RANCANGAN AKHIR
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 - 2018
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014
PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya penyusunan Rencana Strategis Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dapat diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang selanjutnya disebut Renstra SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya serta berpedoman kepada RPJMD Kabupaten
Majalengka
Tahun
2014-2018
untuk
mewujudkan
sistem
perencanaan
pembangunan yang sinergis dan optimal sebagai perwujudan kinerja pemerintahan yang baik dan akuntabel. Demikian Renstra ini dan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014 - 2018 ini diharapkan dapat terlaksana secara utuh meliputi komponen sumber daya manusia, pendanaan maupun komponen terkait lainnya serta mendapatkan dukungan dari semua pihak terkait, sehingga dapat meminimalkan dampak dari permasalahan yang mungkin timbul dalam upaya pencapaian program dan kegiatan yang ditetapkan.
Majalengka,
2014
Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si Pembina Tk. I NIP. 19661109 199703 1 001
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 – 2018
i
DAFTAR ISI PENGANTAR ....................................................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................I-1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................I-1 1.2 Landasan Hukum .......................................................................................I-3 1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................................I-6 1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................I-6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN OPD.....................................................................II-1 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD.............................................II-1 2.2 Sumber Daya OPD.....................................................................................II-4 2.3 Kinerja Pelayanan OPD..............................................................................II-6 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD ........................II-17
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ...................III-1 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD..........................................................................................III-1 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ...........................................................................................III-8 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra OPD....................................................III-15 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis .....................................................................................................III-25 3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis.....................................................................III-28
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN ..................IV-1 4.1 Visi dan Misi OPD.......................................................................................IV-1 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD ............................................IV-3 4.3 Strategi dan Kebijakan OPD.......................................................................IV-9
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ..............................V-1
BAB VI
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD...........................................................................................VI-1
BAB VII
PENUTUP.........................................................................................................VII-1
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 – 2018
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) adalah dokumen perencanaan organisasi perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra OPD mempunyai fungsi sebagai pedoman dan arah perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, telah ditetapkan mandat yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi untuk semua urusan wajib dan urusan pilihan, dimana didalamnya termasuk urusan bidang Pekerjaan Umum, urusan bidang Penataan Ruang, dan urusan bidang Perumahan yang menjadi tugas dan tanggung jawab dari Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka. Oleh karena itu perlu disusun rencana pembangunan untuk semua urusan tersebut diatas, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (Renstra OPD) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah dan merupakan dokumen perencanaan Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka untuk periode 5 (lima) tahun dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dan bersifat indikatif. Tahapan penyusunan Renstra OPD dari mulai tahap penyusunan rancangan awal sampai dengan tahap penetapan dapat digambarkan dalam bagan alir sebagaimana Gambar 1.1. Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-1
PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD
PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR
PENETAPAN
PENYUSUNAN RPJMD SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU per SKPD
Tidak sesuai
sesuai Verifikasi Rancangan Renstra SKPD dgn Rancangan Awal RPJMD
Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD berdasarkan hasil verifikasi Renstra-KL Renstra-KL Renstra-KL dan Renstra dan Renstra dan Renstra SKPD Prov Kabupaten/ Kabupaten/ Kota Kota
Penelaahan RTRW Penelaahan KLHS
Perumusan Rancangan Akhir RPJMD
Pelaksanaan Musrenbang RPJMD
PERDA ttg RPJMD
sesuai
Penetapan RenstraSKPD
Verifikasi Rancangan Akhir Renstra SKPD
Tidak sesuai
Rancangan Renstra-SKPD Perumusan visi dan misi SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala Surat Pengantar SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD Kepala
Perumusan Strategi dan kebijakan
Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD
Penyusunan Rancangan RPJMD
Perumusan Tujuan Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Perumusan sasaran Analisis Gambaran pelayanan SKPD
SPM
kepada Bappeda
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD
Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD
RENSTRASKPD
Rancangan Akhir Renstra SKPD Rancangan Renstra-SKPD Pendahuluan Gambaran pelayanan SKPD isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Pengolahan data dan informasi
Gambar 1.1 : Bagan Alir Tahapan Penyusunan Renstra OPD (Permendagri 54/2010)
Penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka ini, disamping berdasarkan pada tugas dan fungsi OPD, juga berlandaskan pada pemetaan kondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang serta mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka (RPJMD) 2014-2018, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) melalui RPJM Kementerian terkait. Berdasarkan hal-hal diatas, mandat dan tanggung jawab Gubernur dijabarkan dalam RPJMD, sedangkan mandat dan tanggungjawab Kepala OPD dijabarkan dalam Renstra OPD. Muatan dari rencana pembangunan disesuaikan dengan mandat dan tanggung jawab masing-masing. Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 menunjukkan hubungan antara RPJMD dan Renstra OPD. Kepala Daerah
Kepala SKPD
Visi/Misi
Visi/Misi
Tujuan/ Sasaran
Tujuan/ Sasaran
Program Pembangunan Daerah Program Prioritas
Program/Kegiatan Prioritas
Program Penyelengaraan Urusan Pem.Daerah Program Prioritas
RPJMD
Visi/misi SKPD dibuat untuk secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung atau mewujudkan visi misi Kepala Daerah Program Pembangunan Daerah berisi program-program prioritas terpilih yang menjadi “top priority” untuk mewujudkan visi/misi Kepala Daerah (RPJMD)
RENSTRA SKPD
Gambar 1.2 : Hubungan antara RPJMD dengan Renstra OPD (Permendagri 54/2010) Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-2
Gambar 1.3 : Hubungan Muatan RPJMD dengan Renstra OPD (Permendagri 54/2010)
Dengan mengingat bahwa program pembangunan harus sinergis, dan terkoordinasi, RPJMD tidak bisa bisa lepas dari RPJM Nasional. Keterkaitan antara RPJM Nasional, RPJMD dan Renstra OPD bisa dilihat pada Gambar 1.4
PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH RPJMD 5 Tahun
RPJM 5 Tahun
RENSTRA OPD 5 Tahun
RENJA OPD 1 Tahun
RKPD 1 Tahun
RKP 1 Tahun
Gambar 1.4 : Hubungan antara RPJMN, RPJMD, dan Renstra OPD
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun RPJMD sejalan dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan melalui RPJM Nasional, dan RPJM Provinsi. 1.2 LANDASAN HUKUM Landasan Hukum yang mengatur struktur organisasi, tugas dan fungsi serta kewenangan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka meliputi : Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-3
1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 5. Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentralisasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816); Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-4
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815); 12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
KLHS
dalam
Penyusunan
atau
Evaluasi
Rencana
Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 21); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka (RPJPD) Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-5
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 8); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 11); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Maksud penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 adalah sebagai arah dan pedoman perencanaan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur urusan bidang pekerjaan umum, bidang penataan ruang, dan bidang perumahan sehingga pelaksanaan pembangunan urusan terkait bisa dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan. 1.3.2 Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 disusun dengan tujuan untuk : a. Menjabarkan visi dan misi Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014-2018; b. Menetapkan program dan kegiatan prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pada tahun 2014-2018. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-6
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN OPD 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD 2.2 Sumber Daya OPD 2.3 Kinerja Pelayanan OPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra OPD 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi OPD 4.2 Tujuan dan Sasaran OPD Jangka Menengah OPD 4.3 Strategi dan Kebijakan OPD BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP LAMPIRAN – LAMPIRAN
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-7
Susunan penulisan Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dimulai dengan latar belakang, landasan hukum serta maksud dan tujuan penyusunan Renstra OPD, gambaran terkait pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka, pemaparan tentang isu strategis, kondisi dan tantangan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan perumahan; visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka; strategi dan kebijakan penyelenggaraan infrastruktur; serta program dan kegiatan prioritas disertai dengan pagu indikatif.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
I-8
BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD 2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI OPD Dalam penyelenggaraan kewenangan Pemerintah di bidang pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang, terdapat urusan yang akan dilaksanakan daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari pemerintah pusat untuk kegiatan yang bersifat fisik, khususnya untuk bidang Bina Marga, bidang Penataan Ruang, dan bidang Perumahan. Sebagaimana telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, maka kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi sebagaimana telah diatur sebagai berikut : a. Urusan Perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari sub bidang pembiayaan, perumahan formal, perumahan swadaya, pengembangan kawasan dan pembinaan hukum, peraturan perundang - undangan dan pertanahan, urusan wajib melekat pada urusan dalam skala provinsi; b. Urusan Penataan Ruang, merupakan urusan wajib pemerintah daerah yang terdiri dari sub bidang pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan, urusan wajib melekat pada urusan dalam skala provinsi; c. Urusan Pekerjaan Umum, merupakan urusan wajib pemerintah daerah yang terdiri dari bidang bina marga, cipta karya (perkotaan dan perdesaan, air minum, air limbah, drainase, permukiman, bangunan gedung dan lingkungan) dan jasa konstruksi.
Tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka.
Tugas Pokok Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka adalah “Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum meliputi Bina Marga, Tata Ruang dan Bangunan, Permukiman dan Prasarana Lingkungan, di bidang
perumahan, dan di
bidang tata ruang”. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 1
a. Perumusan kebijakan teknis urusan bidang pekerjaan umum meliputi bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana lingkungan, bidang perumahan dan bidang tata ruang; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum meliputi bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana lingkungan, bidang perumahan dan bidang tata ruang; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum meliputi bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana lingkungan, bidang perumahan dan bidang tata ruang; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sedangkan susunan organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka, terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Umum; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan. c. Bidang Bina Marga, membawahkan : 1. Seksi Jalan; 2. Seksi Jembatan. d. Bidang Tata Ruang dan Bangunan, membawahkan : 1. Seksi Tata Ruang; 2. Seksi Seksi Bangunan dan Jasa Konstruksi. e. Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahkan : 1. Seksi Perumahan; 2. Seksi Permukiman dan Prasarana Lingkungan. f.
UPTD
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka sebagaimana susunan organisasi dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.1 dibawah ini.:
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 2
Gambar 2.1 : Bagan Struktur Organisasi Dinas BMCK (Perda No. 10 Tahun 2009) Adapun Peran Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi : a. Bidang penataan ruang, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun merencanakan tata ruang skala kabupaten, serta melakukan pemanfaatan dan pengendalian
atas
rencana
tata
ruang
yang
menjadi
tugas
Pemerintah
Kabupaten Majalengka; b. Bidang kebinamargaan bertanggungjawab untuk melaksanaan pengelolaan jalan dan jembatan yang berstatus Jalan Desa, Jalan Lingkungan, Jalan Kabupaten dan Jembatan, baik yang terkait pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka; c. Bidang keciptakaryaan melaksanakan tugas penyediaan infrastruktur dasar (basic infrastructure) untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan kelestarian lingkungan di perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi: (1) Permukiman, (2) Air Minum, (3) Air Limbah, (4) Drainase, dan (5) Penataan Bangunan dan Lingkungan. Khusus bidang Cipta Karya, pada prinsipnya hampir semua lingkup tugas pelaksanaan pembangunan
pada
bidang
ini
merupakan
tanggungjawab
pemerintah
kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah,
dalam
upaya
pencapaian
sasaran
pembangunan serta Standar Pelayanan Minimum (SPM); Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 3
d. Bidang Jasa Konstruksi, kewenangan lebih terfokus pada sub bidang pemberdayaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi; e. Bidang Perumahan, mempunyai peran untuk memfasilitasi pembiayaan perumahan, melakukan pembinaan perumahan formal dan swadaya, mengembangkan kawasan, mengembangkan kompetensi pelaku pembangunan perumahan dan peran serta masyarakat.
2.2 SUMBER DAYA OPD 2.2.1 Sumber Daya Manusia Jumlah Pegawai Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka per tanggal 1 Januari 2014 ada 236 orang, yang apabila dikategorikan berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan, Pendidikan, dan Gender sebagaimana ditunjukan dalam Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.3 dibawah ini : Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan Jumlah SDM
Golongan
a
b
c
d
Jumlah
IV
1
2
-
-
3
III
18
49
20
8
95
II
63
44
12
6
125
I
-
6
5
2
13
JUMLAH
82
101
37
16
236
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Golongan
Jumlah Pegawai Dengan Pendidikan S2
S1
DIV
SM
SLTA
SMP
SD
Jumlah
IV
1
2
-
-
-
-
-
3
III
5
35
-
2
53
-
-
95
II
-
-
-
3
95
11
16
125
I
-
-
-
-
-
7
6
13
JUMLAH
6
37
-
5
148
18
22
236
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 4
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Golongan
Jumlah Pegawai Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
IV
3
-
3
III
81
14
95
II
108
17
125
I
13
-
13
JUMLAH
205
31
236
2.2.2 Aset Yang DIkelola Aset yang dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka per 1 Januari 2014 berdasarkan Buku Induk Inventaris, dalam pelayanan masyarakat, berupa kantor, kendaraan dinas, kendaraan operasional, dan perlengkapan kantor dengan rincian jenis aset terlihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Aset Yang Dikelola Oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya No
Jenis Sarana / Prasarana
Jumlah 25.431,00 M2
1
Tanah Bangunan
2
Tanah Jalan
3
Bangunan Gedung Kantor
11 Unit
4
Mesin Gilas / Tandem Roller
15 Unit
5
Mesin Gilas / Vibration Roller
5 Unit
6
Wheel Excavator
2 Unit
7
Wheel Loader
1 Unit
8
Baby Roller
1 Unit
9
Dump Truck
1 Unit
10
Stamper Kodok
2 Unit
11
Stamper Kuda
8 Unit
4.439.348,21 M2
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 5
No
Jenis Sarana / Prasarana
Jumlah
12
Genzet
1 Unit
13
Portable Compresor
1 Unit
14
Kendaraan Roda 4
14 Unit
15
Kendaraan Roda 3
7 Unit
16
Kendaraan Roda 2
29 Unit
17
Gerobak
36 Unit
18
Alat Ukur & Alat Bengkel
66 Unit
19
AC (Air Conditioner)
32 Unit
20
Komputer PC
64 Unit
21
Komputer Notebook
22 Unit
2.3 KINERJA PELAYANAN OPD Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
berdasarkan sasaran/target Renstra OPD periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan OPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Ada 17 indikator kinerja yang diterapkan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, sedangkan dalam pelaksanaan yang dituangkan dalam Renstra Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tahun 2009-2013 terdapat 30 Indikator Kinerja, ada indikator yang berhenti sebelum berakhirnya RPJMD 2009–2013, ada pula yang tambah, dan ada pula yag menerus, berdasarkan kebutuhan saat itu, adapun Indikator awal yang tertuang dalam RPJMD 2009–2013 seperti diperlihatkan pada Tabel 2.5, sedangkan Pencapaian Kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya sesuai indikator perubahan diperlihatkan pada Tabel 2.6.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 6
Tabel 2.5 Indikator Kinerja Dinas BMCK yang Tertuang Dalam RPJMD Tahun 2009-2013 No
Indikator
Target
Satuan 2009
2010
2011
2012
2013
2,50
8,70
10,00
10,00
6,00
1
Pembangunan, pengembangan dan penyediaan lahan untuk jalan
Km
2
Pemeliharaan jalan kabupaten, kota dan poros desa
Km
3
Pemeliharaan jembatan
Buah
19
27
25
25
23
4
Pengadaan aspal
Drum
-
2.400
1.600
1.500
1.500
5
Pengadaan bronjong kawat
-
1.000
1.000
1.000
1.000
6
Pengadaan alat ukur dan bahan laboratorium
Paket
-
1
1
1
1
7
Rumah tidak layak huni
Unit
360
360
630
630
630
8
Sarana air bersih perdesaan
Jiwa
9
Sarana air bersih perkotaan
Unit
3
7
5
4
5
10
Drainase lingkungan
Km
-
36,00
36,00
38,00
40,99
11
MCK
KK
400
800
800
1.000
1.000
12
Jalan lingkungan
Km
-
150,00 145,00 149,00 155,46
13
Jalan setapak
Km
-
106,30
15,75
15,75
15,75
14
RDTR, RTRK, dan RTBL
Paket
6
7
5
5
5
15
Pemetaan wilayah skala 1 : 1.000
Kec
-
13
13
-
-
16
Penyusunan DED dan dokumen teknis perencanaan
Paket
-
13
6
4
10
17
Bangunan pemerintah dan olahraga
Unit
4
22
6
5
3
116,76 173,68 178,31 172,60 177,70
12.000 15.410 24.650 31.890 39.130
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 7
Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013
No
Rasio Capaian Tahun ke Th. 2 Th. 3 Th. 4 (%) (%) (%) (18) (19) (20)
Target SPM
Target IKK
Target RPJMD
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Th. 1 (%) (17)
Km
-
-
37,20
2,50
8,70
10,00
10,00
6,00
6,45
-
6,45
-
-
258,00
-
65,00
-
-
Km
-
-
819,05
116,77
173,68
178,31
172,60
177,70
191,73
218,81
137,99
367,55
267,32
164,20
125,98
77,39
212,95
150,44
Buah
-
-
119
19
27
25
25
23
15
26
49
97
55
78,95
96,30
196,00
388,00
239,13
Drum
-
-
7.000
-
2.400
1.600
1.500
-
-
-
1.092
960
925
-
-
68,25
64,00
61,67
3
Pembangunan, pengembangan dan penyediaan lahan untuk jalan Pemeliharaan jalan kabupaten, kota dan poros desa Pemeliharaan jembatan
4
Pengadaan aspal
2
Realisasi Capaian Tahun ke
Satuan
(1) 1
Target Renstra OPD Tahun ke
Indikator Kinerja
Th. 5 (%) (21)
Buah
-
-
4.000
-
1.000
1.000
1.000
1.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Paket
-
-
4
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
100
100
100
100
7
Pengadaan bronjong kawat Pengadaan alat ukur dan bahan laboratorium Rumah tidak layak huni
Unit
-
-
2.610
360
360
630
630
630
382
465
939
845
350
106,11
129,17
149,05
134,13
55,56
8
Sarana air bersih perdesaan
Jiwa
-
-
123.080
12.000
15.410
24.650
31.890
39.130
3.000
5.500
3.000
4.500
4.550
25,00
35,69
12,17
14,11
11,63
9
Sarana air bersih perkotaan
Unit
-
-
24
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Drainase lingkungan
Km
-
-
150,99
-
36,00
36,00
38,00
40,99
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
11
MCK
KK
-
-
4.000
141
281
281
352
352
440
-
-
53
80
311,32
-
-
15,15
22,73
12
Jalan lingkungan
Km
-
-
599,46
-
-
145,75
149,00
155,46
8,80
4,47
3,85
42,70
90,35
100
100
2,64
28,66
58,12
13
Jalan setapak
Km
-
-
153,55
-
106,30
15,75
15,75
15,75
79,30
106,61
65,43
-
-
100
100,29
416,57
-
-
14
RDTR, RTRK, dan RTBL
Paket
-
-
28
6
7
5
5
5
3
4
4
-
10
50,00
57,14
80,00
-
200
15
Pemetaan wilayah skala 1 : 1.000
Kec
-
-
26
-
13
13
-
-
-
-
1
-
-
-
-
7,69
-
-
5 6
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 8
No (1) 16
17 18 19
20
21
22 23 24 25
26
27
28
Target Renstra OPD Tahun ke
Realisasi Capaian Tahun ke
Rasio Capaian Tahun ke Th. 2 Th. 3 Th. 4 (%) (%) (%) (18) (19) (20)
Indikator Kinerja
Satuan
Target SPM
Target IKK
Target RPJMD
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Th. 1 (%) (17)
Paket
-
-
33
-
13
6
4
10
-
-
-
7
14
-
-
-
175,00
140,00
Unit
-
-
40
4
22
6
5
3
5
5
5
6
-
125,00
22,73
83,33
120,00
47,50
Kec
-
-
-
-
10
7
5
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Paket
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
100
100
100
100
Bulan
-
-
-
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
100
100
100
100
100
Paket
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
100
100
100
100
Orang
-
-
-
-
50
50
50
50
-
50
-
-
-
-
100
-
-
-
Paket
-
-
-
-
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Orang
-
-
-
-
25
25
25
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Paket
-
-
-
-
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kec
-
-
-
-
10
20
26
26
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bang.
-
-
-
-
48
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bang
-
-
-
-
100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyusunan DED dan dokumen teknis perencanaan Bangunan pemerintah dan olahraga Perda tata ruang Kelacaran dan pelayanan kegiatan pada dinas Pemeliharaan rutin kendaraan dinas dan gedung kantor Penyusunan laporan capaian kinerja ikhtisar realisasi kinerja SKPD Sosialisasi jasa konstruksi Pendataan jasa konstruksi Peningkatan SDM bidang jasa konstruksi Pengawasan dan pengendalian jasa konstruksi Penyusunan laporan berkala pantauan aplikasi peraturan tata ruang Penyusunan database bangunan pemerintahan Identifikasi dan penyusunan database bangunan cagar
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 9
Th. 5 (%) (21)
No (1) 29
30
Target Renstra OPD Tahun ke
Realisasi Capaian Tahun ke
Rasio Capaian Tahun ke Th. 2 Th. 3 Th. 4 (%) (%) (%) (18) (19) (20)
Indikator Kinerja
Satuan
Target SPM
Target IKK
Target RPJMD
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
Th. 1
Th. 2
Th. 3
Th. 4
Th. 5
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Th. 1 (%) (17)
Buku
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Unit
-
-
-
-
10
10
10
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyusunan pedoman standar kelayakan bangunan gedung Sertifikasi bangunan laik fungsi
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 10
Th. 5 (%) (21)
Berdasarkan Keputusan Bupati Majalengka Nomor 76 Tahun 2008 tanggal 10 Maret 2008 tentang Penetapan Status Jalan Kabupaten dan Jalan Desa di Kabupaten Majalengka sebanyak 451 ruas dengan panjang 1.222,72 Km, adapun rinciannya sebagai berikut : 1) Jalan Kabupaten sebanyak 125 ruas dengan panjang 715,60 Km; 2) Jalan Desa sebanyak 165 ruas dengan panjang 337,88 Km; 3) Jalan Perkotaan sebanyak 161 ruas dengan panjang 169,24 Km.
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 03/PRT/M/2012 tanggal 25 Januari 2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan Sebagai Pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, bahwa penetapan status ruas jalan sebagai jalan kabupaten/kota dan jalan desa dilakukan secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Bupati/Walikota. Maka seiring dengan perkembangan wilayah saat ini dan dengan adanya peningkatan status jalan dari jalan desa menjadi jalan kabupaten dan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, maka Keputusan Bupati Nomor 76 Tahun 2008 perlu disesuaikan. Infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup sub bidang air minum, sanitasi, drainase, pengembangan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan menunjukkan pula kondisi yang beragam. Untuk sub bidang air minum, dengan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum sebagai turunan dari Undang-Undang
Nomor
7
Tahun
2004
tentang
Sumber
Daya
Air.
Dalam
pelaksanaannya telah dirumuskan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, termasuk diantaranya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), sehingga sistem penyediaan air minum yang efektif dan berkesinambungan telah memiliki rujukan strategis yang jelas. Secara total target tingkat pelayanan air minum saat ini belum mampu terpenuhi, termasuk kualitas air minum PDAM yang masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Prosentase cakupan pelayanan air minum perkotaan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 ditargetkan sebanyak 24 Unit sedangkan perdesaan sebanyak 123.080 Jiwa. Pada akhir tahun 2013 pelayanan air minum perkotaan baru mencapai 36,70% dan perdesaan 45,30% sehingga cakupan pelayanan air minum perpipaan di Kabupaten Majalengka baru tercapai 82,00%.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 12
Dalam penanganan air limbah secara nasional berdasarkan Laporan MDGs, pada tahun 2007 akses sanitasi layak nasional mencapai 69,30%. Ini berarti bahwa angka tersebut telah melampaui target Millennium Development Goals (MDGs) sebesar 65,50% pada tahun 2015. Saat ini 77,15% penduduk nasional sudah memiliki akses terhadap prasarana dan sarana sanitasi (90,50% di perkotaan dan 67,00% di perdesaan). Prosentase aksesibilitas jumlah keluarga terhadap sarana sanitasi dasar telah meningkat dari 77,50% pada tahun 2004 menjadi 81,80% pada tahun 2007 di kawasan perkotaan. Sementara untuk kawasan perdesaan, jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar meningkat dari 52,20% pada tahun 2004 menjadi 60% pada tahun 2007. Namun pencapaian tersebut masih sebatas pada akses ke jamban dan toilet saja, belum pada akses fasilitas sanitasi yang berkualitas dengan kriteria fasilitas tersebut masih berfungsi dengan baik, digunakan sesuai dengan peruntukannya, dan sesuai dengan standar kesehatan maupun standar teknis yang telah ditetapkan. Tercatat dari data tahun 2007, banyaknya rumah tangga yang menggunakan tangki septik (praktek pembuangan tinja aman) sebesar 49,13%, yaitu 71,06% di perkotaan dan 32,47% di perdesaan. Sedangkan sisanya 50,86% rumah tangga melakukan praktik pembuangan tinja tidak aman (di kolam / sawah, sungai / danau / laut, lubang tanah, pantai / kebun) dengan prosentase di perkotaan 28,93% dan di perdesaan mencapai 67,54%. Penduduk Kabupaten Majalengka yang terlayani sanitasi layak sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 71,95% (dengan jumlah rumah tangga bersanitasi sebanyak 251.169 KK). Cakupan pelayanan air limbah terpusat yang melayani Kawasan Perkotaan sampai dengan tahun 2013 telah dapat menjangkau sebanyak 17.967 sambungan rumah (SR). Untuk penanganan bangunan gedung dan lingkungan, telah diupayakan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi / diseminasi peraturan bidang bangunan gedung dan lingkungan. Revitalisasi/penataan bangunan dan lingkungan dilakukan melalui tahapan penyusunan regulasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) pada kawasan perkotaan
yang
bertujuan
untuk
menata
sekaligus
memperkuat
eksistensi
kawasan tersebut. Selain itu, sejumlah peraturan mengenai bangunan gedung dan penataan lingkungan telah berhasil diselesaikan, diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Disamping itu telah diterbitkan pula berbagai NSPK untuk bangunan gedung yang meliputi: (1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 13
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; (3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; (4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung; (5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung; dan (5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung. Di sisi lain sampai saat ini tingkat pemenuhan kebutuhan rumah masih menjadi permasalahan serius. Diperkirakan sampai dengan tahun 2020, rata-rata setiap tahun terdapat 400 unit rumah yang perlu difasilitasi. Sementera itu, setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru rata rata sekitar 5.200 unit rumah. Terdapat backlog pembangunan perumahan yang terus meningkat dari 32.000 unit rumah pada tahun 2005 menjadi sebesar 4.500 unit rumah pada akhir tahun 2008. Upaya mengatasi penurunan backlog (rumah layak huni) yang dimiliki oleh masyarakat melalui beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk mengatasi masalah perumahan adalah sebagai berikut: 1) Pembangunan Rumah Sederhana Sehat; 2) Pengembangan Perumahan Swadaya. Upaya Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk mengatasi permasalahan penyediaan perumahan dilakukan melalui Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Pengembangan Perumahan Swadaya, dan pembangunan rumah formal melalui pengembang. Namun upaya ini berjalan lambat karena ada beberapa kendala yang dihadapi. Dalam rangka memberdayakan masyarakat dari sisi penyediaan rumah yang layak huni, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah dengan pemberian bantuan stimulan. Sampai dengan Tahun 2012, jumlah prosentase rumah tidak layak huni terhadap keseluruhan jumlah rumah sebesar 2,17%. Sebagai upaya mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pemenuhan akan rumah, maka pemerintah provinsi dan pusat setiap tahun memfasilitasi dengan memberikan bantuan stimulan untuk pembangunan rumah tidak layak huni. Sementara itu, pada akhir tahun 2014 diperkirakan lebih dari separuh penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan sebagai akibat laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun dan secara terus menerus telah melahirkan dynamic phenomenon of Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 14
urbanization. Proses ini berakibat pada semakin besarnya suatu kawasan perkotaan, baik dalam hal jumlah penduduk maupun besaran wilayah. Di sisi lain seiring dengan otonomi daerah (kota) yang semakin menguat membawa dampak pula pada “egoisme kedaerahan” yang semakin tinggi dan disertai kekuatan-kekuatan pasar (swasta) yang terus memperlihatkan dominasinya sehingga membawa dampak pada kecenderungan perkembangan dan pola penyebaran permukiman yang semakin sulit diantisipasi. Pengembangan kawasan agropolitan/minapolitan merupakan bagian dari potensi kewilayahan dimana kawasan tersebut berada. Pengembangan kawasan agropolitan / minapolitan yang merupakan penguatan sentra-sentra produksi pertanian / perikanan yang berbasiskan kekuatan internal, akan mampu berperan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi yang mempunyai daya kompetensi inter dan intra regional. Selama periode pelaksanaan pembangunan tahun 2009–2013 sejumlah hasil penting dalam bidang penataan ruang telah dicapai, antara lain dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), serta diberlakukannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 2029 dan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031. Namun demikian, kondisi pada bidang penataan ruang yang ditemui sampai saat ini masih cukup memprihatinkan, khususnya dalam pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata Ruang (RTR). Hal ini mengingat masih sering terjadinya pembangunan pada suatu wilayah tanpa mengikuti RTR. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan pembangunan saat ini masih
lebih
fokus
pada
perencanaan,
sehingga
terjadi
inkonsistensi
dengan
pelaksanaan pemanfaatan ruang akibat lemahnya pengendalian dan penegakan hukum di bidang penataan ruang. Berdasarkan Status Penyusunan RTRW Provinsi / Kabupaten / Kota sampai dengan Bulan Oktober 2009, saat ini dari 530 wilayah provinsi, kabupaten dan kota yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang untuk melakukan penyesuaian RTRW-nya. Di bidang jasa konstruksi saat ini masih dihadapi permasalahan-permasalahan klasik seputar lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi serta masih seringnya terlihat mutu konstruksi yang belum sesuai standar. Sementara pembinaan jasa konstruksi yang selama ini berjalan ditengarai lebih menjadi bagian dari tugas Kementerian Pekerjaan Umum dan belum menjadi tanggung Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 15
jawab semua pihak. Asosiasi konstruksi juga masih lebih cenderung mengutamakan kepentingan-kepentingan politis, sementara forum jasa konstruksi belum intens dan kurang maksimal melakukan pembinaan. Di sisi lain Sumber Daya Manusia (SDM) jasa konstruksi masih menghadapi permasalahan pada proses sertifikasi yang masih kurang obyektif dan mahal, sehingga langsung atau tidak langsung menyebabkan tenaga ahli dan tenaga terampil bidang konstruksi masih jauh dari cukup. Pasar jasa konstruksi nasional masih terdistorsi akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Oleh karena itu perlu upaya pembinaan perusahaan jasa konstruksi melalui penerapan kualifikasi atau persyaratan dalam pendirian badan usaha jasa konstruksi. Praktik-praktik KKN dalam industri konstruksi masih terlihat dalam perilaku bisnis jasa konstruksi. Kondisi ini telah membuat persaingan di industri konstruksi bukan berdasarkan kompetensi tetapi lebih mengedepankan upaya - upaya negosiasi atau lobby. Globalisasi bisnis konstruksi merupakan suatu keniscayaan. Liberalisasi perdagangan jasa konstruksi merupakan sesuatu yang telah terjadi. Indonesia sebagai negara anggota WTO akan dihadapkan pada tekanan untuk membuka pasar konstruksi domestik. Otonomi
Daerah
sebagai
instrumen
desentralisasi
akan
menjadi
pendorong
perdagangan sektor konstruksi nasional untuk berkembang akibat kebijakan penanaman modal langsung ke daerah. Adapun pada sisi manajemen, yang juga tidak kalah penting perannya dalam pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman, kondisi saat ini yang masih dirasakan adalah belum fokus dan berjalannya fungsi-fungsi manajerial secara optimal. Kondisi mencolok yang paling terasa adalah implementasi fungsi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antar bidang dan UPTD yang menjadi kewenangan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka yang masih lemah termasuk dengan sektor pembangunan lainnya. Selain itu dimensi penyelenggaraan infrastruktur yang berkelanjutan termasuk aspek pemanfaatan teknologi dan aspek pengelolaan yang memperhitungkan risiko kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan prima bagi masyarakat juga belum cukup mendapat perhatian. Kondisi manajerial tersebut diperlemah pula oleh sistem pengendalian internal dan belum sepenuhnya aparat pelaksana patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang mencerminkan belum cukup besarnya kemajuan dalam peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 16
2.1 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN OPD Selanjutnya tantangan dan peluang masing-masing bidang urusan penataan ruang, pekerjaan umum, dan perumahan diuraikan dibawah ini. 2.4.1
Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang Penataan Ruang Tantangan Pembangunan Bidang Penataan Ruang, meliputi :
1) Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan, khususnya terkait akan dibangunnya BIJB dan Kertajati Aero City; 2) Meningkatkan pemanfaatan Rencana Tata Ruang secara optimal dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan; 3) Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antar sektor, antar wilayah, dan antar pelaku; 4) Meningkatkan
kepastian
hukum
dan
koordinasi
dalam
pengendalian
pemanfaatan ruang; 5) Meningkatkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat (termasuk perempuan) dalam penyelenggaraan penataan ruang. 2.4.2
Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang ke Bina Marga-an Tantangan Pembangunan Bidang ke Bina Marga-an, meliputi :
1) Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi wilayah harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan sistem logistik daerah dan nasional.; 2) Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia; 3) Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada; 4) Menjaga
keseimbangan
pembangunan
antar
wilayah
terutama
percepatan
pembangunan Kawasan BIJB dan Kawasan Kertajati Aerocity dan percepatan pembangunan Jaringan Jalan Outer Ring Road;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 17
5) Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci dalam pengembangan wilayah di antara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet; 6) Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global; 7) Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan jalan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan; 8) Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan subbidang jalan, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya. 2.4.3
Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang ke Kecipta Karyaan Tantangan Pembangunan Bidang ke Kecipta Karyaan, meliputi :
1) Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi; 2) Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis; 3) Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan; 4) Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air minum; 5) Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum; 6) Meningkatkan keandalan bangunan baik terhadap gempa maupun kebakaran melalui pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan administrasi/perizinan; 7) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat meminimalkan terjadinya kekumuhan dan banjir; 8) Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global; 9) Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya pemanfaatan ruang bagi permukiman;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 18
10) Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan subbidang infrastruktur permukiman, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya; 2.4.4
Tantangan dan Peluang Bidang Jasa Konstruksi Tantangan pembangunan di bidang Jasa Konstruksi, meliputi :
1) Pembinaan jasa konstruksi yang selama ini berjalan ditengarai dan dipersepsikan lebih menjadi bagian dari tugas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka semata dan belum menjadi tanggung jawab semua pihak; 2) Asosiasi konstruksi juga masih lebih cenderung mengutamakan kepentingankepentingan politis, sementara forum jasa konstruksi belum intens dan kurang maksimal melakukan pembinaan; 3) Memperkuat pasar konstruksi dan meningkatkan profesionalisme industri konstruksi, termasuk perlunya memperkuat para pelaku usaha konstruksi kecil dan menengah antara lain karena lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi. 4) Masih adanya mutu konstruksi yang belum sesuai standar; 5) Masih kurangnya tenaga terampil dan tenaga ahli di bidang konstruksi; 6) Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan subbidang jasa konstruksi, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya. 2.4.5
Tantangan dan Peluang Pembangunan Bidang Perumahan Tantangan pembangunan di Bidang Perumahan, meliputi :
1) Memenuhi
backlog perumahan sebagai akibat dari terjadinya penambahan
kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru; 2) Adanya pembangunan lingkungan perumahan yang sering tidak tuntas; 3) Meningkatkan
Iklim
yang
Kondusif
dalam
Pembangunan
Perumahan
dan
Permukiman; 4) Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat,
kelembagaan
dan
para
pelaku
pembangunan perumahan dan permukiman; 5) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman; 6) Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan dan permukiman melalui penerapan teknologi tepat guna dalam rangka mendorong pemanfaatan bahan dan Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 19
produksi
bahan
bangunan
lokal
yang
murah
serta
konstruksi
bangunan
tahan gempa; 7) Mendorong pengembangan sarana dan prasarana permukiman untuk memfasilitasi interaksi sosial bagi terwujudnya komunitas yang sehat; 8) Pengembangan prinsip kemitraan dan meningkatkan peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengembangan perumahan dan permukiman bagi masyarakat. 2.4.6
Tantangan dan Peluang Sekretariat Tantangan yang dihadapi oleh Sekretariat Dinas Bina Marga dan Cipta Karya,
diantaranya adalah : 1) Peningkatan kebutuhan pembangunan infrastruktur berbagai wilayah dan kualitas pelayanannya kepada masyarakat membutuhkan SDM yang handal; 2) Reformasi birokrasi dalam rangka mencapai 3 (tiga) strategic goals yaitu: kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kontribusi bagi peningkatan kualitas lingkungan; 3) Peningkatan peran koordinasi penyelenggaraan infrastuktur pekerjaan umum antar tingkatan pemerintahan dan antar pelaku pembangunan; 4) Penyelenggaraan good governance yang efektif untuk mengimbangi tuntutan masyarakat
yang
semakin
tinggi
terhadap
transparansi
dan
akuntabilitas
pelaksanaan pembangunan; 5) Pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung perubahan peran ke depan yang diharapkan berubah dari yang semula lebih dominan sebagai operator regulator menjadi dominan regulator fasilitator.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 20
Tabel 2.8 Komparasi Capaian Sasaran Renstra OPD terhadap Sasaran Renstra OPD Provinsi dan Renstra K/L Sasaran pada Renstra OPD Provinsi (4)
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra OPD
Sasaran pada Renstra K/L
(1)
(2)
(3)
1
Peningkatan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang melalui penyusunan pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi ruang.
Menjaga Implementasi pembangunan agar terencana sesuai dengan penataan ruang
Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN
2
Peningkatan pengawasan penyediaan dan pengelolaan gedung negara dan fasiltas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan gedung Negara
Terencana dan terawasinya penyediaan gedung negara dan fasilitas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan Gedung Negara.
Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi
3
Peningkatan kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis di bidang ke PU-an
Meningkatnya kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis ke PU-an
Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi
(5)
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 21
Sasaran pada Renstra OPD Provinsi (4)
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra OPD
Sasaran pada Renstra K/L
(1)
(2)
(3)
4
Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya dalam kondisi mantap
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya.
Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peni ngkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa
5
Peningkatan kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan.
- Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan;
(5)
- Terlaksana penataan dan pengelolaan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman; - Terlaksana penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 655 Ha dengan jumlah penduduk terfasilitasi sebanyak 130.000 jiwa
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 22
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra OPD
(1)
(2)
(3)
Sasaran pada Renstra OPD Provinsi (4)
Sasaran pada Renstra K/L (5) - Terlaksana DAK Perumahan dan Permukiman berupa fasilitasi PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 320.000 unit
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 23
Tabel 2.9 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1) A. 1.
(2) Sistem Perkotaan Pengembangan PKW Kadipaten a. Pengembangan Perdagangan dan Jasa Skala Regional
(3)
2.
Pengembangan PKL Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing, Talaga a. Pengembangan Pusat Perbelanjaan Kegiatan Perdagangan dan Jasa dan Jasa meliputi Warung/ Kios, Pertokoan dan Pasar.
Kegiatan Perdagangan dan Jasa meliputi Warung/ Kios, Pertokoan dan Pasar.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Jumlah Fasilitas disesuaikan dengan Standar dan Jumlah Penduduk.
Fasilitas Ekonomi merupakan Komponen Penting bagi Kawasan Perkotaan, karena Menyangkut Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Fasilitas Ekonomi tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru.
Fasilitas Ekonomi merupakan Komponen Penting bagi Kawasan Perkotaan, karena Menyangkut Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Fasilitas Ekonomi tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru. b. Pengembangan Kantor– Perkantoran Pemerintah Skala Pengembangan Kawasan Perkantoran Pemerintah Sarana Pemerintahan Tingkat Kabupaten untuk kantorPemerintahan Skala Kabupaten merupakan Perkantoran ditujukan untuk Menyediakan Ruang bagi Kegiatan memberikan Pelayanan kepada Masyarakatyang Kabupaten Pemerintah sampai tingkat Kepemerintahan baik Pemerintah Tingkat ditunjang dengan Sarana dan Prasarana Gedung Kecamatan. Kelurahan, Kecamatan, Kota maupun Provinsi. Kantor yang Memadai dan Representatif oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sarana Perkantoran tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru. 3. Pengembangan PPK Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Sindangwangi, Sukahaji, Leumahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura, Banjaran a. Penyediaan Fasilitas Pasar Kegiatan Perdagangan meliputi Jumlah Fasilitas Pasar Kecamatan disesuaikan Fasilitas PasarKecamatan merupakan Komponen Kecamatan Pasar Kecamatan. dengan Standar PU. Penting bagi Kawasan Perkotaan, karena Menyangkut Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Fasilitas Pasar tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru. 4. Pengembangan PPL Sindang, Malausma, Cingambul a. Penyediaan Pasar Desa Kegiatan Perdagangan meliputi Jumlah Fasilitas Pasar Desa disesuaikan dengan Fasilitas PasarDesa merupakan Komponen Penting Pasar Desa. Standar dan Jumlah Penduduk. bagi Kawasan Perkotaan, karena Menyangkut Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Fasilitas Pasar tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru.
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Kadipaten
Jumlah Fasilitas disesuaikan dengan Standar dan Jumlah Penduduk.
Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh, Cikijing, Talaga
Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Sindangwangi, Sukahaji, Leumahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura, Banjaran Sindang, Malausma, Cingambul
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 24
No
Rencana Struktur Ruang
(1) B. 1.
(2) Jaringan Jalan Nasional Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
2.
Pemeliharaan Jalan Arteri Primer
C. 1.
Jaringan Jalan Provinsi Pemeliharaan Jalan Kolektor Primer
Struktur Ruang Saat Ini (3) Membentuk Pola Jaringan Jalan yang Terhierarki agar Pola Pergerakan yang terjadi Mengikuti Pola Jaringan Jalan dan tidak terjadi Benturan Pergerakan Lalu Lintas Lokal dengan Lalu Lintas Regional.
Jaringan Jalan Arteri Primer saat ini perlu Peningkatan Kualitas dan Fungsi Jalan yang sudah ada.
Jaringan Jalan Kolektor Primer saat ini perlu Peningkatan Kualitas dan Fungsi Jalan yang sudah ada.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Pembangunan Jaringan Jalan Alternatif dari masing – masing Pusat Layanan (Seluruh Kecamatan) menuju Pusat Layanan Utama. Mengembangkan Jaringan Jalan Bebas Hambatan yang akan menjadi Akses bagi Kegiatan – kegiatan yang akan dikembangkan melalui Pengembangan Embrio Jalan Eksisting maupun Membentuk Jaringan Jalan Baru dengan Meminimalisir Alih Fungsi Lahan Resapan Air untuk Menjaga Keseimbangan Lingkungan. Jalan Bebas Hambatan dapat Difungsikan dan Diarahkan untuk Melayani Kebutuhan Pergerakan Lokal maupun Kebutuhan Pergerakan Lingkup Antar Kecamatan atau Antar Kabupaten. Mengoptimalkan Nilai Guna Lahan dengan Memberikan Akses yang Memadai bagi Setiap Zona/Guna Lahan. Mengoptimalkan Fungsi Jalan melalui Penataan Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan khususnya pada Jalan – Jalan Lama yang membentuk Struktur Ruang.
Perencanaan Jalan Bebas Hambatan merupakan bagian dari Upaya untuk Meningkatkan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan dan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Pembangunan Jaringan Jalan.
Cikampek – Palimanan Cileunyi – Sumedang –Dawuan
Pemeliharaan Jalan Arteri Primer merupakan bagian dari Upaya untuk Meningkatkan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan dan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Pemeliharaan Jaringan Jalan Arteri Primer.
Ruas Jalan Batas Majalengka atau Cirebon – Jatiwangi Jalan Raya Jatiwangi Ruas Jalan Jatiwangi – Kadipaten Jalan Raya Kadipaten Ruas Jalan Batas Majalengka atau Cageur – Cikijing Ruas Jalan Batas Majalengka atau Cipasung – Cikijing; dan Jalan Raya Cikijing
Mengoptimalkan Nilai Guna Lahan dengan Memberikan Akses yang Memadai bagi Setiap Zona/Guna Lahan. Mengoptimalkan Fungsi Jalan melalui Penataan Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan khususnya pada Jalan – Jalan Lama yang membentuk Struktur Ruang.
Pemeliharaan Jalan Kolektor Primer merupakan bagian dari Upaya untuk Meningkatkan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan dan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Pemeliharaan Jaringan Jalan Kolektor Primer.
Jalan KH. Abdul Halim Ruas Jalan Majalengka – Talaga Jalan Jend. A. Yani Jalan Cipeucang Ruas Jalan Talaga – Cikijing Jalan Kasturi Ruas Jalan Majalengka – Kadipaten Jalan KH. Abdul Halim Jalan Raya Majalengka
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 25
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Kadipaten – Batas Majalengka atau Indramayu Jalan Pasar Balong Batas Majalengka atau Cirebon – Cigasong Talaga – Batas Majalengka atau Sumedang; dan Jalan Jend. Sudirman
D. 1.
Jaringan Jalan Kabupaten Penetapan Fungsi Ruas Kabupaten
Jalan
Membentuk sistem jaringan jalan di wilayah kabupaten yang terintegrasi dengan sistem transportasi nasional dan tata transportasi wilayah jawa barat.
Menetapkan sistem jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder sebagai jalan kabupaten yang melayani kebutuhan pergerakan antar pusat kegiatan lokal dan antar pusat pusat kegiatan lingkungan, serta mendukung pergerakan transportasi wilayah dan nasional. Mengoptimalkan fungsi jaringan jalan melalui penataan pemanfaatan ruang di sepanjang jalan kabupaten.
Penetapan Fungsi Ruas Jalan Kabupatenmerupakan bagian dari Upaya untuk Meningkatkan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan dan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Penetapan Fungsi Ruas Jalan Kabupaten berdasarkan Panjang (Km), Lebar (m) dan Status Jalan.
Jalan yang akan dibangun Jalan yang sudah termasuk pada jalan kabupaten dan jalan perkotaan Jalan antar desa
2.
Peningkatan Konstruksi dan Dimensi Jaringan Jalan Kabupaten
Jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder saat ini perlu peningkatan nilai struktur dan fungsi jalan yang sudah ada.
Mengoptimalkan fungsi jaringan jalan melalui pemeliharaan, peningkatan/rehabilitasi, dan pembangunan jalan pada kondisi pelayanan yang mantap bagi pengguna jalan. Mengoptimalkan fungsi jaringan jalan kabupaten dalam struktur ruang wilayah yang menjadi akses bagi kegiatan - kegiatan pendukung perekonomian kabupaten.
Peningkatan nilai struktur dan fungsi Jaringan Jalan Kabupaten merupakan bagian dari Upaya untuk Memberikan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD dikonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Meningkatkan Konstruksi dan Dimensi Jaringan Jalan Kabupatendengan Jenis Konstruksi Jalan yang harus dapat Mengantisipasi Beban Lalu Lintas Jalan.
Ruas Jalan Dawuan – Majalengka Ruas Jalan Munjul – Leuwiseeng Ruas Jalan Babakanjawa – Pancurendang Ruas Jalan Munjul – Ciandeu Ruas Jalan Majalengka – Kulur Ruas Jalan Sindangkasih – Cibodas Ruas Jalan Tonjong – Cikasarung Ruas Jalan Babakanjawa – Cibatu Ruas Jalan Tajur – Kertabasuki Ruas Jalan Simpeureum – Ciomas Ruas Jalan Jatiwangi – Tonjong
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 26
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Jatiwangi – Wanasalam Ruas Jalan Loji – Ligung Ruas Jalan Ciborelang – Palabuan Ruas Jalan Gandu – Panongan Ruas Jalan Kasokandel – Baribis Ruas Jalan Sukahaji – Pinangraja Ruas Jalan Ciborelang – Tegalaren Ruas Jalan Gunungsari – Sukaraja Ruas Jalan Baturuyuk – Balida Ruas Jalan Pos – Cipinang Ruas Jalan Palasah – Leuwimunding Ruas Jalan Majasuka – Bantarwaru Ruas Jalan SP. Sindanghaji – Buniwangi Ruas Jalan Parakan – Sindanghaji Ruas Jalan Rajagaluh – Leuwimunding Ruas Jalan Parapatan – Leuwimunding Ruas Jalan Parapatan – Budur Ruas Jalan Heuleut – Weragati Ruas Jalan Lame – Trajaya Ruas Jalan Bongas – Bantarwaru Ruas Jalan Rajagaluh – Garawastu Ruas Jalan Rajawangi – Balagedog Ruas Jalan Rajagaluh – Payung
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 27
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Sindangwangi – Payung Ruas Jalan Lengkongkulon – Jeurukleueut Ruas Jalan Patuanan – Karangasem Ruas Jalan Lojikobong – Cidenok Ruas Jalan Bongas – Buniwangi Ruas Jalan Leuwilaja – Ujungberung Ruas Jalan Singawada – Babakankareo Ruas Jalan Sindang Pano – Babakankareo Ruas Jalan Rajagaluh – Singawada Ruas Jalan SP. Sindangwangi – Ujungberung Ruas Jalan Bantaragung – Padaherang Ruas Jalan Panjalin – Cidenok Ruas Jalan Garawangi – Karangasem Ruas Jalan SP. Leuwimunding – Iser Ruas Jalan Jatitujuh – Wanasalam Ruas Jalan Wanasalam – Bantarwaru Ruas Jalan Bantarwaru – Ampel Ruas Jalan Jatitujuh – Sumber Ruas Jalan Babakan – Palasah Ruas Jalan Bantarjati – Sukajaya Ruas Jalan Palasah – Maodin Ruas Jalan Biyawak – Sukamulya
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 28
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Beusi – Beber Ruas Jalan Leuweunghapit – Kodasari Ruas Jalan Kertasari – Karanganyar Ruas Jalan Leuweunghapit – Kedungkencana Ruas Jalan Cipaku – Pilangsari Ruas Jalan Mekarjaya – Sanyere Ruas Jalan Kertajati – Kertasari Ruas Jalan Maodin – Sukajaya Ruas Jalan Maja – Sukahaji Ruas Jalan Maja – Garawastu Ruas Jalan Tegalsari – Cibunut Ruas Jalan Argalingga – Argamukti Ruas Jalan Sadasari – Haurseah Ruas Jalan Argamukti – Sangiang Ruas Jalan Sukasari – Palasari Ruas Jalan Cihaur – Haurgeulis Ruas Jalan Cicalung – SP. Sindang Ruas Jalan Banjaran – Anggrawati Ruas Jalan Paniis – Haurseah SP. Paniis Ruas Jalan Leubaklarang – Anggrawati Ruas Jalan Anggrawati – Kulur Ruas Jalan Asromo – Mekarwangi Ruas Jalan Maja – Pasangrahan Ruas Jalan Salagedang – Nangewer Ruas Jalan SP. Salagedang – Sindang
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 29
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Cikeusik – SP. Sindang Ruas Jalan Pajajar – Payung Ruas Jalan Talaga – Sukamantri Ruas Jalan Talaga – Sangiang Ruas Jalan Talagakulon – Sangiang Ruas Jalan Cibodas – Candana Ruas Jalan Wates – Sangiang Ruas Jalan Banjaran – Sarangpeuteuy Ruas Jalan Sindangpala – Sangiang Ruas Jalan Cikijing – Cikondang – Cisoka Ruas Jalan Cidulang – Citaman Ruas Jalan Kasturi – Kancana Ruas Jalan Cipulus – Gunungmanik Ruas Jalan Banjaransari – Argasari Ruas Jalan Maniis – Campaga Ruas Jalan Rawa – Maniis Ruas Jalan Cingambul – Cikondang Ruas Jalan Cikondang – Kondangmekar Ruas Jalan Cingambul – Nagarakembang Ruas Jalan Bantarujeg – Malausma Ruas Jalan Cimuncang – Malausma Ruas Jalan Cigaleuh – Werasari Ruas Jalan Tembong – Jaga Ruas Jalan Padarek – Kalapadua
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 30
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Haurgeulis – Cikidang Ruas Jalan Salawangi – Lampuyang Ruas Jalan SP. Cikidang – Gununglarang Ruas Jalan Malausma – Babakan Ruas Jalan Malausma – Walahir Ruas Jalan Lemahputih – Cipasung Ruas Jalan Cipasung – Malausma Ruas Jalan Cipasung – Haurendeng Ruas Jalan Pasirhanja – Lemahputih Ruas Jalan SP. Sadawangi – Kepuh Ruas Jalan SP.Leumahputih – Cibulan Ruas Jalan Paying – Sadarehe Ruas Jalan Badugjaya – Cikowoan Ruas Jalan Cibodas – Cinunuk Ruas Jalan Badugjaya – Cikowoan Ruas Jalan Mekaewangi – Bantarmerak Ruas Jalan Cikowoan – Kadut Ruas Jalan Kadut – SP. Gn. Larang Tonggoh Ruas Jalan Gn. Larang Tonggoh – Kubangsari Ruas Jalan Kubangsari – Bantarmerak
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 31
No (1) 3.
Rencana Struktur Ruang (2) Pembangunan Jaringan Jalan Baru
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Pembangunan Jaringan Jalan dari masing – masing Pusat Layanan (Seluruh Kecamatan) menuju Pusat Layanan Utama. Mengembangkan Jaringan Jalan yang akan menjadi Akses bagi Kegiatan – kegiatan yang akan dikembangkan melalui Pengembangan Embrio Jalan Eksisting maupun Membentuk Jaringan Jalan Baru dengan Meminimalisir Alih Fungsi Lahan Resapan Air untuk Menjaga Keseimbangan Lingkungan. Jaringan Jalan Baru dapat Difungsikan dan Diarahkan untuk Melayani Kebutuhan Pergerakan Lokal maupun Kebutuhan Pergerakan Lingkup Antar Kecamatan atau Antar Kabupaten. Pelebaran Jalan dengan Peningkatan Konstruksi Jalan. Perbaikan dan Peningkatan Lapisan Aus untuk Memperbaiki Kekuatan Jalan. Pembuatan Bahu Jalan disertai dengan Pengaman Konstruksi seperti Sistem Drainase. Meningkatkan Perlengkapan Jalan berupa Rambu – rambu, Pagar Pengaman dan Marka Jalan. Peningkatan dan Pelebaran Jembatan.
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5) Perencanaan Jaringan Jalan merupakan bagian dari Upaya untuk Meningkatkan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan dan Kemudahan Pergerakan Antar Kawasan, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Kecamatan dan Terintegrasi dengan Kabupaten Majalengka. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Pembangunan Jaringan Jalan Baru.
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) Ruas Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka Ruas Jalan Lingkar Selatan Kota Majalengka Ruas Jalan Lingkar Luar Kadipaten; Ruas Jalan Cipulus – Gunungsirah Ruas Jalan Kondangmekar – Cimenga Ruas Jalan By Pass Majalengka – Kadiapten – Kertajati
Pelebaran Jalan untuk Mengantisipasi Perkembangan Lalu Lintas dan Menyeragamkan Lebar Jalan yang sama. Penyeragaman Lebar Jembatan agar tidak terjadi Hambatan Arus Lalu Lintas serta untuk Meningkatkan Keamanan Penggunaan Jembatan.
Seluruh Kecamatan
Konservasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Air. Pemanfaatan Daerah Irigasi. Pemanfaatan Air Permukaan dan Air Tanah sebagai Sumber Air Baku. Pengoptimalan Sumber Mata Air. Peningkatan dan Pemeliharaan Kualitas Kuantitas Produksi Sumber Air Baku. Sistem Penyediaan Air Bersih Non Perpipaan dari Pemerintah maupun dengan Swadaya Murni dari Masyarakat.
Sistem Penyediaan Air Bersih direncanakan untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih suatu daerah yang dikategorikan sebagai Perkotaantermasuk di dalamnya bagian Daerah yang dikembangkan menjadi suatu Kawasan Tertentu dengan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih Dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Setempat.
Struktur Ruang Saat Ini (3) Membentuk Pola Jaringan Jalan yang Terhierarki agar Pola Pergerakan yang terjadi Mengikuti Pola Jaringan Jalan dan tidak terjadi Benturan Pergerakan Lalu Lintas Lokal dengan Lalu Lintas Regional.
4.
E. 1.
Peningkatan Jembatan
Melihat Kondisi Jalan yang ada, maka diperlukan Peningkatan dari Ruas – ruas Jalan untuk Mengantisipasi Transportasi di Wilayah Kabupaten Majalengka agar tercapai suatu Lingkungan Jalan yang Aman, Nyaman dan Memadai.
Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Penyediaan Air Bersih Non Perpipaan Sistem Jaringan Perpipaan Pemerintah dan Swadaya Murni diarahkan melayani Kebutuhan Masyarakat dalam Kawasan Perkotaan.
Kecamatan Argapura Kecamatan Banjaran Kecamatan Bantarujeg Kecamatan Malausma Kecamatan Leumahsugih Kecamatan Majalengka Kecamatan Talaga Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan Leuwimunding
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 32
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1) F. 1.
(2) (3) Sistem Prasarana Pengolahan Limbah Pengembangan Septic Tank Sistem Septik Tank dikembangkan untuk Penanganan Limbah Domestik (Limbah Manusia).
G. 1.
Sistem Prasarana Jaringan Drainase Penyusunan Masterplan Drainase
Aktivitas Sosial Ekonomi dan Kondisi Topografi yang Beragam seperti Kegiatan Perdesaan, Perkotaan, Pertanian, Industri, Permukiman Membutuhkan Sistem Drainase yang Beragam. Dalam Pelaksanaan Pembangunan Sistem Drainase Wilayah pada Prinsipnya harus dapat Efisien sehingga Sistem Drainase yang dikembangkan adalah Sistem Kombinasi antara Jaringan Drainase Sistem Tertutup serta Jaringan Drainase Sistem Terbuka.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Sistem Pelayanan Septik Tank Kolektif (Sistem Off – Site) dikembangkan pada Kawasan Perkantoran, Pendidikan, Pemerintahan dan Kawasan Komersil. Sistem Septik Tank Individu (Sistem On – Site) dikembangkan pada Kawasan Perumahan Tipe Sedang dan Tipe Besar, sedangkan untuk Perumahan Tipe Kecil digunakan Sistem Pelayanan Septik Tank Individu ataupun Kolektif dengan Memperhatikan Kesepakatan dan Kemampuan dari Masyarakat. Sistem Tercampur (yaitu Menyatukan Air Limbah dan Air Hujan dalam Satu Saluran) dikembangkan untuk Air Limbah dari Kegiatan Non Domestik dan Kegiatan Lainnya seperti Air Buangan dari Kamar Mandi, Tempat Cuci dan Hasil Kegiatan Kantor Lainnya, sedangkan untuk menutupi Kelemahan Sistem ini dapat diatasi dengan Membuat Saluran Terbuka dari Perkerasan dengan Campuran Kedap Air.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Perkotaan baik Setempat maupun Terpusat direncanakan untuk Memenuhi Kebutuhan Prasarana Sanitasi suatu Daerah yang dikategorikan sebagai Perkotaan, termasuk di dalamnya Bagian Daerah yang dikembangkan menjadi suatu Kawasan Tertentu dengan Pengelolaan Air Limbah yang dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Daerah Setempat.
Seluruh Wilayah
Sistem Jaringan Induk Drainase di Wilayah Ciayumajakuning secara umum akan tetap mengikuti Pola atau Kerangka Sistem Alamiah yang ada, pengaLiran dilakukan secara Gravitasi mengikuti Kondisi Topografi yang memiliki Kecenderungan Kemiringan ke Arah Timur. Jaringan Drainase Sistem Tertutup sebagian besar dikembangkan di Pusat Pemerintahan dan Perkantoran, Pusat Kegiatan Komersial, Industri serta Jalan – jalan Utama Tertentu atau Daerah yang Mempunyai Lebar Jalan yang kecil. Jaringan Drainase Sistem Terbuka sebagian besar dikembangkan di Lingkungan Permukiman dan di Sepanjang Jaringan Jalan. Prioritaskan Pelayanan Drainase pada Kawasan Terbangun, Kawasan Rawan Genangan dan Memerlukan Penataan atau Perbaikan agar
Sistem Jaringan Drainase Kota bertujuan untuk Mengatasi Masalah Pembuangan Air baik untuk Pengeringan Air Hujan yang Jatuh maupun untuk Pembuangan Air Limbah yang dihasilkan dari Rumah Tangga terutama untuk Limbah Cair dan Mengatasi Masalah Pembuangan Air Hujanke Badan Sungai.
Seluruh Wilayah
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 33
No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) dapat berfungsi secara maksimal. Peningkatan PeranSerta Masyarakat dalam MemeliharaPrasarana Drainase, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Saluran. Sistem Drainase Tertutup dan Terbuka dibangun pada Sebelah Kiri dan atau Kanan Jalan dengan Arah Pengaliran disesuaikan dengan Kondisi Topografi Setempat. Penanganan Kawasan Rawan Banjir di Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh.
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 34
Tabel 2.10 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1) A.
(2) Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan Pengembangan dan Penataan Kawasan
(3)
1.
Kawasan Permukiman Perkotaan Tumbuh dan Berkembang pada Daerah Pusat – pusat Kota baik Pusat Kota Kabupaten maupun Pusat Kota Kecamatan. Kawasan Permukiman Perkotaan dikembangkan dengan Pola Linier dan Mengelompok Mengikuti Jaringan Jalan Utama.
2.
Penyusunan Masterplan Pengembangan Permukiman
Kawasan Peruntukan Permukiman meliputi Permukiman Perkotaan dan Permukiman Perdesaan
3.
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Masterplan Permukiman
Kawasan Perumahan dengan Kepadatan Bangunan Rendah sampai Tinggi (Rumah Susun), Tipe Rumah Mewah sampai Sederhana Kavling Besar sampai Kecil
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4)
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Mengembangkan Kawasan Permukiman Vertikal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah hingga Tinggi. Kawasan Perkotaan memiliki Karakteristik Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah hingga Tinggi mencakup Kawasan Perkotaan yang menjadi Kota Inti PKW. Mengendalikan Kawasan Permukiman Horizontal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah termasuk Kota Mandiri dan Kota Satelit; dan Kawasan Perkotaan yang memiliki Karakteristik Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah mencakup Kawasan Perkotaan selain yang berfungsi sebagai Kota Inti PKW. Menciptakan Aktivitas Sosial Ekonomi yang Harmonis dengan Seluruh Komponen Pengembangan Wilayah seperti Aktivitas Perdagangan dan Jasa, Industri, Pertanian dan Lain – lain. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan termasuk seluruh Kegiatan yang membentuk Sistem Permukiman yaitu Unit Rumah – rumah beserta dengan Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum dan Infrastruktur Pendukungnya Bersamaan dengan Kegiatan Jasa dan Perdagangan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan termasuk seluruh Kegiatan yang membentuk Sistem Permukiman yaitu Unit Rumah – rumah beserta dengan Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum dan Infrastruktur Pendukungnya Bersamaan dengan Kegiatan Jasa dan Perdagangan
OPD diKonsentrasikan untuk Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman tersebut baik Revitalisasi, Rehabilitasi ataupun Pembangunan Kawasan Permukiman Baru.
PKW, PKL, PPK
OPD diKonsentrasikan untuk Pengembangan Kawasan Permukiman baik Revitalisasi, Rehabilitasi ataupun Pembangunan Kawasan Permukiman Baru yang Mengacu pada Dokumen Penyusunan Masterplan Pengembangan Permukiman.
PKW, PKL, PPK
OPD diKonsentrasikan untuk Monev Pelaksanaan Masterplan Permukiman dengan Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman yang tidak sesuai dengan Aturan yang Berlaku.
PKW, PKL, PPK
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 35
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
4.
Pengendalian Pertumbuhan Pembangunan Perumahan Baru
5.
Penataan dan Rehabilitasi Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh
6.
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Kawasan Perkotaan yang memiliki Karakteristik Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah hingga Tinggimencakup Kawasan Perkotaan yang menjadi Kota Inti PKW. Kawasan Permukiman Perkotaan dikembangkan dengan Pola Linier dan Mengelompok Mengikuti Jaringan Jalan Utama.
Kawasan Permukiman yang Mengembangkan Sistem Sanitasi yaitu Sistem Septik Tank Individu (Sistem On – Site) dan Sistem Tercampur.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Mengendalikan Kawasan Permukiman Horizontal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah termasuk Kota Mandiri dan Kota Satelit. Mengendalikan Kawasan Permukiman Horizontal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah termasuk Kota Mandiri dan Kota Satelit. Menciptakan Aktivitas Sosial Ekonomi yang Harmonis dengan Seluruh Komponen Pengembangan Wilayah seperti Aktivitas Perdagangan dan Jasa, Industri, Pertanian dan Lain – lain. Antar Kawasan dihubungkan oleh Aksesbilitas yang baiksesuai dengan Fungsi Pelayanan Kegiatannya. Tidak menimbulkan Dampak Negatif terhadap Kualitas Lingkungan dan Kualitas Sumberdaya Air. Melakukan Rehabilitasi, Revitalisasi, Peremajaan dan Relokasi. Sistem Septik Tank Individu (Sistem On – Site) dikembangkan pada Kawasan Perumahan Tipe Sedang dan Tipe Besar, sedangkan untuk Perumahan Tipe Kecil digunakan Sistem Pelayanan Septik Tank Individu ataupun Kolektif dengan Memperhatikan Kesepakatan dan Kemampuan dari Masyarakat. Sistem Tercampur (yaitu Menyatukan Air Limbah dan Air Hujan dalam Satu Saluran) dikembangkan untuk Air Limbah dari Kegiatan Non Domestik dan Kegiatan Lainnya seperti Air Buangan dari Kamar Mandi, Tempat Cuci dan Hasil Kegiatan Kantor Lainnya, sedangkan untuk menutupi Kelemahan Sistem ini dapat diatasi dengan Membuat Saluran Terbuka dari Perkerasan dengan Campuran Kedap Air. Melakukan Rehabilitasi, Revitalisasi, Peremajaan dan Relokasi.
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
OPD diKonsentrasikan dengan Pengawasan dan Pengendalian Pertumbuhan Pembangunan Perumahan Baru yang tidak sesuai dengan Aturan yang Berlaku.
PKW, PKL, PPK
OPD diKonsentrasikan untuk Melakukan Penataan dan Rehabilitasi Kawasan Permukiman Kumuh dengan Menyediakan Tempat Permukiman yang Sehat dan Aman serta Memberikan Lingkungan yang sesuai untuk Pengembangan Masyarakat dengan tetap Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.
PKW, PKL, PPK
Sistem Pengelolaan Air Limbah Perkotaan baik Setempat maupun Terpusat direncanakan untuk Memenuhi Kebutuhan Prasarana Sanitasi suatu Daerah yang dikategorikan sebagai Perkotaan, termasuk di dalamnya Bagian Daerah yang dikembangkan menjadi suatu Kawasan Tertentu dengan Pengelolaan Air Limbah yang dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Daerah Setempat. Tidak menimbulkan Dampak Negatif terhadap Kualitas Lingkungan dan Kualitas Sumberdaya Air.
PKW, PKL, PPK
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 36
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Peningkatan Prasarana dan Sarana Penunjang seperti Rumah Sakit, Sekolah hingga Perguruan Tinggi, Perdagangan dan Jasa, Pelabuhan Udara, Pelabuhan Laut, Terminal Kargo, Terminal Bus, Parkir, Jaringan Utilitas yang baik serta Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Lainnya sesuai dengan Jumlah Penduduk dan Hirarki Kota (Metropolitan, Besar, Sedang, Kecil). Menciptakan Aktivitas Sosial Ekonomi (Perdagangan dan Jasa, Industri, Pertanian dan Lain – lain) yang Harmonis dengan seluruh Komponen Pengembangan Wilayah seperti dengan aktivitas. Peningkatan Prasarana dan Sarana Penunjang seperti Rumah Sakit, Sekolah hingga Perguruan Tinggi, Perdagangan dan Jasa, Pelabuhan Udara, Pelabuhan Laut, Terminal Kargo, Terminal Bus, Parkir, Jaringan Utilitas yang baik serta Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Lainnya sesuai dengan Jumlah Penduduk dan Hirarki Kota (Metropolitan, Besar, Sedang, Kecil). Aksesbilitas yang Lengkap (Jaringan Sistem Primer, Tol Sekunder dan Lokal) dengan Sistem Pelayanan Angkutan Jalan Raya, Jalan Rel, Angkutan Udara dan Angkutan Sungai). Antar Kawasan dihubungkan oleh Aksesbilitas yang baiksesuai dengan Fungsi Pelayanan Kegiatannya.
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5) OPD diKonsentrasikan untuk Melakukan Penataan dan Rehabilitasi Kawasan Permukiman dengan melengkapi Prasarana Lingkungan sesuai dengan Persyaratan Pembakuan Tata Lingkungan Tempat Tinggal atau Lingkungan Hunian.
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6) PKW, PKL, PPK
OPD diKonsentrasikan untukMenyiapkan dan MelengkapiPrasarana Lingkungan sesuai dengan Persyaratan Pembakuan Tata Lingkungan Tempat Tinggal atau Lingkungan Hunian dan Pelayanan Lingkungan untuk Membangun Kavling Tanah Matang. Kecamatan yang memiliki Lahan untuk Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman : Lahan yang tersedia untuk LISIBA ± 50 Ha dan Lahan untuk KASIBA ± 100 Ha.
PKW, PKL, PPK
Potensi untuk Pengembangan Kelistrikan di Wilayah Kabupaten Majalengka masih banyak diperlukan oleh Masyarakat meskipun Pembangunan Berjalan Terus dan secara Makro Seluruh Desa di Kabupaten Majalengka telah Teraliri Listrik.
Rencana Pengembangan Transmisi Tenaga Listrik. Rencana Pengembangan Gardu Induk Distribusi. Rencana Pengembangan Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi. Rencana Pengembangan Energi Alternatif.
PPL
Sebagian Kabupaten
Pengembangan Sistem Jaringan Air Minum dengan Sumber Air dari Mata Air.
Kabupaten Majalengka merupakan Wilayah Prioritas Pelayanan Prasarana Energi Listrik. OPD perluuntukMembentuk dan Menambah Jaringan Prasarana Listrikdi Kabupaten Majalengka. PenyediaanEnergi Listrik di Kabupaten Majalengka diarahkan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Majalengka Wilayah Selatan dan Tengah yang selama ini relatif masih tertinggal dibandingkan Wilayah Utara. OPD diKonsentrasikan untukMeningkatkan Pengembangan Sistem Jaringan Perpipaan beserta
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1) 7.
(2) Pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan Cepat Tumbuh
(3) Kawasan Permukiman Perkotaan dikembangkan dengan Pola Linier dan Mengelompok Mengikuti Jaringan Jalan Utama yang ada dan didukung dengan Penempatan Fasum Fasos dalam Permukiman tersebut.
8.
Penyiapan Lahan KASIBA dan LISIBA
Penyiapan Lahan KASIBA dan LISIBA berdasarkan RTRW yang telah disahkan oleh Pemerintah dan DPRD (RTRW dan RDTRK).
9.
10.
Permukiman Perdesaan Penyediaan Sarana Listrik
Program Penyediaan Air Bersih secara Sederhana
Besar Wilayah di Majalengka untuk
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
PPL
II - 37
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3) Memenuhi Kebutuhan Air Bersih masih menggunakan Sistem Non Perpipaan.
11.
Pengembangan Jaringan Jalan Desa
Membentuk Pola Jaringan Jalan yang Terhierarki agar Pola Pergerakan yang terjadi Mengikuti Pola Jaringan Jalan dan tidak terjadi Benturan Pergerakan Lalu Lintas Desa.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Optimalisasi Waduk Jatigede berada di Kabupaten Sumedang sebagai Sumber Air Minum Alternatif. Pengembangan Sumber Distribusi Air Minum Perpipaan. Pengembangan Jaringan Perpipaan Air Minum. Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Minum terhadap Wilayah Belum Terlayani. Peningkatan Kekuatan Konstruksi dan Dimensi Jalan. Fungsi Ruas Jalan Desa dapat Difungsikan dan Diarahkan untuk Melayani Kebutuhan Pergerakan Lokal.
12.
Pengembangan Sarana Angkutan Orang dan Barang untuk Menunjang Produksi Pedesaan
Hanya beberapa Wilayah yang belum Terlayani oleh Angkutan Desa.
Penyediaan Sarana Angkutan Penumpang berupa Pengembangan Sarana Angkutan Desa. Optimalisasi Trayek Angkutan Desa.
13.
Penyediaan Fasilitas Kesehatan
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan. Peningkatan Pelayanan Fasilitas Kesehatan.
B. 1.
Kawasan Peruntukan Lainnya Penyediaan dan Pengembangan Sarana Perdagangan Jasa
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan lebih banyak diarahkan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Skala Kelurahan hingga Skala Lingkungan. Kegiatan Perdagangan dan Jasa meliputi Warung/ Kios, Pertokoan dan Pasar.
Pengembangan Perdagangan dan Jasa pada Pusat Kegiatan PKW dan PKL. Peningkatan Sistem Informasi Pasar dan Penguasaan Akses Pasar Lokal, Regional, Nasional dan Internasional apabila dikaitkan dengan Pembangunan BIJB, Jalan Tol dan Jalur Kereta Api. Peningkatan Sistem Distribusi Penyediaan Kebutuhan Pokok Masyarakat yang Efektif dan
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5) Sarana dan Prasarana Air Minum.
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Peningkatan Konstruksi dan Dimensi Jaringan Jalan Lingkungan merupakan bagian dari Upaya untuk Memberikan Kemudahan Pergerakan Antar Desa, Mewujudkan Pelayanan Aksesibilitas yang merata di Seluruh Desa dan Terintegrasi dengan Kecamatan. OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Sistem Jaringan Transportasi tersebut dengan Meningkatkan Konstruksi dan Dimensi Jaringan Jalan Desadengan Jenis Konstruksi Jalan yang harus dapat Mengantisipasi Beban Lalu Lintas Jalan. Angkutan Orang dan Barang merupakan Elemen Penting dalam Pengembangan Sistem Transportasi guna Menunjang Pola Pergerakan Penduduk dalam memenuhi Kebutuhannya dengan Peningkatan Jaringan Trayek Angkutan Penumpang dan Sarana Angkutan Penumpang. Pelayanan Fasilitas Kesehatan diharapkan dapat Meningkatkan Kualitas Hidup, Menaikkan Angka Harapan Hidup dan Menekan Angka Tingkat Kematian Masyarakatnya sehingga Mampu Mendorong Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
PPL
Fasilitas Ekonomi merupakan Komponen Penting bagi Kawasan Perkotaan, karena Menyangkut Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD diKonsentrasikan untuk Pemenuhan Fasilitas Ekonomi tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru. Jumlah Fasilitas disesuaikan dengan Standar dan Jumlah Penduduk.
Tersebar
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
PPL
PPL
II - 38
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Efisien. Peningkatan perlindungan Konsumen, Pasar Tradisional dan Kesadaran Penggunaan Produksi Dalam Negeri; dan Penguatan Akses dan Jaringan Perdagangan Ekspo. Pengembangan BIJB dengan Luas± 1.800 Ha. Pengembangan Kawasan Kertajati Aerocity dengan Luas ± 3.200 Ha.
2.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Kawasan Bandara
Penetapan Lokasi Bandar Udara berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No : 553.2/ 2271/ Dalprog Tanggal 29 Juli 2004.
3.
Pengembangan Keamanan
Peruntukan Kawasan Pertahanan dan Keamanan seperti Kantor, Instalasi Militer termasuk Tempat Latihan baik pada Tingkat Nasional, Kodam, Korem, Koramil, dsb.
Penyediaan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Penunjang di dalam Kawasan Pertahanan dan Keamanan.
C. 1.
Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten Penyusunan RDTR Kawasan Pedoman bagi Instansi dalam Menyusun Zonasi dan Pemberian Periijinan Kesesuaian Pemanfaatan Bangunan dengan Peruntukan Ruang.
2.
Pengembangan Perdagangan dan Jasa
Pertahanan
dan
Perdagangan dan Jasa yang berkembang saat ini secara umum dapat Berlokasi pada Jalan Utamadi Kabupaten Majalengka.
Indikasi Program terdiri dari Sektor (Sub Sektor) terkait dengan Pemanfaatan Ruang (sebagai Implikasi dari Rencana Tata Ruang yang telah disusun) beserta Lokasi Realisasi Program, Instansi Pengelola dan Sumber Dana yang diperoleh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Swasta. Jangka waktu dari indikasi program ini adalah 20 tahun perencanaan (2011 – 2031). Pengembangan Perdagangan dan Jasa pada Pusat Kegiatan PKW dan PKL. Peningkatan Sistem Informasi Pasar dan Penguasaan Akses Pasar Lokal, Regional, Nasional dan Internasional apabila dikaitkan dengan Pembangunan BIJB, Jalan Tol dan Jalur
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Penyediaan Sarana Prasarana merupakan Komponen Penting bagi Kawasan Bandara, karena Menunjang Pemenuhan Kebutuhan bagi Kawasan Bandara serta Mata Pencaharian Masyarakat oleh karena itu OPD perlu untuk Pemenuhan Fasilitas Sarana Prasana tersebut baik Revitalisasi ataupun Pembuatan Baru. Jumlah Fasilitas disesuaikan dengan Standar DPU bagi Kawasan Bandara. OPD diKonsentrasikan untuk Melakukan Penataan dan Rehabilitasi, Revitalisasi, Kawasan Pertahanan dan Keamanan dengan melengkapi Prasarana Lingkungan sesuai dengan Persyaratan Pembakuan Tata Lingkungan Tempat Tinggal atau Lingkungan Hunian. Melakukan Peremajaan dan Relokasi.
Kecamatan Kertajati
Batalyon Ifanteri 321 di Kecamatan Cigasong Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di Kecamatan Majalengka Pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah Kabupaten
OPD diKonsentrasikan untukMenyusun RDTR Kawasan sebagai Pedoman didalam Proses Perizinan Pembangunan dalam Rangka Pengembangan Wilayah Kabupaten Majalengka.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
OPD diKonsentrasikan untukMelakukan Penyediaan dan Pengembangan Sarana Perdagangan Jasa yang tersebar secara merata di Kabupaten Majalengka.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 39
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
3.
Pengembangan dan Penataan Pusat Pemerintahan Kabupaten
4.
Pengembangan Permukiman Perkotaan Berwawasan Lingkungan Pelestarian
5.
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pengembangan Kawasan Perkantoran Pemerintah ditujukan untuk Menyediakan Ruang bagi Kegiatan Kepemerintahan baik untuk Pemerintah Tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota maupun Provinsi.
Sarana dan Prasarana di Kabupaten Majalengka belum tersebar secara merata di Seluruh Wilayah.
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Kereta Api. Peningkatan Sistem Distribusi Penyediaan Kebutuhan Pokok Masyarakat yang Efektif dan Efisien. Peningkatan Perlindungan Konsumen, Pasar Tradisional dan kesadaran Penggunaan Produksi Dalam Negeri. Penguatan Akses dan Jaringan Perdagangan Ekspor. Pengembangan Kantor – kantor Pemerintahan Skala Kabupaten. Peningkatan Pelayanan Pemerintahan Skala Desa.
Mengembangkan Kawasan Permukiman Vertikal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah hingga Tinggi. Kawasan Perkotaan yang memiliki Karakteristik Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah hingga Tinggi mencakup Kawasan Perkotaan yang menjadi Kota Inti PKW. Mengendalikan Kawasan Permukiman Horizontal pada Kawasan Perkotaan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah termasuk Kota Mandiri dan Kota Satelit. Kawasan Perkotaan yang memiliki Karakteristik Intensitas Pemanfaatan Ruang Menengah mencakup Kawasan Perkotaan selain yang berfungsi sebagai Kota Inti PKW. Menciptakan Aktivitas Sosial Ekonomi yang harmonis dengan Seluruh Komponen Pengembangan Wilayah seperti dengan Aktivitas Perdagangan dan Jasa, Industri, Pertanian dan lain – lain. Peningkatan Sarana Pendidikan. Peningkatan Sarana Kesehatan. Peningkatan Sarana Perdagangan dan Jasa. Peningkatan Sarana Peribadatan.
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
OPD diKonsentrasikan untukMelakukan Penataan dan Penyediaan Sarana Pemerintahan di Kabupaten Majalengka.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
OPD diKonsentrasikan untuk Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman tersebut baik Revitalisasi, Rehabilitasi ataupun Pembangunan Kawasan Permukiman Baru.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
OPD diKonsentrasikan untukMelakukan Penyediaan dan Pengembangan Sarana Prasarana di Kabupaten Majalengka.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 40
No
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat Ini
(1)
(2)
(3)
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan (4) Peningkatan Sarana Olah Raga. Peningkatan Sarana Pemerintahan. Peningkatan Sarana Sosial Budaya. Peningkatan Sistem Jaringan Transportasi Darat. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Energi. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Persampahan. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Air Minum. Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Pengolahan Air Limbah.
Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan OPD (5)
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan OPD (6)
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 41
Tabel 2.11 Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Kabupaten Majalengka Dinas Bina Marga dan Cipta Karya No
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
Implikasi terhadap Pelayanan OPD
(1) 1.
(2) Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
2.
Perkiraan mengenai Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup
(4) OPD khususnya yang terkait dalam bidang Penataan Ruang diharapkan untuk fokus terhadap setiap alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk meningkat berdasarkan deret ukur sedangkan lahan meningkat berdasarkan deret hitung. OPD yang terkait dalam penanganan Lingkungan Hidup diharapkan melakukan tindakan konkrit yang signifikan untuk meminimalisir dampak dan risiko yang ditimbulkan.
3.
Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem
(3) Tingginya pengalihfungsian lahan terutama dari hutan primer, hutan sekunder dan sawah menjadi area permukiman di sejumlah Kecamatan seperti Kecamatan Bantarujeg, Talaga, Banjaran, Maja, Majalengka Pencemaran air dari pabrik pencelupan jeans di Kecamatan Cikijing Adanya penggilingan batu di daerah Rajagaluh yang menghasilkan endapan dan mencemari lahan pertanian warga setempat Limbah dari pengeksploitasian minyak bumi di Sumber Jaya Limbah pabrik tahu, oncom, dan tempe yang seringkali dibuang sembarangan ke sungai Menurut penelitian LIPI, Majalengka merupakan wilayah terpanas di Jawa Barat. Cerobong industri bata merah yang kurang tinggi Banyaknya penebangan pohon Adanya pencemaran udara yang berasal dari luar Kabupaten Majalengka Kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya, pembuangan sampah oleh masyarakat sebagian besar masih ke sungai Luas lahan kritis mencapai 18.795 ha Menurunkan produktivitas lahan padahal sebagian besar area lahan kritis merupakan perkebunan dan pertanian yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat Program penanaman tanaman keras di
OPD khususnya yang terkait dalam bidang Penataan Ruang diharapkan untuk fokus terhadap Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesesuaian fungsi lahan.
Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan OPD (5) Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu alih fungsi lahan tertentu, seperti lahan pertanian atau lahan perumahan. Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu terkait Pencemaran air, sungai dan udara.
Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu mengenai produktivitas lahan.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 42
No
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
Implikasi terhadap Pelayanan OPD
(1)
(2)
(3) lahan kritis berdampak kontraproduktif Adanya ancaman terhadap Jatigede Memiliki dampak terhadap daerah hilir (bencana) Perubahan bentang alam di beberapa daerah karena adanya galian C Sumber daya air merupakan kebutuhan dasar masyarakat akan tetapi ketersediaannya saat ini menjadi terbatas Bergantung pada pasokan dari daerah lain (DAS Cimanuk) Adanya kompetisi yang tinggi dalam hal pemanfaatan air Beberapa daerah termasuk daerah rawan longsor, seperti Kecamatan Argapura, Lemahsugih.
(4)
4.
Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
5.
Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
6.
Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati
Terancamnya TNGC yang mengairi sekitar 27 desa Lokasi galian C yang berbatasan langsung dengan wilayah kawasan lindung Amanat RTRW untuk kawasan lindung mencapai luas 31% dari total luas Kabupaten Majalengka Amanat RTRW untuk RTH mencapai luas 30%
Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan OPD (5)
OPD yang terkait diharapkan dapatmemenuhi Kebutuhan Air Bersih bagi masyarakat yang efesien dan efektif.
Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu mengenai sistem penyediaan dan pengelolaan sumber daya air.
OPD yang terkait diharapkan dapat melakukan penanganan terhadap daerah rawan longsor yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, seperti jalur evakuasi bencana. OPD yang terkait dalam penanganan Lingkungan Hidup diharapkan melakukan tindakan konkrit yang signifikan untuk meminimalisir dampak dan risiko yang ditimbulkan.
Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu terhadap perubahan iklim. Setiap program yang dirumuskan harus mengakomodir isu – isu terkait tentang Keanekaragaman Hayati.
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
II - 43
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN OPD
Perencanaan Strategis Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, adalah perencanaan pembangunan yang merupakan keberlanjutan
dari
pembangunan
tahun-tahun
sebelumnya,
sehingga
dalam
merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun sebelumnya. Lima tahun pertama dan kedua Renstra Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka telah menghasilkan berbagai
kemajuan
yang
cukup
berarti
namun
masih
menyisahkan
berbagai
permasalahan pembangunan daerah yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada tercapainya
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Potensi
permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap-tiap permasalahan
juga
diidentifikasi
faktor-faktor
penentu
keberhasilannya
dimasa
mendatang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan dasar di tiap Bidang dan UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing melalui penilaian terhadap capaian kinerja yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013. Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut :
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 1
a) Sekretariat 1) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah belum optimal; 2) Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan yang bersertifikat; 3) Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan belum optimal; 4) Belum optimalnya data dan informasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 5) Peran aktif Dinas Bina Marga dan Cipta Karya sebagai perpanjangan tangan Bupati masih perlu ditingkatkan.
b) Perumahan 1) Adanya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang semakin meningkat terutama di perkotaan, mengaki-batkan alih fungsi lahan tidak terbendung; 2) Belum
maksimalnya
peran
aktif
dari
pemangku
kepentingan
dalam
penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan; 3) Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah kebawah terhadap lahan untuk perumahan serta terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
c) Tata Ruang 1) Belum sepenuhnya Rencana Detail Tata Ruang menjadi acuan dalam penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang; 2) Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
d) Bina Marga Belum seluruhnya jalan dan jembatan kabupaten dalam kondisi mantap, sesuai dengan kapasitas jalan kabupaten
e) Cipta Karya 1) Belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum yang layak;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 2
2) Belum optimalnya dalam menyadarkan masyarakat tentang pengelolaan air limbah yang benar; 3) Belum
optimalnya
sarana
dan
prasarana
dasar
pendukung
masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan
aksebilitas
keterbatasan
anggaran Daerah; 4) Belum optimalnya pelayanan exsaminasi teknis bangunan gedung negara, bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan, dikarenakan SDM nya yang kurang. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 3
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 No
Aspek Kajian
(1)
(2)
Faktor yang Mempengaruhi
Capaian / Kondisi Saat Ini (Tahun 2013)
Standar yang Digunakan
(3)
Internal (Kewenangan OPD)
Eksternal (Diluar Kewenangan OPD)
Permasalahan Pelayanan OPD
(4)
(5)
(6)
(7)
-
-
1
Pembangunan, pengembangan dan penyediaan lahan untuk jalan
-
-
2
Pemeliharaan jalan kabupaten, kota dan poros desa
80,47 %
-
Sesuai dengan tupoksi melaksanakan pemeliharaan kabupaten, kota dan poros desa
dapat jalan
Database diupdate
perlu
Pembiayaan kegiatan penanganan jalan lingkungan
Kesulitan penanganan terhadap lahan jalan setapak Sesuai dengan tupoksi dapat melaksanakan pemeliharaan jembatan
Penanganan dilakukan dari luar program OPD
3
Jalan lingkungan
49,49 %
-
4
Jalan setapak
56,62 %
-
5
Pemeliharaan jembatan
91,07 %
-
6
Rumah tidak layak huni
26,63 %
-
7
Sarana air bersih perdesaan
83,51 %
-
8
Sarana air bersih perkotaan
35,50 %
-
9
Drainase lingkungan
45,00 %
-
jalan
lingkungan
Kondisi pelayanan jalan dan jembatan di Kabupaten Majalengka belum seluruhnya mantap sesuai dengan SPM Jalan Kabupaten
-
Adanya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang semakin meningkat terutama di perkotaan, mengaki-batkan alih fungsi lahan tidak terbendung;
-
Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan;
-
Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah kebawah terhadap lahan untuk perumahan serta terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Penanganan perbaikan rumah tidak layak huni yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya hanya bersifat fasilitasi
Peran masyarakat lebih dominan dalam pembangunan dalam permasalahan perumahan
Kurangnya pendanaan untuk pengelolaan sarana air bersih perdesaan
Sumber mata air dan air baku belum diolah secara optimal
Belum sepenuhnya masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum yang layak
-
Belum optimalnya dalam menyadarkan masyarakat tentang pengelolaan air limbah
Belum tersedianya drainase yang lengkap
data
jaringan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 4
No
Aspek Kajian
(1) 11
14
(2) Sanitasi
RDTR, RTRK, dan RTBL
Faktor yang Mempengaruhi
Capaian / Kondisi Saat Ini (Tahun 2013)
Standar yang Digunakan
(3)
(4)
65,87 %
10 Dokumen
-
Internal (Kewenangan OPD)
Eksternal (Diluar Kewenangan OPD)
(5)
(6) Tidak tersedianya biaya operasional dan pemeliharaan terhadap sanitasi
Belum tersedianya data yang lengkap terkait sanitasi
Permasalahan Pelayanan OPD (7) yang benar -
Belum sepenuhnya Rencana Detail Tata Ruang menjadi acuan dalam penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang;
-
Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
Proses penyusunan dan penetapan yang diamanatkan lintas stakeholder dan peran serta masyarakat secara signifikan berpengaruh terhadap prosesnya
Adanya pedoman – pedoman dan atau NSPK terkait penyusunan RDTR, RTRK, dan RTBL ataupun penetapannya yang belum disusun mempengaruhi proses yang dilaksanakan
-
Kurangnya SDM yang akan mengolah hasil pemetaan dan menerapkannya pada sistem informasi geografis
Proses pengadaan dan penyeragaman data berupa peta berupa peta data dasar pemetaan yang harus dilaksanakan dengan instansi pusat dan provider di luar negeri berpengaruh pada hasil pemetaan tersebut
Kurangnya SDM yang akan mengolah hasil pemetaan dan menerapkannya pada sistem informasi geografis
-
15
Pemetaan wilayah skala 1 : 1.000
16
Penyusunan DED dan dokumen teknis perencanaan
-
Dapat melaksanakan penyusunan DED dan Dokumen teknis perencanaan
-
-
17
Bangunan pemerintah dan olahraga
-
-
-
-
18
Perda tata ruang
-
-
Diperlukan adanya singkronisasi dan koordinasi yang intesif lintas stakeholder yang terkait tupoksinya
Adanya kebijakan politis antara pimpinan eksekutif dan anggota legislatif akan mempengaruhi proses pemerdaan
Diperlukan adanya singkronisasi dan koordinasi yang intesif lintas stakeholder yang terkait tupoksinya
19
Kelacaran dan pelayanan kegiatan pada dinas
-
-
-
-
-
20
Pemeliharaan rutin kendaraan dinas dan gedung kantor
-
-
-
-
21
Penyusunan laporan capaian kinerja ikhtisar realisasi kinerja SKPD
-
-
1 Paket
Dapat melaksanakan kegiatan
-
-
Pemeliharaan rutin kendaraan dinas dan gedung kantor
Sesuai dengan tupoksi dapat melaksanakan kegiatan Penyusunan laporan capaian kinerja ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 5
No
(1)
Aspek Kajian
(2)
Faktor yang Mempengaruhi
Capaian / Kondisi Saat Ini (Tahun 2013)
Standar yang Digunakan
(3)
(4)
Internal (Kewenangan OPD)
Eksternal (Diluar Kewenangan OPD)
Permasalahan Pelayanan OPD
(5)
(6)
(7)
22
Sosialisasi jasa konstruksi
-
PP No 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
23
Pendataan jasa konstruksi
216 Perusahaan
-
Pendataan dilakukan pengajuan IUJK
24
Peningkatan SDM bidang jasa konstruksi
-
-
Peningkatan SDM dapat dilakukan melalui pelatihan, Bimbingan Teknis dan Penyuluhan
Sertifikasi tenaga terampil dan tenaga ahli dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk oleh LPJK
25
Pengawasan dan pengendalian jasa konstruksi
-
PP No 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggara an Pembinaan Jasa Konstruksi
Melaksanakan pengawasan sesuai dengan kewenangannya untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi
Pengawasan dilakukan berjenjang sesuai kewenangannya (kab/prov/pusat)
26
Penyusunan laporan berkala pantauan aplikasi peraturan tata ruang
-
-
Pembagian SDM dan pengolahan data yang sesuai dengan laporan berkala tersebut
Adanya update data dari instansi lain yang terkait tupoksinya
Pembagian SDM dan pengolahan data yang sesuai dengan laporan berkala tersebut
-
-
Dapat melakukan penyusunan database bangunan gedung pemerintahan
-
-
-
-
-
-
-
Permen PU No 29/PRT/M/ 2006
27
Penyusunan database bangunan pemerintahan
28
Identifikasi dan penyusunan database bangunan cagar
29
Penyusunan pedoman standar kelayakan bangunan gedung
Sesuai Tupoksi sosialisasi
dapat
saat
melakukan
Verifikasi
Dapat melakukan penyusunan database bangunan cagar alam Dapat menyusun pedoman standar kelayakan bangunan gedung yang memasukan ke khasan di daerah
Pembinaan Jasa konstruksi di tingkat kabupaten dilaksanakan oleh Tim Pembinaan Jasa Konstruksi Kabupaten Penerbitan BPPTPM
IUJK
dilakukan
-
oleh
Belum berkala
dilaksanakan
sosialisasi
secara
-
Keterbatasan anggaran
-
Telah tersedia Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung yang di keluarkan oleh Kementerian PU
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 6
No
(1)
30
Aspek Kajian
(2)
Sertifikasi bangunan laik fungsi
Faktor yang Mempengaruhi
Capaian / Kondisi Saat Ini (Tahun 2013)
Standar yang Digunakan
(3)
(4)
-
Permen PU No 25/PRT/M/ 2007
Internal (Kewenangan OPD)
Eksternal (Diluar Kewenangan OPD)
Permasalahan Pelayanan OPD
(5)
(6)
(7)
Pemerintah daerah berkewajiban untuk menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan gedung
-
Belum adanya peraturan daerah tentang penerbitan SLF sebagai payung hukum penerbitan SLF banguna gedung
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 7
3.1 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Majalengka tersebut dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Majalengka tersebut. Hasil identifikasi Dinas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
a. Visi Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan. Usaha-usaha pembangunan yang dilaksanakan, umumnya berorientasi untuk memperbaiki tingkat hidup (level of living) masyarakat. Visi
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Majalengka
merupakan
gambaran
kesuksesan yang ingin dicapai dalam kurum waktu 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan visi RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 dan arah Pembangunan Nasional RPJMN Tahun 2010-2014. Visi Bupati Majalengka Tahun 2014-2018 yang disampaikan dalam Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Majalengka yaitu “MAJALENGKA MAKMUR”, secara secara harpiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya. Dengan menyadari keberadaan seluruh potensi yang dimiliki, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi sumberdaya manusia termasuk potensi sosial budaya dan sinergitas diantara berbagai sumberdaya serta partisipasi aktif seluruh Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 8
stakeholders, serta berpedoman pada RPJMD, maka Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dapat didefinisikan sebagai berikut : “Terwujudnya
Suatu
Tatanan
Masyarakat,
Pemerintahan,
dan
Pembangunan
Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, Dan Religius” (MAKMUR). Terhadap Visi Jangka Menengah Daerah tersebut di atas, maka Dinas Bina Marga dan Cipta Karya sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas desentralisasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum meliputi bina marga, tata ruang dan bangunan, permukiman dan prasarana lingkungan, di bidang perumahan, dan di bidang tata ruang, yang dipersyaratkan yaitu : Tabel 3.2 Kondisi 5 Tahun Kedepan dan Peran Dinas BMCK NO
KONDISI 5 TAHUN KEDEPAN
PERAN DINAS BMCK
1
Kabupaten Majalengka yang maju dimaknai sebagai kabupaten yang berada di depan dibanding daerahdaerah lain dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya.
Melalui bidang bina marga, bidang tata ruang dan bangunan, dan bidang perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan pencapaian kondisi maju melalui kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung dan membangkitkan minat masyarakat di berbagai bidang pembangunan.
2
Kabupaten Majalengka yang aman dimaknai sebagai kondisi daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan konflik sosial.
Melalui 7 UPTD Wilayah Kebinamargaan dan Keciptakaryaan agar menjadi motivator terhadap masyarakat di wilayah masing-masing dalam menciptakan keamanan, ketertiban, dan kerukunan antar umat beragama.
3
Kabupaten Majalengka yang kondusif dimaknai sebagai situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
4
Kabupaten Majalengka yang mandiri dimaknai mampu meningkatkan kemampuan Daerah untuk menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan Pemerintah yang lebih atas. Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 9
NO
KONDISI 5 TAHUN KEDEPAN
PERAN DINAS BMCK
5
Kabupaten Majalengka unggul dimaknai memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovaitif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
6
Kabupaten Majalengka yang religious dalam arti seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana keagamaan yang memadai.
b. Misi Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 6 (Enam) misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan; 2) Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi
pada
peningkatan
kualitas
pelayanan
publik
dan
peningkatan
kesejahteraan aparatur; 3) Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat; 4) Meningkatkan daya saing daerah dengan berfocus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan; 5) Mewujudkan Desa Mandiri; 6) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.
Dari keenam Misi Kabupaten Majalengka tersebut, misi kesatu adalah misi yang harus diemban oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, Dinas Pendidikan, Dinas Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 10
Kesehatan dan Dinas lainnya yang terkait. Hal tersebut didasari pemikiran bahwa pendidikan akan mampu meningkatkan kemampuan investasi sehingga diperlukan kualitas infrastruktur yang baik dan penyediaan sarana dan prasarana perekonomian yang memadai. Kesemuanya itu memerlukan upaya Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yang mengacu pada standar-standar pelayanan yang telah ditetapkan. Sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengelola infrastruktur pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang, berperan
agar
infrastruktur
di
Kabupaten
Majalengka
dilaksanakan
dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai dengan tata ruang, dalam kondisi yang mantap melalui : o
Perwujudan
pembangunan
infrastruktur
pekerjaan
umum
pariwisata, distribusi lalu-lintas barang dan manusia,
yang
mendukung
ketahanan pangan, serta
berperan dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan; o
Pemenuhan rumah layak huni dan terjangkau yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan yang memadai;
o
Pengendalian dan pemanfaatan ruang kawasan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031. Tabel 3.3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
Misi ke-1 : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas, proporsional, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial dasar masyarakat
Kondisi Infrastruktur jalan dan jembatan dalam kondisi baik Penambahan infrastruktur jalan dan jembatan Rumah tidak layak huni Rumah yang mempunyai akses sanitasi baik
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 11
MISI
TUJUAN
INDIKATOR SASARAN
SASARAN Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana
Tersedianya dokumen RDTR dan RTBL
c. Program Pembangunan Sebagai upaya mewujudkan pembangunan di Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, maka program-program yang menjadi prioritas Dinas Bina Marga dan Cipta Karya berdasarkan visi, misi Bupati terpilih adalah sebagai berikut : Visi
:
Terwujudnya
Suatu
Tatanan
Masyarakat,
Pemerintahan,
dan
Pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, Dan Religius (MAKMUR)
Misi ke-1 :
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
pendidikan,
kesehatan,
infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan
a. Urusan Pekerjaan Umum 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 5. Program Sinergitas Perencanaan Daerah; 6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan; 7. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 8. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan; 9. Program Pengembangan Data / Informasi Bangunan Gedung; 10. Program
Penataan
dan
Pengawasan
Pelaksanaan
Jasa
Konstruksi; 11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 12
12. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Saluran Drainase / GorongGorong; 13. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; 14. Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong; 15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; 16. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan; 17. Program Pembangunan Sistem Informasi / Database Jalan dan Jembatan; 18. Program Perencanaan Bangunan Gedung; 19. Program Pembangunan Bangunan Gedung; 20. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Bangunan Gedung; 21. Program Pengendalian Bangunan Gedung.
b. Urusan Perumahan 1. Program Pengembangan Perumahan; 2. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan; 3. Program
Peningkatan
Kesiapan
dan
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran;
c. Urusan Penataan Ruang 1. Program Perencanaan Tata Ruang; 2. Program Pemanfaatan Ruang; 3. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 13
Tabel 3.4 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah VISI : No (1) 1
a
b
Terwujudnya Suatu Tatanan Masyarakat, Pemerintahan, dan Pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, Dan Religius (MAKMUR)
Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih (2) Misi Ke-1 : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan Urusan Pekerjaan Umum 1) Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Faktor
Permasalah Pelayanan OPD (3)
Penghambat (4)
Masih cukup besar jalan kabupaten dan jalan desa yang kondisinya rusak
Terbatasnya sumber dana
Pendorong (5)
Kebutuhan masyarakat yang mendesak akan pelayanan jaringan jalan dan jembatan
2) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
-
-
Adanya program dan pendanaan yang mendukung terselenggaranya inspeksi kondisi jalan dan jembatan Adanya program dan pendanaan yang mendukung terselenggaranya peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
-
-
4) Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Saluran Drainase / GorongGorong
Belum tersedianya data jaringan drainase
- Pendanaan kegiatan - SDM yang dimiliki belum mampu
Adanya diklat terkait pembangunan, rehabilitasi,pemeliharaan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
5) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Sumber pendanaan terbatas
Kompleksnya permasalahan dalam pembebasan lahan yang mengakibatkan terbatasnya lahan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru
Kebutuhan masyarakat yang mendesak atas ketersediaan jaringan jalan dan jembatan baru
6) Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
Belum tersedianya data jaringan drainase
- Pendanaan kegiatan - SDM yang dimiliki belum mampu
Adanya diklat terkait pembangunan, rehabilitasi,pemeliharaan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
7) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 8) Urusan Perumahan 1) Program Pengembangan Perumahan
Perlu adanya peran serta masyarakat
Kurangnya peran serta masyarakat
-
Dipengaruhi oleh external OPD / Swasta
- Kurang sadarnya masyarakat - Kurangnya pendanaan
-
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 14
No (1) c
Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih (2) Urusan Penataan Ruang 1) Program Perencanaan Tata Ruang
Faktor
Permasalah Pelayanan OPD (3) Belum sepenuhnya Rencana Detail Tata Ruang menjadi acuan dalam penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang;
Penghambat (4)
Pendorong (5)
Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
Adanya pedoman-pedoman dan atau NSPK terkait penyusunan RDTR, RTRK, dan RTBL ataupun penetapannya yang belum disusun mempengaruhi proses yang dilaksanakan
3.2 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA OPD Telaahan terhadap Renstra Kementerian dan Renstra Daerah diperlukan dalam upaya menyusun daftar faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi, dan dikaitkan dengan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Dinas Bina Marga dan Cipta Karya adalah Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai hubungan dengan 3 kementerian yaitu : Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Dalam Negeri. Pada bagian ini akan ditelaah Renstra ke tiga kementerian tersebut kaitannya dengan Renstra di daerah kabupaten / kota pada tahun yang sama, adapun telaahnya adalah sebagai berikut :
3.3.1
Telaahan Renstra terhadap Kementrian Pekerjaan Umum Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Republik
Indonesia
Nomor
23/PRT/M/2010
tentang
Perubahan Peraturan Menteri Nomor 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian pekerjaan Umum tahun 2010 – 2014.
3.3.1.1 Kondisi Pekerjaan Umum Kondisi
yang
dikemukakan
oleh
Kementerian
Pekerjaan
Umum
yang
mempengaruhi kondisi Kabupaten Majalengka di antaranya adalah : a) Target tingkat pelayanan air minum saat ini belum mampu terpenuhi, termasuk kualitas air minum PDAM yang masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan; b) Dalam penanganan air limbah jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar meningkat, namun pencapaian tersebut masih sebatas pada akses ke jamban dan toilet saja; Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 15
c) Untuk penanganan bangunan gedung dan lingkungan, telah diupayakan peningkatan kapasitas
kelembagaan
pemerintah
daerah,
dan
melalui
kegiatan
sosialisasi/diseminasi peraturan bidang bangunan gedung dan lingkungan; d) Tingkat pemenuhan kebutuhan rumah masih menjadi permasalahan, Sementera itu, setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru; e) Dalam pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata Ruang (RTR). Hal ini mengingat masih sering terjadinya pembangunan pada suatu wilayah tanpa mengikuti RTR, akibat masih lemahnya pengendalian dan penegakan hukum di bidang penataan ruang; f)
Implementasi kebijakan pembinaan jasa konstruksi selama 8 tahun terakhir, dalam konteks mikro (tata kelola kepemerintahan yang baik), konteks messo (usaha dan pengusahaan konstruksi), serta konteks makro (kerjasama, persaingan global dan liberalisasi jasa konstruksi) belum mencapai sasaran sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 1999. Bidang jasa konstruksi saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan seputar lemahnya penguasaan teknologi, sulitnya akses permodalan, serta masih kerap terjadi kegagalan bangunan, kegagalan konstruksi, dan mutu konstruksi yang belum sesuai standar.
3.3.1.2 Visi Kementerian Pekerjaan Umum Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang yaitu “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman
yang
Andal
untuk
Mendukung
Indonesia
Sejahtera
2025”.
Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2025, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.
3.3.1.3 Misi Kementerian Pekerjaan Umum Misi untuk mencapai Visi Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010 – 2014, yaitu : 1) Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 16
dan
permukiman
berbasis
penataan
ruang
dalam
rangka
pembangunan
berkelanjutan; 2) Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air; 3) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan; 4) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan; 5) Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang; 6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman; 7) Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsipprinsip good governance; 8) Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan professional.
3.3.1.4 Tujuan Sebagai penjabaran atas visi dan misi, tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dalam periode 2010-2014 adalah : 1) Meningkatkan
kualitas
perencanaan
pembangunan
infrastruktur
PU
dan
permukiman, dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim); 2) Meningkatkan keandalan sistem (jaringan) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan dan daya saing; 3) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 17
4) Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah; 5) Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.
3.3.1.5 Sasaran Sasaran strategis Kementerian PU dalam periode 2010-2014 secara keseluruhan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut : 1) Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN; 2) Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor
untuk
meningkatkan
produktivitas
sektor
produksi
melalui
pembangun/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa; 3) Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi; 4) Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi
yang
mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peni ngkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa; 5) Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan
sistem
jaringan
penyediaan
air
minum
untuk
mendukung
peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 18
pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan; 6) Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan
stakeholders jasa konstruksi
serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi.
3.3.2
Telaahan Renstra terhadap Kementrian Perumahan Rakyat Renstra Kementerian Perumahan Rakyat dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor: 02/Permen/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014.
3.3.2.1 Kondisi Perumahan Rakyat Kondisi yang dikemukakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat yang mempengaruhi kondisi Kabupaten Majalengka di antaranya adalah : a) Keterbatasan penyediaan rumah. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan rumah tangga menyebabkan kebutuhan akan perumahan baru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu, dari sisi penyediaan, jumlah rumah yang terbangun belum mampu memenuhi pertumbuhan itu sendiri; b) Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai; c) Regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman; d) Tingginya laju pertumbuhan penduduk di perkotaan, keterbatasan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman serta meningkatnya harga lahan telah mempersulit akses masyarakat untuk menempati hunian yang layak dan terjangkau di perkotaan; e) Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah; f)
Pembiayaan perumahan yang berkelanjutan harus didukung oleh pasar primer dan sekunder yang sehat. Namun, saat ini kinerja pasar primer masih belum efisien karena masih ada komponen biaya tinggi dalam pembangunan perumahan khususnya dalam perijinan;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 19
g) Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat secara swadaya belum disertai dengan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam membangun/ memperbaiki rumah.
3.3.2.2 Visi Kementerian Perumahan Rakyat Visi dari Kementerian Perumahan Rakyat adalah “Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni“. Visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan permukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani.
3.3.2.3 Misi Kementerian Perumahan Rakyat Untuk
mewujudkan
Visi
tersebut,
maka
dirumuskan
Misi
Kementerian
Perumahan Rakyat Tahun 2010–2014 sebagai berikut : 1) Meningkatkan
iklim
yang
kondusif
dan
koordinasi
pelaksanaan
kebijakan
pembangunan perumahan dan permukiman; 2) Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman serta didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai; 3) Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang efisien, akuntabel dan berkelanjutan; 4) Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan dan permukiman secara optimal; 5) Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
3.3.2.4 Tujuan Sebagai penjabaran atas visi dan misi, tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Perumahan Rakyat dalam periode 2010-2014 adalah : 1) Meningkatkan pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman; 2) Meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah terhadap lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman; 3) Meningkatkan pembangunan perumahan berbasis kawasan yang serasi dengan tata ruang, daya dukung lingkungan dan penyediaan infrastruktur; Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 20
4) Pemenuhan kebutuhan hunian yang layak dan terjangkau serta didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas yang memadai; 5) Mengurangi luas lingkungan permukiman kumuh; 6) Meningkatkan akses MBM termasuk MBR terhadap pembiayaan perumahan; 7) Meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan perumahan dan permukiman; 8) Meningkatkan
pemanfaatan
sumber
daya
pembangunan
perumahan
dan
permukiman; 9) Mendorong
peran
dan
peningkatan
kapasitas
pemerintah
daerah
dalam
pembangunan perumahan dan permukiman; 10) Menyelenggarakan tugas dan f ungsi Kementerian Perumahan Rakyat dalam rangka memberikan pelayanan di bidang perumahan dan permukiman.
3.3.2.5 Sasaran Sasaran strategis Kementerian Perumahan Rakyat dalam periode 2010-2014 secara keseluruhan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut : 1) Terlaksana penataan dan pengelolaan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman; 2) Terlaksana fasilitasi PSU Kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 700.000 unit; 3) Terlaksana penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 655 Ha dengan jumlah penduduk terfasilitasi sebanyak 130.000 jiwa; 4) Terlaksana pembangunan rumah susun sederhana berupa Rusunawa sebanyak 36.480 unit; 5) Terlaksana pembangunan Rumah Khusus sebanyak 5.000 unit termasuk rumah sederhana sewa dan rumah pasca bencana; 6) Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa pembangunan baru sebanyak 50.000 unit; 7) Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa peningkatan kualitas sebanyak 50.000 unit; 8) Terlaksana fasilitasi penyediaan PSU Perumahan Swadaya berupa bantuan stimulan PSU Swadaya sebanyak 50.000 unit; 9) Terlaksana fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi lahan dan bangunan rumah bagi MBR sebanyak 30.000 unit;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 21
10) Meningkatnya
pemanfaatan
sumber
daya
pembangunan
perumahan
dan
permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan local; 11) Terlaksana penyaluran bantuan subsidi perumahan sebanyak 1.350.000 unit; 12) Meningkatnya mobilisasi dan pemanfaatan sumber pembiayaan untuk mendukung pembangunan perumahan dan permukiman; 13) Terselenggara fungsi pelayanan bidang perumahan dan permukiman di tingkat pusat dan daerah (33 Provinsi); 14) Terlaksana DAK Perumahan dan Permukiman berupa fasilitasi PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 320.000 unit; 15) Terlaksana kewajiban pelayanan publik (Public Service
Obligation) bidang
perumahan dan permukiman; 16) Terselenggara tugas dan fungsi Kementerian Perumahan Rakyat secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi maka disusun faktor – faktor baik yang bersifat menghambat maupun bersifat mendorong yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah di identifikasi. Identifikasi faktor – faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini :
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 22
Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Sasaran Renstra K/L Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan OPD Kabupaten
Faktor Penghambat Pendorong (4) (5) Faktor Penghambatanya yaitu Proses Pemahaman sebagian Masyarakat yang Penyusunan sampai disahkan menjadi Perda sudah mengetahui Perencanaan Tata Ruang yang melebihi Satu Tahun Anggaran berdampak dapat Membantu Proses Keterlibatan pada Posisi Data Eksisting dan Perkembangan Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Tata Isu di Masyarakat yang Dinamis. Ruang.
(1) 1.
(2) (3) Meningkatnya Keterlibatan Masyarakat dalam setiap Penyusunan Penyusunan RTR pada OPD Kabupaten dilaksanakan Rencana Tata Ruang (RTR) serta Penerbitan Peraturan Presiden Dua Kali untuk setiap Disusunnya Perencanaan Tata tentang RTR Pulau/Kepulauan dan Peraturan Pendukungnya Ruang. Sedangkan, Keterlibatan Masyarakat dalam berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria NSPK Bidang Rencana Detail Tata Ruang biasanya dilaksanakan Penataan Ruang sesuai Amanat RTRWN. sampai Tiga Kali. Permasalahan dalam Keterlibatan Masyarakat tersebut yaitu sebagian besar belum memahami prinsip dari Penataan Ruang sehingga terkonsentrasi pada perbaikan Infrastruktur Fisik saja seperti Jalan dan Jembatan.
2.
Meningkatnya Ketersediaan Air Baku yang Memadai (Kuantitas, Meningkatnya Jumlah Daerah Aliran Sungai yang Kritis Adanya Peningkatan Alih Fungsi Lahan di Kualitas danKontinuitas) guna Pemenuhan berbagai Kebutuhan yang ditandai dengan Berkurangnya Luas Kawasan Hutan sekitar Daerah Aliran Sungai yang baik untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum guna dan Menurunnya Proporsi Ruang Terbuka Hijau di disebabkan Kurangnya Pemahaman Mendukung Target MDGs 2015 maupun Kebutuhan Pertanian Perkotaan. Masyarakat terhadap Garis Sempadan dalam Rangka Mempertahankan Swasembada Pangan serta Meningkatnya Jumlah Penduduk Perdesaan dan Sungai. Kebutuhan Sektor–sektoruntuk Meningkatkan Produktivitas Sektor Perkotaan yang belum diimbangi dengan Kualitas Pentingnya Garis Sempadan tersebut Produksi melalui Pembangun/Peningkatan/Rehabilitasi serta Penyediaan Infrastruktur Permukiman dan Infrastruktur diperuntukkan sebagai Daerah Penyangga Operasi dan Pemeliharaan Bendungan, Perkotaan yang Memadai. dari Limpasan Air Hujan. Waduk/Embung/Bangunan Penampung Air Lainnya serta Prasarana Penyediaan Air Baku, Jaringan Irigasi dan Jaringan Rawa.
Peningkatan Jumlah Penduduk yang dibarengi dengan Persebaran yang Merata di setiap Wilayah mendorong Pemahaman dan Penggunaan Air Baku yang Optimal.
3.
Meningkatnya Kualitas Pengendalian Banjir secara Terpadu dari Hulu ke Hilir dalam Satu Wilayah dan Perlindungan Kawasan di Sepanjang Garis Pantai dari Bahaya Abrasi.
Tingginya Alih Fungsi Lahan terutama dari Kawasan Hutan dan Pertanianmenjadi Daerah Terbangun baik berupa Kawasan Industri maupun Permukiman.
Pengendalian Banjir secara Terpadu melibatkan Antar Kabupaten Kota yang dilewati Daerah Aliran Sungai sehingga seringkali Satu Daerah di Hilir sudah Menjaga sedemikian rupa dari Sisi Perencanaan maupun Pengawasan akan tetapi terkendala Perubahan Fungsi yang Signifikan di Daerah Hulu.
Adanya Garis Koordinasi dan Fasilitasi serta Pengaawasan terhadap Kualitas Pengendalian Banjir diharapkan pada Target Waktu Tertentu dapat Tercapai sesuai dengan Tujuan yang akan dicapai.
4.
Meningkatnya Efisiensi Sistem Jaringan Jalan di dalam Sistem Transportasi yang mendukung Perekonomian Nasional dan Sosial Masyarakat serta Pengembangan Wilayah melalui Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Lintas Wilayah serta Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa.
Adanya Pembagian Kewenangan dalam Penanganan Jaringan Jalan seringkali menjadi Penghambat dalam Perbaikan dan Perencanaan Pengembangan Wilayah. Hal ini dikarenakan, Masyarakat hanya mengetahui bahwa Kewenangan tersebut adalah Milik Pemerintah Kabupaten.
Dalam Rangka Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas Jalan seringkali Terhambat oleh Dinamisasi Peruntukkan Ruang di Wilayah tersebut.
Pemilik Lahan yang berbatasan dengan Jalan seringkali bersedia untuk dibebaskan demi Menunjang Peningkatan Kapasitas Jalan di Wilayah tersebut.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 23
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan OPD Kabupaten
(1) 5.
(2) Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat dan Kualitas Lingkungan Permukiman melalui Pengembangan Sistem Jaringan Penyediaan Air Minum untuk Mendukung Peningkatan Tingkat Pelayanan Penduduk Perkotaan dan Penduduk Perdesaan serta Meningkatnya Pelayanan Sanitasi Sistem Terpusat dan Sistem Berbasis Masyarakat bagi Penduduk Perkotaan, Meningkatnya Sistem Pengelolaan Drainase untuk Mendukung Pengurangan Luas Genangan di Perkotaan serta Meningkatnya Sistem Pengelolaan Persampahan untuk Mendukung Peningkatan Tingkat Pelayanan Penduduk dan Meningkatnya Kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampahserta Penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Perkotaan.
(3) Meningkatnya Jumlah Penduduk Perdesaan dan Perkotaan yang belum diimbangi dengan Kualitas Penyediaan Infrastruktur Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang memadai ditandai dengan Masih Banyaknya Kawasan Kumuh Perkotaan.
6.
Meningkatnya Kemampuan Pemerintah Daerah dan Stakeholders Jasa Konstruksi serta Masyarakat untuk Mendukung Tercapainya Penguasaan Pangsa Pasar Domestik oleh Pelaku Konstruksi Nasional serta Pengurangan Jumlah dan Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan akibat Kegagalan Konstruksi/Bangunan melalui Peningkatan Sistem Pembinaan Teknis dan Usaha Jasa Konstruksi.
Masih Tingginya Ketimpangan Antar Kabupaten serta adanya Aspek Polotitis dalam Peningkatan Kemampuan dan Pemilihan Stakeholder Jasa Konstruksi dapat menjadi Hambatan dan Potensi untuk Pelaku Jasa Konstruksi.
Faktor Penghambat Pendorong (4) (5) Kurangnya Pemahaman dan Clusterisasi Adanya Sosialisasi dan Bantuan Penyuluhan Masyarakat sehingga Kualitas Lingkungan dari Lembaga Masyarakat dapat Mendorong Permukiman tidak merata di setiap Wilayah. Pemerataan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman.
Adanya Pemilihan Stakeholder Jasa Konstruksi yang tidak berdasarkan Sub Bidang Keahliannya pada Program – program Pemerintahan dapat menjadi Hambatan pada Pelaksanaan dan Pengawasannya
Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Jasa Konstruksi menuju Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Bidang Konstruksi yang Berdaya Saing Tinggi sesuai SKKNI.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 24
3.1 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor - faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan OPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka Dinas Bina
Marga
dan Cipta
Karya
dapat mengidentifikasi
arah
(geografis)
pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan OPD dalam lima tahun mendatang. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta faktor pendorong dan penghambat terhadap pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya sebagaimana terdapat pada Tabel 3.6 dibawah ini. Tabel 3.6 Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No (1)
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi OPD (2)
A. 1.
Sistem Perkotaan Pengembangan PKW Kadipaten a. Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional
2.
Pengembangan PKL Majalengka, Kertajati; Jatiwangi; Rajagaluh; Cikijing; Talaga a. Pengembangan pusat perbelanjaan dan jasa;
b. Pengembangan kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten 3.
Pengembangan PPK Kasokandel; Leuwimunding; Palasah; Jatitujuh; Ligung; Sumberjaya; Sindangwangi; Sukahaji; Leumahsugih; Bantarujeg; Maja; Argapura; Banjaran a.
4.
Penyediaan fasilitas pasar kecamatan
Pengembangan PPL Sindang, Malausma, Cingambul
Permasalahan Pelayanan OPD (3) STRUKTUR RUANG Koordinasi tupoksi lintas OPD yang terkait belum berjalan optimal sehingga diperlukan optimalisasi kelembagaan BKPRD Berlum tersedianya PERDA Tata Ruang tentang RDTR, RTR
Adanya beberapa lokasi kantor kecamatan yang akan berpindah -
Terdapatnya kajian secara komprehensif dan diakomodir dalam PERDA Tata Ruang -
Penghambat (4)
Faktor
Pendorong (5)
Eksisting pusat perdagangan berada pada jalur utama Bandung – Cirebon, kawasan yg ada tidak dimungkinkan untuk pengembangan -
Eksisting pusat perdagangan berada pada jalur utama Bandung - Cirebon
Eksisting pusat perdagangan berada pada jalur utama, kawasan yg ada tidak dimungkinkan untuk pengembangan Lokasi yang ada harus dikaji
Luas pelayanan pusat perbelanjaan dan jasa eksisting sudah berkembang ke kecamatan bahkan kabupaten sekitar. Ketersediaan Aset Pemda harus dimanfaatkan Perkembangan fungsi PPK sebagai penyangga cukup signifikan
Belum ada pembagian dan distribusi beban dan fungsi secara merata pada daerah penyangga Lahan dan distribusi belum tersedia -
-
Kebutuhan masyarakat di tingkat kecamatan sudah semakin tinggi -
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 25
No (1)
B. 1. 2. C. 1. D. 1.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi OPD (2) a. Penyediaan pasar desa
Jaringan Jalan Nasional Pembangunan jalan bebas hambatan Cikampek-Palimanan; dan CileunyiSumedang-Dawuan Pemeliharaan jalan arteri primer Jaringan Jalan Provinsi Pemeliharaan jalan kolektor primer Jaringan Jalan Kabupaten Penetapan fungsi ruas jalan kabupaten
Permasalahan Pelayanan OPD (3) Terdapatnya kajian secara komprehensif dan diakomodir dalam PERDA dan PERBUP
Penghambat (4) Lahan dan distribusi belum tersedia
Faktor
Pendorong (5) Kebutuhan masyarakat di tingkat desa sudah semakin tinggi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Masih banyaknya jalan kabupaten yang tidak sesuai dengan standar peraturan jalan
-
-
Banyaknya jalan kabupaten yang melewati area permukiman padat penduduk yang sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan pelebaran
Kebutuhan masyarakat yang mendesak atas tersedianya jaringan jalan yang memadai dan sesuai standar
2.
Peningkatan konstruksi dan dimensi jaringan jalan kabupaten
3.
Pembangunan jaringan jalan baru
Terbatasnya sumber dana
Terbatasnya lahan dan kompleksnya permasalahan dalam pembebasan lahan
Kebutuhan masyarakat yang mendesak atas tersedianya jaringan jalan baru
4.
Peningkatan jembatan
Terbatasnya sumber dana
-
Kebutuhan masyarakat yang mendesak atas tersedianya jembatan yang memadai
E.
Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Penyediaan air bersih non perpipaan pemerintah dan swadaya murni masyarakat Sistem Prasarana Pengolahan Limbah Pengembangan septic tank Sistem Prasarana Jaringan Drainase Penyusunan masterplan drainase
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1. F. 1. G. 1. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan Pengembangan dan penataan kawasan Penyusunan masterplan pengembangan permukiman Monitoring dan evaluasi pelaksanaan masterplan permukiman Pengendalian pertumbuhan pembanguan perumahan baru Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan permukiman kumuh Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman Pengembangan prasarana dan sarana kawasan cepat tumbuh Penyiapan Lahan KASIBA dan LISIBA. Permukiman Perdesaan
POLA RUANG
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 26
(1)
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi OPD (2)
9.
Penyediaan sarana listrik
10.
Program penyediaan air bersih secara sederhana Pengembangan Jaringan jalan desa Pengembangan sarana angkutan orang dan barang untuk menunjang produksi pedesaan Penyediaan fasilitas kesehatan Kawasan Peruntukan Lainnya Penyediaan dan pengembangan sarana perdagangan jasa; Penyediaan sarana dan prasarana kawasan bandara; dan
No
11. 12. 13. B. 1. 2. 3.
Pengembangan pertahanan dan keamanan
C.
Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten
1.
Penyusunan RDTR Kawasan;
2.
Pengembangan perdagangan dan jasa;
3.
Pengembangan dan penataan pusat Pemerintahan kabupaten; Pengembangan permukiman perkotaan berwawasan lingkungan pelestarian
4. 5.
Penyediaan sarana dan prasarana
6.
Merealisasikan program-program pengembangan kawasan.
Faktor
Permasalahan Pelayanan OPD (3) -
Penghambat (4) -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Proses legalisasi yang cukup rumit -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pendorong (5) -
Kebutuhan perijinan investasi -
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS memuat kajian antara lain : 1.
Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
2.
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3.
Kinerja layanan/jasa ekosistem;
4.
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5.
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
6.
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka: 1.
Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan
2.
Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 27
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Kabupaten Majalengka yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS. Telaahan KLHS beserta faktor pendorong dan penghambat terhadap pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya sebagaimana terdapat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Permasalahan Pelayanan OPD Berdasarkan Analisis KLHS Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan OPD (3) Jumlah penduduk meningkat berdasarkan deret ukur sedangkan lahan meningkat berdasarkan deret hitung.
Faktor Penghambat Pendorong (4) (5) Jumlah penduduk Peningkatan meningkat kebutuhan lahan yang berdasarkan deret sesuaikan dengan ukur sedangkan lahan fungsinya. meningkat berdasarkan deret hitung.
Perkiraan mengenai Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup
Adanya Pencemaran air, sungai dan udara yang diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat.
Adanya Pencemaran air, sungai dan udara yang diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat.
Pentingnya kesadaran masyarakat terhadap menjaga lingkungan hidup.
3.
Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesesuaian fungsi lahan.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesesuaian fungsi lahan.
Pentingnya pemanfaatan lahan yang sesuai dengan fungsinya.
4.
Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Terbatasnya ketersediaan sumber daya air.
Terbatasnya ketersediaan sumber daya air.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sumber daya air.
5.
Tingkat Kerentanan dan terhadap Perubahan Iklim
Adaptasi
Adanya fungsi lahan yang diakibatkan oleh aktivitas masyarakat.
Adanya fungsi lahan yang diakibatkan oleh aktivitas masyarakat.
Adanya rawan bencana longsor di beberapa daerah.
6.
Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati
Adanya fungsi lahan yang diakibatkan oleh aktivitas masyarakat.
Adanya fungsi lahan yang diakibatkan oleh aktivitas masyarakat.
Perlu adanya pelestarian keanekaragaman hayati.
No
Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi OPD
(1) 1.
(2) Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
2.
Kapasitas
3.2 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap hasil capaian pembangunan
selama 5 (lima) tahun terakhir,
serta
permasalahan yang masih dihadapi kedepan dengan mengidentifikasi kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 28
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan menganalisis berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih, dan Renstra Kementerian sehingga rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah. Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan OPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi OPD dimasa yang akan datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Suatu isu strategis bagi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya di masa lima tahun mendatang.
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 1)
Isu Strategis Bidang Penataan Ruang
Perlu segera menyelesaikan peraturan operasionalisasi tentang Rencana Detail Tata Ruang, yaitu Peraturan Daerah untuk peraturan yang lebih rinci;
2)
Perlunya
peningkatan
kemampuan
aparat
perencana
maupun
pelaksana
pengendali dan pengawas pemanfaatan ruang, untuk menjamin pelaksanaan RTR yang
semakin
berkualitas
dalam
rangka
pengendalian
dan
pengawasan
pemanfaatan ruang yang efektif; 3)
Perlu adanya upaya-upaya sosialisasi yang lebih memadai melalui pendekatan sosial budaya guna meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 29
penataan ruang, baik dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang.
1.5.2 1)
Isu Strategis Bidang Bina Marga
Meningkatkan aksesibilitas bagi daerah terisolasi dan terpencil, serta jaringan jalan di kawasan perbatasan dengan Kabupaten lain;
2)
Meningkatkan/mempertahankan tingkat kenyamanan prasarana jalan di tengahtengah keterbatasan alokasi pendanaan untuk penanganan jaringan jalan;
3)
Meningkatkan
koordinasi
kelembagaan
penyelenggaraan
jalan
antara
penyelenggaraan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan); 4)
Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan dengan amanat RTRW, yang meliputi pemantapan jaringan jalan di Kabupaten Majalengka.
1.5.3 1)
Isu Strategis Bidang Kecipta Karyaan
Desentralisasi ; a. Persebaran kota di Indonesia saat ini lebih banyak terpusat di Pulau Jawa; b. Di satu sisi, desentralisasi berhasil membawa pemerintah daerah dalam nuansa kompetisi yang kondusif untuk mendorong pembangunan perkotaan di masingmasing daerah; c. Di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidak terencana justru akan membahayakan
daya
dukung
kota,
terutama
di
kota-kota
besar
dan
metropolitan. 2)
Meningkat dan tidak terkendalinya penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di bawah dan di atas tanah kawasan perkotaan;
3)
Daya saing kota dan demokratisasi; a. Di era globalisasi saat ini, kota-kota di Indonesia tidak hanya harus bersaing dengan kota-kota di dalam negeri semata; b. Bentuk persaingan pun bergeser dari comparative advantages menuju ke era competitive advantages.
4)
Meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan meningkatnya permukaan air laut menimbulkan bahaya banjir;
5)
Posisi Indonesia yang berada di kawasan Ring Of Fire memerlukan perencanaan permukiman yang terarah dan berkelanjutan; Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 30
6)
Modal Sosial; a. Penduduk dan kekayaan bangsa merupakan potensi modal social; b. Jika aspek modal sosial tidak diperhitungkan, maka investasi yang dilakukan tidak mendorong peningkatan kesejahteraan.
1.5.4 1)
Isu Strategis Bidang Jasa Konstruksi
Kompetensi SDM Konstruksi Indonesia masih harus ditingkatkan untuk bisa bersaing di tingkat internasional. Perlu meningkatkan kemampuan perguruan tinggi atau lembaga pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran (lulusan) yang memiliki standar internasional;
2)
Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) jasa konstruksi menuju tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang konstruksi;
3)
Sumber Daya Manusia (SDM) jasa konstruksi masih menghadapi permasalahan pada proses sertifikasi yang masih kurang obyektif dan mahal, sehingga langsung atau tidak langsung menyebabkan tenaga ahli dan tenaga terampil bidang konstruksi masih jauh dari cukup;
4)
Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pelatihan mengacu pada kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi (kondisi prasarana dan sarana pelatihan saat ini sangat jauh tertinggal dibandingkan beberapa Negara Tetangga);
5)
Meningkatkan kualitas sertifikasi dan pelatihan tenaga kerja konstruksi;
6)
Penerapan konsep Green Construction yang merupakan proses konstruksi yang menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan di bidang pembangunan konstruksi dalam rangka merespon pemanasan global;
7)
Lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi serta masih seringnya terjadi kegagalan bangunan dan mutu konstruksi yang belum sesuai standar;
8)
Praktik-praktik KKN dalam industri konstruksi nasional dan dalam perilaku bisnis jasa konstruksi masih menjadi sorotan publik sampai saat ini. Kondisi ini telah membuat persaingan di industri konstruksi belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi dan profesionalisme, tetapi lebih berdasarkan pada kemampuan negosiasi atau lobby.
9)
Pasar jasa konstruksi nasional masih terdistorsi akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Oleh karena itu perlu upaya pembinaan perusahaan jasa konstruksi melalui penerapan kualifikasi atau persyaratan dalam pendirian badan usaha jasa konstruksi;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 31
10) Globalisasi
bisnis
konstruksi
merupakan
suatu
keniscayaan.
Liberalisasi
perdagangan jasa konstruksi merupakan sesuatu yang akan terjadi. Indonesia sebagai negara anggota WTO akan dihadapkan pada tekanan untuk membuka pasar konstruksi domestik; 11) Otonomi daerah sebagai instrumen desentralisasi akan menjadi pendorong perdagangan sektor konstruksi nasional menjadi berkembang akibat kebijakan penanaman modal langsung ke daerah.
1.5.5 1)
Isu Strategis Bidang Perumahan
Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan belum didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Kualitas suatu rumah juga diukur dengan tingkat aksesibilitas terhadap prasarana, sarana, dan utilitas (PSU), seperti ketersediaan air bersih, listrik dan jamban;
2)
Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah terhadap lahan. Meningkatnya harga lahan telah mempersulit akses masyarakat untuk menempati hunian yang layak dan terjangkau di perkotaan;
3)
Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Majalengka di sektor informal dan tidak mempunyai penghasilan tetap sehingga kesulitan untuk mengakses kredit perumahan yang disediakan oleh perbankan, karena hanya mengandalkan dana yang bersumber dari bank dan pemerintah;
4)
Kesenjangan pelayanan untuk memperoleh pelayanan dan kesempatan berperan di bidang perumahan dan permukiman, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan berpendapatan rendah.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
III - 32
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI OPD 4.1.1
VISI Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin
dicapai di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan. Usaha-usaha pembangunan yang dilaksanakan, umumnya berorientasi untuk memperbaiki tingkat hidup (level of living) masyarakat. Sehingga perubahan paradigma pembangunan yang muncul adalah lebih banyak menaruh perhatian untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, rasa ketidakterlindungi, rasa terpinggirkan dan dipinggirkan, rasa terkucil dan di kucilkan, mengatasi ketidakadilan lingkungan, baik terhadap sumberdaya alam, tata ruang, maupun permukiman. Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang diselenggarakan dalam rangka mencapai visi Pembangunan Kabupaten Majalengka yang akan dicapai selama lima tahun mendatang (2014-2018), yaitu “Terwujudnya Suatu Tatanan Masyarakat, Pemerintahan, dan Pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri, Unggul, Dan Religius”. Mengacu pada Visi Kementerian Pekerjaan Umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang yaitu “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”. Mengacu pada Visi Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2010 – 2014 yaitu “Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni“. Dan Mengacu pada Visi Kementerian Dalam Negeri yaitu “Terwujudnya Sistem Politik yang Demokratis, Pemerintahan yang Desentralisasi, Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan, Serta Keberdayaan Masyarakat yang Parsitipatif dengan Didukung Sumber Daya Aparatur yang Profesional dalam Wadah NKRI”. Bertolak dari pemahaman di atas, serta dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
(RPJPD)
Kabupaten
Majalengka
dan
perkembangan lingkungan strategis, maka perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung, Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 1
sehingga dirumuskan Visi Pembangunan Kabupaten Majalengka yang akan dicapai selama lima tahun mendatang (2014-2018), Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka pada tahun 2018, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat, adapun Visi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 yaitu : “Terwujudnya Pemenuhan Prasarana Kebinamargaan, Keciptakaryaan yang Berkelanjutan Untuk Mendukung Majalengka Makmur 2018”. Makna dari visi tersebut merupakan perwujudan dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang pekerjaan umum dan permukiman yang penjabarannya meliputi : a) Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimum yang mencakup aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata; b) Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yaitu penyediaan air minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusia dan dalam jumlah yang memadai serta jaminan pengaliran 24 jam per hari; c) Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan menggunakan metode yang ramah lingkungan serta sesuai standar teknis; d) Bangunan
gedung
yang
memenuhi
persyaratan
keselamatan,
kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan; e) Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang andal tersebut berbasis penataan ruang; f)
Jasa konstruksi nasional yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan pekerjaan konstruksi yang lebih efektif dan efisien;
g) Pemberdayaan masyarakat dan para pelaku kunci lainnya di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman; h) Fasilitasi
dan
dorongan
bagi
terciptanya
iklim
yang
kondusif
di
dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman; i)
Optimalisasi pendayagunaan sumber daya pendukung seperti sumber daya alam, sumber daya buatan, maupun sumber daya manusia bagi penyelenggaraan perumahan
dan
kawasan
permukiman,
dalam
kerangka
pembangunan
berkelanjutan;
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 2
j)
Fasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi Masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan
infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan, sehingga tercipta kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.
4.1.2
MISI Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Berdasarkan mandat yang diemban oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan sejalan dengan tugas dan fungsi yang ada, maka untuk mencapai Visi Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, ditetapkan Misi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tahun 2014-2018, yaitu : 1) Meningkatkan pembangunan infrastruktur kebinamargaan dan keciptakaryaan berbasis penataan ruang sebagai acuan pembangunan Kabupaten Majalengka berkelanjutan; 2) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan; 3) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan; 4) Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia serta Sarana Kebinamargaan dan Keciptakaryaan;
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH OPD Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja OPD selama lima tahun.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 3
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, dan rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran akan memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi OPD atau kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja. Sedang rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 4
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
2014 (5)
Target Kinerja Sasaran 2015 2016 2017 (6) (7) (8)
2018 (9)
Tersusunnya pedoman / arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi ruang
7 Dok
5 Dok
5 Dok
5 Paket
5 Paket
Tersosialisasi-kannya ruang
1 Kec
1 Kec
1 Kec
2 Kec
2 Kec
Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya pembangunan kawasan
7 Kec
5 Kec
5 Kec
2 Kec
2 Kec
Terwujudnya arahan pembangunan serta peningkatan sesuai fungsi bangunan gedung
5 Paket
5 Paket
-
-
-
Tersusunnya arahan dalam pembangunan sesuai fungsi bangunan gedung
5 Paket
5 Paket
-
-
-
Tersedianya Sarana dan Prasarana Olah Raga yang baik
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
Tersusunnya dokumen perencanaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis
-
10 Dok
10 Dok
10 Dok
10 Dok
Terwujudnya pembangunan bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
-
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
Terwujudnya rehabilitasi bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
-
4 Unit
4 Unit
4 Unit
4 Unit
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
Terwujudnya ruang wilayah teratur, terarah, terkendali berkelanjutan
Terpenuhinya negara dan representatif.
yang dan
kebutuhan gedung fasilitas umum yang
Menjaga Implementasi pembangunan agar terencana sesuai dengan penataan ruang
Terencana dan terawasinya penyediaan gedung negara dan fasilitas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan Gedung Negara.
rencana
tata
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 5
Target Kinerja Sasaran 2015 2016 2017 (6) (7) (8)
2018 (9)
-
1 Dok
-
-
1 Dok
-
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
-
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
586,30 Km
600,60 Km
614,90 Km
629,20 Km
650,65 Km
Tersedianya jembatan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
371 Buah
375 Buah
383 Buah
389 Buah
395 Buah
-
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
Prosentase ketersediaan data kondisi jalan dan jembatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik
3 Km
3 Km
3 Km
3 Km
3 Km
-
-
1 Km
2 Km
2 Km
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
-
1 Km
2 Km
4 Km
4 Km
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
(1)
(2)
(3)
(4)
3
4
Meningkatkan kualitas penyedia jasa konstruksi yang andal dan profesional dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada dinas bina marga dan cipta karya kabupaten majalengka.
Meningkatnya kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis ke PU-an
Tercapainya jaringan jalan kabupaten yang mantap sampai dengan 91% pada tahun 2018.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya.
2014 (5)
Tersedianya pedoman bangunan gedung
/
Terwujudnya pengendalian bangunan
pengawasan
Terwujudnya pengawasan konstruksi
peraturan
penataan pelaksanaan
Tersosialisasi-kannya dan jembatan
database
dan jasa
jalan
Panjang penambahan jalan baru Penambahan jembatan baru Tersedianya saluran drainase / goronggorong baru
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 6
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
(1)
(2)
(3)
(4)
5
Terwujudnya keseimbangan pembangunan perumahan dan permukiman serta terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan.
6
Terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan teknis ke PU-an
2014 (5)
Target Kinerja Sasaran 2015 2016 2017 (6) (7) (8)
2018 (9)
Rumah tidak layak huni
13,50 %
10,33 %
7,15 %
3,97 %
0,00 %
Jumlah rumah tangga yang terlayani akses air minum
372.856 KK
341.122 KK
354.388 KK
367.654 KK
379.025 KK
Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
20 Desa
20 Desa
20 Desa
20 Desa
20 Desa
Terlaksananya program penanguulangan kemiskinan perkotaan
4 Kec
4 Kec
4 Kec
4 Kec
4 Kec
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasaran infrastruktur perdesaan
303 Desa
243 Desa
203 Desa
203 Desa
180 Desa
Terwujudnya administrasi perkantoran yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi OPD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Meningkatnya disiplin aparatur di ingkungan dinas BMCK
1 Paket
1 Paket
-
-
-
Terwujudnya penatausahaan keuangan dan manajemen pencapaian kinerja program yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi OPD
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Terwujudnya sinergitas program dan kegiatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 7
No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan
2014 (5)
Target Kinerja Sasaran 2015 2016 2017 (6) (7) (8)
2018 (9)
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
3 Paket
3 Paket
3 Paket
3 Paket
3 Paket
Terpeliharanya sarana dan prasara
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 8
4.1 STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPD Strategi pada dasarnya lebih bersifat grand design (agenda), sebagai suatu cara atau pola yang dirancang untuk merespon isu strategis yang dihadapi dan / atau untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran instansi. Dengan kata lain, strategi merupakan suatu cara atau pola untuk mewujudkan tujuan atas misi yang ditetapkan. Kebijakan pada dasarnya adalah arah atau tindakan yang diambil dan ditetapkan oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka diperlukan strategi dan kebijakan sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk merespon isu strategis serta prospek pembangunan tahun 2014-2018. Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagaimana Tabel 4.2 dibawah ini.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 9
Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Visi
: Terwujudnya Pemenuhan Prasarana Kebinamargaan, Keciptakaryaan yang Berkelanjutan Untuk Mendukung Majalengka Makmur 2018
Misi ke- 1 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur kebinamargaan dan keciptakaryaan berbasis penataan ruang sebagai acuan pembangunan Kabupaten Majalengka berkelanjutan Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan
1. Terwujudnya ruang wilayah yang teratur, terarah, terkendali dan berkelanjutan
1.1 Menjaga Implementasi pembangunan agar terencana sesuai dengan penataan ruang
1.1.1 Mengendalikan Pemanfaatan Ruang
1.1.1.1 Perencanaan, penataan pengendalian ruang
2. Terpenuhinya kebutuhan gedung negara dan fasilitas umum yang representatif
2.1 Terencana dan terawasinya penyediaan gedung negara dan fasilitas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan Gedung Negara.
2.1.1 Peningkatan fungsi pengelolaan bangunan gedung sesuai dengan peraturan yang berlaku
2.1.1.1 Perencanaan dan pengawasan penyediaan dan pengelolaan gedung negara dan fasiltas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan gedung Negara
3. Meningkatkan kualitas penyedia jasa konstruksi yang andal dan profesional dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada dinas bina marga dan cipta karya kabupaten majalengka
3.1 Meningkatnya kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis ke PU-an
3.1.1 Meningkatkan kualitas penyedia jasa konstruksi yang andal dan profesional dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada dinas bina marga dan cipta karya kabupaten majalengka
3.1.1.1 Penataan dan dan pengawasan pelaksanaan jasa konstruksi
dan
Misi ke- 2 : Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan Tujuan 1. Tercapainya jaringan yang pada tahun 2018
jalan
kabupaten
Sasaran
Strategi
Kebijakan
1.1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya
1.1.1 Memantapkan pembangunan sarana dan prasaran jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap lainnya yang telah ada
1.1.1.1 Pemeliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap lainnya 1.1.1.2 Pembangunan jalan dan jembatan serta bangunan pelengkap lainnya
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 10
Misi ke- 3 : Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infra struktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan Tujuan
Sasaran
Strategi
1. Terwujudnya keseimbangan pembangunan perumahan dan permukiman serta terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan.
1.1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan
Kebijakan
1.1.1 Meningkatkan ketersediaan perumahan
1.1.1.1 Penuntasan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin dan peningkatan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
1.1.2 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman
1.1.2.1 Pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana dasar perumahan dan permukiman melalui peran serta masyarakat
Misi ke- 4 : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan Tujuan
Sasaran
Strategi
Kebijakan
1. Terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
1.1 Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan teknis ke PU-an
1.1.1 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan teknis ke PU-an
1.1.1.1 Melaksanakan pelayanan administrasi perkantoran
1.2 Meningkatnya kualitas dan sarana kebinamargaan keciptakaryaan
1.2.1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan melalui penyediaan, pemeliharaan, serta peningkatan sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan
1.2.1.1 Penyediaan, pemeliharaan, dan peningkatan sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan
kuantitas dan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
IV - 11
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program OPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi OPD. Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu indikatif sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD, selanjutnya dijabarkan oleh OPD kedalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah OPD. Untuk mengimplementasikan kebijakan prioritas pembangunan di atas, maka dalam tahun 2014-2018 Dinas Bina Marga dan Cipta karya Kabupaten Majalengka akan melaksanakan 21 pogram pada urusan Pekerjaan Umum, 3 Program pada urusan Perumahan, dan 3 Program pada urusan Penataan Ruang. Adapun rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif seperti terlihat pada Tabel 5.1.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-1
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
(1) Terwujudnya ruang wilayah yang teratur, terarah, terkendali dan berkelanjutan
(2) Menjaga Implementasi pembangunan agar terencana sesuai dengan penataan ruang
Indikator Sasaran (3) Peningkatan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang melalui penyusunan pedoman/arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi ruang
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
Program Perencanaan Tata Ruang
Tersusunnya pedoman / arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi ruang
10 Dok
7 Dok
4.313.660.000
5 Dok
2.400.000.000
5 Dok
2.640.000.000
5 Paket
2.864.000.000
5 Paket
3.000.000.000
27 Paket
15.217.660.000
37.02
Kegiatan Bantuan Teknis Perencanaan Tata Ruang
Tersusunnya arahan dalam pembangunan fisik kawasan
12 Bulan
12 Bulan
29.650.000
12 Bulan
32.615.000
12 Bulan
40.000.000
12 Bulan
54.000.000
12 Bulan
50.000.000
60 Bulan
206.265.000
37.03
Kegiatan Survey dan Pemetaan
Tersedianya data geospasial tingkat kecamatan
-
1 Paket
566.860.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
210.000.000
-
-
4 Paket
1.176.860.000
37.25
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Tersedianya salah satu perangkat dalam pengendalian pemanfaatan ruan
9 Dok
5 Dok
2.925.150.000
1 Dok
400.000.000
-
-.
-
-.
-
-.
6 Dok
3.325.150.000
37.27
Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Tersedianya rencana operasional arahan pembangunan kawasan
1 Dok
-
-
1 Dok
550.000.000
2 Dok
1.100.000.000
2 Dok
1.200.000.000
3 Dok
1.650.000.000
8 Dok
4.500.000.000
37.28
Kegiatan Penyusunan Rencana Teknis Ruang
Tersedianya rencana operasional arahan pembangunan kawasan
-
1 Dok
792.000.000
2 Dok
1.217.385.000
2 Dok
1.300.000.000
2 Dok
1.400.000.000
2 Dok
1.300.000.000
9 Dok
6.009.385.000
Program Pemanfaatan Ruang
Tersosialisasikannya rencana tata ruang
-
1 Kec
30.000.000
1 Kec
40.000.000
1 Kec
50.000.000
2 Kec
60.000.000
2 Kec
70.000.000
7 Kec
250.000.000
Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Serta Masyarakat Dalam Pemanfaatan Ruang
Tersosialisasikannya kebijakan dalam pemanfaatan ruang
-
1 Kec
30.000.000
1 Kec
40.000.000
1 Kec
50.000.000
2 Kec
60.000.000
2 Kec
70.000.000
7 Kec
250.000.000
37
16
16.05
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-2
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Terpenuhinya kebutuhan gedung negara dan fasilitas umum yang representatif
Terencana dan terawasinya penyediaan gedung negara dan fasilitas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan Gedung Negara
Peningkatan pengawasan penyediaan dan pengelolaan gedung negara dan fasiltas umum sesuai dengan pedoman dan spesifikasi pembangunan gedung Negara
Indikator Kinerja
(6) Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya pembangunan kawasan
Kondisi Awal (2013)
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
5 Kec
7 Kec
750.000.000
5 Kec
760.000.000
5 Kec
770.000.000
2 Kec
780.000.000
2 Kec
790.000.000
21 Kec
3.850.000.000
12 Bulan
12 Bulan
30.250.000
12 Bulan
23.435.500
12 Bulan
25.566.000
12 Bulan
27.696.500
12 Bulan
29.827.000
60 Bulan
136.775.000
39
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
39.05
Kegiatan Pengawasan Pemanfaatan Ruang
Terwujudnya tata ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
39.08
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Tersedianya legalitas bagi rencana operasional arahan pembangunan kawasan
-
1 Paket
652.350.000
2 Paket
662.424.500
2 Paket
663.554.000
2 Paket
664.683.500
2 Paket
665.813.000
9 Paket
3.308.825.000
39.09
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Teknis Bangunan Gedung
Tersusunnya Dokumen Peraturan Daerah Tentang Kebijakan Peraturan Teknis Bangunan Gedung
-
1 Paket
67.400.000
1 Paket
74.140.000
1 Paket
80.880.000
1 Paket
87.620.000
1 Paket
94.360.000
5 Paket
404.400.000
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Terwujudnya arahan pembangunan serta peningkatan sesuai fungsi bangunan gedung
5 Paket
5 Paket
3.100.000.000
5 Paket
5.000.000.000
-
-
-
-
-
-
10 Paket
8.100.000.000
02.03
Kegiatan Pembangunan Gedung
Terbangunnya gedung
-
-
-
1 Paket
1.500.000.000
-
-
-
-
-
-
1 Paket
1.500.000.000
02.42
Kegiatan Rehabilitasi Sedang / Berat Gedung Kantor
Tersedianya gedung kantor yang representatif
-
3 Paket
2.723.692.000
2 Paket
2.000.000.000
-
-
-
-
-
-
5 Paket
4.723.692.000
02.45
Kegiatan Penataan Lingkungan Tempat Kerja
Terciptanya lingkungan tempat kerja yang representatif
-
2 Paket
321.083.000
2 Paket
1.355.000.000
-
-
-
-
-
-
4 Paket
1.676.083.000
02.51
Kegiatan Bantuan Teknis Perencanaan dan Pengawasan
Tersedianya perencanaan dan pengawasan bangunan pemerintah kesehatan dan pendidikan
12 Bulan
12 Bulan
55.225.000
12 Bulan
60.000.000
-
-
-
-
-
-
24 Bulan
115.225.000
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-3
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
Kegiatan Pengendalian Bangunan Gedung
Adanya pengendalian dan pelaksanaan pembangunan di kabupaten majalengka
-
-
-
12 Bulan
85.000.000
-
-
-
-
-
-
12 Bulan
85.000.000
Program Pengembangan Data/Informasi Bangunan Gedung
Tersusunnya arahan dalam pembangunan sesuai fungsi bangunan gedung
5 Paket
5 Paket
1.000.000.000
5 Paket
1.200.000.000
-
-
-
-
-
-
10 Paket
2.200.000.000
40.06
Kegiatan Penyusunan Rencana Bangunan Gedung
Tersusunnya Rencana bangunan dan gedung
5 Paket
5 Paket
1.000.000.000
5 Paket
1.200.000.000
-
-
-
-
-
-
10 Paket
2.200.000.000
40.07
Kegiatan Penyusunan Database Bangunan Gedung
Tersusunnya database bangunan gedung
-
-
-
-
-
1 Paket
50.000.000
1 Paket
70.000.000
1 Paket
90.000.000
3 Paket
210.000.000
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
Tersedianya Sarana dan Prasarana Olah Raga yang baik
-
1 Unit
1.017.400.000
1 Unit
10.000.000.000
1 Unit
15.000.000.000
1 Unit
25.000.000.000
1 Unit
30.000.000.000
5 Unit
81.017.400.000
Kegiatan Pembangunan Sarana Olah Raga
Terbangunnya sarana olah raga
-
1 Unit
1.017.400.000
1 Unit
10.000.000.000
1 Unit
15.000.000.000
1 Unit
25.000.000.000
1 Unit
30.000.000.000
5 Unit
81.017.400.000
Program Perencanaan Bangunan Gedung
Tersusunnya dokumen perencanaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis
-
-
-
10 Dok
500.000.000
10 Dok
500.000.000
10 Dok
500.000.000
10 Dok
500.000.000
40 Dok
2.000.000.000
Kegiatan Penyusunan Rencana Bangunan Gedung
Tersusunnya Rencana bangunan dan gedung
-
-
-
10 Dok
440.000.000
10 Dok
440.000.000
10 Dok
440.000.000
10 Dok
440.000.000
40 Dok
1.760.000.000
Kegiatan Bantuan Teknis Perencanaan dan Pengawasan
Tersedianya perencanaan dan pengawasan bangunan pemerintah kesehatan dan pendidikan
-
-
-
12 Bulan
60.000.000
12 Bulan
60.000.000
12 Bulan
60.000.000
12 Bulan
60.000.000
48 Bulan
240.000.000
02.75
40
41
41.03
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-4
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
-
-
-
1 Unit
1.500.000.000
1 Unit
2.000.000.000
1 Unit
2.500.000.000
1 Unit
3.000.000.000
4 Unit
9.000.000.000
-
-
-
1 Unit
1.500.000.000
1 Unit
2.000.000.000
1 Unit
2.500.000.000
1 Unit
3.000.000.000
4 Unit
9.000.000.000
-
-
-
4 Unit
2.000.000.000
4 Unit
2.000.000.000
4 Unit
2.000.000.000
4 Unit
2.000.000.000
16 Unit
8.000.000.000
-
-
-
3 Unit
1.500.000.000
3 Unit
1.500.000.000
3 Unit
1.500.000.000
3 Unit
1.500.000.000
12 Unit
6.000.000.000
Terciptanya lingkungan tempat kerja yang representatif
-
-
-
1 Unit
500.000.000
1 Unit
500.000.000
1 Unit
500.000.000
1 Unit
500.000.000
4 Unit
2.000.000.000
Tersedianya pedoman / peraturan bangunan gedung
-
-
-
1 Dok
74.140.000
-
-
-
-
1 Dok
100.000.000
2 Dok
174.140.000
Terwujudnya pengawasan pengendalian bangunan
-
-
-
12 Bulan
30.000.000
12 Bulan
40.000.000
12 Bulan
50.000.000
12 Bulan
60.000.000
48 Bulan
180.000.000
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Teknis Bangunan Gedung
Tersedianya pedoman / peraturan bangunan gedung
-
-
-
1 Dok
74.140.000
-
-
-
-
1 Dok
100.000.000
2 Dok
174.140.000
Kegiatan Pengendallian Bangunan Gedung
Terwujudnya pengawasan pengendalian bangunan
-
-
-
12 Bulan
30.000.000
12 Bulan
40.000.000
12 Bulan
50.000.000
12 Bulan
60.000.000
48 Bulan
180.000.000
Program Pembangunan Bangunan Gedung
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Bangunan Gedung
Kegiatan Rehabilitasi Sedang / Berat Gedung Kantor
Kegiatan Penataan Lingkungan Tempat Kerja
Program Pengendalian Bangunan Gedung
(6) Terwujudnya pembangunan bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis Terwujudnya pembangunan bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis Terwujudnya rehabilitasi bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis Terwujudnya rehabilitasi bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-5
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
(1) Meningkatkan kualitas penyedia jasa konstruksi yang andal dan profesional dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada dinas bina marga dan cipta karya kabupaten majalengka
(2) Meningkatnya kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis ke PUan
(3) Peningkatan kompetensi penyedia jasa konstruksi di lingkungan Kabupaten Majalengka melalui pembinaan, pendidikan legal, formal, dan pelatihan teknis di bidang ke PUan
Tercapainya jaringan jalan kabupaten yang mantap sampai dengan 91% pada tahun 2018
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya
Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya dalam kondisi mantap
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(4)
(5)
(6)
(7)
……
Program Penataan dan Pengawasan Pelaksanaan Jasa Konstruksi
Terwujudnya penataan dan pengawasan pelaksanaan jasa konstruksi
……
Kegiatan Pembinaan Jasa Konstruksi
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
1 Paket
-
-
1 Paket
150.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
250.000.000
1 Paket
300.000.000
4 Paket
900.000.000
Terwujudnya penataan dan pengawasan pelaksanaan jasa konstruksi
1 Paket
-
-
1 Paket
150.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
250.000.000
1 Paket
300.000.000
4 Paket
900.000.000
Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
574,36 Km
586,30 Km
117.404.633.752
600,60 Km
131.121.017.112
614,90 Km
147.117.781.199
629,20 Km
165.066.150.504
650,65 Km
185.204.220.865
650,20 Km
745.913.803.432
Tersedianya jembatan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
366 Buah
371 Buah
12.010.000.000
375 Buah
13.368.210.900
383 Buah
14.880.021.870
389 Buah
16.661.011.687
395 Buah
18.600.186.837
395 Buah
75.519.431.294
18.01
Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan
Tersedianya dokumen perencanaan untuk rehabilitasi / pemeliharaan jalan
12 Bulan
12 Bulan
151.606.750
12 Bulan
169.318.967
12 Bulan
189.975.881
12 Bulan
213.152.938
12 Bulan
239.157.596
60 Bulan
963.212.131
18.02
Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi / Pemeliharaan Jembatan
Tersedianya dokumen perencanaan untuk rehabilitasi / pemeliharaan jembatan
12 Bulan
12 Bulan
37.920.750
12 Bulan
42.209.208
12 Bulan
46.982.647
12 Bulan
52.606.000
12 Bulan
58.728.812
60 Bulan
238.447.417
18.05
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Terawasinya kegiatan rehabilitasi pemeliharaan / jalan
12 Bulan
12 Bulan
28.057.500
12 Bulan
31.335.458
12 Bulan
35.158.384
12 Bulan
39.447.706
12 Bulan
44.260.327
60 Bulan
178.259.374
18
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-6
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
18.29
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (Rehabilitasi / Pemeliharaan Jembatan)
Terawasinya kegiatan rehabilitasi pemeliharaan / jembatan
12 Bulan
12 Bulan
9.250.000
12 Bulan
10.296.083
12 Bulan
11.460.466
12 Bulan
12.832.170
12 Bulan
14.325.706
60 Bulan
58.164.425
18.03
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan
Tersedianya jalan dan bangunan pelengkap lainnya yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
574,36 Km
586,30 Km
111.840.670.502
600,60 Km
124.907.016.036
614,90 Km
140.145.671.991
629,20 Km
157.243.443.973
650,65 Km
176.427.144.137
650,20 Km
710.563.946.639
18.11
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Rutin Jalan
Terpeliharanya jalan
12 Bulan
12 Bulan
3.381.304.000
12 Bulan
3.776.341.746
12 Bulan
4.237.055.439
12 Bulan
4.753.976.203
12 Bulan
5.333.961.300
60 Bulan
21.482.638.688
18.04
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Jembatan
Tersedianya jembatan dan bangunan pelengkap lainnya yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
366 Buah
371 Buah
10.746.457.575
375 Buah
11.961.774.462
383 Buah
13.314.531.535
389 Buah
14.908.147.814
395 Buah
16.643.307.138
395 Buah
67.574.218.525
18.12
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Rutin Jembatan
Terpeliharanya jembatan
12 Bulan
12 Bulan
1.216.371.675
12 Bulan
1.353.931.148
12 Bulan
1.507.047.221
12 Bulan
1.687.425.703
12 Bulan
1.883.825.181
60 Bulan
7.648.600.927
18.08
Kegiatan Pengadaan Aspal dan Bronjong Kawat
Tersedianya aspal untuk PJBM
-
1.050 Drum
2.002.995.000
…… Drum
2.237.004.906
…… Drum
2.509.919.504
…… Drum
2.816.129.684
…… Drum
3.159.697.505
…… Drum
12.752.746.599
Program Pembangunan Sistem Informasi / Database Jalan dan Jembatan
Tersosialisasikannya database jalan dan jembatan
-
-
-
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
4 Kegiatan
122..230.000
Kegiatan Sosialisasi Database Jalan dan Jembatan
Tersosialisasikannya database jalan dan jembatan
-
-
-
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
1 Kegiatan
30.557.500
4 Kegiatan
122..230.000
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-7
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
20
Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
Prosentase ketersediaan data kondisi jalan dan jembatan
100 %
100 %
57.000.000
100 %
57.000.000
100 %
59.850.000
100 %
59.850.000
100 %
62.842.500
100 %
296.542.500
20.02
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Majalengka
Tersedianya data kondisi jalan dan jembatan di wilayah UPTD Majalengka
100 %
100 %
8.160.000
100 %
8.160.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.397.500
20.03
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Jatiwangi
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Jatiwangi
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
20.04
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Jatitujuh
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Jatitujuh
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
20.05
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Maja
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Maja
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
20.06
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Leuwimunding
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Leuwimunding
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
20.07
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Talaga
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Talaga
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
20.08
Kegiatan Inspeksi Kondisi Jalan UPTD Wilayah Bantarujeg
Tersedianya data kondisi jalan jalan dan jembatan di wilayah UPTD Bantarujeg
100 %
100 %
8.140.000
100 %
8.140.000
100 %
8.550.000
100 %
8.550.000
100 %
8.977.500
100 %
42.357.500
……
Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Saluran Drainase / Gorong-gorong
Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik
4.960,46 Km
3 Km
1.000.000.000
3 Km
1.500.000.000
3 Km
1.800.000.000
3 Km
2.000.000.000
3 Km
2.300.000.000
15 Km
8.600.000.000
……
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Saluran Drainase / Gorong-gorong
Rasio drainase dalam kondisi baik
4.960,46 Km
3 Km
1.000.000.000
3 Km
1.500.000.000
3 Km
1.800.000.000
3 Km
2.000.000.000
3 Km
2.300.000.000
15 Km
8.600.000.000
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V-8
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Panjang penambahan jalan baru
-
-
-
-
-
1 Km
1.014.000.000
2 Km
2.230.800.000
2 Km
2.453.880.000
5 Km
Penambahan jembatan baru
-
1 Buah
800.000.000
1 Buah
880.000.000
1 Buah
968.000.000
1 Buah
1.064.800.000
1 Buah
1.171.280.000
5 Buah
15
Terwujudnya keseimbangan pembangunan perumahan dan permukiman serta terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan
Peningkatan kualitas dan kuantitas perumahan, penyediaan air bersih, MCK, drainase lingkungan, jalan perkotaan dan perdesaan
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Rp (19)
5.698.680.000
4.884.080.000
15.01
Kegiatan Pembangunan Jalan
Panjang penambahan jalan baru
-
-
-
-
-
1 Km
1.014.000.000
2 Km
2.230.800.000
2 Km
2.453.880.000
5 Km
15.02
Kegiatan Pembangunan Jembatan
Penambahan jembatan baru
-
1 Buah
800.000.000
1 Buah
880.000.000
1 Buah
968.000.000
1 Buah
1.064.800.000
1 Buah
1.171.280.000
5 Buah
4.884.080.000
……
Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong
Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru
-
-
-
1 Km
330.000.000
2 Km
726.000.000
4 Km
1.597.200.000
4 Km
1.756.920.000
11 Km
4.410.120.000
……
Kegiatan Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong
Tersedianya saluran drainase / gorong-gorong baru
-
-
-
1 Km
330.000.000
2 Km
726.000.000
4 Km
1.597.200.000
4 Km
1.756.920.000
11 Km
4.410.120.000
Program Pengembangan Perumahan
Rumah tidak layak huni
15,10 %
13,50 %
13.000.000.000
10,33 %
13.000.000.000
7,15 %
13.000.000.000
3,97 %
13.000.000.000
0,00 %
13.000.000.000
0,00 %
65.000.000.000
Rumah tidak layak huni
15,10 %
13,50 %
13.000.000.000
10,33 %
13.000.000.000
7,15 %
13.000.000.000
3,97 %
13.000.000.000
0,00 %
13.000.000.000
0,00 %
65.000.000.000
Jumlah rumah tangga yang terlayani akses air minum
316.524 KK
372.856 KK
3.500.000.000
341.122 KK
4.000.000.000
354.388 KK
4.500.000.000
367.654 KK
5.000.000.000
379.025 KK
5.000.000.000
379.025 KK
22.000.000.000
Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
80 Desa
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
100 Desa
30.000.000.000
316.524 KK
372.856 KK
3.500.000.000
341.122 KK
4.000.000.000
354.388 KK
4.500.000.000
367.654 KK
5.000.000.000
379.025 KK
5.000.000.000
379.025 KK
22.000.000.000
31
31.06
Kegiatan Penunjang Perumahan Tidak Layak Huni
27
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
27.14
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih / Air Minum
Jumlah rumah tangga yang terlayani akses air minum
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
5.698.680.000
V-9
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
80 Desa
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
20 Desa
6.000.000.000
100 Desa
30.000.000.000
Terlaksananya program penanguulangan kemiskinan perkotaan
4 Kec
4 Kec
620.250.000,00
4 Kec
750.000.000
4 Kec
650.000.000
4 Kec
600.000.000
4 Kec
600.000.000
4 Kec
3.220.250.000
Terlaksananya program penanguulangan kemiskinan perkotaan
-
4 Kec
620.250.000,00
4 Kec
750.000.000
4 Kec
650.000.000
4 Kec
600.000.000
4 Kec
600.000.000
20 Kec
3.220.250.000
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasaran infrastruktur perdesaan
-
303 Desa
66.072.771.006
243 Desa
66.235.000.000
203 Desa
55.535.000.000
203 Desa
55.735.000.000
180 Desa
50.035.000.000
1.132 Desa
293.612.751.006
Terbangunnya prasarana air bersih/air minum
-
8 Paket
4.773.849.800
8 Paket
5.000.000.000
6 Paket
4.500.000.000
6 Paket
4.500.000.000
5 Paket
4.000.000.000
33 Paket
22.773.849.800
Terpeliharanya prasarana air bersih/air minum
-
14 Desa
1.007.164.750
15 Desa
1.200.000.000
12 Desa
1.000.000.000
12 Desa
1.200.000.000
10 Desa
1.000.000.000
63 Desa
5.407.164.750
30.09
Kegiatan Penunjang Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Tertatanya lingkungan yang tertib
-
20 Desa
22.500.000
20 Desa
35.000.000
15 Desa
35.000.000
15 Desa
35.000.000
15 Desa
35.000.000
85 Desa
162.500.000
30.10
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Perdesaan
Terpeliharanya jalan dan jembatan perdesaan
-
260 Desa
59.759.461.456
200 Desa
60.000.000.000
170 Desa
50.000.000.000
170 Desa
50.000.000.000
150 Desa
45.000.000.000
950 Desa
264.759.441.456
30.12
Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan
Tertatanya lingkungan permukiman penduduk perdesaan
-
1 Paket
509.795.000
-
-
-
-
-
-
-
-
1 Paket
509.795.000
27.13
33
33.01
30
30.03
30.06
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Kegiatan Penunjang Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V - 10
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
(1) Terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan dalam pelayanan kegiatan kebinamargaan dan keciptakaryaan pada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
(2) Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan teknis ke PUan
Indikator Sasaran (3) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan teknis ke PU-an
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Terwujudnya administrasi perkantoran yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi OPD
-
100 %
3.773.161.470
100 %
3.871.000.000
100 %
3.877.000.000
100 %
3.883.000.000
100 %
3.889.000.000
100 %
19.293.161.470
01.01
Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyutar
Tersedianya benda pos. perangko. materai
-
12 Bulan
5.000.000
12 Bulan
5.000.000
12 Bulan
5.000.000
12 Bulan
5.000.000
12 Bulan
5.000.000
60 Bulan
25.000.000
01.02
Kegiatan Penyediaan Jasa Komukasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Pembayaran rekening listrik. telepon / internet dan air
-
12 Bulan
203.000.000
12 Bulan
205.000.000
12 Bulan
207.000.000
12 Bulan
210.000.000
12 Bulan
212.000.000
60 Bulan
1.037.000.000
01.08
Kegiatan Jasa Kebersihan Kantor
Tersedianya peralatan kebersihan kantor
-
12 Bulan
237.320.000
12 Bulan
238.000.000
12 Bulan
239.000.000
12 Bulan
240.000.000
12 Bulan
241.000.000
60 Bulan
1.195.320.000
01.09
Kegiatan jasa perbaikan peralatan kerja
Tersedianya jasa service peralatan kerja
-
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
76.000.000
12 Bulan
77.000.000
12 Bulan
78.000.000
12 Bulan
79.000.000
60 Bulan
385.000.000
01.10
Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Tersedianya alat tulis kantor
-
12 Bulan
150.000.000
12 Bulan
200.000.000
12 Bulan
200.000.000
12 Bulan
200.000.000
12 Bulan
200.000.000
60 Bulan
950.000.000
01.11
Kegiatan Penyediaan Cetakan dan Penggandaan
Tersedianya barang cetakan dan penggandaan
-
12 Bulan
165.800.000
12 Bulan
166.000.000
12 Bulan
167.000.000
12 Bulan
167.000.000
12 Bulan
168.000.000
60 Bulan
833.800.000
01.12
Penyediaan Komponen Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
Tersedianya alat listrik dan elektronik
-
12 Bulan
17.000.000
12 Bulan
18.000.000
12 Bulan
19.000.000
12 Bulan
20.000.000
12 Bulan
21.000.000
60 Bulan
95.000.000
01.13
Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor
-
1 Paket
184.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
200.000.000
1 Paket
200.000.000
5 Paket
984.000.000
01.14
Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
Tersedianya peralatan rumah tangga
-
1 Paket
25.000.000
1 Paket
25.000.000
1 Paket
25.000.000
1 Paket
25.000.000
1 Paket
25.000.000
5 Paket
125.000.000
01.15
Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang – Undangan
Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundangundangan
-
12 Bulan
88.000.000
12 Bulan
90.000.000
12 Bulan
90.000.000
12 Bulan
90.000.000
12 Bulan
90.000.000
60 Bulan
448.000.000
01
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V - 11
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
01.17
Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
Tersedianya makanan dan minuman
-
12 Bulan
147.990.000
12 Bulan
148.000.000
12 Bulan
148.000.000
12 Bulan
148.000.000
12 Bulan
148.000.000
60 Bulan
739.990.000
01.19
Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Kelancaran Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tersedianya upah bulanan. uang lembur dan kursus singkat
-
12 Bulan
1.925.606.470
12 Bulan
1.950.000.000
12 Bulan
1.950.000.000
12 Bulan
1.950.000.000
12 Bulan
1.950.000.000
60 Bulan
9.725.606.470
01.20
Kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan
Terlaksananya koordinsi dan koordinasi
-
12 Bulan
549.445.000
12 Bulan
550.000.000
12 Bulan
550.000.000
12 Bulan
550.000.000
12 Bulan
550.000.000
60 Bulan
2.749.445.000
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Meningkatnya disiplin aparatur di lingkungan dinas BMCK
-
1 Paket
70.000.000
1 Paket
70.000.000
-
-
-
-
-
-
2 Paket
140.000.000
03.05
Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari – hari tertentu
Tersedianya pakaian khusus hari-hari tertentu
-
1 Paket
70.000.000
1 Paket
70.000.000
-
-
-
-
-
-
2 Paket
140.000.000
06
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Terwujudnya penatausahaan keuangan dan manajemen pencapaian kinerja program yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi OPD
-
100 %
82.213.750
100 %
83.500.000
100 %
83.500.000
100 %
83.500.000
100 %
83.500.000
100 %
416.213.750
06.01
Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Tersedianya Laporan Capaian Kinerja dan Realisasi kinerja OPD
-
12 Bulan
46.338.750
12 Bulan
47.000.000
12 Bulan
47.000.000
12 Bulan
47.000.000
12 Bulan
47.000.000
60 Bulan
234.338.750
Tersedianya laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 bulan berikutnya
-
6 Bulan
16.275.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
30 Bulan
82.275.000
Tersedianya laporan keuangan akhir tahun
-
6 Bulan
16.275.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
6 Bulan
16.500.000
30 Bulan
03
06.02
06.04
Kegiatan Penyusunan Laporan Semester Pertama dan Prognosis 6 Bulan Berikutnya Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
82.275.000
V - 12
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
Tersedianya dokumen LAKIP OPD
-
1 Dokumen
3.325.000
1 Dokumen
3.500.000
1 Dokumen
3.500.000
1 Dokumen
3.500.000
1 Dokumen
3.500.000
5 Dokumen
17.325.000
Program Sinergitas Perencanaan Daerah
Terwujudnya sinergitas program dan kegiatan
-
100 %
46.045.250
100 %
35.600.000
100 %
35.600.000
100 %
35.600.000
100 %
35.600.000
100 %
188.445.250
12.14
Kegiatan Forum OPD
Terselenggaranya Kegiatan Forum OPD Gabungan bidang sarana prasarana
-
1 Kegiatan
5.725.000
1 Kegiatan
6.000.000
1 Kegiatan
6.000.000
1 Kegiatan
6.000.000
1 Kegiatan
6.000.000
5 Kegiatan
29.725.000
12.15
Kegiatan Penyusunan Rencana Strategis SKPD
Tersedianya dokumen Renstra OPD
-
1 Dokumen
11.131.250
-
-
-
-
-
-
-
-
1 Dokumen
11.131.250
12.16
Kegiatan Penyusunan Rencana Kerja OPD
Tersedianya Dokumen Renja OPD
-
4 Dokumen
8.934.000
4 Dokumen
9.000.000
4 Dokumen
9.000.000
4 Dokumen
9.000.000
4 Dokumen
9.000.000
20 Dokumen
44.934.000
12.22
Kegiatan Penyusunan RKA dan RKAP
Tersedianya Dokumen RKA dan RKA Perubahan
-
2 Dokumen
7.580.000
2 Dokumen
7.600.000
2 Dokumen
7.600.000
2 Dokumen
7.600.000
2 Dokumen
7.600.000
10 Dokumen
37.980.000
12.23
Kegiatan Penyusunan DPA dan DPPA
Tersedianya DPA, DPA Perubahan, dan DPA Perubahan Parsial
-
3 Dokumen
12.675.000
3 Dokumen
13.000.000
3 Dokumen
13.000.000
3 Dokumen
13.000.000
3 Dokumen
13.000.000
15 Dokumen
64.675.000
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
-
100 %
751.540.000
100 %
764.000.000
100 %
769.000.000
100 %
769.000.000
100 %
769.000.000
100 %
3.822.540.000
02.05
Kegiatan Penyediaan Kendaraan Dinas / Operasional
Tersedianya kendaraan dinas/operasional
-
3 Unit
345.000.000
3 Unit
345.000.000
3 Unit
345.000.000
3 Unit
345.000.000
3 Unit
345.000.000
15 Unit
1.725.000.000
02.10
Kegiatan Penyediaan Mebeulair
Tersedianya Mebeulair
-
3 Jenis
54.000.000
3 Jenis
54.000.000
3 Jenis
54.000.000
3 Jenis
54.000.000
3 Jenis
54.000.000
15 Jenis
270.000.000
02.22
Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
Terpeliharanya Gedung Kantor
-
12 Bulan
250.000.000
12 Bulan
250.000.000
12 Bulan
250.000.000
12 Bulan
250.000.000
12 Bulan
250.000.000
60 Bulan
1.250.000.000
02.24
Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
Terpeliharanya Kendaraan Dinas / Operasional
-
12 Bulan
72.540.000
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
60 Bulan
372.540.000
12
Penyediaan, pemeliharaan, serta peningkatan sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan
2015
Kegiatan Penyusunan LAKIP OPD
06.33
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana kebinamargaan dan keciptakaryaan
2014
02
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V - 13
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal (2013)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Target (8)
Rp (9)
Target (10)
Rp (11)
Target (12)
Rp (13)
Target (14)
Rp (15)
Target (16)
Rp (17)
Target (18)
Rp (19)
12 Bulan
12 Bulan
10.000.000
12 Bulan
20.000.000
12 Bulan
25.000.000
12 Bulan
25.000.000
12 Bulan
25.000.000
60 Bulan
105.000.000
2014
2015
2016
2017
Kondisi Akhir Periode Renstra
2018
02.30
Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
Terpeliharanya peralatan dan perlengkapan gedung kantor
02.73
Kegiatan Sewa Gedung Kantor
Pembayaran sewa gedung kantor
-
1 Tahun
20.000.000
1 Tahun
20.000.000
1 Tahun
20.000.000
1 Tahun
20.000.000
1 Tahun
20.000.000
5 Tahun
100.000.000
23
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
-
3 Paket
2.200.000.000
3 Paket
3.890.000.000
3 Paket
4.000.000.000
3 Paket
4.000.000.000
3 Paket
4.000.000.000
15 Paket
18.090.000.000
23.10
Kegiatan Rehabilitasi / Pemeliharaan Alat - Alat Berat
Terpeliharanya alat berat
-
1 Paket
406.095.100
1 Paket
410.000.000
1 Paket
415.000.000
1 Paket
420.000.000
1 Paket
425.000.000
5 Paket
2.076.095.100
23.13
Kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Terselenggaranya monitoring. evaluasi dan pelaporan
-
12 Bulan
179.347.500
12 Bulan
180.000.000
12 Bulan
180.000.000
12 Bulan
180.000.000
12 Bulan
180.000.000
60 Bulan
899.347.500
23.14
Kegiatan Uji Mutu Bahan
Terselenggaranya kegiatan pengujian mutu bahan
-
12 Bulan
73.772.500
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
12 Bulan
75.000.000
60 Bulan
373.772.500
23.15
Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Bidang Whorkshop
Terselenggaranya monitoring. evaluasi dan pelaporan
-
12 Bulan
52.903.600
12 Bulan
55.000.000
12 Bulan
55.000.000
12 Bulan
55.000.000
12 Bulan
55.000.000
60 Bulan
272.903.600
23.16
Kegiatan Pengadaan Alat Berat
Tersedianya Alat Berat
-
2 Unit
1.390.000.000
2 Unit
1.390.000.000
2 Unit
1.390.000.000
2 Unit
1.390.000.000
2 Unit
1.390.000.000
10 Unit
6.950.000.000
35
Program Peningkatan Kesiapan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Terpeliharanya sarana dan prasara
12 Bulan
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
2.296.087.500
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
750.000.000
60 Bulan
5.296.087.500
35.09
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Terpeliharanya sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
12 Bulan
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
2.296.087.500
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
750.000.000
12 Bulan
750.000.000
60 Bulan
5.296.087.500
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
V - 14
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Biasanya, indikator kinerja akan memberikan rambu atau sinyal mengenai apakah kegiatan atau sasaran yang diukurnya telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai kinerja organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan pengolah data kinerja yang memadai, maka kondisi ini akan dapat membimbing dan mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya. Penetapan indikator kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka untuk memberikan gambaran ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, yang secara khusus mengukur keberhasilan pembangunan dari sisi infrastruktur pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang. Prestasi Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka 5 (lima) tahun ke depan dapat digambarkan dan ditetapkan secara kualitatif dan kuantitaif yang mencerminkan
gambaran
capaian
indikator
kinerja
program
(outcome)
yang
mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan jangka menengah dan indikator kegiatan (output). Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka, harus ditetapkan secara cermat dengan memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai pertimbangan yang mempengaruhi kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya kedepan, baik pengaruh dari luar (external) maupun dari dalam (internal) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya itu sendiri. Oleh karena penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan, maka dalam menetapkan rencana kinerja harus mengacu pada tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2014 - 2018.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
VI - 1
Lebih jauh lagi, indikator kinerja tidak hanya digunakan pada saat menyusun laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja juga merupakan komponen yang sangat krusial pada saat merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan sudah mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Dengan adanya indikator kinerja, perencanaan sudah mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk menentukan apakah rencana yang ditetapkan telah dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja akan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur dan di buktikan secara objektif keberhasilannya. Berdasarkan analisis dan evaluasi atas capaian kinerja tahun sebelumnya serta indikator kinerja Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka yang termuat dalam dalam RPJMD maka secara rinci indikator kinerja untuk 5 (lima) tahun kedepan 2014 – 2018 dapat diuraikan sebagaimana pada Tabel 6.1.
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
VI - 2
Tabel 6.1 Indikator Kinerja OPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No (1)
Indikator (2)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD
2014
2015
2016
2017
2018
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1
Panjang penambahan jalan baru
-
-
-
1 Km
2 Km
2 Km
5 Km
2
Penambahan jembatan baru
-
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
5 Buah
3
Terpeliharanya drainase dalam kondisi baik
4.960,46 Km
3 Km
3 Km
3 Km
3 Km
3 Km
15 Km
4
Tersedianya saluran drainase / gorong - gorong baru
-
-
1 Km
2 Km
4 Km
4 Km
11 Km
5
Tersediannya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
575,36 Km
586,30 Km
600,60 Km
614,90 Km
629,20 Km
650,65 Km
650,65 Km
6
Tersediannya jembatan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman
366 Buah
371 Buah
375 Buah
383 Buah
389 Buah
395 Buah
395 Buah
7
Prosentase ketersediaan data kondisi jalan dan jembatan
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
8
Tersosialisasinya database jalan dan jembatan
-
-
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
4 Kegiatan
9
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana kebinamargaan
-
3 Paket
3 Paket
3 Paket
3 Paket
3 Paket
15 Paket
10
Jumlah rumah tangga yang terlayani akses air minum
316.524 KK
327.856 KK
341.122 KK
354.388 KK
367.654 KK
379.025 KK
379.025 KK
11
Tersedianya prasarana dan sarana air limbah
80 Desa
20 Desa
20 Desa
20 Desa
20 Desa
20 Desa
100 Desa
12
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur perdesaan
-
303 Desa
243 Desa
203 Desa
203 Desa
180 Desa
1.132 Desa
13
terwujudnya arahan pembangunan serta peningkatan sesuai Fungsi Bangunan Gedung
5 Paket
5 Paket
5 Paket
-
-
-
10 Paket
14
Tersusunnya arahan dalam pembangunan sesuai fungsi bangunan gedung
5 Paket
5 Paket
5 Paket
-
-
-
10 Paket
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
VI - 3
No
Indikator
(1)
(2)
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD
2014
2015
2016
2017
2018
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1 Paket
-
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
4 Paket
15
Terwujudnya penataan dan pengawasan pelaksanaan jasa konstruksi
16
Tersedianya sarana dan prasarana olah raga
-
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
5 Unit
17
Tersusunnya dokumen perencanaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis
-
-
10 Dokumen
10 Dokumen
10 Dokumen
10 Dokumen
40 Dokumen
18
Terwujudnya pembangunan bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
-
-
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
4 Unit
19
Terwujudnya rehabilitasi bangunan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
-
-
4 Unit
4 Unit
4 Unit
4 Unit
16 Unit
20
Tersedianya pedoman / peraturan bangunan gedung
-
-
1 Dokumen
-
-
1 Dokumen
2 Dokumen
21
Terwujudnya pengawasan dan pengendalian bangunan
-
-
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
48 Bulan
22
Rumah tidak layak huni
15,10 %
13,50 %
10,33 %
7,15 %
3,97 %
0,00 %
0,00 %
23
Terlaksananya program penangulangan kemiskinan perkotaan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
4 Kecamatan
24
Terpeliharanya sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
12 Bulan
60 Bulan
25
Tersusunnya pedoman / arahan tentang penataan ruang sesuai dengan peruntukan dan fungsi Ruang
10 Dokumen
7 Dokumen
5 Dokumen
5 Dokumen
5 Dokumen
5 Dokumen
27 Dokumen
26
Tersosialisasikannya rencana tata ruang
-
1 Kecamatan
1 Kecamatan
1 Kecamatan
2 Kecamatan
2 Kecamatan
7 Kecamatan
27
Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan terkendalinya pembangunan kawasan
5 Kecamatan
7 Kecamatan
5 Kecamatan
5 Kecamatan
2 Kecamatan
2 Kecamatan
21 Kecamatan
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
VI - 4
BAB VII PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka merupakan arahan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang yang dijabarkan dalam pelaksanan program dan kegiatan bagi setiap bidang di lingkungan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya guna mencapai sasaran-sasaran Dinas. Pelaksanan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Renstra tersebut akan memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan Dunia Usaha agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur yang lebih merata. Oleh karenanya penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman perlu dilandasi dengan kerangka peraturan perundang-undangan yang mantap dan supportif dan menjadi dasar bagi penyelenggaraan pembangunan infrastruktur ke depan yang lebih terpadu dan efektif yang mengedepankan proses partisipatif dan menghasilkan output dan outcome yang optimal. Dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangungan yang berkelanjutan dan transparan serta akuntabel diharapkan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang, dapat berjalan secara efisien dan ramah lingkungan. Dengan melaksanakan Renstra Dinas Bina Marga dan Cipta Karya secara konsisten dan didukung oleh komitmen untuk mencapai kinerja penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum, perumahan, dan penataan ruang dengan sebaik-baiknya, maka seluruh pemangku kepentingan perlu dilibatkan agar upaya untuk mewujudkan pemenuhan prasarana kebinamargaan, keciptakaryaan yang berkelanjutan untuk mendukung Majalengka Makmur 2018, dalam arti berkecukupan secara material, dan agamis secara spiritual, atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan kebahagiaan jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.
Majalengka, 2014 Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka
AGUS TAMIM, ST, M.Si Pembina Tk. I NIP. 19661109 199703 1 001
Rencana Strategis Tahun 2014-2018
VII - 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD
BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII PENUTUP