isu penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi RS Jiwa Menur saat ini, yaitu: 1.
Tingginya jumlah masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan;
2.
Tuntutan peningkatan dan pengembangan layanan rumah sakit
khususnya
dalam
rangka
kebijakan
peningkatan
pelayanan publik pemerintah Provinsi Jawa Timur; 3.
Reformasi kelembagaan rumah sakit dalam rangka RS BLUD guna
meningkatkan
mutu
layanan
dan
kesejahteraan
masyarakat; 4.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi Kedokteran dalam penatalaksanaan kesehatan jiwa;
5.
Ketentuan layanan Praktik Dokter yang sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
6.
Adanya perubahan kondisi sosial kemasyarakatan yang lebih sadar hukum dan menyadari haknya sebagai pelanggan rumah sakit;
7.
Kebijakan Pemerintah yang memberi ijin bagi negara asing untuk membuka rumah sakit di Indonesia;
8.
Mindset masyarakat pengguna jasa RS semakin baik, begitupun tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan, sedangkan mindset karyawan dengan orientasi terhadap pelanggan belum maksimal, sehingga ada kemungkinan terjadinya ketidakpuasan pelanggan yang berkaitan dengan
service yang diberikan berdasarkan mindset karyawan.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
14
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dan solusi RS Jiwa Menur dalam melaksanakan program dan kegiatan pada tahun 2013 yaitu:
(1) Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Jumlah kunjungan rawat jalan jiwa
dari tahun ke tahun
semakin meningkat, namun peningkatan ini belum seimbang dengan luas area ruang tunggu dan jumlah kursi tunggu, sehingga mengurangi kenyamanan pasien, dan berpengaruh pada capaian Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) khususnya di Poli Jiwa, dimana Indeks kepuasan di Poli Jiwa dalam 3 tahun terakhir menunjukkan trend penurunan, karena itu diperlukan anggaran untuk perluasan Poli Jiwa, belum terakomodir sebab
pada
membutuhkan
namun
APBD dan PAPBD Tahun
biaya
besar
dan
anggaran
2013 masih
diperlukan untuk kegiatan lain.
(2) Indikator Proporsi
dan Presentasi
Masyarakat Miskin yang
Dilayani. a. Mulai 1 Januari 2014 akan diberlakuan UU No. 24 Tahun 2011,
di mana lembaga penjamin pelayanan terhadap
masyarakat miskin pengguna Kartu Maskin Jamkesmas, Jamkesda dan Non Kuota, adalah BPJS. Sejak tahun 2013 telah dilakukan persiapan untuk pelaksanaan tersebut yang ternyata terdapat beberapa permasalahan antara lain :
Pergantian software klaim INA-CBG’s 3.0 ke CBG’s
INA-
4.0 mengalami perubahan diantaranya :
adanya isian real cost, pilihan kelas III, II, pengisian WHO DAS 2.0 oleh dokter dan kejelasan klaim pasien rawat jalan non psikiatri yang dulu askes (perubahan kelas RS).
SKP diganti dengan SEP
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
15
Adanya perubahan kebijakan, yaitu pasien tidak ditanggung antara lain :
pasien penyalahgunaan
napza, pasien Dinas Sosial, T4 (Tidak ditanggung lagi oleh JKN/ BPJS/ tidak masuk dalam program JKN karena tidak memiliki kartu BPJS, kepemilikan kartu harus by name by address)
Pasien yang dulunya ASKES dan sekarang menjadi BPJS diijinkan untuk naik kelas tapi harus membayar cost sharing. Hal ini perlu penyesuaian lebih lanjut karena pasien akan membayar selisih biaya pelayanan pada waktu pasien pulang, sedangkan biaya dengan menggunakan Perhitungan
perhitungan memerlukan
INA-CBG’s
waktu
4.0.
karena
dihitung
setelah pasien akan pulang dan diverifikasi oleh verifikator.
Masih adanya piutang-piutang Jamkesda, SPM dan Jamkesmas, karena RSJ Menur belum mendapat luncuran dana ke-4
Belum adanya petugas BPJS 24 jam di BPJS center.
Petugas BPJS yang ditugaskan di RSJ Menur sampai hari ini masih belum pasti.
Biaya dropping pasien tidak ditanggung lagi.
b. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, pasien rawat inap klas III
khususnya
peningkatan.
pasien
miskin
semakin
mengalami
Kenaikan kunjungan ini belum diimbangi
dengan jumlah kapasitas ruang rawat inap yang dimiliki oleh
Rumah
pembangunan
Sakit
Jiwa
Menur,
karena
itu
perlu
gedung baru untuk Ruang Rawat Inap Klas
III.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
16
Pembangunan gedung baru ruang rawat inap klas III ini belum memungkinkan tercover di APBD 2013 Tahun
2013,
dan PAPBD
karena membutuhkan biaya besar dan
anggaran masih diperlukan untuk kegiatan lain.
(3) Indikator BOR Pencapaian Indiaktor BOR mengalami penurunan di tahun 2013, karena adanya perbaikan di ruang rawat inap klas III yaitu ruang Kenari. Tahun 2013 telah dilakukan perbaikan namun ternyata masih perlu
adanya sarana prasarana yang
perlu disesuaikan dengan kondisi pasien di RSJ Menur yang merupakan penderita gangguan jiwa, yaitu pintu gerbang bangunan Ruang Kenari, masih memungkinkan pasien untuk lari, sehingga diperlukan penambahan pintu, yang memerlukan anggaran tambahan. Terhadap kondisi tersebut, strategi di masa mendatang yang perlu dikembangkan adalah : 1. Solusi
dari
permasalahan
Perluasan Poli Jiwa
dan
Pembangunan Gedung Baru Rawat Inap Klas III, yaitu dengan mengusulkan kembali sarana dan prasarana tersebut
pada
PABD 2014 dan APBD 2015. 2. Solusi pelayanan pada masyarakat miskin. a.
Pelatihan aplikasi INA CBG’s 4.0 kepada karyawan RS Jiwa Menur
b.
Koordinasi dengan BPJS, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial Provinsi Jatim tentang kebijakan pasien dan biaya dropping yang tidak ditanggung.
c.
Biaya dropping sementara ditanggung RS
d.
Permasalahan
piutang
maskin
Jamkesda
dan
SPM
ditanggulangi dengan upaya penagihan dan pembayaran
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
17
yang akan dilanjutkan sampai dengan tahun 2014. Namun untuk Kab Lamongan masih ada kendala karena sampai dengan saat ini Kab. Lamongan tidak menganggarkan pembayaran bagi pasien yang berobat ke RS Provinsi. e.
Permasalahan piutang Jamkesmas disebabkan karena anggaran di Kemenkes
tahun 2013 telah habis, dan
pembayaran (luncuran Pembayaran
Jamkesmas) akan
dilanjutkan di tahun 2014. f.
Koordinasi
dengan
BPJS
untuk
permasalahan
ketidakpastian Petugas BPJS yang ditugaskan di RSJ Menur. Sedangkan untuk rawat inap klas III bagi pasien yang telah sembuh, pihak RSJ Menur segera menghubungi keluarga agar pasien segera dijemput pulang perluasan dan penambahan sarana prasarana untuk Poli Jiwa. Upaya lain yaitu optimalisasi ruang rawat inap, pasien klas III dititipkan di ruang klas II sehingga Rumah Sakit tidak menolak pasien. 3. Mengusulkan sarana dan prasarana untuk Ruang Kenari di PAPBD 2014 2.4
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Timur untuk RS Jiwa Menur didasarkan pada analisis kebutuhan RS Jiwa Menur pada tahun 2013 sesuai dengan usulan Musrenbang Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Adapun rancangan awal analisis kebutuhan RS Jiwa Menur tersaji dalam Tabel 2.5.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
18
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
19
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
20
2.5
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Sebagai SKPD dengan tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat, karena itu peran masyarakat sangat penting dalam mendukung semua program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun program dan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan yang terkait dan dibutuhkan oleh masyarakat perlu diakomodasi RS dan dijabarkan ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut: 1.
Penambahan jenis layanan baru di RS Jiwa Menur yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ;
2.
Tetap memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi masyarakat miskin, termasuk peningkatan kerja sama dengan Liponsos;
3.
Lebih melibatkan masyarakat dalam sosialisasi informasi kegiatan promotif dan preventif kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa pada khususnya, seperti pelatihan kesehatan jiwa anak dan remaja bagi guru SD, penyuluhan narkoba bagi siswa SMP/SMA, dialog interaktif di media televisi/radio, dll;
4.
Meningkatkan
integrasi
pelayanan
kesehatan, khususnya
kesehatan jiwa melalui RS Kabupaten/Kota dan Puskesmas guna memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat yang membutuhkan; 5.
Melaksanakan family gathering bagi pasien penyalahgunaan Napza, tumbuh kembang anak, dan rehabilitasi mental guna menunjang pengobatan dan penyembuhan yang optimal bagi penderita;
6.
Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota guna menangani masalah pasien dengan gangguan jiwa di masyarakat, khususnya dalam mewujudkan program Bapak
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
21
Gubernur Provinsi Jawa Timur yaitu ”Jawa Timur Bebas Pasung”, seperti: pembebasan korban pasung, pengobatan pasien jiwa di Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi kesakitan jiwa tinggi.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
22
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1
Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Visi Kementerian Kesehatan adalah ”Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan
Berkeadilan”,
sedangkan
misi
Kementerian
Kesehatan yaitu: 1.
Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2.
Melindungi
kesehatan
tersedianya
upaya
masyarakat
kesehatan
yang
dengan
menjamin
paripurna,
merata,
bermutu, dan berkeadilan; 3.
Menjamin
ketersediaan
dan
pemerataan
sumberdaya
kesehatan; 4.
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Guna mewujudkan visi dan misinya, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu : Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Obat, dan Asuransi Kesehatan Nasional. Sedangkan prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 20102014 difokuskan pada 8 prioritas yaitu: 1.
Peningkatan
kesehatan
ibu, bayi, balita, dan
Keluarga
Berencana; 2.
Perbaikan status gizi masyarakat;
3.
Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
4.
Pemenuhan,
pengembangan,
dan
pemberdayaan
SDM
kesehatan;
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
23
5.
Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan,
keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6.
Pengembangan
sistem
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas); 7.
Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan;
8.
Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier.
RS Jiwa Menur merupakan rumah sakit khusus (spesialis) yang memberikan pelayanan kesehatan tersier bagi masyarakat Jawa Timur, sehingga sangat terkait dengan prioritas pembangunan kesehatan poin (3) dan (8). Sebagaimana halnya nilai Pro Rakyat, RS Jiwa Menur selalu berupaya untuk mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk masyarakat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi. 3.2
Tujuan dan Sasaran RENJA Tahun 2014 Tujuan dan sasaran Renja RS Jiwa Menur Tahun 2014 sesuai dengan tujuan dan sasaran RS Jiwa Menur yang termuat dalam Renstra RS Jiwa Menur Tahun 2009-2014 pada tahun ke-5 . Tujuan: 1.
Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bagi seluruh lapisan masyarakat dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai;
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
24
2.
Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
manusia
melalui
pendidikan dan pelatihan kesehatan jiwa yang kompeten dan profesional untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Sasaran: Sesuai dengan Rencana Stratejik RS Jiwa Menur yang telah direvisi kembali (Revisi ke-2), sasaran RS pada tahun 2014 yaitu: 1.
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa di RS, yang efisien dan efektif meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang didukung sarana dan prasarana yang memadai, dengan indikator kinerja utama; a. BOR (Bed Occupancy Rate) menjadi 72% b. ALOS (Average Length of Stay) menjadi 24 hari c. BTO (Bed Turn Over) menjadi 10 kali d. TOI (Turn Over Interval) menjadi 10 hari e. Persentase masyarakat miskin yang dilayani di Rawat Jalan Jiwa tetap 100% f. Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di Rawat Jalan Jiwa menjadi 64% g. Persentase masyarakat miskin yang dilayani di IGD tetap 100% h. Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di IGD menjadi 49% i. Persentase masyarakat miskin yang dilayani di Rawat Inap tetap 100% j. Proporsi masyarakat miskin yang dilayani di Rawat Inap menjadi 77% k. CRR (Cost Recovery Rate) menjadi 42% l. Tingkat kemandirian keuangan RS menjadi 38% m. Indeks Kepuasan Masyarakat (konversi) terhadap seluruh layanan RS menjadi 85
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
25
n. Persentase pasien jiwa yang kembali berfungsi sosial di masyarakat 85%. 2.
Meningkatnya kualitas SDM Kesehatan, dengan indikator kinerja utama; a. Persentase
karyawan
rumah
sakit
yang
lulus
pendidikan/pelatihan dan berijazah/bersertifikat menjadi 80% b. Persentase mahasiswa institusi kesehatan yang lulus praktik di RS Jiwa Menur menjadi 100% 3.3
Program dan Kegiatan Rencana Program RS Jiwa Menur yang telah disinkronisasi dalam RPJMD mengacu pada sub agenda Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap
Pelayanan
Kesehatan
Yang
Berkualitas
dan
akan
dilakukan pada tahun 2014 adalah : 1.
Upaya kesehatan perorangan;
2.
Pemeliharaan sarana dan prasarana RS;
3.
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;
4.
Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah;
5.
Pelayanan administrasi perkantoran;
6.
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;
7.
Peningkatan kualitas pelayanan publik;
8.
Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS.
Adapun ke-delapan program tersebut dapat dijabarkan dalam 24 (dua puluh empat) kegiatan serta Belanja Tidak Langsung sebagai berikut : 1.
Peningkatan Pelayanan Rawat Jalan di RS
2.
Peningkatan Pelayanan Rawat Inap Umum di RS
3.
Peningkatan Pelayanan Gawat Darurat di RS
4.
Peningkatan Pelayanan Laboratorium
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
26
5.
Peningkatan Pelayanan Radiodiagnostik dan Radioterapi di RS
6.
Peningkatan Pelayanan Sterilisasi dan Laundry di RS
7.
Peningkatan Pelayanan Rehabilitasi dan Keterapian Fisik di RS
8.
Peningkatan Pelayanan Farmasi
9.
Peningkatan Pelayanan Gizi
10. Pembinaan Dewan Pengawas pada BLUD 11. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) 12. Pendampingan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK) 13. Pemeliharaan Rutin/Berkala RS 14. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 15. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 16. Penyusunan Database SKPD Sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur 17. Penyediaan Biaya Operasional Pelayanan / Jaspel 18. Ketatausahaan 19. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 20. Pelayanan Kepada Masyarakat 21. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 22. Peningkatan Kinerja RS 23. Rehabilitasi Bangunan RS 24. Pengadaan Alat Kedokteran 25. Belanja Tidak Langsung Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
27
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
28
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
29
BAB IV PENUTUP Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur tahun 2014 (Revisi) ini berfungsi sebagai pedoman dan acuan bagi direksi dan staf RS Jiwa Menur dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, pelaksanaan pelayanan kepada stakeholders yang ada melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Revisi Rencana Kerja ini merupakan tindak lanjut dan penyesuaian revisi Rencana Stratejik RS yang ke-2. Rencana Kerja adalah penjabaran Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun 2009-2014 (tahun ke5) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014. Pelaksanaan Rencana Kerja ini sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari seluruh jajaran direksi dan staf RS Jiwa Menur, karena juga berfungsi sebagai alat monitoring dan evaluasi serta akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang telah disusun. Akhir kata semoga Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tahapantahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung terwujudnya good governance seperti yang telah tercantum dalam Rencana Strategis RS Jiwa Menur.
Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi)
30