DEPARTEMEN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BOGOR KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 125/Dik-1/2010 Tentang KURIKULUM DIKLAT TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN BIODIESEL NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM) KEPALA PUSAT, Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mengembangkan sumberdaya alam berupa Bahan Bakar Nabati dan meningkatkan ekonomi serta menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat sekitar hutan diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan antara lain mengenai proses pengolahan biji nyamplung; b. bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sebagaimana butir a dapat dilakukan melalui Diklat Teknologi Proses Pengolahan Biodiesel Nyamplung (Calophyllum Inophyllum); c.
Mengingat :
bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.
1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999; 2. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.13/Menhut-II/2004 tanggal 6 Mei 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan serta peraturan-peraturan tentang perubahannya; 3.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15 Desember 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. MEMUTUSKAN..............
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TENTANG TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN BIODIESEL NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM);
PERTAMA
: Kurikulum Diklat Teknologi Proses Pengolahan Biodiesel Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA
: Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Teknologi Proses Pengolahan Biodiesel Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) di lingkup Kementerian Kehutanan.
KETIGA
: Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor SK. 85/DIK-2/2009 tanggal 23 Agustus 2009 tentang Kurikulum Diklat Teknologi Proses Pengolahan Biodiesel Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) dinyatakan tidak berlaku lagi;
KEEMPAT
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bogor Pada tanggal : 31 Mei 2010
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK.125/DIK-1/2010 Tanggal : 31 Mei 2010 1. Nama Diklat
: Teknologi Proses Pengolahan Biodiesel Nyamplung (Calophyllum inophyllum)
2. Jenjang Diklat : Lanjutan 3. Latar Belakang : Indonesia sekarang sudah menjadi negara pengimpor bahan bakar minyak (BBM). Sementara dipihak lain, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN). Untuk mengantisipasi kehilangan devisa karena harus mengimpor BBM, sudah sewajarnya Indonesia mengembangkan sumberdaya alam berupa BBN yang sifatnya dapat terbarukan. Diantara tanaman yang memiliki potensi tinggi untuk memproduksi BBN adalah tanaman nyamplung. Di Indonesia, nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi (40% – 70%) dibandingkan jenis tanaman lain (jarak pagar 40%-60% dan sawit 46%-54 %). Seluruh parameter kualitas biodiesel nyamplung telah memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia (SNI: 04/7182-2006). Kelebihan nyamplung sebagai BBN adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan. produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6 ton/ha; nyamplung 20 ton /ha). Dalam rangka penyebaran pengetahuan dan keterampilan proses pengolahan biji nyamplung menjadi biodiesel kepada para aparat pemerintah maupun masyarakat maka perlu diadakan diklat teknologi proses pengolahan biodiesel nyamplung. 4. Diskripsi Singkat Diklat ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat di sekitar hutan/sumber bahan baku, masyarakat pengguna BBN, pelaku bisnis dan petugas lapangan dari Dinas Kehutanan atau PT. Perhutani dalam hal proses pengolahan biji nyamplung untuk menjadi BBN dihubungkan dengan pengembangan pengusahaan BBN nyamplung di daerahnya masing-masing.
Dalam proses diklat akan digunakan berbagai metoda pembelajaran untuk orang dewasa, yang meliputi ceramah, diskusi, penugasan, praktek lapangan, karyawisata, studi kasus dan praktek kelas. 5. Tujuan Diklat (Tujuan Kurikuler Umum) Setelah menyelesaikan diklat ini peserta dapat menjelaskan dan melakukan cara mengolah biji nyamplung menjadi BBN yaitu biodiesel atau biokerosene yang siap pakai dan dipasarkan. 6. Sasaran Diklat (Tujuan Kurikuler Khusus) -
Menjelaskan potensi tanaman nyamplung sebagai sumber BBN di Indonesia.
-
Menjelaskan karakterisasi sifat minyak nyamplung
-
Melakukan proses pengolahan nyamplung menjadi BBN
-
Menganalisis sifat fisika kimia biodiesel nyamplung
-
Menganalisis kelayakan usaha nyampung untuk biodiesel dan hasil sampingannya
-
Prospek pengembangan usaha nyamplung di Indonesia.
7. Kelompok Sasaran Diklat a. Jumlah peserta: Maksimal 30 orang per kelas b. Asal Peserta: - Kelompok masyarakat pantai yang wilayahnya potensial untuk pengembangan BBN atau masyarakat yang sedang dan akan mengembangkan bisnis biodiesel nyamplung - Staf Dinas Kehutanan dan PT. Perhutani yang terkait dengan pengembangan tanaman nyamplung di wilayahnya. c. Persyaratan Peserta: Pengurus atau anggota Lembaga Masyarakat Hutan (LMH) atau LM-DME (Desa Mandiri Energi) yang sedang dan yang akan mengembangkan tanaman dan biodiesel nyamplung. 8. Pengajar a.
Persyaratan Pengajar : -
Menguasai materi yang akan diajarkan dan memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam bidang yang diajarkan
-
Menguasai dan mampu menerapkan metodologi belajar orang dewasa
Mampu mengevaluasi pembelajaran
-
dan
memberikan
rekomendasi
terhadap
b. Asal Pengajar :
9.
-
Badan Litbang Kehutanan
-
Pusat Diklat Kehutanan
-
Instansi lain yang relevan dengan materi yang diajarkan.
Tempat Diklat Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan.
10. Waktu Pelatihan Diklat dilaksanakan selama 15 hari setara dengan 102 jpl, @ 45 menit terdiri dari 22 jpl teori dan 80 jpl praktek. 11. Bahan dan Peralatan Pelatihan a.
Untuk Kebutuhan Peserta -
Perlengkapan alat tulis menulis
-
Bahan ajar
-
Buku panduan diklat dan panduan praktek
-
Kartu tanda pengenal
-
Mesin pengolah biodiesel
-
Bahan baku, bahan kimia dan alat gelas
-
Bahan pembantu
b. Untuk di Ruang Kelas : -
Papan tulis dan spidol
-
Kompueter dan Slide Projector (Infocus)
-
OHP, pointer, pen dan transparansi
-
Flipchart
-
Kertas Chart
-
Kertas HVS
12. No. A. 1. 2. 3. 4. 5.
Daftar Mata Diklat Mata Diklat
JPL 22 2 2 2 2 10
6. 7.
TEORI Bina Suasana Pelatihan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Kebijakan Nasional Bahan Bakar Nabati di Indonesia Karakteristik Minyak Nyamplung Teknik Pengolahan Biji Nyamplung Untuk Energi dan Pemanfaatannya Analisis dan Karakteristik Biodiesel Nyamplung Analisis Usaha Produksi Biodiesel Nyamplung
B. 1. 2. 3.
PRAKTEK Persiapan Bahan Baku Biji Nyamplung Pengolahan Biji Nyamplung Menjadi Biokerosene Pengolahan Biodiesel Nyamplung
80 20 30 30
Jumlah
2 2
102