DEPARTEMEN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.124 /Dik-1/2010 Tentang KURIKULUM DIKLAT BUDIDAYA NYAMPLUNG (Colophyllum innophyllum) KEPALA PUSAT, Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mengembangkan sumberdaya alam berupa Bahan Bakar Nabati dan meningkatkan ekonomi serta menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat sekitar hutan diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan antara lain mengenai budidaya tanaman nyamplung; b. bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sebagaimana butir a dapat dilakukan melalui Diklat Budidaya Nyamplung (Colophyllum innophyllum); c.
Mengingat :
bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.
1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999; 2. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.13/Menhut-II/2004 tanggal 6 Mei 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan serta peraturan-peraturan tentang perubahannya; 3.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15 Desember 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.
MEMUTUSKAN..............
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT NYAMPLUNG (Colophyllum innophyllum).
PELATIHAN BUDIDAYA
PERTAMA
: Kurikulum Diklat Budidaya Nyamplung (Colophyllum innophyllum) sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA
: Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Budidaya Nyamplung (Colophyllum innophyllum) di lingkup Departemen Kehutanan.
KETIGA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bogor Pada tanggal : 31 Mei 2010
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK. 124/DIK-1/2010 Tanggal : 31 Mei 2010 1. Nama Diklat
: Budidaya Nyamplung (Colophyllum innophyllum)
2. Jenjang Diklat
: Lanjutan
3. Latar Belakang
:
Indonesia sekarang sudah menjadi negara pengimpor bahan bakar minyak (BBM). Sementara dipihak lain, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN). Untuk mengantisipasi kehilangan devisa yang banyak untuk mengimpor BBM, sudah sewajarnya Indonesia mengembangkan sumberdaya alam berupa BBN yang sifatnya terbarukan. Diantara tanaman yang memiliki potensi yang tinggi untuk memproduksi bioenerji adalah tanaman nyamplung. Di Indonesia, tanaman nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Indonesia memiliki potensi 800 ribu ha lahan yang bisa ditanami nyamplung di wilayah dengan ketinggian 0-200 meter. Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi (40%-70%) dibandingkan jenis tanaman lain (jarak pagar 40-60%, sawit 46-54 %). Seluruh parameter kualitas biodiesel nyamplung telah memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia (SNI 04/7182/2006). Kelebihan nyamplung sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan. Produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6 ton/ha; nyamplung 20 ton /ha). Indonesia merencanakan akan memproduksi biofuel secara besar-besaran untuk mengantisipasi harga BBM yang terus meningkat. Untuk itu maka penyebaran pengetahuan dan keterampilan budidaya tanaman nyamplung kepada instansi terkait dan masyarakat perlu dilakukan antara lain melalui diklat budidaya tanaman nyamplung. 4. Diskripsi Singkat Diklat Diklat ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat di sekitar hutan (sumber bahan baku), pengguna BBN petugas lapangan dari Dinas Kehutanan serta Perhutani dalam hal budidaya (silvikultur) tanaman nyamplung mulai dari pengadaan biji tanaman nyamplung,
penanaman, pemeliharaan, panen sampai menghasilkan biji untuk pembuatan BBN. Dalam diklat akan digunakan berbagai metoda pembelajaran orang dewasa, yang meliputi ceramah, diskusi, penugasan, praktek lapangan, karyawisata, studi kasus dan praktek kelas. 5. Tujuan Diklat (Tujuan Kurikuler Umum) Setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta dapat melakukan kegiatan perbenihan dan pembibitan nyamplung, silvikultur nyamplung dan kegiatan pasca panen biji nyamplung. 6. Sasaran Diklat (Tujuan Kurikuler Khusus) - Menjelaskan tentang prospek pengembangan tanaman nyamplung untuk BBN. - Melakukan kegiatan perbenihan dan pembibitan nyamplung. - Melakukan pembuatan tanaman dan pemeliharaan tanaman nyamplung. - Melakukan pemberantasan hama dan penyakit tanaman nyamplung. - Menganalisa usahatani budidaya tanaman nyampung untuk bio-fuel. 7. Kelompok Sasaran Diklat 1. Jumlah peserta: Maksimal 30 orang per kelas 2. Asal Peserta: - Kelompok masyarakat pantai yang pengembangan BBN atau masyarakat yang sedang dan akan mengembangkan biodiesel nyamplung - Staf Dinas Kehutanan dan Perhutani yang terkait dengan pengembangan tanaman nyamplung di wilayahnya. 3. Persyaratan Peserta: Pengurus atau anggota Lembaga Masyarakat Hutan (LMH) atau LM-DME (Desa Mandiri Energi) yang sedang dan yang akan mengembangkan tanaman dan biodiesel nyamplung. 8. Pengajar a. Persyaratan Pengajar : -
Menguasai materi yang akan diajarkan dan memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam bidang mata diklat yang diajarkan
-
Menguasai dan mampu menerapkan metodologi belajar orang dewasa
-
Mampu mengevaluasi pembelajaran
dan
memberikan
rekomendasi
terhadap
b. Asal Pengajar : - Badan Litbang Kehutanan - Pusat Diklat Kehutanan/Balai Diklat?Latihan Kehutanan - Instansi lain yang relevan dengan materi yang diajarkan. 9.
Tempat Diklat Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan.
10. Waktu Diklat Diklat dilaksanakan selama 6 hari setara dengan 60 jpl, @ 45 menit terdiri dari 20 jpl teori dan 40 jpl praktek. 11. Bahan dan Peralatan Diklat a. Untuk Kebutuhan Peserta : Perlengkapan alat tulis menulis, Bahan ajar, Buku panduan diklat dan panduan praktek, Kartu tanda pengenal. b. Untuk di Ruang Kelas : Papan tulis dan spidol, Kompueter dan Slide Projector (Infocus), OHP, pen dan transparansi, Flipchart, Kertas Chart 12.
Daftar Mata Diklat
No.
Mata Diklat
JPL
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Teori Bina Suasana Pelatihan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Kebijakan dan Program Kemenhut Dalam Pengembangan Biofuel Pengantar Silvikultur Tanaman Nyamplung Pengadaan Benih Tanaman Nyamplung Pembuatan Bibit Tanaman Nyamplung Pembuatan Tanaman Nyamplung Analisis Usaha Budidaya Nyamplung
20 2 2 2 2 3 3 4 2
II. 1. 2. 3.
Praktek Teknik Pengadaan Benih Tanaman Nyamplung Teknik Pembuatan Bibit Tanaman Nyamplung Teknik Pembuatan Tanaman Nyamplung
40 10 10 20
JUMLAH
60